pembuatan kertas seni dari serbuk kayu gergajian dan kertas bekas
DESCRIPTION
Pemanfaatan limbah serbuk gergajian kayu dan kertas bekas sebagai bahan baku kertas seni sudah dilakukan di SMA Negeri 6 Tasikmalaya dengan hasil yang cu-kup memuaskan. Proses pengolahannya cukup sederhana, sehingga dapat dilaku-kan oleh siswa SMA Negeri 6 Tasikmalaya khususnya dan oleh masyarat pada umumny. Pemanfaatan kertas seni yang dihasilkan dapat dikembangkan dan di-manfaatkan menjadi berbagai jenis produk sekunder. Pemanfaatan limbah serbuk gergajian kayu ini selain sebagai bahan baku pembuatan kertas seni tetapi juga sebagai kontribusi pengurangan emisi gas karbondioksida yang berdampak pada pemanasan global.Kata Kunci : Serbuk kayu gergajian, kertas seniTRANSCRIPT
Pengolahan Limbah Serbuk Gergajian Kayu Dan Kertas Bekas Sebagai Bahan Baku Kertas Seni, Kimia Klab SMAN 6 Tasikmalaya
Januari – Juli 2009
1
Pengolahan Limbah Serbuk Gergajian Kayu dan Kertas bekas
Sebagai Bahan Baku Kertas Seni.Oleh :
Harry Jahja, S.Si1 dan Rika Nove P, S.Pd, M.Pd2
ABSTRAK
Pemanfaatan limbah serbuk gergajian kayu dan kertas bekas sebagai bahan baku kertas seni sudah dilakukan di SMA Negeri 6 Tasikmalaya dengan hasil yang cu-kup memuaskan. Proses pengolahannya cukup sederhana, sehingga dapat dilaku-kan oleh siswa SMA Negeri 6 Tasikmalaya khususnya dan oleh masyarat pada umumny. Pemanfaatan kertas seni yang dihasilkan dapat dikembangkan dan di-manfaatkan menjadi berbagai jenis produk sekunder. Pemanfaatan limbah serbuk gergajian kayu ini selain sebagai bahan baku pembuatan kertas seni tetapi juga sebagai kontribusi pengurangan emisi gas karbondioksida yang berdampak pada pemanasan global.
Kata Kunci : Serbuk kayu gergajian, kertas seni
I. Pendahuluan
Serbuk gergajian kayu merupakan suatu limbah yang lazim ditemukan di
perusahaan pengolahan kayu/penggergajian kayu. Pada proses pengolahan kayu
akan menghasilkan limbah biomassa yang berupa potongan ujung, sebetan,
sisa kupasan tatal dan serbuk kayu gergajian yang kesemuanya berjumlah 54,24 %
dari total produksi kayu, serta untuk limbah serbuk kayu gergajian mempunyai
volume 15 % dari total produksi kayu (Suhaendi, dkk).
Limbah serbuk kayu gergajian selama ini kebanyakan dibuang atau diman-
faatkan oleh masyarakat sebagai bahan bakar guna memenuhi kebutuhan energi
sehari-hari. Pada industri pengolahan kayu skala besar dan terpadu, limbah serbuk
kayu gergajian tersebut dimanfaatkan menjadi briket arang, arang aktif dan kom-
pos yang dijadikan bahan komoditas yang bernilai ekonomis.
Pemanfaatan lain dari sebuk kayu gergajian adalah dipergunakan sebagai
bahan baku pembuatan pulp dan kertas, karena kayu mengandung selulosa
dan lignin yang cukup tinggi (Pari G. hal. 321-327).
1 Guru Mata Pelajaran Kimia di SMA Negeri 6 Tasikmalaya
Pengolahan Limbah Serbuk Gergajian Kayu Dan Kertas Bekas Sebagai Bahan Baku Kertas Seni, Kimia Klab SMAN 6 Tasikmalaya
Januari – Juli 2009
2
Serat dalam dari sebuk gergajian kayu berdimensi panjang 0,53 mm, dan
diameter lumen 19,3 µm. Panjang serat ini lebih pendek dibandingkan serat
yang dihasilkan dari kepingan kayu yang diproses untuk dijadikan pulp (Soet-
risno, T.S. Ir, hal 63-72).
Sebelum dibuat menjadi kertas seni, campuran pulp dari sebuk gergajian
kayu albasia ditambahkan pulp dari kertas bekas yang telah diputihkan (bleaching)
dan ketika diproses dalam memuat kertas maka pulp yang telah diperoleh dari
pencampuran harus ditambahkan senyawa polyvinil acetate (PVA) sebagai suatu
zat yang berfungsi untuk menambah daya rekat antar serat ketika dibentuk men-
jadi kertas.
Kertas seni yang dihasilkan akan lebih menarik jika diberikan pewarna
yang dilarutkan kedalam pulp sebelum dicetak menjadi kertas, dan selain dari
pada itu dapat juga ditambahkan serat-serat alami lain seperti serat dari daun
alang-alang, pelepas pisang, daun bawang atau serat-serat lainnya dipermukaan
kertas seni yang dibuat sehingga dapat meningkatkan nilai estetika dan keinda-
hannya.
Berbeda dengan kertas biasa, kertas seni adalah salah satu jenis kertas
deng-an penampilan estetis yang kaya akan nuansa alami dan unik. Kertas seni
diolah secara khusus dengan tangan (handmade) sehingga kertas seni identik den-
gan handmade paper, kertas yang ramah lingkungan serta secara visual memiliki
tampilan atau karakter spesifik baik dari segi tekstur, warna, corak maupun di-
mensinya (Onggo, Holia, Triastuti, J, hal. 21- 28)
Sebenarnya bisnis kertas seni sudah lama digeluti orang-orang yang dise-
but dengan produk kertas daur ulang. Bisnis ini sudah mulai dikenal luas dan di-
minati oleh masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di perkotaan. Produk
ini sudah banyak ditemui di etalase-etalase toko berupa souvenir cantik dan bern-
ilai seni tinggi. Di perkotaan bisnis ini banyak dilakukan oleh kaum muda, maha-
siswa, dan kelompok pengrajin lainnya.
Pada umumnya pembuatan kertas seni yang telah dibuat menggunakan ba-
2 Guru Mata Pelajaran Lingkungan Hidup di SMA Negeri 6 Tasikmalaya
Pengolahan Limbah Serbuk Gergajian Kayu Dan Kertas Bekas Sebagai Bahan Baku Kertas Seni, Kimia Klab SMAN 6 Tasikmalaya
Januari – Juli 2009
3
han baku yang berasal dari serta non kayu, seperti dari eceng gondok3 dan serat
dari daun nenas serta daun alang-alang4 akan tetapi penggunaan serat kayu sebagai
bahan baku pembuat kertas biasanya dilakukan di industri-industri kertas.
Dalam rangka memanfaatkan limbah serbuk gergajian kayu yang dihasil-
kan dari industri pengolahan kayu maka dilakukan percobaan pembuatan kertas
seni dengan berbahan baku serbuk gergajian kayu dan kertas bekas yang dilak-
sanakan pada awal bulan Januari hingga Juni 2009 dan penelitian serta percobaan
dilakukan di Laboratorium IPA SMA Negeri 6 Tasikmalaya, Jalan Cibungkul
Sukamajukaler Indihiang Kota Tasikmalaya dan Laboratorium Kertas Balai Besar
Pulp Dan Kertas. Jalan Raya Dayeuhkolot No. 132. Bandung 40258. Hasil yang
diharapkan adalah memperoleh cara pembuatan kertas seni dengan metode yang
sederhana, sehingga bisa dijadikan program lifeskill bagis siswa SMAN 6 Tasik-
malaya pada khususnya dan dapat dijadikan suatu usaha sampingan bagi masyara-
kat disekitar tempat industri pengolahan kayu pada umumnya.
II. PELUANG PENGEMBANGAN KERTAS SENI DARI SERBUK GER-
GAJIAN KAYU
A. Serbuk Gergajian Kayu sebagai Bahan Baku Masih Melimpah
Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki kawasan hutan yg masih
terbilang cukup luas, dan kayu merupakan salah satu dari hasil hutan yang diman-
faatkan dan diolah pada industri pengolahan kayu, baik industri pemotongan kayu
maupun industri pengolahan kayu menjadi barang atau produk jadi.
Volume limbah serbuk gergajian kayu adalah 15% dari total volume kayu
yang akan diolah. Sehingga ketersediaan serbuk gergajian kayu sebagai bahan
baku pembuatan kertas seni masih berlimpah untuk jangka waktu yang cukup
lama.
Untuk menghasilkan kertas seni dengan kualitas yang cukup baik, maka
pada proses pembuatannya dicampurkan dengan kertas bekas.
3 Makalah Gunawan Pasaribu dan Sahwalita yang berjudul “Pengolahah Eceng Gondok sebagai Bahan Baku Kertas Senií” (29 Februari 2008)4 Diteliti dan dilakukan oleh Ir. Holia Onggo dan Triastuti (Peneliti LIPI Bandung).
Pengolahan Limbah Serbuk Gergajian Kayu Dan Kertas Bekas Sebagai Bahan Baku Kertas Seni, Kimia Klab SMAN 6 Tasikmalaya
Januari – Juli 2009
4
B. Sumberdaya Manusia
Salah satu permasalahan bangsa ini yang belum tuntas adalah masalah
kurangnya ketersediaan lapangan pekerjaan. Karena usaha ini merupakan
teknologi sederhana, dengan kemauan dan semangat, siapa pun dapat melaku-
kannya. Tidak semua lulusan SMAN 6 Tasikmalaya yang melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi maupun yang terserat di dunia kerja, sehingga terda-
pat banyak tenaga usia produktif yang belum mendapatkan kesempatan kerja,
demikian pula untuk masyarakat sekitar industri pengolahan kayu yang belum
bekerja. Potensi tenaga usia produktif ini menjadi salah satu modal pengembangan
usaha ini.
III. TEKNOLOGI PENGOLAHAN SERBUK GERGAJIAN KAYU
MENJADI KERTAS SENI
A. Pembuatan Digester
Digester merupakan suatu alat untuk memasak serbuk gergajian kayu den-
gan menggunakan larutan pemasak. Digester sederhana yang dirancang dan dibuat
dengan mempergunakan bahan-bahan bekas serta bentuk yang sederhana seperti
pada gambar-1.
Drum bekas
Plat penutup danpengunci
Tuas Pengaduk
Plat pengaduk
Pintupembuangan Kaki dari
besi siku
Gambar 1 : Rancangan Digester Sederhana
Pengolahan Limbah Serbuk Gergajian Kayu Dan Kertas Bekas Sebagai Bahan Baku Kertas Seni, Kimia Klab SMAN 6 Tasikmalaya
Januari – Juli 2009
5
B. Pembuatan Alat Press
Alat pengepress ini dibuat untuk memudahkan dalam pengepressan kertas
yang telah di cetak, bahan-bahan yang dipergunakan berupa besi Cannal C dan
plat besi, seperti pada gambar 2
Tuas Pemutar
Batang Berulir Dudukan daribesi jenis cannal C
Meja pendekdari rangka besi siku
Plat besi
Gambar 2 : Rancangan Alat Pengepress
Teknologi pengolahan serbuk gergajian kayu sebagai bahan baku kertas
seni sangat sederhana. Untuk meningkatkan mutu kertas yang diproduksi, kertas
serbuk gergajian kayu dicampur dengan pulp kertas bekas. Prosedur pembuatan
kertas daur ulang campuran serbuk gergajian kayu dan kertas bekas ditunjukkan
pada Gambar-3.
C. Penyiapan Bahan Baku Serbuk Gergajian Kayu
Bahan baku serbuk gergajian kayu diambil dari industri pemotongan kayu.
Serbuk gergajian kayu tersebut harus disaring dan dibersihkan dari sisa-sisa tatal
atau potongan kayu yang besar, dan untuk mendapatkan ukuran serbuk gergajian
kayu yang relatif sama maka dilakukan proses penggilingan/di-blender.
Serbuk gergajian kayu yang telah disaring tersebut di jemur agar untuk
mengurangi kandungan air agar ketika proses pemasakan dengan menggunakan
Pengolahan Limbah Serbuk Gergajian Kayu Dan Kertas Bekas Sebagai Bahan Baku Kertas Seni, Kimia Klab SMAN 6 Tasikmalaya
Januari – Juli 2009
6
natrium hidroksida (NaOH5 ) maka dapat diserap dengan mudah oleh serbuk kayu
dan mempercepat proses pelarutan senyawa ligninnya /delignifikasi untuk menda-
patkan serat selulosa dari serbuk gergajian kayu tersebut, lamanya penjemuran
kurang lebih 2 jam pada kondisi cahaya matahari yang terik.
D. Proses Pulping Serbuk Gergajian Kayu
Serbuk gergajian kayu yang telah di saring dan dikeringkan, ditimbang dan
dimasukkan ke dalam digester dengan perbandingan 1 kg serbuk gergajian kayu
ditambah 8 - 10 L air dan 150 gram NaOH, lalu dimasak selama kurang lebih 2
jam.
Proses pemasakan dengan NaOH ini bertujuan untuk mempercepat proses
pemisahan serat. Proses pulping/pemasakan dilakukan pada suhu air mendidih se-
lama 2 jam. Pada masa 2 jam ini berakhir, akan didapat serbuk gergajian kayu
yang telah dihilangkan ligninnya. Untuk menghilangkan NaOH ini dilakukan pen-
cucian sampai bersih, agar tidak meninggalkan bau dari larutan pemasaknya.
E. Proses Re-pulping Kertas Bekas
Proses re-pulping kertas bekas dimulai dengan mencabik-cabik kertas
hingga berukuran cukup kecil (berkisar 5 x 5 cm) dan setelah itu direndam dalam
air selama 24 jam dengan diberi tawas yang bertujuan untuk mempermudah men-
guraikan serat-seratnya.
F. Proses Pemutihan Pulp
Pulp yang akan di putihkan (bleaching) dilakukan dengan langkah sebagai
berikut :
a) Masukkan rendemen pulp ke dalam digester
b) Tambahkan 150 mL larutan 50 % H2O2, 30 gram Na2SiO36 dan 3 gram
MgSO4.7H2O7
c) Tambahkan 15 Liter air dan panaskan campuran selama 1 jam.
5 Natrium hidroksida atau NaOH di pasaran dikenal dengan nama soda api.6 Natrium silikat atau Na2SiO3 dipasaran dikenal dengan nama waterglass.7 Magnesium sulfat atau MgSO4.7H2O dipasaran dikenal dengan nama garam inggris
Pengolahan Limbah Serbuk Gergajian Kayu Dan Kertas Bekas Sebagai Bahan Baku Kertas Seni, Kimia Klab SMAN 6 Tasikmalaya
Januari – Juli 2009
7
Kertas Bekas Serbuk Gergajian Kayu
Serbuk Gergajian KayuKering
Disaring dan dijemur selama 2 jam
Pulp dari SerbukGergajian Kayu
Pulp dariKertas Bekas
Di sobek-sobekdan direndam dalam airselama 24 jam denganditambah tawas
Di masak dalam digesterdengan menambah NaOHsebanyak 15% dari totalmassa serbuk kayu, selama2 jam
Setelah pemasakanRendemen di cuci bersih
Campuran Pulp Serbuk Gergajian Kayudan Pulp Kertas Bekas
Komposisi bergantung selera
Campuran Pulp Serbuk Gergajian Kayudan Pulp Kertas Bekas
Setelah diputihkan
Diputihkan dengan cara dimasakdengan menambah H O 50%selama 1 jam
Setelah selesai pemutihan, cuci bersih
2 2
Campuran Pulp Serbuk Gergajian Kayudan Pulp Kertas BekasSetelah diberi warna
Pewarnaan dengan wantexdan ditambah larutan cuka 25%dimasak selama / jam
Cuci bersih hasil pewarnaan
12
- Penambahan PVA - Penambahan kanji
Campuran Pulp setelah diberi PVA dan Kanji
- Diblender hingga cukup halus
Campuran Pulp setelah diblender
- Diencerkan dengan penambahan air (perbandingan 1 : 10)
Pulp hasil pengenceran
- Dicetak dengan menggunakan Screen dan diletakan pada kain
Lembaran Kertas Hasil Cetakan
- Dipress untuk mengurangi kandungan air
Lembaran Kertas Setelah Dipress
- Dijemur di terik matahari
Lembaran Kertas Kering
Gambar 3. Proses Pembuatan Kertas Serbuk Gergajian Kayu
Pengolahan Limbah Serbuk Gergajian Kayu Dan Kertas Bekas Sebagai Bahan Baku Kertas Seni, Kimia Klab SMAN 6 Tasikmalaya
Januari – Juli 2009
8
G. Proses Pewarnaan
Proses pewarnaan pulp dapat dilakukan dengan menggunakan pewarna
tekstil ataupun pewarna alami, pada proses pewarnaan dengan menggunakan pe-
warna teksil (wantex) ditambahkan larutan asam cuka 25% sebanyak 50 ml yang
bertujuan agar warna dapat lebih menyerap kedalam serat-serat kayu maupun
serat-serat dari kertas bekas.
Dari segi teknis produksi, kertas koran akan lebih susah dalam pewarnaan.
Kertas bekas berwarna putih seperti HVS akan lebih mudah dalam pewarnaan.
H. Proses Penggilingan Pulp
Pada tahapan ini, pulp digiling/di-blender dengan tujuan agar menyamakan
ukuran dari serat-serat dari serbuk gergajian kayu maupun dari serat dari kertas
bekas. Pada proses ini ditambahkan pula PVA8 dan kanji sebagai bahan polimer
tambahan yang bertujuan untuk menambah daya rekat antar serat ketika dicetak
menjadi kertas, sehingga kualitas kertas akan semakin baik.
Pada proses penggilingan jangan terlalu lama, karena dikhawatirkan akan
semakin memperpendek serat, karena jika serat semakin pendek maka kekuatan
ikatan antarserat ketika dicetak menjadi kertas akan semakin berkurang.
I. Proses Pencetakan Lembaran Kertas
Proses pencetakan lembaran dimulai dengan melakukan pengenceran pulp
kertas bekas dan pulp serbuk gergajian kayu. Persentase dari campuran pada inti-
nya dapat dilakukan pada tingkat yang berbeda-beda tergantung hasil kertas yang
kita inginkan. Untuk lebih menonjolkan serat dari eceng gondok, dibuat persen-
tase
serbuk gergajian kayunya lebih besar. Pengenceran adonan campuran pulp ini
perlu dilakukan agar dapat diproduksi kertas yang tipis. Pencetakan kertas men-
gunakan screen dengan ukuran pori cukup besar (ukuran T-24), karena alat yang
digunakan adalah manual, maka ketebalan kertas yang dihasilkan akan sangat
variatif antar kertas maupun dalam satu lembaran kertas. Perlu keterampilan dan
Pengolahan Limbah Serbuk Gergajian Kayu Dan Kertas Bekas Sebagai Bahan Baku Kertas Seni, Kimia Klab SMAN 6 Tasikmalaya
Januari – Juli 2009
9
pengalaman agar pada proses pencetakan dapat menghasilkan ketebalan kertas
yang relatif seragam.
J. Pengeringan Kertas
Lembaran kertas yang sudah dicetak dipindahkan ke atas selemba kain dan
dipres dan selanjutnya adalah proses pengeringan yang dilakukan dengan meman-
faatkan sinar matahari. Dalam keadaan matahari terik, selama 1 jam kertas sudah
dalam kondisi kering. Apabila kondisi mendung, dapat juga dilakukan pengerin-
gan dalam ruangan dengan jalan diangin-anginkan, walaupun kelihatannya kuali-
tas kertas di bawah sinar matahari lebih bagus. Untuk skala yang lebih besar perlu
dipikirkan untuk membuat alat pengering misalnya dengan membuat ruang
pengering dari plat/kaca atau dengan mengkombinasikan dengan tungku pem-
bakaran.
K. Kualitas Kertas
Pemanfaatan kertas seni umumnya sebagai kertas seni, sehingga penilaian
kualitas kertas didasarkan pada keindahan relatif dari kertas. Berbeda dengan
penilaian kualitas kertas sebenarnya yang menilai kualitas dari kekuatan tarik, ke-
kuatan sobek, gramatur, dan kekuatan retak (tabel -2). Kertas seni dengan campu-
ran serbuk gergajian kayu memiliki penampilan yang lebih indah karena menam-
pilkan serat-serat yang muncul di permukaan kertas menghasilkan tekstrur yang
unik. Berbeda dengan kertas tanpa campuran serbuk gergajian kayu, kurang
memiliki nilai artistik yang tidak jauh beda dengan kertas-kertas biasa.
Kualitas kertas yang dihasilkan telah diuji di laboratorium Kertas pada
Balai Besar Pulp dan Kertas di Bandung. Adapun campuran pulp serbuk gergajian
kayu dan pulp kertas bekas dibuat beberapa komposisi seperti pada tabel-1
8 PVA = polyvinilasetat atau dipasaran dikenal sebagai lem putih atau lem kayu
Pengolahan Limbah Serbuk Gergajian Kayu Dan Kertas Bekas Sebagai Bahan Baku Kertas Seni, Kimia Klab SMAN 6 Tasikmalaya
Januari – Juli 2009
10
Tabel 1 Komposisi Campuran Pembuat Kertas
Pulp dari serbuk kayu gergajian
Pulp dari kertas bekas
Komposisi A 100 % -Komposisi B 75 % 25 %Komposisi C 50 % 50 %Komposisi D 25 % 75 %Komposisi E - 100 %
Hasil pengujian sifat fisik kertas seni yang dihasilkan untuk masing-
masing komposisi.
Tabel 1 : Hasil Pengujian Sifat Fisik Kertas
Komposisi Kertas
Sifat terukur A B C D E
Gramatur (g/m2) 111,4 99,5 93,8 93,3 83,2
Indeks Sobek (mNm2/g) 4,3218 6,0361 6,8766 7,4138 8,4132
Indeks Tarik (Nm/g) 3,33 9,51 13,94 14,59 20,42
Indeks Retak (kPa.m2/g) 0,3569 0,6810 1,0820 1,4981 1,5647
Daya Serap Air Klemm (mm/10 menit)
70 59 48 42 40
Bila dari hasil pengujian sifat fisik kertas, terlihat bahwa dengan semakin
banyaknya kandungan pulp dari kertas bekas umumnya meningkatkan kualitas
dari kertas yang dihasilkan, akan tetapi mengurangi nilai keindahan nya yang di-
karenakan kurangnya tekstur alami dari serat yang berasal dari serbuk gergajian
kayu.
IV. STRATEGI PENGEMBANGAN KERAJINAN KERTAS SENI
A. Pembentukan Kelompok-Kelompok Pengrajin
Langkah pertama yang telah dilakukan adalah dengan memberdayakan
siswa yang menjadi anggota Kimia Klab di SMAN 6 Tasikmalaya sebagai kelom-
Pengolahan Limbah Serbuk Gergajian Kayu Dan Kertas Bekas Sebagai Bahan Baku Kertas Seni, Kimia Klab SMAN 6 Tasikmalaya
Januari – Juli 2009
11
pok pelopor dalam mengembangkan kerajinan kertas seni ini. Sasaran SDM secara
umum yang dibutuhkan adalah kawula muda yang dianggap lebih kreatif dan ino-
vatif. Rencana jangka panjang dari Kimia Klab SMAN 6 Tasikmalaya adalah den-
g-an memberikan pelatihan-pelatihan mulai dari pembuatan kertas seni sampai
pembuatan berbagai souvenir berbahan kertas seni itu. Workshop adalah salah satu
bagian dari program pelatihan dimaksud yang sasaran utamanya adalah Siswa-
siswa pelajar SMP dan SMA serta Karang Taruna. Kontinuitas pelatihan ini perlu
dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan dari kelompok pengrajin yang te-
lah terbentuk
B. Pemasaran dan Promosi
Dalam ilmu pemasaran, kegiatan promosi itu merupakan bagian dan tulang
punggung dari tercapainya target pemasaran di samping kualitas produk, harga,
dan tempat. Kegiatan promosi dapat dilakukan melalui pameran di berbagai event
skala lokal/kabupaten, provinsi, dan nasional. Hal ini sangat diperlukan mengingat
produk ini yang khas dan perlu dikenalkan kepada masyarakat secara terus-
menerus. Promosi dapat juga disampaikan melalui website Kimia Klab SMAN 6
Tasikmalaya. Promosi ini dapat dikombinasikan dengan kampanye Pengurangan
emisi gas karbon sebagai penyebab Pemanasan Global dan Pemanfaatan Limbah
menjadi Produk yang Bernilai Ekonomis. Slogan dengan memakai produk ini da-
pat membantu penyelamatan lingkungan menjadi suatu pilihan alternatif. Hal ber-
bau penyelamatan lingkungan ini bisa disinergikan dengan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) di bidang lingkungan.
C. Sukses Pengembangan Kertas Daur Ulang
Dari Bandung diperoleh informasi, kelompok anak muda alumni Fakultas
Teknik ITB telah berkarya dan memproduksi aneka produk cenderamata dari ker-
tas daur ulang berupa bingkai foto, tempat pensil, tempat tissue, dan lain-lain. Pro-
duk-produk yang dihasilkan bisa terjual dengan harga mahal dan sebagian besar
malah sudah diekspor ke berbagai negara.
Dari Yogyakarta diperoleh informasi, sebuah pondok pesantren terkenal
Pengolahan Limbah Serbuk Gergajian Kayu Dan Kertas Bekas Sebagai Bahan Baku Kertas Seni, Kimia Klab SMAN 6 Tasikmalaya
Januari – Juli 2009
12
melatih dan memberi peluang kerja bagi para santrinya dengan memproduksi
aneka cenderamata dari kertas daur ulang. Produk-produk ini pun laris dipasarkan
di daerah sekitarnya dengan omzet jutaan rupiah setiap bulannya.
Produk yang ingin dikembangkan ini lebih menarik dari sekedar kertas
daur ulang saja. Misi yang melekat pada produk ini sebagai upaya penyelamatan
lingkungan dengan memanfaatkan limbah yang diharapkan akan menjadi nilai
tambah dari produk ini di samping produk yang relatif lebih indah. Sekarang ting-
gal kemauan dan kerjasama dari berbagai stakeholder didaerah ini.
D. Dukungan Kelembagaan
Kelompok pengrajin Kimia Klab SMAN 6 Tasikmalaya yang sudah diben-
tuk merupakan prasyarat utama dari rencana bisnis ini. Unit bisnis kecil meru-
pakan modal besar dalam pengembangan usaha ini. Institusi lain yang bisa ber-
peran dalam program ini antara lain Stakeholder SMAN 6 Tasikmalaya, Dinas
Pendidikan Nasional,Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan
UKM, Dinas Pariwisata dan Perhubungan, KADIN, LSM, dan lain-lain. Bantuan
ini dapat bermacam-macam seperti mencarikan prospek pemasaran, melakukan
promosi ataupun mencarikan bapak angkat bagi kelompok-kelompok pengrajin.
E. Sasaran Bisnis
Tidak bisa dipungkiri bahwa mulai dari anak-anak, remaja, orang tua yang
masih berjiwa muda maupun siapa saja yang suka melihat sentuhan seni akan
menjadi pasar potensial produk ini. Produk yang dibuat diupayakan unik, menarik,
dan lucu agar masyarakat yang melihatnya tertarik.
Sasaran lain sesuai dengan hasil pengamatan di lingkungan SMAN 6 Ta-
sikmalaya, bahwa kertas seni yang dihasilkan dimanfaatkan oleh Tenaga Pendidik
mata pelajaran Pendidikan seni ini untuk keperluan bahan prakarya siswa-siswi
kelas X, XI, maupun kelas XII. Potensi lain ini juga perlu dilirik adalah menjadi-
kan siswa-siswi yang berada di Kota Tasikmalaya pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya sebagai pasar dari produk kertas dari serbuk gergajian kayu ini
yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuat kerajinan.
Pengolahan Limbah Serbuk Gergajian Kayu Dan Kertas Bekas Sebagai Bahan Baku Kertas Seni, Kimia Klab SMAN 6 Tasikmalaya
Januari – Juli 2009
13
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Secara teknis, pengolahan serbuk gergajian kayu sebagai bahan baku kertas
seni sangat mudah dilakukan.
2. Industri kerajinan kertas seni dari serbuk gergajian kayu prospektif dikem-
bangkan sebagai salah satu pelatihan lifeskill dan kewirausahaan bagi pelajar
di tingkat SMP maupun SMA pada khususnya dan Pemuda Karang Taruna
pada umumnya.
3. Pengembangan usaha kecil ini dapat meningkatkan ketersediaan lapangan
kerja baru.
4. Dalam hal pemasaran termasuk promosi diperlukan dukungan berbagai stake-
holder seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan
UKM, Dinas Pariwisata dan Perhubungan, DEKRANAS/DA, KADIN, LSM,
dan lain-lain.
B. Saran
Disarankan teknologi sederhana ini bisa disosialisasikan kepada masyarakat seki-
tar lokasi industri pengolahan kayu yang mempunyai potensi penghasil limbah
serbuk gergajian kayu. Diharapkan dengan penerapan teknologi ini dapat mem-
bantu pendapatan masyarakat sekitar dan mendukung kebersihan dan berkontri-
busi terhadap pengurangan emisi gas karbon yang secara luas berdampak pada
pengurangan pemanasan global.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anang. 2003. Pengaruh NaOH dan Perendaman Daun Nenas dan Pelepah Pisang Abaka Terhadap Kualitas Pulp Kertas Seni. Akademi Teknologi Pulp Bandung.
2. Anonim. 2008. Pengolahan Limbah Industri Pengolahan Kayu. http://rusiman.bpdas-pemalijratun.net/index.php?option=com_content
&view=article&id=25:pengolahan-limbah-industri-pengolahan-kayu &catid=3:umum&itemid=404. 16 Desember 2008, 21:16.
3. Dhinok. 2005. Kertas Daur Ulang. http://wrm-indonesia.org/index2.php?option=content&do_pdf=1&ide=514. (24 September 2008, 21:42).
Pengolahan Limbah Serbuk Gergajian Kayu Dan Kertas Bekas Sebagai Bahan Baku Kertas Seni, Kimia Klab SMAN 6 Tasikmalaya
Januari – Juli 2009
14
4. Heyne, K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia Jilid II. Bogor : Badan Peneli-tian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan.
5. Houen, W.K, 2000, Pembuatan Pulp Kertas Seni dari Berbagai Bahan Baku dengan Teknologi Sederhana. Proyek Pengembangan dan Penelitian Teknologi Selulosa Bandung.
6. Joedodibroto, R., Pangalila, W.T, 1977. Pulp Rendemen Tinggi Albizia Fal-cataria dan Pemutihannya dengan Hidrogen Peroksida. Berita Selulosa Vol. XIII No. 4. Desember 1977, pp. 120-126.
7. Mulyati, dkk, 1985. Pengaruh Penyimpanan Serpih Kayu jenis Albizia Fal-cataria dan Pinus Merkusii Terhadap Rendemen dan Kualitas Pulp. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan dan Industri Selulosa Bandung.
8. Onggo, Holia, Triastuti, J. 2004. Pengaruh Sodium Hidroksida dan Hidrogen Peroksida terhadap Rendemen dan Warna Pulp dari Serat Daun Nenas. Jurnal ISSN 1693-3834, Januari 2005 Vol.3 No. 1.
9. Onggo, Holia, Triastuti, J. 2000. Pengaruh Perlakuan Proses Pulping Ter-hadap Warna Kertas Seni dari Alang-Alang. Telaah Jilid XXI No.1-2, pp 21- 28.
10. Pari, G. 1996. Analisis Komponen Kimia dari Kayu Sengon dan Kayu Karet pada Beberapa Macam Umur. Buletin Penelitian Hasil Hutan. 14, pp. 321-327
11. Saputra, H., Mulsim, 2004. Subtitusi Pulp Kraft Albizia Falcataria Pada Pembuatan Kantong Kertas Semen. Akademi Teknologi Pulp Bandung.
12. Setyorini, Daru, M.Si. 2002. Minimasi Limbah dalam Industri Pulp and Paper. http://www.terranet.or.id/masukandetail.php?id=1306. 20 September 2008, 20:42.
13. Soetrisno, T.S. Ir., 1983. Penelitian Pembuatan Pulp dengan Bahan Baku Ser-buk Penggergajian Kayu Albisia Proses Soda-Antrakinon. Buletin Selulosa Volume XVIII No 3. September 1981. 63-72.
14. Soetrisno, T.S. Ir., 1979. Penelitian Pembuatan Pulp dan Kertas dengan Ba-han Baku Serbuk Penggergajian - Proses Sulfat. Balai Besar Selulosa Bandung.
15. Suhaendi, Idris Mustafa, H. Alrasyid, 1977. Potensi Jenis-jenis Kayu Indone-sia Untuk Industri Kertas. Kertas Kerja Pertemuan Teknik II Asosiasi
Pulp dan Kertas Indonesia, Bandung.
16. Sutigno, P. dkk, 1979. Beberapa Kemungkinan Pemanfaatan Limbah Industri Perkayuan. Dikusi Industri Perkayuan Jakarta.