peltier
DESCRIPTION
peltier, rancang bangun keteknikanTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUMRANCANG BANGUN KETEKNIKAN
RANGKAIAN SENSOR SUHU (LM35 DAN TERMOKOPEL)DAN KARAKTERISTIK KELUARAN
Oleh:Siti Zulleha
NIM A1H009062
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO
2012I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia elektronika mempunyai ikatan yang kuat dengan perkembangan
teknologi yang ada. Pesatnya kemajuan dalam dunia elektronika adalah bukti
berkembangnya teknologi. Dengan meningkatnya perkembangan teknologi, maka
akan menghadirkan kemudahan-kemudahan bagi kehidupan manusia khususnya
dalam penanganan pasca panen. Salah satu faktor penting dalam penanganan
pasca panen.adalah perubahan suhu. Tidak dapat dipungkiri manusia memiliki
faktor human error dalam memonitoring suhu secara terus menerus. Sehingga
munculah berbagai sensor suhu yang digunakan dalam penanganan pasca panen.
Manusia akan terus berupaya untuk menghasilkan teknologi-teknologi
terbaru untuk semakin mempermudah kegiatan hidupnya. Salah satu hasil
teknologi yang populer dan sangat membantu kehidupan manusia adalah
komputer. Dengan semakin adanya kemajuan teknologi, maka dapat dilakukan
pengembangan pemakaian komputer dengan menambah sebagian perangkat keras
dan pembuatan perangkat lain yang sesuai untuk tujuan yang diinginkan.
Perangkat keras tambahan disebut perangkat antarmuka (interface) yang berfungsi
menghubungkan peralatan perlengkapan tambahan dengan komputer.
Revolusi teknologi elektro khususnya dalam devais elektronika dewasa ini
menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan
munculnya perangkat-perangkat elektronika yang sangat beragam, mulai dari
devais telekomunikasi, devais komunikasi data sampai dengan devais kendali
elektronika. Perkembangan devais elektronika berawal dari teknologi komponen
elektronika analog, komponen elektronika terintegrasi atau lazim disebut IC
(Integrated Circuit). Ada banyak sensor suhu yang dipakai dalam implementasi
sistem elektronika, salah satu contohnya adalah IC LM35 sebagai sensor suhu
yang teliti dan terkemas dalam bentuk Integrated Circuit (IC), dimana output
tegangan keluaran sangat linear berpadanan dengan perubahan suhu. Sensor ini
berfungsi sebagai pengubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang
memiliki koefisien sebesar 10 mV/0C yang berarti bahwa kenaikan suhu 10C maka
akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.
B. Tujuan
1. Memahami kerja dan pengukuran sensor suhu LM35.
2. Mengetahui karakteristik keluaran sensor suhu LM35.
3. Mendapatkan persamaan kalibrasi untuk sensor suhu LM35
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran
mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik.
Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran
atau pengendalian. Beberapa jenis sensor yang banyak digunakan dalam
rangkaian elektronik antara lain sensor cahaya, sensor suhu, dan sensor tekanan.
Pada saat ini, sensor tersebut telah dibuat dengan ukuran sangat kecil dengan orde
nanometer. Ukuran yang sangat kecil ini sangat memudahkan pemakaian dan
menghemat energi.
Istilah sensor digunakan untuk elemen yang menghubungkan sinyal untuk
kuantitasyang diukur. Istilah tranduser sering digunakan dalam istilah sensor.
Tranduser didefinisikan sebagai elemen ketika subyek yang mengalami perubahan
fisik relative dirubah. Sehingga, sebuah sistem pengukuran mungkin
menggunakan tranduser yang ditambahkan ke dalam sensor, pada bagian lain
dalam system untuk mengubah suatu bentuk sinyal ke bentuk sinyal yang lain.
Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran panas
menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Ada
beberapa metode yang digunakan untuk membuat sensor ini, salah satunya dengan
cara menggunakan material yang berubah hambatannya terhadap arus listrik
sesuai dengan suhunya.
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi
untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.
LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan
dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang
rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan
dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan
(Imas F P. 2009).
LM35 ialah sensor temperatur paling banyak digunakan untuk praktek,
karena selain harganya cukup murah, linearitasnya lumayan bagus. LM35 tidak
membutuhkan kalibrasi eksternal yang menyediakan akurasi ±¼°C pada
temperatur ruangan dan ±¾°C pada kisaran -55 sampai
+150°C. LM35 dimaksudkan untuk beroperasi pada -55° sampai +150°C,
sedangkan LM35C pada -40°C sampai +110°C, dan LM35D pada kisaran 0-
100°C. LM35D juga tersedia pada paket 8 kaki dan paket TO-220. Sensor LM35
umumnya akan naik sebesar 10mV setiap kenaikan 1°C (300mV pada 30 °C).
Dalam keadaan normal, keluaran sensor dapat membaca kompresi suhu
1oC dengan kenaikan nilai tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35
dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan
tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu
permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara
dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu
disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah
dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara
disekitarnya (Imas F P. 2009).
Gambar 1. Bentuk Fisik LM 35
Sensor suhu LM35 berfungsi untuk mengkonversi besaran panas yang
ditangkap menjadi besaran tegangan. Jenis sensor suhu yang digunakan dalam
sistem ini adalah LM35, sensor ini memiliki presisi tinggi. Sensor ini sangat
sederhana dengan hanya memiliki buah 3 kaki. Kaki pertama IC LM35 dihubung
kesumber daya, kaki kedua sebagai output dan kaki ketiga dihubung ke ground
(Morris, Alan S. 2001).
Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran
tegangan. Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan
100°C setara dengan 1 volt. Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating)
kurang dari 0,1°C, dapat dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal
dan dapat dihubungkan antar muka (interface) rangkaian control (Pyzdek, T.
2003).
III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
1. Sensor LM35
2. Termometer standar (air raksa)
3. Multimeter
4. Heater dan air
5. Power Supply
6. Stopwatch
B. Cara Kerja
1. Mengambil satu buah sensor LM35, digambar dan dicatat untuk bentuk fisik
serta konfigurasi kaki/pinnya pada lembar data.
2. Mengambil satu unit power supply dan diatur tegangan 7,5 volt (besarnya
tegangan keluaran power supply dicatat)
3. Power supply dimatikan terlebih dahulu dan kabel konektor dipasang sesuai
posisi pin LM35 dengan power supply yaitu :
a. Kaki 1 dengan (+) power supply
b. Kaki 2 dengan probe merah multimeter (output)
c. Kaki 3 dengan (-) power supply dan probe hitam multimeter
4. Meletakan sensor LM35 dan termometer standar kedalam heater yang berisi
air. Diukur dan dicatat besarnya keluaran LM35 dan suhu terbaca pada
termometer standar sebelum sumber panas dihubungkan ke listrik PLN.
5. Menghubungkan sumber panas ke listrik PLN dan diukur besarnya keluaran
LM35 dan suhu yang terbaca pada thermometer standar tiap 15 detik sampai
mencapai suhu 95oC. Data pengukuran tersebut dicatat pada lembar data.
No Waktu LM35 (volt) Suhu Standar (C)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Terlampir
B. Pembahasan
Perlatan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain sebagai berikut.
1. Sensor suhu LM35
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi
untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.
LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika
dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, Sensor ini mempunyai
pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1°C, dapat dioperasikan dengan
menggunakan power supply tunggal. LM35 juga mempunyai keluaran
impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan
mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak
memerlukan penyetelan lanjutan
Gambar 2. Sensor Suhu LM35
Gambar diatas menunjukan bentuk dari LM35 tampak depan dan tampak
bawah. 3 pin LM35 menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1
berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah
digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0
Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang
dapat digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik
sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai
berikut :
VLM35 = Suhu* 10 mV
Gambar 3. Rangkaian sensor LM35
Gambar diatas kanan adalah gambar skematik rangkaian dasar sensor suhu
LM35-DZ. Rangkaian ini sangat sederhana dan praktis. Vout adalah tegangan
keluaran sensor yang terskala linear terhadap suhu terukur, yakni 10 milivolt
per 1 derajad celcius. Jadi jika Vout = 530mV, maka suhu terukur adalah 53
derajad Celcius. Jika Vout = 320mV, maka suhu terukur adalah 32 derajad
Celcius. Tegangan keluaran ini bisa langsung diumpankan sebagai masukan
ke rangkaian pengkondisi sinyal seperti rangkaian penguat operasional dan
rangkaian filter, atau rangkaian lain seperti rangkaian pembanding tegangan
dan rangkaian Analog-to-Digital Converter.
Rangkaian dasar tersebut cukup untuk sekedar bereksperimen atau untuk
aplikasi yang tidak memerlukan akurasi pengukuran yang sempurna. Akan
tetapi tidak untuk aplikasi yang sesungguhnya. Terbukti dari eksperimen yang
telah saya lakukan, tegangan keluaran sensor belumlah stabil. Pada kondisi
suhu yang relatif sama, jika tegangan suplai diubah-ubah (dinaikkan atau
diturunkan), maka Vout juga ikut berubah. Jika nilainya berubah-ubah untuk
kondisi yang relatif tidak ada perubahan, maka alat ukur yang demikian ini
tidak dapat digunakan.
Karakteristik Sensor LM35 yaitu sebagai berikut.
1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan
dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam
celcius.
2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
seperti terlihat pada gambar 12.
3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai
+150 ºC.
4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang
dari 0,1 ºC pada udara diam.
7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1
mA.
8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
Gambar 4. Grafik akurasi LM35 terhadap suhu
Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran
tegangan. Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan
100°C setara dengan 1 volt. Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self
heating) kurang dari 0,1°C, dapat dioperasikan dengan menggunakan power
supply tunggal dan dapat dihubungkan antar muka (interface) rangkaian
control yang sangat mudah.
IC LM35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk
Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear
terhadap perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pegubah dari besaran
fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /°C
yang berarti bahwa kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan
sebesar 10 mV.
Gambar 5. Rangkaian Sensor LM35
Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan
suhu setiap suhu 1 ºC akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada
penempatannya LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula di
semen pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar
0,01 ºC karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti
ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi
oleh sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara
disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan,
maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya .
Kelebihan dari sensor suhu LM35 antara lain sebagai berikut.
a. Rentang suhu yang jauh, antara -55 sampai +150 oC
b. Low self-heating, sebesar 0.08 oC
c. Beroperasi pada tegangan 4 sampai 30 V
d. Rangkaian tidak rumit
e. Tidak memerlukan pengkondisian sinyal
Selain kelebihan, sensor suhu LM35 mempunyai kekurangan yaitu sensor
suhu LM35 membutuhkan sumber tegangan untuk beroperasi.
2. Termometer air raksa
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Thermometer analog bisa
juga disebut sebagai thermometer manual, karena cara pembacaannya masih
manual. Penggunaan air raksa sebagai bahan utama thermometer karena
koefisien muai air raksa terbilang konstan sehingga perubahan volume akibat
kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama. Namun ada juga beberapa
termometer keluarga mengandung alkohol dengan tambahan pewarna merah.
Termometer ini lebih aman dan mudah untuk dibaca.
Jenis khusus termometer air raksa, disebut termometer maksimun, bekerja
dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik, air
raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun air
raksa tertahan pada katup dan tidak dapat kembali ke bohlam membuat air
raksa tetap didalam tabung. Pembaca kemudian dapat membaca temperatur
maksimun selama waktu yang telah ditentukan. Untuk mengembalikan
fungsinya, termometer harus diayunkan dengan keras. Termometer ini mirip
desain termometer medis.
Prinsp pengukuran dari termometer ini adalah air raksa yang ditempatkan
pada suatu tabung kaca. Tanda yang dikalibrasi pada tabung membuat
temperatur dapat dibaca sesuai panjang air raksa di dalam gelas, bervariasi
sesuai suhu. Untuk meningkatkan ketelitian, biasanya ada bohlam air raksa
pada ujung termometer yang berisi sebagian besar air raksa. Pengamat hanya
membaca ketinggian air raksa yang memuai karena suhu pada tabung
termometer.
Air raksa akan membeku pada suhu -38.83 °C dan hanya dapat digunakan
pada suhu di atasnya. Air raksa, tidak seperti air, tidak mengeras saat
membeku sehingga tidak memecahkan tabung kaca, namun hanya
membuatnya sulit diamati ketika membeku. Penampil dari termometer ini
sangatlah sederhana, yaitu skala yang tercantum pada dinding tabung air
raksa. Skala ini dibuat sesua dengan koefisien muai dari air raksa tersebut.
Semakin panjang tabung dan semakin banyak garis skala yang dicantumkan,
maka termometer tersebut akan semakin akurat.
Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan
kandungan air raksa di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini
dibuat sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika temperatur meningkat,
Merkuri akan mengembang naik ke arah atas pipa dan memberikan petunjuk
tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang telah ditentukan.
Adapun cara kerja secara umum adalah sebagai berikut.
a. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air raksa berada pada kondisi
awal.
b. Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon air raksa
dengan perubahan volume.
c. Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan
menyusut jika suhu menurun.
d. Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan
lingkungan.
Gambar 6. Termometer air raksa
3. Power supply
Power supply (catu daya) adalah sebuah perangkat yang memasok listrik
energi untuk satu atau lebih beban listrik. Power supply dapat didefinisikan
suatu sistem filter penyearah (rectifier-filter) yang mengubah tegangan AC
menjadi tegangan DC murni. Banyak rangkaian catu daya yang berlainan
yang dapat digunakan untuk pekerjaan tersebut. Komponen dasar yang
digunakan untuk rangkaian yang lebih sederhana adalah transformator,
penyearah (dioda), resistor, kapasitor, dan inductor. catu yang diatur secara
lebih kompleks dapat menambahkan transistor atau trioda sebagai pengindra-
tegangan dan pengontrolan tegangan, ditambah dengan dioda zener atau
tabung VR untuk menyediakan tegangan acuan (reference). Sistem penyearah
sendiri dibagi menjadi dua, yaitu penyearah setengah gelombang dan
penyearah gelombang penuh.
Pada dasarnya, fungsi utama dari power supply adalah mengubah aliran
listrik arus bolak-balik (AC) yang tersedia dari aliran listrik (di Indonesia,
PLN) menjadi arus listrik searah (DC) yang dibutuhkan oleh komponen pada
PC. Power supply termasuk dari bagian power conversion.
Gambar 7. Power Supply
4. Multimeter
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM
(Volt/Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan
(ohm-meter), maupun arus (amper-meter). Ketelitan alat ini sangat beragam
dan bergantung pada besar nilai maksimum yang mampu diukur. Ada dua
kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)
(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter
analog. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik
DC.
Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari,
seperti para tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis
yang analog ini. Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan
tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya
rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya
menggunakan multimeter digital.
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih
banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki
tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang
lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter
digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang
memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-
bengkel komputer dan servis center yang memakai multimeter digital.
Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil.
Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun,
sebaiknya menggunakan multimeter analog.
Gambar 8. Gambar multimeter dan bagian-bagiannya
Keterangan :
1) Box multimeter
2) Cermin, untuk ketepatan membaca skala agar tidak terjadi kesalahan
3) Jarum indikator / jarum penunjuk
4) Pengatur jarum penunjuk agar jarum penunjuk berada di angka nol
sebelum memulai pengaturan
5) Terminal + (Positif)
6) Saklar pemilih untuk memilih alat ukur yang digunakan, jika ingin
mengukur resistansi maka saklar diarahkan ke pengukuran ohm meter
7) Terminal – (Negatif)
8) Probe, berfungsi untuk mengukur beban dengan meletakkannya pada
terminal + dan - atau pada output terminal + dan terminal -.
5. Stopwatch
Stopwatch merupakan alat pengukur waktu. Stopwatch secara khas
dirancang untuk memulai dengan menekan tombol diatas dan berhenti
sehingga suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang berlalu.
Kemudian dengan menekan tombol yang kedua kemudian memasang lagi
stopwatch pada nol. Tombol yang kedua juga digunakan sebagai perekam
waktu. Stopwatch yang sering dipakai biasanya berketelitian 0,1 s atau 0,2 s.
Telepon genggam (HP) biasanya juga disertai fasilitas stopwatch. Ketelitian
stopwatch pada telepon genggam biasanya 0,01 s.
Gambar 9. Stopwatch
Konfigurasi rangkaian pada praktikum acara 1 ini adalah LM35 sebagai
sensor panas yang sensitif terhadap perubahan suhu dipasang pada project board.
Pemasangan ini dimaksudkan agar LM35 terintegerasi dengan komponen lain
agar mempermudah pengukuran pembacaan perubahan tegangan (volt) yang
dihasilkan oleh LM35 karena perubahan suhu disekitarnya. Pemasangan masing-
masing kaki LM35 berada pada masing-masin jalur yang tidak saling terkoneksi
agar tidak terjadi konsleting pada saat diberi daya listrik.
Untuk memberikan sumber tegangan LM35 digunakan power supply.
Power supply ini diatur dengan tegangan 7.5 V, tapi untuk benar-benar
memastikan bahwa tegangan power supply tersebut tepat 7.5 V perlu dilakukan
pengukuran tegangan (volt) terhadap power supply tersebut dengan menggunakan
multimeter. Apabila data pengukuran tegangan berbeda maka yang digunakan
adalah data yang terdapat pada hasil pengukuran.
Sebagai sumber panas yang akan diukur berasal dari heater yang
merupakan alat elektronik yang dapat merubah tegangan (volt) menjadi panas
yang biasa digunakan untuk memanaskan air. Termometer alkohol digunakan
untuk mengukur ketepatan suhu yang sebenarnya. Cara pelaksanaan
pengukurannya adalah thermometer dan LM35 yang sudah dilindungi dengan
plastik pelindung dicelupkan kedalam heater yang berisi air, kemudian catat
perubahan suhu dan tegangan yang ditunjukan oleh thermometer dan volt meter,
Sehingga didapat hasil pengukuran dengan LM35 dapat dikalibrasikan dengan
pengukuran suhu dan dapat dicari persamaan kalibrasinya.
Karakteristik dari LM35 terhadap suhu adalah semakin besar suhu yang
terdeteksi maka tegangan yang dihasilkan akan menjadi semakin besar. Besarnya
tegangan yang dihasilkan oleh LM35 berbanding lurus dengan besarnya
perubahan suhu dan membentuk grafik linear.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Sensor suhu LM35 adalah komponen sensor suhu berukuran kecil seperti
transistor (TO-92). Komponen yang sangat mudah digunakan ini mampu
mengukur suhu hingga 100 ºC. Sensor suhu LM35 berfungsi untuk
mengkonversi besaran panas yang ditangkap menjadi besaran tegangan.
2. Karakteristik sensor LM35, diantaranya sebagai berikut.
a. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan
suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
b. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
seperti terlihat pada gambar 2.2.
c. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
d. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
e. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
f. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari
0,1 ºC pada udara diam.
g. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
h. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
3. Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh LM35 berbanding lurus dengan
besarnya perubahan suhu dan membentuk grafik linear.
B. Saran
1. Asisten dimohon lebih mempersiapkan peralatan dalam praktikum ini,
terutama modul praktikum, sehingga praktikum dapat berjalan lebih lancar
dan cepat.
2. Asisten dimohon lebih menguasai materi yang akan disampaikan dalam
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. termometer dan stopwatch. (On-line). http://www.wikipedia.com. Diakses 5 Januari 2012.
Anonim. 2007. Konfigurasi komponen elektronik. (On-line). http://www.mediaelektronik.com. Diakses 5 Januari 2012.
Candra, Robby. 2006. Alat Pemantau Suhu Ruangan Melalui Web Berbasiskan Mikrokontroler. Jurusan Sistem Komputer. Universitas Gunadarma
http://ilham99.ngeblogs.com/2009/10/04/pengertian-sensor/ Diakses 5 Januari 2012
http://telinks.wordpress.com/2010/04/09/rangkaian-sensor-suhu-lm35/.Diakses 5 Januari 2012
Parmono Imas Fatoni. 2009. Uji Kelayakan Melalui Karakterisasi Sensor LM35 dengan perbandingan Tegangan dan Suhu Berbasis Mikrokontroler atmega 8535l. Universitas Negeri Jakarta