partnership

18
PARTNERSHIP DAN APLIKASINYA PADA PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS Oleh: Joko Sutrisno,S.Kep,Ns,M.Kes

Upload: jokosutrisno

Post on 03-Jul-2015

169 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Partnership

PARTNERSHIP DAN APLIKASINYA PADA

PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS

Oleh:

Joko Sutrisno,S.Kep,Ns,M.Kes

Page 2: Partnership

PENDAHULUAN

• Keperawatan Komunitas Sbg Pelayanan Profesional

• Komunitas Sbg Partner

• Partnership sbg Prinsip Strategi Intervensi

Inform, Flexible, Negotiated

Page 3: Partnership

PENGERTIAN PARTNERSHIP

Page 4: Partnership

MODEL-MODEL KEMITRAAN Batsler dan Randall, (1992)

1. MANAGERIALISM

2. NEW PLURALISM

3. STATE ORIENTED RADICALISM

4. ENTERPRENEURALISM

5. MOVEMENT BUILDING

Page 5: Partnership

1. MANAGERIALISM

• Fungsi-fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

• Inti dari model ini adalah kepemimpinan atau leadership bagaimana upaya untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan.

Page 6: Partnership

2. NEW PLURALISM• Menggabungkan 2 azas ekonomi & kesejahteraan • Orientasi uang atau bisnis demi meningkatkan

kesejahteraan agt. • Memperhatikan waktu/perubahan baru peluang

memperluas hubungan bentuk kemitraan baru, bila kemitraan yang baru terbentuk berpeluang emas atau bernilai ekonomis tinggi, maka kemitraan akan tetap dipertahankan, tetapi bila kemitraan baru tsb tidak banyak menguntungkan maka kemitraan akan dihentikan dan kembali mencari peluang kemitraan baru yang lebih menguntungkan.

Page 7: Partnership

3. STATE ORIENTED RADICALISM

• Fokus: kerjasama atau menata hubungan antar agensi yang bersifat voluntir

• Strategi : merefleksikan tujuan, pergerakan yang sama, mendorong dan melengkapi hubungan kerjasama yang nyata antar staf dan voluntir dari beberapa agensi

Page 8: Partnership

3. STATE ORIENTED RADICALISM.... LANJUTAN

Prosesnya meliputi 4 tahapan yaitu :

1.Tahap afiliasi : dilakukan suatu prosedur formal dengan membentuk struktur organisasi yang merepresentasikan kebijakan dan pengambilan keputusan

2.Tahap konsorsium, koalisi dan federasi : adanya stuktur pengembangan isu-isu baru yang terfokus pada area dengan perhatian yang sama, sehingga akan terbina suatu jalur komunikasi yang baik antar agensi.

Page 9: Partnership

3. Tahap desiminasi atau pemasaran baik pada tingkat lokal maupun nasional : pada tahap ini organisasi mencoba membentuk satu pandangan atau tujuan untuk memberdayakan organisasi.

4. Tahap pembentukan jejaring atau network : pada tahap terakhir ini adalah cara untuk mendekati beberapa agensi dengan mengembangkan jalur informal atau hubungan organisasi.

Page 10: Partnership

4. ENTERPRENEURALISM

Organisasi memiliki kompetitif strategi dalam hubungan dengan relasi dari luar, dan salah satu komitmen kepada organisasi adalah adanya kebulatan tekad untuk maju.

Berorientasi bisnis, dengan stretegi memberikan kebebasan kepada pihak yang terlibat kerja sama

Page 11: Partnership

4. ENTERPRENEURALISM... lanjutan

Untuk menjalin kerjasama, langkah awal yang dilakukan oleh organisasi melakukan pengkajian mendalam terhadap apa keuntungan yang akan didapat oleh organisasi dengan adanya kerjasama tersebut dan bagaimana cara memperolehnya.

Bila hasil pengkajian awal menunjukkan tidak ada atau kurangnya keuntungan yang akan diperoleh maka kerjasama akan dibatalkan.

Page 12: Partnership

5. MOVEMENT BUILDING

Prinsip : membangun solidaritas, aliansi dan koalisi. Filosofi yang mendasari model ini berasal dari Richard Rorty (1989) : nilai, identitas individu & kehidupan sosial dasar kerjasama (kemitraan)

Koalisi yang terbentuk pada model ini bersifat mutual/saling menguntungkan dengan mengacu kepada standar yang

ditetapkan bersama.

Page 13: Partnership

BAGAIMANA PROSES ALIANSI DAN KOALISI?

1. Tidak terikat pada bentuk dan identitas institusi manapun (kemitraan dapat dibangun atas dasar kesepakatan bersama)

2. Memberikan kesempatan berkembang baik ukuran maupun kompleksitas dari berbagai agensi

3. Menciptakan, mempertahankan dan berpartisipasi dalam koalisi atau aliansi dapat mencapai tujuan atau kesempatan baru

4. Karakteristik koalisi: masing-masing pihak berpotensi untuk menciptakan kembali hubungan antar agensi, organisasi maupun tujuan sosial.

Page 14: Partnership

APLIKASI MODEL PARTNERSHIP

PENGKAJIANWilayah “X” : jumlah lansia 15 % (60 orang) dari total, Jml lansia:

wanita 42 orang, pria 18 orang. Terdapat 1 posyandu lansia yang masih aktif , data cakupan lansia yang datang memeriksakan kesehatannya secara rutin 30 % (18 orang).

Alasan lansia tidak memeriksakan kesehatannya secara rutin antara lain : tidak mengetahui kegunaan pemeriksaan rutin (45%), cukup berobat ke puskesmas bila sakit (28%), malas karena lokasi jauh (7%), tidak ada yang mengantar (3%) dan alasan lainnya (17%).

Data kesehatan lansia sebagai berikut : lansia dengan penyakit hipertensi 25%, asam urat 17 %, DM 9 %,

osteoporosis 21%, penyakit jantung 5 %, ginjal 8% dan lain-lain 15 %.

Page 15: Partnership

MASALAH

Resiko menurunnya derajat kesehatan lansia di wilayah “X” .

Page 16: Partnership

INTERVENSI1. Menentukan visi, misi dan tujuan kemitraan

2. Visi kemitraan: meningkatkan derajat kesehatan lansia di wilayah “X” pada tahun 2009.

3. Misi mensosialisasikan manfaat pemeriksaan rutin ke posyandu lansia.

4. Tujuannya adalah : 85 % lansia mengetahui manfaat pemeriksaan rutin ke posyandu lansia, meningkatnya cakupan lansia yang memeriksakan kesehatannya secara rutin di posyandu lansia sebanyak 90%.

Page 17: Partnership

APA MODEL KEMITRAANNYA?

• Melihat visi, misi dan tujuan kemitraan dibangun maka model kemitraan yang tepat adalah model movement building yaitu dengan cara memberikan informasi, motivasi dan komunikasi kepada mayarakat, khususnya lansia agar mereka mau datang melakukan pemeriksaan kesehatannya ke posyandu lansia. Perawat komunitas yang ada diwilayah “X” tersebut tidak berorientasi pada bisnis dalam memberikan intervensi kepada agregate lansia

Page 18: Partnership

KESIMPULAN

MENGAPA PERLU PARTNERSHIP?