outline -...
TRANSCRIPT
16/02/2017
1
1 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Direktorat Penindakan dan Penyidikan
PENGAWASAN BARANG KENA CUKAI ILEGAL
2 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
OUTLINE
Kontribusi Penerimaan Cukai
Data Penindakan Cukai Hasil Tembakau
Inisiatif Strategis dan Quick Win
IKU Pengawasan peredaran BKC Ilegal
Tindak Lanjut Penindakan
Penguatan Pemberantasan Cukai Ilegal
16/02/2017
2
3 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Direktorat Penindakan dan Penyidikan
Kontribusi Penerimaan Cukai
4 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
KONTRIBUSI KEPABEANAN DAN CUKAI DALAM PENERIMAAN NEGARA
Tahun 2012 2013 2014 2015 2016
Penerimaan Perpajakan 11.9 11.9 11.3 11.2 10.0
Kontribusi DJP 7.9 7.9 7.7 8.2 7.3
Kontribusi DJBC (Total) 4.0 3.9 3.7 3.0 2.7
• Cukai + PPN HT 1.3 1.4 1.3 1.5 1.1
• BM + BK 0.6 0.5 0.4 0.2 0.3
• PDRI 2.1 2.0 2.0 1.3 1.3
Tahun 2012 2013 2014 2015 2016
Bea Masuk dan Bea Keluar 5.1 4.4 3.8 2.0 2.8
Cukai 9.7 10.1 10.3 11.7 11.2
PPN HT 1.6 1.6 1.5 1.7 0.0
PDRI 17.0 16.9 16.9 11.6 12.9
Total 33.3 33.0 32.6 26.9 27.0
Kontribusi Penerimaan Perpajakan terhadap PDB Tahun 2012 – 2016 (%)
Kontribusi penerimaan Kepabeanan dan Cukai terhadap penerimaan Perpajakan Tahun 2012 – 2016 (%)
Sumber: SPAN, LKPP diolah, Dit PPS
16/02/2017
3
5 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
KONTRIBUSI PENERIMAAN CUKAI HASIL TEMBAKAUPERIODE 2011 S.D. 2016
PERSENTASE REALISASI PENERIMAAN DJBC
TAHUN 2016
Ket: Kontribusi Penerimaan Cukai terhadap Total Penerimaan DJBC Meningkat dari Tahun ke Tahun
Sumber: LKPP, diolah
6 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Direktorat Penindakan dan Penyidikan
Data Penindakan
16/02/2017
4
7 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PENINDAKAN HASIL TEMBAKAU PERIODE 2013 S.D. 2016
JUMLAH PENINDAKAN NILAI BARANG HASIL PENINDAKAN
(Juta Rp)
sumber : app.penindakan.net
JUMLAH BARANG HASIL PENINDAKAN
(Batang)
8 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PERSENTASE PENYELESAIAN SBP
Catatan:• ± 38% data pada aplikasi app.penindakan.net
tidak dilakukan update tindak lanjut• ± 50,6% penyelesaian BHP dengan BDN/BMN• ± 1,24% penyelesaian BHP dilakukan Penyidikan
Sumber: app.penindakan.net
TAHUN MMEA HT
2014 6 23
2015 15 24
2016 22 20
16/02/2017
5
9 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
TREND JUMLAH PENINDAKAN HASIL TEMBAKAU TAHUN 2016
172
194
255
180 172
178
122
180
290
194
257
180
-
50
100
150
200
250
300
350
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
10 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
TINGKAT PELANGGARAN ROKOK ILEGAL BERDASARKAN SURVEY UGM 2010 - 2016
1,77%3,41%
4,54% 5,49%3,51%
1,52%
1,25%1,17%
1,42%
1,58%0,47%
0,57%
1,03%
1,25%
1,95%
1,00%
0,46%
1,69%
2,04%
1,16%
1,43%
2,35%
3,30%
3,99%
3,92%
2010 2012 2014 2016* 2016**
Salah Personalisasi Salah Peruntukan Bekas Palsu Polos
Sumber data :Survey Cukai Rokok Ilegal 2010, 2012, 2014(PSEKP UGM), 2016 (P2EB, perkiraan), diolah
12,14%16.112 pack
14,19%
11,74%21.078 pack
8,38%22.163 pack
6,14%20.886 pack
GAP/ Extra Effort 2,06%
↑2,24%
↑3,36%↑0,39%
* Proyeksi tingkat pelanggaran cukai SIGARET ilegal 2016 oleh Dit Cukai**Berdasarkan data survey cukai SIGARET ilegal 2016
TARGET 2018
6 %
16/02/2017
6
11 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
TOP 10 MERK YANG DITINDAK BERDASARKAN
JUMLAH SBP dan Survey UGM
Sumber: app.penindakan.net dan Survey Sigaret Ilegal UGM diolah
12 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
ACTION PLAN PENGAWASAN BKC HT
Mendorong sosialisasi massif, nasional dan terkoordinasi terkait BKC HT Illegal
Penindakan secara terpadu, mentargetkan sumber (pabrik) dan penerapan pasal TPPU dalam penyidikan
Pengawasan Peredaran BKC HT Ilegal Menjadi Faktor Dalam Pengukuran Pencapaian Kinerja (IKU)
Usulan Mandatory Registrasi Mesin dalam ketentuan NPPBKC
Usulan perubahan mekanisme pemesanan PC sesuai Profil Pengusaha BKC dan Produsksi untuk menekan pelanggaran.
Pada Jangka Panjang diharapkan adanya penerapan IT Inventory bagi pengusaha BKC.
16/02/2017
7
13 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Direktorat Penindakan dan Penyidikan
Inisiatif Strategis dan Quick Win
14 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
KONSEPSI REFORMASI
Inisiatif Strategis1.Pengendaliaan titik rawan integritas2.Revitalisasi budaya organisasi3.Peningkatan profesionalisme4.Penyempurnaan sistem reward dan
punishment
Quick Win1.Piloting pengendalian titik
rawan integritas
2.Single Identity (NIK,
NPWP & KTP)
3.Join Operation DJBC-DJP
(penutupan/blokir
perusahaan)
4.Piloting Otomasi
Penutupan Manifest
5.Automated Monitoring
Tools (filtering transaksi
tidak wajar)
6.Rekam LHP fisik via
HP/tablet(pelabuhan &
kawasan Berikat)
7.Otomasi pemblokiran ijin
pabrik rokok ilegal
8.Piloting revitalisasi peran
audit & sinergi antar unit
Pusat dan Vertikal
9.Penutupan Gudang
Berikat yg tidak patuh
10.Penambahan
perusahaan berstatus
comply (MITA & AEO)
5.Join program DJBC-DJP6.Intensifikasi & ekstensifikasi Penerimaan7.Integrasi Proses Bisnis & Utilisasi Dbase
8. Pemberian dukungan IKM 9. Pemberian insentif dan penerapan
sistem fasilitasi tepat sasaran10.Penyederhanaan perizinan fasilitas11.Penguatan Peran & Citra Fas. Kepab.
12. Pengembangan otomasi pelayanan13. Pengembangan Sistem Kepatuhan
Pengguna Jasa yg terintegrasi14. Percepatan Pely Impor & Ekspor untuk
Perbaikan Dwelling Time & EODB15. Revitalisasi peran DJBC di Perbatasan
16. Revitalisasi Pengawasan Kepabeanan17. Revitalisasi Pengawasan Narkotika18. Revitalisasi pengawasan peredaran BKC19. Revitalisasi peran & sinergi ktr vertikal
20. Standardisasi sarana prasarana21. Penganggaran yg kredibel, akuntabel, 22. Penyempurnaan sistem kom. publik23. Review kebijakan & UU
Tema
E.Penguatan
Pengawasan
F.Modernisasi
Kelembagaan & Peraturan
Kepercayaan publik yg tinggi:• Perdagangan legal• Bebas Pungli/korupsi• Kepuasan pguna jasa
Institusi yg kredibel & akuntabel:• Penerimaan optimal• Pengawasan efektif• Fasilitasi tepat sasaran• Pelayanan prima
KONDISI YG DIHARAPKAN
Kepercayaan publik masih rendah:• Perdagangan illegal• Pungli/korupsi• Keluhan/pengaduan
Implementasi peran DJBC blm optimal:• Penerimaan• Pengawasan• Fasilitasi• Pelayanan
KONDISI SAAT INI
A.Penguatan
Integritas & Budaya Organisasi
B.Optimalisasi Penerimaan
C.Perluasan Fasilitasi
D.Percepatan Pelayanan
PRINSIP
DASAR
• Simplifikasi & Efisiensi
• Transparansi & Akuntabilitas
• Sistemik & Terukur
• Digitalisasi Proses
• Manj Kinerja & Manj Resiko
16/02/2017
8
15 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
OTOMASI PEMBLOKIRAN IJIN PABRIK ROKOK ILEGAL (SE DALAM PROSES)
Tindakan berupa tidak melayani pemesanan pita cukai dan pembekuan NPPBKC berdasarkan rekomendasi kantor pusat DJBC/KWBC/KPU BC/KPPBC yang melakukan penindakan
Dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan dan menambah efek jera bagi pelaku pelanggaran di bidang cukai, mengurangi peredaran hasil tembakau ilegal serta dalam rangka mengamankan hak-hak keuangan negara
Penindakan di bidang cukai hasil tembakau dengan jenis pelanggaran salah personalisasi.
16 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Direktorat Penindakan dan Penyidikan
IKU Pengawasan Peredaran Barang Kena Cukai Ilegal
16/02/2017
9
17 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
IKU PENGAWASAN BKC HT ILEGAL
• Penegakan hukum yang efektif yang salah satunya diukur berdasarkan indikator waktu penyelesaian.
Sasaran Strategis
• Monitoring Harga Jual Eceran dan Harga Transaksi Pasar, Sosialisasi dan/atau Penindakan terhadap hasil tembakau ilegal.
Indikator
•3 unsur -> Pelaksanaan Operasi (Sosialisasi, Monitoring, Penindakan), Operasi Penindakan dan Penindakan dengan Tindak Lanjut
•Target ditentukan Kantor Pusat DJBC dengan mempertimbangkan beberapa data seperti (Prevalensi merokok per Provinsi dari Data Riskesdas 2013, Jumlah penduduk per Provinsi dari Sensus Penduduk 2010, Perbandingan jumlah rural-urban/pedesaan-perkotaan per Provinsi dari Peraturan Kepala BPS nomor 37 tahun 2010, Pengeluaran per Kapita per Provinsi dari usenas 2016, Jumlah penindakan BKC HT 2016 per Kanwil DJBC dan Data Sebaran Pegawai)
Formula
18 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Direktorat Penindakan dan Penyidikan
Tindak Lanjut Penindakan dan Barang Kena Cukai Hasil Tegahan
16/02/2017
10
19 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES PENERIMAAN PERKARA
PENELITIAN PENDAHULUAN Kelengkapan Berkas penindakan Kejelasan Jenis, waktu, tempat,
pelaku pelanggaran Ada BHP, dokumen terkait, saksi, pelaku Keterkaitan alat bukti, BB, pelaku
PROSES PENANGANAN PERKARA
T
BHP
UNIT PENINDAKAN
LPF
LP
LPP
LAP DUGAAN PIDANA LAINNYA
• Hasil Lit/Riksa Unit Lain • Pengembangan Sidik• Tertangkap Tangan
PELANGGARAN
?
Y
T
PENYIDIKANPENELITIAN
SPLIT SPTPLK
SPDP
Surat Pengembalian
Surat Pengembalian
PERKARA DITERIMA(Terbit LP-1 & SBP atas Lap
dugaan pid lainnya)
BDN BENDA SITAAN
PELANGGAR TIDAK DIKENAL
20 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
14 H BMN
Dimusnahkan
Penetapan Peruntukan lebih lanjut
BKC (Pasal 2 ayat (1) huruf a, b dan c)
Busuk, Bau atau Berbahaya.
BKC (Pasal 2 ayat (1) huruf d) Barang lain
ALUR
KPPBC/KWBC/P2(Pencatatan BMN)KPKN/KWKN/Dirjen KN
Daftar BMN + perkiraan nilai BMN
+ Usulan
Penetapan
Dimusnahkan
Penetapan Lain
Panghapusan dari Buku Daftar BMN
Penilaian
Panghapusan di Buku Daftar BMN
Pelaksanaan
B
D
N
Barang dan/atau Sarkut dirampas bds putusan hakim
BKC dr Pemilik tdk Diketahui
BKC & BL dr Pelanggar tdk dikenal
PENGELOLAAN BMN BKC SESUAI PMK-39/PMK.04/2014
16/02/2017
11
21 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
TANTANGAN PENYELESAIAN BHP
Jangka waktu penyelesaian BHP
Biaya penanganan BHP
IKU Penyelesaian BHP
22 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Direktorat Penindakan dan Penyidikan
Penguatan Pengawasan dan Pemberantasan BKC HT Ilegal
16/02/2017
12
23 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
INSENTIF CUKAI
• Dasar :
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 144/PMK.02/2016 tentang Tata Cara Pemberian dan PemanfaatanInsentif Atas Pencapaian Kinerja di Bidang Cukai
• Insentif di Bidang Cukai
Insentif adalah apresiasi yang diberikan kepada DirektoratJenderal Bea dan Cukai atas capaian kinerja di bidang cukaiberupa alokasi anggaran yang ditetapkan melalui AnggaranPendapatan Dan Belanja Negara yang diperuntukkan sebagaitambahan imbalan bagi pegawai Direktorat Jenderal Bea danCukai.
24 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
TIM KHUSUS PENGAWASAN CUKAI
Spesialisasi Pengawasan Cukai
Multi Disiplin Ilmu
Target Penindakan Signifikan
16/02/2017
13
25 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
NOTA KESEPAHAMAN KEMENKEU – TNI 2017
“Militer, parpol, elit, dan birokrat menjadi institusi penting menjadi pilar suatu negara,” Menkeu – Sri Mulyani Indrawati 16 Januari 2017, Rapat Pimpinan TNI
25
26 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
MOU KEMENKEU DENGAN POLRI 2012
16/02/2017
14
27 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
RPMK PENGGUNAAN SENJATA API DINAS
• Belum Ada SOP Penggunaan Senjata Api DJBC
• Rata-rata utilisasi senjata api DJBC sebesar 25,84% dari 2.500 Pucuk yang dimiliki DJBC.
• Belum ada RPMK Penggunaan Senjata Api DJBC sesuai amanat PP 56 Tahun 1996 tentang Senjata Api Dinas DJBC
LATAR BELAKANG
• Potensi penurunan moril Petugas DJBC dalam menggunakan Senjata Api ketika menghadapi Tugas Beresiko Tinggi
• Munculnya Gugatan Hukum terhadap Penggunaan SenjataApi Oleh DJBC
IMPLIKASI
•Dalam Rangka memberikan kepastian hukum atas penggunaan Senjata Api Dinas telah disusun RPMK Penggunaan Senjata Api Dinas DJBC posisi draft di menunggu persetujuan Menteri Keuangan.
•Pelatihan Ketentuan Hukum dan Penggunaan Senjata Api DJBC
STRATEGI DIT P2
28 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
HARAPAN
• Tahun 2017 adalah tahun PENGAWASAN sehinggadiharapkan Kepatuhan Pengusaha BKC meningkat danperedaran BKC Illegal Khususnya HT Menurun menjadi 6%(Hasil Survey)
• Penerimaan Cukai yang di tetapkan APBN/APBNP 2017tercapai dan Pemerintah tetap memberikan Insentif Cukaidengan formula yang lebih baik sebagai penghargaan ataskinerja DJBC
• IKU Pengawasan Peredaran BKC HT diharapkan memberikandampak strategis dan merupakan tantangan yang dapatdicapai dengan kerja keras.
• Terhadap BHP BKC yang dikelola agar tidak disimpan dalamkurun waktu yang lama karena semakin tinggi biaya yangharus dikeluarkan.
16/02/2017
15
29 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Direktorat Penindakan dan Penyidikan
TERIMA KASIH
30 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
MOU KEMENKEU-TNI
16/02/2017
16
31 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
MOU KEMENKEU-POLRI
32 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
NOTES TANTANGAN PENYELESAIAN BHP
• Jangka waktu penyelesaian BHP
terhadap penyelesaian BHP yang berasal dari pelanggaran Cukai tidak terdapat temuan BPK, dan terdapat perbedaan jangka waktu penanganan BHP dalam hal ini BDN /BMN Cukai dengan Pabean.
Sinkronisasi peraturan BDN/BMN antara PMK 62 tahun 2011 tentangBDN/BMN Pabean dengan PMK 39 Tahun 2014 tentang penyelesaian BKC.
• Biaya penanganan BHP
Biaya yang muncul atas penanganan BHP BKC dapat dibebankanmenggunakan biaya DOKPPN (pemusnahan, pemindahan, lelang dll) danDIPA (dalam hal Benda Sitaan dan terdapat pada pos pembiayaan DIPA).
• IKU Penyelesaian BHP
Tahun 2014-2016 IKU penyelesaian BHP hanya terdapat di Eselon 4 dan 3Subdit Penyidikan sehingga tidak terdapat keseragaman penyelesaian BHP,saat ini (2017) IKU penyelesaian BHP dibebankan kepada KasubditPenyidikan dan Kantor Vertikal meliputi Kanwil dan KPU, diharapkan setelahadanya pembebanan IKU kepada kantor vertikal terdapat penyeragamanpenyelesaian BHP. IKU penyelesaian BHP adalah Persentase tindak lanjutpenyelesaian BHP.