nasehat dan teguran keras guru yg arif & bijak terhadap murid yg tidak beradab dalam berucap...

26
Éí‡jÛa õbärÛa Éí‡jÛa õbärÛa ١ Nasehat dan Teguran N N A A S S E E H H A A T T D D A A N N T T E E G G U U R R A A N N Guru yang Arif dan Bijak terhadap Murid yang Tidak Beradab dalam Berucap dan Bertindak Nasehat yang disampaikan oleh : Asy-Syaikh Al-'Allâmah Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Al-Wushâbi hafizhahullâh Pada malam Senin, 15 Rabî'ul Awwâl 1429 H sebagai sambutan positif atas nasehat dan arahan dua 'ulama sunnah : Asy-Syaikh Al-'Allâmah Al-Wâlid Rabî' bin Hâdi Al-Madkhali dan Asy-Syaikh Al-'Allâmah Al-Wâlid 'Ubaid Al-Jâbiri diterjemahkan dan diberi keterangan oleh Abû 'Umar bin 'Abdil Hamîd - email [email protected]

Upload: abdul-haq

Post on 27-Jul-2015

699 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Simak nasihat Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab al Wushabi disertai arahan dari Asy Syaikh Al ‘Allamah Rabi ibn Hadi al Madkhali dan Asy Syaikh Ubaid Al Jabiri hafidzahumullah. Dialihbahasakan dan dikomentari al Akh Abu Umar ibn Abdil Hamid [email protected]. Tulisan ini disepakati oleh sebagian asatidzah, termasuk ustadz Luqman Ba'abduh. PENGANTARNama harum 'Allâmatul Yaman Asy-Syaikh Muqbil bin Hâdi Al-Wâdi'i v dan ma'had beliau, Ma'hadDârul Hadîts di desa Dammâj – Sha'dah Yaman, sudah sangat dikenal secara international, terkhusus dikalangan Ahlus Sunnah wal Jama'ah as-salafiyyîn. Termasuk di Nusantara ini. Para thullâbul 'ilmi dariberbagai negeri berduyun-duyun datang ke ma'had beliau v. Kalau dulu dikatakan bahwa tidak ada seorang'ulama yang paling banyak didatangi oleh para muhadditsîn dari berbagai penjuru negeri seperti Al-Imâm'Abdurrazzâq Ash-Shan'âni v. Maka pada masa ini, tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa tidak adaseorang 'ulama yang paling banyak didatangi oleh para thullâbul 'ilmi dari berbagai penjuru negeri sepertiAsy-Syaikh Muqbil Al-Wâdi'i v.Sungguh Ma'had Dammâj pada masa beliau dipenuhi dengan suasana ilmiah, persatuan, mahabbah,mawaddah, dan ta'âwun yang sangat kental dan sangat erat antara ahlus sunnah. Pembelaan terhadapsunnah dan ahlus sunnah serta kebencian terhadap bid'ah dan para pengusungnya. Kecintaan,penghormatan, dan penghargaan terhadap para 'ulama ahlus sunnah. Demikianlah, dan kondisi ini pun diakuidan dipuji oleh para 'ulama Ahlus Sunnah lainnya, baik di Yaman maupun di luar Yaman.Namun sangat disesalkan, kini suasana dan kondisi tersebut perlahan mulai memudar. Dengannaiknya Asy-Syaikh Yahyâ bin 'Ali Al-Hajûri ke kursi Asy-Syaikh Muqbil v menggantikan posisi beliau,kondisi Dammâj mulai berubah. Kini di Ma'had Dammâj benar-benar telah terjadi tragedi yang sangatmemprihatinkan. Di sana para 'ulama kibâr ahlus sunnah dilecehkan, dicela, dan dicaci maki dengan katakatakasar dan tidak senonoh. Asy-Syaikh 'Abdurrahmân Al-'Adani divonis sebagai hizbi, fâjir, fâsiq,tukang makar, … dan masih banyak lagi. Asy-Syaikh 'Abdullâh bin Mar'i dinyatakan sebagai malingdakwah, … dan masih banyak lagi. Asy-Syaikh 'Ubaid Al-Jâbiri dinyatakan sebagai hizbi, buta mata danbuta hati, dungu, bahkan –wal'iyyadzubillâh- dinyatakan sebagai dajjâl, … dan masih banyak lagi. Demikianjuga para 'ulama lainnya tidak selamat dari caci makian, antara lain Asy-Syaikh Sâlim Bâ Muhriz, Asy-Syaikh Shâlih Âlu Asy-Syaikh, Asy-Syaikh Muhammad bin Jamîl Zainu, … bahkan Asy-Syaikh Rabî'bin Hâdi Al-Madkhali pun tidak luput dari pelecehan. Termasuk juga dalam hal ini, guru Asy-Syaikh YahyâAl-Hajûri sendiri yaitu Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Al-Wushâbi -hafizahumullâh wara'âhum-. Tidak cukup sampai di situ, bahkan Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdil Wahhâb An-Najdi, Al-Imâm Al-Barbahâri, bahkan Al-Imâm Asy-Syâfi'i -rahimahumullâh jamî'an- pun harus menjadi korbankekejian lisan.Sungguh harga diri dan kehormatan para 'ulama Ahlus Sunnah menjadi suatu yang rendah dan tidakada nilainya di hadapan Al-Hajûri dan para pengikutnya.Padahal sikap hormat, menghargai, dan mentaati para 'ulama merupakan salah satu pilar pentingdalam manhaj Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Mencela dan mencaci para 'ulama yang dikenal bertamassukterhadap sunnah dan membelanya merupakan salah satu ciri khas ahlul bid'ah.Rasulullah bersabda :Bukan termasuk golonganku orang-orang yang tidak memuliakan orang-orang tua kita, dan tidakmenyayangi anak-anak kecil/muda kita, dan tidak mengetahui hak orang 'alim kita. [HR. Ahmad]Al-Imâm Al-Barbahâri v berkata :Nasehat dan Teguran"Jika engkau melihat seseorang mencintai Ahmad bin Hanbal, Al-Hajjâj bin Al-Minhâl, dan Ahmad bin Nashr,serta menyebut (memuji) mereka dengan kebaikan, dan beraqidah dengan aqidah mereka, maka ketahuilahbahwa ia adalah seorang ahlus sunnah."Al-Imâm Abû Hâtim v berkata :"Ciri-ciri Ahlul Bid'ah adala

TRANSCRIPT

Page 1: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

١

Nasehat dan Teguran

NNAASSEEHHAATT DDAANN

TTEEGGUURRAANN

Guru yang Arif dan Bijak

terhadap

Murid yang Tidak Beradab

dalam Berucap dan Bertindak

Nasehat yang disampaikan oleh : Asy-Syaikh Al-'Allâmah Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Al-Wushâbi

hafizhahullâh Pada malam Senin, 15 Rabî'ul Awwâl 1429 H

sebagai sambutan positif atas nasehat dan arahan dua 'ulama sunnah : AAssyy--SSyyaaiikkhh AAll --''AAll llââmmaahh AAll --WWââll iidd RRaabbîî'' bbiinn HHââddii AAll --MMaaddkkhhaall ii

dan AAssyy--SSyyaaiikkhh AAll --''AAll llââmmaahh AAll --WWââll iidd ''UUbbaaiidd AAll --JJââbbii rr ii

������� � ����

diterjemahkan dan diberi keterangan oleh Abû 'Umar bin 'Abdil Hamîd - email [email protected]

Page 2: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

٢

Nasehat dan Teguran

C�B�A�

PENGANTAR Nama harum 'Allâmatul Yaman Asy-Syaikh Muqbil bin Hâdi Al-Wâdi'i v dan ma'had beliau, Ma'had

Dârul Hadîts di desa Dammâj – Sha'dah Yaman, sudah sangat dikenal secara international, terkhusus di kalangan Ahlus Sunnah wal Jama'ah as-salafiyyîn. Termasuk di Nusantara ini. Para thullâbul 'ilmi dari berbagai negeri berduyun-duyun datang ke ma'had beliau v. Kalau dulu dikatakan bahwa tidak ada seorang 'ulama yang paling banyak didatangi oleh para muhadditsîn dari berbagai penjuru negeri seperti Al-Imâm 'Abdurrazzâq Ash-Shan'âni v. Maka pada masa ini, tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa tidak ada seorang 'ulama yang paling banyak didatangi oleh para thullâbul 'ilmi dari berbagai penjuru negeri seperti Asy-Syaikh Muqbil Al-Wâdi'i v.

Sungguh Ma'had Dammâj pada masa beliau dipenuhi dengan suasana ilmiah, persatuan, mahabbah, mawaddah, dan ta'âwun yang sangat kental dan sangat erat antara ahlus sunnah. Pembelaan terhadap sunnah dan ahlus sunnah serta kebencian terhadap bid'ah dan para pengusungnya. Kecintaan, penghormatan, dan penghargaan terhadap para 'ulama ahlus sunnah. Demikianlah, dan kondisi ini pun diakui dan dipuji oleh para 'ulama Ahlus Sunnah lainnya, baik di Yaman maupun di luar Yaman.

Namun sangat disesalkan, kini suasana dan kondisi tersebut perlahan mulai memudar. Dengan naiknya Asy-Syaikh Yahyâ bin 'Ali Al-Hajûri ke kursi Asy-Syaikh Muqbil v menggantikan posisi beliau, kondisi Dammâj mulai berubah. Kini di Ma'had Dammâj benar-benar telah terjadi tragedi yang sangat memprihatinkan. Di sana para 'ulama kibâr ahlus sunnah dilecehkan, dicela, dan dicaci maki dengan kata-kata kasar dan tidak senonoh. Asy-Syaikh 'Abdurrahmân Al-'Adani divonis sebagai hizbi, fâjir, fâsiq, tukang makar, … dan masih banyak lagi. Asy-Syaikh 'Abdullâh bin Mar'i dinyatakan sebagai maling dakwah, … dan masih banyak lagi. Asy-Syaikh 'Ubaid Al-Jâbiri dinyatakan sebagai hizbi, buta mata dan buta hati, dungu, bahkan –wal'iyyadzubillâh- dinyatakan sebagai dajjâl, … dan masih banyak lagi. Demikian juga para 'ulama lainnya tidak selamat dari caci makian, antara lain Asy-Syaikh Sâlim Bâ Muhriz , Asy-Syaikh Shâlih Âlu Asy-Syaikh, Asy-Syaikh Muhammad b in Jamîl Zainu , … bahkan Asy-Syaikh Rabî' bin Hâdi Al-Madkhali pun tidak luput dari pelecehan. Termasuk juga dalam hal ini, guru Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûri sendiri yaitu Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Al-Wushâbi -hafizahumullâh wa ra'âhum-. Tidak cukup sampai di situ, bahkan Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdil Wahhâb An-Najdi, Al-Imâm Al-Barbahâri, bahkan Al-Imâm Asy-Syâfi'i -rahimahumullâh jamî'an- pun harus menjadi korban kekejian lisan.

Sungguh harga diri dan kehormatan para 'ulama Ahlus Sunnah menjadi suatu yang rendah dan tidak ada nilainya di hadapan Al-Hajûri dan para pengikutnya.

Padahal sikap hormat, menghargai, dan mentaati para 'ulama merupakan salah satu pilar penting dalam manhaj Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Mencela dan mencaci para 'ulama yang dikenal bertamassuk terhadap sunnah dan membelanya merupakan salah satu ciri khas ahlul bid'ah.

Rasulullah � bersabda :

من سااليالمنلع رفعيا، ونغريص محريا، ونجل كبريي لم نم قهح Bukan termasuk golonganku orang-orang yang tidak memuliakan orang-orang tua kita, dan tidak menyayangi anak-anak kecil/muda kita, dan tidak mengetahui hak orang 'alim kita. [HR. Ahmad] Al-Imâm Al-Barbahâri v berkata :

ذإو أا ريت الر لج ح يأ ب حمد بن ح نلب، احل وجاج امل بن ناله،أ وحمدبن ن رص،كذ ورهبم خري،قالق و لوهـ ،م ملاع ف .ةن سباح صهنأ

Page 3: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

٣

Nasehat dan Teguran

"Jika engkau melihat seseorang mencintai Ahmad bin Hanbal, Al-Hajjâj bin Al-Minhâl, dan Ahmad bin Nashr, serta menyebut (memuji) mereka dengan kebaikan, dan beraqidah dengan aqidah mereka, maka ketahuilah bahwa ia adalah seorang ahlus sunnah." Al-Imâm Abû Hâtim v berkata :

عالمة أهل البدع الوقيعة في أهل األثر"Ciri-ciri Ahlul Bid'ah adalah mencela ('ulama) ahlul atsar." 1) Al-Imâm Abû Ismâ'îl Ash-Shâbûni v berkata :

واحتقـارهم �ماتهم شدة معادتهم لحملة أخبار النبـي وعالمة البدع على أهلها بادية ظاهرة، وأظهر آياتهم وعال بهم فافهمتخاسو.

"Ciri-ciri bid'ah pada pengusungnya sangat jelas dan tampak. Ciri-ciri mereka yang paling jelas adalah kerasnya permusuhan mereka terhadap para pembawa hadits-hadits Nabi � (para 'ulama ahlul hadits), sekaligus penghinaan dan pelecehan terhadap mereka." 2) Asy-Syaikh Muhammad bin Shâlih Al-'Utsaimîn v menjelaskan tentang sikap seorang muslim yang semestinya terhadap para 'ulama, beliau berkata :

"Pertama, mencintai mereka. Karena kalau engkau tidak mencintai seseorang maka engkau tidak akan bertauladan dengannya Kedua, membantu dan menolong mereka dalam menjelask an al-haq. Yaitu dengan cara engkau menyebarkan kitab-kitab mereka dengan berbagai sarana yang bermacam-macam, yang sarana tersebut berbeda pada setiap tempat dan waktu. Ketiga, membela kehormatan mereka. Dengan makna engkau tidak membiarkan seorangpun mengghibahi mereka dan mencela kehormatan serta harga diri mereka. … "

* * * Maka para 'ulama masyâikh kibâr di Yaman berupaya untuk segera memadamkan api fitnah yang dinyalakan dan terus dikobarkan oleh Asy-Syaikh Al-Hâjuri beserta murid-murid fanatiknya ini. Para masyâikh kibâr tersebut antara lain :

• Al-Wâlid Ash-Shabûr Al-Waqûr Az-Zâhid Al-'Allâmah Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb,

• Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdillâh Al-Imâm, • Asy-Syaikh 'Abdul 'Azîz Al-Bura'i, • Asy-Syaikh 'Abdullâh bin 'Utsmân Adz-Dzamâri, • Asy-Syaikh Muhammad bin Shâlih Ash-Shûmali, • Asy-Syaikh 'Abdul Mushawwir, Asy-Syaikh 'Utsmân bin 'Abdillâh As-Sâlimi ,

dan yang lainnya. Turut andil juga Imâmul Jarh wat Ta'dîl fî hâdzal 'Ashr Al-'Allâmah Al-Muhaddits Al-Wâlid Asy-Syaikh Rabî' bin Hâdi Al-Madkhali dan Asy-Syaikh Al-'Allâmah Al-Muhaddits Al-Wâlid 'Ubaid Al-Jâbiri --hafizhahumullâh wa ra'âhum--.

Sungguh, Allah � menjadikan 'ulama sebagai rahmat untuk hamba-hamba-Nya, yang menyayangi dan berbuat lembut terhadap mereka, mencegah mereka dari kejelekan dan mengarahkan serta membimbing mereka kepada kebaikan. 'Ulama merupakan bintang di muka bumi, yang berfungsi sebagaimana bintang-bintang di langit, yaitu sebagai penerang, penunjuk, dan perhiasan. Umat akan senantiasa berada dalam kebaikan, selama ada di tengah-tengah mereka 'ulama yang berpegang teguh kepada Al-Kitab dan As-Sunnah, yang senantiasa membimbing mereka. Umat ini akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menghormati dan meneladani para 'ulamanya, serta mendengar nasehat dan wasiat para 'ulama.

1 Atsar ini disebutkan oleh Al-Imâm Al-Lâlikâ`i v dalam kitab beliau Syarh Ushûl I'tiqâd Ahlis Sunnah .

2 'Aqîdatus Salaf Ash-hâbil Hadîts

Page 4: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

٤

Nasehat dan Teguran

Para 'ulama kibâr tersebut benar-benar telah mencurahkan segenap waktu, tenaga, dan pikiran untuk memadamkan api fitnah Al-Hajûriyyah yang terus berkobar di Yaman. Berbagai upaya nasehat dan ijtimâ' dilakukan. Di antaranya ijtimâ' di Ma'bar pada tanggal 12 Rabî'ul Awwâl 1428 H. Namun tanggapan Al-Hajûri sangat jelek. Ia mengatakan terhadap bayân Ma'bar (hasil ijtimâ Ma'bar) tersebut, "kencingi atasnya!! " Subhânallâh. Sungguh sangat heran campur tidak percaya telinga yang mendengarnya. Seperti inikah ucapan seorang syaikh, seorang 'alim, muhaddits, yang selama ini dielu-elukan oleh para muridnya dengan gelar An-Nâshihul Amîn (Pemberi Nasehat yang Terpercaya)?!! Hampir setiap kaset ceramahnya tak luput dari gelar tersebut. Kemudian pada musim haji tahun 1428 H (tahun lalu), beberapa kibâr masyâikh Yaman berkesempatan untuk menunaikan ibadah haji. Maka kesempatan itu, dimanfaatkan oleh para masyâikh tersebut untuk berziarah ke kediaman Al-Wâlid Asy-Syaikh Rabî di Makkah Al-Mukarramah. Turut hadir juga dalam majlis tersebut Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûri! Dalam kesempatan mulia tersebut, diangkat pula kepada Asy-Syaikh Rabî' tentang fitnah yang terjadi di Yaman. Maka beliau pun, layaknya seorang ayah yang bijak menasehati anak-anaknya, memberikan arahan dan bimbingan dengan didasari taqwa, ilmu, dan kasih sayang. Pada kesempatan itu pun terjadi kesepakatan-kesepakatan dalam rangka menghentikan fitnah yang terjadi. Di antaranya bahwa Asy-Syaikh Yahyâ harus diam/tidak lagi mentahdzîr dan mencela Asy-Syaikh 'Abdurrahmân Al-'Adani, dan Asy-Syaikh Yahyâ sendiri sepakat dengan hal tersebut. Sepulang dari haji, para kibâr masyâikh berkumpul di Al-Hudaidah, tepatnya pada tanggal 5 Muharram 1429 H, dalam rangka menyimpulkan dan menuliskan hasil pertemuan mereka bersama Asy-Syaikh Rabî' hafizhahullah di kediaman beliau. Maka ditulislah dengan rapi hasil pertemuan tersebut dalam bayân Al-Hudaidah, kemudian ditandatangani oleh para masyâikh yang hadir pada pertemuan tersebut. Namun sungguh di luar dugaan, Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûri mengingkarinya, bahkan menilai pertemuan tersebut muhdats (suatu amalan bid'ah). Tepat pada tanggal 7 Muharram 1429 H, Al-Hajûri mengeluarkan kaset menanggapi ijtimâ' Al-Hudaidah tersebut, dengan judul "Nashîhatul Ahbâb …" . Dalam kaset tersebut, Al-Hajûri :

1. Mengingkari (!!) bahwa dirinya telah sepakat di hadapan Asy-Syaikh Rabî' untuk diam/tidak lagi mentahdzîr Asy-Syaikh 'Abdurrahmân Al-'Adani.

2. Menyatakan bahwa ijtimâ' Al-Hudaidah tersebut adalah muhdats (!!). 3. Mencela dan mencaci maki Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Al-Wushâbi dengan kata-kata

yang pedas, kasar, dan tidak senonoh (!!!).

Disusul kemudian, pada 22 Muharram 1429 H ia menulis bantahan tertulis di situs resminya. Lâhaula walâ Quwwata illâ billâh. Demikianlah, sekian upaya nasehat dari kibâr masyâikh sama sekali tidak memberikan manfaat bagi Asy-Syaikh Yahyâ dan para pengikutnya. Mereka tetap pada kondisi semula, yaitu tetap bersikukuh di atas keyakinan dan vonis bahwa Asy-Syaikh 'Abdurrahmân Mar'i sebagai hizbi, dan siap berhadapan dengan siapapun yang menentang keputusan dan vonis tersebut, meskipun yang 'menentang' itu adalah para 'ulama kibâr!! Bahkan nasehat Imâmul Jarh wat Ta'dîl Asy-Syaikh Rabî' pun tidak diindahkan oleh mereka. Tidak cukup sampai di situ, nasehat mulia itupun diingkari dan dibantah dihadapan para pengikutnya. Wallâhul Musta'ân.

Kondisi Ma'had Dammâj saat ini, adalah mirip kata pepatah 'arab : ) عنـز ولـو طـارت( artinya :

"Pokoknya Kambing, walaupun (ternyata bisa) terbang." Maksudnya : yang berlaku adalah doktrin kepada semua muridnya, bahwa Asy-Syaikh 'Abdurrahmân adalah hizbi, pokoknya ini yang berlaku apapun dan bagaimanapun yang terjadi. Padahal tidak ada bukti sama sekali, bahkan kenyataan yang ada menunjukkan sebaliknya. Yang sangat disesalkan dari Al-Hajûri ini, ia sangat fujûr (tidak jujur, tidak adil, dan tidak sportif) dalam berselisih dan berdebat. Ia tidak segan-segan menjatuhkan harga diri dan kehormatan siapapun yang ia anggap menentang dan berseberangan dengannya, bahkan para masyâikh sekalipun. Kata-kata dan ucapannya sangat kasar dan kotor. Sering muncul istilah-istilah aneh dan jorok dari lisannya, yang terkadang orang awampun tidak kuasa untuk mengucapkannya. Rasulullah � bersabda :

)) ذيال البال الفاحش، وان، وال اللعان، وبالطع مناملؤ سلي ((

Seorang mukmin itu bukanlah orang yang suka mencela, bukan orang yang suka melaknat, bukan orang yang keji, dan bukan pula orang yang kasar lisannya." [HR. At-Tirmidzi]

Page 5: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

٥

Nasehat dan Teguran

Beliau � juga bersabda : ، أحاسنكم أخالقا، وإن أبغضكم إلي وأبعدكم مني يوم إن من أحبكم إيل، وأقربكم مني مجلسا يوم القيامة ((

)) القيامة، الثرثارون واملتشدقون واملتفيهقون

Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan paling dekat majelisnya denganku pada Hari Kiamat adalah orang terbaik akhlaqnya di antara kalian. Orang yang paling aku benci dan paling jauh majelisnya dariku pada Hari Kiamat adalah orang yang banyak bicara, orang yang lancang dan kasar ucapannya terhadap orang lain, serta orang yang sombong. [HR. At-Tirmidzi] Bahkan Al-Hajûri tidak segan-segan untuk berdusta . Lebih parah lagi, Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûri mentarbiyah ribuan muridnya di Ma'had Dammâj saat ini dengan cara seperti ini. (Semoga Allah � mengembalikan Ma'had Dammâj seperti pada masa Asy-Syaikh Muqbil v) Allah � berfirman :

�{��j��i���h��g��f��e��d��c��bz ١١٩: التوبة "Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur." [At-Taubah : 119] Rasulullah � mengingatkan :

وما يزال الرجل يصدق ويتحرى ، إلى الجنةي فإن الصدق يهدى إلى البر وإن البر يهدعليكم بالصدق« داهللالص دعن بكتى يتح يقاقإن؛ صدور ودى إلى الفجهي فإن الكذب الكذبو اكمإيدى إلى وهي ورالفج .» كذابا ب حتى يكتب عند اهللا وما يزال الرجل يكذب ويتحرى الكذ،النار

Wajib atas kalian untuk menetapi kejujuran. Karena kejujuran itu mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu mengantarkan kepada al-jannah. Seseorangnya itu senantiasa jujur dan berupaya serius untuk jujur sampai akhirnya ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hati kalian dari dusta. Karena kedustaan itu mengantarkan kepada kefajiran, dan kefajiran mengantarkan kepada an-nâr. Seseorang itu itu senantiasa berdusta dan berupaya untuk dusta, sampai akhirnya ia ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta. [Muttafaqun 'alaihi] Beliau � juga menyebutkan ciri-ciri orang munafiq :

: أربع من كن فيه، كان منافقا خالصا، ومن كانت فيه خصلة منهن ، كانت فيه خصلة من نفاق حتى يدعها ((رفج ماصإذا خو ، رغد داهإذا عو ، ث كذبدإذا حخان ، و منتإذا أؤ ((.

Empat (sifat), barangsiapa yang memilikinya maka ia menjadi seorang munafiq murni, barangsiapa memiliki salah satu sifatnya, maka pada ada sifat munafiq sampai ia meninggalkannya, : (1) apabila dipercaya ia berkhianat, (2) apabila berbicara ia berdusta, (3) apabila berjanji ia melanggarnya, (4) apabila berselisih/berdebat maka ia berlaku fujûr (berlebihan dan keluar dari batas al-haq). [Muttafaqun 'alaihi]

Asy-Syaikh Al-'Allâmah Al-Muhaddits Rabî' Al-Madkhali hafizhahullâh mengatakan :

رووا عن القدريـة ،املبتدع يروى عنه والكذاب أخبث عند أهل السنة من املبتدع الكذب أخبث من البدع يا إخوان كان ينتمي إىل لو. كذابا بدعة كفرية ما مل يكن أصناف أهل البدع ما مل تكن رووا عن املرجئة ورووا عن غريهم من

)الكامل ( يف كتابه -رمحه اهللا- عدي ومن هنا عقد ابن .ل البدعأهل السنة كذاب فهو عندهم أحــط من أه أهل البدع الصادقني غري الدعاة وقبل أهل السنة رواية .البدع وبابا واحدا ألهل للكذابني تسعة وعشرين بابا حوايل

"Dusta lebih jelek daripada bid'ah ya ikhwân, dan kadzdzâb (pendusta) lebih jahat dan lebih jelek di mata Ahlus Sunnah dibanding Ahlul Bid'ah. Karena ahlul bid'ah terkadang masih diterima riwayat haditsnya. (Para muhadditsîn) ada yang meriwayatkan dari Qadariyyah, Murji`ah, dan ahlul bid'ah jenis lainnya selama bid'ahnya itu bukan kuffriyyah, dan selama ia bukan seorang yang kadzdzâb . Kalau seandainya ada

Page 6: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

٦

Nasehat dan Teguran

kadzdzab yang menisbahkan diri kepada Ahlus Sunnah, maka dia di mata mereka (ahlus sunnah) lebih berbahaya daripada ahlul bid'ah . Oleh karena itu Ibnu 'Adi v di dalam kitabnya Al-Kâmil meletakkan sekitar 29 bab terkait dengan para pendusta, dan hanya satu bab saja untuk ahlul bid'ah. Ahlus sunnah menerima riwayat ahlul bid'ah yang jujur dan dia bukan da'i (yang menyeru kepada bid'ahnya)."

* * * Pada kesempatan kali ini, kami sajikan kepada segenap pembaca sekalian salah satu nasehat Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Al-Wushâbi hafizhahullâh. Nasehat ini merupakan muhâdharah yang beliau sampaikan pada 15 Rabî'ul Awwâl 1429 H dengan judul Ats-Tsanâ`ul Badî' 'ala Kalimatai Asy-Syaikh 'Ubaid wa Asy-Syaikh Rabî' . Nasehat ini sekaligus merupakan teguran dari beliau -selaku orang tua dakwah salafiyyah di Yaman sekaligus guru dari Al-Hajûri- atas kesalahan-kesalahan Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûri dan kedustaan-kedustaannya . Tidak tanggung-tanggung, kedustaan yang mengatasnamakan para 'ulama! Nasehat ini merupakan nasehat untuk yang kesekiankalinya, setelah sebelumnya beliau – dan para masyâikh lainnya- telah memberikan nasehat-nasehat yang bersifat umum. Namun nasehat berharga dari seorang 'alim yang faqih dan bijak ini, sama sekali tidak menyentuh hati Al-Hajûri. Dengan nasehat ini, Al-Hajûri bukannya menyadari kekeliruaannya dan mendorongnya untuk takut dan bertaqwa kepada Allah �, sama sekali tidak. Tak lama berselang, tepatnya 4 hari setelah nasehat ini (yaitu tanggal 19 Rabî'ul Awwâl 1429 H), dengan sangat berani Al-Hajûri mengeluarkan kaset bantahan atas nasehat ini dengan judul : Daf'ul Irtiyâb Al-Manshûb ilainâ min Taquwwulât Asy -Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb . Tanpa malu dan segan, nasehat Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb ini dibacakan di hadapannya kemudian ia bantah satu persatu. Diiringi dengan muntahan caci maki, cercaan, dan sumpah serapah dari lisannya terhadap kehormatan dan harga diri Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Al-Wushâbi, bahkan terhadap masyâîkh yang lainnya. Tidak tanggung-tanggung, dalam kaset tersebut Al-Hajûri menyatakan bahwa Asy-Syaikh Muha mmad bin 'Abdil Wahhâb adalah kadzdzâb (pendusta). Innâ lillâhi wa Innâ ilaihi Râji'un.

Mengenal Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Al-Wushâbi

hafizhahullâh.

Beliau adalah murid Asy-Syaikh Muqbil v yang paling senior, sekaligus teman sejawat dalam merintis dakwah di Yaman. Semenjak Asy-Syaikh Muqbil masih hidup, Asy-Syaikh Al-Wushâbi sudah mengasuh ma'had di Al-Hudaidah, dan beliau sudah menjadi salah tokoh besar dakwah salafiyyah di Yaman yang sangat disegani dan diperhitungkan.

Asy-Syaikh Muqbil v memuji beliau dengan mengatakan :

محمد بن عبد الوهاب العبدلي الوصابي أبو إبراهيم، الداعي إلى اهللا، الزاهد الصبور املتقن في تحقيقاته وتأليفه، وكالمه على احلديث في غاية اإلتقان

"Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Al-'Abdali Al-Wushâbi Ab û Ibrâhîm , seorang da'i ilallâh, seorang yang zuhd, sangat penyabar, sangat mutqin (kokoh dan tepat) dalam berbagai penelitian dan karya tulisnya. Uraiannya dalam bidang ilmu hadits berada pada puncak itqân (kekokohan/ketepatan)."

Demikian pujian sekaligus pengakuan Asy-Syaikh Muqbil atas kedudukan dan kapasitas keilmuan dan ketokohan Asy-Syaikh Muhammad, serta peran beliau dalam dakwah.

Sungguh tidak ada pujian dan penghargaan atas kedudukan dan keilmuan beliau dengan tepat

sebagaimana yang dilakukan oleh Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûri sendiri dalam kitabnya Ath-Thabaqât . Dalam kitabnya tersebut, Asy-Syaikh Yahyâ menempatkan Asy-Syaikh Al-Wushâbi hafizhahullâh pada :

رؤوس الطبقة األولى"Para Pembesar ('Ulama) Thabaqah (Peringkat) Pertama"

Page 7: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

٧

Nasehat dan Teguran

Apa maknanya? Dijelaskan sendiri oleh Asy-Syaikh Yahya, yaitu :

. كبار مشايخ الدعوة السلفية في اليمن وعلماؤها الذين تدور عليهم الفتوى في البالد ..: .نذكرهم مرتبني على حروف املعجم

"Para Masyâyikh Kibar da'wah salafiyyah di negeri Yaman, sekaligus sebagai para 'ulama negeri ini, yang kepada merekalah berputarnya fatwa di negeri ini. Maka kami akan menyebutkan (nama-nama) para 'ulama tersebut yang tersusun berdasar huruf abjad." Pada urutan ke-6 deretan para pembesar thabaqah pertama ini, Asy-Syaikh Yahyâ menyebutkan :

من رؤوس الشيخ اجلليل الثبت الزاهد الصبور، والعالم الوقور، أبو إبراهيم محمد بن عبد الوهاب الوصابي العبدلي، ) ٦ة السبحمة ونكياهللا الس هحنة، مافعدة بال منن السرياة عما حعهرأو ة منوعطبم آليفت ر، لهرالد أغلى من اعظهوا، ملهأهة ون

رضاع الكبير حكم ( ، و رسالة )الطرد واإلبعاد عن حوض يوم املعاد ( ، ثم رسالة )) القول املفيد في أدلة التوحيد ((وأنفعها تحفة األريب ( ، ورسالة )اجلوهر في عدد درجات املنبر ( ، ورسالة )القول الصواب في حكم املحراب ( ، وأخرى بعنوان )

.دة، يقيم فيه دروسا نافعة، له مركز علمي مبارك باحلدي)في اتخاذ العصا للخطيب "6. Asy-Syaikh yang sangat mulia, kokoh, bersifat zuhd, dan sangat penyabar, sekaligus beliau adalah

seorang 'ulama yang sangat bersifat waqar (penuh ketenangan), Abû Ibrâhîm Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Al-Wushâbi Al-'Abdali, beliau termasuk di antara para pembesar penjaga (pembela) singgasana sunnah tanpa diperselisihkan. Telah Allah karuniakan kepadanya sifat as-sakînah (ketenangan) dan kecintaan terhadap sunnah dan Ahlus Sunnah. Berbagai nasehatnya lebih mahal dari permata. Beliau memiliki berbagai karya tulis yang telah dicetak, di antara yang paling bermutu dan bermanfaat adalah : (kitab) Al-Qaulul Mufîd fî Adillatit Tauhîd, kemudian risalah Ath-Thard wal Ib'âd 'an Haudhi Yaumil Ma'âd , kemudian risalah Hukmu Radhâ'il Kabîr , yang lainnya lagi berjudul Al-Qaulush Shawâb fî Hukmil Mihrâb , dan risalah Al-Jauhar fî 'Adadi Darajâtil Mimbar, serta risalah Tuhfatul Arîb fi Ittikhâdil 'Ashâ lil Khathîb . Beliau memiliki ma'had ilmi yang penuh barakah di kota Al-Hudaidah, di ma'hadnya tersebut beliau menyampaikan berbagai bentuk pelajaran yang bermanfaat."

Demikian indah pujian dan pengakuan dari Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûri, sebagai seorang muridnya, atas kapasitas keilmuan dan keshalihan Asy-Syaikh Al-Wâlid Abû Ibrâhîm Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Al-Wushâbi hafizhahullâh wa ra'âhu.

Namun, sungguh suatu yang sangat mengejutkan. Ternyata sekarang semuanya berubah total. Asy-Syaikh Yahyâ kini justru mencaci maki dan menginjak-injak harga diri dan kehormatan Asy-Syaikh Al-Wushâbi, gurunya sendiri. Sungguh kita benar-benar dikejutkan dengan berbagai ucapan dan cacian terhadap Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Al-Wushâbi hafizhahullâh yang dilontarkan oleh Asy-Syaikh Yahyâ, kemudian diikuti oleh murid-muridnya.

Sekali lagi, perlu diketahui, bahwa Asy-Syaikh Yahyâ adalah salah satu murid yang duduk bersimpuh menimba ilmu dari Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb. Jadi Asy-Syaikh Muhammad adalah guru sekaligus orang tua bagi Asy-Syaikh Yahyâ, yang telah banyak berjasa mendidik dan memberikan ilmu kepadanya. Namun sayangnya, itu semua dibalas dengan berbagai cacian dan ucapan yang keji, sebagaimana berikut ini :

را أميدالر دل عى الشخيم حبندم ع دب الوابه،ق فالإ وث كدرت تلخطياتي اآلو فهخ األةنيةر!! 1. "Saya tidak ingin membantah Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb, tetapi sungguh telah banyak kekacauannya pada waktu-waktu terakhir ini.!!" Benarkah demikian?? Ternyata realitanya para masyâikh dan 'ulama kibâr di Yaman tetap menghormati dan memposisikan Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb sebagai kibâr 'ulama di Yaman yang sangat terhormat dan menjadikan beliau sebagai rujukan dalam berbagai problem yang terjadi di Yaman. Tidak cukup menuduh dan melecehkan guru sekaligus syaikhnya dengan ucapan "telah banyak kekacauan", Asy-Syaikh Yahyâ kembali melecehkan beliau dengan mengatakan :

Page 8: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

٨

Nasehat dan Teguran

!!كري غال وتن أيلع فجر تال!! ةررك ماتراضح، ممل العبلى طلى عتال حبق مارا ص مةريخاأل ةني اآلو فهنإف2. "Sesungguhnya dia pada waktu-waktu terakhir ini tidak lagi bersungguh-sungguh, bahkan dalam masalah menuntut ilmu, berbagai ceramahnya hanya berulang-ulang!! Maka janganlah engkau (Asy-Syaikh Muhammad) menyebarkan berita dusta atas namaku, bai k kamu atau pun selainmu !!" Tidak cukup mengancam Asy-Syaikh Muhammad Al-Wushâbi, bahkan menjuluki beliau sebagai al-kadzdzâb (pendusta) . Perhatikan ucapan Asy-Syaikh Yahyâ berikut ini :

والشيخم حمد هذ الكواب!!ه داهللاه !! 3. "Dan Asy-Syaikh Muhammad adalah seorang pendusta ! Hadâhullâh." Asy-Syaikh Yahyâ sebagai seorang murid berani menantang sang guru yang telah mendidiknya, yaitu dengan mengatakan :

وأهذه ضايص النياألةح ىلو!و ،بعدا أهشمد ناه!، وسترى يا شيخم حأ،دم تحدكن إ،اك نتا أ منتاق وعف ندد حك ، !از ب ابنهنا أنيل عهسف نبصني ،غار فمالك. !!كري غو أتنأ

4. "Ini juga sebagai nasehat pertama! Untuk berikutnya lebih keras dari nasehat pertama ini! Sungguh kamu akan melihat wahai syaikh Muhammad, aku menantangmu, jika kamu tidak berhenti, kamu ataupun selainmu!! Omong kosong. Sok memposisikan dirinya sebagai Ibnu Bâz di hadapan kami! " Tak cukup dengan pelecehan di atas, lagi-lagi Asy-Syaikh Yahyâ mengatakan :

نحن نرعفه لزي كي فمل العكتاتابكف، وي محاضاتركف وي دعتوك 5. "Kami tahu kelemahan kamu dari sisi keilmuan, baik dalam karya-karya tulismu maupun ceramah-ceramah dan da'wahmu." Masih banyak lagi berbagai ucapan keji dan tidak senonoh lainnya. Lâhaula walâ Quwwata illâ billâh. Seperti inikah sikap seorang murid terhadap gurunya? Seperti inikah sikap terhadap 'ulama ahlus sunnah? Oleh karena itu, jangan heran jika Asy-Syaikh 'Ubaid Al-Jâbiri hafizhahullâh menyimpulkan :

، يخ حممد بن عبد الوهاب الوصايب رجل عاقل فاضل صاحب سنة عاقلالش هو ،واألخ حيىي سليط اللسان فاحش القول ما يرعى حرمة أحد لو صاحبته عشر سنني ميكن يهدمها يف ساعة ما يبين على الرفق

.وإن كان عنده علم لكن حمروم احللم واحلكمة"Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Al-Wushâbi adalah seorang yang 'âqil (berpikir jernih), mulia, shâhibu sunnah, 'âqil (berpikir jernih). Adapun Al-Akh Yahyâ tajam lisannya, keji ucapannya, tidak menghargai kehormatan seorang pun. Kalau engkau duduk berteman dengannya selama 10 tahun, ia bisa menghancurkannya dalam satu jam saja. Ia tidak membangun (dakwahnya) di atas kelembutan. Dia (Al-Hajûri) meskipun memiliki ilmu, namun dia terhalangi dari sikap bijak dan hikmah." NB : Dalam terjemah ini, untuk memudahkan para pembaca sekalian ada beberapa hal yang kami tambahkan :

1. Sub-sub judul, yang kami tulis di antara dua tanda kurung siku [ ]. Dengan tujuan menjelaskan kandungan isi nasehat.

2. Menyebutkan nama surat dan nomor ayat pada setiap ayat Al-Qur`an, dan memberikan takhrîj pada setiap hadits.

3. Kami memberikan catatan kaki pada beberapa tempat yang kami pandang perlu untuk diberi penjelasan.

4. Kami iringi dengan pengantar dan khatimah dari kami.

Page 9: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

٩

Nasehat dan Teguran

بسم اهللا الرمحن الرحيم

احلمد هللا حنمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ باهللا من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده اهللا فال مـضل لـه، ��U��T}�، �ويضلل فال هادي له، وأشهد أن ال إله إال اهللا وحده ال شريك له، وأشهد أن حممدا عبده ورسـوله

��^��]��\��[��Z��Y��X��W��V��`��_�z ــران ����K��J��I��H��G��F��E��D��C��B��A}� ،١٠٣: آل عم

Q���������P��O��N��M��LRX����W���V��U��T��S��Y��_��^��]��������\��[��Z��z ــساء ��y��x��w��v��u}� ،١: الن¤����£��¢��¡������~��}��|��{��z¥��¯��®��¬���«��ª���©��¨��§��¦��z ٧١ – ٧٠: األحزاب.

[ PENDPENDPENDPENDAHULUANAHULUANAHULUANAHULUAN ]

Maka kita memuji Allah � yang telah memberikan taufiq kepada kita untuk berittibâ' terhadap Sunnah. Sungguh ini –demi Allah- merupakan nikmat yang agung, yaitu ketika Allah menganugerahkan kepada hamba-Nya nikmat tauhid, nikmat berittibâ' terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah. Suatu keutamaan dari Allah, yang Allah berikan kepada siapa yang Ia kehendaki. Allah memiliki keutamaan yang sangat besar.

�{Ñ��Ð����Ï���Î��Í��ÌÒ��z ٥٣: النحل Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian, maka dari Allah-lah (datangnya). [An-Nahl : 53] Ini adalah dakwah yang mubârakah, baik, dan bermanfaat, yang tegak di atas ilmu, tauhid, dan sunnah, serta tegak di atas sakinah, ketenangan, dan di atas iman. Mengajak kepada persatuan antara kaum mukminin dan saling mencintai antara mereka. Sebagaimana firman Allah :

�{e��d�� �c��b��af��o�n�m�l��� � �k��j��i��h�g��r���q��psv��u��t��w���|��{��z��y��x��z ٧١: التوبة

"Kaum mukminin dan kaum mukminah, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." [At-Taubah : 71] Inilah dia dakwah Ahlus Sunnah. Dari ayat ini, dan dari ayat-ayat lainnya dalam Al-Qur`an. Mereka bersifat dengan sifat-sifat yang terpuji nan indah, akhlaq yang tinggi dan mulia, mereka berpegang teguh kepada Kitab Rabbnya dan Sunnah Nabinya Muhammad 'alaihish shalâtu was salâm. Mereka tidak menyibukkan waktu-waktunya dengan "katanya dan katanya", tidak pula dengan ghibah, namîmah 3), tidak pula mereka terjatuh pada az-zûr 4), kebohongan, kezhaliman, maupun dalam permusuhan. Karena, selama mereka berpegang teguh kepada Al-Kitab dan As-Sunnah, maka sesungguhnya Al-Kitab dan As-Sunnah sebagai penjaga bagi barangsiapa yang berpegang dengannya. Barangsiapa yang menyelisihi Al-Kitab dan As-Sunnah, maka akan tampak padanya tanda-tanda penyimpangan. Al-Kitab dan As-Sunnah merupakan mîzân, padanya tempat bersandar, keduanya merupakan rujukan. Demikian juga berhukum kepadanya, kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya 'alaihish shalâtu was salâm serta faham as-salafush shâlih. Dakwah mubârakah, yang dengannya Allah memberikan manfaat, dan Allah jadikan hati hamba-Nya yang Ia kehendaki mau menerima dakwah tersebut, baik pria maupun wanita, pemuda maupun lanjut usia, dan ini termasuk keutamaan dari Allah. Yaitu dengan Allah jadikan di tengah-tengah mereka para 'ulama, yang

3 Dijelaskan oleh para 'ulama, makna Namîmah adalah : Menukilkan / menyampaikan ucapan seseorang kepada orang yang lain dalam

rangka menimbulkan kerusakan atau dalam rangka mengadu domba atau menimbulkan permusuhan dan kebencian. 4 Makna az-zûr : segala ucapan dan perbuatan yang haram. (lihat Tafsîr As-Sa'di, tafsir surat Al-Furqan ayat 72).

Page 10: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

١٠

Nasehat dan Teguran

menjaga dakwah thayyibah mubârakah ini, mengajak kepadanya, bersemangat terhadap dakwah tersebut, dan bersemangat untuk menyatukan hati para pengampunya, sebagaimana disabdakan oleh Nabi kita shalawâtullâhi wa salâmuhu 'alaihi wa 'alâ âlihi :

»أوال أدلكم على شىء إذا فعلتموه تحاببتم أفشوا السالم بينكم .ال تدخلون الجنة حتى تؤمنوا وال تؤمنوا حتى تحابوا« "Kalian tidak akan masuk al-jannah sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan pada suatu (amalan) apabila kalian mengamalkannya niscaya kalian akan saling mencintai, (yaitu) tebarkanlah salam di antara kalian. " Diriwayatkan oleh Al-Imâm Muslim dari shahabat Abu Hurairah �. 5) Begitulah dakwah yang penuh dengan manfaat dan barakah. Semoga Allah membalas para masyâikh yang mulia, yaitu para 'ulama yang telah menegakkan dakwah tersebut selama hidup mereka hingga Allah mewafatkan mereka jazâhumullâh khairan, Asy-Syaikh Ibnu Bâz, Asy-Syaikh Al-Albâni, Asy-Syaikh Al-'Utsaimîn, Asy-Syaikh Muqbi l –rahmatullâh 'alaihim jamî'an- jazâhumullâh khairan, mereka telah meninggalkan kita di atas kebaikan yang sangat agung nilainya, amal-amal mereka – walhamdulillâh- tetap terjaga, nasehat-nasehat mereka pun tetap terjaga. Maka inilah dakwah yang telah Allah berikan manfaat dengannya. Keutamaan dalam hal itu adalah hanya dari Allah, kemudian bagi para masyâikh tersebut dan orang-orang yang berjalan di atas manhaj mereka, berupaya mempersatukan, bersikap lembut, berdakwah dengan penuh kesabaran, dan siap menanggung (beban dan resiko) dengan penuh kejujuran dan keikhlasan mengharap wajah Allah �. Maka alhamdulillâh senantiasa kita berada di atas kebaikan selama kita berada di atas Al-Kitab dan As-Sunnah dan selama kita di atas nasehat-nasehat para 'ulama rabbaniyyûn. 6) Kita harus mengamalkan nasehat-nasehat mereka, baik ketika mereka masih hidup atau pun setelah mereka wafat. Sebuah dakwah yang Allah jadikan bermanfaat di setiap tempat. Maka wajib atas kita untuk selalu menjaganya (dakwah tersebut), serta menjaga persatuan dan ukhuwwahnya, sungguh itu lebih baik untuk kita daripada dunia dan seisinya. Dunia tidak sebanding nilainya di sisi Allah dengan sayap seekor nyamuk sekalipun, sungguh tidak ada nilainya di sisi Allah. Hanyalah kemuliaan kita terdapat dalam agama ini, dan dengan berpegangteguhnya kita terhadap Islam, Iman, Al-Qur`an, dan As-Sunnah baik dalam ucapan maupun amalan, baik zhâhir maupun bathin.

�{À��¿��¾��½����¼��»��º��¹����¸��¶Á��z ٣٧: احلج Daging-daging (unta) dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kalianlah yang dapat mencapainya. [Al-Hajj : 37] Allah juga � berfirman :

�{u��t��s��r����qvw����{��z��y���x��z ١٣: احلجرات Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. [Al-Hujurât : 13] Allah juga berfirman :

�{� � � �Z��Y^��]��\��[���_��n��m��l��k��j��i��h��g��f��e����d��c��b��a��`��z النساء :١٢٣

Bukanlah menurut angan-angan kosong kalian dan tidak (pula) menurut angan-angan kosong Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. [An-Nisâ` : 123] Maka kita harus serius memperhatikan kebaikan hati, kebaikan amal, serta kebaikan zhâhir dan batin. Karena kita tidak akan sukses kecuali dengan itu. Kalian telah mendengar ayat :

5 HR. Muslim no. 54.

6 'Ulama Rabbâni , dijelaskan oleh Ibnu 'Abbâs h maknanya adalah : Para 'ulama yang bijak dan faqih. Ibnul A'rabi mengatakan :

seorang 'alim tidak dikatakan rabbâni sampai ia menjadi seorang yang berilmu dan mengajarkan ilmunya tersebut, serta mengamalkannya. (lihat Fathul Bâri syarh Bab ke-10 dari Kitâbul 'Ilmi)

Page 11: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

١١

Nasehat dan Teguran

�{^��]��\��[�������Z��Y_��z ١٢٣: النساء Bukanlah menurut angan-angan kosong kalian dan tidak (pula) menurut angan-angan kosong ahlul kitab. Seorang mengatakan : "Saya sunni, saya salafi." Masalahnya bukan sekadar angan-angan (pengakuan kosong). Namun masalahnya adalah pembuktian dengan ucapan, amalan, dan keyakinan.

�{^��]��\��[�������Z��Y_��n��m��l��k��j��i��h��g��f��e����d��c��b��a��`��z Bukanlah menurut angan-angan kosong kalian dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. [An-Nisâ` : 123] Kita mendapatkan pelajaran dari peristiwa perang Uhud dan perang Hunain, padahal Rasulullah � berada di tengah-tengah mereka (pasukan), yang mereka itu adalah para shahabat �. Namun demikian, gara-gara satu kesalahan yang terjadi pada peristiwa perang Uhud, maka terjadilah apa yang telah terjadi, sebagaimana firman Allah :

�{×��Ö��Õ��Ô��Ó��Ò��Ñ��Ð��ÏØÝ��Ü��Û��Ú��Ù���Þ���å��ä��ã��â��á��à��ß��z ١٦٥: آل عمران Dan mengapa ketika kalian ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kalian telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badr), kalian berkata: "Darimana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. [Âli 'Imrân : 165] Maka terjadilah apa yang terjadi. Telah terbunuh 70 orang dari kalangan shahabat. Demikian juga (pelajaran) dari perang Hunain, sebagaimana firman Allah :

�{v��uw��¦��¥��¤��£�� �¢��¡�����~��}��|�� �{�� � � �z��y��x����¨��§z ٢٥: التوبة

dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu ketika kalian menjadi seombong karena banyaknya jumlah kalian, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepada kalian sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit atas kalian, kemudian kalian lari ke belakang dengan bercerai-berai. [At-Taubah : 25] Maka wajib atas kita berpegang teguh (kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah) baik pada amalan lahir maupun amalan batin kita, dengan penuh kejujuran, keikhlasan, keyakinan, serta sifat wara', zuhd, sabar, ihsan, iman, dan lain-lain jika memang kita menginginkan kebaikan untuk diri-diri kita di dunia dan di akhirat. Kita harus istiqamah, sebagaimana firman Allah :

�{`��_��~��}��|��{��z��ya��o��n��m��l����k��j�������i��h��g��f��e��d��c������ �b�����x��w��v����u��t��s��r��q��pz ١١٣ - ١١٢: هود

Maka istiqamalah, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah bertaubat bersamamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya dia Maha Melihat apa yang kalian kerjakan. Dan janganlah kalian cenderung kepada orang-orang yang zhalim yang menyebabkan kalian disentuh api neraka, dan sekali-kali kalian tiada mempunyai seorang penolongpun selain Allah, kemudian kalian tidak akan diberi pertolongan. [Hûd : 112-113] Ini adalah dakwah yang penuh barakah. Namun keutamaan itu hanya dari Allah semata, kemudian (perjuangan) para masyâikh.7) Kita ini datang dalam keadaan segala urusan (dakwah) telah siap/mapan. Maka kita harus takut kepada Allah dan beristiqamah di atas Al-Kitab dan As-Sunnah. Kita harus berada di atas apa yang mereka (para 'ulama tersebut) berada di atasnya, yaitu persatuan, saling mencintai, saling menyayangi, saling bersikap lembut. Bagaimana mereka (para masyâikh) dahulu membuka rumah-rumah mereka, masjid-masjid mereka, dan dada-dada mereka, serta hati-hati mereka untuk saudara-saudara (seiman), anak-anak (didik), dan murid-murid mereka. Mereka sangat bersemangat untuk tersampaikannya hidayah kepada umat, mereka begadang setiap malam jazâhumullâh khairan, dan menulis kitab-kitab yang

7 Artinya, tegaknya dakwah ahlus sunnah yang mubârakah ini tidak lain berkat karunia dan rahmat Allah �, kemudian berkat usaha dan

keseriusan para 'ulama masyâikh ahlus sunnah dalam berjuang merintis dan mengokohkan tegaknya dakwah ini. Mereka telah sabar, yakin, dan istiqamah dalam perjuangan dan amal mereka.

Page 12: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

١٢

Nasehat dan Teguran

baik dan bermanfaat. Syaithan tidak bisa masuk di tengah-tengah barisan mereka, untuk mengadu domba antara ini dan itu, yang ini mencela yang itu; kalau seandainya mereka melakukan itu (yaitu saling berpecah dan dan saling mencela) niscaya permasalahannya seperti yang Allah sebutkan dalam firman-Nya :

�{H��G��F��E��DIJ���K��P��O��N��M�����L��z ٤٦: األنفال Janganlah kalian berbantah-bantahan, yang menyebabkan kalian menjadi gentar dan hilang kekuatan kalian. Dan bersabarlah kalian. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. [Al-Anfâl : 46] Namun mereka (para 'ulama tersebut) benar-benar menerapkan (ayat di atas),– jazâhumullâh khairan – dengan penuh rasa tanggung jawab yang sesungguhnya. Demikian yang kami yakini dan Allah yang akan memperhitungkan (amal) mereka. Kita tidak bermaksud memberikan tazkiyah terhadap seorang pun di hadapan Allah. Namun yang kita maksudkan agar kita bisa mengingat (kebaikan tersebut) sekaligus kita mengingatkan (ikhwah). Saya masih ingat, bahwa di antara wasiat Syaikhunâ Muqbil – rahmatullâh 'alaihi – ketika beliau di masjid ini dalam sebuah muhâdharah, di antara nasehat beliau adalah : "Wahai Ahlus Sunnah, hati-hatilah kalian dari sikap terburu-buru. Karena sikap terburu-buru mengantarkan kepada kehancuran." Beliau mengulang-ulang wasiat tersebut di masjid ini sekian kali. Demikianlah memang kenyataannya. Dakwah membutuhkan sikap ta`anni, membutuhkan kesabaran, membutuhkan rahmah (kasih sayang), membutuhkan rifq (kelembutan), membutuhkan syafaqah (sayang), sebagaimana firman Allah � terhadap Rasul-Nya Muhammad 'alaihish shalâtu was salâm :

�{N��M��L���K��J��IOW���V��U��T��S��R���� � �Q��P��X_��^��]��\��[��Z��Y���`���b��a��e��d��cf��k��j��i��h��g��z ١٥٩: آل عمران

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. [Ali 'Imran : 159]

Maka perhatikanlah berbagai sifat yang mulia tersebut, yang dengannya Allah memuji Nabi-Nya yang mulia 'alaihish shalâtu was salâm. Yang demikian itu agar kita meneladani dan meniru beliau dalam dakwah kita, ta'lîm kita, dan dalam semua (sisi-sisi) kehidupan kita.

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka." Bersikap lemah lembutlah wahai hamba Allah.

"Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." Padahal beliau adalah utusan Allah, namun demikian Allah menyatakan :

"tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." Maka tentunya kita lebih-lebih lagi.

Oleh karena itu dakwah Ahlus Sunnah tidak berdiri di atas sikap kaku, dakwah Ahlus Sunnah tidak berdiri di atas al-'anjafiyyah, tidak berdiri di atas sikap kemiliteran, tidak pula di atas sikap keras dan kasar. Namun dakwah ini tegak di atas Kitabullah dan di atas Sunnah Rasul-Nya 'alaihish shalâtu was salâm, serta di atas akhlaq yang tinggi, utama, dan mulia. Seorang A'rabi (badui) datang dari ujung negeri, langsung menarik krah baju Rasulullah 'alaihish shalâtu was salâm seraya berkata : "Wahai Muhammad! Beri aku dari harta Allah, bukan dari hartamu!" Maka Rasulullah � pun tersenyum, seraya bersabda : "Beri dia!" beliau memerintahkan mereka (para shahabatnya) untuk memberi pria tersebut. 8) Inilah dakwah yang mulia, dakwah kita seperti ini, bukan dakwah yang kaku dan sombong, bukan pula dakwah yang didirikan di atas sikap menantang. Namun dia adalah dakwah yang penuh kasih sayang antara sesama kita, sebagaimana firman Allah � :

8 HR. Al-Bukhâri no. 3149, 5809, 6088; Muslim no. 1057.

Page 13: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

١٣

Nasehat dan Teguran

�{²��±��°�������¯��®��¬³��¹��¸��¶���µ��´��z ١٠: احلجرات Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertaqwalah kepada Allah, agar kalian mendapat rahmat." [Al-Hujurât : 10] Dalam kesempatan kali ini, terdapat salah satu kaset Asy-Syaikh Rabî' –jazâhullâh khairan – yang berisi nasehat untuk Ahlus Sunnah di Yaman. Kaset yang sangat bagus, saya nasehatkan pada kalian untuk memperhatikan dan mendengarnya. Jazâhullâhu khairan, sungguh beliau telah diberi taufiq dalam nasehat tersebut, yang beliau tujukan untuk saudara-saudara dan anak-anak didiknya dari kalangan Ahlul Yaman, dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Kita,-sebagaimana sering aku sebutkan- sangat menghormati 'ulama, 'ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah, kita memul iakan mereka dan menghargai mereka. Kita mengakui kedudukan mereka dan menerima berbagai nas ehat mereka – jazâhumullâh khairan – dan kita meminta kepada beliau (Asy-Syaikh Rabî') tambahan nasehat-nasehat tersebut yang sangat istimewa dan sangat mahal nilainya. Dalam nasehat tersebut beliau membimbing anak-anak didiknya dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jama'ah, dalam kaset yang sangat bagus tersebut. Demikian juga nasehat-nasehat Asy-Syaikh Al-Jâbiri –jazâhullâh khairan- untuk anak didiknya Yahyâ Al-Hajûri. Juga diucapkan terima kasih kepada beliau atas nasehatnya tersebut. Diucapkan terima kasih terhadap Asy-Syaikh Al-Jâbiri atas nasehat beliau untuk anak didiknya Al-Hajûri. Nasehat-nasehat tersebut seharusnya diperhatikan dengan serius, baik (nasehat beliau) pada malzamah yang pertama 9) atau pun yang kedua 10), atau yang setelahnya, kalau memang datang lagi malzamah (lainnya) setelahnya. Dakwah Ahlus Sunnah tidak lain tegak di atas nasehat-nasehat para 'ulama rabbâniyyîn, yang senantiasa mengajak umat manusia kepada Kitabullâh dan Sunnah Rasulullâh 'alaihish shalâtu was salâm. Rasulullah 'alaihish shalâtu was salâm telah bersabda :

من سااليالمنلع رفعيا، ونغريص محريا، ونجل كبريي لم نم قهح Bukan termasuk golonganku orang-orang yang tidak memuliakan orang-orang tua kita, dan tidak menyayangi anak-anak kecil/muda kita, dan tidak mengetahui hak 'ulama kita. Diriwayatkan oleh Ahmad dan lainnya, 11) dengan sanad yang shahih.

Maka kita katakan kepada Asy-Syaikh 'Ubaid –waffaqakallâh wa jazâkallâh khairan – teruskan nasehat tersebut, baik nasehat untuk anak didikmu Yahyâ Al-Hajûri ataupun untuk anak didikmu lainnya dari kalangan ahlus sunnah wal jama'ah. Semua kita membutuhkan kebaikan tersebut, membutuhkan cahaya tersebut, serta membutuhkan ilmu, nasehat-nasehat, dan arahan-arahan tersebut. Tidak diragukan bahwa seorang penuntut ilmu yang berjalan di atas tarbiyyah para 'ulama kedudukannya lebih tinggi. Kondisi seorang penuntut ilmu yang diajari oleh seorang yang 'alim, dididik, dan diberi pelajaran adab meskipun sang guru memukulnya, maka penuntut ilmu yang demikian ini (kondisinya) tidak bisa disamakan dengan penuntut lainnya lainnya yang mengambil ilmu sebatas dari ujung majelis saja, tanpa adanya tarbiyyah. Maka ada dua hal penting, yaitu : tarbiyyah dan ta'lim . Ada di antara para penuntut ilmu yang sekadar mengambil ilmu saja, tanpa mengambil tarbiyyah. Ada juga di antara mereka yang diberi taufiq oleh Allah untuk mengambil ilmu sekaligus tarbiyyah. Apabila ustadznya menegurnya dengan keras, apabila ustadznya menta`dib (memberikan pelajaran adab kepada)nya, apabila ustadznya memboikot dia selama beberapa hari dan tidak mengajaknya berbicara karena kesalahan yang dia lakukan, atau yang lainnya. Maka seorang penuntut ilmu yang mengambil ilmu dan tarbiyyah sekaligus, kedudukannya di masyarakat dan manfaatnya untuk umat jauh lebih besar dibanding penuntut ilmu yang sekadar mengambil ilmu saja, tanpa ia tertarbiyyah (terdidik) oleh para 'ulama yang shâlihîn dan nâshihîn.

9 Yaitu malzamah tertanggal 28 Shafar 1429 H, yang bertajuk : التقريرات العلمية يف الذب عن اجلامعة اإلسـالمية (Ketetapan-ketetapan Ilmiah

dalam Pembelaan terhadap Al-Jâmi'ah Al-Islâmiyyah). Dalam nasehatnya ini, Asy-Syaikh 'Ubaid menegur Yahyâ Al-Hajûri yang memvonis Al-Jâmi'ah Al-Islâmiyyah Madinah sebagai Jâmi'ah yang hizbiyyah murni.

10 Yaitu malzamah tertanggal 5 Rabî'ul Awwâl 1429 H, yang bertajuk : النقد الصحيح ملا تضمنه التنبيه السديد من خمالفة اجلواب الـصريح . Dalam

malzamah yang kedua ini, Asy-Syaikh Al-Jâbiri kembali menasehati Yahyâ Al-Hâjuri yang ternyata mengingkari bahwa dirinya telah menyatakan ucapan tersebut terhadap Al-Jâmi'ah Al-Islâmiyyah Madinah. Akhirnya terpaksa Asy-Syaikh Al-Jâbiri mendatangkan bukti berupa rekaman suara Al-Hajûri ketika menyatakan ucapan tersebut. 11

HR. Ahmad (V/323), Al-Hâkim dan Ath-Thabarâni dari shahabat 'Ubâdah bin Ash-Shâmit �. Dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albâni dalam Shahîhul Jâmi' no. 5443.

Page 14: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

١٤

Nasehat dan Teguran

[NASEHAT TERHADAP ASYNASEHAT TERHADAP ASYNASEHAT TERHADAP ASYNASEHAT TERHADAP ASY----SYAIKH YAHYÂ AGAR MAU SYAIKH YAHYÂ AGAR MAU SYAIKH YAHYÂ AGAR MAU SYAIKH YAHYÂ AGAR MAU MENDENGAR DAN MENDENGAR DAN MENDENGAR DAN MENDENGAR DAN MENERIMA NASEHATMENERIMA NASEHATMENERIMA NASEHATMENERIMA NASEHAT SERTASERTASERTASERTA BIMBINGAN BIMBINGAN BIMBINGAN BIMBINGAN PARA PARA PARA PARA 'ULAMA 'ULAMA 'ULAMA 'ULAMA]

Oleh karena itu, saya menasehati Al-Akh Yahyâ 12) agar mau membuka dadanya untuk para masyâikh , baik Asy-Syaikh Rabî – jazâhullâh khairan – atau Asy-Syaikh 'Ubaid , atau Asy-Syaikh Muhammad bin Hâdi Al-Madkhali , atau para masyâikh lainnya. Hendaknya ia membuka dada dan mau menerima, tanpa ada kemarahan sedikitpun, tidak pula emosi. Sebagaimana sabda Nabi 'alaihish shalâtu was salâm :

. »كل ابن آدم خطاء وخير الخطائني التوابون« Setiap anak Adam selalu berbuat salah. Dan sebaik-baik orang yang selalu berbuat salah adalah orang-orang yang senantiasa bertaubat. 13)

Demi Allah, sungguh termasuk kemuliaan dan kenikmatan, ketika seorang penuntut ilmu mendapati ada di antara 'ulama yang perhatian terhadap dirinya, terkait dengan ta'lim, ta`dîb (pengajaran adab), tarbiyyah, nasehat, dan arahan. Ini, demi Allah, merupakan kenikmatan, sekaligus ini merupakan kemuliaan dan keutamaan dari Allah �, serta kebanggaan bagi seorang penuntut ilmu, ketika ia bisa mengatakan : 'fulan adalah syaikhku, fulan adalah syaikhku, fulan adalah syaikhku', dan menghitung (menyebut) beberapa masyâikh lainnya, bukan dalam rangka sombong namun dalam rangka menyebut-nyebut (menyiarkan) nikmat Allah, sebagaimana firman Allah � :

�{���t���s��r������q��pz ١١: الضحى Dan terhadap nikmat Rabbmu, maka hendaklah kamu siarkan. [Adh-Dhuhâ : 11]

Maka kita katakan kepada Asy-Syaikh 'Ubaid, "Tambahlah kebaikan ini -jazâkallâh khairan- jangan engkau enggan untuk memberikan nasehat kepada kami. Janganlah nasehat-nasehat itu terbatas hanya ditujukan kepada anakmu Yahyâ Al-Hajûri. Kami semua membutuhkan kepada bimbingan-bimbingan tersebut yang sangat istimewa dan sangat mahal nilainya." Demikian juga kita katakan kepada Asy-Syaikh Rabî –waffaqahullâh- "Tambahlah terus nasehat-nasehat tersebut yang sangat mahal nilainya dan sangat istimewa, untuk anak-anak didikmu di Yaman dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Semoga Allah membalas segala usaha engkau semuanya, dan semoga Allah memberi taufiq kepada kami dan engkau kepada apa yang dicintai-Nya dan diridhai-Nya."

Kita juga tidak lupa Asy-Syaikh An-Najmi –kita memohon kepada Allah agar menganugerahkan kesembuhan dan kesehatan kepada beliau- 14). Demikian juga Asy-Syaikh Zaid Al-Madkhali , semoga Allah menyembuhkan beliau dan memberikan taufiq kepada beliau. Kita tidak melupakan do'a untuk mereka. Demikian juga Asy-Syaikh Muhammad bin Hâdi Al-Madkhali , Asy-Syaikh 'Abdullâh Al-Bukhâri , Asy-Syaikh 'Abdul Muhsin Al-'Abbâd , Asy-Syaikh Al-Fauzân – jazâhumullâh khairan – atas segala nasehat dan bimbingan mereka untuk saudara-saudara dan anak didiknya dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jama'ah di Yaman.

12

Demikianlah, Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Al-Wushâbi memanggil dengan sebutan Al-Akh Yahyâ. Karena memang dia adalah murid dan anak didik beliau, yang bersimpuh di hadapan beliau dalam rangka menuntut ilmu. Ketika Al-Hajûri masih sebagai murid, Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Al-Wushâbi sudah sebagai seorang 'ulama besar sekaligus tokoh dakwah salafiyyah yang disegani dan diperhitungkan di Yaman, dan beliau sudah memiliki ma'had besar di Al-Hudaidah. Senioritas, kapasitas, kedudukan, dan ketokohan Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb sudah diketahui sejak masa hidup Asy-Syaikh Muqbil v, sekaligus diakui dan disaksikan oleh beliau dan salafiyyin di negeri Yaman. 13

HR. At-Tirmidzi no. 2499, Ibnu Mâjah no. 4251, Ahmad (III/198) dari shahabat Anas bin Mâlik �. Dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albâni dalam Shahîhut Targhîb wat Tarhîb no. 3139. 14

Ketika nasehat ini disampaikan, Asy-Syaikh Ahmad An-Najmi masih hidup. Empat bulan kemudian, tepatnya pada 21 Rajab 1429 H beliau meninggal dunia, pada usia 83 tahun. rahimahullâh. Sangat disayangkan, pada hari wafatnya Asy-Syaikh An-Najmi dan di saat Ahlus Sunnah sedang bersedih dengan perginya salah seorang 'ulama besar mereka ini, Al-Hajûri di hadapan ribuan murid-muridnya menceritakan bahwa dirinya pernah mengancam akan men jarh (mencela dan menjatuhkan kredibiltas) Asy-Syaikh A n-Najmi v karena suatu permasalahan yang ia ceritakan. Wallâhu a'lam kebenaran cerita yang ia sebutkan di hadapan ribuan muridnya itu. Namun kami bertanya, beginikah sikap terhadap seorang 'ulama besar? dan apa manfaat serta tujuan menceritakan masalah tersebut di hadapan ribuan muridnya, pada saat Ahlus Sunnah sedang bersedih? Padahal kita tahu, Asy-Syaikh Ahmad An-Najmi v adalah seorang 'ulama yang sangat dihormati dan dihargai sejak masa Asy-Syaikh Bin Bâz, Asy-Syaikh Al-Albâni, dan Asy-Syaikh Muqbil masih hidup. Beliau adalah seorang 'ulama yang sangat gigih membela sunnah dan ahlus sunnah, gigih membantah bid'ah dan ahlul bid'ah, baik melalui lisan maupun tulisan beliau. Sehingga dengan itu beliau sangat dibenci dan banyak dicela oleh ahlul bid'ah dan hizbiyyah.

Page 15: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

١٥

Nasehat dan Teguran

[ WASPADA DARIWASPADA DARIWASPADA DARIWASPADA DARI PARA PENYUSUP DAN PEMECAH BELAH PARA PENYUSUP DAN PEMECAH BELAH PARA PENYUSUP DAN PEMECAH BELAH PARA PENYUSUP DAN PEMECAH BELAH ]

Kita katakan, wajib atas kita untuk waspada dari para pemecah belah, yang hendak memecah belah antara ayah dengan anaknya. Betapa banyak orang yang terjatuh dalam namîmah. Kita memohon kepada Allah al-'âfiyah dan kesalamatan. Sungguh Rasulullâh 'alaihish shalâtu was salâm telah bersabda :

»اممة ننل الجخدال ي« Tidak akan masuk al-jannah tukang namimah (mengadu domba). Muttafaqun 'alaihi. 15)

Suatu hari Rasulullah 'alaihish shalâtu was salâm melewati dua kuburan yang masih baru, maka beliau berkata :

اآلخر بالنميمة، وأما بني الناس يمشيبلى أما أحدهما فكان - ثم قال - إنهما ليعذبان، وما يعذبان من كبري« »فكان ال يستتر من بوله

Sesungguhnya keduanya sedang diadzab, keduanya diadzab bukan karena masalah besar. – kemudian beliau berkata – Benar, adapun salah satunya, (karena) dulu dia berjalan di antara manusia dengan melakukan namimah, adapun satunya lagi (karena) dulu ia tidak menjaga dari kencingnya. Juga hadits ini muttafaqun 'alaihi dari Ibnu 'Abbas h. 16)

Maka kami tidak akan pernah menerima insyâ`allâh pembicaraan tentang kalian, janganlah kalian menerima pembicaraan tentang kami dari berbagai seruan dan fitnah yang menghancurkan. Kami adalah anak-anak didik antum, dan antum adalah ayah-ayah kami jazâkumullâh khairan. Berbagai nasehat antum kami sepenuhnya, insyâ`allâh. Adapun anak dan putra kami, Yahyâ Al-Hajûri, juga s eperti itu , siap menerima berbagai nasehat yang istimewa dan mahal nilainya tersebut. Kami telah merasa, bahwa syaithan telah menyusup ke tengah-tengah barisan ketika dia masuk dan sebagian orang mentahdzîr yang lainnya. Kami semua di atas dakwah yang satu. Akhûna 'Abdurrahmân Al-'Adani, Akhûna 'Abdullâh Al-'Adani, dan Akhûna Yahyâ Al-Hajûri juga, semua kita berada di atas dakwah yang satu, dakwah kepada Al-Kitab, dakwah kepada As-Sunnah. Kita memohon kepada Allah agar memberikan taufiq kepada kita semua dan membimbing kita kepada semua kebaikan. Adapun anak-anak didik antum, anakmu Yahyâ dan anakmu 'Abdurrahmân, masing-masing tahu bahwa di sana ada penyusup ke tengah-tengah barisan, yang menginginkan pengerusakan kasih sayang dan kecintaan. Namun Insyâ`allâh saudara kita dan anak kita Yahyâ Al-Hajûri begitu pula 'Abdurrahmân Al-'Adani memahami masalah-masalah di atas, selain mereka pun demikian, memahami bahwa ada para penyusup dan para pembawa petaka. Juga, tidak lupa saya tujukan nasehatku kepada semua pihak di Yaman dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jama'ah agar tidak turut campur dalam masalah-masalah di atas. Maka nasehatku kepada para para penuntut ilmu, kami katakan kepada mereka : "Kalian adalah para penuntut ilmu, sibuklah dengan ilmu, baik kalian berada di Dammâj yang sangat tercinta, 17) atau kalian berada di Ma'bar 18), atau di Mafraqhubaisy , 19) atau di Al-Hudaidah , 20) atau di Shan'a` , 21) atau kalian berada di Hadhramaut , 22) atau kalian berada di 'Adn , 23) di mana pun kalian berada sibuklah dengan ilmu. Wahai para penuntut ilmu, menjauhlah dari

15

HR. Al-Bukhâri no. 6056, Muslim no. 105. dari shahabat Hudzaifah ibnul Yaman �. Lafazh ini adalah sebagaimana riwayat Muslim.

Adapun riwayat Al-Bukhâri dengan lafazh : » اتة قتنل الجخدال ي« maknanya sama. (Pengertian namîmah lihat pada catatan kaki no. 1).

16

HR. Al-Bukhâri no. 218, 1361, 1378, 6052; Muslim no. 292. 17

Demikian para masyâikh dan salafiyyin mencintai Dammâj sebagai warisan ilmu dari Asy-Syaikh Muqbil v. semua salafiyyin tidak menginginkan kemuliaan dan keharuman Dammâj sebagai tempat menuntut ilmu tercoreng oleh beberapa tindakan dan sikap yang tidak sesuai denga tuntunan Al-Qur`an dan As-Sunnah serta bimbingan para 'ulama salaf dan yang mengikuti jejak mereka dari para 'ulama kibâr ahlus sunnah masa kini. 18

Di kota ini terdapat ma'had ahlus sunnah yang diasuh oleh Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdillâh Al-Imâm hafizahullâh. 19

Di kota ini terdapat ma'had ahlus sunnah yang diasuh oleh Asy-Syaikh 'Abdul 'Azîz Al-Bura'i hafizahullâh. 20

Di kota ini terdapat ma'had ahlus sunnah yang diasuh oleh Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Al-Wushâbi hafizahullâh. 21

Di kota ini terdapat ma'had ahlus sunnah yang diasuh oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Shâlih Ash-Shûmali hafizahullâh. 22

Di kota ini terdapat ma'had ahlus sunnah yang diasuh oleh Asy-Syaikh 'Abdullâh bin Mar'i hafizahullâh. 23

Di kota ini terdapat ma'had ahlus sunnah yang diasuh oleh Asy-Syaikh 'Abdurrahmân Al-'Adani hafizahullâh.

Page 16: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

١٦

Nasehat dan Teguran

"katanya dan katanya", dari ghibah dan namimah. Karena itu merupakan termasuk perkara-perkara yang bisa memalingkan kalian dari menuntut ilmu. Hadapkanlah perhatian kalian kepada ilmu. Ketahuilah, bahwa seorang yang menyibukkan diri dengan 'katanya dan katanya' maka Allah bisa jadi menghukumnya dengan ia dihalangi dari ilmu, baik dalam bentuk diusir, atau tidak bisa menghafal dan memahami ilmu, atau dia tidak diberi taufiq untuk beramal dengan ilmu yang dia pelajari, dan penghalang-penghalang lainnya yang bisa (menjadi sebab) terhalangnya dia dari ilmu.

Kita katakan, bahwa masalah dakwah bukanlah termasuk tanggung jawab kalian wahai para thullâbul 'ilmi, wahai para orang awam pecinta sunnah. Hanyalah dakwah itu merupakan tanggung jawab para 'ulama – jazâhumullâh khairan – mereka yang bisa menentukan al-mashâlih (efek positif) dan al-mafâsid (efek negatif). Adapun penuntut ilmu hendaknya mereka diam sama sekali dari turut campur dalam masalah-masalah tersebut, dan dikatakan kepada mereka : konsentrasikan diri kalian dalam menuntut ilmu." [NASEHAT TERHADAP ASYNASEHAT TERHADAP ASYNASEHAT TERHADAP ASYNASEHAT TERHADAP ASY----SYAIKH YAHYÂ AGAR SYAIKH YAHYÂ AGAR SYAIKH YAHYÂ AGAR SYAIKH YAHYÂ AGAR MENJAGA KEUTUHAN MENJAGA KEUTUHAN MENJAGA KEUTUHAN MENJAGA KEUTUHAN PERSATUAN AHLUS SUNNAH DAN KASIH SAYANG ANTAR MEREKAPERSATUAN AHLUS SUNNAH DAN KASIH SAYANG ANTAR MEREKAPERSATUAN AHLUS SUNNAH DAN KASIH SAYANG ANTAR MEREKAPERSATUAN AHLUS SUNNAH DAN KASIH SAYANG ANTAR MEREKA]

Rahmat Allah kepada Syaikhûna Muqbil v ketika dulu beliau menegakkan dakwah, membuka durûs (pelajaran-pelajaran), sehingga dengan itu hati bisa saling bersatu, saling mencintai, dan ketika itu pula hati ini berada di atas kebaikan. Ketika itu, seorang yang pergi ke Dammâj maka dia akan merasakan rindu yang sangat besar tatkala dia berada di tengah jalan, kapan kiranya ia bisa sampai lagi ke sisi seorang ayah yang penyayang, yang penuh dengan rasa cinta dan rasa syukur, yang sangat mencintai murid-murid, anak-anak didik, dan saudara-saudaranya. Beliau tidaklah menumbuhkan di hati-hati mereka kecuali ruh mahabbah antara satu dengan lainnya, dan kecintaan terhadap ilmu, serta kasih sayang antar sesama mereka. Maka kita pun suka dari anak kita dan murid kita Ya hyâ –jazâhullâh khairan- agar mementingkan perkara ini, bersemangat untuk senantiasa terjagany a persatuan di antara thullâb . Tidak ada beda apakah dia termasuk thullâbku ataukah dia thullâbnya Asy-Syaikh (yakni Asy-Syaikh Muqbil), maka dia termasuk teman-temanku, semuanya juga adalah saudara-saudaramu. Dia saudaramu, dia juga putramu, maka bersikap lembutlah terhadap mereka semua, berbuat ihsânlah terhadap mereka semua, niscaya hati-hati mereka akan menerima (senang) kepadamu insyâ`allâh, baik orang yang jauh maupun orang yang dekat. Apabila kita benar-benar berpegang kepada Al-Kitab dan As-Sunnah maka pasti kita akan mendapatkan kebaikan. [NASEHAT TERHADAP ASYNASEHAT TERHADAP ASYNASEHAT TERHADAP ASYNASEHAT TERHADAP ASY----SYAIKH YAHYÂ SYAIKH YAHYÂ SYAIKH YAHYÂ SYAIKH YAHYÂ DAN MURIDDAN MURIDDAN MURIDDAN MURID----MURIDNYA UNTUK MURIDNYA UNTUK MURIDNYA UNTUK MURIDNYA UNTUK MENGEMBALIKAN PENYELESAIAN PROBLEM KEPADA 'ULAMA MENGEMBALIKAN PENYELESAIAN PROBLEM KEPADA 'ULAMA MENGEMBALIKAN PENYELESAIAN PROBLEM KEPADA 'ULAMA MENGEMBALIKAN PENYELESAIAN PROBLEM KEPADA 'ULAMA KIBÂRKIBÂRKIBÂRKIBÂR ]

Kalau pun benar bahwa si fulan dari sebagian teman-teman telah menyimpang, maka hendaknya terwujud kesabaran dan sikap lembut dari seorang teman terhadap temannya. Kalian memiliki ayah-ayah, (sementara) yang ini teman dan itu pun teman. Teman kita Yahyâ dan teman kita 'Abdurrahmân, mereka semua memiliki ayah, baik di Yaman maupun di luar Yaman. Si fulan atau fulan akan berangkat beribadah haji atau 'umrah, maka (pada kesempatan itu) sampaikan kepada ayahmu (yakni para 'ulama) : "Wahai ayah, temanku si fulan dalam urusan ini telah terjatuh pada perkara demikian dan demikian, dan saya benar-benar menjaga lisan saya." Maka akan terselesaikanlah segala problem dengan sangat mudah insyâ`allâh. Maka Insyâ`allâh Dammâj akan menjadi seperti dahulu, dari sisi ilmu, qira`ah, hafalan, maupun pemahaman, tidak sibuk dengan berbagai petaka ini, baik si murid Kamâl, atau si murid Al-'Amûdi atau yang lainnya, kita katakan padanya : "Berhentilah (dari turut campur dalam urusan ini), kamu adalah seorang murid, kenalilah kapasitas dirimu, engkau bukanlah pembawa tanggung jawab dakwah, dakwah bukanlah tanggung jawabmu. Namun hanyalah dakwah itu menjadi tanggung jawab para ayah, baik mereka berada di Yaman atau mereka berada di luar Yaman dari kalangan 'ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah." Inilah yang bermanfaat untuk kita dan untuk dakwah kita, yaitu kita memperhatikan dengan serius kebaikan hati kita, niat kita, amal-amal kita, dan kita menumbukan ruh ukhuwwah antara kita, ukhuwwah islamiyyah antara segenap Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Ini termasuk bagian dari Al-Kitab dan As-Sunnah. Demikian juga kita menumbuhkan sikap hormat terhadap para 'ulama dan orang-orang yang lebih tua pada barisan putra-putra dan murid-murid kita. Ini termasuk di antara bentuk tamassuk (berpegang) kepada Al-Kitab dan As-Sunnah. Menghormati orang yang lebih besar, menghormati orang yang 'alim, menyayangi orang yang lebih muda, bersikap lembut terhadap teman. Ini semua dituntunkan oleh Al-Qur`an dan dituntunkan oleh Sunnah Rasulullah 'alaihish shalâtu was salâm.

Page 17: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

١٧

Nasehat dan Teguran

Dakwah di Yaman, sebagaimana yang kalian ketahui, adalah dakwah yang baik dan penuh barakah, jauh dari berbagai revolusi, pemberontakan, dan peledakan, jauh dari berbagai problem, jauh dari berbagai fitnah. Maka karena kemurnian dan kebersihannya itulah, syaithan ingin memasukkan kepadanya kekeruhan, baik para syaithan manusia maupun para syaithan jin, karena rasa hasad mereka, tipu daya, dan makar mereka. Maka mereka menumbuhkan ruh perbedaan dan perselisihan antar masyâikh, dan antar murid, serta antar teman. Wallâhul musta'ân. [ TEGURAN KEPADA ASYTEGURAN KEPADA ASYTEGURAN KEPADA ASYTEGURAN KEPADA ASY----SYAIKH YAHYÂ AGAR MENGSYAIKH YAHYÂ AGAR MENGSYAIKH YAHYÂ AGAR MENGSYAIKH YAHYÂ AGAR MENGHENTIKAN VONIS DAN HENTIKAN VONIS DAN HENTIKAN VONIS DAN HENTIKAN VONIS DAN TUDUHAN BAHWA ASYTUDUHAN BAHWA ASYTUDUHAN BAHWA ASYTUDUHAN BAHWA ASY----SYAIKH 'ABDURRAHMÂN SYAIKH 'ABDURRAHMÂN SYAIKH 'ABDURRAHMÂN SYAIKH 'ABDURRAHMÂN HIZBIHIZBIHIZBIHIZBI ]

Maka wajib atas kita untuk mewaspadainya. Maka jika ada yang datang kepadamu, wahai saudara Yahyâ, mengatakan tentang 'Abdurrahmân bahwa dia hizbi , maka katakan pada si penanya : "Bertanyalah tentang sesuatu yang bermanfaat untukm u." 24) Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Al-Imâm Mâlik, ketika datang seseorang kepadanya bertanya, namun beliau tidak mau menjawab. Maka orang tersebut berkata : "Saya bertanya kepadamu tentang ini dan itu." Beliau menjawab : "Bertanyalah tentang sesuatu yang bermanfaat untukmu." Tapi hendaknya sikap terpuji seperti ini diterapkan baik di dalam maupun di luar, di rumah, di masjid, dan di setiap tempat, (sampaikan kepada si penanya) bertanyalah tentang sesuatu yang bermanfaat untukmu. Konsentrasilah dalam menuntut ilmu dan dalam tafaqquh fid dîn –jazâkumullâh khairan-. Wajib atas kita semua untuk bersikap tawâdhu', kita saling bertawâdhu'. Barangsiapa bersikap tawâdhu' karena Allah, niscaya Allah akan mengangkatnya. Ini merupakan suatu kenikmatan dan jagalah kenikmatan tersebut, karena sesungguh Allah berfirman :

�{b��a��`��_���^��]c��i��h��g���f��e��d��z ٧: إبراهيم Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti kami akan tambah (nikmat) kepada kalian, namun jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". [Ibrâhîm : 7]

24

Dalam kaset Daf'ul Irtiyâb Al-Hajûri malah mengatakan : "Tidak! Aku justru mendukungnya! Yang mengatakan bahwa 'Abdurrahmân adalah hizbi maka aku mendukungnya! … "

Sungguh disayangkan, Al-Hajûri tidak mau mendengar nasehat para 'ulama, yang telah mengkaji permasalahan ini dengan penuh taqwa, ilmu, dan kasih sayang. Yang sangat mengherankan ternyata Al-Hajûri tidak bisa menunjukkan bukti sedikit pun atas vonisnya tersebut di hadapan para masyâikh. Bahkan, di hadapan Imâmul Jarhi wa Ta'dîl Asy-Syaikh Rabî' hafizhahullâh, ketika ditanya tentang bukti tuduhan dan vonisnya tersebut, Asy-Syaikh Yahyâ tidak bisa mendatangkan bukti sama sekali.

Oleh karena itu Asy-Syaikih Rabî' tetap menegaskan :

والشيخ عبد الرمحن من أفاضل الناس وعلى ثغر عظيم"Asy-Syaikh 'Abdurrahmân adalah termasuk seorang ya ng mulia, berada di atas front dakwah yang agung." Namun entah mengapa Asy-Syaikh 'Abdurrahmân tetap divonis sebagai hizbi. Para ikhwah salafiyyîn yang belum menerima vonis Al-Hajûri juga terkena getah dikatakan sebagai hizbi atau orang-orang yang berpenyakit. Benarkah demikian? Maka Asy-Syaikh Rabî' kembali menegaskan :

ليس فيهم مبتدع، ليس فيهم داعية إىل بدعة، ليس فيهم ألم ليسوا أهل بدع، واهللا لو كان أحد الطرفني مبتدعا لرفعنا صوتنا عليه وبينا بدعته، لكن شيء

"Karena mereka bukanlah ahlul bid'ah. Demi Allah, k alau seandainya ada salah satu pihak yang mubtadi' pasti kami akan meninggikan suara kami dalam men tahdzîr dia dan pasti akan kami jelaskan kebid'ahannya. Na mun tak seorang pun dari merek yang mubtadi' tak seorang pula dari mereka yang men yeru kepada bid'ah. Sama sekali tidak ada perkara-p erkara ini pada mereka." Lalu kalau begitu apa sebenarnya yang melatarbelakangi berbagai tahdzîr Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûri? Masalah manhaj kah? Atau aqidah? Maka Asy-Syaikh Rabî' kembali menegaskan dengan mengatakan :

فيهم أغراض شخصية

"Pada mereka ada kepentingan-kepentingan pribadi."

Penegasan-penegasan Asy-Syaikh Rabî' di atas tertuang dalam sebuah nasehat yang beliau sampaikan pada tanggal 17 Rabî'uts Tsâni 1429 H, tepat satu bulan setelah nasehat Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb yang sedang kita baca ini.

Namun sekali lagi disayangkan, Asy-Syaikh Al-Hajûri dan para muridnya memvonis semua pihak yang tidak bisa menerima berbagai tuduhannya terhadap Asy-Syaikh 'Abdurrahmân (atau dengan kata lain : orang-orang yang berpegang teguh dengan nasehat para 'ulama dalam kasus tersebut) sebagai hizbi, orang yang berpenyakit, … dan berbagai tuduhan jelek lainnya serta upaya dijatuhkan kredibiltasnya. Tak luput pula beberapa ustadz salafiyin di Indonesia ikut kena getahnya, sehingga membuat hizbiyyin sangat bergembira dan ikut menyebarkan berbagai tuduhan Asy-Syaikh Yahyâ dan murid-muridnya terhadap ustadz-ustadz salafiyin di Indonesia.

Page 18: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

١٨

Nasehat dan Teguran

[PERINGATAN DAN TEGURAN PERINGATAN DAN TEGURAN PERINGATAN DAN TEGURAN PERINGATAN DAN TEGURAN KERAS TERHADAPKERAS TERHADAPKERAS TERHADAPKERAS TERHADAP AL AL AL AL----HAJHAJHAJHAJÛÛÛÛRI RI RI RI ATASATASATASATAS KESALAHAN, KESALAHAN, KESALAHAN, KESALAHAN, SIKAPSIKAPSIKAPSIKAP,,,, DAN UCAPAN TIDAK SENONOH TERHADAP DAN UCAPAN TIDAK SENONOH TERHADAP DAN UCAPAN TIDAK SENONOH TERHADAP DAN UCAPAN TIDAK SENONOH TERHADAP MASYÂIKH KIBÂR MASYÂIKH KIBÂR MASYÂIKH KIBÂR MASYÂIKH KIBÂR ]

� Wajib atas Al-Walad (si anak) Yahyâ 25) untuk beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepa da-Nya dari ucapannya tentang hasil ijtimâ' Ma'bar, 26) yaitu ucapan : (kencingi atasnya ), ini merupakan kesalahan. Wajib atasnya untuk beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya. Sekaligus wajib atas dia (Asy-Syaikh Yahyâ) untuk meminta ma'af kep ada masyâikh , dengan mengatakan, "Wahai para ayahku, wahai para masyâikh -ku telah salah lisanku, aku telah keliru, aku beri stighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya." Sebagaimana ia telah menyebarkan kesalahan tersebut , maka ia pun wajib untuk menyebarkan kebenaran, karena Allah mempersyaratkan hal tersebu t dalam firman-Nya :

�{~��}��|���{��z��y��x��w��v��u��t��s��r���q��p���§��¦���¥��¤��£��¢��¡��

¯����®��¬��«��ª��©��¨°��´��³��²��±��z ١٦٠ - ١٥٩: البقرة Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah bertaubat, melakukan perbaikan , dan menerangkan (kebenaran) , maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah yang Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang. [Al-Baqarah : 159-160]

Bentuk menyembunyikan ilmu dalam kasus ini, bahwa dia (Yahyâ Al-Hajûri) tidak mengatakan tentang hasil ijtimâ' Ma'bar itu sebagai suatu kebenaran, melainkan ia mengatakan (kencingi!). 27) Maka dengan demikian ia telah menyembunyikan al-haq, karena hasil ijtimâ' (Ma'bar) tersebut adalah suatu kebenaran, namun dia (Yahyâ) telah mengubahnya menjadi sebagai suatu kebatilan. Dari sisi ini maka ia telah terjatuh pada dosa besar tersebut, yaitu al-kitmân (menyembunyikan al-haq), dan juga perintah untuk me ngencingi hasil ijtimâ' tersebut. Maka di antara syarat taubatnya adalah penjelasan, yaitu ia menjelasakan dengan mengatakan : "Saya telah salah, saya beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya ketika saya telah memerintahkan kalian untuk mengencingi hasil ijtimâ' para 'ulama yang senantiasa berpegang kepada Al-Kitab dan As-Sunnah, yang tidaklah mereka memaksudkan dengannya kecuali al-haq, dan mereka telah mencocoki realita sebenarnya, mencocoki Al-Haq." Maka syarat taubatnya adalah : harus ada penjelasan. Taubat, penyesalan, dan penje lasan.

25

Sekali lagi, pantas bagi Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdill Wahhâb untuk menyebut dan memanggil Asy-Syaikh Yahyâ demikian. Karena memang senioritas dan ketokohan beliau –baik dalam hal ilmu, umur, dan kedudukan- jauh di atas Asy-Syaikh Yahyâ, di samping –tentunya- beliau adalah guru Asy-Syaikh Yahyâ sendiri. 26

Ijtimâ' Ma'bar merupakan salah satu wujud upaya para masyâikh kibâr Dakwah Salafiyah di Yaman untuk menyelesaikan fitnah dan problem yang terjadi, dengan dilandasi sikap taqwa, ilmu, dan kasih sayang. Ijtimâ' Ma'bar ini dilakukan pada 12 Rabî'uts Tsâni 1428 H. 27

Perhatikan nasehat dan teguran seorang guru terhadap muridnya ini. Layaknya seorang ayah yang menegur dan membimbing anaknya, teguran yang didasarkan sikap kasih sayang dan rahmat sang ayah terhadap anaknya.

Namun sayang dan sangat disesalkan, nasehat mulia dari seorang 'alim yang bijak dan mulia ini, tidak membuat jera Al-Hajûri. Nasehat dari gurunya sendiri ini sama sekali tidak menyentuh hatinya, sama sekali tidak membuatnya takut kepada Allah � yang kemudian mengantarkannya untuk beristighfar dan bertaubat kepada-Nya. Bahkan Al-Hajûri dalam kaset Daf'ul Irtiyâb mengingkari bahwa dirinya telah mengucapkan kata-kata tersebut terhadap hasil ijtimâ' Ma'bar.

Allah � berfirman :

�{��j��i���h��g��f��e��d��c��bz ١١٩: التوبة "Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur." [At-Taubah : 119]

Rasulullah � mengingatkan :

البر وإن البر يهدى إلى الجنة وما يزال الرجل يصدق ويتحرى الصدق حتى يكتب عند الله صديقا وإياكم والكذب فإن عليكم بالصدق فإن الصدق يهدى إلى « .» وما يزال الرجل يكذب ويتحرى الكذب حتى يكتب عند الله كذابا الكذب يهدى إلى الفجور وإن الفجور يهدى إلى النار

Wajib atas kalian untuk menetapi kejujuran. Karena kejujuran itu mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu mengantarkan kepada al-jannah. Seseorangnya itu senantiasa jujur dan berupaya serius untuk jujur sampai akhirnya ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hati kalian dari dusta. Karena kedustaan itu mengantarkan kepada kefajiran, dan kefajiran mengantarkan kepada an-nâr. Seseorang itu itu senantiasa berdusta dan berupaya untuk dusta, sampai akhirnya ia ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta. [Muttafaqun 'alaihi]

Page 19: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

١٩

Nasehat dan Teguran

[PERINGATAN DAN TEGURAN KERAS TERHADAP ALPERINGATAN DAN TEGURAN KERAS TERHADAP ALPERINGATAN DAN TEGURAN KERAS TERHADAP ALPERINGATAN DAN TEGURAN KERAS TERHADAP AL----HAJÛRI ATAS UCAPANNYA HAJÛRI ATAS UCAPANNYA HAJÛRI ATAS UCAPANNYA HAJÛRI ATAS UCAPANNYA BAHWA PERTEMUAN BAHWA PERTEMUAN BAHWA PERTEMUAN BAHWA PERTEMUAN MASYÂIKH MASYÂIKH MASYÂIKH MASYÂIKH DI ALDI ALDI ALDI AL----HUDAIDAH HUDAIDAH HUDAIDAH HUDAIDAH ADALAH ADALAH ADALAH ADALAH MUHDATS MUHDATS MUHDATS MUHDATS (BID'AH) (BID'AH) (BID'AH) (BID'AH) ]

� Demikian juga ucapan Yahyâ tentang ijtimâ' Al-Hudaidah, 28) bahwa itu muhdats, dan bahwasanya itu bid'ah , juga wajib atasnya untuk beristighfar kepada Alla h dan bertaubat kepada-Nya serta menyesal. 29) Karena itu ijtimâ' berisi penjelasan tentang kebenaran. Walhamdulillâh, para 'ulama Ahlus Sunnah di Yaman –dengan keutamaan dari Allah- tidak mengatakan kecuali al-haq dan kebaikan serta apa yang mereka pandang baik untuk masyarakat dan baik untuk Ahlus Sunnah serta para da'i Ahlus Sunnah, dan segala keputusan yang mereka pandang bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah �. Juga perlu diketahui bahwa hasil pertemuan Al-Hudaidah itu adalah hasil kesepakat di hadapan Asy-Syaikh Rabî' (dalam pertemuan) pada (musim) haji – jazâhullâh khairan - . 30) Kita (para masyâikh) tidaklah memaksudkan dengan ini kecuali kebaikan, semua adalah putra-putra kami, saudara-saudara kami, baik 'Abdurrahmân maupun Yahyâ, semua termasuk putra-putra dan saudara-saudara kami; maka sebagai bentuk kasih terhadap mereka, kita menginginkan untuk bersikap lembut terhadap mereka, dan menolong mereka untuk bisa berada di atas kebaikan. Maka ucapan dia (Yahyâ) bahwa itu (pertemuan masyâikh di Al-Hudaidah) adalah bid'ah dan muhdats , maka ini juga wajib atasnya untuk bertaubat kepada Allah dan beristighf ar kepada Allah. 31) Barangsiapa yang mau bertaubat niscaya Allah terima taubatnya. Persatuan antar kita harus tetap tegak, demikian juga kasih sayang dan saling menasehati. Upaya saling menasehati, adalah upaya yang lebih mahal dari nilai emas sekalipun dan lebih manis dari manisnya madu. Sikap saling menasehati seperti itu harus tetap tegak antara kita, diiringi dengan sikap saling mendo'akan terhadap kebaikan, taufiq, kelurusan, dan petunjuk. Sebagaimana telah kami katakan, "Segala puji khusus milik Allah yang terus menyisakan dari kalangan 'ulama yang senantiasa memberikan nasehat kepada saudara-saudara mereka dan senantiasa mengingatkan mereka dari waktu ke waktu. Maka sungguh segala puji hanya milik Allah. Saya nasehatkan juga kepada Al-Walad Yahyâ Al-Hajûri , apabila ada seorang yang memberinya nasehat maka hendaknya menerima dan gembira dengan nasehat tersebut, baik yang menasehati itu seorang murid, seorang teman, ataupun seorang syaik h. Maka nasehat yang sangat berharga yang berlandaskan al-haq wajib untuk diterima.

28

Berbagai ijtimâ' para masyâikh kibâr dalam upaya menyelesaikan fitnah yang terjadi, disamping merupakan suatu yang disyari'atkan, perlu diketahui juga itu merupakan wasiat Asy-Syaikh Muqbil bin Hâdi Al-Wâdi'i v. Beliau mengatakan dalam wasiatnya :

...ل والعقدهلا أولو احل وإذا نزلت م نازلة اجتمع النافع والصدق مع اهللا واإلخالص، وأوصي إخواين يف اهللا أهل السنة باإلقبال على العلم

"Saya wasiatkan kepada saudara-saudaraku di jalan Allah, para Ahlus Sunnah, untuk senantiasa mengutamakan ilmu yang bermanfaat, jujur di hadapan Allah, dan ikhlash karena-Nya. Apabila terjadi suatu problem maka hendaknya berijtimâ' para ulûl halli wal 'aqdi, … " Kemudian beliau menyebut nama-nama para masyâikh kibâr Ahlus Sunnah di Yaman, antara lain : Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb, Asy-Syaikh Muhammad Al-Imâm, Asy-Syaikh 'Ab dul 'Azîz Al-Bura'i , dll. Yang penting untuk diketahui pula, Asy-Syaikh Muqbil menyebut para masyâikh tersebut sebagai ulûl halli wal 'aqdi , yaitu yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan berbagai problem. Namun Al-Hajûri tidak mengindahkan wasiat tersebut, bahkan berani melecehkan para masyâikh tersebut dan hasil ijtimâ' mereka. 29

Kali ini pun Al-Hajûri tidak mau mengindahkan nasehat gurunya sama sekali. Bukannya ia bertaubat atau menyesal, bahkan dalam kaset Daf'ul Irtiyâb kembali ia mengingkari bahwa dirinya telah mengatakan ucapa n tersebut. Padahal ada bukti atas ucapannya tersebut berupa kaset rekaman. Hal seperti ini sering terjadi pada Al-Hajûri, yaitu dia mengucapkan suatu perkataan, ketika ditegur atau dikritik atas ucapannya tersebut dia mengingkarinya. Padahal terdapat bukti berupa suara / kaset rekaman ucapannya tersebut. 30

Yaitu pada musim haji 1428 H dan Al-Hajûri juga hadir dalam pertemuan tersebut.. Al-Hajûri sepakat di hadapan Asy-Syaikh Rabî' untuk menghentikan tahdzîr dan vonisnya terhadap Asy-Syaikh 'Abdurrahmân. Kemudian hasil pertemuan di hadapan Asy-Syaikh Rabî' tersebut dituangkan secara tertulis dalam pertemuan para masyâikh di Al-Hudaidah 5 Muharram 1429 H. Namun sungguh teramat disesalkan, kali ini Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûri juga mengingkari hal tersebut. 31

Vonis Al-Hajûri terhadap pertemuan kibâr masyâikh di Al-Hudaidah sebagai pertemuan bid'ah, merupakan salah satu vonis kontroversial dari sekian banyak vonis dan tuduhan kontroversial lainnya yang muncul dari Al-Hajûri terkait dengan urusan dakwah. Sehingga banyak memunculkan perselisihan, permusuhan, dan hilangnya kasih sayang antar ahlus sunnah. Semoga Allah mellindungi Ahlus Sunnah dan dakwah mereka.

Page 20: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

٢٠

Nasehat dan Teguran

[ASYASYASYASY----SYAIKH MUHAMMAD BIN 'ABDIL WAHHÂB MEMBONGKAR SYAIKH MUHAMMAD BIN 'ABDIL WAHHÂB MEMBONGKAR SYAIKH MUHAMMAD BIN 'ABDIL WAHHÂB MEMBONGKAR SYAIKH MUHAMMAD BIN 'ABDIL WAHHÂB MEMBONGKAR 3333 KEDUSTAAN KEDUSTAAN KEDUSTAAN KEDUSTAAN ALALALAL----HAJÛRIHAJÛRIHAJÛRIHAJÛRI] � Mungkin ada yang bertanya, "Telah diberitakan tentang engkau, bahwa engkau siap menjamu Ad-Duwaisy 32) ?"

Saya jawab : Ini merupakan kedustaan. Berita tersebut tidak bena r. Ini merupakan kedustaan. Berita tersebut tidak benar. Alhamdulillâh, orang yang berdusta dengan kedustaan ini (yakni Al-Hajûri) menegaskan bahwa ucapan saya tersebut itu diucapkan di hadapan para masyâikh, dan para masyâikh masih ada dan masih hidup. Karena itu saya katakan kepada para thullâb : jangan terburu-buru dalam menerima berita.

�{���`��_��^��]��\��[�����Z��Y��X��W���V��U��T��S�����R��Q��P��Oz ٦: احلجرات Wahai orang-orang yang beriman, apabila datang kepada kalian seorang fasik membawa suatu berita, maka bertabayyunlah (periksalah dengan teliti) agar kalian tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kalian menyesal atas perbuatan kalian tersebut. [Al-Hujurât : 6] � Demikian juga kedustaan yang diatasnamakan Asy-Syaikh Rabî' –waffaqahullâh- sebagaimana mereka (Al-Hajûri dan pengikutnya) katakan, bahwa beliau (Asy-Syaikh Rabî') telah mengatakan : "Orang-orang yang keluar dari Dammâj mereka adalah orang-orang fâjir atau fâsiq." Ini juga merupakan kedustaan , alhamdulillâh para masyâikh juga hadir dalam majelis tersebut (yakni majelis bersama Asy-Syaikh Rabî'). 33) Para masyâikh tidak menyaksikan, tidak pada kedustaan yang pertama dan tidak pula pada kedustaan yang kedua, 34) dan Asy-Syaikh Rabî' pun masih hidup alhamdulillâh beliau masih dalam kondisi hidup. Manusia bukanlah malaikat, dia tidaklah ma'shûm, baik dia itu Yahyâ atau yang lainnya.

. »كل ابن آدم خطاء وخير الخطائني التوابون« Setiap anak Adam selalu berbuat salah. Dan sebaik-baik orang yang selalu berbuat salah adalah orang-orang yang senantiasa bertaubat. 35) � Demikian juga kalian telah tahu kedustaan terkait Al-Jâmi'ah ketika dia membantah Asy-Syaikh 'Ubaid , yaitu ketika dia (Yahyâ) mengingkari bahwa dirinya telah memvonis Al-Jâmi'ah Al-Islâmiyyah dengan pernyataan yang telah ia ucapkan. Kemudian datang (bukti berupa) kaset dengan suaranya. 36) Maka wajib

32 Ad-Duwaisy adalah salah seorang hizbi takfiri, yang Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb juga telah mentahdzîr umat dari bahaya dia. Bahkan beliau dikenal sebagai seorang 'ulama yang sangat peka terhadap hizbiyyah. 33

Namun dengan sangat berani dalam kaset Daf'ul Irtiyâb … Al-Hajûri justru tetap mempertahankan kedustaan ini. Bahkan Al-Hajûri malah memperdengarkan kasetnya yang terdapat kata-kata tersebut. Al-Hajûri tetap bersikukuh menyatakan bahwa Asy-Syaikh Rabî' mengucapkan kalimat tersebut pada sebuah pertemuan khusus ketika itu. 34

Artinya, para masyâikh sama sekali tidak mempersaksikan bahwa ucapan Al-Hajûri benar. Bahkan sebaliknya, para masyâikh menjadi saksi bahwa apa yang diucapkan Al-Hajûri tersebut adalah dusta . Karena para masyâikh tersebut hadir di majelis! 35

HR. At-Tirmidzi no. 2499. 36

yaitu ketika Al-Hajûri mengatakan tentang Al-Jâmi'ah Al-Islâmiyyah (Universitas Islam) Madinah, bahwa : "Al-Jâmi'ah Al-Islâmiyyah adalah universitas hizbiyyah murni ."

Tentu saja ucapan tersebut tidak benar, perlu diluruskan dan didudukkan. Maka sebagai seorang 'ulama yang sangat sayang terhadap umat, layaknya seorang ayah yang sangat sayang terhadap anak-anaknya, Asy-Syaikh 'Ubaid Al-Jâbiri menegur dan

menasehati Asy-Syaikh Yahyâ dengan penuh kelembutan, yang beliau tuliskan dengan tajuk : اإلسالميةالتقريرات العلمية يف الذب عن اجلامعة pada 28 Shafar 1429 H.

Namun ternyata, sangat disayangkan. Asy-Syaikh Al-Hajûri malah menulis bantahan atas nasehat penuh kelembuatan dari seorang 'alim yang faqih dan bijak tersebut. Lebih disesalkan lagi, di dalamnya Asy-Syaikh Al-Hajûri berdusta dengan cara mengingkari bahwa dirinya telah mengatakan ucapan tersebut. Bahkan yang tak kalah mengejutkannya, tidak cukup berdusta, Al-Hajûri malah menuduh Asy-Syaikh 'Abdurrahmân Mar'i dan Asy-Syaikh 'Abdullâh Mar'i – lah yang mengada-ada ucapan tersebut. Maka dengan sangat terpaksa, Asy-Syaikh 'Ubaid Al-Jâbiri kembali menuliskan nasehat kedua sekaligus teguran terhadapnya, bertajuk :

pada tanggal 5 Rabî'ul Awwâl 1429 H. Beliau hafizhahullâh membuktikan bahwa النقد الصحيح ملا تضمنه التنبيه السديد من خمالفة اجلواب الصريح

Al-Hajûri benar-benar telah mengucapkan perkataan tersebut, yaitu dalam bentuk bukti berupa kaset rekaman suara Al-Hajûri. Kita semua berharap teguran dan nasehat Asy-Syaikh 'Ubaid tersebut bisa melunakkan hati Al-Hajûri untuk mau bertaubat kepada

Allah atas kedustaannya tersebut serta meminta ma'af kepada Asy-Syaikh 'Abdurrahman dan Asy-Syaikh 'Abdullâh yang sudah terlanjur

Page 21: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

٢١

Nasehat dan Teguran

atas Yahyâ untuk bertaubat kepada Allah dari kedustaan, baik kedustaan atas namaku, atau kedustaan atas nama Asy-Syaikh Rabî', atau kedustaa n atas nama Asy-Syaikh 'Ubaid Al-Jâbiri dalam malzamah tersebut , yaitu malzamah tanggal 1 Rabî'ul Awwâl, sementara kita pada malam ini tanggal 15 Rabî'ul Awwâl tahun 1429 H. Wajib atas kita untuk saling menasehati. Wajib atas kita untuk murâqabah (senantiasa merasa diawasi) oleh Allah, wajib atas kita untuk bertaqwa kepada Allah, wajib atas kita untuk berpegang teguh kepada Kitabullâh dan Sunnah Rasulullah 'alaihish shalâtu was salâm. Manusia hari ini hidup, namun besok dia mati. Apa yang bisa memberi manfaat bagimu setelah engkau mati wahai manusia?! Baik itu Yahyâ atau yang lainnya?! 37) Apa yang memberi manfaat bagimu, sementara engkau telah berada pada liang yang gelap tersebut? Tidak lain (yang bisa memberi manfaat bagimu) adalah taqwa kepada Allah �, pengamalan Kitabullah, dan pengamalan Sunnah Rasulullah 'alaihish shalâtu was salâm. Maka kita semua saling berwasiat dengan taqwa kepada Allah wahai para thullâbul 'ilmi. Ingatlah, berpalinglah kalian dari "katanya dan katanya", bersungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu. Janganlah kalian mudah menerima kabar-kabar yang tersiar. Bahkan kalau seandainya aku katakan bahwa si fulan telah mengucapkan ini, maka jangan engkau terima berita dariku kecuali dengan bukti. Oleh karena itu saya serahkan kepada para masyâikh dalam kedustaan (Al-Hajûri) terkait dengan Ad-Duwaisy atau kedustaan atas nama Asy-Syaikh Rabî' bahwa beliau mengatakan orang-orang yang keluar dari Dammâj adalah orang-orang fâjir atau fâsiq. Saya serahkan kepada para masyâikh, dan itu hak Asy-Syaikh Rabî' bersama para masyâikh. Adapun kedustaan terkait Al-Jâmi'ah maka sudah diketahui di internet di seluruh dunia, bagi barangsiapa yang mengikuti internet dan mengikuti berbagai malzamah. Saya nasehatkan kepada Yahyâ untuk bertaubat dan is tiqamah di atas Al-Kitab dan As-Sunnah. Apabila dia ingin diberi taufiq oleh Allah � untuk bertaubat dan istiqamah, berpegang teguh kep ada Al-Kitab dan As-Sunnah, dan menghilangkan tipu daya dengan berdusta kepada umat, maka hendaknya dia bertindak lurus dan menjaga lisannya kecuali dari ucapan yang baik, menyayangi para thullâbul 'ilmi, serta menyayangi Dammâj. [NASEHAT KEPADA NASEHAT KEPADA NASEHAT KEPADA NASEHAT KEPADA AHLAHLAHLAHLU DAMMÂJ U DAMMÂJ U DAMMÂJ U DAMMÂJ 38) ]

Sebagaimana aku nasehatkan pula pada penduduk Dammâj –jazâhumullâh khairan- saya katakan, "Sungguh Allah memberi manfaat melalui kalian semasa hidup Asy-Syaikh Muqbil –rahmatullâh 'alaihi- maka jagalah baik-baik ma'had tersebut, Asy-Syaikh Muqbil telah menjadikannya sebagai bagian dari tanggung jawab kalian. Jagalah baik-baik ma'had tersebut, Ma'had Dârul Hadits Dammâj, jagalah ma'had tersebut. Sedangkan Al-Walad Yahyâ adalah anak kalian, sekali gus dia adalah saudara kalian , maka bantulah ia kepada kebaikan dan belalah dia di atas kebaikan. Adapun kesalahan yang terjadi maka ambillah dengan segera tangannya (untuk ditegur dan dinaseha ti). Kesalahan tetaplah kesalahan, jangan membantu dia dalam kesalahan tersebut, dan kalian j angan diam , dalam rangka menjaga ma'had ini agar senantiasa berada di atas kebaikan, tegak dengan ilmu, tegak dengan dakwah, tegak dengan persatuan dan nasehat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama sang hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya. Ma'had ini merupakan kemuliaan bagi kalian –semoga Allah melimpahkan taufiq-Nya kepada kalian-, ma'had ini -wahai penduduk Dammâj- adalah kemulian bagi kalian –jazâkumullâh khairan-

dia tuduh dan dia zhalimi, tetapi ternyata kita dikejutkan oleh sikap Al-Hajûri yang justru berupaya berkelit, malah berlanjut dengan ia menyerang dan mencaci maki Asy-Syaikh 'Ubaid Al-Jâbiri hafizhahullâh. Beliau dinyatakan sebagai hizbi, fâsiq, buta mata dan buta hati, … , Al-Hajûri menyamakan teguran Asy-Syaikh 'Ubaid seperti kentutnya keledai dan kentutnya neneknya, bahkan Al-Hajûri menyatakan bahwa Asy-Syaikh 'Ubaid sebagai dajjâl. Kita berlindung kepada Allah dari lisan yang kasar dan kotor.

Rasulullâh � bersabda : )) ذيال البال الفاحش، وان، وال اللعان، وبالطع مناملؤ سلي ((

Seorang mukmin itu bukanlah orang yang suka mencela, bukan orang yang suka melaknat, bukan orang yang keji, dan bukan pula orang yang kasar lisannya." [HR. At-Tirmidzi] 37

Subhânallâh , bukannya tersentuh hatinya dan timbul rasa takutnya kepada Allah dengan peringatan ini. Al-Hajûri justru berani menuduh balik gurunya dengan kata-kata yang keji pula, tak jauh berbeda dari cara bersikapnya terhadap Al-'Allâmah Asy-Syaikh 'Ubaid Al-Jâbiri hafizhahullâh. 38

Yaitu para penduduk asli Dammâj. Posisi mereka adalah layaknya tuan rumah, yang bertanggung jawab terhadap ketentraman, kebaikan, keamanan, dan keselamatan Ma'had Dammâj yang telah diwariskan oleh Asy-Syaikh Muqbil v. Ini merupakan tugas mulia sekaligus kehormatan bagi mereka. Namun sayang dan sangat disesalkan, nasehat mulia dan berharga untuk ahlu Dammâj ini, dikomentari oleh Al-Hajûri dalam Daf'ul Irtiyâb dan digambarkan sebagai upaya memecah belah! Astaghfirullâh … .

Page 22: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

٢٢

Nasehat dan Teguran

Allah telah menghendaki ma'had ini berada di negeri kalian, maka jagalah ma'had tersebut, bersemangat, dan curahkan perhatian kalian terhadapnya. Nasehati murid yang mencelanya, atau mentahdzîr darinya, atau memberikan kejelekan kepadanya, baik dia itu murid atau mudarris (pengajar). Katakan : Tidak, kami tidak menginginkan untuk Ma'had Dârul Hadîts di Dammâj kecuali kebaikan, ilmu, pengajaran, persatuan, tahqîq, dan hifzh (hafalan). Kami tidak menginginkan timbulnya problem sama sekali, tidak problem antara syaikh dengan syaikh, tidak pula antara teman dengan teman, tidak pula antara murid dengan murid. Keamanan wahai saudaraku fillâh merupakan salah satu nikmat dari sekian banyak nikmat Allah. Keamanan dan penjagaan atasnya, baik keamanan Dammâj, atau keamanan Ma'had, atau keamanan negeri secara keseluruhan. Keamanan ini termasuk nikmat Allah �. Oleh karena itu hilangnya keamanan bukanlah perkara remeh, namun merupakan bahaya yang sangat besar, dan dosanya di sisi Allah sangatlah besar. Hati-hatilah jazâkumullâh khairan. Al-Walad (si anak) Yahyâ adalah anak kalian. Al-Wal ad Yahyâ bârakallâhu fîkum adalah anak kalian. Katakankan : "Harus demikan," atau "Permasalahan tersebut harus ditinjau oleh para 'ulama!", dalam rangka menjaga kelanggengan, kebaikan, dan persatuan. Persatuan itu demi Allah merupakan nikmat yang sangat besar. Dengannya bersatulah hati-hati, dengan sikap saling bersatu, saling menyayangi, saling bersikap lembut, dan saling menasehati maka hati-hati ini pasti bersatu, dan pasti pula Allah akan mengarahkan hati-hati hamba-hamba-Nya kepada kalian dan selain kalian dari berbagai ma'had Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Walhamdulillâh hamdan katsîran thayyibah (segala puji milik Allah dengan pujian yang sangat banyak dan baik) atas nikmat yang agung ini, nikmat Islam dan nikmat Iman. Alhamdulillâh atas nikmat saling memberi nasehat." [ KENAPA NKENAPA NKENAPA NKENAPA NASEHAT ASEHAT ASEHAT ASEHAT DAN DAN DAN DAN TEGURTEGURTEGURTEGURAN AN AN AN INI DISAMPAIKAN SECARA TERBUKA?INI DISAMPAIKAN SECARA TERBUKA?INI DISAMPAIKAN SECARA TERBUKA?INI DISAMPAIKAN SECARA TERBUKA? ] Mungkin ada yang bertanya : Kenapa engkau tidak menasehati Al-Hajûri hanya empat mata saja, khusus antara engkau dan dia? Maka kami jawab : Kedustaan dia (Yahyâ Al-Hajûri) telah mencapai berb agai penjuru dunia . Kalau seandainya kedustaan itu hanya antara aku dan dia saja (yang tahu), maka nasehat tersebut akan terjadi khusus antara aku dan dia pula. Namun kedustaannya telah mencapai berbagai penjuru dunia. Dia memiliki banyak kedustaan , sengaja aku pilih hanya tiga kedustaan tersebut karena untuk menghemat waktu, dan karena buktinya sangat jelas. Kedustaan Pertama terkait dengan Ad-Duwaisy, para masyâikh sebagai saksi dan mereka masih hidup walhamdulillâh. Kedustaan dia [yang kedua] atas nama Asy-Syaikh Rabî', para masyâikh sebagai saksi dan Asy-Syaikh Rabî' pun sebagai saksi dan beliau masih hidup. Kedustaan dia [yang ketiga] dalam masalah Al-Jâmi'ah, telah tersebar di seluruh dunia melalui internet dan malzamah. Oleh karena itu, karena kedustaannya telah mencapai berbagai penjuru dunia, maka kami nasehati dia (Al-Hajûri) dengan bentuk nasehat yang juga mencapa i berbagai penjuru dunia insyâ`allâh, nasehat agar bertaubat dan rujuk kepada Allah �. [KESIMPULAN DAN PENUTUPKESIMPULAN DAN PENUTUPKESIMPULAN DAN PENUTUPKESIMPULAN DAN PENUTUP ]

Demi Allah, sungguh saya sangat ta'ajjub dengan kedustaan pertama , kedustaan terkait dengan Ad-Duwaisy yang terjadi pasca ijtimâ' pada bulan Rajab tahun lalu. Ketika aku mendengar kedustaan tersebut, saya berdo'a kepada Allah � agar Dia menampakkan al-haq. 39) Saya berdo'a kepada Allah agar Dia menampakkan al-haq dan saya bersabar, sebagai bukti bagi sabda Rasulullâh � :

» للظالم حتى إذا أخذه لم يفلتهيإن اهللا ليمل«

39 Sungguh benar Rasulullah � yang telah berkata :

»هظلوم، فإنة الموعق داتاهللاو نيبو هنيب سلي ابحج « "dan takutlah engkau dari do'a seorang yang terzhalimi, karena do'a orang yang terzhalimi tidak terhalangi oleh hijab (penghalang) antara dia dengan Allah." [Muttafaqun 'alaihi , dari shahabat Ibnu'Abbâs h] Sungguh Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb telah dizhalimi oleh Yahyâ Al-Hajûri. Dengan penuh kesabaran beliau menahan diri sambil berdo'a kepada Allah � untuk menampakkan hakekat permasalahan yang sebenarnya, bahwa Al-Hajûri telah berdusta. Akhirnya Allah � tampakkan sifat asli dari Yahyâ Al-Hajûri di hadapan umat manusia. Semoga Allah � melindungi kita semua.

Page 23: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

٢٣

Nasehat dan Teguran

Sesungguhnya Allah benar-benar membiarkan seorang yang zhalim, hingga ketika Allah mengadzabnya maka Allah tidak akan meloloskan dia (dari adzab tersebut). Kemudian Nabi 'alaihish shalâtu was salâm membaca ayat :

�{d��c��b��a�������`��_��~��}e��j��i���h����g��f��z ١٠٢: هود Dan begitulah adzab Rabmu, apabila Dia mengazdab penduduk negeri-negeri yang berbuat zhalim. Sesungguhnya adzab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras. [Hûd : 102] Hadits muttafaqun 'alaihi dari shahabat Abû Mûsâ Al-Asy'ari �. 40)

Tiba-tiba datang kedustaan kedua ."Sesungguhnya Allah benar-benar membiarkan seorang yang zhalim, hingga ketika Allah mengadzabnya maka Allah tidak akan meloloskan dia (dari adzab tersebut)." Kedustaan ketika haji yang dilakukan di negeri al-harâm (Makkah), pada bulan haram (Dzulhijjah), pada hari yang haram pula (yaitu hari pelaksanaan haji), dan itu terjadi di rumah Asy-Syaikh Rabî', bahwa Asy-Syaikh Rabî' mengatakan tentang orang-orang yang keluar dari Dammâj adalah orang-orang fajir atau fasiq. Sejak aku mendengar berita tersebut, terbesit pada hatiku bahwa itu merupakan kedustaan, namun demikian aku katakan : Allah pasti akan menampakkan al-haq. Benar, datang berita dari Asy-Syaikh Rabî' bahwa itu adalah dusta , dan bahwa beliau sama sekali tidak mengucapkan perk ataan tersebut. Seakan Asy-Syaikh Rabî' waffaqahullâh bersabar atas kedustaan atas nama dirinya sebagaimana aku telah bersabar atas kedustaan atas namaku dalam masalah Ad-Duwaisy dan kedustaan lainnya. Setelah kedustaan atas nama Asy-Syaikh Rabî', tiba-tiba datang kedustaan ketika membantah Asy-Syaikh Al-Jâbiri , ketika dia (Yahyâ) mengatakan bahwa dirinya tidak pernah mengatakan ucapan tersebut terhadap Al-Jâmi'ah Al-Islâmiyyah. Kita katakan : Yâ Subhânallâh! Maka Allah enggan kecuali membongar orang ini dan m enampakkan hakekat dia sebenarnya, BAHWA DIA ADALAH KADZDZÂB (PENDUSTA), BAHWA DIA TELAH BERDUSTA. KEDUSTAAN SETELAH KEDUSTAAN SETELAH KEDUSTAAN DAN BERBAGAI KEDUSTAAN LAINNYA YANG SANGA T BANYAK. Namun, sebagaimana telah aku katakan kepada kalian, para masyâikh tersebut sebagai saksi dan Allah � adalah sebaik-baik saksi. Saya memohon kepada Allah � agar mengokohkan aku dan kalian serta segenap kaum muslimin di atas Al-Kitab dan As-Sunnah, serta. Dan semoga Allah memberikan taufiq-Nya terhadap kita semua, kepada apa yang dicintai dan diridhai-Nya. Saya memohon kepada Allah agar menjadikan ilmu yang kita pelajari sebagai hujjah yang membela kita, bukan hujjah yang memberatkan kita, dan agar Dia memberikan manfaat dengan ilmu yang kita pelajari dan mengajari kita apa yang bermanfaat bagi kita, sesungguhnya Dia Maha Mendengar do'a. Sampai di sini.

.وصلى اهللا على نبينا حممد وآله وسلم

� � �

40

HR. Al-Bukhâri no. 4686, Muslim no. 2583.

Page 24: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

٢٤

Nasehat dan Teguran

KHATIMAH Dalam nasehat dan tegurannya di atas, Asy-Syaikh Al-Wâlid Ash-Shabûr Al-Waqûr Al-'Allâmah Muhammad bin 'Abdil Wahhâb menyampaikan dan menegaskan : 1. Bahwa dakwah salafiyyah ini merupakan salah satu nikmat Allah � yang terbesar. Dakwah ini

merupakan dakwah yang mubarâkah, baik, dan bermanfaat, yang tegak di atas ilmu, tauhid, dan sunnah, serta tegak di atas sakinah, ketenangan, dan di atas iman. Mengajak kepada persatuan antara kaum mukminin dan saling mencintai antara mereka.

2. Beliau mengingatkan pentingnya persatuan, kecintaan, kasih sayang, dan ukhuwwah antar Ahlus Sunnah wal Jama'ah.

3. Bahwa dakwah ini merupakan berkat anugerah Allah � kemudian berkat jasa para 'ulama kibâr. Maka wajib atas kita untuk menjaganya dakwah tersebut, serta menjaga persatuan dan ukhuwwahnya. Sungguh itu lebih baik untuk kita daripada dunia dan seisinya. Kita harus bertaqwa kepada Allah dan beristiqamah di atas Al-Kitab dan As-Sunnah. Kita harus berada di atas apa yang para 'ulama kibâr tersebut berada di atasnya, yaitu persatuan, saling mencintai, saling menyayangi, saling lembut.

4. Beliau menyambut baik nasehat Asy-Syaikh Rabi' Al-Madkhali dan Asy-Syaikh 'Ubaid Al-Jâbiri. Beliau meminta kepada beliau berdua, serta kepada para 'ulama ahlus sunnah wal jama'ah lainnya, untuk terus memberikan dan menambah nasehat-nasehatnya kepada anak-anak didiknya para ahlus sunnah di Yaman.

5. Beliau menasehatkan dan mengingatkan Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûri untuk senantiasa mendengar dan menerima nasehat dan bimbingan para 'ulama. Hendaknya ia membuka dadanya dan menerima segala nasehat dan bimbingan tersebut, tanpa ada ke marahan sedikitpun, tidak pula emosi .

6. Beliau mengingatkan segenap Ahlus Sunnah, untuk waspada dari para penyusup dan pemecah belah barisan persatuan dan kesatuan Ahlus Sunnah. Di antaranya adalah para nammâh (tukang namîmah).

7. Beliau mengingatkan para penuntut ilmu hendaknya mereka menyibukkan diri dengan ilmu. Menjauh dari 'katanya dan katanya', dari ghibah dan namimah.

8. Beliau juga mengingatkan Asy-Syaikh Yahyâ agar benar-benar menjaga keutuhan persatuan Ahlus Sunnah dan kasih sayang antar mereka.

9. Beliau juga mengingatkan Asy-Syaikh Yahyâ dan murid-muridnya untuk mengembalikan penyelesaian problem kepada para 'ulama kibâr.

10. Teguran dan peringatan kepada Asy-Syaikh Yahyâ agar menghentikan vonis dan tuduhannya bahwa Asy-Syaikh 'Abdurrahmân hizbi .

11. Beliau juga menegur keras Asy-Syaikh Al-Hajûri serta memintanya untuk bertaubat kepada Allah atas ucapannya yang sangat tidak senonoh, yaitu per intah untuk mengencingi Bayân Ma'bar, dan ucapannya tentang ijtimâ' Al-Hudaidah bahwa itu muhdats . Namun sayang dan sangat disesalkan, nasehat mulia dari seorang 'alim yang bijak dan mulia ini, tidak bermanfaat bagi Al-Hajûri. Nasehat dari gurunya sendiri ini sama sekali tidak menyentuh hatinya, sama sekali tidak membuatnya takut kepada Allah � yang kemudian mengantarkannya untuk beristighfar dan bertaubat kepada-Nya. Malah justru dia hendak mungkir dan menututupi kesalahan tersebut dengan kedustaan!

12. Tidak lupa beliau juga menyampaikan nasehat khusus kepada ahlu Dammâj, agar juga berupaya menjaga kondisi Ma'had Dammâj sebagaimana kondisinya pada masa Asy-Syaikh Muqbil. Pada masa itu Dammâj benar-benar penuh dengan ilmu, dakwah, nasehat, persatuan, kasih sayang, dan kecintaan. Hendaknya ahlu Dammâj berani menegur Asy-Syaikh Yahyâ sekalipun, jangan membantu dan membelanya dalam kesalahannya.

13. Kemudian Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdul Wahhâb -sang 'alim yang arif dan bijak ini, serta sangat menaruh kasih sayang terhadap umat ini- membongkar kedustaan-kedustaan Yahyâ Al-Hajûri. Di antaranya, tiga kedustaan yang paling jelas buktinya, yaitu : - Pertama : Menyatakan bahwa Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb siap menjamu Ad-

Duwaisy. Ini dusta atas nama Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb. - Kedua : Mengatakan, bahwa Asy-Syaikh Râbi telah mengatakan : orang-orang yang keluar dari

Dammâj adalah orang-orang fajir atau orang-orang fasiq. Padahal Asy-Syaikh Rabi' tidak pernah sama sekali mengucapkan kalimat tersebut, ini kedustaan atas nama beliau.

- Ketiga : Mengingkari ucapannya sendiri terhadap Al-Jâmi'ah Al-Islâmiyyah. Masih banyak lagi kedustaan-kedustaan lainnya, namun Asy-Syaikh Muhammad sengaja hanya memilih tiga kedustaan saja.

Page 25: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

٢٥

Nasehat dan Teguran

Oleh karena itu beliau menegaskan, bahwa kedustaan Al-Hajûri telah mencapai bebagai penjuru . … Dia memiliki banyak kedustaan. … Maka Allah enggan kecuali membongar orang ini dan menampakkan hakekat dia sebenarnya, BAHWA DIA ADALAH KADZDZÂB (PENDUSTA), BAHWA DIA TELAH BERDUSTA. KEDUSTAAN SETELAH KEDUSTAAN SETELAH KEDUSTAAN DAN BERBAGAI KEDUSTAAN LAINNYA YANG SANGAT BANYAK.

Maka tidak heran pula jika Asy-Syaikh 'Abdurrahmân Al-'Adani hafizhahullâh sampai mengangkat persaksian tentang hakekat Al-Hajûri. Padahal Asy-Syaikh 'Abdurrahmân dikenal sebagai seorang 'alim yang bertaqwa, berakhlaq mulia, tawadhu', lembut, penyabar, dan sangat bijak. Namun kali ini beliau hafizhahullâh memberikan persaksiannya sebagai berikut :

والتقـوى وحتـري وما أكثر الكذبات وأنواع املكر واملراوغات اليت ثبتت على احلجوري مع تظاهره بالـصالح سـتكتب ( ومن هنا فإين أسجل شهادة تدينا أعلم أن اهللا سبحانه سيسألين عنها يوم القيامـة .الصدق واألمانة

: فأقول فيها )شهادتهم ويسألون فجـورا يف أقسم باهللا العظيم أنين ال أعرف منذ طلبت العلم إىل اآلن أحدا ممن ينسب إىل العلم والصالح أشـد

وهو مع أوصافه تلك شديد احلذر ،اخلصومة وحقدا ، وأعظم كذبا ومراوغة ومكرا من حيىي بن علي احلجوري واهللا ( : وصدق اهللا إذ يقـول ، ولكن يأىب اهللا سبحانه وتعاىل إال فضيحة املبطلني ،من أن تظهر عليه هذه األمور

)مخرج ما كنتم تكتمون

"Sungguh betapa banyak kedustaan dan berbagai makar serta tipu daya yang terbukti secara pasti dari Al-Hajûri, padahal dia selalu berupaya menampakkan dirinya dengan kebaikan, taqwa, dan seolah-olah memperhatikan kejujuran serta amanah. Maka dari sini saya menulis persaksian, dalam rangk a ber taqarrub (kepada Allah), dan saya tahu bahwa Allah � pasti akan meminta pertanggungjawaban dariku atas persaksian ini pada Hari Kiamat kelak. (Allah berfirman :) "Pasti persakian mereka akan ditulis, dan pasti mereka akan ditanya."

Maka saya tegaskan : Saya bersumpah atas nama Allah yang Maha Agung, sun gguh saya tidak pernah tahu semenjak saya mulai menuntut ilmu hingga sekarang, seorang y ang menisbahkan dirinya kepada ilmu dan kebaikan, namun ternyata dia paling besar kefajiran dan paling besar kedengkiannya dalam berselisih serta paling besar kedustaan, penentanga n, dan makarnya dibanding Yahyâ bin 'Ali Al-Hajûri. Dia dengan sifat-sifat (jelek) tersebut, me nampakkan bahwa seolah-seolah dirinya sangat menghindar dari sifat-sifat tersebut. Namun Allah e nggan kecuali terbongkarnya para pembawa kebatilan. Maha Benar Allah ketika Dia berfirman : "Allah pasti menampakkan apa yang selama ini kalian sembunyikan … ." "

Di antara bukti benarnya kesimpulan Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Al-Wushâbi bahwa Yahyâ Al-Hajûri sebagai kadzdzâb yang telah banyak berdusta , adalah jawaban sekaligus penegasan Asy-Syaikh Al-'Allâmah Al-Wâlid Ahmad bin Yahyâ An-Najmi v, ketika beliau ditanya tentang ucapan Al-Hajûri berikut ini :

ويقول عن الشيخ صاحل آل الشيخ أن مسلكه إخواين وهو يقدم احلزبيني على السلفيني ويقصص يف : السائل ( ) .كذا(حليته

Dia berkata tentang Asy-Syaikh Shâlih Alu Asy-Syaikh bahwa cara berpikirnya adalah cara berpikir ikhwani, dan dia lebih mengutamakan hizbiyyîn dibanding salafiyyîn, dan dia juga memotong lihyah (jenggot)nya.

Maka Asy-Syaikh An-Najmi v menjawab :

) .!كذب،!كذب،!كذب،!كذب (:الشيخ ـرمحه اهللا ـ

"Dia telah berdusta! dia telah berdusta! dia telah berdusta! dia telah berdusta!!"

Page 26: Nasehat dan Teguran Keras Guru yg Arif & Bijak terhadap Murid yg tidak Beradab dalam Berucap & Bertindak

Éí‡jÛa@õbärÛaÉí‡jÛa@õbärÛa@@

٢٦

Nasehat dan Teguran

Demikianlah Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb sebagai seorang 'ulama yang arif dan bijak memberikan nasehat dan tegurannya terhadap salah satu muridnya yang tidak beradab dalam berucap dan bertindak. Sungguh suatu nasehat yang sangat mahal dan berharga. Nasehat dari seorang yang penuh rahmat, kasih sayang, dan lembut terhadap umat. Karena beliau menasehatkan untuk menghormati, menghargai, dan merujuk kepada para 'ulama serta membela kehormatan dan harga diri mereka. Menasehatkan agar mau mendengar segala bimbingan dan arahan para 'ulama. Menasehatkan untuk menghentikan fitnah, waspada dari para penyusup dan pemecah belah, serta senantiasa menjaga persatuan, ukhuwwah, kasih sayang, kecintaan, dan keutuhan barisan Ahlus Sunnah. Demikian juga karena beliau membimbing dan mengingatkan para thullâbul 'ilmi untuk ingat dengan tujuan dan tugas utama mereka, yaitu belajar dan sibuk dengan ilmu. Jangan sibuk dengan ghibah, namimah, "katanya dan katanya", jangan pula sibuk dengan celaan, caci maki, mencari aib saudaranya, apalagi sampai ikut-ikutan mencela 'ulama. Sekali lagi, sungguh ini merupakan nasehat yang penuh kasih sayang, penuh rahmat, sekaligus nasehat yang sangat indah dan berharga.

Sekaligus, dari peringatan beliau hafizhahullâh, kita tahu kondisi orang yang selama ini terus mengobarkan api fitnah di Yaman.

- Nasehat para kibâr masyâikh melalui ijtimâ' Ma'bar dia tolak dan ia lecehkan dengan cara ia perintahkan untuk dikencingi.

- Nasehat para kibâr masyâikh Dakwah Salafiyyah melalui ijtimâ' Al-Hudaidah ia bantah dan ia nyatakan sebagai bid'ah.

- Nasehat gurunya sendiri Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Al-Wushâbi juga ia bantah, berikut harga diri dan kehormatan gurunya juga ia rendahkan dan ia caci maki.

- Nasehat Asy-Syaikh 'Ubaid Al-Jâbiri hafizhahullâh ia tolak, sang syaikh pun ia caci maki dan ia hinakan sedemikian rendahnya.

- Bahkan tak ketinggalan juga, nasehat sang Imâmul Jarhi wat Ta'dîl pun ia tolak dan ia bantah. Maka kira-kira siapa lagi yang bakal mempan nasehatnya buat Al-Hajûri? Nasehat siapa lagi yang

akan ia dengar kalau nasehat para 'ulama kibâr Ahlus Sunnah sudah ia lecehkan dan ia caci maki. Yang sangat disesalkan segala penolakan, pelecehan, pengrendahan, dan caci maki dengan kata-kata yang kotor dan keji itu semua dilakukan oleh Al-Hajûri dihadapan ribuan muridnya. Maka kira-kira bagaimana kedudukan dan kehormatan para 'ulama kibâr tersebut di hadapan para muridnya tersebut? Di atas cara dan pola yang demikianlah, Al-Hajûri mentarbiyyah ribuan muridnya di Ma'had Dammâj!!!

Semoga Allah mengembalikan Ma'had Dammâj tercinta sebagaimana sedia kala pada masa Asy-Syaikh Al-'Allâmah Al-Muhaddits Al-Wâlid Al-Murabbi Muqbil bin Hâdi Al-Wâdi'i v, yang penuh suasana ilmiah, persatuan, mahabbah, mawaddah, dan ta'âwun yang sangat kental dan sangat erat antara ahlus sunnah

. ونسأل اهللا أن يوفقنا ملا حيب ويرضى.اللهم إنا نعوذ بك من شر الفنت ما ظهر منها وما بطن .وصلى اهللا على حممد وعلى آله وصحبه وسلم

diterjemahkan dan diberi keterangan oleh :

Abû 'Umar bin 'Abdil Hamîd

selesai pada 10 Dzulhijjah 1429 H

[email protected]