motto dan persembahan -...

117

Upload: others

Post on 10-Jul-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah
Page 2: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

1

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Saya Percaya kekuatan ilmu. Saya juga yakin kekuatan pengetahuan.

Namun, saya jauh lebih yakon dengan kekuatan TARBIYAH (Sayyid

Quthb)”

3 JANJI ALLAH : Jika Kalian Bersyukur KepadaKu maka Aku akan tambahkan (Nikmat-Ku kepada

kalian (Q.S Ibrahim : 7) Ingatlah Kepada-Ku Niscaya Aku Ingat Kepada kalian (Q.S Al-Baqarah 152) Berdoalah Kepada-Ku pasti Aku kabulan untuk kalian (Q.S Gafir : 60)

Bukannlah diriku yang hebat,

tetapi Allah memudahkan segalanya untukku.

(M-27)

PERSEMBAHAN

- Untuk Kedua Orangtua Tercinta

- Untuk Mama Mia dan Papa Mia Tersayang

- Untuk Kakak-Kakak dan Adik-Adik Tersayang

Page 3: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam, pemilik segala rahmat,

kurunia dan ampunan, yang telah melimpahkan hidayah dan kekuatan sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsiini tepat pada waktunya yang

berjudul : “Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Pembentukkan Karakter Anak

di Desa Mananggu, Kec. Mananggu Kab. Boalemo Prov. Gorontalo”.

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd), Prodi Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo.

Penulis menyadari Bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit

kesulitan yang penulis alami, namun berkat karunia dari Allah SWT yang disertai

dengan usaha dan kerja keraspenulis serta bimbingan dosen dan bantuan dari

berbagai pihak, maka Alhamdulillah kesulitan-kesulitan iti dapat teratasi.

Oleh karena itu sebagai ungkapan rasa bangga, penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada semua pihka yang telah membantu penulis pada

penyelesaian skripsi ini baik moril maupun materil terutama kepada :

1. Dr. Lahaji, M. Ag selaku Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo, yang telah

memberikan fasilitas pembelajaran selama proses pendidikan.

2. Dr. Sopyan Ap. Kau, M.Ag. Dr. Ahmad Faisal, M.Ag, Dr. Mujahid

Damopolii, M.Pd selaku Wakil Rektor I,II, dan III IAIN Sultan Amai

Gorontalo yang telah memberikan fasilitas kepada penulis selama

menempuh pendidikan di IAIN Sultan Amai Gorontalo.

3. Dr. H. Lukman Arsyad, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo yang telah memberikan motivasi

kepada penulis selama menjalani pembelajaran di IAIN Sultan Amai

Gorontalo.

Page 4: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

4. Dr. H. Muh. Hasbi, M.Pd, Dr. Hj. Lamsike Pateda, M.Pd, Dr. H. Arten H.

Mobonggi, M.Pd selaku Wakil Dekan I,II, dan III Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo yang telah memberikan

semangat kepada penulis untuk menyelesaikan studi di IAIN Sultan Amai

Gorontalo.

5. Dr. H. Razak Umar, M.Pd dan Dr. Hj. Munirah selaku ketua prodi

Pendidikan Agama Islam beserta seluruh stafnya yang selalu memberikan

semangat, motivasi, dukungan dan arahan kepada penulis selama proses

pembelajaran di IAIN Sultan Amai Gorontalo.

6. Dr. H. Lukman Arsyad, M.Pd dan Dr. Zohra Yasin, M.HI sebagai

pembimbing I dan II dalam penulisan skripsi ini, yang dengan sabar, tekun,

dan teliti dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam

menyusun skripsi ini.

7. Irwan H. Yusuf Selaku Kepala Desa, Desa Mananggu, seluruh tenaga staf

dan masyarakat Desa Mananggu yang telah menerima dan membantu

penulis dalam memperoleh data-data informasi yang dibutuhkan oleh

penulis.

8. Ahmad Zaenuri, M.Pd.I, sebagai pembimbing dan Ibu Dra. Hadijah Urias

H. Yusuf Yusuf, sebagai pamong PPL di MAN I Kota Gorontalo dan

Rekan-rekan PPL ( Lidya, Elma, Yanti, Mila, Musdar dan Karnanto).

9. Kusumawaty Matara, M.A, sebagai pembimbing KKS-T di Desa Buata, dan

Rekan-rekan KKS-T (Fitri, Zenab, Silya, Alwiyyah, Linda, Dewi, Hamdan,

Asis, dan Nazli).

10. Hartono Datau dan Hartin Tune, sebagai Ayahnda dan Ibunda Desa Buata,

ketika KKS-T di Desa Buata.

11. Seluruh staf Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo yang telah

membagikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama proses pembelajaran

di IAIN Sultan Amai Gorontalo.

12. Mama Mia dan Papa Mia yang telah membiayai pendidikan penulis dari

Sekolah Dasar sampai Aliyah.

Page 5: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

13. Amin Pakaya dan Raihan T. Giu, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah

payah tak kenal lelah dan letih, panas dan hujan, berbagai upaya dan sabar,

mendidik, membimbing, dan mendo’akan serta membiayai penulis selama

kuliah hingga selesainya skripsi ini.

14. Seluruh staf administrasi bagian akademik pada fakultas ilmu tarbiyah dan

keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo yang telah memberikan pelayanan

yang baik selama studi.

15. Seluruh rekan mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang tidak

dapat disebutkan satu persatu, yang telah membarikan warna tersendiri pada

perjalanan panjang penulis, terkhusus buat PAI C 2015 (Nurmin, Nur’Ain,

Nur Azmi, Prisca, Ratna, Rosmawati, Riska, Ningsih, Ningsi, Nangsi,

Nurafni, Oktaviani, Nurmiyanti, Yanti, Musdar, Rizal, Tomi, Ipul, Rian,

Rumas, Galang, Rifandi, dan Yowan selama menimba ilmu di IAIN Sultan

Amai Gorontalo.

16. Seluruh Pengurus HMJ-PAI 2018 yang telah bersedia bekerja sama dalam

organisasi.

17. Seluruh Anak-anak LDK-MPM yang telah menjaga imanku selama kuliah.

18. Seluruh Sanad Keluarga (A, Teti, Mama ou, om Imu, kaka Hisam, Aci, Bibi

Wia, Bibi Nuna, Pasisa, Kaka Nain, Tata Iya, Tata Ira, Mama Firah, Bunda

Hindun, cici mia, amirah, iin, dan Ma’Kuni) yang selalu mendukung

pendidikan penulis.

Akhirnya, tidak ada kaya yang indah dan mulia yang dapat penulis sampaikan,

seain ucapan terima kasih atas semua bantuan dengan iringan do’a semoga

segala bantuan semua pihak akan diberikan imbalan pahala yang berlipat ganda

oleh Allah SWT.

Amin yaa rabbal ‘alamin…

Gorontalo, 14 Juli 2019 Penulis

Mufida Pakaya NIM. 151012155

Page 6: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................. ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR DAFTAR GAMBAR .................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5 C. Pengertian Judul dan Definisi Oprasional ........................................ 5 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 8 E. Telaah Pustaka .................................................................................. 9

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 11 A. Kajian Teori ................................................................................... 11

1. Pengertian Pengaruh................................................................. 11 2. Pola Asuh Orangtua ................................................................. 11

A. Pengertian Pola Asuh ......................................................... 11 B. Jenis-jenis Pola Asuh Orangtua ......................................... 12

a. Pola Asuh Otariter ........................................................ 13 b. Pola Asuh Demokratis ................................................. 14 c. Pola Asuh Primitif ........................................................ 15

B. Karakter Anak ................................................................................ 16 1. Pengertian Karakter Anak ........................................................ 16 2. Nilai-nilai Karakter Anak ......................................................... 21 3. Proses Pembentukkan Karakter Anak ...................................... 24 4. Metode Membentuk Karakter Anak di Keluarga ..................... 30

C. Kerangka Berfikir........................................................................... 32 D. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 33

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 35 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian..................................................... 35

1. Jenis Penelitian ......................................................................... 35 2. Pendekatan Penelitian .............................................................. 35

B. Lokasi Penelitian ............................................................................ 36 C. Popolasi dan Sampel ...................................................................... 36 D. Variabel-Variabel Penelitian .......................................................... 37 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 38

Page 7: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 39 1. Uji Instrumen ........................................................................... 39 2. Pengujian Hipotesis .................................................................. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 43 A. Gambaran Umum Objek Penelitian................................................. 43

1. Sejarah Berdirinya Desa Mananggu......................................... 43 2. Administrasi Wilayah............................................................... 44 3. Kondisi Geografis Wilayah ...................................................... 44 4. Kependudukan.......................................................................... 45

B. Pengolahan Data ................................................................................ 47 1. Uji Coba Validitas Angket ............................................................. 47 2. Uji Reliabilitas Angket ................................................................... 47

C. Deskripsi dan Analisis Data .............................................................. 48 1. Pola Asuh Orangtua ....................................................................... 48 2. Pembentukkan Karakter Anak ....................................................... 50

D. Analisis Korelasi ................................................................................. 52 E. Pengujian Hipotesis ............................................................................ 53 F. Pembahasan ........................................................................................ 57

1. Pola Asuh Orangtua ....................................................................... 57 2. Pembentukkan Karakter Anak ....................................................... 59 3. Pengaruh Pola Asuh Orangtua terhadap Pembentukkan Karakter

Anak ............................................................................................... 60

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 63 A. Kesimpulan .......................................................................................... 63 B. Saran ..................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 65

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................... 66

Page 8: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Populasi Penelitian ................................................................ 34

Tabel 3.2 Bobot Skor dan Alternatif Jawaban Angket .................................. 37

Tabel 3.3 Data Pedoman ................................................................................ 40

Tabel 4.1 Data Masyarakat ............................................................................ 43

Tabel 4.2 Hasil Ringkasan Uji ReliabilitasVariabel X dan Y ........................ 44

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel X .................................................... 46

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Y .................................................... 48

Page 9: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ..................................................................... 32

Gambar 3.1 Variabel Penelitian ..................................................................... 35

Gambar 4.1 Diagram Variabel X .................................................................. 47

Gambar 4.2 Diagram Variabel Y .................................................................. 49

Page 10: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Orangtua adalah guru utama buat anak-anaknya, maka dari itu orangtuanya merupakan pusat sentral yang dijadikan sorotan dalam perkembangan anak baik perkembangan fisik dan psikis, dan itu harus diperhatikan setiap orangtua sebagai upaya untuk membangun manusia seutuhnya.

Dapat dilakukan usaha untuk meningkatkan kesehatan anak sedini mungkin yakni semasih anak dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupanya, terlihat bagaimana anak mempertahankn kelangsungan hidupnya sekaligus, meningkatkan kualitas hidup anak agar dapat tumbuh kembang secara optimal baik secara fisik, emosional, mental maupun sosial serta memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetikannya.

Optimalisasi perkembangan anak dalam kehidupan bermsyarakat itu akan tergntung bagaimana dengan orang-orang disekitar lingkungan mereka berada, lebih-lebih kedua orang tuanya. Hal itu akan menentukn kepribadian anak untuk kehidupannya dimasa mendatang.1

Perlu dipahami terlebih dahulu pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang menyamakan antara pertumbuhan perkembangan. Padahal, sejatinya keduanya memlki cakupan makna yang berbeda-beda. Dalam ilmu psikologi, istilah pertmbuhan digunakn untuk menyatakan perubahan-perubahan fisik yang secara kuantitatif semakin lama semakin besar atau panjang. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil proses pematangan fungsi dalam perjalanan waktu tertentu.

Selain itu, bisa juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau jasmaniah) yang hereditas dalam bentuk proses aktif berkesinambung.

Proses pertumbuhan akan berlangsung ecara terus-menerus bersamaan dengan berjalannya waktu sampai seorang anak menjadi dewasa (tua). Semakin bertambah usia seorang anak, maka secara normal berubah pula pertumbuhannya. Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur berat, panjang, dan lingkaran.

Jadi pertumbuhan lebih menekankan pada bertambahnya ukuran fisik seorang anak, sedngkan perkembangan lebih menitik beratkan pada psikis atau

1 http://mpsi.umm.ac.id/files/file/175-179 Israfil.pdf. Diakses pada tanggal 02 Desember

2017, pukul 05.20

Page 11: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

kejiwaan anak, sehingga itu perkebangan dan pertumbuhan anak akan berpengaruh pada karakter seorang anak, dan ini menjadi salah satu kewajiaban orangtua untuk memprhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. 2

Pola Asuh merupakan proses didalam keluarga interaksi orangtua dan anak. Pola asuh diterapkan sejak anak lahir dan disesuaikan dengan usia serta tahap perkembangan dan pertmbuhanyya, kegiatan pengasuhan dilakukan dengan mendidik, membimbing, mengarahkan, memberi perlindungan serta pengawasan terhadap anak, pengalaman dan pendapat individu menjadikan perbedaan penerapan pola asuh orangtua terhadap anak.

Pola asuh mulai diterapkan sejak anak lahir dan disesuaikan dengan usia serta tahap perkembangan anak, contohnya pada anak usia 10-12 tahun. Usia 10-12 tahun termasuk dalam rentang usia sekolah (6-12 tahun), dimana usia tersebut memiliki berbagai karakteristik perkembangan, Misalnya: perkembangan kognitif, moral, sosial, dan biologis.

Perkembangan dalam kognitif menjadikan anak mulai berpikir rasioanl tentang banyak hal, termasuk semua hal yang terjadi dan berkaitan dengan dirinya konsep diri yaitu pengetahuan seseorang tentang dirinya, gabungan anatra sikap dan perasaan yang dilakukan secara sadar.

Konsep diri mempunyai lima komponen, yaitu ideal diri, harga diri, citra tubuh, identitas, dan peran, konsep diri anak usia 10-12 tahun berkembang sejalan dengan karakteristik yang terjadi dimna kelima komponen tersebut bisa saling mendukung.

Pengalaman yang diperoleh dan cara pndang dalam menanggapi perkembangan karakterstik akan berbeda pada tiap individu. Hal ini dapat membuat konsep diri anak usia 10-12 tahun berbeda yang satu sama lain.3

Ciri dari pola asuh pola asuh demokratis yaitu: ada kerja sama antar orangtua dan anak, anak diakui sebagai pribadi. terdapat bimbingan, pengarahan dan pengawasan dari orangtua. Ada kontrol orang tua terhadap anak tidak kaku.4

Anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, lalu tumbuh sedang dalam dirinya mengkristal banyak pengaruh yang mengukir kepribadiannya, akhlaknya, dan kecenderungan-kecenderungannya sedemikian rupa. Hanya saja, pengaruh yang paling kuat dan paling kekal adalah penagruh yang datang dari lingkungan keluarga dimana dia hidup dan berkembang sejak kecil.

2 Muhammad Fadillah, Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini:

Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013) h. 49-50 3 http://ejournal-s1.undip.ac.id/indekx.php/jnursing. Diakses pada tanggal 02 Desember

2017 pukul 20.59 4 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensioal

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), h. 101

Page 12: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Di zaman sekarang pengaruh keluarga itu melemah, karena kondisi-kondisi sosial, politik maupun peradaban yang cenderung membantu anak itu untuk terlepas dari dominasi orangtua. Di samping saat ini keluarga telah kehilangan sekian banyak ciri-ciri khasnya sebagai wahana pendidikan.5

Di Desa Mananggu orangtua kurang memperhatikan perkembangan karakter anak, dan kurang memperhatikan pentingnya lingkungan yang baik untuk anak, para orangtua menyeraakan sepenuhnya pembentukkan karakter anak pada lembaga pendidikan formal.

Harapan penulis yang nantinya akan menjadi guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah, tugas utamanya adalah membentuk karakter anak, oleh karena itu sekiranya orang tua punya kerja sama yang baik dengan guru, demi terbentuknya karakter anak, agar orangtua yang ada di Desa Mananggu lebih memperhatikan perkembangan karakter anak, dalam dalam pendidikan keluarga, pendidikan formal, dan lingkungan lingkungan anak, karena orangtua adalah yang pertama bertindak untuk membetuk karakter anak, sebab ada 3 pihak yang bertanggung jawab atas pendidikan anak, yaitu, orang tua, lingkungan atau masyarakat, dan pemerintah.

Sebagaimana dalam UU RI Nomor 35 Tahun 2014 perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. Dalam Pasal 1 ayat 11 dan ayat 12 :

Ayat 11 : Kuasa Asuh adalah kekuasaaan orangtua untuk mengasuh, mendidik, memelihara, membina, melindungi, dan menumbuh kembangkan anak sesuai dengan agama yang dianutnya dan sesuai dengan kemampuan, bakat, serta minatnya.

Ayat 12 : Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib

dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orangtua, keluarga, masyarakat, negara, pemerintah, dan pemerintah daerah.6

Salah satu ciri yang menonjol dari remaja yang mempengaruhi relasinya

dengan orangtua adalah perjuangan untuk memperoleh otonomi, baik secara fisik maupun psikologis.7

Namun keyataan yang terjadi keluarga tidak telalu memerhatikan atau tidak menyadari pola asuh apa yang mereka gunakan selama ini, sehingga pola asuh yang digunakan tidak konsisten pada satu pola asuh saja dalam pembentukkan karakter anak.

5 Ma’ruf Zuraiq, Cara Mendidik Anak dan Mengatasi Prolemnya ( Bandung: Cv.

Nuansaaulia, 2008), h. 35-36 6 Undang-Undang No. 35 tahun 2014, Perlindungan Anak. 7Yessy Nur Endah Sary, Buku Ajar Psikologi Pendidikan (Yogyakrta : Parama Publishing,

2015) h. 45

Page 13: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian pola asuh apa yang paling menonjol digunakan untuk pembentukkan karakter anak di Desa Mananggu, Kec. Mananggu, Kab. Boalemo, Prov. Gorontalo.

“Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Pembentukkan Karaktar Anak di Desa Mananggu, Kec. Mananggu, Kab. Boalemo, Prov. Gorontalo’’. B. Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh antara pola asuh orangtua dengan

pembentukkan karakter anak di Desa Mananggu, Kec. Mananggu, Kab.

Boalemo, Prov. Gorontalo?

C. Pengertian Judul dan Definisi Operasioanal

Untuk memudahkan dalam memahami judul ini, maka perlu

dikemukakan beberapa pengertian istilah yang terangkai dalam judul

“Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Pembentukkan Karaktar Anak

(Studi Kasus di Desa Mananggu, Kec. Mananggu, Kab. Boalemo, Prov.

Gorontalo)’’

1. Pola Asuh

Pola asuh merupakan bagian dari proses pemeliharaan anak dengan menggunakan tekhnik dan metode yang menitikberatkan pada kasih sayang dan ketulusan cinta yang mendalam dari orangtua. Pola asuh tidak akan terlepas dari adanya keluarga. Keluarga merupakan suatu satuan kekerabatan yang juga merupakan satuan tempat tinggal yang ditandai oleh adanya kerja sama ekonomi dan mempunyai fungsi untuk melanjutkan keturuanan sampai mendidik dan membesarkannya. 8

Pola asuh atau mengasuh anak adalah semua kativitas orng tua yang berkaitan dengan pembentukkanfiksik dan otak. Apabila pola asuh orangtua yang diberikan orangtua kepada anak salah maka akan berdampak ada kepribadian anak itu sendiri.9

8 Mohammad Takdir Ilahi, Quantum Parenting: Kiat Sukses Mengasuh Anak Secara

Efektif dan Cerdas (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 133-135 9 Musaheri, Pengantar Pendidikan (Yogyakarta: IRCiSoD, 2007), h. 133

Page 14: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

2. Karakter

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpatri dalam diri dan terjewantahkan dalam perilaku. Dalam bukunya Muchlass dan Hariyanto, Scerenko mendefinisikan karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas, mental dari seseorang, suatu kelompok, atau bangsa. 10

Menurut Gunarsa Singgih dalam bukunya Psikologi Remaja, pola asuh orang tua adalah dimana sikap orangtua dan cara orangtua dalam mempersiapkan anggota keluarga yang lebih muda dan dewasa, termasuk anak supaya dapat mengambil keputusan sendiri dan bertindak sendiri sehingga mengalami perubahan dari keadaan bergantungan kepada orangtua menjadi berdiri sendiri dan bertanggung jawab. 11, jadi yang dimaksud dengan pola asuh orangtua yaitu cara yang diberkan orang tua dan mendidik, mengarahkan, dan mangawasi baik secara langsung maupun tidak langsung.

3. Anak

Anak merupakan investasi unggul untuk melanjutkan generasi bangsa sebagai kselestarian peradaban, maka pendidikan dan hak-hak anak haruslah diperhatiakan.12 Orangtua mempunya hak dan kewajiban penting dalam menjaga dan memperhatikan hak dan kewajiban anak.13

Anak merupakan amanah (titipan) Allah Swt. Yang harus dijaga, dirawat, dan dipelihara dengan sebaik-baiknya oleh setiap orangtua. Sejak lahir anak telah diberikan berbagai penunjang kehidupannya di masa depan. Bila potensi-potensi ini tidak diperhatikan, nantinya anak akan mengalami hambatan-hambatan dalam pertumbuhan maupun perkembangannya, setiap anak punya watak atau kepribadian yang berbeda-beda, sehingganya kita mendidik anak sesuai dengan keadaan anak tersebut.

Rasulullah Saw. Bersabda :

10 Muchlas dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 41-43 11 Ny. Y. Singgih, Gunarsa dan Gunarsa, Singgih D, Psikologi Remaja (Jakarta: Gunung

Mulia, 2007) h. 109 12 Mansur, Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004)

h. 60 13 Muhammad Baqir Hujjati, Pendidikan Anak Dalam Kandungan (Bogor: Cahaya, 2003)

h. 163

Page 15: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi.” (H.R Bukhari dan Muslim).14

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai 1 tujuan yaitu : a. Mengetahui apakah ada pengaruh antara pola asuh orangtua dengan

pembentukkan karaktar anak (Studi Kasus di Desa Mananggu, Kec.

Mananggu, Kab. Boalemo, Prov. Gorontalo).

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini mempunyai 2 tujuan yaitu : a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan tentang kegunaan pola asuh orang tua terhadap

pembentukkan karakter anak dan untuk meningkatkan mutu karakter

yang baik anak bangsa.

b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi untuk keluarga dalam menerapkan pola asuh orang tua

terhadap pembentukkan karaktar anak (Studi Kasus di Desa

Mananggu, Kec. Mananggu, Kab. Boalemo, Prov. Gorontalo).

E. Telaah Pustaka

Berdasarkan telaah pustaka yang dilakukan peneliti terkait dengan judul yang diteliti, peneliti mengacu pada beberapa penelitian yang sejenis tentang pola asuh orangtua, diantaranya adalah sebagai berikut :

14 Muhammad Fadlillah, Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Didi:

Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD., h. 44-45

Page 16: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

1. Penelitian yang dilakukan oleh Putri Risthari dan Ajat Sudrajat pada

tahun 2015 dengan judul Hubungan antara pola asuh orangtua dan

Ketaatan Beribadah dengan Perilaku Sopan Santun Peserta Didik di

SMP Negeri Se Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman. Adapun hasil

dari penelitian di atas yaitu ada hubungan yang positif dan signi-fikan antara

pola asuh anak dengan perilaku sopan santun peserta didik di seluruh SMP

Negeri Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sle-man. Semakin baik pola asuh

orang tua se-makin baik pula perilaku sopan santun siswa, begitu juga

sebaliknya semakin buruk pola asuh orang tua semakin buruk pula perilaku

sopan santunnya. Dilihat dari persamaannya dengan penelitian ini adalah

terletak pada pola asuh orangtua dan Ketaatan Beribadah dengan Perilaku

Sopan Santun Peserta Didik sedangkan penelitian ini lebih fokus kepada

pola asuh demokrasi terhadap pembentukkan karakter anak.15

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nisha Pramawati dan Elis Hartati

padatahun 2012 dengan judul Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan

Konsep Diri Anak Usia Sekolah (10-12 Tahun). Adapun hasil dari

penelitian di atas yaitu bahwa perbandingan jumlah anak dengan konsep diri

positif dan negatif pada pola asuh demokratis lebih banyak didapatkan

konsep diri positif yaitu 55 orang. Dilihat dari persamaannya dengan

penelitian ini adalah terletak pada pola asuh orangtua dengan konsep diri

15 http://journal.uny.ac.id/index.php/hsjpi. Diakses pada tanggal 27 Desember 2017, pukul.

14.15

Page 17: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

anak usia sekolah (10-12 Tahun). sedangkan penelitian ini lebih fokus

kepada pola asuh demokrasi terhadap pembentukkan karakter anak.16

16 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing. Diakses pada tanggal 27 Desember,

pukul 15.00

Page 18: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari semua (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.17

2. Pola Asuh Orangtua

A. Pengertian Pola Asuh Orangtua

Pola Asuh adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orangtua untuk mendidik anak-anaknya, sabagai perwujudan dari rasa tanggung jawab mereka. 18

Pola asuh adalah suatu sikap atau tindakan yang dilakukan oleh kedua orangtua, yaitu ayah dan ibu dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan anaknya. Bagaimana cara ayah dan ibu agar dapat bekerja sama memberikan disiplin, hukuman, hadiah, perhatian.

Adapun tangapan-tanggapan yang berpengaruh pada pembetukkan kepribadian anak, ini salah satu model awal bagi anak bahwa peran ayah dan ibu sangtlah pnting, peran orangtua dalm mengasuh anak bukan sekedar menjaga anak dari hal-hal negatif tapi harus juga menjaga perkembangan kepribadian anak menjadi insan kamil, yang berbudi pekerti luhur.19

Menurut Gunarsa Singgih dalam bukunya Psikologi Remaja, pola asuh orang tua adalah dimana sikap orangtua dan cara orangtua dalam mempersiapkan anggota keluarga yang lebih muda dan dewasa, termasuk anak supaya dapat mengambil keputusan sendiri dan bertindak sendiri sehingga mengalami perubahan dari keadaan bergantungan kepada orangtua menjadi berdiri sendiri dan bertanggung jawab.20,

17 Hasan Alwi, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional Balai Pustaka, 2005), h. 849 18 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. (Yogyakrta: Pustaka Pelajar, 2009),

h. 350 19 Mohammad Takdir Ilhi, Quantum Parenting: Kiat Sukses Mengasuh Anak Secara

Efektif dan Cerdas (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 134-135 20 Y. Singgih, Gunarsa dan Gunarsa, Singgih D, Psikologi Remaja,. h. 109

Page 19: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Jadi yang dimaksud dengan pola asuh orangtua yaitu cara yang diberikan orang tua dalam mendidik, mengarahkan, dan mangawasi baik secara langsung maupun tidak langsung.

Islam juga memandang keluarga adalah salah satu lingkungan, bahkan lingkungan pertama bagi individu dimana ia beinteraksi dan memperoleh unsur-unsur dan cirri-ciri dasar dari kepribadian, Pola asuh tidak akan terlepas dari adanya keluarga.

Keluarga merupakan suatu satuan kekerabatan yang juga memiliki satuan tempat tinggal yang ditandai oleh adanya kerja sama ekonomi dan mempunyai fungsi untuk melanjutkan keturuanan sampai mendidik dan membesarkannya.21

B. Jenis-jenis Pola Asuh Orangtua

Metode asuh yang digunakan orangtua kepada anak menjadi faktor

utama yang menentukan potensi dan karakter seorang anak. Mendidik atau

mengasuh anak dalam keluarga diharapkan agar anak mampu berkembang

kepribadiannya, menjadi individu yang memiliki sikap positif dan dewasa.

Jenis-jenis pola asuh orangtua ini masing-masing memiliki karakteristik

dan ciri khas yang berbeda sehingga tergantung bagaimana anda

mempraktikannya sebagai tekhnik dan pedoman untuk merawat anak dengan

pendekatan yang berbeda pula.22

a. Pola Asuh Otoriter

Mencerminkan sikap orangtua yang betindak keras dan cenderung diskriminatif. Hal ini ditandai dengan tekanan anak untuk patuh kepada semua perintah dan keinginan kedua orangtua, kontrol yang sangat ketat terhadap tingkah laku anak, anak kurang mendapat kepercayaan dari orangtua, anak sering dihukum.

Apabila anak berhasil dan berprestasi jarang diberi pujian dan hadiah. Pola asuh demikian, mencerminkan ketidakdewasaan orangtua

21 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam ( Jakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h.

352 22 Ibid, h. 353

Page 20: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

dalam merawat anak tanpa mempertimbangkan hak-hak yang melekat pada anak.

Akibatnya, anak semakin tertekan dan tidak bisa leluasa menentukan masa depannya sendiri, sehingga anak tak mampu untuk bersikap dewasa.23

Pola asuh otoriter mempunyai ciri orangtua membuat semua

keputusan anak harus tunduk, patuh, dan tidak boleh bertanya, kekuasaan

orangtua dominan tidak diakui pribadi, Kontrol terhadap tingkah laku anak

sangat ketat. Orangtua menghukum anak jika anak tidak patuh, anak jarang

berkomunikasi dengan orangtua.

Anak dari orangtua otoriter cenderung bersifat curiga pada orang

lain meresa tidak bahagia dengan dirinya sendiri, merasa cangung

berhubungan dengan teman sebaya, cangung menyesuaikan diri pada awal

masuk sekolah dan memiliki prestasi rendah dibandingkan dengan anak-

anak lainnya.24

b. Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang responsif dan memberikan perhatian penuh tanpa mengekang kebebasannya. Dalam pola asuh demokratis, orangtua bersikap fleksibel, responsif, dan merawat.

Orangtua melakukan pengawasan dan tuntutan, tetapi juga hangat, rasional, dan mau berkomunikasi. Anak diberi kebebasan, tetapi dalam peraturan yang mempunyai acuan, batasan-batasan tentang disiplin anak dijelaskan, boleh ditanya, dan dapat dirundingkan, dala hal tertentu perlu ikut campur tangan, misalnya dalam keadaan membahaykan keselamatan anak.25

Prinsip kedisiplinan menjadi cermin dari sikap orangtua untuk memberdayakan anak. Orangtua demokratis menjelskan aturan dan menjelaskan mengapa mereka menuntut anak bertingkah laku tertentu,

23 Mohammad Takdir Ilahi, Quantum Parentin: Kiat Sukses Mengasuh Ana Secara Efektif dan Cerdas,. h.135-136

24 Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 144 25 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam,. h. 356

Page 21: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

orang tua memberikan pemahaman kepada anak. Disiplin yang disebut induction, yaitu tipe disiplin efektif dalam waktu yang lama.26

Pola asuh ini mempunyai ciri orangtua mendorong anak untuk

membicarakan apa yang ia inginkan, ada kerja sama antara orangtua dan

anak. Anak diakui sebagai pribadi yang mampu berfikir sendiri, tetapi Ada

bimbingan dan pengarahan dari orangtua. Ada kontrol dari orangtua yang

tidak kaku.27

c. Pola Asuh Permisif

Orangtua dengan menerapkan pola pengasuhan dengan permisif memberikan kebebasan sepenuhnya kepada anak untuk melakukan sesuatu sesuai kehendaknya, orangtua dengan pola asuh ini memberikan sedikit tuntutan dan menekankan sedikit disiplin.

Anak-anak dibiarkan untuk mengatur tingkah laku mereka sendiri dan membuat keputusan sendiri. Orangtua bersikap serba membiarkan (membolehkan) anak tanpa mengendalikan, tidak menuntut, dan hangat. Pola asuh permisif ini lemah dalam mendisiplikan tingkah laku anak dan kurang medewasakan akan.28

Sebagian besar orangtua di Desa Mananggu menggunakan pola asuh permisif, orangtua acuh tak acuh dengan perkembangan karakter anak, sehingga pembentukkan karakter anak dilingkungan keluarga tidak maksimal.

B. Karakter Anak

1. Pengertian Karakter Anak

Dalam bukunya Zubaedi Karakter Menurut terminolgi dalam Islam, memiliki kedekatan dengan pengertian akhlak. Didalam Bahasa Arab kata Khalaqa yaitu perangai, tabiat dan adat istiadat. dan menurut etimologi “akhlak

26 Mohammad Takdir Ilahi, Quantum Parentin: Kiat Sukses Mengasuh Ana Secara Efektif

dan Cerdas,. h. 138-139 27 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensioal (

Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), h. 100-101 28 Mohammad Takdir Ilahi, Quantum Parentin: Kiat Sukses Mengasuh Ana Secara Efektif

dan Cerdas,. h. 138-139

Page 22: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

berasal dari bahasa Arab Jamak “Khuluqun” artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat.29

Menurut Zubaedi30 karakter meliputi sikap, sesperti mempunyai kemauan untu melakukan hal yang baik, memiliki kapasitas intelektual seperti kritis dan alasan moral, memiliki perilaku jujur, bertanggung jawab, kecaapan interpersonal dan emosional yang dapat mengfektifkan seseorang dalam berinteraksi dalam keadaan apapun.

Oleh sebab itu pengertian karakter lebih kepada perilaku seseorang baik

perilaku yang dibawa sejak lahir maupun perilaku yang dibentuk oleh

lingkungan sekitarnya.

Karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari

dalam bersikap maupun bertindak. Karakter merupakan sikap dan kebiasaan

seseorang yang memungkinkan dan mempermudah tindakan moral. Karakter

diartikan sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik

karena pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta

diwujudkan dalam sikap dan perilaku kehidupannya sehari-hari.

Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang

berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,

lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, perasaan dan

perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat

istiadat, dan estetika yang berlaku.

Karakter merupakan titian ilmu pengetahuan dan ketrampilan.

Pengetahuan tanpa landasan kepribadian yang benar akan meyesatkan, dan

29 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga

Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2011), h. 65 30 Ibid, h. 10

Page 23: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

ketrampilan tanpa kesadaran diri akan menghancurkann, karakter bukan hanya

penampilan lahiriah. Tetapi juga hal-hal yang tersembunyi.

karakter yang baik mencakup pengertian, kepedulian, dan tindakan

berdasarkan nilai-nilai etika, serta meliputi aspek kognitif, emosional, dan

kehidupan moral. Orang-orang dengan karakter yang mengagumkan bisa sangat

berbeda antara satu dengan lainnya. 31

Berdasarkan pemahaman klasik inilah, saya ingin menawarkan sebuah

cara memandang karakter yang sesuai dengan pendidikan nilai: Karakter terdiri

atas nilai-nilai operatif, nilai-nilai yang digunakan dalam praktek. Karakter

mengalami pertumbuhan yang membuat suatu nilai menjadi budi pekerti,

sebuah watak yang dapat diandalkan dan digunakan untuk merespons berbagai

situasi dengan cara yang baik dan bermoral.

Thomas Lickona 32 menekankan tiga komponen karakter yang baik,

yaitu pengetahuan tentang moral ( morality Knowing), perasaan tentang moral

(morality feeling), dan perbuatan moral ( morality action).

Seseorang akan berkarakter baik jika ia mengetahui yang bagaiman

sebernya memiliki moral atau perilaku yang baik, tak sekedar mengetahui tapi

juga ia harus melibatkan perasaan dengan tujuan agar moral yang baik aan

masuk didalam rohani individu, selanjutnya individu atau seseorang harus

melakukan sesuatu yang baik dalam jangka waktu yang berkesinambungan

31 Lisdawati Muda, Kepemimpinan Manusia Berkarakter (Gorontalo: Sultan Amai Press

IAIN Sultan Amai Gorontalo, 2015) h. 33 32 Thomas Lickona, Edcating For Character : How Our Schools can teach respect and

responsibility, (New York: Bantam Book, 1991) h. 51

Page 24: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

untuk menumbuhkan kebiasaan pada diri, yang dilakukan dengan usaha sadar,

maka ia akan memiliki karakter yang baik.

Dengan demikian, karakter terbentuk dari tiga macam bagian yang

saling berkaitan: pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral.

Karakter yang baik terdiri atas mengetahui kebaikan, dan melakukan kebaikan,

kebiasaaan pikiran, kebiasaan hati, kebiasaan perbuatan.

Ketiganya penting untuk menjalankan hidup yang bermoral, ketiganya

adalah faktor pembentuk kematangan moral. Ketika kita berpikir tentang jenis

karakter yang kita inginkan kepada anak kita, jelas bahwa kita ingin agar

mereka mampu menilai hal yang baik dan buruk.

Sangat peduli pada hal yang benar atau salah, dan melakukan apa yang

menurut mereka baik yang benar maupun yang salah, bahkan disaat mereka

dihadapkan pada tekanan dari baik tekanan dari luar dan tekanan atau godaan

dari dalam yang akan mempengaruhi baik buruknya karakter anak kita.33

Dalam kerangka charcter building, aspek religius perlu ditanamkan

secara maksimal. Penanaman nilai religius ini menjadi tanggung jawab

orangtua, sekolah dan masyarakat. Menurut ajaran Islam, sejak anak belum lahir

sudah harus ditanamkan nilai-nilai agama agar anak kelak dpat menjadi

manusia yang religius.

Dalam perkembangan itu kemudian, saat anak telah lahir, penanaman

nilai religius yang harus lebih diperhatiakan lagi didalam lingkunagan keluraga.

33 Thomas Lickona, Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi

Pintar dan Baik (Bandung: Nusa Media, 2013) h. 72

Page 25: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Di keluarga, penanaman nilai religius dilakukan dengan menciptakan suasana

yang memungkinkan terinterlinasisnya nilai religius dalam diri anak-anak.

Selain itu orangtua juga harus menjadi teladan yang utama agar anak-anaknya

menjadi manusia yang religius.

Merupakan hal yang mustahil atau kecil kemungkinannya berhasil

manakala orangtua mengharapkan anak-anaknya menjadi religius, sementara

mereka sendiri tidak bisa menjadi titik rujukan orientasi dari anak-anaknya.34

Anak merupakan investasi unggul untuk melanjutkan kelestarian peradaban sebagai penerus bangsa dan agama, maka orang tua di wajibkan memerhatikan hak anak yaitu mendapatakan pendidikan yang baik dari dalam mapun dari luar lingkungan kelurga.

Anak merupakan amanah (titipan) Allah Swt, yang harus dijaga, dirawat, dan dipelihara dengan sebaik-baiknya oleh setiap orangtua, sebelum punya anak kita sangat mendambakan seorang anak yang pastinya terlahir dalam keadaan baik, sejak lahir anak telah diberikan berbagai penunjang kehidupannya di masa depan.

Bila potensi-potensi ini tidak diperhatikan oleh orangtua, nantinya anak akan mengalami hambatan-hambatan dalam pertumbuhan maupun perkembangannya.35

لك مولویو� �ىل الفطرة فأبوه هيودانه أوینرصانه وأوميجسانه (رواه مسمل)Rasulullah Saw. Bersabda :

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi.” (H.R Bukhari dan Muslim) 36.

Berdasarkan hadits tersebut, jelaslah bahwa pendidikan keluarga memegang peran penting dalam membentuk perilku atau kepribadian anak, mengingat sangat penting pendidikan dalam keluarga, maka Islam memandang keluarga, sebagai madrasah pertama bagi anak, yang menentukkan baik-buruknya celaka ataupun bahagia di dunia dan di akhirat kelak.

34 Ngainum Naim, Character Building: Optimalisasi Penran Pendidikan dalam

Pengembagan Ilmu dan Pembentukkan Karakter Bangsa (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) h. 124-125

35 Mansur, Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan,. h. 60 36 Abu Husain, Shohih Muslim Juz 15, ( Beirut: Daar Al-Kutub Al-Ilmiyyah,II) h, 169-

170

Page 26: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa keluarga sangat berpengaruh dalam pembinaan jiwa setiap anak. Pendidikan agama dalam keluarga berfungsi untuk menumbuhkan sikap dan ketrampilan keagamaan serta menenamkan pengetahuan agama.

Apapun definisi yang dikemukakan di atas, pada intinya sejak lahir anak mempunyai bekal kebaikan potensi yang mestinya diperhatikan dan dicermati bersama. Manakala bekal-bekal ini tidak dikembangkan dan diarahkan dengan baik, tentu akan berpengaruh negatif bagi perkembangan anak.

Maka Islam memerintahkan supaya anak yang merupakan titipan Allah Swt. tersebut dipelihara dan dijaga dengan sebaik-baiknya, supaya bekal kebaikan yang dimilikinya tidak sirna dari dalam jiwa seorang anak.37 2. Nilai-nilai Karakter Anak

Moralitas yang baik akan terbentuk melalui pemahaman tentang nilai-

nilai karakter seperti yang dideskripsikan oleh Pupuh Fathurrohman, yaitu 38 :

1. Nilai karakter dalam hubungan dengan Tuhan (Religius)

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun

dengan pemeluk agama lain.

Sikap dan perilaku yang religius dapat diperdalam melalui pendidikan,

pemahaman dan pengetahuan yang mendalam mengenai agama yang dianut,

pemahaman utama diberikan oleh orangtua sejak anak usia dini.

2. Nilai karakter dalam hubungannya dengan dirinya sendiri

a. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara apa yang dikatakan

37 Muhammad Fadlillah, Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini:

Konsep Aplikasinya dalam PAUD,. h. 44-46 38 Pupuh Fathurrahmah, Suryana, Fenny Fatriyani ( Bandung : PT Refika Aditama, 2013)

h. 124-126

Page 27: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

dilakukan (berintegritas), berani karena benar, dapat dipercaya (amanah, truthworthiness) dan tidak curang (no cheating).

b. Bertanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan karakter), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

c. Bergaya hidup sehat

Menyangkut segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghidarkan kebiasaan buruk yang dapat mengaggu kesehatan, anak akan merasa tidak nyaman jika lingkungan sekitarnya kotor.

d. Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan upaya yang sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan tugas, serta menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya, tekun dan teliti pada setiap aktivitas yang dilakukan anak.

e. Rasa percaya diri

Rasa percaya diri akan menjadikan pikiran, sikap, ucapan dan perilaku akan terwujud dengan penuh kesdaran dan keyakinan, dan hal itu akan menjadi dasar bagi respon kita terhadap lingkungan tempat dimana kita tinggal, bekerja berkarier dan saling berinteraksi dan berkomunikasi antara satu dengan lainnya.

f. Berjiwa wirausaha

Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat, mengenali produk baru, menentukkan produksi baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya, atau punya jiwa berdagang, berdagang yang baik seperti diajarkan oleh Nabi Kita Muhammad Saw.

g. Mandiri

Orang yang mandiri mengadalkan dirinya sendiri dalam merencanakan dan membuat keputusan penting. Berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif. Berpikir dan melakukan sesuatu secara nyata atau logika untuk meghasilkan cara atau hasil baru dan mutakhir dari sesuai dari sesuatu yang dimiliki.

h. Ingin tahu

Page 28: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar.

i. Cinta Ilmu

Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.

3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama

Sebagai makhluk sosial yang beragama kita diperintahkan untuk

memelihara dan membina hubungan baik dengan sesama manusia.

4. Nilai karakter dan hubungannya dengan lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah pada

kerusakkan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan

upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan

selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyrakat yang

membutuhkan, menumbuhkan rasa kasih sayang kepada lingkungan baik

kepada, manusia, alam, tumbuhan, dan hewan.

5. Nilai kebangsaan

Mengandung pengertian bahwa cara berfikir, cara bertindak dan wawasan yang, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.

3. Proses Pembentukkan Karakter Anak

Secara teori pementukkan karakter anak dimulai dari usia 0-8 tahun. Artinya dimana usia tersebut karakter anak masih dapat berubah-ubah tergantung dari pengalaman hidupnya.

Oleh sebab itu proses pembentukkan karakter anak harus dimulai sedini mungkin bahkan sejak anak itu dilahirkan. Karena berbagai pengalaman yang dilalu oleh anak semenjak perkembangan pertamanya

Page 29: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

mempunyai pengaruh yang besar. Barbagai pengalaman ini pengaruh dalam mewujudkan apa apa yang dinamakan dengan karakter diri secara utuh.39

Oleh karena itu, jika sejak kecil anak sudah dibiasakan untuk mengenal karakter positif. Maka akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, percaya, dan empati.

Sehingga anak akan merasa kehilangan jika dia tidak melakukan kebiasaan baiknya tersebut. Itulah sebabnya dalam tahap pembentukkan karakter sangat diperlukan perhatian yang lebih pada pendidikan anak. Adapun proses pembentukkan karakter anak tidak terjadi dengan sendirinya selain disebabkan dari lingkungan sekitarnya.

E. Mulyasa40 mengemukakan yakn pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar dan salah,

Tetapi bagaimana menampakkan kebiasaan tetnag hal-hal yang baik dalam kehidupan, sehingga anak memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebijakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, karakter anak merupakan sifat atau watak yang memang sudah dalam diri setiap anak, bahkan sudah menjadi sifat alamiyahnya dalam merespon situasi yang berada disekitar lingkungan hidupnya, yang digambarkan melalui tingkah laku sehari-hari, sehingga pendidikan karakter sangat berperan penting tidak hanya di sekolah tapi juga dalam keluarga.

Dalam prespektif Islam, pendidikan karakter secara teoritis sebenarnya telah ada sejak lama diturunkan ke dunia, seiring di utus-Nya Nabi Muhammad Saw, untuk memperbaiki atau menyempurnakan akhlak (karakter) manusia.

Islam itu sendiri mengajarkan tidak hanya menekan pada aspek keimanan, ibdadah, dan mua’malah, tetapi juga mengajarkan kepada kita tentang budi pekerti yang baik atau akhlak (karakter).

Ajaran Islam mengandung ajaran yang utuh (kaffah) merupakan model karakter seorang Muslim, bahkan dipersonifikasikan dengan model karakter Nabi Muhammad Saw, yang memiliki sifat Sidiq (Jujur), Amanah (dapat dipercaya) Tabligh (Menyampaikan), Fatonah (Cerdas).41

39 Arismantoro, Tinjauan Berbagai Aspek Character Building Bagaimana Mendidik Anak

Berkarakter (Yogyakrta: Tiara Wacana, 2008.) h. 124 40 E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) h. 3 41 Ibid, h. 5

Page 30: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Pendidikan karakter juga telah digambarkan dalam Q.S Luqman: 12-14.42

ن أٱلحمكة أ�ن أٱشكر �� ـ �ما �شكر لنفسهۦولقد ءاتينا لقم ن�ید ( ومن �شڪر فا غىن� مح �ن� أٱ��

)١٢ ومن كفر فا

ن �ٱبنهۦ وهو یعظه ۥ ی�بىن� ال �رشك ـ ذ قال لقم� وا ك لظمل عظمي (بأٱ�� ن� أٱلرش �

)١٣ ا

ه ۥ وهنا �ىل وهن وفص�� ۥ ىف �امني أ�ن أٱشڪر لته أ�م� یه مح ن بوٲ� ـ �س�ینا أٱال ىل� أٱلمصري ( ووص� �

یك ا )١٤ىل ولوٲ�

Terjemahannya :

(12) Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu :“Bersyukurlah kepada Allah. dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa yang tidak bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

(13) Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia member pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang besar. (14) Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Nya kembalimu.

Berdsarkan ayat diatas, bahwa karakter yang ingin dibangun adalah :

1. Syukur

Kita diminta oleh Allah untuk senantiasa selalu bersyukur dalam kedaan bagaiamanapun baik dalam kedaah sedih amupun dalam keadaan bahagia, syukur merupak salah satu pondasi untuk melatih kesabaran dalam menghadapi ujian yang diberikan oleh Allah Swt.

2. Iman

Dalam pendidikan karakter baik di keluarga maupun di sekolah yakni masalah keimanan dan tanggung jawab sebagai seorang Muslim/Muslimah untuk tidak menyekutukan Allah Swt, sebab menyekutukan Allah Swt, merupakan perbuatan syirik atau dosa yabg sangat besar.

42 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’anul Karim Terjemahan, dan Tajwid

(Jakarta: Az-Ziyadah, 2014).

Page 31: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

3. Berbakti

Berbakti kepada orangtua, ayat ini mengajarkan kepada kita semua bahwa betapa penting kedudukanya di hadapan Allah Swt, sehingga kita dimintakan untuk berbakti kepada kepada oranf tua, sebagaimana ridha Allah terdapat ada ridha kedua orangtua.

Menurut Anis Matta43 ada beberapa kaidah pembentukkan

karakter sebagai berikut :

1. Kaidah kebertahapan. Artinya proses perubahan, perbaikan dan

pengembangan harus dilakukan secara bertahap, seorang anak dalam hal

ini tidak bisa dituntut untuk berubah sesuai yang diinginkan secara tiba-

tiba dan instan. Namun ada tahapan-tahapan yang harus dilalui dengan

sabar dan tidak terburu-buru. Adapun oreintasi pada tahap ini terletak

pada proses dan bukan pada hasil.

2. Kaidah kesinambungan. Artinya perlu adanya latihan yang dilakukan

secara terus-menerus.

3. Kaidah momentum. Artinya mempergunakan berbagai momentum

peristiwa untuk fungsi pendidikan dan latihan.

4. Kaidah motivasi Intrinsik. Artinya karakter anak akan terbentuk secara

dan sempurna jika didorong oleh keinginan sendiri bukan paksaan dari

orang lain.

Kaidah pembimbing. Artinya perlunya bantuan orang lain untuk mencapai hasil yang lebih baik daripada dilakukan seorang diri.

Berdasarkan pendapat diatas, penulis berpendapat bahwa salah satu

pendukung pementukkan yaitu kaidah karakter itu sendiri, untuk

43 Muhammad Anis Matta, Membentuk Karakter Islami (Jakarta: Al-I’tishom Cahaya

Umat 2003) h. 67-80

Page 32: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

menginginkan karakter yang baik kita harus mempunyai aturannya agar

perkembangannya juga teratur, sebagai orangtua ataupun guru harus

memahi apa saja kaidah yang mendukung untuk pembentukkan karakter

anak.

Dalam upaya mendidik karakter anak, harus disesuaikan menurut

dunia anak tersebut. Yakni selalu selaras dengan tahap-tahap pertumbuhan

perkembangan anak, kita sebagai calon pendidik baik dalam keluarga

maupun sekolah harus mendidik anak sesuai dengan zaman anak tersebut.

Pembentukkan karakter diklasifikasikan dalam 5 tahapan yang

berurutan dan sesuai usia:

1. Tahap pertama adalah membentuk adab,sopan dan santun antara usia 5-

6 tahun.

2. Tahap kedua adalah melatih tanggung jawab diri anak, antara usia 7-8

tahun.

3. Tahap ketiga adalah membentuk sikap kepedulian kepada dirinya atau

orang lain, antara usia 9-10 tahun.

4. Tahap keempat adalah membentuk kemandirian dirinya, antara usia 11-

12 tahun.

5. Tahap kelima adalah penanaman pentingnya bermasyarakat atau

bersosialisasi, nularkan karakter baik kepada orang lain usia 13 tahun

keatas, pada masa ini remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat

pesat dan perkembangan intelektual yang sangat insentif sehingga minat

anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini reamaj tidak mau

Page 33: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

dianggap anak-anak lagi \, namun sebelum bisa meninggalkan pola

kekank-kanaknya. Selain itu pada masa ini remaja sering merasa sunyi,

ragu-ragu, tidak stabil tidak puas dan merasa kecewa. 44

4. Metode Membentuk Karakter Anak di Keluarga

Ada beberapa metode dalam membentuk karakter anak di keluarga, antara lain sebagai berikut: a. Metode Pembiasaan

Metode pembiasaan adalah metode dengan cara penanaman kebiasaan, kebiasaan adalah pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu secara sadar yang dipelajari oleh seorang individu dan yang dilakukannnya secara berulang-ulang untuk hal yang sama, dalam hal ini anak dibiasakan untuk berpikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.

Pembiasaan merupakan hal yang diperlukan untuk membangun karakter anak yang diharapkan. Membangun karakter bukan pekerjaan sesaat yang sekali jadi, melainkan merupakan suatu proses terhadap dan memakan waktu seiring dengan perkembangan anak.

Oleh karena itu, pembiasaan ini juga merupakan hal yang dibutukan untuk menginternalisasikan nilai-niliai dan perilaku moral yang diharapkan. Misalnya anak dibiasakan disiplin dan bertanggu jawab dari hal-hal yang kecil, seperti bersalaman dengan orangtua sebelum berangkat dan pulang sekolah, shalat lima waktu, berdo’a sebelum dan sesudah aktifitas, sikap jujur, dan lainnya.

Oleh karena itu, metode pembiasaan sesungguhnya sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai positif kedalam diri anak baik pada aspek kognitif, efektif, dan psikolotorik. Namun, demikian pendekatan ini akan jauh dari kebiasaan jika tidak diiringi dengan contoh tauladan yang baik dari orangtua.

b. Metode Keteladan

Orangtua sudah sepantasnya menjadi suri tauladan yang baik bagi anak-anaknya. Seperti pepatah mengatakan dengan bijak bahwa “keteladan lebih baik dari pada seribu nasehat”.

44 Jamal Ma’mur Asman, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah

(Yogyakarta: Diva Press, 2011.) h. 89-94

Page 34: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Hal senada juga dikatakan. Dengan adanya model atau teladan, anak akan mudah meniru dengan bangga, dan pada akhirnya akan membentuk karakter pada dirinya. Proses pembentukan karakter akan mudah membekas apabila para pendidik dapat menghadirkan kepada anak-anak yang menjadi sumber identifikasi diri. Sosok inilah yang akan menjadi qudwah, panutan bagi anak-anak.

c. Metode cerita

Metode bercerita adalah cara mengajar dalam bentuk menyampaikan cerita atau memberikan penerangan secara lisan tentang terjadinya sesuatu hal baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja, metode ini salah satu metode yang berpengaruh bagi jiwa dan akal anak.

Al-Qur’an memaknai metode ini dibeberapa tempat, lebih-lebih dalam berita-berita tentang para rasul dan kaumnya. Betapa lengkap teladan kebaikan yang ada dalam kisah Rasul dan para sahabatnya. Berbagai karakter baik diceritakan di dalamnya tentang sifat jujur, ikhlas, pemberani, dan lain sebagainya.45

C. Kerangka Berfikir

Pola Asuh merupakan proses didalam keluarga interaksi orangtua dan anak. Pola asuh diterapkan sejak anak lahir dan disesuaikan dengan usia serta tahap perkembangan, kegiatan pengasuhan dilakukan dengan mendidik, membimbing, memberi perlindungan serta pengawasan terhadap anak, pengalaman dan pendapat individu menjadikan perbedaan penerapan pola asuh orangtua terhadap anak.

Pola asuh dibagi dalam tiga jenis yaitu, pola asuh otoriter, pola asuh otoritatif (demokrasi), dan pola asuh permisif.

Karakter merupakan titian ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Pengetahuan tanpa landasan kepribadian yang benar akan meyesatkan, dan ketrampilan tanpa kesadaran diri akan menghancurkan.

Beberapa batasan/diskripsi nilai-nilai pendidikan karakter yaitu, nilai karakter dalam hubungan dengan Tuhannya (Religius), hubungannya dengan dirinya sendiri, hubungannya dengan sesame, hubungannya dengan lingkungan, dan kebangsaan.

2.1 Gambar

Skema Kerangka Berfikir

45 Novi Mulyani, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Kalimedia, 2016) h. 142-146.

Page 35: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti di bawah dan thesa yang

berarti kebenaran. Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara

yang kebenarannya masih diuji atau rangkuman simpulan teoritis yang

diperoleh dari tinjauan pustaka.46 Hipotesis juga merupakan jawaban sementara

yang hendak diuji kebenarannya.47 Untuk menguji apakah benar pola asuh

orangtua sangat berpengaruh terhadap pembentukkan karakter anak, maka

diperlukan pengujian hipotesa untuk menguji :

Ha : Terdapat Pengaruh Pola Asuh Orangtua terhadap Pembentukkan Karakter Anak. H0 : Tidak terdapat Pengaruh Pola Asuh Orangtua terhadap Pembentukkan Karakter Anak.. Hipotesis statistik yang digunakan adalah : H0 : 𝜌𝜌 = 0 ----- 0 Berarti tidak ada pengaruh

46 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif : Analisis Isi dan Analisis Data

Sekunder, (Jakarta : Rajawali Pers, 2016) h. 67 47 Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2013) h. 122

Desa Mananggu

PEMBENTUKKAN KARAKTER ANAK 1. Hubungan Anak dengan Tuhannya 2. Hubungan Anak dengan Dirinya

Sendiri 3. Hubungan Anak Sesama 4. Hubungan Anak dengan

Lingkunganya 5. Hubungan Anak dengan

Kebangsaan

POLA ASUH ORANGTUA 1. Pola Asuh Otoriter 2. Pola Asuh Demokrasi 3. Pola Asuh Permisif

Page 36: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Ha : 𝜌𝜌 ≠ 0 ----- 0 “tidak sama dengan nol” berarti lenih besar atau

kurang (-) dari nol berarti ada penagruh,

𝜌𝜌 = Nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah: kegiatan penelitian itu didasarkan

pada ciri keilmuan. Yaitu: rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti

kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara yang dilakukan itu

dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati,

mengetahui, dan mengerti cara yang diamati. Sistematis berarti proses yang

digunakan dalam penelitian itu mengunakan langkah tertentu yang logis atau

masuk akal. Jenis penelitian yang digunakan ialah kuantitatif.48

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan Design Survey Korelasional.

Design Survey Korelasional merupakan penelitian yang berfokus pada

penaksiran korelasi diantara variabel yang muncul secara alami. Tujuan

48Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 3.

Page 37: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan prediktif dengan

menggunakan teknik korelasi atau teknik statistic yang lebih canggih.49

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mananggu, Kecamatan Mananggu,

Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo yang berlokasi di jalan Trans

Sulawesi. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa di Desa

tersebut terdapat masalah yang relevan dengan judul penelitian ini, serta mudah

dijangkau oleh penulis dalam hal proses pengumpulan data.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.50

Adapun populasi yang diambil adalah seluruh anak berusia 10-15 tahun

di Desa Mananggu, Kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo, Provinsi

Gorontalo dengan jumlah 297 orang.

Tabel 3.1

Populasi Penelitian

No. Usia Banyaknya Anak

49Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Rajawali

Press, 2013), h 37.

50Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 80.

Page 38: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

1 10-15 Tahun 297 Orang

Jumlah 297 Orang

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi

itu.51

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan tekhnik sampling sistematis. Hal ini diputuskan berdasarkan

urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Sugiono 52

mengemukakan sampling sistematis adalah tekhnik penelitian sampel

dilakukan dengan mengambil kelipatan dari bilangan tertentu, maka peneliti

mengambil kelipatan dari bilangan 7. Demikian jumlah sampel dalam penelitian

ini berjumlah 42 orang anak.

D. Variabel-Varabel Penelitian

51 Ibid., h. 81. 52 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Alfabeta: 2018) h. 137

Page 39: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Variabel merupakan sifat kasus (case) yang mempunyai kemungkinan lebih

dari satu kategori.53 Kalau dilihat dari segi posisi dan fungsi; hubungan atau

pengaruh masing-masing variabel dalam konteks suatu penelitian, maka variabel

penelitian dapat dibedakan atas :

1. Variabel bebas (dependent)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, menjelaskan, atau

menerangkan variabel yang lain.

2. Variabel terikat (Independent)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau diterangkan oleh

variabel lain tetapi tidak dapat mempengaruhi variabel yang lain.54

Dengan demikian, dasar penelitian yang digunakan adalah penelitian secara

kuantitatif. Melalui desain ini, maka dapat dilihat masalah yang diteliti dari masing-

masing variabel penelitian, baik variabel (X) maupun variabel (Y) dengan desain

penelitian sebagai berikut :

3.1 Gambar

Variabel Penelitian

Ket : X = Pola Asuh Orang Tua

53 Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian Gabungan,

(Jakarta: Kencana, 2015), h. 103. 54Ibid., h. 109.

X

Y

Page 40: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Y = Permbentukkan Karakter Anak

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penulis terjun langsung ke objek penelitian. Untuk data

dari lapangan penulis menggunakan beberapa teknik antara lain sebagai berikut:

1. Kuesioner (Angket)

Kuesioner berasal dari bahasa Latin: Questionnaire, yang berarti suatu

rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu diberikan kepada

sekelompok individu dengan maksud untuk memperoleh data.55 Untuk

mengukur variable maka digunakan skala likert, menurut Sugiyono 56 bahwa

skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenpmena sosial. Jawaban dari setiap item yang

menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat

negative, yang dapat berupa kata-kata lain.

Tabel 3.2

Bobot Skor dan Alternatif Jawaban Kuesioner (Angket)

Jawaban Favourable Unfavourable

SL Selalu 4 1

SR Sering 3 2

KD Kadang-kadang 2 3

TP Tidak Pernah 1 4

55Ibid., h. 199.

56 Sugiyono, Metode Penelitian administrasi (Bandung : Alfabeta, 2013) h. 13

Page 41: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Instrumen

a) Uji Validitas

Validitas atau kesahihan adalah menunjukan sejauh mana suatu alat ukur

mampu mengukur apa yang ingin diukur.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rumus person product

moment sebagai berikut:57

rxy= { } { }∑−∑∑−∑

∑ ∑ ∑−

2)(2.2)(2.

)()(

yyNxxN

yxxyN

Dimana:

rXY = Koefisien korelasi antara Variabel X Dan Y

N = Jumlah responden

Σx = Total Jumlah dari Variabel X

Σy = Total Jumlah dari Variabel Y

Σx2 = Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X

Σy2 = Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y

57Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2015), h. 46.

Page 42: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Σxy = Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel

Y

b) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Dalam program SPSS uji reliabilitas yang digunakan yaitu menggunakan Cronbach Alpha. Pengujian dengan menggunakan Cronbach Alpha, instrument dikatakan reliabel yaitu jika Rialibility Coeficients Alpha > 0.6.58 2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Regresi Linier Sederhana

Salah satu alat yang dapat digunakan dalam memprediksi permintaan dimasa akan datang berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu variabel bebas (independent) terhadap satu variabel terikat (dependent) adalah menggunakan regresi linier.

Rumus Regresi Linier Sederhana

Y� = a + bX

Dimana:

Y = Variabel terikat (Pembentukkan Karakter Anak)

X = Variabel bebas (Pola Asuh Orangtua)

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi59

Dimana:

𝑎𝑎 = (∑𝑦𝑦)(∑𝑥𝑥2) − (∑𝑥𝑥)(∑𝑥𝑥𝑦𝑦)

𝑛𝑛∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥)2

58 Herson Anwar dan Lian G Otaya, Statistika Pendidikan Teori dan Aplikasi, (Limboto:

Sultan Amai Press, 2015), h. 237. 59 Ridwan Sunarto, Pengantar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 97.

Page 43: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Dimana:

𝑏𝑏 = 𝑛𝑛∑𝑥𝑥𝑦𝑦 − (∑𝑥𝑥)(∑𝑦𝑦)𝑛𝑛∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥)2

b. Nilai Korelasi antara Variabel X dan Y60

1) Menghitung nilai korelasi

rxy = { }{ }∑∑∑∑∑ ∑ ∑

−−

−2222 )(.)(.

)()()(

yyNxxN

yxxyN

Tabel 3.3 61

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

2) Koefisien determinasi

KP = (r)2 x 100%

60 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2015), h. 289. 61 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,

2017), h. 184.

Page 44: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

3) Menghitung nilai thitung62

Rumus:

thitung = 𝑟𝑟 �𝑛𝑛−2�1−𝑟𝑟2

BAB IV

HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Desa Mananggu

Desa Mananggu merupakan desa di wilayah Kecamatan Mananggu

Kabupaten Boalemo dan selatan merupakan wilayah yang langsung berbatasan

dengan Desa Buti, Tabulo, Laut dan Desa Molamahu. Desa Mananggu merupakan

bagian dari Daerah aliran Sungai Mananggu. Melihat kondisi geografis tersebut,

maka potensi ekonomi yang berkembang di Desa Mananggu ialah pertanian dan

perkebunan. Selain potensi alam, di Desa Mananggu menyimpan potensi yang

cukup besar, terlebih lagi keragaman budaya masyarakat Desa Mananggu masih

dipertahankan hingga saat ini.

Desa Mananggu merupakan salah satu desa di Kecamatan Mananggu yang

terletak membujur dari arah barat ke timur Kabupaten Boalemo. Melihat kondisi

geografis tersebut, maka potensi ekonomi yang berkembang di Desa Mananggu

ialah lahan pertanian. Selain potensi alam, di Desa Mananggu menyimpan potensi

62 Herson Anwar dan Lian G Otaya, Statistika Pendidikan Teori dan Aplikasi, (Limboto:

Sultan Amai Press, 2015), h. 170.

Page 45: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

yang cukup besar, terlebih lagi keragaman budaya masyarakat Desa Mananggu

masih dipertahankan hingga saat ini. Perayaan 1 Muharram (suroan) yang

merupakan pengejawan tahan rasa syukur kepada Tuhan YME selalu diselenggaran

tiap tahunnya di Desa Mananggu Khususnya di Kecamatan Mananggu.

2. Administrasi Wilayah

Desa Mananggu secara administratif berada pada wilayah Kecamatan

Mananggu di Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo. Letak geografis Desa

Mananggu berada pada rentang koordinat N 0°30'27.1224" dan E 122°8’6'.7848.

Desa Mananggu termasuk salah satu desa yang berada bagian barat Kabupaten

Boalemo. Adapun, secara administratif Desa Mananggu memiliki batas sebagai

berikut.

Sebelah utara : Desa Buti

Sebelah selatan : Desa Laut

Sebelah timur : Desa Tabulo

Sebelah barat : Desa Molamahu

Secara aturan batas Desa Mananggu belum di tetapkan oleh pemerintah

terutama oleh badan informasi geospasial yang memiliki wewenang dalam

penetapan batas wilayah. Namun sudah memiliki ketetapan ditingkatan Desa

Mananggu. Desa Mananggu. Memiliki luas wilayah ± 865 Ha m2.

3. Kondisi Geografis Wilayah

Page 46: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Letak geografis Desa Mananggu berada pada rentang koordinat N

0°30'27.1224" dan E 122°8’6'.7848. Desa Mananggu termasuk salah satu desa

yang berada bagian barat Kabupaten Boalemo.

a) Penggunaan Lahan (Landuse) dan Komoditi Penggunaan lahan (landuse) di

Desa Mananggu meliputi:Sawah, Ladang, dan Lainnya.

Potensi Sumber daya alam terdiri dari lahan pertanian. Dengan luas lahan

pertanian : 108 Ha. Pertumbuhan Ekonomi Desa Mananggu Kecamatan

Mananggu pada Tahun 2018 dapat dilihat dari sejumlah 516 KK yang tersebar

di 3 Dusun se – Desa Mananggu secara kuantitatif semuanya telah tersentuh

dengan bantuan, baik APBD Kabupaten maupun Provinsi dan APBN sehingga

angka kemiskinan di Desa Mananggu dapat ditekan hingga adanya penurunan,

namun secara kualitatif kesejahteraannya belum dapat dijamin, disebabkan

oleh bantuan yang ada belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat,

dipihak lain untuk pemberdayaan ekonomi khususnya bagi petani

diperhadapkan dengan kondisi iklim yang berubah-ubah. Oleh sebab itu,

Pemerintah Desa Mananggu Kecamatan Mananggu berusaha untuk lebih giat

dalam memotifasi masyarakat penerima bantuan agar dapat memanfaatkan

bantuan dimaksud guna peningkat antara hidup yang lebih baik lagi.

4. Kependudukan

Berikut ini adalah profil kependudukan Desa Mananggu

a) Penduduk total : 1842 jiwa

b) Laki : 961 jiwa

c) Perempuan : 881 jiwa

d) Jumlah Kepala Keluarga : 516 KK

Penduduk menurut usia :

Page 47: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

a) 0-5 tahun : 301 jiwa

b) 10-14 tahun : 264 jiwa

c) 15-19 tahun : 241 jiwa

d) 20-29 tahun : 407 jiwa

e) 30-39 tahun : 276 jiwa

f) 40-59 tahun : 291 jiwa

g) >60 tahun : 60 jiwa

Keadaan sosial menurut agama:

a. Islam : 1824 Jiwa

b. Hindhu : -

c. Kristen : 17

d. Budha : -

e. Katholik : 1

Keadaan penduduk menurut pendidikan

a. Belum sekolah/ tidak tamat : 209 jiwa

b. Tamat SD/MI : 296 jiwa

c. Tamat SLTP : 58 Jiwa

d. Tamat SLTA : 149 jiwa

e. Tamat Perguruan Tinggi : 25 jiwa

Penduduk menurut mata pencaharian

Tabel 4.1

Jenis Pekerjaan Mayarakat desa Mananggu

Jenis Pekerjaan Jumlah

Pegawai Negeri Sipil 42 orang

Tukang Pijat 19 orang

Tukang Kayu 6 orang

Tukang Batu 10 orang

Tukang Jahit/Bordir 5 orang

Wiraswasta 5 orang

Page 48: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Purnawirawan/Pensiunan 5 orang 2 orang

Perangkat Desa 5 orang 3 orang

Sopir 5 orang 0 orang

Tukang Cukur 6 orang 0 orang

Pemuka Agama 8 orang 0 orang

Sumber: Pengolahan Data Isian Potensi Desa Mananggu, 2018

B. Pengolahan Data

1. Uji Coba Validitas Angket

Uji coba ini dilakukan dengan menyebarkan angket yang berisi 80 butir

pernyataan yang diisi oleh responden yang berjumlah 30 responden. Dari hasil

skor melalui pembagian angket dan dihitung menggunakan rumus person

product moment63 melalui Microsoft Excel, maka diperoleh nilai rxy.

Berdasarkan data yang ada pada lampiran 5.

Dari tabel dilampiran 5, harga rhitung yang diperoleh dibandingkan dengan

rtabel diperoleh, dan hasilnya adalah rhitung> rtabel maka dapat disimpulkan bahwa

instrument tersebut valid. Dengan demikian angket tersebut dapat digunakan

untuk mengukur Pola Asuh Orangtua dan Pembentukkan Karakter Anak.

2. Uji Reliabilitas Angket

Dalam program SPSS uji reliabilitas yang digunakan yaitu menggunakan

Cronbach Alpha.Pengujian dengan menggunakan Cronbach Alpha, instrument

63 Syofian Siregar, metode penelitian kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2015) h. 46

Page 49: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

dikatakan reliabel yaitu jika Rialibility Coeficients Alpha > 0.6.64 Adapun hasil

ringkasannya yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.2

Hasil Ringkasan Uji Reliabilitas Angket

Variabel Alpha Kriteria

X 0.635 Reliabel

Y 0.831 Reliabel

Dari hasil tabel diatas didapat koefisien Alpha Cronbach variabel X dan Y lebih

besar dari 0,60. Jadi, dapat disimpulkan bahwa angket dalam penelitian ini reliabel,

sehingga dapat digunakan sebagai instrument penelitian.Output hasiluji reliabilitas

angketmelalui program “SPSS v 16 for windows” dapat dilihat pada lampiran 6.

C. Deskripsi dan Analisis Data

Deskripsi data hasil penelitian ini menyajikan tentang perhitungan statistik

dasar berupa: Tabel distribusi frekuensi, grafik, nilai mean, median, modus dan

standar deviasi. Analisis korelasi antara variabel pengaruh Pola Asuh Orangtua (X)

dan Pembentukkan Karakter Anak (Y).

1. Pola Asuh Orangtua

Jumlah anak yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 42 orang.

Berdasarkan dari hasil pengumpulan data melalui penyebaran angket kepada

responden. Skor yang diperoleh Anak memiliki skor tertinggi 68 dan terendah

53 dengan nilai rata-rata hitung 60.5.

64 Herson Anwar dan Lian G Otaya, Statistika Pendidikan Teori dan Aplikasi, (Limboto:

Sultan Amai Press, 2015), h. 237

Page 50: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Dibawah ini disajikan rekapitulasi hasil keseluruhan jawaban dari 42

responden terhadap angket yang diberikan untuk mengukur variabel Pola Asuh

Orangtua (X) tersebut sebagai berikut:

Tabel. 4.4

Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orangtua (Variabel X)

No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 53 - 55 4 9,52 %

2 56 - 58 4 9,52 %

3 59 - 61 17 40,48 %

4 62 - 64 15 35,71%

5 65 - 67 1 2,38 %

6 68 - 70 1 2.38 %

Jumlah 42 100%

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, dapat dilihat bahwa 25 orang (59.52 %)

anak memperoleh skor antara 53-61 dan 17 orang lainnya (40.47 %) Anak

memperoleh skor antara 55-66. Median = 60.5 dan Modus = 60.

Page 51: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Selanjutnya frekuensi distribusi pengamatan variabel X (Pengaruh Pola

Asuh Orangtua) dapat dilihat melalui histogram dibawah ini:

Gambar 4.1

Diagram pengamatan variabel X (Pola Asuh Orangtua)

Dari diagram pengamatan variabel X diatas maka dapat diketahui bahwa

anak yang mendapat skor 53-55 adalah sekitar 10 %, 56-55 sekitar 9.52 %, 59-

61 sekitar 40.48 %, 62-64 sekitar 35.71 %, 65-67 sekitar 2.38 %, 68-70 sekitar

2.38 %.

2. Pembentukkan Karakter Anak

10% 9,52%

40,48%

35,71%

2,38% 2,38%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

53-55 56-58 59-61 62-64 65-67 68-70

Page 52: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Pada kelompok ini, jumlah peserta didik yang menjadi sampel dalam

penelitian ini adalah 42 orang.Skor yang diperoleh peserta didik memiliki skor

tertinggi 88 dan terendah 59 dengan nilai rata-rata hitung 72.78.

Dibawah ini disajikan rekapitulasi hasil keseluruhan jawaban dari 42

responden terhadap angket yang diberikan untuk mengukur variabel

Pembentukkan Karakter Anak (Y) tersebut sebagai berikut:

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Pembentukkan Karakter Anak (Variabel Y)

No. Kelas Interval Frekuensi

Absolut

Frekuensi

Relatif

1 59 – 63 7 16.66 %

2 64 – 68 6 14.28 %

3 69 – 73 11 26.19 %

4 74 – 78 4 9.52%

5 79 – 83 11 26.19%

6 84 – 89 3 7.14 %

Jumlah 42 100 %

Page 53: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, dapat dilihat bahwa 24 orang (57.13 %)

anak memperoleh skor antara 59-73 dan 18 orang lainnya (42.85 %) peserta

didik memperoleh skor antara 74-89. Median = 72.78 dan Modus = 79.

Selanjutnya frekuensi distribusi pengamatan variabel Y (Pembentukkan

Karakter Anak) dapat dilihat melalui histogram dibawah ini:

Page 54: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Gambar 4.2

Diagram Pengamatan Variabel Y (Pembentukkan Karakter Anak)

Dari diagram pengamatan variabel Y diatas maka dapat diketahui bahwa

anak yang mendapat skor 59-63 adalah sekitar 16.66 %, 64-68 sekitar 14.28 %,

69-73 sekitar 26.19 %, 74-78 sekitar 9.25 %, 79-83 sekitar 26.19 %, 84-89

sekitar 7.14 %.

D. Analisis Korelasi Variabel X (Pola Asuh Orangtua) dan Variabel Y

(Pembentukkan Karakter Anak)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi dalam

statistika pendidikan, maka diperoleh hubungan antara pengaruh Pola Asuh

Orangtua dan Pembentukkan Karakter Anak adalah sebagai berikut:

16,66%14,28%

26,19%

9,52%

26,19%

7,14%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

59 – 63 64 – 68 69 – 73 74 – 78 79 – 83 84 – 89

Page 55: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

𝑟𝑟ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 = 𝑟𝑟𝑥𝑥𝑥𝑥= 𝑖𝑖(∑𝑋𝑋𝑋𝑋)−(∑𝑋𝑋).(∑𝑋𝑋)�{𝑖𝑖.∑𝑋𝑋2−(∑𝑋𝑋)2}.{𝑖𝑖.∑𝑋𝑋2 −(∑𝑋𝑋)2 }

42 (185706) − (2543)(3061)�{42 (154379)– (2543)2}{42 (225611) – (3061)2

= 7799652 – 7784123�{6483918 – 6466849}{9475662 – 9369721}

= 15529�{17069}{105941}

= 15529{130,6 . 325,4}

= 1552942497

= 𝟎𝟎.𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑

E. Pengujian Hipotesis

1) Analisis Regresi Linier Sederhana

Untuk menghitung persamaan regresi linier digunakan rumus:

Y� = a + bX

Dimana:

𝑎𝑎 = (∑𝑦𝑦)(∑𝑥𝑥2) − (∑𝑥𝑥)(∑𝑥𝑥𝑦𝑦)

𝑛𝑛∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥)2

𝑏𝑏 = 𝑛𝑛∑𝑥𝑥𝑦𝑦 − (∑𝑥𝑥)(∑𝑦𝑦)𝑛𝑛∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥)2

Dari hasil perhitungan pada tabel di atas diperoleh hasil sebagaiberikut:

∑ X = 2543 ∑ X2 = 154379 ∑ XY = 185706

∑ Y = 3061 ∑ Y2 = 225611 N = 42

Page 56: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Dengandemikian, makauntukharga a dan b yaitu:

𝑎𝑎 = (∑𝑥𝑥)�∑𝑥𝑥2�−(∑𝑥𝑥)(∑𝑥𝑥𝑥𝑥)𝑖𝑖∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥)²

= (3061)(154379) − (2543)(185706)42 (154379) − (2543)2

= (472554119) − (472250358)(6483918) − (6466849)

= 30376117069

= 𝟏𝟏𝟏𝟏.𝟏𝟏𝟕𝟕𝟑𝟑

𝑏𝑏 = 𝑖𝑖∑𝑥𝑥𝑥𝑥 − (∑𝑥𝑥)(∑𝑥𝑥)𝑖𝑖∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥)2

= 42 (185706) −(2543)(3061)42 (154379) − (2543)2

= (7799652) − (7784123)(6483918) − (6466849)

= 1552917069

= 𝟎𝟎.𝟕𝟕𝟏𝟏𝟎𝟎

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, maka diperoleh persamaan

regresi yairu :𝑌𝑌� = 17,796 + 0.910𝑥𝑥. Outpu hasil regresi melalui Program “SPSS v

16.0 for windows”dapat dilihat pada lampiran 11.

Nilai Constant sebesar 17,796 dengan dk 42 – 2 = 40, dengan a 0.05

sehingga diperoleh ttabel= 2.021 Sehingga nilai ttabel (2.021) < thitung (2.473) yang

berarti bahwa konstanta berpengaruh terhadap model regresi.

Sedangkan nilai X (Pola Asuh Orangtua) sebesar 0.910 dengan dk 42 – 2 =

40, dengan a 0.05 sehingga diperoleh ttabel= 2.021. Sehingga nilai ttabel(2.021) <

thitung (2.473) yang berarti bahwa X (Pola Asuh Orangtua) berpengaruh terhadap

model regresi.

2) Analisis Korelasi

Page 57: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Dari perhitungan korelasi diatas dapat diketahui bahwa, antara variabel X

(Pola Asuh Orangtua) dan variabel Y (Pembentukkan Karakter Anak) bertanda

positif yang rendah dengan memperhatikan besarnya rxy yang diperoleh sebesar

0,365. Output HasilAnalisis Korelasi Melalui Program“SPSS v 16.0 for windows”

dapat dilihat pada lampiran 11.

Apabila hasil tersebut diinterpretasikan secara kasar atau sederhana dengan

mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi .r. Pearson Product

Moment, ternyata besarnya rxy (0,365) yang besarnya berkisar antara 0,20-0,399

berarti korelasi antara variabel X dan variabel Y itu adalah termasuk korelasi yang

rendah.

3) Koefisien Determinan (KP)

Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi di atas

dilakukan perhitungan keofisien determinasi dengan menggunakan rumus:

KP = (r)2 x 100%

KP = (0.365)2 x 100%

= 0,133 x 100%

= 13,3 %

Ini berarti besarnya kontribusi variabel X (Pola Asuh Orangtua) terhadap

Y (Pembentukkan Karakter Anak) sebesar 13,3%, dan 86,7% berasal dari faktor

lain. Ini dapat kita simpulkan bahwa Pola Asuh Orangtua mempunyai pengaruh

yang positif terhadap Pembentukkan Karakter Anak. Output Hasil Model Summary

Melalui Program “SPSS v 16.0 for windows” dapat dilihat pada lampiran 10.

4) Uji Signifikansi

Page 58: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Pengujian lanjutan yaitu signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin

mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi Pearson

Product Moment (PPM) tersebut diuji dengan uji Signifikansi dengan rumus:

thitung = 𝑟𝑟√𝑖𝑖−2�1−𝑟𝑟²

Untuk uji signifikasi koefisien korelasi, pengujian dapat dilakukan melalui

pasangan hipotesis, yaitu:

Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh orangtua dengan

pembentukkan karakter anak.

H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pola asuh orangtua dengan

pembentukkan karakter anak.

Dengan kriteria pengujian:

Jika signifikansi>0.05 maka Ho diterima

Jika signifikansi< 0.05 maka Ho ditolak

ttabel> t hitung Ho diterima

ttabel< t hitung Ho ditolak

Untuk uji signifikansi digunakan rumus sebagai berikut:

thitung =𝑟𝑟√𝑖𝑖−2�1−𝑟𝑟²

= 0.365√42−2√1−0,133

= 0.365√40√0,867

Page 59: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

= (0.365) (6,32)0,93

= 2,300,93

= 𝟐𝟐,𝟒𝟒𝟏𝟏𝟑𝟑

Untuk mengetahui apakah hasil uji hipotesis ini diterima atau ditolak maka

thitung tersebut dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikansi 5 % (0.05) dk =

42 – 2 = 40. Maka diperoleh angka ttabel = 2,021 < thitung= 2,473. Sedangkan pada

taraf signifikansi 1 % (0.01) maka diperoleh angka ttabel= 2,704 > thitung = 2,473.

Jadi koefisien korelasi X dan Y adalah Signifikan pada taraf signifikansi 5 % dan

tidak signifikan pada taraf signifikansi 1 %.

F. Pembahasan

1. Pola Asuh Orangtua (Variabel X)

Pola asuh adalah suatu sikap atau tudakan yang dilakukan oleh

orangtua, yaitu ayah dan ibu dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan

anaknya. Bagaimana cara ayah dan ibu untuk bekerja sama memberikan

disiplin, hukuman, hadiah, perhatian, dan tanggapan-tanggapan lain

berpengaruh pada pembetukkan kepribadian anak, ini salah satu model awal

bagi anak bahwa peran ayah dan ibu sangtlah penting, peran orangtua dalam

mengasuh anak bukan saja untuk menjaga anak dari hal-hal yang negatif tetapi

Page 60: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

juga menjaga perkembangan kepribadian anak menjadi insan kamil, yang

berbudi pekerti luhur.65

Anak cenderung meneladani orangtuanya, ini diakui oleh semua ahli

pendidikan, baik dari barat maupun dari timur. Dasarnya ialah karena secara

psikologis anak memang senang meniru, tidak saja yang baik, yang jelek pun

ditirunya. Sifat anak itu diakui dalam Islam. Umat meneladani Nabi; Nabi

meneladani Al-Qur’an.

Berdasarkan kerangka berpikir penulis dalam hal ini menguraikan masing-

masing sebagai variabel, telah nampak hasil dari pada pola asuh orangtua sebagai

variabel X dan pembentukkan karakter anak sebagai variabel Y maka dapat

mengembangkan dan membangkitkan semangat orangtua dan anak. Berdasarkan

hasil penelitian yang telah penulis lakukan yaitu untuk mengetahui apakah ada

pengaruh pola asuh orangtua terhadap pembentukkan karakter anak di Desa

Mananggu.

Berikut indikator dari variabel X (Pola Asuh Orangtua) yaitu:

a) Pola Asuh Otoriter

b) Pola Asuh Demokrasi

c) Pola Asuh Permisif

Berdasarkan indikator pola asuh orangtua diatas sudah ditentukan

jumlah anak yang menjadi sampel penelitian yaitu 42 responden. Hasil

yang peneliti peroleh melalui pengumpulan data dengan menyebar

65 Mohammad Takdir Ilahi, Quantum Parenting: Kiat Sukses Mengasuh Anak Secara

Efektif dan Cerdas (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013),h. 134-135

Page 61: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

angket kepada responden, dimana terdiri dari Variabel X (pola asuh

orangtua), pada umumnya menyatakan selalu pada pernyataan

(Favorable) dan tidak pernah pada pernyataan (Unfavorable) dengan

adanya pola asuh orangtua sehingga dapat mengembangkan karakter

anak. Skor yang diperoleh peserta didik memiliki skor tertinggi 68 dan

terendah 53 dengan nilai rata-rata hitung 60.5.

Dari hasil diagram pengamatan variabel X yang terdapat pada gambar 4.1,

dapat diketahui bahwa anak yang mendapat skor 53-55 adalah sekitar 10 %, 56-55

sekitar 9.52 %, 59-61 sekitar 40.48 %, 62-64 sekitar 35.71 %, 65-67 sekitar 2.38

%, 68-70 sekitar 2.38 %.

2. Pembentukkan Karakter Anak (Variabel Y)

Karakter merupakan titian ilmu pengetahuan dan ketrampilan.

Pengetahuan tanpa landasan kepribadian yang benar akan meyesatkan, dan

ketrampilan tanpa kesadaran diri akan menghancurkann, karakter bukan

sekedar penampilan lahiriah, melainkan mengungkapkan secara implisit hal-

hal yang tersembunyi, karakter yang baik mencakup pengertian, kepedulian,

dan tindakan berdasarkan nilai-nilai etika, serta meliputi aspek kognitif,

emosional, dan kehidupan moral. Orang-orang dengan karakter yang

mengagumkan bisa sangat berbeda antara satu dengan lainnya. 66

Berikut indikator dari pembentukkan Karakter Anak yaitu:

6. karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (Religius)

66 Lisdawati Muda, Kepemimpinan Manusia Berkarakter (Gorontalo: Sultan Amai Press

IAIN Sultan Amai Gorontalo, 2015) h. 33

Page 62: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

7. karakter dalam hubungannya dengan dirinya sendiri

8. karakter dalam hubungannya dengan sesama

9. karakter dan hubungannya dengan lingkungan

Berdasarkan indikator pembentukkan karakter diatas sudah ditentukan

jumlah anak yang menjadi sampel penelitian adalah 42 responden. Hasil yang

peneliti peroleh melalui pengumpulan data dengan menyebar angket kepada

responden, dimana terdiri dari Variabel Y (Pembentukkan Karakter Anak), pada

umumnya menyatakan selalu pada pernyataan (Favorable) dan tidak pernah pada

pernyataan (Unfavorable). Skor yang diperoleh peserta didik memiliki skor

tertinggi 88 dan terendah 59 dengan nilai rata-rata hitung 72,78.

Dari diagram pengamatan variabel Y yang terdapat pada gambar 4.2, dapat

diketahui bahwa anak yang mendapat skor 59-63 adalah sekitar 16.66 %, 64-68

sekitar 14.28 %, 69-73 sekitar 26.19 %, 74-78 sekitar 9.25 %, 79-83 sekitar 26.19

%, 84-89 sekitar 7.14 %.

3. Pengaruh Pola Asuh Orangtua terhadap Pembentukkan Karakter Anak

di Desa Mananggu

Dari perolehan hasil analisis korelasi melalui pengolahan data secara

manual maupun dengan bantuan program analisis data “SPSS v 16.0 for windows.”

Antara pola asuh orangtua dengan pembentukkan karakter anak, diperoleh angka

sebesar 0,365. Hal ini menunjukkan ada pengaruh antara pola asuh sebagai variabel

bebas dengan pembentukkan karakter anak sebagai variabel terikat yaitu sebesar

0,365 dengan interval koefisien 0,20-0,399 yang menunjukkan bahwa tingkat

Page 63: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

hubungan antara pengaruh pola asuh orangtua dan pembentukkan karakter anak

berada pada tingkat hubungan yang rendah.

Koefisien korelasi yang positif menandakan adanya hubungan yang searah

antara pola asuh orangtua dengan pembentukkan karakter anak di Desa Mananggu.

Hal ini memberikan arti bahwa dengan adanya pola asuh orangtua dapat

membentuk karakter anak.

Pada tahap analisis regresi diperoleh nilai constant sebesar 17.796 dengan

dk 42 – 2 = 40, dengan a 0.05 sehingga diperoleh ttabel= 2.021. Sehingga nilai

ttabel(2.021) <thitung (2.473) yang berarti bahwa konstanta berpengaruh terhadap

model regresi. Sedangkan nilai X (pola asuh orangtua) sebesar 0.910 dengan dk 44

– 2 = 40, dengan a 0.05 sehingga diperoleh ttabel= 2.021. Sehingga nilai ttabel(2.021)

<thitung (2.473).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua memang berpengaruh

terhadap perilaku belajar peserta didik yang dibuktikan dengan adanya nilai thitung

yang memiliki nilai yang lebih besar dari nilai ttabel pada taraf signifikansi 5 %

(0.05).

Sedangkan pada uji signifikansi untuk mengetahui hasil uji hipotesis ini

diterima atau ditolak maka thitung tersebut dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf 5

% dk = 42 – 2 = 40. Maka diperoleh angkattabel= 2.021 <thitung= 2,473. Sedangkan

pada taraf signifikansi 1 % (0.01) maka diperoleh angka ttabel= 2.704 > thitung =

2,473. Jadi koefisien korelasi X dan Y adalah Signifikan pada taraf signifikansi 5

% dan tidak signifikan pada taraf signifikansi 1 %.

Page 64: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Adanya perubahan yang terjadi pada karakter anak tentu ada faktor tertentu

yang mempengaruhi perubahan tersebut, misalnya dipengaruhi oleh faktor

lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat atau lingkungan teman sebaya

Sebagaimana diperoleh hasil penelitian yang dilakukan dari pengolahan data

sebelumnya, menunjukkan bahwa pengaruh pola asuh orangtua terhadap

pembentukkan karakter anak adalah sebesar 13,3 % yang diperoleh dari hasil uji

koefisien determinan. Ini artinya bahwa masih ada sekitar 86,7 % faktor lain yang

ikut mempengaruhi pembentukkan karakter anak di Desa Mananggu.

Hal ini menunjukkan bahwa pola asuh orangtua sangat penting untuk

ditingkatkan, sebab penulis melihat hanya sedikit pengaruh pola asuh orangtua

yaitu hanya 13,3%, yang memliki korelasi pada tataran yang sangat kuat dalam

mempengaruhi pembentukkan karakter anak. Selain itu, ada beberapa hal juga yang

harus diperhatikan oleh orangtua, yang menjadi subyek penelitian. Karena melihat

bahwa respon dari anak yang mengatakan bahwa, orangtua kurang akrab dengan

anak, masih mengabaikan kebutuhan pendidikan anak, selala membiarkan anak

bermain gudget sepuasnya, tanpa pengawasan. Ini tentu diperhatikan oleh orangtua.

Page 65: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, maka dari penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa dari hasil uji regresi linier sederhana diperoleh persamaan regresi yaitu: 𝑌𝑌� =

17.796 + 0.910𝑥𝑥. Artinya jika pola asuh orangtua mengalami kenaikan 1 % maka

karakter anak akan mengalami peningkatan sebesar 0.910. Sedangkan dari hasil

korelasi produc moment terdapat hasil pola asuh orangtua yang berpengaruh

terhadap pembentukkan karakter anak dengan nilai 0.365 yang berada pada rentang

0,20 – 0,399 yang membuktikan bahwa hubungan antara pengaruh pola asuh

orangtua dengan pembentukkan karakter anak berada pada kategori yang rendah.

Hubungan korelasi yang rendah menandakan perlunya pengembangan variabel pola

asuh orangtua dalam pembentukkan karakter anak.

Pola asuh orangtua memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

pembentukkan karakter anak atau dengan kata lain Ha diterima. Hal ini berdasarkan

pada hasil uji signifikasi hasilnya menunjukkan nilai Sig. (0.017) < 0,05 yang

berarti variabel bebas (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Selanjutnya, pola asuh orangtua memiliki pengaruh sebesar 13,3 % sedangkan

sisanya yaitu 86.7 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini. Tinggi rendahnya karakter anak di Desa Mananggu dipengaruhi oleh

pola asuh orangtua.

Page 66: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan kepada masyarakat Desa

Mananggu, selaku orangtua untuk lebih memperhatikan anaknya terutama pada

pergaulan lingkungan, karena yang menjadi sasaran utama pada pendidikan anak

adalah pendidikan keluarga.

Selain itu, dilihat dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pola

asuh orangtua memiliki pengaruh yang rendah terhadap pembentukkan karakter

anak di Desa Managgu. Untuk itu penulis menyarankan kepada masyarakat selaku

orangtua lebih meningkatkan pola asuh agar mampu meningkatkan karakter yang

baik untuk anak.

Page 67: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, ddk, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Dapertemen

Pendidikan Nasional Balai Pustaka. Anwar, Herson, dan Lian G Otaya, 2015. Statistika Pendidikan Teori dan Aplikasi.

Limboto: Sultan Amai Press. Arismanatoro, 2008. Tinjauan Berbagai Aspek Character Building Bagaimana

Mendidik Anak Berkarakter. Yogyakrta: Tiara Wacana. Asman, Jamal Ma’mur, 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di

Sekolah. Yogyakrta: Diva Press. Desmita, 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakrya. Emzir, 2013. Metodologi Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali

Pers. Fadillah Muhammad, Mualifatu Khorida Lilif, 2013. Pendidikan Karakter Anak

Usia Dini: Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Fathurrahmah, Pupuh, dan Suryana, Fenny, Fatriyani, 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama.

Husain, Abu, Shohih Muslim Juz 15. Beirut: Daar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, II. Hujjati, Muhammad Baqir, 2003. Pendidikan Anak Dalam Kandungan. Bogor:

Cahaya. Ilahi, Mohammad Takdir, 2013. Quantum Parenting: Kiat Sukses Mengasuh Anak

Secara Efektif dan Cerdas. Jogjakrta: Ar-Ruzz Media. Lickona, Thomas, 1991. Edcating For Character: how our schools can teach

respect and responsibility. New York: Bantam Book. Lickona, Thomas, 2013. Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa

Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media. Muslich, Masnur, 2014. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara. Musaheri, 2007. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD. Muchlas dan Hariyono, 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya. Mansur, 2004. Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan. Yogyakarta: Mitra

Pustaka . Mansur, 2005. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Jakarta: Pustaka Pelajar. Muslich, Masnur, 2014. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara. Muda, Lisdawati, 2015 Kepemimpinan Manusia Berkarakter. Gorontalo: Sultan

Amai Press IAIN Sultan Amai Gorontalo. Mulyasa, E, 2013. Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: Bumi Aksara. Matta, Muhammad Anis, 2003. Membentuk Karakter Islami. Jakarta: Al-I’tishom

Cahaya Umat. Mulyani, Novi, 2016. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakrta:

Kalimedia. Martono, Nanang, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Data

Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers.

Page 68: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Naim, Ngainun, 2012. Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu dan Pembentukkan Karakter Bangsa. Jogjakarta: Ar-Ruzz.

Sary, Yessy Nur Endah, 2015. Buku Ajar Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Parama Publishing.

Singgih, Y, Gunarsa, dan Gunarsa, Singgih D, 2007. Psikologi Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.

Sugiono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiono, 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta. Sireger, Syofian, 2015. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Sunarto, Ridwan, 2011. Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta. Tafsir, Ahmad, 2010. Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Yusuf, Muri, 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian

Gabungang. Jakarta: Kencana. Zubaedi, 2011. Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam

Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana. Zuraiq, Ma’ruf, 2008. Cara Mendidik Anak dan Mengatasi Problemnya. Bandung:

Cv. Naunsaaulia. http://mpsi.umm.ac.id/files/file/175-179 Israfil.pdf. Diakses pada tanggal 02

Desember 2017, pukul 05.20 http://ejournal-s1.undip.ac.id/indekx.php/jnursing. Diakses pada tanggal 02

Desember 2017 pukul 20.59 http://journal.uny.ac.id/index.php/hsjpi. Diakses pada tanggal 27 Desember 2017,

pukul. 14.15 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing. Diakses pada tanggal 27

Desember, pukul 15.00

Page 69: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

DAFTAR LAMPIRAN

rtabel .......................................................................................................... Lampiran I

ttabel .......................................................................................................... Lampiran 2

Kisi-kisi Angket ...................................................................................... Lampiran 3

Uji Coba Soal Angket ............................................................................. Lampiran 4

Uji Validitas Angket ............................................................................... Lampiran 5

Uji Reliabel dan Normalitas .................................................................... Lampiran 6

Quesioner Penelitian ............................................................................... Lampiran 7

Validitas Angket...................................................................................... Lampiran 8

Nilai Korelasi .......................................................................................... Lampiran 9

Nilai Regresi.......................................................................................... Lampiran 10

Hasil Analisis Manual ........................................................................... Lampiran 11

Distribusi Frekuensi dan Histogram...................................................... Lampiran 12

Rekapitulasi Angket .............................................................................. Lampiran 13

Page 70: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Dokumentasi

Page 71: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Lampiran I : r tabel

Page 72: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Lampiran 2 : ttabel

Page 73: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Lampiran 3 : Kisi-kisi Angket

Kisi-Kisi Angket Pola Asuh Orangtua

Variabel Penelitian Indikator

Butir

Favourable Butir

Unfavourable Total

No butir

Jumlah

No butir Jumlah

Pola Asuh Orangtua 2.a Pola Asuh Otoriter

4,5,6,

7,8, 5 1,2,3,9

,10 5 10

2.b Pola Asuh Otoritatif

11,12,

13,14,

15,16,

17,18,

19,20

10 - - 10

2.c Pola Asuh Permisif - -

21,22,23,24,25,26,27,28,29,30

10 10

Jumlah 15 15 30

Page 74: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Kisi-Kisi Angket Pembentukkan Karakter Anak

Variabel penelitian Indikator

Butir

Favourable

Butir

Unfavourable Total No

butir Jumlah No. butir Jumlah

Pembentukkan Karakter Anak

2.1 Hubungan Anak dengan Tuhannya.

1,2,3,4,

8,13,12 6 5,6,7 4 10

2.2 Hubungan Anak dengan Dirinya Sendiri

9,16,17,18,20 5 10,11,14,

15,19 5 10

2.3 Hubungan dengan Sesama

21,25,

26,28,

29,30

6 22,23,24,27 4 10

2.4 Hubungan dengan Lingkungan

32,35,

36,39,

38,

40,34

6 31,33,37 4 10

2.5 Hubungan dengan Bangsa

42,43,

44,46,

47

48,49,

7 41,45,50 3 10

Jumlah 30 20 50

Page 75: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Lampiran 4 : Uji Coba Soal Angket

KUESIONER (ANGKET)

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP

PEMBENTUKKAN KARAKTER ANAK

(STUDI KASUS DI DESA MANANGGU, KEC. MANANGGU,

KAB. BOALEMO, PROV. GORONTALO)

Hari/Tanggal :

Nama Lengkap :

Tempat Tanggal Lahir :

Usia :

Kelas :

Agama :

No. HP (Jika ada) :

Alamat :

Dusun :

Desa :

No. Angket :

A. Keterangan Angket 1. Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh data objektif dari pola asuh

orangtua di Desa Mananggu, Kec. Mananggu, Kab. Boalemo, Prov. Gorontalo dalam penyusunan skripsi.

2. Angket ini bukanlah tes, sehingga tidak ada jawaban yang benar atau salah, jawaban yang paling baik adalah jawaban yang sesuai dengan diri anda yang sebenarnya.

3. Dengan mengisi angket ini, berarti telah ikut serta membantu kami dalam penyelesaian studi.

B. Petunjuk Pengisian Angket 1. Berdoa sesuai keyakinan anda sebelum mengisi angket ini.

Page 76: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

2. Bacalah pernyataan dengan sebaik-baiknya. 3. Untuk menjawab pernyataan, berilah tanda check (√) pada kolom yang

tersedia. Keterangan SL = Selalu SR = Sering KD = Kadang-kadang TP = Tidak Pernah

4. Bila membatalkan jawaban, silanglah (X) jawaban yang dibatalkan, kemudian check (√) kembali jawaban yang baru sesuai pilihan anda.

5. Jawablah dengan JUJUR sesuai kondisi anda, jawaban yang diberikan tidak memberikan pengaruh kepada anda dan dijamin kerahasiaannya.

6. Jika ada pernyataan yang kurang dimengerti tanyakan saja kepada peneliti. 7. Peneliti mengucapkan terimakasih atas perhatian dan kerjasama dari anda.

DAFTAR PERTANYAAN A. Variabel X (Pola Asuh Orangtua)

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

SL SR KD TP

1. Orangtua saya marah bila saya menentang keinginannya

2. Orangtua melarang saya jika tidak belajar dirumah

3. Orangtua melarang saya melakukan aktifitas sesuai keinginan saya

4. Orangtua mengawasi kehidupan saya dengan ketat

5. Orangtua memaksakan kehendakanya pada saya

6. Orangtua mengharuskan saya bertingkah laku sesuka hati dan kemauan orangtua

7. Orangtua menentukan kegiatan apa saja yang boleh saya ikuti

8. Orangtua mengatur kehidupan saya

Page 77: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

9. Orangtua saya langsung memukul saya jika melakukan kesalahan tanpa mendengarkan penjelasan dahulu

10. Orangtua mengancam saya jika mendapat nilai buruk di Sekolah.

11. Orangtua mengingatkan saya ketika saya lupa akan kewajiban saya belajar

12. Orangtua mengingatkan saya untuk sholat lima waktu

13. Orangtua mengingtakan saya berbagi dengan siapapun

14. Orangtua mengingatkan saya agar tidak berkelahi dengan teman

15. Orangtua akrab dengan saya

16. Orangtua memperhatiakan saya

17. Orangtua memberikan saya ucapan selamat ketika saya mendapatkan prestasi yang baik

18 Orangtua mendukung apa yang saya lakukan jika itu positif

19. Orangtua melibatkan saya dalam membahas masalah keluarga

20. Orangtua memberikan saya kesempatan berpendapat ketika menentukan sesuatu

21. Orangtua membiarkan saya tidak belajar dirumah

22. Orangtua membiarkan saya melakukan hal-hal yang saya ingin lakukan

23 Orangtua membiarkan saya berteman dengan siapapun

24. Orangtua mengabaikan keperluan membeli buku

25. Orangtua membiarkan saya tidak sholat lima waktu

26. Orangtua membiarkan saya tidak menolong teman

Page 78: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

27. Orangtua membiarkan saya tidak mengaji

28. Orangtua membiarkan saya berkata kasar kepada orang lain

29. Orangtua membiarkan saya merokok

30. Orangtua membiarkan saya bermain gudgat (HP) sepuasnya

Page 79: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

DAFTAR PERNYATAAN B. Variabel Y (Pembentukkan Karakter Anak)

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

SL SR KD TP

1. Mendirikan sholat lima waktu

2. Melaksanakan puasa Ramadhan

3. Mendirikan sholat sunnah

4. Mengaji

5. Meninggalkan sholat lima waktu

6. Membatalkan dengan sengaja/tanpa alasan apapun

7. Mengabaikan sholat sunnah

8. Mengucapkan istighfar jika melakukan kesalahan

9. Berkata jujur jika bicara dengan orang lain

10. Berbohong kepada Orangtua

11. Berbohong kepada guru

12. Bersyukur

13. Menjual barang/makanan yang halal

14. Datang terlambat ke sekolah

15. Menyontek pekerjaan teman

16. Menulis jika mendengar atau melihat sesuatu yang bermakna

17. Mengembalikan barang orang lain

18. Mengerjakan PR tepat waktu

19. Malas Belajar

20. Berani berbicara didepan banyak orang

Page 80: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

21. Mencium tangan orangtua sebelum berangkat sekolah

22. Membentak teman jika melakukan kesalahan

23. Membentak orang tua jika tidak menuruti keinginan kita

24. Berkata kaar kepada guru

25. Menghormati orangtua

26. Menyayangi anak kecil

27. Berkelahi dengan teman

28. Member hadiah berupa ucapan/benda kepada teman

29. Mencium tangan guru jika bertemu

30. Menolong orang lain

31. Membuang sampah sembarangan

32. Membuang sampah pada tempatnya

33. Merusak tanaman hias di halaman rumah orang lain

34. Bergaul dengan teman baik

35. Melarang orang lain buang sampah sembarangan

36. Member makanan kepada tetangga

37. Membiarkan sampah berserakan dimana-mana

38. Menghemat penggunaan air bersih

39. Mengikuti kegiatan kebersihan baik di sekolah maupun dimasyarakat

40. Mengajak orang lain untuk menenam pohon di sekitaran rumah

41. Melerang teman yang berbeda agama dengan kita untuk beribadah

42. Berteman dengan orang yang beda suku

Page 81: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

43. Menghargai adat oaring lain

44. Bangga dengan bangsa sendiri

45. Menertawakan bahasa orang lain yang berbeda dengan bahasa kita

46. Menghargai ibadah orang lain

47. Mengikuti kegiatan upacara 17 Agustus setiap tahun

48. Mempunyai cita-cita menjadi yang baik untuk bangsa

49. Mengikuti kegiatan peringatan para pahlawan bangsa

50. Menghina suku orang lain

Page 82: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Lampiran 6 : Hasil Uji Reliabelitas dan Normalitas Data Melalui Program

“SPSS 16.0 for Windows”

a. Hasil Uji Reliabilitas

1. Variabel X (Pola Asuh Orang tua)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.635 30

2. Variabel Y (Pembentukan Karakter Anak)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.813 50

b. Hasil Uji Normalitas Data

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

X .145 42 .026 .961 42 .161 Y .148 42 .022 .956 42 .108 a. Lilliefors Significance Correction

Grafik kurva normal variable X Grafik kurva normal variable Y

Page 83: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Data Validitas Pola Asuh Orangtua (Variabel X)

Nomor

Soal

Koefisien r1 Status Validitas

r hitung r tabel

1 0,460 0,312 Valid

2 0,385 0,312 Valid

3 0,403 0,312 Valid

4 0,331 0,312 Valid

5 0,680 0,312 Valid

6 0,353 0,312 Valid

7 0,607 0,312 Valid

8 0,424 0,312 Valid

9 0,782 0,312 Valid

10 0,626 0,312 Valid

11 0,680 0,312 Valid

12 0,621 0,312 Valid

13 0,596 0,312 Valid

14 0,679 0,312 Valid

15 0,736 0,312 Valid

16 0,661 0,312 Valid

17 0,520 0,312 Valid

Analisis:Validitas data Pola Asuh Orangtua

Page 84: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Data Validitas Pembentukkan Karakter Anak (Variabel Y)

Nomor

Soal

Koefisien r1 Status Validitas

r hitung r table

1 0,549 0,312 Valid

2 0,372 0,312 Valid

3 0,566 0,312 Valid

4 0,465 0,312 Valid

5 0,544 0,312 Valid

6 0,382 0,312 Valid

7 0,421 0,312 Valid

8 0,596 0,312 Valid

9 0,516 0,312 Valid

10 0,343 0,312 Valid

11 0,637 0,312 Valid

12 0,511 0,312 Valid

13 0,479 0,312 Valid

14 0,684 0,312 Valid

15 0,830 0,312 Valid

16 0,555 0,312 Valid

17 0,535 0,312 Valid

18 0,367 0,312 Valid

19 0,426 0,312 Valid

20 0,705 0,312 Valid

21 0,482 0,312 Valid

22 0,616 0,312 Valid

23 0,483 0,312 Valid

Analisis:Validitas data Pembentukkan Karakter Anak

Page 85: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Lampiran 7 : Angket Penelitian Setelah Uji Coba

KUESIONER (ANGKET)

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP

PEMBENTUKKAN KARAKTER ANAK

DI DESA MANANGGU, KEC. MANANGGU,

KAB. BOALEMO, PROV. GORONTALO)

Hari/Tanggal :

Nama Lengkap :

Tempat Tanggal Lahir :

Usia :

Kelas :

No. HP (Jika ada) :

Alamat

Dusun :

Desa :

No. Angket :

C. Keterangan Angket 4. Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh data objektif dari pola asuh

orangtua di Desa Mananggu, Kec. Mananggu, Kab. Boalemo, Prov. Gorontalo dalam penyusunan skripsi.

5. Angket ini bukanlah tes, sehingga tidak ada jawaban yang benar atau salah, jawaban yang paling baik adalah jawaban yang sesuai dengan diri anda yang sebenarnya.

6. Dengan mengisi angket ini, berarti telah ikut serta membantu kami dalam penyelesaian studi.

D. Petunjuk Pengisian Angket 8. Berdoa sesuai keyakinan anda sebelum mengisi angket ini.

Page 86: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

9. Bacalah pernyataan dengan sebaik-baiknya. 10. Untuk menjawab pernyataan, berilah tanda check (√) pada kolom yang

tersedia. Keterangan SL = Selalu SR = Sering KD = Kadang-kadang TP = Tidak Pernah

11. Bila membatalkan jawaban, silanglah (X) jawaban yang dibatalkan, kemudian check (√) kembali jawaban yang baru sesuai pilihan anda.

12. Jawablah dengan JUJUR sesuai kondisi anda, jawaban yang diberikan tidak memberikan pengaruh kepada anda dan dijamin kerahasiaannya.

13. Jika ada pernyataan yang kurang dimengerti tanyakan saja kepada peneliti. 14. Peneliti mengucapkan terimakasih atas perhatian dan kerjasama dari anda.

DAFTAR PERTANYAAN

C. Variabel X (Pola Asuh Orangtua) No. Pernyataan Alternatif Jawaban

SL SR KD TP

1. Orangtua saya marah bila saya menentang keinginannya

2. Orangtua melarang saya melakukan aktifitas sesuai keinginan saya

3. Orangtua mengawasi kehidupan saya dengan ketat

4. Orangtua mengingatkan saya ketika saya lupa akan kewajiban saya belajar

5. Orangtua mengingatkan saya untuk sholat lima waktu

6. Orangtua mengingtakan saya berbagi dengan siapapun

7. Orangtua mengingatkan saya agar tidak berkelahi dengan teman

8. Orangtua akrab dengan saya

9. Orangtua memperhatiakan saya

Page 87: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

10. Orangtua mendukung apa yang saya lakukan jika itu positif

11. Orangtua mengabaikan keperluan membeli buku

12. Orangtua membiarkan saya tidak sholat lima waktu

13. Orangtua membiarkan saya tidak menolong teman

14. Orangtua membiarkan saya tidak mengaji

15. Orangtua membiarkan saya berkata kasar kepada orang lain

16. Orangtua membiarkan saya merokok

17. Orangtua membiarkan saya bermain gudgat (HP) sepuasnya

Page 88: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

DAFTAR PERNYATAAN

D. Variabel Y (Pembentukkan Karakter Anak) No. Pernyataan Alternatif Jawaban

SL SR KD TP

1. Melaksanakan puasa Ramadhan

2. Meninggalkan sholat lima waktu

3. Mengucapkan istighfar jika melakukan kesalahan

4. Berkata jujur jika bicara dengan orang lain

5. Berbohong kepada Orangtua

6. Bersyukur

7. Menjual barang/makanan yang halal

8. Datang terlambat ke sekolah

9. Mengembalikan barang orang lain

10. Mengerjakan PR tepat waktu

11. Mencium tangan orangtua sebelum berangkat sekolah

12. Menghormati orangtua

13. Memberi hadiah berupa ucapan/benda kepada teman

14. Mencium tangan guru jika bertemu

15. Menolong orang lain

16. Membuang sampah pada tempatnya

17. Memberi makanan kepada tetangga

18. Menghemat penggunaan air bersih

19. Berteman dengan orang yang beda suku

Page 89: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

20. Menghargai adat oaring lain

21. Bangga dengan bangsa sendiri

22. Mempunyai cita-cita menjadi yang baik untuk bangsa

23. Mengikuti kegiatan peringatan para pahlawan bangsa

Page 90: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Lampiran 9 : Nilai Korelasi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Pola Asuh Orangtua

42 53 68 60.55 3.148

Pembentukkan Karakter Anak

42 59 88 72.88 7.844

Valid N (listwise)

42

Correlations

Pola Asuh Orangtua

Pembentukkan Karakter Anak

X Pearson Correlation 1 .365*

Sig. (2-tailed) .017

N 42 42

Y Pearson Correlation .365* 1

Sig. (2-tailed) .017

N 42 42

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 91: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Lampiran 10 : Nilai Regresi

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 Pola Asuh Orangtuaa

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Pembentukkan Karakter Anak

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .365a .133 .112 7.39261 a. Predictors: (Constant), Pola Asuh Orangtua

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 336.380 1 336.380 6.155 .017a

Residual 2186.025 40 54.651

Total 2522.405 41

a. Predictors: (Constant), Pola ASuh Orangtua

b. Dependent Variable: Pembentukkan Karakter Anak

Page 92: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 17.796 22.232 .800 .428

Pola Asuh Orangtua

.910 .367 .365 2.481 .017

a. Dependent Variable: Pembentukkan Karakter Anak

Page 93: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Lampiran 11: Hasil Analisis Distribusi Frekuensi Secara Manual

1. Distribusi Frekuensi Variabel X

Adapun langkah-langkah untuk menyajikan data variabel X yaitu sebagai

berikut:

a. Mengurutkan data dari yang terbesar sampai data yang terkecil

68 65 64 64 64 64 64 64 63 63

63 62 62 62 62 62 62 61 61 61

61 60 60 60 60 60 60 60 60 60

59 59 59 59 58 58 56 56 55 55

54 53

b. Menghitung rentang (R) = Data terbesar – Data terkecil

= 68 – 53

= 15

c. Menghitung banyaknya kelas (K) = 1 + 3.3 log n

= 1 + 3.3 log 42

= 1 + 3.3 (1.62)

= 6.35 Dibulatkan menjadi 6

d. Menghitung panjang kelas (i) = Rentang

Banyak Kelas

= 156

= 2.5 Dibulatkan menjadi 3

Page 94: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orangtua (Variabel X)

No. Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 53 - 55 4 9,52 %

2 56 - 58 4 9,52 %

3 59 - 61 17 40,48 %

4 62 - 64 15 35,71%

5 65 - 67 1 2,38 %

6 68 - 70 1 2.38 %

Jumlah 42 100%

Selanjutnya frekuensi distribusi pengamatan variabel X (Pengaruh Pola

Asuh Orangtua) dapat dilihat melalui histogram di bawah ini:

Gambar 1

Diagram pengamatan variabel X (Pola Asuh Orangtua)

Page 95: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

e. Menghitung Mean (rata-rata)

No. Kelas Interval Fi Xi fi.xi

1 53 - 55 4 54 216

2 56 - 58 4 57 228

3 59 - 61 17 60 1020

4 62 - 64 15 63 945

5 65 - 67 1 66 66

6 68 - 70 1 69 66

Jumlah 42 2541

10% 9,52%

40,48%

35,71%

2,38% 2,38%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

53-55 56-58 59-61 62-64 65-67 68-70

Page 96: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

𝑀𝑀𝑥𝑥 = ∑𝑥𝑥 = ∑ . 𝑓𝑓𝑖𝑖𝑓𝑓𝑥𝑥𝑁𝑁

= 254142

= 𝟑𝟑𝟎𝟎.𝟑𝟑

f. Menghitung Median

No. Kelas Interval Fi fka fkb

1 53 - 55 4

4 42

2 56 - 58 4

8 38

3 59 - 61 17

25 34

4 62 - 64 15

40 17

5 65 - 67 1

41 2

6 68 - 70 1

42 1

Jumlah 42

Letak median = ½ n b = 59 – 0.5 = 58.5

= ½ . 42 p = 3

= 422

= 21 F = 8

f = 17

Me = b + p [12𝑖𝑖−𝐹𝐹

𝑓𝑓]

= 58.5 + 3 [21−817

]

= 58.5 + 3 [1317

]

= 58.5 + 2.29

= 60.79

2. Distribusi Frekuensi Variabel Y

Page 97: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Adapun langkah-langkah untuk menyajikan data variabel Y yaitu sebagai

berikut:

a. Mengurutkan data dari yang terbesar sampai data yang terkecil

88 86 84 83 83 83 81 81 80 79

79 79 79 79 78 78 78 75 73 72

72 72 71 71 71 70 70 69 69 68

68 66 65 64 64 63 63 63 62 62

61 59

b. Menghitung rentang (R) = Data terbesar – Data terkecil

= 88 – 59

= 29

c. Menghitung banyaknya kelas (K) = 1 + 3.3 log n

= 1 + 3.3 log 42

= 1 + 3.3 (1,62)

= 6,35 Dibulatkan menjadi 6

d. Menghitung panjang kelas (P) = Rentang

Banyak Kelas

= 296

= 4.83 Dibulatkan menjadi 5

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Pembentukkan Karakter Anak (Variabel Y)

No. Kelas Interval Frekuensi Absolut

Frekuensi Relatif

1 59 – 63 7 16.66 % 2 64 – 68 6 14.28 % 3 69 – 73 11 26.19 % 4 74 – 78 4 9.52% 5 79 – 83 11 26.19%

Page 98: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

6 84 – 89 3 7.14 % Jumlah 42 100 %

Selanjutnya frekuensi distribusi pengamatan variabel variabel Y

(Pembentukkan Karakter Anak) dapat dilihat melalui histogram di bawah ini:

Gambar 2

Diagram Pengamatan Variabel Y (Pembentukkan Karakter Anak)

e. Menghitung Mean (rata-rata)

No. Kelas Interval Fi yi fi.yi 1 59 – 63 7 61 427 2 64 – 68 6 66 396 3 69 – 73 11 71 781 4 74 – 78 4 76 304 5 79 – 83 11 81 891 6 84 – 89 3 86 258

16,66%14,28%

26,19%

9,52%

26,19%

7,14%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

59 – 63 64 – 68 69 – 73 74 – 78 79 – 83 84 – 89

Page 99: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Jumlah 42 3057

𝑀𝑀𝑥𝑥 = ∑𝑥𝑥 = ∑ . 𝑓𝑓𝑖𝑖𝑓𝑓𝑥𝑥𝑁𝑁

= 305742

= 𝟏𝟏𝟐𝟐.𝟏𝟏𝟕𝟕

f. Menghitung Median

No. Kelas Interval fi fka fkb 1 59 – 63 7 7 42 2 64 – 68 6 13 35 3 69 – 73 11 24 29 4 74 – 78 4 28 18 5 79 – 83 11 39 14 6 84 – 89 3 42 3 Jumlah 42

Letak median = ½ n b = 69 – 0.5 = 68.5

= ½ .42 p = 5

= 422

= 21 F = 13

f = 11

Me = b + p [12𝑖𝑖−𝐹𝐹

𝑓𝑓]

= 68.5 + 5 [21−1311

]

= 68.5 + 5 [ 811

]

= 68.5 + 3.63

= 72.13

Page 100: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

3. Pengujian Hipotesis

Tabel 3

Pengujian Hipotesis

No. X Y X2 Y2 XY 1 2 3 4 5 6 1 62 59 3844 3481 3658 2 65 61 4225 3721 3965 3 60 62 3600 3844 3720 4 61 62 3721 3844 3782 5 68 63 4624 3969 4284 6 60 63 3600 3969 3780 7 56 63 3136 3969 3528 8 64 64 4096 4096 4096 9 64 64 4096 4096 4096 10 62 65 3844 4225 4030 11 61 66 3721 4356 4026 12 63 68 3969 4624 4284 13 60 68 3600 4624 4080 14 61 69 3721 4761 4209 15 64 69 4096 4761 4416 16 62 70 3844 4900 4340 17 60 70 3600 4900 4200 18 63 71 3969 5041 4473 19 59 71 3481 5041 4189 20 59 71 3481 5041 4189 21 62 72 3844 5184 4464 22 59 72 3481 5184 4248 23 58 72 3364 5184 4176 24 55 73 3025 5329 4015 25 64 75 4096 5625 4800 26 62 78 3844 6084 4836 27 53 78 2809 6084 4134 28 64 78 4096 6084 4992 29 56 79 3136 6241 4424

Page 101: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

30 60 79 3600 6241 4740 31 58 79 3364 6241 4582 32 55 79 3025 6241 4345 33 59 79 3481 6241 4661 34 60 80 3600 6400 4800 35 64 81 4096 6561 5184 36 60 81 3600 6561 4860 37 62 83 3844 6889 5146 38 54 83 2916 6889 4482 39 60 83 3600 6889 4980 40 61 84 3721 7056 5124 41 60 86 3600 7396 5160 42 63 88 3969 7744 5544

Jumlah 2543 3061 154379 225611 185706

a. Menghitung Persamaan Regresi Linier Sederhana

Untuk menghitung persamaan Regresi linier digunakan rumus:

Y� = a + bX

Dimana:

𝑎𝑎 = (∑𝑦𝑦)(∑𝑥𝑥2) − (∑𝑥𝑥)(∑𝑥𝑥𝑦𝑦)

𝑛𝑛∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥)2

𝑏𝑏 = 𝑛𝑛∑𝑥𝑥𝑦𝑦 − (∑𝑥𝑥)(∑𝑦𝑦)𝑛𝑛∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥)2

Dari hasil perhitungan pada tabel di atas diperoleh hasil sebagai berikut:

∑ X = 2543 ∑ X2 = 154379 ∑ XY = 185706

∑ Y = 3061 ∑ Y2 = 225611 N = 42

Dengan demikian, maka untuk harga a dan b yaitu:

𝑎𝑎 = (∑𝑥𝑥)(∑𝑥𝑥2)−(∑𝑥𝑥)(∑𝑥𝑥𝑥𝑥)𝑖𝑖∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥)²

Page 102: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

= (3061)(154379) − (2543)(185706)

42 (154379) − (2543)2

= (472554119) − (472250358)(6483918) − (6466849)

= 30376117069

= 𝟏𝟏𝟏𝟏.𝟏𝟏𝟕𝟕𝟑𝟑

𝑏𝑏 = 𝑖𝑖∑𝑥𝑥𝑥𝑥 − (∑𝑥𝑥)(∑𝑥𝑥)𝑖𝑖∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥)2

= 42 (185706) −(2543)(3061)42 (154379) − (2543)2

= (7799652) − (7784123)(6483918) − (6466849)

= 1552917069

= 𝟎𝟎.𝟕𝟕𝟏𝟏𝟎𝟎

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas, maka diperoleh persamaan

regresi yaitu: 𝑌𝑌� = 17.796 + 0.910𝑥𝑥.

b. Menghitung Koefisien Korelasi

Dari hasil perhitungan pada tabel di atas diperoleh hasil sebagai berikut:

∑ X = 2543 ∑ X2 = 154379 ∑ XY = 185706

∑ Y = 3061 ∑ Y2 = 225611 N = 42

Selanjutnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Page 103: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

𝑟𝑟ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 = 𝑟𝑟𝑥𝑥𝑥𝑥= 𝑖𝑖(∑𝑋𝑋𝑋𝑋)−(∑𝑋𝑋).(∑𝑋𝑋)�{𝑖𝑖.∑𝑋𝑋2−(∑𝑋𝑋)2}.{𝑖𝑖.∑𝑋𝑋2 −(∑𝑋𝑋)2 }

42 (185706) − (2543)(3061)�{42 (154379)– (2543)2}{42 (225611) – (3061)2

= 7799652 – 7784123�{6483918 – 6466849}{9475662 – 9369721}

= 15529�{17069}{105941}

= 15529{130,6 . 325,4}

= 1552942497

= 𝟎𝟎.𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑

c. Perhitungan Koefisien Determinasi.

Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi di atas

dilakukan perhitungan keofisien determinasi dengan menggunakan rumus:

KP = (r)2 x 100%

KP = (0.365)2 x 100%

= 0,133 x 100%

= 13,3 %

Ini berarti besarnya kontribusi variabel X (Pola Asuh Orangtua)

terhadap Y (Pembentukkan Karakter Anak) sebesar 13,3%, dan 86,7% berasal

dari faktor lain. Ini dapat kita simpulkan bahwa Pola Asuh Orangtua

mempunyai pengaruh yang positif terhadap Pembentukkan Karakter Anak.

d. Menghitung Signifikansi Koefisien Korelasi

Untuk uji signifikasi koefisien korelasi, pengujian dapat dilakukan

melalui pasangan hipotesis, yaitu:

Page 104: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pola Asuh Orangtua dengan

Pembentukkan Karakter Anak.

H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Pola Asuh Orangtua

dengan Pembentukkan Karakter Anak.

Dengan kriteria pengujian:

Jika signifikansi > 0.05 maka Ho diterima

Jika signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak

ttabel > thitung Ho diterima

ttabel < thitung Ho ditolak

Page 105: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Untuk uji signifikansi digunakan rumus sebagai berikut:

thitung =𝑟𝑟√𝑖𝑖−2�1−𝑟𝑟²

= 0.365√42−2

√1−0,133

= 0.365√40

√0,867

= (0.365) (6,32)0,93

= 2,300,93

= 𝟐𝟐,𝟒𝟒𝟏𝟏𝟑𝟑

Untuk mengetahui apakah hasil uji hipotesis ini diterima atau ditolak maka

thitung tersebut dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikansi 5 % (0.05) dk =

42 – 2 = 40. Maka diperoleh angka ttabel = 2,021 < thitung= 2,473. Sedangkan pada

taraf signifikansi 1 % (0.01) maka diperoleh angka ttabel= 2,704 > thitung = 2,473.

Page 106: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Lampiran 12 : Distribusi Frekuensi dan Histogram

a. Output Hasil Distribusi Frekuensi Variabel X “SPSS v 16.0 for windows”

Statistics Pola Asuh Orangtua

Pola Asuh Orangtua

Pembentukkan Karakter Anak

N Valid 42 42

Missing 0 0 Mean 60.55 72.88 Std. Error of Mean .486 1.210 Median 60.50 72.00 Mode 60 79 Std. Deviation 3.148 7.844 Variance 9.912 61.522 Skewness -.392 .039 Std. Error of Skewness .365 .365 Kurtosis .333 -1.122 Std. Error of Kurtosis .717 .717 Range 15 29 Minimum 53 59 Maximum 68 88 Sum 2543 3061 Percentiles 10 55.30 62.30

25 59.00 65.75 50 60.50 72.00 75 63.00 79.00 90 64.00 83.00

Page 107: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Pola Asuh Orangtua

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent

Valid 53 1 2.4 2.4 2.4

54 1 2.4 2.4 4.8

55 2 4.8 4.8 9.5

56 2 4.8 4.8 14.3

58 2 4.8 4.8 19.0

59 4 9.5 9.5 28.6

60 9 21.4 21.4 50.0

61 4 9.5 9.5 59.5

62 6 14.3 14.3 73.8

63 3 7.1 7.1 81.0

64 6 14.3 14.3 95.2

65 1 2.4 2.4 97.6

68 1 2.4 2.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

Page 108: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

b. Output Hasil Distribusi Frekuensi Variabel X “SPSS v 16.0 for windows

Pembentukkan Karakter Anak

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 59 1 2.4 2.4 2.4

61 1 2.4 2.4 4.8

62 2 4.8 4.8 9.5

63 3 7.1 7.1 16.7

64 2 4.8 4.8 21.4

65 1 2.4 2.4 23.8

66 1 2.4 2.4 26.2

68 2 4.8 4.8 31.0

69 2 4.8 4.8 35.7

70 2 4.8 4.8 40.5

71 3 7.1 7.1 47.6

72 3 7.1 7.1 54.8

73 1 2.4 2.4 57.1

75 1 2.4 2.4 59.5

78 3 7.1 7.1 66.7

79 5 11.9 11.9 78.6

80 1 2.4 2.4 81.0

81 2 4.8 4.8 85.7

83 3 7.1 7.1 92.9

84 1 2.4 2.4 95.2

86 1 2.4 2.4 97.6

88 1 2.4 2.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

Page 109: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah
Page 110: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Lampiran 13 Rekapitulasi Angket Pola Asuh Orangtua

No. Indikator Pernyataan

Alternatif Jawaban Jumlah

SL SR KD TP F %

F % F % F % F %

1 Orangtua saya marah bila saya menentang keinginannya

- - - - 6 14,3 36 85,7 42 100

2 Orangtua melarang saya melakukan aktifitas sesuai keinginan saya

- - 6 14,3 10 23,8 26 61,9 42 100

3 Orangtua mengawasi kehidupan saya dengan ketat

14 33,3 14 33,3 13 31,0 1 2,4 42 100

4 Orangtua mengingatkan saya ketika saya lupa akan kewajiban saya belajar

32 76,2 4 9,5 6 14,3 - - 42 100

5 Orangtua mengingatkan saya untuk sholat lima waktu

16 38,1 21 50,0 5 11,9 - - 42 100

6 Orangtua mengingtakan saya berbagi dengan siapapun

39 92,9 1 2,4 2 4,8 - - 42 100

7 Orangtua mengingatkan saya agar tidak berkelahi dengan teman

37 88,1 2 4,8 3 7,1 - - 42 100

8 Orangtua akrab dengan saya 25 59,5 7 16,7 10 23,8 - - 42 100

9 Orangtua memperhatiakan saya 27 64,3 11 26,2 4 9,5 - - 42 100

10

Orangtua mendukung apa yang saya lakukan jika itu positif 29 69,0 6 14,3 7 16,7 - - 42 100

11

Orangtua mengabaikan keperluan membeli buku -- - 2 4,8 4 9,5 2 4,8 42 100

12 Orangtua membiarkan saya tidak sholat lima waktu

- - 2 4,8 4 9,5 36 85,7 42 100

Page 111: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

13 Orangtua membiarkan saya tidak menolong teman

- - 3 7,1 5 11,9 34 81,0 42 100

14 Orangtua membiarkan saya tidak mengaji

- - 9 21,4 13 31,0 20 47,6 42 100

15 Orangtua membiarkan saya berkata kasar kepada orang lain

- - 1 2,4 7 16,7 34 81,0 42 100

16 Orangtua membiarkan saya merokok

- - 4 9,5 6 14,3 32 76,2 42

17 Orangtua membiarkan saya bermain gudgat (HP) sepuasnya

- - 4 9,5 16 38,1 22 52,4 42 100

Dari rekapitulasi hasil jawaban kuesioner dari 42 responden diatas.

Maka, didistribusikan frekuensi skor untuk data variabel X (Pola Asuh Orangtua) yaitu:

Page 112: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Rekapitulasi Angket Pembentukkan Karakter Anak

No. Indikator Pernyataan

Alternatif Jawaban Jumlah

SL SR KD TP F %

F % F % F % F %

1 Melaksanakan puasa Ramadhan 11 26,2 14 33,3 17 40,5 - - 42 100

2 Meninggalkan sholat lima waktu 1 2,4 6 14,3 15 35,7 20 47,6 42 100

3 Mengucapkan istighfar jika

melakukan kesalahan 17 40,5 14 33,3 10 23,8 1 2,4 42 100

4 Berkata jujur jika bicara dengan orang

lain 11 26,2 12 28,6 19 45,2 - - 42 100

5 Berbohong kepada Orangtua 2 4,8 21 50,0 14 33,3 5 11,9 42 100

6 Bersyukur 20 47,6 13 31,0 9 21,4 - - 42 100

7 Menjual barang/makanan yang halal 10 23,8 23 54,8 7 16,7 2 4,8 42 100

8 Datang terlambat ke sekolah

2 4,8 7 16,7 11 26,2 22 52,4 42

100

9 Mengembalikan barang orang lain 25 59,5 6 14,3 11 26,2 - - 42 100

10 Mengerjakan PR tepat waktu 30 71,4 9 21,4 3 7,1 - - 42 100

11

Mencium tangan orangtua sebelum

berangkat sekolah 18 42,9 10 23,8 9 21,4 5 11,9 42 100

12 Menghormati orangtua 32 76,2 5 11,9 5 11,9 - - 42 100

13 Memberi hadiah berupa ucapan/benda

kepada teman 26 61,9 6 14,3 4 9,5 6 14,3 42 100

14 Mencium tangan guru jika bertemu 12 28,6 9 21,4 19 45,2 2 4,8 42 100

Page 113: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

15 Menolong orang lain 19 45,2 14 33,3 4 9,5 5 11,9 42 100

16 Membuang sampah pada tempatnya 31 73,8 2 4,8 6 14,3 3 7,1 42 100

17 Memberi makanan kepada tetangga 30 71,4 7 16,7 2 4,8 3 7,1 42 100

18 Menghemat penggunaan air bersih 14 33,3 10 23,8 16 38,1 2 4,8 42 100

19 Berteman dengan orang yang beda

suku 14 33,3 8 19,0 13 31,0 7 16,7 42 100

20 Menghargai adat oaring lain 19 45,2 14 33,3 7 16,7 2 4,8 42 100

21 Bangga dengan bangsa sendiri 31 73,8 6 14,3 1 2,4 4 9,5 42 100

22 Mempunyai cita-cita menjadi yang

baik untuk bangsa 32 76,2 7 16,7 2 4,8 1 2,4 42 100

23 Mengikuti kegiatan peringatan para

pahlawan bangsa 21 50,0 12 28,6 8 19,0 1 2,4 42 100

Dari rekapitulasi hasil jawaban kuesioner dari 42 responden diatas.

Maka, didistribusikan frekuensi skor untuk data variabel Y (Pembentukkan

Karakter Anak) yaitu:

Page 114: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

Analisis Korelasi Variabel X (Pola Asuh Orangtua) dan Variabel Y (Pembentukkan Karakter Anak)

No. X Y X2 Y2 XY

1 2 3 4 5 6

1 62 59 3844 3481 3658

2 65 61 4225 3721 3965

3 60 62 3600 3844 3720

4 61 62 3721 3844 3782

5 68 63 4624 3969 4284

6 60 63 3600 3969 3780

7 56 63 3136 3969 3528

8 64 64 4096 4096 4096

9 64 64 4096 4096 4096

10 62 65 3844 4225 4030

11 61 66 3721 4356 4026

12 63 68 3969 4624 4284

13 60 68 3600 4624 4080

14 61 69 3721 4761 4209

15 64 69 4096 4761 4416

16 62 70 3844 4900 4340

17 60 70 3600 4900 4200

18 63 71 3969 5041 4473

19 59 71 3481 5041 4189

20 59 71 3481 5041 4189

21 62 72 3844 5184 4464

22 59 72 3481 5184 4248

23 58 72 3364 5184 4176

24 55 73 3025 5329 4015

25 64 75 4096 5625 4800

26 62 78 3844 6084 4836

Page 115: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

27 53 78 2809 6084 4134

28 64 78 4096 6084 4992

29 56 79 3136 6241 4424

30 60 79 3600 6241 4740

31 58 79 3364 6241 4582

32 55 79 3025 6241 4345

33 59 79 3481 6241 4661

34 60 80 3600 6400 4800

35 64 81 4096 6561 5184

36 60 81 3600 6561 4860

37 62 83 3844 6889 5146

38 54 83 2916 6889 4482

39 60 83 3600 6889 4980

40 61 84 3721 7056 5124

41 60 86 3600 7396 5160

42 63 88 3969 7744 5544

Jumlah 2543 3061 154379 225611 185706

Analisis: analisis data Pola Asuh Orangtua dan Pembentukkan Karakter Anak di

Desa Mananggu.

Page 116: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah

RIWAYAT HIDUP

MUFIDA PAKAYA, Dilahirkan di Kabupaten Boalemo tepatnya

di Desa Mananggu, Kec. Mananggu, Kab. Boalemo, Prov. Dilahirkan tepat

pada tanggal 27 Maret 1997. Anak ketiga dari lima bersaudara pasangan

dari Amin Pakaya dan Raihan T. Giu, S.Pd.I Peneliti menyelesaikan pendidikan

di Sekolah Dasar di SDN 06 Mananggu, Kec. Mananggu, Kab. Boalemo pada

tahun 2009. Pada tahun itu juga peneliti melanjutkan Pendidikan di MTs.

Alkhairaat Paguat, Kec. Paguat, Kab. Pohuwato dan tamat pada tahun 2012

kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di MA. Alkahairaat Tilamuta,

Kec. Tilamuta, Kab. Boalemo pada tahun 2012 dan selesai pada tahun 2015. Pada

tahun 2015 peneliti melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri, tepatnya

di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan (FITK) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam

(PAI).

Peneliti salah satu mahasiswa penerima beasiswa bidik misi diangkatan 2015,

2017 diberikan amanah menjadi Ketua POMMA (Pengurus Organisasi

Mahasantriwati Ma’had Al-Jami’ah) IAIN Sultan Amai Gorontalo, 2018

diberikan amanah menjadi Ketua HMJ-PAI (Himpunan Mahasiswa Jurusan

Pendidikan Agama Islam), 2017-2019 diberikan amanah menjadi Pengurus LDK-

MPM (Lembaga Dakwah Kampus Mahasiswa Pecinta Mushollah) IAIN Sultan

Amai Gorontalo, 2018 diberikan amanah menjadi Ketua KOSBUFI (Komunitas

Sahabat Buku dan Film Islami) Wilayah Provinsi Gorontalo, peneliti

menyelesaikan kuliah strata satu (S1) pada tahun 2019.

Page 117: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - pai.iaingorontalo.ac.idpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/...13. Amin Pakaya dan Raihan T. Gi u, Ayahanda dan Ibunda yang telah bersusah payah