motto dan persembahan - iain gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/buku... ·...

58
i

Upload: others

Post on 03-Aug-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

i

Page 2: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto :

“Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”

(An-Najm: 39)

“Sabar dan berusaha adalah kunci utama untuk memperoleh sesuatu yang ingin dicapai”

(Ratna Paramata)

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini kupersembahan dengan penuh kehormatan sebagai Tanda Terimah Kasiku yang tulus kepada Ayah dan Ibuku Tercinta Salimayang Paramata Dan Asrija Dimaan yang senantiasa membiayai, mendidik dan medoakanku demi

Kelancaran dan keberhasilan studiku.

Serta untuk Kakaku Rusdi Dimaan, ramlan Paramata dan Adikku Ramla Paramata,Rusmail Paramata yang telah banyak

memotivasi dalam Penyelesaian Skripsi ini. Teristimewa Kepada Almamaterku IAIN Sultan Amai Gorontalo Sebagai Tempat

Penulis Menimbah Ilmu Pengetahuan

Page 3: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha pengasih yang tidak pilih kasih, dan lagi maha penyayang yang tidak memandang sayang. Dengan mengucapkan rasa syukur “Alhamdulillahi rabbil Alamin” berkat petunjuk dan pertolongan-Nya. Sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Implementasi Pembelajaran PAI Berbasis Scientific Terhadap Motivasi Belajar Paserta Didik Di SDN 2 Limboto Barat”.

Shalawat dan salam senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga curahan rahmatnya sampai kepada keluarga, para sahabat, hingga kepada kita umatnya akhir zaman. Semoga perjuangan beliau menjadi inspirasi, khususnya bagi kalangan pelajar. Serta menjadi potret dalam kehidupan bahwa dengan berdo’a dan berikhtiar maka segala sesuatu yang di cita-citakan dapat terwujud terutama dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, banyak mengalami hambatan dan rintangan. Namun, berkat petunjuk Allah SWT melalui pencerahan pemikiran, dan juga tekad, ketekunan penulis, serta arahan dari dosen pembimbing sehingga penyusunan skripsi dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karenanya, tidak ada kata yang paling indah diucapkan selain rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Ibundaku Asrija Dimaan, sesosok wanita yang punya perhatian besar kepada anak-anaknya. yang telah melahirkan, membesarkan, mendidikku, dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Dan Ayahku Salimayang Paramata, sesosok pria sejati pekerja keras tanpa mengenal siang, malam, panas, bahkan hujan, itu semua dilakukan demi mencukupi kebutuhan keluarga. Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan Ibu” selama ini, dapat terbalaskan oleh Toga kebahagiaan yang ku persembahkan saat untuk menyandang gelar sarjana, dan Semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala yang berlimpah. Amiin…!!!

2. Bapak Dr. Lahaji, M.Ag, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo.

Page 4: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

iii

3. Bapak Dr. Sofyan Kau, M.Ag., Bapak Dr. Ahmad Faisal, M.Ag., dan Bapak Dr. Mujahid Damopolii, M.Pd, yang masing-masing adalah Wakil Rektor I, II, dan III IAIN Sultan Amai Gorontalo.

4. Bapak Dr. H. Lukman Arsyad, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo.

5. Bapak Dr. Ibu Dr. Hj.Lamsike Pateda, S.Pd, M.Pd dan Bapak Dr. Arten Mobonggi, S.Ag., M.Pd, selaku Wakil Dekan I, II, dan III Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo.

6. Bapak Dr. Razak H. Umar, M.Pd, selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

7. Bapak Dr. H.Arten Mobonggi, M.Pd, selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Hj. Munirah M.Pd, selaku pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis selama proses sampai terselesainya penyusunan skripsi.

8. Kepada seluruh dosen,Staf Tata Usaha,Operator Civitas Akademika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo yang turut membantu dalam berlangsungnya penyusunan proposal/skripsi,sehingga tepat pada waktu yang ditentukan.

9. Ibu Harlin K Tuu, S.Pd selaku kepala sekolah Sdn 2 Limnoto Barat, yang telah memberikan izin kepada penulis dalam melakukan penelitian.

10. Bapak dan Ibu Guru, Siswa dan siswi SDN 2 Limboto Barat, yang turut memberikan informasi yang dapat membantu peneliti dalam menyusun skripsi.

11. Kepada semua saudara kandungku (Rusdi Dimaan S.Pd, Ramlan Paramata, Ramla Paramata, dan Rusmail Paramata,) yang telah memberikan do’a dan dukungan beserta semua keluarga yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberikan dukungan moril dan materil dalam menggapai cita-cita.

12. Kepada teman-teman seperjuangan Pemdidikan Agama Islam angkatan 2015: Suhartin M Patamani, Titis Katili, Yunita Pomuato, Sri Astuti S Husin, Sakinah Harun, Wirda Abdulrahman, sitria usman, Tita Ananda Putri Paputungan, Silvia Febrianti Amba, Susanti Diu, Suci kawati Kadir, Sri sintiya Toini, Sulaeha Mokodongan, Sriayuhevina, Vivin U kaharu, Sakinah T Harun, Tari Laute, Sri Puspita Patilima, Yuyan Lahabu, Roni Ibrahim, Tasrin Dudetu, Syarif Hidayatullah Umar, Rusmin Hr. Sulu, Bayu Paputungan, Armanto Mokoginta, Zulkifli Tungkagi, sandri Mokoginta, Syaid Bin Rahman Mokoagow Panji Mamonto. serta teman-teman seperjuangan lainnya yang tidak dapat disebutkan

Page 5: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

iv

satu-persatu yang sama-sama berjuang dan saling memberikan motivasi untuk meraih gelar sarjana.

13. Kepada Sahabat-sahabatku :Tini, Yunita, Titis, Elan, Yuyan, Sakinah, Susan, dan Wirdha yang selalu mendukung dikala Suka Maupun duka dan memberikan motivasi demi keberhasilan bersama,

14. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang turut membantu penulis selama studi hingga terselesainya penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan dan kehilafan yang ada pada penulisan skripsi ini, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman.

Gorontalo, Juli 2019

Penulis

Ratna Paramata Nim. 151012147

Page 6: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

v

DAFTAR ISI MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................... I KATA PENGANTAR. ..................................................... II DAFTAR ISI. .................................................................. V DAFTAR TABEL. ........................................................... VII DAFTAR GAMBAR. ...................................................... VIII BAB I PENDAHULUAN. ................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah. .................................... 1 B. Rumusan Masalah. ............................................. 3 C. Tujuan dan Manfaat penelitian ........................... 4 D. Batasan Masalah. ............................................... 5 E. Pengertian Judul dan Definisi Operasional. ....... 5 F. Kajian Pustaka. ................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI. ................................................. 8 A. Scientific Proses. ................................................ 8

1. Pengertian Pendekatan scientific proses. ...... 8 2. Langka-langka Pendekatan scientific. ............ 10

B. Motivasi belajar. .................................................. 15 1. Pengertian Motivasi Belajar. .......................... 15 2. Macam-macam Motivasi Belajar .................... 17 3. Fungsi dan Tujuan Motivasi Pembelajaran. ... 19 4. Peran Motivasi dalam Belajar

dan pembelajaran. ......................................... 20 C. Kerangka Berfikir ................................................ 22

BAB III METODE PENELITIAN. .................................... 25 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian. ...................... 25 B. Lokasi Penelitian. ................................................ 25 C. Sumber Data. ...................................................... 25 D. TekhnikPengumpulan Data. ............................... 25 E. Tehnik Analisi Data ............................................. 26 F. Pengecekan Keabsahan Data. ........................... 27 G. Tahap-tahap Penelitian. ...................................... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN . ....................................... A. Deskripsi Lokasi Penelitian. ................................ 30 B. Pembelajaran PAI berbasis Scientific Proses

Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik di SDN 2 Lomboto Barat. .................................... 35

C. Kendala dan Solusinya Terhadap pembelajaran PAI Berbasis scientific proses 2 Limboto Barat. ................................................ 42

Page 7: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

vi

BAB V PENUTUP. ......................................................... A. Kesimpulan. ........................................................ 45 B. Saran. ................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA. ..................................................... 46

Page 8: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

vii

DAFTAR TABEL Tabel Judul Halaman 4.1 Keadaan Tenaga Pendidik dan Tenaga kependidikan

SDN 2 Limboto Barat ............................................. 31 4.2 Data siswa perkelas dalam 1 tahun

terakhir (2018/2019) ............................................... 33 4.3 keadaan sarana SDN 2 Limboto Barat ................... 33 4.4 Keadaan Prasarana SDN 2 Limboto Barat ............ 34

Page 9: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman 2.1 Gambar Kerangka Berfikir ....................................... 23

Page 10: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

ix

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Judul Nomor Lampiran 1 SK Pembimbing ........................................... Lampiran 2 Surat Izin Meneliti ........................................ Lampiran 3 Surat Balasan .............................................. Lampiran 4 Pedoman Observasi .................................... Lampiran 5 Transkip Hasil Wawancara .......................... Lampiran 6 Data Informan .............................................. Lampiran 7 Foto Dokumentasi .......................................

Page 11: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran dengan pendekatan scientific merupakan sebuah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar para peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui beberapa proses tahapan-tahapan dengan cara mengamati yang bertujuan untuk melakukan identifikasi atau menemukan masalah atau persoalan, kemudian dari hasil pengamatan fenomena tersebut siswa diharapkan mampu untuk merumuskan masalah, yang dilajutkan dengan mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, kemudian menganalisis data yang didapatkan, dan langkah yang terakhir adalah dengan menarik sebuah kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Sehingga dari beberapa alur dan tahapan serta langkah-langkah tersebut guru tidak hanya mengisi ruang kosong tanpa arah dan tujuan yang tidak melibatkan peran aktif para peserta didik yang kemudian mereka cendrung tidak memiliki kesepahaman dan kapasitas dengan kompetensi yang dimilikinya.

Artinya dengan pendekatan scientific ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai macam materi dengan menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi ini bisa berasal dari mana saja, kapan saja, dan tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan akan tercipta dan dapat diarahkan untuk mendorong para peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu atau diberikan informasi yang berupa materi pelajaran. Penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran akan melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan kemudian menyimpulkan.Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan para guru masih tetapkan diperlukan, namun bantuan yang diberikan para guru tersebut jika dilihat dari sisi kuantitas seharusnya semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasan para siswa atau semakin tingginya kelas siswa. 1

1 Abdul majid dan Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum

2013, ( Bandung: Remaja Rosdakarrya: 2014), h, 70.

Page 12: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

2

Metode scientific sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky. belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Ada empat hal pokok yang berkaitan dengan teori belajar Bruner. Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila mereka menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Ketiga, satu satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah mereka memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Sehingga dari empat hal tersebut di atas, kesesuaian antara proses belajar mengajar dengan kemampuan kognitif yang diperlukan dalam sebuah pembelajaran menggunakan metode saintifik. Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema. Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Skema tidak pernah berhenti berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut dengan adaptasi.

Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi. konsep, hukum, prinsip ataupun pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada didalam pikirannya. Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan ciri-ciri rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran diperlukan adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi. Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of proximal development, daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. Dengan pendekatan saintifik ini diharapkan para siswa akan senang untuk mengikuti kegiatan belajar dan rasa senang tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar mereka untuk

Page 13: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

3

mengikuti kegiatan belajar dengan sangat antusias dan pada akhirnya akan membawa dampak kepada prestasi belajar mereka.2

Faktor motivasi dapat dikatakan sebagai kunci untuk memahami proses penyesuaian diri, motivasi sama halnya dengan kebutuhan prasarana emosi yang merupakan kekuatan internal yang menyebabkan ketegangan dan ketidak seimbangan dalam organisme. Ketegangan dan ketidak seimbangan itu merupakan kondisi yang tidak menyenangkan karena sesungguhnya kebebasan dari ketegangan dan keseimbangan dari kekuatan internal lebih wajar dalam organisme apabila dibandingkan dengan kedua kondisi tersebut. Hal ini sama dengan konflik dan frustasi yang juga tidak menyenangkan. Pada umunya motivasi tidak akan timbul begitu saja, tapi motivasi akan bangkit bila ada minat yang besar, proses pembelajaran akan dapat berhasil dengan baik apabila semua siswa mempunyai minat yang besar dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut.3

Permasalahan proses belajar khususnya dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam di SDN 2 Limboto Barat, dapat diidentifikasi dari rendahnya motivasi belajar. Berdasarkan observasi awal hampir seluruh siswa menganggap bahwa proses belajar pendidikan agama Islam adalah proses menghafal materi pelajaran. Mereka beranggapan bahwa materi pelajaran pendidikan agama Islam tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir, memecahkan persoalan dengan menggunakan potensi otak. Akibatnya, proses pembelajaran adalah mendengar, mencatat, dan menghafal sesuai dengan sumber belajar yang ditentukan. Asumsi inilah yang kemudian mendorong peserta didik untuk menempatkan mata pelajaran pendidikan agama Islam sebagai mata pelajaran hafalan yang membosankan sebagian peserta didik.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul: “Implementasi Pembelajaran PAI Berbasis Scientific Proses Terhadap Motivasi Belajar peserta Didik di SDN 2Limboto Barat”.

B. Rumusan Masalah Berpijak dari latar belakang masalah, penulis dapat merumuskan

permasalahan yang akan dikaji dalam skripsi ini, rumusan masalah tersebut adalah:

2 Ridwan Abdul Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013,

(Jakarta: Bumi Aksara :2014), h, 50-51 3 Mohammad Asrori, Psikologi pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima: 2013), h,

199.

Page 14: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

4

1. Bagaimana Implementasi Pembelajaran PAI berbasis scientific proses terhadap motivasi belajar peserta didik di SDN 2 Limboto Barat ?

2. Apa saja yang menjadi kendala dan solusinya terhadap pembelajaran berbasis saintifik proses di SDN 2 Limoto Barat ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran PAI berbasis scientific proses terhadap motivasi belajar peserta didik di SDN 02 Limboto Barat

b. Untuk mengetahui kendala dan solusinya terhadap pembelajaran berbasis Scientific proses di SDN 2 Limboto Barat

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang implikasi pembelajaran berbasis saintifik proses terhadap motivasi belajar peserta didikmelalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembaangkan kurikulum, mengelola dan memperdayakan sumber daya yang tersedia.

b. Manfaat praktis 1. Bagi Peneliti, dapat menambahkan pengetahuan dan

pengalaman mengenai implikasi pembelajaran PAI berbasis scientific proses terhadap motivasi belajar peserta didik.

2. Bagi Sekolah, memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar mengajar pada penerapan kurikulum 2013 yang selanjutnnya dapat meninngkatkaan mutu sekolah

3. Bagi guru, guru lebih kreatif untuk membimbing peserta didik untuk mensukseskan proses pembelajaran berbasis saintifik prooses

4. Bagi siswa a. Penerapan scientific proses mampu mengurangi

kejenuhan siswa terhadap materi yang disampaikan yang kurang interktif

b. Meningkatkan semangat dan motivasi belajar siswa.

Page 15: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

5

D. Batasan Masalah Agar penelitian ini terarah dan tidak mengambang, maka peneliti

memberi batasan masalah yang akan diteliti diantaranya: 1. Subjeknya adalah Peserta didik di SDN 2 Limboto Barat 2. Mata pelajaran yang diteliti adalah Pendidikan Agama Islam 3. Penelitian ini meneliti tentang implikasi pembelajaran

berbasis scientific proses terhaap motivasi belajar peserta didik.

E. Pengertian Judul dan Defenisi Operasional 1. Pengertian Judul

a. Scientific Proses scientific proses adalah pendekatan yang digunakan dalam

proses pembelajaran dengan memberi pengalaman langsung pada peserta didik melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengomunikasikan.4

b. Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan dua hal yang saling

memengaruhi. Motivasi belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya, adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus dingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.5

2. Definisi Operasional Tujuan dari motivasi ialah sarana untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Bagi guru, tujuan dari motivasi adalah dapat menggerakkan atau memacu para siswa agar dapat timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan prestasi belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah.

4 Abdul majid dan Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum

2013, ( Bandung: Remaja Rosdakarrya: 2014),h.70 5 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis Di Bidang Pendidikan,

(jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 23.

Page 16: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

6

F. Kajian Pustaka Tinjauan pustaka dalam penulisan proposal adalah tinjauan

terhadap peneliti terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun keterkaitan yang dimaksud bisa dari aspek pokok permasalahan yang akan diteliti, metode dan prosedur penelitian, maupun tindakan yang dilakukan (model, pendekatan, strategi, dan tehnik pembelajaran).

Pertama, Budi Prasetyo M. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiayah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tahun 2015 dengan judul Efektivitas Pendekatan scientific dalam meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Tumpang. Skripsi tersebut membahas tentang bagaimana tingkat motivasi belajar paada kelas eksprimen setelah diberikan perlakuan pendekatan saintifik, serta bagaiman tingkat efektivitas penndekatan saintifik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran SKI di Madrah Tsanawiyah negeri tumpang. Hasil penelitian tersebut memaparkkan bahwa pendekatan saintifik dapat meningkatkan memotivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyag Negeri Tumpang.

Kedua, Nasikin Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiayah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2016 dengan judul Pengaruh Pembelajaran Scientific Terhadap Motivasi Belajar siswa kelas 1 di SDIT Luqman Alhakim Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut memaparkan bahwa: (1) penerapan pembelajara saintifik dikelas 1 SDIT Luqma Alhakim Yogyakarta dilakukan dengan ara diawali pembutan RPP yang dalam kegiatan pembelajarannya meliputi: mengamti, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomuniasikan. (2) berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa metode pembelajaran saintifik siswa mempunyai motivasi yang tinggi. (3) pengaruh pembelajaran scientific kelas 1 SDIT Luqman Al hakim Yogyakarta terhadap motivasi belajar siswa sangat tinggi, hal ini dibuktikan daari hasil analisis data yang didapatkan bahwa motvasi belajar siswa kelas 1 SDIT Luqman Alhakim Yogyakarta dengan metode pembelajara saintifik adalah mempunyai motivasi yang tinggi yakni dengan hasil rat-rata 88%.

Ketiga, Nurbaya Pendidikan Biologi Universitas Negeri Makasar tahun 2017 dengan judul Hubungan Pendekatan Scientific dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa SMP Negeri di Kabupaten Maros. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) ada hubungan yang positif dan signifikan pendekatan saintifik dan motivasi belajar secara bersama-

Page 17: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

7

sama dengan hasil belajar siswa; (ii) ada hubungan yang positif dan signifikan pendekatan saintifik dengan hasil belajar siswa; (iii) ada hubungan yang positif dan signifikan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa.

Meskipun sudah banyak skripsi yang membahas tenang pembelajaran berbasis pendekat scientific, namun terdapat perbedaan dalam penelitian yang akan dilakukan, yaitu penelitian ini akan mebahas tentang implementasi pembelajaran PAI berbasis Saintifik proses terhadap motivasi belajar peserta didik.

Page 18: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

8

BAB II KAJIAN TEORI

A. SCIENTIFIC PROSES 1. Pengertian pendekatan Scientific Proses

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.1

Sejalan diawalinya penerapan kurikulum 2013, istilah pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik, atau scientific approach menjadi bahan pembahasan yang menarik perhatian para pendidik. Penerapan pendekatan ini menjadi tantangan guru melalui pengembangan aktivitas siswa, yaitu mengamati menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta. Tujuh aktivitas tersebut merupakan aktivitas dalam mengembangkan ketrampilan berpikir untuk mengembangkan ingin tau siswa. Dengan itu diharapkan siswa termotivasi untuk mengamati fenomena yang terdapat disekitarnya, mencatat dan mengidentifikasi fakta lalu merumuskan masalah yang ingin diketahuinya.2

kegiatan pembelajaran seperti ini dapat membentuk sikap,

ketrampilan, dan pengetahuan peserta didik secara maksimal. Kelima proses belajar secara scientific tersebut diimplementasikan pada saat memasuki kegiatan inti pembelajaran.3

Pendekatan scientific dimaksudkan untuk memeberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung searah dari guru, oleh karena itu, kondisi pembelajaran diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari

1 Iif Khoiru Ahmadi dkk, Pembelajaran Akselerasi, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013),h.

84 2 Abdul Majid & Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum

2013,( Bandung:Remaja Rosdakarya, 2014), h. 69-70. 3 M Fadlilla, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs,

SMA/MA, (Yogyakarta: AR RUZZ MEDIA, 2014), h. 178.

Page 19: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

9

berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu.4Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar, bukan saja saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, ketrampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalahbagaimana pengetahuan, ketrampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik.

Pembelajaran scientific tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu, pembelajaran saintifik menekankan pada ketrampilan proses.5

Menurut Sudarwan, pendekatan scientific bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilakasnakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip atau kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini. a. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau

fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira atau khayalan, legenda, atau dongeng semata.

b. Penjelasan guru, respons peserta didik, dan interaksi edukatif-guru peserta didik terbebas dari prasangka serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis

c. Mendorong dan memotivasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam menidentifikasi, memahami, memecahkan masalah dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.

d. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran.

e. Mendorong dan memtivasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola pikir yang rasional dan objektif dalam merespons substansi atau materi pembelajaran.

f. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat di pertanggung jawabkan.

4 Abdul Majid & Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum

2013,( Bandung:Remaja Rosdakarya, 2014), h. 70. 5 Ibid, 3-4.

Page 20: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

10

g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajianya.6

2. Langkah-Langkah Pendekata Saintifik Proses Pendekatan scientific ialah pendekatan pembelajaran yang

dilakukan melalui proses mengamati (observing), menanya (questinong), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan mengkomunikasikan (communicating). Kegiatan pembelajaran seperti ini dapat membentuk sikap, ketrampilan, dan pengetahuan peserta didik secara maksimal. Kelima proses tersebut diimplementasikan pada saat memasuki kegiatan inti pemebelajaran.7Dalam kegiatan pembelajaran pendekatan scientific ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. a) Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaanya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga yang relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.8

Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peseta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut ini:9 1. Menentukan objek apa yang akan diobservasi 2. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek

yang akan diobservasi.

6 Ibid, 70-71 7 M Fadlilla, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs,

SMA/MA, (Yogyakarta: AR RUZZ MEDIA, 2014), h. 176

8 Saminanto, Mengembangkan RPP PAIKEM Scientifik Kurikulum 2013,( Semarang: Rasail Media Group, 2013, h. 26-27.

9 Ibid, h. 27.

Page 21: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

11

3. Menetukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun skunder.

4. Menentukan dimana tempat objek yang akan diobservasi. 5. Menetukan secara jelas bagaimana observasi akan

dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.

6. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seoerti menggunakan buku catatan, kamera, tape, recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainya.

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan peserta didik selama observasi pembelajaran disajikan berikut ini:10

a. cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi untuk kepentingan pembelajaran.

b. Banyak atau sedikit serta homogenitas heterogenitas subjek atau objek, atau situasi yang diobservasi. Makin banyak homogenitas heterogenitas subjek atau objek, atau situasi yang diobservasi, makin sulit kegiatan observasi itu dilakukan. Sebelum observasi dilaksanakan, guru dan peserta didik sebaiknya menentukan dan menyepakati cara dan prosedur pengamatan.

c. Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat, direkam, dan sejenisnya, serta bagaimana membuat catatan atas perolehan observasi.

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat menyimak, mendengar dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka memerhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.11 b) Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap,keterampilan, dan pengetahuanya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketik guru menjawab pertanyaan peserta

10 Ibid, h. 75. 11 Ibid, h. 77.

Page 22: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

12

didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhnya itu untuk menjadi penyimak dan pmebelajar yang baik.12

Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata, pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dalam bentuk pertanyaan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan misalnya: apakah ciri- ciri kalimat yang efektif? Bentuk pertanyaan, misalnya sebutkan ciri-ciri kalimat efektif!13

Kriteria pertanyaan yang baik adalah singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat valdatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutankemampuan kognitif, merangsang proses interaksi.14

c) Menalar Menalar adalah salah satu istilah dalam kerangka proses

pembelajaran dengan ilmiah yang dianut dalam kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekanya dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atau fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh berupa simpulan berupa pengetahuan.

Istilah menalar disini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan terjemahan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi pada pembelajaran merujuka pada kemauan mengelompakan beragam ide dan mengasosiasikan berbagai peristiwa untk kemudian memasukanya menjadi penggalan memori. Selma mentrasnfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dimemori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu

12 Saminanto, Mengembangkan RPP PAIKEM Scientifik Kurikulum 2013,( Semarang:

Rasail Media Group, 2013), h.27. 13 Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013,( Bandung: Interes Media: 2014, h.103. 14 Saminanto, Mengembangkan RPP PAIKEM Scientifik Kurikulum 2013,( Semarang:

Rasail Media Group, 2013), h. 29.

Page 23: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

13

dikenal sebagai asosiasi atau menalar. Dari pespektif pskologi,asosiasi merujuk pada koneksi antara entitas konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan antara pikiran atau kedekatan dalam ruang dan waktu.15

Aplikasi pengembangan aktifitas pembelajaran untuk meningkatkan daya nalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini:16

1. Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum.

2. Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi intruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.

3. Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana (persyaran rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).

4. Kegiatan pembelaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.

5. Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiaki. 6. Peril dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang

diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman. 7. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata

atau outentik 8. Guru mencatat semua kemajuan peseta didik untuk

memungkinkan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan

d) Mengolah Pada tahapan mengolah ini peserta didik sedapat mungkin

dikondisikan belajar secara kelaboratif. Pada pembelajaran kelaboratif kewenangan guru fungsi guru lebih bersifat direktif atau menajer belajar, sebaliknya pesrta didiklah yang lebih aktif. Jika pembelajaran kelaboratif diposisikan sebagai satu falsafah pribadi, maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kelaboratif itu peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima

15 Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013,( Bandung: Interes Media, 2014), h.108-

109. 16 Saminanto, Mengembangkan RPP PAIKEM Scientifik Kurikulum 2013,( Semarang:

Rasail Media Group, 2013), h.30-31.

Page 24: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

14

kekurangan atau kelebihan masing-masing dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman,sehingga memungkinkan peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar bersama-sama, saling bekerja sama, saling membantu mengerjakan hasil tugas terkait dengan materi yang sedang dipelajari (kegiatan elaborasi).17Hasil tugas dikerjakan bersama dalam satu kelompok untuk kemudian dipresentasikan atau dilaporkan kepada guru.

e) Mencoba Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan

untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. Aktifitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: 1. menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi

dasar menurut tuntutan kurikulum. 2. mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang

tersedia dan harus disediakan. 3. mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil

eksperimen sebelumnya 4. melakukan dan mengamati percobaan. 5. mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis,dan

menyajikan data 6. menarik kesimpulan atas hasil percobaan. 7. membuat laporan dan mengkomunikasikan.

f) Menyimpulkan Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan

mengolah, bisa dilakukan bersama-sama dalam kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi.

g) Mengkomunikasikan Pada kegiatan akhir diharapkan peserta didik dapat

mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun, baik secara bersama-sama dalam kelompok atau individu dari hasil kesimpilan yang telah dibuat bersama. Kegiatan mengkomunikasikan ini dapat dilakukan dalam bentuk pajangan atau lisan melalui presentasi. Mengkomunikasikan juga dapat

17 Abdul Majid & Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi

Kurikulum 2013,( Bandung:Remaja Rosdakarya, 2014), h. 89-90.

Page 25: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

15

berupa video atau artikel yang diupload melalui media digital (facebook, tweeter, web).18

B. MOTIVASI BELAJAR 1. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Mc. Donald, motivasi ialah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting. a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi

pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi didalam sistem “ neuprophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia ( walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkanya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yaitu tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculanya karena terangsang/terdorong adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

Dengan ketiga elemen diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga aka berhubungan dengan persoalan gejala kejiawaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan.19

Menurut Thomas L. Good dan Jere E. Bropy motivasi di bagi menjadi tiga yaitu: 1. Behavioris, mempercayai bahwa motivasi berawal dari situasi,

kondisi dan obyek yang menyenangkan jika hal tersebut

18 Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013,( Bandung: Interes Media, 2014), h.115-117.

19 Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2011), h. 73-74

Page 26: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

16

memberikan kepuasan maka menjadikan tingkah laku yang siap terhadap sesuatu.

2. Kognitifis, mempercayai bahwa yang berpengaruh terhadap prilaku seorang individu adalah proses berfikir, maka dari itu penganut paham ini menitik beratkan untuk bagaimana seorang individu mendapatkan informasi dan memberikan penafsiran dalam suatu situasi.

3. Humanis, mempercayai bahwa seseorang yang bertindak dalam suatu lingkungan dan membuat suatu pilihan tentang apa yang akan dikerjakan.20

Menurut Vroom, motivasi mengacu kepada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki. Kemudian John P. Campbell dan kawan-kawan menambahkan rincian dalam devenisi tersebut dengan mengemukakan bahwa motivasi menyangkut didalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respons, dan kegigihan tingkah laku. Di samping itu, istilah itupun mencakup sejumlah konsep seperti dorongan (drive), kebutuhan (need), rangsangan ( incentive ), ganjaran ( reward ), penguatan ( reinforcement), ketetapan tujuan ( goal seting) harapan ( expectancy ), dan sebagainya. 21

Menurut, Huitt, W. mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu keadaaan atau status dari dalam diri seseorang yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif dalam melakukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian motivasi yang lebih lengkap menurut Sudarman Danim motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.

Peserta didik pada dasarnya termotivasi untuk melakukan sesuatu aktivitas untuk dirinya sendiri karena ingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhan terpenuhi. Ada juga peserta didik yang termotivasi melaksanakan belajar dalam rangka meperoleh penghargaan atau menghindari hukuman dari

20 Syaifullah S. Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung : Alfabeta, 2008), h.

110. 21 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:Remaja Rosdakarya, 2010),

h. 72.

Page 27: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

17

luar dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau pujian guru.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan terjadi apabila individu merasa apabila tidak ada keseimbangan antara apa yang ia miliki dan ia harapkan. Sedangkan dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada penmenuhan harapan atau pencapaian tujuan dan tujuan merupakan hal ingin dicapai oleh seseorang individu. Tujuan tersebut akan mengarahkan perilaku dalam hal ini yaitu perilaku untuk belajar.

Bertolak dari arti kata motivasi diatas, maka yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat belajar. Atau dengan kata lain sebagai pendorong semangat belajar.22

2. Macam-macam Motivasi Belajar a) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

1. Motif-motif bawaan. Yang dimasud dengan motif bawaan adalah motif yang

dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Misalnya: doronga untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk belajar, untuk beristirahat, dorongan seksual. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yang disyaratkan secara biologis. Relevan dengan ini, maka Arden N. Farandsen member istilah jenis motif Physiological drives.

2. Motif-motif yang dipelajari. Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari.

Misalnya: dorongan untuk belajar cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat secara sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia yang lain, sehingga motivasi itu terbentuk. Frandsen mengistilakan dengan Affiliative needs. Sebab justru dengan kemampuan berhubungan, kerja sama di dalam masyarakat tercapailah suatu kepuasan diri. Sehingga manusia perlu mengembangkan sifat-sifat

22 Supiah, Pengantar Psikologi Pendidikan, ( Jl. Sultan Amai No. 1 Kel. Pone Kec. Limboto Barat Kab. Gorontalo: Sultan Amai Press Iain Sultan Amai Gorontalo, 2015 ), h. 131.

Page 28: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

18

‘ramah, kooperatif, membina hubungan dengan baik dengan sesame, apalagi orang tua dan guru. Dalam kegiatan belajar mengajar, hal ini dapat membantu dalam usaha mencapai prestasi . Disamping itu Frandsen, masih menambahkan jenis-jenis

motif berikut ini: 1) Cognitive motives

Motif ini menunjukan pada gejala intrinsic, yakni menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada dalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental. Jenis motif seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar sekolah, terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual.

2) Self- Ekspression Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia.

Yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan mengapa sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat sesuatu kejadian. Untuk itu diperlukan suatu kreativitas, penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri.

3) Self-enhancement Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi

akan meningkatkan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajar dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu prestasi.

b) Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquiz 1. Motif atau kebutuhan organis, meliputi: kebutuhan untuk

minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat.

2. Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam motif ini antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk mebalas, untuk berusaha, untuk memburu. Jelasnya motivasi ini timbul karena rangsangan-rangsangan dari luar.

3. Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.

c) Motif intrinsik dan ekstrinsik a) Motivasi intrinsik

Page 29: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

19

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.sebagai contoh kongkret, seorang siswa melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak terkait dengan aktivitas belajarnya. 23

b) Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan

berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya, atau atau temanya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi bila dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukanya, tidak secara langsung berkaitan dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu motivasi yang didalam aktifitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yan g tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar. Bukan beratibahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu berubah-ubah, dan juga komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kuran menrik bagi eserta didik, sehinga diperlukan motivasi ekstrinsi.24

3. Fungsi dan Tujuan Motivasi Belajar Timbulnya motivasi belajar dalam diri setia orang pada dasarnya

berhubungan dengan tujuan masing-masing dalam melakukan kegiatan atau tindakan tertentu. Adanya factor tujuan menggerakan

23 Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2016), h. 232. 24 Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2011), h.86-91.

Page 30: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

20

setiap orang termotivasi untuk berbuat atau bertindak. adapun Fungsi dan tujuan motivasi menurut Sardiman AM antar lain:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagi penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengn demikian motivasi dapat memberikan arahan dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pandangan lain mengenai fungsi dan tujuan motivasi

dikemukakan oleh Kartini Kartono sebagai berikut: Motivasi berfungsi sebagai alasan dasar, pikiran dasar,

gambaran dan dorongan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu karena motivasi berpengaruh besar sekali terhadap tingkah laku manusia dalam merealisaikan keinginan-keinginan yang ada pada dirinya.

Orang menjadi mau dan berusaha menjalankan kegiatan sebaik-baiknya, tidak terlepas dari adanya motivasi yang timbul dari diri orang tersebut maupun dorongan dari luar yang selaras dengan kepentingannya dalam memenuhi kebutuhan atau keinginannya. Motivasi membawa kekuatan bagi seseorang untuk bertindak dan bekerja berdasarkan kebutuhan pada peserta didik.

Sedangkan menurut Djudju Sudjana menguraikan tujuan motivasi yang terdapat dalam diri seseorang, sebagai berikut:

Motivasi pada dasarnya bertujuan menggerakan seseorang atau kelompok orang dengan menumbuhkan dorongan atau motive dalam diri orang atau kelompok orang tersebut untuk melakukan tugas atau kegiatan yang diberikan kepadanya sesuai rencana dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan sebelumnya.25

4. Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran Motivasi didefinisikan sebagai factor yang mendorong keinginan

dan energi manusia untuk secara keseluruhan menaruh minat dan perhatian terhadap pekerjaan, perananya, atau kepada suatu subjek tertentu, serta meberikan upaya dengan sungguh-sungguh

25 Abdul Rahmat, Perkembangan Peserta Didik, ( Jl. Jendr. Soedirman No. 06

Gorontalo, 2011), h. 117-118.

Page 31: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

21

dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut.26 Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peran penting dari kotivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain: 1. Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seseorang anak yang belajar dihadapkan dengan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan-bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Sebagai contoh , seorang anak akan memecahkan materi Pendidikan agama Islam dengan batuan buku-buku yang tersedia diperputakaan. Tanpa bantuan buku-buku yang ada anak itu tidak dapat menyelesaikan tugasnya. Dalam kaitan itu anak berusah mencari buku yang berhubungan dengan Pendidikan Agama Islam. Upaya untuk mencari buku Pendidikan agama Islam merupakan peran motivasi yang dapat menimbulkan penguatan beajar.

Peristiwa diatas dapat dipahami sesuatu dapat menjadi penguatan belajar seseorang, apabiila ia sedang benar-benar mempunyai motivasi untuk belajar sesuatu. Dengan perkataan lain, motivasi dapat menentukan hal-hal apa dilingkungan anak yang dapat meperkuat perbuatan belajar. Untuk seseorang guru perlu memahami suasan itu, agar ia dapat membantu siswanya dalam memilih factor-faktor atau keadaa yang ada dalam lingkungan peserta didik sebagai bahan penguatan belajar. Hal itu tidak cukup dengan memberitahukan sumber-sumber yang harus dipelajari, melainkan yang lebih penting adalah mengaaitkan isi pelajaran dengan perangkat apapun yang berada paling dekat dengan siswa di lingkungannya.

2. Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat

kaitanya dengan kemaknaan belajar. Peserta didik akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikamati manfaatnya bagi peserta didik.

3. Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar. Seorang peserta didik yang telah termotivasi untuk belajar

sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan

26 Suyono dan Harianto, Implementasi Belajar dan Pembelajaran, ( Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2015), h. 183.

Page 32: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

22

tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebakan peserta didik tekun belajar. Sebaliknya apabila seseorang yang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia aka tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berate motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.27

C. Kerangka Berfikir Pendekatan scientific adalah sebuah pendekatan ilmiah diman

setiap proses pembelajaranya dapat dipadukan dengan suatu proses ilmiah. Pada pembelajaran scientific ini pembelajarannya berpusat pada peserta didik sehingga hasil pembelajaran yang diperoleh sangat efektif.28

Motivasi Belajar ialah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat belajar. Atau dengan kata lain sebagai pendorong semangat belajar. Oleh karena itu motivasi belajar peserta didik terpacu karena adanya tahapan-tahapan dalam pendekatan scientific menyenangkan dan tidak membosankan. Berbeda dengan pembelajaran tradisional, peserta didik akan merasa bosan sehingga pemahaman yang diserap oleh peserta didik sangat minim.

27 Hamza B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya,( Jakarta: Bumi

Aksara,2014), h. 27-29. 28 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D) (Bandung : Alfabeta 2009), h.96

Page 33: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

23

Implementasi Pembelajaran PAI berbasis Scientific Terhadap Motivasi belajar Peserta Didik Di SDN 2 Limboto Barat.

Gambar 2.1

Kerangka berfikir

Pembelajaran Scientific

(Melibatkan siswa untuk aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran)

Untuk dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran maka harus mempunyai

motivasi belajar

Behavioris, termotivasi karena situasi dan kondisi yang

menyenakan

Kognitivis, termotivasi karena memiliki harapan,

minat, dan tujuan

Humanis, termotivasi karena adanya dorongan dari dalam

diri peserta didik

1. Situasi serta kondisi sekolah nyaman.

2. Kegiatan Pembelajarannya di buat dalam kegiatan yang menyenangkan.

1. Senang belajar di rumah.

2. Menyiapkan buku dari rumah.

3. Belajar agar dapat menyelesaikan tugas yang di berikan oleh guru.

4. Belajar agar mendapatkan il

1. Belajar agar disayang orang tua

2. Belajar agar dapat menggapai cita-cita

3. Belajar agar dapat menjadi orang sukses

4. Belajar agar menjadi pintar

Page 34: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian Dilihat dari jenisnya penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.1 Penelitian kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, ataupun penelaan dokumen. Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuikan metode kualitatif lebih muda apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.2 Pemahaman diperoleh melalui analisis dari berbagai keterkaitan dari partisipan, dan melalui penguraian “pemaknaan partisipan” tentang situasi-situasi dan peristiwa-peristiwa. Pemaknaan partisipan meliputi perasaan, keyakinan, ide-ide, pemikiran, dan kegiatan dari partisipan.3 Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan di SDN 02 Limboto Barat.

Pendekatan yang dilakukan dalam penilitian ini yaitu menggunakan pendekatan psikologi pendidikan, yaitu pendekatan yang meliputi aspek-aspek kejiwaan yang ada pada diri peserta didik. Psikologi ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. yang dimaksud tingkah laku disini adalah segala kegiatan/tindakan/perbuatan manusia yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, yang disadari maupun yang tidak disadari. Termasuk di dalamnya: cara ia berbicara, berjalan, berfikir/mengambil keputusan, cara ia melakukan sesuatu, caranya bereaksi terhadap segala sesuatu yang datang dari luar dirinya, maupun dari dalam dirinya.4

1 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h , 30.

2 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitia Kualitatif, (Bandung: Remaja RosdaKarya Offset, 2017), h, 9-10 3 Nana Syaodih Sukamadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012), h, 94. 4 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h 1

Page 35: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

25

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SDN 02 Limboto Barat kelas V (Lima). Berdasarkan pertimbangan bahwa lokasi tersebut mudah dijangkau dalam proses penelitian dan data yang yang diperlukan peneliti sesuai dengan masalah penelitian, sehingga memudahkan dalam proses pengumpulan data.

C. Sumber Data Yang dimaksud dengan sumber data dalam hal ini adalah,

subyek dan objek dari mana data dapat diperoleh, data tersebut diperoleh dari SDN 02 Limboto Barat yaitu: 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh melalui observasi dan

wawancara langsung dengan subjek dan berpedoman pada daftar pertanyaan yang sudah disiapkan. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data ialah Kepala Sekolah, Guru PAI dan Peserta Didik.

2. Data Sekunder, yaitu data yang berupa dokemen-dokumen atau arsip-arsip berupa buku-buku, catatan, rekaman, dokumentasi, dan lainnya yang relevan dengan penelitian.

D. Tehnik Pengumpulan Data Sebagaimana yang telah dikemukakan diatas, dalam penelitian

tentang implikasi pembelajaran PAI berbasis scientific prose terhadap motivasi belajar peserta didik SDN 02 Limbto Barat. Disini peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data, yang maksudnya adalah peneliti merupakan alat untuk memperoleh data di lapangan dimana teknik yang digunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun pengertian dari 3 (tiga) teknik pengumpul data yang digunakan, ialah : 1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung ke lapangan yang akan diteliti baik keadaan lingkungan maupun diluar lingkungan penelitian. Pengamatan tersebut dapat juga dilakukan dengan rekaman-rekaman berbentuk gambar maupun suara. Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Dengan kata lain peneliti hanya mengamati proses pembelajaran saja dan tidak terlibat langsung.

Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang Motivasi belajar peserta didik pada pembelajaran PAI berbasis saintifik proses, faktor pendukung dan penghambat, kegiatan guru dan

Page 36: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

26

peserta didik baik di dalam maupun di luar kegiatan pembelajaran, kondisi sekolah dan sarana prasarana penunjang proses pembelajaran. 2. Interview/Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (Interviewer) yang mengajukan petanyaan dan terwawancara (Interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.5 Wawancara ialah percakapan tatap muka dalam suasana informal dimana seseoang berhadapan langsung dengan responden untuk memperoleh pendapat, sikap, dan aspirasinya melalui pertanyaan yang dajukan.6 Wawancara dilakukan dengan mendalam, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang memungkinkan informan memberikan jawaban secara luas. Wawancara dilakukan di luar proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Metode ini dilakukan dengan cara menanyakan langsung kepada Kepala Sekolah, Guru, dan Orang Tua siswa di SDN 2 Limboto Barat. 3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sesuatu yang dilakukan dengan menggunakan pengumpulan data yang terkait dengan penelitian sehingganya dokumentasi memegang peranan yang amat penting dalam penelitian. Adapun data yang ingin ingin diperoleh melalui metode dokumentasi yaitu profil sekolah, visi dan misi sekolah, kondisi sarana dan prasarana sekolah, keadaan dan jumlah siswa, guru, karyawan.

E. Teknik Analisis Data Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen, adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan mengemukakan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutusan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.7

5 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitia Kualitatif, (Bandung: Remaja RosdaKarya Offset, 2017), h, 186 6 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h, 335 7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitia Kualitatif, (Bandung: Remaja RosdaKarya Offset, 2017), h, 248

Page 37: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

27

Teknik analisis data adalah kualitatif yang digunakan adalah analisis selama di lapangan model Miles dan Huberman pada model ini analisis data dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:8 1. Reduksi Data (Data Reduction)

Dalam tahap ini penulis memilah dan memilih data mana yang dianggap relevan dan penting yang berkaitan dengan masalah. Sedangkan data yang tidak berkaitan dengan permasalahan penelitian dibuang. Data yang belum direduksi berupa catatan-catatan lapangan hasil observasi, dan dokumentasi berupa informasi-informasi yang diberikan informan yang tidak berhubungan dengan masalah penelitian. Data tersebut direduksi mengedepankan data-data yang tidak penting dan tidak bermakna. Data yang telah direduksi kemudian disajikan dalam bentuk laporan penelitian. Dengan demikian maka gambaran hasil penelitian akan lebih jelas.

2. Penyajian Data (Data Display) Dalam penyajian data ini penulis menyajikan hasil penelitian, bagaimana temuan-temuan baru itu dihubungkan dengan penelitian terdahulu. Penyajian data dalam penelitian bertujuan untuk mengkomunikasikan hal-hal yang menarik dari masalah yang diteliti, metode yang digunakan, penemuan yang diperoleh, penafsiran hasil, dan pengintegrasiaannya dengan teori.

3. Verifikasi (Conclution Drawing) Pada tahap akhir yang dilakukan oleh peneliti dalam kaitannya dengan rangkaian proses kegiatan analisa data adalah penarikan kesimpulan. Pada tahapan ini penulisan membuat kesimpulan apa yang ditarik serta saran sebagai bagian akhir dari penelitian.

F. Pengecekan Keabsahan Data Untuk menentukan mengenai keabsahan data, diperlukan teknik

pemeriksaan. Data yang telah dikumpulkan, diklarifikasi sesuai dengan sifat tujuan penelitian untuk dilakukannya pengecekan kebenaran melalui teknik triangulasi.

Nasution menjelaskan bahwa teknik triangulasi merupakan salah satu cara dalam memperoleh data atau informasi dari satu pihak yang harus dicek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari

8 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Skripsi,

Pendidikan Agama Islam, (Gorontalo: Sultan Amai Press, 2015), h, 131-134

Page 38: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

28

sumber data lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga, dan seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda.

Menurut Lexy Moleong proses yang dimaksud ini memberi gambaran mengenai kebenaran data yang penulis temukan di lapangan. Cara yang penulis lakukan dalam proses ini ialah, memperdalam observasi terhadap objek penelitian dan memperpadat frekuensinya. ada berbagai jenis triangulasi : 1. Triangulasi sumber, berarti membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif

2. Triangulasi metode, pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode sama.

3. Tringulasi Teori, menurut Lincoln dan Guba,berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.9

Teknik Triangulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi dengan menggunakan pemanfaatan sumber yaitu teknik pemeriksaaan keabsahan data dengan membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara dan dokumentasi serta pengecekan penemuan hasil penelitian dari beberapa teknik pengumpulan data yaitu triangulasi dengan memanfaatkan sumber, yang dapat diartikan sebagai pembandingan dan pengecekan kembali.

G. Tahap-Tahap Penelitian Penelitian ini dapat digolongkan dalam tiga tahapan yaitu;

perencanaan, pelaksanaan, dan penulisan laporan. Berikut ini adalah uraiannya: 1. Tahapan Perencanaan. Pada tahap ini penulis menempuh

langkah-langkah yaitu: a. Penentuan atau pemilihan masalah b. Studi awal memastikan layak apa tidaknya penelitian

dilaksanakan c. Perumusan atau pengidentifikasian masala d. Telaah kepustakaan e. Pemilihan metode penelitian f. Perumusan tujuan dan kegunaan penelitian g. Pembuatan kerangka penelitian

9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitia Kualitatif, (Bandung: Remaja RosdaKarya Offset, 2017), h, 330-331

Page 39: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

29

h. Konsultasi dengan dosen pembimbing dan pembuatan instrument penelitian

2. Tahap Pelaksanaan. Pada tahap ini penulis merumuskan empat kegiatan pokok yaitu: a. Pengumpulan data b. Pengolaan data c. Analisis data d. Penarikan kesimpulan

3. Tahapan Penulisan Skripsi Dalam tahap penulisan laporan ini penulis menggunakan,

format atau pedoman penulisan karya ilmiah yang diberlakukan oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo. Selain itu penulis memperhatikan pula aspek pembaca, bentuk dan isi serta penulisan laporan sebagai aspek yang perlu diperhatikan dalam pembuatan laporan penelitian.

Page 40: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

30

BAB IV HASIL PENULISAN

A. Deskripsi Lokasi Penulisan

1. Sejarah Berdirinya Sekolah SDN 2 Limboto Barat berdiri sejak tahun 1955, merupakan salah

satu SD berstatus Negeri yang berada di Kecamatan Limboto Barat, menepati tanah seluas 3.920 m2, yang terletak di jalan A. K. Luneto, Desa Huidu kecamatan Limboto Barat.

Kondidi masyarakat lingkungan sekolah yang dikatakan sebagai masyarakat yang relatif memiliki wawasan yang memadai. Sebagaian besar masyarakat bermata pencaharian petani. Dengan demikian kondisi sosial orang tua siswa rata-rata menengah kebawah, namun tingkat kepedulian cukup. Kondidi ekonomi yang demikian itu menimblkan dampak bagi perkembangan pendidikan di SDN 2 Limboto Barat. Penyediaan sarana prasaranan pembelajaran menemui kendala akibat ekonomi orang tua siswa.

SDN 2 Limboto Barat memiliki tenaga pendidik 10 orang. Dari jumlah 10 orang tersebut terdiri dari 5 orang guru PNS dan 5 orang Guru tidak tetap serta 1 orang Operator. Fasilitas yang dimiliki tenaga pendidik 1 ruang kepala sekolah dan dewan guru, 1 ruangan operator, 1 ruang untuk gudang dan 1 gedung perpustakaan, 6 ruang kelas, dan halaman yang cukup memadai untuk kegiatan olaraga dan kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka. 2. Visi dan Misi SDN 2 Limboto Barat

a. Visi • Menciptakan iklim belajar yang kondusif dalam menjalin

kemitraan dengan siswa, guru, pemerintah, masyarakat. Unggul prestasi dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa.

b. Misi • Meningkatkan mutu pendidikan sesuai tuntutan pemerintah

masyarakat dengan capaian prestasi yang diharapkan masyarakat mandiri, beriman, dan bertaqwa.

• Meningkatkan prestasi dalam bidang ekstrakurikuler sesuai potensi yang dimiliki dengan melibatkan peran serta komite sekolah dalam membantu penyelengaraan mutu pendidikan.

• Menyelenggarakan program pendidikan pada sistem nilai adat, agama, dan budaya masyarakat, mempertebal ahlak mulia dengan tetap mengikuti perkembangan dan kemajuan dunia luar.

Page 41: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

31

3. Tujuan Dan Sasaran Sekolah

Meningkatkan kemampuan professional guru dalam mutu proses dan hasil belajar dengan mendayagunakan segala sumber daya dan potensi yang dimiliki sekolah dan tenaga pendidik sesuai dengan tuntutan program pembelajran yang berkualitas.

4. Keadaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDN 2 Limboto Barat. “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan peserta didik,baik secara individual disekolah maupun di luar sekolah yang berusaha mencerdaskan peserta didiknya, menghilangkan ketidaktahuan dan mengajarkan agama kepada peserta didik.

Tabel 4.1 Keadaan Tenaga Pendidik dan Tenaga kependidikan SDN 2

Limboto Barat

No Nama Guru

JK Golongan/Ruang

Status Kepegawai

an

Jabatan

a Nama PNS

1 Harlin K. TUU,

S.Pd.,SD

P Pembina IV/A

PNS Kepala Sekolah

2 Sri Marlen Ibrahim,

S.Pd

P Penata III/C

PNS Guru Kelas V

3 Nursusilawati

Polapa,S.Pd

P Penata Muda Tk.I IIIB

PNS Guru Kelas I

4 Armanto L Penata PNS Wakil Kepala Sekolah

Page 42: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

32

Sumber : Profil SDN 2 Limboto Barat Berdasarkan table diatas penulis menimpulkan bahwa tenaga

pendidik dan kependidikan yang ada d SDN 2 limboto barat sudah

Kau, S.Pd

Muda Tk. I III/B

dan Guru Kelas VI

5 Selfi Daud,A.M

a.,Pd

P Penata Muda III/A

PNS Guru Kelas III

b Nama Tenaga Honor Daerah

1 Ika Suciyati

Duhe S.Pd

P HONDA Guru Pendidikan Agama Islam

C Nama Tenaga Honor yang di perlukan

1 Fitria Uki,S.Pd

P Honorer Guru Kelas IV

2 Novita Biya,S.Pd

P Honorer Guru PJOK

3 Lintiati S. Sasmi,S.P

d

P Honorer Guru Kelas II

4 Siska Oktafyanti

Ismail

P Honorer Operator

Page 43: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

33

sangat mencukupi dalam keberhasilan suatu proses pembelajaran sehingga pembelajarannya bisa berjalan dengan sangat baik. 5. Data Peserta Didik Perkelas dalam 1 Tahun Terakhir (2018/2019)

Tabel 4.2 Data Siswa Per kelas dalam 1 Tahun Terakhir (2018/2019)

Kelas Rombongan Belajar

Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki Perempuan

I 1 3 6 9 II 1 9 13 22 III 1 14 15 29 IV 1 10 7 17 V 1 3 13 16 VI 1 10 11 21

Jumlah 6 49 65 144 Sumber : Profil SDN 2 Limboto Barat

Pada daftar tabel jumlah peserta didik di atas dapat di jabarkan bahwa kelas I berjumlah 9 orang yang terdiri dari laki-laki 3 dan perempuan 6, kelas II berjumlah 22 orang yang terdiri dari laki-laki 9 dan perempuan 13, kelas III berjumlah 29 terdiri dari laki-laki 14 dan perempuan 15, kelas IV berjumlah 17 terdiri dari laki-laki 10 dan perempuan 7, kelas V berjumlah 16 terdiri dari laki-laki 2 perempuan 13, kelas VI berjumlah 21 terdiri dari laki-laki 10 dan perempuan 11.. yang seluruhnya jumlah peserta didik baik lakki-laki maupun perempuan jumlah seluruhnya 144 peserta didik di SDN 2 Limboto Barat. 6. Keadaan Sarana Dan Prasarana SDN 2 Limboto Barat

a. Sarana Keberhasilan proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak di tunjang dengan sarana yang ada untuk mengetahui lebih jelas keadaan sarana di sekolah SDN 2 Limboto Barat tahun ajaran 2018/2019 untuk memfasilitasi tenaga kerja pendidik maupun peserta didik dapat di lihat dari tabel berikut:

Tabel 4.3 Keadaan Sarana SDN 2 Limboto Barat

No Jenis Sarana Jumlah Baik Kurang Baik 1 Meja Guru 10 √ 2 Kursi Guru 10 √ 3 Meja Siswa 57 √ 4 Kursi Siswa 57 √ 5 Papan Tulis 6 √

Page 44: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

34

6 Lemari/filing cabinet

11 √

7 Komputer 2 √ 8 Printer 2 √ 9 Timbangan 1 √ 10 Kit IPA 1 √ 11 Papan absen

Umum 1 √

12 Papan Majalah Dinding

1 √

13 Kohort Siswa 1 √ 14 Sumur/SPT 1 √ 15 Kotak Obat 1 √ Sumber : Profil SDN 2 Limboto Barat.

Pada tabel di atas dapat di simpulkan bahwa fasilitas sarana yang ada di sekolah SDN 2 Limboto Barat dalam menunjang keberhasilan sistem pembelajaran sudah cukup baik walaupun ada beberap sarana yang belum terlengkapi. b. Prasarana

Keberhasilan proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak di tunjang dengan prasaran yang ada untuk mengetahui lebih jelas keadaan prasarana di sekolah SDN 2 Limboto Barat tahun ajaran 2018/2019 untuk memfasilitasi tenaga kerja pendidik maupun peserta didik dapat di lihat dari tabel berikut:

Tabel 4.4 Keadaan Prasaran SDN 2 Limboto Barat

No Jenis Sarana Jumlah Baik Kurang Baik 1 Ruang Kepala

Sekolah/Madrasah 1 √

2 Ruang Dewan Guru 1 √ 3 Ruang Belajar 6 √ 4 Toilet Guru 1 √ 5 Toilet Siswa 1 √ 6 Ruang UKS 1 √ 7 Ruang

Perpustakaan 1 √

8 Ruang Operator 1 √ 9 Kantin sekolah 1 √ 10 Ruang Seba Guna 1 √ 11 Gudang sekolah 1 √

Page 45: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

35

Sumber : Profil SDN 2 Limboto Barat Pada table diatas dapat disimpulkan bahwa prasaran yang ad di SDN 2 Limboto Barat sudah cukup baik dalm menunjang keberhasilan proses pembelajaran, walapun masih ada beberapa prasaran yang masih kurang

B. Pembelajaran PAI Berbasis Scientific Proses Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik di Kelas V SDN 2 Limboto Barat

Pada kurikulum 2013, istilah pendekatan ilmiah atau pendekatan scientific atau scientific approach menjadi bahan pembahasan yang menarik perhatian para pendidik. Penerapan pendekatan ini menjadi tantangan guru melalui pengembangan aktivitas siswa, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasi. Kelima aktivitas tersebut merupakan aktivitas dalam mengembangkan ketrampilan berpikir untuk mengembangkan ingin tau siswa. Dengan itu diharapkan siswa termotivasi untuk mengamati fenomena yang terdapat disekitarnya, mencatat dan mengidentifikasi fakta lalu merumuskan masalah yang ingin diketahuinya.1

Menurut sudarwan dalam buku Abdul Majid dan Chaerul Rocman, tentang pendekatan ilmiah dalam implementasi kurikulum 2013, pembelajaran scientific bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipadu dengan nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau criteria ilmiah.

Menurut Thomas L. Good dan Jere E. Bropy motivasi di bagi menjadi tiga yaitu: 1. Behavioris, mempercayai bahwa motivasi berawal dari situasi,

kondisi dan obyek yang menyenangkan jika hal tersebut memberikan kepuasan maka menjadikan tingkah laku yang siap terhadap sesuatu.

2. Kognitifis, mempercayai bahwa yang berpengaruh terhadap prilaku seorang individu adalah proses berfikir, maka dari itu penganut paham ini menitik beratkan untuk bagaimana seorang individu mendapatkan informasi dan memberikan penafsiran dalam suatu situasi.

3. Humanis, mempercayai bahwa seseorang yang bertindak dalam suatu lingkungan dan membuat suatu pilihan tentang apa yang akan dikerjakan Implikasi pembelajaran PAI berbasis scientific proses selain dapat memotivasi peseta didik juga memiliki sisi

1 Abdul Majid & Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum

2013,( Bandung:Remaja Rosdakarya, 2014), h. 69-70.

Page 46: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

36

manfaat yang lain yakni dapat membuat prestasi peserta didik lebih baik. Hal ini berdasarkan hasil observasi dan wawancara terkait dengan implikasi pembelajaran PAI berbasis scientific proses terhadap motivasi belajar peserta didik.

Wawancara pertama dilakukan penulis bersama Ibu Harlin K. TUU, S.Pd selaku kepala sekolah SDN 2 limboto Barat mengatakan:

“implementasi pembelajaran PAI berbasis Scientific proses terhadap motivasi belajar peserta didik SDN 2 Limboto Barat merupakan proses ilmiah yang mudah di gunakan oleh guru sebab proses pembelajarannya ini dirancang sedemikian rupa dengan langkah mudah agar guru mudah paham penggunaannya untuk menyampaikan mata pelajaran dan siswa menerima pelajaran sehingga termotivasi untuk belajar aktif mengetahui konsep,hukum atau prinsif melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah menyimpulkan hipotesis.”2

Lanjut Harilin K Tuu juga menambahkan bahwa:

“tujuan dari pembelajarn pai berbasis scientific a) untuk meningkatakan kemampuan intelek khususnya berfikir kritis, b) dapat menyelesaikan masalah secara sistematis, c) memperoleh hasil dan motivasi belajar yang tinggi, d)melatih siswa untuk berkomunikasih.

Kemudian hasil wawancara kedua bersama Ibu Ika Suciyati Duhe S.Pd selaku Guru mata Pelajaran PAI, beliau mengatakan:

“Melalui Pembelajaran PAI berbasis Scientific proses terhadapat motivasi belajar adalah salah satunya bagaiman proses belajar mengajar di kelas antar guru dan peserta didik bisa saling bertukar pendapat tetapi yang lebih aktif adalah peserta didik yang ada pada langkah ke 5 yaitu menalar, selainnya adalah mengamati, menanya, mencoba dan mengkomunikasikan hal ini merupakan proses memotivasi guru”.3

Pada implementasi pembelajaran PAI berbasic scientific proses terhadap motivasi belajar peserta didik di SDN 2 Limboto Barat, penulis menyimpulkan dari dua hasil wawancara dengan narasumber kepala sekolah dan guru mata pelajaran bahwa scientific proses adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru pada pebelajaran PAI agar supaya memudahkan guru menyampaikan materi untuk membuat siswa mudah menerimah materi sehingga dapat memotivasi

2 Harin K. Tuu, wawancara dengan kepela sekolah, tanggal 27 juni 2019. 3 Ika Suciyati Duhe, wawancara dengan guru agama, tanggal 28 Juni 2019.

Page 47: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

37

siswa untuk lebih giat dalam belajar dengan langkah pembelajaran yang ada dalam scientific antara lain: mengamati, menanya, mencoba,menalar, mengkomunikasi.

Untuk lebih jelasnya langkah-langkah pembelajaran PAI berbasis scientific proses digunakan oleh guru secara nyata antara lain: 1. Mengamati adalah penyajian media obyek secara nyata agar peserta

didik senang dan merasa tertantang serta mudah dalam melakasanakan kegiatan pembelajaran. sesuai dengan firman Allah dalam quran surat An-Nahl 78:

ª ! $ # u r Nä 3 y _ t �÷ z r & . ` Ï i B

È b q ä Ü ç / ö Nä 3 Ï F » y g ¨ Bé & Ÿw š c q ß J n = ÷ è s? $ \ « ø ‹ x © Ÿ@y è y _ u r

ã Nä 3 s9 y ì ô J ¡ ¡ 9 $ # t �» | Á ö / F { $ # u r n o y ‰Ï « ø ùF { $ # u r

ö Nä 3 ª = y è s9 š c r ã �ä 3 ô ± s? Ç Ð Ñ È Terjemahnya:

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.(Q.S An-Nahl : 78)4

Ayat diatas mengarahkan kepada umat manusia untuk membiasakan diri agar terlebih dahulu mengamati, karena salah satu fitrah manusia yang dibwah sejak lahir adalah cenderung menggunakan mata dulu baru hati (qalbu). Didukung dari hasil wawancara bersama Ibu Ika Suciyati Duhe S.Pd selaku guru mata pelajaran PAI mengatakan: Pada langkah awal yaitu mengamati: “saya menyuruh siswa dengan seksama melihat materi dengan sub: kisah keteladanan Nabi Muhammad saw sebagai ulul azmi yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba menjelaskan”.5 Penulis juga menambahkan hasil wawancara dengan salah satu peserta didik Asnita Umar, mengatakan bahwa: “Pembeljaran PAI berbasis scientific oleh guru dapat memotivasi saya untuk belajar karena guru pertama kali memerintahakan kepada kami untuk mengamti gambar yang telah di sediakan dan

4 Kementrian Agama RI, Alquran dan terjemahannya,( Jakarta: 2013) 5 Ika suciyati Duhe wawancara dengan guru agama, tanggal 3 Juli 2019.

Page 48: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

38

kami pun merasa tertarik untuk belajar karena pelajaran yang disajikankan oleh guru sangat menarik perhatian kami untuk mengikuti kegiatan belajar dan tidak menimbulkan kebosanan”.6 Berdasarkan hasil wawancara penulis menyimpulkan bahwa guru mata pelajaran PAI telah menjalankan langkah awal yaitu mangati sesuai dengan prosedur yang ada pada penggunaan pembelajaran scientific diperkuat dengan hasil wawancara salah satu siswa kelas V yang mengatakan bahwa dengan mengamati dapat memotivasi dirinya dalam belajar.

2. Menanya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. Pada langkah kedua yaitu menanya ibu Ika Suciyati Duhe S.Pd mengatakan bahwa: “saya melakukan motivasi terlebih dahulu kepada siswa dengan cara menanya kepada peserta didik tentang kisah keteladanan Nabi Muhammad saw sebagai ulul azmi”.7 Penulis juga menambahkan hasil wawancara dengan salah satu peserta didik arif akisa mengatakan bahwa: “guru memberikan motivasi kepada saya dengan menjelaskan secara singkat materi kisah keteladanan Nabi Muhammad saw sebagai ulul azmi dengan tetap mengati gambar atau obyek yang telah diamati sebelumnya kemudian menyuruh saya bertanyadan saya senang bertanya”.8 Penulis juga mewawancarai peserta didik yang kurang setuju dan dengan pembelajaran scientific salah satunya bernama Amanda pasrowa yang mengatakan bahwa: “ ketika di dalam kelas saat guru menjelaskan materi kisah kateladanan nabi Muhammad sebagai ulul azmi, saya tidak memahami materinya karena guru terlalu cepat menjelaskan yang menimbulkan kejenuhan untuk mau bertanya ”.9 Berdasarkan dari ke tiga hasil wawancara penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran pai berbasis scientif telah dilaksanakan oleh

6 Asnita Umar, Wawancara denganPeserta Didik Kelas V SDN 2 Limboto Barat ,tanggal 3

juli 2019. 7 Ika suciyati Duhe wawancara dengan guru agama, tanggal 3 Juli 2019. 8 arif akisa Wawancara denganPeserta Didik Kelas V SDN 2 Limboto Barat,tanggal 3 juli

2019. 9 Amanda pasrowa, Wawancara denganPeserta Didik Kelas V SDN 2 Limboto Barat

,tanggal 3 juli 2019.

Page 49: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

39

guru dengan baik tetapi ada 2 perbandingan antara murid bernama arif akisa mengatakan : bahwa dirinya senang untuk bertanya pada saat guru selesai menjelaskan berbeda dengan siswa yang bernama amanda pasrowa yang mengataka: dirinya tidak suka bertanya karena penjelasan dari guru terlalu cepat sehingga dirinya merasa suli untuk memahami materi yang diajarkan sehingga membuat dirinya tidak termotivasi untuk belajar.

3. Mencoba adalah mengumpulkan informasi/eksperimen kegiatan belajarnya adalah melakukan eksperimen serta membaca sumber lain selain dari buku teks. Selain itu peserta didik di wajibkan untuk mempraktekan apa yang dipelajari. Pada langkah ketiga yaitu mencoba ibu Ika Suciyati Duhe S.Pd mengatakan bahwa: “saya menyuruh kepada peserta didik untuk membuat kelompok agar dapat mendiskusikan materi tentang kisah keteladanan Nabi Muhammad saw sebagai ulul azmi yang telah diamati sehingga mereka dapat mengumpulkan informasi dugaan sementara serta dapat mempraktekan secara langsung didepan kelas”.10 Penulis juga menambahkan hasil wawancara dengan salah satu peserta didik sri meilantika tahir mengatakan bahwa: “guru meminta kami membuat kelompok dan mendiskusikan materi yang telah dilihat setelah itu kami pun mepraktekan di depan kelas materi yang telah di lihat, hal ini membuat saya dan teman-teman termotivasi untuk mengumpulkan semua informasi dari berbagai sumber untuk mendapatkan jawaban sementara”.11 Penulis juga menambahakan hasil wawancara dengan salah satu peserta didik yang kurang setuju kelas V yang bernama linawati ilham yang mengatakan bahwa: “saya tidak menyukai pembelajaran berbasis scientif karena harus berfikir lebih kritis sehingga saya susah menanggapi sumber-sumber yang ada di dalam buku untuk mengumpulkan informasi”.12 Dari ketiga hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa telah terjadi pebandingan hasil wawancara antara dua peserta didik yang bernama sri meilantika tahir yang mengatakan

10 Ika suciyati Duhe wawancara dengan guru agama, tanggal 1Juli 2019. 11 sri meilantika tahir, Wawancara denganPeserta Didik Kelas V SDN 2 Limboto Barat

,tanggal 3 juli 2019.

12 linawati ilham, Wawancara denganPeserta Didik Kelas V SDN 2 Limboto Barat ,tanggal 3 juli 2019.

Page 50: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

40

bahwa: dirinya lebih suka dengan pembelajaran scientic karena guru meminta mereka membuat kelompok untuk bersama-sama bekerja sama tetapi semua harus bertidak lebih aktif didalam kelompoknya, berbeda dengan linawati ilham yang mengatakan bahwa: dirinya kurang setuju dengan pembelajara berbasis scientific karena lebih memaksakan diri untuk berfikir kritis sedengkan dirinya sulit untuk menanggapi.

4. Menalar adalah usaha untuk berfikir kritis dan aktif untuk menyelesaikan suatu masalah secara menyeluruh. Pada langkah keempat yaitu menanya ibu Ika Suciyati Duhe S.Pd Bahwa: “saya membuat rumusan masalah hasil diskusi bersama murid-murid agar supaya mereka paham tentang kisah keteladanan Nabi Muhammad saw sebagai ulul azmi dan mengidentifikasi perilaku Nabi Muhammad saw sebagai rasul ulul azmi”.13 Penulis juga menambahkan hasil wawancara dengan salah satu peserta didik jamaludin Y. hadi mengatakan bahwa: “ Guru meminta saya dan tema-teman membuat rumusan masalah secara bersama-sama agar saya dan teman-teman bisa termotivasi dalam mehami materi yang telah diberikan”.14 Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa pada langkah keempet pembelajaran berbasis scientific yang dilakukan oleh guru sudah terlaksana dengan baik bahkan siswa termotivasi untuk menggunakan intektualnya agar berfikir kritis dan aktif.

5. Mengkomunikasikan adalah bekerjasama antara guru dan peserta didik dengan teman sekelompoknya untuk membangun jaringan komunikasi persahabatan, naset menasehati, sehingga pada akhir kegiatan peserta didik dapat mengkominiksikan hasil pekeraan yang telah di susun baik secara kelompok maupun individu. Pada langkah kelimat yaitu mengkomunikasikan ibu Ika Suciyati Duhe S.Pd mengatakan bahwa: “ saya menyampaikan, menyimpulkan, menanggapi hasil materi tentang kisah keteladanan Nabi Muhammad saw sebagai ulul azmi secara bersama-sama dengan peserta didik agar menghasilkan

13 Ika suciyati Duhe wawancara dengan guru agama, tanggal 3Juli 2019. 14 jamaludin Y. hadi, Wawancara denganPeserta Didik Kelas V SDN 2 Limboto Barat

,tanggal 3 juli 2019.

Page 51: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

41

sebuah kesimpulan darimateri yang telah di sampaikan, sehinggal hal ini dapat memotivasi peserta didik dalam belajar”.15 Penulis juga menambahkan hasil wawancara dengan salah satu peserta didik Jemiyanto mengatakan bahwa: “ Guru mengajak saya dan teman-teman sekelompok untuk bekerja sama membuat kesimpulan dari materi yang telah di sampaikan sehingga saya dan teman-teman saya termotivasi untuk bisa bekerja sama”.16 Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa pada langkah keelima atau terakhir pembelajaran berbasis scientific yang dilakukan oleh guru sudah terlaksana secara baik, sehingga peserta didik termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada hasil wawancara penulis mengenai implikasi pembelajaran PAI berbasis scientific Harlin K Tuu mengemukakan dampak implikasi pembelajaran PAI berbasis scientific terhadap motivasi belajar peserta didik “belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Buktinya, motivasi belajar peserta didik berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, guru yang sama, dan pada saat yang sama, motivasi belajar peserta didik sangat erat hubungannya engan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, karena untuk mencapai motivasi belajar peserta didik yang baik sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru sebagai perancang belajar mengajar. Termasuk bagaimana guru membarengi materi pendidikan agama islam dengan pendekatan seperti pendekatan scientific”.17 Dari penjelasan Harlin K tuu dapat di tarik kesimpulan bahwa implikasi pembelajaran pai berbsis scientific dapat meningkatkan motivasi belajar siswa walaupun masih ada beberapa peserta didik yang kurang setuju dengan pembelajaran ini.

Hubungan anatar informasi yang di sampaikan oleh harlin k.tuu dan Ika suciyati Duhe dan peserta didik kelas V di atas dipastikan bahwa implikasi pembelajaran pai berbasis scientific dapat membawah peubahan terhadap motivasi belajar peserta didik .

15 Ika suciyati Duhe wawancara dengan guru agama, tanggal 3Juli 2019. 16 Jemiyanto, Wawancara denganPeserta Didik Kelas V SDN 2 Limboto Barat ,tanggal 3

juli 2019.

17 Harlin K. Tuu, wawancara dengan kepla sekolah SDN 2 Limboto Barat 3 juli 2019

Page 52: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

42

Berdasarkan hasil penelitin penulis menark sebuah kesimpulan implementasi pembeajaran berbasis scientific proses teradap otvasi belajar peserta didik dapat membawah perubahan yang lebih baik dilihat atau dibuktikan dengan motivasi belajar peserta didik dari selesainya pembelajaran PAI mereka selalu aktif untuk menanyakan pokok materi yang dibahas sehingga mereka dapat mencerna dan menerima setia materi yang diajarkan oleh guru agama.

C. Kendala dan Solusinya Terhadap Pembelajaran PAI Berbasis Scientific proses di kelas V SDN 2 Limoto Barat ?

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru tentang kendala yang dihadapi pada implikasi pembelajaran PAI berbasis scientific diperoleh berbagai kendala yang dihadapi guru dalam pelaksananaan pembelajaran PAI berbasis scientific proses terhadap motivasi belajar peserta didik yang difokuskan di kelas V SDN 2 limboto Barat yakni kendala dalam hal ini instrumental dan fisiologis. sebagaiman yang dikemukakan oleh Ibu Harlin K. Tuu selaku kepala sekolah SDN 2 Limboto Barat di bawah ini:

“Dalam pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis scientific itu kendalanya ada pada beberapa faktor, yakni a) alat Praktikum, b) buku pengayaan, c) perpustakaan, d) pedoman-pedoman belajar. Di sisi lain faktor motivasi peserta didik yang berbeda-beda, ada peserta didik yang berkeinginan untuk belajar dan ada peserta didik yang tidak suka untuk belajar. Selain itu fikiran peserta didik yang bercabang-cabang. Mungkin karena pengaruh sikap bermain di luar sekolah lebih banyak dibandingkan belajarnya.”18

Sedangkan Suci Kayati Duhe S. Pd.I mengatakan kendala-kendala yang di hadapi dalam pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis Scientific adalah sebagai berikut:

“ pada tahap perencanaan banyak kegiatan-kegiatan seperti rapat, pedamping lomba, dan kegiatan-kegiatan lain yang yang sifatnya mendadak sehingga dalam pelaksanaan proses pembelajaran beberapa peserta didik tidak memperhatikan pembelajaran serta masi banyak peserta didik yang masi kurang memahami. Selain itu di sini sarana dan prasarana pelaksanaan pembelajaran masih kurang mendukung”.19

18 Halin K. Tuu, wawancara dengan kepala sekola SDN 2 Limboto Barat 3 juli 2019 19 Ika suciyati Duhe, wawancara guru agama pendidikan islam, 1 juli 2019

Page 53: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

43

Penulis juga melakukan memewancara peserta didik bernama susanti arabi yang mengatakan bahwa: “dirinya sangat sulit untuk memahami pelajaran pendidikan agama islam yang berbasis scientific sehingga dirinya merasa sangat bosan untuk mengikuti pembelajaran”.20 Dilanjutkan dengan wawancara kedua dengan peserta didik yang bernama sri wildawati lahaya yang mengatakan bahwa: “dirinya mengalami kendala dalam pembelajaran pai brbasic scientific karena dirinya susah untuk mengahafal dan menulis”.21 Dilanjutkan lagi dengan wawancara dengan peserta didik yang ketiga bernama anggun p kadir yang mengatakan bahwa: “ dirinya mengalami kendala pada pembelajaran pai berbasis scientific karena dirinya belum bisa untuk membaca sehingga saya merasa susah untuk belajar”.22 Berdasarkan hasil wawancara-wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa implikasi pembelajaran PAI berbasis scientifif proses terhadap motivasi belajar peserta didik masi banyak mengalami kendala diantaranya kurangnya saran dan prasarana, siswa yang masi belum memahami, kesulitan pengembangan bahan ajar serta banyaknya kegiatan diluar kelas. Di dalam pelaksanan pembelajaran pai berbasis scientific terhadap motivasi belajar masih terdapat kendala namun, kendala tersebut ada upaya yang dilakukan agar implikasi pembelajaran pai berbasis scientific terhadap motivasi belajar peserta didik tidak memiliki kendala. Ada beberapa permasalahan yang disampaikan oleh kepala sekolah dan guru dalam implikasi pembelajaran pai berbasis scientific diantaranya pada tahap perencanaan guru mengalamin kendala karena terganjal dengan banyaknya kegiatan, sarana dan prasana pembelaran, serta siswa yang masih kurang memamahami, solusi yang dilakukan adalah sebagaimana yang dikatakan narasumber Harlin K Tuu selaku kepala sekolah ika suciayati Duhe S.Pd sebagai guru PAI dibawah ini: Menurut harlin K Tuu

20 susanti arabi, Wawancara denganPeserta Didik Kelas V SDN 2 Limboto Barat ,tanggal 3 juli 2019. 21 wildawati lahaya Wawancara denganPeserta Didik Kelas V SDN 2 Limboto Barat ,tanggal 3 juli 2019. 22 anggun p kadir Wawancara denganPeserta Didik Kelas V SDN 2 Limboto Barat ,tanggal 3 juli 2019.

Page 54: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

44

“ sosusi dari kurangnya saran dan prasarana pembelajaran dengan cara melakukan perencanaan dalam dana bos agar saran dan parasarana yang masi kurang seperti buku pengayaan, alat-alat praktikum, serta baha-bahan ajar yang lainnya dapat terlengkapi.”23 Menurut Ika suciyati Duhe S.Pd “ solusi untuk perencanaan pembelajaran dengan cara membuat perencaanaan pembelajaran untuk beberapa pertemuan sekaligus biasanya untuk saya 2 (dua) minggu sekaligus untuk menghidari padatnya kegiatan”. “ solusi untuk peserta didik yang masih kurang memahami dan memiliki motivasi belajar yang rendah dengan cara mengajak peserta didik untuk sama-sama belajar baik secara berelompok maupun individu dengan bimbingan dari guru secara langsung”.24 Berdasarkan paparan tersebut penulis menyimpulkan bahwa guru sudah berusaha mencari solusi yang dilakukan antara lain dengan mengajak peserta didik serta memotivasi mereka untuk bersama-sama belajar baik secara kelompok maupun individu, melalakukan tukar pendapat guru sekolah ataupun dalam KKG untuk menyiapkan bahan ajar,beruaha mencari metode untuk mengatasi sarana dan prasana.

23 Halin K. Tuu, wawancara dengan kepala sekola SDN 2 Limboto Barat 3 juli 2019 24 Ika suciyati Duhe, wawancara guru agama pendidikan islam, 3 juli 2019

Page 55: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

45

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Pembelajaran PAI berbasis saintifik proses terhadap motivasi belajar

peserta didik di 2 Limboto Barat a. Pembelajaran Berbasis Scientific proses pembelajaranya yang

dirancang agar peserta didik aktif mengetahui konsep, hokum atau prinsip melalui tahaoan-tahapan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.

b. Motivasi Belajar pada pserta didik mengalami peningkatan dengan menggunkan pembelajan berbasis scientif proses, karena memotivasi siswa untuk lebih berkir kritis dan lebih aktif.

2. Kendala dan Solusi Pembelajaran PAI berbasis saintifik proses di SDN 2 Limboto Barat Kendala:kurangnya sarana dan prasana, perencanaan pembelajaran yang mengalami hambatan seerta kurangnya siswa dalam memahmi pembelajaran Solusi :´”sosusi dari kurangnya saran dan prasarana pembelajaran dengan cara melakukan perencanaan dalam dana bos agar saran dan parasarana yang masi kurang seperti buku pengayaan, alat-alat praktikum, serta baha-bahan ajar yang lainnya dapat terlengkapi dan untuk perencanaan pembelajaran dengan cara membuat perencaanaan pembelajaran untuk beberapa pertemuan sekaligus biasanya untuk saya 2 (dua) minggu sekaligus untuk menghidari padatnya kegiatan dan solusi untuk peserta didik yang masih kurang memahami dan memiliki motivasi belajar yang rendah dengan cara mengajak peserta didik untuk sama-sama belajar baik secara berelompok maupun individu dengan bimbingan dari guru secara langsung.

B. Saran 1. Bagi Sekolah SDN 2 Limboto Barat tempat saya meneliti agar lebih

menambah lagi sarana dan prasana pembelajara agar siswa lebih termotivasi lagi dalam mengikuti pembelajaran.

2. Bagi Guru pendidikan agama islam agar lebih mempariasikan metode dan pendekatan pembelajaran serta lebih cepat lagi membuat rencana pembelajaran.

3. Bagi Peneliti agar mengkaji lebih jauh mengenai peran guru dalam pembelajaran pai berbasis scientififc proses terhadap motivasi belajar peserta didik.

Page 56: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

46

DAFTAR PUSTAKA

A. M Sardiman, 2011, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Asrori Mohammad,2013, Psikologi pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima. Ahmadi Khoiru Iif dkk,2013, Pembelajaran Akselerasi, Jakarta: Prestasi Pustaka. Fadlilla M, 2014, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,

SMP/MTs, SMA/MA, Yogyakarta: AR RUZZ MEDIA. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2015, Pedoman Penulisan Karya

Tulis Ilmiah Skripsi, Pendidikan Agama Islam, Gorontalo: Sultan Amai Press.

Harianto dan Suyono,2015, Implementasi Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhammad, 2011, Metode Penelitian Bahasa, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Majid Abdul dan Rochman Chaerul, 2014, Pendekatan Ilmiah dalam

Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: Remaja Rosdakarya, Majid Abdul, 2014, Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: Interes Media Moleong J. Lexy, 2017, Metodologi Penelitia Kualitatif, Bandung: Remaja

RosdaKarya Offset. Purwanto Ngalim , 2010, Psikologi Pendidikan, Jakarta:Remaja Rosdakarya. Rahmat, Abdul, 2011, Perkembangan Peserta Didik, Jl. Jendr. Soedirman

No. 06 Gorontalo. Sugiyono,2010, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta. Saminanto, 2013, Mengembangkan RPP PAIKEM Scientifik Kurikulum

2013, Semarang: Rasail Media Group. Sani Abdul Ridwan, 2014, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi

Kurikulum 2013, Jakarta: Bumi Aksara. Sukamadinata Syaodih Nana, 2012, Metode Penelitian Pendidikan,

Bandung: Remaja Rosda Karya.

Page 57: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

47

Supiah,2015, Pengantar Psikologi Pendidikan, Jl. Sultan Amai No. 1 Kel. Pone Kec. Limboto Barat Kab. Gorontalo: Sultan Amai Press Iain Sultan Amai Gorontalo.

Uno B. Hamza, 2015, Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis Di Bidang Pendidikan, jakarta: Bumi Aksara, 2015.

Kompri, 2016, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa, Bandung: Remaja Rosdakarya.s

Page 58: MOTTO DAN PERSEMBAHAN - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU... · 2019-09-21 · kebutuhan keluarga.Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan

48