mohon pertolongan · batasan. sebagaimana kisah rasulullah saw ketika ber-sama sahabatnya, abu...

21

Upload: others

Post on 02-Jun-2020

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya
Page 2: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya

3Edisi 68 | Juli 2017| Syawal - Dzulqo’dah1438H

Do’a

Doa Mohon Pertolongan

Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari

negeri ini (Mekah) yang penduduknya zhalim.

Berilah kami pelindung dari sisi-Mu dan berilah kami

penolong dari sisi-Mu.

(QS. An-Nisa: 75)

Page 3: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya

4 Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H 5

Tent

ang

DQ

Basm

alla

h

Oleh : Asfahani(Direktur Dompet Alquran Indonesia)

Sekilas DeQi

Yayasan Dompet Alquran IndonesiaLembaga Sosial KemanusiaanAkta Notaris : Tri Winarno, SH, MKnNomor Akta :74 tanggal 17 April 2015Depkumham: AHU-0005952. AH.01.04 Tahun 2015 tanggal 23 April 2015

DEWAN PEMBINA:H. Muhammad Siroj, S.Ag.KH. Agung Cahyadi, Lc. MA.

Ir. H. ZainurrochmanSyaiful Arifin S.S

DEWAN PENGAWASAhmad Habibul Muiz, Lc.KH. Musbihin Sahal, Lc. MA.Ir. H. Mas’udi Agus Nurrahman

DEWAN PENGURUSKetua : Agus Hariadi, S.Pd.ISekretaris : Zainal ArifinBendahara : Sarjo, SE.

Dompet Alquran Indonesia adalah Lembaga Sosial Kemanusiaan yang memberdayakan dana Wakaf, Infaq, dan Shadaqah (WAFIS) para muhsinin untuk

menyukseskan program-program pendidikan Al-Quran.

Diantara misi Yayasan Dompet Alquran Indonesia adalah mendirikan dan mengembangkan Pesantren Tahfidz Alquran untuk anak yatim, dhuafa dan anak da’i. Saat ini pesantren yang dikembangkan oleh Yayasan Dompet Alquran Indonesia adalah Pondok Pesantren Tahfidz Alquran “Darul Fikri” Sidoarjo.

REDAKSI Majalah DQPengarah : KH. Muhammad Siroj, S.Ag, Syaiful Arifin, S.SPemimpin Umum : AsfahaniPemimpin Redaksi : Rafif AmirRedaktur Pelaksana : Ummu Atiqa

Kontributor : Iwa, Irwan, Arif, Hendratno, Ichwan, Mukarromin, Ust Didik, Ust Khoirul A.

Dewan Redaksi:KH. Agung Cahyadi, Lc. MA., KH. Ahmad Mudzaffar, Lc. MA., H. Muhammad Siroj, S.Ag., Syaiful Arifin S.S, Agus Hariadi, S.Pd.I

Design & Layout: Ony, Ario; Distribusi: Irwan, Ulum, Sukarlin

Dompet Alquran IndonesiaRuko Citra City R-28, Sarirogo,SidoarjoTelp. 031-895 5057, WA. 0851-0600-9995Email : [email protected] : www.dompetalquran.or.id

Pondok Pesantren Tahfizh Alquran Darul FikriRT 14, RW 03 Sarirogo, SidoarjoTelp : 031-806 8530Email : [email protected] : www.darulfikri.com

Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H

Mengajak Bukan Menghakimi

Sahabat Alquran, di kalan-gan para dai atau Lemba-ga Swadaya Masyarakat

(LSM), kita sering mendengar slogan “nahnu dhu’at walasna qudlot” yang artinya, “kita seorang dai/pendamping masyarakat, bukan seorang hakim”. Istilah ini mudah di-ucapkan namun sulit diprak-tekkan. Padahal, kalau slogan ini benar-benar kita prak-tekkan dengan benar, pasti hasilnya akan bagus. Namun kenyataannya masih ada dai/pendamping yang kesulitan mengajak masyarakat untuk bisa bergabung dan mengi-kuti arahan dan nasihat-nasi-hatnya.

Sahabat Alquran, alham-dulillah saya punya teman yang aktif di LSM dan sering mendapat pelatihan, sehing-ga akhirnya ia sukses menjadi pendamping masyarakat di beberapa daerah di Indone-sia. Mulailah saya agak paham, apa maksud dari “kita seorang pendamping bukan seorang hakim”. Nahnu dhu’at wa lasna qudlot. Ternyata tidak sedikit mereka meniru metode Mu-hammad Rasulullah dalam membimbing masyarakat biar maju dan bermoral. Yang bisa saya singkat istilah diatas menjadi 3 arti yang mungkin kalau kita teladani akan men-jadi manfaat bagi masyarakat binaan kita.

Pertama, istilah tersebut mengandung arti agar kita se-lalu memberi motivasi kepada masyarakat yang kita bina, bu-kan malah ikut terbawa dalam

kesedihan, kegagalan, kema-rahan dan istilah-istilah lain yang membuat kita lemah. Selalu semangat walaupun di depan mata banyak keter-batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya pasti kelihatan. Tapi Rasulullah SAW memberi se-mangat “sesungguhnya Allah bersama kita”. Maka tenan-glah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Seandainya Rasul tidak men-enangkan apa yang akan ter-jadi, bisa menangis atau yang lainnya sehingga kegelisahan itu akan mudah diketahui mu-suhnya. Juga kisah Rasulullah SAW menghadapi orang badui yang kencing di dalam masjid. Malah ditenangkan agar selesai kencingnya. Bu-kan seperti sahabat Umar bin khattab yang ingin agar badui itu dipukul. Dan kisah-kisah yang lainnya.

Kedua, berarti mediator. Seorang pendamping ma-syarakat atau dai harus selalu siap menerima keluhan ma-syarakat binaannya dan juga siap memberi solusi kapan saja. Tapi ingat, tidak harus dari kantong kita sendiri. Se-bagaimana kisah sahabat Bilal bin Rabbah setelah masuk islam. Bilal langsung dihajar tuannya. Mendengar umat-nya disiksa, Rasulullah men-gumpulkan sahabatnya, dan menanyakan siapa diantara umatnya yang bisa menebus

Bilal. Akhirnya Abu Bakar As-Shiddiq membelinya dan masalah terselesaikan dengan cepat, tepat, dan Bilal semakin yakin, me-mang ada manfaatnya mengikuti Muhammad SAW.

Yang terakhir, nahnu dhu’at wa lasna qudlot be-rarti seorang dai/pendamp-ing juga sebagai pemberi advokasi, tidak membiar-kan saudaranya, umatnya, menerima siksaan tanpa ada kepedulian sedikit pun dari sang dai/pendamping. Lagi-lagi tidak harus dari kantong kita sendiri.

Sahabat Alquran, semoga kita bisa menjadi motiva-tor, mediator, dan advokat kepada umat yang saat ini betul-betul haus akan kasih sayang kita. Insya Al-lah kita akan menjadi dai/pendamping yang sangat dirindukan. Dan masyara-kat yang kita impikan yaitu masyarakat madani atas izin Allah tidak akan lama lagi terbentuk. Wallahul muwaf-fiq ila aqwamit thariq.

Page 4: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya

Kaj

ian

Utam

a

Kaj

ian

Utam

a

Oleh : Rafif Amir(Pimred Majalah DQ)

6 7Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H

Teladan Sepanjang Zaman

Namun di tempat itu pula, sejarah mencatat kisah yang berurai air mata; tentang cinta dan kesetiaan, tentang tsiqah dan keteladanan. Hudaibiyah! Sebuah perjanjian yang membuat para sahabat memendam kecewa.

Adalah Suhayl ibn Amr, seorang utusan Quraisy yang membuat butir-butir perjanjian tertulis dengan Rasulullah SAW, sebuah perjanjian yang secara tekstual tampak sangat merugikan umat Islam. Satu diantaranya, bahwa kaum muslimin harus membatalkan rencana berangkat haji.

Butir perjanjian lainnya, mereka yang meninggalkan Mekkah tanpa izin orangtuanya harus diserahkan kembali tanpa syarat. Maka tersebutlah kisah, Abu Jandal, anak dari Suhayl memeluk Islam dan meminta perlindungan kepada Rasulullah, namun Rasulullah dengan tegas memintanya kembali. Melihat sikap Rasulullah, beberapa sahabat tak dapat menahan kekecewaannya. Umar bin Khattab, salah seorang sahabat terbaik Rasulullah SAW bahkan sampai berkata, “Bukankah engkau adalah Rasul Allah? Bukankah kita di pihak yang benar, dan musuh kita di pihak yang salah? Mengapa kita harus merendahkan kehormatan agama kita?”

Nabi SAW telah mengajarkan keberanian dan kehormatan, tetapi mengapa beliau menerima kesepakatan berat sebelah yang memaksa mereka tak dapat melakukan apa-apa saat Abu Jandal ditarik paksa oleh Suhayl sambil menangis memohon pertolongan? Para sahabat marah dan tak dapat memahami sikap Nabi. Demikian gambaran suasana batin para sahabat yang ditulis oleh Tariq Ramadhan dalam karyanya, Muhammad Rasul Zaman Kita.

Lebih dari sepuluh halaman, Tariq Ramadhan mengulas tentang perjanjian Hudaibiyah ini. Semuanya adalah tentang bagaimana Rasulullah hendak memberikan pengajaran dan keteladanan kepada para sahabat. Sekaligus ujian bagi keimanan dan ketaatan mereka pasca bai’at al-Ridhwan.

“Sembelihlah unta,” tegas Rasulullah. Namun tak seorang pun beranjak. “Sembelihlah unta,” untuk kali kedua para sahabat tak kunjung bergegas. Hingga tiga kali, semuanya diam dengan memendam kesedihan yang mendalam. Hingga kemudian, Ummu Salamah menyarankan Rasulullah SAW agar beliau sendiri yang menyembelih untanya, memberi contoh pada yang lain. Lalu Rasulullah melakukannya dan satu persatu para sahabat mengikutinya.

Keteladanan, Dakwah Paling EfektifPeristiwa Hudaibiyah mengajarkan dengan sangat terang,

bahwa keteladanan lebih utama dibandingkan kata-kata. Begitu Rasulullah SAW berangkat menyembelih unta, para sahabat bergegas melakukan hal yang sama. Keteladanan

Tahun ke-6 Hijriyah, saat kerinduan para sahabat untuk mengunjungi ka’bah telah

begitu membuncah. Perjalanan berat nan melelahkan mereka tempuh, meninggalkan Madinah, menuju Mekkah. Di gurun terik menyengat, bersama junjungan tercinta, Muhammad Rasulullah.

Peristiwa Hudaibiyah mengajarkan dengan sangat terang, bahwa keteladanan lebih utama dibandingkan kata-kata.

Page 5: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya

Kaj

ian

Utam

a

Kaj

ian

Utam

a

8 9Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H

adalah mengajak kepada kebaikan dengan memberi contoh bukan dengan jalan memaksa.

Inilah yang harus dimiliki oleh para dai, para penyeru kebenaran. Tak cukup dengan kata-kata, tetapi kata-kata itu harus mewujud dalam sikap dan pribadi yang cemerlang. Jangan sampai, seorang dai justru mengatakan hal-hal yang sebenarnya belum pernah ia kerjakan bahkan tak ada semangat untuk mengerjakannya. “Wahai orang-orang yang beriman, mengapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS Ash-Shaff ayat 2-3)

Dalam kehidupan sehari-hari, begitu banyak sesungguhnya yang terinspirasi berbuat kebaikan dari contoh dan keteladanan yang kita berikan. Saat di tempat umum, kita memulai membaca Alquran, beberapa orang tertarik juga untuk ikut membaca Alquran. Ketika berada dalam lingkungan kantor, adzan berkumandang dan kita bergegas menuju masjid atau mushalla maka beberapa rekan kita ikut serta.

Berapa pahala yang Allah kucurkan pada

kita jika setiap teladan kebaikan yang kita berikan juga mereka lakukan, mereka jadikan kebiasaan, mereka ajarkan pula kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya. Betapa indah dan membahagiakan, bukan?

Untuk itu, butuh keberanian. Keberanian untuk memulai, dengan diiringi niat yang ikhlas mengharap ridha Allah semata. Butuh keberanian untuk tidak takut terhadap celaan manusia, keberanian untuk memegang teguh prinsip atas apa yang kita yakini sebagai kebenaran.

Teladan Sepanjang ZamanSalah satu alasan Michael Hart

menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang masa adalah karena kapasitas kepemimpinan beliau yang tak sanggup ditandingi oleh tokoh manapun, baik beliau sebagai pemimpin perang, pemimpin agama maupun pemimpin politik. Baik di waktu lampau hingga masa yang akan datang.

Dan satu hal penting yang memperkuat karakter kepemimpinan beliau adalah, keteladanan. Dengan keteladanan, seorang pemimpin dicintai dan dihormati oleh orang-orang yang dipimpinnya.

Dengan keteladanan, seorang pemimpin bersama-sama pengikutnya menciptakan sejarah, mengubah peradaban.

Mari kita lihat bagaimana keteladanan berperan penting dalam memperluas kebaikan. Seorang guru yang memberi teladan pada murid-muridnya di sekolah, lalu dicontoh kebaikan-kebaikannya, diamalkan terus-menerus sehingga menjadi akhlak yang kokoh. Setelah kelak ia berkeluarga, ia mewariskan keteladanan itu pada istri dan anak-anaknya, pada masyarakat, sehingga ia menjadi tokoh di lingkungannya. Jika pribadi-pribadi yang gemar memberikan keteladanan seperti itu melimpah jumlahnya di negeri ini, niscaya setiap hari kita hanya akan melihat kebaikan-kebaikan yang membuat dada lapang, kebaikan-kebaikan yang akan membuat negeri ini seolah penggalan FirdausNya.

Rasulullah telah mengajarkannya kepada kita sejak 15 abad lampau. Bagaimana pesona pribadinya yang bagai cahaya bahkan membuat takjub musuh-musuhnya, melintasi zaman dan dipuji-puja bahkan oleh orang-orang yang berseberangan ideologi dan keyakinan.

“Sungguh pada diri Rasulullah terdapat suri teladan yang indah bagi orang yang mengharap (rahmat Allah), dan keselamatan hari akhir, serta banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab 33:21)

Tidak hanya dari diri Rasulullah SAW kita belajar tentang keteladanan. Dari Nabi-Nabi pilihan kita juga belajar. Dari Nabi Ayyub kita belajar tentang kesabaran tatkala menghadapi musibah yang berat, dari Nabi Sulaiman kita belajar mengelola ilmu dan kekayaan, dari Nabi Ibrahim kita belajar menyalakan ketaatan kepada Allah, dari Nabi Ismail kita belajar tentang pengorbanan, dari Nabi Yunus kita belajar menginsafi diri, dari Nabi Yusuf kita belajar untuk sabar dari godaan, belajar untuk tak memberi ruang bagi tumbuhnya dendam.

Dari sahabat-sahabat Rasulullah SAW, kita juga belajar tentang keteladanan. Dari para salafus shalih dan orang-orang terdekat, kita pun belajar. Carilah kebaikan-kebaikan mereka, galilah keunggulan-keunggulan mereka, tiru dan buatlah diri kita melebihi mereka. Karena sungguh merugi, jikalau kita sering bertemu dengan orang-orang baik namun kita tak kunjung menjadi lebih baik.

Jadilah cahaya, meski pada mulanya kita hanya memantulkan cahaya yang mereka punya. Lalu berproseslah, menjadi lebih benderang, menjadi lebih cemerlang. Tugas kita adalah menerangi kegelapan, menyinari peradaban.

Sungguh pada diri Rasulullah terdapat suri teladan yang indah bagi orang yang mengharap (rahmat Allah), dan keselamatan hari akhir, serta banyak mengingat Allah.”

(QS. Al-Ahzab 33:21)

Page 6: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya

Tafsi

r

Tafsi

r

10 11

Oleh : Didik Suhartono, Lc(Guru Ponpes Tahfizh Alquran Darul Fikri Sidoarjo )

Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H

Karakter Orang Munafik

Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka dan kamu tidak akan mendapatkan seorang penolong pun bagi mereka.” (QS. Annisa:145 )

Ayat ini masih membicarakan keadaan orang-orang munafik, bahwasanya orang munafik dengan kenifaqannya dan keburukan mereka, ketika bertemu, bermajelis atau pun bermuamalah dengan orang-orang beriman, mereka mengatakan di dalam lisan mereka bahwasanya mereka sama dengan jalan-jalan orang yang beriman, mereka sama memperjuangkan agama Allah, mereka sama membela Rasulullah. Akan tetapi sebaliknya, ketika mereka kembali ke komunitas mereka, yaitu pemimpin-pemimpin mereka yang selalu dalam keburukan, mereka berkata, “Kami tidak beriman kepada Rasul Allah, kami menampakkan iman hanyalah sebagai ejekan dan permainan bagi orang beriman.” Tampak dalam ayat di atas bahwasanya orang munafik, selamanya mereka tidak beriman dan tidaklah berjuang menegakkan agama Allah bahkan mereka akan selalu menghancurkan Islam dari dalam. Seolah-olah berjuang akan tetapi merusak, mereka selalu bemuka dua dan sungguh Rasulullah menegaskan bahwa manusia buruk adalah manusia yang bermuka dua. Rasulullah bersabda:

“Sungguh manusia yang paling buruk adalah yang bemuka dua (oportunis), yang mendatangi kaum dengan muka tertentu dan mendatangi yang lainya dengan muka yang lain. (HR. Bukhari)

Pada ayat di atas juga disebutkan kalimat bentuk tunggalnya yang artinya pemimpin atau pembesar kaum. Kenapa pemimpin mereka disebut syaithan? Jawabnya adalah dikarena penolakan meraka yang keras terhadap ajaran Islam. Jadi bisa diartikan siapa saja yang menolak kebenaran Islam maka sungguh mereka disebut juga syaithan yang pada hakikatnya selalu jauh dari kebaikan, dekat dengan keburukan, setiap hal yang merusak dan tidak mendatangkan kebaikan. Begitu juga orang munafik yang selalu menjadi benalu di dalam tubuh umat Islam, Allah Ta’ala berfirman:

“Dan demikianlah kami jadiakan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaithan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka mereka membisikan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia, jikaulah tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka

tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.”(QS.al-an’am:112)

Diriwayatkan dari Abi Dzar, berkata: berkata Rasulullah kepada saya, apakah engkau berlindung kepada Allah dari setan jin dan setan manusia? Saya berkata apakah pada jenis manusia ada setan ? beliau menjawab iya, mereka lebih berbahaya dari setan dari golongan jin (HR. An-Nasai)

Akan tetapi Allah menjawab apa yang mereka perbuat

kepada orang-orang beriman. Bagi mereka balasan atas ejekan mereka, adalah mereka akan mendapatkan kesesatan di dunia dan di akhirat, mereka akan selalu dalam kebingungan dalam kehidupan dan mereka akan terjatuh dalam kekufuran, bahkan Allah Azza Wa Jalla akan menambahkan kebingungan di dunia, orang

munafik sangatlah sulit keluar dari kesesatan mereka karena ada penyakit dalam hati mereka, penyakit kesombongan yang tidak menerima kebenaran. Wallahu a’lam bishawwab.Referensi:• Tafsir Aisaruttfasir karangan

Syaikh Abu Bakar Aljazairi• Tafsir Al-quranul karangan

Syaikh Muhammad Sholeh Al-Ustaimin

• Tafsir Albagowi karangan Syaikh Imam Albagowi.

Segala puji bagi Allah Ta’ala, Rabb semesta alam, Rabb yang

mengatur segala apa yang di langit dan di bumi. Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada Allah Ta’ala atas segala nikmat yang diberikan kepada kita semua, nikmat yang tidak terhitung dan tidak terbatas.

Sahabat DeQI yang dirahmati Allah Azza Wa Jalla, melanjutkan ayat selanjutnya dari surat Al-Baqaroh ayat ke-14. Di ayat ini, Allah masih melanjutkan bagaimana karakter ataupun sifat orang-orang munafik, dimana karakter ini atau sifat ini tetap ada sampai hari kiamat kelak. Allah Azza Wa Jalla sampai mengambarkan di ayat sebelumnya dengan gambaran sifat atau karakter orang mukmin dengan 2 ayat saja, untuk orang kafir dengan 3 ayat, sedangkan orang munafik dengan 13 ayat, itu menunjukan bahaya sifat tersebut sampai disebutkan dalam surat annisa ayat 14, Allah Ta’ala berfirman :

Diriwayatkan dari Abi Dzar, berkata: berkata Rasulullah kepada saya, apakah engkau berlindung kepada Allah dari setan jin dan setan manusia? Saya berkata apakah pada jenis manusia ada setan ? beliau menjawab iya, mereka lebih berbahaya dari setan dari golongan jin

(HR. An-Nasai)

Page 7: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya

sedikit pun yang dapat aku banggakan di hadapan-Mu, sehingga tidak ada lain dalam hidup ini kecuali harus berserah diri kepada-Mu. Semua makhluk-Mu tidak layak dijadikan tempat bersandar.

3. Ubun-ubunku di tangan-Mu.

Artinya betapa lemahnya diriku di hadapan-Mu. Kapan saja jika Allah SWT

menghendaki siksaan kepada diriku, tentu sangat mudah bagi Allah SWT. Walaupun tidak mungkin Allah SWT akan menghinakan hamba-Nya yang merendahkan diri di hadapan-Nya.

4. Hukum-Mu sudah dilaksanakan dalam kehidupanku.

Artinya sebagai Hamba selalu siap melaksanakan perinttah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya, tanpa

merasa keberatan sedikit pun.

5. Sungguh adil semua takdir-Mu.

Artinya aku selalu ridha, tidak menilai jelek terhadap semua yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT. Allah Maha Baik, maka semua yang ditakdirkan-Nya pastilah baik.

Aku mohon kepada-Mu dengan setiap nama-nama-Mu yang engkau berikan

kepada diri-Mu atau engkau turunkan dalam kitab-Mu atau yang telah engkau ajarkan kepada salah seorang ciptaan-Mu atau yang hanya engkau ketahui dalam ilmu yang ghaib yang ada di sisi-Mu.

Yang dimaksud adalah bahwa Rasulullah sedang bertawassul dengan asma’ul husna, yang menurut hadist ini bahwa asma’ul husna tidak terbatas kepada yang

99 saja bahkan bisa lebih luas dan banyak dari yang sudah populer. Adapun perintah berdoa dengan tawassul kepada asma’ul husna terdapat di surat Al-A’raf ayat 180.

“Hanya milik Allah asma’ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut)nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A’raf: 180)

Melihat ungkapan-ungkapan tawassul Rasulullah di atas, kita dapat saksikan betapa seriusnya Rasulullah memohon kepada Allah SWT akan dampak-dampak ketenangan jiwa dan rahasia bahagia, sehingga sabar menghadapi ujian panjang dalam kehidupan ini. Semua orang beriman pasti mendambakan kemulian untuk dapat menghafal Alquran, banyak beribadah terutama pada waktu malam, mati syahid dan lain sebagainya. Namun ketika menghadapi proses menuju kemuliaan tersebut, tidak semua siap menghadapinya. Prosesnya yang sangat ‘menyengsarakan’,, berdarah-darah, berpisah dari keluarga dan lain sebagainya, sangat-sangat menguji kesungguhan. Saat itulah manusia membutuhkan sesuatu yang dapat membahagiakannya, menetralisir segala perasaan yang sangat melemahkan jiwa. Alquranlah yang dapat menagatasi semua proses yang pahit di atas. Alquran yang dapat memberi efek kebahagiaan seperti yang diminta oleh Rasulullah dalam hadist di atas.

Mot

ivas

i Al -

Qur

’an

Mot

ivas

i Al-Q

ur’a

n

12 13Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H

Sudahkah kita

merasakan 3 manfaat

keutamaan Al Qur’an

Untuk meraihnya, tidak ada lain kecuali kita ikuti apa yang sudah

dilakukan oleh Rasulullah, yakni dengan banyak berdoa kepada Allah SWT, dengan diimbangi mujahadah dan kesabaran dalam ketaatan kepada Allah SWT. Begitu besar nilai tiga hal tersebut, sampai-sampai Rasulullah bertawwasul (mengawali doa dengan mengagung-agungkan Allah SWT atau dengan amal shalih). Dalam doa ini, Rasulullah mengungkapkan bentuk-bentuk penghambaan (ubudiyyah) dirinya kepada Allah SWT yang sangat dalam, untuk menunjukkan rasa butuhnya dengan tiga hal di atas. Bagaimana kalimat-kalimat penghambaan yang Rasul ucapkan?

“Ya Allah, sesungguhnya kami adalah hamba–hamba-Mu, putera-putera hamba-Mu yang laki dan perempuan, ubun-ubun kami di tangan-Mu, hukum-Mu berlaku atas kami, takdir-Mu berjalan adil kepada kami. Kami mohon kepada-Mu dengan setiap nama-nama-Mu yang engkau berikan kepada diri-Mu atau engkau turunkan dalam kitab-Mu atau yang telah engkau ajarkan kepada salah seorang ciptaan-Mu atau yang hanya engkau ketahui dalam ilmu yang ghaib yang ada di sisi-Mu. Aku memohon kepada-Mu agar engkau menjadikan Alquran sebagai penyejuk hati kami, cahaya dada kami, penghilang kesedihan dan pembasmi kegundahan hati kami.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim. Hadist shahih)

Doa di atas sangat

menggambarkan betapa butuhnya Rasulullah , dengan materi doa di atas sehingga banyak menyampaikan kalimat-kalimat tawassul (pendekatan dan penghambaan diri kepada Allah SWT) agar benar-benar doanya dikabulkan oleh Allah SWT. Adapun bentuk-bentuk tawassulnya sebagai berikut:

1. Ya Allah aku adalah hamba-Mu.

Artinya aku adalah manusia yang sangat rendah di hadapan-Mu, aku siap melaksanakan semua perintah atau larangan yang engkau berikan kepadaku. Lihat betapa dalamnya kalimat inni ‘abduka.

2. Aku adalah putra hamba-hamba-Mu.

Artinya ayah dan ibuku juga hamba-hamba-Mu ya Allah, jadi tidak ada

Oleh: KH. Abdul Azis Rouf, Lc Al Hafidz(Ketua Yayasan Markaz Al Quran Indonesia)

Page 8: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya

Klin

ik Z

akat

Klin

ik Sy

aria

h

Oleh : Agung Cahyadi, Lc, MA(Anggota Dewan Pembina Yayasan

Pondok Pesantren Darul Fikri)

14 15

Oleh : Ust. Ahmad Habibul Muiz, Lc

Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H

Hukum Mengkalengkan Daging KurbanUstadz, bagaimana hukumnya daging hewan kurban yang

tidak segera dibagikan setelah disembelih dan apakah boleh daging tersebut dikalengkan agar awet dan tahan

lama lantaran daging terlalu melimpah?

Jawaban:

Terima kasih atas pertanyaan yang disampaikan. Semoga Allah senantiasa menjaga iman kita.

Berkurban adalah salah satu ibadah yang sangat mulia dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, meneladani Nabiyullah Ibrahim Khalilullah, di saat Allah SWT menguji beliau untuk menyembelih putranya yang bernama Ismail AS.

Hal tersebut dikisahkan dalam episode dramatis Nabiyullah Ibrahim dan Ismail AS, saat Allah SWT mengganti sembelihan Nabi Ibrahim dengan domba yg besar (QS. Ash-Shaaffaat: 99-111).

Terkait dengan daging binatang kurban yg telah disembelih maka afdhal-nya sesegera mungkin daging tersebut dibagikan kepada fakir miskin, keluarga, kerabat, tetangga, dan lain-lain. Namun jika ada pertimbangan dan kemaslahatan tertentu dan mengharuskan daging tersebut dikalengkan, maka pada prinsipnya tidak ada larangan selama semua prosesnya higenis dan tidak merusak daging.

Salah satu hadits berikut bisa dijadikan sebagai dasar dalam melihat masalah ini.

Hadis dari Salamah bin al-Akwa’ radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘aliahi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa yang menyembelih hewan kurban, janganlah dia menyisakan sedikit pun dagingnya di dalam rumahnya setelah hari ketiga (tanggal 13 Dzulhijjah, pent).” Ketika tiba hari raya kurban tahun berikutnya, mereka (para sahabat) bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah kami melakukan sebagaimana tahun lalu?” Beliu menjawab: “(Tidak), untuk sekarang, silahkan kalian makan, berikan kepada yang lain, dan silahkan menyimpannya. Karena sesungguhnya pada tahun lalu manusia ditimpa kesulitan (kelaparan), sehingga aku ingin kalian membantu mereka (yang membutuhkan makanan, pent)”. (HR. Bukhari no. 5249, dan Muslim no.1974)

Menikah dengan

Uang Hutang

Ustadz, apakah hukum memakai uang perusahaan untuk biaya nikah? Soalnya waktu itu saya sudah harus segera menikah dengan calon istri

saya? Tetapi sampai saat ini saya pun belum sempat mengembalikan uang itu dan saya pun saat ini sudah tidak lagi bekerja di perusahaan itu. Bagaimana hukum pernikahan saya? Dan bagaimana cara saya harus mengganti uang perusahaan saya yang dulu sedangkan saya sudah lama tidak bekerja lagi di perusahaan itu? Terus terang ustadz, masalah ini tidak pernah saya bicarakan dengan siapapun termasuk istri saya sampai hari ini, karena saya khawatir akan jadi masalah besar nantinya buat keluarga saya. Kemudian kalaupun saya harus mengganti uang tersebut rasanya agak berat ustadz, mengingat kebutuhan hidup saya yang semakin hari semakin besar dan penghasilan yang tidak seberapa besar. Demikian saya sampaikan pertanyaan ini kepada ustadz. Atas perhatiannya, saya sampaikan terima kasih.

Hamba Allah (Jakarta) 

Jawaban:

Apabila pernikahan Anda telah memenuhi rukunnya (ada wali sah dari istri, 2 orang saksi dan ijab qobul), maka pernikahan tersebut insya Allah sah secara syar'i, meskipun dana yang dipakai untuk biaya pernikahan tersebut hasil dari pinjaman.

Yang jadi permasalahan Anda sekarang bukanlah keabsahan pernikahan, tetapi hutang yang wajib Anda kembalikan kepada perusahaan yang di sana dahulu Anda bekerja. Karenanya akan lebih baik kalau anda datang ke perusahaan tersebut untuk mengkomunikasikan masalah hutang tersebut, dengan minta untuk ditangguhkan waktu pembayarannya atau bahkan minta agar perusahaan tersebut berkenan membebaskan hutang Anda tersebut.

Demikian, semoga Allah berkenan memberikan kemudahan dan ridha-Nya.

Page 9: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya

Jika anda memiliki permasalahan lain seputar dunia hukum silahkan ditanyakan dalam rubrik ini. kirimkan email ke alamat : [email protected]

atau WA di no 081 55 08 08 93 cantumkan identitas anda.

Kantor Konsultan & Bantuan Hukum Mitra Bersama“Bersama anda turut menegakkan supremasi hukum”Team penulis : (Dr Dian Septiandani, SH. MH.; Dr (can) Indah Cahyani, SH. MH;

Yudha Anshori Wiranagara, S.Sos. MH; Frendika Suda Utama, SH; Ulfa Walingatul Amalia, SH; Ainur Ridho, SH ; Timur Ibnu Hamdani, SH ; Gigih Setiawan, SH.MH.

Rubrik ini diasuh bekerjasama dengan

16 17

Klin

ik H

ukum

Klin

ik Ja

sman

iyah

Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah

kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”

[QS. Surat Al-Isra': 82]

Alquran surat Al-Isra' ayat 82 ini mengisyaratkan kepada kita bahwa Alquran adalah penyembuh/obat dan rahmat bagi orang orang beriman.

Allah menegaskan dalam ayat ini bahwa Alquran Al-Karim mempunyai dua manfaat yang bisa dirasakan oleh orang-orang yang beriman yaitu sebagai penyembuh dan rahmat.

Sudah dipahami secara luas bahwa Alquran bisa menjadi penyembuh berbagai kondisi jiwa manusia yang sedang mengalami gangguan jin, kondisi stress, dan depresi, meningkatkan motivasi dan semangat untuk berjuang mengarungi kehidupan.

Akan tetapi bisakah Alquran sebagai penyembuh bagi jasad/fisik manusia? Atau setidak-tidàknya bisakah dipahami bagaimana Alquran berinteraksi dengan jasad manusia dan bisakah Alquran memberi manfaat medis bagi kesehatan manusia?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut penting untuk diteliti dan dipelajari mengingat di dalam ayat tersebut tertulis kata dan bukan yang berarti penyembuh secara umum, tidak terbatas hanya sebagai penyembuh jiwa saja tapi juga penyembuh dalam makna yang lebih luas.

Bersambung…

Menjaga Kesehatan

dengan Alquran

Uang Pesangon dan Uang Penghargaan Masa Kerja

Assalamu’alaikum wr. wb. Mohon bantuan dijelaskan berapa uang pesangon dan uang penghargaan yang dapat diterima karyawan yang terkena PHK ?

Waalaikumsalam wr. wb. Sesuai pasal 156 ayat (2) dan (3) UU Ketenagakerjaan besaran penghitungan, Uang Pesangon & Uang Penghargaan adalah sebagai berikut:

Masa Kerja Uang Pesangon yang Didapat

kurang dari 1 (satu) tahun 1 (satu) bulan upah1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) tahun 2 (dua) bulan upah

2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun 3 (tiga) bulan upah

3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun 4 (empat) bulan upah

4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun 5 (lima) bulan upah

5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 (enam) tahun 6 (enam) bulan upah

6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun 7 (tujuh) bulan upah

7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun,

8 (delapan) bulan upah

8 (delapan) tahun atau lebih 9 (sembilan) bulan upah

Masa KerjaUang Penghargaan

Masa Kerja yang Didapat

3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun 2 (dua) bulan upah

6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun 3 (tiga) bulan upah

9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun 4 (empat) bulan upah

12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun 5 (lima) bulan upah

15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun, 6 (enam) bulan upah18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun

7 (tujuh) bulan upah

21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun

8 (delapan) bulan upah

24 (dua puluh empat) tahun atau lebih

10 (sepuluh ) bulan upah

Selain dua komponen tersebut terdapat pula uang pengganti hak sesuai pasal 156 (4) UU Ketenagakerjaan sebagai berikut:a.  Cuti tahunan yang belum

diambil dan belum gugur;

b.  Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja;

c.   Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% (lima belas perseratus) dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat;

d.  Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.

Oleh : dr. Purnawirawanto, SpB, SpBA(Dewan Pengawas Pesantren Tahfizh Darul Fikri / Ketua BSMI Sidoarjo)

Page 10: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya

Duni

a Isla

m

18 Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H

Peng

usah

a

19Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H

Graha Pintar dan CV. Karya Tiga Bintang

Berbagi Kebahagiaan dengan yang Lain

Bertemu dengan suami istri ini terasa sangat menge-sankan. Mereka berdua

mengelola usaha masing-ma-sing dengan cara yang sama, walaupun bidang garapnya berbeda.

Bapak tiga anak yang ber-nama Ahmad Muktafi ini men-gelola usaha penyedia dan asembling spare part Dam Truk, dibawah bendera CV. Karya Tiga Bintang. Melayani pesan-an dari pengusaha angkutan armada truk yanga ada di Jawa Timur dan sekitarnya. Bersama lima orang pegawainya, Pak Afi, begitu beliau biasanya disapa, mengelola bisnis ini dengan baik, hingga paling tidak para pegawai telah bergaji UMR dan bergantian berangkat umroh. Alhamdulillah.

Beliau biasa disapa Bu Ika atau Bu Afi, perempuan 38 ta-hun, bernama lengkap Ika Su-fariani ini, mengelola sebuah Bimbingan Belajar yang terle-tak di ujung jalan masuk Perum Graha Asri Sukodono, Graha Pintar. Graha Pintar melayani kursus Komputer, Bahasa In-ggris, dan Robotik, di samp-ing bimbingan belajar semua mata pelajaran dari jenjang TK

hingga SMU. Bu Afi menjelas-kan bahwa Graha Pintar yang dia kelola, tidak semata-mata berorietasi bisnis, namun lebih disemangati dengan keingi-nan berbagi kepada saudara, teman, atau orang-orang yang memang membutuhkan kerja di bidangnya.

Mereka berkomitmen un-tuk mendidik putra-putri mer-eka, Ayesa Shaira, Ammara Fa-heema dan si kecil Ahmad Ar-shq Urwah dengan kelembutan dan pendidikan agama yang kuat, maka di sela-sela kesibu-kan, mereka menyempatkan diri untuk aktif di masjid yang alhamdulillah tepat di depan rumah mereka, “Agar anak-anak terbiasa aktif di masjid juga,” tu-turnya.

Menurut pasangan suami-istri ini, sebagai seorang muslim mestilah “kaya”, karena dengan menjadi kaya maka akan me-ningkatkan amal jariyah, bukan hanya amal jariyah bagi mereka berdua namun juga bagi orang tua mereka yang telah men-gasuh dan mendidik, juga bagi guru-guru mereka yang telah mengajarkan berbagai bidang ilmu dari TK sampai PT.

Mereka berdua juga mem-berikan rahasia kesuksesan us-aha mereka, yaitu adanya tekad yang kuat untuk berbagi keg-embiraan apapun yang mereka rasakan kepada orang-orang di sekitar mereka, tak terkecu-ali para pegawai yang bekerja bersama mereka berdua. Maka ketika pak Afi dan Bu Ika telah melaksanakan haji dan umroh, mereka juga berbagi kegem-biraan tersebut dengan men-gumrohkan para pegawai, juga asisten rumah tangga mereka, 2 orang setiap tahunnya. Sebagai pembelajaran kepada para pegawai, Bapak dan Ibu Mukta-fi, memotong gaji bulanan para pegawai sebesar 2,5% dengan kerelaan tentunya, untuk dikem-balikan kepada mereka lagi saat Iedul Fitri dengan pesan dibagi-kan kepada saudara, tetangga dan karib kerabat mereka yang kurang mampu.

Sungguh sebuah pembe-lajaran yang sangat baik bagi kita semua. Kegembiraan dan kebahagiaan yang kita rasakan juga bisa dirasakan oleh orang lain dengan memberi mereka kesempatan melalu tangan kita. Semoga menjadi keberkahan dunia akhirat setiap amal yang telah dilakukan. Aamiin.

Alamat Perum Graha Asri Sukodono A-12, Sidoarjo Telepon (031) 8832333 | WA 081217343864 | BBM D7FE4288

Jumlah Fasilitas Muslim di Korea Meningkat

Jumlah Masjid dan restoran halal di Korea mulai menemui peningkatan

signifikan. Hal ini dikarenakan permintaan yang juga ikut meningkat akibat semakin banyaknya wisatawan Muslim ke Korea.

Dilansir siaran pers yang diterima Republika, Rabu (23/8) Korea Tourism Organization (KTO) mencatat Korea semakin banyak menyediakan fasilitas Muslim. Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak tempat-tempat wisata yang menyediakan musholla.

Sampai saat ini, terdapat 42 musholla yang tersebar di bandara, hotel dan tempat wisata seperti Pulau Nami, Everland, Seoul Land, Lotte World, COEX, Petite France dan tempat wisata lainnya. Baru-baru ini, Lotte Department Store Avenuel di Jamsil juga menjadi department store pertama yang menyediakan musholla.

Selain itu, penambahan jumlah Masjid juga terjadi di beberapa wilayah. Hingga saat ini terdapat 15 masjid di Korea, yaitu di Seoul, Gwangju, Pocheon, Paju, Gimpo, Bupyeong, Ansan, Anyang, Daejon, Jeonju, Daegu, Changwon, Busan dan Jeju.

Selain musholla, restoran ramah Muslim juga semakin berkembang. KTO telah mengembangkan restoran ramah Muslim dari 135 restoran menjadi 252 restoran. Restoran ramah Muslim tersebut diklasifikasikan menjadi empat yaitu bersertifikasi halal resmi (halal certified), sertifikasi halal sendiri (self-certified), ramah Muslim (Muslim- friendly), dan bebas babi (pork free).

Restoran bersertifikasi halal resmi adalah restoran yang disertifikasi oleh lembaga sertifikasi eksternal resmi dan hanya menjual menu halal. Sementara restoran bersertifikasi halal sendiri adalah restoran yang

pemiliknya menyatakan kehalalan menu yang dijual oleh restorannya.

Selain itu, restoran Ramah Muslim adalah restoran yang sebagian menunya halal. Sedangan restoran bebas babi adalah restoran yang tidak menggunakan babi sama sekali dalam bahan makanannya.

Menurut KTO, dari jumlah wisatawan Muslim di Korea, sebanyak 45 persen diantaranya adalah berasal dari Indonesia dan Malaysia. Sehingga kedua negara tersebut menjadi pasar wisatawan Muslim terbesar bagi Korea.

Sementara, penyediaan fasilitas Musholla adalah bagian dari usaha Korea untuk memberikan pelayanan pariwisata terbaiknya. Ini bertujuan mengurangi ketidaknyamanan wisatawan Muslim ketika berwisata di Korea. (Sumber: Republika)

Page 11: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya

Taul

adan

Taul

adan

20 21Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H

Ustadz Hannan Attaki &

Saat pertama kali lihat desain posternya, KEREN! Terus terbayang bakalan asyik kajiannya. Jadi hal ini alasan yan bikin

remaja tertarik buat datang ke acara kajiannya.

Terus, pernah gak lihat masjid penuh dengan pemuda BUKAN di bulan Ramadhan? Di sini tempatnya. Di Masjid Trans Studio Bandung. Tiap Rabu, kajiannya Ustadz Hanan Attaki akan penuh dengan jamaah remaja yang didominasi oleh ikhwan! Wow! Allahu Akbar!

Jika biasanya, kajian banyak dihadiri oleh akhwat, ini benar-benar penuh dengan ikhwan. Subhanallah. Sebenarnya kajian Pemuda Hijrah awalnya rutin diadakan di Masjid Al-Lathief di Jalan Saninten No. 2 Bandung. Namun karena masjid sudah tidak muat oleh ledakan jamaah yang semangat berhijrah, dan antusias mendengar kajian dari Ustadz Hanan, maka berpindah ke Masjid Trans Studio Bandung.

Di Masjid Trans Studio Bandung, dihadiri oleh sekitar 3000 orang, bahkan pernah saat shalat Isya masjid sampai tidak muat menampung ikhwan yang akan shalat di masjid tersebut. Berarti benar antusiasnya luar biasa, kan?

Gerakan Pemuda Hijrah Pemuda Hijrah berdiri sejak Maret 2015.

Pemuda Hijrah didirikan oleh kurang lebih 5 orang (catat: ini bukan event organizer atau semacamnya, tapi merupakan gerakan). Logonya sendiri adalah Shift yang suka ada di laptop/PC ada tombol Shift yang berarti pindah atau berubah. Ustadz Hanan Attaki 

Beliau merupakan founder Pemuda Hijrah. Gaya ceramah Ustadz Hanan Attaki ringan dan mudah diterima bagi remaja. Nilai plusnya, beliau selalu memberi support pada setiap kajiannya untuk para jomblo agar segera menggenapkan setengah dien-nya. Istilahnya, jomblo memang karena ingin menjaga diri dari zina, dan terus mencari ilmu untuk segera menyempurnakan agama. Jomblo fii sabilillah.

Ustadz Hanan tumbuh dengan didikan Islam sejak kecil. Beliau asli Aceh, lahir  pada tanggal 31 Desember 1981. Nama lengkap beliau Tengku Hanan Attaki. Saat mudanya, beliau lewatkan berkuliah ke Al-Azhar, Kairo, Mesir.

Beliau anak ke 5 dari 7 bersaudara. "Sebenarnya anak 1 dari ibu kandung. Tapi kalau dari keluarga besar (ustadz Hanan sedang

menghitung), intinya kalau dari keluarga ayah ada 19 orang bersaudara." Keluarga besar banget, ya. Hehe.

Sejak SD, Ustadz Hanan sudah mendapat beasiswa. Beberapa kali memenangi Musabaqah Tilawatil Quran, dari mulai mendapat hadiah sepeda hingga televisi. Pengalamannya mengenal Alquran secara lebih dekat diawali pada usia kanak-kanak. Terakhir, ia berhasil menjadi qari terbaik versi Fajar TV, Kairo 2005, dan mengisi acara tilawah Alquran “Min Ajmalis Soth” di dua Channel (Fajar TV & Iqro’ TV). Saat kuliah pun mendapat beasiswa. Di keluarga beliau, Ustadz Hanan adalah orang pertama yang kuliah dan kuliahnya pun ke luar negeri. “Nggak ngandelin duit. Murni dari nol. Doa dari orang tua. Dan Alhamdulillah terjadi perubahan yang signifikan di keluarga,” ungkapnya.

Hal yang membuat Ustadz Hanan bertahan adalah beliau yakin bahwa Allah SWT di Indonesia dan Allah SWT di Mesir sama. Maksudnya nggak ada bedanya. Pasti Allah SWT kabulkan permintaan kita asal terus belajar, minta sama Allah SWT.

Selama di Kairo, ia juga pernah aktif sebagai pimred buletin “Salsabila” yang diterbitkan oleh Kelompok Studi Alquran dan ilmu-ilmu Islam. kelompok ini dibimbing langsung oleh beberapa tokoh Ikhwanul Muslimin. Di Mesir, beliau berbisnis dari mulai jual bakso, bisnis catering, dan sempat jadi joki hajar aswad (pada saat musim haji).

Semua bermodalkan nekat dan percayakan semuanya pada Allah SWT.

Sejak kembali dari negeri “seribu menara”, Hanan Attaki bersama isteri dan putri pertamanya (Aisyah) tinggal di Bandung. Di kota inilah ia mulai terjun langsung dalam dunia dakwah; sebagai Direktur Rumah Qur’an Salman-ITB, pengajar Jendela Hati (JH) dan STQ Habiburrahman.

Ustadz Hanan Attaki juga pernah membuat buku, lho. Judulnya Tadabbur Quran. Beliau akhirnya memutuskan ingin menebar manfaat di kota Bandung, dan berdakwah lewat Pemuda Hijrah. Beliau ingin ada sistem perubahan pada masyarakat dengan adanya dakwah.

"Ada rasa bersalah kalau tiap ada taklim, tapi wajahnya sama. Justru kalau ada yang baru, itu senang karena ingin berdakwah hijrah kepada mereka yang masih phobia dengan Islam padahal ber-KTP Islam. Kalau mereka yang telah terjaga bisa lanjut dengan Dakwah Tarbiyah," ujar Ustadz Hanan.

“Seandainya Allah SWT memberi hidayah melalui perantaraan kita, maka itu lebih baik dari seluruh nikmat di dunia.” 

Ustadz Hanan pun bercerita perihal Abu Bakar As-Shiddiq yang amat banyak pahalanya dan mengungguli daripada siapa pun, sekali-kali tidak akan terkejar, karena banyak assabiquna awwalun yang masuk Islam diajak oleh Abu Bakar. Dan orang yang telah mendapat pahala, orang

yang mengajaknya pada Islam pun akan mendapat pahala yang sama. Itulah mengapa pahala Abu Bakar As-Shiddiq begitu luas.

“Sesungguhnya dakwah jangan terkungkung hanya di dalam masjid. Jika begitu, maka dakwah hanya akan berada dalam seputaran orang-orang yang sudah shalih. Maka dakwah kepada anak muda merupakan sebuah kebangkitan. Dan bisa jadi juga terjadi kehancuran jika dakwah tidak sampai kepada mereka,” ungkap Ustadz Hanan Attaki.

Kami ini Dai, bukan Hakim. No Judgment

Beliau juga mengungkapkan bahwa, “Kami ini dai, Bukan hakim. No judgment.” Saat ini ada juga Brigez Berdzikir, yakni mereka yang anak geng motor, tapi senang juga ikut ngaji. Mereka pernah ikut ngaji bersama Ustadz Arifin Ilham.

Beliau berharap agar umat Islam mulai memperluas jangkauan dakwah. Tagline beliau: Banyak main, banyakin manfaat, banyakin pahala, sedikitin dosa.• Instagram ustadz

di IG https://www.instagram.com/hanan_attaki/

• Jika ingin tahu lebih banyak tentang kajiannya, dan ingin dengar ceramahnya, yuk cek websitenya di http://pemudahijrah.com/  

• Instagramnya di https://www.instagram.com/pemudahijrah/

• Fanpagenya https://www.facebook.com/pemudahijrah/?fref=ts

• Twitter https://twitter.com/PemudaHijrah

Gerakan Pemuda

Hijrah

Page 12: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya

23

Dina

mika

Dina

mika

22 Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H

Momen 17 Agustus menjadi saat tepat bagi santri dan pesantren untuk mengukuhkan kecintaan mereka

terhadap negara dan bangsanya. Kalau dulu para ulama pendahulu berjuang mendirikan dan memerdekakan bangsa ini dari penjajah, kini santri dan pesantren berjuang melawan

ideologi makar yang berusaha memecah NKRI. Salah satu wujud kecintaan dan loyalitasnya terhadap NKRI, santri PPTQ Darul Fikri Sidoarjo memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72. Peringatan dibuka dengan upacara bendera tepat pada Kamis, 17 Agustus 2017 yang dilanjutkan dengan kegiatan lomba-lomba sebagai simbolis perjuangan meraih kemerdekaan. Momen 17 Agustus tahun ini menyisakan kesan mendalam ketika memandang santri menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap NKRI tanpa meninggalkan kewajiban sebagai seorang muslim.

Mengerjakan shalat di awal waktu dengan berjamaah

sangat dianjurkan. Entah dalam kondisi apapun dan dimanapun. Karakter itulah yang dipegang teguh oleh Santri PPTQ DaruL Fikri Sidoarjo. Untuk menyemarakkan HUT Republik Indonesia ke-72 dan dengan semangat menjaga NKRI, MAIT Darul Fikri mengikuti kegiatan gerak jalan tingkat Kecamatan Sukodono, Sabtu, 13 Agustus 2017.

Banyak yang kagum dan antusias dengan rombongan kami. Bukan karena penampilan kostum yang menarik melainkan karena rombongan kami yang berhenti di tengah jalan dan mampir menuju masjid ketika adzan ashar dikumandangkan. Rombongan kami segera bergegas menuju masjid, mengambil air wudhu dan

segera menunaikan shalat ashar berjamaah.

Seolah tidak peduli dengan kelompok yang mendahuluinya, setelah shalat ashar berjamaah merekapun segera melanjutkan perjalanan dengan tenang. Semoga selalu Istiqamah menjaga semangat nasionalisme tanpa meninggalkan kewajiban sebagai muslim.

Padatnya agenda pesantren tidak menjadikan santri PPTQ Darul Fikri putus silaturahim dengan warga sekitar pesantren. hal tersebut terbukti dari keikutsertaan santri DaFi dalam

kegiatan jalan sehat bersama warga RT 14 RW 03 Sarirogo pada Ahad, 13 Agustus 2017. Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dibawakan oleh seluruh santri kelas 9 putra dilanjutkan dengan pemberangkatan rombongan yang

dipimpin oleh Ketua RT setempat. Jarak tempuh sekitar 4 kilometer tidak begitu terasa lantaran dilalui dengan gembira dan rasa ukhuwah yang terjalin bersama warga. Setelah finish, panitia membagikan puluhan hadiah untuk menambah semangat peserta. Semoga silaturrahim bersama warga senantiasa terjaga untuk saling bersinergi menyiapkan calon pemimpin berkarakter, berprestasi, dan hafal Alquran.

Setiap apa yang dilihat, dirasakan, diperbuat, semua mengandung

pendidikan, itulah kehidupan di pesantren. Pada tanggal 23 Juli 2017 para santri mulai masuk di pesantren. Santri baru mengikuti

kegiatan masa ta'aruf yang diselenggarkan pada 25-27 Juli 2017. Santri mulai diperkenalkan dengan dunia pesantren dan seluk-beluknya. Selain dikenalkan tentang pondok mereka juga diberi keterampilan

mencuci, menjahit, melipat, menyapu, dan mencuci agar mereka siap hidup mandiri. Semoga awal yang baik ini mengantarkan kepada cita-cita mulia. Aamiin.

Page 13: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya

Klin

ik A

l Qur

an

24 25

Klin

ik A

lQur

an

Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H

Oleh : KH. Mudawi Ma’arif, LC. MHI. Al Hafidz(Juara MTQ Internasional dan Pentashih Hafalan Santri Darul Fikri)

Darimana Asal Ilmu

Tajwid?

Pertanyaan:

Ustadz, dari manakah asal muasal ilmu tajwid? dan apa hukum

mempelajarinya?

Muhammad Isa (Surabaya)

Jawaban:

Berkaitan dengan asal muasal ilmu tajwid, perlu diketahui bahwa, sebenarnya ilmu tajwid itu jika ditinjau dari segi asal muasal telah terjadi perubahan pada dua fase, yaitu fase praktek penerapan bacaan Alquran secara langsung dan fase penamaan bacaan dengan ilmu tajwid:

Fase pertama: Fase praktek penerapan bacaan Alquran secara langsung. Pada fase ini, Rasul SAW mengajarkan

secara langsung kepada para sahabat bagaimana cara membaca Alquran dengan benar sesuai dengan bacaan yang beliau terima melalui wahyu yang disampaikan malaikat jibril kepadanya.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa Alquran telah diturunkan oleh Allah SWT dari lauh Al-Mahfudz kepada malaikat Jibril AS dengan cara langsung praktek baca Alquran. Kemudian oleh Jibril disampaikan kepada nabi SAW dengan cara baca seperti beliau terima dari Allah SWT. Begitu pula para sahabat, mereka mendapatkan contoh bacaan langsung dari nabi SAW Kemudian oleh para sahabat, bacaan Alquran yang mereka

terima dari Rasul SAW juga diajarkan kepada para tabi’in, yaitu dari satu generasi kepada generasi berikutnya.

Dari proses seperti inilah, akhirnya datang fase kedua, yaitu fase di era tabi’in, dimana Islam semakin pesat terbuka lebar masuk ke seluruh wilayah yang ada di penjuru dunia.

Fase kedua: Fase penamaan dan pendifisian bacaan dengan ilmu tajwid. Dalam fase ini, para ulama dari kalangan tabi’in (generasi setelah sahabat) pertama kali yang mencetuskan ide pendifisian bacaan Alquran dengan istilah ilmu tajwid dan kaidah-kaidahnya. Dengan tujuan agar dapat memudahkan kaum ‘ajam

(non-Arab) khususnya dalam mempelajari bacaan Alquran dengan benar, seperti cara baca Alquran yang disampaikan oleh Rasul SAW.

Adapun pelopor dan pencetus dalam penamaan istilah ilmu tajwid dan kaidah-kaidah yang ada di dalamnya seperti jumlah makharijul huruf, sifatul huruf dan hukum tajwid lainnya adalah al-Imam al-Khalil bin Ahmad al-Farahidi seorang tabi’in yang dilahirkan pada tahun 100 H. Dan wafat pada tahun 170 H. Beliau adalah guru utama imam Sibawaih (seorang ulama tersohor ahli nahwu atau yang disebut dengan ilmu tata bahasa Arab) dan ulama’ qurra’ lainnya di era tabi’in seperti Imam Ali al-Kisa’i (salah satu imam qira’at tujuh) dan lainnya.

Dari dasar inilah, para ulama sepakat bahwa;

Cara membaca Alquran adalah bersifat tauqifiy (langsung bersumber dari petunjuk Allah dan RasulNya) yang diriwayatkan secara mutawatir. Sehingga melahirkan suatu hukum, bahwa membaca Alquran bertajwid adalah wajib. Karena itu, barangsiapa yang sengaja melakukan perubahan cara baca Alquran dengan tidak bertajwid, maka

dia berarti telah berdosa. Seperti yang diungkapkan oleh Imam Al-Jazari:

Membaca Alquran dengan tajwid adalah wajib dan tidak berubah hukum wajib itu. Karena itu, barangsiapa yang tidak memperbaiki bacaan Alqurannya, maka berdosalah dia. Hal ini disebabkan, dengan cara seperti itulah Allah menurunkannya, dan seperti itulah cara baca Alquran telah sampai pada kami.

Sedangkan penamaan dan pendifisian istilah ilmu tajwid adalah bersifat ijtihadiy (bersumber dari hasil ijtihad para ulama). Sehingga melahirkan suatu hukum, bahwa mengetahui nama dan istilah yang ada dalam ilmu tajwid seperti hukum idzhar, iqlab ikhfa’ dst, adalah perkara yang mustahab atau sunnah. Karenanya, jika seorang muslim tidak mengerti nama dan istilah tertentu dalam ilmu tajwid, tapi bacaannya benar dan bertajwid, maka bacaan sah dan ia tidak berdosa. Namun jika mengetahuinya, maka bacaannya akan bertambah mantap dan semakin mahir dalam membaca, sehingga dia berhak akan mendapatkan tambahan nilai pahala sempurna disisi Allah SWT. Wallahu a’lam

Page 14: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya

Fikro

h

Fikro

h

26 27Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H

Lagu Cinta yang Semakin Sepi Terdengar

Dari Abu Hurairah, ia berkata, ”Rasulullah SAW pernah mencium

Hasan, putra Ali dimana saat itu ada Aqra’ ibnu Habis at-Tamimi sedang duduk di samping beliau. Dia lalu ber-kata, “Saya memiliki sepuluh orang anak dan tidak pernah satupun dari mereka yang saya cium. “Rasulullah SAW memandangnya dan berkata, “Siapa yang tidak memiliki si-fat kasih sayang, niscaya tidak tidak akan memperoleh rah-mat (kasih sayang) Allah.” (HR. Bukhari no. 5997 dan Muslim no. 2318).

Saudaraku, masih basah dalam ingatan kita, ketika kita duduk di bangku TK dan SD dahulu, dan mungkin masih biasa dinyanyikan anak-anak PAUD, TK, dan SD di zaman sekarang, lagu cinta yang sering diulang-ulang. “Satu-

satu saya sayang ibu. Dua-dua juga sayang ayah. Tiga-tiga sayang adik-kakak. Satu dua tiga sayang semuanya.”

Masihkah lagu itu din-yanyikan anak-anak seka-rang? Jika pertanyaan itu diajukan ke setiap anak di seluruh pelosok negeri kita, saya yakin tidak sedikit anak-anak yang tak mampu me-nyanyikannya. Bukan karena mereka tak pernah menden-gar lagu itu sebelumnya, atau tak pernah diajarkan oleh guru di taman kanak-kanak atau di SD seperti yang kita alami dulu. Tapi lebih kare-na lagu tersebut selama ini hanya akan membuat batin mereka menjerit, jiwa mereka menangis.

Bisa jadi nyanyian itu hanya mimpi, yang menciptakan juga sedang bermimpi, apa-lagi yang menyanyikannya, pastilah para pemimpi. Lagu itu pantaskah dinyanyikan oleh N, bocah perempuan berusia 11 tahun, di Jalan Teuku Cik Ditiro, Gang Melati 1, Kelurahan Sumber Rejo, Keiling Bandar Lampung. (sumber; Tribun Lampung, Rabu, 2 Maret 2016, No. 2411 Tahun VII).

Bertahun-tahun bocah mungil ini mengalami ke-kerasan dari orang tuanya; Eko Wuryanto dan Sutriah. Pasangan itu kerap menyiksa anaknya memakai alat-alat seperti tang, pisau, kursi plas-tik, sapu dan lain sebagainya. Cukup banyak bekas luka yang di sekujur tubuh N aki-bat penganiayaan yang di-lakukan orang tuanya. Antara lain di perut, tangan, dada, dahi, dan kaki.

Tidak hanya itu, gigi bagian bawah di sebelah kiri pun tanggal karena dicabut paksa oleh ibu kandungnya dengan menggunakan tang.

Ini hanya sekelumit kisah kekerasan orang tua terha-dap anaknya. Yang jika kita mau membuka media masa dan elektronik dari lima tahun yang lalu, niscaya kita dapat-kan kisah tragis yang dialami anak dari orang tuanya, tak terhitung jumlahnya. Den-gan kadar kekerasan yang bertingkat-tingkat dan warna yang berbeda.

Saudaraku, kisah tragis sep-erti di atas, hanyalah satu dari deretan panjang kekejian orang tua yang kini akrab di telinga kita. Semua itu rasanya

tak terjangkau oleh nalar ma-nusiawi kita. Sekelam itukah perlakuan mereka? Terlebih pada anak-anak yang sudah barang tentu tak berdaya. Tapi itulah kenyataannya. Itu-lah potret gelap sebuah kelu-arga di tanah air kita tercinta.

Akankah suatu saat penga-niayaan anak menjadi sesuatu yang biasa di negeri kita? Sehingga anak-anak tak lagi mengerti kenapa mereka ha-rus dilahirkan jika hanya un-tuk disakiti. Mulut-mulut kecil mereka takkan lagi mampu menyanyikan lagu cinta yang selama ini mereka dengar dan atau diajarkan guru di ta-man kanak-kanak. Haruskah mereka bernyanyi, “pok ame-ame.. belalang kupu-kupu.. siang dipukuli.. kalau malam diomeli.”

Begitu banyak anak yang tak lagi mendapat kasih say-ang selayaknya anak-anak lain. Di manakah mereka dari pengamalan ajaran agama kita yang suci? Cinta dan kasih sayang adalah hak mereka, dan kewajiban orang tualah memenuhinya. Mereka butuh belaian, bukan pukulan. Bu-tuh sentuhan lembut, bukan cubitan melintir atau sulutan rokok. Butuh kata-kata manis, bukan makian dan bentakan lengkap dengan kata-kata kasar. Butuh kecupan, bukan pukulan. Butuh arahan, bu-kan tendangan yang menya-kitkan. Butuh kemplang dan bukan tempelengan.

Saudaraku, anak-anak memerlukan seorang ibu, bukan penjahat tak berper-asaan yang terus menerus membuat mereka menderita. Anak-anak butuh seorang ayah, bukan preman yang akan membunuhnya. Mereka juga membutuhkan lingkun-

gan dan saudara-saudara yang baik dan penuh kasih, bukan para perampok kebe-basan. Telinga mereka yang teramat lembut itu tercipta untuk mendengar ungka-pan sayang, bukan makian kasar. Mata indahnya semes-tinya mendapatkan tatapan teduh ayah dan bunda. Kulit halus punya mereka itu untuk mendapat sentuhan lembut, bukan untuk dilukai. Rambut tipis terurainya untuk dibe-lai, tak untuk dijambak. Dan mereka butuh pelukan untuk menghangatkan tubuh kecil-nya, bukan air mendidih atau api menyala-nyala.

Bermimpikah mereka untuk bisa disisiri rambutnya setiap pagi oleh sang ibu? Salahkah mereka berharap ayah me-mangku dan mendongeng-kan cerita Rasul dan para sa-habatnya setiap malam, atau barangkali hanya sekadar menemani mereka belajar menulis dan menggambar? Atau bermimpi pun mereka tak boleh? Haruskah mereka menyanyikannya?

Bahkan dalam shalat pun Rasulullah SAW tidak melar-ang anak-anak dekat dengan beliau. Hal ini kita dapat dari cerita Abu Qatadah, “Suatu ketika Rasulullah SAW men-datangi kami bersama Uma-mah binti Abi al-Ash (puteri Zainab, putri Rasulullah SAW) beliau meletakkannya di atas bahunya. Beliau kemudian shalat dan ketika ruku’, be-liau meletakkannya dan saat bangkit dari sujud, beliau mengangkat kembali.” (HR. Muslim, no. 543).

Peristiwa itu bukan kejadian satu-satunya yang terekam dalam sejarah. Abdullah bin Syaddad juga meriwayatkan dari ayahnya bahwa, “Ketika

waktu datang shalat Isya, Ra-sulullah SAW datang sambil membawa Hasan dan Husain. Beliau kemudian maju (seb-agai imam) dan meletakkan cucunya. Beliau kemudian takbir untuk shalat. Ketika su-jud, beliau pun memanjang-kan sujudnya. Ayahku berka-ta, ‘Saya kemudian mengang-kat kepala saya dan melihat anak kecil itu berada di atas punggung Rasulullah SAW yang sedang bersujud. Saya kemudian sujud kembali.’ Setelah selesai shalat, orang-orang pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, saat sedang sujud di antara dua sujudmu tadi, engkau melakukannya sangat lama, sehingga kami mengira telah terjadi sebuah peristiwa besar, atau telah turun wahyu kepadamu.’ Beliau kemudian berkata, ‘Semua yang engkau katakan itu tidak terjadi, tapi cucuku sedang bersenang-senang denganku, dan saya tidak suka menghentikannya sampai dia menyelesaikan keinginannya.” (HR. Nasa’i, no. 1142).

Saudaraku, andai saja orang tua dan para pejabat dan kita semua mau menel-adani kedekatan Rasulullah dan para sahabat dengan anak-anak mereka dan ma-syarakat, tentulah kisah pilu dan tragis anak-anak yang bersimbah air mata tak akan terdengar lagi di telinga kita. Dan tak pula tersebar ber-ita miring tentang para pe-mimpin dan pejabat. Karena mereka mengasihi rakyat dan mencintai warganya seperti mereka mengasihi dan men-cintai diri mereka sendiri. Semoga suatu saat nanti kita bisa melihatnya. Dan bukan sekadar mimpi. Amien. Wal-lahu a’lam bishawab.

(Manhajuna/GAA)

Oleh Ustadz Fir’adi Nasruddin, Lc.

Page 15: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya

Anak

Kita

Anak

Kita

Oleh: Suhadi Fadjaray(Founder GROWin Training & Motivation)

28 29Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H

Ayah, Mari Pulang untuk Merayakan Cinta!

Ya, salah sattu episode hidup yang begitu membanggakan adalah menjalani profesi mulia sebagai seorang ayah. Tidak semua pria dalam hidupnya bisa dipanggil ayah, dan tidak semua pria yang dipanggil ayah itu dicintai anak-anaknya. Ada banyak contoh konflik yang meruncing antara ayah dan anak yang menyusahkan hidup keduanya.

Ya, menjadi ayah bukanlah hal biasa, melainkan peristiwa luar biasa. Begitu menjadi ayah, sontak seluruh kehidupan kita makin berwarna: ada saat-saat bahagia, ada pula saat-saat di jeram rasa. Begitu kompleks. Ada peran sebagai suami, pencari nahkah, pengayom keluarga, dan pendamping tumbuh kembang anak itu sering kali kurang optimal karena berbagai hal. Peran ini juga tak bisa diserahkan begitu saja kepada istri meskipun istri kita termasuk “serba

bisa” karena secara kodrati kondisi kejiwaan istri berbeda dengan suami. Bagaimanapun, tetap saja, anak-anak membutuhkan kehadiran ayah, kehangatan peran ayah.

Ya, efek lapar cinta ayah bisa jadi sama dahsyatnya dengan efek lapar mengganggu pertumbuhan fisik, lapar peran ayah bisa menggoyahkan pertumbuhan jiwa. Kelaparan ini (masked deprivation) cenderung melahirkan anak-anak yang lelah jiwa: cemas, gelisah, rasa tidak tentram, rendah diri, kesepian (meski di tengah kerumunan orang banyak), agresivitas, negativism (kecenderungan melawan orang tua), serta berbagai bentuk kelemahan mental lainnya.

Ya, anak-anak tidak lain adalah ujian bagi ayah sebagaimana Alquran menggambarkan:

“Sesungguhanya harta-harta kamu, dan anak-

anak kamu adalah UJIAN (bagimu); Di sisi Allah ada ganjaran (pahala) yang besar.” (QS. At Taghaabun 64:15)

Duhai ayah-bunda, sudahkah engkau belajar dengan baik “ilmu pengasuhaan anak” agar engkau lulus ujian itu? Ujian sebagai ayah memang bukan soal pilihan ganda sebagaimana kita sekolah, melainkan sederet persoalan yang membutuhkan sentuhan ketegasan dan kasih sayang ayah. Mari mengerjakan ujian-ujian itu, ayah.

Jangan mangkir pada ujian itu dengan alasan kesibukan yang padat. Kalau ayah terlalu sibuk sehingga teramat jarang hadir secara fisik di rumah atau engkau pulang ke rumah membawa segala kepenatan, stress, setumpuk tugas dan kesibukan lain-lain, engkau melewatkan masa-masa emas tumbuh

kembang anak yang tak pernah bisa terulang. Ayah, mari mengerjakan ujian itu dengan berperan sebagai penenang. pemandu, dan pengarah arah hidup anak-anak.

“Jika anak-anak kita tumbuh dengan baik dan menyenangkan hati ayah, maka itu adalah sebuah ujian tentang bagaiamana ayah harus bersyukur. Jika anak-anak kita tumbuh dengan beberapa kerurangan dan menyusahkan ayah, maka itu adalah ujian tentang bagaimana ayah harus bersabar.”

Ayah, bukankah kelak ayah yang akan ditanya tentang istri dan anak-anak kita? Mari ayah, Mari kembali pulang ke rumah dengan segenap cinta. Sebab, dengan cinta segalanya akan menjadi indah. Meski begitu, cinta ayah tetap tidak boleh buta, harus waspada, sebagaimana nilai mulia cinta keluarga yang bisa kita

petik dari momentum idhul adha. Begitulah nyatanya, idhul adha perayaan kemulian cinta keluarga. “Menyembelih Ismail adalah menyembelih cinta agar agar tak akan pernah ada cinta yang lebih utama selain cinta pada Allah dan Rasulnya.” Dan “Ismail” bagi kita itu bisa bermakna keluarga, harta, tahta, yang begitu memikat mata. Sungguh cinta pada Ismail tak boleh buta. Cinta harus waspada, bara apinya harus tertata dan terjaga agar berujung bahagia sepenuh berkah.

Semangat merayakan cinta, semangat menikmati peran keayahan. Semoga engkau para Ayah, juga saya pribadi, senantiasa bersyukur atas segala karunia Allah, segala proses kebaikan tumbuh kembang anak-anak kita. Semoga pula kita senantiasa bersabar manakala ada yang “kurang” dalam keluarga kita. Sebab, pilihan yang tersedia buat para ayah memang hanya ada dua: bersyukur

atau bersabar. Itu saja!

Ayah mari kita berdoa:Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,Aku tahu,Betapa kaya raya dadakuMemproduksi rasa cinta untuk anak-anakku,Juga pada wanita,yang dari rahimnya terlahir anak-anakku.Tetapi, tetap aku meminta penuh harap agar Engkau menjagakadar cintaku pada mereka terus menerus di bawah kadar cintaku pada-Mu dan pada nabi-MuYa, takaran seperti itu yang kupinta agar kami semua selamatdunia akhirat,Amin“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama Allah” (QS Ar-Rum 30: 30)

Anakku, kalau ayah marah, bisa jadi itu karena kekurangsabaran ayah. Kalau ayah tak bisa memenuhi aneka keperluanmu, bisa jadi itu karena kekurangdermawa-nan ayah. Kalau ayah tak bisa hadir dalam acara istimewamu, bisa jadi itu karena

kekurangshalihan ayah. Jangan engkau terima ayah apa adanya. Bukakan saja doa dan ha-rapan di hatimu agar pada sisa waktu yang diberikan Allah, ayah akan bertumbuh kembang menjadi pribadi yang lebih berarti, lebih ahsan. “Sebab, profesi yang begitu ayah bang-gakan adalah menjadi ayah. Perjuangan luar biasa, pertanggung jawabannya puuuuuaaan-jaaaang: dunia-akhirat.”

Page 16: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya

Penu

lis C

ilik

31Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H

Ensik

lope

di C

ilik

30 Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H

Ana melamun dengan jari telunjuk yang diketuk ketuk diatas

meja. Ia teringat dengan baju yang dilihatnya saat tadi mengantar ibunya berbelanja di pasar. Dia ingin sekali membelinya. Namun uangnya tak cukup, ibunya juga tak mungkin membelikanya, karena harganya yang mahal. “ Ana, ayo makan malam!” teriak ibu dari ruang makan. “ Iya bu.” Jawab Ana. “ Setelah makan nanti, bantu ibu membersihkan dan mencuci piring ya.” Ucap ibu kepada Ana. “ Siaap bu.” Jawabnya.

Selesai membantu ibu, Ana masuk kamarnya. Ana beranjak ke kasurnya untuk tidur. Namun baju yang tadi ingin dibelinya masih terbayang di otaknya. Dia tidak bisa tidur. Ana mengambil selembar kertas dan pensil dari dalam tas

sekolahnya dan menuliskan surat yang berisi:

Pagi bersinar cerah, suara kokokan ayam terdengar ditelinga Ana dan membanggunkannya, ia beranjak dari tempat tidur kekamar mandi lalu mandi dan makan pagi, kemudian

Ana pergi bermain bersama temanya yang bernama Diana. “hai Diana,eh ada Rina juga,hai Rin” sapa Ana pada mereka berdua “hai Na” jawab mereka berdua pada Ana. “jadi begini lho ceritanya” lanjut Rina bercerita kepada Diana “kemarin aku ke mall, waktu disana aku lihat baju yang bagus banget, aku dibeliin deh sama mama dan papa dan sekarang kupakai nih, bagus gak menurutmu” cerita Rina padain Diana sambil memamerkan baju yang di pakainya.”oh iya, bagus“ jawab Ana dan Diana. “ wah sama dong kemarin aku juga di beliin baju sama

pamanku,bajunya bagus dan sekarang ada di lemari” kata Diana “ kalau kamu gimana na?” tanya Rina. “ kemarin waktu pulang dari pasar aku melihat toko baju yang salah satu bajunya ku inginkan, tapi orang tua ku belum bisa membelikannya” jawab Ana. Yaudah gak apa apa, it’s oke

kemarinkan katanya mau main bareng, main yuk sekarang” ajak Diana “oke yuk kita main” jawab Ana dan Rina

Pagi itu saat ibu membersikan kamar Ana, ibu menemukan surat diatas meja belajar Ana, lalu ibu

mengambilnya, membaca, dan membalas suratnya, surat itu berisi

Sepulang dari bermain, Ana pun ke kamar, saat akan tidur ia melihat surat jawaban dari ibu diatas meja belajarnya, iapun membacanya. Setelah membaca surat itu, Ana pun mencari, lalu menghampiri dan memluk ibunya. “ibu, Ana minta maaf karna menagih utang pada ibu, menagih semua permintaan tolong ibu pada Ana” kata Ana sambil menangis dan memeluk ibunya. “tidak apa-apa nak, ibu memberi uang, karna memang ibu ingin memberi uang pada Ana, ibu ikhlas” jelas ibu pada Ana, “tidak bu, ini uang ibu” ucap Ana sambil mengembalikan uang yang ibu berikan, “tidak, ini untuk Ana, disimpan, ditabung, untuk membeli sesuatu yang kau butuhkan” jawab ibu pada Ana, “terima kasih ibu, Ana tidak akan mengulanginya lagi, Ana sayang ibu” kata Ana dengan menyesal, ibu menjawab “tidak apa-apa, ibu juga sayang Ana”

Utangmu Lunas AnakkuKarya : Aulia (santriwati SMPIT darul fikri kelas kelas 9D)

Page 17: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya

Selain lezat, buah apel sudah dikenal karena kaya kandungan yang ber-manfaat bagi tubuh. Daging buahnya sendiri mengandung beberapa komponen seperti fitokimia yang berfungsi sebagai penangkal radikal bebas, asam tartar yang berperan sebagai pengoptimal saluran pencer-naan, provitamin A, vitamin C, dan masih banyak lagi.

Saha

bat K

ecil D

eQi

Men

ggam

bar a

syik

32 33Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H

Menggambar Buah Apel

Siapa yang gak tahu buah manis satu ini..temen-temen pasti suka...yuk kita coba menggambarnya

12

34

Kenalan yuksama sahabat

cilik DeQi

Nabila Azzahra

Moch. Farrel Putra Abe

Kamilah Nur Annisa

Abdullah Haniif

Lahir : Demak, 20 Oktober 2010Alamat : Jln. Malik Ibrahim no XX Kwangsan Sedati Sidoarjo.Nama ortu : Abdur Rohem & KhudsiyahCita2 : Dokter HafidzahNama sekolah : SDIT EL-HAQ Sidoarjo

Lahir : Surabaya, 12 April 2007Alamat : Pondok Jati CE XX SidoarjoNama ortu : Moch. Subechan & Agreta SwasantiNama sekolah : SDIT INSAN KAMIL Cita2 : Hafidz Alquran

Lahir : Sidoarjo,29 mei 2005Alamat : Permata Alam permai A2/XX gemurung gedangan SidoarjoNama Ortu : Jakfar sadik,SE,MECita cita : DokterSekolah : MI plus Islamiyah Banjarsari buduran sidoarjo.

Lahir : Sidoarjo, 6 januari 2009Alamat : Istana Mentari B5/19 SidoarjoAyah : SuwarsonoCita2 : Pilot/AstronotSekolah : SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Jetis)

Page 18: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya

35Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H

Rp. 629.285.379

Page 19: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya

Kre

asi

Foto

: Is

t.

36 Edisi 67 | Juni 2017| Ramadhan - Syawal 1438H 37Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H

Silat

urah

imKurang lebih 2 tahun lamanya istri Bapak Heri Purnomo atau biasa di

panggil Ibu Tanti ini beraktivitas di Suara Muslim Radio 93,8 FM Surabaya. Hampir tak pernah lelah dalam mencari ilmu dan mengembangkan dakwah. Alhamdulillah, beliau telah memberi banyak manfaat dan kontribusi bagi DeQI dalam pengembangan jaringan dan donatur atau Muhsinin. “Yang penting hidup harus manfaat minimal bagi keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar,” ujar beliau. Semoga keberkahan senantiasa mengalir dalam setiap aktivitas Ibu Tanti. Semangat terus agar kelelahan itu lelah mengikutimu. Aamiin. (IrwanZ)

Semangat untuk memahami agama terus digali oleh Ibu Windy Goestiana yang

kurang lebih sudah 7 tahun bekerja sebagai salah satu On Air Staf She radio 99,6 FM, Group Suara Surabaya Media. Beliau sering berkomunikasi dengan kami (team DeQI), bertanya tentang hal-hal agama, sehingga membuat tali silaturahim lebih terjaga erat. Insya Allah sebentar lagi istri dari Bapak Dipta Wahyu Pratomo akan memiliki momongan. Semoga amanah yang akan Allah berikan akan menambah semangat membentuk keluarga yang sempurna, dimudahkan prosesnya, dan dijadikannya keturunan yang shalih atau shalihah. Aamiin. (IrwanZ)

Page 20: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya

Insp

irasi

Oleh: Akhmad Arqom(Direktur LMT TRUSTCO Surabaya / Anggota Dewan Pembina Yayasan Pondok Pesantren Darul Fikri Sidoarjo)

38 Edisi 70 | September 2017 | Dzulhijjah 1438H

Agar Cinta Memberi KekuatanKita sudah mengalami dan merasakan bahwa:

Cinta dan rindulah yang memberi kita kekuatan.Cinta dan rindulah yang menyuntikkan kepada kita

daya tahan.Cinta dan rindulah yang melipatgandakan

kesabaran dan ketegaran kita.Cinta dan rindulah yang memberi kita suka cita

mengukir kebaikan.Cinta dan rindulah yang menyanggupkan kita

berkorban.

Cinta dan rindu seperti itu tumbuh dan berkembang di hati

kita kepada apapun yang kita temukan. Ya, benar, apapun yang kita temukan, yang memberi hati, pikiran, perasaan dan jiwa kita kenikmatan, kelezatan serta sensasi kesenangan karena kokohnya ikatan. Cinta dan rindu seperti itu bibitnya tumbuh dan berkembang dari rasa ketertarikan dan kekaguman.

Ketertarikan dan kekaguman terhadap segala keindahan, keperkasaan, kebesaran, keagungan dan

kesempurnaan yang dapat kita rasakan.

Maka menyediakan waktu agar ketertarikan dan kekaguman itu tumbuh subur di hati kita adalah harga dari cinta dan rindu itu yang harus kita bayar bersama.

Sekarang…

Jika kita masih bernafas.

Melewati waktu dengan hangatnya matahari kehidupan. Melalui jalan perjuangan ini dengan berlimpah pemberian. Menghadapi badai gelombang kehidupan

dengan kebesaran jiwa yang dianugerahkan.

Dan terus menjalani hidup ini bersama ribuan anugerah yang tidak bisa dan tidak mungkin sanggup kita sebutkan, karena itu semua adalah bentuk kasih sayang TUHAN kepada kita.

Maka mari berikan waktu lebih banyak untuk-NYA agar ketertarikan dan kekaguman terhadap segala keindahan, keperkasaan, kebesaran, keagungan, dan kesempurnaan-NYA tumbuh subur dan kokoh di dasar jiwa kita yang paling dalam.

Page 21: Mohon Pertolongan · batasan. Sebagaimana kisah Rasulullah SAW ketika ber-sama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dikejar musuh dan bersembunyi di Gua Tsur, yang apabila musuh meman-dangnya