modul ssle – 04 : komponen instalasi dan …

27
MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1 PEKERJAAN PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE SUPERVISOR) PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK) MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN PENGAMANAN 2006

Upload: others

Post on 29-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1

PEKERJAAN

PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE SUPERVISOR) PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE)

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)

MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN

PENGAMANAN

2006

Page 2: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengamanan

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -i-

KATA PENGANTAR

Salah satu modul pelatihan yang akan diberikan kepada peserta pelatihan

Pengawas Lapangan (site supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator

adalah mengenai Komponen Instalasi dan Pengamanan yang dapat digunakan

sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan instalasi lift dan

eskalator.

Penulisan dan penyusunan buku ini disesuaikan dengan posisi pelatihan, dimana

Para Peserta Pelatihan Pengawas Lapangan (site supervisor) Pemasangan

Instalasi Lift dan Eskalator ini bukanlah mereka yang masih awam dalam hal

pekerjaan Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator.

Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna baik ditinjau dari segi

materi sistematika penulisan maupun tata bahasanya. Untuk itu kami

mengharapkan kritik dan saran dari para peserta dan pembaca semua, dalam

rangka perbaikan dan penyempurnaan modul ini.

Page 3: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengamanan

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -ii-

Page 4: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengamanan

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -iii-

LEMBAR TUJUAN

MODUL PELATIHAN : Pelatihan Pengawas Lapangan (Site

Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan

Eskalator (SSLE)

MODEL PELATIHAN : Lokakarya Terstruktur

TUJUAN UMUM PELATIHAN :

Mampu melakukan pengawasan pekerjaan pemasangan instalasi pesawat lift dan

ekskalator dalam gedung sesuai dengan spesifikasi teknis, gambar perencanaan

dan mutu yang dipersyaratkan sampai diserah terimakan kepada pemilik.

TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :

Pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Menerapkan sistem manajemen K3.

2. Menerapkan peraturan dan standar nasional.

3. Menjelaskan pengenalan sistem transportasi vertikal.

4. Mengawasi pemasangan komponen instalasi dan pengamanan.

5. Menjelaskan Instalasi Daya, Kendali dan Proteksi

6. Menjelaskan dasar-dasar teknik kelistrikan dan mekanikal.

7. Menjelaskan metode pemasangan lift dan eskalator.

8. Menjelaskan teknik pemeriksaan dan uji coba lift dan eskalator.

9. Menjelaskan riksa uji lift dan eskalator.

10. Menjelaskan proyek dan karakteristiknya.

11. Mengendalikan proyek (PDCA).

12. Membuat teknik pelaporan.

Page 5: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengamanan

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -iv-

NO. DAN JUDUL MODUL : SSLE - 04 KOMPONEN INSTALASI

DAN PENGAMANAN

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah mempelajari modul, peserta mampu mengenali komponen instalasi dan

pengamanan sesuai ketentuan dokumen kontrak sebagai acuan dalam

pelaksanaan pekerjaan pemasangan lift dan ekskalator sesuai peraturan yang

berlaku sehingga layak difungsikan.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Mengenali Komponen Diam / Tidak Bergerak

2. Mengenali Kompponen Bergerak

3. Mengenali Kompponen Pelengkap

4. Mengenali Peralatan Pengaman

Page 6: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengamanan

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -v-

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

LEMBAR TUJUAN ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN

MODUL PELATIHAN PENGAWAS

LAPANGAN (SITE SUPERVISOR)

PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN

ESKALATOR (SSLE) .................................................................. v

DAFTAR MODUL ........................................................................................ vi

PANDUAN INSTRUKTUR ........................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

BAB II KOMPONEN DIAM (STAND STILL

COMPONENTS) .......................................................................................... 4

BAB III KOMPONEN BERGERAK ............................................................ 9

BAB IV KOMPONEN PELENGKAP .......................................................... 11

RANGKUMAN

LAMPIRAN : KATA PADANAN

DAFTAR PUSTAKA

HAND OUT

Page 7: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengamanan

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -vi-

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL

PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (Site Supervisor)

PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR

(SSLE)

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Pengawas

Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator

(SSLE) dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

(SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi

Lift dan Eskalator (SSLE) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus

Pelatihan.

2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-

masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

yang menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap

perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk

suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk

memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka

berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun

seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang

harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Pengawas Lapangan

(Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE).

Page 8: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengamanan

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -vii-

DAFTAR MODUL

Jabatan Kerja : Pengawas Lapangan (Site Supervisor)

Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE)

Nomor Modul

Kode Judul Modul

1 SSLE – 01 Sistem Manajemen (K3)

2 SSLE – 02 Peraturan dan Standar Nasional

3 SSLE – 03 Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal

4 SSLE – 04 Komponen Instalasi Daya, Kendali dan Proteksi

5 SSLE – 05 Instalasi Daya, Kendali dan Proteksi

6 SSLE – 06 Dasar-dasar Teknik Kelistrikan dan Mekanikal

7 SSLE – 07 Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

8 SSLE – 08 Teknik Pemeriksaan dan Uji Coba Lift dan Eskalator

9 SSLE – 09 Riksa Uji Lift dan Eskalator

10 SSLE – 10 Proyek dan Karakteristiknya

11 SSLE – 11 Pengendalian Proyek (PDCA)

12 SSLE – 12 Teknik Pelaporan

Page 9: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengamanan

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -viii-

PANDUAN INSTRUKTUR

NAMA PELATIHAN : PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE

SUPERVISOR) PEMASANGAN INSTALASI LIFT

DAN ESKALATOR (SSLE)

KODE MODUL : SSLE - 04

JUDUL MODUL : KOMPONEN INSTALASI DAN PENGAMANAN

DESKRIPSI : Materi ini membahas pengetahuan Komponen

Diam, Komponen Bergerak, Komponen

Pelengkap dan Peralatan Pengaman untuk

pelatihan Pelatihan Pengawas Lapangan (Site

Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan

Eskalator (SSLE)

TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.

WAKTU PEMBELAJARAN : 2 (Dua) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit)

Page 10: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengamanan

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -ix-

RENCANA PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan/

Bab I, Pendahuluan

Menjelaskan tujuan instruksional umum(TIU) dan Tujuan instruksional khusus (TIK)

Menjelaskan maksud dan tujuan komponen instalasi dan pengamanan

Menjelaskan pengertian komponen instalasi dan pengamanan

Waktu : 5 menit

Mengikuti penjelasan TIU

dan TIK dengan tekun dan aktif

Mengikuti penjelasan maksud dan tujuan komponen instalasi dan pengamanan

Mengikuti penjelasan pengertian komponen instalasi dan pengamanan

Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT

2. Ceramah : Bab II, Komponen

Diam

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai Komponen Diam Waktu : 25 menit

Mengikuti penjelasan,

uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT

3. Ceramah : Bab III, Komponen

Bergerak

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai Komponen Bergerak. Waktu : 25 menit

Mengikuti penjelasan,

uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT

4. Ceramah : Bab IV, Komponen

Pelengkap

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Waktu : 25 menit

Mengikuti penjelasan,

uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT

Page 11: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengamanan

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -x-

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

5. Ceramah : Bab V, Peralatan

Pengaman

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai Peralatan Pengaman: Waktu : 10 menit

Mengikuti penjelasan,

uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT

Page 12: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -1-

BAB I

PENDAHULUAN

1. Ditinjau dari sistem transportasi, secara garis dasar komponen lift dibagi menjadi

empat bagian, yaitu :

Bagian 1 : Komponen diam / tidak bergerak

a. Rel pemandu

b. Penyangga / peredam

c. Mesin traski / mesin hidrolik

d. Motor penggerak

e. Pintu - pintu lantai

Bagian 2 : Komponen-komponen bergerak.

a. Kereta

b. Bobot imbang

c. Tali baja tarik

Bagian 3 : Komponen pelengkap

a. Di ruang mesin : kendali, governor pengindra kecepatan.

b. Di ruang luncur : sinyal, saklar-saklar.

Bagian 4 : Peralatan pengaman

a. Mekanis (safety gear)

b. Elektris (switches)

Untuk menghasilkan kerja yang sempurna semua komponen saling mendukung,

masing-masing menjalankan fungsinya. Tidak semua komponen akan diuraikan

disini karena telah/akan dibahas pada pelajaran lain.

2. Sejarah perkembangan pesawat lift sejak 1855 telah menghasilkan banyak sekali

penemuan-penemuan jenius, dan bermacam-macam paten. Sebagai contoh, rel

pemandu pada masa awal lift komersil, dibuat dari kayu dan berbentuk profil bulat

atau segi empat. Pada waktu itu operasi lift berangkat dan berhenti harus

dilakukan oleh seorang pelayan (atendan) didalam kereta yang memutar roda

kemudi. Atendan juga harus membukakan pintu secara manual jika telah sampai

dan menutup pintu jika mau berangkat.

Page 13: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -2-

3. Sejak tahun 1924 pesawat lift telah mengalami kemajuan luar biasa, karena

serba electric, yaitu electric signal control, electric door operation. Seorang

atendan masih diperlukan untuk menutup pintu cukup dengan menekan tombol.

Atendan harus memutar roda kendali untuk memulai berangkat. Hebatnya lift

telah pandai berhenti sendiri pada tiap-tiap lantai dimana ada calon penumpang,

dan akan berbalik arah dengan sendirinya, jika semua perlayanan selesai.

4. Sejak tahun 1955 pesawat lift sudah dilengkapi dengan peralatan atau aparatus

serba “electronic”, seperti : rectifiers, transistors, electronic vacum-tube, semi-

conductor, dan sebagainya. Secara umum “electric control” berubah menjadi

“electronically controlled” operation.

Istilah - istilah berikut timbul :

a. electronic call button.

b. electronic detector

c. electronic digital indicator

d. electronic decoder

e. electronic chime

f. electronic speech sythesizer

g. electronic display

Seorang atendan tidak diperlukan lagi, karena pesawat lift sudah tahu apa

tugasnya, bahkan seorang atendan akan mengurangi kinerja lift, karena kerja lift

lebih mementingkan efisiensi kelompok. Jika ada seorang atendan dipasang

didalam kereta, maka dia lebih cenderung bertugas untuk mengelu-elukan tamu.

Dijepang dikenal dengan nama girl starter.

5. Lift modern dilengkapi dengan aparatus yang sama sekali tidak ada hubunganya

dengan operasi lift. Kalaupun ada, hanya sedikit, atau diragukan manfaatnya.

Diantaranya ialah :

a. Information display

b. Speech synthesizer

c. Close circuit TV

d. Addressing systems (public address)

Page 14: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -3-

6. Semua komponen lift harus diproduksi mengikuti standar nasional. Pesawat lift

yang diimpor, mengikuti standar negara asalnya, umpamanya merk dagang dan

USA mengikuti ASME 17.1 dari Jepang mengikuti JIS (Japanese Industrial

Standard), dari Eropa mengikuti EN.81, SNI di Indonesia dibuat berdasarkan

ASME dan BSI (British Standard Institute), isinya cukup memenuhi kebutuhan,

mendukung mutu dan keselamatan.

Page 15: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -4-

BAB II

KOMPONEN DIAM (Stand still components)

1. Rel Pemandu

Fungsi rel ada empat macam, yaitu :

a. Sebagai pemandu jalannya kereta dan bobot imbang.

b. Sebagai penahan gaya-gaya reaksi saaat bongkar muat.

c. Sebagai penahan gaya reaksi saat pesawat pengaman bekerja

d. Sebagai tempat memasang saklar dan tuas (cam).

Rel dibuat dari baja kanal liat (ductile steel) dengan tegangan batas (yield point)

maksimal 35 s/d 37 kg/mm2 biasa disebut structural steel. Pengerjaan mesin

dengan skrap (planed) pada muka bidang kepala (web) sampai kehalusan 2,0

m; pada kaki tidak di mesin. Kelurusan yang dituntut ialah penyimpangan

maksimal (maximum desplacement) 0,3 mm per meter untuk kecepatan lebih

rendah dari 240 m/m, sampai 0,2 mm per meter untuk kecepatan mencapai 420

m/m.

Rel-rel yang bengkok, terputir berubah bentuk dan sebagainya tidak boleh

dipasang, oleh karena itu cara pengepakan dan handling selama transport harus

mengikuti aturan, dan petunjuk produsennya.

Ada dua versi ukuran rel, yaitu versi Amerika mengikuti ASME dan veri Eropa

mengikuti ISO, BS dan EN.81. Berikut ini ukuran fisik dengan berat per meter lari.

Rel versi Eropa, mengikuti ISO 7465, perbatang = 5 meter. Contoh beberapa rel

tersebut ialah sebagai berikut :

Page 16: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -5-

ISO Code Berat perbatang

Dimensi (mm) Luas irisan

(5 cm) dlm kg B H t n (cm2)

T 70 - 1/A T 75- 3/A/B T82 /A/B T89 /A/B T90 /A/B T125 /B T127 - 1/B T127 - 2/B T140 - 1/B T140 - 2/B

37,35 43,15 42,75 61,50 67,50

90 89

113,5 138 168

70 75

82,5 89 90 125 127 127 140 140

65 62

68,25 62 75 82 89 89 108 102

9 10 9 16 16 16 16 16 19 28

34 30

25,4 33,4 42 42

44,5 50,8 51 51

9,51 10,99 10,90 15,70 17,20 22,90 22,60 28,90 35,10 42,90

H = tinggi badan

B = dasar / kaki

t = tebal

n = tinggi kepala (web)

Rel versi Amerika dari jepang = kadang-kadang perbatang 16 feet.

Kg/m B H t n (cm2)

K12 T 75 K 16

K 18 125/B

K 22 T127-2/B

K 27 T140-1/B

K 34 T140-2/B K 45

8

16,4 18 22 27 34

44,7

89 114 127 127 140 140 140

62 89 89 89 114 102 127

16 16 16 16 19

28,5 31,7

31,7 38,1 44 49 49

50,8 57

10,2

- 22,90 28,90 35,20 42,90

-

Page 17: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -6-

2. Penyangga dan Peredam

a. Penyangga dan peredam ialah alat penahan kemerosotan kereta atau bobot

imbang yang masuk kedalam pit melewati batas seharusnya. Penyangga

(bumper) berupa bahan masif kenyal (polyurethane) untuk lift berkecepatan

maksimal 45 m/m, dan jarak tekan maksimal 10 cm terhadap bahan tersebut.

Peredam (buffer) berupa dua macam, yaitu pegas (spring buffer) untuk lift

berkecepatan maksimal 90 m/m dan oil (hydraulic) buffer untuk lift

berkecepatan 90 m/m keatas, lihat gambar.

b. Peredam pegas bersifat mengumpulkan energi kinetis saat kereta / bobot

imbang membentur padanya, sedangkan oil buffer bersifat menyerap energi

kinetis, sehingga lebih nyaman, jika direncanakan jarak langkah torak dengan

betul.

c. Jika peredam dipasang pada bagian bawah dari bobot imbang, sebagai

bagian dari pemberat, maka pada dasar pit harus dipasang penyangga dari

kayu sebagai penahan benturan. Juga harus diperhitungkan tinggi overhead

agar bagian atasnya tidak membentur lantai ruang mesin, saat bobot imbang

mencapai titik teratas.

d. Penyangga dan peredam adalah suatu keharusan dalam instalasi lift, sebagai

pengaman keadaan darurat, walaupun alat ini lebih banyak diam bahkan tidak

pernah bekerja.

e. Rekayasa peredam hidrolis harus mempunyai lisensi, setelah mengalami uji-

coba dipabrik. Ditempat kerja peredam tersebut tidak perlu lagi mengalami uji

coba. Contoh gambar rekayasa pada lampiran.

3. Mesin dan Motor

Mesin dan motor merupakan kesatuan penggerak jalannya kereta yang duduk

mati diruang mesin, diatas ruang luncur atau dilantai dasar. Kesatuan komponen

ini terdiri dari :

1. Motor listrik penggerak poros berputar.

2. Mesin berupa roda gigi reduksi.

3. Rem mesin

Page 18: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -7-

Catatan : Lift berkecepatan tinggi (diatas 150 m/m) tidak menggunaan roda gigi

reduksi. Poros motor langsung sebagai pemutar roda puli.

a. Roda gigi reduksi : gigi ulir

Fungsi roda gigi reduksi ialah untuk mengurangi putaran poros motor oleh

karena kecepatan lift rendah. Contoh pada lift dengan sistem pentalian 1 : 1

kecepatan linier tali sama dengan kecepatan kereta, umpama 60 m/m

S = D N

dimana, D adalah diameter puli

Jika D = 0,8 meter, maka N = S / D = 24 rpm

Putaran motor N = 120 f (1 - S) / P = 120 x 50 ( 1 - 0,03) / 4 = 1455 rpm

Maka diperlukan roda gigi ulir (worm gear) dengan gear ratio 1455 : 24 , sama

dengan 60 : 1 (satu ulir).

Jika sistem pentalian 2 : 1, kecepatan linier tali 2 x kecepatan lift = 48 rpm,

maka diperlukan roda gigi ulir dengan gear ratio 1455 : 48, atau 30 : 1 atau 60 :

2, yaitu roda gigi ulir (cacing) = 2 ulir.

Catatan : D harus dikoreksi = 0,79 m

b. Roda gigi reduksi : gigi helical

Bentuk gigi miring - spiral dan biasanya bertahap 2 kali reduksi, yaitu untuk lift-

lift berkecepatan 150 m/m s/d 210 m/m. Contoh lift berkecepatan 180 m/m,

roping 1:1, S = D N, jika D = 0,8 meter, kecepatan 180 m/m, roping 1:1,

dan S = D N, maka N = 71,6 rpm atau 72 rpm.

Gear ratio = 1455 / 72 = 25 : 1. Gigi tahap pertama gunakan ratio 45 : 10. Gigi

tahap kedua gunakan ratio sama yang sama 45 : 10, lihat gambar.

c. Roda puli penarik.

Puli dibuat dari besi tuang campuran molebdenum dengan kekerasan

seragam HB220 (Brinell Hardness). Diameter roda puli minimal 40 kali

diameter tali baja. Jika diameter tali sama dengan 5/8 in = 16 mm, maka

diameter puli minimal 40 x 16 = 640 mm. Dari segi keawetan tali baja,

diameter diperbesar 10% menjadi 700 mm, sebagai diameter minimal.

Page 19: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -8-

d. Rem mesin lift menggunakan tenaga elektromagnetik (solenoid) untuk

membuka rem tiap-tiap kali lift mau berangkat, dan rem bekerja atas gaya

pegas tiap-tiap kali lift berhenti. Sepatu rem dibuat dari bahan ferodo,

berjumlah sepasang. Jarak celah antara sepatu rem dengan tabung rem

maksimum 0,1 mm. Sedangkan jarak solenoid intimagnet antara yang kiri dan

kanan kira-kira 1,0 mm, sehingga perlu perbandingan batang-batang tuas 10 :

1, untuk membuka rem. Semua dapat disetel, dan biasanya telah dilakukan di

pabrik.

Kekuatan rem disetel oleh moer dibelakang pegas. Rem harus cukup kuat

menahan kereta penuh beban muatan sampai 125% kapasitas angkat, tanpa

merosot, jika tiba-tiba sumber tenaga listrik putus. Hal ini harus diuji coba,

sebelum instalasi diserah terimakan oleh kontraktor kepada pemilik. Caranya

berhentinya lift-lift modern tidak lagi dengan pengereman. Lift berhenti karena

motor berhenti, setelah kereta tepat rata dengan lantai (dynamic braking)

sesaat kemudian rem baru bekerja.

Lift dengan motor AC-2 speed, dimana speed control tidak menggunakan

inverter, maka kecepatan lift diturunkan seperempatnya untuk kira-kira 8 detik,

kemudian 2 detik sebelum berhenti rem membantu bekerja (drop hold

braking). Lihat contoh gambar dibawah ini :

1. External, permukaan luar tabung yang dipeluk sepatu rem. Tabung

langsung berhubungan dengan as motor.

2. Internal, expanding brake, pada mesin gearless. Permukaan dalam tabung

yang ditekan oleh sepatu rem.

Page 20: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -9-

BAB III

KOMPONEN BERGERAK

Komponen yang senantiasa bergerak dalam sistem pesawat lift ialah :

1. Kereta, termasuk pintu kereta

2. Bobot imbang

3. Tali baja, dan

4. Pintu-pintu lantai

Keempat komponen tersebut telah diuraikan pada mata pelajaran sebelumnya,

sehingga hanya akan disinggung sedikit mengenai kereta dan pintu. Lihat gambar-

gambar.

1. Kereta (car, cabin) atau cab)

Banyak orang lebih suka menyebut sangkar (cage) dari pada kereta, walaupun

jelas-jelas yang menggunakan lift itu manusia, bukan binatang. Berdasar

penggunaannya kereta dibagi menjadi tiga jenis yaitu kereta penumpang, kereta

barang dan kereta lift pelayan (dumbwaiter). Kereta penumpang (passenger cab)

banyak variasinya. Ukuran yang dianjurkan seperti tersebut dalam bab pelajaran

“tata letak”. Sedangkan bentuk kereta lift kaca tergantung arsitek. Tetapi semua

harus memenuhi syarat luas 0,16 m2/orang (kecuali lift-lift kecil untuk perumahan

mencapai 0,2 m2 tiap orang).

Semua kereta harus dilengkapi dengan pintu, kecuali lift pelayan (dumbwaiter),

walaupun pintu tidak harus otomatis (untuk lift barang dan lift perumahan dipakai

pintu-pintu manual). Tinggi kereta minimal 2,0 m, tetapi tinggi yang normal dapat

diterima ialah 2,2 m sampai langit-langit, dan 2,4 m sampai ke atap.

2. Pintu lantai

Pintu lantai ialah pintu yang dipasang pada ruang luncur (hoistway door, atau

landing door). Istilah “pintu luar” tidak betul. Pintu lantai pasif, hanya mau membuka

jika dibuka (ditutup) oleh pintu kereta dengan batang tuas, sedangkan pintu kereta

digerakan oleh motor listrik yang dipasang diatap kereta (biasa disebut door

operator). Lihat gambar.

Page 21: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -10-

Semua pintu lantai harus dilengkapi dengan kunci kait (interlock) dan kontak listrik,

baik yang otomatis maupun pintu manual. Bentuk atau jenis pintu yang paling

populer untuk lift modern ialah sorong horisontal belah tengah (center opening

sliding door). Pintu lift service (serbaguna) harus lebih lebar, maka digunakan jenis

two-speed door atau pintu teleskopik. Daun pintu yang dimuka lebih cepat (dua kali

lipat) dari kecepatan daun belakang. Gambar dibawah ini memperlihatkan lebar

pintu maksimal yang dapat diperoleh dari lebar ruang luncur yang tersedia atas

dasar jenis-jenisnya.

Tinggi pintu minimal 2,0 meter, tetapi tinggi yang normal dapat diterima masyarakat

ialah 2,1 meter. Tinggi kereta dan tinggi pintu lift barang menyesuaikan kebutuhan

atas dasar jenis barang yang diangkut. Jenis pintu ialah vertical bi-parting door

dengan lebar sama dengan lebar kereta. Biasanya tidak otomatis, tetapi dapat

dilengkapi dengan motor penggerak pada masing-masing unit pintu. Dengan cara

menekan tombol-tombol, pintu dapat dibuka dan atau tutup.

Page 22: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -11-

BAB IV

KOMPONEN PELENGKAP

1. Sinyal

Sinyal ialah suatu sistem petunjuk dan pertanda yang berfungsi membantu

operasi lift dan eskalator mencapai tujuannya sebagaimana mestinya. Termasuk

dalam sistem sinyal ialah alat pelengkap pertolongan dalam keadaan darurat,

yaitu :

a. Bel tanda bahaya (alarm bell) atau tanda minta tolong.

b. Interkom atau interphone

c. Monitor dengan CCTV, dan

d. Pengindera (sensor, detector)

Sinyal memanfaatkan bunyi/suara spesifik, cahaya dan juga perekaman gejala.

Contoh - contoh :

a. Bell berdering untuk minta tolong karena lift macet (suatu ketetapan).

b. Bunyi buzzer (geram) untuk kereta tidak mau berangkat karena beban

berlebih.

c. Juga buzzer agak lembut karena pintu ditahan terus menerus tidak dapat

menutup pada hal tengganng waktu telah habis.

d. Bunyi denting satu kali jika lift tiba dilantai arah keatas. Bunyi denting dua kali,

jika lift tiba, tetapi arah kebawah. Bersamaan dengan bunyi denting tersebut

lampu ketibaan turut menyala yaitu warna hijau untuk arah keatas, dan merah

untuk arah kebawah. Bunyi denting tersebut sekarang diganti dengan suara

electronic chime yang lebih nyaman terdengar.

e. Pijitan tombol-tombol lantai (hall call) dan tombol kereta (car call) disertai bunyi

“biip” dan tombol menyala diode merah, suatu tanda bahwa panggilan atau

permintaan telah “didaftar” untuk dilayani.

Page 23: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -12-

f. Peringatan bahwa lift akan berangkat dari lobi karena tenggang waktu telah

habis, ditandai dengan suara buzzer agak geram dan pada saat yang sama

lampu panah warna hijau berkedip.

Semua petunjuk dan petanda tersebut tidak ada ketetapannya, kecuali alarm bell

adalah suatu keharusan, tanda dalam keadaan darurat.

Indikator posisi kereta dalam bangunan, hanya bermanfaat untuk dua lift ganda

(duplex). Bagi lift-lift dalam kelompok, indikator posisi tersebut cukup dipasang

didalam kereta saja, sedangkan pada tiap-tiap lantai seharusnya dipasang lampu

panah ketibaan berwarna merah dan hijau dengan kombinasi suara denting.

Dalam hal ini pemasangan indikator posisi hanya akan membingungkan calon

penumpang yang menunggu di lobi.

Lift modern dilengkapi dengan detector penilai jumlah calon penumpang dilobi lift

dilantai dasar, sebagai pemicu operasi “up peak demand”.

Lokasi lampu ketibaan sebaiknya dipasang di samping pintu sebelah kiri (lihat

gambar). Alternatif dipasang diatas pintu, kecuali jika pintu memakai tingkap

(transom panel) maka lampu tidak boleh dipasang pada tingkap. Hindari memilih

bentuk lampu yang kurang efektif, tidak tepat guna. Jangan sampai bentuk-

bentuk manis mengorbankan fungsi.

Layar info (secren display dan speech synthesizer) didalam kereta berguna

terutama bagi penyandang cacat.

2. Saklar

Saklar atau kontak dapat berbentuk tombol, kunci kontak, pisau dengan handel,

automatic circuit breaker, dan saklar-saklar dengan tungkai (limit switches) untuk

pengaman. Berikut ini kode-kode dalam gambar pengawatan.

tombol, (making)

tombol, (breaking)

kunci kontak

saklar pisau, dua arah

saklar dengan tungkai (cam), (breaking)

sama dengan diatas, (making)

kontak pintu kereta (gate contact)

kontak pintu lantai (door contact)

Page 24: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -13-

Selama lift bergerak semua saklar pengaman masuk (sambung), yaitu :

a. Final limit switch, diatas dan dibawah R/L

b. Directional limit switch

c. Governor switch (SO)

d. Safety overspeed switch (SOS)

e. Kontak pintu-pintu (car contact, gate contact)

f. Broken tape switch

g. Emergency stop switch

Jika salah satu dari saklar-saklar tersebut lepas atau terbuka, maka lift berhenti

(macet) karena semua tersambung secara seri dan masuk ke relay penggerak

motor. Saklar terakhir masuk ialah kontak pintu, yaitu pada saat lift mau

berangkat, pintu harus rapat menutup. Lihat gambar berikut : hubungan seri

saklar-saklar.

3. Pesawat Pengaman Kereta

Sistem pengaman kereta terdiri dari pengindra kecepatan lebih, disebut governor,

tali baja pemutar roda governor, mekanisme penarik alat pengaman, (linkages)

dan rem pasak yang disebut safety block. Fungsi governor ialah menjepit tali

governor agar berhenti jika terjadi overspeed.

Lihat gambar : penjepitan terjadi saat lift melaju melebihi batas tertentu sehingga,

putaran roda governor menimbulkan gaya centrifugal kepada 2 buah bandul,

yang keluar membentur pengungkit (cam) dan melepaskan kait (tripped).

Tali baja governor merupakan lingkaran tidak terputus dari ujung tuas di kereta,

keatas melingkari roda governor, turun langsung ke pit melingkari roda penegang,

dan kembali keatas diikat pada tuas tersebut. Jika terjadi tripped tali baja dijepit

oleh rahang yang jatuh karena kaitannya lepas. Selanjutnya tali yang berhenti,

menarik tuas kiri dan kanan, dan melalui rangkaian mekanis menarik keatas lifting

rod dan rem pasak (baji) yang berbentuk tirus masuk ke rumahnya (block)

menjepit rel.

Page 25: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman Lampiran

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) L-1

LAMPIRAN 1 :

KATA PADANAN

1. Selector : Selektor, alat pengatur permintaan dan panggilan,

perhentian dan arah.

2. Starter and controller : Alat kendali kerja (operasi) lift dan gerak.

3. Motor Generator set : Alat pemasuk tenaga listrik DC dari sumber AC

4. Hoistrope : Tali baja penarik atau penggantung

5. Secondary sheave : Roda penyimpang

6. Governor : Alat pengindra kecepatan lebih

7. Roller guide : Roda pemandu

8. Terminal stopping switch : Saklar pemberhenti pada lantai akhir

9. Terminal stopping switch cam : Pengungkit untuk kontak saklar pemberhenti akhir

10. Final limit switch : Saklar batas lintas (sebagai pengaman)

11. Final limit cam : Tuas pembuka saklar batas

12. Door operator : Motor listrik penggerak pintu

13. Car : Kereta

14. Car Safety Device : Pesawat pengaman kereta

15. Counterweight : Bobot imbang

16. Main rails : Rel pemandu kereta

17. Counterweight rails : Rel pemandu bobot imbang

18. Compensating cable : Tali pengimbang berat dari tali baja tarik

19. Car Buffer : Peredam Kereta

20. Governor Tension Frame : Penegang tali baja governor

Page 26: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman Rangkuman

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) R-1

RANGKUMAN

Komponen-komponen utama suatu instalasi lift ialah mesin penggerak, kereta,

bobot imbang, tali baja penggantung atau penarik (suspension), pintu-pintu, pesawat

pengaman, peredam, sistem kendali dan instalasi pengawatan (termasuk saklar-saklar

pengaman).

Komponen lain selain dari tersebut diatas, penting juga yaitu sebagai pendukung fungsi-

fungsi komponen utama, yaitu :

1. Rel pemandu dengan braketnya sepasang untuk kereta, sepasang lagi untuk

bobot imbang.

2. Travelling cable.

3. Motor penggerak pintu (door operator)

4. Sepatu pemandu atau roda luncur.

5. Roda puli dan roda penyimpang.

6. Roda penegang tali governor.

7. Tali /rantai kompensasi atas berat tali baja tarik dan roda penegangnya.

8. Sinyal dan indikator.

Selain dari tersebut diatas digolongkan sebagai asesori.

Asesori untuk kereta diantaranya ialah :

1. Kipas angin

2. Lampu pencahayaan

3. Interphone / interkom, bel darurat.

4. Detector bukaan kembali pintu atau photocell.

5. CCTV

6. Penayangan informasi (screen display) dan speech synthesizzer.

Bentuk-bentuk dan rupa fixtures (tombol, lampu ketibaan dan lampu indikator

posisi) oleh pembuatnya dipilih atas dasar survey pada berbagai kantor interior designer,

agar dapat diterima masyarakat. Pabrik selalu berpatokan bentuk dan rupa harus

“functional”. Jangan sampai berbentuk manis dan cantik mengorbankan fungsi.

Page 27: MODUL SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN …

Modul SSLE-04: Komponen Instalasi dan Pengaman Daftar Pustaka

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) DP -1

DAFTAR PUSTAKA

1. SNI.03-7017-2004, Pemeriksaan dan Pengujian Lif Traksi Listrik.

2. SNI.03-2190-1999, Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang yang dijalankan

dengan motor traksi.

3. SNI.03-2190.1-2000, Syarat-syarat umum konstruksi lif yang dijalankan dengan

transmisi hidrolik

4. SNI-03-2190.2-2000, Syarat-syarat umum konstruksi lif pelayan (dumbwaiter) yang

dijalankan dengan tenaga listrik

5. SNI.03-6247.1-2000, Syarat-syarat umum konstruksi lif pasien.

6. SNI.03-6247.2-2000, Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang khusus untuk

perumahan.

7. SNI.03-6248-2000, Syarat-syarat umum konstruksi eskalator yang dijalan dengan

tenaga listrik.

8. SNI.05-7052-2004, Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang yang dijalankan

dengan motor traksi tanpa kamar mesin.

9. SNI.03-6573-2001, Tatacara rancangan sistem transportasi vertikal dalam gedung.

10. SNI...... (Nomor masih dalam perancangan BSN), Syarat-syarat umum Konstruksi

dan Keselamatan lift barang (masih berupa usulan).

11. Pola Standar Kualifikasi Keterampilan KepMen No.146/MEN/1990, Dep.Naker.

12. Pembinaan Operasi P2K3, 1998, Dep. Naker

13. PermenNakertrans No.03/MEN/1999, Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan

Kerja Lift untuk pengangkutan orang dan barang.

14. Maintenance for Building Manager, oleh Elevator World, Inc. USA, 1990

15. Elevator Maintenance Manual, 1999, oleh Zack McCain

16. Installation Manual, oleh NEMI, Inc. New York, 1970

17. Education Package, Volume-3, oleh Elevator World, Inc. New York.

18. The Guide of Elevatoring, oleh Elevator World, Inc. New York

19. Elevator Mechanical Design, 2nd detion, oleh Lubomir Janouvsky, 1993

20. Vertical Transportation: Elevator and Escalator, oleh George R. Strackosch, ISBN 0-

471-86733-0 (1982).