metode penentuan awal bulan qamariyah syeikh...

85
METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH MUHAMMAD FAQIH BIN ABDUL JABBAR AL-MASKUMAMBANGI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S. Sy) Oleh: MOH. ADIB MS NIM.1110044100081 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ( A H W A L S Y A K H S I Y Y A H ) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1437 H / 2015 M

Upload: nguyenminh

Post on 17-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH

MUHAMMAD FAQIH BIN ABDUL JABBAR AL-MASKUMAMBANGI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S. Sy)

Oleh:

MOH. ADIB MS

NIM.1110044100081

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

( A H W A L S Y A K H S I Y Y A H )

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1437 H / 2015 M

Page 2: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH

MUHAMMAD T'AQIH BIN ABDUL JABBAR AL.MASKUMAMBANG

SKRIPSIDiajukan Kepada x'akultas syariah dan Hukum untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S. SV)

Oleh:

MOH. ADIB MSNIM.1110044100081

Di bawah bimbingan

PROGRAM STUDI HT]KUM KELUARGA(AHWAL SYAKHSTYYAH)

FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUMI.INIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF' HIDAYATULLAHJAKARTA

1437 H t 20l5M

Drs. Sirril WafirMANIP: 196003 I 8 199103 I 001

Page 3: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

l. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang saya ajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S-1) di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarra.

2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karyasaya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Of$ Syarif Hidayatullah

Jakarta.

J akarta, 0 8 Desembe r 20 I 5

MOH. ADIB MS

Page 4: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

PENGESAHAN PAFI-ITIA UJIA}I

Skripsi yang berjudul 6Metode Penentuan Awal Bulan Qamariyah Syeikh

Muhammad Faqih bin Abdul Jahbar al-Maskumambangi" telah diujikan dalam

Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 4 Januari 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu (S-1) pada

Program Studi Hukum Keluarga Islam.

Jakart4 8 Januari 2015

Mengesahkan I

Dekan,

.-\!

Ketua

Sekretaris

Pembimbing

Penguji I

Penguji II

Dr. Abdul Halim, M.Ag.NIP. 196706081994031

Arip Furqon, M.ANrP. 19710215 1997A3 2 002

Drs. Sirril Wafa, M.ANIP. 19600318199103

Dr. Sudirman Abbas, M.AS.NIP. r502950s1

Dra. Maskufa, MANrP. 1 96807 031994032002

NIP: 19691216 199603 1 001

Page 5: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

iii

ABSTRAK

Metode penentuan awal bulan qamariah dalam ilmu falak digunakan

untuk menentukan jatuhnya awal bulan qamariah. Secara fundamental terdapat

dua aliran yang muncul tentang metode penentuan awal bulan qamariyah yaitu :

metode hisab dan metode rukyat dengan dasar yang oleh masing-masing aliran

diyakini kebenarannya.

Di pulau Jawa, dinamika perkembangan ilmu falak cukup pesat dengan

munculnya tokoh-tokoh falak dengan karya-karyanya yang menjadi pelopor ilmu

falak di Indonesia. Dari penelusuran penulis ada seorang ahli falak yang

merupakan ulama besar dan fatwa beliau diikuti banyak orang, khususnya di jawa

Timur, yaitu Syeikh Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumambangi

yang secara runtutan nasab merupakan keturunan dari salah satu Wali Songo yaitu

Sunan Giri. Sebagai seorang tokoh ahli falak, Syeikh Muhammad Faqih bin

Abdul Jabbar al-Maskumambangi menyusun sebuah kitab falak yang berjudul al-

mandzumah ad-daliyah fi awail al-asyhur al-qamariyah Kitab tersebut membahas

tentang penentuan awal bulan qamariah.

Penentuan awal bulan Qamariyah merupakan elemen penting dalam tubuh

islam karena di dalamnya membahas permasalahan yang berhubungan dengan

peribadatan orang islam. Kitab ini memiliki metode sendiri dalam penentuan awal

bulan qamariah, sehingga muncul persoalan tentang apa metode yang digunakan

oleh Syeikh Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumambangi dalam

menentukan awal bulan qamariah, mencakup metode yang digunakan di

dalamnya, kelebihan metode dan kekurangannya. Serta turut serta menambah

khazanah keilmuan khususnya di dalam disiplin ilmu falak.

Rumusan Masalah yaitu : bagaimana metode yang digunakan Syeikh

Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar dalam menentukan awal bulan Qamariyah

yang terdapat dalam kitab “al mandzumah ad daliyah fi awaili al-asyhuri al-

qamariyah”? dan Apa kelebihan dan kekurangan metode kitab “al mandzumah ad

daliyah fi awaili al-asyhuri al-qamariyah”nya Syeikh Muhammad Faqih bin

Abdul Jabbar dalam menentukan awal bulan Qamariyah?

Dari hasil analisa penulis, terdapat beberapa kesimpulan mengenai metode

hisab yang terdapat pada kitab al-mandzumah ad-daliyah fi awail al-asyhur al-

qamariyah karya Syeikh Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-

Maskuambang yaitu: Metode hisab yang digunakan oleh Syeikh Muhammad

Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumambangi dalam kitab al-mandzumah ad-

daliyah fi awail al-asyhur al-qamariyah termasuk metode hisab istilahi yang

perhitungannya bisa dilakukan dengan cara yang cepat dan sederhana. Metode

perhitungan dalam kitab al-mandzumah ad-daliyah fi awail al-asyhur al-

qamariyah ini Perhitungan yang pertama adalah dengan membagi tahun yang

dicari dengan bilangan 30 apabila sisa dari pembagian tersebut adalah salah satu

angka : 2, 5, 7, 10, 13, 15, 18, 21, 24, 26, atau 29 maka tahun yang dicari adalah

tahun kabisat, apabila sisa hasil pembagiannya bukan angka-angka di atas maka

tahun yang dicari adalah tahun basithah. Perhitungan yang kedua dengan cara

tahun yang dicari dikurangi 1 kemudian dibagi 30, hasil pembagiannya dikali 5,

dari sisa pembagian dicari jumlah tahun tahun kabisat dan basitah, yang kabisat

Page 6: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

iv

dikali 5 dan yang basitah dikali 4, hasilnya dijumlahkan dengan hasil pembagian

yang dikali 5, hasilnya ditambah 5 dan dibagi 7, sisanya adalah hari jatuhnya awal

bulan qamariah. Hisab ini termasuk metode hisab istilahi, yaitu metode hisab

yang perhitungannya hanya memperhitungakan perjalanan rata-rata bulan

sehingga tidak bisa dijadikan sebagai pedoman untuk perhitungan dalam hal-hal

yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah.

Kelebihan kitab ini adalah perhitungannya masih sangat sederhana dan

mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak. Hisab ini

termasuk dalam kriteria hisab aritmatik yang pada praktiknya bisa diterapkan

dalam pembuatan kalender sepanjang masa untuk keperluan sipil dan adminstrasi.

Sedangkan kekurangan kitab ini yaitu belum membahas tentang koreksi atau

ta’dil sehingga perhitungannya masih bersifat sangat umum dan belum akurat.

Kata kunci : Syeikh Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumambangi,

Metode Penentuan Awal Bulan Qamariyah.

Pembimbing : Drs. Sirril Wafa, MA.

Daftar pustaka : tahun 1995 s.d. tahun 2015.

Page 7: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, teruntai tahmid atas kasih sayang Allah SWT yang selalu

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya hingga akhirnya sampailah pada tahap

akhir studi ini dengan menyelesaikan skripsi yang berjudul:

Metode Penentuan Awal Bulan Qamariah Syeikh Muhammad Faqih bin

Abdul Jabbar al-Maskumambang, dengan cukup lancar. Shalawat dan salam

senantiasa tercurah untuk Sang Penegak Panji Islam Nabi Muhammad Saw.

keluarga, para sahabat, dan para pengikut beliau yang telah membawa Islam

sampai saat ini.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini bukan hanya hasil jerih

payah penulis pribadi sendiri. Akan tetapi merupakan wujud nyata dari usaha,

bantuan pemikiran, dan do’a dari berbagai pihak yang membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr. Abdul Halim, M.Ag, Ketua Program Studi Hukum Keluarga

(AhwalSyakhsiyyah) Fakultas Syari’ah dan Hukum.

3. Arip Purkon, M.Ag., Sekretaris Program Studi Hukum Keluarga (Ahwal

Syakhsiyah) Fakultas Syari’ah dan Hukum.

4. Drs. Sirril Wafa, MA., Dosen pembimbing yang sangat berkualitas dan besar

hati, yang ditengah kesibukannya selalu sabar serta bersedia meluangkan

waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan penulis dengan sangat teliti.,

dan Dra. Maskufa, MA., Dosen Pembimbing Akademik yang tidak pernah

Page 8: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

vi

bosan memberikan arahan dan masukan ilmu untuk penulis selama di bangku

perkuliahan.

5. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

yangtelah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.

6. Para dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah mendidik baik secara

langsung atau tidak telah membantu pemahaman dalam menyelesaikan skripsi.

7. Keluarga besar pondok pesantren Maskumambang serta seluruh pengurusnya,

Inu Pamungkas, Anam, Nasir, Muzajjaddan tim Ilmu Falak Pon-Pes Lirboyo

Jawa Timur yang telah memberikan reverensi dan sumbangan pemikiran

tentang fokus kajian skripsi ini.

8. Yang tercinta mama lan mimi, yang disetiap nafasnya selalu terpanjatkan doa

untuk kebahagiaan dan kesuksesan anak-anaknya di dunia dan di akhirat,

pemberi inspirasi paling nyata di setiap fase kehidupan, serta selalu

memberikan motivasi moril dan materil untuk keberhasilan penulis.

9. Kakakku Saefudin Zuhri, S.E., Nur’alimah dan suami (Ali Murtadlo) , adik-

adikku Masyhadi, Dewi Rahma, Siti Uzlifah serta Seluruh keluarga besar,

terima kasih atas do'a dan motivasinya.

10. Kawan-kawan seperjuangan, khususnya Muhdi Aziz, Irfan Rizkiani, Ahmadi,

Syauqi, Adam Setiawan, Ema, Duray, Zian, Ipank, dan kawan-kawan di

Fakultas Syariah dan Hukum khususnya Prodi Hukum Keluarga angkatan

2010 yang selalu hangat baik suka maupun duka, teman-teman KKN “Damar

Wulan” Ciamis, Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Cirebon Jakarta Raya

(Hima-Cita),. Semoga kita selalu saling mensuport dan mendoakan dimanapun

berada.

11. Keluarga Besar Pusat Studi dan Pengembangan Pesantren (PSPP) : Goes

Page 9: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

vii

Jamal, Pak Afifi, Pak Guru, Idris Mesut, Kacung Alam, Abro, bung Mumu

Catur Widjaya, Ono, ARC, Mala, Muta’aliyah, serta para aktifis kajian PSPP

yang selalu mengecas intelektual, spiritual, dan emosional di setiap malam

jumat.

Penulis ucapkan ribuan terima kasih dan doa semoga Allah SWT

menerima semua kebaikan yang telah diberikan, dan semoga Ia memudahkan

segala urusan serta membalasnya dengan balasan yang lebih baik.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,

karena keterbatasan waktu dan reverensi serta keterbatasan kemampuan. Oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca agar skripsi

ini menjadi lebih baik lagi.

Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan

semua yang membacanya. Amin.

Jakarta, 08 Desember 2015

Moh. Adib MS, S.Sy

Page 10: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ........................................ ii

ABSTRAK .................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 13

D. Metode Penelitian .................................................................... 14

BAB II PROFIL SYEKH MUHAMMAD FAQIH BIN ABDUL

JABBAR AL-MASKUMAMBANG

A. Biografi Syekh Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-

Maskumambangi ..................................................................... 19

B. Pendidikan dan Pemikirannya ................................................. 23

C. Guru dan Murid-muridnya....................................................... 29

BAB III DESKRIPSI KITAB “AL MANDZUMAH AD DALIYAH FI

AWAILI AL-ASYHURI AL-QAMARIYAH”

A. Deskripsi Lengkap ................................................................... 35

B. Metode penentuan awal bulan qamariyah yang digunakan

dalam kitab “al mandzumah ad daliyah fi awaili al-asyhuri

al-qamariyah” ......................................................................... 38

C. Aplikasi metode penentuan awal bulan qamariyah kitab “al

mandzumah ad daliyah fi awaili al-asyhuri al-qamariyah” ... 53

BAB IV ANALISIS METODE PENENTUAN AWAL BULAN

QAMARIYAH KITAB AL-MANDZUMAH AD DALIYAH

FI AWAILI AL-ASYHURI AL-QAMARIYAH

A. Tingkatan Akurasi Dalam Ilmu Hisab atau Ilmu Falak ........... 58

B. Posisi Kitab “al mandzumah ad daliyah fi awaili al-asyhuri

al-qamariyah” Dalam Ilmu Falak ........................................... 62

C. Metode Hisab Kitab “al mandzumah ad daliyah fi awaili al-

asyhuri al-qamariyah” Dalam Penentuan Awal Bulan

Syar’iyyah ................................................................................ 68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 70

B. Saran-saran .............................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Falak secara bahasa berarti madaar yaitu orbit, garis atau tempat

perjalanan bintang atau celestial sphere or star. Ilmu falak berarti pengetahuan

mengenai tempat beredarnya bintang-bintang. Salah satu ayat Al-Quran yang

memuat kata falak adalah surat yasin ayat 40 yang berbunyi :

Artinya : tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun

tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis

edarnya. (QS : Yasin 40).

Sedangkan secara terminologi adalah ilmu pengetahuan yang

mempelajari lintasan benda-benda langit seperti matahari, bulan, bintang dan

benda-benda langit yang lainnya dengan tujuan untuk mengetahui posisi dari

benda-benda langit itu serta kedudukannya dari benda-benda langit yang lain.1

Menurut Ahmad Izzuddin, ilmu falak dikalangan umat Islam dikenal

dengan sebutan ilmu hisab, sebab kegiatan yang paling menonjol pada ilmu

tersebut adalah melakukan perhitungan-perhitungan. Namun demikian

menurut penulis karena dalam ilmu falak pada dasarnya menggunakan

pendekatan dua “kerja ilmiah” dalam mengetahui waktu-waktu ibadah dan

posisi benda-benda langit, yakni pendekatan hisab (perhitungan) dan

pendekatan rukyat (observasi) benda-benda langit, maka idealnya penamaan

1 Maskufa. Ilmu Falak, (Jakarta : Gaung Persada, 2010), h. 1

Page 12: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

2

ilmu falak ditinjau dari kerja ilmiahnya disebut ilmu hisab rukyat, tidak

disebut ilmu hisab (saja).2

Ilmu falak termasuk ilmu yang tertua yang banyak dijumpai di

berbagai bangsa di dunia dengan tujuan dan penggunaan yang berbeda-beda.

Misalnya untuk mengetahui waktu yang tepat untuk penyembahan terhadap

dewa-dewa yang diakui, mengetahui banjirnya sungai nil, mengetahui arah

angin sehingga diketahui sumber air, bulan dan bintang yang menghiasi langit

pada malam hari digunakan oleh para pengembara dan pelaut, fase-fase

perubahan bulan dan perjalanan harian matahari digunakan oleh petani dan

peternak untuk memulai bercocok tanam dan lain-lain yang kesemuanya ini

menjelaskan bahwa benda-benda angkasa sudah dijadikan sebagai dasar dalam

praktek kehidupan nyata jauh sebelum astronomi dikenal sebagai disiplin

ilmu.3

Ilmu falak mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan

manusia terutama dalam penentuan waktu-waktu untuk keperluan hidup

sehari-hari. Ketertarikan manusia pada fenomena alam semesta akan

keindahannya yang memunculkan legenda maupun kemurkaannya

memunculkan kesadaran akan adanya Dzat yang Supranatural telah

mengiringi kelahiran ilmu ini.

Sejarah mencatat bahwa sebelum kedatangan agama Islam di Indonesia

telah tumbuh perhitungan tahun yang ditempuh menurut perhitungan jawa

2 Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis “metode hisab-rukyat praktis dan solusi

permasalahannya”, (Semarang: Pustaka Al-hilal, 2011) edisi revisi, h. 1.

3 Maskufa, Ilmu Falak, h. 5-6.

Page 13: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

3

hindu atau tahun soko yang dimulai pada hari sabtu, 14 Maret 78 M. yakni

tahun penobatan Prabu Syaliwahono (Aji Soko). Kalender inilah yang

digunakan umat Budha di Bali guna mengatur kehidupan masyarakat dan

agama. Namun sejak tahun 1043 H/1633 M yang bertepatan dengan 1555

tahun soko, tahun soko diasimilasikan dengan Hijriyah, kalau pada mulanya

tahun soko berdasarkan peredaran matahari, oleh Sultan Agung diubah

menjadi tahun Hijriyah yakni berdasarkan peredaran bulan, sedangkan

tahunnya tetap meneruskan tahun soko tersebut. Sehingga jelas sejak zaman

berkuasanya kerajaan-kerajaan Islam di Jawa, umat Islam sudah terlibat dalam

pemikiran ilmu falak, hal ini ditandai dengan adanya penggunaan kalender

Hijriyah sebagai kalender resmi.4

Setelah adanya penjajahan Belanda di Indonesia terjadi pergeseran

penggunaan kalender resmi pemerintah, semula kalender hijriyah diubah

menjadi kalender masehi. Meskipun demikian umat Islam tetap menggunakan

kalender hijriyah, terutama daerah kerajaan-kerajaan Islam dalam penetapan

hari-hari yang berkaitan dengan persoalan ibadah, seperti 1 Ramadhan, 1

Syawal dan Dzulhijjah. Pada saat itu juga ilmu falak banyak berkemabang

dan dipelajari di pondok-pondok pesantren di Jawa dan Sumatera. Dan sampai

sekarang, khazanah kitab-kitab ilmu falak di Indonesia dapat dikatakan relatif

banyak, apalagi banyak pakar falak sekarang yang menerbitkan (menyusun)

kitab falak dengan cara mencangkok kitab-kitab yang sudah lama ada di

masyarakat dengan disertai kecanggihan teknologi yang dikembangkan oleh

4 Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis (metode hisab-rukyat praktis dan solusi

permasalahannya), h. 15-16

Page 14: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

4

para pakar astronomi dengan cara mengolah data-data kontemporer yang

berkaitan dengan ilmu falak. Dan setelah Indonesia merdeka dan dibentuknya

Departemen Agama, dengan memperhatikan fenomena tersebut, Kementerian

Agama, berdasarkan keputusan Menteri Agama pada tanggal 16 Agustus

1972, maka terbentuklah Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama dengan

diketuai oleh Sa‟adoeddin Djambek.5

Mempelajari ilmu falak yang dalam hal ini menentukan awal bulan

Qamariyah sangatlah penting, karena di dalamnya terdapat kegiatan umat

Islam yang berkaitan dengan penentuan waktu seperti tiga jenis ibadah yang

termasuk dalam rukun Islam yaitu puasa, zakat, dan haji. Ketika kita

menyadari pentingnya hal-hal di atas, maka tentunya pembahasan ini pun

menjadi sangat penting untuk dikaji dan digali.6

Di Indonesia, yang penduduk muslimnya merupakan bagian terbesar

negara bangsa ini, hampir selalu terjadi perbedaan di dalam memahami dan

mengaplikasikan pesan hadis Rasulullah Saw yang berbunyi :

5 Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis (metode hisab-rukyat praktis dan solusi

permasalahannya), h. 19.

6Fatin Masyhudi Bahri, tahqiq kitab al mandzumah ad daliyah fi awail al-asyhur al-

qamariyah (Jakarta: 2009, Kementerian Agama Republik Indonesia), h. II.

7 Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah al-bukhari, shahih al-

bukhari, (Kairo : Daru al-hadis, 2004), juz 2, h. 34.

Page 15: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

5

Artinya : Dari Nafi dari Abdullah bin Umar bahwasannya Rasulullah Saw

menjelaskan bulan Ramadhan kemudian beliau bersabda :

janganlah kamu berpuasa sampai kamu melihat hilal dan (kelak)

janganlah kamu berbuka sampai kamu melitnya lagi. Jika tertutup

awan maka perkirakanlah (HR. Bukhari)

Artinya: “berpuasalah kamu karena melihat hilal (tanggal) dan berbukalah (berlebaranlah) kamu karena melihat tanggal, bila kamu tertutup oleh mendung, maka sempurnakanlah bilangan bulan sya‟ban tiga puluh hari” (HR. Bukhari dan Muslim)”.

Artinya: "Sesungguhnya Said bin Umar ra. mendengar dari Nabi Saw, beliau bersabda sungguh bahwa kami adalah umat ummi tidak mampu menulis dan menghitung umur bulan adalah sekian dan sekian yaitu kadang 29 dan kadang 30 hari" (HR. Bukhari).

Pada dasarnya, sejarah pemikiran Islam sejak awal pertumbuhannya

adalah sejarah aliran, mazhab atau firqah. Sejarah fiqih hisab rukyat (termasuk

penetapan awal bulan Qamariyah) juga tidak bisa dilepaskan dari persoalan

aliran fikiran tersebut. Dalam wacana pemikiran Islam, aliran pemikiran itu

biasa disebut mazhab. Kata mazhab biasa digunakan dalam term fiqih, yaitu

suatu cabang ilmu keislaman yang mempelajari tentang hukum-hukum agama

atau disebut bidang yurisprudensi Islam. 10

8 Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari, shahih al-

bukhari, juz 2, h. 38.

9 Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah al-bukhari, shahih al-

bukhari, juz 2, h. 34. 10

Ahmad Izzuddin, Fiqih Hisab Rukyah, “menyatukan NU dan Muhammadiyah dalam

penentuan awal Ramadhan, idul fitri dan idul adha” h. 1.

Page 16: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

6

Akar dari lahirnya aliran dalam penetapan awal bulan Qamariyah

adalah perbedaan interpretasi terhadap hadist yang berbunyi :

Menurut penelitian Syihabbudin al-Qalyubi, hadis-hadis hisab rukyat

tersebut mengandung sepuluh interpretasi yang beragam, diantaranya:

1. Perintah berpuasa berlaku atas semua orang yang melihat hilal dan tidak

berlaku atas orang yang tidak melihatnya.

2. Melihat di sini melalui mata. Karenanya, ia tidak berlaku atas orang buta

(matanya tidak berfungsi).

3. Melihat (rukyat) secara ilmu bernilai mutawatir dan merupakan berita dari

orang yang adil.

4. Nash tersebut mengandung juga makna zhan (prasangka kuat) sehingga

mencakup ramalan dan nujum (astronomi)

5. Ada tuntutan puasa secara kontinu jika terhalang pandangan atas hilal

manakala sudah ada kepastian hilal sudah dapat dilihat.

6. Ada kemungkinan hilal sudah wujud sehingga wajib puasa, walaupun

menurut ahli astronomi belum ada kemungkinan hilal dapat dilihat.

7. Perintah hadis tersebut ditujukan kepada kaum muslimin secara

menyeluruh. Namun pelaksanaan rukyah tidak diwajibkan kepada

seluruhnya bahkan mungkin hanya perseorangan.

11 Abu Husain Muslim bin Al-Hajjaj, Jami‟u As-Sahih, Juz III, (Beirut : Dar Al-Fikr, tt,)

h. 122.

Page 17: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

7

8. Hadis ini mengandung makna berbuka puasa.

9. Rukyah itu berlaku terhadap hilal Ramadhan dalam kewjiban berpuasa,

tidak untuk ifthar-nya (berbuka).

10. Yang menutup pandangan ditentukan hanya oleh mendung bukan

selainnya.12

Berawal dari perbedaan itu lahirlah dua mazhab besar. Pertama, mazhab

rukyat; menurut mazhab ini penentuan awal dan akhir bulan Ramadhan

ditetapkan berdasarkan rukyat atau melihat bulan yang dilakukan pada hari ke-

29. Apabila rukyat tidak berhasil, baik karena posisi hilal belum dapat dilihat

maupun karena terjadi mendung, maka penetapan awal bulan harus

berdasarkan istikmal (penyempurnaan bilangan bulan menjadi 30 hari).

Sehingga menurut mazhab ini term rukyat dalam hadis-hadis hisab rukyat

adalah bersifat ta‟abudi ghairu ma‟qul al-ma‟na. artinya tidak dapat

dirasionalkan pengertiannya, sehingga tidak dapat diperluas dan tidak dapat

dikembangkan. Karena dalam redaksi hadis Rukyat-Hisab lain menyebutkan

“jika pada tanggal 29 bulan tidak tampak atau tidak dapat dilihat maka

tindakan selanjutnya adalah menyempurnakan bilangan bulan menjadi 30 hari”

menjadi alasan lain yang menguatkan mazhab ini.13

Dengan demikian, rukyat

hanya diartikan sebatas melihat dengan mata kepala. Kedua, mazhab hisab;

penentuan awal dan akhir bulan qamariyah berdasarkan perhitungan falak.

Menurut mazhab ini, term rukyat yang ada dalam hadis-hadis hisab rukyat

12

Syihabuddin al-Qalyubi, Hasyiyah Minhaju at-Thalibin jilid II, (Kairo: Musthafa al-

Babi al-Halabi, 1956), h. 45.

13

Sub Direktorat Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat Direktorat Urusan Agama Islam

& Pembinaan Syariah, Ilmu falak praktik, (Jakarta : Kementerian Agama, 2013) h. 96-97.

Page 18: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

8

dinilai bersifat ta‟aqquli ma‟qul al-ma‟na, dapat dirasionalkan, diperluas dan

dikembangkan. Sehingga ia dapat diartikan (antara lain) mengetahui sekalipun

bersifat zhanni (dugaan kuat) tentang adanya hilal, kendatipun hilal dengan

hisab falaki tidak mungkin dapat dilihat.14

Implikasi dari hadist di atas adalah terhukumi wajibnya berpuasa bagi

seluruh orang muslim (fardlu ain). Sementara hukum melaksanakan rukyatnya

menurut Ibnu Hajar al-Asqalani dan Jumhur adalah wajib hanya bagi seorang

atau sebagian orang yang dianggap mampu untuk melaksanakannya. Dan

menurut pendapat yang lain mengatakan pelaksanaan rukyat dilaksanakan oleh

dua orang adil.15

Imam an-Nawawi sepakat “pelaksanaan rukyat itu cukup

dilakukan oleh dua orang muslim yang adil dan tidak disayaratkannya

melaksanakan rukyat bagi setiap orang muslim.16

Cara-cara penentuan awal bulan dengan hisab semula tidak populer

(baru dikenal pada abad ke-20an), namun organisasi Islam yang mendukung

metode ini semakin bertambah besar dari waktu ke waktu. Di Indonesia (saja),

beberapa organisasi Islam telah mempraktikkan cara perhitungan awal bulan

Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah dengan cara hisab, diantaranya adalah

Muhammadiyah dan Persis.17

14

Ahmad Izzuddin, Fiqih Hisab Rukyah “menyatukan NU dan Muhammadiyah dalam

penentuan awal Ramadhan, idul fitri dan idul adha”, h. 3-5

15

Ibnu Hajar al-Asqalani, fathu al-bari Syarh Shahih al-Bukhari, juz IV, (Beirut: Dar al-

Fikr, 1998) h. 153.

16

an-Nawawi, Shahih Muslim bi Syarhi an-Nawawi, juz VII, (Beirut: Dar al-Fikr, 1972),

h. 190.

17

Tono Saksono, Mengkompromikan Rukyat & Hisab, (Jakarta: Amithas Publicita dan

Center for Islamic Studies, 2007) h. 130

Page 19: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

9

Di Indonesia popular dengan tiga arus utama mazhab hisab rukyat,

pertama mazhab rukyat yang dipresentasikan oleh organisasi kemasyarakatan

Islam terbesar di Indonesia (NU), kedua mazhab hisab dengan sponsor utama

Muhammadiyah, dan ketiga mazhab imaknu rukyat yang dimunculkan oleh

Pemerintah18

yang sering berbeda satu dengan yang lainnya, keadaan inilah

yang menjadikan masyarakat Indonesia di setiap tahun ketika penentuan awal

bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah selalu mengundang polemik

berkenaan dengan pengaplikasian pendapat-pendapat tersebut, sehingga nyaris

mengancam persatuan dan kesatuan umat. Masalah klasik ini menurut Ibrahim

Husein disebut sebagai persoalan “klasik” yang selalu “aktual" karena masalah

ini hadir semenjak masa-masa awal Islam dan selalu kembali hangat ketika

menjelang datangnya bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah.

Terlepas dari metode penentuan awal dan akhir bulan Qamariyyah yang

dikenal apakah menggunakan metode Rukyat atau Hisab. Namun semua

kalender hijriyyah tentulah memakai metode hisab.

Hisab dalam ilmu falak terbagi menjadi dua :

1. Hisab „Urfi

Hisab „urfi merupakan sistem perhitungan kalender yang didasarkan

kepada peredaran rata-rata bulan mengelilingi bumi dan ditetapkan secara

konvensional. Sistem ini dimulai oleh khalifah Umar bin Khattab r.a.

sebagai acuan untuk menyusun kalender Islam abadi.19

18

Ahmad Izzuddin, Fiqih Hisab Rukyah, pendahuluan 19 Ahmad Izzuddin, Fiqh Hisab Rukyah Menyatukan NU dan Muhammadiyah dalam

Penentuan Awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha, (Jakarta : Erlangga, 2007) h. 102

Page 20: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

10

Jumlah hari tahun Basithah dalam penanggalan hijriyyah ialah 354

hari dan 355 hari dalam tahun kabisat. Bulan-bulan ganjil dalam setahun

(Muharram, Rabiul Awwal, Jumadil Awwal, Rajab, Ramadhan, dan

Dzulqa‟dah) berjumlah 30 hari. Bulan-bulan genap dalam setahun (Safar,

Rabiu Tsani, Jumadil Tsani, Sya‟ban, Syawal, dan Dzulhijjah) berumur 29

hari. Kecuali bulan Dzulhijjah dalam bulan kabisat berumur (30) hari.

Kalender qamariah (lunar system) membagi satu tahun menjadi 12

bulan. Setiap bulan memiliki jumlah hari 29 atau 30. Total jumlah hari

dalam setahun pada sistem kelender qamariah adalah 354 hari, jadi satu

tahun qamariah kira-kira berjumah 11,256 hari lebih pendek dari sistem

kalender syamsiah, karena bulan sinodik hanya memiliki 12 x 29,53 hari

yang menyebabkan satu tahun kalender qamariah hanya memiliki

354,36707 hari,20

Perhitungan hisab „urfi adalah berdasarkan perhitungan tradisional

bahwa bulan mengelilingi bumi selama 345 11/30 hari yang dilakukan

dengan memperhatikan:

a. Kalender qamariah akan berulang dengan siklus 30 tahunan.

b. Umur bulan qamariah adalah 29 dan 30 hari secara bergantian kecuali

pada bulan Dzulhijjah yang bertepatan dengan tahun kabisat, umur

bulan ditambah 1 hari menjadi 30 hari. Tahun kabisat jatuh pada tahun

ke 2, 5, 7, 10, 13, 15, 18, 21, 24, 26, dan 29. Jadi dalam siklus 30

tahunan akan terdapat 11 tahun kabisat (panjang) dan 19 tahun basitah

20 Tono Saksono, Mengkompromikan Rukyat & Hisab, (Jakarta: PT. Amythas Publicita,

2007) h. 63.

Page 21: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

11

(pendek).

c. Cara menentukan tahun kabisat dilakukan dengan angka tahun dibagi

30, jika sisanya menunjukkan angka-angka tahun kabisat maka tahun

tersebut adalah tahun kabisat, jika bukan maka tahun tersebut adalah

tahun basithah.21

2. Hisab haqiqi

Hisab haqiqi merupakan sistem hisab yang didasarkan pada peredaran

bulan dan bumi sebenarnya. Menurut sistem ini umur tiap bulan tidak

konstan dan tidak beraturan, akan tetapi tergantung kepada posisi hilal

setiap awal bulannya, sehingga boleh jadi dua bulan berturut-

turut umurnya 29 hari atau 30 hari, atau bisa juga bergantian sebagaimana

perhitungan yang ada pada sistem hisab „urfi.22

Perhitungan yang digunakan dalam sistem hisab haqiqi ada beberapa

macam, mulai yang masih berupa pendekatan-pendekatan kasar, sampai

yang sangat teliti, dari perhitungan yang hanya menggunakan tabel-tabel

dan menggunakan penghitungan interpolasi dan ekstrapolasi sederhana,

sampai perhitungan yang kompleks dengan bantuan komputer berdasarkan

perhitungan trigonometri bola (spherical trigonometry), dan dari sistem

perhitungan yang dasarnya berasal dari kitab klasik sampai keperhitungan

yang mengacu kepada khazanah ilmu astronomi modern.23

21 Tono Saksono, Mengkompromikan Rukyat & Hisab, h. 143.

22

Lihat Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Edisi Revisi, (Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2008) Cet.II, h. 105. 23 Tono Saksono, Mengkompromikan Rukyat & Hisab, h. 144 – 145.

Page 22: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

12

Semua pembahasan di atas sebagaimana dinyatakan oleh Harton

dan Hunt, jelas merupakan hasil penelaahan atau investigasi ilmiah.

Artinya bahwa pertumbuhan ilmu pengetahuan dari awal hingga sekarang

merupakan kontribusi kegiatan penelitian yang selama ini dilakukan oleh

peneliti dan ilmuan (researchcer and scientist).24

Untuk itu penulis sangat tertarik untuk menganalisis metode

penentuan awal bulan Qamariyahnya kiai Faqih, dengan judul: METODE

PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH MUHAMMAD

FAQIH BIN ABDUL JABBAR AL-MASKUMAMBANGI”. Kiai Faqih

atau yang akrab dipanggil Maskumambang (nama desa, dijuluki

maskumambang karena kemasyhurannya), merupakan salah satu ulama

Nusantara yang lahir pada tahun 1857 dan wafat pada tahun 1937 di

Maskumambang, Gresik, Jawa Timur. Ketenarannya disebabkan antara

lain oleh kealiman dan pemikiran-pemikiran briliannya yang dituangkan

dalam buku-buku yang dipelajari di Pesantren-Pesantren. Salah satu

karyanya yang monumental adalah “al mandzumah ad daliyah fi awaili al-

asyhuri al-qamariyah”. Buku ini berisi pemikiran Kyai Faqih di bidang

Ilmu Falak yang membahas tentang metodologi penentuan awal bulan

Qamariyah.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk mempermudah dalam melakukan studi ini, maka penulis

memberikan batasan-batasan objek kajian agar pembahasan dapat terfokus dan

tidak melebar. Secara garis besar terdapat dua metode untuk menentukan awal

24

Yayan Sopyan, Pengantar Metode Penelitian, tp, tt.

Page 23: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

13

bulan qamariyah, pertama dengan menggunakan metode rukyat dan yang

kedua menggunakan metode hisab. Di Indonesia terdapat tiga metode popular

yang digunakan masyarakat untuk menentukan penentuan awal bulan

qamariyah. pertama rukyatul hilal, kedua hisab, dan yang ketiga imkanu

rukyah. Untuk itu penulis membatasi penelitian metode penentuan awal bulan

qamariyah yang ada dalam kitab al-mandzumah al-daliyyah fi awaili al-

asyhuri al-qamariyah saja. Penelitian ini akan membahas dua permasalahan,

yaitu:

1. Bagaimana metode yang digunakan Syeikh Muhammad Faqih bin Abdul

Jabbar dalam menentukan awal bulan Qamariyah yang terdapat dalam

kitab “al mandzumah ad daliyah fi awaili al-asyhuri al-qamariyah”?

2. Apa kelebihan dan kekurangan metode kitab “al mandzumah ad daliyah fi

awaili al-asyhuri al-qamariyah”nya Syeikh Muhammad Faqih bin Abdul

Jabbar dalam menentukan awal bulan Qamariyah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Untuk mengetahui metode Syeikh Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar

dalam menentukan awal bulan Qamariyah dalam kitab “al mandzumah ad

daliyah fi awaili al-asyhuri al-qamariyah”.

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode penentuan awal

bulan qamariyah yang terdapat dalam kitab “al mandzumah ad daliyah fi

awaili al-asyhuri al-qamariyah”.

Page 24: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

14

D. Metode Penelitian

Pada penulisan skripsi ini penulis menggunakan beberapa jenis

penelitian sebagai upaya untuk mendapatkan data yang akurat dan objektif,

diantara penelitian itu ialah:

1. Penelitian Kualitatif

yaitu lingkungan alamiah sebagai sumber data, peristiwa-peristiwa

yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian utama penelitian

kualitatif. Tekanan pada penelitian kualitatif ada pada proses bukan hasil

dan peneliti sebagai instrumen kunci.25

2. Metode pengumpulan data

Kajian skripsi ini dilakukan melalui penelitian kepustakaan (library

research), yaitu suatu metode dengan cara mengumpulkan data dan

informasi, baik berupa buku-buku maupun artikel-artikel yang kemudian

diidentifikasi secara sistematis dan analitis dengan bantuan berbagai

macam materi yang ada.26

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah kitab “al

mandzumah ad daliyah fi awaili al-asyhuri al-qamariyah”. Karya Syeikh

Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumambangi sebagai literatur

utama dan sumber data penelitian. Sedangkan data sekunder yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah sumber data yang mendukung data

primer yaitu buku-buku tentang Ilmu Falak, khususnya buku-buku yang

membahas tentang metode penentuan awal bulan Qamariyah, penelitian-

25

Saifuddin Azwar, “Metode Penelitian”, (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2005), h. 5

26

Masri Singarinbun (ed), Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3S, 1989), h. 71

Page 25: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

15

penelitian, artikel-artikel dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

metode penentuan awal bulan Qamariyah.

3. Metode Pembahasan

Dalam metode ini penulis menggunakan:

a. Metode deskriptif, yaitu suatu pembahasan yang bermaksud untuk

membuat gambaran mengenai data-data dalam rangka menguji

hipotesa atau menjawab pertanyaan yang keadaan pada waktu sedang

bejalan dari pokok masalah.27

b. Metode analisis, yaitu suatu bahasan dengan cara memberikan

penafsiran-penafsiran terhadap data-data yang terkumpul dan tersusun.

Jadi metode deskriptif analisis adalah suatu pembahasan yang

bertujuan untuk membuat gambaran terhadap data-data yang telah

tersusun dan terkumpul dengan cara memberikan tafsiran terhadap data

tersebut.28

4. Metode penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis merujuk pada buku Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta 2012.

5. Kajian Review Terdahulu

Dalam penulisan skripsi ini penulis merujuk kepada skripsi-skripsi

yang terdahulu dengan pokok pembahasan yang berbeda, diantaranya

sebagai berikut:

27

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, cet 9,

1995), hal. 18

28

Masri Singarinbun (ed), Metode Penelitian Survey, hal. 63

Page 26: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

16

Ada beberapa tulisan yang menganalisis tentang kitab-kitab falak

klasik diantaranya adalah skripsi Ahmad Izzuddin yang berjudul analisa

kritis tentang hisab awal bulan Qamariyah dalam kitab sullam al-

nayyirain. Tulisan ini mengurai dan menganalisa tentang sistem hisab

yang digunakan pada kitab sullam Al-Nayyirain karangan KH. Ahmad

Mansyur Betawi yang akhirnya sampai pada kesimpulan yang menyatakan

bahwa terdapat kekurangan dan kelebihan sistem hisab yang digunakan

dalam kitab tersebut. Pertama, penggunaan metode Ptolomeus (geosentris)

yang menyatakan bahwa bumi adalah pusat jagat raya, sedangkan seiring

perkembangan ilmu astronomi telah diakui kebenarannya teori Copernicus

(Heliosentris) bahwa matahari adalah pusat jagat raya. Kedua, yang

digunakan merupakan data-data mentah yang perlu dikoreksi beberapa kali

lagi. Ketiga, hisabnya kurang akurat karena ada sistem tathbiq yang

menandakan adanya ketaqriban sistem hisab tersebut. Sedangkan

kelebihannya adalah sistem hisab dalam kitab ini sederhana dan mudah

untuk dipelajari karena telah menggunakan metode algoritma (urutan

logika berfikir) dan perhitungan yang benar.29

Skripsi Sayful Mujab yang berjudul studi analisis pemikiran Hisab

KH. Moh. Zubair Abdul Karim dalam kitab ittifaq Dzatil Bain.30

M. Rifa Jamaluddin Nasir yang membahas Pemikiran Hisab KH.

29

Ahmad Izzuddin, Analisa Kritis tentang Hisab Awal Bulan Qamariyah dalam Kitab

Sullam al- Nayyirain, Skripsi Sarjana Fakultas Syariah IAIN Walisongo, (Semarang; Perpustakaan

IAIN Walisongo, 1997) h. 76-77

30

Sayful Mujab, Studi Analisis Pemikiran Hisab KH. Moh. Zubair Abdul Karim dalam

Kitab Ittifaq Dzatil Bain, (Semarang: Skripsi Sarjana Fakultas Syariah IAIN Walisongo, 2007)

Page 27: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

17

Ma‟shum bin Ali al-Maskumambangi (analisis kitab Badi‟atul Mitsal fi al-

hisab sinina wa al-hilal, Skripsi mahasiswa konsentrasi IlmuFalak jurusan

ahwal al-syakhsiyah IAIN Wali Songo Semarang, 2010).

Dari penelusuran tersebut, belum ada tulisan yang membahas

tentang metode penentuan awal bulan Qamariyah Syeikh Muhammad

Faqih bin Abdul Jabbar al-maskumambangi dalam kitab “al mandzumah

ad daliyah fi awaili al-asyhuri al-qamariyah”. Sehingga penulis

mengambil kitab ini sebagai objek utama penelitian dengan menganalisa

bagaimana metode penentuan awal bulan Qamariyah yang digunakan

Syeikh Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumambangi.

6. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, dan masing-

masing bab memiliki beberapa sub-sub. Adapun secara sistematis, bab-bab

tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri dari beberapa sub bab yang meliputi: latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian, metode penelitian, kajian review terdahulu

dan sistematika penuliasan.

BAB II : PROFIL SYEIKH MUHAMMAD FAQIH BIN ABDUL

JABBAR AL-MASKUMAMBANGI

Bab ini akan membahas tentang: Biografi Syeikh Muhammad

Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumambangi, Pendidikan dan

Pemikirannya serta Karya-karyanya.

Page 28: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

18

BAB III: DESKRIPSI KITAB “AL MANDZUMAH AD DALIYAH FI

AWAILI AL-ASYHURI AL-QAMARIYAH”

Pada bab ini penulis memaparkan tentang Deskripsi lengkap kitab

“al mandzumah ad daliyah fi awaili al-asyhuri al-qamariyah”,

Metode penentuan awal bulan qamariyah yang digunakan dalam

kitab “al mandzumah ad daliyah fi awaili al-asyhuri al-

qamariyah” dan Aplikasi metode penentuan awal bulan

qamariyah kitab “al mandzumah ad daliyah fi awaili al-asyhuri

al-qamariyah”.

BAB IV: ANALISIS METODE PENENTUAN AWAL BULAN

QAMARIYAH KITAB “AL MANDZUMAH AD DALIYAH FI

AWAILI AL-ASYHURI AL-QAMARIYAH”

Pembahasan dalam bab ini meliputi tentang Analisis Metode

Penentuan Awal Bulan Qamariyyah kitab “al mandzumah ad

daliyah fi awaili al-asyhuri al-qamariyah” serta kelebihan dan

kekurangan Metode Penentuan Awal Bulan Qamariyyah kitab “al

mandzumah ad daliyah fi awaili al-asyhuri al-qamariyah”.

BAB V: PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran serta akan dilengkapi

dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang dianggap

penting.

Page 29: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

19

BAB II

PROFIL SYEIKH MUHAMMAD FAQIH

BIN ABDUL JABBAR AL-MASKUMAMBANG

A. Biografi Syeikh Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-

Maskumambangi

Kyai Muhammad Faqih Maskumambang lahir pada tahun 1857 di

Desa Sembungan Kidul, Kecamatan Dukun, kabupaten Gresik, Jawa Timur

(kurang lebih 40 km arah barat laut dari kota Surabaya). Kyai Faqih adalah

seorang Kyai yang memiliki karisma luar biasa, yang sangat popular

dikalangan jamiyyah Nahdlatul Ulama, salah satu Kyai yang memiliki peran

penting di dalam tubuh NU sejak pertama kali dibentuk. Beliau adalah sahabat

karib Hadratu asy-syaikh Hasyim Asy‟ari sejak nyantri di pondok pesantren

Syaikhuna Kholil Bangkalan Madura, ketika belajar di tanah suci Mekkah,

hingga bersama KH. Asy‟ari menjadi pengurus inti di NU.1

Kyai Faqih menikah dengan Nurkhadijah, yang tak lain adalah seorang

putri Muhammad Achyat Kebondalem, Surabaya. Secara garis besar, Kyai

Faqih Maskumambang masih tergolong darah biru, baik dari jalur ayah

maupun ibu. Ayahnya, Kyai Abdul Jabbar masih keturunan Hadiwijaya atau

yang lebih dikenal dengan sebutan Jaka Tingkir yang nasabnya bersambung

hingga ke salah satu Walisongo, yaitu Sunan Giri. Sedangkan ibunya, Nyai

Nursimah merupakan putri Kyai Idris, Kebondalem Baureno, Bojonegoro.

1 Mundzir Suparta, Perubahan Orientasi Pondok Pesantren Salafiyah Terhadap Perilaku

Keagamaan di Masyarakat, (Jakarta: Asta Buana Sejahtera, 2009), h. 124.

Page 30: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

20

Dari darah biru kedua orang tuanya ini, tidak mengherankan jika Kyai Faqih

Maskumambang kelak akan menjadi seorang ulama yang masyhur dan

disegani di kalangan masyarakat luas.2

Sejak tahun 1907 Kyai Faqih mulai memusatkan perhatiannya untuk

mengasuh pesantrennya Maskumambang dengan dibantu saudara-saudaranya

dan didukung oleh masyarakat sekitar. Ia mulai melakukan pengembangan

pesantren baik dari sisi fisik maupun sistemnya. Pada masanya, banyak santri

berdatangan dari berbagai daerah untuk menimba ilmu. Banyaknya santri ini

disebabkan letak Maskumambang berdekatan dengan Sidayu Gresik. Yang

pada saat itu menjadi pusat perdagangan, yaitu tempat berkumpulnya

pedagang dari pulau Madura, Kalimantan, Sumatera, Surabaya, Tuban,

Lamongan, dan daerah lainnya. Disamping itu, Sidayu juga menjadi pusat

pemerintahan Kabupaten Gresik.

Dibawah kepemimpinan Kyai Faqih, Pesantren Maskumambang

mengalami kemajuan yang cukup pesat. Dennis Lombart menyebutkan bahwa

pesantren ini sangat terkenal di pulau Jawa, bahkan Nusantara pada abad ke-

19 sampai abad ke-20. Demikian pula Zamaksari Dhofier (1941) menyebutkan

bahwa pesantren Maskumambang menjadi pusat penyebaran agama Islam di

wilayah Gresik, bahkan di sebagian pulau Jawa pada abad ke-19.

Kemajuan yang diperoleh Maskumambang dan banyaknya santri yang

belajar di sana menjadikan Kyai Faqih dikenal di berbagai daerah dengan

panggilan K.H. Muhammad Faqih al-Maskumambangi. Ketenarannya

2 KH. Abdul Aziz Masyhuri, An-Nusus Al-Islamiyyah Fi Ar-Rad Ala Mazhab Al-

Wahabiyyah karya KH. Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumambangi) Depok: Sahifa,

2015.

Page 31: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

21

disebabkan antara lain oleh kealiman dan pemikiran-pemikiran brilian yang

dituangkannya dalam buku-buku yang dipelajari di pesantren-pesantren. Salah

satu karya monumentalnya adalah al-Mandzumah al-Daliyah Fi Awail al-

asyhur al-Qamariyah, yang membahas tentang pemikiran Kyai Faqih di

bidang Astronomi (Ilmu Falak), yaitu menjelaskan metode penentuan awal

bulan Qamariyah dan buku penolakan atas ideologi Wahabiyyah lewar

karyanya yaitu an-Nusus al-Islamiyyah fi ar-rad ala Mazhab al-Wahabiyyah,

selesai ditulis pada tahun 1922.3

Pesantren Maskumambang di masa Kyai Faqih banyak memberi

sumbangan yang berarti bagi pengembangan Islam pada umumnya dan

pesantren pada khususnya. Pada masa kepemimpinan Kyai Faqih

perkembangan pesantren maju begitu pesat, semakin banyaknya santri yang

berdatangan di Pesantren Maskumambang menyebabkan semakin

dibutuhkannya kamar untuk menampung para santri yang jumlahnya terus

naik. Pada masa KH. Abdul Jabbar, bangunan asrama hanya terdiri atas tiga

kamar. Karena jumlah santri yang muqim semakin bertambah, Kyai Faqih

menambah tujuh kamar lagi; masing-masing berukuran 2 X 1, 5 m, yang

lokasinya di sebelah kiri langgar.4

Kenaikan jumlah santri putera yang belajar di pesantren

Maskumambang diikuti kenaikan jumlah santri puteri. Informasi menyebutkan

jumlah santri puteri mencapai 200 orang, jumlah santri mukim yang datang

3 KH. Abdul Aziz Masyhuri, an-nushus al-islamiyah fi ar-rad ala mazhab al-wahabiyah

karya KH. Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumambangi, (Depok: Sahifa, 2015) h. XIV.

4 Mundzir Suparta, Perubahan Orientasi Pondok Pesantren Salafiyah Terhadap Perilaku

Keagamaan di Masyarakat, h. 126.

Page 32: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

22

dari luar Kecamatan Dukun mencapai 30 santri, dan jumlah pengajar pada

periode ini mencapai 20 guru. Sistem pengajaran Pesantren Maskumambang

mulai mengalami perubahan: tidak hanya menggunakan sistem halaqah, tetapi

juga menggunakan sistem bandongan atau wetonan yaitu metode pengajaran

di mana Kyai memberikan pelajaran dengan membacakan dan mengomentari

kitab tertentu, sementara para santri mengikuti dan menyimak dengan duduk

bersila mengelilingi Kyai sambil memberikan tanda dan catatan pada kitabnya

masing-masing. Proses ini berjalan secara berkesinambungan dari awal hingga

kitab yang dikaji khatam. Metode ini efektif jika santri yang mengikuti sudah

menguasai dasar-dasar kitab klasik dan benar-benar serius dalam belajar)5.

Selain itu juga diajarkan metode pengajaran Sorogan (Metode Sorogan

diterapkan baik bagi santri pemula maupun santri senior. Untuk santri pemula,

dilakukan dengan cara maju satu persatu dan menyodorkan kitabnya masing-

masing. Lantas gurunya membacakan salah satu kalimat dalam bahasa arab

kemudian menerjemahkan dengan bahasa setempat dan menerangkan

maksudnya. Santri yang mengaji diharuskan menyimak kitabnya sambil

memberi tanda tertentu pada kalimat yang baru dibacakan. Metode Sorogan

biasanya dibacakan oleh santri senior pembantu Kyai, yang disebut qari atau

badal. Sedangkan untuk santri senior, metode sorogan lazim diterapkan untuk

pengajian yang bersifat khusus. Caranya, santri yang bersangkutan menghadap

Kyai sambil membawa kitab yang akan dibaca. Kyai hanya menyimak dan

meluruskan bacaan yang salah, serta memberikan kom,entar bila diperlukan.

5Tim Penyusun Pustaka Tebuireng, Profil Pesantren Tebuireng, Pustaka Tebuireng,

Jombang, 2011, cet. Pertama h. 8.

Page 33: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

23

Metode ini cukup efektif untuk memacu kemajuan santri dalam hal

penguasaan kitab kuning).6 Kurikulumnya berdasarkan pada pola pengajaran

kitab secara tuntas.

Kitab-kitab yang diajarkan di Pondok Pesantren Maskumambang sama

seperti kitab-kitab yang diajarkan di Pesantren Salafiyah pada umumnya, yaitu

bidang Fiqih (Safinah al-najah, Fathu al-Qarib, Fathu al-Muin, Ianah al-

Thalibin, Fathu al-Wahab, al-Muhadzab, dan al-Iqna), bidang Hadis (Nail al-

autar dan Riyad al-shalihin), bidang tafsir (Tafsir Jalalain), bidang tasawuf

(Ihya Ulumu al-din), dan bidang aqidah (Aqidah al-Awam).

Kyai Faqih meninggal dunia pada 1937 M dalam usia 80 tahun dengan

meninggalkan pesantren yang menggunakan sistem tradisional dan berfaham

ahlussunah-waljamaah. Sepeninggal Kyai Faqih, kepemimpinan pesantren

Maskumambang dipercayakan kepada K.H. Ammar Faqih (selanjutnya

disebut Kyai Ammar), anak keempat dari Kyai Faqih.7

B. Pendidikan dan Pemikirannya

Sewaktu kecil Kyai Muhammad Faqih Maskumambang memperoleh

pendidikan dasar agama dari ayahnya langsung. Usai belajar ilmu agama dari

ayahnya, Kyai Faqih Maskumambang melanjutkan tafaqquh fiddin-nya ke

pesantren Kademangan Bangkalan, Madura yang diasuh oleh seorang ulama

yang masyhur dengan keluasan ilmu lahir dan batin, yaitu Syaikhana Kholil.

Di pesantren ini lahir ulama-ulama penyebar ajaran ahlussunnah waljamaah

6Tim Penyusun Pustaka Tebuireng, Profil Pesantren Tebuireng, Pustaka Tebuireng, h. 9.

7 Mundzir Suparta, Perubahan Orientasi Pondok Pesantren Salafiyah terhadap Perilaku

Keagamaan di Masyarakat, (Jakarta: Asta Buana Sejahtera, 2009) h. 129.

Page 34: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

24

yang menjadi tokoh nasional seperti KH. Hasyim Asy‟ari, KH. Wahab

Hasbullah, KH. Bisri Sansuri, KH. Ridwan Abdullah, dan KH. As‟ad

Syamsul Arifin.8

Dalam catatan sejarah Kyai Faqih juga pernah studi di Pesantren

Langitan Tuban (sekarang Lamongan). Di Pesantren ini dia belajar kepada

Kyai Ahmad Sholeh (wafat tahun 1990) selama tiga tahun. Selanjutnya ia

belajar di pesantren Kebondalem Surabaya, Pesantren Ngelom Sepanjang

Sidoarjo, Pesantren Qomarudin Bungah Gresik,9 dan terakhir di Kota suci

Mekah selama tiga tahun. Menuntut ilmu di tanah suci Makkah al-

Mukarramah ini beliau lakukan untuk melestarikan tradisi ulama-ulama

terdahulu ketika mereka hendak atau lebih mematangkan keilmuan yang sudah

mereka pelajari. Di tanah suci Makkah ini beliau belajar kepada para ulama

Haramain, terlebih kepada Syeikh Mahfudz at-Turmusi (Termas), seorang

ulama yang alim dan terkenal sebagai pengajar di masjidil haram yang juga

menjadi tumpuan (tujuan) bagi para pelajar yang datang dari berbagai penjuru

dunia, terlebih nusantara. Selama di tanah suci Kyai Faqih menempuh ilmu

bersama dengan teman-temannya yang berasal dari nusantara seperti Kyai

Hasyim Asy‟ari dan Kyai Munawwir Krapyak, Jogjakarta. Kedua sahabatnya

ini sama-sama belajar kepada Syeikh Mahfudz at-Turmusi. Kelak ketiga

murid Syeikh Mahfudz at-Turmusi ini akan menjadi ulama yang disegani di

8 KH. Abdul Aziz Masyhuri, an-Nusus al-Islamiyyah fi ar-Rad ala Mazhab al-

Wahabiyyah, karya KH. Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumambang), Biografi KH.

Muhammad Faqih Maskumambang.

9 Mundzir Suparta, perubahan orientasi pondok pesantren salafiyah terhadap perilaku

keagamaan di masyarakat, asta buana sejahtera, Jakarta: 2009, hal. 124.

Page 35: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

25

dunia Islam. KH. Asy‟ari dan Kyai Faqih Maskumambang menjadi pendiri

Nahdlatul Ulama. Sedangkan Kyai Munawwir terkenal sebagai ulama yang

ahli dalam bidang al-Quran dan Qiraah Sab’ah. Hampir semua sanad al-Quran

dan Qiraah sab’ah yang ada di Indonesia saat ini diriwayatkan melalui jalur

Kyai Munawwir Krapyak, terlebih di pulau jawa.10

Kyai Faqih merupakan salah seorang Ulama ahlussunnah waljamaah.

Menurut rumusan Founding Father NU (Hasyim Asy‟ari) ahlussunnah

waljamaah merupakan salah satu tradisi atau ajaran Islam yang bertumpu pada

pemikiran Abu Hasan Asy‟ari (260 H - 324 H) dan Abu Manshur al-Maturidi

dalam bidang Teologi; Imam Maliki, Hanafi, Syafi‟i, dan Hanbali dalam

bidang Fiqih; Imam Ghazali dan Junaid al-Baghdadi dalam bidang tasawwuf;

dan Imam Mawardi dalam bidang politik (siyasah).11

Lahirnya Nahdlatul Ulama didorong oleh semangat mempertahankan

paham ortodoksi ahlussunah wal jamaah dari serangan kaum modernis Islam

yang mengusung jargon purifikasi ajaran-ajaran keislaman dunia Islam

terutama Timur Tengah pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ditandai

dengan maraknya gerakan-gerakan yang kurang lebih memiliki karakteristik

sama (yang puritan, anti tradisi, dan revivalistik). Sejak Muhammad bin Abdul

Wahab sukses memelopori gerakan Wahabi di Najed pada abad ke-18,

kemudian segera diikuti oleh berbagai gerakan Islam di Timur Tengah, Asia,

10

KH. Abdul Aziz Masyhuri, an-Nusus al-Islamiyyah fi ar-Rad ala Mazhab al-

Wahabiyyah karya KH. Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumambang), Biografi KH.

Muhammad Faqih Maskumambang.

11

Sumanto al-Qurtubi, Nahdlatul Ulama “Dari Politik Kekuasaan Sampai Pemikiran

Keagamaan”, (Semarang: Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) Press), 2004, h. 60.

Page 36: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

26

Afrika Utara, dan tak ketinggalan Indonesia. Puncaknya pada kemenangan

Rezim Sa‟ud yang berhaluan Wahabi di Saudi Arabia pada 1920-an. Oleh para

ulama NU, kemenangan rezim Sa‟ud yang wahabi dan anti-tradisi dipandang

membahayakan eksistensi paham ahlussunah yang pro-tradisi yang sudah

lama eksis di Timur Tengah dan Arab. Oleh karena itu, kemudian mereka

membentuk komite Hijaz agar penguasa baru Arab Saudi tetap memelihara

tradisi lokal dan praktik keagamaan lain di luar mainstream Wahabi.

Wahabisme adalah aliran keagamaan yang sangat keras dan bahkan ekstrem.

Ekstremisme itu ditunjukkan dengan sikap penentangan tentang semua hal-

ihwal praktek keagamaan yang menurutnya penuh bid’ah, takhayul, khurafat,

syirik termasuk paham bermazhab yang tidak ada dalam al-Quran dan

Hadist.12

Sesuai dengan doktrin Wahabisme pula, Raja Abdul Aziz bin Sa‟ud

seenaknya melakukan penghancuran kubah Makam para sahabat, auliya, dan

orang-orang saleh di Makkah dan Madinah sehingga nyaris kubah-kubah itu

tak tersisa kecuali kubah makam Rasulullah. Menyikapi situasi ini, para

Ulama Jam‟iyyah Nahdlatul Wathan kemudian berkumpul di Surabaya untuk

mendiskusikan situasi ini. Dalam musyawarah ini mereka menyepakati

membentuk “komite Hijaz” yang diketuai Kyai Wahab Hasbullah.

Dua tahun sebelum Raja Abdul Aziz bin Sa‟ud terpilih sebagai King

Arab Saudi, Kyai Faqih menulis sebuah karya yang berjudul “an-nusus al-

Islamiyyah fi ar-rad ala mazhab al-wahabiyyah” yang berisi tentang kritik

12

Sumanto al-Qurtubi, Nahdlatul Ulama “Dari Politik Kekuasaan Sampai Pemikiran

Keagamaan”, h. 8-9.

Page 37: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

27

kepada aliran Wahabi melalui nash-nash Islam. Karena “perang-soft-ideologi”

(perang pemikiran atau non fisik) itu beliau terkenal sebagai seorang ulama

yang senantiasa berpegang teguh pada sunnah Nabi dan senantiasa menjaga

tradisi ahlussunah wal jamah.

Kyai Faqih merupakan seorang pedagang, dalam berdagang beliau

selalu mengingat pesan mulia Nabi: “Tidaklah sekali-sekali seseorang makan

suatu makanan yang lebih baik dari pada makan dari hasil keringatnya sendiri,

dan sesungguhnya Nabi Daud dahulu senantiasa makan dari hasil keringatnya

sendiri.” (HR. muttafaq alaih). Dan ketika selesai berdagang beliau

dedikasikan waktu luangnya untuk mengajar para santri.13

Kisah Kyai Hasyim Asyari pada awal berdirinya NU menuliskan fatwa

dalam majalah Suara Nahdlatul Ulama pada tahun1926. Dalam artikel ini

beliau mengajukan argumentasi karena kentongan (alat bunyi dari kayu yang

dipukul, berfungsi seperti bedug digunakan sebagai penanda masuknya waktu

shalat dan masuknya waktu berjamaah) tidak disebutkan dalam hadist Nabi

maka tentunya kentongan diharamkan dan tidak dapat digunakan sebagai

penanda masuknya waktu shalat. Seperti banyak Kyai lainnya, Kyai Hasyim

juga beralasan bahwa dalam hal-hal pemujaan, tradisi harus dipertahankan dan

inovasi dibatasi hanya pada penerapan sosial ajaran itu, bukan cara pemujaan

dasar.14

13

KH. Abdul Aziz Masyhuri, an-Nusus al-Islamiyyah fi ar-Rad ala Mazhab al-

Wahabiyyah karya KH. Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumambang), h. XXV.

14

Greg Barton, Biografi Gus Dur The Authorized Biographi of AbdurrahmanWahid,

Yogyakarta: 2002, LKis, cet. Kedua, h. 162-163.

Page 38: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

28

Sebulan setelah dipublikasikannya artikel Kyai Hasyim itu, seorang

Kyai senior lainnya, Kyai Faqih menulis sebuah artikel untuk menentangnya.

Ia beralasan bahwa Kyai Hasyim salah karena prinsip yang digunakkan dalam

masalah ini adalah qiyas, atau kesimpulan yang didasarkan atas prinsip yang

sudah ada. Atas dasar ini maka kentongan memenuhi syarat untuk digunakan

sebagai beduk tanda masuknya waktu shalat. Sebagai tanggapannya Kyai

Hasyim mengundang semua ulama Jombang untuk bertemu dengannya di

rumahnya dan meminta agar kedua artikel ini dibaca keras. Ketika hal ini telah

dilakukan, ia mengumumkan kepada mereka yang hadir “anda bebas

mengikuti pendapat mana saja karena kedua-duanya benar, tetapi saya

mendesakkan bahwa di pesantren saya kentongan tidak dipergunakan.”

Beberapa bulan kemudian Kyai Hasyim diundang untuk menghadiri

perayaan maulid Nabi di Gresik. Tiga hari sebelum waktunya tiba, Kyai

Faqih, yang merupakan Kyai senior di Gresik, membagikan surat edaran ke

semua masjid dan mushala meminta mereka menurunkan kentongan dan tidak

menggunakannya selama Kyai Hasyim berada di tempat itu untuk

menghormati Kyai Hasyim.15

Kyai Masykur menanggapi kisah Rais Akbar NU dan Wakilnya ini

pertama dikarenakan kedekatan kedua kyai, kedua merupakan representasi

dan implementasi pluralisme sempurna yang diajarkan para Kyai pendiri

(muassis) Organisasi sosial keagamaan terbesar yang ada di Negeri ini.

15

Greg Barton, Biografi Gus Dur The Authorized Biographi of Abdurrahman Wahid, h.

162-163.

Page 39: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

29

Gus Dur pun ikut mengomentari kisah ini dalam salah satu tulisannya,

dia mengatakan: “Meyakini sebuah kebenaran, tidak berarti hilangnya sikap

menghormati pandangan orang lain, sebuah sikap tanda kematangan pribadi

kedua tokoh tersebut. Begitulah tatakrama dalam perbedaan pendapat yang

ditunjukkan oleh para pendahulu kita, suatu sikap yang harus diteladani dan

dilestarikan.”16

C. Guru dan Murid-muridnya

Sejak kecil Kyai Faqih dididik secara langsung oleh kedua orang

tuanya. Ayahnya Kyai Abdul Jabbar, pendiri sekaligus pengasuh Pesantren

Maskumambang yang ia dirikan sekembalinya menuntut ilmu di tanah

Haramain. Beliau dikenal sebagai seorang ulama yang alim dalam Ilmu Tasir,

Tauhid, Fiqih, Balaghah, Manthiq, dan Ushul Fiqih.17

Selanjutnya Kyai Faqih

nyantri di Pondok Pesantren Kademangan Bangkalan, Madura di bawah

asuhan Ulama yang masyhur dengan keluasan ilmu lahir bathinnya, yaitu

Syaikhuna Kholil.

Di akhir pengembaraan ilmunya, beliau berangkat ke tanah suci

Makkah al-Mukaramah. Beliau menjadi murid Syeikh Mahfudz at-Turmusi-

seorang ulama yang alim dan popular sebagai pengajar di Masjidil Haram

yang juga menjadi tujuan para pelajar yang datang dari penjuru Dunia. Dari

beliau Kyai Faqih memperoleh banyak silsilah keilmuan yang bersambung

16

Abdurrahman Wahid, Islamku, Islam Anda, Islam Kita, edisi digital, (Jakarta:

Democracy Project, Yayasan Abad Demokrasi), h. 256-257.

17

Fathin Masyhudi Bahri, tahqiq al-mandzumah ad-daliyah fi awaili al-asyhur al-

qamariyah Syeikh Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumambangi, h. 27.

Page 40: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

30

kepada sumber aslinya. Sanad dari Syeikh Mahfudz at-Turmusi terkumpul

dalam salah satu karyanya yang berjudul “kifayah al-mustafid lima ala min al-

asanid li asy-syaikh Muhammad Mahfudz bin Abdullah at-turmusi”.18

Kyai Faqih juga memperoleh transmisi keilmuan yang bersambung

kepada Sheikh Imam al-Murtadla az-Zabidi seorang ulama dari Yaman

(pengarang kitab “ittihafu sanadi al-muttaqin”) sebuah kitab berisi komentar

atas kitab ihya ulumiddin karya imam al-Ghazali.

Untuk sanad Fiqih Syafiiyah, Kyai Faqih Maskumambang mempunyai

sanad yang bersambung hingga Rasulullah. Secara berurutan transmisi Fiqih

Syafi‟i Kyai Faqih ini sebagai berikut: 19

1. Kyai Faqih Maskumambang.

2. Syeikh Mahfudz at-Turmusi.

3. Sayyid Abu Bakar bin Muhammad Syatha al-Makki.

4. Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan.

5. Syeikh Ustman bin Hasan ad-Dimyati.

6. Syeikh Abdullah bin Hijazi asy-Syarqawi

7. Syeikh Muhammad Salim al-Hafni

8. Syeikh Ahmad al-Khulaifi

9. Syeikh Ahmad al-Bisybisyi

10. Syeikh Sulthan bin Ahmad al-Mazzahi

18

KH. Abdul Aziz Masyhuri, an-Nusus al-Islamiyyah fi ar-Rad ala Mazhab al-

Wahabiyyah karya KH. Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumambangi), h. xxvi.

19

KH. Abdul Aziz Masyhuri, an-Nusus al-Islamiyyah fi ar-Rad ala Mazhab al-

Wahabiyyah karya KH. Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumambangi), h. xxxvii-

xxxviii.

Page 41: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

31

11. Syeikh Ali az-Ziyadl

12. Al-muhaqqiq Syeikh Ahmad bin Hajar al-Haitami

13. Syeikh al-Islam Zakariya al-Anshari

14. Syeikh Jalaluddin al-Mahalli

15. Syeikh al-Wali Ahmad bin Abdurrahim al-Iraqi

16. Syeikh Abdurrahim bin Husain al-iraqi

17. Syeikh Sirajuddin al-Bulqini

18. Syeikh Alauddin bin al-Atthar

19. Al-imam Yahya an-Nawawi

20. Syeikh Abi Hafsh (Umar bin As‟ad az-Zai‟i)

21. Syeikh AbiUmar (Utsman bin Abdurrahman atau ibnu Shalah asy-

Syahruzuri)

22. Syeikh Abdurrahman (ayah ibnu Shalah)

23. Syeikh Abi Sa‟ad (Abdullah bin Abi Ashrun)

24. Syeikh Abi Ali al-Fariqi

25. Syeikh Abi Ishaq (Ibrahim Syaerozi)

26. Syeikh al-Qadli abi at-thayyib (thahir bin Abdullah at-Thabri)

27. Syeikh abil hasan (Muhammad bin Ali al-Masirji)

28. Syeikh Abi Ishaq (Ibrahim bin Ahmad al-Marwazi)

29. Syeikh Abil Abbas (Ahmad bin Suraij al-Baghdadi)

30. Syeikh Abil Qasim (Utsman bin Said bin Yasar al-Anmathi)

31. Syeikh Ismail bin Yahya al-Muzani)

32. Imam asy-Syafi‟i (Abu Abdillah Muhammad bin Idris)

Page 42: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

32

33. Imam Maliki ((Malik bin Anas)

34. Nafi‟

35. Abdullah bin Umar

36. Rasulullah Saw.

Sanad yang bersambung sampai sumbernya langsung menunjukkan

bahwa keilmuan Kyai Faqih Maskumambang bisa dipertanggungjawabkan

tingkat keabsahannya. Dari sebuah sanad, kita bisa mengetahui dari mana

sebuah ilmu itu diambil. Abdullah bin Umar berkata : “ilmu adalah bagian dari

agama, shalat juga bagian darinya. Maka dari itu, lihatlah dengan siapa engkau

mengambil ilmu agama tersebut. Kelak di hari kiamat kalian akan diminta

pertanggung jawaban atas semua itu”.20

Sementara murid-murid Kyai Faqih yang pernah belajar di

Maskumambang telah tersebar di berbagai daerah dan menjadi tokoh penting,

termasuk menjadi pendiri dan pengasuh beberapa Pesantren. Diantara mereka

adalah:21

1. K.H. Fakih Usman (1904-1969), belajar di Pesantren Maskumambang

tahun 1918-1922. Ia pernah menjadi ketua Muhammadiyah Surabaya

(1938), ketua PP. Muhammadiyah (1942-1948), dan Menteri Agama RI

ke-5 (Januari-September 1950) pada kabinet Abdul Halim atau Kabinet

RI di Yogyakarta.

2. K.H. Abdul Hadi, santri yang secara khusus belajar Ilmu Falak. Ia

20

KH. Abdul Aziz Masyhuri, an-Nusus al-Islamiyyah fi ar-Rad ala Mazhab al-

Wahabiyyah karya KH. Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumambangi), Silsilah

Keilmuan, h. xxvi.

21

Mundzir Suparta, Perubahan Orientasi Pondok Pesantren Salafiyah Terhadap Perilaku

Keagamaan di Masyarakat, (Jakarta: Asta Buana Sejahtera, 2009), h. 126-127.

Page 43: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

33

menjadi pemangku Pondok Pesantren Langitan Tuban yang keempat.

3. K.H. Ma‟sum bin Ali, seorang ahli hisab terkenal di Indonesia. ia

mendirikan pesantren Seblak di Kota Jombang setelah menikah dengan

puteri Hadratus Syaikh K.H. Hasyim Asy‟ari yang bernama Ny.

Khoiriyah.

4. K.H. Muhammad Adlan Ali (1900-1990), keponakan Kyai Faqih. Ia

pernah menjadi anggota Syuriah dan Mustasyar NU Jawa Timur, A‟wan

PBNU, anggota DPRD tingkat II Jombang (hasil pemilu 1977) dari

unsure PPP, dan Rais „Am Thariqah al-Mu‟tabarah an-Nahdliyah

sekaligus sebagai Mursyid Thariqah. Setelah menikah dengan keponakan

Hadratus Syaikh K.H. Hasyim Asy‟ari, ia mengajar di Pesantren

Tebuireng Jombang. Selanjutnya ia mendirikan Pesantren Cukir di

Jombang.

5. K.H. Fattah Yasin, pernah menjadi Menteri Penghubung Alim Ulama

Indonesia.

6. K.H. Wahid Hasyim (1914-1935), Menteri Negara pada Kabinet

Soekarno (1945), Kabinet Syahrir 3 (1946-1947), menteri Agama pertama

RIS (1949), Menteri Agama Kabinet Natsir (1950-1951), Menteri Agama

Kabinet Sukiman (1951-1952), dan pemangku Pesantren Tebuireng

Jombang pada tahun 1974.

7. K.H. Mukhtar Faqih (1904-1979), putera keenam Kyai Muhammad

Faqih, menjadi pemangku Pesantren Kebondalem Surabaya, Rois

Page 44: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

34

Syuriyah NU Surabaya, dan kepala Pengadilan Kota Surabaya.

8. K.H. Abdul Hamid, putera Kyai Faqih, mendirikan Pesantren Karang

Binangun Lamongan, tidak jauh dari Pesantren Maskumambang.

9. K.H. Zubair, pendiri Pesantren Sarang Jawa Tengah.

Page 45: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

35

BAB III

DESKRIPSI KITAB

“AL-MANDZUMAH AD-DALIYAH FI AWAILI AL-ASYHURI AL-

QAMARIYAH”

A. Deskripsi Lengkap

Direktorat Pendidikan Agama dan Pondok Pesantren sejak tahun 2007

mengumpulkan dan merekonstruksi kitab karya Ulama Nusantara yang

bertujuan untuk memberikan semangat kepada generasi muda agar

meneruskan budaya tulis-menulis yang diwariskan Ulama-ulama Nusantara

serta membangkitkan daya intelektual sehingga tumbuh perkembangan

akademik yang maju. Dalam perspektif lain turats ini tidak hanya dihafalkan

saja, tetapi dikaji dan diteliti sebisa mungkin. Dan pemikiran-pemikiran ulama

kita dapat dijadikan corak pemikiran bagi generasi selanjutnya. Kajian yang

pertama yaitu dilakukan pencarian profil, kemudian mencari karya-karyanya.

Hal ini masih jarang dilakukan di beberapa Universitas-Universitas di

Indonesia. Kebanyakan kajiannya hanya pada ranah pemikiran dan konsep.

Banyak sekali karangan ulama nusantara yang belum dicetak, seperti di Aceh

terdapat salah satu ulama yang mempunyai 10000 karya sebelum tsunami

2004, sebagaimana ditemukan karangan ulama di belahan daerah nusantara,

seperti di Banten, Jawa, Padang, Palembang, dan lain-lain. kebanyakan

karangan ulama kita ini memberikan contoh baik bagi generasi selanjutnya.1

1 Lihat muqadimah al-muhaqiq kitab “al-Mandzumah ad-Daliyah fi Awail al-Asyhur al-

Qamariyah”

Page 46: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

36

Salah satu yang ditemukan oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan

Pondok Pesantren ialah Kitab al-mandzumah al-daliyah fi awail al-asyhuri al-

qamariyah karya Syeikh Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar

Maskumambang. Kitab ini merupakan salah satu kitab karangan Syeikh

Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumambang yang ditemukan

dalam koleksi kitab-kitab KH. Abdul Hadi (Pengasuh Pondok Pesantren

Langitan tahun 1921-1971), sebagai salah satu kitab yang diajarkan kepadanya

ketika beliau belajar kepada KH. Faqih Maskumambang pada tahun 1930.

al-Mandzumah ad-Daliyyah fi Awail al-Asyhur al-Qamariyyah terdiri

dari 48 nadzam (bait), metode penulisan berbentuk nadzam ini menunjukkan

bahwa beliau ingin mengadakan metode pendidikan ilmu falak dengan cara

yang menyenangkan. Mekanisme pendidikan dengan cara yang

menyenangkan ini juga telah tertata rapi di Pesantren Maskumambang tempo

dulu. Kemasyhuran dan kedalaman pengetahuan beliau ini menjadikan

Pondok Pesantren Maskumambang sangat terkenal dan santri-santrinya pun

berdatangan dari berbagai daerah.

Kitab al-mandzmah ad-daliyyah fi awaili al-asyhur al-qamariyah

kemudian ditahqiq dan direkonstruksi dengan tanpa mereduksi isinya oleh

Fathin Masyhudi Bahri menjadi lima pembahasan :

Pada BAB I : berisi tentang istilah-istilah yang terdapat dalam ilmu

falak, meliputi : 1. Pengertian Hari dan Bulan, 2. Pengertian Bintang (buruj),

3. Pengertian Rukyatul Hilal, 4. Pengertian Hisab Falaki (dalil-dalil al-Quran

dan Hadis yang berhubungan dengan ilmu falak : Tentang Peredaran Matahari

Page 47: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

37

dan Bulan, Tentang Menghadap Qiblat; Pendapat Para Ulama Dalam Ilmu

Falak, Kalender Hijriyyah dan Kalender Masehi, Hal-hal Yang Berkaitan

Dengan Masuknya Bulan Qamariyah (puasa bulan Ramadan, zakat, haji,

sumpah ila’, puasa kifarat, Masa (iddah) Istri Karena Meninggalnya Suami,

Waktu Berhenti Dari Haid, Bulan-Bulan Mulia Yang Diharamkan Untuk

Berperang, dan Menetapkan Masuknya Bulan Qamariyah Dengan Hisab

falaki. BAB II : Profil Muallif (pengarang kitab) 1. Nama dan Nasabnya, 2.

Guru-guru dan Murid-muridnya, 3. Dinamika Hidup muallif Dalam

Kehidupan Sehari-Hari, Organisasi, dan Politik. BAB III : Kajian Tentang

Kitab ; 1. Nama Kitab dan Hubungannya Dengan Muallif, Peran Penting

Kitab Al-Mandzumah Ad-Daliyah Fi Awail Al-Asyhur Al-Qamariyah, Tentag

Tulisan Tangan KH. Abdul Hadi Langitan. BAB IV : Metode Penelitian. BAB

V : Seni Penulisan Tangan.2

Kemudian pada pembahasan selanjutnya ditampilkan pembahasan isi

kitab “almandzumah ad-daliyah fi awail al-asyhur al-qamariyah menurut

ulama fiqih sunni yang dibangun atas hadis-hadis Nabi karya al-faqir ilallah

Muhammad Faqih bin abdul Jabbar al-maskumambang. Pada bagian ini akan

menjadi pokok kajian penulis, yaitu menganalisa metode penentuan awal

bulan Qamariyah yang digunakan oleh Syeikh Muhammad Faqih bin Abdul

Jabbar al-Maskumambang.

2 Sistematika Penulisan Fatin Mashudi bahri, Selengkapnya lihat Muhtawiyatu al-Kitab

al-Mandzumah ad-Daliyah fi Awaili al-Asyhuri al-Qamariyyah Syeikh Muhammad Faqih bin

Abdul Jabbar al-Maskumambangi, (Jakarta : wizaratu asy-syuun ad-diniyyah li al-jumhur al-

indunisiyyah, 2009).

Page 48: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

38

Menurut Kyai Faqih Maskumambang di dalam kitab “al-Mandzumah

ad-Daliyah fi Awaili al-Asyhuri al-Qamariyah” yang membahas tentang

metode penentuan awal bulan Qamariyah. Penggunaan metode hisab dan

rukyat sama pentingnya, karena untuk mengetahui kapan dilakukannya rukyat

terlebih dahulu harus menggunakan ilmu hisab. Sementara untuk memastikan

keesokan harinya apakah sudah memasuki bulan baru dapat diketahui secara

pasti dengan melakukan rukyat. Seperti yang tertera dalam bait nadzam 17- 19

tentang penggunaan hisab dapat dilakukan sehari atau dua hari sebelum

dilakukannya rukyat atau boleh juga melakukan metode hisab di hari

dilakukannya visibilitas hilal. Berikut teks lengkap bait-bait nadzam karya

Kiai Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumambang yang akan dijelaskan di sub-

bab berikut.

B. Metode Penentuan Awal Bulan Qamariyah Yang Digunakan Dalam

Kitab “al-Mandzumah ad-Daliyah fi Awaili al-Asyhuri al-Qamariyah”

Page 49: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

39

Page 50: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

40

Kumpulan Nadzam yang menunjukkan (penentuan) awal bulan-bulan

qamariah menurut metode ulama Sunni yang didasarkan pada hadits Nabi

karya al-Faqir ila-Allah Ta’ala Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-

Maskumambangi. (Semoga) Allah memberi kecukupan bagi keduanya Amin

Amin Amin

Page 51: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

41

Bismillahirrahmanirrahim

1. Aku memulai (menyusun bait ini) dengan mengucap basmalah dan

hamdalah. Shalawat dan salam (semoga) terlimpahkan pada (Nabi

Muhammad) sebaik-baiknya orang yang bersujud.

2. Dan para sahabatnya serta keluarganya selama pelaksanaan puasa Masih

berkaitan dengan melihat hilal tanpa keraguan.

3. Selanjutnya,

adalah huruf-huruf untuk merumuskan bilangan.

Setelah mengucapkan basmalah dan hamdalah dalam nadzam pertama

dan kedua, kemudian Syeikh Faqih menjelaskan angka-angka rumus dengan

huruf abjadiyah pada nadzam ketiga, yakni:

أ ب ج د ه و ز ح ط ي ك ل م ن

50 40 30 20 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

س ع ف ص ق ز ش ت ث خ ذ ض ظ غ

1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 90 80 70 60

4. (Jumlah hari) tahun Bashithah ialah (354 hari) dan tahun kabisat

Ialah (355 hari). (Jumlah hari) pada bulan ganjil (30) dan

bulan pada genap adalah (29).

Pada bait keempat ini menjelaskan tentang jumlah hari, jumlah hari

dalam tahun Basithah penanggalan Arab ialah 354 hari, dengan rumus

karena = 300, = 50, dan + = 2+2 = 4, sehingga menjadi

Page 52: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

42

354 hari. Adapun jumlah hari tahun kabisat ialah 355 hari dengan rumus

karena = 1, = 300, = 50, dan + = 2+2 = 4, sehingga

menjadi 355 hari.

Bulan-bulan ganjil dalam setahun (1. Muharram, 3. Rabiul Awwal,

5. Jumadil Awwal, 7. Rajab, 9. Ramadhan, dan 11. Dzulqa’dah) jumlah

harinya ialah 30 hari sehingga dirumuskan oleh Syeikh menjadi , yakni

Bulan-bulan genap dalam setahun (2. Safar, 4. Rabiu .10 = ي + 20 = ك

Tsani, 6. Jumadil Tsani, 8. Sya’ban, 10. Syawal, dan 12. Dzulhijjah)

jumlah harinya ialah 29 hari sehingga dirumuskan oleh syeikh menjadi

, yakni 4 = د + 20 = ك + 5 = ه.

5. Kecuali bulan Dzulhijjah, maka (jumlah harinya) ialah : = (01) ي +

ك( 01) (30) pada tahun kabisat. Selanjutnya, tahun kabisat adalah (tahun

ke-) جي ,(10) ي ,(7) ز ,(5) ه ,(2) ب :ي ج + (3= ) (10) هي: ,(13) (5) ه + (10) ي

حي: ,(15)= ( ي01+ )( ح 8= ) أك: ,(18) ء (0) + )20( ك = وك: ,(21) 20( ك ( =6)

طك ,(26)و + :( ك 01ط + ) (9= ) (29) dan دك ( ك : 01( د + )4= ) (24).

6. Adalah tahun-tahun kabisat pada setiap (30) ل tahun, dan selainnya adalah

tahun-tahun Basithah. Pada tahun yang sempurna, maka tidak dianggap

(gugur). Dan ambillah دأ (5)

Dalam bulan hijriyah mempunyai siklus 30 tahunan, dari 30 tahun

tersebut terdapat 11 tahun kabisat dan 19 tahun basithah. Tahun kabisat

adalah tahun yang ada pada urutan ke : 2, 5, 7, 10, 13, 15, 18, 21, 24, 26,

dan 29. Dan selain tahun-tahun tersebut adalah tahun basithah.

Cara mengetahui tahun kabisat atau basithah, tahun yang sdang

berjalan dibagi 30 dan sisa dari pembagian tersebut dicocokkan dengan

Page 53: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

43

bait nadzam ke 5, apabila terdapat angka yang sama maka tahun tersebut

merupakan tahun kabisat. Apabila angkanya tidak terdapat seperti angka-

angka dalam bait ke-5 maka tahun tersebut basithah.

Contoh : 1437 : 30 = 47, sisa 27. Karena 27 itu tidak terdapat

dalam angka bait nadzam ke-5, maka tahun 1437 merupakan tahun

basithah.

7. Bagi masing-masing (30) وكد dari yang tersisa, dan tahun kabisat dengan

serendahnya. Adapun tahun Basithah maka cukup.

Satu bulan pada kalender Hijriyah ditetapkan berdasarkan periode

bulan mengelilingi bumi atau dikatakan periode revolusi bulan dan waktu

yang diperlukan bulan untuk mengelilingi bumi 1 kali putaran adalah 29,5

hari, atau tepatnya 29 hari 44 menit 3 detik. Di samping berevolusi

terhadap bumi, bulan juga berotasi terhadap porosnya dan waktu yang

dibutuhkan untuk satu kali putar juga 29,5 hari.

Jumlah hari pada setiap bulan 29 hari atau 30 hari dengan

berselang-seling, maka setiap tahun akan terbuang waktu 12 x 44 menit 3

detik = 8 jam 48 menit 36 detik. Waktu yang terbuang tiap tahun ini akan

dikumpulkan sehingga menjadi bilangan bulat dengan satuan hari. Waktu

yang terbuang selama 30 tahun = 11 hari (30 x 8 jam 48 menit 36 detik =

11 hari). 11 hari ini akan ditambahkan pada tahun-tahun dalam setiap

periode 30 tahun. Jadi terdapat tahun kabisat sebanyak 11 tahun kali dalam

setiap interval 30 tahun.

8. Telah ditunjukkan. Ambillah dari masing-masing dan apa yang kau Ambil

kumpulkanlah keseluruhannya, maka kau akan mendapatkan petunjuk.

Page 54: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

44

Cara mengetahui permulaan hari dalam awal bulan hijriyah yaitu sebagai

berikut :

a. Tahun tam yakni tahun yang telah sempurna (sebelum tahun yang akan

diketahui nama hari di awal tahunnya) dibagi 30

b. Hasil dari pembagian tersebut dikalikan 5 ( د)ا lalu simpan*

c. Sisa pembagian 30 tadi (hasilnya adalah angka 30 ke bawah) hitunglah

berapa tahun kabisat dan basithahnya (lihat dan sesuaikan dengan

keterangan bait nomor 6), maka:

1) Jumlah tahun kabisatnya dikalikan 5 ( د)ا lalu simpan**

2) Jumlah tahun basithahnya dikalikan 4 ( نراخالدف ) lalu simpan***

3) Jumlahkan semua angka hasil perkalian yang disimpan tersebut

dengan ditambahkan angka 5 (اد(

9. Bagilah dari keseluruhannya, (7) ز supaya Kamu melihat angka (7) ز atau

serendahnya, dan hitunglah mulai dari ahad, maka akan ditemukan nama

hari awal tahun yang diinginkan.

Urutan nama-nama hari dalam al-Mandzumah ad-Daliyah fi Awaili

al-Asyhuri al-Qamariyah untuk mengetahui awal hari pada permulaan

tahun (bulan Muharam) :

a. Ahad

b. Senin

c. Selasa

d. Rabu

Page 55: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

45

e. Kamis

f. Jumat

g. Sabtu

Misalkan ingin mengetahui tanggal satu muharam pada tahun 1437

1437-1=1436 (tahun tam)

1436: 30 = 47 (angka sesudah koma tidak dihitung)

47 X 5 = 235*

Pada tahun tam (1436) siklus 30 tahunan hijriyah sedang berada

pada tahun ke 26 yaitu sudah 10 tahun mengalami tahun kabisat dan 16

tahun basithah). Mengetahui tahun tam dalam siklus 30 tahunan sedang

berada pada tahun ke berapa, yaitu terlebih dahulu dicari tahun siklusnya.

Setelah itu tahun tam dikurangi tahun siklus, maka hasilnya adalah urutan

tahun dalam siklus 30 tahunan. Seperti berikut: 1436 - 1410 = 26.

Tahun kabisat 10 x 5 = 50**

Tahun basithah 16 x 4 = 64***

Jumlah total angka-angka yang disimpan dan tambahkan 5 = 354 ****

354 : 7 = 50, sisa 4 (rabu)

Jadi awal hari pada tahun 1437 adalah hari Rabu.

10. Maka hasil dari perhitungan tersebut Adalah awal tahun sesudah sempurna

(tahun sebelumnya) tanpa ada keraguan!

11. Untuk mengetahui awal bulan yang kau hitung selain muharram Dimulai

dengan perhitungan

Page 56: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

46

a. Muaharam : (1) ا

b. Shafar : (3) ج

c. Rabiul awal : (4) د

d. Rabiul Tsani : (6) و

e. Jumadil awal : (7) ز

f. Jumadil Tsani : (2) ب

g. Rajab : (3) ج

h. Sya’ban : (5) ه

i. Ramadhan : (6) و

j. Syawal : (1) ء

k. Dzulqa’dah : (2) ب

l. Dzulhijjah : (4) د

12. Maka hasil dari perhitungan yang kau lakukan adalah Permulaan awal

bulan yang kau cari. Ketahuilah nak!

Jadi misalkan untuk tahun 1437 H. seperti dicontohkan di atas

yang awal muharamnya jatuh pada hari rabu maka bulan-bulan berikutnya

pada tahun 1437 H. adalah sebagai berikut :

a. Muharam (1) Rabu

b. Shafar (3) Jumat

c. Rabiul Awal (4) Sabtu

d. Rabiul Tsani (6) Senin

e. Jumadil Awal (7) Selasa

f. Jumadil Tsani (2) Kamis

Page 57: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

47

g. Rajab (3) Jumat

h. Sya’ban (5) Ahad

i. Ramadhan (6) Senin

j. Syawal (1) Rabu

k. Dzulqa’dah (2) Kamis

l. Dzulhijjah (4) Sabtu

13. Berpeganglah pada bait-bait ini selama di muka bumi ini terdapat manusia

yang terkena taklif ketika hendak melaksanakan ibadah.

14. Asal dari isi bait-bait ini dari Sayid Ahmad yang dinisbatkan pada

Marzuqi kemudian sampai Maad.

Kyai Faqih merupakan murid dari al-Marzuqi nama lengkapnya

Ahmad bin Muhammad bin Ramadhan, Abu al-Fauz al-Husaini al-

Marzuqi. Beliau merupakan ahli fiqih Maliki al-Makki. Beberapa karya

beliau adalah (tahsilu naili al-maram) syarah nadzam aqidatul awam

(tauhid), nadzam “ismatu al-anbiyai”, dan bulughu al-maram, syarhi li

qishati maulidi an-nabawi. (kitab al-a’lamu li az-zarkali, juz 1, halaman

247).3

15. Maka percayalah bahwa pendapat ini adalah pendapat yang benar,

menurut saya bait-bait ini tidak akan mendustakan kecuali bagi yang tidak

suka dan hasud.

16. Apa yang disampaikan di dalam kitab washilah tidak ada perbedaan

diantara keduanya.

3 Fatin Mashudi bahri, tahqiq Al-mandzumah ad-daliyah fi awaili al-asyhuri al-

qamariyyah Syaikh Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumambangi, h. 44

Page 58: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

48

Kitab falak yang diajarkan kepada Syeikh Faqih Maskumambang

yaitu kitab wasilah at-thullab li yahya bin Muhammad bin Muhammad bin

Abdurrahman al-Hithab (902-990 H. atau 1496-1587 M.) seorang Ulama

Fiqih Maliki dari Mekah yang membidangi Ilmu Falak, beberapa karyanya

“washilah at-thullab fi ilmi al-falak bithariqi al-hisab, al-ujubah fi al-

waqfi, irsyadu as-salik al-muhtaji ila bayani al-mu’tamar wa al-hajji,

mukhtashar suluku ad-darain fi halli an-nayyirain fi al-miqat, dan syarhu

alfadzi al-waqifin wa al-qismah ala al-mustahiqqin.4

17. Dalam satu daerah hasil hisab bisa saja hasilnya sama seperti hasil rukyat.

18. Seperti halnya dimungkinkannya hasil hisab lebih awal 1 atau 2 hari, dan

tidak mungkin hasil dari perhitungan hisab lebih awal 3 hari dari hasil

rukyat.

19. Rukyatul hilal tidaklah mungkin mendahului hasil hisab, apabila ada

persaksian dari seseorang yang mendahului hisab, maka persaksiannya

tertolak.

20. Ketika bulan bisa dirukyat dan dengan mata bisa dilihat, maka boleh

disiapkan penguat yang lain.

21. Di dalam bulan Ramadhan jumlah 30 hari itu jarang, sedangkan 29 hari itu

sering (bahkan jarang terjadi hanya satu kali).

22. Jumlah 29 hari itu terjadi 2 kali atau sampai 4 kali berturut-turut,

sebagaimana yang difatwakan Imam Nawawi.

Pendapat Imam Nawawi ini bersumber dari hadis Nabi yang berbunyi :

4 Fatin Mashudi bahri, tahqiq Al-mandzumah ad-daliyah fi awaili al-asyhuri al-

qamariyyah Syaikh Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumamban, h. 44

Page 59: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

49

Artinya: Dari Ibnu Mas’ud, dia berkata : ketika saya berpuasa dengan

Nabi Saw jumlah 29 hari itu lebih sering dari pada jumlah 30

hari bersamanya (HR. Abu Daud)

Melihat bait ke 21 dan 22 nampak jelas bahwa jumlah hari pada

bulan ramadhan bertentangan dengan bait keempat yang dalam urutan

bulan jatuh pada urutan ke-9 (ganjil). Pada bait ke 21 dan 22 “usia 29 hari

pada bulan ramadhan lebih sering dari pada usia 30 harinya. Sedangkan

pada bait keempat disebutkan “pada bulan ganjil usia bulan berjumlah 30

hari dan pada bulan genap usia bulan 29 hari”. Akan tetapi pada bait ke-26

dijelaskan bahwa penentuan awal bulan Qamariyah yang berkaitan dengan

pelaksanaan ibadah harus menggunakan metode rukyatul hilal bukan

bukan dengan hisab.

23. Melihat hilal itu hukumnya fardlu kifayah, untuk mengetahui hukum yang

terjadi di keesokan harinya.

24. Oleh karena itu, kita mencukupkan ketika dua hari pada akhir bulan

mendung.

25. Maksudnya, ketika dua hari di akhir bulan itu tidak dapat dilakukan rukyat

sejak matahari terbenam sampai matahari terbit maka sudah pasti hilal

tidak terlihat.

5 Sulaiman Ibn Al-Asy’ats Abu Daud, Sunan Abu Daud, (Beirut, Darul Fikr, tth), Juz 1, h.

710

Page 60: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

50

26. Istikmal (menggenapkan umur bulan menjadi 30 hari) itu sah.

Ketertampakan hilal di awal bulan dihitung sejak keberhasilan rukyat),

bukan dihitung sejak diketahui hasil hisab.

27. Terjadi istitar dalam dua malam berturut-turut di akhir bulan,

meniscayakan terjadinya istikmal.

28. Jika pada malam 29 dan 30 terjadi istitar, maka tidak lagi diperlukan

rukyat di sore harinya, karena umur bulan sudah genap 30 hari.

29. Maka harus berpuasa ketika harus tertutup di dua hari tersebut, karena satu

bulan itu tidak mungkin melewati 30 hari.

30. Adapun hadis “shumu li rukyatihi….” Terkhusus bagi orang ketika terjadi

istitar pada tanggal 29 dan 30 (sejak hilal pertama kali muncul sampai

terbit fajar).

31. Orang yang terhalang rukyat di akhir hari (ashar sampai maghrib) ketika

melihat hilal di waktu subuh maka dianggap.

32. Ketika seorang adil bersaksi tentang awal bulan dengan hilal (pada tanggal

28) kemudian dia merukyat pada subuh tanggal 29, maka diragukan.

33. Tanggal 1 dan tanggal 29 (hari dilakukannya rukyat) cobalah dihitung,

maka engkau akan mendapatkan nama hari yang sama.

Ketika bulan Sya’ban dimulai pada hari senin, maka pada tanggal

29 (hari di mana dilakukannya rukyat) akan jatuh pada hari senin juga,

seperti contoh :

Page 61: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

51

Senin = 1 Selasa = 2 Rabu = 3 Kamis : 4 Jumat : 5 Sabtu : 6 Minggu = 7

Senin = 8 Selasa = 9 Rabu = 10 Kamis =11 Jumat = 12 Sabtu =13 Minggu =14

Senin = 15 Selasa = 16 Rabu = 17 Kamis = 18 Jumat = 19 Sabtu = 20 Minggu = 21

Senin = 22 Selasa = 23 Rabu = 24 Kamis = 25 Jumat = 26 Sabtu = 27 Minggu = 28

Senin = 29

34. Jika terjadi istitar satu kali, dan sore harinya ternyata tampak hilal, maka

pada bulan berikutnya akan terjadi istikmal

35. Ketika tidak bisa rukyat di malam hari, maka hadis nabi melarang puasa di

siang harinya.

36. Jika bisa melihat hilal maka perintah untuk berpuasa itu jelas, jadi

bagaimana menurutmu dengan hadis ini. Dari manakah engkau bisa

menolak?

37. Jika permulaan bulan dengan perantara hilal itu membingungkan maka

ijtihadlah.

38. Wajib dengan metode yang dikehendaki dan memilih metode yang paling

akurat karena perkiraannya lebih baik.

39. Hisab posisi bulan seperti yang digunakan dalam perhitungan kalender

hijriyah, menurut sebagian ulama boleh diamalkan bagi sang hasib dan

pengikut setianya (murid-muridnya)

40. Namun dalam masalah ini terdapat perbedaan pendapat. Sama halnya

dengan metode perhitungan lainnya, seperti hisab yang menggunakan

pedoman pada kemunculan bintang, buah-buahan, dan angin sebagai

tanda-tanda yang dikenali.

Page 62: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

52

41. Cara paling mudah untuk mengetahui awal bulan yaitu dengan cara

melihat kalender, maka gunakanlah seperti yang sudah dilakukan orang-

orang dahulu. Dan lihatlah kitab “hasyiyatu al-raudli”.

42. Benar! (terdapat perbedaan pendapat tentang penggunaan hisab manazil

(posisi bulan) dan ketiga metode pendekatan di atas). Namun,

sesungguhnya tidak seorang ulama pun berpendapat bahwa hilal penentu

awal bulan Syar’iyah bisa diprediksi dengan menggunakan ketiga metode

pendekatan tersebut (bintang, angin, dan buah-buahan).

43. Barang siapa yang mampu untuk berijtihad maka menurut ulama fiqih

tidak boleh taqlid.

44. Di sana (keterangan di atas) disertai pendapatku setelah saya mengulang-

ulang lautan karya ulama yang diperhitungkan.

45. Dan hanya bagi Allah pemilik segala puji, dan shalawat dan salam kepada

Nabi dengan tanpa meminta balasan.

46. Serta keluarga, sahabat, kemudian orang yang mengharapkan perbaikan

yang salah pada secarik bait ini.

47. Dari saudara yang mempunyai sifat adil sesudah mengangan-angan,

semoga mendapatkan faidah setelahnya.

48. Tarikh dibuatnya bait-bait ini adalah tahun 1342 (لغ ءيش)ا bila dihitung

dengan huruf jumal berjumlah 1342 seperti rincian berikut ini )ي + 300 )ش

Namun, meskipun dengan .1342 = (1) ا + (30) ل + (1000) غ + (1) ء + (10)

susah payah selain Tuhan tidak akan member kesempatan itu

(terselesaikannya tulisan ini).

Page 63: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

53

C. Aplikasi Metode Penentuan Awal Bulan Qamariyah Kitab “al-

Mandzumah ad-Daliyah fi Awaili al-Asyhuri al-Qamariyah”

Aplikasi metode penentuan awal bulan Qamariyah yang terdapat di dalam

kitab al-mandzumah ad-daliyah fi awail al-asyhur al-qamariyah tergolong

singkat dan mudah. Agar lebih aplikatif mengetahui metode penentuan awal

bulan Qamariyah yang terdapat di dalamnya, pertama Kyai Faqih

Maskumambang memaparkan rumus-rumus yang digunakan, yaitu :

1. Usia hari dalam kitab al-mandzumah ad-daliyah fi awail al-asyhur al-

qamariyah :

a. Muharam : 30

b. Shafar : 29

c. Rabiul awal : 30

d. Rabiul Tsani : 29

e. Jumadil awal : 30

f. Jumadil Tsani : 29

g. Rajab : 30

h. Sya’ban : 29

i. Ramadhan : 30

j. Syawal : 29

k. Dzulqa’dah : 30

l. Dzulhijjah : 29/30

2. Dalam kitab al-mandzumah ad-daliyah fi awail al-asyhur al-qamariyah

mempunyai siklus 30 tahunan (daur). Dalam 30 tahun tersebut terdapat 11

Page 64: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

54

tahun kabisat yaitu tahun yang ada pada urutan ke : 2, 5, 7, 10, 13, 15, 18,

21, 24, 26, dan 29. dan 19 tahun basithah yaitu tahun ke : 1, 3, 4, 6, 8, 9,

11, 12, 14, 16, 17, 19, 20, 22, 23, 25, 27, 28, dan 30. Yang selanjutnya

angka 30 dijadikan rumus dalam menentukan awal bulan qamariyah.

3. Urutan hari dalam kitab al-mandzumah ad-daliyah fi awail al-asyhur al-

qamariyah

a. Ahad

b. Senin

c. Selasa

d. Rabu

e. Kamis

f. Jumat

g. Sabtu

Rumus urutan hari ini khusus digunakan untuk mengetahui bulan

muharam saja, sementara urutan hari untukmengetahui 11 bulan

selanjutnya menggunakan rumus di bawah ini.

4. Rumus angka bulan-bulan setelah diketahui awal bulan pada tahun yang

akan dicari :

a. Muharam (1) Rabu

b. Shafar (3) Jumat

c. Rabiul Awal (4) Sabtu

d. Rabiul Tsani (6) Senin

e. Jumadil Awal (7) Selasa

Page 65: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

55

f. Jumadil Tsani (2) Kamis

g. Rajab (3) Jumat

h. Sya’ban (5) Ahad

i. Ramadhan (6) Senin

j. Syawal (1) Rabu

k. Dzulqa’dah (2) Kamis

l. Dzulhijjah (4) Sabtu

Implementasi rumus angka yang terdapat dalam

digunakan untuk mengetahui hari pertama dalam bulan-bulan

setelah muharam (bulan Safar-Dzulhijah) sesudah diketahui nama hari

pada bulan muharam. Misalkan pada bulam muharam jatuh pada hari rabu

(nama hari yang jatuh pada awal bulan muharam menjadi acuan untuk

mengetahui nama hari pada bulan Safar-Dzulhijah). setelah diketahui

nama hari pada bulan muharam, langkah selanjutnya adalah mencocokkan

angka-angka yang ada dala rumus dengan nama-nama hari dengan

menggunakan urutan hari konvensional. (Rabu (1), Kamis (2), Jumat (3),

Sabtu (4), Minggu (5), Senin (6), Selasa (7).

Misalkan tahun 1437

1437 – 1 = 1436

1436 : 30 = 47

47 x 5 = 235*

Sisa 26

10 x 5 = 50*

Page 66: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

56

16 x 4 = 64*

5 = 5*

Jumlah total = 354

354 : 7 = 50, sisa 4

Jadi awal hari pada tahun 1437 adalah hari Rabu.

Perhitungan di atas menggunakan metode hisab urfi yang menggunakan

konsep daur (siklus) qamariyah yang berjumlah 30 tahun. Untuk mencari

kapan jatuhnya awal muharam maka tahun yang dicari dikurangi 1 (dicari

tahun tam) kemudian dibagi 30, hasil dari pembagiannya dikali 5. Sisa dari

tahun tam : 30 tadi dicari tahun kabisat dan basithahnya, lalu tahun kabisat

dikali 5 dan tahun bashitah dikali 4 tambahkan 5 (rumus), jumlahkan.

Hasil perhitungannya dibagi 7, dan sisa hasil pembagian tersebut adalah

hari jatuhnya awal bulan qamariyah. Sedangkan untuk mengetahui 11 awal

bulan berikutnya tinggal melihat rumus bulan seperti yang terdapat pada

poin 3, seperti berikut ini :

Muharam Shafar Rabiul

awal

Rabiul

tsani

Jumadil

awal

Jumadil

tsani

Rabu (1) (3) jumat (4) sabtu (6) senin (7) selasa (2) kamis

Rajab Sya’ban Ramadhan Syawal Dzulqa’dah Dzuhijjah

(3) jumat (5) ahad (6) senin (1) rabu (2) kamis (4) sabtu

Kyai Faqih dalam bait ke 17 sampai 19 menjelaskan untuk

melaksanakan rukyat terlebih dahulu harus dilakukan hisab. Namun hasil

perhitungan hisab tidak selalu akurat, terkadang sesuai dengan hasil

visibilitas hilal dan terkadang lebih awal satu atau dua hari dari hasil

rukyat.

Page 67: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

57

Di dalam kitab al-Mandzumah ad-Daliyyah fi Awail al-Asyhur al-

Qamariyah bait 33 juga dijelaskan awal hari pada bulan yang berjalan

sama seperti nama hari dilaksanakannya rukyat. Jadi ketika pada tanggal 1

sya’ban jatuh pada hari senin maka tanggal 29 sya’ban atau hari

dilaksanakannya rukyat adalah hari senin. Seperti contoh di bawah ini :

Senin = 1 Selasa =

2 Rabu = 3 Kamis : 4 Jumat : 5 Sabtu : 6

Minggu =

7

Senin = 8 Selasa =

9

Rabu =

10

Kamis

=11

Jumat =

12

Sabtu

=13

Minggu

=14

Senin =

15

Selasa =

16

Rabu =

17

Kamis =

18

Jumat =

19

Sabtu =

20

Minggu =

21

Senin =

22

Selasa =

23

Rabu =

24

Kamis =

25

Jumat =

26

Sabtu =

27

Minggu =

28

Senin =

29

Page 68: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

58

BAB IV

ANALISIS METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH

KITAB AL-MANDZUMAH AD DALIYAH FI AWAILI AL-ASYHURI AL-

QAMARIYAH

A. Tingkatan Akurasi Dalam Ilmu Hisab atau Ilmu Falak

Hisab itu maksudnya perhitungan. Dalam pengertian yang luas ilmu

hisab adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang seluk beluk

perhitungan (arithmatic). Dalam pengertian yang lebih sempit, ilmu hisab

adalah sebutan lain dari ilmu falak, yaitu ilmu pengetahuan yang membahas

posisi dan lintasan benda-benda langit seperti matahari, bulan, dan bumi dari

segi perhitungan dan waktu.

Ilmu hisab adalah ilmu yang berkembang terus menerus dari zaman ke

zaman. Secara keseluruhan perkembangan ilmu hisab ini memiliki

kecenderungan ke arah semakin tingginya tingkat akurasi atau kecermatan

produk perhitungan. Observasi atau rukyat terhadap posisi dan lintasan benda-

benda langit adalah salah satu faktor dominan yang mengantarkan ilmu hisab

ke tingkat kemajuan perkembangannya. Di samping faktor penemuan alat

observasi yang lebih tajam, alat-alat perhitungan yang lebih canggih dan cara

perhitungan yang semakin cermat.1

Berdasarkan perkembangan intelektual para ulama dengan masing-

masing karyanya dalam perhitungan hisab awal bulan qamariyah, maka dari

1A. ghazalie Masroeri dkk, Pedoman Rukyat Dan Hisab Nahdlatul Ulama, Jakarta :

Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, 2006, h. 4-5

Page 69: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

59

segi tingkat akurasi secara umum ilmu hisab yang berkembang di Indonesia

dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

1. Hisab ‘Urfi

Hisab ‘urfi merupakan sistem perhitungan kalender yang didasarkan

kepada peredaran rata-rata bulan mengelilingi bumi dan ditetapkan secara

konvensional. Sistem ini dimulai oleh khalifah Umar bin Khattab r.a.

sebagai acuan untuk menyusun kalender Islam abadi.2

Jumlah hari tahun Basithah dalam penanggalan hijriyyah ialah 354

hari dan 355 hari dalam tahun kabisat. Bulan-bulan ganjil dalam setahun

(Muharram, Rabiul Awwal, Jumadil Awwal, Rajab, Ramadhan, dan

Dzulqa’dah) berjumlah 30 hari. Bulan-bulan genap dalam setahun (Safar,

Rabiu Tsani, Jumadil Tsani, Sya’ban, Syawal, dan Dzulhijjah) berumur 29

hari. Kecuali bulan Dzulhijjah dalam bulan kabisat berumur (30) hari.

Kalender qamariah (lunar system) membagi satu tahun menjadi 12

bulan. Setiap bulan memiliki jumlah hari 29 atau 30. Total jumlah hari

dalam setahun pada sistem kelender qamariah adalah 354 hari, jadi satu

tahun qamariah kira-kira berjumah 11,256 hari lebih pendek dari sistem

kalender syamsiah, karena bulan sinodik hanya memiliki 12 x 29,53 hari

yang menyebabkan satu tahun kalender qamariah hanya memiliki

354,36707 hari,3

2 Ahmad Izzuddin, Fiqh Hisab Rukyah Menyatukan NU dan Muhammadiyah dalam

Penentuan Awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha, (Jakarta : Erlangga, 2007) h. 102

3 Tono Saksono, Mengkompromikan Rukyat & Hisab, (Jakarta: PT. Amythas Publicita,

2007) h. 63.

Page 70: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

60

Perhitungan hisab ‘urfi adalah berdasarkan perhitungan tradisional

bahwa bulan mengelilingi bumi selama 345 11/30 hari yang dilakukan

dengan memperhatikan:

a. Kalender qamariah akan berulang dengan siklus 30 tahunan.

b. Umur bulan qamariah adalah 29 dan 30 hari secara bergantian kecuali

pada bulan Dzulhijjah yang bertepatan dengan tahun kabisat, umur

bulan ditambah 1 hari menjadi 30 hari. Tahun kabisat jatuh pada tahun

ke 2, 5, 7, 10, 13, 15, 18, 21, 24, 26, dan 29. Jadi dalam siklus 30

tahunan akan terdapat 11 tahun kabisat (panjang) dan 19 tahun basitah

(pendek).

c. Cara menentukan tahun kabisat dilakukan dengan angka tahun dibagi

30, jika sisanya menunjukkan angka-angka tahun kabisat maka tahun

tersebut adalah tahun kabisat, jika bukan maka tahun tersebut adalah

tahun basithah.4

2. Hakiki, hisab hakiki ini dibagi menjadi tiga stratifikasi yaitu :

a. Hakiki bi at-taqrib

Dalam system hisab ini umur bulan tidak selalu bergantian antara 30

dan 29 hari, akan tetapi yang menjadi acuan adalah ijtima’ apakah

ijtima terjadi sebelum atau sesudah matahari terbenam. Apabila ijtima

terjadi sebelum matahari terbenam maka dipastikan ketika matahari

terbenam hilal sudah di atas ufuk (positif), dan apabila ijtima terjadi

sesudah matahari terbenam ketika matahari terbenam dipastikan hilal

4 Tono Saksono, Mengkompromikan Rukyat & Hisab, h. 143.

Page 71: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

61

msih di bawah ufuk (negatif). Diantara kitab-kitab yang termasuk

kategori sistem hisab ini yakni sullam al- nayyirain, tadzkirat al-

ikhwan, fathu rauf al-manan, al-qawaid al-falakiyah, asy-syamsu wa

al-qamar bi husban, jadawil al-falakiyah, risalah al-qamarain, risalah

al-falakiyah, risalah al-hisabiyah, risalah asy-syamsu al-hilal, hisab

qath’i, dan lain-lain.

b. Hakiki bi at-tahqiq

Hisab hakiki ini adalah sistem penentuan awal bulan qamariyah

dengan metode penentuan kedudukan bulan pada saat terbenam. Cara

yang ditempuh adalah menentukan terjadinya ghurub matahari untuk

suatu tempat, sehingga dapat diperhitungkan bujur matahari dan bujur

bulan serta data-data yang lain dengan koordinat ekliptika (ijtima).

Kemudian perhitungan ini diproyeksikan ke equator dengan koordinat

equator sehingga akan diketahui jarak sudut lintasan matahari dan

bulan pada saat terbenamnya matahari.. setelah itu diproyeksikan

menjadi koordinat horizon, dengan demikian dapatlah ditentukan

berapa tinggi bulan pada saat matahari terbenam dan nilai azimuthnya.

Data yang digunakan dalam hisab ini sangat beraneka ragam sesuai

dengan kepustakaan yang dipakai. Diantara kitab yang digolongkan

dalam hisab hakiki ini adalah al-mathla’ as-said, manahij al-

hamidiyah, al-khulashah al-wafiyahmuntaha nataij al-aqwal, badi’ah

al-mitsal, hisab hakiki menara kudus, nur al-anwar, ittifaq dzat al-

bain, markaz al-falakiyah, dan lain-lain.

Page 72: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

62

c. Hisab hakiki kontemporer

Dalam sistem ini hitungan dilakukan dengan sangat cermat, banyak

proses yang harus dilaui, rumus-rumus yang digunakan lebih banyak

pada iterasi atau pengulangan yang memungkinkan mendapatkan hasil

yang akurat. Koreksi beberapa planet pun digunakan untuk

memperoleh hasil yang akurat.

Sistem hisab hakiki bi at-tahqiq (kontemporer) sangat beragam,

ada yang bisa digunakan cukup dengan kalkulator (scientific), ada yang

digunakan dengan computer. Diantara karya yang termasuk pada sistem

hisab ini adalah New Comb, EW. Brown, Jean Meuus, almanac nautika,

astronomical almanac, ephemeris hisab rukyat, Islamic calendar,

mawaqit, al-falakiyah, moon c52, asto info, MABIMS, BMG, dan Boscha

ITB.5

B. Posisi Kitab “al-Mandzumah ad-Daliyah fi Awaili al-Asyhuri al-

Qamariyah” Dalam Ilmu Falak

Metode hisab yang digunakan dalam penentuan awal bulan qamariah

sangat berpengaruh terhadap tingkat akurasi hasil perhitungan.

Pengklasifikasian metode hisab kepada sistem ‘urfi dan haqiqi merupakan

proses dari perkembangan metode hisab. Pada awalnya sistem hisab yang

lebih dulu digunakan adalah hisab ‘urfi yang menurut perhitungannya adalah

berdasarkan kepada perjalanan rata-rata bulan, kemudian berkembang menjadi

5 Ahmad Izzuddin dkk, Buku Saku Hisab Rukyat, Jakarta : Direktorat Pembinaan Syariah

dan Hisab Rukyat, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam, 2013, h. 100-103.

Page 73: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

63

sistem hisab haqiqi yang melakukan perhitungan dengan berdasarkan kepada

perjalanan bulan sebenarnya dalam mengelilingi bumi.6 Sistem hisab haqiqi

pun berkembang dari sistem hisab haqiqi taqribi, haqiqi tahqiqi dan haqiqi

kontemporer sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahun.

Dalam masalah metode perhitungan awal bulan qamariah, ada

beberapa hal yang termasuk bagian dari proses perhitungan yaitu: data yang

digunakan, langkah-langkah, dan prosedur yang ditempuh, serta rumus-rumus

dan alat hitung yang digunakan.7 Dalam hal data, sistem perhitungan yang

terdapat dalam kitab al-mandzumah ad-daliyah fi awail al-asyhur al-

qamariyah ini prosedur perhitungan yang digunakan adalah menggunakan

sistem daur 30 tahun seperti yang terdapat dalam sistem hisab istlahi yang

digunakan untuk membuat kalender hijriyah.

Rumus-rumus yang digunakan dalam kitab al-mandzumah ad-daliyah

fi awail al-asyhur al-qamariyah yaitu:

1. Perhitungan yang pertama adalah dengan membagi tahun yang dicari

dengan bilangan 30 apabila sisa dari pembagian tersebut adalah salah satu

angka : 2, 5, 7, 10, 13, 15, 18, 21, 24, 26, atau 29 maka tahun yang dicari

adalah tahun kabisat, apabila sisa hasil pembagiannya bukan angka-angka

diatas maka tahun yang dicari adalah tahun basithah.

2. Perhitungan yang kedua dengan cara tahun yang dicari dikurangi 1

kemudian dibagi 30, hasil pembagiannya dikali 5, dari sisa pembagian

6Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Pedoman Rukyat dan Hisab

Nahdlatul Ulama, Jakarta : tp, 2006, h. 5 – 6. 7 Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern,

Yogyakarta : Suara Muhamadiyyah, 2007 cet. II, h. 133

Page 74: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

64

dicari jumlah tahun tahun kabisat dan basitah, yang basitah dikali 4 dan

yang kabisat dikali 5, hasilnya dijumlahkan dengan hasil pembagian yang

dikali 5, hasilnya ditambah 5 dan dibagi 7, sisanya adalah hari jatuhnya

awal bulan qamariah.

Sarana yang dibutuhkan untuk perhitungan ini bisa dengan cara manual

tanpa bantuan kalkulator scientific atau komputer. Tidak ada ketentuan lebih

lanjut dalam penentuan sistem penentuan awal bulan qamariah dalam kitab al-

Mandzumah ad-Daliyah fi Awail al-Asyhur al-Qamariyah.

Dalam sistem hisab yang tingkat akurasinya tinggi metode

perhitungannya sangat panjang dan rumit dengan menggunakan data yang

lengkap dan bervariasi serta rumus-rumus dan koreksi-koreksi yang teliti,

berkaitan dengan data matahari dan bulan maupun data lokasi tempat

perhitungannya, seperti yang terdapat dalam kitab al-Khulashatu al-

Wafiyah, New Comb serta Ephemeris Hisab dan Rukyat yang diterbitkan oleh

Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Ditjen Bimbingan

Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia.

Untuk perhitungan awal bulan qamariah yang digunakan dengan

sistem Ephemeris Hisab dan Rukyat, harus menggunakan data-data matahari

dan bulan sebagai acuan untuk melakukan perhitungan, yaitu:

1. Data-data matahari yang diperlukan dalam perhitungan adalah ecliptic

longitude atau bujur astronomis matahari, ecliptic latitude atau lintang

astronomis matahari, apparent right ascension atau panjatan tegak,8

8 Lihat Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, h.

33.

Page 75: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

65

apparent declination atau deklinasi matahari, true geocentric distance atau

jarak geosentris, semi diameter atau jari-jari piringan matahari, true

obliquity atau kemiringan ekliptika, dan equation of time atau perata

waktu.9

2. Data-data bulan yang diperlukan meliputi apparent longitude atau bujur

astronomis bulan, apparent latitude atau lintang astronomis

bulan, apparent right ascension atau panjatan tegak, apparent

declination atau deklinasi bulan, horizontal parallax atau beda lihat, semi

diameter atau jari-jari piringan bulan, angle bright limb atau sudut

kemiringan bulan, dan fraction illumination atau phase bulan.10

Untuk rumus dan prosedur yang dilakukan dalam perhitungan ini rumit

dan panjang, sehingga memerlukan alat bantu berupa scientific kalkulator baik

itu yang manual ataupun yang program, langkah-langkah perhitungannya

adalah:

1. Menentukan awal bulan dan tahun hijriah yang akan dihitung.

2. Menentukan lokasi atau kota untuk markaz perhitungan.

3. Mencari konversi tanggal atau perbandingan tarikh.

4. Menyiapkan data astronomis yang dalam hal ini menggunakan

data ephemeris Hisab dan Rukyat.

5. Melacak Fraction Illumination Bulan (FIB) terkecil pada tanggal tertentu

9 Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik Perhitungan Arah Kiblat,

Waktu Shalat, Awal Bulan dan Gerhana, Yogyakarta : Buana Pustaka, 2004, h. 152 – 154.

10 Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik Perhitungan Arah Kiblat,

Waktu Shalat, Awal Bulan dan Gerhana, h. 152 – 154.

Page 76: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

66

menurut waktu Greenwich.

6. Menghitung sabaq matahari (B1).

7. Menghitung sabaq bulan (B2).

8. Menghitung jarak matahari – bulan dengan rumus: MB = ELM – ALB.

9. Menghitung sabaq bulan mu’addal dengan rumus: SB = B2 – B1.

10. Menghitung titik ijtima’ dengan rumus: titik ijtima’ = MB : SB.

11. Menghitung waktu ijtima’ menurutu GMT dengan rumus: Ijtima’ = waktu

FIB + titik ijtima’.

12. Memperkirakan saat matahari terbenam menurut GMT pada tanggal

terjadinya ijtima’.

13. Melacak data-data berikut menggunakan data ephemeris dengan cara

interpolasi, yaitu:

a. Deklinasi matahari.

b. Semi diameter matahari.

c. Equation of time.

14. Menghitung tinggi matahari.

15. Menghitung sudut waktu matahari.

16. Menghitung waktu matahari terbenam menurut GMT.

17. Menghitung Asensio Rekta matahari dengan cara interpolasi.

18. Menghitung Asensio Rekta bulan dengan cara interpolasi.

19. Menghitung deklinasi bulan dengan cara interpolasi.

20. Menghitung semi diameter bulan dengan cara interpolasi.

21. Menghitung horizontal parallaks bulan dengan cara interpolasi.

Page 77: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

67

22. Menghitung sudut waktu bulan.

23. Menghitung tinggi hilal hakiki.

24. Menghitung parallax bulan.

25. Menghitung tinggi hilal.

26. Melacak refraksi.

27. Menghitung tinggi hilal mar’i.

catatan: apabila hasilnya positif (+) maka hilal di atas ufuk mar’i,

apabila hasilnya negatif (–) maka hilal di bawah ufuk mar’i.

28. Menghitung nisful fudlah bulan.

29. Menghitung parallaks nisful fudlah.

30. Menghitung setengah busur siang bulan hakiki.

31. Menghitung setengah busur siang bulan.

32. Menghitung lama hilal.

33. Menghitung waktu terbenam hilal.

34. Menghitung arah matahari.

35. Menghitung arah hilal.

36. Menghitung posisi hilal.

Catatan : Apabila hasilnya positif (+) maka hilal berada di utara

matahari, apabila hasilnya negatif (–) maka hilal berada di selatan

matahari.

37. Menghitung arah terbenam hilal.

38. Menghitung luas cahaya hilal dengan cara inerpolasi.

39. Menghitung lebar nurul hilal (NH) dengan satuan ukur ushbu’.

Page 78: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

68

40. Menghitung kemiringan hilal.

41. Mengambil kesimpulan dari perhitungan yang telah dilakukan yakni waktu

ijtima’ (hari, tanggal, jam), waktu dan arah matahari terbenam, tinggi dan

arah hilal terhadap titik barat dan terhadap matahari, lama hilal setelah

matahari terbenam, keadaan hilal, ukuran tentang luas dan lebar cahaya

hilal.11

Langkah-langkah di atas adalah proses perhitungan yang dilakukan

dalam sistem hisab haqiqi kontemporer, data yang dihasilkan lebih akurat

karena proses yang ditempuh rumit dan panjang, ada banyak aspek yang

diperhitungkan, sedangkan dalam hisab urfi perhitungan yang dilakukan tidak

sampai ke tahap yang rumit, hanya dengan beberapa langkah, maka awal

bulan qamariah sudah dapat diketahui, dengan tanpa menggunakan

perhitungan waktu ijtima’ (hari, tanggal, jam), waktu dan arah matahari

terbenam, tinggi dan arah hilal terhadap titik barat dan terhadap matahari,

lama hilal setelah matahari terbenam, keadaan hilal, ukuran tentang luas dan

lebar cahaya hilal sebagaimana yang dihasilkan oleh perhitungan dengan

sistem ephemeris.

C. Metode Hisab Kitab “al-Mandzumah ad-Daliyah fi Awaili al-Asyhuri al-

Qamariyah” Dalam Penentuan Awal Bulan Syar’iyah.

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa ilmu hisab adalah ilmu

yang berkembang terus menerus dari zaman ke zaman. perkembangan ilmu

hisab ini memiliki kecenderungan ke arah semakin tingginya tingkat akurasi

11

Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik Perhitungan Arah Kiblat,

Waktu Shalat, Awal Bulan dan Gerhana, h. 155 – 160.

Page 79: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

69

atau kecermatan produk perhitungan. Pada awalnya sistem hisab yang lebih

dulu digunakan adalah hisab ‘urfi atau istilahi yang menurut perhitungannya

adalah berdasarkan kepada perjalanan rata-rata bulan, kemudian berkembang

menjadi sistem hisab haqiqi yang melakukan perhitungan dengan berdasarkan

kepada perjalanan bulan sebenarnya dalam mengelilingi bumi.12

Sistem

hisab haqiqi pun berkembang dari sistem hisab haqiqi taqribi, haqiqi

tahqiqi dan haqiqi kontemporer sesuai dengan perkembangan dan kemajuan

ilmu pengetahun.

Ilmu hisab yang terdapat dalam kitab al-Mandzumah ad-Daliyah fi

Awaili al-Asyhuri al-Qamariyah merupakan ilmu hisab urfi yang mekanisme

perhitungannya masih sangat mudah tanpa menggunakan perhitungan-

perhitungan astronomis. Dilihat dari klasifikasi ilmu hisab, hasil dalam sistem

hisab yang terdapat dalam kitab al-Mandzumah ad-Daliyah fi Awail al-

Asyhuri al-Qamariyah masih tergolong kurang akurat sehingga tidak dapat

digunakan untuk menentukan awal bulan hijriyah yang berkaitan dengan

syariat dalam pelaksanaan ibadah.

12

Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Pedoman Rukyat dan Hisab

Nahdlatul Ulama, Jakarta : tp, 2006, hlm. 5 – 6.

Page 80: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisa penulis, terdapat beberapa kesimpulan mengenai

metode hisab yang terdapat pada kitab al-Mandzumah ad-Daliyah fi Awail al-

Asyhur al-Qamariyah karya Syeikh Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-

Maskuambang yaitu:

1. Metode hisab yang digunakan oleh Syeikh Muhammad Faqih bin Abdul

Jabbar al-Maskuambangi dalam kitab al-mandzumah ad-daliyah fi awail

al-asyhur al-qamariyah termasuk metode hisab ‘urfi yang perhitungannya

bisa dilakukan dengan cara yang cepat dan sederhana. Perhitungan yang

pertama adalah dengan membagi tahun yang dicari dengan bilangan 30

apabila sisa dari pembagian tersebut adalah salah satu angka : 2, 5, 7, 10,

13, 15, 18, 21, 24, 26, atau 29 maka tahun yang dicari adalah tahun

kabisat, apabila sisa hasil pembagiannya bukan angka-angka di atas maka

tahun yang dicari adalah tahun basithah.

Perhitungan yang kedua dengan cara tahun yang dicari dikurangi 1

kemudian dibagi 30, hasil pembagiannya dikali 5, dari sisa pembagian

dicari jumlah tahun tahun kabisat dan basitah, yang kabisat dikali 5 dan

yang basitah dikali 4, hasilnya dijumlahkan dengan hasil pembagian yang

dikali 5, hasilnya ditambah 5 dan dibagi 7, sisanya adalah hari jatuhnya

awal bulan qamariah. Hisab ini termasuk metode hisab urfi, yaitu metode

hisab yang perhitungannya hanya memperhitungakan perjalanan rata-

Page 81: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

71

rata bulan sehingga tidak bisa dijadikan sebagai pedoman untuk

perhitungan dalam hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah.

2. Kelebihan kitab ini adalah perhitungannya masih sangat sederhana dan

mudah dipelajari. Hisab ini termasuk dalam kriteria hisab aritmatik yang

pada praktiknya bisa diterapkan dalam pembuatan kalender sepanjang

masa untuk keperluan sipil dan adminstrasi. Sedangkan kekurangan kitab

ini yaitu belum membahas tentang koreksi atau ta’dil sehingga

perhitungannya masih bersifat sangat umum dan belum akurat.

B. Saran-saran

1. Kitab al-Mandzumah ad-Daliyah fi Awail al-Asyhur al-Qamariyah adalah

salah satu kitab falak karangan tokoh dari Jawa Timur yaitu Syeikh

Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar al-Maskumambangi yang perlu

dipelajari agar ilmu falak terus mengalami perkembangan zaman sejalan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Walaupun metode hisabnya

termasuk kategori hisab urfi yang menurut klasifikasi ilmu falak belum

akurat, akan tetapi metode ini tetap merupakan bentuk kesatuan

dari metode-metode hisab, karena kemunculan metode hisab taqribi,

tahqiqi dan kontemporer disebabkan adanya metode hisab ‘urfi ini.

2. Memasukkan disiplin ilmu falak karya Ulama-Ulama Nusantara ke dalam

kurikulum pembelajaran di Pondok Pesantren atau Madrasah agar muncul

generasi penerus yang mendalami dan mengembangkannya, serta

mengajarkan Ilmu Falak kepada generasi selanjutnya, karena Ilmu Falak

Page 82: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

72

merupakan ilmu yang sangat diperlukan masyarakat dalam hal-hal yang

berkaitan dengan ibadah.

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas kebahagiaan dan

nikmat selalu berjalan bersama dalam setiap kehidupan makhlukNya, serta

ilmu pengetahuan yang tak pernah habis dipelajari hingga sampai pada

tahapan akhir perjalanan pendidikan ini. Dengan segala upaya penulis

berusaha menghadirkan yang terbaik dalam penulisan skripsi, salah dan

kurang pasti ada di setiap hembusan nafas yang dititipkan Allah SWT kepada

setiap manusia seperti penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan

kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran konstruktif

demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini

bermanfaat khususnya bagi penulis dan untuk orang lain.

Semoga Allah SWT selalu menunjukkan jalan kebenaran bagi kita semua.

Page 83: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

DAFTAR PUSTAKA

Abu Daud, Sulaiman Ibn Al-Asy’ats, Sunan Abu Daud, Juz 1, (Beirut: Darul

Fikr, tth).

al-Asqalani, Ibnu Hajar, fathu al-bari Syarh Shahih al-Bukhari, juz IV, (Beirut:

Dar al-Fikr, 1998).

al-Qalyubi, Syihabuddin, Hasyiyah Minhaju at-Thalibin jilid II, (Kairo: Musthafa

al-Babi al-Halabi, 1956).

al-Qurtubi, Sumanto, Nahdlatul Ulama (Dari Politik Kekuasaan Sampai

Pemikiran Keagamaan), Semarang: Lembaga Studi Sosial dan Agama

(eLSA) Press, 2004.

an-Nawawi, Shahih Muslim bi Syarhi an-Nawawi, juz VII, (Beirut: Dar al-Fikr,

1972).

Azhari, Susiknan, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Edisi Revisi, Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, Cet.II, 2008.

Azhari, Susiknan, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern,

Yogyakarta : Suara Muhamadiyyah, 2007 cet. II.

Azwar, Saifuddin, “Metode Penelitian”, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Barton, Greg, Biografi Gus Dur The Authorized Biographi of Abdurrahman

Wahid, Yogyakarta: LKis, 2002, cet. Kedua.

Ismail, Muhammad bin, bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah al-bukhari,

shahih al-bukhari, juz 2, Kairo : Dar al-hadis, 2004.

Izzuddin, Ahmad dkk, Buku Saku Hisab Rukyat, Jakarta : Direktorat Pembinaan

Syariah dan Hisab Rukyat, Direktorat Urusan Agama Islam dan

Pembinaan Syariah Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam,

2013.

Izzuddin, Ahmad, Analisa Kritis Tentang Hisab Awal Bulan Qamariyah Dalam

Kitab Sullam Al- Nayyirain, skripsi sarjana fakultas Syariah IAIN

Walisongo, Semarang; Perpustakaan IAIN Walisongo, 1997.

Izzuddin, Ahmad, Fiqih Hisab Rukyah “menyatukan NU dan Muhammadiyah

dalam penentuan awal Ramadhan, idul fitri dan idul adha”, Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Page 84: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

Izzuddin, Ahmad, Ilmu Falak Praktis (metode hisab-rukyat praktis dan solusi

permasalahannya), Pustaka Al-hilal Semarang, edisi revisi..

Khazin, Muhyiddin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik Perhitungan Arah

Kiblat, Waktu Shalat, Awal Bulan dan Gerhana, Yogyakarta : Buana

Pustaka, 2004.

Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Pedoman Rukyat dan Hisab

Nahdlatul Ulama, Jakarta : tp., 2006.

Maskufa. Ilmu Falak, Jakarta: Gaung Persada (GP Press), 2010.

al-Maskumambang, KH. Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar, Menolak Wahabi

“Membongkar Penyimpangan Sekte Wahabi; dari Ibnu Taimiyah

hingga Abdul Qadir at-Tilmisani”, 2015, terj. KH. Abdul Aziz

Manshur, Depok: Sahifa, 2015

al-Maskumambang, Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar, tahqiq kitab al-

mandzumah ad daliyah fi awail al-asyhur al-qamariyah terj. Fatin

Masyhudi Bahri, (Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia,

2009).

Masroeri, A. Ghazalie dkk, Pedoman Rukyat Dan Hisab Nahdlatul Ulama,

Jakarta : Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, 2006.

Mujab, Sayful, studi analisis pemikiran Hisab KH. Moh. Zubair Abdul Karim

dalam kitab ittifaq Dzatil Bain, Skripsi Sarjana Fakultas Syariah IAIN

Walisongo, Semarang.

Muslim, Abu Husain, bin Al-Hajjaj, Jami’u As-Sahih, Juz III, Beirut : Dar Al-

Fikr, tt.

Pustaka Tebuireng, Profil Pesantren Tebuireng, Jombang: Pustaka Tebuireng,

2011, cet. Pertama.

Saksono, Tono, Mengkompromikan Rukyat & Hisab, Jakarta: Amithas Publicita

dan Center for Islamic Studies, 2007.

Singarinbun, Masri (ed), Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3S, 1989.

Sopyan, Yayan, Pengantar Metode Penelitian, tp., 2009.

Sub Direktorat Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat Direktorat Urusan Agama

Islam & Pembinaan Syariah, Ilmu falak praktik, (Jakarta : Kementerian

Agama, 2013).

Page 85: METODE PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH SYEIKH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30688/1/MOH... · mudah dipelajari untuk orang-orang yang baru belajar ilmu falak

Suparta, Mundzir, Perubahan Orientasi Pondok Pesantren Salafiyah Terhadap

Perilaku Keagamaan Di Masyarakat, Jakarta: Asta Buana Sejahtera,

2009.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995,

cet 9.

Wahid, Abdurrahman, Islamku, Islam Anda, Islam Kita (edisi digital), Jakarta:

Democracy Project (Yayasan Abad Demokrasi), 2011.