mengevaluasi perang melawan penjajah kolonial hindia belanda

21
Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda Perang Banjar, Aceh Berjihad, Perang Batak

Upload: syafira-azzahra

Post on 13-Jan-2017

336 views

Category:

Education


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda

Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia BelandaPerang Banjar, Aceh Berjihad, Perang Batak

Page 2: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda

Perang Banjar

Penyebab, Strategi Perang, Medan Perang, Akhir Perang, Akibat Perang

Page 3: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda

Penyebab

Sebab Umum

▪ Rakyat tidak senang dengan merajalelanya Belanda

▪ Belanda terlalu banyak campur tangan dalam urusan intern kesultanan

▪ Belanda bermaksud menguasai daerah Kalimantan Selatan karena ditemukannya tambang batubara

Sebab Khusus

Pangeran Hidayatullah yang seharusnya menjadi Sultan Banjar tidak disetujui oleh Belanda yang kemudian menganggap Tamjidullah sebagai sultan yang sebenarnya tidak berhak menjadi sultan. Kemudian setelah Belanda mencopot Tamjidullah dari kursi sultan, Belanda membubarkan Kesultanan Banjar

Page 4: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda

Strategi Perang

Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari menggunakan strategi perang gerilya dengan membuat kerajaan baru di

pedalaman dan membangun benteng-benteng pertahanan di hutan-hutan.

Page 5: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda

Medan Perang

Daerah pertempuran berada di daerah Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan Tengah. Termasuk di daerah sungai Barito.

Page 6: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda

Akhir Perang

Setelah Pangeran Hidayatullah tertangkap dan Pangeran Antasari wafat, perjuangan tetap berlanjut yang di pimpin oleh Gusti Mat

Seman, Gusti Acil, Gusti Muhammad Arsyad, dan Antung Durrahman. Oleh pemimpin-pemimpin tersebut, rakyat masih

bergerilya dengan se-sekali melakukan serangan kepada Belanda sampai awal abad ke-20

Page 7: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda

Akibat Perang

Bidang Politik

▪ Daerah Kalimantan Selatan dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah kolonial Belanda

▪ Dibubarkannya negara Kesultanan Banjar.

Bidang Ekonomi

Dikuasainya tambang batubara dan perkebunan di daerah Kalimantan Selatan.

Page 8: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda

Aceh Berjihad

Latar Belakang, Periode, Siasat Snouck Hurgronje, Taktik Perang, Surat Tanggapan Tanda Menyerah

Page 9: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda

Panglima besar angkatan perang Belanda, Jenderal J.H.R. Kohler tewas ditembak oleh penembak jitu Aceh pada tahun 1873

Page 10: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda

Latar Belakang

▪ Akibat dari Perjanjian Siak 1858, Sultan Ismail menyerahkan wilayah Deli, Langkat, Asahan dan Serdang kepada Belanda. Belanda melanggar perjanjian Siak, maka berakhirlah perjanjian London tahun 1824

▪ Akibat perjanjian Sumatera 1871, Aceh mengadakan hubungan diplomatik dengan Konsul Amerika Serikat, Kerajaan Italia dan Kesultanan Usmaniyah di Singapura. Akibat upaya diplomatik tsb, Belanda menjadikannya sebagai alasan untuk menyerang Aceh

Page 11: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda

Van Heutsz sedang memperhatikan pasukannya dalam penyerangan ke Batee Iliek.

Page 12: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda

Periode

▪ Perang Aceh Pertama (1873-1874) dipimpin oleh Panglima Polim dan Sultan Mahmud Syah melawan Belanda yang dipimpin Köhler

▪ Perang Aceh Kedua (1874-1880). Pasukan Belanda dipimpin oleh Jenderal Jan van Swieten

▪ Perang ketiga (1881-1896), perang dilanjutkan secara gerilya dan dikobarkan perang fi sabilillah

Page 13: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda

Perang Samalanga pertama pada tanggal 26 Agustus 1877. Panglima besar Belanda, Mayor Jenderal Karel van der Heijden kembali ke pasukannya setelah mendapatkan perawatan pada matanya yang tertembak

Page 14: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda

Siasat Snouck Hurgrounje

golongan Keumala (yaitu Sultan yang berkedudukan di Keumala) dengan pengikutnya dikesampingkan dahulu. Tetap menyerang

terus dan menghantam terus kaum ulama. Jangan mau berunding dengan pimpinan-pimpinan gerilya. Mendirikan pangkalan tetap di Aceh Raya. Menunjukkan niat baik Belanda kepada rakyat Aceh, dengan cara mendirikan langgar, masjid, memperbaiki jalan-jalan

irigasi dan membantu pekerjaan sosial rakyat Aceh.

Page 15: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda

Taktik Perang

▪ Taktik perang gerilya Aceh ditiru oleh Van Heutz, di mana dibentuk pasukan maréchaussée yang dipimpin oleh Hans Christoffel dengan pasukan Colone Macan

▪ Taktik berikutnya yang dilakukan Belanda adalah dengan cara penculikan anggota keluarga gerilyawan Aceh

▪ Taktik selanjutnya, pembersihan dengan cara membunuh rakyat Aceh yang dilakukan di bawah pimpinan Gotfried Coenraad Ernst van Daalen yang menggantikan Van Heutz

▪ Taktik terakhir menangkap Cut Nyak Dhien yang masih melakukan perlawanan secara gerilya, Cut Nyak Dien ditangkap dan diasingkan ke Sumedang

Page 16: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda

Divisi Marsose pertama pada tahun 1892, Kapten Notten dan Letnan Nolthenius beserta komandan brigade

Page 17: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda

Surat Perjanjian Tanda Menyerah

Raja (Sultan) mengakui daerahnya sebagai bagian dari daerah Hindia Belanda, Raja berjanji tidak akan

mengadakan hubungan dengan kekuasaan di luar negeri, berjanji akan mematuhi seluruh perintah-perintah yang

ditetapkan Belanda

Page 18: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda

Perang Batak

Perang Batak (1878-1907), merupakan perang antara Kerajaan Batak melawan Belanda. Perang ini berlangsung selama 29 tahun

Page 19: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda

Alasan Meletusnya Perang

▪ Raja Sisingamangaraja XII tidak senang daerah kekuasaannya diperkecil oleh Belanda. Kota Natal, Mandailing, Angkola dan Sipirok di Tapanuli Selatan dikuasai oleh Belanda.

▪ Belanda berusaha mewujudkan Pax Netherlandica

Page 20: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda

▪ Pada tahun 1894, Belanda melancarkan serangan untuk menguasai Bakkara, pusat kedudukan dan pemerintahan Kerajaan Batak

▪ Pada tahun 1907, Pasukan Marsose di bawah pimpinan Kapten Hans Christoffel berhasil menangkap Boru Sagala, istri Sisingamangaraja XII serta dua orang anaknya, sementara itu Sisingamangaraja XII dan para pengikutnya berhasil melarikan diri ke hutan Simsim

▪ Tanggal 17 Juni 1907, Sisingamangaraja XII gugur bersama dengan putrinya Lopian dan dua orang putranya Sutan Nagari dan Patuan Anggi. Gugurnya Sisingamangaraja XII menandai berakhirnya Perang Tapanuli.

Page 21: Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia Belanda