memerintah dalam hidup

7
Memerintah dalam hidup Meratap – suatu gaya hidup pertobatan dan iman Bruce dan Julianne Hamilton 14 November, 2010 Pembukaan Dalam Perjanjian Baru kita membaca cerita mengenai seorang dari Yerikho bernama Zakheus, yang mencari untuk melihat siapa Yesus. Laki-laki ini telah mendengar perkataan Kristus. Dia telah menerima firman-Nya bahkan sebelum dia bertemu dengan Yesus. Kita mengetahui hal itu karena Kitab Suci menuliskan bahwa orang ini menceritakan kepada Kristus akan bagaimana dia telah meng-order seluruh hidupnya, menurut firman yang telah dia dengar. Melawan segala rintangan dia maju untuk ‘melihat’ Tuhan dengan memanjat pohon ara, karena dia adalah seorang yang sangat kecil. Dia ingin ‘melihat’ Tuhan. Kitab Suci sangat jelas mengenai ini. Saya ingin mengingatkan poin ini kepada anda, karena disinilah pertobatan kita dimulai. Itu dimulai ketika kita ‘melihat’ Kristus. Itu dimulai ketika kita diterangi oleh Roh Kudus, untuk ‘melihat’ Dia. Dan ketika kita ‘melihat’ Dia, kita melihat perlunya pertobatan dalam kehidupan kita. Kita melihat bahwa kita membutuhkan Dia. Kita melihat bahwa kita perlu belajar dari Dia, dan kita meratap, seperti tercatat dalam Kitab Suci, seperti ‘orang meratapi anak tunggal’. 1 Ini yang dikatakan dikatakan Ayub: ‘Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.’ Ayub 42:5,6. Tempatnya pertobatan ditemukan ketika kita diterangi dan ‘memandang/melihat’ Kristus. Dan bagi mereka yang menerima Kristus, ketika mereka memandang Dia dan melihat DIa, respon mereka adalah meratap. ‘Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, [ingat, kita diterangi oleh kuasa Roh Kudus] dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung ... Negeri itu akan meratap, setiap kaum 1 Zak 12:10 Hal 1

Upload: rachel

Post on 19-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pengajaran Kristen.

TRANSCRIPT

Memerintah dalam hidupMeratap suatu gaya hidup pertobatan dan imanBruce dan Julianne Hamilton 14 November, 2010Pembukaan Dalam Perjanjian Baru kita membaca cerita mengenai seorang dari Yerikho bernama Zakheus, yang mencari untuk melihat siapa Yesus.Laki-laki ini telah mendengar perkataan Kristus. Dia telah menerima firman-Nya bahkan sebelum dia bertemu dengan Yesus. Kita mengetahui hal itu karena Kitab Suci menuliskan bahwa orang ini menceritakan kepada Kristus akan bagaimana dia telah meng-order seluruh hidupnya, menurut firman yang telah dia dengar.Melawan segala rintangan dia maju untuk melihat Tuhan dengan memanjat pohon ara, karena dia adalah seorang yang sangat kecil. Dia ingin melihat Tuhan. Kitab Suci sangat jelas mengenai ini. Saya ingin mengingatkan poin ini kepada anda, karena disinilah pertobatan kita dimulai.Itu dimulai ketika kita melihat Kristus. Itu dimulai ketika kita diterangi oleh Roh Kudus, untuk melihat Dia. Dan ketika kita melihat Dia, kita melihat perlunya pertobatan dalam kehidupan kita. Kita melihat bahwa kita membutuhkan Dia. Kita melihat bahwa kita perlu belajar dari Dia, dan kita meratap, seperti tercatat dalam Kitab Suci, seperti orang meratapi anak tunggal.[footnoteRef:2] [2: Zak 12:10]

Ini yang dikatakan dikatakan Ayub:Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu. Ayub 42:5,6.Tempatnya pertobatan ditemukan ketika kita diterangi dan memandang/melihat Kristus. Dan bagi mereka yang menerima Kristus, ketika mereka memandang Dia dan melihat DIa, respon mereka adalah meratap.Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, [ingat, kita diterangi oleh kuasa Roh Kudus] dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung ... Negeri itu akan meratap, setiap kaum keluarga tersendiri; ... dan isteri mereka tersendiri (oleh mereka sendiri terjemahan Inggris). Zak 12:10-14.Oleh mereka sendiriAyat-ayat ini adalah kunci nyata ketika tiba untuk memahami apa artinya meratap dengan dukacita ilahi.Karena ada dukacita duniawi yang hanya menghasilkan maut. Dukacita ini, atau penyesalan yang dalam, adalah pertobatan yang salah yang hanya memimpin kita kepada penebusan dosa. Kitab Suci mencatat bahwa, Sebab dukacita menurut kehendak Allah (dukacita ilahi terjemahan Inggris) menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.[footnoteRef:3] [3: 2 Kor 7:10]

Ketika kita meratap dengan cara ini, ini adalah dukacita yang dari dunia, karena tidak menyatukan kita kepada iman dari Allah dan begitu banyak yang lemah dan depresi.Dukacita duniawiDukacita duniawi adalah mekanisme pembenaran diri. Hal itu tidak diterangi tidak juga dari iman. Itu adalah mekanisme yang mencari untuk mematikan apa yang dianggap suatu kehidupan yang tak berarti.Banyak dari kita beberapa kali merasakan seperti ini. Kita tergoda untuk jatuh pada pedang kita dan mengatakan, itu hanya tidak berhasil! Dan anda tahu, bahwa itu adalah benar.Cara dukacita duniawi tidaklah berhasil, karena itu bukanlah jalan dari iman.Kita membaca dalam kitab Korintus yang seperti ini. Mereka Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka.[footnoteRef:4] [4: 2 Kor 10:12,13]

Ini bukanlah jalan dari iman, karena mereka adalah ukuran dari apa yang benar. Itu bukanlah jalan dari hikmat. Itu adalah jalan dari kolegialitas.Kita perlu memahami bahwa kita bahkan bukan untuk diukur dari pertobatan kita.Jika dukacita kita adalah dukacita ilahi, maka iman kita adalah bahwa Allah-lah ukuran pertobatan kita, dan bukan kita. Kita tidak mem-fasilitasi keselamatan kita sendiri.Jalan dari imanJalan dari iman tidak pernah membiarkan kita untuk menjadi diukur dari apa yang benar, dan dengan senang menerima ukuran kebenaran dari Bapa, kembali kepada kehidupan kita. Firman-Nya datang untuk memindahkan kita dari jalan penebusan dosa kepada jalan pertobatan yang benar.Dalam dukacita dan kesedihan kita, kita harus berhati-hati untuk tidak salah menanggapi firman Allah ketika itu datang kepada kita. Ketika itu datang, kita harus menerima, percaya, dan menjalaninya.Pada titik ketika kita melihat Kristus Firman itu-lah, dan memandang kepada-Nya, maka kita meratapi dari diri kita sendiri. Kita menerima suatu penerangan. Dan pada saat itu, kita benar-benar bertanggung jawab untuk kehidupan kita. Kitab Suci juga mencatat kesungguhan dan pertanggungjawaban, dengan apa kita mulai meng-order jalan-jalan kita sesuai dengan firman yang kita terima.Kita membaca dalam kitab kedua Korintus: Sebab perhatikanlah betapa justru dukacita yang menurut kehendak Allah itu mengerjakan pada kamu kesungguhan yang besar, bahkan pembelaan diri, kejengkelan, ketakutan, kerinduan, kegiatan, penghukuman! Di dalam semuanya itu kamu telah membuktikan, bahwa kamu tidak bersalah di dalam perkara itu. 2 Kor 7:11,12.Dan inilah respon yang kita lihat dari Zakheus. Respon semacam ini hanya dapat datang ketika kita melihat Kristus, dan menerima firman-Nya.Menerima firman dengan sukacitaZakheus adalah seorang laki-laki yang, menurut Kitab Suci, menerima firman dengan sukacita. Dia dengan senang menerima firman secara keseluruhan semua yang mudah untuk didengar, juga semua yang keras untuk didengar.Dan lebih dari itu, setelah melihat Kristus, dia mempunyai iman untuk menerima Dia kedalam hidup dan rumahnya tempat dimana dia hidup. Dia kemudian memberikan pertanggungjawaban pertobatannya kepada Tuhan dan bagaimana dia telah berbalik dari semua jalan-jalannya.Kita harus memahami bahwa jalan dari persembahan datang kepada persekutuan, dengan suatu pertanggungjawaban akan bagaimana kita meng-order jalan-jalan kita sesuai dengan apa yang kita lihat dan dengar, berkenaan dengan firman Allah bagi hidup kita.Persembahan, tidak datang dengan ukuran, penilaian atau sudut pandang seseorang sendiri.Zakheus memberikan suatu pertanggungjawaban akan bagaimana dia telah menetapkan untuk mengatur semua jalan-jalannya tepat seturut dengan firman Tuhan yang telah dia dengar. Dia datang kepada Kristus, memberikan suatu pertanggungjawaban akan seluruh hidupnya. Dia bukan datang dengan penilaian dan sudut pandangnya sendiri, mengenai hidupnya sendiri.Dia tidak datang kepada Kristus dengan ukurannya sendiri akan apa yang dia pikir benar, berkenaan dengan pekerjaan tangannya.Bukanlah fokusnya untuk memberikan alasan, sekalipun dia cukup sadar akan keadaannya yang berdosa. Tetapi, dia datang sebagai suatu buku yang terbuka, rela menerima dari Kristus ukuran yang benar akan hidupnya entahkah itu baik atau buruk. Ini karena pertobatannya terhubung dengan iman.Dia melihat Kristus dan diterangi. Dia menerima koreksi, sebagaimana juga penghargaan. Dalam pengalaman saya, Kristus firman Allah selalu membawa keduanya!Apakah kita menerima firman dengan sukacita sebagai kebenaran, atau apakah kita mengukur dalam diri kita sendiri akan apa yang benar?Kita tahu ketika kita menerima firman sebagai kebenaran, karena kita dengan sukacita menerimanya!Ketika kita mendengarkan firman, dan menerimanya dengan kualifikasi, kemudian kita menjadi ukuran akan apa yang benar. Ini bukanlah jalan dari iman.Cukup sederhana, jika firman tidak diterima dengan sukacita, maka firman tidak diterima sama sekali!Ya dan aminJalan pertobatan dan iman adalah jalan dari Ya dan amin, ketika mendengarkan firman Allah.Itu Ya, karena saya mempercayainya!.Itu Ya karena saya percaya dan menerima bahwa saya tidak mengukur apa yang benar. Allah adalah benar.Itu Amin, karena seharusnya demikianlah dalam hidup saya.Itu Amin, karena kita mengatakan, Jadilah padaku menurut perkataan-Mu.[footnoteRef:5] [5: Luk 1:38]

Proses yang sebagaimana mestinya dari meratap adalah jalan dari pertobatan, dicampurkan dengan iman. Karena pertobatan selalu dihubungkan dengan iman.Dukacita ilahi, dicampur dengan amin dari iman, adalah mekanisme keselamatan dari pertobatan.Kita melihat dalam cerita ini, seluruh mekanisme dari pertobatan dan iman berjalan, dalam hidup Zakheus. Dan karena Zakheus berinteraksi dalam cara ini dengan Firman Allah, kita melihat dalam Kitab Suci setelah pertanggungjawabannya akan hidupnya, Kristus mengajarkan dia lebih lanjut. Kita membaca dalam perumpamaan mina mengenai seluruh budaya dan jalan oleh mana seorang seharusnya bertambah dalam urusan bisnis, menurut budaya ilahi, dengan jalan persembahan.Kristus juga mengajarkan bagaimana seorang saudara seharusnya menerima dan mendengar dari saudara yang lain.Anda melihat, Zakheus adalah pemungut cukai dan pendosa. Caranya menghasilkan uang adalah korupsi. Pada dasarnya dia mengambil keuntungan secara pribadi dan keuangan dari mencuri mereka yang miskin. Ini adalah mekanismenya.Sekarang dia mencari untuk bertobat dari hal ini dengan sepenuhnya berbalik dari jalan-jalannya. Dia kelihatan terlalu melakukannya! Dia memberikan setengah dari kepunyaannya kepada orang miskin, dan dimana dia memeras apapun dari orang lain, dia mengembalikan itu empat kali lipat.[footnoteRef:6] [6: Luk 19:8]

Dia mengajarkan kita jalan-jalan-NyaDan Tuhan bertemu dengan dia disana, dan mengajarkan dia lebih lagi. Inilah yang Tuhan lakukan bagi kita. Ketika kita kembali kepada-Nya dan firman-Nya dan bertobat, Tuhan kemudian merindukan untuk mengajarkan kita lebih lagi dari jalan-jalan-Nya.Allah bukan diatas di suatu tempat, memperhatikan kita menampilkan kebenaran kita setiap hari. Dan jika kita membuat kesalahan, Dia mengirimkan penghancur untuk menghancurkan kita!Tidak. Dia tahu bahwa kita masih berdosa. Kita belum sempurna. Dia datang untuk mencari dan menyelamatkan mereka yang terhilang. Jika kita dengan sukacita menerima-Nya, dan meng-order jalan-jalan kita sesuai dengan firman-Nya, Dia ada untuk menguatkan kita lebih lagi. Dia melakukan ini dengan mengajarkan kita dalam firman-Nya, dan memberikan kita suatu penerangan, yang menjaminkan kita lebih lagi di dalam DiaDia membangun hidup-Nya, dan firman-Nya, kedalam kita.Inilah sikap pertobatan Zakheus, dan karena dengan sukacita dia menerima firman, dan meng-order jalan-jalannya sesuai dengan itu oleh iman, Kristus menamai dia anak Abraham, dan memasukkan dia dalam berkat perjanjian.Keselamatan bagi rumahnyaKeselamatan ada bagi dia, dan anak-anaknya, dan anak-anak dari anak-anaknya. Dan dengan demikian Zakheus memulai kedalam jalan pertobatan dan imanDukacita ilahi yang benar bagi kita, adalah gaya hidup. Kita belajar bahwa kita meratap, bukan karena kita kehilangan Kristus, tapi karena kita mendapatkan Dia. Kita meeting Him in the mourning (bertemu dengan Dia dalam meratap).[footnoteRef:7] [7: Kata-kata dari lagu, Meet Him in the Mourning oleh MA Wylie]

Kita mendapatkan Dia, ketika kita berpartisipasi dalam mekanisme keselamatan hidup dari pertobatan dan iman.Kita mempunyai persekutuan dengan dia ketika kita bertemu dengan Dia dalam pertobatan dan iman, karena inilah jalan dari iman. Dengan jalan ini, kita datang kepada Kristus membawa pertanggungjawaban, dan tidak membawa sudut pandang atau ukuran akan apa yang benar.Terang dan persekutuanDan ketika kita bertemu dengan Dia disana, kita berjalan dalam terang, seperti Dia didalam terang ini adalah ketika kita melihat Dia.Dan ketika kita melihat Dia, kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.[footnoteRef:8] [8: 1 Yoh 1:7-10]

Firman-Nya didalam kitaAllah menginginkan firman-Nya didalam kita. Semuanya adalah tentang itu!.Dan penyediaannya ditemukan untuk kita saat ini, dalam roti firman-Nya menjadi daging dan dalam anggur darah-Nya tercurah bagi dosa kita, bahwa Dia menyucikan kita dari semua kejahatan.Inilah perjamuan kita. Inilah partisipasi kita. Inilah persekutuan kita.

Hal 2