masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. warna-warni mui ini...

48
Info Ulama Edisi No.1 Th.X 2014 5 onehdwallpaper.com www.plusgoogle.com/badar masbadar Cover.indd 5 Cover.indd 5 11/23/2015 4:35:22 PM 11/23/2015 4:35:22 PM

Upload: lyliem

Post on 15-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi No.1 Th.X 2014 5

onehdwallpaper.com

ww

w.p

lusg

oogl

e.co

m/b

adar

mas

bada

r

Cover.indd 5Cover.indd 5 11/23/2015 4:35:22 PM11/23/2015 4:35:22 PM

Page 2: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Penanggung Jawab: KH. Syarifuddin Abdul Ghani, MA Dewan Pengarah: KH. Zulfa Mustofa MY, Habib Ali

bin Abdurrahman Assegaf, Dr. K.H. Luthfi Fathullah, KH. Zarkasih Sulaiman, Drs. H. Thoyyib Syah Putra, H.

Risman Muchtar, S.Sos.I, Dr. H. A. Syafi i Mufi d, M.A, H. Danny Kurniawan Armananta, S.E, Dr. Hj. Faizah Ali

Syibromalisi, Dr. Didi Supandi Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Dr. H. Amar Ahmad, M.Si Redaktur

Pelaksana: Nanda Khairiyah, S.I. Kom Redaktur: H. Rakhmad Zailani Kiki, S.Ag, MM, Taufi q Rifani, S.Pd.I,

Abdul Muaz, S.HI, Firman Yaqien, Hasanuddin Keuangan: Ust. Muharno, Murtadho Desain Grafi s: Akila

Sekretariat Redaksi: Kompleks Masjid Jakarta Islamic Centre Jl. Kramat Jaya, Koja, Jakarta 14260 Telp:

021-44835249 Fax: 021-44835248 Website: www.muidkijakarta.or.id Email: [email protected]

Alhamdulillah wasyukrulillah. Segala puji atas segenap nikmat Ilahi. Shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad SAW. Kami bersyukur majalah Info Ulama edisi 3 tahun 2015 ini kembali terbit. Kali ini mengangkat isu milad MUI DKI Jakarta yang ke 40 tahun.

Pada usia yang � dak muda lagi, banyak penca-paian yang sudah dilalui MUI. Kenda� demikian, banyak pula PR [Pekerjaan Rumah] yang mes� dilakukan MUI.

Salah satunya yang terpenting adalah MUI DKI Jakarta mes� berperan ak� f dalam menjaga umat Islam di Jakarta agar � dak terbelah-belah. Sesama ormas Islam di Jakarta mes� menyatukan visi demi tercapainya kepen� ngan bersama, bukan kepen� ngan pribadi. Sebab, berjuang demi Allah

Sambutan

SambutanKetua Umum

Majelis Ulama Indonesia [MUI] Provinsi DKI Jakarta

itu � dak bisa sendiri-sendiri; melainkan mes� berjamaah dan beramai-ramai. Selain itu, ada beberapa agenda Komisi-Komisi MUI DKI Jakarta untuk mengadakan kegiatan-kegiatan yang meli-batkan masyarakat Muslim Jakarta. Demikianlah. Semoga PR-PR tersebut dapat kita wujudkan bersama-sama. Amin.

Akhir kalam, selamat membaca. Semoga ma-jalah Info Ulama dapat memberi pencerahan bukan hanya untuk kalangan internal MUI tapi juga umat Islam umumnya.

KH. A. Syarifuddin Abdul Ghani, MAKetua Umum MUI

Provinsi DKI Jakarta2013-2018

Sumber foto www.mui.or.id

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �2

Cover.indd 2Cover.indd 2 11/23/2015 4:35:15 PM11/23/2015 4:35:15 PM

Page 3: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 3

Salam Redaksi

Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah, segala pujian hanya milik Allah. Shalawat dan salam tercurah untuk junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga syafaatnya akan terus menaungi kita semua hingga Hari Akhir. Amin.

Pembaca, Pada edisi ini, majalah Info Ulama akan men-

yuguhkan Laporan Utama terkait 40 Tahun MUI Provinsi DKI Jakarta: Perkuat Ukhuwah, Bina Umat. Selain topik tersebut, kami juga men-gangkat beberapa ar� kel menarik dan inspira� f

lainya. Kulik saja rubrik Perempuan yang men-gangkat sosok Ustadzah DR. Hj. Suryani Thahir yang belum lama ini meninggalkan kita, rubrik Opini seputar Meni� Kerjasama Ormas Islam, rubrik Fatwa tentang Hukum Pemberian Hadiah kepada Pejabat, dan lain sebagainya yang sayang bila Anda lewatkan.

Akhir kalam, mohon maaf bila ada kekurangan. Mohon kri� k dan saran membangunya. Selamat membaca! Semoga berfaedah!

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Redaksi

Daftar Isi

Laporan Utama: 40 TAHUNMUI DKI JAKARTAPERKUATUKHUWAH,BINA UMATHalaman 5

SambutanKetua Umum

MUI DKI JakartaHalaman 2

Pengantar RedaksiHalaman 4

Opini:Meni� Kerjasama

Ormas IslamHalaman 20

GaleriHalaman 23

Fatwa: Fatwa MUI DKI Jakarta

tentang Hukum Pemberian Hadiah Kepada Pejabat

Halaman 31

Perempuan:Mengenang Ustadzah

Dr. Hj. Si� Suryani ThahirHalaman 36

Profi l:K.H. Mawardi Abdul Gani, S.Ag

Ketua MUI Kabupaten

Administrasi Kepulauan Seribu Masa Khidmat 2015-2020

Halaman 38

Pustaka: Tentang Safi nah dan

Syekh SalimHalaman 40

Hikmah:Kisah Haji Mabrur &

Haji MardudHalaman 44

Edisi-7.indd 3Edisi-7.indd 3 12/21/2015 12:52:42 PM12/21/2015 12:52:42 PM

Page 4: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �4

Pengantar Redaksi

alam edisi 3 kali ini, majalah Info Ulama MUI DKI Jakarta akan menampilkan liputan

khusus tentang pe ri ngatan 40 tahun MUI. Seperti di ketahui, dalam sejarahnya, lan taran persoalan poli� k dan dinamika sosial yang terjadi di tubuh umat Islam pada masa-masa menjelang kelahiran MUI, mengakibatkan kelahiran MUI Pusat dan MUI Provinsi DKI Jakarta menjadi unik. MUI Provinsi DKI Jakarta lahir pada tanggal 13 Februari 1975, sementara MUI Pusat lahir pada 17 Rajab 1395 H, bertepatan dengan tanggal 26 Juli 1975. Artinya MUI Provinsi DKI Jakarta lahir sekitar 5 bulan lebih awal mendahului organisasi induknya. Kelahiran MUI itu sendiri dimaksudkan sebagai wadah silaturahim dan musyawarah para ulama, zuama dan umara untuk memberi panduan bagi umat Islam dalam menyelesaikan berbagai problema� kanya.

Di usianya yang ke 40 tentu ber bagai suka dan duka telah dila-lui pengurus MUI dari masa ke ma sa. Sebagai sebuah organisasi be sar yang mengayomi sejumlah organisasi Islam terkemuka seper�

MENGEMBALIKANSEMANGAT ORGANISASI ISLAM

DI BUMI JAKARTA

Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Syarikat Islam, Per� , Al Washilyah, Mathla’ul Anwar, DMI, dan be be-rapa ormas lainnya tentulah tugas dan tanggungjawab yang diemban tersebut tidaklah ringan. Belum lagi MUI diperhadapkan oleh be ragam tantangan umat, baik da lam negeri maupun dinamika kehidupan beragama secara global.

Berdasarkan piagam berdirinya, terdapat lima fungsi dan peran uta-ma MUI; Pertama, sebagai pewaris tugas nabi (warasat al-anbiya). Kedua, pemberi fatwa. Ke� ga, pem-bimbing dan pelayan umat (ri’ayat wa khadim al ummah). Keempat, penggerak ishlah dan ta jdid; dan Kelima, penegak amar ma’ruf nahi al-munkar. Buya Ham ka (Ketua MUI pertama), me nya takan “Ke-beradaan ulama se per� dikemuka-kan laksana kue bika di masak dalam periuk belanga da ri atas terkena api dan dari ba wah dinyalakan api”. Karena itu, berbagai tantangan dan dinamika tentulah menjadi “sara-pan harian” pengurus MUI dalam menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat.

Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen� ng dijadikan sebagai

catatan menarik untuk ditampil-kan kepada publik, pembaca se� a “Info Ulama”. Selain menampilkan aspek historisnya, kami menampil-kan pula berbagai dinamika dalam mengawal umat Islam di Indonesia. Selain itu, dalam edisi ini juga, kami menyajikan secara ringkas sejarah dan dinamika berbagai organisasi Islam yang diayomi oleh MUI, sep-er� Nahdlatul Ulama (NU), Muham-madiyah, dan Mathla’ul Anwar, serta sejumlah berita menarik dari Musyawarah Daerah (Musda) MUI di sejumlah wilayah.

Info Ulama edisi 3 juga mengu-pas Opini dari Ketua Komisi Ukhu-wah MUI DKI Jakarta, serta pe-nyajian rubrik Tokoh yang berperan besar dalam membantu berdiri dan berkembangnya sejumlah organisasi kemasyarakatan Islam di bumi Jakarta. Berbagai sajian berita dan hikmah dalam majalah “Info Ulama” ini diharapkan men-jadi pencerahan bagi umat Islam di DKI Jakarta untuk kembali menjadi “motor” dari lahir dan hadirnya se-mangat untuk menghidupsuburkan beragam ak� vitas keumatan dari sejumlah organisasi Islam di Ja-karta. Wallahu a’lam bi al shawab

D

Dr. H. Amar Ahmad, M.Si PenanggungJawab

Edisi-7.indd 4Edisi-7.indd 4 12/21/2015 12:52:43 PM12/21/2015 12:52:43 PM

Page 5: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 5

Tahun

Laporan Utama

Di tahun 2015 ini, MUI (Majelis Ulama Indonesia) Pusat genap berusia 40 tahun.Begitu pula dengan MUI Provinsi DKI Jakarta. Namun dikarenakan persoalan poli� k dan dinamika sosial yang terjadi di tubuh umat Islam pada masa-masa menjelang kelahiran MUI, mengakibatkan kelahiran MUI Pusat dan MUI Provinsi DKI Jakarta

menjadi unik. MUI Provinsi DKI Jakarta lahir pada tanggal 13 Februari 1975,sementara MUI Pusat lahir pada 17 Rajab 1395 H, bertepatan dengan

tanggal 26 Juli 1975. Ar� nya MUI Provinsi DKI Jakarta lahir sekitar 5 bulan lebih awal mendahului organisasi induknya (untuk penjelasannya dapat dibaca di ar� kel

Menengok Kembali Sejarah MUI Provinsi DKI Jakarta).

Oleh: Rakhmad Zailani Kiki

MUI DKI JAKARTA:Perkuat Ukhuwah,

Bina Umat

4040

Edisi-7.indd 5Edisi-7.indd 5 12/21/2015 12:52:44 PM12/21/2015 12:52:44 PM

Page 6: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �6

Laporan Utama

ika pada ulang tahunnya yang ke-40 tahun, MUI Pusat melakukan suksesi kepemimpinan melalui

Musyawarah Nasional (Munas) IX di Surabaya, Jawa Timur yang memilih dan mengukuhkan Dr. (HC) K.H. Ma`ruf Amin terpilih sebagai Ketua Umum MUI Pusat Masa Khidmat 2015-2020, maka pada ulang tahunnya ke-40, MUI Provinsi DKI Jakarta, me-lalui seruan Ketua Umumnya, K.H. Ahmad Syarifuddin Ab dul Ghani, Lc., MA, di dua ke giat-an yang berbeda, memiliki ko-mitmen agar MUI Provinsi DKI Jakarta lebih berperan dalam memperkuat ukhuwah, teru-tama antar ormas Islam dan berperan dalam membina umat.

Untuk seruan memperkuat ukhuwah antar ormas Islam ini, disampaikannya pada kegiatan Semiloka Penguatan Kerjasama Ormas Islam Tingkat Provinsi DKI Jakarta hari Kamis, 13 Agustus 2015 di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Pu� h, Jakarta Pusat. Dalam agenda yang diadakan Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI DKI Jakarta tersebut, beliau menyampaikan bahwa umat Is-lam di Jakarta semes� nya � dak terbelah-belah. “Mari ormas Islam di Jakarta menyatukan visi demi tercapainya kepen� ngan bersama, bukan kepentingan pribadi,” imbaunya. Menurut-

nya, berjuang demi Allah itu � dak bias sendiri-sendiri; me-lainkan mesti berjamaah dan beramai-ramai.

Sedangkan seruan beliau agar MUI Provinsi DKI Jakarta lebih berperan dalam membina umat bahkan menjadi salah satu komitmen utama yang mencuat di Rapat Pleno I MajelisUlama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 yang dis-elenggarakan di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Pu� h, Ja-karta Pusat, Rabu, 29 Juli 2015.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum MUI DKI Jakar-ta, K.H. A. Syarifuddin Abdul Ghani, MA, menyatakan agar program dan kegiatan MUI DKI Jakarta pada tahun 2015 dapat dirasakan umat, pembinaan-nya langsung ke umat. “Komisi Dakwah atau Komisi Ukhuwah diharapkan melakukan pembi-

naan muallaf dan diharapkan mempunyai data muallaf di Jakarta perkecamatan pada akhir tahun 2015 ini,” ujarnya, mengarahkan.

Arahan tersebut disam-but baik oleh beberapa ketua dan sekretaris komisi. Diawali oleh Hj. Nurdia� Akma, M.Si, Sekretaris Komisi Pember-dayaan Perempuan, Remaja dan Keluarga (PPRK) yang me-nyatakan bahwa ia di PPRK me-miliki data daerah-daerah rawan pemurtadan di Jakarta yang harusnya menjadi perha� an dan garapan MUI DKI Jakarta juga.

Sementara itu, Dr. K.H. Ah-mad Syafi `I Mufi d, MA, Ketua Komisi Pengkajian dan Pene-litian (Litbang) menyatakan bahwa Komisi Litbang pada tahun 2015 ini tidak melaku-kan kegiatan di hotel, tetapi di masjid-masjid di Jakarta agar

J

Edisi-7.indd 6Edisi-7.indd 6 12/21/2015 12:52:44 PM12/21/2015 12:52:44 PM

Page 7: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 7

Laporan Utama

MUI DKI Jakarta dapat berada di tengah-tengah umat dan program serta kegiatannya ber-manfaat langsung untuk umat.

Sedangkan Ketua Komisi Fatwa, Dr. K.H. A. Luthfi Fathul-lah menyarankan agar MUI DKI Jakarta dapat merespon perso-alan-persoalan umat dengan cepat berupa bimbingan melalui tanbih, taujihat atau zikir karena jika melalui fatwa prosesnya bisa lama.

Akhir kalam, persoalan ukhu-wah dan pembinaan umat me-mang sudah seharusnya menjadi konsen dan komitmen MUI Provinsi DKI Jakarta, bukan han-ya di HUT-nya yang ke-40 tahun ini saja kedua hal ini dicanan-gkan, bukan sekadar komit-men seremonial, tetapi harus diwujudkan dalam kerja-kerja konkrit di lapangan. Juga bukan hanya sampai kepengurusan

MUI Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinan K.H. Ahmad Syarifuddin Abdul Ghani, Lc., MA, saja, tetapi terus berlanjut di kepemimpinan beri-kutnya.

Dikarenakan pada ke-nyataannya, ormas Islam, juga umat Islam, khusus-nya di DKI Jakarta, sedang mengalami persoalan ukhuwah yang akut, seper� sa-ling menyalahkan dan merasa paling benar, paling besar, dan berkiprah untuk kelompoknya sendiri. Semua itu masih saja terjadi. Selain itu, program dan kegiatan MUI Provinsi DKI Jakarta selama ini harus jujur diakui masih kurang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, belum mampu membina ma-syarakat. Selama ini, program dan kegiatan MUI Provinsi DKI

Jakarta sebagian besar masih “jeruk makan jeruk”: dari semi-nar ke seminar, dari hotel ke ho-tel, yang pesertanya para pen-gurus MUI juga dan atau yang itu-itu juga. Akankah ini bisa diakhiri? Kembali kepada niat dan tekad kuat para pengurus, terutama para pimpinan MUI Provinsi DKI Jakarta. Selamat HUT ke-40 Tahun MUI Provinsi DKI Jakarta!.***

Edisi-7.indd 7Edisi-7.indd 7 12/21/2015 12:52:44 PM12/21/2015 12:52:44 PM

Page 8: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �8

Laporan Utama

MENENGOK KEMBALISEJARAH MUI PROVINSI

DKI JAKARTAPendirian MUI dilatarbelakangi adanya kesadaran kolek� f umat Islam bahwa

Negara Indonesia memerlukan suatu landasan kokoh bagi pembangunanmasyarakat yang maju dan berakhlak.

UI Provinsi DKI Ja-karta meskipun la-hir mendahului or-ganisasi induknya

(13 Februari 1975), masih ber-hubungan secara organisatoris dan historis dengan MUI Pusat. Bahkan, dalam kancah perger-akan umat Islam di Indonesia, legitimasi sejarah tetap saja dialamatkan kepada MUI Pusat.

MUI Pusat pernah berdiri pada bulan Oktober 1962 atas instruksi pemerintah pusat. Pada saat itu, MUI turut ambil bagian dalam pembangunan ala Demokrasi Terpimpin. Pada saat Soekarno turun dari kursi ke-presidenannya, MUI Pusat jus-tru � dak berfungsi. Sebaliknya,

MUI di daerah-daerah yang Islamnya terkenal kuat, misalnya Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan, kegiatannya justru semakin me-ningkat. Karenanya, pada saat itu mekanisme organisasi MUI � dak sama antara satu daerah dengan daerah lainnya [1].

MUI muncul hampir bersa-maan dengan dua kondisi poli� k yang paradoks di era Orde Baru.Di satu sisi, kegagalan perjuan-gan merehabilitasi Masyumi, akibat kekhawa� ran Orde Baru terhadap kelompok poli� k Is-lam. Di sisi lain, kebutuhan Or de Baru untuk mendapatkan dukungan poli� k dari kalangan Islam untuk mensukseskan

pembangunan ala Orde Baru.Orde Baru mulai melunak

dalam membendung aspirasi umat Islam; lunak tetapi tetap mengawasi. Di pihak umat Is-lam, kekecewaan politik atas kegagalan Masyumi, membuat mereka mendirikan wadah perjuangan baru dalam bentuk lain. Pada tanggal 9 Mei 1967, Muhammad Natsir bersama-sama dengan bekas pemimpin Masyumi lainnya, mendirikan mendirikan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).Wa-laupun tanpa dukungan pemer-intah, DDII memperoleh sambu-tan hangat di berbagai daerah. Terlebih lagi, ia mendapat du-kungan dari Rabithah al-Islami

Oleh: Rakhmad Zailani Kiki

M

Edisi-7.indd 8Edisi-7.indd 8 12/21/2015 12:52:45 PM12/21/2015 12:52:45 PM

Page 9: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 9

Laporan Utama

Karachi, dimana Natsir menjadi wakil ketua organisasi Islam internasional itu [3].

Sukses Dewan Dakwah Is-lamiyah Indonesia (DDII) me-munculkan inspirasi pemerintah untuk memprakasai berdirinya Pusat Dakwah Islam Indonesia (PDII) yang dibentuk Menteri Agama dengan SK No. 108/1969, tanggal 8 September 1969.Lem-baga yang diketuai K.H. Moh.Ilyas, kemudian H. Soedirman, merupakan organisasi semi resmi dan dikelola sejumlah

ulama dan cendikiawan yang dekat dengan pemerintah. Tu-juan lembaga ini untuk menin-gkatkan kegiatan dakwah. PDII berdiri didukung pemerintah dan diasuh tokoh-tokoh Ma-syumi.Kondisi semacam ini pada gilirannya melahirkan kesan, pendirian PDII untuk menyaingi DDII.

Salah satu karya besar PDII, keberhasilannya menyelengga-rakan Musyawarah Alim Ulama seluruh Indonesia di Jakarta pada tanggal 30 September

s/d 4 Oktober 1970.Dalam musyawarah yang bertemakan “Mewujudkan Kesatuan Amali-yah Sosial Umat Islam dalam Masyarakat, dan Partisipasi Alim Ulama dalam Pembangu-nan Nasional” itu, para peserta mengajukan usul untuk mendiri-kan “lembaga fatwa”. Mereka mngusulkan agar lembaga fatwa itu terdiri dari alim ulama dan cendikiawan muslim terpilih, yang memiliki pengetahuan luas, sehingga fatwanya memi-liki otoritas agama yang mengi-

Edisi-7.indd 9Edisi-7.indd 9 12/21/2015 12:52:45 PM12/21/2015 12:52:45 PM

Page 10: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �10

Laporan Utama

kat. Diharapkan, pemerintah dapat menyokong lembaga fatwa itu, sehingga fatwa-fatwa yang diterbitkan dapat lebih mengikat di masyarakat [4].

Hanya saja, para peserta musyawarah mengkhawa� rkan keberadaan lembaga fatwa tersebut menjadi tidak inde-penden ; menjadi alat pemer-intah untuk mendikte ulama. Menyikapi kekhawatiran ini, Menteri Agama menegaskan, lembaga fatwa itu sebena-rnya merupakan refl eksi peran ulama dan sama sekali bukan dimaksudkan untuk mendikte ulama [5].

Empat tahun kemudian, te-patnya antara tanggal 26 s/d 29 November 1974, PDII mem-prakasai lokakarya mubaligh seluruh Indonesia. Dalam loka-karya ini disepaka� bahwa un-tuk memelihara kelanggengan partisipasi umat Islam dalam pembangunan, diperlukan

Majelis Ulama atau lembaga semacamnya sebagai wahana yang dapat menjalankan me-kanisme yang efek� f dan efi sien didasarkan pada kondisi daerah masing-masing. Untuk melak-sanakan konsensus itu, Menteri Dalam Negeri menginstruksikan agar daerah-daerah yang belum membentuk Majelis Ulama agar segera membentuknya. Akhirnya pada bulan Mei 1975, hampir seluruh daerah � ngkat Kabupaten maupun Provinsi, berdiri Majelis Ulama [6].

Pendirian MUI dilatarbe-lakangi adanya kesadaran kole-k� f Umat Islam bahwa Negara Indonesia memerlukan suatu landasan kokoh bagi pembangu-nan masyarakat yang maju dan berakhlak. Oleh karena itu, ke-beradaan organisasi para ulama, zuama, dan cendikiawan mus-lim ini merupakan konsekuensi logis dan prasyarat bagi berkem-bangnya hubungan harmonis

antara berbagai potensi untuk kemaslahatan seluruh rakyat Indonesia [7].

Sebelum pendirian MUI, telah muncul beberapa kali per-temuan yang melibatkan para ulama dan tokoh Islam. Perte-muan tersebut untuk mendis-kusikan gagasan akan pen� ng-nya suatu majelis ulama yang menjalankan fungsi ij� had kole-k� f dan memberikan masukan dan nasehat keagamaan kepada pemerintah dan masyarakat. Pada tanggal 30 September hingga 4 Oktober 1970 Pusat Dakwah Islam menyelengga-rakan sebuah konferensi. Kon-ferensi tersebut digagas untuk membentuk sebuah majelis ulama yang berfungsi memberi-kan fatwa.

Salah satu gagasan muncul dari sebuah makalah yang di-presentasikan oleh Ibrahim Ho-sen yang mengu� p keputusan Majma al-Buhuts al-Islamiyyah

Edisi-7.indd 10Edisi-7.indd 10 12/21/2015 12:52:45 PM12/21/2015 12:52:45 PM

Page 11: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 11

Laporan Utama

buah deklarasi. Lima puluh � ga peserta menandatanganinya pada akhir acara, kemudian diumumkanlah pendirian kum-pulan para ulama itu dengan sebutan MUI.

Pada tanggal 21 s/d 27 Juli 1975 diadakan Musyawarah Na-sional Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, yang diikuti utusan-utusan dari Majelis Ula-ma Daerah seluruh Indonesia. Dalam pembukaannya, Presiden Soeharto menyampaikan garis-garis pedoman bagi bentuk dan fungsi Majelis Ulama Indonesia, sebagai berikut :1. Tugas ulama melakukan

amar ma’ruf nahi munkar.2. Majelis Ulama menjadi pe-

ner jemah, menyampaikan pi kiran, dan kegiatan pemba-ngunan nasional maupun pembangunan daerah ke-pada masyarakat.

3. Majelis Ulama agar mendo-rong, memberikan arahan,

(Cairo, 1964) tentang pen� ng-nya melakukan ij� had kolek� f. Buya Hamka, yang juga men-jadi penyaji makalah saat itu, dengan keras menolak gagasan tersebut, terutama mengenai pelibatan sarjana sekuler dalam ij� had kolek� f [8].

Akhirnya, sebagai gantin-ya landasan itu, Buya Hamka merekomendasikan kepada Presiden Soeharto agar me-milih seorang mu� i yang akan memberikan nasehat kepada pemerintah dan umat Islam In-donesia. Karena muncul kontro-versi, maka � dak ada keputusan membentuk sebuah majelis. Singkatnya, konferensi terse-but hanya merekomendasikan bahwa Pusat Dakwah Islam akan melihat kembali kemung-kinan tersebut dengan berbagai per� mbangan. Selama empat tahun berikutnya, rekomendasi ini � dak diperha� kan lagi.

Pada tahun 1974, Pusat Dak-

wah Islam kembali menyeleng-garakan konferensi untuk para dai. Konferensi menyimpulkan pentingnya pendirian majelis ulama dan merekomendasikan para ulama di setiap tingkat provinsi harus mendirikan majelis ulama.Presiden Soe-harto menyatakan pen� ngnya sebuah badan ulama bagi se-buah negara untuk menghad-irkan Muslim dalam kehidupan antar umat beragama.

Pada tanggal 24 Mei 1975, Presiden Soeharto menekank-an pen� ngnya sebuah majelis setelah menerima kunjungan dari utusan Dewan Masjid In-donesia.Akhirnya, pada tang-gal 21-27 Juli 1975 digelarlah sebuah konferensi ulama na-sional. Pesertanya terdiri dari wakil majelis ulama daerah yang baru berdiri, pengurus pusat organisasi islam, sejumlah ulama independen dan empat wakil dari ABRI. Di sini ada se-

Edisi-7.indd 11Edisi-7.indd 11 12/21/2015 12:52:46 PM12/21/2015 12:52:46 PM

Page 12: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �12

Laporan Utama

dan menggerakkan masyara-kat dalam membangun diri dan masa depannya.

4. Majelis Ulama agar mem-berikan bahan-bahan per-timbangan mengenai ke-hidupan beragama kepada pemerintah.

5. Majelis Ulama agar menjadi penghubung antara pemer-intah dan ulama.

6. Kepengurusan Majelis Ulama sebaiknya menggambarkan diwakilinya unsur-unsur dari segenap golongan. Sedang-kan pejabat-pejabat pemer-intah ber� ndak sebagai pe-lindung dan penasehat.

7. Majelis Ulama cukup pengu-rus saja, dan � dak perlu ang-gota, dan � dak merupakan organisasi baru di samping ormas Islam yang telah ada.

8. Majelis Ulama tidak per-lu mendirikan madrasah sendiri, dan lembaga sejenis yang sudah dikerjakan organ-isasi-organisasi Islam yang bergerak di bidang agama dan sosial.

9. Majelis Ulama tidak perlu bergerak di bidang politik. Wadah untuk itu ada dalam partai poli� k.

10. Untuk lebih meningkatkan kerukunan hidup antar umat beragama, perlu membentuk semcam badan konsultasi antar umat beragama di In-

donesia [9].M u sya w a ra h N a s i o n a l

Majelis Ulama Indonesia (Munas MUI) ini, pada akhirnya menge-luarkan deklarasi berdirinya Majelis Ulama Indonesia, yang ditandatangani 26 Ketua-Ketua MUI daerah Tingkat I, 10 orang ulama unsur organisasi Islam � ngkat pusat [10], 4 orang ulama Dinas Rohani Isalam AD, AU, AL, dan POLRI ; dan 13 ulama yang diundang secara perorangan. Peris� wa tersebut terjadi pada tanggal 17 Rajab 1395 H, berte-patan tanggal 26 Juli 1975 M.

MUI untuk pertama kalinya diketuai Hamka didampingi Sekretaris Umum Drs. H. Kafrawi MA, untuk masa jabatan tahun 1975-1980, dengan fungsi seba-gai berikut :1. Memberi fatwa dan nas-

ehat mengenai masalah ke-agamaan dan kemasyara-katan kepada pemerintah dan umat Islam umumnya, sebagai amar ma’ruf nahi munkar, dalam usaha menin-gkatkan ketahanan nasional.

2. Memperkuat ukhuwah Is-lamiyah, memelihara, dan meningkatkan kerukunan antar umat beragama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.

3. Mewakili umat Islam dalam konsultasi antar umat be-ragama.

4. Penghubung antar ulama dan umara serta menjadi pen-erjemah � mbal balik antara pemerintah dan umat guna mensukseskan pembangu-nan nasional [11].Buya Hamka terpilih kembali

untuk periode 1980-1985. Pada bulan Mei 1981, ia mengun-durkan diri karena persoalan fatwa haram merayakan “Natal Bersama”. Menteri Agama pada waktu itu, Alamsjah Ratuprawi-ranegara meminta MUI men-cabutnya, Hamka menegaskan, meski MUI telah mencabut-nya bukan berarti hukumnya berubah [12].

Dalam hal afiliasi politik, organisasi MUI bersifat netral, � dak berpihak pada golongan politik manapun, dan tidak melakukan kegiatan operasional di luar tugas pokok dan fung-sinya serta kegiatan yang sudah dilakukan ormas Islam lainnya.

Setelah Undang-Undang No. 35 Tahun 1985 dan No. 8 Tahun 1985 disahkan, Undang-Undang ini telah memperkokoh kedudu-kan MUI di atas semua kelom-pok dan golongan Islam yang ada. Ulama yang tergabung dalam MUI memiliki citra baru, sebagai pemimpin yang mem-punyai kekuatan moral terhadap semua kekuatan poli� k dalam mengawal dan memelihara kelurusan aqidah umat. Mayori-

Edisi-7.indd 12Edisi-7.indd 12 12/21/2015 12:52:46 PM12/21/2015 12:52:46 PM

Page 13: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 13

Laporan Utama

tas fatwa dan nasihat MUI pun diterima PPP, Golkar, dan PDI [13].

Dalam latar kesejarahan MUI disebutkan, setelah lokakarya mubaligh seluruh Indonesia tanggal 26 s/d 29 Nopember 1974 yang diadakan Pusat Da-kwah Islam Indonesia (PDII), disepakati: Majelis Ulama atau lembaga semacamnya diperlukan untuk memelihara kelanggengan par� sipasi umat Islam dalam pembangunan.

Untuk melaksanakan konsen-sus itu, Menteri Dalam Negeri menginstruksikan agar daerah-daerah yang belum membentuk Majelis Ulama segera memben-tuknya.Targetnya, pada bulan Mei 1975, di seluruh daerah tingkat kabupaten maupun provinsi se-Indonesia berdiri Majelis Ulama, termaksud MUI Provinsi DKI Jakarta.

Periode pertama kepemimpi-nan MUI DKI Jakarta (1975-1980) Ketua Umum dijabat K.H. Abdullah Syafi’i, dibantu 3 orang wakil, yaitu: K.H. Rach-matullah Sidiq (Ketua I), Ustadz Muchtar Lu� i al-Anshari (Ketua II), K.H. Syukri Ghazali (Ketua III). Jabatan Sekretaris Umum dipegang H. Ghazali Syahlan, dengan dibantu 2 orang sekre-taris, yaitu: Dra. H.AM.Fatwa (Sekretaris I), Shalahuddin al-Chairi BA (Sekretaris II). Anggota pengurus terdiri dari 14 orang

sipil dan 1 Perwira Menengah TNI yang masih aktif. Di luar jajaran ekseku� f, H. Ali Sadikin selaku Gubernur DKI Jakarta berr� ndak sebagai pelindung, dan 2 orang penasehat, yakni RHO Hudaya selaku Kepala Per-wakilan Departemen Agama RI dan Kolonel H.A. Ruchijat selaku Pembantu Khusus Gubernur [14].

K.H.Abdullah Syafi’i dipilih kembali menjadi Ketua Umum MUI DKI Jakarta untuk periode kedua, demikian pula Sekretaris Umumnya (1880-1985) [15].

Periode ke� ga kepemimpi-nan MUI DKI Jakarta 1985-1990), Ketua Umum dijabat K.H. Achmad Mursyidi dengan Se kretaris Umum H. Ghazali Syah lan (1985-1990) [16]. Pada tahun 1987, karena alasan kesi-bukan beliau mengundurkan diri dari Ketua Umum MUI dan posisinya digan� kan K.H. Syafi ’i Hadzami menjadi Ketua Umum MUI DKI Jakarta antar waktu. (1987-1990) [17].

K.H. Syafi’i Hadzami dipi-lih kembali untuk dua periode berikutnya: periode keempat (1990-1995) [18] dengan Sekre-taris Umum Drs. H. Ibrahim AR dan periode kelima (1995-2000) dengan Sekretaris Umum H. Cholid Fadlulloh, SH [19]. Pada periode keenam (2000-2005), KH. Mursyidi berkantor kembali di H. Awaluddin II, Jakarta untuk

memimpin MUI DKI Jakarta periode 2000-2005 dibantu Sek-retaris Umum Drs. H.Zainuddin. Kyai Mursyidi terpilih lewat Musyawarah Daerah pada ta-hun 1999 [20] .Pada tanggal 9 April 1003, K.H. Mursyidi wafat dan posisinya digan� kan K.H. Ahmad Syatibi (2003). Tetapi belum sampai satu tahun men-jabat sebagai Ketua Umum MUI, beliau juga wafat dan jabatan Ketua Umum diteruskan oleh K.H. Mansyuri Syahid sampai diselenggarakannya MUSDA VI MUI DKI Jakarta tahun 2005 [21]. Akhirnya dalam MUSDA ini, K.H. Munzir Tamam, MA ditetapkan sebagai Ketua Umum MUI DKI Jakarta periode 2005-2010 [22].

Selanjutnya, K.H. Munzir Tamam, MA terpilih kembali sebagai Ketua Umum untuk memimpin MUI DKI Jakarta periode 2010-2015 didampingi Dr. Samsul Maarif, MA sebagai Sekretaris Umum. Namun, di tengah jalan—sebagaimana diberitakan Info Ulama edisi 1– ada perselisihan internal di kepengurusan MUI DKI Ja-karta yang lama yang mem-buat MUI Pusat turun tangan untuk menyelesaikannya. MUI Pusat sendiri sudah melaku-kan mediasi terhadap pihak-pihak yang berkonfl ik di internal kepengurusan MUI DKI Jakarta tersebut. Namun, karena upaya

Edisi-7.indd 13Edisi-7.indd 13 12/21/2015 12:52:46 PM12/21/2015 12:52:46 PM

Page 14: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �14

Laporan Utama

CATATAN KAKI: [1] Fuad Thohari, Takhrij Hadis Fatwa MUI DKI Jakarta, Dis-

ertasi. Lihat juga, Habib Se� awan, “Sekilas Terbentuknya Majelis Ulama Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta”, Makalah, Tanpa Tahun, hal. 3.

[2] Hasan Basri, “Majelis Ulama Indonesia Selayang Pandang”, Makalah, (Jakarta : MUI, � h), hal. 2.

[3] Ajip Rosidi, M. Natsir Sebuah Biografi , (Jakarta : Giri Muk� Pusaka, 1990), hal, 222.

[4] Habib Se� awan, Sekilas Terbentuknya……….., hal, 5 [5] Habib Se� awan, Sekilas Terbentuknya……….., hal, 5 [6] Habib Se� awan, Sekilas Terbentuknya……….., hal, 5 [7] Habib Se� awan, Sekilas Terbentuknya……….., hal, 5 [8] Hamam Faizin, “MUI dalam Bingkai Sejarah”, makalah, � dak

diterbitkan [9] MUI DKI Jakarta, Laporan Tahunan Majelis Ulama DKI Ja-

karta Tahun 1976/1977, (Jakarta : MUI DKI Jakarta, 1977), hal. 6.

[10] Kesepuluh Ormas Islam tersebut : NU (K.H. Moh Dahlan), Muhammadiyah (Ir. H. Basit Wahid), Syarikat Islam (H. Syafi ’i Wirakusumah), Per� (H. Nurhasan Ibnu Hajar), Al-Wasliyah (Anas Tanjung), Mathla’ul Anwar (K.H. Saleh Su’aidi), GUPPI

(K.H. S. Qudratullah), PTDI (H. Sukarsono), DMI (K.H. Hasyim Adnan), Al I� hadiyah (H. Zaenal Arifi n Abbas).

[11] MUI DKI Jakarta, Laporan Tahunan Majelis Ulama DKI Jakarta Tahun 1978/1979, (Jakarta: MUI DKI Jakarta, 1979), hal 5.

[12] MUI DKI Jakarta, Laporan Tahunan Majelis Ulama DKI Jakarta Tahun 1981/1982, (Jakarta: MUI DKI Jakarta, 1982), hal 4.

[13] MUI DKI Jakarta, Laporan Tahunan Majelis Ulama DKI Jakarta Tahun 1985/1986, (Jakarta: MUI DKI Jakarta, 1986), hal 7.

[14] MUI DKI Jakarta, Laporan Tahunan….,hal.10. [15] Disahkan oleh Rapat Formatur Pembaharuan Dewan Pimpi-

nan Majelis Ulama DKI Jakarta, pada tanggal 7 Juli 1980. [16] Disahkan oleh Rapat Formatur Pembaharuan Dewan Pimpi-

nan Majelis Ulama DKI Jakarta, pada tanggal 17 Februari 1985.

[17] Habib Se� awan, Sejarah MUI…., hal.70. [18] Habib Se� awan, Sejarah MUI…., hal.143. [19] Habib Se� awan, Sejarah MUI…., hal.146. [20] Habib Se� awan, Sejarah MUI…., hal.91. [21] Habib Se� awan, Sejarah MUI…., hal.107. [22] Habib Se� awan, Sejarah MUI…., hal.151. [23] MUI DKI Jakarta, Laporan Tahunan Majelis Ulama Indonesia

Tahun 1992, (Jakarta:MUI DKI Jakarta, 1992), hal 5.

mediasi mengalami jalan buntu, MUI Pusat kemudian meng-ganti kepengurusan MUI DKI Jakarta yang lama dengan yang baru melalui mekanisme Musy-awarah Daerah (Musda) yang dipercepat. Musda MUI Provinsi DKI Jakarta yang dipercepat tersebut diselenggarakan hanya satu hari pada hari Rabu, 2 Sep-tember 2013 di Gedung MUI Pusat Jl. Proklamasi, Menteng Jakarta Pusat.

Dari MUSDA yang dipercepat tersebut, Tim Formatur mene-tapkan Kepengurusan MUI DKI Jakarta Masa Khidmat 2013-2018 dengan K.H. A. Syarifuddin Abdul Ghani, MA sebagai Ketua Umum dan K.H. Zulfa Mustofa MY sebagai Sekretaris Umum-nya.

Susunan Organisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) melipu� :

1. MUI Pusat, berkedudukan di Ibukota Negara. Berdiri pada tanggal 17 Rajab 1395 H bertepatan dengan tanggal 26 Juli 1975 M.

2. MUI Provinsi DKI Jakarta, berkedudukan di Ibukota Provinsi DKI Jakarta. Berdiri pada tanggal 1 Shafar 1395 H bertepatan dengan tanggal 13 Februari 1975 M.

3. MUI Kotamadya/Kabupaten, berkedudukan di Ibukota Kotamadya/Kabupaten yang terdiri dari:

4. MUI Kota Administrasi Ja-karta Pusat

5. MUI Kota Administrasi Ja-karta Utara

6. MUI Kota Administrasi Ja-karta Barat

7. MUI Kota Administrasi Ja-karta Selatan

8. MUI Kota Administrasi Ja-

karta Timur9. MUI Kabupaten Administrasi

Kepulauan Seribu10. MUI Kecamatan, terdapat

44 Kecamatan dalam wilayah Privinsi DKI Jakarta [23]

Hubungan organisasi antar MUI Pusat dengan MUI Pro-vinsi, MUI Kotamadya/Kabu-paten, dan juga dengan MUI Kecamatan, bersifat koordina� f, aspiratif, dan struktur admi-nistra� f. Sedangkan hubungan antara MUI dangan organisasi atau lembaga-lembaga Islam lainnya, bersifat konsulta� f dan kemitraan.

[Dinukil dan diolah dari buku Kumpulan Fatwa MUI Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1975-2012 dengan penyusun K.H. A. Syarifuddin Abdul Gani, MA dan DR. H. Fuad Thohari, MA]

Edisi-7.indd 14Edisi-7.indd 14 12/21/2015 12:52:46 PM12/21/2015 12:52:46 PM

Page 15: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 15

Laporan Utama

Sejarah Tiga Ormas Islamdi Jakarta

Pendirian dan kiprah MUI, khususnya MUI Provinsi DKI Jakarta, sampai sekarang � dak terlepas dari organisasi masyarakat (ormas) Islam yang mendukungnya. Tiga ormas Islam yang mendukungnya, yaitu Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyahdan Mathla`ul Anwar, yang pada tahun 2015 ini, melaksanakan muktamarnyamasing-masing. NU melaksanakan Muktamar Ke-33 di Jombang, Jawa Timur;

Muhammadiyah melaksanakan Muktamar Ke-47 di Makassar, Sulawesi Selatan;dan Mathla`ul Anwar melaksanakan Muktamar Ke-19 di Pandeglang, Banten.

ebagai bentuk apresiasi terhadap tiga ormas Islam ini yang telah suk-ses melaksanakan muk-

tamarnya, redaksi Info Ulama, di Edisi 3/ 2015 ini, mengulas tentang sejarah tiga ormas Islam ini di Jakarta. Selamat membaca!

Sejarah NU di JakartaDikisahkan oleh K.H. Saifud-

din Amsir bahwa Guru Marzuki bin Mirshod Cipinang Muara yang diminta untuk mendirikan NU di Jakarta, di tanah Betawi, tidak serta merta menerima

permintaan tersebut. Ia mem-berikan syarat: Jika para perem-puan dan santri perempuan di Pondok Pesantren Tebu Ireng,

Jombang, yang dipimpin Hadh-ratussyaikh K.H. Hasyim Asy`ari � dak menutup auratnya secara benar, sesuai syari`at, maka ia

S

Oleh: Rakhmad Zailani Kiki

Edisi-7.indd 15Edisi-7.indd 15 12/21/2015 12:52:47 PM12/21/2015 12:52:47 PM

Page 16: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �16

menolak pendirian dan keha dir-an NU di tanah Jakarta. Ia kemu-dian mengutus orang kepercay-aannya ke Tebu Ireng untuk me-lihatnya secara langsung. Dari hasil pengamatan orang keper-cayaannya ini ia mendapatkan in formasi bahwa para perem-puan dan santri perempuan di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang menutup auratnya dengan benar, sesuai syari`at. Atas informasi ini, Guru Marzuki bin Mirshod Cipinang Muara me nerima pendirian NU di ta-nah Jakarta, dan ia menjadi pen diri dari NU Jakarta.

Permintaan pendirian NU ke-pada Guru Marzuki bin Mirshod Cipinang Muara di Jakarta lang-sung dari Hadhratussyaikh K.H. Hasyim Asy`ari. Permintaan ke-padanya tentu � dak sembaran-gan, memper� mbangkan juga pengaruh dan ketokohan nya se bagai salah seorang ulama terkemuka di Jakarta, Betawi, pada masa itu. Guru Marzuki bin Mirshod Cipinang Muara yang merupakan alumni Makkah di-juluki sebagai “Gurunya Ulama Betawi”. Ia memiliki pondok pesantren yang terkenal di ta-nah Betawi pada masa itu. Pen-didikan yang berkualitas, men-jadikan para orang tua di Betawi menjadikan pondok pesantren-nya sebagai pilihan utama agar anak-anaknya kelak dapat men-

jadi ulama terkemuka. Terbuk� , murid-murid yang dididiknya kemudian banyak yang men-jadi ulama Betawi terkemuka. Di dalam satu keterangan ada sekitar empat puluh satu ulama Betawi terkemuka bahkan lebih. Di antaranya adalah: Mu`allim Thabrani Paseban (kakek dari K.H. Maulana Kamal Yusuf), K.H. Abdullah Syafi `i (pendiri perguruan Asy-Syafi`iyyah), K.H. Thohir Rohili (pendiri per-guruan Ath-Thahiriyyah), K.H. Noer Alie (Pahlawan Nasional, pendiri perguruan At-Taqwa, Bekasi), K.H. Achmad Mursyidi (pendiri perguruan Al-Falah), K.H. Hasbiyallah (pendiri per-guruan Al-Wathoniyah), K.H. Ahmad Zayadi Muhajir (pendiri perguruan Az-Ziyadah), Guru Asmat (Cakung), K.H.Mahmud (Pendiri Yayasan Perguruan Is-lam Almamur/Yapima, Bekasi), K.H. Muchtar Thabrani (Pendiri YPI Annuur, Bekasi), K.H. Chalid Damat (pendiri perguruan Al-Khalidiyah), dan K.H. Ali Sy-ibromalisi (pendiri perguruan Darussa’adah dan mantan ketua Yayasan Baitul Mughni, Kunin-gan-Jakarta).

Di dalam buku yang berjudul Catatan Kenangan Ber-NU di Kampung Sendiri: Tinjauan Kritis Terhadap Keberadaan Nahdlatul Ulama DKI Jakarta yang ditulis oleh Amarullah

Asbah (Bang Uwo) dijelaskan bahwa selain Guru Marzuki bin Mirshod Cipinang Muara, ulama Betawi lainnya yang memiliki kontribusi terhadap NU di tanah Betawi pada masa-masal awal di antaranya adalah Guru Manshur Jembatan Lima, Guru Mughni Kuningan, Guru Madjid Peko-jan, dan Guru Amin. Kontribusi dan posisi guru-guru Betawi tersebut bukan hanya pen� ng pada pendirian dan perjalanan awal NU di tanah Betawi, tetapi memiliki fungsi tersendiri bagi Sang Pendiri NU, Hadhratus-syaikh K.H. Hasyim Asy`ari, yaitu sebagai tempat berkonsultasi.

Dikisahkan, pada suatu ke-sempatan, Hadhratussyaikh K.H. Hasyim Asy`ari berkunjung ke kediaman Guru Manshur Jembatan Lima di Sawah Lio, Jakarta Barat. Pada kunjungan tersebut, Hadhratussyaikh me-nyampaikan keinginannya ke-pada Guru Manshur Jembatan Lima untuk mundur dari NU. Namun, Guru Manshur Jem-batan Lima menyarankan agar Hadhratussyaikh � dak mundur dari NU, apapun keadaan dan kondisi NU yang dianggap � dak sedang sejalan dengan yang di-harapkannya. Hadhratussyaikh menerima saran tersebut dan tetap berada di NU sampai akhir hayatnya. Kisah ini saya dapatkan dari K.H. Saifuddin

Laporan Utama

Edisi-7.indd 16Edisi-7.indd 16 12/21/2015 12:52:47 PM12/21/2015 12:52:47 PM

Page 17: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 17

Amsir yang mendapatkan kisah ini langsung dari KH. Abdul Ra-syid Ramli (Muallim Rasyid Kam-pung Mangga) yang ke� ka itu menjadi saksi dari pertemuan Hadhratussyaikh K.H. Hasyim Asy`ari dengan Guru Manshur Jembatan Lima, di saat usianya masih remaja dan sedang ber-guru kepada Guru Manshur Jembatan Lima.

Bukan hanya golongan ulama saja yang memiliki kontribusi terhadap NU di tanah Betawi, para cendikiawan, tokoh perger-akan dan pengusaha Betawi pun turut andil. Seper� KH. Abdul Manaf, kakek dari mantan Gu-bernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, turut membantu keberadaan PB NU di Jakarta.

Menurut Bang Uwo, isu ke-betawian selalu melekat dalam perjalanan NU di Jakarta. Selalu saja muncul pada setiap ter-jadinya gejolak internal ataupun dalam konferensi wilayah. “Yang harus jadi imam, yang pimpin NU DKI Jakarta harus orang Be-tawi dong.” Kalimat-kalimat sep-er� itu sering terdengar. Bang Uwo berpendapat bahwa hal itu merupakan pembenaran yang rasional, bukankah kepemimpi-nan NU tingkat wilayah (DKI Jakarta) umumnya dijabat oleh putra daerah, apa salahnya den-gan kalimat yang terlontar itu? Justru hal itu juga merupakan

pembenaran terhadap Bhineka Tunggal Ika.Ia berpendapat kalimat-kalimat ini merupakan s� gma posi� f bagi kaum Betawi. Dikarenakan, par� sipasi kaum Betawi terhadap perkemban-gan NU di Jakarta, di tanah Be-tawi, sejak awal berdiri sampai sekarang dan sampai kapanpun, � daklah dapat dikesampingkan begitu saja.

Namun demikian, selain orang Betawi, orang-orang di luar Betawi juga memberikan kontribusi dan berperan besar terhadap sejarah dan perkem-bangan NU di Jakarta.Seperti K.H. Idham Chalid, Mr. Boer-hanuddin Malik, Mr. Soenarjo, H. Asmuni, dan lain-lain.

Sejarah Muhammadiyahdi Jakarta

Dalam buku “Sejarah Mu-hammadiyah Jakarta Raya: Sejak Betawi Hingga Jabota-bek” yang diterbitkan Pimpi-nan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta pada tahun 1986, bahwa kemungkinan besar Muhammdiyah Cabang Jakarta itu didirikan bertepatan dengan hari ulang tahun Muhammadi-yah ke-9, yaitu pada tanggal 18 November 1921.

Gagasan pendirian Muham-madiyah Cabang Jakarta ini dim-ulai setelah KH.Ahmad Dahlan, pada tahun 1920, dalam perjala-

nannya ke Tanah Suci, singgah di Jakarta. Dalam kesempatan itu pada jam 02.00 pagi di atas jalan kereta api Tanah Tinggi (wilayah Senin), KH.Ahmad Dahlan men-gadakan kontak langsung serta sekaligus memberikan wejan-gan kepada tokoh-tokoh seper� Kartosudarmo, Soewito, Sard-jono dan Wirjosudarmo – yang belakangan kemudian dikenal sebagai pelopor berdirinya Muhammadiyah di Jakarta. Sesungguhnya, diantara perin� s Muhammadiyah Cabang Jakarta itu, sebelumnya sudah pernah ada yang mengadakan kontak dengan KH. Ahmad Dahlan, baik dengan cara berkorespondensi maupun menerima pelajaran secara langsung dari KH. Ah-mad Dahlan. Namun demikian, pertemuan di Jakarta kali ini benar-benar bersejarah, karena sesudah pertemuan dengan KH. Ahmad Dahlan tersebut, api Muhammadiyah mulai berkobar disetiap dada angkatan per-in� s Muhammadiyah Jakarta. Berdirinya Cabang Jakarta ini kemudian disahkan oleh Pusat Pimpinan Muhammadiyah Yog-yakarta dengan surat ketetapan No. 10.b.tgl.1 Juli 1928. Jadi baru 7 (tujuh) tahun kemudian mendapatkan pengesahan dari Pusat Pimpinan di Yogyakarta.

Langkah awal untuk mema-syarakatkan Muhammadiyah

Laporan Utama

Edisi-7.indd 17Edisi-7.indd 17 12/21/2015 12:52:47 PM12/21/2015 12:52:47 PM

Page 18: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �18

di Jakarta ini selain dimulai dengan kegiatan tabligh dan pengajian dari kampung ke kam-pung, juga ditempuh melalui jalur pendidikan. Tahun 1923 untuk yang pertama kalinya Muhammadiyah Cabang Ja-karta berhasil membuka sekolah Kweekschool di gang Kenari (Jakarta Pusat) yang dikepalai oleh R. Hidajatullah. Sementara murid-muridnya kebanyakan berasal dari luar Jawa, seper� dari Bengkulu, Liwa, Baturaja, Menggala, Palembang, Lahat, dan lain-lain. Murid-murid ini-lah yang kemudaian menjadi kader serta pelopor berdirinya cabang-cabang Muhammadiyah di Sumatra Selatan.

Dalam perjalanan Muham-madiyah, kegiatan bidang pen-didikan ini memang dipandang cukup berhasil. Beberapa seko-lah dasar telah didirikan, antara lain di Kebayoran Baru. Bahkan sekolah Algemene Middelbare

School (AMS) yang terletak di Jl. Kramat Raya 49 amat terkenal sewaktu di bawah pimpinan Ir. Djuanda dan Mr. Maria Ulfa. Dengan berdirinya sekolah-sekolah tersebut menunjukan bahwa keberhasilan Muham-madiyah di bidang pendidikan cukup menggembirakan. Anak-anak yang � dak bisa diterima di sekolah lain, diterima sekolah di lembaga-lembaga pendidikan yang didirikan oleh Muham-madiyah.

A ka n teta p i m e s k i p u n demikian, pada awal kehadiran Muhammadiyah di Jakarta ini � dak sedikit mendapat fi tnah, hasutan serta buruk sangka dari kalangan masyarakat Ja-karta.Sehingga boleh dikatakan bahwa 90% dari masyarakat Ja-karta pada waktu itu adalah an� Muhammadiyah.Tetapi lambat laun kecaman dan hasutan itu sedikit demi sedikit berkurang. Hal ini seiring dengan keber-

hasilan Muhammadiyah dalam mengembangkan persyarikatan berikut amal usahanya, baik dalam bidang tabligh pendidi-kan (dari TK sampai Perguruan Tinggi), kesehatan, maupun kegiatan social keagamaan lain-nya seper� yang kita saksikan sekarang ini.

Sekalipun secara resmi ad-ministrasi Pemerintahan DKI Jakarta ini hanya melipu� lima Kotamadya (Jakarta Pusat, Ja-karta Barat, Jakarta Utara, Jakar-ta Timur dan Jakarta Selatan), akan tetapi wilayah kerja dari Pimipinan Wilayah DKI Jakarta ini mencakup pula wilayah Bekasi dan Tangerang.

Sejarah Mathla`ul Anwardi Jakarta

Basis awal ormas Islam Mathla`ul Anwar adalah di Banten yang secara demografi s berbatasan dengan Jakarta. Maka ke� ka Mathla`ul Anwar berdiri dan berkiprah di awal perkembangannya, Jakarta se-cara cepat juga menjadi medan dakwahnya.

Pendirian Mathla`ul Anwat � dak terlepas dari sosok K.H. Entol Moh.Yasin (ditulis juga Kyai E.H. Moh. Yasin) yang baru kembali dari menghadiri rapat yang diselenggarakan di Bogor oleh para ulama yang mend-ambakan kahidupan umat yang

Laporan Utama

Edisi-7.indd 18Edisi-7.indd 18 12/21/2015 12:52:47 PM12/21/2015 12:52:47 PM

Page 19: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 19

lebih baik. Rapa� ini dipelopori oleh Haji Samanhudi dalam rangka mendirikan Syarikat Dagang Islam (SDI) pada tahun 1908 M. Beliau mendatangi rekan-rekan ulama yang ada di sekitar Menes, Banten, antara lain Kyai H. Tb. Moh. Sholeh dari kampung Kananga dan beberapa orang kyai lainnya. Tujuan pertemuan tersebut adalah untuk bermusyawarah dan bertukar pikiran, yang akh-irnya melahirkan kata sepakat untuk membentuk suatu majelis pengajian yang diasuh bersama. Pengajian ini juga dijadikan lembaga muzakarah dan musy-awarah dalam menanggulangi dan memerangi situasi gelap itu. Harapanya agar muncul seberkas sinar, yang kemudian menjadi nama Mathla`ul Anwar (bahasa Arab, yang ar� nya tem-pat lahirnya cahaya).

Pada tanggal 10 bulan ra-madhan 1334 H, bersamaan dengan tanggal 10 Juli 1916 M, para Kyai mengadakan suatu musyawarah untuk membuka sebuah perguruan Islam dalam bentuk madrasah yang akan dimulai kegiatan belajar men-gajarnya pada tanggal 10 Syaw-wal 1334 H/9 Agustus 1916 M. Sebagai Mudir atau Direkturnya adalah KH. Mas Abdurrahman bin KH. Mas Jamal dan Presiden Bis� rnya KH.E. Moh Yasin dari

kampung Kaduhawuk, Menes, serta dibantu oleh sejumlah kyai dan tokoh masyarakat di sekitar Menes.

Selengkapnya para pendiri Mathla’ul Anwar adalah Kyai Moh. Tb. Soleh, Kyai E. H. Moh. Yasin, Kyai Tegal, K.H. Mas Ab-durrahman, K.H. Abdul Mu`� , K.H. Soleman Cibinglu, K.H. Daud, K.H. Rusydi, E. Danawi, dan K.H. Mustagfi ri.

Adapun tujuan didirikannya Mathla’ul Anwar ini adalah agar ajaran Islam menjadi dasar kehidupan bagi individu dan masyarakat. Untuk menca-pai tujuan tersebut, maka dis-epakati untuk menghimpun tenaga-tenaga pengajar agama Islam, mendirikan madrasah, memelihara pondok pesantren dan menyelenggarakan tablig ke berbagai penjuru Tanah Air yang pada saat itu masih dikuasai oleh pemerintah jajahan Be-landa. Pemerintah kolonial telah membiarkan rakyat bumiputra hidup dalam kebodohan dan kemiskinan.

Di awal pendir ian ma-drasahnya, kegiatan belajar dis-elenggarakan di rumah seorang dermawan, di kota Menes. Be-

Laporan Utama

liau merelakan tempat � nggal-nya digunakan untuk tempat belajar bagi umat. Tokoh ini adalah K.H. Mustagfi ri.

S e l a n j u t nya , s e te l a h menda patkan sebidang tanah yang diwakafkan Ki Demang Entol Djasudin, yang terletak di tepi jalan raya, dibangun-lah sebuah gedung madrasah dengan cara gotong-royong oleh seluruh masyarakat Islam Menes. Sampai kini gedung tersebut masih berfungsi seb-agai tempat penyelenggaraan Madrasah Ib� daiyyah, Sekolah Dasar Islam dan Taman Kanak-kanak Mathla’ul Anwar. Gedung tersebut � dak lain ialah pusat perguruan Islam Mathla’ul An-war yang terletak di kota Menes, Pandeglang.

D a l a m p e r j a l a n a n nya , Mathla`ul Anwar mengembang-kan diri ke Jakarta dengan juga mendirikan masjid, mushalla, majelis taklim dan lembaga pendidikan dari � ngkat dasar sampai perguruan � nggi, sep-er� Universitas Mathla`ul Anwar Jakarta yang beralamat di Jl. Al Amanah, No. 1, Wijaya Kusuma, Jakarta Barat. Bahkan Kantor Pengurus Besar (PB) Mathla`ul Anwar juga berada di Jakarta, tepatnya di Jl. Raya Bogor Km.23 No.4, Pasar Rebo - Kramat Ja� , Jakarta Timur.*** (Dari pelbagai sumber)

Edisi-7.indd 19Edisi-7.indd 19 12/21/2015 12:52:47 PM12/21/2015 12:52:47 PM

Page 20: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �20

Opini

MENITI KERJASAMAORMAS ISLAM

“Sebenarnya empat belas abad yang lalu, Allah sudah mengeluarkan perintah yang tegas dan jelas bahwa umat Islam harus mempersiapkan segala macam kekuatan

untuk menghadapi mereka yang ingin menghancurkan Islam…”

Oleh: H RISMAN MUCHTAR, S.Sos.I, M.Si(Ketua MUI Prov. DKI Jakarta Bidang Ukhuwah dan FKUB)

PENDAHULUAN umlah penduduk dunia (2013) adalah 7.021.836.029. Rincian menurut agama-agama adalah: Islam 22.43%, Kristen Katolik 16.83%, Kristen Protestan 6.08%,

Ortodok 4.03%, Anglikan 1.26%, Hindu 13.78%, Buddhis 7.13%, Sikh 0.36%, Jewish 0.21%, Baha’i 0.11%, Lainnya 11.17%, Non-Agama 9.42%, dan Atheists 2.04% (www.30 days.net).

Islam adalah agama dengan pertumbuhan pemeluk tertinggi di dunia setiap tahunnya. Antara 1990 sampai 2000, diperkiraan sekitar

12.5 juta orang dari berbagai agama pindah ke agama Islam. (Lihat Guinness Book of World Re-cords,2011). Fakta menunjukkan umat Islam di Indonesia adalah mayoritas. Bahkan, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia.

Data menunjukkan bahwa jumlah pemeluk Islam pada 2012 adalah 2.1 milyar. Sedangkan jumlah pemeluk Kristen dan Protestan adalah 2 milyar .Sehingga Islam saat ini, kenda� diband-ingkan dengan pemeluk Kristen dan Protestan sekalipun, sudah menjadi agama terbesar di dunia

J

Edisi-7.indd 20Edisi-7.indd 20 12/21/2015 12:52:47 PM12/21/2015 12:52:47 PM

Page 21: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 21

Opini

(www.religiouspopula� on). Adapun data kependudukan dilihat dari latar

belakang agama secara nasional menunjukkan bahwa pada tahun 80-an penduduk Muslim di Indonesia masih lebih dari 90%, maka pada tahun 2000 populasi muslim turun ke angka 88,2% dan tahun 2010 turun lagi menjadi 85,1%. Di Indone-sia pertumbuhan agama Islam justru menurun dras� s, seper� data di bawah ini:

Berdasarkan hasil riset Yayasan Al Atsar Al-Islam (Magelang) dan dalam rangkaian inves� gasi diperoleh data bahwa mulai tahun 1999-2000 Kristen dan Katolik di Jateng telah meningkat dari 1-5 % di awal tahun 1990, kini naik dras� s 20-25% dari total jumlah penduduk Indonesia.

Dari laporan Riset Dep. Dokumentasi dan Pen-erangan Majelis Agama Wali Gereja Indonesia, sejak tahun 1980-an se� ap tahunnya laju per-tumbuhan umat Katolik: 4,6%, Protestan 4,5%, Hindu 3,3%, Budha 3,1% dan Islam hanya 2,75%.

Dalam buku Gereja dan Reformasi, penerbit Yakoma PGI (1999), oleh Pendeta Yewanggoe, dijelaskan jumlah umat Kristiani di Indonesia (dari riset) telah berjumlah lebih 20%. Sedangkan menurut data Global Evangeliza� on Movement telah mencatat pertumbuhan umat Kristen di Indonesia telah mencapai lebih 40.000.000 orang (19 % dari total 210 jumlah penduduk Indonesia)

BPS (Badan Pusat Sta� s� k) Indonesia melapor-kan penurunan jumlah umat Islam di Indonesia.

Edisi-7.indd 21Edisi-7.indd 21 12/21/2015 12:52:47 PM12/21/2015 12:52:47 PM

Page 22: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �22

Contohnya di Sulawesi Tenggara turun menjadi 1,88% (dalam kurun waktu 10 tahun). Demikian pula di Jawa Tengah, NTT dan wilayah Indonesia lainnya.

Dalam Kiblat Garut 26 Juni 2012, Menteri Aga-ma RI saat itu, Suryadharma Ali mengatakan, dari tahun ke tahun jumlah umat Islam di Indonesia terus mengalami penurunan. Padahal di sisi lain, jumlah penduduk Indonesia terus bertambah. Semula, jumlah umat Islam di Indonesia mencapi 95 persen dari seluruh jumlah rakyat Indonesia. Secara perlahan terus berkurang menjadi 92 persen, turun lagi 90 persen, kemudian menjadi 87 persen, dan kini anjlok menjadi 85 persen.

Menurut data Mercy Mission, sebanyak 2 juta Muslim Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen se� ap tahun. Jika ini berlanjut, diperki-rakan pada tahun 2035, jumlah umat Kristen In-donesia sama dengan jumlah umat Muslim. Pada tahun itu, Indonesia � dak akan lagi disebut seb-agai negara dengan penduduk mayoritas Muslim.(Sumber : h� p://mirajnews.com/id/ar� kel/opini/di-indonesia-umat-kristen-membengkak-muslim- menyusut/, Diakses tanggal 11 Agustus 2014)

Data-data tersebut di atas memberikan gam-baran bahwa sesungguhnya penduduk Muslim secara kuan� ta� f terbesar di dunia dibanding dengan jumlah pemeluk agama lain. Sementara di Indonesia sendiri, sekaipun terjadi penurunan secara prosentase jumlah penduduk Muslim In-donesia dari tahun delapan puluhan masih 90 %. Pada tahun 2010 data menunjukkan bahwa populasi muslim turun ke angka 85,1 %. Namun jumlah penduduk Muslim tetap mayoritas.

Idealitas dan RealitasSebagai penduduk dengan jumlah umat ter-

besar di dunia, umat Islam semes� nya mampu memainkan peran dalam percaturan global baik

dalam hal poli� k, ekonomi dan pertahanan, na-mun kenyataan yang terjadi malah sebaliknya, bahwa negara-negara yang berpenduduk mayori-tas Muslim dikuasai oleh bangsa Barat dan Eropa yang notabene non- Muslim. Lihatlah betapa negara-negara Muslim di dunia diobok-obok, di-hancurkan dan dikuasai mereka, mulai dari Irak, Afghanistan, Libya, Mesir dan terakhir Yaman yang diawali oleh kudeta yang dilakukan Syiah Houtsi. Tidaklah sesuatu yang mustahil bahwa Negara Republik Indonesia yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini dengan kekayaan alamnya yang luar biasa, pada saatnya akan diobok-obok, dihancurkan dan kemudian dikuasai sebagaimana yang telah mereka lakukan terhadap negara-neg-ara Muslim lainnya di Timur Tengah dan di Afrika.

Perintah Menyiapkan Kekuatan

Sebenarnya empat belas abad yang lalu, Allah sudah mengeluarkan perintah yang tegas dan jelas bahwa umat Islam harus mempersiapkan se-gala macam kekuatan untuk menghadapi mereka yang ingin menghancurkan Islam, yaitu konspirasi dari kekuatan musuh-musuh Allah, musuh-musuh kaum muslimin termasuk musuh-musuh yang � dak diketahui, akan tetapi mereka mempunyai rencana dan keinginan untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin. Allah berfi rman:

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu � dak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.Apa saja yang kamu na� ahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu � dak akan dianiaya”.(QS. Al-Anfal/8:60)

Assa’adi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa

Opini

Edisi-7.indd 22Edisi-7.indd 22 12/21/2015 12:52:48 PM12/21/2015 12:52:48 PM

Page 23: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 23

Galeri

UMAT ISLAM JAKARTAMESTI MENYATUKAN VISI

Edisi-7.indd 23Edisi-7.indd 23 12/21/2015 12:52:48 PM12/21/2015 12:52:48 PM

Page 24: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �24

Galeri

“Persaudaraan karena ikatan akidah itu lebih kuat dibandingkan persaudaraan karena ikatan nasab, karena persaudaraan berdasarkan nasab dapat terputus karena perbedaan akidah. Na-mun sebaliknya, persaudaraan karena ikatan akidah � dak terputus karena perbedaan etnis atau keturunan,” demikian jelas Imam Qurtubi dalam Tafsir-nya sebagaimana diku� p KH. Ris-man Muchtar dalam acara Semiloka Penguatan Kerjasama Ormas Islam Tingkat Provinsi DKI Ja-karta pada 13 Agustus 2015 lalu di Hotel Grand Cempaka. Untuk itulah, bagi pria yang kerap dipanggil Buya ini, menjalin persaudaraan dan silaturahmi itu begitu pen� ng buat umat Islam. Terutama sekali dalam menghadapi tantangan ke depan yang kian kompleks.

Dalam agenda yang diadakan Komisi Ukhu-wah Islamiyah MUI DKI Jakarta tersebut, hadir pula KH. A. Syarifuddin Abdul Gani, MA. Sebagai Ketua Umum MUI DKI, beliau menyampaikan bahwa umat Islam di Jakarta semes� nya � dak terbelah-belah. “Mari ormas Islam di Jakarta

menyatukan visi demi tercapainya kepen� ngan bersama, bukan kepen� ngan pribadi, “ imbau KH. Syarif dalam sambutanya. Menurutnya, berjuang demi Allah itu tidak bisa sendiri-sendiri; melainkan mes� berjamaah dan be-ramai-ramai. Karena itulah, momen semiloka ini bagus untuk kembali merumuskan kembali visi ormas-ormas Islam di Jakarta.

Perhelatan yang dihadiri sejumlah pengurus MUI se-Jakarta dan elemen ormas-ormas Islam Jakarta ini berlangsung sukses. Sejak acara dibuka pada pukul 09.00 dan berakhir pukul 12.00, peserta tampak antusias. Terutama sekali pada saat sesi tanya-jawab dimana para peserta terlibat ak� f. Sebagian peserta malah mengusulkan beberapa hal srategis untuk Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI DKI Jakarta merumuskan langkah-langkah tak� s untuk penguatan ormas-ormas Islam di Jakarta. Kita tunggu saja realisasinya. Semoga terwujud. (Teks dan Foto : Muaz)

Edisi-7.indd 24Edisi-7.indd 24 12/21/2015 12:52:49 PM12/21/2015 12:52:49 PM

Page 25: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 25

Galeri

MUSDA TIGA MUI KOTA DANKABUPATEN DKI JAKARTA

Bulan November 2015 memiliki keis� mewaan bagi MUI di DKI Jakarta, khususnya bagi MUI Kota Administrasi Jakarta Timur, MUI Kota Administrasi Jakarta Barat, dan MUI Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Ke� ga MUI Kota/Kabupaten ini menyelenggarakan Musyawarah Daerah (Musda) yang berjalan lancar dan sukses.

Musda IV MUI Kota Adminstrasi Jakarta Timur yang berlangsung dari tanggal 3 s.d 4 November 2015 berhasil memilih dan menetapkan Drs. K.H. Ahmad Shodri HM sebagai Ketua MUI Kota Administrasi Jakarta Timur Masa Khidmat 2015-2020.

Sedangkan Musda IV MUI Kota Administrasi Jakarta Barat yang berlangsung dari tanggal 3 s.d 5 November 2015 berhasil memilih dan menetap-

kan K.H. Munahar Muchtar sebagai Ketua, Drs. K.H. Salim Thohir sebagai Sekretaris, dan Drs. H. Sulaiman Rais, M.Ag sebagai Bendahara MUI Kota Adminstrasi Jakarta Barat Masa Khidmat 2015-2020.

Disusul kemudian dengan Musda III MUI Ka-bupaten Administrasi Kepulauan Seribu pada tanggal 8 November 2015 berhasil memilih dan menetapkan K.H. Mawardi, S.Ag sebagai Ketua, Ustadz Ahmad Mastur, S.Ag sebagai Sekretaris, dan Sumarno, S.Pd.I sebagai Bendahara MUI Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Masa Khidmat 2015-2020.

Lancar dan suksesnya ke� ga musda terse-but � dak terlepas dari dukungan MUI Provinsi DKI Jakarta, ormas-ormas Islam, alim ulama,

Edisi-7.indd 25Edisi-7.indd 25 12/21/2015 12:52:49 PM12/21/2015 12:52:49 PM

Page 26: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �26

Galeri

tokoh masyarakat, Pemprov. DKI Jakarta sampai pemerintah di � ngkat kota dan kabupaten di DKI Jakarta serta umat Islam yang berharap MUI di wilayah mereka masing-masing dapat berperan

secara nyata dan berkiprah lebih baik lagi dari masa sebelumnya. *** (Rakhmad Zailani Kiki dari pelbagai sumber)

Edisi-7.indd 26Edisi-7.indd 26 12/21/2015 12:52:50 PM12/21/2015 12:52:50 PM

Page 27: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 27

Opini

perintah mempersiapkan kekuatan adalah un-tuk menghadapi kaum kuff ar yang senan� asa berusaha menghancurkan kaum muslimin dan merusak Islam, yaitu dengan mempersiapkan segala kekuatan, baik fi sik, ilmu pengetahuan, maupun kekuatan senjata dan lain-lainnya yang diperlukan untuk memerangi mereka, termasuk membangun pabrik-pabrik yang memproduksi berbagai senjata dan alat-alat pertahanan dan keamanan. Ibnu Ashour menjelaskan bahwa per-intah ini ditujukan kepada jamaah kaum muslimin dan para pemimpin mereka. Sedangkan yang di-maksud dengan jamaah kaum muslimin yaitu para pemimpin dan wakil-wakil mereka yang memiliki otoritas untuk mengeksekusi berbagai program untuk kemaslahatan umat Islam.

Perintah Berjamaah Allah mengajarkan beberapa langkah strategis

untuk mencapai derajat ketaqwaan yang sebena-rnya, sebagaimana fi rman-Nya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu ma� melainkan dalam keadaan beragama Islam (102) Dan ber-peganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan in-gatlah akan nikmat Allah kepadamu ke� ka kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan ha� mu, lalu men-jadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (QS Ali Imran (3):103)

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa ada lima langkah strategis untuk mendapatkan de-rajat ketaqwaan yang sebenar-benarnya, yaitu:

(1) Islamisasi kehidupan (Islamiyatul hayah); (2) Berpegang teguh dengan syariat Allah SWT (Al-I’� shamu bihablillah); (3) Dengan berjamaah (jami’a/al-jamaa’ah); (4) Menjauhi perpecahan (Al-Ij� naabu ‘anit-tafarruqi walfi rqah), dan ; (5) Menguatkan ukhuwah Islamiyah (Binaa`u ikhwa-� lmuslimin).

Assa’adi menjelaskan dalam Tafsir-nya bahwa kemaslahatan di kalangan muslimin hanya akan dapat diwujudkan dengan bersatu dan berpegang teguh dengan agama Allah SWT, berusaha untuk mewujudkan persatuan di kalangan muslimin, menghindari segala bentuk perpecahan, saling tolong menolong dan bekerjasama dalam hal ketaqwaan dan kebaikan, serta menjauhi tolong menolong dalam hal dosa dan permusuhan. Per-pecahan dan segala perbuatan yang mengiku� hawa nafsu hanyalah akan menyebabkan ru-saknya persatuan dan hubungan kerjasama antar umat, sebagaimana Allah mengingatkan bahwa perpecahan dan permusuhan telah menyebabkan umat terdahulu berada di tepi jurang neraka dan kehancuran.

Berkenaan dengan ayat di atas, Ibnu Katsir menjelaskan antara lain bahwa yang dimaksud dengan hablillah yaitu Al-Quran, sebagaimana hadits Harits Al-A’wardari Ali bin Abi Thalib yang mengatakan bahwa Al-Quran itu adalah hablullah al-ma� in (tali Allah yang teguh) dan Shirathuhul mustaqiem (jalan-Nya yang lurus). Selanjutnya Ibnu Katsir menjelaskan bahwa yang dimaksud “Laa tafarraquw” adalah perintah untuk berja-maah dan larangan berpecah belah. Banyak sekali hadits-hadits yang melarang berpecah belah dan memerintahkan untuk bersatu dan menyatukan ha� , sebagaimana hadits shahih riwayat Muslim dari Suhail bin Shalih dari bapaknya dari Abi Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Ses-ungguhnya Allah menyukai � ga hal dan murka

Edisi-7.indd 27Edisi-7.indd 27 12/21/2015 12:52:51 PM12/21/2015 12:52:51 PM

Page 28: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �28

Opini

terhadap tiga hal. Allah meridhai; beribadah kepada-Nya dan � dak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu; berpegang teguh dengan tali Allah dengan berjamaah dan tidak berpecah belah; dan saling bernasehat sesama Muslim sebagaimana yang diperintahkan-Nya. Allah murka terhadap � ga hal: pembicaraan yang � dak bermanfaat (qiila wa qaala); terlalu banyak per-tanyaan (kastratus-su`aal), dan; menyia-nyiakan harta (`idha’atul maal).”

Membina Ukhuwah IslamiyahPersaudaraan di antara sesama orang-orang

beriman atau lebih popular disebut “Ukhuwah Islamiyah” adalah merupakan syariat Allah Azza wa Jalla yang wajib ditegakkan dan dipelihara, sebagaimana fi rman-Nya:

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan ta-kutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (QS. Al-Hujurat [49]:10)

Kalimat “Innamaa” disebut juga “aadatu� ah-shir” dengan ar� pembatasan atau pengkhususan. Innnanmaa juga dapat dimaknai ta`kid atau pen-guatan. Dengan makna pembatasan atau peng-khususan dapat dipahami bahwa suatu komu-nitas dapat disebut sebagai komunitas mukmin atau Muslim jika di antara mereka terjalin ikatan ukhuwah atau persaudaraan. Tetapi sebaliknya, jika mereka berpecah belah tentu mereka � dak pantas disebut sebagai komunitas mukmin. Jadi, ukhuwah adalah syariat Allah yang wajib ditegak-kan dan dipelihara. Selama seorang mukmin dalam aqidah tauhid yang benar, maka haram hukumnya memutuskan shilaturrahim antara satu sama lain. Perbedaan yang bersifat furu’iyyah � dak boleh merusak yang bersifat ushuliyyah. Oleh karena itu Allah SWT memerintahkan un-

tuk secara proak� f melakukan ishlah atau men-damaikan di antara dua orang saudara sesama Muslim yang terancam putus shillaturrahimnya. Kalimat “Ashlihuw” adalah perintah (fi ’il amar) yang memfaedahkan wajib, yang dalam defi nisi fi qih dirumuskan “berpahala mengerjakannnya dan berdosa meninggalkannya”.Jadi membiarkan saudara kita dalam keadaan bermusuhan tanpa ada usaha untuk mendamaikannya, termasuk perbuatan dosa, apalagi jika dengan sengaja merekayasa permusuhan dan memanfaatkan permusuhan untuk keuntungan dan kepen� ngan poli� k, tentu dosanya lebih besar lagi (qiyas aula).

Qurthubi dalam Tafsir-nya menegaskan bahwa persaudaraan karena ikatan aqidah lebih kuat dibandingkan persaudaraan karena ikatan nasab, karena persaudaraan berdasarkan hubungan nasab dapat terputus karena perbedaan aqidah, namun sebaliknya persaudaraan karena ikatan aqidah � dak terputus karena perbedaan etnis atau keturunan. Oleh karena itu Rasulullah SAW melakukan perbuatan yang berpotensi memu-tuskan shillaturrahim dan merusak persaudaraan sesama muslim sebagaimana sabda Rasululllah SAW :“Jauhilah berprasangka buruk, karena pra-sangka buruk adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah mencari-cari isu; janganlah mencari-cari kesalahan; janganlah saling bersaing; jangan-lah saling mendengki; janganlah saling memarahi; & janganlah saling membelakangi (memusuhi)! Tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yg ber-saudara.[HR. Muslim No.4646].

Memelihara Kerukunan Antar KelompokPluralitas atau kemajemukan atau kebhinekaan

adalah sunnatullah, karena Allah telah men-ciptakan manusia itu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, sebagaimana fi rmanNya:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami mencip-

Edisi-7.indd 28Edisi-7.indd 28 12/21/2015 12:52:51 PM12/21/2015 12:52:51 PM

Page 29: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 29

Opini

takan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang yang pal-ing mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.(QS Alhujurat [49]:13)

Dalam pandangan Islam, pluralitas adalah sunnatullah karena Allah yang telah menciptakan manusia itu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.Seburuk-buruk panggilan adalah (pang-gilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang � dak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purbasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan jan-ganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah

yang bertebaran di seluruh permukaan bumi. Selain dari perberdaan postur tubuh, warna kulit, manusia juga dibedakan oleh bahasa dan budaya karena dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan dan lingkungan di mana mereka membangun kehidupan. Perbedaan itu justru bernilai posi� f, karena dengan adanya perbedaan tersebut satu sama lain saling mengenal (Ta’arafuw) dan hal ini sangat membantu dalam melakukan hubungan yang bersifat global dan internasional, baik dalam hal yang bersifat sosial poli� k dan ekonomi mau-pun dalam hubungan sosial budaya dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia.

Untuk menjaga kerukunan dan persaudaraan di tengah-tengah perbedaan tersebut, Allah telah menetapkan syariat yang berkaitan mu’amalah ma’annaas, sebagaimana fi rman-Nya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah se-kumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka.Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya,

seorang diantara kamu yang suka memakan dag-ing saudaranya yang sudah ma� ?Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.Dan bertakwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Peneri-ma Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS Alhujurat [49]:12-13)

Ayat-ayat di atas secara tegas mengharamkan perbuatan dan perkataan yang dapat merusak ukhuwah sesama Muslim, karena kerusakan ukhuwah akan berdampak buruk kepada per-satuan dan kesatuan umat Islam. Jika umat ter-percah belah, maka hilanglah kekuatan dan pada gilirannya umat Islam menjadi lemah, sedangkan kelemahan adalah sebab utama dari sebuah keka-lahan dan kemunduran. Jumlah yang mayoritas � dak akan mampu melahirkan kekuatan yang besar, jika umat yang mayoritas itu satu sama lain berpecahbelah dan saling bermusuhan. Assa’adi menegaskan bahwa melakukan perbuatan yang dapat merusak ukhuwah termasuk dosa-dosa besar (kabaa`ir) yang untuk memohon keampu-nannya harus dengan cara bertaubat, dan bila

Jumlah yang mayoritas tidak akan mampu melahirkan kekuatan yang besar, jika umat yang mayoritas itu satu

sama lain berpecahbelah dan saling bermusuhan.

Edisi-7.indd 29Edisi-7.indd 29 12/21/2015 12:52:51 PM12/21/2015 12:52:51 PM

Page 30: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �30

Opini

� dak bertaubat digolongkan kepada orang-orang yang zhalim.

Kerjasama Ormas IslamKerjasama dan saling tolong menolong dalam

hal ketaqwaaan dan kebaikan diperintahkan oleh Allah SWT:

“………Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jan-gan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.Dan bertakwalah kamu kepada Al-lah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (QS Al-Maidah [5]:2) Ayat ini adalah ujung ayat 2 QS Al-Maidah yang di pangkalnya dimulai dengan seruan khusus kepada orang-orang yang beriman

“Orang-orang munafi k laki-laki dan perem-puan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafi k itu adalah orang-orang yang fasik”. (QS At-Taubah [9]:67)

KesimpulanBahwa untuk menjawab tantangan dakwah

yang kian hari semakin berat, perlu diperkuat kerjasama antar ormas-ormas dan lembaga dakwah Islam, karena tugas dakwah itu harus dilakukan secara bersama-sama (jamaah) secara

(Yaa ayuuhallaziina aamanuw…). Jadi ayat ini adalah perintah Allah SWT kepada orang-orang yang beriman agar bekerjasama dalam hal ket-aqwaan dan kebaikan, dan melarang kerjasama dalam perbuatan dosa dan permusuhan.

Pada ayat yang lain Allah menjelaskan tentang perbedaan orang-orang beriman dengan orang-orang munafi q:

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka meny-uruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya.Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesung-guhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS At-Taubah [9]:71)

terintegrasi dalam sebuah sinerjisitas antar jarin-gan. Untuk itu forum komunikasi yang sudah ada perlu diperkuat seper� MUI, FKLD dan ormas-ormas Islam lainya. Selain itu yang lebih mudah dan efek� f adalah perlu dimulai kerjasama antar satu ormas dengan ormas yang lain dalam suatu kegiatan tertentu, misalnya kerjasama antar Mu-hammadiyah dengan Nahdhatul Ulama dalam melakukan program bak� sosial, pemberdayaan masyarakat dan dakwah di kalangan komunitas masyarakat marjinal.

Untuk membina kerjasama antar ormas Is-lam ini akan sangat lebih mudah dan efek� f bila dimulai dalam hal-hal yang ringan, kemudian berikutnya di� ngkatkan kepada program yang agak lebih berat dan seterus-seterusnya. [Ed: Mz. Foto ilustrasi: Muaz]

Bahwa untuk menjawab tantangan dakwah yang kian hari semakin berat, perlu diperkuat kerjasama antar

ormas-ormas dan lembaga dakwah Islam

Edisi-7.indd 30Edisi-7.indd 30 12/21/2015 12:52:51 PM12/21/2015 12:52:51 PM

Page 31: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 31

Fatwa

FATWA MUI DKI JAKARTATENTANG

HUKUM PEMBERIAN HADIAHKEPADA PEJABAT

PENGANTAR REDAKSIRubrik ini berisi seputar fatwa-fatwa MUI DKI JAKARTA, baik fatwa yang sudah lawas maupun yang terbaru. Kami berharap se� ap informasi fatwa yang kami muat dapat memberikan pencerahan kepada pembaca sekalian. Berikut ini kami turunkan fatwa MUI DKI Jakarta seputar Pemberian Hibah atau Hadiah kepada Pejabat yang dikeluarkan pada tahun 2000 dan kami nukil dari buku Kumpulan Fatwa MUI DKI 1975-2012. Salam.

Bismillahirrahmanirrahim

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta, dalam rapatnya yang ber-langsung pada tanggal 20 Muharram 1421 H. bertepatan dengan tanggal 25 April 2000 M, yang membahas tentang Hukum Pemberian Hadiah (Hibah) Kepada Pejabat, setelah:

Menimbang:1. Bahwa berdasarkan hasil pendataan Komisi

Pemeriksa Kekayaan Pejabat Negara (KPKN), pada saat sekarang ini banyak pejabat pemer-intah dari berbagai level yang melaporkan hasil kekayaan yang diperolehnya hasil hadiah (hibah) yang diterima pada saat mereka men-duduki suatu jabatan.

Edisi-7.indd 31Edisi-7.indd 31 12/21/2015 12:52:51 PM12/21/2015 12:52:51 PM

Page 32: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �32

Fatwa

2. Bahwa laporan para pejabat tentang asal usul kekayaan yang diperoleh dari hadiah (hibah) yang diterima pada saat mereka menduduki suatu jabatan tersebut menimbulkan pertan-yaan sebagian masyarakat kepada MUI Provinsi DKI Jakarta, tentang Hukum Pemberian Hadiah (Hibah) Kepada Pejabat.

3. Bahwa untuk memberikan pemahaman ma-syarakat tentang boleh atau � daknya memberi-kan Hadiah (Hibah) Kepada Pejabat menurut hukum Islam, MUI Provinsi DKI Jakarta meman-dang perlu untuk segera mengeluarkan Fatwa tentang Hukum Pemberian Hadiah (Hibah) Kepada Pejabat.

Mengingat:1. Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga

Majelis Ulama Indonesia (PD/PRT MUI)2. Pokok-Pokok Program Kerja MUI Provinsi DKI

Jakarta Tahun 2000 – 20053. Pedoman Penetapan Fatwa MUI

Memperha� kan:Saran dan pendapat para ulama peserta rapat

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 20 Muharram 1421 H. bertepatan dengan tanggal 25 April 2000 M, yang membahas tentang Hukum Pemberian Hadiah (Hibah) Kepada Pejabat

Memutuskan:Dengan bertawakkal kepada Allah SWT dan

memohon ridla-Nya, menyampaikan beberapa penjelasan tentang Hukum Pemberian Hadiah (Hibah) Kepada Pejabat berdasarkan al-Qur’an,

as-Sunnah, kitab-kitab dan buku-buku yang mu’tabar, sebagai berikut:1. Penger� an Hadiah atau Hibah adalah mem-

berikan uang atau suatu benda kepada orang lain sebagai suatu tanda penghormatan atau kasih sayang, sebagaimana disebutkan Luwais Ma’luf dalam Kamus Al-Munjid:1

“Hadiah adalah sesuatu yang diberikan (kepada orang lain), sebagai tanda penghor-matan atau kasih sayang”.

Demikian juga DR Wahbah az-Zuhaili dalam kitabnya Al-Fiqh al-Islami Wa Adillatuhu mendefi nisikan hadiah, hibah, shodaqoh, dan ‘athiyyah sebagai berikut:2

“Term Hibah (dalam Ilmu Fiqh), adalah melipu� hadiah dan shodaqoh. Karena pada dasarnya, term hibah, shodaqoh, hadiah dan ‘athiyyah menunjukkan penger� an yang hampir sama. Jika suatu pemberian diberi-kan kepada orang yang sangat memerlukan semata-mata karena mengharap ridla Allah SWT (mendekatkan diri kepada-Nya), maka disebut shodaqoh. Jika suatu pemberian dis-erahkan kepada orang yang diberi hadiah sebagai ungkapan rasa hormat atau kasih sayang, maka disebut hadiah. Jika suatu pem-berian diserahkan seseorang sewaktu ia sakit yang mengantarkan pada kematian maka disebut ‘athiyyah. Pemberian selain dalam bentuk-bentuk di atas, disebut Hibah. Penger-� an Hibah (Hadiah, ‘Athiyyah, dan Shodaqoh) menurut is� lah hukum Islam adalah, “Suatu ‘aqad yang menunjukkan pelimpahan pemi-likan suatu benda (kepada orang lain) dengan tanpa mendapatkan imbalan dan dilakukan sewaktu masih hidup”.

Terminologi hadiah, antara lain dipergu-

1. Luis, Ma’lufAl-Munjid fi al-Lughahwa al-A’lam, entry “Hadiah”, hal. 945.2. Wahbahaz-Zuhaili, Al-Fiqh al-IslamiWaAdillatuhu, (Beirut: Dar al-Fikr, 1997) juzke- 5, hal. 5.

Edisi-7.indd 32Edisi-7.indd 32 12/21/2015 12:52:51 PM12/21/2015 12:52:51 PM

Page 33: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 33

Fatwa

nakan oleh al-Qur’an dalam konteks pembe-rian sesuatu Ratu Bilqis kepada Nabi Sulaiman. Sebagaimana telah difi rmankan dalam surat an-Naml ayat 35:

“Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu.” [QS. AN-Naml :35]

Pada ayat tersebut, term hadiah dipergu-nakan untuk menunjukkan pemberian Ratu Bilqis kepada Nabi Sulaiman, bukan oleh pihak ke� ga. Menurut Az-Zajjaj, Ratu Bilqis memberi-kan hadiah kepada Nabi Sulaiman berupa batu bata yang terbuat dari emas dan dibungkus kain sutera.3

2. Memberikan hadiah (hibah) kepada pejabat atau atasan, semata-mata karena hubungan persaudaraan atau persahabatan, bukan karena dia sedang memegang suatu jabatan di pemerintahan atau lainnya, hadiah (hibah) tersebut diberikan dalam jumlah yang wajar untuk mempererat persaudaraan atau per-sahabatan seper� yang diberikan pada acara ulang tahun atau resepsi perkawinan, maka hukumnya adalah mubah, bahkan sunnah dan halal, baik bagi si pemberi maupun bagi si penerima. Karena Rasulullah SAW sering menerima dan memberi hadiah, baik dari dan kepada para sahabat, maupun dari dan ke-pada orang-orang non muslim. Demikian juga beliau sangat menganjurkan umatnya untuk saling memberikan hadiah untuk mempererat hubungan persaudaraan atau persahabatan.

Sebagaimana telah beliau sabdakan dalam hadits yang diriwayatkan Iman Baihaqi dari sahabat Abu Hurairah RA. sebagai berikut:4

“saling memberikan hadiah-lah kamu sekalian supaya kamu saling mencintai”.

3. Memberikan hadiah (hibah) kepada pejabat atau atasan, semata-mata karena ia sedang memegang suatu jabatan dengan tanpa maksud menyuap adalah diperbolehkan bagi pemberi, tapi bagi pejabat yang menerimanya harus menyerahkan hadiah (hibah) tersebut kepada lembaga yang dipimpinnya. Hal ini didasarkan pada hadits shahih yang diriway-atkan Imam Muslim dari sahabat Abu Humaid as-Sa’idi RA. Sebagai berikut:5

“Suatu ke� ka, Rasulullah SAW menunjuk Ibnu al-Luthiyyah, -seorang laki-laki yang be-rasal dari suku Al-Asad- menjadi ‘amil zakat –(menurut penjelasan’Amr ibn Abi Umar)-. Sesudah selesai melaksanakan tugasnya, Ibnu al-Luthiyyah melaporkan hasil kerjanya (uang yang berhasil dihimpunnya) kepada Rasulullah SAW seraya mengatakan; “ ini adalah (uang hasil pengumpulan zakat) yang akan saya serahkan kepadamu, dan ini adalah hadiah yang diberikan kepadaku’. (Begitu mendengan laporan Ibnu al-Luthiyyah) Rasulullah SAW langsung naik ke atas mimbar (untuk berpidato di hadapan para sahabat). Sesudah memuji Allah SWT, beliau bersabda;”Bagaimana sikap petugas (zakat) yang saya tugaskan mengum-pulkan zakat) kemudian dia mengatakan; “ ini

3. Muhammad bin Makram bin Mandzur al-Ifriqi, Lisan al-‘Arab, (Beirut: Dar as-Shodir, � h), juz ke-17, hal. 61.4. Ahmad bin Husain bin Ali bin Musa Abu Bakar al-Baihaqi, SunanBaihaqi al-Qubra, (Makah: Mukatabar Dar

Al-Bar, 1994), juz ke-6, hal.169.5. Abi Husain Muslim bin Hajjaj al-Qusyairi, al-Jami’ as-Shahih, (Makah: Isa Baby al-Halabi, 1955), juz ke-3,

hal.1463, no. 3413.

Edisi-7.indd 33Edisi-7.indd 33 12/21/2015 12:52:51 PM12/21/2015 12:52:51 PM

Page 34: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �34

Fatwa

adalah (uang hasil pengumpulan zakat) yang akan saya serahkan kepadamu, dan ini adalah hadiah yang diberikan kepadaku’. Mengapa ia � dak berdiam saja di rumah ayahnya atau di rumah ibunya, kemudian dia melihat apakah dia diberi hadiah atau � dak? Demi Allah Dzat Yang Menggenggam Jiwa Muhammad, jika salah seorang di antara kamu memperoleh harta benda dengan cara demikian, maka kelak pada hari kiamat dia akan menggen-dong harta tersebut di atas lehernya, bisa jadi berupa onta yang mengerang, atau sapi yang bersuara, atau kambing yang mengem-bek. Kemudian Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya � nggi-� nggi hingga terlihat dua ke� aknya seraya berkata; ’Apakah saya telah menyampaikan informasi ini (kepada kalian) sebanyak dua kali’. Ishak ibn Ibrahim dan ‘Abdu ibn Humaid meriwayatkan hadits kepada kami, beliau berdua meriwayatkannya dari Abdur Razak yang meriwayatkannya dari Ma’mar, dari az-Zuhri dari ‘Urwah dari sahabat Abu Humaid as-Sa’idi, bahwa suatu ke� ka, Rasulullah SAW menunjuk Ibnu al-Luthiyyah, -seorang laki-laki yang berasal dari dari suku Al-Asad- menjadi ‘amil zakat. Sesudah selesai melaksanakan tugasnya, Ibnu al-Luthiyyah melaporkan hasil kerjanya (uang yang berhasil dihimpunnya) kepada Rasulullah SAW seraya mengatakan; “ ini adalah (uang hasil peng-umpulan zakat) yang akan saya serahkan ke-padamu, dan ini adalah hadiah yang diberikan kepadaku’. Kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda; Mengapa kamu � dak berdiam saja di rumah ayahmu atau di rumah ibumu, kemu-dian kamu melihat apakah kamu diberi hadiah atau � dak?. Kemudian Nabi Muhammad SAW

naik ke atas mimbar (untuk berpidato di ha-dapan para sahabat) dan seterusnya seper� hadits yang diriwayatkan Sofyan di atas.”

4. Memberikan hadiah (hibah) kepada pejabat atau atasan dengan tujuan agar pejabat atau atasan yang diberi hadiah tersebut mengang-katnya sebagai pegawai, atau memberikan jabatan (kedudukan) yang diinginkannya, atau memberikan proyek, atau memenangkan tender atau memenangkan perkara secara ba� l(� dak benar menurut agama), atau money poli� k dan sebagainya adalah dinilai sebagai suap (risywah). Suap menyuap (risywah) adalah perbuatan yang diharamkan Allah SWT, baik bagi si pemberi (ar-rasyi), si penerima (al-murtasyi) maupun penghubung antara keduanya (ar-raa’sy). Hal ini didasarkan pada fi rman Allah SWT dalam surat an-Nisa’/4 ayat 29:

“Hai orang-orang yang beriman, jangan-lah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang ba� l, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka di antara kamu”.

Demikian juga fi rman-Nya dalam surat al-Baqarah/2 ayat 188:

“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang ba� l dan (janganlah) kamu mem-bawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan ber-buat) dosa, padahal kamu mengetahui”.

6. Abu ‘Abdillah Ahmad bin Hambal, Musnad Ahmad bin Hamdal, (Beirut: al-Makah al-Islami, 1978), juz ke-5, hal.279, no. 22452.

Edisi-7.indd 34Edisi-7.indd 34 12/21/2015 12:52:51 PM12/21/2015 12:52:51 PM

Page 35: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 35

Opini

Jakarta, 20 Muharram 1421 H.25 April 2000 M

KOMISI FATWAMAJELIS ULAMA INDONESIA DKI JAKARTA

Ketua, Sekretaris, � d � d Prof. KH. Irfan Zidny, MA KH. Drs. M. Hamdan Rasyid, MA

Mengetahui,

Ketua Umum, Sekretaris Umum, � d � d KH. Achmad Mursyidi Drs. H. Moh. Zainuddin

Demikian juga sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Ahmad dari sahabat Abu Hurairah RA., sebagai berikut:6

“Allah SWT sangat murka (melaknat) orang yang menyuap dalam bidang hukum, orang yang menerima suap dan orang yang menjadi penghubung di antara keduanya”.

Demikian juga hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi dari sahabat Abdullah ibn ‘Amr RA. sebagai berikut:7

“Rasulullah SAW sangat murka (melaknat) orang yang menyuap dan orang yang mener-ima suap”.

5. Memberikan suap (risywah) karena terpaksa

7. Muhammad bin Isa Abu Isa At-Tirmidzi as-Salami, SunanTirmidzi, (Beirut: Dar at Turas al-Arabi, � h), juz ke-3, hal. 623. No. 1337.

untuk membela, mempertahankan atau mere-but hak, -seper� seorang pegawai negeri, dia � dak akan naik pangkat kalau � dak menyuap kepada atasan padahal seharusnya dia sudah naik pangkat- maka hukumnya � dak haram bagi pemberi, tapi haram bagi penerima. Bagi pemberi � dak haram karena jika � dak memberikan suap (risywah) dia � dak akan mendapatkan haknya atau akan diperlaku-kan secara zhalim. Sedangkan bagi penerima hukumnya haram, karena dia tidak berhak menerima hal itu.

6. Komisi Fatwa MUI Provinsi DKI Jakarta, meng-himbau kepada seluruh lapisan masyarakat agar � dak terlibat dalam praktek suap me-nyuap (risywah) yang sangat diharamkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Edisi-7.indd 35Edisi-7.indd 35 12/21/2015 12:52:52 PM12/21/2015 12:52:52 PM

Page 36: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �36

Perempuan

MENGENANG USTADZAHDR. HJ. SITI SURYANI THAHIR

lama Betawi perem-puan sangat langka di Jakarta, apalagi yang berpendidikan � nggi.

Salah satunya adalah Ustadzah Dr.Hj. Si� Suryani Thahir yang wafat di usia 75 tahun pada Sabtu, 5 September 2015 lalu.

Ia lahir pada tanggal 1 Janu-ari 1940 di Kebon Baru Tebet, Jakarta Selatan, dari pasangan KH. Thahir Rahili dan Salbiyah Ramli. Kakeknya adalah seorang tuan tanah yang disegani.

Pendidikan formalnya ditem-puh dari Sekolah Rakyat (SR) di Bukit Pasir Duri, Kebon Baru, Jakarta Selatan tahun 1947. Ia menempuh pendidikan di SR pada pagi hari, sedangkan sore harinya ia belajar agama di Ma-drasah Dinniyah Awwaliyah As Syafi ’iyah, Bali Matraman, Ja-karta Selatan. Di madrasah ini, ia

mendapat bimbingan langsung dari Almagfurlah KH. Abdullah Syafi ’i, meskipun ayahnya telah memiliki sekolahan pada tahun tersebut, yaitu Sa’du� horiqain sejak 1939 yang kemudian pada tahun 1951 namanya diubah menjadi At-Thohiriah. Masa kecil Suryani tergolong tomboy dalam permainan, meski didi-kan agama cukup ketat namun ia memiliki kegemaran bermain seperti laiknya mainan anak laki-Iaki. Ia juga senang ber-main layangan, main bola, main gundu (kelereng). Ia kemudian melanjutkan sekolah di sekolah Diniyah Putri Padang Panjang, Sumatera Barat selama � ga ta-hun. Setelah lulus dari diniyah, ia kemudian bersama sembiIan saudaranya dikirim ke Timur tengah: Ia, Syuqi, Anwar Sadat, Nonon Thoyibah dan Dardiri-

yah melanjutkan pendidikan di Mesir, sedangkan Ambariyah di Mekah, Khudriyah di Madinah, Darmiyah di lrak dan A.Ghozi di Syiria. Demikianlah KH.Thohir Rohili mendidik anak-anaknya tanpa membedakan kesempa-tan satu sarna lain.

Sebelum pergi belajar ke Mesir, ia menikah dengan laki-Iaki pilihan orang tuanya, yaitu Sya� ri Ahmad, seorang sarjana lulusan lAIN Sunan Kalijaga, Yo-gyakarta yang juga mendapat beasiswa untuk kuliah di Univ-eritas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Di Universitas Al-Azhar, ia belajar di Kuliyatu Ii Al Banat jurusan Dirasah Islamiyah. Ia dan sua-minya � nggal di Mesir kurang lebih selama delapan tahun. Sekembalinya dari sekolah di Mesir, ia membuka majelis tak-lim kecil-kecilan di rumahnya,

Metode majlis taklim yang monoton diubahnya dengan sentuhan akademis,sehingga selain mengaji kitab kuning, untuk mengetahui perkembanganilmu pengetahuan diadakan seminar dengan mengundang para pakar

yang kompeten di bidangnya.

U

Edisi-7.indd 36Edisi-7.indd 36 12/21/2015 12:52:52 PM12/21/2015 12:52:52 PM

Page 37: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 37

Perempuan

yang semula hanya diiku� seki-tar 12 orang saja. Namun seiring berjalannya waktu, jamaahnya makin banyak dan tersebar di pelosok Jabodetabek. Dengan semakin bertambah jamaahnya, maka ia meresmikan berdirinya Majlis Taklim Kaum Ibu Atta-hiriyah (MTKIA). Melihat begitu pesatnya perkembangan majlis taklim serta animo yang � nggi dari masyarakat, maka ia diban-tu suaminya mulai mengem-bangkan pendidikan dengan mendirikan Kursus bahasa Arab dan Agama.

Ketertarikan masyarakat ter-hadap MTKIA adalah pola pen-gajaran yang dilakukan olehnya, yaitu dengan pendekatan dan cara yang berbeda dari yang bi-asa dilakukan oleh para pengkaji kitab kuning. Biasanya dalam pengajian kitab kuning murid hanya “ngaji nguping” dan satu arah, maka dengan po-lanya tersebut diubah dengan cara memberikan kesempa-tan kepada anggota majlis un-tuk membaca sendiri kitab kuning yang menjadi bahan pengajian, setelah memberi penjelasan, kemudian diada-kan dialog interaktif. Hal lain yang menarik adalah dengan menghadirkan penceramah atau semacam dosen tamu, di-antaranya DR.Nachrowi Abdus-salam, Dr.Wahfi udin, Dr.Mulya

Tarmidzi, Drs.Effendi Zarkasih dan lain-lain. Langkahnya dalam bidang dakwah terus mengalir dengan ide-ide cemerlangnya. Metode majlis taklim yang monoton diubahnya dengan sentuhan akademis, sehingga selain mengaji kitab kuning, untuk mengetahui perkemban-gan ilmu pengetahuan diadakan seminar dengan mengundang para pakar yang kompeten di bidangnya. Selain mempunyai majelis taklim, ia juga mengisi di 60 an majelis taklim lainnya.

Ia kemudian membuka biro perjalanan Haji dan Umroh dan juga Pada 1969, ia melalui Yayasan Addiniyah A� ahiriyah

yang dipimpinnya, mendirikan Universitas Islam Attahiriyah (UNIAT) yang dirinya kemudian menjadi rektor di UNIAT.

Apa yang dilakukannya ada-lah perjuangan untuk mencer-daskan umat melalui suatu pendekatan yang dianggap lebih efek� f dan ia berani mengambil langkah tersebut sehingga pada akhirnya dari majelis taklim yang dibimbingnya lahirlah para ustadazah yang handal dan mampu mengembangkan dak-wah kepada kaum Ibu di kam-pung-kampung tempat mereka � nggal. *** (Rakhmad Zailani Kiki, dari pelbagai sumber)

ww

w b

erita

buan

a co

m

Edisi-7.indd 37Edisi-7.indd 37 12/21/2015 12:52:52 PM12/21/2015 12:52:52 PM

Page 38: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �38

Profil

KH. MAWARDIABDUL GANI, S. Ag

KETUA MUI KABUPATEN ADMINISTRASIKEPULAUAN SERIBU

MASA KHIDMAT 2015-2020

Edisi-7.indd 38Edisi-7.indd 38 12/21/2015 12:52:52 PM12/21/2015 12:52:52 PM

Page 39: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 39

Tokoh

alam Musyawarah Daerah (Musda) III MUI Kabupaten Ad-ministrasi Kepulauan

Seribu yang diselenggarakan pada hari Ahad, 8 November 2015 lalu di Pulau Tidung, K.H. Mawardi Abdul Gani, S.Ag ter-pilih sebagai Ketua MUI Kabu-paten Administrasi Kepulauan Seribu Masa Khidmat 2015-2020, menggan� kan K.H. Rah-mat Syamsuddin.

Terpilihnya K.H. Mawardi Abdul Gani, S.Ag memang sudah diprediksi sejak awal. Ia adalah salah seorang tokoh dan ulama muda yang disegani dan memi-liki kiprah dan pengaruh yang luas di masyarakat Kepulauan Seribu. Hal ini disebabkan priba-dinya yang rendah ha� dan rajin mendatangi undangan acara keagamaan sampai ke pulau-pulau yang terpencil dan minim penghuni. Ia berpendapat jika ulama � dak mendatangi umat di pulau-pulau terpencil itu, lalu siapa yang membina mereka?

Terlahir dari pasangan H. Abdul Gani dan Hj. Masturah di Jakarta, 21 April 1971 dan meru-pakan anak ketiga dari enam bersaudara, putra Pulau Tidung

di Madrasah Aliyah Negeri 3, Ciputat, Tangerang Selatan. Se-lesai Aliyah pada tahun 1990, ia melanjutkan kuliah di Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI (Pendidi-kan Agama Islam) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat dan lulus pada tahun 1995 den-gan menyandang gelar Sarjana Agama (S.Ag).

Selain itu, ia juga rajin beror-ganisasi. Dan bakat kepemimpi-nannya mulai terlihat ketika ia terpilih sebagai Ketua OSIS MAN 3 periode 1988-1989. Saat kuliah ia ak� f di Pergerakan Ma-hasiwa Islam Indonesia (PMII) dengan jabatan sebagai Wakil Ketua PMII Komisaris Tarbiyah, Wakil Sekretaris PMII Cabang Ciputat. Selain itu, ia juga per-nah menjadi pengurus GP An-shor Kepulauan Seribu. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Keluarga Mahasiswa Alumni Penerima Beasiswa Su-persemar (KMAPBS). Selain itu, ia pernah menjadi Ketua Tanfi d-ziyah PC NU Kepulauan Seribu. Lalu, dari tahun 2005 s.d 2015, ia menjadi Sekretaris MUI Kabu-paten Administrasi Kepulauan Seribu. *** (Rakhmad Zailani Kiki, wawancara)

D

“Jika ulama � dak mendatangi umat di pulau-pulau terpencil itu,lalu siapa yang membina mereka?”

ini mengawali pendidikan for-malnya di Madrasah Ib� daiyah Pulau Tidung dan kemudian di Madrasah Tsanawiyah Pulau Tidung. Selesai dari Madrasah Tsanawiyah, ia kemudian melan-jutkan pendidikan formalnya

Priba dinya yangrendah hati dan rajin mendatangi undangan

acara keagamaan sampai ke pulau-pulau yangterpencil dan minim

penghuni.Ia berpendapat jika

ulama tidak mendatangi umat di pulau-pulau

terpencil itu, lalu siapa yang membina mereka?

Edisi-7.indd 39Edisi-7.indd 39 12/21/2015 12:52:52 PM12/21/2015 12:52:52 PM

Page 40: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �40

Pustaka

TENTANG SAFINAH DAN SYEKH SALIM

esiapa yang pernah mondok di pesantren, terutama sekali pe-santren-pesantren salaf

dan NU, tentu akrab dengan kitab ini. Bukunya tipis, tapi isinya sarat ilmu. Inilah kitab fi qih pengantar yang masyhur itu. Ghalibnya, setelah khatam dan mengerti kitab ini, para

santri baru melanjutkan meng-kaji kitab-kitab fi qih lainya.

Sang penulis, Syekh Salim, memberi nama lengkap kitab-nya: Safi natunnaja Fiima Yajibu ‘ala Abdi li Maulah. Ar� nya per-ahu keselamatan dalam [mem-pelajari] kewajiban seorang hamba kepada Tuhannya. Sim-bol perahu dalam pelbagai

literatur Islam kerap dising-gung sebagai lambang syari’at [hukum Islam]. Hal ini untuk menekankan bahwa di tengah samudera Ilmu Allah yang Maha Luas, para hamba Allah diharap-kan memiliki perahu yang tepat untuk mengarunginya agar kelak selamat menuju-Nya. Be-gitu pula agaknya maksud sang

Sebuah kitab klasik yang hingga kini menjadi rujukan umat Islam mempelajari fi qih. Pengarangnya pun bukan sekadar fasih bicara ilmu agama.

S

Edisi-7.indd 40Edisi-7.indd 40 12/21/2015 12:52:52 PM12/21/2015 12:52:52 PM

Page 41: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 41

Pustaka

Syekh. Memang, pada akhirnya,

kitab fi qih dasar ini benar-benar menjadi perahu yang mengan-tarkan seseorang pada laku ibadah syariah yang benar. Buk� nya, sebagai buku rujukan belajar ilmu fi qih, kitab ini bukan hanya dipakai dan masyhur di kalangan umat Islam Indonesia, tapi juga merambah ke negeri-negeri lainya. Dalam pelbagai ins� tusi pendidikan Islam, buku fi qih ini sangat mudah ditemui dan diperoleh.

Secara garis besar, Syekh Salim membagi bab-bab dalam kitab fiqih dengan runut dan detail. Pada bagian awal sekali, ia � dak langsung membincang masalah fiqih, namun ke hal-hal fundamental, seperti bab Rukun Islam dan Iman serta Syahadat. Umat Islam mana-pun seja� nya ma� um bahwa mengenal dua tema penting tersebut merupakan ilmu yang kudu tahu. Kedua tema terse-but adalah masalah teologis yang tidak bisa disepelekan. Karena itulah, sungguh logis bila Syekh Salim memuncul-kan kedua bab tersebut dalam pendahuluanya. Selanjutnya, setelah itu, ia baru menurunkan pembahasan ke soal fi qih. Yakni bab Tanda-Tanda Akil Baligh, Syarat-syarat Istinja, Wudhu, Niat, Mandi, Haid, Tayamum,

Najis, Shalat, Hadast, Shalat, Khutbah, Mengurus Jenazah, Zakat, hingga Puasa. Semua tema besar dalam bab-bab tersebut dibahas secara detil per sub-bab hingga terang dan jelas. Misalnya dalam mem-bahas Bab Tayamum, beliau

membagi penjelasan menjadi 4 bagian, yaitu Sebab-sebab Taya-mum, Syarat-syarat Tayamum, Fardhu-fardhu Tayamum, dan Pembatal-Pembatal Tayamum.

Di samping, metode penu-lisan yang teroganisir, kohesif dan sistema� s tersebut, Syekh

Edisi-7.indd 41Edisi-7.indd 41 12/21/2015 12:52:52 PM12/21/2015 12:52:52 PM

Page 42: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �42

Pustaka

Salim juga menggunakan ba-hasa yang tidak ruwet dan berbelit-belit. Tidak aneh bila kitab mungil namun bergizi ini kemudian banyak disyarahkan oleh ulama-ulama lainya. Be-berapa kitab yang menjelaskan lebih lanjut kitab ini antara lain:

Kitab Kasyifatus Saja ala Safi -na� n Naja, syarah kitab Safi nah yang ditulis oleh Syekh Nawawi Banten, Kitab Durratu Tsaminah Hasyiyah ala Safi nah yang ditulis oleh Syekh Ahmad bin Muham-mad Al-Hadrawi, seorang ulama dari Mekkah; Kitab Nailur Raja,

Syarah Safi nah Naja yang ditulis oleh seorang ulama besar dari Hadramaut Yaman, yaitu Sayyid Al-Habib Ahmad bin Umar Asy-Sya� ri; Kitab Nasiimul Hayah Syarah Safi nall Najah yang ditu-lis oleh Syekh Al-Faqih Al-Qodhi Abdullah bin Awad bin Mubarok

SEKILAS TENTANG SYEKH SALIMDibanding nama kitabnya, sosok Syekh Sa-

lim barangkali kalah populer. Ya, hanya sedikit orang yang fasih menyebut dan mengisahkan penulis kitab Safi natunnaja ini. Siapa sebetul-nya Syekh Salim?

Nama lengkapnya adalah Syekh Salim bin Abdullah bin Sa’ad bin Abdullah bin Sumair Al-Hadhrami Asy-Syafi ’i. Nisbah as-Syafi -i di ujung namanya menandakan bahwa beliau ulama bermazhab fi qih Syafi ’i. Beliau lahir di Desa Dzi Asbuh, salah satu daerah di kawasan Hadramaut, Yaman. Selain masyhur sebagai ahli fi qih, beliau juga terkenal sebagai seorang hakim agama (qadhi), ahli poli� k (as-siyasi) dan juga ahli kemiliteran.

Riwayat studi agamanya yang pertama kali adalah belajar al-Qur’an. Gurunya? Ayahan-danya sendiri yang memang seorang ulama, yaitu Syekh Abdullah bin Sa’ad bin Sumair. Kepada sang ayah, selain al-Qur’an, beliau juga mempelajari ilmu-ilmu agama dasar lainnya. Lalu, selain kepada ayahanda, Syekh Salim juga berguru ilmu agama lainnya pada ulama-ulama mumpuni pada era 13 H di daerah Hadramaut, Yaman, kala itu. Salah satunya, kepada Syekh

Abdullah bin Ahmad Basudan. Kepada mereka, ia belajar ilmu bahasa Arab, fi qih, ushul fi qih, tafsir, tasawuf hingga ilmu poli� k dan kemiliteran.

Lazimnya seorang santri yang lama belajar, ia pun mulai mengajar dan berdakwah. Di antara muridnya yang terkenal dan membuat namanya kemudian bergema adalah Habib Abdullah bin Thaha al-Hadar al-Haddad dan Syekh Ali bin Umar Baghuzah.

Pakar Poli� k dan MiliterSeorang ulama bisa saja bukan pakar ilmu

agama semata. Apalagi di zaman dulu. Rerata mul� tasking dalam berkiprah untuk umat. Syekh Salim adalah salah satunya. Ia mahir juga bicara dan mengurus masalah sosial-poli� k serta pakar dalam masalah perlengkapan militer. Syahdan dikisahkan, sebagaimana dilansir laman fi qihkon-temporer.com, suatu ke� ka Syekh Salim diminta agar membeli peralatan perang tercanggih pada saat itu, maka beliau pun berangkat ke Singapura dan mengirimnya ke Hadhramaut. Syekh Salim juga salah seorang yang berjasa dalam menda-maikan Yafi ’ dan Kerajaan Katsiriyah. Selain hal tersebut, jejak keahlian militerismenya adalah

Edisi-7.indd 42Edisi-7.indd 42 12/21/2015 12:52:53 PM12/21/2015 12:52:53 PM

Page 43: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 43

Pustaka

Bukair, seorang ulama Hadra-maut Yaman; Kitab Innarotut Duja Bitanwiril Hija Syarah Safi nah Naja yang ditulis oleh salah satu ulama dari Madzhab Maliki, yaitu Syekh Muhammad bin Ali bin Husein Al-Maliki dan kitab lain-lainya. Selain itu,

karena bahasanya yang mudah dihapal, kitab Safi nah ini juga banyak digubah ke dalam syair-syair yang indah. Antara lain, oleh sejumlah ulama berikut: Sayyid Habib Abdullah bin Ali bin Hasan Al-Haddad, Sayyid Habib Muhammad bin Ahmad

bin Alawy Ba’agil, Syekh Shid-diq bin Abdullah dan Syekh Muharnrnad bin All Zakin Bah-anan dan Sayyid Habib Ahmad Masyhur bin Thoha Al-Haddad. [Muaz/pelbagai sumber]

beliau pernah diangkat menjadi penasehat khusus Sultan Abdullah bin Muhsin. Sultan tersebut pada awalnya sangat patuh dan tunduk dengan segala saran, arahan dan nasehat beliau. Namun lama kelamaan sang sultan � dak lagi mau menuru� sa-ran dan nasehat beliau dan bahkan meremehkan saran-saran beliau. Akhirnya beliau memutuskan untuk hijrah menuju India, lalu beliau hijrah ke Tanah Air Indonesia yang dulu lebih dikenal seb-agai Tanah Jawa.

Di negeri kita ini, ia pertama kali singgah di Batavia alias Jakarta. Karena namanya sudah masyhur dan beliau sosok berpengaruh, tak aneh, kepindahanya ke Batavia ini terdengar oleh para

murid dan pengikutnya. Walhasil, beritanya meluas dan melebar dari mulut ke mulut hingga para murid dan pengikutnya pun rela berduyun-duyun mencarinya untuk men-imba ilmu darinya. Berhadapan pada realitas seper� itu, Syekh Salim kemudian berinisia� f membina majelis-majelis ilmu dan dakwah di Batavia. Tak aneh, bila sosoknya kemudian menjadi berpengaruh di Batavia.

Hingga akhir hayatnya Syekh Salim � nggal di Jakarta. Bila Anda ingin berziarah, makam-nya ada di bawah Mihrab Masjid Al-Ma’mur, Tanah Abang Jakarta. [mz/pelbagai sumber]

www islammoderat com

Makam Syekh Salim di Masjid Al-Ma’mur Tanah Abang Jakarta

Edisi-7.indd 43Edisi-7.indd 43 12/21/2015 12:52:53 PM12/21/2015 12:52:53 PM

Page 44: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �44

Hikmah

KISAH HAJI MABRUR & HAJI MARDUD

S

Haji, seja� nya, bukan sekadar ritual lahiriah semata,tapi juga ibadah ba� niah yang sulit.

Oleh : A. Muaz

yahdan, seseorang men-gunjungi Syekh Junayd. Syekh Junayd kemudian bertanya kepadanya ih-

wal dari mana dia datang. Ia lalu menjawab: “Aku baru saja menunaikan ibadah haji.”

“Apakah sejak pertama kali safar dari rumahmu [untuk ber-haji], kau telah meninggalkan dosa?” tanya sang Syekh.

“Tidak.”“Berar� engkau � dak melaku-

kan perjalanan [safar]. Lalu, apakah pada se� ap is� rahatmu di malam hari [saat perjalanan] engkau telah melintasi sebuah maqam di jalan menuju Allah?”

“Tidak.”“Berar� engkau � dak men-

empuh perjalanan tahap demi tahap. Lalu, apakah ke� ka eng-kau mengenakan pakaian haji [ihram] di tempat yang ditentu-kan engkau membuang sifat-si-fat manusiawimu sebagaimana

Edisi-7.indd 44Edisi-7.indd 44 12/21/2015 12:52:53 PM12/21/2015 12:52:53 PM

Page 45: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 3 l 2015 45

Hikmah

engkau melepaskan pakaian sehari-harimu?” tanya Syekh Junayd kembali.

“Tidak.”“Berar� engkau � dak men-

genakan pakai haji. Lalu, apakah saat engkau singgah di Arafah, engkau berusaha singgah ba-rang sebentar untuk musyaha-dat kepada Tuhan?”

“Tidak.”“Berar� engkau � dak singgah

di Arafah. Lalu, apakah ke� ka engkau pergi ke Mudzalifah dan mencapai keinginanmu, eng-kau sudah meniadakan hawa nafsu?”

“Tidak,” jawab orang itu kem bali.

“Berar� engkau � dak pergi ke Mudzalifah. Lalu, apakah ke-� ka engkau mengelilingi Ka’bah, engkau sudah memandang keindahan non-material Tuhan di tempat suci?”

“Tidak.”“Berar� engkau � dak mengel-

ilingi Ka’bah. Lalu, apakah ke� ka

engkau lari antara Shafa dan Marwa, engkau telah mencapai peringkat kesucian [shafa] dan kebajikan [muruwwat]?”

“Tidak” “Berar� engkau � dak lari

antara Shafa dan Marwa]. Lalu, apakah ketika engkau datang ke Mina, semua keinginanmu [munyatsa] sirna?”

“Tidak.”“Berar� engkau belum men-

gunjungi Mina. Lalu, apakah ke� ka engkau sampai di tempat penyembelihan dan berkurban engkau sudah mengurbankan segala hawa nafsu?”

“Tidak.”“Berar� engkau � dak berkur-

ban. Lalu, apakah ke� ka eng-kau melemparkan batu-batu, engkau sudah melemparkan pikiran-pikiran hawa nafsu yang menyertaimu?”

“Tidak.”“Berar� engkau belum me-

lemparkan batu-batu, dan engkau belum melaksanakan

ibadah haji. Kembalilah dan lakukan ibadah haji seperti yang telah kugambarkan supaya engkau bisa sampai di maqam Ibrahim.”

Begitulah. “Seseorang” yang disinggung Sufi Junayd itu bisa jadi terjadi pada siapa saja. Kisah yang penulis nukil dari kitab Kasyful Mahjub karya Ali bin Utsman Al-Hujwiri terse-but menegaskan bahwa haji, seja� nya, bukan sekadar ritual lahiriah semata, tapi juga ibadah ba� niah yang sulit. Karena itu-lah, lebih banyak yang bergelar haji mardud [tertolak ibadah hajinya] ketimbang haji ma-brur [keterima ibadah hajinya] selepas dari Tanah Suci. Bu-kankah kita biasa mendapati seseorang yang belum lama berhaji, tapi laku lampahnya tidak jauh berbeda sebelum dia berhaji? Haji iya, korupsi iya. Haji jalan, maksiatnya lan-jut. Na’udzubillah. [Foto: dok. pribadi]

Edisi-7.indd 45Edisi-7.indd 45 12/21/2015 12:52:53 PM12/21/2015 12:52:53 PM

Page 46: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info UlamaEdisi 3 l 2015 �46

Hikmah

Edisi-7.indd 46Edisi-7.indd 46 12/21/2015 12:52:53 PM12/21/2015 12:52:53 PM

Page 47: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Info Ulama � Edisi 1 l 2015 3

Info Ulama merupakan majalah yang diterbit-kan MUI Provinsi DKI Jakarta. Majalah ini hadir menyapa pembaca yang � nggal di 6 wilayah kota Jakarta [Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara dan Kepulau-ran Seribu]. Sebagai ibukota negara, Jakarta � dak bisa dielakkan adalah barometer isu-isu nasional, baik dari aspek sosial-poli� k, ekonomi, budaya, hingga agama. Tak aneh, banyak dinamika dan problema� ka yang kerap mengemuka dari Ja-karta. Kondisi demikian menuntut warga muslim Jakarta membutuhkan media pencerahan secara intelektual dan spiritual sebagai salah satu ruju-kan. Untuk itulah Info Ulama berusaha mewujud-kannya. Rubrik-rubrik yang disajikan Info Ulama pun terasa relevan dan jitu. Ada Laporan Utama yang mengangkat isu-isu agama kekinian dan kontekstual yang dikupas secara mendalam. Ada pula Fatwa yang menurunkan kebijakan pen� ng

para ulama kredibel seputar problem keumatan kontemporer. Selain itu, ada juga rubrikasi lainya: Perempuan [membahas perkara-perkara mus-limah], Tokoh [sosok ulama inspira� f yang bisa menjadi panutan], Asal-Usul [sejarah budaya dan situs pen� ng Islam di Jakarta], Pustaka, Hikmah, Umara dan Galeri. Lebih dari itu, selain keung-gulan content, segmentasi Info Ulama adalah para stakeholders pemerintahan [umara], ormas-ormas Islam, ins� tusi-insitusi pendidikan Islam, majelis-majelis taklim, dan masyarakat muslim profesional Jakarta.

Sementara bulle� n Info Ulama adalah lembar khutbah Jum’at yang berisi seputar tausiyah dan nasehat religus dari ulama-ulama yang mumpuni secara keilmuan. Segmentasinya adalah jamaah muslim di masjid-masjid se-provinsi DKI Jakarta dan dicetak sebanyak 20.000 eksemplar.

TARIFIKLAN

MAJALAHINFO ULAMA

2015

ADVERTORIAL1 halaman Rp. 20. 000. 0001/2 halaman Rp. 10. 000. 0002 halaman Rp. 30. 000. 000

TARIF IKLAN BULLETIN INFO ULAMA1 Halaman Rp. 10. 000. 000 [Ukuran 21 cm x 30 cm]1/2 Halaman Rp. 5. 000. 0001/4 Halaman Rp. 3. 000. 000

FULL COLOURCover 2 [Art Paper] Rp. 15. 000. 000Cover 3 [Art Paper] Rp. 12. 000. 000Cover 4 [Art Paper] Rp. 14. 000. 0001 Halaman Dalam (BW) Rp. 10. 000. 000 [Ukuran 21 cm x 30 cm]1 Halaman Tengah Rp. 12. 000. 000 [Art Paper] [Ukuran 21 cm x 30 cm]1/2 halaman Rp. 10. 000. 0001/3 halaman Rp. 9. 000. 0001/4 halaman Rp. 7. 000. 000

Contact Person: Nanda (Sekretaris Kominfokom MUI DKI Jakarta) 0812-800-15-042

Cover.indd 3Cover.indd 3 12/10/2015 5:47:06 PM12/10/2015 5:47:06 PM

Page 48: masbadar onehdwallpaper · menjalankan tugas dan pengabdi-annya terhadap umat. Warna-warni MUI ini kemudian yang menurut kami, kru redaksi Info Ulama, pen ng dijadikan sebagai

Edisi No.1 Th.X 2014 � Info Ulama4

Cover.indd 4Cover.indd 4 12/10/2015 5:47:11 PM12/10/2015 5:47:11 PM