makalah seni dan budaya

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial. Di mana dalam kehidupannya di bebani tanggung jawab, mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan. Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda. jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Yang kami maksud adalah perasaan nurani kita, hati kita, yang mempunyai pengaruh besar dalam mengarahkan sikap kita menuju hal positif. Nabi bersabda: “Mintalah petunjuk pada hati (nurani)mu.” B. Makna Keragaman, Kesederajatan dan Kemartabatan 1

Upload: yusuf

Post on 11-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

keragaman, kesederajatan, dan kemartabatan dalam kehidupan budaya masyarakat Indonesia

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangManusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial. Di mana dalam kehidupannya di bebani tanggung jawab, mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan. Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda. jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Yang kami maksud adalah perasaan nurani kita, hati kita, yang mempunyai pengaruh besar dalam mengarahkan sikap kita menuju hal positif. Nabi bersabda: Mintalah petunjuk pada hati (nurani)mu.

B. Makna Keragaman, Kesederajatan dan Kemartabatana. Makna Keragaman Keragaman berasal dari kata ragam.Dalam kamus besar bahasa indonesia ragam berarti1. Tingkah, laku, ulah, 2. Macam, jenis,3. Lagu, musik langgam, 4. Warna, corak, ragi. Sedangkan keragaman sendiri berarti :a) Perihal berjenis-jenis atau beragam-ragam, b) Keadaan beragam-ragam. Ragam juga dapat diartikan bersatu hati, rukun sehingga keragaman berarti kerukunan.c) Makna KesederajatanKesederajatan berasal dari kata derajat. Dalam kamus besar bahasa indonesia derajat berarti : a. Tingkatan, martabat, pangkat, b. Gelar yang diberikan oleh perguruan tinggi kepada mahasiswa yang telah lulus ujian.Sederajat berarti sama tingkatannya (pangkatnya, kedudukannya) dan kesederajatan berarti perihal kesamaan tingkatan.

C. Unsur-Unsur Keragaman Dalam Masyarakat1) Suku bangsa dan ras Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang sampai merauke sngat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokan besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala, dan lain sebagainya.2) Agama dan keyakinanAgama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan panca indra.Dalam peraktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain adalah :a. Berfungsi edukatif : ajaran agama secara hukum berfungsi menyuruh dan melarangb. Berfungsi penyelamatc. Berfungsi sebagai perdamaiand. Berfungsi sebagai Social controle. Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritasf. Berfungsi transformativeg. Berfungsi sublimatif3) Ideologi dan politikIdeologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental.4) TatakramaTatakrama yang dianggap arti bahasa jawa yang berarti adat sopan santun, basa basi pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu.5) Kesenjangan ekonomi dan social Masyarakat Indonesia Merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam tingkat, pangkat, dan strata sosial.

BAB IIPEMBAHASANA. Studi KasusKasus yang akan di bahas di sini menunjukkan bagaimana permasalahan yang berhubungan dengan keragaman etnis, suku, dan ras serta toleransinya yang tidak berjalan mengakibatkan suatu konflik besar dan dahsyat di masa lalu. Di kutip dari republika.co.id dengan judul Hari ini 18 Februari : Kekerasan Antaretnis Dayak dan Madura Pecah.12 tahun lalu, 18 Februari 2001, konflik Sampit pecah. Ini adalah tragedi berdarah yang menelan banyak korban di masa orde reformasi dimulai. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya.Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Madura dari pulau Madura. Konflik tersebut pecah pada 18 Februari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak.Konflik Sampit pada 2001 bukanlah insiden yang terisolasi, karena telah terjadi beberapa insiden sebelumnya antara warga Dayak dan Madura. Konflik besar terakhir terjadi pada Desember 1996 dan Januari 1997 yang mengakibatkan 600 korban tewas.Penduduk Madura pertama tiba di Kalimantan tahun 1930 di bawah program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia.Tahun 2000, transmigran membentuk 21 persen populasi Kalimantan Tengah. Suku Dayak merasa tidak puas dengan persaingan yang terus datang dari warga Madura yang semakin agresif. Aturan-aturan baru telah memungkinkan warga Madura memperoleh kontrol terhadap banyak industri komersial di provinsi ini seperti perkayuan, pertambangan dan perkebunan.Ada sejumlah cerita yang menjelaskan insiden kerusuhan tahun 2001. Satu versi mengklaim bahwa ini disebabkan serangan pembakaran sebuah rumah Dayak. Rumor mengatakan bahwa kebakaran ini disebabkan oleh warga Madura dan kemudian sekelompok anggota suku Dayak mulai membakar rumah-rumah di permukiman Madura.Konflik Madura dan Dayak ini merupakan salah satu konflik yang atau suku (diskriminasi etnis). Walau masih ada kasus-kasus lain seperti, konflik Ambon dan Poso, konflik Papua, konflik Lampung Selatan, dan Konflik di Salatiga yang juga sama-sama kasus yang didasari dengan adanya keragaman di Indonesia ini. Konflik Dayak dan Madura ini murni konflik antar suku, konflik antara pendatang dan warga asli, konflik yang lebih tepatnya lagi dikatakan sebagai konflik yang berawal dari kecemburuan warga asli yaitu suku dayak terhadap pendatang dalam hal ini suku Madura yang lebih menguasai lingkaran ekonomi Kalimantan, konflik duel antara dua etnis yang memiliki karakter yang keras, konflik turun temurun sejak dulu dan mencapai puncaknya pada tragedi Sampit.Jika di teliti lebih mendalam bahwasanya suku dayak yang merupakan warga asli Kalimantan merupakan masyarakat tradisional yang sangat memegang teguh harga diri. Gambaran kasar tentang orang dayak secara umum, orang dayak adalah masyarakat tradisional dan mempunyai sifat pemalu terhadap para pendatang. Tidak jarang jika dijumpai masyarakat Dayak yang lari bersembunyi dan hanya berani mengintip dari balik papan dinding rumahnya ketika melihat ada orang asing datang mendekat pada mereka. Dalam keseharian Masyarakat Dayak, kehidupan mereka ternyata jauh dari anggapan kita yang mengira bahwa mereka itu beringas. Mereka ternyata sangat pemalu, menerima para pendatang, dan tetap menjaga keutuhan masyarakatnya baik religi dan ritual mereka. Mereka tidak pernah mengganggu para penebang kayu yang mendesak mereka untuk terus mengalah. Mereka tidak pernah menentang anggota masyarakatnya yang ingin masuk agama yang dibawa oleh orang-orang pendatang. Mereka dengan ringan-tangan membantu masyarakat sekitarnya. Mereka tidak pernah membawa mandau, sumpit, ataupun panah ke dalam kota Sampit untuk petantang-petenteng.Lalu jika dilihat dari karakternya yang kasar tapi pemalu dan suka mengalah, lalu kenapa konflik itu muncul dan terjadi sangat menggenaskan?

B. PenyebabDalam hal ini maka dapat di tunjukkan berdasar teori identitas yang melihat bahwa konflik yang mengeras di masyarakat tidak lain disebabkan identitas yang terancam yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan masa lalu yang tidak terselesaikan. Juga teori transformasi yang memfokuskan pada penyebab terjadi konflik adalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial budaya dan ekonomi.Fakta di lapangan menyatakan bahwa sebenarnya dari kasus pelarangan menambang intan di atas tanah adat mereka sendiri karena dituduh tidak memiliki izin penambangan, sampai kampung mereka harus berkali-kali berpindah karena harus mengalah dari para penebang kayu yang terus mendesak mereka makin ke dalam hutan. Sayangnya, kondisi ini diperburuk lagi oleh ketidakadilan hukum yang seakan tidak mampu menjerat pelanggar hukum yang menempatkan masyarakat Dayak menjadi korban kasus tersebut. Tidak sedikit kasus pembunuhan orang dayak, bahkan Menurut Pengakuan Profesor Usop dari Asosiasi Masyarakat Dayak mengklaim bahwa pembantaian oleh suku Dayak dilakukan demi mempertahankan diri setelah beberapa anggota mereka diserang.Selain itu, juga dikatakan bahwa seorang warga Dayak disiksa dan dibunuh oleh sekelompok warga Madura setelah sengketa judi di desa Kerengpangi pada 17 Desember 2000, yang merugikan masyarakat Dayak karena tersangka tersangka yang membunuh (orang Madura) tidak bisa ditangkap oleh aparat yang katanya penegak hukum.Di satu sisi etnis Madura yang berada di Kalimantan sejak 1920-an juga memiliki latar belakang budaya kekerasan serta karakter yang keras pula dan ternyata menurut masyarakat Dayak dianggap tidak mampu untuk beradaptasi (mengingat mereka sebagai pendatang). Sering terjadi kasus pelanggaran tanah larangan orang Dayak oleh penebang kayu yang kebetulan didominasi oleh orang Madura. Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu konflik antar etnis Dayak-Madura, selain itu ada desas desus yang menyatakan bahwa sampit yang saat itu menjadi pusat terjadinya konflik akan diubah namanya menjadi Sampang kedua, sehingga sangat menambah kebencikan masyarakat suku dayak kepada masyarakat suku Madura yang merasa masyarakat suku Madura telah kurang ajar ingin merebut sampit dan merubahnya seperti kampung asal mereka sendiri. Selain itu suku Madura telah menjadi common enemy bagi suku suku pendatang lainnya yang merasa dirugikan baik dalam lingkup ekonomi ataupun kehidupan sehari hari, bahkan semakin diperparah dengan respon masyarakat Madura yang juga memiliki karakter keseharian yang keras sehingga meletuslah konflik ini.C. DampakDampak yang ditimbulkan akibat konflik tersebut yang terjadi selama berpuluh-puluh tahun tidak hanya merugikan penduduk sekitar tetapi juga merugikan negara. Kerugian yang ditimbulkan dari konflik tersebut terhadap negara adalah sulitnya investor masuk untuk menanamkan modalnya karena para investor menganggap jika ia menanamkan modalnya maka resiko yang ia akan hadapi terlalu besar selain itu memburuknya nama Indonesia di mata dunia. Banyak sekali media massa yang meliput atau LSM-LSM baik LSM dalam negeri maupun LSM dari luar negeri. Hal ini menimbulkan citra negatif tersendiri bagi Indonesia terlebih lagi Indonesia merupakan negara dunia ketiga yang membutuhkan bantuan terhadap negara maju. Jika pencitraan negatif telah diberikan kepada Indonesia maka sulit sekali bagi Indonesia untuk mendapatkan kepercayaan dari pihak asing.Dampak yang ditimbulkan bagi masyarakat adalah timbulnya rasa ketakutan tidak hanya dari kedua etnis tersebut saja tetapi juga bagi masyarakat lain yang berbeda etnis tapi tinggal di daerah konflik tersebut. Mereka akan takut apabila menjadi korban selanjutnya atau mereka takut untuk berusaha dan bekerja karena mementingkan keselamatan mereka masing-masing. Hal ini menimbulkan ketidakproduktifan masyarakat dan hingga akhirnya banyak sekali orang yang akan kehilangan mata pencahariannya. Jika seseorang telah kehilangan mata pencahariannya maka akan bertambah lagi angka pengangguran yang ada di Indonesia. Selain itu kerusakan rumah atau fasilitas umum yang menyebabkan sebagian orang tidak memiliki rumah lagi akibat rumahnya itu dibakar atau dirusak oleh salah satu etnis yang marah. Mereka terpaksa harus mencari tempat perlindungan sementara dan dengan kejadian seperti itu maka akan menimbulkan trauma tersendiri bagi anak-anak. Menurut Peneliti Yayasan Denny JA, Novriantoni Kahar menerangkan bahwa terdapat 469 korban meninggal dunia dan 108.000 warga mengungsi, dengan lama konflik mencapai 10 hari sepanjang tahun 2001. Cakupan konflik juga terjadi dari Kota Sampit ibukota Kotawaringin Timur meluas ke Kota Palangkaraya, Kuala Kapuas, dan Pangkalanbun. Kerugian materi akibat konflik ini terdiri atas 192 rumah dibakar dan 748 rumah rusak serta 16 mobil dan 43 sepeda motor hancur.Dampak lain yang penting adalah pada relasi sosial di Kalteng, yakni segregasi sosial antara warga Madura dan non-Madura, yang setelah konflik terlihat semakin lebar. Warga non-Madura (Dayak dan lainnya) cenderung menyalahkan perilaku Madura atas sebab terjadinya konflik. Oleh sebab itu, kembalinya Madura ke Kalteng dikuatirkan akan memicu konflik berikutnya, karena perilaku ini sangat melekat dengan kultur Madura. Selain itu, terhadap dinamika politik lokal kiranya terjadi secara tidak langsung. Setelah konflik pemekaran beberapa kabupaten dilakukan dan ini agaknya dapat mengadopsi kompetisi dan kepentingan politik elit lokal sekaligus menurunkan tensi konflik. D. Penyelasaian Konflik ini merupakan sebuah konflik yang termasuk diskriminasi dalam keragaman etnis. Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status, kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik, usia, orientasi seksual, pandangan ideologi, dan politik serta batas negara dan kebangsaan seseorang.Ketika konflik puncak itu terjadi, pemerintah melakukan tindakan-tindakan dengan upaya untuk menghentikan laju permasalahan konflik itu. a. Menerjunkan satuan pengamanan dari POLRI dan TNI ke lokasi kerusuhan.Misalnya:1. Dengan memberikan seruan kepada semua pihak pertikaian.2. Mengadakan evakuasi para korban dan warga Madura kewilayah tetangga.3. Melaksanakan patroli dan menempatkan pasukan pada tempat yang rawan pertikaian.b. Melakukan tindakan persuasif dan preventif terhadap kelompok yang bertikai untuk mengantisipasi berkembangnya kerusuhan yang meluas. Seperti mengeluarkan himbauan yang disampaikan media massa dan elektronik serta mobil keliling secara kontinyu.c. Meyakinkan Gubernur,para Bupati dan Camat di Kalimantan Tengah agar tidak mengambil jalan pintas memulangkan suku Madura kepulau Madura. Karena warga Madura tinggal didaerah Kalimantan Tengah sudah sejak tahun 1930 apabila Pemerintah memulangkan suku Madura ke pulau Madura akan mengakibatkan kecemburuan social.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanKonflik ini jelas bukan konflik yang penyebabnya ringan, melainkan konflik antar etnis yang didasari dengan kecemburuan dan tidak adanya sikap nasionalisme sebagai seorang yang satu yakni Indonesia. Keberadaan konflik berdarah antara etnis asli daerah tersebut yaitu Dayak dan etnis pendatang yaitu suku Madura memang sudah terjadi lama hingga puncak konflik pada tahun 2001 di Sampit yang berakhir dengan ribuan warga Sampit baik Madura maupun dayak memilih mengungsi ke tempat yang aman. Pada dasarnya masyarakat Dayak secara teoritis telah melakukan metode menghindari dalam menanggapi permasalahan-permasalahan yang terjadi. Metode menghindari adalah pemecahan masalah dengan cara salah satu pihak yang berselisih menarik diri atau menghindari konflik. Namun, karena habisnya control diri dan kesabaran maka konflik itupun terjadi. Pemerintahpun telah melakukan tindakan penyelesaian, walaupun tindakan yang lebih tepat seharunya tindakan pencegahan. Hal ini menerangkan kepada kita betapa pentingnya toleransi didalam keragaman di negeri ini.B. SaranUpaya yang dilakukan pemerintah memang bisa dikatakan berhasil menghentikan dan mengatur agar konflik dapat terhenti. Namun, perlu kita ketahui bahwa sebaiknya kita atau pemerintah harus tetap tidak lengah walau masalah di masa lalu sudah terlewati. Tetap harus ada penjagaan keharmonisan antaretnis, penegasan akan diskriminasi, dan toreansi.Pasal 281 Ayat 2 UUD NKRI 1945 Telah menegaskan bahwa Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.Sementara itu Pasal 3UU No 30 Tahun 1999 tentang HAM Telah menegaskan bahwa Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat yang sama dan sederajatKedua pasal diatas merupakan tonggak yang harus secara serius diingat dan diterapkan sebagai pedoman hidup masyarakat bangsa ini agar tidak terjadi lagi kasus-kasus seperti ini. Karena, terciptanya Tungal Ika dalam masyarakat Bhineka dapat diwujudkan melalui Integrasi Kebudayaan atau Integrasi Nasional .

9