larangan hidup berfoya foya

4
Larangan hidup berfoya fo (QS17. Al Israa' ayat 2 Dan berikanlah kepada ke orang miskin dan orang ya menghambur-hamburkan Tafsir: Kemudian Allah SWT menunaikan hak kepada k dan orang-orang yang d ialah: "Mempererat tali mengunjungi rumahnya meringankan penderitaa umpamanya ada di an orang-orang miskin dan memerlukan biaya yang hendaklah diberi bantuan Orang-orang yang dalam p ialah orang yang mela dibenarkan oleh agama. O ditolong agar segera terc Di akhir ayat Allah SWT bendanya secara boros. mengatur perbelanjaanny agar apa yang dibelanjaka oya (tabzir) 26) eluarga-keluarga yang dekat akan hakn ang dalam perjalanan; dan janganlah (hartamu) secara boros. memerintahkan kepada kaum Mu keluarga-keluarga yang dekat, orang- dalam perjalanan. Hak yang harus d i persaudaraan dan hubungan ka dan bersikap sopan santun, serta an-penderitaan yang mereka a ntara keluarga-keluarga yang dek n orang-orang yang ada dalam pe g diperlukan untuk keperluan hid secukupnya untuk memenuhi kebutu perjalanan yang patut diringankan pen akukan perjalanan karena tujuan- Orang yang demikian keadaannya perlu capai apa yang menjadi maksud da melarang kaum muslimin membela . Larangan ini bertujuan agar kau ya dengan perhitungan yang secerma annya sesuai dan tepat dengan keperlu nya, kepada kamu uslimin agar -orang miskin ditunaikan itu asih sayang, a membantu alami. Kalau kat, ataupun erjalanan itu dupnya maka uhan mereka. nderitaannya, -tujuan yang u dibantu dan an tujuannya. anjakan harta um muslimin at-cermatnya, uannya; tidak

Upload: irvan-fernando

Post on 17-Jun-2015

886 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Larangan hidup berfoya foya

Larangan hidup berfoya foya (tabzir)

(QS17. Al Israa' ayat 26)

Dan berikanlah kepada keluarga

orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu

menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

Tafsir:

Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada kaum Muslimin agar

menunaikan hak kepada keluarga

dan orang-orang yang dalam perjalanan. Hak yang harus ditunaikan itu

ialah: "Mempererat tali persaudaraan dan hubungan kasih s

mengunjungi rumahnya dan bersikap sopan santun, serta membantu

meringankan penderitaan

umpamanya ada di antara keluarga

orang-orang miskin dan orang

memerlukan biaya yang diperlukan untuk keperluan hidupnya maka

hendaklah diberi bantuan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Orang-orang yang dalam perjalanan yang patut diringankan penderitaannya,

ialah orang yang melakukan perjalanan karena tuju

dibenarkan oleh agama. Orang yang demikian keadaannya perlu dibantu dan

ditolong agar segera tercapai apa yang menjadi maksud dan tujuannya.

Di akhir ayat Allah SWT melarang kaum muslimin membelanjakan harta

bendanya secara boros. Larangan

mengatur perbelanjaannya dengan perhitungan yang secermat

agar apa yang dibelanjakannya sesuai dan tepat dengan keperluannya; tidak

Larangan hidup berfoya foya (tabzir)

(QS17. Al Israa' ayat 26)

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada

orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu

hamburkan (hartamu) secara boros.

Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada kaum Muslimin agar

menunaikan hak kepada keluarga-keluarga yang dekat, orang-

orang yang dalam perjalanan. Hak yang harus ditunaikan itu

ialah: "Mempererat tali persaudaraan dan hubungan kasih s

mengunjungi rumahnya dan bersikap sopan santun, serta membantu

meringankan penderitaan-penderitaan yang mereka alami. Kalau

umpamanya ada di antara keluarga-keluarga yang dekat, ataupun

orang miskin dan orang-orang yang ada dalam perjalanan it

memerlukan biaya yang diperlukan untuk keperluan hidupnya maka

hendaklah diberi bantuan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan mereka.

orang yang dalam perjalanan yang patut diringankan penderitaannya,

ialah orang yang melakukan perjalanan karena tujuan-

dibenarkan oleh agama. Orang yang demikian keadaannya perlu dibantu dan

ditolong agar segera tercapai apa yang menjadi maksud dan tujuannya.

Di akhir ayat Allah SWT melarang kaum muslimin membelanjakan harta

bendanya secara boros. Larangan ini bertujuan agar kaum muslimin

mengatur perbelanjaannya dengan perhitungan yang secermat

agar apa yang dibelanjakannya sesuai dan tepat dengan keperluannya; tidak

keluarga yang dekat akan haknya, kepada

orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu

Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada kaum Muslimin agar

-orang miskin

orang yang dalam perjalanan. Hak yang harus ditunaikan itu

ialah: "Mempererat tali persaudaraan dan hubungan kasih sayang,

mengunjungi rumahnya dan bersikap sopan santun, serta membantu

penderitaan yang mereka alami. Kalau

keluarga yang dekat, ataupun

orang yang ada dalam perjalanan itu

memerlukan biaya yang diperlukan untuk keperluan hidupnya maka

hendaklah diberi bantuan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan mereka.

orang yang dalam perjalanan yang patut diringankan penderitaannya,

-tujuan yang

dibenarkan oleh agama. Orang yang demikian keadaannya perlu dibantu dan

ditolong agar segera tercapai apa yang menjadi maksud dan tujuannya.

Di akhir ayat Allah SWT melarang kaum muslimin membelanjakan harta

ini bertujuan agar kaum muslimin

mengatur perbelanjaannya dengan perhitungan yang secermat-cermatnya,

agar apa yang dibelanjakannya sesuai dan tepat dengan keperluannya; tidak

Page 2: Larangan hidup berfoya foya

boleh membelanjakan harta kepada orang

menerimanya, atau memberikan harta melebihi dari yang seharusnya.

Sebagai keterangan lebih lanjut, bagaimana seharusnya kaum muslimin

membelanjakan hartanya, disebutkan firman Allah SWT:

Artinya:

Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak

berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di

tengah-tengah antara yang demikian." (Q.S. Al Furqan: 67)

Adapun keterangan yang dapat menjelaskan makna yang terkandung dalam

ayat yang ditafsirkan, yang dapat dari hadis

berikut:

وع�����ن عب�����د هللا اب�����ن عم�����ر ق�����ال: م�����ر رس�����ول هللا ص�����لى هللا علی�����ھ وس�����لم بس�����عد وھ�����و یتوض�����أ

فق���ال: م���ا ھ���ذا الس���رف ی���ا س���عد؟ ق���الArtinya:

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, ia berkata: "Rasulullah saw, bertemu dengan Saad pada

saat berwudu', lalu Rasulullah bersabda: "Alangkah borosnya wudu

berkata: "Apakah di dalam berwudu' ada pemborosan.? "Rasulullah saw bersabda: meskipun

kamu berada di tepi sungai yang mengalir".

(QS17. Al Israa' ayat 27)

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara

adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

Tafsir:

Kemudian Allah SWT menyatakan bahwa pemboros

saudara-saudara setan. Ungkapan serupa ini biasa dipergunakan oleh

orang-orang Arab. Orang yang membiasakan diri mengikuti sesuatu

boleh membelanjakan harta kepada orang-orang yang tidak berhak

memberikan harta melebihi dari yang seharusnya.

Sebagai keterangan lebih lanjut, bagaimana seharusnya kaum muslimin

membelanjakan hartanya, disebutkan firman Allah SWT:

) 67(قواما والذین إذا أنفقوا لم یسرفوا ولم یقتروا وكان بین ذلك

orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak

lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di

tengah antara yang demikian." (Q.S. Al Furqan: 67)

Adapun keterangan yang dapat menjelaskan makna yang terkandung dalam

ayat yang ditafsirkan, yang dapat dari hadis-hadis Nabi adalah sebagai

وع�����ن عب�����د هللا اب�����ن عم�����ر ق�����ال: م�����ر رس�����ول هللا ص�����لى هللا علی�����ھ وس�����لم بس�����عد وھ�����و یتوض�����أ

أو ف���ي الوض���وء س���رف؟ ق���ال نع���م وإن كن���ت عل���ى نھ���ر ج���ار فق���ال: م���ا ھ���ذا الس���رف ی���ا س���عد؟ ق���ال

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, ia berkata: "Rasulullah saw, bertemu dengan Saad pada

saat berwudu', lalu Rasulullah bersabda: "Alangkah borosnya wudu-mu itu hai Saad!". Saad

dalam berwudu' ada pemborosan.? "Rasulullah saw bersabda: meskipun

kamu berada di tepi sungai yang mengalir".

(QS17. Al Israa' ayat 27)

pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu

adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

Kemudian Allah SWT menyatakan bahwa pemboros-pemboros itu adalah

saudara setan. Ungkapan serupa ini biasa dipergunakan oleh

orang Arab. Orang yang membiasakan diri mengikuti sesuatu

orang yang tidak berhak

memberikan harta melebihi dari yang seharusnya.

Sebagai keterangan lebih lanjut, bagaimana seharusnya kaum muslimin

والذین إذا أنفقوا لم یسرفوا ولم یقتروا وكان بین ذلك

orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak

lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di

Adapun keterangan yang dapat menjelaskan makna yang terkandung dalam

hadis Nabi adalah sebagai

،وع�����ن عب�����د هللا اب�����ن عم�����ر ق�����ال: م�����ر رس�����ول هللا ص�����لى هللا علی�����ھ وس�����لم بس�����عد وھ�����و یتوض�����أ

أو ف���ي الوض���وء س���رف؟ ق���ال نع���م وإن كن���ت عل���ى نھ���ر ج���ار

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, ia berkata: "Rasulullah saw, bertemu dengan Saad pada

mu itu hai Saad!". Saad

dalam berwudu' ada pemborosan.? "Rasulullah saw bersabda: meskipun

saudara setan dan setan itu

pemboros itu adalah

saudara setan. Ungkapan serupa ini biasa dipergunakan oleh

orang Arab. Orang yang membiasakan diri mengikuti sesuatu

Page 3: Larangan hidup berfoya foya

peraturan dan sesuatu kaum atau mengikuti jejak langkahnya, disebut

saudara-saudara kaum itu. Jadi orang-orang yang memboroskan hartanya,

berarti orang-orang yang mengikuti langkah setan. Dan yang dimaksud

pemboros-pemboros dalam ayat ini ialah orang-orang yang

menghambur-hamburkan harta bendanya dalam perbuatan maksiat dan

perbuatan itu tentunya di luar perintah Allah. Orang-orang yang serupa

inilah yang disebut kawan-kawan setan. Di dunia mereka itu tergoda oleh

setan, dan di akhirat mereka akan dimasukkan ke dalam neraka Jahanam

bersama-sama setan itu pula.

Allah SWT berfirman:

حمن نقیض لھ شیطانا فھو لھ قرین ) 36(ومن یعش عن ذكر الرArtinya: Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Alquran) Kami adakan baginya setan (yang menyesatkannya), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (Q.S. Az Zukhruf: 36) Dan firman Allah SWT:

احشروا الذین ظلموا وأزواجھم وما كانوا یعبدون Artinya:

(Kepada malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang lalim beserta teman

sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah." (Q.S. As Saffat: 22)

Di akhir ayat Allah SWT menjelaskan bahwa setan itu adalah sangat ingkar

kepada Tuhannya, maksudnya sangat ingkar kepada nikmat Allah yang

diberikan kepadanya, dan tidak mau mensyukurinya, bahkan setan itu

membangkang tidak mau menaati perintah Allah, malah menggoda manusia

agar berbuat maksiat. Maka apabila setan itu dinyatakan kafir (sangat

ingkar), tentulah teman-temannya, yaitu orang-orang yang mengikuti

ajakan setan itu akan menjadi kayu bakar api neraka.

Page 4: Larangan hidup berfoya foya

Al Karkhi menjelaskan bahwa demikian pulalah keadaan orang yang diberi

limpahan harta dan kemuliaan, kemudian apabila orang itu memanfaatkan

harta dan kemuliaan itu di luar batas-batas yang diridai Allah, maka orang

itu mengingkari nikmat Allah. Orang yang berbuat seperti itu, baik sifat

ataupun perbuatannya, dapat disamakan dengan perbuatan setan.

Ayat ini diturunkan Allah dalam rangka menjelaskan perbuatan orang-orang

Jahiliah. Telah jadi kebiasaan orang-orang Arab menumpuk harta yang

mereka peroleh dari harta rampasan perang. Perampokan-perampokan dan

penyamunan, kemudian harta itu mereka pergunakan untuk foya-foya,

untuk dapat kemasyhuran. Orang-orang musyrik Quraisy pun menggunakan

harta untuk menghalangi tersebarnya agama Islam, melemahkan

pemeluk-pemeluknya, dan membantu musuh-musuh Islam, maka turunlah

ayat itu untuk menyatakan betapa jeleknya usaha mereka.