laporan studi lapangan ekosistem perairan.docx

35
LAPORAN STUDI LAPANGAN EKOSISTEM PERAIRAN ESTUARIN BAROS OLEH: RENDRA DARARI FAKHRIN I (12317244010) AYU DIEN ISLAMIYATI (123217244011) MARBELISA BRILIANI (12317244020) RIZZA UNTSA NUZULIA (12317244022) JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: fatma-ismawati

Post on 22-Nov-2015

189 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

LAPORAN STUDI LAPANGAN EKOSISTEM PERAIRANESTUARIN BAROS

OLEH:RENDRA DARARI FAKHRIN I (12317244010)AYU DIEN ISLAMIYATI (123217244011)MARBELISA BRILIANI (12317244020)RIZZA UNTSA NUZULIA (12317244022)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI YOGYKARTA2014

I. Latar BelakangEstuaria merupakan salah satu contoh ekosistem air yang merupakan campuran antara air sungai dan air laut, sehingga mengakibatkan daerah estuaria ini mempunyai air yang bersalinitas lebih rendah daripada lautan terbuka. Meskipun demikian proses percampuran ini adalah merupakan pencampuran yang kompleks. Dimana air tawar yang mempunyai densitas lebih kecil dari air laut cenderung mengembang diatasnya. Pada daerah estuaria ini juga terdapat fluktuasi perubahan salinitas yang berlangsung sacara tetap yang berhubungan dengan gerakan air pasang. Massa air yang masuk kedalam daerah estuaria pada waktu terjadi air surut hanya bersumber dari air tawar, akibatnya salinitas air di daerah estuaria pada saat itu umumnya rendah. Pada waktu air pasang air masuk kedalam estuaria dari air laut bercampur dengan estuaria, sehingga mengakibatkan salinitas naik. Mengakibatkan organisme-organisme laut tidak dapat hidup didaerah estuaria, kebanyakan organisme-organisme laut tersebut hanya dapat bertoleransi terhadap perubahan salinitas yang kecil. Dan akibatnya mereka tidak di bisa hidup didaerah estuaria. Sebagian besar jenis flora dan fauna yang hidup didaerah estuaria tersebut adalah organisme yang telah beradaptasi dengan kondisi yang terbatas didaerah tersebut.Akibatnya wilayah estuaria tersebut merupakan suatu tempat yang sulit untuk ditempati, daerah ini bersifat sangat produktif yang dapat mendukung sejumlah besar biota. Oleh karena itu, umumnya daerah ini dikatakan bahwa estuaria relatif hanya dapat dihuni oleh beberapa spesies saja. Pada daerah estuaria ini selain dari turun naiknya salinitas yang disebabkan oleh air pasang, juga terjadi penurusan salinitas yang bertahap ketika air dari mulut estuaria (muara sungai) bergerak ke arah sumber mata air (hulu sungai) sehingga terdapat wilayah dari flora dan fauna yang hidup di daerah ini.Estuari merupakan wilayah pesisir semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka dan menerima masukan air tawar dari daratan. Sebagian besar estuary di dominasi oleh substrat berlumpur yang merupakan endapan yang di bawa oleh air tawar dan air laut. Perilaku estuari sangat tergantung pada aksi pasang surut dan aliran sungai, dimana keduanya merupakan perubahan yang bebas.Pada daerah-daerah tropis, lingkungan estuari umumnya di tumbuhi dengan tumbuhan khas yang di sebut Mangrove. Di sinilah banyak terdapat berbagai jenis hewan serta tumbuhan hidup di dalamnya. Seperti halnya pada setiap ekosistem, pada ekosistem estuari ini juga dibentuk oleh komponen biotic dan abiotik yang saling berinteraksi satu sama lain. Keanekaragaman komponen biotic dan abiotik yang terdapat didalamnya menyebabkan terjadinya interaksi yang cukup kompleks dan menarik untuk diteliti.

II. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komponen komponen biotic dan abiotik dalam daerah estuarine.III. Dasar Teoria.Pengertian Zona EstuariaMenurut Dahuri.dkk (2001), estuaria adalah teluk di pesisir yang sebagian tertutup, tempat air tawar dan air laut bertemu dan bercampur.Kebanyakan estuari didominasi oleh substrat berlumpur.Substrat berlumpur ini merupakan endapan yang dibawa oleh air tawar dan air laut.Di antara partikel-partikel yang mengendap di estuari kebanyakan bersifat organik. Akibatnya substrat ini kaya akan bahan organik. Bahan inilah yang menjadi cadangan makanan yang sebar bagi organisme estuaria. Estuaria merupakan tempat pertemuan antara air tawar dan air asin.Tempat ini berperan sebagai daerah peralihan antara kedua ekosistem akuatik di planet bumi ini.Estuari sudah dan tetap berhubungan erat dengan manusia, karena banyak kata utama di dunia dibangun di estuari. Berbeda dengan ekoton atau daerah peralihan yang lain, estuari sangat miskin akan spesies organisme permanen Estuaria adalah suatu daerah dimana air tawar dari sungai dan air asin dari laut bertemu dan sebagai perairan semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan laut.Di estuari pasut sangat dominan pengaruhnya dibandingkan dengan arus yang ditimbulkan oleh angina dan gelombang

b.Biota pada Zona Estuari Fauna khas estuaria adalah hewan-hewan yang dapat mentolerir kadar garam antara 5-30%, namun tidak ditemukan pada wilayah-wilayah yang sepenuhnya berair tawar atau berair laut. Di antaranya terdapat beberapa jenis tiram dan karang (Ostrea, Scrobicoloria), siput kecil Hydrobia, udang : Palaeomenetes, dan cacing Polycaetaneries. Di samping itu terdapat pula fauna-fauna yang tergolong peralihan, yang berada di estuaria untuk sementara waktu saja. Beberapa jenis udang Penaeous, misalnya menghabiskan masa Jouvenilnya di sekitar estuaria, untuk kemudian pergi ke laut ketika dewasa jenis-jenis sidat (Anguilla) dan ikan Salem (Salmo onchorhynchus) ke laut atau sebaliknya, untuk memijah. Dan banyak jenis hewan lain dari golongan ikan, reptil, burung dan lain-lain, yang datang ke estuaria untuk mencari makanan.

Komposisi FaunaAda tiga komponen fauna estuaria yaitu lautan, air tawar dan air payau atau estuari. Komponen fauna lautan ini merupakan yang terbesar dalam jumlah spesies dan terdiri dari dua sub kelompok. Binatang laut stenohallin merupakan tipe yang tidak mampu atau mempunyai kemampuan yang terbatas dalam mentolerir perubahan salinitas.

Vegetasi Estuari Di daerah hilir estuari dan dibawah tingkat pasang turun rata-rata mungkin terdapat padang rumput-rumputan laut (Zostera, Thalasia, Cymodecea). Dataran lumpur intertidal ditumbuhi oleh sejumlah kecil spesies algae hijau.Genera yang umum meliputi Ulva, Enteromorpha, Chaetomarpha, dan Cladophora. Algae hijau ini bersifat musiman, melimpah pada suatu musim dan tidak tampak di musim yang lain.

Plankton Estuari Genera diatom yang dominan termasuk Skeletonema, Asterionella, chaetoreses, Nitzchia, Thalassionema dan Melosima.Genera dinoflagelata yang melimpah termasuk gymnodium, ganyaluax, peridinium, dan cerathum. Zooplankton estuari yang khas meliputi spesies dari genera koepepoda eurytemora acartia, pseudodiaptomus dan centopages : misalnnya spesies dari genera neomysis, praunus dan mesopodopsis dan amfopoda tertentu misalnya spesies dari gamarus.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Organisme dan Keanekaragaman Populasi.

EstuariAdapun faktor- faktor yang mempengaruhi zona estoari menurut Nybakken, (1988) diantaranya :a.SalinitasSecara definitif , suatu gradient salinitas akan tampak pda suatu saat tertentu , tetapi pada gradient bervariasi bergantung pada musim , topografi estuari , pasang surut dan jumlah air tawar .b.Pasang surutPasang surut merupakan salah satu kekuatan .tempat yang perbedaan pasang surutnya cukup besar , pasang naik mendorong air laut jatuh ke hulu estuari ,menggeser isohaline ke hulu .Pasang turun sebaliknya , menggeser isohaline ke hilir .c.SubtratKebanyakan estuary didominasi oleh subtrat berlumpur yang sering kali sangat lunak .substrat berlumpur ini berasal dari sedimen yang dibawa ke dalam estuary baik oleh air laut maupun air tawar .d.SuhuSuhu air di estuary lebih bervariasi daripada perairan pantai didekatnya .e Gerakan ombak dan arus Dangkalnya perairan estuari pada umumnya juga jadi penghalang bagi terbentuknya ombak yang besar . Arus di estuari terutama disebabkan oleh kegiatan pasang suruit dan aliran sungai .f. KekeruhanKarena besarnya jumlah partikel tersuspensi dalam perairan estuari ,setidaknya pada waktu tertentu dalam setahun , air menjadi sangat keruh , kekeruhan tertinggi terjadi saat aliran sungai maxsimum.g. OksigenMasuknya air tawar dan air laut secara teratur ke dalam estuari bersama-sama dengan kedangkalannya, pengadukannya dan percampurannya oleh angin biasanya , berarti cukupnya persediaan oksigen di dalam kolam air .Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar di estuari akan menghasilkan suatu korunitas yang khas , dengan kondisi lingkungan yang bervariasi , antara lain :Tempat bertemunya arus air sungai arus pasang surut yang berlawananMenyebabkan suatu pengaruh yang sangat kuat pada sedimentasi ,percampuran air ,dan ciri-ciri fisika lainya ,serta membawa pengaruh besar pada biotanya.Percampuran kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat fisikalingkungan khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun sifat air laut. Perubahan yang terjadi akibat adanya pasang surut mengharuskankomunitas mengadakan penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan sekelilingnya.Tingkat kadar garam di daerah estuari tergantung pada pasang surut air lautbanyaknya aliran air tawar dan arus-arus lain , serta topografi daerah estuai tersebut karena adanya system ekologi di daerah estuari ,dengan adanya kadar garam yang berbeda beda.

Kualitas Air1 PH PH merupakan suatu ekspresi dari konsenrasi ion hydrogen (H+) di dalam air. PH, suatu nilai yang dihitung dari logaritma negative konsentrasi ion hydrogen dalam larutan asam atau basa . Larutan dengan PH = 7 adalah netral , lebih kecil dari 7 adalah asam lebih besar dari 7 adalah basa.

2 SuhuSuhu adalah ukuran derajat panas suatu benda . Ukuran keadaan benda yang menentukan kecepatan benda itu menerima atau melepaskan kalor terhadap sekelilingnya yang keadaanya berbeda dengan keadaan benda itu . Suhu merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi penyebaran jasat-jasat laut . Jast-jasat yang mampu mempertenggangkan jangka suhu yang nisbi , di istilahkan sebagai euritermal yang terbatas kepada jangka suhu yang sangat sempit disebut stenotermal . Beberapa jenis diantaranya lebih euritermal pada tahap-tahap lain.

3 SalinitasSifat osmosis dari air laut berasal dari seluruh jumlah garam-garam yang terlarut . Hal ini umumnya dinyatakan menurut ekuivalen natrium klorida atau kadar garam ( salinitas ) banyaknya natrium klorida yang kiranya memberikan sifat osmosis yang sama .Jadi salinitas 32 % . kiranya ekuivalen dengan larutan 32 gram NaCl / 1000 ml , yaitu larutan 3,2 % natrium khlirida ,dipandang dari segiosmosis. Cara yang paling mudah untuk mengukur salinitas menggunakan refraktometer berkalibrasi yang dibaca sebagai salinitas pada suhu standart dan mengadakan koreksi untuk suhu air yang sebenarnya . Metode ini kurang teliti daripada titrasi ,tetapi memadai untuk banyak tujuan. Rata-rata salinitas laut sekitar 35 , Laut terbuka bervarietas secara relative kecil ,antara sekitar 33 dan 37 tergantung sebagian besar pada keseimbangan antara evaporasi dan percepatan . Sebagian batas laut kemungkinan lebih banyak salinitas ekstrim.

4 DO ( Dissolved Oksigen ) Menunjukan kandungan oksigen terlarut dalam air .Kejenuhan oksigen atau oksigen terlarut (DO ) adalah relative mengukur jumlah oksigen yang larut atau dibawa dalam satu media. Oksigen terlarut sangat penting bagi pernapasan organisme organisme akuatik . Kelarutan oksigen oksigen dipengaruhi oleh faktor suhu . Pada suhu tinggi kelarutan oksigen rendah dan pada suhu rendah dan pada suhu rendah kelarutan O2tinggi . Tiap-tiap biota akuatik mempunyai kisaran yang berbeda-beda terhadap konsentrasi oksigen terlarut di suatu perairan.

5 Kecerahan. Kecerahan air laut ditentukan oleh kekeruhan air laut dari kandungan sedimen yang dibawa aliran sungai dan juga karena kandungan zat organik dan anoraganik yang ada di laut. Pada laut yang keruh radiasi matahari yang dibutuhkan oleh proses foto sintesis tumbbuhan laut dan karang juga kurang di bandingkan laut yang jernih. Diperairan yang dalam dan jernih fotosintesis dapat mencapai 200 m, sedangkan air yang keruh mencapai 15 40 m. .Air yang jernih merupakan habitat yang baik untuk tumbuhnya terumbu karang dari cangkang binatang koral. Kecerahan adalah besarnya intensitas cahaya di dalam air yang disebabkan oleh adanya partikel koloid dan tersuspensi seperti rumput, pasir, bahan organic dan mikroorganisme termasuk plankton. Semakin tinggi tingkat kecerahan suatu perairan maka makin tinggi pula kecerahan yang masuk ke dalam air, sehingga lapisan air yang produktif akan semakin lebih stabil.

IV. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya :a) pH stik dan indikator b) Thermometerc) Luxmeterd) Kamerae) Alat tulisf) Anemometerg) Refraktometerh) Plankton neti) Botol flakonj) Es batu

V. Langkah Kerja 1. Mengamati data klimatik perairan Pengukuran pH air menggunakan pH stick Pengukuran suhu air dan suhu lingkungan menggunakan termometer Pengukuran intensitas cahaya menggunakan lux meter Pengukuran kecepatan angin Salinitas2. Mengamati biota Mengambil sampel perairan estuari dengan gayung untuk mengetahui biota yang terdapat pada perairan dan menggunakan botol flakon serta plankton net untuk mendapatkan plankton. Mengamati biota yang terdapat pada perairan menggunakan jaring untuk biota yang berukuran besar. Mengamati ciri khusus biota yang terdapat di perairan. Mencatat jumlah biota yang ditemukan. Mengambil beberapa dokumentasi biota maupun keadaan perairan estuari pada saat melakukan kegiatan pengamatan. Mengidektifikasi jenis jenis plankton yang ditemukan di daerah estuarin.

VI. Hasil Pengamatan a. Data AbiotikVariabelArus masukTengahArus Keluar

IIIIIIIIIIII

Suhu udara

27 0C27 0C27 0C34 0C33,5 0C34 0C32,20C32,3 0C32 0C

Suhu air29 0C29 0C29 0C30 0C30 0C30 0C28,8 0C28,8 0C28,6 0C

pH

787888888

Kekeruhan

12 mg/L12 mg/L13 mg/L12 mg/L12 mg/L13 mg/L10 mg/L11 mg/L10 mg/L

Intensitas cahaya

595 lux592 lux596 lux1073 lux1089 lux1096 lux604 lux605 lux606 lux

Kelembapan 929392939293949293

Kecepatan Angin 35 m/s37 m/s34 m/s41 m/s45 m/s42 m/s38 m/s35 m/s36 m/s

Salinitas1,6%1,5%1,6%1%1,1%1%1%1%1%

b. Data BiotikAreaNomorNama MikroorganismeGambar/fotoKeterangan Lain

Inlet1Bracionus plicatilis

2Bracionus urceularis,

4Biddulphia sp (Plankton Laut)

5Lepadella benjamini

6Chaetoceros

7Biddulphia sinersis

8Microcystis

Midlet1Oscilatoria

Outlet1Mikroorganisme tertentu (Belum ada namanya)

VII. Pembahasan Perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan. Perairan memiliki fungsi baik secara ekologis, ekonomis, estetika, politis, dan social budaya. Estuaria adalah wilayah pesisir semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka dan menerima masukan air tawar dari daratan. Salah satu daerah estuarine yang ada di Jogja adalah Pantai Baros. . Dusun Baros merupakan dusun yang terletak di sekitar muara Sungai Opak Kabupaten bantul. Pada pantai Baros ditanami tumbuhan mangrove oleh Kelompok Pemuda pemudi Baros (KP2B) serta dukungan dari LSM Relung Yogyakarta pada tahun 2003. Hutan mangrove yang dibuat digunakan sebagai wilayah konservasi alami dengan penanaman tanaman mangrove sebagai upaya menahanan wilayah dari abrasi pantai.Praktikum Biologi Perairan untuk Ekosistemm Perairan estuarine ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 27 Mei 2014 di Pantai Baros kabupaten Bantul. Praktikum dan pengambilan data dilakukan pada pukul09.00-12.00. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui komponen-komponen biotic dan abiotik di daerah ekosistem estuarine. Di dalam pelaksanaan praktikum, alat dan bahan yang digunakan adalah pH stik dan indicator, thermometer, Luxmeter, Kamera, alat tulis, Anemometer, Refraktometer, Plankton net, Botol flakon, dan es batu. Pengambilan sampel dilakukan di tiga titik, yaitu bagian inlet yaitu di daerah aliran arus atau air laut masuk, bagian tengah, dan bagian outlet atau bagian arus keluar yaitu perbatasan daratan dan perairan. Dalam praktikum ini, data klimatik yang diambil adalah kecepatan angin, intensitas cahaya, salinitas garam, pH air, dan suhu udara. Selain pengambilan data klimatik, dilakukan pengambilan plankton dan pengamatan biota-biota perairan lainnya. Pengambilan plankton dilakukan dengan menggunakan plankton net dan disimpan di dalam botol flakon dan diletakkan di dalam termos es. Sampel plankton dimasukkan ke dalam termos es berfungsi agar plankton yang didapat tidak rusak. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara menyaring 50 liter air yang disaring menggunakan plankton net. Setelah dilakukan penyaringan dari air sebanyak 50 liter kemudian dimasukkan ke dalam notol flakon dan dimasukkan ke dalam termos es. Dari beberapa pengambilan data klimatik yang dilakukan di 3 titik, ternyata diperoleh data yang berbeda. Untuk suhu udara yang diukur menggunakan thermometer diperoleh bahwa di bagian air masuk rata rata mencapai 27o C , bagian tengah mencapai 33,8o C , dan bagian perbatasan mencapai 32,1o C. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa suhu di bagian air masuk lebih dingin dari bagian tengah dan air keluar. Untuk pengukuran pH menggunakan pH stik semua data menunjukan bahwa kawasan pantai Baros merupakan kawasan estuarine karena pH rata rata mencapai 8 dan salinitas yang rata rata mencapai lebih dari 1 % yang diukur menggunakan Refraktometer. Dari pengukuran salinitas, di bagian aliran masuk memiliki salinitas yang lebih tinggi dibandingkan titik plot lain, hal ini disebabkan karena bagian inlet ini merupakan daerah masuknya aliran air. Sehingga dengan kadar salinitas tersebut, dapat dikatakan bahwa wilayah tersebut adalah perairan estuarine. Untuk pengukuran kekeruhan atau turbiditas yang diukur menggunakan turbidimeter diketahui bahwa kekeruhan atau turbiditas yang terukur menunujukkan rata-rata yang hampir sama di seluruh titik pengukuran atau plot, hal tersebut dibuktikan bahwa, di kawasan estuarine pantai baros, memiliki turbiditas sebesar 12-13 mg/L. seperti halnya kekeruhan kelembaban juga terukur pada angak 90 lebih. Dan dapat juga dikatakan jika hampir di semua kawasan estuaine di pantai baos pada kisaran angka tersebut.Berdasarkan pengukuran intensitas cahaya, Intensitas cahaya yang paling besar adalah di bagian tengah, hal ini dapat disebabkan karena di bagian tengah tidak ada tanaman bakau ataupun tanaman-tanaman lain yang menaungi kawasan tenga. Dan dalam pengukuran menggunakan lux meter pada rentang 1000-1100 pada beberapa kali pengukuran. Untuk di daerah air keluar maupun masuk di kwasan ini masih terdapat berbagai jenis tanaman yang menaungi jadi pada saat pengukuran terukur rentang 500 pada arus masuk dan 600 pada arus keluar.Untuk pengukuran kecepatan angin, wilayah tengah memiliki kecepatan angin paling cepat, yang terukur di anemometer., yaitu pada kisaran angka 41-45 pada saat pengukuran dan dimungkinkan juga karena factor yang sama dengan factor yang mempengaruhi intensitas cahaya. Di bagian pinggir baik aliran masuk maupun keluar mempunyai kecepatan 35-40m/s.Berdasarkan hasil identifikasi plankton yang diperoleh dari pengambilan sampel di pantai Baros, plankton yang berhasil teridentifikasi berbeda dengan plankton yang teridentifikasi sebelumnya yang diperoleh dari waduk sermo. Terdapat beberapa plankton yang berhasil teridentifikasi yang berasal dari 3 titik pengambilan. Namun plankton paling banyak ditemukan pada daerah aliran masuk air. Hal tersebut bisa dimungkinkan karena didaerah tengah dan daerah keluar air atau perbatasan daratan hanya terdapat sedikit plankton karena suhu yang terlalu panas atau bisa juga dikarenakan sampel plankton yang diperoleh terlalu lama disimpan dan tidak segera diidentifikasi sehingga banyak plankton yang telah rusak bahkan hancur. Beberapa plankton yang berhasil teridentifikasi pada daerah aliran masuk air diantaranya Bracionus urceularis, Bracionus plicatilis, Biddulphia sp (Plankton Laut), Lepadella benjamini, Chaetoceros, Biddulphia sinersis, dan Microcystis. Dikawasan ini ditemukan satu plankton yang sama seperti plankton yang terdapat pada waduk, hal tersebut karena daerah aliran masuk air merupakan masuknya air dari berbagai sungai, diantaranya sungai Oyo dan Kali Opak. Pada daerah tengah hanya teridentifikasi satu plankton yaitu Oscilatoria. Dan pada daerah keluar air atau perbatasan daratan juga hanya ditemukan satu Mikroorganisme tertentu namun belum mampu untuk mengidentifikasinya. Karakteristik plankton di kawasan estuarine cukup berbeda dengan karakteristik plankton didaerah waduk. Terdapat ciri khusus yang terdapat pada plankton air laut, salah satunya yaitu punya bagian tubuh seperti tentakel yang digunakan untuk mempertahankan tubuhnya dari arus. Selain itu bentuk dari plankton air laut lebih rumit dari plankton air tawar. Hal tersebut mungkin karena system fisiologis tubuhnya yang harus beradaptasi pada daerah dengan kadar garam yang tinggi. Sebagai kawasan yang sangat kaya akan unsur hara (nutrient) estuari dikenal dengan sebutan daerah pembesaran (nursery ground) bagi berjuta ikan,invertebrate (Crustacea, Bivalvia, Echinodermata, Annelida dan masih banyak lagikelompok infauna). Tidak jarang ratusan jenis ikan-ikan ekonomis penting sepertisi, baronang, sunu dan masih banyak lagi menjadikan daerah estuari sebagai daerahpemijahan dan pembesaran.Akan tetapi, setelah dilakukan pengamatan untuk organism-organisme yang ada di daerah tersebut, hanya sedikit organism yang dapat ditemukan, diantaranya yaitu ikan baronang. Hal tersebut bias dikerenakan daaerah estuarine merupakan daerah untuk migrasi sehingga hanya sedikit organism yang berada disitu, dan waktu pengamatan buakan waktu organism-organisme melakukan migrasi ke tempat tersebut.

VIII. Kesimpulan Dari hasil kegiatan Studi Lapangan di Pantai Baros dapat disimpulkan bahwa Pantai Baros merupakan salah satu kawasan estuarine yang dibuktikan dengan kadar garam atau salinitas yang mencapai 1 %. Selain itu dibuktikan dengan parameter diantaranya pH, suhu, intensitas cahaya, dan kecepatan angin. Pada daerah estuarine terdapat beberapa plankton yangberhasil diidentifikasi diantaranya Bracionus urceularis, Bracionus plicatilis, Biddulphia sp (Plankton Laut), Lepadella benjamini, Chaetoceros, Biddulphia sinersis, Oscilatoria dan Microcystis serta mikroorganisme yang belum mampu diidentifikasi.

Daftar Pustaka

Bengen, D. G. 2002. Ekosistem dan sumber daya pesisir dan laut serta pengelolaanterpadu dan berkelanjutan.Makalah Prosiding Pelatihan Pengelolaan WilayahPesisir Terpadu.PKSSPL-IPB. Bogor.Christopher, M. 2012. Ekosistem Estuari dan pesisir pantai.Kenish, M. J. 1990.Ecology of Estuaries. Vol II: Biological. CRC Press, Inc Boca Raton. USA. 391p.Nybakken, James W. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta:PT. Gramedia.Supriharyono, M. S. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan di Wilayah Pesisir Tropis Jakarta.Gramedia.Suyasa, N.I, M. Nurhudah & S. Rahardjo. 2010. Ekologi perairan. Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta.Penerbit STP Press. Jakarta.Tiwow, C. 2003. Kawasan pesisir penentu stok ikan di laut.Makalah Pengantar Sains. Program Pasca Sarjana IPB.

LAMPIRAN