1 i. pendahuluan - · pdf fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah...

55
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring bertambahnya jumlah penduduk untuk memenuhi kebutuhan pangan, prospek usaha tani jagung manis cukup cerah bila dikelola secara intensif dan komersil. Permintaan pasar dalam negeri dan peluang ekspor komoditas jagung cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Jagung manis semakin terbuka peluang untuk dijadikan usaha berbagai macam olahan makanan (Budiman, 2013). Jagung manis mempunyai nilai komersil tinggi dan sangat digemari masyarakat Indonesia. Jagung manis saat ini dikomsumsi dalam berbagai penyajian, biasanya disajikan dalam bentuk jagung rebus, jagung bakar, gula jagung, susu jagung, perkedel dan keripik jagung (Budiman, 2013). Produksi jagung manis di Kalimantan Tengah pada tahun 2012 mencapai 7.947,00 ton dengan luas panen 2.752,00 ha atau rata-rata sebesar 28,88 kwintal ha, sedangkan produksi nasional mencapai 19.387.022,00 ton dengan luas panen 3.957.595,00 ha atau rata-rata 48,99 kwintal ha. Dibandingkan dengan produktivitas nasional, produktivitas jagung manis untuk wilayah Kalimantan Tengah masih sangat rendah (BPS, 2012). Pemberian kapur dolomit dapat menambahkan ketersedian unsur hara Ca dan Mg pada tanah berpasir serta mengendalikan keasaman. Juga dapat meningkatkan ketersediaan hara-hara yang lain, serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi. Meningkatnya unsur hara dan sifat fisik, kimia dan biologi maka peningkatan hasil bisa tercapai (Sumaryo et al., 2000).

Upload: vancong

Post on 03-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring bertambahnya jumlah penduduk untuk memenuhi kebutuhan

pangan, prospek usaha tani jagung manis cukup cerah bila dikelola secara intensif

dan komersil. Permintaan pasar dalam negeri dan peluang ekspor komoditas

jagung cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Jagung manis semakin terbuka

peluang untuk dijadikan usaha berbagai macam olahan makanan (Budiman,

2013).

Jagung manis mempunyai nilai komersil tinggi dan sangat digemari

masyarakat Indonesia. Jagung manis saat ini dikomsumsi dalam berbagai

penyajian, biasanya disajikan dalam bentuk jagung rebus, jagung bakar, gula

jagung, susu jagung, perkedel dan keripik jagung (Budiman, 2013).

Produksi jagung manis di Kalimantan Tengah pada tahun 2012

mencapai 7.947,00 ton dengan luas panen 2.752,00 ha atau rata-rata sebesar

28,88 kwintal ha, sedangkan produksi nasional mencapai 19.387.022,00 ton

dengan luas panen 3.957.595,00 ha atau rata-rata 48,99 kwintal ha. Dibandingkan

dengan produktivitas nasional, produktivitas jagung manis untuk wilayah

Kalimantan Tengah masih sangat rendah (BPS, 2012).

Pemberian kapur dolomit dapat menambahkan ketersedian unsur hara Ca

dan Mg pada tanah berpasir serta mengendalikan keasaman. Juga dapat

meningkatkan ketersediaan hara-hara yang lain, serta memperbaiki sifat fisik,

kimia dan biologi. Meningkatnya unsur hara dan sifat fisik, kimia dan biologi

maka peningkatan hasil bisa tercapai (Sumaryo et al., 2000).

Page 2: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

2

Kalimantan Tengah memiliki luas 15.356.400 ha yang terdiri dari 75,5%

semak belukar dengan luas 5.068.00 ha berupa tanah yang marginal (BPS, 2010).

Masalah utama yang menyebabkan budidaya jagung manis di Kalimantan Tengah

adalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir.

Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi

tanaman. Tanah berpasir merupakan tanah yang mempunyai struktur yang terlalu

porous. Karena sifat porous tanah tersebut sangat mudah merembes air yang

mengangkut unsur-unsur hara hingga jauh ke dalam tanah. Akibatnya unsur-unsur

hara yang dibutuhkan tanaman tidak bisa terjangkau oleh akar (Lingga et al.,

2000).

Bahan baku pupuk petroganik terdiri dari pupuk kandang kotoran sapi,

kambing, unggas, limbah industri (limbah pabrik gula), limbah kota dan sampah

rumah tangga berbentuk granular dengan kandungan kadar C-organik 12,5%,

C/N rasio 10 – 25, pH 4 – 8 dan kadar air 4 – 12% yang memperbaiki sifat fisik,

kimia dan biologi tanah sehingga dapat mempengaruhi hasil tanaman (Anonim,

2008).

Bertitik tolak dari permasalahan di atas maka perlu perbaikan sifat fisik,

kimia dan biologis tanah berpasir untuk menunjang pertumbuhan dan hasil jagung

manis (Zea mays sccharata Sturt). Pemberian kapur dolomit dan pupuk

petroganik pada tanah berpasir diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan

dan hasil jagung manis.

Page 3: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

3

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil

tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt), pemberian kapur dolomit dan

pupuk Petroganik pada tanah berpasir.

1.3. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

a. Ada interakasi pemberian kapur dolomit dan pupuk Petroganik terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis pada tanah berpasir.

b. Kapur dolomit berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman

jagung manis pada tanah berpasir.

c. Pupuk Petroganik memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman jagung manis pada tanah berpasir.

Page 4: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Tanaman Jagung Manis

Jagung manis dapat digolongkan ke dalam tumbuhan menurut (Purwono

et al.,2007), sebagai berikut :

Kingdom : Plantea (tumbuh-tumbuhan)

Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisio : Angiospermae (berbiji tertutup)

Clas : Monocotyledoneae (berkeping satu)

Ordo : Graminales (rumput-rumputan)

Family : Gramineae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays saccharata Sturt.

2.2. Morfologi Tanaman Jagung Manis

Tanaman jagung manis termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri

dari tiga tipe perakaran yaitu akar seminal, akar adventif dan akar udara. Akar

seminal tumbuh dari radikula dan embrio, akar adventif disebut juga akar tunjang,

akar ini tumbuh dari paling bawah permukaan yaitu sekitar 4 cm di bawah

permukaan tanah. Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau

lebih buku terbawah dekat permukaan tanah (Purwono et al.,2007).

Page 5: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

5

Batang jagung manis tidak bercabang, berbentuk silinder dan terdiri dari

beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang

berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung manis berkisar antara 60 –

300 cm (Purwono et al., 2007).

Daun jagung manis memanjang dan keluar dari buku-buku batang.

Jumlah daunnya terdiri dari 8 - 48 helai, tergantung varietas jagung manisnya.

Daunnya terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun dan helai daun.

Kelopak daun umumnya membungkus batang, antara kelopak dan helai terdapat

lidah daun disebut ligula. Ligula ini berbulu dan berlemak, fungsi ligula adalah

mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan batang (Purwono et al.,2007).

Bunga jagung manis tidak memiliki petal dan sepal sehingga disebut

bunga tidak lengkap. Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena

bunga jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda. Bunga jantan terdapat

di ujung batang, adapun bunga betina terdapat daun ke-6 atau ke-8 dari bunga

jantan (Purwono et al., 2007).

Penyerbukan pada jagung manis terjadi serbuk sari dari bunga jantan

jatuh dan menempel pada rambut tongkol. Pada jagung umumnya terjadi

penyerbukan silang (cross pollinated crop). Penyerbukan terjadi dari serbuk sari

tanaman lain, sangat jarang terjadi penyerbukan yang serbuk sarinya berasal dari

tanaman sendiri (Purwono et al.,2007).

Page 6: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

6

Biji jagung manis tersusun rapi pada tongkol, dalam satu tongkol terdapat

200 - 400 biji. Biji jagung manis terdari tiga bagian, bagian pertama disebut

pericarp, bagian kedua disebut endosperm yang merupakan cadangan makanan

biji dan bagian paling dalam yaitu embrio atau lembaga (Purwono et al.,2007).

2.3. Kandungan Jagung Manis

Biji jagung manis kaya karbohidrat, sebagian besar berada pada

endosperium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh biji

kering. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan

amilopektin. Pada jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah

tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa. Kandungan gizi jagung

per 100 g bahan adalah kalori 355 g, kalori protein 9,2 g, lemak 3,9 g, karbohidrat

73,7 g, kalsium 10 mg, fosfor 256 mg, ferrum 2,4 mg, vitamin A 510 SI, vitamin

B1 0,38 mg, air 12 g dan bagian yang dimakan 90% (Budiman, 2013).

2.4. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung Manis

Jagung manis adalah tanaman yang tidak memerlukan persyaratan tanah

yang khusus dalam penanamanya. Jagung manis dikenal juga sebagai tanaman

yang dapat tumbuh di lahan kering, sawah dan pasang surut. Jenis tanah yang

dapat ditanami jagung manis yaitu tanah andosol, latosol, dan grumosol dengan

pH 5,6 – 7,5. Tanaman jagung manis tumbuh didaerah yaitu beriklim sedang,

tropis dan subtropis/basah (Purwono et al., 2007).

Page 7: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

7

Tanaman jagung manis tumbuh baik dengan tanah yang subur, gembur

dan kaya humus yang terletak antara 50° LU - 40° LS dengan hujan sekitar 85 –

200 mm/bulan selama masa pertumbuhan. Suhu pertumbuhan jagung manis yang

dikehendaki antara 27° - 32°C. Jagung manis membutuhkan tanah dengan aerasi

dan ketersediaan air dalam kondisi baik (Purwono et al., 2007).

2.5. Pupuk Petroganik

Bahan baku pupuk Petroganik terdiri dari pupuk kandang kotoran sapi,

kambing, unggas, limbah industri (limbah pabrik gula) limbah kota dan sampah

rumah tangga. Pupuk ini berbentuk grannular dengan kandungan kadar C-organik

: 12,5%, C/N rasio 10 – 25, pH 4 – 8 dan kadar air 4 – 12% yang memperbaiki

sifat fisik, kimia, dan biolagi tanah sehingga dapat mempengaruh hasil tanaman

(Anonim, 2008).

Perlakuan dosis pupuk Petroganik pada tanaman jagung varietas Super

Hibrida Bisi-16 pada lahan sawah berpengaruh nyata (p < 0,05) terhadap variabel

index luas daun, berat biji kadar air 12% dan berpengaruh sangat yata (p < 0,01)

terhadap berat kering oven 1000 biji maupun hasil biji kering oven. Hasil biji

kering oven tertinggi dicapai pada penggunaan dosis pupuk 2,0 ton ha-1 .yaitu 3,41

ton, meningkat 28,20% dibandingkan hasil biji tanpa menggunakan pupuk 2,66

ton pada lahan sawah (Wisardja, 2011).

Page 8: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

8

2.6. Kapur Dolomit

Kapur dolomit merupakan kapur yang mengandung bebatuan gamping

dengan Tektur dan kekerasnya bervariasi setelah digiling sempurna dan dapat

bekerja (bereaksi) baik dengan tanah bila tidak tercampur dengan bahan yang lain.

Kandungan kapur dolomit Mg dan Ca berfungsi sebagai penambah unsur hara,

mengkoreksi keasaman, menetralkan pH, mengikat kapasitas kejenuhan basa dan

untuk menciptakan kenetralan tanah (Kuswandi, 1993).

Pemberian kapur dolomit adalah upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan pH tanah dengan menambahkan kapur dolomit kedalam tanah

untuk meningkatkan pH dari pH masam menjadi pH netral. Pada pH tanah yang

masam, banyak unsur hara (misalnya: N, P, K, Ca, Mg) yang tidak tersedia bagi

tanaman karena pada pH rendah unsur tersebut rusak. Hanya unsur Fe dan Al

(unsur mikro) yang tersedia pada tanah masam. Maka diharapkan, dengan

pengapuran akan meningkatkan pH menjadi netral, dimana pada pH netral banyak

unsur hara yang dapat tersedia bagi tanaman jagung manis (anonim, 2014).

Disamping itu kapur dolomit dapat menambahkan ketersedian unsur hara

Ca dan Mg pada tanah berpasir serta mengendalikan keasaman. Juga dapat

meningkatkan ketersediaan hara-hara yang lain, serta memperbaiki sifat fisik,

kimia dan biologi, dengan meningkatnya unsur hara dan sifat fisik maka

peningkatan hasil tercapai (Sumaryo et al., 2000).

Page 9: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

9

Perlakuan dosis kapur dolomit 6 ton ha, memberikan hasil tertinggi

terhadap variabel berat daun kering yaitu 66,65%, dan batang masing-masing

59,43%, terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis di lahan

gambut pedalaman (Katiran, 1996).

2.7. Tanah Berpasir

Tanah pasir adalah terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang

memiliki butir kasar dan berkerikil yang mengandung bebatuan. Tanah berpasir

sangat mudah dilalui air dan mengandung bahan organik, lempung dan pasir

(Anonim, 2014).

Tanah berpasir mempunyai lapisan solum yang dangkal, yaitu antara 40 –

100 cm, berwarna coklat pucat atau keputih-putihan hingga warna coklat

kekuning-kuningan. Tekstur pada umumnya dari pasir sedang hingga kasar,

dengan struktur yang lepas dibagian atas dan pejal ke bagian bawah. Sedangkan

konsitensinya pada lapisan horison A itu lepas dan di lapisan B teguh. Reaksi

tanah (pH) berkisar 3,5 – 5,5 atau dari kondisi sangat masam sampai masam.

Kapasitas tukar kation (KTK), kejehuhan basa (BS) rendahan, kandungan bahan

organik rendah dan peka terhadap erosi karena daya menahan airnya rendah

(Sarief, 1989).

Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah halus.

Berdasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat maka

tanah dikelompokkan ke dalam beberapa macam kelas tekstur. Kelas kasar terdiri

dari pasir dan pasir berlempung. Kelas agak kasar terdiri dari lempung berpasir

dan lempung berpasir halus. Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butiran -

Page 10: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

10

butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat (misalnya setiap

gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap

(menahan) air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat, karena lebih halus

maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga

kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur

halus lebih aktif dalam reaksi kimia dari pada tanah bertekstur kasar

(Hardjowigeno, 2003).

Telah diketahui tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai

pori-pori makro (besar) disebut lebih (poureus), tanah yang didominasi debu

banyak mempunyai pori-pori meso (sedang) agak poureus, sedangkan yang

didominasi liat akan lebih banyak mempunyai pori-pori mikro (kecil) atau tidak

poreus. Hal ini berbanding terbalik dengan luas permukaan yang terbentuk, luas

permukaan mencerminkan luas situs yang dapat bersentuhan dengan air, energi

atau bahan lain. Sehingga makin dominasi fraksi pasir akan makin kecil menahan

air dan daya tahan terhadap ketiga material tersebut (Hanafiah, 2005).

Partikel pasir berbentuk bulat tidak teratur dan jika tidak diliputi liat

ataupun debu maka akan mudah dipencar (tidak lengket), kapasitas mengikat

airnya rendah, ruang-ruang antar letak partikel-partikel ini dapat dikatakan

longgar, sehingga kemampuannya dalam meneruskan air demikian cepat. Aliran

udara kedalam tanah dari partikel-partikel inipun berlangsung baik, pengolahan

tanah terhadap lapisan tanah yang berpasir dapat dilakukan dengan ringan

(Kartasopoerta dan Sutedjo, 1987).

Page 11: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

11

Penanaman kacang panjang tanpa pemupukan pada tanah berpasir

memberikan respon yang rendah terhadap variabel tinggi tanaman dan umur

berbunga. Ini terbukti ketidak mampuan tanah berpasir menyediakan unsur hara

yang cukup dalam mendukung pertumbuhan tanaman kacang panjang pada tanah

berpasir (Ulum, 2012).

Page 12: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

12

III. METODOLOGI

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Anggrek Kelurahan Kereng Bangkirai,

Kecamatan Sabangau, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Waktu penelitian

ini pada bulan Juni 2014 hingga Desember 2014.

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, garuk, kaleng, gelas ukur,

handspreayer, meteran, gergaji, timbangan analitik, kamera, jangka sorong, sabit

dan alat tulis menulis. Bahan-bahan dalam penelitian ini adalah kapur dolomit,

pupuk Petroganik dan benih jagung manis varietas Bonanza.

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial

yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama pemberian kapur dolomit yang terdiri 3

(tiga) taraf perlakuan yaitu :

D1 = 5,0 ton ha

D2 = 6,0 ton ha

D3 = 7,0 ton ha

Page 13: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

13

Faktor kedua adalah pemberian pupuk Petroganik yang terdiri 3 (tiga)

taraf perlakuan yaitu :

P1 = 1,0 ton ha

P2 = 2,0 ton ha

P3 = 3,0 ton ha

Percobaan diulang 3 kali sehingga keseluruhan terdapat 27 satuan

percobaan.

Tabel 1. Kombinasi perlakuan kapur dolomit dengan pupuk petroganik.

Kapur Dolomit Pupuk Petroganik

P1 P2 P3

D1 D1P1 D1P2 D1P3

D2 D2P1 D2P2 D2P3

D3 D3P1 D3P2 D3P3

Untuk melihat efek kedua faktor digunakan model linier aditif sebagai berikut :

Yijk = µ + Di + Pj + (DP)ij + εijk

Dimana :

Yijk : Nilai pengamatan dosis pemberian kapur dolomit taraf ke-i dan

dosis pemberian pupuk Petroganik ke-j ulangan ke k

µ : Nilai tengah umum

Di : Pengaruh dosis pemberian kapur dolomit taraf ke-i

Pj : Pengaruh dosis pemberian pupuk Petroganik ke-j

(DP)ij : Pengaruh interaksi dosis pemberian kapur dolomit taraf ke-i dan

dosis pemberian pupuk petroganik ke-j

εijk : Galat percobaan

Page 14: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

14

3.4. Pelaksanaan Penelitian

3.4.1. Persiapan Lahan

Sebelum dilakukan pengolahan lahan, terlebih dahulu lahan dibersihkan

dari sisa vegetasi dan gulma. Kemudian dibuat petak percobaan dengan ukuran 3

x 2 m. Antara petak percobaan masing-masing dibatasi dengan parit lebarnya 50

cm dan dalamnya 20 cm. Parit berfungsi sebagai saluran air dan irigasi yang dapat

mengalirkan air dengan lancar, sehingga tidak tergenang pada saat musim hujan.

3.4.2. Pemupukan

Kapur dolomit diberikan setelah pengolahan tanah selesai dengan cara

ditabur dan diaduk menggunakan cangkul sesuai dengan perlakuan yaitu 3000

g/petakan, 3600 g/petakan dan 4200 g/petakan setelah itu diikubasi selama dua

minggu. Pupuk Petroganik diberikan dua minggu sebelum tanam, dengan dosis

sesuai perlakuan yaitu 18,75 g/tanaman, 37,5 g/tanaman dan 56,7 g/tanaman,

dengan cara diberikan pada lubang tanam pada setiap petak percobaan dan diaduk

dengan tanah menggunakan kored, kemudian diinkubasi selama dua minggu.

3.4.3. Penanaman

Sebelum ditanam, benih direndam terlebih dahulu dengan menggunakan

air selama 24 jam dimana tahap benih melakukan imbibisi untuk membantu

proses perkecambahan benih pada saat ditanam, lalu tanah ditugal dengan

kedalaman ± 5 cm, pada setiap lubang tanam dimasukan dua benih jagung manis

lalu ditutup dengan tanah. Jarak tanam yang digunakan adalah 75 x 25 cm.

Page 15: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

15

3.4.4. Penjarangan Tanaman

Penjarangan tanaman dilakukan agar dua tanaman yang tumbuh dikurangi

menjadi satu tanaman per lubang tanam, dilakukan maksimal 4 hari setelah tanam

(hst), dengan cara mencabut satu tanaman dan menyisakan satu tanaman pada

setiap lubang tanam.

3.4.5. Penyiraman

Tanaman jagung manis membutuhkan air yang cukup banyak terutama

pada saat pertumbuhan awal, saat berbunga dan pengisian biji. Pada saat

penelitian antara bulan juni sampai agustus 2014, kondisi cuaca panas dan

berangin. Untuk menjaga kelembaban maka dilakukan penyiraman setiap hari

dengan menggunakan kaleng atau gelas ukur dengan ukuran 2 liter untuk

memenuhi kebutuhan air selama pertumbuhan vegetatif dan generatif, pada pagi

dan sore hari (kecuali ada hujan), yang dilakukan secara merata pada lahan

percobaan.

3.4.6. Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan dilakukan membersihkan gulma di lahan penelitian yang

tumbuh di sekitar tanaman jagung manis. Setelah dilakukan penyiangan juga

dilakukan pembumbunan dengan tujuan untuk menutup bagian perakaran agar

batang tanaman jagung manis menjadi kokoh, tidak mudah rebah, mengurangi

erosi tanah akibat penyiraman dan menggemburkan tanah disekitar tanaman

jagung manis.

Page 16: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

16

3.4.7. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama penggerek batang dan ulat tongkol pada umur 28

hari setelah tanaman dan 54 hari setelah tanaman dilakukan dengan menggunakan

pestisida nabati yaitu hasil fermentasi daun babandotan, lengkuas dan serai

dengan dosis 25 cc/liter air dengan cara disemprot dengan menggunakan spreyer.

Sedangkan pencegahan penyakit dilakukan dengan cara sanitasi yaitu dengan

memotong daun yang telah kering pada tanaman jagung manis (Hasanuddin et al.,

2008).

3.4.8. Panen

Panen dilakukan pada saat tanaman jagung manis umur 70 hari setelah

tanaman (HST), dengan tanda-tanda penampakan luar rambut jagung manis yang

mengering serta tongkolnya telah terisi penuh.

3.5. Variabel Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap 4 (empat) tanaman sampel yang

dilakukan secara ramdom pada setiap petakan. Variabel yang diamati dalam

percobaan ini meliputi :

a. Tinggi tanaman (cm), diukur dari pangkal batang sampai tajuk tanaman yang

paling tinggi. Pengukuran dimulai pada umur 21, 28, 35 dan 42 HST.

b. Panjang tongkol tanpa kelobot (cm), diukur dari pangkal tongkol hingga

ujung tongkol dengan menggunakan penggaris.

Page 17: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

17

c. Diameter tongkol tanpa kelobot (cm), diukur rata-rata bagian tongkol

menggunakan jangka sorong. Pengukuran diameter dilakukan pada ujung,

tengah dan pangkan tongkol kemudian dirata-ratakan.

d. Berat tongkol dengan kelobot (g/tongkol), tongkol jagung manis yang masih

segar ditimbang menggunakan timbangan analitik.

e. Berat tongkol tanpa kelobot (g/tongkol), tongkol jagung yang masih segar

dipisahkan dari kelobotnya ditimbang menggunakan timbangan analitik.

3.6. Analisis Data

Data hasil pengamatan dianalisa menggunakan sidik ragam (uji F) pada

tingkat signifikansi (nyata) α = 0,05 dan α = 0,01 untuk mengetahui adanya

pengaruh dari perlakuan. Apabila terdapat pengaruh perlakuan, maka dilanjutkan

dengan uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf α = 5% untuk mengetahui perbedaan

antar perlakuan.

Page 18: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Tinggi Tanaman

Data hasil pengamatan tinggi tanaman jagung (cm) pada umur 21, 28, 35

dan 42 hari setelah tanaman disajikan pada tabel lampiran 7, 9, 11, dan 13.

Sedangkan analisis ragamnya disajikan pada tabel lampiran 8, 10, 12 dan 14.

Hasil analisis ragam tinggi tanaman jagung manis menunjukkan bahwa pengaruh

tunggal kapur dolomit dan pupuk petroganik tidak berpengaruh nyata pada

variabel tinggi tanaman pada saat umur 21, 28, 35 dan 42 hari setelah tanaman.

Sedangkan interaksi kapur dolomit dan pupuk petroganik tidak berpengaruh nyata

terhadap tinggi tanaman jagung manis.

4.1.2. Panjang Tongkol Tanpa Kelobot

Data hasil panjang tongkol tanpa kelobot disajikan pada tabel lampiran

15 sedangkan analisis ragamnya disajikan pada tabel lampiran 16. Hasil analisis

ragam menunjukkan bahwa pengaruh tunggal kapur dolomit dan pupuk

petroganik tidak berpengaruh nyata pada variabel hasil panjang tongkol tanpa

kelobot. Sedangkan interaksi kapur dolomit dan pupuk petroganik berpengaruh

nyata terhadap variabel pengamatan panjang tongkol tanpa kelobot. Rata-rata

panjang tongkol tanpa kelobot akibat pemberian kapur dolomit dan pupuk

petroganik disajikan pada tabel 1.

Page 19: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

19

Tabel 1. Rata-rata panjang tongkol tanpa kelobot pemberian kapur dolomit dan

pupuk petroganik.

Perlakuan Panjang Tongkol Tanpa Kelobot

D3P3 17,23a

D3P1 18,11ab

D1P1 18,15 ab

D1P2 18,29 ab

D2P1 19,46 ab

D2P2 19,57 ab

D2P3 19,81 ab

D1P3 19,93ab

D3P2 20,94b

BNJ 5% 3,55

Keterangan : Nilai tengah yang dikuti oleh notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ 5%.

Kombinasi perlakuan pemberian kapur dolomit dan pupuk petroganik

(D3P3) menunjukkan rata-rata panjang tongkol tanpa kelobot paling rendah 17,23

cm/tanaman tidak berbeda nyata perlakuan D1P1, D1P2, D1P3, D2P1, D2P2, D2P3,

D3P1. Rata-rata panjang tongkol tampa klobot hasil tertinggi 20,94 cm/tanaman

ditunjukkan kombinasi perlakuan D3P2, Sedangkan D3P1 secara statistik berbeda

nyata dengan perlakuan D3P2, perlakuan D3P2 mampu memberikan hasil terbaik

tanaman jagung manis. pemberian kapur dolomit dan pupuk petroganik disamping

mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologis, juga dapat menambah unsur

hara pada tanah berpasir.

Page 20: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

20

4.1.3. Diameter Tongkol Tanpa Kelobot

Data hasil diameter tongkol tanpa kelobot disajikan pada tabel lampiran 17,

sedangkan analisis ragamnya disajikan pada tabel lampiran 18. Hasil analisis

ragam menunjukkan bahwa pengaruh tunggal kapur dolomit dan pupuk

petroganik tidak berpengaruh nyata pada variabel hasil diameter tongkol tanpa

kelobot. Sedangkan interaksi kapur dolomit dan pupuk petroganik tidak

berpengaruh nyata terhadap variabel pengamatan diameter tongkol tanpa kelobot

tanaman jagung manis pada tanah berpasir.

4.1.4. Berat Tongkol Dengan Kelobot

Data hasil berat tongkol dengan kelobot disajikan pada tabel lampiran 19,

sedangkan analisis ragamnya disajikan pada tabel lampiran 20. Hasil analisis

ragam menunjukkan bahwa pengaruh tunggal kapur dolomit tidak berpengaruh

nyata pada variabel pengamatan hasil berat tongkol dengan kelobot. Pengaruh

tunggal pupuk petroganik berpengaruh nyata terhadap variabel pengamatan hasil

berat tongkol dengan kelobot tanaman jagung manis. Sedangkan interaksi kapur

dolomit dan pupuk Petroganik berpengaruh nyata terhadap variabel pengamatan

hasil berat tongkol dengan klobot tanaman jagung manis pada tanah berpasir.

Rata-rata berat tongkol dengan kelobot akibat pemberian kapur dolomit

dan pupuk petroganik disajikan pada tabel 2.

Page 21: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

21

Tabel 2. Rata-rata berat tongkol dengan kelobot pemberian kapur dolomit dan

pupuk petroganik.

Perlakuan Berat Tongkol Dengan Klobot

D3P3 161,74a

D3P1 204,05ab

D1P1 212,45 ab

D1P2 231,44 ab

D2P1 232,18 ab

D1P3 264,93 ab

D2P3 281,24 ab

D2P2 295,33 ab

D3P2 329,78b

BNJ 5% 138,79

Keterangan : Nilai tengah yang dikuti oleh notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ 5%.

Dari data rata-rata berat tongkol dengan kelobot pemberian kapur

dolomit dan pupuk petroganik (D3P3) menunjukkan rata-rata berat tongkol

dengan klobot paling rendah 161,74 gram/tanaman tidak berbeda nyata perlakuan

D1P1, D1P2, D1P3, D2P1, D2P2, D2P3, D3P1. Rata-rata berat tongkol dengan kelobot

hasil tertinggi 329,78 gram/tanaman ditunjukkan kombinasi perlakuan D3P2,

Sedangkan D3P1 secara statistik berbeda nyata dengan perlakuan D3P2, perlakuan

D3P2 mampu memberikan hasil terbaik tanaman jagung manis. pemberian kapur

dolomit dan pupuk petroganik disamping mampu memperbaiki sifat fisik, kimia

dan biologis, juga dapat menambah unsur hara pada tanah berpasir.

Page 22: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

22

4.1.5. Berat Tongkol Tanpa Kelobot

Data hasil berat tongkol tanpa kelobot disajikan pada tabel lampiran 21,

sedangkan analisis ragamnya disajikan pada tabel lampiran 22. Hasil analisis

ragam menunjukkan bahwa pengaruh tunggal kapur dolomit tidak berpengaruh

nyata pada variabel pengamatan hasil berat tongkol tanpa kelobot. Pengaruh

tunggal pupuk petroganik berpengaruh nyata terhadap variabel pengamatan hasil

berat tongkol tanpa kelobot tanaman jagung manis. Sedangkan interaksi kapur

dolomit dan pupuk petroganik berpengaruh nyata terhadap variabel pengamatan

berat tongkol tanpa kelobot tanaman jagung manis akibat pemberian kapur

dolomit dan pupuk petroganik pada tanah berpasir. Rerata berat tongkol tanpa

kelobot akibat pemberian kapur dolomit dan pupuk petroganik disajikan pada

tabel 3.

Rata-rata berat tongkol tanpa kelobot akibat pemberian kapur dolomit

dan pupuk petroganik disajikan pada tabel 3.

Page 23: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

23

Tabel 3. Rata-rata berat tongkol tanpa kelobot pemberian kapur dolomit dan

pupuk petroganik

Perlakuan Berat Tongkol Tanpa Klobot

D3P3 127,98a

D1P1 151,67ab

D3P1 161,9 ab

D1P2 170,36 ab

D2P1 175,14 ab

D1P3 201,00 ab

D2P3 203,75 ab

D2P2 213,38 ab

D3P2 239,93b

BNJ 5% 104,32

Keterangan : Nilai tengah yang dikuti oleh notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ 5%.

Pemberian perlakuan kapur dolomit dan pupuk petroganik (D3P3)

menunjukkan rata-rata berat tongkol dengan klobot paling rendah 166,70

gram/tanaman tidak berbeda nyata perlakuan D1P1, D1P2, D1P3, D2P1, D2P2, D2P3,

D3P1. Rata-rata berat tongkol dengan klobot hasil tertinggi 329,48 gram/tanaman

ditunjukkan kombinasi perlakuan D3P2. Sedangkan D3P1 secara statistik berbeda

nyata dengan perlakuan D3P2, perlakuan D3P2 mampu memberikan hasil terbaik

tanaman jagung manis. pemberian kapur dolomit dan pupuk petroganik disamping

mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi, juga dapat menambah unsur

hara pada tanah berpasir.

Page 24: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

24

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis ragam tinggi tanaman jagung manis pada

setiap umur pengamatan diketahui kapur dolomit dan pupuk petroganik serta

interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman jagung manis pada

setiap umur pengamatan. perlakuan kapur dolomit dan pupuk petroganik mampu

memasok unsur hara dalam jumlah yang cukup dan berimbangan pada umur 21,

28, 35 dan 42 hari setelah tanaman sehingga tidak jauh berbeda pengaruhnya pada

saat pertumbuhan vegetatif tanaman jagung manis. Hal ini diduga ketersedian

unsur hara yang cukup dan berimbang didalam tanah berpasir dapat membantu

tanaman tumbuh dan berkembang dengan sehat (Munawar, 2011).

Pengaruh tunggal pupuk petroganik pada tanah berpasir berpengaruh

nyata pada variabel berat tongkol dengan kelobot dan berat tongkol tanpa kelobot

merupakan akibat adanya kemampuan pertumbuhan vegetatif dan generatif

tanaman yang telah memanfaatkan unsur hara yang terkandung dalam pupuk

petroganik, oleh akar jagung manis sehingga membantu dalam produktivitas hasil

tanaman jagung manis. Kandungan C/N rasio 10 – 25% yang ada pada pupuk

petroganik mempunyai fungsi dan peranan yang penting dalam pembentukan

tongkol dan pengisian biji pada tanaman jagung manis. Ketersedian unsur hara

yang cukup mampu mendukung pertumbuhan dan akan menghasilkan buah secara

optimal (Agustina, 2002).

Dalam pertumbuhan generatif jagung manis memerlukan nutrisi yang

lebih untuk pembentukan tongkol dan biji. Pemberian perlakuan kapur dolomit

dan pupuk petroganik berpengaruh nyata terhadap hasil variabel pengamatan

Page 25: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

25

panjang tongkol tanpa kelobot, berat tongkol dengan kelobot dan berat tongkol

tanpa kelobot, hal ini diduga membaiknya sifat fisik, kimia dan biologis tanah

berpasir, kandung unsur hara Ca dan Mg pada kapur dolomit juga dapat

meningkatkan ketersediaan hara-hara yang lain, seperti unsur hara fosfor (P) serta

mengendalikan unsur hara Al, Fe, dan Mn yang dapat meracuni tanaman jagung

manis (Sumaryo et al., 2000). Sedangkan kandungan C - oraganik yang

terkandung dalam pupuk petroganik dapat merangsang pertumbuhan,

mengembalikan tanah yang degredasi, meningkatkan kesuburan tanah dan

meningkatkan populasi jasad renik sehingga terjadi juga perbaikan sifat fisik,

kimia dan biologi tanah berpasir secara keseluruhan yang dapat meningkatkan

hasil jagung manis (Isroi, 2009).

Adanya peningkatan generatif jagung manis, tidak lepas dari peranan

kapur dolomit dan pupuk petroganik, mendapatkan unsur hara makro dan mikro

yang diserap sepanjang masa pertumbuhannya dalam pembentuk tongkol dan

pengisian biji. Unsur hara makro dan mikro merupakan unsur yang sangat

penting bagi tanaman jagung manis sebagai pembentuk ATP yang merupakan

sumber energi untuk berlangsungnya semua proses metabolisme dalam sel

termasuk dalam pembentuk dan transportasi yang berlangsung di dalam jaringan

tanaman seperti proses unsur hara oleh akar jagung manis (Harjadi, 2002).

Berdasarkan hasil uji beda rata-rata menunjukkan bahwa pemberian kapur

dolomit dan pupuk petroganik pada perlakuan D3P2 (dosis 4200 g/petakan dan

37,50 g/tanaman) mampu menghasilkan panjang tongkol tanpa kelobot, berat

tongkol dengan kelobot dan berat tongkol tanpa kelobot tertinggi pada tanaman

Page 26: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

26

jagung manis, dan terendah pada perlakuan D3P3 (dosis 4200 g/petakan dan 56,70

g/tanaman) mampu menghasilkan panjang tongkol tanpa kelobot, berat tongkol

dengan kelobot dan berat tongkol tanpa kelobot tanaman jagung manis.

Keadaan tersebut menunjukkan bahwa unsur hara yang terkandung di

dalam kapur dolomit dan pupuk petroganik mampu diserap secara lebih baik jika

diaplikasikan dengan dosis D3P2 sehingga mampu mencukupi kebutuhan tanaman

akan unsur hara. Hal ini diduga dosis tersebut merupakan dosis optimal untuk

memberikan pengaruh terbaik pada pertumbuhan vegetatif maupun generatif

tanaman jagung manis pada lahan berpasir. Pemberian kapur dolomit dan pupuk

petroganik pada dosis yang tinggi sampai batas tertentu akan menyebabkan hasil

semakin meningkat, dan pada dosis yang melebihi batas tertentu pula akan

menyebabkan hasil menurun tanaman jagung manis (Lakitan, 2001).

Dijelaskan kandungan unsur hara kapur dolomit dan pupuk petroganik

yang diberikan dengan dosis yang sesuai kebutuhan tanaman jagung manis akan

memungkinkan tanaman dapat tumbuh dan berkembang lebih baik. Tanaman

jagung manis yang diberikan dengan dosis dalam jumlah berlebihan, tidak akan

lagi mendorong pertumbuhan dan hasil jagung manis, tapi sebaliknya mulai

menekan laju pertumbuhan tanaman. Pada dosis yang lebih rendah belum cukup

untuk mendorong pertumbuhan dan hasil jagung manis secara optimal. Bahwa

pembudidayaan dan syarat tumbuh yang diinginkan oleh tanaman jagung manis

itu sendiri tergantung pada lingkungan (Palungkun et al., 2004).

Lahan lokasi penelitian lingkungannya bertekstur pasir yang kandungan

unsur hara, kapasitas menyimpan air rendah, KTK rendah dan pH tanah masam

Page 27: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

27

menyebabkan hasil kurang baik memenuhi standar deskripsi tanaman jagung

manis varietas bonanza F1. Hal ini diduga terganggunya serapan hara mikro

maupun makro. Kondisi tanah demikian menunjukan degradasi atau hara mudah

tercuci sehingga lahan kurang subur, hal ini dibuktikan oleh vegetasi alang-alang

mendominasi lahan tersebut. Pemberian kapur dolomit dan pupuk petroganik

dapat digunakan untuk meremediasi lahan berpasir melalui perbaikan sifat fisik,

kimia dan biologi serta dapat meningkatkan kemampuan mengikat air (Lingga et

al., 2006).

Memperbaiki atau meningkatkan kesuburan pada tanah berpasir lewat

pemupukan sehingga mampu mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman

jagung manis. pemupukan yang ideal adalah jika unsur hara yang diberikan dapat

melengkapi unsur hara yang tersedia dalam tanah berpasir sehingga jumlah unsur

hara yang tersedia menjadi tepat. Pemakaian pupuk secara kontinu dan

berkesinambungan akan memberikan keuntungan dan manfaat dalam pemakaian

jangka panjang,yang mampu berperan memobilisasi atau menjembatani hara yang

sudah ada ditanah berpasir sehingga mampu membentuk partikel ion yang mudah

diserap oleh akar tanaman jagung manis (Kadekoh et al., 2007).

Keberhasilan dalam budidaya jagung manis pada lahan berpasir kurang

memuaskan, hal ini disebabkan kendala dilapangan yaitu pasokan air yang kurang

menyebabkan hasil tanaman jagung manis tidak memenuhi standar deskripsi

varietas Bonanza F1. Air merupakan salah satu bahan untuk memproses unsur

hara menjadi makanan untuk menunjang pertumbuhan dan hasil jagung manis.

Page 28: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

28

Penyedian alat-alat air seperti pipa, saluran irigasi dan mesin hitachi dilakukan

untuk membantu menyediakan air bagi tanaman jagung manis agar tidak

mengalami kematian lebih lanjut.

Page 29: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

29

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain :

a. Pengaruh tunggal pupuk petroganik berpengaruh nyata pada variabel

pengamatan hasil berat tongkol dengan kelobot dan berat tongkol tanpa

kelobot tanaman jagung manis pada tanah berpasir.

b. Interaksi kapur dolomit dan pupuk petroganik tidak berpengaruh nyata

terhadap variabel pengamatan tinggi tanaman dan diameter tongkol tanpa

kelobot tanaman jagung manis.

c. Pemberian kapur dolomit dan pupuk petroganik pada lahan berpasir

berpengaruh nyata pada variabel pengamatan hasil panjang tongkol tanpa

kelobot, berat tongkol dengan kelobot dan berat tongkol tanpa kelobot

tanaman jagung manis.

d. Hasil tertinggi panjang tongkol tanpa kelobot, berat tongkol dengan klobot

dan berat tongkol tanpa kelobot tanaman jagung manis terdapat perlakuan

D3P2 dan terendah pada perlakuan D3P3 merupakan perlakuan yang optimal

dalam penelitian ini.

Page 30: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

30

5.2. Saran

Untuk memperoleh hasil yang baik dari tanaman jagung manis Varietas

Bonanza F1, disarankan pemberian kapur dolomit dan pupuk petroganik diberikan

secara tunggal maupun bersama-sama dengan D3P2 (7 ton ha dan 2 ton ha). Perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pertumbuhan dan hasil jagung manis

akibat pemberian kapur dolomit dan pupuk petroganik pada tanah berpasir dimana

dosis dari kedua perlakuan tersebut dapat lebih ditingkatkan untuk hasil yang

sesuai dengan deskripsi, sehingga akan terlihat pengaruhnya terhadap tanaman

jagung manis.

Page 31: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

31

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, L. 2002. Nutrisi Tanaman. Rineka. Cipta. Jakarta

Anonim, 2008. Http://Petroganik.Wordpress.Com/2008/07/16/Petroganik-Proses-Pembuatan-Pupuk-Organik. Diakses Pada Tanggal 01 April 2014.

Anonim, 2009. Katalog Jagung Manis Bonanza F1 Cap Panah Merah.

Www.Easwestindo.Com. Diakses 22 April 2012. Anonim, 2010. Biro Pusat Stastistik Kalimantan Tengah. Diakses 10 Mei 2014

Anonim, 2012. Biro Pusat Stastistik Kalimantan Tengah. Palangka Raya.

Anonim, 2014a. Http://Agro-Sosial.Blogspot.Com/2013/06/Kapur-Untuk-

Pengapuran-Tanah-Pertanian.Html. Diakses Pada Tanggal 20 Desember

2014.

Anonim, 2014b. Http://Unmasmataram.Ac.Id/Wp/Wp-Content/Uploads/12.-Putu-

Wisarja.Pdf. Diakses Pada Tanggal 02 April 2014.

Anonim, 2014c. Http://Www.Stppgowa.Ac.Id/Datadownloadcentrepap/Data-Jurnal-

Agrisistem Jagung.Pdf. Diakses Pada Tanggal 15 Juni 2014.

Anonim, 2014d. Http://Puputwahyuni.Wordpress.Com/2013/01/02/Tanah-

Berpasir. Diakses Pada Tanggal 15 Juni 2014.

Budiman H., 2013. Budidaya Jagung Organik. Pustaka Baru Putra.Yogyakarta. Hanafiah. K. I., 2008. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Hardjowigeno S., 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. Harjadi , S.S. 2002. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia. Jakarta. Hasanuddin, F. Hamzah dan Dahlan., 2008. Aplikasi Pestisida Nabati Pada

Pertanaman Jagung. Jurnal Agrisistem. Gowa.

Isroi, 2009. Pupuk Organik Granul Sebuah Petunjuk Praktis.

http://isroi.wordpress.com. Diakses 27 November 2014.

Page 32: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

32

Kadekoh, I dan Amirudin., 2007. Pertumbuhan dan Hasil Jagung Pulut (Zea mays

certain) pada Bebagai Dosis Bokasi Gamal dan Pupuk NPK dalam

System Alley Cropping. Jurnal Agrisain.

Katiran, 1996. Pengaruh Kapur Dolomit Dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Produksi Jagung Manis Pada Lahan Gambut Pedalaman. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

Kusnwandi, 1993. Pengapuran tanah Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.

Lakitan, B. 2001. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Lingga, P. dan Marsono., 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Munawar A, 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. PT Penerbit IPB

Press. Bogor. Palungkun, R. dan A. Budiarti, 2004. Sweet Corn-Baby Corn. Penebar Swadaya.

Jakarta. Purwono dan Hartono R, 2008. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya

Jakarta.

Sarief. E. S., 1989.Fisika Kimia Tanah Ultisol Pertanian. Pustaka Buana.

Bandung. Sumaryo dan Suryono, 2000. Pengaruh Dosis Pupuk Dolomit dan SP-36 Terhadap

Jumlah Bintil Akar Dan Hasil Tanaman Kacang Tanah Di Tanah Latosol. Jakarta.

Ulum A. C. B., 2012. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Panjang

Terhadap Pemberian Pupuuk Kandang Kotoran Ayam dan Pupuk Organik Cair Pada Tanah Berpasir. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

Wisarja. I. P., 2011. Respon Jagung Varietas Super Hibrid Bisi-16 Pada Berbagai

Kerapatan Populasi Akibat Pupuk Petroganik Di Lahan Sawah Beririgasi. Universitas Tabanan. Bali.

Page 33: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

33

Tabel Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Percobaan Lapangan

No

URAIAN KEGIATAN

Tahun 2014

Percobaan Lapangan

juni Juli Agustus September Desember

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan lahan

2. Pemupukan

3. Penanaman

4. Pemeliharaan

5. Pengamatan

6. Pengumpulan

data

7. Pengolahan data

8. Penulisan laporan

Page 34: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

34

Tabel Lampiran 2. Data Pengukuran pH Tanah Berpasir Untuk Tanaman Jagung

Manis

No Titik andisi pH

1 Titik (1) 5

2 Titik (2) 5,9

3 Titik (3) 5,1

4 Titik ( 4) 5,3

5 Titik (5) 5,6

Rata-Rata 4,38

Kriteria pH Tanah :

a. < 4,0 Paling Masam

b. 4,0 – 44 Sangat Masam

c. 4,6 – 4,8 Asam

d. 5,0 – 5,4 Asam

e. 5,6 – 6,0 Agak Masam

f. 6,1 – 6,4 Agak Masam

g. 6,5 – 7,5 Netral

h. 7,5 – 8,5 Agak Basa

Page 35: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

35

Tabel Lampiran 3. Cara Perhitungan Kebutuhan Air Jagung Manis

No Air Perhitungan

1

Kebutuhan Air Selama

Pertumbuhan Dan Hasil

Jagung Manis

Diketahui :

A = 256 m2

T = 1 hari = 24 jam = 86400 detik

H = 2 liter = 2000 ml

R = 32 tanaman/petakan

Q1 = .........?

Q1 = H x A/T x 10.000

= 2000 x 256/86400 x 10.000

= 0,90 l/d/m2

= H x R

= 2 x 32

= 64 liter/tanaman

Keterangan :

Q = Kebutuhan Air Penelitian

A = Luasan Lahan Penelitian

T = Lama pemberian air

H = Banyak air yang dibutuhkan tanaman

R = Jumlah Tanaman Penelitian

Page 36: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

36

Tabel Lampiran 4. Cara Perhitungan Kebutuhan Kapur Dolomit

No Kapur Dolomit Perhitungan

1

Kapur Dolomit 5,0 ton ha-1

Kebutuhan Kapur Dolomit

Untuk Petakan 3 x 2 m2

1 ha = 10000 m2

5,0 ton ha-1 = 5000 kg/ha

= 5.000.000 g/ha

1 Petakan = 3 x 2 m2/10000 m2 x 5.000.000 g/ha

= 3000 g/petakan

2

Kapur Dolomit 6,0 ton ha-1

Kebutuhan Kapur Dolomit

Untuk Petakan 3 x 2 m2

1 ha = 10000 m2

6,0 ton ha-1 = 6000 kg/ha

= 6.000.000 g/ha

1 Petakan = 3 x 2 m2/10000 m2 x 6.000.000 g/ha

= 3600 g/petakan

3

Kapur Dolomit 7,0 ton ha-1

Kebutuhan Kapur Dolomit

Untuk Petakan 3 x 2 m2

1 ha = 10000 m2

7,0 ton ha-1 = 7000 kg/ha

= 7.000.000 g/ha

1 Petakan = 3 x 2 m2/10000 m2 x 7 000.000 g/ha

= 4200 g/petakan

Page 37: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

37

Tabel Lampiran 5. Cara Perhitungan Kebutuhan Pupuk Petroganik

No Pupuk Petroganik Perhitungan

1

Kebutuhan Pupuk

Petroganik 1,0 ton ha-1

Untuk jarak 75 x 25 cm

1 ha = 1.000 kg/ha = 1.000.000 g/ha

= 0,75 x 0,25 m2 /10000 m2 x 1.000.000 g/ha

=18,75 g/tanaman

2

Kebutuhan Pupuk

Petroganik 2,0 ton ha-1

Untuk jarak 75 x 25 cm

1 ha = 2.000 kg/ha = 2.000.000 g/ha

Jarak 75 x 25 cm = 0,75 x 0,25 m2

= 0,75 x 0,25 m2 /10000 m2 x 2.000.000 g/ha

= 37,5 g/tanaman

3 Kebutuhan Pupuk

Petroganik 3,0 ton ha-1

Untuk jarak 75 x 25 cm

1 ha = 3000 kg/ha = 3.000.000 g/ha

Jarak 75 x 25 cm = 0,75 x 0,25 m

= 0,75 x 0,25 m2 /10000 m2 x 3.000.000 g/ha

= 56,25 g/tanaman

Page 38: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

38

Tabel Lampiran 6. Deskripsi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt)

Kriteria Keterangan

Varietas Produksi PT. East West Seed Indonesia Jawa Barat

Nama Varietas BONANZA F1

Umur 72 hari

Vigor Tanaman Kuat (7)

Daun Bendera -

Warna Kelobot Hijau Muda

Warna Butiran Jagung Kuning Kemerah-merahan

Tinggi Tongkol 120 cm

Tinggi Tanaman 300 cm

Bentuk Tongkol Silinder

Pengisian Biji Hingga Ujung Kadang-kadang Tidak Penuh

Bobot Dengan Klobot 475 g

Bobot Tanpa Klobot 370 g

Ukuran Tanpa Klobot 21 cm x 5.2 cm

Ukuran Butiran Kecil

Daya Simpan, Biji Mengkerut 3 -5 hari

Kemanisan dan Kelembutan Lembut Manis

Potensi Keluar 2 Tongkol/tanaman 40 %

Hasil Pertanaman 350 kg/tanaman

Sumber : PT Esat West Seed Indonesia, 2009.

Page 39: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

39

Tabel Lampiran 7. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Jagung Manis Umur 21

Hari Setelah Tanam (cm).

Dolomit Ulangan Petroganik

Total Rata-Rata P1 P2 P3

D1

I 30,75 40,75 39,25 110,75 36,92

II 40,50 39,50 39,25 119,25 39,75

III 28,75 26,75 35,50 91,00 30,33

Sub Total 100,00 107,00 114,00 321,00 107,00

Rata-Rata 33,33 35,67 38,00 107 35,66

D2

I 39,50 41,00 37,75 118,25 39,42

II 34,25 27,75 37,00 99,00 33,00

III 37,75 46,00 39,75 123,50 41,17

Sub Total 111,50 114,75 114,50 340,75 113,58

Rata-Rata 37,17 38,25 38,17 113,59 37,86

D3

I 37,75 38,75 42,25 118,75 39,58

II 30,50 40,50 29,25 100,25 33,42

III 36,50 38,75 43,50 118,75 39,58

Sub Total 104,75 118,00 115,00 337,75 112,58

Rata-Rata 34,92 39,33 38,33 112,58 37,53

Total 316,25 339,75 343,50 999,50 333,17

Rata-Rata 35,14 37,75 38,17 111,06 37,02

Tabel Lampiran 8. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Jagung Manis Umur 21 Hari

Setelah Tanam (cm).

SK DB JK KT FHitung FTabel

0.05 0.01

Perlakuan 8 252,20 31,52 1,01tn 2,51 3,71

Dolomit 2 59,64 29,82 0,58tn 3,55 6,01

Petroganik 2 289,68 144,84 2,81tn 3,55 6,01

(D*P) 4 112,28 28,07 0,54tn 2,93 4,58

Galat 18 928,82 51,60

Total 26 1390,42

Keterangan : * = Berpengaruh Nyata

tn = Tidak Berpengaruh Nyata

Page 40: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

40

Tabel Lampiran 9. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Jagung Manis Umur 28

Hari Setelah Tanam (cm).

Dolomit Ulangan Petroganik

Total Rata-Rata P1 P2 P3

D1

I 65,03 71,60 74,35 210,98 70,33

II 61,13 75,30 74,75 211,18 70,39

III 59,38 55,53 68,85 183,75 61,25

Sub Total 185,54 202,43 217,95 605,91 201,97

Rata-Rata 61,85 67,48 72,65 201,98 67,32

D2

I 71,75 76,58 70,48 218,80 72,93

II 65,18 54,85 72,70 192,73 64,24

III 69,13 83,25 70,45 222,83 74,28

Sub Total 206,06 214,68 213,63 634,36 211,45

Rata-Rata 68,69 71,56 71,21 211.46 70,48

D3

I 66,50 73,38 71,75 211,63 70,54

II 51,70 72,88 62,05 186,63 62,21

III 64,05 70,63 73,13 207,80 69,27

Sub Total 182,25 216,89 206,93 606,06 202,02

Rata-rata 60,75 72,30 68,98 202,03 67,34

Total 573,83 633,98 638,70 1846,50 615,50

Rata-rata 63,76 70,44 70,97 205,17 68,39

Tabel Lampiran 10. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Jagung Manis Umur 28

Hari Setelah Tanam (cm).

Keterangan : * = Berpengaruh Nyata

tn = Tidak Berpengaruh Nyata

SK DB JK KT FHitung FTabel

0.05 0.01

Perlakuan 8 501,24 62,65 1,21tn 2,51 3,71

Dolomit 2 59,64 29,82 0,58tn 3,55 6,01

Petroganik 2 289,68 144,84 2,8 tn 3.55 6,01

(D*P) 4 112,28 28,07 0,54tn 2,93 4,58

Galat 18 928,82 51,60

Total 26 1390,42

Page 41: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

41

Tabel Lampiran 11. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Jagung Manis Umur 35

Hari Setelah Tanam (cm).

Dolomit Ulangan Petroganik

Total Rata-Rata P1 P2 P3

D1

I 103,50 101,20 104,87 309,57 103,19

II 84,43 115,78 113,08 313,28 104,43

III 88,25 83,63 101,58 273,45 91,15

Sub Total 276,18 300,61 319,53 896,30 298,77

Rata-Rata 92,06 100,20 106,51 298,77 99,59

D2

I 108,98 112,13 102,63 323,73 107,91

II 92,00 84,13 108,25 284,38 94,79

III 96,88 122,83 113,45 333,16 111,05

Sub Total 297,86 319,09 324,33 941,27 313,76

Rata-Rata 99,29 106,36 108,11 313,76 104,59

D3

I 104,10 109,55 98,00 311,65 103,88

II 84,28 109,68 86,33 280,28 93,43

III 90,48 109,28 103,63 303,38 101,13

Sub Total 278,86 328,51 287,96 895,31 298,44

Rata-Rata 92,95 109,50 95,99 298,44 99,48

Total 852,88 948,18 935,33 2736,38 912,13

Rata-Rata 94,76 105,35 103,93 304,04 101,35

Tabel Lampiran 12. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Jagung Manis Umur 35

Hari Setelah Tanam (cm).

SK DB JK KT FHitung FTabel

0.05 0.01

Perlakuan 8 389,50 48,68 0,40tn 2,51 3,71

Dolomit 2 153,2 76,6 0,64tn 3,55 6,01

Petroganik 2 577,1 288,5 2,40tn 3.55 6,01

(D*P) 4 334,7 83,7 0,70tn 2,93 4,58

Galat 18 2164,0 120,2

Total 26 3229,0

Keterangan : * = Berpengaruh Nyata

tn = Tidak Berpengaruh Nyata

Page 42: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

42

Tabel Lampiran 13. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Jagung Manis Umur 42

Hari Setelah Tanam (cm).

Tabel Lampiran 14. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Jagung Manis Umur 42

Hari Setelah Tanam (cm).

SK DB JK KT FHitung FTabel

0.05 0.01

Perlakuan 8 1786,95 223,36 1,30tn 2,51 3,71

Dolomit 2 240,7 120,3 0,70tn 3,55 6,01

Petroganik 2 1165,6 582,8 3,41tn 3.55 6,01

(D*P) 4 983,1 245,8 1,44tn 2,93 4,58

Galat 18 3078,7 171,0

Total 26 5468,1

Keterangan : * = Berpengaruh Nyata

tn = Tidak Berpengaruh Nyata

Dolomit Ulangan Petroganik

Total Rata-Rata P1 P2 P3

D1

I 143,68 127,23 131,92 402,83 134,28

II 108,50 148,93 151,25 408,68 136,23

III 120,05 118,00 148,63 386,68 128,89

Sub Total 372,23 394,16 431,80 1198,19 399,40

Rata-Rata 124,08 131,39 143,93 399,40 133,13

D2

I 145,08 147,35 141,38 433,80 144,60

II 109,63 123,58 145,48 378,68 126,23

III 127,38 157,50 154,00 438,88 146,29

Sub Total 382,09 428,43 440,86 1251,36 417,12

Rata-Rata 127,36 142,81 146,95 417,12 139,04

D3

I 126,63 142,95 136,90 406,48 135,49

II 133,25 142,95 116,18 392,38 130,79

III 116,15 147,75 122,50 386,40 128,80

Sub Total 376,03 433,65 375,58 1185,26 395,09

Rata-Rata 125,34 144,55 125,19 395,08 131,70

Total 1130,33 1256,23 1245,98 3632,53 1210,84

Rata-Rata 125,59 139,58 138,44 404,75 134,91

Page 43: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

43

Tabel Lampiran 15. Data Hasil Tanaman Jagung Manis Panjang Tongkol Tanpa

Kelobot (g).

Dolomit Ulangan Petroganik

Total Rata-Rata P1 P2 P3

D1

I 19,63 17,38 18,90 55,91 18,64

II 16,10 19,05 19,48 54,63 18,21

III 18,73 18,45 21,40 58,58 19,53

Sub Total 54,46 54,88 59,78 169,12 56,37

Rata-Rata 18,15 18,29 19,93 56,37 18,79

D2

I 20,73 19,83 19,50 60,06 20,02

II 17,98 19,30 19,45 56,73 18,91

III 19,68 19,57 20,48 59,73 19,91

Sub Total 58,39 58,70 59,43 176,52 58,84

Rata-Rata 19,46 19,57 19,81 58,84 19,61

D3

I 19,73 21,40 18,73 59,86 19,95

II 16,95 19,58 17,25 53,78 17,93

III 17,65 21,83 15,70 55,18 18,39

Sub Total 54,33 62,81 51,68 168,82 56,27

Rata-Rata 18,11 20,94 17,23 56,28 18,76

Total 167,18 176,39 170,89 514,46 171,49

Rata-Rata 18,58 19,60 18,99 57,17 19,06

Tabel Lampiran 16. Analisis Ragam Hasil Tanaman Jagung Manis Panjang

Tongkol Tanpa Kelobot (g).

SK DB JK KT FHitung FTabel

0.05 0.01

Perlakuan 8 15,94 1,93 1,25tn 2,51 3,71

Dolomit 2 4,22 2,11 1,36tn 3,55 6,01

Petroganik 2 4,77 2,38 1,54tn 3.55 6,01

(D*P) 4 23,78 5,94 3,84* 2,93 4,58

Galat 18 27,87 1,54

Total 26 60,66

Keterangan :

* = Berpengaruh Nyata

tn = Tidak Berpengaruh Nyata

Page 44: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

44

Tabel Lampiran 17. Data Hasil Tanaman Jagung Manis Diameter Tongkol

Tanpa Kelobot (cm).

Tabel Lampiran 18. Analisis Ragam Hasil Tanaman Jagung Manis Diameter

Tongkol Tanpa Kelobot (cm).

SK DB JK KT FHitung FTabel

0.05 0.01

Perlakuan 8 97,45 12,18 21,36** 2,51 3,71

Dolomit 2 1,64 0,82 1,42tn 3,55 6,01

Petroganik 2 2,79 1,39 2,41tn 3.55 6,01

(D*P) 4 2,09 0,52 0,90tn 2,93 4,58

Galat 18 10,42 0,57

Total 26 16,95

Keterangan : * = Berpengaruh Nyata

tn = Tidak Berpengaruh Nyata

Dolomit Ulangan Petroganik

Total Rata-Rata P1 P2 P3

D1

I 8,08 8,80 8,03 24,91 8,30

II 5,98 7,93 7,63 21,54 7,18

III 8,40 7,25 8,65 24,30 8,10

Sub Total 22,46 23,98 24,31 70,75 23,58

Rata-Rata 7,49 7,99 8,10 23,58 7,86

D2

I 8,63 9,05 8,10 25,78 8,59

II 7,33 7,60 8,60 23,53 7,84

III 7,70 9,33 8,60 25,63 8,54

Sub Total 23,66 25,98 25,30 74,94 24,98

Rata-Rata 7,89 8,66 8,43 24,98 8,33

D3

I 8,08 8,80 7,90 24,78 8,26

II 6,90 8,60 7,40 22,90 7,63

III 7,65 8,35 6,15 22,15 7,38

Sub Total 22,63 25,75 21,45 69,83 23,28

Rata-Rata 7,54 8,58 7,15 23,27 7,76 Total 68,75 75,71 71,06 215,52 71,84

Rata-Rata 7,64 8,41 7,90 23,95 7,98

Page 45: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

45

Tabel Lampiran 19. Data Hasil Tanaman Jagung Manis Berat Tongkol Dengan

Kelobot (g).

Dolomit Ulangan Petroganik

Total Rata-Rata P1 P2 P3

D1

I 262,05 221,01 217,62 700,68 233,56

II 125,86 251,51 250,63 628,00 209,33

III 249,43 221,81 326,54 797,78 265,93

Sub Total 637,34 694,33 794,79 2126,46 708,82

Rata-Rata 212,45 231,44 264,93 708,82 236,273

D2

I 298,86 303,14 263,70 865,70 288,57

II 181,36 257,13 284,94 723,43 241,14

III 216,32 325,73 295,07 837,12 279,04

Sub Total 696,54 886,00 843,71 2426,25 808,75

Rata-Rata 232,18 295,33 281,24 808,75 269,58

D3

I 248,52 347,24 222,48 818,24 272,75

II 177,37 304,27 177,88 659,52 219,84

III 186,26 336,94 84,86 608,06 202,69

Sub Total 612,15 988,45 485,22 2085,82 695,27

Rata-Rata 204,05 329,48 161,74 695,27 231,76 Total 1946,03 2568,78 2123,72 6638,53 2212,84

Rata-Rata 216,23 285,42 235,97 737,62 245,873

Tabel Lampiran 20. Analisis Ragam Hasil Berat Tongkol Dengan Kelobot (g).

SK DB JK KT FHitung FTabel

0.05 0.01

Perlakuan 8 24470,18 3058,77 1,30tn 2,51 3,71

Dolomit 2 7682 3841 1,64tn 3,55 6,01

Petroganik 2 22869 11435 4,87* 3.55 6,01

(D*P) 4 33623 8406 3,58* 2,93 4,58

Galat 18 42279 2349

Total 26 106453

Keterangan :

* = Berpengaruh Nyata

tn = Tidak Berpengaruh Nyata

Page 46: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

46

Tabel Lampiran 21. Data Hasil Tanaman Jagung Manis Berat Tongkol Tanpa

Kelobot (g).

Dolomit Ulangan Petroganik

Total Rata-Rata P1 P2 P3

D1

I 185,29 171,08 162,86 519,23 173,08

II 89,75 180,32 189,52 459,59 153,20

III 179,96 159,69 250,63 590,28 196,76

Sub Total 455,00 511,09 603,01 1569,10 523,03

Rata-Rata 151,67 170,36 201,00 523,03 174,34

D2

I 222,60 221,66 190,30 634,56 211,52

II 132,17 165,92 198,01 496,10 165,37

III 170,64 252,56 222,93 646,13 215,38

Sub Total 525,41 640,14 611,24 1776,79 592,26

Rata-Rata 175,14 213,38 203,75 592,27 197,42

D3

I 185,31 256,69 164,80 606,80 202,27

II 133,71 214,38 130,65 478,74 159,58

III 166,69 248,72 88,50 503,91 167,97

Sub Total 485,71 719,79 383,95 1589,45 529,82

Rata-Rata 161,90 239,93 127,98 529,81 176,61

Total 1466,12 1871,02 1598,20 4935,34 1645,11

Rata-Rata 162,90 207,89 177,58 548,37 182,79

Tabel Lampiran 22. Analisis Ragam Hasil Berat Tongkol Tampa Klobot (gram).

SK DB JK KT FHitung FTabel

0.05 0.01

Perlakuan 8 13481,49 1685,18 1,26tn 2,51 3,71

Dolomit 2 2913 1456 1,10tn 3,55 6,01

Petroganik 2 9475 4737 3,57* 3.55 6,01

(D*P) 4 16392 4098 3,09* 2,93 4,58

Galat 18 23883 1327

Total 26 52663

Keterangan :

* = Berpengaruh Nyata

tn = Tidak Berpengaruh Nyata

Page 47: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

47

Gambar lampiran 1. Denah Cara Pengambilan Sampel pH Lahan Penelitian Pada

Tanah Berpasir

Keterangan :

(a) : Lahan Penelitian Pengambilan

Contoh pH Pada Tanah Berpasir

X : Titik Pengambilan Sampel pH

Lahan Penelitian

X

(1)

X

(4)

X

(3)

X

(5)

X

(2)

32 m2

8 m2

(a)

Page 48: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

48

Gambar Lampiran 2. Denah Percobaan Lapangan

Keterangan :

P1, P2 dan P3 : Pupuk Petroganik

D1, D2 dan D3 : Kapur Dolomit

(1), (2), (3) ...(27) : Nomer Petakan

U : Utara

S : Selatan

D2P2

(2)

D1P3

(12)

D2P2

(11)

D2P1

(20)

D3P3

(13)

D2P2

(25)

D1P3

(24)

D3P2

(23)

D2P1

(22)

D1P1

(21)

D1P3

(27)

D1P1

(26)

D2P3

(14)

D2P1

(16)

D1P2

(6)

D2P2

(5)

D3P1

(4)

D3P1

(3)

D1P2

(18)

D3P2

(17)

D2P3

(15)

D2P3

(8)

D3P2

(9)

D1P1

(7)

U

S

D2P2

(10)

D2P2

(1)

D2P2

(19)

Page 49: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

49

U

S

Gambar Lampiran 3. Satuan Percobaan

Keterangan : P x L : 3 x 2 m2

1, 2, 3, s/d 32 : Nomer Tanaman

U : Utara

S : Selatan

Sampel Diambil Secara Random Sebanyak 4 Tanaman

Lokasi Tanaman Untuk Pengambilan Sampel Secara Random

25 cm

1 2 3 4 5 6 7 8

75 cm

9 10 11 12 13 14 15 16

17 18 19 20 21 22 23 24

25 26 27 28 29 30 31 32

3 m2

2 m2

Page 50: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

50

Keterangan :

(a) : Lahan Masih Asli

(b) : Pengecek pH Pada Tanah Yang Belum di Beri Kapur Dolomit

(c) : Pengapuran Lahan Penelitian Pada Tanah Berpasir

(d) : Pengecek pH Pada Tanah Berpasir Yang Sudah Di Beri

Kapur Dolomit

Gambar Lampiran 4. Pengecekan pH Tanah Pada Lahan Penelitian

(a) (b)

(c) (d)

Page 51: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

51

Keterangan :

(e) : Lahan Masih Asli

(f) : Lahan Setelah Diolah Menggunakan Traktor

(g) : Pengapuran Lahan Menggunakan Kapur Dolomit

(h) : Pemasangan Ajir di Lahan Penelitian

Gambar Lampiran 5. Lahan Penelitian

(a) (b)

(c) (d)

Page 52: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

52

Keterangan :

(a) : Tanaman Jagung Umur 21 Hari Setelah Tanaman

(b) : Tanaman Jagung Umur 28 Hari Setelah Tanaman

(c) : Tanaman Jagung Umur 35 Hari Setelah Tanaman

(d) : Tanaman Jagung Umur 42 Hari Setelah Tanaman

Gambar Lampiran 6. Umur Tanaman Jagung Manis Di Lahan Penelitian

(a) (b)

(c) (d)

Page 53: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

53

Keterangan :

(a) : Pemanenan Sampel Jagung Manis

(b) : Pengumpulan Hasil Panen Sampel Jagung Manis

(c) : Sortasi Hasil Panen Sampel Jagung Manis

(d) : Pengumpulan Hasil Panen Jagung Manis Setiap Perlakuan

Gambar Lampiran 7. Hasil Panen Jagung Manis

(a) (b)

(c) (d)

Page 54: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

54

Keterangan :

(a) : Penimbangan Sampel Tongkol Tanpa Kelobot

(b) : pengupasan salah satu sampel jagung manis

(c) : Pemilihan Sampel Tongkol Tanpa Kelobot

(d) : Pengumpulan Sampel Tongkol Tanpa Kelobot

Gambar Lampiran 8. Hasil Panen Jagung Manis Tongkol Tanpa Kelobot

(a) (b)

(c) (d)

Page 55: 1 I. PENDAHULUAN - · PDF fileadalah tanah yang masih marginal dan salah satunya berupa tanah berpasir. Mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan bagi tanaman

55