laporan praktikum padang pengembalaaan

22
LAPORAN PRAKTIKUM TATA LAKSANA PADANG PENGGEMBALAAN DISUSUN : SUDI INDRA MULIADI 1213060087 LABORATORIUM ILMU-ILMU DASAR UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI MEDAN 2015

Upload: sudi-adi

Post on 14-Nov-2015

89 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Padang Pengembalaaan UNPAB

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    TATA LAKSANA PADANG PENGGEMBALAAN

    DISUSUN :

    SUDI INDRA MULIADI 1213060087

    LABORATORIUM ILMU-ILMU DASAR

    UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI

    MEDAN

    2015

  • i

    HALAMAN PENGESAHAN

    LAPORAN PRAKTIKUM TATA LAKSANA PADANG PENGGEMBALAAN

    Laporan ini di ajukan dan disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian praktikal test mata kuliah

    tata laksana padang pengembalaan di Laboratorium Ilmu-ilmu Dasar Universitas Pembangunan Panca Budi

    Medan.

    Mata Kuliah Tata Laksana Padang Pengembalaan

    Program Studi Peternakan

    Penyusun Sudi Indra Muliadi

    Medan, 4 April 2015

    Mengetahui

    Ka. Ur. Lab. IID Pembimbing Praktikum

    .......................................... Sri Setyaningrum, S.Pt., MSi

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan penulis kesehatan,

    karunia, dan rezeki sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Tata Laksana Padang

    Penggembalaan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

    1. Bapak Dr. H. M. Isa Indrawan, SE, MM selaku Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.

    2. Ibu Ir. Hj. Armaniar, MP selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Panca Budi

    Medan.

    3. Bapak Andika Putra, Spt, MPt selaku Ketua Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas

    Pembangunan Panca Budi Medan.

    4. Ibu Sri Setyaningrum, S.Pt, MSi selaku Pembimbing Praktikum yang telah membimbing dalam

    Praktikum.

    5. Orang tua penulis yang telah membantu dari segi dukungan moral dan doanya.

    6. Teman-teman mahasiswa Fakultas Pertanian Program Studi Peternakan yang telah membantu dalam

    penyelesaian laporan ini.

    Apabila dalam penulisan laporan praktikum ini masih ada beberapa kesalahan baik dalam penulisan

    maupun isi, maka sangat diharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini.

    Semoga penulisan laporan magang ini dapat di terima dengan baik oleh seluruh civitas akademik maupun

    masyarakat.

    Medan, 4 April 2015

    Penulis

  • iii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN PENGESAHAN i

    KATA PENGANTAR ii

    DAFTAR ISI iii

    I. PRAKTIKUM I Produksi Hijauan dan Penetapan Kapasitas Tampung

    Pendahuluan 1

    Tinjauan Pustaka 3

    Materi dan Metode Penelitian 5

    Hasil Penelitian dan Pembahasan 6

    Kesimpulan dan Saran 7

    Daftar Pustaka 8

    II. PRAKTIKUM II Pengukuran Komposisi Botani

    Pendahuluan 9

    Tinjauan Pustaka 10

    Materi dan Metode Penelitian 12

    Hasil Penelitian dan Pembahasan 13

    Kesimpulan dan Saran 14

    Daftar Pustaka 15

    III. LAMPIRAN 16

  • PRAKTIKUM I

    PRODUKSI HIJAUAN DAN PENETAPAM KAPASITAS TAMPUNG

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dalam mengusahakan tanaman makanan ternak atau memberikan hijauan makanan

    ternak/melepaskan hewan ternak ke lapangan harus dikaetahui terlebih dahulu jenis-jenis hijauan

    makanan ternak yang ada. Untuk mengetahui jenis-jenis tanaman makanan ternak petunjuk yang dapat

    digunakan adalah morfologis, botanis dan agronominya. Masing-masing jenis memiliki persamaan dan

    perbedaan yang perlu diketahui sebab hal ini sangat berhubungan dengan produksi ternak yang

    dihasilkannya, tatalaksana dan tindakan serta pengawasan yang dilakukan dan lain-lainnya. Misalnya

    rumput-rumputan yang berumpun biasanya baik untuk potongan dan rumput yang merambat dan

    menjalar memilki banyak stolon adalah baik untuk grazing.

    Hijauan makanan ternak adalah tumbuhan yang dapat dimakan dan diberikan kepada ternak, tidak

    beracun (merugikan) untuk tujuan hidup, produksi reproduksi ternak. Hijauan makanan ternak terdiri

    dari : tanaman makanan ternak pada umumnya terdapat dalam dua famili yaitu graminae (rumpu-

    rumputan) dan Leguminosa (kacang-kacangan), limbah pertanian,, pohon-pohonan dan dedaunan dari

    perdu-perduan (browse).

    B. Tujuan Praktikum

    Tujuan dari praktikum ini adalah

    1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menentukan kapasitas tampung dengan menggunakan

    cuplikan.

    2. Untuk mengetahui produksi hijauan/Ha/tahun dari padang penggembalan yang dikunjungi.

    3. Untuk mengetahui Unit Ternak padang penggembalaan.

  • 2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Padang Penggembalaan

    Padang Penggembalaan adalah suatu daerah padangan dimana tumbuh tanaman makanan ternak

    yang tersedia bagi ternak yang dapat menyenggutnya menurut kebutuhannya dalam waktu singkat. Padang

    penggembalaan tersebut bisa terdiri dari rumput atau leguminosa, tetapi suatu padang rumput yang baik

    ekonomis adalah yang terdiri dari rumput dan leguminosa (Anonimous, 1995).

    Perluasan areal padang penggembalaan adalah upaya memperluas padang penggembalaan guna

    meningkatkan produksi hijauan makanan ternak yang berkualitas (Reksohadiprodjo, 1985).

    Padang penggembalaan adalah tempat atau lahan yang ditanami rumput unggul dan atau legume

    (jenis rumput/ legume yang tahan terhadap injakan ternak) yang digunakan untuk menggembalakan ternak

    (Yunus, 1997).

    Usaha padang penggembalaan adalah suatu bentuk usaha peternakan (ternak ruminansia) yang

    menggunakan padang penggembalaan, dengan landasan kapasitas tampung (carrying capacity)

    (Reksohadiprodjo, 1985).

    A.1. Tipe Padang Penggembalaan

    Padang penggembalaan dapat diklasifikasikan menjadi empat golongan utama, yaitu: Padang

    Penggembalaan Alam, Padang Penggembalaan Permanen yang sudah diperbaiki, Padang

    Penggembalaan Buatan (Temporer), dan Padang Penggembalaan dengan Irigasi.

    1.Padang Penggembalaan Alam,Spesies tumbuh-tumbuhan pakan ternak yang terdapat dalam

    golongan ini belum disebar atau ditanam dan floranya relatif belum diganggu oleh campur

    tangan manusia (McIlroy, 1976). Reksohadiprodjo (1994) menambahkan bahwa manusia hanya

    mengawasi ternak yang digembalakan. Ternak berpindah-pindah secara normal. Menurut Mc

    Illroy (1976), pengikutsertaan leguminosa yang sesuai untuk membentuk pertanaman campuran

  • 3

    rumput atau leguminosa dan pengaturan penggembalaan merupakan langkah pertama yang

    penting untuk perbaikan padang rumput ini.

    2. Padang Penggembalaan Permanen yang sudah diperbaiki,spesies-spesies hijauan pakan ternak

    dalam golongan ini belum disebar atau ditanam tetapi komposisi botaninya telah diubah dengan

    jalan mengatur penggembalaaan dengan seksama atau dengan pemotongan, drainase,

    penggunaan pupuk, pengolahan tanah, penanaman ulang dan pemberantasan tumbuh-tumbuhan

    pengganggu (McIlroy, 1976).

    3. Padang Penggembalaan Buatan (Temporer), tanaman-tanaman makanan ternak dalam

    padangan telah ditanam, disebar dan dikembangkan oleh manusia. Padangan dapat menjadi

    padangan permanen atau seling dengan tanaman pertanian (Reksohadiprodjo, 1994). Menurut

    Susetyo (1980), padang penggembalaan temporer dibedakan menjadi jangka pendek dan jangka

    panjang. Jangka pendek dilakukan antara 3-4 tahun yang dilakukan dengan jalan memberikan

    tanaman selingan berupa tanaman pertanian untuk perbaikan kesuburan tanah. Jangka panjang

    dilakukan antara 6-10 tahun, dimana setelah mencapai kurang lebih 10 tahun padang

    penggembalaan dibongkar langsung untuk direnovasi, jadi tanpa adanya tanaman selang.

    4. Padang Penggembalaan dengan Irigasi,Padangan biasanya terdapat di daerah sepanjang sungai

    atau dekat sumber air. Penggembalaan ternak dijalankan setelah padangan menerima pengairan

    selama 2 sampai 4 hari. Cara penggembalaan dengan irigasi dibedakan menjadi: cara ekstensif;

    cara semi ekstensif; cara stripgrazing; seiling (zero grazing) yaitu hijauan dipotong manusia

    dan diberikan di kandang (Reksohadiprodjo, 1994). Supaya dapat mempertahankan hasil yang

    tinggi, maka padang penggembalaan irigasi diperlukan pemupukan berat (McIlroy, 1976).

    Komposisi botani padang penggembalaan tidak selalu konstan. Perubahan susunan komponen

    selalu terjadi oleh pengaruh musim, kondisi tanah dan sistem penggembalaan. Komposisi suatu

    padangan dipengaruhi oleh curah hujan, ketinggian tempat dan pengelolaan penggembalaan.

    Komposisi botani suatu padang rumput sebagian besar ditentukan oleh tata laksananya (McIlroy,

  • 4

    1976). Dijelaskan lebih lanjut bahwa penggembalaan berat pada awal musim penggembalaan yang

    diikuti dengan periode istirahat cenderung akan menekan jenis tumbuhan yang masak dini dan

    menguntungkan jenis-jenis yang tumbuh lambat, sedangkan jika menunda penggembalaan sampai

    musim penggembalaan lebih lanjut akan berpengaruh sebaliknya

    B. Kapasitas Tampung Padang Penggembalaan.

    Pengambilan sampel hijauan dilakukan dengan destructive sampling method (Mannetje and Haydock,

    1963; Tothill dkk., 1992) menggunakan sepasang kuadran dengan ukuran individual 1 x 1 m. Sepasang

    kuadran tersebut ditempatkan secara acak pada lokasi pengambilan sampel dengan jarak interval antara satu

    titik pengambilan sampel dan titik berikutnya sekitar 10 m, mengikuti dua transek paralel berjarak sekitar

    20 m. Semua vegetasi yang ada dalam setiap kuadran dipotong menggunakan sabit dan gunting, dan sampel

    tersebut ditempatkan dalam amplop kertas untuk kemudian dianalisis di laboratorium.

    Kapasitas tampung padang penggembalaan dihitung menurut Reksohadiprodjo (1985), dengan asumsi

    bahwa satu unit ternak (UT) setara dengan sapi dengan bobot 500 kg (Geowatski 1977 dalam Pudjiarti,

    1988), dengan kebutuhan pakan ternak per hari (dalam bentuk bahan kering) ditetapkan sebesar 3% dari

    bobot badan, dan bahwa periode stay (merumput) selama 70 hari (Susetyo, 1980).

    Besarnya produksi hijauan atau kebun rumput pada suatu areal dapat diperhitungkan, seperti berikut :

    1.Produksi Kumulatif, merupakan produksi padang penggembalaan atau kebun rumput yang

    ditentukan bertahap selama 1 tahun. Setiap pemotongan produksi hijauan rumput diukur dan dicatat.

    Setalah 1 tahun seluruh produksi dijumlah, dan hasilnya merupakan produksi kumulatif.

    2.Produksi Realitas, merupakan produksi yang ditentukan oleh setiap pemotongan hijauan rumput

    seluruh areal padang penggembalaan atau kebun rumput. Jadi, produksi realitas adalah produksi

    sebenarnya yang bisa diukur dengan produksi ternak.

    3.Produksi Potensial, merupakan produksi yang ditentukan atas dasar perkiraan suatu areal padang

    penggembalaan atau kebun rumput. Jadi, perhitungan ini cenderung disebut sebagai taksiran.

  • 5

    BAB III

    MATERI DAN METODE PENELITIAN

    A. Waktu dan Tempat

    Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut:

    Hari : Sabtu, 04 April 2015

    Waktu : Pukul 08.00 WIB selesai Tempat : Medan Helvetia.

    B. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan :

    Frame cuplikan bujur sangkar dengan ukuran 1 x 1 m2

    Kantong plastik

    Alat pemotong

    Timbangan

    Alat Tulis

    C. Metode Penelitian / Prosedur 1. Tentukan luas lahan penggembalaan yang akan di ukur, dan bentuknya gambar di kertas. 2. Buat 5 titik lokasi kuadran.

    3. Hijauan di dalam setiap kuadran di potong sedekat mungkin dari permukaan tanah. 4. Hijauan hasil pemotongan di masukkan dalam plastik untuk ditimbang, dan di catat. 5. Buat tabel kuadran sbb. :

    Kuadran No. Kg/m2

    1

    2

    3

    4

    5

    Rata-rata

    6. Perhitungan kapasitas tampung dihitung pedoman Reksohadiprodjo (1985) dengan standar Satuan Ternak dan kebutuhan pakan sutuan ternak (1 ST) ruminansia sebesar 10% dari Bobot Badan

    berdasarkan bahan Segar.

    k-1

    k-1 k-1

    k-1 k-1

  • 6

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    Kuadran No. Kg/m2

    1 0,1 Kg

    2 0,2 Kg

    3

    4

    5

    Rata-rata 0,15 Kg

    Rataan bobot sampel (Kg/m2) (1) Hasil cuplikan = 0.15

    Produksi Hijauan (kg/ha) (2) (1) x 10.000 (m2/ha) = 1500

    Proper Use Factor (PUF) (3) Tingkat Penggunaan = 0.25

    Hijauan Tersedia (kg/ha) (4) (2) x (3) = 375

    Kebutuhan hijauan perbulan

    (kg/ST)

    (5) 10% x (350) x 30 = 1050

    Kebutuhan lahan perbulan

    (ha/ST)

    (6) (5) / (4) = 2.8

    Konversi luas lahan pertahun (7) (3.33-1) 30 = 70

    Kebutuhan lahan pertahun

    (ha/ST)

    (8) 3.33 x (6) = 19.98

    Kapasitas Tampung (ST/ha/th) (9) 1 / (8) = 0.05

    B. Kesimpulan

    Dari hasil pengambilan sampel yang telah dilakukan, didapat data seperti tertera pada tabel diatas. Berat

    rumput yang didapat tiap petak sangat bervariasi di kuadran 1 mendapat 0,1 Kg sedangkan di kadran 2

    mendapatkan 0,2 Kg. Sehingga memiliki rata-rata 0,15 Kg dengan kapasitas tampung setelah di hitung

    menurut pedoman Reksohadiprojo (1985) sebesar 0,05 ST/ha/th.

  • 7

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Padang penggembalaan yang berlokasi di Medan Helvetia memiliki kapasitas daya tampung sebesar

    0,05 ST/ha/th dengan PUF : Presentasi yang boleh direnggut ternak 25%

    B. Saran

    Ketika praktikum usahakan dalam penggambilan rumput sampai pada akar yang paling bawah, hal ini

    bertujuan agar hasil praktikum maksimal.

  • 8

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonimous. 1990. Hijauan Makanan Ternak. Kanisius : Yogyakarta

    Anonimous. 1995. Hijauan Makanan Ternak. Kanisius : Yogyakarta

    Arismunandar. 1983. Mendayagunakan Tanaman Rumput. Sinar Baru : Bandung

    Dwidjoseputro. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia : Jakarta

    Guritno, B dan A. Soehono. 1980. Pengaruh Umur Bibit dan Kepadatan Tanaman terhadap Pertumbuhan

    dan Produksi Padi IR 36. Agrivita. Universitas Brawijaya : Malang

    Hakim. 1986. Dasar dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung : Lampung

  • PRAKTIKUM II

    PENGUKURAN KOMPOSISI BOTANI

  • 9

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Padang penggembalaan merupakan suatu areal yang ditumbuhi vegetasi dominant famili Gramineae

    dan mungkin juga terdapat jenis tumbuhan lainya seperti legume, dan herba lainya yang digunakan untuk

    makanan ternak. Padang penggembalaan daerah tropic biasanya menghasilkan hijauan yang melimpah pada

    musim hujan, pada saat sesudah itu tunas tanaman biji tumbuh dan berkembang dengan baik dan cepat.

    Hijauan makanan ternak memegang peranan penting bagi ternak Ruminansia, besarnya sumbangan

    hijauan bagi ternak Ruminasia 74-94% atau bisa mencapai 100% . Untuk memenuhi kebutuhan ternak maka

    dibutuhkan hijauan yang mempunyai kualitas tinggi, kuantitas yang cukup serta ketersediaan dapat

    berkelanjutan. Penyediaan pada padang pengembalaan dapat berupa rumput dan legume dengan komposisi

    rumput 60% dan legume 40%

    Untuk menjaga agar ketersediaan akan hijauan pakan ternak jangan sampai kekurangan maka salah satu

    alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara alami sebagai

    padang pengembalaan dan integrasi ternak terhadap Tanaman makanan ternak kedalam pola perkebunan

    dan pertanian setempat, selain itu perlu adanya pembuatan kebun rumput atau padang penggembalaan yang

    dapat menyediakan berbagai jenis hijauan unggul serta disesuaikan dengan kapasitas tampung terhadap

    jumlah ternak

    B. Tujuan Praktikum

    Tujuan dari praktikum ini adalah

    1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menentukan komposisi botani suatu padang

    penggembalaan.

    2. Untuk pengukuran kapasitas tampung suatu lahan terhadap satuan ternak.

    3. Untuk mengetahui pola intergrasi ternak terhadap hijauanmaknan ternak kedalam pola pertanian

    dan perkebunan.

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Cahaya termasuk faktor lingkungan yang penting, karena peranan yang mendasar dari fotosintesis

    didalam metabolisme tanaman. Secara fisilogis cahaya mempunyai pengaruh baik lansung maupun tidak

    langsung pengaruh pada metabolisme secara langsung melalui fotosintesis dan secara tidak lansung melalui

    pertumbuhan dan perkembangan tanaman. (Fitter dan Hay, 1992)

    Setiap spesies tanaman ternak akan menberikan Respon yang berbeda terhadap tingkat cahaya yang

    diterimah. Pada umumnya tanaman C4 mampu meningkatkan fotosintesis pada tingkat cahaya matahari

    penuh,sedangkan C3 telah mencapai kejenuhan sebelum mencapai matahari penuh. (Gardner dkk, 1985)

    Penyebaran ternak tidak hanya untuk menambah populasi tetapi merupakan upaya penyebaran atau

    pemerataan pemilikan ternak kepad petani kecil, penyebaran pemilikkan diharapkan dapat memanfaatkan

    sumber pakan yang tersebar dan tenaga kerja sisa yang ada pada keluarga petani di pedesaan, khususnya

    untuk ternak ruminasia, penyebaran ini sekaligus untuk mendorong pemanfaatan tenaga kerja dan kotoran

    ternak dalam usaha tani. (Ilyas, 1992)

    Potensi lahan untuk setiap daerah berbeda dan mempunyai faktor pembatas yang berbeda pula,

    diantaranya keadaan topografi, iklim, sumber air dan jenis tanaman yang dikembangkan, keadaan ini angat

    menetukkan pemilihan daerah pengembangan ternak ruminansia. (Mulyadi, 1981)

    Komposisi botani suatu padang pengembalaan tidak selalu konstan karean dipengaruhi musim,

    kondisi lahan dan pemanfaatan oleh ternak maupun melalui pemotongan oleh manusia. Gambaran umum

    produksi riil optimum padang penggembalaan dapt dicapi apabilah komponen kacang-kacangan berkisar

    antara 30-40% bahan kering (Kismono,1979).

    Kapasitas tampung mempunyai hubungan ynag erat denga produksi ternak yang dihasilkan

    (Humpreys, 1978: Susetyo, 1980).

    Produksi rumput yang tumbuh ditanah sawah, kebun, hutan dan pinggir jalan berkisar antara 14-15

    ton BK/tahun sedangkan pengunaan sekitar 1,5 ton BK/tahun. Kapasitas tampung ternak ruminansia disuatu

  • 11

    wilayah menunjukkan populasi maksimum suatu jenis ternak ruminansia yang ada diwilayah tersebut

    selanjutnya kapasitas tampung ternak dihitung atas dasar ketersediaan dan produktivitas lahan (Direktorat

    jenderal peternakan, 1993).

    Kapasitas tampung disuatu wilayah sangat dipengaruhi oleh iklim, produktivitas tanah, dan pola

    pertanian yang dilakukan didaerah tersebut. (Susetyo, 1980)

    Komponen iklim yang terpenting untuk daerah tropik adalah curah hujan, tinggi rendahnya curah

    hujan disuatu daerah berpengaruh langsung terhadap tingkat kesuburan dan pertumbuhan tanaman, bila

    pertumbuhan tanaman terganggu maka produksinya terganggu pula. Syarief, 1980)

    Kompetisi adalah salah satu corak hubungan antara keadaan lingkungan di sekitarnya yang berinteraksi

    dan selanjutnya keadaan lingkungan tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan yang lain.

    (Tjitrosoedirjo,1983). Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetisi adalah spesies tanaman,

    kepadatan/kerapatan tanam, persaingan cahaya, persaingan air dan persaingan nutrisi (Moenandir, 1988).

    Bagi kebanyakan cultivar tanaman, panjang siang hari atau panjang malam hari penting untuk

    terjadinya bunga dan adanya reaksi kekuatan untuk berbunga. Stylo merupakan legum yang tidak tolerant

    terhadap naungan. (Soedomo reksohadiprodjo, 1981). Pengurangan sampai legum hanya mengalami 0.74

    % dari panjang siang hari menurunkan pertumbuhan tunas sebanyak 47 %, sedangkan naungan sampai

    menyebabkan peguragan panjang siang hari sampai hanya 0,38 % akan menyebabkan kematian sebanyak

    33%. (Sillar, 1967)

  • 12

    BAB III

    MATERI DAN METODE PENELITIAN

    A. Waktu dan Tempat

    Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut:

    Hari : Sabtu, 04 April 2015

    Waktu : Pukul 08.00 WIB selesai

    Tempat : Medan Helvetia.

    B. Bahan dan Alat

    Bahan dan alat yang digunakan :

    Frame cuplikan bujur sangkar dengan ukuran 1 x 1 m2

    Kantong plastik

    Alat pemotong

    Timbangan

    Alat Tulis

    C. Metode Penelitian / Prosedur

    1. Gunakan hasil cuplikan produksi hijauan di praktikum sebelumnya (diketahui bertanya), dan

    kelompokan kepada rumput (R), legum (L), dan gulma (G) dan ditimbang.

    2. Untuk mengetahui presentasi komposisi botani digunakan rumus :

    %Komponen X = (/2)

    (/2) x 100%

  • 13

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Hasil Cuplikan

    Hasil Cuplikan Kg/m2

    Rumput (R) 0,265 Kg

    Legum (L) 0 Kg

    Gulma (G) 0.035 Kg

    Total 0,3 Kg

    2. Presentasi Komposisi Botanis

    %Komponen (R) = 265

    300 x 100%

    = 88%

    %Komponen (L) = 0

    300 x 100%

    = 0%

    %Komponen (G) = 35

    300 x 100%

    = 12%

    B. Kesimpulan

    Dari hasil pengambilan sampel yang telah dilakukan, didapat data seperti tertera pada tabel diatas.

    Sebagian besar adalah rumput dengan presentase 88% dan sisanya adalah gulma yang terdapat sekitar 12%.

    Sedangkan legum sendiri tidak terdapat hal ini disebabkan karena padang pengembalaan memang hanya di

    tanami rumput gajah.

  • 14

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    1. Kesimpulan

    Dari data yang di ambil di padang penggembalaan rumput mendominasi 88% dari total yang diteliti,

    adapun gulma yang tumbuh juga dapat di makan oleh ternak dan tidak mengganggu dari padang

    penggembalaan itu sendiri.

    2. Saran

    Ketika praktikum usahakan dalam penimbangan agar memperhatikan betul berapa jumlah timbangan

    yang tampil.

  • 15

    DAFTAR PUSTAKA

    Haryadi dan Arismunandar. 1982. Dasar dasar Perabukan. CV. Sinar Baru : Bandung

    Reksohadiprodjo, S. Dan R. Utama. 1983. Adaptasi Hijauan Makanan Ternak Terhadap

    Lingkungan. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta

    Reksohadiprodjo, S. Dan B. Suhartanto. 1983. Pengolahan Kebun Hijauan Makanan Ternak Terhadap

    Lingkungan. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta

    Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. BPFE. Universitas Gadjah

    Mada : Yogyakarta

    Susetyo, I. Kismono dan B. Suwardi. 1981. Hijauan Makanan Ternak. Direktorat Jenderal Peternakan

    Departemen Pertanian : Jakarta

  • 16

    LAMPIRAN

    Pengaritan Tanaman

    Pemilihan Rumput dan Gulma