laporan pli semen padang (kampus)

94
LAPORAN PENGALAMAN LAPANGAN INDUSTRI PENGAPLIKASIAN PLC SIEMENS SIMATIC S-7 SEBAGAI KONTROL PORTAL SCRAPER DI STORAGE INDARUNG III Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Penyelesaian Pengalaman Lapangan Industri Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang Semester Januari - Juni 2014 OLEH: RISQI FAJRIL NIM : 17634 / 2010 Jurusan Teknik Elektronika Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektronika FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014

Upload: rizqi-fajril

Post on 24-Nov-2015

195 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Laporan PLI Semen Padang (Kampus)

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PENGALAMAN LAPANGAN INDUSTRI

    PENGAPLIKASIAN PLC SIEMENS SIMATIC S-7

    SEBAGAI KONTROL PORTAL SCRAPER

    DI STORAGE INDARUNG III

    Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Penyelesaian Pengalaman

    Lapangan Industri Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

    Semester Januari - Juni 2014

    OLEH:

    RISQI FAJRIL

    NIM : 17634 / 2010

    Jurusan Teknik Elektronika

    Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektronika

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI PADANG

    2014

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Tujuan utama pendidikan nasional diarahkan pada pengembangan dan

    peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu manusia Indonesia seutuhnya

    yang memiliki wawasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta

    memiliki keterampilan dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Untuk

    mencapai tujuan tersebut, perlu dilaksanakan suatu program pendidikan dan

    pelatihan secara berkesinambungan. Hal ini dimaksudkan agar terjadi keterkaitan

    yang baik antara dunia pendidikan dengan dunia kerja/industri dalam hubungan

    saling membutuhkan, saling melengkapi dan saling mendukung pencapaian

    tujuan pembangunan.

    Fakultas Teknik Universitas Negeri padang (FT UNP) sebagai salah satu

    lembaga pendidikan yang bertugas menghasilkan tenaga kerja yang profesional

    dalam bidangnya, berupaya untuk melaksanakan program-program pendidikan

    yang bertujuan menghasilkan lulusan yang tidak hanya memahami ilmu

    pengetahuan dan teknologi secara konseptual dan teoritis dalam bangku

    perkuliahan, tetapi juga mampu mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu

    tersebut didunia kerja/industri secara praktis.Salah satu upaya pencapaian

    tersebut Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang (FT UNP) mengirimkan

    mahasiswa-mahasiswinya yang telah memenuhi persyaratan akademis untuk

  • melaksanakan Pengalaman Lapangan Industri (PLI). PLI merupakan suatu

    perwujudan Pendidikan Sistem Ganda. Yang dimaksud dengan pendidikan

    sistem ganda adalah pendidikan yang dilaksanakan pada dua lingkungan, yaitu

    dilingkungan akademis dan diaplikasikan pada lingkungan kerja/industri, dengan

    tujuan agar ilmu yang didapat selama dibangku perkuliahan dapat diaplikasikan

    dan dikembangkan di dunia kerja/industri.

    Selain itu PLI juga dimaksudkan sebagai persiapan mahasiswa-mahasiswi

    dalam menghadapi dunia kerja/industri setelah menyelesaikan studi. Lama waktu

    pelaksanaan Pengalaman Lapangan Industri ini (PLI) dilaksanakan sesuai dengan

    beban Satuan Kredit Semester (SKS) yang diambil dan jumlah jam kerja

    perminggu dari industri itu sendiri. PLI merupakan suatu keharusan dalam setiap

    kurikulum lembaga pendidikan kejuruan. Dengan adanya pelaksanaan kegiatan

    PLI tersebut diharapkan mahasiwa-mahasiswi yang telah menjalankannya

    mampu memadukan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama dibangku

    kuliah dengan pengetahuan dan pengalaman kerja selama didunia kerja/industri.

    PLI juga dimaksudkan untuk memberikan wawasan yang lebih luas kepada

    mahasiswa-mahasiswi mengenai perkembangan aktual di dunia kerja/industri.

    PLI juga dapat memberikan dampak positif bagi pihak perusahaan untuk menilai

    secara langsung kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa-mahasiswi, dengan

    tujuan mencari tenaga kerja yang sesuai. Dimana akan dibutuhkan oleh

    perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

  • Secara tidak langsung kegiatan ini juga merupakan salah satu kontribusi

    dunia kerja/industri untuk ikut berpartisipasi mendukung proses pendidikan

    khususnya pendidikan kejuruan,sekaligus dunia kerja/industri yang bersangkutan

    dapat memperkenalkan perkembangan teknologinya terhadap dunia pendidikan.

    1. Tujuan Pengalaman Lapangan Industri

    Kegiatan PLI bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan

    pengalaman langsung dalam berbagai kegiatan yang direncanakan di

    perusahaan atau industri, sehingga mahasiswa dapat menerapkan apa yang

    diperoleh dibangku kuliah agar sesuai dengan tuntutan yang dibutuhkan

    didunia industri.

    a. Secara Umum

    1) Mampu beradaptasi dengan lingkungan industri dan dunia usaha

    melalui keikutsertaan dalam disiplin kerja dan mematuhi peraturan

    yang berlaku oleh pihak perusahaan atau industri.

    2) Mengetahui sistem dan lingkungan kerja pada PT Semen Padang.

    3) Memberikan gambaran yang jelas tentang sistem Pemeliharaan

    Listrik dan Instrumen di PT Semen Padang.

    4) Sebagai persiapan bagi penulis untuk terjun langsung ke industri atau

    dunia kerja.

    5) Penerapan dan pengembangan pengetahuan serta keterampilan yang

    miliki selama perkuliahan.

  • 6) Memperoleh pengalaman dan perluasan pandangan terhadap ilmu-

    ilmu di tempat Pengalaman Lapangan Industri yang berlum dikenal

    oleh mahasiswa.

    7) Membuat laporan Pengalaman Lapangan Industri dengan format

    yang baik dan benar.

    8) Adapun tujuan dari penulisan praktek lapangan ini merupakan hasil

    pengalaman mahasiswa selama praktek yang berkaitan dengan

    jurusan pada saat dibangku perkuliahan.

    9) Mahasiswa mampu, memahami, memantapkan, dan mengembangkan

    mata pelajaran yang berkaitan dengan jurusan di fakultas.

    10) Mahasiswa mempunya alternatif untuk pemecahan masalah yang

    ditemuinya.

    b. Secara Khusus

    1) Membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan pengalaman kerja

    yang sebenarnya.

    2) Memantapkan keterampilan mahasiswa yang diperoleh dari

    perkuliahan.

    3) Menerapkan disiplin dan rasa tanggung jawab dan sikap profesional

    dalam bekerja.

    4) Memperoleh pengalaman dan perluasan pandangan terhadap dunia

    industri dan dunia kerja.

    5) Mendorong mahasiswa untuk menjadi tenaga yang mempunyai skil

    dan siap pakai, mandiri dan bertanggung jawab.

  • Dengan kemampuan seperti ini para lulusan Fakultas Teknik Universitas

    Negeri Padang akan mampu mengolah pengetahuan dan keterampilan yang

    dimilikinya.

    2. Manfaat Pengalaman Lapangan Industri

    Adapun manfaat pelaksanaan kegiatan Pengalaman Lapangan Industri

    (PLI), untuk dapat memberikan bekal terhadap mahasiswa tentang apa yang

    perlu mereka miliki nantinya kalau ingin terjun ke dunia industri. Mahasiswa

    yang sukses dalam PLI lebih mudah beradaptasi dengan dunia kerja karena

    mereka diasumsikan telah memahami kebutuhan industri yang diharapkan

    dari mereka sebagai calon tenaga kerja.

    Melalui kegiatan PLI maka pihak industri akan dapat melakukan

    observasi secara lebih baik terhadap calon pekerja, baik dari segi

    kemampuan kerja (keterampilan, pengetahuan dan sikap) dalam waktu yang

    relatif cukup panjang yaitu selama mahasiswa melaksanakan kegiatan PLI

    dibandingkan dengan kondisi industri yang hanya mengandalkan kegiatan

    tes interview saja atau tes lain yang mempunyai kelemahan.

    Dengan dilaksanakan Pengalaman Lapangan Industri, penulis

    diberikan kesempatan untuk mempelajari dan memahami pemliharaan listrik

    dan instrumen di PT Semen Padang, serta manfaatnya bagi penulis antara

    lain:

    a. Mengetahui secara langsung dunia kerja, khususnya dibidang Listrik dan

    instrumentasi.

  • b. Memperdalam pengetahuan tentang pemeliharaan listrik dan

    instrumentasi di PT Semen Padang .

    3. Tempat Pelaksanaan Pengalaman Lapangan Industri

    Penulis melaksanakan Pengalaman Lapangan Industri di PT Semen

    Padang yang beralamat di Kecamatan Lubuk Kilangan Kelurahan Indarung

    Padang. Kegiatan Pengalaman Lapangan Industri di PT Semen Padang

    dilaksanakan selama dua bulan yang dimulai tanggal 05 Februari 2014

    sampai 07 Maret 2014.

    4. Pelaksanaan Pengalaman Lapangan Industri

    Pelaksanaan PLI selalu dibimbing oleh orang-orang yang ahli didalam

    bidangnya menyangkut semua kegiatan dan data yang harus penulis

    kumpulkan sesuai dengan bidang kajian yang penulis laporkan. Dengan

    adanya PLI ini mahasiswa juga dapat mengaplikasikan dan mengembangkan

    ilmu yang diperoleh dibangku kuliah serta memperoleh ilmu dan teknik-

    teknik baru yang diterapkan di dunia industri. Adanya praktek lapangan

    industri membina dan melatih mahasiswa berdisiplin waktu maupun disiplin

    diri. Selain itu perusahaan juga dapat mengetahui kondisi performance

    mahasiswa sebagai bagian dari calon tenaga kerja di masa yang akan datang.

    Dengan demikian manajemen personaliadapat memperkirakan

    kualifikasi angkatan kerja dimasa depan, sehingga dapat membantu dalam

    perencanaan perekrutan sumber daya manusia nantinya.

    Rincian kegiatan Pengalaman Lapangan Industri di PT Semen Padang:

  • NO Tanggal Kegiatan

    1 5 Februari 2014 Pembukaan di Diklat PT Semen Padang

    2 6 Februari -28 Februari 2014

    Kegiatan Pengalaman Lapangan Industri di PT Semen Padang

    3 3 Maret 7 Maret 2014 Penyelesaian Laporan

    Tabel 1.Jadwal Kegiatan Pengalaman Lapangan Industri Mahasiswa Universitas Negeri Padang di PT Semen Padang.

    B. Tinjauan Umum Perusahaan

    1. Sejarah PT Semen Padang

    Pada tahun 1896 seorang perwira Belanda yang berkebangsaan Jerman

    yang bernama Ir. Carl Christophus Lau tertarik dengan batu-batuan yang ada di

    bukit Karang Putih dan bukit Ngalau. Batu-batuan itu dikirim ke Belanda dan

    hasil penelitian menunjukkan bahwa batu-batuan tersebut dapat dijadikan bahan

    baku semen. Pada tanggal 25 Januari 1907 Ir. Carl Christophus Lau

    mengajukan permohonan kepada Hindia Belanda untuk mendirikan pabrik

    semen di Indarung, pada tanggal 16 Agustus 1907 permohonan itu disetujui.

    Untuk melanjutkan usahanya, Lau menghimpun kerja sama dengan

    beberapa perusahaan seperti Fa. Gebroeders Veth, Fa. Dunlop, Fa. Yarman &

    Soon serta pihak swasta lainnya, sehingga pada tanggal 18 Maret 1910

    berdirilah NV Nederlandesch Indische Portland Cement Maatschappij (NV

    NIPCM) dengan akte notaris Johanes Piede Smidth di Amsterdam sebagai

    pabrik semen tertua di Indonesia. Pabrik yang berlokasi lebih kurang 15 Km

    dari pusat kota Padang ini mulai beroperasi pada tahun 1913 dengan kapasitas

    22.900 ton pertahun dan pada tahun 1939 pernah mencapai produk tertinggi

  • 172.000 ton. Ketika Jepang menguasai Indonesia tahun 1942 sampai 1945

    pabrik semen ini diambil alih oleh Manajemen Asano Cement Jepang. Ketika

    proklamasi kemerdekaan pada 1945, pabrik ini diambil alih oleh karyawan

    Indonesia dan selanjutnya diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia

    dengan nama Kilang Semen Indarung.Perkembangan selanjutnya, perusahaan

    melakukan peningkatan kapasitas roduksi dengan optimalisasi Indarung I dan

    pembangunan pabrik baru Indarung II, II A, III B, III C, maka mulai 1 Januari

    1994 kapasitas terpasang meningkat menjadi .720.000 ton semen pertahun.

    Pabrik Indarung I sebagai pabrik tertua yang meggunakan proses basah

    sekarang tidak dioperasikan lagi mengingat efisiensi dan angkanya suku cadang

    peralatannya akan tetapi masih tetap dirawat dengan baik.

    Pabrik Indarung II dibangun pada tahun 1977 dan selesai pada tahun

    1980. Setelah itu berturut-turut dibangun pabrik Indarung III A (1981-1983)

    dan Indarung III B (selesai tahun 1987). Pabrik Indarung III C dibangun oleh

    PT. Semen Padang pada tahun 1994. Kemudian dalam perkembangannya

    pabrik Indarung III A akhirnya dinamakan pabrik Indarung III sedang pabrik

    Indarung III B dan III C yang menggunakan satu Kiln yang sama diberi nama

    pabrik Indarung IV. Dengan diresmikannya pabrik Indarung V pada tanggal 16

    Desember 1998 maka kapasitas produksi meningkat menjadi 5.240.000 ton

    semen pertahun.

    Berdasarkan surat menteri keuangan Republik Indonesia No. S-326/ MK.

    016/ 1995 tanggal 5 Juni 1995, pemerintah melakukan konsolidasi atas tiga

  • buah pabrik semen milik pemerintah yaitu PT. Semen Padang, PT. Semen

    Gresik dan PT. Semen Tonasa yang terealisasi tanggal 15 September 1995.

    2. Visi dan Misi PT Semen Padang

    Visi PT. Semen Padang dalah :

    Menjadi Industri Semen Yang Andal, Unggul, Dan Berwawasan Lingkungan

    Misi PT. Semen Padang adalah :

    1. Meningkatkan nilai perusahaan bagi stakeholder, bertumbuh dan

    memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan

    2. Mengembangkan industri berwawasan lingkungan

    3. Mengembangkan sumber daya manusia yang kompeten dan professional.

    3. Struktur Organisasi PT Semen Padang

    Struktur organisasi PT. Semen Padang sering mengalami perubahan

    sesuai dengan tuntutan perkembangan dan kemajuan perusahaan. Struktur

    organisasi yang akan dijelaskan berikut ini adalah struktur organisasi yang

    ditetapkan oleh Surat Keputusan Direksi No. 091/SKD/DESDM/05.2004 pada

    tanggal 13 Mei 2004. Berdasarkan struktur organisasinya, PT Semen Padang

    dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang tugasnya bertanggung jawab

    terhadap seluruh bidang yang ada di perusahaan. Dalam menjalankan

    manajemen perusahaan, Direktur Utama dibantu oleh empat orang direksi,

    yaitu:

    a. Direktur Pemasaran

  • Bertanggung jawab terhadap masalah niaga atau pemasaran.

    b. Direktur Produksi

    Bertanggung jawab terhadap kelancaran jalannya pabrik (operasional).

    c. Direktur Litbang

    Bertanggung jawab terhadap penelitian dan pengembangan perusahaan.

    d. Direktur Keuangan

    Bertanggung jawab terhadap masalah-masalah keuangan dari perusahaan.

    Disamping itu Direktur Utama bersama direktur lainnya yang disebut

    Dewan Direksi juga membawahi beberapa Anak Perusahaan dan Lembaga

    Penunjang (APLP) dan Panitia Pelaksana Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    (P2K3). Anak perusahaan yang ada sekarang PT. Igasar, PT. Yasiga Sarana

    Utama, PT. Andalas Yasiga Perkasa dan PT. Pasoka Sumber Karya.

    4. Manajemen Perusahaan

    Dalam mengelola suatu perusahaan agar berjalan dengan baik dan benar

    diperlukan manajemen yang terstruktur dan terprogram, dimana sistem

    manajemen inilah yang nantinya akan menentukan jalannya roda perusahaan.

    Sistem manajemen ditentukan oleh pengambil keputusan atau pimpinan

    perusahaan, yang mana dari impinan inilah akhirnya akan dilahirkan

    kebijaksanaan yang penting bagi erusahaan, sehingga perusahaan dapat berjalan

    dengan baik.

    Berdasarkan garis besarnya fungsi manajemen dapat dibagi atas:

    a. Perencanaan (Planning)

  • Planning adalah fungsi manajemen untuk menentukan tujuan posisi

    dan program perusahaan. Pada PT. Semen Padang perencanaan dibuat oleh

    pemimpin sedangkan perencanaan yang bersifat kecil pada masing-masing

    unit ilaksanakan oleh masing-masing unit itu sendiri.

    b. Pengoperasian (Organizing)

    Struktur organisasi merupakan kelengkapan yang sangat penting bagi

    preusan imana didalamnya tergambar tingkat tanggung jawab, wewenang

    dan tugas yang jelas.

    c. Penggerakan (Actuating)

    Actuating adalah suatu usaha penggerakan seorang pimpinan

    terhadap bawahannya. Pada PT. Semen Padang hal ini dilaksanakan dengan

    cukup baik dengan adanya koperasi karyawan, siraman-siraman rohani

    berkala, darma wanita perusahaan dan lain-lain.

    d. Pengawasan (Controlling)

    Controlling adalah tindakan yang harus dilaksanakan oleh seorang

    pemimpin perusahaan untuk menjaga agar tidak terjadi penyimpangan,

    penyelewengan tugas dan wewenang dari yang telah ditentukan semula,

    sehingga dapat dicapai hasil yang baik pula. Pada PT. Semen Padang

    pengawasan dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan produksi, keuangan,

    tugas, sistem dan prosedur hasil produksi.

    5. Proses pembuatan semen

  • Ada dua macam produksi semen yang digunakan di PT. Semen Padang,

    yaitu :

    a. Proses Basah (Wet Process)

    Pada proses penggilingan basah, campuran bahan mentah digiling

    dalam Raw Mill dengan menambahkan air dengan kadar tertentu, biasanya

    berkisar antara 30 37 %. Hasil penggilingan bahan mentah berupa

    lumpur yang disebut dengan Slurry. Agar Slurry yang dihasilkan homogen,

    maka dilakukan proses homogenizing, yaitu mengaduk Slurry secara

    mekanik atau menggunakan udara tekan di dalam bak penampungan.

    1.BATU KAPUR 2.BATU SILIKA

    RAW MILL

    AIR 1.GRINDING 2.MIXING 3.CORRECTION 4.HOMOGENIZING

    SLURRY KIL

    WATER VAPOUR

    FUEL RAW FUEL

    1.DRYINR 2.GRINDING 3.COMPRESSING 4.HEATING

    KLINKER

    GYPSUM

    CEMMENT MILL

    1.GRINDING 2.MIXING 3.COALING

    CEMMENT

    PACKING

  • C E R O B O N G

    D E B U = 0 . 0 5 %

    F E E D E R

    H O M O G E N IZ IN G S I L O

    P A C K E R

    S IL OK L IN K E R

    B A T U B A R A

    B A T U K A P U R + 8 1 %

    B A T U S I L IK A + 9 %

    T A N A H M E R A H + 9 %

    P A S IR B E S I + 1 %

    DE

    DU

    ST

    ING

    SUS

    PE

    NS

    ION

    PR

    EHE

    AT

    ER

    D E R M A G A K A P A L

    S T O R A G E

    H G

    W A G O N

    H GH G

    R O T A RY K I L N

    R A W M I L L

    F I N E C O A L

    S T O R A G E

    S T O R A G E

    C O A L M I L L

    S I L OS E M E N

    S I L OS E M E N

    G Y P S U MK L I N K E R

    C E M E N T M I L L

    P A S A R

    T E L U K B A Y U R

    Gambar 1. Flow Diagram Proses Basah ( Wet Process )

    b. Proses Kering (Dry Process)

    Berikut adalah Flow Diagram Proses Kering (Dry Process) :

    Gambar 2. Flow Diagram Proses Kering (Dry Process)

    Pembuatan semen dengan menggunakan proses kering yakni dengan

    melakukan proses pengeringan pada saat proses pencampuran, sehingga

    diharapkan memiliki kadar air kurang dari 1 %.

    Adapun tahap proses kering (dry process) di PT. Semen Padang

    adalah sebagai berikut :

    1) Penyediaan dan Penyimpanan Bahan Mentah

    Bahan-bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan seman

    adalah sebagai berikut:

    a) Batu Kapur (Limestone)

  • Batu kapur yang digunakan berasal dari Tambang PT.

    Semen Padang yang berada di Bukit Karang Putih, yakni dalam

    penggunaanya kurang lebih sebesar 81 % dari komposisi semen

    keseluruhan.

    b) Batu Silika

    Batu silika yang digunakan berasal dari Tambang PT.

    Semen Padang yang berada di Bukit Ngalau, yakni dalam

    penggunaanya kurang lebih sebesar 9 % dari komposisi semen

    keseluruhan. Dengan proses penambangan tidak menggunakan

    bahan peledak, tetapi menggunakan excavator, kemudian

    dikumpulkan di hopper dengan dumptruck untuk di hancurkan

    menggunakan crusher yang selanjutnya di kirim ke storage

    menggunakan belt conveyor.

    c) Clay

    Clay diperoleh di sekitar kecamatan kuranji (Kota Padang)

    di kirim menggunakan dumptruck dan dikumpulkan di clay

    storage. Kebutuhannya dalam komposisi keseluruhan semen yakni

    kurang lebih sebesar 9 %.

    d) Iron Sand

  • Iron Sand atau pasir besi dibutuhkan kurang lebih 1 % dari

    keselurah komposisi material semen. Pasir besi didatangkan dari

    cicalap dan dikumpulkan di hoper menggunakan dumptruck.

    e) Gypsum

    Material ini digunakan untuk mengontrol waktu pengeringan

    (thickening time). Material ini ditambahkan pada tahap cement

    mill dengan kebutuhan 3-5 % dari komposisi keseluruhan

    pembuatan semen. Gypsum yang digunakan, didatangkan

    langsung dari Thailand, sedangkan untuk gypsum alam dan

    sintesis didatangkan dari PT. Petro Kimia Gresik.

    Seluruh bahan-bahan material diatas, disimpan di storage masing-

    masing, sehingga siap digunakan untuk proses selanjutnya.

    2) Pencampuran dan Penggilingan

    Proses pencampuran merupakan proses dimana semua bahan

    baku pembuatan semen (batu kapur, clay, pasir besi) dicampur dalam

    mill feed dengan komposisi yang telah ditetapkan. Setelah material-

    material tercampur dalam mill feed, maka tahap selanjutnya adalah

    penggilingan. Proses penggilingan ini menggunakan peralatan yang

    disebut Raw Mill, yang hasilnya berupa Raw Mix. Prinsip kerja Raw

    Mill itu sendiri adalah Prejacking Pump memompakan pelumas

    bertekanan tinggi (100 bar) ke arah Slide Shoe Bearing dan sehingga

    Mill terangkat akibat high pressure ini. Setelah Mill terangkat

  • selanjutnya pompa sirkulasi pelumas mulai mensirkulasikan pelumas.

    Sementara itu motor di start dan Mill bisa berputar.

    Pada pabrik Indarung IV, Raw Mill terdapat dua macam, yaitu :

    a) Raw Mill 1

    Pada Raw Mill 1, peralatan Raw Mill yang digunakan bertipe

    Tube Mill. Tube Mill adalah jenis Raw Mill yang berbentuk tabung

    horizontal dengan media penggilingan menggunakan Ball Mill.

    Gambar 3. Komponen Utama Tube Mill

    b) Raw Mill 2

  • Gambar 4. Roller Mill (Vertical Mill)

    Pada Raw Mill 2, peralatan Raw Mill yang digunakan

    berjenis Roller Mill (Vertical Mill). Pada Roller Mill (Vertical

    Mill) menggunakan Roller sebagai media penggilingan material,

    dan Grinding Table sebagai tempat penempatan material.

    Untuk mengeringkan material digunakan gas panas yang

    keluar dari Kiln dengan suhu sekitar 350C. Material keluaran dari

    Raw Mill ini berbentuk bubuk tepung bersuhu 80C dengan

    kandungan air < 1 % yang disebut dengan Raw Meal (Raw

    Mix).Dari Raw Mill, Raw Mix dibawa ke Separator untuk

    dilakukan pemisahan material yang kasar dan halus. Material yang

    masih kasar diumpankan kembali ke Raw Mill untuk digiling

    kembali dan material yang sudah halus dimasukkan ke dalam silo

    Raw Mix, yaitu tempat penyimpanan sementara dan tempat

    dilakukannya homogenisasi

    3) Pembakaran

    Setelah melalui proses homogenisasi di dalam silo, Raw Mix

    diumpankan ke Kiln untuk proses pembakaran. Tujuan utama dari

    pembakaran adalah untuk menghasilkan reaksi-reaksi kimia dan

  • pembentukan senyawa di antara oksida-oksida yang terdapat pada

    bahan mentah. Pembakaran ini dilakukan hingga mencapai suhu

    maksimum, yaitu 14500C.

    Pada tahap pembakaran ini terjadi beberapa proses, yaitu:

    a) Pengeringan (untuk proses basah)

    b) Pemanasan pendahuluan (Pre Heating)

    c) Kalsinasi (Calcination)

    d) Pemijaran (Sintering)

    e) Pendinginan (Cooling)

    Raw Mix dibawa ke Preheater yang disebut dengan Suspension

    Preheater. Di sini dilakukan penguapan lanjutan/pemanasan awal pada

    Raw Mix dengan gas panas bersuhu 8000C 9000C. Disamping itu,

    dilakukan proses penguraian material untuk mendapatkan kapur CaO

    dari senyawa CaCO3 atau dikenal dengan kalsinasi, dengan persamaan

    reaksi:

    CaCO3 C900 CaO + CO2 (g)

    Dari Preheater, Raw Mix diumpankan ke Kiln. Kiln berupa

    tabung besi dengan diameter 5 m dan panjang 80 m. Kiln dipasang

    dengan kedudukan miring kira-kira 30 dan diputar dengan kecepatan

    konstan (maksimal 2 rpm) agar pembakaran sempurna dan merata.

  • Bahan bakar yang digunakan untuk pembakaran ini adalah batu

    bara yang sudah dihaluskan pada Coal Mill. Proses penggilingan batu

    bara juga bertujuan untuk memisahkan material dari udara. Udara yang

    terpisah dibuang untuk sirkulasi, sedangkan material yang halus

    disimpan pada Coal Hopper. Penyaluran serbuk batu bara sebagai

    bahan bakar dilakukan dengan menggunakan fan.

    Material yang telah mengalami pemijaran/pembakaran di dalam

    Kiln, selanjutnya didinginkan oleh alat pendingin (Cooler) yang

    terletak pada bagian pangkal Kiln. Cooler yang memiliki panjang 15 m

    ini mendinginkan material yang panas dengan mengalirkan udara dari

    luar. Material yang keluar dari Kiln ini disebut dengan Klinker yang

    memiliki suhu 150 - 200C. Klinker ini kemudian disimpan di silo

    Klinker untuk didinginkan.

    4) Penggilingan Klinker

    Pada tahap ini, Klinker yang telah didinginkan di dalam silo

    diumpankan bersama Gypsum sekitar 3 6 % ke dalam Cement Mill

    (Tromol Cement). Fungsi gypsum dalam semen adalah sebagai

    retarder, yaitu bahan yang dapat mengendalikan reaksi sewaktu

    pengerasan semen, sehingga semen tidak terlalu cepat mengeras

    setelah dicampur dengan air.

  • Di dalam Cement Mill, Klinker yang berukuran 1 40 mm3

    digiling bersama gypsum sampai mencapai tingkat kehalusan tertentu

    dengan menggunakan grinding media. Hasil penggilingan dalam

    Cement Mill berupa semen siap pakai yang diangkut menggunakan

    Bucket Elevator menuju separator. Pada separator ini, dilakukan

    pemisahan material yang halus dengan yang kasar. Material yang kasar

    diumpankan kembali menuju mill, sedangkan semen yang halus

    dimasukan ke dalam silo semen dan siap untuk dikantongkan dan

    ditransportasikan.

    5) Pengantongan ( Packing Plant )

    Proses pengantongan dilakukan sesuai dengan distribusi yang

    dibutuhkan. Jadi tidak ada penumpukan atau gudang semen untuk

    semen yang telah dikantongkan di pabrik ini. Semen yang akan

    didistribusikan ke wilayah yang relatif dekat, dilayani dengan

    menggunakan truk seperti Sumatra Barat, Jambi, dan Tapanuli Selatan

    yang pengantongannya dilakukan di Indarung. Sedangkan

    pengantongan untuk pemasaran yang akan ditransportasikan melalui

    kapal laut dilakukan di Teluk Bayur.

    Semen yang diambil dari silo semen langsung menuju unit

    pengantongan dengan menggunakan alat transportasi Air Slide

  • Conveyor. Setelah dikantongkan, semen langsung dibawa dengan Belt

    Conveyor ke atas truk.

    Pengantongan semen PT. Semen Padang dilakukan pada dua

    tempat yaitu Packing Plant Indarung (PPI) dan Packing Plant Teluk

    Bayur (PPTB). Pada PPI terdapat 10 unit packer dan di Teluk Bayur

    terdapat 7 unit packer. Setiap unit merupakan rotary packer dengan 10

    spout dan berkapasitas 80 ton per jam. Pengangkutan semen menuju

    Teluk Bayur menggunakan jasa angkutan kereta api dan semen dibawa

    berupa bubuk semen (Bulk Cement). Selain pengantongan Indarung

    dan Teluk Bayur, juga tersedia Packing Plant di Belawan, Batam, dan

    Tanjung Priok. Dengan adanya packing plant di beberapa daerah maka

    semen dikirimkan dalam bentuk curah.

    6. Produk-produk PT Semen Padang

    PT. Semen Padang memproduksi 4 jenis semen, yaitu:

    a. Portland Cement

    Semua semen jenis ini merupakan perekat hidrolis yang dihasilkan

    dari penggilingan terak/klinker yang kandungan utamanya kalsium silikat

    dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa kristal

    senyawa kalsium sulfat. Semen Portland ini ada 4 tipe yaitu:

    1) Portland Cement Type I

    Semen tipe ini digunakan untuk keperluan konstruksi tipe umum

    yang tidak memerlukan persyaratan khusus seperti ketahanan terhadap

  • sulfat, zat asam dan lain-lain. Tipe ini biasanya digunakan untuk

    bangunan pemukiman, gedung-gedung bertingkat dan lain-lain.

    2) Portland Cement Type II

    Semen tipe ini digunakan untuk keperluan konstruksi bangunan

    yang memerlukan ketahanan sulfat antara 0,10 0,20 % dan panas

    hidrasi sedang, misalnya bangunan di pinggir laut, bangunan di bekas

    tanah rawa, saluran irigasi untuk dam-dam dan landasan jembatan.

    3) Portland Cement Type III

    Semen tipe ini digunakan untuk keperluan konstruksi bangunan

    yang memerlukan kekuatan tekan awal tinggi pada fase permulaan

    setelah pengikatan terjadi, misalnya untuk pembuatan jalan beton,

    bangunan-bangunan bertingkat tinggi, bangunan-bangunan dalam air

    yang tidak memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat.

    4) Portland Cement Type IV

    Semen tipe ini digunakan untuk keperluan konstruksi bangunan

    tanah/air yang mengandung sulfat melebihi 0,20 % dan sangat cocok

    untuk instalasi limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan,

    terowongan, pelabuhan, dan pembangkit tenaga nuklir.

    b. Super Masonry Cement

    Semen ini dapat digunakan untuk konstruksi perumahan gedung,

    jalan dan irigasi yang struktur betonnya maksimal K-255. Selain itu,

  • dapat juga digunakan untuk bahan baku pembuatan genteng beton, hollow

    brick, paving block, tegel dan bahan bangunan lainnya.

    1) Super PPC(Portland Pozzoland Cement)

    Semen yang memenuhi persyaratan mutu semen Portland

    Pozzoland SNI 15-0302-1994 dan ASTM C 595 M-95 a, dapat

    digunakan secara luas, seperti:

    a) Konstruksi beton massa (bendungan, dam, dan irigasi)

    b) Konstruksi beton yang memerlukan ketahanan terhadap serangan

    sulfat (bangunan tepi pantai dan tanah rawa)

    c) Bangunan/instalasi yang memerlukan kekedapan yang lebih

    tinggi

    d) Pekerjaan pemasangan dan plesteran.

    2) Oil Well Cement Class G-HSR (High Sulfate Resistant)

    Semen jenis ini merupakan semen khusus yang digunakan

    untuk pengeboran minyak bumi dan gas alam dengan konstruksi

    sumur minyak di bawah permukaan laut dan bumi dengan kedalaman

    mencapai 800 kaki. OWC yang diproduksi adalah G-HSR (High

    Sulfate Resistant) yang disebut juga dengan Basic OWC.

    Penambahan zat addictive menjadikan semen ini dapat digunakan

    untuk berbagai kedalaman dan temperatur.

    3) PortlandCement CEM I 42.5 R-NA

  • Portland Cement CEM I 42.5 R-NA adalah tipe semen dengan

    kekuatan awal yang tinggi, susut relatif pada waktu mengering serta

    tahan terhadap pembekuan pada iklim dingin (Frost), dan cocok

    dipakai untuk pekerjaan:

    a) Konstruksi terowongan/bendungan

    b) Konstruksi jalan raya dan jembatan

    c) Pengecoran beton pada suhu yang dingin atau pengecoran akibat

    adanya rembesan air

    d) Beton yang tahan terhadap alkalis reaktif

    e) Industri beton pracetak (Presast Concrete) yang membutuhkan

    kekuatan tekan awal yang tinggi

    f) Konstruksi umum dan cukup workable untuk aduk pemasangan

    dan plesteran dengan pengerutan/penyusutan rendah (lower

    shrinkage).

    7. Penerapan Sistem Manajemen Mutu di PT Semen Padang

    Dalam menghadapi tantangan era globalisasi pasar bebas, maka PT.

    Semen Padang telah mendapatkan pengakuan dan izin pemakaian tanda:

    a. API Monogram, sertifikat NO. 10A-0044, dari American Petroleum

    Institute-New York.

  • b. ISO 9002-1994, sertifikat NO. 95-97 scope : Raw Material Mining,

    Cement Manufacturing and Cement Packaging and Cement Marketing,

    dari Quality Certification Bureau INC.Canada (QCB).

    c. ISO 9001-1994, sertifikst NO. 97-585 scope: Design Development

    Production, Instalation and Servicing Equipment of Industries, dari

    Quality Certification Bureau INC.Canada (QCB).

    d. ISO 14001 : 1996 SNI 19-14001-1997, dari Succofindo International

    Certification Services, Organization NO. EMS 00013.

    e. Certificate of Convormity. NO. 0/20/008/3, dari lembaga mutu Landes

    Material Prufamt Sachsen Anhalt (LMPA) Magdeburg, Germany.

    C. Perencanaan Kegiatan PLI

    Pengalaman lapangan indusri ini terdiri dari rangkaian aktifitas yang

    berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, mulai dari awal kerja

    praktek sampai dengan penyusunan laporan praktek industri. Aktifitas-aktifitas

    yang dilakukan selama praktek industri meliputi sebagai berikut:

    1. Orientasi.

    Kegiatan ini bertujuan untuk mengenal mahasiswa dengan perusahaan

    tempat praktek lapangan industri dalam hal ini adalah PT Semen Padang.

    Pada masa ini adalah masa adaptasi untuk memasuki lingkungan baru.

    2. Praktek.

  • Kegiatan praktek dilakukan agar benar-benar memahami dan

    mengetahui sebenarnya prosedur dan teknik-teknik, serta memperoleh skill

    yang diterapkan PT Semen Padang agar proses produksi tidak terhambat.

    3. Pengumpulan Data.

    Pada tahap pengumpulan data penulis mengumpulkan data yang

    diperoleh dari hasi praktek, ditambah lagi dengan wawancara dengan pihak

    yang berkompeten dan sesuai dengan bidangnya, sehingga data yang penulis

    peroleh dapat dipercaya dan memuaskan.

    4. Penyusunan Laporan.

    Data-data yang didapatkan diolah kemudian disusun dan dibuat

    laporannya sesuai dengan judul yang diinginkan.

    D. Pelaksanaan Kegiatan PLI Serta Hambatan- Hambatan Yang Ditemui dan

    Penyelesaiannya.

    Pelaksanaan kegiatan PLI dimulai pada hari senin tanggal 05 Februari 2014

    yang dimulai dengan Diklat dan perkenalan dengan sebagian karyawan PT

    Semen Padang. Kemudian dilanjutkan dengan mengenal terlebih dahulu tentang

    sistem kerja di teknik produksidi Indarung II/III, tidak terlalu banyak hambatan

    yang dihadapi, karena kepala bidang dan karyawan serta semua pihak yang ada

    di PT Semen Padang sangat terbuka kepada mahasiswa dan selalu membantu jika

    mahasiswa PLI mengalami kesulitan. Hambatan yang ditemui pada umumnya

    berupa hambatan yang bersifat teknis karena masih dalam proses adaptasi atau

    penyesuaian diri di lingkungan PT Semen Padang, jadi masih perlu arahan dan

  • bimbingan dari pembimbing maupun staf serta pegawai di lingkungan. Adapun

    hambatan- hambatan tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Minggu pertama melaksanakan PLI, terasa suasana yang agak kaku antara

    penulis dengan karyawan-karyawan. Kekakuan tersebut disebabkan penulis

    belum begitu banyak mengenal dan beradaptasi dengan lingkungan PT Semen

    Padang beserta karyawannya. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama

    karena penulis segera menyesuaikan diri dan cepat beradaptasi dengan

    lingkungan bengkel beserta karyawannya, sehingga kegiatan PLI penulis

    menjadi lancar, penulis bisa mempelajari banyak hal, dan penulis bisa

    memperoleh data- data untuk keperluan laporan dengan mudah.

    2. Pengetahuan penulis yang terbatas tentang alat- alat yang digunakan

    khususnya di PT Semen Padang. Pada kegiatan PLI penulis menemui

    bermacam-macam peralatan yang baru bagi penulis. Namun penulis bisa

    mengatasi masalah tersebut dengan cara banyak bertanya kepada pembimbing

    maupun kepada karyawan.

  • BAB II

    TOPIK BAHASAN

    A. Tinjauan Umum

    Pada PT. Semen Padang khususnya pabrik Indarung III area storage

    berguna sebagai tempat penyimpanan material dasar sementara. Material dasar

    tersebut diantaranya lime stone (batu kapur) dan silica stone (batu silica) setelah

    diambil dari tambang dan dipecah (crushing) sehingga berukuran tertentu yg

    dibawa menggunakan belt conveyor ke storage indarung III dan langsung

    ditumpukan (stacking) ke pile storage.

    Metode stacking yang digunakan adatah cone shell. Dasarnya adalah

    menumpuk material dengan banyak lapisan pada bagian atas yang lainnya dalam

    arah longitudinal pile.

    Metode cone shell adalah dengan cara sebagai berikut: Pile dibentuk

    dengan menumpuk material pada satu cone dari satu posisi yang tetap. Ketika

    pileini sudah penuh, penumpukan material pindah ke posisi yang baru dan cone

    yangbaru dibentuk berdekatan dengan cone sebelunnya. Proses ini berlanjut

    dalam arah longitudinal storage sapai stock pile penuh.

    Alat yang digunakan untuk mengeruk material dasar yang telah di stacking

    adalah Portal scrapper. Portal scrapper tersebut memiliki chain I dan chain 2 yg

    berguna untuk mengangkut dan menurunkan material dasar ke belt conveyor

    sebagai transport material ke raw mill.

    Portal scrapper juga menggunakan motor-motor AC (motor low tension)

    sebagai tenaga utama penggerak Portat scrapper tersebut.

  • Motor- motor tersebut dikontol menggunakan PLC (Programable logic

    controller) simatic S-7 yang mana PLC itu sendiri dapat mengontrol berbagai

    peralatan peralatan listrik. Adapun Keuntungan menggunakan PLC adalah :

    1. Tidak memerlukan banyak tempat

    2. Tahan terhadap getaran

    3. Mudah dalam pengoperasian

    4. Tahan lama

    5. Dapat di monitoring

    6. Cepat dalam pemprosesan data

    B. Pengenalan PLC ( Programmable Logic Control )

    Programmable Logic Controller ( PLC ) adalah suatu sistem elektronik

    yang dioperasikan secara digital, menggunakan memori yang bisa diprogram

    (progmable) untuk menyimpan secara internal instruksi-instruksi yang user

    oriented, untuk mengimplemenntasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logic,

    sequencing, timing, counting, dan arithmatic, guna mengontrol berbagai tipe

    mesin atau proses, melalui input dan output digital maupun analog. Gambar

    berikut memperlihatkan konsep pengontrolan yang dilakukan oleh sebuah PLC.

  • Gambar 5. Diagram konseptual aplikasi PLC

    Walaupun istilah PLC secara bahasa berarti pengontrol logika yang dapat

    diprogram, tapi pada kenyataannya PLC secara fungsional tidak lagi terbatas

    pada fungsi-fungsi logika saja.Sebuah PLC dewasa ini dapat melakukan

    perhitungan-perhitungan aritmatika yang relatif kompleks, fungsi komunikasi,

    dokumentasi dan lain sebagainya, sehingga dengan alasan ini dalam beberapa

    buku manual, istilah PLC sering hanya ditulis sebagai PC - Programmable

    Controller saja.

    1. Perangkat PLC

    Perangkat keras PLC pada dasarnya tersusun dari empat komponen

    utama berikut: Prosesor, Power supply, Memori dan Modul Input/Output.

    Secara fungsional interaksi antara ke-empat komponen penyusun PLC ini

    dapat diilustrasikan pada gambar berikut:

  • Gambar 6.Interaksi Komponen-komponen sistem PLC.

    Dalam hal ini prosesor akan mengontrol peralatan luar yang terkoneksi

    dengan modul output berdasarkan kondisi perangkat input serta program

    ladder yang tersimpan pada memori PLC tersebut. Walaupun secara umum

    pemetaan memori PLC relative sama, tapi secara teknis ada beberapa

    perbedaan ( terutama istilah ) untuk setiap PLC dari vendor yang berbeda.

    Pada bagian akhir bab ini kita akan melihat dan membandingkan pemetaan

    praktis dua buah PLC jenis mikro dengan vendor yang berbeda.

    Sistem input/output diskret pada dasarnya merupakan antarmuka yang

    mengkoneksikan Central Processing Unit (CPU) dengan peralatan

    input/output luar. Lewat sensor-sensor yang terhubung dengan modul ini,

    PLC mengindra besaran-besaran fisik ( posisi,gerakan, level, arus, tegangan )

    yang terasosiasi dengan sebuah proses atau mesin. Berdasarkan status dari

    input dan program yang tersimpan di memori PLC, CPU mengontrol

  • perangkat luar yang terhubung dengan modul output seperti diperlihatkan

    kembali pada gambar dibawah ini:

    Gambar 7. Diagram blok CPU dan modul input/output

    Secara fisik rangkaian input/output dengan unit CPU tersebut terpisah

    secara kelistrikan, hal ini untuk menjaga agar kerusakan pada peralatan

    input/output tidak menyebabkan hubung singkat pada unit CPU. Isolasi

    rangkaian modul dari CPU ini umumnya menggunakan rangkaian

    optocoupler, PLC terdiri dari beberapa bagian, yaitu Power Supply, CPU dan

    Input / Output Unit.

    a. Power Supply

    Power Suply ini disuplai dengan tegangan input 115 VAC atau 230

    VAC. Catu Daya ini mengeluarkantegangan DC, yaitu + 24 V, yang

    fungsinya memberi suplai ke modul-modul lainnya. Tegangan input

    dihidupkan dan dimatikan melalui sebuah circuit breaker yang dipasang di

    depan panel, yang dilengkapi pula dengan lampu-lampu indikasi, sebagai

    monitor tegangan masuk.

  • Power supply yang baik idealnya dirancang untuk mengamankan

    terjadinya fluktuasi kondisi daya. Tetapi sebuah power supply belum tentu

    dapat mengkompensasi kondisi ketidakstabilan tegangan ini, biasanya

    disebabkan oleh:

    1) Jauhnya lokasi sumber energi

    2) Sistem sambungan yang tidak baik

    3) Dakat dengan peralatan berat

    Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan adanya suatu alat yang

    dapat menstabilkan tegangan sebelum digunakan. Alat yang biasa dipakai

    adalah Constan Voltage Transformator atau lebih dikenal dengan nama

    stabilizer.

    Gambar 8.Power Supply Siemens S7 300

  • b. CPU ( Central Processing Unit )

    Fungsi utama dari CPU adalah untuk mengerjakan semua

    penyelesaian keputusan-keputusan aritmatika dan logika. Selanjutnya

    dibentuk menjadi operasi-operasi seperti yang telah diprogram oleh si

    pemakai. CPU terdiri bermacam-macam rangkaian memori untuk

    menyimpan program pemakai, menyimpan macam-macam tabel yang

    diperlukan untuk status bit dan data manipulasi, menyimpan instruksi-

    instruksi program yang berfungsi untuk memberikan petunjuk-petunjuk

    pada orang yang melaksanakan program. Perangkat CPU dipasang pada

    rak-rak atau panel-panel standard dengan spesifikasi sebagai berikut :

    1) Suhu operasi : 0 60 C

    2) Kelembaban udara : 5 95 % (tanpa kondensasi)

    3) Tegangan input : 115 V 230 V ac 15 %

    4) Frekuensi : 47 53 Hz

    5) Daya yang diserap : maksimum 250 VA

    6) Perangkat CPU tersebut terdiri dari :

    a) Modul Catu Daya

    b) Modul Kontrol

    c) Modul Kontrol Aritmatik

    d) Modul Kontrol I/O

    e) Modul Memori

    f) Modul Input dan Output Pembantu

  • c. Processor

    Biasanya PLC menggunakan chip microprocessor sebagai intinya

    dan sekaligus merupakan otaknya dari PLC. Gerakan actuator yang

    diperintah oleh inti ini dalam bentuk program yang diolah oleh

    microprocessor. Jenis microprocessor yang umum digunakan adalah: Z80,

    6800, 8086, 6502, 6800, 80286 ataupun 80486 serta lainnya sampai

    generasi Intel Pentium.

    d. Memory

    Karakteristik terpenting dari PLC adalah kemudian pemakai dalam

    menggantikan program dengan mudah dan cepat. Tujuan ini dapat dicapai

    dengan membuat karakteristik PLC dilengkapi dengan sistem urutan

    instruksi ataupun program yang dapat dieksekusi oleh processor sesuai

    dengan perintah yang telah diberikan dalam program.

    Jenis memory yang biasa menggunakan dalam sistem industri

    diantaranya CORE, RAM, EPROM, UVPROM, EEPROM, EAPROM dan

    Buble memory

    Hampir semua jenis PLC menggunakan memory jenis RAM

    (Random Access Memory). RAM ini bekerja cepat dan memungkinkan

    untuk diprogram ulang. RAM termasuk jenis memori yang mudah dihapus

  • atau mudah hilang / lenyap, terutama jika sumber energi putus/hilang maka

    semua data yang tersimpan dalam memori ini akan hilang juga.

    Data yang tersimpan dalam memori ini akan tetap bertahan jika ada

    suatu tambahan energi misalnya baterai sebagi back up bila energi

    utamanya hilang atau putus secara mendadak. Namun demikian baterai

    yang berfungsi sebagai back up tetap harus dalam kondisi standby

    (berenergi penuh).

    Untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki oleh memory jenis RAM

    maka beberapa jenis PLC menambah memory dengan jenis PROM

    (Programmable Read Only Memory). Jenis memory ini dapat menyimpan

    data secara permanen walaupun sumber energi sudah terputus (off). Untuk

    mengatasi kekurangan yang dimiliki oleh jenis memory PROM yaitu tidak

    bisa diprogram ulang dan hanya dapat dipakai sekali saja maka beberapa

    jenis PLC saat ini banyak dilengkapi dengan memory jenis EPROM

    (Erasable Programmable Read Only Memory) yang memngkinkan dapat

    melakukan pemograman secara berulang kali, misalnya dengan cara

    menyinarinya menggunakan sinar ultraviolet (UVPROM) atau dengan

    aliran listrik (EEPROM) atau dengan mengalirnya dengan arus listrik

    (EAPROM).

    Jenis memori lainnya yang biasa digunakan adalah ROM (Read Only

    Memory). Memory ini tidak bisa di isiulang oleh pemakai. Memory ini

  • digunakan untuk menyimpan sistem operasi yang dapat menterjemahkan

    kontrol pemakai ke CCU.

    PLC jenis baru banyak menggunakan memory CORE. Biasanya

    memory ini digunakan jika kapasitas memory yang dibutuhkan

    pengembangan adalah memory jenis Bubble. Kelebihan memory ini

    mempunyai kapsitas yang besar, kerja yang cepat dan mudah dalam

    prosesnya, tetapi harganya cukup mahal.

    e. SISTEM INPUT/OUTPUT

    Sistem input/output dari PLC merupakan suatu sistem tersendiri,

    yakni modul-modul input maupun output ditempatkan pada rak yang

    mempunyai catu daya tersendiri pula. Kapasitas dari suatu rak dari sistem

    input/output ini bervariasi, tergantung dari tipe-tipe PLC. Dari hasil

    pengamatan lapangan, suatu rak I/O dapat berisi sampai 8 buah modul

    input/output, masing-masing modul mempunyai kapasitas input atau

    output yang bervariasi pula. Jika 8 modul input serta output dimasukkan

    pada suatu rak, maka akan dioperoleh titik input atau output sebanyak 256

    titik, ini jika masing-masing modul mempunyai 32 titik input atau output.

    Untuk menentukan urutan titik-titik input atau output, mulai dari nomor 1

    sampai 256, digunakan suatu DIP (Dual In Package) switch 7 segment.

    Masing-masing modul mempunyai sebuah DIP switch 7 segment yang

    ditempatkan pada rak. Sehingga dengan mengatur posisi switch dari

  • masing-masing segment ini, dengan membuka atau menutup akan

    diperoleh suatu urutan nomor dari titik input atau output yang diinginkan.

    f. Komponen Latch, Timer, Counter DAN Fungsi -Fungsi Penting Pada

    PLC

    Seiring dengan bertambahnya kompleksitas proses yang akan

    dikontrol, maka kebutuhan akan program yang sifatnya canggih tentunya

    juga semakin meningkat. Dewasa ini banyak proses-proses di industri

    yang secara praktis membutuhkan program yang mampu mendukung

    fungsi-fungsi tambahan diluar fungsi relay sebagai komponen standar

    sebuah diagram ladder.

    Dengan perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak PLC

    yang begitu luar biasa, Dewasa ini hampir semua PLC praktis yang

    beredar dipasaran telah dilengkapi dengan berbagai instruksi yang sangat

    beragam. Jenis instruksi pada PLC ini pada dasarnya dapat kita

    katagorikan kedalam beberapa kelompok berikut ini:

    1) Kelompok instruksi dasar : instruksi instruksi yang termasuk

    katagori ini merupakan instruksi dasar logika, seperti NOT, AND,

    dll.

    2) Kelompok instruksi Perbandingan (Comparison) : instruksi-instruksi

    yang termasuk kategori ini berkaitan dengan operasi-operasi

    perbanding.

  • 3) Kelompok instruksi Timer/Counter : Instruksi-instruksi yang

    berkaitan dengan operasi timer dan counter

    4) Kelompok instruksi Aritmatika : instruksi-instruksi untuk operasi

    aritmatika

    5) Kelompok instruksi operasi Logika : Instruksi-instruksi untuk

    mengeksekusi operasi-operasi logika

    6) Kelompok instruksi Rotasi/Geser : Instruksi-instruksi yang berkaitan

    dengan operasi penggeseran dan rotasi data

    7) Kelompok instruksi Konversi : Instruksi-instruksi yang berkaitan

    dengan pengubahan tipe data

    8) Kelompok instruksi Manipulasi Data : Instruksi-instruksi yang

    berkaitan dengan manipulasi data

    9) Kelompok instruksi Transfer Data : Instruksi-instruksi yang berkaitan

    dengan transfer, penyalinan, dan pertukaran data

    10) Kelompok instruksi lompat / interupsi : Instruksi-instruksi yang

    berkaitan dengan operasi lompat dan interupsi.

    11) Kelompok instruksi Sistem : Instruksi-instruksi yang berkaitan

    dengan deteksi kesalahan

    12) Kelompok instruksi Komunikasi : Instruksi-instruksi yang berkaitan

    dengan pertukaran data dengan perangkat luar lewat komunikasi

    serial.

    2. Dasar-Dasar Gerbang Logika

  • Programmable Logic Control (PLC) merupakan salah satu peralatan yang

    memanfatkan teknologi digital, karena PLC dapat melakukan proses kerjanya

    menggunakan sinyal-sinyal digital dan diproses dengan cara-cara atau aturan-

    aturan elektornika digital. Struktur dan karakteristik cara kerja PLC mirip

    dengan cara kerja sebuah saklar yang menerapkan system digital dengan dua

    keadaan yaitu On (terhubung) dan Off (terputus) atau dalam system digital

    dikenal dalam keadaan tinggi 1 untuk keadaan On dan keadaan rendah 0

    untuk keadaan Off.

    Untuk membantu dalam memahami rangkaian atau pemrograman yang

    dilakukan melalui PLC, terlebih dahulu haruslah memahami dasar-dasar

    gerbang logika. Adapun dasar- dasar dari gerbang logika adalah:

    a. Gerbang AND ( AND Gate )

    Gambar 9. Gerbang Logika AND

    a. Dua input ,b. Tiga input

    Gerbang logika AND adalah suatu gerbang yang sekurang kurangnya

    mempunyai dus input atau lebih dan hanya satu output. Output yang

    dihasilkan oleh gerbang AND akan bernilai (berlogika) 1 ( tinggi) jika semua

    inputnya berlogika 1 (tinggi). Gerbang ini dapat diilustrasikan dengan

  • saklar-saklar yang dipasang seri untuk menghidupkan lampu seperti gambar

    dibawah.

    Gambar 10. ilustrasi gerbang AND dengan tiga input (saklar)

    Dari ilustrasi diatas lampu dapat menyala jika dan hanya jika ketiga

    saklar tersebut dalam kondis On (1), jika salah satu saja saklar dalam

    keadaan terbuka (Off) maka lampu dalam keadaan padam.

    Kondisi tersebut dapat dirangkum dalam suatu table kebenaran dari

    gerbang AND yang menunjukan bahwa A (input), B (input) dan Y (output)

    seperti pada table.

    Input A Input B Output

    Y

    0 0 0

    0 1 0

    1 0 0

  • 1 1 1

    Tabel 2.tabel kebenaran gerbang AND dengan dua input

    Secara umum untuk gerbang yang mempunyai n input akan

    mempunyai 2n kombinasi input yang mungkin, sehingga dari contoh pada

    tabel di atas mempunyai 4 kombinasi dari (22). Secara boolean gerbang

    logika AND dengan dua input dapat dinotasikan sebagai: Y=A.B

    b. Gerbang OR ( OR Gate )

    Gambar 11. Gerbang logika OR

    Gerbang logika OR ialah suatu gerbang yang mempunyai dua input

    atau lebih dan hanya mempunyai satu buah output. Gerbang ini akan

    menghasilkan output berlogika 0 (low) jika dan hanya seluruh inputnya

    berlogika 0 (rendah). Rangkaian dua saklar atau lebih yang dipasang secara

    paralel untuk menghidupkan lampu dengan satu sumber adalah contoh

    ilustrasi dari gerbang logika OR, seperti gambar 4.

  • Gambar 12. Ilustrasi gerbang logika OR dengan tiga input

    Lampu akan dapat dihidupkan jika satu atau dua saklar di-Onkan.

    Lampu akan tetap padam jika semua saklar dalam keadaan terbuka (Off).

    Kemungkinan kombinasi dari beberapa input gerbang logika OR dapat

    dilihat pada tabel kebenaran berikut ini.

    Input A Input B Output

    0 0 0

    0 1 1

    1 0 1

    1 1 1

    Tabel 3. Tabel kebenaran gerbang OR dengan dua input

    Secara boolean, gerbang logika OR dengan dua input dinotasikan sebagai:

    Y=A+B

    c. Gerbang NOT ( NOT Inverter / Inverter)

    Gambar 13. Gerbang Logika NOT

    Gerbang logika NOT/ Inverter hanya mempunyai satu buah input dan

    satu buah output. Kondisi outputnya selalu berlawanan dengan kondisi input.

    Jika inputnya berlogika 1(tinggi) maka kodisi outputnya akan berlogika 0

    (rendah), demikian pula sebaliknya. Gerbang logika ini dapat di ilustrasikan

    melalui gambar di bawah ini,

  • Gambar 14. Ilustrasi gerbang logika NOT/Inverter

    Jika saklar dalam kondisi terhubung (on) maka arus listrik tidak

    melewati lampu sehingga lampu dalam kondisi padam (off). Jika saklar

    dalam keadaan terbuka (off) maka lampu akan menyala (on) karena

    terhubung dengan kutub positif sumber. Kobinasi input yang menghasilkan

    output dari gerbang ini dapat dilihat pada tabel kebenaran tabel 4.

    Input A Input B

    0 1

    1 0

    Tabel 4. Tabel kebenaran gerbang logika NOT

    Secara boolean, gerbang logika NOT dengan satu input dinotasikan sebagai:

    Y= A

    d. Gerbang NAND ( NAND Gate )

    Gambar 15. Gerbang logika NAND

    a. Dua input

  • b. Tiga input

    Gerbang logika NAND (NOT AND) mirip dengan gerbang logika

    AND, hanya pada outputnya diberi inverter. Gerbang ini disebut juga

    gerbang universal karena dapat juga digunakan untuk membuat gerbang-

    gerbang logika lainnya. Ilustrasi dari gerbang logika ini dapat dilihat pada

    gambar di bawah ini

    Gambar 16. Ilustrasi gerbang logika NAND

    Jika kedua saklar input dalam kondisi terhubung (on) maka relay akan

    mendapat tegangan (on) maka relay akan mendapatkan tegangan (on). Pada

    saat relay bertegangan (on) maka lampu berada dalam kondisi padam (off)

    karena terputus arusnya dari sumber melalui kontak normally close (NC)

    relay. Jika satu atau kedua saklar dalam keadaan terbuka (off) maka lampu

    akan mendapat tegangan melalui kontak NC relay yang sedang dalam

    keadaan off.

    Kombinasi input dari gerbang ini dapat dilihat pada tabel kebenaran di

    tabel 4.

    Input A Input B Output (Y)

  • 0 0 1

    0 1 1

    1 0 1

    1 1 0

    Tabel 5. Tabel kebenaran gerbang logika NAND dengan dua input

    Secara boolean, gerbang logika NAND dengan dua input dinotasikan

    sebagai: A.B

    e. Gerbang NOR

    Gambar 17. Gerbang logika NOR

    a. Dua input

    b. Tiga input

    Gerbang NOR (NOT OR) mempunyai sifat yang sama dengan gerbang

    logika OR, hanya diberi inverter pada ouputnya. Gerbang ini akan

    menghasilkan output berlogika satu (tinggi) jika dan hanya seluruh inputnya

    berlogika nol (rendah). Ilustrasi dari gerbang logika ini dapat dilihat pada

    gambar di bawah ini.

  • Gambar 18. ilustrasi gerbang logika NOR

    Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa jika salah satu saklar atau

    semua saklar sebagai input dihubungkan (on) maka lampu tidak akan

    menyala karena arusnya terputus oleh kontak NC dari relay yang sedang

    dalam keadaan on. Jika semua saklar dalam keadaan terbuka (off) maka

    lampu akan menyala (on) karena terhubung langsung tegangan melalui

    kontak NC relay (kumparan relay dalam keadaan tidak bertegangan atau

    off).

    Input A Input B Output (Y)

    0 0 1

    0 1 1

    1 0 1

    1 1 0

    Tabel 6. Tabel kebenaran gerbang logika NAND dengan dua input

    Secara Boolean dinotasikan sebagai : Y = A+B

    f. Timer

    Timer berfungsi untuk mengaktifkan suatu keluaran dengan interval

    waktu yang dapat diatur. Pengaturan waktu dilakukan melaui nilai setting

    (preset value). Timer tersebut akan bekerja bila diberi input dan mendapat

    pulsa clock. Untuk pulsa clock sudah disediakan oleh pembuat

    PLC.Besarnya nilai pulsa clock pada setiap timer tergantung pada nomor

  • timer yang digunakan. Saat input timer ON maka timer mulai mencacah

    pulsa dari 0 sampai preset value. Bila sudah mencapai preset value maka aan

    mengaktifkan Outputyang telah ditentukan. Pada PLC simatic terdapat 2

    macam timer yaitu : S_ODT (On Delay Timer) dan S_OFFDT (Off Delay

    Time)

    1) S_ODT (On Delay Timer)

    T no. = no indikasi timer S = input awal TV = nilai timer R = reset Q = status keluaran timer

    Gambar 19. Timer S-ODT

    Penjelasan :

    Timer akan bekerja selama input awal (S) selalu bernilai 1 , jika saat

    menghitung (S) berubah dari nilai 1 menjadi 0 maka hitungan timer

    akan berhenti. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah

    menjadi 0 dan berubah lagi menjadi 1 maka hitungan akan dimulai

    dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) saat timer menghitung adalah 0,

    jika telah selesai menghitung nilai Q berubah menjadi 1. Timer akan di-

    reset (timer bernilai 0) ketika nilai Reset (R) bernilai 1.

    2) S_OFFDT (Off Delay Time)

    Gambar 20. Timer S-OFFDT

    Penjelasan :

    Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai 1. Timer akan terus

    menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input awal (S)

  • berubah nilai menjadi 0 ketika ditengah tengah hitungan. Ketika timer

    menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi 0 dan berubah

    lagi menjadi 1 maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal

    output (Q) akan bernilai 1 selama timer menghitung, ketika timer

    selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi 0.Timer akan di-reset

    (timer bernilai 0) ketika nilai Reset (R) bernilai 1.

    g. Counter

    Fungsi counter adalah mencacah pulsa yang masuk. Sepintas cara

    kerja counter dan timer mirip. Perbedaannya adalah timer mencacah pulsa

    internal sedangkan counter mencacah pulsa dari luar.

    Gambar 21. Counter

    Penjelasan :

    Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai 1, dan lamanya

    menghitung (delay time) sesuai dengan nilai pada TV . Ketika timer

    menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi 0 maka hitungan

    timer akan berhenti dan hitungannya akan kembali ke awal saat nilai S

    menjadi 1. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai 1 selama timer

    menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q akan berubah

    menjadi 0. Timer akan di-reset (timer bernilai 0) ketika nilai Reset

    (R) bernilai 1.

  • 3. Konsep Logika dan Perancangan Program PLC Dasar

    PLC memiliki bermacam-macam bahasa program yang ditetapkan oleh

    (International Electrotecnic Comminssion) IEC61131-3, diantara bahasa

    bahasa program yang umum dipakai dalam bidang perindustrian, perkantoran

    dan sarana saranan pendidikan serta tempat tempat lain adalah sebagai

    berikut :

    Dalam pemrograman dengan menggunakan PLC, dikenal istilah

    controller cycle. Controller cycle adalah rangkaian proses yang dilakukan CPU

    PLC secara terus-menerus dan berulang-ulang. Controller cycle ini terdiri dari 3

    fase:

    a. fase pertama: mengambil image dari status inputs

    b. fase kedua: eksekusi program

    c. fase ketiga: mengaktifkan atau menon-aktifkan output yang ada.

    Setelah fase ketiga selesai, maka kontroller akan kembali ke fase pertama,

    dan seterusnya. PLC memiliki bermacam-macam bahasa program yang

    ditetapkan oleh (International Electrotecnic Comminssion) IEC61131-3 adalah

    sebagai berikut :

    a. Ladder Diagram (Diagram Tangga)

    Ladder Diagram adalah bahasa pemrogramanyang dibuat dari

    persamaan fungsi logika dan fungsi-fungsi lain berupa pemrosesan data

  • atau fungsi waktu dan pencacahan. Ladder diagram terdiri dari susunan

    kontak- kontak dalam satu group perintah secara horizontal dari kiri ke

    kanan, dan terdiri dari banyak group perintah secara verikal.Contoh dari

    Ladder Diagram ini adalah kontak normaly open, kontak normaly close,

    output coil, pemindahan data. Garis vertikal paling kiri dan paling kanan

    diasumsikan sebagai fungsi tegangan, bila fungsi dari group perintah

    menghubungkan 2 garis vertikal tersebut maka rangkaian perintah akan

    bekerja

    Gambar 22.Ladder diagram program

    b. Function Block Diagram (FB/FBD)

    Function block diagram adalah suatu fungsi-fungsi logika yang

    disederhanakan dalam gambar block dan dapat dihubungkan dalam suatu

    fungsi atau digabungkan dengan fungsi blok lain.

  • Gambar 23.Function Block Diagram diagram program

    c. Statement List (STL)

    Adalah bahasa program jenis tingkat rendah. Instruksi yang dibuat

    berupa susunan sederhana menuju ke operand yang berupa alamat atau

    register.

    Gambar 24.Statement List program

    d. Structured Text (ST) atau Structure Language (SCL)

    Teks terstruktur merupakan bahasa tingkat tinggi yang dapat

    memproses sistem logika ataupun alogaritma dan memungkinkan

    pemrosesan system lain. Perintah umumnya menggunakan

    IFTHENELSE, WHILEDO, REPEATUNTIL dll. Contoh Text

    testruktur (ST).

  • Gambar 25.Structured Text program

    e. Sequential Function Chart (SFC)

    Bahasa Program yang dibuat dan disimpan dalam chart. Bagian-

    bagian chart memiliki fungsi urutan langkah , transisi dan percabangan.

    Tiap step memiliki status proses dan bisa terdiri dari struktur yang

    berurutan.

    Gambar 26.Sequential Function Chart program

    C. Simatic Manager S-7

  • SIMATIC Manager adalah : aplikasi dasar untuk mengkonfigurasi atau

    memprogram.Fungsi-fungsi berikut ini dapat ditampilkan dalam SIMATIC

    Manager :

    1. Set up project

    2. Mengkonfigurasi dan menetapkan parameter ke hardware

    3. Mengkonfigurasi hardware Networks

    4. Program blocks

    5. Debug dan Commission program-program

    SIMATIC Manager dapat di operasikan dengan cara :

    1. Offline, tidak terhubung dengan Programmable Controller

    2. Online, terhubung dengan Programmable Controller

    Langkah langkah Dasar Operasi Step 7

    PLC STEP 7 dapat dijalankan dengan Windows dimana akanditemukan

    ICON untuk SIMATIC Manager yang merupakan starting point untuk software

    STEP 7 pada Windows Interface.

    Langkah paling tepat untuk menjalankan STEP 7 adalah menempatkan

    cursor pada icon dan klik dua kali, maka Windows yang berisi SIMATIC

    Manager akan terbuka. Dari sini anda bisa mengakses semua fungsi yang telah

    di install, baik software standar maupun paket paket pilihan. Alternatif

    lainnya anda juga bisa memulai SIMATIC Manager melalui tombol start

    dalam taskbar pada Windows 95/98

    1. Komponen-komponen Standar yang terdapat pada SIMATIC Manager

  • Komponen-komponen standar sebuah Window diperagakan pada

    gambar berikut :

    Gambar 27: komponen-komponen sebuah Windows

    Keterangan :

    a. Title Bar dan Menu Bar

    Title Bar dan Menu Bar selalu ditemukan pada bagian atas

    Window, title bar berisi title dari window dan icon untuk controller

    windows. Sedangkan Menu Bar berisi semua menu-menu yang tersedia

    dalam Windows.

    b. Tools Bar

    Tools Bar berisi icon-icon (atau tombol tool) yang menyediakan

    jalan pintas yang sering kali digunakan dan sekarang ini tersedia menu

    commands melalui satu kali klik pada mouse. Sebuah deskripsi singkat

    dari fungsi dari masing masing tombol ini ditampilkan dengan

    keterangan tambahan dalam status bar bila anda menempatkan cursor

    pada tombol.

  • Gunakan tombol Accesible Nodes dan S7 Memory Card jika

    memungkinkan untuk membuka Windows baik dalam seluruh

    komunikasi ataupun menampilkan seluruh isi memory card. Memory card

    harus dimasukkan dalam slot pada perlengkapan program anda sebelum

    isinya ditampilkan. Jika tipe-tipe akses ini tidak disediakan dalam

    konfigurasi anda, maka tombol-tombol tersebut tidak aktif dan tampil

    dalam warna abu-abu.

    c. Status Bar

    Status Bar menampilkan kontek/isi informasi dependen.

    D. Peralatan Simatic S-7

    Simatic Step 7 merupakan CPU PLC(Programable Logic Controler)

    keluaran Siemens yang paling terbaru yang dapat menangani sebuah sistem

    personal yang di program sesuai dengan kebutuhan. Dimana Disini di pakai S7

    300 CPU 314 dengan karakteristik sebagai berikut :

    Overview CPU 314

    For installations with medium requirements on program scope High processing performance in binary and floating-point arithmetic Micro memory card required to operate the CPU. CPU 314

    Order No. 6AG1 314-1AG13-2AB0 Order No. based on 6ES7 314-1AG13-0AB0 Ambient temperature range -25 C to +60 C, condensation permissible Ambient conditions Suitable for extraordinary medial exposure (e.g. by chloric and sulphuric atmospheres). Conformity with standard for electronic devices on rail vehicles (EN 50155, temperature T1, category 1). Yes Technical data The technical data are identical with the technical data of the

  • based on modules.

    Gambar 28. SIEMENS CPU 314 Series

    S7 300 dapat menggantikan sistem lama masih menggunakan S5.Dengan

    S7 dapat dengan mudah untuk memodifikasi program sesuai dengan kebutuhan.

    Beberapa Keuntungan S7 300 dibanding S5.

    1. Dukungan Sistem Operasi yang lebih user friendly.

    2. Program berbasis Ladder yang mudah untuk di buat dan di mengerti

    3. Dukungan Spare part yang masih banyak.

    S7 300bisa menggunakan lebih dari satu Digital Input dan Digital Output

    sebagai Inteface. DI dan DO yang digunakan merupakan DI dan DO yang

    support dengan CPU 314 yang digunakan. 32 x 24 Volt DI dan DO. Dimana

    karakteristik Digital Input yang digunakan :

    Digital inputs For connecting standard switches and two-wire proximity switches (BERO) Technical specifications 6ES7 321-1BP00-0AA0 Voltages and currents Load voltage L+ Rated value (DC) 24 V Current consumption from backplane bus 5 V DC, max. 100 mA Power loss, typ. 7 W Connection point required front connectors Cable: 6ES7 392-4Bxx0-0AA0 Terminal blocks: 6ES7 392-1xN00-0AA0 Digital inputs Number of digital inputs 64 Number of simultanneously controllable inputs vertical installation - up to 40 C, max. 32 horizontal installation - up to 40 C, max. 64 - up to 60 C, max. 32

  • Input characteristic curve to IEC 1131, Typ 1 Input voltage Rated value, DC 24 V for signal "0" -30...5 V for signal "1" 13...30 V

    Gambar 29. Modul Digital Input dan Spesifikasinya

    Digital Ouput yang digunakan :

    Digital outputs For connecting solenoid valves, contactors, low-power motors, lamps and

    motor Technical specifications 6ES7 322-1BP00- 0AA0 6ES7 322-1BP50- 0AA0 Voltages and currents Load voltage L+ Rated value (DC) 24 V 24 V Current consumption from load voltage L+ (without load), max. 75 mA 75 mA from backplane bus 5 V DC, max. 100 mA 100 mA Power loss, typ. 6 W 6 W Connection point required front connectors Cable: 6ES7 392- 4Bxx0-0AA0 Terminal blocks: 6ES7 392-1xN00- 0AA0 Cable: 6ES7 392- 4Bxx0-0AA0; Terminal blocks: 6ES7 392-1xN00

    Gambar 30. Modul Digital Output dan Spesifikasinya

  • Gambar 31.Simatic S7

    Simatic S7 yang paling cocok digunakan untuk menjalankan tugas otomasi

    yang sederhana yaitu:

    1. Simatik S7.

    2. Simatik S7-100.

    3. S7 300U Programmable Controller.

    Pada laporn ini hanya akan membahas tentang simatic S7 karna

    pengontrolan portal menggunakan simatic S7. Adapun keuntungan dari simetic

    S7 adalah controller paling ekonomis untuk mengoperasikan tugas otomasi

    sederhana yang digunakan untuk tugas otomasi yang sebelunnya hanya

    dioperasikan oleh kontaktor dan relay. Rangkaian dengan hanya beberapa

    kontaktor sudah dapat diimplementasikan dan lebih ekonomis.

    Fitur yang menonjol pada 57 adalah:

    1. Input/output analog Onboard dengan konversi waktu yang sangant

    pendek.

  • 2. Power Supply yang telah tersedia.

    3. CPU terpisah dari input dan output.

    4. Dapat dengan mudah menambah atau mengurangi input/output nya

    5. Networking capability sebagai stasiun aktif atau pasif dalam SINEC L2

    LAN.

    Bahasa Pemograman STEP 7 memiliki opefand areas sebagai berikut:

    I Inputs interfaces dari proses ke programmable controller.

    Q Outputs interfaces dan programmable controller ke proses.

    F Flags memori untuk hasil lanjutan dari operasi biner.

    D Data memori untuk hasil lar{utan dari operasi digital.

    T Timers memori untuk mengimplementasikan waktu.

    C Counters memori untuk mengimplementasikan counters.

    P Peripheralsinterfaces dari proses ke programmable controller.

    K Constants mendefenisikan nilai angka.

    OBs (Organization Blocks) mengatur program kontrol.

    PBs (Program Blocks)menyusun program kontrol menurut fungsional dariaspek-

    aspek teknik.

    SBs (Sequence Blocks)blok spesial mengontrol rangkaian program (dapat

    digunakan hanya dalam S5-95U).

    FBs (Function Blocks) blok spesial dari program yang komplekDBs (Data

    blocks) menyimpan data.

    E. Mekanisme Kerja Portal Scraper

  • Portal Scraper adalah alat yang digunakan untuk menarik material Lime

    Stone dan Silica Stone di Storage Indarung III. Peralatan ini bergerak di jalur rel

    yang terletak disepanjang tumpukan (pile) material. Di setiap tumpukan lime

    stone dan silica terdapat limit switch yang terletak di sebelah rel agar pada saat

    penarikan material tidak terjadi pencampuran bahan yang akan di antar ke raw

    mill menggunakan belt conveyor. portal scaper dilengkapi oleh dua chain dimana

    chain I digunakan untuk menarik material ke arah chain 2 dan selanjutnya

    ditarik oleh chain 2 tersebut untuk kemudian ditransport oleh belt conveyor

    yang juga terletak sepanjang tumpukan material tersebut. Yang mana kedua

    chain tesebut dapat bergerak keatas dan kebawah sesuai dengan keberadaan

    tumpukan material.

    Gambar 32.Portal Scrapper di Area storage Lime Stone dan Silica Stone

    1. Komponen-komponen utama Portal Scrapper

    a. Motor Travel

    Motor Travel berfungsi untuk menjalankan Portal dari arah kiri

    ke kanan kanan atau sebaliknya dengan jalur lintasan yang telah

  • ditentukan. Pada Portal Scraper terdapat 2 buah Motor Travel dimana

    dimana motor 1 untuk menggerakkan portal ke arah kiri dan motor 2

    menggerakkan portal ke arah kanan.

    b. Motor Chain

    Motor chain berfungsi untuk menarik material Lime Stone dan

    Silica Stone menuju belt conveyor. Pada portal scraper terdapat 2

    motor Chain yaitu chain 1 dan chain 2 dimana chain 1 digunakan

    untuk menarik material ke arah chain 2 dan selanjutnya ditarik oleh

    chain 2 tersebut untuk kemudian ditransport oleh belt conveyor yang

    terletak diepanjang tumpukan.

    c. Motor hoist

    Motor Hoist berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan

    Chain agar bisa menarik material lime stone dan silica stone

    d. Motor drum kabel power

    Motor drum kabel power berfungsi untuk menggulung kabel

    power agar tersusun secara rapi.

    e. Motor drum kabel kontrol

    Motor drum kabel kontrol berfungsi untuk menggulung kabel

    kontrol agar tersusun secara rapi.

    f. Panel Control

    Penel Control ini berperan sebagai peralatan untukmengontrol

    kinerja Portal Scrapper.

    2. Prinsip Kerja Portal Scrapper

  • Berdasarkan fungsinya portal scrapper berfungsi menurunkan material

    lime stone yang tersimpan di storage ke atas belt conveyor menuju ke raw

    mill.

    Motor motor pada portal Scrapper bekerja secara Interlocking. Secara

    wairing diagram prinsip kerja portal scrapper dapat dilihat pada gambar

    berikut ini :

  • Gambar 33. Prinsip Kerja Portal Scraper dalam bentuk Wairring

    Ket : RS 2L04 : Return Signal Belt Conveyor

  • K1 : Chain Motor Contactor K2 : Travel Motor Contactor K3 : Hoist Motor Contactor S1 : Selector (Auto Start, Local Auto, dan Manual)

    Dari gambar diatas terlihat bahwa portal Scrapper dapat beroperasi dengan 3

    metode start, yaitu auto start, local auto start, dan manual start.

    a. Auto Selection

    Auto selection bekerja berdasarkan RS (return signal) A2L04

    yang diterima dari panel transport. Portal Scrapper tidak akan bekerja

    jika belt conveyor dalam keadaan OFF.

    Auto selection dapat dimulai dengan memposisikan selector

    switch pada posisi Auto dan semua Circuit Breaker dalam keadaan

    ready. Saat belt conveyor ON maka signal akan masuk ke Input PLC

    sebagai perintah untuk start Portal. Dengan delay 5 detik portal akan

    beroperasi.

    Secara umum kerja dari Auto selection dapat dilihat pada

    gambar berikut ini :

    Signal RS akan mengaktifkan relay 24VDC sehingga I 9.5

    bernilai 1. Berikut kutipan leadder diagram auto selection.

  • Gambar 34. Prinsip Kerja Auto selection

    Urutan kerja Auto selection.

    1) Belt Conveyor A2LO4 Jalan/ON (wait 5 detik)

    2) Chain Primer dan sekunder jalan

    3) Motor Travel jalan ke arah berlawanan dari posisi semula. Portal

    Scrapper akan berhenti jika limit switch menyentuh Bandul/Batas

    penarikkan material

    4) Motor Hoist turun hingga menyentuh Material. Dalam hal ini lama

    atau kedalaman chain turun tergantung pada tinggi/rendahnya

    permukaan material. Pada portal scrapper menggunakan counter

    untuk menentukan kedalaman pengerukkan.

  • 5) Jika Portal Scrapper berada di sisi kanan, maka penarikkan akan

    dilakukan mulai dari sisi kanan menuju sisi kiri. Sesampai di batas

    paling kiri, portal akan menyentuh bandul.

    6) Motor travel stop.

    7) Motor Hoist turun dan dilanjutkan dengan jalannya travel.

    b. Local Auto Selection

    Pada Local auto selection portal Scrapper beroperasi setelah

    menerima RS dari belt conveyor A2LO4 dan mesti menerima signal start

    dari Operator. Artinya untuk menjalankan portal scrapper, operator harus

    menekan tombol start setelah belt conveyor aktif.

    Local auto selection dapat dimulai dengan jalannya belt conveyor,

    kemudian setelah 5 detik portal Scrapper akan ready, namun belum

    beroperasi. Portal scrapper akan beroperasi setelah push button Start

    ditekan.

    Gambar35 . Prinsip Kerja Local Auto selection

  • Berikut urutan kerja Local auto selection :

    1) Belt Conveyor A2LO4 Jalan/ON (wait 5 detik)

    2) Tekan Tombol Start

    3) Chain Primer dan sekunder jalan

    4) Motor Travel jalan ke arah berlawanan dari posisi semula. Portal

    Scrapper akan berhenti jika limit switch menyentuh Bandul/Batas

    penarikkan material

    5) Motor Hoist turun hingga menyentuh Material. Dalam hal ini lama

    atau kedalaman chain turun tergantung pada tinggi/rendahnya

    permukaan material. Pada portal scrapper menggunakan counter

    untuk menentukan kedalaman pengerukkan.

    6) Jika Portal Scrapper berada di sisi kanan, maka penarikkan akan

    dilakukan mulai dari sisi kanan menuju sisi kiri. Sesampai di batas

    paling kiri, portal akan menyentuh bandul.

    7) Motor travel stop.

    8) Motor Hoist turun dan dilanjutkan dengan jalannya travel.

    c. Manual Selection

    Pada manual selection pengendalian Portal Scrapper dapat dilakukan

    secara tanpa berurutan. Motor chain, travel, hoist, dan drum cable kontrol

    serta power dapat aktif sendiri sendiri tanpa interlocking dari motor lain.

    Manual selection di biasanya digunakan saat masa perbaikkan.

  • Gambar 36. Prinsip Kerja Manual Selection

    3. Input dan Output yang digunakan dalam Pengoperasian Portal Scrapper

    PLC belum bisa berdiri sendiri untuk menjadi otput untuk motor - motor

    listrik berdaya tinggi oleh sebab itu PLC harus didukung dengan kontrol

    magnetik atau disebut juga dengan kontaktor, kontaktor adalah saklar

    maknetik yang berfungsi apabila koil nya mendapat suplai tegangan. Macam

    macam pendukung pengoperasian portal scrapper menggunakan PLC simatik

    S7 adalah:

    a. Main switch, MCB dan fuse.

    Singkatan MCB adalah Mini circuit Breaker yang memiliki fungsi

    sebagai alat pengaman arus lebih. MCB ini memproteksi arus lebih

    yang disebabkan terjadinya beban lebih dan arus lebih karena adanya

    hubunganpendek. Dengan demikian prinsip dasar bekerjanya yaitu untuk

  • pemutusanhubungan yang disebabkan beban lebih dengan relai arus

    lebih seketika digunakan electromagnet,

    Gambar 37.(a) Main Switch (b) MCB1 danFuse

    b. TOR (Termal Overload Realey)

    Thermal relay atau overload relay adalah peralatan switching yang

    pekaterhadap suhu dan akan membuka atau menutup kontaktor pada saat

    suhu yang terjadi melebihi batas yang ditentukan atau peralatan kontrol

    listrik yang berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik jikaterjadi

    beban lebih.

    Gambar 38.Thermal Over Load

  • Terminal Kontak

    95-96 NC

    97-98 NO

    Tabel 7.kontak Thermal Over Load

    Gambar 39.TOR dab bagian-bagiannya

    Gambar 40.Cara kerja TOR

    Thermal overload relay (TOR) mempunyai tingkat proteksi yang

    lebih efektifdan ekonomis, yaitu:

  • 1) Pelindung beban lebih / Overload

    2) Melindungi dmi ketidakseimbangan phasa / Phase failure

    imbalance

    3) Melindungi dari kerugian / kehilangan tegangan phasa / Phase

    Loss.

    c. Magnetic Contactor

    Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja

    berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Pada Contactor terdapat

    sebuah belitan yang mana bila dialiri arus listrik akan timbul medan

    magnet pada inti besinya, yang akan membuat kontaknya tertarik oleh

    gaya magnet yang timbul tadi. Kontak Bantu NO (Normally Open) akan

    merurtup dan kontak Bantu NC (Normally Close) akan membuka.

    Kontak pada Contactor terdiri dari kontak utama dan kontak

    Bantu.Kontak utama digunakan untuk rangkaian daya sedangkan kontak

    Bantu digunakan untuk rangkaian kontrol.

    Didalam suatu Contactor elektromagnetik terdapat kumparan utama

    yang terdapat pada inti besi. Kumparan hubung singkat berfungsi sebagai

    peredam getaran saat kedua inti besi saling melekat.

    Apabila kumparan utama dialiri arus, maka akan timbul medan

    magnet pada inti besi yang akan menarik inti besi dari kumparan hubung

    singkat yang dikopel dengan kontak utama dan kontak Bantu dari

    Contactor tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kontak utama dan kontak

    bantunya akan bergerak dari posisi normal dimana kontak NO akan

  • tertutup sedangkan NC akan terbuka. Selama kumparan utama Contactor

    tersebut masih dialiri arus, maka kontak-kontaknya akan tetap pada

    posisi operasinya.

    Komponen penting pada kontaktor (Magnetic Contactor) :

    1) kumparan magnit (coil) dengan simbol Al - M yang akan bekerja

    bila mendapat sumber tegangan listrik.

    2) kontak utama terdiri dari simbol angka : 1,2,3,4,5, dan 6.

    3) kontak bantu biasanya tediri dari simbol angka ll,l2,l3,l4,

    ataupun angka 21,22,23,24 dan juga angka depan seterusnya

    tetapi angka belakang tetap dari 1 sampai 4.

    Gambar 41.Kontaktor

    d. Realey 220Vac &24Vdc

  • Relay adalah sebuah saklar elekronis yang dapat dikendalikan dari

    rangkaian elektronik lainnya. Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:

    1) koil : lilitan dari relay

    2) common : input terminal

    3) kontak : terdiri dari NC dan NO

    Membedakan NC dengan NO:NC (Normally Closed) : kontak dari

    relay yang dalam keadaan normal (spull relay tidak diberi tegangan)

    terhubung dengan common.NO (Normally Open) : kontak dari relay

    yang dalam keadaan normal (spull relay tidak diberi tegangan) tidak

    terhubung dengan coillmon. Bagian-bagian relay dapat diketahui dengan

    2 cara, yakni:

    1) dengan cara melihat isi dalam relay tersebut

    2) dengan menggunakan multimeter (Ohm)

    Gambar 42.(a) Realey 220 VAC ,(b) Realey 24 VDC

    e. Trafo

  • Transformator atau transformer atau trafo adalah komponen

    elektromagnet yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf

    yang lain.

    Prinsip kerja

    Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi

    elektromagnetik.Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi

    primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung

    dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL

    dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna,semua daya pada lilitan

    primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.

    \

    Gambar 43.Hubungan primer dan sekunder Trafo

    Gambar 44.(a) Trafo Step Down (b) Adaptor AC-DC

    f. Terrninal kabel

  • Terminal kabel adalah alat untuk menghubungkan kawat atau

    kabel.Terminal adalah tipe sederhana dari konektor listrik yang

    menghubungkan dua atau lebih kawat ke titik koneksi tunggal.

    Gambar 45.Terminal Kabel

    g. Push button (tombol tekan) NO & NC

    Pengertian Push Bottom merupakan suatu bentuk saklar yang

    seringdigunakan dalam suatu rangkaian control dan mempunyai fungsi

    sama dengan saklar-saklar lainnya pada umumnya, tetapi memiliki

    perbedaan dalam penguncian.

  • Gambar 46.Push Button

    Push Bottom Normally Open ( NO ) dengan fungsi jika ditekan

    bekerja (ON ), apabila dilepas akan kembali semula ( OFF ).ush Bottom

    Normally close ( NC ) dengan fungsi jika ditekan tidak bekerja ( OFF ),

    apabila dilepas menjadi bekerja ( ON ).

    Push Bottom mengunci, berfungsi jika ditekan bekerja ( ON ) dan

    apabila dilepas tetap bekerja ( ON ), tetapi jika ditekan untuk kedua

    kalinya maka akan tidak bekerja ( OFF ).

    Gambar 47.Lambang Push Bottom NO dan NC

  • h. Lampu indikator

    Lampu indikator berfirngsi sebagai penanda beroperasinya suatu

    alat (komponen) lisrik

    i. Limit switch

    Limit switch adalah suatu alat yang berfungsi untuk memutuskan dan

    arus listrik pada suatu rangkaian, berdasarkan struktur mekanik dari

    limit switch itu sendiri. Limit switch memiliki tiga buah terminal,

    yaitu:central terminal, normally close (NC) terminal, dan normally open

    (NO) terminal. Sesuai dengan namanya limit switch digunakan untuk

    membatasi kerja dari suatualat yang sedang beroperasi. Terminal NC,

    NO, dan central dapat digunakan untuk memutuskan aliran listrik pada

    suatu rangkaian atau sebaliknya.

    Pada dasarnya limit switch bekerja berdasarkan sirip saklar yang

    memutar tuas karena mendapat tekanan plunger atau tripping

    slripwobbler.

  • Gambar 48.Limit Switch

    4. Gabungan dari semua komponen pengoperasian portal scraper

    Dalam pengontrolan portal scraper menggunakan PLC simatik S7

    terdiri dari beberapa komponen, semua komponen tersebut saling berkaitan

    satu dengan yang lainnya.

    Gambar 49.Pengontrolan seutuhnya

    F. Pemograman Portal Scraper

    1. Langkah pertama dalam membuat program adalah menyusun sebuah

    project baru sekaligus konfigurasi hardware. Kemudian memilih modul

    PLC yang akan digunakan berdasarkan I/O yang akan digunakan. Setiap

    project mencakup konfigurasi perangkat keras PLC dan program logika

    yang memiliki fungsi tertentu.

  • Langkah langkah membuat project baru adalah sebagai berikut :

    a. Klik icon SIMATIC MANAGER pada desktop

    b. Klik File New Project

    Gambar 50.New Project STEP 7 Wizard

    c. Klik finish

    2. Selanjutnya adalah memilih jenis PLC dan konfigurasi hardware yang

    akan digunakan atau disebut Stations, langkah langkahnya adalah

    sebagai berikut :

    a. Klik icon project yang telah dibuat

    b. Klik Insert Station Pilih SIMATIC 300 Station

    Gambar 51.SIMATIC 300 Station

  • 3. Hardware Configuration SIMATIC Manager Step 7

    Untuk bisa masuk ke frame hardware configuration, dapat dilakukan

    dengan prosedur sebagai berikut :

    a. Klik ganda icon Simatic 300 Station

    b. Klik ganda icon Hardware, maka muncul frame Hardware

    Configuration

    Gambar 52. Frame konfigurasi Hardware SIMATIC S7

    c. Klik icon Catalog, muncul frame Hardware Catalog yang

    berisi 3 pilihan, yaitu : Profibus DP, Simatic 300 dan Simatic 400

    Langkah langkah pengisian Hardware Component :

    1) Klik tanda [+] di kiri Simatic 300

    2) Klik ganda tanda Rack-300 Klik ganda Rail,muncul table

    yang baris pertamanya sudah di select

  • 3) Untuk memilih jenis Power Supply, di Frame Hardware

    Catalog pada baris pertama, klik tanda [+] di kiri PS-300

    double klik PS 307 5A, muncul di tabel tulisan PS307 5A,

    dan baris pertama terselect

    4) Untuk memilih Processor yang akan digunakan, klik tanda

    [+] di kiri CPU-300 klik ganda CPU 314, lalu cari jenis

    CPU yang digunakan, untuk project ini, pilih CPU jenis

    6ES7-314-1AG13-0AB0, dan baris ke dua terselect

    5) Baris ke tiga di isi dengan IM (Interface Module), baris ini

    tidak digunakan, maka baris ini dikosongkan.

    6) Untuk mendaftarkan jenis DI dan DO, klik tanda [+] di kiri

    SM-300, lalu klik tanda [+] di kiri DI-300 pilih dan klik

    ganda jenis DI yang digunakan, begitu juga dengan

    mendaftarkan DO. Setelah DI dan DO didaftarkan, klik

    tombol save, maka akan tampil di layar seperti gambar

    berikut :

  • Gambar 53.Hardware Configuration Portal Scraper

    4. Pemograman Portal Scraper dengan simtic S-7

    Pada bagian ini, yang pertama kali harus dilakukan adalah mendata

    motor yang masuk ke dalam sistem, yaitu data alamat atau simbol

    masukan dan keluaran motor yang digunakan, juga alamat/simbol

    masukan dan keluaran non motor yang termasuk ke dalam sistem.

    Langkah langkah membuat symbol table adalah sebagai berikut :

    1) Klik ganda tanda [+] di sebelah kiri risqifajrilbook

    2) Klik ganda tanda [+] di sebelah kiri SIMATIC 300 Station

    3) Klik ganda tanda [+] di sebelah kiri CPU 314

    4) Klik S7 Program(1), sehingga akan muncul tiga pilihan di layar

    kanan, yaitu : Source Files, Blocks dan Symbols

    5) Klik ganda Symbols, yang harus diisi pada table tersebut adalah

    kolom symbol dan address, sementara kolom data type akan

  • terisi otomatis, untuk kolom Comment dapat diisi sesuai

    kebutuhan, seperti pada lampiran 1.

    5. Function Block Diagram (FBD) Portal Scraper

    Setelah address yang dibutuhkan Kiln Thruster dibuat, langkah

    selanjutnya adalah membuat Function Block Diagram, dengan langkah-

    langkah sebagai berikut :

    a. Klik ganda tanda [+] di sebelah kiri risqifajrilbook

    b. Klik ganda tanda [+] di sebelah kiri SIMATIC 300 Station

    c. Klik ganda tanda [+] di sebelah kiri CPU 314

    d. Klik S7 Program(1), sehingga akan muncul tiga pilihan di layar

    kanan, yaitu : Source Files, Blocks dan Symbols

    e. Klik ganda Blocks

    f. Klik kanan pada frame Insert New Object Function, maka

    akan muncul frame berikut :

    Gambar 54.Frame properties Function

  • g. Klik OK

    Setelah functiondibuat, maka langkah selanjutnya membuat

    program pada function dengan klik ganda pada function yang

    telah dibuat.

    G. Permasalahan dan perawatan peralatan portal Scraper

    1. Permasalahan portal scraper

    a. Hilang dan munculnya signal belt conveyor (RS A2LO4) tanpa

    dikehendaki.

    Dalam mode auto dan local, beroperasinya belt conveyor menjadi

    syarat utama untuk aktifn