laporan praktikum kr01 - farandy haris
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Nama / NPM : Farandy Haris / 1206261251
Fakultas / Prodi : Teknik / Teknik Kimia
Grup dan Kawan Kerja : Grup 16
1. Haqqyana
2. Kevin S. Sembiring
3. Jendra Riyan D.
4. Hendy Tri Kurniawan
5. Hanna Julia
6. Cinditia
7. Desly Putut Priambudi
Nomor dan Nama Percobaan : KR01 – Disipasi Kalor Hot Wire
Minggu Percobaan : Minggu ke-8
Tanggal Percobaan : 05 Mei 2013
Laboratorium Fisika Dasar
Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar (UPP-IPD)
Universitas Indonesia
Depok, 2013
Disipasi Kalor Hot Wire
I. Tujuan Praktikum
� Menggunakan hot wire sebagai sensor kecepatan aliran udara.
II. Peralatan
1. Kawat pijar (hotwire)
2. Fan / kipas
3. Voltmeter dan amperemeter
4. Adjustable power supply
5. Camcorder / webcam
6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
III. Landasan Teori
Seiring dengan perkembangan teknologi, manusia senantiasa untuk
mengembangkan suatu alat yang digunakan sebagai alat sensor untuk pengukuran yang
lebih akurat. Salah satunya adalah pengembangan dari teknologi untuk mengukur
kecepatan angin atau kecepatan dari aliran udara turbulen yang dapat diukur dengan
menggunakan prinsip dasar dari percobaan hot wire yang menghubungkan antara
kecepatan angin yang ada dengan besarnya tegangan yang diberikan dan dihasilkan dari
energi kalor yang berasal dari konversi energi listrik dari suatu daya listrik yang
dihubungkan dengan tegangan listrik. Salah satu jenis sensor yang banyak digunakan
adalah hot wire anemometer. Sebelum digunakan dalam pengukuran aliran, hot wire
anemometer harus dikalibrasi untuk menentukan suatu persamaan respon kalibrasi yang
menyatakan suatu hubungan antara tegangan kawat (wire voltage, E) dengan kecepatan
referensi (reference velocity, U).
Beberapa nilai dari kalibrasi yang dapat digunakan adalah persamaan simple-
power law dan persamaan extended power-law yang dapat digunakan dalam konversi
energi listrik yang dihasilkan. Nilai dari keakurasian ini ditentukan berasal dari suatu
nilai maksimal dan minimal dari curve vit yang merupakan cara metode yang dapat
digunakan dalam pengukuran dari nilai kalibrasi yang didapat dengan menggunakan nilai
optimum yang ada. Keakurasian curve fit ini dapat digunakan dari persamaan simple-
power law yang dengan rentang kecepatan yang berbeda-beda untuk menghasilkan nilai
optimum konstanta pangkat nilai optimum. Nilai ini ditemukan oleh seorang peneliti
yang bernama King dengan nilai optimumnya adalah sebesar 0,5.
Salah satu prinsip kerja alat yang sering digunakan dalam percobaan ini adalah
prinsip kerja dari tipe single normal hot wire yang merupakan jenis yang paling banyak
digunakan dan juga digunakan dalam eksperimen kali ini. Probe seperti ini terdiri dari
sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat baja yang
dipanasi dengan arus listrik dan bekerja berdasarkan prinsip perpindahan panas konveksi.
Masing masing ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan.
Single normal probe adalah suatu tipe hot wire yang paling banyak digunakan
sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah aksial saja.
Probe seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada
dua kawat baja. Masing masing ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan.
Energi listrik yang mengalir pada probe tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi
energi kalor. Besarnya energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan, arus
listrik yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir.
P = v . i . ∆t …… (1)
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga
merubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka
perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio
yang dirumuskan sebagai:
Overheat ratio = ��
�� …… (2)
Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).
Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).
Gambar Prinsip Kerja Aliran Udara Dalam Hot Wire
Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan
hubungan antara tegangan kawat (wire voltage, E) dengan kecepatan referensi (reference
velocity, U) setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap
percobaan dapat dievaluasi menggunakan persamaan tersebut.
Persamaan yang didapat berbentuk persamaan linear atau persamaan polinomial.
Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada
temperatur ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan
kecepatan yang hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan
melalui daya yang diberikan ke fan, yaitu 70, 110, 150, dan 190 dari daya maksimal 230
m/s.
IV. Prosedur Percobaan
1. Mengaktifkan Web cam! (mengklik icon video pada halaman web r-Lab)!
2. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s, dengan mengklik pilihan drop
down pada icon “atur kecepatan aliran”.
3. Menghidupkan motor penggerak kipas dengan mengklik radio button pada icon
“menghidupkan power supply kipas”.
4. Mengukur Tegangan dan Arus listrik di kawat hot wire dengan cara mengklik icon
“ukur”.
5. Mengulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70 , 110 , 150 , 190 dan 230 m/s!
Gambar Pro
V. Hasil dan Evaluasi
V.I. Grafik Hubungan
A. Saat kecepatan aliran
Gambar
waktu pada saat nilai dari kecepatan angin tersebut adalah 0 m/s. Dengan
menggunakan garis linear sebagai hubungan antara data
didapat suatu persamaan linear dimana nilai y
nilai yang berubah
sesuai dengan persamaan linear segresinya.
menjadi:
500
1.000
1.500
2.000
2.500
Te
ga
ng
an
(V
)
Gambar Prosedur Percobaan Disipasi Kalor Hot Wire
Hasil dan Evaluasi
Grafik Hubungan antara Tegangan dan Waktu (dalam k
Saat kecepatan aliran udara = 0 m/s
Gambar grafik tersebut menunjukkan nilai hubungan antara tegangan dan
waktu pada saat nilai dari kecepatan angin tersebut adalah 0 m/s. Dengan
menggunakan garis linear sebagai hubungan antara data
didapat suatu persamaan linear dimana nilai y = 2,112
nilai yang berubah-ubah sesuai dengan waktu. Dan nilai y tidak akan berubah
sesuai dengan persamaan linear segresinya. Maka, persamaan garis linearnya
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
0 2 4 6 8
Waktu (s)
Tegangan Vs Waktu
ire.
kecepatan berbeda)
rafik tersebut menunjukkan nilai hubungan antara tegangan dan
waktu pada saat nilai dari kecepatan angin tersebut adalah 0 m/s. Dengan
menggunakan garis linear sebagai hubungan antara data-data grafik tersebut
dengan nilai x adalah
Dan nilai y tidak akan berubah
ersamaan garis linearnya
y = 2,112
10 12
B. Saat kecepatan aliran
Gambar
waktu pada saat nilai dari kecepatan angin tersebut adalah
menggunakan garis linear sebagai hubungan antara data
didapat suatu persamaan linear dimana nilai y
adalah nilai yang berubah
berubah sesuai dengan persamaan linear segresinya.
linearnya menjadi:
2.067
2.067
2.068
2.068
2.069
2.069
2.070
2.070
2.071
Te
ga
ng
an
(V
)
y = 2,112
ecepatan aliran udara = 70 m/s
Gambar grafik tersebut menunjukkan nilai hubungan antara tegangan dan
waktu pada saat nilai dari kecepatan angin tersebut adalah
menggunakan garis linear sebagai hubungan antara data
didapat suatu persamaan linear dimana nilai y = 0,133x + 2,068
adalah nilai yang berubah-ubah sesuai dengan waktu. Dan nilai y tidak akan
berubah sesuai dengan persamaan linear segresinya. Maka, p
linearnya menjadi:
y = 0,133x + 2,068
2.067
2.067
2.068
2.068
2.069
2.069
2.070
2.070
2.071
0 2 4 6 8
Waktu (s)
Tegangan Vs Waktu
rafik tersebut menunjukkan nilai hubungan antara tegangan dan
waktu pada saat nilai dari kecepatan angin tersebut adalah 70 m/s. Dengan
menggunakan garis linear sebagai hubungan antara data-data grafik tersebut
0,133x + 2,068 dengan nilai x
Dan nilai y tidak akan
Maka, persamaan garis
y = 0,133x + 2068
R² = 0,152
10 12
C. Saat kecepatan aliran
Gambar
waktu pada saat nilai dari kecepatan angin tersebut adalah
menggunakan garis linear sebagai
didapat suatu persamaan linear dimana nilai y
adalah nilai yang berubah
menurut persamaan linear segresinya.
menjadi:
2.048
2.048
2.049
2.049
2.050
2.050
2.051T
eg
an
ga
n (
V)
ecepatan aliran udara = 110 m/s
Gambar grafik tersebut menunjukkan nilai hubungan antara tegangan dan
waktu pada saat nilai dari kecepatan angin tersebut adalah
menggunakan garis linear sebagai hubungan antara data
didapat suatu persamaan linear dimana nilai y = -0,042x + 2,048
adalah nilai yang berubah-ubah sesuai dengan waktu. Dan nilai y akan tetap
menurut persamaan linear segresinya. Maka, persamaan garis li
y = -0,042x + 2,048
2.048
2.048
2.049
2.049
2.050
2.050
2.051
0 2 4 6 8
Waktu (s)
Tegangan Vs Waktu
rafik tersebut menunjukkan nilai hubungan antara tegangan dan
waktu pada saat nilai dari kecepatan angin tersebut adalah 110 m/s. Dengan
hubungan antara data-data grafik tersebut
0,042x + 2,048dengan nilai x
Dan nilai y akan tetap
ersamaan garis linearnya
y = -0,042x + 2,048
R² = 0,033
10 12
D. Saat kecepatan aliran
Gambar
waktu pada saat nilai dari kecepatan angin tersebut adalah
menggunakan garis
didapat suatu persamaan linear dimana nilai y
adalah nilai yang berubah
linearnya menjadi:
E. Saat kecepatan aliran
2.040
2.040
2.040
2.040
2.040
2.041
2.041
2.041
2.041
Te
ga
ng
an
(V
)
2.035
2.035
2.035
2.035
2.036
2.036
2.036
2.036
Te
ga
ng
an
(V
)
ecepatan aliran udara = 150 m/s
Gambar grafik tersebut menunjukkan nilai hubungan antara tegangan dan
waktu pada saat nilai dari kecepatan angin tersebut adalah
menggunakan garis linear sebagai hubungan antara data
didapat suatu persamaan linear dimana nilai y = 0,103x + 2,040
adalah nilai yang berubah-ubah sesuai dengan waktu. Maka, p
linearnya menjadi:
y = 0,103x + 2,040
ecepatan aliran udara = 190 m/s
2.040
2.040
2.040
2.040
2.040
2.041
2.041
2.041
2.041
0 2 4 6 8
Waktu (s)
Tegangan Vs Waktu
2.035
2.035
2.035
2.035
2.036
2.036
2.036
2.036
0 2 4 6 8
Waktu (s)
Tegangan Vs Waktu
rafik tersebut menunjukkan nilai hubungan antara tegangan dan
waktu pada saat nilai dari kecepatan angin tersebut adalah 150 m/s. Dengan
linear sebagai hubungan antara data-data grafik tersebut
0,103x + 2,040dengan nilai x
Maka, persamaan garis
y = -0,103x + 2,040
R² = 0,417
10 12
y = 0,048x + 2,035
R² = 0,080
10 12
Gambar grafik tersebut menunjukkan nilai hubungan antara tegangan dan
waktu pada saat nilai dari kecepatan angin tersebut adalah 190 m/s. Dengan
menggunakan garis linear sebagai hubungan antara data-data grafik tersebut
didapat suatu persamaan linear dimana nilai y = 0,048x + 2,035 dengan nilai x
adalah nilai yang berubah-ubah sesuai dengan waktu. Dan nilai y akan
berubah menurut persamaan regresi linearnya. Maka, persamaan garis
linearnya menjadi:
y = 0,048x + 2,035
F. Saat kecepatan aliran udara = 230 m/s
Gambar grafik tersebut menunjukkan nilai hubungan antara tegangan dan
waktu pada saat nilai dari kecepatan angin tersebut adalah 230 m/s. Dengan
menggunakan garis linear sebagai hubungan antara data-data grafik tersebut
didapat suatu persamaan linear dimana nilai y = 0,042x + 2,031 dengan nilai x
adalah nilai yang berubah-ubah sesuai dengan waktu. Maka, persamaan garis
linearnya menjadi:
y = 0,042x + 2,031
V.II. Grafik Hubungan antara Tegangan dan Kecepatan Aliran Angin
Dalam menggambarkan hubungan antara tegangan dengan kecepatan aliran
angin, sebagai pedoman yang diambil adalah nilai dari waktu yang digunakan
y = 0,042x + 2,031
R² = 0,165
2.032
2.032
2.032
2.032
2.033
2.033
2.033
0 2 4 6 8 10 12
Te
ga
ng
an
(V
)
Waktu (s)
Tegangan Vs Waktu
dalam setiap percobaan dalam 10 detik pertama. Dalam hal ini, praktikan
mengambil data sampel yang digunakan sebanyak 5 buah waktu (dalam satuan
detik) untuk melihat bagaimana grafik yang dihasilkan dari hubungan tegangan
dengan kecepatan aliran angin. Kelima data yang digunakan tersebut adalah data
pada detik ke-2, 4, 6, 8, dan 10.
A. Keadaan data pada detik ke-2
Tabel 1. Nilai Least Square antara Kecepatan Angin dan Tegangan saat Detik ke-2.
No. Detik ke- x y x2 y2 Xy
1 2 0 2,112 0 4,460544 0
2 2 70 2,081 4900 4,330561 145,76
3 2 110 2,065 12100 4,264225 227,15
4 2 150 2,057 22500 4,231249 308,55
5 2 190 2,053 36100 4,214809 390,07
6 2 230 2,051 52900 4,206601 471,73
∑ 750 12,419 128500 25,708 1534,17
Dari tabel di atas, maka didapat grafik hubungan antara kecepatan angin dan
tegangan hot wire pada saat detik ke-2 adalah sebagai berikut:
Nilai persamaan garis yang ada pada grafik di atas dapat dihitung dengan
menggunakan metode kuadrat terkecil (least square) sebagai berikut:
y= ax + b
a = �∑�����∑��∑�
�∑�� ��∑�� b =
∑�� ∑��∑��∑����
�∑�� ��∑��
a = ������,��������� ,��
��� ��������� b =
�� ������ ,������������,��
��� ���������
a = �� �, ��� � ,�
��������� ��� b =
���������������
��������� ���
a = - 0,0003 b = 2,0978
Dari perhitungan metode least square di atas, maka akan didapat nilai dari
suatu persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan yaitu:
y = - 0,0003x + 2,0978
B. Keadaan data pada detik ke-4
Tabel 2. Nilai Least Square antara Kecepatan Angin dan Tegangan saat Detik ke-4.
No. Detik ke- x y x2 y2 Xy
1 4 0 2,112 0 4,460544 0
2 4 70 2,081 4900 4,330561 145,67
3 4 110 2,065 12100 4,264225 227,15
4 4 150 2,056 22500 4,227136 308,40
5 4 190 2,053 36100 4,214809 390.07
y = -0,0003x + 2,0978
2,02
2,03
2,04
2,05
2,06
2,07
2,08
2,09
2,1
2,11
2,12
0 50 100 150 200 250
Te
ga
ng
an
(V
)
Kecepatan Angin (m/s)
Tegangan Vs Kecepatan Angin
Tegangan Vs
Kecepatan Angin
Linear (Tegangan Vs
Kecepatan Angin)
6 4 230 2,050 52900 4,2025 471,5
∑ 750 12,364 128500 25,700 1542,79
Dari tabel di atas, maka didapat grafik hubungan antara kecepatan angin dan
tegangan hot wire pada saat detik ke-4 adalah sebagai berikut:
Nilai persamaan garis yang ada pada grafik di atas dapat dihitung dengan
menggunakan metode kuadrat terkecil (least square) sebagai berikut:
y= ax + b
a = �∑�����∑��∑�
�∑�� ��∑�� b =
∑�� ∑��∑��∑����
�∑�� ��∑��
a = ������,��������� ,���
��� ��������� b =
�� ������ ,�������������,��
��� ���������
a = �� �,���� ��, �
��������� ��� b =
�������,���������,�
��������� ���
a = - 0,0003 b = 2,0993
Dari perhitungan metode least square di atas, maka akan didapat nilai dari
suatu persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan yaitu:
y = - 0,0003x + 2,0993
C. Keadaan data pada detik ke-6
Tabel 3. Nilai Least Square antara Kecepatan Angin dan Tegangan saat Detik ke-6.
No. Detik ke- x y x2 y2 Xy
1 6 0 2,113 0 4,464769 0
2 6 70 2,071 4900 4,330561 145,67
y = -0,0003x + 2,0993
2,02
2,03
2,04
2,05
2,06
2,07
2,08
2,09
2,1
2,11
2,12
0 50 100 150 200 250
Te
ga
ng
an
(V
)
Kecepatan Angin (m/s)
Tegangan Vs Kecepatan Angin
Tegangan Vs
Kecepatan Angin
Linear (Tegangan Vs
Kecepatan Angin)
3 6 110 2,053 12100 4,264225 227,15
4 6 150 2,046 22500 4,23124 308,55
5 6 190 2,041 36100 4,214809 390,07
6 6 230 2,039 52900 4,206601 471,73
∑ 750 12,362 128500 25,712 1543,17
Dari tabel di atas, maka didapat grafik hubungan antara kecepatan angin dan
tegangan hot wire pada saat detik ke-6 adalah sebagai berikut:
Nilai persamaan garis yang ada pada grafik di atas dapat dihitung dengan
menggunakan metode kuadrat terkecil (least square) sebagai berikut:
y= ax + b
a = �∑�����∑��∑�
�∑�� ��∑�� b =
∑�� ∑��∑��∑����
�∑�� ��∑��
a = ������,��������� ,��
��� ��������� b =
�� ������ ,�� ����������,��
��� ���������
a = �� �, ��� � ,�
��������� ��� b =
���������������
��������� ���
a = - 0,0003 b = 2,0991
Dari perhitungan metode least square di atas, maka akan didapat nilai dari
suatu persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan yaitu:
y = - 0,0003x + 2,0991
D. Keadaan data pada detik ke-8
Tabel 4. Nilai Least Square antara Kecepatan Angin dan Tegangan saat Detik ke-8.
y = -0,0003x + 2,09912,02
2,03
2,04
2,05
2,06
2,07
2,08
2,09
2,1
2,11
2,12
0 50 100 150 200 250
Te
ga
ng
an
(V
)
Kecepatan Angin (m/s)
Tegangan Vs Kecepatan Angin
Tegangan Vs
Kecepatan Angin
Linear (Tegangan Vs
Kecepatan Angin)
No. Detik ke- x y x2 y2 Xy
1 8 0 2,113 0 4,46476 0
2 8 70 2,081 4900 4,330561 145,67
3 8 110 2,065 12100 4,264225 227,15
4 8 150 2,057 22500 4,231249 308,55
5 8 190 2,053 36100 4,214809 390,07
6 8 230 2,051 52900 4,206601 471,73
∑ 750 12,419 128500 25,712 1543,17
Dari tabel di atas, maka didapat grafik hubungan antara kecepatan angin dan
tegangan hot wire pada saat detik ke-8 adalah sebagai berikut:
Nilai persamaan garis yang ada pada grafik di atas dapat dihitung dengan
menggunakan metode kuadrat terkecil (least square) sebagai berikut:
y= ax + b
a = �∑�����∑��∑�
�∑�� ��∑�� b =
∑�� ∑��∑��∑����
�∑�� ��∑��
a = ������,�������� ,��
��� ��������� b =
�� ������ ,�� ����������,��
��� ���������
a = �� �,� �� � ,�
��������� ��� b =
���������������
��������� ���
a = - 0,0003 b = 2,099
Dari perhitungan metode least square di atas, maka akan didapat nilai dari
suatu persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan yaitu:
y = -0,0003x + 2,099
2,02
2,03
2,04
2,05
2,06
2,07
2,08
2,09
2,1
2,11
2,12
0 50 100 150 200 250
Te
ga
ng
an
(V
)
Kecepatan Angin (m/s)
Tegangan Vs Kecepatan Angin
Tegangan Vs
Kecepatan Angin
Linear (Tegangan Vs
Kecepatan Angin)
y = - 0,0003x + 2,099
E. Keadaan data pada detik ke-10
Tabel 5. Nilai Least Square antara Kecepatan Angin dan Tegangan saat Detik ke-10.
No. Detik ke- x y x2 y2 Xy
1 10 0 2,113 0 4,464769 0
2 10 70 2,081 4900 4,330561 144,83
3 10 110 2,065 12100 4,264225 227,15
4 10 150 2,057 22500 4,231249 308,55
5 10 190 2,053 36100 4,214809 390,07
6 10 230 2,041 52900 4,206601 471,73
∑ 750 12,420 128500 25,712 1534,17
Dari tabel di atas, maka didapat grafik hubungan antara kecepatan angin dan
tegangan hot wire pada saat detik ke-10 adalah sebagai berikut:
Nilai persamaan garis yang ada pada grafik di atas dapat dihitung dengan
menggunakan metode kuadrat terkecil (least square) sebagai berikut:
y= ax + b
a = �∑�����∑��∑�
�∑�� ��∑�� b =
∑�� ∑��∑��∑����
�∑�� ��∑��
a = ������,��������� ,���
��� ��������� b =
�� ������ ,�������������,��
��� ���������
a = �� ��� ��
��������� ��� b =
������ ��������
��������� ���
y = -0,0003x + 2,0986
2,02
2,03
2,04
2,05
2,06
2,07
2,08
2,09
2,1
2,11
2,12
0 50 100 150 200 250
Te
ga
ng
an
(V
)
Kecepatan Angin (m/s)
Tegangan Vs Kecepatan Angin
Tegangan Vs
Kecepatan Angin
Linear (Tegangan Vs
Kecepatan Angin)
a = - 0,0003 b = 2,0986
Dari perhitungan metode least square di atas, maka akan didapat nilai dari
suatu persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan yaitu:
y = - 0,0003x + 2,0986
V.III. Hubungan antara Penggunaan Kawat Hot Wire dalam Pengukuran
Kecepatan Angin
Dari hasil percobaan dan perhitungan seperti yang terdapat pada subbab V.II.,
maka kita dapat menggunakan kawat hot wire sebagai alat untuk mengukur
kecepatan angin yang ditiupkan pada kawat tersebut. Dengan menggunakan
persamaan yang menunjukkan hubungan tegangan di dalam kawat pijar yang
menghasilkan energi listrik akan didisipasi oleh kawat menjadi energi kalor
sehingga kawat akan menjadi panas. Daya yang dihasilkan oleh kawat yang
mengandung energi listrik akan sebanding dengan kenaikan dari tegangan, arus
dan perubahan suhu yang terjadi sehingga dapat dinyatakan dalam persamaan:
P = v . i . ∆t …… (1)
Keterangan: P = daya
V = tegangan
I = kuat arus
∆t = perubahan suhu
Semakin besar nilai dari tegangan listrik, maka nilai dari energi listrik yang
dihasilkan juga akan semakin besar, dengan demikian jumlah kalor yang
dihasilkan juga akan semakin besar. Pada grafik yang ditunjukkan di subbab V.II.,
kita melihat bahwa grafik yang dihasilkan menunjukkan penurunan nilai dari
tegangan seiring dengan pertambahan dari kecepatan angin. Hal ini disebabkan
karena energi kalor yang dihasilkan dari energi listrik mengalami disipasi dan
menjadi lebih dingin akibat dari kecepatan angin yang bertiup mengenai kawat
hot wire makin lama makin besar. Resistansi dari kawat hot wire akan menjadi
semakin besar seiring dengan pertambahan kecepatan angin yang diberikan,
bertambahnya resistansi akan memberikan dampak penurunan daya dari energi
listrik sehingga tegangan juga akan turun menyebabkan nilai dari energi kalor
akan semakin kecil.
Persamaan hubungan antara resistansi kawat pada temperatur yang diberikan
dari energi listrik dapat dinyatakan dalam overheat radio dengan persamaan:
Overheat ratio = ��
�� …… (2)
Keterangan:
Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).
Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).
Dengan menggunakan persamaan-persamaan garis yang didapat dari bagian
V.II., maka kita dapat mengukur nilai dari kecepatan angin berdasarkan nilai
penambahan tegangan hot wire yang berhubungan dengan energi listrik yang
dihasilkan menjadi energi kalor.
V.IV. Analisa
V.IV.I. Analisa Percobaan dan Hasil
Percobaan mengenai disipasi kalor hot wire ini dilakukan dengan
menggunakan R-Lab atau percobaan melalui internet sehingga praktikan tidak
dapat memegang alatnya secara langsung dan hanya melihat dari layar monitor
untuk melakukan percobaan tersebut.
Percobaan ini dimulai dengan cara mengatur terlebih dahulu kecepatan angin
yang diberikan pada kawat hot wire. Kecepatan angin yang diberikan akan
menjadi variabel bebas yang berubah-ubah sesuai dengan alat yang akan kita
ukur. Pada percobaan ini, kecepatan angin yang digunakan adalah 0 m/s, sehingga
pada saat itu dianggap saat dimana ruang hampa terjadi. Hasil yang didapat pada
percobaan dengan kecepatan angin nol adalah tegangan dan arus listrik yang
dihubungkan dengan daya listrik yang diberikan sesuai dengan persamaan daya
listrik yang sebanding dengan perubahan energi kalor yang akan didisipasi oleh
kecepatan angin. Nilai dari tegangan listrik akan semakin berkurang berbanding
dengan penambahan kecepatan angin yang diberikan. Hal ini karena penambahan
kecepatan angin akan memberikan resistansi terhadap energi listrik yang semakin
besar, sehingga daya listrik yang dihasilkan akan semakin kecil yang diikuti
dengan perbandingan yang berbanding lurus energi kalor yang semakin kecil
juga.
Dalam percobaan ini, nilai yang didapat seharusnya akan menunjukkan nilai
penurunan dari tegangan sejalan dengan penambahan tegangan listrik. Hasil dari
percobaan ini telah membuktikan bahwa seiring dengan penambahan kecepatan
angin, maka nilai tegangan juga akan semakin turun, namun terjadi kesalahan
dalam pengukuran tegangan. Seharusnya semakin lama waktu yang digunakan
oleh angin untuk mendisipasi kalor hot wire maka nilai dari tegangan juga akan
semakin berkurang. Namun dalam percobaan ini malah menunjukkan sebaliknya
yaitu nilai yang tidak stabil pada grafik sehingga hasil percobaan ini juga salah.
Hasil percobaan menunjukkan kesalahan perhitungan sebagai akibat dari alat
yang digunakan dalam pengukuran dan juga kecepatan angin yang diberikan
tidaklah konstan dengan kecepatan tertentu sehingga nilai yang didapat juga akan
berubah-ubah sesuai dengan hasil pengukuran tegangan yang berbeda-beda.
Hasil yang didapat berupa hubungan antara tegangan listrik dengan kecepatan
angin menunjukkan grafik yang benar dimana penambahan kecepatan angin akan
menurunkan tegangan, sehingga nilai dari kecepatan angin akan dapat dihitung
melalui persamaan yang didapat tersebut.
V.IV.II. Analisa Grafik
A. Grafik Hubungan antara Tegangan dan Waktu
Dalam grafik ini ditunjukkan hubungan antara tegangan dan waktu yang
diberikan sesuai dengan kecepatan angin yang berfungsi sebagai variabel bebas.
Grafik dari percobaan ini dalam persamaan linearnya umumnya merupakan
persamaan yang nilainya a negatif pada persamaan linear y = mx +c. Nilai negatif
ini menunjukkan bahwa grafik yang dihasilkan merupakan persamaan linear yang
menuju ke arah kanan bawah dimana nilai yang dihasilkan akan semakin kecil
dengan penambahan dari variabel x dan y.
Variabel x sebagai waktu dan y sebagai tegangan menunjukkan bahwa pada
kecepatan angin yang tetap, semakin lama angin bertiup maka nilai energi kalor
akan menjadi lebih kecil yang berdampak pada nilai energi listrik yang akan
semakin kecil pula seiring dengan penambahan waktu yang ada. Penurunan ini
terjadi karena adanya disipasi dari kalor hot wire yang terjadi pada kecepatan
angin tertentu.
B. Grafik Hubungan antara Tegangan dan Kecepatan Aliran Angin
Dalam grafik ini ditunjukkan hubungan antara tegangan dan kecepatan aliran
angin dengan waktu yang berfungsi sebagai variable bebas. Praktikan mengambil
data sampel yang berupa waktu (sekon) dalam kurun waktu yang berbeda yaitu
pada saat detik ke-2, 4, 6, 8, dan 10. Nilai persamaan linear grafik yang dihasilkan
juga merupakan persamaan linear dengan nilai m yang negatif dari persamaan
linear y = mx + c. Nilai m yang negatif menunjukkan bahwa nilai y dari
percobaan tersebut semakin lama akan menjadi semakin kecil seiring dengan
penambahan nilai x.
Variabel nilai x didefinisikan sebagai kecepatan angin dan variabel nilai y
didefinisikan sebagai besar tegangan pada waktu tertentu. Grafik menunjukkan
nilai tegangan yang semakin kecil pada kecepatan angin yang semakin besar
untuk nilai pada waktu berapa pun. Pada percobaan ini, nilai persamaan grafik
yang didapat adalah suatu nilai yang sama, hal ini menunjukkan bahwa nilai
tegangan dan kecepatan angin dalam pengukuran kecepatan angin dengan
menggunakan kawat hot wire tidak bergantung pada waktu yang ada, hanya
bergantung kepada seberapa besar nilai dari tegangan, arus dan perubahan suhu.
V.IV.III. Analisa Kesalahan
Beberapa kesalahan yang dapat ditemukan pada percobaan ini, antara lain:
� Kesalahan pada percobaan sehingga data yang didapat merupakan data yang
tidak valid yang tidak sesuai dengan literatur yang didapat.
� Kesalahan dalam memasukkan data pada perhitungan persamaan grafik
sehingga data hasil perhitungan yang didapat tidaklah benar.
VI. Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan dapat ditarik dari percobaan ini:
a. Energi listrik yang dihasilkan oleh tegangan serta arus dan perubahan suhu yang
terjadi mengakibatkan energi kalor pada hot wire.
b. Resistansi dalam tegangan yang digunakan ini akan semakin membesar sesuai dengan
penambahan kecepatan angin yang ada.
c. Tegangan pada kawat hot wire dapat digunakan untuk mengukur kecepatan angin
yang digunakan dalam percobaan karena semakin besar kecepatan angin maka
semakin kecil tegangan yang akan dihasilkan.
VII. Referensi
Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ,
2000.
Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition,
John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.
Bruun, H. H. (1995). Hot-wire Anemometry: Principles and Signal Analysis. New York,
the United States of America, Oxford University Press Inc.
VIII. Lampiran
Data Percobaan
Waktu Kec Angin V-HW I-HW
1 0 2.112 54.4
2 0 2.112 54.4
3 0 2.112 54.3
4 0 2.112 54.2
5 0 2.112 54.2
6 0 2.112 54.1
7 0 2.112 54.1
8 0 2.112 54.1
9 0 2.112 54.0
10 0 2.112 54.0
1 70 2.069 55.0
2 70 2.067 54.9
3 70 2.068 54.8
4 70 2.069 54.6
5 70 2.068 54.5
6 70 2.070 54.4
7 70 2.070 54.4
8 70 2.070 54.3
9 70 2.068 54.2
10 70 2.069 54.2
1 110 2.050 54.9
2 110 2.048 54.9
3 110 2.048 54.8
4 110 2.048 54.8
5 110 2.049 54.7
6 110 2.048 54.7
7 110 2.048 54.6
8 110 2.049 54.6
9 110 2.049 54.6
10 110 2.048 54.6
1 150 2.041 56.2
2 150 2.040 56.2
3 150 2.041 56.2
4 150 2.041 56.1
5 150 2.040 56.2
6 150 2.040 56.1
7 150 2.040 56.2
8 150 2.040 56.2
9 150 2.040 56.1
10 150 2.040 56.1
1 190 2.036 55.9
2 190 2.035 55.8
3 190 2.035 55.7
4 190 2.035 55.5
5 190 2.036 55.4
6 190 2.036 55.2
7 190 2.036 55.0
8 190 2.036 54.9
9 190 2.035 54.8
10 190 2.036 54.7
1 230 2.032 55.6
2 230 2.032 55.8
3 230 2.032 55.9
4 230 2.032 56.0
5 230 2.032 56.1
6 230 2.032 56.1
7 230 2.032 56.2
8 230 2.032 56.2
9 230 2.033 56.2
10 230 2.032 56.2