laporan pkp ipa
TRANSCRIPT
LAPORAN PELAKSANAANPEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
( PDGK 4501 )
MATA PELAJARANILMU PENGETAHUAN ALAM
OlehFITRI AYU MUSTIKA PRAHARI
NIM. 821508298
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ SERANGPOKJAR KABUPATEN LEBAK
PROGRAM S1 PGSD2012
LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASIUNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IVDI SDN PABUARAN 2 KECAMATAN RANGKASBITUNG
KABUPATEN LEBAK
OlehFITRI AYU MUSTIKA PRAHARI
NIM. 821508298
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ SERANGPOKJAR KABUPATEN LEBAK
PROGRAM S1 PGSD2012
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASIUNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IVDI SDN PABUARAN 2 KECAMATAN RANGKASBITUNG
KABUPATEN LEBAK
Nama mahasiswa : FITRI AYU MUSTIKA PRAHARI
NIM : 821508298
Tempat mengajar : SDN Pabuaran 2
Jumlah pembelajaran : 2 x siklus
Tempat dan tanggal pelaksanaan : SDN pabuaran 2 Kecamatan Rangkasbitung
1. Siklus 1, 12 Maret 20122. Siklus 2, 19 Maret 2012
Masalah yang merupakan fokus perbaikan : Penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatkan
hasil belajar IPA pada siswa kelas IV.
Lebak,02 April 2012 Menyetujui; Supervisor II Mahasiswa
Dra. ARBAYAH PRANTIASIH,M.Si FITRI AYU MUSTIKA PRAHARINIP 195206181980032001 NIM. 821508298
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan tugas Pemantapan Kemampuan Profesional yang
berjudul Penggunaan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran IPA Kelas IV di SDN pabuaran 2 kecamatan Rangkasbitung Kabupaten
Lebak dengan baik dan tepat waktu. Laporan Pelaksanaan Pemantapan Profesional ini disusun
sebagai prasyarat untuk menyelesaikan studi S1 PGSD, sekaligus sebagai pengalaman praktis
dan tolok ukur kemampuan mahasiswa selama memperoleh pengetahuan dari bangku kuliah.
Atas terselesainya laporan Pelaksanaan Kemampuan Profesional ini tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga tersusun
Laporan Pelaksanaan Pemantapan Profesional ini
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca, sehingga akan lebih
meningkatkan pengetahuan dan wawasan yang akhirnya dapat berdampak pada peningkatan
mutu pendidikan dan profesionalisme guru.
Lebak,April 2012
Penulis,
ABSTRAK
Fitri ayu mustika prahari,2012.Penggunaan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Di SDN pabuaran 2 Kecamatan
Rangkasbitung Kabupaten Lebak
Kata Kunci : Metode Demonstrasi dan Prestasi Belajar IPA
Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan pada pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN
pabuaran 2 Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. Perbaikan dilakukan karena prestasi belajar
IPA kelas IV masih rendah. Hal ini disebabkan penggunaan metode mengajar yang kurang tepat.
Maka dari itu perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan penggunaan metode demonstrasi dalam
pembelajaran IPA. Tujuan Perbaikan ini untuk meningkatkan prestasi belajar IPA dengan
menggunakan metode demonstrasi.
Metode demonstrasi adalah salah satu cara mengajar, di mana guru melakukan suatu
percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian
hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Dalam metode pembelajaran ini,
siswa tidak melakukan percobaan, hanya melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru. Jadi demonstrasi
adalah cara mengajar di mana seorang instruktur/atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu
proses, sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengar mungkin meraba-
raba dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru tersebut. Rencana perbaikan pembelajaran
IPA dilaksanakan dalam 2 siklus, yang meliputi kegiatan perencanaan,pelaksanaan,pengamatan,dan
refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah RPP,lembar pengamatan,dan tes subyektif.
Sedangkan metode pengumpulan data diperoleh melalui pengamatan aktifitas guru dan siswa serta tes
subjektif. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Dari hasil pengamatan dalam proses perbaikan pembelajaran diperoleh informasi bahwa pada
siklus 1 ada 13 siswa yang nilainya di atas KKM,secara klasikal siswa kelas IV pada silklus 1 ini
mencapai ketuntasan belajar 52%. Pada siklus 2 ada peningkatan bila dibandingkan hasil pada siklus
1. Pada siklus 2 ada 19 siswa yang mendapat nilai diatas KKM. Secara klasikal siswa kelas IV pada
siklus 2mencapai ketuntasan belajar 76%. Adanya peningkatan siklus 2 dipengaruhi oleh adanya
peningkatan kemampuan siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pokok bahasan gaya dapat
mengubah bentuk benda pada iswa kelas IV di SDN Pabuaran 2 Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten
Lebak. Untuk pembelajaran yang lebih maksimal lagi disarankan kepada guru supaya melatih siswa
dengan berbagai metode yang tepat agar prestasi belajar siswa menjadi maksimal.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... iLEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................iiKATA PENGANTAR...................................................................................................iiiABSTRAKSI .................................................................................................................ivDAFTAR ISI .................................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1A. Latar Belakang....................................................................................................1B. Rumusan Masalah...............................................................................................3C. Tujuan Perbaikan ...............................................................................................3D. Manfaat Perbaikan..............................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................................5A. Defenisi Pembelajaran........................................................................................5B. Hakikat IPA........................................................................................................5C. Gaya Belajar........................................................................................................6D. Prestasi Belajar....................................................................................................7E. Metode demonstrasi............................................................................................11
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN..................................................................15A. Subyek Penelitian................................................................................................15B. Instrumen Penelitian...........................................................................................15C. Metode Pengumpulan data .................................................................................16D. Teknik Analisis Data...........................................................................................16E. Deskripsi Persiklus..............................................................................................17
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................22A. Deskripsi Persiklus..............................................................................................22B. Pembahasan.........................................................................................................30
BAB V PENUTUP .......................................................................................................33A. Kesimpulan ........................................................................................................32B. Saran...................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................33
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan
perasaan yang hasilnya berupa perubahan perilaku. Di sekolah, guru membantu siswa
dalam proses belajar untuk menghasilkan perilaku berdasarkan pengalamanya guna
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam proses pembelajaran terjadi
banyak kendala yang dapat menghambat proses belajar. Kendala ini berasal dari guru
maupun siswa.Kendala dari guru yaitu kurangnya kesiapan diri untuk melakukan
pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran yang kurang tepat,
penggunaan alat peraga yang kurang sesuai, dan pengelolaan kelas yang kurang
baik.Sedangkan kendala dari siswa yaitu siswa berbicara sendiri saat pembelajaran
berlangsung, tidak merespon pertanyaan dari guru, perhatian siswa cenderung tidak
fokus dan pada saat pembelajaran siswa kurang aktif mengikuti pelajaran.
Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional
yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil
serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam
rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa
kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu
mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan membangun dirinya sendiri serta
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Depdikbud (1999).
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya
adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara
langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta
keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahn di atas dan guna mencapai
tujuannpendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru
memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran
yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Tujuan pendidikan nasional seperti yang terdapat dalam Undang-Undang
Nomor 2 tahun 1989 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi luhur , memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani
kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan
bangsa (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998:3). Tujuan pendidikan
nasional ini sangat luas dan bersifat umum sehingga perlu dijabarkan dalam Tujuan
Institusional yang disesuaikan dengan jenis dan tingkatan sekolah yang kemudian
dijabarkan lagi menjadi tujuan kurikuler yang merupakan tujuan kurikulum sekolah
yang diperinci menurut bidang studi/mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran
(Purwanto, 1982:2). Tujuan instruksional dijabarkan menjadi Tujuan Pembelajaran
Umum dan kemudian dijabarkan lagi menjadi Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK).
Penyajian pembelajaran yang kurang baik dapat berpengaruh pada siswa,
salah satunya adalah berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.Hal ini seperti yang
terjadi pada SDN Pabuaran 2 Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.Prestasi
belajar siswa kelas IV pada pelajara IPA masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai rata-
rata mata pelajaran IPA semester sebelumnya hanya 61,53. Nilai rata-rata ini lebih
rendah dari nilai mata pelajaran lain. Prestasi belajar siswa yang rendah pada pelajaran
IPA disebabkan metode yang digunakan guru dalam mengajarkan IPA kurang
tepat.Selama ini IPA diajarakan dengan menggunakan metode ceramah tanpa
menggunakan media pembelajaran. Guru hanya menggunakan buku teks untuk
menanamkan konsep IPA pada siswa.
Oleh karena itu perlu adanya perbaikan pembelajaran IPA pada siswa kelas
IV SDN Pabuaran 2 Kecamatan Rangkasbitung,Kabupaten Lebak. Salah satu aspek
yang diperbaiki adalah dalam penggunaan metode mengajar. Salah satu metode yang
tepat untuk digunakan dalam pembelajaran IPA adalah metode demonstrasi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Dahar, RW (1989). Dengan metode demonstrasi diharapkan
dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam
proses belajar mengajar itu aktivitasnya tidak hanya didominasi oleh guru, dengan
demikian siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan intelektual yang pada
gilirannya diharapkan dapat meningkatakn prestasi belajar siswa .
Berdasarkan uraian diatas perbaiakan pembelajaran IPA dapat dilaksanakan
melalui “Penggunaan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Di SDN Pabuaran 2 Kecamatan
Rangkasbitung Kabupaten Lebak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut diatas maka masalah
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaruh penggunaan metode demonstrasi terhadap prestasi belajar
siswa dalam mata pelajaran IPA ?
2. Apakah dengan menggunakan metode demonstrasi siswa dapat meningkatkan
prestasi belajarnya dalam mata pelajaran IPA ?
C. Tujuan Perbaikan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dilaksanakan perbaikan ini
adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh penggunaan metode demonstrasi
terhadap prestasi belajar siswa.
2. Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan metode demonstrasi,siswa dapat
meningkatkan hasil belajarnya dalam mata pelajaran IPA.
D. Manfaat Perbaikan
Perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi untuk
meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV di SDN pabuaran 2
Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak Memberikan manfaat pada :
1. Bagi Siswa
Perbaikan pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar
siswa.
2. Bagi Guru
Untuk memperbaiki pembelajaran
Guru dapat berkembang secara professional
Guru dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan diri
Guru dapat percaya diri
3. Bagi Sekolah
Diharapkan setelah adanya perbaikan, sekolah mempunyai kesempatan yang besar
untuk berkembang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup
balajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,
berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (KBBI, 1996:
14).
Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68) mengemukakan
bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan
sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau
mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses
yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses
pertumbuhan pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan,
kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain (Soetomo, 1993:
120).
Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2000 tentang pendidikan nasional
menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa
belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.
B. Hakikat IPA
IPA didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
alam. Perkembangan Sains tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga oleh
adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan ilmiah
menekankan pada hakikatnya sains.
Secara rinci hakikat sains menurut Bridgman (Dalam Lestari, 2002: 7) adalah
sebagai berikut:
1. Kualitas; pada dasarnya konsep-konsep Sains selalu dapat dinyatakan dalam bentuk
angka-angka.
2. Observasi dan eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat memahami konsep-
konsep Sains secara tepat dan dapat diuji kebenarannya.
3. Ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam Sains bahwa misteri
alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan asumsi tersebut
lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam yang akan terjadi dapat
diprediksikan secara tepat.
4. Progresif dan komunikatif; artinya Sains itu selalu berkembang ke arah yang lebih
sempurna dan penemuan-penemuan yang ada merupakan kelanjutan dari penemuan
sebelumnya.
Proses; tahapan-tahapan yang dilalui dan itu dilakukan dengan menggunakan metode
ilmiah dalam rangka menemukan suatu kebenaran
5. Universalitas; kebenaran yang ditemukan senantiasa berlaku secara umum.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa hakikat Sains, dimana konsep-
konsepnya diperoleh melalui suatu proses dengan menggunakan metode ilmiah dan
diawali dengan sikap ilmiah kemudian diperoleh hasil (produk).
C. Gaya Belajar
Kalangan pendidik telah menyadari bahwa peserta didik memiliki bermacam
cara belajar. Sebagian siswa bisa belajar dengan sangat baik hanya dengan melihat
orang lain melakukannya. Biasanya, mereka ini menyukai penyajian informasi yang
runtut. Mereka lebih suka menuliskan apa yang dikatakan guru. Selama pelajaran,
mereka biasanya diam dan jarang terganggu oleh kebisingan. Peserta didik visual ini
berbeda dengan peserta didik auditori, yang biasanya tidak sungkan-sungkan untuk
memperhatikan apa yang dikerjakan oleh guru, dan membuat catatan. Mereka
menggurkan kemampuan untuk mendengar dan mengingat. Selama pelajaran, mereka
mungkin banyak bicara dan mudah teralihkan perhatiannya oleh suara atau kebisingan.
Peserta didik kinestetik belajar terutama dengan terlibat langsung dalam kegiatan.
Mereka cenderung impulsesive, semau gue dan kurang sabaran. Selama pelajaran,
mereka mungkin saja gelisah bila tidak bisa leluasa bergerak dan mengerjakan sesuatu.
Cara mereka belajar boleh jadi tampak semabarangan dan tidak karuan.
Tentu saja, hanya ada sedikit siswa yang mutlak memiliki satu jenis cara
belajar. Grinder (1991) menyatakan bahwa darisetiap 30 siswa, 22 diantaranya rata-
rata dapat belajar dengan efektif selama gurunya menghadirkan kegiatan belajar yang
berkombinasi antara visual, auditori dan kinestetik. Namun, 8 siswa sedemikian
menyukai salah satu bentuk pengajaran dibanding dua lainnya. Sehingga mereka mesti
berupaya keras untuk memahami pelajaran bila tidak ada kecermatan dalam
menyajikan pelajaran sesuai dengan era yang mereka sukai. Guna memenuhi
kebutuhan ini, pengajaran harus bersifat multisensori dan penuh dengan variasi.
D. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam
memperolehprestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar
maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuanya untuk mengetahui prestasi yang
diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Menurut kamus
besar Bahasa Indonesia
( 1988:700 ) prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau
dikerjakan. Prestasi juga dapat diartikan hasil yang diperoleh karena adanya
aktivitas belajar yang dilakukan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses,
sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi belajar
merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak
dan menilai-menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar
mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesustu
dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai setelah
mengalami proses belajar mengajar.Prestasi belajar siswa diketahui setelah
diadakan evaluasi.Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau
rendahnya prestasi belajar siswa.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,maka perlu
diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain :
a. Faktor internal
Faktor internal adalah factor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri.
Adapun yang dapat digolongkan kedalam factor internal yaitu :
1) Kecerdasan/Intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini
sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu
menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.
Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang
berbeda antara satu anak dengan anak lainya, sehingga seorang anak pada
usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kawan sebayanya.
2) Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai
kecakapan pembawaan. Ngalim, Purwanto ( 1990:28 ) bahwa bakat
dalam hal ini lebih dekat pengertianya dengan kata aptitude yang berarti
kecakapan, yaitu mengenal kesanggupan-kesanggupan tertentu. Menurut
Syah, Muhibbin ( 1995:135 ) mengatakan bakat diartikan sebagai
kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung
pada upaya pendidikan dan latihan. Sehubungan dengan bakat ini dapat
menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar dalam bidang
tertentu.Dalam hal ini guru dan orang tua tidak boleh memaksa siswa
untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya karena
dapat merusak keinginan siswa.
3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenai beberapa kegiatan.Kegiatan yang dimiliki seseorang
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Slemeto
( 1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah kecenderungan yang
tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan
yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa
sayang. Sardiman ( 1992:76) mengemukaan minat adalah suatu kondisi
yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi
yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-
kebutuhanya sendiri. Pelajaran yang menarik siswa lebih mudah
dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.
Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal
maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang
diinginkan dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.
4) Motivasi
Motivasi perlu dilakukan untuk mendorong siswa melakukan belajar atau
meningkatkan kegiatan belajar.Motivasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
motivasi intrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri
seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu
pekerjaan belajar.Motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang
datangnya dari luar diri seorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut
melakukan kegiatan belajar.Dalam pemberian motivasi seorang guru
harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan
perhatian siswa kepada sasaran pembelajaran.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
yang sifatnya diluar diri siswa.Pada umumnya pengaruh lingkungan ini
bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Faktor
eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain :
1. Keadaan Keluarga
Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Dalam kelurga
inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan,
sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah
sebagai peletak dasar bagi pendidikan dasar akhlak dan pandangan hidup
keagamaan. Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa
pendidikan dimulai dari keluarga.Sedangkan sekolah merupakan
pendidikan lanjutan. Dalam hal ini perlu adanya kerja sama yang baik
antara orang tua dan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu
lingkungan sekolah yang baik dapt mendorong untuk belajar yang lebih
giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan
guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan anaar
guru dan siswa yang kurang baik akan mempengaruhi prestasi belajar
siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar metode yang digunakan guru
juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
3. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak
akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan
sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan
kebiasaan-kebiasaan lingkungan. Jika anak berada dalam lingkungan
yang rajin belajar, kemungkinan besar hal tersebut akan membawa
pengaruh pada dirinya, sehingga anak akan turut belajar.
E. Metode Demonstrasi
Yang dimaksud metode demonstrasi adalah salah satu cara mengajar, di mana
guru melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas
dan dievaluasi oleh guru. Dalam metode pembelajaran ini, siswa tidak melakukan
percobaan, hanya melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru. Jadi demonstrasi adalah
cara mengajar di mana seorang instruktur/atau tim guru menunjukkan,
memperlihatkan suatu proses misalnya merebus air sampai mendidih 100 C, sehingga
seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengar mungkin meraba-
raba dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru tersebut.
Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih
berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan
sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperliahatkan pada apa yang
diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung.
Adapun penggunaan teknik demonstrasi mempunyai tujuan agar siswa mampu
memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu misalnya penggunaan
kompor untuk mendidihkan air, cara membuat sesuatu misalnya membuat kertas,
dengan demonstrasi siswa dapat mengamati bagian-bagian dari suatu benda atau alat
seperti bagian tubuh manusia, atau bagian dari mesin jahit. Juga siswa dapat
menyaksikan kerjanya suatu alat atau mesin seperti penggunaan gunting dan jalannya
mesin jahit. Bila siswa melakukan sendiri demonstrasi tersebut, maka ia dapat
mengerti juga cara menggunakan suatu alat itu seperti menggunakan gunting untuk
memotong kain. Dengan demikian siswa akan mengerti cara-cara penggunaan suatu
alat atau perkakas, atau suatu mesin, sehingga mereka dapat memilih dan
memperbandingkan cara yang terbaik, juga mereka akan mengetahui kebenaran dari
suatu teori di dalam praktek. Misalnya cara memasak roti yang terbaik.
Bila melaksanakan teknik demonstrasi agar bisa berjalan efektif, maka perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat memberi
motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.
2. Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin
tercapainya tujuan yang telah anda rumuskan.
3. Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi
yang berhasil. Bila tidak anda harus mengambil kebijaksanaan lain.
4. Apakah anda telah meneliti alat-alat, atau telah mencoba terlebih dahulu, agar
demonstrasi itu berhasil
5. Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan.
6. Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga ada dapat memberi keterangan bila
perlu, dan siswa bisa bertanya.
7. Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa
untuk mengamati dengan baik dan bertanya.
8. Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan itu
berhasil, dan bila perlu demonstrasi bisa diulang.
Penggunaan teknik demonstrasi sangat menunjang proses interaksi mengajar
belajar di kelas. Keuntungan yang diperoleh ialah, dengan demonstrasi perhatian siswa
lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-kesalahan
yang terjadi bila pelajaran itu direncanakan dapat diatasi melalui pengamatan dan
contoh kongkrit. Sehingga kesan yang diterima siswa lebih mendalam dan tinggal
lebih lama pada jiwanya. Akibatnya selanjutnya memberikan motivasi yang kuat
untuk siswa agar lebih giat belajar. Jadi dengan demonstrasi itu siswa dapat partisipasi
aktif, dan memperoleh pengalaman langsung, serta dapat mengembangkan
kecakapannya walaupun demikian kita masih melihat juga kelemahan teknik ini ialah:
Bila alatnya terlalu kecil, atau penempatan yang kurang tepat, menyebabkan
demonstrasi itu tidak dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh siswa. Dalam hal ini
dituntut
Pula guru harus mampu menjelaskan proses berlangsungnya demonstrasi,
dengan bahasa dan suara yang dapat ditangkap oleh siswa. Juga bila waktu tidak
tersedia dengan cukup, maka demonstrasi akan berlangsung terputus-putus, atau tidak
dijalankan tergesa-gesa, sehingga hasilnya memuaskan. Dalam demonstrasi bila siswa
tidak diikutsertakan, maka proses demonstrasi akan kurang dipahami oleh siswa,
sehingga kurang berhasil adanya demonstrasi itu.
Maka kadang-kadang dalam pemakaian teknik mengajar itu anda perlu
menyertai dengan teknik yang lain, atau mengkombinasikan dengan lain, sehingga
mampu mengatasi teknik inti yang sedang dimanfaatkan itu.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subyek Penelitian
Subyek dan tempat dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN
pabuaran 2 Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. Kelas IV di SDN pabuaran
2 pada tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 25 siswa, yang terdiri dari siswa laki-laki
dan siswa perempuan. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini pada pelajaran IPA
pokok bahasan Gaya dapat mengubah bentuk benda.
Waktu pelaksanaan penelitian adalah
1. Siklus pertama dilaksanakan pada Senin, 12 Maret 2012
2. Siklus kedua dilaksanakan pada Senin, 19 Maret 2012
B. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Rencana Perbaikan Pembelajaran ( RPP )
Rencana perbaikan pembelajaran sebagai pedoman guru dalam mengajar dan
disusun untuk setiap siklus. Masing-masing RPP berisi tentang identitas mata
pelajaran, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran,
Materi Pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar,
dan penilaian.
2. Lembar Pengamatan
Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam
proses pembelajaran.
3. Tes Subyektif
Tes subyektif disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes ini
digunakan untuk mengukur pemahaman konsep IPA pada pokok bahasan Gaya
dapat mengubah bentuk benda.Tes subyektif ini diberikan setiap akhir
pembelajaran dibuat untuk setiap siklus.
C. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui
pengamatan aktivitas guru dan siswa serta tes subyektif.
D. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu
suatu metode penelitian yang yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta
sesuai dengan data yang diperoleh.Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau
presentase keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran setiap siklus dengan cara
menilai aktivitas guru dan siswa serta tes subyektif.
1. Menilai Tes Subyektif
Untuk menilai tes subyektif ini dilakukan dengan cara pensekoran untuk masing-
masing butir soal, dan selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari nilai rata-
rata tes subyektif, yaitu dengan rumus :
N = Jumlah nilai siswa / Jumlah siswa
2. Ketuntasan Belajar
Berdasarkan Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah
Dasar ( 2008:7 ) bahwa satuan pendidikan harus menentukan Kriteria Ketuntasan
Minimal ( KKM ) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta
didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Sekolah Dasar Negeri pabuaran 2 Kecamatan
Rangkasbitung menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) untuk mata
pelajaran IPA adalah 65. Setiap siswa dapat dikatakan tuntas dalam belajar apabila
siswa memperoleh nilai minimal 65. Dalam penelitian ini diharapkan prestasi
belajar IPA siswa Kelas IV SDN pabuaran 2 meningkat, yaitu Kelas IV SDN
pabuaran 2 Kecamatan Rangkasbitung mencapai ketuntasan secara klasikal sebesar
75% siswa dalam kelas telah mencapai ketuntasan.
E. Deskripsi Persiklus
1. Siklus 1
Langkah-langkah perbaikan pembelajaran pada siklus 1 ini adalah :
a. Tahap Refleksi Awal
Refleksi awal dilakukan jauh sebelum pelaksanaan siklus 1 yaitu terhadap
pembelajaran IPA sebelumnya. Dari hasil refleksi diketahui bahwa prestasi
belajar siswa pada pelajaran IPA ternyata masih sangat rendah dibandingkan
mata pelajaran yang lain. Hal ini disebabkan oleh metode yang digunakan
hanya monoton pada satu metode. Setelah diketahui seperti itu maka guru
mencoba untuk menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran.
b. Tahap Perencanaan
Dari refleksi yang dilakukan,guru mulai merancang pelaksanaan pembelajaran
siklus 1. Hal-hal yang dilakukan guru adalah membuat scenario
pembelajaran,mempersiapkan fasilitas,sarana dan prasarana yang diperlukan.
c. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang disusun. Langkah-langkah pembelajaran dalam siklus 1
adalah sebagaia berikut :
1) Kegiatan Awal
Salam pembuka
Apersepsi
Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan Inti
Siswa membuka buku materi IPA.
Siswa mendengarkan ceramah dari guru
Siswa menjawab beberapa pertanyaan dari guru
Siswa diberi kesempatan bertanya mengenai materi.
3) Kegiatan Akhir
Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa
Siswa mengumpulkan soal evaluasi
Salam penutup
d. Tahap Pengamatan
Pengamatan ini dilakukan pada proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan
uktuk mengamati aktifitas guru dan siswa.
e. Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai
peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam
bentuk yang dapat dipercaya dan benar ( Wardhani,IGAK:5.4 ). Analisis
dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran siklus 1. Analisis ini meliputi
kegiatan :
1. Menyeleksi dan mengelompokkan data.
Data diseleksi dan diorganisasikan sesuai dengan pertanyaan masalah
yang ingin dicari jawabanya.
2. Tahap pemaparan dan deskrepsi data.
Data dideskripsikan sehingga memiliki makna.
3. Tahap penyimpulan dan pemberian makna.
f. Refleksi
Dalam refleksi ini, guru memeriksa kembali, merenungkan kegiatan belajar
yang telah dilakukan, menemukan kendala dalam pembelajaran, dan
merumuskan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran.
Dengan demikian diperlukan perbaikan pembelajaran siklus 2.
2. Siklus 2
Siklus 2 ini merupakan kelanjutan dari siklus 1. Adapun langkah-langkah perbaikan
pembelajaran pada siklus ini adalah :
a. Tahap Refleksi Awal
Refleksi awal dilakukan terhadap hasil pada pelaksanaan siklus 1. Prestasi
belajar siswa masih belum ada peningkatan dan masih belum sesuai dengan
target penelitian. Maka perlu dilakukan perbaikan pembelajaran siklus 2.
b. Tahap Perencanaan
Dari refleksi yang dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran siklus 1, maka
guru dapat merancang rencana perbaikan pembelajaran siklus 2. Hal- hal
yang dilakukan guru adalah membuat skenario pembelajaran, mempersiapkan
fasilitas, sarana dan prasarana yang diperlukan dalam melaksanakan tindakan
perbaikan, menyusun RPP lengkap, dan melakukan simulasi perbaikan
siklus 2.
c. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan sesuai dengan RPP yang di susun. Langkah- langkah
pembelajaran dalm siklus 2 adalah sebagai berikut.
1) Kegiatan awal
Salam pembuka
Apersepsi
Guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai materi.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan inti
Membagi siswa menjadi 5 kelompok.
Sebelum kegiatan kelompok dimulai, guru membuat kesepakatan
dengan kelompok agar pada waktu kegiatan tidak ramai dan mondar-
mandir.
Guru membagikan plastisin kepada masing-masing kelompok.
Guru mendemonstrasikan didepan kelas beberapa contoh bagaimana
gaya dapat mengubah bentuk benda.
Masing-masing kelompok kemudian menerima LKS.
Setelah semua kelompok menerima LKS, kemudian mereka disuruh
untuk mengikuti petunjuk yang ada pada LKS.
Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menunjukkan hasil karya
mereka.
Setelah semua kelompok selesai menunjukkan hasil
karyanya,kemudian salah satu perwakilan kelompok diminta
kedepan untuk menuliskan kesimpulan mereka.
Setelah semua selesai menulis didepan,guru bersama siswa bersama-
sama menyimpulkan hasil dari kegiatan yang dilakukan.
3) Kegiatan akhir
Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
Siswa mengerjakan soal evaluasi.
Siswa mengumpulkan hasil pengerjaan evaluasi.
Salam penutup.
d. Tahap Pengamatan
Pengamatan ini dilakukan pada proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan
untuk mengamati aktifitas guru dan siswa.
e. Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai
peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam
bentuk yang dapat dipercaya dan benar ( Wardhani, IGAK:5.4 ). Analisis
dilakukan setelah pelaksanaan perbaikan siklus 2. Analisis ini meliputi
kegiatan :
1. Menyeleksi dan mengelompokkan data.
Data diseleksi dan diorganisasikan sesuai dengan pertanyaan masalah
yang ingin dicari jawabanya.
2. Tahap pemaparan dan deskrepsi data.
Data dideskripsikan sehingga memiliki makna.
3. Tahap penyimpulan dan pemberian makna.
f. Refleksi
Dalam refleksi ini, guru memeriksa kembali, merenungkan kegiatan belajar
yang telah dilakukan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Persiklus
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran IPA melalui penggunaan metode
demonstrasi pokok bahasan gaya dapat mengubah bentuk benda pada siswa kelas IV
SDN pabuaran 2 Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak Tahun Pelajaran
2010/2011 yang dilakukan dalam 2 siklus diperoleh hasil penelitian sebagai berikut :
1. Siklus 1
a) Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru menyusun rencana pelaksanaan lengkap
dengan komponennya, membuat skenario pembelajaran dengan
menggunanakan metode ceramah, membuat format penilaian yang meliputi
format penilaian proses dan format penilaian akhir.
b) Pelaksanaan dan Pengamatan
Tahap pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
telah disusun. Pada pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan
metode ceramah hal-hal yang terjadi adalah siswa gaduh dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada guru, misalnya,“Bagaimana bu ?”, “Saya
tidak bisa mengerjakanya bu ?”. Selain itu siswa juga banyak yang mondar-
mandir kesana kemari. Guru menerangkan konsep IPA, sedangkan siswa
mendengarkan dan seskali mencatat apabila disuruh oleh guru. Banyaknya
pertanyaan,kondisi siswa yang gaduh membuat proses belajar mengajar
menjadi terhambat. Selanjutnya siswa diberi beberapa pertanyaan oleh guru,
siswa menjawab dengan serentak pertanyann yang diajukan oleh guru. Ada
beberapa siwa yang menjawab sendiri, tetapi jawaban yang diberikan
kadang tidak sesuia dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal ini
membuktikan bahwa siswa belum paham benar mengenai materi yang baru
saja diajarakan dikelas.
Dalam pengamatan pelaksanaan pembelajaran siklus 1, guru dibantu oleh
supervisor 2. Hal yang diamati adalah proses pembelajaran dan tes evaluasi.
Pengamatan ini dituangkan dalam nilai untuk masing-masing siswa
Tabel 1 : Penilaian Proses Kegiatan Pembelajaran IPA Siklus 1
Keterangan : T = Tuntas
TT = Tidak Tuntas
No Nama siswaAspek yang dinilai
Nilai Ket.Keberanian Kebenaran Keaktifan3 2 1 3 2 1 3 2 1
1 Danang setyawan √ √ √ 67 T2 Hengki Yoga P √ √ √ 56 TT3 Hanif Nurahmat √ √ √ 56 TT4 Nur Robi √ √ √ 67 T5 Qoirul Mustofa √ √ √ 89 T6 Sasongko √ √ √ 56 TT7 Alifatul Novita √ √ √ 67 T8 Ailsa Nabila A √ √ √ 56 TT9 Amin Nur R √ √ √ 56 TT10 Budi Santoso √ √ √ 78 T11 Eka Puput P √ √ √ 67 T12 Iqbal Aristianto S √ √ √ 67 T13 Lutvi Vitriasanti √ √ √ 67 T14 Moch. Hafizh S √ √ √ 56 TT15 Refaldi Gustama √ √ √ 89 T16 Siti Amiratul K √ √ √ 67 T17 Sayekti Tataq N √ √ √ 56 TT18 Tri Agustin P √ √ √ 78 T19 Fera Arista S √ √ √ 56 TT20 M. Khoirul MR √ √ √ 78 T21 Rizal Aldi S √ √ √ 67 T22 Moch. Syafi’ P √ √ √ 89 T23 Lia Angraeni √ √ √ 67 T24 Tutur Megandoko √ √ √ 67 T25 Fernanda Dian P √ √ √ 67 T
Jumlah 1809Rata-rata 72,36
Dari data pengamatan selama proses pembelajaran, diperoleh hasil dari 25 siswa ada 17 siswa yang nilainya diatas KKM dan 5 siswa nilainya dibawah KKM. Dalam proses pembelajaran IPA kelas IV mencapai ketuntasan 68%.
Tabel 2 : Nilai Tes Subjektif dan Nilai Akhir Pembelajaran IPA Siklus 1
No Nama Siswa Nilai Subjektif Ket Nilai Akhir Ket1 Danang setyawan 63 TT 66 T2 Hengki Yoga P 44 TT 50 TT3 Hanif Nurahmat 80 T 84 T4 Nur Robi 50 TT 52 TT5 Qoirul Mustofa 87 T 88 T6 Sasongko 74 T 70 T7 Alifatul Novita 68 T 67 T8 Ailsa Nabila A 40 TT 46 TT9 Amin Nur R 67 T 75 T
10 Budi Santoso 70 T 77 T11 Eka Puput P 45 TT 60 TT12 Iqbal Aristianto S 75 T 72 T13 Lutvi Vitriasanti 88 T 78 T14 Moch. Hafizh S 50 TT 53 TT15 Refaldi Gustama 69 T 67 T16 Siti Amiratul K 80 T 80 T17 Sayekti Tataq N 70 T 53 TT18 Tri Agustin P 62 TT 64 TT19 Fera Arista S 70 T 63 TT20 M. Khoirul MR 56 TT 58 T21 Rizal Aldi S 61 TT 60 TT22 Moch. Syafi’ P 54 TT 60 TT23 Lia Angraeni 64 TT 63 TT24 Tutur Megandoko 46 TT 62 TT25 Fernanda Dian P 78 T 65 T
Jumlah 1611 1633Rata-rata 64,44 65,32
Tes subjektif dilaksanakan di akhir pembelajaran untuk mengetahui seberapa besar
siswa mampu memahami materi yang dipelajari. Hasil tes subyektif adalah ada 13 siswa
yang nilainya di atas KKM dan 12 siswa di bawah KKM, sehingga pada tes subjektif kelas
IV mencapai ketuntasan 52%.
Dari penilaian yang dilakukan pada proses pembelajaran dan tes subjektif pada
pelaksanaan pembelajaran siklus 1, maka diperoleh hasil yaitu siswa yang nilainya di atas
KKM ada 13 siswa. Ketuntasan belajar siswa kelas IV mencapai 52%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pada siklus 1 secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa
yang memperoleh nilai lebih dari 65 hanya sebesar 52%, lebih kecil dari presentase
ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 75%.
c) Refleksi
Dari pelaksanaan pembelajaran IPA yang telah dilaksanakan diperoleh
informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut :
1. Keberhasilan
Guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuia dengan RP
yang dibuat.
Guru membimbing siswa dalam pembelajaran.
Siswa berani menjawab beberapa pertanyaan dari guru.
2. Kegagalan
Guru belum bisa mengkondisikan kelas dengan baik.
Guru masih mendominasi kegiatan belajar mengajar.
Siswa gaduh saat pembelajaran berlangsung.
Guru belum bisa mendisiplinkan waktu.
Siswa kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran.
2. Siklus 2
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru menyusun RPP lengkap dengan
komponenya,membuat scenario pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi,menentukan media dan sumber pembelajaran,membuat format
penilaian yang meliputi format penilaian proses pembelajaran dan format
penilaian tes subjektif. RPP yang disusun mengacu pada rencana pembelajaran
dengan memperhatikan revisi pada siklus 1,sehingga kegagalan atau
kekurangan pada siklus 1 tidak terulang pada siklus 2. Materi yang diajarkan
masih sama dengan siklus 1 karena siklus 2 merupakan kelanjutan dari siklus 1.
b. Pelaksanaan dan Pengamatan
Pelaksanaan perbaikan siklus 2 sesuai dengan RPP yang disusun. Pada
siklus 2 ini sudah ada kemajuan. Siswa sudah mulai menyesuaikan kegiatan
belajar dengan menggunakan metode demonstrasi. Guru melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan waktu yang direncanakan. Siswa
mengikuti pelajaran dengan tertib, walaupun masih ada siswa yang sesekali
berjalan-jalan melihat kekelompok lain. Siswa juga bersemangat untuk
memepretasikan hasil kelompoknya di depan kelas.
Tabel 3 : Penilaian Proses Kegiatan Pembelajaran IPA Siklus 2
Keterangan : T = Tuntas TT = Tidak Tuntas
No Nama siswaAspek yang dinilai
Nilai Ket.Keberanian Kebenaran Keaktifan3 2 1 3 2 1 3 2 1
1 Danang setyawan √ √ √ 67 T2 Hengki Yoga P √ √ √ 56 TT3 Hanif Nurahmat √ √ √ 78 T4 Nur Robi √ √ √ 56 TT5 Qoirul Mustofa √ √ √ 89 T6 Sasongko √ √ √ 89 T7 Alifatul Novita √ √ √ 78 T8 Ailsa Nabila A √ √ √ 67 T9 Amin Nur R √ √ √ 78 T10 Budi Santoso √ √ √ 67 T11 Eka Puput P √ √ √ 67 T12 Iqbal Aristianto S √ √ √ 67 T13 Lutvi Vitriasanti √ √ √ 89 T14 Moch. Hafizh S √ √ √ 56 TT15 Refaldi Gustama √ √ √ 67 T16 Siti Amiratul K √ √ √ 67 T17 Sayekti Tataq N √ √ √ 56 TT18 Tri Agustin P √ √ √ 67 T19 Fera Arista S √ √ √ 67 T20 M. Khoirul MR √ √ √ 56 TT21 Rizal Aldi S √ √ √ 67 T22 Moch. Syafi’ P √ √ √ 67 T23 Lia Angraeni √ √ √ 67 T24 Tutur Megandoko √ √ √ 67 T25 Fernanda Dian P √ √ √ 67 TJumlah 1719Rata-rata 68,76
Dari data pengamatan selama proses pembelajaran,diperoleh hasil dari 25 siswa ada
20 siswa yang nilaianya diatas KKM dan 5 siswa nilainya dibawah KKM. Dalam proses
pembelajaran IPA kelas IV mencapai ketuntasan 80 %.
Tabel 4 : Nilai Tes Subjektif dan Nilai Akhir Pembelajaran Siklus 2
No Nama Siswa Nilai Subjektif Ket Nilai Akhir Ket1 Danang setyawan 88 T 80 T2 Hengki Yoga P 52 TT 60 TT3 Hanif Nurahmat 82 T 81 T4 Nur Robi 50 TT 61 TT5 Qoirul Mustofa 81 T 88 T6 Sasongko 86 T 84 T7 Alifatul Novita 85 T 81 T8 Ailsa Nabila A 85 T 83 T9 Amin Nur R 61 TT 64 TT
10 Budi Santoso 80 T 79 T11 Eka Puput P 87 T 86 T12 Iqbal Aristianto S 88 T 82 T13 Lutvi Vitriasanti 89 T 80 T14 Moch. Hafizh S 64 TT 63 TT15 Refaldi Gustama 76 T 85 T16 Siti Amiratul K 71 T 78 T17 Sayekti Tataq N 60 TT 56 TT18 Tri Agustin P 79 T 79 T19 Fera Arista S 88 T 84 T20 M. Khoirul MR 80 T 80 T21 Rizal Aldi S 79 T 76 T22 Moch. Syafi’ P 75 T 79 T23 Lia Angraeni 82 T 85 T24 Tutur Megandoko 50 TT 61 TT25 Fernanda Dian P 70 T 72 T
Jumlah 1888 1907Rata-rata 75,52 76,28
Tes subjektif dilaksanakan di akhir pemelajaran untuk mengetahui seberapa
besar siswa mampu memahami materi yang dipelajari. Hasil tes subjektif ada 19 siswa
yang nilainya diatas KKM dan ada 6 siswa yang nilainya di bawah KKM,sehingga pada
tes subjektif kelas iv mencapai ketuntasan 76%. Siswa sudah mengalami peningkatan
prestasi belajar.
Dari penilaian yang dilakukan pada proses pembelajaran dan tes subjektif pada
perbaikan pembelajaran IPA siklus 2, maka diperoleh hasil yaitu siswa yang nilainya
diatas KKM ada 19 siswa. Ketuntasan belajar siswa kelas IV mencapai 76%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pada siklus 2 secara klasikal siswa sudah tuntas belajar, karena
siswa yang memperoleh nilai lebih dari 65 sudah mencapai 76%,lebih besar 1% dari
presentase yang diharapkan yaitu 75%. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus 2 ini
dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran yang telah diterapkan selama ini.
c. Refleksi
Dalam perbaikan pembelajaran IPA yang telah dilaksanakan diperoleh
informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut :
1. Keberhasilan
Guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPP
yang dibuat.
Guru mampu mendisiplinkan waktu
Sisawa aktif berdiskusi.
Siswa berani mengungkapkan pendapatnya
Siswa bersemangat mengikuti pembelajaran.
2. Kegagalan
Ada siswa yang mondar – mandir saat berdiskusi.
Ada siswa yang belum mengikuti pelajaran dengan baik.
B. Pembahasan
1. Siklus 1
Penggunaan metode demonstrasi merupakan metode yang baru bagi siswa kelas
IV SDN pabuaran 2 Kecamatan Rangkasbitung. Walaupun pada awalnya masih
merasa bingung dengan metode ini,tetapi lama-lama siswa mulai menyukai
pembelajaran dengan menggunakan metode ini. Karena dengan menggunakan metode
ini siswa mengaku lebih senang dan lebih mudah dalam menerima materi yang
disampaikan oleh guru. Pada perbaikan pembelajaran IPA siklus 1, secara klasikal
kelas IV mencapai ketuntasan sebesar 52% dengan nilai rata-rata kelas pada nilai akhir
65,32.
2. Siklus 2
Berawal dari ketidak berhasilan pada siklus 1 maka disusun RPP pada siklus 2
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada siklus 2 siswa mulai menyesuaikan
diri dalam pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Prestasi
belajarpun meningkat secara klasikal kelas IV mencapai ketuntasan sebesar 76%
dengan rata-rata kelas pada nilai akhir 76,28.
Tabel 5: Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus 1 dan 2
No Nama Siswa Siklus 1 Siklus 21 Danang setyawan 66 802 Hengki Yoga P 50 603 Hanif Nurahmat 84 814 Nur Robi 52 615 Qoirul Mustofa 88 886 Sasongko 70 847 Alifatul Novita 67 818 Ailsa Nabila A 46 839 Amin Nur R 75 6410 Budi Santoso 77 7911 Eka Puput P 60 8612 Iqbal Aristianto S 72 8213 Lutvi Vitriasanti 78 8014 Moch. Hafizh S 53 6315 Refaldi Gustama 67 8516 Siti Amiratul K 80 7817 Sayekti Tataq N 53 5618 Tri Agustin P 64 7919 Fera Arista S 63 8420 M. Khoirul MR 58 8021 Rizal Aldi S 60 7622 Moch. Syafi’ P 60 7923 Lia Angraeni 63 8524 Tutur Megandoko 62 6125 Fernanda Dian P 65 72Jumlah 1633 1907Rata-rata 65,32 76,28
Berdasarkan perbaikan pembelajaran siklus 1 dan 2 dengan menggunakan
metode demonstrasi,prestasi belajar siswa meningkat,dan pemahaman siswa serta
penguasaan terhadap materi yang telah disampaikan guru juga meningkat. Guru
dapat menggunakan metode demonstrasi sebagai alternative untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus dan
berdasarkan pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahawa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar IPA
pokok bahasan gaya dapat mengubah bentuk benda pada siswa kelas IV SDN
pabuaran 2 Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar
mengajar IPA lebih efektif dan memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka
disampaikan saran sebagai berikut :
1. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar IPA, guru hendaknya lebih sering
melatih menggunakan berbagai metode pengajaran.
2. Untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
guru harus menguasai langkah-langkah pembelajaran dan mempersiapkannya
dengan baik.
3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut karena penelitian ini hanya dilakukan di SDN
Bagelanan 03 Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak.
4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya lebih dipersiapkan lagi untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta:Balai Pustaka
Dahar, R. W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga
Nasutioan, Noehi dan Ketut Budiarso. Pendidikan IPA di SD. Jakarta:Universitas Terbuka
Tim Penyususn.2008.Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah
Dasar.Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional
Winataputra,Udin.S.2000.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Universitas Terbuka
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( Siklus 1)
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : IV / II
Sekolah : SDN pabuaran 2
Alokasi waktu : 2 x 30 menit
I. Standar KompetensiMemahami gaya dapat mengubah gerak dan / atau bentuk suatu benda.
II. Kompetensi DasarMenyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya ( dorongan dan tarikan ) dapat mengubah bentuk benda.
III. Indikator Mendemonstrasikan bahwa gaya dapat menyebabkan terjadinya perubahan
bentuk benda. Menyimpulkan hasil percobaan.
IV. Tujuan PembelajaranSiswa mampu memahami bahwa gaya dapat merubah gerak dan / atau bentuk suatu benda
V. Materi PembelajaranGaya
VI. Metode PembelajaranCeramah
Langkah – langkah Pembelajaran
No Kegiatan Alokasi waktu Ket
1.
2.
3.
Kegiatan awalApersepsi
Anak – anak,siapa yang pernah bermain plastisin atau tanah liat ?
Bentuk apa yang pernah kalian buat ? Dengan cara bagaimana biasanya kalian
membuat bentuk itu ? Pada pembelajaran kali ini kita akan
belajar mengenai bagaimana suatu gaya dapat merubah bentuk benda !
Melalui pembelajaran ini diharapkan kalian memahami bahwa gaya dapat merubah bentuk benda.
Kegiatan inti Siswa memperhatikan penjelasan guru
mengenai materi yang akan dipelajari. Siswa membuka buku materi yang telah
disiapkan. Siswa mendengarkan ceramah dari guru
mengenai materi. Siswa diberi beberapa pertanyaan oleh
guru. Siswa menjawab pertanyaan – pertanyaan
dari guru. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
mengenai materi yang belum dimengerti.
Penutup Siswa diberi soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal evaluasi. Siswa mengumpulkan hasil pengerjaan
evaluasi. Siswa diminta untuk mengungkapakn
kesan mengenai pembelajaran yang baru saja selesai.
Salam penutup
5 menit
40 menit
15 menit
VII. Media dan Sumber belajaran1. Media pembelajaran : -2. Sumber belajar :
a. Buku paket IPA Kelas IV halaman 111 karangan Rosa Kemala, Penerbit Yudhistira.
b. Buku PAKEM umum Kelas IV halaman 67 Karangan Tim Penulis kabupaten Lebak,Penerbit CV Sinar Agung Abadi.
VIII. Alat Penilaian1. Prosedur : tes awal : -
tes proses : -tes akhir : ada
2. Jenis tes : tertulis3. Bentuk tes : subjektif4. Alat tes : soal evaluasi
IX. LampiranLampiran 1 Rangkuman materiLampiran 2 Soal evaluasiLampiran 3 Kunci Jawaban evaluasiLampiran 4 Format Penilaian
Mengetahui, Lebak 12 Maret 2012 Kepala SDN pabuaran 2 Praktikan,
SUGIYANTO,A.Ma.Pd FITRI AYU MUSTIKA PRAHARI NIP.195203031973041003 NIM . 821508298
Supervisor II
IMAS MASNAIAH,S.PdNIP. 1974022008012004
Lampiran 1
RANGKUMAN MATERI
a. Pengertian gayaGaya adalah tarikan atau dorongan yang dapat mengubah gerakan suatu benda.
b. Gaya dapat mengubah bentuk suatu benda.Tanah liat dan lilin mainan ( plastisin ) merupakan bahan lunak yang dapat digunakan untuk membuat berbagai benda.Tanah liat termasuk bahan lunak yang mudah di dapat. Bila diberi sedikit air,akan bertambah liat dan dapat dibentuk menjadi berbagai benda. Kalau tidak ada tanah liat,kita dapat menggantinya dengan plastisin atau lilin mainan. Plastisin dapat dibentuk menyerupai tanah liat.Perubahan bentuk benda ini dipengaruhi oleh gaya.
Lampiran 2
SOAL EVALUASI
Jelaskan pengertian gaya sesuai dengan pemahanmu sendiri !
Lampiran 3
KUNCI JAWABAN EVALUASI
Jawaban sesuai dengan siswa masing-masing.
Lampiran 4
FORMAT PENILAIAN1. Format penilaian proses
No Nama siswaAspek yang dinilai
Nilai Ket.Keberanian Kebenaran Keaktifan3 2 1 3 2 1 3 2 1
1 Danang setyawan2 Hengki Yoga P3 Hanif Nurahmat4 Nur Robi5 Qoirul Mustofa6 Sasongko7 Alifatul Novita8 Ailsa Nabila A9 Amin Nur R10 Budi Santoso11 Eka Puput P12 Iqbal Aristianto S13 Lutvi Vitriasanti14 Moch. Hafizh S15 Refaldi Gustama 16 Siti Amiratul K17 Sayekti Tataq N18 Tri Agustin P19 Fera Arista S20 M. Khoirul MR21 Rizal Aldi S22 Moch. Syafi’ P23 Lia Angraeni24 Tutur Megandoko25 Fernanda Dian PJumlahRata-rata
Keterangan
KeberanianMendapat nilai 3 jika berani bertanya dan menjawab pertanyaan.Mendapat nilai 2 jika kurang berani bertanya dan menjawab pertanyaan.Mendapat niali 1 jika tidak berani bertanya dan menjawab pertanyaan.
KebenaranMendapat nilai 3 jika menjawab denagan benar pertanyaan dari guru.Mendapat nilai 2 jika menjawab kurang benar pertanyaan dari guru.Mendapat nilai 1 jika menjawab tidak benar pertanyaan dari guru.
KeaktifanMendapat nilai 3 jika aktif dalam kegiatan.Mendapat nilai 2 jika kurang aktif dalam kegiatan.Mendapat nilai 1 jika tidak aktif dalam kegiatan.
2. Penilaian evaluasiJumlah pertanyaan 1Skor maksimal 100
3. Format penilaian akhir
No Nama Siswa NP NE NA1 Danang setyawan2 Hengki Yoga P3 Hanif Nurahmat4 Nur Robi5 Qoirul Mustofa6 Sasongko7 Alifatul Novita8 Ailsa Nabila A9 Amin Nur R10 Budi Santoso11 Eka Puput P12 Iqbal Aristianto S13 Lutvi Vitriasanti14 Moch. Hafizh S15 Refaldi Gustama 16 Siti Amiratul K17 Sayekti Tataq N18 Tri Agustin P19 Fera Arista S20 M. Khoirul MR21 Rizal Aldi S22 Moch. Syafi’ P23 Lia Angraeni24 Tutur Megandoko25 Fernanda Dian P
NA = NP + NE
2
Lampiran 2
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
( Siklus 2 )
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / semester : IV / II
Sekolah : SDN pabuaran 2
Alokasi waktu : 2 x 30 menit
I. Standar KompetensiMemahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda.
II. Kompetensi DasarMenyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya ( dorongan dan tarikan ) dapat mengubah bentuk suatu benda.
III. Indikator Mendemonstrasikan bahwa gaya dapat menyebabkan terjadinya perubahan
bentuk suatu benda. Membuat kesimpulan hasil percobaan.
IV. Tujuan Pembelajaran1. Tujuan Pembelajaran
1) Siswa mampu membuktikan bahwa gaya dapat mempengaruhi bentuk benda dengan menggunakan plastisin.
2) Siswa mampu menyimpulkan hasil prcobaan.2. Tujuan perbaikan
1) Meningkatkan pemahaman siswa melalui demonstrasi di depan kelas dengan menggunakan plastisin.
2) Meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan.
V. Materi PembelajaranGaya
VI. Metode PembelajaranDemonstrasi
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
No Kegiatan Alokasi waktu Ket1.
2.
Kegiatan AwalSalam pembukaApersepsi
Anak – anak,siapa yang pernah bermain plastisin atau tanah liat ?
Bentuk apa yang pernah kalian buat ?
Dengan cara bagaimana biasanya kalian membuat bentuk itu ?
Pada pembelajaran kali ini kita akan belajar mengenai bagaimana suatu gaya dapat mengubah bentuk benda !
Melalui pembelajaran ini diharapkan kalian memahami bahwa gaya dapat merubah bentuk benda.
Kegiatan Inti Siswa memperhatikan penjelasan
guru mengenai materi yang akan di pelajari.
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.
Masing-masing kelompok menerima plastisin yang dibagikan oleh guru.
Guru mendemonstrasikan di depan kelas salah satu contoh bagaimana gaya dapat mngubah bentuk plastisin.
Masing-masing kelompok menerima LKS.
Siswa diminta untuk mengerjakan petunjuk yang ada di LKS.
Salah satu perwakilan kelompok diminta kedepan untuk menunjukkan hasil karya kelompoknya.
Setelah semua selesai membacakan hasil kerja kelompoknya,siswa diminta untuk kembali ke kondisi semula.
Siswa bersama dengan guru mencoba menyimpulkan hasil
5 menit
40 menit
3.
dari kegiatan tadi. Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya mengenai materi yang baru saja dipelajari.
Penutup Siswa diberi soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal evaluasi. Siswa mengumpulkan hasil
pengerjaan evaluasi. Siswa diminta untuk
mengungkapkan kesan mengenai kegiatan pembelajaran yang baru saja selesai.
Salam penutup.
15 menit
VII. Media dan sumber belajar3. Media pembelajaran : plastisin4. Sumber belajar :
b. Buku paket IPA Kelas IV halaman 111 karangan Rosa Kemala, Penerbit Yudhistira.
c. Buku PAKEM umum Kelas IV halaman 67 Karangan Tim Penulis kabupaten Lebak,Penerbit CV Sinar Agung Abadi.
VIII. Alat Penilaian
5. Prosedur : tes awal : -tes proses : adates akhir : ada
6. Jenis tes : tertulis7. Bentuk tes : subjektif8. Alat tes : soal evaluasi
IX. LampiranLampiran 1 Rangkuman materiLampiran 2 Media pembelajaranLampiran 3 Lembar Kerja siswaLampiran 4 Soal evaluasiLampiran 5 Kunci jawaban soal evaluasiLampiran 6 Format penilaian
Mengetahui, Lebak 19 Maret 2012 Kepala SDN pabuaran 2 Praktikan,
SUGIYANTO,A.Ma.Pd FITRI AYU MUSTIKA PRAHARI NIP.195203031973041003 NIM . 821508298
Supervisor II
IMAS MASNAIAH,S.PdNIP. 1974022008012004
Lampiran 1
RANGKUMAN MATERI
a. Pengertian gayaGaya adalah tarikan atau dorongan yang dapat mengubah gerakan suatu benda. Benda yang dikenai gaya dapat bergerak,berhenti bergerak,berubah arah geraknya,dan berubah bentuk.
b. Gaya dapat mengubah bentuk suatu benda.Bentuk suatu benda dapat berubah jika dikenai gaya. Perubahan bentuk tersebut tergantung pada besar kecilnya gaya.Tanah liat dan lilin mainan ( plastisin ) merupakan bahan lunak yang dapat digunakan untuk membuat berbagai benda.Tanah liat termasuk bahan lunak yang mudah di dapat. Bila diberi sedikit air,akan bertambah liat dan dapat dibentuk menjadi berbagai benda. Kalau tidak ada tanah liat,kita dapat menggantinya dengan plastisin atau lilin mainan. Plastisin dapat dibentuk menyerupai tanah liat.Perubahan bentuk benda ini dipengaruhi oleh gaya.
Lampiran 2
MEDIA PEMBELAJARAN
1. Plastisin sebelum diberi gaya
2. Plastisin setelah diberi gaya
Lampiran 3
LEMBAR KERJA SISWA
( LKS )
Nama anggota kelompok :
1. ……………………………. 4. ……………………………..
2. ……………………………. 5. ……………………………..
3. …………………………….
Ikutilah petunjuk-petunjuk berikut ini !
1. Ambilah plastisin yang ada dimejamu !2. Bagilah plastisin tersebut sesuai jumlah kelompokmu !3. Setelah semua mendapatkan,kemudian lakukan hal-hal berikut pada plastisin itu !
a. Berilah tekanan plastisin itu dengan menggunakan jari telunjuk pada keempat sisinya ! Apa yang terjadi pada plastisin ? catat hasilnya !
b. Berilah tarikan sesuai dengan keinginanmu pada plastisin itu ! Apa yang terjadi pada plastisin ? catat hasilnya !
c. Buatlah suatu bentuk sesuai dengan keinginan kalian dengan menggunakan plastisin tersebut !
4. Cobalah buat kesimpulan dari kegiatan yang baru saja kalian lakukan !
SELAMAT MENGERJAKAN
Lampiran 4
SOAL EVALUASI
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Apakah yang dimaksud dengan gaya ?2. Perubahaan apa pada benda jika mendapatkan gaya ?3. Sebutkan dua jenis dari gaya yang kamu ketahui ?4. Gaya apa saja yang kamu berikan pada plastisin sehingga menjadi bentuk yang kamu
inginkan ?5. Tulislah tiga contoh gaya yang ada dalam kehidupan sehari-hari ?
Lampiran 5
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI
1. Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dapat mengubah gerakan suatu benda.2. Benda dapat bergerak,berhenti bergerak,berubah arah geraknya,dan berubah bentuk.3. Gaya grafitasi,gaya gesek.4. Tekanan/dorongan,tarikan.5. Buah kelapa jatuh ke tanah,membuka atau menutup pintu,menendang bola.
Lampiran 6FORMAT PENILAIAN
1. Format penilaian proses
Keterangan
KeberanianMendapat nilai 3 jika berani bertanya dan menjawab pertanyaan.Mendapat nilai 2 jika kurang berani bertanya dan menjawab pertanyaan.Mendapat niali 1 jika tidak berani bertanya dan menjawab pertanyaan.
No Nama siswaAspek yang dinilai
Nilai Ket.Keberanian Kerjasama Keaktifan3 2 1 3 2 1 3 2 1
1 Danang setyawan2 Hengki Yoga P3 Hanif Nurahmat4 Nur Robi5 Qoirul Mustofa6 Sasongko7 Alifatul Novita8 Ailsa Nabila A9 Amin Nur R10 Budi Santoso11 Eka Puput P12 Iqbal Aristianto S13 Lutvi Vitriasanti14 Moch. Hafizh S15 Refaldi Gustama 16 Siti Amiratul K17 Sayekti Tataq N18 Tri Agustin P19 Fera Arista S20 M. Khoirul MR21 Rizal Aldi S22 Moch. Syafi’ P23 Lia Angraeni24 Tutur Megandoko25 Fernanda Dian PJumlahRata-rata
KerjasamaMendapat nilai 3 jika bekerja sama dalam kelompok.Mendapat nilai 2 jika kurang bekerja sama dalam kelompok.Mendapat nilai 1 jika tidak bekerja sama dalam kelompok.
KeaktifanMendapat nilai 3 jika aktif dalam kegiatan.Mendapat nilai 2 jika kurang aktif dalam kegiatan.Mendapat nilai 1 jika tidak aktif dalam kegiatan.
2. Penilaian tes evaluasi.Jumlah soal 5 butirMasing-masing soal skor maksimal 25Jumlah skor 100
2. Format penilaian akhir
No Nama Siswa NP NE NA1 Danang setyawan2 Hengki Yoga P3 Hanif Nurahmat4 Nur Robi5 Qoirul Mustofa6 Sasongko7 Alifatul Novita8 Ailsa Nabila A9 Amin Nur R10 Budi Santoso11 Eka Puput P12 Iqbal Aristianto S13 Lutvi Vitriasanti14 Moch. Hafizh S15 Refaldi Gustama 16 Siti Amiratul K17 Sayekti Tataq N18 Tri Agustin P19 Fera Arista S20 M. Khoirul MR21 Rizal Aldi S22 Moch. Syafi’ P23 Lia Angraeni24 Tutur Megandoko25 Fernanda Dian P
NA = NP + NE 2