laporan praktikum fluida reservoir modul 2
DESCRIPTION
Pelajari ,jangan copas !!!TRANSCRIPT
MODUL II
EMULSI
LAPORAN PRAKTIKUM
Nama : Muhamad Choirul Azis
NIM
Kelompok
:
:
12213060
Shift 2 Kelompok 2
Tanggal Praktikum : 21 Oktober 2014
Tanggal Penyerahan : 28 Oktober 2014
Dosen : Zuher Syihab ST, Ph.D.
Asisten Modul : Wilson Santana (12211023)
Irianto Petrus Binsardo (12211061)
LABORATORIUM ANALISA FLUIDA RESERVOIR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................... i
DAFTAR TABEL................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. iii
BAB I TUJUAN PERCOBAAN...............................................................1
BAB II PRINSIP PERCOBAAN................................................................1
BAB III ALAT DAN BAHAN....................................................................1
BAB III PENGOLAHAN DATA
3.1 Pengolahan Data Demusifier (zat kimia)................................. 23.2 Pengolahan Data Demulsifier (pemanasan).............................23.3 Pengolahan Data Demulsifier (gravity setling).........................2
BAB IV ANALISIS
4.1 Asumsi. .................................................................................. 54.2 Keberjalanan Praktikum.......................................................... 54.3 Hasil......................................................................................... 54.4 Kejadian di Lapangan..............................................................7
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan............................................................................. 85.2 Saran....................................................................................... 8
BAB VI KESAN DAN PESAN
6.1 Kesan...................................................................................... 96.2 Pesan....................................................................................... 9
BAB VII DAFTAR PUSTAKA
8.1 Daftar Pustaka...................................................................... 10
i
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data awal dan akhir sampel untuk tiap perlakuan..............................................2
Tabel 2 Data Kumulatif Air untuk tiap 30 detik pada tiap perlakuan...............................2
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4 Ilustrasi Emulsi.....................................................................................................1
Gambar 1 Grafik Kumulatif Air untuk tiap 30 detik pada tiap perlakuan........................2
Gambar 2 Prose Agitasi Untuk Membentuk Emulsi..............................................................4
Gambar 3 Keadaaan Akhir Setelah Pemanasan.....................................................................4
iii
EMULSI
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Memahami bagaimana dan mengapa emulsi bias terbentuk.
2. Memahami proses pemecahan emulsi.
II. PRINSIP PERCOBAAN
Emulsi merupakan kombinasi dua jenis cairan yang immiscible atau cairan yang
pada kondisi normal tidak dapat bercampur. Salah satu cairan tersebut akan
tersebar atau terdispersi sebagai droplet pada cairan lainnya. Droplet cairan
dikenal sebagai fasa kontinu. Ada beberapajenis emulsi antara lain : air dalam
minyak (water in oil), minyak dalam air (oil in water), dan oil in water in oil dst.
Dalam hal ini, campuran terdiri dari crude oil dan air yang bercampur dengan
perantara emulsifying agent. Ada beberapa perlakuan yang dapat mengganggu
kestabilan emulsi dan ada yang memperkuatnya.Pada percobaan ini akan diuji
pengaruh perlakuan tersebut terhadap stabilitas emulsi diantaranya dengan metode
agitasi (pengadukan), kemudian memecah emulsi dengan metode pemanasan
(thermal), penambahan demulsifier (penambahan zat kimia), didiamkan (gravity
settling), dan sentrifuga (pemutaran) .Kemudian volume air kumulatif yang
terpisah dari emulsi dibandingkan terhadap waktu yang dibutuhkan.
Gambar 4. Ilustrasi Emulsi
1
III. ALAT DAN BAHAN
a. ALAT-ALAT
i. Gelas kimia 250cc
ii. Gelas kimia 100cc
iii. Mixer
iv. Bunsen
v. Stopwatch
b. BAHAN-BAHAN
i. Air formasi
ii. Crude oil
iii. Akuades
iv. Demulsifier
IV. PENGOLAHAN DATA
Tabel 1 Data awal dan akhir sampel untuk tiap perlakuan
Metode Volume (mL)Air Minyak Emulsi
(Awal)Volume Air
Akhir500 RPM 60 40 92 39650 RPM 60 40 94 37800 RPM 60 40 91 37Demulsifier + 800 RPM 60 40 88 37Heating + 800 RPM 60 40 90 40Tabel 2 Data Kumulatif Air untuk tiap 30 detik pada tiap perlakuan
Waktu(detik)
Volume Kumulatif (mL)
Agitasi Pemanasan Zat kimia
500 RPM 650 RPM 800 RPM
30 3 0 2 58
60 5 1 5 815
90 8 4 7 1321
120 11 8 10 1727
150 17 13 15 2031
180 23 18 20 2333
210 28 22 25 2634
240 32 26 29 3035
270 35 30 32 3135
300 37 32 34 3335
330 38 34 35 3536
360 38 35 36 3736
390 38,5 36 36 3836
420 38,5 36 36 3936
450 39 37 36 4037
480 39 37 36 4037
510 39 37 36 4037
540 39 37 36 4037
570 39 37 36 4037
Gambar 1 Grafik Kumulatif Air untuk tiap 30 detik pada tiap perlakuan
30 60 90
120150
180210
240270
300330
360390
420450
480510
540570
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
500 RPM650 RPM800 RPMPEMANASANZAT KIMIA
3
Gambar 2 Prose Agitasi Untuk Membentuk Emulsi
` Gambar 3 Keadaaan Akhir Setelah Pemanasan
4
V. ANALISIS
Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam praktikum ini adalah
1. Tekanan dan temperature system konstan.
2. Saat melakukan metode pemisahan emulsi (pemanasan dan
demulsifier) gravitasi dianggap tidak terlalu berpengaruh
3. Volume sampel yang digunakan selama percobaan dalam satu
metode tepat 100 mL (minyak+air)
4. Sampel minyak yang digunakan dianggap terbebas dari kandungan
air.
5. Semua alat bekerja dengan baik
6. Thermometer mencatat suhu dengan baik.
7. Tidak ada kalor yang masuk dari lingkungan ke system
Keberjalanan Praktikum
Praktikum kali ini berjalan dengan baik dan sesuai rencana
Hasil
Metode yang pertama adalah gravity settling, yaitu metode yang
menggunakan prinsip gaya gravitasi dimana cairan yang memiliki densitas
besar akan berada di bagian bawah dan cairan yang densitasnya kecil
berada di bagian atas. Metode ini membutuhkan waktu lama untuk
pemecahan emulsinya dan lamanya waktu bergantung pada tingkat
kestabilan emulsi ,tingkat kestabilan emulsi dipengaruhi oleh kecepatan
mixer pembentukan emulsi, semakin tinggi kecepatan mixer, semakin
tinggi pula tingkat kestabilan emulsi. Tingkat kestabilan emulsi juga
dipengaruhi oleh viskositas campuran (minyak+air) ,semakin viskos maka
semakin semakin stabil karena penyebaran fasa terdispersinya semakin
merata. Dari percobaan dengan metode gravity setling diperoleh
kesimpulan bahwa emulsi yang paling stabil adalah emulsi yang dibentuk
pada 800 RPM karena semakin besar agitasi (pengadukan) maka semakin
stabil emulsi dan semakin sulit “pecah”.
5
Selanjutnya metode penambahan bahan kimia atau demulsifier, yaitu
metode yang mempercepat pelarutan lapisan film yang menghalangi
molekul minyak dengan molekul minyak dan molekul air dengan molekul
air untuk bergabung sehingga molekul-molekul sejenis akan bergabung
dan emulsi menjadi tidak stabil . Dengan metode ini secara umum akan
menghasilkan pemisahan emulsi dengan waktu yang lebih singkat
dibandingkan dengan metode gravity setling (800 RPM) karena walaupun
diasumsikan pada metode ini tidak ada pengaruh gaya gravitasi namun
pada kenyataannya tetap ada pengaruh gaya gravitasi
Berdasarakan literature, metode yang paling efektif adalah pemanasan
dibandingkan metode gravity settling dan metode demulsier. Hal ini
terjadi karena dengan pemanasan, energy kinetic molekul terdispersi
menjadi meningkat sehingga akan menumbuk lapisan film yang
menghalangi molekul minyak dengan molekul minyak dan molekul air
dengan molekul air untuk saling bergabung. Hal ini berakibat kestabilan
emulsi terganggu. Namun berdasarkan data percobaan kami dapati bahwa
metode pemisahan menggunakan zat kimia lebih efektif ,hal ini terjadi
karena zat kimia dapat tersebar secara merata dengan bantuan mixer
dibandingkan dengan pemanasan yang tidak merata (hanya pada sebagian
bawah gelas ukur )
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa untuk tingkat agitasi yang
sama (800 RPM) metode zat kimia dan pemanasan lebih efektif
dibandingkan gravity setling dan metode yang peling efektif adalah
metode kimia dibandingkan metode gravity setling dan metode
pemanasan. Hal ini terjadi karena pada metode zat kimia selain terdapat
zat kimia yang melarutkan lapisan penghalang (film) juga ada pengaruh
gravitas (walau pada percobaan ini diasumsikan tidak ada) dan
penyebaran zat kimia secara merata dengan bantuan mixer.
6
Kejadian di Lapangan
Emulsi umumnya terbentuk oleh agitasi ketika air atau minyak masuk
melalui perforasi. Ketika aliran melalui perforasi terjadi turbulensi yang
mengakibatkan terbentuknya emulsi. Karakteristik aliran dapat kita
perhatikan melalui Reynolds’ number (NRe). BilaNRe< 2000 maka alirannya
laminer, transisi bila 2000 ≤ NRe≤ 3000, dan turbulen bila NRe> 3000.
Selain perforasi, turbulensi aliran dapat terjadi di tubing, valve, maupun
flowline. Emulsi juga dapat terbentuk ketika menggunakan gas lift, dan
penurunan tekanan dan temperatur fluida produksi.
7
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
Pada metode garvity setling semakin besar agitasi maka semakin stabil
Dalam percobaan ini 800 RPM paling stabil
Untuk tingkat agitasi yang sama metode penambahan zat kimia lebih
efektif dibandingkan pemanasan dan gravity setling.
Saran :
Untuk alat dan bahan pada praktikum ini lengkap sehingga menunjang
keberjalanan praktikum, pertahankan !
8
VII. KESAN PESAN
Kesan : Asistennya lumayan tengil tapi baik dan asik
Pesan: Teruslah baik dan kocak karena kami butuh hiburan ditengah kesibuan
yang menggila ini.
9
VIII. DAFTAR PUSTAKA
McCain, William D.Jr., The Properties of Petroleum Fluids, 2nd Edition, PennWell Publishing Co., 1990, Tulsa, Oklahoma.
W.R. Siagian, Utjok. Diktat Kuliah Fluida Reservoir. Departemen Teknik Pertambangan dan Perminyakan. 2002. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
10