laporan praktikum cooling tower

16
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PERAWATAN MENARA PENDINGIN (COOLING WATER) Dosen Pembimbing : Saripudin, ST., MT Kelompok / Kelas : 7 / 2A Nama : Sifa Fuzi Allawiyah NIM.131411027 Siti Nurjanah NIM.131411028 Suci Susilawati NIM.131411029 Tanggal Praktikum : 26 Maret 2015 Tanggal Pengumpulan Laporan : 2 April 2015

Upload: sucisusilawati

Post on 16-Jan-2016

483 views

Category:

Documents


74 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Cooling Tower

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PERAWATAN

MENARA PENDINGIN (COOLING WATER)

Dosen Pembimbing : Saripudin, ST., MT

Kelompok / Kelas : 7 / 2A

Nama : Sifa Fuzi Allawiyah NIM.131411027

Siti Nurjanah NIM.131411028

Suci Susilawati NIM.131411029

Tanggal Praktikum : 26 Maret 2015

Tanggal Pengumpulan Laporan : 2 April 2015

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

TAHUN 2014-2015

Page 2: Laporan Praktikum Cooling Tower

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Pada unit pendingin yang berkapasitas besar, biasanya menggunakan kondensor

dengan pendingin air. Hal ini disebabkan karena faktor ekonomis. Untuk itu diperlukan

alat bantu sirkulasi air yang disebut menara pendingin. Alat ini berfungsi untuk

mendinginkan air panas yang berasal dari kondensat dan mensirkulasikannya kembali ke

menara pendingin. Menara pendingin merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk

menurunkan suhu aliran air dengan cara menyerap panas dari air dan mengemisikannya

ke atmosfir. Menara pendingin menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan

ke aliran udara yang bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir. Menara pendingin

mampu menurunkan suhu air lebih dari peralatan-peralatan perpindahan panas yang lain

yang hanya menggunakan udara untuk membuang panas, seperti radiator mobil, dan

olehkarena itu biayanya lebih efektif .

1.2 Tujuan

1) Mengerti cara kerja dari sistem menara pendingin

2) Mengerti cara kerja masing-masing komponen menara pendingin

3) Melakukan perawatan dan perbaikan ringan

4) Mampu memberi solusi perawatan dan perbaikan

Page 3: Laporan Praktikum Cooling Tower

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Menara Pendingin

Menurut El. Wakil, menara pendingin didefinisikan sebagai alat penukar kalor yang

fluida kerjanya adalah air dan udara yang berfungsi mendinginkan air dengan kontak

langsung dengan udara yang mengakibatkan sebagian kecil air menguap. Dalam kebanyakan

menara pendingin yang bekerja pada sistem pendinginan udara menggunakan pompa

sentrifugal untuk menggerakkan air vertikal ke atas melintasi menara. Prestasi menara

pendingin biasanya dinyatakan dalam range dan approach seperti yang terlihat pada gambar

berikut.

Gambar 2.1. Range dan approach temperatur pada menara pendingin

Range adalah perbedaan suhu antara tingkat suhu air masuk menara pendingin dengan

tingkat suhu air yang keluar menara pendingin atau selisih antara suhu air panas dan suhu air

dingin, sedangkan approach adalah perbedaan antara temperatur air keluar menara pendingin

dengan temperatur bola basah udara yang masuk atau selisih antara suhu air dingin dan

temperatur bola basah (wet bulb) dari udara atmosfir.

Page 4: Laporan Praktikum Cooling Tower

Temperatur udara sebagaimana umumnya diukur dengan menggunakan termometer

biasa yang sering dikenal sebagai temperatur bola kering (dry bulb temperature), sedangkan

temperatur bola basah (wet bulb temperature) adalah temperatur yang bolanya diberi kasa

basah, sehingga jika air menguap dari kasa dan bacaan suhu pada termometer menjadi lebih

rendah daripada temperatur bola kering.

Pada kelembaban tinggi, penguapan akan berlangsung lamban dan temperatur bola

basah (Twb) identik dengan temperatur bola kering (Tdb). Namun pada kelembaban rendah

sebagian air akan menguap, jadi temperatur bola basah akan semakin jauh perbedaannya

dengan temperatur bola kering.

Adapun sistem mesin pendingin yang paling banyak digunakan adalah sistem

kompresi uap. Secara garis besar komponen sistem pendingin siklus kompresi uap terdiri

dari:

1. Kompresor, berfungsi untuk mengkompresi refrijeran dari fasa uap tekanan rendah

evaporator hingga ke tekanan tinggi kondensor.

2. Kondensor, berfungsi untuk mengkondensasi uap refrijeran kalor lanjut yang keluar dari

kompresor.

3. Katup ekspansi, berfungsi untuk mencekik (throttling) refrijeran bertekanan tinggi yang

keluar dari konsensor dimana setelah melewati katup ekspansi ini tekanan refrijeran turun

sehingga fasa refrijeran setelah keluar dari katup ekspansi ini adalah berupa fasa cair +

uap.

4. Evaporator, berfungsi untuk menguapkan refrijeran dari fasa cair + uap menjadi fasa uap

2.2. Fungsi Menara Pendingin

Semua mesin pendingin yang bekerja akan melepaskan kalor melalui kondensor,

refrijeran akan melepas kalornya kepada air pendingin sehingga air menjadi panas.

Selanjutnya air panas ini akan dipompakan ke menara pendingin. Menara pendingin secara

garis besar berfungsi untuk menyerap kalor dari air tersebut dan menyediakan sejumlah air

yang relatif sejuk (dingin) untuk dipergunakan kembali di suatu instalasi pendingin atau

dengan kata lain menara pendingin berfungsi untuk menurunkan suhu aliran air dengan cara

mengekstraksi panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfer.

Menara pendingin mampu menurunkan suhu air lebih rendah dibandingkan dengan

peralatan-peralatan yang hanya menggunakan udara untuk membuang panas, seperti radiator

dalam mobil, dan oleh karena itu biayanya lebih efektif dan efisien energinya.

Page 5: Laporan Praktikum Cooling Tower

2.3. Prinsip Kerja Menara Pendingin

Prinsip kerja menara pendingin berdasarkan pada pelepasan kalor dan perpindahan

kalor. Dalam menara pendingin, perpindahan kalor berlangsung dari air ke udara. Menara

pendingin menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan ke aliran udara yang

bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir. Sehingga air yang tersisa didinginkan secara

signifikan.

Gambar 2.2. Skema menara pendingin

Prinsip kerja menara pendingin dapat dilihat pada gambar di atas. Air dari bak/basin

dipompa menuju heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke menara pendingin. Air panas yang

keluar tersebut secara langsung melakukan kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara

paksa karena pengaruh fan atau blower yang terpasang pada bagian atas menara pendingin,

lalu mengalir jatuh ke bahan pengisi.

Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasinya

sangat rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Air yang sudah mengalami penurunan suhu

ditampung ke dalam bak/basin. Pada menara pendingin juga dipasang katup make up water

untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative

cooling tersebut sedang berlangsung.

2.4. Konstruksi Menara Pendingin

Adapun konstruksi menara pendingin jenis aliran angin tarik (induced draft

counterflow cooling tower) adalah sebagai berikut.

Page 6: Laporan Praktikum Cooling Tower

Gambar 2.3. Konstruksi menara pendingin

Konstruksi menara pendingin secara garis besar terdiri atas:

1. Kipas (fan)

Kipas merupakan bagian terpenting dari sebuah menara pendingin karena berfungsi

untuk menarik udara dingin dan mensirkulasikan udara tersebut di dalam menara untuk

mendinginkan air. Jika kipas tidak berfungsi maka kinerja

menara pendingin tidak akan optimal. Kipas digerakkan oleh motor listrik yang dikopel

langsung dengan poros kipas.

2. Kerangka pendukung menara (tower supporter)

Kerangka pendukung menara berfungsi untuk mendukung menara pendingin agar

dapat berdiri kokoh dan tegak. Tower supporter terbuat dari baja. 3. Rumah menara

pendingin (casing)

Rumah menara pendingin (casing) harus memiliki ketahanan yang baik terhadap

segala cuaca dan umur pakai (life time) yang lama. Casing terbuat dari seng.

3. Pipa sprinkler

Pipa sprinkler merupakan pipa yang berfungsi untuk mensirkulasikan air secara

merata pada menara pendingin, sehingga perpindahan kalor air dapat menjadi efektif dan

efisien. Pipa sprinkler dilengkapi dengan lubang-lubang kecil untuk menyalurkan air.

Page 7: Laporan Praktikum Cooling Tower

4. Penampung air (water basin)

Water basin berfungsi sebagai pengumpul air sementara yang jatuh dari filling

material sebelum disirkulasikan kembali ke kondensor. Water basin terbuat dari seng.

5. Lubang udara (inlet louver)

Inlet louver berfungsi sebagai tempat masuknya udara melalui lubang-lubang yang

ada. Melalui inlet louver akan terlihat kualitas dan kuantitas air yang akan didistribusikan.

Inlet louver terbuat dari seng.

6. Bahan Pengisi (filling material)

Filling material merupakan bagian dari menara pendingin yang berfungsi untuk

mencampurkan air yang jatuh dengan udara yang bergerak naik. Air masuk yang mempunyai

suhu yang cukup tinggi (33oC) akan disemprotkan ke filling material. Pada filling material

inilah air yang mengalir turun ke water basin akan bertukar kalor dengan udara segar dari

atmosfer yang suhunya (28oC). Oleh sebab itu, filling material harus dapat menimbulkan

kontak yang baik antara air dan udara agar terjadi laju perpindahan kalor yang baik. Filling

material harus kuat, ringan dan tahan lapuk.

Filling material ini mempunyai peranan sebagai memecah air menjadi butiran-butiran

tetes air dengan maksud untuk memperluas permukaan pendinginan sehingga proses

perpindahan panas dapat dilakukan seefisien mungkin.

Filling material ini umumnya terdiri dari 2 jenis lapisan:

1. 1st level packing

Merupakan Filling material lapisan atas yang mempunyai celah sarang lebah lebih

besar dimaksudkan untuk pendinginan tahap pertama. Fluida yang akan didinginkan

pertama kali dialirkan ke lamella ini.

2. 2nd level packing

Merupakan Filling material yang lebih lembut untuk second stage pendinginan.

Pabrikan package menara pendingin umumnya merancang Filling material pada stage

ini lebih tebal sehigga dapat menampung kapasitas fluida yang lebih banyak.

Jenis bahan pengisi dapat dibagi menjadi:

a. Bahan pengisi jenis percikan (Splash fill)

Air jatuh diatas lapisan yang berurut dari batang pemercik horisontal, secara terus

menerus pecah menjadi tetesan yang lebih kecil, sambil membasahi permukaan bahan

pengisi. Luas permukaan butiran air adalah luas permukaan perpindahan kalor dengan udara.

Bahan pengisi percikan dari plastik memberikan perpindahan kalor yang lebih baik daripada

Page 8: Laporan Praktikum Cooling Tower

bahan pengisi percikan dari kayu.

Gambar 2.4. Splash Fill

b. Bahan pengisi jenis film (film fill)

Terdiri dari permukaan plastik tipis dengan jarak yang berdekatan dimana diatasnya

terdapat semprotan air, membentuk lapisan film yang tipis dan melakukan kontak dengan

udara. Permukaannya dapat berbentuk datar, bergelombang, berlekuk, atau pola lainnya. Pada

bahan pengisi film, air membentuk lapisan tipis pada sisi-sisi lembaran pengisi. Luas

permukaan dari lembaran pengisi adalah luas perpindahan kalor dengan udara sekitar. Jenis

bahan pengisi film lebih efisien dan memberi perpindahan kalor yang sama dalam volume

yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis splash. Bahan pengisi film dapat menghasilkan

penghematan listrik yang signifikan melalui kebutuhan air yang lebih sedikit dan head pompa

yang lebih kecil.

Gambar 2.5. Film Fill

Page 9: Laporan Praktikum Cooling Tower

c. Bahan pengisi sumbatan rendah (Low-clog film fill)

Bahan pengisi sumbatan rendah dengan ukuran flute yang lebih tinggi, saat ini

dikembangkan untuk menangani air yang keruh. Jenis ini merupakan pilihan terbaik untuk air

laut karena adanya penghematan daya dan kinerjanya dibandingkan tipe bahan pengisi jenis

percikan konvensional.

Gambar 2.6. Low-clog Film Fill

2.5. Klasifikasi Menara Pendingin

Ada banyak jenis klasifikasi menara pendingin, namun pada umumnya

pengklasifikasian dilakukan berdasarkan sirkulasi air yang terdapat di dalamnya. Menurut

J.R. Singham menara pendingin dapat diklasifikasikan atas tiga bagian, yaitu:

1. Menara pendingin basah (wet cooling tower)

2. Menara pendingin kering (dry cooling tower)

3. Menara pendingin basah-kering (wet-dry cooling tower)

Setiap jenis menara pendingin ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Page 10: Laporan Praktikum Cooling Tower

BAB 3

METODOLOGI PRAKTIKUM

BAB 4

PEMBAHASAN

Menara pendingin merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menurunkan suhu

aliran air dengan cara menyerap panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfir. Alat ini

berfungsi untuk mendinginkan air panas yang berasal dari kondensat dan mensirkulasikannya

kembali ke menara pendingin.

Tujuan dari praktikum menara pendingin ini yaitu untuk mengetahui cara kerja dari

sistem menara pendingin, mengetahui cara kerja masing-masing komponen menara

pendingin, melakukan perawatan dan perbaikan ringan, dan mampu memberikan solusi

perawatan dan perbaikan.

Cara kerja dari menara pendingin ini pertama-tama air dari bak/basin dipompa menuju

heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke menara pendingin melaui pipa-pipa. Air panas yang

keluar tersebut secara langsung keluar dari nosel dan melakukan kontak dengan udara sekitar

yang bergerak secara paksa karena pengaruh fan atau blower yang terpasang pada bagian atas

menara pendingin . Nosel merupakan pipa yang dilengkapi dengan lubang-lubang kecil untuk

menyalurkan air berfungsi untuk mensirkulasikan air secara merata pada menara pendingin,

sehingga perpindahan kalor air dapat menjadi efektif dan efisien sedangkan fan/blower

berfungsi untuk menarik udara dingin dan mensirkulasikan udara tersebut di dalam menara

untuk mendinginkan air. Jika kipas tidak berfungsi maka kinerja menara pendingin tidak akan

optimal. Kipas digerakkan oleh motor listrik yang dikopel langsung dengan poros kipas. , lalu

mengalir jatuh ke bahan pengisi (filling material) yang berfungsi untuk mencampurkan air

yang jatuh dengan udara yang bergerak naik.

Air masuk yang mempunyai suhu yang cukup tinggi (33oC) akan disemprotkan ke

filling material. Pada filling material inilah air yang mengalir turun ke water basin akan

bertukar kalor dengan udara segar dari atmosfer yang suhunya (28oC). Oleh sebab itu, filling

material harus dapat menimbulkan kontak yang baik antara air dan udara agar terjadi laju

perpindahan kalor yang baik. Filling material harus kuat, ringan dan tahan lapuk. Air yang

sudah mengalami penurunan suhu ditampung ke dalam bak/basin yang berfungsi sebagai

Page 11: Laporan Praktikum Cooling Tower

pengumpul air sementara yang jatuh dari filling material sebelum disirkulasikan kembali ke

kondensor. Water basin terbuat dari seng.. Pada menara pendingin juga dipasang katup make

up water untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses

evaporative cooling tersebut sedang berlangsung.

Kerusakan-kerusakan yang dapat terjadi dalam menara pendingin dapat berupa

penyumbatan alat, korosi, terbentuk lumut, dan kerak. Untuk perawatan menara pendingin ini,

pengguna harus memastikan tidak ada lumut yang tumbuh pada alat karena akan mengganggu

keberlangsungan pendinginan, karena lumut tersebut akan menghambat kecepatan

pendinginan air panas. Pada penyumbatan alat dapat terjadi pada nosel, sehingga pengguna

harus memastikan tidak ada lubang nosel yang tersumbat, karena akan mempengaruhi

keluaran air kondensat kebahan pengisi.

Masalah korosi dapat terjadi pada pipa-pipa penyaluran air panas maupun air yang

sudah dingin. Hal tersebut dapat ditangani dengan pengecetan bagian-bagian yang mudah

terkorosi secara rutin. Sedangakan masalah mengenai kerak yang diakibatkan oleh air dapat

dilakukan pembersihan menggunakan bahan kimia tertentu.

BAB 5

KESIMPULAN

Dari hasil praktikum dapat disimpulakan:

1) Menara pendingin merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menurunkan suhu

aliran air dengan cara menyerap panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfir

2) Komponen-komponen yang terdapat dalam menara pendingin yaitu blower, bahan pengisi,

nosel, bak penampungan, ppa penyaluran air, dan casing.

3) Maslah yang dapat terjadi pada menara pendingin adalah pembentukan lumut, kerak,

korosi, dan penyumbatan pada nosel.

4) Teknik perawatan yang dapat dilakukan berupa pengecatan, pembersihan manual maupun

menggunakan bahan kimia,.

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara. CHAPTER_II.

Page 12: Laporan Praktikum Cooling Tower