laporan kinerja lembaga penerbangan dan antariksa...
TRANSCRIPT
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
i
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
i
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
ii
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Sejalan dengan perwujudan pemerintahan yang mengikuti prinsip good
governance dan clean government disusunlah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015. Laporan kinerja
ini dipakai sebagai bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan kinerja LAPAN di
masa yang akan datang serta mendukung visi LAPAN: “Pusat Unggulan Penerbangan
dan Antariksa Untuk Mewujudkan Indonesia yang Maju dan Mandiri”.
Implementasinya diwujudkan dalam bentuk peningkatan produktivitas, efisiensi,
dan akuntabilitas. Selain itu, Laporan Kinerja ini juga dijadikan acuan untuk
menyempurnakan kebijakan-kebijakan yang akan diambil.
Laporan Kinerja berisi pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan
pada Penetapan Kinerja tahun 2015 yaitu:
1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan
antariksa
2. Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang prima
3. Meningkatnya hasil karya ilmiah Iptek penerbangan dan antariksa.
4. Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang memenuhi standar
Secara umum pelaksanaan pencapaian sasaran strategis tesebut di atas
berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dengan melaksanakan
Indikator Kinerja Utama (IKU) LAPAN yang tertuang dalam Renstra LAPAN 2015-
2019. Hasil pelaksanaan program pengusaan iptek penerbangan dan antariksa
tahun 2015 telah dihasilkan dan dimanfaatkan oleh beberapa instansi pemerintah
dan swasta, antara lain :
a. 3 tipe roket (RX-1220, RX-450 dan roket petir) yang dimanfaatkan untuk
kebutuhan khusus (pertahanan, alutsista nasional dan mengukur tegangan
petir).
b. 2 tipe satelit buatan Lapan (LAPAN-TUBSAT dan LAPAN-A2) yang telah
dimanfaatkan untuk pemantauan, melakukan survey dan monitoring wilayah
maritim Indonesia serta observasi muka bumi.
c. 2 tipe pesawat UAV (LSU-01 dan LSU-02) yang dimanfaatkan untuk
monitoring bencana, pengamatan daerah perkebunan dan pengamatan
daerah perbatasan.
d. 1 produk desain pesawat transport nasional N219 yang siap untuk
diproduksi oleh industri penerbangan PT Dirgantara Indonesia.
e. 15 model (model/modul/prototipe) pemanfaatan iptek penerbangan dan
antariksa untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan
perubahan iklim.
f. Pelayanan hasil litbangyasa iptek penerbangan dan antariksa kepada 200
instansi pengguna (Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, TNI/POLRI,
perguruan tinggi dan swasta).
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
iv
g. Pelayanan hasil litbangyasa iptek penerbangan dan antariksa yang
memuaskan dengan nilai Indek Kepuasan Masyarakat 79,30 (kurun waktu
Januari – Agustus 2015).
h. Dihasilkannya 39 publikasi nasional terakreditasi tentang iptek penerbangan
dan antariksa.
i. Dihasilkannya 22 publikasi Internasional terindeks tentang iptek
penerbangan dan antariksa. Pencapaian publikasi ilmiah ini, diperoleh
melalui terbitan jurnal ilmiah internasional terindeks dengan cara
mengadakan dan mengikuti beberapa kegiatan simposium dan konferensi
Internasional.
j. Belum adanya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang berstatus granted. Hal ini
dikarenakan proses untuk mendapatkan status granted memerlukan waktu
yang lama, contoh pengusulan tahun 2010 sampai saat ini belum juga
berstatus granted. Namun pada tahun 2015 telah diusulkan 7 HKI hasil
litbangyasa teknologi roket, satelit dan penerbangan ke Dirjen Kekayaan
Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
v
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………. i
Pernyataan Telah Direviu……………………………………………………………………….. ii
Ikhtisar Eksekutif ……………………………………………………………………………………. iii
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………… v
Daftar Gambar ………………………………………………………………………………………. vi
Daftar Tabel …………………………………………………………………………………………… viii
Bab I Pendahuluan …………………………………………………………….………………. 1
1.1. Umum ………………………………………………………………....…………… 2
1.2. Organisasi ………………………………………………………………....……… 2
1.3. Aspek Strategis dan Permasalahan Utama (Strategic
Issued) ................................................................................ 5
1.4. Sumber Daya dan Lokasi Fasilitas ……………………....…………….. 8
1.5. Sistematika Penyajian Laporan ………………………….......………… 11
Bab 2 Perencanaan Kinerja ……………………………………………………….………… 12
2.1. Rencana Strategis 2015-2019 …………………………...…….………… 13
2.1.1. Sasaran Strategis …………………………………....…………….. 14
2.1.2. Indikator Kinerja Utama (IKU) ……………...……..…………. 14
2.1.3. Sistem Nilai …………………………………………....….………….. 15
2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 ………………………...…...….……….. 16
Bab 3 Akuntabilitas Kinerja 21
3.1. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2015 …………………...…………… 22
3.2. Perbandingan Realisasi IKU terhadap Tahun Sebelumnya 71
3.3. Capaian Lain Di Luar IKU ……………………………………...………….. 72
3.4. Akuntabilitas Keuangan ……………………………...…………………… 78
Bab 4 Penutup ……………………………………………………………………………………. 81
Lampiran:
1. Rencana Kinerja Tahunan LAPAN Tahun 2015
2. Penetapan Kinerja LAPAN Tahun 2015
3. Rencana Aksi LAPAN Tahun 2015
4. Pengukuran Kinerja LAPAN Tahun 2015
5. Strategy map LAPAN 2015-2019 dengan Balanced Scorecard
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Struktur Organisasi LAPAN berdasarkan Perka LAPAN
No. 2 Tahun 2011
Gambar 1.2. Struktur Organisasi LAPAN berdasarkan Perka LAPAN
No. 8 Tahun 2015
Gambar 1.3. Komposisi SDM Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Gambar 1.4. Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan Fungsional Khusus
Gambar 1.5. Lokasi Fasilitas LAPAN
Gambar 3.1. Uji Terbang Roket RX- 1220
Gambar 3.2. Uji Statik dan Uji Terbang Roket RX-450
Gambar 3.3. Dimensi roket petir
Gambar 3.4. Pelepasan Satelit LAPAN A2 oleh Presiden RI (03/09/15)
Gambar 3.5. Pulau Batam diambil dari satelit LAPAN-A2 (27/10/15)
Gambar 3.6. Kampung Kaniogan Malaysia diambil dari satelit LAPAN-
A2
Gambar 3.7. Data AIS diambil dari satelit LAPAN-A2
Gambar 3.8.
Persiapan Peluncuran Satelit LAPAN-A2 dengan roket
PSLV India
Gambar 3.9.
Capaian pengembangan Satelit Mikro Eksperimen
(Seri A)
Gambar 3.10. Pemanfaatan Pesawat UAV tipe LSU
Gambar 3.11. Hasil foto daerah Poso menggunakan pesawat LSU-01
Gambar 3.12. Kegiatan pemotretan garis pantai di Cilamaya
menggunakan pesawat tanpa awak LSU-01 dan LSU-02
Gambar 3.13.
Beberapa varian pesawat tanpa awak yang
dikembangkan untuk mendukung sistem pemantauan
Gambar 3.14.
Pemanfaatan Pesawat LSA dalam Observasi Wilayah
Pertanian di Subang
Gambar 3.15. Pemecahan kendi oleh Menkopolhukam sebagai tanda
peresmian penampilan perdana pesawat transport
nasional N219 dan foto bersama para pejabat negara di
depan pesawat N219 di hanggar PT DI (10/12/15)
Gambar 3.16. Decision Support System (DSS) Berbasis Sains Antariksa
Gambar 3.17. Model penentuan kualitas air
Gambar 3.18. Model untuk identifikasi pengembangan wilayah
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
vii
Gambar 3.19. Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN)
Gambar 3.20. Produk SPBN berupa Informasi Spasial Zona Potensi
Penangkapan Ikan (ZPPI)
Gambar 3.21. Penandatanganan MoU LAPAN - DI Yogyakarta
(12/02/15) dan Pencanangan Sistem DSS Semar dengan
pilot project Dinas Kelautan dan Perikanan DIY
Gambar 3.22.
Kesepakatan Kepala LAPAN dan KASAU dalam rangka
pemanfaatan hasil litbang LAPAN untuk mendukung
TNI untuk kepentingan bangsa, Cilangkap (12/11/15)
Gambar 3.23. Kesepakatan Bersama antara Kepala LAPAN dengan
Gubernur Sulawesi Selatan dan Sosialisasi Pemanfaatan
Data Satelit Penginderaan Jauh di depan para Kepala
SKPD dan Bappeda (06/05/15)
Gambar 3.24. Prosedur pengusulan HKI
Gambar 3.25. Piagam Penghargaan Karya Unggulan 2015
Gambar 3.26.
Piagam Penghargaan Peringkat Terbaik Ketiga dalam
pemilihan Unit Kearsipan Tingkat Nasional Tahun 2015
Gambar 3.27. Piagam Sertifikasi BMN 2015
Gambar 3.28.
Piagam Penghargaan National Procurement Award
2015
Gambar 3.29.
Piagam Penghargaan rekor Muri untuk Kategori UAV
Jarak Terbang Terjauh
Gambar 3.30.
Sertifikat ISO 9001 : 2008 terkait dengan Sistem
Manajemen Mutu dalam Pelayanan Teknologi dan Data
Satelit Penginderaan Jauh
Gambar 3.31.
Pejabat Eselon 1,2 dan 3 setelah pelatikan sesuai
struktur baru
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Sasaran Strategis, IKU dan Target LAPAN Tahun 2015-2019
Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja LAPAN Tahun 2015
Tabel 3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama 2015
Tabel 3.2. Perbandingan tipe roket yang dimanfaatkan untuk
penggunaan khusus tahun 2014 – 2015
Tabel 3.3. Jumlah data TTC dan data misi satelit yang diakuisisi
Tabel 3.4. Spesifikasi Teknis Satelit LAPAN-A2
Tabel 3.5.
Perbandingan realisasi IKU pada kegiatan pengembangan
satelit Tahun 2014 – 2015
Tabel 3.6.
Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) dilingkungan LAPAN
Tahun 2015 (bulan Januari s/d Agustus 2015)
Tabel 3.7.
Perbandingan Nilai Survei Kepuasan Masyarakat LAPAN
Tahun 2013 – 2015
Tabel 3.8. Publikasi Ilmiah pada jurnal Nasional Terakreditasi Tahun
2015
Tabel 3.9. Publikasi Ilmiah pada Jurnal Internasional Terindeks Tahun
2015
Tabel 3.10. Usulan HKI Tahun 2015
Tabel 3.11. Rekapitulasi Usulan HKI Tahun 2008 - 2015
Tabel 3.12. Perbandingan realisasi IKU Tahun 2015 terhadap tahun
sebelumnya
Tabel 3.13. Realisasi Anggaran Tahun 2015
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Umum
Good governance merupakan perwujudan reformasi penyelenggaraan
pemerintahan yang baik, yang sejalan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun
1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme (KKN). Instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara
wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi, serta berperan
dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan berdasarkan
perencanan strategis yang ditetapkan. Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tersebut
dijabarkan lebih lanjut dalam Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana setiap instansi pemerintah
diwajibkan untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi sebagai wujud
pertanggungjawaban dalam mencapai visi, misi dan tujuan organisasi. Laporan
Kinerja (Lakin) adalah gambaran tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan terhadap
sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui perencanaan strategis.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) didirikan pada tahun
1963 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 236 Tahun 1963 tentang Lembaga
Penerbangan dan Angkasa Luar Nasional. Keputusan Presiden tersebut diperbaharui
dan disempurnakan dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2015, disebutkan bahwa
LAPAN adalah Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri yang membidangi
urusan pemerintahan di bidang riset dan teknologi. Keputusan Presiden tersebut
kemudian di jabarkan lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan
dan Antariksa Nasional (Perka LAPAN) Nomor 08 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja LAPAN.
1.2. Organisasi
Pelaksanaan kinerja LAPAN tahun 2015 masih dilaksanakan dengan struktur
organisasi yang sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005. Keputusan Presiden
tersebut kemudian di jabarkan lebih lanjut dengan Perka LAPAN Nomor 2 Tahun
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
3
2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN).
Berdasarkan Perka LAPAN Nomor 02 Tahun 2011, LAPAN mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian dan pengembangan
kedirgantaraan dan pemanfaatannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam menyelenggarakan tugasnya, LAPAN menyelenggarakan fungsi:
a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian dan
pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya;
b. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAPAN;
c. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi
pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatannya;
d. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian,
keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.
Berdasarkan kedudukan, tugas dan fungsi, maka lingkup kegiatan yang
dilaksanakan LAPAN adalah pada: (1) penelitian, pengembangan dan pemanfaatan
sains antariksa dan sains atmosfer (2) penelitian, pengembangan dan pemanfaatan
teknologi penerbangan dan antariksa (3) penelitian, pengembangan dan
pemanfaatan penginderaan jauh, dan (4) kajian kebijakan penerbangan dan
antariksa. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh unit-unit kerja yang diwadahi dalam
struktur organisasi sebagai berikut :
Gambar 1.1. Struktur Organisasi LAPAN berdasarkan
Perka LAPAN No. 2 Tahun 2011
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
4
Dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2015 tentang
LAPAN, pada tahun 2015 telah dilaksanakan reorganisasi yaitu dengan mendorong
peran pejabat fungsional menjadi lebih besar sesuai dengan semangat Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2013 dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN). Peraturan Presiden tersebut kemudian di jabarkan
lebih lanjut dengan Perka LAPAN Nomor 08 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja LAPAN. Berdasarkan Perka tersebut, LAPAN mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian dan pengembangan
kedirgantaraan dan pemanfaatannya serta penyelenggaraan keantariksaan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Dalam melaksanakan tugasnya, LAPAN menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian dan pengembangan sains
antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, dan penginderaan
jauh serta pemanfaatannya;
b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer,
teknologi penerbangan dan antariksa, dan penginderaan jauh serta
pemanfaatannya;
c. penyelenggaraan keantariksaan;
d. pengoordinasian kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAPAN;
e. pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unit organisasi di lingkungan LAPAN;
f. pelaksanaan kajian kebijakan strategis penerbangan dan antariksa;
g. pelaksanaan penjalaran teknologi penerbangan dan antariksa;
h. pelaksanaan pengelolaan standardisasi dan sistem informasi penerbangan dan
antariksa;
i. pengawasan atas pelaksanaan tugas LAPAN; dan
j. penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang penelitian dan
pengembangan sains antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan dan
antariksa, dan penginderaan jauh serta pemanfaatannya.
Gambar 1.2. Struktur Organisasi LAPAN berdasarkan Perka LAPAN No. 8 Tahun 2015
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
5
1.3. Aspek Strategis dan Permasalahan Utama (Strategic Issued)
Ada tujuh program utama LAPAN dalam penguasaan iptek penerbangan dan
antariksa, yaitu:
1. Pengembangan Decision Support System (DSS) berbasis sains antariksa,
2. Pengembangan DSS berbasis sains atmosfer,
3. Pengembangan teknologi roket sonda menuju pengembangan Roket
Pengorbit Satelit (RPS),
4. Pengembangan pesawat transport nasional dan Maritime Surveillance
System (MSS),
5. Pengembangan teknologi satelit mikro menuju terwujudnya satelit
operasional,
6. Pengembangan Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN),
7. Pengembangan Sistem Pemantauan Bumi Nasional (SPBN)
Penguasaan iptek penerbangan dan antariksa memungkinkan bagi Indonesia
untuk menjaga dan melindungi keutuhan NKRI serta dapat membantu dalam
pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan, dan penanganan bencana melalui
penyajian informasi untuk peringatan dini, tanggap darurat dan rehabilitasi.
Keberhasilan LAPAN dalam penguasaan Iptek penerbangan dan antariksa
(pengembangan model/informasi sains antariksa dan atmosfer, rancang bangun
satelit mikro dan operasional pengendalian serta penerimaan datanya, rancang
bangun roket sonda, desains pesawat transport nasional serta pelayanan
data/informasi penginderaan jauh untuk pengelolaan sumber daya lahan, mitigasi
bencana, dan mendukung keperluan hankam) sangat membantu dan berkontribusi
bagi masyarakat Indonesia untuk mewujudkan Indonesia maju dan mandiri.
Secara umum, permasalahan utama kedepan adalah bagaimana LAPAN dapat
menyelenggarakan kegiatan iptek penerbangan dan antariksa dalam rangka
mencapai Pusat Unggulan Penerbangan dan Antariksa. Adapun permasalahan
utama (strategic issue) kedepan dapat dilihat dalam kategori kekuatan, kelemahan,
peluang dan tantangan.
1. Kekuatan
a. Mempunyai landasan hukum yang kuat meliputi Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013, Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 dan Peraturan Presisden Nomor 28
Tahun 2008.
b. LAPAN merupakan satu-satunya instansi yang melaksanakan penelitian
dan pengembangan di bidang cuaca antariksa.
c. Memiliki kemampuan di dalam melakukan pengkajian kebijakan dan
peraturan perundang-undangan di bidang penerbangan dan antariksa.
d. Satu-satunya instansi di lingkungan Kemenristekdikti yang menjalankan
litbang khusus dalam teknologi penerbangan, khususnya dalam
pengembangan teknologi pesawat terbang.
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
6
e. Pengalaman diseminasi yang cukup banyak dalam hal teknologi UAV/LSU
sebagai wahana untuk surveillance, pemetaan resolusi tinggi dan
monitoring dalam sistem kebencanaan nasional, lingkungan hidup dan
perlindungan wilayah;
f. Satu-satunya instansi yang melakukan litbang di bidang teknologi roket
di Indonesia dan memiliki kemampuan dalam membuat rancang bangun
roket sonda berdiameter hingga 450 mm.
g. Memiliki kemampuan membangun satelit eksperimen secara mandiri
(kelas mikro).
h. LAPAN sebagai pengelola BDPJN sudah mampu menyediakan data
penginderaan jauh multi sensor dan multi resolusi bagi semua
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, TNI/POLRI dengan lisensi
pemerintah. Sampai tahun 2015, sistem BDPJN ini didukung oleh:
� Infrastruktur stasiun bumi multi misi yang mampu mencakup seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
� Sistem pengolahan data, yang mampu menghasilkan data resolusi
rendah harian secara near real time, resolusi menengah dan tinggi
yang termosaik dan bebas awan setiap tahunnya. Sistem pengolahan
didukung oleh sistem komputasi kecepatan tinggi (HPC) dengan
pengolahan secara pararel (pararel processing) berbasis opensource.
� Sistem pengelolaan, penyimpanan dan distribusi data, yang mampu
menyimpan data resolusi rendah, menengah dan tinggi hasil akuisisi
tahun 1990-sekarang, dengan penambahan kapasitas penyimpanan
500 TB/tahun, dan telah beroperasi tanpa interupsi 24 jam perhari 7
hari seminggu. Tahun 2015, LAPAN telah mendistribusikan data satelit
penginderaan jauh kepada pengguna sejumlah 26.300 data dengan
rincian 17.027 data resolusi tinggi, 7.161 data resolusi menengah,
sedangkan data resolusi rendah yang dimanfaatkan pengguna adalah
2.112 data.
i. Data penginderaan jauh telah dimanfaatkan untuk mendukung berbagai
kepentingan sektor-sektor pembangunan nasional antara lain untuk
kehutanan, pertanian, kelautan dan perikanan, pemantauan lingkungan
dan mitigasi bencana dan sebagainya.
j. Kepercayaan dari mitra nasional dan internasional terhadap kompetensi
LAPAN.
2. Kelemahan
a. Jumlah SDM masih kurang dan penyebarannya tidak merata.
b. Komposisi pendidikan terakhir SDM LAPAN kurang lebih 40%
berpendidikan terakhir di bawah S1.
c. Perlengkapan fasilitas litbang masih kurang memadai dibandingkan
dengan lembaga keantariksaan Negara lain.
d. Produktivitas hasil litbang LAPAN belum memenuhi standar pusat
unggulan Ristek.
e. Pengelolaan Teknologi Informasi (TI) belum menerapkan Service Level
Agreement (SLA).
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
7
f. Belum tersedianya fasilitas untuk pendidikan dan pelatihan serta
bimbingan teknis dalam rangka pelayanan publik.
3. Peluang
a. Antariksa di atas Indonesia yang merupakan daerah anomali menarik
komunitas internasional untuk mengamati sehingga para peneliti
berkesempatan untuk melakukan kerjasama agar dapat ikut
berkontribusi dalam kegiatan internasional.
b. Kondisi geografis Indonesia sebagai Negara maritim dan kecenderungan
penerapan blue economy memerlukan teknologi penerbangan dan
antariksa untuk dimanfaatkan dalam pemantauan sumber daya alam dan
lingkungan.
c. Meningkatnya kebutuhan akan hasil pengkajian kebijakan yang
berkualitas oleh pengambil kebijakan (policy driven research) yang dapat
menjawab isu-isu strategis terkini di bidang penerbangan dan antariksa.
d. UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan Perpres Nomor 28
Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, menempatkan LAPAN
sebagai litbang pengembangan pesawat terbang, menjustifikasi peran
LAPAN dalam dunia industri pesawat terbang.
e. Tersedianya industri untuk mendukung teknologi penerbangan
(PT. Dirgantara Indonesia) sehingga LAPAN mudah merealisasikan
produk penerbangan dan berkesempatan menjadi partner strategis bagi
industri penerbangan nasional.
f. Meningkatnya permintaan pemanfaatan pesawat tanpa awak untuk
berbagai keperluan, baik untuk keperluan sipil, pemantauan, pemetaan,
kebencanaan maupun keperluan penggunaan khusus.
g. Roket merupakan salah satu program nasional yang telah ditetapkan
oleh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).
h. Semakin banyaknya pengguna teknologi satelit untuk membuat satelit
secara mandiri untuk keperluan mereka sendiri.
i. Data satelit penginderaan jauh saat ini telah dimanfaatkan oleh
Kementrian/Lembaga, Pemda, TNI dan Polri dalam pelaksanaan dan
perencanaan pembangunan di berbagai sektor.
j. Banyaknya permintaan informasi sektor berbasis data penginderaan jauh
dan juga permintaan stakeholder agar metode yang dibangun lebih
akurat.
k. Trend kerjasama internasional antar lembaga keantariksaan di lingkup
Asia Pacific menjadi peluang untuk knowledge and technology sharing
yang terbuka luas.
l. Kebutuhan bahan kebijakan dan kajian akademis peraturan perundang-
undangan di bidang penerbangan dan antariksa yang tepat waktu dan
tepan guna untuk kepentingan nasional.
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
8
4. Tantangan
a. Anggaran untuk Iptek masih rendah, sedangkan fokus RPJMN tahap 3
mengarahkan perekonomian berbasis SDA dengan mengutamakan Iptek.
b. Adanya kebijakan internasional Missile Technology Control Regime
(MTCR) yang mengakibatkan pembatasan transfer teknologi sensitif
sehingga menyulitkan pengembangan teknologi keantariksaan.
c. Kurangnya industri dalam negeri yang mendukung pembuatan
komponen untuk pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa.
d. Belum memiliki bandara riset (ilmiah) untuk melakukan uji terbang hasil
litbang penerbangan dan antariksa.
e. Adanya pengembangan wilayah perumahan dan fasilitas publik di sekitar
fasilitas LAPAN yang mengganggu aktivitas uji Litbang.
f. Keterbatasan lahan untuk pengujian roket.
g. Belum adanya standardisasi kualitas produk dan sertifikasi terhadap
peluang pemanfaatan data yang sangat besar, terutama data/informasi
penginderaan jauh.
h. Tantangan lain berkaitan dengan ketergantungan pada teknologi asing.
Penyelenggaraan kegiatan penginderaan jauh nasional masih bergantung
pada satelit-satelit yang dibuat dan dioperasikan oleh negara-negara
maju.
i. Adanya regulasi untuk industri pesawat terbang yang mengharuskan
adanya sertifikasi desain dan manufaktur serta sertifikasi SDM.
j. Belum adanya regulasi operasionalisasi untuk pesawat tanpa awak dan
roket sehingga LAPAN dituntut untuk mempersiapkan regulasinya.
k. Keppres pengadaan barang dan jasa tidak cocok dengan sistem
pengadaan barang dan jasa untuk teknologi sensitive.
1.4. Sumber Daya Dan Lokasi Fasilitas
Sumber Daya Manusia (SDM) LAPAN pada tahun 2015 berjumlah 1.230 orang.
Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan yaitu S3 sebanyak 21 orang
(2%), S2 sebanyak 185 orang (15%), S1 sebanyak 532 orang (43%), Diploma III,II, dan
I sebanyak 45 orang (4 %), SLTA sebanyak 412 orang (34%), SLTP sebanyak 18 orang
(1%), dan SD sebanyak 17 orang (1%).
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
Gambar 1.
Komposisi SDM berdasarkan jabatannya, pegawai yang menduduki j
struktural sebanyak 1
LAPAN. Sedangkan yang menduduki
orang (57,24%) dari total SDM
Adapun kompisisi SDM berdasarkan JFK terdiri dari:
� Peneliti sebanyak 2
� Litkayasa sebanyak
� Perekayasa sebanyak
� Arsiparis sebanyak
� Pranata komputer sebanyak
� Pranata humas sebanyak
� Perencana sebanyak
� Analis kepegawaian seb
� Auditor sebanyak
� Pengelola barang dan jasa sebanyak
� Pustakawan sebanyak
� Pengendali dampak lingkungan sebanyak
� Penerjemah sebanyak
� Perancang peraturan perundang
Sesuai dengan kegiatan utama LAPAN sebagai lembaga
pengembangan (litbang
perekayasa. Komposisi pegawai
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
hun 2015
Gambar 1.3. Komposisi SDM Berdasarkan Jenjang Pendidikan
omposisi SDM berdasarkan jabatannya, pegawai yang menduduki j
struktural sebanyak 119 orang (119 jabatan) atau sebesar 9,67% dari total SDM
LAPAN. Sedangkan yang menduduki Jabatan Fungsional Khusus
dari total SDM yang ada.
Adapun kompisisi SDM berdasarkan JFK terdiri dari:
sebanyak 265 orang (37,64%),
sebanyak 169 orang (24,01%),
Perekayasa sebanyak 99 orang (14,06%),
Arsiparis sebanyak 33 orang (4,69%),
Pranata komputer sebanyak 32 orang (4,55%),
Pranata humas sebanyak 28 orang (3,98%),
Perencana sebanyak 26 orang (3,69%),
Analis kepegawaian sebanyak 20 orang (2,84%),
Auditor sebanyak 11 orang (1,56%),
Pengelola barang dan jasa sebanyak 7 orang (0,99%),
wan sebanyak 6 orang (0,85%),
Pengendali dampak lingkungan sebanyak 5 orang (0,71%)
Penerjemah sebanyak 2 orang (0,28%),
peraturan perundang-undangan sebanyak 1 orang
Sesuai dengan kegiatan utama LAPAN sebagai lembaga
litbang), komposisi tiga JFK terbesar adalah peneliti
perekayasa. Komposisi pegawai berdasarkan JFK disajikan sebagai berikut:
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
9
. Komposisi SDM Berdasarkan Jenjang Pendidikan
omposisi SDM berdasarkan jabatannya, pegawai yang menduduki jabatan
atau sebesar 9,67% dari total SDM
(JFK) sebanyak 704
%),
1 orang (0,14%).
Sesuai dengan kegiatan utama LAPAN sebagai lembaga penelitian dan
terbesar adalah peneliti, litkayasa, dan
disajikan sebagai berikut:
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
Gambar 1.4
Kelancaran pelaksanaan kegiatan litbang kedirgantaraan juga tidak terlepas
dari dukungan sarana dan prasarana.
tersebar di beberapa daerah
(DKI Jakarta); Rancabungur
Barat), Agam (Sumatera Barat);
Timur), Parepare (Sulawesi Selatan)
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
hun 2015
ambar 1.4. Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan Fungsional Khusus
Kelancaran pelaksanaan kegiatan litbang kedirgantaraan juga tidak terlepas
dari dukungan sarana dan prasarana. LAPAN memiliki sarana prasarana yang
tersebar di beberapa daerah di seluruh Indonesia, yaitu: Rawamangun, Pekayon
Rancabungur, Rumpin-Bogor, Bandung, Sumedang, serta Garut (Jawa
(Sumatera Barat); Pontianak (Kalimantan Barat)
(Sulawesi Selatan), dan Biak (Papua).
Gambar 1.5. Lokasi Fasilitas LAPAN
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
10
Jabatan Fungsional Khusus
Kelancaran pelaksanaan kegiatan litbang kedirgantaraan juga tidak terlepas
APAN memiliki sarana prasarana yang
Rawamangun, Pekayon
Bogor, Bandung, Sumedang, serta Garut (Jawa
(Kalimantan Barat), Pasuruan (Jawa
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
11
1.5. Sistematika Penyajian Laporan
Laporan kinerja ini berisi capaian kinerja LAPAN selama tahun 2015. Capaian
kinerja (performance results) tahun 2015 tersebut diperbandingkan dengan
Perjanjian Kinerja (performance agreement) tahun 2015 sebagai tolok ukur
keberhasilan organisasi. Analisis atas realisasi kinerja terhadap rencana kinerja ini
berfungsi untuk mengidentifikasikan adanya celah perjanjian kinerja (performance
gap) sehingga dapat dipergunakan sebagai landasan dalam memperbaiki kinerja di
masa mendatang. Berdasarkan kerangka fikir tersebut maka sistematika penyajian
Lakin LAPAN tahun 2015 adalah sebagai berikut:
• Ringkasan Eksekutif, menyajikan ringkasan pencapaian kinerja LAPAN
tahun 2015;
• Bab I – Pendahuluan, Penjelasan umum tentang organisasi, sumber daya
dan lokasi fasilitas;
• Bab II – Perencanaan Kinerja, menyajikan ikhtisar rencana strategis dan
perjanjian kinerja tahun bersangkutan;
• Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menyajikan capaian kinerja sasaran
strategis organisasi dan analisis atas setiap capaian kinerja sasaran
organisasi, menguraikan realisasi anggaran sesuai perjanjian kinerja;
• Bab IV – Penutup, menjelaskan kesimpulan capaian kinerja organisasi,
dan langkah-langkah meningkatkan kinerja di masa datang.
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
12
BAB 2
PERENCANAAN KINERJA
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
13
BAB 2
PERENCANAAN KINERJA
2.1. RENCANA STRATEGIS 2015 – 2019
Dengan mengacu pada PerPres Nomor 49 tahun 2015 tentang Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional dan Perka LAPAN Nomor 8 tahun 2015 tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, maka
Rencana Strategis LAPAN 2015-2019 telah mengalami pembaharuan terhadap visi-
misi dan sasaran strategis, dengan menyesuaikan terhadap organisasi baru, dengan
Visi dan Misi LAPAN 2015-2109, yaitu :
Visi dan Misi 2015-2019
Tujuan
1. Terwujudnya layanan
prima di bidang
penerbangan dan
antariksa bagi
masyarakat;
2. Terwujudnya sistem
penyelenggaraan
keantariksaan yang aman
dan selamat.
VISI
Pusat Unggulan Penerbangan dan
Antariksa Untuk Mewujudkan
Indonesia yang Maju dan Mandiri
MISI
1. Meningkatkan kualitas
litbang penerbangan dan
antariksa bertaraf
internasional.
2. Meningkatkan kualitas
produk teknologi dan
informasi di bidang
penerbangan dan antariksa
dalam memecahkan
permasalahan nasional.
3. Melaksanakan dan mengatur
penyelenggaraan
keantariksaan untuk
kepentingan nasional.
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
14
2.1.1. Sasaran Strategis
Untuk mencapai tujuan strategis LAPAN tahun 2015-2019, maka sasaran
strategis yang akan dicapai yaitu :
1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan
antariksa.
2. Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang prima.
3. Meningkatnya hasil karya ilmiah Iptek penerbangan dan antariksa.
4. Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang memenuhi standar.
2.1.2. Indikator Kinerja Utama (IKU)
Berdasarkan Keputusan Kepala LAPAN Nomor 150 Tahun 2015 tentang
Indikator Kinerja Utama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, yaitu:
1. Jumlah tipe roket untuk penggunaan khusus.
2. Jumlah tipe satelit untuk pemantauan.
3. Jumlah tipe pesawat udara tanpa awak untuk pemantauan.
4. Jumlah produk desain pesawat transport nasional yang siap diproduksi oleh
industri penerbangan.
5. Jumlah model pemanfaatan Iptek penerbangan dan antariksa untuk
pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim.
6. Jumlah instansi pengguna layanan Iptek penerbangan dan antariksa.
7. Indeks Kepuasan Masyarakat atas pelayanan Iptek penerbangan dan
Antariksa
8. Jumlah publikasi nasional terakreditasi.
9. Jumlah publikasi internasional yang terindeks.
10. Jumlah HKI yang berstatus granted.
11. Persentase penyelenggara keantariksaan di Indonesia yang memenuhi
standar.
Tabel 2.1. Sasaran Strategis, IKU dan Target LAPAN
Tahun 2015 - 2019
Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Utama
Target
2015 2016 2017 2018 2019
Meningkatnya
penguasaan dan
kemandirian Iptek
penerbangan dan
antariksa
1. Jumlah tipe roket untuk
penggunaan khusus. 2 2 3 3 4
2. Jumlah tipe satelit untuk
pemantauan. 2 3 3 4 4
3. Jumlah tipe pesawat udara
tanpa awak untuk
pemantauan.
2 2 3 4 5
4. Jumlah produk desain
pesawat transport nasional
yang siap diproduksi oleh
industri penerbangan.
1 1 2 2 2
5. Jumlah model pemanfaatan
Iptek penerbangan dan
antariksa untuk pemantauan
SDA, lingkungan serta
mitigasi bencana dan
perubahan iklim.
14 15 17 19 21
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
15
Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Utama
Target
2015 2016 2017 2018 2019
Meningkatnya
layanan Iptek
penerbangan dan
antariksa yang
prima
6. Jumlah instansi pengguna
layanan Iptek penerbangan
dan antariksa.
125 130 145 160 175
7. Indeks Kepuasan Masyarakat
atas pelayanan Iptek
penerbangan dan Antariksa
78 78,5 79 80 80
Meningkatnya
hasil karya ilmiah
Iptek
penerbangan dan
antariksa.
8. Jumlah publikasi nasional
terakreditasi. 45 60 65 75 80
9. Jumlah publikasi
internasional yang terindeks. 15 20 30 35 40
10. Jumlah HKI yang berstatus
granted. 2 3 4 7 8
Terlaksananya
penyelenggaraan
keantariksaan
yang memenuhi
standar
11. Persentase penyelenggara
keantariksaan di Indonesia
yang memenuhi standar.
100% 100% 100% 100% 100%
2.1.3. Sistem Nilai
1. Pembelajar
Mempunyai kemauan belajar dan kemampuan beradaptasi dengan hal-hal
yang baru.
2. Rasional
Apapun yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan
ilmiah.
3. Akuntabel
Anggaran dan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan mulai dari proses
perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi.
4. Konsisten
Pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan rencana jangka pendek,
menengah dan panjang yang sudah ditetapkan.
5. Berorientasi kepada layanan publik
Berupaya memberikan layanan prima sesuai dengan kebutuhan publik.
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
16
2.2. PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015
Pada awal tahun 2015, Kepala LAPAN sebagai pimpinan Lembaga telah
bertekad dan berjanji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dengan
mempertimbangkan sumberdaya yang dikelola dalam suatu Perjanjian Kinerja.
Perjanjian Kinerja nantinya digunakan sebagai dasar penilaian keberhasilan/
kegagalan pencapaian tujuan san sasaran strategis organisasi. Selain itu Perjanjian
Kinerja merupakan upaya untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang
efektif, transparan, akuntabel, dan berorientasi pada hasil. Perjanjian Kinerja LAPAN
tahun 2015 disajikan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja LAPAN Tahun 2015
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
UTAMA (IKU) TARGET PROGRAM
Meningkatnya
penguasaan dan
kemandirian Iptek
penerbangan dan
antariksa
IKU 1 : Jumlah tipe roket untuk
penggunaan khusus 2 Tipe
Program
pengembangan
teknologi penerbangan
dan antariksa
IKU 2 : Jumlah tipe satelit untuk
pemantauan 2 Tipe
IKU 3 : Jumlah tipe pesawat
udara tanpa awak untuk
pemantauan
2 Tipe
IKU 4 : Jumlah produk desain
pesawat transport nasional
yang siap diproduksi oleh
industri penerbangan
1 Produk
desain
IKU 5 : Jumlah model
pemanfaatan Iptek
penerbangan dan antariksa
untuk pemantauan SDA,
lingkungan serta mitigasi
bencana dan perubahan iklim
14 Model
Meningkatnya
layanan Iptek
penerbangan dan
antariksa yang prima
IKU 6 : Jumlah instansi
pengguna layanan Iptek
penerbangan dan antariksa
125 Instansi
Program
pengembangan
teknologi penerbangan
dan antariksa
IKU 7 : Indeks Kepuasan
Masyarakat atas pelayanan
Iptek penerbangan dan
antariksa
Nilai 78
(0-100)
Program dukungan
manajemen dan
pelaksanaan tugas
teknis lainnya
Meningkatnya hasil
karya ilmiah Iptek
penerbangan dan
antariksa
IKU 8 : Jumlah publikasi
nasional terakreditasi 45 Makalah
Program
pengembangan
teknologi penerbangan
dan antariksa
IKU 9 : Jumlah publikasi
internasional yang terindeks 15 Makalah
IKU 10 : Jumlah Hak Kekayaan
Intelektual (HKI) yang berstatus
granted
2 HKI
Terlaksananya
penyelenggaraan
keantariksaan yang
memenuhi standar
IKU 11 : Persentase
penyelenggara keantariksaan di
Indonesia yang memenuhi
standar
-
Program
pengembangan
teknologi penerbangan
dan antariksa
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
17
Adapun rincian dari Perjanjian Kinerja di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:
Sasaran Strategis ke-1 Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan
antariksa, akan dicapai melalui :
IKU 1 : Jumlah tipe roket untuk penggunaan khusus � Indikator ini terpenuhi bila roket yang dibuat sudah dilakukan fase uji terbang dan
selanjutnya dapat dimanfaatkan secara khusus bagi pengguna.
� Target kinerja : pembuatan 2 tipe roket yakni roket RX-1220 dan RX-450 yang
berhasil dibuat dan diuji terbangkan serta dapat dimanfaatkan oleh pengguna.
IKU 4 : Jumlah produk desain pesawat pesawat transport nasional yang siap
diproduksi oleh industri penerbangan � Indikator ini menunjukkan jumlah produk desain pesawat transport nasional yang
didesain siap diproduksi oleh industri penerbangan.
� Target kinerja : penyelesaian 1 desain produk pesawat transport nasional N219
yang siap diproduksi oleh industri penerbangan.
IKU 2 : Jumlah tipe satelit untuk pemantauan � Indikator yang menunjukkan jumlah satelit Lapan yang diluncurkan dan berfungsi
untuk pemantauan
� Target kinerja : 2 buah satelit LAPAN yang digunakan untuk pemantauan, yaitu:
satelit LAPAN-TUBSAT dan LAPAN-A2 berhasil melaksanakan tugas pemantauan.
IKU 3 : Jumlah tipe pesawat tanpa awak yang digunakan untuk pemantauan � Indikator yang menunjukkan jumlah tipe pesawat tanpa awak yang dibuat dan dapat
digunakan untuk kebutuhan pemantauan.
� Target kinerja : pemanfaatan 2 tipe pesawat udara tanpa awak untuk pemantauan,
yakni LSU-01 dan LSU-02.
IKU 5 : Jumlah model pemanfaatan iptek penerbangan dan antariksa untuk
pemantauan Sumber Daya Alam (SDA), lingkungan serta mitigasi
bencana dan perubahan iklim. � Indikator ini menunjukkan jumlah model hasil litbang iptek di bidang penerbangan
dan antariksa (berupa model fisik, model pengolahan data, atau rumusan
matematik) yang dimanfaatkan untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi
bencana dan perubahan iklim.
� Target kinerja : tersedianya 14 model pemanfaatan iptek penerbangan dan
antariksa, yang terdiri dari:
a. 7 model pemanfaatan di bidang sains antariksa dan atmosfer,
b. 7 model pemanfaatan di bidang penginderaan jauh.
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
18
Sasaran Strategis ke-2 Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang prima,
akan dicapai melalui :
IKU 6 : Jumlah instansi pengguna layanan Iptek penerbangan dan antariksa � Indikator ini menunjukkan jumlah instansi pengguna produk hasil litbang
penerbangan dan antariksa.
� Target kinerja: 125 instansi pengguna (masyarakat umum, masyarakat ilmiah,
Perguruan Tinggi, Pemerintah Pusat dan Daerah, serta swasta), yang terdiri dari:
a. 20 instansi pengguna layanan di bidang sains antariksa dan atmosfer,
b. 5 instansi pengguna layanan di bidang teknologi penerbangan dan antariksa,
dan
c. 100 instansi pengguna layanan di bidang penginderaan jauh.
IKU 7 : Indeks Kepuasan Masyarakat atas pelayanan Iptek penerbangan dan
antariksa � Indikator yang menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan publik
iptek penerbangan dan antariksa yang diberikan oleh LAPAN.
� Target kinerja : Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat 78.
Sasaran Strategis ke-3 Meningkatnya hasil karya ilmiah Iptek penerbangan dan antariksa,
akan dicapai melalui :
IKU 8 : Jumlah publikasi nasional terakreditasi � Indikator yang menunjukkan jumlah publikasi ilmiah di bidang penerbangan dan
antariksa yang berhasil dipublikasikan secara nasional dalam bentuk Jurnal
terakreditasi Nasional.
� Target kinerja : 45 makalah, yang terdiri:
a. 20 makalah di bidang sains antariksa dan atmosfer,
b. 15 makalah di bidang teknologi penerbangan dan antariksa, dan
c. 10 makalah di bidang penginderaan jauh.
IKU 9 : Jumlah publikasi internasional yang terindeks � Indikator yang menunjukkan jumlah publikasi ilmiah bidang penerbangan dan
antariksa yang berhasil dipublikasikan pada jurnal internasional yang terindeks.
� Target kinerja : 15 makalah, yang terdiri:
a. 4 makalah di bidang sains antariksa dan atmosfer,
b. 7 makalah di bidang teknologi penerbangan dan antariksa, dan
c. 4 makalah di bidang penginderaan jauh.
IKU 10 : Jumlah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang berstatus granted � Indikator yang menunjukkan jumlah hasil riset bidang penerbangan dan antariksa
yang telah mendapat kekuatan hukum yang diberikan oleh Kementerian Hukum dan
HAM.
� Target kinerja : 2 HKI di bidang teknologi penerbangan dan antariksa
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
19
IKU LAPAN disusun dengan mengacu pada Renstra 2015-2019. Penentuan
target IKU tahun 2015 berdasarkan pada beberapa hal, sebagai berikut :
a. Pengembangan teknologi roket pada tahun 2015 akan terus dilakukan
dalam usaha pencapaian 2 (dua) tipe roket untuk pengguna khusus (IKU 1).
Selain pengembangan teknologi roket, teknologi penerbangan sedang
mengembangkan 1 (satu) desain pesawat transport nasional untuk siap
diproduksi oleh industri penerbangan (IKU 4) dan 2 (dua) tipe pesawat
tanpa awak untuk dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pemantauan (IKU
3). Untuk pengembangan teknologi satelit, LAPAN diharapkan mampu
menyiapkan 2 (dua) tipe satelit yang dapat diluncurkan dan berfungsi
untuk pemantauan (IKU 2). LAPAN juga mengembangkan model
pemanfaatan iptek penerbangan dan antariksa untuk pemantauan Sumber
Daya Alam (SDA), lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim
(IKU 5) berupa model/modul/prototipe/pedoman.
b. LAPAN menuntut para peneliti/ perekayasa untuk senantiasa
meningkatkan kualitas publikasi ilmiahnya, terutama dalam skala jurnal dan
majalah ilmiah nasional terakreditasi hingga internasional terindeks. Pada
tahun 2015, LAPAN secara khusus menargetkan 45 (empat puluh lima)
makalah publikasi nasional terakreditasi (IKU 8) dan 15 makalah publikasi
ilmiah internasional terindeks (IKU 9). Untuk mendorong pemberian
penghargaan kepada para peneliti/ perekayasa LAPAN dalam pemberian
hak eksklusif yang diberikan negara kepada individu pelaku HKI (inventor,
pencipta, pendesain, dan sebagainya) agar menstimulasi mereka untuk
lebih lanjut mengembangkan kegiatan invention. Di samping itu, sistem HKI
menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas bentuk
kreativitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkan teknologi atau hasil
karya lain yang sama dapat dihindarkan atau dicegah. Dengan dukungan
dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat
memanfaatkan dengan maksimal untuk pengembangan lebih lanjut dalam
memberikan nilai tambah yang lebih tinggi. Pada tahun 2015, LAPAN
menargetkan 2 judul HKI yang berstatus granted (IKU 10).
Sasaran Strategis ke-4 Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang memenuhi
standar, akan dicapai melalui :
IKU 11 : Persentase penyelenggara keantariksaan di Indonesia yang
memenuhi standar � Indikator yang menunjukkan kepatuhan pemenuhan standard dan prosedur
keamanan yang dilaksanakan oleh setiap penyelenggaraan keantariksaan (kegiatan
eksplorasi dan pemanfaatan antariksa yang dilakukan, baik di dan dari bumi, ruang
udara, maupun antariksa) di Indonesia.
� Target kinerja : 0
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
20
c. Pelaksanaan program Reformasi Birokrasi di LAPAN telah menimbulkan
semangat untuk mewujudkan aparatur negara yang berorientasi pada
pelayanan. Pelayanan kepada masyarakat pengguna terkait hasil litbang
menjadi intisari kegiatan pengembangan Iptek penerbangan dan antariksa.
Dari tahun ke tahun permintaan masyarakat kepada produk litbang LAPAN
terus mengalami peningkatan. Untuk terus mengupayakan
pemasyarakatan produknya, pada tahun 2015 LAPAN menargetkan 125
instansi pengguna produk hasil litbang penerbangan dan antariksa (IKU 6),
yang terdiri Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Pusat dan Daerah,
Perguruan Tinggi, serta swasta. Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah
masih banyak dijumpai beberapa kekurangan sehingga belum dapat
memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Oleh karena itu
diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui
penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) sebagai tolak ukur untuk
menilai tingkat kualitas pelayanan. Disamping itu data SKM akan dapat
menjadi bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu
perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan
untuk meningkatkan kualitas pelayanannya (IKU 7)
d. Sebagai amanah dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang
Keantariksaan, maka LAPAN wajib mengawasi kepatuhan pemenuhan
standard dan prosedur keamanan yang dilaksanakan oleh setiap
penyelenggaraan keantariksaan (kegiatan eksplorasi dan pemanfaatan
antariksa yang dilakukan, baik di dan dari bumi, ruang udara, maupun
antariksa) di Indonesia. Untuk itu perlu diukur persentase penyelenggara
keantariksaan di Indonesia yang memenuhi standar (IKU 11).
Penyelenggaraan keantariksaan adalah setiap kegiatan eksplorasi dan
pemanfaatan antariksa yang dilakukan baik di dan dari bumi, ruang udara
maupun antariksa. Pada tahun 2015, IKU ini belum ditetapkan targetnya,
karena reorganisasi dilaksanakan pada akhir tahun 2015 dan Satuan Kerja
di LAPAN yang salah satu tugasnya melaksanakan penyusunan standar di
bidang penerbangan dan antariksa baru dibentuk pada akhir tahun 2015.
Alokasi anggaran yang diperoleh LAPAN untuk tahun 2015 sebesar
Rp. 673.076.781.000,- (Enam ratus tujuh puluh tiga miliar tujuh puluh enam juta
tujuh ratus delapan puluh satu ribu rupiah) yang terdiri dari Rp. 557.589.175.000,-
(Lima ratus lima puluh tujuh miliar lima ratus delapan puluh sembilan juta seratus
tujuh puluh lima ribu rupiah) untuk program pengembangan teknologi penerbangan
dan antariksa, dan Rp. 115.487.606.000,- (Seratus lima belas miliar empat ratus
delapan puluh tujuh juta enam ratus enam ribu rupiah) untuk program dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
BAB 3
AKUNTABILITAS KINERJA
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
hun 2015
AKUNTABILITAS KINERJA
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
21
AKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
BAB 3
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggung
misi dan tujuan instansi pemerintah, serta dalam rangka perwujudan
clean governance. Kinerja instansi pemerintah harus dapat diukur, sehingga
memudahkan dilakukannya penilaian oleh
dengan akuntabilitas
menetapkan sasaran
Renstra LAPAN 201
berorientasi outcome
IKU yang dilakukan dengan cara membandingkan antara
pada masing-masing
Evaluasi (SIFOREN-Monev
program/ kegiatan lainnya setiap periode triwulanan. Aplikasi tersebut juga
menyediakan ruang manajemen bagi para pimpinan untuk memantau atau meriviu
secara langsung berupa pemberian rekomendasi dan catatan
unit kerja. Secara umum LAPAN telah berhasil mencapai sasaran strategis berikut
IKU-nya, namun demikian L
pada tahun-tahun mendatang untuk
serta mendukung pembangunan
3.1. ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015
Secara keseluruhan tingkat capaian kinerja LAPAN tahun 2015 sebesar
105,04%, yang dihitung berdasarkan persentase rata
Utama (IKU). Dari 11 IKU
tidak berhasil, dan 1 IKU
capaiannya ≥ 100% dari target yang telah ditetapkan. Rincian realisasi kinerja LAPAN
sebagai berikut :
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
hun 2015
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggung-jawaban dalam mencapai
misi dan tujuan instansi pemerintah, serta dalam rangka perwujudan
Kinerja instansi pemerintah harus dapat diukur, sehingga
memudahkan dilakukannya penilaian oleh stakeholders. Demikian pula halnya
kuntabilitas kinerja LAPAN, agar dapat diukur kinerjanya,
menetapkan sasaran strategis berdasarkan hasil perumusan yang dituangkan pada
2015-2019 dengan mengedepankan indikator
berorientasi outcome. Pengukuran sasaran strategis melalui pengukuran capaian
dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi
masing IKU.
Pengukuran tingkat
capaian IKU
2015 dilakukan dengan cara
membandingkan antara
realisasi dengan
masing-masing
ini proses pengukuran telah
diimplementasikan ke dalam
aplikasi Sistem Informasi
Perencanaan, Monitoring dan
Monev) yang dapat memantau capaian IKU dan capaian
program/ kegiatan lainnya setiap periode triwulanan. Aplikasi tersebut juga
menyediakan ruang manajemen bagi para pimpinan untuk memantau atau meriviu
secara langsung berupa pemberian rekomendasi dan catatan-catatan kepada unit
kerja. Secara umum LAPAN telah berhasil mencapai sasaran strategis berikut
nya, namun demikian LAPAN terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya
tahun mendatang untuk mewujudkan Indonesia yang m
mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.
CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015
Secara keseluruhan tingkat capaian kinerja LAPAN tahun 2015 sebesar
yang dihitung berdasarkan persentase rata-rata capaian
11 IKU, sebanyak 8 IKU dinyatakan berhasil,
tidak berhasil, dan 1 IKU belum dapat dilaksanakan. IKU dinyatakan berhasil jika
≥ 100% dari target yang telah ditetapkan. Rincian realisasi kinerja LAPAN
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
22
jawaban dalam mencapai
misi dan tujuan instansi pemerintah, serta dalam rangka perwujudan good and
Kinerja instansi pemerintah harus dapat diukur, sehingga
Demikian pula halnya
kinerjanya, LAPAN telah
berdasarkan hasil perumusan yang dituangkan pada
indikator-indikator yang
an strategis melalui pengukuran capaian
realisasi dengan target
Pengukuran tingkat
IKU LAPAN tahun
5 dilakukan dengan cara
membandingkan antara
dengan target pada
masing IKU dan saat
ini proses pengukuran telah
diimplementasikan ke dalam
Sistem Informasi
Perencanaan, Monitoring dan
apaian IKU dan capaian
program/ kegiatan lainnya setiap periode triwulanan. Aplikasi tersebut juga
menyediakan ruang manajemen bagi para pimpinan untuk memantau atau meriviu
catatan kepada unit-
kerja. Secara umum LAPAN telah berhasil mencapai sasaran strategis berikut
terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya
ewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri
Secara keseluruhan tingkat capaian kinerja LAPAN tahun 2015 sebesar
rata capaian Indikator Kinerja
dinyatakan berhasil, 2 IKU dinyatakan
dinyatakan berhasil jika
≥ 100% dari target yang telah ditetapkan. Rincian realisasi kinerja LAPAN
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
23
Tabel 3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama 2015
SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR
KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan antariksa
� IKU 1 : Jumlah tipe roket untuk
penggunaan khusus
2 Tipe 3 Tipe 150%
� IKU 2 : Jumlah tipe satelit untuk
pemantauan
2 Tipe 2 Tipe 100%
� IKU 3 : Jumlah tipe pesawat udara tanpa
awak untuk pemantauan
2 Tipe 2 Tipe 100%
� IKU 4 : Jumlah produk desain pesawat
transport nasional yang siap
diproduksi oleh industri
penerbangan
1 Produk
desain
1 Produk
desain
100%
� IKU 5 : Jumlah model pemanfaatan Iptek
penerbangan dan antariksa untuk
pemantauan SDA, lingkungan serta
mitigasi bencana dan perubahan
iklim
14 Model 15 Model 107,14%
2. Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang prima
� IKU 6 : Jumlah instansi pengguna layanan
Iptek penerbangan dan antariksa
125
Instansi
200
Instansi
160%
� IKU 7: Indeks Kepuasan Masyarakat atas
pelayanan Iptek penerbangan dan
antariksa
Nilai 78
(0-100)
79,30 101,67%
3. Meningkatnya hasil karya ilmiah Iptek penerbangan dan antariksa
� IKU 8 : Jumlah publikasi nasional
terakreditasi
45 Makalah 39 Makalah 86,67%
� IKU 9 : Jumlah publikasi internasional
yang terindeks
15 Makalah 22 Makalah 146,67%
� IKU 10 : Jumlah Hak Kekayaan Intelektual
(HKI) yang berstatus granted
2 HKI 0 HKI 0%
4. Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang memenuhi standar
� IKU 11 : Persentase penyelenggara
keantariksaan di Indonesia yang
memenuhi standar
- - -
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
24
Evaluasi dan analisis capaian IKU LAPAN 2015 sebagaimana yang telah
ditetapkan, diuraikan berdasarkan Indikator Kinerja Utama pada masing-masing
sasaran strategis sebagai berikut :
Sasaran strategis ke-1 yaitu “Meningkatnya penguasaan dan kemandirian
Iptek penerbangan dan antariksa” sebagai upaya untuk mewujudkan salah satu
tujuan dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 yaitu mewujudkan
kemandirian dan meningkatkan daya saing bangsa dan negara dalam
penyelenggaraan keantariksaan serta dalam upayanya mewujudkan visi 2015-2019
yakni “Pusat Unggulan Penerbangan dan Antariksa Untuk Mewujudkan Indonesia
yang Maju dan Mandiri”, LAPAN melakukan peningkatan penguasaan dan
kemandirian dalam litbang pemanfaatan roket, satelit, pesawat tanpa awak,
pesawat transport dan model Iptek penerbangan dan antariksa. Ada 5 IKU yang
dapat menggambarkan upaya pencapaian sasaran strategis tersebut, dengan
penjelasan yang tertera sebagai berikut:
Dalam pengembangan litbangyasa roket, telah dilakukan rancang
bangun tiga buah roket untuk penggunaan khusus (pertahanan dan roket
petir). Target yang ditetapkan adalah 2 tipe roket untuk penggunaan khusus
yaitu RX-1220 dan RX- 450 yang dimaksudkan sebagai roket pertahanan.
Roket ini adalah hasil kerjasama pengembangan di dalam konsorsium roket
Nasional di bawah koordinasi Kementerian Pertahanan. Roket yang lain
adalah roket petir untuk meneliti ketahanan peralatan elektronik tersebut
dari sambaran petir.
Capaian litbangyasa roket untuk penggunaan khusus yang diperoleh
selama tahun 2015 cukup menggembirakan. Roket tipe RX-1220 telah
berhasil dilakukan pengujian terbang dan menghasilkan jarak jangkau
maximum sejauh 31 km, yang merupakan peningkatan kinerja dibanding
tahun sebelumnya sejauh 24 km sehingga terjadi peningkatan jarak jangkau
sebesar 30%. Pada tahun 2014 telah dihasilkan prototipe roket RX-1220
yang mampu mencapai jarak jangkau maximum 24 km.
Sasaran Strategis ke-1 Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan
dan antariksa
IKU 1 : Jumlah tipe roket untuk penggunaan khusus
Target Realisasi Capaian
2 Tipe
(RX-1220 dan RX-450)
3 Tipe
(RX-1220, RX-450 dan
roket petir) 150%
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
25
Namun masih ada kendala terkait konsistensi performa roket tersebut,
dimana salah satu penyebabnya diperkirakan akibat performa propelan
yang kadang masih menunjukkan fluktuasi kinerjanya. Untuk mengatasi
masalah tersebut, sekaligus meningkatkan kinerja roket secara keseluruhan,
maka pada tahun 2015 ini telah dilakukan pendesainan ulang sistem
propulsi motor roket RX- 1220 dengan melakukan reformulasi propelannya.
Setelah melalui tahapan uji laboratorium, dan uji statik, maka pada bulan
Agustus 2015 telah dilakukan pengujian terbang Roket RX-1220
penyempurnaan di Pameungpeuk dan roket berhasil mencapai peningkatan
jarak jangkau dibanding performa tahun 2014.
Gambar 3.1. Uji Terbang Roket RX-1220
Dalam program pengembangan roket pertahanan ini, pada tahun 2015
sesuai permintaan dari Kementerian Pertahanan, telah diproduksi 50 unit
motor roket RX- 1220 untuk kebutuhan uji statik maupun uji terbang roket.
Banyak dibutuhkannya waktu dan tenaga untuk memproduksi roket ini,
dikarenakan peralatan yang dimiliki oleh Pustekroket memang tidak
diperuntukkan bagi kebutuhan produksi massal, sehingga banyak proses
pengerjaaannya masih dilakukan secara manual. Disamping itu akibat
adanya kendala dalam proses pengadaan, juga turut mempengaruhi
keterlambatan dalam melakukan proses fabrikasi komponen motor roket.
Roket tipe RX-450 telah dilakukan pengujian terbang, namun
mendekati burning out terjadi fenomena wobbling yang menunjukkan
adanya ketidakstabilan terbang roket. Hal ini sudah dilakukan evaluasi dan
diambil penanganan dengan menambahkan ballast untuk memperbesar
static marginnya. Dengan demikian untuk ke depannya roket diharapkan
sudah mampu terbang secara stabil.
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
26
Dalam litbangyasa roket pertahanan ini, pada tahun 2015 sesuai
permintaan dari Kementerian Pertahanan, telah diproduksi 50 unit motor
roket RX-1220 untuk kebutuhan uji statik maupun uji terbang roket. Banyak
dibutuhkannya waktu dan tenaga untuk memproduksi roket ini, dikarenakan
peralatan yang dimiliki oleh LAPAN memang tidak diperuntukkan bagi
kebutuhan produksi massal, sehingga banyak proses pengerjaaannya masih
dilakukan secara manual. Disamping itu akibat adanya kendala dalam proses
pengadaan, juga turut mempengaruhi keterlambatan dalam melakukan
proses fabrikasi komponen motor roket.
Selain roket RX-1220 dan RX- 450, LAPAN juga mengembangkan roket
yang dapat dihitung sebagai roket yang dikembangkan untuk pemanfaatan
khusus, yaitu roket Petir. Roket ini merupakan permintaan dari PT. Indelec,
sebuah perusahaan dari Perancis yang mengembangkan peralatan
elektronik, yang dimaksudkan untuk meneliti ketahanan peralatan elektronik
tersebut dari Petir. Roket petir adalah roket yang digunakan untuk
membawa alat pengukur tegangan yang dihasilkan oleh petir. LAPAN
diminta mengembangkan motor roket yang digunakan untuk roket petir
tersebut. Roket ini memiliki diameter sebesar 63 mm dan panjang total 1051
mm.
Gambar 3.3. Dimensi roket petir
Gambar 3.2. Uji Statik dan Uji Terbang Roket RX-450
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
27
Persyaratan yang diminta terkait kinerja roket, seperti ketinggian, dan
juga kecepatan terbang roket telah berhasil dipenuhi, namun masih ada satu
persyaratan yang belum berhasil yaitu tentang ignition delay timenya,
dimana PT. Indelec mengharapkan delay timenya bisa di bawah 1 detik,
sementara untuk roket yang dikembangkan ini sendiri, ignition delay
timenya masih di atas 1 detik.
Tabel 3.2. Perbandingan tipe roket yang dimanfaatkan untuk penggunaan khusus
Tahun 2014 – 2015
Tahun Jenis Roket
Target Realisasi
2014 2 tipe
(RX-1210 dan 1220)
2 tipe
(RX-1210 dan 1220)
2015
2 Tipe
(RX-1220 dan RX-450)
3 Tipe
(RX-1220, RX-450 dan roket
petir)
Selain litbangyasa roket untuk penggunaan khusus, pada tahun 2015
LAPAN telah mlakukan litbang roket yang terdiri:
1. RX-550 : telah dilakukan desain nosel baru, yang menggunakan
baja dan grafit. Semua komponen motor roket selain
nosel telah selesai difabrikasi, namun nosel baru hasil
pendesainan ulang belum dapat dilakukan proses
fabrikasi.
2. RX-450 : pada bulan Pebruari 2015 telah dilakukan pengujian
statik RX-450, dimana diperoleh hasil kinerja (thrust,
impulse total dan lain-lain) yang menyerupai dengan
hasil uji statik sebelumnya. Dari hasil ini diputuskan
bahwa desain motor roket sudah fix, dan siap untuk
dilakukan pengujian terbang. Pada bulan Agustus 2015
dilakukan pengujian dinamis roket RX-450 di
Pameungpeuk, Garut.
3. RX-320 : sudah dilakukan desain motor roket, desain sirip,
desain nosecone untuk roket uji terbang dan siap
dilakukan fabrikasinya.
4. RX-1220 : Telah dilakukan pendesainan ulang sistem propulsi
motor roket RX-1220 dengan melakukan reformulasi
propelannya. Setelah melalui tahapan uji
laboratorium, dan uji statik, maka pada bulan Agustus
2015 telah dilakukan pengujian terbang Roket RX-
1220 penyempurnaan di Pameungpeuk dan roket
berhasil mencapai jarak jangkau maximum sejauh
31 km, naik ± 30% dari performa tahun 2014.
5. RKX-200TJ : Kegiatan pengembangan roket RKX-200TJ/EDF untuk
tahun 2015 ini difokuskan untuk take-off
menggunakan booster roket, dimana ini merupakan
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
28
kelanjutan dari program tahun 2014, yang sudah
mampu terbang secara autopilot dan mampu
mencapai kecepatan maximum hingga 250km/jam
dengan mekanisme take-off menggunakan sistem
pneumatic yang dipasang pada launcher.
6. RKX-200 EB: Rket kendali bertingkat yang terdiri dari motor
booster dengan pembakaran propelan secara radial
burning, dan motor sustainer yang menggunakan
propelan end burning. Program pengembangan RKX-
200EB ini setelah sempat beberapa tahun vakum,
tahun 2015 dilanjutkan kembali dengan target uji
statik untuk melihat ignition delay time dari motor
roket sustainer. Struktur tabung motor roketnya
sudah selesai difabrikasi dan propelan booster juga
difabrikasi. Namun, seperti yang telah dijelaskan di
atas, akibat padatnya jadwal proses propelan terkait
program roket untuk pemanfaatan khusus, maka
produksi propelan untuk motor sustainernya belum
sempat dilakukan. Sehingga target uji statik juga
belum dilakukan.
7. RSX-100 : merupakan roket sonda dengan payload berisi sensor
atmosfer. Pada program tahun 2014 telah diluncurkan
roket RSX-100 ini, namun tidak dapat terdeteksi
terjadinya separasi payload. Pada tahun 2015,
dilakukan pendesainan motor roket yang baru, dan
telah dilakukan fabrikasi komponen motor roketnya,
namun belum sempat dilakukan assembling, sehingga
target uji statik belum bisa dilakukan.
8. RCX-1000 : pengembangan roket cair pada tahun 2015 difokuskan
untuk mengembangkan enjin roket cairnya yang
ditargetkan mampu menghasilkan gaya dorong rata-
rata 1000kgf. Setelah melalui beberapa kali uji
subsistem, juga telah dilakukan uji pembakaran (uji
statik) ECX-1000H2 dengan hasil gaya dorong rata-rata
500 kgf. Selain itu juga telah dikembangkan tabung
komposit untuk tangki propelannya yang telah diuji
hydrostatic pressure dan dapat tahan terhadap beban
tekanan 150 bar, serta telah dilakukan pendesainan
pompa turbin yang dimaksudkan untuk menggantikan
metoda sistem pengumpan berbasis gas bertekanan.
9. RX-70 : pengembangan roket tipe ini adalah merupakan salah
satu kegiatan pada program roket untuk pemanfaatan
publik, yang meliputi kegiatan pengembangan roket
Komurindo.
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
Pelaksanaan kegiatan pemantauan menggunakan satelit berkaitan
dengan proses menjaga kesehatan satelit, mempelajari karakteristik operasi
satelit dan mengumpulkan data misi berupa video. Kegiatan ini
memanfaatkan satelit
satelit LAPAN TUBSAT sudah melebihi dari masa beroperasinya yaitu lebih
dari 7 tahun (diluncurkan tahun 2007), sehingga data yang diterima
kualitasnya sudah tidak sebagus pada waktu masa beroperasinya m
fokus kegiatan operasi bergeser dari LAPAN
kedua tipe satelit tetap dimanfaatkan. Sampai dengan bulan Oktober
pemantauan dilakukan dengan satelit LAPAN
Oktober sampai dengan Desember 2015 operasi satelit
kegiatan operasi LAPAN
Gambar 3.4.
Satelit LAPAN A
tanggal 28 September 2015, di Sriharikota, India.
berbeda dengan LAPAN
orbit near ekuator
adalah satelit ini melewati Indonesia 14 kali dalam sehari. Untuk
mensupport kegiatan ini maka setiap h
hari dan hari sabtu, minggu dan hari libur 3 kali per hari. Adapun jumlah
data TTC dan data misi satelit yang diakuisisi dapat dilihat pada Tabel 3.
IKU 2 : Jumlah tipe
(LAPAN Tubsat dan
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
hun 2015
Pelaksanaan kegiatan pemantauan menggunakan satelit berkaitan
dengan proses menjaga kesehatan satelit, mempelajari karakteristik operasi
satelit dan mengumpulkan data misi berupa video. Kegiatan ini
memanfaatkan satelit LAPAN-TUBSAT dan satelit LAPAN
satelit LAPAN TUBSAT sudah melebihi dari masa beroperasinya yaitu lebih
dari 7 tahun (diluncurkan tahun 2007), sehingga data yang diterima
kualitasnya sudah tidak sebagus pada waktu masa beroperasinya m
kus kegiatan operasi bergeser dari LAPAN-TUBSAT ke LAPAN
kedua tipe satelit tetap dimanfaatkan. Sampai dengan bulan Oktober
pemantauan dilakukan dengan satelit LAPAN- TUBSAT, namun pada bulan
Oktober sampai dengan Desember 2015 operasi satelit
kegiatan operasi LAPAN-A2.
Gambar 3.4. Pelepasan Satelit LAPAN A2 oleh Presiden RI
Satelit LAPAN A-2 telah berhasil diluncurkan pada
tanggal 28 September 2015, di Sriharikota, India. Orbit
berbeda dengan LAPAN-TUBSAT dimana satelit LAPAN-A2 beroperasi pada
orbit near ekuator dan LAPAN TUBSAT berorbit polar.
adalah satelit ini melewati Indonesia 14 kali dalam sehari. Untuk
mensupport kegiatan ini maka setiap hari kerja dilakukan 10 kali operasi per
hari dan hari sabtu, minggu dan hari libur 3 kali per hari. Adapun jumlah
data TTC dan data misi satelit yang diakuisisi dapat dilihat pada Tabel 3.
: Jumlah tipe satelit untuk pemantauan
Target Realisasi
2 Tipe
(LAPAN Tubsat dan
LAPAN A2)
2 Tipe
(LAPAN Tubsat dan
LAPAN A2)
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
29
Pelaksanaan kegiatan pemantauan menggunakan satelit berkaitan
dengan proses menjaga kesehatan satelit, mempelajari karakteristik operasi
satelit dan mengumpulkan data misi berupa video. Kegiatan ini
TUBSAT dan satelit LAPAN-A2. Dikarenakan
satelit LAPAN TUBSAT sudah melebihi dari masa beroperasinya yaitu lebih
dari 7 tahun (diluncurkan tahun 2007), sehingga data yang diterima
kualitasnya sudah tidak sebagus pada waktu masa beroperasinya maka
TUBSAT ke LAPAN-A2 walaupun
kedua tipe satelit tetap dimanfaatkan. Sampai dengan bulan Oktober
namun pada bulan
Oktober sampai dengan Desember 2015 operasi satelit difokuskan pada
Pelepasan Satelit LAPAN A2 oleh Presiden RI (03/09/15)
2 telah berhasil diluncurkan pada pukul 11.30 WIB
Orbit satelit LAPAN-A2
A2 beroperasi pada
dan LAPAN TUBSAT berorbit polar. Konsekuensinya
adalah satelit ini melewati Indonesia 14 kali dalam sehari. Untuk
ari kerja dilakukan 10 kali operasi per
hari dan hari sabtu, minggu dan hari libur 3 kali per hari. Adapun jumlah
data TTC dan data misi satelit yang diakuisisi dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Capaian
100%
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
Beberapa contoh data misi yang dihasilkan oleh satelit LAPAN
seperti gambar 3.
dengan lensa 1000 mm, resolusi 4 meter dan swath width 3,5 km. Mode
satelit yang digunakan adalah mode otomatis dimana satelit dapat
diarahkan pada target yang telah ditentukan sebelumnya. Gambar tersebut
telah di bandingkan dengan peta yang dihasilkan oleh
Gambar 3.5
Contoh lain adalah gambar 3.
digital. Kamera ini menggunakan lensa 1000 mm dengan resolution 4m,
swath 7 km. Gambar yang didapatkan adalah "Kampoeng Kaniogan" salah
satu daerah di Malaysia.
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
hun 2015
Tabel 3.3. Jumlah data TTC dan data misi satelit yang diakuis
Beberapa contoh data misi yang dihasilkan oleh satelit LAPAN
seperti gambar 3.5. Gambar ini diambil menggunakan kamera analog
dengan lensa 1000 mm, resolusi 4 meter dan swath width 3,5 km. Mode
satelit yang digunakan adalah mode otomatis dimana satelit dapat
diarahkan pada target yang telah ditentukan sebelumnya. Gambar tersebut
h di bandingkan dengan peta yang dihasilkan oleh google earth
Gambar 3.5. Pulau Batam diambil dari satelit LAPAN-A2 (27
Contoh lain adalah gambar 3.6. yang didapatkan melalui kamera
digital. Kamera ini menggunakan lensa 1000 mm dengan resolution 4m,
swath 7 km. Gambar yang didapatkan adalah "Kampoeng Kaniogan" salah
satu daerah di Malaysia.
Google Earth LAPAN A2
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
30
. Jumlah data TTC dan data misi satelit yang diakuisisi
Beberapa contoh data misi yang dihasilkan oleh satelit LAPAN-A2.
. Gambar ini diambil menggunakan kamera analog
dengan lensa 1000 mm, resolusi 4 meter dan swath width 3,5 km. Mode
satelit yang digunakan adalah mode otomatis dimana satelit dapat
diarahkan pada target yang telah ditentukan sebelumnya. Gambar tersebut
google earth.
A2 (27/10/15)
yang didapatkan melalui kamera
digital. Kamera ini menggunakan lensa 1000 mm dengan resolution 4m,
swath 7 km. Gambar yang didapatkan adalah "Kampoeng Kaniogan" salah
LAPAN A2
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
Gambar 3.6
Satelit LAPAN
di area dekat ekuator antara 6 derajat LS
pada ketinggian 650 km dengan kecepatan edar 7.5 km/det yang
dikendalikan oleh pusat kendali satelit LAPAN
Biak. Pengawasan posisi kapal dapat diamati sebanyak 14 kali dalam sehari
dan dalam setiap harinya sekitar 2.4 juta pesan yang dapat diterima untuk
diolah menjadi data posisi kapal.
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
hun 2015
Gambar 3.6. Kampung Kaniogan Malaysia diambil dari satelit LAPAN
Satelit LAPAN-A2 juga dapat mendeteksi seluruh data AIS yang berada
di area dekat ekuator antara 6 derajat LS - 6 derajat LU. Satelit ini berada
pada ketinggian 650 km dengan kecepatan edar 7.5 km/det yang
dikendalikan oleh pusat kendali satelit LAPAN di Rancabungur, Rumpin dan
. Pengawasan posisi kapal dapat diamati sebanyak 14 kali dalam sehari
dan dalam setiap harinya sekitar 2.4 juta pesan yang dapat diterima untuk
diolah menjadi data posisi kapal.
Gambar 3.7. Data AIS diambil dari satelit LAPAN-
LAPAN A2
LAPAN A2
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
31
Malaysia diambil dari satelit LAPAN-A2
A2 juga dapat mendeteksi seluruh data AIS yang berada
6 derajat LU. Satelit ini berada
pada ketinggian 650 km dengan kecepatan edar 7.5 km/det yang
di Rancabungur, Rumpin dan
. Pengawasan posisi kapal dapat diamati sebanyak 14 kali dalam sehari
dan dalam setiap harinya sekitar 2.4 juta pesan yang dapat diterima untuk
-A2
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
32
Satelit LAPAN-A2 ini akan melakukan tiga misi penting yaitu:
1) Misi survey dari ketinggian 650 km dari permukaan bumi di orbit dekat
ekuator (Near Equator) dengan inklinasi antara 6-8° yang dapat
mengamati wilayah bencana, wilayah maritime dan perbatasan
dengan menggunakan dua buah sistem kamera resolusi tinggi hingga
enam meter.
2) Dengan menggunakan perangkat Automatic Identification System (AIS),
dilakukan pengamatan lalulintas kapal laut di wilayah perairan
Indonesia. Sehingga berguna sebagai alat bantu navigasi kapal dan
menghindari terjadinya illegal logging, pencurian SDA, perampokan,
penyelundupan, trafficking melalui wilayah maritime Indonesia.
Dengan regulasi International Maritime Organization (IMO), maka
seluruh kapal dengan bobot diatas 300 Ton wajib menggunakan AIS
Transceiver sebagai pelengkap peralatan Navigasi Kapal.
3) Membangun sistem komunikasi amatir APRS (Automatic Packet Relay
System) dalam rangka membantu para pengguna komunikasi amatir
nasional (ORARI) untuk membangun komunikasi yang lebih luas
dalam melakukan aktifitas saat terjadi bencana atau eksplorasi
wilayah pegunungan dan hutan dimana sarana komunikasi tidak
tersedia.
Gambar 3.8. Persiapan Peluncuran Satelit LAPAN-A2
dengan roket PSLV India
Satelit LAPAN-A2 merupakan satelit pertama yang dirancang bangun
secara mandiri oleh tenaga ahli LAPAN yang seluruh proses Assembly
Integration and Test (AIT) dilakukan dengan menggunakan fasilitas yang
dimiliki LAPAN di desa Rancabungur Bogor. Keberanian para peneliti dan
perekayasa dalam proses pengembangan dan pembangunan satelit ini
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
33
dilatar belakangi oleh keberhasilan pembangunan satelit LAPAN-TUBSAT
(2005-2007) yang mampu hingga 9 tahun (10 Januari 2015) beroperasi baik
di orbit polar, pada ketinggian 630 km dari permukaan bumi. Keandalan
sistem Bus yang ditunjukan oleh LAPAN-TUBSAT hingga mampu bertahan
selama 9 tahun tersebut, kemudian diadopsi dan menjadi standar sistem
Bus untuk pembangunan satelit LAPAN berikutnya. Spesifikasi dan misi
satelit LAPAN-A2 ini dapat dijelaskan dalam Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Spesifikasi Teknis Satelit LAPAN-A2
Satelit LAPAN-A2 rencananya akan diluncurkan menggunakan roket
PSLV ISRO India pada pertengahan tahun 2013 akan tetapi gagal dilakukan
karena masih adanya permasalahan teknis dengan muatan utama roket
PSLV tersebut yaitu satelit Astrosat milik India. Hal ini mengakibatkan
peluncurannya dijadwal ulang menjadi pertengahan tahun 2014 yang pada
kenyataannya juga mengalami penundaan hingga akhirnya diluncurkan pada
tanggal 28 September 2015.
Tabel 3.5. Perbandingan realisasi IKU pada kegiatan pengembangan satelit
Tahun 2014 – 2015
Tahun IKU Realisasi
2014 Jumlah tipe satelit yang siap
diluncurkan LAPAN A2
2015 Jumlah tipe satelit untuk
pemantauan
LAPAN Tubsat dan LAPAN A2
Kegiatan pengembangan fasilitas pendukung litbang satelit dilakukan
secara terencana pada setiap tahun anggaran, mengingat besarnya anggaran
yang dibutuhkan untuk pengadaan fasilitas tersebut. Hingga saat ini
beberapa fasilitas pendukung sudah dimiliki dan hampir terpenuhi untuk
skala AIT satelit kelas mikro hingga 100 kg, walaupun masih ada beberapa
proses pengujian satelit yang dilakukan dengan menggunakan/menyewa
fasilitas yang dimiliki oleh instansi lain baik dalam maupun luar negeri.
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
34
Gambar 3.9. Capaian Pengembangan Satelit Mikro Eksperimen (Seri A)
Program pesawat tanpa awak penekanannya dilakukan pada
penguasaan mandiri dari hulu ke hilir pesawat udara tanpa awak dengan
target output berupa UAV kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE).
Pengembangan ini akan menemukan momentumnya dengan cara
mengintegrasikan UAV yang ada menjadi system pemantauan selat dan
maritime berbasis teknologi UAV. Sistem ini lebih mengedepankan konsep
integrasi UAV, sistem pemantauan dan komunikasi. Dengan integrasi ini,
sistem pemantauan dapat lebih efektif cepat dan real time dengan coverage
yang cukup untuk menghandle daerah selat dan laut yang cukup rawan
dengan kejahatan kemaritiman seperti illegal fishing.
IKU 3 : Jumlah tipe pesawat udara tanpa awak untuk
pemantauan
Target Realisasi Capaian
2 Tipe
(LSU-01 dan LSU-02)
2 Tipe
(LSU-01 dan LSU-02) 100%
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
35
Gambar 3.10. Pemanfaatan Pesawat UAV tipe LSU
Salah satu indikasi keberhasilan dari peningkatan kemampuan
litbangyasa dibidang teknologi penerbangan adalah jumlah tipe pesawat
tanpa awak yang dimanfaatkan oleh pengguna untuk pemantauan.
Purwarupa pesawat atau LAPAN Surveillance UAV (LSU) yang sudah
dimanfaatkan secara luas oleh pengguna adalah LSU-01 dan LSU-02.
Pemanfaatan LSU-01 untuk kegiatan pemotretan di daerah Poso sudah
terlaksana pada tanggal 18 - 26 Januari 2015. Foto ini dimanfaatkan untuk
membantu pemantauan pada daerah Poso, Sulawesi Tengah.
Gambar 3.11. Hasil foto daerah Poso menggunakan pesawat LSU-01
Pemanfaatan LSU-01 dan LSU-02 untuk diseminasi pemotretan daerah
garis pantai telah dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2015 di Cilamaya,
Karawang, Jawa Barat dengan BIG sebagai instansi pengguna. Pemotretan ini
bertujuan untuk mengetahui batas antara daratan dan air pada saat terjadi
surut maksimum. Batas tersebut digunakan untuk mengetahui batas wilayah
suatu daratan. Pelaksanaan pengambilan gambar ini dilakukan pada tanggal
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
36
8 Agustus 2015, karena pada tanggal tersebut terjadi pasang dan surut
maksimum didaerah pantai Cilamaya.
Gambar 3.12. Kegiatan pemotretan garis pantai di Cilamaya menggunakan
pesawat tanpa awak LSU-01 dan LSU-02
Pesawat udara nirawak atau UAV (UnManned Aerial Vehicle) yang
dibangun oleh Lapan lebih dikenal sebagai LAPAN Surveillance UAV (LSU)
berkembang sangat pesat dan dalam perkembangannya dikenal terminologi
low speed dan high speed dalam konteks kecepatan UAV, low altitude dan high
altitude pada ketinggian yang mampu dijangkau UAV. Lapan terus
mengembangkan UAV ini dengan beberapa tipe dengan fungsi dan
kegunaan berbeda untuk monitoring dan observasi wilayah yang terkena
bencana, monitoring wilayah pertanian, kehutanan, perkebunan, perkotaan,
wilayah laut, dan wilayah perbatasan Negara.
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
37
Gambar 3.13. Beberapa varian pesawat tanpa awak yang dikembangkan untuk
mendukung sistem pemantauan
Sementara itu, LAPAN juga mengembangkan pesawat ringan Light
Surveillance Aircraft (LSA) berawak ganda untuk membantu melakukan
observasi permukaan bumi dengan misi airborne remote sensing. Dengan
waktu, jarak tempuh yang lebih lama dan jangkauan ketinggian yang lebih
tinggi dibanding pesawat tipe LSU, maka akan sangat bermanfaat dalam
melakukan monitoring dan observasi wilayah yang ditargetkan.
Gambar 3.14. Pemanfaatan Pesawat LSA dalam Observasi Wilayah
Pertanian di Subang
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
Dengan kemampuan
merencanakan membangun pesawat transport dengan jangkauan jarak
pendek untuk digunakan melayani penerbangan perintis di daerah terpencil.
Saat ini sedang dikembangkan pesawat transport
PT.Dirgantara
desain pesawat transport N219 sudah selesai dikerjakan dan siap memasuki
proses selanjutnya yaitu
dan komponen program N
Powerplant, Wind Screen, Wiper
Control, Brealing System, Airframe Component, Landing Gear, Payloads,
Propeller, Cabin Window
Drop Test, Wind Tunnel Model and
Selesainya seluruh modul dan dokumen juga menandakan kesiapan
program ini untuk melangsungkan
penampilan p
di PT DI yang dihadiri oleh Menteri Koordinator Polhukam mewakili
Presiden, Menteri PanRB, Gubernur Jawa Barat, Kepala LAPAN, Direktur
Utama PT DI, dan segenap struktural dari berbagai lembaga yang diundang
pada acara tersebut.
Gambar 3.1
penampilan perdana pesawat transport nasional
para pejabat negara
Adanya pengembalian anggaran pada tahun 2014 sebesar 88
rupiah karena keterlambatan pengadaan komponen,
anggaran tahun 2015 terpakai untuk memenuhi pekerjaan tahun 2014.
Selanjutnya, pemenuhan anggaran diusahakan melalui BaBun dan LAPAN.
Adapun hal-hal yang mendasari anggaran tambahan ini ada
pengembangan dan integrasi komponen diperlukan adanya
cost yang merupakan biaya pengembangan oleh vendor asal komponen.
IKU 4 : Jumlah produk desain pesawat transport nasional
yang siap diproduksi oleh industri penerbangan
1 Produk desain
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
hun 2015
Dengan kemampuan engineering yang dimiliki, LAPAN juga
merencanakan membangun pesawat transport dengan jangkauan jarak
pendek untuk digunakan melayani penerbangan perintis di daerah terpencil.
Saat ini sedang dikembangkan pesawat transport bekerjasama dengan
PT.Dirgantara Indonesia (PT.DI). Pada tahun 2015 ini, 1 (satu)
desain pesawat transport N219 sudah selesai dikerjakan dan siap memasuki
proses selanjutnya yaitu first flight. Selain purwarupa, sebanyak 21 modul
dan komponen program N-219, yang terdiri dari: Radome, Engine, Fuel System,
Powerplant, Wind Screen, Wiper, ECS, Instrument, Electrical, Avionics, Flight
Control, Brealing System, Airframe Component, Landing Gear, Payloads,
Propeller, Cabin Window dan Software Design, Engineering Flight Simulator
p Test, Wind Tunnel Model and Testing sudah tercapai seluruhnya
Selesainya seluruh modul dan dokumen juga menandakan kesiapan
program ini untuk melangsungkan “Penampilan Perdana
perdana berhasil terselenggara pada tanggal 10 Desember
di PT DI yang dihadiri oleh Menteri Koordinator Polhukam mewakili
Presiden, Menteri PanRB, Gubernur Jawa Barat, Kepala LAPAN, Direktur
Utama PT DI, dan segenap struktural dari berbagai lembaga yang diundang
pada acara tersebut.
Gambar 3.15. Pemecahan kendi oleh Menkopolhukam sebagai tanda peresmian
penampilan perdana pesawat transport nasional N219 dan
para pejabat negara di depan pesawat N219 di hanggar PT DI
Adanya pengembalian anggaran pada tahun 2014 sebesar 88
karena keterlambatan pengadaan komponen,
anggaran tahun 2015 terpakai untuk memenuhi pekerjaan tahun 2014.
Selanjutnya, pemenuhan anggaran diusahakan melalui BaBun dan LAPAN.
hal yang mendasari anggaran tambahan ini ada
pengembangan dan integrasi komponen diperlukan adanya
yang merupakan biaya pengembangan oleh vendor asal komponen.
Jumlah produk desain pesawat transport nasional
yang siap diproduksi oleh industri penerbangan
Target Realisasi
1 Produk desain
(N219)
1 Produk desain
(N219)
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
38
yang dimiliki, LAPAN juga
merencanakan membangun pesawat transport dengan jangkauan jarak
pendek untuk digunakan melayani penerbangan perintis di daerah terpencil.
ekerjasama dengan
(satu) buah produk
desain pesawat transport N219 sudah selesai dikerjakan dan siap memasuki
. Selain purwarupa, sebanyak 21 modul
Radome, Engine, Fuel System,
Electrical, Avionics, Flight
Control, Brealing System, Airframe Component, Landing Gear, Payloads,
Software Design, Engineering Flight Simulator,
sudah tercapai seluruhnya.
Selesainya seluruh modul dan dokumen juga menandakan kesiapan
Penampilan Perdana”. Kegiatan
pada tanggal 10 Desember 2015
di PT DI yang dihadiri oleh Menteri Koordinator Polhukam mewakili
Presiden, Menteri PanRB, Gubernur Jawa Barat, Kepala LAPAN, Direktur
Utama PT DI, dan segenap struktural dari berbagai lembaga yang diundang
sebagai tanda peresmian
dan foto bersama
di depan pesawat N219 di hanggar PT DI (10/12/15)
Adanya pengembalian anggaran pada tahun 2014 sebesar 88 miliar
karena keterlambatan pengadaan komponen, menyebabkan
anggaran tahun 2015 terpakai untuk memenuhi pekerjaan tahun 2014.
Selanjutnya, pemenuhan anggaran diusahakan melalui BaBun dan LAPAN.
hal yang mendasari anggaran tambahan ini adalah dalam
pengembangan dan integrasi komponen diperlukan adanya non-recurring
yang merupakan biaya pengembangan oleh vendor asal komponen.
Jumlah produk desain pesawat transport nasional
yang siap diproduksi oleh industri penerbangan
Capaian
100%
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
39
Selain itu juga perkembangan dollar selama tahun ini menyebabkan harga
komponen melebihi dari jumlah yang sudah dianggarkan.
Kegiatan sertifikasi N219 tertunda diakibatkan mundurnya jadwal
Penampilan Perdana yang semula akan berlangsung pada bulan Oktober
2015 menjadi bulan Desember 2015. Hubungan kerja dengan PT. DI dalam
rangka program pesawat transport nasional N219, semakin melambungkan
nama LAPAN dan semakin menjadi tanda kehadiran LAPAN dalam dunia
penerbangan Indonesia. Terselenggaranya Penampilan Perdana N219
menjadi tanda awal pencapaian besar dalam pengembangan riset dibidang
penerbangan. Penampilan Perdana N219 menandakan LAPAN mampu
merintis kebangkitan kembali industri penerbangan di Indonesia.
Dalam pengembangan pesawat N219 ini terdapat kendala yang
dihadapi, meliputi masih adanya tool dan jig yang belum diselesaikan oleh
vendor akibat keterbatasan industri yang mampu membuat tool dan jig di
Indonesia. Sehingga solusi yang telah dilakukan adalah pihak PT DI
mensupervisi langsung ke industri terkait untuk menyelesaikan pekerjaan
tersebut sesuai jadwal yang telah disusun.
Hasil iptek penerbangan dan antariksa yang telah dilakukan LAPAN
selama ini dirasakan sangat membantu kehidupan masyarakat. Upaya
penyebaran produk berbasis sains antariksa dan sains atmosfer serta
berbasis penginderaan jauh, dilakukan dengan intensitas yang masif. Hasil
iptek penerbangan dan antariksa yang disebarluaskan kepada masyarakat
pengguna dimanfaatkan untuk keperluan pemantauan SDA, lingkungan serta
mitigasi bencana dan perubahan iklim maupun kebutuhan lainnya.
Indonesia sebagai negara kepulauan dikenal dengan wilayah yang
ekstrim secara geologis karena berada di wilayah pertemuan lempeng dunia,
sehingga sangat rentan terhadap kejadian bencana geologis seperti gempa
bumi, tsunami dan gunung meletus serta cuaca ekstrim. Informasi yang
akurat dan tepat waktu mengenai kondisi lingkungan dan proyeksinya sangat
dibutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen dan
kebijakan untuk meningkatkan kinerja di berbagai sektor pembangunan
seperti pertanian, perhubungan, energi, lingkungan hidup, sumber daya air,
kesehatan dan penanggulangan bencana.
IKU 5 : Jumlah model pemanfaatan iptek penerbangan dan
antariksa untuk pemantauan SDA, lingkungan serta
mitigasi bencana dan perubahan iklim
Target Realisasi Capaian
14 Model
(7 Desain, 7 Deinderaja)
15 Model
(8 Desain, 7 Deinderaja) 107,14%
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
40
Pada tahun 2015, LAPAN telah melakukan litbang iptek penerbangan
dan antariksa yang telah menghasilkan beberapa produk, antara lain: model,
modul, pedoman dan prototipe untuk mendukung pengambilan keputusan
manajemen dan kebijakan. Capaian hasil litbang LAPAN melebihi dari target
yang ditetapkan yaitu sejumlah 15 model pemanfaatan iptek penerbangan
dan antariksa untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana
dan perubahan iklim. Namun demikian secara kualitasnya masih harus terus
dikembangkan dan ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Adapun rincian model/pedoman/modul/prototipe yang dihasilkan
LAPAN pada tahun 2015 sebagai berikut:
a. Pemodelan di bidang sains antariksa dan sains atmosfer yang
menghasilkan 8 model, yaitu:
1. Model Atmosfer Lingkungan dengan nama aplikasi Decision
Support System (DSS) Srikandi,
2. Model Atmosfer Kebencanaan dengan nama aplikasi DSS
Kebencanaan,
3. Model Iklim dengan nama aplikasi DSS Maritim,
4. Model Prediksi Benda Jatuh Antariksa hingga ketinggian
120 km untuk mitigasi / pemantauan benda jatuh antariksa,
5. Model Gangguan Medan Magnet Bumi
6. Model Numerik : interaksi medan antar-planet dan angin
ionosfer berbasiskan simulasi numerik menggunakan model
dinamo ionosfer global untuk mitigasi / pemantauan cuaca
antariksa,
7. Model Propogasi HF ionosfer Indonesia dengan metode
prediksi komunikasi HF, dan
8. Model (konseptual) kemunculan sintilasi ionosfer diatas
Indonesia menggunakan mekanisme sintilasi ionosfer
(komunikasi HF).
Hasil model-model tersebut telah digunakan dan diaplikasikan
guna mendukung/memperkuat sistem pendukung keputusan
Decision Support System (DSS) dinamika atmosfer ekuatorial dan
sistem pendukung keputusan (DSS) cuaca antariksa, sebagian model
masih dilakukan pengembangan guna memperbaiki kualitas dari
model yang telah dipakai/diaplikasikan.
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
41
LAYANAN INFORMASI DAN PRAKIRAAN CUACA ANTARIKSA (http://swifts.sains.lapan.go.id)
Gambar 3.16. Decision Support System (DSS) Berbasis Sains Antariksa
b. Pemodelan di bidang pengideraan jauh yang menghasilkan
7 model/pedoman/modul/prototype, yang terdiri dari 3 (tiga)
model, 2 (dua) modul dan 2 (dua) prototipe.
Tiga model bidang penginderaan jauh yang dihasilkan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Model atau metode Quality Control (QC)
Model atau metode Quality Control (QC) dan
pengolahan data resolusi sangat tinggi (Pleaides, WorlView,
QuickBird, dan GeoEye). Modul yang dibangun ini telah
berhasil melakukan QC data sebesar 929.465,0222 km2 dan
mengolah data resolusi sangat tinggi menjadi pansharpened
sebesar 335.805,2877 km2. Metode ini diterapkan dalam
implementasi kerjasama LAPAN dan BIG dalam pengadaan
data resolusi tinggi mendukung Nawa Cita, khususnya untuk
pembangunan desa dan kawasan tertinggal serta memenuhi
kebutuha pembuatan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).
2. Model pemanfaatan data penginderaan jauh untuk kualitas
air
Metode yang merupakan hasil kegiatan penelitian
menggunakan data citra Landsat-8 untuk menghasilkan
sebaran Total Susfended Matter (TSM) menggunakan data
reflektansi kanal 4 (band merah).
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
42
Gambar 3.17. Model penentuan kualitas air
3. Model pemanfaatan data penginderaan jauh untuk
pengembangan wilayah.
Pemanfaatan data satelit Pleiades untuk mendukung
proses penyusunan RDTR dapat dimanfaatkan sebagai:
arahan (guideline) dalam penggunaan data resolusi tinggi
untuk pembuatan peta dasar skala detail (1 : 5.000) sebagai
dasar dalam peletakan arahan rencana pemanfaatan ruang
skala detail, juga menjadi acuan atau pedoman bagi setiap
instansi perencanaan tata ruang pada kegiatan proses
penyusunan RDTR dan memberikan orientasi awal dalam
memilih dan memilah data satelit resolusi tinggi yang sesuai
dengan lingkup dan skala produk RDTR yang akan dibuat.
Gambar 3.18. Model untuk identifikasi pengembangan wilayah
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
43
Dalam penelitian di bidang penginderaan jauh menghasilkan
juga modul yang didesain dan diimplementasikan untuk
meningkatkan performansi operasional dan layanan penginderaan
jauh. Adapun 2 (dua) modul yang berhasil dibuat dan
diimplementasikan adalah sebagai berikut:
1. Modul koreksi radiometri (atmosferic correction) citra
Landsat-7/8.
Modul ini dibangun dengan mengintegrasikan modul
opensource yang diperoleh dari kerja sama dengan USGS.
Output yang dihasilkan adalah data Landsat refrelectance
yang siap diakses oleh pengguna.
2. Modul sistem pelaporan pelayanan Bank Data Penginderaan
Jauh Nasional (BDPJN).
Modul ini dibangun untuk memudahkan sistem
pelaporan pelayanan yang telah digunakan. Modul dibangun
dengan software dan database opensource yang dapat
menangani para petugas pelayanan (account manager) yang
terbagi dalam beberapa wilayah untuk seluruh Kementerian/
Lembaga, TNI, Polri dan Pemerintah Daerah. Selain itu juga
dapat menangani pelayanan kepada Perguruan Tinggi dan
masyarakat lainnya.
Gambar 3.19. Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN)
Selain model dan modul diatas, LAPAN juga menghasilkan
2 (dua) prototipe dalam bidang penginderaan jauh, sebagai berikut:
1. Prototipe sistem integrasi penerimaan, pengolahan data
Landsat-7/8 di Stasiun Bumi Rumpin.
Prototipe yang dihasilkan telah diujicoba dan
diimplementasikan sebagai sistem operasional untuk
penerimaan dan pengolahan data Landsat-7/8 di Stasiun Bumi
Rumpin. Sistem dibangun dengan software open source yang
mengintegrasikan modul dan subsistem dari antenna,
demodulator, Landsat processor hingga sistem katalog. Sistem
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
44
juga secara otomatis dapat menjadwalkan penerimaan,
pengolahan hingga sistem pelaporan kepada USGS dan
operator untuk memonitor keberhasilan dan kegagalan
sistem. Hasil ujicoba dan operasional, sistem integrasi
penerimaan, pengolahan data Landsat-7/8 di Stasiun Bumi
Rumpin mampu menghasilkan data Landsat-7/8 siap diakses
oleh pengguna dalam waktu 3,5 jam setelah waktu akuisisi.
2. Prototipe Sistem Pemantauan Bumi Nasional (SPBN) untuk
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Provinsi.
Prototipe atau sistem yang dibangun adalah SPBN untuk
dengan mengintegrasikan ketersediaan data dan informasi
penginderaan jauh yang dibutuhkan oleh pengguna.
No Pengguna Deskripsi Sistem Yang Dihasilkan
1 Provinsi
Jawa
Tengah
� Mosaik citra satelit penginderaan jauh resolusi menengah
dan tinggi tahun 2014-2015.
� Citra satelit penginderaan jauh resolusi sangat tinggi
tahun 2013-2014 untuk kota-kota besar di Provinsi Jawa
Tengah.
� Fase Tanaman Padi Sawah tahun 2015 update setiap 14
hari.
� Titik Rawan Kekeringan Sawah Tahun 2015 update setiap
14 hari.
� Titik Rawan Banjir Sawah tahun 2015 update setiap 14
hari.
� Deforestrasi tahun 2010-2012 hari..
� Jaringan Irigasi (Sumber : Mosaik citra SPOT-6/7 tahun
2013-2014) di Kabupaten Brebes dan Kabupaten
Sukoharjo.
� Jaringan Jalan (Sumber : Peta Rupa Bumi tahun 2010) di
Kabupaten Brebes dan Kabupaten Sukoharjo.
� Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) Tahun 2015 update
setiap hari untuk wilayah laut sekitar wilayah Provinsi
Jawa Tengah
2 Provinsi
Sulawesi
Selatan
� Mosaik citra satelit penginderaan jauh resolusi menengah
dan tinggi tahun 2014-2015.
� Citra satelit penginderaan jauh resolusi sangat tinggi
tahun 2013-2014 untuk kota-kota besar di Provinsi
Sulawesi Selatan.
� Fase Tanaman Padi Sawah tahun 2015 update setiap 14
hari.
� Titik Rawan Kekeringan Sawah Tahun 2015 update setiap
14 hari.
� Titik Rawan Banjir Sawah tahun 2015 update setiap 14
hari.
� Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) Tahun 2015
update setiap hari untuk wilayah laut sekitar wilayah
Provinsi Sulawesi Selatan.
3 Provinsi
Bangka
Belitung
� Mosaik citra satelit penginderaan jauh resolusi menengah
dan tinggi tahun 2014-2015.
� Citra satelit penginderaan jauh resolusi sangat tinggi
tahun 2013-2014 untuk kota-kota besar di Provinsi
Bangka Belitung
� Fase Tanaman Padi Sawah tahun 2015 update setiap 14
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
45
No Pengguna Deskripsi Sistem Yang Dihasilkan
hari.
� Titik Rawan Kekeringan Sawah Tahun 2015 update setiap
14 hari.
� Titik Rawan Banjir Sawah tahun 2015 update setiap 14
hari.
� Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) Tahun 2015
update setiap hari untuk wilayah laut sekitar wilayah
Provinsi Bangka Belitung
� Daerah tambang Provinsi Bangka Belitung.
4 Provinsi
Gorontalo
� Mosaik citra satelit penginderaan jauh resolusi menengah
dan tinggi tahun 2014-2015.
� Citra satelit penginderaan jauh resolusi sangat tinggi
tahun 2013-2014 untuk kota-kota besar di Provinsi
Gorontalo
� Fase Tanaman Padi Sawah tahun 2015 update setiap 14
hari.
� Titik Rawan Kekeringan Sawah Tahun 2015 update setiap
14 hari.
� Titik Rawan Banjir Sawah tahun 2015 update setiap 14
hari.
� Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) Tahun 2015
update setiap hari untuk wilayah laut sekitar wilayah
Provinsi Gorontalo
5 Kepolisan
Republik
Indonesia,
khususnya
Korps Lalu
Lintas
(Korlantas)
dalam
menangani
mudik
lebaran
2015
� Mosaik citra satelit penginderaan jauh resolusi menengah
dan tinggi tahun 2014-2015.
� Citra satelit penginderaan jauh resolusi sangat tinggi
tahun 2013-2014 untuk kota-kota besar di Pulau Jawa
� Jalur jalan yang terdiri dari: jalur utara, tengah, selatan,
jalan tol, jalan alternatif dan jalan kereta. Setiap jalan
mempunyai informasi nama, lebar dan kelas jalan
� Titik Km Tol pada setiap selang 10 km sepanjang jalan tol
Cikampek, Cipali dan Cipularang.
� Titik Potensi Macet yang memberikan informasi lokasi
potensi terjadinya kemacetan seperti: pintu tol,
pertemuan tol, pasartumpah dan persimpangan jalan
� Titik Jalan Alternatif yang memberikan informasi kota
terdekat, kelas jalan dan kondisi jalanyang dilalui oleh
jalan alternatif
� Rest Area dan SPBU di sepanjang jalan tol dan jalan non
tol wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah
� Kantor Polisi yang terdiri dari sebagaian kantor Polres dan
Polsek di wilayah Jawa Barat
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
46
Gambar 3.20. Produk SPBN berupa Informasi Spasial Zona Potensi
Penangkapan Ikan (ZPPI)
Secara umum, target kinerja sasaran strategis-1 dapat dicapai dengan sangat
baik, yaitu seluruh indikator kinerja utama dapat tercapai rata-rata di atas 100%.
Hal ini dapat digambarkan capaian kinerja untuk meletakkan dasar-dasar untuk
mencapai pusat unggulan penerbangan dan antariksa, khususnya pada kriteria
academic excellent, yaitu secara kontinyu dapat menghasilkan produk litbang dan
perekayasaan iptek penerbangan dan antariksa yang diakui baik secara nasional
maupun internasional.
Selain itu hasil litbang dan perekayasaan iptek penerbangan dan antariksa juga
ditujukan untuk peningkatan performansi operasional dan layanan publik, dengan
selalu dijaga dan ditingkatkan kualitas data dan informasi melalui kegiatan litbang
dan perekayasaan yang selektif. Berdasarkan hasil kinerja sasaran strategis ini,
LAPAN telah berhasil membuat pondasi untuk capaian kinerja dalam lima tahun
kedepan sesuai Renstra 2015-2019, untuk mewujudkan untuk mewujudkan
Indonesia yang maju dan mandiri.
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
47
Sasaran strategis ke-2 diukur melalui peningkatan pemanfaatan dan layanan
publik iptek penerbangan dan antariksa dalam mendukung pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan, serta berstandar internasional dan berkesinambungan. Adapun
pencapaian IKU dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pemasyarakatan hasil litbang LAPAN dilakukan dengan kerjasama
teknis untuk pemanfaatan dan pengembangan iptek penerbangan dan
antariksa dengan berbagai instansi. Pada tahun 2015, LAPAN telah
melaksanakan kerjasama dalam melayani kebutuhan akan produk iptek
penerbangan dan antariksa kepada pengguna yang terdiri dari Kementerian/
Lembaga, TNI / Polri, Pemerintah Daerah, perguruan tinggi dan swasta,
dengan rincian sebagai berikut:
a. Bidang sains antariksa dan sains atmosfer
No Pengguna Jenis layanan
A. Data Sains Antariksa dan Atmosfer
1 Institut Teknologi Bandung Kualitas Udara (real time) di Jl.
Pasopati, tamansari dan skitarnya
2 BAPPEDA Kabupaten Bandung Data Iklim dan cuaca, khususnya di
Daerah Bandung Selatan selama
kurun waktu 1930 s/d 2015
3 UNPAD Data kualitas udara harian di kota
Bandung athun 2009 – 2015
4 ITS Data sekunder ISPU dari stasiun
pemantau kualitas udara kota
Bandung 5 tahun terakhir NO2.
5 RCTI Interaksi gelombang Akustik,
Gravitasi dan Seismik terkait “Earth
Hum”
Sasaran Strategis ke-2 Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang
prima
IKU 6 : Jumlah instansi pengguna layanan Iptek
penerbangan dan antariksa
Target Realisasi Capaian
125 Instansi
� 20 desain,
� 5 detekgan,
� 100 deinderaja
200 Instansi
� 25 desain,
� 10 detekgan,
� 165 deinderaja
160%
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
48
No Pengguna Jenis layanan
6 PT. GeoACE Data kualitas udara (5 tahun) NOx,
SOx,SPM
7 Universitas Tanjungpura Temperatur harian dan solar energy
untuk wilayah makasar
B. Informasi Sains Antariksa dan Atmosfer
8 Dinas Kelautan dan Perikanan
Pemda DIY
Rancangan sistem pendukung
keputusan (DSS Semar Atmosfer)
9 BMKG Informasi atmosfer untuk penetapan
awal musim penghujan dan kemarau
10 Kementerian Pertanian Informasi atmosfer penetapan
untuk kalender tanam
C. Bimbingan Teknis Sains Antariksa dan Atmosfer
11 Kementerian Perhubungan Bimtek Manajemen Frekuensi dan
Teknis Komunikasi Radio (MFTKR)
Tingkat Dasar
12 Kabupaten Raja Ampat Bimtek Manajemen Frekuensi dan
Teknis Komunikasi Radio (MFTKR)
Tingkat Dasar dan Tingkat Lanjut
13 Kabupaten Flores Timur Bimtek Manajemen Frekuensi dan
Teknis Komunikasi Radio (MFTKR)
Tingkat Dasar
14 Kabupaten Bulukumba Bimtek Manajemen Frekuensi dan
Teknis Komunikasi Radio (MFTKR)
Tingkat Dasar
15 Kabupaten Bungo Bimtek Manajemen Frekuensi dan
Teknis Komunikasi Radio (MFTKR)
Tingkat Dasar
16 Kabupaten Manokwari Bimtek Manajemen Frekuensi dan
Teknis Komunikasi Radio (MFTKR)
Tingkat Dasar
17 Kabupaten Indragiri Hilir Bimtek Manajemen Frekuensi dan
Teknis Komunikasi Radio (MFTKR)
Tingkat Dasar 18 Provinsi Jambi Bimtek Manajemen Frekuensi dan
Teknis Komunikasi Radio (MFTKR)
Tingkat Dasar dan Tingkat Lanjut 19 Provinsi DIY Bimtek Manajemen Frekuensi dan
Teknis Komunikasi Radio (MFTKR)
Tingkat Dasar 20 Kabupaten Kerinci Bimtek Manajemen Frekuensi dan
Teknis Komunikasi Radio (MFTKR)
Tingkat Dasar 21 Kabupaten Sijunjung Bimtek Manajemen Frekuensi dan
Teknis Komunikasi Radio (MFTKR)
Tingkat Dasar 22 Kabupaten Bungo Bimtek Manajemen Frekuensi dan
Teknis Komunikasi Radio (MFTKR)
Tingkat Lanjut
23 Kabupaten Bulungan Bimtek Manajemen Frekuensi dan
Teknis Komunikasi Radio (MFTKR)
Tingkat Lanjut
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
49
No Pengguna Jenis layanan
24 BPBD Kab. Bandung Bimtek Peringatan dini bencana
berbasis satelit (SADEWA) dan
sistem pemantau otomatis (AWS)
25 BLH Prov. Jateng Bimtek Analisis Kualitas Udara dan
sosialisasi hasil litbang Bidang
Komposisi Atmosfer
Gambar 3.21. Penandatanganan MoU LAPAN- DI Yogyakarta (12/02/15) dan
Pencanangan Sistem DSS Semar dengan pilot project Dinas Kelautan dan
Perikanan DIY
b. Bidang teknologi penerbangan dan antariksa
No Pengguna Jenis layanan
1 PT.Mandiri Mitra Muhibbah Hilirisasi produk litbangyasa pesawat
terbang tanpa awak
2 Badan Informasi Geospasial (BIG) Pemanfaatan pesawat udara tanpa awak
untuk pemetaan lingkungan pantai
Indonesia
3 Balai Besar Litbang Sumber Daya
Lahan Pertanian (BBSDLP)
Pemanfaatan teknologi, data dan
informasi hasil pemotretan pesawat
terbang berawak maupun tanpa awak
untuk mendukung ketahanan pangan
4 TNI dan Densus 88 Pemantauan wilayah konflik
menggunakan pesawat tanpa awak LSU-
01 dan LSU-02
5 PT.DI Pemanfaatan produk desain pesawat
transport nasional N219 yang siap
diproduksi
6 ORARI Pengembangan teknologi komunikasi
radio dan satelit untuk memperluas
jangkauan komunikasi yang
menggunakan jalur radio amatir baik
data voice maupun data teks dengan
satelit LAPAN-A2
7 IPB Pengembangan sistem ruas bumi
penerima data satelit LAPAN-A3 dan
pemanfaatan data satelit lingkungan dan
cuaca
8 Balitbang Kemenhan Pemanfaatan hasil litbangyasa roket
pertahanan
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
No
9
10
c. Bidang
Adapun
pemanfaatan
tahun
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
hun 2015
Pengguna Jenis layanan
PT Dahana Pemanfaatan hasil litbangyasa bahan
baku propelan untuk roket
PT Indelec Pemanfaatan hasil litbangyasa roket
untuk meneliti ketahanan peralatan
elektronik tersebut dari sambaran petir
Gambar 3.22. Kesepakatan Kepala LAPAN dan KASAU dalam
rangka pemanfaatan hasil litbang LAPAN untuk mendukung TNI
untuk kepentingan bangsa, Cilangkap (12/11/15)
Bidang penginderaan jauh
Adapun daftar Kementerian/Lembaga yang dilayani
pemanfaatan data dan informasi di bidang penginderaan jauh pada
2015, sebagai berikut:
Unit Kerja
Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik
Badan Informasi Geospasial (BIG)Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan
Informasi Geospasial
Direktorat Penanganan Narkoba Badan Narkotika Nasional (BNN)
Deputi Bidang Pencegahan dan
Kesiapsiagaan
Badan Nasional Penanggulangan
Bencana
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemdes Badan Pengawas Keuangan (BPK)
BP Kapet Palapas Sulawesi Tengah Badan Pengembangan Kawasan
Ekonomi Terpadu (BP KAPET)
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan
Sumber Daya Alam Badan Pengkajian dan
Teknologi (BPPT)UPT-Hujan Buatan
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(BAPPENAS)
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Jawa Barat
Badan Pertanahan Nasional Kantor Wilayah Propinsi Kalimantan Barat
Kanwil BPN Prov. Sulawesi Barat
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
50
Jenis layanan
Pemanfaatan hasil litbangyasa bahan
baku propelan untuk roket
Pemanfaatan hasil litbangyasa roket
untuk meneliti ketahanan peralatan
elektronik tersebut dari sambaran petir
Kepala LAPAN dan KASAU dalam
rangka pemanfaatan hasil litbang LAPAN untuk mendukung TNI
Cilangkap (12/11/15)
embaga yang dilayani dalam
bidang penginderaan jauh pada
Instansi
Badan Informasi Geospasial (BIG)
Badan Narkotika Nasional (BNN)
Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB)
Badan Pengawas Keuangan (BPK)
Badan Pengembangan Kawasan
Ekonomi Terpadu (BP KAPET)
Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT)
BAPPENAS
Badan Pertanahan Nasional
(BPN)
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
51
No Unit Kerja Instansi
13 Direktorat Perencanaan Tata Ruang
Kementerian Agraria dan Tata
Ruang (ATR)
14 Dirje Tata Ruang
15 Dirjen Pengendalian Pemanfataan Ruang dan
Penguasaan Tanah
16 Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan
dan Konservasi Energi
Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) 17
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
Kelautan_PPPGL
18 Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana
Geologi
19 Sekretaris Jenderal Kementerian Kumham Kementerian Hukum dan HAM
(KEMENHUMHAM)
20 BPSPL
Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP)
21 Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan
Pulau-pulau Kecil
22 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
23 Loka Pekanbaru_LKKPN Ditjen Kelautan,
Pesisir dan Pulau2 Kecil
24 Loka Sorong LPSPL Kelautan, Pesisir dan
Pulau pulau Kecil KKP
25 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perikanan Budidaya
26 Balitbang Kementerian Kesehatan Kementerian Kesehatan
(KEMENKES)
27 Dirjen Pajak Kantor Wil Bengkulu dan
Lampung Kementerian Keuangan
28 Kanwil DJPajak Jawa Tengah I
29 Bapedas Palangka Raya
Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK)
30 BPKH Wil. XI Jawa Madura
31 Balai Penelitian Kehutanan Palembang
32
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru, Ditjen Konservasi SDA dan
Ekosistem
33 Direktorat Bina Pengelolaan Ekosistem
Esensial
34 Direktorat Bina Rencana Pemanfaatan dan
Usaha Kawasan
35 Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan
Tata Lingkungan
36 Dirjen Bina Usaha Kehutanan
37 Dirjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
KEMLHK
38 Ditjen Bina Usaha
39 Ditjen Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
40 Pusat Pengelolaan Ekoregion Bali dan Nusa
Tenggara
41 Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion
Kalimantan
42 Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (KEMEN
PU)
43 Direktorat Irigasi dan Rawa
44 Direktorat Jenderal Tata Ruang
45 Pusat Pengembangan Kawasan Strategis
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
52
No Unit Kerja Instansi
46 Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan
(KEMENHAN)
47 Balai Besar Karantina Pertanian Makassar Kementerian Pertanian
(KEMENTAN) 48 Balai Besar Litbang SDL Pertanian
49 Pusat Penelitian Laut Dalam Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) 50 Pusat Penelitian Limnologi
51 Pusat Penelitian Oceanografi
Untuk TNI/Polri yang dilayani dalam pemanfaatan data dan
informasi di bidang penginderaan jauh pada tahun 2015, sebagai
berikut:
No Unit Kerja Instansi
1 Direktorat Topografi Angkatan Darat
TNI-AD 2 KODIKLAT TOPOGRAFI
3 KOPASSUS
4 Dinas Hidro-Oseanografi
TNI-AL 5 Dispamal
6 KORPS MARINIR
7 Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut
8 Dinas Pengamanan dan Persandian Angkatan
Udara TNI-AU
9 Detasemen Khusus 88 Anti Teror POLRI
LAPAN juga melayani pengguna yang berasal dari Pemerintah
Daerah dalam pemanfaatan data dan informasi di bidang
penginderaan jauh dan diharapkan pada tahun 2019 dapat melayani
kepada seluruh Propinsi. Adapun pemda-pemda yang dilayani
sebagai berikut:
No Unit Kerja Instansi
1 Kejaksaan Negeri Meulaboh Pemkab Aceh Barat
2 Bappeda Kabupaten Balangan Pemkab Balangan
3 DInas Pekerjaan Umum Pemkab Bangka Tengah
4 Bappeda Kabupaten Bangli Pemkab Bangli
5 Dinas PU & Kimpraswil Pemkab Bantaeng
6 Bappeda Kabupaten Bantul Pemkab Bantul
7 Sekretariat Daerah Pemkab Banyuasin Pemkab Banyuasin
8 Dinas Pertambangan dan Energi Pemkab Barito Utara
9 Bappeda Kabupaten Batang Pemkab Batang
10 Dinas Kelautan dan Perikanan Pemkab Belitung
11 Sekretariat Daerah Pemkab Belitung Timur Pemkab Belitung Timur
12 Pemkab Belu Pemkab Belu
13 Bappeda Kabupaten Bengkayang Pemkab Bengkayang
14 Sekretariat Daerah Pemkab Bengkulu Selatan Pemkab Bengkulu Selatan
15 Dinas PU Kabupaten Boalemo Pemkab Boalemo
16 Bappeda Kabupaten Bogor Pemkab Bogor
17 Dispenda Kabupaten Bogor
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
53
No Unit Kerja Instansi
18 Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro Pemkab Bojonegoro
19 Bappeda Kabupaten Brebes Pemkab Brebes
20 Bappeda Kabupaten Buleleng Pemkab Buleleng
21 Bappeda Kabupaten Cirebon Pemkab Cirebon
22 Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten
Enrekang Pemkab Enrekang
23 Bappeda Kabupaten Garut Pemkab Garut
24 Bappeda Kabupaten Gianyar Pemkab Gianyar
25 Bappeda Kabupaten Gorontalo Utara Pemkab Gorontalo Utara
26 Bappeda Kabupaten Halmahera Barat Pemkab Halmahera Barat
27 Bappeda Kabupaten Halmahera Utara Pemkab Halmahera Utara
28 Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan Pemkab Hulu Sungai Selatan
29 Bappeda Kabupaten Hulu Sungai Utara Pemkab Hulu Sungai Utara
30 Bappeda Kabupaten Indragiri Hulu dan
Penelitian Pembangunan Pemkab Indragiri Hulu
31 Dinas Kehutanan Kabupaten Jayapura Pemkab Jayapura
32 Bappeda dan PM Kabupaten Jembrana Pemkab Jembrana
33 Bappeda Kabupaten Katingan Pemkab Katingan
34 Bappeda Kabupaten Kepulauan Mentawai Pemkab Kepulauan Mentawai
35 Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan
Yapen Pemkab Kepulauan Yapen
36 Bappeda Kabupaten Ketapang Pemkab Ketapang
37 Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang
38 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemdes Kabupaten Kolaka Pemkab Kolaka
39 Dinas Kehutanan Kabupaten Konawe
Kepulauan Pemkab Konawe Kepulauan
40 Sekretariat Daerah Kabupaten Konawe
Selatan Pemkab Konawe Selatan
41 Bappeda Kabupaten Kotabaru Pemkab Kotabaru
42 Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur Pemkab Kutai Timur
43 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Lamandau Pemkab Lamandau
44 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Lamandau
45 Dinas Kehutanan Provinsi Sulut Pemprov Sulut
46 Dinas Perkebunan Sulut
47 Bappeda Kabupaten Magetan Pemkab Magetan
48 Badan Pengelola Perbatasan Daerah
Kabupaten Malinau Pemkab Malinau
49 Bappeda Kabupaten Malinau
50 Bappeda Kabupaten Maluku Tenggara Pemkab Maluku Tenggara
51 Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa Pemkab Mamasa
52 Bappeda Kabupaten Mamuju Tengah Pemkab Mamuju Tengah
53 Pemkab Mamuju Utara Pemkab Mamuju Utara
54 Sekretariat Daerah Kabupaten Minahasa
Utara Pemkab Minahasa Utara
55 Bappeda Kabupaten Muara Enim Pemkab Muara Enim
56 Sekretariat Daerah Kab. Musi Rawas Utara Pemkab Musi Rawas Utara
57 Bappeda Kab. Ngawi Pemkab Ngawi
58 Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Pemprov Sumsel
59 Sekretariat Daerah Kabupaten Nunukan Pemkab Nunukan
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
54
No Unit Kerja Instansi
60 Bappeda Kabupaten Ogan Komering Ulu Pemkab Ogan Komering Ulu
61 Bappeda Kabupaten Pacitan Pemkab Pacitan
62 Bappeda Kabupaten Padang Lawas Pemkab Padang Lawas
63 Bappeda Kabupaten Pandeglang Pemkab Pandeglang
64 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan
Pemkab Pangkajene dan
Kepulauan
65 Bappeda Kabupaten Pati Pemkab Pati
66 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Pelalawan Pemkab Pelalawan
67 Bappeda Kabupaten Pemalang Pemkab Pemalang
68 Bappeda Kabupaten Penukal Abab Lematang
Ilir
Pemkab Penukal Abab Lematang
Ilir
69 Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Pemkab Pesisir Selatan
70 Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
Kabupaten Pinrang
Pemkab Pinrang 71
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Perhubungan Kabupaten Pinrang
72 Pemkab Pinrang
73 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Pohuwato Pemkab Pohuwato
74 Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kabupaten
Poliwali Mandar Pemkab Polewali Mandar
75 Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Poso Pemkab Poso
76 Bappeda Kabupaten Sanggau
Pemkab Sanggau 77
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Sanggau
78 Bappeda Kabupaten Siak Pemkab Siak
79 Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang Pemkab Sintang
80 Dinas PU Kabupaten Solok Pemkab Solok
81 Dinas Tata Ruang Kabupaten Sukabumi Pemkab Sukabumi
82 Bappeda Kabupaten Sumedang Pemkab Sumedang
83 Dinas Bina Marga Kabupaten Tangerang Pemkab Tangerang
84 Dinas Tata Ruang Pemkab Tangerang
85 Bappeda Kabupaten Tanjung Jabung Timur Pemkab Tanjung Jabung Timur
86 Dinas PU Kabupaten Tanjung Jabung Timur
87 Bappeda Kabupaten Tasikmalaya Pemkab Tasikmalaya
88 Bappeda Kabupaten Tegal Pemkab Tegal
89 Dinas PU Kabupaten Teluk Bintuni Pemkab Teluk Bintuni
90 Bappeda Kabupaten Timor Tengah Selatan Pemkab Timor Tengah Selatan
91 Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Toraja Utara Pemkab Toraja Utara
92 Dinas PU, Tata Ruang, Pertambangan dan
Energi Kabupaten Wakatobi Pemkab Wakatobi
93 Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Kotawaringin Timur Pemkab Waringin Timur
94 Sekretariat Daerah Kabupaten Kotawaringin
Timur
95 Bappeda Kabupaten Wonosobo Pemkab Wonosobo
96 Pemkab Yalimo Pemkab Yalimo
97 Bappekot Ambon Pemkot Ambon
98 Dinas Tata Kota Pemkot Batam
99 Bappeda Denpasar Pemkot Denpasar
100 Bappeda Kota Gorontalo Pemkot Gorontalo
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
55
Gambar 3.23. Kesepakatan Bersama antara Kepala LAPAN dengan
Gubernur Sulawesi Selatan dan Sosialisasi Pemanfaatan Data Satelit
Penginderaan Jauh di depan para Kepala SKPD dan Bappeda (06/05/15)
Daftar Perguruan Tinggi yang dilayani dalam pemanfaatan data
dan informasi di bidang Penginderaan Jauh pada tahun 2015, sebagai
berikut:
No Unit Kerja Instansi
1 Manajemen Pertanian Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda (Politanisamarinda)
2 Program Studi Ilmu Pertanian Universitas Andalas
3 Fakultas Pertanian Universitas Hasanudin (UNHAS)
4 Fakultas Matematik dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sriwijaya Universitas Sriwijaya (UNSRI)
5 Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
(UNSYIAH)
Selain layanan informasi, LAPAN telah mendistribusikan data satelit
penginderaan jauh kepada pengguna sejumlah 26.300 data dengan rincian
17.027 data resolusi tinggi, 7.161 data resolusi menengah, sedangkan data
resolusi rendah yang dimanfaatkan pengguna adalah 2.112 data. Pencapaian
ini sangat tinggi dalam rangka mengimplementasikan Instruksi Presiden
No. 6 Tahun 2012 dan Undang-Undang No. 21 Tahun 2013 tentang
Keantariksaan melalui kegiatan pelayanan data satelit penginderaan jauh
resolusi resolusi tinggi serta mendukung seluruh kebutuhan nasional
termasuk Nawa Cita.
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
56
Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah masih banyak dijumpai
beberapa kekurangan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang
diharapkan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat kualitas
pelayanan. Disamping itu data indeks kepuasan masyarakat akan dapat
menjadi bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu
perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan
untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.
Tahun 2015 merupakan tahun ketiga LAPAN melakukan pengukuran
Survei Kepuasan Masyarakat (SKM). Pelaksanaan SKM tahun 2015
merupakan pembuktian LAPAN dalam melakukan pengukuran SKM yang
berkesinambungan agar masyarakat merasakan manfaat dari keberadaan
LAPAN, serta sebagai upaya meningkatkan kinerja dan perbaikan-perbaikan
terhadap pelayanan publik. Dengan prinsip pelayanan sebagaimana dalam
Peraturan Menteri PAN&RB tersebut, maka LAPAN telah menyusun SKM
dalam bentuk formulir kuesioner dengan menggunakan ruang lingkup yang
diamanahkan dalam Peraturan Menteri PAN&RB Nomor 16 Tahun 2014
Tentang Survei Kepuasan Masyarakat dan metodologi yang disesuaikan
dengan kebutuhan LAPAN.
Tabel 3.6. Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) dilingkungan LAPAN Tahun 2015
(bulan Januari s/d Agustus 2015)
NO. SATUAN KERJA JUMLAH
RESPONDEN NILAI SKM
SEKRETARIAT UTAMA 434 75,54
1 Inspektorat 38 76,13
2 Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara 160 77,08
3 Biro Perencanaan dan Organisasi 19 73,41
4 Biro Umum 147 74,89
5 Biro Kerjasama dan Hubungan Masyarakat 70 76,21
DEINDERAJA 312 80,21
6 Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh 105 82,76
7 Balai Penginderaan Jauh Parepare 183 80,13
8 Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh 24 78,12
DESAINS 329 81,96
9 Pusat Sains dan Antariksa 20 78,52
10 Balai Pengamatan Dirgantara Pontianak 96 83,28
11 Balai Pengamatan Dirgantara Watukosek 31 82,16
12 Loka Pengamatan Dirgantara Sumedang 18 80,44
IKU 7 : Indeks Kepuasan Masyarakat atas pelayanan Iptek
penerbangan dan antariksa Target Realisasi Capaian
Nilai 78
(0-100) 79,30 101,67
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
57
NO. SATUAN KERJA JUMLAH
RESPONDEN NILAI SKM
13 Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer 143 81,59
14 Loka Pengamatan Atmosfer Kototabang 16 86,01
15 Pusat Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan 5 81,75
DETEKGAN 362 79,34
16 Pusat Teknologi Roket 15 85,44
17 Balai Produksi dan Pengujian Roket Pameungpeuk 35 77,75
18 Pusat Teknologi Satelit 118 83,56
19 Balai Penjejakan dan Kendali Wahana Antariksa
Biak
74 74,12
20 Pusat Teknologi Penerbangan 120 75,81
JUMLAH RESPONDEN 1437
SKM LAPAN 79,30
Penyusunan SKM LAPAN 2015 dihasilkan melalui pengolahan SKM
Satuan Kerja di lingkungan LAPAN pada kurun waktu bulan Januari – Agustus
2015 yang dilakukan terhadap 1.437 responden sebagai masyarakat/
pengguna pelayanan publik yang diberikan oleh Satuan Kerja di lingkungan
LAPAN yang terdiri dari internal dan eksternal. Responden tersebut
diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai kualitas pelayanan
yang diberikan LAPAN kepada masyarakat berbasiskan Standar Pelayanan
Publik (SPP) yang telah ditetapkan. Terdapat 11 (sebelas) Satuan Kerja dari
20 Satuan Kerja di lingkungan LAPAN yang melakukan survei berbasiskan
SPP. Salah satu alasannya yaitu perlu adanya penyempurnaan SPP, karena
ternyata pelayanan publik yang diberikan dapat dikategorikan sebagai
pelayanan data penginderaan jauh, tidak perlu dipisah-pisah seperti SPP
yang berlaku sekarang.
Dari 84 Standar Pelayanan Publik (SPP), terdapat 53 SPP atau sebesar
63,09% yang disurvei menurut SPPnya. Dari hasil pengolahan SKM Satuan
Kerja di lingkungan LAPAN didapatkan nilai SKM LAPAN yaitu 79,30. Angka
tersebut berarti kualitas pelayanan LAPAN kepada masyarakat/ pengguna
hasil litbang LAPAN berkinerja pelayanan “Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa
kinerja pelayanan publik di LAPAN secara umum mencerminkan kualitas
dalam kategori Baik.
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan SKM yaitu dalam Peraturan
Menteri PAN&RB tidak adanya jumlah minimal responden dalam
pelaksanaan survei ini, sehingga hasil yang diberikan apakah bisa
mencerminkan kualitas pelayanan publik yang diberikan atau tidak. Jika
survei dilakukan berbasiskan SPP, maka jumlah responden akan berpencar,
sehingga responden untuk masing-masing SPP hanya sedikit jika
dibandingkan survei tidak berbasiskan SPP
Tabel 3.7. Perbandingan Nilai Survei Kepuasan Masyarakat LAPAN
Tahun 2013 – 2015
Tahun JUMLAH RESPONDEN NILAI SKM
2013 1288 78,03
2014 1579 77,27
2015 1437 79,30
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
58
Keberhasilan capaian Sasaran Strategis-2 ini menunjukkan LAPAN telah dapat
berperan dengan baik untuk melayani instansi Pemerintah dan masyarakat dalam
hal pelayanan iptek penerbangan dan antariksa. Capaian yang sangat berhasil
ditunjukkan adalah jumlah pelayanan teknis yang telah diberikan kepada
Kementerian/Lembaga, TNI, Polri, Pemda, Universitas dan swasta, serta
berdasarkan IKM yang cukup baik. Hal ini juga didorong oleh semakin
dibutuhkannya iptek penerbangan dan antariksa untuk menjalankan tugas dan
fungsi instansi terkait. Adanya tuntutan pemanfaatan iptek penerbangan dan
antariksa bagi instansi Pemerintah terkait, mendorong LAPAN untuk dapat melayani
semua kebutuhan tersebut. Sehubungan dengan itu untuk target layanan produk
yang dihasilkan, produk yang dimanfaatkan dan jumlah instansi yang dilayani trend
kedepan akan semakin meningkat. Hal ini akan dijadikan masukan untuk rencana
kerja 2016.
Upaya pencapaian visi LAPAN 2015-2019 selanjutnya dapat dicapai dengan
peningkatan kualitas atas hasil litbang iptek penerbangan dan antariksa yang
dilakukan. Salah satunya dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi
nasional maupun internasional, baik melalui publikasi ilmiah terindex dalam bentuk
makalah ilmiah yang dipublikasikan melalui jurnal ilmiah internasional terindes
atau dipublikasi dalam bentuk prosiding atau procidia ilmiah international. Selain
itu, tanda peningkatan kualitas litbang lainnya dapat dilakukan dengan peningkatan
perolehan HKI dari tahun ke tahun.
Terkait capaian IKU-8, publikasi nasional pada jurnal yang terakreditasi yang
dihasilkan pada tahun 2015 oleh LAPAN tidak mencapai target dari 45 makalah yang
direncanakan, hanya tercapai 39 makalah (86,67%).
Sasaran Strategis ke-3 Meningkatnya hasil karya ilmiah iptek penerbangan dan antariksa
IKU 8 : Jumlah publikasi nasional terakreditasi
Target Realisasi Capaian
45 Makalah
� 20 desains
� 15 detekgan
� 10 deinderaja
39 Makalah
� 9 desain,
� 15 detekgan,
� 15 deinderaja
86,67%
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
59
Adapun rincian publikasi nasional yang terakreditasi yang dihasilkan LAPAN
sebagai berikut:
Tabel 3.8. Publikasi Ilmiah pada jurnal Nasional Terakreditasi Tahun 2015
No Judul Publikasi Penulis Penerbit Keterangan
1. Muatan Pengukur Parameter
Atmosfer Roket Sonda RSX-
100 dan Metode
Pengujiannya,
Asif Awaludin,
Halimurrahman,
Rachmat
Sunarya, Laras
Tursilowati,
Bambang Sapto
Wibowo, Endro
Artono
Jurnal Sains
Dirgantara, Vol.12 No.
2 June 2015, nomor :
475/AU2/P2MI-
LIPI/08/2012, ISSN
1412-808X, p. 61-76
Desains,
Terbit 2015
2. Analissis Distribusi Spasial
dan Temporal Sintilasi
Ionosfer Kuat di Atas
Indonsia Selama Ekuinoks
2013
Asnawi,
Prayitno Abadi,
Sri Ekawati dan
Dessi Marlia
Jurnal Sains
Dirgantara, Vol.12 No.
2 June 2015, nomor :
475/AU2/P2MI-
LIPI/08/2012, ISSN
1412-808X, p.77-86
Desains,
Terbit 2015
3. Pengujian Teknik Korelasi
Untuk Deteksi Pengaruh
Aktifitas Gempa Bumi Besar
Pada Ionosfer.
Buldan Muslim Jurnal Sains
Dirgantara, Vol.12 No.
2 June 2015, nomor :
475/AU2/P2MI-
LIPI/08/2012, ISSN
1412-808X, p.87-102
Desains,
Terbit 2015
4. Pengamatan Optik Satelit
Leo: Analisis Fotometri
Rhorom
Priyatikanto,
Abdul Rahman,
Tiar Dani
Jurnal Sains
Dirgantara, Vol.12 No.
2 June 2015, nomor :
475/AU2/P2MI-
LIPI/08/2012, ISSN
1412-808X, p.103-116
Desains,
Terbit 2015
5. Perbandinagn foF2 Keluaran
MSILRI dengan Data
Observasi di Biak Model IRI
dan ASAPS
Sri Suhartini,
Irvan Fajar
Syidik dan
Danang Nurmali
Jurnal Sains
Dirgantara, Vol.12 No.
2 June 2015, nomor :
475/AU2/P2MI-
LIPI/08/2012, ISSN
1412-808X, p.117-126
Desains,
Terbit 2015
6. Performa Waveform Sistem
ALE 2G Pada Proses
Identifikasi Ketersediaan
Kanal Ionosfer Sirkut
Bandung-Watukosek
Varuliantor
Dear dan Adit
Kirniawan
Jurnal Sains
Dirgantara, Vol.12 No.
2 June 2015, nomor :
475/AU2/P2MI-
LIPI/08/2012, ISSN
1412-808X, p. 127-
139
Desains,
Terbit 2015
7. Proyeksi Awal Musim Di Jawa
Berbasis Hasil Downscaling
Conformal Cubic
Atmospheric Model (CCAM)
(Season Onset Projection In
Java Based On CCAM
Downscaling Output)
Haries
Satyawardhana
dan Armi
Susandi
Jurnal Sains
Dirgantara, Vol. 13
No. 1 Desember
2015, nomor :
475/AU2/P2MI-
LIPI/08/2013, ISSN
1412-808X.
Desains,
Dalam prosses
pencetakan
8. Arus Cincin Dan Pengaruhnya
Terhadap Medan Geomagnet
Di Wilayah Indonesia (Ring
Current And It's Effect On
The Geomagetic Field In
Indonesia Region)
Mamat Ruhimat Jurnal Sains
Dirgantara, Vol. 13
No. 1 Deseber 2015,
nomor :
475/AU2/P2MI-
LIPI/08/2013, ISSN
1412-808X,
Desains,
Dalam proses
pencetakan
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
60
No Judul Publikasi Penulis Penerbit Keterangan
9. Evaluasi Dan Prediksi Cuaca
Antariksa Berdasarkan
Perubahan Harian Indeks
Aktivitas Matahari: Ssn, F10.7,
Fxray, Dan Eflare (Evaluation
And Prediction Of Space
Weather Based On Daily
Changes Of Solar Activity
Indices: Ssn, F10.7, Fxray, And
Eflare)
Rhorom
Priyatikanto
Jurnal Sains
Dirgantara, Vol. 13
No. 1 Desember
2015, nomor :
475/AU2/P2MI-
LIPI/08/2013, ISSN
1412-808X,
Desains,
Dalam proses
pencetakan
10. Rancang Bangun Sistem
Pengujian Motor Brushless
untuk Aplikasi Solar LAPAN
Surveillance UAV Berbasis
Labview
Tommy
Sugiarto, Imas
Tri Setyadewi,
Aryandi Marta,
Gunawan Setyo
Prabowo
Jurnal Teknologi
Dirgantara, Vol. 13
No.2 Desember 2015,
ISSN 1412-8063
Detekgan,
11. Desain dan Pengujian Intake
Konikal Sistem Propulsi
Ramjet Pada Kecepatan
Supersonik
Sofyan Nasir,
Romie
Oktovianus
Bura
Jurnal Teknologi
Dirgantara, Vol. 13
No.1 Juni 2015, ISSN
1412-8063
Detekgan,
12. Metode Adaptif Frekuensi
Cutoff Untuk Untuk
Complementary Filter Pada
Accelerometer dan
Gyroscope Untuk Sudut Pitch
dan Roll Wahana Terbang
Wahyu Widada
Jurnal Teknologi
Dirgantara, Vol. 13
No.1 Juni 2015, ISSN
1412-8063
Detekgan,
13. Metode Double Exponential
Smoothing Untuk Estimasi
Posisi Roket Menggunakan
Radar Transponder
Wahyu Widada
Jurnal Teknologi
Dirgantara, Vol. 13
No.1 Juni 2015, ISSN
1412-8063
Detekgan,
14. Pemisahan Polimer HTPB
(Hydroxy Terminated
Polybutadiene) Melalui
Kolom Kolom Resin Berpori
Untuk Merubah Distribusi
Berat Molekul
Heri Budi
Wibowo
Jurnal Teknologi
Dirgantara, Vol. 13
No.1 Juni 2015, ISSN
1412-8063
Detekgan,
15. Metode Pembuatan
Propelan Komposit Dari
Beberapa Peneliti di India
dan Perbandingannya
Dengan Yang Dikembangkan
LAPAN
Kendra Hartaya
Jurnal Teknologi
Dirgantara, Vol. 13
No.1 Juni 2015, ISSN
1412-8063
Detekgan,
16. Model Distorsi Pembiasan
Atmosfer Pada Citra Satelit
LAPAN-A2 dan LAPAN-A3
Patria Rachman
Hakim
Jurnal Teknologi
Dirgantara, Vol. 13
No.1 Juni 2015, ISSN
1412-8063
Detekgan,
17. Peningkatan Resolusi
Perhitungan Frekuensi
Gelombang Sinus
Menggunakan FTT
Sri Kliwati
Jurnal Teknologi
Dirgantara, Vol. 13
No.1 Juni 2015, ISSN
1412-8063
Detekgan,
18. Rancang Bangun Enjin Roket
Cair Dengan Gaya Dorong
1000 Kgf Menggunakan
Propelan Asam Nitrat –
Kerosen
Arif Nur Hakim
Jurnal Teknologi
Dirgantara, Vol. 13
No.1 Juni 2015, ISSN
1412-8063
Detekgan,
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
61
No Judul Publikasi Penulis Penerbit Keterangan
19. Rancang Bangun Tangki
Komposit Untuk Roket Cair
Dengan Propelan Asam
Nitrat – Kerosen
Arif Nur Hakim,
Panataran
Sitinjak, Faishol
Lutfy, Taufiqur
Rochman
Jurnal Teknologi
Dirgantara, Vol. 13
No.2 Desember 2015,
ISSN 1412-8063
Detekgan,
20. Rancangan dan Implementasi
Chirp Signal Generator Pada
FPGA untuk Misi Pencitraan
Lapan Sueveilance Aircraft
Synthetic Aperture Radar
Andi Mukhtar
Tahir, Ade Putri
Septi Jayanti
Jurnal Teknologi
Dirgantara, Vol. 13
No.2 Desember 2015,
ISSN 1412-8063
Detekgan,
21. Pengaruh Gugus Hidroksil
Sekunder Terhadap Sifat
Mekanik Poliuretan Berbasis
HTPB (Hydroxy Terminated
Polybutadiene)
Heri Budi
Wibowo
Jurnal Teknologi
Dirgantara, Vol. 13
No.2 Desember 2015,
ISSN 1412-8063
Detekgan,
22. Pengaruh Struktur Mikro
Dalam HTPB (Hydroxy
Terminated Polybutadiene)
2011 dan 2013 Terhadap
Karakteristik Propelan Padat
Komposit
Afni Restasari,
Retno
Ardianingsih
Jurnal Teknologi
Dirgantara, Vol. 13
No.2 Desember 2015,
ISSN 1412-8063
Detekgan,
23. Analisis Data Sensor
Accelerometer Pada Uji
Terbang Roket Eksperimen
LAPAN Tipe RX-200 Dengan
Menggunakan Antena Omni
900 MHz dan Antena Yagi
900 MHz
Kurdianto,
Endro Artono
Jurnal Teknologi
Dirgantara, Vol. 13
No.2 Desember 2015,
ISSN 1412-8063
Detekgan,
24. Pengaruh Dari Posisi Pusat
Masa Roket Yang Tidak
Terletak Pada Sumbu Axis
Simetri Pada Dinamika
Terbang Roket Balistik
Ahmad Riyadl Jurnal Teknologi
Dirgantara, Vol. 13
No.2 Desember 2015,
ISSN 1412-8063
Detekgan,
25. Analisis korelasi suhu
permukaan laut terhadap
curah hujan dengan metode
penginderaan jauh tahun
2012-2013 (Studi Kasus: Kota
Semarang)
Monica
Apriliana
Pertiwi, Sutomo
Kahar, Bandi
Sasmito,
Sartono
Marpaung
Jurnal Geodesi UNDIP
Volume 4 Nomor 1,
Tahun 2015 (ISSN:
2337-845X)
Deinderaja
26. Pengujian model pendekatan
probabilitas berbasis
perubahan penutup lahan
citra Landsat tunggal multi
waktu untuk pemetaan
sawah
Made Parsa Jurnal Penginderaan
Jauh dan Pengolahan
Citra Digital, Vol.13
No 1 Juni 2015: 56-
76
Deinderaja
27. Identifikasi lahan tambang
timah menggunakan metode
klasifikasi terbimbing
maximum likelihood pada
citra Landsat-8
Udhi Catur N,
Muchoriyah,
Dipo
Yudhatama,
Susanto
Majalah Ilmiah Globe
Juni2015
Deinderaja
28. Klasifikasi penutup lahan
berbasis obyek pada citra
satelit SPOT dengan
menggunakan metode tree
algorithm
Atriyon
Julzarika
Majalah Ilmiah Globe
Juni2015
Deinderaja
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
62
No Judul Publikasi Penulis Penerbit Keterangan
29. Analisis pemanfaatan dan
validasi hotspot VIIRS
nightfire untuk identifikasi
kebakaran hutan dan lahan
di Indonesia
Any Zubaidah,
Yenni Vetrita,
M. Priyatna,
Kusumaning
Ayu D.,
Suwarsono
Jurnal Penginderaan
Jauh dan Pengolahan
Citra Digital, Vol.12
No 1 Juni 2015: 56-
76
Deinderaja
30. Klasifikasi daerah tercemar
limbah acid sludge
menggunakan metode
spectral mixture analysis
berbasis data Landsat-8
Nanik Suryo
Haryani,
Sayidah Sulma,
Junita Monika
Pasaribu, Hana
Listi Fitriana
Jurnal Penginderaan
Jauh dan Pengolahan
Citra Digital, Vol.12
No 1 Juni 2015: 13-
28
Deinderaja
31. Object base segmentation
UAV photo data to support
the provision of rural area
spatial information
Nurwita
Mustika Sari,
Dony
Kushardono
Indonesian Journal of
Spatial and Regional
Analysis Vol 29, I, July
2015
Deinderaja
32. Kondisi Hutan Manggrove di
Pesisir Timur Banyuasin
Sumatera Selatan Periode
tahun 2002-2014
Anang Dwi
Purwanto dan
Wawan K.
Harsanugraha
Buku Bunga Rampai
Manggrove tahun
2015
Deinderaja
33. Analisis karakteristik spektral
manggrove di Segara Anakan
Cilacap berdasarkan
pengukuran spektrometer
Gathot
Winarso, Anang
D Purwanto dan
Yennie Vetrita
Buku Bunga Rampai
Manggrove tahun
2015
Deinderaja
34. Pengaruh pasang surut air
laut dan topografi pada
perekaman dengan kanal
L-Synthetic Aperture Radar
(SAR) untuk estimasi biomasa
manggrove di atas
permukaan tanah (studi
kasus Segara Anakan)
Sony
Darmawan,
Wataru
Takeuchi, Yenni
Vetrita, Gathot
Winarso, Ety
Parwati, Ketut
Wikantika dan
Dewi Kania Sari
Buku Bunga Rampai
Pesisir dan Laut tahun
2015
Deinderaja
35. Pemanfaatan citra suhu
permukaan laut data satelit
Suomi NPP VIIRS untuk
produksi informasi ZPPI
Rossi Hamzah,
Wawan K.H
Buku Bunga Rampai
Pesisir dan Laut tahun
2015
Deinderaja
36. Implementasi model
pemantauan pertumbuhan
tanaman padi untuk
pengolahan pertanian
terpadu
Made Parsa,
Dede,
Dirgahayu, Sr
Hari
Buku Bunga Rampai
Sumber Daya Wilayan
Darat 2015
Deinderaja
37. Model analisis kawasan
hutan untuk identifikasi
potensi konflik pemanfaatan
ruang, studi kasus provinsi
Kalimantan Selatan
Made Parsa,
Muchlisn Arief
Buku Bunga Rampai
Sumber Daya Wilayan
Darat 2015
Deinderaja
38. Pemanfaatan data Landsat
multitemporal untuk zonasi
daerah rawan banjir di
Jakarta menggunakan
pendekatan geomorfologi
Suwarsono, M.
Priyatna,
M.Rokhis
Khomarudin,
Wikanti
Asriningrum
Buku Bunga Rampai
Banjir 2015
Deinderaja
39. Aplikasi penginderaan jauh
untuk menilai dampak
penggunaan lahan terhadap
surplusair DAS Cilliwung
Nur Febrianti,
Parwati Sofan,
Dan Indah
Prasasti
Buku Bunga Rampai
Banjir 2015
Deinderaja
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
63
Publikasi internasional pada jurnal terindeks yang dihasilkan LAPAN
pada tahun 2015 melebihi target yang ditetapkan. Dari target 15 makalah,
tercapai 22 makalah pada jurnal internasional terindeks. Hal ini dikarenakan
upaya peneliti untuk mengikuti seminar-seminar di luar negeri maupun
penyelenggaraan seminar internasional di Indonesia. Adapun rincian
publikasi internasional yang terindeks yang dihasilkan LAPAN sebagai
berikut:
Tabel 3.9. Publikasi Ilmiah pada Jurnal Internasional Terindeks Tahun 2015
No Judul Publikasi Penulis Penerbit Keterangan
1. Correlation equation to
predict HHV of Tropocal
peat based on its ultimate
analyses
Wiwiek Setyawati 1)
, Enri Damanhuri 2)
Puji Lestari, Kania
dewi 2).
ELSEVIER Procedia
Engineering 12 (2015)
289 – 303. The 5th
International
Conference of Euro Asia
Civil Engineering Forum
(EACEF-5), Indek :
SCImago Journal Rank
(SJR) : 0,274, Source
Normalized Impact per
Paper (SNIP) : 0,629.
ISSN : 1877 -7058
Desains,
Terbit 2015
2. Effects of pre-reversal
enhancement of E × B drift
on the latitudinal extension
of plasma bubble in
Southeast Asia
Prayitno Abadi1,
Yuichi Otsuka2 and
Takuya Tsugawa3
A Springer Open
Journal, Earth, Planets
and Space (2015) 67:74
DOI 10. 1186/s4062-
015-0246-7, Impact
factor 1,33
Desains,
Terbit 2015
3. Evaluation of a global
model of ionospheric slab
thickness for foF2
estimation during
geomagnetic storm
Buldan Muslim1,
Haris
Haralambous2,
Christina
Oikonomou3, Sefria
Anggarani1
ANNALS OF
GEOPHYSICS, 58, 5,
2015, A0551;
doi:10.4401/ag-6721,
Atmospheric Physics
and Chemistry, SJR 0,63,
Impact factor 2013 :
1.157, – 5 year Impact
Factor 0,989.
Desains,
Terbit 2015
4. The Implemantation of
binned Kernel density
estimation to determine
open clusters’ proper
motions : validation of
methode.
R. Priyatikanto,
M.I Arifyanto
Astrophys Space
Science, Spriger (2015)
355:161-169, DOI
10.1007/s 10509-014-
2137-y
Desains,
Terbit 2015
IKU 9 : Jumlah publikasi internasional yang terindeks
Target Realisasi Capaian
15 Makalah
� 4 desains
� 7 detekgan
� 4 deinderaja
22 Makalah
� 4 desain,
� 12 detekgan
� 6 deinderaja
146,67%
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
64
No Judul Publikasi Penulis Penerbit Keterangan
5. Power Budgeting Analysis
for LSA-02 UAV Technology
Demonstrator
Fuad Surastyo, Adi
Wirawan
The Journal of
Aerospace Engineering,
terindex Scopus dan
Science Citation Index.
Detekgan
6. Economic Analysis of Small
Format Aerial Photography
Mission Utilizing LSA-01
UAV
Fuad Surastyo,
Gunawan Setyo
Prabowo
International Journal of
Unmanned Systems
Engineering, terindex
Index Copernicus Value
Detekgan
7. Design & Flight Test of a
Medium range UAV for
Aerial Photography
Dewi Anggraeni,
Dony Hidayat,
Ardanto M.
Pramutadi,
Mujtahid, Arifin
Rasyadi
International Journal of
Unmanned Systems
Engineering, terindex
Index Copernicus Value
Detekgan
8. Conformal Printed Traveling
Wave Antenna Composed
of Interdigital Capacitor
Structure
Cahya Edi Santosa,
Munir
IEEE Transaction on
Antenna and
Propagation terindex
IEEE Xplore
Detekgan
9. Analysis of Lapan's IR Micro
bolometer Design for
Volcano Activity
Bustanul Arifin,
Irwan Priyanto,
Andi Mukhtar Tahir
IEEE International
Conference on
Aerospace Electronics
and Remote Sensing
Technology (ICAREST)
Bali
Detekgan
10. Evaluation of Attitude
Dynamic Module on LAPAN-
ITB Micro-Satellite
Simulator
Robertus Heru
Triharjanto,
Muhammad
Sulaiman Nur
Ubay, Satriya
Utama, Ridanto
Eko Poetro
IEEE International
Conference on
Aerospace Electronics
and Remote Sensing
Technology (ICAREST)
Bali
Detekgan
11. Analysis of Radiometric
Calibration on Matrix
Imager of LAPAN-A3
Satellite Payload
Patria Rachman
Hakim, A. Hadi
Syafrudin, Sartika
Salaswati
IEEE International
Conference on
Aerospace Electronics
and Remote Sensing
Technology (ICAREST)
Bali
Detekgan
12. The Analysis of LAPAN-
A3/IPB satellite Image Data
Simulation using High Data
Rate Modem
Chusnul Tri
Judianto, Eriko
Nasemudin Nasser
Journal International
Procedia Environmental
Sciences
Detekgan
13. Multitasking Programming
of OBDH Satellite Based On
PC 104.
Hariyono International Journal of
Advanced Studies in
Computer Science and
Engineering
Detekgan
14. Complete Monitoring of
Ground Control System for
High Speed UAV
Herma Yudhi
Irwanto
ARPN Journal of
Engineering and Applied
Science, ISSN 1819-6608
Detekgan
15. Vulcanization Kinetics of
Ethylene propylene Diene
monomer Thermal
Insulation
Fathurrohman,
Sutrisno
Bulletin of Chemical
Engineering Reaction
and Catalaysis, ISSN
1978-2993
Detekgan
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
65
No Judul Publikasi Penulis Penerbit Keterangan
16. Booster Effect on RKX-200Tj
Flight Stability
Herma Yudhi
Irwanto
Proceeding of 2015 4th
International
Conference on
Instrumentation,
Communications,
Information Technology
and Biomedical
Engineering, ISBN 978-
1-4673-7800-0
Detekgan
17. A Framework of Sparse
Synthetic Aperture Radar
Image Formation using
Iterative Reweighted Least
Square Lp-Minimization
Rahmat Arief International Journal of
Simulation- Systems,
Science and
Technology- IJSSST V16
- IJSSST: Vol. 16, No. 5,
UKSim2015-
Cant+Orsoni, Terindeks
SCOPUS, SJR index 0,19.
Deinderaja
18. Compressed SAR Imaging
based on Maxwell Equation
Rahmat Arief Jurnal Teknologi
Volume XX 2016 ,
Penerbit UTM Press,
Universiti Teknologi
Malaysia, Terindeks
SCOPUS, SJR index 0,15
Deinderaja
19. Spatial and temporal
analysis of land use change
for 11 years (2004-2014) in
sub-wathershed Sumpur
Singkarak
Edwin, Amrizal S,
Aprisal, Yulna F, Ita
Carolita
International Journal on
Advances Science
Engineering Information
Technology, Vietnam,
2015. DOI:
10.18517/Ijaseit
Deinderaja
20. Detecting areas affected by
flood using multi-te,poral
Alos Palsar remotely sensed
data in Karawang, West
Java, Indonesia
Fajar Yulianto,
Parwati Sofan,
Any Zubaidah,
Kusumaning Ayu
Dyah Sukowati,
Junita Monika
Pasaribu, M. Rokhis
Khomarudin
Journal of the
international Society
For The Prevention and
Mitigation of Natural
Hazards. Issn 0921-030x
Volume 77 Number 2
Nat Hazards (2015)
Deinderaja
21. Multi-temporal remote
sensing data and spectral
indices analysis for
detection tropical rainforest
degradation: case study in
Kapuas Hulu and Sintang
Districts, Wes Kalimantan,
Indonesia
Parwati Sofan,
Yenni Vetrita,
Fajar Yulianto,
M. Rokhis
Khomarudin
Journal of the
international Society
For The Prevention and
Mitigation of Natural
Hazards. Nat Hazards
(2015)
Deinderaja
22. Long-wave infrared
identification of smoldering
peat fires in Indonesia with
nightttime Landsat data
Christopher D
Elvidge, Mikhail
Zhizhin, Feng-Chi
Hsu, Kimberly
Baugh, M. Rokhis
Khomarudin, Yenni
Vetrita, Parwati
Sofan, Suwarsono
And Dadang
Hilman
Environ. Res. Lett. 10
(2015)
Deinderaja
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
66
Pada tahun 2015 HKI yang telah didaftarkan oleh LAPAN belum
mendapat sertifikat HKI oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Hal ini dikarenakan proses pendaftaran sampai dengan granted
membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu 2-4 tahun atau lebih.
Gambar 3.24. Prosedur pengusulan HKI
IKU 10 : Jumlah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang
berstatus granted
Target Realisasi Capaian
2 HKI 0 HKI 0%
Keterangan:
Pada tahun 2015, telah disampaikan 7 usulan HKI oleh LAPAN kepada Dirjen Kekayaan
Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM
http://www.dgip.go.id/paten/prosedur-pemberian-paten
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
67
Sehingga capaian IKU ini tidak tercapai. Sebagai contoh usulan HKI
pada tahun 2010 sampai sekarang belum juga berstatus granted. Tetapi pada
tahun 2015, LAPAN telah mengajukan 7 usulan HKI ke Kementerian Hukum
dan HAM dengan judul sebagai berikut:
Tabel 3.10. Usulan HKI Tahun 2015
No Judul Publikasi Keterangan
1. Frekuensi Adaptif Sinyal Pandu
Untuk Radar Transponder Wahana
Terbang
didaftarkan tanggal 11 April
2015 dengan nomor
permohonan P00201507155
2. Repeater Radar Transponder
Menggunakan Pesawat Udara
Tanpa Awak
didaftarkan tanggal 11 April
2015 dengan nomor
permohonan P00201507157
3. Sistem Pelacak Posisi Dan
Kecepatan Peluncuran Roket Jamak
Menggunakan Multi Frekuensi
Transponder
didaftarkan tanggal 11 April
2015 dengan nomor
permohonan P00201507158
4. Aktifasi Sistem Terminasi
Penerbangan Menggunakan Kode
Perintah Suara
didaftarkan tanggal 11 April
2015 dengan nomor
permohonan P00201507159
5. Integrasi Komunikasi Sistem
Terminasi Penerbangan Dan
Pengukuran Jarak Wahana Terbang
Menggunakan Transponder Radio
didaftarkan tanggal 11 April
2015 dengan nomor
permohonan P00201507160
6. Metode Perhitungan Indeks
Ionosfer (T) Regional Indonesia
didaftarkan tanggal 11 April
2015 dengan nomor
permohonan P00201507161
7. Alat Pencekam Mekanik Benda
Kerja Untuk Mesin
didaftarkan tanggal 11
Oktober 2015 dengan nomor
permohonan S00201507257
Secara garis besar HKI terdiri dari hak cipta (copyright), dan Hak
Kekayaan Industri (industrial property right) yang meliputi paten (patent),
desain industri (industrial design), merek (trademark), penanggulangan
praktik persaingan curang (repression of unfair competition), desain tata
letak sirkuit terpadu (layout design of integrated circuit) dan rahasia dagang
(trade secret).
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
68
Tabel 3.11. Rekapitulasi Usulan HKI Tahun 2008 - 2015
No Judul Nomor
Permohonan Filling Date
Nomor
Paten
Tanggal
Pemberian
Jatuh
Tempo
Pemeliharaan
HKI
1. Sudu Turbin Angin P00200800550 20/8/2008 ID
P000027012
22/11/2010 22/11/20XX 06/11/2015
2. Pembangkit Listrik
Tenaga Angin Aksi
Ganda
P00200800552 20/8/2008 ID
P000027013
22/11/2010 22/11/20XX 06/11/2015
3. Turbin Angin
Pembangkit Listrik
P00200899551 20/8/2008 ID
P000027045
23/11/2010 23/11/20XX 06/11/2015
4. Alat Separasi Roket
Bertingkat Dengan
Nok-Klem
P00201000115 02/11/2010 ID
P000030098
02/02/2012 02/02/20XX 20/02/2015
5. Alat Separasi Roket
Bertingkat Dengan
Lengan Pengungkit-
Grendel
P00201000114 02/11/2010 ID
P000030732
23/04/2012 23/04/20XX 06/11/2015
6. Alat Uji Tekan
Hydro-Elastik Untuk
Tabung/Pipa
P00201000113 02/11/2010 ID
P000030357
06/03/2012 06/03/20XX 06/11/2015
7 Sistem Dan Metode
Untuk Menentukan
Sudut Gerak Roket
P00201000603 24/9/2010 ID
P000035866
21/04/2014 21/04/20XX 06/11/2015
8 Pengukur Inersia 6
Derajat Kebebasan
Roket
Menggunakan Multi
Sensor Dengan
Pemilih Tingkat
Sensitifitas Secara
Otomatis
P00201100193 04/01/2011 ID
P000035697
14/03/2014 14/03/20XX 06/11/2015
9 Pemantau
Pergerakan Roket 3
Dimensi
Menggunakan
Crossband Radio
Repeater
P00201000604 24/09/2010
10 Penggunaan Lensa
Plano-Convax
(Datar-Cembung)
untuk Teknik
Identifikasi Posisi
Obyek
P00201200881 18/10/2012
11 Kombinasi Radar
Transponder dan
Dopler Radio
Pengukur Jarak dan
KecepatanRoket
Secara Simultan
P00201300463 20/6/2013
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
69
No Judul Nomor
Permohonan Filling Date
Nomor
Paten
Tanggal
Pemberian
Jatuh
Tempo
Pemeliharaan
HKI
12 Sistem Konstruksi
dan Metode
Perakitan Motor
Roket yang
Menggunakan
Material Tabung
Komposit
P00201401900 04/02/2014
13 Sayap Pesawat
Yang Dimodifikasi
Untuk
Meningkatkan
Prestasi Lepas
Landas dan
Mendarat Pesawat
P00201401912 04/02/2014
14 Sistem Distribusi
Daya Untuk
Mencapai Target
Lama Terbang Pada
LSU-01
P00201401910 04/02/2014
15 Sistem Pelontar
Peluru Kendali atau
Pesawat Terbang
Tanpa Awak
P00201401913 04/02/2014
16 Alat Uji Terpadu P00201401914 04/02/2014
17 Sistem dan Metode
Pemutus Senar
Balon
Menggunakan
Kawat Panas pada
Teflon dengan
Moda Terprogram
P00201403344 06/09/2014
18 Muatan Roket
Sonda Pengukur
Parameter
P00201403345 06/09/2014
19 Frekuensi Adaptif
Sinyal Pandu Untuk
Radar Transponder
Wahana Terbang
P00201507155 11/04/2015
20 Repeater Radar
Transponder
Menggunakan
Pesawat Udara
Tanpa Awak
P00201507157 11/04/2015
21 Sistem Pelacak
Posisi Dan
Kecepatan
Peluncuran Roket
Jamak
Menggunakan Multi
Frekuensi
Transponder
P00201507158 11/04/2015
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
70
No Judul Nomor
Permohonan Filling Date
Nomor
Paten
Tanggal
Pemberian
Jatuh
Tempo
Pemeliharaan
HKI
22 Aktifasi Sistem
Terminasi
Penerbangan
Menggunakan Kode
Perintah Suara
P00201507159 11/04/2015
23 Integrasi
Komunikasi Sistem
Terminasi
Penerbangan Dan
Pengukuran Jarak
Wahana Terbang
Menggunakan
Transponder Radio
P00201507160 11/04/2015
24 Metode
Perhitungan Indeks
Ionosfer (T)
Regional Indonesia
P00201507161 11/04/2015
25 Alat Pencekam
Mekanik Benda
Kerja Untuk Mesin
S00201507257 11/10/2015
Sebagai amanah dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang
Keantariksaan, maka LAPAN wajib mengawasi kepatuhan pemenuhan standard dan
prosedur keamanan yang dilaksanakan oleh setiap penyelenggaraan keantariksaan
(kegiatan eksplorasi dan pemanfaatan antariksa yang dilakukan, baik di dan dari
bumi, ruang udara, maupun antariksa) di Indonesia. Untuk itu perlu diukur
persentase penyelenggara keantariksaan di Indonesia yang memenuhi standar.
Pada tahun 2015, IKU ini belum ditetapkan targetnya, karena reorganisasi
dilaksanakan pada akhir tahun 2015 dan Satuan Kerja di LAPAN yang salah satu
tugasnya melaksanakan penyusunan standar di bidang penerbangan dan
antariksa baru dibentuk pada akhir tahun 2015.
Sasaran Strategis ke-4 Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang memenuhi standar
IKU 11 : Persentase penyelenggara keantariksaan di
Indonesia yang memenuhi standar
Target Realisasi Capaian
- - -
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
71
3.2. PERBANDINGAN REALISASI IKU TERHADAP TAHUN SEBELUMNYA
Perbandingan kinerja dengan tahun sebelumnya dilaksanakan dengan
membandingkan capaian dengan tahun sebelumnya, sebagaimana dapat dijelaskan
pada tabel berikut :
Tabel 3.12. Perbandingan realisasi IKU tahun 2015 terhadap tahun sebelumnya
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
UTAMA (IKU)
2014 2015
Target Realisasi Target Realisasi
Meningkatnya
penguasaan dan
kemandirian
Iptek
penerbangan
dan antariksa
IKU 1 : Jumlah tipe roket
untuk penggunaan khusus 2 tipe 2 tipe
(100%) 2 Tipe
3 Tipe
(150%)
IKU 2 : Jumlah tipe satelit
untuk pemantauan - - 2 Tipe 2 Tipe
(100%)
IKU 3 : Jumlah tipe pesawat
udara tanpa awak untuk
pemantauan
2 tipe
3 tipe
(150%) 2 Tipe
2 Tipe
(100%)
IKU 4 : Jumlah produk desain
pesawat transport nasional
yang siap diproduksi oleh
industri penerbangan
- - 1 Produk
desain
1
Produk
desain
(100%)
IKU 5 : Jumlah model
pemanfaatan Iptek
penerbangan dan antariksa
untuk pemantauan SDA,
lingkungan serta mitigasi
bencana dan perubahan iklim
27
informasi
28
informasi
(103,70%)
14 Model
15 Model
(107,14%)
Meningkatnya
layanan Iptek
penerbangan
dan antariksa
yang prima
IKU 6 : Jumlah instansi
pengguna layanan Iptek
penerbangan dan antariksa -
186
instansi
125
Instansi
200
Instansi
(160%)
IKU 7 : Indeks Kepuasan
Masyarakat atas pelayanan
Iptek penerbangan dan
antariksa
- 77,27 Nilai 78
(0-100)
79,30
(101,67%)
Meningkatnya
hasil karya ilmiah
Iptek
penerbangan
dan antariksa
IKU 8 : Jumlah publikasi
nasional terakreditasi 51
makalah
53
makalah
(103,92%)
45 Makalah 39 Makalah
(86,67%)
IKU 9 : Jumlah publikasi
internasional yang terindeks 20 makalah
51 makalah
(255%)
15 Makalah
22 Makalah
(146,67%)
IKU 10 : Jumlah Hak
Kekayaan Intelektual (HKI)
yang berstatus granted
5
Judul
terdaftar
7
Judul
terdaftar
(140%)
2 HKI
granted
0 HKI granted
(0%)
Terlaksananya
penyelenggaraan
keantariksaan
yang memenuhi
standar
IKU 11 : Persentase
penyelenggara keantariksaan
di Indonesia yang memenuhi
standar - - - -
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
3.3. CAPAIAN LAIN DI LUAR IKU
Selain capaian IKU
dilaksanakan LAPAN di tahun
yaitu:
a. Webometri
Peringkat LAPAN di
Webometrik lembaga riset
pada Januari 2015 naik dari
peringkat 4 nasional (741
internasional) ke peringkat
3 nasional (666 internasional).
Sebelumnya peringkat pada
Juni 2014 adalah peringkat 40
nasional (7761 internasional
Peningkatan ini menunjukkan eksistensi LAPAN di dunia maya dan
dukungannya terhadap gerakan
data-data ilmiah.
Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik bagi institusi
publik. Penilaian webometr
ketersediaan data, pemutakhiran konten situ
keterhubungannya dengan situs
itu pemeringkatan
goverment
b. Penghargaan ”Karya Unggulan Anak Bangsa”
(Hakteknas) ke
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
hun 2015
CAPAIAN LAIN DI LUAR IKU
Selain capaian IKU yang telah dijelaskan di atas, ada capaian yang berhasil
LAPAN di tahun 2015 dalam kurun waktu Januari
Webometrik
Peringkat LAPAN di
Webometrik lembaga riset
pada Januari 2015 naik dari
peringkat 4 nasional (741
internasional) ke peringkat
3 nasional (666 internasional).
Sebelumnya peringkat pada
Juni 2014 adalah peringkat 40
nasional (7761 internasional.
Peningkatan ini menunjukkan eksistensi LAPAN di dunia maya dan
dukungannya terhadap gerakan global Open Access Initiative
data ilmiah. Hal ini sekaligus melaksanakan amanah undang
Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik bagi institusi
Penilaian webometrk ditentukan berdasarkan aksesabilitas,
ketersediaan data, pemutakhiran konten situ
keterhubungannya dengan situs-situs lainnya dari situs induk.
itu pemeringkatan webometrics LAPAN dapat mendukung penerapan
goverment LAPAN dalam mendukung kegiatan Litbang.
Penghargaan ”Karya Unggulan Anak Bangsa”
LAPAN menerima penghargaan “Karya
Unggulan Anak Bangsa” dari Kementerian
Ristekdikti atas Konsep MSS (
Surveillance System berbasis UAV) dan
bersama PT Dirgantara
produk N219. Penghargaan tersebut
diberikan oleh Menteri Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi pada acara Hari
Kebangkitan Teknologi Nasional
(Hakteknas) ke-20 di Jakarta, 10 Agustus 2015.
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
72
di atas, ada capaian yang berhasil
dalam kurun waktu Januari – Desember 2015,
Peningkatan ini menunjukkan eksistensi LAPAN di dunia maya dan
global Open Access Initiative terhadap
Hal ini sekaligus melaksanakan amanah undang-undang
Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik bagi institusi
ditentukan berdasarkan aksesabilitas,
ketersediaan data, pemutakhiran konten situs maupun
situs lainnya dari situs induk. Disamping
LAPAN dapat mendukung penerapan e-
LAPAN dalam mendukung kegiatan Litbang.
penghargaan “Karya
Unggulan Anak Bangsa” dari Kementerian
Ristekdikti atas Konsep MSS (Maritime
berbasis UAV) dan
irgantara Indonesia atas
Penghargaan tersebut
oleh Menteri Riset, Teknologi,
ikan Tinggi pada acara Hari
Kebangkitan Teknologi Nasional
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
c. Penghargaan
Lembaga Negara/Lembaga Non Kementerian Terbaik Tingkat Nasional
Tahun 2015
LAPAN menerima penghargaan
peringkat terbaik ketiga dalam
pemilihan Unit Kearsipan
Lembaga Negara/Lembaga Non
Kementerian Terbaik Tingkat
Nasional Tahun 2015 dari Arsip
Nasional Republik Indonesia
(ANRI) pada tanggal 17 Agustus
2015. Penghargaan diterima
oleh Sekretaris Utama LAPAN I.L. Arisdiyo pada acara seminar "Peranan
Arsip dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” sekaligus malam
Anugerah Kearsipan Tahun 2015 yang di
Penilaian diberikan kepada LAPAN atas dasar beberapa indikator: NSPK
(Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria), pengelolaan arsip inaktif,
kelembagaan, sarana dan prasarana, SDM, pembinaan kearsipan
Gambar
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
hun 2015
Gambar 3.25. Piagam Penghargaan Karya Unggulan
berupa Maritime Surveillance System
Penghargaan Peringkat Terbaik Ketiga dalam pemilihan Unit
Lembaga Negara/Lembaga Non Kementerian Terbaik Tingkat Nasional
Tahun 2015
LAPAN menerima penghargaan
peringkat terbaik ketiga dalam
pemilihan Unit Kearsipan
Lembaga Negara/Lembaga Non
Kementerian Terbaik Tingkat
Nasional Tahun 2015 dari Arsip
Nasional Republik Indonesia
pada tanggal 17 Agustus
2015. Penghargaan diterima
oleh Sekretaris Utama LAPAN I.L. Arisdiyo pada acara seminar "Peranan
Arsip dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” sekaligus malam
Anugerah Kearsipan Tahun 2015 yang diselenggarakan ANRI di Jakarta.
Penilaian diberikan kepada LAPAN atas dasar beberapa indikator: NSPK
(Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria), pengelolaan arsip inaktif,
kelembagaan, sarana dan prasarana, SDM, pembinaan kearsipan
Gambar 3.26. Piagam Penghargaan Peringkat Terbaik Ketiga dalam pemilihan
Unit Kearsipan Tingkat Nasional Tahun 2015
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
73
Penghargaan Karya Unggulan
Peringkat Terbaik Ketiga dalam pemilihan Unit Kearsipan
Lembaga Negara/Lembaga Non Kementerian Terbaik Tingkat Nasional
oleh Sekretaris Utama LAPAN I.L. Arisdiyo pada acara seminar "Peranan
Arsip dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” sekaligus malam
selenggarakan ANRI di Jakarta.
Penilaian diberikan kepada LAPAN atas dasar beberapa indikator: NSPK
(Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria), pengelolaan arsip inaktif,
kelembagaan, sarana dan prasarana, SDM, pembinaan kearsipan.
Peringkat Terbaik Ketiga dalam pemilihan
Unit Kearsipan Tingkat Nasional Tahun 2015
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
d. Penghargaan
LAPAN
penghargaan dari Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB)
berupa trophy sebagai Pemenang
Tangguh Award. Penghargaan ini
diberikan kepada Tim Tanggap
Darurat Mitigasi Bencana Berbasis
Data Satelit Penginderaan Jauh,
yang senantiasa menyampaikan
informasi kondisi bencana setiap
saat, diminta atau tidak oleh BNPB dan instansi terkait yang
membutuhkan
rangkaian kegiatan peringatan bulan Pengurangan Risiko Bencana
e. Sertifikasi B
atas upaya optimal LAPAN dalam rangka pengamanan dan penertiban
dokumen kepemilikan BMN. Apresiasi diberikan
data kinerja pengelolaan BMN yang terdiri dari laporan keuangan
pemerintah pusat audited, laporan BMN audited, data kinerja
pengelolaan BMN, data sertifikasi BMN berupa tanah pada aplikasi
SIMANTAP serta hasil pemeriksaan BPK atas la
kementerian/ lembaga.
Dari 86 instansi tersebut, LAPAN termasuk dalam 31 instansi yang
berprestasi dalam kinerja pengelolaan BMN.
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
hun 2015
Penghargaan ”Tangguh Award”
LAPAN telah menerima
penghargaan dari Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB)
berupa trophy sebagai Pemenang I
Tangguh Award. Penghargaan ini
diberikan kepada Tim Tanggap
Darurat Mitigasi Bencana Berbasis
Data Satelit Penginderaan Jauh,
yang senantiasa menyampaikan
informasi kondisi bencana setiap
saat, diminta atau tidak oleh BNPB dan instansi terkait yang
utuhkan. Pengumuman dilakukan di Solo, 17 Oktober 2015
rangkaian kegiatan peringatan bulan Pengurangan Risiko Bencana
Sertifikasi Barang Milik Negara (BMN)
LAPAN memperoleh
apresiasi dari Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara
(DJKN) Kementerian
Keuangan sebagai juara
pertama dalam kategori
pelaksanaan sertifikasi BMN
pada tanggal 2 November
2015.
tersebut, apresiasi diberikan
atas upaya optimal LAPAN dalam rangka pengamanan dan penertiban
dokumen kepemilikan BMN. Apresiasi diberikan berdasarkan penilaian
data kinerja pengelolaan BMN yang terdiri dari laporan keuangan
pemerintah pusat audited, laporan BMN audited, data kinerja
pengelolaan BMN, data sertifikasi BMN berupa tanah pada aplikasi
SIMANTAP serta hasil pemeriksaan BPK atas la
kementerian/ lembaga.
Dari 86 instansi tersebut, LAPAN termasuk dalam 31 instansi yang
berprestasi dalam kinerja pengelolaan BMN.
Gambar 3.2
BMN 2015
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
74
saat, diminta atau tidak oleh BNPB dan instansi terkait yang
17 Oktober 2015 dalam
rangkaian kegiatan peringatan bulan Pengurangan Risiko Bencana.
LAPAN memperoleh
apresiasi dari Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara
(DJKN) Kementerian
Keuangan sebagai juara
pertama dalam kategori
pelaksanaan sertifikasi BMN
pada tanggal 2 November
Pada kategori
tersebut, apresiasi diberikan
atas upaya optimal LAPAN dalam rangka pengamanan dan penertiban
berdasarkan penilaian
data kinerja pengelolaan BMN yang terdiri dari laporan keuangan
pemerintah pusat audited, laporan BMN audited, data kinerja
pengelolaan BMN, data sertifikasi BMN berupa tanah pada aplikasi
SIMANTAP serta hasil pemeriksaan BPK atas laporan keuangan
Dari 86 instansi tersebut, LAPAN termasuk dalam 31 instansi yang
3.27. Piagam Sertifikasi
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
f. Penghargaan
Penghargaan tersebut diberikan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) 2015 bertepatan dengan
Nasional Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) 2015 pada tanggal
10 November 2015.
terhadap kinerja LPSE LAPAN yang baru terbentuk pada
telah berhasil memenuhi 17 sertifikasi standar Layanan LPSE yang terdiri
dari: 1. Standar Kebijakan Layanan
2. Standar Pengorganisasian
Layanan
3. Stan
Layanan
4. Standa
Layanan
5. Standar
Layanan Helpdesk
6. Standar Pengelolaan
Perubahan
7. Standar Pengelolaan
Kapasitas
8. Standar Pengelolaan
Sumber Da
Gambar
Penghargaan tersebut sebagai komitmen dan dedikasi
berkomitmen dalam pengembangan dan implementasi pengadaan barang
dan jasa secara
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
hun 2015
Penghargaan National Procurement Award 2015
LAPAN menerima
penghargaan
Procurement Award
dari LKPP
“Kepemimpinan pada
Transformasi Pengadaan
Secara Elektronik” dan
“Komitmen Penerapan
Standar LPSE:2014”
Penghargaan tersebut diberikan pada Rapat Kerja Nasional Layana
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) 2015 bertepatan dengan
Nasional Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) 2015 pada tanggal
10 November 2015. Hal ini merupakan bentuk penghargaan LKPP
terhadap kinerja LPSE LAPAN yang baru terbentuk pada
telah berhasil memenuhi 17 sertifikasi standar Layanan LPSE yang terdiri
Standar Kebijakan Layanan
tandar Pengorganisasian
Layanan
Standar Pengelolaan Aset
Layanan
Standar Pengelolaan Risiko
Layanan
Standar Pengelolaan
Layanan Helpdesk
tandar Pengelolaan
Perubahan
tandar Pengelolaan
Kapasitas
Standar Pengelolaan
Sumber Daya Manusi
9. Standar Pengelolaan Keamanan
Perangkat
10. Standar Pengelolaan K
Operasional Layanan
11. Standar Pengelolaan K
dan Jaringan
12. Standar Pengelolaan Kelangsungan
Layanan
13. Standar Pengelolaan Anggaran Layanan
14. Standar Pengelolaan Pendukung
Layanan
15. Standar Pengelolaan Hubun
Pengguna Layanan
16. Standar Pengelolaan Kepatuhan
17. Standar Penilaian Internal
Gambar 3.28. Piagam Penghargaan National Procurement Award
Penghargaan tersebut sebagai komitmen dan dedikasi
berkomitmen dalam pengembangan dan implementasi pengadaan barang
dan jasa secara elektronik (e-procurement).
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
75
LAPAN menerima
penghargaan National
Procurement Award 2015
dari LKPP untuk 2 kategori:
“Kepemimpinan pada
Transformasi Pengadaan
Secara Elektronik” dan
“Komitmen Penerapan
Standar LPSE:2014”.
pada Rapat Kerja Nasional Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) 2015 bertepatan dengan Rapat Kerja
Nasional Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) 2015 pada tanggal
Hal ini merupakan bentuk penghargaan LKPP
terhadap kinerja LPSE LAPAN yang baru terbentuk pada 2014 dan saat ini
telah berhasil memenuhi 17 sertifikasi standar Layanan LPSE yang terdiri
gelolaan Keamanan
Standar Pengelolaan Keamanan
Operasional Layanan
Standar Pengelolaan Keamanan Server
olaan Kelangsungan
engelolaan Anggaran Layanan
ngelolaan Pendukung
Standar Pengelolaan Hubungan dengan
Pengguna Layanan
andar Pengelolaan Kepatuhan
Standar Penilaian Internal
National Procurement Award 2015
Penghargaan tersebut sebagai komitmen dan dedikasi LAPAN yang terus
berkomitmen dalam pengembangan dan implementasi pengadaan barang
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
g. Rekor MURI untuk Kategori UAV Jarak Terbang Terjauh
LAPAN telah
penghargaan dari Museum
Rekor-Dunia Indonesia (MURI).
Rekor tersebut diperoleh
untuk kategori Pesawat Tanpa
Awak (UAV) Terbang
Menempuh Jarak
dengan nomor rekor 7218.
Pesawat terbang tanpa awak
buatan LAPAN jenis LSU
berhasil menempuh jarak sejauh 340 Km, terbang pergi
lapangan udara Pameungpeuk, Pangandaran, Nusakambangan, Cilacap
dengan ketinggian 600 meter selama 3.
tersebut dilaksanakan pada tanggal 29 Nopember 2015 di Pameungpeuk,
Jawa Barat.
Sebelumnya rekor dengan kategori yang sama telah
LAPAN dengan pesawat tanpa awak LSU
200 kilometer. Kali ini, LSU
Pesawat yang memiliki bentang sayap 3500 milimeter dan panjang badan
2500 milimeter tersebut mampu terbang
sasaran dan jalur terbang yang telah ditentukan sebelumnya. Pesawat
yang dirancang untuk misi surveillance perbatasan, kemaritiman,
pertanian ini dapat membawa muatan maksimum seberat 7 kilogram
dengan kecepatan terbang rata
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
hun 2015
Rekor MURI untuk Kategori UAV Jarak Terbang Terjauh
LAPAN telah berhasil meraih
penghargaan dari Museum
Dunia Indonesia (MURI).
Rekor tersebut diperoleh
untuk kategori Pesawat Tanpa
Awak (UAV) Terbang
Menempuh Jarak Terjauh
dengan nomor rekor 7218.
Pesawat terbang tanpa awak
buatan LAPAN jenis LSU-03 ini
berhasil menempuh jarak sejauh 340 Km, terbang pergi
lapangan udara Pameungpeuk, Pangandaran, Nusakambangan, Cilacap
dengan ketinggian 600 meter selama 3.5 jam. Pemecahan rekor MURI
tersebut dilaksanakan pada tanggal 29 Nopember 2015 di Pameungpeuk,
Jawa Barat.
Gambar 3.29. Piagam Penghargaan
Muri untuk Kategori UAV Jarak Terbang
Terjauh
Sebelumnya rekor dengan kategori yang sama telah
LAPAN dengan pesawat tanpa awak LSU-02 yang mencatat jarak tempuh
200 kilometer. Kali ini, LSU-03 telah menggantikan rekor tersebut.
Pesawat yang memiliki bentang sayap 3500 milimeter dan panjang badan
2500 milimeter tersebut mampu terbang secara autonomous dengan
sasaran dan jalur terbang yang telah ditentukan sebelumnya. Pesawat
yang dirancang untuk misi surveillance perbatasan, kemaritiman,
pertanian ini dapat membawa muatan maksimum seberat 7 kilogram
dengan kecepatan terbang rata-rata 100 kilometer per jam.
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
76
Rekor MURI untuk Kategori UAV Jarak Terbang Terjauh
berhasil menempuh jarak sejauh 340 Km, terbang pergi-pulang dari
lapangan udara Pameungpeuk, Pangandaran, Nusakambangan, Cilacap
Pemecahan rekor MURI
tersebut dilaksanakan pada tanggal 29 Nopember 2015 di Pameungpeuk,
Piagam Penghargaan rekor
untuk Kategori UAV Jarak Terbang
Terjauh
Sebelumnya rekor dengan kategori yang sama telah dipecahkan oleh
02 yang mencatat jarak tempuh
03 telah menggantikan rekor tersebut.
Pesawat yang memiliki bentang sayap 3500 milimeter dan panjang badan
secara autonomous dengan
sasaran dan jalur terbang yang telah ditentukan sebelumnya. Pesawat
yang dirancang untuk misi surveillance perbatasan, kemaritiman,
pertanian ini dapat membawa muatan maksimum seberat 7 kilogram
100 kilometer per jam.
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
h. Keterbukaan Informasi
Badan Publik Lembaga Negara di Indonesia.
LAPAN atas dasar beberapa indikator kepatuhan, diantaranya dalam
mengumumkan dan menyediakan informasi, pelayanan informasi, da
pengelolaan serta pendokumentasiannya.
menyerahkan langsung penghargaan tersebut kepada Kepala LAPAN
Prof. Dr. Thomas Djamaluddin di Istana Negara.
i. Sertifikat ISO 9001 : 2008 terkait dengan Sistem Manajemen Mutu
dalam pelayanan teknologi dan Data Satelit Penginderaan Jauh
LAPAN m
9001:2008 terkait dengan Sistem
Manajemen Mutu dalam
pelayanan teknologi dan Data
Satelit Penginderaan Jauh
tanggal 15 Desember 2015
Ruang lingkup menerapan
Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 yang dilaksanakan
oleh Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh mencakup
33 Prosedur Mutu, dan 111 Instruksi Kerja.
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
hun 2015
Keterbukaan Informasi
Pada tanggal 15 Desember
2015 LAPAN terpilih sebagai
salah satu dari 24 lembaga
publik nasional yang menerima
penghargaan dari Komisi
Informasi Pusat atas
keterbukaan informasi yang
dinilai paling baik
2015. LAPAN menduduki
peringkat III dari kategori
Badan Publik Lembaga Negara di Indonesia. Penilaian diberikan kepada
LAPAN atas dasar beberapa indikator kepatuhan, diantaranya dalam
mengumumkan dan menyediakan informasi, pelayanan informasi, da
pengelolaan serta pendokumentasiannya. Presiden Joko Widodo
menyerahkan langsung penghargaan tersebut kepada Kepala LAPAN
Prof. Dr. Thomas Djamaluddin di Istana Negara.
ertifikat ISO 9001 : 2008 terkait dengan Sistem Manajemen Mutu
pelayanan teknologi dan Data Satelit Penginderaan Jauh
LAPAN meraih sertifikat ISO
9001:2008 terkait dengan Sistem
Manajemen Mutu dalam
pelayanan teknologi dan Data
Satelit Penginderaan Jauh, pada
tanggal 15 Desember 2015.
Ruang lingkup menerapan
Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 yang dilaksanakan
oleh Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh mencakup
33 Prosedur Mutu, dan 111 Instruksi Kerja.
Gambar 3.
S
2008 terkait dengan
Sistem Manajemen
Mutu dalam
P
dan Data Satelit
Penginderaan Jauh
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
77
Pada tanggal 15 Desember
LAPAN terpilih sebagai
salah satu dari 24 lembaga
publik nasional yang menerima
penghargaan dari Komisi
Informasi Pusat atas
keterbukaan informasi yang
dinilai paling baik sepanjang
2015. LAPAN menduduki
peringkat III dari kategori
Penilaian diberikan kepada
LAPAN atas dasar beberapa indikator kepatuhan, diantaranya dalam
mengumumkan dan menyediakan informasi, pelayanan informasi, dan
Presiden Joko Widodo
menyerahkan langsung penghargaan tersebut kepada Kepala LAPAN
ertifikat ISO 9001 : 2008 terkait dengan Sistem Manajemen Mutu
pelayanan teknologi dan Data Satelit Penginderaan Jauh
oleh Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh mencakup 7 dokumen,
Gambar 3.30.
Sertifikat ISO 9001 :
2008 terkait dengan
Sistem Manajemen
Mutu dalam
Pelayanan Teknologi
dan Data Satelit
Penginderaan Jauh
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
j. Evaluasi dan Seleksi Terbuka Nasional dan Internal
Berdasarkan
dengan struktur
baru, LAPAN melakukan
Madyta dan
55 Pengawas
Gambar 3.
k. Reformasi birokrasi
Berdasarkan surat dari
UPRBN/12/2015 tanggal 22
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, LAPAN telah mendapatkan indeks
Reformasi Birokrasi sebesar
2014 yang hanya mendapatkan
tahun berikutnya, pelaksanaan reformasi birokrasi dapat dikoordinasikan
dengan baik
di lingkungan LAPAN
3.4. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Dalam pelaksanaan program/kegiatan,
dijabarkan dalam dokumen DIPA.
adalah sebesar Rp.
puluh enam juta tujuh ratus delapan puluh satu ribu rupiah)
proses pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan
perubahan dikarenakan adanya
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
hun 2015
Evaluasi dan Seleksi Terbuka Nasional dan Internal
Berdasarkan Perpres Nomor 49/2015 tentang LAPAN, terjadi perubahan
struktur organisasi LAPAN. Untuk mengisi struktur organisasi
LAPAN melakukan evaluasi dan seleksi terbuka nasional
dan 14 JPT Pratama) dan internal (untuk 45 Administrator dan
55 Pengawas).
Gambar 3.31. Pejabat Eselon I, II dan III setelah pelatikan sesuai
struktur organisasi baru
Reformasi birokrasi
Berdasarkan surat dari Kementerian PAN dan RB Nomor
/12/2015 tanggal 22 Desember 2015 tentang Hasil Evaluasi
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, LAPAN telah mendapatkan indeks
Reformasi Birokrasi sebesar 68,43 (katagori “B”) lebih besar dari tahun
2014 yang hanya mendapatkan 52,16 (katagori “CC”). D
tahun berikutnya, pelaksanaan reformasi birokrasi dapat dikoordinasikan
dengan baik sehingga kategori penilaian pelaksanaan Reformasi Birokrasi
di lingkungan LAPAN dapat meningkat.
AKUNTABILITAS KEUANGAN
Dalam pelaksanaan program/kegiatan, LAPAN dibiayai oleh
dijabarkan dalam dokumen DIPA. Pagu awal tahun yang tertera di dokumen PK
Rp. 673.076.781.000,- (Enam ratus tujuh puluh tiga miliar tujuh
puluh enam juta tujuh ratus delapan puluh satu ribu rupiah)
proses pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan, pagu awal tersebut mengalami
perubahan dikarenakan adanya tambahan pagu, yang terdiri dari:
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
78
LAPAN, terjadi perubahan
. Untuk mengisi struktur organisasi
evaluasi dan seleksi terbuka nasional (untuk 4 JPT
45 Administrator dan
etelah pelatikan sesuai
Nomor B/11/D.I.PANRB-
tentang Hasil Evaluasi
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, LAPAN telah mendapatkan indeks
) lebih besar dari tahun
CC”). Diharapkan pada
tahun berikutnya, pelaksanaan reformasi birokrasi dapat dikoordinasikan
sehingga kategori penilaian pelaksanaan Reformasi Birokrasi
dibiayai oleh APBN yang
Pagu awal tahun yang tertera di dokumen PK
(Enam ratus tujuh puluh tiga miliar tujuh
puluh enam juta tujuh ratus delapan puluh satu ribu rupiah). Namun di dalam
tersebut mengalami
tambahan pagu, yang terdiri dari:
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
79
1. Alokasi tambahan anggaran untuk kegiatan N219 dari Badan Anggaran
Bendahara Umum (BABUN) sebesar Rp. 23.000.000.000,- (Dua puluh tiga
miliar rupiah)
2. Hibah Luar Negeri sebesar Rp. 743.050.000,- (Tujuh ratus empat puluh tiga
juta lima puluh ribu rupiah)
3. Peningkatan dalam penerimaan pada Pusat Pemanfaatan Teknologi
Dirgantara sebagai Badan Layanan Umum (BLU), berupa kontrak pengadaan
data resolusi tinggi dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) sebesar
Rp. 187.419.668.000,- (Seratus delapan puluh tujuh miliar empat ratus
sembilan belas juta enam ratus enam puluh delapan ribu rupiah).
Jadi total anggaran LAPAN pada akhir tahun 2015 yang tertera di dokumen
DIPA menjadi Rp. 878.339.699.000,- (Delapan ratus tujuh puluh delapan miliar tiga
ratus tiga puluh Sembilan juta enam ratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah)
dengan rincian realisasi sebagai berikut:
Tabel 3.13. Realisasi Anggaran Tahun 2015
NO NAMA PROGRAM
JENIS
SUMBER
DANA
PAGU (Rp) REALISASI (Rp) %
REALISASI
1
Program Dukungan
Manajemen Teknis dan
Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya LAPAN
RM 113.991.233.000 89.267.029.506 78,31%
BLU 187.491.668.000 65.004.110.344 34,67%
2
Program Pengembangan
Teknologi Penerbangan
dan Antariksa
RM 576.113.748.000 539.667.670.552 93,68%
HLN 743.050.000 670.371.033 90,22%
TOTAL 878.339.699.000 694.619.181.435 79,08%
Capaian serapan anggaran pada tahun 2015 yakni sebesar
Rp. 694.619.181.435,- (Enam ratus sembilan puluh empat miliar enam ratus
sembilan belas juta seratus delapan puluh satu ribu empat ratus tiga puluh lima
rupiah) atau 79,08% dari pagu Rp. 878.339.699.000,- (Delapan ratus tujuh puluh
delapan miliar tiga ratus tiga puluh sembilan juta enam ratus sembilan puluh
sembilan ribu rupiah). Realisasi serapan yang kecil disebabkan surat usulan revisi
anggaran BLU yang baru dikeluarkan pada tanggal 30 Desember 2015 berdasarkan
surat Departemen Keuangan No. S-6869/WPB.12/2015. Sehingga masih terdapat
tagihan dari pihak lain sebagai biaya produksi layanan sebesar Rp. 98.426.492.098,-
(Sembilan puluh delapan miliar empat ratus dua puluh enam juta empat ratus
sembilan puluh dua ribu sembilan puluh delapan rupiah) yang belum terealisasi dan
menjadi kewajiban pada tahun 2016.
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
80
Apabila realisasi anggaran LAPAN 2015 dihitung tanpa memasukan
perhitungan dari BLU, maka realisasi anggaran LAPAN menjadi sebesar
Rp. 629.605.071.091,- (Enam ratus dua puluh sembilan miliar enam ratus lima juta
tujuh puluh satu ribu sembilan puluh satu rupiah) atau 91,14% dari pagu anggaran
sebesar Rp. 690.848.031.000,- (Enam ratus sembilan puluh miliar delapan ratus
empat puluh delapan juta tiga puluh satu ribu rupiah). Saldo atau sisa anggaran
terjadi dikarenakan hal-hal sebagai berikut:
a. Adanya lelang yang gagal.
b. Adanya penyesuaian pembayaran annual-fee yang sebagian sudah
dibayarkan pada tahun sebelumnya dan sisa alokasi tersebut tidak dapat
dimanfaatkan.
c. Tidak terealisasikannya kenaikan tunjangan kinerja yang sudah
dialokasikan pada pagu tahun 2015.
d. Terdapat pegawai yang fungsionalnya berhenti sementara, sehingga
tunjangan fungsionalnya tidak dapat dibayarkan.
e. Kebijakan-kebijakan penyelenggaraan paket meeting dalam kota, luar kota
serta perjalanan dinas luar negeri.
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
BAB 4
PENUTUP
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
hun 2015
PENUTUP
“LAPAN UNGGUL – INDONESIA MAJU,
LAPAN MELAYANI - INDONESIA MANDIRI”
Prof. Dr. Thomas. Djamaluddin
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
81
INDONESIA MAJU,
INDONESIA MANDIRI”
Prof. Dr. Thomas. Djamaluddin, M.Sc
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
82
BAB 4
PENUTUP
LAPAN berupaya ingin menjadi Pusat Unggulan Penerbangan dan Antariksa,
karena itu tak berlebihan bila LAPAN punya kemauan kuat supaya bisa meluncurkan
roket sendiri ke antariksa pada 2039. Ada empat pilar utama LAPAN, yaitu sains
antariksa dan sains atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, penginderaan
jauh, serta kebijakan penerbangan dan antariksa. Untuk mendukung program kerja
ini, LAPAN butuh dorongan maksimal dari pemerintah agar industri strategis ini bisa
kembali bangkit dan terus melakukan inovasi.
Bangsa Indonesia secara bertahap harus menjadi bangsa yang mandiri, di
mana kemandirian tersebut ditopang oleh kemampuan sumber daya nasional.
Kemampuan sejatinya dapat dibangun bersama melalui penguatan Iptek dengan
memposisikan aktivitas penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek sebagai
unsur utama dalam pembangunan kemandirian bangsa.
Upaya koordinasi dan peningkatan kerjasama dengan berbagai instansi terkait
terus dilakukan dengan lebih intensif, mengingat usaha pencapaian target yang
lebih ambisius pada RPJMN 2015-2019 diharapkan menjadi salah satu mesin
penggerak pertumbuhan ekonomi nasional melalui pemberdayaan hasil litbang
penerbangan dan antariksa.
Laporan Kinerja Tahun 2015 ini diharapkan dapat memberikan gambaran
tentang berbagai capaian kinerja pada berbagai perspektif, sasaran strategis dan
indikator keberhasilannya. Laporan ini merupakan wujud transparansi dan
akuntabilitas LAPAN dalam melaksanakan berbagai kewajiban yang diembannya
dalam pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa di Indonesia serta
sistem nilai yang ada di LAPAN, yaitu: Pembelajar, Rasional, Akuntabel, Konsisten dan
Berorientasi Kepada Layanan Publik.
Sangat disadari bahwa laporan ini belum sempurna seperti yang diharapkan,
namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan
(stakeholders) dapat memperoleh gambaran kinerja yang telah dilakukan oleh
LAPAN sepanjang tahun 2015. Di masa mendatang, LAPAN akan terus melakukan
berbagai langkah untuk lebih meningkatkan kualitas kinerja dan pelaporannya agar
terwujud transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan.
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
83
Lampiran I
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN)
TAHUN 2015
SASARAN
STRATEGIS UTAMA
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
Meningkatnya
penguasaan dan
kemandirian Iptek
penerbangan dan
antariksa
IKU 1 : Jumlah tipe roket untuk
penggunaan khusus 2 Tipe
IKU 2 : Jumlah tipe satelit untuk
pemantauan 2 Tipe
IKU 3 : Jumlah tipe pesawat udara tanpa
awak untuk pemantauan 2 Tipe
IKU 4 : Jumlah produk desain pesawat
transport nasional yang siap diproduksi
oleh industri penerbangan
1 Produk
desain
IKU 5 : Jumlah model pemanfaatan Iptek
penerbangan dan antariksa untuk
pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi
bencana dan perubahan iklim
14 Model
Meningkatnya layanan
Iptek penerbangan dan
antariksa yang prima
IKU 6 : Jumlah instansi pengguna layanan
Iptek penerbangan dan antariksa
125
Instansi
IKU 7 : Indeks Kepuasan Masyarakat atas
pelayanan Iptek penerbangan dan
antariksa
Nilai 78
(0-100)
Meningkatnya hasil karya
ilmiah Iptek penerbangan
dan antariksa
IKU 8 : Jumlah publikasi nasional
terakreditasi 45 Makalah
IKU 9 : Jumlah publikasi internasional yang
terindeks
15 Makalah
IKU 10 : Jumlah Hak Kekayaan Intelektual
(HKI) yang berstatus granted
2 HKI
granted
Terlaksananya
penyelenggaraan
keantariksaan yang
memenuhi standar
IKU 11 : Persentase penyelenggara
keantariksaan di Indonesia yang memenuhi
standar
-
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
84
84
Lampiran II
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
85
85
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
86
86
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
87
87
Lampiran III
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
88
88
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
89 89 89
Lampiran IV
PENGUKURAN KINERJA
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN)
TAHUN 2015 (dalam ribuan Rupiah)
PROGRAM
SASARAN
STRATEGIS
UTAMA
INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN
ANGGARAN
PAGU REALISASI %
Program pengembangan
teknologi penerbangan dan
antariksa
Meningkatnya
penguasaan dan
kemandirian Iptek
penerbangan dan
antariksa
IKU 1 : Jumlah tipe roket untuk penggunaan khusus 2 Tipe 3 Tipe 150%
878.339.699 694.619.181 79,08%
IKU 2 : Jumlah tipe satelit untuk pemantauan 2 Tipe 2 Tipe 100%
IKU 3 : Jumlah tipe pesawat udara tanpa awak untuk
pemantauan 2 Tipe 2 Tipe 100%
IKU 4 : Jumlah produk desain pesawat transport nasional
yang siap diproduksi oleh industri penerbangan
1
Produk
desain
1
Produk
desain
100%
IKU 5 : Jumlah model pemanfaatan Iptek penerbangan
dan antariksa untuk pemantauan SDA, lingkungan serta
mitigasi bencana dan perubahan iklim
14 Model 15 Model 107,14%
Program pengembangan
teknologi penerbangan dan
antariksa Meningkatnya
layanan Iptek
penerbangan dan
antariksa yang prima
IKU 6 : Jumlah instansi pengguna layanan Iptek
penerbangan dan antariksa
125
Instansi
200
Instansi 160%
Program dukungan
manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis
lainnya
IKU 7 : Indeks Kepuasan Masyarakat atas pelayanan Iptek
penerbangan dan antariksa
Nilai 78
(0-100) 79,30 101,67%
Program pengembangan
teknologi penerbangan dan
antariksa
Meningkatnya hasil
karya ilmiah Iptek
penerbangan dan
antariksa
IKU 8 : Jumlah publikasi nasional terakreditasi 45 Makalah 39 Makalah 86,67%
IKU 9 : Jumlah publikasi internasional yang terindeks 15 Makalah 22 Makalah 146,67%
IKU 10 : Jumlah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang
berstatus granted
2 HKI
granted 0 HKI granted 0%
Program pengembangan
teknologi penerbangan dan
antariksa
Terlaksananya
penyelenggaraan
keantariksaan yang
memenuhi standar
IKU 11 : Persentase penyelenggara keantariksaan di
Indonesia yang memenuhi standar -
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
Lampiran IV
STRATEGY MAP LAPAN 2015
Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
90
STRATEGY MAP LAPAN 2015-2019 DENGAN BALANCED SCORECARD (BSC)
90
90
SCORECARD (BSC)
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Tahun 2015
91 91