laporan gravity peta
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 LAPORAN Gravity Peta
1/20
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi
menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga
meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk
mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas
permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di
dalam bumi.
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel
yang memiliki massa di alam semesta. Gravitasi matahari yang dihasilkan benda-
benda langit dalam setiap orbit mengelilingi matahari. Fisika modern menjelaskan
gravitasi menggunakan Teori instein !elativitas "mum, tapi #ukum gravitasi
universal $ewton yang lebih mendekati sederhana %ukup akurat dalam
kebanyakan kasus.&ebagai %ontoh, bumi yang memiliki massa sangat besar dapat
menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar pula untuk menarik benda-benda
di sekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda-benda yang ada di bumi. Gaya
gravitasi ini juga menarik benda-benda di luar angkasa, seperti bulan, meteor, dan
benda langit lainnya, termasuk satelit buatan manusia.
&edangkan metode gravity adalah salah satu metode eksplorasi dalam
geofisika yang memenfaatkan perbedaan gravitasi bumi yang bervariasi akibat
dari gaya lain yang banyak pengaruh. 'alu dalam eksplorasi gravitasi yang di%ari
adalah suatu anomali gravitasi yang dapat men%irikan suatu tempat.
I.2. Maksud dan Tujuan
(aksud dari praktikum gravity ini adalah agar kita dapat memahami teori
dasar perhitungan metode gravity, sedangkan tujuannya adalah men%ari nilai
anomali gravitasi lalu membuat peta G rata-rata, peta G terkoreksi, peta G
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_bumi
-
8/16/2019 LAPORAN Gravity Peta
2/20
observasi, dan peta G obs vs elevasi, dimana software yang digunakan adalah
&urfer )).
2
-
8/16/2019 LAPORAN Gravity Peta
3/20
BAB II
DASAR TEORI
II.1. Metde Gravity
(etode gravitasi adalah suatu metode eksplorasi yang mengukuran medan
gravitasi pada kelompok-kelompok titik pada lokasi yang berbeda dalam suatu
area tertentu. Tujuan dari eksplorasi ini adalah untuk mengasosiakan variasi dari
perbedaan distribusi rapat massa dan juga jenis batuan.
Tujuan utama dari studi mendetail data gravitasi adalah untuk memberikan
suatu pemahaman yang lebih baik mengenai lapisan bawah geologi. (etodegravitasi ini se%ara relatif lebih murah, tidak men%emari dan tidak merusak *uji
tidak merusak+ dan termasuk dalam metode jarak jauh yang sudah pula digunakan
untuk mengamati permukaan bulan. uga metoda ini tergolong pasif, dalam arti
tidak perlu ada energi yang dimasukkan ke dalam tanah untuk mendapatkan data
sebagaimana umumnya pengukuran.
Pengukuran per%epatan gravitasi memberikan informasi mengenai densitas
batuan bawah tanah. Terdapat rentang densitas yang amat lebar di antara berbagai
jenis batuan bawah tanah, oleh karena itu seorang ahli geologi dapat melakukan
inferensi atau deduksi mengenai strata atau lapisan-lapisan batuan berdasarkan
data yang diperoleh. Patahan yang umumnya membuat terjadinya lompatan pada
penyebaran densitas batuan, dapat teramati dengan metode ini.
II.2. Huku! Dasar Metde Gravity
nteraksi antara dua benda yang berjarak r ialah timbulnya gaya tarik
menarik antar kedua benda tersebut. ila perbandingan massa kedua benda
bernilai sangat besar, maka benda yang mempunyai massa lebih besar akan
menimbulkan medan gravitasi terhadap benda yang massanya jauh lebih ke%il.
&ehingga benda yang mempunyai massa jauh lebih ke%il tersebut akan mengalami
medan gravitasi oleh benda bermassa besar. ika kita analogikan pada massa
benda m dipermukaan bumi dengan massa bumi (, maka dapat kita katakan
3
-
8/16/2019 LAPORAN Gravity Peta
4/20
bahwa massa bumi ( sebagai sumber medan gravitasi terhadap benda m.Fisisnya
benda m akan mengalami per%epatan gravitasi bumi yang besarnya /
*0.)+
r diukur sebagi jarak benda m terhadap pusat massa bumi. Dimensi medan
gravitasi ialah $1kg atau m1s0. (edan atau per%epatan gravitasi sebenarnya tidak
tepat mengarah ke pusat bumi, karena efek rotasi bumi akan menimbulkan
per%epatan sentripetal. Dalam hal ini pusat lingkaran bukanlah pusat bumi karena
lingkaran tersebut adalah lingkaran garis bujur, yaitu lingkaran yang sejajar garis
khatulistiwa. $amun efek ini sangat ke%il dibanding per%epatan tarikan bumi, oleh
karena itu dapat diabaikan, dan dianggap bahwa g vertikal ke bawah. Persebaran
benda atau batuan pada lapisan bumi ialah tidak homogen, oleh karena itu antara
batuan yang satu terhadap yang lainnya saling berpengaruh. 2etidak homogenan
ini dikarenakan adanya perbedaan densitas atau distribusi rapat massa. &ehingga
setiap batuan atau material memberikan harga respon gravitasi yang berbeda-
beda. Perbedaan respon gravitasi tersebut sangatlah ke%il, maka dibutuhkan satuan
yang berorder mikro. Dalam satuan &, satuan dasar g ialah m1s 0, bila dalamsatuan %gs ialah %m1s0 atau gal, maka perbedaan g sering juga ditulis dalam satuan
mgal *mili gal+.
) gal 3 ) %m1s0 3 )444 mgal 3 )4.444 gu 3 ).444.444 5gal
6gu 3gravity unit
4
-
8/16/2019 LAPORAN Gravity Peta
5/20
7ara melakukan konversi adalah sebagai berikut/
(isal hasil pemba%aan gravity meter )8)9,:;4. $ilai ini diambil nilai
bulat sampai ratusan yaitu )844. Dalam tabel konversi nilai )844 sama dengan
)8:4, mGal.
2edua perhitungan diatas dijumlahkan, hasilnya adalah *)8:4,+ = 77F 3 )89;.000 mGal. Dimana 77F *7alibration 7orre%tion Fa%tor+
merupakan nilai kalibrasi alat Gravity meter 'a7oste @ !omberg type G.>0>
sebesar ).4449:80;).
II.". #aktr $ang Me!%engaru&' (ra)'tas'
Gravitasi merupakan sifat per%epatan pada bumi yang menghasilkan benda
jatuh se%arabebas. Per%epatan gravitasi pada setiap tempat di permukaan bumi
tidaklah sama. Di eAuatorper%epatan gravitasi sekitar B,8< m1s, sedangkan di
daerah kutub sekitar B,
-
8/16/2019 LAPORAN Gravity Peta
6/20
yangtinggi sehingga gravitasinya lebih ke%il daripada wilayah lautan *Daryono,
)BB0/ )9-)>+.
II.*. Ta&a%an Pengla&an Data (ra)'t+
a. Pengukuran 'apangan
Pengukuran metoda gayaberat dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu/
penentuan titik ikat dan pengukuran titik-titik gayaberat. &ebelum survei
dilakukan perlu menentukan terlebih dahulu base station, biasanya dipilih pada
lokasi yang %ukup stabil, mudah dikenal dan dijangkau. Base station jumlahnya
bisa lebih dari satu tergantung dari keadaan lapangan. (asing-masing base
station sebaiknya dijelaskan se%ara %ermat dan terperin%i meliputi posisi, nama
tempat, skala dan petunjuk arah. Base station yang baru akan diturunkan dari
nilai gayaberat gobs yang menga%u dan terikat pada Titik Tinggi Geodesi *TTG+
yang terletak di daerah penelitian. TTG tersebut pada dasarnya telah terikat
dengan jaringan Gayaberat nternasional atau E International Gravity
Standardization Net”, *G&$ 8)+. Pengukuran data lapangan meliputi pemba%aan
gravity meter juga penentuan posisi, waktu dan pemba%aan barometer serta suhu.
Pengukuran gayaberat pada penelitian ini menggunakan alat gravity
meter LaCoste & Romberg type G.>0> berketelitian 4,4: mGal1hari atau 4,)
mGal1bulan. Penentuan posisi dan waktu menggunakan Global Positioning
System *GP&+ Garmin, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan
arometer Aneroid Precission dan termometer. Pengukuran pada titik-titik survei
dilakukan dengan metode kitaran1looing dengan pola C--7-D-C, dengan CH
adalah salah satu cell center *77+ yang merupakan base station setempat. arak
antar titik pengukuran pada keadaan normal > km, tergantung dari medan yangakan diukur dengan pertimbangan berdasarkan pada ke%enderungan *trend +
geologi di daerah survei.(etode kitaran1looing diharapkan untuk menghilangkan
kesalahan yang disebabkan oleh pergeseran pemba%aan gravity meter. (etode ini
mun%ul dikarenakan alat yang digunakan selama melakukan pengukuran akan
mengalami gun%angan, sehingga menyebabkan bergesernya pemba%aan titik nol
pada alat tersebut.
6
-
8/16/2019 LAPORAN Gravity Peta
7/20
b.Pemrosesan Data
Pemrosesan data gayaberat yang sering disebut juga dengan reduksi data
gayaberat, se%ara umum dapat dipisahkan menjadi dua ma%am, yaitu/ proses dasar dan proses lanjutan. Proses dasar men%akup seluruh proses berawal dari nilai
pemba%aan alat di lapangan sampai diperoleh nilai anomali ouguer di setiap titik
amat. Proses tersebut meliputi tahap-tahap sebagai berikut/ konversi pemba%aan
gravity meter ke nilai milligal, koreksi apungan *dri!t correction", koreksi pasang
surut *tidal correction+, koreksi lintang *latit#de correction+, koreksi udara bebas
* !ree$air correction", koreksi ouguer *sampai pada tahap ini diperoleh nilai
anomali ouguer &ederhana *C&+ pada topografi.+, dan koreksi medan *terrain
correction"% Pemrosesan data tersebut menggunakan komputer
dengan so!tare (&. =%el. Proses lanjutan merupakan proses untuk
mempertajam kenampakan1gejala geologi pada daerah penyelidikan yaitu
pemodelan dengan menggunakan so!tare &urfer < dan G!CI0D7. eberapa
koreksi dan konversi yang dilakukan dalam pemrosesan data metoda gayaberat,
dapat dinyatakan sebagai berikut /
a. ,n)ers' Pe!-aaan Gravity MeterProses data gaya berat dilakukan terhadap nilai pemba%aan gravity meter
untuk mendapatkan nilai anomaly Bo#g#er . "ntuk memperoleh nilai
anomaly Bo#g#er dalam setiap titik amat, maka dilakukan pemba%aan
gravity meter menjadi nilai gaya berat dalam satuan miligal, "ntuk
memperoleh nilai anomaly bo#g#er harus melakukan konversi dari alat
gravity meter menjadi nilai gaya berat dalam *mgal+. Dengan beredarnya
berbagai ma%am alat gravity meter, maka berma%amJma%am pula metode
konversi untuk masingJmasing alat. Pada praktikum ini akan dilakukan
konversi untuk alat yang sering digunakan dalam eksplorasi. Dalam hal ini
alat yang sering digunakan dalam eksplorasi *Gmgal+, yaitu Lacoste &
Ronberg tipe G-)))< digunakan rumus/
-. ,n)ers' Feedback ke!'ll'gal /#!gal0
7
Gmgal 3 skala ba%aan = konstanta konversi *0.0+
-
8/16/2019 LAPORAN Gravity Peta
8/20
'onstanta (onversi ) *+m ) !eedbac( *0.:+
. ,n)ers' T'ngg' Alat /,TA0
Tinggi alat merupakan jarak antara permukaan atas gravity meter
dengan titik ukur GP&. Tujuannya agar pemba%aan gravitasi disetiap
pengukuran mempunyai posisi ketinggian yang sama dengan pengukuran
hasil data GP&. 2onversi tinggi alat ini mengurangi besar harga g sehingga
harus ditambahkan.
'A - .,/.01 2 3% *0.9+
d. ,reks' Pasang Surut
erdasarkan hukum $ewton yang melandasi konsep gravitasi
maka kedudukan bintang dan planet yang pada system tata surya akan
mempengaruhi besar ke%ilnya gaya gravitasi. enda J benda langit
tersebut yang paling dominan pengaruhnya adalah bulan dan matahari.
Dengan pengetahuan astronomi pada saat ini, kedudukan bulan dan
matahari terhadap bumi dapat diketahui untuk setiap waktu. Dari
pengetahuan itu se%ara teoritis kita dapat mengetahui besar ke%ilnya
pasang surut bumi pada waktu dan tempat tertentu. Pada umumnya
besar koreksi pasang surut telah dilabelkan, dan telah ada banyak sekali
software untuk menghitung koreksi tersebut. &alah satunya dengan
memasukkan data lintang dan bujur ke dalam derajat dan menit, tinggi titik
ukur dalam meter, selang waktu pen%uplikan, tanggal mulai dan akhir.
2oreksi Pasut menambah harga g, sehingga harus dikurangi/
2oreksi pasut
4 t * jam +
8
G 3 Gmgal ? Fmgal ? 2TC J Pasut *0.>+
-
8/16/2019 LAPORAN Gravity Peta
9/20
mgal
(a!-ar II.1.Grafik 2oreksi Pasut
Tanda *?+ menunjukan bumi mengalami tarikan dari posisi
normalnya. &edangkan tanda J menunjukan bumi mengalami dorongan
dari posisi normalnya. Dengan koreksi pasut ini bumi disetimbangkan
pada posisi normalnya.
e. ,reks' drift
Pengukuran gravitasi berulang pada suatu tempat akan
memberikan hasil yang berbeda, meskipun se%ara teoritis harga gravitasi
suatu tempat dianggap konstan. Perbedaan tersebut selain disebabkan
fa%tor pasang surut yang lebih penting adalah faktorJfaktor kelelahan
pegas, efek gon%angan, dan perubahan suhu yang sering disebut dri!t
*apungan+. &ebagaimana telah diketahui bahwa alat gravimeter terdiri dari
komponen mekanis yang bersifat elastis *pegas+, sehingga sangat
berpengaruh oleh adanya gon%angan, perubahan suhu.
Tahap pelaksanaan koreksi dri!t adalah dengan membuat suatulooping pada waktu pengamatan. Pengukuran awal dilakukan pada Base
station local *&T+, kemudian dilanjutkan dengan pengukuran titik J titik
amat sesuai ren%ana. Ckhir pengukuran dalam suatu hari kerja tersebut
ditutup dengan pengukuran kembali &T.
adi koreksi dri!t yaitu pergeseran pemba%aan reading liner pada
gravity meter karena gon%angan dalam pengukuran dan suhu lingkungan.
* gravitymeter sangat sensitif+. esarnya yaitu dapat dirumuskan se%ara
matematis sebagai berikut /
*0.;+
Dengan/
D7 *a+ /koreksiapungan di titikamat a
g) / pemba%aan di titikawalsaat t)
gHn / pemba%aan di titikawalsaattn
t) / waktupengamatan di titikawal
9
-
8/16/2019 LAPORAN Gravity Peta
10/20
tn / waktupengamatansaatmenutup loop
ta / waktupengamatan di titik a
2oreksi apungan dilakukan setelah koreksi pasang surut sehingga
besarnya g terkoreksi *g+
*0.8+
f. Menar' N'la' (
4G - G terkoreksi dri!t 5 G terkoreksi base awal *0.
-
8/16/2019 LAPORAN Gravity Peta
11/20
(a!-ar II.". 2onsep Dasar Pengukuran Looing
&eperti yang dilihat pada gambar pengukuran pertama dilakukan di titk
base kemudian baru dilanjutkan ke lintasan dan pengukuran tersebut diakhiri pada
titk base tadi yang disebut sebagai titik Looing . Pada pengukuran ini akan
terdapat variasi harian yang terjadi selama pengukuran dengan kondisi matahari
pada saat pengukuran dilakukan dan diakhir adalah berbeda yang mengikatkan
intensitas dari daerah pengukuran juga bervariasi.
11
ase
lintasan
'ooping
-
8/16/2019 LAPORAN Gravity Peta
12/20
BAB III
METODOLO(I PENELITIAN
III.1. D'agra! Al'r Pengla&an Data
(a!-ar III.1 Diagram Clir Pengolahan Data
III.2. Pe!-a&asan D'agra! Al'r Pengla&an Data
12
(ulai
2onversi skala 2onversi F
&urfer #ubunga
&elesai
-
8/16/2019 LAPORAN Gravity Peta
13/20
Pertama-tama data yang didapat dari lapangan dikonversi skala
pemba%aannya dan !eedbac($nya, setelah itu koreksi tinggi alat dan juga pasang
surut. 2emudian didapat G rerata dan dri!t dikoreksi sehingga didapat G dengan
dri!t terkoreksi. 'alu dari G terkoreksi dri!t didapat ∆G dan G observasi yang
kemudian diolah dengan aplikasi &urfer )) untuk mendapatkan peta elevasi, G
rerata, G terkoreksi dri!t , dan G observasi. 2emudian dari peta tadi di analisis
sehingga dapat ditarik kesimpulan.
13
-
8/16/2019 LAPORAN Gravity Peta
14/20
BAB I3
HASIL DAN PEMBAHASAN
I3.1. Has'l dan Pe!-a&asan
I3.1.1. Peta Ele)as'
(a!
-ar I3.1 Peta levasi
Pada peta levasi ketika titik pada = 3 9;9948,< dan y 3 B)9)>40
mempunyai nilai levasi )8; m dan mempunyai indeks warna merah yang
menandakan tingkat levasi pada daerah tersebut tinggi. ketika lokasi berada pada
= 3 9;9)B9,; dan y 3 B)9)>84 mempunyai nilai levasi )9< m dan mempunyai
14
-
8/16/2019 LAPORAN Gravity Peta
15/20
indeks warna hijau yang menandakan tingkat levasi pada daerah tersebut sedang.
Dan ketika lokasi berada pada = 3 9;9;)>,89 dan y 3 B)9)8B8 mempunyai nilai
levasi )0) m dan mempunyai indeks warna ungu yang menandakan tingkat
levasi pada daerah tersebut rendah pada daerah itu.
I3.1.2 Peta ( Rerata
(a!-ar I3.".1. Peta G !erata
Pada Peta G rerata ketika lokasi berada pada = 3 9;:
-
8/16/2019 LAPORAN Gravity Peta
16/20
)8;9,0)> mgal dan mempunyai indeks warna kuning yang menandakan tingkat G
rerata pada daerah tersebut sedang. Dan ketika lokasi berada pada = 3 9;99>:,89
dan y 3 B)9)B4) mempunyai nilai G rerata )8>;,:)>) mgal dan mempunyai
indeks warna ungu yang menandakan tingkat G rerata pada daerah tersebut rendah
ada daerah itu.
I3.".". Peta ( Terkreks'
(a!-ar I3.".2. Peta 2oreksi 6ri!t
Pada Peta 2oreksi dri!t ketika lokasi berada pada = 3 9;94>),0 dan y 3
B)9)BB9 mempunyai nilai 2oreksi dri!t )88>,:08 mgal dan mempunyai indeks
warna merah yang menandakan tingkat 2oreksi dri!t pada daerah tersebut tinggi.
16
-
8/16/2019 LAPORAN Gravity Peta
17/20
ketika lokasi berada pada = 3 9;94;9,; dan y 3 B)9)0B4 mempunyai nilai G
rerata )8;8,0)> mgal dan mempunyai indeks warna hijau yang menandakan
tingkat 2oreksi dri!t pada daerah tersebut sedang. Dan ketika lokasi berada pada =
3 9;9;B:,89 dan y 3 B)9)>B8 mempunyai nilai G rerata )8>B,:)>) mgal dan
mempunyai indeks warna ungu yang menandakan tingkat 2oreksi dri!t pada
daerah tersebut rendah ada daerah itu.
I3.".* Peta ( O-ser)as'
(a!
-ar I3.".". Peta G observasi
Pada peta G observasi pada titik line < yang di lingkari pada peta terdapat
beberapa perbedaan G observasi yang sangat men%olok yaitu pada = 3 9;948:,0
dan y 3 B)9)>4 mempunyai nilai G observasi B8
-
8/16/2019 LAPORAN Gravity Peta
18/20
indeks warna kuning yang menandakan tingkat 2oreksi dri!t pada daerah tersebut
sedang. ketika lokasi berada pada = 3 9;9004,; dan y 3 B)9)9B> mempunyai nilai
G observasi B8)),89 dan y 3 B)9)>4B mempunyai nilai G observasi B8 mgal dan
mempunyai indeks warna ungu yang menandakan tingkat 2oreksi dri!t pada
daerah tersebut rendah pada daerah itu.
I3. Peta ( -s 3S Ele)as'
(a!-ar I3.".*. Peta G observasi Is levasi
18
-
8/16/2019 LAPORAN Gravity Peta
19/20
Pada peta G obs I& levasi pada titik pada = 3 9;9948,< dan y 3
B)9)>40 mempunyai nilai levasi )8; m namun nilai G obs pada titik tersebut
hanya benilai B8 mgal dengan kata lain G observasi benilai ke%il. Dan ketika
lokasi berada pada = 3 9;9;)>,89 dan y 3 B)9)8B8 mempunyai nilai levasi )0)
m dan mempunyai indeks warna ungu yang menandakan tingkat levasi pada
daerah tersebut rendah pada daerah itu namu berbeda dengan nilai G observasi
yang didapat yaitu B8
-
8/16/2019 LAPORAN Gravity Peta
20/20
BAB 3
PENUTUP
3.1. ,es'!%ulan
Pada peta G obs I& levasi pada titik pada = 3 9;9948,< dan y 3 B)9)>40
mempunyai nilai levasi )8; m namun nilai G obs pada titik tersebut hanya
benilai B8 mgal dengan kata lain G observasi benilai ke%il. Dan ketika lokasi
berada pada = 3 9;9;)>,89 dan y 3 B)9)8B8 mempunyai nilai levasi )0) m dan
mempunyai indeks warna ungu yang menandakan tingkat levasi pada daerah
tersebut rendah pada daerah itu namu berbeda dengan nilai G observasi yang
didapat yaitu B8