laporan bi risrina tea

26
LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN I UJI KARBOHIDRAT PERCOBAAN II UJI PROTEIN DAN LIPID OLEH : NAMA : CECEP MUHAMMAD NM NIM : KHG.C10006 PROG. STUDI : SI KEPERAWATAN KELOMPOK : II UPT. LABORATORIUM PUSAT UNIT KIMIA DASAR UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2000

Upload: amhar-syukur-rizki

Post on 12-Aug-2015

23 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Bi Risrina Tea

LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN I UJI KARBOHIDRAT

PERCOBAAN II UJI PROTEIN DAN LIPID

 

 

 

 

 

 OLEH : 

NAMA : CECEP MUHAMMAD NM  NIM : KHG.C10006 PROG. STUDI                  : SI KEPERAWATAN  KELOMPOK                       : II 

 

UPT. LABORATORIUM PUSAT UNIT KIMIA DASAR

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2000

UJI KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

A.  TUJUAN PERCOBAAN

Page 2: Laporan Bi Risrina Tea

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :

1.   Mengelompokkan karbohidrat dan disakarida

2.   Mengetahui uji spesifik monosakarida dan polisakarida

B. KAJIAN TEORI

Gula sederhana dan zat-zat yang dengan hidrolisis menghasilkan gulas sederhana disebut

karbohidrat. Aslinya nama karbohidrat digunakan karena kompoposi kebayanyakan gula,

pati, dan selulosa berpadanan dengan hidrat hipotetis dari karbon, Harga x dan y dapat

berjangka antara 3 sampai ribuan. Suatu pengelompokkan yang luas dari sejumlah besar

karbohidrat, terdiri dari sekitar setengah lusin kelas utama, dengan barangkali 40 subkelas.

Pada umumnya, semua karbohidrat disebut sakarida (Yunani, sacbaron, gula). Pembahasan

akan dibatasi pada zat berikut: (1) monosakarida, yang tidak dapat dihidrolisis; (2) disakarida,

yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida; dan (3) polisakarida, yang

membentuk banyak molekul monosakarida dengan hidrolisis.

Diantara monosakarida yang terpenting terdapat molekul yang mengandung enam atom

karbon, yang kenal dengan nama heksosa, C6H12O6 Bila suatu heksosa mengandung suatu

gugus aldehida, senyawaan itu dikenal sebagai suatu aldoheksosa; jika mengandung suatu

gugus keton, disebut ketoheksosa Heksosa adalah zat manis, kristalin dan larut yang terdapat

dalam madu dan buah matang karbohidrat yang terhidrolisis dan menghasilkan heksosa

adalah gula tebu, gula gandum, gula susu, pati dan selulosa.

Gambar molekul monosakarida adalah sebagai berikut:

Sukrosa (gula tebu), maltosa (gula gandum) dan laktosa (gula susu) merupakan anggota

penting dari grup disakarida, C12H22O11. Seperti dinyatakan oleh namanya, tiap molekul gula

ini terdiri dari dua satuan monosakarida Dapat dibanyangkan bahwa satuan-satuan ini

dihubungkan satu sama lain oleh ikatan-ikatan yang dihasilkan dari eliminasi (pembuangan)

sebuah molekul air (Pudjaatmaka, 1992:409-412).

Terdapat 4 kumpulan utama molekul biologi yang besar, iaitu karbohidrat, lemak,

protein dan asid nukleik. Kebanyakan makromolekul adalah polimer, terbina daripada satu

unit (monomer) yang banyak. Karbohidrat memainkan peranan sebagai pembekal tenaga

(bahanapi) dan juga untuk pembinaan sel-sel organisme. Lipid adalah molekul hidrofobik

yang sangat luas ciri-cirinya. Protein pula mempunyai berbagai struktur, lalu menghasilkan

kepelbagaian fungsi sementara asid nukleik mempunyai tugas yang tidak berbelah-bagi:

menyimpan dan memancarkan maklumat perwarisan.

Page 3: Laporan Bi Risrina Tea

Fungsi utama karbohidrat, adalah sebagai sumber tenaga untuk sel. Contohnya, 1g

karbohidrat berupaya membebaskan 17 kilojoule (kJ) tenaga.

Karbohidrat adalah sebutan umum untuk molekul yang terdiri daripada karbon,

hydrogen dan oksigen dengan setaip satu unsur berada pada nisbah 1:2:1. Dengan itu, cara

menulis formula untuk karbohidrat ialah (CH2O)n, dimana n ialah bilangan karbon pada

rangka molekul tersebut. Daripada formula ini dapat difahami kenapa kumpulan

makromolekul ini di panggil ‘karbohidrat’ yang memberi makna karbon dan air.

Karbohidrat merupakan hasil alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Karena senyawa ini merupakan makanan pokok bagi manusia. Pembentukkan karbohidrat

pada alam terjadi dalam tumbuh-tumbuhan yang dikenal dengan istilah fotosintesis.

Karbohidrat terbagi atas beberapa golongan yaitu:

Monosakarida, yang umumnya mempunyai 5 atom C seperti ribose, araribosa, ksilosa, dan

yang mempunyai 6 atom C seperti glukosa, mannose, galaktosa dan fruktosa.

Disakarida, yang disusun oleh dua molekul monosakarida seperti sukrosa, laktosa,

dan maltosa.

Polisakarida, yang disusun oleh banyak sekali molekul monosakarida seperti amilun

dan selulosa

Glikosida, yaitu molekul monosakarida yang berikatan dengan molekul bukan gula,

molekul bukan gula ini dinamakan aglikon dan umumnya merupakan senyawa aromatik.

Protein merupakan polimer dari asam amino dan merupakan sebagian besar dari

tubuh manusia dan hewan tingkat tinggi. Sebagian protein merupakan penyusun tubuh

(daging, kulit, rambut, dan lain-lain), sebagian mempunyai fungsi katalis (enzim), yang

menyebabkan reaksi-reaksi tertentu dapat berlangsung baik pada kondisi tubuh. Protein

disusun oleh α asam amino dengan melalui ikatan amida yang disebut ikatan peptida

(Respati, 1980:128).

C. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

1.   Alat    :

1. Tabung reaksi

2. Gelas ukur 100 mL

3. Rak tabung

4. Pipet tetes

5. Penangas air

Page 4: Laporan Bi Risrina Tea

6. Gegep kayu

7. Keping tetes

 

 

 

 

 

 

 

 

2.   Bahan :

1. Larutan glukosa 0,1 M

2. Larutan sukrosa 0,1 M

3. Larutan galaktosa 0,1 M

4. Pati 1℅

5. Larutan molisch

6. Larutan benedict

7. Larutan seliwanof

8. Iodium 0,05 M

D. PROSEDUR KERJA

a.   Uji Karbohidrat

1. Uji Molisch

Uji molisch adalah uji umum untuk karbohidrat walaupun hasilnya bukan hasil reaksi

yang spesifik untuk karbohidrat. Hasil yang negatif merupakan petunjuk yang jelas tidak

adanya karbohidrat dalam sampel.

Pereaksi :

Molisch : larutan 10 g α-naftol dalam 100 ml etanol 95%.

Prosedur :

1. Tambahkan 3 tetes pereaksi Molisch ke dalam 1 mL larutan karbohidrat, kocok

pelan-pelan.

Page 5: Laporan Bi Risrina Tea

2. Tambahkan 1 mL asam sulfat pekat melalui dinding dalam tabung yang dimiringkan.

3. Terjadinya warna dalam bidang batas antara ke dua lapisan cairan menunjukan reaksi

positif.

4. Ulangi prosedur di atas untuk semua sampel yang tersedia dan bandingkan dengan

sampel yang bukan karbohidrat ( misanya larutan protein atau lipid).

2. Uji Benedict

Uji benedict berdasarkan pada reduksi dari Cu2+ menjadi Cu+ oleh karbohidrat yang

mempunyai gugus aldehid atau keton bebas ( gula pereduksi). Disakarida seperti maltosa dan

laktosa dapat mereduksi larutan benedict karena memiliki gugus keton bebas.

Pereaksi :

Benedict : 175 g Natrium Sitrat dan 100 g Na2CO3 anhidrat dilarutkan dalam 100 mL

aquades. Tambahkan 17,3 g tembaga sulfat yang telah dilarutkan dalam 100mL

aquades. Volume total dibuat menjadi 1000 mL dengan penambahan air.

Prosedur :

1. Tambahkan 3 tetes larutan karbohidrat pada tabung reaksi yang telah di isi 2 mL

reagen benedict, lalu kocok. Tempatkan tabung dalam penangas air mendidih

selama beberapa menit. , biarkan sampai dingin. Amati perubahan warna dan

perhatikan apakah terbentuk endapan atau tidak.

2. Pembentukan endapan hijau, kuning atau merah menunjukan reaksi positif.

3. Untuk melihat limit deteksi uji benedict dapat dilakukan pengujian pada larutan

glukosa 0,1 M di encerkan 2 kali, 10 kali, 50 kali dan 100 kali.

3. Uji Seliwanof

Uji seliwanof merupakan uji spesifik untuk karbohidrat golongan ketosa. Disakarida

sukrosa yang mudah dihidrolisa menjadi glukosa dan fruktosa memberi reaksi positif

dengan uji seliwanof. Glukosa dan karbohidrat lain dalam jumlah banyak dapat juga

memberi warna yang sama.

Pereaksi :

Seliwanof : larutkan 0,05 g resolsinol dalam 100 mL HCL encer ( HCL : air 1: 2)

Prosedur :

Page 6: Laporan Bi Risrina Tea

1. Kedalam tabung reaksi yang telah di isi dengan 2 mL larutan seliwanof

tambahkan beberapa tetes larutan fruktosa 0,1 M. Panaskan tabung tersebut

dalam air mendidih selama 60 detik.

2. Terjadinya perubahan warna merah dan endapan menunjukan reaksi positif untuk

keton, bila endapan di larutkan dalam alkohol terjadi larutan warna merah.

4. Uji Iodium Pati

Pati dengan iodium akan membentuk kompleks berwarna biru. Dextrin dengan iodium akan

menghasilkan warna merah anggur.

Pereaksi :

Iodium 0,5 M : larutan 10 g Kl dalam satu liter air kemudian tambahkan 2,5 g iodium dan

aduk.

Prosedur :

1. pada keping tetes, tambahkan satu tetes kepng iodium pada sau tetes larutan pati 1%

segera amati warna yang terjadi.

Hasil pengamatan

Uji molisch

sampel

Sampel Hasil Pengujian

1. Larutan glukosa 0,1 M

2. Larutan sukrosa 0,1 M

3. Larutan galaktosa 0,1 M

4. Pati 1℅

Cincin Merah keunguan

Cincin keunguan

Cincin keunguan

Cincin ungu

Page 7: Laporan Bi Risrina Tea

 Uji benedict

 

Sampel Setelah diberi reagen

benedict

Setelah dipanaskan

Larutan glukosa 0,1 M Biru muda jernih Endapan kehijauan

Larutan sukrosa 0,1 M Biru muda jernih Endapan kehijauan

Larutan galaktosa 0,1 M Biru muda jernih Endapan kehijauan

Pati 1℅

Biru muda jernih Endapan kehijauan

Uji saliwanof

Sampel Sebelum

pemanasan

Setelah pemanasan

Larutan glukosa 0,1 M

Larutan sukrosa 0,1 M

Larutan galaktosa 0,1 M

Pati 1℅

Jernih /bening

Jernih /bening

Jernih /bening

Jernih /bening

Kuning kemerahan

Uji iodium pati

Sampel Hasil

Larutan glukosa 0,1 M

Larutan sukrosa 0,1 M

Larutan galaktosa 0,1 M

Kuning

Kuning

Kuning

Page 8: Laporan Bi Risrina Tea

Pati 1℅ Merah anggur

b.   Uji Protein dan lipid

a. Kognitif :

- praktikum dapat memahami protein di tinjau dari segi kimia,

b. Afektif :

- dihadapkan pada gejala-gejala percobaan protein, praktikum menjadi giji minded

c. Pesikomotor :

- praktikan trampil melaksanakan percobaan-percobaan protein.

B.LANDASAN TEORI

Kata protein sebenarnya berasal dari kata yunani yang berarti pertama yang paling penting,

asal dari kata protos. Protein terdiri dari bermacam-macam golongan makromolekul

heterogen. Walaupun demikian semuanya merupakan turunan dari polipeptida dengan berat

molekul yang tinggi, secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari

polipeptida dengan berat molekkul yang tinggi.

Secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari polipeptida dan

protein kompleks yang mengandung zat-zat makanan tambahan seperti hern, karbohidrat,

lipid atau asam nukleat. Untuk protein kompleks, bagian polipeptida dinamakan aproprotein

dan keseluruhannya dinamakan haloprotein. Secara fungsional protein juga menunjukkan

banyak perbedaan. Dalam sel mereka berfungsi sebagai enzim, bahan bangunan, pelumas dan

Page 9: Laporan Bi Risrina Tea

molekul pengemban. Tapi sebenarnya protein merupakan polimer alam yang tersusun dari

berbagai asam amino melalui ikatan peptida(Hart, 1987).

Protein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar antara ribuan

hingga jutaan satuan(g/mol). Protein tersusun dari atom-atom C,H,O dan N ditambah

beberapa unsur lainnya seperti P dan S. Atom-atom itu membentuk unit-unit asam amino.

Urutan asam amino dalam protein maupun hubungan antara asam amino satu dengan yang

lain, menentukan sifat biologis suatu protein(Girinda, 1990).

Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N yang tidak dimiliki

oleh lemak dan karbohidrat. Molekul protein mengandung gula terpor belerang, dan ada jenis

protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga(Winarnno, 1997).Sifat-sifat

protein beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai sifatnya saat bereaksi dengan air,

beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya. Semua molekul

dengan jenis protein tertentu mempunyai komposisi dan deret asam amino dan panjang rantai

polipeptida yang sama. Protein memiliki fungsi sebagai berikut(Lehninger, 1996):

↬ enzim, merupakan katalis biokimia

↬ pengukur pergerakanalat pengangkut dan penyimpan

↬ penunjang mekanisme tubuh

↬ pertahanan tubuh (imune atau anti-bodi)

↬ media perambatan impuls saraf

↬ pengendali pertumbuhan

Larutan albumin 2 %

(5 ml)

Page 10: Laporan Bi Risrina Tea

C.ALAT DAN BAHAN

Alat

- Tabung reaksi

- Rak tabung reaksi

- Pembakar

- Perangkat pemanas air

- Pipit tetes tangkai panjang

Bahan

- Pereaksi milon

- Pereaksi xhantoprotein

- Pereaksi hopkin cole

- Pereaksi biuret

- Pereaksi nynhidrin

- Larutan (NH4)2 SO4 jenuh

- Larutan HgCl 2 0,1 M

- Larutan pb-asetat 0,1 M

- Larutan asam pikarat jenuh

Page 11: Laporan Bi Risrina Tea

- Larutan HCl 0,1 M

- Larutan protein ( putih telur)

1. Uji Biuret

Larutan protein dalam basa kuat yang diberi beberapa tetes larutan kuprisulfat encer

akan membentuk warna ungu dan reaksi ini di beri nama reaksi biuret. Senyawa biuret di

peroleh dengan cara memanaskan senyawa urea pada suhu kra-kira 180oC. Reaksi biuret

terjadi karena pembentukan kompleks Cu2+ dengan gugus –CO dan –NH dari rantai peptida

dalam suasana basa. Dipeptida dan asam-asam amino ( kecuali histidin, serin dan tirosin)

tidak memberikan hasil positif terhadap uji ini.

Pereaksi :

NaOH 10 % : larutkan 10 g NaOH dalam 100 mL air.

CuSO4 0,1 % : larutkan 0,1 g CuSO4 dalam 100 mL air.

Urea

Prosedur :

1. 1 mL albimin 2 % dalam tabung reaksi ditambahkan dengan 1 mL NaOH 100% dan

di aduk kuat-kuat (vortek). Tambahkan satu tetes CuSO4 0,1%, aduk baik-baik. Jika

tidak timbul warna tambahkan lagi beberapa tetes CuSO4 0,1% sampai terbentuk

ungu.

2. 0,04 g (lebih kurang ) urea dalam tabung reaksi dipanaskan huingga melebur.

Dinginkan dan perhatikan baunya. Tambahkan 2 mL air hingga larut dan lakukan

reaksi biuret seperti di atas.

Uji reaksi Xanthoprotein

Pada uji ini terjadi proses nitrasi terhadap inti benzena yang terdapat dalam protein

membentuk suatu senyawa berwarna kuning yang berubah enjadi warna orange setelah

Page 12: Laporan Bi Risrina Tea

penambahan amonia. Adanya tirosin, fenilalanin dan triptofan dalam molekul protein akan

memberikan reaksi positif.

Pereaksi :

Asam nitrat pekat

NaOH atau NH4OH (pekat)

Prosedur :

1. 2 mL albimin 2% ditambah 1 mL asm nitrat pekat . kocok hati-hati dan amati.

Endapam berwarna putih yang terjadi. Panaskan hati-hati selama 30 detik lalu amati

perubahan warna menjadi kuning.

2. Dinginkan dalam air mengalir kemudian tambahkan tetes demi tetes larutan natrium

hidroksida atau amonium hidroksida pekat. Warna kuning tua akan \berubah menjadi

orange.

3. Ulangi percobaan tersebut di atas untuk larutan tirosin, kasein dan gelatin, amati

perubahan warna yag terjadi.

LIPID

Uji kelarutan lipid/ lemak dapat dilakukan dengan cara menambahkan sedikit contoh

lemak kedalam beberapa mL pelarut lemak dan kemudian diselidiki kelarutannya. Derajat

kelarutan dapat ditentukan secara langsung dengan mengidentifikasi lemak tersebut

setelah dikeringkan atau larutan yang pelarutnya diuapkan diatas penangas air mendidih.

Ada atau tidak adanya sisa memperlihatkan zat tersebut dapat atau tidak dapat melarutkan

lipid.

Pereaksi :

Alkohol (teknis)

Kloroform

Prosedur :

Page 13: Laporan Bi Risrina Tea

1. Sediakan 4 tabung yang berisi :

Tabung 1 : 2 mL air

Tabung 2 : 2 mL alkohol dingin

Tabung 3 : 2 mL alkohol panas

Tabung 4 : 2 mL kloroform

Kemudian masukan dalam tiap tabung 0,2 mL minyak goreng, kocok hati-hati. Kemudian

amati apa yan terjadi.

Uji penyabunan

Minyak atau lemak dalam bentuk trigliserida dapat mengalami hidrolisis menjadi gliserol

dam menjadi asam lemak bebas oleh pemanasan ataupun secara enzimatik (lipase). Asm

lemak bebas dapat bereaksi dengan alkali membentuk sabun ( reaksi penyabunan/

safonifikasi). Safonifikasi ini dapat meningkatkan kelarutan asam lemak bahkan dapat

menjadi emulsifier bagi senyawa nonpolar agar terlarut dalam air yang bersifat polar.

Basa alkali dapat mempolarisasi molekul asam lemak sehingga membentuk misel dengan

bagian nonpolar disebelah dalam dimana senyawa-senyawa nonpolar dapat terbungkus

dan diemulsikan dalam air.

Pereaksi :

KOH Alkoholis

HCl

Prosedur :

1. 0,5 mL minyak kelapa dalam tabung reaksi ditambah 3 mL larutan KOH Alkoholis.

Tabung d tutup dengan kelereng.

2. Panaskan diatas panangas air mendidih sampai penyambunan sempurna. Tambahkan

2 mL air dan panaskan kembali sampai semua alkohol menguap. Amati pembentukan

busa apabila larutan tersebut diaduk.

Page 14: Laporan Bi Risrina Tea

3. Ambil larutan tahap 2 yang telah dingin kemudian di tambah beberapa tetes asam

klorida, selama penambahan kocok perlahan-lahan dengan baik. Amati peristiwa yang

terjadi.

Uji peroksida

Lemak tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap mudah mengalami proses oksidasi bahkan

oleh udara terbukan yang menyebabkan minyak menjadi tengik / rancidity. Proses

oksidasi akan meningkatkan pada suhu tinggi atau terdapat katalisator logam dan minyak

dan ditentukan juga oleh karakter ikatan rangkap yang ada dalam minyak tersebut. Proses

oksidasi akan menyebabkan hilangnya ikatan rangkap dan terbentuknya berbagai

senyawa turunan peroksida. Keberadaan peroksida dapat diketahui dari kemampuan

minyak tengik dalam mengoksidasi iod dalam KI membentuk I2.

Pereaksi :

KI 10% : larutan 10 g KI dalam 100 mL air.

Prosedur :

1. 1 mL minyak kelapa ditambah 1 mL kloroform, kocok perlahan hingga tercampur, di

tambah 2 mL asam asetat glasial dan 1 tetes larutan KI 10%. Kocok sempurna.

2. Ulangi prosedur satu untuk minyak yang tengik.

3. Panaskan minyak goreng pada suhu 100-120oC ( dengan api kecil, jaga agar tidak

melewati titik api dan terbakar) selama 15 meni dan 30 menit. Gunakan seagai sampel

uji peroksida.

Hasil

Uji biuret

Lipid

Uji kelarutan lipid

Page 15: Laporan Bi Risrina Tea

Tabung Hasil

Tabung 1 : 2 mL air

Tabung 2 : 2 mL alkohol dingin

Tabung 3 : 2 mL alkohol panas

Tabung 4 : 2 mL kloroform

Tidak larut

Tidak larut, minyak mengendap di bawah

Tidak larut, endapan minyak di sebelah atas

Larut ( bercampur)

Uji penyabunan

Uji perioksida

F.      PEMBAHASAN

Karbohidrat merupakan polihidroksil aldehida atau keton atau senyawa yang

menghasilkan senyawa-senyawa ini bila hidroksil. Nama karbohidrat berasal dari kenyataan

bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini mempunyai rumus empiris yang menunjukkan

bahwa senyawa tersebut adalah karbon “hidrat”, dan yang memiliki nisbah karbon terhadap

hidrogen dan terhadap oksigen sebagai 1:2:1. Sebagai contoh rumus empiris D-glukosa

adalah C6H12O6 atau dapat ditulis sebagai C6(H2O)6. Walaupun karbohidrat yang umum sesuai

dengan rumus empiris tersebut namun yang lain tidak memperlihatkan nisbah ini dan

beberapa yang lain lagi juga mengandung nitrogen, fosfor, atau sulfur.

 Terdapat tiga golongan utama dari karbohidrat yaitu monosakarida, oligosakarida,

dan polisakarida. Monosakarida atau gula sederhana terdiri hanya dari satu unit polihidroksi

aldehida atau keton.

Oligosakarida merupaka polimer dengan derajat polimerasasi 2 sampai 10 dan biasanya

bersifat larut dalam air. Oligosakarida yang terdiri dari dua molekul disebut disakarida, bila

tiga molekul disebut triosa, bila sukrosa terdiri dari molekul glukosa dan fruktosa, laktosa

terdiri dari molekul glukosa dan galaktosa.  Polisakarida merupakan polimer yang tersusun

lebih dari 10 monomer yang dapat berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis

dengan enzim-enzim tertentu.

Jenis karbohidrat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain adalah glukosa,

maltosa, sukrosa dan fruktosa. Glukosa merupakan jenis monosakarida yang tidak dapat

dihidrolisis. Sedangkan maltosa dan sukrosa merupakan disakarida, dimana maltosa

Page 16: Laporan Bi Risrina Tea

merupakan hasil hidrolisis dari hasil hidrolisis pati, yang apabila 1 mol maltosa dihidrolisis

lebih lanjut akan dihasilkan 1 mol α-D-glukosa dan 1 mol β-D-glukosa sedangkan sukrosa

apabila dihidrolisis akan menghasilkan 50% α-D-glukosa dan 50% β-D-fruktosa. Fruktosa

merupakan molekul yang mengandung gugus hidroksil dan gugus karbonil keton pada C-2

dari rantai enam karbon.

Dalam percobaan ini digunakan test benedict dan test fehling untuk mendeteksi

keberadaan gugus aldehid ataupun keton dalam suatu senyawa karbohidrat. Pada test

benedict, larutan benedict masing-masing dicampurkan dengan larutan glukosa, fruktosa,

sukrosa dan maltosa. Dari hasil pengamatan tersebut didapatkan bahwa didalam larutan

glukosa dan maltosa terdapat endapan merah bata yang disebabkan oleh larutan benedict

yang terdiri dari tembaga sulfat (CuSO4) dan glukosa memiliki gugus aldehid yang terikat

pada ujungnya dan maltosa, dimana 1 molekul maltosa sama dengan 2 molekul glukosa

sehingga mampu mereduksi karena mempunyai gugus aldehid bebas.  Maka glukosa maupun

maltosa mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa yaitu melepaskan O2 sehingga

terbentuk tembaga oksida (Cu2O), yang kita lihat sebagai endapan merah bata. Didalam

larutan fruktosa dan sukrosa pun didapatkan endapan merah bata, padahal kedua senyawa ini

tidak mengandung gugus aldehid tetapi gugus keton, dimana gugus keton tidak mampu

mengoksidasi senyawa hanya mampu meruduksi. Hal ini mungkin disebabkan oleh peralatan

yang kurang bersih sehingga larutan yang mengandung gugus aldehid tercampur didalamnya.

Pada test fehling, larutan fehling dicampurkan kedalam larutan glukosa, fruktosa,

sukrosa dan maltosa, dan hasil yang didaptkan sama dengan hasil yang didapatkan pada test

benedict.

Pada test iodida digunakan untuk mendeteksi adanya pati (suatu polisakarida).

Larutan pati + 1 tetes larutan I2 masing-masing dicampurkan ke dalam 2 tetes air, 2 tetes

larutan HCl 6 N, dan 2 tetes larutan NaOH 6 N. Pada percobaan larutan pati + 1 tetes larutan

I2 + 2 tetes air dan larutan pati + 1 tetes larutan I2 + 2 tetes larutan HCl 6 N , sebelum

dipanaskan larutan berwarna biru. Hal ini disebabkan karena pati yang berikatan dengan

Iodin. Hal ini disebabkan  karena struktur molekul pati yang berbentuk spiral mampu

mengikat iodin dan terbentuklah warna biru. Bila pati dipanaskan, akan menyebabkan spiral

merenggang sehingga molekul-molekul iodin akan menguap dalam bentuk gas, sehingga I22+

I- dan warna larutan berubah menjadi bening. Pada percobaan  larutan pati + 1 tetes larutan I2

+ 2 tetes larutan NaOH 6 N, larutan tetap berwarna bening, sebelum maupun sesudah

dipanaskan. Hal ini terjadi karna NaOH tidak mampu meionisasi I22+

   I-.

Page 17: Laporan Bi Risrina Tea

Pada percobaan kedua, dilakukan uji protein dengan test millon untuk mendeteksi

adanya raksa dan asam amino untuk mendeteksi adanya gugus fenil. Protein adalah bahan

organik kompleks yang terdiri daripada satu atau lebih rangkaian subunit asid amino.

Sesetengah molekul protein mempunyai beribu-ribu asid amino. Sel-sel hidupan memerlukan

protein untuk menjalankan berbagai fungsi. Fungsi protein yang paling penting ialah sebagai

enzim, molekul struktur, hormon dan molekul pengangkut oksigen. Selain daripada irtu ia

juga adalah bahan utama untuk sintesis antibodi dan protein plasma darah.

Protein adalah polimer asid amino. Ia mempunyai unsur C, H, O dan N. Semua asid

amino mempunyai struktur asas yang sama, iaitu karbon utama yang mempunyai ikatan

kepada 4 jenis kumpulan berfungsi. Kumpulan-kumpulan tersebut ialah (i) kumpulan amino

(-NH2), (ii) kumpulan karboksil (- COOH), (iii) satu hidrogen dan (iv) satu kumpulan

variable, diwakili dengan ‘R’. Struktur dan fungsi protein adalah ditentukan oleh kelainan

pada kumpulan R ini. Adapun ciri-ciri dari molekul protein adalah berat molekulnya besar,

ribuan sampai jutaan, sehingga merupakan suatu makromolekul. Umumnya terdiri dari 20

macam asam amino. Terdapat ikatan kimia lain, yang menyebabkan terbentuknya

lengkungan-lengkungan rantai polipeptida menjadi struktur tiga dimensi protein.  Strukturnya

tidak stabil terhadap beberapa faktor : PH, radiasi, temperatur, medium pelarut orgenik dan

detergen. Dan umumnya reaktif dan sangat spesifik.

Pada percobaan pertama kita melakukan test pada peraksi millon dan protein yang

melibatkan penambahan senyawa Hg (mercuri) ke dalam protein sehingga pada penambahan

logam ini akan menghasilkan endapan putih dari senyawa merkuri. Untuk protein yang

mengandung triosin atau triptofan, penambahan perekasi millon akan memberikan warna

merah.  

Pada percobaan kedua yaitu tets ninhidrin dilakukan test ninhidrin, test ini akan

berwarna biru atau ungu apabila didalamnya terdapat senyawa protein , khususnya gugus

fenil. Dalam percobaan pertama kita kakan menggunakan albumin sebagai senyawa protein.

Albumin merupakan senyawa protein yang terdapat di dalam putih telur. Dari hasil

pengamatan di dapatkan bahwa sebelum pemanasan larutan berwarna putih keruh dan

sesudah pemanasan berwarna ungu muda. Hal ini menandakan bahwa di dalam larutan

tersebut terdapat gugus fenil. Pada percobaan kedua digunakan asam amino dimana asam

amino merupakan senyawaan dengan molekul yang mengandung baik gugus fungsional

amino (-NH2) maupun karboksil (-CO2H). Meskipun ratusan sintesis ini telah disintesis,

hanya 20 yang telah diperoleh dengan hidrolisis protein. Dari hasil percobaan ini juga setelah

dipanaskan larutan berwarna ungu tua. Hal ini juga menandakan adanya gugus fenil. 

Page 18: Laporan Bi Risrina Tea

G. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :

a.       Kelompok monosakarida adalah glukosa dan fruktosa dan kelompok disakarida adalah

sukrosa dan maltosa.

b.      Uji spesifik monosakarida dilakukan dengan test benedict dan test fehling, karbohidrat

menandakan test positif apabila terbentuk endapan merah bata. Uji spesifik pada

polisakarida dilakukan dengan test iodida yang menghasilkan warna biru dan apabila

dipanaskan akan menjadi bening yang disebabkan karena adanya pelepasan I2.

c.       Uji protein dan asam amino dilakukan dengan test millon dan test ninihidrin. Test millon

akan terjadi tereksitasi sehingga larutan dari warna bening menjadi merah. Pada test asam

amino dilakukan untuk mendeteksi adanya gugus fenil. 

H.  SARAN

Diharapkan dalam melakukan praktikum agar bahan yang disediakan sebagai bahan

praktikum diperiksa apakah masih layak digunakan atau tidak.

 

DAFTAR PUSTAKA

http://www.pssplab.com/journal/03.pdf.

Karbohirat. 2008. diakses tanggal  

Pudjaatmaka, H.,A., 1992. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Respati, 1980. Pengantar Kimia Organik. Aksara Baru. Jakarta.