(land characteristics for melon crops (cucumis melo l the...

12
Karakteristik Lahan Untuk Tanaman Melon ................ (Siswanto, Bakti Wisnu W dan Purwadi) 125 Karakteristik Lahan Untuk Tanaman Melon (Cucumis Melo L.) dalam Kaitannya Dengan Peningkatan Kadar Gula (Land Characteristics for Melon Crops (Cucumis melo L.) in Relation to Increase the Sugar Content) Oleh : Siswanto 1) , Bakti Wisnu W 1) and Purwadi 1) ABSTRACT The experimental was conducted in randomized block design and three replication with three factor. First factor was fertilize cage with dose 0 tonha -1 , 10 tonha -1 , 20 tonha -1 and 30 tonha -1 . Second factor was fertilize KCl with dose 175 kgha -1 , 200 kgha -1 and 225 kgha -1 . Three factor dolomit with dose 100 kgha -1 , 125 kgha -1 and 150 kgha -1 . Result showed that addition fertilize Cage, fertilize KCl and Dolomit by signifikan on weight fruit, sugar content, and fibre of melon. Rate of weight with mean 1.82 kg. Rate of highest Heavy at treatment B3K2CM3 (2.30 kg) and lowered at treatment B1K3CM2 (1.20 kg). Rate of sugar with mean 10.47% and rate of fibre with mean 9.86%. Rate of highest Sugar at treatment B3K3CM3 (13.44%) and lowered at treatment of B1K2CM2 of equal to 7.20%. rate of highest fibre at treatment B4K1CM3 (11.72%). and lowerwd at treatment of B2K1CM2 of equal to 7.78%. Use fertilize cage with dose 20 kgha -1 , fertilize KCL 200 kgha -1 and dolomit 150 kgha -1 have an effect on to fruit quality of melons. Key Word: Land Characteristic, Sugar Content PENDAHULUAN Wilayah sentra produksi melon di Jawa Timur terutama Nganjuk, Madiun dan Ngawi akhir- akhir ini mengalami penurunan kadar gula yang berdmpak pada kurang laku jual dan tida tahan simpan. Mengingat hal tersebut dipandang sangat perlu untuk diadakannya penelitian karakteriatik lahan dalam kaitannya dengan karakteristik kimia buah melon di tiga wilayah sentra produksi melon tersebut. Setelah diketahui karaktersitik lingkungan dan lahan yang berpengaruh pada karakteriatik kimia buah dapat dimanipulasi untuk peningkatan kualitas buah sehingga penampilan, kadar gula dan daya tahan buah dapat ditingkatkan. Melon yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia sangat ditentukan oleh penampilan dan kualitas rasa yang dikandungnya. Usaha budiadya melon diwilayah Nganjuk, Madiun dan Ngawi saat mengalami penurunan kadar gula hingga dibawah sepuluh (10) brix, sehingga tidak terasa manis dan tidak tahan lama untuk disimpan. Berangkat dari rendahnya kadar gula tersebut maka perlu mengetahui sebab rendahnya kadar gula buah dalam kaitannya dengan karakteristik lahan dan sifat-sifat lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah meeningkatan kualitas buah melon, khususnya kadar gula buah melon, dengan cara menguji hasil penelitian tahap I dengan melalukan percobaan di lapang. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di lahan milik petani desa Klinter, Kec. Kertosono, Kab. Nganjuk Jawa Timur mulai bulan Mei 2008 sampai dengan Agustus 2008. Analisis tanah dilaksanakan , kimia tanaman dan kadar gula di Laboratorium Ilmu Tanah UPN “Veteran” Jawa Timur dan analisa kadar serat di Laboratorium Teknologi Pangan Universitas Brawijaya Malang. Percobaan lapangan yang disusun dalam rancangan acak kelompok faktorial dengan faktor I adalah bahan organik (BO) dengan 4 level yaitu: a) 0 ton ha -1 , b) 10 ton ha -1 , c) 20 ton ha -1 , 3) 30 ton ha -1 . Faktor II adalah Kalium (K) dengan 3 level yaitu a) 125 kg ha -1 , b) 150 kg ha -1 , dan c) 175 kg ha -1 . Dan Faktor ke III adalah dolomit (Ca, Mg) dengan 3 level yaitu a) 100 kg ha -1 , b) 125 kg ha -1 dan 150 kg ha -1 . Masing-masing perlakuan diulang 2 kali, sehingga total perlakuan kombinasi adalah 36 perlakuan. 1) Staf Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur

Upload: dominh

Post on 26-Jun-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (Land Characteristics for Melon Crops (Cucumis melo L the ...eprints.upnjatim.ac.id/2359/1/Siswanto.pdf · 126 Jurnal Pertanian MAPETA, ... 1982). Adanya kation K yang berlebihan

Karakteristik Lahan Untuk Tanaman Melon ................ (Siswanto, Bakti Wisnu W dan Purwadi) 125

Karakteristik Lahan Untuk Tanaman Melon (Cucumis Melo L.) dalam KaitannyaDengan Peningkatan Kadar Gula

(Land Characteristics for Melon Crops (Cucumis melo L.) in Relation to Increasethe Sugar Content)

Oleh :Siswanto1), Bakti Wisnu W1) and Purwadi1)

ABSTRACTThe experimental was conducted in randomized block design and three replication with three factor. First

factor was fertilize cage with dose 0 tonha-1, 10 tonha-1, 20 tonha-1 and 30 tonha-1. Second factor was fertilize KClwith dose 175 kgha-1, 200 kgha-1and 225 kgha-1. Three factor dolomit with dose 100 kgha-1, 125 kgha-1and 150kgha-1. Result showed that addition fertilize Cage, fertilize KCl and Dolomit by signifikan on weight fruit, sugarcontent, and fibre of melon. Rate of weight with mean 1.82 kg. Rate of highest Heavy at treatment B3K2CM3(2.30 kg) and lowered at treatment B1K3CM2 (1.20 kg). Rate of sugar with mean 10.47% and rate of fibre withmean 9.86%. Rate of highest Sugar at treatment B3K3CM3 (13.44%) and lowered at treatment of B1K2CM2 ofequal to 7.20%. rate of highest fibre at treatment B4K1CM3 (11.72%). and lowerwd at treatment of B2K1CM2 ofequal to 7.78%. Use fertilize cage with dose 20 kgha-1, fertilize KCL 200 kgha-1and dolomit 150 kgha-1 have aneffect on to fruit quality of melons.

Key Word: Land Characteristic, Sugar Content

PENDAHULUAN

Wilayah sentra produksi melon di Jawa Timurterutama Nganjuk, Madiun dan Ngawi akhir-akhir ini mengalami penurunan kadar gula yangberdmpak pada kurang laku jual dan tida tahansimpan. Mengingat hal tersebut dipandang sangatperlu untuk diadakannya penelitian karakteriatiklahan dalam kaitannya dengan karakteristik kimiabuah melon di tiga wilayah sentra produksi melontersebut.

Setelah diketahui karaktersitik lingkungan danlahan yang berpengaruh pada karakteriatik kimiabuah dapat dimanipulasi untuk peningkatan kualitasbuah sehingga penampilan, kadar gula dan dayatahan buah dapat ditingkatkan.

Melon yang banyak diminati oleh masyarakatIndonesia sangat ditentukan oleh penampilan dankualitas rasa yang dikandungnya. Usaha budiadyamelon diwilayah Nganjuk, Madiun dan Ngawi saatmengalami penurunan kadar gula hingga dibawahsepuluh (10) brix, sehingga tidak terasa manis dantidak tahan lama untuk disimpan. Berangkat darirendahnya kadar gula tersebut maka perlumengetahui sebab rendahnya kadar gula buahdalam kaitannya dengan karakteristik lahan dansifat-sifat lingkungan.

Tujuan penelitian ini adalah meeningkatankualitas buah melon, khususnya kadar gula buahmelon, dengan cara menguji hasil penelitian tahap Idengan melalukan percobaan di lapang.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di lahan milik petani desaKlinter, Kec. Kertosono, Kab. Nganjuk JawaTimur mulai bulan Mei 2008 sampai denganAgustus 2008. Analisis tanah dilaksanakan ,kimia tanaman dan kadar gula di Laboratorium IlmuTanah UPN “Veteran” Jawa Timur dan analisakadar serat di Laboratorium Teknologi PanganUniversitas Brawijaya Malang.

Percobaan lapangan yang disusun dalamrancangan acak kelompok faktorial dengan faktorI adalah bahan organik (BO) dengan 4 level yaitu:a) 0 ton ha-1, b) 10 ton ha-1, c) 20 ton ha-1, 3) 30ton ha-1. Faktor II adalah Kalium (K) dengan 3level yaitu a) 125 kg ha-1, b) 150 kg ha-1, dan c)175 kg ha-1. Dan Faktor ke III adalah dolomit (Ca,Mg) dengan 3 level yaitu a) 100 kg ha-1, b) 125 kgha-1 dan 150 kg ha-1. Masing-masing perlakuandiulang 2 kali, sehingga total perlakuan kombinasiadalah 36 perlakuan.

1) Staf Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur

Page 2: (Land Characteristics for Melon Crops (Cucumis melo L the ...eprints.upnjatim.ac.id/2359/1/Siswanto.pdf · 126 Jurnal Pertanian MAPETA, ... 1982). Adanya kation K yang berlebihan

Pelaksanaan dimulai dengan menbuat bedengandengan ukuran 1.0 m x 1,5 m dan ketinggian tanahminimal 40 cm sebanyak 108 bedengan. Bahanorganik dari pupuk kandang/kompos diayak lolosayakan 2 mm. Bahan Organik dan dolomit ditimbangsesuai kebutuhan masing-masing perlakuankemudian dicampur rata dengan tanah pada saatpengolahan tanah dan diinkubasi selama 2 minggu.Dan dilakukan sterilisasi dengan larutan formalin 4%dengan dosis 100 ml dalam 12.5 liter air dan ditutupdengan plastik perak kemudian dibiarkan selama 1minggu. Pupuk kalium diberikan dua kali yaitu 1/3bagian diberikan pada saat tanaman umur 3 minggudan 2/3 bagian diberikan pada saat tanaman mulaiberbunga. Transplanting dilakukan setelah bibittanaman berumur 2 minggu.

Analisis laboratorium meliputi analissis contohtanah dilakukan pada sebelum pengolahan tanahdan 3 minggu setelah tanam (MST). Parameteryang diamati meliputi fisik (tekstur), kimia tanah (pH,C-organik, K dd, Ca-dd, Mg-dd, KTK, Ktan,Mgtan, serapan K, serapan Mg). Pengambilancontoh tanaman dilakukan pada bagian daundewasa batang utama sebelum terbentuk buah.Sedangkan parameter tanaman yang diamati adalahberat buah, kadar gula, kadar serat.

Data yang diperoleh dari hasil pengukuranlaboratorium dianalisis varian sesuai rancangan acakkelompok faktorial untuk mengetahui perbedaanantar perlakuan dilakukan LSD (List SquareDifference).

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Produksi Buah Tanaman MelonProduksi buah tanaman melon digambarkan

dengan variabel pengamatan berat buah/tanamanyang dikonversi ke berat buah/plot. Pengukuranparameter berat buah di masing-masing plotperlakuan memberikan hasil berat buah yangberbeda, seperti yang disajikan dalam Tabel 1.Buah yang telah dipanen kemudian dikelompokkan berdasarkan kesehatan buah danberat menjadi M1 (> 1.5 kg), M2 (1.0 – 1.5kg), M3 (< 1.0 kg) (Prihatman, 2000).

Tabel 1 menunjukkan bahwa berat buah rata-rata per tanaman untuk seluruh perlakuan sebesar

Tabel 1. Uji Least Square Different Taraf 5%Berat Buah Akibat Faktor Dosis PupukKandang, Dosis Kalium dan Dosis Dolomit.

F a k to r D o sis (to n / h a )B 1 0 , 0 0 0 9 , 3 3 aB 2 1 0 ,0 0 0 1 0 , 3 6 bB 4 3 0 ,0 0 0 1 0 , 6 5 cB 3 2 0 ,0 0 0 1 1 , 0 4 dL S D 5 % 0 , 1 4K 2 0 , 2 0 0 9 , 1 7 aK 1 0 , 1 7 5 1 0 , 3 8 bK 3 0 , 2 2 5 1 0 , 4 9 b cL S D 5 % 0 , 5 2C 2 0 , 1 2 5 9 , 9 1 aC 1 0 , 1 0 0 1 0 , 4 7 bC 3 0 , 1 5 0 1 0 , 6 6 b cL S D 5 % 0 , 5 2

K ta n (%)

1.82 kg/tan dengan variasi berat buah pertanaman sebesar 0.09. Berat buah tertinggidicapai pada perlakuan B2K2CM3 (2.42 kg/tan) dan terrendah pada perlakuan B1K2CM3(1.22 kg/tan). Sedang berdasarkan kualitas, rata-rata buah melon yang dihasilkan berkualitas M1(Prihatman, 2000).

Analisis varian pada perlakuan pupukkandang, dosis kalium dan dosis dolomitmenunjukkan pengaruh yang signifikan p = 0.05pada peningkatan berat buah tanaman.Demikian juga faktor bahan organik, pupukkalium, dan dolomit memberikan pengaruh yangsignifikan pada berat buah. Uji LSD 5% padabahan organik (B), kalium (K) dan dosis dolomit(CM) pada berat buah dalam Tabel 1.Sedangkan berat buah untuk masing-masingperlakuan disajikan dalam gambar 1.

Tabel 1 menunjukkan Uji LSD 5% padapengaru faktor bahan organik, dosis kalium dandosis dolomit. Dari tabel tersebut terlihat bahwaperlakuan dosis pupuk kandang secara signifikanpada penambahan berat buah melon per plot.Bertambahnya dosis pupuk kandang sampai 20ton/ha menunjukkan adanya pertambahan beratbuah melon, dan selanjutnya bertambahnya dosispupuk kandang berat buah menurun. Hal inididuga karena bertambahnya dosis pupukkandang akan menambah ketersediaan hara bagitanaman (Anonymous, 2007). Lebih lanjut Erina

126 Jurnal Pertanian MAPETA, ISSN : 1411-2817, Vol. XII. No. 2. April 2010 : 72 - 144

Page 3: (Land Characteristics for Melon Crops (Cucumis melo L the ...eprints.upnjatim.ac.id/2359/1/Siswanto.pdf · 126 Jurnal Pertanian MAPETA, ... 1982). Adanya kation K yang berlebihan

Gambar 1. Perlakuan Bahan Organik, Dosis Kaliumdan Dosis Dolomit pada Berat Buah perplot (kg)

(2006) menyatakan bahwa dekomposisi bahanorganik akan meningkatkan kapasitas memeganghara dan air, sehingga lebih tersedia bagi tanaman.

Demikian juga dengan bertambahnya dosiskalium awalnya akan menurunkan berat buah danselanjutnya naik lagi. Hal ini karenabertambahnya dosis kalium, akan menambahkankadar kalium dalam tanah yang menyebabkanadanya peristiwa konsumsi berlebihan (Tan,1982). Adanya kation K yang berlebihan ini akanmenekan ketersediaan kation lain yang sangatdibutuhkan tanaman melon.

Seiring dengan bertambahkan kadar kaliumjuga diikuti dengan bertambahkan muatan negatifkomplek jerapan dari dekomposisi bahanorganik. Meningkatnya muatan negatif ini akanmengikat kation K dalam larutan tanah, sehinggaketersediaan kation-kation lain meningkat, yangberakibat pada peningkatan produksi.

Tabel 1 menunjukkan bertambahnya dosisdolomit juga meningkatkan produksi (berat buahmelon). Hal ini dikarenakan bertambahnya dosisdolomit akan menambah ketersediaan kation Cadan Mg tanah. Selain itu juga dolomit yang adaakan mempengaruhi pH tanah menjadi lebihoptimum untuk pertumbuhan melon (Setijono,1986).2. Kadar Gula Buah dan Serat

Berdasarkan laporan penelitian Anonymous(2002) diperoleh bahwa kadar gula buah dikategorikan menjadi menjadi 4 (empat) yaitukategori rendah (< 8%), kategori sedang (8 –

Gambar 2. Perlakuan Bahan Organik, Dosis Kaliumdan Dosis Dolomit pada Kadar Gula (%)dan kadar Serat Buah (%) pada SaatPanen

13%) kategori tinggi (13 – 18%) dan kategorisangat tinggi (>18%) Sedangkan kategori untukserat peneliti belum menemukan.

Hasil analisa kadar gula dan kadar serat yangdisajikan dalam gambar 2 terlihat bahwa kadargula buah masing-masing perlakuan beragam darirendah sampai tinggi. Kadar gula rendah terjadipada perlakuan B1K1CM3, B1K2CM2, danB1K3CM2 (7.20& - 7.93%), tinggi padaperlakuan B1K3CM1 (13.16%) danB3K3CM3 (13.44%) dan perlakuan yang laintermasuk sedang (8.20% - 12.40%)

Sedangkan rerata kadar gula dan kadar seratbuah untuk seluruh perlakuan sebesar 10.47%dengan variasi berat buah sebesar 2.71, dan9.86% dengan variasi kadar serat 0.82. Kadargula buah terendah pada perlakuan B1K2CM2sebesar 7.20% dan kadar serat terendah padaperlakuan B2K1CM2 sebesar 7.78%. Kadargula tertinggi dicapai oleh perlakuan B3K3CM3(13.44%) dan untuk serat tertinggi padaperlakuan B4K1CM3 (11.72%).

Analisis varian pada perlakuan pupukkandang, dosis kalium dan dosis dolomitmenunjukkan pengaruh yang signifikan p = 0.05pada peningkatan kadar gula buah dan kadarserat buah melon . Peningkatan kadar gula buahini menurut Erina (2006), Alwi, Fauziati DanNurita (2005), dan Ispandi dan Munip (2005)disebabkan karena meningkatnya serapan haraK, Ca dan Mg akibat katersediaan kation-kation

Karakteristik Lahan Untuk Tanaman Melon ................ (Siswanto, Bakti Wisnu W dan Purwadi) 127

Page 4: (Land Characteristics for Melon Crops (Cucumis melo L the ...eprints.upnjatim.ac.id/2359/1/Siswanto.pdf · 126 Jurnal Pertanian MAPETA, ... 1982). Adanya kation K yang berlebihan

K, Ca dan Mg dalam larutan tanah. Lebih lanjutIspandi dan Munip (2005) menyatakanketersediaan kation-kation yang tinggi di larutantanah akan meningkatkan serapan hara tanamanselama kation-kation tersebut dalam jumlahsebanding.

Uji LSD 5% pada bahan organik (B), kalium(K) dan dosis dolomit (CM) pada kadar guladan kadar serat buah disajikan dalam Tabel 2.Dari tabel dibawah terlihat bahwa dosis bahanorganik secara signifikan berperanguh padapeningkatan kadar gula dan kadar serat.Demikian juga dengan perlakuan dosis kaliumdan dolomit. Peningkatan dosis pupuk kandang,KCl dan Dolomit menurut Mapegau (2001),Alwi, Fauziati Dan Nurita (2005) dikarenakanadanya peningkatan ketesediaan kation-kationK, Ca, dan Mg dalam larutan tanah yang diikutidengan meningkatnya serapan hara tersebut olehtanaman. Peningkatan serapan hara K, Ca, Mgini oleh tanaman ditengarai oleh Ispandi danAbdul Munip (2005)dan Anonymous (2007) olehpengaruh mekanisme penyerapan yang belumjelas.

Faktor Bahan Organik (%)

B1 0 9,080 a 9,090 aB2 10 10,150 b 9,710 bB3 20 10,950 c 10,210 cB4 30 10,480 bc 10,230 cdLSD 5% 0,363 0,418K1 175 10,420 bc 8,770 aK2 200 9,780 a 9,830 bK3 225 10,300 b 9,830 bcLSD 5% 0,315 0,362C1 125 10,540 b 9,740 bC2 150 9,990 a 8,920 aC3 100 9,970 a 9,770 bcLSD 5% 0,315 0,362

Gula Buah (%) Serat Buah (%)

Tabel 2. Uji Least Square Different Taraf 5%Kadar Gula (%) dan Kadar Serat (%) BuahMelon Pada Saat Panen.

3. Hubungan Karakteristik Tanah denganProduksi dan Kualitas Buah MelonKemasaman tanah dapat menjadi kendala

utama tercapainya produksi optimal tanamanmelon di tanah mineral. Reaksi tanah atau pH

tanah yang terlalu rendah menyebabkan tidaktersedianya unsur hara tanaman di dalam tanah,seperti hara P, K, Ca, Mg dan unsur mikro yangmenyebabkan tanaman dapat kahat unsur harasehingga hasil tanaman tidak optimal.

Perilaku kombinasi pupuk kandang, dosis KCldan dosis Dolomit sebagai faktor perlakuanditunjukkan oleh adanya pertumbuhan danperkembangan tanaman melon. Tanaman melonakan tumbuh baik pada interval nilai pH 5.6 –6.8. Perubahan nilai pH tanah akan mempengaruhiketersediaan hara, serapan hara, pertumbuhan danproduksi buah (Listyarini, 2006).

pH adalah ukuran dari konsentrasi ionhidrogen dalam larutan tanah yang menunjukkanderajat kemasaman tanah. pH sangat dipengaruhioleh faktor-faktor lain seperti kation yang terjerap,ratio tanah-air, tekstur, garam-garam dapat larutdan tipe mineral liat (Anonymous, 1964). Hasilpengukuran parameter pH pada perlakuankombinasi menunjukkan bahwa pH media tanamrata-rata 6.6. Pengaruh pH tanah pada produksibuah melon terlihat seperti dalam gambar 3.

Gambar 3. Hubungan pH Tanah dengan Berat Buah(kg/plot), Kadar Gula (%) dan KadarSerat (%) Melon Pada Saat Panen

Analisa statistik pada nilai pH dan berat buah,kadar gula dan kadar serat seperti dalam gambar3 yang menunjukkan bahwa pH tanahmempengaruhi pertumbuhan dan produksi buahmelon meskipun pengaruhnya tidak nyata. Darigambar diatas terlihat bahwa antara pH tanahdan berat buah, kadar gula dan kadar serat buahada hubungan secara linier dengan persamaanduga y(B) = 1.459x + 0.648 dengan R² = 0.183;

128 Jurnal Pertanian MAPETA, ISSN : 1411-2817, Vol. XII. No. 2. April 2010 : 72 - 144

Page 5: (Land Characteristics for Melon Crops (Cucumis melo L the ...eprints.upnjatim.ac.id/2359/1/Siswanto.pdf · 126 Jurnal Pertanian MAPETA, ... 1982). Adanya kation K yang berlebihan

y(G) = 1.317x + 1.409 dengan R² = 0.198; dany(S) = 1.459x + 0.648 dengan R² = 0.183. Grafikdan persamaan duga diatas menunjukkan bahwapertambahnya nilai pH satu satuan akanmeningkatkan berat buah, kadar gula dan kadarserat sebesar 1.459 satuan; 1.317 satuan dan1.459 satuan.

Kalium ini diserap tanaman dalam bentukkation pada semua proses mekanisme serapan.Esensi unsur K adalah sebagai berikut: (1) Kmerupakan elemen yang higrokopis ( mudahmenyerap air) ini menyebabkan air banyakdiserap didalam stomata, tekanan osmotik naik,stomata membuka sehingga gas CO2 dapatmasuk untuk proses fotosintesis, (2) K berperansebagai aktifitas untuk semua kerja enzimterutama pada sintesa protein dan membantutranlokasi gula dari daun ke seluruh tubuhtanaman.

Gambar 4. Hubungan Kdd Tanah dengan Berat Buah(kg/plot), Kadar Gula (%) dan KadarSerat (%) Melon Pada Saat Panen

Hubungan antara ketersediaan K dalamlarutan tanah dengan produksi dan kualitas buahterlihat dalam gambar 4. Gambar di bawahterlihat bahwa antara Kdd tanah dan berat buah,kadar gula dan kadar serat buah ada hubungansecara linier dengan persamaan duga y (B) = -1.252x + 11.44 dengan R² = 0.111; y (G) =0.740x + 9.517 dengan R² = 0.051; dan y(S) =1.519x + 9.317 dengan R² = 0.041. Grafik danpersamaan duga dibawah menunjukkan bahwapertambahnya kadar Kdd satu satuan akanmenurunkan berat buah sebesar 1.252 satuan,

dan akan meningkatkan kadar gula dan kadarserat sebesar 0.740 satuan dan 1.519 satuan.Penurunan berat buah ini diduga karenabertambahnya kadar Kdd dalam larutan tanahakan menekan ketersediaan kation hara lainsehingga serapan hara tersebut menurun danberakibat pada penurunan buah, meskipunpenurunan berat buah tidak signifikan.

Berlawanan dengan berat buah, peningkatankadar Kdd dalam larutan tanah akanmeningkatkan kadar gula dan kadar serat buah.Peningkatan ini disebabkan karena kation K dankation lain seperti Ca dan Mg diserap tanamanlebih efektif untuk meningkatkan prosesmetabolisme tanaman (Suhardi, 2005).

Bahan organik secara langsung tidakmempengaruhi proses metabolisme tanaman.Tetapi efek dari pemberian bahan organik padatanah akan mempengaruhi keseimbangan haradan reaksi tanah. Hasil penelitian Listyarini(2006) menunjukkan bahwa penambahan bahanorganik akan meningkatkan kapasitas tukarkation dan daya sangga unsur hara oleh pengaruhlingkungan. Hubungan kadar bahan organiktanah dengan berat buah, kadar gula dan kadarserat buah melon disajikan dalam gambar 5.

Gambar 5. Hubungan Bahan Organik Tanah denganBerat Buah (kg/plot), Kadar Gula (%)dan Kadar Serat (%) Melon Pada SaatPanen

Gambar 5. menunjukkan hubungan kadarbahan organik tanah dengan berat buah, kadargula dan kadar serat buah melon. Hubungan duaparameter tersebut terlihat secara linier denganpersamaan y(B) = 1.068x + 9.125 dengan R2 =

Karakteristik Lahan Untuk Tanaman Melon ................ (Siswanto, Bakti Wisnu W dan Purwadi) 129

Page 6: (Land Characteristics for Melon Crops (Cucumis melo L the ...eprints.upnjatim.ac.id/2359/1/Siswanto.pdf · 126 Jurnal Pertanian MAPETA, ... 1982). Adanya kation K yang berlebihan

0.006; y(G) = 2.133x + 7.726 dengan R2 =0.031; dan y(S) = 15.14x – 6.665 dengan R2 =0.301. Grafik gambar 5 terlihat bahwameningkatnya kadar bahan organik tanah satusatuan akan meningkatkan berat buah sebesar1.068 satuan, kadar gula sebesar 2.133 satuandan kadar serat sebesar 15.14 satuan meskipunkenaikan ini secara statistik tidak signifikan.

Magnesium diserap tanaman dalam bentukion Mg2+ dari dalam larutan tanah melaluimekanisme diffusi, aliran massa atau intersepsi(Suhardi, 2005) akan dengan menukarkan kationlain keluar dari tubuh tanaman (Anonymous,2007). Magnesium diserap tanam untukmembangun kloropil (inti klorofil) sehinggaberhubungan langsung dengan proses pentingfotosintesis, menjadi pengikat antara insin dansubstrat sehingga kerja enzim bisa berjalan normal(Anonymous, 2007).

Gambar 6. Hubungan Mgdd Tanah dengan BeratBuah (kg/plot), Kadar Gula (%) danKadar Serat (%) Melon Pada Saat Panen

Gambar 6 terlihat bahwa antara Mgdd tanahdan berat buah, kadar gula dan kadar serat buahada hubungan secara linier dengan persamaanduga y (B) = 0.328x + 12.43 dengan R² =0.039; y (G) = 0.174x + 9.059 dengan R² =0.014; dan y(S) = 1.963x + 1.818 dengan R² =0.349

Grafik dan persamaan duga menunjukkanbahwa pertambahnya kadar Mgdd satu satuanakan menaikkan berat buah sebesar 0.328satuan, dan akan meningkatkan kadar gula dankadar serat sebesar 0.174 satuan dan 1.963satuan. Peningkatan berat buah, kadar gula,

kadar serat ini diduga karena bertambahnyakadar Mgdd dalam larutan tanah akanmeningkatkan serapan Mg tanaman sehinggakadar Mg tanaman meningkat akibatnya aktifitasemzim bekerja secara optimal. Demikian jugakerja klorofil juga meningkat maka berat buah,kadar gula dan serat meningkat meskipunpeningkatan berat buah, kadar gula dan kadarserat tidak signifikan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil Karakteristik Lahan UntukTanaman Melon (Cucumis melo L.) dapatdisimpulkan sebagai berikut:1. Berat buah rata-rata per tanaman untuk

seluruh perlakuan sebesar 1.82 kg/tan denganvariasi berat buah per tanaman sebesar 0.09.Berat buah tertinggi dicapai pada perlakuanB2K2CM3 (2.42 kg/tan) dan terrendah padaperlakuan B1K2CM3 (1.22 kg/tan), dankualitas buah yang dihasilkan rata-rataberkualitas M1.

2. Secara individu karakteristik tanah belummenunjukkan pengaruh yang signifikan padapeningkatan produksi, kadar gula dan kadarserat, tetapi mempunyai kecenderunganmeningkatkan berat buah, kadar gula, dankadar serat sampai batas tertentu.

3. Kadar gula yang didapat termasuk kategorirendah 7.6% pada perlakuan B1K1CM3,B1K2CM2, dan B1K3CM2, tinggi 13.30%pada perlakuan B1K3CM1, B3K3CM3,dan sedang 10.21% pada perlakuan lainnya.

4. Rata-rata kadar serat buah untuk seluruhperlakuan sebesar 9.86% dengan variasikadar serat 0.82. Kadar serat terendah padaperlakuan B2K1CM2 sebesar 7.78%. dankadar serat tertinggi pada perlakuanB4K1CM3 (11.72%).

5. Penggunaan bahan organik pada budidayamelon yang diikuti dengan stirilisasi mampumenekan penggunaan pupuk buatan pabrikKCl sampai 25.0%, Urea sampai 12.5% danSP-36 sampai 63.6%.

6. Penggunaan Dolomit pada saat pengolahantanah mampu meningkatkan kadar gula buahmeskipun pengaruhnya tidak signifikan.

130 Jurnal Pertanian MAPETA, ISSN : 1411-2817, Vol. XII. No. 2. April 2010 : 72 - 144

Page 7: (Land Characteristics for Melon Crops (Cucumis melo L the ...eprints.upnjatim.ac.id/2359/1/Siswanto.pdf · 126 Jurnal Pertanian MAPETA, ... 1982). Adanya kation K yang berlebihan

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2002. Pembajaan. PT. AgroTrading, Botong Tiga, Tambahan Baru,Butong 30100. Ipoh, Perak. Malaysia.

______. 2007a. Lemak Darah Dan Diet YangDianjurkan. Blog TARBIYYAH.

______. 2007b. Hara Mineral Dan Transpor AirSerta Hasil Fotosintesis Pada Tumbuhan

Agus F. dan IGM. Subiksa. 2005. Status haratanah terpengaruh lumpur tsunami danimplikasi pengelolaanya. Balai PenelitianTanah, Bogor

Alwi M, N. Fauziati Dan Nurita, 2005. SerapanHara Dan Pertumbuhan Mentimun, Lobak,Serta Sawi Pada Kadar Air Tanah GambutYang Berbeda. Balai Penelitian PertanianLahan Rawa (Balittra)

Erina R. A., MP. 2006. Pengembangan TanamanMelon Di Lahan Gambut Dengan BudidayaInovatif

Indranada H. 1983. Kesuburan Tanah. IPB Bogor.Ispandi A. dan A. Munip, 2005. Efektifitas

Pengapuran Terhadap Serapan Hara DanProduksi Beberapa Klon Ubikayu Di LahanKering Masam. Ilmu Pertanian Vol. 12 No.2,2005 : 125 - 139

Jacob A., 2008. Metode dan Teknik Pengambilan Contoh Tanah dan TanamanDalam Mengevaluasi Status KesuburanTanah. Jurnal ilmu kesuburan tanah, Jan 1,2008.

Joko Mursito, 2000. Kajian Agronomi danGenetik Pertanaman F2 Beberapa VarietasMelon Hibrida. dalam Agrosains Vol. 2 No.1. Fak. Pertanian UNS.

Jones C. and J. Jacobsen, 2001a.Micronutrients: Cycling, Testing andFertilizer Recommendations. Montana StateUniversity. 4449-7

_______, 2001b. Plant Nutrition and SoilFertility: Cycling, Testing and FertilizerRecommendations. Montana StateUniversity. 4449-2

_______, 2001c. Secondary Macronutrients:Cycling, Testing and FertilizerRecommendations: Cycling, Testing andFertilizer Recommen-dations. MontanaState University. 4449-6

Madjid A. 2007. Dasar Dasar Ilmu Tanah.Bahan Kuliah Online untuk mahasiswaFakultas Pertanian, Univ. Sriwijaya

Mapegau, 2001. Pengaruh Pupuk Kalium danKadar Air Tersedia Terhadap Serapan Harapada Tanaman Jagung Kultivar Arjuna.Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia.Volume 3, No. 2, Tahun 2001, Hal. 107-110.

Prihatman K. 2000. Teknologi Tepat GunaBudidaya Pertanian Melon. Sistim InformasiManajemen Pembangunan di Perdesaan,BAPPENAS. Jakarta

Povoledo D, H.L. Golterman, 1975. HumicSubstances Their Tructure and Function inBiosphere. Cegriculture Publishing andDocumentation, Wageningen.

Rohmawati, U, Agus Karyanto,A., dan Hadi,M.S. . 2007. Evaluasi Status Unsur HaraNitrogen, Fosfor, Dan Kalium DenganTeknik Uji Cepat Dan KarakterMorfofisiologi Tanaman Melon (Cucumismelo L.). Unila. Lampung.

Setijono, 1986. Metode Analisis Tanah danTanaman. Universitas Brawijaya Malang.

Suhardi, 2005. Fisiologi Pohon, http://www.irwantoshut.com

Sulistijorini, 2003. Pemanfaatan “Sludge” IndustriPangan Sebagai Upaya PengelolaanLingkungan. Makalah Falsafah Sains (PPS702) Program Pasca Sarjana / S3. InstitutPertanian Bogor.

Supardi, 1983. Sifat dan Ciri Tanah. FakultasPertanian Institut Pertanian Bogor.

Suseso H., 1974. Fisiologi Tumbuhan.Metabolisme Dasar dan BeberapaAspeknya. Institut Pertanian Bogor.

Tan K.H. 1982. Principles of Soil Chemistry.Marcel Dekker Inc. New York.

Ulrich B, M.E. Sumner, 1991. Soil Acidity.Spinger-Verlag. Berlin.

Utomo W.H. 1990. Konservasi Tanah diIndonesia. IKIP. Malang.

Wijanarko A., K. Idris dan Sudarsono, 2005.Pengaruh Asam Sitrat dan Fosfat TerhadapDetoksifikasi Aluminium, Serapan Hara, danPertumbuhan Kedelai. Agrikultura Vol. 16No. 2 /Agustus 2005

Widjajani BW., Siswanto, dan Purwadi, 2006.Karakteristik Lahan Untuk Tanaman Melon(Cucumis Melo L.) Dalam KaitannyaDengan Peningkatan Kadar Gula Tahap I.

Karakteristik Lahan Untuk Tanaman Melon ................ (Siswanto, Bakti Wisnu W dan Purwadi) 131

Page 8: (Land Characteristics for Melon Crops (Cucumis melo L the ...eprints.upnjatim.ac.id/2359/1/Siswanto.pdf · 126 Jurnal Pertanian MAPETA, ... 1982). Adanya kation K yang berlebihan

EKSPLORASI NEMATODA ENTOMOPATOGEN PADA BEBERAPA WILAYAH DIJAWA TIMUR

Oleh :Nugrohorini1)

ABSTRACTEntomopatogenic Nematodes is the biological insecticides can be used to control Lepidoptera, Coleoptera

and Diptera order.The nematodes can be isolated from soil of several locations in East Java. The aim of theresearch is to know the genera of entomopathogenic nematodes and population density of that nematodes fromeach location in East Java. The methods of the research are nematodes isolation with baiting methods, identifi-cation and count of nematodes population density. The result of the research showed that the entomopathogenicnematodes Isolate was found from Jember, Malang, Mojokerto, Sidoarjo. The genera of all nematodes Isolate isSteinernema sp. The higest population of Entomopatogenic Nematodes was found from Malang Isolate.

Keyword : Entomopatogenic Nematodes, biological insecticides, Steinernema sp., population density, Isolate.

PENDAHULUAN

Nematoda adalah mikroorganisme berbentukcacing berukuran 700-1200 mikron dan beradadi dalam tanah. Nematoda yang ada di dalamtanah, ada yang tergolong free living, nematodeparasit tanaman dan nematode entomopatogen.Nematoda yang saat ini dikembangkan adalahnematoda entomopatogen yang dapat digunakansebagai insektisida biologi yang sangat potensialuntuk mengendalikan serangga hama baik ordoLepidoptera, Coleoptera dan Diptera (Ehler,1996). Nematoda entomopatogen telahdipergunakan untuk mengendalikan seranggahama pada tanaman pangan, perkebunan,rumput lapangan golf serta tanaman hortikultura(Sulistyanto, 1998). Nematoda entomopatogendapat diisolasi dari berbagai tempat di seluruhbelahan dunia, khususnya dari golonganSteinernematidae dan Heterorhabditidae dapatdigunakan untuk mengendalikan hama-hamagolongan Lepidoptera, seperti : Galleriamellonella (L), Spodoptera exigua Hubner,Agrotis ipsilon Hufnayel yang virulensinyamencapai 100 persen.

Untuk menentukan apakah nematoda inidapat digunakan sebagai biopestisida atau tidak,hendaknya perlu dilakukan isolasi yangselanjutnya diidentifikasi untuk mengetahuijenisnya.

Penelitian bertujuan untuk mendapatkan jenisnematoda entomopatogen pada beberapawilayah di Jawa Timur, serta menghitungkepadatan populasinya.

METODE PENELITIAN

1. Isolasi Nematoda EntomopatogenMengambil sample tanah dari beberapa

wilayah di Jawa Timur, dengan ketentuan jenistanah dan kelembaban yang sesuai bagikehidupan nematoda. Sampel tanah diambil padakedalaman 20 cm, lima ulangan dengan jarakpengambilan sampel 25 meter.Pelaksanaan Isolasi

Masing-masing sampel tanah diisikan padagelas-gelas kaca sebanyak 200 gram, kemudianmemasukkan 10 ekor larva Galeria melonellainstar akhir yang dibungkus kain kassa ke dalamgelas tersebut. Setelah larva G. melonella mati,selanjutnya dilakukan White Trap dalam cawanpetri. Metode isolasi sesuai dengan metodebaiting oleh Bedding dan Akhurst (1975) yaitularva serangga dimasukkan dalam tanah (200gram per baiting), setelah 3-5 hari larva yang matikemudian diamati dan dihitung populasi darimasing-masing kedalaman. Penghitungandilakukan menggunakan mikroskopmenggunakan hand counter dan counting djsh.

1) Staf Jurusan Agrotekologi, Faklutas Pertanian, UPN “Veteran” Jawa Timur

132 Jurnal Pertanian MAPETA, ISSN : 1411-2817, Vol. XII. No. 2. April 2010 : 72 - 144

Page 9: (Land Characteristics for Melon Crops (Cucumis melo L the ...eprints.upnjatim.ac.id/2359/1/Siswanto.pdf · 126 Jurnal Pertanian MAPETA, ... 1982). Adanya kation K yang berlebihan

2. Identifikasi NEPIdentifikasi nematoda entomopatogen yang

ditemukan adalah dengan cara sebagai berikut :a. Pengamatan Gejala pada Serangga

InangPengamatan pada serangga inang berfungsi

untuk melihat gejala serangan oleh nematodaparasit serangga pada bagian kutikula yangditunjukkan dengan adanya perubahan warna.Apabila tubuh serangga berwarna hitamkecoklatan/caramel, berarti serangga tersebutterinfeksi Steinernematidae, dan berwarnakemerahan jika terinfeksi Heterorhabditidae. Halini disebabkan oleh adanya reaksi bakterisimbion, Xenorhabdus spp. atau Photorhabdusspp. yang dikeluarkan oleh nematoda pada saatdidalam tubuh serangga inang. Pengujianmenggunakan ulat bambu yang berwarna putihnamun dapat juga digunakan G. mellonella atauTenebrio molitor sebagai alternatif. Uji dilakukandengan menginokulasikan nematodaentomopatogen fase juvenil infektif pada ulat/larvatersebut dan ditempatkan pada temperatur ruangselama 24-48 jam. Hasilnya cukup dapatdijadikan acuan untuk membedakan antaraSteinernematidae dan Heterorhabditidae.b. Pengamatan Morfologis dan

MorfometriksIdentifikasi dilakukan secara morfologis yaitu

dengan mengamati morfologi nematodamenggunakan mikroskop binokuler, meliputipengamatan ukuran tubuh nematoda, bentukkepala, kait pada bagian kepala dan striasi lon-gitudinal pada tubuh nematoda.

Identifikasi juga dilakukan dengan metodemorfometriks. karakteristik diagnosa yang sangatpenting antara lain; Jantan dibedakan dari bentukdan dimensi dari panjang, bentuk dan besarspicula, susunan dan jumlah genital papillae danada tidaknya mucron. Dari data yang diperoleh,dicocokan dengan kunci determinasi oleh Poinar(1979),c. Identifikasi Bakteri Simbion Nematoda

EntomopatogenSebelum melakukan identifikasi bakteri,

dilakukan isolasi bakteri lebih dahulu. Isolasi

bakteri simbion dilakukan langsung dari larvaGaleria melonella yang telah terinfeksi nematodaentomopatogen. Sterilisasi permukaan larva yangterinfeksi nematoda dilakukan denganmenggunakan alkohol 95% selama 15 menit,dibilas tiga kali dengan aquadest steril, kemudiandikeringkan dengan kertas saring steril. Bagiantungkai larva Galeria melonella yang telah matidipotong dengan pisau steinless steril dan cairanhaemolympha yang keluar dari tubuh larvadigoreskan pada media Nutrien Agar atau me-dia NA-NR (Lampiran 1-III). Media diinkubasipada suhu 25oC selama 24 jam. Selanjutnyadilakukan pengamatan koloni bakteri yangmuncul pada media Nutrien Agar tersebut.3. Kepadatan Populasi Nematoda

Entomopatogen Isolat dari BeberapaWilayah di Jawa TimurUntuk mengetahui kepadatan populasi Nema-

toda, maka dilakukan penghitungan populasinematoda isolat dari masing-masing wilayahmenggunakan Mikroskop, counting dish danHand Counter.4. Pengujian Toksisitas Nematoda entomopatogen

terhadap HamaUji di laboratorium diawali dengan melakukan

uji konsentrasi nematoda (50 IJ/ml, 100 IJ/ml,200 IJ/ml, 400 IJ/ml, 800 IJ/ml) nematodaentomopatogen yang terhadap hama (larva danpupa P. Xylostella), kemudian hasil ujikonsentrasi tersebut digunakan sebagai dasarpenentuan nilai Lethal Concentrate (LC50).

Uji dilakukan dengan cara meletakkan larvaPlutella xylostella instar I, II, III, IV dan pupaPlutella xylostella dalam tiap cawan Petri yangtelah dilapisi kertas saring lembab dan diberilembar krop kubis. Pada masing-masing cawanPetri yang telah diberi larva P. xylostelladiaplikasi nematoda entomopatogenpatogenisitas tertinggi dengan konsentrasi 50,100, 200, 400 dan 800 IJ/ml. Pada perlakuankontrol, larva dan pupa P.xylostella diaplikasidengan air steril. Percobaan ini menggunakan10 ekor larva instar I, II, III, IV dan pupa padamasing-masing konsentrasi dan diulang sebanyak5 kali (n=40). Persentase kematian larva dan

Eksplorasi Nematoda Entomopatogen pada Beberapa Wilayah ............................ (Nugrohorini) 133

Page 10: (Land Characteristics for Melon Crops (Cucumis melo L the ...eprints.upnjatim.ac.id/2359/1/Siswanto.pdf · 126 Jurnal Pertanian MAPETA, ... 1982). Adanya kation K yang berlebihan

pupa dihitung 48 jam setelah aplikasi. Rancanganpercobaan menggunakan Rancangan AcakLengkap. Penentuan nilai LC50 dilakukan denganmenghitung rerata kematian larva dan pupa P.xylostella terlebih dahulu menggunakan rumusAbbot (1925) dan selanjutnya dianalisismenggunakan analisis probit (Finney, 1971).

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Isolasi Nematoda EntomopatogenHasil isolasi nematoda entomopatogen yang

diperoleh dari beberapa daerah di wilayah JawaTimur yaitu Jember, Malang, Mojokerto,Sidoarjo dan Lamongan, diketahui bahwanematoda hanya diperoleh dari empat daerahyaitu Jember, Malang, Mojokerto, Sidoarjo.Sampel tanah dari ke empat wilayah ini berteksturremah (tidak liat dan tidak terlalu berpasir) Padasample tanah yang berasal dari Lamongan tidakditemukan nematoda entomopatogen. Hal inidisebabkan karena tanah yang diambil daridaerah Lamongan adalah jenis lempung berliatdan berwarna kekuningan. Nematoda tidakdapat hidup pada jenis tanah lempung berliat,karena pada jenis tanah ini tidak terdapat ronggasehingga oksigen tidak dapat masuk ke dalamtanah secara maksimal.2. Identifikasi Nematoda Entomopatogen

Hasil baiting dan pengamatan gejala padakutikula larva Galeria mellonella menunjukkanbahwa tubuh larva yang mati berwarna coklatkaramel, lunak, tidak berbau busuk dan apabiladibedah didalamnya terdapat nematoda. Warnacoklat karamel pada tubuh serangga yangterserang menunjukkan bahwa serangga tersebutterserang nematoda genus tertentu.

Hasil pengamatan morfologis diketahui bahwaciri morfologis nematoda yaitu kutikulanya halus,mempunyai striasi longitudinal dan tidak punyakait pada bagian anterior tubuhnya.

Hasil isolasi bakteri simbion dari tubuhnematoda diketahui bahwa bakteri yangdiperoleh adalah jenis Xenorhabdus sp. Ciribakteri Xenorhabdus sp., koloninya berbentukbulat mengkilat menyerupai lendir, cembung, tepiagak rata dengan struktur dalam meneruskan

cahaya, sedangkan fase sekunder menunjukkankarakteristik koloni berbentuk bulat, agakcembung, tepi agak rata, struktur dalammenyerupai pasir halus dengan meneruskan sinarmeskipun benda dibawahnya tidak semua terlihatdengan jelas (Woodring & Kaya, 1988).

Berdasarkan hasil-hasil pengamatan gejalawarna kutikula pada serangga terserang,morfologi nematoda dan isolasi bakterisimbionnya, dapat diidentifikasi bahwa nematodahasil isolasi dari empat daerah yaitu Jember,Malang, Mojokerto, Sidoarjo daerah Malangadalah jenis Steinernema sp.3. Kepadatan Populasi Nematoda

Entomopatogen Isolat dari BeberapaWilayah di Jawa TimurHasil penghitungan populasi nematoda yang

diperoleh dari beberapa wilayah di Jawa Timuryaitu :

134 Jurnal Pertanian MAPETA, ISSN : 1411-2817, Vol. XII. No. 2. April 2010 : 72 - 144

0

100

200

300

400

500

600

700

Popu

lasi

Nem

atod

a

Jember Malang Mojokerto Sidoarjo Lamongan

Wilayah Sampel

Gambar 1. Histogram Populasi NEP dari wilayahJawa Timur

Hasil penghitungan populasi nematodaentomopatogen diketahui bahwa populasi tertinggidiperoleh dari sampel wilayah Malang. Tingginyapopulasi nematodo di wilayah Madang, didugakarena jenis tanah di wilayah tersebut remah dankelembaban tanahnya sesuai bagi kehidupannematoda..

Nematoda tidak dapat hidup pada jenis tanahlempung berliat, karena pada jenis tanah ini tidakterdapat rongga sehingga oksigen tidak dapatmasuk ke dalam tanah secara maksimal.4. Pengujian Toksisitas Nematoda entomopatogen

terhadap HamaPengujian toksisitas nematoda entomopatogen

dilakukan untuk mendapatkan nilai LC50.

Page 11: (Land Characteristics for Melon Crops (Cucumis melo L the ...eprints.upnjatim.ac.id/2359/1/Siswanto.pdf · 126 Jurnal Pertanian MAPETA, ... 1982). Adanya kation K yang berlebihan

Penentuan nilai Lethal Concentrate (LC50)didasarkan pada hasil uji konsentrasi nematodaSteinernema spp. terhadap kematian larva danpupa P. xylostella, yang selanjutnya dianalisismenggunakan analisis probit dengan membuatpersamaan regresi antara konsentrasi dengan nilaiprobit (Finney, 1971) (Tabel 1). Nilai LC50 padalarva instar III - IV lebih rendah (4,51 IJ/ml dan12,564 IJ/ml) dibanding nilai LC50 pada larvainstar I - II (142,215 IJ/ml dan 20,550 IJ/ml),yang berarti hanya dengan mengaplikasikannematoda pada konsentrasi optimal lebih rendah(4,51 IJ/ml dan 12,564 IJ/ml) sudah mampumenyebabkan kematian 50% pada larva instarIII - IV. Berdasarkan nilai LC50 yang diperoleh,maka nematoda Steinernema spp. lebih efektifdigunakan untuk mengendalikan larva P.xylostella instar III - IV.

efektif untuk mengendalikan hama. Apabilakonsentrasi nematoda Steinernema spp.melebihi sejumlah konsentrasi tertentu, didugaakan terjadi kompetisi inter spesies nematodaSteinernema spp.. Dugaan mengenai pengaruhpenggunaan konsentrasi yang melebihi batasoptimal telah dilaporkan oleh Kaya &Koppenhofer (1996), bahwa konsentrasinematoda entomopatogen (termasukSteinernema spp.) yang digunakan harus sesuaidengan batas konsentrasi optimalnya. Apabilakonsentrasi yang digunakan melebihi batasoptimal, maka akan menciptakan suatu kompetisidalam hal ruang dan makanan antar nematodaentomopatogen itu sendiri. Kompetisi ini yangmenyebabkan nematoda entomopatogen kurangefektif apabila diaplikasikan melebihi bataskonsentrasi optimalnya.

KESIMPULAN

- Hasil isolasi nematoda dari beberapa wilayahdi Jawa Timur, hanya diperoleh nematoda dari4 wilayah saja (Jember, Malang, Mojokerto,Sidoarjo).

- Hasil identifikasi nematoda dari ke empatwilayah tersebut adalah Steinernema spp.

- Kepadatan populasi nematodo tertinggidiperoleh dari nematodo Isolat Malang.

- Steinernema spp. lebih efektif untukmengendalikan larva P. xylostella instar III-IV

DAFTAR PUSTAKA

Bedding, R.A. (1981) Low cost in vitro massproduction of Neoplectana andHeterorhabditis spesies (nematodes) for fieldcontrol of insect pest. Nematologica 27 :109-114.

Boemare, N.E., Lanmond and Mauleon, H.(1996) The entomopathogenic nematodesBacterium complex, biology, life cycle andvertebrate safety. Biocontrol Science andTechnology 6 : 333-346.

Ehlers, R.U. (2001) Mass production ofentomopathogenic nematodes for plant pro-tection. Appl. Microbiol. Biotechnol. 56 :623-633.

Eksplorasi Nematoda Entomopatogen pada Beberapa Wilayah ............................ (Nugrohorini) 135

Tabel 1. Nilai LC50 Steinernema spp. pada P.xylostella

Nilai LC50 yang tertinggi adalah nilai LC50 daripupa, yaitu sebesar 992,506 IJ/ml. Nilai LC50yang tinggi pada pupa berhubungan denganterjadinya perubahan morfologi, anatomi danperilaku serangga. Pada pupa terjadi prosespemendekan ukuran tubuh, sklerotisasi kutikuladan penyempitan lubang-lubang alami, terutamaspirakel. Pupa sudah tidak membutuhkan makandan tidak aktif bergerak sehingga kurangmenguntungkan bagi Steinernema spp. karenaSteinernema spp. membutuhkan inang yang aktifbergerak (mobile). Oleh karena itu untukmematikan 50% pupa P. xylostella dibutuhkankonsentrasi nematoda yang sangat tinggi(992,506 IJ/ml) dibanding konsentrasi yangdibutuhkan untuk mematikan 50% larva P.xylostella.

Penentuan konsentrasi optimal (nilai LC50)dimaksudkan agar nematoda Steinernema spp.

N i l a i L C 5 0( I J / m l )

I 1 4 2 , 2 1 5I I 2 0 , 5 5 0

I I I 4 , 5 1 0I V 1 2 , 5 6 4

P u p a 9 9 2 , 5 0 6

I n s t a r

Page 12: (Land Characteristics for Melon Crops (Cucumis melo L the ...eprints.upnjatim.ac.id/2359/1/Siswanto.pdf · 126 Jurnal Pertanian MAPETA, ... 1982). Adanya kation K yang berlebihan

136 Jurnal Pertanian MAPETA, ISSN : 1411-2817, Vol. XII. No. 2. April 2010 : 72 - 144

Gaugler, R. and Kaya, H.K. (1990)Entomopathogenic Nematodes in Biologi-cal Control. CRC Press. Boca Raton.Florida.

Kaya, H.K. and Koppenhofer, A.M. (1996)Effect of microbial and other antagonisticorganism and competition onentomopathogenic nematodes. BiocontrolScience and Technology. 357-371.

Poinar, G.O. (1990) Taxonomy and biology ofSteinernematidae and Heterorhabditidae.Entomopathogenic Nematodes in biologicalControl of Insect. CRC Press. Boca Raton.Florida. P. 23-60.

Simoes, N. and Rosa, J.S. (1996) Pathogenecityand host specifity of entomopathogenicnematodes. Biocontrol Science and Tech-nology 6 : 403-412.