labbaik no.33

Upload: asbihu-nu

Post on 31-Oct-2015

263 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tabloid Resmi PP. ASBIHU NU

TRANSCRIPT

  • labbaikEDISI 33/Th. III/November 2012/Muharram 1434 H 1

  • labbaikEDISI 33/Th. III/November 2012/Muharram 1434 H2

    Benarkah Makam Rasulullah akan DibongkarPemberitaan dunia heboh dengan kemungkinan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi akan membongkar makam Rasulullah untuk pengemban-gan Masjid Nabawi.

    Selamat Datang Jamaah Haji Indonesia

    Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberi keselamatan dan kesejahteraan jemaah haji kita, baik selama menunaikan ibadah haji di tanah suci dan juga setelah kepulangannya ke tanah air. Kami semua berharap semua jemaah haji Indonesia menjadi haji mabrur.

    Dalam catatan kami (Asbihu-NU) perhajian tahun ini berjalan lancar. Tentu, ada saja persoalan. Mengelola jutaan orang dalam satu waktu yang bersamaan bukan hal mudah. Kami lihat, pemerintah Indonesia didukung semua komponen bangsa juga telah bekerja maksimal sehingga jemaah haji kita yang jumlahnya 211.000 bisa melaksanakan ibadah haji dengan baik. Jika ada masalah mari kita fahami sebagai kekurangan kita dalam mengelola perhajian yang seharusnya dikelola dengan jiwa ikhlas dan penuih tawakkal.

    Tahun ini juga masih tercatat adanya jemaah haji yang gagal berangkat dengan harapan bisa mendapatkan visa tambahan di luar kuota haji. Fenomena itu selalu terjadi setiap tahun sehingga banyak masyarakiat yang dirugikan.

    Lantas siapa yang salah dalam kaitan ini? Kita tidak bisa menyalahkan masyarakat yanhg memang sangat ingin menunaikan haji tanpa harus menunggu lama. Kita tidak bisa menyalahkan penyelenggara yang tentu sudah ada janji tetbitnya visa pada saatnya. Kita tidak bisa menyalahkan pemerintah Arab Saudi karena dalam hal visa sepenuhnya atas kendali Riyadh, bukan Jakarta. Kita tentu juga tak bisa menyalahkanj pemerintah Indonesia karena dalam kaitan ini pemerintah tak terlibat karena di luar sistem mereka.

    Karena tidak ada yang salah dan ingin disalahkan, maka pada tahun mendatang harus ada ketegasan dan niat baik semua pihak untuk tidak menyelenggarakan haji di luar kuota yang ada. Sebab, hal ini akan membuat masyarakat pendaftar haji yang tengah mengantre terluka hatinya dengan ulah sekelompok orang yang langsung bisa naik haji hanya dengan biaya lebih mahal. Mereka merasa ada ketidakadilan dalam penyelenggaraan haji.

    Kepada masyarakat, kami ingin mengimbau agar tetap mematuhi sistem yangt ada. untuk haji biasa mendaftarlah di kantor kementerian agama setempat dengan menyetor Rp 25 juta. Bagi yang ingin berhaji khusus maka taatilah aturan yang berlaku sehingga jemaah terlindungi keberangkatanya.

    Tentu, terkait dengan kuota haji, kita harus sabar menunggu. Sebab, masa tunggu dalam ibadah termasuk bagian dari ibadah pula.

    Selamat datang jemaah haji Indonesia, semoga menjadi haji mabrur dan menularkan kemabruran itu dalam kesalehan sosial yang manfaatnya untuk nusa, bangsa, dan agama. `

    Penasehat: Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj MA, Dr. KH. HasyimMuzadi, Drs. KH. Nuril Huda Penanggung Jawab: DR. KH. Manarul Hidayat, MA Wakil Penanggung Jawab: Drs. H. Dhani Ramdhani MM Pemimpin Umum: KH. Hafid Taftazani Wakil Pemimpin Umum: H. Anshari, SH.MPd Pemimpin Redaksi: H.M. Nashir Maqsudi Pemimpin Perusahaan H. Aly Masyhar, SH Redaktur Eksekutif: H. Musthafa Helmy Redaktur Khusus: Dr. KH. M. Masyhuri Naim MA, KH. Bukhori Muslim, Lc. MA, Dr. S. H. M. Sho-hib Murtani, MA. Redaktur: H. Bambang Suharto, H. Agus Suryanto, H. Kadar Santoso, Nurul Huda Korlip Jawa Barat: H. Akhmad Saeful Bakhri Desain Grafis: Asmawi Iklan: H. Sri Ratnawati (Koordinator), H. Aly Masyhar, SH Keuangan: H. Syarifah Lona Masyhur Sekretariat: H. Muh. Iqbal Kuthfi B. SH. Alamat Redaksi: Jl. Basuki Rahmat No. 12, Kampung Melayu - Jakarta Timur. Telp./Fax. : (021)85900265 E-mail: [email protected]. Penerbit: PT Labbaik Bina Media.

    Daftar Isisekapur sirih

    Sekapur Sirih ............. 2Laporan Khusus ......... 6Tarikh ........................ 7Nasional .................... 8Opini ......................... 9Profil ....................... 12Selingan .................. 14Khazanah ................ 16Pendidikan .............. 17Kronika .................... 18

    LAPoRAN KHuSuS - 6Kemenag Pelajari Usulan Pondokan Haji di Mekkah

    BERITA uTAMA - 3dr. KH. MANArUL HIdAYAT, MA, KETua uMuM aSBIHu-Nu

    Mengenang Peristiwa Akhir Haji 1979

    TARIKH - 7

    Api Suriah Menyambar

    Erdogan dan Libanon

    oPINI - 10

  • labbaikEDISI 33/Th. III/November 2012/Muharram 1434 H 3Berita utaMa

    Benarkah Makam Rasulullah akan Dibongkar

    sejauh ini media Pakistan dan ulama di negeri itu masih belum bereaksi. Mungkin mereka tidak tahu. Tapi, tulis koran itu, sungguh aneh jika mereka diam dengan perluasan yang dilakukan pemerintah Arab Saudi. Yang ditakutkan, jika mereka tak berani berkomentar karena tekanan tidak langsung Arab Saudi yang terkait pelaksanaan haji dan umtah yang visanya sangat tergantung dengan perkenan negara petro dolar itu.

    Setelah haji tahun ini, dalam waktu satu bulan, buldoser akan bergerak masuk dan akan mulai menghancurkan bagian terakhir masjid yang telah berusia lebih 1.000 tahun, kata Dr Irfan Alawi, penelitian pada Yayasan Peninggalan Islam bulan lalu.

    Giliran MadinahPerluasan Madinah dilakukan

    setelah garis besar pembangunan dan master plan Masjidil Haram dan kota suci Mekah selesai dilakukan secara bertahan. Hal inidilakukan karena semakin besarnya umat Islam yang melaksanakan haji dan umrah ke tanah suci tersebut. Karena terbatasnya sarana maka jumlah jamaah haji sejak tahun 1985 dibatasi satu permil dari jumlah umat Islam. Dengan selesainya semua fasilitas dan parasarana perhajian yang diperkirakan selesai tahun 2020, jamaah haji yang bisa ditampung bisa mencapai 10 juta dari sekitar 4 juta jamaah haji tahun ini.

    Menurut Alawi, pihak kerajaan Arab Saudi bersikeras bahwa ekspansi kolosal baik di Mekah dan Madinah sangat penting untuk meningkatnya sarana dan prasarana jamaah. Baik di Mekah dan Madinah selama ini dikunjungi 12 juta jamaah yang diperkirakan akan naik menjadi 17 juta jamaah pada tahun 2025.

    Otoritas dan pengembang perhotelan bekerja keras untuk mengimbangi semakin naiknya jumlah jamaah itu. Karena investor perhotelan sebagian besar adalah pengembangan dunia, maka otomatis harga menginap menjadi sangat mahal. Tarip kamar di sebuah hotel atau apartemen di Mekah dan Madinah bisa mencapai $500 per malam. Padahal, menurut Alawi, Nabi Muhammad bersikeras tidak menginginkan itu.

    Mereka hanya ingin mendapatkan banyak uang dari jamaah super-kaya dan elit, tetapi menjadi tidak mungkin untuk jamaah miskin karena harga pemondokan menjadi sangat mahal dan tidak terjangkau kalangan miskin, kata Dr Irfan Al Alawi.

    Alawi mencontohkan pembangunan Jabal Omar dengan 40 buah tower yang digambarkan sebagai mutiara baru Mekah. Ketika selesai, maka akan terdiri dari enam hotel

    muslimin, bukan hanya menunaikan salat di Masjid Nabawi. Rasulullah bersabda: Barangsiapa berhaji dan tak berziarah ke makamku sama dengan memusuhiku. Sabdanya yang lain: Barangsiapa berziarah kepadaku pada saat wafatku sama dengan berziarah kepadaku pada saat hidupku.

    Beredar kabarSitus berita The News Tribe,

    Arabian Business, Independent, dan Russia Today, mengutip berbagai sumber pada edisi 29 Oktober lalu memberitakan bahwa kemungkinan dengan perluasan itu memang dikhawatirkan akan mengorbankan makam Nabi Muhammad SAW.

    Menurut berbagai sumber yang dikutip media tersebut menyatakan bahwa makam Rasulullah posisinya tepat di tengah masjid, maka layak jika banyak spekulasi yang menyatakan makam itu akan dibongkar atau dipindahkan. Sedangkan Rawdlah yang terletak di sebelah timur makam Rasulullah akan tetap dipertahankan.

    Rasulullah tak sendirian di makam itu. Di makam itu juga dimakamkan Khalifah pertama Sayyidina Abu Bakar bin Shiddiq dan khalifah kedua Sayyidina Umar bin Khattab, yang keduanya tercatat sebagai mertua Rasulullah. Ketakutan itu muncul, jika masjid dikembangkan ke arah selatan, maka makam Rasulullah akan terletak di tengah masjid. Apakah mungkin itu

    terjadi. Sebab, posisi imam nantinya jauh di selatan, bergeser jauh dari posisi imam yang ada sekarang.

    The Frontier Post edisi bulan Oktober lalu melaporkan bahwa Raja Arab Saudi Abdullah meresmikan proyek ekspansi masjid mulia kedua itu yang akan menelan biaya 6 miliar USD atau 25 miliar SAR atau sekitar Rp 60 triliun. Namun, tidak ada yang menyebutkan tentang bagaimana proyek akan mempengaruhi lingkungan masjid. Pada edisi ke-26 Oktober harian The Independent mengungkapkan bahwa proyek dan perluasan sarana untuk memperluas masjid ke arah barat yang di situ terdapat makam yang dimuliakan umat Islam seluruh dunia yaitu makam Nabi Muhammad dan dua penggantinya.

    Harian tersebut mengutip akademisi Muslim dan pengamat arsitektur dan sejarah Islam, Dr Irfan al-Alawi. Para pejabat Saudi tidak menanggapi beberapa komentar atau kritik persoalan ini. Menurut koran berbahasa Inggris yang banyak dibaca di Pakistan The Express Tribune, ekspansi masjid tersebut sangat mungkin meratakan makam Rasulullah dan juga Rawdlah yang disebut Rasulullah sebagai taman surga. Menurut koran tersebut, ekspansi tersebut akan menyinggung umat yang selama ini menyintai Rasulullah terhadap hujatan orang lain atas kemuliaannya.

    Memang, menurut koran tersebut,

    Bertepatan dengan masuknya kalender tahun baru Hijriyah 1434 hijriyah, Kamis, 16 November, puluhan peralatan berat memasukai areal Masjid Nabawi di Madinah. Sejumlah jamaah haji yang tersisa di kota Nabi Muhammad itu bisa menyaksikan mega proyek Masjid Nabawi yang diresmikan proyeknya oleh Raja Abdulah pada bulan September atau Syawwal 1433 Hijriyah lalu.

    Sementara itu spekulasi di luar menyatakan bahwa pembangunan itu akan menggeser dan bahkan menyebutkan akan menggusur makam Rasulullah SAW. Sebab, pemerintah Arab Saudi menginginkan agar Masjid Nabawi bisa menampung 1,6 juta jamaah salat dengan memperpanjang ke arah selatan dan barat.

    Rais Syuriah PBNU dan juga Ketua Dewan Masjid Indonesia Drs. KH Masdar Farid Masudi mengecam pembangunan itu dengan menggusur makam Rasulullah itui dan dianggapnya sebagai paranoid keimanan jika menganggap makam Rasulullah itu sebagai sesuatu yang memusyrikkan jamaah umrah atau haji. Bahkan, Munas NU di Cirebon bulan September lalu juga sempat mencuat dan membahas isu ini namun tak menjadikannya sebagai rekomendasi. Berziarah ke makam Rasulullah memiliki dasar hukum yang sangat dianjurkan bagi kaum

    Pemberitaan dunia heboh dengan kemungkinan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi akan membongkar makam Rasulullah untuk pengembangan Masjid Nabawi.

    Makam Nabi Muhammad SAW di Madinah.

  • labbaikEDISI 33/Th. III/November 2012/Muharram 1434 H4 Berita utaMa

    bintang lima, tujuh menara 39 lantai yang menawarkan perumahan suoper mewah dengan 520 restoran dan 4.360 toko komersial dan ritel. Tetapi untuk membangun komplek perhotelan sangat mewah itu, Saudi harus merobohkan bentang Ajyad yang bersejarah dari peningalan kekhalifahan Usmaniyah.

    Karena itu, menurut Gulf Institute yang berbasis di Washington, diperkirakan 95 persen dari situs sejarah Islam di di dua kota Mekah dan Madinah telah hancur dalam dua puluh tahun terakhir dan berubah fungsi. Tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW sendiri berubah menjadi perpustakaan dan rumah istri pertama Nabi Muhamamd, Sayidatina Khadijah RA, berubah menjadi blok toilet umum.

    Juga perluasan dan pengembangan mungkin mengancam banyak rumah penduduk setempat, tapi sejauh ini sebagian besar kaum Muslim tetap diam dalam masalah ini. Mekah adalah tempat suci seperti yang dinyatakan dalam Al-Quran. Kaum Muslim tetap diam terhadap penghancuran Saudi karena mereka takut tidak diizinkan mengunjungi Arab Saudi, kata Dr Al Alawi.

    Beberapa jaringan Sunni yang berbasis di Inggris dipengaruhi oleh petro dolar Saudi sehingga tidak berani bicara menentang penghancuran. Padahal, mereka paling berani dan yang pertama mengutuk film yang menyerang Nabi Muhammad yang dibuat oleh non muslim, kata Dr Al Alawi.

    Sejak tahun 1924 dengan naiknya Raja Ibnu Saud --dengan mengalahkan Syarif Husein, menjadi penguasa Arab Saudi, banyak peninggalan sejarah masa lampau yang hilang. Peninggalan Mamluk, Ayyubiyah, dan Usmaniyah perlahan digantikan hotel-hotel dengan mengatasnamakan jamaah. Memang, Arab Saudi harus memilih membiarkan situs sejarah berdiri atau kenyamananan jamaah dibangun.

    Meskipun, menurut kalangan arsitek muslim, penggabungan dua kepentingan sangat mungkin dilakukan. Nilai sejarah akan menjadi aset penting sebagai bukti dan kemuliaan Islam di masa lampau yang berimbas pada masa kini. Generasi mendatang ditakutkan kehilangan pemahaman dan pengenalan agamanya di masa lalu.

    Tidak dibongkarNamun, berdasarkan gambar yang

    beredar atas pengembangan Masjid Nabawi, pengembangan masjid tersebut tak menyentuh makam Rasulullah dan juga Rawdlah. Masjid dikembangkan di wilayah tengah ke selatan. Pintu lama yang menghubungkan makam Rasulullah dan Raudlah tetap dipertahankan. Sehingga jamaah yang akan berziarah ke makam Rasulullah tetap akan mendapatkan tempat.

    Dengan pembangunan perluasan ini, maka akan memberi ruang pengembangan kota di daerah barat dan selatan Masjid Nabawi, tidak hanya wilayah Markaziyah di utara dan timur masjid. Perhotelan mewah akan menyebar mengepung wilayah itu selain wilayah timur yang terdapat makam Baqi. ` (TimLabbaik)

    Lima Kali Berusaha Me mbongkar Makam Nabi

    Makam suci juga tak luput dari penjarahan, yang juga dilakukan oleh umat Ialam sendiri. Tercatat ada lima kali usaha pencurian jenazah Nabi Shalallahu alaihi wa sallam yang makamkan di sisi Masjid Nabawi itu. Hal ini dikutip dan dibahas dalam buku Sejarah Masjid Nabawi as-Syarif karya Muhammad Ilyas Abdul Ghani.

    Usaha pertama terjadi pada masa Khalifah Al-Hakim Biamrillah al-Ubaidiy. Sekitar tahun 358 H, orang-orang Rafidhah Ubaidiy menguasai Mesir. Mereka itu adalah satu kelompok yang mengaku cinta kepada Ahlul Bait (keturunan Rasulullah). Di antara pemimpin mereka yang paling menonjol adalah Al-Hakim Biamrillah yang mengaku sebagai Tuhan, dan mengaku pendapat

    reinkarnasi arwah. Kekuasaan negeri itu berakhir pada tahun 568 H. Al-Hakim.

    Adalah seorang zindiq yang tiba-tiba mengusulkan kepadanya untuk menghadirkan jasad Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam ke Mesir untuk menarik perhatian manusia. dan Sejarah mencatat, beberapa usaha pencurian terhadap jenazah Nabi Shalallahu alaihi wa sallam. Mereka sudah memasuki kota Madinah dan ingin memindahkan jasad Rasulullah ke Mesir. Allah kemudian mengirimkan angin yang sangat kencang ke Madinah sehingga taki satu bangunan pun yang tak roboh. Hal ini menjadi penghalang tujuan para pencoleng itu.

    Usaha kedua juga terjadi pada masa Khalifah al-Ubaidiy yang sama. Dia mengutus orang untuk tinggal di sebuah rumah yang dekat

    dengan Masjid Nabawi. Kemudian ia menggali sebuah terowongan dari rumah tersebut menuju kubur Nabi Muhammad SAW. Kemudian penduduk Madinah mendengar ada suara menyeru, memanggil-manggil di tengah-tengah mereka bahwa Nabi kalian akan digali (kuburnya). Maka manusiapun menyelidikinya, kemudian mendapati mereka yang sedang menggali, lalu mereka membunuh pencoleng itu. Patut juga disebutkan bahwa Al-Hakim bin Ubaidillah mulai mengaku diri sebagai Tuhan pada tahun 408 H.

    Usaha ketiga dilakukan oleh para penggali kubur yang biasa menggali makam raja-raja Nasrani. Hal itu dilaksanakan dengan perantara dua orang Nasrani dari Maroko. Namun Allah Taala melindungi jasad Nabi-Nya dengan cara mengirim mimpi kepada Panglima Nuruddin Zankiy. Dalam mimpi itu Rasulullah SAW meminta tolong dengan menunjuk dua orang berambut merah kekuning-kuningan. Tolonglah aku, selamatkan aku dari dua orang laki-laki ini, kata Rasulullah dalam mimpi itu.

    Panglima Nuruddin Zanky pun terkejut dan bangun. Kemudian dia kumpulkan para hakim, lalu mereka memberinya usul agar panglima menuju Madinah. Diapun sampai di Madinah dengan membawa harta yang banyak untuk dibagikan kepada penduduk Madinah. Dia kumpulkan manusia, lalu memberi mereka hadiah

    setelah nama-nama mereka dicatat. Namun panglima tidak melihat dua orang laki-laki yang ditunjukkan Nabi dalam mimpinya.

    Di saat itu dia bertanya, Adakah orang yang belum mengambil sesuatu dari harta shadaqah ini? Mereka menjawab, Tidak. Dia bertanya lagi, Berfikirlah, ingat-ingatlah. Merekapun menjawab, Tidak tertinggal seorangpun kecuali dua orang Maroko, keduanya adalah orang shalih, kaya dan banyak shadaqah. Mendengar itu dada panglima pun menjadi lapang, kemudian memerintahkan untuk memanggil keduanya. Lalu dia melihatnya persis seperti dua orang laki-laki yang dilihatnya di dalam tidurnya.

    Panglima bertanya kepada keduanya, Dari mana kalian berdua? Keduanya menjawab, Jamaah haji dari Maroko. Berkatalah jujur kepadaku, sergah Panglima. Lalu keduanya ditahan kerenanya. Panglima pun bertanya tentang rumah keduanya. Di saat dia pergi dan sampai di rumah keduanya, panglima tidak mendapati selain harta dan buku-buku di rak.

    Usaha untuk menggusur atau memindahkan makam Nabi Muhammad SAW sudah beberapa kali dicoba oleh kelompok tertentu. Namun selalu gagal.

    Jasad perusak makam Nabi Muhammad di atas Kubah Masjid Nabawi.

  • labbaikEDISI 33/Th. III/November 2012/Muharram 1434 H 5Berita utaMa

    Pada saat dia mengangkat tikar, dia menemukan lorong yang menghantarkan ke kamar Nabi Muhammad SAW.

    Masyarakat Madinah terkejut. Setelah keduanya dipukuli, keduanya mengaku sebagai penggali kubur milik raja-raja Nasrani. Mereka mengaku bahwa ia selalu gagal menembus makam Nabi Muhammad karena setiap mendekat selalu terjadi goncangan di bumi. Panglima Nuruddin Zankiy pun membunuh keduanya di Masjid Nabawi.

    Kemudian panglima memerintahkan untuk membangun tembok disekitar makam Nabi yang mulia yang terbuat dari tembok timah tebal agar tidak ada seorangpun yang berani berbuat lancang lagi dengan menggunakan cara tersebut.

    Usaha keempat adalah upaya beberapa orang Nasrani yang mencuri dan merampok kafilah jamah haji. Kemudian mereka bertekad untuk menggali makam Rasulullah SAW. Mereka berbicara terang-terangan menyebut niatnya untuk mempermalukan Islam. Mereka menyeberangi laut menuju Madinah. Kembali mereka gagal

    karena pemerintah islam Mesir mengejar mereka dan kemudian menangkap mereka.

    Usaha kelima dilakukan sekelompok orang yang hanya berniat menggali makam Sayidina Abu Bakar RA dan Sayidina Umar bin Khattab RA. Hal itu terjadi pada pertengahan

    abad ke tujuh hijriyah. Sejumlah orang yang mencapai 40 orang laki-laki bertujuan untuk menggali kubur di malam hari, kemudian bumipun terbelah dan menelan mereka. Hal ini diceritakan oleh pelayan al-Haram an-Nabawy Shawwab As-Syamsu al-Malthiy.

    Bahkan masyarakat muslim hingga sekarang ini masih bisa menyaksikan tanda kebesaran Allah yang tetap memuliakan Rasulullah. Di atas atap kubah Hijau masjid Nabawi ada sesuatu yang menonjol aneh. Sangat mirip dengan menempelnya jasad menusia di situ. Ternyata benar.

    Syaikh Azzubaidy, seorang ulama besar Madinah bercerita bahwa kelompok garis keras yang berhasil meratakan makam Baqi muncul kehendaknya untuk merobohkan kubah Masjid Nabawi. Tapi, baru ia mengayunkan alat perusak itu ia mati di situ. dan tak seorang pun bisa memindahkan jenazahnya dan menurunkannya.

    Akhirnya seorang ulama besar Madinah bermimpi yang menjekaskan bahwa jenazah itu tak akan bisa diturunkan sebagai tanda pemuliaan

    Allah kepada Rasul-Nya. Akhrinya jenazah itu dikafani di atas dan diikat dan disemen di atas kubah semacam kuburannya.

    Semoga tidak terjadi kagi penintaan kepada Rasulullah melalui perusakan atau penggusuran makam sucinya. ` (rBt)

    Lima Kali Berusaha Me mbongkar Makam Nabi

    Makam Nabi Muhammad SAW di Madinah.

    Indonesia mendapat kehormatan sebagai tuan rumah pertemuan ulama sufi se dunia (Multaqo sufi al-'alami) yang direncanakan akan berlangsung 15 - 20 Desember mendatang.

    Acara pertemuan ulama thoriqoh akan diikuti oleh delegasi 70 negara di Jakarta dan Kota Pekalongan. Berbagai hal yang dibahas termasuk pembentukan organisasi ulama tingkat dunia dan persoalan lain yang krusial termasuk pergolakan negara negara Islam yang terjadi di Timur Tengah.

    Sebelum acara ini digelar, telah diadakan pra multaqo sufi sebanyak dua kali yakni bulan Juli 2011 di Jakarta bersamaan dengan Peringatan Harlah NU dan Januari 2012 di Malang Jawa Timur bersamaan dengan Muktamar Jam'iyyah Ahlit Thoriqoh Al Mu'tabarah An Nahdliyyah ( Jatman).

    "Pertemuan ulama sufi tingkat

    dunia merupakan rekomendasi dari pra multaqo sufi di Malang awal 2012 kemarin," ujar Rais Am Idaroh Aliyah Jatman Habib Luthfi bin Yahya usai rapat pleno persiapan panitia di Kanzus Sholawat Kota Pekalongan Kamis (15/11).

    Dikatakan, kegiatan multaqo sufi al-'alam akan digelar di dua tempat, yakni untuk pembukaan dan sidang sidang organisasi akan berlangsung di Hotel Borobudur tanggal 15 - 18 Desember 2012, sedangkan penyampaian hasil hasil musyawarah akan dilaksanakan di Kota Pekalongan bersamaan dengan pertemuan para pegurus thoriqoh dan para mursyid yang diikuti tidak kurang dari 2500 undangan.

    Untuk merealisasikan gagasan pembentukan rabithah para sufi, pada acara pra multaqo yang berlangsung di Malang Jawa Timur awal Januari 2012 kemarin telah sepakat membentuk Majelis at-Ta'sis li-Rijali

    Tasawwuf dil-alam yaitu tim yang akan merumuskan pembentukan organisasi persatuan sufi se dunia.

    Menurut Habib Luthfy yang ditunjuk sebagai Ketua Umum Majelis at-Ta'sis bertugas untuk menyatukan ummat Islam khususnya para ahlit thariqah dan menjadi

    jembatan antara ulamadan umara dalam menciptakan suasana yang kondusif dan harmonis.

    Dalam arahannya dihadapan ratusan panitia, Habib Luthfy berpesan agar panitia bersungguh sungguh dan penuh keikhlasan dalam memberikan pelayanan para ulama sufi yang akan dihadiri delegasi 70 negara dengan peserta tidak kurang dari 500 orang. Sedangkan acara di Pekalongan dihadiri sekitar 2.500 undangan yang nantinya di samping para tamu akan diinapkan di Hotel juga rumah rumah penduduk telah disiapkan untuk penginapan para ulama.

    Ketua Panitia Lokal KH Mirza Hasbullah mengatakan, Kota Pekalongan menyatakan telah siap menyambut kedatangan ribuan tamu tamu Habib Luthfy sebagaimana yang pernah dilakukan pada Muktamar Thariqah tahun 2005 dimana seluruh peserta diinapkan di rumah rumah penduduk selama acara berlangsung. `

    Indonesia Tuan Rumah Pertemuan Sufi Internasional

    Habib Luthfi bin Yahya

  • labbaikEDISI 33/Th. III/November 2012/Muharram 1434 H6 laporan khusus

    Kemenag Pelajari Usulan Pondokan Haji di Mekkah

    Pelayanan pemondokan haji untuk jamaah haji Indonesia di Makkah dinilai masih belum optimal. Kamar pemondokan sering kali diisi melebihi kapasitas. Belum lagi, masih banyak calon haji yang terlantar.

    Jarak pemondokan juga makin jauh dari pusat ibadah, Masjidil Haram, kata anggota Timwas Haji DPR Eva Kusuma Sundari dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/10/2012).

    Eva mengatakan, timwas juga menemukan pengisian kamar yang melebihi kapasitas normal. Kamar yang seharusnya untuk lima calhaj dipaksakan untuk 7 calhaj. Sedangkan rasio kamar dan toilet adalah 3 banding 1, artinya, pemadatan ini menimbulkan antrian yang panjang dan akhirnya mengganggu kenyamanan calhaj untuk beribadah, ujar Eva.

    Padatnya jumlah penghuni di pemondokan ini sering berakibat tidak tertampungnya seluruh anggota kloter di satu tempat. Ini yang menjadikan jemaah terpisah sehingga saling berjauhan. Hal ini bisa membatasi pelayanan kesehatan maupun konsumsi calhaj. Perusahaan catering hanya mau mengantar makanan untuk kloter tertentu di satu tempat, sesuai

    perjanjian sehingga anggota kloter yang terpisah harus mengambil sendiri konsumsi mereka.

    Tak hanya itu, Anggoda dewan itu juga menyoroti, manajemen pemondokan yang kurang rapi. Sejumlah calhaj terlantar karena tidak terdaftar di pemondokan. Ada yang sudah ditampung, tapi jam 2 pagi digedor diminta keluar karena kamar terdaftar untuk rombongan lain. Pantas jika hal tersebut menimbulkan ketegangan karena pimpinan kloter yang sebenarnya juga korban menjadi sasaran kemarahan anggota kloter, ujar Eva.

    Dalam situasi pemondokan yang serba terbatas ini, pemerintah Indonesia harus sudah mengantisipasi problem tahun depan. Timwas DPR mengusulkan 6 skenario agar pihak Kemenag dapat mengantisipasi. Tetapi yang pasa menurut Timwas DPR yaitu penjajakan pembuatan Kampung Indonesia. Konsepnya adalah membangun komplek penampungan unt umroh dan haji WNI berkapasitas 200an ribu calhaj.

    Komplek akan dilengkapi fasilitas RS, pasar, ruang jemuran dan dilengkapi dengan fasilitas monorel langsung ke Masjidil Haram. Tidak ada pilihan yang lebih baik kecuali mewujudkannya, kata Eva.

    Wacana pembuatan Kampung

    Indonesia sudah ada sejak Menteri Agama dijabat Quraish Shihab. Usulan itu disetujui Presiden saat itu, Soeharto. Namun, tidak ada realisasi hingga saat ini.

    Permasalahan pemondokan haji menjadi masalah karena padatnya hunian dan makin sulitnya memperoleh tempat yang dengan dengan Masjidi Al Haram. Jarak yang semakin jauh dari pusat ibadah di Masjidil Haram yang banyak dialami Jemaah haji Indonesia menjadi problem klasik yang selalu terjadi tiap tahun. Kamar yang seharusnya untuk lima calon haji dipaksakan diisi tujuh calon haji.

    Masalah lain, ditambahkan Eva, adalah managemen pemondokan kurang rapih. Banyak jemaah haji yang terlantar karena tidak terdaftar di pemondokan. Ada yang sudah ditampung, tapi jam dua pagi digedor diminta keluar karena kamar terdaftar untuk rombongan lain. Pantas jika hal itu menimbulkan ketegangan.

    Karena itu, lanjut Eva, pembangunan Kampung Indonesia bisa menjadi solusi berbagai permasalahan itu. Apalagi, rencana perluasan Kota Mekkah berpotensi menggusur pemondokan berkapasitas 200 ribu calon haji di ring satu atau radius satu kilometer dari Masjidil Haram.

    Oleh karena itu dengan adanya

    penempatan jemaah haji yang terfokus pada satu tempat. Timwas DPR mengusulkan pembangunan Kampung Indonesia di Mekkah. Jika direalisasikan, masih menurut Timwas DPR, ongkos haji nanti bisa dipangkas drastis dan kita bisa bebas dari tekanan harga sewa yang terus naik di luar kendali.

    Dengan adanya beberapa usulan tersebut Kemenag RI berjanji akan mempelajari semua opsi pengadaan pemondokan bagi jamaah haji di Makkah baik untuk jangka pendek maupun panjang.

    Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag RI Anggito Abimanyu di Makkah, Selasa (23/10/2012), mengatakan semua opsi yang masuk akan dipelajari, termasuk rotasi hingga pembentukan kampung Indonesia seperti yang diusulkan oleh beberapa kalangan.

    Namun, diingatkannya untuk memiliki bangunan di Makkah, terutama di sekitar Masjidil Harram tidak mudah karena sepengetahuan Anggito tidak ada negara lain yang memiliki bangunan di sana.

    Ketika disebutkkan sejumlah gedung yang berbendera suatu negara, seperti Iran dan Turki, dia menyebutkan hal itu tidak ada bedanya dengan Kantor Misi Haji Indonesia yang juga memiliki kamar-kamar penginapan dan berbendera Merah Putih.

    Kantor ini kita sewa lima tahun dan tiap tahun harga sewanya dibayarkan sesuai harga pasar, katanya.

    Permasalahan gedung di Makkah adalah ijin pembangunan, dan masa sewa yang setiap tahun bisa berubah meskipun punya ikatan sewa jangka panjang.

    Pemilik gedung di Makkah, menurut sejumlah kalangan, tidak mau rugi karena peminat yang tinggi sehingga meskipun memiliki ikatan kontrak jangka panjang tetapi harga sewa ditentukan setiap tahun.

    Di sisi lain, kualitas dan jarak pemondokan haji selalu dipermasalahkan banyak pihak, termasuk rencana pembangunan gedung pemondokan dengan sistem membangun, mengoperasikan lalu dialihkan (BOT) kepada pemilik tanah yang bisa berjangka 20-25 tahun.

    Sistem BOT itu dikabarkan pernah tercetus di era Soeharto, lalu kini mencuat lagi seiring pelebaran Masjidil Harram dan peremajaan gedung di sekitarnya.

    Beberapa kalangan mengusulkan (mendesak) Kemenag RI untuk melanjutkan proyek BOT itu dengan kemasan lain, seperti Kampung Indonesia. ` (nm)

    Permasalahan pemondokan haji di Mekkah terus jadi kendala, Timwas DPR men-gusulkan "kampung Indonesia" di Mekkah. Kemenag berjanji akan memperhati-kan usulan tersebut.

    Pemondokan jemaah haji di Mekkah.

  • labbaikEDISI 33/Th. III/November 2012/Muharram 1434 H 7tarikh

    Seharusnya Mekah dn Ma-dinah, khususnya Masjidil Haram dan Masjid Nabawi steril dari kekerasan. Tapi, sejarah mencatat peristiwa itu hanya karena perebutan kekuasaan.

    Ketika Yazid menibatkan diri sebagai Khalifah menggantikan Muawiyah, klangan sahabat di madi-nah menolaknya. Maka, Yazid men-girim pasukan ke Mekah dan Madinah dipimpin Hajjaj bin Yusuf. Haj-jaj mengepung Masjidil Haram dan memaksa Ibnu Zubeir sang gubernur menyerah.

    Di Madinah ratusan sahabat dibantai dan mentisakan satu orang sahabat penentang Yazid yang dilind-ungi Marwan bin Hakam, gubernur Madinah yang diangkat Yazid dengan anggapan gila.

    Kaum Qaramithah juga pernah menyerang Masjidil Haram dan men-curi Hajar Aswad, namun kemudian dikembalikan setelah diserang pasukan Mekah.

    Nah, dalam abad modern ini pendudukan Masjidil Haram dan penyenderaan sejumlah umat yang tengah beribadah di dalamnya terjadi pada tahun 1979. Sejumlah jemaah haji tersekap dalam peristiwa pendudukan Masjidil Haram pada bulan Muharram, tepatnya dengan 20 November 1979.

    Sekelompok orang bersenjata kebanyakan dari mereka adalah orang Arab Badui pimpinan Juhaiman Al-Utaibi menduduki Masjidil Haram dengan alasan kekuasaan Arab Saudi saat itu tidak sah dan melenceng dari nilai-nilai Islam.

    Peristiwa itu menjadi bagian penting dari sejarah Mekah. Namun, banyak yang tidak tahu apa yang sejat-inya terjadi. Pengamat politik maupun

    sejarawan lokal hanya menganggap kejadian itu sebagai insiden lokal se-mata. Seperti ulah anak nakal yang tak memiliki implikasi jauh.

    Tetapi, Yaroslav Trofimov, Jurnalis The Wall Street Journal, melalui bu-kunya yang berjudul Kudeta Makkah, Sejarah yang Tak Terkuak mengang-gap Juhaiman sebagai gerakan jihad modern dan akar sejarah gerakan terorisme global berikutnya.

    Juhaiman Al-Utaibi dan Muham-mad Abdullah Al-Qahtani menjadi aktor utama dalam insiden berdarah itu. Juhaiman, pimpinan kudeta itu, adalah pria dari suku Muhajir-Sajir dan mantan kopral pasukan elite, yaitu Garda Nasional Arab Saudi. Selama menjadi tentara ia memanfaatkan waktu luangnya untuk menghadiri pengajian di Mekah dan di Madinah.

    Ia sangat mengagumi Sayid Qutub dan Ikhwanul Muslimin yang tumbuh dan berkembang di Mesir. Buku-buku Sayid Qutub menjadi bacaan setianya dan ia membentuk kelompok diskusi dengan beberapa temannya, termasuk dengan Al-Qahtani, seorang maha-

    siswa di Riyadh.Salah seorang guru yang menjadi

    anutannya adalah Syaikh Abdul Aziz bin Baz, ulama Wahhabi yang kritis. Ia berani menyuarakan kritik apa pun terhadap pihak kerajaan, yang sudah banyak melenceng dari ajaran Mu-hamamd bin Abdul Wahhab, pendiri Wahabi.

    Untuk menyegarkan kembali faham Wahhabi, Ibnu Baz mengem-bangkan gerakan dakwah baru yang dinamai Dakwah Salafiyah al-Muhtasibah. Gerakan ini dengan cepat meluas ke seluruh penjuru Arab Saudi. Gerakan ini menarik sebagian besar kaum muda termasuk Juhaiman. Dari sini, Juhaiman bertemu seorang maha-siswa bernama Muhammad Abdullah al-Qahtani yang semakin menguatkan pandangan bahwa Arab Saudi terlalu menggantungkan diri kepada Amerika Serikat dan Barat.

    Dengan tegas ia menghakimi monarki Arab Saudi sebagai haram dan keluar darei syariah. Uniknya, ia menyinggung akan munculnya Imam Mahdi, sang juru selamat yang akan menyelamatkan kaum muslim, me-merintah dunia Islam, dan mendirikan masyarakat ideal, yang lebih banyak diyakini umat Syiah.

    Malam harinya, Juhaiman dan Al-Qahtani serta ratuisan pasukannya diam-diam mulai memasuki Mekah. Malam itu juga mereka bisa memasuk-kan senjata ke Masjidil Haram yang tak begitu ketat kala itu. (Sejak peris-tiwa Juhaiman itu pengurus Masjidil Haram sangat ketat dan memeriksa semua jemaah yang akan masuk).

    Tepat setelah Imam Masjidil Haram menutup doa menyambut pergantian tahun 1399 menuju 1400 Hijriyah, peristiwa berdarah itu dimu-

    Mengenang Peristiwa Akhir Haji 1979Pendudukan Masjidil Haram oleh Juhaiman Al-Otaibi merupakan cikap bakal terorisme dunia yang melahirkan Osama bin Ladin.

    lai. Juhaiman dan Al-Qahtani dengan ratusan pasukan setianya berdiri di bawah kiswah Kakbah, di antara Hijir Ismail dan Maqam Ibrahim.

    Atas nama Allah yang Mahape-murah lagi Mahapenyayang, inilah Imam Mahdi yang ditunggu, seru Juhaiman seraya mengangkat tan-gan kanan Al-Qahtani. Bersumpah setialah kepada saudara Al-Qahtani, lanjutnya, setengah memaksa kepada semua jemaah yang masih tersisa usai subuh itu di Masjidil Haram.

    Setelah selesai pembaiatan, para pengikutnya menyebarkan buku Tujuh Risalah ke kerumunan jemaah yang disandera. Sementara itu, yang lain bersiap-siap di menara, gerbang pintu, dan bagian Masjidil Haram lainnya, mencoba menghalangi siapa pun yang akan menggagalkan munculnya Imam Mahdi versi mereka.

    Pemerintah Kerajaan Arab Saudi kaget dan tak siap mendapat serangan yang tak biasanya. Beberapa orang berupaya melakukan dialog dengan Juhaiman dan Al-Qahtani untuk me-nyerah dan melepas para sandera yang tidak berdosa. Tapi, Juhaiman dan Al-Qahtani tak mau menyerah.

    Setelah dua minggu baku tembak, akhirnya Juhaiman berhasil ditangkap pasukan Arab Saudi dengan bantuan anti terror Prancis. Al-Qahtani tewas tertembak. Peristiwa berdarah itu menelan korban sekitar 270 orang, termasuk beberapa orang jemaah haji yang terkena peluru nnyasar.

    Namun para pengamat indepen-den dan saksi memperkirakan jumlah korban lebih 1.000 orang. Sejumlah jemaah haji Indonesia sempat tersan-dera di masjid itu meski tak tercatat korban. Akibat Kudeta Mekah itu, beberapa bagian Masjidil Haram rusak parah meski tak merusaki bangunan Kakbah secuil pun.

    Akar TerorismePemerintah Saudi akhirnya berha-

    sil menangkap Juhaiman. Ia diadili dan diputus hukum mati oleh pengadilan karena melawan pemerintahan yang sah (bughat), membuat onar dan men-gakibatkan sejumlah ortang terbunuh,

    Pemerintah Arab Saudi juga membersihkan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Namun, sangat disayangkan, Arab Saudi mengabaikan ideologi yang berada di belakangnya dan membiarkan itu menyebar luas, antara lain melalui Osama bin Ladin. Ketika Osama keluar dari Saudi pada 1990-1991, dia mengulang kata-kata Juhaiman. Para pengikut Juhaiman yang bebas bergabung dengan jaringan Al-Qaedah.

    Lima hari berikutnya, yaitu pada 15 Juli 1989, lima jamaah asal Pakistan tewas dan 34 lainnya terluka akibat insiden penembakan oleh sekelom-pok orang bersenjata di pemondokan mereka di Mekah yang diperkirakan sebagai dampak serangan pasukan Arab Saudi sebelumnya. `

    Juhaiman

  • labbaikEDISI 33/Th. III/November 2012/Muharram 1434 H8 nasional

    Di setiap musim haji, jemaah haji non kuota selalu saja muncul dalam pemberitaan. Baik oleh media cetak apalagi media elekttronik maupun media online. Seperti diberitakan Sriwijaya Post, ada 800 calaon jemaah haji Sumatera Selatan (Sumsel) gagal berangkat ke tanah suci karena tidak mendapat visa.

    Mirisnya, ribuan calon jemaah haji yang gagal berangkat tersebut sebagian besar sudah berada di Jakarta. Mereka ada yang datang dari Sulawesi, Padang, Sumsel dan daerah lainnya. Khususnya Sumsel diperkirakan ada 800 warga yang gagal berangkat.

    Kasus penipuan calon jemaah haji terungkap di Medan, Sumatera Utara. Dari 76 orang yang mendaftar melalui Azizi Tour dan Travel. Jemaah telah setorkan uang sebesar Rp 70 sampai Rp 80 juta, tapi keberangkatan mereka dibatalkan.

    Endang (60), salah satu jamaah haji Sumsel yang ada di Mekkah menceritakan keluarganya di Kabupaten Ogan Ilir tidak jadi berangkat karena tidak memperoleh

    visa. Keluarga kami sudah sedekahan dan pamitan dengan warga. Begitu sampai di Jakarta, visanya tidak ada, katanya kepada Sriwijaya Post.

    Sementara Sripoku.com juga melaporkan adanya beberapa jemaah haji non kuota yang berhasil dipantau di Mekkah karena mendapatkan visa. Namun mereka juga tampak keleleran karena tidak mendapat fasilitas pelayanan seperti jamaah haji reguler dan haji khusus dari pemerintah kendati sudah mengeluarkan uang Rp 50 juta.

    Mereka mencari sendiri pemondokan dan menyewanya kepada warga Arab. Sedangkan untuk layanan kesehatan juga tidak ada. Kami ini haji plus dan plus serta plus lagi. Tempat cari sendiri, kata Medi, jamaah haji non kuota asal Palembang.

    Mengapa cerita jemaah haji non kuota tiap tahunnya selalu saja muncul? Hal ini mungkin - terjadi karena ada sebagian masyarakat yang tak sabar menunggu antrian haji yang begitu panjang. Sehingga ketika ada tawaran untuk mempercepat berangkat haji tanpa melalui antri bertahun-tahun, oleh calon jemaah haji langsung diterima tawaran tersebut. Atau bisa

    juga sebaliknya, justeru calon jemaah hajilah yang mencari kesempatan seperti itu.

    Karena ada permintaan maka para penyelenggara haji mencarikan modusnya. Beruntung kalau berhasil, kalau gagal penyelenggara dituntut oleh jemaah sementara jemaah pun merasa malu karena sudah dijanjikan berangkat haji dan bahkan sudah melakukan ratiban. Mengenaskan.

    Mencermati kasus-kasus penipuan bagi calon jemaah haji yang gagal berangkat ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menduga kasus penipuan yang dialami calon jamaah haji yang belakangan terungkap, melibatkan pegawai dalam Kementerian Agama. Karena itu NU mengharap agar pelakunya diberi sanksi tegas dan efek jera agar tak lagi terulang kasus yang sama.

    Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menduga, keterlibatan pegawai Kemenag terjadi melalui modus konspirasi dengan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) yang tak terdaftar alias belum memiliki izin Kementerian Agama. Mereka menjanjikan adanya kuota

    Kemenag Akan Kendalikan Haji Non Kuota

    tambahan jemaah haji, meski kondisi sebenarnya tidak tersedia.

    Yang terlibat pegawai bawahan, bukan atasan. Pegawai kongkalikong dengan penyelenggara ibadah haji, yang diiming-imingi seolah-olah ada kuota tambahan, meski sebenarnya sudah tidak ada, ucap Kiai Said dalam rilis ke Tribun, Jakarta, Rabu (24/10/2012).

    Menurut Kiai Said, Kemenag sebenarnya tahu mana PIHK nakal dan terlibat konspirasi busuk. Ia mendorong Kemenag memberikan sanksi tegas, kalau perlu mencoretnya dari daftar. Bahkan perlu dilaporkan ke polisi untuk diproses secara hukum, tambahnya.

    Kiai Said menduga, penipuan terhadap calon jemaah haji ditengarai melibatkan staf Kedutaan Arab Saudi untuk Indonesia. Modus yang mereka gunakan dengan menjanjikan pengurusan visa haji, meski kuota yang tersedia untuk jemaah haji Indonesia sudah habis.

    Yang terlibat orang Indonesia yang memang mengepos di sana, bukan orang Arab di Kedutaan. Itu juga harus ditindak. Jangan diberi angin sedikit pun, dan jangan dimaafkan. Saya minta Dubes Arab membuang orang-orang seperti itu, tukasnya.

    Merujuk data pada Inspektorat Jendral Kementerian Agama, jumlah korban penipuan di seluruh Indonesia saat ini sudah lebih dari 2500 orang.

    Agar tidak terus-menerus menjadi masalah, Kementerian Agama akan berusaha mengendalikan jemaah haji non kuota. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Anggito Abimanyu mengakui jemaah haji non kuota tahun ini jumlahnya mencapai 600-an orang masih menimbulkan masalah di bidang penempatan, katering dan sistem antrean di maktab-maktab di Mina, sehingga tahun depan harus dikendalikan.

    Dibanding tahun lalu yang jumlahnya ribuan, tahun ini telah berkurang jauh, namun perlu koordinasi lebih baik dengan Pemerintah Arab Saudi agar fasilitasnya diatur tersendiri, katanya, di Mekkah, Sabtu (27/10/2012), ketika ditanya masalah yang dihadapi jemaah Indonesia yang kini terkonsentrasi di Mina untuk melempar jumrah.

    Porsi tenda, makan dan transportasi bagi jemaah non kuota tidak tersedia di Mina, tetapi mereka mengambil jatah para jemaah berkuota sehingga terganggu ketenangan beribadah para jemaah berkuota. Walaupun jumlahnya lebih sedikit dibanding tahun lalu, tetapi keberadaan mereka tetap menjadi penyebab ketidaknyamanan jemaah lain. `

    Jamaah haji nonkuota ada karena adanya permintaan dari masyarakat mengin-gat panjangnya antrian haji. NU menduga ini adanya keterlibatan pegawai Ke-menterian Agama.

    Jamaah umrah Asbihu-Nu foto bersama di Goa Tsur.

  • labbaikEDISI 33/Th. III/November 2012/Muharram 1434 H 9opini

    Persoalan Haji

    Akhir-akhir ini persoalan dana talangan haji yang menjadi salah satu produk perbankan terutama bank syariah dipersoalkan keabsahannya secara syariat oleh sebagian ahli. Disisi lain, banyak yang mempersoalkannya karena dianggap menjadi penyebab daftar antrian porsi haji semakin panjang. Sehingga muncul kabar, bahwa pemerintah akan meninjau ulang produk dana talangan haji ini. Hingga muncul pula wacana moratorium haji. Namun demikian usulan tersebut ditentang oleh beberapa tokoh dan ulama. Karena persolan utama panjangnya daftar antrian haji bukan karena produk perbankkan tersebut, melainkan ada faktor-faktor lain, seperti jumlah kuota yang perlu ditambah dan manajemen pengelolaan penyelenggaraan haji yang perlu terus diperbaiki.

    Namun demikian patut diakui bahwa penyelenggaraan haji Indonesia sudah memuaskan, mulai dari pemberangkatan, pemondokan, transportasi dan konsumsi. Walupun masih ada kekurangan dibebarapa bidang, misalnya masih banyak jamaah tidak bisa kembali ke pemondokan karena tersesat di jalan dll.

    Masalah dana talangan haji perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah agar tidak menjadi persoalan yang berlarut-larut. Persoalan utama yang perlu dikaji adalah dari sisi hukum syariatnya. Berikut ini dibahas hukum dana talangan haji menurut para ulama.

    Hukum dana talangan hajiPara akademisi berbeda pendapat dalam menentukan hukum dana

    talangan haji. Mereka beragumen dengan dalil masing-masing yang dianggap paling kuat.

    Pertama, kelompok yang menetapkan halalnya dana talangan haji di Lembaga Keuangan Syariah (LKS). Mereka menggunakan dalil-dalil baik dari al-Quran maupun dari hadits serta pendapat ulama-ulama madzhab. Diantara dalil yang digunakan adalah:

    1. Firman Allah SWT :... Mengerjakan ibadah haji adalah kewajiban manusia terhadap

    Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah ... ( QS Ali Imran : 97 ).

    2. Hadis riwayat al-Tirmidzi dan al-Daraquthni :Nabi shallallahu alaihi wasallam ditanya tentang tafsir sabil

    (QS Ali Imran: 97), beliau menjawab, yaitu bekal (yang cukup) dan kendaraan.

    3. Atsar Sahabat: Dari Thariq Ibn Abd al-Rahman, aku mendengar Ibn Abi Awfa

    ditanya tentang hukum hajinya seseorang yang dilakukan karena pinjaman (qardh) dari pihak lain; beliau menjawab: mudah-mudahan Allah memberinya rizki dan janganlah berhaji dengan menggunakan dana pinjaman (qardh); dalam kitab Sunan al-Kubra al-Baihaqi terdapat lafazh: mudah-mudahan Allah memberinya rizki, dan janganlah meminjam (qardh) untuk menunaikan haji. Menurut kami, yang dimaksud riwayat tersebut adalah: janganlah meminjam (qardh) untuk menunaikan haji kecuali yang bersangkutan mampu membayar/mengembalikannya.

    4. Pendapat Imam Syafii:

    Barang siapa yang tidak memiliki kelebihan harta yang membuatnya layak untuk menunaikan ibadah haji tanpa melakukan pinjaman, maka orang tersebut dianggap tidaklah terkena kewajiban haji karena dianggap tidak berkemampuan. ( Al-Umm 2/116 ).

    Tetapi jika ia mempunyai harta yang banyak, maka ia dapat menjual sebagiannya atau berhutang (karena ia memiliki keyakinan dapat membayar hutang tersebut karena ia mempunyai harta yang bisa dicadangkan). ( Al-Umm 2/116 ).

    Majlis Ulama Indonesia juga memfatwakan halalnya dana talangan haji yang dilakukan oleh lembaga keuangan Syariah (Bank), dengan syarat-syarat tertentu. Diantaranya adalah ujrah atau upah yang diminta dari nasabah bukan berdasarkan pada qardh (pinjaman) yang diberikan oleh Bank, tapi didasarkan pada ujrah dari ijarah jasa atau pelayanan

    yang diberikan oleh bank kepada nasabah. Dan biaya ujrah harus tetap atau tidak berubah.

    Kedua, pendapat yang menolak halalnya dana talangan haji. Kelompok ini membantah argumen kelompok pertama dengan beberapa dalil, diantaranya:

    1. Hadits yang berbunyi: Artinya: Setiap akad qardh dengan mengambil manfaat adalah riba. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan dalam kitab mushanafnya, ia

    berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Khalid Al-Ahmar dari hajjaj dari Atha, ia berkata:

    Artinya: mereka (ulama salaf ) membenci setiap akad qardh dengan mengambil manfaat .

    Berdasarkan hadits di atas, hukum mengambil ujrah atau upah yang didasarkan pada pinjaman adalah riba yang diharamkan. Dana talangan haji yang diberikan oleh lembaga keuangan syariah adalah masuk dalam kategori pinjaman. Karena tidak mungkin dia pinjam kalau memang tidak punya dana kontan.

    2. Jika dana talangan haji dianggap bukan didasarkan pada pinjaman uang (qardh) ke bank, yaitu didasarkan pada akad ijarah, dimana nasabah yang ingin daftar haji dengan uang kurang memenuhi persyaratan yaitu 25 juta lalu menyewa jasa tenaga bank untuk mengurus porsi keberangkatannya, sehingga bank akan meminta ujrah tertentu, maka apakah jika seorang nasabah yang sudah punya uang cukup datang ke bank untuk menyetor uang pendafatarannya juga diminta ujrah yang besarnya sama seperti nasabah yang belum punya uang tersebut.

    Karena pada prakteknya, seorang calon jamaah haji yang sudah punya uang cukup untuk daftar (25 jt) kemudian ingin menyetor dana hajinya ke bank, dikenakan ujrah atau upah berbeda dengan calon jamaah yang belum cukup memiliki dana (misalnya hanya punya 5 juta). Padahal keduanya memiliki kesamaan niat dan proses.

    Berarti, dalam kasus dana talangan haji, ujrah yang diminta oleh Lembaga Keuangan Syariah dari calon jamaah haji bukan berdasar pada ijarah jasa bank, melainkan pada qardh (pinjaman) dai bank. Apalagi jika ujrahnya berbeda, tergantung dari besaran dana yang dipinjamkan bank kepada nasabah, maka hal ini jelas riba.

    3. Pada dasarnya tujuan utama adanya lembaga keuangan syariah adalah menggerakkan sektor-sektor produktif bukan konsumtif. Sedangkan dana talangan haji adalah di sektor konsumtif, ini berarti menyimpang dari tujuan utama berdirinya Lembaga Keuangan Syariah.

    Dan jika pemberian pinjaman berupa dana talangan haji dibolehkan hanya kepada orang berharta, berarti dana di bank yang seharusnya untuk diputar kepada orang yang membutuhkannya justru hanya dinikmati oleh kelompok kaya saja. Hal itu bertentangan dengan Ayat Al-Quran 59:7 .agar harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya diantara kamu.

    Wallahu alam bishawab. `

    Kontroversi Dana Talangan Haji

    *Moch. Bukhori Muslim*Sekjen ASBIHU NU

  • labbaikEDISI 33/Th. III/November 2012/Muharram 1434 H10 opini

    SEJAK terjadi insiden serang-an Suriah atas sebuah desa di tapal batas dengan Turki pada 3 Oktober lalu yang dilanjutkan dengan serangan timbal balik di perbatasan kedua ne-gara setelahnya, sempat mengundang kekhawatiran kemungkinan pecah perang terbuka antara dua negara tetangga tersebut, masih menjadi buah bibir warga Turki baik di tingkat resmi, media maupun warga kebanyakan.

    Sebagaimana diketahui sejumlah roket pasukan rezim Bashar Assad pada awal bulan ini menghantam kota kecil Akcakale, Turki, menyebabkan sedikitnya lima warga Turki tewas dan beberapa orang dilaporkan luka. Suriah dilaporkan melakukan serangan dari lota perbatasan Tall al-Abyad dan serangan balasan Turki dilaporkan menewaskan beberapa tentara rezim Suriah.

    Meskipun insiden saling serang di perbatasan mulai surut, namun kemungkinan pecah lagi insiden serupa sehingga berpeluang menyeret kedua negara ke perangkap perang terbuka tetap menjadi topik pembicaraan hangat di negeri bekas pusat Khilafah Othmaniyah itu. Apalagi pada Rabu (17/10/2012), pasukan Turki kembali menyerang daerah perbatasn Suriah sebagai balasan atas jatuhnya mortar Suriah di salah satu desa Turki.

    Menurut kantor berita Turki, Anatolia, artileri Turki menyerang kembali di wilayah Suriah setelah sebuah bom mortir Suriah mendarat di tepi Sungai Orontes, yang mengalir melalui kedua negara, di provinsi Hatay Turki yang untungnya, tidak ada yang tewas atau terluka oleh bom mortir itu. Pasukan Turki juga kerap melakukan operasi mendadak guna mencegah pengejaran tentara Suriah pada para pengungsi ke dalam wilayah Turki.

    Tentunya yang paling merasakan langsung dampak krisis Suriah yang telah berlangsung sekitar 20 bulan itu adalah PM Recep Tayyip Erdogan, meskipun negara-negara sekitar juga merasakan dampaknya setelah adanya peringatan dari Utusan Khusus Sekjen PBB, Lakhdar Brahimi bahwa krisis negeri Syam itu tidak hanya berlangsung di dalam akan tetapi akan menjalar keluar.

    Ibaratnya, api krisis di negeri tetangganya tanpa diduga sudah menyambar langsung baju Bung Erdogan dibandingkan negara tetangga lainnya. Bila ia tidak lihai menghadapi dampaknya bisa jadi mukjizat ekonomi yang dicapai

    Api Suriah Menyambar Erdogan dan Libanon

    Turki (salah satu anggota G-20 negara-negara ekonomi terbesar di dunia) selama 10 tahun lebih masa pemerintahannya, terancam erosi.

    Api krisis tersebut telah menyeret PM Erdogan Turki dalam masalah sangat serius seperti meningkatnya serangan Partai Buruh Kurdi (PKK) di wilayah tenggara, perbatasan dengan Suriah terus meradang dengan tembak menembak timbal balik, lalu oposisi Turki, yang dipimpin oleh Partai Rakyat kembali ke permukaan dengan kuat setelah menemukan dalam krisis Suriah amunisiyang telah hilang selama bertahun-tahun untuk secara efektif digoreskan ke wajah Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP).

    Presiden Bashar Assad yang sebelumnya sebagai sahabat karib telah berubah menjadi musuh bebuyutan Erdogan, setidaknya hingga saat ini sukses memprovokasi bekas sahabatnya ke perangkap reaksi yang memang diinginkan rezim Assad. Diantara reaksi yang menonjol selain balasan serangan ke perbatasan Suriah, adalah perintah paksa mendaratnya pesawat sipil Suriah di Ankara yang datang dari Rusia belum lama ini dengan alasan membawa bahan-bahan militer terlarang.

    Nampaknya pemaksaan tersebut bukanlah semata-mata karena kecurigaan bahwa pesawat penumpang

    sipil Suriah itu membawa bahan terlarang, namun sebagai bentuk pembalasan atas tertembak jatuhnya pesawat pengintai Turki pada bulan Mei lalu yang menewaskan pilotnya. Pasalnya bila Rusia memasukkan senjata ke Suriah, tentulah melalui jalur udara langsung kedua negara tanpa melalui wilayah udara Turki.

    Intinya provokasi tersebut telah mengenyampingkan sikap pemerintahan Erdogan selama ini yang dikenal bijaksana. Banyak pihak di dalam negeri yang menilai kebijakan Erdogan keliru ketika terlalu merasuk ke dalam debu Suriah yang bergerak kesana kemari sambil membawa bara api yang siap menyambar negara-negara jiran sementara banyak negara sahabat termasuk sekutunya dalam NATO hingga saat ini hanya berpangku tangan.

    Krisis GandaSetelah insiden pemaksaan

    pesawat sipil Suriah mendarat di Ankara, pemerintah Turki saat ini menghadapi krisis ganda karena bukan hanya menghadapi krisis hubungan dengan Suriah saja akan tetapi juga dengan Rusia. Moskow yang marah dengan reaksi Ankara tersebut minta penjelasan segera dan memuaskan terhadap pemaksaan mendarat pesawat sipil tersebut yang

    dinilai membahayakan jiwa 17 orang penumpang warga Rusia di dalamnya.

    Sikap marah Rusia itu juga dapat dilihat dari pembatalan kunjungan Presiden Vladimir Putin yang sedianya dijadwalkan berlangsung pada bulan Oktober ini. Sebagaimana diketahui antara Turki dan Rusia telah ditandatangani persetujuan perdagangan bilateral senilai milyaran dolar sekitar tiga pekan lalu.

    Diperkirakan krisis hubungan kedua negara akibat masalah Suriah bisa jadi menjadi kendala pelaksanaan persetujuan dagang tersebut. Namun nampaknya bagi Turki sendiri yang sudah menempuh separo perjalanan mendukung oposisi Suriah untuk menjatuhkan rezim Assad sudah terlanjur basah sehingga besar kemungkinan akan melanjutkan aliansi dengan negara-negara Arab dan Barat mendukung oposisi menghadapi rezim Assad.

    Sejumlah analis Arab menilai bahwa pemerintahan Erdogan terlanjur berdiri di atas drum-drum berisi bahan peledak sehingga sulit untuk mundur setelah lebih separo perjalanan ditempuh mendukung oposisi anti rezim. Sementara negara-negara sekutunya cukup memantau dari jauh dengan membiarkan Turki yang terjun langsung di lapangan.

    Erdogan sepertinya berjuang

    Oleh: *Musthafa Luthfi

  • labbaikEDISI 33/Th. III/November 2012/Muharram 1434 H 11opinisendirian, tidak terdengar lagi konferensi sahabat-sahabat Suriah dan AS pun masih enggan mendukung kebijakan zona larangan terbang bagi pesawat tempur rezim Assad yang semakin ganas menyerang target-target sipil setiap hari. Selain itu, AS juga dilaporkan masih melarang pengiriman roket canggih anti pesawat tempur untuk melumpuhkan pesawat-pesawat rezim.

    Sikap AS dan Barat yang masih plin-plan itu barangkali disebabkan oleh laporan semakin meningkatnya pengiriman relawan-relawan yang dikategorikan sebagai militan Islam yang sejak krisis meletus sudah berada di garis depan menghadapi pasukan rezim. Mereka dilaporkan cukup handal menghadapi pasukan Assad di medan pertempuran.

    Adapun oposisi dengan sekian banyak faksi baik di dalam maupun luar negeri masih sangat sulit disatukan dibawah satu komando. ``AS kelihatannya lebih khawatir terhadap para petempur kelompok-kelompok Islam itu dibandingkan rezim setelah kerepotan menghadapinya di Afghanistan, Iraq dan Somalia,`` papar seorang analis Arab.

    Ketegangan di perbatasan dan pembajakan atas pesawat sipil Suriah lebih menguntungkan rezim Assad ketimbang Turki dan bahkan rezim Suriah akan sangat diuntungkan bila meletus perang terbuka kedua negara. Perang akan menimbulkan bencana bagi perekonomian Turki dan akan menghancurkan prestasi yang telah dicapai dan menghapus konsep zero problem dengan negara-negara jiran yang diusung Menlu Ahmet Davutoglu.

    Barangkali kekeliruan besar dari Erdogan adalah perkiraannya yang tidak tepat bahwa perang di Suriah akan berakhir dalam beberapa minggu saja dan dapat menumbangkan rezim. Kekeliruan lainnya adalah keyakinan dengan adanya aliansi Arab-Barat yang dapat mempercepat kejatuhan rezim Assad sebagaimana halnya di Libya.

    Giliran LibanonAssad yang terluka dan terkepung

    oleh revolusi bersenjata di dalam negeri, kelihatannya tidak akan tinggal diam dan tidak menginginkan negeri-negeri jirannya tenang bertepuk tangan atas kejatuhannya. Setelah mengganggu jiran Turki di utara, sekarang giliran Libanon di sebelah barat.

    Sebuah ledakan bom mobil di

    Distrik Ashrafiyah, Beirut, Jum`at (19/10) menewaskan 8 orang termasuk Kepala Intelijen Tentara Keamanan Libanon, Jenderal Wissam al-Hassan yang disebut memiliki relasi dengan kamp anti-Suriah. Dilaporkan 86 orang lainnya luka-luka dan Presiden Assad pun dituding berada di balik serangan itu.

    Sejumlah tokoh Libanon menuding aksi peledakan tersebut didalangi oleh rezim Assad yang masih meninggalkan pengaruh besar di Libanon. Pemimpin kelompok Sunni Saad Hariri (putra mendiang PM Rafiq Hariri) dan sekte Druze, Walid Jumblatt langsung menuding rezim Assad yang mendalangi serangan bom tersebut.

    Apabila pejabat sekaliber Jenderal Wissam yang dianggap terkuat di

    jajaran Badan Keamanan Libanon demikian mudah dihabisi hanya sehari sejak kembali ke Beirut dari tugas luar, maka para pelaku ledakan itu, juga akan demikian mudah mencapai sasaran lainnya seperti sejumlah tokoh politik dan pejabat tinggi yang anti rezim Assad.

    Intinya pesan yang disampaikan rezim Suriah kepada Libanon dan negara-negara jiran lainnya bahwa perang di Suriah akan diekspor keluar. Lewat ledakan tersebut, Suriah seolah-olah menyampaikan pesan juga bahwa pihaknya mampu melakukannya kapan saja diinginkannya sehingga menimbulkan kekhawatiran para tokoh politik dan tokoh oposisi Suriah yang tinggal di Libanon.

    Ibaratnya lagi bahwa api perang saudara di Suriah sudah mulai menyambar sebagian dari baju para pemimpin Libanon dan tidak menutup kemungkinan runtuhnya pengamanan dapat mengarah kepada perang pembunuhan dan kontra pembunuhan yang dapat menjurus pula ke perang saudara sebagaimana pengalaman pada perang saudara menghancurkan yang meletus tahun 1975 dan berlangsung sekitar 15 tahun.

    Sebagaimana dimaklumi semua, Libanon selama ini sering sebagai arena proxy war (perang atas nama negara lain) khususnya antara Israel dan Suriah. Dengan terjadinya ledakan tersebut, nasib negeri yang pernah menjadi sekutu kuat Suriah itu terbuka dengan segala kemungkinan terutama bila krisis di negeri jirannya berlarut-larut.*/Sana`a, 4 Zulhijjah 1433 H. `

    *Penulis adalah kolumnis, tinggal di Yaman

    Tayyip Erdogan

  • labbaikEDISI 33/Th. III/November 2012/Muharram 1434 H12 profil

    Tokoh-Tokoh NU yang BerpengaruhPeran NU dari sejak berdirinya, 1926, sampai hari ini cukup signifikan. Tidak hanya dalam hal keagamaan, melainkan juga dalam bidang-bidang lain, termasuk politik.

    Hadratusy Syaikh K.H. Hasyim Asyari

    K.H. Hasyim Asyari lahir pada 24 Dzulqa`dah 1287 H atau 14 Februari 1871 M di Desa Ngge-dang, Jombang, Jawa Timur. Ia anak ketiga dari 10 bersau-dara pasangan Kiai Asy`ari bin Kiai Usman dari Desa Tingkir dan Hali-mah binti Usman.

    Ia lahir dari kalangan elite santri. Ayahnya pendiri Pesantren Keras. Kakek dari pihak ayah, Kiai Usman, pendiri Pesantren Gedang. Buyutnya dari pihak ayah, Kiai Sihah, pendiri Pesantren Tambakberas. Semuanya pesantern itu berada di Jombang.

    Sampai umur 13 tahun, Hasyim belajar kepada orangtuanya sendiri sampai pada taraf menjadi badal atau guru pengganti di Pesantren Keras. Muridnya tak jarang lebih tua diband-ingkan dirinya.

    Pada umur 15 tahun, ia memu-lai pengembaraan ilmu ke berbagai pesantren di Jawa dan Madura: Probolinggo (Pesantren Wonokoyo), Tuban (Pesantren Langitan), Bangka-lan, Madura (Pesantren Trenggilis dan Pesantren Kademangan), dan Sidoarjo (Pesantren Siwalan Panji).

    Pada pengembaraannya yang terakhir itulah, ia, setelah belajar lima tahun dan umurnya telah genap 21 tahun, tepatnya tahun 1891, diambil menantu oleh Kiai Ya`kub, pemimpin Pesantren Siwalan Panji. Ia dinikahkan dengan Khadijah.

    Namun, dua tahun kemudian, 1893, saat pasangan ini tengah berada di Makkah, Khadijah meninggal di sana ketika melahirkan Abdullah. Dua bulan kemudian Abdullah pun meny-usul ibunya. Kala itu Hasyim tengah belajar dan bermukim di tanah Hijaz.

    Tahun itu juga, Hasyim pulang ke tanah air. Namun tak lama kemu-dian, ia kembali ke Makkah bersama adiknya, Anis, untuk belajar. Tapi si adik juga meninggal di sana. Namun hal itu tidak menyurutkan langkahnya untuk belajar.

    Tahun 1900, ia pulang kampung

    dan mengajar di pesantren ayahnya. Tiga tahun kemudian, 1903, ia men-gajar di Pesantren Kemuring, Kediri, sampai 1906, di tempat mertuanya, Kiai Romli, yang telah menikahkan dirinya dengan putrinya, Nafisah.

    Selama di Makkah ia belajar ke-pada Syaikh Mahfudz dari Termas (w. 1920), ulama Indonesia pertama pakar ilmu hadits yang mengajar kitab hadits Shahih Al-Bukhari di Makkah. Ilmu hadits inilah yang kemudian menjadi spesialisasi Pesantren Tebuireng, yang kelak didirikannya di Jombang sepu-langnya dari Tanah Suci.

    Tahun 1899, 12 Rabiul Aw-wal 1317, ia mendirikan Pesantren Tebuireng. Lewat pesantren inilah K.H. Hasyim melancarkan pem-baharuan sistem pendidikan kea-gamaan Islam tradisional, yaitu sistem musyawarah, sehingga para santri men-jadi kreatif. Ia juga memperkenalkana pengetahuan umum dalam kurikulum pesantren, seperti Bahasa Melayu, Matematika, dan Ilmu Bumi. Bahkan sejak 1926 ditambah dengan Bahasa Belanda dan Sejarah Indonesia.

    Kiai Cholil Bangkalan, gurunya, yang juga dianggap sebagai pemimpin spiritual para kiai Jawa, pun sangat menghormati dirinya. Dan setelah Kiai Cholil wafat, K.H. Hasyim-lah yang dianggap sebagai pemimpin spiritual para kiai.

    Menghadapi penjajah Belanda, K.H. Hasyim menjalankan politik non-kooperatif. Banyak fatwanya yang menolak kebijakan pemerintah kolonial. Fatwa yang paling spektakuler adalah fatwa jihad, yaitu, Wajib hukumnya bagi umat Islam Indonesia berperang melawan Belanda. Fatwa ini dikeluarkan menjelang meletusnya Peristiwa 10 November di Surabaya.

    Dalam paham keagamaan, pikiran yang paling mendasar Hasyim adalah pembelaannya terhadap cara beragama dengan sistem madzhab. Paham ber-madzhab timbul sebagai upaya untuk memahami ajaran Al-Quran dan sun-nah secara benar. Pandangan ini erat kaitannya dengan sikap beragama may-oritas muslim yang selama ini disebut Ahlussunnah wal Jamaah.

    NU didirikan antara lain untuk mempertahankan paham bermadzhab, yang ketika itu mendapat serangan gencar dari kalangan yang anti-mad-zhab. Kiai Hasyim wafat pada 7 Rama-dhan 1366 atau 25 Juli 1947 pada usia 76 tahun.

    KH Abdul Wahab Chasbullah Ia lahir pada bulan Maret 1888

    di Tambakberas, Jombang. Nasabnya tidak jauh dari Hasyim Asy`ari. Nasab keduanya bertemu dalam satu ketu-runan dari Kiai Abdus Salam (Siapa dia?).

    Ayahnya, Chasbullah, adalah pen-gasuh Pondok Pesantren Tambakberas. Ibunya, Nyai Lathifah, juga putri kiai kondang (Siapa?).

    Pendidikannya dihabiskan di pe-santren, mulai dari Pesantren Langitan (Tuban), Mojosari, Nganjuk, di bawah bimbingan Kiai Sholeh, Pesantren Ce-poko, Tawangsari (Surabaya), hingga Pesantren Kademangan, Bangkalan (Madura), langsung berguru kepada Mbah Cholil. Kiai Cholil kemudian menganjurkannya belajar ke Pesantren Tebuireng ( Jombang).

    Pada umur 27, ia pergi ke Makkah dan berguru kepada ulama-ulama besar Indonesia yang bermukim di sana, seperti Kiai Mahfudz Termas, Kiai Muhtarom Banyumas, Syaikh Ah-mad Khatib Minangkabaw, Kiai Bakir Yogya, Kiai Asy`ari Bawean. Ia juga belajar kepada tokoh-tokoh besar lain di sana yang bukan orang Indonesia, seperti Syaikh Sa`id Al-Yamani dan Syaikh Umar Bajened.

    Sedikit mundur ke belakang, tahun 1914, ketika berumur 26 tahun, ia mendirikan kelompok diskusi Tash-wirul Afkar (Pergolakan Pemikiran) bersama K.H. Mas Mansur.

    Pada tahun 1916, ia mendiri-kan Madrasah Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Negeri) di Surabaya. Pengajarnya terdiri dari banyak ulama tradisional muda, seperti K.H. Bisri Syansuri (1886-1980) dan K.H. Abdullah Ubaid (1899-1938), yang di kemudian hari memainkan peranan penting di NU.

    Masih pada tahun yang sama, bersama Kiai Hasyim Asyari (1871-1947), ia mendirikan koperasi dagang Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Peda-gang) untuk kalangan tradisionalis di kisaran Surabaya-Jombang.

    Pada tahun 1920, ia juga aktif dalam Islam Studie Club, jembatan untuk menghubungkan dirinya dengan tokoh-tokoh nasionalis modernis, seperti dr. Soetomo.

    Sejak 1924, Wahab Chasbul-lah telah mengusulkan agar dibentuk perhimpunan ulama untuk melindungi kepentingan kaum tradisionalis.

    Pada 31 Januari 1926, atas persetu-juan Hasyim Asy`ari, ia mengundang para ulama terkemuka dari kalan-gan tradisionalis ke Surabaya untuk mengesahkan terbentuknya Komite Hijaz, yang akan mengirim delegasi ke kongres di Makkah untuk memper-tahankan praktek-praktek keagamaan yang dianut kaum tradisionalis. Per-temuan 15 kiai terkemuka dari Jawa dan Madura itu dilakukan di rumah Wahab Chasbullah di Kertopaten, Surabaya.

    Pertemuan tersebut akhirnya juga menghasilkan kesepakatan mendiri-kan NU, sebagai representasi Islam tradisional, untuk mewakili dan mem-perkukuh Islam tradisional di Hindia Belanda.

    Kemudian, MIAI (Majelis Islam Ala Indonesia, Dewan Tertinggi Islam di Indonesia), yang terbentuk pada September 1937, juga merupa-kan gagasan Wahab Chasbullah dan Ahmad Dahlan Kebondalem (NU), Mas Mansur (Muhammadiyah), dan Wondoamiseno (SI). Federasi organ-isasi Islam ini bertujuan meningkatkan komunikasi dan kerja sama di antara umat Islam.

    Namun kemudian MIAI dibubar-kan oleh Jepang dan dibentuklah Masyumi pada November 1943. Hasyim Asy`ari ditunjuk sebagai ketua umum dan Whab Chasbullah sebagai penasihat dewan pelaksananya.

    November 1945, Masyumi berubah menjadi parpol. Masyumi menjadi satu-satunya kendaraan politik umat Islam. Hasyim Asy`ari menjadi ketua umum Majelis Syuro (Dewan Penasihat Keagamaan), Wahid Hasyim, putra Hasyim Asy`ari, menjadi wakilnya, dan Wahab Chas-bullah menjadi anggota dewan.

    Selanjutnya, setelah NU menyetu-jui peran politik bagi Masyumi lewat muktamar di Purwokerto (1946), orang-orang NU tampil di pemer-intahan, yakni Wahid Hasyim, Kiai Masykur, dan K.H. Fathurahman Kafrawi. Sedang Wahab Chasbullah menjadi anggota DPA.

    Tahun 1947, Wahab Chasbullah menjabat rais am NU.

    Benih-benih krisis NU-Masyumi mulai tumbuh pada 1952. Saat itu Wahab Chasbullah menjadi ketua Dewan Syuro. Maka ia sangat gencar mengkampanyekan penarikan diri NU dari Masyumi. Dan secara resmi NU menarik diri dari Masyumi pada 31 Juli 1952. Pada sidang parlemen 17 September 1952, tujuh anggota parlemen dari NU menarik diri dari Masyumi. Di antaranya Wahab Chas-bullah, Idham Chalid, Zainul Arifin.

    Mereka kemudian membentuk partai sendiri, NU. Akibatnya, Masyu-mi bukan lagi partai terbesar. Gelar itu jatuh ke tangan PNI.

    Pada Pemilu 1955, di luar dugaan, NU meraih tempat ketiga setelah PNI dan Masyumi. Sejak itu kesibukan Wahab Chasbullah lebih banyak pada

  • labbaikEDISI 33/Th. III/November 2012/Muharram 1434 H 13profilbidang politik praktis di Jakarta, teru-tama sebagai anggota parlemen dan rais am NU.

    K.H. Wahab Chasbullah wafat tanggal 29 Desember 1971, pada usia 83 tahun, di rumahnya di Kompleks Pesantren Tambakberas, Jombang.KH Bisri Syansuri

    RUU Perkawinan, yang menyita banyak perhatian umat Islam pada tahun 1974, terselesaikan dan diterima umat Islam salah satunya karena peran besar KH Bisri Syansuri. Sebagai tokoh utama PPP, ia mengajukan amandemen besar atas RUU yang telah diajukan ke DPR RI. Rancangan tandingan yang dibuat bersama sejum-lah ulama itu, setelah mendapat restu dari Majelis Syuro PPP, diperjuangkan di DPR hingga akhirnya disahkan.

    Begitu pula ketika ada usaha keras untuk mengganti tanda gambar PPP

    dari Ka`bah ke bintang pada Pemilu 1977, ia tampil dominan dan berhasil mempertahankan tanda gambar PPP.

    Diakui atau tidak, ia adalah penerus Wahab Chasbullah, yang kebetulan sahabat karib dan kakak ip-arnya, baik di NU, PPP, maupun DPR.

    Setelah Wahab wafat pada 1971, ia menggantikan posisi kakak iparnya itu di NU sebagai rais am. Tapi memang sejak adanya jabatan rais am, yang ditetapkan setelah wafatnya Hasyim Asyari pada 1947, keduanya menjadi dwi tunggal sebagai ketua dan wakil.

    Bisri, anak nomor tiga dari lima bersaudara pasangan Syansuri dan Ma-iah, lahir pada 18 September 1886/26 Dzulhijjah 1304 di Tayu, Jawa Tengah, daerah yang kuat memegang tradisi ajaran Islam.

    Umur tujuh tahun, ia belajar agama kepada Kiai Sholeh hingga umur sem-bilan tahun. Setelah itu ia mempelajari hadits, tafsir, dan bahasa Arab kepada Kiai Abdul Salam, salah seorang famil-inya yang hafal Al-Quran. Sesudah itu ia ke Jepara belajar kepada Kiai Syu`aib Sarang dan Kiai Cholil Kasingan.

    Umur 15 tahun ia menuju Bang-kalan, Madura, berguru kepada Kiai Cholil. Di sinilah ia berjumpa dan berteman akrab dengan Wahab Chas-bullah.

    Dari Bangkalan, ia menuju Jom-bang, berguru kepada K.H. Hasyim Asyari di Pesantren Tebuireng.

    Setelah enam tahun, ia mendapat ijazah untuk mengajarkan kitab hadits Shahih Al-Bukhari dan Shahih Mus-lim serta kitab fiqih Matn Az-Zubad.

    Seusai dari Tebuireng, ia melan-

    jutkan pengembaraan ilmunya ke Makkah bersama Wahab (1912). Di sana ia berguru kepada sejumlah ulama terkemuka, seperti K.H. Muhammad Bakir, Syaikh Muhammad Sa`id Ya-mani, Syaikh Ibrahim Madani, Syaikh Jamal Maliki. Juga kepada Syaikh Ahmad Khatib Minangkabaw, Syaikh Syu`aib Dagestani, dan Syaikh Mah-fudz Termas.

    Tahun 1914 ia mempersunting adik Wahab Chasbullah, Nur Chadi-jah, di Tanah Suci. Setelah itu, tahun itu juga, Bisri balik ke tanah air dan menetap di Jombang, membantu mer-tuanya mengurus Pesantren Tambak-beras.

    Pada 1917, atas bantuan mer-tua, ia membuka pesantren sendiri di Desa Denanyar, yang populer dengan sebutan Pesantren Denanyar. Tahun itu pula, kakak iparnya, Wahab, pulang kampung. Bisri ikut terlibat dalam sepak terjang Wahab ketika mendiri-kan Komite Hijaz dan pembentukan NU pada 31 Januari 1926 di Kerto-paten, Surabaya.

    Dalam proses pendirian NU, Bisri menjadi penghubung antara Kiai Wa-hab dan Kiai Hasyim Asy`ari.

    Segera setelah NU terbentuk, seba-gai pembantu dalam susunan pengurus besar, ia menjadi motor penggerak di Jombang dan daerah pesirir utara Jawa. Posisi itu membuatnya dikenal secara luas.

    Rumah tangga Bisri dikaruniai sepuluh anak, tapi ada beberapa yang meninggal waktu kecil. Di antaranya anaknya itu, Solichah, dinikahkan dengan Wahid Hasyim, putra sulung Hasyim Asy`ari, gurunya.

    Ketika Masyumi terbentuk, ia pun aktif di dalamnya. Periode kemerde-kaan juga membawanya pada fase perjuangan bersenjata. Di pemerin-tahan, ia mula-mula duduk di Komite Nasional Indonesia Pusat, mewakili Masyumi. Tahun 1855 ia terlibat da-lam Dewan Konstituante hasil pemilu, mewakili NU. Pada Pemilu 1971 ia terpilih masuk DPR.

    K.H. Bisri Syansuri menutup mata beberapa bulan setelah terpilih menjadi rais am NU dalam Muktamar Sema-rang Juni 1979, tepatnya pada 25 April 1980, dalam usia 94 tahun.

    K.H. Ahmad ShiddiqIbarat makanan, Pancasila, yang

    sudah kita kunyah selama 36 tahun, kok sekarang dipersoalkan halal dan haramnya. Demikian ungkapan K.H. Ahmad Shiddiq mengenai penerimaan NU terhadap Pancasila sebagai satu-satunya asas organisasi, dalam Munas Alim Ulama 1983 di Situbondo.

    NU adalah organisasi Islam per-tama yang menerima Pancasila sebagai asas tunggal, padahal tidak sedikit umat yang menolaknya, apalagi partai Islam. Itulah ketokohan, kemampuan intelektual, dan kapasitas keulamaan Ahmad Shiddiq.

    Pujian Presiden Suharto terucap pada tahun 1989 ketika membuka Muktamar NU ke-28 di Yogyakarta. Sejak itu, di bawah kepemimpinan Ah-mad Shiddiq, sebagai rais am, pamor NU semakin terangkat.

    Pada Muktamar NU ke-27/1984 di Situbondo, ia berhasil menjadi palang terakhir pemisahan diri yang dilakukan K.H. As`ad Syamsul Arifin terhadap kepemimpinan PBNU hasil Muktamar ke-28. Ia merangkul kem-bali kiai sesepuh NU yang kharismatis tersebut.

    Pada Muktamar NU ke-28 itu ia berhasil menyelamatkan duet dirinya dengan Gus Dur, yang banyak men-erima guncangan dari sebagian warga NU sendiri.

    Begitu juga mengenai kembali ke khiththah NU 1926. Meski bukan satu-satunya perumus, dialah yang disepakati sebagai bintangnya kembali ke khiththah. Pada 1979 ia menyusun pokok-pokok pikiran tentang khith-thah Nahdliyah, sebagai sumbangan berharga bagi warga NU.

    Ahmad Shiddiq lahir di Jember tepat seminggu sebelum NU diresmi-kan berdirinya oleh Hasyim Asyari, yaitu 24 Januari 1926. Ayahnya, K.H. M. Siddiq, adalah pendiri Pesantren Ash Shiddiqiyah di Jember. Seusai belajar di Ash-Shiddiqiyah, ia belajar di Pesantren Tebuireng.

    Ia diangkat menjadi sekretaris pribadi menteri agama ketika jaba-tan itu dipercayakan kepada Wahid Hasyim pada 1950. Ketika menjadi ketua Tanfidziyah NU, Abdurrahman Wahid, cucu K.H. Hasyim Asy`ari, pun berduet dengannya sebagai rais am PBNU.

    Sebelum itu, ia mundur dari DPR hasil Pemilu 1955, karena, Saya selalu bicara keras soal Nasakom. Ia hadir kembali sebagai wakil rakyat setelah pemilu Orde Baru pertama, 1971.

    Tanggal 23 Januari 1991, K.H. Ahmad Shiddiq berpulang ke rahma-tullah pada usia 65 tahun. Sesuai wasi-atnya, ia dimakamkan di pemakaman Auliya, Ploso, Kediri, tempat beberapa kiai hafal Al-Quran dikuburkan.

    K.H. Wahid HasyimGus Wahid, demikian ia biasa

    disapa, lahir pada Jumat 1 Juni 1914, dari pasangan K.H. Hasyim Asy`ari, pendiri NU, dan Nyai Nafiqah binti Kiai Ilyas. Ia anak lelaki pertama pasangan tersebut. Umur lima tahun, Wahid Hasyim mulai belajar mengaji kepada ayahnya, dan umur tujuh tahun sudah khatam Al-Quran.

    Umur l3 tahun, ia masuk pesantren di Siwalan Panji, Sidoarjo, Mojosari, Nganjuk, dan Lirboyo. Setelah itu ia belajar sendiri berbagai ilmu pengeta-huan.

    Tahun 1932, ketika berumur 18

    tahun, ia pergi haji dan bermukim di Tanah Suci selama dua tahun.

    Empat tahun sepulang dari Tanah Suci, ia bergabung dengan NU. Di NU ia mulai dari bawah, sekretaris tingkat ranting di Desa Cukir. Namun lompa-tan panjang terjadi. Tak lama kemu-dian ia dipercaya menjadi ketua NU cabang Jombang, dan ketika departe-men maarif (pendidikan) NU dibuka pada tahun 1940 ia ditunjuk sebagai ketuanya. Sejak itu ia duduk di barisan pengurus PBNU.

    Pada umur 25 tahun ia menikah dengan Solichah binti K.H. Bisri Syansuri. Mereka pasangan yang se-rasi, termasuk dalam dunia politik. Ketika sang suami menjadi menteri, sang istri pun menjadi anggota DPR. Pasangan ini dikaruniai enam anak, empat laki-laki dan dua perempuan.

    Bulan Maret 1942, Jepang men-darat. Semua ormas dan orpol Islam dilarang, dan dibentuk MIAI. Kiai Wahid terpilih menjadi ketuanya. Kedudukan itu, belakangan, mengantar dirinya ke pusat perjuangan bangsa Indonesia di zaman Jepang. Ia menjadi anggota Cu Sangi In, kemudian Doku-ritsu Zombi Cosakai, hingga Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

    K.H. Wahid Hasyim adalah salah satu dari sembilan orang yang menan-datangani Piagam Jakarta. Sikapnya yang tegas tapi luwes menjadikannya figur yang dapat diterima oleh berbagai kalangan kendati umurnya baru sekitar 30 tahun.

    Suksesnya mengintegrasikan kelasykaran golongan Islam ke dalam TRI, dan kemudian TNI, mengan-tarnya menjadi penasihat Panglima Besar Soedirman hingga terjadi Clash I, pemberontakan PKI Madiun, dan Clash II.

    Setelah ayahnya wafat pada 25 Juli 1947, ia mengasuh Pesantren Tebuireng.

    Dalam Kabinet Sukiman, ia menjadi menteri agama. Lima kali ia menjadi menteri. Yaitu menteri negara dalam Kabinet Presidentil I (1945), menteri negara dalam Kabinet Syahrir (1946-1947), menteri agama Kabinet RIS (1949- 1950), menteri agama Kabinet Natsir (1950- 1951), dan menteri agama Kabinet Sukiman (1951-1952).

    Setelah tidak menjadi menteri, ia aktif dalam Partai NU, yang saat itu baru memisahkan diri dari Partai Masyumi.

    Pada 19 April 1953, ia dipanggil ke haribaan Allah SWT. `

  • labbaikEDISI 33/Th. III/November 2012/Muharram 1434 H14 selinGan

    Setiap tahun, bagian keseha-tan haji selalu menerima anggota jamaah haji yang sakit dan berfisik lemah. Sebagian dari mereka jatuh sakit setelah tiba di tanah suci, tetapi tidak sedikit yang datang dengan kon-disi sudah lemah sejak di tanah air.

    Sejumlah kasus mungkin bisa dijadikan bahan renungan bagi para pengambil keputusan.

    Toto Amat Rejo (64) asal Sukoha-rjo, Solo, tiba di Jeddah dengan sakit diagnosa gagal ginjal dan meninggal di Rumah Sakit King Fadh Madinah.

    Toto meninggal pada tanggal 1 Oktober pukul 04.00 waktu Saudi, kata Kasie Pelayanan Kesehatan Jed-dah dokter Ananto Prasetya.

    Toto sempat dirawat di RS King Fadh Jeddah lalu kondisinya dinilai membaik dan sudah mendapat surat rekomendasi untuk diberangkatkan ke Madinah. Dokter Asdar Masni-ari Lubis mendamping penumpang keloter 1 Solo itu ke Madinah dengan ambulance.

    Anggota jamaah lainnya ada-lah Eko Hartini (59) yang terpaksa berangkat ke tanah suci dengan keloter 30 Solo dalam kondisi lemah akibat terserang stroke. Hartini turun di King Abdul Azis Jeddah dengan mengguna-kan kursi roda yang didorong petugas bandara diiringi suaminya Subagio.

    Hartini terkena serangan jantung setelah lebaran Idul Fitri sebulan sebelum berangkat. Awalnya dia merasa kesemutan tapi diabaikan dan beraktifitas seperti biasa karena saat lebaran banyak kegiatan yang harus dilakukan, kata Subagio.

    Tiba-tiba stroke menyerang membuat Hartini lemah dan tidak bisa bicara. Dia tidak bisa bicara tetapi mampu mendengar, kata pensiunan PLN yang bermukim di Solo itu. Hartini juga pensiunan PLN dan mengakhiri pengabdiannya pada No-vember 2009.

    Pada 1 Desember 2009 setelah menerima surat keputusan pensiun mereka berdua mendaftarkan diri sebagai anggota jamaah haji.

    Saat pemeriksaan kesehatan Har-tini diketahui dijangkiti kanker paru. Dia lalu sering stress jika mengingat penyakit yang diderita lalu kebawa ke fikiran dan terkena stroke.

    Subagio dan tiga anaknya su-dah pasrah dengan keadaan Hartini dan siap menerima kondisi terburuk apapun.

    Alhamdulillah isteri saya masih diijinkan menjalankan ibadah haji meskipun dalam kondisi begini, ucap-nya sambil berurai air mata.

    Stroke di IndonesiaAnggota jamaah haji lainnya ada-

    lah Zainal Abidin (69) yang terkena stroke di tanah air atau lima hari sebelum berangkat ke Saudi Arabia via Jeddah. Dia mengalami pelemahan tu-buh di bagian kiri (hemiparase sistra) sejak di tanah air.

    Calon haji asal Bengkulu itu semula hanya akan di CT Scan saja di RS King Abdul Azis tetapi peraturan rumah sakit mengharuskan dia untuk dirawat.

    Ananto menyatakan sesungguhnya Zainal tidak boleh diberangkatkan ke Saudi karena dalam aturan dikatakan jamaah terkena stroke hanya bisa dib-

    erangkatkan jika setelah dua minggu serangan. Di bawah dua minggu meru-pakan masa observasi yang memerlu-kan penanganan medis.

    Zainal tergabung dalam keloter 7 Padang dengan nomor pasport A 3376314 dan terbang dengan Garuda Indonesia bernomer GA-3507 yang mendarat di bandara King Abdul Azis Jeddah, Jumat (28/9).

    Karena sudah tiba di Jeddah, maka kami (petugas kesehatan) men-erima dan akan merawatnya. Stroke yang dialami pasien cukup serius dan selama penerbangan dalam kondisi sadar, kata Ananto.

    Fenomena jamaah haji yang tua, lemah dan sakit-sakit pada tahun-tahun ke depan akan semakin banyak karena masa tunggu semakin lama, yakni rata-rata 7-9 tahun.

    Kondisi itu menimbulkan pertan-yaan haruskah orang yang lemah, sakit tua dan tak mampu secara fisik menu-naikan ibadah haji. Selama ini per-syaratan haji yang selalu dikedepankan adalah mampu secara materi dan mampu memberikan bekal untuk yang ditinggalkan.

    Badal HajiKalangan dokter mengusulkan

    agar mereka yang tidak mampu secara fisik hendaknya tidak memaksakan diri karena bisa membadalkan (mem-inta pihak keluarga atau anak) untuk menggantikan ibadah hajinya.

    Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia di Arab Saudi Syaerozi Dimyati mengatakan pemba-hasan tentang pertimbangan mampu secara fisik itu pernah dibahas oleh se-

    Haruskah Berhaji Bagi Si Fisik Lemahjumlah ulama di timur tengah, hasilnya mereka tidak bersepakat tentang itu. Definisi sehat juga masih memuncul-kan pendapat yang beragam.

    Lalu bagaimana pendapat Syaerozi sendiri. Dia enggan mengemukakan pendapatnya karena khawatir diartikan sebagai pendapat pejabat dan pelayan haji.

    Dia hanya mengutip hadist riwayat Ibnu Abbas dari al-Fadl: Seorang perempuan dari kabilah Khatsam bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, ayahku telah wajib haji tapi dia sudah tua renta dan tidak mampu lagi duduk di atas kendaraan? Jawab Rasulullah, Kalau begitu lakukanlah haji untuk dia! (H.R. Bukhari, Mus-lim dll.).

    Hadis itu menunjukkan bahwa anak bisa menggantikan orang tua un-tuk berhaji, kata Syaerozi. Yang kedua, hadis itu juga menyatakan bahwa orang yang sudah tua atau lemah tidak wajib berhaji dan bisa digantikan oleh anak.

    Menurut dia, terserah kesepakatan ulama Indonesia. Jika fatwanya boleh dibadalkan maka harus disosialisasikan kepada masyarakat tentang ketidak-mampuan secara fisik tersebut.

    Namun, meskipun fatwa calon jamaah harus memiliki fisik yang fit itu dijalankan dan praktik badal bagi yang sakit dan lemah dianjurkan tetapi pada pelaksanaannya tidak akan mudah kar-ena diperlukan keluwesan adminstrasi agar setiap calon jamaah yang sudah mendaftar lalu sakit atau lumpuh bisa digantikan oleh anaknya yang sehat dengan segera.

    Artinya, sang anak tidak menanti lama (tidak harus masuk dalam daftar tunggu yang menahun) dan visanya bisa terbit saat musim haji tiba.

    Di sisi lain, badal juga memiliki pemahaman yang berbeda. Syariat mengatakan orang yang melaku-kan badal harus sudah berhaji. Lalu, bagaimana bagaimana jika anak yang akan membadal belum berhaji? Dia harus berhaji dahulu tahun ini lalu membadalnya pada musim haji beri-kutnya.

    Artinya, harus ada dua kesempatan berhaji agar dia bisa melakukan badal. Jika mengacu pada kondisi saat ini, dia harus menanti tujuh tahun lagi karena rata-rata masa tunggu saat ini 7-9 ta-hun. Segala sesuatu bisa terjadi dalam masa penantian yang panjang itu.

    Badal haji ternyata tidak sederhana jika ditarik ke konteks kondisi penye-lenggaraan haji Indonesia saat ini. Na-mun. semua akan jelas acuan fikirnya dikembalikan pada syarat haji, bahwa berhaji itu wajib bagi mereka yang mampu. Tidak hanya mampu finansial tetapi juga mampu secara fisik, maka semuanya menjadi jelas.

    Artinya, tidak wajib berhaji bagi seseorang yang mampu secara finansial tetapi tidak mampu secara fisik. ` (MCh)

    Ada yang mengusulkan mereka yang tidak mampu secara fisik hendaknya tidak memaksakan diri berangkat haji tapi bisa membadalkan (meminta pihak keluar-ga atau anak) untuk menggantikan ibadah hajinya.

    Jamaah haji lansia digendong.

  • labbaikEDISI 33/Th. III/November 2012/Muharram 1434 H 15

    Mengantar calon haji di Pamekasan Madura, Jawa Timur mungkin berbeda dengan daerah lain. Di Kabupaten Pamekasan setiap anggota keluarga yang akan pergi haji selalu dilakukan berbagai ritual, termasuk pula ritual tahlil bak ritual untuk keluarga yang meninggal dunia.

    Secara umum, ritual pemberang-katan haji biasanya cukup dilakukan selamatan (kenduri) seperti selamatan mempelai, dengan mengundang sanak saudara dan tetangga.

    Namun di Pamekasan sedikit berbeda. Menjelang pemberangkatan anggota keluarganya menunaikan haji, pihak keluarga menggelar ritual sedikit agak khusus. Yakni pembacaan tahlil seperti halnya tahlil untuk orang meninggal.

    Ritual itu dilakukan sanak kera-bat dan tetangga, bahkan juga teman sekantor yang sengaja diundang.

    Setelah rangkaian doa tahlil sele-sai, kemudian ditutup dengan kuman-dang adzan dan iqomah. Hal seperti itu sama dengan yang dilaksanakan dalam pemberangkatan jenazah ke pemakaman.

    Lalu, kenapa ritual pemberang-katan haji di Pamekasan nyaris sama dengan pemberangkatan janazah ke pemakaman? Hal itu terjadi karena perkembangan kepercayaan masyarakat setempat. Bahwa berang-kat haji ke Mekkah adalah ibadah yang amat berat, dimana kadang orang meninggal dalam menunaikan ibadah haji.

    Bila takdir Allah SWT menentu-kan orang tersebut meninggal sebelum tiba kembali ke rumahnya, maka ritual tahlil yang digelar saat pemberang-katan haji itu akan menjadi pelengkap-nya, kata warga setempat.

    Ada pula yang beranggapan bahwa berangkat haji dianggapnya berangkat mati, katanya. Tak heran, ketika adzan dikumandangkan saat calon haji hendak diberangkatkan, hujan tangispun meledak. Utamanya kalangan wanita, tak hanya berderai air mata, tangis histeris pun terjadi sembari memeluk si calon haji.

    Seperti yang tampak di ling-kungan rumah Hj Siti Maryamah (60) di Jalan Sersan Mesrul Gg III no.34 A Pamekasan. Sejak pukul 11.00 WIB suasana rumah Hj Siti Maryamah tampak beda. Satu unit tenda didiri-kan di halaman dan hamparan tikar dibawahnya. Di halaman itu duduk dengan takdzim kalangan pria. Sedan-

    Tradisi Lepas Jamaah Haji di Pamekasan

    gkan di dalam rumah digunakan untuk pengantar wanita.

    Seluruhnya tampak membaca rangkaian doa yang dipimpin seorang ustadzah. "Rangkaian doa ini terus dikumandangkan sampai kakak saya berangkat menuju Taman Arek Lancor (tempat pemberangkatan, red) menuju Asrama Haji Sukolilo, Surabaya," ujar Umam anak tertua Siti Maryamah.

    Suasana takdzim sontak berubah menjadi hujan tangis saat seorang kerabat berdiri di teras dan men-gumandangkan adzan yang disusul bacaan iqomah. "Ya Allah, selamatkan adik saya. Selamatkan mereka dari cobaan dan pulangkan mereka dengan selamat," kata Munasik, adik kandung Siti Maryamah, sembari merangkul erat pundak kakaknya.

    Suara tangisan makin kencang sesaat Siti Maryamah diberangkatkan dengan sebuah becak yang didampingi keempat putra-putrinya. Aroma kese-dihan di wajah-wajah pengantar calon haji itu sangat mirip dengan suasana melepas jenazah ke pemakaman.

    "Di Madura memang seperti ini. Calon haji dilepas dengan kuman-dang adzan dan iqomah yang mirip seperti saat mengantar jenazah. Itu bisa dimaknai perasaan ikhlas dari seluruh keluarga calon haji," pungkas Munasik.

    Ritual tahlil tak hanya dilakukan saat pemberangkatan anggota keluarga ke haji saja, tetapi selama 40 hari beri-kutnya acara tahlilan terus dilakukan di rumah calon haji tersebut, bahkan pula lebih dari 40 hari hingga si haji datang.

    "Selama berada di Mekkah, ke-luarga yang ditinggalkan melakukan tahlil dan doa bersama selama 40 hari hingga kepulangan," ujarnya.

    Ritual seperti itu tak hanya di ru-mah Hj Siti Maryamah, tetapi seluruh warga Kabupaten Pamekasan, Madura hingga ke pelosok desa melakukan prosesi seperti itu. Karena hal tersebut sudah merupakan tradisi turun-yemu-run dari nenek moyang. ` (hmn)

    Melepas jamaah haji kloter pertama di Bandara Soekarno-Hatta (atas), Tradisi melepas jamaah haji Kabupaten Pamekasan dengan ritual doa dan tahlilan.

    selinGan

    Tradisi melepas jamaah haji di berbagai daerah beragam. Di Pamekasan melepass jamaah haji dilakukan dengan ritual doa dan tahlil bak ritual untuk keluarga yang meninggal.

  • labbaikEDISI 33/Th. III/November 2012/Muharram 1434 H16 khazanah

    Sekali lagi, ibadah haji mempunyai pengaruh yang begitu mendalam bagi masyarakat Indonesia. Haji mampu menembus kultur masyarakat Indonesia dengan ragam budaya barunya. Salah satu diantaranya adalah tale haji atau tembang haji. Bagi masyarakat Jambi tradisi ini adalah jejak turun temurun yang hingga kini selalu dendangkan hingga kini. Sudah menjadi tradisi, begitu kata para pe-muka adat disana.

    Tale haji selalu meluncur dan menjadi identitas masyarakat Ke-

    rinci yang dikenal Islam, Tale sendiri dipahami sebagai lagu tradisional khas masyarakat Kerinci. Nyanyian rakyat atau volk song yang lahir, tumbuh dan berkembang di tengah-tengah kehi-dupan masyarakat. Masyarakat Belui, Semurup, Siulak, Rawang dan Sungai Penuh dikenal sebagai masyarakat banyak melahirkan irama tale.

    Biasanya, lirik tale berbentuk pantun yang mempunyai sampiran dan isi.Memang kini tale sudah banyak sudah banyak melalui proses akulturasi dengan kesenian modern. Hingga tidak salah tale berkolaborasi dengan

    Tembang Haji dari Ranah KerinciTale Haji menjadi salah satu bagian unik proses perjalanan haji bagi masyarakat Kerinci. Budaya ini telah berlangsung turun-temurun.

    genre musik lainnya seperti dangdut, pop hingga melayu.

    Kehadiran tale sendiri seiring dengan masuk dan perkembangan Islam di tanah Kerinci. Disebut-kan bahwa kebudayaan masyarakat Kerinci banyak mengandung konsep dan makna Islami. Konon kata tale berasal dari kata tahlil yang berarti mentauhidkan Tuhan (Allah). Dita-mbahkannya lagi, kata hu ala atau alaahu ala yang lazim diselipkan dalam sampiran dan isi pantun dalam tale, terambil dari kata hu Allah dan Allahu taala yang berarti Dia Allah dan Tuhan yang Maha Tinggi. Begitu pula dengan budaya sike berasal dari kata zikir yang berati ingat kepada AllahSWT. Hal ini membuktikan seni budaya merupakan alat untuk menyebarkan Islam bagi masyarakat kerinci.

    Dalam beberapa penelitian menye-butka bahwa tale merupakan tradisi lisan di Jambi, khususnya masyarakat kabupaten Kerinci. Hingga tahun 70-an tale masih sering didendangkan masyarakat ketika melakukan ande

    Di tengah perjalanan hijrah Nabi Muham-mad SAW dari Makkah ke Madinah bersama sahabat, Nabi sempat singgah disebuah gubuk miliki Ummu Mabud. Disini, selain Nabi ingin melepas kepenatan selama perjalanan juga sambil menanyakan sesuatu kepada pemilik tempat ini. Ummu Mabud berujar, bahwa di rumahnya tidak ada apa-apa bahkan sudah dua hari tak makan.

    Setelah percakapan itu, tiba-tiba ada seekor kambing lkurus lewat. Ke-mudian Nabi menanyakan siapa pemi-liknya, yang kemudian dijawab milik Ummu Mabud. Nabi ingin meminta susunya agar bisa diminum. Tapi karena kambing kurus kering, air susunya pun menurut si empunya tidak ada. Maka Nabi minta ijin untuk memegang kambing tersebut.

    Setelah kambing tersebut dipegang Nabi, alhamdulillah kambing tersebut bisa mengeluarkan susu. Nabi pun mengambil susu kemudian diberikan-nya, kepada sahabat Abu Bakar dan ke-mudian terus yang lain baru kemudian yang terakhir adalah Nabi Muhammad SAW yang meminum susunya.

    Peristiwa ini sesungguhnya ingin memberikan tauladan bahwa begitulah seorang pemimpin, ia