kuwais media kreasindo maka lupakanlah, sesungguhnya dzat yang tidak pernah lupa menjaganya untukmu....
TRANSCRIPT
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Seratus Kisah Orang Saleh yang Menangisi Dosa-dosanya
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah swt. Di mana pertolongan,
petunjuk dan ampunan-Nya yang senantiasa kita harapkan.
Kita berlindung kepada-Nya dari keburukan-keburukan jiwa
serta perbuatan kita. Sesungguhnya siapa yang mendapat
petunjuk-Nya, niscaya tidak akan ada yang menyesatkannya.
Dan barang siapa yang Allah sesatkan, tiada pula yang dapat
memberinya petunjuk. Tiada tuhan selain Allah yang maha
Tunggal, dan bahwa Muhammad adalah rasul-Nya.
Sesungguhnya perkataan yang paling benar adalah kalam
Allah. Sebaik-baik perilaku adalah perilaku Muhammad, dan
seburuk-buruk urusan adalah urusan yang datang kemudian.
Apa yang datang kemudian merupakan bid‘ah, sedangkan bid‘ah
adalah perbuatan sesat, tiada tempat kembali untuk
kesesatan selain ke neraka.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakawalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali
kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” 1
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada tuhanmu yang
telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari
padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya
Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
1 Ali Imran: 102
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” 2
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada
Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah
memperbaiki bagimu amal-amalmu dan mengampuni bagimu dosa-
dosamu.dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka
sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” 3
Sesungguhnya setiap orang mukmin tidak lepas dari salah
dan dosa. Akan tetapi kemudian jiwanya merasa tersiksa,
pikirannya terganggu, hingga ia menyesali perbuatan dosa
serta kesalahan yang telah dilakukannya. Orang mukmin yang
berbuat dosa, akan menyesalinya karena ia sadar bahwa
dirinya telah menyia-nyiakan ketentuan Tuhan yang
diberlakukan pada dirinya. Pada saat yang demikian, jiwa
dan pikirannya terpanggil untuk bertaubat, beristigfar dan
memohon ampunan dari Allah swt.
Berkaitan dengan hal di atas, dalam buku ini akan kami
suguhkan pendirian orang-orang saleh dalam menyikapi
perbuatan-perbuatan mereka yang salah. Amalan orang-orang
saleh itu berupa tangisan atas dosa-dosa yang pernah mereka
perbuat. Adapun kita yang hidup sekarang seharusnya lebih
perlu menangisi dosa-dosa kita yang tak terhingga di zaman
ini. Memang kita semua adalah orang-orang yang tidak luput
dari salah dan dosa, akan tetapi sebaik-baik orang yang
berbuat salah dan dosa adalah mereka yang sudi bertaubat,
sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah saw.
Harapan kami, melalui buku ini kita dapat lebih bersikap
waspada terhadap hal-hal yang dapat menjerumuskan kita ke
2 An Nisa: 1
3 Al-Ahzab 70-71
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
dalam dosa-dosa. Allah adalah sebaik-baik penerima taubat
bagi hamba-hamba-Nya yang bersedia meminta ampunan dan
bertaubat kepada-Nya.
“Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan
selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik
bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada
Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.”4
Majdi Muhammad Assyahawey
* * *
TANGISI KESALAHANMU
Dari Uqbah bin Amir ra, ia berkata, ―Ya Rasulullah
apakah keselamatan itu?‖ Nabi menjawab, ―Jagalah lisanmu,
lapangkanlah rumahmu dan menangislah atas kesalahanmu‖5
Dari Tsauban ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw
bersabda, ―Beruntunglah orang yang bisa menguasai/menahan
dirinya, dan orang yang melapangkan rumahnya, serta orang
yang menangis atas kesalahannya.‖6
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Haitsam bin
Malik bahwa Rasulullah saw tatkala berkhotbah, ada
seseorang yang menangis di hadapan beliau. Kemudian
Rasulullah saw bersabda, ―Sekiranya hari ini diperlihatkan
kepada kalian dosa-dosa orang mukmin yang menyeterai
deretan pegunungan, niscaya dosa-dosa mereka dapat terhapus
oleh tangisan orang ini. Itu adalah karena para malaikat
sedang menangis dan mendoakannya: ―Ya Allah berilah syafaat
4 Hud: 88
5 HR. Ahmad (4/148,158), at-Tirmidzi (2406), Abu Imran dalam
bab al-fitan (119),al-Baihaqi dalam Sya‘bul Iman (508,
4930), dan at-Thabrani dalam al-Kabir (17/271).
6 HR.at-Thabrani dalam al-Awsath wa as-Shagir (212)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
bagi orang-orang yang sanggup menangis di tengah-tengah
orang yang tidak menangis.7
Menangis karena menyesali perbuatan dosa dan kesalahan
adalah perbuatan yang terpuji. Karena tangisan semacam itu
menunjukkan adanya penyesalan dan rasa takut akan siksa
Allah swt. Rasulullah saw bersabda, ―Menangislah kalian,
sekiranya kalian tidak dapat menangis maka buat-buatlah
menangis. Sesungguhnya para penghuni neraka menangis hingga
tetesan air mata mereka yang mengalir bagaikan aliran
sungai, lalu habislah air mata mereka. Dan meneteslah darah
mereka hingga matanya kering. Maka sekiranya ada perahu
diatasnya, niscaya perahu itu akan melayar.8
Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Mas‘ud bahwa
Rasulullah saw bersabda, ―Tidaklah setetes air mata yang
menetes dari mata seorang mukmin, meskipun air mata itu
setitik kepala lalat, akan tetapi disebabkan ia takut
kepada Allah, kemudian air matanya menerpa sebagian
mukanya, niscaya Allah mengharamkan baginya api neraka.‖9
Dalam hadits Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah saw
bersabda, ―Seseorang yang menangis karena takut kepada
Allah, sekali-kali tidak akan kembali ke neraka sebelum air
susu sampai di susuannya.‖10
Dari Abi Imamah bahwa Rasulullah saw bersabda, ―Tidak
ada tetesan yang lebih disukai oleh Allah melebihi tetesan
7 HR. al-Baihaqi dalam Sya‘bul Iman (810)
8 Ibnu al-Mubarak dalam Az-Zuhd (295)
9 HR.at-Thabrani dalam al-Kabir (10/17)
10 HR. Ahmad (2/505), At-Tirmidzi(1633), an-Nasai (3108),
dan al-Hakim (4/260)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
air mata karena takut kepada-Nya, atau tetesan darah yang
tertumpah dalam membela jalan-Nya.11
Suatu kali Rasulullah saw pernah mengucapkan doa: ―Ya
Allah karuniailah aku sepasang mata yang mudah menangis,
yang tetesan airmatanya dapat menyejukkan hati karena takut
kepada-Mu. Karuniakanlah sebelum tetesan air mata itu
menjadi darah dan sebelum nurani menjadi batu.12
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra
bahwa Rasulullah saw bersabda, ―Tujuh perkara yang
dilindungi Allah pada hari tiada perlindungan selain
perlindungan dari-Nya.‖ Kemudian Rasulullah mengucapkan
haditsnya. Di antara yang beliau ucapkan adalah ―Dan
seorang yang mengingat (berdzikir) kepada Allah seorang
diri hingga penglihatan matanya sirna.‖13
Dari Abbas bin Abdul Mutallib bahwa Rasulullah saw
bersabda, ―Jika seorang hamba merasakan bulu kulitnya
merinding karena takut kepada Allah, maka rontoklah dosa-
dosanya bagaikan daun-daun kering yang rontok dari
pepohonan.14
Abu Bakar As-Siddik berkata, ―Barangsiapa yang dapat
menangis maka menangislah, dan barangsiapa yang tidak
sanggup cukuplah ia buat-buat menangis.15
Abdullah bin Amr bin Ash berkata, ―Menangislah, jika
kalian tidak dapat menangis, cukuplah buat-buat menangis!
Demi Dia yang menguasai jiwaku! Apabila salah seorang dari
11 HR.at-Tirmidzi (1669), at-Thabrani dalam al-Kabir (8/235)
12 HR. Abu Naim dalam Hilyatul Awliya (2/196)
13 HR. al-Bukhari (660), Muslim (1031), At-Tirmidzi (2391),
dan an-Nasai dalam al-Mujtaba (5395)
14 al-Mundziri dalam at-Targhib (5047)
15 HR.Ahmad dalam az-Zuhd, (108)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
kalian mengerti kandungan ucapan itu, niscaya ia akan
menangis tersedu hingga suaranya terputus, dan niscaya ia
akan melakukan shalat hingga tulang rusuknya patah.16
Abu Sulaiman Ad-Darini berkata, ―Tidak ada balasan untuk
mata yang selalu berlinang kecuali bahwa wajah pemiliknya
tidak akan memancarkan kehinaan pada hari kiamat.17
Sedangkan menurut Musarwaq bahwa seseorang sesungguhnya
akan mendapati ruang-ruang yang kosong sehingga ia
mengingat dosa-dosanya di sana dan memohon ampunan.18
Hatim al-Asham ra berkata, ―Aku mendengar Syaqiq al-
Balkhi pernah berkata, ―Tidak ada seorang hamba yang paling
benar sekalipun bebas dari rasa gelisah dan cemas. Gelisah
atas dosa-dosanya yang telah berlalu dan cemas akan apa
yang ia tidak ketahui akan menimpa.19
Dalam sebuah khabar bahwa al-Khidhr berkata kepada Musa
as, ―Buanglang sikap keras kepala darimu, dan janganlah
engkau melangkah tanpa tujuan, jangan pula tertawa jika
tidak ada yang menakjubkanmu, tetaplah di rumahmu
tangisilah dosa-dosamu.20
Dalam sebuah riwayat diceritakan tatkala al-Khidhr pergi
hendak berpisah dari Musa as, Musa berkata kepadanya,
―Berilah aku wasiat!‖
Al-Khidhr menjawab, ―Tersenyumlah jangan tertawa,
buanglah sifat keras kepala darimu, janganlah engkau
melangkah tanpa tujuan, jangan mencela orang-orang yang
16 al-Hanad dalamaz-Zuhd, (469)
17 al-Ihya‘ (4/163)
18 Sya‘bul Iman (747, 750)
19 Sya‘bulIman, (795)
20 Hilyatul Awliya(8/144)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
berbuat salah dengan kesalahan mereka, menangislah atas
dosa-dosamu wahai putra Imran!‖21
Dalam suatu riwayat, Isa putra Maryam as pernah berkata
pada para sahabatnya, ―Keselamatan ada dalam tiga hal:
menangisi kesalahan, menjaga lisan dan menetapi tempat
tinggal. Hari-hari ada tiga: hari lampau yang telah kau
lalui, harimu sekarang yang engkau ambil bekal darinya,
hari esok yang tak diketahui apa yang akan kau peroleh.‖22
Dari Syamith bin Ijlan berkata, ―Seseorang berkata
kepada Isa putra Maryam as, ―Wahai tuan guru kebajikan!
Ajarilah aku amalan sekiranya aku amalkan maka aku
tergolong orang yang bertakwa kepada Allah sebagai mana Ia
perintahkan!‖
Isa menjawab, ―Berbuatlah dalam kadar yang mudah. Jika
engkau bersedia cintailah Allah sepenuh dan setulus hatimu,
berjuanglah dengan sepenuh ragamu. Jika engkau melakukan
kebaikan, maka lupakanlah, sesungguhnya Dzat yang tidak
pernah lupa menjaganya untukmu. Hendaklah dosa-dosamu
menjadi tanggungan kedua matamu, dan hendaklah pula engka
menghormati sesamamu.‖23
Dari Abdullah bin Ausajah berkata, ―Allah telah
mewahyukan kepada Isa putra Maryam, ―Jadikan Aku sebaagi
satu-satunya perhatian dari dirimu, jadikan Aku sebagai
bekal untuk tempat kembalimu, dekatilah aku dengan amalan-
amalan sunah maka aku mencintaimu, janganlah engkau
berpaling kepada selain Aku maka Aku menghinakanmu,
bersabarlah atas cobaan, terimalah ketetapan-Ku,
berjalanlah engka dalam jalur-Ku, sesungguhnya jalur-Ku
21 Tarikh ad-Damsyiq, karya Ibnu Asakir (16/416)
22 Tarikh ad-Damsyiq, karya Ibnu Asakir (47/438)
23 Sya‘bul Iman (6905)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
adalah untuk mentaatiku, maka janganlah mendurhakai-Ku.
Jadikan dirimu dekat dari-Ku, dan berbisiklah untuk
mengingatku dengan lisanmu, hendaklah mawaddah-Ku ada dalam
dadamu, hendaklah engkau terjaga dari kelalaian,
tetapkanlah perkara dengan santun, hendaklah engkau senang
dan berharap hanya kepada-Ku, teguhkan hatimu untuk takut
hanya kepada-Ku, berjagalah di malam hari untuk menggapai
jalur-Ku, penuhilah waktu siangmu demi hari penglihatan di
sisi-Ku, berlombalah dalam kebaikan dengan kegigihanmu,
temukanlah kebaikan dimanapun kau mengarah, pergaulilah
sesama sesuai nasehat-Ku, tetapkanlah urusan sesamamu
dengan keadilan-Ku, sesungguhnya telah Aku turunkan bagimu
penawar rasa was-was dikarenakan penyakit kelupaanmu, telah
aku turunkan pula ketajaman penglihatan sebagai ganti
penglihatan yang rabun, janganlah engkau menjadi orang yang
tidak berguna yang seakan terbelenggu padahal sejatinya
engkau hidup dan bernafas.
Wahai Isa putra Maryam! Tidak ada sesuatu makhlukpun
yang mengimani-Ku melainkan ia penuh harap, tidak ada pula
yang penuh harap terhadap-Ku melainkan ia akan menuai
pahala dari-Ku, Aku bersaksi kepadamu bahwa makhluk-Ku
amatlah percaya akan siksa-Ku selama engkau tidak merubah
ketetapan-Ku.
Wahai Isa putra Maryam! Tangisilah dirimu sepanjang
hidupmu, menangislah sebagaimana tangisan orang yang
berpisah dari keluarganya, meninggalkan dunianya,
membiarkan kenikmatan untuk para penghuninya, sementara
kecintaannya kepada Allah semakin meningkat. Jadilah engkau
orang yang lembut ucapan, santun dalam bicara serta penebar
salam. Tetaplah engkau terjaga tatkala mata orang-orang
tengah tertidur pulas, untuk tetap waspada akan datangnya
perkara yang telah dijanjikan, berupa gempa atau angin
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
kencang, di mana pada hari itu tidak berharga lagi sanak
saudara dan harta benda. Celakilah matamu dengan rasa takut
tatkala orang-orang perkasa tengah tertawa. Menangislah
dengan tangisan orang yang telah mengetahui bahwa dirinya
akan berpisah untuk menuju Dzat yang lebih dekat dengannya
daripada urat nadinya. Pada saat itu, jadilah engkau orang
yang sabar dan selalu waspada. Karena engkau akan sangat
beruntung jika apa yang Aku janjikan untuk orang-orang yang
sabar dapat menggapaimu. Berpalinglah dari dunia kepada
Allah hari demi hari. Rasakan aroma-Nya, sesuatu yang telah
raib darimu hingga engkau tidak mengetahui di mana rasanya,
sesuatu yang belum datang padamu hingga engkau tidak tahu
seperti apa lezatnya. Sungguh Aku katakan padamu, apalah
engkau ini kecuali hanya berlalu bersama hari-harimu…..24
Ada seorang lelaki mendatangi Ibnu Abbas, orang
menamainya Jundab, ia berkata kepada Ibnu Abbas, ―Berilah
aku wasiat!‖
Ibnu Abbas menjawab, ―Aku berwasiat padamu untuk
bertauhid kepada Allah, beramal karena Allah, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, sesungguhnya segala kebaikan yang
engkau jalani setelah itu akan diterima di sisi Allah.
Wahai Jundab, sungguh engkau tidak akan bisa menjauhi ajal
melainkan ia semakin dekat, maka lakukanlah shalat
muwadda‘, jadilah kamu di dunia ini laksana orang asing
yang tengah berkelana, karena sesungguhnya engkau niscaya
akan menjadi penghuni kubur. Menangislah atas dosa-dosamu,
bertaubatlah atas kesalahanmu. Jadikanlah dunia ini lebih
hina dari telapak sandalmu, seolah engkau telah
meninggalkannya. Kini engkau telah menuju pada pengadilan
24
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Tuhan, apa yang telah engkau langgar tidak dapat memberimu
manfaat. Hanya amalmu yang akan memberimu manfaat.25
Dari Ja‘far bin Muhammad al-Khurasani ia berkata, ―Ada
orang lanjut usia ditanya, ―Apa yang masih engkau ingini
dari sisa hidupmu?‖ orang tua itu menjawab, ―Menangisi
dosa-dosa.‖26
* * *
KITA ORANG-ORANG BERDOSA
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan ibnu Abbas bahwa
Rasulullah saw pernah bersabda, ―Tidak seorang mukminpun
yang luput dari dosa yang diperbuatnya dari waktu ke waktu,
atau dosa yang terus menerus diperbuatnya, dosa itu tidak
akan lepas darinya sebelum ia bersedia melepasnya. Seorang
mukmin diciptakan senantiasa terkecoh, gampang bertaubat,
mudah lupa, akan tetapi jika diingatkan maka ia akan
ingat.‖27
Maka tidak ada satupun dari kita yang luput dari
perbuatan dosa.
Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra bahwa
Rasulullah saw bersabda, ―Setiap keturunan Adam memiliki
salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka
yang bertaubat.‖28
* * *
HADIRNYA DOSA-DOSA
Dalam al-musnad disebutkan sebuah hadits dari Uqbah bin
Amir ra dari Rasulullah saw bersabda, ―Sesungguhnya
25 Al-Bidayah wa an-Nihayah (8/305)
26 Al-Umru wa as-Syaibu, karya Ibnu Abi ad-Dunya (28)
27 HR. At-Thabrani dalam al-Kabir (11/304)
28 HR. Ahmad (2/198), at-Tirmidzi (2499), Ibnu Majah (4251),
ad-Darami (2727), al-Hakim (4/244),Abu Ya‘la (2922).
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
perumpamaan orang yang berbuat keburukan kemudian melakukan
perbuatan baik, adalah seperti orang yang mengenakan baju
besi yang sempit, lalu baju itu membesar, kemudian ia
melakukan kebaikan sekali lagi, maka terbukalah suatu
celah, apabila ia melakukan kebaikan sekali lagi maka
terbuka pula celah yang lain sehingga ia bisa keluar ke
permukaan bumi.29
Sesungguhnya setiap manusia tidak akan terbebas dari
dosa yang selalu mengurungnya, kecuali ia bertaubat dan
menjalankan amal saleh.
Terkait dengan hal itu, orang-orang salaf terdahulu
sering mengulang-ulang bacaan berikut di malam hari sambil
menangis tersedu:
Tangisilah dosamu sepanjang malam dengan sungguh-sungguh
Sesungguhnya tangisan itu penawar rasa takut
Jangan pernah lengah dari dosa-dosa sepanjang hari
Sesungguhnya dosa-dosa itu selalu menyelemuti manusia30
* * *
PENAWAR DOSA
Beristighfar merupakan amalan yang sangat mujarab untuk
menghapus dosa-dosa, karena istighfar adalah penawar
perbuatan dosa. Hal ini telah ditegaskan dalam sebuah
hadits marfu‘ yang diriwayatkan dari Abi Hurairah ra,
―Sesungguhnya bagi setiap penyakit ada penawarnya, adapun
penawar dosa-dosa adalah beristighfar (memohon ampun).‖
Imam Qatadah berkata, ―Sesungguhnya al-quran menunjukkan
kepadamu tentang penyakit dan penarwarnya untukmu. Adapun
29 HR. Ahmad (4/145), at-Thabrani dalam al-Kabir (17/284)
30 Keterangan hadits labbaik,karya Ibnu Rajab al-Hambali (h
111)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
penyakit itu adalah dosa-dosa, sedangkan penawarnya adalah
beristighfar.‖
Sebagian ulama ada yang mengatakan, ―Sesungguhnya
penawar orang-orang yang berbuat dosa adalah menangis dan
beristighfar. Maka barangsiapa yang telah dirundung dosa
seharusnyalah ia memperbanyak istighfar.‖
Riyah al-Qaisy berkata, ―Aku memiliki empatpuluh dosa,
dan aku telah memohon ampun (beristighfar) kepada Allah
untuk setiap dosa sebanyak seratus ribu kali istighfar.‖
Adapula yang menghisab dirinya dari masa baligh. Apabila
dosanya tidak lebih dari tigapuluh enam, maka ia
beristighfar kepada Allah untuk setiap dosanya sebanyak
seratus ribu kali, ditambah shalat untuk setiap dosa seribu
rekaat, ditambah lagi menghatam al-quran setiap rakaat satu
kali. Kemudian ia berkata, ―Meski demikian sesungguhnya aku
masih belum merasa aman dari murka Allah yang akan
menghukumku karena dosa-dosa itu. Sungguh aku masih dalam
kondisi yang menghawatirkan untuk bisa diterima taubatku.
Adapun orang yang memperhatikan dengan seksama dosa-
dosanya, maka ada kemungkinan ia akan bergebung bersama
orang-orang yang sedikit dosanya. Karena dengan demikian
permohonan ampun orang-orang itu akan menebar kepadanya.
Pernah suatu ketika Umar bin Khattab ra meminta sekelompok
anak kecil untuk memohonkan ampun kepada Allah, sambil
berkata, ―Kalian anak-anak yang belum berdosa.‖
Abu Hurairah ra pernah berkata kepada anak-anak,
―Ucapkanlah Ya Allah ampunilah dosa-dosa Abi Hurairah!‖ Abu
Hurairah mengucapkan amin bersama anak-anak yang
mendoakannya.
Bakar bin Abdullah al-Muzna berkata, ―Jika ada orang
yang berkeliling dari pintu ke pintu sebagaimana para
pengemis melakukannya, lalu ia mengucapkan, ―Mohonkanlah
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
kepada Allah ampunan untukku, niscaya permohonannya itu
terkabul.‖
Sementara orang yang dosa dan keburukannya sangat
banyak, hingga ia tidak ingat lagi seberapa banyak ia
berbuat dosa, sebaiknya ia meminta ampunan (beristighfar)
kepada Allah karena Allah Maha Mengetahui segala sesuatu,
termasuk dosa-dosa hamba-Nya. Allah berfirman:
“Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya,
lalu diberitakannya kepada mereka apa yang telah mereka
kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu,
padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha
Menyaksikan segala sesuatu.” 31
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Syidad bin
Aus, Rasulullah saw bersabda, ―Aku memohon kebaikan yang
Engkau ketahui, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan
yang Engkau ketahui, aku memohon ampunan (istighfar atas
dosa-dosa) yang Engkau ketahui, sesungguhnya Engkau Dzat
Yang Maha Mengetahui yang ghaib.‖32
Senada dengan ucapan di atas, para ulama pernah
mengucapkan kalimat berikut:
Aku memohon ampun kepada Allah dari segala dosaku yang
Dia ketahui
Sesungguhnya kesengsaraan itu adalah orang yang tidak
menyayangi Allah. Allah tidak akan mengasihi orang yang
dosa-dosanya tidak lagi terhitung akan tetapi ia masih
mengasihi Allah. Maka beristighfarlah kepada Allah atas
dosa-dosa yang pernah ada. Karena itu beruntunglah orang-
orang dapat terbebas dari perkara yang dibenci Allah.
31 al-Mujadalah: 6
32 HR. Ahmad (4/123), at-Tirmidzi (3407), an-Nasai dalamal-
Mujtaba (1304)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
* * *
ANJURAN BERISTIGHFAR
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-
orang yang menafkahkan (hartanya) baik waktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang
yang menyukai kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang
apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganaiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak
meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
Mereka itu balasannya adalah ampunan dari Tuhan mereka dan
surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang
mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala
orang-orang yang beramal.” 33
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda, ―Apabila
seorang hamba melakukan perbuatan dosa, maka hendaklah ia
berkata, ―Ya Tuhanku, aku telah melakukan perbuatan dosa
meka ampunilah dosaku. Lalu Allah berkata, ―Hamba-Ku
mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang memberi ampunan
terhadap perbuatan dosa serta menghukum atas perbuatan dosa
itu sendiri. Maka telah Aku beri ampun untuk hamba-Ku,
kemudian apabila ia masih melakukan perbuatan dosa lagi.
(hadits masih berlanjut hingga Rasulullah mengucapakannya
33 Ali Imran : 133-136
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
untuk yang keempat kali, ―maka silakan ia berbuat sesuka
hatinya.‖34
Artinya selama masih dalam kondisi seperti ini, setiap
kali ia berbuat dosa ia akan memohon ampunan.
Dalam hadits yang lain diriwayatkan, Rasulullah saw
bersabda, ―Tidaklah merugi orang yang mengucap istighfar
meskipun ia kembali lagi dalam sehati sebanyak tujupuluh
kali.‖35
Ada sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Hakim dari
Uqbah bin Amir bahwa seseorang mendatangi Rasulullah saw
sambil berkata, ―Wahai Rasulullah, bagaimana jika ada orang
berbuat dosa?‖ Rasulullah menjawab, ―Dicatat untuknya.‖
Orang berkata, ―Bagaimana jika ia memohon ampunan?‖
Rasulullah menjawab, ―Ia akan diampuni dan diterima
taubatnya.‖ Orang itu berkata lagi, ―Bagaimana jika ia
berbuat dosa lagi?‖ Rasulullah menjawab, ―Dicatat
untuknya.‖ Orang itu berkata lagi, ―Lalu bagaimana jika ia
bertaubat?‖ Rasulullah menjawab, ―Dia akan tetap diampuni
dan diterima taubatnya. Allah tidak akan bosan hingga
kalian merasa bosan.‖36
Dalam hadits Abi Dzar ra, dari Rasulullah saw riwayat
dari Allah swt, Allah berkata, ―Wahai Bani Adam, apa yang
engkau panjatkan kepada-Ku niscaya Aku ampuni dosa yang ada
darimu. Wahai Bani Adam, sekiranya engkau bawakan dosa-dosa
sehamparan bumi ini asalkan engkau tidak menyekutukan Aku
34 HR.Muslim (2758), Ibnu Hibban (625), an-Nasai dalam al-
Kubra (10252), Ahmad (2/492) dan al-Hakim (4/242)
35 HR. Abu Daud (1514), at-Tirmidzi (3559), al-Baihaqi
(20554), Abu Ya‘la (137, 139),al-Qudha‘I dalam as-Syihab
(788)
36 Al-Hakim dalam al-mustadrak (1/59), (4/257)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
dengan sesuatupun, niscaya Aku bawakan ampunan sehamparan
bumi. Wahai Bani Adam, sekiranya engkau berbuat dosa hingga
setinggi langit kemudian engkau meminta ampunan daripada-Ku
niscaya Aku beri ampunan kepadamu tanpa peduli.‖
Dalam sebuah riwayat dari Abi Dzar ra, dari Nabi
Muhammad saw: Allah swt berkata, ―Barangsiapa berbuat
kebajikan, niscaya ia memperoleh balasan sepuluh kali lipat
darinya atau Aku lebihkan. Barangsiapa melakukan perbuatan
tercela, maka balasannya sebesar perbuatannya itu atau Aku
beri ampunan untuknya. Barangsiapa mendekatkan diri kepada-
Ku selangkah, maka Aku mendekatinya satu lengan. Barang
siapa mendekati-Ku satu lengan, maka Aku mendekatinya
jengkal. Barangsiapa mendekati-Ku sambil berjalan, maka Aku
mendekatinya dengan bergegas. Barangsiapa membawa dosa
seluas bumi kepada-Ku tanpa menyekutukan Aku, niscaya Aku
membawakan untuknya ampunan sebanyak itu pula.‖37
Dari Amr bin Qais al-Mala‘i, ia berkata, ―Iblis berkata,
―Tiga perkara selama manusia ada didalamnya, maka aku bisa
mewujudkan keinginanku: Orang yang menyembunyikan ilmunya,
orang yang melupakan dosa-dosanya, dan orang yang mengagumi
(membanggakan) pikirannya sendiri.‖38
* * *
NABI MEMOHON AMPUN DARI DOSA-DOSA
Dari Ibnu Umar ra, ia berkata, ―Kami pernah menghitung
dalam satu majelis Rasulullah saw mengucap sebanyak seratus
kali kalimat berikut, ―Ya Tuhan ampunilah aku dan terimalah
37 HR.Muslim (2687), Ahmad (5/147, 148, 154, 167, 172, 177),
Ibnu Hibban (226), al-Hakim (4/241), al-Baihaqi dalam
Sya‘bul Iman (1043), Ibnu al-Ju‘di (3423), Ibnu Abi ad-
Dunya dalam Husnu az-zhan billahi (32)
38 Sya‘bul Iman (1926)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan Maha
Pemberi ampun.‖39
Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra, bahwa
Rasulullah saw bersabda, ―Demi Allah, sungguh aku selalu
meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Na setiap
hari lebih dari tujupuluh kali.‖40
Dari Aghri al-Muzna ra bahwa Rasulullah saw bersabda,
―Sungguh rasa lupa itu selalu ada dalam diriku, dan
akuselalu meminta ampunan kepada Allah seratus kali setiap
hari.‖41
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Hudzaifah, ia
berkata, ―Aku berkata, ―Wahai Rasulullah! Aku adalah
seorang yang buruk perkataan, demikian pula kebanyakan
keluargaku. Kemudian Rasulullah saw menjawab, ―Lalu
dimanakah ucapan istighfarmu? Sungguh aku selalu menghucap
istighfar kepada Allah dalam sehari semalam seratus kali.‖42
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas dari
Rasulullah saw, bahawa Rasulullah saw pernah bersabda,
―Barangsiapa yang memperbanyak ucapan istighfar, niscaya
Allah membukakan celah untuknya dari setiap kesusahan,
39 HR. Ahmad (2/21), Abu Daud (1517), at-Tirmidzi (3434),
Ibnu Majah (3814),an-Nasai dalam al-Kubra (10292)
40 HR. Al-Bukhari (6307, 3259), Ahmad (2/282, 341, 450,
925), an-Nasai dalam al-Kubra (10269)
41 HR.Muslim (2702), Abu Daud (1515), Ahmad (4/211, 260),
an-Nasai dalam al-Kubra (10276), at-Thabrani dalam al-Kabir
(1/302)
42 HR.Ahmad (5/394, 396, 397, 402), Ibnu Majah (3817), ad-
Darami (2723), al-Hakim (1/511), Ibnu Hibban (922), an-
Nasai dalamal-Kubra (10282, 10284), Ibnu as-Sina (362), Abu
Naim dalam Hilyatul Awliya (1/276)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
memberikan jalan keluar untuknya dari kesulitan dan
memberinya rezeki yang tiada terduga.43
Abu Hurairah berkata, ―Aku memohon ampun kepada Allah
dan bertaubat kepada-Nya seribu kali setiap hari, yang
demikian itu merupakan tanggunganku.
Aisyah ra berkata, ―Kebahagian yang besar bagi orang
yang mendapati ucapan istighfar yang banyak dalam buku
amalannya.44
Abu Manhal berkata, ―Tidak ada teman yang lebih disukai
seoarang hamba di dalam kuburnya melebihi cintanya pada
istighfar yang banyak.45
Dari Urwah bin Amir ra, ia berkata, ―Sesungguhnya setiap
orang akan diperlihatkan dosa-dosanya, lalu ia melewati
hamparan dosa-dosanya, lalu Allah berkata kepadanya,
―Adapun Aku sesungguhnya amatlah mengasihimu. Maka orang
itu mendapat ampunan.46
* * *
UCAPAN ISTIGHFAR YANG UTAMA
Dalam hadits Syidad bin Aus bahawa Rasulullah saw
bersabda, ‖Ucapan istighfar yang paling utama adalah jika
engkau mengucapkan. ―Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, tiada
Tuhan selain Engkau yang telah menciptakanku dan aku adalah
hamba-Mu. Dan aku memenuhi janji-Mu sebatas kemampuanku.
Aku berlindung pada-Mu dari segala keburukan perbuatanku.
43 HR.Ahmad (1/248), Abu Daud (1518), Ibnu Majah (3819), al-
Hakim (4/262), an-Nasai dalam al-Kubra (10290), al-Baihaqi
(6214), at-Thabrani (10/281)
44 Hadits marfu‘dari Abdullah bin Basyar dalam al-
Kubra,karya an-Nasai (10289), Ibnu Majah (3818)
45 Dalam Jami‘al-Ulum wa al-Hikam,karya Ibnu Rajab (h 397)
46 Az-Zuhd, karya Ibnu al-Mubarak (1362)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Aku kembali kepada-Mu dengan segenap nikmat-Mu terhadapku.
Aku kembali kepada-Mu dengan dosaku maka ampunilah aku.
Sesungguhnya tiada yang berhak mengampuni dosa-dosa selain
daripada Engkau.‖ Kemudian Nabi berkata, ―Barangsiapa
mengucapkan kalimat itu di siang hari dengan seksama lalu
ia mati pada hari itu sebelum memasuki waktu senja, niscaya
ia tergolong sebagi penghuni surga. Barangsiapa
mengucapkannya di malam hari dengan seksama, lalu ia mati
sebelum memasuki wktu pagi niscaya ia tergolong sebagai
penghuni surga.‖47
Abdullah bin Masud berkata, ―Sesungguhnya ucapan yang
paling disukai Allah adalah ucapan seorang hamba yang
mengatakan, ―Ya Allah aku mengakui dosaku dan aku kembali
dengan nikmat-Mu, maka berilah ampunan-Mu kepadaku.
Sesungguhnya tiada yang berhak mengampuni dosa-dosa selain
daripada Engkau.48
* * *
MENGIBA SAAT MENCARI AMPUNAN AllAH
Mengiba tatkala berdoa memohon ampunan Allah swt dinilai
sebagai hal yang sangat penting. Allah swt berkata, ―Aku
sebagaimana dalam persangkaan hamba-Ku tentang Aku, maka
hendaklah hamba-Ku berprasangka tenta-Ku sebagaimana yang
diinginkan.‖49
47 HR. al-Bukhari (6306), at-Tirmidzi (3393), an-Nasai dalam
al-Mujtaba (5522) dan al-Kubra (7963), Ibnu Majah (3872),
Ahmad (4/122, 124), Ibnu Hibban (932, 933), al-Hakim
(2/458),
48 Sya‘bul Iman (7171)
49 HR.Bukhari (7505), Muslim (2675)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Dalam salah satu riwayat dikatakan, ―Janganlah kalian
berprasangka kepada Allah selain prasangka yang baik.‖50
Diriwayatkan dari Said bin Jubair dari Ibnu Umar sebagai
hadits marfu‘, ―Allah mendatangi orang mukmin pada hari
kiamat, Dia mendekatinya hingga membuat oarang itu tertutup
dari pandangan semua makhluk-Ny. Lalu Allah berkata
kepadanya, ―Bacalah! Allah kemudian memberitahukan dosa-
dosa orang itu, lalu berkata lagi, ―Tahukah kamu ini?
Tahukah kamu ini? Orang itu menjawab, ―Ya.‖ Kemudian ia
melihat kanan kirinya, Allah berkata lagi, ‖Tidak perlu
cemas hamba-Ku, kamu berada dalam hijab-Ku hingga idak ada
seorangpun dapat melihat-Mu. Tidak ada seorangpun di antara
Aku dan engkau pada hari ini yang dapat mengintip dosa-
dosamu selain Aku. Aku memberimu ampun atas dosa-dosa itu
cukup dengan satu hal dari semua yang telah kau lakukan
untuk-Ku.oarang itu berkata, ―Apa itu Tuhanku?‖ Allah
menjawab, ―Engkau tidak pernah mengharap ampunan selain
daripada Aku.‖51
Adapun sebab-sebab yang paling utama diberikannya
ampunan oleh Allah adalah apabia seorang hamba yang berbuat
dosa tidak pernah mengharap ampunan selain daripada Allah
semata. Dimana ia menyadari bahwa tidak ada yang berhak
memberi ampunan serta menjatuhkan hukuman selain Allah swt.
Dalam hadits Abu Dzar terdahulu yang telah disebutkan
dari Rasulullah saw sebagai riwayat dari Allah swt,
dikatakan, ―Apa yang telah engkau panjatkan kepada-Ku dan
apa yang telah engkau harap dari-Ku, sesungguhnya telah Aku
berikan ampunan-Ku dan Aku tiada peduli.‖52
50 HR. Ibnu Abi ad-Dunya dalam Husnu az-zhan billahi (84).
51 Jami al-Ulum wa al-Hikam (h 393)
52 Telah dijelaskkan sebelumnya
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Artinya seberapa banyak dosa dan kesalahan itu sama
sekali tidak mengherankan dan tidak pula berlebihan dalam
pandangan Allah.
Dalam hadits shahih Rasulullah saw bersabda, ―Apabila
adadi antara kalian yang berdoa, maka hendaklah ia
membesarkan harapannya. Sesungguhnya tiada sesuatupun yang
mengherankan bagi Allah.‖53
Dosa-dosa manusia meskipun sangat besar dan tiada
terhitung, sesungguhnya ampunan dan rahnat Allah swt jauh
lebih besar dan tiada terhitung daripada besdarnya dosa-
dosa itu. Sesungguhnya pula dosa-dosa yang banyak itu
teramat kecil dibanding dengan ampunan sertarahmat-Nya.
Dalam hadits Jabir bin Abdullah diceritakan bahwa ada
seseorang mendatangi Rasulullahsaw seraya berkata, ―Betapa
banyak dosa-dosaku!dia mengucapnya sebanyak dua atau tiga
kali. Kemudian Rasulullah saw menjawab, ―Ucapkanlah
kalimat: ―Ya Allah sesungguhnya ampunan-Mu jauh lebih agung
daripada dosa-dosaku. Dan rahmat-Mu lebih berharga bagiku
daripada amal-amalku sendiri.‖ Orang itu mengucapkan ucapan
yang diajarkan Rasulullah saw kepadanya. Kemudian
Rasulullah saw berkata kepadanya, ―Ulangi!‖ Orang itu
mengulangi bacaannya. Rasulullah berkata lagi, ―Ulangi!
Oarang itu mengulangi bacaannya lagi. Kemudian Rasulullah
saw berkata kepadanya, ―Bangunlah! Sesungguhnya Allah
telahmengampuni dosa-dosamu.‖54
Sejalan dengan pengertian ini, banyak para ulama yang
mengucapkan bait syair di bawah ini:
53 HR. Muslim (2679), Abu Ya‘la (6496) dari Abi Hurairah
54 HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak (1/543-544), al-Baihaqi
dalam Sya‘bul Iman (7126)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Wahai orang yang besar dosanya
Ampunan Allah lebih besar dari dosa-dosamu
Seberapa banyak dosa-dosa manusia
Maka dibanding pengampunan Allah itu termaafkan.
Dari As-Sya‘bi, ia berkata, ―Aku mendengar ucapan dari
Abdul Malik bin Marwan orang-orang yang hasud terhadapny.
Aku mendengarnya berkata, ―Ya Allah sungguh dosa-dosaku
teramat banyak hinnga melampaui batas. Akan tetapi dosa-
dosa itu teramat kecil dibanding ampunan-Mu, maka berilah
ampunan kepadaku!‖55
Adapun Abu Imran as-Salma pernah membaca syair berikut:
Sesungguhnya aku melakukan dosa yang aku tahu
takarannya. Aku tahu bahwa Allah Maha pemberi ampunan.
Meskipun dosa-dosa manusia teramat banyak, akan tetapi
dibandingkan dengan rahmat Allah, dosa-dosa itu teramat
kecil.56
* * *
BEGINI SEHARUSNYA ISTIGHFAR
Dari Yusuf bin Husein, ia berkata, ―Suatu ketika Dzu An-
Nun ditanya tentang istighfar, lalu ia berkata, ―Wahai
saudaraku! Istighfar adalah istilah yang mengandung enam
makna berikut:
Pertama, menyesali apa yang telah diperbuat.
Kedua, bertekad meninggalkan perbuatan dosa selamanya.
Ketiga, apabila ia merupakan fardhu yang telah engkau
lalaikan sebagai kewajiban antara dirimu dengan Tuhan.
Keempat, menyedekahkan harta dan kekayaan demi
kemaslahatan sesama.
55 Husnu az-Zhan billahi,karya Ibnu Abi ad-Dunya (113)
56 Husnu az-Zhan billahi,karya Ibnu Abi ad-Dunya (114)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Kelima, menghindari makanan (daging dan tumbuhan) yang
diperoleh secara batil.
Keenam, menerima getirnya mentaati kebaikan laksana
menelan manisnya berbuat maksiat.57
Berikut ada petikan bait syair yang selalu
dikumandangkan para pendahulu kita.
Hisab-lah dirimu sebelum datangnya hari perhitungan
Tempuhlah kepedihan dunia sebelum datang adzab akhirat
Jika suatu hari engkau menangis meneteskan airmata
Maka airmata itu akan menyegarkan kalbu
Waspadalah, waspadalah dari makanan dan minuman
Yang engkau peroleh dengan cara yang hina
Atau dari tempat tidur yang engkau tiduri di malam hari
Hingga terlihat jelas harapan di hari baan
* * *
MENANTANG ALLAH DENGAN BERBUAT MAKSIAT
Seorang hamba, apabila dikaruniai Allah swt kemurahan,
harta, kedudukan dan pangkat, lalu karunia itu dipergunakan
untuk berbuat maksiat kepada-Nya, atau jika Allah
meniadakan semua karunia itu, lantas ia tidak berhenti
mengiba kepada Allah dengan segala keluhannya, maka orang
seperti ini tidak pantas memperoleh kemurahan ataupun
cobaan. Pasalnya, dengan kemurahan yang diterimanya hanya
akan menjadikan dirinya menjadi lemah dan mudah mengeluh.
Sebaliknya, cobaan dari Allah bisa menyeretnya pada
kekafiran, pengingkaran serta pengaduannya kepada ciptaan
Allah.
Dan hamba tersebut masih saja membenci Allah swt
dengan terus menerus berbuat maksiat, hingga ia berpaling
57 Sya‘bul Iman (7186)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
dari Allah dan menutup pintu di hadapanya. Namun demikian
Allah swt tidak memutuskan rahmat-Nya. Bahkan Allah
berkata, ―Kapanpun engkau datang kepada-Ku niscaya Aku
menerimamu. Jika engkau mendatangi-Ku malam hari, Aku tetap
menerimamu. Jika engkau mendatang-Ku siang hari niscaya Aku
menerimamu. Jika engkau mendekati-Ku sejengkal saja,
niscaya Aku mendekatimu satu lengan. Jika engkau mendekati-
Ku satu lengan, niscaya Aku mendekatimu satu depa. Jika
engkau berjalan menuju Aku, niscaya Aku berlari menuju
kamu. Andaikan engkau mendatangi-Ku dengan membawa dosa
seluas bumi ini tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu
apapun, niscaya Aku memberimu ampunan sebanyak itu pula.
Sekiranya dosa-dosamu mencapai langit, kemudian engkau
memohon ampunan terhadap-Ku, niscaya Aku memberimu ampunan.
Adakah siapa yang kebaikan dan kemurahannya lebih daripada
Aku?
Hamba-hamba-Ku menentang-Ku dengan berbuat maksiat dan
dosa-dosa, padahal Aku tetaplah yang menjaga mereka.
Sesungguhnya Aku, jin dan manusia berada dalam berita yang
gempar; Aku yang menciptakan namun mereka menyembah selain
daripada Aku. Aku yang memberi rizki, akan tetapi mereka
mensyukuri selain Aku. Kebaikan-Ku turun kepada hamba-
hamba-Ku, sebaliknya keburukan mereka naik kepada-Ku. Aku
mengasihi mereka dengan nikmat-nikmat-Ku, padahal Aku tiada
butuh kepada mereka. Sementara mereka membenci-Ku padahal
mereka teramat fakir terhadap-Ku. Siapa yang menghadap-Ku
niscaya Aku menemuinya dari jauh, dan siapa berpaling dari-
Ku niscaya Aku memanggilnya dari dekat. Barangsiapa
meninggalkan sesuatu karena Aku, niscaya Aku memberinya
lebih dari yang dia punya. Barangsiapa menghendaki
keridhaan-Ku, maka Aku menghendaki apa yang dia inginkan.
Barangsiapa bertindak dengan daya dan kekuatan-Ku, maka Aku
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
lenturkan baginya bijih besi. Mereka yang gemar merdzikir
terhadap-Ku niscaya menjadi bagian dari majelis-Ku. Mereka
yang gemar mensyukuri-Ku niscaya menjadi golongan orang
yang menerima tambahan dari-Ku. Mereka yang gemar berbuat
taat terhadap-Ku adalah termasuk orang-orang yang menerima
kemurahan-Ku. Sedangkan mereka yang selalu berbuat maksiat
terhadap-Ku adalah mereka yang Aku putuskan harapan akan
rahmat-Ku. Jika mereka bertaubat kepada-Ku, sungguh Aku
mengasihi mereka. Sesungguhnya Aku mencintai orang-orang
yang bertaubat dan orang-orang yang suci. Jika mereka tidak
bersedia bertaubat kepada-Ku maka Aku adalah tabib bagi
mereka. Aku menimpakan musibah kepada mereka tidak lain
untuk mensucikannya dari aib. Siapa lebih mengutamakan Aku
dari yang lain, niscaya Aku mengutamakannya di atas orang
lain. Satu kebaikan terhadap-Ku berbalas sepuluh kebaikan
semisalnya, hingga mencapai tujuratus kali, bahkan
berlipat-lipat. Adapun satu keburukan terhadap-Ku akan
berbalas satu keburukan saja. Jika mereka menyesali
keburukan itu, lalu memohon ampun kepada-Ku niscaya Aku
mengampuninya. Aku membalas amalan yang sekecil apapun dari
hamba-Ku, dan Aku mengampuni dosa sebanyak apapun dari
mereka. Rahmat-Ku mendahului amarah-Ku. Kasih sayang-Ku
mendahului hukuman-Ku. Demikian pula ampunan-Ku mendahului
murka-Ku. Aku menyayangi hamba-Ku melebihi kasih sayang
orang tua terhadap anak-Nya. Allah lebih senang dengan
taubat hamba-Nya melebihi kesenangan orang yang tunggannya
tersesat di padang tandus, sedangkan makanan serta
minumannya terbawa oleh tunggannya. Setelah mencarinya
hingga berputus asa, lalu bersandar di bawah pohon terlelap
menanti ajal, dan saat terbangun tiba-tiba ia melihat
tunggannya berada di atasnya dengan tali yang sudah
tertambat di pohon. Sungguh Allah lebih senang dengan
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
taubat hamba-Nya melebihi rasa senang orang ini terhadap
tunggangannya.58
Namun demikian, kesenangan seperti ini adalah senang
dalam makna ihsan, yang berarti juga kasih sayang serta
kebajikan dari Allah. Bukan senang sebagai rasa yang tumbuh
dari adanya taubat tersebut. Demikian pula pertolongan
Allah kepada hamba-Nya. Semua itu merupakan kebaikan Allah
kepada hamba-Nya, bukan sebagai sesuatu yang tumbuh dan
berkembang, atau sesuatu yang bertambah dari yang semula
adalah kecil. Bukan pula sebagai sesuatu yang menjadi agung
dari yang semula remeh. Atau dengan sesutu itu menjadi
menang setelah semula kalah. Jadi sedikitpun Allah tidak
memanfaatkannya dalam hal apapun. “Dan katakanlah: “Segala
puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak
mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina
yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan
pengagungan yang sebesar-besarnya.” 59 Dalam ayat tersebut
Allah menafikan adanya penolong bagi-Nya dari kehinaan.
Allah adalah penolong orang-orang yang beriman, dan mereka
adalah penolong-Nya. Ini adalah urusan Allah dan urusan
hamba-Nya. Mereka membangun dosa-dosa bagi diri mereka
sendiri, lalu membawa dosa-doa itu kepada qadar Allah.
Betapa indah ucapan seorang pujangga berikut:
Jarak memisahkan kekasihmu selamanya
Engkau terus menangisinya dengan airmata membanjir
Dirimu mendustakanmu, engkau bukanlah kekasihnya
58 Ada dalam hadits yang diriwayatkan Muslim (2744), dan al-
Baihaqi dalam sunan-nya (20556) dari Ibnu Mas‘ud
59 Al-Isra : 111
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Kau keluhkan kutukan, padahal dirimulah sumber kezhaliman.60
* * *
MAKNA BERTAUBAT
Taubat adalah istilah yang mengandung makna penyesalan
yang melahirkan niat serta tekad. Penyesalan yang dimaksud
adalah sikap yang dilandasi pengetahuan bahwa perbuatan
maksiat dapat menjadi penghalang antara dirinya dengan
kekasihnya (sesuatu yang diidamkan). Tiap-tiap unsur tadi—
pengetahuan, penyesalan serta tekad—dengan sendirinya harus
terlaksana secara permanen dan sempurna, yang kesemuanya
itu memiliki konsekuensi tersendiri.
Pengetahuan adalah pemahaman dan kesadaran yang mendalam
akan perlunya seseorang bertaubat.
Sedangkan penyesalan adalah keresahan hati disebabkan
telah menyia-nyiakan sesuatu yang dicintainya. Penyesalan
semacam ini dapat dilihat dari sikap-sikap yang
mencerminkan rasa sedih, resah dan gundah. Adakalanya
seseorang yang sedang menyesali perbuatannya akan menangis
dan meneteskan airmata penyesalan. Bahkan adapula yang
selalu termenung untuk beberapa lama. Barangsiapa yang
merasa tengah dirundung malang, apakah terhadap anaknya
atau orang-orang yang dicintainya, hal itu akan semakin
memperpanjang rasa sedih dan penyesalan dalam dirinya.
Dalam kondisi semacam ini, lantas siapakah yang lebih
berkuasa dan perkasa daripada dirinya? Kemalangan apalagi
yang dapat melebihi pedihnya api neraka? Dan perkara
apalagi yang dapat menunjukinya akan turunnya musibah?
Siapa yang dapat ia percayai lagi selain Allah dan Rasul-
Nya? Sekiranya ada seorang dokter yang berkata padanya
60 Madarij as-Shalihin, karya Ibnu al-Qayyim (1/194-195)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
bahwa penyakit anaknya atau orang-orang yang dicintainya
tidak mungkin dapat disembuhkan, bahwa penderita itu tidak
lama lagi akan mati, niscaya hal itu hanya akan
memperpanjang rasa sedihnya yang sudah sangat dalam.
Anaknya bukanlah orang yang lebih perkasa dari dirinya
sendiri. Bahkan dokter itupun tidak lebih tahu dari Allah
dan Rasul-Nya. Ajalpun tidak lebih lebih menakutkan dari
api neraka kepunyaan Allah. Sakit itu sendiri bukanlah
pertanda yang lebih jelas dari kematian karena telah
melakukan maksiat yang mendatangkan amarah Allah dan akan
berhadapan dengan api neraka.
Perlu diketahui bahwa penderitaan yang semakin dalam dan
sedih, dengan sendirinya semakin membuka peluang
dihapuskannya dosa-dosa. Adapun tanda-tanda penyesalan yang
benar adalah apabila hati telah menjadi lapang, sementara
air mata terus mengalir deras. Dalam sebuah khabar
dikatakan, ―Berbaurlah dengan para tawwabin, sesungguhnya
mereka orang-orang yang lembut hatinya.‖61 Karena kelembutan
hati mereka ini, maka ucapan-ucapan yang baik dapat dengan
cepat menyentuh hatinya. Mereka adalah arang-orang yang
sangat dekat dengan rasa lapang dan kasih sayang.
* * *
GETIRNYA BERBUAT DOSA
Tanda-tanda penyesalan dapat dilihat dari sikap yang
mencerminkan keengganan hati terhadap perbuatan dosa
sebagai ganti dari sikap sebelumnya yang gemar melakukan
61 Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya dalam at-Tawbah
(144), Abu Naim dalam Hilyatul Awliya (1/51), Ahmad dalam
az-Zuhd (h 120), Hannad dalam az-Zuhd (894), Ibnu al-
Mubarak dalam az-Zuhd (132)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
maksiat. Sikap yang dahulu menyenangi berubah menjadi
benci. Kebiasaan yang dahulu senang berbuat dosa berubah
menjadi acuh dan menjauhinya.
Jika anda katakan, ―Bagaimana bisa perbuatan dosa itu
terasa getir, sementara secara alami ia sangat menggiurkan?
Maka katakanlah, ―Barangsiapa menghisap madu yang di
dalamnya terdapat racun, sedangkan ia tidak merasakannya
saat menghisap madu itu, lantas ia jatuh sakit yang
berkepanjangan, maka apabila disuguhkan madu yang serupa
yang didalamnya terdapat racun yang sama pula, sementara ia
benar-benar sedang menginginkan lezatnya madu itu, apakah
ia akan menolak madu tersebut atau mungkin ia malah
menerima kembali?
Mungkin anda akan berkata, ―Tidak, karena dia tidak
ingin melihatnya lagi. Atau malah bisa jadi ia akan
menghindari madu yang tidak menyimpan racun sama sekali,
karena keserupaan madu itu dengan yang lainnya. Jadi, rasa
pahit dan getir yang dirasakan oleh orang yang bertaubat
dapat diumpamakan seperti ini. Karena pengetahuannya bahwa
dosa itu laksana madu yang menyebabkan ia sakit keracunan.
Dengan demikian, taubat semestinya didasari dengan
pemahaman dan kesadaran keimanan seperti contoh tadi.
Manakala keimanan semacam ini tertanam kuat dalam hati,
niscaya taubat orang-orang yang menyadari kesalahannya akan
semakin kuat pula. Sungguh kita tidak mendapati manusia
yang luput dari berbuat salah dan dosa.62
* * *
BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH
62 Ihya Ulum ad-Din (4/34)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Dari Abi Hurairah ra, dari Rasulullah saw, ―Allah swt
berkata, ―Aku sebagaimana persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku.
Dan Aku bersamanya manakala ia mengingat-Ku.‖63
Dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah dari Nabi
Muhammad saw, ―Allah swt berkata, ―Aku sebagaimana
persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku, jika berprasangka baik
kepada-Ku maka kebaikan itu untuknya. Maka janganlah
berprasangka kepada Allah kecuali prasangka yang baik.‖64
Abdullah berkata, ―Demi Dzat yang tiada Tuhan yang
berhak disembah selai Dia! Seorang hamba mukmin niscaya
akan dikaruniai kebaikan karena berprasangka baik kepada
Allah. Demi Dzat yang tiada Tuhan selain Dia! Seorang hamba
yang berprasangka baik kepada Allah, niscaya Allah akan
memberikan kebaikan seperti yang disangkakan itu,
sesungguhnya segala kebaikan itu ada pada-Nya.‖65
Hayan Abu Nadhr berkata, ―Watsilah Bin Asyqa‘ berkata
padaku, ―Mari ikut bersamaku mengunjungi Yazid bin Aswad,
aku dengar bahwa ia sedang jatuh sakit.‖ Ibnu Hayan
berkata, ―Lalu aku mengikutinya, ia menemui Yazid Bin Aswad
yang terbaring dan tak sadarkan diri.‖ Watsilah berkata
kepadaku, ―Panggillah namanya!‖ Aku berkata kepada Yazid,
―Wahai Yazid, ini saudaramu Watsilah datang menjengukmu.‖
Lalu Allah menyadarkannya kembali saat mendengar bahwa
Watsilah datang menjenguknya. Kemudian ia mengarahkan kedua
tangannya, kedua tangan itu mencari-cari dimana Watsilah
berada. Aku segera menyahut tangan Watsilah dan aku temukan
ke tangannya. Aku tahu ia ingin sekali memegangkan
tangannya pada Watsilah, hal itu karena kedudukan tangan
63 Telah dijelaskan sebelumnya
64 Telah dijelaskan sebelumnya
65 Husnu az-Zhan billah (83)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Watsilah di sisi Rasulullah saw. Kemudian ia mengusapkan
tangan itu sekali ke wajahnya, dan sekali ke dadanya.
Watsilah berkata, ―Beritahu kepadaku bagaimana kamu
berprasangka kepada Allah?‖ Ia menjawab, ―Dosa-dosaku yang
meruah telah membuatku tenggelam dan aku khawatir akan
segera lenyap bersamanya. Namun aku masih berharap rahmat
dari Allah.‖
Lalu Watsilah berkata, ―Allahu Akbar! Ahlul bait selalu
mengucapkan takbir untuk kebesaran Allah. Kemudian Watsilah
melanjutkan ucapannya, ―Allahu Akbar! Aku mendengar
Rasulullah saw pernah bersabda, ―Allah swt berkata, ―Aku
sebagaimana dalam persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Maka
bebaslah orang yang berprasangka terhadap-Ku seperti yang
ia kehendaki.66
Dalam salah satu riwayat diceritakan, ―Watsilah menemui
orang sakit lalu berkata, ―Bagaimana keadaanmu?‖ Orang
sakit itu menjawab, ―Sungguh aku merasakan ketakutan yang
sangat, aku khawatir tidak diberi kesempatan lagi setelah
adanya ketetapan. Aku selalu berharap kepada Allah, dan
pengharapanku melebihi rasa takutku. Watsilah kemudian
berkata, ―Allahu Akbar! Aku mendengar Rasulullah saw
bersabda, ―Rasa takut dan penuh harap telah bersumpah untuk
tidak berkumpul dalam diri seseorang di dunia ini sehingga
ia mencium aroma api neraka. Tidak pula akan berpisah dalam
diri seseorang di dunia ini sehingga ia mencium aroma
surga.67
* * *
BERHARAP KEPADA ALLAH WAJIB DIIMANI
66 Husnu az-Zhan billah (2),al-Aqibah fi Zikri al-Maut,
karya Abdul Haq al-Isybili (h 146)
67 Sya‘bul Iman (1004)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
“Dan mereka mengharakan rahmat-Nya dan takut akan azab-
Nya, sesungguhnya adzab Tuhanmu adalah suatu yang (harus)
ditakuti.” 68
“Dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya
rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat
baik.” 69
“Katakanlah, Hai hamba-hamba-Ku yangmelampaui batas
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa
dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” 70
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik,
dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik)
itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” 71
Dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah saw, ―Sekiranya
orang mukmin mengetahui hukuman dari Allah swt, niscaya
tidak satupun yang berharap pada suraga-Nya, sekiranya ada
orang kafir yang mengetahui rahmat Allah swt, niscaya tidak
satupun yang akan berputus asa dari surga-Nya.‖72
“Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan
mendatangi nereka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu
kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan
menyelamatkan orang-orang yang bertakwadan membiarkan
68 Al-Isra: 57
69 Al-A‘raf: 56
70 Az-Zumar: 53
71 An-Nisa: 48
72 Al-Bukhari (6469), Muslim (2755), at-Tirmidzi (3542),
Ahmad (1/334, 397, 484), Ibnu Hibban (345, 656), Abu Ya‘la
(6507), Husnu az-Zhan billah (19)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan
berlutut.” 73
Untuk itulah , maka orang-orang salaf yang merasa takut
berkata, ―Sesungguhnya ketakutan kami adalah karena kami
meyakini kami akan kembali ke neraka, dan kami merasa ragu
bisa menggapai keselamatan.
Mengimani harapan kepada Allah merupakan kewajiban agar
berhasil memperoleh keselamatan dan pertolongan dari Allah.
Selain ayat-ayat diatas beserta hadits Rasulullah saw, ada
sebuah khabar yang diriwayatkan oleh Hasan al-Bashri yang
datang dari Anas dari Nabi Muhammad saw, bahwa beliau
bersabda, ―Seseorang di dalam neraka memohon kepada Allah
selama seribu tahun dengan ucapan ―Ya Hannan, Ya Mannan.‖
Kemudian Allah berkata kepada Jibril, ―Pergilah, bawakan
kepada-Ku hamba-Ku ini!‖ Jibril segera berangkat ke neraka,
dan dia menemukan para penghuni neraka saling memohon dan
menangis. Lalu ia kembali kepada Allah dan menceritakan
keadaan di neraka. Allah berkata lagi, ―Pergilah dan
bawakan kepada-Ku hamba-Ku, ia berada ditempat begini dan
begini.‖ Jibril segera berangkat dan kembali membawa hamba
itu. Allah berkata, ―Wahai hamba-Ku bagaimana rasanya
tempatmu?‖ Hamba itu menjawab, ―Wahai Tuhanku, sungguh itu
adalah seburuk-buruk tempat yang aku huni.‖ Allah berkata
kepada para malaikat, ―Kembalikan hamba-Ku ini!‖ Lalu hamba
itu berkata, ―Ya Tuhanku, sekali-kali aku tidak pernah
berharap Engkau kembalikan aku jika Engkau telah
73 Surat Maryam: 71-72
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
mengeluarkanku dari sana!‖ Kemudian Allah berkata kepada
para malaikat, ―Tinggalkanlah hamba-Ku ini!‖74
Tatkala Hasan Bashri menceritakan riwayat ini, beliau
berkata, ―Aku berharap sekiranya aku adalah orang itu.‖
Kisah itu menunjukkan bahwa harapan seorang hamba yang
begitu besar menjadi sebab keberhasilannya memperoleh
keselamatan dan ampunan dari Allah swt. Marilah memohon
kebaikan kepada Allah atas rahmat dan karunia-Nya.75
* * *
ANTARA BERHARAP DAN CEMAS
Dari Anas ra bahwa suatu ketika Rasulullah saw menjenguk
seorang pemuda yang tengah menunggu ajal. Rasulullah saw
berkata, ―Apa yang kamu rasakan?‖
Pemuda itu menjawab, ―Aku selalu berharap kepada Allah
dan cemas akan dosa-dosaku.‖
Rasulullah saw berkata, ―Tidaklah bertemu (harapan dan
ketakutan) dalam hati seorang hamba pada keadaan seperti
ini kecuali Allah akan mengabulkan harapannya, dan Allah
akan menenangkan hatinya dari rasa takut.‖76
74 Ditakhrij oleh Ahmad (3/230), Al-Baihaqi dalam Sya‘bul
Iman (320, 347),Abu Ya‘la (4210), Ibnu Abi ad-Dunya dalam
Husnu az-Zhan billahi (110) sanadnya dhaif.
75 Ihya Ulum ad-Din (4/26)
76 HR. Ahmad dalam az-Zuhd (h 25), at-Tirmidzi (983), an-
Nasai dalam al-Kubra (10901), Ibnu Majah (4261), al-Baihaqi
dalam Sya‘bul Iman (1001), Ibnu Abi ad-Dunya dalam Husnu
az-Zhan billahi (31), Abu Ya‘la (3303), sanadnya baik
sebagaimana yang disebut dalam at-Targhib, karya al-
Mundziri (5125)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Dari Said al-Musayyab bahwa Umar bin Khattab suatu
ketika pernah mengeluh, kemudian Rasulullah saw
menjenguknya lalu berkata, ―Apa yang kamu rasakan Ya Umar?‖
Umar menjawab, ―Aku berharap akan tetapi aku juga merasa
takut.‖
Lalu Rasulullah saw berkata, ―Sekali-kali tidaklah
antara harapan dan rasa takut itu bertemu dalam hati
seorang hamba kecuali Allah akan mengabulkan harapannya dan
menenangkannya dari rasa takut.‖77
Dari Aisyah Ummul mukminin ra, ia berkata, ―Jubaib bin
Haritrs atang kepada Nabi lalu berkata, ―Wahai Rasulullah!
Sesungguhnya aku ini seorang lelaki yang banyak dosa.‖
Rasulullah saw menjawab, ―Bertaubatlah kepad Allah, wahai
Jubaib!‖ Jubaib menjawab, ―Ya Rasulullah, Aku telah
bertaubat, namun aku mengulanginya lagi.‖ Rasulullah saw
berkata lagi, ―Setiap kali engkau berbuat dosa, maka
bertaubatlah!‖ Jubaib berkata lagi, ―Ya Rasul, jadi dosaku
akan semakin bertambah.‖ Rasulullah menjawab, ―Ampunan
Allah swt jauh lebih banyak daripada dosa-dosa kamu, wahai
Jubaib!‖78
Berkaitan dengan tema ini, sebelumnya telah kami uraikan
sebuah hadits yang mengisahkan Watsilah bin Asyqa‘,
sebagaimana pula telah kami jelaskan dalam hadits Jabir bin
Abdullah mengenai seseorang yang mengadukan dosa-dosanya
kepada Rasulullah saw. Ketika itu Rasulullah saw berkata,
―Katakan: Ya Allah sungguh ampunan-Mu amatlah luas daripada
dosa-dosaku. Dan rahmat-Mu lebih aku harapkan daripada
amalanku sendiri.‖
77 Sya‘bul Iman (1003)
78 Al-Ishabah (1086), Sya‘bul Iman (7091), at-Tawbah, karya
Ibnu Asakir (8), Jamial-Ulum wa al-Hikam (h 164)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Orang yang beriman selalu berada dalam kondisi cemas dan
berharap. Dan setiap orang selalu berada antara derita dan
keleluasaan. Rasa takut melahirkan sikap bagi pelakunya apa
yang tidak muncul dari rasa berharap. Rasa takut itu akan
memperlihatkan perbedaan yang sangat jelas antara orang
yang gagal (binasa) dan yang berhasil (selamat). Islam
sendiri datang dengan membawa pesan-pesan kebinasaan serta
keselamatan. Nabi Muhammad adalah seorang yang penuh harap
lagi cemas, gembira dan waspada. Sesungguhnya Nabi telah
menjelaskan dua perkara tersebut dengan sangat jelas. Akan
tetapi syetan selalu mengelabuhi pandangan manusia dengan
dalih ampunan serta ihsan. Padahal nafsu jahat mereka
selalu mengajak kepada keburukan dengan janji-janji surga.
Iblis merasuki manusia melalui pengertian ‗harapan‘ (raja‟)
dengan maksud mencelakakan mereka. Orang-orang yang telah
dirasuki bisikan iblis akan dengan mudah berdalih, ―Tuhan
akan mengampuni kami sebagaimana dikatakan kepada umat
sebelum kami.‖ Apakah mereka tidak menyadari betapa murka
Tuhan amatlah pedih siksa-Nya. Apakah mereka lupa bahwa
kehidupan akhirat terbagi menjadi dua; taman surga dan
lembah neraka? Dan apakah mereka tidak ingat bahwa manusia
ini selalu berada antara dua rasa takut dan harap? Entah
akan kembali menuju surga karena pertolongan Allah swt,
atau terjerumus ke neraka karena menerima keadilan Tuhan?
Siapa saja yang merasa cukup hanya dengan berharap tanpa
mengenyam rasa takut kepada Allah, maka ia tidak akan
mengetahui akibat dari perbuatannya. Sesungguhnya orang
mukmin yang selamat dan berhasil adalah mereka yang beriman
kepada Allah, Rasul-Nya, hari kiamat, berbuat kebajikan
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
serta menghindarkan diri dari segala hal yang dapat
membinasakannya, apakah berupa azab atau berkah.79
Abdul Wahid bin Zaid berkata, ―Aku berkata kepada Zaid
An-Numairi, ―Sampai dimanakah puncak rasa takut?‖ Dia
menjawab, ―Memuliakan Allah dari tempat keburukan.‖ Aku
berkata lagi, ―Lalu apa puncak harapan?‖ Dia menjawab,
―Selalu merenungi Allah dalam keadaan apapun.‖80
Sedangkan Dzu an-Nun al-Mashri pernah mengatakan,
―Seyogiyanya rasa takut—dalam hati orang beriman—itu lebih
terlihat jelas daripada harapannya. Apabila harapan itu
lebih besar maka hati akan menjadi kacau.81
Adapun Abdullah Bin Taheer, ia pernah berkata, ―Ada
segolongan umat memohon kepada Allah melalui perbuatan,
adapula yang memohon kepada-Nya melalui rahmat, maka
bagaimanakah antara orang yang memohon kepada Tuhan melalui
Tuhannya dan antara orangyang memohon kepada Allah melalui
amalannya. Padahal tidaklah antara orang yang berharap
kepada Tuhannya melalui amalannya sama seperti orang yang
berharap kepada Tuhannya melalui diri-Nya.
Masih menurut Abdullah bin Taheer, ia berkata, ―Seberapa
besar ketaatan kita hingga dapat menerima nikmat-Nya? Dan
seberapa kecil dosa-dosa kita hingga dapat memperoleh
pengampunan-Nya? Sungguh aku berharap agar dosa-dosa kita
dalam ampunan-Nya lebih sedikit daripada ketaatan kita
dalam nikmat-Nya. Dengan demikian, tidak ada seorang hamba
yang dosanya dapat mencemari ampunan Tuhan-Nya.82
* * *
79 Yaqdhah Awla al-I‘tibar, karya al-Qanuji (h 19-20)
80 Husnu az-Zhan billahi (120)
81 Al-Ihya‘ (4/162)
82 Hilyatul Awliya (10/352)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
TIDAK ADA YANG AMAN DARI MURKA ALLAH
Penegasan-penegasan yang menjelaskan bahwa tidak ada yang
aman dari murka serta adzab Allah tidaklah terbatas. Dan
semua itu memiliki arti bahwa ketakutan (rasa takut)
merupakan sikap terpuji. Karena penghormatan sesuatu dapat
ditunjukkan dengan cara memandang penting akan lawannya
yang menafikannya. Lawan daripada ketakutan adalah rasa
aman, sebagaimana lawan dari harapan adalah putus asa.
Sebagaimana pula pentingnya bersikap rendah diri
menunjukkan betapa besarnya keutamaan berharap. Demikian
pula penghormatan akan rasa aman menunjukkan betapa penting
dan besar keutamaan bersikap takut, yang berlawanan dengan
rasa aman tersebut. Karena keduanya merupakan dua hal yang
saling menetapi. Sehingga dengan demikian, setiap orang
yang mengharapkan kasih sayang, maka dengan sendirinya ia
merasa takut akan akan ketiadaannya. Jadi jika ia tidak
merasa khawatir atau takut tidak memperoleh kasih sayang
tersebut, itu artinya ia tidak mengharapkannya. Jelaslah
bahwa cemas (takut, khawatir) dan berharap merupakan dua
hal yang saling menetapi. Dan mustahil menafikan yang satu
dari yang lain. Allah berfirman:
―Dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan
mereka adalah orang-orang yang khusu‟ kepada Kami.” 83
“sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan
berharap.” 84
Karena itulah orang arab mengibaratkan cemas dengan
istilah harap. Allah berfirman, ―mengapa kamu tidak percaya
83 Al-Anbiya : 90
84 As-Sajadah: 16
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
akan kebesaran Allah.‖ 85 tidak percaya yang berarti tidak
takut. Dan masih sangat banyak istilah raja‟ (berharap) di
dalam al-quran yang bermakna cemas atau takut, itu
disebabkan keduanya merupakan dua hal yang saling menetapi.
Jadi orang Arab terbiasa menyebut sesuatu dengan sesuatu
yang menetapinya. Bahkan semua keterangan yang menyebutkan
keutamaan menangis karena takut kepada Allah, pada dasarnya
menunjukkan keutamaan rasa takut itu sendiri. Karena
menangis merupakan buah dari rasa takut. Allah berfirman,
―Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis
banyak.” 86
“Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan
mereka bertambah khusu‟.” 87
“Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini?
Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis? Sedang kamu
melengahkan (nya)?” 88
Seperti itulah gambaran mereka. Orang-orang saleh di
masa lampau selalu membiasakan diri dengan ibadah. Allah
berfirman, “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah
mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu
bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan
mereka.” 89
Mereka cemas akan diri mereka, hingga
menghabiskan siang dan malamnya untuk selalu taat kepada
Allah. Mereka telah mencapai puncak takwa, menjaga diri
dari syubhat dan syahwat. Namun demikian mereka tetap saja
85 Nuh: 13
86 At-Tawbah : 82
87 Al-Isra: 109
88 An-Najm: 59-61
89 Al-Mukminun: 60
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
masih menangisi diri mereka karena takut jiwa mereka masih
kosong.
Berbeda dengan generasi sekarang. Orang-orang di zaman
sekarang merasa aman, bahagia tanpa rasa cemas sedikitpun.
Bersama itu pula mereka gemar melakukan perbuatan maksiat
bahkan asyik dengan kehidupan dunia. Mereka berani
berpaling dari Allah swt dengan dalih bahwa mereka percaya
sepenuhnya akan kemurahan serta rahmat Allah kepada hamba-
Nya. Aneh apabila mereka masih saja mengharapkan ampunan
dari Allah sementara dalam hati mereka tidak merasa cemas
menjalankan perbuatan maksiat, yang berarti menantang Allah
swt. Seolah-olah mereka mengklaim bahwa mereka lebih
mengetahui kemurahan serta fadhilah Allah yang tidak
diketahui oleh para nabi sekalipun, atau para sahabat dan
generasi muslim terdahulu. Apabila hal ini dapat mereka
peroleh cukup dengan angan-angan, lantas apa yang dapat
membuat mereka untuk merasa cemas dan menangis?
Telah diriwayatkan dalam sebuah hadits marfu‘: Akan
datang suatu zaman di mana al-quran dikenakan oleh orang-
orang ibarat pakaian yang menempel di badan. Keadaan mereka
selalu merasa senang dan penuh harap tanpa rasa cemas dan
takut sedikitpun. Jika ada yang baik dari mereka, maka
mereka mengatakan, ―semoga diterima oleh Allah.‖ Sebaliknya
jika ada keburukan dari mereka, maka mereka mengatakan,
―semoga kami diampuni.‖ 90 Riwayat tersebut menggambarkan
betapa orang-orang di zaman sekarang menempatkan sesuatu
yang berarti ‗harap‘ pada sesuatu yang seharusnya berarti
cemas. Hal itu tidak lain karena kebodohan mereka akan
90 Menurut al-Iraqi hadits ini ditakhrij oleh Abu Mansur ad-
Dailami dalam ‗Musnad al-Firdaus‘ dari Ibnu Abbas melalui
sanad dhaif.
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
ancaman-ancaman yang ada dalam al-quran.91 Bagaimana bisa
orang mukmin tidak merasa takut sementara Rasulullah saw
pernah menegaskan; ―Surat Hud dan surat al-Waqi‘ah membuat
merinding seluruh rambutku.92
Allah berfirman, “Apabila matahari digulung,” 93
“Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?” 94
Menurut salah seorang ulama bahwa itu adalah karena
banyaknya ucapan-ucapan binasa dalam surat Hud, misalnya,
―Ingatlah kebinasaanlah bagi kaum 'Ad (yaitu) kaum Huud
itu.‖ 95 ―Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud.”
96
―Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana
kaum Tsamud telah binasa.” 97 Padahal Nabi mengetahui bahwa
sekiranya Allah menghendaki, sekali-kali mereka tidak akan
menyekutukan-Nya. Yang berarti apabila Allah menhendaki
niscaya Dia akan memberi petunjuk pada setiap orang.
Dalam surat al-Waqi‘ah dijelaskan, “Tidak seorangpun
dapat berdusta tentang kejadiannya. (Kejadian itu)
91 Ihya Ulum ad-Din (3/386 - 387)
92 Diriwayatkan at-Tirmidzi dalam sunan-nya (3297), al-Hakim
(2/343) dari Ibnu Abbas. Diriwayatkan pula oleh at-Tirmidzi
dalam kitab as-Syamail an-Nabawiyyah (42), Abu Ya‘la (880),
at-Thabrani dalam al-kabir (22/123) dari Abi Juhaifah
93 At-Takwiir: 1, yang dimaksud adalah makna keseluruhan
surat.
94 An-Naba‘: 1, yang dimaksud adalah makna keseluruhan
surat.
95 Hud: 60
96 Hud: 68
97 Hud: 95
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang
lain).” 98
Ayat tersebut mengandung pengertian bahwa segala yang
ada telah tercatat, tidak dapat dirubah serta semua
peristiw ayang berlalu telah usai. Hingga tiba waktunya
hari kiamat. Di mana hari itu adalah hari yang menentukan.
Entah Allah akan merendahkan orang-orang yang dahulu
berjaya di dunia, atau sebaliknya akan meninggikan orang-
orang yang dahulu direndahkan selama di dunia.
Dalam surat at-Takwiir, dijelaskan kejadian hari
kiamat yang menakutkan serta pertanda hari telah berakhir.
―Dan apabila neraka Jahim dinyalakan. Dan apabila surga
didekatkan. Maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang
telah dikerjakannya.‖ 99
Dalam surat an-Naba‘ dijelaskan: “Sesungguhnya Kami telah
memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat,
pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh
kedua tangannya; dan orang kafir berkata:"Alangkah baiknya
sekiranya dahulu adalah tanah". 100
―Pada hari, ketika ruh(1550) dan para malaikat berdiri
bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang
telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah;
dan ia mengucapkan kata yang benar.” 101
Al-quran sendiri, dari awal hingga akhir, berisi
pesan-pesan agar manusia takut kepada Allah swt. Namun hal
itu tentu hanya bisa ditangkap oleh orang-orang yang punya
98 Al-Waqi‘ah: 2-3
99 At-Takwiir: 12-14
100 An-Naba‘: 40
101 An-naba‘: 38
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
hati dan bersedia menghayati. Andaikata di dalam al-quran
hanya terdapat firman Allah, “Dan sesungguhnya Aku Maha
Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal
saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.” 102
niscaya
segala sesuatu lengkap adanya. Jadi ampunan itu dikaitkan
dengan empat syarat yang tiada seorang hambapun sanggup
memenuhinya.
Akan halnya dengan para Nabi, terlepas akan nikmat-
nikmat yang mereka terima, sesungguhnya ketakutan itu
karena mereka tidak merasa aman dari azab Allah. “Maka
apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak
terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dari azab Allah
kecuali orang-orang yang merugi.” 103
Pernah diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad bersama Jibril
as menangis karena takut kepada Allah. Lalu Allah berkata
kepada mereka, ―Apa yang membuat kalian menangis, padahal
Aku telah menjamin keselamatan kalian?‖ Mereka menjawab,
―Siapa yang bisa aman terhindar dari azab-Mu?‖104
Seolah-
olah tatakala keduanya mengetahui bahwa Allah swt Maha
Mengetahui yang ghaib, dan bahwa keduanya tidak mengetahui
kapan akhir dari semua persoalan, maka mereka belum merasa
aman untuk mengartikan firman Allah ―Aku telah menjamin
keselamatan kalian berdua‖, bahwa itu merupakan cobaan,
ujian serta azab terhadap mereka berdua.
Tatkala Sufyan ats-Tsaury mendekati mas aakhirnya, ia
menangis. Lalu dikatakan kepadanya, ―Wahai Abu Abdullah!
102 Thaha: 82
103 Al-A‘raf: 99
104 Menurut al-Iraqi, hadits ini ditakhrij oleh Ibnu Syahin
dalam ‗Syarh as-Sunnah‘ dari Umar. Juga diriwayatkan dari
Amali Abi Said an-Nuqasy melalui sanad dhaif.
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Hendaklah engkau tetap berharap kepada Allah, sesungguhnya
ampunan Allah lebih besar daripada dosa-dosamu!‖ Dia balik
bertanya, ―Ataukah aku menangis atas dosa-dosaku? Sekiranya
aku tahu bahwa aku mati dengan membawa tauhid, niscaya aku
tidak pedulikan Allah menimpakan kepadaku dosa-dosa sebesar
gunung.‖
Diriwayatkan dari al-masih, ―Wahai orang-orang
hawariyyun! Kalian takut terhadap maksiat, adapun kami para
nabi takut akan kekufuran.‖
Demikianlah bentuk ketakutan orang-orang yang mengerti
serta mendalam pengetahuannya. Mereka adalah orang-orang
yang kuat imannya kepada Allah. Lantas bagaimana dengan
kita, orang-orang yang lemah iman serta dangkal
pengetahuan?
Ada satu hadits diriwayatkan dari Rasulullah, bahwa
beliau pernah berkata, ―Orang mukmin berada di antara dua
rasa takut; antara masa yang telah lewat tanpa ia ketahui
apa yang akan diperbuat Allah, dan masa yang masih tersisa
tanpa ia ketahui apa yang akan ditetapkan Allah. Demi dzat
yang aku berada dalam genggaman-Nya! Tiada ‗musta‟tab‟
(tempat yang seseorang rela atau tidak akan tempat itu)
setelah kematian, dan tiada pula rumah setelah masa dunia
ini selain surga atau neraka.‖105
Hadits tersebut diriwayatkan dari perkataan Hasan al-
Bashri, tatkala beliau mengatakan, ―Orang mukmin tidak
melewati pagi harinya melainkan ia merasa takut, tidak
layak baginya selain merasa takut. Tidak pula melewati masa
sorenya melainkan ia merasa takut. Orang beriman berada di
105 HR. al-Baihaqi dala Sya‘bul Iman (10581) dari riwayat
al-hasan dari seorang sahabat Nabi. Disebutkan pula oleh
Ibnu Mubarak dalam ‗az-Zuhd‘ (304)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
antara dua ketakutan; antara dosa yang telah lewat sedang
ia tidak tahu apa yang akan diperbuat Allah terhadapnya.
Dan masanya yang masih tersisa karena ia tidak tahu bencana
apa yang akan ditimpakan Allah terhadapnya.106
***
WASPADALAH DARI KELALAIAN
Berwaspadalah anda dari kelalaian. Berhati-hatilah dari
kemungkinan adanya dosa di segala hal yang anda perbuat.
Sesungguhnya hamba-hamba Allah yang telah ditetapkan
sebagai penghuni surga, seperti para pahlawan perang badar,
atau juga setiap orang kabari Rasulullah saw sebagai
penghuni surga atau sebagai orang yang diampuni Allah,
mereka sama sekali tidak memahaminya sebagai kebebasan
melakukan dosa atau maksiat. Demikian pula mereka tidak
lantas merasa aman meninggalkan kewajiban. Justru mereka
semakin gigih dan selalu waspada dari kelalaian daripada
sebelum mereka memperoleh berita dari Rasulullah. Abu Bakar
As-Siddik adalah sosok mukmin yang sangat waspada serta
berhati-hati dalam menjaga kebersihan jiwanya, demikian
halnya dengan Umar bin Khattab. Para sahabat Rasulullah
yang mulia itu, sama sekali tidak memahami pemberitaan yang
menjamin mereka masuk surga untuk bebas berbuat maksiat
sesuka hati. Justru mereka memandangnya sebagai berita yang
membawa konsekunsi tertentu, yang harus dijalani sepanjang
hidup. Mereka juga memahami berita tersebut sebagai jaminan
yang harus disertai dengan pantangan-pantangan tertentu.
Sedikitpun tidak tersirat dalam benak mereka bahwa berita
106 Hilyah al-Awliya (2/157,158)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
itu merupakan jaminan yang membebaskan mereka berbuat apa
saja sekehendak hati.107
Apabila kelalaian seorang mukmin tercabut dari hatinya,
entah dengan mengamalkan suatu kebaikan yang dapat
menghalaunya, sehingga hatinya dapat menerima peringatan
Allah, atau dengan cara membangkitkan semangat yang kuat
melalui daya berfikir yang dapat dijadikan argumen terhadap
hal-hal yang menerima kaidah nalar, maka ia dapat menghalau
kelalaian itu dengan argumentasinya, dan selanjutnya ia
dapat melafalkan takbir yang menyinarkan istana surga.
Tidakkah wahai jiwa sekiranya engkau bahagiakan aku
Dengan berlari darimu di kegelapan malam-malamku
Agar engkau gapai selamat di hari kiamat nanti
Dengan kehidupan yang harum di taman surga itu
Pada tahap berikutnya, pemikiran itu meninggalkan
cahaya. Dengan cahaya tersebut, ia dapat melihat apa-apa
yang telah disediakan untuknya, serta apa-apa yang akan
ditemuinya sejak kematiannya sampai memasuki akhirat.
Dengan itu pula ia dapat melihat betapa cepat dunia ini
berakhir, betapa dunia ini tidak sanggup memenuhi hasrat
penghuninya, betapa pula dunia ini telah membunuh harapan
orang-orang yang merindunya. Lebih dari semua itu, ia dapat
melihat betapa dunia ini telah menimpakan berbagai macam
petaka kepada mereka. Dengan semua kesadaran ini, tekad
orang mukmin tadi segera bangkit dengan mengucap, ―Supaya
jangan ada orang yang mengatakan: "Amat besar penyesalanku
atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap
107 Lihat al-Fawaid, karya Ibnu al-Qayyim al-jawziyyah (h
17)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang
memperolok-olokkan (agama Allah).” 108
Selanjutnya, ia menyambut sisa umurnya tida seberapa itu
untuk menemukan kembali apa yang telah hilang darinya. Dia
berharap dapat mempergunakan sisa umurnya untuk
menghidupkan kembali apa yang telah mati. Dengan itu pula
ia ingin segera mengambil kesempatan yang apabila
terlewatkan, maka hilanglah seluruh kebaikannya. Pada
cahaya kesadarannya itu, ia melihat tumpukan nikmat yang
teramat banyak dari Tuhan, sejak ia masih berada dalam
rahim hingga mencapai masanya ini. Selama itu pula ia
melihat dirinya tidak pernah lepas dari nikmat-nikmat itu,
baik lahir maupun batin, siang maupun malam, saat tertidur
maupun terjaga, baik yang tampak mata maupun yang
tersembunyi. Andaikata ia bersungguh-sungguh untuk
menghitung semua nikmat itu, niscaya ia tidak akan sanggup
melakukannya. Cukuplah baginya yang paling sederhana
dihitung adalah berupa nikmat bernafas. Nikmat Allah yang
diberikan kepadanya dalam sehari saja mencapai duapuluh
empat ribu nikmat. Tanpa semua itu, apa yang dapat anda
pikirkan?
Dan masih dengan cahaya tadi, ia melihat betapa dirinya
teramat lemah untuk sekedar menghitung berapa banyak
nikmat-nikmat itu. Lebih dari itu, ia tidak kuasa untuk
melaksanakan hak-hak dari semua nikmat yang telah
diterimanya. Andaikata Sang Pemberi nikmat itu (Tuhan)
memintanya untuk memberi hak-hak atas nikmat-nikmat tadi,
niscaya seluruh amalannya habis untuk memenuhi hak dari
satu nikmat saja.
108 Az-Zumar: 56
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Berangkat dari kenyataan seperti ini, tiada lagi harapan
darinya untuk meraih sukses kecuali hanya berkat ampunan
dan kemurahan Allah swt. Dia juga melihat, sekiranya ia
menjalani amalan-amalan yang baik dari jin dan manusia,
niscaya ia akan memandang remeh dibanding keagungan
daripada Allah swt. Karena itu ia tidak berhak menatap
kebesaran wajah Allah swt serta kemegahan kekuasaan-Nya.
Itu andaikata amalan-amalan tadi berasal dari dirinya.
Lantas bagaimana, sedangkan semua amalan baik tadi tiada
lain hanyalah berkat karunia serta kemurahan Allah swt. Di
mana dengan kemurahan itu, Allah memudahkan, membantu,
menyiapkan, menumbuhkan keinginan untuk berbuat, juga Allah
lah yang pada hakekatnya menjadikan amalan itu terwujud.
Jika saja Allah tidak melakukan semua itu, tidak akan
pernah sanggup hamba tadi menjalankan amalan-amalan yang
dimaksud. Atas dasar itu, maka ia tidak melihat amalan-
amalannya sebagai hasil upayanya sendiri. Ia menyadari
bahwa Allah tidak akan menerima amalan yang yang dilihat
hamba-Nya berasal dari dirinya sendiri, sampai ia meyakini
adanya taufik dari Allah terhadapnya. Ia yakin bahwa
dirinya hanyalah penyandang keburukan, di mana semua nikmat
semata-mata berasal dari Allah swt, sebagai pemberian dan
kemurahan untuknya. Ia memandang Allah sebagai Tuhannya dan
satu-satunya sesembahan yang menyandang semua kebaikan.
Sementara kepada dirinya sendiri, ia pandang sebagai
penyandang keburukan. Dan ini merupakan dasar dari semua
amalan saleh, baik lahir maupun batin, yang pada akhirnya
akan terangkat dalam catatan golongan orang-orang yang
selamat.
Kemudian dalam sinar kesadaran itu, ia melihat lagi kilatan
cahaya yang menyingkap cacat-cacat amalan yang
diperbuatnya. Jika semua keburukan itu kemudian dileburkan
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
pada apa yang ia saksikan sebelumnya, berupa karunia,
kemurahan serta nikmat Allah swt kepadanya, maka tidak ada
kebaikan sedikitpun yang tersisa darinya untuk memenuhi hak
akan nikmat yang telah diterima dari sang Maha Kuasa lagi
Maha Pemurah. Tidak ada lagi kekuatannya yang tersisa untuk
sekedar menegadahkan kepala dan menenteramkan hatinya. Pada
kondisi seperti ini, jiwanya menjadi runtuh luluh lantah,
sementara seluruh anggota badannya tiada daya. Ia merangkak
menuju Tuhannya dengan kepala tertunduk, tak kuasa menahan
bebannya yang teramat berat. Bagaimana ia menyaksikan
nikmat Allah yang tak terhingga. Sementara di sisi lain ia
menyaksikan keburukannya teramat panjang, amalannya teramat
buruk dan dosanya teramat banyak. Satu-satunya harapan yang
tersisa hanyalah berucap, ―Aku kembali ke hadapan-Mu Ya
Allah, bersama semua nikmat yang Kau berikan kepadaku. Aku
kembali kepada-Mu Ya Allah bersama semua dosa yang
kuperbuat. Ampunilah aku, wahai Tuhan! Sesungguhnya tiada
yang mengampuni dosa-dosa melainkan Engkau.‖109
JANGAN MENJERUMUSKAN DIRI SENDIRI
Seseorang mesti berhati-hati dari perbuatan
menjerumuskan diri sendiri. Seorang hamba seharusnya
mengetahui bahwa maksiat dan dosa adalah bagian dari sebab
buruk untuk kehidupan dunia dan diakhiratnya kelak.
Sebaliknya seorang hamba haruslah membebani dirinya dengan
tawakkal, memohon ampun kepada Allah, bertaubat serta
mengamalkan kebajikan, merenung serta memperdalam
pengetahuan, serta tidak lupa selalu berpegang teguh pada
ketentuan Allah.
109 Ar-Ruh, karya Ibnu al-Qayyim (h 224)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Kebanyakan orang mengira jika mereka berbuat sesuatu
apapun, lalu mengucapkan istighfar, mereka menyangka dosa-
dosanya terhapus. Yang demikian itu mereka dasarkan dari
ucapan Rasulullah saw berikut, ―Barangsiapa mengucapkan
subhanallah wa bihamdihi seratus kali dalam sehari, niscaya
hilanglah dosa-dosanya meskipun seluas samudera.‖110
Selain itu, mereka juga mendasarkan pandangannya pada
hadits berikut, ―Seorang hamba telah berbuat dosa, lalu ia
berkata, ―Tuhan aku telah berbuat dosa, maka ampunilah
aku.‖ Maka Allah mengampuni dosanya. Kemudian Tuhan
membiarkannya. Lalu ia melakukan dosa lagi, lalu berkata,
―Tuhan aku telah berbuat dosa, maka ampunilah aku.‖ Lalu
Allah berkata, ―Hamba-Ku mengerti bahwa mereka memiliki
Tuhan yang mengampuni dosa-dosa serta menimpakan azab
karenanya. Telah Aku ampuni hamba-Ku maka berbuatlah apa
yang dikehendakinya.‖ 111
Pandangan sekelompok orang ini memang disandarkan pada
pemahaman tekstual terhadap hadits Rasulullah saw. Apabila
mereka dicela atas kesalahan dan dosa-dosanya, segera
mereka membacakan kepadamu ayat-ayat beserta hadits yang
menggambarkan keluasan rahmat serta ampunan Allah swt.
Kebodohan orang-orang semacam ini tidak lain merupakan
perbuatan aneh dan mengada-ada.112
* * *
TIDAK CUKUP HANYA DENGAN UCAPAN
110 Al-Bukhari (6405), Muslim (2691), At-Tirmidzi (3468),
diriwayatkan dari Abu Hurairah.
111 Telah dijelaskan sebelumnya
112 Al-Jawab al-Kafi,karya Ibu al-Qayyim al-Jawziyyah (h 11-
12)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Ibnu al-Qayyim berkata, ―Ini bukanlah disebabkan oleh
ucapan lisan semata. Orang yang mengucap secara lisan
sedangkan ia lupa akan maknanya, atau ucapannya tanpa
disertai perenungan, di mana antara hati dan mulutnya tidak
berkesinambungan. Atau ia sama sekali tidak menangkap makna
dari ucapannya itu, sementara ia tetap mengharapkan pahala,
maka dosa-dosanya yang terhapus sebatas yang terdetak dalam
hatinya. Sesungguhnya antara amalan-amalan itu tidaklah ada
yang lebih mulia dari yang lain jika dilihat dari sisi
jumlah maupun bentuknya. Melainkan kemuliaan itu tergantung
dari apa yang mendasarinya di hati. Adakalanya dua
perbuatan memiliki satu bentuk yang sama, akan tetapi
antara keduanya terdapat kemuliaan yang sangat jauh
berbanding, bagaikan langit dan bumi. Adapula orang yang
berbaris satu deret saat melakukan shalat, akan tetapi
shalat keduanya memiliki bobot yang jauh berbeda ibarat
bumi dan langit.
Cobalah renungkan hadits tentang bithaqah (kartu) yang
diletakkan pada sebuah neraca dengan perbandingan
sembilanpuluh sembilan tumpukan arsip. Di mana setiap
arsipnya adalah sepanjang mata memandang. Namun atidak bisa
disalahkan jika sehelai kartu tadi lebih berat (berbobot)
daripada tumpukan arsip.113
Demikianlah perumpamaan orang yang bertauhid kepada
Allah adalah ibarat kartu tadi. Sementara tumpukan arsip
yang banyak merupakan perumpamaan keadaan orang kebanyakan,
di mana kebanyakan manusia akan masuk neraka sebab dosa-
dosa mereka. Rahasia mengapa kartu orang tadi lebih
113 Hadits yang menceritakan tentang bithaqah. HR. Ahmad
(2/213), at-Tirmidzi (2639), Ibnu Majah (4300), Ibnu Hibban
(235), al-Hakim (1/6, 529) dari Abdullah bin Amr bin Ash.
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
berbobot sementara tumpukan arsip itu lebih ringan adalah
karena kebanyakan para pemilik tidak sanggup mencapai bobot
seperti kartunya andaikata kartu mereka ditimbang satu
persatu. Jika anda ingin memperoleh keterangan tambahan
menyangkut hal ini, coba lihatlah ingatan orang yang
hatinya dipenuhi rasa sayang terhadapmu. Bandingkan dengan
ingatan orang yang tidak menaruh perhatian kepadamu karena
lalai atau asyik pada yang lain, sehingga hatinya tertarik
untuk menyukai orang lain. Bandingkan! Apakah ingatan
mereka berdua terhadapmu adalah satu? Atau adakah ingatanmu
kepada orang tua, anak-anak atau isterimu adalah sama dalam
hal semacam ini?
Coba renungkan peristiwa menyangkut apa yang terjadi
dalam hati seorang lelaki yang telah membunuh seratus
orang. Bagaimana hakikat keimanannya saat melaju ke
perkampungan yang ia tuju. Renungkan keadaannya waktu itu,
sampai akhirnya ia mendekap dadanya dan tersungkur menemui
ajalnya sebelum sampai di tempat yang dituju. Tidak ada
halangan baginya untuk dimasukkan dalam kelompok penghuni
perkampungan yang baik.114
Hampir sama dengan kasus adalah peristiwa yang
melibatkan seorang pelacur yang melihat seekor anjing. Apa
yang terdetak dalam hati wanita itu menjadi barometer
keimanannya. Tatkala ia melihat seekor anjing yang dahaga
dan menggaruk tanah untuk memperoleh minuman, hatinya
tergerak untuk memberi minum pada anjing itu. Tanpa alat
114 Hadits yang bercerita tentang orang yang membunuh
seratus orang. Diriwayatkan oleh Bukhari (3470), Muslim
(2766), Ibnu Majah (2662), Ahmad (3/20), Ibnu Hibban (611-
615), al-Baihaqi dalam ‗as-sunan‘ (15614), Abu Ya‘la (1033,
7361) riwayat dari Said al-Khudri
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
dan perlengkapan yang memadai, ia menuruni sumur, mengambil
air dengan sepatunya dan membawanya naik ke atas untuk
memberi minum anjing. Dalam kondisi yang serba terbatas
itu, ia menggigit sepatunya agar kedua tangannya lebih
leluasa untuk memanjat dinding sumur. Selesai itu, segera
ia memberikan air kepada anjing yang oleh kebanyakan orang
sering dilempar dan ditendang. Ia dengan seksama memegang
sepatunya, menjaga agar anjing itu bisa minum. Pelacur itu
melakukannya dengan ihlas tanpa berharap imbalan
terimakasih atau apapun dari perbuatannya. Apa yang
dilakukannya itu pada hakekatnya merupakan dorongan iman
dari dalam hati hingga menghanguskan kemaksiatan yang
pernah dijalaninya. Pelacur ini mendapat ampunan dari Allah
swt.115
Demikianlah sebenarnya amalan dalam pandangan Allah.
Orang yang lengah dalam sekejap saja tidak menyadari bahwa
setitik exter kimiawi apabila diletakkan di atas bukit
tembaga, niscaya akan berubah menjadi emas. Dan kepada
Allah kita memohon pertolongan.116
***
JANGAN COBA MEREMEHKAN DOSA-DOSA
Dalam hadits Abdullah bin Mas‘ud bahwa Rasulullah saw
bersabda, ―Waspadalah kalian menyepelekan dosa-dosa. Dosa-
dosa itu bertumpuk pada seseorang hingga dapat
membinasakannya.‖ Rasulullah saw juga membuat perumpamaan
untuk masalah ini. Perumpamaan dosa-dosa itu seperti
115 Diriwayatkan oleh Bukhari (2231), Muslim (2245), Ahmab
(2/510), al-Baihaqi dalam ‗as-sunan‘ (15597), Abu Ya‘la
(6044), at-Thabrani dalam ‗al-Awsath‘ (535) dari Abi
Hurairah
116 Madarij as-Salikin, karya Ibnu al-Qayyim (1/330-332)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
segolongan kaum yang mendatangi suatu tempat, lalu ada
pemuka kaum yang hadir. Lalu seseorang bergegas dan kembali
membawa sebatang kayu, adaseorang lagi datang membawa
sebatang kayu. Hingga mereka mengumpulkannya, lalu
menyalakan api dan membakar semua yang mereka miliki di
sana.‖117
Dalam hadits yang diriwayatkan Aisyah ra, Rasulullah saw
berkata kepadanya, ―Wahai Aisyah, berhati-hatilah engkau
dari menyepelekan dosa-dosa, sungguh dosa-dosa itu akan
dituntut oleh Allah swt.118
Setiap orang tidak ada yang luput dari dosa, meski
sekecil apapun dosa itu bercokol di hati. Itu merupakan
pertanda celaka. Sekecil apapun dosa itu dalam pandangan
manusia, sesungguhnya sangatlah besar di hadapan Allah.119
Dari Imam Bukhari juga imam yang lain, dari Ibnu Mas‘ud,
ia berkata, ―Orang mukmin dalam memandang dosa-dosanya
ibarat menatap gunung yang siap menimpanya. Sementara orang
durhaka melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang
hinggap di mulutnya, lalu ia mengucap kata-kata demikian
(istighfar) dan lalat itupun terbang melayang.120
Dosa-dosa kecil itu bagi mereka yang meremehkannya
Dosa yang banyak itu bagi mereka yang bertakwa
Jadilah ibarat orang yang berjalan di muka bumi keraguan
117 HR. Ahmad (1/402), al-Baihaqi dalam ‗as-sunan‘
(20551),at-Thabrani dalam ‗al-kabir‘ (10/212), at-Thayalisi
(400) dari Ibnu Mas‘ud.
118 HR. Ahmad, Ibnu Majah, ad-darami, Ibnu Hibban, Ibnu
Rahuyah.
119 Dalam ‗al-jawab al-Kafi‘ (h 38)
120 HR. al-Bukhari, at-Tirmidzi, Ahmad dan Abu Ya‘la
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Yang selalu waspada terhadap sesuatu yang ia lihat
Jangan engkau remehkan yang kecil
Sesungguhnya gunung adalah kumpulan kerikil121
* * *
BERSAMA ORANG-ORANG YANG GEMAR MENANGIS
Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw bersabda,
―Sesungguhnya Allah swt telah menyelamatkan Musa dengan
seratus empatpuluh ribu kalimat selama tiga hari. Tatkala
Musa mendengar perkataan manusia—yang ia benci—atas apa
yang ia dengarkan dari perkataan Allah terhadapnya, adapun
perkataan Allah terhadapnya adalah seperti berikut, ―Wahai
Musa! Tidak ada yang orang yang sanggup berpura-pura
terhadapku seperti zuhud di dunia. Tidak ada yang
mendekatkan diri kepada-Ku seperti ahli wara‘ terhadap apa
yang aku haramkan bagi mereka. Dan tiada pula yang
menyembah-Ku seperti sesembahan orang-orang yang gemar
menangis karena takut terhadap-Ku. Musa berkata, ―Wahai
Tuhan segala kebajikan, Yang menguasai hari pembalasan,
Yang Maha tinggi dan Mulia! Apa yang Engkau janjikan kepada
mereka? Balasan apa yang Engkau berikan pada mereka? Allah
berkata, ―Adapun hambaku yang zuhud di dunia, niscaya Aku
hadiahkan kepadanya surgaku, mereka leluasa duduk dimanapun
mereka inginkan. Adapun hamba-Ku yang wara‘, niscaya Aku
akan memuliakan dan meninggikan mereka. Aku akan memasukkan
mereka ke surga tanpa hisab. Adapun orang-orang yang gemar
menangis karena takut terhadap-Ku, niscaya Aku peruntukkan
121 Sya‘bul Iman, karya al-Baihaqi (7301)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
bagi mereka kedudukan yang amat tinggi yang tiada
bandingnya.‖122
* * *
SEBAIK-BAIK ORANG YANG MENANGIS
Ashim bin Bihdalah berkata, ―Dunia ini tidak akan pergi
sebelum orang–orang yang menangis itu menangisi agama
mereka, atau menangisi dunianya. Sebaik-baik mereka adalah
yang paling baik persangkaannya kepada Allah.‖123
* * *
TATKALA INGAT DOSAMU, MENANGISLAH!
Seseorang berkata kepada Abdullah bin Mas‘ud, ―Berilah
aku wasiat, wahai Ayah Abdurahman!‖ Abdullah bin Masud
berkata, ―Sebaiknya rumahmu dapat menenterammu, lisanmu
dapat menjagamu, dan menangislah saat mengingat dosamu.‖124
Ketika Abdullah bin Mas‘ud telah mendekati masanya,
Abdurahman, anak lelakinya berkata padanya, ―Wahai ayahku,
berwasiatlah!‖ Abdullah bin Mas‘ud berkata, ―Hendaklah
engkau menangisi dosamu.‖125
Dari Ismail bin Abi Khalid, ia berkata, ―Ibnu Masud
berwasiat kepada anaknya, Abu Ubaidah, dengan tiga kalimat:
―Aku berwasiat kepadamu agar engkau bertakwa kepada Allah,
122 HR. At-Thabrani, dalam ‗Majma az-Zawaid‘ dikatakan bahwa
sanad hadits ini sangat dhaif. Lihat ‗at-Targhib‘ karya al-
Asfahani (499), juga ‗at-Targhib‘ karya al-Mundziri
(4859,5040)
123 ‗Husnu az-Zhan billahi, karya Ibnu Abi ad-Dunya (85)
124 Hilyah al-Awliya (1/135), Shafwatu as-Shafwah (1/420)
125 Tarikh ad-Damsyiq, karya Ibnu Asakir (35/70-71)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
agar engkau melapangkan rumahmu (rumah yang menenangkan),
dan menangis atas kesalahanmu.‖126
* * *
ANDAIKATA SAYA
Dari Harits bin Suwaid, ia berkata, ―Abdullah bin Mas‘ud
berkata, ―Betapa aku berharap Allah swt mengampuni dosa-
dosaku dan bahwa aku disebut Abdullah bin Rautsah.‖127
Dari Abi Wail bahwa Abdullah bin Ma‘ud berkata, ―Betapa
aku ingin Allah mengampuni dosa-dosaku dan sekiranya
nasabku tidaklah diketahui.‖128
Dalam sebuah riwayat Hamid bin Hilal bahwa Abdullah bin
Mas‘ud berkata, ―Betapa aku berharap nasabku sampai pada
Rautsah, dan Allah berkenan menerima satu kebaikan saja
dari perbuatanku.‖129
Dari Ibrahim At-Tamimi dari ayahnya berkata, ―Abdullah
berkata, ―Sekiranya kalian mengetahui aib-aibku niscaya di
antara kalian tidak ada yang sudi mengikutiku dengan
berjalan kaki. Betapa aku ingin disebut Abdullah bin
Rautsah, dan bahwa Allah mengampuni dosa-dosaku.‖130
* * *
APA YANG ENGKAU KELUHKAN
Alqamah berkata, ―Kami menjenguk Abdullah bin Mas‘ud
tatkala ia tengah jatuh sakit, lalu kami berkata kepadanya,
―Wahai ayah Abdurahman, apa yang tengah engkau keluhkan?‖
Dia menjawab, ―Dosa-dosaku.‖ Kami berkata lagi, ―Lalu apa
126 HR. At-Tahabrani
127 Sya‘bul Iman (845), Az-Zuh, karya Ahmad (h 157)
128 Sya‘bul Iman (7169), Shafwat as-Shafwah (1/406)
129 Sya‘bul Iman (846)
130 Sya‘bul Iman (847, 848)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
yang engkau harapkan?‖ Dia menjawab, ―Aku berharap
ampunan.‖ Kami berkata, ―Apa setidaknya kami datangkan
tabib untukmu?‖ Dia menjawab, ―Tabib hanya membuatku
seperti yang engkau lihat sekarang.‖ Alqamah kemudian
berkata, ―Lalu Abdullah bin Mas‘ud menangis seraya berkata,
―Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, ―Seorang
hamba tatkala menderita sakit, niscaya Allah berkata,
―Hamba-Ku dalam keadaan mempercai-Ku, tatkala sakit datang
melandanya sementara ia dalam keteguhannya, lalu Allah
berkata, ‖Maka catat untuknya pahala sebanding apa yang ia
perbuat dalam kegigihannya.‖ Jika ia tengah menderita sakit
di masa kegigihannya, lalu Allah berkata, ―Catatlah
untuknya pahala selama dalam masanya.‖ Kemudian Ibnu Mas‘ud
berkata, ―Aku menangis jika datang kepadaku sakit dalam
suatu masa, sedangkan aku berharap itu ada dalam masa
kegigihanku.‖ 131(Bingung)
Sebuah riwayat dari Alqamah, ―Tatkala Ibnu Mas‘ud tengah
menderita sakit, aku berkata kepadanya, ―Aku tidak pernah
melihatmu mencemaskan sakit yang melebihi kecemasanmu saat
ini.‖ Kemudian Ibnu Mas‘ud berkata, ―Sungguh kali ini
terasa menghukumku dan nyaris membuatku lupa.‖132
* * *
APA YANG KAU HARAP? APA YANG KAU KELUHKAN?
Dari Muawiyah bin Qurrah, bahwa Abi Darda pernah
mengeluh, kemudian sahabat-sahabatnya mendatanginya dan
berkata, ―Apa yang engkau keluhkan, wahai Abi Darda‘?‖ Dia
menjawab, ―Aku mengeluhkan dosa-dosaku.‖ Mereka berkata,
―Lalu apa yang engkau harapkan?‖ Dia menjawab, ―Aku
mengharapkan surga.‖ Mereka berkata, ―Apa tidak sebaiknya
131 Sya‘bul Iman (9935)
132 Sya‘bul Iman (2497, 9936)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
kami penggilkan tabib untukmu?‖ Dia menjawab, ―Dia yang
telah membaringkanku.133
* * *
TIADA TEMPAT PELARIAN
Dari Daud bin Abi Hind, ia berkata, ―Muawiyah pernah
membuat permisalan menjelang mati:
Dialah maut, tiada yang selamat dari maut
Yang kami takutkan setelah itu adalah hal yang lebih
menghimpit
Kemudian ia berkata, ―Ya Allah kurangilah keburukan-
keburukanku, ampunilah dosa-dosaku, tebarkanlah kelembutan-
Mu terhadapku. Sesungguhnya Engkau maha luas ampunan-Mu,
tiada tempat bagi orang-orang bersalah selain berlari
menuju-Mu.‖
Kemudian Daud berkata, ―Telah sampai kepadaku bahwa
ucapan ini pernah disampaikan oleh Said bin Al-Musayyab, ia
berkata, ―Ia (Muawiyah) pernah menyukai orang yang tidak
pantas ia sukai, dan aku berharap semoga Allah tidak
menghukumnya.‖134
Dan Abi Mundzir al-Kufi, bahwa Muawiyah pernah
mengucapkan kalimat menjelang ajalnya:
Jika Engkau menolak, niscaya penolakan-Mu adalah
Adzab yang aku tiada daya terhadapnya
Jika Engkau ampuni, sesungguhnya Engkau Tuhan Maha
Penyayang
133 HR. Ahmad dalam ‗az-Zuhd‘ (134), Abu Naim dalam ‗Hilat
al-Awliya‘ (1/218), Shafwat as-Shafwah. Karya Ibnu al-jawzi
(1/641), Ihya Ulum ad-Din (4/286)
134 Husnu az-zhan billahi, karya Ibnu Abi ad-Dunya (111)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Dari orang kotor yang dosa-dosanya laksana pasir135
* * *
MENANGISI DOSA-DOSA SEPANJANG MALAM
Ubaidillah al-Bijli adalah seorang yang gemar menangis.
Dalam tangisannya sepanjang malam ia selalu berkata, ―Ya
Tuhanku, akulah orang yang semakin bertambah usiaku
bertambah pula dosa-dosaku. Akulah orang yang setiapkali
bertekad meninggalkan suatu perkara dosa selalu saja ingin
melakukan dosa-dosa lain. Betapa aku telah mengabdikan diri
kepada dosa yang tiada henti, sementara pelaku dosa itu
berada dalam suatu kewajiban yang lain. Betapa buruknya
diri ini, jika api neraka menjadi tempat kembalimu, betapa
celaka diri ini, tatkala pemanggang itu disiapkan di atas
kepalamu. Itu adalah saat kebutuhan orang-orang yang
meminta dipenuhi, sementara kebutuhanmu tiada terpenuhi.136
* * *
UNTUK APA TANGISAN PANJANG ITU?
Ada seseorng yang telah terbiasa, nyaris setiap kali
orang melihatnya, ia selalu dalam keadaan menangis. Suatu
kali ada salah seorang saudaranya mencela, ―Buat apa
menangis? Apa Allah memberimu rahmat dengan tangisan yang
panjang ini?‖ Orang masih saja menangis seraya berkata,
―Aku menangisi dosa-dosa karena banyaknya pelanggaranku,
dan setiap orang yang berbuat maksiat dibenarkan untuk
menangis. Andaikata tangisan itu dapat menjawab harapanku,
niscaya aku bangga meneteskan air mata bersama darah.‖
Orang itu masih terus menangis hingga tak sadarkan diri,
sementara saudaranya pergi meninggalkannya.137
135 Husnu az-zhan billahi, karya Ibnu Abi ad-Dunya (112)
136 Ihya Ulum ad-Din, (4/422)
137 Sya‘bul Iman (821)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
APA YANG DILAKUKAN KEDUA TANGANKU?
Mukahwal berkata, ―Wahai penduduk Bashrah! Aku melihat
seorang tuan terhormat dari bangsa kalian memasuki ka‘bah.
Dia melakukan shalat dua rakaat dan bersujud di antara dua
tiang disana. Dia menangis hingga membasahi lantai. Aku
mendengarnya mengucapkan, ―Ampunilah dosa-dosaku dan apa
yang telah aku perbuat dengan kedua tanganku.‖
Mukahwal berkata, pada saat itu Muslim bin Yasar
berkata, ―Mereka melihat pemandangan itu sebagaimana pernah
dilihatnya pada hari (dir al-jamajim) ketika tengkorak
disemayamkan.138
* * *
DAN TABIBPUN SAKIT
Abu Umar bin Mathar berkata, ―Aku menghadiri majelis Abi
Usman al-Hiri, beliau seorang yang zuhud. Beliau keluar dan
duduk di tempat biasanya memberikan ceramah dan nasehat-
nasehat. Beliau terdiam cukup lama, hingga ada seorang
bernama Abi Abbas memanggilnya seraya berkata, ―Bagaimana
engkau mengatakan sesuatu dalam diam seperti ini?‖ Beliau
kemudian membaca bait berikut:
Wahai manusia, takwa tanpa rasa takut ibarat
Tabib mengobati penyakit sedangkan ia sendiri sakit
Abu Umar bin Mathar berkata, ―Kemudian tangisan beliau
bertambah keras dan kencang.139
* * *
AKU BERLARI MENDATANGIMU
Dari Abdullah bin Muhammad as-Sya‘rani, ia berkata, ―Aku
mendengar Ayah Usman membaca syair berikut:
138 Hilat al-Awliya (2/294)
139 Sya‘bul Iman (7303)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Aku telah berbuat buruk dan belum melakukan kebaikan,
aku berlari mendatangimu
Dimana ada tempat pelarian bagi seorang hamba selain
kepada tuhannya?
Datang mengharap ampunan, maka jika harapannya merugi
Tiadalah seorang di muka bumi ini yang lebih merugi.140
* * *
QADAR APA YANG BERLAKU?
Pada masa salaf, ada orang saleh yang mendengar lantunan
syair berikut:
Wahai para rahib Najran apa yang telah diperbuat Hindun?
Mendengar ucapan syair itu, orang saleh tadi menangis
sepanjang malam. Tatkala pagi telah menjelang, ditanyakan
kepadanya, ―Apa yang terjadi denganmu sepanjang malam? Apa
yang membuatmu menangis?‖ Dia menjawab, ―Aku mendengar
seseorang melantunkan ucapan berikut:
Wahai para rahib Najran, apa yang telah diperbuat
Hindun?
Maka aku aku berkata pada diriku sendiri, ―Qadar apa
yang berlaku terhadaku? 141
* * *
LAKUKAN AMALAN MEREKA
Dari Hammad, dari Abi Hasyim bahwa seseorang mendatangi
Umar bin Abdul Aziz seraya berkata, ―Aku melihat Rasulullah
saw dalam mimpiku, Abu Bakar berada di sebelah kanan
beliau, Umar berada di sebelah kiri beliau. Rasulullah saw
menerima kedatangan dua orang yang tengah berseteru,
sedangkan anda duduk di hadapan beliau. Lalu beliau berkata
140 Sya‘bul Iman (7304)
141 Al-Aqibah fi Dzikr al-maut (h 176-177)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
kepada anda, ―Wahai Umar, jika engkau hendak berbuat
sesuatu, berbuatlah seperti amalan Abu Bakar dan Umar.‖
Kemudian Umar bin Abdul Aziz mengambil sumpah orang yang
mengaku bermimpi itu. Orang itu bersumpah dan Umar
menangis.142
* * *
LIDAHPUN BERBUAT DOSA
Seorang ulama di masa Umar bin Abdul aziz berkata, Orang
yang diam (menyembunyikan) terhadap suatu ilmu, sama halnya
dengan orang yang mengucapkan ilmu.
Umar berkata, ―Sungguh aku berharap agar orang yang
mengatakan ilmunya lebih mulia keadaannya pada hari kiamat.
Karena yang demikian itu memberi kemanfaatan bagi umat
manusia. Sedangkan orang yang diam hanya bermanfaat buat
dirinya sendiri.
Orang itu berkata kepada Umar, ―Wahai amirul mukminin!
Bagaimanakah dengan ancaman fitnah dari suatu ucapan?‖
Mendengar yang demikian Umar menangis sekeras-
kerasnya.143
* * *
YANG TELAH HILANG DARIKU
Tatkala ajal telah mendekati kehidupan Umar bin Abdul
Aziz, beliau menangis. Dikatakan pada beliau, ―Apa yang
membuat anda menangis, wahai amirul mukminin? Terangkanlah!
Melalui anda, Allah swt telah menghidupkan sunnah dan
menegakkan keadilan.
Beliau masih saja menangis sambil berkata, ―Bukankah
sekarang aku akan berhenti dan akan diminta
142 Al-Manamat, karya Ibnu Abi ad-Dunya (120), Ar-Ruh, karya
Ibnu al-Qayyim (h 26)
143 Jami‘ al-Ulum wa al-Hikam, (h136)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
pertanggungjawaban perihal makhluknya? Demi Allah, jika aku
telah berbuat adil kepada mereka, sungguh aku takut diriku
tidak sanggup berhujjah di sisi Allah, melainkan Allah yang
akan mengucapkan hujjah itu serta meneguhkannya, lalu
bagaimana dengan apa yang begitu banyak telah aku sia-
siakan?‖ Beliau kemudian menangis lagi.144
Dan Umar bin Abdul Aziz tidak pernah berhenti
mengucapkan bait berikut:
Tidak ada kebaikan sedikitpun dalam urusan seseorang
yang tidak memiliki bagian dari Allah swt di tempat yang
telah dijanjikan.145
* * *
AKU MENGERTI DIRIKU DAN DOSA-DOSAKU
Dari Abdullah bin Mifdhal at-Tamimi, ia berkata,
―Khatbah terakhir yang dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz,
setelah menaiki mimbar dan memuji Allah swt, beliau
berkata, ―Sesungguhnya apa yang ada di tangan kalian adalah
perisai dari orang-orang perusak. Perisai itu akan
ditingalkan oleh orang-orang yang akan datang, sebagaimana
orang-orang terdahulu pernah meninggalkannya. Apakah kalian
tidak melihat bahwa di setiap siang dan malam kalian
mengangkat jenazah manusia berpulang menuju Allah. Kemudian
kalian tinggalkan jenazah itu di dalam perut bumi. Seorang
diri tanpa sanak saudara dan rekan. Demi Tuhan aku
mengatakan ini kepada kalian, aku tidak mengenal seorangpun
seperti aku mengenal diriku sendiri. Kemudian beliau
mengangkat lengannya dan mengusapkan pakaiannya di matanya.
144 Al-Aqibah fi Dzikr al-maut (h 126)
145 Mukhtashar Sya‘bul Iman (h 32)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Beliau menangis seraya menuruni mimbar. Sejak itu beliau
tidak pernah keluar hingga jenazahnya diarak ke kubur.146
* * *
AKU ORANG YANG PALING BANYAK DOSA
Dalam sebuah riwayat dari Ya‘kub bin Abdurahman dari
ayahnya, dia berkata, ―Umar bin Abdul Aziz berkhotbah, dan
khotbah terakhir yang beliau ucapkan setelah memuji Allah
adalah: ―Sesungguhnya kalian tidak diciptakan sia-sia.
Kalian tidak dibiarkan terlunta-lunta. Sesungguhnya telah
diberikan kepada kalian sebuah ketetapan untuk mengatur
urusan di antara kalian dan untuk membedakan (antara hak
dan batil) di antara kalian. Merugilah orang yang keluar
dari rahmat Allah. Haram baginya surga yang luasnya seluas
langit dan bumi. Adakah kalian tidak mengetahui bahwa tak
ada seorangpun yang terlindungi di hari kelak selain orang
yang waspada dan takut kepada-Nya di hari ini. Serta orang
yang berani menukar sesuatu yang fana‟ (cepat habis) dengan
yang kekal (bertahan), yang sedikit dengan yang banyak,
yang berani merubah ketakutan orang menjadi aman. Apakah
kalian tidak melihat bahwa kalian tengah berada dalam
golongan orang-orang yang binasa? Keadaan yang akan
menuruni generasi setelah kamu, hingga kalian kembali ke
hadapan Tuhanmu? Kemudian setiap hari nanti kalian akan
mengusung jenazah di waktu pagi dan petang hari. Sungguh
waktu itu telah habis masanya, telah hilang nyawanya,
hingga kalian menguburkannya di dalam perut bumi. Kalian
meninggalkannya seorang diri dalam liang lahat, tanpa teman
dan kawan, terpisah dari orang-orang yang dicintai,
berbaring di dalam tanah, siap dihadapkan pada perhitungan
dengan Tuhan, hanya bisa bergantung dengan amalannya, tidak
146 Hilat al-Awliya (5/266)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
lagi membutuhkan apa yang telah tertinggal, sangat berharap
pada (ampunan) apa yang datang dari Tuhannya. Maka
hendaklah kalian takut kepada Allah swt. Hendaklah kalian
takut akan ajal yang pasti datang menjemput.
Demi Allah! Aku mengucapkan semua ini, betapa aku tidak
mengetahui ada dosa seseoarang yang lebih banyak dari dosa-
dosaku. Aku memohon ampun kepada Allah. Dan siapapun dari
kalian yang menyampaikan keperluannya kepadaku, yang mana
kepunyaan kami tidak cukup baginya, maka sungguh aku
berharap dia bersedia untuk memulai bersamaku, hingga
kehidupanku dan kehidupannya menjadi satu. Demi Allah!
Sekiranya aku mengharapkan kenikmatan hidup selain daripada
ini, niscaya lidahku tiada berguna, sementara aku
mengetahui apa penyebabnya. Akan tetapi telah ada kitab
dari Allah swt sebagai penjelasan yang sangat jelas. Juga
telah ada bersama kita sunnah Rasulullah yang teramat
bijak. Di dalamnya terdapat petunjuk untuk berbuat taatm
serta terdapat larangan berbuat maksiat.
Kemudian Umar bin Abdul Aziz mengangkat lengan
pakaiannya dan menangis. Semua orang yang mendengarkan
khotbahnya tidak kuasa menahan airmata menangis
bersamanya.147
* * *
HARI PERHITUNGAN
Dari Abdussalam bin Abdulmalik, ia berkata, ―Umar bin
Abdulaziz menangis, lalu Fatimah menangis dan seisi rumah
ikut menangis. Sementara mereka tidak mengetahui apa yang
mereka tangisi. Tatkala keadaan telah mereda, Fatimah
berkata kepada Ayahnya, ―Wahai ayah, wahai amirul mukminin!
Apa yang membuatmu menangis? Umar bin Abdulaziz berkata,
147 Hilat al-Awliya (5/294-295)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
―Wahai Fatimah! Aku teringat akan pemisahan manusia di sisi
Allah kelak, sebagian berada di surga dan sebagian lagi
berada di neraka.‖ Abdussalam berkata, ―Kemudian Umar bin
Abdulaziz menangis tersedu hingga tak sadarkan diri.‖148
* * *
JANGAN MENYELEWENGKAN SITRULLAH
Umar Bin Abdulaziz berkata kepada Khalid Bin Sofwan,
―Berilah aku nasehat!‖ Khalid menjawab, ―Wahai Amirul
mukminin! ―Sesungguhnya terdapat kaum yang menjadi sesat
karena menyelewengkan sitrullah (kemurahan Allah menutupi
aib hamba-hamba-Nya), atau oleh puji-pujian yang menjadi
fitnah bagi mereka. Maka kebodohan orang tentang dirimu
tidak akan mengalahkan pengetahuanmu akan dirimu sendiri.
Semoga Allah melindungi kita dari kesesatan setelah
memperoleh sitrullah, semoga kita terlindung dari
membanggakan diri karena pujian orang, semoga pula
terhindar dari perbuatan menyepelekan perintah-perintah-
Nya. Semoga pula kita terhindar dari kecenderungan
mengikuti hawa nafsu.‖
Setelah mendengar itu semuan, Umar menangis seraya
berkata, ―Semoga Allah melindungi kita dari mengikuti hawa
nafsu.‖149
* * *
RASA TAKUT YANG BESAR
Dari Nadhri bin Arabi, ia berkata, ―Aku menemui Umar Bin
Abdulaziz, ia tengah duduk. Ia melipat lututnya, meletakkan
kedua tanggan di atas lutut, sementara dahinya menyandar
148 Hilat al-Awliya (5/269)
149 Hilat al-Awliya (8/18)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
pada lututnya seperti sedang merasakan ketakutan yang besar
terhadap umatnya.150
* * *
TAKUT MUSIBAH
Dari Walid bin Muslim bahwa ia melihat seorang lelaki
tengah mengenakan pakaian yang ternoda. Walid berkata, ―Aku
katakan pada orang itu, ―Apa yang terjadi, aku tidak
melihatmu mengenakan pakaian layaknya orang Islam? Orang
itu menjawab, ―Apa ada yang menurutmu salah? Ataukah engkau
menginginkan penampilan yang bagus dan pakaian yang
bersih?‖ Walid menjawab, ―Ya.‖ Orang itu menangis lalu
berkata, ―Bagaimana bisa menjadi jelas rasa takutku
terhadap bencanaku karena dosa-dosaku yang telah lalu,
sedangkan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu atas
diriku?‖ Kemudia orang itu pingsan tak sadarkan diri.151
* * *
DOSA-DOSA YANG TERAMAT BANYAK
Seseorang berkata kepada Abdulaziz Bin Abi Ruwad,
―Bagaimana keberadaanmu?‖ Abdulaziz menjawab, ―Demi Allah!
Aku benar-benar lengah dari ajalku bersama dosa-dosa ku
yang teramat banyak. Dosa-dosa itu terus menghimpitku
sementara ajal kian hari kian dekat dariku. Celakanya aku
tiada mengetahui alam yang hendak ku tuju.‖ Kemudian ia
menangis.152
* * *
MUSIBAH DAN DOSA
150 Hilat al-Awliya (5/289)
151 Al-Maradh wa al-Kaffarat (260), al-Hammu wa al-Huznu
(52), keduanya karya Ibnu Abi ad-Dunya
152 Hilat al-Awliya (8/194)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Dari Muhammad bin al-Hurr bin Abdullah al-Qaisy, masih
memiliki kerabat dengan Riyah al-Qaisy. Ia berkata, ―Aku
pernah menemuinya di dalam masjid dan dia menangis, aku
menemuinya di rumah diapun menangis, aku pernah menemuinya
di dekat sahara, diapun menangis. Aku katakan padanya,
―Adakah engkau selalu dalam kesedihan?‖ Ia menangis seraya
berkata, ―Orang-orang yang selalu berbuat salah dan dosa
dibenarkan melakukan hal seperti ini.‖
Dari Muazd bin Aun Ad-Dharir, ia berkata, ―Suatu ketika
aku pernah berada dekat dengan sahara, saat itu Riyah al-
Qaisy berlalu di hadapanku setelah maghrib. Tatkala jalanan
mulai sunyi aku mendengar ia menangis tersedu sambil
berkata, ―Sampai kapan wahai malam dan siang mendekati
ajalku sementara aku lengah apa yang dikehendaki
terhadapku?‖ Innaa lillaah, innaalillaah, begitulah ia
selalu berucap hingga wajahnya tidak tampak lagi olehku.153
* * *
AKU TAKUT SU‘UL KHATIMAH
Dari Muhsin bin Musa, ia berkata, ―Aku pernah menemani
Sufyan al-Tsaury bepergian ke Makkah, selama bersamanya aku
melihatnya sering menangis. Aku berkata padanya, ―Wahai Abu
Abdullah, adakah tangisanmu ini karena takut akan dosa-
dosamu?‖ Ia mengambil sebatang dari barang bawaannya, lalu
melemparnya. Ia berkata, ―Sesungguhnya dosa-dosaku lebih
menghinakan bagiku daripada ini. Akan tetapi aku sangat
khawatir jika aku mengotori tauhid.‖154
* * *
MERATAPI DIRI
153 Shafwat as-Shafwah (3/67)
154 Sya‘bul Iman (865)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Abu Bakar bin Abi ad-Dunya berkata, ―Hasan bin
Abdurrahim memintaku untuk mengucapkan bait syair untuk
seorang dari Bani Tamim:
Aku mengeluhkan diriku dan aku menangisi dosa yang
membawaku pada dosa-dosa, dimana pundakku terasa berat
untuk memikulnya. Wahai kenikmatannya terasa hanya sekejap
saja, sementara kesengsaraannya terasa kekal dan tiada
ampunan tersisa bagiku.155
* * *
WAHAI DIKAU YANG MAHA PENGAMPUN
Di antara orang-orang saleh ada yang pernah melihat
Hasan bin Hani dalam mimpinya. Ditanyakan pada Hasan, ―Apa
yang diperbuat Allah terhadapmu?‖ Ia menjawab, ―Allah
mengampuni dosa-dosaku.‖ Orang itu bertanya kembali,
―Dengan apa sehinga Allah mengampunimu?‖ Hasan menjawab,
―Dengan empat bait kalimat yang selalu aku ucapkan yang
tertulis di atas tempat tidurku.‖ Orang itu segera bergegas
menuju rumah Hasan bin Hani, ia mencari kalimat itu hingga
akhirnya menemukannya:
Wahai Tuhan, meski dosa-dosaku amatlah banyak
Sungguh aku tahu bahwa ampunan-Mu amatlah besar
Aku memohon kepada-Mu sebagaimana Engkau perintahkan
dengan khusu‘
Maka kini aku bentangkan kedua tanganku dari Dzat yang
Maha pengasih
Jika tiada yang mengharapmu selain orang-orang bijak
Maka kepada siapa orang-orang jahat yang tercela hendak
berharap
Tiada bagiku perantara kepada-Mu selain dengan doa
155 Sya‘bul Iman (7302)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Dan persangkaan baikku terhadap-Mu maka aku adalah orang
yang berserah diri (muslim).156
* * *
TANGISAN ADALAH PENYEJUK HATI
Dari Ubaidillah bin Umar bin Maisarah, ia berkata, ―Kami
pernah mendatangi seorang ahli ibadah, ia berkata,
―Sesungguhnya tangisan adalah penawar dan penyejuk hati.
Akan tetapi derita hati bersemayam dalam rasa takut dan
kesedihan.‖157
* * *
SEORANG LELAKI MENANGISI DOSANYA SEPANJANG MALAM
Diriwayatkan bahwa Abi ad-Dunya pernah berkata, ―Aku
mendengar Abu Ja‘far al-Qari‘ di tengah malam menangis
sambil mengucapkan:
Menangislah untuk dosamu sepanjang malam dengan sungguh-
sungguh
Sesungguhnya mennagis itu dapat mengobati rasa takut
Jangan lupakan dosamu sepanjang hari
Sesungguhnya dosa-dosa itu melingkupi setiap manusia
Kemudian aku mendengarnya menangis keras dan mengulang-
ulang bacaannya sambil tak henti-henti menangis.158
* * *
MENANGISI DOSA-DOSA
Ja‘far bin Muhammad al-Khurasani berkata kepadaku, ia
berkata, ―Dikatakan kepada seorang yang telah lanjut usia,
156 Al-Aqibah fi Dzikr al-Maut (h 146-147)
157 Al-Hammu wa al-Huznu, (77)
158 Al-Hammu wa al-Huznu, (78)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
―Apa yang engkau cintai dari sisa hidupmu?‘ Orang tua itu
menjawab, ―Menangisi dosa-dosaku.‖159
* * *
DOSA-DOSA KITA YANG DITUTUPI
Dari Abbas bin Muhammad bin Abdurahman al-Asyhali, ia
berkata, ―Ayahku pernah berklata kepadaku, ―Aku melintasi
suatu pekuburan, aku mendengar isakan dan aku ikuti dimana
ia berasal. Aku temukan Yahya bin Ayyub berada di sebuah
kuburan yang ada di tempat itu. Waktu itu ia tengah berdoa
sambil menangis, ―Wahai penyejuk mata orang-orang taat,
wahai penyejuk mata orang-orang durhaka, kenapa tidak
engkau menjadi penyejuk mata orang-orang taat, karena
engkau menganugerahi mereka ketaatan? Dan kenapa tidak
engkau menjadi penyejuk mata orang-orang durhaka, karena
engkau menutupi dosa-dosa mereka?‖ Ayah Abbas berkata,
―Orang itu (Yahya) mengulangi tangisannya seraya berkata,
―Aku telah terbiasa dengan tangisan. Mari kesinilah! semoga
Allah mendatangkanmu kesini untuk kebaikan.‖160
* * *
HASRAT SEORANG HAMBA PADA AMPUNAN ALLAH
Al-Muzna, dia adalah Abu Ibrahim Ismail bin Yahya
berkata, ―Aku mengunjungi Syafi‘i tatkala ia sakit
menjelang wafat, aku berkata kepadanya, ―Bagaimana
keadaanmu sekarang?‖ Ia menjawab, ―Sekarang aku tengah akan
meningglkan dunia, akan berpisah dari semua saudara, akan
segera meminum minuman dari bejana kematian, akan segera
kembali kepada Allah. Namun demi Allah! Sungguh aku tiada
mengetahui ruhku akan berpulang ke surga atau ke neraka?‖
kemudian ia mengucapkan bait berikut:
159 Al-Umru wa as-Syaibu, karya Ibnu Abi ad-Dunya (28)
160 Shafwat as-Shafwah (2/361)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Kepada-Mu Tuhan semesta alam aku tinggikan hasratku
Meski aku seorang pendosa, Wahai Dzat yang Maha Pemberi,
Dzat Pemilik segala kabaikan
Tatkala hatiku telah membatu dan jalanku menjadi sempit
Aku jadikan harapanku pada ampunan-Mu sebagai penyelamat
Semakin meruah dosaku maka tatkala aku menyertainya
Dengan ampuan-Mu, niscaya ampunanmu amatlah meruah
Selama Engkau Dzat Maha Pemberi ampun atas segala dosa
Niscaya Engkau selalu baik dan mengampuni dosa sebagai
anugerah dan kemurahan
Maka jika bukan karena Engkau, tiada seorang hamba
bergantung kepada Iblis
Maka bagaimana, ia telah menyesatkan Adam dengan dalih
menyucikan-Mu
Betapa melalui syairku ini, apakah aku akan terhina
berpulang ke surga? Ataukah sesal ke neraka?
Allah mengetahui tempat hamba-Nya yang penuh harap,
matanya selalu meneteskan darah karena keadaannya yang
melampaui batas
Qiyam tatkala malam menebarkan kegelapan, karena
besarnya rasa takut sebagai seorang pendosa
Teramat fasih tatkala mengingat Tuhannya, sementara
kepada selain Dia terasa asing olehnya
Mengingat hari-hari yang lepas di masa muda, serta buah
dari kebodohan yang berlalu bersama waktu
Kini menjadi teman kesedihan sepanjang hari, juga
sebagai kawan bermunajat tatkala malam telah gelap
Ia berkata, ―Kekasihku Engkau tempatku bermohon dan
berbagi
Cukup dengan-Mu-lah para pengharap bermohon dan
bertambat
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Bukankah Engkau yang telah memberi dan menunjukiku?
Engkau tiada henti memberi dan mengaruni aku
Mogalah Dia yang mempunyai ihsan mengampuni dosaku, Dan
menutupi keburukanku baik yang telah lalu
Amat meruah dosaku, maka aku menghadap-mu penuh harap,
jikalau bukan karena ridha-Mu, bukanlah Engkau sang
Pengasih
Jika Engkau mengampuniku, Engkau mengampuni seorang
pendurhaka yang teramat zhalim, nista dan selalu saja
berdosa
Jika engkau menghukumku, tiadalah aku putus asa, Meski
mereka (malaikat) melemparkanku ke lembah jahanam
Dosaku amatlah besar dari dahulu hingga esok, ampunan-Mu
Maha Tinggi dan Perkasa merambah anak manusia
Fadhilah-Mu mengelilingku dari segenap penjuru, dan
cahaya ar-Rahman menerpa segala ruang
Dalam hati memancar cahaya kekasih sejati, manakala
telah mendekati berita gembira dan telah melewati batas
larangan
Di sekelilingku memancar kasih sayang dari Allah semata,
mengangkatku laksana bintang dari kegelapan kubur
Aku menjaga jiwaku dari cemaran noda hawa nafsu, aku
menjaga janji cintaku dari keterbelahan
Di alam sadarku ada rindu, dalam ampunanku ada yang
kutuju, yang menyertai langkahku dengan dendang dan lagu
Siapa berpegang kepada Allah, niscaya selamat dari
kebinasaan, siapa yang mengharap-Nya tiada akan pernah
sesal
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Semoga aku melihatmu mengatakan, ―Betapa semestinya
hasrat seperti ini selalu terucap oleh setiap mukmin!‖161
* * *
AKU TAKUT AKAN DOSA-DOSAKU
Dari Dhimrah bin Hifsh bin Umar, ia berkata, ―Suatu ketika
Hasan Basri menangis, lalu dikatakan padanya, ―Apa yang
membuat anda menangis? Beliau menjawab, ―Aku takut jika
kelak Allah melemparkanku ke neraka tanpa peduli.‖162
* * *
AKU BERTINDAK UNTUK MENEBUS DOSA
Dari Abdullah bin Rabiah bahwa ia duduk bersama Utbah bin
Farqad, Utbah berkata, ―Wahai Abdullah apakah engkau tidak
mengenaliku anak saudaramu, Amr bin Utbah? Tentukanlah apa
yang seharusnya aku lakukan!‖ Abdullah bin Rabiah menjawab,
―Wahai Amr! Taatilah kedua orang tuamu!‖ Amr melihat ke
arah Mi‘dhad al-Ajli, lalu berkata kepadanya, ―Bagaimana
menurutmu?‖ Mi‘dhad menjawab, ―Jangan taati mereka,
bersujud dan mendekatlah (kepada Allah).‖ Amr berkata,
―Wahai ayah! Sesungguhnya aku adalah seorang hamba yang
bertindak untuk menebus dosa. Maka tolonglah aku untuk
menebus dosaku!‖ Mendengar itu, Utbah menangis sambil
mengatakan, ―Wahai anakku! Aku mencintaimu dengan dua
cinta; cinta orang tua kepada anaknya, dan cinta karena
Allah. Ia berkata, ―Wahai ayah! Engkau telah memberiku
harta sejumlah tujupuluh ribu, jika engkau memintanya
dariku, maka ini dia ambillah! Jika tidak, maka biarkan aku
menghabiskannya (melenyapkannya). Aku tidak lagi
161 Lihat Diwan al-Imam as-Syafi‘i ―Al-Jauhar an-Nafis fi
Syi‘r al-Imam Muhammad bin Idris‖ (h 134-136) ditahqiq oleh
Muhammad Ibrahim Salim
162 At-Takhwif min an-Nar (h 22)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
memerlukannya.‖ Ayahnya menjawab, ―Habiskanlah
(lenyapkanlah), wahai anakku!‖ Maka iapun melenyapkannya
hingga tak tersisa satu dirhampun.163
* * *
TIDAK ADA YANG SELAMAT DARI MURKA ALLAH
As-Syafi‘i berkata kepada Harun ar-Rasyid dalam sebuah
wasiat yang panjang, ―Engkau tidak akan ditaati melainkan
engkau mentaatii Allah swt, maka hendaklah engkau taat
kepada Allah karena dengan itu engkau akan mendapatkan
keselamatan di hari depan serta kebaikan di kemudian hari.
Karena sesungguhnya Allah itu ―Bersama orang-oang yang
bertakwa dan orang-orang yang berbuat baik.‖164
Takut serta waspadalah kepada Allah sebagaimana takutnya
seorang hamba yang mengetahui tempat musuhnya, sementara
tuannya tiada bersamanya. Sadarilah sepenuhnya rasa takut
yang ada dalam hatimu. Sekali-kali kamu tidak akan aman
dari murka Allah. Jangan pernah pikir kamu bisa terhindar
hanya karena kamu merasa Allah masih saja melimpahkan
nikmat-Nya kepadamu tiada henti. Merasa aman dari murka
Allah pada dasarnya merupakan sikap yang akan mendatangkan
keburukan pada dirimu. Keyakinan seperti ini dapat mengikis
agamamu, bahkan akan menggugurkan ketakutan pada generasi-
generasi mendatang. Berpeganglah pada kitab Allah yang
tiada mungkin menyesatkan orang-orang yang menjadikannya
sebagai petunjuknya. Selama engkau berpegang pada Allah dan
sunnah Rasulullah saw niscaya engkau akan sampai pada
tujuanmu karena engkau selalu berada pada jalan ―orang-
163 Hilat al-Awliya (4/156)
164 An-Nahl: 128
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
orang diberi petunjuk oleh Allah, maka dengan petunjuk
mereka itu ikutilah.‖165
Bukanlah orang-orang bijak itu mengangkat para
khalifah bagi kaum ini, melainkan hendaklah engkau menjadi
panutan bagi mereka. Berhati-hatilah dari perbuatan
menyesatkan mereka, sesungguhnya engkau memikultanggung
jawab terhadap kepemimpinanmu. Jangan pernah engkau
melalaikan orang-orang muhajirin dan anshor yang telah
menyediakan tempat tinggal serta membawa iman. Petiklah
kebaikan dari mereka dan tinggalkanlah keburukan yang ada
dari mereka. Berikanlah sebagian rejeki dari Allah untuk
kepentingan mereka, jangan sekali-kali membenci mereka
dengan menahan sesuatu hakpun. Jangan pula engkau
menjerumuskan dirimu dalam lembah kebatilan. Sesungguhnya
mereka adalah orang-orang yang telah menyediakan negeri ini
untukmu. Mereka pula orang-orang yang telah mengabdikan
diri demi untuk membangun kejayaan ini. Mereka telah
menerangi kegelapan untukmu, menyingkirkan kepsedihan
darimu, menenteramkanmu di muka bumi ini, mengajarimu akan
pengetahuan siyasah serta mewariskan kepemimpinan untukmu.
Dengan semua itu bangkitlah kejayaan ini yang dahulu lemah.
Dengan itu pula berjayalah kebesaran ini yang dahulu kalah.
Atas semua itu maka siapapun dari mereka yang mengharapmu
memberi tambahan bagi mereka, hendaklah engkau tidak
mengutamakan orang-orang tertentu karena kedekatanmu kepada
mereka dengan mengorbankan orang banyak, atau sebaliknya
engkau mengutamakan orang banyak karena kedekatanmu kepada
mereka dengan mengorbankan yang sedikit hanya untuk
melanggengkan kekuasaan serta keselamatanmu. Hendaklah
engkau taat kepada Allah sebagaimana engkau mengharapkan
165 Al-An‘am: 90
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
orang-orang di bawah kepemimpinanmu taat dan patuh
terhadapmu. Sungguh, sekali-kali tiada seorangpun yang
memimpin sepuluh orang muslim lalu ia tidak memberi mereka
nasehat kecuali pada hari kiamat kedua tangannya
terbelenggu hingga ke lehernya, tiada yang sanggup
melepasnya selain karena keadilan-Nya. Dalam hal ini engkau
lebih mengetahui dirimu sendiri.‖
Selama mendengarkan nasehat ini Harun ar-Rasyid
menangis tanpa bersuara. Sesampai pada penggalan di atas,
tangisannya mulai terdengar keras dan orang-orang yang
duduk di sekelilingnya tidak kuasa menahan air mata dan
suara tangis.
Salah seorang pegawai Harun berkata, ―Wahai engkau!
Sudilah kiranya anda melunakkan pembicaraan di hadapan
Amirulmukminin. Engkau telah membuat hatinya merasa takut!‖
Muhammad bin Hasan berkata, ―Wahai Syafi‘i! Hentikan
ucapanmu dari Amirulmukminin, sesungguhnya ucapanmu itu
lebih tajam dari pedangmu.‖
Sementara Harun ar-Rasyid terus saja menangis tanpa
henti. Kemudian Syafi‘i menghadap ke Muhammad dan orang-
orangyang tengah berkumpul di sana, ia berkata,
―berhentilah semoga Allah menjaga kalian, jangan sekali-
kali membuang cahaya hikmah. Wahai para budak hina dan
kemaksiatan! Allah telah mengambil janji dari kalian untuk
Amirulmukminin oleh karena pembenaran kalian terhadapnya.
Dan Dia mengamanatkan kekuasaan atas kalian di tangannya.
Demi Allah khilafah ini masih sebaik apa yang oleh orang-
orang seperti kalian telah berpaling darinya. Dan masih
akan seburuk apa yang khilafah sekarang berpegang kepada
kalian.
Harun ar-Rasyid mengangkat kepalanya dan menyuruh
orang-orang di sekelilingnya untuk bubar. Kemudian dia
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
menghadap ke Syafi‘i, lalu berkata, ―Aku telah perintahkan
sebuah ‗shilah‘ kepadamu, akan tetapi kamu tidak merespon
untuk menerimanya.‖ Lalu Syafi‘i berkata kepadanya, ―Tidak,
demi Tuhan, Dia tidak melihatku telah menodai kemurnian
nasehat-nasehatku dengan menerima imbalan itu. Akan tetapi
aku telah berjanji kepada Allah bahwa aku tidak akan
membaur dengan seorang raja yang bangga akan dirinya namun
tiada seberapa di sisi Allah kecuali aku menyebut nama
Allah siapa tahu Dia akan memberinya peringatan.166
* * *
ALLAH AKAN MENAGIH TANGGUNG JAWABMU TERHADAP MEREKA
Dari Said bin Sulaiman, ia berkata, ―Aku berada di Makkah
di lorong Syathwa. Di sebelahku ada Abdullah bin Abdulaziz
al-Umari, ketika itu Harun ar-Rasyid tengah berhaji, lalu
ada seseorang berkata kepada Abdullah al-Umari, ―Wahai Aba
Abdurrahman! Lihat itu dia Amirulmukminin tengah melakukan
sai, dan tempat sai itu dikosongkan untuknya.‖ Abdullah al-
Umari menjawab, ―Tidak, semoga Allah membalas kebaikan
untukmu! Engkau telah membebaniku perkara yang tidak aku
butuhkan.‖ Ia mengenakan sandalnya dan segera berdiri,
sementara orang itu mengikutinya.
Orang itu berpapasan dengan Harun ar-Rasyid dari Marwa
hendak menuju Shafa, lalu ia berteriak memanggil, ―Wahai
Harun!‖ Tatkala Harun melihatnya, ia berkata pada orang
itu, ―Labbaik!‖ orang itu berkata lagi kepada Harun,
―Mendakilah di Shafa!‖ Setelah Harun mendaki Shafa, orang
itu berkata lagi, ―Palingkan mukamu ke arah (ka‘bah)
kiblat!‖ Harun menjawab, ―Ya aku sudah lakukan itu.‖ Orang
itu berkataa, ―Ada berapa banyak mereka?‖ Harun balik
166 Hilat al-Awliya (9/85-91)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
bertanya, ―Dan siapa yang memelihara mereka?‖ orang itu
berkata lagi, ―Berapa banyak orang-orang seperti mereka?‖
harun menjawab, ―Mereka semua adalah makhluk yang dijaga
oleh Allah.‖ Orang itu berkata, ―Ketahuilah, Wahai engkau
Harun! Bahwa masing-masing dari mereka hanya akan ditanya
tentang tanggung jawab atas diri mereka sendiri. Akan
tetapi engkau akan ditanya tentang urusan mereka semua,
maka lihatlah seperti apa dirimu?‖
Kemudian Harun menangis dan terduduk. Orang-orang yang
bersamanya memberinya sapu tangan untuk mengusap air
matanya.
Abdullah al-Umari berkata, ―Aku masih punya nasehat
yang lain.‖
Harun menjawab, ―Katakanlah!‖
Abdullah berkata, ―Demi Tuhan, seseorang akan mendapat
balasan ‗hajar‘ karena telah menyia-nyiakan hartanya. Lalu
bagaimana dengan orang yang menyia-nyiakan serta
menghamburkan harta umat Islam?‖
Abdullah lalu meninggalkan tempat itu sementara Harun
masih saja menangis.167
* * *
SETIAP MASALAH MEMINTA JAWABAN
Dari Muhammad bin Ismail bin Abi Fudaik, ia berkata,
―Di antara kami ada orang gila, ia biasa dipanggil Aba
Nashr. Ia orang yang hilang akal dan bertingkah tidak
layaknya orang kebanyakan. Ia tidak berbicara sebelum ada
orang yang memulai berbicara denganya. Ia tinggal di sudut
masjid Rasulullah tempat di mana orang-oang fakir dari
muhajirin berteduh. Akan tetapi manakala ditanyakan
167 Shafwat as-Shafwah (2/187)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
kepadanya suatu persoalan, ia dapat memberi jawaban yang
sangat bagus dan mengherankan.
Suatu hari aku mendatanginya di sudut masjid
Rasulullah saw bersama orang-orang fakir yang tinggal di
sana. Aku mendekat dan duduk di sebelahnya, lalu aku
menggerakkannya hingga ia membuatnya terkejut. Aku
menyodorkan sesuatu padanya dan ia lekas menerimanya, lalu
ia berkata, ―Terpenuhilah kebutuhan kami.‖ Aku bertanya
padanya, ―Wahai Aba Nashr! Apa kemuliaan itu?‖ Ia menjawab,
―Membawa sesuatu yang mewakili pergaulan yang paling rendah
dan yang paling tinggi, menerima kebaikannya dan
menghindari keburukannya.‖ Aku berkata lagi padanya, ―Apa
muru‟ah itu?‖ Ia menjawab, ―Memberi makan, menebar salam,
membersihkan noda (dosa).‖ Aku bertanya lagi kepadanya,
―Apa sakha‟ (dermawan) itu?‖ Ia menjawab, ―Bersunjgguh-
sungguh membantu saudaranya yang kekurangan.‖ Aku bertanya
lagi, ―Apa bakhil itu?‖ Ia menjawab, ―Hus..!‖ Dan raut
mukanya memberi makna. Aku memintanya untuk memberi jawaban
dan ia mengatakan telah memberiku jawaban.
Muhammad bin Ismail berkata, ―Harun datang kepada kami
dan masjid dikosongkan untuk memberi jalan kepadanya. Ia
berhenti di makam Rasulullah saw dan berdiri di atas
mimbarnya. Ia berkata, ―Berhentilah di tempat para ahli
Suffah!‖ Ketika Harun mendatangi mereka, dikatakan kepada
Abu Nashr, ―Ini dia Amirulmukminin.‖ Maka ia segera
mengangkat mukanya dan berkata, ―Wahai tuan! Tiada orang
lain di antara Allah dengan hamba-hamba-Nya, termasuk umat
Muhammad serta rakyatmu ini kecuali engkau seorang, bahwa
Allah akan meminta tanggung jawabmu atas mereka. Maka
siapkanlah jawaban untuk setiap pertanyaan. Ingat! Umar bin
Khattab pernah berkata, ―Sekiranya ada sakhlah (anak
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
kambing) yang hilang di pantai Efrat, niscaya Umar takut
kelak akan ditanya oleh Allah swt.‖
Mendengar perkataan itu Harun menangis seraya berkata,
―Wahai Abu Nashr! Rakyatku serta urusanku berbeda dengan
rakyat dan urusan Umar.‖ Abu Nashr berkata, ―Demi Tuhan!
Apa yang telah aku katakan tidak akan lepas darimu kelak,
maka lihatlah dirimu sekarang, sesungguhnya engkau dan Umar
akan ditanya tentang apa yang telah dititipkan Allah kepada
kalian.‖ Kemudian Harun memerintahkan orangnya untuh
memberi kantong yang berisi uang sebanyak tigaratus dinar.
Harun berkata, ―Berikanlah itu kepada Abu Nashr!‖ Abu Nashr
menjawab, ―Aku hanyalah salah seorang dari ahli Shuffah.
Maka berikanlah itu pada seseorang yang dapat membagikannya
untuk ahli Shuffah serta bersedia memasukkan aku di antara
mereka.‖168
* * *
AKU TAKUT DARI DOSA INI
Dari Said bin Amir, ia berkata, ―Sulaiman at-Taimy
sedang sakit, dan ia menangis keras dalam keadaannya itu.‖
Lalu dikatakan padanya, ―Apa yang membuatmu menangis? Apa
engkau takut mati?‖ Dia menjawab, ―Tidak, melainkan aku
pernah menempuh faham Qodari, dan aku telah menganutnya.
Aku takut Tuhanku kelak akan meng-hisab-ku atas hal itu.169
* * *
DAN TAMPAKLAH BAGI MEREKA DARI ALLAH APA YANG TIDAK PERNAH
MEREKA PERKIRAKAN
Dari Muhammadbin Munkadir bahwa ia merasa ketakutan
menjelang ajal, lalu dikatakan kepadanya, ―Kenapa kamu
gelisah?‖ ia menjawab, ―Aku takut terhadap satu ayat dalam
168 Shafwat as-Shafwah (2/199-200)
169 Hilat al-Awliya (3/32)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
kitab Allah swt: “Dan tampaklah oleh mereka dari Allah swt
apa yang tidak pernah mereka sangkakan.”170
Sungguh aku
takut jika kelak akan tampak olehku apa yang tidak pernah
aku sangka-sangka.
Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Muhammad bin
Munkadir suatu ketika bangun tinga malam melakukan shalat.
Tatkala itu ia menangis dan tangisannya semakin keras
hingga keluarganya terbangun. Mereka bertanya padanya, ―Ada
apa denganmu, apa yang membuatmu menangis?‖ Akan tetapi
mereka tidak dapat memahami perkataannya karena tangisannya
sangat keras. Lalu mereka mendatangi Abi Hazim dan
menceritakan perihal yang terjadi padanya. Abi Hazim datang
menemuinya tatkala ia masih menangis, lalu berkata, ―Wahai
saudaraku! Apa yang membuatmu menangis? Engkau telah
memperhatikan keluargamu.‖ Ia menjawab, ―Aku telah melewati
satu ayat dalam kitab Allah swt.‖ Abu Hazim bertanya, ―Apa
itu?‖ Ia menjawab, ―Dan tampaklah oleh mereka dari Allah
apa yang tidak mereka perkirakan.‖ Abu Hazim mendengar itu
kemudian menangis bersamanya. Dan tangisan mereka berdua
bertambah keras.
Menurut Muhammad bin Munkadir bahwa sebagian
keluarganya ada yang berkata pada Abu Hazim, ―Aku
mendatangkanmu ke sini untuk menenangkannya, akan tetapi
melah engkau menambah tangisnya.‖ Kemudian Abu Hazim
menjelaskan kepada mereka apa yang membuat mereka berdua
menangis.171
* * *
170 Az-Zumar (47)
171 Hilat al-Awliya (3/146)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
MENANGISI DOSA-DOSA YANG LEWAT
Dari said bin Usman al-Khayyath, ia berkata, ―Aku
mendengar Dza an-Nun berkata, ―Tiga perkara sebagai
pertanda taubat: menangisi dosa-dosa yang telah lalu,
munculnya rasa takut jika terperosok melakukan perbuatan
dosa, berpisah dari orang-orang yang berperilaku buruk dan
bergabung ke dalam barisan orang-orang bijak.‖172
* * *
BERBUATLAH UNTUK HARI KIAMAT
Dari Abi Zakaria at-Taimy, ia berkata, ―Tatkala
Sulaiman bin Abdul Malik berada di masjidil haram tatkala
itu diberikan padanya sebuah batu berpahat. Lalu ia mencari
seseorang yang dapat membacakan tulisan di batu itu
untuknya. Ia mendatangi Wahab bin Munbih untuk
membacakannya. Pada batu itu tertulis, ―Wahai anak Adam!
Jika engkau melihat betapa dekatnya sisa umurmu, hendaklah
engkau mencukupkan batas anganmu dan perbanyaklah amalanmu.
Kurangilah hasrat dan lamunanmu karena itu hanya akan
memberikan sesal di kemudian hari. Pada hari itu telah
habis langkahmu, keluarga serta sanak saudara saling
mengucap salam perpisahan untukmu. Mereka telah terpisah
jauh darimu, sedangkan engkau tidak lagi akan berpulang ke
dunia di mana mereka berada. Ingatlah bahwa amalanmu telah
terhenti, kebaikanmu tiada bertambah. Meka hendaklah engkau
berbuat segala sesuatu untuk bekal di hari kiamat kelak.
Lakukanlah sebelum penyesalan menghimpitmu.‖
Abu Zakariya berkata, ―Maka Sulaiman menangis sangat
keras setelah mendengar perkataan ini.‖173
* * *
172 Sya‘bul Iman, karya Imam Baihaqi (7185)
173 Hilat al-Awliya (4/69)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
YAKINKAH AKAN AMALANMU?
Dari Yahya bin Adam, ia berkata, ―Ketika ajal telah
mendekati Mus‘ar, Sufyan al-Tsauri mendatanginya, ia
melihat Mus‘ar dalam keadaan takut,lalu berkata, ―Kenapa
engkau takut? Demi Tuhan! Aku benar-benar ingin mati
secepatnya. Mus‘ar berkata, ―Tenangkanlah aku!‖ Sufyan al-
Tsauri mengulangi perkataannya lagi, dan Mus‘ar menjawab,
―Jadi engkau benar-benar yakin akan amalanmnu, wahai
Sufyan? Demi Allah! Sesungguhnya aku benar-benar seperti
tengah berada di puncak bukit yang tinggi dan tidak tahu ke
mana aku akan berlabuh.‖
Mendengar jawaban dari Mus‘ar seperti itu, Sufyan
menangis sambil berkata, ―Kamu lebih takut kepada Allah
daripada aku.‖174
* * *
BERBUATLAH UNTUK TUHANMU LALU UNTUK DIRIMU
Dari Yahya bin Adam, ia berkata, ―Aku mendengar
Syuraik berkata, ―Aku bertanya kepada Ibrahim bin Adham
tentang masalah antara Ali dan Muawiyah, maka ia menangis.
Aku merasa menyesal telah menanyakan hal itu. Lalu ia
mengangkat kepalanya dan berkata, ―Sesungguhnya orang yang
mengerti akan dirinya akan berbuat untuk dirinya sendiri,
dan orang yang mengerti Tuhannya niscaya ia akan
mengutamakan berbuat untuk Tuhannya daripada yang lain.‖175
* * *
LIHATLAH AMALANMU
Iyadh al-Khawwash berkunjung kepada kepada Ibrahim bin
Saleh, dia adalah seorang amir dari Palestin, lalu berkata,
―Ya Syeikh! Berilah aku nasehat!‖ ia menjawab, ―Dengan apa
174 Hilat al-Awliya (7/312)
175 Hilat al-Awliya (8/15)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
aku menasehatimu, apa semoga Allah memperbaiki urusanmu?
Telah sampai padaku bahwa perbuatan orang-orang yang hidup
di dunia ini bertentangan dengan saudara-saudara mereka
yang telah meninggal. Maka lihatlah! Amalan apakah darimu
yang bertentangan dengan Rasulullah saw.‖ Mendengar jawaban
ini, orang itu menangis hingga air matanya membasahi
jenggotnya.176
* * *
MAQAMAT MUKHALAFAT
Abu al-Abbas bin Musarwaq berkata, ―Aku bersama Junaid
bin Muhammad tengah berjalan di beberapa tempat di Baghdad.
Tatkala itu terdengar seorang penyanyi melantunkan sebuah
syair:
Tempat-tempat yang telah kamu singgahi dan kamu huni
Hari-hari yang engkau telah lalui dengan kemenangan
Mendengar lantunan itu, Junaid menangis sangat keras,
kemudian berkata, ―Wahai Abu Abbas! Betapapun menawan
rumah-rumah yang indah lagi cantik ini, dan betapapun
memikat kediaman orang-orang yang membangkang (Allah), aku
tetaplah berhasrat untuk meneguhkan harapanku, memperteguh
langkahku, serta menetapi rasa takut dalam hatiku untuk
menggapai asaku. Inilah aku bersama hari-hariku yang
sekejap, kini aku meratapi masa yang silam.
Abu Abbas berkata, ―Siapa yang kesenangannya diperoleh
secara tidak benar, maka kesenangan itu hanya akan
mendatangkan malapetaka. Barangsiapa yang keramahannya
176 Hilat al-Awliya (10/21)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
tidak diabdikan untuk Tuhannya, maka dia adalah orang yang
keramahannya hampa.‖177
* * *
DOSA
Seseorang berkata kepada Abi Muhammad al-Jarir, ―Aku
pernah tertutup dari kenikmatan, kemudian dibukakan jalan
bagiku untuk mendapatkan kelonggaran, hingga akhirnya aku
berbuat dosa. Kemudian aku terhalang dari keadaanku itu.
Maka bagaimana jalan menuju ke sana lagi? Tunjukkanlah aku
pada kesenangan yang pernah kudapatkan.
Kemudian Abu Muhammad menangis dan berkata, ―Wahai
sadaraku! Ini adalah masa di mana semua orang tidak lagi
memiliki pilihan. Akan tetapi aku lantunkan untukmu
beberapa bait syair berikut:
Tetaplah di singgah di kediaman itu, itu adalah
peninggalan-peninggalan mereka
Para terkasih menangis dalam rindu dan penyesalan
Betapa aku telah menetap di sana mencari seorang
pemberi khabar
Entah teman atau rekan tentang penghuninya
Kutemukan jawaban membawaku ke kuburnya
Ia telah memisahkan orang yang menghuninya, maka
berhagalah tempat pertemuan itu. 178
* * *
MAKSIAT DAN DOSA
Dari Ibrahim bin Bisyar, ia berkata, ―Aku bersama Abu
Yusuf al-Fasuli melintas di sebuah jalan di Syams. Kemudian
ada seorang lelaki menemuinya seraya mengucapkan salam dan
berkata, ―Wahai Abu Yusuf! Berilah aku nasehat yang dapat
177 Hilat al-Awliya (10/214)
178 Hilat al-Awliya (10/348)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
aku jaga sebagai nasehat darimu!‖ Abu Yusuf menangis lalu
berkata, ―Ketahuilah saudaraku, bahwa pergantian malam dan
siang serta perputaran waktunya adalah mesin yang
mempercepat badanmu menjadi renta, umurmu semakin berkurang
dan ajalmu semakin dekat. Seyogiyanya engkau tidak merasa
tenang sebelum menyadari di mana tempat berlabuhmu terakhir
nanti. Dan engkau menyadari akan murka Tuhanmu atas dosa
dan maksiat yang engkau perbuat, atau dengan rahmat dan
kemurahan-Nya yang membuat Dia ridha terhadapmu. Anak Adam
yang lemah adalah ibarat setitik embun di hari kemarin dan
akan sirna esok hari. Maka jika engkau tidak rela dengan
semua ini niscaya engkau akan dikembalikan dan engkau akan
mengetahui. Engkau akan menyesal di hari di mana penyesalan
tiada membawa arti.
Abu Yusuf terus menangis dan orang itu menangis
bersamanya. Akupun menangis karena tangisan mereka berdua
hingga mereka berdua tak sadarkan diri.179
* * *
DOSA-DOSA
Sebagian orang saleh pernah bercerita, ―Suatu ketika kami
mendatangi Mughirah al-Kharraz tatkala ia sedang sakit.
Kami berkata padanya, ―Apa yang kamu rasakan?‖ Dia
menjawab, ―Aku merasa diriku berada dalam dosa.‖ Kami
katakan lagi, ―Apa yang kamu keluhkan?‖ Dia menjawab,
―Penyesalan karena banyak berbuat lalai.‖ Kami berkata
lagi, ―Apa yang kamu harapkan?‖ Dia menjawab, ―Berteduh
kepada Allah dan meninggalkan yang dibenci oleh-Nya.‖ Lalu
orang-orang yang ada di situ menangis kerane mendengar
ucapannya.180
179 Dzam al-Hawa, karya Ibnu al-Jawzy (h 670-671)
180 Al-Aqibah fi Dzikri al-Maut (h 120)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
* * *
LALAI DAN DOSA
Seseorang berkata kepada Abdulaziz bin Abi Rawwad,
―Bagaimana keadaanmu?‖ Abdulaziz menangis lalu berkata,
―Demi Tuhan, aku telah lalai dan lupa akan maut bersama
dosa-dosa yang teramat banyak menyelimutiku, sementara ajal
semakin hari kian dekat. Aku sendiri tidak mengerti mana
alam yang hendak kutuju.‖ Dia measih melanjutkan
tangisnya.181
* * *
MEREMEHKAN DAN MENYIA-NYIAKAN
Said bin as-Saib at-Thaifi hampir tidak pernah
kehabisan air mata. Air matanya selalu mengalir sepanjang
hari. Pada saat melakukan shalat ia menangis, saat
berthawaf ia menangis, saat duduk dan membaca ayat al-Quran
ia pun menangis, bahkan jika anda berpapasan dengannya di
jalan ia pun menangis.
Sufyan berkata, ―Orang-orang memberitahuku bahwa ada
seseorang yang mencela Said karena perbuatannya itu.‖
Sufyan lalu menangis dan melanjutkan ucapannya,
―Sesungguhnya aku lebih berhak untuk engkau hina dan engkau
cela karena perbuatanku yang gegabah dan sia-sia, karena
dua hal itu telah menguasai atas diriku.‖
Orang itu berkata, ―Ketika aku mendengar itu, maka aku
pergi meninggalkannya.‖
Dari Muhammad bin Yazid bin Khunais, ia berkata,
―Tidak pernah sekalipun aku melihat seseorang cepat
meneteskan air mata melebihi Said bin as-Saib. Sesungguhnya
181 Shafwat as-Shafwah (2/229)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Said meneteskan air mata adalah agar hatinya tergerak, maka
engkau melihat air matanya laksana air hujan.182
* * *
DI MANAKAH TERDAPAT KESELAMATAN
Suwar Abu Ubaidah berkata, ―Terhitung sejak tiga puluh
tahun sebelum kematian Atha‘ as-Salimi, aku tidak pernah
melihatnya melainkan kedua matanya selalu berlinang. Bahkan
aku tidak pernah menyamakan Atha‘ tatkala aku melihatnya
selain seperti seorang wanita yang ditinggal mati anaknya.
Seolah-olah Atha‘ bukanlah termasuk orang-orang yang hidup
di dunia.
Saleh al-Marry berkata, ―Aku pernah berkata kepada
Atha‘ as-Salimi, ―Apa yang engkau harapkan?‖ Dia menjawab
sambil menangis, ―Demi Allah wahai Abu Basyar, aku berharap
menjadi pasir yang tidak bercampur dengan benda yang paling
kecil sekalipun di dunia ini dan di akhirat kelak.‖ Saleh
berkata, ―Sungguh itu membuatku menangis, dan demi Tuhan
aku mengerti bahwa dia sesungguhnya hanya menginginkan
keselamatan dari al-hisab.183
* * *
HATINYA TERBAKAR RASA TAKUT
Dari Malik bin Dhigham, ia berkata, ―Ada seorang
lelaki dari daerah Ubullah sering mendatangi ayahku. Orang
itu menceritakan seorang wanita yang sering menangis
bernama Sya‘wanah kepada ayahku. Lalu ayahku berkata
padanya, ―Katakan padaku bagaimana ia menangis?‖ orang itu
menjawab, ―Wahai Abu Malik, aku katakan padamu bagaimana ia
menangis. Demi Tuhan! Ia menangis di malam dan siang hari,
hampir-hampir tidak pernah berhenti.‖ Ayahku berkata lagi,
182 Shafwat as-Shafwah (3/383)
183 Shafwat as-Shafwah (3/330)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
―Bukan itu yang aku tanyakan kepadamu. Bagaimana wanita itu
memulai tangisnya?‖ orang itu menjawab, ―Baiklah, wahai Abu
Malik! Wanita itu mendengarkan sedikit dari ucapan dzikir,
lalu terlihat air matanya berlinang dari kelopak matanya
bagaikan air hujan. Ayahku bertanya lagi, ―Adakah air
matanya yang menetes melewati batas yang ada di atas hidung
atau hanya keluar dari kelopak matanya sampai pada
pelipis?‖ Orang itu menjawab, ―Wahai Abu Malik! Sungguh air
matanya melebihi itu semua. Hanya dengan mendengar ucapan
dzikir, air matanya datang membawa empat bintang yang
menetes cepat sekali.
Mendengar cerita orang itu, ayahku kemudian menangis
dan berkata, ―Aku tidak melihat rasa takut melainkan telah
membakar seluruh hatinya. Pernah dikatakan bahwa sedikit
banyaknya air mata sebanding dengan rasa terbakarnya hati.
Maka tatkala hati telah terbakar semuanya, tiada lagi yang
diinginkan olehnya selain menangis, dan sedikit saja ucapan
dzikir yang didengarnya akan membuatnya merasa sangat
ketakutan.184
* * *
MELALAIKAN HAK-HAK ALLAH
Dari Ismail bin Hisyam, bahwa di antara beberapa sahabat
Fath al-Muasshala ada yang pernah berkata, ―Suatu kali aku
menemuinya dalam keadaan menangis. Hingga aku melihat air
matanya menetes dari celah-celah jemarinya. Lalu aku
memanggilnya karena aku ingin melihatnya. Betapa aku
melihat air matanya berwarna pekat.
Aku berkata kepadanya, ―Demi Tuhan ya Fattah, adakah
engkau meneteskan air mata darah?‖
184 Shafwat as-Shafwah (4/53-54)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Ia menjawab, ―Jika bukan karena engkau telah bersumpah
dengan nama Allah, tidaklah aku akan bercerita kepadamu.
Benar aku menangis dan meneteskan air mata darah.‖
Aku berkata lagi, ―Atas masalah apa engkau meneteskan
air mata? Dan atas masalah apa engkau meneteskan darah?‖
Dia menjawab, ―Aku meneteskan airmata atas keteledoranku
melalaikan hak-hak Allah. Dan aku meneteskan airmata darah
diatas airmataku ini adalah karena takut jika airmata itu
tidak sah lagi untukku.‖
Ismail bin Hisyam berkata, ―Sahabat Fath itu berkata,
―Pernah suatu kali aku melihat Fath dalam mimpi setelah
kematiannya. Lalu aku berkata kepadanya, ―Apa yang
diperbuat Allah terhadapmu?‖ Dia menjawab, ―Dia memberiku
ampunan.‖ Aku berkata lagi, ―Apa yang diperbuat dengan
airmatamu?‖ Dia menjawab, ―Allah swt mendekatkan diri-Nya
kepadaku, lalu berkata kepadaku, ―Wahai Fath! Airmata ini
untuk apa?‖ Aku menjawab, ―Wahai Tuhanku! Airmata ini
adalah untuk kelalaianku akan hak-hak-Mu.‖ Allah berkata
lagi, ―Lalu airmata darah untuk apa?‖ Aku menjawab, ―Wahai
Tuhanku! Darah itu adalah untuk airmataku, andaikata
airmata itu tidak sah dariku. Allah berkata lagi kepadaku,
―Wahai Fath! Sekali-kali Aku tiada membutuhkan semua ini.
Kebesaran-Ku telah mendaki kepada diri-Ku, dan menjagamu
selama empat puluh tahun atas dosa yang ada dalam lampiran
catatan amalanmu.185
* * *
TUKARLAH DIRIMU
Abu Usman Amr bin Abid bertamu kepada Khalifah al-
Mansur. Al-Mansur menyambutnya dengan hormat kemudian
mendekatinya. Ia menanyakan keadaan keluarga dan anak-
185 Shafwat as-Shafwah (4/188-189)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
anaknya, kemudian berkata, ―Berilah aku nasehat!‖ Abu Usman
kemudian membacakan ayat al-Quran:
“Demi fajar, dan malam yang sepuluh, dan yang genap dan
yang ganjil, dan malam bila berlalu. Pada yang demikian itu
terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang
berakal. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu
berbuat terhadap kaum „Aad, yaitu penduduk Iram yang
mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah
dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,
dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besardi lembah, dan
kaum Fir‟aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang
banyak), yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, lalu
mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu, karena
itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab,
sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.” 186
Abu Usman melanjutkan perkataannya, ―Wahai Abu Ja‘far!
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi terhadap orang-
orang yang berbuat sebagaimana perbuatan mereka dahulu.
Maka bagi mereka yang melakukan perbuatan seperti mereka
lakukan niscaya Allah akan menurunkan azab sebagaimana
ditimpakan kepada mereka. Maka bertakwalah engkau kepada
Allah, sesungguhnya di balik pintumu itu ada api yang
membara dari segala penjuru akibat tidak ditegakkannya
kitab Allah dan sunnah Rasulullah saw.
Mendengar nasehat itu al-Mansur menangis keras seraya
berkata, "Lanjutkanlah nasehatmu untukku!‖ Abu Usman
berkata lagi, ―Sesungguhnya Allah telah memberimu dunia
dengan segala isinya, maka tukarlah dirimu dengan
sebagiannya saja. Perkara yang demikian itu diperuntukkan
bagi orang-orang sebelum kamu, lalu berganti kepadamu, dan
186 Al-Fajr: 1-14
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
akan kembali kepada orang-orang setelah kamu. Dan hendaklah
engkau mengingat suatu malam dimana engkau akan bergegas
dari hari kiamat.‖
Setelah ucapan nasehat yang kedua ini, tangisan al-
Mansur bertambah keras daripada tangisan sebelumnya.
Silaiman bin Mujalid berkata, ―Berlakulah lemah lembut
kepada Amirulmukminin, wahai Abu Usman!‖ Abu Usman Amr bin
Abin menjawab, ―Apa yang dikhawatirkan dari Amirulmukminin
yang menangis karena takut kepada Allah swt?‖187
* * *
WAHAI DZAT YANG TIDAK TERPEDAYA OLEH DOSA
Abu Bakar as-Sasy, beliau adalah seorang alim yang
banyak diminta nasehat-nasehatnya, pernah berkata dalam
doanya, ―Wahai dzat yang tiada terkena madharat oleh dosa-
dosa, yang tiada berkurang (keagungan-Nya) oleh ampunan-
ampunan-Nya, karunialiah aku apa yang tidak mendatangkan
madharat terhadap-Mu, dan berilah aku apa yang tidak
mengurangi (keagungan-Mu).188
* * *
DOSAKU YANG BANYAK
Dari Ruh bin Salamah al-Warraq, ia berkata, ―Kami pernah
bermalam bersama seorang lelaki ahli ibadah di daerah dekat
pantai. Orang itu manangis semalaman hingga kami khawatir
akan terbitnya fajar dan ia masih saja menangis. Kami tidak
pernah bercakap-cakap sedikitpun hingga tiba-tiba ia
berkata, ―Dosaku teramat banyak, dan ampunan-Mu sangatlah
besar, maka satukanlah antara dosaku dengan ampunan-Mu
wahai Yang Maha Mulia!‖ Ruh bin Salamah berkata, ―Karena
187 Al-Bidayah wa an-Nihayah (10/124)
188 Sya‘bul Iman (7305)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
ucapan orang itu, maka menangislah orang-orang yang
bermalam di situ.‖189
* * *
MERANGKAK KE SURGA
Ibnu Abi ad-Dunya berkata, ―Seorang lelaki dari Bani
Quraisy berkata padaku bahwa salah seorang anak lelaki
Thalhah bin Ubaidillah berkata, ―Taubah bin Simmah berada
dalam kesedihan tengah mengoreksi dirinya. Suatu hari ia
menghitung umurnya yang mencapai enam puluh tahun. Ia
menghitung jumlah hari yang telah dilaluinya sebanyak
21.500 hari, lalu ia berkata sambil menangis, ―Celakalah
aku! Aku akan menghadap Tuhanku dengan duapuluh satu ribu
dosa. Bagaimana jika setiap hari ada ribuan dosa.‖ Kemudian
orang itu terlihat tak sadarkan diri hingga ia meninggal
dunia. Orang-orang yang berkumpul di sana mendengar
seseorang berkata, ―Wahai engkau niscaya akan mendaki
(merangkak) ke surga yang tertinggi.‖190
* * *
BANYAK DOSA BURUK AMALAN
Ibnu Mubarak berkata, ―Aku tiba di kota Makkah, tatkala
orang-orang di sana lama tidak melihat hujan. Mereka
meminta hujan (memohon kepada Allah) di dalam masjidil
haram. Sementara di antara orang-orang yang banyak itu, aku
berada di depan pintu Bani Syaibah. Saat itu aku bertemu
dengan seorang kulit hitam tengah membawa dua buah karung,
dia mengenakan salah satunya dan satunya lagi dia berikan
kepada tuannya. Lalu orang itu berada di tempat agak gelap
di sebelahku. Aku mendengarnya mengucap, ―Wahai Tuhan!
Engkau telah ciptakan muka-muka manusia yang banyak dosa
189 Sya‘bul Iman (7306)
190 Ighatsah al-Luhfan, karya Ibnu al-Qayyim (1/83)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
dan buruk perilaku, dan engkau telah mencegah datangnya
mendung di langit untuk kami sebagai pelajaran atas semua
perilaku dan dosa itu. Maka aku memohon kepada-Mu Dzat Yang
Maha Lembut lagi Maha Pemberi, Wahai Dzat yang tiada
seorang hambapun mengetahui-Nya selain keindahan dan
keelokan-Nya! Airilah mereka sekejap saja, sekejap saja!‖
Ibnu Mubarak berkata, ―Orang itu terus menerus
mengucapkan, ―Sekejap saja, sekejap saja, hingga awan
menyelimuti langit, hujan turun dari seluruh penjuru. Orang
itu duduk dan terus bertasbih sementara aku menangis.191
* * *
BILANGAN TERAKHIR
Hasan al-Bashri pernah berkata dalam salah satu
ceramahnya, ―Bersegeralah wahai hamba Allah, bersegeralah!
Sesungguhnya itu adalah nafas, jika ia telah habis maka
terputuslah amalan-amalanmu untuk mendekatkan diri kepada
Allah swt. Sungguh Allah mengasihi orang yang bersedia
mengoreksi dirinya sendiri, yang menangis atas dosa-dosanya
dan lalu membaca ayat-Nya: “Kami hanya menghitung
(datangnya hari siksaan) untuk mereka dengan perhitungan
yang teliti.” 192
Setelah mengucapkan pesan di atas, Hasan al-Bashri
menangis dan berkata, ―Hitungan terakhir adalah keluarnya
ruhmu, hitungan terakhir adalah berpisah dari keluargamu
dan hitungan terakhir adalah masukmu ke dalam kubur.193
* * *
TAKUT AJAL MENJEMPUT
191 Shafwat as-Shafwah (2/269-271)
192 Maryam: 84
193 Sya‘bul Iman (10787)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Tatkala Sufyan at-Tsaury telah dekat ajalnya, ia menangis
dan bersedih. dikatakan padanya, "Wahai Abu Abdullah
berharaplah kepada Allah. sesungguhnya ampunan Allah lebih
besar daripada dosa-dosamu. dia menjawab, "Ataukah aku
menangisi dosa-dosaku? Sekiranya aku tahu bahwa aku akan
mati dengan membawa tauhid, niscaya tiada aku pedulikan
lagi apakah Allah akan menimpakan dosa-dosa sebesar
gunung."194
* * *
BISA JADI BAIK ATAU BURUK
Yahya bin Muadz ar-Razy pernah berkata, "Bagaimana seorang
mukmin bisa merasa bahagia di dunia ini, padahal perbuatan
buruk yang dilakukannya akan menimpakan azab baginya,
sementara amalan yang baik belum tentu akan diterima. bisa
jadi ia akan menjadi buruk atau baik.195
Dalam sebuah riwayat dari Yahya bin Muadz ar-Razy, ia
berkata, "Bagaimana bisa amalan-amalanku akan menjadi
penyelamat sementara aku masih berada antara baik dan
buruk. keburukan-keburukanku tidak mungkin menyimpan nilai-
nilai kebaikan sementara kebaikan-kebaikanku sudah pasti
bercampur dengan keburukan. padahal Engkau hanya menerima
amalan-amalan yang murni. lalu apa lagi yang tersisa
untukku selain kemrahan dan kebaikan-Mu.196
* * *
194 Ihya Ulum ad-Din (4/172)
195 Sya‘bul Iman (849)
196 Sya‘bul Iman (850)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
NIKMAT DAN MAKSIAT
Muhammad bin Sabiq al-Mashry pernah berkata, "Ya
Allah! Aku memohon ampunan-Mu dari semua perkara yang telah
aku taubati lalu aku melakukannya lagi. Dan aku memohon
ampunanmu akan nikmat-nikmat-mu yang telah Engkau limpahkan
kepadaku lalu aku gunakan untuk maksiat. Aku memohon
ampunanmu dari segala sesuatu yang telah aku wajibkan atas
diriku untuk mengabdi kepadamu lalu aku tidak memenuhinya.
Dan aku memohon ampunan-Mu untuk segala sesuatu yang aku
harapkan untuk berbakti pada-mu kemudian bercampur dengan
perkara yang tidak Engkau ridhai.197
* * *
TIADA PENGHARAP YANG MERUGI
dari Ibrahim bin Mudharib bin Ibrahim, ia berkata, "Aku
mendengar ayahku berkata, Aku pernah berkunjung kepada
husein bin Fadhl, tatkala itu ia tengah menanti datangnya
ajal dengan berlinang air mata, kemudian berkata kepadaku,
"Tulislah ya Mudharib!
Wahai Dzat yang para pengharap-Nya tidak akan pernah merugi
Tak seorangpun melihat-Nya dalam keterbatasan terhadap para
pemohon-Nya
Wahai tempat curahanku atas segala kelobaan dan kejahataku
Aku yang selalu saja berkeras kepala tiada henti
Kurangilah ketercelaanku dan ampunilah dosa-dosaku
Karunialah aku ampunan dari-mu dan penuhilah hajatku
Tiada lagi yang tersisa dariku selain pengakuan atas dosa-
dosaku
Hanya ampunan-Mu sebagai senjata di hari pembuktianku.198
197 Sya‘bul Iman (7168)
198 Sya‘bul Iman (7307)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
* * *
DOSA-DOSAKU TIDAK MEMBERIMU MADHARAT
Yahya bin Muadz ar-Razy berkata dalam syairnya:
Keagungan-Mu Wahai Sang Penguasa tiadalah berakhir
Kerajaan-Mu kekal abadi selamanya
Ketetapan-Mu berlaku bagi segala perkara
Tiada kejadian selain yang Engkau kehendaki
Dosa-dosaku tidak memberi madharat terhadap-Mu Ya Tuhan
Sementara ampunan-Mu adalah pemberi manfaat, dengannya
Engkau berbelas kasih
Engkau menetapkan apa yang Engkau kehendaki
Aku tiada daya memikul azab dari-Mu
Sedangkan Engkau tanpa dosa-dosaku tiada mengambil
manfaat
Wahai Junjunganku, Tuhan Yang Maha luas Karunia-Nya
Sesungguhnya aku adalah seburuk-buruk hamba-Mu
Umurku berkurang dari hari ke hari
Sedangkan dosa-dosaku masih saja bertambah
Aku berharap kepada-Mu dari semua celah
Namun semua tertutur tirai yang keras lagi berat
Dan pintu-Mu adalah taman kebaikan
Wahai tumpuan harapan hamba-hamba-Mu yang terkucil
Ada riwayat lain pada penggalan terakhir, berupa:
Kepada-Nya berpulang hamba-hamba yang tercela.199
* * *
ISTIGHFAR YANG MENGGETARKAN
199 Sya‘bul Iman (7308)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Warrad al-Ajli berjanji kepada Allah untuk tidak tertawa
hinggan dapat melihat-Nya.
Dari Umar bin Hifsh, ia berkata, ―Sakkin berkata
kepadaku, ―Antara kami dengan Warrad terjalin ikatan
kerabat, aku pernah bertanya kepada saudara perempuannya
yang lebih muda darinya, ―Bagaimana ia melewati malam-
malamnya?‖ Adik perempuannya menjawab, ―Selalu menangis dan
merintih sepanjang malam.‖ Aku bertanya lagi, ―Bagaimana
dia makan?‖ Saudara perempuannya itu menjawab, ―Sepotong
roti tatkalan memasuki waktu malam, dan sepotong lagi di
saat sahur.‖ Aku bertanya lagi, ―Adakah engkau menghafal di
antara doa-doanya?‖ Ia menjawab, ―Ya, saat menjelang fajar
(waktu sahur) ia bersujud dan menangis sambil berucap,
―Tuhan-ku hamba-Mu senang bisa selalu mentaati-Mu, maka
bantulah aku untuk mentaati-Mu dengan taufik dan hidayah-
Mu. Hamba-Mu senang bisa menjauhi larangan-Mu, maka
bantulah aku untuk itu dengan karunia-Mu, wahai Tuhan.
Hamba-Mu amat besar pengharapan pada kebaikan-Mu, harapan
yang hanya terhenti di hari orang-orang yang menang
(beruntung) bahagia berkat kebaikan dan kemurahan-Mu.200
* * *
AKU KHAWATIR DENGAN DOSA-DOSAKU
Ahmad bin Said al-Ma‘dani al-Mansur pernah melantunkan
syair beriku:
Kuucap kata berpisah pada perkara yang membuatku takut
Bukanlah ia orang yang menutupi keburukannya
Dosa-dosa itu membuatku khawatir
Adapun perpisahan, sungguh aku aman dari keburukannya
* * *
BETAPA BURUK DIRIKU DENGAN DOSA-DOSA INI
200 Al-Muntazham, karya Ibnu al-Jauwzi (8/280)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Dari Ishak bin Ibrahim at-Tabari, ia berkata, ―Aku wukuf
di Arafat bersama Fudhail bin Iyadh, tidak ada doa darinya
yang aku dengar selain ia hanya meletakkan tangannya pada
kedua pipinya, kepalanya menunduk dan menangis pelan.
Demikian ia lakukan hingga imam bergegas, lalu ia
menengadahkan kepalanya ke langit sambil mengucap doa,
―Betapa buruk diriku dari-Mu wahai Tuhanku! Sekiranya
Engkau memberiku maaf. (sebanyak tiga kali)201
* * *
APA YANG MENJAMINKU AMAN?
Ummu Muhammad al-Qarzhi berkata kepada anaknya, ―Wahai
anakku! Sekiranya aku tidak mengenalmu sejak kecil sebagai
anak yang baik dan tumbuh dewasa menjadi orang yang baik
pula, niscaya aku mengira engkau telah berbuat dosa yang
sangat besar. Semua itu karena aku melihat apa yang engkau
perbuat sepanjang siang dan malam.‖ Muhammad menjawab,
―Wahai ibuku! Apa yang dapat menjaminku jika Allah
memperlihatkan kepadaku, sementara aku berada dalam dosa-
dosa hingga Allah murka terhadapku. Lalu jika Allah
berkata, ―Pergilah! Aku tidak memberimu ampunan.‖ Padahal
al-quran telah memaparkan sekian banyak persoalan kepadaku
hingga malam menyeretku sementara aku tidak juga senggang
dari hajatku.202
* * *
DOSA SERTA DOSA-DOSA
Dari Ibrahim bin Hisyam bin Yahya al-Ghasyani, ia
berkata, ―Ayahku berkata dari kakekku bahwa Umar bin Abdul
Aziz pernah menulis surat kepada Muhammad bin Ka‘ab agar ia
menjual budaknya bernama Salim, ia seorang budak yang
201 Sya‘bul Iman (4196)
202 Hilat al-Awliya (3/214)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
sangat baik. Muhammad bin Ka‘ab berkata, ―Aku telah
membebaskannya sepeninggalku.‖ Umar menjawab, ―Baik
perlihatkanlah kepadaku!‖ Lalu Muhammad bin Ka‘ab membawa
Salim ke hadapan Umar bin Abdul Aziz, beliau berkata, ―Aku
telah diuji dengan kekhalifahan ini. Demi Allah! Aku sangat
takut kelak aku tidak berhasil mempertanggungjawabkannya.‖
Kemudian Salim berkata, ―Selama anda seperti yang telah
anda ucapkan, maka itu adalah keberhasilan anda. Jika
tidak, maka itu merupakan perkara yang perlu anda
takutkan.‖ Khalifah berkata, ―Wahai Salim! Berilah aku
nasehat!‖ Salim menjawab, ―Adam melakukan satu kesalahan
hingga diusir dari surga. Sementara anda melakukan banyak
kesalahan dan berharap bisa masuk surga?‖
Suasana kemudian menjadi hening dan semua tertegun tak
sanggup bicara.203
* * *
SIFAT ORANG-ORANG YANG TAKUT KEPADA ALLAH
Dari Mansur al-Imar, ia berkata, ―Sautu kali di malam
hari aku keluar rumah sampai aku mengira waktu siang telah
tiba. Tatkala fajar mulai terbit, aku mendengar seorang
pemuda berdoa sambil menangis. Pemuda itu berkata dalam
doanya, ―Ya Allah, demi kebesaran-Mu sungguh aku tidak
ingin mengingkari-Mu dengan kemaksiatan yang aku lakukan,
akan tetapi apa yang telah kulakukan adalah kemaksiatan
karena kebodohanku. Aku bukanlah orang yang tidak mengerti
akan azab-Mu, tidak pula mengingkari hukuman dari-Mu, aku
bukan orang yang luput dari pandangan-Mu, akan tetapi nafsu
telah menguasaiku, Kerinduanku terhadap-Mu menjadi
penolongku. Kemurahan-Mu untuk menutupi cacat hamba-hamba-
Mu kini telah kuselewengkan. Aku durhaka terhadp-Mu oleh
203 Hilat al-Awliya (3/214, 5/329)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
karena kebodohanku, lalu siapa yang dapat menghindarkanku
dari azab-Mu? Dan siapa yang dapat membebaskanku dari
tangan-tangan malaikat-Mu? Dan dengan tali siapa aku dapat
berpegang jika Engkau telah putuskan tali-Mu dariku? Betapa
buruk diriku jika kepada mereka yang diringankan urusannya
dikatakan: ‖Silakan meneruskan.‖ Dan jika kepada mereka
yang memikul aib berat dikatakan: ―Tetaplah!‖ Betapa buruk
diriku.
Betapa buruk diriku. Andaikata umurku panjang, niscaya
dosa-dosaku bertambah banyak. Betapa jika usiaku menua,
niscaya semakin banyak keburukan-keburukanku. Biarpun harus
betapa banyak aku bertaubat dan betapa sering aku memohon,
tiadalah aku malu kepada Tuhanku.
Mansur berkata, ―Ketika aku mendengar ucapan pemuda itu,
aku hanya bisa merapatkan mulutku di depan pintu rumahnya.
Aku berkata, ―audzu billahi min as-syaithan ar-rajim,
bismillahi ar-rahman ar-rahim: “Wahai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” 204
Mansur berkata, ―Kemudian aku mendengar suara teriakan
yang sangat keras. Kemudian aku berkata, ―Sungguh di sana
ada…, maka aku segera meninggalkan sebuah tanda di depan
pintu lalu aku pergi. Sekembalinya aku makan siang, aku
melihat ada jenazah yang diusung, aku juga melihat seorang
nenek tua memasuki rumah dan keluar dalam keadaan menangis.
Aku berkata padanya, ―Wahai hamba Allah! Apa hubungan mayit
204 At-Tahrim: 6
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
itu dengan anda?‖ Dia menjawab, ―Berhentilah dariku, jangan
engkau menambahkan kesedihanku!‖ Aku berkata lagi
kepadanya, ―Aku orang asing di sini, beritahukanlah
kepadaku!‖ Nenek itu menjawab, ―Demi Allah jika bukan
karena engkau adalah orang asing, tidak akan aku
beritahukan kepadamu. Itu adalah anakku dari yang pernah
dipelihara Rasulullah saw. Setiap kali tiba waktu malam,
dia selalu berada di makam Rasulullah saw menangisi dosa-
dosanya. Dia bekerja sebagai penjua daun kurma, dan membagi
hasilnya menjadi tiga bagian; pertama untuk memberiku
makan, kedua untuk orang-orang miskin dan ketiga untuk
dirinya sendiri. Kemudian ada seorang lelaki melewati kami
dan membacakan ayat al-Quran untuk anakku yang mengandung
peringatan dari api neraka. Orang itu masih saja mengucap
dan menangis hingga tiba ajalnya.
Mansur berkata, ―Inilah sifat orang-orang yang takut
kepada Allah di saat mereka takut akan kekuasaan.205
* * *
TAUBAT DAN PENYESALAN
Ibad bin Abid menceritakan tentang seorang lelaki dari
Bashrah yang gemar beribadah. Kemudian berpaling dan
condong kepada dunia dan kekuasaan. Lalu dia membangun
tempat tinggal yang megah dan megah. Segala titah dan
perintahnya selalu dituruti. Suatu ketika ia menyiapkan
jamuan makan-makan dan mengundang orang-orang untuk
menghadiri pesta yang digelarnya. Orang-orang dipersilahkan
datang dan menyantap hidangan yang ia sediakan. Mereka
terkesima dan takjub akan bangunan rumahnya yang sangat
megah. Orang-orang datang silih berganti selama beberapa
hari sebelum akhirnya ia berkesempatan duduk bersama rekan-
205 Hilat al-Awliya (9/328-329)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
rekan terdekatnya. Dia berkata, ―Sungguh kegembiraanku
semakin bertambah dengan adanya rumahku ini. Dan telah aku
katakan kepada diriku sendiri untuk membuatkan rumah
seperti ini bagi anak-anakku. Karena itu, tinggallah kalian
di rumahku beberapa hari agar aku dapat berbincang-bincang,
aku ingin bermusyawarah bersama kalian perihal bangunan
yang akan aku peruntukkan bagi anak-anakku.
Mereka bersedia tinggal beberapa hari dan selama itu
mereka membicarakan rencana pembangunan tempat tinggal yang
megah. Akan tetapi di tengah kesibukan mereka membicarakan
rencananya, terdengar seorang berkata dari kejauhan.
Wahai orang yang gemar membangun rumah yang lupa
kematiannya
Usahlah engkau terlalu berangan-angan, sesungguhnya
kematian itu pasti
Bagi setiap makhluk hidup, agar mereka memperoleh
petunjuk dan waspada
Kematian adalah kematian bagi yang mempunyai harapan
menjulang sekalipun
Usahlah engkau bangun tempat tinggal yang takkan kau
huni
Kembalilah beribadah semoga sang Kekasih mengampunimu
Orang kaya itu terkejut mendengar ucapan ini. demikian
pula dengan oang-orang yang ia ajak bicara bersamanya. Ia
bertanya kepada mereka, ―Adakah kalian mendengar sesuatu
yang aku dengar?‖ Mereka menjawab, ―Ya, kami mendengar.‖
Dia berkata lagi, ―Apakah kalian merasakan sesuatu yang aku
rasakan?‖ Mereka bertanya, ―Apa yang anda rasakan?‖ Ia
menjawab, ―Demi Allah! Aku merasakan itu merasuk ke dalam
kalbuku. Ucapan tadi mengingatkan aku kepada kematian.‖
Mereka menjawab, ―Bukan tuan, melainkan itu adalah doa
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
kelanggengan dan keselamatan.‖ Kemudian orang kaya itu
menangis dan berkata kepada orang-orang yang bersamanya,
―Kalian semua adalah rekan dan sahabat-sahabatku, maka apa
yang harus aku lakukan untuk kalian? Mereka berkata,
―Perintahkan kami apa yang ingin anda perintahkan!‖
Kemudian dia memerintahkan mereka untuk mengambilkan
minuman, lalu ia menumpahkannya. kemudian ia berkata, ―Ya
Allah aku bersaksi kepada-Mu dan kepada orang-orang yang
hadir di sini bahwa aku bertaubat kepada-Mu atas semua
dosaku, aku menyesali hari-hari yang telah sia-siakan
permainan yang tiada membawa manfaat sedikitpun. Hanya
kepada-Mu aku meminta, dan jika Engkau berikan hidayah-Mu
niscaya akan aku sempurnakan sisa-sisa hariku untuk
mentaati-Mu. Jika engkau telah menahanku, semogalah Engkau
berikan ampunan terhadapku sebagai kemurahan darimu atas
diriku.
Kejadian itu semakin memuncak dan ia masih saja
mengucapkan, ―al-maut wallahi, al-maut wallahi hingga
ruhnya melayang.
Para ulama mengatakan bahwa orang ini meningal dalam
keadaan taubat.206
* * *
WAHAI SEBAIK-BAIK TEMPAT KEMBALI
Dari Muhammad bin Saleh, ia berkata, ―Tatkala aku tengah
melakukan thawaf, aku memandang seorang badui bersandar di
penutup ka‘bah, sementara matanya tetuju ke langit. Dia
berkata, ―Wahai sebaik-baik Dzat tempat kembali manusia!
Hari-hariku telah berlalu, tenagaku semakin melemah. Hari
ini aku mendatangi rumah-Mu yang dimuliakan dengan membawa
setumpuk dosa. Dosa yang tiada ruang lagi di bumi ini, dosa
206 Al-Hawatif, Ibnu Abi ad-Dunya (33)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
yang air samudera tiada sanggup mencucinya, dosa yang hanya
bergantung pada ampunan-Mu. Aku lalui perjalananku di
hamparan beranda rumah-Mu, aku nafkahkan semua hartaku demi
memperoleh ridha-Mu. Lalu balasan apa yang ada dari-Mu
wahai Tuhanku?
Dia kemudian mengarahkan pandangannya kepada orang-orang
sambil berkata, ―Wahai saudara-saudaraku! Berdoalah untuk
orang yang terbelenggu dosa ini. Bermurah hatilah, aku
memohon kalian demi Dzat yang menebar kecintaan kalian
terhadap-Nya agar kalian memohon kepada Allah untuk
menerima taubatku dan mengampuni dosa-dosaku.
Orang itu kembali lagi bersandar pada dinding ka‘bah dan
berkata, ―Tuhanku! Orang yang banyak dosa ini telah
terhimpit, tertolak dari amalan-amalan yang baik, dan aku
telah memperoleh kesadaran untuk mencari rahmat-Mu.
Muhammad bin Saleh berkata, ―Setelah itu aku melihat ia
ada di arafah. Aku melihatnya meletakkan tangan kirinya di
atas kepala sambil menangis tersedu dan mengucapkan,
―Tuhanku! Kau jadikan bumi ini tertawa dengan bungan-bunga
yang tumbuh di atasnya. Kau jadikan langit mencurahkan
hujan sebagai rahmat-Mu. Wahai orang-orang yang mengasihi
para ahli tauhid! Sesungguhnya diriku benar-benar percaya
akan ridha-Mu untukku dan untuk mereka. Begitulah, karena
Engkau mencintai siapa saja yang mencintai-Mu. Engkau
adalah penyejuk mata orang-orang yang berpaling kepada-Mu
dan hanya bergantung kepada-Mu. Wahai Pujaanku! Dengan
sebenar-benarnya aku katakan bahwa Engkau telah perintahkan
untuk menyempurnakan akhlak, maka jadikanlah pelarianku
kepada-Mu sebagai pembebasku dari api neraka.‖207
* * *
207 Shafwat as-Shafwah (4/412-413)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
APA YANG MENDORONG ANDA MENANGIS?
Dari Saleh al-Marry, ia berkata, ―Tangisan datang karena
memikirkan dosa apabila hal itu menyentuh kalbu. Jika
tidak, maka pikiran itu akan berpindah pada kebekuan dan
penderitaan, itu apabila terjangkau. Andaikata tidak juga,
maka pikiran itu akan berpindah pada ketakutan akan
berakhir di neraka.
Dia berkata, ―Kemudian dia menangis dan tak sadarkan
diri. Dan orang-orang menyadarkannya.‖208
* * *
SEBAIK-BAIK PERKARA ADA LIMA
As-Sarry as-Saqati berkata, ―sebaik-baik perkara ada
lima hal; menangisi dosa-dosa, memperbaiki aib, taat kepada
Allah, membersihkan noda dalam hati, dan tidak mengikuti
hawa nafsu.‖
Ia berkata lagi, ―Lima perkara yang tidak mungkin
tercampuri dalam hati; takut kepada Allah semata, berharap
kepada Allah semata, cinta karena Allah semata, merasa malu
kepada Allah semata, dan merasa sayang dengan Allah
semata.‖209
* * *
TANGISAN KARENA DOSA
Dalam tangisannya itu, Aun bin Abdullah menyebut-nyebut
dosanya seranya berkata, ―Betapa diriku ini! Dengan apa
lagi aku tidak durhaka kepada Tuhan? Celakalah aku telah
berbuar maksiat dengan nikmat-nikmatnya yang ada padaku.
Celakalah aku selalu mengikuti kemana kemaksiatan dan dosa
menebarkan syahwatnya. Celakahlah aku yang melupakan maut
sementara ia tidak akan pernah lupa terhadapku. Celakalah
208 Hilat al-Awliya (6/167)
209 Hilat al-Awliya (10/124-125)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
aku jika pada hari kiamat nanti aku terhalang dari Tuhanku.
Celakalah aku yang melupakan-Nya padahal Dia tidak pernah
lupa terhadapku. Celakalah, bagaimana hidupku bisa terasa
nikmat sementara hari-hari kelabu selalu menghantui.
Bagaimana penyesalan ini tidak berkepanjangan sementara aku
tiada mengerti apa yang akan diperbuat-Nya terhadapku? Atau
bagaimana kesenanganku bisa menguat pada rumah yang bukan
rumahku? Atau bagaimana aku bisa berkumpul di sana
sementara ketetapanku berada di luar? Atau bagaimana
harapanku di sana bertambah besar padahal sedikit saja
sudah cukup bagiku? Atau bagaimana aku memperolehnya
sementara ia semakin dekat dengan orang-orang yang
menelusurinya sebelumku? Atau bagaimana tidak aku bersegera
melakukan amalan sebelum tertutup pintu taubatku? Bagaimana
tidak semakin banyak tangisanku sementara aku tiada
mengetahui apa yang akan berlaku atas diriku? Atau
bagaimana bisa terasa sejuk mata ini bersama ingatanku akan
masa lalu? Atau bagaimana bisa diriku menjadi baik dengan
mengingat apa yang ada di hadapanku? Celakalah! Adakah
kelalaianku ini mendatangkan madharat orang selain diriku?
Adakah orang lain berbuat untukku jika peruntukanku telah
lenyap? Celakalah, seolah ajalku telah merenggut, lalu
Tuhan mencipta dan memulakanku, lalu memberhentikanku dan
menanyaiku, lalu aku menyaksikan urusan yang telah
menyesatkanku, lalu aku lebih sibuk untuk diriku sendiri
daripada orang lain, lalu gunung-gunung melintas dan tiada
setara dengan dosa-dosaku, lalu matahari dan bulan
dipertemukan dan atas keduanya itu tiada yang seperti
hisab-ku (hitungan), bintang-bintang berjatuhan, namun
tiada mencari sesuatupun dariku. Binatang-binatang buas
menyalak, namun tiada satupun yang beramal sebagaimana
amalanku. Dan seorang anak kecil yang lebih kecil dosanya
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
daripadaku, celakalah betapa buruk keadaanku, betapa
menakutkan kondisiku. Maka ampunilah aku, jadikan satu-
satunya kepedulianku adalah mentaati-Mu, janganlah
berpaling dariku pada hari orang-orang berpaling pada-Mu,
janganlah Engkau mencelaku aku dengan keburukan serta
aibku, jangan pula Engkau hinakan aku karena banyaknya
celaku, dengan mata yang mana aku dapat melihat-Mu
sementara aku mengetahui semua keburukan dan kebusukanku,
bagaimana aku memohon ampun kepada-Mu jika telah terkunci
mulutku ini sementara seluruh anggota tubuhku mengatakan
semua yang ada dariku, Tuhan, akulah orang yang jika
disebut dosa-dosaku maka tiada rasa aman dan nyaman lagi
kurasakan, aku bertaubat kepada-Mu, maka terimalah taubatku
ini. janganlah Engkau jadikan aku sebagai bahan bakar api
neraka setelah aku bertauhid dan beriman berkat rahmat-
Mu.210
* * *
JANGAN MERASA TENTERAM TELAH BERBUAT BANYAK
Dari Asy‘ats bin Syu‘bah, ia berkata, ―Ibnu Aun berkata,
―Janganlah engkau merasa aman karena banyak beramal.
Sekali-kali engkau tidak akan mengetahui apakah ia diterima
atau ditolak. Jangan pula engkau mengimani dosa-dosamu.
Sekali-kali engkau tidak mengetahui apakah ia dihapus atau
tidak. Sungguh amalan-amalan itu terlepas darimu, engkau
tidak mengetahui apa yang Allah perbuatan terhadapnya,
adakah Allah akan membuangnya ke penjara (neraka), atau ke
surga.‖211
* * *
KATAKAN PADA JIWAMU, WAHAI ORANG DURHAKA!
210 Shafwat as-Shafwah (3/102-103)
211 Sya‘bul Iman (7312)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Katakan pada jiwamu: Tidak seharusnya engkau terpedaya
oleh kehidupan dunia. Demi Allah sekali-kali jangan engkau
terpedaya oleh tipudaya dunia ini. Perlihatkan pada jiwamu
betapa keberadaan jiwa itu sangatlah berpengaruh terhadap
unsur-unsur hidupmu. Jangan pernah engkau sia-siakan waktu
dan kesempatan yang kau miliki, karena hembusan nafas
amatlah terbatas. Ketahuilah bahwa sebagian hidup dan
milikmu hilang tatkala satu hembusan nafas keluar dari
dirimu. Maka pergunakanlah dengan optimal masa sehatmu
sebelum tiba masa sakit. Pergunakanlah dengan optimal masa
luangmu sebelum terhimpit kesibukan. Pergunakanlah dengan
optimal masa kayamu sebelum ditimpa kemiskinan.
Pergunakanlah dengan optimal masa mudamu sebelum menjadi
tua. Dan pergunakanlah dengan optimal masa hidupmu sebelum
ajal menjemput. Persiapkan segala keperluanmu di akhirat
kelak sebanyak yang engkau butuhkan untuk bertahan di sana.
Wahai jiwa manusia, adapun jika engkau hendak menyongsong
musim dingin, akankah engkau siapkan stamina, selimut,
dahan dan ranting kering untuk perapian serta semua yang
kau anggap perlu? Dan tidaklah engkau hanya berserah diri
kepada Allah tanpa melakukan usaha apapun hingga Dia
menghindarkan rasa dingin darimu? Apakah kamu hanya akan
mengharap keutamaan dan kemurahan-Nya tanpa mempersiapkan
selimut, perapian dan bahan bakar? Meskipun Allah Maha
Kuasa atas semua itu. Adakah engkau mengira bahwa kebekuan
Jahannam lebih ringan dan lebih singkat daripada dinginnya
musim dingin? Sekali-kali tidak seperti apa yang anda
sangkakan, atau antara keduanya memiliki kesamaan tertentu
terkait dengan rasa derita dan dingin yang ditimbulkannya.
Adakah engkau mengira bahwa manusia dapat selamat darinya
tanpa daya upaya? Sebagaimana rasa dingin di musim dingin
hanya bisa dihindari dengan perapian, selimut dan segenap
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
peralatan yang diperlukan, maka panasnya api neraka hanya
bisa dihindari dengan perlindungan tauhid dan taat terhadap
Allah. Sesungguhnya kemuliaan dan kemurahan Allah terletak
pada bagaimana Allah mengajarimu cara-cara berlindung serta
menunjukkan kepadamu segala perangkat yang diperlukan.
Kemuliaan serta kemurahaan Allah tidak serta merta terlihat
dalam bentuk menghindarkan rasa pedih dan derita dari siksa
tanpa disertai perlindungan diri. Hal semacam ini dapat
difahami bagaimana kemuliaan Allah menghindarkanmu dari
rasa dingin di musim dingin dengan menciptakan api agar
engkau dapat menggunakannya untuk menghindar dari
cengkeraman rasa dingin yang menusuk tulangmu. Allah
menunjukkan kepadamu bagaimana menghasilkan percikan api
dengan menyediakan bebatuan serta besi agar engkau dapat
melakukan upaya penyelamatan. Sebagaimana membeli ranting,
batang kering serta selimut merupakan sesuatu yang tidak
perlu bagi Allah swt, melainkan engkau membelinya demi
kepentinganmu sendiri,—jadi Allah menciptakan semua itu
sebagai sarana engkau menemukan ketenangan—maka demikian
pula ketaatan dan usahamu sesuatu yang diperlukan Allah
swt, melainkan semua itu adalah jalan menuju keselamatan
dirimu sendiri. Barangsiapa berbuat baik, maka kebaikan itu
untuk dirinya. Barangsiapa berbuat buruk, maka keburukan
itu menjadi tanggungannya. Dan Allah Maha Kaya (tidak
membutuhkan apapun) dari seluruh alam.
Waspadalah wahai jiwa manusia! Beranjaklah engkau dari
kebodohanmu. Hendaklah engkau menyeimbangkan akhiratmu
dengan duniamu. Waspadalah, aku tidak melihatmu melainkan
telah terkait erat dengan dunia, hingga engkau merasa berat
untuk melepaskan diri darinya. Langkahmu selalu tertuju
untuk mendekatinya, sementara jiwamu semakin meyakini
keabadian dunia. Engkau lupa akan balasan dan pahala dari
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Allah, engkau lalai akan datangnya hari kiamat beserta
amukannya. Sekali-kali engkau tidak benar-benar percaya
pada kematian yang memisahkan dirimu dengan segala yang
kamu sukai itu.
Waspadalah wahai jiwa manusia! Tahukah engkau bahwa
orang yang berpaling kepada kelezatan dunia dan bergelut
dengannya sedangkan maut selalu menanti, sesungguhnya dia
hanya menumpuk penyesalan di hari kematian. Orang yang
demikian ibarat membekali diri dengan racun yang
membinasakan sementara ia sendiri tidak mengetahuinya.
Wahai jiwa manusia! Tidakkah engkau memperhatikan orang-
orang yang telah lalu, bagaimana mereka meniti hidup hingga
mereka menjadi orang-orang yang angkuh lagi sombong, lalu
mereka lenyap tak berdaya? Tidakkah engkau perhatikan
bagaimana Allah mewariskan tanah serta tempat tinggal
mereka kepada musuh-musuh mereka? Tidakkah engkau
perhatikan bagaimana mereka menumpuk sesuatu yang tidak
mereka makan, bagaimana mereka membangun tempat tinggal
yang tidak akan mereka huni, bagaimana mereka berandai-
andai akan sesuatu yang tidak sanggup mereka gapai?
Bagaimana setiap orang membangun gedung-gedung bertingkat
yang menjulang ke langit, padahal tempat berakhirnya
hanyalah liang kubur yang tergali dalam tanah? Adakah di
dunia ini kebodohan dan kekonyolan lebih dari perilaku
semacam ini? Setiap orang berlomba membangun dan mengejar
dunianya, padahal sudah pasti mereka akan pergi
meninggalkannya. Di sisi lain mereka menelantarkan
akhiratnya, padahal sudah pasti mereka akan kembali menuju
ke sana. Tidakkah engkau merasa malu membantu orang-orang
dungu seperti mereka hanya untuk bermegah-megahan dalam
kedunguan itu? Perhatikan dengan seksama, dan waspadalah
jika jiwamu bukan tergolong jiwa yang memiliki kecermatan
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
serta daya tangkap akan segala kesemuan itu, melainkan
jiwamu secara pasti telah condong dan mengikuti ke mana
arus itu mengarah.212
Hendaknya pula setiap orang yang berdosa berani berkata
pada jiwanya: Wahai jiwa manusia! Tidakkah engkau melihat
pada para penghuni kubur, bagaimana mereka? Dahulu kala
mereka adalah orang-orang yang selalu mengumpulkan segala
kemewahan dunia, mereka adalah orang-orang yang gemar
membangun istana-istana menjulang, mereka adalah orang-
orang selalu beranda-andai terlampau jauh, kini apa yang
mereka kumpulkan menjadi rusak, bangunan-bangunan mereka
berubah menjadi kuburan, dan angan-angan mereka adalah tipu
daya semata. Waspadalah wahai jiwa manusia! Adakah engkau
mendapat pelajaran dari semua itu? Ataukah engkau mengira
mereka dipulangkan ke akhirat sementara engkau akan kekal
selamanya? Andaikata demikian, betapa buruk persangkaanmu.
Tidaklah engkau melainkan sebutir ciptaan Tuhan yang
menanti akhir usia sejak dilahirkan dari rahim ibumu.
Karena itu bangunlah di atas bumi ini istanamu, karena
sedikit saja dari perut bumi ini akan menjadi kuburmu.
Tidakkah engkau merasa takut tatkala jiwamu melayang dari
tubuhmu, lalu para malaikat tampak memperingatkanmu akan
warnamu yang gelap, wajahmu yang musam, dan mereka
memberitahukan kepadamu akan siksa yang pedih? Adakah
penyesalanmu bermanfaat pada saat itu? Ataukah ketakutanmu
bisa diterima? Dan apakah tangismu akan didengar?
Teramat menakjubkan apabila engkau masih saja mengejar
kebanggaan serta kemuliaan semu, sementara gambaran itu
adalah pasti. Setiap hari engkau masih saja gemar
memperbanyak harta tanpa sedikitpun peduli bahwa umurmu
212 Ihya Ulum ad-Din (4/420)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
semakin berkurang. Tiada manfaat harta bertambah sementara
umur berkurang. Berhati-hatilah jika engkau berpaling dari
akhirat padahal ia selalu dan pasti menghadap ke arahmu.
Engkau mengejar duni sementara ia sudah pasti akan
berpaling darimu. Betapa banyak masa depan yang tak
terpenuhi dan betapa banyak hari esok yang tak sampai.
Engkau melihat semua ini berlaku pada saudara-saudaramu,
para tetangga dan karib kerabatmu. Engkaupun menyaksikan
bagaimana mereka menyesal tatkala ajal mendekat, dan apakah
semua itu tidak membekas dalam ingatanmu, sehingga engkau
tidak lagi mengulang kebodohan itu?
Berhati-hatilah wahai jiwa manusia yang sangat miskin,
waspadalah pada hari tatkala Allah memenuhi janjinya, bahwa
Dia tidak akan meninggalkan seorangpun tanpa menanyakan
amalannya selama di dunia. Maka perhatikanlah! Dengan apa
engkau akan berdiri di hadapan Tuhanmu, dan dengan lidah
yang mana engkau akan menjawab pertanyaan dari-Nya? Karena
itu siapkanlah untuk setiap pertanyaan sebuah jawaban,
pastikanlah bahwa setiap jawaban adalah benar.
Pergunakanlah sisa harimu yang sedikit ini untuk masa yang
sangat panjang kelak. Persiapkanlah dirimu dengan amalan di
tempat yang akan sirna ini untuk menyongsong rumah abadi
kelak. Pergunakanlah semua karunia Tuhanmu di alam derita
ini demi meraih surga yang kekal abadi. Lakukanlah segera,
sebelum engkau menjadi objek perlakuan kelak. Hengkanglah
dari cengkeraman dunia ini dan bebaskan dirimu, sebelum
engkau dipaksa hengkang darinya. Jangan pernah berbangga
dengan semua tipu daya dunia, bisa jadi kebanggaan itu
adalah petaka, dan bisa jadi petaka itu tidak terasa. Maka
celakalah orang yang celaka sementara ia tidak
menyadarinya. Celakalah dia yang masih saja tertawa dan
berbangga, yang masih saja berhura-hura dan berpesta, yang
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
masih saja makan dan minum, sementara ketetapan Allah dalam
kitab-Nya telah pasti bahwa dia termasuk bahan bakar api
neraka.
Hendaklah perhatianmu ke dunia ini adalah sebagai
pelajaran, hendaklah apa yang kamu kejar darinya tidak
lebih sebagai desakan sebatas keperluan, dan hendaklah
penolakanmu terhadapnya adalah berdasarkan pilihan sadarmu.
Adapun pencarianmu untuk kepentingan diakhirat hendaklah
saling berebut. Janganlah engkau menjadi orang yang lemah
untuk dapat mensyukuri apa yang diberi dan menuntut lebih
dari apa yang ada. Jangan pula engkau termasuk dalam
kategori orang yang suka menghalang-halangi (mengakhiri)
kepentingan orang lain sementara kepentinganmu tidak engkau
akhiri. Ketahulilah bahwa agama tidak dapat diwakilkan,
iman tidak dapat digantikan, dan jasad tidak dapat
dimundurkan. Maka barangsiapa yang menjadikan malam serta
siang sebagai tunggangannya, nscaya ia akan dijalankan,
meskipun ia sendiri tidak berjalan.
Hendaklah engkau mengambil nasehat yang baik ini, wahai
jiwa manusia yang miskin. Hendaklah pula engkau menerima
sepenuh hati semua petuah bijak ini. Karena siapa yang
berpaling dari nasehat baik ini berarti ia rela di neraka.
Sementara aku melihatmu tidak sebagai jiwa yang rela
menerima api neraka sebagai tempat kembali. Tidak pula aku
melihat nasehat baik ini sebagai omong kosong. Karenanya,
apabila kebekuan hatimu menjadi penghalang untuk menerima
nasehat baik ini, hendaklah engkau senantiasa berusaha
dengan tahajjud dan shalat malam untuk meluluhkan hati.
Apabila masih saja hati itu mengeras, hendaklah engkau
biasakan diri berpuasa. Jika tidak juga berubah, hendaklah
engkau mengurangi bicara serta berkumpul di keramaian
orang-orang. Jika masih saja membatu, hendaklah melakukan
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
silaturrahmi dan mengasihi orang-orang yatim. Akan tetapi
jika masih saja tidak ada perubahan yang diinginkan, maka
ketahuilah bahwa Allah telah mengunci mati serta menutup
hatimu. Dan ketahui pula bahwa dosa-dosa yang hitam pekat
telah menyelimuti jiwamu, dari luar dan dalam, maka
kembalilah engkau ke neraka. Allah menciptakan surga dan
menetapkan siapa-siapa penghuninya, demikian pula Allah
menciptakan neraka dan menetapkan siapa-siapa penghuninya.
Karena setiap tempat berlabuh diperuntukkan bagi yang telah
disiapkan untuknya.
Andaikata tiada tempat lagi di jiwamu untuk mendengar
dan menerima nasehat-nasehat baik, lenyaplah harapan dari
dirimu. Padahal berputus harapan adalah dosa yang sangat
besar di sisi Allah swt. Jadi tiada jalan lagi bagimu untuk
menggapai harapan tatkala jalan kebaikan tertutup darimu.
Mulai sekarang, tataplah dirimu. Adakah perasaan takut dan
khawatir dalam dirimu atas musibah ini? Dan adakah engkau
mempersilahkan airmata menetes sebagai rasa iba yang muncul
dari dirimu atas kondisi jiwamu itu? Jika engkau
mempersilahkan air mata itu menetes, pertanda rasa iba yang
muncul dari samudera jiwamu, maka kesempatan untuk
menggapai harapan masih terbuka. Mulailah engkau biasakan
diri untuk menangis dan meratap, mohonkan pertolongan dari
Allah Yang Maha Pengasih. Mengadulah kepada-Nya akan semua
penyesalanmu. Jangan pernah merasa bosan untuk selalu
mengadu di hadapan-Nya. Semoga Allah mengasihi kelemahanmu
itu dan melimpahkan rahmat-Nya.
Sesungguhnya musibah (dosa) yang menimpamu teramat
banyak, keterpurukanmu teramat panjang, sementara jalanmu
nyaris terputus, penopangmu nyaris lenyap. Tiada tempat dan
tujuan di hadapanmu, dan tiada lagi pelarian selain hanya
kepada Tuhan Yang Maha Agung dan luas karunia-Nya.
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Segeralah merapat kepada-Nya dengan ibadah yang khusu‘.
Lakukanlah semua pendekatan yang tulus dan patuh sebanding
kebodohanmu dan sebanyak dosa-dosamu. Karena Allah
mengasihi ibadah orang-orang yang terhina lagi fakir. Allah
mengabulkan permintaan orang yang terundung derita dan
menjawab doa orang-orang yang tidak lagi punya pilihan
selain kepada-Nya.
Hari ini, engkau tidak bisa lagi menghindarkan dirimu
untuk tidak merujuk kepada-Nya. Tiada lagi tempatmu
memperoleh rahmat selain daripada-Nya, karena jalanmu telah
terhimpit dan ruangmu telah menjadi sempit, harapanmu telah
rontok, berbagai nasehat tidak membawa hasil apapun dalam
dirimu, caci maki dan hinaan tiada lagi dapat merubahmu.
Karena itu satu-satunya harapan adalah datang dari Yang
Maha Mulia, Yang Maha Bijaksana, yang karunianya Maha Luas,
dan yang ampunan-Nya amat menyeluruh.
Katakanlah: ya arhamarrahimin, ya rahman ya rahim, ya
halim ya azhim! Aku adalah hamba yang bergelimang dosa, aku
adalah durja yang tak terkira, aku adalah hamba yang tidak
pernah merasa malu melakukan kemaksiatan. Di sini, inilah
tempat seorang pemohon yang rendah lagi hina, tempat bagi
orang yang kehabisan asa, yang fakir lagi tercela, tempat
orang yang binasa tenggelam dalam lumpur dosa. Kabulkanlah
harapanku, berikanlah celah untukku, perlihatkanlah bekas-
bekas rahmat-Mu terhadapku, suapilah hamba-Mu dengan
jawaban maaf-Mu, dan karuniakanlah kepadaku kekuatan dari
kebesaran-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih.213
* * *
BAYANGKAN DIRIMU DALAM KUBUR
213 Ihya Ulum ad-Din (4/421-423)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Al-Ghazali berkata, ―Wahai manusia! Sesungguhnya kalian
dan semua yang ada bersamamu di dunia ini adalah sejalan
dengan orang-orang yang telah lalu. Yaitu orang-orang yang
lebih panjang umurnya daripada kalian, orang-orang yang
lebih keras deritanya daripada kalian, yang lebih pandai
membangun tempat tinggal dan yang lebih jauh pengaruhnya.
Namun kini suara mereka diam membisu setelah sekian lama
melanglang di muka bumi. Jasad mereka kini telah usang, dan
rumah-rumah mereka runtuh menjadi debu, serta pengaruh
mereka tiada tersisa.
Saat ini, mereka tidak saling berhubungan layaknya
bertentangga, padahal tempat tinggal mereka saling
berdekatan. Rumah-rumah mereka berganti menjadi liang dalam
tanah, terkubur bersama debu. Keberadan mereka saling
berdekatan, akan tetapi penghuni-penghuninya sangatlah
asing. Masing-masing sibuk dengan urusannya dalam kubur.
Mereka tidak lagi menikmati mesranya bertetangga layaknya
kita di kehidupan ini. Bagaimana antara mereka terjalin
hubungan sedangkan siksaan terus menerus melingkari rumah-
rumah mereka. Bongkahan batu serta tanah-tanah basah
menjadi teman siang dan malam-malam mereka.
Mereka menjadi mayat setelah menjalani hidup yang
sebentar ini. Mereka terpisah dari orang-orang terkasih.
Tinggal di liang lahat, tiada tempat untuk bepergian.
Waspadalah, waspadalah! “Sekali-kali tidak. Sesungguhnya
itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan di hadapan
mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” 214
Jadilah engkau seolah-olah sebagaimana keadaan mereka
yang tengah dirundung siksa dan derita. Jadilah kalian
seolah mereka yang melewati kesunyian seorang diri.
214 Al-Mukminin: 100
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Bayangkan bagaimana dirimu sekiranya mengalami semua itu.
Disanalah setiap manusia memperoleh balasan atas perbuatan
mereka. Allah swt berfirman, “Dan hanya kepunyaan Allah-lah
apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat
terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang
lebih baik (syurga).” 215
Allah berfirman, “Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu
akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa
yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai
celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang
kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat
semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan
ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang
juapun" 216/
217
* * *
MENJALANI HISAB DI HADAPAN ALLAH
Bayangkan, seolah kamu tengah mendengar panggilan untuk
maju ke depan. Cukuplah ketakjubanmu atas balasan untuk
dosa-dosamu. Tatkala siksa itu ditimpakan kepadamu,
kemudian dirimu seolah dikendalikan dengan perasaan yang
tidak menentu. Pikiranmu melayang, seluruh urat tubuhmu
serasa terkekang dan seluruh anggota tubuhmu tidak
terkendali, auramu berubah, alam seolah menjadi gelap
gulita akibat dahsyatnya kerusakan yangterjadi.
Bayangkan dirimu seolah tengah berada di hadapan para
malaikat penjaga dalam kondisi seperti itu, hingga engkau
215 An-Najm: 31
216 Al-Kahfi: 49
217 Ihya Ulum ad-Din (3/213)
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
sampai pada singgasana ar-Rahman. Lalu mereka melemparkanmu
dari hadapan mereka dan Allah memanggilmu dengan ucapan-
Nya, ―Wahai anak Adam! Mendekatlah kepada-Ku!‖ Lalu engkau
mendekat kepada-Nya dengan perasaan takut dan jantung
berdebar tidak menentu. Hatimu terasa pilu dan langkahmu
lunglai tidak berdaya. Kemudian seluruh catatan amalanmu
semasa hidup disodorkan kepadamu, dosa terkecil maupun
terbesar tiada yang terlewati. Betapa semua keburukan yang
telah kau lupakan itu dapat kau ingat kembali. Betapa
banyak perintah taat yang telah kau lalaikan, hingga
terbuka semua yang pernah kau sembunyikan. Perasaan malu,
sesal, bodoh dan lemah semua bercampur dan berkecamuk dalam
benak. Lalu dengan kaki mana engkau hendak berdiri di
hadapan Tuhan-Mu? Dan dengan lisan yang mana engkau
menjawab semua pertanyaan-Nya? Dengan hati yang mana engkau
dapat merangkai kata-kata sebagai jawaban? Pikirkanlah di
tengah rasa sesalmu yang mendalam itu tatkala dikatakan
kepadamu dosa-dosamu itu. Apa yang bisa kamu pikirkan
tatkala Dia berkata, ―Wahai hamba-Ku! Tidakkah engkau
merasa malu terhadap-Ku hingga kau perlihatkan keburukan di
hadapn-Ku? Padahal aku merasa malu terhadap ciptaan-Ku
hingga aku tamppakkan keindahan bagi mereka. Adakah Aku
lebih menghinakanmu daripada hamba-hamba-Ku yang lain?
Engkau meremehkan pengawasanku terhadap-Mu hingga engkau
tidak merasa perlu menambah kewapadaan. Sebaliknya engkau
mengagungkan pengawasan selain daripada-Ku. Apakah Aku
tidak memberimu nikmat? Lalu apa yang memperdayakanmu
hingga berpaling dari-Ku? Adakah engkau menyangkau bahwa
Aku tidak memperhatikanmu dan bahwa engkau tidak akan
bertemu dengan-Ku?
Rasulullah saw pernah bersabda, ―Tiada seorangpun dari
kalian yang tidak akan ditanya oleh Allah Tuhan semesta
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
alam, tiada penghalang apapun antara dia dengan Allah dan
tiada pula juru bahasa‖
Rasulullah pernah juga bersabda, ―Masing-masing dari kalian
akan berdiri di hadapan Allah azza wa jalla tiada
penghalang antara dia dengan Allah, hingga Allah berkata
kepadanya, ―Apakah Aku tidak memberimu nikmat? Apakah Aku
tidak memberimu harta? Lalu dia menjawab, ―Tidak.‖ Allah
bertanya lagi, ―Apakah aku tidak mengutus Seorang Rasul
kepadamu?‖ Dia menjawab, ―Tidak.‖ Kemudian ia menatap
sebelah kanan dan hanya melihat api neraka. Ia menatap
sebelah kiri dan hanya meliat api neraka. Maka hendaklah
masing-masing dari kalian takut akan neraka meski hanya
sebiji kurma. Apabila kalian tidak memperolehnya cukuplah
dengan kalimat yang baik.218
Maka lihatlah keadaanmu pada saat seperti itu. Kalian
berada di antara dua kemungkinan. Entah akan dikatakan
kepada kalian, "Telah aku hapus beban-bebanmu selama di
dunia, dan pada hari ini Aku berikan ampunan terhadapmu.
Dalam kondisi semacam ini, engkau akan merasa bahagia lega,
hingga orang-orang terdahulu menginginkan sepertimu. Atau
akan dikatakan pada para malaikat, "Ambillah hamba-Ku yang
buruk ini, (Allah berfirman): "Peganglah dia lalu
belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia
ke dalam api neraka yang menyala-nyala.” 219
Dan pada kondisi semacam ini, sekiranya langit dan
bumi meratapi keadaanmu, niscaya itu merupakan tabiat alam
karena besarnya musibah yang menimpamu, juga oleh karena
penyesalanmu telah menyia-nyiakan kesempatan untuk berbuat
taat kepada Allah, juga oleh karena engkau telah menjual
218 HR. al-Bukhari (6539) Muslim (1016) dari Ady bin Hatim
219 Al-Haaqah : 30-31
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
akhiratmu dengan dunia yang remeh dan tidak bertahan
selamanya.
Jangan lupa untuk memikirkan timbangan (al-mizan) dan
tentang catatan amalanmu yang tercerai berai ke kanan dan
ke sebelah kirimu. Setelah pertanyaan itu, maka manusia
terbagi menjadi tiga bagian; pertama, golongan yang tidak
memiliki kebaikan sama sekali. Kedua, golongan yang tidak
memiliki keburukan sama sekali. Kepada mereka diperbolehkan
memasuki surga Allah swt. Yang pertama kali mendapat
giliran adalah orang-orang yang selalu memuji Allah dlam
keadaan apapun juga. Kemudian disusul oleh orang-orang yang
gemar menjalankan shalat malam. Menyusul kemudian orang-
orang yang tidak menyibukkan diri dengan urusan dunia
hingga lalai untuk tetap berdzikir kepada Allah. Kepada
mereka ini dilimpahkan kebahagiaan tanpa ada derita
selamanya. Ketiga, golongan yang memiliki kebaikan
sekaligus memiliki keburukan. Golongan ketiga ini merupakan
kelompok yang berjumlah paling banyak. Mereka tidak dapat
membedakan mana yang lebih unggul, antara kebaikan atau
keburukan mereka. Akan tetapi semua itu tidak samar bagi
Allah, dan Dia tidak akan lalai untuk memberitahukan kepada
mereka. Yang demikian adalah agar mereka mengetahui
kebesaran Allah tatkala Ia memberikan maaf-Nya, sebagaimana
agar mereka mengetahui keadilan Allah saat Dia menimpakan
azab-Nya. Catatan amalan mereka akan tercerai-berai,
catatan yang didalamnya terkandung kebaikan serta
keburukan. Pada saat timbangan telah dibentangkan, seluruh
pandangan terpaku tajam mengarah pada catatan-catatan amal.
Apakah catatan tersebut akan berada di sebelah kiri atau di
sebelah kanan. Setelah itu pandangan mengarah ke pusat
timbangan, apakah timbangan tersebut akan condong pada
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
kebaikan atau pada keburukan. Ini adalah keadaan yang luar
biasa yang mana akal manusia tidak dapat menjangkaunya.220
Hasan meriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah
menyandarkan kepalanya di pangkuan Aisyah. Rasulullah saw
mengantuk hingga tertidur, akan tetapi Aisyah teringat akan
akhirat hingga ia menangis dan airmatanya menetes di pipi
Rasulullah saw. Rasulullah terbangun dan berkata, ―Apa yang
membuatmu menangis, wahai Aisyah?‖ Aisyah menjawab, Aku
teringat akhirat, adakah engkau mengingatkan keluargamu
akan hari kiamat?‖ Rasulullah saw menjawab, ―Demi Allah!
Dalam tiga hal sesungguhnya manusia tidak akan mengingat
selain hanya kepada-Nya; pertama, tatkala timbangan telah
diletakkan dan seluruh amalan ditimbang hingga semua
manusia melihat adakah timbangannya ringan atau berat.
Kedua, tatkala catatan diberikan, adakah mereka akan
mengambilnya dengan tangan kanan atau tangan kiri. Ketiga
pada saat berada di penyeberangan (as-shirath).221
PENUTUP
Diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab pernah mendengar
orang membaca ayat al-quran, “Demi bukit. Dan Kitab yang
ditulis.” 222
Ia mengatakan, ―Ini bagian yang benar.‖
Tatkala orang itu sampai pada bacaan “Sesungguhnya azab
Tuhanmu pasti terjadi.” 223
Umar mengira bahwa hukuman itu
telah datang. Kemudian ia jatuh pingsan.
Pernah sahabat yang lain mendengar orang membaca ayat,
“(Allah berfirman): "Peganglah dia lalu belenggulah
220 Ihya Ulum ad-Din (4/519-520)
221 HR.Ahmad (6/101,110)
222 At-Thur: 1-2
223 At-Thur: 7
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
tangannya ke lehernya,‖224
atau ayat semisalnya, lantas
sahabat itu tidak sadarkan diri.
Ada juga sahabat lain yang berpapasan dengan seorang
penjual timun. Ia mendengar penjual itu mengatakan, ―Timun
seharga sepuluh daniq (satu daniq sebanding dengan
seperenam dirham). Mendengar itu, sahabat tersebut pingsan.
Tatkala ia telah sadarkan diri, dikatakan padanya, ―Apa
yang membuatmu pingsan?‖ Dia menjawab, ―Tidakkah engkau
mendengar apa yang dikatakan penjual timun tadi? Timun
seharga sepuluh daniq. Jika harga timun sebesar itu, lantas
seberapa diriku ini dihargai?‖
Kenapa sahabat tadi pingsan begitu mendengar harga
timun yang diucapkan penjualnya? Tidak lain karena rasa
takut dan penilaian terhadap dirinya yang begitu buruk,
hingga ia tidak sempat lagi menyangka itu adalah timun yang
biasa dimakan. Sebenarnya contoh cerita-cerita seperti ini
sangat banyak. Maka hendaklah anda dapat mengikuti jejak
serta metode orang-orang bijak serta saleh seperti mereka.
Hendaknya pula anda dapat menghiasi diri anda dengan
tindakan serta sikap orang-orang unggul seperti mereka.
Teruslah anda menempuh hidup dengan keberanian untuk
menghadapi derita dan berani menjalani hidup susah.
Menangis, dan menangislah. Jadikan tangisan anda sebagai
sarana untuk membuka keremangan ini. Agar kelak terpancar
dalam dirimu.
Ketahuilah bahwa manusia ini kelak akan terbagi
menjadi dua bagian; antara golongan orang-orang yang
didekatkan dan terjaga serta golongan orang-orang yang
dijauhkan dan dihinakan. Antara golongan orang-orang yang
224 Al-Haaqqah: 30
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
disatukan dengan keluarganya, segala kesenangan dan
harapannya tersedia bersamanya, serta golongan orang-orang
yang disediakan bagi mereka pembentang dan pemisah.
Sementara anda tidak mengetahui kelak berada di golongan
yang mana.
Orang-orang dahulu pernah melantunkan syair berikut:
Mereka menetap di Makkah dari Bani Naufal
Sementara engkau berada di pelosok yang terpencil
Mereka leluasa bergembira di bawah perlindungan
Sementara engkau terlempar di gurun tanpa pelindung
Mereka mereguk air jernih yang dimurahkan Tuhan
Sedangkan engkau menghisap tetesan-tetasan kecil
Betapa bagian telah dibagi tiada seorangpun yang tahu
Dan ketetapan telah pasti dari yang Maha Awwal
Adakah perhatian dari Maha Muhaimin terhadapmu
Akan lenyap oleh tempat yang jauh terkucil
Maka tetaplah Dia mendengar, dan akal mendengarnya meskipun
engkau tidak berfikir
Terlambat, putusan itu telah mendahuli apa yang kau lihat
Maka hentikan tanyamu setelah ini, atau bertanyalah!
Dikatakan bahwa siapa yang duduk bersama kakeknya maka sang
kakek tidak akan bangkit bersamanya.
Abu al-Qasim al-Qusyairi berkata, ―Abu Ali ad-Diqaq (ad-
Daqqaq) sering melafalkan syair berikut:
Apalah dayaku, qadar berlaku sebagaimana diperintahkan
Manusia di antara yang sesat dan yang mendapat hidayah
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Abu al-Qasim berkata, ―Apabila ridha dan murka merupakan
sifat azali, lantas adakah kemanfaatan lagi bagi wajah-
wajah yang kusut itu dan terhina itu?
Adan dikatakan, ―Wahai bani Adam! Apa yang bisa menahanmu
jika qadar telah datang mencarimu? Tempat mana lagi yang
bisa menampungmu untuk menghindar darinya?
Suatu ketika pernah ada seorang mayat yahudi yang dibawa
orang-orang melewati para sahabat. Sebelum meninggal, orang
yahudi itu berwasiat untuk disemayamkan dibait al-maqdis.
Sebagian sahabat itu berkata, ―Apakah mereka meremehkan
qadar? Adakah mereka tidak mengetahui bahwa sekiranya
mereka dimakamkan di taman surga yang tinggi, niscaya qadar
akan tetap menjemputnya dan membawa serta bersamanya?‖
Sebagian ada yang berkata, ―Siapa yang telah ditetapkan
kebahagiaan baginya, maka ia tidak akan menderita
selamanya. Meskipun tidak sedikit yang menghasut, dan
musuh-musuhnya mengepung dari segenap penjuru ke arahnya.
Barangsiapa ditetapkan kesengsaraan baginya, maka ia tidak
akan pernah bahagia selamanya.
Berapa banyak manusia yang darinya memancarkan cahaya
ibadah, meninggalkan pengaruh di masyarakat, kehidupannya
tampak bahagia, namanya disanjung orang dan keberadaannya
dihormati. Akan tetapi tatkala qadar telah datang, betapa
semua kebesaran itu menjadi hancur lebur dan apa yang
pernah ada dalam genggamannya menjadi sirna. Bahkan
kebesaran yang dahulu dimilikinya kini tercerabut dari
akarnya dan ditimpakan kepadanya. Sungguh kita patut
berlindung kepada Allah dari penderitaan seperti ini.
Sebaiknya anda mengetahui betapa akhir yang buruk (su‘ul
khatimah) memiliki beberapa sebab. Di antara sebab yang
paling utama adalah teramat asyik dengan hasrat dunia,
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
berpaling dari akhirat dan berbuat maksiat yang berarti
menantang Allah swt.
Barangkali ada seseorang yang mempunyai setumpuk dosa,
mengantongi sejumlah maksiat, lebih condong untuk berpaling
dari akhirat dan memikul seberkas kesalahan. Kemudian Allah
mengendalikan hatinya, menutup akal sehatnya, memadamkan
sinarnya dan mengirimkan penutup yang menghalangi semua
peringatan serta nasehat kepadanya. Andaikata ia mati dalam
keadaan seperti itu, maka seruan-seruan itu serasa seperti
panggilan dari tempat yang sangat jauh yang tidak jelas apa
maksudnya. Seruan-seruan itu tidak lagi dapat ia tangkap,
meski diulang dan diulang lagi.225
Ada seorang mengatakan:
Dan yang matanya meneteskan darah
Maka air mata itu menetes ibarat hujan
Terlambat, tidak tahu apa yang tengah terjadi
Dalam qadha dan qadar yang adanya pasti
Sementara semua perkara di hadapannya menjadi rabun
Dari orang-orang bijak lagi mendalam
Maka biarkan nafas berhembus terbang
Tetesan air mata mengalir deras
Menangislah niscaya airmatamu tidak akan kering
Tiada sirna semua tipu daya dari hari-harimu itu
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
225
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
Seratus Kisah Orang Saleh yang Menangisi Dosa-dosanya
TANGISI KESALAHANMU
KITA ORANG-ORANG BERDOSA
HADIRNYA DOSA-DOSA
PENAWAR DOSA
ANJURAN BERISTIGHFAR
NABI MEMOHON AMPUN DARI DOSA-DOSA
UCAPAN ISTIGHFAR YANG UTAMA
MENGIBA SAAT MENCARI AMPUNAN AllAH
BEGINI SEHARUSNYA ISTIGHFAR
MENANTANG ALLAH DENGAN BERBUAT MAKSIAT
MAKNA BERTAUBAT
GETIRNYA BERBUAT DOSA
BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH
BERHARAP KEPADA ALLAH WAJIB DIIMANI
ANTARA BERHARAP DAN CEMAS
TIDAK ADA YANG AMAN DARI MURKA ALLAH
WASPADALAH DARI KELALAIAN
JANGAN MENJERUMUSKAN DIRI SENDIRI
TIDAK CUKUP HANYA DENGAN UCAPAN
JANGAN COBA MEREMEHKAN DOSA-DOSA
BERSAMA ORANG-ORANG YANG GEMAR MENANGIS
SEBAIK-BAIK ORANG YANG MENANGIS
TATKALA INGAT DOSAMU, MENANGISLAH!
ANDAIKATA SAYA
APA YANG ENGKAU KELUHKAN
APA YANG KAU HARAP? APA YANG KAU KELUHKAN?
TIADA TEMPAT PELARIAN
MENANGISI DOSA-DOSA SEPANJANG MALAM
UNTUK APA TANGISAN PANJANG ITU?
APA YANG DILAKUKAN KEDUA TANGANKU?
DAN TABIBPUN SAKIT
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
AKU BERLARI MENDATANGIMU
QADAR APA YANG BERLAKU?
LAKUKAN AMALAN MEREKA
LIDAHPUN BERBUAT DOSA
YANG TELAH HILANG DARIKU
AKU MENGERTI DIRIKU DAN DOSA-DOSAKU
AKU ORANG YANG PALING BANYAK DOSA
HARI PERHITUNGAN
JANGAN MENYELEWENGKAN SITRULLAH
RASA TAKUT YANG BESAR
TAKUT MUSIBAH
DOSA-DOSA YANG TERAMAT BANYAK
MUSIBAH DAN DOSA
AKU TAKUT SU‘UL KHATIMAH
MERATAPI DIRI
WAHAI DIKAU YANG MAHA PENGAMPUN
TANGISAN ADALAH PENYEJUK HATI
SEORANG LELAKI MENANGISI DOSANYA SEPANJANG MALAM
MENANGISI DOSA-DOSA
DOSA-DOSA KITA YANG DITUTUPI
HASRAT SEORANG HAMBA PADA AMPUNAN ALLAH
AKU TAKUT AKAN DOSA-DOSAKU
AKU BERTINDAK UNTUK MENEBUS DOSA
TIDAK ADA YANG SELAMAT DARI MURKA ALLAH
ALLAH AKAN MENAGIH TANGGUNG JAWABMU TERHADAP MEREKA
SETIAP MASALAH MEMINTA JAWABAN
AKU TAKUT DARI DOSA INI
DAN TAMPAKLAH BAGI MEREKA DARI ALLAH APA YANG TIDAK PERNAH
MEREKA PERKIRAKAN
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
MENANGISI DOSA-DOSA YANG LEWAT
BERBUATLAH UNTUK HARI KIAMAT
YAKINKAH AKAN AMALANMU?
BERBUATLAH UNTUK TUHANMU LALU UNTUK DIRIMU
LIHATLAH AMALANMU
MAQAMAT MUKHALAFAT
DOSA
MAKSIAT DAN DOSA
DOSA-DOSA
LALAI DAN DOSA
MEREMEHKAN DAN MENYIA-NYIAKAN
DI MANAKAH TERDAPAT KESELAMATAN
HATINYA TERBAKAR RASA TAKUT
MELALAIKAN HAK-HAK ALLAH
TUKARLAH DIRIMU
WAHAI DZAT YANG TIDAK TERPEDAYA OLEH DOSA
DOSAKU YANG BANYAK
MERANGKAK KE SURGA
BANYAK DOSA BURUK AMALAN
BILANGAN TERAKHIR
TAKUT AJAL MENJEMPUT
BISA JADI BAIK ATAU BURUK
NIKMAT DAN MAKSIAT
TIADA PENGHARAP YANG MERUGI
DOSA-DOSAKU TIDAK MEMBERIMU MADHARAT
ISTIGHFAR YANG MENGGETARKAN
AKU KHAWATIR DENGAN DOSA-DOSAKU
BETAPA BURUK DIRIKU DENGAN DOSA-DOSA INI
APA YANG MENJAMINKU AMAN?
DOSA SERTA DOSA-DOSA
SIFAT ORANG-ORANG YANG TAKUT KEPADA ALLAH
TAUBAT DAN PENYESALAN
KUWAIS
Media Kreasindo
Shofaul Qalbi, Lc.
WAHAI SEBAIK-BAIK TEMPAT KEMBALI
APA YANG MENDORONG ANDA MENANGIS?
SEBAIK-BAIK PERKARA ADA LIMA
TANGISAN KARENA DOSA
JANGAN MERASA TENTERAM TELAH BERBUAT BANYAK
KATAKAN PADA JIWAMU, WAHAI ORANG DURHAKA!
BAYANGKAN DIRIMU DALAM KUBUR
MENJALANI HISAB DI HADAPAN ALLAH
PENUTUP