kurikulum pendidikan tinggi program studi … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi...

92
1 KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI MAGISTER PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FIB USU MENGACU KKNI DAN SNDIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017

Upload: tranbao

Post on 06-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

1

KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI MAGISTER

PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FIB USU MENGACU KKNI

DAN SNDIKTI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI,

DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017

Page 2: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

2

KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI MAGISTER PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

FIB USU MENGACU KKNI DAN SNDIKTI

Disusun oleh:

Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D. Dra. Torang Naiborhu. M.Hum.

Drs. Kumalo Tarigan, M.A., Ph.D.. Drs. Fadlin, M.A.

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI MAGISTER

PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI MEDAN

2017

Penerbit: Bartong Jaya

Medan

Page 3: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

iii

Bartong Jaya Art Design, Publishing & Printing Jalan Pelajar, Gang Buku, No. 19, Medan, Indonesia Telp. 061-8213737; Fax 061-8213737 Kunjungi kami di: http://www.bartongjaya.com Terbitan Pertama 2017 © Bartong Jaya 2017 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang; dilarang memperba-nyak, menyalin, merekam sebagian atau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit. ISBN: 979 764 733 7 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Kurikulum Pendidikan Tinggi Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU Mengacu KKNI dan SNDIKTI/ Takari, Torang, Kumalo, Fadlin,—Medan: Bartong Jaya, 2017

vii, 86 p. ; ilus. ; 22 cm Bibliografi ISBN: 979-764-733-7

Page 4: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala limpah

karunia dan rahmat-Nya, maka kami dapat menyelesaikan penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggii Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (FIB USU) ini, yang berbasis kepada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan juga Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNDIKTI).

Buku ini disusun sesuai dengan kebijakan Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Buku ini disusun dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia di era globalisasi, khususnya untuk kalangan pendidikan tinggi yang berjuang sebagai garda terdepan dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas, yang kemudian diakui kemampuannya baik itu kemampuan terhadap sikap, penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus.

Terima kasih yang sebesar-besarnya diucapkan kepada semua unsur pimpinan di peringkat Universitas Sumatera Utara dan juga di Fakultas Ilmu Budaya USU yang telah mengarahkan perancangan kurikulum baru ini, sesuai dengan tuntutnan zaman. Begitu pula kepada pihak UPP USU yang telah sudi bersusah payah memotivasi dan mengkritisi rancangan kurikulum ini, terutama sampai dipresentasikan sebanyak dua kali, yang mencerminkan keperdulian UPP USU terhadap eksistensi semua prodi yang ada di USU dalam konteks pengembangan pendidikan.

Semoga saja niat baik kita semua mendapat ridha dari Tuhan Yang Maha Esa, dalam rangka menuju masyarakat kampus USU yang memiliki kemampuan akademik dan praktik dalam mengemban tugas-tugas yang diberikan negara kepada setiap warganya. Demikian pula semoga saja USU akan menjadi universitas terdepan di kawasan ini, sebagai barometer pendidikan dalam konteks globalisasi. Medan, 20 April 2017 Hormat kami, Tim Penyusun Kurikulum Prodi PP Seni FIB USU Takari, Torang, Kumalo, Fadlin

Page 5: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

v

DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1 1.2 Proses ..................................................................................................................................... 9 1.3 Sosialisasi ............................................................................................................................... 9 1.4 KKNI dan SNDIKTI untuk Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni ........................... 10 1.5 Apa Itu Penciptaan dan Pengkajian Seni? .............................................................................. 13 1.6 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni .................................. 16 1.6.1 Visi .............................................................................................................................. 16 1.6.2 Misi ............................................................................................................................... 17 1.6.3 Tujuan ........................................................................................................................... 18

1.6.4 Sasaran .......................................................................................................................... 18 1.7 Profil Lulusan ....................................................................................................................... 18 BAB II: CAPAIAN PEMBELAJARAN ....................................................................................... 21 2.1 Sikap, Keterampilan Umum, Keterampilan Khusus, dan Penguasaaan Terhadap Pengetahuan untuk Empat Profil Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni ............. 21 2.1.1 Peneliti Seni Budaya ....................................................................................................... 1 2.1.1.1 Sikap Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sebagai Pengkaji Seni

Budaya .............................................................................................................. 19 2.1.1.2 Keterampilan Umum Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sebagai Peneliti

Seni Budaya ...................................................................................................... 20 2.1.1.3 Keterampilan Khusus Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sebagai Peneliti

Seni Budaya .................................................................................................... 21 2.1.1.4 Penguasaan terhadap Pengetahuan Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni

sebagai Penelitib Seni Budaya.......................................................................... 22 2.1.2 Narasumber Seni Budaya .............................................................................................. 22 2.1.2.1 Sikap Magister Pengkajian dan Penciptaan Seni sebagai Narasumber Seni

Budaya .............................................................................................................. 22 2.1.2.2 Keterampilan Umum Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sebagai

Narasumber Seni Budaya .................................................................................. 23 2.1.2.3 Keterampilan Khusus Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sebagai

Narasumber Seni Budaya .................................................................................. 24 2.1.2.4 Penguasaan terhadap Pengetahuan Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni

sebagai Narasumber Seni Budaya ...................................................................... 24 2.1.3 Konsultan Seni Budaya ................................................................................................... 25 2.1.3.1 Sikap Magister Pengkajian dan Penciptaan Seni sebagai Konsultan Seni

Budaya .............................................................................................................. 25 2.1.3.2 Keterampilan Umum Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sebagai

Konsultan Seni Budaya .................................................................................... 26 2.1.3.3 Keterampilan Khusus Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sebagai

Konsultan Seni Budaya ..................................................................................... 27 2.1.3.4 Penguasaan terhadap Pengetahuan Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni

sebagai Konsultan Seni Budaya ......................................................................... 27 2.1.4 Pencipta Seni Budaya ..................................................................................................... 28 2.1.4.1 Sikap Magister Pengkajian dan Penciptaan Seni sebagai Pencipta Seni

Budaya .............................................................................................................. 28 2.1.4.2 Keterampilan Umum Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sebagai

Pencipta Seni Budaya ........................................................................................ 29

Page 6: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

vi

2.1.4.3 Keterampilan Khusus Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sebagai Pencipta Seni Budaya ........................................................................................ 30

2.1.4.4 Penguasaan terhadap Pengetahuan Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sebagai Pencipta Seni Budaya............................................................................ 30

BAB III: STRATEGI PEMBELAJARAN DAN SISTEM PENILAIAN ....................................... 75 3.1 Strategi Pembelajaran ............................................................................................................ 75 3.2 Sistem Penilaian .................................................................................................................... 75 3.3 Bahan Kajaian (Mata Kuliah) ................................................................................................ 76 3.4 Deskripsi Mata Kuliah ........................................................................................................... 78 BAB IV: PENUTUP .................................................................................................................... 82 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 83

Page 7: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

vii

DAFTAR BAGAN DAN TABEL

BAGAN Bagan 1: Hubungan antara Jenjang Pendidikan Formal, Peningkatan Profesionalitas,

Peningkatan Karakter di Dunia Kerja, dan Pengalaman atau Belajar Mandiri ........... 11 Bagan 2: Deskripsi Capaian Pembelajaran dalam KKNI dan SNDIKTI ........................... 12 Bagan 3: Skema Penyusunan Capaian Pembelajaran........................................................ 13 Bagan 4: Ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni dalam Konteks Induk Disiplin- disiplin Ilmu ......................................................................................................... 15 Bagan 5: Disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni dalam Konteks Kebudayaan.......... 16 TABEL Tabel 1: Profil Lulusan Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU ................................. 19 Tabel 2: Profil dan Deskripsi Lulusan ............................................................................... 19 Tabel 3: Rincian Bahan Kajian dan Tingkat Kedalaman serta Keluasan Bidang Ilmu

Penciptaan dan Pengkajian Seni yang Harus Dikuasai ..................................... 20 Tabel 4: D Sikap, Keterampilan Umum, Keterampilan Khusus, dan Penguasaan

terhadap Pengetahuanuntuk Empat Profil Lulusan Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU ..................................................................................... 34

Tabel 5: Matriks Profil dan Capaian Pembelajaran Kurikulum Pendidikan Tinggi Mengacu KKNI dan SNDIKTI Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU ...... 49

Tabel 6: Matriks Metode Pembelajaran dan Aspek Penilaian Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU........................................................................................ 74

Tabel 7: Persentase Penilaian ............................................................................................. 78 Tabel 8: Kategori Penilaian Angka dan Huruf ................................................................. 78 Tabel 9: Distribudi Bahan Kajian (Mata Kuliah) Kurikulum Prodi Magister Penciptaan

dan Pengkajian Seni FIB USU .............................................................................. 79

Page 8: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

8

BAB SATU

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kurikulum pendidikan tinggi merupakan program konseptual yang kemudian diwujudkan dalam realitas untuk menghasilkan lulusan, sehingga program tersebut menjamin lulusannya memiliki kualitas yang setara dengan kualitas yang disepakati dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). KKNI merupakan pernyataan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, di mana tolak ukur kualifikasinya ditetapkan berdasarkan capaian pembelajaran (learning outcomes) yang dimiliki. Jenjang kualifikasi merupakan kesepakatan nasional, khususnya untuk pendidikan tinggi, yaitu lulusan setiap program studi paling rendah harus setara dengan deskripsi capaian pembelajaran tertentu menurut jenjangnya yakni magister (S-2) setara dengan peringkat 7 pada KKNI.

Konsep yang dikembangkan DIKTI (Ditjen Belmawa) selama ini dalam menyusun kurikulum dimulai dengan menetapkan profil lulusan yang kemudian dirumuskan kemampuan/kompetensinya. Dengan adanya KKNI rumusan kompetensi lulusan perlu dikaji terhadap deskripsi dan jenjang kualifikasi yang ditetapkan dalam KKNI.

Dalam KKNI, kompetensi dirumuskan ke dalam istilah “capaian pembelajaran” di mana kompetensi tercakup di dalamnya atau merupakan bagian dari capaian pembelajaran. Penggunaan istilah kompetensi yang digunakan DIKTI selama ini sebenarnya setara dengan capaian pembelajaran yang digunakan dalam KKNI, hanya karena di dunia kerja penggunaan istilah kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang sifatnya lebih terbatas, terutama yang terkait dengan uji kompetensi dan sertifikat kompetensi. Maka selanjutnya dalam kurikulum “kompetensi lulusan” digunakan istilah capaian pembelajaran. Di samping hal tersebut di dalam kerangka kualifikasi di dunia internasional, untuk mendeskripsikan kemampuan setiap jenjang kualifikasi digunakan istilah learning outcomes.

Deskripsi capaian pembelajaran dalam KKNI, mengandung 4 (empat) unsur, yaitu unsur sikap dan tatanilai, unsur kemampuan kerja, unsur penguasaan keilmuan, dan unsur kewenangan dan tanggungjawab. Dengan terbitnya Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNDIKTI) rumusan capaian pembelajaran tercakup dalam salah satu standar yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Dalam SNDIKTI capaian pembelajaran terdiri dari unsur sikap, keterampilan umum, keterampilan umum, keterampilan khusus, dan pengetahuan. Unsur sikap dan keterampilan umum telah dirumuskan secara rinci dan tercantum dalam lampiran SNDIKTI, sedangkan unsur keterampilan khusus dan pengetahuan harus dirumuskan oleh forum program studi sejenis yang merupakan ciri lulusan program studi tersebut. Rumusan capaian pembelajaran setiap jenis program studi ditetapkan oleh Dirjen DIKTI setelah melalui kajian tim pakar yang ditunjuk. Berdasarkan rumusan capaian pembelajaran tersebut kurikulum suatu program studi disusun.Secara garis besar kurikulum, sebagai sebuah rancangan, terdiri dari empat unsur, yakni capaian pembelajaran, bahan kajian yang harus dikuasai, strategi pembelajaran untuk mencapai dan sistem penilaian ketercapaiannya.

Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengakjian Seni FIB USU telah menjalankan kegiatan pendidikan S-2 di bidang seni sejak tahun akademik 2009/2010 berdasarkan surat izin operasional dari SK Rektor USU No. 924/H5.1.R/SK/PRS/2009. Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni memiliki konsentrasi

Page 9: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

9

keilmuan Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni: (1) Penelitian etnografi kesenian, (2) Penelitian terapan kesenian (pendidikan dan pemberdayaan), (3) Seni kreatif (jalur kekaryaan), yang dibutuhkan oleh pasar. Sampai kini telah meluluskan lima puluh satu orang yang tersebar di seluruh Provinsi Sumatera Utara. Program Studi bertanggungjawab mempersiapkan peserta didik untuk mampu memenuhi tujuan dan arah pendidikan pada bidang ilmu seni, menghasilkan lulusan yang dapat memenuhi kompetensi yang diharapkan dan dapat bekerja di tempat kerjanya masing-masing dengan kinerja yang baik dan memuaskan.

Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU sebagai salah satu institusi Pendidikan Tinggi dituntut untuk mengadopsi perubahan paradigma di atas. Salah satu wujud respons Program Studi terhadap perubahan itu adalah dalam bentuk tinjauan kurikulum (evaluasi).

Dalam kaitan dengan proses evaluasi kurikulum, Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU membutuhkan masukan pendapat dari para pakar di bidangnya, dan Stakeholder serta pengguna lulusan Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU mengenai kompetensi yang dimiliki oleh lulusan Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU. Selain itu, Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni juga membutuhkan masukan dari alumni dan staf pengajar pendidikan tinggi lain yang menyelenggarakan Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni seperti UGM, ISI Padangpanjang. Berdasarkan pemikiran dan tujuan di atas maka perlu dilakukan lokakarya untuk merevisi kurikulum Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU. 1.2 Proses 1. Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni telah beberapa kali

berdiskusi untuk membahas kompetensi utama lulusan S-2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU dan menyepakati bahan-bahan kajian mata kuliah yang wajib diberikan.

2. Pembahasan diawali dengan pemetaan kurikulum S-2 Penciptaan dan Pengkajian Seni PTN di Indonesia (UGM, ISI Padangpanjang) yang juga mengacu pada kurikulum di berbagai universitas.

3. Beberapa Program studi telah melakukan tracer study dan diskusi dengan para stakeholder, penggunaan lulusan dan alumni. a. Hasil diskusi kesepakatan tersebut yang disajikan dasar untuk menetapkan

Capaian Pembelajaran dan Stuktur Kurikulum. b. Rancangan Capaian Pembelajaran dan Kurikulum Inti Program Studi Magister

(S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU ini juga sudah diperkaya melalui diskusi dalam beberapa kali pertemuan tim kurikulum.

1.3 Sosialisasi

Upaya penyebaran/sosialisasi visi, misi dan tujuan program studi serta pemahaman sivitas akademika (dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa) secara:

1. Tatap muka dosen dan mahasiswa. 2. Tertulis, visi dan misi ini dinyatakan dalam buku panduan. 3. Banner yang diletakkan di dalam ruang kantor Program Studi Magister (S-2)

Penciptaan dan Pengkajian Seni. 4. Brosur yang dibagikan kepada para stakeholder dan masyarakat. 5. Melalui pertemuan-pertemuan dalam Rapat Tinjauan Manajemen, pertemuan

informal dengan dosen, mahasiswa dan stakeholder. 6. Sosialisai ke daerah-daerah di wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya.

Page 10: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

10

7. Publikasi melalui teknologi informasi di media sosial.

1.4 KKNI dan SNDIKTI untuk Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni Dalam konteks menghadapi persaingan dan kemitraan dalam lingkup global di

bidang pendidikan, yang sesuai dengan perkembangan zaman, maka setiap institusi pendidikan tinggi di manapun di dunia ini, mau atau tidak harus menggagas dan menerapkan kurikulumnya bagi kepentingan bersama, terutama kemampuan lulusannya. Untuk hal tersebut, maka setiap program studi pada pendidikan tinggi di Indonesia mendisain sebuah kurikulum yang didasari oleh apa yang disebut Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNDIKTI).

Dasar dibentuknya kurikulum KKNI adalah berdasarkan tantangan eksternal berupa persaingan global, yang memang menjadi fakta internasional, dalam hubungan ilmuwan (scholar) antarnegara. Selain itu pula Indonesia telah melakukan ratifikasi berbagai konvensi di dunia internasional. Sedangkan tantangan internal yang terjadi adalah kenyataan fakta-fakta berikut: (a) kesenjangan mutu, jumlah, dan kemampuan lulusan pendidikan tinggi; (b) relevansi penghasil versus pengguna; (c) beragamnya aturan kualifikasi; dan (d) beragamnya pendidikan.

Oleh karena itu, maka KKNI merupakan sebuah pernyataan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, yang substansinya adalah sebagai penilaian kesetaraan dan pengakuan kualifikasi (secara internasional). Pernyataan kualitas ini dibuktikan melalui kemampuan setiap sumber daya manusia Indonesia, yang berdasarkan pendidikan formalnya mestilah dijenjangkan dengan akurat.

Selaras dengan kebijakan perlunya mendisain kurikulum yang berbasis KKNI ini, maka ditentukanlah setiap jenjang pendidikan itu, lulusannya memiliki kompetensi tertentu. Adapun dalam konteks ini, sebagai gambaran umum, jika dipandang dari pengalaman atau belajar mandiri: (a) lulusan SMP, SMA, dan D1 adalah berkompetensi sebagai operator; (b) lulusan D2, D3, dan S1 adalah sebagai analis (pengkaji) dilihat dari sudut pandang pengalaman atau belajar mandiri, dan sebagai teknisi dalam konteks peningkatan karakter di dunia kerja; dan (c) lulusan profesi, S2, dan S3 adalah sebagai ahli. Jika dilihat dari sudut peningkatan karakter dunia kerja, maka: (i) lulusan SMP, SMA, dan D1 adalah sebagai operator; (ii) lulusan D2, D3, dan S1 adalah sebagai teknisi; dan (iii) lulusan profesi, S2, dan S3 adalah sebagai ahli. Kesemua jenjang kompetensi ini dibuat dalam kerangka peningkatan profesionalitas setiap jejang lulusan pendidikan tersebut, yang dapat digambarkan seperti pada Bagan 1 berikut ini.

Sesuai dengan bagan berikut, maka lulusan Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (FIB USU), berada di dalam tingkatan 7 sebagai magister penciptaan dan pengkajian seni yang berkemampuan sebagai ahli yang mengaplikasikan, mengkaji, membuat desain, memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta menyelesaikan masalah-masalah seni di dalam fenomena sosiobudaya masyarakat pendukung seni tersebut di seluruh dunia. Ada dua acuan dasar secara nasional untuk capaian pembelajaran ini, yaitu yang pertama adalah Keragka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan yang kedua adalah Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNDIKTI). Kedua acuan dasar nasional ini saling bersinerji dan menguatkan. Untuk KKNI diterapkan untuk semua jenjang pendidikan nasional, sedangkan SNDIKTI khusus untuk pendidikan tinggi saja. Di dalam KKNI ada empat unsur deskripsi untuk kemampuan pendidikan di setiap peringkatnya, yang terdiri dari: (1) sikap dan tata nilai; (2) kewenangan dan tanggung jawab; (3) penguasaan pengetahuan; dan (4) kemampuan kerja.

Page 11: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

11

Bagan 1: Hubungan antara Jenjang Pendidikan Formal, Peningkatan Profesionalitas, Peningkatan

Karakter di Dunia Kerja, dan Pengalaman atau Belajar Mandiri

Pada SNDIKTI juga terdapat empat deskripsi mengenai capaian pembelajaran ini. Keempatnya adalah: (i) sikap, (ii) keterampilan umum, (iii) keterampilan khusus, dan (iv) penguasaan pengetahuan. Untuk poin (i) dan (ii) deskripsiya ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Untuk poin (iii) dan (iv) diputuskan oleh forum program studi sejenis. Dalam hal ini, di Indonesia program studi Penciptaan dan Pengkajian Seni sebenarnya perlu mengadakan forum nasional. Program-program studi Penciptaan dan Pengkajian Seni ada di: (a) Fakultas Ilmu Budaya USU, (b) Institut Kesenian Jakarta; (c) Institut Seni Indonesia Yogyakarta; (d) Institut Seni Indonesia Surakarta; (e) Institus Seni Indonesia Denpasar; (f) Institus Seni Indonesia Bandung; (g) Institut Seni Indonesia Padangpanjang, dan (h) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. Dalam waktu dikat diharapkan dilakukan forum secara nasional yang khusus membahas KKNI dan SNDIKTI untuk semua Prodi jenjang Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni tersebut. Adapun deskripsi capaian pembelajaran ini dapat dilihat pada Bagan 2 berikut.

Page 12: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

12

Bagan 2. Deskripsi Capaian Pembelajaran dalam KKNI dan SNDIKTI

Page 13: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

13

Bagan 3.

Skema Penyusunan Capaian Pembelajaran

Berdasarkan rumusan yang terkandung di dalam kurikulum yang berdasar kepada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNDIKTI), maka dirancanglah kurikulum Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya USU, dengan mempertimbangkan apa itu Penciptaan dan Pengkajian Seni, visi, misi, tujuan, dan profil lulusan, dengan deskripsi sebagai berikut. 1. 5 Apa Itu Penciptaan dan Pengkajian Seni?

Sebelum mendisain kurikulum berbasis kepada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka secara saintifik perlu diuraikan apa itu Penciptaan dan Pengkajian Seni. Alasannya adalah ilmu ini relatif baru, dan di Indonesia pun baru dimulai dasawarsa 1980-an.

Berdasarkan tiga titik pandang filsafat keilmuan, maka secara (1) ontologis yaitu apa yang ingin diketahui di dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni adalah untuk mengetahui secara saintifik seni dalam konteks kebudayaan manusia di seluruh dunia ini. Untuk (2) epistemologis, yaitu bagaimana para ilmuwan disiplin ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mengetahuinya, maka dilakukan dengan berbagai pendekatan keilmuan seperti: berbasis pada teori-teori, metode-metode, penelitian lapangan, perumusan masalah dan hipotesis, menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif, wawancara, perekaman data seni, analisis laboratorium, publikasi keilmuan, dan hal-hal sejenis. Selanjutnya secara (3) aksiologis, nilai apa yang terdapat dalam pengetahuan penciptaan dan pengkajian seni tersebut adalah mengenai seni yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan, dengan mengetahui seni ini maka kita akan dapat melihat karakter kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam seni budaya tersebut terkandung

Page 14: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

14

kearifan-kearifan lokal, norma-norma yang dianut pendukungnya, dan kaya akan nilai-nilai moral, adat, filsafat, kemanusiaan, dan hal-hal sejenis.

Secara kesejarahan, Penciptaan dan Pengkajian Seni merupakan sebuah rumpun ilmu pengetahuan mengenai seni yang terdiri dari berbagai jenis ilmu pendukungnya, seperti: musikologi, etnomusikologi, antropologi tari (etnokoreologi), seni rupa, seni teater, seni media rekam, dan lain-lainnya. (a) Musikologi adalah disiplin ilmu pengetahuan yang mengkaji dan mengasah

kompetensi penciptaan, khususnya musik yang terdapat di dalam kebudayan Barat pada umumnya, seperti musik klasik, romantik, barok, rokoko, ars nova, trobadour, trovere, musik gereja, dan lain-lainnya. Subjek kajian utamanya adalah musik yang terdapat di dalam kebudayaan masyarakat Barat (Eropa dan diasporanya seperti Amerika, Australia dan Selandia Baru, dan lain-lain).

(b) Etnomusikologi adalah sebuah disiplin ilmu pengetahuan yang mengkaji musik dan mampu melakukan praktik pertunjukan musik tersebut dalam konteks kebudayaan masyarakat yang menghasilkan musik tersebut. Musik tidak hanya dipandang secara struktural dan estetik saja, tetapi musik adalah bahagian yang integral dari kehidupan manusia, baik dilihat dari sisi kebudayaan maupun sisi sosialnya.

(c) Antropologi tari atau lazim pula disebut dengan etnokoreologi atau etnologi tari, adalah disiplin ilmu pengetahuan yang mengkaji tari di seluruh dunia ini yang dilihat bukan saja dari sisi struktural dan estetik, namun lebih jauh tari dipandang sebagai bahagian yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan di mana tari tersebut tumbuh dan berkembang. Jadi tari adalah bahagian dari fenomena budaya dan sosial manusia yang mendukung keberadaan tari tersebut.

(d) Seni rupa adalah disiplin ilmu pengetahuan yang mengkaji dan juga mempraktikkan karya-karya seni rupa, baik itu yang berlatar belakang kebudayaan, maupun yang bertujuan utama eksplorasi estetika visual dan sejenisnya. Disiplin ilmu ini sangat menekankan kepada hasil akhir berupa visual, baik itu yang masuk dalam kategori seni rupa murni, maupun terapan, termasuk di dalmnya seni kriya atau kerajinan, dan lingkup sejenis.

(e) Seni teater atau adakalanya disebut antropologi teater adalah disiplin ilmu yang mengkaji seni teater baik itu yang tumbuh di dalam masyarakat atau teater sebagai kreativitas seni, berdasarkan eksistensi teater dalam konteks kebudayaan masyarakat yang mendukung keberadaannya.

(f) Seni media rekam adalah disiplin ilmu yang mengkaji media-media rekam, termasuk di dalamnya pertelevisian, radio, media internet, media komunikasi, dan sejenisnya, yang berkait dengan perkembangan teknologi dalam seni, dengan pendekatan multidisiplin ilmu.

Page 15: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

15

Bagan 4. Ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni dalam Konteks

Induk Disiplin-disiplin Ilmu

Page 16: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

16

Bagan 5. Disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni

dalam Konteks Kebudayaan

Bahwa Penciptaan dan Pengkajian Seni adalah sebuah disiplin ilmu pengetahuan

multidisiplin yang didukung oleh ilmu-ilmu: musikologi, etnomusikologi, etnologi tari, seni rupa, antropologi teater, seni media rekam, dan sejenisnya. Para ahlinya (lulusan magister Penciptaan dan Pengkajian Seni) disebut sebagai magister seni (M.Sn.). Untuk menghasilkan profil lulusan yang berkualifikasi sebagai magister seni yang diakui secara nasional dan internasional, maka perlu didukung oleh gagasan akademik berupa visi, misi, dan tujuan, seperti yang diuraikan berikut ini. 1.6 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni 1.6.1 Visi Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara menjadi institusi pendidikan tinggi yang unggul dalam

Page 17: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

17

bidang ilmu penciptaan dan pengkajian seni secara lintas budaya, serta berperan aktif pada peradaban global tahun 2025. 1.6.2 Misi (1) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas secara nasional maupun global; (2) Mengembangkan penelitian dalam bidang penciptaan dan pengkajian seni yang

mendorong kemajuan ipteks untuk kepentingan umat manusia; (3) Melaksanakan pengabdian pada masyarakat, berwawasan seni untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat; (4) Menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan lembaga lainnya, baik di dalam

maupun di luar negeri dalam bidang seni untuk mengembangkan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat;

(5) Menyiapkan lulusan yang berkompetensi seni, berkarakter, beretika, inovatif, jujur, berjiwa kepemimpinan, dan perduli terhadap masalah-masalah kemasyarakatan di bidang seni.

(6) Mempersiapkan pusat kajian seni etnik Nusantara berupa artefak-artefak seni dan literatur hasil penelitian.

(7) Membentuk tempat praktik latihan dan seni pertunjukan dan rupa dengan ciri khas utama seni etnik Sumatera Bahagian Utara.

(8) Melakukan kajian bersama terhadap seni etnik Nusantara dengan lembaga-lembaga sejenis, seperti Institut Seni Indonesia (ISBI) Aceh, Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, ISI Bandung, Institut Kesenian Jakarta, ISI Yogyakarta, ISI Surakarta, dan lainnya, dan kemudian hasil kajian dimuat dalam jurnal bersama, baik dalam lingkup nasional dan internasional yang diurus bersama, dalam kerangka mengembangkan disiplin sejenis.

(9) Mengembangkan prototipe seni Nusantara untuk pertunjukan budaya dalam tingkat global.

(10) Mengembangkan tata pamong Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni yang transparan, akuntabel, dan demokratis.1

1Visi dan Misi Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU ini disesuaikan dengan Visi dan Misi FIB

USU dan Universitas Sumatera Utara sendiri, yaitu sebagai berikut. A. Visi USU: Menjadi Pendidikan Tinggi yang memiliki keunggulan akademik sebagai barometer kemajuan ilmu pengetahuan yang mampu bersaing dalam tataran dunia global, Selanjutnya, Misi USU: (1) Menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis otonomi yang menjadi wadah bagi pengembangan karakter dan profesionalisme sumber daya manusia yang didasarkan pada pemberdayaan yang mengandung semangat demokratisasi pendidikan yang mengakui kemajemukan dengan orientasi pendidikan yang menekankan pada aspek pencarian alternatif penyelesaian masalah aktual berlandaskan kajian ilmiah, moral, dan hati nurani. (2) Menghasilkan lulusan yang menjadi pelaku perubahan sebagai kekuatan modernisasi dalam kehidupan masyarakat luas, yang memiliki kompetensi keilmuan, relevansi dan daya saing yang kuat serta berperilaku kecendekiawanan yang beretika, dan (3) Melaksanakan, mengembangkan, dan meningkatkan pendidikan, budaya penelitian dan program pengabdian masyarakat dalam rangka peningkatan mutu akademik dengan mengembangkan ilmu yang unggul, yang bermanfaat bagi perubahan kehidupan masyarakat luas yang lebih baik. (sumber: Sinar, T. Silvana dkk., 2014. Rencana Jangka Panjang USU 2015--2039. Medan: Universitas Sumatera Utara Press.

B. Visi FIB USU: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara menjadi suatu lembaga pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang kebudayaan yang unggul dan terkemuka secara regional, nasional dan internasional dan berwawasan pada nilai-nilai budaya bangsa. Kemudian Misi FIB USU: (1) Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian dalam bidang ilmu budaya yang bermutu tinggi dan mampu bersaing baik secara regional, nasional, dan internasional. (2) Mengembangkan penelitian dalam bidang ilmu budaya yang mendorong kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang bermanfaat untuk kepentingan umat manusia. (3) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berperspektif budaya untuk menyelesaikan masalah-masalah kemasyarakatan. (4) Menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan lembaga lainnya baik di dalam maupun di luar negeri dalam bidang kebudayaan untuk pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. (5) Menyiapkan lulusan yang berwawasan dan berkompetensi budaya beserta keberagamannya, berkarakter, beretika, inovatif, jujur, berjiwa kepemimpinan dan peduli terhadap masalah-masalah kemasyarakatan. Di lain sisi, Tujuan FIB USU: (1) Melakukan partisipasi aktif dalam pengajaran dan pengembangan ilmu kebahasaan dan kesusastraan, kesenian, kesejarahan, kepustakaan, dan informasi, dan kepariwisataan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berkarakter dalam ilmu budaya dan yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan akademik. (2) Memperluas partisipasi aktif dalam pengajaran dan pembelajaran sesuai kebutuhan nasional, dan memodernisasikan metode dan sarana pengajaran-

Page 18: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

18

1.6.3 Tujuan (1) Menghasilkan lulusan yang disebut Magister Seni (M.Sn.), yang memiliki kompetensi

sebagai ahli penciptaan dan pengkajian seni, yang berwawasan dan berkarakter, serta menjunjung tinggi nilai-nilai akademik;

(2) Menghasilkan penelitian yang inovatif di bidang ilmu penciptaan dan pengkajian seni, rata-rata 15 penelitian setiap tahun;

(3) Menghasilkan pengabdian di bidang penciptaan dan pengkajain seni yang bermanfaat bagi masyarakat rata-rata 8 pengabdian setiap tahun;

(4) Membangun kerjasama dengan dunia usaha dan lembaga lainnya, baik di dalam maupun di luar negeri dalam bidang seni budaya untuk membangun pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat;

(5) Membangun pusat kajian seni budaya bertaraf nasional; (6) Menghasilkan dan mengembangkan tata pamong program studi magister yang

transparan, akuntabel, dan demokratis. 1.6.4 Sasaran Tahap sasaran pengembangan Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajain Seni FIB USU tertuang dalam rencana strategis Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni yang disesuaikan dengan rencana pengembangan Fakultas Ilmu Budaya, dan Universitas Sumatera Utara, yaitu sebagai berikut:

1. 2014-2016 pemantapan daya saing peringkat nasional; 2. 2017-2019 pemantapan daya saing Asia Tenggara, 3. 2020-2022 pencapaian daya saing Asia, 4. 2023-2025 pencapaian daya saing internasional.

Sasaran perencanaan strategis yang akan dicapai Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU dalam lima tahun ke depan untuk mencapai daya saing nasional dibagi ke dalam kelompok utama:

1. Sasaran bidang tridarma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat);

2. Sasaran bidang organisasi dan pengelolaan (manajemen), 3. Sasaran bidang kemahasiswaan dan alumni (lulusan); 4. Sasaran bidang sarana dan prasarana; serta 5. Sasaran bidang kerjasama antara Prodi sejenis di Sumatera, nasional, Asia

Tenggara, serta semua lembaga yang terkait dengan Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU.

1.7 Profil Lulusan

Profil lulusan Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (USU), mengacu kepada tujuan Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni yaitu studi seni dalam konteks kebudayaan umat manusia. Lulusannya disebut magister seni (disingkat M.Sn.).

Setelah menyelesaikan studi di Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (FIB USU), maka lulusan ini akan menjadi:

pembelajaran. (3) Membangun suatu pusat layanan informasi dan teknologi informasi kebudayaan. (4) Memberdayakan departemen/program studi untuk mengelola satu disiplin ilmu dan antar disiplin ilmu. (5) Menciptakan tata pamong fakultas yang transparan, akuntabel, dan demokratis. (6) Menciptakan pendekatan baru yang berfokus pada pembelajaran sesuai kebutuhan. (7) Menciptakan lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang kondusif untuk meningkatkan kreativitas sivitas akademika. (8) Menjadi perantara untuk kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, dan kebudayaan baik secara regional nasional maupun internasional. (9) Meningkatkan kemampuan pendanan melalui usaha fakultas untuk mengembangkan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. (10) Membina kerja sama tripartit: sivitas akademika, alumni, dan pengguna jasa (sumber: http://fib.usu.ac.id/content/index/4/id_cnt_visi)

Page 19: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

19

1. Peneliti seni budaya khususnya musik, tari, teater, rupa, dan media dalam kebudayaan, yang bisa berprofesi sebagai ilmuwan seni budaya, peneliti ahli untuk seni musik, peneliti ahli untuk seni tari, peneliti ahli untuk seni teater, peneliti ahli untuk seni rupa, peneliti ahli untuk media seni, peneliti ahli untuk bidang seni budaya dan pariwisata, peneliti ahli bidang budaya, tenaga ahli sejarah seni, dan lain-lainnya.

2. Narasumber seni budaya yang berprofesi sebagai narasumber musik, tari, teater, rupa, dan media seni dalam kebudayaan, dan lain-lainnya.

3. Konsultan seni budaya, yang berprofesi sebagai konsultan (pemberi saran dan perencanaan) seni, musik, tari, teater, rupa, dan media seni dalam kebudayaan, dan lain-lainnya.

4. Pencipta seni, yang berprofesi sebagai komponis, koreografer, penggubah lagu, penulis lirik lagu, pencipta tari, koreografer tari, art director, pelukis ahli, pemahat ahli, pematung ahli, pengrajin ahli, pemain tetaer ahli, stage manager ahli, penciptaan media, ahli disain grafis, praktisi seni , dan lain-lain.

Tabel 1.

Profil Lulusan Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU No. Program Studi Profil 1. Magister Penciptaan dan

Pengkajian Seni FIB USU 1. Peneliti Seni Budaya 2. Narasumber Seni 3. Konsultan Seni 4. Pencipta Seni

Tabel 2

Profil dan Deskripsi Lulusan

No. Profil Lulusan Deskripsi Lulusan

1. Peneliti Seni Budaya Peneliti Seni berintegritas yang mampu mengelola riset untuk menghasilkan karya seni inovatif dan teruji dengan menggunakan pendekatan interdisipliner maupun multidimensional untuk menjawab permasalahan kesenian sehingga memberi manfaat bagi pengembangan keilmuan dan masyarakat.

2. Narasumber Seni Narasumber Kesenian yang memiliki kemampuan dalam menulis artikel tentang berbagai permasalahan kesenian dan mampu menyampaikannya pada pertemuan ilmiah nasional maupun internasional.

3. Konsultan Seni Konsultan Seni yang ahli dalam memberikan advice pada perancangan dan pengelolaan penelitian seni, pembuatan buku seni, serta pengelolaan situs seni untuk pengembangan industri pariwisata.

4. Pencipta Seni Pencipta seni yang ahli dalam mewujudkan karya-karya seni (musik, tari, teater, media, dan lainnya) untuk pengembangan penciptaan seni.

Page 20: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

20

Tabel 3: Rincian Bahan Kajian dan Tingkat Kedalaman

serta Keluasan Bidang Ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni yang Harus Dikuasai

Bidang Ipteks yang Dipelajari

Bahan Kajian yang Harus Dikuasai Tingkat Keluasan Materi Tingkat Kedalaman

Penciptaan dan Pengkajian Seni

Seni dalam konteks kebudayaan 1. Seni sebagai

kebudayaan, 2. Seni dalam kebudayaan, 3. Seni dan hubungannya

dengan kebudayaan.

Konsep teoretis mendalam dan praktis dalam konsep menguasai praktik seni dalam bidang kajiannya.

Sebagai sebuah disiplin ilmu yang akan menghasilkan magister (ahli) seni di bidang

penciptaan dan pengkajian: musik, tari, teater, rupa, media, dan lainnya. Bidang ilmu yang dipelajari itu disebut dengan Penciptaan dan Pengkajian Seni, yaitu ilmu yang mempelajari seni dalam konteks kebudayaan. Tingkat keluasan materinya adalah seni dalam konteks kebudayaan, yang dapat dirinci lagi menjadi tiga kajian yang saling terkait, yaitu: (a) seni sebagai kebudayaan, (b) seni dalam kebudayaan, dan (c) seni dan hubungannya dengan kebudayaan. Yang dimaksud seni sebagai kebudayaan, adalah seni yang dikaji oleh para magister pengkajian dan itu dipandang sebagai sebuah ide, kegiatan, maupun bentuk audio, visual, benda-benda seni dari sebuah kebudayaan yang menghasilkannya. Kemudian yang dimaksud dengan seni dalam kebudayaan, adalah seni adalah sebagai salah satu unsur kesenian dan kesenian adalah salah satu unsur kebudayaan universal. Dalam hal ini melihat seni di dalam kebudayaan, adalah berfokus kepada seni itu sendiri dan kemudian melihatnya dengan unsur-unsur kebudayaan lain. Seni menjadi bahagian integral dengan kebudayaan, yang tidak dapat berdiri sendiri.

Di sisi lain, studi seni dan hubungannya dengan kebudayaan adalah bahwa dalam melakukan kajian seni ini, para calon magister penciptaan dan pengkajian seni harus mengaitkannya dengan unsur-unsur seni budaya, seperti dalam konteks bahasa, agama, teknologi, ekonomi, organisasi, dan pendidikan.

Kemudian, tingkat kedalaman bahan kajian yang harus dikuasai oleh seorang magister pengkajian dan lulusan strata satu Penciptaan dan Pengkajian Seni ini adalah konsep teoretis baik yang bersifat emik (yang berasal dari masyarakat yang dikaji) maupun yang bersifat etik (yaitu konsep teoretis yang dikembangkan oleh para ilmuwan di dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni itu sendiri).

Page 21: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

21

BAB DUA

CAPAIAN PEMBELAJARAN

2.1 Sikap, Keterampilan Umum, Keterampilan Khusus, dan Penguasaan terhadap

Pengetahuan untuk Empat Profil Magister Pengkajian dan Penciptaan Seni Seperti sudah diurai pada Bab I, bahwa profil Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, adalah menghasilkan empat profil, yakni: (1) peneliti seni budaya, (2) narasumber seni budaya, (3) konsultan seni budaya, dan (4) pencipta seni budaya. Berikut diuraikan secara detil sikap, keterampilan umum, keterampilan khusus, dan penguasaan terhadap pengetahuan bagi keempat profil tersebut. 2.1.1 Peneliti Seni Budaya 2.1.1.1 Sikap Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sebagai Peneliti Seni Budaya

Lulusan Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU dengan profil pengkaji seni wajib memiliki sikap-sikap sebagai berikut. a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius,

dengan tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika; terutama dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

c. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila; dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

d. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; dalam tugas meneliti fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

f. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; dalam tugas meneliti fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

g. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

Page 22: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

22

h. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

i. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri; dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

j. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan, dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

2.1.1.2 Keterampilan Umum Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sebagai

Peneliti Seni Budaya Lebih lanjut lagi sesuai dengan KKNI dan SNDIKTI lulusan Magister Penciptaan

dan Pengkajian Seni FIB USU degan profil pengkaji seni memiliki keterampilan umum sebagai berikut: a. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks

pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahlian Penciptaan dan Pengkajian Seni; dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

b. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur; dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

c. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya (yaitu Penciptaan dan Pengkajian Seni) berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni; dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

d. Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil penelitian tersebut di atas dalam bentuk tesis atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman pendidikan tinggi; dalam keterampilan umum meneliti fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

e. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah terutama di bidang Penciptaan dan Pengkajian Seni, berdasarkan hasil analisis informasi dan data; dalam keterampilan umum meneliti fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

f. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kole-ga, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya, dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

Page 23: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

23

g. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya; dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

h. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri; dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

i. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi, dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

2.1.1.3 Keterampilan Khusus Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sebagai

Peneliti Seni Seterusnya, keterampilan khusus yang dimiliki oleh lulusan Program Studi Magister

Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU adalah sebagai berikut. a. Mampu meneliti secara ilmiah tentang fenomena seni dalam konteks kebudayaan.

seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

b. Mampu mengkaji fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

c. Mampu mengkaji struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya.

d. Mampu mengkaji teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya.

e. Mampu mempraktikkan seni, sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

f. Mampu melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

g. Mampu membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.

Page 24: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

24

2.1.1.4 Penguasaan terhadap Pengetahuan Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni

sebagai Peneliti Seni Budaya Sesudah itu, lulusan Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB

USU sebagai peneliti seni berkompetensi terhadap penguasaan terhadap ilmu pengetahuan, yang dirinci sebagai berikut. a. Menguasai konsep teoretis, metode, dan perangkat analisis terhadap fenomena seni

dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

b. Menguasai konsep dan teknik penelitian terhadap fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara; penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

c. Menguasai metode dan teori untuk mengkaji struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya;

d. Menguasai metode, teori, dan terapannya untuk meneliti teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya.

e. Menguasai secara teoretis dan teknis untuk mempraktikkan seni, sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli;

f. Menguasai metodologi dan teknik enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni;

g. Menguasai metode, teori, dan terapan untuk membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.

2.1.2 Narasumber Seni Budaya 2.1.2.1 Sikap Magister Pengkajian dan Pengelola Seni sebagai Narasumber Seni

Budaya Lulusan Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU dengan

profil narasumber seni wajib memiliki sikap-sikap sebagai berikut. a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius,

dengan tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika; terutama dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

Page 25: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

25

c. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila; dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

d. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

f. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; dalam tugas sebagai narasumber seni dan menyelesaikan permasalahan pada fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

g. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

h. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

i. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri; dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

j. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan, dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

2.1.2.2 Keterampilan Umum Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sebagai

Narasumber Seni Budaya Lebih lanjut lagi sesuai dengan KKNI dan SNDIKTI DIKTI lulusan magister

Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU degan profil narasumber seni memiliki keterampilan umum sebagai berikut: a. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks

pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahlian Penciptaan dan Pengkajian Seni; dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

b. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur; dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

c. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya (yaitu Penciptaan dan Pengkajian Seni) berdasarkan kaidah, tata cara

Page 26: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

26

dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni; dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

d. Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk tesis magister atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman pendidikan tinggi; dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

e. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah terutama di bidang Penciptaan dan Pengkajian Seni, berdasarkan hasil analisis informasi dan data; dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

f. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya, dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

g. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya; dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

h. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri; dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

i. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi, dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

2.1.2.3 Keterampilan Khusus Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sebagai

Narasumber Seni Budaya Seterusnya, keterampilan khusus yang dimiliki oleh lulusan Program Studi Maagister

Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU sebagai narasumber seni adalah sebagai berikut. a. Mampu meneliti dan mendiseminasi penelitian secara ilmiah tentang fenomena seni

dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

Page 27: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

27

b. Mampu mengkaji dan mendiseminasikanya ke masyarakat tentang fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

c. Mampu mengkaji dan mendiseminasikan tentang struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya.

d. Mampu mengkaji dan mendiseminasikan teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya.

e. Mampu mempraktikkan seni, dan mendiseminasikan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

f. Mampu melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

g. Mampu membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.

2.1.2.4 Penguasaan terhadap Pengetahuan Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni

sebagai Narasumber Seni Lulusan Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU sebagai

narasumber seni berkompetensi terhadap penguasaan terhadap ilmu pengetahuan, yang dirinci sebagai berikut. a. Mengusasi metode dan teori ilmu pengetahuan dalam kerangka meneliti dan

mendiseminasi penelitian secara ilmiah tentang fenomena seni dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

b. Menguasai metode dan teori dalam mengkaji dan mendiseminasikanya ke masyarakat tentang fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

c. Menguasai metode dan teori dalam konteks mengkaji dan mendiseminasikan tentang struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya.

d. Menguasai metode dan teori dalam mengkaji dan mendiseminasikan teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya.

Page 28: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

28

e. Menguiasai metode, teori, dan aplikasi keilmuan dalam mempraktikkan seni, dan mendiseminasikan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

f. Menguasai metode dan teori dalam rangka melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

g. Menguasai metode dan teori penciptaan seni dalam membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.

2.1.3 Konsultan Seni Budaya 2.1.3.1 Sikap Magister Pengkajian dan Pengelola Seni sebagai Konsultan Seni Budaya

Lulusan Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU dengan profil konsultan seni wajib memiliki sikap-sikap sebagai berikut. a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius,

dengan tugas sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika; terutama dalam tugas sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

c. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila; dalam tugas sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

d. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; dalam tugas sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; dalam tugas sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

f. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; dalam tugas sebagai konsultan seni dan menyelesaikan permasalahan pada fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

g. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; dalam tugas sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

h. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; dalam tugas sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

i. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri; dalam tugas sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

Page 29: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

29

j. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan, dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

2.1.3.2 Keterampilan Umum Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sebagai

Konsultan Seni Lebih lanjut lagi sesuai dengan KKNI dan SNDIKTI DIKTI lulusan magister

Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU degan profil konsultan seni memiliki keterampilan umum sebagai berikut: a. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks

pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahlian Penciptaan dan Pengkajian Seni; dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

b. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur; dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

c. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya (yaitu Penciptaan dan Pengkajian Seni) berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni; dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

d. Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk tesis magister atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman pendidikan tinggi; dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

e. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah terutama di bidang Penciptaan dan Pengkajian Seni, berdasarkan hasil analisis informasi dan data; dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

f. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya, dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

g. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya; dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

h. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri; dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya

Page 30: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

30

serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

i. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi, dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

2.1.3.3 Keterampilan Khusus Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sebagai

Konsultan Seni Seterusnya, keterampilan khusus yang dimiliki oleh lulusan Program Studi Maagister

Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU sebagai konsultan seni adalah sebagai berikut.

a. Mampu meneliti dan memberi keputusan terbaik sebagai konsultan dalam kerangka kerja penelitian secara ilmiah tentang fenomena seni dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

b. Mampu mengkaji dan memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan kepada masyarakat tentang fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

c. Mampu mengkaji dan memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan tentang struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya.

d. Mampu mengkaji dan memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya.

e. Mampu mempraktikkan seni, dan memberikan arahan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

f. Mampu melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

g. Mampu membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.

2.1.3.4 Penguasaan terhadap Pengetahuan Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni

sebagai Konsultan Seni Lulusan Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU sebagai

konsultan seni berkompetensi terhadap penguasaan terhadap ilmu pengetahuan, yang dirinci sebagai berikut.

Page 31: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

31

a. Menguasai metode dan teori dalam rangka meneliti dan memberi keputusan terbaik

sebagai konsultan dalam kerangka kerja penelitian secara ilmiah tentang fenomena seni dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

b. Menguasai metode dan teori dalam mengkaji dan memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan kepada masyarakat tentang fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

c. Menguasai metode dan teori dalam mengkaji dan memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan tentang struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya.

d. Menguasai metode dan teori dalam mengkaji dan memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya.

e. Menguasai ilmu pengetahuan dalam rangka mempraktikkan seni, dan memberikan arahan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

f. Menguasai metode dan teori dalam melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

g. Menguasai ilmu pengetahuan seni dalam rangka membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.

2.1.4 Pencipta Seni Budaya 2.1.4.1 Sikap Magister Pengkajian dan Pengelola Seni sebagai Pencipta Seni Budaya

Lulusan Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU dengan profil konsultan seni wajib memiliki sikap-sikap sebagai berikut. a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius,

dengan tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika; terutama dalam tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

c. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila; dalam tugas sebagai pencipta seni

Page 32: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

32

dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

d. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; dalam tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; dalam tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

f. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; dalam tugas sebagai pencipta seni dan menyelesaikan permasalahan pada fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

g. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; dalam tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

h. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; dalam tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

i. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri; dalam tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

j. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan, dalam tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

2.1.4.2 Keterampilan Umum Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sebagai

Pencipta Seni Lebih lanjut lagi sesuai dengan KKNI dan SNDIKTI DIKTI lulusan magister

Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU degan profil pencipta seni memiliki keterampilan umum sebagai berikut: a. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks

pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahlian Penciptaan dan Pengkajian Seni; dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

b. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur; dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

c. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya (yaitu Penciptaan dan Pengkajian Seni) berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni; dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya

Page 33: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

33

serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

d. Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk tesis magister atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman pendidikan tinggi; dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

e. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah terutama di bidang Penciptaan dan Pengkajian Seni, berdasarkan hasil analisis informasi dan data; dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

f. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya, dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

g. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya; dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

h. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri; dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

i. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi, dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

2.1.4.3 Keterampilan Khusus Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sebagai

Pencipta Seni Seterusnya, keterampilan khusus yang dimiliki oleh lulusan Program Studi Magister

Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU sebagai pencipta seni adalah sebagai berikut.

a. Mampu meneliti dan mencipta seni secara ilmiah tentang fenomena seni dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

b. Mampu mengkaji dan mencipta seni, kemudian memungsikannya kepada masyarakat tentang fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya

Page 34: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

34

untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

c. Mampu mengkaji tentang struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya, kemudian membuat ciptaan seni atas kajiannya itu.

d. Mampu mengkaji teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya, kemudian menciptakan seni berdasarkan kajian tersebut.

e. Mampu mempraktikkan dan menciptakan seni, kemudian mendiseminasikan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

f. Mampu melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

g. Mampu membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.

2.1.4.4 Penguasaan terhadap Pengetahuan Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni

sebagai Pencipta Seni Lulusan Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU sebagai

pencipta seni berkompetensi terhadap penguasaan terhadap ilmu pengetahuan, yang dirinci sebagai berikut. a. Menguasai metode dan teori untuk meneliti dan mencipta seni secara ilmiah tentang

fenomena seni dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

b. Menguasai metode dan teori untuk mengkaji dan mencipta seni, kemudian memungsikannya kepada masyarakat tentang fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

c. Menguasai metode dan teori untuk mengkaji tentang struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya, kemudian membuat ciptaan seni atas kajiannya itu.

d. Menguasai metode san teori untuk mengkaji teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya, kemudian menciptakan seni berdasarkan kajian tersebut.

Page 35: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

35

e. Menguasai pengetahuan dalam mempraktikkan dan menciptakan seni, kemudian mendiseminasikan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

f. Menguasai metode dan teori untuk melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

g. Menmguasai ilmu pengetahuan dalam membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.

Berikut ini adalah deskripsi sikap, keterampilan umum, keterampilan khusus, dan penguasaan pengetahuan, untuk empat profil lulusan Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Page 36: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

36

Tabel 4.

Sikap, Keterampilan Umum, Keterampilan Khusus, dan Penguasaan terhadap Pengetahuan untuk Empat Profil Lulusan Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU

Profil Sikap Keterampilan Umum Keterampilan Khusus

Penguasaan Pengetahuan

A. PENELITI SENI

a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa dan mampu menunjukkan sikap religius, dengan tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

b. Menjunjung tinggi nilai

kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika; terutama dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

c. Berkontribusi dalam peningkatan

mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila; dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

a. Mampu menerapkan pemikiran

logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahlian Penciptaan dan Pengkajian Seni; dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

b. Mampu menunjukkan kinerja

mandiri, bermutu, dan terukur; dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

a. Mampu meneliti secara ilmiah

tentang fenomena seni dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

b. Mampu mengkaji fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi

a. Menguasai konsep teoretis, metode,

dan perangkat analisis terhadap fenomena seni dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

b. Menguasai konsep dan teknik penelitian terhadap fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara; penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi

Page 37: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

37

d. Berperan sebagai warga negara yang

bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

e. Menghargai keanekaragaman

budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; dalam tugas meneliti fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

f. Bekerja sama dan memiliki

kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; dalam tugas meneliti fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

g. Taat hukum dan disiplin dalam

kehidupan bermasyarakat dan bernegara; dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan

c. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya (yaitu Penciptaan dan Pengkajian Seni) berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni; dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

d. Mampu menyusun deskripsi

saintifik hasil penelitian tersebut di atas dalam bentuk tesis atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman pendidikan tinggi; dalam keterampilan umum meneliti fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

e. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah terutama di bidang Penciptaan dan Pengkajian Seni, berdasarkan hasil analisis informasi dan data; dalam keterampilan umum

jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

c. Mampu mengkaji struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya.

d. Mampu mengkaji teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya.

e. Mampu mempraktikkan seni, sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

f. Mampu melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

g. Mampu membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.

sosial, dan lainnya; c. Menguasai metode dan teori untuk

mengkaji struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya;

d. Menguasai metode, teori, dan terapannya untuk meneliti teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya.

e. Menguasai secara teoretis dan teknis untuk mempraktikkan seni, sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli;

f. Menguasai metodologi dan teknik enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni;

g. Menguasai metode, teori, dan terapan untuk membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.

Page 38: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

38

estetika. h. Menginternalisasi nilai, norma, dan

etika akademik; dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

i. Menunjukkan sikap

bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri; dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

j. Menginternalisasi semangat

kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan, dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

meneliti fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

f. Mampu memelihara dan

mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kole-ga, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya, dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

g. Mampu bertanggung jawab atas

pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya; dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

h. Mampu melakukan proses

evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri;

Page 39: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

39

dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

i. Mampu mendokumentasikan,

menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi, dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

B.NARASUMBER SENI

a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa dan mampu menunjukkan sikap religius, dengan tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

b. Menjunjung tinggi nilai

kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika; terutama dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

a. Mampu menerapkan pemikiran

logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahlian Penciptaan dan Pengkajian Seni; dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

a. Mampu meneliti dan

mendiseminasi penelitian secara ilmiah tentang fenomena seni dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

a. Mengusasi metode dan teori ilmu

pengetahuan dalam kerangka meneliti dan mendiseminasi penelitian secara ilmiah tentang fenomena seni dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

Page 40: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

40

c. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila; dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

d. Berperan sebagai warga negara yang

bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

e. Menghargai keanekaragaman

budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

f. Bekerja sama dan memiliki

kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; dalam tugas sebagai narasumber seni dan menyelesaikan permasalahan pada fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil

b. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur; dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

c. Mampu mengkaji implikasi

pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya (yaitu Penciptaan dan Pengkajian Seni) berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni; dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

d. Mampu menyusun deskripsi

saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk tesis magister atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman pendidikan tinggi; dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil

b. Mampu mengkaji dan mendiseminasikanya ke masyarakat tentang fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

c. Mampu mengkaji dan mendiseminasikan tentang struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya.

d. Mampu mengkaji dan mendiseminasikan teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya.

e. Mampu mempraktikkan seni, dan mendiseminasikan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

f. Mampu melakukan enkulturasi

b. Menguasai metode dan teori dalam mengkaji dan mendiseminasikanya ke masyarakat tentang fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

c. Menguasai metode dan teori dalam konteks mengkaji dan mendiseminasikan tentang struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya.

d. Menguasai metode dan teori dalam mengkaji dan mendiseminasikan teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya.

e. Menguiasai metode, teori, dan aplikasi keilmuan dalam mempraktikkan seni, dan mendiseminasikan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

f. Menguasai metode dan teori dalam rangka melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni

Page 41: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

41

kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

g. Taat hukum dan disiplin dalam

kehidupan bermasyarakat dan bernegara; dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

h. Menginternalisasi nilai, norma, dan

etika akademik; dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

i. Menunjukkan sikap

bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri; dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

j. Menginternalisasi semangat

kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan, dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

.

kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

e. Mampu mengambil keputusan

secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah terutama di bidang Penciptaan dan Pengkajian Seni, berdasarkan hasil analisis informasi dan data; dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

f. Mampu memelihara dan

mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya, dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

g. Mampu bertanggung jawab atas

pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya; dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil

(pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

g. Mampu membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.

kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

g. Menguasai metode dan teori penciptaan seni dalam membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.

Page 42: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

42

kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

h. Mampu melakukan proses

evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri; dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

i. Mampu mendokumentasikan,

menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi, dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

Page 43: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

43

C. KONSULTAN SENI

a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa dan mampu menunjukkan sikap religius, dengan tugas sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

b. Menjunjung tinggi nilai

kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika; terutama dalam tugas sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

c. Berkontribusi dalam peningkatan

mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila; dalam tugas sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

d. Berperan sebagai warga negara yang

bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; dalam tugas sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan

a. Mampu menerapkan pemikiran

logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahlian Penciptaan dan Pengkajian Seni; dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

b. Mampu menunjukkan kinerja

mandiri, bermutu, dan terukur; dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

. c. Mampu mengkaji implikasi

pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya (yaitu Penciptaan dan Pengkajian Seni) berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka

a. Mampu meneliti dan memberi

keputusan terbaik sebagai konsultan dalam kerangka kerja penelitian secara ilmiah tentang fenomena seni dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

b. Mampu mengkaji dan memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan kepada masyarakat tentang fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

c. Mampu mengkaji dan

a. Menguasai metode dan teori dalam

rangka meneliti dan memberi keputusan terbaik sebagai konsultan dalam kerangka kerja penelitian secara ilmiah tentang fenomena seni dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

b. Menguasai metode dan teori dalam mengkaji dan memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan kepada masyarakat tentang fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

c. Menguasai metode dan teori dalam mengkaji dan memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan tentang struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi

Page 44: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

44

estetika . e. Menghargai keanekaragaman

budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; dalam tugas sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

f. Bekerja sama dan memiliki

kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; dalam tugas sebagai konsultan seni dan menyelesaikan permasalahan pada fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

g. Taat hukum dan disiplin dalam

kehidupan bermasyarakat dan bernegara; dalam tugas sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

h. Menginternalisasi nilai, norma, dan

etika akademik; dalam tugas sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni; dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

d. Mampu menyusun deskripsi

saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk tesis magister atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman pendidikan tinggi; dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

e. Mampu mengambil keputusan

secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah terutama di bidang Penciptaan dan Pengkajian Seni, berdasarkan hasil analisis informasi dan data; dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

f. Mampu memelihara dan

mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun

memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan tentang struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya.

d. Mampu mengkaji dan memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya.

e. Mampu mempraktikkan seni, dan memberikan arahan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

f. Mampu melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

g. Mampu membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.

seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya.

d. Menguasai metode dan teori dalam mengkaji dan memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya.

e. Menguasai ilmu pengetahuan dalam rangka mempraktikkan seni, dan memberikan arahan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

f. Menguasai metode dan teori dalam melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

g. Menguasai ilmu pengetahuan seni dalam rangka membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.

Page 45: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

45

i. Menunjukkan sikap

bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri; dalam tugas sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

j. Menginternalisasi semangat

kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan, dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

di luar lembaganya, dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

g. Mampu bertanggung jawab atas

pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya; dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

h. Mampu melakukan proses

evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri; dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

i. Mampu mendokumentasikan,

menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan

Page 46: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

46

mencegah plagiasi, dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

D.. PENCIPTA SENI

a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa dan mampu menunjukkan sikap religius, dengan tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika; terutama dalam tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

c. Berkontribusi dalam peningkatan

mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila; dalam tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

a. Mampu menerapkan pemikiran

logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahlian Penciptaan dan Pengkajian Seni; dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

b. Mampu menunjukkan kinerja

mandiri, bermutu, dan terukur; dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

c. Mampu mengkaji implikasi

pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan

a. Mampu meneliti dan mencipta

seni secara ilmiah tentang fenomena seni dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

b. Mampu mengkaji dan mencipta seni, kemudian memungsikannya kepada masyarakat tentang fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial,

a. Menguasai metode dan teori untuk

meneliti dan mencipta seni secara ilmiah tentang fenomena seni dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

b. Menguasai metode dan teori untuk mengkaji dan mencipta seni, kemudian memungsikannya kepada masyarakat tentang fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi

Page 47: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

47

d. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; dalam tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

e. Menghargai keanekaragaman

budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; dalam tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

f. Bekerja sama dan memiliki kepekaan

sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; dalam tugas sebagai pencipta seni dan menyelesaikan permasalahan pada fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

g. Taat hukum dan disiplin dalam

kehidupan bermasyarakat dan bernegara; dalam tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya (yaitu Penciptaan dan Pengkajian Seni) berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni; dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

d. Mampu menyusun deskripsi

saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk tesis magister atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman pendidikan tinggi; dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

e. Mampu mengambil keputusan

secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah terutama di bidang Penciptaan dan Pengkajian Seni, berdasarkan hasil analisis informasi dan data; dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta

pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

c. Mampu mengkaji tentang struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya, kemudian membuat ciptaan seni atas kajiannya itu.

d. Mampu mengkaji teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya, kemudian menciptakan seni berdasarkan kajian tersebut.

e. Mampu mempraktikkan dan menciptakan seni, kemudian mendiseminasikan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

f. Mampu melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

g. Mampu membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian

sosial, dan lainnya; c. Menguasai metode dan teori untuk

mengkaji tentang struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya, kemudian membuat ciptaan seni atas kajiannya itu.

d. Menguasai metode san teori untuk mengkaji teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya, kemudian menciptakan seni berdasarkan kajian tersebut.

e. Menguasai pengetahuan dalam mempraktikkan dan menciptakan seni, kemudian mendiseminasikan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

f. Menguasai metode dan teori untuk melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

g. Menmguasai ilmu pengetahuan dalam membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.

Page 48: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

48

h. Menginternalisasi nilai, norma, dan

etika akademik; dalam tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

i. Menunjukkan sikap

bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri; dalam tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

j. Menginternalisasi semangat

kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan, dalam tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

f. Mampu memelihara dan

mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya, dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

g. Mampu bertanggung jawab atas

pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya; dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

h. Mampu melakukan proses

evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri; dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu

seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.

Page 49: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

49

sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

i. Mampu mendokumentasikan,

menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi, dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

Page 50: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

50

2.2 Matriks Hubungan Sikap, Keterampilan Umum, Keterampilan Khusus, dan

Pengetahuan dengan Capaian Pembelajaran Untuk menguji kurikulum yang akan dibentuk, maka cara yang efektif adalah

bergerak dari sikap, keterampilan umum, keterampilan khusus, dan pengetahuan. Kemudian bagaimana hubungan keempat parameter yang telah ditentukan tersebut dengan bahan kajian dalam kurikulum yang dibentuk. Cara kerja seperti ini adalah dengan titik pandang deduktif, yakni dari konsep umum menuju ke khusus dengan mempertimbangkan semua komponen yang diperlukan, yang dijabarkan dalam matriks hubungan.

Berikut ini adalah matriks hubungan sikap, keterampilan umum, pengetahuan, dan keterampilan khusus dengan capaian pembelajaran yang dibuat oleh Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

Page 51: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

51

Tabel 5: MATRIKS PROFIL DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI MENGACU KKNI DAN SNDIKTI

PRODI MAGISTER PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FIB USU MATRIKS CAPAIAN PEMBELAJARAN-MATA KULIAH (BAHAN KAJIAN)

1. PROFIL PENELITI SENI

Matakuliah (Bahan Kajian) SEMESTER I SEMESTER II SEMSTER III S IV

1.Bah

asa S

umbe

r I

2. Fil

safat

Kein

daha

n

3. An

tropo

logi S

eni

4. Se

jarah

Sen

i

5. So

siolog

i Sen

i

6. Se

mioti

k

7. Pe

ngka

jian /

Pen

ciptaa

n Sen

i

8. Se

ni da

n Ritu

al

9. Pe

ngelo

laan S

eni

10. T

eori B

uday

a

11. T

radis

i Lisa

n

12. B

ahas

a Sum

ber II

13. S

eni P

ertun

jukan

Indo

nesia

14. M

etode

Pen

elitia

n Sen

i

15. S

eni P

ertun

jukan

Dun

ia

16. P

engk

ajian

/Pen

cip S

eni II

17. P

engk

ajian

Med

ia Se

ni

18. M

ultiku

ltura

lisme

19. P

engk

ajian

/Pen

cip S

eni II

I

20. S

emina

r

21. T

eori d

an M

et Pe

ngk./

Pen

c Se

ni.

22. K

olokiu

m

23. S

emina

r Has

il Pen

elitia

n 24

. Tes

is

RUMUSAN SIKAP

a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius, dengan tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika; terutama dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 52: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

52

c. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila; dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

d. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; dalam tugas meneliti fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

f. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; dalam tugas meneliti fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

g. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

h Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 53: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

53

i Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri; dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

j. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan, dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

RUMUSAN KETERAMPILAN UMUM a. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis,

dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahlian Penciptaan dan Pengkajian Seni; dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

b. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur; dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

c. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya (yaitu Penciptaan dan Pengkajian Seni) berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni; dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 54: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

54

estetika.

d Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil penelitian tersebut di atas dalam bentuk tesis atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman pendidikan tinggi; dalam keterampilan umum meneliti fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

e. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah terutama di bidang Penciptaan dan Pengkajian Seni, berdasarkan hasil analisis informasi dan data; dalam keterampilan umum meneliti fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

f. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kole-ga, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya, dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

g. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya; dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 55: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

55

h. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri; dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

i. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi, dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

RUMUSAN KETERAMPILAN KHUSUS a. Mampu meneliti secara ilmiah tentang fenomena seni

dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

b. Mampu mengkaji fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 56: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

56

c. Mampu mengkaji struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

d. Mampu mengkaji teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

e. Mampu mempraktikkan seni, sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

f. Mampu melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

g. Mampu membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

RUMUSAN PENGUASAAN PENGETAHUAN

a. Menguasai konsep teoretis, metode, dan perangkat analisis terhadap fenomena seni dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 57: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

57

b.

Menguasai konsep dan teknik penelitian terhadap fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara; penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

c. Menguasai metode dan teori untuk mengkaji struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya;

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

d. Menguasai metode, teori, dan terapannya untuk meneliti teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

e. .Menguasai secara teoretis dan teknis untuk mempraktikkan seni, sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli;

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

f. Menguasai metodologi dan teknik enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

g. Menguasai metode, teori, dan terapan untuk membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 58: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

58

2. PROFIL NARASUMBER SENI

Matakuliah (Bahan Kajian) SEMESTER I SEMESTER II SEMSTER III S IV

1.Bah

asa S

umbe

r I

2. Fil

safat

Kein

daha

n

3. An

tropo

logi S

eni

4. Se

jarah

Sen

i

5. So

siolog

i Sen

i

6. Se

mioti

k

7. Pe

ngka

jian /

Pen

ciptaa

n Sen

i

8. Se

ni da

n Ritu

al

9. Pe

ngelo

laan S

eni

10. T

eori B

uday

a

11. T

radis

i Lisa

n

12. B

ahas

a Sum

ber II

13. S

eni P

ertun

jukan

Indo

nesia

14. M

etode

Pen

elitia

n Sen

i

15. S

eni P

ertun

jukan

Dun

ia

16. P

engk

ajian

/Pen

cip S

eni II

17. P

engk

ajian

Med

ia Se

ni

18. M

ultiku

ltura

lisme

19. P

engk

ajian

/Pen

cip S

eni II

I

20. S

emina

r

21. T

eori d

an M

et Pe

ngk./

Pen

c Se

ni.

22. K

olokiu

m

23. S

emina

r Has

il Pen

elitia

n 24

. Tes

is

RUMUSAN SIKAP

a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius, dengan tugas sebagai narasumber mengenai fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika; terutama dalam tugas sebagai narasumber tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

c. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila; dalam tugas sebagai narasumber tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

d. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; dalam tugas sebagai narasumber tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 59: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

59

dan estetika.

e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; dalam tugas meneliti fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

f. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; dalam tugas meneliti fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

g. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; dalam tugas sebagai narasumber tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

h. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; dalam tugas sebagai narasumber tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

i. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri; dalam tugas sebagai narasumber tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

j. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan, dalam tugas sebagai narasumber tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 60: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

60

RUMUSAN KETERAMPILAN UMUM a. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis,

dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahlian Penciptaan dan Pengkajian Seni; dalam keterampilan umum sebagai narasumber tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

b. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur; dalam keterampilan umum sebagai narasumber tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

c. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya (yaitu Penciptaan dan Pengkajian Seni) berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni; dalam keterampilan umum sebagai narasumber tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

d Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil penelitian tersebut di atas dalam bentuk tesis atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman pendidikan tinggi; dalam keterampilan umum sebagai narasumber tentang fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 61: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

61

e. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah terutama di bidang Penciptaan dan Pengkajian Seni, berdasarkan hasil analisis informasi dan data; dalam keterampilan umum sebagai narasumber tentang fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

f. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kole-ga, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya, dalam keterampilan umum sebagai narasumber tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

g. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya; dalam keterampilan umum sebagai narasumber tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

h. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri; dalam keterampilan umum sebagai narasumber tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

i. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi, dalam keterampilan umum sebagai narasumber tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 62: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

62

RUMUSAN KETERAMPILAN KHUSUS a. Mampu meneliti dan mendiseminasi penelitian secara

ilmiah tentang fenomena seni dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

b. Mampu mengkaji dan mendiseminasikanya ke masyarakat tentang fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

c. Mampu mengkaji dan mendiseminasikan tentang struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

d. Mampu mengkaji dan mendiseminasikan teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

e. Mampu mempraktikkan seni, dan mendiseminasikan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 63: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

63

f. Mampu melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

g. Mampu membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

RUMUSAN PENGUASAAN PENGETAHUAN √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ a. Mengusasi metode dan teori ilmu pengetahuan dalam

kerangka meneliti dan mendiseminasi penelitian secara ilmiah tentang fenomena seni dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

b. Menguasai metode dan teori dalam mengkaji dan mendiseminasikanya ke masyarakat tentang fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

c. Menguasai metode dan teori dalam konteks mengkaji dan mendiseminasikan tentang struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 64: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

64

d. Menguasai metode dan teori dalam mengkaji dan mendiseminasikan teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

e. Menguiasai metode, teori, dan aplikasi keilmuan dalam mempraktikkan seni, dan mendiseminasikan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

f. Menguasai metode dan teori dalam rangka melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

g. . Menguasai metode dan teori penciptaan seni dalam membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.

√ √

Page 65: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

65

3. PROFIL KONSULTAN SENI

Matakuliah (Bahan Kajian) SEMESTER I SEMESTER II SEMSTER III S IV

1.Bah

asa S

umbe

r I

2. Fil

safat

Kein

daha

n

3. An

tropo

logi S

eni

4. Se

jarah

Sen

i

5. So

siolog

i Sen

i

6. Se

mioti

k

7. Pe

ngka

jian /

Pen

ciptaa

n Sen

i

8. Se

ni da

n Ritu

al

9. Pe

ngelo

laan S

eni

10. T

eori B

uday

a

11. T

radis

i Lisa

n

12. B

ahas

a Sum

ber II

13. S

eni P

ertun

jukan

Indo

nesia

14. M

etode

Pen

elitia

n Sen

i

15. S

eni P

ertun

jukan

Dun

ia

16. P

engk

ajian

/Pen

cip S

eni II

17. P

engk

ajian

Med

ia Se

ni

18. M

ultiku

ltura

lisme

19. P

engk

ajian

/Pen

cip S

eni II

I

20. S

emina

r

21. T

eori d

an M

et Pe

ngk./

Pen

c Se

ni.

22. K

olokiu

m

23. S

emina

r Has

il Pen

elitia

n 24

. Tes

is

RUMUSAN SIKAP

a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius, dengan tugas sebagai konsultan tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika; terutama dalam tugas sebagai konsultan tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

c. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila; dalam tugas sebagai konsultan tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

d. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; dalam tugas sebagai konsultan tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 66: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

66

e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; dalam tugas sebagai konsultan tentang fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

f. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; dalam tugas sebagai konsultan tentang fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

g. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; dalam tugas sebagai konsultan tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

h Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

i Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri; dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

j. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan, dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 67: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

67

RUMUSAN KETERAMPILAN UMUM a. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis,

dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahlian Penciptaan dan Pengkajian Seni; dalam keterampilan umum sebagai konsultan tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

b. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur; dalam keterampilan umum sebagai konsultan tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

c. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya (yaitu Penciptaan dan Pengkajian Seni) berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni; dalam keterampilan umum sebagai konsultan tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

d Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil penelitian tersebut di atas dalam bentuk tesis atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman pendidikan tinggi; dalam keterampilan umum sebagai konsultan tentang fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 68: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

68

e. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah terutama di bidang Penciptaan dan Pengkajian Seni, berdasarkan hasil analisis informasi dan data; dalam keterampilan umum sebagai konsultan tentang fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

f. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kole-ga, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya, dalam keterampilan umum sebagai konsultan tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

g. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya; dalam keterampilan umum sebagai konsultan tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

h. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri; dalam keterampilan umum sebagai konsultan tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

i. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi, dalam keterampilan umum sebagai konsultan tentang fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 69: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

69

RUMUSAN KETERAMPILAN KHUSUS a. Mampu meneliti dan memberi keputusan terbaik

sebagai konsultan dalam kerangka kerja penelitian secara ilmiah tentang fenomena seni dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

b. Mampu mengkaji dan memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan kepada masyarakat tentang fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

c. Mampu mengkaji dan memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan tentang struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

d. Mampu mengkaji dan memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

e. Mampu mempraktikkan seni, dan memberikan arahan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 70: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

70

f. Mampu melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

g. Mampu membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

RUMUSAN PENGUASAAN PENGETAHUAN √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

a. Menguasai metode dan teori dalam rangka meneliti dan memberi keputusan terbaik sebagai konsultan dalam kerangka kerja penelitian secara ilmiah tentang fenomena seni dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

b. Menguasai metode dan teori dalam mengkaji dan memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan kepada masyarakat tentang fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

c. Menguasai metode dan teori dalam mengkaji dan memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan tentang struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 71: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

71

d. Menguasai metode dan teori dalam mengkaji dan memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

e. Menguasai ilmu pengetahuan dalam rangka mempraktikkan seni, dan memberikan arahan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

f. Menguasai metode dan teori dalam melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

g. Menguasai ilmu pengetahuan seni dalam rangka membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 72: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

72

4. PROFIL PENCIPTA SENI

Matakuliah (Bahan Kajian) SEMESTER I SEMESTER II SEMSTER III S IV

1.Bah

asa S

umbe

r I

2. Fil

safat

Kein

daha

n

3. An

tropo

logi S

eni

4. Se

jarah

Sen

i

5. So

siolog

i Sen

i

6. Se

mioti

k

7. Pe

ngka

jian /

Pen

ciptaa

n Sen

i

8. Se

ni da

n Ritu

al

9. Pe

ngelo

laan S

eni

10. T

eori B

uday

a

11. T

radis

i Lisa

n

12. B

ahas

a Sum

ber II

13. S

eni P

ertun

jukan

Indo

nesia

14. M

etode

Pen

elitia

n Sen

i

15. S

eni P

ertun

jukan

Dun

ia

16. P

engk

ajian

/Pen

cip S

eni II

17. P

engk

ajian

Med

ia Se

ni

18. M

ultiku

ltura

lisme

19. P

engk

ajian

/Pen

cip S

eni II

I

20. S

emina

r

21. T

eori d

an M

et Pe

ngk./

Pen

c Se

ni.

22. K

olokiu

m

23. S

emina

r Has

il Pen

elitia

n 24

. Tes

is

RUMUSAN SIKAP

a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius, dengan tugas mencipta seni berdasarkan fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika; terutama dalam tugas mencipta seni berdasarkan fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

c. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila; dalam tugas mencipta seni berdasarkan fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

d. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; dalam tugas mencipta seni berdasarkan fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 73: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

73

e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; dalam tugas meneliti fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

f. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; dalam tugas meneliti fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

g. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; dalam tugas mencipta seni berdasarkan fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

h Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; dalam tugas mencipta seni berdasarkan fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

i Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri; dalam tugas mencipta seni berdasarkan fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

j. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan, dalam tugas mencipta seni berdasarkan fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 74: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

74

RUMUSAN KETERAMPILAN UMUM a. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis,

dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahlian Penciptaan dan Pengkajian Seni; dalam keterampilan umum mencipta seni berdasarkan fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

b. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur; dalam keterampilan umum mecipta seni berdasarkan fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

c. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya (yaitu Penciptaan dan Pengkajian Seni) berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni; dalam keterampilan umum mencipta seni berdasarkan fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

d Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil penelitian tersebut di atas dalam bentuk tesis atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman pendidikan tinggi; dalam keterampilan umum mencipta seni berdasarkan fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 75: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

75

e. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah terutama di bidang Penciptaan dan Pengkajian Seni, berdasarkan hasil analisis informasi dan data; dalam keterampilan umum mencipta seni berdasarkan fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

f. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kole-ga, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya, dalam keterampilan umum mencipta seni berdasarkan fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

g. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya; dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

h. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri; dalam keterampilan umum mencipta seni berdasarkan fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

i. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi, dalam keterampilan umum mencipta seni berdasarkan fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 76: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

76

RUMUSAN KETERAMPILAN KHUSUS a. Mampu meneliti dan mencipta seni secara ilmiah

tentang fenomena seni dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

b. b. Mampu mengkaji dan mencipta seni, kemudian memungsikannya kepada masyarakat tentang fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

c. Mampu mengkaji tentang struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya, kemudian membuat ciptaan seni atas kajiannya itu.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

d. Mampu mengkaji teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya, kemudian menciptakan seni berdasarkan kajian tersebut.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

e. Mampu mempraktikkan dan menciptakan seni, kemudian mendiseminasikan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 77: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

77

f. Mampu melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

g. Mampu membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

RUMUSAN PENGUASAAN PENGETAHUAN √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

a. Menguasai metode dan teori untuk meneliti dan mencipta seni secara ilmiah tentang fenomena seni dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat, teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

b. ; Menguasai metode dan teori untuk mengkaji dan mencipta seni, kemudian memungsikannya kepada masyarakat tentang fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

c. Menguasai metode dan teori untuk mengkaji tentang struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya, kemudian membuat ciptaan seni atas kajiannya itu.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

d. Menguasai metode san teori untuk mengkaji teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 78: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

78

konteks dalam seni budaya, kemudian menciptakan seni berdasarkan kajian tersebut.

e. Menguasai pengetahuan dalam mempraktikkan dan menciptakan seni, kemudian mendiseminasikan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

f. Menguasai metode dan teori untuk melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

g. Menmguasai ilmu pengetahuan dalam membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut .

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 79: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

79

2.3 Matriks bahan kajian dengan-Strategi Pembelajaran

Tabel 6: MATRIKS METODE PEMBELAJARAN DAN ASPEK PENILAIAN

PRODI MAGISTER PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FIB USU

No Mata Kuliah/Bahan Kajian

Metode Pembelajaran Aspek Penilaian

Cera-mah

Prak-tik

Presen-tasi PBL

Book Re-

view UTS UAS Kuis Tugas Penulis

-an

1. Bahasa Sumber I √ √ √

30% 30% 15% 25%

2. Filsafat Seni √ √ √ 30% 30% 15% 25%

3. Antropologi Seni √ √ √ 30% 30% 15% 25%

4. Sejarah Seni (*) √ √ √ 30% 30% 15% 25%

5. Sosiologi Seni (*) √ √ 30% 30% 15% 25%

6. Semiotik √ √ √ √ 30% 30% 15% 25%

7. Pengkajian/ Penciptaan Seni

√ √ √ 30% 30% 15% 25%

8. Seni Ritual (*) √ √ √ 30% 30% 15% 25%

9. Pengelolaan Seni (*) √ √ √ 30% 30% 15% 25%

10. Teori Budaya (*) √ √ √ 30% 30% 15% 25%

11. Tradisi Lisan (*) √ √ √ 30% 30% 15% 25%

12. Bahasa Sumber II √ √ 30% 30% 15% 25%

13. Seni Pertunjukan Indonesia

√ √ √ √ 30% 30% 15% 25%

Page 80: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

80

14. Metode Penelitian Seni (*) √ √ √ √ √

30% 30% 15% 25%

15. Seni Pertunjukan Dunia √ √ √ √

30% 30% 15% 25%

16. Pengkajian/Penc Seni II √ √ √ 30% 30% 15% 25%

17. Pengkajian Media Seni (*) √ √ √ 30% 30% 15% 25%

18. Multikulturalisme (*) √ √ √ 30% 30% 15% 25%

19. Pengkajian/Penc Seni III √ √ √ √

30% 30% 15% 25%

20. Seminar √ √ √ √

30% 30% 15% 25%

21. Teori dan Metode Pengkajian Pencip. Seni √ √ √

30% 30% 15% 25%

22. Kolokium √ √ √ √

30% 30% 15% 25%

23. Seminar Hasil Penelitian √ √ √ 30% 30% 15% 25%

24. Tesis/Karya Seni √ √ -- -- -- 30% 70%

Page 81: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

81

Keterangan: 6 SKS bahan kajian pilihan dan disediakan 18 SKS, ditandai dengan asterisk (*) 1. Sejarah Seni, 2 SKS 2. Sosiologi Seni, 2 SKS 3. Seni Pertunjukan Dunia, 2 SKS

Tambahan: 4. Seni dan Ritual, 2 SKS 5. Pengelolaan Seni, 2 SKS 6. Teori Budaya, 2 SKS 7. Tradisi Lisan, 2 SKS 8. Pengkajian Media Seni, 2 SKS 9. Multikulturalisme, 2 SKS

Page 82: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

82

BAB TIGA

STRATEGI PEMBELAJARAN DAN SISTEM PENILAIAN

3.1 Strategi Pembelajaran

Strategi Pembelajaran yang digunakan adalah Student Centered Learning (SCL). Strategi ini mengisyaratkan proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa, sedangkan dosen pengasuh lebih berperan sebagai fasilitator dan pembimbing mata kuliah. Sesuai dengan aturan Sistem Kredit Semester, maka setiap SKS mengakumulasi kegiatan 50 menit tatap muka, 50 menit tugas dan atau praktik, serta 50 menit belajar mandiri.

Kegiatan tatap muka untuk satu mata kuliah bisa dilakukan dengan metode ceramah, dan atau diskusi, presentase tugas dan book review berdasarkan materi kuliah, dan sistem Problem Based Learning (PBL).

Tugas diberikan pada mata kuliah yang lebih mengutamakan penguasaan pengetahuan, bisa berupa pembuatan makalah, review, atau resensi, yang bisa diberikan untuk tugas individu dan atau kelompok; sedangkan untuk praktik dilakukan pada mata kuliah praktik, baik praktik individual juga kelompok.

Belajar mandiri dilakukan oleh mahasiswa untuk pendalaman, pemahaman, dan peningkatan keterampilan.

Pada ketiga unsur ini, dosen pengasuh harus dapat mengamati dan mencatat sekaligus menilai empat unsur yang dinilai sesuai dengan Capaian Pembelajaran, yang meliputi sikap, keterampilan umum, keterampilan khusus, dan penguasaan pengetahuan. 3.2 Sistem Penilaian

Sesuai dengan Capaian Pembelajaran yang diharapkan, yakni meliputi unsur sikap, keterampilan umum, keterampilan khusus, dan penguasaan pengetahuan, maka nilai akhir yang diperoleh mahasiswa merupakan akumulasi dari persentase 4 (empat) unsur penilaian, yakni kuis, tugas/praktik, Ujian Tengah Semester (UTS), dan Ujian Akhir Semester (UAS). Akumulasi nilai ini hanya berlaku jika tingkat kehadiran mahasiswa mencapai 80% dari jumlah pertemuan perkuliahan/praktik sesuai jumlah SKS setiap mata kuliah.

Kriteria penilaian atas empat unsur itu adalah: 1. Kuis 2. Tugas : substansi, format penulisan, dan kemampuan presentasi; sedangkan untuk

praktik adalah: kemampuan, dan keterampilan umum dan atau khusus. Baik tugas atau praktik dapat berupa beban individu dan kelompok, dengan persentase penilaian masing-masing 50%.

3. Ujian Tengah Semester : penguasaan pengetahuan atas materi kuliah sejak awal hingga pertengahan semester perkuliahan. Bentuk ujian essay test.

4. Ujian Akhir Semester : penguasaan pengetahuan atas materi kuliah sejak awal hingga akhir perkuliahan. Bentuk ujian essay test.

Page 83: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

83

Berikut adalah unsur-unsur dan persentase penilaian keempat unsur dimaksud:

Tabel 7: Persentase Penilaian

Unsur Persentase

Kuis 15% Tugas/Praktik 25% Ujian Tengah Semester (UTS) 30% Ujian Akhir (UAS) 30%

Total 100% Pemberian nilai akhir yang digunakan mengacu pada Penilaian Acuan Patokan (PAP). Adapun jenjang nilai yang ditentukan adalahsebagai berikut.

Tabel 8: Kategori Penilaian Angka dan Huruf

Angka Huruf Keterangan 81 - 100 A Lulus 76 - 80 B+ Lulus 70 - 75 B Lulus 65 - 69 C+ Lulus 58 - 64 C Lulus 50 - 57 D Tidak Lulus 0 - 49 E Tidak Lulus

3.3 Bahan Kajian (Mata Kuliah)

Kurikulum Program Studi (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni, SPS USU dirancang dalam 4 semester. Maknanya dalam 4 semester Program Studi (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni mampu menghasilkan Peneliti Seni, Narasumber Kesenian dan Konsultan Kesenian. Total matakuliah yang ditawarkan sebanyak 18 matakuliah atau sebesar 48 sks, dengan rincian mata kuliah wajib sebanyak 38 SKS dan mata kuliah pilihan sebanyak 12 sks ( 6 sks wajib diambil mahasiswa). Beban satuan kredit semester yang wajib ditempuh mahasiswa adalah 44 sks. Distribusi dan Deskripsi dari masing masing mata kuliah dapat dilihat sebagai berikut.

Page 84: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

84

Tabel 9:

DISTRIBUSI BAHAN KAJIAN (MATA KULIAH) KURIKULUM PROGRAM STUDI MAGISTER (S-2)

PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FAKULTAS ILMU BUDAYA USU

Semester I No. Kode Mata Kuliah SKS 1. MPS1601 Bahasa Sumber I 2 2. MPS1602 Filsafat Keindahan 2 3. MPS1603 Antropologi Seni 2 4. MPS1604 Sejarah Seni* 2 5. MPS1605 Sosiologi Seni* 2 6. MPS1606 Semiotik 2 7. MPS1607 Pengkajian/Penciptaan Seni I 3 8. MPS1608 Seni dan Ritual* 2 9. MPS1609 Pengelolaam Seni* 2 10. MPS1610 Teori Budaya* 2 11. MPS1611 Tradisi Lisan* 2

15 Keterangan: bahan kajian * adalah pilihan, pilih dua subjek untuk Semester I Semester II No. Kode Mata Kuliah SKS 12. MPS1612 Bahasa Sumber II 2 13. MPS1613 Seni Pertunjukan Indonesia 2 14. MPS1614 Metode Penelitian Seni 2 15. MPS1615 Seni Pertunjukan Dunia* 2 16. MPS1616 Pengkajian/Penciptaan Seni II 3 17. MPS1617 Pengkajian Media Seni* 2 18. MPS1618 Multikulturalisme* 2

11 Keterangan: bahan kajian * adalah pilihan, pilih satu subjek untuk Semester II Semester III No. Kode Mata Kuliah SKS 13. MPS2601 Pengkajian/ Penciptaan Seni III 3 14. MPS2602 Seminar 2 15. MPS2603 Teori dan Metode Pengkajian/

Penciptaan Seni 3

16. MPS2604 Kolokium 1 9

Semester IV No. Kode Mata Kuliah SKS 17. MPS2605 Seminar Hasil Penelitian 1 18. MPS2606 Tesis/ Karya Seni 5

6 JUMAH KESELURUHAN 41

Page 85: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

85

Keterangan: 1. Jumlah keseluruhan 41 SKS sesuai dengan peraturan Kurikulum KKNI dan SNDIKTI. 2. .Mata kuliah pilihan 6 sks yang disediakan tiga kali lipat menjadi 18 SKS sesuai arahan

pada Kurikulum KKNI dan SNDIKTI 3.4 Deskripsi Mata Kuliah 1. Bahasa Sumber I Mata kuliah ini membicarakan konsep-konsep dan pemikiran tentang kebudayaan dan kesenian dalam konteks kebudayaan. Adapun subyek-subyek bahasan meliputi tahap perkembangan kebudayaan, filsaat bahasa (teks sebagai bahasa sumber), dan seni sebagai wacana kritisisme. 2. Filsafat Keindahan Matakuliah ini merupakan satu studi bagaimana melihat fenomena maupun perkembangan kesenian dalam perspektif kajian estetika. Pembahasan analitis tentang hubungan seni dan filsafat yang melahirkan gagasan kreatif di dalam kesenian menjadi fokus utama dari isi pembahasan kelas. Disamping itu, dampak modernitas (media dan teknologi) juga menjadi inti materi perkuliahan, khususnya dalam wacana seni terkait kajian artistik maupun estetik dari fenomena kebudayaan kesenian yang dibicarakan. 3. Antropologi Seni Matakuliah ini merupakan satu studi bagaimana melihat fenomena maupun perkembangan kesenian dalam perspektif antropologis. Pembahasan analitis tentang berbagai pendekatan riset di dalam studi antropologis (baik dalam pendekatan yang konvensional maupun kontemporer) merupakan bagian penting dari isi pembahasan kelas. Eksplorasi terhadap kajian antropologis di dalam melihat perkembangan seni pertunjukan dan aspek kehidupan sosio-kultural sebuah masyarakat juga menjadi bagian penting dari isi pembahasan kelas. 4. Sejarah Seni Matakuliah ini merupakan satu studi bagaimana melihat fenomena maupun perkembangan kesenian dalam perspektif historiografis. Pembahasan analitis tentang berbagai pendekatan riset di dalam studi seni (baik dalam pendekatan yang konvensional maupun kontemporer) merupakan bagian penting dari isi pembahasan kelas. Eksplorasi terhadap kajian seni di dalam melihat perkembangan seni pertunjukan dan aspek kehidupan sosio-kultural sebuah masyarakat juga menjadi bagian penting dari isi pembahasan kelas. 5. Sosiologi Seni Matakuliah ini merupakan satu studi bagaimana melihat fenomena maupun perkembangan kesenian dalam perspektif sosiologis. Pembahasan analitis tentang berbagai pendekatan riset di dalam studi sosiologis (baik dalam pendekatan yang konvensional maupun kontemporer) merupakan bagian penting dari isi pembahasan kelas. Eksplorasi terhadap kajian sosiologis di dalam melihat perkembangan seni dan aspek kehidupan sosio-kultural sebuah masyarakat juga menjadi bagian penting dari isi pembahasan kelas. 6. Semiotik Matakuliah ini merupakan satu studi bagaimana melihat fenomena maupun perkembangan kesenian dalam perspektif kajian semiotika. Pengenalan terhadap teori dan metodologi dalam studi semiotik menjadi bahasan kelas secara umum. Disamping

Page 86: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

86

itu, pembahasan analitis tentang hubungan semiotika dan kesenian (khususnya dalam dimensi verbal dan nonverbal) menjadi pokok bahasan dalam matakuliah ini. 7. Pengkajian/ Penciptaan Seni I Mata kuliah ini merupakan seri pertama matakuliah pengkajian seni dan penciptaan seni yang berkonsentrasi pada studi kasus kajian dan penciptaan seni pertunjukan dan rupa dengan pendekatan analitis topikal. Subyek bahasan Pengkajian Seni I meliputi dasar-dasar kajian dan penciptaan seni. 8. Seni dan Ritual Mata kuliah seni dan ritual ini materi utamanya adalah membahas tentang hubungan upacara-upacara dan seni yang dipergunakan dalam upacara tersebut. Termasuk bahasan di dalamnya adalah uraian upacara: waktu, pelaku dan pemimpin upacara, tempat upacara, tujuan upacara, proses upacara, dan aspek-aspek yang berkait dengan hal ini seperti trance (seluk), wadj, dunia gaib, medium (pawang, dukun, sibaso, dan sejenisnya). 9. Pengelolaan Seni Mata kuliah ini emmfokuskan perhatian kepada manajemen yang terjadi di dalam kelompok-kelompok kesenian. Materi bahasan di dalamnya mencakup sistem organisasi, produksi, pemasaran, dan fungsi-fungsi manajemen, seperti: perencanaan, pengawasan, penentuan sumber daya manusia, pengarahan, pengorganisasian, dan lain-lainnya. 10. Teori Budaya Mata kuliah ini berintikan materi mengenai teori-teori kebudayaan, seperti evolusi kebudayaan, benturan budaya, evolusi budaya, kontinuitas dan perkembangan budaya, akulturasi, asimilasi, difusi, budaya kontemporer, budaya kota, budaya desa, dan sejenisnya. 11. Tradisi Lisan Mata kuliah ini fokusnya adalah tentang bagaimana tradisi lisan ada dan berkembang di dalam kebudayaan masyarakat, baik itu masyarakat tradisi maupun modern. Metode dan teori yang digunakan dalam mengkaji tradisi lisan juga dimuat dalam mata kuliah ini, seperti pendekatan tradisi lisan berdasar aspek sejarah, struktur, nilai, norma, dan jug kearifan-kearifan lokal, dan lain-lainnya. 12. Bahasa Sumber II Mata kuliah ini fokus pada pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan dan mengadaptasi bahasa, sastra, dan budaya serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya sesuai dengan budaya Indonesia dan seni utmanya bidang kesenian yang berbasis pada bahasa daerah dan kebudayaan daerah pada umumnya dan khsusnya dalam mengembangkan kebudayaan lokal di Indonesia yang bersumber pada bahasa sumber yaitu bahasa daerah dan memahami serta mengenali budaya lain yang berbasis pada bahasa sumber etnik di daerah atau negara lain. 13. Seni Pertunjukan Indonesia Mata kuliah ini merupakan survei etnografis dari bentuk-bentuk seni pertunjukan musik, tari dan teater khususnya yang terdapat di wilayah Indonesia (Nusantara). Area studi pembahasan meliputi yakni: bentuk-bentuk seni pertunjukan istana (courts arts); bentuk-bentuk seni rakyat dan tradisi; dan perkembangan kesenian populer. Pembahasan meliputi analisis karakteristik pertunjukan dari berbagai genre seni pertunjukan yang ada, serta menganalisis berbagai hubungan yang terjadi dari berbagai fenomena perkembangan kesenian yang terjadi. Mata kuliah ini juga memperlihatkan contoh-

Page 87: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

87

contoh audio-videografi dari beberapa genre seni pertunjukan di Indonesia (Nusantara) yang dibicarakan. 14. Metode Penelitian Seni Matakuliah ini membicarakan mengenai metode penelitian seni dengan fokus bahasan pada kajian serta penciptaan seni dalam perspektif lintas keilmuan (interdisciplinary study). Topik-topik bahasan kelas meliputi: 1) pemahaman tentang wacana (discourse) mengenai kebudayaan (seni) dan masyarakat manusia; 2) pendekatan emik-etik (perspektif antropologi linguistik) dalam studi kesenian; 3) metode lapangan (field methods) dan studi kerja lapangan (fieldwork study); dan 4) proyek laporan akhir (final report project); dan 5) pendekatan metodologi etnografi tulis (written ethnography) dan etnografi visual (visual ethnography). Keseluruhan topik bahasan di atas akan menjadi acuan eksplorasi di dalam merancang model pendekatan serta metodologi penelitian di bidang seni (khususnya seni pertunjukan), baik dalam perspektif kajian maupun (proses) penciptaan karya seni. 15. Seni Pertunjukan Dunia Mata kuliah ini merupakan survei dari persebaran seni pertunjukan musik, tari dan teater di dunia khususnya di wilayah benua Asia. Area studi dikelompokkan ke dalam lima sub-area kajian, yakni: Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur, Asia Barat (Timur Tengah) dan Asia Tengah/Utara. Pembahasan kelas meliputi pengkajian seni persebaran, perkembangan, dan saling pengaruh, gambaran karakteristik (characteristic features) serta stilistika seni pertunjukan (stylistic performances) dari genre-genre musik, tari dan teater di Asia. Dalam mata kuliah ini, selain membahas berbagai tulisan yang lebih bersifat etnografi mengenai karakteristik pertunjukan dari berbagai genre yang ada, mata kuliah ini juga memperlihatkan contoh-contoh audio-videografi dari beberapa genre seni pertunjukan Asia. 16. Pengkajian/ Penciptaan Seni II Mata kuliah ini merupakan lanjutan dari seri matakuliah pengkajian seni yang berkonsentrasi pada studi kasus kajian seni pertunjukan dengan pendekatan analitis topikal. Subyek bahasan Pengkajian Seni II meliputi bahasan kajian seni pertunjukan yang berhubungan dengan dialektika tradisi dan modernitas, identitas, dan nasionalisme di dalam seni pertunjukan. 17. Pengkajian Media Seni Mata kuliah ini memfokuskan perhatian kepada bagaimana media-media seni muncul dan berkembang dalam kebudayaan masyarakat di manapun di dunia ini. Mata kuliah ini mengkaji tentang media seni secara verbal dan nonverbal, dan fungsi-fungsi media seni sebagai sarana: mendidik, memujuk khalayak, dan berkomunikasi. Media-media seni itu, termasuk surat kabar, internet dengan berbagai varian medianya (facebook, twitter, youtube, instagram, line, dan lain-lainnya) yang berkembang dari waktu ke waktu, yang menjadi media bagi pertumbuhan dan perkembangan kesenian. 18. Multikulturalisme Dalam mata kuliah ini dibahasa materi-materi yang mencakup esensi dasar apa itu multikulturalisme, ide multikulturalisme (dalam konteks Indonesis bhinneka tunggal ika), multikulturalisme dan seni, multikulturalisme dan integrasi sosial, dan lain-lainnya. 19. Pengkajian/ Penciptaan Seni III Mata kuliah ini merupakan lanjutan dari seri matakuliah pengkajian seni yang berkonsentrasi pada studi kasus kajian seni pertunjukan dengan pendekatan analitis

Page 88: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

88

topikal. Subyek bahasan Pengkajian Seni III meliputi bahasan kajian seni pertunjukan dalam kaitannya dengan studi religi dan sistem kepercayaan (pengaruh kebijakan agama terhadap ekspresi seni pertunjukan) dan kajian seni pertunjukan dalam kaitannya dengan dunia pariwisata (seni pertunjukan sebagai komiditas; pengaruh pariwisata terhadap upacara ritual, dan lainnya). 20. Seminar Matakuliah ini memiliki tiga tujuan dasar pembelajaran, yakni: 1) memahami seminar sebagai sebuah presentasi gagasan terhadap pencapaian studi lapangan (research study); 2) memahami seminar sebagai aktivitas kolektif dalam merancang dan menyusun aktivitas pertemuan ilmiah (seminar forum); dan 3) memahami kerangka persiapan dalam menyusun sebuah presentasi seminar. 21. Teori dan Metode Pengkajian Seni Matakuliah ini merupakan eksplorasi terhadap berbagai pendekatan teori maupun metode pengkajian seni dalam kaitannya dengan pemahaman analitis terhadap konteks dan tujuan subyek maupun bidang kajian yang dikerjakan. Isi pembahasan kelas meliputi diskusi dan pembahasan tentang hubungan seni dengan isu penciptaan dan pengkajian seni. Isu penciptaan seni meliputi pembahasan mengenai konsep, gagasan, dan proses kreatif di dalam memahami fenomena karya seni (yang berdimensi pada hubungan kreator dan produk kreativitas seni, serta pemahaman karya seni dalam wacana kritik). Isu pengkajian seni meliputi dua hal, yakni: (a) pengkajian seni sebagai bagian dari hasil kerja lapangan (research study); dan (b) pengkajian seni sebagai kebutuhan terapan pendidikan praktis (applied studies). Ke dua subyek pembahasan di atas tidak ditekankan hanya pada satu bidang studi seni tertentu, akan tetapi lebih ditekankan pada kebutuhan subyek seni yang akan dibicarakan. 22. Kolokium Pembahasan pada matakuliah ini meliputi aspek-aspek penting di dalam hal kaidah penulisan ilmiah, menyangkut format penulisan tesis kerja; meliputi formula penulisan isi tulisan (body writing), kutipan langsung (direct quotation) maupun tidak langsung (paraphrase), catatan kaki (footnote) dan catatan akhir (endnote), daftar bacaan (reference), dan daftar pustaka (bibliography). Di samping itu, dalam kelas ini juga dibahas metodologi penulisan anotasi daftar pustaka (annotated bibliography) serta pembahasan analisis bacaan (analytical review) sebagai bagian penunjang di dalam mengembangkan kemampuan penulisan akademik di bidang seni dalam strata magister (S-2). 23. Seminar Hasil Mata kuliah ini adalah berupa seminar hasil penelitian (dan penciptaan seni) yang dipresentasikan dalam bentuk laporan hasil penelitian atau karya seni yang diolah dari hasil penelitian, dipresentasikan dalam sebuah seminar seni, dan diberi penilaian dan pengarahan dari para penguji dan pembimbing. 24. Tesis/Karya Seni

Mata kuliah ini merupakan prasyarat penyelesaian program studi meliputi penilaian keseluruhan dari seri kegiatan kolokium (presentasi gagasan tesis), seminar hasil, dan ujian tesis (untuk pengkaji seni), serta karya seni untuk pencipta seni, berupa hasil penelitian lapangan yang kemudian dijadikan dasar berkarya seni, baik itu music, tari, teater, rupa, maupun media. sendiri).

Page 89: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

89

BAB EMPAT

PENUTUP

Kurikulum berbasis kepada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan

Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPI) yang disusun oleh Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU ini dengan mempertimbangkan dan dipacu oleh dasar dan tujuan yang baik oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Kurikulum yang disusun ini adalah sebagai pernyataan, ekspresi, dan cita-cita yang kontinu dari segenap sivitas akademika Etnomusikologi untuk setaraf dengan para magister seni lulusan universitas manapun di dunia ini.

Bahwasanya sebagai orang yang diamanahi Tuhan untuk mengambangkan ilmu ini di Indoensia, kami semua memiliki tanggung jawab untuk membumikan ilmu ini di Indonesia, yang sekaligus diakui baik kuantitas maupun kualitas kami. Bagaimanapun disiplin ilmu seni ini sangatlah kuat membentuk karakter kami sebagai magister seni lulusan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. Selain itu USU sendiri pada gilirannya mendapatkan identitas akademik, khususnya di bidang seni budaya, selaras dengan visi USU yakni menjadi Perguruan Tinggi yang memiliki keunggulan akademik, yang menjadi barometer kemajuan ilmu pengetahuan, dan mampu bersaing dalam tataran dunia global. Semoga Allah meridhai cita-cita segenap sivitas akademika USU ini. Amin.

Page 90: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

90

DAFTAR PUSTAKA

a. Buku, Artikel, dan Jurnal Adshead, Janet. 1988. Dance Analysis: Theoy and Practice. London: Dance Book. Backus, John. 1977. The Acoustical Foundation of Music. New York: W.W. Norton Company. Berger, Arthur Asa, 2000. Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta: Tiara

Wacana. Blacking, John. 1974. How Musical is Man? Seattle: University of Washington Press Ikhsan,

Edi dkk., 2014. Evaluasi Diri: Analisis Sutuasi dan Pemosisian USU 2014. Medan: Universitas Sumatera Utara Press.

Cage, John (1961). Silence. Middletown: Wesleyan University Press. Denzin, Norman K. dan Yvonna S. Lincoln (eds.). 1995. Handbook of Qualitative Research.

Thousand Oaks, London, dan New Delhi: Sage Publications. Edwards, Paul et al. (eds.). 1967. The Encyclopedia of Philosophy (vol. 1 dan 2). New York dan

London: Collier Macmillan Publisher. Goldsworthy, David J. 1979. Melayu Music of North Sumatra: Continuities and Changes.

Sydney: Monash University. Disertasi Doktoral. Hanna, J.L. 1979. To dance is human. Austin: University of Texas Press. Hanna, Judith Lynne, 1992. "Dance," Ethnomusicologv: An Introduction, Helen Myers (ed.),

W.W. Norton and Company, New York dan London." Lomax, Alan P. 1968. Folk Song Style and Culture. Transaction Books New Jersey. Malm, William P., 1977. Music Cultures of the Pacific, Near East, and Asia. Englewood Cliffs,

New Jersey: Prentice Hall. Juga terjemahannya, Malm, William P., 1993. Kebudayaan Musik Pasifik, Timur Tengah, dan Asia (terjemahan Muhanmad Takari). Medan: Jurusan Etnomusikologi.

Merriam, Alan P., 1964, The Anthropology of Music. Chichago: Northwestern University Press. Nettl, Bruno, 1973. Folk and Traditional of Western Continents, Englewood Cliffs, New Jersey:

Prentice Hall. Nettl, Bruno, 1992. “Ethnomusicology: Some Definitions, Problems and Directions.” Music in

Many Cultures: An Introduction. Elizabeth May (ed.). California: University California Press.

Radcliffe-Brown, A.R., 1952., Structure and Function in Primitive Society. Glencoe: Free Press. Royce, Anya Paterson, 1980. The Anthropology of Dance. Bloomington dan London: Indiana

University Press.

Page 91: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

91

Sachs, Curt dan Eric M. Von Hornbostel, 1914. “Systematik der Musikinstrumente.” Zeitschrift für Ethnologie. Berlin: Jahr. Juga terjemahannya dalam bahasa Inggeris, Curt Sachs dan Eric M. von Hornbostel, 1992. “Classification of Musical Instruments.” Terjemahan Anthony Baines dan Klaus P. Wachsmann. Ethnomusicology: An Inroduction. Helen Myers (ed.). New York: The Macmillan Press.

Sachs, Curt, 1940. The History of Musical Instruments. New York: W.W. Norton and Company. Seay, Albet. 1975. Music in the Medieval World. Edisi Kedua. Englewood Cliffs, New Jersey:

Prentice Hall. Sinar, T. Silvana dkk., 2014a. Rencana Jangka Panjang USU 2015—2039. Medan: Universitas

Sumatera Utara Press. Sinar, T. Silvana dkk., 2014b. Rencana Strategis USU 2015—2019. Medan: Universitas

Sumatera Utara Press. Steward, Julian H., 1976. Theory of Culture Change: The Methodology of Multilinear Evolution.

Urbana, Chicago dan London: University of Illinois Press. Supanggah (ed.), 1995, Etnomusikologi. Surakarta: Yayasan Bentang Budaya, Masyarakat Seni

Pertunjukan Indonesia. Suriasumantri, Yuyun S. 1983. Ilmu dalam Perspektif. Jakarta: Yayasan Obor dan Leknas

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Takari, Muhammad, 2005. Majanemen Seni. Medan: Studia Kultura. b. Internet http://fib.usu.ac.id/content/index/4/id_cnt_visi http://webdb.iu.edu http://www,wtnomusikologiusu.com

Page 92: KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI … · 2 kurikulum pendidikan tinggi program studi magister penciptaan dan pengkajian seni fib usu mengacu kkni dan sndikti disusun oleh:

92