kumpulan puisi-saidna zulfiqar bin tahir

48
KUMPULAN PUISI CINTA Antara Rayuan Gombal dan Nafsu Mau dibilang puisi, tapi bukan. Sajak, juga bukan. Karena ini cuman sekedar curhatan hati tatkala perasaan cinta dan benci itu memaksa jari menari dan mendendangkan ide-ide yang belum terkonsepkan oleh hati dengan menggunakan pernyataan dan pertanyaan bercampur bisikan iblis ke dalam cangkir tulisan ini sebagai teman curhat passive. Boleh diminum dan boleh juga dibiarkan atau dibuang, tergantung pada rasa kehausan di rongga leher. Yang jelas, curhatan ini tidak akan membunuh karakter Anda ketika membacanya…..Pissss!!!!! those poetries took from https://saidnazulfiqar.wordpress.com 2013 Saidna Zulfiqar bin Tahir

Upload: saidna-zulfiqar-bin-tahir

Post on 17-Aug-2015

77 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Kumpulan Puisi Cinta-saidna Zulfiqar Bin Tahir

TRANSCRIPT

KUMPULAN PUISI CINTAAntara Rayuan Gombal dan NafsuMaudibilangpuisi,tapibukan.Sajak,jugabukan.Karenainicuman sekedarcurhatan hati tatkala perasaan cintadan benci itu memaksa jari menaridan mendendangkanide-ide yangbelum terkonsepkanolehhati denganmenggunakanpernyataandanpertanyaanbercampurbisikan ibliskedalamcangkirtulisaninisebagaitemancurhatpassive.Boleh diminumdanbolehjugadibiarkanataudibuang,tergantungpadarasa kehausan di rongga leher. Yang jelas, curhatan ini tidak akan membunuh karakter Anda ketika membacanya..Pissss!!!!! those poetries took from https://saidnazulfiqar.wordpress.com2013Saidna Zulfiqar bin TahirSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA2SAIDNA ZULFIQAR BIN TAHIRSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA3DAFTAR ISI1. Cinta2. Sepucuk Surat Untukmu3. Perjalanan tak sia-sia4. Monkeys Love5. Cinta Pertama6. YaYuk7. Nyanyian Jiwa8. Suraman Rohani9. Racun Vs Madu10. Rindu Itu11. Peculiar12. Cyber13. Samah14. Tanteku15. Ada-ada saja16. Akhir Persimpangan17. Luluah18. Sang Istri19. Catatan Kerinduan20. Alpamu21. Renungan Pagi22. Setia23. Gelap Terang Cairo24. Andai tak Malu25. Sahabat26. Siapa Aku27. Bosan28. Pure29. Antara Usil dan Unyil30. Doaku31. Aku dan Satu32. Pantasnya Riya33. Demi Palestina34. Palestina Bangkit35. Gila36. Pasca Conflik37. Tensca38. 2 in 139. Sobat40. In a Yunchu41. Surat An-Nisa42. Kartika 243. Melingkuh44. Ternyata Parno45. Smokker Addict46. Playboy Cap Kodok47. RT Doraemon48. Lagi Gila Cinta49. Buah Thien50. Mesir (Egypt)51. Symptom52. Korupsi53. Engaging54. Gejala Aneh55. Non-Aktif56. Jenuh57. MaNis58. Stop Illegal Loving59. Keayuan Terpendam60. Struggle61. Ku harus Pergi62. Maafkan Aku63. Tak ingin64. Pupus65. Suara Sumbang66. Sendiri di Bank Mandiri67. Warna-Warni68. Biarlah Berlalu69. Bangunkan Mimpi70. Terima Kasih71. Penyesalan72. Risau73. Sang Dosa74. Cerita Hati75. Slamat Jalan76. Bayangan77. Biarlah Redup78. Kondomisasi Hati79. Aroma Terapi80. Pemuja Setan81. Pain is Fine82. Kematian83. Hijrah84. Uzlah85. Thaharah86. Ikhlas87. Bimbingan88. KPK89. Winner90. Istiqamah91. Independent92. Tawakkal93. Jahannam94. Bila Ajal Tiba95. EndingSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA4CINTASaidna Zulfiqar bin TahirCinta itu imajinasiSekedar hayalan tingkat tinggiCinta itu privasiSebatas rahasia hatiCinta itu inspirasiWahyu yang tak terilhamiCinta itu tendensiInklinasi kecondongan naluriCinta itu motivasiDorongan diri untuk ereksiCinta itu ilusiSebatas kemayaan tak terjamahiCinta itu reinkarnasiAkan lahir dan menjelma kembaliCinta itu seleksiPilihan yang sulit dimilikiCinta itu destruksiKetika rakus kerusakan merasukiCinta itu indahIndah diucapkanIndah dituliskanIndah dilagukanIndah dirasakanIndah dibayangkanIndah dikenangNamun sulit diungkapkanMulut seakan terkunciMata tertunduk maluTangan tak mampu melambaiBagaikan bayi balajar bicara dan melangkahTerbata dan tertatihTak seorangpun yang tauBagaimana jurus hingga ia mampuSemua terlupakanSemua tak lagi disadariKeindahannya sulit terungkapSelalu tersimpanKadang terpendamKadang menghasilkan dendamKadang pula membenci diri sendiriYang pintar dalam kebodohanDan terlalu cacat dalam kebisuanSadar dimaki oleh diri sendiriCinta itu rasaYang slalu ingin dirasaHadir di dalam dadaTak tau kapan dan mengapaTiada kompromi oleh panca indraYang sakit di dalam dadaDenganya hati berbungaOlehnya bisa terlukaIndrapun tak bertanggungjawab Karena itulah rasaHadir tanpa diundangDisadari ketika terjatuhSemakin dirasakan ketika jauhDan kecewa ketika kehilanganDengan cinta kita mencintaiTanpa cinta tetap dicintaBagaikan ilham yang tak tersabdakanDan Gharizah yang terabaikanSebagai cinta yang hakikiCinta itu bibitSelalu tumbuh dan berkembangBerbagi dalam kebutuhanTetap statis dalam kestabilanTak kan pernah mengalami inflasiTak kan mudah lunturBertahan dan terus bertahanMeski hati dirundung dukaMeski wajah terbelut mendungNamun cinta tetaplah cintaDarinya melahirkan berjuta cintaDengannya belajar mencintaBerbagi cinta penuh cintaDari orang yang dicintaYang telah mengajarkan cintaMengorbankan rasa dan ragaMeneteskan air mataDemi cinta yang lebih dicintaSebagai abdi anak bangsaMau ataupun terpaksaMeski cita itu tak terciptaRasa itu kan terus terbinaAbadi di alam nyata dan mayaHingga ajalpun tibaRaib bersama masaKarna cinta hanyalah masaMasa dimana ada sukaSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA5Masa dimana ada bahagiaMasa dimana ada luka dan dukaMasa dimana rasa itu terbinaMasa dimana masalah itu terciptaMasa dan masa-masa yang lainHingga keyakinan itu adaMasa itu kan tibaDalam saat yang berbedaDimana kan kembali bersuaSEPUCUK SURAT UNTUKMUSaidna Zulfiqar bin TahirBersamamu segalanya menjadi indahMenerawang tinggi di atas ubun-ubunMemetik bintang pandangi indah rembulanMenanti datangnya mentariKokok ayam umumkan pagiMerah bibir langit tersungging manisMulaikan mimpi dalam mencariKeindahan abadi adalah citaKudapatkan dalam cintamu yang suciBersamamu bergandengan tanganNaiki tangga nada kehidupanSebelum lagu terdengar sumbangRekaman takdir bukanlah kunciYang menciutkan minat di kala sunyiNiat di hati adalah pintuYang dapat dibuka jika ada kemauanSemua telah terpampang rapih di depan mataMengapa menghindar sebelum mencobaJika cobaan masih dapat dihindariMengapa harus lari dari kenyataanJika kenyataan sendiri tak pernah bergerak dan berlariPintu belakang selalu terbukaJendela pun belum pasti terkunciKarena Lamabang restu dan sayang selalu adaBerkalungkan emas di dalam dadaBermatakan satu kata kepastianYakinkan arah dalam meraihKuyakin cintamu tak akan pernah basiKecanduan akan cintamu adalah obat penawar sedihYang selalu datang mengintipBerkunjung tanpa undangan tawakan kesendiriankuKebijakan sadarkan besar arti kesendirianKutemukan padanya rasa kehilanganSadar siapa aku untukmuPenting artimu bagikuSedetikpun tak pernah terlintasJauhmu akan lebih mendekatkan hatiTersiksa oleh bayang-bayang kelabuGoncangkan hari hingga tak menentuTanpamu hidup hanyalah kematian tanpa pemakamanTanpamu aku hanyalah bayi atau banciAku butuh dirimu dan cintamuDi sisiku selalu bersamaCoz I do Love U Hon..PERJALANAN TAK SIA-SIASaidna Zulfiqar bin TahirAku ada karena cinta dibesarkan dengan penuh cintaTuk menyingkap kelambu hatiMerabanya dan coba memeluknyaCinta datang tanpa mengetukPergi meningglakan berjuta kutukanBerlabuh menumpahkan rasaBerlayar serasa tak pernah merasaBiarkan angin tunjukan arahTerdampar temukan rasaCinta membuatku bangun dalam kebingunganSadar dalam kealpaan diri sesaatBergetar tanpa sebab meninggalkan bekasLupa akan tapak dimana kaki berpijakSeakan melayang tak pernah mendaratCinta membuatku basah bermandikan keringatPeluh hanyalah keluhan beriramaHampir bersandalkan darah dalam pengejaranTak peduli duri dan beling mensayatDapatkan sayap terbangkan anganTubuh-tubuh tergolek di sisiSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA6Kemulusan hanyalah pameran lokomotifNampakkan noda dan panu yang menghiasButakan mata dalam kedipan tak berkedipSemua hanyalah topeng kesenanganLambang ketidak puasanSemakin jauh ku menggapai cintaSemakin dekat tembok pemisahParau suara lolongkan cintaRapuhkan hati tanpa permisiKesal datang menggodaKeruhkan hati yang sedang gelisahTanah adalah sasaran emosiYang tak berdosa menanggung siksaLengking teriakku senyapkan suasanaPerlahan mengusap dadaKusadar.dan mulai menyadari terlalu dalam keterperangkapankuJatuh ke dalam lembah tak berujungLarut bersama hayalan-hayalan indahYang terpoles dongeng dan legendaDalam kegelapan mencoba merabaSayup terdengar bisikan hati penuh bimbangKeyakinan kuatkan niat mengupingApa salahnya mencoba dan mencobaCinta hanyalah nyanyian hatiDan permainan perasaan sementaraMudah terombang ambing oleh gelombangMengarah dan diarah sesuka hatiBagaikan nakoda memalingkan haluanKekecewaan bukanlah tamparanMelainkan musuh yang baik melebihi kawanDari dialah pelajaran berharga kusimakHingga akhirnya Ku tak pernah kecewa memainkan rasaPerasaan laksana tanah berkolamBecek dan berair di musim hujanRetak berhamburan saat panas menyengatNamun para petani mampu menggarapnyaTumbuhlah di atasnya beraneka tanamanTerang Mentari pagi silaukan mataTawarkan senyum mulaikan hariMengisi celah hati dengan berbagai rasaKoleksi cinta dapatkan yang terbaikHilang gairah tertelan masaDi balik lembaran hariMutiara hatimu tersimpan rapihMemanggil tanpa ada jawabanMenanti penuh kesabaran dan kecewaBuktikan dalamnya asal mutiaramuYang terkubur lama di dasar samuderaCinta adalah benciKarena kebencian melahirkan cintaDan cinta dapat berakibat benciNamun cinta yang tumbuh dari benih kebencianLebih subur dibanding dari benih cintaYang mudah gugur dan layu tergantung masaHabis manis hambar terasaWarna baru yang engkau tawarkanMenarik perhatian sesaatKu sadar ku telah jatuh cintaJujur ku kata Aku memang cinta padamuHatiku bukanlah hatikuKutemukan diriku di matamuDi dada tergetar rasamuDi ingatanku tertonton videomuSesak nafasku tanpamuKarena engkau adalah nadikuBersamamulah mendayung hariHingga saat ku berjanjiEngkaulah awal tanpa akhirTerang tanpa kegelapanSinari hari hingga gelap datang memanggilMenutup mata dengan senyum bahagiaPerjalananku. memang panjang dan masih belum berakhirTerukir dalam seribu kesanYang terpesan dalam tulisanAgenda dari legenda kehidupanTiada berpangkal dan berhujungTerus dan masih terus berlanjutNamun semua bukan kesia-siaanSemoga..Saidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA7MONKEYS LOVESaidna Zulfiqar bin TahirAda monyet melempar pisangBersampul amplop berisi kutuKepada kera yang akut berkukuMenyeringai cergas ajak bersekutuKarena katanya aku kutu bukuLugu mengangguk mencari kutuTersimpuh lunglai di atas bangkuSenewen mengeliru dalam berpangkuKebungkaman terus membelengguLugas pilon kera tiada menentuMenghela minat mencari tahuTiada jawaban menjajak lakuKarena ini afeksi usia tertentuAlamiah sebagai ketentuan bakuKemasygulan usil menggangguTrial dan error menjadi perungguMerenggut pisang ketusuk pakuMemanjat kelapa ketimpuk saguMonyet kera semakin bersatuMenyisir jurang tanpa arah menentuSemua itu tak mungkin terbantuLicinnya pinus berlendir pakuYang kebetulan cengang terpakuLagu pembuka yang amat merduCINTA PERTAMASaidna Zulfiqar bin TahirCinta itu kesanKesan pertama saat berkualaBerpapasan antar intermukaMembisu bagai kamus seribu bahasaPesona denyutkan nadi memukauSpekulasi akal tak menentuBilabial mencibir anak kataMembisu dalam bahasa hatiGemuruh rasa lupakan motifUtarakan iktikad di kitab utaraTerkatup tiada kata terucapSeniah rasa getir terpendamBerharap pandang mata terselamiMencuri pandang utarakan hasratReparasi sikap tunjukkan genialKiranya keinginan dimaklumiNamun semua sia-siaCinta pertama adalah citraImpresi meninggalkan tilasBerparut bopeng yang membilurTiada dosis param antidotaSebagai pengidap terminasi hidupTerbaring di ranjang memoarBernostalgia dalam sensasi mimpiSemua tingga reminisensiTiada perulangan itu kembaliYAYUK!!Saidna Zulfiqar bin TahirPolosnya akuTabu oleh rasa sendiriRagu oleh kepolosanmuNamun yakin oleh perasaan iniCinta yang tak mungkin kuucapRasa yang sulit diungkapMembisu dalam kebodohan sendiriMenyapapun sulitTangan ini serasa kesemutanMulut ini terkunciHanya untuk satu kataTuk mengantongi satu kata darimuAku terperangkap keayuanmuMatamu sayuTak mampu kurayuTuturmu kemayuMembuat mulut ini layuBodohnya aku hingga tak mampu merayuPadahal kutau Engkau pemaluYang juga menyimpan mauKarena Engkau juga raguEngkau yang pertamaHadir dalam mimpikuEngkau yang pertamaMenghias dinding jiwaEngkau yang pertamaMengontrak kamar hatiEngkau yang pertamaNyalakan lampu kehidupanHanya kamuKarena kamuUntukmu aku adaKepadamu semua harapan ituKini Engkau tiadaSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA8Entah kemana dan dimanaTiada kabartiada beritaKemana harusku mencariHingga kecewa menghampiriKutau Engkau telah dimilikiKeinginan terpalang deadlockBiarlah rasa itu tetap kusimpanBiarlah rasa itu tetap kupendamDan kan slalu kukenangHingga akhirNYANYIAN JIWASaidna Zulfiqar bin TahirKesendirian bertabur bintangMenatap bulan penuh bimbangDi balik awan tertutup ladangDi atas bumi terus begadangKalut asa dalam bimbangKemelut hati tiada berimbangMeski kata telah terdendangNamun fakta terus menentangKetika tangan mulai terentangKaki ini ikut menendangRasa itu tiggallah gendangBertabu ria sekedar lambangJari jemari terasa kejangJeruji hati semakin terpajangMeski diri telah telanjangHasrat itu tataplah lajangMata ini mampu memandangMulut ini sulit berbincangKaku gerak serasa pincangRasa di dada kian mengguncangSenyum ini terasa sumbangPendamkan rasa dalam gelombangBadai datang terus menghadangSemua itu kan slalu dikenangCinta itu tlah merajut benangRindu itu berbunga senangMeski rasa selalu terkekangMungkin kita bukanlah sepasangSaat suka Engkau melayangSaat duka Engkau terbayangMeski aku bukanlah abangNamun Engkaulah yang tersayangHati ini bukan keranjangKala tangis mulai berkumandangRintih nasib saat sembahyangMenanti takdir datang menjelangSebelum nafas mengerangPersiapkan diri untuk berdendang

SURAMAN ROHANISaidna Zulfiqar bin TahirCulun penuh keluguanPolos dalam kedunguanTiada tau tiada curigaTiada sadar ketimpuk manggaAjakan itu kusangka ikhlasAjaran itu semakin tak jelasTerperangkap dalam dekapanTante-tante yang kesepianYang kutau hanyalah diamYang kurasa badan meriangBadan ini seakan kejangMata ini bengong terpejamBarang ini mulai terpancingRasa itu bagaikan mau kencingDigerayangi di atas sofaDihadiahi uang sejutaTak tau apa yang terjadiTak sadar datangnya pagiKembali itu terjadiTerjadi akhirnya kembaliTante itu menjemput lagiRasa itu kurasa lagiLagi-lagi aku mauKetagihan siapa tak mauJadilah aku hewan peliharaanSiap sedia tuk memuaskanSadar diri nurani tlah suramHidup ini smakin tak keruanSemua impian kini tlah bocorDiri ini terasa semakin kotorHidup ini kian membrutalCita cinta haruslah batalSiraman rohaniku selama iniSekejap itu suramkan rohaniAku najis yang ternajisiAku jijik tak termajasiTak pantas memiliki tuanTak layak menghadap TuhanDengan kecompangan diriSemraut termorat-maritSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA9RACUN vs MADUSaidna Zulfiqar bin TahirAndai kesendirian adalah racunHanya Engkaulah obatnyaAndai kebersamaan adalah maduAkulah yang tolol mengabaikanmuKuracuni kesendiriankuHanya dengan obat sementaraKumadui kebersamaanmuDengan ketololan menduakanmuAndai ketiadaanmu adalah racunHanya Engkaulah keyakinankuAndai kehadiranmu maduAkulah yang alpa dalam pertemuan ituKuracuni ketiadaanmu di saat adamuMurtadkan jaminan keyakinanMemadu kasih dalam ketiadaanLupa akan posisi dan statusAndai kematian adalah racunHanya Engkaulah yang meracunikuAndai kehidupan adalah maduHanya akulah yang hidup selamanyaMemadu kasih bersamaDalam dunia pengandaian semuRacunilah aku dengan cintamuMadukanlah aku di dalam lebahmuAgar tiada lagi mengandai-andaiHadapi kenyataan yang pahitSebagai obat kekekalan kasihDalam keabadian yang nyataAndai tulisan ini adalah racunHanya aku yang gak mau menjadi RomeoAndai tulisan ini adalah maduHanya Engkaulah induknya maduYang siap menyengat jari iniUntuk hentikan semua pengandaianSebelum lahir pengandaian baruRINDU ITUSaidna Zulfiqar bin TahirAku terseret dalam kerinduanDi bawah ketekmu kutergilasRoda kehidupan berkembangkempisMenindih membuatku demam tulangTak berdaya dalam kemanyunanAku tersesat dalam kesendirianDi bawah bayangmu kutersiksaTerik matahari kian membakar keinginanMualkan isi kepala seakan rontokKusadar kutelah botak karenamuAku terjepit oleh keinginanDi bawah perut berkata lainBisikan hati mencoba tegapPusingkan kepala atas bawahYang sama botak berpeluh keringatMenahan sesuatu yang lama tak tertahankanMenyentuh sesuatu yang ingin disentuhDi balik kekeramatan ituAku terperangkap oleh nafsuDi dalam penjara yang tak terkunciLeluasa berlalu lalang sesuka hatiTanpa penjagaan ketatDi balik benda yang kadang ketatNamun selalu tertekanOleh licinnya rayuanAku terendam oleh air sabunBagaikan cucian yang bisa menertawaiSeakan mencibir dan berkataCucian deh loee.!!!Memang.Namun itu hanyalah iblisYang mencoba memberikan kunciAku terkunci dalam kegelapanMencoba meraba pintuYang kudapati hanyalah kursiTanpa harus melalui pemilihan umumKumampu bersandar sesaatBeristigfar atas kesalahanYang tak mungkin Engkau fahamiPECULIARSaidna Zulfiqar bin TahirLost in a lightSeeking for a sinLive in a liarTruth will free my soulLiving in agonyFind my way homeIts truly the fearThe fear of the darkSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA10Its growing inside meThey won, they will come to lifeAnd I was a looserI am losing the struggle withinMy fate was horror and doomMy strength was fadingJust let me pass byDont feed my fearIf you dont want it outHave to saveSave me please dearEven there was no escapingNever stop hopingNeed more for your helpCoz one things for sureYou are always in my heartCYBERSaidna Zulfiqar bin TahirRealitas virtual alam cyberMenyatakan maya dalam realitasDungu mengejawantah ujudGejala optis menerpa fatamorganaLugas jelas tak berdayaTerjebak macetnya arus melankoliaEksotis menjanggi bak abnormalGenderang ditabuh oleh trubadurNyanyian rasa indah mengaungHati amblas termabuk suasanaAnonym nonix terkonsep nonaDalam imajinasi bergaris lintangNgakunya empu pencabut hatiDungunya empu tertular tantularTerasah kerekan ambruk di lantaiNyeri belaian meruncing ibaTak kuasa mengelak pintaAsoy menjamah batas kemayaan Menyeluk rimba berongga artificialDalam blangko kosong tak bernilaiTolol kebodohan membuat telmiKarena angan berenang dalam imajiTiada daya menanggalkan isolasiTiada daya memencilkan perasaanKedewasaan cermat menyahutRespon waras dianggap sinting Akal kancil tak masuk di akalKarena semua hanyalah maya TANTEKUSaidna Zulfiqar bin TahirKeping bundar pipih bermainMendekar jetos dalam candaAsmara bercatur di atas chessboardTerbina dalam asrama keluargaKarena engkaulah tantekuBergeriatrik renta dalam sebayaMenjelma menjadi pacarkuBerkohabitasi seatap penuh intrikHelat trik pesona alam misteriusMendekap kesuaman memuai ereksiTaktil gelitik beringas menjamahEuphoria cita spontan berpelaminanAspirasi selera ambisi terblokSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA11Mustahil berimpit dalam manunggalKarena sanggahan itu tiada lawanRute itu pasti terjelajahi takdirTrayek memutar tak dapat diturutiMeski memforsir tenaga mendobrakAtrisi kewaskitaan pasti melenturKarena kau tetaplah tantekuADA-ADA SAJASaidna Zulfiqar bin TahirAda niat terencanaAda rasa yang terbinaAda asa yang terlenaAda kata yang terciptaAda karya menjadi realitaAda tangis yang tersisaAda cita bersuka citaAda ambisi bereforiaAda kronologi peristiwaAda gosip terberitaAda rahasia yang terjagaAda ruang dan waktu sebagai faktaAntara aku, kamu dan diaHanya akulah yang rasaKarena kamu tak pernah percayaBiarlah rasa teraniyayaBersayat luka tersiksaAgar tiada hati yang lukaHarmoni tetap terjagaMeski ini hanyalah dustaPembokongan kriptik berrahasiaTanpa uraian panjang logikaAgar slalu bisa diterimaMeski semua hanyalah nistaYang slalu datang membawa deritaNamun sulit untuknya sirnaWalau hati berlimang dosaMengusung beban api nerakaBagi mucikari durjanaPenebus dosa dari malapetakaTransaksi kans penuh berbahayaSemua ada tanpa terencanaSemua ada bukanlah bencanaSemua harus diterimaSemua adaKarena kita mengada-adaKarena kita ingin beradaAKHIR PERSIMPANGANSaidna Zulfiqar bin TahirAkustika nada hidup berantingLuas kosmologi bagai dasalombaSeribu cagak membelah samuderaBergelombang sendeng dalam pesong kursif banyaknya persimpanganBerhenti sejenak lalu mengakhiriBermuram dalam bergontaiPemucatan distorsi masa silamDalam keruh kelamnya lataLuncah menistakan diri yang rampusTerjaga dari koma berkepanjanganMenuangkan konsep baru renunganKesendirian bergumul di Sahara Experimentasi menyandarkan peluhMenyudahi pengembaraan semuDalam perpaduan belahan koinMelebur kemanunggalan diaktrikKurs dalam tangga nada grafPersentil apresiasi merevaluasiAmandemen deklinasi kehidupanPenguapan harapan baru mengalirPembaharuan radikal meraih citaDi persimpangan ini meneguh tekadDi sinilah titik kulminasi katam Di nokta inilah saat berkreasiKeakuan diskersi kebijaksanaanMenganyam relasi kolega tali salasilahDalam bahtera bungalo patriarkiEkspektasi bujang tak ingin lapukSebelum berubah menjadi kapukDengan kelenggangan tanpa kompasPedoman jarum jam kebahagiaanPeluang mustahil yang lengkara Mumpungisme meraih perubahanBerperibudi hidup yang lebih bernilaiPenyempurnaan sebahagian ritualTambatkan tali kekerabatanSimpul liga perserikatan hidupAkte traktat resepsi persepsiTerkebat pasak sutas cincin di jari Dalam keberkahan penuh mawaddahSakinah warahmahLanggen penuh lestariAbadi slamanya.Amien!!!Saidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA12 SANG ISTRISaidna Zulfiqar bin TahirDialah mutiaraBersinar tiada taraTerangi aku dalam penjaraUntuk hidup lebih sejahteraDialah sang isteriPenggugah hati berseriPembuka tabir misteriPelipur hati yang nyeriDialah bidadariTurun bersama mentariHadir tanpa disadariLahirnya cinta tak mampu dikomentariDialah impianMembawa berjuta harapanMerajut semua kenanganMimpi itu adalah kenyataanDialah permaisuriHarum semerbak kasturiMekar di taman puriMata hati tak lagi mencuriDialah motivasiPenggerak hati berimprovisasiPenopang asa penuh sensasiHarapan itu kan terealisasiDialah bintangTerpampang diantara gemintangKedipkan cita-cita gemilangHari esok kan lebih cemerlangDialah rembulanCahaya wanita unggulanDibanding wajah sanggulanMenikahinya adalah akhir kesimpulanDialah malaikatMembuat hatiku terpikatDalam anugerah yang terikatCinta pun semakin mengkilatDialah ibu anak-anakPandai beternak dan menanakHati semakin terkesimakWajar aku menjadi jinakDialahmustikaLangka bagai pusakaHarga tak terhitung angkaMemiliki tak pernah kusangkaDialah puspaSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA13Pewarna bentuk rupaYang tak mungkin terlupaSaat hadir maupun alpaDialah periMenjelma mimpi berseriHilangkan luka yang nyeriHadapi hidup tanpa ngeriDialah rabahIsteri yang salehahIbu yang mujtahidahKekasih penuh mahabbahDialah surgaNikmat yang patut dibanggaIdaman dalam keluargaSemoga dan semogaDialah karsaPenyulam segala rasaAsa yang tak putus asaHingga akhir masaCATATAN KERINDUANSaidna Zulfiqar bin TahirHari-harimu adalah hari-harikuYang slalu terperangkap kemacetan sang waktuAntrean kendaraan yang menghantarkan perasaankuTerasa begitu lambatHingga kerinduan itu berteriakMembakar suasana hatiWalau peluh berkristal riaJariku nakal memencet keypadLantumkan debaran kerinduanYang slalu hausTatkala melirik pajangan minuman dingin di pinggir jalanEntah mengapa?Tak satupun rambu lalulintas yang mampu hentikan ingatanku akan bayangmuYang kerap gentayangan menakuti hari-harikuHingga kusadari ketikanku terhenti oleh suara halusMembisikan kedamaian dalam kehancuranTak sedetikpun jariku terbesit bisikanDan memaksaku terus alirkan kerinduanDalam tulisan yg tak menentuKarna kerinduan itu begitu cepatMenggerogoti setiap pembuluh darahDan telah bersemayam bagaikan tumor yang siap merenggut nafaskuKaulah kerinduanku yang slalu kurindukan.GG (Gadysa & Gelbina)ALPAMUSaidna Zulfiqar bin TahirAlpamu hanyutkan kepercayaanKebimbangan yang terseret arus zamanMelilit ranting hari kerapuhan tanpa harapanMeski hadiranmu terparafkan dalam absen keyakinanYang terciplak rapih dalam daftar putih tanpa tipe-x dan nodaNamun lembaran hati terbuka oleh sepoian lembut anginMembisikan kenangan yang terkungkung penantian pasti tanpa kepastianHanyalah risau.Yakinkan keraguan yang lama terpresentasikanDi dalam ruang fikir tanpa kesimpulanKupanggil hati dan menanyakan alasanMaupun surat keterangan izin sebagai penguat keyakinanAdalah kepasrahan terhembus lirih dalam potret malaikatSebagai balasan kejujuran yang mengada dan menenangkan keadaanSaat pembahasan materi seminar segera disimpulkanSumpalan kue berkotak dan aqua kan mengakhiri penat dahaga kejenuhanBercampur peluh yang terlukis dgn keringat lusuh kian bugar tanpa kerutanMungkinkah kehadiran itu mutlak diabsenkanSebagai wujud kedisiplinan hati temani raga yg tak pernah berolah ragaSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA14Apakah itu yg dinamakan formalitas dan dinamikaRasa terkontaminasi formalin pengawet relasi dalam ikatan ikrar?Ataukah bunga yang kadang mekar semerbakdan kadang layu tersengat matahari soreMudah-mudahan semua mudah dan dimudahkanKarna kunci jawaban ujian akhir telah tebocorkanSukseslah dengan kemampuan menjawab soal dari orang lainSemoga itu adalah awal pembelajaranSETIASaidna Zulfiqar bin TahirDulu aku setiaKarena si dia selalu setiaDulu aku bersediaKarena si dia masih beliaDulu aku aku ceriaKarena si dia sangat muliaKini aku bahagiaKarena si dia tetap setiaKini aku bersuka-riaKarena kami selalu se-iyaTak sedetikpun ada niat menduakanmuTak sehelai kainpun menghalangi ingatanku padamuTak seorangpun yang dapat menggantikanmuKarena cintamu adalah nafaskuKarena dirimu adalah dirikuKami satu yang sengaja disatukanDalam meraih Ridha-MuRENUNGAN PAGISaidna Zulfiqar bin TahirPagi bangunkan tidurkuKaget terperanjat bagaikan kebakaranBergelut bersama nightmareMembuatku letih berkeringatAnehnya.Si Anu ikut terbangunMeski hasil dari mimpi burukDia tetap ikut nimbrungDalam kekalutan otakAntara sadar dan tidakHati melaui menginterogasiPantaskah di usia ini masih begituSemangat itu semakin kuat menguasai diriMembuatku sering lupa diriBagaikan kuda liar kehilangan tali kekangnyaBebas berkenalan hilang kendaliHingga kadang kuberdoaAgar si Anu tidak lagi ber-anu-anuAgar si Anu tidak lagi mencari si AnuDamai dalam singgasananyaMeski tanpa kursi mahkotaKusadar.Akulah manusia terbaikSelalu berbuat baik dan ingin kebaikanSemua sudah membaikSemua sisi dalam diriku telah membaikKecuali si AnuYang selalu membuatku berdosaTerpeleset dalam lubang sempitYang licin dan berairItulah kejelekanku yang tersisaHanya itulah lubang dosa diriMenjajah dan selalu ingin menjajalMembuat hati ini gelap tanpa hidayahAku butuh saranmuYang mampu membuat Anu-ku bersarangTerkurung dalam sangkarnyaHingga Ia tunduk dan tawadhuSaranmu.Saran ustadz untuk berpuasaJustru puasa semakin membuatku bergairahSaran dokter untuk ber-onaniJustru onani membuatku ingin yang sesungguhnyaHarusnya kujepit si Anu di sela pintuAgar Ia kapok tak bisa berdiriAtaukah harus dikebiriAgar Ia tetap sendiriKayaknya aku tak boleh sendiriSelalu dekat bersama istrikuSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA15Kemanapun harus membawanyaMenyertai setiap langkahkuBagaimana jika tidakOhhhemang sih pasi wanitaSibuk.Anakku harus menemanikuKemanapun mereka ada di sisikuAgar aku tak lagi ber-anu-anuKarena ada malaikat-malaikat kecilkuYang selalu mengingatkankuMengontrol tindakankuMeremote setiap keinginanDan mempause gerakan si AnuSemoga ini akan berhasilUntuk meraih kebaikan abadiTanpa cacat dan dosa lagiAmien..GELAP TERANG (KAIRO)Saidna Zulfiqar bin TahirInilah tempat para NabiInilah tempat kaum pembangkanInilah tajuk kemuliaanInilah kota penuh kedamaianDisinilah pyramid berdiriDisnilah nil mengalirDisinilah firaun mengtuhankan diriDisinilah Asia gigih mengabdikan diriInilah akuDisinilah aku terapungAntara dua kubu di hatiKadang lurus dan mulusSering melenceng dan sesatArahku jauh dari tujuanMeraih api membakar niatYang dihadapi bukanlah mimpiNamun kenyataan yang sangat asinPenoreh aroma kehidupanPelita hidup redupGelap segelap kehidupan malamSusuri tempat ke tempatHabiskan waktu terbang ke langitPudar bersama datangnya pagiInilah vampire kehidupanHidup diantara dua alamMenghirup kebaikan sesaatMenghisap dosa yang tak mampu dipertanggungjawabkanRoxy, aguza, begitu jauh Ataba, muhandisin terasa dekatJabal muqattam mudah didakiTerusan suez terbentang banyak caboDi atas tower aku banggaDi dalam pyramid ku terjepitDi atas bukuit Sinai kuterpakuDi sungai nil kutenggelamkan nistaDi mesjid Husein kudapai diriDi Al-Azhar kulahir kembaliEngkaulah ummu duniaDarimu segala tarbiyahEngkaulah ummul baladPadamu kumerinduEngkaulah negeri kinanahBersamamu tentukan arahEngkaulah pahlawan tanpa gajiUntukmu segala bintang satyaANDAI TAK MALUAman 30 October 2004Andai tak maluKan deras derai air mataKan kukunjungi persemayamanmuDuhai kau yang telah pergiKu tatap sejenak terakhir kaliTubuh sayu terbaring lesu di samping tanah galian yang terbuka luas dan dalamKau tinggalkan dirikuKau ciptakan bingung dan sedih di hatiSaat rambutku telah memutih dan tulang yang lemah tersisaDitemanin anak-anak kecil masih berselendang azimatTak lagi ada semangat habis waktu malamku mengawasi bintang-bintang yang terang lalu pudar bersama dirimuKau bagai permata di jiwaku rebutan setiap orang tempo itu dan kini terlihat di sanaHanya tumpukan tanah dan batu(Cairo, 1997)Saidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA16ANDAI TAK MALUSaidna Zulfiqar bin TahirAndai Tak maluKan terkepak sayapkuTerbang bersama sangkarHinggap tak berpijakDimana kakiku beranjakLupa akan dirikuBersayap tak bisa terbangBerkata tak ada ketenanganHasrat tersumbat dosaLuapan kicauan merpati berirama tanpa artiAndai tak maluKan deras air mata mengalirBasahi hati bagaikan gincuKan kering tenggorokan terngiangTanapa ada balasan ibaDimanakah aku saat Kau memanggilDimanakah Kau saat ku menangisSemua terasa percumaAir mata bukanlah azimatYang kau tawarkan hanyalah irisanPahit getir adalah kodratAku lemah saat Kau kuat Saat ku kuatKau pun mencoba melemahkankuDimanakah airmatakuYang menangis curahkan kristalKering bersama unek di dada huuhhhh.desahan penuh artiHanya Kaulah yang tauAndai tak maluKan ku caci maki diri-MUNamun kusadar.Aku makhluk pemula dan pemaluKini kudatang tanpa berandaiBugil tanpa malu dihadap MUTerbang mendekap sayap MUMenangis hanya dipangkuan MUKutau kicinta padaMUDan Kau pun cinta padakuTerimalah akuDan maafMU mahkotakuSAHABATSaidna Zulfiqar bin TahirSahabatKau begitu dekatKarena kita sederajatSaat hidupku meningkatSenyummu kian beratKukira kau turut bahagia dan melompatGak taunya kau bangsatPandai lidahmu bersilatKarena kau penjilatFitnah kau rekatActingmu merangkul eratPercayaku berkaratMilikku pun kau sikatPacarku minggatKarena kau berkhianatAlasanmu singkatSeakan tak berseratKu tau perasaanmu dipantatHingga kau begitu bejatJalanmu terlalu sesatBagimu tak ada sesuatupun yang keramatKini kau terjeratMulai kembali merapatIstrimu berangkatKaupun melaratOrang tuamu wafatMenunggumu di hari kiamatSIAPA AKUSaidna Zulfiqar bin TahirInilah aku dalam dirikuYang menanam jati tanpa diriInilah diriku yang selalu mengakuBahwa jati diriku adalah akuSiapakah aku?Siapakah diriku?Ternyata aku hanyalah dirikuYang bias iri dan berdiriMarah abaikan akibatNgotot menuntut keinginanSedangkan aku hanya dapat menyaksikanTanpa mampu tuk berbuatSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA17Aku hanyalah akuYang suka berlebihan ber-aku-akuSok tau dalam mengakuKarena aku belum mengenal siapa dirikuSemua cermin membohongi akuMenutup kedok jati dirikuYang kupandang hanyalah bayangan dirikuSedangkan aku hanya tersenyum puasCengar cengir sendiri dalam diriBahwa itulah akuItu semua hanyalah jawabanmuYang tiada beda dengan pujian cerminItulah diriku yang ada dimatamuBukanlah aku yang ada pada dirikuKarena diriku belum mengenal siap akuKarena aku belum mencintai dirikuBOSANSaidna Zulfiqar bin TahirBosan..Sungguh ini sangat membosankanIni lagiitu lagi.Sungguh sangat memuakkanMengapa aku masih di siniMengapa aku masih berbuat iniDan mengapa aku masih saja beginiBegini kekbegitu kekSemua tetap saja salahSemua terus saja menjijikkanItu lagidan itu lagiTiada perubahanTiada perkembanganBahkan tiada lagi harapanPupus..Masa tidak lagi bersahabatMereka itu tidak lagi tersenyumTempat ini hanya cemoohRuang ini..Ruang ini lagi..ruang ini lagiPergi.pergi..pergi..!!!Mengapa masih tetap di siniBodohGoblok kok dipeliharaMaju dunk!!Masa selamanya kek giniBuktikan dunk!!Masa gak pernah ada buktiBicaramu sudah melebihi takdirTuhanpun harus kukalahkanTapi gimana?Hijrah sudahUsaha dan ikhtiar sudahBerdoa juga sudahPasrah pasti gak diragukan lagiLalu..????Apakah aku stressTenang dunk!!Semua belum berakhirSemua ini hanyalah rutinitasBerputar dan terus berputarBagaikan rodaKadang di atas kadang di bawahSungguh kasianIbakan rgo dalam kesendirianMenerawang tilas kehidupanSeakan tergilas di bawah perut bumiKetika roda itu di bawah tertusuk pakuDah kaya arisan dan togel aja nih hidupTinggal mengundiDan mengadu nasibMenanti keberuntungan tak pastiApakah selamanya beginiMungkin ya..mungkin tidakPURESaidna Zulfiqar bin TahirEngkau yang benar pureKini berubah syurOleh ungkapan sureYang belum pasti swearRela to be wearMeski tubuhmu wearierEngkau tetap superHarusku admireBahwa engkau less waryDan memang kurang careMudah fulfill my desireHingga lupa akan purityLangkahi suatu boundryYang tak mungkin kembaliSemua telah occureSemua telah terecordedSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA18Dan tak mungkin direcureAtaupun di recuverTerima kasih atas segala proofSemoga cinta itu tak lagi blindWalau berlalu dalam kegelapanHingga terang itu datangMeraih tanganmu dalam gandenganBerdendang menyusuri jalan setapakDalam keramaian penuh bahagiaSesuai keinginan dan harapanAt the endANTAR USIL DAN UNYILSaidna Zulfiqar bin TahirResah tersungging di bibir kalbURangkaian kata pun menjadi kakUBerbaur bisikan yang penuh rayUTerkurung dalam hayalan semUPutihnya niat seputih kertaSMudah menuai tatkala panaSTerbakar sengatan api ibliSRentangkan kaki di luar gariSMendulang rasa di atas nilaITiada kewburukan yang belum pastITersimpan rapat di dalam hatIMerenggut nyawa tiada bersenIKerasnya keinginan tidaklah labiLMudah hanyut terterpa badai kesaLImunisasi bukanlah kebaLMudah terinfeksi di saat gataLUsil mencoba tiupkan debUBara terpendam kembali menggebUTuangkan air di atas tungkUNada resak kini terdengar syahdUGambramu terlukis tak beralaskan kanvaSSerasa dekat sedekat deruan nafaSMenderu-deru memanggil jelaSKembangkan bakat puas dengan buaSYang dijamah bukanlah mimpIMalu berbuat kecilkan nyalIYang dipegang hanyalah janjIRagu melangkah kecebur kalIRamuan kopi yang terhidang begitu kentaLDekapan tubuh terasa kenyaLLaksana terbuai di atas bantaLLupakan diri rusaki mentaLAntara kau dan aku saling mengantarAntara kau dan aku hanya kita yang rasaAntara kau dan aku hanya mereka yang tauAntara kau dan aku tidak akan ketahuanSelingkuhi aku dalam selangkanganmUBujukmu pasti terdengar merdURatapi takdir cepat berlalUSerasa lemah remotkan waktUYou re my maNFasih ucapmu membuatku dingiNTerbaring laksana seorang pasieNBertarung hadapi Tanya di batiNOpen up n lick mine pls honeYOver kau dan aku begitu crazYBergulat hari tak hiraukan bodYMengulang kembali sejarahmu babYDatangnya sesal saat mengakhirISadarkan diri telah dimilikIPerasaan dosa telah terkebirIPintu maaf hanyalah sekalIUsil berbuat karena unyiLUsai tontonan ingin menjajaLUsai bertobat kembali normaLUsia mentok kan disambut ajaLDOAKUSaidna Zulfiqar bin TahirTuhanku yang EsaDulu hidupku sentosaMengapa kini jadi pendosaHanya karena ulah si nisaHarus menanggung semua siksaTanpa menunggu hari periksaHancur lebur dalam binasaOleh AzabMu yang sangat luar biasaYa Rahmanu Ya RahimuTenggelamkanlah aku dalam hidayahMuAzablah aku dengan RahmatMuJatuhkan aku dalam lembah cintaMuRapuhkan aku dengan keagungan asmaMuJauhkanlah aku dari setiap murkaMuSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA19Kembalikan aku dalam anugerah fitrahMuAgar langkah selalu pada jalanMuTuhanku yang maha perkasaBukanlah aku mahluk berbisaMencuri hati agar leluasaMengumbar janji dalam sebuah sketsaYang slalu berakhir setiap mendapatkan mangsaNamun inilah yang kubisaAgar di hari esok atau lusaSemua kan kembali seperti biasaAKU DAN SATUSaidna Zulfiqar bin TahirAku satu yang menyatuAku ragu dan menduaAku satu ingin bersatuAku hantu berhias nol sejutaAku satu harapkan sesuatuAku debu terbalut riyaAku satu lupakan yang SatuAku malu berlimang dosaAku satu dengan Yang SatuAku rindu pada yang EsaSatukan aku dalam kesatuanMuDuakan aku dengan cintaMuHantui aku dengan azabMuLupakan aku untuk tidak melupakanMuDan esakan aku dalam keesaanMUAminPANTASNYA RIYASaidna Zulfiqar bin TahirTuhankuPantaskah aku takut kepadaMuSedang aku hanya takut azabMuPantaskah aku merayuMuSedang aku hanya mengincar pahalaMuPantaskah aku malu padaMuSedang aku hanya malu dicemoohPantaskah aku mengabdi padaMuSedang aku hanya terbuai janjiMuPantaskah aku mencintaiMUSedang aku naksir diriKuPantaskah aku menjadi kekasihMuSedang aku sering menduakanMuPantaskah aku berpaling dariMuSedang aku akan kembali padaMuPantaskah aku menjauh dariMuSedang aku selalu membutuhkanMuPantaskah aku bertanya padaMuSedang aku hanyalah budakMuPantaskah aku memohon maafMuSedang aku banyak meragukanMuAstagfiruka yaa rabbiyal ala bijamiil hamdLaa syariika laka wa ilaykal mabuudHanya Engkau yang Maha pantas dari dan atas segalanyaDEMI PALESTINASaidna Zulfiqar bin TahirAku lemahAku penakutApa yang dapat kusumbangkan?Doa ?Apa hanya dengan doa?Puisi?Apakah cukup dengan puisi?Sungguh pelitnya dirikuDzaalika min adhafil imaanSementara aku sanggupHarta?Aku punyaIlmu?Saudara?Ya Allah Ya RabbiApakah aku saudara yang baik?Apakah aku hambaMu yang beriman?Teganya akuPelitnya akuYang hanya mampu membantu dengan doaPadahal banyak kemampuankuTerbentang kepicikan secuil islamiMenganggapnya tabdziirMaafkanlah aku hai saudarakuKarena kusadar kiniBukan doa yang engkau butuhkanEngkau membutuhkan lebihDalam meraih damaimuAminSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA20PALESTINA BANGKITSaidna Zulfiqar bin TahirPalestinCukup sudah engkau diplorotinDengan janji yang slalu diplesetinKata damai kian dipolesinTak akan sembuh luka dipelesterinPersetan dengan damaiJika akan membawa kehancuranPersetan dengan kehancuranJika akan mendatangkan kedamaainMaju!!!Mengapa harus bertahan ?Perangilah orang-orang yang telah memerangimuBangkitlah !!!Kuburkanlah bangkai-bangkai hidupKami bersamamuDan Allah pasti bersama kitaGILASaidna Zulfiqar bin TahirAku gilaaGila karena hadirmuGila karena alpamuGila karena ketidakberdayaankuGila karena sombongku pendamkan rasaGila karena kealpaanku sendiriGila karena ternyata aku masih warasWaras untuk tidak menjadi orang gilaAku benar-benar gilaGila oleh kegilaanmuGila karena hadirmuGila karena bodymu.Gila karena kusadar kamu yang lebih gilaGila karena ternyata aku masih normal..Normal untuk menjadi pria sejatiAjaklah aku menjadi warasBuatlah aku semakin normalLayaknya Engkau dan akusebagai orang waras dan normalPASCA KONFLIKSaidna Zulfiqar bin TahirEnaknya jadi mahasiswaPastinya banyak kawan dan lawanSemua harus dijalaniKarna hidup adalah tantanganYang harus dihadapiDijalani dan dimaknaiMakna di balik maknaSense di balik sensasiKusadar..Ternyata aku masih kurang ajarButuh banyak diajarHarusnya sekalian dihajarBiar semakin sadarAgar hidup bermodal kepintaranBerbau kelicikan berlogikaAgar tetap surviveSebagai pria jelek yang intelekAku orang kecilBertubuh kecilIngin menjadi besarPaling tidak menjadi guru besarPaling iya jadi duta besarSebagai target dalam hidupYang harus kuraihSemogadan semogaAmienTENSCASaidna Zulfiqar bin TahirBertemu kita di PascaBersatu kita di TenscaBerpisah kita di LamaccaBerlinang mata bekaca-kacaKarena hati bukanlah pancaYang indranya hanya ada di MeccaTeringat akan ibu AncaYang kutemui hanya Ibu RibcaOw Iraaa, mengapa miripko IcaPadahal Ela dan Aliya tidak suka MericaMisma & Nisba sukanya minum CocaSedangkan Ani, Tati dan Tami kaya pasukan NicaSukanya Anti dan Dewi nonton BarcaSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA21Biarpun tua bu Fahria tetap MicaMasih sukaji itu Vivit berkacaHingga Prof Dj mengoles ricaKalian bagaikan gadis CasablancaManami itu kelompok ular sanca?Yang suka nonton filemnya BiancaApalagi Mido yang suka Agnes MonicaKapan-kapan ketemuki lagi di PascaJangki lupakanka nah caBiar adamako semua di AmericaI love u all Tensca2 IN 1Saidna Zulfiqar bin TahirHari ini menuai dosaHari ini diduai mozaHari ini digodai mangsaHari ini perangai diperkosaHari ini naluri tersiksaHari ini hati nelangsaMeski sesaat sentosaBangga seakan perkasaMenghantar kemerdekaan bangsaNamun selamanya jadi pendosaDua selimut tawarkan jasaHasrat hati seperti terpaksaMenolakpun tiada kuasaSi kecil semakin berbusaBagaikan musang berbulu rusaBerubah menjadi raksasaMencoba untuk merasaPengalaman baru dalam karsaHati ini paksakan puasaRasa itu ingin tetap memangsaMeski kutau itu racun berbisaYang akan membuatku binasaDalam percintaan semasaYang mungkin kan terbiasaKetika nafsu itu berbahasaSOBATSaidna Zulfiqar bin TahirSahabat bukanlah kerabatSukanya hanya pejabatMaunya menangKalahnya pasti perangTegurannya kadang specifikNasehatnya adalah munafikPerangainya bedaAdatnya susah terbacaSobatJangan suka membabatKarena kita hanyalah classmateBukan untuk diskakmateMengapa harus bertemanJika hatimu masih saja premanMembuat hatiku bopengSembunyi di balik topengEngkau egoisGayamu terlalu borjoisPadahal aslinya kampunganDi kampong tetap saja gelandanganLebih baik kita berpisahBiar hati tak lagi resahSelamat tinggal kawanSemoga engkau menjadi ilmuwanIN A YUNCHUSaidna Zulfiqar bin TahirSuatu tanda tak terlupakanDi antara hidung dan bibirmuKecil hitam mengembungWarnai corak karaktermuIndah namamuMeninabobokkanku di sampingmuManis senyummuMengherankanku dalam lamunanTerbayang wajahmuKetika duka itu terpajangSesuatu tlah menimpamuTatkala lama kumelupakanmuEngkaulah adikkuPantas Engkau menjadi adikkuYang lama kuidamkanEngkaulah sayangkuYang slalu kuabaikanKarna Engkau ingin sendiriBerkarya penuh idealismeMencoba mambuktikan diriMeraih impianmu dengan jerihmuMenantang aral yang berombakDi balik lembutmu ada ketegaranKuat mendukung sgala rencanaSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA22Lemahmu adalah kekuatanSemua itu akan teraihDoaku slalu untukmuMeski jauh jarak dan batasDukunganku slalu untukmuKeyakinanku pasti ada kesuksesanmuSURAT AN-NISASaidna Zulfiqar bin TahirHitam bagaikan manggisIsimu putih dan manisSenyummu teramat feminisBiarpun kau sinisDan ucapanmu terdengar sadisNamun kau tetap kelihatan manisNis.Sapaan sayangku padamuMemintamu menungguHanya untuk melihat secuil senyummuObat pelipur laraKetika tegang oleh tugasMembuatku tenang dan konsenNisKaulah adikku yang imutPesona keibuan tak rumitMemberikan kedamaianYang tak mungkin kulupakanSemoga Engkau tetap adikkuWanita sempurna seperti namamuI will miss uKARTIKA 2Saidna Zulfiqar bin TahirBerlabuh tanpa sauhTerhempas oleh gelombangTegar hadapi tantanganTanpa nakoda yang mengemudiTangguh hadapi ombakTibalah Engkau di pelabuhankuBerlabuh dengan setengah sauhTerkaram di palung hatiYang tak mungkin kuungkapkanDemi menjaga keegoanYang terlanjur terlontarkanKeterusterangan patut dihamparkanKarena hasrat ini telah mengintipMelalui jendela yang tersembunyiBertanya dan bertanyaYakinkan sejatinya keinginanTerkungkung antara sayang dan cintaSadar akan luasnya lautanBerat muatan kapal masing-masingTerlalu berat jangkar ituTerkaram selamanya di hatiKarena pelabuhanmu telah adaBukan pada pelabuhankuHingga saatnya tiba merelaPerlayaranmu kan kembaliBerlabuh pada pelabuhan sesungguhnyaHanya ciuman ituyang kuberiTuk selalu mengenangmuDengan sayang yang tersisaYang pernah sesaat berlabuh di pelabuhankuKukan slalu merindukanmuWalau dirimu sengaja melupakankuDan mengharamkanku tuk menelponmuNamun kurasakan kedekatan ituSelalu dan selalu adaThanks hon.MELINGKUHSaidna Zulfiqar bin TahirSelama denyut nadi berdetakEngkau sejatinya cinta sejatikuLebih murni dibanding emasIndah mengkristalkan hati dan hariNamun aku bukanlah malaikatGampang terusik dalam kesendirianKarena jarak mengasingkan hasratUntaian gelora mengeram rasaHamburkan rayu mencari mangsaSungguh aku tlah bersalahEnggan menolak bisikan iblisLunturlah iman yang dulu terjagaIngin sekali malah jadinya berkali-kaliNamun apa yang kucari belum kudapatiGalau meratapi kegalauan tanpa sebabKuhancurankan kepercayaan yang diberikanUntung sisa sisa harapan itu masih adaSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA23Hingga kutau semua itu hanyalah dosaSudikah aku dimaafkan?Emang tak pantas diriku dimaafkanLebih baik aku pergiInsyafkan diri dengan bertobatNiscaya harapan itu masih adaGubriskan hatimu tuk menerimaKeikhlasan dalam memaafkanUntuk memulai hidup yang baruHingga ajal itu tiba di tapak kakimuTERNYATA PARNOSaidna Zulfiqar bin TahirKutau sense tatapanmuKutau makna ucapanmuNamun tak kutahu isi hatimuMeski katamu itulah cintamuTernyata.Kutau berapa besar cinta dibalik BH-muKutau berapa dalam cinta dibalik CD-muNamun tak kutahu luas cinta di hatimuMeski katamu itulah cintamuTernyata..CINTAMU ADALAH ANUGERAHYang mampu membuat Anu-ku gerahTak kenal lelah dan jerahMeski dipaksa menyerahKu tetap ANU-GERAHSMOKER ADDICTSaidna Zulfiqar bin TahirSetiap tarik-isapan rokok di bibirEngkau bagaikan bara di ujungnyaNyalamu meredup suram dan berdebuBersama tusukan tajammu ke paru-parukuKepulan asap menghilangNamun rasamu masih berbekas di sanubariSaat fikiran menjadi tenangPuluhan saat kemudian galau menghampiriCita cintamu tiada sense of belongingYang mampu membuatku kecanduanMeski kuakui bahwa aku pecandu cintaNamun semua itu tak kutemui darimuKarena niatmu hanyalah kepulan asapPasti menghilang entah kemanaKusadar engkau hanyalah tembakauYang belum mampu memarlborokan hatikuEngkau hanyalah rokokTemani lamunanku dalam kesendirianTatkala aku kehabisan marlborokuSelamat tinggal asapkuKutak mau mengidap batuk olehmuKarena aku hanya pecinta MarlboroTak ada lain selain MarlborokuMaafkan aku mencampakkanmuMaafkan aku dengan maafmuSemoga harimu kan selalau indahPLAYBOY CAP KODOKSaidna Zulfiqar bin TahirAku hanyalah playboy cap kodokYang suka memangsa kacang cap kelinciKarna kutahu.Kelinci suka memakan wortelKelinci suka silver queenKelinci suka kacang panjangDan kelinci lebih suka mentimunKeinginan kelinci adalah kegemarankuMeski kelinci suka berdustaDemi mendapatkan keinginannyaNamun aku lebih pandai menipunyaKutahu kelemahan kelinciKeberikan kelebihanku menutupi kelemahannyaHingga kelinci tak sadarkan diriDirinya telah dikeranjangiDirinya telah dibungkus plastikYang siap untuk disantapBegitu banyak kelinci kukeranjangiBanyak kelinci kutelanjangiDan banyak sudah kelinci yang ku-aboninSemua itu telah menyadarkankuBahwa aku hanyalah kodokSiap menerkam dan menelanTanpa tahu akibat dari yang tertelanSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA24Telah berani memainkan banyak apiDan pasti akan terbakar sendiriPasti akan kena batunya nantiSadarlahsadarkan aku!!!Aku telah terperangkap oleh perangkapku sendiriRTDORAEMONSaidna Zulfiqar bin TahirAwalnya DoraemonAkhirnya baling-baling bambuTengahnya doronganBuntutnya terjatuhEkornya di NccKepalanya seputar GSUjungnya ada di hatiSejauh rasa menyelamSetinggi pesawat terbangPendaratannya hanya ada di hatiSemua bukan teka tekiBerlalu penuh berjuta kesanTiada penghujung dan akhirHanya takdir hakim pemisahEngkaulah RTKarna ayahmu ketua RTMembuatku terpaku di hatimuBagaikan pajangan dindingYang tak mungkin dipindahkanKarena kutahuHatiku rutan hatimuTerpenjara penuh resikoMeski rengekmu minta kebebasanSipir tak pernah menghiraukannyaJalani masa tahananmuHingga tiba saatnya bebasBebas tanpa syaratDikenang sepanjang hayatSeperti keinginan ketua RTDalam meraih kedamaiannya

LAGI GILA CINTASaidna Zulfiqar bin TahirLagi-lagi cinta yang kutuliskanLagi-lagi cinta yang kurasakanLagi-lagi cinta yang kumainkanLagi-lagi cinta yang kukorbankanLagi-lagi aku jatuh cintaLagi-lagi aku gila karna cintaMengapa lagi dan lagiMengapa gila lagi gila lagiPadahal aku jelas-jelas tak mau membagiCinta bukanlah berbagiKarna cinta bukanlah zakat untuk dibagiCinta tak pantas di kaliKarna akan hanyut tak bertepiMinus plus kadarnya cintaBila kurang ditambah lagiBila tambah akan menjadi gila lagiBUAH TIENSaidna Zulfiqar bin TahirBuah Zaitun buah TienTerbuai aku karena vitamienBukti agung bukit TursinaMembuatku terus mencintaDalam keremangan terusan SuezRasa hati tak akan pernah mulezTinggi menjulang menara St. CaterienKau tetap sebagai vitamienFresh melebihi fresh teaHingga fasihku membuatku frustrasiMustahil kau kumilikiKarena kutahu siapa pemilikmuAku menyatu denganyaTak mampu menduakannyaNamun Engkau tetap buah TienYang hadir di setiap sceneMenghias dinding kamar pengantienDengan beribu hiasandi tanganBerpanggul pinggul kehangatanHingga fajar datang menjemputMengendarai sinar kekristalanAkhiri semua hayalanDalam bab kehidupan baruTanpa sampulan dan simpulanDan Engkaupun memahaminyaBahwa aku hanyalah pasienYang masih membutuhkan vitamienHanya darimuDan hanya dirimuSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA25MESIR (EGYPT)Saidna Zulfiqar bin TahirEngkau ibu dunia tanpa abiLahirkan ulama tanpa asiCiptakan intelek tanpa imunisasiBerkembang biakan tanpa kasihSemua kini menjadi sangsiDalam kedewasaan penuh benciPertanyakan status sang abiGoncangkan kedamaian tanpa hatiOh ibu pertiwiEngkaulah ibu yang sejatiTak pilih kasih dalam mengabdiTak kenal lelah mencari sesuap nasiLihatlah kiniKedewasaan anak-anakmu suciKepintaran mereka sering dipujiSemua telah terujiTiba saat mereka membalas budiNyatanya kiniKeangkuhan adalah kunciMudah terseret arus dengkiPerebutan warisan menjadi saksiKehancuran siap menantiUsiamu semakin menjadiTiada daya untuk meleraiNamun janjimu itu pastiKelak mereka mampu mandiriSelesaikan masalah mereka sendiriDalam ukhuwah penuh damaiDan aman itu akan abadiSYMPTOMSaidna Zulfiqar bin TahirRisau hati bertanyaGelisah hati menanti jawabanApakah yang tlah terjadiDan apa yang kelak terjadiApakah aku sakitAdakah penyakit berbahayaHingga kadang jatuh tak sadarkan diriPingsan beberapa menitBagaikan mati sesaatNafasku sesakTatapan mataku berkunang-kunangSadar tubuhku berlimang susuSadar tubuhku berlinang kopiMungkin letihItulah jawaban menghiburAgar harapan itu selalu adaMungkin penyakitItulah jawaban bijakAgar kusadar peringatan ituMungkin tak lama lagiMalaikat kan datang merenggutMemaksa aku melepaskanDengan siksa sebelum disiksaAtas segala kesalahankuCukuplah petualangan iniCukupkan dosa-dosa iniDengan kembali ke jalanMuMelalui pintu tobatMuKORUPSISaidna Zulfiqar bin TahirKorupsi ituKata orang, puisi itu indahKorupsi ituKata orang, pria itu seksiKorupsi ituKata orang, perempuan itu suciKorupsi ituKata orang, posisi itu singgasanaKorupsi ituKata orang, penjajah itu singaKorupsi ituKata orang, polisi itu sinisKorupsi ituKata orang, pejabat itu sintingKorupsi ituKata orang, pemimpin itu shalihKorupsi ituKata orang, pendeta itu sirikKorupsi ituKata orang, penceramah itu sufiKorupsi ituKata orang, pedagang itu sialanKorupsi ituKata orang, penjudi itu sialKorupsi ituKata orang, pezinah itu seks affairKorupsi ituKata orang, pelacur itu simpananSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA26Korupsi ituKata orang, pencuri itu salahKorupsi ituKata orang, pendemo itu mencari sensasiKorupsi ituKata orang, pasien itu sekaratKorupsi ituKata orang, penipuan itu sakitKorupsi ituKata orang, penyuapan itu sekali-kaliKorupsi ituKata orang, penyogokan itu stimulusKorupsi ituKata orang, pemakaman itu sunyiKorupsi ituKata orang, perangai itu sikapKorupsi ituKata orang, pedang itu imanKorupsi ituKata orang, pegangan itu sunniKorupsi ituKata orang, pemaaf itu simpatiKorupsi ituKotoran upah sisaKorupsi itu korban singgasanaKorupsi itu korban posisiKorupsi itu korban upah sedikitKorupsi itu korban upaya stimulasiKorupsi itu korban usaha sambilanKorupsi itu korban urusan si bosKorupsi itu korban uang stimulusKorupsi itu korban penggerebekan polisiKorupsi itu korban pengguna sisa anggaranKorupsi itu korban pelihara simpananKorupsi itu korban pencitraan sikapKorupsi itu korban perusak systemKetika terjepit dipaksa korupsiKetika kontradik difitnah kolusiKetika berada dalam satu systemKetika itu pula terinfeksi korupsiSekarang lantang berkoarBesok lusa tubuh berkaloriSekarang lantang menentangBesok lusa Andapun ditendangSebagai korban korupsi tanpa korupsiENGAGINGSaidna Zulfiqar bin TahirThose feelings were small like an antSpreading as a root plantOccupying multiplicity intentionsMight not be described the wholeTill we fell into the holePinned under a hazy relationshipBiased in a partnershipRunning after pseudo imaginationTo fu*k off the wild worldInstead the desired locked upPursue uncertainty wedlockFacing many deadlockUp to the saturationWe were smallLike a small insectLived behind coloniesSeeking for some suppliesTo resist in a drizzling rainWe were blindReach out permanent hopeDancing on other painfulnessNo way back and forthPlayed game without endOnly buried inside realityLike complicated crossword puzzleFulfill the feeling without answerWhat we did beyond the limitsWhat we expected more than neededAll acts were left overThis kind love was so overlapsAmong lover, sister and daughterColored the sky of my heartSometime it turned to blueAnd sometimes it turned to blackThe white one was hiddenBehind the sexual drive and passionCoz everythings burned when we metYou loved me more than I haveHand over what you haveForget sentence before and death sentenceBreak the law to a lower classIt happened simplyEasy to recognizeTicklish to request forgivenessSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA27This love was an assassinThere must be solutionToward both of our goodnessAlbeit it was difficultHave to face and accept itLet it flow like a waterThus no one hurtBefore too lateDefinitely convoluted and disorderedNo use to ask your forgivenessCoz we were already voluntarySwimming on a sinThat cant be avoidedStored in our brainRecorded by an angelWaiting for paybackIn the doomsdayNON ACTIVESaidna Zulfiqar bin TahirSemua terjadi tanpa sengajaKetika rasa tak lagi bersahajaTubuhpun tak lagi sekuat bajaBerlalu di usia senjaKetika hati ingin dimanjaLemahku tiada sempat dipujaSadar diri bukanlah rajaTelanjang tanpa kemejaKeinginanpun terjepit oleh mejaTugas tak dapat dikerjaKetika hatimu dilanda durjaHaruskah dibiarkan begitu sajaSedangkan kata tetap mengejaSemua terjadi tanpa didugaKetika HP tak lagi terjagaSinyalpun hilang dari ragaLenyap tertelan oleh megaPitam kelam berwarna jinggaMeraung bagaikan singaMenyembur seperti nagaMenusuk sukma di dalam ronggaAsam dan kecut bagaikan manggaNamun kutetap saja banggaKarena cintamu masih berbungaBergema merdu di telingaMengalir indah di sungai ganggaKembali bertepi di dermagaHP ini non-activeBukannya rasa terdestructiveKarena ingatan terus berimajinativeHati ini tidaklah passiveKarna Engkau selalu attractiveCintamu kekal terconstructiveJENUHSaidna Zulfiqar bin TahirHati ini lebih berhati-hatiMudah terbolak-balikMondar-mandir bagaikan setrikaTelat sedikit hangusGosong bercampur kesalTertutupi hitam bekas terbakarGelap dan semain menjadi angkerSeakan penunggu itu berpestaMenari di setiap sela kamarkuMenggelitik setiap tubuhkuMengganggu hari-hariTiada mampu berkonsentrasiHingga bosan datang memanggilSemua harapan dan impian lenyap seketikaHarapkan sesuatu datang mengusikNamun kebrisikan semakin nyaringGendang telinga terasa bergemaAlaram tanda bencana alamBersiaplah untuk mengungsiHati itu telah mencairTiada bekas yang mengesankanCinta pamit tanpa kompromiKarena manis menjadi pahitCinta itu hanyalah keinginan sesaatSesaat senang sesaat melayangBeribu saat kesal, saat itupun menyesalMengapa semua ini dijalaniSedangkan semua jalan terkunciMengapa masih dipertahankanSedangkan polisi-polisi di hati telah cutiNamun itulah harapanTak mungkin tercapai 100 persenJika tercapai maka bukanlah harapanBerhentilah berharapSelagi mimpi dan cita menantiSemoga impian kan jadi nyataSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA28Berhentilah bersungutKarna kejenuhan hanyalah rasaYang timbul karena harapanDan hilang bersama impianBerubah menjadi hantuSelalu menghantuikuPaksakan sesuatu dalam permintaanHingga bosan melihatmuEngkaulah sejatinya hantuMaafkan bila aku bosan digangguMaafkan bila kau kutinggalkanPutus segera diputuskanSemoga harapan itu masih adaMeski kejenuhan merongrong kamarkuSemangat!!!MA NISSaidna Zulfiqar bin TahirSetengah galau kubahagiaSeperempat sadar terperanjat gembiraJam dinding terpaku setengah empatJantung terasa ingin melompatKetika ma Nis menelfonJemuran itu hilang di balkonTeringat jemuran Yunchu yang hilangKerumunan rindu berdemo girangTerganti orasi adikku yang manisHingga hati tak lagi gerimisKeadaannya baik-baik sajaTenangku semakin bersahajaMeski Yunchu tak ada beritaDoaku agar Ia bahagiaDua wanita yang kupujaDalam ingatan sperti kambojaMenuai ketika lahanku gersangSirami hati tak lagi bimbangKu kan tetap menjadi kakakMeski usia tlah mendekati kakekDoaku untuk mereka berduaSemoga selalu gembira dan bahagiaSTOP ILLEGAL LOVINGSaidna Zulfiqar bin TahirLelah sudahLangkah ini menapak ion dosaLetih sudahTangan ini menebar butiran dosaLemah sudahKalkulator ini menghitung total dosaLesu sudahMata ini menatap kembali sisa dosaLunglai sudahSensor ini menebang pohon dosaStopppp.!!!!Stop illegal lovingSebelum burung tak mampu kencingBiarkan rasa itu terkancingKarena hati bukanlah pancingDatang dan pergi melalui sampingHilangseketika disantap kucingStopppp.!!!!Stop illegal lovingMeski surat ter- acc bupatiStop illegal lovingMeski rasa ter-acc simpatiStop illegal lovingSebelum RT ter-acc tsunamiSadarilah dan sadarkan diriKetika rasa itu ereksiBendungan cinta mengalami erosiMeski hati telah direformasiNamun dosa tak dapat dikompromiBosan sudahMulut ini mengumbar dustaBosan sudahTangan ini mengidap kustaBosan sudahTubuh ini bertatokan nistaBosan sudahOtak ini terbius rastaBosan sudahRanjang ini dijadikan pestaMeski cinta tak bermuaraRasa itu tak boleh dipeliharaBiarkan kujadi biaraAkhiri semua sandiwaraHindari kuil dari praharaSebelum tobat tak mampu bicaraMaaf tak lagi bersuaraKetika maut datang mewawancaraSebelum sesal menjadi kesalSTOP.!!!!STOP ILLEGAL LOVINGSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA29KEAYUAN TERPENDAMSaidna Zulfiqar bin Tahir Dunia terus berputarRoda takdir kian bergulirIrama kehidupan slalu berubahTak ada yang statisKarena manusia tidak otomatisTak ada yang istiqamahKarena setiap perputaran .Pasti ada sedikit perubahanKetika ingin memulaiTerbesit niat ingin mengakhiriKetika niat ingin mengakhiriHadirmu memintaku tuk memulaiMasa lalu itu kembali bergemaAsa yang dulu hampir redupKini bersinar terangi hariRasa yang lama terpendamTerbalut gelapnya dinding hatiKini berpelangi di musim semiMeski status terswitch offVibrasi itu keras getarkan dadaKusadar, Engkau yang pertama dan terakhirYang kan hadir at the end of showsCinta Terpendam Mengamuk LagiLagu Lama Terrilis LagiKisah Lama didongengkan LagiCinta Lama Bersemi KembaliCinta pertama hadir tuk mengulangiTersiksa jika disimpanMembusuk jika tak mengalirKarna gumpalan itu terlalu besarMenutup rongga nafas tuk berbicaraHingga penyakit itu bertahun kuidapVonis dokterAku asma karena cintamuHarusnya rasa itu tlah lama terkuburAgar tak ada lagi reinkarnasiHarusnya rasa itu tetap dipendamAgar tak ada lagi remunerasi hatiHarusnya kita tak lagi bertemuAgar hati tak lagi berrevolusiHarusnya tak ada lagi kenanganAgar rasa itu tak lagi berefolusiBiarkan ia tetap menjadi ilusiKarena semua ini tak kan ada solusiKarena pastiKebisuan itu tetap adaTergembok kepastian tersembunyiHanya rasa yang mampu berdendangMengukir tembok hatiYang dapat dirasa jika Engkau merasaJika tidak..???HmmBiarkan cinta itu tetap kupendamBiarkan rasa itu tetap kurendamBiarkan semua ini terlarut dalam genggamHingga akhirnya basah, bau dan koyakKarena semua telah berubahDan semua harus diubahAsalkan Engkau statis berbahagiaKu kan tetap bahagiaDoaku slalu untukmuAmien!!STRUGGLESaidna Zulfiqar bin TahirOh masalahSalahkah aku bila bermasalahPadahal Engkaulah yang salahTudingkan aku dengan berjuta salahSedangkan aku hanya bisa mengalahEngkau mengamuk penuh amarahHati ini menunduk tabahPenuh luka begitu parahNamun masih saja mengalahKarena kutau Engkau pemarahTak kan terima saran dan syarahKutukanmu penuh serapahPadahal aku bukanlah sampahBicaramu naikkan darahSikap ini tetap saja peramahOh masalah.Haruskah aku marahKetika berani kau semprotkan nanahBegitu panas bagaikan timahMembakar kulit yang tak pernah basahMembuat rasa semakin gundahHingga harapan itu punahEngkau datang mencari celahEngkau datang gelapkan arahEngkau buat wajahku merahEngkau rampas hidupku sudahSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA30Semua itu tak bisa dijumlahOh masalahTak bosannya kau datang berziarahMondar-mandir tak bawa hadiahPadahal kata orang Engkau bertuahTak pernah menerima upahHanya datang menggoda dan menjamahNamun kadang hidupku kau jarahOh masalahCukuplah sudahCukuplah aku mengalahDan tak mau lagi menyerahMeski salah ku tak mau lagi mengalahKarena kutau engkaulah masalahYang membuatku salahMenyalahkan diri dalam salahPadahal Engkaulah yang bersalahKU HARUS PERGISaidna Zulfiqar bin TahirJauh sudahJauh sudah kaki melangkahBeratBerat beban ini kurasaMembawa bekal di dadaCinta yang kupanggulRasa yang kugendongBuntalan hati yang kutentengHarapan yang kukudaKini berat kurasaSemakin dekat tujuanSemakin sesak di dadaAsma kini sahabatkuPernah kubayangkanDan sempat terfikirSetelah berbagi beban ituHati ini terasa legaSebagian telah Engkau ambilPaling tidak telah berbagiNamun ternyata TidakHati semakin terbebaniRasa kian memberontakHampa slalu tanpamuResah tanpa kehadiranmuSetelah fakta kutemuiRasa ini semakin gilaDada ini semakin sesakNiat itu semakin bejatHaruskah aku?Bodohnya aku?Dalam galau terus salahkan diriPenuh sesal robohkan diriHanya bisa memaki diriTerus saja mencaci diriBenturkan kepala sendiriKarena begitu beratBerat semua kurasaGelap arah yang kupandangHaruskah aku membunuh bapak anakmuGilaaaFikiran ini memang gilaTak waras hati berbicaraTak sedap bibir berucapLebih baik aku menghilangMaafkan ku harus pergiMaafkan segala salahkuMaafkan aku mendeletemuSerta orang-orang dekatmuDemi kebaikan kita berduaBiarkan aku pergiMencoba tenangkan diriHingga tenang itu tibaKelak aku kembaliJagalah dirimuKu kan slalu mencintaimuWalau hati ini koyakNamun Engkau tetap cintakuMAAFKAN AKUSaidna Zulfiqar bin TahirAlpa dalam kehilafanYakin penuh penyesalanUlah siasat kebodohanTakdir ini pun disalahkanJanji mulai terabaikanEmosi jiwa tiada tertahanAku salah mengambil keputusanYahudi tertawa penuh kepuasanUntung nomor masih tersimpanTuk mengetuk pintu permohonanJendela hati merajuk tangisanEndapkan maaf penuh keikhlasanSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA31Andai tiada kebersamaanYang ada hanya kegilaanUsil ajukan gagasanTenggelamkan diri dalam lautanJahat mengambil tindakanEnggan meminta pertimbanganAda apa geranganYang kuperoleh kegelapanUsia tlah mengalami penuaanTabur benih-benih permusuhanJelas aku telah kerasukanEmang dasar aku kesetananApa yang aku inginkanYayu selalu saja berikanUntung masih ada harapanTerus berbagi kebahagiaanJangankan melalui BBManEmailpun masih dipersilahkanAnggaplah aku keliruYang siap untuk ditinjuUrusan hati selalu kutujuTuliskan semua rasa tentangmuJewerlah kupingku iniEnyahkanlah sgala kebodohankuAku hanya bisa memohonYang berhak hanyalah kamuUntuk memberiku kesempatanTemani hari dalam kesendirianJalani hidup ini bersamamuEnding penuh kebahagiaanAzan isya telah memanggilYang kuingat hanya salahkuUpaya untuk perbaiki diriTelfon meminta sudisediamuJadikan aku kekasih hatimuEratkan ikatan itu tuk selamanyaSengaja kuukir namamuSaat sesal datang memanggilSejenak cinta terpause kakuSelama maaf belum bergulirAku salah dalam mengiraAku bodoh tiada terkiraAku kalah ketika bertahanAku bertahan ketika kalahInilah aku datang memintaIndahnya maaf dari yang dicintaInilah aku datang memohonIklasnya cinta tuk dimaafkanDemi keutuhan yang belum utuhDalam harap kupinta izinmuDamaikan rasa di telapakmuDemi memaafkan keakuankuNada ini hanya untukmuNama Yuku adalah jiwakuNadi ini tak berkutik tanpamuNazar ini kan kusimpan selaluAkan kujaga rasa iniAsalkan Engkau mengizinkankuAgar aksi tak lagi salahAkhiri cerita penuh bahagiaTAK INGINSaidna Zulfiqar bin TahirTak ingin menggaggu ketika menungguTak ingin merayu ketika dirimu merajuTak ingin berlabuh jika ombak menderuTak ingin menaruh jika pinta tanpa restuTak ingin berguru meski adanya di surauTak ingin bergurau meski rasa itu kacauTak ingin memandu pabila rasa membekuTak ingin berpangku pabila tangan di daguTak ingin menggerutu walau hati cemburuTak ingin menjamu walau rasa ini bertaluTak ingin berburu saat bibir tak bergincuTak ingin bertemu saat mata mulai sayuTak ingin menunggu ketika itu menggangguTak ingin meraju ketika semua hanya rayuTak ingin menderu jika sauh kan berlabuTak ingin restu jika pinta sekedar ditaruTak ingin menyurau meski sekedar berguruTak ingin mengacau meski sekedar bergurauSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA32Tak ingin membeku pabila arah terpanduTak ingin mendagu pabila rasa itu berpangkuTak ingin cemburu walau hati menggerutuTak ingin bertalu walau hidangan terjamuTak ingin bergincu saat langkahmu terburuTak ingin sayu saat pandangan mata bertemuTak ingin menyeru ketika resah menghalauTak ingin mengadu ketika hasrat ini galauTak ingin memadu jika keberadaan terpaduTak ingin meramu jika takaran telah bakuTak ingin menyusu meski kadang belaguTak ingin berkilau meski cinta menjadi piluTak ingin melagu pabila nada terdengar merduTak ingin melaju pabila kaki semakin kakuTak ingin menuju walau arah pasti tertujuTak ingin merindu walau rasa ini kan jemuTak ingin berabu saat paras tertimpa debuTak ingin berparau saat suara mulai layuTak ingin menghalau ketika rasa menyeruTak ingin galau ketika hasrat ini mengaduTak ingin terpadu jika keberadaan itu memaduTak ingin bahan baku jika pintar tuk meramuTak ingin belagu meski kembali lagi menyusuTak ingin pilu meski cinta tak lagi berkilauTak ingin merdumu pabila suaramu melaguTak ingin kaku pabila kaki lincah melajuTak ingin tertuju walau arahanmu pasti tertujuTak ingin jemu walau rasa ini slalu merinduTak ingin berdebu saat harapan itu berabuTak ingin layu saat pintamu lemas dan parauTak ingin alpamu ketika hati ini memanggilmuTak ingin memanggilmu ketika sadar itu alpamuTak ingin hadirmu saat keinginan itu meraguTak ingin meragu saat menginginkan hadirmuTak ingin melayu walau seram terlihat kemayuTak ingin kemayu walau senyummu tetap ayuSUARA SUMBANGSaidna Zulfiqar bin TahirSumbang tandukmu sumbangkan tanyaSenyum sapamu siapa yang terimaLembut tuturmu lentur lemburkan asaLabil tawamu tak labil ketika tertawaBahagia katamu tapat bahagiakan dadaBahagian akhir pesanmu satu terbagi duaJawaban singkatmu jawabkan kata tanyaJaringan sosialmu terjaring triad keluargaKata manis kini tinggal sasa pelaris rasaKarang terjal menjajal obral karangan bajaSibuk akalku menerawang jauh ke angkasaSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA33Sabuk harimu terlucuti paksa oleh praharaKental panggilmu tak lagi biasa bersahajaKeram langkah pasti karam di samuderaBeku hatimu cairkan salju para dewataBekuk diri kepincut rasa hati terpenjaraDunia dalam berita di tvri telah lama tiadaDuka dalam derita selamanya tetap tersisaWarna pagi buta membiru di kelopak mataWangi kasturi harum semerbak antara ronggaMawar melati melayu-layu di taman eden duniaMawas hati kaku menanam ganja di kolombiaPintamu dulu mendahului pita pelantikan rajaPintu kebahagiaanmu kembali seperti sedia kalaCanda itu pasti jelas memberikan suatu maknaCandi prasasti sebagai tanda peradaban purba kalaNama indahmu tertato kekal di tembok asmaraNamun mengapa tembok asrama auri yang kuasaObrolan malam tak lagi kunjung kabar beritaObralan penggalan kata tak mungkin diceritaTiada maumu yang tak mungkin diterimaTiap saat langkahmu jauh melanglang buanaUsia manusia memanusiakan segala ragaUsai lansia pasti tak usah lagi berolahragaKapasitas diri tak mampu berkipas neracaKepastian nanti tak ada yang bisa mendugaBiarkan laminan itu berlayar tanpa bahteraBerikan lamunan itu tahta tanpa mahkotaSemua kembali padamu seperti semulaSemula engkau kembalikan maunya semuaPUPUSSaidna Zulfiqar bin TahirAku bukanlah lupusPengidap penyakit tipusBukan pula homo erectusPelestari alam imaji kaktusDan bukan juga kakusMenelan apa saja bagai pausKarna aku masih miliki focusYang mesti selalu seriusAku bukanlah dewa ZeusBukan pula seperti DariusYang punya daya radiusMendorongmu terjerumusHanyut terbawa arusYang timbul bagai kardusTerbukukan di dalam kamusDan disimpan di perpus kampusAku bukanlah virusBukan pula kapur barusYang membuatmu diinfusLantaran tertelan gabusHingga tubuhmu begitu kurusHasrat bukan tubuhmu mulusNamun semua dapat berjalan terusMeski tak pernah diurusMeski aku memang rakusDoyan mengunyah asparagusApalagi di bulan AgustusSudah menjadi tradisi siklusKarena engaku adalah venusSlalu kompromi dengan minusKembalimu hanya ke firdausKarena itulah jalan yang lurusAku hanya seorang alumnusKadang penilaianmu padaku bagusKarena semua itu memang harusBukan sekedar suatu jurusSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA34Yang slalu dikenang terusKarena semua itu telah pupusBiarlah tubuh ini menjadi kurusBiarkan focus ini slalu diinfusBiarlah rasa itu hangusBiarkan bara itu mampusBiarlah semua itu pupusSemua kan pasti terputusBagai deretan seri terputusTerus dan slalu saja terusLenyap sendirinya dan terhapusSENDIRI DI BANK MANDIRISaidna Zulfiqar bin TahirAndaikan kesendirian itu bisa sendiriTak perlu repot antri di bank mandiriAndaikan pendirian itu bisa berdiriTak perlu melamun dan duduk sendiriAndaikan aku mampu berdiri sendiriTentu kan kupilih untuk tetap mandiriAndaikan waktu terbuang di bank mandiriTentu kan kupilih untuk tetap sendiriAku butuh kesendirian dalam sendiriMenyendiri merenungi bekas tapak diriYang lama tlah hilang label harga diriUsang termakan akar serabut jati diriHingga keinginan itu memaksa berdiriDi sini pantasnya aku memosisikan diriDi sini harusnya berdikari dan mandiriWalau kesendirian kan menyiksa diriIzinkan aku sendiriBiarkan aku menyendiriPerkenankan aku perbaiki diriJauhkan aku dari penyiksaan diriBiar tak ada lagi pembunuhan diriHingga saatnya aku dapat berdiriTerbebas dari segala kesombongan diriSendiri penuh mandiriAndaikan kesendirianku duri bagi diriBiarkan aku yang mengangkatnya sendiriAndaikan kemandirian membuatmu sendiriBiarkan kemuliaan itu pelihara harga diriAndaikan semua hayal itu kembali berdiriBiarkan semua angan itu terbunuh sendiriAndaikan sikap ini terlalu jauh dari jati diriBiarkan maafku menyalahkan diri sendiriBiarlah kesalahan itu tanggungan sendiriWARNA-WARNISaidna Zulfiqar bin TahirMerah lambang keberanianMerah padam wajah ituMerah muda pesonamuMerahmu itu kemaluemosianMerah ini menakutkankuMerahku semakin mengerikanMerah ini membuatku merahMerah itu semakin merahMerah yang tak pernah didugaMemerah tanpa sebabMerah gincu memerahkan asaMerah lambang ketakutanMerah lambang kematianMerah itu kan menjadi kain putihPutih kan selalu suciPutih dan halus seperti kapasPutih hasrat tanpa nodaPutih slalu dalam kelembutanPutih niatmu merasaPutih tulangku mulai rapuhPutih pintamu berbisikPutih rambutku terwarnaiPutih pintaku beranjakPutih harapmu kelamHitam itu harus kugenggamHitam pitammu meraungHitam tindakku tertundukHitam hasil karyaku tercorengHitam kesucianmu olehkuHitam warna hatiku bagai kopiHitam tatapmu tak berkedipHitam ragaku yang engkau dambaHitam raut wajahmu aibkuHitam kelam harus berakhirSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA35Hitam itu kian menghitamkan hariHitam legam memar membiruBiru hatimu dengan hitamkuBiru laut asmaramu oleh tintaBiru tatapmu memburu anganBiru hasratmu oleh cintakuBiru rasamu tak berkesudahanBirukan aku dengan kebiruanmuBiru itu biarlah menjadi merahMerah yang slalu menakutkankuMerah yang mematikanMemerahpadamkan wajah iniMerah karena mimisanMerah karena merahnya urinMerah sebagai hantu merahMerah karna mungkin ulahkuMerah yang kan menghabisikuMerah itu kan mewarnai hidupMerah itu merah pendammuMerah itu merah padammuMerahmu itu merah padakuMerahmu itu tersimpan selaluMerah yang telah menghitamkanMerah yang telah membirukanMerah-putih niatmuMerah karena hitam biru warnakuBIARLAH BERLALUSaidna Zulfiqar bin TahirKutau kumenyakitimuKusadar kumenghianatinyaAntara aku, engaku dan diaHarusnya tak ada kamuAdanya aku karena adanyaAdanya kamu karena ketiadaannyaMestinya dia di sampingkuNamun engkau ada di dekatkuPatutnya dia yang menemanikuBukan engkau menjagakuSemua itu memang salahkuYang tak mampu berbagiBerani mengambil resikoBermain di anatara ples dan minesYang belum pasti sama dengannyaBerkali mencoba mengaliHasilnyapun kan hanyut di kaliKeegoanku dalam bertindakKekecewaanmu patut diterimaBiarlah kebencianmu kusimpanSebagai tanda mata darimuMeski rasa itu adaNamun semua menahan dadaBiarlah cerita itu berlaluBiarlah kan kusimpan selaluKarna rasa seperti boluNamun kini tlah berlaluDi antara belahan hati bertaluKini kan menjadi masa laluYang terus dikenang selaluMeski belum tiba saat pemiluPutusan takdir ada di depluBiarlah asa itu menjadi benaluMeluka dan terluka oleh suluPahit getir bukanlah piluSebelum semua berakibat maluKutau murkamu padaku slaluTudinganmu menyisakan piluWajar karena dirimu pemaluSesuatu darimu kan kuingat slaluRasa itu tetap berasa boluKu kan ada untukmu slaluMeski masa itu tlah berlaluKebahagianmu kudoakan slaluBANGUNKAN MIMPISaidna Zulfiqar bin TahirKetika mata ini terpejamSesaat hati mulai terkekangPerasaan ini semakin tak keruanOtak semakin tak masuk di akalBertanya meminta jawabanPikiran selalu saja menginterupsiBerharap adanya kepastianNalar ini selalu saja berdalihPerang otak dan hati berkecamukTiada kesimpulan dan kedamaianTersampul erat dengan simpul matiTiada pangkal dan ujungTumpang tindih nomenon-fenomenonMengalah pasti keterpaksaanKepasrahan hanyalah hasilSemua itu kan menjadi harapanYang maybe not maybe yesDi penghunjung akhir ceritaSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA36Ketika tubuh ini tergulaiSemangat datang menghampiri diriBangkit adalah suara yang terdengarKata Sadar semakin keras menggertakPaksakan diri meraih tujuanYang tlah diniatkan ketika melangkahCita awal bukanlah anganYang terlupakan di saat alpaMungkin hasrat itu mulai melemahNamun bukan alasan tuk diabaikanKarena keabaian tak selamanya abadiSesaat datang menggodaMerayu dan pergi berlaluKetika semua itu tak digubriskanDiamlah dan jangan terpancingKarna umpan itu kan menjeratPikun pasti kan menyerangBerantakan hasil yang diperolehKetika otak ini terbangunSpontan mata ini terbelalakBegitu banyak paku dan duriCiutkan nyali dalam beraksiLangkah tertahan ragu tuk majuMundur hanyalah pembedohan diriBertahan adalah upaya dalam meraihSungguh proses ini hanyalah relYang pasti akan ada akhirBahagia atau tidak itu cuma rasaSiap diterima tatkala diraihSelama arus itu tidak dilawanKebahagiaan kan menjadi pialaDan kesuksesan itu harga matiTERIMA KASIHSaidna Zulfiqar bin TahirKau yang membuatku berhentiBerhenti bercanda dan bermainBermain api di dalam kamarKamar bergas mudah terbakarTerbakar kapok sulit tuk padamPadam keinginan untuk merasaMerasa kehangatan di dalam dosaDosa besar yang tiada maafMaafkan aku ketiak memintaMeminta itu lagi dan lagiLagi lagi derita itu terukirTerukir indah pahit itulah rasaRasa terjambak ketika tercampakTercampak itu hanyalah perasaanPerasaan kecewa yang mungkin adaAda sesuatu di balik ini semuaSemua itu demi kebaikan kamuKamu yang telah menyadarkan akuAku yang tlah lama lupa diriDiri ini tak pantas untukmuUntukmu segala kebaikanKebaikan itu adalah kebahagiaanKebahagiaan yang engkau harapkanHarapkan seorang pangeran berkudaBerkuda membawa semua impianmuImpianmu sejak kecil di setiap mimpiMimpi yang kelak menjadi nyataNyata engkau dapatkan dalam duniamuDuniamu yang sulit aku ciptakanCiptakan kehangatan dalam menduaMendua yang tak mungkin menyatuMenyatu dalam ikatan yang suciSuci seperti dirimu semulaSemula engkau begitu adanyaAdanya dirimu bukan untukkuUntukku hanyalah banyangmuBayangmu kan slalu menyertaiMenyertai setiap kata terucapTerucap ketika engkau memintaMemintaku menjauh dari hal ituItulah pintamu padaku slaluSlalu kuingat di setiap waktuWaktu yang tlah kita lalui bersamaBersama berbagi untuk terimaTerima kasih selalu untukmuUntumu selalu ku kasihiKasihi sebelum semua terlambatTerlambat tobat masuk nerakaNeraka yang selalu engkau bicarakanBicarakan untuk senantiasa kujauhiJauhi segala keburukan duluDulu yang engkau takutkan darikuDariku semua ulah dan ceritaCerita yang pasti terjagaTerjaga ketika pulas bermimpiBermimpi tentang diriku yang pergiPergi dan jauh meninggalkanmuMeninggalkanmu untukmu tenangTenang jalani hidupHidup yang normal seperti niatmuSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA37Niatmu yang suci menyadarkan akuAku sadar dengan adamuAdamu pasti kan kukenangKukenang dari semua tulisanmuTulisanmu tentang kepedihanmuKepedihanmu karena ulahkuUlahku sembrono menyakitkanMenyakitkan rasamu ketika tenangTenang dekat di sisikuDi sisiku semua engkau dapatkanDapatkan semua macam kasihKasih yang ingin engkau terimaTerima kasih tulus darikuDariku ku sangat berterima kasihPENYESALANSaidna Zulfiqar bin Tahir (TK)Kucoba menilik tabir itu, tabir yang mengisahkan kitaKisah yang berderai senyuman dan tangisan kitaSenyuman yang hanya kita menggilainyaTangisan yang hanya kita meresapinyaHanya kita yang merasa segala gelora misteri ituDi balik bilik itu, kita selalu bergelayut inderaMerasakan segala saripati cinta kitaHanya kita yang menyadari lenyapnya akal ituHanya kita yang merasakan debaran kalbu ituSungguh aku telah jatuh dalam kemesraanmuHatiku bertaut pada pesonamu yang menggodaTatapanku melekat pada indahnya parasmuSenyuman oh senyumanmu membuatku jatuh rasaDetak jantungku seakan berhenti ketika kita beradu inderaAku telah lunglai dalam pelukan hasratmuKini, kita telah terpisah oleh ruang dan waktuKutelah kehilangan cinta sucimu yang telah pergiBegitu jauh membuatku tak mampu mengejarnyaBegitu tinggi membuatku tak mampu menggapainyaCinta itu telah pergi, cinta yang merasuki jiwakuTinggal bayangan yang menyelinap dalam rongga hati yang sekaratAku yang telah membuatmu beranjak pergi darikuIni salahku, ini bukan salahmuAku yang meragukan ketulusan asamuIni salahku, ini bukan salahmuAku yang mengabaikan kesucian cintamuIni salahku, ini bukan salahmuAku yang melemahkan kekuatan kasihmuIni salahku, ini bukan salahmuAsmara kelabu ini telah memisahkan kitaMeninggalkan jejak menganga perihJejak itu akan selalu terukir kalut di hatikuSelalu kujaga dengan derai air mataKupagari dengan keris-keris penyesalankuKuharap selalu ada terpatri di prasasti hatiku selamanyaSeandainya Sang waktu dapat kembaliKuingin engkau selalu berada di sampingkuBersandar dibahumu, melepaskan segala beban jiwakuMendengarkan segala butiran mutiara bijaksanamu yang menyejukkankuSeandainya Sang waktu dapat terulangAkan kuhidupi cintamu dengan denyutan nadikuAkan kusirami cintamu dengan tetesan darahkuCintamu yang sebening embun hamparan savanahSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA38Sejujurnya aku tak bisa bernapas tanpa ada dirimuAku gila tanpa dekapan cintamu yang hangatKembalilah ke singgasana cinta kitaHanya ada kamu dan aku bergelayut manja dalam mahkota kasmaranTapi semua hanyalah rajutan mimpi dalam selendang harapan hampaAku menyesal atas penindasan cinta dan hatimuJujurku hati ini bersemayam hanya untukmuLalaiku diam membisu akan keraguanku padamu yang biasRISAUSaidna Zulfiqar bin Tahir (TK)Cinta itu kuramu dalam bilik hatiku dengan sumringahKujaga dengan seluruh hidup agar tak seorang pun menjamahKesetiaan itu kuhanturkan untuk dirimu seorangTanpa perhitungan yang menggoda ruang akalkuTanpa berfirasat lentera membakar kalbukuKubiarkan palung itu menancap dilautan kepasrahankuHanya pelitamu menyinari rongga hatikuKuabaikan setiap nakhkoda yang merapatkarena hanya perahumu di hati yang terpahatBintang berpencar, bulan memencarDi hatiku, hanya dirimu melancarKadang ragu, kadang bimbangTentang neraca cintamu ketika kumenimbangKuhanya menanti, menanti dan menantiUntuk aku menjadi berartiRasa sepi itu menyelinap dalam pelupuk sendikuKetika asaku tak lagi terjagaAku gila, aku sedih, aku meranaAka tak tahu apa yang berniang dihatimu tentangkuLama itu mengeringkan ragaTahukah engkau akan ketidakpastian wahai yang disanaMalam tambah merasuk, langit kelam matiBusur tajam menusuk, engkau yang tak membidik hatiMatamu menceritakan akan rasa padakuTapi aku ragu akan penglihatankuSenyummu melukiskan akan cinta padakuTapi aku ragu akan firasatkuTubuhmu menari akan hasrat kepadakuTapi aku ragu akan pikirankuHatimu melontarkan kasih padakuTapi aku ragu akan perasaankuAku ingin engkau menjadi Arjuna untuk SrikandiMeluncurkan panah kasih di ulu hatiAku ingin engkau merangkai kata-kata di pinggir bibirMenyejukkan telinga akan cinta indahmuTetapi engkau hanya diam membisuEngkau hanya diam mematungSeakan engkau menyimpan ketakutan dalam peti hidupmuBahwa aku adalah kepingan cerita bidadari-bidadari masa lalumuTubuhku diam membeku akan dinginnya dirimuKelelahan itu meremukkan hatikuMenelusiri terowongan keraguan yang memuncakKesedihan itu mencekik cintakuMenjatuhkanku dari awan penyerahan yang menghitamKesunyian itu mematahkankuMendiamkan di dalam ruang penghampaan yang menyepiSepi begitu mendesak, sunyi begitu menekanKumenyelubung rasa yang tak terungkapSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA39Seharusnya roh beranjak dari ragakuAgar aku tidak ketagihan dengan candu-candu suram iniPergilah.beranjaklah.hilanglahKekuatanku telah pergi jauh terbang ke jahannamMencambuk setiap kepingan hatiku padamuDan engkau hanya diam membeku dengan mata berkacaMaafkan aku yang tak berdaya akan hati iniIngin kunyanyikan nada-nada kasih iniTapi aku adalah hawa, kamu adalah adamMaafkan aku yang linglung karena perangaimuYang bagaikan Rama ketika berucap cinta dalam bisuTapi aku memiliki telinga untuk mendengar nyaringMaafkan aku yang tak memahami dirimuPandangan cintamu selalu melumpuhkan saraf-sarafkuTapi aku membutuhkan pelukan hangat yang tersentuhMaafkan aku yang melepas tali cinta kitaKarena aku tak memahami akalmuKarena aku tak memahami batinmuAku tersesat menyelinap dalam labirin rasamuSANG DOSASaidna Zulfiqar bin Tahir (TK)Katanya, sesuatu yang dilarang oleh Tuhan itu dosaTetapi kenapa Tuhan membiarkannya meresapi jiwa ragakuKuucapkan seluruh mantera-mantera Tuhanku untuk menangkal dosaNamun kenapa Tuhan tidak mengizinkannya beranjak dari singgasanakuAku mulai ragu dengan apa dosa itu sebenarnyaDosa yang melilit diriku tanpa memberi kesempatan untuk memilihKenapa engkau begitu memabukkan hidupku?Dosa yang mencengkram dirikuTanpa memberiku kesempatan untuk merintihKenapa engkau begitu menyesakkan napasku?Aku mulai merasa terbuai dengan dosa ituWahai dosa, tebarkanlah kemurahan hatimu padakuAtas kepatuhan yang menyelinap dalam dirikuSetiap menaati gemulai tubuhmuWahai dosa, nampakkanlah belas kasihmu padakuAtas kebahagiaan yang meresapi dirikuSetiap menelusuri lekuk tubuhmuKuharap engkau menelantarkanku di jalan penuh terjalUntuk memberiku kesempatan menemui jalankuMungkinkah engkau akan pergi dariku?Sejujurnya, engkau adalah candu yang memabukkankuMungkinkah engkau akan lepas dariku?Sejujurnya, engkau adalah sepoi yang menyejukkankuPelanggaran yang tidak membiarkanku jera untuk mengulanginyaDosa, Kenapa aku harus mencintaimu?Engkau menyelinap dalam lubuk asaku terdalamMembawaku terbang ke langit ke tujuhMenari-nari bersama bidadara-bidadara nirwanaTerkadang aku ragu apakah engkau benar-benar dosa?Terkadang, melakonkan dirimu bagai hati tersayat sembiluTerkadang, menyatu denganmu bagai makan buah simalakamaTetapi, aku tak mampu memaksamu untuk berhentiTetapi, aku tak mampu menolakmu untuk berhentiSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA40Engkau begitu memujaku dengan menyuramkan nuranikuSetiap detak jantungku, kuberdoa kepada Sang PenciptakuAgar aku mampu melepaskan jeratan nikmat dosa ituSetiap denyut nadiku, keberharap kepada Sang PemilikkuAgar aku tidak dirasuki oleh pesona dosa ituTuhan, Engkaulah Sang Pencipta dosa itu, maka lenyapkanlah darikuDosa, sang pemilik pesona yang memikat dan menghancurkanAku mencintai dan membenci mu dalam satu masaEngkau sepertinya tidak akan pernah melepaskankuHanya karena satu alasan, aku manusiayang hidupKukira Tuhan pun menyetujui pendapatkuCERITA HATISaidna Zulfiqar bin Tahir (TK)Kumenusuri koloni pasir yang hitam pekat itu tanpa perisaiKuizinkan tubuhku disengat kaisar hari dengan penuh gairahKubelai kaktus berduri racun yang melemahkan insankuKulepas dahagaku dari fatamorgana inderakuKubiarkan diriku melebur dalam api harapan senduKusesatkan jiwaku dalam setapak kabur yang muramOh Tuhan, apakah akalku telah terbang ke firdaus?Yang membuatku tak mampu mengecap asa pahit dan manisOh Sang pencipta, apakah jiwakutelah bersemayam di langit?Yang memberanikanku tak tahu arti dari sebuah artiAku yang merasa bukan bayangku,Aku yang merasa berada dalam kebimbangantak berujungKutelah mengaburkan kemurniankuKutelah mendustai kenuraniankuKubiarkan diriku tenggelam dalam lautan penyayatanWalau kusadari rohku telah terampas tak berbelasKubiarkan diriku meneguk racun berbisa piluWalau kusadari telah melemahkan jasadku yang membiru lunglaiTelah kuterima penindasan hati iniDari titik kelam terdalam perihkuTelah kupasrahkan diriku kepada ketentuan cerita hidup yang meletihkanAkankah semua berakhir?Iya, semua berakhir dengan serpihan kalbuAkankah semua pergi?Iya, semua telah pergi meninggalkan jejak lukaHanya sendiri kubermukim dalam lingkaran kelam yang tak seharusnya adaLingkaran yang melemaskan hatiTiada henti untuk mengakhiri

SLAMAT JALANSaidna Zulfiqar bin Tahir(Dedicated to Jazuly Hasan)Sekian lama tiada kabarBerita tentang dirimuSekian tahun kau menghilangBagaikan ditelan waktuTiada seorangpun tauDimanakah engkau kiniHingga tiba suatu waktuDuka datang mengusikkuSlamat jalan kawan smoga engkau tenangSlamat jalan teman dirimu kan dikenangSekian tahun kita bersamaPenuh canda dan penuh sukaSecapat itu berakhirOleh duka yang tak terdugaSaidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA41Hanya doa kupanjatkanSemoga engkau bahagiaDalam kasih dan rahmat-NyaSurga itu kan jadi milikmuSlamat jalan kawan smoga engkau tenangSlamat jalan teman dirimu kan dikenangSlalu bersama dalam kenanganMenitip masa depanBAYANGANSaidna Zulfiqar bin TahirCinta itu bayanganCinta akan bayangan ituBayangan itu cintaBayangan itulah yang kucintaItulah bayangan cintaItulah cinta akan bayanganCinta membuat terbayangTerbayang membuat cintaMelayang bagaikan layanganTerjatuh perlahanDi dataran hati yang rentanDan tak terbayangkanKarena itu hanya bayanganYang tak pernah terbayangkanBiarlah kumaknai bayanganMembayangi setiap maknaDamai dalam bayanganBayangan akan kedamaianMembayang-bayangi sengatanMember bayangan kesejukanMeski semua terbayangNyata namun bayanganBayangan itu kenyataanKenyataan yang terbayangkanBayangan cinta terbayangKarena engkaulah bayanganMembayangi dosaMengakhiri bayangan dosaBiarlah hidup dalam bayanganBermain bersama bayanganAgar kenyataan tidak membayangiTrima kasih bayanganBayangilah aku dalam bayang-bayangBayangan menuntun arahArah yang terbayangkanBersama bayangmuDalam bayangmuBIARLAH REDUPSaidna Zulfiqar bin TahirRedupsemuanya redupHati tak lagi berdegupTak ada lagi bintang bersinarTak kan ada lagi sinar menyilaukanKembali gelap seperti semulaTanpa ada risau membisingi hariBiarlah kokok ayam menemaniBiarlah kicauan burung menghiasi pagiHidup dalam persemedian sementaraMeraih ketenangan pengukir jiwaHingga larut dalam kedamaianMenyatu dalam asanya citaRedupcahaya itupun redupCinta tak lagi bertepukTak ada lagi rasa untuk merasaTak ada lagi harapan tuk berharapNormal seperti sedia mulaTanpa ada beban janji menagihBiarlah kesendirian menemaniBiarlah kesunyian lorong ini memapahHingga jenuh datang menghampiriBerpaling dari asa ke nyataRedupharapku harapanmu redupRasa hati semakin meredupRasa ini tlah bebal merasaHati ini tlah keram kesemutanBiarlah darah ini lancar mengalirBiarlah keluangan menghilangkan kakuHingga sadar hadapai kenyataanTiada harapan tertitip padamuSemua biasa karena terbiasaJalani hidup manusia normalDalam kesuksesan yang diimpikanRedupsemuanya redupRedupkan perasaanmu tuk berdegupKarena hati tak selamanya dag dig dugBiarlah redupku meredupkanmuKarena semua pasti meredupLetih hati berdegubReduplahreduplah!!!Saidna Zulfiqar bin Tahir|KUMPULAN PUISI CINTA42KONDOMISASI HATISaidna Zulfiqar bin TahirHati ini laksana balonTerisi namun hampa berudaraDitiup meninggalkan virusPeniuppun mengidap enceng gondokBangga dalam ngos-ngosan menatap ukuranInilah balonku.Berwarna merah bercorak HBDMengembung mudah terbawa anginMelayang tinggi tinggalkan penguasaTersangkut ranting dahanpun jadiTak sadar ukuran mulai mengempisEnggan jatuh menyentuh bumiMalu dan gengsi turun kembaliMengendap anjlok kedap suaraSensitif meledak tertusuk duriHebohkan massa karena ulahmuTernyata oh ternyataPuingmu tak berguna lagiSelain santapan ayam kelaparanDicabik dan tercabikTak seorangpun menghiraukanHati ini bagaikan kondomTerlipat rapih tiada yang tauTerkemas indah wajah Julia peresKeluguan bocah menyangkanya balonBesar kecil ukuran bukan masalahHitam putih boleh memilih rasaTipis kulit arimu meragukanNamun elastismu kuat menampung bebanBenci dan dengki tertampung safetyMeski nikmat kurang dinikmatiKarenamu penghalang EDI (ejakulasi dini)Cinta dan nafsu bobolkan tembokBanjir adalah luapan perasaanMenggebu tatkala lupa posisiLangit-langitpun bocor tersiram airDua minggu kemudian ajal kan tibaHeboh massa karena ulahmuTernyata oh ternyataKondommu tak berguna lagiSelain santapan anjing kelaparanDicabik dan tercabikTak seorangpun menghiraukanKepingan malu tak dapat disatukanMeski alteko perekat skandal reputasiSemua tlah bertebaran bagai kapasTertiup angin dan tak kembaliDalam sesalan tanpa hentiAROMA TERAPISaidna Zulfiqar bin TahirDunia bagaikan ruang kecilBerukuran mungil 3x2 cmTiada jendela tiada fentilasiSemua orang pengap di dalamnyaSusah bernafas dan bergerakMenindis dan menindasBerlomba mendekati pintuKadang menggali pintu rahasiaSesakPenatRuang kecilRuang sempitKita terkurung di dalamnyaKita berputar di dalamnyaDan kita berakting di dalamnyaSemua orang menaburMengoles aroma terapiMemoles aroma ter-apiHangus terbakarDemi kemenangan di ruang sempitDengan secuil kemenanganAroma terapi menjadi apiSenyum penuh alasan tetapiKarena ruang ingin dikuasaiMencekik..Membunuh...Yang penting ada udaraMenjual air segarMenggadai udara seha