kpku jasa marga 2013 · web viewbelum menetapkan ukuran in-proses dari setiap proses, terbukti pada...

105
RAHASIA KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) INDONESIA HIGH WAY (IHW) LAPORAN UMPAN BALIK (FEEDBACK REPORT) ASESOR: 1 . Hasan Basri : Kat.1; 4.2; 7.4 2 Hasan Sadikin : Kat.2; 4.1; 7,5 3 Hasan Irwan : Kat.3; 7.2 4 . Hasan Mulana : Kat.5; 7.3 5 . Hasan Manurung : Kat.6; 7.1

Upload: vanhanh

Post on 07-Jun-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RAHASIA

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU)

INDONESIA HIGH WAY (IHW)

LAPORAN UMPAN BALIK(FEEDBACK REPORT)

ASESOR:

1. Hasan Basri : Kat.1; 4.2; 7.4

2 Hasan Sadikin : Kat.2; 4.1; 7,5

3 Hasan Irwan : Kat.3; 7.2

4. Hasan Mulana : Kat.5; 7.3

5. Hasan Manurung : Kat.6; 7.1

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

KATA PENGANTAR

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) - 2015 Halaman i

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i

KEY THEMES................................................................................................................................1

KEY FACTORS..............................................................................................................................2

Kategori 1 : Kepemimpinan..........................................................................................................3

1.1. Kepemimpinan Senior.........................................................................................................3

1.2. Tata Kelola dan Tanggung Jawab Kemasyarakatan..........................................................3

Kategori 2 : Strategi......................................................................................................................4

2.1. Pengembangan Strategi.....................................................................................................4

2.2. Implementasi Strategi.........................................................................................................4

Kategori 3 : Pelanggan.................................................................................................................6

3.1. Suara Pelanggan................................................................................................................6

3.2. Keterikatan Pelanggan........................................................................................................7

Kategori 4 : Pengukuran, Analisis dan Manajemen Pengetahuan...............................................8

4.1. Pengukuran, Analisis dan Perbaikan Kinerja......................................................................8

4.2. Pengelolaan Informasi, Pengetahuan dan IT......................................................................8

Kategori 5 : Tenaga Kerja.............................................................................................................9

5.1. Lingkungan Tenaga Kerja...................................................................................................9

5.2. Keterikatan Tenaga Kerja...................................................................................................9

Kategori 6 : Operasi....................................................................................................................10

6.1. Sistem Kerja......................................................................................................................10

6.2. Proses Kerja......................................................................................................................11

Kategori 7 : Hasil-Hasil...............................................................................................................12

7.1. Hasil-hasilProduk dan Proses...........................................................................................12

7.2. Hasill-hasilPelanggan........................................................................................................12

7.3. Hasil-hasilTenaga Kerja....................................................................................................13

7.4. Hasil-hasil Kepemimpinan dan Tata Kelola......................................................................13

7.5. Hasil-hasil Keuangan dan Pasar.......................................................................................14

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) - 2015 Halaman ii

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

KEY THEMES

The most important STRENGTHS

DIMENSI PROSES

No Key Themes

1 Penetapan Visi dan Tata NilaiPimpinan Senior IHW menetapkan Visi, ”Menjadi Pengusaha Jalan Raya yang Profesional, Berorientasi pada Pengembangan Bisnis dan Bersinergi dengan lingkungan” serta Tata Nilai ”CREDO” Bertindak Kreatif (Creative), Fokus pada hasil (Result), Membangun Empati (Emphaty), Menyelesaikan perbedaan pendapat (Dissent) dan Membuat keputusan secara objektif (Objective), melalui Mekanisme Penyusunan Visi, dan Tata Nilai (Diagram 1.1.a.1.1) dengan tahapan (i) evaluasi terhadap pencapaian kinerja dan kekuatan internal perusahaan; (ii) melakukan evaluasi terhadap perubahan strategis lingkungan eksternal Perusahaan dan mempertimbangkan peluang bisnis di masa akan datang; (iii) melakukan evaluasi dan identifikasi terhadap harapan dan kebutuhan para pemangku kepentingan; (iv) dengan mempertimbangkan kekuatan internal dan peluang eksternal serta harapan para pemangku kepentingan; selanjutkan dikukuhkan dengan SK Direksi Manual Mutu IHW-MM-001 SK Dir No.26/KPTS/CC/2012 tanggal 22 Nopember 2012 tentang Tata Nilai; SK Dir No. 26/KPTS/CC/2012 tentang Visi

2 IHW memiliki mekanisme dalam mengembangkan rencana kerja perusahaan, dengan tahapan : A). Penetapan Sasaran sasaran jangka panjang untuk masing2 periode. B). Menetapkan indikator dan rayaok ukur tahapan pencapaian sasaran2 tersbut. C). Melakukan evaluasi kemampuan perusahaan untuk mencapai sasaran2 strategis. D). Menentukan prioritas2. E). Menyusun Program Kerja jangka panjang pada tiap2 periode. F). Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) harus diusulkan, dibahas, dan disetujui oleh Pemegang saham dalam Forum RUPS. G). Menjabarkan Program kerja jangka panjang menjadi Rencana Kerja Tahunan (RKAP). Sesuai dengan prioritas2 nya. Mekanisme telah diterapkan sejak 2011, dengan penanggung jawab Divisi Keuangan, dan diselaraskan dengan kebutuhan perusahaan.

3 IHW telah mengidentifikasi dan menyesuaikan produk yang ditawarkan perusahaan untuk memenuhi persyaratan dan melampaui harapan kelompok pelanggan, dan segmen pasar dengan cara memenuhi kewajiban IHW sesuai dengan PP Nomor 15 tahun 2005 dan melampaui pemenuhan persyaratan SPM yang ditetapkan, telah dilaksanakan dan dipenuhi oleh semua unit kerja sebagaimana terlihat dalam pemenuhan SPM, telah dilakukan evaluasi antara lain dengan melakukan penambahan jumlah GTO, melakukan penjualan E Rayal Card dan isi ulang di kantor Gerbang, serta selaras dengan Profil Organisasi P.1(b)2. Mekanisme ini terbukti efektif sebagaimana terlihat pada pencapaian kinerja : IHW-7.2.1 Kepuasan Gol I, IHW-7.2.2 Kepuasan non Gol I, IHW-7.2.5 Tingkat Kepuasan Pengguna E-Rayal Card pada tahun 2015 lebih baik dari tahun 2014 dan menunjukkan trend yang terus meningkat serta leading dari Pembanding. Hal ini menjadi kekuatan IHW untuk terus fokus terhadap pelanggan dan berdampak pada peningkatan keterikatan pelanggan.

4 IHW memiliki mekanisme yang efektif untuk mengumpulkan, menyelaraskan, dan mengintegrasikan data dan informasi untuk menelusuri operasional harian dan kinerja, dengan cara sebagai berikut : a). Bidang Yan Transaksi : Data transaksi dilakukan oleh Ka Shift. (cross chek), antara data setoran hasil raya dengan data yang diambil

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) - 2015 Halaman iii

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

dari PCA PCS jika terjadi minus. Petugas pul raya harus mempertanggung jawabkan kekurangannya. Laporan per shift dari Ka shift keKabangraya, (termasuk GTO). (khusus GTO, Lap transaksi dilaporkan oleh ka shift, data diambil dari PCS/PCA. (LP2C). sedangkan data dari PCDS (milik Bank Mandiri, dibuka oleh KaBangRaya./ ka shift keKa sub bag yan lalin. Ka Bang rayal ke Asisten Pulraya (lap harian). Untuk evaluasi kinerja, dan usulan2 program dilakukan oleh Ka Bang raya.). b). Yan Lalin : Dari Kepala shift Yan lalin langsung dilaporkan ke Ka sub div. (tidak ada Asisten), Ka shift melaporkan setiap kejadian yang terjadi (kend mogok, kecelakaan, dll., Kepala sub Divisi melakukan Rekapitulasi, analisa dan memuat usulan2 untuk tindaklanjutnya. c). Yan Konstr/ Pemel: Teknisi (merangkap petugas PIK) setiap bulan sekali melakukan inspeksi malam hari untuk lampu PJU dan genset.). Dari Teknisi (lap harian di buku) ke Pratu ME dan BPJ. Dari Pratu ke Asmen ME dan BPJ. (bulanan), Asmen ke Kasub Div. (evaluasi dan usulan2 pekerjaan untuk perbaikan dilakukan oleh As Men. Mekanisme telah dilaksanakan lebih dari 3 tahun, dengan penanggung jawab Divisi operasi, telah dilakukan evaluasi atas efektivitasnya dan telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

5 IHW menilai kebutuhan keterampilan, kompetensi, sertifikasi, dan tingkat pengawakannya dengan cara (i) menyusun identifikasi jabatan, yang berisi antara lain, persyaratan jabatan, pengetahuan, ketrampilan, serta (ii) menyusun kamus kompetensi Sebagai contoh ditemukan adanya kamus kompetensi. Hasilnya dapat dilihat pada grafik IHW-7.3.2. Pemenuhan Kompetensi dan IHW-7.3.3. Pemenuhan Kapabilitas Karyawan Struktural yang meningkat Trend-nya selama tiga tahun terakhir. Sehingga perusahaan dapat mengetahui kebutuhan ketrampilan dan kompetensi karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan.

6 IHW mengendalikan seluruh biaya operasi perusahaan dengan cara : 1) Melalui alat pengendalian RKAP dengan melakukan : Monitoring dan Schedulling; 2) Pengendalian PDCA pada tahap Implementasi dan Rapat Tinjauan Manajemen; 3) Rincian penerapan pengendalian biaya untuk masing-masing proses dibuktikan dengan adanya pengendalian setiap program oleh masing-masing Kadiv (Operasi, Teknik, Keuangan, Umum), secara korporasi biaya dikendalikan oleh Bagian Keuangan yang melakukan evaluasi setiap triwulan, jika terjadi kekurangan biaya dapat dilakukan perubahan dalam satu kelompok mata anggaran yang sama oleh Kadiv terkait, jika terjadi perubahan dalam kelompok mata anggaran yang berbeda harus melalui persetujuan Direksi, jika diperlukan revisi RKAP terkait Capex harus melalui persetujuan pemegang saham serta evaluasi anggaran dilakukan secara bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan, sehingga perusahaan mampu menyeimbangkan pengelolaan finansial untuk meningkatkan keseluruhan kinerja yang fokus kepada pelanggan dan stakeholders lainnya

DIMENSI HASIL

No Key Themes

IHW telah mengukur dan mengendalikan 305 indikator-indikator utama, ditunjukkan antara lain :7.1 Produk dan Proses 27 (26%) Level Good, dan 36 (34%) Trend beneficial; 7.2 Fokus Pelanggan 23 (43%), Level Good, dan 36 (34%) Trend beneficial; 7.3 Fokus Tenaga Kerja 51 (81%), Level Good, dan 43 (67%) Trend beneficial;

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) - 2015 Halaman iv

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

7.4 Kepemimpinan 52 (90%) Level Good, dan 44 (68%) Trend beneficial; 7.5 Keuangan dan Pasar 17 (68%) Level Good, dan 15 (60%) Trend beneficial; Serta terdapat data 94 (31%) indicator result Leading dibanding peasing.

The most significant OPPORTUNITY FOR IMPROVEMENT

DIMENSI PROSES

No Key Themes

1 Meskipun Pimpinan senior IHW mendorong komunikasi yang jujur, dua arah. termasuk penggunaan media sosial untuk kerekatan seluruh jajaran tenaga kerja dan pelanggan melalui kegiatan Ngariung 3 bulanan, Family Gathering, Website, Email, Twitter, namun pelaksanaannya belum konsisten dan belum dievaluasi efektivitas penggunaannya, terbukti dari data yang dilaporkan belum semua pegawai menggunakan media tersebut dan jumlah aktivitas media Website, Email, dan Twitter oleh karyawan maupun pelanggan masih di bawah target, sehingga media sosial yang digunakan belum memberikan manfaat dalam meningkatkan komunikasi serta kerekatan karyawan dan pelanggan.

2 Meskipun IHW telah memiliki mekanisme dalam mengumpulkan dan menganalisis elemen2 penting dalam perencanaan strategis, yang dijadikan pertimbangan2 dalam penetapan sasaran2, dan pengembangan program2 kerja, antara lain dengan cara Melakukan analisa2 lingkungan eksternal dan internal, analisa risiko, analisa kemampuan perusahaan, analisa regulasi, dan analisa SWOT, namun belum dilakukan review atas mekanisme dan tahapan2 nya, terbukti IHW belum melakukan analisa kemampuan perusahaan, khususnya di bidang keuangan serta risiko2 di bidang keuangan. Hal ini terlihat dari Proyeksi keuangan jangka panjang, pada setiap akhir Periode masih memproyeksikan tren kerugian yang Unfavorable, dan akhir Periode Gemilang (2030), tercatat masih rugi Rp. 573 Milyar. serta, total hutang (Passiva) sebesar Rp.18.905 Milyar, sementara Total Aktiva Rp.15.548 Milyar, dengan Equitas minus (Rp 3.416,584) Milyar. Hal ini akan menjadikan kendala serius bagi SL dalam mewujudkan Kesuksesan Perusahaan.

3 Meskipun IHW telah mendengar pelanggan terdahulu, pelanggan potensial, dan pelanggan pesaing untuk mendapatkan informasi yang dapat ditindaklanjuti atas produk, dukungan pelanggan, dan transaksi, dengan cara : [1] memanfaatkan media sosial, [2] menganalisis keluhan pelanggan, [3] hasil survey pelanggan, n amun belum dievaluasi efektivitasnya berdasarkan data dan informasi untuk dapat ditindaklanjuti terbukti suara/ keluhan pelanggan terhadap pelayanan IHW (transaksi, lalin dan konstruksi) masih berulang, sehingga belum memenuhi harapan pelanggan (customer focus execelent).

4 Meskipun IHW telah melakukan review kinerja utama melalui mekanisme Rapat review manajemen yang dilaksanakan setiap Bulan, namun IHW belum terbukti telah memanfaatkan Data pembanding dan pelanggan dalam melakukan review, terbukti dari : a). Pengumpulan data Pembanding baru diperoleh saat akan menyusun Laporan KPKU, dan masih sekedar dijadikan pembanding dalam penyajian hasil2 kinerja tahunan. b). IHW tidak mengidentifikasi, mencari dan menggunakan data2 Pesaing dan Benchmark dalam review. c). Data Harapan2 pelanggan yang dinyatakan dalam Profil organisasi dan digunakan dalam review, berbeda/ tidak sesuai dengan Data harapan pelanggan hasil dari survey pelanggan. Hal ini akan menjadikan kendala bagi SL IHW dalam upaya melakukan perbaikan untuk meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai Keberhasilan

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) - 2015 Halaman v

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Perusahaan. 5 Meskipun IHW telah melaksanakan sistem pengembangan dan pembelajaran untuk

menyikapi kompetensi inti, tantangan strategis, pencapaian rencana kerja baik jangka pendek maupun jangka panjang, mendukung etika dan praktek bisnis yang beretika dengan cara menyusun program pelatihan dari tahun 2016 sampai 2030 yang tertuang dalam RSB dan menyusun training need analisis tahun 2015. Sebagai contoh adanya Pelatihan Manajemen Pelayanan Lalin, Service Excellent. Mekanisme pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sesuai Prosedur pendidikan dan pelatihan IHW- SDM-004, namun program pelatihan tersebut belum lengkap untuk menyikapi kompetensi inti, mendukung etika dan praktek bisnis yang beretika, terbukti beberapa program hardskill (contoh: management project, Manajemen Pemeliharaan) belum diprogramkan, sehingga perusahaan akan terkendala dalam mengembangkan kompetensi inti, menjawab tantangan strategis, mencapai rencana kerja, dan mendukung praktek bisnis yang beretika.

6 Meskipun IHW telah memperbaiki proses kerja untuk memperbaiki produk dan kinerja, meningkatkan kompetensi inti perusahaan, dan mengurangi variabilitas dengan cara melakukan Rapat Tinjauan manajemen sebagaimana yang dipersyaratkan dalam manual mutu sesuai SK Direksi No.24/KPTS/CC/2015 tentang Tim Manajemen Mutu ISO PT IHW, namun belum konsisten penerapannya, terbukti sejak tahun 2011 hingga tahun 2016 baru 24% prosedur yang dilakukan revisi/ perbaikan, serta adanya prosedur utama layanan transaksi yang belum diperbaiki (IHW -PLT-003: Prosedur Akhir Tugas Pelayanan Transaksi) yang dari semula proses manual menjadi proses komputerisasi, sehingga perusahaan akan terkendala dalam peningkatan kinerja untuk mendukung pencapaian keberhasilan organisasi

DIMENSI HASIL

No Key Themes

Meskipun IHW telah mengukur dan mengendalikan 305 indikator-indikator utama, namun masih terdapat indikator kinerja antara lain :7.1 Produk dan Proses 7 (7%) Level Poor, dan 5 (5%) Trend Adverse; 7.2 Fokus Pelanggan 1 (2%), Level Poor, dan 1 (2%) Trend Unfavourable; 7.3 Fokus Tenaga Kerja 7 (11%), Level Poor, dan 4 (6%) Trend Unfavourable; 7.4 Kepemimpinan 6 (10%) Level Poor, dan 12 (21%) Trend Unfavourable; 7.5 Keuangan dan Pasar 8 (32%) Level Poor, dan 26 (36%) Trend Unfavourable; - 29 (10%) indicator result kurang baik, di bawah target. - 26 (9%) indicator result memiliki kecenderungan turun (unfavourable-adverse). - 101 (33%) indikator result Lagging dibanding pesaing - 49 (16%) indicator result tanpa pembanding (pesaing), perusahaan akan sulit untuk dapat mengetahui keunggulan kinerja.

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) - 2015 Halaman vi

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

KEY FACTORS

P.1a Lingkungan Organisasi

No FAKTOR UTAMA

1 Produk yang ditawarkan : Jasa layanan jalan raya2 Tingkat relatif penting produk : Mempercepat memasuki kota Baraya,

mengurangi volume lalu lintas kendaraan yang melalui pusat kota dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di wilayah kota dan kabupaten Baraya

3 Mekanisme penyampaian produk dan Layanan Utama

: Dilakukan secara langsung melalui transaksi raya di gardu raya

4 Visi, Misi,Tata nilai, Tujuan, Budaya perusahaan

: Tujuan :Untuk melaksanakan pengusahaan Jalan Raya Baraya Ring Road, yang meliputi : pendanaan, perencanaan teknik, pelaksanaan konstruksi, pemgoperasian dan pemeliharaan jalan raya, serta usaha lainnya sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Visi : Menjadi pengusaha jalan raya yang profesional, berorientasi pada pengembangan bisnis dan bersinergi dengan lingkungan Misi : Mengusahakan jalan raya yang nyaman,

indah , dan memuaskan pelanggan Selalu memanfaatkan peluang-peluang

pengembangan bisnis yang terkait dengan bisnis jalan raya

Menjalankan usaha dengan sehat secara efektif dan efisien

Menyeimbangkan kepentingan perusahaan dengan stakeholder

Tata Nilai : CREDO, yaitu : Bertindak Kreatif (Creative), Fokus pada Hasil (Result), Membangun Empati (Empathy), Menyelesaikan Perbedaan Pendapat (Dissent), Membuat Keputusan secara Objektif (Objective)Budaya : 5R, yaitu : Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin.

5 Kompetensi Inti dan hubungannya dengan Misi

: Mengelola (Pembangunan, Pengoperasian, Pemeliharaan, dan Pengusahaan Lainnya Jalan Raya dengan Sasaran Strategis menuju Bintang, Cemerlang dan Gemilang.

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 7

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

6 Profil tenaga kerja : Jumlah tenaga Kerja : 131 orang Profil Tenaga Kerja- Tetap : 18,32 % (24 orang)- Tidak Tetap : 81,68 % (107 orang) Profil Tenaga Kerja- Operasional : 64,89 % (85 orang)- Non Operasional : 35,11 % (46 orang)Posisi- Struktural : 18,32 % (24 orang)- Non Struktural : 81,68 % (107 orang) Jenis Kelamin- Laki-laki : 81,68 % (107 orang)- Perempuan : 18,32 % (24 orang)

7 Perubahan Terbaru Pada Komposisi Tenaga Kerja

: Untuk mendukung persiapan pembangunan Jalan Raya Seksi IIB dan seksi berikutnya

Pengangkatan Karyawan Operasional dan Non Operasional dari PKWT menjadi karyawan tetap sebanyak 65 orang

8 Kelompok dan Segmentasi Tenaga Kerja

Komposisi Tenaga Kerja :Penugasan : 20 orang, terdiri dari:- PMMR : 13 orang- CMNP : 3 orang- PT Jasa tenaga kerja : 4 orangPengangkatan PT IHW : 65 orangPKWT & Outsourcing (tidak tetap) : 46 orangSegmen Pegawai : Operasional : 47,33 % (62 orang) Non Operasional : 52,67 % (69 orang)- Tetap : 17,56 % (23 orang)- Tidak Tetap : 35,11 % (46 orang)

PosisiStruktural : 18,32 % (24 orang) Operasional : 18,32 % (24 orang) Non Operasional : 10,69 % (14 orang)- Tetap : 10,69 % (14 orang)- Tidak Tetap : -

Non Struktural : 81,68 % (107 orang) Operasional : 39,69 % (52 orang) Non Operasional : 41,98 % (55 orang)- Tetap : 6,78 % (9 orang)- Tidak Tetap : 35,11 % (46 orang)

Jenis KelaminLaki-laki : 81,68 % (107 orang)

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 8

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Operasional : 37,40% (49 orang) Non Operasional : 44,27 % (58 orang)- Tetap : 12,21 % (16 orang)- Tidak Tetap : 32,06 % (42 orang)

Perempuan : 18,32 % (24 orang) Operasional : 9,92 % (13 orang) Non Operasional : 8,40 % (11 orang)- Tetap : 5,34 % (7 orang)- Tidak Tetap : 3,05 % (4 orang)

9 Persyaratan Pendidikan Kelompok dan Segmen Berbeda

: -

10 Faktor utama yang mempengaruhi keterikatan tenaga kerja terhadap Pencapaian Visi dan Misi

: Tetap (Operasional & Operasional) :- Karir- Budaya- Komunikasi- Reward and Punishment- Fasilitas Operasional- Dana PensiunTidak Tetap (Non Operasional) :- Karir- Budaya- Komunikasi- Reward and Punishment- Fasilitas Operasional

11 Serikat Pekerja : Dalam proses pendaftaran (saat ini masih menginduk pada Serikat Pekerja PMMR)

12 Persyaratan khusus mengenai kesehatan dan keselamatan tenaga kerja utama

:

13 Teknologi dan Fasilitas utama : Fasilitas: Umum : Kantor Pusat, Kantor Gerbang, Ruang PJR, Ruang PIK, Ruang Patroli, Ruang Server dan Ruang CCTV, Ruang Satpam, Ruang Brimob, Ruang Derek, Ruang Mushola, Kantin

Transaksi : Gerbang Raya, Gardu Raya

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 9

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Manual (11 buah), Gardu Raya Otomatis (1 buah), Sarana Kelengkapan Transaksi, Mobil Shuttle (1 unit)

Lalu Lintas : Mobil Patroli (2 unit), Mobil Derek (1 unit), Mobil Rescue (1 unit), Mobil PJR (1 unit), Mobil Ambulan (1 unit), Kereta Rambu (1 unit), Antena Triangle Tower

Konstruksi : Jalan dan Jembatan, Bankapja dan Sarkapja, Mobil Pemeliharaan Jalan Raya (1 unit)

Perangkat Utama :Transaksi : LTS, TCT, LPR, PCA, PCS, CCTV Lajur Gardu Raya, KTTM, CDP, LCB, Loop Coil, VMS, Public Address

Lalu Lintas : PIK, Kelengkapan Mobil Patroli, Kelengkapan Mobil Rescue, Radio Komunikasi (Mobile dan HT)Konstruksi : Kelengkapan Mobil Pemeliharaan

Teknologi Utama :Transaksi : Fiber Optik, E-Rayal Card, Aplikasi Transaksi Raya

Lalu Lintas : Repeater, Poin to PointKonstruksi : Rigid Pavement, Teknologi Konstruksi Erection Span by Span, Struktur Jembatan Box Girder

14 Peraturan & perundangan : Lingkungan peraturan perundangan yang menaungi/ berkaitan dengan pengoperasian

Korporasi :- UU 40/2007 ttg Perseroan Terbatas- UU 19 /2003 ttg BUMN- Anggaran Dasar Perseroan- PER-01/MBU/2011 ttg Penerapan Tata

Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG) Pada BUMN

Ketenagakerjaan :- UU 13/2003 ttg Ketenagakerjaan- Kepmenakertrans 48/Men/IV/2004 ttg Tata

Cara Pembuatan & Pengesahan Peraturan Perusahaan Serta Pembuatan & Pendaftaran PKB

- SK Direksi Nomor : 30/KPTS/2014 tentang Pola Hubungan Kerja PT IHW

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 10

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Ketenuan-ketenuan yang diberlakukan untuk kesehatan dan keselamatan kerja :

- UU 1 / 1970 ttg Keselamatan Kerja.- PP 50/2012 ttg Penerapan Sistem

Manajemen keselamatan dan Kesehatan kerja.

- Permennakertrans PER.08/ MEN/VII/2010 ttg Alat Pelindung Diri.

- Permen PU 09/PRT/M/2008 ttg Pedoman Manajemen K3 Konstruksi Bidang PU .

- Permennakertrans PER 05 /MEN/1996 ttg Sistem Manajemen K3.

- Permennakertrans PER.04/ MEN/ 1987 ttg P2K3 serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.

- Permennakertrans PER.01/MEN/1980 ttg K3 Pada Konstruksi Bangunan.

- Permennakertrans PER.02/MEN/1980 ttg Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja

- SK Direksi PT IHW Nomor: 25/KPTS/CC/2012 tentang Standar Operasional Prosedur SMK3 di Lingkungan PT Indonesia high way (IHW).

Persyaratan akreditasi, sertifikasi atau regristrasi :- ISO 9001:2008: Surveilance & Re

Certification

Standar Industri yang relevan :- Standar Perencanaan Geometrik Untuk

Jalan Perkotaan, Ditjen Bina Marga, Dept PU, Maret 1992.

- SNI 03-3426-1994 tentang Tata Cara Survai Kerataan Permukaan Perkerasan Jalan Dengan Alat Ukur Kerataan NAASRA

- SNI 6748:2008 tentang Cara Uji Kekesatan Pada Permukaan Perkerasan Menggunakan Alat Mu-meter

Peraturan Lingkungan Hidup (AMDAL) :

- UU 32/2009 ttg Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup.

- PP 27/1999 ttg Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

- PP 27/2012 ttg Izin Lingkungan Hidup- Permen LH 11/2006 ttg Jenis Rencana

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 11

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Usaha &/ atau Kegiatan Yg Wajib Dilengkapi dgn AMDAL.

- Permen LH 16/2012 ttg Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup

- Kepmen LH 45/2005 ttg Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL&RPL.

Peraturan Keuangan ;Keuangan :- Permen BUMN 09/MBU/2013 ttg

Kebijakan Umum Transaksi Lindung Nilai BUMN

Pajak :- UU 28/2007 ttg Ketentuan Umum

Perpajakan;- UU 36/2008 ttg PPh. - UU 18/2000 ttg PPN. - UU 20 /2000 ttg BPHTB.- UU 12/1985 ttg PBB.Umum & Logistik :- Permen BUMN 05/ MBU/2008 ttg

Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang & jasa BUMN.

- SE Meneg BUMN 03/ MBU/2009 ttg Pengurusan & Pengamanan Aset Perusahaan.

Peraturan Produk :

Jalan :- UU 38/2004 ttg Jalan. - PP 15/2005 ttg Jalan Raya.Konstruksi :- UU 18/1999 ttg Jasa Konstruksi.- Kepmen Kimpraswil 353/KPTS/ M/2001 ttg

Ketentuan Teknik, Tata Cara Pembangunan & Pemeliharaan JT;

- Pedoman Konstruksi dan Bangunan No.028/BM/2011 tentang Pemeliharaan Jalan Raya.

Perlengkapan Jalan :- UU 22/2009 ttg Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan;- KepMenHub No. KM.60/1993 ttg Marka

Jalan;- KepMenHub No. KM.61/1993 ttg Rambu

LL;- KepMenHub No. KM.3/1994 tentang Alat

Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan.

SPM : - Permen PU 16/PRT/ M/2014 ttg SPM;

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 12

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

- Kep.Ka BPJT 03/KPTS/BPJT/ 2006 ttg Pedoman Pemantauan & Penilaian Pemenuhan SPM Jalan Raya

Tarif :- SK Menteri PU no. 259/KPTS/M/2014

tanggal 28 Mei 2014

P.1b Hubungan Organisasi

NO FAKTOR UTAMA

15 Struktur organisasi : Sebagaimana terlampir pada Profil Organisasi tentang Struktur Organisasi PT Indonesia high way (IHW)

16 Sistem Tata kelola perusahaan : Memperhaikan prinsip-prinsip Tata kelola Perusahaan yang Baik

17 Hubungan pertanggung jawaban : Dari Divisi/Biro melaporkan ke Direksi laporan selanjutnya ke DEKOM, juga ke BPJT, dan pada akhirnya laporan disampaikan ke Pemegang Saham (Diagram P.1-1 Tata Hubungan Pertanggung jawaban)

18 Segmen pasar : - Wilayah Kota Baraya : Pelanggan atau calon pelanggan Kota Baraya meliputi Kecamatan Baraya Utara, Kec Tanah Sareal

- Wilayah Kab. Baraya : Pelanggan atau calon pelanggan meliputi : Kec Sukaraja, Kec Babakan Madang

19 Kelompok Pelanggan : Pengguna Jalan, yaitu : Golongan-1 (kendaraan penumpang = 94%) dan Non Gol.1 (kendaraan barang = 6%)

20 Kelompok Stakeholeders : Pemegang Saham, Karyawan, Instansi/Lembaga Pemerintah Terkait, Pemasok, Mitra Kerja dan Komunitas Utama (Masyarakat sekitar Jalan Raya)

21 Persyaratan dan harapan pelanggan

: Lancar-Aman-Nyaman (LAN) :1. Kecepatan Pelayanan Transaksi2. Kecepatan Response Time

Gangguan3. Kualitas Permukaan Jalan dan

22 Persyaratan dan harapan Stakeholders

: - Pemegang Saham : Peningkatan Dividen dan Capital Gain

- Karyawan/Tenaga Kerja : Data/Informasi yang terkini tentang Layanan Jalan Raya

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 13

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

- Mitra Kerja : Kejelasan atas informasi tentang Rencana Kerja

- Regulator/Pemda : Memenuhi Standard Nasional

- Komunitas Utama : Menjaga Lingkungan hidup

23 Perbedaan Persyaratan & Harapan antara Segmen Pasar, Kelompok Pelanggan, dan Kelompok Stakeholders

: Segmentasi PasarPersyaratan Wilayah Kota Baraya Wilayah Kabupaten Baraya

Harapan Depok Tangerang (Banten) Bandung Bekasi Jakarta

Kelompok PelangganPersyaratan Gol I : Kendaraan Muatan Penumpang Non Golongan I : Kendaraan Muatan

Barang

Harapan Kondisi jalan raya lancar, aman dan

nyaman Kecepatan transaksi pelayanan melebihi

ekspektasi pelanggan Kecepatan penanganan gangguan

melebihi ekspektasi pelanggan Kualitas jalan raya zero pothole Pemenuhan rambu jelas dan informatif Memperluas informasi kondisi lalu lintas

melalu media social Penindakan pelanggaran lalu lintas sesuai

aturan

Kelompok Stakeholder Persyaratan Pemegang Saham Karyawan Instansi/Lembaga Pemerintah terkait MitraKerja Masyarakat Sekitar Jalan Raya Pelanggan

Harapan Peningkatan deviden Pertumbuhan laba yang berkelanjutan Target pendapatan tercapai Efesiensi beban usaha Terlampauinya SPM jalanraya

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 14

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Peningkatan kesejahteraan Suasana kerja sehat, aman dan nyaman Proses pengadaan sesuai kaidah-kaidah

GCG Tersedianya informasi yang jelas dan

reliable terhadap rencana kerja Memperhatikan lingkungan dan

Memberikan rasa aman dan nyaman serta meningkatkan pembangunan ekonomi dan social di wilayah sekitar jalan raya.

Mengurangai antrian di gerbang raya

24 TIpe Pemasok & Mitra : Pemasok :- Kontraktor barang/jasa, Konsultan, Derek

dan Penyedia Jasa Alih Daya

Mitra :- PJR, Brimob (Kepolisian), Bank, dan

Rumah Sakit.

Kolaborator : -25 Peran pemasok, Distributor dan

mitra dalam Penyampaian Produk dan Layanan Pendukung Pelanggan dan Menciptakan Nilai Tambah

: Penyelesaian pekerjaan tepat waktu dan biaya efisien dan kualitas tinggi

26 Hubungan dengan pemasok : Website, Media Masa, Papan Pengumuman di IHW,Rapat Koordinasi, Korespondensi (surat, email, faksimili, telepon, dll)

27 Peran Pemasok dalan Kontribusi dan Implementasi Inovasi

: Menciptakan inovasi baru atau improvement dalam rangka perwujudan visi dan misi serta implementasi rencana kerja perusahaan yang efektif dan efisien

28 Persyaratan Key Supply Chain : Tepat Biaya, Mutu dan Waktu

P.2a Lingkungan KompetitifNO FAKTOR UTAMA29 Posisi Persaingan dan Market

Share: Pertumbuhan Pendapatan Raya :

IHW = 27% ; MLJ = 64,81% ; Belmera = 8,2%; Semarang = 8%

Ratio Beban Usaha :IHW = 80,43% ; MLJ = 22,48% ; Belmera = 117%; Semarang = 74,05%

Produktifitas Pulraya :IHW = 2.022,00 ; MLJ = 381,12 ; Belmera = 917,91 Semarang = 492,76

30 Jumlah dan Tipe Pesaing : Tdk diperlukan31 Perubahan utama yang : - Meningkatnya Kemampuan keuangan

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 15

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

mempengaruhi situasi persaingan dan perubahan yang menciptakan peluang inovasi

perusahaan- Perkembangan penggunaan e-rayal card- Implementasi Gardu Raya Otomatis (GTO)- Pengoperasian Ruas Raya Seksi I dan IIA

sepanjang 5,80 km - Rencana Pembangunan Seksi II B- Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO

9001:2008, Manajemen Risiko, SMK3 dan KPKU di lingkungan perusahaan

32 Jenis data dan sumber pembanding

: Sumber data pembanding dan persaingan yang tersedia dari dalam dan dari luar industri diperoleh dari buku laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan jalan raya yang dapat diakses melalui Website

Memperoleh sumber data komparatif melalui laporan annual report dari PT. Perusahaan induk (Persero) Tbk. dan berdasarkan Surat Edaran Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko PT Perusahaan induk (Persero) Tbk. Nomor: FA.MR03.02.1585 tanggal 28 Oktober 2015 tentang Data Pembanding

P.2b Hubungan StrategikNO FAKTOR UTAMA33 Tantangan strategis utama aspek

Bisnis, Operasional, tangggung jawab sosial dan tenaga kerja.

: Tantangan Bisnis ;- Peningkatan kewaspadaan dan

produktivitas daya saing serta kompetensi

Tantangan Operasi ;- Peningkatan kualitas layanan serta

optimalisasi kinerja operasional

Tantangan Tanggung Jawab Kemasyarakatan ;- Peningkatan kewaspadaan dan

peningkatan keterlibatan warga sekitar jalan raya

Tantangan Tenaga Kerja ;- Perkuatan Budaya Perusahaan dan

peningkatan Kinerja Manajemen serta Perbaikan Sistem

34 Keunggulan Strategis utama : Keunggulan Bisnis

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 16

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

aspek Bisnis, Operasional, tangggung jawab sosial dan tenaga kerja.

- Penguasaan teknologi pasar dan finansial untuk menangkap peluang usaha Jalan Raya yang masih besar

Keunggulan Operasi- Sangat berpengalaman dalam

mengelola/operator Jalan Raya

Keunggulan Tanggung Jawab Kemasyarakatan- Telah dikenal oleh masyarakat dengan

adanya program CSR untuk masyarakat sekitar Jalan Raya Baraya Ring Road

Keunggulan Tenaga Kerja- Mempunyai jumlah SDM yang memadai

dan berpengalaman serta Tata Kelola SDM yang baik

P.2c Sistem Peningkatan KinerjaNO FAKTOR UTAMA35 Sistem utama peningkatan kinerja

termasuk proses untuk evaluasi, dan peningkatan proyek-proyek utama dan proses-proses utama perusahaan

: - Elemen utama sistem peningkatan kinerja mencakup : Rapat Direksi/Komisaris, Rapat Internal Divisi/Biro, Management Review, penerapan SMM ISO serta SMK3.

- Proses evaluasi kinerja : pada tingkat Komisaris & Direksi dengan mekanisme RUPS; pada satu tingkat di bawah Direksi sampai dengan staf terbawah dengan mekanisme sistem penilaian kinerja personal.

- Proses Pembelajaran : diperoleh melalui training manajemen; penyegaran SOP; training keahlian, Benchmarking, Knowledge Sharing / Knowledge Management dan penerapan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU)

- Peningkatan proyek-proyek utama (Proyek Ruas Seksi II B Ruas Kedung Badak – Simpang Yasmin yang yahap pembangunannya dalam proses Studi Lalu lintas dan Administrasi Pengadaan) melalui prosedur pengendalian proyek pembangunan menggunakan media evaluasi dan komunikasi internal, Rencana Utama kegiatan perencanaan yang dibuat mengacu pada Business Plan 45 Tahun (Plan) yang dijabarkan menjadi 5 Tahunan (RJPP : Bintang, Cemerlang, Gemilang) dilaksanakan oleh Divisi Teknik bekerjasama dengan Konsultan

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 17

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Perencanaan (Do), kemudian dievaluasi pencapaian terhadap target yang telah dibuat dalam rapat pembahasan unit kerja dengan BOD; dilakukan pula pemeriksaan pemenuhan kriteria desain terhadap regulasi pemerintah (Check). Langkah tindak lanjut atas pencapaian target dan deviasinya melalui action plan (Action).

- Proses-proses utama perusahaan dievaluasi kematangan dan penerapannya melalui : Survey Kepuasan Pelanggan, Survey Kepuasan Karyawan, Audi Mutu Internal dan Eksternal, Inspeksi Operasional dan Pemeliharaan, serta Asesmen KPKU yang hasilnya dibahas dalam Review Manajemen melalui, Rapat Internal Unti Kerja dan Rapat Senior Leader.

Kategori 1 : Kepemimpinan

1.1. Kepemimpinan Senior

Item Ref Strengths

1.1.a.1.1 Pemimpin Senior IHW menetapkan Visi, ”Menjadi Pengusaha Jalan Raya yang Profesional, Berorientasi pada Pengembangan Bisnis dan Bersinergi dengan lingkungan” dan Tata Nilai ”CREDO” Bertindak Kreatif (Creative), Fokus pada hasil (Result), Membangun Empati (Emphaty), Menyelesaikan perbedaan pendapat (Dissent) dan Membuat keputusan secara objektif (Objective), mengacu pada Mekanisme Penyusunan Visi, dan Tata Nilai (Diagram 1.1.a.1.1) dengan mengakomodasi kebutuhan dan harapan para pemangku kepentingan melalui (i) evaluasi terhadap pencapaian kinerja dan kekuatan internal perusahaan; (ii) melakukan evaluasi terhadap perubahan strategis lingkungan eksternal Perusahaan dan mempertimbangkan peluang bisnis di masa akan datang; (iii) melakukan evaluasi dan identifikasi terhadap harapan dan kebutuhan para pemangku kepentingan; (iv) dengan mempertimbangkan kekuatan internal dan peluang eksternal serta harapan para pemangku kepentingan; (v) merumuskan visi Misi dan tata nilai perusahaan; (vi) kemudian bersama menetapkan Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan melalui SK Direksi Manual Mutu IHW-MM-001 SK Dir No.26/KPTS/CC/2012 tanggal 22 Nopember 2012 tentang Tata Nilai; SK Dir No. 26/KPTS/CC/2012 tentang Visi Misi dan SK Dir No. 14.01/KPTS/CC/2012 tentang Tata Nilai

1.1.a.1.3 Pemimpin Senior IHW berkomitmen terhadap tata nilai perusahaan (CREDO) yang diterjemahkan dalam tindakan yang kreatif (Creative) yang diwujudkan dalam aktivitas yang kreatif, Fokus pada Hasil (Result) dengan memenuhi persyaratan pada KPI dan SPM, membangun Empati (Empathy) dalam program-

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 18

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Strengths

program CSR dsb, menyelesaikan Perbedaan Pendapat (Dissent) melalui forum-forum rapat manajemen, membuat Keputusan secara Objektif (Objective) yang mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi, diwujudkan dalam perilaku taat hukum dan beretika, dengan memahami tujuan dan penerapan GCG, serta memahami peraturan yang berlaku dalam perusahaan untuk terlaksananya penerapan Hukum Peraturan di perusahaan.

1.1.a.2.2 Pemimpin Senior IHW mempromosikan lingkungan perusahaan menjadikan perilaku taat hukum dan beretika menjadi kebutuhan melalui sosialisasi prinsip-prinsip GCG (TARIF; KPTS Direksi No. 17.01/KPTS/CC/2014 tentang Pedoman CoCG, penandatangan pakta integritas), menginternalisasikan persyaratan dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan dan memonitor pelanggaran terhadap peraturan/ hukum dan etika, serta hasil penerapan GCG tersebut menjadi masukan bagi Pemimpin Senior dalam mendorong peningkatan terlaksananya perilaku taat hukum dan beretika di lingkungan perusahaan.

1.1.a.3.1 Pemimpin Senior IHW membangun perusahaan yang berkelanjutan dengan cara : (i) Menyusun dan mengkaji ulang Bisnis Plan; (ii) Menyusun dan membuat RJP dan RKAP; (iii) Memonitor dan mengevaluasi pencapaian KPI; (iv) Penyusunan struktur organisasi, pemenuhan formasi jabatan dan pelaksanaan RJP/ RSB serta RKAP, sebagai upaya untuk pencapaian visi perusahaan menjadi pengusaha Jalan Raya yang profesional, berorientasi pada pengembangan bisnis dan bersinergi dengan lingkungan, dan memiliki kemampuan untuk merealisasikan tuntutan kebutuhan bisnis saat ini dan masa datang, dengan mempertimbangkan harapan pelanggan, peluang bisnis dan kemitraan, mengantisipasi kondisi perubahan ekonomi, kebutuhan pengembangan dan rekruitmen tenaga kerja, antisipasi perkembangan teknologi dan pemenuhan persyaratan regulasi serta pemenuhan harapan komunitas dan masyarakat dalam pengembangan strategi bisnis lainnya.

1.1.a.3.2.1 Pemimpin Senior IHW telah menciptakan lingkungan perusahaan untuk peningkatan kinerja perusahaan, pencapaian misi, perbaikan kinerja organisasional, kepemimpinan kinerja, pembelajaran organisasional ,dan pembelajaran bagi tenaga kerja dengan tahapan 1) Menyusun Bisnis Plan ; 2) Membuat RJP dan RKAP ; 3) Menetapkan Sasaran Mutu; 4) Memonitor dan mengevaluasi pencapaian KPI, RKAP, dan Sasaran Mutu ; 5) Menyusun rencana diklat ; 6) menciptakan lingkungan yang kondusif untuk berkarya dan berinovasi bagi karyawan ; 7) menerapkan system manajemen mutu ISO 9001 : 2008, untuk tercapainya Misi perusahaan dalam ; (a) Mengusahakan jalan raya yang lancar, aman, dan nyaman; (b) Selalu memanfaatkan peluang-peluang pengembangan bisnis yang terkait dengan bisnis jalan raya; (c) Menjalankan usaha dengan sehat secara efektif dan efisien; (d) Menyeimbangkan kepentingan perusahaan dengan Stakeholder, yang diwujudkan dalam peningkatan kinerja perusahaan, kinerja kepemimpinan, pembelajaran organisasi dan individu

1.1.b.1.4 Pemimpin Senior IHW terlibat aktif dalam praktek pemberian penghargaan dan pengakuan untuk memperkuat kinerja perusahaan yang ekselen, fokus kepada pelanggan dan bisnis dengan melakukan Proses pemilihan Karyawan Terbaik dan perbaikan remunerasi pada karyawan, hal ini diatur sesuai keputusan Direksi No.15/KPTS/CC/2013 tentang Pemberian Insentif di lingkungan IHW

1.1.b.2.1 Pemimpin Senior IHW fokus pada tindakan nyata untuk mencapai sasaran perusahaan, meningkatkan kinerja memungkinkan Inovasi dan penerapan Intelligent Risk, dan mencapai visi perusahaan melalui Mekanisme RUPS, Review Management bulanan, dan Rapat Kinerja Bulanan dengan Komisaris, terbukti dengan adanya inovasi yang diwujudkan dalam tindakan seperti SISPEM (Sistem

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 19

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Strengths

Pemeliharaan), Pengukuran Kecepatan Transaksi, Portal Internal, Interactive Display Customer (IDC) Smile, VMS di gardu Raya, Website IHW, Lampu nama (Sign Board) Gerbang Raya Sentul Barat, Gardu Raya Otomatis, dan Live Streaming CCTV.

1.1. b.2.2Pemimpin Senior IHW mengidentifikasi tindakan-tindakan yang seharusnya dilakukan dengan menyusun KPI yang dilengkapi dengan analisa dan indikator berbasis 5 (lima) Perspektif KPKU yaitu (i) Hasil/ kinerja Produk dan Proses, (ii) Hasil/ kinerja Fokus Pelanggan, (iii) Hasil/ kinerja Fokus Tenaga Kerja, (iv) Hasil/ kinerja Kepemimpinan dan Tata Kelola, (v) Hasil/ kinerja Keuangan dan Pasar

Item Ref Opportunities For Improvement

1.1.a.2.1 Meskipun Tindakan pemimpin senior IHW menunjukkan komitmennya pada hukum dan perilaku etis dengan melaksanakan penerapan Hukum Peraturan melalui pemahaman dan penerapan GCG sesuai KPTS Direksi No. 17.01/KPTS/CC/2014 tentang Pedoman CoCG di lingkungan IHW-Bab.III, Organ Perusahaan, serta penandatangan Pakta Integritas yang dilakukan oleh Direksi dan segenap karyawan, namun pelaksanaannya belum konsisten, terbukti: (i) penandatanganan Pakta Integritas belum dilakukan oleh semua karyawan dan belum adanya pembaharuan penandatanganan Pakta Integritas yang kadaluarsa (sudah tidak sesuai dengan posisi jabatan dan pejabat yang bertandatangan), (ii) Pelaporan LHKPN belum dilakukan di IHW. Hal ini dapat berdampak pada tidak comply dengan peraturan yang ada serta citra negative perusahaan.

1.1.a.3.2.2 Meskipun Pemimpin senior IHW menciptakan budaya tenaga kerja yang memberikan pengalaman positif pelanggan untuk meningkatkan keterikatan pelanggan dan berkarakteristik sesuai Kpts Direksi No. 25.00/KPTS/CC/2014 tentang Budaya Kerja yaitu 5R (Ringkas, pilah dan pisahkan barang yang tidak perlu; Rapi, lakukan penataan di tempat kerja, Resik (jaga kebersihan di tempat kerja), Rawat (pelihara ringkas, rapi, resik dan buat standar) dan Rajin (budayakan ringkas, rapi, resik dan rawat di tempat kerja)), dengan cara : Sosialisasi dan penerapan disegenap unit/ tempat kerja serta diadakan lomba budaya kerja 5R antar unit yang dikoordinasi oleh Divisi SDM, namun dalam penerapannya belum konsisten dan efektif, mekanisme penilaian dan pengelolaan budaya kerja 5R belum dipahami dan dirasakan manfaatnya oleh segenap pegawai, terbukti (i) beberapa Unit tidak melaporkan hasil penilaiannya, (ii) Hasil penilaian lomba budaya kerja tidak pernah diinformasikan kepada unit maupun karyawan, (iii) tidak ada teguran/ sanksi bila tidak melaksanakan. Hal ini berpotensi menjadi kendala bagi IHW untuk mencapai tujuan perusahaan dalam mewujudkan kerekatan pelanggan.

1.1.a.3.2.3 Meskipun IHW menciptakan lingkungan untuk inovasi, dan pengambilan risiko yang cerdas, mencapai sasaran strategis, dan kelincahan organisasi melalui mekanisme (i) Identifikasi Peluang Strategis melalui SWOT; (ii) Identifikasi Tantangan & Keunggulan Strategis; (iii) Review Management bulanan, dan Rapat Kinerja Bulanan dengan Komisaris; (iv) Improvement proses-proses dan kinerja dari hasil review manajemen tersebut melalui penciptaan peluang baru dan inovasi; (v) Melibatkan Karyawan dalam implementasi kegiatan Mutu dan Inovasi (Konvensi Mutu/ Perbaikan Berkelanjutan), contoh inovasi: Pengukuran Kecepatan

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 20

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement

Transaksi; Sispem; IDC Smile; Portal Internal, namun hasil evaluasi belum ditindaklanjuti secara efektif terbukti belum dilakukan penetapan prioritas atas seluruh peluang inovasi dan pengelolaan inovasi berdasarkan intelligent risk taking serta belum dihitung nilai tambah inovasi. Hal ini berdampak pada belum terciptanya lingkungan untuk inovasi dan meningkatkan kinerja melalui inovasi.

1.1.b.1.2 Meskipun Pimpinan senior IHW telah mendorong komunikasi yang jujur, dua arah. termasuk penggunaan media sosial yang efektif untuk kerekatan seluruh jajaran tenaga kerja dan pelanggan melalui kegiatan Ngariung 3 bulanan, Family Gathering, Website, Email, Twitter, namun pelaksanaannya belum konsisten dan belum dievaluasi efektivitas penggunaannya terbukti dari data yang dilaporkan belum semua pegawai menggunakan media tersebut dan jumlah aktivitas pada media Website, Email, dan Twitter oleh karyawan maupun pelanggan belum sesuai target, sehingga media sosial yang digunakan belum memberikan manfaat dalam meningkatkan komunikasi serta kerekatan karyawan dan pelanggan.

1.2. Tata Kelola dan Tanggung Jawab Kemasyarakatan

Item Ref Strengths

1.2.a.1.2 IHW telah mereview dan mencapai aspek utama pada sistem Tata Kelola dengan mengacu kepada KPTS Direksi No. 17.01/KPTS/CC/2014 tentang Pedoman CoCG di lingkungan IHW, untuk perlindungan terhadap kepentingan para pemangku kepentingan dan pemegang saham dengan tahapan (i) Pelanggan dilindungi oleh SPM; (ii) Tenaga Kerja oleh UU Tenaga Kerja; (iii) Pemasok/Mitra melalui penandatanganan Kontrak; (iv) Masyarakat oleh CSR dan AMDAL/ RKL/RPL; (v) Pemegang Saham melalui RUPS.

1.2.a.2.4 Pimpinan senior dan organ tata kelola IHW menggunakan hasil evaluasi kinerja ini untuk meningkatkan pengembangan diri mereka dan meningkatkan, baik efektivitas kepemimpinan pribadi mereka maupun efektivitas sistem kepemimpinan dan organ tata keloladengan dengan cara: mengikuti seminar, benchmark

1.2.b.1.1 IHW telah mengelola setiap dampak produk dan operasional yang merugikan masyarakat dengan memperhatikan setiap dampak lingkungan mulai dari pra konstruksi melalui study AMDAL sampai dengan operasional melalui kajian yang dituangkan pada Laporan RKL/RPL yang dilaksanakan setiap semester dan menjadi tugas dari Konsultan Pengawas pelaksanaan konstruksi, serta menyelenggarakan program CSR sebagai tanggung jawab kemasyarakatan yang dilakukan oleh perusahaan

1.2.b.1.2 IHW mengantisipasi kepedulian masyarakat terhadap produk dan operasi perusahaan saat ini dan masa yang akan datang dengan memperhatikan setiap dampak lingkungan mulai dari pra konstruksi melalui study AMDAL sampai dengan operasional melalui pelaporan RKL/RPL (MA. 302.2411.31 Biaya Konsultan Supervisi) yang dilaksanakan setiap semester sejak tahun 2007 sampai 2015, dan menyelenggarakan program CSR, aktivitas ini juga diprogramkan pada RKAP tahun 2015

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 21

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Strengths

1.2.b.1.3 IHW mempersiapkan diri secara proaktif mengantisipasi dampak produk dan operasional yang menjadi perhatian masyarakat, termasuk di dalamnya pelestarian sumber daya alam dan penggunaan proses manajemen rantai pasokan yang efektif dengan memperhatikan setiap dampak lingkungan mulai dari pra konstruksi melalui study AMDAL sampai dengan operasional melalui prosedur RKL/RPL, mensosialisasikan dampak dan kegiatan pembangunan dan operasional jalan raya, dan menyelenggarakan program CSR, bertanggung jawab atas kejadian akibat operasional jalan raya dengan pelaksanaan ganti-rugi ataupun perbaikan konstruksi

1.2.b.2.1 IHW mendorong dan memastikan diterapkannya perilaku etis dalam semua interaksi bisnis yang dilakukan melalui mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG; CoC dan CoCG yang mengatur pola hubungan Atasan dan Bawahan. menerapkan Tata Nilai CREDO dalam menjalankan bisnis perusahaan sebagaimana ditunjukan pada Profil Organisasi dan sesuai dengan ketentuan Perusahaan (KPTS, No. 17.1/KPTS/CC/2014)

1.2.b.2.3 IHW memantau dan menanggapi pelanggaran terhadap perilaku etis yang terjadi di perusahaan memantau dan menanggapi pelanggaran terhadap perilaku etis yang terjadi di perusahaan dengan memonitor dan merespon pelanggaran perilaku etis dalam struktur tata kelola, IHW melakukannya dengan cara memonitor dan merespon atas pelanggaran perilaku etis tersebut dengan mengimplementasikan penandatanganan pakta integritas untuk karyawan diatur dalam Keputusan Direksi No. 040.00/KPTS/IHW/VIII/2008 tentang Peraturan Disiplin Karyawan.

1.2.c.1.2 IHW berkontribusi pada kesejahteraan masyakat, memperbaiki lingkungan hidup, dan meningkatkan sistem perekonomian dengan cara menyusun program bina lingkungan yang meliputi guna mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar jalan raya Baraya Outer Ring Road (BORR) dan bantuan di bidang pendidikan, sosial, keagamaan dan kesehatan

1.2.c.2.1 IHW aktif mendukung dan mengelola komunitas utama perusahaan, khususnya yang terkait dengan Program Kemitraan dan Bina, dengan menyusun program kemitraan untuk meningkatkan nilai tambah usaha kecil, dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar jalan raya Baraya Outer Ring Road (BORR) dan menyusun program bina lingkungan yang meliputi bidang pendidikan, sosial, keagamaan dan kesehatan.

1.2.c.2.2 Pemimpin Senior IHW mengidentifikasi tindakan-tindakan yang seharusnya dilakukan dengan menyusun KPI yang dilengkapi dengan analisa dan indikator berbasis 5 (lima) Perspektif KPKU yaitu (1) Hasil/ Kinerja Produk dan Proses; (2) Hasil/ Kinerja Fokus Pelanggan; (3) Hasil/ Kinerja Fokus Tenaga Kerja; (4) Hasil/ Kinerja Kepemimpinan dan Tata Kelola; (5) Hasil/ Kinerja Keuangan dan Pasar.

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 22

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement

1.2.a.1.1.6 Meskipun IHW mereview dan mencapai aspek-aspek utama pada sistem tata kelola, untuk independensi dan efektifitas audit internal dan eksternal melalui Audit eksternal dilaksanakan oleh kantor akuntan publik yang ditunjuk seperti EY termasuk auditor ISO, dan Audit Internal ISO, namun belum memiliki pedoman pelaksanaan audit untuk memenuhi Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) yang ditetapkan di perusahaan induk (Keputusan Direksi PT Perusahaan induk No.174/KPTS/2013, Bab IV.Kebijakan Pokok Perusahaan, (d).Pengendalian Internal, (e).Auditor eksternal). Hal ini dapat berdampak pada efektivitas pelaksanaan audit, tidak comply terhadap aturan yang berlaku.

1.2.a.1.1.8 Meskipun IHW mereview dan mencapai aspek-aspek utama sistem tata kelola, untuk Perencanaan Suksesi bagi Pimpinan Senior dengan tahapan proses Penugasan dari Perusahaan Induk dan Asesment serta Presentasi sesuai KPTS Direksi No. 17.01/KPTS/CC/2014 tentang Pedoman CoCG di lingkungan perusahaan, namun belum memiliki Pedoman yang mengatur tentang perencanaan suksesi pimpinan dan menetapkan kriteria pelaksanaanya secara terstruktur, mengacu pada Keputusan PT Perusahaan induk (Persero) No.174/KPTS/2013 (Bab.III Organ Perusahaan) tentang CoCG di lingkungan Perusahaan. Hal ini dapat berdampak pada demotivasi pegawai serta pencapaian kinerja ekselen.

1.2.c.1.1 Meskipun IHW menjadikan aspek kesejahteraan masyarakat sebagai bagian dari strategi dan kegiatan operasional sehari-hari perusahaan dengan cara melakukan penyusunan program bina lingkungan yang meliputi bidang pendidikan, sosial, keagamaan dan kesehatan yang terangkum dalam pelaksanaan CSR untuk mendukung kesejahteraan lingkungan hidup, social, dan system ekonomi masyarakat di sekitar jalan raya Baraya Outer Ring Road (BORR), namun pelaksanaannya belum konsisten dan belum memiliki program CSR yang berlanjutan, terbukti program yang ada berasal dari proposal yang masuk/ diterima dan disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki perusahaan, sehingga akan menyulitkan IHW untuk mengetahui efektivitas program serta manfaat bagi kesejahteraan lingkungan hidup, social, dan system ekonomi masyarakat.

1.2.c.2.2 Meskipun IHW mengidentifikasi komunitas utama dan menentukan bidang keterlibatan perusahaan, termasuk bidang-bidang yang terkait dengan kompetensi inti perusahaan melalui (i) identifikasi Komunitas berdasarkan sektor Program dan wilayah dimana Komunitas berdomisili, (ii) penentuan wilayah berdasarkan pada wilayah di sekitar koridor Jalan Raya, (iii) menyusun program bina lingkungan yang dilaksanakan, namun pelaksanaan keterlibatan dengan komunitas belum konsisten, program yang ada masih berdasarkan proposal yang diterima/ masuk dan belum berkelanjutan. Hal ini dapat berdampak pada tidak teridentifikasinya komunitas utama yang mendukung kompetensi inti perusahaan.

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 23

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Kategori 2 : Perencanaan Strategi

2.1. Pengembangan Strategi

Item Ref Strengths

2.1.a.1. IHW memiliki mekanisme yang sistematis dalam Perencanaan Strategis, dilengkapi dengan Indikator2 Input, Proses dan Output, , melalui tahapan2 : I Penetapan Visi, Misi dan Tatanilai; II. Evaluasi Pelaksanaan,; III Analisa Posisi perusahaan.; IV. Penetapan sasaran Kebijakan dan Strategi,; V. Program Kerja, dan VI Proyeksi Keuangan. ke enam tahapan tersebutt didetailkan dalam 16 langkah. Mekanisme telah diterapkan sejak tahun 2009 dengan penanggung jawab Kepala Divisi Keuangan, dan telah selaras dengan kebutuhan perusahaan.

2.1.a.1.4. IHW telah menetapkan rentang waktu perencanaan strategis sebagai berikut : a. Jangka panjang yang dituangkan dalam RSB (Rencana dan Strategi Bisnis IHW) yaitu Periode Bintang (2011 - 2015), Periode Cemerlang (2016 – 2020), dan periode Gemilang (2020 - 2030). b. Jangka Pendek berupa RKAP tahunan.

2.1.a.1.5. IHW menangani Rentang waktu Perencanaan Strategis dengan mekanisme a. Periode Jangka Penjang, disusun dan ditetapkan pada tahun 2015, dengan review setiap tahun. b).Jangka Pendek disusun setiap tahun, merupakan penjabaran dari Rencana Jangka Panjang, dan dilakukan review setiap 6 bulan.

2.1.a.1.6.1. IHW memiliki mekanisme dalam perencanaan strategis untuk mengatasi kebutuhan perubahan transformasional dan inisiatif perubahan, dilakukan dengan cara : a). Mengidentifikasi kebutuhan perubahan, sesuai dengan tahapan target2 pencapaian sasaran2 strategis. b). merencanakan perubahan yang sifatnya transformasional dengan prioritas2 sesuai dengan kemampuan perusahaan. c). Melakukan review RKAP guna menyesuaikan dengan kebutuhan perubahan. Mekanisme telah dilaksanakan lebih dari 3 tahun dan telah disesuaikan dengan kebutuhan dasar organisasi.

2.1.a.1.6.2. IHW memiliki mekanisme dalam perencanaan strategis untuk mengatasi kebutuhan kelincahan perusahaan dan fleksibilitas operasional, dilakukan dengan cara : a). Mengacu pada Tujuan pembentukan IHW, serta batasan2 dalam pengembangan bisnis yang ditetapkan dalam PPJT (Perjanjian Pengusahaan Jalan Raya). b). Melakukan analisa2 eksternal dan internal. c). Mengidentifikasi peluang2 bisnis dan operasional,. d). Melakukan review atas perencanaan strategis mencakup perubahan sasaran2 operasional, dan program2 kerja, baik jangka panjang maupun jangka pendek.

Item Ref Opportunities For Improvement

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 24

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

2.1.a.2.2 Meskipun IHW telah memiliki mekanisme dalam mengidentifikasi peluang - peluang strategis dengan cara melakukan analisa SWOT, namun Deploymennya masih belum menyeluruh, tebukti dari Hasil analisa yang dilakukan, Baru teridentifikasi dalam bidang2 Bisnis (peluang terkait dengan investasi jalan raya), dan belum mengidentifikasi peluang2 terkait operasional, sehingga SL IHW dapat kehilangan kesempatan memunculkan inovasi2 baru dalam rangka meraih keberhasilan Perusahaan.

2.1.a.3.1. Meskipun IHW telah melakukan pengumpulan dan analisa data relevan dan mengembangkan informasi untuk perencanaan strategis, dengan cara melakukan analisa2 lalu lintas, analisa lingkungan, dan analisa SWOT, namun Deploymennya masih belum menyeluruh. IHW belum melakukan pengumpulan data dan analisa pasar, belum mengidentifikasi dan menganalisa pesaing di wilayah/area pasar yang dilayani (Kota Baraya dan Kabupaten Baraya). Hal ini akan mengakibatkan kendala bagi IHW dalam mengembangkan program2 kerjanya untuk peningkatan daya saing, dalam rangka meraih kesuksesan Perusahaan.

2.1.a.3.2.1

2.1.a.3.2.2

2.1.a.3.2.3.

2.1.a.3.2.4.

2.1.a.3.2.5.

Meskipun IHW telah memiliki mekanisme dalam mengumpulkan dan menganalisis elemen2 penting dalam perencanaan strategis, yang dijadikan pertimbangan2 dalam penetapan sasaran2, dan pengembangan program2 kerja, antara lain dengan cara Melakukan analisa2 lingkungan eksternal dan internal, analisa resiko, analisa kemampuan perusahaan, analisa regulasi, dan analisa SWOT, Namun belum dilakukan review atas mekanisme dan tahapan2 nya. hal ini terbukti dari : a. Identifikasi Tantangan2 masih bersifat umum, dan belum spesifik (misalnya kewaspadaan dan produktivitas daya saing serta kompetensi inti), sehingga IHW akan mengalami kesulitan dalam menyelaraskan indikator2 sasaran2 strategis dan Program2 kerjanya yang terukur, untuk menjawab tantangan2 tersebut. b. Identifikasi Peluang2 strategis hanya dibidang bisnis, belum mencakup bidang2 operasional, SDM dan Keuangan, sehingga IHW akan mengalami kesulitan dalam menggembangkan sasaran2 untuk meraih peluang2 dibidang operasional, SDM, dan keuangan. c. Analisa2 Resiko yang dilakukan belum secara spesifik ditujukan untuk sasaran2 strategis tertentu, dan peluang2 yang disasar, sehingga SL IHW akan mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi tingkat resiko untuk masing2 sasaran/peluang, rencana mitigasi, dan pengambilan keputusan2 yang tepat. d. IHW belum mengidentifikasi potensial perubahan2 dalam persyaratan dan regulasi, sehingga IHW akan mengalami kesuliitan dalam menindak lanjuti perubahan2 dimasa yang akan datang. e. IHW belum melakukan identifikasi Potensial Blind Spot dalam proses perencanaan strategisnya, sehingga IHW akan mengalami kesulitan dalam kesiapan mengatasi terjadinya hal2 yang berpotensi merugikan Perusahaan. (Blind Spot). f. IHW belum melakukan analisa kemampuan perusahaan, khususnya dibidang keuangan serta resiko2 dibidang keuangan. Hal ini terlihat dari Proyeksi keuangan jangka panjang, pada setiap akhir Periode masih memproyeksikan tren kerugian yang Unfavorable, dan akhir Periode Gemilang (2030), tercatat masih rugi Rp 573,000 Milyar. serta, total hutang (Passiva) sebesar Rp 18.905,301 Milyar, sementara Total Aktiva Rp 15.548,717 Milyar, dengan Equitas minus (Rp 3.416,584) Milyar.Hal ini akan menjadikan kendala serius bagi SL dalam mewujudkan Kesuksesan Perusahaan.

2.1.a.4.2. Walaupun IHW telah memutuskan sistem kerja Perusahaan, dengan berbasiskan pada

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 25

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

PDCA, mengelompokkan dalam fungsi2, proses2 utama dan funngsi2 pendukung, serta sistem mutu dan perbaikan kinerja. fungsi2 Operasional telah diuraikan/dijabarkan secara terinci kedalam proses2 Layanan Transaksi, Layanan Lalu lintas dan Layanan Konstruksi/Pemeliharaan. (Diagram 2.1.a.4.1 dan Tabel 2.1.a.4.1), namun IHW belum menjabarkan sistem pada Fungsi Pengembangan, kedalam proses2 Utama pembangunan, dan Pengembangan Bisnis, mengingat hal tersebut merupakan salah satu daro Kompetensi inti IHW. (Tidak diidentifikasi/ diuraikan dalam Sistem Kerja sebagaimana dilakukan untuk fungsi Operasional, yang tertuang dalam Diagram 2.1.a.4.1 dan Tabel 2.1.a.4.1). Hal ini akan menngakibatkan kesulitan bagi SL IHW dalam mengelola perencanaan, pelaksanaan, mengukur, dan melakukan perbaikan terkait dengan Pengembangan Bisnis dalam rangka mencapai kesuksesan Perusahaan.

2.1.a.4.5. Walaupun IHW telah menetapkan Kompetensi Inti Perusahaan yaitu 'Mengelola (Pembangunan, Pengoperasian, Pemeliharaan, dan Pengusahaan lainnya) jalan raya. Dengan sasaran strategis menuju Bintang, Cemerlang dan Gemilang. Melalui forum2 rapat2 manajemen dan rapat2 BOD, namun belum dilakukan evaluasi dan review atas mekanisme identifikasinya, terbukti dari hasil rumusan Kompetensi intinya masih bersifat normatif dan belum secara sesifik menunjukkan/ mengarah pada persyaratan/ ciri2 Kompetensi inti yaitu, Spesifik/ langka, menciptakan nilai tambah, dan sulit ditiru. Hal ini akan mengakibatkan kendala bagi Sl IHW dalam meningkatkan Kinerja dan Daya Saing Perusahaan.

2.1.b.2.1. Meskipun IHW telah memiliki mekanisme untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan perusahaan dan potensi bersaing, dengan cara : Mengidentifikasi keunggulan strategis dan kebutuhan kompetensi perusahaan; Me-review pemanfaatan kompetensi inti, menyusun strategi pengembangan bisnis, dan menyusun program kerja strategis, namun Deploymennya masih belum menyeluruh (belum lengkap). IHW belum mengidentifikasi pesaing dan potensi pesaing di masa depan. Sehingga IHW akan mengalami kesuliitan dalam mencapai keseimbangan kebutuhan dari waktu kewaktu, dalam upaya meningkatkan kinerja daya saing untuk keberhasilan Perusahaan di masa depan.

2.1.b.2.2. Meskipun IHW telah memiliki mekanisme dalam perencanaan strategis untuk mengatasi Tantangan, mendorong Kompetensi Inti, Keunggulan strategis dan Peluang2 strategis, dengan cara melakukan analisa SWOT , Menetapkan Sasaran2, Indikator2 pencapaian dan Program2 kerja untuk mencapai sasaran strategisnya, Namun sasaran2 strategis dan program2 kerja yang dilakukan, masih belum selaras dengan kebutuhan untuk mengatasi tantangan dan mendongkrak keunggulan, sesuai dengan tantangan dan keunggulan yang di identifikasi pada Profil Organisasi. Terbukti : Kondisi keuangan perusahaan merupakan keunggulan bisnis,tidak selaras dengan program kerja berupaya mencari pendanaan dengan bunga yang murah, strategi SDM belum secara spesifik menjawab tantangan SDM yaitu Perkuatan Budaya perusahaan dan kinerja manajemen, Sasaran strategis dalam mengatasi Tantangan Bisnis Peningkatan kewaspadaan dan produktivitas daya saing dan kompetensi yang tidak ada rayaok ukur dan indikator kuantitatifnya. Hal ini akan mengakibatkan SL kesulitan dalam memastikan efektifitas sasaran strategis dan program kerja untuk mewujudkan keberhasilan Perusahaan.

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 26

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

2.2. Implementasi Strategi

Item Ref Strengths

2.2.a.1.3. IHW memiliki mekanisme dalam mengembangkan rencana kerja perusahaan, dengan tahapan : A). Penetapan Sasaran sasaran jangka panjang untuk masing2 periode. B). menetapkan indikator dan rayaok ukur tahapan pencapaian sasaran2 tersbut. C). Melakukan evaluasi kemampuan perusahaan untuk mencapai sasaran2 strategis. D). Menentukan prioritas2 E). Menyusun Program Kerja jangka panjang pada tiap2 periode. F). Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) harus diusulkan, dibahas, dan disetujui oleh Pemegang saham dalam Forum RUPS. G). Menjabarkan Program kerja jangka panjang menjadi Rencana Kerja Tahunan (RKAP). sesuai dengan prioritas2 nya. Mekanisme telah diterapkan sejak 2011, dengan penanggungjawab Divisi Keuangan, dan diselaraskan dengan kebutuhan perusahaan.

2.2.a.2.1. IHW memiliki mekanisme dalam menjabarkan Rencana kerja, dengan tahapan : 1). Sasaran2 Strategis Perusahaan di deploy ke Unit2 kerja dan dijadikan sasaran2 unit kerja. 2) Masing2 unit kerja Menyusun Program Kerja Jangka panjang dan menetapkan indikator kinerjanya pada setiap periode. 3). Masing2 Unit Kerja Menjabarkan Program kerja jangka panjang kedalam Rencana Kerja tahunan (RKAP). serta menetapkan indikator dan target2 pencapaian kinerja nya. 4). Divisi Keuangan mengkompilasi Rencana Kerja keseluruhan, menjadi RKAP Perusahaan. RKAP diusulkan, dibahas, dan ditetapkan dalam RUPS tahunan. RKAP dapat dilakukan review setiap 6 (enam) bulan. Mekanisme telah diterapkan sejak tahun 2011, dan telah diselaraskan dengan kebutuhan Perusahaan.

2.2.a.5. IHW memastikan sistem pengukuran rencana kerja menyeluruh memperkuat keselarasan perusahaan dengan cara : Menggunakan KPI, Menyesuaikan KPI Perusahaan dengan KPI Induk Perusahaan (PT Perusahaan induk (Persero)), Mendeploy/Menkaskading KPI Perusahaan ke Unit2 kerja sampai ketingkat struktural terendah yaitu (Gerbang Raya , Pratu ME& BPJ, Sub Div Yan Lalin). Setiap Kepala Gerbang/Pratu ME&BPJ, dan KasubDiv Yan lalin akan menyelaraskan sistem penilaian kinerja personil/petugas di bawahnya untuk mendukung pencapaian KPI unit. Mekanisme telah di lakukan lebih dari 3 tahun telah dilakukan evaluasi dan diselaraskan dengan kebutuhan Perusahaan.

2.2.b.1. IHW membuat dan mengimplementasikan rencana kerja yang dimodifikasi bila situasi memerlukan pergeseran/ perubahan dalam perencanaan dan rencana baru tersebut perlu dieksekusi dengan cepat, melalui tahapan : a). Identifikasi perubahan2 yang terjadi (Regulasi, Kebijakan, Kondisi Pendanaan, Hasil Review kelayakan, Contoh : Perubahan kebijakan prioritas tahapan pembangunan karena masalah pembebasan tanah, atau perubahan rute jalan raya akibat perubahan RUTR Wilayah, dll), b). Melakukan review Manajemen untuk membahas dan merencakan perubahan2 program kerja dan prioritas2 nya, c) Me Review ulang Kapasitas dan Kapabilitas Perusahaan, d). Menetapkan jadwal eksekusinya. Mekanisme ini telah dilaksanakan sejak tahun 2011, dengan penanggung

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 27

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

jawab Direktur Teknik dan Operasi, dan telah diselaraskan dengan kebutuhan Perusahaan.

Item Ref Opportunities For Improvement

2.2.a.2.3. Meskipun IHW telah memiliki cara untuk memastikan bahwa hasil keluaran utama rencana kerja tetap sustain dengan cara : a). Menetapkan target2 KPI untuk tiap2 Rencana kerja, dan dijadikan kontrak manajemen., b). Memonitor tiap bulan pencapaiannya dan dilakukan evaluasi 3 bulanan dalam forum review progres kerja. c). hasil review digunakan untuk melakukan perbaikan. namun evaluasi yang dilakukan belum memunculkan pembelajaran untuk peningkatan kinerja, terbukti, beberapa kinerja penting tidak memenuhi target (7.5.a.(1).3 Margin laba usaha, 7.5.a.(1).8.pertumbuhan pendapatan usaha lain, 7.5.a.(1).10. efisiensi biaya tenaga kerja, 7.5.a.(1).20. penyerapan). jika tidak dilakukan perbaikan dalam analisa, evaluasi dan penetapan2 target yang tepat, akan menjadikan kendala bagi IHW dalam upaya menuju kesuksesan perusahaan.

2.2.a.3.1. Meskipun IHW telah memiliki cara untuk mengupayakan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya tersedia untuk mendukung pencapaian rencana kerja, seraya memenuhi kewajiban yang sedang berjalan, dengan cara : a). Melakukan pinjaman KMK (Kredit Modal Kerja), b). mencari sumber2 pendanaan dengan bunga murah untuk menurunkan beban bunga.,c). melakukan rekayasa pendanaan proyek dengan CPF modifikasi., Namun Belum melakukan analisis dan evaluasi terhadap efektifitas cara2 yang dilakukan, akan mampu memperbaiki kinerja keuangan. terbukti, Proyeksi kinerja keuangan yang direncanakan dalam RSB masih menunjukkan tren yang memburuk. Hal ini akan menjadikan kendala bagi SL dalam upaya meyakinkan Pemilik sumber dana untuk bersedia membiayai proyek2 pengembangan IHW dalam rangka mencapai keberhasilan Perusahaan.

2.2.a.3.3. Walaupun IHW telah mengelola resiko keuangan dan resiko lainnya terkait dengan rencana kerja, dengan tahapan : Identifikasi jenis, penyebab, dampak, dan Tindak lindung, Namun Analisa resiko yang dilakukan belum secara spesifik ditujukan untuk setiap sasaran2 tertentu. Tidak ditemukan dalam RSB adanya analisa resiko yang spesifik untuk setiap sasaran strategis. Hal ini akan menimbulkan kendala bagi SL IHW dalam pengambilan keputusan yang tepat (Inteligent), berdasarkan resiko, dalam perencanaan strategis menuju keberhasilan Perusahaan.

2.2.a.4.2 Walaupun IHW telah memiliki Rencana utama dibidang Tenaga Kerja dengan cara Mengidentifikasi kebutuhan Kapasitas dan Kapabilitas Tenaga Kerja, dan menyusun Program2 pengembangan Kompetensi Tenaga Kerja, Namun Deploymennya masih belum menyeluruh, Rencana Pengembangan/Diklat yang disusun, belum lengkap mencakup Pengembangan 'Hard Skill' terkait dengan Kompetensi dibidang Pembangunan, Pengoperasian dan Pengembangan usaha (contohnya Pelatihan

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 28

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Manajemen proyek, Manajemen Pemeliharaan, Manajemen Asset, dll). Hal ini akan meyebabkan kendala bagi SL dalam mempersiapkan diri untuk memenuhi kebutuhan Kapasitas dan Kapabilitas Organisasi guna mencapai sasaran strategis.

2.2.a.6.2. Meskipun IHW telah membandingkan kinerja dengan kinerja pembanding, Namun belum melakukan pembandingan dengan kinerja Pesaing dan Benchmark. Terbukti IHW belum mengidentifikasi pesaing dan Benchmark. Hal ini akan menjadikan kendala bagi IHW dalam menetapkan target2 kinerja serta upaya2 perbaikan kinerja untuk meningkatkan daya saing serta membangun keberhasilan Perusahaan menuju ke ekselen.

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 29

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Kategori 3 : Pelanggan

3.1. Suara Pelanggan

Item Ref Strengths

3.1.a.1.5 IHW telah mencari umpan balik yang segera dan dapat ditindaklanjuti atas kualitas produk, dukungan pelanggan, dan transaksi, dengan cara : [1] pemantauan hasil survey dari Mesin IDC, [2] Laporan via email dan call center, pemantauan hasil survey telah dilaksanakan oleh Ka. Bang Raya dan Lap via email dan call center telah dipantau oleh PIC Pengelolaan Data dan Informasi, telah dilakukan evaluasi pada setiap akhir tugas Petugas Pul Raya dan Petugas PIK dan selaras dengan Profil Organisasi P.1(b)2. Mekanisme ini terbukti efektif sebagaimana terlihat pada pencapaian kinerja IHW-7.2.97. Kecepatan merespon komplain pelanggan Gol I, IHW-7.2.98. Kecepatan merespon komplain pelanggan non Gol I, IHW-7.2.99. Kecepatan merespon komplain pelanggan E Rayal Card pada tahun 2015. Hal ini menjadi kekuatan IHW untuk memenuhi harapan pelanggan.

3.1.a.2.1 IHW telah mendengarkan suara calon pelanggan untuk mendapat informasi yang dapat ditindaklanjuti dilakukan, dengan cara : [1] memanfaatkan media pendukung : Web, e-mail, Twitter, telepon info raya, radio komunikasi, [2] melaksanakan survey pelanggan dan temu pelanggan, telah dilaksanakan secara konsisten oleh unit kerja terkait, telah dilakukan review dengan menambah informasi berupa nomor call center, info raya dan web pada struk tanda terima transaski raya, dan selaras dengan Profil Organisasi P.1(b)2. Mekanisme ini terbukti efektif sebagaimana terlihat pada pencapaian kinerja IHW-7.2.97. Kecepatan merespon komplain pelanggan Gol I, IHW-7.2.98. Kecepatan merespon komplain pelanggan non Gol I, IHW-7.2.99. Kecepatan merespon komplain pelanggan E Rayal Card pada tahun 2015. Hal ini menjadi kekuatan IHW untuk memenuhi harapan pelanggan.

3.1.b.1.1 IHW telah mempunyai metode dalam menentukan kepuasan, ketidakpuasan, dan kerekatan pelanggan dengan cara : [1] melaksanakan Survey Pelanggan dan Temu Pelanggan, [2] melaksanakan survey melalui mesin IDC, telah dilaksanakan secara konsisten oleh unit kerja terkait, telah dilakukan review dengan merubah parameter pada formulir survey serta selaras dengan Profil Organisasi P.1(b)2. Mekanisme ini terbukti efektif sebagaimana terlihat pada pencapaian kinerja : IHW-7.2.1 Kepuasan Gol I, IHW-7.2.2 Kepuasan non Gol I, IHW-7.2.101. Indeks Loyalitas Pelanggan Gol I, IHW-7.2.102. Indeks Loyalitas Pelanggan Non Gol I pada tahun 2015 lebih baik dari tahun 2014 dan menunjukkan trend yang terus meningkat serta leading dari Pembanding. Hal ini menjadi kekuatan IHW untuk terus fokus terhadap pelanggan dan berdampak pada peningkatan keterikatan pelanggan.

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 30

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement

3.1.a.1.1 Walaupun IHW telah mendengarkan, berinteraksi dengan, dan mengamati pelanggan untuk mendapatkan informasi yang dapat ditindaklanjuti, dengan cara antara lain : [1] menggunakan Media sosial, Call Center, [2] melaksanakan Survey Pelanggan, mendokumentasikan, mengklasifikasikan dan melakukan analisis hasil survey pelanggan untuk menjadi masukan dalam peningkatan mutu pelayanan, dibuktikan dengan adanya call center, twiter, web dan pelaksanaan survai pelanggan, namun mekanisme ini belum sistematis, terbukti belum dilakukan pengukuran penggunaan media sosial (twiter dan web) untuk mengetahui efektifitasnya, hal ini dapat menjadi kendala bagi IHW untuk mendapatkan informasi dari pelanggan melalui media sosial (twiter dan web) yang digunakan dalam peningkatan mutu pelayanan.

3.1.a.1.2 Walaupun IHW telah mempunyai metode mendengarkan suara pelanggan berdasarkan kelompok pelanggan atau segmen pasar yang berbeda, dengan cara membuat parameter berbeda pada pertanyaan dalam kuesioner Survey Kepuasan/Ketidakpuasan Pelanggan untuk Pelanggan Golongan I dan Pelanggan Non Golongan I, dibuktikan dengan adanya dua formulir Survey Pelanggan untuk gol I dan non gol I, namun IHW belum mempunyai metode untuk mendengarkan suara pelanggan berdasarkan segmen pasar yang di indentifikasi dalam Profil Organisasi yaitu segmen wilayah Kota Baraya dan wilayah Kabupaten Baraya, hal ini mengakibatkan IHW tidak memperoleh suara pelanggan berdasar segmen pasar tersebut, sehingga tidak menjadikan prioritas bagi IHW didalam menyusun program pelayanan berdasarkan segmen pasar yang telah ditetapkan dalam Profil Organisasi.

3.1.a.1.3 Walaupun IHW telah menggunakan media sosial dan teknologi berbasis web untuk mendengarkan pelanggan, dengan cara : [1] menyediakan : E-Mail : [email protected], Twiter : @raya_borr, Web : www.barayaringroad.com, [2] membentuk Tim pengelolaan data dan informasi serta pengembangan informasi, dibuktikan dengan adanya informasi tentang email, twiter, web dalam rambu informasi dan struk pembayaran,namun mekanisme ini belum sistematis, terbukti belum dilakukan pengukuran penggunaan media sosial (email, twiter dan web) untuk mengetahui efektifitasnya, hal ini dapat menjadi kendala bagi IHW untuk mendengar suara pelanggan melalui media sosial dan web yang digunakan dalam peningkatan mutu pelayanan.

3.1.a.1.4 Walaupun IHW telah mempunyai metode mendengarkan suara pelanggan yang bervariasi/berbeda diantara siklus hidup pelanggan, dengan cara : [1] Calon dan Mantan Pelanggan : melalui Web, Twitter, E-mail dan Telepon , [2] Pelanggan : melalui Web, Twitter, E-mail, Mesin IDC, Survey Pelanggan, Telepon, Petugas Pulraya, Petugas PIK & Petugas Patroli yang sedang bertugas, dibuktikan dengan adanya call center, twiter, e-mail, web, Petugas PulRaya, PIK dan Patroli, serta survey pelanggan,namunIHW belum mempunyai metode untuk mendengarkan suara dari Calon Pelanggan dan Mantan Pelanggan, hal ini dapat menjadi kendala IHW dalam mengetahui suara pelanggan yang sepesifik berdasar siklus hidupnya dan dapat berpengaruh pada saat IHW menentukan program pelayanan

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 31

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement

pelanggan.

3.1.a.2.2 Walaupun IHW telah mendengar pelanggan terdahulu, pelanggan potensial, dan pelanggan pesaing untuk mendapatkan informasi yang dapat ditindaklanjuti atas produk, dukungan pelanggan, dan transaksi, dengan cara : [1] memanfaatkan media sosial, [2] menganalisis keluhan pelanggan, [3] hasil survey pelanggan, namunpenerapannya belum konsisten, terbukti IHW belum menganalisis keluhan pelanggan berdasarkan data dan informasi untuk dapat ditindaklanjuti karena masih ditemukan suara/ keluhan pelanggan terhadap pelayanan IHW (transaksi, lalin dan konstruksi) yang berulang, hal ini jika tidak segera ditindaklajuti dapat menjadi kendala bagi IHW untuk memenuhi harapan pelanggan (customer driven execelent).

3.1.b.1.2 Walaupun IHW mamastikan metode penentuan telah dibedakan berdasarkan kelompok pelanggan dan segmen pasar dengan cara : membuat 2 kuesioner yang berbeda pada Survey Pelanggan yaitu : Pelanggan Gol. I dan Pelanggan Non Gol. I, namun IHW belum mempunyai metode untuk menentukan kepuasan, ketidakpuasan, dan kerekatan pelanggan berdasarkan segmen pasar yang di indentifikasi dalam Profil Organisasi yaitu segmen wilayah Kota Baraya dan wilayah Kabupaten Baraya, hal ini menjadi kendalan bagi IHW untuk mengetahui kepuasan, ketidakpuasan, dan kerekatan pelanggan berdasar segmen pasar tersebut.

3.1.b.1.3 Walaupun IHW mampu menangkap informasi dari pengukuran kepuasan, ketidakpuasan, dan kerekatan pelanggan yang dapat ditindaklanjuti, untuk digunakan dalam melampaui harapan pelanggandan mengamankan keterikatan pelanggan untuk jangka panjang, dengan cara melakukan analisis hasil survey pelanggan, menyusun action plan dan memuat konsep perbaikan mutu pelayanan kepada pelanggan, namun penerapannyabelum konsisten, terbukti IHW belum menyusun action plan dalam program kedepan dan memuat konsep perbaikan mutu pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan dari hasil survey tanggal 30 November 2015, hal ini dapat menjadi kendala bagi IHW untuk memenuhi harapan pelanggan (customer driven execelent).

3.1.b.2.1; 3.1.b.2.2.1 & 3.1.b.2.2.2

Walaupun IHW mendapatkan informasi tentang kepuasan pelanggan relatif dibandingkan dengan perusahaan lain, perusahaan pesaing, perusahaan lainnya yang menyediakan produk sejenis,“Industry Benchmark” perusahaan melalui laporan kinerja dari PT Perusahaan induk (Persero) Tbk. tentang Analisa data kinerja produk operator jalan raya lainnya, namun IHW tidak menggunakan data hasil survey kepuasan pelanggan yang dilaksanakan PMMR (sebagai acuan Cabang/AP), terbukti hasil kinerja Fokus Pelanggan yang digunakan adalah hasil survey yang dilaksanakan oleh IHW sendiri, hal ini tidak mencerminkan kinerja IHW yang sesungguhnya dibanding Cabang/AP lainnya dan akan menyulitkan IHW untuk meningkatkan dan memperbaiki kinerjanya khususnya Fokus Pelanggan yang pada akhirnya akan menyulitkan IHW untuk mewujudkan Misi IHW dalam mengusahakan jalan raya yang nyaman, indah dan memuaskan pelanggan

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 32

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

3.2. Keterikatan Pelanggan

Item Ref Strengths

3.2.a.1.1. IHW menentukan produk yang ditawarkan dengan cara : [1] melakukan kajian bisnis atas wilayah pengusahaan jalan raya, [2] menetapkan produk jalan raya dengan fitur layanan : transaksi, lalu-lintas, dan konstruksi/pemeliharaan yang mengacu pada PP No.15 Tahun 2005, telah dilaksanakan oleh unit kerja terkait, telah dilakukan review dan selaras dengan Profil Organisasi. Mekanisme ini terbukti efektif sebagaimana terlihat pada pencapaian kinerja : IHW-7.1.1 Pemenuhan SPM - Cabang, IHW-7.4.27 Pencapaian KPI pada tahun 2015 lebih baik dari tahun 2014 dan menunjukkan trend yang terus meningkat serta leading dari Pembanding. Hal ini menjadi kekuatan IHW untuk terus fokus terhadap pelanggan.

3.2.a.1.2.1 IHW menentukan persyaratan pelanggan dan pasar atas produk yang ditawarkan dan layanan yang perusahaan berikan melalui pelaksanaan survey pelanggan dan mengacu pada PP Nomor 15 tahun 2005 yang mengatur hak dan kewajiban IHW sebagai Penyelenggara jalan raya, telah dilaksanakan oleh unit kerja terkait, telah dilakukan review dan selaras dengan Profil Organisasi. Mekanisme ini terbukti efektif sebagaimana terlihat pada pencapaian kinerja : IHW-7.1.1 Pemenuhan SPM pada tahun 2015lebih baik atau sama dengan tahun 2014.

3.2.a.1.2.2 IHW telah mengidentifikasi dan menyesuaikan produk yang ditawarkan perusahaan untuk memenuhi persyaratan dan melampaui harapan kelompok pelanggan, dan segmen pasar dengan cara memenuhi kewajiban IHW sesuai dengan PP Nomor 15 tahun 2005 dan melampaui pemenuhan persyaratan SPM yang ditetapkan, telah dilaksanakan dan dipenuhi oleh semua unit kerja sebagaimana terlihat dalam pemenuhan SPM, telah dilakukan evaluasi antara lain dengan melakukan penambahan jumlah GTO, melakukan penjualan E Rayal Card dan isi ulang di kantor Gerbang, serta selaras dengan Profil Organisasi P.1(b)2. Mekanisme ini terbukti efektif sebagaimana terlihat pada pencapaian kinerja : IHW-7.2.1 Kepuasan Gol I, IHW-7.2.2 Kepuasan non Gol I, IHW-7.2.5 Tingkat Kepuasan Pengguna E-Rayal Card pada tahun 2015 lebih baik dari tahun 2014 dan menunjukkan trend yang terus meningkat serta leading dari Pembanding. Hal ini menjadi kekuatan IHW untuk terus fokus terhadap pelanggan dan berdampak pada peningkatan keterikatan pelanggan.

3.2.a.1.2.3 IHW mengidentifikasi dan menyesuaikan produk yang ditawarkan untuk memasuki pasar baru, untuk menarik pelanggan baru dan menciptakan peluang untuk memperluas hubungan dengan pelanggan saat ini, dengan cara : menyusun dan menetapkan sasaran mutu lebih baik dari SPM, melakukan kajian/review Business Plan, memantau dan mengikuti perkembangan terkini segala hal yg terkait dengan bisnis jalan raya, memaksimalkan pelayanan (contoh : pembukaan GTO, pemasangan IDC, CCTV, top up e-rayal dll.), mengadakan temu pelanggan bersama Cabang Jagorawi dan selaras dengan Profil Organisasi. Mekanisme ini

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 33

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Strengths

terbukti efektif sebagaimana terlihat pada pencapaian kinerja : IHW-7.2.5 Tingkat Kepuasan Pengguna E-Rayal Card pada tahun 2015 lebih baik dari tahun 2014 dan menunjukkan trend yang terus meningkat serta leading dari Pembanding. Hal ini menjadi kekuatan IHW untuk terus fokus terhadap pelanggan.

3.2.a.2.1. IHW memungkinkan pelanggan untuk mencari informasi dan dukungan seperti digambarkan pada Gambar 3.2.a.2.1. melalui : Line Telepon Info Raya, Rambu VMS, Rambu – rambu petunjuk, Media Sosial (Web, Tweeter, E-Mail), Rambu Prisma, telah dilaksanakan oleh unit kerja terkait, telah dilakukan review dengan penambahan nomor telepon dan alamat web pada struk transaksi raya dan selaras dengan Profil Organisasi.

3.2.a.2.2. IHW memungkinkan pelanggan melakukan bisnis dengan perusahaan dengan cara pembukaan lajur khusus bagi pengguna E-Rayal Card yaitu penerapan GTO, telah dilaksanakan oleh unit kerja terkait, telah dilakukan evaluasi dengan penambahan 2 unit GTO dan melakukan penjualan E-Rayal Card dan Top Up E-Rayal Card di Kantor Gerbang Raya, serta selaras dengan Profil Organisasi. Mekanisme ini terbukti efektif sebagaimana terlihat pada pencapaian kinerja : IHW-7.1.96 Tingkat Pertumbuhan E-Rayal Card, IHW-7.1.98 Tingkat Pemanfaatan E-Rayal Card pada tahun 2015 lebih baik dari tahun 2014 dan menunjukkan trend yang terus meningkat. Hal ini menjadi kekuatan IHW untuk terus fokus terhadap pelanggan.

3.2.a.2.3. Berita Perusahaan (Corporate Action) Media penyampaian : - Media cetak - Info Raya (Mading) - Leaflet - www.barayaringroad.com - Twitter @raya_borr PIC : Biro UmumPersyaratan Dukungan Utama : Informasi bersifat regional, Informasi up to date - Sarana sosialisasi produk IHWKondisi Jalan Raya :Media penyampaian : - PIK IHW - VMS - Papan Info Kecelakaan - Public Address - Papan Rambu informasi lalu lintas di gerbang raya (rambu prisma) - Nomer Telepon /Call Center PIC : Divisi Operasi & Divisi Teknik Persyaratan Dukungan Utama : - Beroperasi 24 jam/hari sepanjang tahun - Informasi real time Edukasi dan Sosialisasi Media penyampaian :- Media cetak - www.barayaringroad.com - Spanduk PIC :Biro UmumPersyaratan Dukungan Utama : - Informasi mudah dimengerti - Informasi mudah diperoleh Masukan dari pelanggan Media penyampaian :- Form survey kepuasan pelanggan - IDC Smile - [email protected]

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 34

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Strengths

PIC :Divisi Operasi Persyaratan Dukungan Utama :Ekspektasi Pelanggan pada Produk

3.2.a.2.5.1. IHW menentukan persyaratan dukungan pelanggan dengan cara : [1] sesuai dengan PP Nomor 15 tahun 2005 yang mengatur persyaratan dukungan pelanggan yang harus di sediakan, [2] mengidentifikasi kewajiban untuk memenuhi persyaratan dukungan pelanggan dalam bentuk sasaran mutu, [3] merumuskan persyaratan dukungan pelanggan seperti terlihat pada table 3.2.a.2.3 yang meliputi matrik dari Jenis informasi, Media penyampaian, PIC dan Persyaratan Dukungan Utama kepada pelanggan.

3.2.a.3.1. IHW menentukan kelompok pelanggan dan segmen pasar dengan cara menggunakan data dan informasi pelanggan, wilayah area jalan raya, dan produk yang ditawarkan dengan melakukan identifikasi kelompok pelanggan dan segmen pasar yang ada saat ini dan yang diantisipasi di masa mendatang melalui evaluasi volume lalu-lintas yang dibedakan berdasarkan golongan kendaraan

3.2.b.1.1. IHW membangun dan mengelola hubungan pelanggan melalui dengan cara : [1] memberi ta'jil pada buka puasa,memberi bingkisan pada lebaran & tahun baru, [2] mengadakan temu pelanggan bersama JM Jagorawi, [3] menyediakan sarana dukungan/komunikasi kepada Pelanggan melalui media sosial, telah dilaksanakan oleh unit kerja terkait, telah dilakukan evaluasi, serta selaras dengan Profil Organisasi. Mekanisme ini terbukti efektif sebagaimana terlihat pada pencapaian kinerja : IHW-7.2.89. Praktek membangun Hub dengan Pelanggan Gol I, IHW-7.2.90. Praktek membangun Hub dengan Pelanggan non Gol I pada tahun 2015 lebih baik dari tahun 2014 dan menunjukkan trend yang terus meningkat. Hal ini menjadi kekuatan IHW untuk terus fokus terhadap pelanggan.

3.2.b.1.2.1 IHW memasarkan/memperluas, membangun dan mengelola hubungan dengan pelanggan untuk mendapatkan pelanggan dan membangun market share dengan cara penambahan ruas raya baru seksi 2A, memasang rambu petunjuk arah menuju jalan raya, pemberitaan di media masa tentang ruas yang sedang dioperasikan dan akan dibangun, telah dilaksanakan oleh unit kerja terkait, telah dilakukan evaluasi, serta selaras dengan Profil Organisasi.

3.2.b.1.2.2 IHW memasarkan/memperluas, membangun dan mengelola hubungan dengan pelanggan untuk mengelola dan meningkatkan citra “brand” perusahaan dengan cara mengembangkan inovasi fitur-fitur layanan jalan raya, memperbaiki kualitas proses-proses Layanan Transaksi, Lalu-Lintas, dan Pemeliharaan sesuai dengan persyaratan SPM, menetapkan Sasaran Mutu masing masing Unit Kerja yang lebih tinggi dari Target SPM, telah dilaksanakan oleh unit kerja terkait, telah dilakukan evaluasi, serta selaras dengan Profil Organisasi.

3.2.b.1.2.3 IHW memasarkan/memperluas, membangun dan mengelola hubungan dengan pelanggan untuk mempertahankan pelanggan, memenuhi persyaratan mereka, dan melebihi harapan mereka dalam setiap tahapan siklus hidup pelanggan, dengan cara terus berinovasi, memperbaiki kualitas pelayanan, menetapkan sasaran mutu yang lebih tinggi dari SPM, telah dilaksanakan oleh unit kerja

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 35

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Strengths

terkait, telah dilakukan evaluasi, serta selaras dengan Profil Organisasi.

3.2.b.1.2.4 IHW memasarkan/memperluas, membangun dan mengelola hubungan dengan pelanggan untuk menambah kerekatan pelanggan dengan perusahaan dengan cara terus menambah panjang ruas jalan, meningkatkan mutu pelayanan, menerapkan sistem pelayanan yang mengikuti kebutuhan pelanggan, pemberiaan bingkisan/cinderamata/ta'jil pada waktu2 tertentu, telah dilaksanakan oleh unit kerja terkait, telah dilakukan evaluasi, serta selaras dengan Profil Organisasi.

3.2.b.2.1. IHW telah mengelola komplain pelanggan sebagaimana digambarkan pada Diagram 3.2.b.2.1.a dan 3.2.b.2.1.b, dengan cara mengdokumentasikan dan menganalisa komplain pelanggan, telah dilaksanakan oleh unit kerja terkait, telah dilakukan evaluasi, serta selaras dengan Profil Organisasi.

3.2.b.2.2. IHW memastikan komplain pelanggan sudah diselesaikan dengan tepat dan efektif dengan cara komplain dan klain pelanggan dianalisis kemudian disamapaikan keunit kerja terkait untuk ditindaklanjuti, telah dilaksanakan oleh unit kerja terkait, telah dilakukan evaluasi, serta selaras dengan Profil Organisasi.

3.2.b.2.3. IHW memastikan bahwa pengelolaan komplain pelanggan memungkinkan perusahaan untuk mengembalikan kepercayaan pelanggan dan meningkatkan kepuasan dan keterikatan pelanggan, dan mencegah komplain serupa di masa yang akan datang dengan cara memberikan respon sesuai dengan rayaok ukur waktu yang dijanjikan dan mengkonfirmasi hasil perbaikan kepada pengguna jalan raya, telah dilaksanakan unit kerja terkait, telah dilakukan evaluasi dan menjadi masukan dalam proses peningkatan kinerja/perbaikan berkelanjutan serta selaras dengan Profil Organisasi.

Item Ref Opportunities For Improvement

3.2.a.2.4. Walaupun IHW memungkinkan kelompok pelanggan, atau segmen pasar yang berbeda melakukan bisnis dengan perusahaan, dengan cara membedakan pencatatan dan evaluasi realisasi dukungan berdasarkan kelompok pelanggan, namun IHW belum mempunyai metode berdasarkan segmen pasar sebagaimana yang telah diidentifikasi dalam Profil Organisasi, hal ini akan menyulitkan IHW untuk mendapat dukungan berdasarkan segmen pasar dalam melakukan bisnis dengan perusahaan.

3.2.a.2.5.2. Walaupun IHW telah menjabarkan persyaratan dukungan pelanggan diterapkan kepada semua orang dan proses-proses yang terlibat dalam dukungan pelanggan dengan cara pemenuhan SPM & Sasaran Mutu dikaskading menjadi PPKK Operasional, namun IHW belum mempunyai prosedur yang mensyaratkan dukungan pelanggan (Tabel 3.2.a.2.3.) terkait penggunaan media dan web : www.barayaringroad.com dan twiter@raya_borr sebagai media penyampaian

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 36

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement

Berita Perusahaan ataupun Edukasi dan Sosialisasi, Hal ini akan menyulitkan IHW dalammenjabarkanpenggunaan media sosial dan web dapat diterapkan kesemua orang atau proses terkait.

3.2.a.3.2.1.; 3.2.a.3.2.2.&3.2.a.3.2.3.

Walaupun IHW dalam mengidentifikasi kelompok pelanggan dan segmen pasar yang ada saat ini dan masa mendatang berdasarkan informasi pelanggan, pasar, dan produk yang ditawarkan serta mempertimbangkan pelanggan pesaing dan pelanggan dan pasar yang potensial, dengan cara melakukan evaluasi volume lalu-lintas yang dibedakan berdasarkan golongan kendaraan, peruntukan kendaraan untuk penumpang atau barang serta tarif raya, namun evaluasi volume lalulintas tersebut belum disesuaikan dengan segmen pasar yaitu voume lalulintas di wilayah kabupaten dan kotamadya baraya dan belum mempertimbangkan pelanggan pesaing dan calon pelanggan serta pertumbuhan bisnis, hal ini akan menyulitkan IHW dalam mejalankan misinya yaitu : [1] mengusahakan jalan raya yang memuaskan pelanggan dan [2] selalu memanfaatkan peluang-peluang pengembangan bisnis yang terkait dengan bisnis jalan raya.

3.2.b.1.3. Walaupun IHW telah mengangkat media sosial untuk mengelola dan meningkatkan merk perusahaan dan memperkuat keterikatan dan hubungan Pelanggan dengan perusahaan sebagaimana digambarkan pada Diagram 3.0 Pengelolaan Pelanggan, dengan cara menyediakan E-Mail : inforaya_borr @gmail.com, Twitter:@raya_borr, Web: www. Barayaringroad .com, namun mekanisme ini belum sistematis terbukti tidak ditemukan indikator terkait pemanfaatan media sosial (email, twetter dan web) untuk memastikan efektifitasnya, hal ini akan menyulitkan IHW dalam memperkuat keterikatan dan hubungan pelanggan dengan perusahaan.

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 37

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Kategori 4 : Pengukuran, Analisis dan Manajemen Pengetahuan

4.1. Pengukuran, Analisis dan Perbaikan Kinerja Perusahaan

Item Ref Strengths

4.1.a.1.2. IHW telah memiliki mekanisme yang efektif untuk mengumpulkan, menyelaraskan, dan mengintegrasikan data dan informasi untuk menelusuri operasional harian dan kinerja, dengan cara sebagai berikut : a). Bidang Yan Transaksi : Data tansaksi dilakukan oleh Ka Shift. (cross chek), antara data setoran hasil raya dengan data yang diambil dari PCA PCS jika terjadi minus. Petugas pul raya harus mempertanggungjawabkan kekurangannya. Laporan per shift dari Ka shift ke Kabang raya, (termasuk GTO). (khusus GTO, Lap tarnsaksi di laporkan oleh ka shift, data diambil dari PCS/PCA. (LP2C). sedangkan data dari PCDS (milik Bank Mandiri, dibuka oleh Ka BangRaya. / ka shift ke Ka sub bag yan lalin. Ka Bang rayal ke Asisten Pul raya (lap harian). Untuk evaluasi kinerja, dan usulan2 program dilakukan oleh Ka Bang raya.). b). Yan Lalin : Dari Kepala shift Yan lalin langsung dilaporkan ke Ka sub div.. (tidak ada Asisten), Ka shift melaporkan setiap kejadian yang terjadi (kend mogok, kecelakaan, dll. Kepala sub Divisi melakukan Rekapitulasi, analisa dan memnuat usulan2 untuk tindak lanjutnya. c). Yan Konstr/Pemel : Teknisi (merangkap petugas PIK )setiap bulan sekali melakukan inspeksi malam hari untuk lampu PJU dan genset.). dari Teknisi (lap harian di buku) ke Pratu ME dan BPJ. dari Pratu ke Asmen ME dan BPJ. (bulanan), Asmen ke Kasub Div. (evaluasi dan usulan2 pekerjaan untuk perbaikan dilakukan oleh As Men. Mekanisme telah dilaksanakan lebih dari 3 tahun, dengan penanggungjawab Divisi operasi, telah dilakukan evaluasi atas efektifitasnya dan telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

4.1.a.1.3. IHW melakukan pengukuran Kinerja Organisasinya dengan KPI melalui tahapan : a). Membagi kinerja2 utama dalam 5 Kelompok Perspektif (Keuangan dan pasar, Fokus Pelanggan, Efektivitas Produk dan Proses, Fokus Tenaga Kerja, dan Kepemimpinan, Tatakelola dan Tanggungjawab Kemasyarakatan). b). Penetapan Indikator2 rayaok ukur untuk masing2 Perspektif, c). menetapkan bobot intuk masing2 indikatror. KPI Perusahaan dideploy (Kaskading) kebawah sesuai dengan struktur organisasi, sampai pada tingkat Kabang Raya/Pratu/KasubDiv. KPI dicantumkan dalam Kontrak Manajemen BOD, dan dilakukan evaluasi pencapaiannya setiap 3 bulan, dan Tahunan. Mekanisme ini telah dilakukan lebih dari 3 tahun, dievaluasi dan telah selaras dengan kebutuhan perusahaan.

Item Ref Opportunities For Improvement

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 38

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

4.1.a.2.1. Meskipun IHW telah menggunakan data dan informasi pembanding, dengan cara : diperoleh langsung dari perusahaan raya lainnya (Cabang Perusahaan induk dan AnakPerusahaan) untuk memenuhi KPKU, namun penggunaan data dan informasi pembanding masih terbatas digunakan untuk pembuatan laporan KPKU. Terbukti, tidak ada dokumentasi risalah review kinerja yang dibandingkan dengan kinerja pembanding. Hal ini akan menyebabkan SL mengalami kesulitan untuk memastikan efektifitas penggunaan data untuk mendorong perbaikan kinerja, dalam rangka mencapai sukses Perusahaan.

4.1.a.3.1. Meskipun IHW telah mengidentifikasi suara pelanggan dan pasar dengan cara melakukan survey Pelanggan, penentuan wilayah/area yang dilayani, namun IHW belum melakukan analisa pasar, yang dibutuhkan dalam perencanaan strategis, selain itu, data hasil survey pelanggan masih sangat kualitatif, belum di olah hingga menjadi informasi/data yang dapat digunakan untuk perencanaan strategis. Sehingga IHW akan mengalami kesulitan dalam menyusun program2 yang tepat guna untuk meningkatkan kinerja pelayanan yang fokus pada Pelanggan.

4.1.a.3.2.1.

Meskipun IHW telah menggunakan data dan Informasi Pelanggan yang diperoleh dari hasil survey Pelanggan, namun masih belum selaras dalam penggunaan data Pelanggan untuk perencanaan strategis. Harapan pelanggan yang dinyatakan dalam Profil Organisasi dan digunakan untuk Penyusunan program dalam Perencanan strategis, berbeda dengan hasil yang diperoleh dari survey pelanggan. Hal ini akan menyulitkan IHW dalam membangun budaya, meniingkatkan kinerja yang lebih fokus pada pelanggan.

4.1.b.2. Meskipun IHW telah melakukan review kinerja utama melaluii mekanisme Rapat review manajemen yang dilaksanakan setiap Bulan, namun IHW belum terbukti telah memanfaatkan Data pembanding dan pelanggan dalam melakukan review. Hal ini terlihatdari : a). Pengumpulan data Pembanding baru diperoleh saat akan menyusun Laporan KPKU, dan baru sekedar dijadikan pembanding dalam penyajian hasil2 kinerja tahunan. b). IHW tidak mengidentifikasi, mencari dan menggunakan data2 Pesaing dan Benchmark dalam review. c). Data Harapan2 pelanggan yang dinyatakan dalam Profil organisasi dan digunakan dalam review, berbeda/tidak sesuai dengan Data harapan pelanggan hasil dari survey pelanggan. Hal ini akan menjadikan kendala bagi SL IHW dalam upaya melakukan perbaikan untuk meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai Keberhasilan Perusahaan.

4.1.c.1. IHW belum melakukan Identifikasi Unit2-nya yang berkinerja tinggi untuk mendapatkan informasi best practice yang dapat di share pada lainnya.

4.1.c.2. Meskipun IHW telah memproyeksikan kinerja masa depan dengan cara : Mengacu pada Bisnis Plan, Review Manajemen kinerja (bulanan), Evaluasi pencapaian kinerja, namun Deploymennya masih belum menyeluruh, terbukti, IHW belum mengidentifikasi, mengumpulkan dan menggunakan data pesaing, dan benchmark sebagai pertimbangan dalam membuat proyeksi kinerja kedepan. Hal ini akan menyebabkan kendala dalam menetapkan target2 untuk mendorong kinerja daya saing dan keberhasilan perusahaan menuju ke ekselen.

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 39

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

4.1.c.3. Meskipun IHW telah menggunakan temuan review kinerja menjadi prioritas perbaikan dan inovasi, dengan cara ; Melakukan review setiap bulan, mencatat setiap permasalahan, memutuskan untuk tindak lanjut dan target waktunya. (Review bulanan termasuk mengevaluasi hasil tindak lanjut bulan sebelumnya), namun, Deploymennya masih belum menyeluruh/lengkap. hal ini terbukti dari risalah bulanan review manajemen, tercatat masih terdapat beberapa rekomendasi yang tidak ditindak lanjuti. sebagai contoh : pada bulan Februari, Pada Pembahasan Analisis, Pengukuran dan Manajemen Pengetahuan, terdapat permasalahan terkait perlunya membuat Bank data atau Dashboard yang terintegrasi. namun sampai dengan review bulan Mei 2016, belum ditindak lanjuti dengan target yang mundur terus. pada bulan Juni tidak ada Risalah manajemen, dan pada Risalah menejemen bulan Juli, permasalahan dan rekomendasi tersebut tidak muncul lagi tanpa penjelasan apapun. (kondisi ini terjadi juga pada rekomendasi untuk Pembuatan pedoman pengelolaan website untuk Fokus pelanggan). Kondisi tersebut akan berdampak negatif bagi IHW dalam upaya melakukan peningkatan kinerja secara keseluruhan untuk mencapai keberhasilan Perusahaan.

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 40

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

4.2. Pengelolaan Pengetahuan,Informasi dan Teknologi Informasi

Item Ref Strengths

4.2.a.1.1.1 IHW Pengumpulan dan transfer pengetahuan tenaga kerja dengan tahapan : (i) Mengacu pada Prosedur Pendidikan dan Pelatihan (IHW-SDM-004 ), dimana unit kerja terbaik berbagi best practices kepada unit kerja lain melalui sharing knowledge; (ii) Sharing knowladge oleh karyawan dilakukan pada saat coffee morning/ Ngariung/ Triwulan; (iii) Transfer pengetahuan tenaga kerja sesuai dengan prosedur Perencanaan dan Persiapan Pelayanan Transaksi nomor IHW-PLT-001; (iv) Pengumpulan Pengetahuan di Perpustakaan CREDO

4.2.a.1.1.3 IHW Identifikasi secara cepat, berbagi dan implementasi praktik terbaik, sesuai mekanisme yang yang tergambar pada Diagram 4.1.b.1 Review Manajemen yang menerapkan hasil review tersebut sebagai Best Practice, untuk disampaikan pada Forum Knowledge Sharing yang didokumentasikan di Perpustakaan Credo, sesuai dengan Prosedur Pendidikan dan Pelatihan (IHW-SDM-004 )

4.2.a.1.1.4 IHW mengumpulkan dan mentransfer pengetahuan yang relevan untuk melakukan inovasi dan perencanaan strategis, sesuai mekanisme yang tergambar pada Diagram 4.1.b.1 Review Manajemen yang menerapkan hasil review tersebut sebagai Best Practice, untuk disampaikan pada Forum Knowledge Sharing yang didokumentasikan pada Perpustakaan Credo, sesuai dengan Prosedur Pendidikan dan Pelatihan (IHW-SDM-004)

4.2b.1.1.1 IHW mengelola dan memastikan data, informasi memenuhi karakteristik yang Akurat, mengacu pada Prosedur Penyusunan Laporan Internal dan Eksternal Perusahaan (IHW-PRC-001) dalam menyajikan “Data Lengkap dan Valid”, adapun untuk data dan informasi Operasional pengumpulan raya juga digunakan ketentuan-ketentuan dalam kontrak kerja dengan pihak ketiga tentang penyediaan dan pemeliharaan system Informasi SisPulRaya, dan Prosedur Pelayanan Pulraya & IK Nomor IK-IHW-PLT-001, dengan memperhatikan Laporan ATB-2 – 6.

4.2b.1.1.2 IHW mengelola dan memastikan data, informasi memenuhi karakteristik terhadap Integritas dan reliabilitas (kehandalan), mengacu pada Prosedur Penyusunan Laporan Internal dan Eksternal Perusahaah (IHW-PRC-001) dalam menyajikan “Data Lengkap dan Valid” sebagai berikut: adapun untuk data dan informasi Operasional pengumpulan raya juga digunakan ketentuan-ketentuan dalam kontrak kerja dengan pihak ketiga tentang penyediaan dan pemeliharaan system Informasi SisPulRaya, dan Prosedur Pelayanan Pulraya & IK Nomor IK-IHW-PLT-001,

4.2b.1.1.3 IHW mengelola dan memastikan data, informasi memenuhi karakteristik terhadap ketepatan dan kesesuaian waktu, mengacu pada Prosedur Penyusunan Laporan Internal dan Eksternal Perusahaah (IHW-PRC-001) dalam menyajikan “Data Lengkap dan Valid”, adapun untuk data dan informasi Operasional pengumpulan raya juga digunakan ketentuan-ketentuan dalam kontrak kerja dengan pihak ketiga tentang penyediaan dan pemeliharaan system Informasi SisPulRaya, dan Prosedur Pelayanan Pulraya & IK Nomor IK-IHW-PLT-001,

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 41

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Strengths

4.2b.1.1.4 IHW mengelola dan memastikan data, informasi memenuhi karakteristik yang memberikan keamanan dan kerahasiaan, mengacu pada Prosedur Penyusunan Laporan Internal dan Eksternal Perusahaah (IHW-PRC-001) dalam menyajikan “Data Lengkap dan Valid”, adapun untuk data dan informasi Operasional pengumpulan raya juga digunakan ketentuan-ketentuan dalam kontrak kerja dengan pihak ketiga tentang penyediaan dan pemeliharaan system Informasi SisPulRaya, dan Prosedur Pelayanan Pulraya & IK Nomor IK-IHW-PLT-001

Item Ref Opportunities For Improvement

4.2.a.1.1. Meskipun IHW mengumpulkan dan mentransfer pengetahuan dari dan kepada Tenaga Kerja melalui (i) Sharing knowledge dari unit kerja terbaik berbagi best practices kepada unit kerja lainnya. (ii) Pengumpulan Pengetahuan di Perpustakaan CREDO, (iii) adanya Portal Internal IHW seperti pada Diagram 4.2b.2.1, namun belum memiliki mekanisme pengelolaan pengetahuan, terbukti sharing knowledge tidak dilakukan secara regular, sehingga dapat berdampak pada kecepatan dalam mendapatkan informasi pengetahuan, bisnis, dan menghambat proses pembelajaran organisasi dan individu, serta potensial loss the best knowledges yang dimiliki tenaga kerja.

4.2.a.1.3. Meskipun IHW mentransfer pengetahuan yang relevan dari dan kepada pelanggan, pemasok, mitra, kolaborator, selanjutnya membagi dan menerapkan best practices melalui (i) dari dan kepada pelanggan melalui media Web, VMS lajur dan Banner dilajur serta display digardu, (ii) dari dan kepada pemasok melalui Rapat pra kualifikasi. namun tindak lanjut evaluasi belum efektif, terbukti pengelolaan pengetahuan belum melibatkan pelanggan, pemasok, mitra, dan kolaborator. Hal ini dapat menyulitkan IHW untuk mencapai keunggulan yang digerakkan pelanggan (customer focus exellent) saat ini dan yang akan datang.

4.2.a.2.1 Meskipun IHW telah berusaha agar data dan informasi yang dibutuhkan dapat tersedia dan mudah digunakan untuk tenaga kerja, pemasok, mitra, pelanggan dan kolaborator sesuai kebutuhan, namun belum memiliki prosedur dalam penyediaan, penyaluran ataupun dokumentasi database perusahaan, terbukti IHW belum memiliki Dash Board/ data perusahaan yang terintegrasi. Hal ini akan menyulitkan user/ pengguna data dalam memperoleh data dan informasi yang cepat, mudah, dan akurat

4.2.b.4.1 Meskipun dalam kondisi darurat, IHW telah memastikan ketersediaan hardware dan software serta data dan informasi yang berkelanjutan untuk melayani kebutuhan pelanggan dan bisnis secara efektif, namun belum memiliki mekanisme Back-up data server yang standar, terbukti belum diatur oleh siapa, dan kapan back-up dilakukan, dimana back-up data disimpan, server sistem data mirror masih diletakkan pada saru ruangan, sehingga bila terjadi keadaan darurat pada gedung/area tersebut, IHW akan terkendala pada keberlangsungan bisnis/ operasional perusahaan

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 42

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Kategori 5 : Tenaga Kerja

5.1. Lingkungan Tenaga Kerja

Item ref. Strengths

5.1.a.1.2. IHW menilai kebutuhan akan keterampilan, kompetensi, sertifikasi, dan tingkat pengawakannya dengan cara menyusun identifikasi jabatan PT. IHW, yang berisi antara lain, persyaratan jabatan, pengetahuan, ketrampilan, serta menyusun kamus kompetensi Sebagai contoh ditemukan adanya kamus kompetensi. Hasilnya dapat dilihat pada grafik 7.3.2. Pemenuhan Kompetensi dan 7.3.3. Pemenuhan Kapabilitas Karyawan Struktural yang meningkat trendnya selama tiga tahun terakhir. Sehingga perusahaan dapat mengetahui kebutuhan ketrampilan dan kompetensi karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan.

5.1.a.2.1 IHW merekrut, mengangkat, menempatkan, dan mempertahankan tenaga kerja baru dengan cara merujuk SKD tentang susunan dan jumlah formasi jabatan, analisa dan evaluasi kebutuhan tenaga kerja, inventarisasi lamaran tenaga kerja bekerja sama dengan pihak ketiga, proses seleksi (administrasi, kompetensi, wawancara, kesehatan), penempatan unit kerja, pembinaan dan pengembangan personil, untuk program mempertahankan tenaga kerja baru dengan system penilaian kinerja, system remunerasi, system pengembangan dan pembelajaran. Mekanisme ini dilakukan Bagian SDM dan Hukum. Terbukti adanya penerimaa tenaga kerja non struktural, dan pemenuhan kapabilitas karyawan pelaksana di IHW 7.3.5 trend nya stabil maksimum selama 3 tahun dan kapabilitas pegawai sampai dengan diploma di IHW 7.3.6 yang trendnya favourable selama 3 tahun. Sehingga perusahaan dapat beroperasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan adanya karyawan yang kapabilitasnya baik.

5.1.a.4.1 IHW mepersiapkan tenaga kerjanya untuk menghadapi perubahan kebutuhan kapabilitas dan kapasitas tenaga kerja dengan cara peningkatan kompetensi personal melalui pelatihan bidang tertentu, memperhatikan hasil evaluasi sasaran kinerja karyawan (SKK) atau hasil penilaian prestasi kerja karyawan, penetapan dalam rapat BOD, melakukan asesmen. Mekanisme ini dilakukan oleh Bagian SDM dan Hukum. Terbukti produktifitas pendapatan pengumpul raya di IHW 7.1.88 trendnya membaik selama 3 tahun, IHW 7.1.89 trendnya favourable selama 3 tahun, dan pemenuhan kapabilitas karyawan pelaksana trendnya stabil maksimum selama 3 tahun. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan kapabilitas karyawan dan kinerja perusahaan.

5.1.a.4.2.3 IHW mempersiapkan tenaga kerja untuk perubahan pada struktur organisasi dan sistem kerja, jika dibutuhkan dengan cara melakukan analisa beban kerja, merujuk RKAP tahun berjalan ( bila diperlukan dapat dilakukan pemindahan anggaran), identifikasi jabatan, pelatihan karyawan, Terbukti adanya penetapan struktur projek tahun 2015, perubahan system pelaporan hasil transaksi raya dari manuall ke komputerais, pemenuhan kapabilitas karyawan structural dan karyawan pelaksana di IHW 7.3.3 dan IHW 7.3.5. trendnya stabil di posisi maksimum. Sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan baik kendati ada perubahan struktur dan system kerja.

5.1.b.2.1 IHW mendukung tenaga kerja melalui layanan, pemberian manfaat, dan kebijakan dengan cara menetapkan kebijakan, pelayanan, dan pemberian manfaat bagi tenaga kerja, menyediakan portal SDM. Mekanisme ini dilaksanakan oleh Bag.

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 43

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item ref. Strengths

SDM dan Hukum, dan dilakukan evaluasi fasilitas kesehatan , gaji dan nutrisi. Terbukti jumlah UKB (Uji Kesehatan Berkala) karyawan operasional dan non operasional di IHW 7.3.10 dan IHW 7.3.11 trendnya sabil maksimum, dan kepuasan karyawan operasional dan karyawan non operasional di IHW 7.3.23 trendnya favourable selama 3 tahun dan IHW 7.3.24 trendnya membaik selama 3 tahun. Sehingga keunggulan bidang SDM dapat diberdayakan secara optimal.

5.1.b.2.2 IHW menyesuaikan hal tersebut dengan kebutuhan dari tenaga kerja yang beragam dan kelompok dan segmen tenaga kerja yang berbeda dengan cara manajemen melakukan kebijakan, pelayanan dan pemberian manfaat disesuaikan dengan segmen tenaga kerja operasional dan non operasional, dan kelompok karyawan penugasan dari holding dan karyawan IHW, dan menyediakan akses portal SDM bagi seluruh karyawan. Mekanisme ini dikawal dan dilaksanakan oleh Bag.SDM dan Hukum. Terbukti jumlah UKB (Uji Kesehatan Berkala) karyawan operasional dan non operasional di IHW 7.3.10 dan IHW 7.3.11 trendnya sabil maksimum, dan kepuasan karyawan operasional dan karyawan non operasional di IHW 7.3.23 trendnya favourable selama 3 tahun dan IHW 7.3.24 trendnya membaik selama 3 tahun. Sehingga keunggulan bidang SDM dapat diberdayakan secara optimal..

Item Ref Opportunities For Improvement

5.1.a.1.1 Meskipun IHW telah menilai kebutuhan akan kapabilitas dan kapasitas tenaga dengan cara mengelola SDM berdasar kebutuhan organisasi , dengan melakukan asesmen sesuai kamus kompetensi, dan untuk penuhan SDM bersumber dari dalam dilakukan asesmen, pertimbangan hasil kinerja dan kompetensi, sedang sumber dari luar dengan melakukan rekrutmen dan seleksi, proses tersebut tergambar dalam diagram pengelolaan SDM, dengan berpedoman pada SKD No 01/KPTS/2011 tentang struktur organisasi, SKD No 29/KPTS/CC/2014 tentang susunan dan formasi jabatan, terbukti adanya nota dinas persetujuan asesmen calon sekretaris direksi no.19.00/CCR/KP, namun belum efektif, terbukti pemenuhan formasi jabatan struktural operasional (IHW.7.3.1.a) dan pemenuhan formasi jabatan non struktural non operasional (IHW 7.3.1.c) masih poor. Sehingga dapat berpotensi menganggu kelancaran jalannya organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan.

5.1.a.3.1. Meskipun IHW telah mengelola dan mengorganisir tenaga kerja dengan cara melakukan identifikasi tenaga kerja sesuai jabatan dan job desk masing masing, pengorganisasian pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan, dengan mutasi atau jabatan rangkap, terbukti dengan adanya Surat Perintah Direksi PT.IHW tentang Penugasan Karyawan Nomor 07/AAK-6C/2015 (penugasan rangkap), namun belum efektif, terbukti pemenuhan formasi jabatan struktural operasional (IHW.7.3.1.a) dan pemenuhan formasi jabatan non struktural non operasional (IHW 7.3.1.c) masih poor. Sehingga dapat berpotensi menganggu kelancaran jalannya organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan.

5.1.a.3.2.1 Meskipun IHW mengelola dan mengorganisir tenaga kerja untuk menyelesaiakan pekerjaan organisasi dengan cara pengorganisasian pekerjaan yang tergambar dalam diagram pengelolaan SDM, mengidentifikasi tenaga kerja sesuai dengan jabatan dan job desk masing maing, membuat sasaran dan target kerja karyawan yang tertuang dalam penilaian Prestasi Kinerja Karyawan, namun dalam

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 44

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement

pelaksanaannya belum konsisten, terbukti terjadi masalah pada saat penyelesaian pekerjaan yang jatuh tempo penyelesaiannya bersamaan. Sehingga akan berpotensi mengganggu kelancaran jalannya organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan.

5.1.a.4.2.2 Meskipun IHW mempersiapkan diri untuk menghadapi dan mengelola periode pertumbuhan tenaga kerja dengan cara melakukan analisis pertumbuhan tenaga kerja sesuai pertumbuhan rencana bisnis (penambahan gerbang) yang tertuang di RSB, melakukan analisis beban kerja sesuai RKAP tahun berjalan, review formasi jabatan, namun belum efektif, terbukti pemenuhan formasi jabatan struktural operasional (IHW.7.3.1.a) dan pemenuhan formasi jabatan non struktural non operasional (IHW 7.3.1.c) masih poor. Sehingga dapat berpotensi menganggu kesiapan tenaga kerja untuk mencapai tujuan perusahaan.

5.1.b.1.1 Meskipun IHW memastikan kesehatan tempat kerja, keselamatan, dan aksesibilitas tenaga kerja dengan cara melakukan evaluasi RKL/RPL, menyediakan fasilitas tempat kerja , melakukan penambahan nutrisi, menyediakan APD bagi petugas operasional, terbukti adanya evaluasi polusi kebisingan dan ditindak lanjuti dengan menanam pohon untuk meredam polusi, namun belum efektif terbukti tingkat kebisingan lingkungan gardu (IHW :7.3.19) trendnya adverse, masih adanya fasilitas gerbang rayal yang bocor, dan masih adanya petugas raya yang tidak memakai masker. Sehingga hal ini dapat mengancam upaya IHW dalam mewujudkan zero accident.

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 45

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

5.2. Keterikatan Tenaga Kerja

Item ref. Strengths

5.2.a.1.3 IHW memberdayakan tenaga kerja dengan cara memperhatikan identifikasi jabatan/job desk masing masing , analisa beban kerja, memperhatikan evaluasi psikologis karyawan, memperhatikan prestasi kerja karyawan, memberdayakan personil yang ada bila memungkinkan mutasi atau rotasi tenaga kerja dari internal tanpa merekrut karyawan baru, terbukti adanya rekapitulasi hasil evaluasi psikologis karyawan IHW , surat perintah direksi IHW tentang penugasan karyawan, data penilaian kinerja karyawan, pencapaian KPI AP di IHW 7.4.27 yang favorable. Sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan perusahaan dengan memanfaatkan tenaga kerja yang ada.

5.2.a.2.1 IHW menentukan pendorong utama yang mempengaruhi keterikatan tenaga kerja dengan cara memperhatikan kebijaksanaan perusahaan terkait Hak dan Benefit Karyawan, mengidentifikasi faktor keterikatan tenaga kerja, dilakukan evaluasi isi survey keterikatan dan perubahan cara survey menjadi lebih sederhana dari manual menjadi online lewat portal SDM, terbukti adanya SKD no.18/KPTS/CC/2014 tentang jaminan pemeliharaan kesehatan karyawan dan keluarga karyawan, hasil keterikatan karyawan operasional, dan karyawan non operasional di IHW 7.3.31 dengan trend membaik selama 3 tahun dan 7.3.32 dengan trend favourable selama 3 tahun. Sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan organisasi dengan dukungan kerekatan tenaga kerja.

5.2.a.3.1 IHW menilai tingkat keterikatan tenaga kerja dengan cara inventarisasi materi survey, penyusunan draft materi survey, konfirmasi persetujuan direksi, penetapan materi survey, melakukan komunikasi dengan dengan karyawan baik lewat kegiatan formal maupun non formal seperti, SKJ, coffee morning, rekreasi tahunan/gathering, melakukan survey secara online lewat portal SDM dengan pembedaan hasil survey karyawan operasional dan non operasional., evaluasi hasil survey di forum tinjauan manajemen, terbukti adanya hasil keterikatan karyawan operasional , dan karyawan non operasional di IHW 7.3.31 dengan trend membaik selama 3 tahun dan 7.3.32 dengan trend favourable selama 3 tahun. Sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan organisasi dengan dukungan kerekatan tenaga kerja.

5.2.a.4.1 Sistem manajemen kinerja tenaga kerja IHW mendukung kinerja tinggi dan keterikatan tenaga kerja dengan cara melakukan cascading dari KPI Korporate yang dibuat berdasar target RKAP, menjadi KPI Direksi, KPI unit kerja berdasar perspektif dan ke penilaian kinerja individu yang dilakukan per semester, untuk perbaikan system penilaian dilakukan pelatihan cascading KPI korporate ke individu pada tahun 2015 oleh SDM PT. Perusahaan induk. Terbukti adanya realisasi kinerja utama PT.IHW 2015, data kinerja individu karyawan persemester, nota dinas Ka.Bag. SDM dan Hukum no 146/CC.1/VI/2015 ke kepala unit kerja prihal pengumpulan hasil kinerja karyawan, pencapaian KPI AP di IHW 7.4.27 yang favorable..Sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan organisasi.

5.2.a.4.2 Sistem manajemen kinerja IHW mempertimbangkan praktek pemberian kompensasi, penghargaan, pengakuan, dan insentif dengan cara, menyusun sistem pemberian intensive berdasar KPI, penetapan insentive dalam rapat BOD. Mekanisme ini dilakukan oleh Bagian SDM dan Hukum, dilakukan evaluasi mulai tahun 2015 pemberian insentif berdasar KPI individu. Terbukti adanya SKD no 15/CC/2013 tentang KPI, SKD no 02/KPTS/CC/2015 tentang peraturan Penggajian Karyawan Berdasar Golongan. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan kinerja korporat dengan adanya dukungan kinerja karyawan.

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 46

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item ref. Strengths

5.2.b.1.1 Sistem pengembangan dan pembelajaran IHW mendukung kebutuhan organisasi dan pengembangan personal anggota tenaga kerja, manajer dan pimpinan perusahaan dengan cara, meminta kebutuhan pelatihan dari unit kerja, menyusun kebutuhan pelatihan dari 2016 sampai dengan 2030 yang tercantum dalam RJP (RSB), menyusun Training Need Analisis (TNA) dengan periode tahunan oleh SDM dengan berpedoman RKAP berdasar kebutuhan perusahaan dan unit kerja. Mekanisme ini dilakukan oleh Bagian SDM dan Hukum, dan evaluasi dilakukan saat penyusunan TNA. Terbukti adanya rencana pelatihan di RJP (RSB) dan adanya Training Need Analisis tahun 2015, dan realisasi program diklat di IHW 7.3.35 mencapai favourable, jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan kepemimpinan dan yang mengikuti pelatihan manajerial di IHW 7.3.43 dan IHW 7.3.44 trendnya membaik selama 3 tahun. Sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan organisasi dengan adanya perbaikan kemampuan dan kompetensi karyawan.

Item Ref Opportunities For Improvement

5.2.a.1.1 Meskipun IHW memperkuat suatu budaya kerja yang berkarakter komunikasi terbuka, berkinerja tinggi, dan tenaga kerja yang terikat dengan cara penetapan budaya 5R yang tertuang dalam SKD No. 25/KPTS/CC/2014, melakukan sosialisasi dan kuis budaya di coffe morning/Ngariung, setiap bulan dilakukan penilaian penerapan budaya kerja 5R perkaryawan oleh atasan unit kerja setingkat Ka.Bagian, terbukti dengan adanya data penilaian budaya 5R per karyawan masing masing unit sejak bulan Januari 2015, namun pelaksanaannya belum konsisten dan belum dilakukan evaluasi efektifitasnya, terbukti masih ada unit kerja yang belum menyerahkan penilaian, sebagian karyawan belum mengetahui pelaksanaan dan manfaat penilaian 5R, dan data penilaian 5R belum diolah untuk menjadi sebuah informasi untuk dilakukan perbaikan lanjutannya. Sehingga perusahaan masih belum dapat mengetahui berdasar hasil evaluasi dampak positif budaya 5 R.

5.2.a.1.2 Meskipun IHW memastikan bahwa budaya perusahaan dpetik/beroleh manfaat dari beragam gagasan, budaya, dan pemikiran dari tenaga kerja dengan cara adanya forum penyampaian ide dan gagasan pada forum SKJ, Coffee morning,yang diikuti oleh karyawan dengan latar belakang budaya yang beragam ( Jawa, Sunda, Batak, Minang, Ambon, Betawi) sehingga disepakati budaya kerja 5 R, terbukti budaya 5R disetujui direksi dan tertuang dalam SKD no 25/KPTS/CC/2014, namun belum dilakukan evaluasi efektifitasnya. Sehingga perusahaan belum dapat mengetahui manfaat budaya 5R berdasar hasil evaluasi dan pengelolaan data.

5.2.a.2.2 IHW belum menentukan pendorong-pendorong yang mempengaruhi kerekatan tenaga kerja untuk kelompok dan segmen tenaga kerja yang berbeda

5.2.a.3.3 Meskipun IHW telah membedakan metode dan ukuran tersebut untuk kelompok dan segmen tenaga kerja yang berbeda dengan cara mengases kerekatan tenaga kerja dengan membedakan berdasar segmen tenaga kerja antara karyawan operasional dan non operasional, terbukti adanya hasil kerekatan karyawan operasional (IHW.7.3.31) dan hasil kerekatan karyawan non operasional (IHW.7.3.32), namun belum dilakukan pembedaan mengases kerekatan tenaga kerja karyawan struktural dan non struktural. Sehingga perusahaan tidak

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 47

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement

melakukan evaluasi kerekatan karyawan struktural dan non struktural untuk melakukan perbaikan peningkatan keterikatan tenaga kerja

5.2.a.4.3 Meskipun manajemen kinerja IHW memperkuat kecerdasan dalam mengambil risiko untuk mencapai inovasi, memperkuat fokus pada pelanggan dan bisnis, dan memperkuat pencapaian rencana kerja dengan cara, penetapan sasaran mutu perusahaan , penetapan KPI korporat, KPI unit kerja, KPI individu, terbukti adanya SKD No 34/KPTS/CC/2014 tentang Sasaran Mutu, namun belum dilakukan evaluasi terhadap memperkuat kecerdasan dalam mengambil resiko

5.2.b.1.2.1 Meskipun IHW telah melaksanakan sistem pengembangan dan pembelajaran IHW menyikapi kompetensi inti, tantangan strategis, dan pencapaian rencana kerja baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan cara, menyusun program pelatihan dari tahun 2016 sampai 2030 yang tertuang dalam RSB dan menyusun training need analisis tahun 2015.Sebagai contoh adanya Pelatihan Manajemen Pelayanan Lalin, Service Excellent. Mekanisme pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sesuai Prosedur pendidikan dan pelatihan IHW-SDM-004, namun program pelatihan tersebut belum lengkap untuk menyikapi kompetensi inti, terbukti beberapa program hard skill (contoh, manajemen project, manajemen pemeliharaan) belum diprogramkan, sehingga perusahaan akan terkendala dalam mengembangkan kompetensi inti, menjawab tantanagn strategis, mencapai rencana kerja.

5.2.b.1.2.3 Meskipun IHW telah melaksanakan sistem pengembangan dan pembelajaran IHW mendukung etika dan praktek bisnis yang beretika dengan cara menyusun program pelatihan dari tahun 2016 sampai 2030 yang tertuang dalam RSB dan menyusun training need analisis tahun 2015.Sebagai contoh adanya Pelatihan Manajemen Pelayanan Lalin, Service Excellent. Mekanisme pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sesuai Prosedur pendidikan dan pelatihan IHW-SDM-004, namun program pelatihan yang mendukung etik dan praktek bisnis yang beretika belum diprogramkan, sehingga perusahaan akan terkendala dalam mengembangkan praktek bisnis yang beretika

5.2.b.1.2.5 Meskipun IHW telah melaksanakan sistem pengembangan dan pembelajaran IHW memastikan transfer pengetahuan dari tenaga kerja yang keluar atau pensiun dengan cara melakukan sharing knowledge, namun belum dilakukan evaluasi efektifitasnya dan belum didokumentasikan, sehingga perusahaan belum dapat mengambil manfaat dari sharing knowledge yang dilakukan.

5.2.b.2.1 Meskipun IHW telah mengevaluasi efektifitas dan efisiensi sistem pembelajaran dan pengembangan dengan cara mengirim formulir evaluasi pelatihan ke unit kerja terkait, unit kerja melakukan penilaian dan mengirim kembali hasil evaluasi tersebut ke Bagian SDM dan Hukum, namun belum dievaluasi efektifitasnya. Sehingga perusahaan belum dapat mengetahui efektifitas hasil pembelajaran.

5.2.b.2.2.1 IHW belum mengkorelasikan hasil-hasil Pembelajaran & Pengembangan dengan temuan-temuan dari penilaian keterikatan tenaga kerja dan hasil-hasil kinerja di Kategori 7.

5.2.b.2.2.2 IHW belum memanfaatkan korelasi tersebut untuk mengidentifikasi peluang peningkatan keterikatan tenaga kerja dan program pembelajaran dan pengembangan.

5.2.b.3.1. Meskipun IHW telah mengelola pengembangan karier yang efektif untuk perusahaan dengan cara sesuai ketetapan dari perusahaan induk, sesuai surat keputusan direksi dan dengan memperhatikan prestasi perusahaan, terbukti

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 48

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement

adanya jalur dan siklus perencanaan karir karyawan PT.IHW dari golongan II A sampai dengan III B, sedangkan golongan III C sampai dengan IV A jenjang karir dengan keterlibatan Holding, namun belum dievaluasi efektifitasnya dengan adanya penerimaan karyawan PT.IHW. Sehingga dapat berpotensi adanya demotifasi karyawan PT.IHW dengan adanya pembatasan jenjang karir tersebut.

5.2.b.3.2 Meskipun IHW telah mengengelola pengembangan karir yang efektif untuk seluruh tenaga kerja dengan cara memperhatikan kebutuhan formasi, kompetensi dan prestasi kerja karyawan serta pengembangan SDM, jalur dan siklus perencanaan karir karyawan PT.IHW sebagaimana diagram yang terdiri dari golongan, pembagian karyawan structural dan fungsional, masa kerja pada setiap jenjang golongan. Dimana karyawan PT.IHW mengawali karir dari golongan II A sampai dengan III B, sedangkan golongan III C sampai dengan IV A jenjang karir karyawan penugasan dari Holding dengan keterlibatan Holding, namun belum dievaluasi efektifitasnya dengan adanya penerimaan karyawan PT.IHW .Sehingga dapat berpotensi adanya demotifasi karyawan PT.IHW dengan adanya pembatasan jenjang karir tersebut.

5.2.b.3.3 IHW belum melakukan perencanaan suksesi yang efektif untuk posisi-posisi manajerial maupun pimpinan, perencanaan suksesi menjadi kewenangan holding dengan adanya usulan dari direksi PT.IHW.

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 49

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Kategori 6 : Operasi

6.1. Proses Kerja

Item Ref Strengths

6.1.a.1.1 PT IHW menentukan persyaratan produk dan proses kerja perusahaan dengan cara 1) Penentuan persyaratan produk : i) Mulai dari Tahap 1 s/d Tahap 5b : penetapan produk; ii) Penentuan persyaratan produk yaitu Sasaran Mutu Produk berupa SPM/LAN yang mendapat masukan dari Tahap 5.a1 (Persyaratan Regulasi, ISO 9001, KPKU, dll); 2) Penentuan persyaratan proses : i) Mulai dari Tahap 1 s/d Tahap 5a: penetapan proses kerja yang mencakup: a) Proses Utama, b) Proses Pendukung, c) Proses Internal, d)Proses Eksternal; ii) Penentuan persyaratan proses yaitu Sasaran Mutu Proses yang mendapat masukan dari Tahap 5.a1 (Persyaratan Regulasi, ISO 9001, KPKU, dll.); 3) Persyaratan produk telah ditetapkan dalam Penetapan SPM Jalan Raya; 4) Persyaratan proses telah ditetapkan melalui SK Direksi tentang Sasaran Mutu setiap awal tahun sebagai Lampiran Manual Mutu ISO 9001; 5) Sejak tahun 2011 PT IHW telah memperoleh Sertifikat ISO 9001 yang akan menjamin Persyaratan Produk dan Persyaratan Proses dapat terdokumentasi dengan baik sesuai prinsip-prinsip sistem manajemen internasional PDCA, terbukti dengan adanya produk layanan jalan raya (transaksi, lalin, konstruksi), serta adanya dokumen ISO 9001:2008 yang terdiri dari Manual Mutu, Prosedur Mutu dan Instruksi kerja, sehingga PT. IHW dapat menemukenali kekuatan dan kelemahan perusahaan atau area yang harus diperbaiki atau ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan bisnis

6.1.a.1.2 Proses Kerja Utama terdiri dari: Prosedur pelayanan transaksi, Prosedur pelayanan Lalin, Proses pemeliharaan pengelolaan proyek.

6.1.a.2.1 Persyaratan kerja utama dari proses kerja utama yaitu: Terpenuhinya Standart Pelayanan Minimal (SPM)

6.1.b.1.3 IHW telah pengukuran kinerja berkaitan dengan kualitas akhir dan kinerja dengan cara : 1) Penetapan proses kerja; 2) Implementasi proses kerja; 3) Pengukuran indikator kinerja; 4) Review Manajemen; 5) Kajian dan Inovasi produk & proses; 6) Improvement produk dan proses; 7) Rincian keterkaitan ukuran utama terhadap kinerja dan kualitas produk akhir, terbukti dengan tercapainya SPM dan adanya SOP/IK/Prosedur kerja terkait pelayanan transaksi, pelayanan lalin, pemeliharaan, sehingga IHW mampu menjaga sukses perusahaan secara berkesinambungan sekaligus membuat keseimbangan nilai-nilai pada stakeholder utama

6.1.b.2.3 IHW memastikan operasi sehari-hari proses telah memenuhi persyaratan utama pendukung bisnis dengan cara: 1) implementasi proses-pendukung untuk mendukung oeprasional perusahaan mengacu pada Prosedur Mutu dan IK; 2) melakukan pengukuran, analisis dan evaluasi atas capaian Sasaran Mutu Proses dalam Rapat Tinjauan Manajemen; 3) Rincian penerapan pemastian operasional harian dari masing-masing proses pendukung untuk memenuhi persyaratan sebagaimana dipaparkan pada Tabel 6.1.b.1.2, hal ini dibuktikan dengan adanya audit mutu internal dan audit mutu eksternal serta adanya rapat tinjauan manajemen minimal setahun sekali, sehingga pembelajaran organisasi dan personal untuk perbaikan terus menerus yang sedang berlangsung maupun terhadap perubahan-perubahan yang sangat berarti yang mengarah kepada pencapaian sasaran perusahaan dapat termonitor dengan baik

6.1c.2 IHW meraih peluang strategis dengan pengambilan risiko yang cerdas dengan

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 50

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Strengths

cara: 1) Pengembangan dan penjabaran rencana kerja; 2) Membuat proyeksi kinerja; 3) Pendekatan manajemen risiko; 4) Mengambil peluang beresiko secara cerdas (intelligent risk); 5) Melakukan inovasi; 6) Membuat keputusan terukur bilamana sumberdaya yang digunakan belum atau akan melebihi dari potensi kerugian; 7) Implementasi strategi untuk mengejar peluang strategis; 8) Pencapaian sasaran strategis, hal ini dibuktikan dengan adanya review management secara bulanan, adanya usulan pengalihan route dari semula dari Yasmin-Dramaga menjadi ke Yasmin - Selabanda yang telah disetujui Pemkot dan Pemkab Baraya serta adanya ijin prinsip dari Kementerian PU, sehingga IHW mampu mengantisipasi peluang bisnis guna menjamin kelangsungan sukes perusahaan dalam jangka panjang

6.1c.3 IHW membuat sumber dana dan sumber daya lainnya tersedia untuk meraih peluang tersebut dengan cara 1) Melalui pencapaian KPI, perusahaan berupaya menjaga kepercayaan Pemegang Saham dan Bank Sindikasi secara khusus untuk menjamin sumberdaya finansial; 2) Evaluasi dilakukan dengan memperhatikan faktor internal (SDM, Penguasaan Teknologi, Aset, Keuangan dll) dan faktor eksternal (Regulasi, Kebijakan Pemegang Saham, Kepuasan Konsumen, Kompetitor dll), hal ini dibuktikan dengan adanya direksi memberi masukan untuk dibahas dalam radirkom serta usulan ke pemda, selanjutnya dilanjutkan usulan kepada BPJT & pemegang saham untuk merubah bisnis plan sebelumnya, merubah IRR (internal rate of return), langkah berikutnya perusahaan mencari dana sendiri dengan men-take over sindikasi, dan mencari pembiayaan melalui CPF (contract free financing), sehingga perusahaan mampu meraih peluang ke depan dengan mempertimbangkan kekuatan sumber daya dan sumber dana yang tersedia

6.1c.4 IHW menghentikan meraih peluang yang ada pada waktu yang tepat untuk meningkatkan dukungan pada peluang yang berprioritas lebih tinggi dengan cara 1) Melakukan pendekatan manajemen resiko sebagai dasar intelligent risk; 2) Melakukan pencarian peluang kemudian melakukan inovasi-inovasi untuk mengejar peluang strategis; 3) Membuat keputusan terukur untuk menghentikan pencarian peluang bilamana umberdaya yang digunakan akan melebihi dari potensi kerugian; 4) Membuat perubahan rencana kerja, dibuktikan dengan adanya review IRR setiap triwulanan yang hasilnya harus sama atau lebih besar dari WACC, sedangkan kebijakan an untuk menghentikan atau melanjutkan peluang yang ada (go or no go) keputusannya oleh pemegang saham, sehingga perusahaan mampu mengukur seberapa efektif pengambilan risiko secara cerdas mampu meningkatkan daya saingnya dan berkontribusi kepada pertumbuhan perusahaan

Item Ref Opportunities For Improvement

6.1.a.2.1 Walaupun PT IHW telah mendisain produk dan proses kerja agar memenuhi persyaratan dengan cara : 1) Merancang produk Jasa layanan Jalan Raya yang mengacu persyaratan produk sesuai PP No.15/2015 yang mengatur tentang pelayanan transaksi, pelayanan lalin, pemeliharaan dan proyek; 2) Merancang proses yang mengacu kepada prinsip-prinsip ISO 9001, dibuktikan dengan adanya persyaratan SPM serta adanya dokumen proses dalam sistim ISO 9001:2008, namun belum konsisten pelaksanaannya, terbukti Manual Mutu, Prosedur Kerja, Instruksi Kerja serta catatan mutu sejak tahun 2011 hingga tahun 2016 baru 24% (6 prosedur kerja dan 1 intruksi kerja yang telah dilakukan revisi),

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 51

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement

sementara kondisi operasional telah mengalami beberapa perubahan, contoh prosedur IHW-PLT-003 (Akhir tugas pelayanan transaksi) dokumen mutunya masih cara manual, di lapangan realisasinya telah secara aplikasi/komputerisasi, sehingga pengelolaan proses kerja belum mencerminkan kondisi dan persyaratan yang dilaksanakan di operasional guna mencapai keunggulan kinerja

6.1.a.2.2 Walaupun IHW telah memadukan teknologi baru, pengetahuan perusahaan, keunggulan produk, NILAI bagi PELANGGAN, dan kebutuhan potensial untuk kegesitan dalam produk dan proses ini dengan cara 1) PLAN : Tahap 2, 3, 4 : proses-proses telah mencakup Kompetensi Inti, Sasaran Strategis dan Sistem Kerja yang mendapat masukan dari Lingkungan Regulasi (tahap 5a1); 2) CHECK : Tahap 8 : pengukuran, analisis dan evaluasi atas proses-proses; 3) ACTION : Tahap 9.1 : mempertimbangkan hasil kajian dan inovasi terkait rekayasa teknik, SPM, intelligent risk, dan pemanfaatan teknologi terkini; 4) Rincian pemenuhan elemen teknologi baru, keunggulan produk, dan potensi kebutuhan kecekatan dari masing-masing proses, dibuktikan dengan antara lain adanya penerapan CCTV, GTO, E-Rayal card, CCTV lajur, GPS, VMS, Penerapan IDC Smile, Aplikasi SIMPEM, Portal SDM dll, namun belum konsisten pelaksanaannya, terbukti diantaranya penerapan teknologi baru hanya diketahui oleh unit terkait dan belum dijadikan pengetahuan perusahaan, contoh aplikasi penerapan SIMPEN hanya diketahui oleh unit pemeliharaan, Penerapan teknik SFO hanya diketahui oleh layanan konstruksi, sementara unit lainnya belum memahami manfaat, keuntungan, keunggulan dari penerapan teknologi tersebut, hal ini diperlukan guna berbagi pengetahuan organisasi agar tenaga kerja dapat melayani pelanggan dengan lebih baik dan memberi kontribusi terhadap pencapaian tujuan strategis

6.1.b.1.1 Walaupun IHW telah melaksanakan operasi sehari-hari dari proses kerja perusahaan untuk memastikan telah memenuhi persyaratan utama proses dengan cara : 1) DO : Tahap 6 – 7 : implementasi proses-proses untuk melayani pelanggan mengacu pada Prosedur Mutu dan IK; 2) CHECK : Tahap 8 : pengukuran, analisis dan evaluasi atas capaian Sasaran Mutu Proses dalam Rapat Tinjauan Manajemen sesuai Prosedur Mutu & IK; 3) ACTION : Tahap 9 – 9.1 – 9.2 – 5a2 : perbaikan proses, kajian inovasi, monitoring dan pengendalian RKAP, dibuktikan dengan adanya audit mutu internal serta eksternal ISO 9001:2008, namun belum konsisten dilaksanakan, terbukti dalam proses kerja yang dijabarkan ke dalam prosedur kerja sistim manajemen ISO 9001:2008 belum ada penanggung jawab proses serta siapa yang menerapkannya sebagai wujud implementasi operasi harian, hal ini diperlukan guna menjamin proses kerja selalu up date jika terjadi perubahan bisnis, teknologi, budaya maupun struktur organisasi untuk mendukung produktivitas dan kinerja unggul perusahaan

6.1.b.1.2 Note: ini jawaban What.Walaupun IHW telah mempunyai proses kerja yang diwujudkan dalam dokumen ISO 9001:2008, namun belum menetapkan ukuran in-proses dari setiap proses, terbukti pada setiap prosedur kerja belum ada rayaok ukur dari proses tersebut, sehingga jika terjadi realisasi yang melebihi target waktu yang ditetapkan atau adanya gap pencapaian kinerja akan terkendala melakukan penelusuran dan perbaikan proses secara tepat mutu dan tepat sasaran

6.1.b.2.1 Walaupun IHW telah menentukan proses pendukung dengan cara : 1) IHW mendesain proses kerja pendukung untuk memenuhi seluruh persyaratan utama dapat tergambar pada Diagram 6.0 Pengelolaan Proses Kerja pada tahap 4 – 5.a (Proses Pendukung) dan 5a1 – 5a2 (Persyaratan Proses Pendukung); 2) Proses-

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 52

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement

proses pendukung sebagaimana dipaparkan pada Tabel 6.1.a.1.2, dibuktikan dengan adanya proses SDM dan proses Keuangan, namun belum konsisten pelaksanaannya, terbukti penetapan proses pendukung belum merupakan satu kesatuan dengan sistem kerja yang dibuat pada Kat.2.1a.4 (proses kerja pendukung belum merupakan penjabaran/turunan dari sistem kerja perusahaan), sehingga akan berpengaruh kepada kelancaran jalannya produksi yang dapat berdampak kepada pemborosan dan efisiensi biaya dan keefektifitan penggunaan semua sumber daya yang dimiliki perusahaan

6.1.b.2.2 Walaupun IHW telah menentukan proses-proses pendukung utama sesuai Tabel 6.1a.2.2 sebagai berikut: 1) Pengelolaan SDM; 2) Pengelolaan Keuangan; 3) Pengadaan Barang dan Jasa; 4) Pengelolaan Iklan; Pengelolaan CSR,dibuktikan dengan adanya Sistim Manajemen ISO 9001, namun belum konsisten pelaksanaannya, terbukti belum ada metode untuk menetapkan unsur-unsur proses kerja pendukung (contoh apakah mengacu kepada struktur organisasi atau kepada fungsi pendukung yang dibutuhkan), serta belum terbangun hubungan antara sistem kerja dengan proses kerja pendukung, hal ini terlihat pada sistem kerja yang tidak menyebutkan adanya Pengelolaan Iklan dan Pengelolaan CSR, sehingga fleksibilitas perusahaan dalam mengantisipasi perubahan internal dan eksternal akan mengalami hambatan/terkendala

6.1.b.3.1 Walaupun IHW telah memperbaiki proses kerja untuk memperbaiki produk dan kinerja, meningkatkan kompetensi inti perusahaan, dan mengurangi variabilitas dengan cara: 1) melakukan implementasi proses; 2) melakukan pengukuran indikator kinerja sebagai pengendali efektifitas proses-proses; 3) Review Manajemen atas penyimpangan yang terjadi; 4) Kajian dan Inovasi produk & proses; 5) Improvement produk dan proses, dibuktikan dengan adanya SK Direksi No.24/KPTS/CC/2015 tentang Tin Manajemen Mutu ISO PT IHW, namun belum konsisten penerapannya, terbukti sejak tahun 2011 hingga tahun 2016 baru 24% prosedur yang dilakukan revisi/perbaikan serta adanya prosedur utama layanan transaksi yang belum diperbaiki (IHW -PLT-003: Prosedur Akhir Tugas Pelayanan Transaksi) dari semula proses manual menjadi proses komputerisasi, sehingga perusahaan belum mensinergikan antara perbaikan proses kerja dengan peningkatan kompetensi inti dalam mewujudkan visi menjadi pengusaha jalan raya yang professional

6.1c.1 Walaupun IHW telah mengelola INOVASI dengan cara 1) melakukan monitorng produk dan proses kerja; 2) Implementasi proses-proses; 3) Pelayanan Kepada Pelanggan; 4) Evaluasi internal melalui media Rapat Tinjauan Manajemen; 5) Perbaikan Produk dan Proses; 6) Kajian dan Inovasi untuk : i) Improvement produk; ii) Improvement proses; iii) Manajemen Inovasi dan mencari peluang strategis dan menjadi masukan untuk Struktur Organisasi, Kompetensi Inti, dan Sasaran Strategis, dibuktikan dengan adanya Nota Dinas Direksi No.08.00/ND/AA.OR.02 perihal Pembentukan Tim Perbaikan Mutu Berkelanjutan, namun belum efektif pelaksanaannya, terbukti belum ada kriteria hasil standarisasi dari inovasi yang dihasilkan (contoh apakah inovasi yang dihasilkan telah distandarisasi untuk diimplementasikan pada level unit terkait, level direktorat ataupun sampai dengan level korporasi), belum ada ketentuan terkait inovasi yang breakthrough maupun incremental, contoh inovasi yang diciptakan yang membutuhkan sumber dana, sumber daya maupun teknologi telah dimasukkan ke dalam perencanaan strategis atau RKAP, sehingga pembelajaran personal dan organisasi belum efektif terkait inovasi

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 53

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

6.2. EfektivitasOperasional

Item Ref Strengths

6.2.a.1 IHW mengendalikan seluruh biaya operasi perusahaan dengan cara : 1) Melalui alat pengendalian RKAP dengan melakukan : Monitoring dan Schedulling; 2) Pengendalian PDCA pada tahap Implementasi dan Rapat Tinjauan Manajemen; 3) Rincian penerapan pengendalian biaya untuk masing-masing proses dibuktikan dengan adanya pengendalian setiap program oleh masing-masing Kadiv (Operasi, Teknik, Keuangan, Umum), secara korporasi biaya dikendalikan oleh Bagian Keuangan yang melakukan evaluasi setiap triwulan, jika terjadi kekurangan biaya dapat dilakukan perubahan dalam satu kelompok mata anggaran yang sama oleh Kadiv terkait, jika terjadi perubahan dalam kelompok mata anggaran yang berbeda harus melalui persetujuan Direksi, jika diperlukan revisi RKAP terkait Capex harus melalui persetujuan pemegang saham serta evaluasi anggaran dilakukan secara bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan, sehingga perusahaan mampu menyeimbangkan pengelolaan finansial untuk meningkatkan keseluruhan kinerja yang fokus kepada pelanggan dan stakeholders lainnya

6.2.a.1 IHW memadukan siklus waktu, produktivitas, pengendalian biaya, dan faktor efisiensi dan efektivitas lainnya ke dalam proses kerja perusahaan, dengan cara mempertimbangkan lama transaksi dan kapasitas gardu serta jumlah lalin, terbukti dengan adanya produkvitas pegawai pulraya, adanya pengaturan tugas/jadwal shift, sehingga mampu meningkatkan kinerja perusahaan yang tumbuh dan berkembang

6.2.a.2.2 IHW mencegah cacat, kesalahan layanan, dan pengerjaan ulang dengan cara melakukan inspeksi rutin dari BPJT secara bulanan serta adanya program pemeliharaan jalan raya, hal ini dibuktikan dengan adanya pencapaian SPM yang secara kontinyu dilakukan evaluasinya secara triwulanan, sehingga perusahaan mampu meningkatkan produktivitas dan efektivitas secara berkelanjutan sekaligus memiliki kesiapan dan kesigapan dalam memecahkan masalah yang timbul.

6.2.a.2.3 IHW meminimalkan biaya jaminan atau kerugian dengan melakukan patroli setiap 30 menit sekali, adanya tim rescue, mobil derek dan ambulance yang siap selama 24 jam dan 7 hari seminggu, hal ini dibuktikan dengan adanya CAR (construction assurance risk) saat pekerjaan proyek, CPAR (corective and preventive action request) jika ada komplain pelanggan, sehingga IHW dapat melakukan efisiensi serta mengendalikan pengeluaran biaya yang ditimbulkan akibat kesalahan perusahaan selama pelanggan berada dijalan raya yang dikelola IHW

6.2.a.2.4 IHW meminimalkan biaya inspeksi, tes, dan audit proses dan kinerja dengan cara : 1) Mengendalikan pelaksanaan RKAP; 2) Melakukan audit internal dan audit prosedur ISO; 3) pemeriksaan BPJT atas pemenuhan SPM jalan raya; 4) Tindakan koreksi dan pencegahan, dibuktikan dengan adanya pelaksanaan audit ISO oleh personil internal IHW, adanya audit operasional yang dilakukan oleh SPI Jasamarga Pusat, adanya rapat tinjauan manajemen sebagai evaluasi proses kerja, sehingga IHW mampu memanfaatkan sumber daya internal sebagai bagian dari efisiensi perusahaan

6.2.a.5 IHW menyeimbangkan kebutuhan untuk pengendalian biaya dengan kebutuhan pelanggan dengan cara 1) Melalui pengendalian RKAP; 2) Pengendalian PDCA pada tahap Implementasi dan Rapat Tinjauan Manajemen, terbukti dengan adanya biaya transaksi, lalin dan pemeliharaan/konstruksi sebesar 30% dari keseluruhan biaya operasional IHW, sehingga pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan bermuara kepada pemenuhan customer driven excellence

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 54

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Strengths

6.2.b.1 IHW mengelola supply chain dengan berdasarkan pada SK Pengadaan Barang dan Jasa No. 11.00/KPTS/IHW/I/2011 dan Perubahannya No. 28.00/KPTS/IHW/II/2011, terbukti adanya daftar rekanan yang dilihat dari aspek administrasi (bersertifikat, anggota asosisi barang dan jasa, untuk perencanaan dari LPJK/ Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi), adanya undangan ke pemasok untuk melakukan prakualifikasi, peserta yang lulus persyaratan administratif, teknis, dan keuangan, selanjutnya diundang untuk melakukan penawaran, pembukaan penawaran, seterusnya oleh panitia dilakukan seleksi, jika pagu > 100 juta akan diputuskan oleh Dirut/Direksi, terbukti adanya dokumen pra kualifikasi dalam menentukan pemasok terbaik, sehingga mampu mendukung peningkatan produktivitas dan efektivitas perusahaan

6.2.b.2.1 IHW memilih pemasok dan memastikan bahwa mereka bermutu dan berposisi untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan kepuasan pelanggan perusahaan dengan melalui 4 tahapan proses, sebagai berikut : Tahap 1 : Persiapan; Tahap 2 : Pemilihan Pemasok/Mitra Kerja dengan membentuk Panitia PBJ; Tahap 3 : Penyusunan kontrak; Tahap 4 : Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa serta Pemastian efektifitas proses rantai pasokan, hal ini dibuktikan dengan adanya kriteria waktu prakualifikasi dari kemampuan administrasi, teknis, keuangan, bagi yang lolos prakualifikasi melalui persetujuan direksi diundang untuk ikut pengadaan barang/jasa, sehingga pemasok yang terpilih merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan perusahaan dalam meningkatkan sumber keunggulan strategis serta mempertahankan dan meningkatkan kepuasan pelanggan

6.2.b.2.2 IHW mengukur dan mengevaluasi kinerja pemasok perusahaan dengan cara : 1) mengukur dan mengevaluasi kinerja pemasok mengacu pada SK Pengadaan Barang dan Jasa PT Indonesia high way (IHW); 2) melakukan evaluasi kinerja pemasok/mitra kerja dengan mengisi formulir Penilaian Kinerja Penyedia Barang/Jasa yang berisikan : i) Ketepatan waktu penyelesaian kontrak; ii) Kinerja pekerjaan (sesuai spesifikasi dan jadwal); iii) Administrasi kontrak; iv) Koordinasi; v) Kepatuhan melaksanakan SMK3, serta adanya klasifikasi nilai (<60=buruk; 60-70=kurang; 70-80=cukup; 80-90=baik; 90-100=sangat baik), terbukti adanya laporan evaluasi kinerja pemasok yang dilaporkan pada grafik 7.1-167 Kinerja Mitra PJR; 7.1-168 Kinerja rekanan vendor;7.1-168 Kinerja rekanan vendor; 7.1-169 Kinerja Bank Pengumpulan Raya dengan hasil yang efektif (level dan trend membaik), sehingga memudahkan IHW dalam mengontrol dan mengevaluasi pemasok guna berkontribusi terhadap kinerja perusahaan.

Item Ref Opportunities For Improvement

6.2.b.2.3 Walaupun IHW telah menyediakan umpan balik kepada pemasok perusahaan untuk membantu memperbaiki diri dengan tahapan : 1) Penilaian kinerja penyedia jasa; 2) Proses serah terima pekerjaan; di mana penangguhan pembayaran dimungkinkan bilamana pekerjaan tidak sesuai spesifikasi atau kelengkapan administrasi kurang : i)Proses penyempurnaan dan follow up umpan balik yang diberikan kepada pemasok, ii) Melengkapi administrasi; 3) melakukan pembayaran, hal ini dibuktikan dengan adanya surat pemberitahuan kepada PT Widyamita Insan Madani perihal Pemeliharaan dan Kebersihan, namun konsisten pelaksanaannya, terbukti baru Bagian Teknik yang melakukan proses tersebut, sedangkan bagian lainnya / Bagian Umum belum melakukan hal yang sama, sehingga perusahaan belum dapat meningkatkan dan menggali potensi pemasok untuk memberikan yang terbaik kepada perusahaan dalam meningkatkan

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 55

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement

pelayanan ataupun kinerja

6.2.b.2.4 Walaupun IHW telah memperlakukan pemasok berkinerja buruk dengan tahapan : 1) Penilaian kinerja penyedia jasa; 2) Proses serah terima pekerjaan; di mana penangguhan pembayaran dimungkinkan bilamana pekerjaan tidak sesuai spesifikasi atau kelengkapan administrasi kurang, dibuktikan dengan adanya formulir Penilaian Kinerja Penyedia Barang/Jasa dengan klasifikasi nilai : 1) <60=buruk; 2) 60 -70=kurang; 3) 70-80=cukup; 4) 80-90=baik; 5) 90-100=sangat baik, namun belum konsisten pelaksanaannya, terbukti jika ada pemasok barang atau jasa yang bekerja buruk belum ditetapkan jenis sanksi yang akan diberikan (misal teguran lisan, surat peringatan, atau black list), sehingga perusahaan akan terkendala dalam melakukan pembinaan dan perbaikan untuk meningkatkan kompetensi pemasok yang sejalan dengan kebutuhan perusahaan

6.2.c.1.1 Walaupun IHW telah menyediakan suatu lingkungan pengoperasian yang aman dengan cara : 1) Tanggung jawab dan kepedulian K3; 2) Pemakaian APD sesuai potensi bahaya; 3) Fasilitas tempat kerja; 4) Kepedulian dalam menjaga kebersihan dan kerapian; 5) Ijin kerja khusus untuk pekerjaan berbahaya; 6) Penyiapan akses kerja, dibuktikan dengan adanya laporan RKL, RPL setiap 6 bulan sekali, adanya antar jemput shutle untuk pulraya dan staf, adanya safety induction serta memperoleh nutrisi tambahanan susu, MCU setahun sekali terhadap karyawan tetap dan BPJS untuk PKWT, namun belum konsisten pelaksanaannya, terbukti belum ada rambu khusus pada ruang diesel/genset (area khusus petugas terkait), adanya barang bekas yang disimpan dalam area panel listrik (dibuat sebagai gudang sementara), adanya APAR dilokasi pintu masuk yang diletakkan ditempat yang sulit terjangkau (terhalang meja), adanya hydrant yang tidak ada selangnya serta belum ada test efektivitasnya, sehingga perusahaan belum dapat mengantisipasi kecepatan pengamanan lingkungan kerja guna menciptakan lingkungan yang kondusif, aman dan nyaman serta mengganggu efektivitas pencegahan terjadinya kecelakaan kerja yang dapat berdampak pada kelangsungan dan sustainability operasional perusahaan.

6.2.c.1.2 Walaupun IHW melakukan sistem keselamatan, memasukkan pencegahan kecelakaan, inspeksi, analisis sebab-akibat kegagalan, dan pemulihan dengan cara: 1) Tahap A : Persiapan menghadapi keadaan darurat : i) Penyediaan lingkungan kerja sesuai K3; ii) Penyiapan sistem perrayaongan K3; iii) Penyiapan Sistem Tanggap Darurat; 2) Tahap B : Operasi penanggulangan : i) Mekanisme evakuasi; ii) Perrayaongan kecelakaan kerja; iii) Perrayaongan korban di Jalan Raya; iv) Laporan penanggulangan; v) Pemulihan pasca keadaan darurat, dibuktikan dengan adanya simulasi kebakaran, serta melakukan kesiapan perangkat penanganan rescue, namun belum sistematis pelaksanaannya, terbukti belum ada hasil-hasil efektivitas pencegahan, waktu pemulihan tempat kerja pada 7.1.b(2), sehingga perusahaan akan terkendala untuk memastikan efektivitas penyelamatan dan penanganan kecelakaan kerja jika terjadi musibah yang sesungguhnya.

6.2.c.2.1 Walaupun IHW telah mempunyai mekanisme untuk memastikan bahwa perusahaan siap menghadapi bencana dan keadaan darurat, dengan cara adanya safety briefing saat memulai pertemuan dengan pihak luar, dibuktikan dengan menyediakan mobil rescue yang siap selama 24 jam, adanya mobil derek, ambulance serta mobil patroli, namun belum konsisten pelaksanaannya, terbukti belum adanya pedoman tentang menjaga keberlangsungan bisnis perusahaan (Bussiness Continuity Plan) jika terjadi keadaan bencana/darurat, belum ada klasifikasi jenis keadaan bencana/darurat (misal kondisi siaga, waspada, kritis dll),

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 56

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement

belum adanya lini komando serta jalur koordinasi dengan pihak yang berwenang (SAR, lembaga negara yang terkait), sehingga perusahaan akan terkendala dalam mengantisipasi waktu, kesiapan dan langkah yang akan ditempuh jika terjadi kondisi bencana yang sesungguhnya

6.2.c.2.2 Walaupun IHW telah melakukan kesiapan tanggap bencana dan keadaan darurat tersebut mempertimbangkan pencegahan, kelangsungan operasi, dan pemulihan dengan cara 1) Membentuk Tim/Organisasi K3 dan Sistem Antisipasi tanggap darurat; 2) Sistem Perrayaongan Kecelakaan Kerja dan Sistem Tanggap Darurat; 3) Proses pemulihan pasca keadaan darurat, Laporan Penanggulangan bencana dan dilakukan evaluasi dan analisis akar masalah melalui inspeksi, observasi dan audit untuk menyusun program pengendalian di masa mendatang, dibuktikan dengan adanya SK Direksi PT IHW No.12/KPTS/CC/2014 tentang Struktur Organisasi Tim Tanggap Darurat , adanya indikator jumlah APAR serta pengetesan fungsi genset, namun belum konsisten pelaksanaannya, terbukti belum dilakukan simulasi kesiapan menghadapi keadaan bencana alam, gempa/banjir dll), belum ada pedoman tentang Bussiness Continuity Plan, sehingga jika terjadi kondisi bencana yang sesungguhnya maka perusahaan belum dapat mengantisipasi seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan evakuasi serta pemulihan, hal ini diperlukan agar perusahaan dapat melakukan prioritas tindaklanjut perrayaongan guna menghindari kerusakan dan kerugian yang lebih besar.

6.2.c.2.3 Walaupun IHW telah mempunyai sistem kesiapan tanggap bencana dan keadaan darurat memperhitungkan (take into account) ketergantungan perusahaan pada pemasok dan MITRA dengan cara membuat kontrak pemeliharaan perangkat raya dengan PT Delameta, dibuktikanadanya kerjasama ambulance dan tenaga medis dengan rumah sakit, Kepolisian dan mobil derek, namun belum konsisten pelaksanaannya, terbukti hasil yang dilaporkan hanya grafik 7.1-157 Penanganan Kecelakaan (SPM); 7.1-157a Penangangan Korban Kecelakaan; 7.1-157b Penanganan Kendaraan Kecelakaan dan belum melaporkan respon time ambulance dan respon time mobil derek, sehingga perusahaan akan terkendala untuk mengantisipasi kecepatan dan ketepatan waktu pelayanan darurat jika dibutuhkan oleh pelanggan, hal ini dapat mengakibatkan kurang baiknya citra dan image perusahaan

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 57

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Kategori 7 : Hasil-Hasil

7.1. Hasil-hasil Produk dan Proses

Item Ref Strengths

7.1.a PT IHW telah mengukur indikator Kinerja Hasil-Hasil Produk dan Proses yang Fokus Pelanggansebanyak 100% (12 data), yang menunjukkan hasil sebagai berikut:

1) 92% indikator (11 data) levelnya sama (Meet) dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu: 7.1-1 Pemenuhan SPM Cabang; 7.1-4 Program Pemeliharaan Jalan Raya; 7.1-5 Tingkat Keandalan Kinerja Peralatan Raya; 7.1-11 Pemenuhan Marka Jalan (SPM); 7.1-23 Guide Post/Reflektor (SPM); 7.1-24 Pagar Pengaman (SPM); 7.1-25 Kebersihan (SPM); 7.1-26 Tanaman (SPM); 7.1-11 Pemenuhan Marka Jalan (SPM)

2) 100% indikator (12 data) trend-nya cenderung membaik (beneficial) dalam 3 tahun terakhir dengan data sbb:

1 data (8%) Sustain yaitu7.1-4 Program Pemeliharaan Jalan Raya 1 data (8%) Favorable yaitu7.1-2 Indeks Kepuasan Pelanggan Rayal;

7.1-3 Program Pelayanan Lalu Lintas dan Pengumpulan Raya 10 data (83%) Flat yaitu7.1-1 Pemenuhan SPM Cabang; 7.1-5 Tingkat

Keandalan Kinerja Peralatan Raya; 7.1-11 Pemenuhan Marka Jalan (SPM); 7.1-23 Guide Post/Reflektor (SPM); 7.1-24 Pagar Pengaman (SPM); 7.1-24a Pagar Rumija (SPM); 7.1-25 Kebersihan (SPM); 7.1-25a Kebersihan Kantor Operasi dan Gardu; 7.1-26 Tanaman (SPM); 7.1-27Rumput (SPM)

3) 8% indikator (1 data) telah unggul (Leading) dibandingkan dengan pesaing atau pembanding industri sejenis yaitu 7.1-5 Tingkat Keandalan Kinerja Peralatan Raya

4) 58% indikator (7 data) kinerjanya sama (Equal) dibandingkan dengan pesaing atau pembanding industri sejenis yaitu 7.1-1 Pemenuhan SPM Cabang; 7.1-11 Pemenuhan Marka Jalan (SPM); 7.1-23 Guide Post/Reflektor (SPM); 7.1-24 Pagar Pengaman (SPM); 7.1-25 Kebersihan (SPM); 7.1-26 Tanaman (SPM); 7.1-27 Rumput (SPM)

5) 100% (12 data) telah diproyeksikan sampai dengan tahun 2018 yaitu7.1-1 Pemenuhan SPM Cabang; 7.1-3 Program Pelayanan Lalu Lintas dan Pengumpulan Raya; 7.1-4 Program Pemeliharaan Jalan Rayal; 7.1-5 Tingkat Keandalan Kinerja Peralatan Rayal; 7.1-11 Pemenuhan Marka Jalan (SPM); 7.1-23 Guide Post/Reflektor (SPM); 7.1-24 Pagar Pengaman (SPM); 7.1-24a Pagar Rumija (SPM); 7.1-25 Kebersihan (SPM); 7.1-25a Kebersihan Kantor Operasi dan Gardu; 7.1-26 Tanaman (SPM); 7.1-27Rumput (SPM)

6) 25% (3 data) telah disegmentasikan sesuai dengan keluasan dan kedalamannya yaitu:7.1-1 Pemenuhan SPM Cabang; 7.1-3 Program Pelayanan Lalu Lintas dan Pengumpulan Raya; 7.1-4 Program Pemeliharaan Jalan Raya

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 58

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Strengths

7.1.b(1) PT IHW telah mengukur indikator Kinerja Hasil-Hasil Efektivitas operasionalsebanyak 95% (72 data) dari seharusnya 76 data, yang menunjukkan hasil sebagai berikut:

1) 29% indikator (21 data) levelnya lebih baik dan meningkat (Good) dibanding tahun sebelumnya, yaitu:7.1-28 Accident Rate; 7.1-29 Accident Rate Gol I; 7.1-30 Accident Rate Non Gol I; 7.1-31 Fatality Rate; 7.1-33 Fatality Rate Non Gol I; 7.1-34 Response Time Patroli; 7.1-36 Response Time Ambulance; 7.1-37 Response Time Rescue; 7.1-38 Kecepatan Tempuh Rata-Rata di Jalan Raya Kondisi Normal (SPM); 7.1-39 Volume / Capacity Ratio (V/C) Rasio Ruas; 7.1-83 Antrian kendaraan pada gardu Raya (SPM); 7.1-87 Rasio Karyawa per Kilometer; 7.1-88 Produktifitas Pendapatan Pengumpul Raya; 7.1-89 Produktifitas Transaksi Pengumpul Raya; 7.1-89a Jumlah data taransaksi; 7.1-98 Tingkat pemanfaatan e-rayal card Gol-I; 7.1-99 Tingkat pemanfaatan e-rayal card Non Gol-I; 7.1-101 Tingkat pertumbuhan e-rayal card Non Gol-I; 7.1-102 Waktu transaksi e-rayal card di gerbang terbuka; 7.1-106 Kekesatan permukaan jalan; 7.1-137 Jumlah Standarisasi;

2) 57% indikator (41 data) levelnya sama (Meet) dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu: 7.1-34a Wilayah Pengamatan Observasi Patroli; 7.1-34b Penanganan Kendaraan Mogok Jalan Raya Luar Kota; 7.1-34c Kecepatan Penanganan Patroli Jalan Raya; 7.1-35 Response Time Mobil Derek7.1-43 Pemenuhan Unit Ambulance (SPM); 7.1-44 Pemenuhan Unit Kendaraan Derek (SPM); 7.1-45 Pemenuhan Jumlah Unit Kendaraan Rescue (SPM); 7.1-46 Pemenuhan Jumlah PJR (SPM); 7.1-46a Patroli Jalan Raya (Patroli); 7.1-47 Pemenuhan PJU di Jalan Raya (SPM); 7.1-48 Pemenuhan Jumlah Kendaraan LJT (SPM); 7.1-49 Pemenuhan Perbaikan Rambu (SPM); 7.1-50 Kelengkapan dan Fungsi Rambu Lalu Lintas (SPM); 7.1-50a Pemenuhan Reflektifitas Rambu (SPM); 7.1-50b Patok kilometre; 7.1-50c Patok hektometer; 7.1-63a Ketepatan Pengambilan data pembanding; 7.1-63b Pemenuhan Data Pelanggan; 7.1-74 MCB Median (SPM); 7.1-75 Guard Rail Median (SPM); 7.1-82 Kec Transaksi Rata-rata GTO (Gardo Raya Transaksi) (SPM); 7.1-90 Volume / Capacity Ratio Gerbang; 7.1-99 Tingkat pemanfaatan e-rayal card Non Gol-I; 7.1-108 Zero Pothole; 7.1-109 Rasio Penyelesaian Pothole; 7.1-110 Waktu Penyelesaian Pothole; 7.1-116 Rutting Permukaan Jalur Utama (SPM); 7.1-117 Retak Permukaan Jalur Utama (SPM); 7.1-118 Tidak Ada Endapan Drainase (SPM); 7.1-119 Penampang Saluran Drainase (SPM); 7.1-120 Tidak ada Lubang Bahu Jalan; 7.1-121 Rutting Bahu Jalan (SPM); 7.1-122 Retak Bahu Jalan (SPM); 7.1-123 Rounding Seluruh Ruas Jalan Raya (SPM); 7.1-124 Tindak Lanjut Temuan Audit ISO 9001; 7.1-128 Tindak Lanjut Temuan Inspeksi Tahunan Divisi Pemeliharaan; 7.1-130 Tindak Lanjut Temuan Inspeksi Operasional; 7.1-134 CPAR Terselesaian; 7.1-135 CPAR Berulang; 7.1-139 Pertumbuhan Inovasi; 7.1-153a Efektifitas Unit kerja

3) 80% indikator (61 data) trend-nya cenderung membaik (beneficial) dalam 3 tahun terakhir dengan data sbb:

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 59

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Strengths

20 data (28%) Sustain yaitu 7.1-28 Accident Rate; 7.1-29 Accident Rate Gol I; 7.1-30 Accident Rate Non Gol I;7.1-31 Fatality Rate; 7.1-32 Fatality Rate Gol-I; 7.1-33 Fatality Rate Non Gol I; 7.1-34 Response Time Patroli; 7.1-36 Response Time Ambulance; 7.1-37 Response Time Rescue; 7.1-38 Kecepatan Tempuh Rata-Rata di Jalan Raya Kondisi Normal (SPM); 7.1-39 Volume / Capacity Ratio (V/C) Rasio Ruas; 7.1-87 Rasio Karyawa per Kilometer; 7.1-88 Produktifitas Pendapatan Pengumpul Raya; 7.1-89 Produktifitas Transaksi Pengumpul Raya; 7.1-89a Jumlah data taransaksi; 7.1-98 Tingkat pemanfaatan e-rayal card Gol-I; 7.1-99 Tingkat pemanfaatan e-rayal card Non Gol-I; 7.1-101 Tingkat pertumbuhan e-rayal card Non Gol-I; 7.1-102 Waktu transaksi e-rayal card di gerbang terbuka; 7.1-106 Kekesatan permukaan jalan; 7.1-137 Jumlah Standarisasi

4 data (6%) Favorable yaitu 7.1-49 Pemenuhan Perbaikan Rambu (SPM); 7.1-83 Antrian kendaraan pada gardu Raya (SPM); 7.1-97 Tingkat pemanfaatan e-rayal card; 7.1-99 Tingkat pemanfaatan e-rayal card Non Gol-I

37 data (51%) Flat yaitu7.1-34a Wilayah Pengamatan Observasi Patroli; 7.1-34b Penanganan Kendaraan Mogok Jalan Raya Luar Kota; 7.1-34c Kecepatan Penanganan Patroli Jalan Raya; 7.1-35 Response Time Mobil Derek; 7.1-43 Pemenuhan Unit Ambulance (SPM); 7.1-44 Pemenuhan Unit Kendaraan Derek (SPM); 7.1-45 Pemenuhan Jumlah Unit Kendaraan Rescue (SPM); 7.1-46 Pemenuhan Jumlah PJR (SPM); 7.1-46a Patroli Jalan Raya (Patroli); 7.1-47 Pemenuhan PJU di Jalan Raya (SPM); 7.1-48 Pemenuhan Jumlah Kendaraan LJT (SPM); 7.1-50 Kelengkapan dan Fungsi Rambu Lalu Lintas (SPM); 7.1-50a Pemenuhan Reflektifitas Rambu (SPM); 7.1-50b Patok kilometer; 7.1-50c Patok hektometer; 7.1-63a Ketepatan Pengambilan data pembanding; 7.1-63b Pemenuhan Data Pelanggan; 7.1-74 MCB Median (SPM); 7.1-75 Guard Rail Median (SPM); 7.1-82 Kec Transaksi Rata-rata GTO (Gardo Raya Transaksi) (SPM); 7.1-90 Volume / Capacity Ratio Gerbang; 7.1-108 Zero Pothole; 7.1-109 Rasio Penyelesaian Pothole; 7.1-110 Waktu Penyelesaian Pothole; 7.1-116 Rutting Permukaan Jalur Utama (SPM); 7.1-117 Retak Permukaan Jalur Utama (SPM); 7.1-118 Tidak Ada Endapan Drainase (SPM); 7.1-119 Penampang Saluran Drainase (SPM); 7.1-120 Tidak ada Lubang Bahu Jalan; 7.1-121 Rutting Bahu Jalan (SPM); 7.1-122 Retak Bahu Jalan (SPM); 7.1-123 Rounding Seluruh Ruas Jalan Raya (SPM); 7.1-124 Tindak Lanjut Temuan Audit ISO 9001; 7.1-128 Tindak Lanjut Temuan Inspeksi Tahunan Divisi Pemeliharaan; 7.1-130 Tindak Lanjut Temuan Inspeksi Operasional; 7.1-135 CPAR Berulang; 7.1-153a Efektifitas Unit kerja

4) 38% indikator (27 data) telah unggul (Leading) dibandingkan dengan pesaing atau pembanding industri sejenis yaitu 7.1-28 Accident Rate; 7.1-29 Accident Rate Gol I; 7.1-30 Accident Rate Non Gol I; 7.1-31 Fatality Rate; 7.1-33 Fatality Rate Non Gol I; 7.1-34 Response Time Patroli; 7.1-36 Response Time Ambulance; 7.1-37 Response Time Rescue; 7.1-38 Kecepatan Tempuh Rata-

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 60

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Strengths

Rata di Jalan Raya Kondisi Normal (SPM); 7.1-39 Volume / Capacity Ratio (V/C) Rasio Ruas; 7.1-44 Pemenuhan Unit Kendaraan Derek (SPM); 7.1-48 Pemenuhan Jumlah Kendaraan LJT (SPM); 7.1-49 Pemenuhan Perbaikan Rambu (SPM); 7.1-82 Kec Transaksi Rata-rata GTO (Gardo Raya Transaksi) (SPM); 7.1-83 Antrian kendaraan pada gardu Raya (SPM); 7.1-86 Rentang Waktu Gangguan Rata-rata Gardu (RWGR); 7.1-88 Produktifitas Pendapatan Pengumpul Raya; 7.1-89 Produktifitas Transaksi Pengumpul Raya; 7.1-90 Volume / Capacity Ratio Gerbang; 7.1-102 Waktu transaksi e-rayal card di gerbang terbuka; 7.1-106 Kekesatan permukaan jalan; 7.1-107 Ketidakrataan permukaan jalan; 7.1-137 Jumlah Standarisasi; 7.1-139 Pertumbuhan Inovasi; 7.1-140 Pertumbuhan Perbaikan Berkelanjutan (PP); 7.1-148 Perkembangan Jumlah Karyawan yang Aktif dalam Perbaikan Berkelanjutan

5) 31% indikator (22 data) sama (Equal) dibandingkan dengan pesaing atau pembanding industri sejenis yaitu 7.1-43 Pemenuhan Unit Ambulance (SPM); 7.1-45 Pemenuhan Jumlah Unit Kendaraan Rescue (SPM); 7.1-46 Pemenuhan Jumlah PJR (SPM); 7.1-50 Kelengkapan dan Fungsi Rambu Lalu Lintas (SPM); 7.1-50a Pemenuhan Reflektifitas Rambu (SPM); 7.1-74 MCB Median (SPM); 7.1-75 Guard Rail Median (SPM); 7.1-108 Zero Pothole; 7.1-109 Rasio Penyelesaian Pothole; 7.1-116 Rutting Permukaan Jalur Utama (SPM); 7.1-117 Retak Permukaan Jalur Utama (SPM); 7.1-118 Tidak Ada Endapan Drainase (SPM); 7.1-119 Penampang Saluran Drainase (SPM); 7.1-120 Tidak ada Lubang Bahu Jalan; 7.1-121 Rutting Bahu Jalan (SPM); 7.1-122 Retak Bahu Jalan (SPM); 7.1-123 Rounding Seluruh Ruas Jalan Raya (SPM); 7.1-124 Tindak Lanjut Temuan Audit ISO 9001; 7.1-128 Tindak Lanjut Temuan Inspeksi Tahunan Divisi Pemeliharaan; 7.1-130 Tindak Lanjut Temuan Inspeksi Operasional; 7.1-134 CPAR Terselesaian; 7.1-135 CPAR Berulang

6) 93% (71 data) telah diproyeksikan sampai dengan tahun 2018 yaitu7.1-28 Accident Rate; 7.1-29 Accident Rate Gol I; 7.1-30 Accident Rate Non Gol I; 7.1-31 Fatality Rate; 7.1-33 Fatality Rate Non Gol I; 7.1-34 Response Time Patroli; 7.1-35 Response Time Mobil Derek; 7.1-36 Response Time Ambulance; 7.1-37 Response Time Rescue; 7.1-38 Kecepatan Tempuh Rata-Rata di Jalan Raya Kondisi Normal (SPM); 7.1-39 Volume / Capacity Ratio (V/C) Rasio Ruas; 7.1-43 Pemenuhan Unit Ambulance (SPM); 7.1-44 Pemenuhan Unit Kendaraan Derek (SPM); 7.1-45 Pemenuhan Jumlah Unit Kendaraan Rescue (SPM); 7.1-46 Pemenuhan Jumlah PJR (SPM); 7.1-47 Pemenuhan PJU di Jalan Raya (SPM); 7.1-48 Pemenuhan Jumlah Kendaraan LJT (SPM); 7.1-49 Pemenuhan Perbaikan Rambu (SPM); 7.1-50 Kelengkapan dan Fungsi Rambu Lalu Lintas (SPM); 7.1-50a Pemenuhan Reflektifitas Rambu (SPM); 7.1-63a Ketepatan Pengambilan data pembanding; 7.1-63b Pemenuhan Data Pelanggan; 7.1-74 MCB Median (SPM); 7.1-75 Guard Rail Median (SPM); 7.1-82 Kec Transaksi Rata-rata GTO (Gardo Raya Transaksi) (SPM); 7.1-83 Antrian kendaraan pada gardu Raya (SPM); 7.1-86 Rentang Waktu Gangguan Rata-rata Gardu (RWGR); 7.1-87 Rasio Karyawa per Kilometer; 7.1-88 Produktifitas Pendapatan Pengumpul Raya; 7.1-89

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 61

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Strengths

Produktifitas Transaksi Pengumpul Raya; 7.1-90 Volume / Capacity Ratio Gerbang; 7.1-96 Tingkat pertumbuhan e-rayal card; 7.1-97 Tingkat pemanfaatan e-rayal card; 7.1-98 Tingkat pemanfaatan e-rayal card Gol-I; 7.1-99 Tingkat pemanfaatan e-rayal card Non Gol-I; 7.1-100 Tingkat pertumbuhan e-rayal card Gol-I; 7.1-101 Tingkat pertumbuhan e-rayal card Non Gol-I; 7.1-102 Waktu transaksi e-rayal card di gerbang terbuka; 7.1-106 Kekesatan permukaan jalan; 7.1-107 Ketidakrataan permukaan jalan; 7.1-108 Zero Pothole; 7.1-109 Rasio Penyelesaian Pothole; 7.1-110 Waktu Penyelesaian Pothole; 7.1-116 Rutting Permukaan Jalur Utama (SPM); 7.1-117 Retak Permukaan Jalur Utama (SPM); 7.1-118 Tidak Ada Endapan Drainase (SPM); 7.1-119 Penampang Saluran Drainase (SPM); 7.1-120 Tidak ada Lubang Bahu Jalan; 7.1-121 Rutting Bahu Jalan (SPM); 7.1-122 Retak Bahu Jalan (SPM); 7.1-123 Rounding Seluruh Ruas Jalan Raya (SPM); 7.1-124 Tindak Lanjut Temuan Audit ISO 9001; 7.1-128 Tindak Lanjut Temuan Inspeksi Tahunan Divisi Pemeliharaan; 7.1-130 Tindak Lanjut Temuan Inspeksi Operasional; 7.1-134 CPAR Terselesaikan; 7.1-135 CPAR Berulang; 7.1-137 Jumlah Standarisasi; 7.1-138 Pertumbuhan Keterlibatan Karyawan dalam Perbaikan Berkelanjutan; 7.1-139 Pertumbuhan Inovasi; 7.1-140 Pertumbuhan Perbaikan Berkelanjutan (PP); 7.1-148 Perkembangan Jumlah Karyawan yang Aktif dalam Perbaikan Berkelanjutan; 7.1-153 Hasil Benefit Inovasi (KPM dan PP); 7.1-153a Efektifitas Unit kerja;

7) 36% (27 data) telah disegmentasikan sesuai dengan keluasan dan kedalamannya yaitu: 7.1-28 Accident Rate; 7.1-29 Accident Rate Gol I; 7.1-30 Accident Rate Non Gol I; 7.1-31 Fatality Rate; 7.1-33 Fatality Rate Non Gol I; 7.1-34 Response Time Patroli; 7.1-35 Response Time Mobil Derek; 7.1-36 Response Time Ambulance; 7.1-37 Response Time Rescue; 7.1-39 Volume / Capacity Ratio (V/C) Rasio Ruas; 7.1-44 Pemenuhan Unit Kendaraan Derek (SPM); 7.1-46 Pemenuhan Jumlah PJR (SPM); 7.1-49 Pemenuhan Perbaikan Rambu (SPM); 7.1-50 Kelengkapan dan Fungsi Rambu Lalu Lintas (SPM); 7.1-50a Pemenuhan Reflektifitas Rambu (SPM); 7.1-74 MCB Median (SPM); 7.1-75 Guard Rail Median (SPM); 7.1-82 Kec Transaksi Rata-rata GTO (Gardo Raya Transaksi) (SPM); 7.1-83 Antrian kendaraan pada gardu Raya (SPM); 7.1-86 Rentang Waktu Gangguan Rata-rata Gardu (RWGR); 7.1-87 Rasio Karyawa per Kilometer; 7.1-88 Produktifitas Pendapatan Pengumpul Raya; 7.1-89 Produktifitas Transaksi Pengumpul Raya; 7.1-90 Volume / Capacity Ratio Gerbang; 7.1-96 Tingkat pertumbuhan e-rayal card; 7.1-97 Tingkat pemanfaatan e-rayal card; 7.1-98 Tingkat pemanfaatan e-rayal card Gol-I; 7.1-99 Tingkat pemanfaatan e-rayal card Non Gol-I; 7.1-100 Tingkat pertumbuhan e-rayal card Gol-I; 7.1-101 Tingkat pertumbuhan e-rayal card Non Gol-I; 7.1-102 Waktu transaksi e-rayal card di gerbang terbuka; 7.1-106 Kekesatan permukaan jalan; 7.1-107 Ketidakrataan permukaan jalan; 7.1-108 Zero Pothole; 7.1-109 Rasio Penyelesaian Pothole; 7.1-110 Waktu Penyelesaian Pothole; 7.1-116 Rutting Permukaan Jalur Utama (SPM); 7.1-117 Retak Permukaan Jalur Utama (SPM); 7.1-118 Tidak Ada Endapan Drainase (SPM);

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 62

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Strengths

7.1-119 Penampang Saluran Drainase (SPM); 7.1-120 Tidak ada Lubang Bahu Jalan; 7.1-121 Rutting Bahu Jalan (SPM); 7.1-122 Retak Bahu Jalan (SPM); 7.1-123 Rounding Seluruh Ruas Jalan Raya (SPM); 7.1-124 Tindak Lanjut Temuan Audit ISO 9001; 7.1-128 Tindak Lanjut Temuan Inspeksi Tahunan Divisi Pemeliharaan; 7.1-130 Tindak Lanjut Temuan Inspeksi Operasional; 7.1-134 CPAR Terselesaikan; 7.1-135 CPAR Berulang; 7.1-140 Pertumbuhan Perbaikan Berkelanjutan (PP);

7.1.b(2)2) 75% indikator (9 data) levelnya sama (Meet) dibandingkan tahun sebelumnya,

yaitu: 7.1-157 Penangangan Kecelakaan (SPM); 7.1-157a Penangangan Korban Kecelakaan; 7.1-157b Penangangan Kendaraan Kecelakaan; 7.1-157c Penangangan dan Penegakan Hukum; 7.1-160 Jumlah Ahli K-3; 7.1-162 Rasio Jumlah APAR per luas Bangunan Kantor; 7.1-163 Rasio Jumlah APAR per luas Bangunan Kantor Gerbang; 7.1-164 Rasio Jumlah APAR per luas Bangunan Gerbang; 7.1-165 Realisasi Pengetesan Fungsi Genset Operasional

3) 67% indikator (10 data) trend-nya cenderung membaik (beneficial) dalam 3 tahun terakhir dengan data sbb:

2 data (17%) Sustain yaitu 7.1-154 Simulasi Penanggulangan Darurat; 7.1-161 Jumlah Peserta Pelatihan dan Sosialisasi SMK3

1 data (8%) Favorable yaitu 7.1-157 Penangangan Kecelakaan (SPM) 7 data (58%) Flat yaitu7.1-157a Penangangan Korban Kecelakaan; 7.1-

157b Penangangan Kendaraan Kecelakaan; 7.1-157c Penangangan dan Penegakan Hukum; 7.1-160 Jumlah Ahli K-3; 7.1-162 Rasio Jumlah APAR per luas Bangunan Kantor; 7.1-163 Rasio Jumlah APAR per luas Bangunan Kantor Gerbang; 7.1-164 Rasio Jumlah APAR per luas Bangunan Gerbang

4) 17% indikator (2 data) telah unggul (Leading) dibandingkan dengan pesaing atau pembanding industri sejenis yaitu 7.1-154 Simulasi Penanggulangan Darurat; 7.1-164 Rasio Jumlah APAR per luas Bangunan Gerbang

5) 8% indikator (1 data) sama (Equal) dibandingkan dengan pesaing atau pembanding industri sejenis yaitu 7.1-165 Realisasi Pengetesan Fungsi Genset Operasional

6) 80% (12 data) telah diproyeksikan sampai dengan tahun 2018 yaitu7.1-154 Simulasi Penanggulangan Darurat; 7.1-157 Penangangan Kecelakaan (SPM); 7.1-157a Penangangan Korban Kecelakaan; 7.1-157b Penangangan Kendaraan Kecelakaan; 7.1-157c Penangangan dan Penegakan Hukum; 7.1-159 Kecepatan Recovery Pelayanan Jalan Raya bila Terjadi Keadaan Darurat; 7.1-160 Jumlah Ahli K-3; 7.1-161 Jumlah Peserta Pelatihan dan Sosialisasi SMK3; 7.1-162 Rasio Jumlah APAR per luas Bangunan Kantor 7.1-163 Rasio Jumlah APAR per luas Bangunan Kantor Gerbang; 7.1-164 Rasio Jumlah APAR per luas Bangunan Gerbang; 7.1-165 Realisasi Pengetesan Fungsi Genset Operasional

7) 40% (6 data) telah disegmentasikan sesuai dengan keluasan dan

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 63

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Strengths

kedalamannya yaitu: 7.1-159 Kecepatan Recovery Pelayanan Jalan Raya bila Terjadi Keadaan Darurat; 7.1-161 Jumlah Peserta Pelatihan dan Sosialisasi SMK3; 7.1-162 Rasio Jumlah APAR per luas Bangunan Kantor 7.1-163 Rasio Jumlah APAR per luas Bangunan Kantor Gerbang; 7.1-164 Rasio Jumlah APAR per luas Bangunan Gerbang; 7.1-165 Realisasi Pengetesan Fungsi Genset Operasional

7.1.c PT IHW telah mengukur indikator Kinerja Hasil-Hasil Pengelolaan Rantai Pasokan sebanyak 90% (9 data) dari yang seharusnya 10 data, yang menunjukkan hasil sebagai berikut:

1) 44% indikator (4 data) levelnya lebih baik dan meningkat (Good) dibanding tahun sebelumnya, yaitu:7.1-166 Kecepatan pembayaran pihak ke tiga; 7.1-167 Kinerja Mitra PJR; 7.1-170 Ketetapan waktu rekonsiliasi e-rayal card; 7.1-171 Ketetapan jumlah settlement e-rayal card

2) 56% indikator (5 data) levelnya sama (Meet) dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu: 7.1-168 Kinerja rekanan vendor;7.1-168a Jumlah vendor; 7.1-168b Jumlah vendor berkinerja baik; 7.1-168c Jumlah vendor berkinerja buruk 7.1-169 Kinerja Bank Pengumpulan Raya

3) 90% indikator (9 data) trend-nya cenderung membaik (beneficial) dalam 3 tahun terakhir dengan data sbb:

22 data (2%) Sustain yaitu7.1-167 Kinerja Mitra PJR; 7.1-171 Ketetapan jumlah settlement e-rayal card

5 data (56%) Favorable yaitu : 7.1-168 Kinerja rekanan vendor; 7.1-168a Jumlah vendor; 7.1-168b Jumlah vendor berkinerja baik; 7.1-168c Jumlah vendor berkinerja buruk; 7.1-170 Ketetapan waktu rekonsiliasi e-rayal card

2 data (22%) Flat yaitu7.1-166 Kecepatan pembayaran pihak ke tiga; 7.1-169 Kinerja Bank Pengumpulan Raya

4) 44% indikator (4 data) telah unggul (Leading) dibandingkan dengan pesaing atau pembanding industri sejenis yaitu 7.1-166 Kecepatan pembayaran pihak ke tiga; 7.1-167 Kinerja Mitra PJR; 7.1-170 Ketetapan waktu rekonsiliasi e-rayal card; 7.1-171 Ketetapan jumlah settlement e-rayal card

5) 22% indikator (2 data) sama (Equal) dibandingkan dengan pesaing atau pembanding industri sejenis yaitu 7.1-168 Kinerja rekanan vendor; 7.1-169 Kinerja Bank Pengumpulan Raya

6) 90% (9 data) telah diproyeksikan sampai dengan tahun 2018 yaitu7.1-166 Kecepatan pembayaran pihak ke tiga; 7.1-167 Kinerja Mitra PJR; 7.1-168 Kinerja rekanan vendor; 7.1-168a Jumlah vendor; 7.1-168b Jumlah vendor berkinerja baik; 7.1-168c Jumlah vendor berkinerja buruk7.1-169 Kinerja Bank Pengumpulan Raya; 7.1-170 Ketetapan waktu rekonsiliasi e-rayal card; 7.1-171 Ketetapan jumlah settlement e-rayal card

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 64

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement

7.1.a Walaupun PT IHW telah mengukur indikator Kinerja Hasil-Hasil Produk dan Proses yang Fokus Pelanggan sebanyak 100% (12 data), namun hasilnya menunjukkan data sebagai berikut:

1) 8% indikator (1 data) levelnya menurun (Poor) dibanding tahun sebelumnya, yaitu:7.1-3 Program Pelayanan Lalu Lintas dan Pengumpulan Raya

2) 17% indikator (2 data) masih dibawah kinerja pesaing atau pembanding industry sejenis (Lagging) yaitu 7.1-3 Program Pelayanan Lalu Lintas dan Pengumpulan Raya; 7.1-4 Program Pemeliharaan Jalan Raya

3) 17% indikator (2 data) belum di bandingkan dengan pesaing atau perusahaan sejenis (No Comparison) yaitu 7.1-24a Pagar Rumija (SPM); 7.1-25a Kebersihan Kantor Operasi dan Gardu

4) 75% (9 data) belum tersegmentasikan sesuai keluasan dan kedalamannya yaitu 7.1-5 Tingkat Keandalan Kinerja Peralatan Raya; 7.1-11 Pemenuhan Marka Jalan (SPM); 7.1-23 Guide Post/Reflektor (SPM); 7.1-24 Pagar Pengaman (SPM); 7.1-24a Pagar Rumija (SPM) ; 7.1-25 Kebersihan (SPM); 7.1-25a Kebersihan Kantor Operasi dan Gardu ; 7.1-26 Tanaman (SPM); 7.1-27 Rumput (SPM);

7.1.b(1) Walaupun PT IHW telah mengukur indikator Kinerja Hasil-Hasil Efektivitas operasionalsebanyak 95% (72 data) dari yang seharusnya 76 data, namun hasilnya menunjukkan data sebagai berikut:

1) 8% indikator (6 data) levelnya menurun (Poor) dibanding tahun sebelumnya, yaitu:7.1-86 Rentang Waktu Gangguan Rata-rata Gardu (RWGR); 7.1-96 Tingkat pertumbuhan e-rayal card; 7.1-97 Tingkat pemanfaatan e-rayal card; 7.1-97a Tingkat pertumbuhan transaksi manual7.1-107 Ketidakrataan permukaan jalan

2) 6% indikator (4 data) levelnya tidak bermakna (No Level), karena datanya kurang dari 2 periode pengukuran, yaitu: 7.1-138 Pertumbuhan Keterlibatan Karyawan dalam Perbaikan Berkelanjutan; 7.1-140 Pertumbuhan Perbaikan Berkelanjutan (PP); 7.1-148 Perkembangan Jumlah Karyawan yang Aktif dalam Perbaikan Berkelanjutan; 7.1-153 Hasil Benefit Inovasi (KPM dan PP)

3) 7% indikator (5 data) trend-nya cenderung menurun dalam 3 tahun terakhir (Adverse)yaitu:7.1-86 Rentang Waktu Gangguan Rata-rata Gardu (RWGR); 7.1-96 Tingkat pertumbuhan e-rayal card; 7.1-97a Tingkat pertumbuhan transaksi manual; 7.1-100 Tingkat pertumbuhan e-rayal card Gol-I; 7.1-107 Ketidakrataan permukaan jalan

4) 8% (6 data) trend-nya tidak bermakna (No Trend), karena datanya kurang dari 3 periode pengukuran yaitu: 7.1-134 CPAR Terselesaian; 7.1-138 Pertumbuhan Keterlibatan Karyawan dalam Perbaikan Berkelanjutan; 7.1-139 Pertumbuhan Inovasi; 7.1-140 Pertumbuhan Perbaikan Berkelanjutan (PP); 7.1-148 Perkembangan Jumlah Karyawan yang Aktif dalam Perbaikan Berkelanjutan; 7.1-153 Hasil Benefit Inovasi (KPM dan PP)

5) 15% indikator (11 data) masih dibawah kinerja pesaing atau pembanding

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 65

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement

industry sejenis (Lagging) yaitu 7.1-47 Pemenuhan PJU di Jalan Raya (SPM);7.1-87 Rasio Karyawa per Kilometer; 7.1-96 Tingkat pertumbuhan e-rayal card; 7.1-97 Tingkat pemanfaatan e-rayal card ; 7.1-98 Tingkat pemanfaatan e-rayal card Gol-I; 7.1-99 Tingkat pemanfaatan e-rayal card Non Gol-I; 7.1-100 Tingkat pertumbuhan e-rayal card Gol-I; 7.1-101 Tingkat pertumbuhan e-rayal card Non Gol-I; 7.1-110 Waktu Penyelesaian Pothole; 7.1-138 Pertumbuhan Keterlibatan Karyawan dalam Perbaikan Berkelanjutan; 7.1-153 Hasil Benefit Inovasi (KPM dan PP)

6) 17% indikator (12 data) belum di bandingkan dengan pesaing atau perusahaan sejenis (No Comparison) yaitu7.1-34a Wilayah Pengamatan Observasi Patroli; 7.1-34b Penanganan Kendaraan Mogok Jalan Raya Luar Kota; 7.1-34c Kecepatan Penanganan Patroli Jalan Raya; 7.1-35 Response Time Mobil Derek; 7.1-46a Patroli Jalan Raya (Patroli); 7.1-50b Patok kilometer; 7.1-50c Patok hektometer; 7.1-63a Ketepatan Pengambilan data pembanding; 7.1-63b Pemenuhan Data Pelanggan; 7.1-89a Jumlah data transaksi; 7.1-97a Tingkat pertumbuhan transaksi manual; 7.1-153a Efektifitas Unit kerja;

7) 1% (1 data) belum diproyeksikan sampai dengan tahun 2018 yaitu 7.1-89a Jumlah data taransaksi

8) 36% (27 data) belum tersegmentasikan sesuai keluasan dan kedalamannya yaitu 7.1-34a Wilayah Pengamatan Observasi Patroli; 7.1-34b Penanganan Kendaraan Mogok Jalan Raya Luar Kota; 7.1-34c Kecepatan Penanganan Patroli Jalan Raya; 7.1-35 Response Time Mobil Derek; 7.1-38 Kecepatan Tempuh Rata-Rata di Jalan Raya Kondisi Normal (SPM); 7.1-43 Pemenuhan Unit Ambulance (SPM); 7.1-45 Pemenuhan Jumlah Unit Kendaraan Rescue (SPM); 7.1-46 Pemenuhan Jumlah PJR (SPM); 7.1-46a Patroli Jalan Raya (Patroli); 7.1-47 Pemenuhan PJU di Jalan Raya (SPM); 7.1-48 Pemenuhan Jumlah Kendaraan LJT (SPM); 7.1-49 Pemenuhan Perbaikan Rambu (SPM); 7.1-50 Kelengkapan dan Fungsi Rambu Lalu Lintas (SPM); 7.1-50a Pemenuhan Reflektifitas Rambu (SPM); 7.1-50b Patok kilometer; 7.1-50c Patok hectometer; 7.1-63a Ketepatan Pengambilan data pembanding; 7.1-63b Pemenuhan Data Pelanggan; 7.1-89a Jumlah data transaksi; 7.1-96 Tingkat pertumbuhan e-rayal card; 7.1-97a Tingkat pertumbuhan transaksi manual; 7.1-137 Jumlah Standarisasi; 7.1-138 Pertumbuhan Keterlibatan Karyawan dalam Perbaikan Berkelanjutan; 7.1-139 Pertumbuhan Inovasi; 7.1-148 Perkembangan Jumlah Karyawan yang Aktif dalam Perbaikan Berkelanjutan; 7.1-153 Hasil Benefit Inovasi (KPM dan PP); 7.1-153a Efektifitas Unit kerja

9) 6% (4 data) belum dilaporkan hasil kinerjanya (kekurangan indikator/data) yaitu

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 66

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement

7.1.b(2) Walaupun PT IHW telah mengukur indikator Kinerja Hasil-Hasil Kesiapan Menghadapi Keadaan Darurat sebanyak 80% (12 data) dari yang seharusnya 15 data, namun hasilnya menunjukkan data sebagai berikut:

1) 8% indikator (1 data) levelnya tidak bermakna (No Level), karena datanya kurang dari 2 periode pengukuran, yaitu: 7.1-159 Kecepatan Recovery Pelayanan Jalan Raya bila Terjadi Keadaan Darurat

2) 17% (2 data) trend-nya tidak bermakna (No Trend), karena datanya kurang dari 3 periode pengukuran yaitu: 7.1-159 Kecepatan Recovery Pelayanan Jalan Raya bila Terjadi Keadaan Darurat; 7.1-165 Realisasi Pengetesan Fungsi Genset Operasional

3) 42% indikator (5 data) masih dibawah kinerja pesaing atau pembanding industry sejenis (Lagging) yaitu 7.1-157 Penangangan Kecelakaan (SPM); 7.1-160 Jumlah Ahli K-3; 7.1-161 Jumlah Peserta Pelatihan dan Sosialisasi SMK3; 7.1-162 Rasio Jumlah APAR per luas Bangunan Kantor; 7.1-163 Rasio Jumlah APAR per luas Bangunan Kantor Gerbang

4) 33% indikator (4 data) belum di bandingkan dengan pesaing atau perusahaan sejenis (No Comparison) yaitu7.1-157a Penangangan Korban Kecelakaan; 7.1-157b Penangangan Kendaraan Kecelakaan; 7.1-157c Penangangan dan Penegakan Hukum; 7.1-159 Kecepatan Recovery Pelayanan Jalan Raya bila Terjadi Keadaan Darurat

5) 40% (6 data) belum tersegmentasikan sesuai keluasan dan kedalamannya yaitu 7.1-154 Simulasi Penanggulangan Darurat; 7.1-157 Penangangan Kecelakaan (SPM); 7.1-157a Penangangan Korban Kecelakaan; 7.1-157b Penangangan Kendaraan Kecelakaan; 7.1-157c Penangangan dan Penegakan Hukum; 7.1-160 Jumlah Ahli K-3

6) 17% (2 data) belum dilaporkan hasil kinerjanya (kekurangan indikator/data) yaituSimulasi penanggulangan bencana alam (gempa, banjir, dll); Efektivitas backup data

7.1.c Walaupun PT IHW telah mengukur indikator Kinerja Hasil-Hasil Pengelolaan Rantai Pasokan sebanyak 9% (9 data) dari yang seharusnya 10 data, namun hasilnya menunjukkan data sebagai berikut:

1) 33% indikator (3 data) belum di bandingkan dengan pesaing atau perusahaan sejenis (No Comparison) yaitu7.1-168a Jumlah vendor; 7.1-168b Jumlah vendor berkinerja baik; 7.1-168c Jumlah vendor berkinerja buruk

2) 90% (9 data) belum tersegmentasikan sesuai keluasan dan kedalamannya yaitu 7.1-166 Kecepatan pembayaran pihak ke tiga; 7.1-167 Kinerja Mitra PJR; 7.1-168 Kinerja rekanan vendor; 7.1-168a Jumlah vendor; 7.1-168b Jumlah vendor berkinerja baik; 7.1-168c Jumlah vendor berkinerja buruk7.1-169 Kinerja Bank Pengumpulan Raya; 7.1-170 Ketetapan waktu rekonsiliasi e-rayal card; 7.1-171 Ketetapan jumlah settlement e-rayal card

3) 10% (1 data) belum dilaporkan hasil kinerjanya (kekurangan indikator/data)

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 67

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement

yaitu Teguran / sanksi vendor/mitra berkinerja buruk

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 68

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

7.2. Hasil-hasil Pelanggan

Item Ref Strengths

7.2a(1) IHWtelah mengukur indikator Kinerja Hasil-Hasil Hasil-Hasil Kepuasaan Pelanggan sebanyak 37 data dari yang seharusnya 40 data (92,5%), dengan beberapa indikator menunjukkan hasil sebagai berikut : [1] Level: 35 % indikator (14data Good) kinerjanya lebih baik dan meningkat dibanding tahun sebelumnya, 55% indikator (22 data MT) kinerjanya sama dengan tahun sebelumnya, [2] Trend : 30 % indikator (12 data sustain) kinerjanya 3 tahun terakhir meningkat, 37,5 % indikator (15 data favourable) trend kinerjanya fluktuasi namun ditahun terakhir meningkat, 22,5 % indikator (9 data flat) trend kinerjanya sama dengan tahun sebelumnya, [3] Komparasi : 42,5 % indikator (17 data leading) kinerjanya ungguldibandingkan kompetitor terbaik, 15 % indikator (6 data EQ) kinerjanya sama dibandingkan dengan kompetitor terbaik, [4] Integrasi : 92,5 % indikator (37 data) telah diproyeksi dan 62,5% indikator (25 data) telah disegmentasikan sesuai keterkaitannya.

7.2a(2) IHW telah mengukur indikator Kinerja Hasil-Hasil Keterikatan Pelanggan sebanyak 17 data dari yang seharusnya 17 data (100%), dengan beberapa indikator menunjukkan hasil sebagai berikut : [1] Level : 52,9% indikator (9 data Good) kinerjanya lebih baik dan meningkat dibanding tahun sebelumnya, 47,1% indikator (8 data MT) kinerjanya sama dengan tahun sebelumnya, [2] Trend : 17,6 % indikator (3 data sustain) kinerjanya 3 tahun terakhir meningkat, 35,3 % indikator (6 data favourable) trend kinerjanya fluktuasi namun ditahun terakhir meningkat, 47,1% indikator (8 data flat) trend kinerjanya sama dengan tahun sebelumnya, [3] Komparasi : 17,6 % indikator (3 data leading) kinerjanya unggul dibandingkan kompetitor terbaik, 47,1 % indikator (8 data EQ) kinerjanya sama dibandingkan dengan kompetitor terbaik, [4] Integrasi : 100% indikator (17 data) telah diproyeksi dan 94,1 % indikator (16 data) telah disegmentasikan sesuai keterkaitannya.

Item Ref Opportunities For Improvement

7.2a(1) Walaupun IHW telah mengukur indikator Kinerja Hasil-Hasil Hasil-Hasil Kepuasaan Pelanggansebanyak 37data dari yang seharusnya 40 data (100%), namun yang menunjukkan hasil sebagai berikut : [1] Level : 2,5 % indikator (1 data Poor) yaitu :IHW-7.2.30. Tingkat Ketidakpuasan Pelanggan terhadap keamanan dan ketertiban jalan raya, [2] Trend : 2,5 % indikator (1 data Unfavourable) yaitu: IHW-7.2.30. Tingkat Ketidakpuasan Pelanggan terhadap keamanan dan ketertiban jalan raya, [3] Komparasi : 35 % indikator (14 data Lagging dibandingkan dengan kompetitor terbaik) yaitu: IHW-7.2.30. Tingkat Ketidakpuasan Pelanggan terhadap keamanan dan ketertiban jalan raya, IHW-7.2.31. Tingkat Ketidakpuasan Pelanggan terhadap layanan petugas patroli jalan raya, IHW-7.2.32. Tingkat Ketidakpuasan Pelanggan terhadap layanan petugas PJR, IHW-7.2.33. Tingkat Ketidakpuasan Pelanggan terhadap layanan derek jalan raya, IHW-7.2.34. Tingkat Ketidakpuasan Pelanggan terhadap layanan ambulance jalan raya, IHW-7.2.40. Ketidakpuasan Gol I tentang Pelayanan Lalin, IHW-7.2.41. Ketidakpuasan non Gol

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 69

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement

I tentang Pelayanan Lalin, IHW-7.2.50. Ketidakpuasan Gol I tentang Konstruksi, IHW-7.2.51. Ketidakpuasan Non Gol I tentang Konstruksi, 7,5 % indikator ( 3 data) belum dilaporkan yaitu : IHW-7.2.54. Effektifitas Media Komunikasi Pelanggan melalui Twiter, IHW-7.2.55. Efektifitas Media Komunikasi melalui Web, IHW-7.2.53. Efektifitas Media Komunikasi melalui Petugas, 30% indikator (12 data) belum disegmentasi yaitu : IHW-7.2.9 Jumlah Keluhan Pelanggan E-Rayal Card tentang Pelayanan Transaksi, IHW-7.2.22. Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap keamanan dan ketertiban jalan raya, IHW-7.2.23. Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap layanan petugas patroli jalan raya, IHW-7.2.24. Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap layanan petugas PJR, IHW-7.2.25. Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap layanan derek jalan raya, IHW-7.2.26. Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap ambulan jalan raya, IHW-7.2.27. Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap penerangan jalan raya, IHW-7.2.30. Tingkat Ketidakpuasan Pelanggan terhadap keamanan dan ketertiban jalan raya, IHW-7.2.31. Tingkat Ketidakpuasan Pelanggan terhadap layanan petugas patroli jalan raya, IHW-7.2.32. Tingkat Ketidakpuasan Pelanggan terhadap layanan petugas PJR, IHW-7.2.33. Tingkat Ketidakpuasan Pelanggan terhadap layanan derek jalan raya, IHW-7.2.34. Tingkat Ketidakpuasan Pelanggan terhadap layanan ambulance jalan raya.

7.2a(2) Walaupun IHW telah mengukur indikator Kinerja Hasil-Hasil Keterikatan Pelanggan sebanyak 17 data dari yang seharusnya 17 data (100%) namun yang menunjukkan hasil sebagai berikut : [1] Komparasi : 29,4 % (5 data lagging dibandingkan dengan kompetitor terbaik) yaitu: IHW-7.2.89. Praktek membangun Hub dengan Pelanggan Gol I, IHW-7.2.90. Praktek membangun Hub dengan Pelanggan Non Gol I, IHW-7.2.102. Indeks Loyalitas Pelanggan Non Gol I, IHW-7.2.109. Tingkat Pertumbuhan Lalin Gol I, IHW-7.2.110. Tingkat Pertumbuhan Lalin Non Gol I, 5,9% (1 data) belum dibandingkan yaitu : IHW-7.2.99a. Jumlah Interaksi Pelanggan dan 5,9 % (1 data) belum disegmentasi yaitu : IHW-7.2.99a. Jumlah Interaksi Pelanggan

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 70

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

7.3. Hasil-Hasil Tenaga Kerja

Item Ref Strengths

7.3.a(1) PT IHW menyajikan12 data utama untuk hasil parameter Kapasitas dan Kapabilitas Tenaga Kerja, yang menunjukan:

a) Ada 4 (33,3%)data level pencapaian good (mencapai target) , dan 5 (41,6%) data level pencapaian sama (meet)

b) Ada 5 (41,6%)data trendnya sustain (terus membaik) dan 1 (8,33%) data trend rata-rata membaik (Favourable)

c) Ada 1 (8,33%) data dilengkapi data pembanding leadingd) Ada 11 (91,66 %) data dilengkapi dengan proyeksi dan ada 12 (100 %) data

disegmentasikan

7.3.a(2) PT IHW menyajikan 19 data utama untuk hasil Iklim Tenaga Kerja, yang menunjukan:

a) Ada 17 ( 89,47 %) data level pencapaian good (mencapai target) b) Ada 12 (63,16 %) data trendnya sustain (terus membaik) dan 2 (10,53%)

data trend rata-rata membaik (Favourable)c) Ada 1 ( 5,26 %) data dilengkapi data pembanding dan 11 ( 57,89 %) data

equald) Ada 15 (78,94 %) data dilengkapi dengan proyeksi dan 8 (42,10 %) data

disegmentasikan

7.3.a(3) PT IHW menyajikan 12 data utama untuk parameter Keterikatan/ Kepedulian/ Engagement Tenaga Kerja, yang menunjukan:

a) Ada11 ( 91,66 %) data level pencapaian good (mencapai target)b) Ada 5 ( 41,66 %) data trendnya sustain (terus membaik);5 (41,66 %) data

trend rata-rata membaik (Favourable)c) Ada 4 ( 33,33 %) data dilengkapi data pembanding leading, dan 1 (8,33

%) data equald) Ada 12 (100 %) data dilengkapi dengan proyeksi dan 12 (100.%) data

disegmentasikan

7.3.a(4) PT IHW menyajikan 20 data utama untuk hasil Pengembangan Tenaga Kerja yang menunjukan:

a) Ada19 ( 95 %) data level pencapaian good (mencapai target) b) Ada 9 ( 45 %) data trendnya sustain (terus membaik); 4 (20%) data trend

rata-rata membaik (Favourable)c) Ada 1 ( 5 %) data dilengkapi data pembanding leading dan 3 (15%) data

equald) Ada 20 ( 100 %) data dilengkapi dengan proyeksi dan 19 (95%) data

disegmentasikan

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 71

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement

7.3.a.(1) Walaupun PT IHW menyajikan 12 data utama untuk hasil parameter hasil Kapasitas dan Kapabilitas Tenaga Kerja :

a) Ada 3 ( 25 %) data level pencapaian Poor (dibawah target), yaitu:7.3.6. Kapabilitas Pegawai s/d Diploma, 7.3.1.a.Pemenuhan Formasi Jabatan Struktural Operasional, 7.3.1.c.Pemenuhan Formasi Jabatan Non Struktural Non Operasional

b) Ada 1 ( 8,33 %) data trend rata-rata memburuk (Unfavourable), yaitu: Ada 1 ( 8,33 %) data trend rata-rata memburuk (Unfavourable), yaitu: 7.3.7. Kapabilitas Pegawai S1 s/d S2, dan ada 5 (41,66 %) data tanpa trend yaitu 7.3.1.a.Pemenuhan Formasi Jabatan Struktural Operasional, 7.3.1.b.Pemenuhan Formasi Jabatan Struktural Non Operasional, 7.3.1.c.Pemenuhan Formasi Jabatan Non Struktural Non Operasional 7.3.2.a.Pemenuhan Kompetensi Teknis, 7.3.7.a. Keberagaman Budaya

c) Ada 3 ( 25 %) data dibawah pendamping, yaitu: 7.3.2. Human Capital Redines Pemenuhan Kompetensi Non Teknis 7.3.6. Kapabilitas Pegawai s/d Diploma 7.3.7. Kapabilitas Pegawai S1 s/d S2., dan ada 8 ( 66,66 %) data tanpa pendamping, yaitu7.3.3. Pemenuhan Kapabilitas Karyawan Struktural, 7.3.4. Pemenuhan Kapabilitas Karyawan Fungsional Staf, 7.3..5. Pemenuhan Kapabilitas Karyawan Pelaksana, 7.3.1.a.Pemenuhan Formasi Jabatan Struktural Operasional, 7.3.1.b.Pemenuhan Formasi Jabatan Struktural Non Operasional, 7.3.1.c.Pemenuhan Formasi Jabatan Non Struktural Non Operasional, 7.3.2.a.Pemenuhan Kompetensi Teknis, 7.3.7.a. Keberagaman Budaya

d) Ada 1 ( 8,33 %) data tanpa proyeksi, yaitu 7.3.7.a. Keberagaman Budaya.

7.3.a.(2) c) Ada 4 ( 21,05 %) data tanpa trend (no trend), yaitu: 7.3.8. a. Biaya Kesehatan Per Karyawan Operasional, 7.3.8.b. Biaya Kesehatan Per Karyawan Non Operasional, 7.3.9.a. Jumlah Kehilangan Hari Kerja Akibat Sakit Karyw Operasional, 7.3.9.b.Jumlah Kehilangan Hari Kerja Akibat Sakit Kary Non Operasional..

d) Ada 3 (15,78 %) data dibawah pendamping, yaitu : 7.3.8. Biaya Kesehatan Per Karyawan, 7.3.18. Kesehatan Lingkungan Gardu, 7.3.19. Tingkat Kebisingan Lingkungan Gardu, dan ada 4 ( 21,05 %) data tidak ada pendamping, yaitu 7.3.8. a. Biaya Kesehatan Per Karyawan Operasional, 7.3.8.b. Biaya Kesehatan Per Karyawan Non Operasional, 7.3.9.a. Jumlah Kehilangan Hari Kerja Akibat Sakit Karyw Operasional, 7.3.9.b.Jumlah Kehilangan Hari Kerja Akibat Sakit Kary Non Operasional..

a) Ada 4 ( 21,05 %) data tanpa proyeksi, yaitu:7.3.8. a. Biaya Kesehatan Per Karyawan Operasional, 7.3.8.b. Biaya Kesehatan Per Karyawan Non Operasional, 7.3.9.a. Jumlah Kehilangan Hari Kerja Akibat Sakit Karyw Operasional, 7.3.9.b.Jumlah Kehilangan Hari Kerja Akibat Sakit Kary Non Operasional, dan 11 ( 57,89 %) data tanpa segmentasi, yaitu 7.3.8. a. Biaya Kesehatan Per Karyawan Operasional, 7.3.8.b. Biaya Kesehatan Per

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 72

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement

Karyawan Non Operasional, 7.3.9.a. Jumlah Kehilangan Hari Kerja Akibat Sakit Karyw Operasional, 7.3.9.b.Jumlah Kehilangan Hari Kerja Akibat Sakit Kary Non Operasional...3.18. Kesehatan Lingkungan Gardu, 7.3.19. Tingkat Kebisingan Lingkungan Gardu., 7.3.14. Jumlah Kecelakaan Kerja.

7.3.a.(3)Walaupun PT IHW menyajikan 12 data utama untuk hasil parameter hasil Kerekatan Tenaga Kerja:

a) Ada 1 ( 8,33%) data level pencapaian Poor (dibawah target), yaitu:7.3.27. Absensi Karyawan Operasional.

Ada 2 (16,66 %) data trend rata-rata memburuk (Unfavourable), yaitu:7.3.27. Absensi Karyawan Operasional, 7.3.28. Absensi Karyawan Non Operasional

b) Ada 2 (16,66 %) data trend rata-rata memburuk (Unfavourable), yaitu: 7.3.27. Absensi Karyawan Operasional, 7.3.28. Absensi Karyawan Non Operasional

c) Ada 7 ( 58,33 %) data dibawa pendamping, yaitu : 7.3.25. Ketidak Puasan Karyawan Operasional, 7.3.26. Ketidak Puasan Karyawan Non Operasional, 7.3.27. Absensi Karyawan Operasional, 7.3.28. Absensi Karyawan Non Operasional, 7.3.29. Keluhan Karyawan Operasional, 7.3.33. Ketidakterikatan Karyawan Operasional, 7.3.34. Ketidakterikatan Karyawan non Operasional

7.3.a.(4)Walaupun PT IHW menyajikan 20 data utama untuk hasil parameter hasil Pengembangan Tenaga Kerja:

a) Ada 1 ( 5 %) data level pencapaian Poor (dibawah target), yaitu: 7.3.36.a. Mandays Training Tenaga Kerja Kryw Operasional

b) Ada1 ( 5 %) data trend rata-rata memburuk (Unfavourable), yaitu: 7.3.36. Mandays Training Tenaga Kerja dan 6 ( 30 %) data no trend, yaitu 7.3.35.a. Realisasi Program Diklat Kryw Operasional , 7.3.35.b. Realisasi Program Diklat Kryw non Operasional, 7.3.36.a. Mandays Training Tenaga Kerja Kryw Operasional, 7.3.36.b. Mandays Training Tenaga Kerja Kryw non Operasional, 7.3.46.a. Efektifitas Hasil Pelatihan Kary. Opersional, 7.3.46.b. Efektifitas Hasil Pelatihan Kary.non Opersional

c) Ada 9 (45%) data dibawa pendamping, yaitu: 7.3.35. Realisasi Program Diklat,, 7.3.36. Mandays Training Tenaga Kerja, 7.3.37. Hari Training Rata2 per Karyawan Operasional, 7.3.38. Hari Training Rata2 per Karyawan Non Operasional. 7.3.39. Biaya Training Karyawan Operasional, 7.3.40. Biaya Training Karyawan Non Operasional, 7.3.42. Peserta Training Karyawan Non Operasional, 7.3.43. Jumlah Karyawan yg Mengikuti Pelatihan Kepemimpinan, 7.3.44. Jumlah Karyawan yg Mengikuti Pelatihan Manajerial.dan 7 ( 35 % ) data tidak ada pembanding yaitu, 7.3.45.a. Konsistensi Penerapan Sharing Knowledge, 7.3.35.a. Realisasi Program Diklat Kryw Operasional , 7.3.35.b. Realisasi Program Diklat Kryw non Operasional, 7.3.36.a. Mandays Training Tenaga Kerja Kryw Operasional,

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 73

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement7.3.36.b. Mandays Training Tenaga Kerja Kryw non Operasional, 7.3.46.a. Efektifitas Hasil Pelatihan Kary. Opersional, 7.3.46.b. Efektifitas Hasil Pelatihan Kary.non Opersional

d) Ada 2 ( 10 %) data tanpa segmentasi, yaitu 7.3.45a. Konsistensi Penerapan Sharing Knowledge, 7.3.47. Pemenuhan Kompetensi untuk Pimpinan

7.4. Hasil-hasilKepemimpinan dan Tata Kelola

Item Ref Strengths

7.4.a(1) Kepemimpinan : IHW melaporkan 32 hasil kinerja, dengan 4 grafik (13%) menunjukkan kinerja ekselen yaitu IHW-7.4-2 Komitmen GCG; IHW-7.4-10 Tingkat Pemahaman Visi Misi dan Tata Nilai Perusahaan Internal; IHW-7.4-13 Tingkat Efektivitas Sosialisasi Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan Karyawan Operasional; IHW-7.4-17 Tingkat Efektivitas Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan Kepada Eksternal (Stakeholder lainnya); 27 grafik (84%) berkinerja Good yaitu IHW-7.4-1 Efektifitas Budaya Perusahaan; IHW-7.4-3 Tingkat Kehadiran Rapat Pimpinan Senior; IHW-7.4-3a Ketepatan Waktu Laporan Manajemen; IHW-7.4-4 Efektifitas Sistem Komunikasi Organisasi; IHW-7.4-5 Penghargaan Dari Luar Terhadap Organisasi; IHW-7.4-6 Penghargaan Terhadap Karyawan; IHW-7.4-7 Persentasi Tindak Lanjut Rapat SL; IHW-7.4-8 Jumlah Rapat Senior Leader/ Tahun; IHW-7.4-9 Jumlah Media Deployment Visi Misi dan Tata Nilai; IHW-7.4-11 Tingkat Efektivitas Sosialisasi Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan; IHW-7.4-12 Tingkat Pemahaman Visi Misi dan Tata Nilai Perusahaan Karyawan Operasional; IHW-7.4-14 Tingkat Pemahaman Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan Karyawan Non Operasional; IHW-7.4-15 Tingkat Efektivitas Sosialisasi Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan Karyawan Non Operasional; IHW-7.4-16 Tingkat Pemahaman Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan Kepada Eksternal (Stakeholder lainnya); IHW-7.4-18 Persentasi Karyawan yang Mengikuti Sosialisasi Visi, Misi, dan Tata Nilai; IHW-7.4-19 Jumlah Mitra Kerja/ Pemasok yang Mengikuti Sosialisasi Visi, Misi, dan Tata Nilai; IHW-7.4-21 Jumlah Media Internal yang diterbitkan; IHW-7.4-22 Jumlah Karyawan Yang Mengakses Portal Internal; IHW-7.4-23 Jumlah Keputusan-Keputusan Utama yang Didistribusikan (Internal); IHW-7.4-25 Penghargaan Dari Luar Terhadap Organisasi; IHW-7.4-26 Jumlah Penghargaan yang Diterima oleh Perusahaan; IHW-7.4-27 Pencapaian KPI-AP; IHW-7.4-27b Ketepatan Pemenuhan KPI; IHW-7.4-27c Pencapaian Prestasi Unit Kerja; IHW-7.4-28 Jumlah Karyawan yang Menjadi Intruktur Pelatihan; IHW-7.4-29 Rata-Rata Jumlah Hari Pelatihan Senior Leader; 22 grafik (69%) menunjukkan kinerja beneficial (Sustain) yaitu : IHW-7.4-2 Komitmen GCG; IHW-7.4-10 Tingkat Pemahaman Visi Misi dan Tata Nilai Perusahaan Internal; IHW-7.4-3 Tingkat Kehadiran Rapat Pimpinan Senior; IHW-7.4-3a Ketepatan Waktu Laporan Manajemen; IHW-7.4-5 Penghargaan Dari Luar Terhadap Organisasi; IHW-7.4-8 Jumlah Rapat Senior Leader/ Tahun; IHW-7.4-9 Jumlah Media Deployment Visi Misi dan Tata Nilai; IHW-7.4-10 Tingkat Pemahaman Visi Misi dan Tata Nilai Perusahaan Internal; IHW-7.4-12 Tingkat Pemahaman Visi Misi dan Tata Nilai Perusahaan Karyawan Operasional; IHW-7.4-13 Tingkat Efektivitas Sosialisasi Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan Karyawan Operasional; IHW-7.4-14 Tingkat Pemahaman Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan Karyawan Non Operasional; IHW-7.4-15 Tingkat Efektivitas Sosialisasi

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 74

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Strengths

Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan Karyawan Non Operasional; IHW-7.4-16 Tingkat Pemahaman Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan Kepada Eksternal (Stakeholder lainnya); IHW-7.4-17 Tingkat Efektivitas Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan Kepada Eksternal (Stakeholder lainnya); IHW-7.4-18 Persentasi Karyawan yang Mengikuti Sosialisasi Visi, Misi, dan Tata Nilai; IHW-7.4-21 Jumlah Media Internal yang diterbitkan; IHW-7.4-25 Penghargaan Dari Luar Terhadap Organisasi; IHW-7.4-26 Jumlah Penghargaan yang Diterima oleh Perusahaan; IHW-7.4-27b Ketepatan Pemenuhan KPI; IHW-7.4-28 Jumlah Karyawan yang Menjadi Intruktur Pelatihan; IHW-7.4-29 Rata-Rata Jumlah Hari Pelatihan Senior Leader; 9 grafik (28%) Favorable yaitu: IHW-7.4-1 Efektifitas Budaya Perusahaan; IHW-7.4-4 Efektifitas Sistem Komunikasi Organisasi; IHW-7.4-6 Penghargaan Terhadap Karyawan; IHW-7.4-7 Persentasi Tindak Lanjut Rapat SL; IHW-7.4-11 Tingkat Efektivitas Sosialisasi Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan; IHW-7.4-19 Jumlah Mitra Kerja/ Pemasok yang Mengikuti Sosialisasi Visi, Misi, dan Tata Nilai; IHW-7.4-22 Jumlah Karyawan Yang Mengakses Portal Internal; IHW-7.4-23 Jumlah Keputusan-Keputusan Utama yang Didistribusikan (Internal); IHW-7.4-27 Pencapaian KPI – AP; Comparasion 15 grafik (47%) dibandingkan pesaing menunjukkan Leading yaitu : IHW-7.4-2 Komitmen GCG; IHW-7.4-3 Tingkat Kehadiran Rapat Pimpinan Senior; IHW-7.4-7 Persentasi Tindak Lanjut Rapat SL; IHW-7.4-8 Jumlah Rapat Senior Leader/ Tahun; IHW-7.4-9 Jumlah Media Deployment Visi Misi dan Tata Nilai; IHW-7.4-10 Tingkat Pemahaman Visi Misi dan Tata Nilai Perusahaan Internal; IHW-7.4-11 Tingkat Efektivitas Sosialisasi Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan; IHW-7.4-14 Tingkat Pemahaman Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan Karyawan Non Operasional; IHW-7.4-15 Tingkat Efektivitas Sosialisasi Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan Karyawan Non Operasional; IHW-7.4-17 Tingkat Efektivitas Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan Kepada Eksternal (Stakeholder lainnya); IHW-7.4-18 Persentasi Karyawan yang Mengikuti Sosialisasi Visi, Misi, dan Tata Nilai; IHW-7.4-21 Jumlah Media Internal yang diterbitkan; IHW-7.4-27 Pencapaian KPI-AP; IHW-7.4-28 Jumlah Karyawan yang Menjadi Intruktur Pelatihan.

7.4.a(2) Praktek Tata Kelola ; IHW melaporkan 7 hasil kinerja, dengan 7 grafik (100%) menunjukkan kinerja yang baik (GOOD) yaitu : IHW-7.4-30 Hasil Audit Internal; IHW-7.4-31 Realisasi Frekuensi Inspeksi Operasional ; IHW-7.4-32 Hasil Audit Mutu Internal; IHW-7.4-33 Hasil Audit Eksternal (BPKP, BPK, KAP); IHW-7.4-34 Pelaporan Gratifikasi; IHW-7.4-35 Pelaporan LHKPN; IHW-7.4-37 Pemenuhan Temuan Auditor & Peraturan; dan 6 indikator (86%) memiliki kecenderungan Beneficial (Sustain) serta Leading dibanding pesaing yaitu : IHW-7.4-30 Hasil Audit Internal; IHW-7.4-31 Realisasi Frekuensi Inspeksi Operasional; IHW-7.4-33 Hasil Audit Eksternal (BPKP, BPK, KAP); IHW-7.4-34 Pelaporan Gratifikasi; IHW-7.4-35 Pelaporan LHKPN; IHW-7.4-37 Pemenuhan Temuan Auditor & Peraturan.

7.4.a(3) Kepatuhan Terhadap Hukum & Regulasi; IHW melaporkan 5 hasil kinerja, dengan 4 grafik (80%) menunjukkan kinerja yang baik (GOOD); Trend yang beneficial (Sustain), dan dibandingkan dengan pesaing (Leading) yaitu : IHW-7.4-38 Kepatuhan UU Lingkungan RPL/RKL (AMDAL); IHW-7.4-39 Kepatuhan Thd Kepmen PU (SPM); IHW-7.4-40 Kepatuhan UU Tenaga Kerja; IHW-7.4-41 Kepatuhan UU Perpajakan; IHW-7.4-42 Ketepatan Waktu Pembayaran Pajak.

7.4.a(4) Hasil Pemantauan perilaku Etis ; IHW melaporkan 6 hasil kinerja, dengan 4 grafik (67%) menunjukkan kinerja yang baik (GOOD) yaitu : IHW-7.4-48 Pelanggaran Disiplin Tenaga Kerja SP2; IHW-7.4-

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 75

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Strengths

49 Pelanggaran Disiplin Tenaga Kerja SP3; IHW-7.4-51 Tingkat Kepuasan Mitra Kerja; IHW-7.4-52 Tingkat Kepuasan Pemasok; IHW-7.4-53 Jumlah Pegawai yang Menandatangani Pakta Integritas; 1 grafik (17%) kecenderungan Trend Sustain yaitu IHW-7.4-48 Pelanggaran Disiplin Tenaga Kerja SP2; dan 3 grafik (50%) Favorable yaitu : IHW-7.4-49 Pelanggaran Disiplin Tenaga Kerja SP3; IHW-7.4-51 Tingkat Kepuasan Mitra Kerja; serta 2 grafik (33%) Leading dibanding pesaing yaitu : IHW-7.4-48 Pelanggaran Disiplin Tenaga Kerja SP2; IHW-7.4-49 Pelanggaran Disiplin Tenaga Kerja SP3.

7.4.a(5) Tanggung jawab Kemasyarakatan dan Dukungan Komunitas & Bina Lingkungan, serta Kemitraan ; IHW melaporkan 5 hasil kinerja, dengan 3 grafik (60%) menunjukkan Level Good yaitu IHW-7.4-54 Program CSR; IHW-7.4-55 Bantuan Kepada Masyarakat; IHW-7.4-56 Penyerapan Anggaran Biaya Penghijauan; IHW-7.4-57 Penyerapan Anggaran Biaya Sosial Keagamaan; IHW-7.4-58 Penyerapan Anggaran Biaya Sosial Olahraga; dan 1 grafik (20%) memiliki Trend Sustain serta Leading dibanding pesaing yaitu IHW-7.4-57 Penyerapan Anggaran Biaya Sosial Keagamaan.

7.4.a(6) Implementasi Strategi ; IHW melaporkan 3 hasil kinerja, dengan 3 grafik (100%) menunjukkan kinerja yang baik (GOOD) yaitu : IHW-7.4-71 Realisasi Rencana Pengelolaan Risiko; IHW-7.4-72 Jumlah Kejadian Risiko; IHW-7.4-73 KPKU Score Cabang; dan 1 grafik (33%) menunjukkan Trend Sustain yaitu IHW-7.4-73 KPKU Score Cabang; dan 2 grafik (67%) Favorable yaitu : IHW-7.4-71 Realisasi Rencana Pengelolaan Risiko; IHW-7.4-72 Jumlah Kejadian Risiko; serta 1 grafik (33%) Leading dibanding pesaing yaitu : IHW-7.4-71 Realisasi Rencana Pengelolaan Risiko.

Item Ref Opportunities For Improvement

7.4.a(1) Meskipun IHW telah melaporkan 32 hasil kinerja Kepemimpinan, 4 grafik (13%) menunjukkan kinerja ekselen dan 27 grafik (84%) berkinerja Good serta 22 grafik (69%) menunjukkan kinerja beneficial (Sustain), namun masih terdapat 1 grafik (3%) memiliki Level Poor dan Trend Unfavorable yaitu IHW-7.4-20 Jumlah Stakeholder Lain yang Mengikuti Sosialisasi Visi, Misi, dan Tata Nilai dan 11 grafik (34%) Lagging dibanding pesaing yaitu : IHW-7.4-1 Efektifitas Budaya Perusahaan; IHW-7.4-4 Efektifitas Sistem Komunikasi Organisasi; IHW-7.4-5 Penghargaan Dari Luar Terhadap Organisasi; IHW-7.4-6 Penghargaan Terhadap Karyawan; IHW-7.4-12 Tingkat Pemahaman Visi Misi dan Tata Nilai Perusahaan Karyawan Operasional; IHW-7.4-16 Tingkat Pemahaman Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan Kepada Eksternal (Stakeholder lainnya); IHW-7.4-19 Jumlah Mitra Kerja/ Pemasok yang Mengikuti Sosialisasi Visi, Misi, dan Tata Nilai; IHW-7.4-20 Jumlah Stakeholder Lain yang Mengikuti Sosialisasi Visi, Misi, dan Tata Nilai; IHW-7.4-22 Jumlah Karyawan Yang Mengakses Portal Internal; IHW-7.4-23 Jumlah Keputusan-Keputusan Utama yang Didistribusikan (Internal); IHW-7.4-26 Jumlah

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 76

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item Ref Opportunities For Improvement

Penghargaan yang Diterima oleh Perusahaan.

7.4.a(2) Meskipun IHW telah melaporkan 7 hasil kinerja Praktek Tata Kelola, 7 grafik (100%) menunjukkan kinerja yang baik (GOOD) dan 6 indikator (86%) memiliki kecenderungan Beneficial (Sustain) serta Leading dibanding pesaing, namun masih terdapat data 1 grafik (14%) memiliki Trend Unfavorable dan Lagging dibanding pesaing yaitu IHW-7.4-32 Hasil Audit Mutu Internal.

7.4.a(3) Meskipun IHW telah melaporkan 4 hasil kinerja Kepatuhan Terhadap Hukum & Regulasi, yaitu 4 grafik (80%) menunjukkan kinerja yang baik (GOOD); Trend yang beneficial (Sustain), dan Leading dibandingkan dengan pesaing, namun masih terdapat data 1 grafik (20%) memiliki Level Poor, Trend Unfavorable, serta Lagging dibanding pesaing yaitu : IHW-7.4-42 Ketepatan Waktu Pembayaran Pajak.

7.4.a(4) Meskipun IHW telah melaporkan 6 Hasil Pemantauan perilaku Etis, 4 grafik (67%) Level Good, dan Trend beneficial, 2 grafik (33%) Leading dibanding pesaing, namun masih terdapat 1 grafik (17%) memiliki Level Poor dan Trend Unfavorable yaitu IHW-7.4-47 Pelanggaran Disiplin Tenaga Kerja SP1; dan 3 grafik (50%) Lagging dibanding peasing yaitu : IHW-7.4-47 Pelanggaran Disiplin Tenaga Kerja SP1; IHW-7.4-51 Tingkat Kepuasan Mitra Kerja; IHW-7.4-52 Tingkat Kepuasan Pemasok.

7.4.a(5) Meskipun IHW telah melaporkan 5 hasil kinerja Tanggung jawab Kemasyarakatan dan Dukungan Komunitas & Bina Lingkungan, serta Kemitraan, 3 grafik (60%) Level Good, namun masih terdapat 2 grafik (40%) Level Poor yaitu 7.4-56 Penyerapan Anggaran Biaya Penghijauan; IHW-7.4-58 Penyerapan Anggaran Biaya Sosial Olahraga; dan 4 grafik (80%) memiliki Trend Unfavorable yaitu : IHW-7.4-54 Program CSR; IHW-7.4-55 Bantuan Kepada Masyarakat; 7.4-56 Penyerapan Anggaran Biaya Penghijauan; IHW-7.4-58 Penyerapan Anggaran Biaya Sosial Olahraga; serta 3 grafik (60%) Lagging dibanding pesaing yaitu : IHW-7.4-54 Program CSR; IHW-7.4-55 Bantuan Kepada Masyarakat; 7.4-56 Penyerapan Anggaran Biaya Penghijauan.

7.4.a(6) Meskipun IHW telah melaporkan 3 hasil kinerja Implementasi Strategi ; 3 grafik (100%) memiliki Level Good, dan Trend Beneficial, namun masih terdapat 2 grafik (67%) Lagging dibanding pesaing yaitu : IHW-7.4-72 Jumlah Kejadian Risiko; IHW-7.4-73 KPKU Score Cabang.

7.5. Hasil-hasil Keuangan dan Pasar

Item ref. Strengths

7.5.a.(1)

IHW telah melaporkan 21 (100%) kinerja penting terkait dengan Kinerja Keuangan. 14 Data (67%) menunjukkan Level Kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya, 13(62%) data menunjukkan trend membaik (sustain/Favorable) dalam 3 tahun terakhir, dan 10 data (48%) Data Leading terhadap pembanding. Semua data disertai dengan proyeksi, dan tidak ada kekurangan data.

7.5.a.(2)IHW telah melaporkan 3 data (75%) kinerja penting terkait dengan Kinerja Pasar. 3 Data (75 %) menunjukkan Leading terhadap pembanding, semua data disertai dengan Proyeksi.

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 77

Indonesia High Way (IHW) RAHASIA

Item ref. Opportunities For Improvement

7.5.a.(1)

Meskipun IHW telah melaporkan 21 data (100%) kinerja penting terkait dengan Kinerja Keuangan, namun 7 data (33 %) Data yaitu : 7.5.a.1.1 ROI, 7.5.a.1.2.ROA, 7.5.a.(1).5. Realisasi Pendapatan Raya: 7.5.(a).9.Rasio Beban Usaha Thd Pendapatan Usaha, 7.5.a.(1).13. Efisiensi Beban Umum dan Administrasi Cabang; 7.5.a.(20).Penyerapan Anggaran; dan 7.5.a.(22). Pertumbuhan Usaha, semuanya menunjukkan Level kinerja lebih buruk dibandingkan tahun sebelumnya, dengan trend memburuk selama 3 (tiga) tahun terakhir, dan Lagging terhadap Pembanding.

7.5.a.(2)

Meskipun IHW telah melaporkan 3 (tiga) kinerja penting terkait dengan Kinerja Pasar,dari seharusnya 4 Data, yaitu : 7.5.a(2).24. Pertumbuhan Volume Lalin; 7.5.a(2).25. Pertumbuhan Volume Lalin Gol I, dan 7.5.a(2).26. Pertumbuhan Volume Lalin Non Gol I, namun 1 data (25%) yaitu : 7.5.a(2).25. Pertumbuhan Volume Lalin Gol I, menunjukkan trend yang Unfavorable, dan semua data yang dilaporkan menunjukkan Lagging terhadap pembanding. IHW tidak melaporkan Kinerja data Market share.

KRITERIA PENILAIAN KINERJA UNGGUL (KPKU) Halaman 78