kompetisi gulma dengan tanaman

Upload: fadelun-heryanto

Post on 02-Jun-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Kompetisi Gulma Dengan Tanaman

    1/6

    Kompetisi gulma dengan tanaman

    Kompetisi diartikan sebagai perjuangan dua organisme atau lebih untuk

    memperebutkan objek yang sama.

    Baik gulma maupun tanaman mempunyai keperluan dasar yang sama untuk

    pertumbuhan dan perkembangan yang normal, yaitu unsur hara, air, cahaya, bahan

    ruang tumbuh dan CO2.

    Persaingan terjadi bila unsur-unsur penunjang pertumbuhan tersebut tidak tersedia

    dalam jumlah yang cukup bagi keduanya.

    Persaingan antara gulma dengan tanaman adalah persaingan interspesifik karena

    terjadi antar spesies tumbuhan yang berbeda

    sedangkan persaingan yang terjadi antar spesies tumbuhan yang sama merupakan

    persaingan intra spesifik.

    Kemampuan tanaman bersaing dengan gulma ditentukan oleh :

    - spesies gulma

    - kepadatan gulma

    - saat dan lama persaingan

    - cara budidaya dan varietas yang ditanam, serta tingkat kesuburan tanah.

    Perbedaan spesies akan menentukan kemampuan bersaing karena perbedaan

    system fotosintesis, kondisi perakaran dan morfologinya.

    Persaingan gulma pada awal pertumbuhan akan mengurangi kuantitas hasil,

    sedangkan persaingan dan gangguan gulma menjelang panen berpengaruh besar

    terhadap kualitas hasil.

    Faktor- faktor yang diperebutkan antara tanaman pokok dengan gulma adalah

    a. Persaingan memperebutkan air

    Gulma sama halnya dengan tumbuhan lain, yang banyak membutuhkan air untuk hidupnya . air

    diserap dari dalam tanah dan sebagian besar diuapkan (transpirasi) dan hanya sekitar 1% saja

    yang digunakan untuk proses fotosintesis. Untuk tiap kilogram bahan organic gulma

    membutuhkan 330-1900 liter air. Kebutuhan yang besar tersebut hampir dua kali kebutuhan

    pertanaman. Contoh gulmaHelianthus annusmembutuhkan air sebesar dua kali tanaman jagung.

    Persaingan memperebutkan air terutama terjadi pada pertanian lahan kering atau tegalan.

  • 8/10/2019 Kompetisi Gulma Dengan Tanaman

    2/6

    b. Persaingan memperebutkan hara

    Setiap lahan berkapasitas tertentu dalam mendukung pertumbuhan berbagaipertanaman dan

    pertumbuhan yang tumbuh di permukaannya. Jumlah bahan organic yang dapat dihasilkan pada

    lahan itu tetap walaupun komposisi tumbuhannya berbeda. Karena itu bila gulma tidak

    dikendalikan, sebagian hasil bahan organic pada lahan ituberupa gulma. Hal ini berarti bahwa

    pemupukan akan menaikan daya dukung lahan, tetapi tidak akan mengurangi komposisi hasil

    tumbuhan atau gangguan gulma tetap ada dan merugikan walaupun tanah dipupuk.

    Nitrogen merupakan unsur yang paling banyak diperebutkan antara pertananaman dengan gulma

    oleh karena itu unsur ini lebih cepat habis terpakai. Gulma lebih banyak menyerap unsur hara

    daripada pertanaman. Pada bobot kering yang sama, gulma mengandung kadar nitrogen dua kali

    lebih banyak daripada jagung.

    Fosfat 1,5 kali lebih banyak, 3,5 kali lebih banyak kalium, 7,5 kali lebih banyak kalsium dan

    lebih dari 3 kali lebih banyak magnesium. Dari kenyataan tadi ternyata gulma membutuhkan

    unsur hara lebih banyak daripada tanaman budidaya. Hal ini sesuai dengan sifat dari gulma yaitu

    rakus.

    c. Persaingan memperebutkan cahaya

    Dalam keadaan air dan hara telah cukup untuk pertumbuhan maka factor pembatas berikutnya

    adalah cahaya matahari. Bila musim hujan maka berbagai pertanaman akan berebut untuk

    memperoleh cahaya matahari.

    Tumbuhan yang cepat tumbuh (lebih tinggi) dan tajuknya lebih rimbun akan memperoleh cahaya

    lebih banyak. Sedangkan tumbuhan lain yang lebih pendek, muda dan kurang tajuknya akan

    ternaungi oleh tumbuhan yang terdahulu sehingga pertumbuhannya akan terhambat.

    Tumbuhan yang berjalur C4 lebih efisien menggunakan air, suhu dan

    sinar matahari sehingga lebih kuat bersaing berebut cahaya pada keadaan cuaca

    mendung. Oleh karena itu penting untuk mengendalikan gulma dari famili Cyperaceae

    dan Gramineae di sekitar rumpun-rumpun padi yang berjalur C3..

    d. Pengeluaran senyawa beracun

    Tumbuhan juga dapat bersaing antara sesamanya secara interaksi biokimia, yaitu salah satu

    tumbuhan mengeluarkan senyawa beracun ke sekitarnya dan dapat mengakibatkan gangguan

    pertumbuhan tumbuhan lainnya. Interaksi biokimia antara gulma dan pertanaman antara lain

    menyebabkan gangguan perkecambahan biji, kecambah jadi abnormal, pertumbuhan memanjang

    akar terhambat, perubahan susunan sel-sel akar dan lain sebagainya. Persaingan yang timbul

    akibat di keluarkannya zat yang meracuni tumbuhan lain disebut allelopathy

    Senyawa-senyawa kimia yang mempunyai potensi allelopathy dapat ditemukan disetiap organ

    tumbuhan, antara lain terdapat pada daun, batang, akar, rhizoma, buah, biji, dan umbi serta

    bagian-bagian tumbuhan yang membusuk. Umumnya senyawa yang dikeluarkan adalah dari

    golongan fenol. Spesies gulma yang diketahui mengeluarkan senyawa-senyawa beracun adalah

    alang-alang (Imperata cylindrica), teki (Cyperus rotundus),Agropyronintermedium, Salvia

    lencophyella, Cynodon dactylon, Cyperus esculentus dan lainnya.

  • 8/10/2019 Kompetisi Gulma Dengan Tanaman

    3/6

    Persaingan menimbulkan akibat negatif berupa penurunan aktivitas pertumbuhan. respon

    nyata sebagai manifestasi persaingan adalah kerdilnya pertumbuhan tanaman, terjadinya klorosis

    atau kondisi kekurangan makan. Disamping itu juga terjadi pengurangan jumlah dan atau ukuran

    organ tanaman yang ditinggalkan. Persaingan juga mengakibatkan penurunan rasio aliran energi

    populasi karena untuk menahan aksi persaingan tersebut.Gulma yang menimbulkan persaingan berat terhadap tanaman adalah

    yang memiliki tajuk dan perakaran yang luas dan banyak, pertumbuhan yang cepat,

    waktu berkecambah dan pemunculan yang lebih awal dari tanaman, kerapatan yang

    cepat meninggi dan berjalur fotosintesis C4. Disamping itu pada setiap penanaman

    terdapat asosiasi spesies gulma yang khas dan gulma yang mempunyai habitat

    vegetatif, metode reproduksi, sifat dan kebutuhan factor lingkungan mirip tanaman akan

    menimbulkan persaingan berat.

    Tumbuhan yang berjalur fotosintesis C4 lebih efisien menggunakan air, suhu dan

    sinar sehingga lebih kuat bersaing berebut cahaya pada keadaan cuaca mendung.

    Oleh karena itu penting untuk memberantas gulma dari familia Cyperaceae dan

    Gramineae (Poaceae) di sekitar rumpun-rumpun padi yang berjalur C3.

    Dari peristiwa persaingan antara gulma dan tanaman pokok didalam

    memperebutkan unsur hara, air dan cahaya matahari, Eussen (1972) menelorkan

    rumus :

    TCV = CVN + CVW + CVL

    di mana TCV = total competition value, CVN = competition value for nutrient, CVW

    = competition value for water dan CVL = competition value for light. Nilaipersaingan total yang disebabkan oleh gulma terhadap tanaman pokok merupakan

    penggabungan dari nilai persaingan untuk hara + nilai persaingan untuk air + nilai

    persaingan untuk cahaya.

    Besar kecilnya (derajad) persaingan gulma terhadap tanaman pokok akan

    berpengaruh terhadap baik buruknya pertumbuhan tanaman pokok dan pada

    gilirannya akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya hasil tanaman pokok. Besar

    kecilnya persaingan antara gulma dan tanaman pokok di dalam memperebutkan

    air, hara dan cahaya atau tinggi rendahnya hambatan terhadap pertumbuhan atau

    hasil tanaman pokok jika dilihat dari segi gulmanya, dipengaruhi oleh beberapa

    faktor seperti berikut ini.

    a. Kerapatan gulma

    Semakin rapat gulmanya, persaingan yang terjadi antara gulma dan tanaman pokok

    semakin hebat, pertumbuhan tanaman pokok semakin terhambat, dan hasilnya

    semakin menurun. Hubungan antara kerapatan gulma dan pertumbuhan atau hasil

    tanaman pokok merupakan suatu korelasi negatif. Suroto dkk. (1996)

    memperlihatkan bahwa perlakuan kerapatan awal teki 25, 50 dan 100 per

  • 8/10/2019 Kompetisi Gulma Dengan Tanaman

    4/6

  • 8/10/2019 Kompetisi Gulma Dengan Tanaman

    5/6

    kemampuan bersaing yang lebih hebat sehingga pertumbuhan tanaman pokok lebih

    terhambat, dan hasilnya semakin menurun.

    Di samping itu kemiripan gulma dengan tanaman juga mempunyai arti

    penting. Masing-masing pertanaman memiliki asosiasi gulma tertentu dan gulma

    yang lebih berbahaya adalah yang mirip dengan pertanamannnya. Sebagai

    contoh Echinochloa crusgallilebih mampu bersaing terhadap padi jika

    dibandingkan dengan gulma lainnya.

    2. Kompetisi Intraspesifik dan Interspesifik

    Gulma dan pertanaman yang diusahakan manusia adalah sama-sama

    tumbuhan yang mempunyai kebutuhan yang serupa untuk pertumbuhan normalnya.

    Kedua tumbuhan ini sama-sama membutuhkan cahaya, air, hara gas CO2dan gas

    lainnya, ruang, dan lain sebagainya. Apabila dua tumbuhan tumbuh berdekatan,

    maka akan perakaran kedua tumbuhan itu akan terjalin rapat satu sama lain dan

    tajuk kedua tumbuhan akan saling menaungi, dengan akibat tumbuhan yang

    memiliki sistem perakaran yang lebih luas, lebih dalam dan lebih besar volumenya

    serta lebih tinggi dan rimbun tajuknya akan lebih menguasai (mendominasi)

    tumbuhan lainnya. Dengan demikian perbedaan sifat dan habitus tumbuhanlah

    yang merupakan penyebab terjadinya persaingan antara individu-individu dalam

    spesies tumbuhan yang sama (intra spesific competitionatau kompetisi intra

    spesifik) dan persaingan antara individu-individu dalam spesies tumbuhan yangberbeda (inter spesific competitionatau kompetisi inter spesifik). Persaingan

    gulma terhadap pertanaman disebabkan antara lain oleh karena gulma lebih tinggi

    dan lebih rimbun tajuknya, serta lebih luas dan dalam sistem perakarannya,

    sehingga pertanaman kalah bersaing dengan gulma tersebut.

    3. Periode Kritis

    Dalam pertumbuhan tanaman terdapat selang waktu tertentu dimana

    tanaman sangat peka terhadap persaingan gulma. Keberadaan atau munculnya

    gulma pada periode waktu tersebut dengan kepadatan tertentu yaitu tingkat

    ambang kritis akan menyebabkan penurunan hasil secara nyata. Periode waktu

    dimana tanaman peka terhadap persaingan dengan gulma dikenal sebagai periode

    kritis tanaman. Periode kritis adalah periode maksimum dimana setelah periode

    tersebut dilalui maka keberadaan gulma selanjutnya tidak terpengaruh terhadap

    hasil akhir. Dalam periode kritis, adanya gulma yang tumbuh di sekitar tanaman

    harus dikendalikan agar tidak menimbulkan pengaruh negatif terhadap

    pertumbuhan dan hasil akhir tanaman tersebut.

  • 8/10/2019 Kompetisi Gulma Dengan Tanaman

    6/6

    Periode kritis adalah periode dimana tanaman pokok sangat peka atau sensitif

    terhadap persaingan gulma, sehingga pada periode tersebut perlu dilakukan

    pengendalian, dan jika tidak dilakukan maka hasil tanaman pokok akan menurun.

    Pada umumnya persaingan gulma terhadap pertanaman terjadi dan terparah pada

    saat 25 33 % pertama pada siklus hidupnya atau - 1/3 pertama dari umur

    pertanaman. Persaingan gulma pada awal pertumbuhan tanaman akan mengurangi

    kuantitas hasil panenan, sedangkan gangguan persaingan gulma menjelang panen

    berpengaruh lebih besar terhadap kualitas hasil panenan. Waktu pemunculan

    (emergence) gulma terhadap pertanaman merupakan faktor penting di dalam

    persaingan. Gulma yang muncul atau berkecambah lebih dahulu atau bersamaan

    dengan tanaman yang dikelola, berakibat besar terhadap pertumbuhan dan hasil

    panenan. Sedangkan gulma yang berkecambah (2-4 minggu) setelah pemunculan

    pertanaman sedikit pengaruhnya.

    Dengan diketahuinya periode kritis suatu tanaman, maka saat penyiangan

    yang tepat menjadi tertentu. Penyiangan atau pengendalian yang dilakukan pada

    saat periode kritis mempunyai beberapa keuntungan. Misalnya frekuensi

    pengendalian menjadi berkurang karena terbatas di antara periode kritis tersebut

    dan tidak harus dalam seluruh siklus hidupnya. Dengan demikian biaya, tenaga dan

    waktu dapat ditekan sekecil mungkin dan efektifitas kerja menjadi meningkat.