kompetensi guru kelas tinggi di madrasah …repository.iainpurwokerto.ac.id/4701/1/cover_bab i_bab...

98
i KOMPETENSI GURU KELAS TINGGI DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PURWOKERTO KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh: Fitri Nurhasanah NIM. 1423305193 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PURWOKERTO TAHUN 2018

Upload: tranminh

Post on 11-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

KOMPETENSI GURU KELAS TINGGI

DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PURWOKERTO

KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto

Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

Fitri Nurhasanah

NIM. 1423305193

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

PURWOKERTO

TAHUN 2018

ii

iii

iv

v

MOTTO

“ Tetaplah Menjadi Manusia, Mengertilah Manusia, dan Manusiakanlah

Manusia”1

_KH. A. Musthofa Bisri_

1 KH. A. Musthofa Bisri dalam akun instagramnya @S.Kakung

vi

PERSEMBAHAN

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Dengan Rahmat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Dengan ini saya persembahkan skripsi ini untuk, kedua orang tua saya, untuk

ayah kandung saya Bapak Suwaryo dan Ibu kandung saya Ibu Lasmirah yang

telah merawat, mendidik dan membesarkan saya dengan segala kasih sayang yang

beliau curahkan kepada saya, dan tidak pernah berhenti berdo‟a untuk kebaikan

anak-anaknya. Orang tua yang selalu mendukung segala keinginan saya dalam

mencapai cita-cita, yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada

saya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan, kasih dan sayang

kepada kedua orang tua saya. Untuk kedua adik saya yang sangat saya sayangi

mas Hanafi Solehudin dan mba Latifattul Fauziya Hamidah, terimakasih telah

memahami dan selalu mendukung apapun yang saya lakukan. Semoga untuk

kedepannya bisa lebih membanggakan orang tua serta membahagiakan keluarga.

Untuk semua teman-teman seperjuangan saya di kelas PGMI E angkatan

2014, semoga kita bisa mencapai kesuksesan bersama, dan kembali dipertemukan

dalam keadaan yang membanggakan. Dan untuk semua teman-teman di Pondok

Pesantren Roudlotul „Ulum, terimakasih untuk 1.440 harinya, susah, sedih, tidur,

makan, main, selalu bareng, semoga masa-masa itu tidak terlupakan dan akan

selalu di kenang. Yang saling memberi semangat satu sama lain. Semoga tetap

menjadi santri dimanapun berada. Aamiin...

vii

KOMPETENSI GURU KELAS TINGGI

DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PURWOKERTO

KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS

Fitri Nurhasanah

1423305193

ABSTRAK

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007

tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yang didalamnya

terdapat beberapa kompetensi diantaranya kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional. Dari sekian kompetensi

yang akan dibahas adalah kompetensi pedagogik seperti yang terdapat dalam

Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 Ayat (3) butir a kompetensi

pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang

meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Adapun rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana Kompetensi Pedagogik Guru kelas Tinggi

di MI Negeri Purwokerto?”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kompetesi

pedagogik guru kelas tinggi di MI Negeri Purwokerto. Penelitian ini

menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang

peneliti gunakan ialah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Semua

data disajikan dengan penyajian data, kemudian analisis data sampai dengan

penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa

guru kelas tinggi MI Negeri Purwokerto memiliki Kompetensi yang sudah baik

dalam mengelola pembelajarannya pada masing-masing kelas. Hal ini dibuktikan

dengan pemahaman guru kelas tinggi terhadap peserta didik, rancangan

pembelajaran guru kelas tinggi yang sistematis dan memperhatikan kondisi

pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan metode mendidik dan menyenangkan

serta memanfaatkan media yang dengan baik, dan evaluasi pembelajaran yang

baik serta mengembangankan dan mengaktualisasikan potensi peserta didik dalam

berbagai kegiatan yang sesuai dengan potensinya. Dengan demikian, bahwa guru

kelas 4, 5 dan 6 di MI Negeri Purwokerto memiliki kompetensi pedagogik yang

sudah baik dan sesuai dengan Badan Standar Nasional Pendidikan.

Kata Kunci : Kompetensi Guru, Guru Kelas Tinggi

KATA PENGANTAR

viii

Bismillahirrohmanirrahim

Dengan mengucap kalimat syukur Alhamdulillah penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada

penulis, sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi. Skripsi ini diajukan

untuk memenuhi sebagian tugas dan syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) pada Institut Agama Islam Negeri Purwokerto. Shalawat serta

salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang

selalu kita harapkan syafaatnya nanti diyaumil akhir.

Terlaksananya seluruh rangkaian kegiatan penelitian hingga terwujudnya

skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang telah memberika

bantuan, fasilitas, bimbingan, arahan, serta motivasi untuk penulis. Untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Dr. Kholid Mawardi, S.Ag., M.Hum., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Purwokerto.

2. Dr. Fauzi, M. Ag., Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Purwokerto.

3. Dr. Rohmat, M.Ag., M. Pd., Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Purwokerto.

4. Drs. H. Yuslam, M.Pd., Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Purwokerto.

5. Dwi Priyanto, S. Ag., M. Pd., Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Madrasah

dan Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Dan juga sebagai

ix

pembimbing Skripsi penulis, terimakasih atas waktu, pengarahan, serta

bimbingan yang begitu berharga bagi penulis.

6. Dr. Ifada Novikasari, M. Pd., Selaku Penasehat Akademik kelas PGMI E

angkatan 2014 IAIN Purwokerto.

7. Seluruh Dosen dan Karyawan IAIN Purwokerto.

8. Seluruh pengajar, staf, dan karyawan Madrasah Ibtidaiyah Negeri Purwokerto

yang telah memfasilitasi dan membantu penulis dalam mengumpulkan data.

Dan telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Abah Kyai. Ahmad Nailut Basith, serta keluarga besar Pondok Pesantren

“Roudlotul „Ulum” Balong, Karang Salam Kidul, Purwokerto Utara.

10. Bapak Suwaryo dan Ibu Lasmirah selaku orang tua penulis yang selalu

memberikan nasehat dan motivasinya kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Serta kedua adik kandung penulis mas Hanafi dan Mba Ifa yang

sangat penulis sayangi.

11. Segenap teman-teman PGMI E angkatan 2014, terima kasih atas kesediaan

menjadi teman berjuang dalam menuntut ilmu selama 4 tahun ini.

12. Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari akan segala keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini,

boleh jadi pembaca menemukan kekurangan dalam skripsi ini. Mudah mudahan

skripsi ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan dapat memberikan inspirasi untuk

peneliti berikutnya. Aaamiin

x

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................... ii

PENGESAHAN ......................................................................................... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................................ iv

MOTTO ..................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Definisi Operasional ............................................................ 4

C. Rumusan Masalah ............................................................... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 8

E. Kajian Pustaka ..................................................................... 9

xii

F. Sistematika Pembahasan ..................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kompetensi Pedagogik ........................................................ 13

1. Pengertian Kompetensi Pedagogik ............................... 13

2. Indikator Kompetensi Pedagogik .................................. 18

3. Kompetensi Pedagogik Guru Kelas di MI/SD .............. 27

B. Guru Kelas ........................................................................... 28

1. Pengertian Guru Kelas .................................................. 28

2. Syarat-syarat Guru Kelas .............................................. 30

3. Tugas dan Peran Guru Kelas ......................................... 34

C. Kelas Tinggi ........................................................................ 41

1. Pengertian Kelas Tinggi ................................................ 41

2. Karakteristik Siswa Kelas Tinggi.................................. 42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................... 44

D. Lokasi Penelitian ................................................................. 45

E. Subjek dan Objek Penelitian ............................................... 45

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 46

G. Teknik Analisis Data ........................................................... 47

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Profil MI Negeri Purwokerto ................................................ 50

B. Penyajian Data ..................................................................... 60

xiii

C. Analisis Data ....................................................................... 75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 80

B. Saran ................................................................................... 81

C. Kata Penutup ....................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam

perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Adapun personil yang

berhubungan langsung dengan tugas penyelenggaraan pendidikan yaitu adalah

guru. Guru sebagai sumber pesan memegang peranan penting dalam proses

pembelajaran. Guru bertugas dalam melaksanakan proses pembelajaran dan

bertanggung jawab terhadap pendidikan. Guru memiliki tugas utama yaitu

mendidik, mengajar, membimbing, dan melatih. Sebagai peran utama dalam

pembelajaran, guru menentukan berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran.2

Guru adalah orang yang memberikan suatu ilmu/kepandaian tertentu

kepada seseorang atau sekelompok orang. Maka untuk menjadi seorang guru

harus memiliki keahlian khusus, pengetahuan/kemampuan dan dituntut untuk

dapat melaksanakan peran-perannya secara profesional. Dalam hal ini tugas

guru tidak hanya mengajar, melatih tetapi juga mendidik. Untuk dapat

melaksanakan perannya guru tersebut harus mempunyai kompetensi sebagai

modal dasar dalam mengembang tugas kewajibannya.3

Sedangkan menurut Hadari Nawawi sebagaimana dikutip oleh Nurfuadi

dalam bukunya yang berjudul “profesionalisme Guru” mengatakan bahwa

pengertian guru dapat dilihat dua sisi. Pertama secara sempit, guru adalah ia

2 Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar (Landasan dan Konsep Implementasi),

(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 50. 3 M. Roqib dan Nur fuadi, Kepribadian Guru (Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2009),

hlm. 118.

2

yang berkewajiban mewujudkan program kelas, yakni orang yang

kerjanya mengajar dan memberikan pelajaran dikelas. Sedangkan secara luas

diartikan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan

pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak dalam

mencapai kedewasaan masing-masing.4

Dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya, guru harus memiliki syarat

tertentu. Menurut Moh. Roqib dan Nurfuadi dalam bukunya yang berjudul

“Kepribadian Guru” menyatakan bahwa kompetensi guru dibagi menjadi 4

(empat) yaitu: (1) mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku

manusia; (2) mengetahui pengetahuan dan menguasai bidang studi yang

dibinanya; (3) mempunyai sikap yang tetap tentang diri sendiri, sekolah, teman

sejawat, dan bidang studi yang dibinanya; (4) mempunyai ketrampilan teknik

mengajar.5

Sedangkan kompetensi yang harus dimiliki guru menurut Undang-

undang guru dan dosen meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional. Keempat

kompetensi tersebut, merupakan kunci keberhasilan dalam menyelenggarakan

pendidikan. Hal ini tentu menjadi tantangan yang berat bagi para guru. Dengan

demikian maka dapat dikatakan bahwa profesi seorang guru bukanlah

pekerjaan yang sederhana, karena guru merupakan ujung tombak dalam

pendidikan.6

4 Nurfuadi, Profesionalisme Guru,(Purwokerto: STAIN Press, 2012), hlm. 54.

5 M. Roqib dan Nur fuadi, Kepribadian Guru......hlm. 119.

6 Fitri Indriani,” Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Ipa Di SD

Dan MI”, (FENOMENA, Volume 7, No 1, 2015), hlm. 18.

3

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada 4 kompetensi yang

sangat berpengaruh bagi guru, salah satunya adalah faktor kompetensi

pedagogik yaitu kompetensi tentang pengetahuan yang dimiliki oleh seorang

guru. Dengan kata lain yaitu mengenai kualifikasi guru, di mana kualifikasi

guru sebagian besar harus berijazah S1 dan belum sesuai dengan bidangnya. Ini

tentu berpengaruh pada kualitas guru itu sendiri, di mana dalam mengajar

sebagian guru masih menggunakan pendekatan konvensional yakni

pembelajaran berpusat pada guru, strategi dan metode yang digunakan belum

bervariasi, metode ceramah lebih dominan dan belum memanfaatkan sumber

belajar selain buku, sehingga pembelajaran terpaku pada buku pelajaran, di

mana buku pegangan siswa dijadikan sebagai acuan dalam melangsungkan

pembelajaran di kelas.

Berdasarkan hasil observasi pendahuluan yang peneliti lakukan di MI

Negeri Purwokerto memperoleh hasil bahwasannya lulusan guru kelas di MI

Negeri Purwokerto masih belum sesuai dengan kualifikasinya. Akan tetapi

sudah memiliki banyak prestasi di dalamnya. Oleh sebab itu, peneliti tertarik

untuk melakukan kajian lebih lanjut terhadap kompetensi pedagogik guru kelas

tinggi di MI Negeri Purwokerto, tanpa maksud mengurangi nilai penting dari

setiap kompetensi, dan peneliti akan mengkaji mengenai kompetensi

pedagogik guru kelas. Karena kompetensi tersebut sangat berpengaruh dalam

mencapai pendidikan, dan kompetensi pedagogik merupakan syarat yang harus

dimiliki oleh guru untuk menunjang berlangsungnya kegiatan pembelajaran

secara efektif.

4

Berdasaran uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah

penelitian dengan mengambil judul skripsi “ Kompetensi Pedagogik Guru

Kelas Tinggi di Madrasah Ibidaiyah Negeri Purwokerto Kecamatan

Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas. “

B. Definisi Operasional

Untuk mempermudahdalm memahami judul penelitian ini dan

menghindari kesalahpahaman terhadap judul yang penulis buat, maka penulis

menjelaskan dan membatasi kata kunci yang terdapat dalam judul penelitian ini

sebagai berikut:

1. Kompetensi Pedagogik

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 Ayat (3)

butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan

mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap

peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil

belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya.7

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam

pengelolaan pembelajaran peserta didik dengan berbasis pendekatan yang

bersifat mendidik, sehingga melaksanakan fungsi profesionalnya dengan

lebih efektif. Menurut Standar Nasional Pendidikan, Kompetensi

pedagogik adalah kemampuan seorang pendidik dalam mengelola

7 E.Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2012), hlm. 75.

5

pembelajaran peserta didik yang meliputi; pemahaman terhadap

karakteristik peserta didik, merencanakan pembelajaran, melaksanakan

pembelajaran, menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil

belajar, menfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.8

2. Guru Kelas

Dalam proses pendidkan, guru tidak hanya menjalankan fungsi alih

ilmu pengetahuan, tetapi berfungsi juga untuk menanamkan pengetahuan

serta membangun karakter peserta didik secara berkelanjutan dan

berkesinambungan. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak

harus mengontrol setiap aktivitas anak.9

Guru adalah orang yang memberikan suatu ilmu/kepandaian

tertentu kepada seseorang atau sekelompok orang. Maka untuk menjadi

seorang guru harus memiliki keahlian khusus, pengetahuan/kemampuan

dan dituntut untuk dapat melaksanakan peran-perannya secara professional

yang dalam tugasnya guru tidak hanya mengajar,melatih tetapi juga

mendidik.10

Sedangkan kata Kelas yaitu suatu tempat di mana terdapat

sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima

pelajaran dari guru.11

8 Fitri Indriani,” Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Ipa Di SD

Dan MI”, (FENOMENA, Volume 7, No 1, 2015), hlm. 19. 9 Binti Maunah, “ Sosiologi Pendidikan”, (Yogyakarta: KALIMEDIA, 2016), hlm. 150.

10 M. Roqib dan Nurfuadi, Kepribadian Guru (Purwokerto: STAIN Press, 2011), hlm.

118. 11

Suyadi, “ Panduan Penellitian Tindakan Kelas “, (Yogyakarta: DIVA Press, 2012),

hlm. 18

6

Dari pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa guru kelas adalah

seorang guru yang mengajar seluruh mata pelajaran di kelas, di mana guru

tesebut memiliki keahlian khusus dalam pengelolaan kelas, dan memiliki

berbagai kompetensi yang menunjang perannya sebagai pendidik, serta

memegang tanggung jawabnya secara utuh di dalam kelas. Selain itu Guru

kelas juga memiliki peran dalam membantu peserta didik untuk dapat

memperoleh pembinaan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan

yang dimiliki.12

3. Kelas Tinggi

Kelas tinggi sekolah dasar / Madrasah Ibtidaiyah, yaitu kelas IV

sampai dengan kelas VI kira-kira umur 9 atau 10 sampai kira-kira umur 12

atau 13 tahun.13

Kelas Tinggi di MI Negeri Purwokerto ini yang akan

diteliti yaitu hanya pada kelas IV dan V saja karena pada kelas VI kegiatan

belajar mengajar sudah tidak lagi efektif karena pada kelas VI sudah fokus

pada pendalaman materi untuk Ujian Nasional. Sehingga peneliti memilih

melakukan penelitian mengenai bagamiana Kompetensi Pedagogik Guru

Kelas Tinggi hanya pada guru kelas IV dan kelas V.

Dengan demikian, guru kelas tinggi merupakan guru yang

mengajar, mendidik dan bertanggung jawab pada kelas tinggi yang mampu

mengarahkan daya fikir realistis siswa dan membantu mencapai hubungan

peserta didik dengan lingkungannya secara logis dan membantu membuat

keputusan/memberi bimbingan dalam membuat keputusan secara logis.

12

Syaiful Sagal, “ Kemampuan profesional Guru dan Tenaga Kependidikan”, (Bandung:

ALFABETA, 2011), hlm. 6. 13

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 90

7

Guru kelas tinggi yang dimaksud adalah guru kelas IV, V dan VI. Oleh

sebab itu, pentingnya peran guru kelas tinggi yang memiliki kompetensi

pedagogik secara matang untuk mempersiapkan peserta didiknya dalam

pembelajaran.

4. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Purwokrto

MI Negeri Puwokerto adalah suatu lembaga Pendidikan dasar yang

dijadikan tempat penelitian oleh penulis. MI negeri Purwokerto merupakan

lembaga pendidikan yang berciri khas islam dan berada dibawah naungan

Kementrian Agama Republik Indonesia. Kedudukan MI dalam dunia

pendidikan setara dengan SD, hanya saja berbeda naungannya. MI Negeri

Purwokerto beralamat di Jln. Kaliputih no 14 Kecamatan Purwokerto

Timur Kabupaten Banyumas.

Berdasarkan definisi operasional di atas, maka yang dimaksud dari

judul dalam skripsi yang akan dibuat oleh penulis adalah penelitian

lapangan tentang kompetensi pedagogik guru kelas tinggi yang ada di MI

Negeri Purwokerto.

C. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah dan definisi operasional

tersebut, maka rumusan masalah dalam proposal penelitian ini adalah:

“Bagaimana Kompetensi Pedagogik Guru kelas Tinggi di MI Negeri

Purwokerto?”.

8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai kompetensi pedagogik

guru kelas tinggi di MI Negeri Purwokerto.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Secara Teoritis

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah untuk menambah dan

memperkaya wawasan keilmuan kita semua, serta dapat digunakan

sebagai sumber pustaka dalam hal pengetahuan mengenai peran

penting kompetensi Pedagogik seorang Guru kelas. Sehingga dapat di

gunakan sebagai pembelajaran dan dapat diambil manfaatnya.

b. Secara Praktis

1.) Dengan melakukan penelitian ini dapat menambah wawasan dan

pengetahuan bagi penulis khususnya mengenai Kompetensi

Pedagogik yang harus dimiliki oleh Guru Kelas.

2.) Dengan adanya hasil penelitian ini juga bertujuan untuk

menumbuhkan kesadaran akan pentingnya Kompetensi Pedagogik

bagi Guru.

3.) Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan rujukan

ilmiah tentang Kompetensi Pedagogik Guru Kelas di MI.

9

4.) Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu

sumber pustaka di Istitut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto

khususnya program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

(PGMI).

E. Kajian Pustaka

Untuk mendukung proposal ini, penulis berusaha melakukan penelitian

terhadap pustaka yang ada yang berupa karya-karya terdahulu yang mempunyai

relevansi terhadap topik yang akan diteliti. Dalam tinjauan pustaka ini penulis

mengambil beberapa sumber yang ada kaitannya dalam penulisan skripsi

penulis.

Adapun yang menjadi bahan tinjauan pustaka pada skripsi ini adalah

sebagai berikut :

1. Dalam skripsi yang ditulis oleh Ahmad Musaffa Jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di IAIN Purwokerto,

tahun 2017, dengan judul “Kompetensi Pedagogik Duru Pendidikan

Agama Islam di SMK Ma‟arif NU 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas

Tahun Pelajaran 2016/2017”. Terdapat persamaan antara penelitian

tersebut dengan penelitian yang akan peneliti lakukan, persamaannya yaitu

terletak pada obyek yang akan di teliti yaitu Kompetensi Pedagogik yang

dimiliki seorang Guru. Kemudian perbedaanya terletak pada subyeknya

yaitu jika pada skripsi Ahmad Musaffa subjeknya adalah guru PAI

sedangkan peneliti memfokuskan pada Guru Kelas.

10

2. Selanjutnya yaitu skripsi dari Hayin Rafina jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah dan ilmu Keguruan IAIN Purwokerto tahun 2017

yang berjudul “ Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru Pendidikan

Agama Islam se-Gugus Pamuji Kecamatan karanglewas Kabupaten

Banyumas”. Dengan persamaan yaitu sama-sama meneliti tentang

Kompetensi Pedagogik guru dan perbedaanya terletak pada obyeknya

yaitu dalam skripsi Hayin Rafina meneliti tentang Guru PAI dan bukan

hanya meneliti tentang Kopetensi Pedagogik tetapi juga meneliti tentang

Profesional guru.sedangkan peneliti berfokus pada Kompetensi Pedagogik

Guru Kelas.

3. Berikutnya yaitu skripsi dari Che-Aisyah cheleh mahasiswa jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Purwokerto tahun 2017 yang berjudul “ Kompetensi Pedagogik Guru PAI

di MI Negeri Purwkerto”. Kesamaan dari skripsi tersebut dengan

penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama meneliti

tentang Kompetensi Pedagogik Guru serta lokasi penelitian yang sama

yaitu di MI Negeri Purwokerto. Sedangkan perbedaanya yaitu terletak

pada obyek yang di teliti, jika dalam skripsi Che-Aisyah menelitu Guru

PAI jika peneliti meneliti Guru Kelas.

F. Sistematika Pembahasan

Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian

awal, bagian utama dan bagian akhir.

11

Bagian awal skripsi meliputi halaman formalitas, yaitu halaman judul,

halaman pernyataan keaslian, halaman pengesahan, halaman nota

pembimbing, halaman motto, halaman persembahan, abstrak, kata pengantar

dan daftar isi.

Bagian utama skripsi memuat pokok-pokok permasalahan yang terdiri

dari bab I sampai dengan bab V, yaitu :

Bab I Pendahuluan, yaitu berisi tentang dasar-dasar pokok pikiran

sebagai landasan awal penelitian yang memberikan gambaran penelitian yang

dilakukan. Di dalamnya mencakup Latar Belakang Masalah, Definisi

Operasional, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Kajian

Pustaka dan Sistematika Pembahasan.

Bab II Landasan Teori berisikan landasan teori yang terdiri dari

beberapa sub bab yaitu sub bab pertama mengenai kompetensi pedagogik,

meliputi pengertian Kompetensi Pedagogik ,Indikator Kompetensi Pedagogik,

Kompetensi Pedagogik guru kelas di MI/SD, sub bab kedua Guru Kelas

meliputi Pengertian Guru kelas , syarat-syarat guru kelas, tugas dan peran

guru kelas, dan sub bab yang ketiga pengertian Kelas Tinggi, karakteristik

siswa kelas tinggi.

Bab III Metode Penelitian, meliputi Jenis Penelitin, Lokasi Penelitian,

Subjek dan Objek Penelitian, Metode Pengumpulan Data dan Teknik Analisis

Data.

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian, berisi Gambaran Umum MI

Negeri Purwokerto meliputi sejarah berdirinya MI Negeri Purwokerto, Letak

12

Geografis, Visi Misi, Keadaan Guru dan Siswa, Sarana dan Prasarana;

Penyajian Data dan Analisis Data.

Bab V Penutup, di dalamnya memuat Kesimpulan, Saran-Saran, dan

Kata Penutup.

Pada bagian akhir skripsi ini berisi Daftar Pustaka, Lampiran-

Lampiran dan Daftar Riwayat Hidup.

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kompetensi Pedagogik

1. Pengertian Kompetensi Pedagogik

Keberhasilan suatu proses belajar mengajar sangat tergantung pada

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Kemampuan yang

dimaksud adalah serangkaian kompetensi yang dimiliki oleh guru, baik

yang menyangkut dengan kemampuan pribadinya, kemampuan dalam

berinteraksi dengan siswa, kemampuan memilih dan menentukan media,

serta metode dalam pembelajaran dan kemampuan dalam mengembangkan

materi pembelajaran.

Kompetensi secara bahasa diartikan sebagai kecakapan dan

kemampuan. Dalam kamus bahasa Indonesia, kompetensi diartikan

kewenangan, untuk memutuskan atau bertindak. Secara istilah kompetensi

mencakup beragam aspek, tidak saja terkait dengan fisik dan mental, tetapi

juga aspek spiritual, hal tersebut dikarenakan, kompetensi guru merupakan

perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan

spiritual yang secara kafah membentuk kompetensi standar profesi guru,

yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik,

14

pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan

profesionalisme.14

Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa :”Kompetensi

adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus

dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan

tugas keprofesionalan.”15

Menurut Gordon sebagaiman yang dikutip oleh E. Mulyasa,

menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep

kompetensi, yaitu sebagai berikut :

a. Pengetahuan (Knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif

yaitu mengenai bagaimana seorang guru mengetahui kebutuhan belajar

serta mengetahui bagaiman melaksanakan pembelajaran terhadap

peserta didik sesuai dengan kebutuhan.

b. Pemahaman (Understanding); yaitu kedalaman kognitif atau

pemahaman seorang guru terhadap karakteristik dan kondisi peserta

didik agar dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien.

c. Kemampuan (Skill); yaitu kemampuan seorang guru dalam melakukan

tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya untuk memberi

kemudahan kepada peserta didik dalam memahami pelajaran.

14

Fitri Indriani, Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Mengelola Pembelajaran IPA dI SD

dan MI, FENOMENA, Volume 7, No 1, 2015 15

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi:Konsep, Karakteristik, dan

Implementasi,, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 25.

15

d. Nilai (Value); yaitu suatu standar perilaku yang diyakini secara

psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.

e. Sikap (Attitude); yaitu suatu perasaan atau reaksi terhadap rangsangan

yang datang dari luar.

f. Minat (Interest); yaitu suatu kecenderungan seseorang untuk

melakukan suatu perbuatan, seperti ketertarikan untuk mempelajari

sesuatu.16

Dari definisi tersebut, maka yang dimaksudkan dengan kompetensi

guru adalah seperangkat kewenangan, pengetahuan, dan kemampuan, serta

perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan

dalam melaksanakan tugas profesi sebagai guru.

Secara etimologi, kata pedagogik berasal dari bahasa Yunani, paedos

dan agogos (paedos = anak dan agoge = mengantar atau membimbing).

Karena itu, pedagogik berarti membimbing anak. Tugas membimbing ini

melekat dalam tugas seorang pendidik, baik guru atau orang tua. Karena

itu, pedagogik berarti segala usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk

membimbing anak muda menjadi manusia yang dewasa dan matang.17

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir

a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan seorang

guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi

pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, dan pelaksanaan

16

E. Mulyasa, Kurikulum berbasis Kompetensi, (Bandung; Remaja rosdakarya, 2002),

hlm. 39 17

Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru: Konsep Dasar, Problematika, dan

Implementasinya, (Jakarta: Indeks, 2011), hlm. 28-29

16

pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.18

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan

peserta didik meliputi, pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat

pendidikan, pemahaman guru mengenai potensi dan keragaman peserta

didik sehingga dapat mendesain strategi pelayanan belajar sesuai dengan

kemampuan peserta didik. Selain itu guru juga harus mampu

mengembangkan kurikulum / silabus baik dalam bentuk dokumen maupun

implementasi dalam bentuk pengalaman belajar, guru mampu menyusun

rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Selanjutnya yaitu guru dituntut untuk mampu

melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan

interaktif sehingga embelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan. Seorang guru juga harus mampu melakukan evaluasi hasil

belajar dengan memenuhi prosedur dan standar, dan juga mampu

mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan

intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk menunjukan potensi dan

kemampuan peserta didik.19

Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007

tentang guru juga dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik merupakan

kemampuan guru dalam pengelolaan peserta didik yang sekurang-

kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut :

18

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,....., hlm. 75. 19

Syaiful sagala, Kemampuan profesional guru dan tenaga pendidikan, (Bandung;

ALFABETA; 2011), hlm. 32

17

a. Sub komponen kompetensi wawasan kependidikan

1) Memahami landasan kependidikan

2) Memahami kebijakan

3) Memahami tingkat perkembangan siswa

4) Memahami pendekatan pembelajaran sesuai materi

5) Menerapkan kerjasama dalam memanfaatkan kemajuan iptek

terutama untuk Word processor dan spread sheet (contoh microsoft

word , exel )

b. Memahami peserta didik secara mendalam

1) Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip

kognitif

2) Memahami pesrta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip

kepribadian

3) Mengidentifikasi bekal ajar untuk peserta didik

c. Merancang pembelajaran

1) Memahami landasan pendidikan

2) Menerapkan teori belajar dan pembelajaran

3) Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik

peserta didik dan kompetensi yang akan dicapai

4) Menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang

dipilih

d. Melaksanakan pembelajaran

1) Menata latar (setting) pembelajaran

18

2) Melaksanakan pembelajaran yang kondusif

e. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran

1) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran , proses

pembelajaran, dan hasil pembelajaran secara berkesinambungan

dengan berbagai metode

2) Menganalisis hasil evaluasi untuk menentukan tingkat ketuntasan

belajar

3) Memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk memperbaiki

kualitas program pembelajaran secara umum

f. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya

1) Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi

akademik dan non akademik

g. Sub komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran

1) Menyusun rencana pemnelajaran

2) Melaksanakan pembelajaran

3) Melaksanakan penilaian prestasi belajar peserta didik

4) Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prstasi belajar peserta

didik.20

2. Indikator Kompetensi Pedagogik

a. Kemampuan Mengelola Pembelajaran

20

Nasrul, Profesi dan Etika Keguruan, (yogyakarta : aswaja Pressindo, 2014 ) hlm. 40-41

19

Dalam hal ini, guru harus memiliki kemampuan perencanaan,

pelaksanaan, dan pengendalian. Hal tersebt merupakan tiga fungsi

manajerial dalam menentukan kemampuan guru mengelola

pembelajaran.

1) Yang dimaksud dengan perencanaan yaitu yang menyangkut

penetapan tujuan, dan kompetensi serta memperkirakan cara

bagaimana mencapainya. Dalam hal ini guru harus bisa mengambil

keputusan tentang proses pembeajaran, dan guru harus melakukan

berbagai pilihan untuk mencapai suatu tujuan pebelajaran.

2) Pelaksanaan atau implementasi, yaitu suatu proses pengorganisasian

yang memberikan kepastian dalam melakukan pembelajaran telah

memiliki sarana dan prasarana yang diperlukan sehingga dapat

mencapai tujuan yang diinginkan.

3) Pengendalian atau evaluasi, yaitu bertujuan untuk menjamin kinerja

yang dicapai sesuai dengan rencana dan tujuan, yang telah

ditetapkan. Dalam hal ini guru harus mengambil langkah-langkah

atau tindakan perbaikan apabila terdapat perbedaan antara proses

pembelajaran yang terlaksana dengan perencanaan.

b. Pemahaman Terhadap Pesrta Didik

Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu indikator

kompetensi pedagogik yang harus dimiiki oleh seorang guru. Sedikitnya

terdapat empat hal yang harus dipahami oleh guru terhadap peserta

20

didik, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, kondisi fisik / cacat fisik,

dan perkembangan kognitif.

c. Perancangan Pembelajaran

Perancangan pembelajaran yaitu merupakan salah satu indikator

kompetensi pedagogik yang mencakup tiga hal antara lain identifikasi

kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program

pembelajaran.

1) Identifikasi kebutuhan yaitu merupakan kesenjangan antara apa

yang seharusnya dengan kondisi yang sebenarnya, yaitu suatu yang

harus dipenuhi untuk mencapai suatu tujuan. Identifikasi kebutuhan

ini bertujuan antara lain untuk melibatkan serta memotivasi peserta

didik agar kegiatan belajar dirasakan sebagai bagian dari kehidupan

mereka, dan mereka timbul rasa memilikinya.

2) Identifikasi kompetensi merupakan komponen utama yang harus

dirumuskan dalam pembelajaran, yang memiliki peran penting dan

menentukan arah pembelajaran. Identifikasi kompetensi harus di

pelajari dan sangat diperlukan oleh peserta didik agar dinilai sebagai

wujud hasil belajar yang mengacu pada pengalaman langsung.

Peserta didik juga perlu mengetahui tujuan belajar, dan tingkat-

tingkat penguasaan yang akan digunakan sebagai kriteria

pencapaian , da dikembangkan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah

21

ditetapkan, sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap

kompetens-kompetensi yang sedang dipelajari.

3) Penyusunan Program Pembelajaran yaitu brmuara pada Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimana didalamnya mencakup

komponen program pembelajaran jangka pendek seperti kegiatan

belajar dan proses pelaksanaan program. Serta didalam RPP ini

menckup berbagai komponen kompetensi dasar, materi standar,

metode dan teknik, media dan sumber belajar, waktu belajar, dan

daya dukung lainnya.

d. Pelaksanaan Pembelajaran Yang Mendidik dan Dialogis

Pembelajaran yang mendidik dan dialogis merupakan respon terhadap

praktek pendidikan anti realitas. Hal ini berarti, bahwa pelaksanaan

pembelajaran harus berangkat dari proses dialogis antar sesama subjek

pembelajaran, sehingga melahirkan pemikiran kritis dan komunikasi.

Dalam pembelajaran, guru harus mampu mengkondisikan lingkungan

agar menunjang terjadinya perubahan perilaku dan pembentukan

kompetensi peserta didik.

e. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran

Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran

dimaksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan

pembelajaran. Dalam hal ini guru dituntut untuk memiliki kemampuan

menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu

sistem jaringan komputer yang dapat diakses oleh peserta didik. Oleh

22

sebab itu, seorang guru dan calon guru dibekali dengan berbagai

kompetensi yang berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi sebagai teknologi pembelajaran.

f. Evaluasi Hasil Belajar

Seorang guru harus melakukan evaluasi belajar, hal itu dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana perubahan perilaku dan pembentukan

kompetensi peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan penilaian

kelas dengan tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan,

dan sertifikasi, serta penilaian program.

g. Pengembangan Peserta Didik

Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi

pedagogik yang harus dimiliki oleh guru, untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Adapun cara

yang dapat dilakukan oleh guru dalam melakukan pengembangan

kemampuan peserta didik yaitu, melalui kegiatan ekstra kurikuler,

pengayaan dan remidial, serta melakukan bimbingan dan konseling

terhadap peserta didik. 21

Adapun indikator kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh

seorang guru yang tercantum dalam Permendiknas No.16 Tahun 2007 yaitu,

sebagai berikut : 22

21

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,...., hlm. 75-111. 22

Lampiran Permendiknas no.16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan

Kompetensi Guru

23

Tabel 1

Indikator Kompetensi Pedagogik menurut Permendiknas No. 16 Tahun 2007

No Sub Kompetensi Indikator Kompetensi

1 Memahami Karakteristik peserta

didik dari aspek fisik, moral,

spiritual, sosial, kultural,

emosional, dan intelektual.

1.1 Memahami peserta didik yang

berkaitan dengan aspek fisik,

mental, sosial, emosional,

moral, spiritual, dan latar

belakang

1.2 Mengidentifikasi potensi

peserta didik dalam mata

pelajaran di SD/MI

1.3 Mengidentifikasi bekal-bekal

awal peserta didik dalam mata

pelajaran di SD/MI

1.4 Mengidentifikasi kesulitan

belajar sekolah dasar dalam

mata pelajaran SD/MI.

2 Menguasai teori belajar dan

prinsip-prinsip pembelajaran

yang mendidik.

2.1 Memahami berbagai teori

belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik

terkait dengan lima mata

pelajaran SD/MI.

2.2 Menerapkan berbagai

pendekatan, strategi, metode,

dan tehnik pembelajaran yang

mendidik secara kreatif dalam

lima mata pelajaran SD/MI.

2.3 Menerapkan pendekatan

pembelajaran tematis,

khususnya di kelas-kelas awal

SD/MI.

3 Mengembangkan kurikulum

yang terkait dengan mata

pelajaran/bidang pengembangan

yang diampu.

3.1 Memahami prinsip-prinsip

pengembangan kurikulum.

3.2 Menentukan tujuan lima mata

pelajaran SD/MI

3.3 Menentukan pengalaman

belajar yang sesuai untuk mencapai

tujuan lima mata pelajaran SD/MI.

3.4 Memilih materi lima mata

pelajaran SD/MI yang terkait

dengan pengalaman belajar dan

tujuan pembelajaran.

3.5 Menata materi pembelajaran

secara benar sesuai dengan

pendekatan yang dipilih dan

24

karakteristik peserta didik usia

SD/MI.

3.6 Mengembangkan indikator dan

instrumen penilaian.

4 Menyelenggarakan

pembelajaran yang mendidik.

4.1 Memahami prinsip-prinsip

perancangan pembelajaran yang

mendidik

4.2 Mengembangkan komponen-

komponen rancangan pembelajaran

4.3 Menyusun rancangan

pembelajaran yang lengkap, baik

untuk kegiatan di dalam kelas,

laboratorium, maupun lapangan

4.4 Melaksanakan pembelajaran

yang mendidik di kelas,

laboratorium, maupun lapangan

4.5 Menggunakan media

pembelajaran sesuai dengan

karakterikstik peserta didik dan

lima mata pelajaran SD/MI untuk

mencapai tujuan pembelajaran

secara utuh

4.6 Mengambil keputusan

transaksional dalam lima mata

pelajaran SD.MI sesuai dengan

situasi yang berkembang.

5 Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk

kepentingan pembelajaran.

5.1 Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi dalam

pembelajaran

6 Memfasilitasi pengembangan

potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimiliki.

6.1 Menyediakan berbagai kegiatan

pembelajaran untuk mendorong

peserta didik mencapai prestasi

belajar secara optimal.

6.2 Menyediakan berbagai kagiatan

pembelajaran untuk

mengaktualisasikan potensi peserta

didik termasuk kreativitasnya

7 Berkomunikasi secara efektif,

empatik, dan santun dengan

peserta didik

7.1 Memahami berbagai strategi

berkomunikasi yang efektif,

empatik, dan santun., baik secara

lisan maupun tulisan

7.2 Berkomunikasi secara efektif,

empatik, dan santun dengan peserta

didik dengan bahasa yang khas

dalam interaksi kegiatan/permainan

25

yang mendidik yang terbangun

secara siklikal

8 Menyelenggarakan penilaian dan

evaluasi proses dan hasil belajar

8.1 memahami prinsip-prinsip

penilaian dan evaluasi proses dan

hasil belajar sesuai dengan

karakteristik lima mata pelajaran

SD/MI

8.2 menentukan aspek-aspek proses

dan hasil belajar yang penting

untuk dinilai dan dievaluasi sesuai

dengan karakteristik lima mata

pelajaran SD/MI

8.3 Menentukan prosedur penilaian

dan evaluasi proses dan hasil

belajar

8.4 mengembangkan instrumen

penilaian dan evaluasi proses dan

hasil belajar

8.5 Mengadministrasikan penilaian

proses dan hasil belajar secara

berkesinambungan dengan

menggunakan berbagai instrumen

8.6 Menganalisis hasil penilaian

proses dan hasil belajar untuk

berbagai tujuan

8.7 melakukan evaluasi proses dan

hasil belajar

9 Memanfaatkan hasil penilaian

dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran

9.1 menggunakan informasi hasil

penilaian dan evaluasi untuk

menentukan ketuntasan belajar

9.2 Menggunakan informasi hasil

penilaian dan evaluasi untuk

merancang program remedial dan

pengayaan

9.3 Mengkomunikasikan hasil

penilaian dan evaluasi kepada

pemangku kepentingan

9.4 Memanfaatkan informasi hasil

penilaian dan evaluasi

pembelajaran untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran

10 Melakukan tindakan reflektif

untuk peningkatan kualitas

pembalajaran

10.1 Melakukan refleksi terhadap

pembelajaran yang telah

dilaksanakan

10.2 Memanfaatkan hasil refleksi

untuk perbaikan dan

26

pengembangan pembelajaran lima

mata pelajaran SD/MI

10.3 Melakukan penelitian tindakan

kelas untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran lima mata pelajaran

SD/MI.

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,

keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk

kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,

pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,

pengembangan pribadi dan profesionalisme.

Kompetensi guru diperlukan dalam rangka mengembangkan dan

mendemonstrasikan perilaku pendidikan, bukan sekedar mempelajari

keterampilan.23

Dan pada masa anak usia sekolah dasar mereka memiliki

karakteristik tersendiri. Mereka masih senang dengan bermain, aktif

bergerak, senang bekerja sama dalam kelompok, dan senang melakukan

sesuatu secara langsung. Dengan demikian maka kompetensi sangat di

butuhkan oleh seorang guru. Terlebih lagi oleh seorang guru kelas, dimana

peserta didik memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga guru harus

benar-benar mendalami mengenai materi, dimana dalam hal tersebut

termasuk kedalam kompetensi pedagogik seorang guru.24

3. Kompetensi Pedagogik Guru Kelas di MI / SD

Berikut ini akan peneliti bahas mengenai kompetensi pedagogik yang

dimiliki oleh guru kelas tinggi di MI / SD :

23

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,...., hlm. 26. 24

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik,..., hlm. 35

27

1. Seorang guru kelas harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi

kompetensi yang akan dicapai. Dengan menghubungkan latar belakang

dan kemampuan dari masing-masing peserta didik. Sehingga guru dapat

merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.

2. Guru kelas harus mampu melihat sejauh mana keterlibatan peserta didik

dalam pembelajaran. Seorang guru kelas harus memperhatikan

bagaimana sikap dan sifat dari peserta didik. Dan memperhatikan semua

peserta didik, sehingga peserta didik aktif dalam pembelajaran.

3. Guru kelas harus mampu memaknai kegiatan belajar. Yang dimaksud

dalam hal ini adalah seorang guru kelas harus memperhatikan

bagaimana pembelajaran berjalan, apakah pembelajaran dilaksanakan

secara tuntas dan rinci, apakah semua materi tersampaikan, dan apakah

semua peserta didik memahami apa yang teral dipelajari.

4. Guru kelas harus memahami perkembangan peserta didiknya, terlebih

lagi pada masa MI / SD karena peserta didik masih dalam masa

perkembangan yang sangat sensitif. Dengan mengetahui perkembamgan

peserta didik, seorang guru untuk memahami pola pikir dari peserta

didik, perasaan dan tingkah laku peserta didik.

5. Seorang guru kelas harus mampu melakukan penilaian. Yaitu penilaian

mengenai apakah tujuan pembelajaran tercapai dengan baik, serta

mengetahui sejauh mana hasil yang dicapai oleh peserta didik selama

masa pembelajaran.25

25

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,...., hlm. 29-30.

28

Dengan adanya penejelasan mengenai berbagai indikator kompetensi

pedagogik seorang guru kelas diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman

guru terhadap kompetensi pedagogik sangatlah dibutuhkan. Terlebih lagi

telah di jelaskan dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir a

bahwa kompetensi Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik yang meliputi pemahman terhadap peserta didik, perancangan

dan pelaksanaan, pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan perkembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh

peserta didik.26

B. Guru Kelas

1. Pengertian Guru Kelas

Kata Guru berasal dari kosa kata dalam bahasa India yang berarti

orang yang mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara. Sementara

dalam bahasa jawa, guru memiliki arti menunjuk pada seseorang yang

harus digugu dan ditiru.sedangkan secara traisional guru berarti sebagai

seseorang yang berdiri didepan kelas untuk menyampaikan ilmu

pengetahuan.27

. menurut Moh. Uzer Usman, guru adalah jabatan atau

profesi yang memerlukan keahlian khusus . pekerjaan yang tidak dapat

dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan

kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam

bidang-bidang tertentupun belum dapat disebut sebagai guru. Untuk

26

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,...., hlm. 75. 27

Hamzah B Uno, Profesi kependidikan, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010), hlm. 15.

29

menjadi seorang guru maka dibutuhkan syarat-syarat khusus, terlebih lagi

menjadi seorang guru yang profesional sangat dibutuhkan penguasaan

dalam pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan

lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan

tertentu.28

Dan Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 tahun

2005, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, nelatih, menilai dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.29

Sedangkan kata Kelas yaitu suatu tempat di mana terdapat

sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima

pelajaran dari guru.30

Guru kelas dapat diartikan sebagai orang dewasa

yang secara sadar bertanggung jawab untuk mendidik, mengajar, dan

membimbing peserta didik serta memiliki kemampuan merancang

program pembelajaran, menata dan mengelola kelas agar dapat mencapai

tujuan pendidikan.31

2. Syarat-Syarat Guru Kelas

Menurut pendapat zakiah daradjat syarat untuk menjadi guru yang

baik yaitu hendaknya bertakwa kepada Allah, berilmu, sehat jasmaniyah,

28

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2005), hlm. 5. 29

Nasrul HS, Profesi & Etika Keguruan, (Yogyakarts : Aswaja Pressindo : 2014), hlm.

19. 30

Suyadi, Panduan Penellitian Tindakan Kelas , (Yogyakarta: DIVA Press, 2012), hlm.

18 31

Hamzah B Uno, Profesi kependidikan.... hlm. 15.

30

memiliki akhlak yang baik, bertanggung jawab, dan berjiwa nasional.

Yang dimaksud dari hal tersebut yaitu :

a. Takwa kepada Allah

Sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan islam, maka syarat takwa

kepada Allah sangatlah penting. Diaman seorang guru merupakan

teladan bagi peserta didiknya. Selain itu juga hal ini menjadi tolak ukur

sejauh mana seorang guru mampu memberikan teladan bagi peserta

didiknya. Supaya menjadi generasi penerus yang baik dan mulia.

b. Berilmu

Dalam hal ini ijazah bukanlah hanya selemba kertas, melainkan

sebagai tanda bahwa seseorang yang telah memiliki ijazah itu berarti

dia telah memiliki ilmu untuk di ajarkan. Dengan ijazah tersebut pula

seseorang dapat melamar dan untuk mendapatkan suatu jabatan yaitu

sebagai seorang guru.

c. Sehat jasmani

Yaitu seorang guru haruslah memiliki kesehatan yang bagus, tidak

mudah sakit, apa lagi seorang gru memiliki penyakit yang menular.

Hal tersebut dapat membahayakan bagi peserta didiknya. Dapat

mengakibatkan guru sering absen sehingga merugikan peserta didik

dan pembelajaran tidak berlangsung dengan baik.

d. Berkelakuan baik

Budi pekerti seorang guru sangatlah penting dalam dunia pendidikan.

Seorang guru haruslah mampu memberikan teladan yang baik bagi

31

peserta didiknya. Hendaknya memiliki sifat mulia dengan mencintai

profesinya sebagai eorang guru, bersikap adil terhadap peserta didik,

berwibawa, berprilaku sabar dan tenang, gembira, bersifat manusiawi,

bekerjasama dengan guru lain da jga masyarakat.32

Sedangkan menurut tokoh Ki Hajar Dewantara, syarat menjadi

seorang guru yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karso,

Tut Wuri Handayani, dimana maksud dari kalimat tersebut sebagai berikut :

a. Ing Ngarsa Sung Tuladha

Yang dimaksud dengan kalimat tersebut yaitu mengenai

bagaimana akhlak atau perilaku seorang guru. Sebagai seorang guru itu

menjadi contoh atau panutan bagi peserta didiknya. Guru itu diibaratkan

cermin bagi peserta didiknya, sebagaimana guru bertindak maka seperti

itu pula tindakan peserta ddiknya. Oleh sebab itu seorang guru sangatlah

berpengaruh dalam perkembangan peserta didiknya, dan guru harus

betul-betul menjadi teladan bagi semua orang disekitarnya, bukan hanya

peserta didik tetapi juga masyarakat.

b. Ing Madya Mangun Karso

Yang selanjutnya yaitu Ing Madya Mangun Karso, dimana kunci

sukses pendidikan yaitu minat dan semangat belajar. Seorang guru harus

mampu memberikan semangat atau doronga pada peserta didik dalam

belajar. Sehingga akan tumbuh sikap percaya diri pada peserta didik dan

mampu berfikir kritis dan mandiri.

32

Zakiah Daradjat, Ilmu Pwndidikan Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 40-44.

32

c. Tut Wuri Handayani

Seorang guru haruslaj pandai mengayomi dan mengasuh peserta

didik. Karena dapat dikatakan bahwa guru adalah orang tua kedua. Guru

tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik. Bukan hanya memberikan

teori tetapi juga memberi perlindungan.33

Dengan adanya beberapa pendapat diatas, adapun syarat-syarat

menjadi guru kelas di Madrasah Ibtidaiyah yaitu sebgai berikut :

a. Berpenampilan Rapi

Seorang guru kelas di Madrasah Ibtidaiyah hendaknya

berpenampilan menarik, bukan berarti menggunakan aksesoris atau

riasan wajah yang berlebihan. Akan tetapi berpenampilan bersih,

wangi, rapi, sehingga tidak memberikan contoh yang buruk terhadap

peserta didik

b. Bisa mengatur suara

Dalam hal ini, seorang guru alangkah lebih baik menjaga

suaranya. Yang dimaksudkan yaitu seorang guru harus lebih pandai

menggunakan intonas saat sedang berbicara denga peserta didik,

jangan terlalu keras dan jangan terlalu pelan. Karena intonasi saat

bicara atau nada saat bicara sangat berpengaruh terhadap peserta

didik.

c. Ekspresi wajah

33

Siti Suwadah Rimang, meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna,(Bandung:

Alfabeta, 2011), hlm. 11.

33

Ekspresi seorang guru ketika berada dihadapan peserta didik

harus sangat dijaga, seorang guru harus menampilkan ekspresi wajah

yang ceria dan ramah. Seorang guru harus pandai menempatkan

berbagai ekspresi di waktu yang tepat. Baik itu ekspresi saat tegas,

bergurau, dan marah.

d. Penguasaan dalam materi

Seorang guru tidak hanya dipandang dari segi fisik akan tetapi

dilihat juga dari caranya menyampaikan materi.

e. Mengajar secara total

Seorang guru yang baik, apabila melakukan pembelajaran

hendaknya memfokuskan dirinya terhadap peserta didik,

memberikan waktunya sepenuhnya kepada peserta didik. Hindari

sikap acuh terhadap peserta didik, guru tidak hanya menyampaikan

materi saja akan tetapi guru juga harus membuat peserta didik

paham terhadap materi yang disampaikan.

f. Masuk ke dunia anak-anak

Seorang guru harus memahami dunianya anak-anak, oleh

karena itu seorang guru harus memahami perkembangan peserta

didik. Dengan sikap tersebut maka peserta didik akan merasa

diperhatikan, sehingga dapat terbentuk pembelajaran yang lebih

baik.

g. Dekat dengan orang tua peserta didik

34

Fokus seorang guru kelas tidak hanya kepada peserta didik

akan tetapi juga memperhatikan orang tua peserta didik. Hal tersebut

bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan

pertumbuhan peserta didik dirumah, serta kebiasaan-kebiasaan apa

saja yang sering dilakukan oleh peserta didik dirumah. Sehingga

orang tua dan guru bersama-sama mengkomunikasikan solusi apa

yang dapat diberikan kepada peserta didik.34

Dengan demikian, syarat guru dalam mengajar di Madrasah

Ibtidaiyah Kelas tinggi yaitu dengan memiliki penampilan yang rapi,

bisa mengatur intonasi suara saat berbicara, pandai dalam mengatur

ekspresi wajah dengan peserta didik, mengajar peserta didik dengan

totalits, mampu masuk kedalam dunia anak-anak, melakukan interaksi

dengan orang tua guna memperhatikan perkembangan dan permasalahan

peserta didik.

3. Tugas dan Peran Guru Kelas

Guru sangatlah memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh

dinas maupun dalam bentuk pengabdian. Adapun tugas guru yaitu tugas

dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang

kemasyarakatan.35

Tugas guru dalam bidang profesi yaitu meliputi, mendidik,

mengajar, dan melatih peserta didik. Seorang guru harus sadar bahwa

tugas dan tanggung jawabnya tidak bisa dilakukan oleh ornag lain. Dan

34

Siti Suwadah Rimang, Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna,... hlm. 9-11 35

Moh.Uzer Usman, Menjadi guru profesional, ( bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2005), hlm. 6

35

dalam melakukan tugasnya seorang guru haruslah bersungguh-sungguh,

sadara bahwa guru sangatlah penting dalam mewujudkan tujuan

pendidikan.

Selanjutnya yaitu tugas guru dalam bidang kemanusiaan dan

kemasyarakatan, seorang guru harus mampu berperan menempatkan

sekolah sebagai bagian integral dalam masyarakat. Membeikan

pengarahan bahwasannya pendidikan tidak secara utuh hanya tanggung

jawab seorang guru, tetapi masyarakat juga ikut ada didalamnya.

Dengan hal itu lah guru harus bisa membangun partisipasi masyarakat

dalam meningkatkan pendidikan dan pengajaran.36

Seorang guru sangatlah memiliki tugas dan peran yang sangat

besar dalam dunia pendidikan. Seorang guru sebagai pekerja profesional

sangat berpengaruh dalam pelaksanaanya, berikut ini tugas dari seorang

guru yang dirumuskan oleh P2TK Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan Nasional :37

Tabel 2

Tugas guru dalam P2TK Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan Nasional

Tugas Uraian Tugas

1 Mendidik, Mengajar,

Membimbing, dan Melatih

1.1 Mengembangkan potensi /

kemampuan dasar peserta

didik

1.2 Mengembangkan

keperibadian peserta didik

1.3 Memberikan keteladanan

1.4 Menciptakan suasana

36

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (bandung: Sinar Baru, 1989),

hlm. 17 37

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,...., hlm. 20.

36

pendidikan yang kondusif

1.5 Merencanakan

pembelajaran

1.6 Melaksanakan

pembelajaran yang

mendidik

1.7 Menilai proses dan hasil

pembelajaran

1.8 Mendorong berkembangnya

perilaku positif dalam

pembelajaran

1.9 Membimbing peserta didik

memecahkan masalah

dalam pembelajaran

1.10 Melatih keterampilan-

keterampilan yang

diperlukan dalam

pembelajaran

1.11 Membiasakan peserta

didik berperilaku positif

dalam pembelajaran

2 Membantu pengelolaan dan

perkembangan program sekolah

2.1 Membantu

mengembangkan program

pendidikan sekolah dan

hubungan kerjasama intra

sekolah

2.2 Membantu secara aktif

dalam menjalin hubungan dan

kerjasama antar sekolah dan

masyarakat

3 Mengembngkan Keprofesian 3.1 Melakukan upaya-upaya

untuk meningkatkan

kemampuan.

Dari beberapa tugas guru diatas, dapat disimpulkan bahwa tugas

utama seorang guru kelas yaitu guru sebagai pengajar, guru sebagai

pembimbing, dan guru sebagai administrator kelas. Ketiga hal tersebut

merupakan tugas pokok seorang guru kelas. Guru sebagai pengajar yaitu

guru lebih memperhatikan terhadap tugas dalam merencanakan dan

melaksanakan pengajaran. Dalam hal ini guru dituntut memiliki

37

seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, disamping

menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan. Guru sebagai

pembimbing yaitu seorang guru mampu memberikan bantuan kepada

peserta didiknya dalam pemecahan masalah yang dihadapinya. Tugas ini

merupakan aspek mendidik, sbab tidak hanya berkenaan dengan

penyampaian ilmu pengetahuan, tetapi juga menyangkut pengembangan

kepribadian dan pembentukan nilai-nilai peserta didik. Dan tugas

sebagai seorang administrator kelas hakikatnya merupakan bagaimana

seorang guru mampu melaksanakan pengajaran didalam kelas, dan

bagaiman seorang guru mampu memahami perkembangan peserta

didiknya, sehingga tercipta pengajaran yang kondusif. 38

Selanjutnya yaitu mengenai peran seorang guru, guru memiliki

peran yang penting dalam dunia pendidikan. Guru menjadi tumpuan

dalam melahirkah generasi-generasi yang mandiri dan berakhlak.

Adapun peran guru antara lain yaitu :

a. Guru sebagai seorang pendidik dan pengajar, yaitu seorang guru

harus memiliki kestabilan emosional, bersikap jujur, terbuka,

realistis, dan juga peka terhadap perkembangan terutama peka

terhadap inovasi pendidikan.

b. Guru sebagai anggota masyarakat, seorang guru harus pandai

bergaul dengan masyarakat sekitar, sehingga seorang guru harus

38

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1989),

hlm. 15

38

menguasai psikologi sosial dan keterampilan menyelesaikan tugas

bersama dalam kelompok.

c. Guru sebagai pemimpin, memiliki arti bahwa seorang guru harus

memiliki keperibadian, memiliki penguasaan ilmu kepemimpinan,

teknik komunikasi yang baik, dan aspek kegiatan organissi yang ada

disekolah.

d. Guru sebagai pelaksana administrasi, seorang guru hendaknya

memiliki kepribadian yang jujur, ulet, teliti, rajin, dan pandai

menyimpan segala bentuk rsip dan administrasi sekolah lainnya.

e. Guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran yaitu seorang guru

harus mampu menguasai berbagai metode mengajar dan mampu

menguasai situasi belajar mengajar dengan baik didalam atau diluar

kelas.39

Adapun peran seorang guru Kelas yaitu seorang guru kelas

memiliki peran sebagai demonstrator, pengelola kelas, mediator dan

fasilitator, dan peran sebagai evaluator. Yang dimaksud dari hal diatas

adalah :

a. Seorang guru kelas memiliki peran sebagai demnostrator, yaitu guru

harus mampu dalam segala hal, terampil dalm menyampaikan materi

dan memberikan informasi kepada peserta didik didalam kelas.

Seorang guru kelas harus pandai membuat peserta didiknya paham,

karena tidak semua peserta didik dapat langsung memahami materi

39

Hamid Darmadi, kemampuan Dasar Mengajar, (bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 53-54.

39

atau informasi yang telah di sampaikan oleh guru. Sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

b. Guru berperan sebagai pengelola kelas, karena guru kelas pasti

berhubungan langsung dengan peserta didik, maka seorang guru

kelas harus pandai dalam mengelola kelas. Dimana kelas merupakan

lingkungan belajar yang diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan

belajar mengajar terarah kepada tujuan pendidikan.

c. Peran guru sebagai seorang mediator dan fasilitator, sebagai seorang

mediator, seorang guru harus terampil dalam memilih dan

menggunakan media karena media pendidikan merupakan alat

komunikasi untuk mengefektifkan proses belajar mengajar. Sehingga

dapat terbentuk atau tercipta lingkungan belajar yang interaktif.

Sedangkan peran guru sebagai seorang fasilitator yaitu seorang guru

harus menmberikan fasilitas yang cukup untuk menunjang

berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Berupa buku, majalah, surat

kabar, atau berupa narasumber, sehingga peserta didik akan mudah

untu belajar dan dapat mencapai tujuan pembelajaran.

d. Peran guru kelas sebagai evaluator, yang berarti penilaian hasil

belajar peserta didik. Seorang guru kelas hendaknya selalu

mengikuti perkembangan hasil belajar dari peserta didiknya.

Sehingga seoraang guru kelas mengetahui bagaiman pencapaian

hasil belajar peserta didik dari wakt ke waktu, yang dimana hala

tersebut dapat dijadikan sebagai umpan balik dan tolak ukur dalam

40

memperbaiki dan meningktkan proses belajar mengajar selanjutnya

supaya memperoleh hasil yang optimal.40

Dengan demikian sudah jelas disebutkan bahwa seorang guru

sangat berperan dalam dunia pendidikan. Dapat dikatakan pula bahwa

guru adalah hal yang paling diperlukan dalam dunia pendidikan, karena

tidak semua orang dapat menjadi seorang guru. Terlebih lagi dengan

adanya tugas dan peran seorang guru yang dapat memajukan dunia

pendidikan. Dapat dikatakan bahwa guru Madrasah Ibtidaiyah sangat lah

berpengaruh, karena madrasah ibtidaiyah atau sekolah dasar merupakan

tempat pertama peserta didik memperoleh ilmu atau pengetahuan yang

digunakan untuk melanjutkan kejenjeng pendidikan berikutnya.

C. Kelas Tinggi di Madrasah Ibtidaiyah / Sekolah Dasar

1. Pengertian Kelas Tinggi

Dalam proses pendidikan, peserta didik merupakan salah satu komponen

manusiawi yang menempati posisi sentral. Secara psikologis, peserta didik

adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan, baik secara fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-

masing. Sedangkan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.

20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa peserta didik adalah anggota

masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan

pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

40

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,(Bandung: Pt Remaja Rosdakarya,

1989), hlm. 9.

41

Dalam hal ini, yang di maksud peserta didik yaitu peserta didik sekolah

dasar atau peserta didik madrasah ibtidaiyah. Dimana rata-rata usia peserta

didik di sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah tersebut yaitu terdiri dari dua

masa, masa kanak-kanak dan masa kanak-kanak akhir. Masa kanak-kanak

yaitu masa usia 6-9 tahun, sedangkan masa kanak-kanak akhir yaitu usia 10-

12 tahun. 41

Siswa sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah merupakan anak yang

paling banyak mengalami perubahan sangat drastis baik mental maupun fisik.

Menurut Nasution, masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir

yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira sebelas atau dua belas

tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah dasar dan

dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah

sikap-sikap dan tingkah lakunya. Guru mengenal masa ini sebagai masa

sekolah, oleh karena itu pada usia inilah anak untuk pertama kalinya

menerima pendidikan formal. Masa usia sekolah adalah masa intelektual atau

masa keserasian bersekolah.42

2. Karakteristik Siswa Kelas Tinggi

Pada masa ini, peserta didik dibagi menjadi dua fase, yaitu masa kelas

rendah dan masa kelas tinggi. Masa kelas rendah yaitu kisaran umur 6 atau 7

tahun sampai umur 9 atau 10 tahun, dan masa kelas tinggi, kisaran umur 9

41

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, ( Bandung: PT Rosda Karya, 2009),

hlm. 35. 42

Syaiful Bahri djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2002), hlm.

89.

42

atau 10 tahun sampai umur 12 atau 13 tahun. Dalam hal ini akan penulis kaji

mengenai karakteristik peserta didik pada masa kelas tinggi yaitu sebagai

berikut :

1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret,

dimana peserta didik memiliki kecenderungan untuk membandingkan

pekerjaan-pekerjaan yang praktis.

2. Peserta didik memiliki sifat sangat realistis, yaitu rasa ingin tahu dan

belajar yang besar.

3. Pada masa kelas tinggi peserta didik memiliki rasa minat terhadap hal-hal

dan mata pelajaran khusus.

4. Pada usia 11 tahun anak akan membutuhkan guru atau orang-orang

dewasa lainnya.

5. Anak-anak pada usia kelas tinggi gemar membentuk kelompok sebaya,

biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. 43

Dengan demikian dapat diketahui bersama bahwa karakteristik peserta

didik kelas tinggi ialah bahwa mereka sudah mulai berfikir realitis atau nyata.

Dan pada usia tersebut peserta didik mulai membutuhkan orang-orang dewasa,

untuk menuntun dan menjadi contoh bagi mereka, karena mereka sudah mulai

tertarik dengan hal-hal yang baru serta mereka memiliki rasa ingin tahu yang

tinggi.

Oleh karena itu, seorang guru kelas untu kelas tinggi harus menguasai

terhadap apa yang diajarkan, dan memberikan contoh yang baik kepada

43

Syaiful Bahri djamarah, Psikologi Belajar,..., hlm. 91.

43

peserta didiknya. Dan guru kelas tinggi yang baik harus mampu menuntun

peserta didik dalam menggali dan mengembangkan potensinya. Sehingga

dapat mewujudkan tujuan pendidikan.

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini berupa penelitian kualitatif deskriptif dimana

penelitian ini yaitu berisi tentang kegiata penelitian yang dilakukan pada objek

tertentu secara jelas dan sistematis. Karena dalam penelitian ini peneliti

melakukan eksplorasi, menggambarkan dengan tujuan untuk menerangkan

suatu gejala yang di lapangan.44

Kualitatif deskriptif artinya mendeskripsikan

dengan sistematis dan cermat mengenai fakta-fakta yang aktual dan sifat

populasi tertentu.

Dan jenis penelitian yang penulis teliti adalah deskriptif kualitatif yaitu

peneliti mendeskripsikan atau menggambarkan kondisi yang ada dilokasi

penelitian yang berkaitan dengan judul penelitian. Sedangkan penelitian

kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiyah,

(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive

dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis

data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan

makna dari pada generalisasi.45

44

Sukardi, “ Metodologi Penelitian Pendidikan kompetensi dan praktiknya”, (Jakarta : PT

Bumi Aksara, 2004 ), hlm. 14. 45

Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D”, ( Bandung: ALFABETA, 2015), hlm. 15.

45

Penelitian deskriptif yang peneliti lakukan yaitu upaya untuk

menggambarkan bagaimana Kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru

kelas Tinggi di MI Negeri Purwokerto.

B. Lokasi Penelitian

MI Negeri Purwokerto yang terletak di Jln. Kaliputih no 14 kecamatan

Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas ini menarik perhatian peneliti untuk

melakukan penelitian disini karena MI tersebut adalah salah satu sekolahan

yang telah memiliki banyak prestasi baik dalam bidang akademik maupun non

akademik. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti mengenai kompetensi

pedagogik yang dimiliki oleh guru di MI Negeri Purwokerto.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang

memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti dan nantinya akan

dikenai kesimpulan hasil penelitian, adapun subjek utama yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini yaitu:

a) Guru kelas tinggi di MI Negeri Purwokerto yaitu guru kelas IV dan V

b) Kepala Sekolah MI Negeri Purwokerto.

c) Siswa Kelas IV dan V di MI Negeri Purwokerto.

2. Sedangkan Objek yang akan diteliti yaitu mengenai bagaimana

Kompetensi Pedagogik guru kelas tinggi di MI Negeri Purwokerto.

46

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan:

1. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila

penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala

alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses

pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua

yaitu observasi parsitipan dan non partisipan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi non

patisipan, yaitu dimana peneliti hanya sebagai pengamat independen.

Peneliti dapat mengamati tentang bagaiman kualitas yang dihasilkan oleh

independen.46

Dalam hal ini, peneliti berkedudukan sebagai observer dan

mengamati yang hanya mengamati kegiatan mengajar guru kelas tinggi di

MI Negeri Purwokerto guna memperoleh hasil tentang kompetensi

pedagogik guru kelas tinggi di MI Negeri Purwokerto. Adapun guru yang

menjadi objek adalah guru kelas 4, 5, dan 6. Sedangkan untuk waktu

observasi yaitu dari tanggal 7- 24 Mei 2018 di ruang kelas.

2. Wawancara

Yaitu peneliti berhadapan langsung dengan orang yang akan di

wawancarai atau responden secara langsung, dengan kata lain yaitu

bertatap muka. Dimana hasil wawancara dicatat oleh peneliti sebagai

46

Amirul Hadi dan Haryono, “ Metode Penelitian Pendidikan”, (Bandung: CV Pustaka

Setia, 2005), hlm. 132.

47

informasi penting untuk penelitian. Teknik wawancara ini dimungkinkan

peneliti dengan responden melakukan tanya jawab secara interaktif dan

terstruktur. Yang dilakukan dengan menyiapkan instrumen penelitian

berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis dan alternatif jawabannya.

Teknik wawancara ini digunakan oleh peneliti sebagai teknik untuk

memperoleh informasi lenih dalam mengenai kompetensi pedagogik guru

kelas tinggi di MI Negeri Purwokerto. Dan yang menjadi narasumber

wawancara adalah guru kelas 4 yaitu ibu Sa‟diyah, S. Pd. I. dan bapak

Dadang Marseno, S. Pd. I. sedangkan untuk guu kelas 5 yaitu pada bapak

Toni Agung Prasetio, S. Pd. I. dan ibu Mar Atun Sholihah, S. Pd. I. dan

untuk narasumber guru kelas 6 yaitu ibu Umi Latifah, S. Pd. dan bapak

Heru Budi Santoso, S. Pd. I. Wawancara dilaksanakan dari tanggal 7 – 24

Mei 2018. Adapun tempat pelaksanaan wawancara yaitu di ruang guru dan

di ruang kelas.

3. Dokumentasi

Pada teknik ini peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari

bermacam-macam sumber tertulis ataupun dokumen yang ada di tempat

dimana responden melakukan kegiatan sehari-hari. Dokumen dapat berupa

catatan pribadi, surat pribadi, buku harian, laporan kerja, notulen rapat,

catatan kasus, rekaman kaset, rekaman video, foto, dan lain sebagainya.47

Dengan adanya teknik dokumentasi dapat menjadikan hasil dari

observasi dan wawancara menjadi lebih meyakinkan ketika memiliki bukti

47

Sukardi, “ Metodologi Penelitian Pendidikan kompetensi dan praktiknya”,... hlm. 79-

81.

48

dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumen-

dokumen tertulis dari MI Negeri Purwokerto berupa profil madrasah, visi

misi, keadaan guru dan siswa, sarana dan prasarana, kurikulum, buku

pegangan guru dan siswa, pelaksanaan kegiatan penelitian berupa kegiatan

observasi saat mengajar, ketika melakukan wawancara dan lain-lain. Yang

di peroleh pada tanggal 31 Mei 2018. Sedangkan untuk dokumentasi foto

kegiatan diperoleh pada saat melaksanakan observasi ke ruang kelas 4, 5

dan 6 di MI Negeri Purwokerto.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

daata yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,

menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam

pola, serta ,memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis data yang

dikembangkan oleh Miles and Huberman yang meliputi reduksi data,

penyajian data (display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data.

49

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data

adalah :

a. Reduksi data yang berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Reduksi data merupakan proses berfikir

sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman

wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan

reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang

dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan

berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai

temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

b. Display data merupakan langkah lanjutan dari Reduksi data. Didalam

display data, data-data dapat disajikan dalam bentuk pola seperti tabel,

grafik, phie card, pictogram, dan sejenisnya. Dengan mendisplay data,

maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami

tersebut.

c. Verifikasi / Konklusi data adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi.

Setelah melewati tahap pemilihan dan penyajian data langkah terakhir

dari analisis data yaitu penarikan kesimpulan. Apabila kesimpulan

yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang

falid dan konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam

50

penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang

dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin saja tidak, masalah dan

rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara

dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.48

48

Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan,..., hlm. 335-345.

51

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Negeri Purwokerto

1. Profil Madrasah Ibtidaiyah Negeri Purwokerto

Pada mulanya MI Negeri Purwokerto bernama SD Latihan PGAN

yang didirikan pada tanggal 1 Agustus 1965. Kemudian, pada tahun 1967

dinegrikan menjadi SD Negeri Latihan PGAN berdasarkan SK Menteri

Agama Nomor 83 Tahun 1967 Tanggal 24 Juli 1967. Dan akhirnya pada

tahun 1978 SD Negeri Latihan PGAN berubah namanya menjadi

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Purwokerto berdasarkan SK Menteri

Agama Nomor 15 Tahun 1978 tanggal 16 maret 1978.

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Purwokerto sebagai lembaga

pendidikan dasar berciri khas Islam perlu mempertimbangkan harapan

murid, orang tua murid, lembaga pengguna lulusan madrasah dan

masyarakat dalam merumuskan visinya. Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Purwokerto juga diharapkan merespon pembentukan budaya dan karakter

bangsa, perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan

dan teknologi, era informasi dan globalisasi yang sangat cepat.49

49 Dokumentasi MI Negeri Purwokerto, 14 Juli 2018

52

2. Visi dan Misi

a. Visi

“ Membentuk Peserta Didik Menjadi Cendekiawan yang

Bertakwa, Humanis, danPopulis ”

b. Misi

1. Mengembangkan pembentukan karakter Islami yang mampu

mengaktualisasikan diri dalam masyarakat.

2. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian

tujuan akademik dan non akademik.

3. Menyelenggarakan proses belajar mengajar dan bimbingan

secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dengan pendekatan

saintifik untuk mencapai KI spiritual, KI sikap sosial, KI pengetahuan,

dan KI keterampilan.

4. Menyelenggarakan penghayatan, keterampilan dan pengamalan

terhadap ajaran agama Islam menuju terbentuknya insan yang

beriman dan bertakwa.

5. Mewujudkan pendidikan yang demokratis, berakhlakul

karimah, cerdas, sehat, distplin dan bertanggung jawab.

6. Mewujudkan pendidikan yang berkepribadian dinamis, terampil,

menguasai pengetahuan, teknologi, dan seni serta berkarakter.

7. Membimbing siswa untuk dapat mengenal lingkungan sehingga

memiliki jiwa sosial yang tinggi. Menumbuhkan penghayatan dan

pengamalan ajaran Islam sehingga peserta didik menjadi tekun

53

beribadah, disiplin, hormat pada orang tua, dan guru serta menyayangi

sesama.

8. Melaksanakan pembelajaran dan pendampingan secara efektif

sehingga setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal dengan

memiliki nilai UN di atas standar minimal, unggul dalam prestasi

keagamaan, dan unggul dalam keterampilan terutama penguasaan

teknologi informasi dan komunikasi sebagai bekal hidup di masyarakat

dengan landasan islami dan disiplin.

9. Melaksanakan pembelajaran ekstrakurikuler secara efektif sesuai

bakat dan minat sehingga setiap peserta didik memiliki keunggulan

dalam berbagai lomba keagamaan, unggul dalam berbagai lomba olah

raga, dan seni dengan landasan jujur dan disiplin.

10. Melaksanakan tata tertib madrasah secara konsisten dan konsekuen.

11. Meningkatkan pengetahuan, profesionalisme, dan kesejahteraan tenaga

pendidikan kependidikan sesuai dengan perkembangan zaman.

12. Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien,

transparan, partisipatif, dan akuntabel.

13. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga

madrasah dan stakeholder.

14. Melaksanakan pembinaan dan penelitian peserta didik dengan

mengoptimalkan layanan konseling.

54

15. Mengadakan komunikasi dan koordinasi antar madrasah, masyarakat,

orang tua dan instansi lain yang terkait secara periodik dan

berkesinambungan.50

3. Tujuan Pendidikan MIN Purwokerto

1. Terwujudnya peserta didik yang meningkat pengetahuan,

keterampilan, dan sikap sesuai dengan kompetensi inti.

2. Terlaksananya proses belajar mengajar dan bimbingan

secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dengan pendekatan

saintifik untuk mencapai KI spiritual, KI sikap sosial, KI pengetahuan,

dan KI keterampilan pada kelas I, II, III, IV, V, dan VI

3. Terlaksananya kegiatan pengembangan diri dalam bidang seni

sehingga memiliki tim kesenian yang siap berpartisipasi, baik tingkat

Madrasah, Kecamatan maupun Kabupaten bahkan hingga tingkat

Propinsi dan Nasional.

4. Meningkatnya kompetensi yang dimiliki petugas upacara siap pakai.

5. Meningkatnya kegiatan keagamaan di lingkungan madrasah ; sholat

dhuha, jamaah sholat zhuhur, hafalan Juz „amma, tadarus Al quran,

kaligrafi dan tartil Al quran.

6. Meningkatnya kegiatan kepedulian sosial di lingkungan madrasah,

bhaktisosial dan Sabtu peduli.51

50

Hasil Data Dokumentasi MI Negeri Purwokerto, 14 Juli 2018 51

Hasil Data Dokumentasi MI Negeri Purwokerto, 14 Juli 2018

55

4. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidik dan tenaga kependidikan MI Negeri Purwokerto pada

tahun pelajaran2016/2017 ini berjumlah 66 orang dengan perincian

sebagai berikut:

Tabel 3

Rekap Tenaga Pendidik dan Kependidikan52

STATUS

KEPEGAWAIAN

TENAGA

PENDIDIK

TENAGA

KEPENDIDIKAN

JUMLAH

TOTAL

L P JML L P JML

PNS Kemenag 10 20 30 2 5 7 37

NON PNS 4 7 11 15 3 18 29

JUMLAH 14 27 41 17 8 25 66

a. Pendidik

Pendidik ( Guru ) merupakan salah satu komponen yang sangat

penting dan menentukan bagi berhasil tidaknya penyelenggaraan

proses pembelajaran di Sekolah/Madrasah. Oleh karena itu dalam

pengelolaan pendidikan, kondisi tenaga pendidik ( Guru ) , terutama

dari segi jumlah, jenjang dan klasifikasi pendidikan serta pengalaman,

perlu mendapat perhatian dalam pengelolaan pendidikan, termasuk di

lembaga pendidikan MI Negeri Purwokerto. Keadaan tenaga pendidik

(Guru) MI Negeri Purwokerto Tahun Pelajaran 2016/2017, seluruhnya

berjumlah 41 orang, terdiri dari 30 guru PNS, 11 orang guru tidak tetap

(GTT). Rasio jumlah guru dengan jumlah peserta didik

adalah 41 : 710 atau 1 : 18 Semua guru sudah berkualifikasi S1. Untuk

52 Hasil Data Dokumentasi MI Negeri Purwokerto, 14 Juli 2018

56

mendapatkan gambaran lebih lanjut mengenai kondisi tenaga pendidik

di MI Negeri Purwokerto dapat dilihat dalam lampiran skripsi.53

b. Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan dalam pengelolaan pendidikan

merupakan bagian yang penting dan tak terpisahkan dengan tenaga

pendidik. Dia berfungsi untuk melayani berbagai keperluan yang

dibutuhkan dalam proses pembelajaran, baik dari segi keuangan,

ketenagaan, sarana prasarana, kerumahtanggaan, perpustakaan dan

lain-lain.

Keadaan tenaga kependidikan MI Negeri Purwokerto Tahun

Pelajaran 2014/2015berjumlah 22 orang terdiri dari 7 PNS dan

9 pegawai tidak tetap. Untuk mengetahui kondisi tenaga kependidikan

tahun pelajaran 2014/2015, dapat dilihat dalam tabel Daftar Tenaga

kependidikan di lembar lampiran skripsi.54

5. Keadaan Siswa

Walaupun bersifat fluktuatif, jumlah siswa MIN Purwokerto dari

tahun ke tahun terus meningkat.

53

Hasil Data Dokumentasi MI Negeri Purwokerto, 14 Juli 2018 54

Hasil Data Dokumentasi MI Negeri Purwokerto, 14 Juli 2018

57

Tabel 4

Jumlah siswa selama 10 tahun terakhir di MI Negeri Purwokerto55

Tahun

pelajaran

Kelas

1

Kelas

2

Kelas

3

Kelas

4

Kelas

5

Kelas

6

jumlah

Jml

siswa

Jml

Rombel

Jml

Siswa

Jml

rombel

Jml

siswa

Jml

Rombel

Jml

Siswa

Jml

rombel

Jml

siswa

Jml

Rombel

Jml

siswa

Jml

rombel

Jml

siswa

Jml

rombel

2007/

2008

53 2 23 1 19 1 15 1 11 1 14 1 135 7

2008/

2009

69 3 44 2 24 1 17 1 14 1 11 1 179 9

2009/

2010

100 3 67 3 43 2 24 1 16 1 14 1 264 11

2010/

2011

123 4 100 4 73 3 46 2 18 1 16 1 376 15

2011/

2012

144 5 127 4 104 3 65 3 40 2 18 1 498 18

2012/

2013

138 5 133 5 132 4 103 3 56 3 37 2 599 22

2013/

2014

119 4 125 4 117 4 113 4 95 3 50 3 619 22

2014/

2015

124 4 123 4 123 4 111 4 107 4 85 3 673 23

2015/

2016

128 4 125 4 113 4 113 4 111 4 98 4 688 24

2016/

2017

127 4 125 4 125 4 113 4 111 4 109 4 709 24

6. Sarana dan Prasarana

MIN Purwokerto sebagai satu-satunya Madrasah Ibtidaiyah Negeri

di Kota Purwokerto berupaya melengkapi fasilitas dan sarana

55 Hasil Data Dokumentasi MI Negeri Purwokerto, 14 Juli 2018

58

pendidikannya, sehingga dapat memenuhi tuntutan stakeholder akan

kualitas proses dan layanan pendidikan yang diselenggarakannya.

Sampai dengan saat ini, sarana dan prasarana yang dimiliki MIN

Purwokerto antara lain :

a. Tanah

Tabel 5

Jumlah tanah milik MI Negeri Purwokerto56

N

o.

Luas

Tanah

(m2)

Kode

BMN Lokasi Status

Pemegan

g Hak

Tahun

Peroleh

an

Harga

Peroleh

an

1.

684

2010104

002

Jl.

Kaliput

ih No.

14

Purwok

erto

Sertifik

at Hak

Pakai

Pemerinta

h RI c.q

Kementeri

an Agama

1986

194.940.

000

2.

8.949

2010104

003

Jl.

Supriya

di Gg.

Satria

II

Purwok

erto

Sertifik

at Hak

Pakai

Pemerinta

h RI c.q

Kementeri

an Agama

2013

3.617.12

6.000

b. Gedung dan Bangunan

Gedung dan Bangunan yang dimiliki MIN Purwokerto saat ini

ada 2 (dua) gedung pendidikan dengan lokasi berbeda.

1) Gedung pendidikan yang berlokasi di Jalan Kaliputih Nomor 14

Purwokerto seluas 752 m2 terdiri atas bangunan/ruangan dengan

jumlah dan keadaan sebagai berikut :

56

Hasil Data Dokumentasi MI Negeri Purwokerto, 14 Juli 2018

59

Tabel 6

Jumlah bangunan di MI Negeri Purwokerto57

No. Nama Ruang Jumlah Keadaan

1. Ruang Kelas 8 Baik

2. Ruang Guru 1 Baik

3. Ruang Kepala 1 Baik

4. Ruang TU 1 Baik

5. Ruang UKS 1 Baik

6. WC Siswa Putra 2 Baik

7. WC Siswa Putri 2 Baik

8. WC Guru Putra 2 Baik

9. WC Guru Putri 2 Baik

2) Gedung pendidikan yang berlokasi di Jalan Supriyadi Gg. Satria II

Purwokerto, terdiri atas bangunan/ruangan dengan jumlah dan

keadaan sebagai berikut :

Tabel 7

Jumlah gedung baru MI Negeri Purwokerto58

No. Nama Ruang Jumlah Keadaan

1. Ruang Kelas 15 belum selesai

pembangunan

57

Hasil Data Dokumentasi MI Negeri Purwokerto, 14 Juli 2018 58

Hasil Data Dokumentasi MI Negeri Purwokerto, 14 Juli 2018

60

Selain dua gedung tersebut di atas, saat ini MIN Purwokerto

juga menyewa 2 (dua) gedung untuk pembelajaran siswa kelas 3, 4, 5, dan

6. Siswa kelas 3, 4, dan 5 menyewa gedung milik Yayasan SMK Serayu

Purwokerto dengan menempati 12 ruang kelas dan fasilitas 1 ruang guru

putra, 1 ruang guru putri, 1 perpustakaan, dan 1 mushola. Sedangkan siswa

kelas 6 menyewa Pondok Pesantren As-Sunniyah Kecamatan Sokaraja,

menempati 5 ruang kelas,1 ruang guru serta 8 ruang asrama siswa dan 4

ruang asrama guru.59

a. Peralatan dan Mesin

Peralatan dan Mesin yang dimiliki MIN Purwokerto antara lain :

Tabel 8

Jumlah alat milik MI Negeri Purwokerto60

No. Nama Ruang Jumlah Keadaan

1. Meja Siswa 339 buah Baik

2. Meja Guru 29 buah Baik

3. Kursi Siswa 605 buah Baik

4. Kursi Guru 18 buah Baik

5. Papan Tulis 18 buah Baik

6. Almari Arsip 4 buah Baik

7. Almari Kelas 18 buah Baik

8. Meubelair Perpustakaan 1 paket Baik

10. Komputer TU 2 unit Baik

11. Laptop TU 3 unit Baik

12. Komputer Siswa 20 unit Baik

13. LCD Proyektor 23 unit Baik

59

Hasil Data Dokumentasi MI Negeri Purwokerto, 14 Juli 2018 60

Hasil Data Dokumentasi MI Negeri Purwokerto, 14 Juli 2018

61

B. PENYAJIAN DATA

Sesuai dengan penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis pada 2

April – 2 Juni 2018, dimana penelitian ini menggunakan metode observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Penyajian data yang dimaksudkan untuk

menyajikan dan memaparkan data yang diperoleh dari MI Negeri Purwokerto.

Berdasarkan hasil obeservasi dan wawancara dengan kepala madrasah, guru

kelas IV, guru kelas V, dan guru kelas VI di MI Negeri Purwokerto serta

berbagai data dokumentasi maka diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Kompetensi Pedagogik Guru Kelas Tinggi MI Negeri Purwokerto

Berdasarkan komponen kompetensi pedagogik yang terdapat

dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir a. Yaitu sebagai

berikut :

a. Pemahaman terhadap peserta didik

Hasil observasi penulis berdasarkan terkait kompetensi

pedagogik guru kelas tinggi di MI Negeri Purwokerto. Penulis

mendapatkan data terkait bagaiman pemahaman guru terhadap peserta

didik. Melalui wawancara pada guru kelas IV, V dan VI di MI Negeri

Purwokerto di peroleh hasil sebagai berikut.

Berdasarkan wawancara terhadap guru kelas IV Ali bin Abi

Tholib pada ibu Sa‟diyah,S.Pd.I pada hari senin 7 Mei 2018, dikatakan

bahwa

’’Tingkat perkembangan anak itu memang berbeda-beda,akan tetapi

di kelas ali ini setiap anak dapat memahami dengan cepat materi

62

pelajaran yang disampaikan. Kelas 4 ali ini juga merupakan kelas 4

unggulan. Dimana anak-anaknya itu kreatif-kreatif dan aktif.61

Berikut hasil wawancara dengan Pak Dadang Marseno, S. Pd.I pada

hari Rabu 09 Mei 2018, adapun pendapat beliau dalam pemahaman

peserta didik yaitu sebagai berikut:

Seorang guru harus mengetahui perkembangan anaknya, karena

dengan memahami perkembangan anak maka dapat menunjang

pembelajaran. Dengan memahami anak, kita jadi tahu langkah apa

yang akan diambil. Dalam memahami perkembangan peserta didik

kita harus tahu apa yang disukai oleh anak, dan juga kita

memperhatikan perilaku anak dalam kesehariannya.62

Dapat dilihat bahwasannya guru kelas IV Ali bin Abi tholib

mampu memahami perkembangan peserta didik dikelasnya dengan

baik.

Adapun hasil wawancara pada guru kelas V pada senin 14 Mei

2018 di MI Negeri Purwokerto di kelas V Abu Bakar Assidiq bapak

Toni Agung Prasetio, S.Pd.I guru mengatakan bahwasannya

“Karakter anak memang berbeda-beda, tapi sebisa mungkin guru

harus aktif dalam memahami karakteristik anak. Jadi guru berusaha

semaksimal mungkin dalam menyamapaikan materi. Guru juga harus

pandai dalam menanganinya. Ada beberapa karakter anak yang jika

tidak di pantau atau di bimbing sulit memahami pelajaran, ada juga

anak yang tanpa di bimbing dapat paham terhadap materi. Ada juga

anak yang bahkan tidak bisa mengikuti pembelajaran. Sehingga ada

anak yang membutuhkan privat, akan tetapi tetap mengikuti kebutuhan

anak.63

61

Hasil wawancara dengan ibu Sa‟diyah selaku guru kelas tinggi di MI Negeri

Purwokerto pada senin 7 mei 2018 62 Hasil wawancara dengan pak Dadang selaku guru kelas tinggi di MI Negeri

Purwokerto pada senin 9 mei 2018 63

Hasil wawancara dengan bapak Toni Agung Prasetio selaku guru kelas tinggi di MI

Negeri Purwokerto pada 14 Mei 2018

63

Yang selanjutnya yaitu wawanvara dengan guru kelas V Umar

bin Khatab yaitu ibu Mar Atun Sholihah, S. Pd.I yang dilakukan pada

16 Mei 2018. Adapun pendapat beliau dalam pemahaman

perkembangan peserta didik yaitu sebagai berikut :

Dalam melihat perkembangan anak kita harus menyiapka

metode yang menyenangkan. Karena dalam usia anak di SD /

MI mereka masih menyukai kebebasan. Jika kita memahami

tahapan perkembangan anak, maka kita pasti dapat

memusatkan perhatian anak pada pembelajaran mba, karena

jika kita memahaminya anak itu akan enjoy dalam

melaksanakan pembelajaran. Dengan cara apa? Dengan cara

kita menyiapkan metode dan variasi-variasi dalam

pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak.64

Dalam penjelasan guru kelas V seperti diatas dapat

disimpulkan bahwa pemahaman terhadap anak itu sangat penting.

Dengan memahami anak guru dapat membuat pembelajaran lebih

menyenangkan. Selain itu karena tidak semua anak mampu memahami

materi yang diajarkan secara cepat. Dalam hal ini guru kelas V

menanganinya dengan melakukan privat.

Selanjutnya yaitu wawancara pada hari selasa 22 Mei 2018

pada guru kelas VI yaitu ibu Umi Latifah, S.Pd.I

Sebagai guru kelas kita harus mengetahui bagaimana

perkembangan anak dengan keadaan dan pemahaman yang

berbeda-beda. Ada tingkat pemahaman anak yang high dan

law, ada tingkat yang cepat dan tingkatan yang kurang

tanggap, maka kita perlu memperhatikan tingkat penyampaian

kita terhadap anak yang law. Karena mereka akan paham

ketika kita menjelaskan dengan pelan.65

64 Hasil wawancara dengan ibu Atun selaku guru kelas tinggi di MI Negeri Purwokerto

pada senin 16 Mei 2018 65

Hasil wawancara dengan ibu umi Latifah selaku guru kelas tinggi di MI Negeri

Purwokerto pada selasa 22 mei 2018

64

Selanjutnya yaitu hasil wawancara mengenai pemahaman guru

terhadap peserta didik dengan pak Heru Budi Santoso, S. Pd.I pada

tanggal 24 Mei 2018. Adapun pendapat beliau yaitu

Kita sebagai seorang guru harus memperhatikan betul siswa dikelas.

Kadang ketika sedang pembelajaran siswa itu kurang kondusif, dan

juga siswa itu kadang tidak konsentrasi. Dan kapasitas fokus anak

terhadap pembelajaran itu kan hanya beberapa jam. Jadi ketika

seorang guru memahami titik perkembangan peserta didiknya, maka

seorang guru harus menciptakan kondisi belajar yang membuat anak

senang dan fokus di kelas, seperti itu mba.66

Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa guru kelas harus

memiliki pemahaman terhadap perkembangan peserta didiknya.

Sehingga guru kelas tidak salah dalam memilih metode ataupun media

dalam pelaksanaan pembelajaran. Sehingga dapat mencapai tujuan

pembelajaran.

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa guru kelas tinggi di

MI Negeri Purwokerto yaitu kelas IV, V, dan VI betul memahami

perkembangan peserta didiknya. Dengan cara mengidentifikasi dalam

kegiatan pembelajaran dan tingkah lakunya di kelas.

b. Perancangan pembelajaran.

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa dalam tahap perancangan

pembelajaran ada tiga hal yang harus dipehatikan yaitu identifikasi

kebutuhan, identifikasi kompetensi, dan penyusunan program

pembelajaran. Dalam hal ini berdasarkan hasil wawancara yang

66

Hasil wawancara dengan Pak Heru selaku guru kelas tinggi di MI Negeri Purwokerto

pada Kamis 24 mei 2018

65

penulis lakukan di MI Negeri Purwokerto, penulis memperoleh hasil

sebagai berikut :

Wawancara dengan guru kelas IV Ali bin Abi Tholib yaitu

dengan ibu Sa‟diyah, S. Pd.I pada hari Senin 07 Mei 2018, beliau

berpendapat bahwa

Dalam wujud perencanaan kita membuat RPP, yang kemudian

kita tuangkan dalam materi. Seangkan untuk di MIN sendiri

suadah sepenuhnya menggunakan kurikulum 2013. Sehingga

ada buku siswa dan ada buku guru. Dan tahap perencanaan di

buku guru itu sendiri suadah ada, tugas guru itu apa, dan apa

saja yang perlu dilakukan oleh guru. Jadi semua memang

sudah diatur didalamnya.67

Wawancara terhadap guru kelas IV Abu bakar Assidiq yaitu

bapak Dadang Marseno S.Pd.I pada hari Rabu 09 Mei 2018, menurut

beliau

Sebagai seorang guru kelas harus sudah melakukan persiapan

sebelum masuk kelas. Sebagai seorang guru harus memahami

betul karakter dari anak, sehingga materi yang kita sampaikan

dapat tersampaikan kepada anak. Dalam perencanaan guru

belajar mengenai kekurangan kita pada pembelajaran

sebelumnya, sehingga di evaluasi dan kemudian memperbaiki

cara menyampaikannya. Dalam menentukan kompetensi yang

harus dicapai, itu sudah terdapat di buku guru, sehingga kita

tinggal menjalankannya saja. Sedangkan dalam tahap program

pembelajarannya, tentu saja kita membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP.68

Dengan demikian berarti guru kelas IV sudah memperhatikan

betul secara matang mengenai perancangan pembelajaran yang akan

dilakukan. Karena pembuatan RPP dilakukan secara di bagi antar guru

sehingga semua RPP kelas 4 itu sama.

67 Hasil wawancara dengan ibu sa‟diyah selaku guru kelas tinggi di MI Negeri

Purwokerto pada rabu 07 mei 2018 68

Hasil wawancara dengan bapak Dadang Marseno selaku guru kelas tinggi di MI Negeri

Purwokerto pada rabu 09 mei 2018

66

Selain itu ada pula hasil wawancara dengan guru kelas V Abu

Bakar Assidiq yaitu dengan pak Toni Agung Prasetio pada hari Senin

14 Mei 2018, beliau berpendapat bahwa:

Kita harus menyiapkan administrasi, untuk administrasi itu

sendiri didalamnya banyak ya mba, setelah itu kita

menerapkan dalam pembelajaran. Kembali lagi seperti di

awal, kalau kita memahami perkembangan anak kita tentu

akan polakan bagaimana konsumsi anak. Dan guru dapat

memilih metode, media yang cocok untuk anak.69

Selanjutnya yaitu berdasarkan wawancara dengan guru kelas V

Umar bin Khatab yaitu ibu Mar Atun Sholihah, S.Pd.I, pada tanggal 16

Mei 2018 menjelaskan dalam tahap perancangan yang perlu dilakukan

adalah

Sebagai seorang guru kelas, tentu saja kita harus

memperhatikan betul kebutuhan anak. Dengan cara kita

mengevaluasi pembelajaran sebelumnya, apakah anak dapat

dengan mudah memahami materi yang disampaikan atau tidak,

jika tidak maka kita sebagai guru kelas harus

mengevaluasinya, namun jika sudah bagus kita tidak boleh

cukup puas dengan hasil tersebbut tetapi terus diperbaiki.

Sebelum pembelajaran pastinya seorang guru telah

menyiapkan RPP, kalu di MIN Purwokerto sendiri, kita seluruh

guru sudah membuatnya seminggu sebelum masuk sekolah,

jadi pastinya sudah ada RPP ketika melaksanakan

pembelajaran.70

Dari hasil diatas, dapat dikatakan bahwa guru kelas tinggi di

MI Negeri Purwokerto sudah memperhatikan dengan matang apa

kebutuhan peserta didiknya, dan memahami tentang bagaimana

pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP.

69 Hasil wawancara dengan pak Toni Agung Prasetio selaku guru kelas tinggi di MI

Negeri Purwokerto pada 14 mei 2018

70

Hasil wawancara dengan ibu Mar Atun Sholihah selaku guru kelas tinggi di MI Negeri

Purwokerto pada senin 14 mei 2018

67

Sedangkan untuk guru kelas VI sendiri kemarin yaitu

wawancara dengan ibu Umi atifah, S. Pd.I yaitu wali kelas dari kelas

Usman bin Affan pada hari Selasa 22 Mei 2018, adapun pendapat

beliau mengenai tahap perancangan yaitu sebagai berikut:

Ya, menyiapkan semua administrasi mba. Ada absen siswa,

buku-buku yang menunjang lainnya. Mempersiapkan RPP,

Materi, dan penguasaan kita terhadap materi itu sendiri. Masa

kita mau masuk kelas belum menguasai materinya.71

Wawancara guru kelas tinggi yang selanjutnya yaitu terhadap

guru kelas VI yaitu bapak Heru Budi Santoso, S.Pd.I, adapun hasil

wawancara dengan beliau adalah

Guru sebisa mungkin memfasilitasi kebutuhan anak. Sebagai

seorang guru harus memahami betul kebutuhan dari anak,

tidak di hindari, kebutuhan anak itu berbeda-beda, jadi sebisa

mungkin guru memberikan fasilitas tidak memberatkan sebelah

pihak. Contohnya anak yang aktif dan anak yang diam, jika

kita memberikan fasilitas yang sama bisa saja anak akan sulit

menyesuaikan. Jadi kita harus paham betul bagaiman kita

memberikan fasilitas kepada anak. Dalam persiapan sehari-

hari kita menyediakan media dan buku pegangan untuk anak,

sedangkan jauh sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan,

guru pastinya sudah membuat RPP. Biasanya untuk di MIN

sendiri seminggu sebelum anak-anak masuk sekolah, kita para

guru sudah mengerjakan RPP. Kalau disini kan kelasnya

random mba, jadi satu kelas itu ada 4 ,sedangkan untuk

membuat RPP biasanya dibagi antar guru, begitu mba.72

Guru kelas VI pun sama dengan guru kelas tinggi lainnya, yaitu

dari kelas IV dan V. Dari hasil wawancara diatas, dapat dikatakan

bahwa setiap guru kelas tinggi di MI Negeri Purwokerto pasti

mengidentifikasi kebutuhan peserta didik sebelum pembelajaran.

71 Hasil wawancara dengan ibu Umi Latifah selaku guru kelas tinggi di MI Negeri

Purwokerto pada Selasa 22 Mei 2018 72

Hasil wawancara dengan bapak Heru Budi Santoso selaku guru kelas tinggi di MI

Negeri Purwokerto pada kamis 24 mei 2018

68

Untuk menentukan kompetensi yang akan dicapai, biasanya sudah

terdapat di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP, sehingga

guru tinggal melaksanakan dan mengembangkan saja. Dapat

disimpulkan bahwa guru kelas tinggi di MI Negeri Purwokerto dapat

melakukan perancangan pembelajaran dengan baik.

c. Pelaksanaan pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan bagaimana guru

mengaplikasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP.

Bagaimana seorang guru berkomunikasi dengan peserta didiknya dan

bagaimana guru mengkondisikan peserta didiknya. Dalam hal ini

penulis telah melakukan wawancara dan observasi terhadap guru kelas

tinggi di MI Negeri Purwokerto. Adapun hasil yang diperoleh sebagai

berikut:

Hasil wawancara penulis dengan guru kelas IV yaitu dengan

ibu Sa‟diyah, S.Pd.I pada hari senin 07 Mei 2018, di peroleh hasil

yaitu

Dalam melaksanakan pembelajaran didalam kelas seorang

guru harus bisa menampaikan materi dengan baik. Seorang

guru harus memahami betul materi yang akan diajarkan. Tidak

hanya itu seorang guru juga harus mampu mengidentifikasi KI

yang sudah ada di RPP supaya tersampaikan kepada anak.

Selain itu penyiapan metode serta media juga penting dalam

pelaksnaan pembelajaran. Jadi jangan menyiapkan media

mepet waktu hari eksekusi.73

73

Hasil wawancara dengan ibu Sa‟diyah selaku guru kelas tinggi di MI Negeri

Purwokerto pada senin 7 mei 2018

69

Yang selanjutnya yaitu wawancara dengan pak Dadang

Marseno, S. Pd.I selaku guru kelas IV Abu Bakar Assidiq yang

dilakukan pada hari Rabu 09 Mei 2018 di peroleh hasil bahwasannya:

Kalu secara umum perencanaan kami yaitu dengan membuat

RPP, tapi secara khusus besok materinya apa maka sehari

sebelumnya kita belajar juga tentang materi tersebut. Selain itu

idealnya kita harus menyiapkan media untuk hari besok, paling

begitu mba.74

Dalam tahap observasi yang penulis amati, beliau sudah

menyampaikan sesuai dengan apa yang ada di RPP yang memang

sudah dibuat. Beliau juga menyampaikan betul tujuan dari

pembelajaran yang dilakukan. Dalam pengkondisian kelas beliau

memahami betul apa yang diinginkan oleh peserta didik

dikelasnya.dalam menggunakan metode dan medianya juga sesuai

dengan yang tercantum di RPP.

Selanjutnya yaitu hasil wawancara dan observasi di kelas V,

yaitu guru kelas kelas V Abu bakar Assidiq yaitu bapak Toni Agung

Prasetio, S.Pd.I pada hari Senin 14 Mei 2018,diperoleh hasil sebagai

berikut :

Hasil wawancara dengan beliau guru kelas V di MI Negeri

Purwokerto yaitu:

Pelaksanaan pembelajaran dapat dikatakan sebagai eksekusi

oleh guru terhadap peserta didiknya. Dalam melaksanakan

pembelajaran guru harus mempersiapkan berbagai hal dari

administrasi kelas seperti absensi, RPP, media yang akan di

gunakan, serta bagaimana kita menyampaikan materi terhadap

74 Hasil wawancara dengan bapak Dadang Marseno selaku guru kelas tinggi di MI Negeri

Purwokerto pada rabu 09 Mei 2018

70

peserta didik. Jika semua hal tersebbut sudah tersdeia, tinggal

guru yang mencampurnya, yang dimaksud yaitu bagaimana

guru memadukan dari berbagai hal tersebut tadi. Ketika sudah

melakukan pembelajaran semua bercampur layaknya sop buah,

tinggal bagaimana guru memberikan tambahan-tambahan

supaya sop buah itu enak. Sama halnya jika guru dapat

menyampaikan persiapannya dengan baik maka pembelajaran

akan mencapai tujuan yang baik pula.75

Selanjutnya yaitu wawancara dengan guru kelas V di kelas

Umar bin Khatab pada hari Rabu 16 Mei 2018, di peroleh hasil seperti

berikut :

Biasanya kita merancang dalam bbentuk RPP, semua guru

mengerjakan RPP seminggu sebelum masuk sekolah, yaitu

pada masa liburan sekolah. Jadi rencananya itu sudah matang

mba. Nantinya tinggal kita mengaplikasikannya dalam

pembelajaran. Selain itu setelah selesai akan diadakan revisi

dari tahun-tahun sebelumnya.76

Menurut beliau pak Toni melaksanakan pembelajaran sama

halnya denga bagaimana guru menyampaikan segala persiapan dan

rancangan seorang guru terhadap peserta didiknya. Adapun hasil

observasi yang saya peroleh yaitu ketika melaksanakan pembelajaran

beliau sudah menerapkan betul apa yang ada di RPP. Setiap tujuan

pembelajaran juga beliau sampaikan, sehingga pelaksanaan

pembelajaran yang beliau lakukan terarah. Peserta didikpun mengikuti

pembelajaran dengan aktif.

Yang berikutnya yatiu hasil wawancara dan observasi di kelas

VI yaitu terhadap ibu Umi Latifah, S.Pd.I beliau merupaka guru kelas

75

Hasil wawancara dengan bapak Toni Agung Prasetio selaku guru kelas tinggi di MI

Negeri Purwokerto pada rabu 16 mei 2018 76 Hasil wawancara dengan ibu Atun selaku guru kelas tinggi di MI Negeri Purwokerto

pada Rabu 16 Mei 2018

71

VI Usman bin Affan pada hari Selasa 22 Mei 2018. Berikut hasil

wawancara yang penulis peroleh dari ibu umi latifah, menurut beliau

Saya pribadi sebagai seorang guru kelas sebelum

melaksanakan pembelajaran selalu menyiapkan berbagai hal

mba, dari buku guru, buku siswa, absensi siswa, dan juga

persiapan mental. Hal tersebut merupakan hal-hal yang

menunjang pembelajaran didalam kelas. Jika pembelajaran

membutuhkan media maka media tersebut akan saya siapkan

dari jauh-jauh hari. Sehingga sebelum masuk kelas semua

keperluan sudah siap dan tinggal melaksanakan pembelajran.

Untuk persiapan mental yang dimaksud yaitu tentang

bagaimana kesiapan saya untuk menyampaikan materi kepada

siswa, hal itu menyangkut pemahaman saya terhadap materi

yang akan disampaikan. Jangan sampai ada siswa yang

bertanya dan saya tidak bisa menjawab.77

Selanjutnya yaitu hasil wawancara dengan guru kelas VI Abu

Bakar Assidiq yaitu pak Heru Budi Santoso, S. Pd.I, pada hari kamis

24 Mei 2018, di peroleh hasil sebagai berikut :

Pertama membuat RPP itu Rencana pelaksanaan

pembelajaran, alat dan medianya di persiapkan, dan juga

seumber-sumber belajar yang mendukung, ada buku, pulpen,

absensi, LCD bila perlu.78

Dari hasil wawancara dengan guru kelas 6 dapat disimpulkan

bahwa perisapan yang dilakukan sebelum melaksanakan pembelajaran

merupakan hal yang penting. Terlebih lagi kesiapan mental terhadap

peserta didik.

Hasil observasi yang penulis lakukan di kelas VI Usman bin

Affan dapat disimpulkan bahwa beliau melaksanakan pembelajaran

dengan baik. Terlebih lagi beliau mampu membuat peserta didik fokus

77

Hasil wawancara dengan ibu Umi Latifah selaku guru kelas tinggi di MI Negeri

Purwokerto pada selasa 22 mei 2018 78 Hasil wawancara dengan bapak Heru Budi Santoso selaku guru kelas tinggi di MI

Negeri Purwokerto pada Kamis 24 Mei 2018

72

kepada beliau. Yang dimaksud yaitu beliau mampu mengalihkan anak

yang sedang berbicara dengan teman sendiri. Saat ada anak bertanya

kepada beliau, beliaupun menjawab sesuai dengan daya tangkap anak.

Sehingga anak mudah memahami maksudnya.

Dari hasil wawancara dan observasi seperti diatas, dapat

disimpulkan bahwa guru kelas tinggi di MI Negeri purwokerto

melaksanakan pembelajaran dikelas dengan baik, dan sesuai dengan

persiapan yang mereka rencanakan. Dengan demikian dapat dikatakan

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas tinggi di MI

Negeri Purwokerto sudah baik.

d. Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasih belajar merupakan penilaian untuk mengetahui

sejauh mana peserta didik memahami materi yang telah disamapaikan,

untuk mengetahui bagaiman perkembangan perilaku dan kompetensi

peserta didik. Dalam hal ini peneliti telah melakukan wawancara dan

observasi terhadap guru kelas tinggi di MI Negeri Purwokerto

mengenai bagiaman cara guru melakukan evaluasi dalam

pembelajaran. Berikut hasil wawancara dan observasi dari guru kelas

IV, V dan VI di MI negeri Purwoerto.

Pertama yaitu wawancara dengan guru kelas IV yaitu dengan

ibu Sa‟diyah, S.Pd.I beliau selaku guru kelas di kelas IV Ali bin Abi

Tholib, beliau mengatakan bahwa

Evaluasi Hasil belajar siswa yang dilakukan itu ada beberapa

mba. Untuk evaluasi dalam kegiatan sehari-hari, biasanya

73

saya menggunakan yang sudaha ada dalam buku siswa,

sehingga guru tidak membuat soal lain. Sedangkan untuk yang

lain, biasanya ada Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir

semester. Sedangkan untuk penilaian sikap dan perilaku, di

nilai pada kesehariannya di dalam kelas.79

Yang selanjutnya yaitu wawancara dengan guru kelas IV Abu

bakar Assidiq yaitu pak Dadang Marseno, S. Pd.I pada hari Rabu 09

Mei 2018, diperoleh hasil sebagai berikut:

Evaluasinya biasanya berupa pertanyaan, yang tadi telah

dipelajari itu apa ya anak-anak, atau juga bisa dalam bentuk

soal yaitu 5 atau beberapa soal. Bisa dalam bentuk lisan atau

tulis.80

Dari pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa beliau

melakukan evaluasi dari buku siswa dan melakukan penilaian sikap

dan perilaku dari keseharian peserta didik di kelas.

Yang kedua yaitu hasil wawancara dengan guru kelas V yaitu

pak Toni agung Prasetio,S.Pd.I beliau adalah guru kelas V Abu Bakar

Assidiq. Pendapat beliau tentang malaksanakan Evaluasi hasil belajar

sebagai berikut:

Evaluasi hasil belajar merupakan hasil untuk kita tahu sejauh

mana materi yang kita sampaikan di dapat oleh anak. Evaluasi

yang biasa saya lakukan yaitu dengan melakukan tanya jawab,

selain dengan yang ada dibuku. Tanya jawab yang saya

lakukan ya sekitar mengenai materi yang telah disampaikan,

apakah siswa sudah paham atau belum. Karena kapasitas daya

paham anak itu berbeda-beda. Dengan evaluasi kepada anak,

juga dapat ddi jadikan evaluasi oleh guru terhadap cara

menyampaikan materinya. Kalau untuk penilaian sikap ya

dapat dinilai dari bagaimana sikap dia saat sedang dalam

79

Hasil wawancara dengan ibu Sa‟diyah selaku guru kelas tinggi di MI Negeri

Purwokerto pada senin 7 Mei 2018 80 Hasil wawancara dengan bapak Dadang Marseno selaku guru kelas tinggi di MI Negeri

Purwokerto pada rabu 09 Mei 2018

74

pembelajaran dan saat sedang bergaul dengan teman-

temannya.81

Yang selanjutnya yaitu wawancara dengan ibu Mar Atun Sholihah,

S. Pd.I selaku guru kelas V Umar bin Khatab, di peroleh hasil:

Tentu saja ada mba, tapi untuk saa berbeda dengan yang lain

mba. Kalua saya setiap selesai pembelajaran saya langsung

melakukan evaluasi dengan memberikan soal kepada anak.

Setelah itu di koreksi dan langsung dinilai. Untuk mengukur

daya serap sejauh mana anak itu paham. Tetapi nanti setelah

sub tema saya juga akan adakan evaluasi lagi mba, hanya

untuk mengingatkan. Begitu mba.82

Menurut beliau evaluasi itu merupakan tolak ukur sejauh mana

siswa memahami mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru.

Hal tersebut juga dapat menjadi bahan evaluasi untuk guru dalam

tahap pembelajaran. Apakah siswa mudah memahami apa yang kita

sampaikan, atau sebaliknya. Sehingga guru dapat memperbaikinya.

Selanjutnya yaitu wawancara dengan guru kelas VI yaitu ibu

Umi ltifah, S. Pd.I selaku guru kelas Usman bin Affan pada hari Selasa

22 Mei 2018, di peroleh hasil:

Tentu saja melakukan evaluasi mba, kalau evaluasi biasanya

saya menggunakan tanya jawab dengan anak mba. Selain itu di

buku tematik itu biasanya sudah ada soal untuk evaluasi, tidak

hanya evaluasi di kelas, tetapi juga ada tugas dengan orang

tua. Jadi sudah pasti setiap selesai pembelajaran saya

memberikan evaluasi kepada anak mengenai materi yang telah

di pelajari.83

81

Hasil wawancara dan observasi dengan bapak Toni Agung Prasetio selaku guru kelas

tinggi di MI Negeri Purwokerto pada rabu 16 mei 2018 82 Hasil wawancara dan observasi dengan ibu Atun selaku guru kelas tinggi di MI Negeri

Purwokerto pada rabu 16 Mei 2018

83

Hasil wawancara dengan ibu Umi Latifah selaku guru kelas tinggi di MI Negeri

Purwokerto pada Selasa 22 Mei 2018

75

Yang berikutnya yaitu yang ketiga, berikut asil wawancara

dengan guru kelas VI yaitu pak Heru Budi Santoso, S.Pd.I, beliau

selaku guru kelas dari kelas VI Abu Bakar Assidiq. Pendapat beliau

tentang evaluasi hasil pembelajaran yaitu sebagai berikut:

Untuk kegiatan evaluasi hasil pembelajaran yang saya

gunakan, biasanya berupa tanya jawab dengan peserta didik,

evaluasi dengan memberikan soal, dan juga dengan

memberikan tugas. Dengan evaluasi saya berharap siswa

dapat mendalami dan memahami materi yang telah

disampaikan. Biasanya kalau tanya jawab, kalau ada anak

yang kurang paham, maka anak akan teringat kembali dengan

materi yang tadi telah di pelajari. Sedangkan biasanya untuk

penilaian sikap selain di nilai dari kesehariannya, saya juga

menilai di kelas, apakah dia aktif, apakah dia mau menolong

temannya, dan lain sebagianya. 84

Dari hasil wawancara denga guru kelas VI Abu, dapat di

katakan bahwa evaluasi juga di lakukan dengan baik dan sesuai dengan

tahap perkembangan peserta didik. Begitu juga dalam penilaian sikap

dan perilaku peserta didik.

Dari hasil wawancara mengenai evaluasi hasil belajar terhadap

guru kelas tinggi di MI Negeri Purwokerto yaitu terhadap guru kelas

IV, V, dan VI di dapatkan hasil bahwa etiap guru kelas tinggi di MI

Negeri purwokerto melakukan evaluasi pada setiap pembelajarannya.

Bukan hanya terhadap kemampuan pemahaman terhadap materi, tetapi

juga evaluasi terhadap sikap dan perilaku peserta didik. Dari evaluasi

tersebut juga guru dapat menjadikan sebagai tolak ukur untuk menilai

84

Hasil wawancara dengan bapak Heru Budi Santoso selaku guru kelas tinggi di MI

Negeri Purwokerto pada kamis 24 mei 2018

76

kekurangan apa yang dimiliki oleh guru dalam menyampaikan materi.

Dengan demikian guru kelas tinggi di MI Negeri purwokerto ni sudah

melakukan evaluasi hasil belajar dengan baik.

e. Pengembangan Potensi Peserta didik

Untuk pengembangan potensi peserta didik guru di MI Negeri

Purwokerto mengaktualisasikan kemampuan dari setiap siswanya di

kegiatan ekstrakurikuler. Karena di MI Negeri purwokerto ini sudah

menyediakan berbagai ekstra untuk menyalurkan bakat dari peserta

didik. Adapun kegiatan ekstra di MI Negeri Purwokerto adalah Palang

Merah Remaja (PMR), melukis, tilawah, catur, tahfidz, murotal,

karate, sepak bola, bola volly, bulu tangkis, hadroh, dan khitobah. Di

MI Negeri Purwokerto ini untuk kelas VI ada disediakan Asrama,

khusus untuk kelas VI. Sehingga setiap peserta didik memilih ekstra

sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka, ataupun guru yang

memilihkan sesuai bidang kemampuan peserta didiknya.

C. ANALISIS DATA

Dari penyajian data diatas, dimana penyajian data sesuai dengan

Standar Nasional Pendidikan dalam pasal 28 ayat 3 butir a. Guru di MI Negeri

Purwokerto mampu mengaplikasikan dan melaksanakan seperti hal-hal

tersebut diatas dengan baik. Sehingga kompetensi guru kelas tinggi di MI

Nergeri Purwokerto ini sudah baik. Dari data diatas, penulis menganalisis

kompetensi pedagogik guru kelas tinggi di MI Negeri Purwokerto yang

77

terdapat dalam indikator kompetensi pedagogik seorang guru kelas di MI / SD

sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dalam pasal 28 ayat 3 butir a.

a. Seorang guru kelas harus memahami perkembangan peserta didiknya.

Sesuai dengan data yang terdapat dalam penyajian data diatas, bahawa

setiap guru kelas tinggi di MI Negeri Purwokerto dari kelas IV, V, dan VI

dapat memahami perkembangan peserta didiknya dengan baik. Karena

dengan memahami perkembangan peserta didik guru kelas di MI Negeri

Purwokerto dapat menentukan bagaiman pembelajaran yang akan

dilaksanakan dan menunjang keberlangsungan kegiatan pembelajran. Dan

dengan adanya pemahaman terhadap perkembangan peserta didik, guru

mampu mengelola kelas dengan baik. Dengan demikian dapat dikatakan

guru kelas tinggi di MI Negeri Purwokerto sdapat memahami

perkembangan peserta didik dengan baik.

b. Seorang guru kelas harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi

kompetensi yang akan dicapai.

Pada kelas IV setiap guru melakukan analisi terhadap

perkembangan peserta didiknya, sehingga guru di kelas IV dapat

menentukan tujuan pembelajaran dengan tepat dan kompetensi yang harus

dicapai dapat tersampaikan dengan baik.

Dan pada guru kelas V pun sama, setiap guru menyiapakn tujuan

pembelajaran dan kompetensi dengan baik, dengan melihat kemampuan

dan daya tangkap peserta didik. Sehingga apa yang menjadi tujuan akan

tersampaikan dengan pas. Pada guru kelas VI juga sama, mereka

78

menyiapakan tujuan pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan dan

kemampuan kognitif dari peserta didik. Sehingga tujuan dan kompetensi

pembelajaran tersampaikan dengan baik.

Dari hal diatas dapat kita ketahui bahwa untuk merencanakan

tujuan dan kompetensi bagi seorang guru kelas tinggi, guru kelas tinggi di

MI negeri Purwokerto sudah melakukannya dengan baik dan terrencana.

c. Guru kelas harus mampu melihat sejauh mana keterlibatan peserta didik

dalam pembelajran.

Sesuai dengan hasil wawancara yang telah disediakan dalam

penyajian data, dapat diketahui bahwa untuk mengetahu sejauh mana

keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran guru dari kelas IV, V, dan

VI menggunakan sistem tanya jawab dan metode pembelajaran yang

membuat peserta didik aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dengan

demikian maka guru dapat melihat siswa yang aktif dan siswa yang kurang

aktif. Dengan cara tersebut dapat disimpulkan bahwa guru kelas tinggi di

MI Negeri Purwokerto dapat melihat dan menilai sejauh mana keterlibatan

peserta didik. Oleh sebab itu maka kemampuan kompetensi pedagogik

guru kelas tinggi di MI Negeri purwokerto dalam menilai keterlibatan

peserta didik berjalan dengan baik.

d. Seorang guru kelas harus mampu memaknai pelaksananan kegiatan

pembelajaran.

Sebagai seorng guru kelas, terlebih lagi kelas tinggi, seorang guru

harus mampu memahami bagaiman pembelajarn berjalan, apakah sesuai

79

dengan yang direncanakan atau tidak. Untuk guru kelas tinggi di MI

Negeri Purwokerto dari kelas IV, V, dan VI dapat dikethui bersama,

bahwa setiap guru pasti melakukan perencanaan seblum pembelajran.

Sehingga pembelajran akan terarah dan berjalan dengan baik. Selain itu

guru juga melakukan refleksi terhadap materi yang telah disampaikan,

sehingga ada timbal balik dari eserta didik kepada guru. Supaya guru

mengetahui sejuh mana pemahamn peserta didik mengenai materi yang

telah di pelajari.

Dari hal tersebut, dapat kita nilai bahwa guru kelas tinggi di MI

negeri Purwokerto dalam hal memaknai kegiatan belajar berjalan dengan

baik.

e. Seorang guru kelas harus mampu melakukan penilaian atau Evaluasi.

Penilaian yang dilakukan sama halnya dengan evaluasi hasil

belajar. Telah disebutkan dalam penyajian data bahwa setiap guru kelas

tinggi di MI Negeri Purwokerto, yaitu guru kelas IV, V, dan VI, telah

melakukan kegiatan penilaian atau evaluasi dengan baik. Hal tersebut

dilakukan dengan cara memberikah tugas, ataupun evaluasi dengan tanya

jawab. Sehingga guru kelas dapat memahami dengan baik apakah tujuan

pembelajaran tercapai, apakah materi tersampaikan, dan apa yang

menyebabkan peserta didik tidak memahami materi yang telah

disampaikan. Oleh sebab itu guru kelas harus mampu melakukan penilaian

dan evaluasi dengan baik. Dan di MI Negeri Purwokerto ini sudah

melakukan dan melaksanakan penilaian atau evaluasi dengan baik.

80

Dengan demikian, dari beberapa indikator kompetensi pedagogik

guru kelas di MI / SD dapat kita ketahui bahwa kompetensi Pedagogik

Guru kelas tinggi di MI Negeri Purwokerto sudah sangat baik. Walaupun

beberapa dari mereka buka termasuk dari lulusan sarjana guru kelas

ataupun PGSD dan PGMI.

81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai

kompetensi pedagogik guru kelas tinggi yaitu kelas IV, V dan VI MI Negeri

Purwokerto bahwa terkait dengan kualitas kompetensi pedagogik yang

dimiliki guru kelas tinggi di MI Negeri Purwokerto meliputi: Pemahaman

terhadap peserta didik dan landasan kependidikan, Perancangan pembelajaran,

Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis dan pemanfaatan

media pembelajaran, Evaluasi hasil belajar dan Pengembangan peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Dalam mengelola pembelajarannya guru kelas tinggi di MI Negeri

Purwokerto sudah melakukan tugasnya sebagai guru yang harus memiliki

beberapa kompetensi dalam dirinya salah satu yang wajib dalam dunia

pendidikan sendiri yaitu kompetensi pedagogik. Dari hasil penelitin penulis,

dapat disimpulkan bahwa guru kelas tinggi sudah memiliki kompetensi yang

baik dalam memahami karakteristik peserta didik yang beragam, merancang

pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi yang diharapkan

dan mempertimbangkan kondisi, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

strategi yang mendidik dan berpusat pada peserta didik, mengevaluasi dan

menganalisis hasil evaluasi untuk mengetahui kemajuan peserta didik dan

kesukaran soal evaluasi untuk perbaikan kualitas pembelajaran serta

82

mengembangkan peserta didik dengan memfasilitasi sesui dengan potensi

akademik maupun non akademik peserta didik. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa guru kelas tinggi MI Negeri Purwokerto memiliki

kompetensi pedagogik yang baik sesuai dengan Badan Standar Nasional

Pendidikan.

B. Saran-Saran

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di MI Negeri

Purwokerto, penulis memiliki beberapa saran :

1. Hendaknya setiap berapa minggu sekali guru kelas mengadakan rapat atau

perkumpulan untuk saling bertukar pendapat mengenai metode, media,

ataupun kendala yang terjadi di kelas masing-masing.

2. Adapun sarana dan prsasarana seperti halnya laboratorium komputer,

kamar mandi yang dekat dengan ruang guru dan kelas.

C. Kata Penutup

Alhamdulillahi rabbil „alamin, Puji syukur penulis panjatkan kepada

Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmat, dan hidayahnya kepada

penulis sehingga dengan izin dan pertolongan-Nya dan disertai usaha yang

penulis lakukan semaksimal mungkin akhirnya dapat menyelesaikan tugas

akhir yang berupa skripsi.

Dari penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membimbing dan membantu penyusunan skripsi ini, khusususnya dosen

83

pembimbing, kepala Madrasah, dan segenap dewan guru kelas tinggi MI Negeri

Purwokerto.

Dalam penulisan penelitian ini, masih banyak kesalahan dan kekurangan

baik disengaja maupun tidak disengaja, untuk itu, penulis mengharapkan saran

dan kritik dari para pembaca untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skrpsi ini

bisa memberi manfaat kepada kita semua. Aamiin yaa rabbal „alamin.

81

DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar (Landasan dan Konsep

Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Rosda

Karya.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Haryono dan Amirul Hadi. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV

Pustaka Setia.

Indriani, Fitri. 2015. Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Mengelola

Pembelajaran Ipa Di SD Dan MI. Yogyakarta: Jurnal FENOMENA. Vol. 7,

No 1, hlm. 18.

Maunah, Binti. 2016. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: KALIMEDIA.

Moh. Roqib dan Nur Fuadi. 2009. Kepribadian Guru. Yogyakarta: Grafindo

Litera Media.

Mulyasa,E. 2002. Kurikulum berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa,E. 2012. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa,E. 2013. Kurikulum Berbasis Kompetensi:Konsep, Karakteristik, dan

Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasrul. 2014. Profesi dan Etika Keguruan. yogyakarta : aswaja Pressindo.

Nurfuadi. 2012. Profesionalisme Guru. Purwokerto: STAIN Press.

Nurfuadi dan M. Roqib. 2011. Kepribadian Guru. Purwokerto: STAIN Press.

Payong, Marselus R.2011. Sertifikasi Profesi Guru: Konsep Dasar, Problematika,

dan Implementasinya. Jakarta: Indeks.

Rimang, Siti Suwadah. 2011. Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna.

Bandung: Alfabeta.

82

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru.

Sagal, Syaiful. 2011. Kemampuan profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan kompetensi dan praktiknya.

Jakarta : PT Bumi Aksara.

Suyadi. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: DIVA Press.

Uno, Hamzah B. 2010. Profesi kependidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Usman, Moh. Uzer. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.