kode etik penulis dan etika kepenulisan

47
KODE ETIK PENULIS DAN ETIKA KEPENULISAN Ono Suparno [email protected] Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional Tahun 2013 Bandung, 21-23 November 2013 Ditlitabmas, Ditjen Dikti, Kemdikbud 1

Upload: dhika-tr

Post on 15-Dec-2014

2.920 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

kode etik penulis dan etika kepenulisan

TRANSCRIPT

Page 1: kode etik penulis dan etika kepenulisan

1

KODE ETIK PENULIS DAN ETIKA KEPENULISAN

Ono [email protected]

Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional Tahun 2013 Bandung, 21-23 November 2013

Ditlitabmas, Ditjen Dikti, Kemdikbud

Page 2: kode etik penulis dan etika kepenulisan

2

SISTEMATIKA

Pendahuluan Kasus-kasus pelanggaran etika karya

ilmiah Etika Kode etik penulis Pelanggaran ilmiah Plagiarisme Etika kepenulisan Kriteria tulisan ilmiah Daftar bacaan

Page 3: kode etik penulis dan etika kepenulisan

3

PENDAHULUAN

Kondisi sekarang publikasi ilmiah Indonesia: Jumlah dan mutu publikasi kurang. Pelanggaran kode etik. Budaya membaca dan menulis

rendah. Budaya mendengar dan melihat

masih dominan.

Page 4: kode etik penulis dan etika kepenulisan

4

Posisi Publikasi Ilmiah Indonesia di Asia Tenggara (Nov. 2013)No. Negara Jumlah Publikasi

Terindeks Scopus

1 Singapura 149.509

2 Malaysia 99.187

3 Thailand 82.209

4 Indonesia 20.166

5 Vietnam 16.474

6 Filipina 13.163

7 Kamboja 1.556

8 Brunei Darussalam 1.345

9 Laos 1.098

10 Myanmar 1.077

Sumber: SCImago Journal & Country Rank; Scopus, November 2013

Page 5: kode etik penulis dan etika kepenulisan

5

Posisi Publikasi Ilmiah Perguruan Tinggi di Indonesia (Nov. 2013)No. Perguruan Tinggi Jumlah Publikasi

Terindeks Scopus

1 Institut Teknologi Bandung 3.210

2 Universitas Indonesia 2.820

3 Universitas Gadjah Mada 1.630

4 Institut Pertanian Bogor 1.164

5 Institut Teknologi Sepuluh Nopember

793

6 Universitas Diponegoro 565

7 Universitas Padjadjaran 527

8 Universitas Airlangga 512

9 Universitas Hasanuddin 471

10 Universitas Brawijaya 432Pembanding: Universitas Putra Malaysia = 15.925Sumber: Scopus; November 2013

Page 6: kode etik penulis dan etika kepenulisan

6

Produktivitas Pelbagai Bangsa Dibandingkan dengan Jumlah Publikasi 2012-2013

Negara Jumlah Publikasia

GDP per kapita (US $)b

USA 7.063.329 49.965

Jepang 1.776.463 46.720

Malaysia 99.187 10.381

Indonesia 20.166 3.557

Vietnam 16.474 1.596Sumber: aSCImago Journal & Country Rank; November 2013 bThe World Bank, November 2013

Page 7: kode etik penulis dan etika kepenulisan

7

KASUS-KASUS PELANGGARAN ETIKA KARYA ILMIAH

Satu dari tiga orang dosen bergelar doktor yang dikenai sanksi oleh Universitas ... karena kasus plagiat mengaku teledor. "Tidak ada unsur kesengajaan pencontekan tanpa sumber," kata ... lewat pesan pendek kepada Tempo, Jumat malam 2 Maret 2012.

Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2012/03/03/079387741/Pengakuan-Dosen-Kasus-Plagiat-

Page 8: kode etik penulis dan etika kepenulisan

8

..., mantan Dekan ... Universitas ..., diputus bersalah atas plagiarisme dalam sidang Komite Etik plus Guru Besar Senior pada Selasa (23/8). Ia terbukti secara sengaja menjiplak buku berjudul ... karya ..., terbitan ... (2005), menjadi ..., terbitan .... (2008).

Sumber:http://www.kopertis12.or.id/2011/08/25/terbukti-plagiat-guru-besar-diturunkan.html#sthash.QOilKK0T.dpuf

Page 9: kode etik penulis dan etika kepenulisan

9

ETIKA

Etika: konsep nilai yang mengarah pada perilaku yang baik dan pantas.

Terkait dengan norma, moralitas, pranata, baik kemanusiaan maupun agama.

(Setiawan, 2011)

Page 10: kode etik penulis dan etika kepenulisan

10

KODE ETIK PENULIS(Setiawan, 2011)

Melahirkan karya orisinal, bukan jiplakan.

Menjaga kebenaran dan manfaat serta makna informasi yang disebarkan sehingga tidak menyesatkan.

Menulis secara cermat, teliti, dan tepat. Bertanggung jawab secara akademis

atas tulisannya. Memberi manfaat kepada masyarakat

pengguna.

Page 11: kode etik penulis dan etika kepenulisan

11

Dalam kaitan dengan berkala ilmiah, menjadi kewajiban bagi penulis untuk mengikuti gaya selingkung yang ditetapkan berkala yang dituju.

Menerima saran-saran perbaikan dari editor berkala yang dituju.

Page 12: kode etik penulis dan etika kepenulisan

12

Menjunjung tinggi hak, pendapat atau temuan orang lain.

Menyadari sepenuhnya untuk tidak melakukan pelanggaran ilmiah, diantaranya:o Falsifikasio Fabrikasio Plagiat

Page 13: kode etik penulis dan etika kepenulisan

13

Penulis seharusnya:

Jujur pada diri sendiri. Memiliki nurani. Nurani mengalami proses

pencerahan. Menuntun pada sikap terbuka secara

ilmiah:- verifikasi- tidak memihak

Page 14: kode etik penulis dan etika kepenulisan

14

Terkait dengan tatakrama, aturan main, serta pranata menulis.

Tulisan mengikuti tatatertib, aturan-aturan baku.

Tulisan ilmiah:o mengikuti tataaturan ilmiaho berbeda dengan tulisan populer

atau tulisan lainnya

Page 15: kode etik penulis dan etika kepenulisan

15

Rujukan tentang Etika Peneliti dan Plagiarisme

1. Etika Peneliti (LIPI, 2007)2. Permendiknas No. 17/2010

tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi

Page 16: kode etik penulis dan etika kepenulisan

16

PELANGGARAN ILMIAH

Fabrikasi data ‘mempabrik’ data atau membuat-buat data yang sebenarnya tidak ada atau lebih umumnya membuat data fiktif.

Falsifikasi data bisa berarti mengubah data sesuai dengan keinginan, terutama agar sesuai dengan simpulan yang ‘ingin’ diambil dari sebuah penelitian.

Plagiat mengambil kata-kata atau kalimat atau teks orang lain tanpa memberikan acknowledgment (dalam bentuk sitasi) yang cukup.

Page 17: kode etik penulis dan etika kepenulisan

17

PLAGIAT/PLAGIARISME

Plagiat berasal dari bahasa Latin:

Plagiari(us) = “penculik”

Plagi(um) = “menculik” Melihat akar kata di atas, nyatalah

bahwa plagiat dalam penulisan makalah ilmiah, mengandung unsur ‘penganiayaan’ intelektual karena terjadi pengambilan cara paksa kata-kata/gagasan tanpa seizin pemiliknya.

Page 18: kode etik penulis dan etika kepenulisan

18

Ada berbagai definisi mengenai plagiat, namun pada intinya semua menyatakan bahwa plagiat merupakan pemanfaatan/ penggunaan hasil karya orang lain yang diakui sebagai hasil kerja diri sendiri, tanpa memberi pengakuan pada penciptanya yang asli.

Page 19: kode etik penulis dan etika kepenulisan

19

Plagiat: pembuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai (Permendiknas No. 17 /2010)

Page 20: kode etik penulis dan etika kepenulisan

20

Plagiator : orang perseorangan atau kelompok orang pelaku plagiat, masing-masing bertindak untuk diri sendiri, untuk kelompok dan atas nama suatu badan.

Page 21: kode etik penulis dan etika kepenulisan

21

Jenis Plagiat/Plagiarisme

Plagiat tidak hanya terbatas pada pencurian gagasan atau hasil karya orang lain di bidang ilmiah saja, namun juga berlaku di bidang lainnya seperti dunia seni, budaya, dsb. Bentuknya pun dapat beraneka macam tidak terbatas hanya pada tulisan.

Page 22: kode etik penulis dan etika kepenulisan

22

Self Plagiarism

Apabila karya sendiri sudah pernah diterbitkan sebelumnya, maka tatkala kita mengambil gagasan tersebut, semestinya dicantumkan rujukan atau sitasinya.

Bila tidak, ini dapat dianggap sebagai auto-plagiarisme atau self-plagiarism. Jenis plagiat ini sebenarnya dapat dianggap “ringan”, namun bila dimaksudkan atau di kemudian hari dimanfaatkan untuk menambah kredit akademik, maka dapat dianggap sebagai pelanggaran berat dari etika akademik.

Page 23: kode etik penulis dan etika kepenulisan

23

Cara Menghindari Plagiarisme Menggunakan, menganalisis, membahas,

mengritik atau merujuk hasil karya intelektual orang lain boleh dilakukan selama kaidah penggunaannya tetap ‘beradab’.

Merangkum hasil karya orang lain, atau melakukan parafrase pada bagian khusus dalam teks dengan cara penguraian menggunakan kata-kata sendiri, dan nyatakanlah sumber gagasan dan masukkan sumber-sumber yang digunakan dalam daftar rujukan.

Page 24: kode etik penulis dan etika kepenulisan

24

Menggunakan kata-kata asli penulis juga diperkenankan dengan cara memberi tanda kutip pada kalimat-kalimat yang digunakan, selain menyebutkan sumber gagasannya.

Page 25: kode etik penulis dan etika kepenulisan

25

Pencegahan plagiat: tindakan preventif yang dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi yang bertujuan agar tidak terjadi plagiat di lingkungan perguruan tingginya.

Penanggulangan plagiat: tindakan represif yang dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi dengan menjatuhkan sanksi kepada plagiator di lingkungan perguruan tingginya yang bertujuan mengembalikan kredibilitas akademik perguruan tinggi yang bersangkutan.

Page 26: kode etik penulis dan etika kepenulisan

26

Lingkup Plagiat(Permendiknas No. 17 /2010)

Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada :

a. mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai.

b. mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau menyatakan sumber secara memadai.

Page 27: kode etik penulis dan etika kepenulisan

27

c. menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai.

d.merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai.

e. menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai.

Page 28: kode etik penulis dan etika kepenulisan

28

Yang dimaksud dengan sumber terdiri atas :Orang perseorangan atau kelompok orang, masing-masing bertindak untuk diri sendiri atau kelompok atau untuk dan atas nama suatu badan, atau anonim penghasil satu atau lebih karya dan/atau karya ilmiah yang dibuat, diterbitkan, dipresentasikan, atau dimuat dalam bentuk tertulis, baik cetak mapun elektronik.

Page 29: kode etik penulis dan etika kepenulisan

29

Yang dimaksud dengan yang dibuat dapat berupa:1. komposisi musik;2. perangkat lunak komputer;3. fotografi;4. lukisan;5. sketsa;6. patung; atau7. karya dan atau karya ilmiah sejenis yang tidak termasuk kategori angka 1 s.d. 6.

Page 30: kode etik penulis dan etika kepenulisan

30

Yang dimaksud dengan diterbitkan dapat berupa :1. buku yang dicetak dan

diedarkan oleh penerbit atau perguruan tinggi;

2. artikel yang dimuat dalam berkala ilmiah, majalah, atau surat kabar;

3. kertas kerja atau makalah profesional dari organisasi tertentu;

4. isi laman elektronik; atau5. hasil karya dan/atau karya

ilmiah yang tidak termasuk pada angka 1 s.d. 4.

Page 31: kode etik penulis dan etika kepenulisan

31

Yang dimaksud dengan dipresentasikan dapat berupa :1.presentasi di depan khalayak

umum atau terbatas;2.presentasi melalui

radio/televisi/video/ cakram padat/cakram video digital; atau

3.bentuk atau cara lain sejenis yang tidak termasuk pada angka 1 dan 2.

Page 32: kode etik penulis dan etika kepenulisan

32

Yang dimaksud dengan dimuat dalam bentuk tertulis dapat berupa: cetakan dan/atau elektronik.

Yang dimaksud dengan pernyataan sumber memadai apabila dilakukan dengan tatacara pengacuan dan pengutipan dalam gaya selingkung setiap bidang ilmu, teknologi, dan seni.

Page 33: kode etik penulis dan etika kepenulisan

33

Pelaku(Permendiknas No. 17 /2010)

Plagiator adalah :1. satu atau lebih mahasiswa,2. satu atau lebih

dosen/peneliti/tenaga kependidikan,

3. satu atau lebih dosen/peneliti/tenaga kependidikan bersama satu atau lebih mahasiswa.

Page 34: kode etik penulis dan etika kepenulisan

34

Sanksi bagi Mahasiswa

Sanksi berupa teguran/peringatan tertulis/ penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa, dijatuhkan sesuai dengan proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara tidak sengaja.

Sanksi berupa pembatalan nilai/ pemberhentian dengan hormat/ pemberhentian dengan tidak hormat/ pembatalan ijazah kepada mahasiswa, dijatuhkan sesuai dengan proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara sengaja dan/atau berulang

Page 35: kode etik penulis dan etika kepenulisan

35

Pelaku Mahasiswa

Ketentuan yang dilanggar

Pasal 10 ayat 4

Urutan sanksi

1. Teguran2. Peringatan tertulis3. Penundaan pemberian sebahagian hak mahasiswa4. Pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah

yang diperoleh mahasiswa5. Pemberhentian dgn hormat dari status sbg

mahasiswa6. Pemberhentian tdk dengan hormat7. Pembatalan ijazah apabila mahasiwa telah lulus

Sanksi lain

UU Sisdiknas :Mempergunakan karya ilmiah jiplakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, vokasi dipidana penjara paling lama 2 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200 juta

Page 36: kode etik penulis dan etika kepenulisan

36

Sanksi bagi Dosen/Peneliti/Tenaga Kependidikan Sanksi berupa teguran, peringatan tertulis,

penundaan pemberian hak, dan penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional dijatuhkan sesuai dengan proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara tidak sengaja.

Sanksi berupa pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/profesor/ahli peneliti utama, pemberhentian dengan hormat, pemberhentian dengan tidak hormat, dan pembatalan ijazah dijatuhkan sesuai dengan proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara sengaja dan/atau berulang.

Page 37: kode etik penulis dan etika kepenulisan

37

Penjatuhan sanksi-sanksi tersebut di atas tidak menghapuskan sanksi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pemberhentian sebagai profesor/guru besar bagi dosen dilakukan oleh Mendiknas atas usul perguruan tinggi yang bersangkutan atau atas usul perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat melalui Kopertis.

Page 38: kode etik penulis dan etika kepenulisan

38

Pemberhentian dari jenjang jabatan fungsional utama untuk peneliti/tenaga kependidikan dengan mekanisme yang sama untuk diteruskan oleh Mendiknas kepada pejabat yang berwenang.

Mendiknas atau pejabat yang berwenang dapat menolak usul pengangkatan kembali dosen/peneliti/tenaga kependidikan ke dalam jabatan semula apabila dosen/peneliti/tenaga kependidikan dijatuhi sanksi tambahan berupa pemberhentian dari jabatan guru besar/profesor/ ahli peneliti utama.

Page 39: kode etik penulis dan etika kepenulisan

39

Dalam hal pemimpin perguruan tinggi tidak menjatuhkan sanksi, Menteri dapat menjatuhkan sanksi kepada plagiator dan kepada pemimpin perguruan tinggi yang tidak menjatuhkan sanksi kepada plagitor.

Sanksi kepada pemimpin perguruan tinggi berupa :1. teguran2. peringatan tertulis3. pernyataan Pemerintah bahwa perguruan

tinggi yang bersangkutan tidak berwenang melakukan tindakan hukum dalam bidang akademik

Page 40: kode etik penulis dan etika kepenulisan

40

Pelaku Dosen/Peneliti/Diktendik

Ketentuan yang dilanggar

Pasal 11 ayat 6

Urutan sanksi

1. Teguran2. Peringatan tertulis3. Penundaan pemberian hak 4. Penurunan pangkat dan jabatan

akademik/fungsional5. Pencabutan hak unt diusulkan sbg

profesor/jenjang utama bagi yg memenuhi syarat

6. Pemberhentian dengan hormat dari status dosen/peneliti /tendik

7. Pemberhentian tdk dgn hormat dari status sebagai dosen/peneliti/ tendik

8. Pembatalan ijazah yg diperoleh dari PT ybs

Sanksi tambahan

Apabila dosen/peneliti/tendik menyandang sebutan guru besar/profesor/ahli peneliti utama: diberhentikan dari jabatan profesor/guru besar/ahli peneliti utama

Sanksi lain UU Sisdiknas :Mempergunakan karya ilmiah jiplakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, vokasi dipidana penjara paling lama 2 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200 juta

Page 41: kode etik penulis dan etika kepenulisan

41

ETIKA KEPENULISAN(Setiawan, 2013)

Mengapa menulis memerlukan etika?

Tulisan merupakan media untuk mengomunikasikan gagasan kepada orang lain. Kesalahpahaman mengakibatkan pesan yang hendak disampaikan melalui tulisan tidak mengena.

Page 42: kode etik penulis dan etika kepenulisan

42

Kesalahpahaman sering terjadi akibat: penempatan tanda baca yang tidak

sesuai pilihan kosa kata yang tidak pas kalimat yang tidak efektif paragraf yang tidak koheren tulisan tidak mudah dicerna

Page 43: kode etik penulis dan etika kepenulisan

43

Contoh:

Penempatan tanda baca:Menurut kabar burung Ahmad kurang sehat.1. Menurut kabar, burung Ahmad kurang sehat.2. Menurut kabar burung, Ahmad kurang sehat.

Pemilihan kosa kata:Kata umum: melihatKata khusus: melirik, mengintai, mengamati, mengawasi,  menonton, memandang, menatap, melotot, membelalak.

Page 44: kode etik penulis dan etika kepenulisan

44

Tulisan memperhatikan: Penggunaan titik, koma, dan tanda-tanda

baca lainnya. Rangkaian kalimat yang baik dan teratur,

enak dibaca, mudah dipahami oleh pembaca.

Teknik-teknik penulisan: Kata pembuka dan penutup sesuai proporsi Mengikuti aturan main penulisan sebagai tulisan

ilmiah Bagian isi (diskusi) lebih dominan dalam tulisan

Page 45: kode etik penulis dan etika kepenulisan

45

KRITERIA TULISAN ILMIAH

Objektif: berdasarkan kondisi faktual. Up to date: tulisan merupakan

perkembangan ilmu mutakhir. Rasional: berfungsi sebagai wahana

penyampaian kritik timbal balik. Reserved: tidak overclaiming, jujur,

lugas, dan tidak bermotif pribadi. Efektif dan efisien: tulisan merupakan

media komunikasi yang berdaya tarik tinggi.

Page 46: kode etik penulis dan etika kepenulisan

46

Daftar Bacaan

Permendiknas No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.

Setiawan, N.K. 2011. Kode Etik dan Etika Kepenulisan, Bahan Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional.

Wibowo, W. Etika Penulisan. Bahan Pelatihan Program Stimulus Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Unika Atma Jaya. Jakarta, 3 Desember 2012

Page 47: kode etik penulis dan etika kepenulisan

47

TERIMA KASIH

SEMOGA BERMANFAAT

[email protected]://ono.suparno.staff.ipb.ac.id