kisah abu dahdah

10
Abu Dahdah Aku telah menjualnya kepada Allah Fahlul Amri

Upload: bahrum-subagia

Post on 25-Jun-2015

195 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kisah abu dahdah

Abu Dahdah Aku telah menjualnya

kepada Allah

Fahlul Amri

Page 2: Kisah abu dahdah

1

Abu Dahdah, Aku telah menjualnya kepada Allah Penulis Fahlul Amri Penyunting Bahrum Subagia Perwajahan Isi B.S. Gia Penata Letak Bahgia Desain Sampul Abu Abdil Hafiz Penerbit

Melek Pustaka Bogor: JL. KH. Sholeh Iskandar Km.2. Bogor 16162 Telp. 085813405685 e-mail: [email protected] cetakan pertama, Desember 2013 M/ Shafar 1435 H

Melek adalah akronim dari Medium Intelektual yang awalnya sebuah komunitas

santri-santri Ulil Albaab Bogor. Komunitas ini terus berusaha memberikan

pencerahan-pencerahan kepada umat Islam menuju kejayaannya. Kami

berkomitmen untuk menebarkan ilmu-ilmu keislaman yang bermanfaat bagi

kaum muslimin.

Page 3: Kisah abu dahdah

2

ahulu, di zaman Rasulullah, hiduplah seorang

anak yatim yang masih kecil. Dia memiliki

sebuah kebun yang ditinggalkan orang tuanya

untuknnya. Ia hendak membangun sebuah dinding di

sekeliling kebun tersebut. Lalu, ia mendatangi sebuah

tempat, di mana di sekelilinginya terdapat banyak

pohon kurma milik tetangganya.

Untuk membangun dinding tersebut, ternyata

ada sebuah pohon kurma yang tumbuh tidak lurus,

pohon kurma itu pun sudah tampak tua. Lantas, ia

meminta tetangganya tersebut agar merelakan satu

pohon kurma tersebut agar menjadi miliknya, sehingga

ia bisa membangun dinding di kebunnya tersebut.

Namun sang tetangga menolak usulannya. Anak yatim

itupun berkata pada tetangganya itu, “Anda memiliki

banyak pohon kurma dan pohon kurma anda yang

bengkok ini tidak akan merugikan anda jika diberikan

kepadaku, sehingga aku bisa membangun sebuah

dinding di dalam kebunku.”

D

Page 4: Kisah abu dahdah

3

Tetangganya menolak. Dengan kesal, anak

yatim tersebut pergi dan mengadukan hal tersebut

kepada Rasulullah. Kemudian, Rasulullah memanggil

anak yatim itu dan tetangganya.

Dengan lemah lembut, Beliau meminta kepada

Si Tetangga untuk merelakan pohon kurmanya,

“Berikan satu pohon kurma itu kepada saudaramu...”

Akan tetapi, tetangganya itu tetap menolak dan

ia marah serta kesal atas pengaduan anak yatim

tersebut kepada Rasulullah. Tetangganya berkata, “Ini

adalah hak saya, ini pohon saya. Saya tidak akan

memberikannya kepada anak itu.”

Seketika itu, meneteslah air mata di wajah anak

yatim tersebut. Tidak ada bapak tempat ia mengadu

perihal masalah ini karena ayahnya telah meninggal.

Rasulullah sendiripun tidak bisa memaksa lelaki itu.

Karena itu merupakan haknya.

Rasulullah berkata, “Berikan pohon kurma itu

kepada saudaramu dan engkau akan mendapatkan

Page 5: Kisah abu dahdah

4

surga.” Lelaki itu menjawab dengan marah, “ Saya tidak

mau, saya tidak mau.” Lelaki itupun berdiri dan

Rasulullah hanya terdiam sesat, karena bagaimana bisa

seseorang menolak surga dan hal apa yang ganjaran-

nya lebih besar daripada surga?

Pada saat itu, para sahabat yang sedang

berkumpul pada pertemuan itu. Datanglah Abu Dahdah

dan mendekat pada Rasulullah dan berkata,“Yaa

Rasulullah.. Jika saya beli pohon kurma itu dari lelaki

tadi, apakah saya akan tetap mendapatkan tawaran

yang sama (surga)?”

Rasulullah memberikan isyarat dan berkata, “Iya..”

Abu Dahdah memiliki sebuah kebun di kota

Madinah, dan semua orang tau akan hal itu. Di

dalamnya terdapat 500 pohon kurma, dan terdapat

sebuah rumah yang bagus. Cuma hal itu yang dimiliki

oleh Abu Dahdah. Namun, ketika ia melihat

kesempatan emas di depan matanya, yaitu bahwa

hasilnya adalah surga, Abu Dahdah menemui dan

Page 6: Kisah abu dahdah

5

berkata pada tetangga anak yatim tersebut dan

berkata, “Apakah kamu tahu tentang kebun kurma

saya di Madinah?”

Lelaki itupun menjawab, “Siapakah orang yang

tidak tahu dengan kebunmu yang terkenal itu?” Abu

Dahdah berkata, “Maukah kau menukarkan satu pohon

kurmamu itu dengan seluruh kebunku itu?”

Orang-orang berkomentar, “Apakah kau sudah

gila? Apakah kau mabuk? Ada apa denganmu?” Abu

Dahdah berkata, “Hai orang-orang, saksikanlah.” Lelaki

tadi menerima tawaran Abu Dahdah dan langsung

memberitahukan kepada anak yatim tersebut bahwa ia

bisa memiliki satu pohon kurma tersebut. Abu Dahdah

pun berbalik menuju Nabi, dan berkata, “Yaa

Rasulullah, apakah sudah ada pohon kurma di surga

buatku sekarang?”

Rasulullah menjawab, “Betapa banyak Pohon

kurma yang sedang berbuah, betapa banyak bagian

untuk Abu Dahdah sekarang di Surga.” Perawi

Page 7: Kisah abu dahdah

6

mengatakan bahwa Rasulullah mengulangi hal tersebut

tidak hanya sekali. Lantas Abu Dahdah bangkit

meninggalkan perkumpulan itu dan pergi ke kebunnya

di mana sekarang istri dan anak-anaknya berda di

dalam kebun tersebut.

Abu Dahdah memangggil istrinya dari luar

kebun tersebut. Istrinya menjawab, “Iya”. Abu Dahdah

menyuruhnya segera keluar dari kebun tersebut

sekarang. Istrinya bertanya , “Kenapa?”. Abu Dhadah

menjawab, “Aku telah menjualnya dengan sebatang

pohon kurma di Surga.” Lantas apakah yang diucapkan

istrinya? Apakah ia mengeluh, di manakah kita akan

tinggal? Apakah keuntungan dunia yang kita dapat?

Apakah ia mengeluh tentang uang yang telah habis?

Bagaimana bisa 1 batang pohon kurma ditukar dengan

500 pohon kurma? Istrinya menjawab, “Allahu Akbar.

Ini sungguh jual beli yang menguntungkan wahai Abu

Dahdah.” Kemudian Istrinya membawa anak-anaknya

keluar dari kebunnya tersebut. Kemudian istrinya tadi

mencari kantong yang dibawa anaknya yang berisi

Page 8: Kisah abu dahdah

7

kurma dan mengelurkan semua isinya sambil berkata,

“Ini bukan untuk kita anakku.. ini untuk Allah”

Inilah gambaran kepada kita saudara-saudaraku

tentang keadaan orang-orang yang sholeh sebelum

kita, mereka merasakan bahwa surga itu dekat

sehingga mereka rela mengorbankan segalanya untuk

Allah semata. Tapi puaskah Abu Dahdah terhadap apa

yang telah ia dapatkan? Sekali-kali Tidak!

Pada saat terjadi Perang Uhud, saat Rasulullah

terluka ketika Utbah bin Abi Waqqas melemparkan

sebuah batu ke arah Rasulullah sehingga gigi beliau

patah. Lalu Abdullah bin Qarnia datang dari arah

belakang, Rasulullah terluka karena lemparan batu ke

arah wajahnya. Dan dia memukulkan pedangnya ke

bahu Rasulullah, kemudian Abdulloh ibn Shihab az

Zuhri memukul kepala Rasulullah sehingga kepala

Rasulullah mengalir darah. Ketika itu Rasulullah tidak

mampu bangkit, dan berdiri dan saat itu pasukan

musuh semakin mendekat. Kemudian Rasulullah

Page 9: Kisah abu dahdah

8

berkata pada para sahabat, “Siapakah di antara kalian

yang akan menjadi tetanggaku di Surga maka

hentikanlah pasukan ini sampai mereka mati semua”.

Setelah pertempuran selesai, Rasulullah kembali

dan mencari para sahabat yang tewas dalam

pertempuran dan tahukah apa yang beliau temukan?

Beliau menemukan jasad Abu Dahdah telah terbujur

kaku bersimbah darah. Rasulullah pun berlutut sambil

menangis dan memperhatikan jasad Abu Dahdah dan

bersabda, “Sekarang Betapa banyak pohon kurma di

Surga untukmu Wahai Abu Dahdah?”

Inilah gambaran jelas bagi kita semua, betapa

bagi para sahabat Rodiyallohu anhum jami’an sangat

bersemangat terhadap perkara akhirat. Akhirat begitu

nampak jelas di hati mereka, sehingga harta, jiwa rela

mereka korbankan untuk surga. Nilai harta di dunia ini

yang mereka miliki, tidak sebanding dengan

kenikmatan surga dan ridho Allah yang akan mereka

dapatkan. Sangat wajar sekali Allah telah memuji

Page 10: Kisah abu dahdah

9

mereka dari langit ketujuh, di atas Arsy-Nya. Keimanan

mereka tak perlu diragukan lagi. Mereka telah

membenarkan janji dan ancaman dari Rabbul Arsy Al

Adziim.