kimal-color reader

27
I. PENDAHULUAN A. Judul Praktikum Color Reader B. Tujuan Praktikum 1. Mengetahui prinsip kerja color reader. 2. Memahami cara pengukuran warna.

Upload: arumwulan

Post on 21-Nov-2015

176 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laporan kimia analisis color reader

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUANA. Judul Praktikum

Color Reader

B. Tujuan Praktikum

1. Mengetahui prinsip kerja color reader.2. Memahami cara pengukuran warna.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Warna merupakan nama umum untuk semua pengindraan yang berasal dari aktivitas retina mata. Jika cahaya mencapai retina, mekanisme saraf mata menanggapi, salah satunya memberi sinyal warna. Warna yang diterima jika memandang objek yang disinari berkaitan dengan tiga faktor berikut: susunan spektrum sumber sinar, ciri kimia dan fisika objek, dan sifat-sifat kepekaan spektrum mata. Warna penting bagi banyak makanan, baik bagi makanan yang tidak diproses maupun bagi yang dimanufaktur. Bersama-sama dengan baurasa dan tekstur, warna memegang peranan penting dalam keterimaan makanan. Selain itu, warna dapat memberi petunjuk mengenai perubahan kimia dalam makanan, seperti pencoklatan dan pengkaramelan (de Man, 1997).

Ada beberapa sistem penggolongan warna, yang paling penting ialah sistem CIE (Commission International de lEnclairage Komisi Pencahayaan Internasional). Sistem CIE adalah alat objektif yang lebih spesifik, yang digambarkan dalam sistem tristimulus sebagai definisi standar observasi dan sistem koordinat partikel. Sistem CIE merupakan sistem trikromati, yaitu berdasarkan pada kenyataan bahwa warna apapun dapat dicocokkan dengan campuran yang sesuai dari 3 warna utama, yaitu merah, hijau, dan biru. Dalam sistem CIE warna hijau, merah dan biru diindikasikan dengan X,Y dan Z (Weaver dan Daniel, 2003).Sistem CIE dapat diklasifikasikan dalam 3 jenis, yakni warna kromatik, akromatik dan kromatik non spektrum. Warna akromatik ialah putih, hitam, dan abu-abu. Hitam dan abu-abu hanya berbeda dengan putih dalam pemantulan sinar jatuh. Lembayung adalah warna kromatik nonspektrum. Semua warna lain kromatik, misalnya, coklat adalah kuning yang penerangan dan kejenuhannya rendah (de Man, 1997).

Pengukuran warna sistem CIE didasarkan pada penginderaan warna oleh mata manusia. Sistem CIE yang dipakai secara luas untuk kolorimetri makanan ialah sistem L, a, b Hunter. Dalam mekanisme pengalihan ini tanggapan merah dibandingkan dengan hijau dan menghasilkan dimensi warna merah ke hijau. Tanggapan hijau dibandingkan dengan biru menghasilkan dimensi warna kuning ke biru. Kedua dimensi warna ini dinyatakan dengan lambang a dan b. Dimensi warna ketiga adalah kecerahan (L) yang sifatnya tidak linier (de Man, 1997).

Ada lima sebab menurut Winarno (1997) yang dapat menyebabkan suatu bahan makanan berwarna yaitu:

1. Pigmen yang secara alami terdapat pada tanaman dan hewan, misalnya klorofil berwarna hijau dan mioglobin menyebabkan warna merah pada daging.

2. Reaksi karamelisasi yang timbul bila gula dipanaskan membentuk warna coklat, misalnya warna coklat pada roti yang dibakar.

3. Warna gelap yang timbul karena adanya reaksi Maillard, yaitu antara gugus amino protein dengan gugus karbonil gula pereduksi, misalnya susu bubuk yang disimpan lama akan berwarna gelap.

4. Reaksi antara senyawa organik dengan udara akan menghasilkan warna hitam atau coklat gelap, misalnya warna gelap permukaan apel yang dipotong.

5. Penambahan zat warna, baik zat warna alami maupun zat warna sintetik

Sistem pewarnaan ada sistem Munsell. Sistem Munsell ini berdasarkan pada ruang tiga dimensi warna yang melibatkan tiga bagian warna yaitu hue, value, dan chroma. Skala hue berdasarkan pada lima bagian pokok dan lima sub bagian hue, yaitu merah, kuning, hijau, biru, ungu, kuning merah, hijau kuning, biru hijau, biru ungu, dan merah ungu. Skala nilai adalah jangkauan skala keterangan dari hitam (1) ke putih (10). Skala chroma diukur oleh penampakan warna dari abu-abu pada tingkat keterangan yang sama (abu-abu netral=0) (Weaver dan Daniel, 2003).

Pengukuran warna sistem CIE didasarkan pada penginderaan warna oleh mata manusia. Sistem CIE yang dipakai secara luas untuk kolorimetri makanan ialah sistem L, a, b Hunter. Dalam mekanisme pengalihan ini tanggapan merah dibandingkan dengan hijau dan menghasilkan dimensi warna merah ke hijau. Tanggapan hijau dibandingkan dengan biru menghasilkan dimensi warna kuning ke biru. Kedua dimensi warna ini dinyatakan dengan lambang a dan b. Dimensi warna ketiga adalah kecerahan (L) yang sifatnya tidak linier (de Man, 1997).Tepung maizena adalah tepung berwarna putih yang terbuat dari saripati biji jagung. Pati jagung merupakan sumber kabohidrat yang biasa digunakan sebagai bahan pembuat roti, kue kering, biskuit, makanan bayi, dan lain-lain. Tepung ini jarang digunakan sebagai bahan utama pembuatan cake, namun seringkali menjadi bahan pelengkap untuk mendapatkan tekstur sempurna. Dalam pembuatan biskuit, maizena biasanya dipakai sebagai bahan pembantu untuk merenyahkan biskuit. Sedangkan untuk pembuatan cake, maizena berfungsi untuk membantu melembutkan cake (Anonim b, 2010).

Tepung beras siap pakai banyak dijual dalam kemasan plastik berbagai merk. Tepung beras ini biasanya dibuat oleh pabrik dan beras digiling dengan mesin. Karena itu tepung beras ini biasanya lebih kering. Tingkat kekeringan tiap merk berbeda. Untuk itu sesuaikan saja jumlah air dengan kondisi saat tepung beras dipakai dan diuleni (Winneke, 2011).

III. METODEA. Alat dan BahanAlat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Color Reader. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tepung garut, tepung maizena, tepung kentang, tepung ketan, tepung sagu, tepung beras, tepung kacang hijau, tepung pisang, K2SO4.

B. Cara kerja

Sampel (Tepung garut, tepung maizena, tepung kentang, tepung ketan, tepung sagu, tepung beras, tepung kacang hijau, tepung pisang, K2SO4) disiapkan. Color reader dinyalakan dan dipilih L, a, b. selanjutnya, ujung reseptor ditempelkan pada sampel satu persatu. Tombol pengukuran ditekan dan diulang tiga kali untuk setiap sampel dipermukaan yang berbeda. Nilai L, a, b dicatat serta nilai x, y, %x, %y, dan %z dihitung.

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil

Tabel 1. Hasil Color Reader

noSampelLabXY%X%Y%Z

1T. Maizena67,24,976,130,3350,32847,074,5139,27

2T. Beras65,635,374,90,330,3245,084,3038,48

3K2SO4 65,735,32,930,3270,31943,864,3240,45

4T. Kentang593,718,60,3830,3784,733,42-12,20

5T. Ketan66,13,976,330,3340,32945,194,3737,71

6T. Kc. Hijau65,934,65,770,3340,32845,205,434,35

7T. Sagu62,85,18,130,3430,33541,273,9432,14

8T. Pisang67,075,076,20,3120,30646,934,5039,00

9T. Garut63,34,975,870,3360,32880,174,0134,64

B. Pembahasan

Warna merupakan nama umum untuk semua pengindraan yang berasal dari aktivitas retina mata. Jika cahaya mencapai retina, mekanisme saraf mata menanggapi, salah satunya memberi sinyal warna. Faktor-faktor yang mempengaruhi warna yang diterima jika memandang objek yang disinari yaitu:

1. Susunan spektrum sumber sinar2. Ciri kimia dan fisika objek3. Sifat-sifat kepekaan spektrum mata.Menurut de Man (1997) warna penting bagi banyak makanan, baik bagi makanan yang tidak diproses maupun bagi yang dimanufaktur. Bersama-sama dengan baurasa dan tekstur, warna memegang peranan penting dalam keterimaan makanan. Selain itu, warna dapat memberi petunjuk mengenai perubahan kimia dalam makanan, seperti pencoklatan dan pengkaramelan.

Weaver dan James., 2003 menerangkan bahwa color reader adalah suatu alat pengukur warna yang sangat praktis dimana alat tersebut didesain dengan tristimulus/tiga reseptor sehingga mampu membedakan warna secara lebih akurat antara 2 range warna yakni terang dan gelap. Color reader merupakan pemaparan warna berdasarkan sistem CIE Hunter. Pengukuran warna sistem CIE didasarkan pada penginderaan warna oleh mata manusia. Hal ini mengakui bahwa mata mengandung tiga reseptor yang peka terhadap cahaya. Reseptor warna yang digunakan dalam color reader adalah reseptor L, a, b Hunter. Lambang a-b menunjukan dimensi warna kemerahan atau kehijauan (a) dan (b) kekuningan atau kebiruan. Sementara dimensi warna ke-3 adalah L yang menunjukan tingkat kecerahan (berdasar sinar putih), dimana data tri reseptor tersebut dapat diubah menjadi fungsi warna tunggal yang disebut perbedaan warna ((dE) dengan memakai persamaan berikut :

dE = (dL)2 + (da)2 + (db)2

Keterangan :

% Kemerahan (%X) = 0,01 L2 + aL/175

% Kehijauan (Y) = 0,001 L2

% Kebiruan (%Z) = 0,01 L2 - bL/70

Hal pertama yang dilakukan dalam penggunaan alat ini adalah set power pada color reader pada posisi on. Kemudian tekan tombol Lab untuk memilih pengukuran warna dengan sitem Lab. Kemudian ujung reseptor alat ditempelkan pada sampel kemudian tombol penguji (measuring tombol) ditekan. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai terbaik Hasil pengukuran dapat dilihat dilayar sehingga dapat dilihat nilai L, a, b dengan nilai maksimum terang dan nilai minimum gelap 0.

Gambar bagian dari alat color reader adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Alat color reader (dokumen pribadi) Color reader terdiri dari:

1. Tombol on/off

:berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan

alat

2. Reseptor

:mendeteksi warna yang terkandung dalam suatu

sampel

3. Display

:menampilkan hasil pengukuran warna4. Control panel

:terdiri atas berbagai tombol untuk mengatur proses pengukuran warna. Terdiri atas

a. Tombol Lab

:pengukuran warna menggunakan sistem L,a,b Hunter

b. Tombol LCh

:pengukuran warna menggunakan sistem

LCh

c. Tombol target

:ditekan ketika reseptor sudah menyentuh

sampel yang diinginkan

Dibagian depan alat ini terdapat 3 tombol dan display. Masing-masing tombol tersebut adalah Lch, Lab dan target. Tombol target digunakan untuk menghapus ketentuan target yang lama dan digantikan oleh target yang baru yang akan diukur warnanya. Tombol Lab digunakan untuk memilih pengukuran warna dengan sitem L, a, b. Tombol Lch digunakan untuk memilih pengukuran warna dengan sitem L, c, h, namun dalam praktikum ini tidak digunakan karena pada percobaan ini digunakan sistem CIE Hunter sehingga menngunakan L,a,b.

Dibagian atas terdapat tombol ukur yang digunakan untuk mengambil ukuran atau mengukur warna. Dibagian bawah terdapat tombol power untuk mamatikan dan menghidupkan alat. Alat hidup bila power on dan mati bila power off. Di sisi lain terdapat resptor yang akan menyalurkkan spektrum warna obyek sehingga data Lab bisa didapatkan. Pada uji ini ada 9 sampel yang diukur warnanya secara kuantitatif, yaitu K2SO4, tepung beras, tepung kacang hijau, tepung ketan, tepung garut, tepung sagu, tepung pisang, tepung maizena, dan tepung kentang. Setelah didapatkan nilai-nilai seperti pada tabel I, seperti berikut

Tepung ketan

Tepung maizena

K2SO4

= 66,1

= 67,2

= 65,73

= 3,97

= 4,97

= 5,3 = 6,33

= 6,13

= 2,93Tepung kacang hijau

Tepung Beras

Tepung kentang = 65,93

= 65,63

= 59 = 4,6

= 5,37

= 3,7 = 5,77

= 4,9

= 18,6Tepung sagu

Tepung pisang

Tepung garut

= 62,8

= 67,07

= 63,3

= 5,1

= 5,07

= 4,97

= 8,13

= 6,2

= 5,87

Dan data dirubah ke X dan Y dengan rumus

x=

y= lalu di dapatkan data

Tepung Ketan

Tepung Maizena

K2SO4 X= 0,334

X= 0,335

X= 0,323Y= 0,329

Y= 0,328

Y= 0,319Tepung kacang hijau

Tepung Beras

Tepung KentangX= 0,334

X= 0,33

X = 0,383Y= 0,328

Y= 0,32

Y= 0,378Tepung Sagu

Tepung Pisang

Tepung GarutX= 0,343

X= 0,312

X= 0,336Y= 0,335

Y= 0,306

Y= 0,329dan setelah dimasukkan ke diagram warna (Lampiran) seluruh sampel menempati bidang warna sumber cahaya. Dengan kata lain, sampel memiliki warna putih yang dominan sehingga akan terdeteksi sebagai sumber cahaya. Dari semua sumber cahaya yang ada, tepung pisang yang memiliki warna paling gelap lalu disusul tepung kentang, kemudian tepung sagu, tepung ketan, tepung kacang hijau, tepung garut, tepung maizena, tepung beras dan terakhir adalah K2SO4.

V. KESIMPULAN

Dari percobaan color reader ini, dapat disimpulkan bahwa:1. Prinsip kerja dari color reader adalah memaparkan warna berdasarkan sistem CIE Hunter. Pada color reader ada reseptor warna yaitu reseptor L, a, b Hunter yang menunjukkan ukuran nilai warna suatu sampel. Lambang a-b menunjukkan dimensi warna kemerahan atau kehijauan (a) dan kekuningan atau kebiruan (b). Sedangkan L menunjukkan tingkat kecerahan (berdasar sinar putih).

2. Cara penggunaan color reader sangatlah mudah adalah dengan mendekatkan reseptor ke sampel yang diinginkan dan menekan tombol ukur, setelah itu akan ada angka yang muncul di display.DAFTAR PUSTAKA

Anonim b. 2010. Tepung Maizena. http://sukamasak.com/bahan-masakan/2010/09/tepung-maizena. 2 Novemeber 2013.de Man, J.M. 1997. Kimia Makanan. Edisi Kedua. Penerbit ITB. Bandung.

Weaver, C.M. dan J.R. Daniel. 2003. The Food Chemistry Laboratory. CRC

Press. New York.

Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Winneke, O. 2011. Tepung Beras. http://food.detik.com/read/2011/05/03/103608/1631060/312/tepung-beras. 2 November 2013.

LAMPIRANA. Perhitungan

Tabel 2. Hasil Data MentahSampelPengulangan IPengulangan IIPengulangan III

LabLabLab

T. kacang H65.83.16.1665.35.5665.45.7

T. kentang 59.34.118.959.2319.258.5417.7

T. sagu63.72.5962.76.57.6626.37.8

T. pisang67.15.26.2675.16.267.14.96.2

T. garut65.35.35.461.74.96.7634.75.5

T. ketan665.55.666.617.465.75.46

T. beras65.65.5565.75.44.965.65.24.8

T. maizena66.84.96.367.35.26.167.54.86

K2SO465.95.53.365.55.12.965.85.32.6

Tepung ketan

Tepung maizena

K2SO4

= 66,1

= 67,2

= 65,73

= 3,97

= 4,97

= 5,3

= 6,33

= 6,13

= 2,93

Tepung kacang hijau

Tepung Beras

Tepung kentang

= 65,93

= 65,63

= 59

= 4,6

= 5,37

= 3,7

= 5,77

= 4,9

= 18,6

Tepung sagu

Tepung pisang

Tepung garut

= 62,8

= 67,07

= 63,3

= 5,1

= 5,07

= 4,97

= 8,13

= 6,2

= 5,87

Rumus:

x=

%X= 0,01 ()2 + y=

%Y= 0,001 ()2

%Z= 0,01 ()2 - Tepung Kacang Hijau

x = %X= 0,01 (65,93)2 +

=

= 45,20

= 0,334

y = %Y= 0,001 x (65,93)2 = 4,346

=

%Z= 0,01 (65,93)2 = 0,328

= 70,174 20,105

= 5,43

Tepung Kentang

x =

%X= 0,01 (59)2 +

=

= 4,728

= 0,383

y =

%Y= 0,001 x (59)2 = 3,481

=

%Z= 0,01 (59)2 = 0,3776

= - 12,196

Tepung Sagux = %X= 0,01 (62,8)2 +

=

= 41,269

= 0,343

y =

%Y= 0,001 x (62,8)2 = 3,944

=

%Z= 0,01 (62,8)2 = 0,335

= 32,144

Tepung Pisangx = %X= 0,01 ()2 +

=

= 46,925

= 0,312

y =%Y= 0,001 x)2 = 4,498

=

%Z= 0,01 ()2 = 0,41

= 38,998

Tepung Garut

x = %X= 0,01 (63,3)2 +

=

= 80,17

= 0,336

y = %Y= 0,001 x (63,3)2 = 4,01

=

%Z= 0,01 (63,3)2 = 0,328

= 34,64

Tepung Ketanx = %X= 0,01 (66,1)2 +

=

= 45,19

= 0,334

y = %Y= 0,001 x (66,1)2 = 4,369

=

%Z= 0,01 (66,1)2 = 0,329

= 37,71

Tepung Beras

x =

%X= 43,07 + 2,04

= 0,33 y =

%Y= 0,001 x (65,63)2 = 4,307

= 0,32

%Z= 0,01 (63,63)2 4,06

= 38,48

Tepung Maizena

x = %X= 0,01 ()2 +

=

= 47,067

= 0,335

y = %Y= 0,001 x)2 = 4,515

=

%Z= 0,01 (2 = 0,328

= 39,274

K2SO4x = %X= 0,01 (65,73)2 +

=0,3274

= 43,86

y = %Y= 0,001 x)2 = 4,3204

=0,3194

%Z= 0,01 ()2

= 40,453

1

3

4

2

4