khauf khasyyah dan taqwa dalam tafsir...
TRANSCRIPT
i
KHAUF, KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAH
KARYA MUHAMMAD QURAISH SHIHAB
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh :
DOLIZAL PUTRA
NIM. 13530027
JURUSAN ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2017
ii
iii
iv
v
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr/ 59: 18)
“Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat
sepenuhnya”
--Dolizal Putra--
vi
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini kupersembahkan untuk:
Kedua orang tua tercinta, yang senantiasa mendo’akan dan
memberikan semangat dan motivasi kepada anaknya.
vii
ABSTRAK
Skripsi ini mengkaji persoalan khauf, khasyyah dan taqwa dengan
memfokuskan pembahasan terhadap pemikiran Muhammad Quraish Shihab
terkait penafsiran beliau terhadap makna khauf, khasyyah dan taqwa yang
tertuang di dalam karya beliau, yakni Tafsir al-Misbah, kemudian peneliti
mencoba mengambil pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Beberapa hal
yang mendorong penyusun untuk mengangkat tema ini, antara lain yaitu: 1) kata
khauf, khasyyah dan taqwa merupakan istilah yang banyak disebut dalam al-
Qur‟an dan dianggap tergolong kedalam lafadz mutaradif (mempunyai makna
hampir sama) yaitu takut, keadaan seperti ini tentu memberikan dampak kurang
terhadap pemahaman maksud suatu ayat. 3) tafsir al-Misbah adalah karya besar
Muhammad Quraish Shihab yang secara utuh mengkaji al-Qur‟an secara
keseluruhan. 4) Muhammad Quraish Shihab adalah salah satu tokoh tafsir yang
pemikirannya mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam bidang ilmu al-
Qur‟an dan tafsir.
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library reaseach) yang
bersifat kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Adapun
sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah karya Muhammad
Quraish Shihab yang berjudul Tafsir al-Misbah. Sedangkan sumber sekunder
yang digunakan adalah buku-buku maupun literatur lain yang memuat informasi
serta data yang menunjang penelitian ini.
Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Quraish Shihab memahami khauf dengan perasaan takut yang disertai cemas dan khawatir terhadap keselamatan diri
karena menduga akan adanya bahaya yang dapat mengancam, sehingga yang
bersangkutan mengambil langkah-langkah untuk menangkal atau menghindarinya.
2) khasyyah menurut Muhammad Quraish Shihab adalah perasaan takut kepada
Allah yaitu takut akan keagungan dan kekuasaan-Nya yang disertai dengan sikap
kagum dan pengetahuan tetang Allah. khasyyah ini hanya dikhususkan kepada
para Nabi Allah dan ulama. Kerana mereka adalah orang-orang yang mengetahui
akan kekuasaan dan keagungan Allah serta syari‟at-Nya. 3) taqwa menurut
Muhammad Quraish Shihab adalah upaya sungguh-sungguh untuk memelihara,
menjauhkan diri dari siksaan atau adzab Allah dengan cara menjalankan perintah
Allah dan menjauhi larangan-Nya. 4) persamaan khauf, khasyyah dan taqwa adalah sama-sama mendapatkan balasan surga, syarat keimanan seseorang dan
mendapatkan kemenangan. 6) implikasi khauf, khasyyah dan taqwa adalah khauf kebanyakan berkonotasi negatif, sehingga akan menghilangkan rasa kebahagiaan.
Akan tetapi ada juga khauf yang berkonotasi positif (takut saat mengahadap
Allah), implikasinya adalah selalu berusaha untuk bermuhasabah diri sehingga
akan terlihat kekurangan-kekurangan pada diri seseorang yang harus diperbaiki.
khasyyah berimplikasi kepada kemantapan iman seseorang, dan Allah juga
memuji orang-orang yang khasyyah kepada-Nya yaitu memperoleh kebaikan-
kebaikan, serta mendapatkan surga Allah. implikasi taqwa bersifat kemanusiaan.
Apabila seseorang bertaqwa kepada Allah, maka implikasinya adalah bersikap
adil terhadap sesama manusia, sehingga Allah memuji orang-orang yang bertaqwa
yaitu memperoleh kemuliaan di sisi-Nya dan mendapatkan kesuksesan hidup di
dunia serta mendapatkan surga dari Allah.
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman
pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543 b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988.
A. Konsonan Tunggal:
Huruf
Arab
Nama Huruf Latin Keterangan
ا
ب
ت
ث
ج
ح
خ
د
ذ
ر
ز
س
ش
ص
ض
ط
alif
ba‟
ta‟
sa‟
jim
ha‟
kha‟
dal
dzal
ra‟
zai
sin
syin
shad
dhad
Tidak dilambangkan
b
t
s
j
h}
kh
d
z|
r
z
s
sy
s}
d}
Tidak dilambangkan
Be
Te
Es (dengan titik diatas)
Je
Ha (dengan titik di bawah)
Ka dan Ha
De
Zet (dengan titik di atas)
Er
Zet
Es
Es dan Ye
Es (dengan titik di bawah)
De (dengan titik dibawah)
ix
ظ
ع
غ
ف
ق
ك
ل
م
ن
و
ه
ء
ي
tha
zha
„ain
gain
fa‟
qaf
kaf
lam
mim
nun
wawu
ha‟
hamzah
ya‟
t}
z}
„
g
f
q
k
l
m
n
w
h
„
Y
Te (dengan titik dibawah)
Zet (dengan titik dibawah)
Koma terbalik diatas
Ge
Ef
Qi
Ka
El
Em
En
We
Ha
Apostrof ye
B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis Rangkap:
Ditulis ‘iddah عدة
C. Ta’ marbutah:
1. Bila dimatikan ditulis h
ditulis Hibah هبة
x
ditulis Jizyah جزية
(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam
bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal
aslinya).
Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis
dengan h.
’Ditulis karamah al-auliya كرامة اآلولياء
2. Bila ta‟ marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah ditulis t.
Ditulis zakatul fitri زكاة الفطر
D. Vokal Pendek:
– ِ -
– ِ -
– ِ -
Kasrah
fathah
dammah
ditulis
ditulis
ditulis
I
a
u
xi
E. Vokal Panjang:
fathah + alif
جاهلية
fathah + ya‟ mati
يسعى
kasrah + ya‟ mati
كريم
dammah + wawu mati
فروض
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
Ā
Jāhiliyyah
ā
yas’ā
ī
karīm
ū
furūd
F. Vokal Rangkap:
fathah + ya‟ mati
بينكم
fathah + wawu mati
قولون
Ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
Ai
bainakum
au
qaulun
xii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
swt. yang senantiasa menganugerahkan segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat
dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah
menuntun manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang,
yakni Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Berkat pertolongan dan kemudahan yang telah Allah swt. berikan kepada
penulis serta dukungan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan. Skripsi dengan judul “Khauf, Khasyyah dan Taqwa dalam Tafsir al-
Misbah karya Muhammad Quraish Shihab”diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam dinamika khazanah pendidikan dan keilmuan Islam, khususnya
dalam ranah kajian Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir.
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, meskipun penulis sudah berusaha semaksimal
mungkin. Oleh karena itu sangat diharapkan saran dan kritikan yang membangun
untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Selama penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa banyak pihak yang
secara langsung maupun tidak langsung telah mendukung, memotivasi, dan
membantu penulis dalam kelancaran penulisan skripsi. Untuk itu rasa hormat dan
terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D selaku Rektor UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
2. Dr. Alim Ruswantoro, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Dr. H. Abdul Mustaqim, S. Ag., M. Ag. selaku Ketua Jurusan Ilmu al-
Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
xiii
4. Afdawaiza, M. Ag., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
5. Dr. H. Agung Danarto, M.Ag., selaku dosen penasehat akademik penulis
yang telah berkenan meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk
mendengarkan keluh-kesah penulis selama masa perkuliahan.
6. Prof. Dr. Muhammad, M. Ag., selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan kesabarannya dalam memberikan
bimbingan serta arahan yang sangat berarti untuk penulisan dalam
penyelesaian tugas akhir ini.
7. Drs. Mohamad Yusup, M.SI dan Muhammad Hidayat Noor, S.Ag M.Ag.,
selaku tim penguji pada sidang munaqasyah penulis, sehingga sidang
tersebut berjalan dengan lancar dan tertib.
8. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang terlah bersedia
mengarahkan dan memberikan pelayanan bagi mahasiswa dengan segenap
hati dan keikhlasan.
9. Yang paling utama adalah kepada ayahanda Hamzan dan ibunda Masriani
serta adik Asraldi dan Muhammad Irsyad Hanif tercinta. Do‟a dan restu
keluarga memberikan motivasi dan semangat bagi penulis.
10. Kepada Zelfitria Andelin yang selalu memberikan semangat dan motivasi
kepada penulis.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan dan membantu penulis, Husnul Fikri,
Muhammad Fajri, Muhammad Rizki dan Rahmadanil. Kalian telah
menjadi keluarga saya di Yogyakarta, banyak pelajaran dan pengalaman
dengan kalian. Semoga kalian sukses di masa depan. Amiin.
12. Dunsanak-dunsanak IMAMI Yogyakarta, JAMAYYKA, terimakasih atas
tali persaudaraanya selama dirantau urang.
13. Teman-teman IAT angkatan 2013 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, selalu
memberikan kehangatan kekeluargaan yang sangat luar biasa.
xiv
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN SKRIPSI ............................................................................ ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iv
MOTTO ..................................................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................................... vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ....................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. xii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................................... 7
D. Telaah Pustaka .................................................................................................. 8
E. Metode Penelitian ............................................................................................. 12
1. Jenis Penelitian ........................................................................................... 12
2. Sumber Data ............................................................................................... 13
3. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 13
4. Metode Analisis Data ................................................................................. 13
F. Sistematika Pembahasan ................................................................................... 14
BAB II SINONIMITAS DALAM AL-QUR’AN ..................................................... 16
A. Definisi Sinonim (Mutaradif) dalam Bahasa Arab ........................................... 16
B. Faktor Penyebab Munculnya Sinonimitas ........................................................ 17
C. Pro-Kontra Sinonim (Mutaradif) dalam Al-Qur‟an .......................................... 20
BAB III KHAUF, KHASYYAH DAN TAQWA ....................................................... 27
A. Pengertian Khauf, Khasyyah dan Taqwa ........................................................ 27
1. Pengertian Khauf ......................................................................................... 27
2. Pengertian Khasyyah ................................................................................... 28
3. Pengertian Taqwa ......................................................................................... 30
B. Klasifikasi Ayat-ayat Khauf, Khasyyah dan Taqwa dalam Al-Qur‟an ............. 32
1. Ayat-ayat Khauf dalam Al-Qur‟an .............................................................. 32
2. Ayat-ayat Khasyyah dalam Al-Qur‟an ........................................................ 35
3. Ayat-ayat Taqwa dalam Al-Qur‟an .............................................................. 37
xvi
C. Asbab Al-Nuzul Ayat ....................................................................................... 42
1. Asbab Al-Nuzul Ayat-ayat Khauf................................................................ 43
2. Asbab Al-Nuzul Ayat-ayat Khasyyah.......................................................... 49
3. Asbab Al-Nuzul Ayat-ayat Taqwa ............................................................... 54
BAB IV KHAUF, KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAH 60
A. Penafsiran Ayat-ayat Khauf, Khasyyah dan Taqwa dalam Tafsir Al-Misbah .. 60
1. Penafsiran Ayat-ayat Khauf dalam Tafsir Al-Misbah ................................. 60
2. Penafsiran Ayat-ayat Khasyyah dalam Tafsir Al-Misbah ........................... 70
3. Penafsiran Ayat-ayat Taqwa dalam Tafsir Al-Misbah................................. 81
B. Persamaan dan Perbedaan Khauf, Khasyyah dan Taqwa dalam Tafsir Al-Misbah
89
C. Implikasi Khauf, Khasyyah dan Taqwa dalam Tafsir Al-Misbah .................... 104
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 118
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 118
B. Saran ................................................................................................................. 121
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 122
CURICULUM VITAE
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur‟an adalah bacaan sempurna, karena tiada satu bacaan pun sejak
manusia mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi al-
Qur‟an. Tiada bacaan seperti al-Qur‟an yang dipelajari bukan hanya susunan
redaksi dan pemilihan kosakatanya, tetapi juga kandungannya yang tersurat dan
tersirat, bahkan sampai kepada kesan yang ditimbulkannya.1 Mempelajari isi al-
Qur‟an akan menambah perbendaharaan baru, memperluas pandangan dan
pengetahuan, meningkatkan perspektif baru dan selalu menemui hal-hal yang
selalu baru, karena al-Qur‟an merupakan sumber ilmu dan khazanah pengetahuan
jika dikaji secara detail.2
Al-Qur‟an selalu memberikan makna baru bagi setiap orang yang
menafsirkannya, tanpa mengubah makna yang terkandung di dalamnya dan tanpa
mengurangi nilai-nilai yang hendak disampaikan kepada manusia sebagai
petunjuk. Sementara itu, al-Qur‟an merupakan kitab wahyu yang yufassiru
ba’dhuhu ba’dhan (sebagian ayatnya menjadi tafsir bagi ayat yang lain).3 Jika
dilihat dari ungkapan tersebut, sebenarnya al-Qur‟an telah menjelaskan dirinya
1 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat
(Bandung: Mizan, 1996), hlm. 3.
2 Nur Efendi, Studi al-Qur‟an; Memahami Wahyu Allah swt. Secara Lebih Integral dan
Komprehensif (Yogyakarta: Teras, 2014), hlm. 1.
3 Abdul Mustaqim, Pergeseran Epistemologi Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),
hlm. 40.
2
sendiri, hanya saja tergantung kepada para mufassir tentang bagaimana ia bisa
mengaitkan antara satu ayat dengan ayat yang lain sesuai dengan tema dan
permasalahan yang akan di bahas secara proporsional.
Hal tersebut berlaku bagi setiap penafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur‟an.
Tak terkecuali dengan penafsiran ayat-ayat yang berhubungan dengan khauf,
khasyyah dan taqwa. Oleh karena itu, untuk memahami sebuah ayat secara utuh,
serta menjauhi penggunaan kata yang tidak sesuai dengan konteks tertentu, maka
penelitian ini dilakukan dengan harapan bisa memisah dan memilah, serta
mendefinisikan kata yang mempunyai makna hampir sama, akan tetapi pada
dasarnya memiliki beberapa perbedaan.
Muhammad Quraish Shihab menjelaskan, bahwa tidak ada dua kata atau
lebih yang berbeda kecuali pasti ada perbedaan maknanya.4 Karena al-Qur‟an
bagaikan berlian yang memancarkan cahaya dari setiap sisinya. Gaya bahasa yang
tinggi dan penempatannya bukanlah ditempatkan oleh Allah swt. begitu saja,
namun mengandung banyak muatan dan konsep-konsep yang tidak hanya
menunjukkan satu makna, akan tetapi dapat menampung sekian banyak makna.5
Khauf adalah rasa takut atau khawatir yang muncul terhadap sesuatu yang
dapat mencelakakan, membahayakan atau mengganggu. Khauf berhubungan
dengan masalah yang berkaitan dengan kejadian yang akan datang, sebab
seseorang hanya merasa takut jika apa yang dibenci tiba dan apa yang dicintai
4 M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir (Tangerang: Lentera Hati, 2015), hlm. 111.
5 M. Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur‟an: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat
Ilmiah dan Pemberitaan Gaib (Bandung: Mizan, 1998), hlm. 120.
3
sirna, realita demikian hanya terjadi di masa depan.6 Jadi perasaan takut seperti ini
bersifat praduga, karena belum tentu apa yang ditakutkan tersebut bisa
membahayakan dan terjadi kepada seseorang. Perasaan takut seperti ini akan
membuat seseorang menjauh atau menghindar dari apa yang ditakutkan tersebut.
Muhammad Quraish Shihab dalam tafsirnya menjelaskan, khauf adalah
keguncangan hati karena menduga akan adanya bahaya. Kata khauf banyak
digunakan untuk menggambarkan adanya perasaan tentang bahaya yang dapat
mengancam sehingga yang bersangkutan mengambil langkah-langkah untuk
menangkal atau menghindarinya, walaupun hati yang bersangkutan tersebut tidak
gentar.7
Khasyyah adalah rasa takut yang tumbuh dari pengetahuan yang benar dan
sempurna tentang Allah swt. Ia bukan perasaan hampa atau khayalan semata. Ia
merupakan pengakuan yang jelas akan keagungan Sang Pencipta Yang Maha
Mengetahui.8 Jadi hati yang takut dan khusyuk kepada Allah swt. pasti akan
terhindar dari ketakutan kepada semua selain Allah swt. Hal ini akan mendorong
manusia menuju rahmat Allah swt. Tetapi hati yang takut kepada selain Allah swt.
adalah bentuk ketakutan buruk yang tidak akan mendorong manusia ke sisi
rahmat, sehingga tidak ada manfaat yang dapat diharapkan darinya.
6 Imam Al-Qusyairi An-Naisabury, Risalah Qusyairiyah, terj. Muhammad Luqman
Hakim (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), hlm. 123.
7 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur‟an
(Jakarta: Lentera Hati, 2006), vol 13, hlm. 197.
8 Muhammad al-Ghazali, Selalu Melibatkan Allah swt.: Sehat Spiritual, Sukses Sosial
(Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2003), hlm. 201.
4
Khasyyah lebih khusus dan lebih tinggi tingakatannya dari pada khauf.
Karena khasyyah diiring dengan ma‟rifatullah, sehingga akan menjadikan
seseorang mendekat terhadap apa yang ia takuti. Sebagaimana firman Allah swt.:
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,
hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.” (QS. Fathir [35]: 28).
Muhammad Quraish Shihab menafsirkan ayat di atas dengan mengutip
pendapat Ibn „Asyur bahwa khasyyah pada ayat di atas disifatkan kepada ulama,
karena mereka orang-orang yang mengetahui tentang Allah swt. dan syariat.
Sebesar kadar pengetahuan tentang hal itu sebesar itu juga kadar kekuatan
khasyyah/takut.9 Demikian pula Thaba‟thaba‟i menulis bahwa mereka itu adalah
yang mengenal Allah swt. dengan nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan-
perbuatan-Nya, pengenalan yang bersifat sempurna sehingga hati mereka menjadi
tenang dan keraguan serta kegelisahan menjadi sirna. Muhammad Quraish Shihab
menjelaskan bahwa mereka yang memiliki pengetahuan tentang fenomena alam
dan sosial dinamai oleh al-Qur‟an “ulama” dan pengetahuan tersebut melahirkan
khasyyah.10
Khasyyah menurut al-Raghib al-Ashfaha>ni adalah rasa takut yang disertai
penghormatan yang lahir akibat pengetahuan tentang objek. Pernyataan al-Qur‟an
9 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah..., vol 11, hlm. 61.
10 Sayyid Muhammad Husayn al-Thaba>thaba>’i, al-Mi>za>n fi> Tafsi>r al-Qur’a >n (Beirut:
Muasassah al-A‟la, sa), hlm. 43.
5
bahwa yang memiliki sifat tersebut hanya ulama mengandung arti bahwa yang
tidak memilikinya bukanlah ulama.11
Taqwa adalah sikap hati-hati dari berbagai kemungkinan buruk yang dapat
menimpa seseorang. Makna inilah yang diilustrasikan oleh Umar bin Khattab
ketika menjelaskan kepada Ubay bin Ka‟ab tentang makna taqwa. Katanya,
“Pernahkah engkau berjalan di jalan yang penuh duri? ”Ubay menjawab, “Ya,
pernah.” “Apa yang engkau lakukan?” tanya Umar. “Aku sangat berhati-hati,”
jawab Ubay. “Demikian itulah taqwa,” ucap Umar r.a.12
Muhammad Quraish Shihab menjelaskan, taqwa adalah menghindar,
menjauhi, atau menjaga diri. Kalimat taqwa sering disandarkan kepada Allah swt.
(ittaqullah). Maka yang dimaksud taqwa kepada Allah swt. adalah upaya untuk
menjauhi, atau memelihara diri dari siksaan atau adzab Allah swt.13
Selain makna menjauhi, atau memelihara diri, taqwa juga berarti takut,
yaitu takut kepada Allah swt. atau kepada ancaman dan siksa-Nya. Kedua makna
ini, menjauhi atau memelihara diri dan takut, tentu berdekatan dan memiliki
keterkaitan. Orang yang berusaha menjauhi atau memelihara diri, biasanya karena
11
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah..., vol 11, hlm. 62.
12 M. Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama al-Qur‟an (Bandung:
Mizan, 2007), hlm. 177-178.
13 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah..., Vol. 14, hlm. 129.
6
ia takut akan akibat-akibat buruk. Tanpa rasa takut, sulit dibayangkan seseorang
bisa bersikap menjauh, menjaga dan waspada.14
Pemahaman terhadap ayat-ayat khauf, khasyyah dan taqwa ini tentunya
membutuhkan tafsiran, supaya mendapatkan makna dan kandungan secara
mendalam. Karena kalau dilihat pengulangan dari kedua kata tersebut dengan
berbagai bentuk derivasinya yaitu kata khauf sebanyak 124 kali, kata khasyyah
sebanyak 48 kali dan kata taqwa sebanyak 258 kali. Ini menunjukkan bahwa kata
khauf, khasyyah dan taqwa sangat perlu dicari kandungannya, supaya dapat
menyelami maksud dari ayat-ayat khauf, khasyyah dan taqwa ini.
Tafsir al-Misbah merupakan tafsir mutakhir yang ditulis oleh putra terbaik
bangsa. Penulisannya memberi warna yang khas dan sangat relevan untuk
memperkaya khazanah pemahaman terhadap rahasia ayat-ayat al-Qur‟an.
Penyajiannya yang lengkap (kajian kosa kata, munasabah, asbab al-nuzul,
menampilkan riwayat-riwayat baik dari hadis maupun sahabat atau tabi‟in bahkan
tidak menolak pendapat dari pakar luar selagi hal itu berhubungan apalagi
membantu pemahaman terhadap ayat-ayat al-Qur‟an). Ada beberapa alasan
memilih beliau menjadi fokus penelitian, pertama, beliau merupakan tokoh
mufassir terkenal khususnya di Indonesia. Kedua, Tafsir al-Misbah yang
merupakan karya beliau, secara utuh mengkaji al-Qur‟an secara keseluruhan.
Ketiga, beliau banyak menjadi rujukan-rujukan para ulama dan karya yang beliau
tulis tidak hanya dikhususkan untuk kaum pelajar, namun juga masyarakat awam.
14
Ilyas Ismail, Pilar-pilar Taqwa: Doktrin, Pemikiran, Hikmat, dan Pencerahan Spritual
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. vi.
7
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis
merumuskan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana penafsiran Muhammad Quraish Shihab tentang ayat-ayat
khauf, khasyyah dan taqwa dalam tafsir al-Misbah ?
2. Apa persamaan dan perbedaan khauf, khasyyah dan taqwa menurut
Muhammad Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah ?
3. Apa implikasi khauf, khasyyah dan taqwa menurut Muhammad Quraish
Shihab dalam tafsir al-Misbah ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan penafsiran Muhammad Quraish Shihab terhadap
ayat-ayat khauf, khasyyah dan taqwa dalam tafsir al-Misbah.
2. Untuk mendeskripsikan perbedaan khauf, khasyyah dan taqwa menurut
Muhammad Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah.
3. Untuk mendeskripsikan implikasi khauf, khasyyah dan taqwa menurut
Muhammad Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan dan menambah khazanah
keilmuan didalam studi al-Qur‟an dan tafsir, terutama di bidang tafsir
8
tematik, studi kitab tafsir, studi tafsir Indonesia, studi tokoh, dan
sebagainya.
2. Secara praktis, diharapkan mampu memberikan kontribusi secara lebih
baik dalam bidang akademis, terlebih untuk masyarakat luas, terutama
bagi umat Islam agar dapat lebih mengetahui penjelasan tentang penafsiran
beberapa bentuk ayat-ayat tentang khauf, khasyyah dan taqwa.
D. Telaah Pustaka
Sepanjang telaah peneliti terhadap beberapa karya ilmiah berupa buku atau
laporan-laporan hasil penelitian yang di dalamnya membahas tentang khauf,
khasyyah dan taqwa, ditemukan di antara karya-karya tersebut yang membahas
tentang khauf, khasyyah dan taqwa, antara lain:
Kamus Kecil Al-Qur‟an: Homonim Kata secara Alfabetis, karya Abul
Fadhl Hubaisy Tiblisi. Di dalamnya ditemukan penjelasan tentang khauf, di sana
beliau menjelaskan khusus tentang makna khauf dan makna-makna tersebut
diambil dari ayat-ayat al-Qur‟an.15
Ensiklopedia Al-Qur‟an, karya Muhammad Quraish Shihab. Di dalamnya
terdapat penjelasan tentang khauf, seperti pengertian khauf dengan merujuk para
15
Abul Fadhl Hubaisy Tiblisi, Kamus Kecil al-Qur‟an: Homonim Kata secara Alfabetis
(Jakarta: Citra Pustaka, 2012), hlm. 125-126.
9
pendapat ulama. Dan juga beliau membuat poin-poin penting tentang khauf dalam
al-Qur‟an.16
Pelatihan Lengkap Tazkiyatun Nafs; Memandu Anda Membersihkan Hati
dan Menumbuhkan Jiwa Mulia Agar Hidup Lebih Berhasil dan Bahagia, karya
Syekh Yahya Ibn Hamzah al-Yamani. Di dalamnya ditemukan penjelasan tantang
khasyyah (takut), mulai dari hakikat khasyyah, keutamaan khasyyah, hal-hal yang
menakutkan, serta tingkatan Ahl al-Najah di dalam khasyyah.17
Amalan Penghapus Dosa, karya As-Sayyid bin Husain al-Affani. Dalam
karyanya ini beliau menyinggung sedikit tentang khasyyah kepada Allah swt.
yaitu dengan menjelaskan dua keutamaan khasyyah dalam surat yasin ayat 11 dan
al-Mulk ayat 12.18
Tasawuf: Untuk Kita Semua, Menapaki Bukit-bukit Zamrud Kalbu Melalui
Istilah-istilah dalam Praktik Sufisme, karya Muhammad Fethullah Gulen. Di
dalamnya ditemukan pembahasan tentang khauf dan khasyyah. Ia menjelaskan
bahwa khauf adalah yang menjadi syarat dan konsekuensi keimanan, dan ini
dikuatkan oleh firman Allah swt. dalam QS. Ali Imran [3]: 175. Sedangkan
khasyyah adalah tingkatan yang lebih tinggi dari khauf ditandai dengan yang
16
M. Quraish Shihab, Ensiklopedia al-Qur‟an: Kajian Kosa Kata (Jakarta: Lentera Hati,
2007), hlm. 473-475.
17 Syekh Yahya Ibn Hamzah al-Yamani, Pelatihan Lengkap Tazkiyatun Nafs; Memandu
Anda Membersihkan Hati dan Menumbuhkan Jiwa Mulia Agar Hidup Lebih Berhasil dan Bahagia
(Jakarta: Zaman, 2012), hlm. 399-412.
18 As-Sayyid bin Husain al-Affani, Amalan Penghapus Dosa (Solo: Aqwam, 2013), hlm.
163.
10
memiliki ciri keilmuan, seperti yang disebutkan oleh Allah swt. dalam QS. Fathir
[35]: 28.19
Selalu Melibatkan Allah: Sehat Spiritual, Sukses Sosial, karya Muhammad
al-Ghazali. Di dalamnya ditemukan pembahasan mengenai takut kapada Allah
swt. Beliau menjelaskan bahwa takut kepada Allah swt. ini merupakan perasaan
jiwa yang tumbuh dari pengetahuan yang benar dan sempurna tentang Allah swt.
Ia merupakan pengakuan yang jelas akan keagungan Sang Pencipta Yang Maha
Mengetahui. Oleh karena itu, semakin luas makrifat seseorang tentang Allah swt.,
semakin tambah pula rasa takut kepada-Nya, dan semakin takut ia menyimpang
dari aturan-Nya.20
Secercah Cahaya Ilahi, karya Muhammad Quraish Shihab. Pilar-pilar
Taqwa, karya Ilyas Ismail. Berani Kaya, Barani Taqwa, karya Anif Sirsaeba. Di
dalamnya ditemukan penjelasan tentang taqwa, mulai dari pengertian taqwa, ciri-
ciri orang yang bertaqwa dan balasan bagi seorang yang bertaqwa.21
Skripsi Erwin Kusumastuti yang berjudul “Khauf dalam al-Qur‟an”.22
Skripsi ini membahas bagaimana penjelasan khauf dalam al-Qur‟an mulai dari
19
Muhammad Fethullah Gulen, Tasawuf: Untuk Kita Semua, Menapaki Bukit-bukit
Zamrud Kalbu Melalui Istilah-istilah dalam Praktik Sufisme (Jakarta: Republika, 2013), hlm. 82.
20 Muhammad al-Ghazali, Selalu Melibatkan Allah swt.: Sehat Spiritual, Sukses Sosial
(Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2003), hlm. 201-205.
21 M. Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama al-Qur‟an (Bandung:
Mizan, 2007), hlm.177-183. Lihat juga Ilyas Ismail, Pilar-pilar Taqwa: Doktrin, Pemikiran,
Hikmat, dan Pencerahan Spritual (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. v-xix. Anif
Sirsaeba, Berani Kaya, Berani Taqwa (Jakarta: Republika, 2006), hlm. 152-156.
22 Erwin Kusumastuti, “Khauf dalam al-Qur‟an”, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.
11
pengertian khauf, varian objek khauf dan cara menghindar dari khauf di dalam al-
Qur‟an, serta fungsi khauf di dalam al-Qur‟an.
Kelemahan dan kelebihan dari masing-masing literatur di atas, semuanya
membantu penulis untuk lebih memetakan kajian dalam penelitian. Selain buku di
atas juga perlu ditelaah mengenai literatur yang berhubungan dengan Tafsir al-
Misbah, baik mengenai pribadi maupun mengenai tafsirnya.
Kajian yang membahas secara jelas tentang khauf, khasyyah dan taqwa
secara keseluruhan, sejauh penelitian penulis selama ini belum ditemukan.
Kebanyakan dari pembahasan-pembahasan singkat saja yang tertulis di dalam
suatu buku tidak secara utuh. Ada juga beberapa karya tafsir yang menafsirkan
ayat-ayat yang mengandung ketiga kata tersebut, dan akan digunakan sebagai
penunjang dan alat untuk mempermudah penulis dalam menjelaskan khauf,
khasyyah dan taqwa. Tetapi hanya ditemukan pada karya skripsi terlebih dahulu
yang membahas salah satu dari kedua kata tersebut. Dengan demikian, penulis
merasa masih mempunyai kesempatan untuk mengangkat tema tersebut yang
salah satu tujuannya untuk mengungkap pemahaman khauf, khasyyah dan taqwa
dalam Tafsir al-Misbah sebagai karya tafsir monumental.
Penelitian terhadap Tafsir al-Misbah sudah banyak disinggung, salah
satunya dalam penelitian yang dilakukan oleh Islah Gusmian dalam bukunya
Khazanah Tafsir Indonesia. Dalam penelitian ini ia mampu menghadirkan
gambaran yang cukup terhadap Muhammad Quraish Shihab, ia mampu
memetakan corak dan metodologi yang dipakai oleh Quraish Shihab dalam
12
menafsirkan al-Qur‟an secara gamblang. Meskipun hanya sekilas tetapi hal itu
mampu menjadi inspirasi untuk meneliti lebih lanjut tentang Tafsir al-Misbah.
Namun penelitian ini lebih mengkhususkan pada pemaknaan kata khauf, khasyyah
dan taqwa.
E. Metode Penelitian
Metode dalam arti luas adalah cara bertindak menurut sistem dan aturan
tertentu, ia yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami objek yang
menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.23
Metode penelitian dimaksudkan agar
penelitian dapat mencapai hasil yang optimal.24
Adapun metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dikategorikan
kedalam jenis penelitian library research (penelitian kepustakaan), yaitu
penelitian yang berfokus pada literatur dan buku-buku perpustakaan, dengan cara
menelaah isi dari literatur-literatur yang ada di perpustakaan.25
Dalam hal ini
adalah mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan khauf,
khasyyah dan taqwa dalam Tafsir al-Misbah karya Muhammad Quraish Shihab
dan dari berbagai literatur yang mendukung penelitian.
23
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: PT Gramedia,
1983), hlm. 16.
24 Anton Bakker, Metode Penelitian Filsafat (Yogyakarta: Kanisius, 1992), hlm. 10.
25 Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Graha Indonesia, 2013), hlm. 93.
13
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kategori
yaitu:
a. Data Primer, yaitu kitab Tafsir al-Misbah karya Muhammad Quraish
Shihab.
b. Data Sekunder, yaitu berupa buku-buku maupun literatur lain yang
memuat informasi serta data yang menunjang dan yang berkaitan
dengan tema pembahasan penulisan penelitian ini.
3. Metode Pengumpulan Data
Mengingat penelitian ini adalah library research maka metode yang
digunakan adalah dengan mencari dan mengumpulkan berbagai data yang
berkaitan dengan penelitan ini, yaitu melakukan penelusuran kepustakaan, dengan
mengkaji dan menelaah berbagai buku dan tulisan-tulisan baik yang berupa kitab-
kitab (tafsir) sebagai referensi utama maupun tulisan-tulisan para pakar dan ahli
yang mempunyai relevansi dengan kajian penelitian. Ini dilakukan guna
memperoleh informasi dan data yang dibutuhkan.
4. Metode Analisis Data
Dalam menyusun penelitian ini, setelah mengumpulkan data-data dari
sumber primer maupun sekunder, peneliti mencoba mengolah dan menyajikan
data tersebut dengan menggunakan metode analisis yang akan penulis gunakan,
yaitu deskriptif-analitis, dengan menggunakan metode penafsiran tematik yaitu
14
mengumpulkan ayat ayat yang sesuai tema serta menganalisis, mengklasifikasi
yang dalam pelaksanaannya tidak berhenti pada pengumpulan ayat tersebut, tetapi
juga dengan proses menganalisa ayat tersebut.
Dalam proses penulisan, penulis melakukan analisis yang didapat dari
hasil penggalian informasi dari kitab Tafsir al-Misbah yang kemudian dijelaskan
secara mendalam sisi-sisi yang berkaitan dengan khauf, khasyyah dan taqwa.
F. Sistematika Pembahasan
Untuk memperoleh pemahaman yang kompleks dan untuk membantu
menjelaskan penelitian ini secara sistematis maka kami mencoba menjabarkan
lewat sistematika pembahasan. Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian
ini sebagai berikut:
Bab pertama, berupa pendahuluan yang merupakan tahap awal. Bab ini
berisi latar belakang masalah yang mengantarkan penulis untuk melakukan
penelitian. Rumusan masalah berisi pertanyaan yang berangkat dari latar belakang
masalah. Kemudian tujuan dan kegunaan penelitian merupakan maksud yang akan
dicapai dari pertanyaan-pertanyaan penelitian dan kontribusi praktis atau teoritis
dari penelitian yang akan dilakukan. selanjutnya adalah menelusuri pustaka guna
mengetahui posisi tema yang sedang diteliti serta kemungkinan adanya literatur
yang mendukung penelitian ini. Terakhir dijelaskan pula metode yang digunakan
serta kerangka sistematis yang mengarahkan pada rasionalisasi penelitian.
15
Bab kedua, membahas tetang sinonimitas dalam al-Qur‟an, penjelasannya
meliputi: definisi sinonimitas dalam bahasa Arab, faktor penyebab munculnya
sinonimitas, pandangan ulama mengenai keberadaan sinonimitas dalam al-Qur‟an.
Bab ketiga, berisi tentang khauf, khasyyah dan taqwa, yang meliputi:
pengertian khauf, khasyyah dan taqwa menurut bahasa dan istilah,
mengklasifikasikan ayat-ayat tentang khauf, khasyyah dan taqwa, dan kajian
asbab al-nuzul-nya.
Bab keempat, merupakan inti dari penulisan ini yaitu khauf, khasyyah dan
taqwa dalam tafsir al-Misbah. Bab ini berisi tentang penafsiran ayat-ayat khauf,
khasyyah dan taqwa dalam tafsir al-Misbah, persamaan dan perbedaan khauf,
khasyyah dan taqwa dalam tafsir al-Misbah, serta implikasi khauf, khasyyah dan
taqwa dalam tafsir al-Misbah.
Bab kelima adalah kesimpulan yang merupakan jawaban dari pertanyaan
yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Selain kesimpulan, bab ini juga memuat
saran-saran yang ditujukan kepada peneliti selanjutnya, khususnya yang melaku
kan penelitian kajian tafsir tematik tentang khauf, khasyyah dan taqwa.
118
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan persoalan yang muncul dalam rumusan masalah. Maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
Khauf adalah rasa takut atau khawatir yang muncul terhadap sesuatu yang
dapat mencelakakan, membahayakan atau mengganggu. Muhammad Quraish
Shihab menjelaskan, khauf adalah perasaan takut yang disertai cemas dan
khawatir terhadap keselamatan diri seseorang, sehingga timbullah keguncangan
hati karena menduga akan adanya bahaya. Khauf banyak digunakan untuk
menggambarkan adanya perasaan tentang bahaya yang dapat mengancam
sehingga yang bersangkutan mengambil langkah-langkah untuk menangkal atau
menghindarinya, walaupun hati yang bersangkutan tersebut tidak gentar. Hal ini
dapat dilihat dari objek khauf dalam al-Qur‟an, seperti takut tidak dapat berlaku
adil, takut terhadap musuh, takut terjadi pengkhianatan, takut menjadi miskin, dan
takut kepada yang berwasiat menyimpang.
Khasyyah adalah perasaan takut yang dilandasi dengan sikap
mengangungkan. Quraish Shihab menjelaskan khasyyah adalah perasaan takut
kepada Allah swt. yaitu takut akan keagungan dan kekuasaan-Nya yang disertai
dengan sikap kagum dan pengetahuan tetang Allah swt. Semakin tinggi
pengetahuan seseorang kepada Allah swt. maka semakin tinggi pula rasa
khasyyah kepada-Nya, sehingga seseorang yang takut kepada Allah swt. akan
119
menghilangkan perasaan takut kepada selain-Nya dan akan mendorong manusia
menuju rahmat Tuhan-Nya.
Oleh karena itu, khasyyah ini hanya dikhususkan kepada para Nabi Allah
swt. dan ulama. Kerana mereka adalah orang-orang yang mengetahui akan
kekuasaan dan keagungan Allah swt. serta syari‟at-Nya. Sebesar kadar
pengetahuan tentang hal itu sebesar itu juga kadar kekuatan khasyyah/takut.
Taqwa adalah sikap hati-hati dari berbagai kemungkinan buruk yang dapat
menimpa seseorang. Quraish Shihab menjelaskan, taqwa sering disandarkan
kepada Allah swt. (ittaqullah), sehingga arti dari taqwa adalah upaya sungguh-
sungguh untuk memelihara, menjauhkan diri dari siksaan atau adzab Allah swt.
dengan cara menjalankan perintah Allah swt. dan menjauhi larangan-Nya. Maka
hakikat orang yang bertaqwa adalah mereka yang memiliki pandangan dan
kesadaran yang tinggi dalam memahami dan menghayati sebab-sebab yang dapat
menimbulkan adzab Allah swt.
Persamaan antara khauf, khasyyah dan taqwa adalah: a) sama-sama
mendapatkan balasan surga, b) sama-sama merupakan syarat keimanan seseorang,
c) sama-sama mendapatkan kemenangan.
Perbedaan khauf, khasyyah dan taqwa adalah: a) khauf merupakan
tingakatan takut paling rendah, dan perasaan takut secara umum yang bisa
dimiliki oleh semua kaum muslimin. Perasaan khauf ini hanya besifat dugaan
yang belum tentu terjadi dan hanya sebatas kekhawatiran seseorang terhadap
sesuatu yang dapat membahayakan yang terjadi pada masa yang akan datang
120
sehingga yang bersangkutan mengambil langkah-langkah untuk menjauh dan
menghindar dari apa yang ditakuti, b) khasyyah merupakan tingkatan takut yang
khusus dan lebih tinggi dari khauf. Karena khasyyah diiring dengan ma‟rifatullah
atau pengetahuan tentang Allah swt. Oleh karena itu, khasyyah ini hanya
dikhususkan bagi para Nabi Allah swt. dan ulama. Kerana mereka orang-orang
yang mengetahui tentang Allah swt. dan syariat-Nya, c) taqwa adalah menjaga,
memelihara diri dari kemudharatan atau menolaknya. Orang yang bertaqwa
adalah orang yang memelihara dirinya dari adzab dan siksa Allah swt. dengan
menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Taqwa ini
muncul setelah seseorang melalui khauf dan khasyyah, karena seseorang yang
takut kepada Allah swt. akan selalu berupaya untuk memelihara diri dari sesuatu
yang dapat mendatangkan murka dan siksa Allah swt. Tanpa rasa takut, sulit
dibayangkan seseorang bisa bersikap menjauh, menjaga dan waspada.
Implikasi khauf, khasyyah dan taqwa adalah: a) khauf kebanyakan
berkonotasi negatif, implikasinya adalah seseorang berusaha menghindarkan diri
dari apa yang ditakuti tersebut. Sehingga akan menghilangkan rasa kebahagiaan.
Akan tetapi ada juga khauf yang berkonotasi positif (takut saat mengahadap
Tuhan), implikasinya adalah selalu berusaha untuk bermuhasabah diri sehingga
akan terlihat kekurangan-kekurangan pada diri seseorang yang harus diperbaiki,
b) khasyyah berimplikasi kepada kemantapan iman seseorang, dan Allah swt. juga
memuji orang-orang yang khasyyah kepada-Nya yaitu memperoleh kebaikan-
kebaikan, serta mendapatkan surga Allah swt. c) implikasi taqwa bersifat
kemanusiaan. Apabila seseorang bertaqwa kepada Allah swt. maka implikasinya
121
adalah bersikap adil terhadap sesama manusia, saling tolong menolong, sehingga
Allah swt. memuji orang-orang yang bertaqwa yaitu memperoleh kemuliaan di
sisi-Nya dan mendapatkan kesuksesan hidup di dunia serta mendapatkan surga
dari Allah.
B. Saran-saran
Demikian rangkaian penjelasan dalam skripsi ini, dengan satu harapan
semoga hasil kajian ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi semua kalangan. Penyusun sangat menyadari bahwa tulisan skripsi
ini jauh dari bagus apalagi sempurna. Oleh karena itu, penyusun berharap di
waktu yang akan datang kajian terhadap al-Qur‟an (tentunya dengan objek kajian
yang berbeda) dapat dilaksanakan dengan lebih maksimal, sehingga diperoleh
sebuah penemuan yang dapat membantu sesama dalam memahami ajaran yang
terkandung di dalam al-Qur‟an.
122
DAFTAR PUSTAKA
Affani, As-Sayyid bin Husain al-. Amalan Penghapus Dosa. Solo: Aqwam, 2013.
Asfiha>ni, Abu> Shaja’ Ahmad Ibn Husain al-Raghib al-. Mu’jam Mufradat Alfa>dz
al-Qur’a>n. Beirut: Da>r al-Fikr, tt.
Bakker, Anton. Metode Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius, 1992.
Ba>qi, M. Fua>d Abdul. al-Mu’jam al-Mufahras li AlFa>zd al-Qur’a>n al-Kari>m.
Beirut: Da>r al- Fikr, 1981
Chirzin, Muhammad. Kearifan al-Qur‟an. Jakarta: Gramedia, 0000.
Depdikbud, Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,
2005.
Efendi, Nur. Studi al-Qur‟an; Memahami Wahyu Allah Secara Lebih Integral dan
Komprehensif. Yogyakarta: Teras, 2014.
Ghazali, Muhammad al-. Selalu Melibatkan Allah: Sehat Spiritual, Sukses Sosial.
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2003.
Gulen, Muhammad Fethullah. Tasawuf: Untuk Kita Semua, Menapaki Bukit-bukit
Zamrud Kalbu Melalui Istilah-istilah dalam Praktik Sufisme. Jakarta:
Republika, 2013.
Hadi, Rafiq Nur. “Pro Kontra Sinonimi dalam al-Qur‟an”, UMP Purworejo, Vol.
1, 2013.
Hafidz, Ahsin w al-. Kamus Ilmu al-Qur‟an. Jakarta: Amzah, 2006.
Hamka, Tasawuf Modern. Jakarta: Republika, 2015.
Irsyadunnas, “‟Amar dalam al-Qur‟an; Kajian tentang Ayat-ayat Taqwa”, Jurnal
Penelitian Agama, Vol XII, No. 3, September-Desember 2003.
Ismail, Ilyas. Pilar-pilar Taqwa: Doktrin, Pemikiran, Hikmat, dan Pencerahan
Spritual. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.
Koentjaraningrat. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia,
1983.
123
Kusumastuti, Erwin. “Khauf dalam al-Qur‟an”. Skripsi Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.
Manz}ur, Ibnu. Lisa>n al-‘Arab. Beirut: Da>r Ihya’ al-Tura>th al-Arabi>, sa.
Munajjad, Muhammad Nu>ruddi>n al-. al-Tara>duf fi> al-Qur’a>n al-Kari>m. Baina al-
Naz}a>riyyah wa al-Tat}bi>q Damsyi>q: Da>r al-Fikr, 1997.
Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir kamus Arab Indonesia. Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997.
Mustaqim, Abdul. Pergeseran Epistemologi Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008.
Naisabury Imam Al-Qusyairi al-. Risalah Qusyairiyah (Surabaya: Risalah Gusti,
1996.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Graha Indonesia, 2013.
Qat}t}a>n, Manna’ Khali>l al-. Studi Ilmu-ilmu al-Qur‟an terj. Mudzakir AS. Bogor:
Litera Antar Nusa, 1994.
__________ . Pengantar Studi Ilmu al-Qur‟an. Jakarta: Pustaka al- Kausar, 2005.
Quraish Shihab, Muhammad. Ensiklopedia al-Qur‟an: Kajian Kosa Kata. Jakarta:
Lentera Hati, 2007.
__________ . Kaidah Tafsir, ed: Abd. Syakur. DJ. Tangerang: Lentera Hati,
2015.
__________ . Mukjizat al-Qur‟an: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat
Ilmiah dan Pemberitaan Gaib. Bandung: Mizan, 1998.
__________ . Secercah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama al-Qur‟an. Bandung:
Mizan, 2007.
__________ . Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur‟an.
Jakarta: Lentera Hati, 2006.
__________ . Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur‟an.
Jakarta: Lentera Hati, 2002.
__________ . Wawasan al-Qur‟an; Tafsir Tematik atas Pelbagai PersoalanUmat.
Bandung: Mizan Pustaka, 2007.
124
Rahardjo, Dawam. Ensiklopedi al-Qur‟an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-
konsep Kunci. Jakarta: Paramadina, 2002.
Riyanto, Waryani Fajar. “Antisinonimitas Tafsir Sufi Kontemporer”, STAIN
Pekalongan, Vol. 9, No. 1, 2014.
Sirsaeba, Anif. Berani Kaya, Berani Taqwa. Jakarta: Republika, 2006.
Suma, Muhammad Amin. Ulum al-Qur‟an. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Suyu>t}i, Jala>l al-Di>n al-. al-Muzi>r fi> ‘Ulum al-Lughah wa Anwa>’uha. Kairo:
Maktabah Da>r al- Turats, tt.
__________ . Asbab al-Nuzul: Sebab Turunya Ayat-ayat al-Qur‟an, Terj. Tim Abdul
Hayyie. Jakarta: Gema Insani, 2008.
Tau>fi>qurrahma>n. Leksikologi Bahasa Arab. Malang: UIN-Malang Press, 2008.
Tiblisi, Abul Fadhl Hubaisy. Kamus Kecil al-Qur‟an: Homonim Kata secara
Alfabetis. Jakarta: Citra Pustaka, 2012.
‘Umar, Ahmad Mukhta>r. Ilm al-Dala>lah. Beiru>t: „Ala>m al-Kutub, 1998.
Wafi>, Ali Abdul Wahi>d. Fiqh al-Lughah. Kairo: Lajna>h al-Baya>n, 1962.
Yamani, Syekh Yahya Ibn Hamzah al-. Pelatihan Lengkap Tazkiyatun Nafs;
Memandu Anda Membersihkan Hati dan Menumbuhkan Jiwa Mulia Agar
Hidup Lebih Berhasil dan Bahagia. Jakarta: Zaman, 2012.
Ya’qu>b, Emi>l Badi>’. Fus}u>l fi> Fiqh al-Lughat al-Arabiyyah. Beiru>t: Al-Muassasah
al- Hadi>thah li al- Kita>b, 2008.
125
CURICULUM VITAE
Nama : DOLIZAL PUTRA
TTL : Sungai Lansat, 29 Agustus 1995
Alamat : Sungai Lansat, Kec. Sitiung, Kab. Dharmasraya, Prov. Sumatera
Barat
Telp/Hp : 085376520425
Alamat Jogja : Pondok Sakera, Jln. Timoho, Gang Genjah no. 586
Ayah : Hamzan
Pekerjaan : Petani
Ibu : Masriani
Pekerjaan : Petani
Riwayat Pendidikan
1. SD N 1 Sungai Lansat, Sitiung (2001-2007)
2. MTs Negeri Koto Baru Dharmasraya (2007-2010)
3. MAN/MAPK Koto Baru Padang Panjang, Sumatera Barat (2010-2013)
4. Universitas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2013-sekarang)
Pengalaman Organisasi
1. OSIS MTsN Koto Baru Dharmasraya bidang Kesenian (2007-2008)
2. Pengembangan Diri MAN/MAPK Koto Baru Padang Panjang bidang
Tilawatil Qur‟an (2010-2011)
3. UKM AL-MIZAN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2013-2014)
4. Imami (Ikatan Mahasiswa Minang) Yogyakarta (2013-sekarang)
5. JAMAYYKA Yogyakarta (2013-sekarang)