khauf khasyyah dan taqwa dalam tafsir...

39
i KHAUF, KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAH KARYA MUHAMMAD QURAISH SHIHAB SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sarjana Agama (S.Ag) Oleh : DOLIZAL PUTRA NIM. 13530027 JURUSAN ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2017

Upload: lyhanh

Post on 02-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

i

KHAUF, KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAH

KARYA MUHAMMAD QURAISH SHIHAB

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh :

DOLIZAL PUTRA

NIM. 13530027

JURUSAN ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2017

Page 2: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

ii

Page 3: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

iii

Page 4: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

iv

Page 5: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

v

MOTTO

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah

kepada Allah dan hendaklah setiap diri

memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk

hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah,

sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang

kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr/ 59: 18)

“Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat

sepenuhnya”

--Dolizal Putra--

Page 6: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

vi

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kupersembahkan untuk:

Kedua orang tua tercinta, yang senantiasa mendo’akan dan

memberikan semangat dan motivasi kepada anaknya.

Page 7: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

vii

ABSTRAK

Skripsi ini mengkaji persoalan khauf, khasyyah dan taqwa dengan

memfokuskan pembahasan terhadap pemikiran Muhammad Quraish Shihab

terkait penafsiran beliau terhadap makna khauf, khasyyah dan taqwa yang

tertuang di dalam karya beliau, yakni Tafsir al-Misbah, kemudian peneliti

mencoba mengambil pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Beberapa hal

yang mendorong penyusun untuk mengangkat tema ini, antara lain yaitu: 1) kata

khauf, khasyyah dan taqwa merupakan istilah yang banyak disebut dalam al-

Qur‟an dan dianggap tergolong kedalam lafadz mutaradif (mempunyai makna

hampir sama) yaitu takut, keadaan seperti ini tentu memberikan dampak kurang

terhadap pemahaman maksud suatu ayat. 3) tafsir al-Misbah adalah karya besar

Muhammad Quraish Shihab yang secara utuh mengkaji al-Qur‟an secara

keseluruhan. 4) Muhammad Quraish Shihab adalah salah satu tokoh tafsir yang

pemikirannya mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam bidang ilmu al-

Qur‟an dan tafsir.

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library reaseach) yang

bersifat kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Adapun

sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah karya Muhammad

Quraish Shihab yang berjudul Tafsir al-Misbah. Sedangkan sumber sekunder

yang digunakan adalah buku-buku maupun literatur lain yang memuat informasi

serta data yang menunjang penelitian ini.

Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Quraish Shihab memahami khauf dengan perasaan takut yang disertai cemas dan khawatir terhadap keselamatan diri

karena menduga akan adanya bahaya yang dapat mengancam, sehingga yang

bersangkutan mengambil langkah-langkah untuk menangkal atau menghindarinya.

2) khasyyah menurut Muhammad Quraish Shihab adalah perasaan takut kepada

Allah yaitu takut akan keagungan dan kekuasaan-Nya yang disertai dengan sikap

kagum dan pengetahuan tetang Allah. khasyyah ini hanya dikhususkan kepada

para Nabi Allah dan ulama. Kerana mereka adalah orang-orang yang mengetahui

akan kekuasaan dan keagungan Allah serta syari‟at-Nya. 3) taqwa menurut

Muhammad Quraish Shihab adalah upaya sungguh-sungguh untuk memelihara,

menjauhkan diri dari siksaan atau adzab Allah dengan cara menjalankan perintah

Allah dan menjauhi larangan-Nya. 4) persamaan khauf, khasyyah dan taqwa adalah sama-sama mendapatkan balasan surga, syarat keimanan seseorang dan

mendapatkan kemenangan. 6) implikasi khauf, khasyyah dan taqwa adalah khauf kebanyakan berkonotasi negatif, sehingga akan menghilangkan rasa kebahagiaan.

Akan tetapi ada juga khauf yang berkonotasi positif (takut saat mengahadap

Allah), implikasinya adalah selalu berusaha untuk bermuhasabah diri sehingga

akan terlihat kekurangan-kekurangan pada diri seseorang yang harus diperbaiki.

khasyyah berimplikasi kepada kemantapan iman seseorang, dan Allah juga

memuji orang-orang yang khasyyah kepada-Nya yaitu memperoleh kebaikan-

kebaikan, serta mendapatkan surga Allah. implikasi taqwa bersifat kemanusiaan.

Apabila seseorang bertaqwa kepada Allah, maka implikasinya adalah bersikap

adil terhadap sesama manusia, sehingga Allah memuji orang-orang yang bertaqwa

yaitu memperoleh kemuliaan di sisi-Nya dan mendapatkan kesuksesan hidup di

dunia serta mendapatkan surga dari Allah.

Page 8: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman

pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543 b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal:

Huruf

Arab

Nama Huruf Latin Keterangan

ا

ب

ت

ث

ج

ح

خ

د

ذ

ر

ز

س

ش

ص

ض

ط

alif

ba‟

ta‟

sa‟

jim

ha‟

kha‟

dal

dzal

ra‟

zai

sin

syin

shad

dhad

Tidak dilambangkan

b

t

s

j

h}

kh

d

z|

r

z

s

sy

s}

d}

Tidak dilambangkan

Be

Te

Es (dengan titik diatas)

Je

Ha (dengan titik di bawah)

Ka dan Ha

De

Zet (dengan titik di atas)

Er

Zet

Es

Es dan Ye

Es (dengan titik di bawah)

De (dengan titik dibawah)

Page 9: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

ix

ظ

ع

غ

ف

ق

ك

ل

م

ن

و

ه

ء

ي

tha

zha

„ain

gain

fa‟

qaf

kaf

lam

mim

nun

wawu

ha‟

hamzah

ya‟

t}

z}

g

f

q

k

l

m

n

w

h

Y

Te (dengan titik dibawah)

Zet (dengan titik dibawah)

Koma terbalik diatas

Ge

Ef

Qi

Ka

El

Em

En

We

Ha

Apostrof ye

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis Rangkap:

Ditulis ‘iddah عدة

C. Ta’ marbutah:

1. Bila dimatikan ditulis h

ditulis Hibah هبة

Page 10: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

x

ditulis Jizyah جزية

(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam

bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal

aslinya).

Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis

dengan h.

’Ditulis karamah al-auliya كرامة اآلولياء

2. Bila ta‟ marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah ditulis t.

Ditulis zakatul fitri زكاة الفطر

D. Vokal Pendek:

– ِ -

– ِ -

– ِ -

Kasrah

fathah

dammah

ditulis

ditulis

ditulis

I

a

u

Page 11: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

xi

E. Vokal Panjang:

fathah + alif

جاهلية

fathah + ya‟ mati

يسعى

kasrah + ya‟ mati

كريم

dammah + wawu mati

فروض

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

Ā

Jāhiliyyah

ā

yas’ā

ī

karīm

ū

furūd

F. Vokal Rangkap:

fathah + ya‟ mati

بينكم

fathah + wawu mati

قولون

Ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

Ai

bainakum

au

qaulun

Page 12: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

xii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

swt. yang senantiasa menganugerahkan segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat

dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah

menuntun manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang,

yakni Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Berkat pertolongan dan kemudahan yang telah Allah swt. berikan kepada

penulis serta dukungan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan. Skripsi dengan judul “Khauf, Khasyyah dan Taqwa dalam Tafsir al-

Misbah karya Muhammad Quraish Shihab”diharapkan dapat memberikan

kontribusi dalam dinamika khazanah pendidikan dan keilmuan Islam, khususnya

dalam ranah kajian Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir.

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan, meskipun penulis sudah berusaha semaksimal

mungkin. Oleh karena itu sangat diharapkan saran dan kritikan yang membangun

untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Selama penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa banyak pihak yang

secara langsung maupun tidak langsung telah mendukung, memotivasi, dan

membantu penulis dalam kelancaran penulisan skripsi. Untuk itu rasa hormat dan

terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D selaku Rektor UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

2. Dr. Alim Ruswantoro, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Dr. H. Abdul Mustaqim, S. Ag., M. Ag. selaku Ketua Jurusan Ilmu al-

Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

Page 13: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

xiii

4. Afdawaiza, M. Ag., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

5. Dr. H. Agung Danarto, M.Ag., selaku dosen penasehat akademik penulis

yang telah berkenan meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk

mendengarkan keluh-kesah penulis selama masa perkuliahan.

6. Prof. Dr. Muhammad, M. Ag., selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktu, tenaga dan kesabarannya dalam memberikan

bimbingan serta arahan yang sangat berarti untuk penulisan dalam

penyelesaian tugas akhir ini.

7. Drs. Mohamad Yusup, M.SI dan Muhammad Hidayat Noor, S.Ag M.Ag.,

selaku tim penguji pada sidang munaqasyah penulis, sehingga sidang

tersebut berjalan dengan lancar dan tertib.

8. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang terlah bersedia

mengarahkan dan memberikan pelayanan bagi mahasiswa dengan segenap

hati dan keikhlasan.

9. Yang paling utama adalah kepada ayahanda Hamzan dan ibunda Masriani

serta adik Asraldi dan Muhammad Irsyad Hanif tercinta. Do‟a dan restu

keluarga memberikan motivasi dan semangat bagi penulis.

10. Kepada Zelfitria Andelin yang selalu memberikan semangat dan motivasi

kepada penulis.

11. Sahabat-sahabat seperjuangan dan membantu penulis, Husnul Fikri,

Muhammad Fajri, Muhammad Rizki dan Rahmadanil. Kalian telah

menjadi keluarga saya di Yogyakarta, banyak pelajaran dan pengalaman

dengan kalian. Semoga kalian sukses di masa depan. Amiin.

12. Dunsanak-dunsanak IMAMI Yogyakarta, JAMAYYKA, terimakasih atas

tali persaudaraanya selama dirantau urang.

13. Teman-teman IAT angkatan 2013 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, selalu

memberikan kehangatan kekeluargaan yang sangat luar biasa.

Page 14: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

xiv

Page 15: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN SKRIPSI ............................................................................ ii

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iv

MOTTO ..................................................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. vi

ABSTRAK .................................................................................................................... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ....................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. xii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................................... 7

D. Telaah Pustaka .................................................................................................. 8

E. Metode Penelitian ............................................................................................. 12

1. Jenis Penelitian ........................................................................................... 12

2. Sumber Data ............................................................................................... 13

3. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 13

4. Metode Analisis Data ................................................................................. 13

F. Sistematika Pembahasan ................................................................................... 14

BAB II SINONIMITAS DALAM AL-QUR’AN ..................................................... 16

A. Definisi Sinonim (Mutaradif) dalam Bahasa Arab ........................................... 16

B. Faktor Penyebab Munculnya Sinonimitas ........................................................ 17

C. Pro-Kontra Sinonim (Mutaradif) dalam Al-Qur‟an .......................................... 20

BAB III KHAUF, KHASYYAH DAN TAQWA ....................................................... 27

A. Pengertian Khauf, Khasyyah dan Taqwa ........................................................ 27

1. Pengertian Khauf ......................................................................................... 27

2. Pengertian Khasyyah ................................................................................... 28

3. Pengertian Taqwa ......................................................................................... 30

B. Klasifikasi Ayat-ayat Khauf, Khasyyah dan Taqwa dalam Al-Qur‟an ............. 32

1. Ayat-ayat Khauf dalam Al-Qur‟an .............................................................. 32

2. Ayat-ayat Khasyyah dalam Al-Qur‟an ........................................................ 35

3. Ayat-ayat Taqwa dalam Al-Qur‟an .............................................................. 37

Page 16: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

xvi

C. Asbab Al-Nuzul Ayat ....................................................................................... 42

1. Asbab Al-Nuzul Ayat-ayat Khauf................................................................ 43

2. Asbab Al-Nuzul Ayat-ayat Khasyyah.......................................................... 49

3. Asbab Al-Nuzul Ayat-ayat Taqwa ............................................................... 54

BAB IV KHAUF, KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAH 60

A. Penafsiran Ayat-ayat Khauf, Khasyyah dan Taqwa dalam Tafsir Al-Misbah .. 60

1. Penafsiran Ayat-ayat Khauf dalam Tafsir Al-Misbah ................................. 60

2. Penafsiran Ayat-ayat Khasyyah dalam Tafsir Al-Misbah ........................... 70

3. Penafsiran Ayat-ayat Taqwa dalam Tafsir Al-Misbah................................. 81

B. Persamaan dan Perbedaan Khauf, Khasyyah dan Taqwa dalam Tafsir Al-Misbah

89

C. Implikasi Khauf, Khasyyah dan Taqwa dalam Tafsir Al-Misbah .................... 104

BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 118

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 118

B. Saran ................................................................................................................. 121

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 122

CURICULUM VITAE

Page 17: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur‟an adalah bacaan sempurna, karena tiada satu bacaan pun sejak

manusia mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi al-

Qur‟an. Tiada bacaan seperti al-Qur‟an yang dipelajari bukan hanya susunan

redaksi dan pemilihan kosakatanya, tetapi juga kandungannya yang tersurat dan

tersirat, bahkan sampai kepada kesan yang ditimbulkannya.1 Mempelajari isi al-

Qur‟an akan menambah perbendaharaan baru, memperluas pandangan dan

pengetahuan, meningkatkan perspektif baru dan selalu menemui hal-hal yang

selalu baru, karena al-Qur‟an merupakan sumber ilmu dan khazanah pengetahuan

jika dikaji secara detail.2

Al-Qur‟an selalu memberikan makna baru bagi setiap orang yang

menafsirkannya, tanpa mengubah makna yang terkandung di dalamnya dan tanpa

mengurangi nilai-nilai yang hendak disampaikan kepada manusia sebagai

petunjuk. Sementara itu, al-Qur‟an merupakan kitab wahyu yang yufassiru

ba’dhuhu ba’dhan (sebagian ayatnya menjadi tafsir bagi ayat yang lain).3 Jika

dilihat dari ungkapan tersebut, sebenarnya al-Qur‟an telah menjelaskan dirinya

1 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat

(Bandung: Mizan, 1996), hlm. 3.

2 Nur Efendi, Studi al-Qur‟an; Memahami Wahyu Allah swt. Secara Lebih Integral dan

Komprehensif (Yogyakarta: Teras, 2014), hlm. 1.

3 Abdul Mustaqim, Pergeseran Epistemologi Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),

hlm. 40.

Page 18: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

2

sendiri, hanya saja tergantung kepada para mufassir tentang bagaimana ia bisa

mengaitkan antara satu ayat dengan ayat yang lain sesuai dengan tema dan

permasalahan yang akan di bahas secara proporsional.

Hal tersebut berlaku bagi setiap penafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur‟an.

Tak terkecuali dengan penafsiran ayat-ayat yang berhubungan dengan khauf,

khasyyah dan taqwa. Oleh karena itu, untuk memahami sebuah ayat secara utuh,

serta menjauhi penggunaan kata yang tidak sesuai dengan konteks tertentu, maka

penelitian ini dilakukan dengan harapan bisa memisah dan memilah, serta

mendefinisikan kata yang mempunyai makna hampir sama, akan tetapi pada

dasarnya memiliki beberapa perbedaan.

Muhammad Quraish Shihab menjelaskan, bahwa tidak ada dua kata atau

lebih yang berbeda kecuali pasti ada perbedaan maknanya.4 Karena al-Qur‟an

bagaikan berlian yang memancarkan cahaya dari setiap sisinya. Gaya bahasa yang

tinggi dan penempatannya bukanlah ditempatkan oleh Allah swt. begitu saja,

namun mengandung banyak muatan dan konsep-konsep yang tidak hanya

menunjukkan satu makna, akan tetapi dapat menampung sekian banyak makna.5

Khauf adalah rasa takut atau khawatir yang muncul terhadap sesuatu yang

dapat mencelakakan, membahayakan atau mengganggu. Khauf berhubungan

dengan masalah yang berkaitan dengan kejadian yang akan datang, sebab

seseorang hanya merasa takut jika apa yang dibenci tiba dan apa yang dicintai

4 M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir (Tangerang: Lentera Hati, 2015), hlm. 111.

5 M. Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur‟an: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat

Ilmiah dan Pemberitaan Gaib (Bandung: Mizan, 1998), hlm. 120.

Page 19: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

3

sirna, realita demikian hanya terjadi di masa depan.6 Jadi perasaan takut seperti ini

bersifat praduga, karena belum tentu apa yang ditakutkan tersebut bisa

membahayakan dan terjadi kepada seseorang. Perasaan takut seperti ini akan

membuat seseorang menjauh atau menghindar dari apa yang ditakutkan tersebut.

Muhammad Quraish Shihab dalam tafsirnya menjelaskan, khauf adalah

keguncangan hati karena menduga akan adanya bahaya. Kata khauf banyak

digunakan untuk menggambarkan adanya perasaan tentang bahaya yang dapat

mengancam sehingga yang bersangkutan mengambil langkah-langkah untuk

menangkal atau menghindarinya, walaupun hati yang bersangkutan tersebut tidak

gentar.7

Khasyyah adalah rasa takut yang tumbuh dari pengetahuan yang benar dan

sempurna tentang Allah swt. Ia bukan perasaan hampa atau khayalan semata. Ia

merupakan pengakuan yang jelas akan keagungan Sang Pencipta Yang Maha

Mengetahui.8 Jadi hati yang takut dan khusyuk kepada Allah swt. pasti akan

terhindar dari ketakutan kepada semua selain Allah swt. Hal ini akan mendorong

manusia menuju rahmat Allah swt. Tetapi hati yang takut kepada selain Allah swt.

adalah bentuk ketakutan buruk yang tidak akan mendorong manusia ke sisi

rahmat, sehingga tidak ada manfaat yang dapat diharapkan darinya.

6 Imam Al-Qusyairi An-Naisabury, Risalah Qusyairiyah, terj. Muhammad Luqman

Hakim (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), hlm. 123.

7 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur‟an

(Jakarta: Lentera Hati, 2006), vol 13, hlm. 197.

8 Muhammad al-Ghazali, Selalu Melibatkan Allah swt.: Sehat Spiritual, Sukses Sosial

(Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2003), hlm. 201.

Page 20: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

4

Khasyyah lebih khusus dan lebih tinggi tingakatannya dari pada khauf.

Karena khasyyah diiring dengan ma‟rifatullah, sehingga akan menjadikan

seseorang mendekat terhadap apa yang ia takuti. Sebagaimana firman Allah swt.:

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,

hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha

Pengampun.” (QS. Fathir [35]: 28).

Muhammad Quraish Shihab menafsirkan ayat di atas dengan mengutip

pendapat Ibn „Asyur bahwa khasyyah pada ayat di atas disifatkan kepada ulama,

karena mereka orang-orang yang mengetahui tentang Allah swt. dan syariat.

Sebesar kadar pengetahuan tentang hal itu sebesar itu juga kadar kekuatan

khasyyah/takut.9 Demikian pula Thaba‟thaba‟i menulis bahwa mereka itu adalah

yang mengenal Allah swt. dengan nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan-

perbuatan-Nya, pengenalan yang bersifat sempurna sehingga hati mereka menjadi

tenang dan keraguan serta kegelisahan menjadi sirna. Muhammad Quraish Shihab

menjelaskan bahwa mereka yang memiliki pengetahuan tentang fenomena alam

dan sosial dinamai oleh al-Qur‟an “ulama” dan pengetahuan tersebut melahirkan

khasyyah.10

Khasyyah menurut al-Raghib al-Ashfaha>ni adalah rasa takut yang disertai

penghormatan yang lahir akibat pengetahuan tentang objek. Pernyataan al-Qur‟an

9 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah..., vol 11, hlm. 61.

10 Sayyid Muhammad Husayn al-Thaba>thaba>’i, al-Mi>za>n fi> Tafsi>r al-Qur’a >n (Beirut:

Muasassah al-A‟la, sa), hlm. 43.

Page 21: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

5

bahwa yang memiliki sifat tersebut hanya ulama mengandung arti bahwa yang

tidak memilikinya bukanlah ulama.11

Taqwa adalah sikap hati-hati dari berbagai kemungkinan buruk yang dapat

menimpa seseorang. Makna inilah yang diilustrasikan oleh Umar bin Khattab

ketika menjelaskan kepada Ubay bin Ka‟ab tentang makna taqwa. Katanya,

“Pernahkah engkau berjalan di jalan yang penuh duri? ”Ubay menjawab, “Ya,

pernah.” “Apa yang engkau lakukan?” tanya Umar. “Aku sangat berhati-hati,”

jawab Ubay. “Demikian itulah taqwa,” ucap Umar r.a.12

Muhammad Quraish Shihab menjelaskan, taqwa adalah menghindar,

menjauhi, atau menjaga diri. Kalimat taqwa sering disandarkan kepada Allah swt.

(ittaqullah). Maka yang dimaksud taqwa kepada Allah swt. adalah upaya untuk

menjauhi, atau memelihara diri dari siksaan atau adzab Allah swt.13

Selain makna menjauhi, atau memelihara diri, taqwa juga berarti takut,

yaitu takut kepada Allah swt. atau kepada ancaman dan siksa-Nya. Kedua makna

ini, menjauhi atau memelihara diri dan takut, tentu berdekatan dan memiliki

keterkaitan. Orang yang berusaha menjauhi atau memelihara diri, biasanya karena

11

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah..., vol 11, hlm. 62.

12 M. Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama al-Qur‟an (Bandung:

Mizan, 2007), hlm. 177-178.

13 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah..., Vol. 14, hlm. 129.

Page 22: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

6

ia takut akan akibat-akibat buruk. Tanpa rasa takut, sulit dibayangkan seseorang

bisa bersikap menjauh, menjaga dan waspada.14

Pemahaman terhadap ayat-ayat khauf, khasyyah dan taqwa ini tentunya

membutuhkan tafsiran, supaya mendapatkan makna dan kandungan secara

mendalam. Karena kalau dilihat pengulangan dari kedua kata tersebut dengan

berbagai bentuk derivasinya yaitu kata khauf sebanyak 124 kali, kata khasyyah

sebanyak 48 kali dan kata taqwa sebanyak 258 kali. Ini menunjukkan bahwa kata

khauf, khasyyah dan taqwa sangat perlu dicari kandungannya, supaya dapat

menyelami maksud dari ayat-ayat khauf, khasyyah dan taqwa ini.

Tafsir al-Misbah merupakan tafsir mutakhir yang ditulis oleh putra terbaik

bangsa. Penulisannya memberi warna yang khas dan sangat relevan untuk

memperkaya khazanah pemahaman terhadap rahasia ayat-ayat al-Qur‟an.

Penyajiannya yang lengkap (kajian kosa kata, munasabah, asbab al-nuzul,

menampilkan riwayat-riwayat baik dari hadis maupun sahabat atau tabi‟in bahkan

tidak menolak pendapat dari pakar luar selagi hal itu berhubungan apalagi

membantu pemahaman terhadap ayat-ayat al-Qur‟an). Ada beberapa alasan

memilih beliau menjadi fokus penelitian, pertama, beliau merupakan tokoh

mufassir terkenal khususnya di Indonesia. Kedua, Tafsir al-Misbah yang

merupakan karya beliau, secara utuh mengkaji al-Qur‟an secara keseluruhan.

Ketiga, beliau banyak menjadi rujukan-rujukan para ulama dan karya yang beliau

tulis tidak hanya dikhususkan untuk kaum pelajar, namun juga masyarakat awam.

14

Ilyas Ismail, Pilar-pilar Taqwa: Doktrin, Pemikiran, Hikmat, dan Pencerahan Spritual

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. vi.

Page 23: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

7

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis

merumuskan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana penafsiran Muhammad Quraish Shihab tentang ayat-ayat

khauf, khasyyah dan taqwa dalam tafsir al-Misbah ?

2. Apa persamaan dan perbedaan khauf, khasyyah dan taqwa menurut

Muhammad Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah ?

3. Apa implikasi khauf, khasyyah dan taqwa menurut Muhammad Quraish

Shihab dalam tafsir al-Misbah ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan penafsiran Muhammad Quraish Shihab terhadap

ayat-ayat khauf, khasyyah dan taqwa dalam tafsir al-Misbah.

2. Untuk mendeskripsikan perbedaan khauf, khasyyah dan taqwa menurut

Muhammad Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah.

3. Untuk mendeskripsikan implikasi khauf, khasyyah dan taqwa menurut

Muhammad Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah.

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan dan menambah khazanah

keilmuan didalam studi al-Qur‟an dan tafsir, terutama di bidang tafsir

Page 24: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

8

tematik, studi kitab tafsir, studi tafsir Indonesia, studi tokoh, dan

sebagainya.

2. Secara praktis, diharapkan mampu memberikan kontribusi secara lebih

baik dalam bidang akademis, terlebih untuk masyarakat luas, terutama

bagi umat Islam agar dapat lebih mengetahui penjelasan tentang penafsiran

beberapa bentuk ayat-ayat tentang khauf, khasyyah dan taqwa.

D. Telaah Pustaka

Sepanjang telaah peneliti terhadap beberapa karya ilmiah berupa buku atau

laporan-laporan hasil penelitian yang di dalamnya membahas tentang khauf,

khasyyah dan taqwa, ditemukan di antara karya-karya tersebut yang membahas

tentang khauf, khasyyah dan taqwa, antara lain:

Kamus Kecil Al-Qur‟an: Homonim Kata secara Alfabetis, karya Abul

Fadhl Hubaisy Tiblisi. Di dalamnya ditemukan penjelasan tentang khauf, di sana

beliau menjelaskan khusus tentang makna khauf dan makna-makna tersebut

diambil dari ayat-ayat al-Qur‟an.15

Ensiklopedia Al-Qur‟an, karya Muhammad Quraish Shihab. Di dalamnya

terdapat penjelasan tentang khauf, seperti pengertian khauf dengan merujuk para

15

Abul Fadhl Hubaisy Tiblisi, Kamus Kecil al-Qur‟an: Homonim Kata secara Alfabetis

(Jakarta: Citra Pustaka, 2012), hlm. 125-126.

Page 25: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

9

pendapat ulama. Dan juga beliau membuat poin-poin penting tentang khauf dalam

al-Qur‟an.16

Pelatihan Lengkap Tazkiyatun Nafs; Memandu Anda Membersihkan Hati

dan Menumbuhkan Jiwa Mulia Agar Hidup Lebih Berhasil dan Bahagia, karya

Syekh Yahya Ibn Hamzah al-Yamani. Di dalamnya ditemukan penjelasan tantang

khasyyah (takut), mulai dari hakikat khasyyah, keutamaan khasyyah, hal-hal yang

menakutkan, serta tingkatan Ahl al-Najah di dalam khasyyah.17

Amalan Penghapus Dosa, karya As-Sayyid bin Husain al-Affani. Dalam

karyanya ini beliau menyinggung sedikit tentang khasyyah kepada Allah swt.

yaitu dengan menjelaskan dua keutamaan khasyyah dalam surat yasin ayat 11 dan

al-Mulk ayat 12.18

Tasawuf: Untuk Kita Semua, Menapaki Bukit-bukit Zamrud Kalbu Melalui

Istilah-istilah dalam Praktik Sufisme, karya Muhammad Fethullah Gulen. Di

dalamnya ditemukan pembahasan tentang khauf dan khasyyah. Ia menjelaskan

bahwa khauf adalah yang menjadi syarat dan konsekuensi keimanan, dan ini

dikuatkan oleh firman Allah swt. dalam QS. Ali Imran [3]: 175. Sedangkan

khasyyah adalah tingkatan yang lebih tinggi dari khauf ditandai dengan yang

16

M. Quraish Shihab, Ensiklopedia al-Qur‟an: Kajian Kosa Kata (Jakarta: Lentera Hati,

2007), hlm. 473-475.

17 Syekh Yahya Ibn Hamzah al-Yamani, Pelatihan Lengkap Tazkiyatun Nafs; Memandu

Anda Membersihkan Hati dan Menumbuhkan Jiwa Mulia Agar Hidup Lebih Berhasil dan Bahagia

(Jakarta: Zaman, 2012), hlm. 399-412.

18 As-Sayyid bin Husain al-Affani, Amalan Penghapus Dosa (Solo: Aqwam, 2013), hlm.

163.

Page 26: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

10

memiliki ciri keilmuan, seperti yang disebutkan oleh Allah swt. dalam QS. Fathir

[35]: 28.19

Selalu Melibatkan Allah: Sehat Spiritual, Sukses Sosial, karya Muhammad

al-Ghazali. Di dalamnya ditemukan pembahasan mengenai takut kapada Allah

swt. Beliau menjelaskan bahwa takut kepada Allah swt. ini merupakan perasaan

jiwa yang tumbuh dari pengetahuan yang benar dan sempurna tentang Allah swt.

Ia merupakan pengakuan yang jelas akan keagungan Sang Pencipta Yang Maha

Mengetahui. Oleh karena itu, semakin luas makrifat seseorang tentang Allah swt.,

semakin tambah pula rasa takut kepada-Nya, dan semakin takut ia menyimpang

dari aturan-Nya.20

Secercah Cahaya Ilahi, karya Muhammad Quraish Shihab. Pilar-pilar

Taqwa, karya Ilyas Ismail. Berani Kaya, Barani Taqwa, karya Anif Sirsaeba. Di

dalamnya ditemukan penjelasan tentang taqwa, mulai dari pengertian taqwa, ciri-

ciri orang yang bertaqwa dan balasan bagi seorang yang bertaqwa.21

Skripsi Erwin Kusumastuti yang berjudul “Khauf dalam al-Qur‟an”.22

Skripsi ini membahas bagaimana penjelasan khauf dalam al-Qur‟an mulai dari

19

Muhammad Fethullah Gulen, Tasawuf: Untuk Kita Semua, Menapaki Bukit-bukit

Zamrud Kalbu Melalui Istilah-istilah dalam Praktik Sufisme (Jakarta: Republika, 2013), hlm. 82.

20 Muhammad al-Ghazali, Selalu Melibatkan Allah swt.: Sehat Spiritual, Sukses Sosial

(Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2003), hlm. 201-205.

21 M. Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama al-Qur‟an (Bandung:

Mizan, 2007), hlm.177-183. Lihat juga Ilyas Ismail, Pilar-pilar Taqwa: Doktrin, Pemikiran,

Hikmat, dan Pencerahan Spritual (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. v-xix. Anif

Sirsaeba, Berani Kaya, Berani Taqwa (Jakarta: Republika, 2006), hlm. 152-156.

22 Erwin Kusumastuti, “Khauf dalam al-Qur‟an”, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.

Page 27: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

11

pengertian khauf, varian objek khauf dan cara menghindar dari khauf di dalam al-

Qur‟an, serta fungsi khauf di dalam al-Qur‟an.

Kelemahan dan kelebihan dari masing-masing literatur di atas, semuanya

membantu penulis untuk lebih memetakan kajian dalam penelitian. Selain buku di

atas juga perlu ditelaah mengenai literatur yang berhubungan dengan Tafsir al-

Misbah, baik mengenai pribadi maupun mengenai tafsirnya.

Kajian yang membahas secara jelas tentang khauf, khasyyah dan taqwa

secara keseluruhan, sejauh penelitian penulis selama ini belum ditemukan.

Kebanyakan dari pembahasan-pembahasan singkat saja yang tertulis di dalam

suatu buku tidak secara utuh. Ada juga beberapa karya tafsir yang menafsirkan

ayat-ayat yang mengandung ketiga kata tersebut, dan akan digunakan sebagai

penunjang dan alat untuk mempermudah penulis dalam menjelaskan khauf,

khasyyah dan taqwa. Tetapi hanya ditemukan pada karya skripsi terlebih dahulu

yang membahas salah satu dari kedua kata tersebut. Dengan demikian, penulis

merasa masih mempunyai kesempatan untuk mengangkat tema tersebut yang

salah satu tujuannya untuk mengungkap pemahaman khauf, khasyyah dan taqwa

dalam Tafsir al-Misbah sebagai karya tafsir monumental.

Penelitian terhadap Tafsir al-Misbah sudah banyak disinggung, salah

satunya dalam penelitian yang dilakukan oleh Islah Gusmian dalam bukunya

Khazanah Tafsir Indonesia. Dalam penelitian ini ia mampu menghadirkan

gambaran yang cukup terhadap Muhammad Quraish Shihab, ia mampu

memetakan corak dan metodologi yang dipakai oleh Quraish Shihab dalam

Page 28: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

12

menafsirkan al-Qur‟an secara gamblang. Meskipun hanya sekilas tetapi hal itu

mampu menjadi inspirasi untuk meneliti lebih lanjut tentang Tafsir al-Misbah.

Namun penelitian ini lebih mengkhususkan pada pemaknaan kata khauf, khasyyah

dan taqwa.

E. Metode Penelitian

Metode dalam arti luas adalah cara bertindak menurut sistem dan aturan

tertentu, ia yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami objek yang

menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.23

Metode penelitian dimaksudkan agar

penelitian dapat mencapai hasil yang optimal.24

Adapun metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dikategorikan

kedalam jenis penelitian library research (penelitian kepustakaan), yaitu

penelitian yang berfokus pada literatur dan buku-buku perpustakaan, dengan cara

menelaah isi dari literatur-literatur yang ada di perpustakaan.25

Dalam hal ini

adalah mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan khauf,

khasyyah dan taqwa dalam Tafsir al-Misbah karya Muhammad Quraish Shihab

dan dari berbagai literatur yang mendukung penelitian.

23

Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: PT Gramedia,

1983), hlm. 16.

24 Anton Bakker, Metode Penelitian Filsafat (Yogyakarta: Kanisius, 1992), hlm. 10.

25 Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Graha Indonesia, 2013), hlm. 93.

Page 29: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

13

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kategori

yaitu:

a. Data Primer, yaitu kitab Tafsir al-Misbah karya Muhammad Quraish

Shihab.

b. Data Sekunder, yaitu berupa buku-buku maupun literatur lain yang

memuat informasi serta data yang menunjang dan yang berkaitan

dengan tema pembahasan penulisan penelitian ini.

3. Metode Pengumpulan Data

Mengingat penelitian ini adalah library research maka metode yang

digunakan adalah dengan mencari dan mengumpulkan berbagai data yang

berkaitan dengan penelitan ini, yaitu melakukan penelusuran kepustakaan, dengan

mengkaji dan menelaah berbagai buku dan tulisan-tulisan baik yang berupa kitab-

kitab (tafsir) sebagai referensi utama maupun tulisan-tulisan para pakar dan ahli

yang mempunyai relevansi dengan kajian penelitian. Ini dilakukan guna

memperoleh informasi dan data yang dibutuhkan.

4. Metode Analisis Data

Dalam menyusun penelitian ini, setelah mengumpulkan data-data dari

sumber primer maupun sekunder, peneliti mencoba mengolah dan menyajikan

data tersebut dengan menggunakan metode analisis yang akan penulis gunakan,

yaitu deskriptif-analitis, dengan menggunakan metode penafsiran tematik yaitu

Page 30: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

14

mengumpulkan ayat ayat yang sesuai tema serta menganalisis, mengklasifikasi

yang dalam pelaksanaannya tidak berhenti pada pengumpulan ayat tersebut, tetapi

juga dengan proses menganalisa ayat tersebut.

Dalam proses penulisan, penulis melakukan analisis yang didapat dari

hasil penggalian informasi dari kitab Tafsir al-Misbah yang kemudian dijelaskan

secara mendalam sisi-sisi yang berkaitan dengan khauf, khasyyah dan taqwa.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk memperoleh pemahaman yang kompleks dan untuk membantu

menjelaskan penelitian ini secara sistematis maka kami mencoba menjabarkan

lewat sistematika pembahasan. Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian

ini sebagai berikut:

Bab pertama, berupa pendahuluan yang merupakan tahap awal. Bab ini

berisi latar belakang masalah yang mengantarkan penulis untuk melakukan

penelitian. Rumusan masalah berisi pertanyaan yang berangkat dari latar belakang

masalah. Kemudian tujuan dan kegunaan penelitian merupakan maksud yang akan

dicapai dari pertanyaan-pertanyaan penelitian dan kontribusi praktis atau teoritis

dari penelitian yang akan dilakukan. selanjutnya adalah menelusuri pustaka guna

mengetahui posisi tema yang sedang diteliti serta kemungkinan adanya literatur

yang mendukung penelitian ini. Terakhir dijelaskan pula metode yang digunakan

serta kerangka sistematis yang mengarahkan pada rasionalisasi penelitian.

Page 31: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

15

Bab kedua, membahas tetang sinonimitas dalam al-Qur‟an, penjelasannya

meliputi: definisi sinonimitas dalam bahasa Arab, faktor penyebab munculnya

sinonimitas, pandangan ulama mengenai keberadaan sinonimitas dalam al-Qur‟an.

Bab ketiga, berisi tentang khauf, khasyyah dan taqwa, yang meliputi:

pengertian khauf, khasyyah dan taqwa menurut bahasa dan istilah,

mengklasifikasikan ayat-ayat tentang khauf, khasyyah dan taqwa, dan kajian

asbab al-nuzul-nya.

Bab keempat, merupakan inti dari penulisan ini yaitu khauf, khasyyah dan

taqwa dalam tafsir al-Misbah. Bab ini berisi tentang penafsiran ayat-ayat khauf,

khasyyah dan taqwa dalam tafsir al-Misbah, persamaan dan perbedaan khauf,

khasyyah dan taqwa dalam tafsir al-Misbah, serta implikasi khauf, khasyyah dan

taqwa dalam tafsir al-Misbah.

Bab kelima adalah kesimpulan yang merupakan jawaban dari pertanyaan

yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Selain kesimpulan, bab ini juga memuat

saran-saran yang ditujukan kepada peneliti selanjutnya, khususnya yang melaku

kan penelitian kajian tafsir tematik tentang khauf, khasyyah dan taqwa.

Page 32: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

118

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan persoalan yang muncul dalam rumusan masalah. Maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

Khauf adalah rasa takut atau khawatir yang muncul terhadap sesuatu yang

dapat mencelakakan, membahayakan atau mengganggu. Muhammad Quraish

Shihab menjelaskan, khauf adalah perasaan takut yang disertai cemas dan

khawatir terhadap keselamatan diri seseorang, sehingga timbullah keguncangan

hati karena menduga akan adanya bahaya. Khauf banyak digunakan untuk

menggambarkan adanya perasaan tentang bahaya yang dapat mengancam

sehingga yang bersangkutan mengambil langkah-langkah untuk menangkal atau

menghindarinya, walaupun hati yang bersangkutan tersebut tidak gentar. Hal ini

dapat dilihat dari objek khauf dalam al-Qur‟an, seperti takut tidak dapat berlaku

adil, takut terhadap musuh, takut terjadi pengkhianatan, takut menjadi miskin, dan

takut kepada yang berwasiat menyimpang.

Khasyyah adalah perasaan takut yang dilandasi dengan sikap

mengangungkan. Quraish Shihab menjelaskan khasyyah adalah perasaan takut

kepada Allah swt. yaitu takut akan keagungan dan kekuasaan-Nya yang disertai

dengan sikap kagum dan pengetahuan tetang Allah swt. Semakin tinggi

pengetahuan seseorang kepada Allah swt. maka semakin tinggi pula rasa

khasyyah kepada-Nya, sehingga seseorang yang takut kepada Allah swt. akan

Page 33: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

119

menghilangkan perasaan takut kepada selain-Nya dan akan mendorong manusia

menuju rahmat Tuhan-Nya.

Oleh karena itu, khasyyah ini hanya dikhususkan kepada para Nabi Allah

swt. dan ulama. Kerana mereka adalah orang-orang yang mengetahui akan

kekuasaan dan keagungan Allah swt. serta syari‟at-Nya. Sebesar kadar

pengetahuan tentang hal itu sebesar itu juga kadar kekuatan khasyyah/takut.

Taqwa adalah sikap hati-hati dari berbagai kemungkinan buruk yang dapat

menimpa seseorang. Quraish Shihab menjelaskan, taqwa sering disandarkan

kepada Allah swt. (ittaqullah), sehingga arti dari taqwa adalah upaya sungguh-

sungguh untuk memelihara, menjauhkan diri dari siksaan atau adzab Allah swt.

dengan cara menjalankan perintah Allah swt. dan menjauhi larangan-Nya. Maka

hakikat orang yang bertaqwa adalah mereka yang memiliki pandangan dan

kesadaran yang tinggi dalam memahami dan menghayati sebab-sebab yang dapat

menimbulkan adzab Allah swt.

Persamaan antara khauf, khasyyah dan taqwa adalah: a) sama-sama

mendapatkan balasan surga, b) sama-sama merupakan syarat keimanan seseorang,

c) sama-sama mendapatkan kemenangan.

Perbedaan khauf, khasyyah dan taqwa adalah: a) khauf merupakan

tingakatan takut paling rendah, dan perasaan takut secara umum yang bisa

dimiliki oleh semua kaum muslimin. Perasaan khauf ini hanya besifat dugaan

yang belum tentu terjadi dan hanya sebatas kekhawatiran seseorang terhadap

sesuatu yang dapat membahayakan yang terjadi pada masa yang akan datang

Page 34: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

120

sehingga yang bersangkutan mengambil langkah-langkah untuk menjauh dan

menghindar dari apa yang ditakuti, b) khasyyah merupakan tingkatan takut yang

khusus dan lebih tinggi dari khauf. Karena khasyyah diiring dengan ma‟rifatullah

atau pengetahuan tentang Allah swt. Oleh karena itu, khasyyah ini hanya

dikhususkan bagi para Nabi Allah swt. dan ulama. Kerana mereka orang-orang

yang mengetahui tentang Allah swt. dan syariat-Nya, c) taqwa adalah menjaga,

memelihara diri dari kemudharatan atau menolaknya. Orang yang bertaqwa

adalah orang yang memelihara dirinya dari adzab dan siksa Allah swt. dengan

menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Taqwa ini

muncul setelah seseorang melalui khauf dan khasyyah, karena seseorang yang

takut kepada Allah swt. akan selalu berupaya untuk memelihara diri dari sesuatu

yang dapat mendatangkan murka dan siksa Allah swt. Tanpa rasa takut, sulit

dibayangkan seseorang bisa bersikap menjauh, menjaga dan waspada.

Implikasi khauf, khasyyah dan taqwa adalah: a) khauf kebanyakan

berkonotasi negatif, implikasinya adalah seseorang berusaha menghindarkan diri

dari apa yang ditakuti tersebut. Sehingga akan menghilangkan rasa kebahagiaan.

Akan tetapi ada juga khauf yang berkonotasi positif (takut saat mengahadap

Tuhan), implikasinya adalah selalu berusaha untuk bermuhasabah diri sehingga

akan terlihat kekurangan-kekurangan pada diri seseorang yang harus diperbaiki,

b) khasyyah berimplikasi kepada kemantapan iman seseorang, dan Allah swt. juga

memuji orang-orang yang khasyyah kepada-Nya yaitu memperoleh kebaikan-

kebaikan, serta mendapatkan surga Allah swt. c) implikasi taqwa bersifat

kemanusiaan. Apabila seseorang bertaqwa kepada Allah swt. maka implikasinya

Page 35: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

121

adalah bersikap adil terhadap sesama manusia, saling tolong menolong, sehingga

Allah swt. memuji orang-orang yang bertaqwa yaitu memperoleh kemuliaan di

sisi-Nya dan mendapatkan kesuksesan hidup di dunia serta mendapatkan surga

dari Allah.

B. Saran-saran

Demikian rangkaian penjelasan dalam skripsi ini, dengan satu harapan

semoga hasil kajian ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penyusun dan

umumnya bagi semua kalangan. Penyusun sangat menyadari bahwa tulisan skripsi

ini jauh dari bagus apalagi sempurna. Oleh karena itu, penyusun berharap di

waktu yang akan datang kajian terhadap al-Qur‟an (tentunya dengan objek kajian

yang berbeda) dapat dilaksanakan dengan lebih maksimal, sehingga diperoleh

sebuah penemuan yang dapat membantu sesama dalam memahami ajaran yang

terkandung di dalam al-Qur‟an.

Page 36: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

122

DAFTAR PUSTAKA

Affani, As-Sayyid bin Husain al-. Amalan Penghapus Dosa. Solo: Aqwam, 2013.

Asfiha>ni, Abu> Shaja’ Ahmad Ibn Husain al-Raghib al-. Mu’jam Mufradat Alfa>dz

al-Qur’a>n. Beirut: Da>r al-Fikr, tt.

Bakker, Anton. Metode Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius, 1992.

Ba>qi, M. Fua>d Abdul. al-Mu’jam al-Mufahras li AlFa>zd al-Qur’a>n al-Kari>m.

Beirut: Da>r al- Fikr, 1981

Chirzin, Muhammad. Kearifan al-Qur‟an. Jakarta: Gramedia, 0000.

Depdikbud, Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,

2005.

Efendi, Nur. Studi al-Qur‟an; Memahami Wahyu Allah Secara Lebih Integral dan

Komprehensif. Yogyakarta: Teras, 2014.

Ghazali, Muhammad al-. Selalu Melibatkan Allah: Sehat Spiritual, Sukses Sosial.

Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2003.

Gulen, Muhammad Fethullah. Tasawuf: Untuk Kita Semua, Menapaki Bukit-bukit

Zamrud Kalbu Melalui Istilah-istilah dalam Praktik Sufisme. Jakarta:

Republika, 2013.

Hadi, Rafiq Nur. “Pro Kontra Sinonimi dalam al-Qur‟an”, UMP Purworejo, Vol.

1, 2013.

Hafidz, Ahsin w al-. Kamus Ilmu al-Qur‟an. Jakarta: Amzah, 2006.

Hamka, Tasawuf Modern. Jakarta: Republika, 2015.

Irsyadunnas, “‟Amar dalam al-Qur‟an; Kajian tentang Ayat-ayat Taqwa”, Jurnal

Penelitian Agama, Vol XII, No. 3, September-Desember 2003.

Ismail, Ilyas. Pilar-pilar Taqwa: Doktrin, Pemikiran, Hikmat, dan Pencerahan

Spritual. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.

Koentjaraningrat. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia,

1983.

Page 37: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

123

Kusumastuti, Erwin. “Khauf dalam al-Qur‟an”. Skripsi Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.

Manz}ur, Ibnu. Lisa>n al-‘Arab. Beirut: Da>r Ihya’ al-Tura>th al-Arabi>, sa.

Munajjad, Muhammad Nu>ruddi>n al-. al-Tara>duf fi> al-Qur’a>n al-Kari>m. Baina al-

Naz}a>riyyah wa al-Tat}bi>q Damsyi>q: Da>r al-Fikr, 1997.

Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir kamus Arab Indonesia. Surabaya:

Pustaka Progressif, 1997.

Mustaqim, Abdul. Pergeseran Epistemologi Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2008.

Naisabury Imam Al-Qusyairi al-. Risalah Qusyairiyah (Surabaya: Risalah Gusti,

1996.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Graha Indonesia, 2013.

Qat}t}a>n, Manna’ Khali>l al-. Studi Ilmu-ilmu al-Qur‟an terj. Mudzakir AS. Bogor:

Litera Antar Nusa, 1994.

__________ . Pengantar Studi Ilmu al-Qur‟an. Jakarta: Pustaka al- Kausar, 2005.

Quraish Shihab, Muhammad. Ensiklopedia al-Qur‟an: Kajian Kosa Kata. Jakarta:

Lentera Hati, 2007.

__________ . Kaidah Tafsir, ed: Abd. Syakur. DJ. Tangerang: Lentera Hati,

2015.

__________ . Mukjizat al-Qur‟an: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat

Ilmiah dan Pemberitaan Gaib. Bandung: Mizan, 1998.

__________ . Secercah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama al-Qur‟an. Bandung:

Mizan, 2007.

__________ . Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur‟an.

Jakarta: Lentera Hati, 2006.

__________ . Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur‟an.

Jakarta: Lentera Hati, 2002.

__________ . Wawasan al-Qur‟an; Tafsir Tematik atas Pelbagai PersoalanUmat.

Bandung: Mizan Pustaka, 2007.

Page 38: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

124

Rahardjo, Dawam. Ensiklopedi al-Qur‟an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-

konsep Kunci. Jakarta: Paramadina, 2002.

Riyanto, Waryani Fajar. “Antisinonimitas Tafsir Sufi Kontemporer”, STAIN

Pekalongan, Vol. 9, No. 1, 2014.

Sirsaeba, Anif. Berani Kaya, Berani Taqwa. Jakarta: Republika, 2006.

Suma, Muhammad Amin. Ulum al-Qur‟an. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

Suyu>t}i, Jala>l al-Di>n al-. al-Muzi>r fi> ‘Ulum al-Lughah wa Anwa>’uha. Kairo:

Maktabah Da>r al- Turats, tt.

__________ . Asbab al-Nuzul: Sebab Turunya Ayat-ayat al-Qur‟an, Terj. Tim Abdul

Hayyie. Jakarta: Gema Insani, 2008.

Tau>fi>qurrahma>n. Leksikologi Bahasa Arab. Malang: UIN-Malang Press, 2008.

Tiblisi, Abul Fadhl Hubaisy. Kamus Kecil al-Qur‟an: Homonim Kata secara

Alfabetis. Jakarta: Citra Pustaka, 2012.

‘Umar, Ahmad Mukhta>r. Ilm al-Dala>lah. Beiru>t: „Ala>m al-Kutub, 1998.

Wafi>, Ali Abdul Wahi>d. Fiqh al-Lughah. Kairo: Lajna>h al-Baya>n, 1962.

Yamani, Syekh Yahya Ibn Hamzah al-. Pelatihan Lengkap Tazkiyatun Nafs;

Memandu Anda Membersihkan Hati dan Menumbuhkan Jiwa Mulia Agar

Hidup Lebih Berhasil dan Bahagia. Jakarta: Zaman, 2012.

Ya’qu>b, Emi>l Badi>’. Fus}u>l fi> Fiqh al-Lughat al-Arabiyyah. Beiru>t: Al-Muassasah

al- Hadi>thah li al- Kita>b, 2008.

Page 39: KHAUF KHASYYAH DAN TAQWA DALAM TAFSIR AL-MISBAHdigilib.uin-suka.ac.id/25021/1/13530027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · “Cintai dunia seperlunya, cintai akhirat ... menjauhkan diri

125

CURICULUM VITAE

Nama : DOLIZAL PUTRA

TTL : Sungai Lansat, 29 Agustus 1995

Alamat : Sungai Lansat, Kec. Sitiung, Kab. Dharmasraya, Prov. Sumatera

Barat

Telp/Hp : 085376520425

Alamat Jogja : Pondok Sakera, Jln. Timoho, Gang Genjah no. 586

Ayah : Hamzan

Pekerjaan : Petani

Ibu : Masriani

Pekerjaan : Petani

Riwayat Pendidikan

1. SD N 1 Sungai Lansat, Sitiung (2001-2007)

2. MTs Negeri Koto Baru Dharmasraya (2007-2010)

3. MAN/MAPK Koto Baru Padang Panjang, Sumatera Barat (2010-2013)

4. Universitas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2013-sekarang)

Pengalaman Organisasi

1. OSIS MTsN Koto Baru Dharmasraya bidang Kesenian (2007-2008)

2. Pengembangan Diri MAN/MAPK Koto Baru Padang Panjang bidang

Tilawatil Qur‟an (2010-2011)

3. UKM AL-MIZAN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2013-2014)

4. Imami (Ikatan Mahasiswa Minang) Yogyakarta (2013-sekarang)

5. JAMAYYKA Yogyakarta (2013-sekarang)