kerajaan sriwijaya

19
KERAJAAN SRIWIJAYA

Upload: agungprastiyo

Post on 13-Apr-2017

332 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

KERAJAANSRIWIJAYA

Kelompok 3

Nama : 1. Agung p (03) 2. Alyani (05) 3. Ardia f (08) 4. Galih s. (15)

Kelas : XI IPA 3

1.Sejarah kerajaan Sriwijaya

KerajaanSriwijaya adalah salah satu kerajaan besar yang terletak di pulau Sumatera tepatnya Sumatera Selatan (Sumsel) dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, dan pesisir Kalimantan. Dalam bahasa Sanskerta, sri berarti "bercahaya" atau "gemilang", dan wijaya berarti "kemenangan" atau "kejayaan", maka nama Sriwijaya bermakna "kemenangan yang gilang-gemilang". Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan.

Kerajaan SriwijayaPada awalnya Sriwijaya hanya kerajaan kecil. Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar setelah dipimpin oleh Dapunta Hyang. Dapunta Hyang berhasil memperluas daerah kekuasaannya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya.

Sumber Sejarah kerajaan Sriwijaya berupa prasasti dan berita Cina. Sumber yang berupa prasasti terdiri atas dua, yaitu prasasti yang berasal dari dalam negeri dan prasasti yang berasal dari luar negeri. Prasasti yang berasal dari dalam negeri antara lain: prasasti Kedukan Bukit (683 m), Talang Tuwo (684 m), Telaga Batu (683), Kota Kapur (686), Karang Berahi (686), Palas Pasemah dan Amoghapasa (1286). Sementara itu, prasasti yang berasal dari luar negeri antara lain; Ligor (775), Nalanda, Piagam Laiden, Tanjore (1030 M), Canton (1075 M), Grahi (1183 M) dan Chaiya (1230). Begitu pula sumber naskah dan buku yang berasal dari dalam negeri adalah kitab Pararaton, sedangkan dari luar negeri antara lain kitab memoir dan record karya I-Tsing, Kronik dinasti Tang, Sung, dan Ming, kitab Lingwai- tai-ta karya Chou-ku-fei dan kitab Chu-fon-chi karya Chaou- fu hua.Para sejarawan masih berbeda pendapat tentang Sriwijaya yaitu awal berkembang dan berakhirnya serta lokasi ibu kotanya. Menurut Coedes, Sriwijaya berkembang pada abad ke-7 di Palembang dan runtuh pada abad ke-14. Pendapatnya didasarkan pada ditemukannya toponim Shih Li Fo Shih dan San Fo Tsi

Menurutnya Shih Li Fo Shih merupakan perkataan Cina untuk menyebut Sriwijaya. Sementara itu, San Fo Tsi yang ada pada sumber Cina dari abad ke-9 sampai dengan abad ke-14 merupakan kependekan dari Shih Li Fo Shih. Slamet Mulyana berpendapat lain, dia setuju dengan pendapat Coedes yang menganggap bahwa Shih Li Fo Shih adalah Sriwijaya, namun San Fo Tsi tidak sama dengan Shih Li Fo Shih. Menurutnya Sriwijaya berkembang sampai abad ke-9, dan sejak itu Sriwijaya berhasil ditaklukkan oleh San Fo Tsi (Swarnabhumi).

Mengenai ibu kota Sriwijaya, para ahli mendasarkan pendapatnya pada daerah yang disebutkan dalam prasasti Kedukan Bukit yaitu Minanga. Prasasti Kedukan Bukit berangka tahun 604 saka (682 M) ditemukan di daerah Kedukan Bukit, di tepi Sungai Tatang, dekat Palembang.

2.Isi prasasti Kedukan Bukit,adalah sebagai berikut:Pada tahun saka 605 hari kesebelas bulan terang bulan waiseka dapunta yang naik di perahu mengadakan perajalanan pada hari ketujuh bulan terang. Bulan jyestha dapunta yang berangkat dari minanga. Tambahan beliau membawa tentara dua laksa (20.000), dua ratus koli di perahu, yang berajalan darat seribu, tiga ratus dua belas banyaknya datang di mukha upang, dengan senang hati, pada hari kelima bulan terang bulan asada,dengan lega gembira datang membuat wanua perajalanan jaya sriwijaya memberikan kepuasan.

Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada masa Balaputra Dewa. Raja ini mengadakan hubungan persahabatan dengan Raja Dewapala Dewa dari India. Dalam Prasasti Nalanda disebutkan bahwa Raja Dewapala Dewa menghadiahkan sebidang tanah untuk mendirikan sebuah biara untuk para pendeta Sriwijaya yang belajar agama Buddha di India. Selain itu, dalam Prasasti Nalanda juga disebutkan bahwa adanya silsilah Raja Balaputra Dewa dan dengan tegas menunjukkan bahwa Raja Syailendra (Darrarindra) merupakan nenek moyangnya

3.KEHIDUPAN EKONOMIKerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan terbesar di Indonesia pada masa silam. Kerajaan Sriwijaya mampu mengembangkan diri sebagai negara maritim yang pernah menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional selama berabad-abad dengan menguasai Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa. Setiap pelayaran dan perdagangan dari Asia Barat ke Asia Timur atau sebaliknya harus melewati wilayah Kerajaan Sriwijaya yang meliputi seluruh Sumatra, sebagian Jawa, Semenanjung Malaysia, dan Muangthai Selatan. Keadaan ini juga yang membawa penghasilan Kerajaan Sriwijaya terutama diperoleh dari komoditas ekspor dan bea cukai bagi kapalkapal yang singgah di pelabuhan-pelabuhan milik Sriwijaya. Komoditas ekspor Sriwijaya antara lain kapur barus, cendana, gading gajah, buah-buahan, kapas, cula badak, dan wangi-wangian. Faktor- yang mendorong Sriwijaya muncul menjadi kerajaan besar adalah sebagai berikut.

Letaknya yang sangat strategis di jalur perdagangan.

Kemajuan pelayaran dan perdagangan antara Cina dan India melalui Asia Tenggara.

Runtuhnya Kerajaan Funan di Indocina. Dengan runtuhnya Funan memberikan kesempatan kepada Sriwijaya untuk berkembang sebagai negara maritim menggantikan Funan.

Sriwijaya mempunyai kemampuan untuk melindungi pelayaran dan perdagangan di perairan Asia Tenggara dan memaksanya singgah di pelabuhan-pelabuhan.

4.KEHIDUPAN KEAGAMAANDalam bidang agama, KerajaanSriwijaya menjadi pusat agama Buddha yang penting di Asia Tenggara dan Asia Timur. Agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya ialah aliran Mahayana dengan salah satu tokohnya yang terkenal ialah Dharmakirti.

5.RUNTUHNYA KERAJAAN SRIWIJAYAKerajaan Sriwijaya mundurPerubahan keadaan alam di sekitar Palembang. Sungai Musi, Ogan Komering, dan sejumlah anak sungai lainnya membawa lumpur yang diendapkan di sekitar Palembang sehingga posisinya menjauh dari laut dan perahu sulit merapat.

Letak Palembang yang makin jauh dari laut menyebabkan daerah itu kurang strategis lagi kedudukannya sebagai pusat perdagangan nasional maupun internasional. Sementara itu, terbukanya Selat Berhala antara Pulau Bangka dan Kepulauan Singkep dapat menyingkatkan jalur perdagangan internasional sehingga Jambi lebih strategis daripada Palembang.

Dalam bidang politik, Sriwijaya hanya memiliki angkatan laut yang diandalkan. Setelah kekuasaan di Jawa Timur berkembang pada masa Airlangga, Sriwijaya terpaksa mengakui Jawa Timur sebagai pemegang hegemoni di Indonesia bagian timur dan Sriwijaya di bagian barat.

Adanya serangan militer atas Sriwijaya. Serangan pertama dilakukan oleh Teguh Dharmawangsa terhadap wilayah selatan Sriwijaya (992) hingga menyebabkan utusan yang dikirim ke Cina tidak berani kembali. Serangan kedua dilakukan oleh Colamandala atas Semenanjung Malaya pada tahun 1017 kemudian atas pusat Sriwijaya pada tahun 1023 – 1030.

Dalam serangan ini, Raja Sriwijaya ditawan dan dibawa ke India. Ketika Kertanegara bertakhta di Singasari juga ada usaha penyerangan terhadap Sriwijaya, namun baru sebatas usaha mengurung Sriwijaya dengan pendudukan atas wilayah Melayu. Akhir dari Kerajaan Sriwijaya adalah pendudukan oleh Majapahit dalam usaha menciptakan kesatuan Nusantara (1377).Sriwijaya merupakan 3 kerajaan terbesar di wilayah Sumatra. Dua kerajaan yang lain adalah kerajaan Tulang Bawang dan kerajaan Melayu. Kerajaan Srwijaya melewati dua masa dalam perkembangannya, yaitu:1. Pada awal pertumbuhannya sebagian penduduknya hidup bertani dan Berpusat di muara sungai Kampar.2. Pada masa pertumbuhannya Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan Maritim dan Sriwijaya mampu menguasai tempat perdagangan baik nasional ataupun Internasional. Juga menguasai jalur perdagangan antara lain pelayaran ke India 

6.LETAK KERAJAAN SRIWIJAYADari prasasti dan peninggalan yang ditemukan dapat disimpulkan bahwa pusat kerajaan Sriwijaya selalu berpindah-pindah. Mula-mula di Minangatmwan, sekitar Muara Takus di Riau lalu pindah ke Jambi kemudian ke Palembang.7.KEJAYAAN SRWIJAYAKerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada abad ke-7 dan ke-8. Raja yang terbesar pada masa Sriwijaya adalah Balaputradewa. Sejak pemerintahan Darmasetu Sriwijaya membangun kerajaan menjadi besar. Dengan armada lautnya yang kuat Sriwijaya menguasai jalur perdagangan. Hal ini dikarenakan:

1. Leteknya strategis2. Sriwijaya menguasai selat Malaka, Sunda, semenanjung Malaka dan tanah genting sebagai pusat perdagangan.3. Melimpahnya hasil bumi Sriwijaya ( rempah-rempah dan emas )

Kejayaan Srwijaya terlihat pada bidang:1. Agama, kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Budha Mahayana

di kawasan Asia Tenggara.2. Ekonomi, Sriwijaya menguasai lalu lintas laut, antara lain pelayaran

ke India dan menguasai beberapa bandar di Malaya3. Politik, Sriwijaya bukan hanya kerajaan senusa artinya hanya menguasai

satupulau melainkan negara antar nusa yang artinya menguasai beberapa pulau.

8.RAJA-RAJA SRIWIJAYADari prasasti Nalanda ( India ) disebutkan bahawa raja Balaputradewa adalah cucu dari raja Sriwirawairimathana dari keluarga Sailendra. Ayahnya bernama Samaratungga yang kawin dengan Dewi Tara putri dari raja Darmasetu. Samaratungga memerintah tahun 824 M. Karena Balaputradewa perang dengan Rakai Pikatan memperebutkan tahta menggantikan Samaratungga dan dimenangkan oleh Rakai Pikatan lalu Balaputradewa melarikan diri ke Sriwijaya lalu diangkat menjadi raja. Raja terakhir Sriwijaya adalah Marawijaya Tunggawarman.9.MASA KERUNTUHAN KERAJAAN SRIWIJAYAPada saat Sriwijaya diperintah oleh Marawijaya Tunggawarman putra dari Sri Sudamaniwarmadewa telah menjalin kerjasama dengan Kerajaan Colamandala India selatan, hubungan kerjasama itu memburuk dikarenakan karena raja Coalmandala yang iri melihat perkembangan Sriwijaya yang sangat pesat. Sriwijaya diserang oleh raja Rajendracola ( Colamandala ) pada tahun 1023 Raja Sriwijaya dapat ditahan. Keruntuhan Sriwijaya disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1.Negara taklukkanya melepaskan diri seperti Ligor, Tanahkra, Tahang dll2. Mundurnya perekonomian Sriwijaya karena bandar-bandar penting sudah melepaskan diri.3. Berulang kali diserang oleh kerajaan Thailand yang mengarahkan kekuasaanya ke arah selatan. Dan pengaruh kerajaan Singasari yang hubungan dengan Kerajaan Melayu.

10.BUKTI-BUKTI ADANYA KERAJAAN SRIWIJAYA Prasasti Prasasti kedukan bukit ( 683 M )Prasasti ini ditemukan di kedukan bukit di tepi sungai tatang dekat Palembang. Isinya menceritakan bahwa pada tahun 683 M ada seorang yang bernama Dapunta Hiyam mengadakan perjanjian suci dengan membawa 20.000 tentara, berangkat dari Minanggatamwan dengann naik perahu sedangkan tentara sebanyak 1312 lewat jalan darat. Datang di Melayu dan akhirnya kota Sriwijaya.

 

2.Prasasti Talang Tuo ( 684 M )Prasasti ini ditemukan di Talang Tuo dekat Palembang. Isinya menyebutkan bahwa atas perintah Dapunta Hiyam telah dibuat taman yang disebut Sriksetra untuk kemakmuran semua makhluk. Disamping itu juga ada doa-doa yang bersifat Budha Mahayana.3. Prasasti Palas PasemahPrasasti ini ditemukan di Lampung selatan. Isinya menebutkan bahwa daerah Lampung selatan saat ini sudah di duduki Sriwijaya.4.Prasasti Kota KapurPrasasti ini di temukan di Bangka. Isinya yaitu tentang permohonan kepada dewa agar menjaga keamanan dan keselamatan bagi kerajaan Sriwijaya. Dalam parasasti ini juga di jelaskan bahwa Sriwijaya berusaha keras memperluas kekuasaanya.5. Prasasti Rajendracolah Prasasti ini menceritakan masa keruntuhan Sriwijaya. Prasasti ini ada di India bagian selatan.6. Prasasti Karang BerahiPrasasti ini ditemukan di Jambi. Isinya hampir sama dengan Prasasti Kota Kapur.

TERIMA KASIH