keputusan menteri pertanianperundangan.pertanian.go.id/admin/k_mentan/sk-487-02.pdf · bab vi...
TRANSCRIPT
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN
Nomor : 487/Kpts/OT.210/8/2002
TENTANG
KEWENANGAN PEMBINAAN PUSAT PERPUSATAKAAN DAN PENYEBARAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
MENTERI PERTANIAN,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan keputusan Menteri Pertanian Nomor
354.1/Kpts/OT.210/6/2001, pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi
Pertanian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekertaris
Jenderal, yang secara teknis fungsional dibawah pembinaan Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian;
b. bahwa untuk meningkatkan kinerja efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
tugas dan fungsi Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian,
dipandang perlu menetapkan batasan wewenang pembinaan terhadap
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian dengan
Keputusan Menteri;
Mengingat : 1. Keputusan Presiden Republik Indoensia Nomor 102 Tahun 2001 tentang
kedudukan Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Departemen;
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 109 Thun 2001 tentang
Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Departemen;
3. Keputusan Presiden Republik Indoensia Nomor 228/M Tahun 2001;
4. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 01/Kpts/OT.210/1/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian, juncto Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 354.1/Kpts/OT.210/6/2001;
5. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 99/Kpts/OT.210/2/2001 tentang
Kelengkapan Organisasi dan Tata kerja Departemen Pertanian, juncto
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 392/Kpts/OT.210/7/2001;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN TENTANG KEWENANGAN
PEMBINAAN PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN
TEKNOLOGI PERTANIAN.
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Pembinaan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi fasilitas, pelatihan, bimbingan, arahan,
konsultasi dan pemasyarakatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan
kinerja unit kerja.
2. koordinasi adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk memadukan, menyerasikan dan
menyelaraskan berbagai kepentingan dan kegiatan yang saling berkaitan beserta segenap
gerak, langkah dan waktunya dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran bersama.
3. Urusan tata usaha dan rumah tangga adalah urusan yang meliputi perencanaan kepegawaian,
keuangan, perlengkepan, ketatausahaan, kearsipan, keortalan serta hukum dan humas.
4. Instalasi pembina adalah Sekertaris Jenderal dan Badan Penelitian dan Pengmebangan
Pertanian Departemen Pertanian.
Pasal 2
Pengaturan wewenang pembinaan terhadap Pusat Perpustakaan danPenyebaran Teknologi
Pertanian dimaksudkan untuk memberikan kejelasan terhadap batas-batas kewenangan
pembinaan yang dilakukan oleh instansi pembina, sehingga tercipta suatu keselarasan dan sinergi
yang diperlukan dalam rangka pengelolaan Pusat Perpustkaan dan Penyebaran Teknologi
Pertanian.
Pasal 3
Ruang lingkup wewenanh pembinaan terhadap Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi
Pertanian meliputi pembinaan dalam:
1. Pengelolaan Perpustakaan;
2. Pembinaan Perpustakaan di lingkungan Departemen Pertanian;
3. Penyebaran informasi teknologi dan hasil penelitian pertanian;
4. Pengelolaan jaringan ilmu pengetahjuna dan teknologi pertanian;
5. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
Pasal 4
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian adalah unsur penunjang Departemen
Pertanian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal, yang secara
teknis fungsional dibawah pembinaan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian;
Pasal 5
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan perpustakaan dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian.
Pasal 6
Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
menyelenggarakan fungsi:
a. Pengelolaan Perpustakaan;
b. Pembinaan Perpustakaan di lingkungan Departemen Pertanian;
c. Penyebaran informasi teknologi dan hasil-hasil penelitian petanian;
d. Pengelolaan jaringan ilmu pengetahuna dan teknologi pertanian;
e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga pusat.
BAB III
PEMBINAAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN, PENYEBARAN INFORMASI
TEKNOLOGI DAN HASIL-HASIL PENELITIAN PERTANIAN, PENGELOLAAN
JARINGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI PERTANIAN SERTA
URUSAN TATA USAHA DAN RUMAH TANGGA.
Pasal 7
(1) Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian melaksanakan pengelolaan
perpustakaan, penyebaran informasi teknologi hasil-hasil penelitian pertanian, pengelolaan
jaringan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, serta urusan tata usaha dan rumah
tangga.
(2) Dalam melaksanakan urusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pusat Perpustakaan
dan Penyebaran Teknologi Pertanian dibina dan dikoordinaasikan oleh Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian.
Pasal 8
Informasi teknologi hasil-hasil penelitian pertanian untuk keperluan publikasi dan penyebaran
teknologi pertanian sebagimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) diperoleh dari Pusat-pusat
Penelitian di lingkungan Badan Penelitian dan Pengemabngan Pertanian dan sumber-sumber
lain.
BAB IV
PEMBINAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN DEPARTEEN PERTANIAN
Pasal 9
(1) Pusat Perpustakan dan Penyebaran Teknologi Pertanian melaksanakan urusan pembinaan
perpustakan di lingkungan Departemen Pertanian.
(2) Dalam melaksanakan urusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pusat Perpustakaan
dan Penyebaran Teknologi Pertanian dibina dan dikoordinasikan oleh Sekertaris Jenderal.
BAB V
PELAPORAN
Pasal 10
(1) Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian wajib menyampaikan
laporan secara berkala atau sewaktu-waktu atas pelaksanaan pengelolaan perpusatkaan,
penyebaran informasi teknologi dan hasil-hasil penelitian pertanian, pengelolaan jaringan
ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian dan urusan tata usaha dan rumah tangga, kepada
Kepala badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
(2) Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian wajib menyampaiakan
laporan secara berkala atau sewaktu-waktu atas pelaksanaan urusan pembinaan
perpustakaan di lingkungan Departemen Pertanian kepada kepada Sekretaris Jenderal
Departemen Pertanian.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 1
(1) Balai dan stasiun Karantina Tumbuhan adalah Unit pelaksana teknis yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian, Departemen Pertanian.
(2) Balai dan Stasiun Karantina Tumbuhan masing-masing dipimpin oleh seorang kepala.
Pasal 2
Balai dan stasiun Karantina Tumbuhan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional
perkarantinaan tumbuhan tanaman pangan, hortikultura dan tanaman perkebunan.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, Balai dan Stasiun Karantina
Tumbuhan Menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan,
pemmusnahan dan pembebasan media pembawa organisasi pengganggu tumbuhan karantina
(OPTK) tanaman pangan, hortikultura, dan tanaman perkebunan;
b. Pelaksanan pemantauan daerah sebar OPTK tanaman pangan, hortikultura dan tanaman
perkebunan;
c. Pelaksanaan pembuatan koleksi OPTK tanaman pangan, hortikultura, dan tanaman
perkebunan;
d. Pengelolaan laboratorium karantina tumbuhan tanaman pangan hortikultura dan tanaman
perkebunan;
e. Pengelolaan data, informasi serta dokumentasi kegiatan operasional perkarantinaan
tumbuhan tanaman pangan, hortikultural dan tanaman perkebunan;
f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Bagian Pertama
Balai Karantina Tumbuhan
Pasal 4
Balai Karantina Tumbuhan terdiri dari :
(1) Subbagian Tata Usaha;
(2) Seksi Program dan Kerja Sama Diklat;
(3) Seksi Pelayanan Teknik;
(4) Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 5
a. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian keuangan,
perlengkapan, surat menyurat, dan rumah tangga.
b. Seksi Informasi dan Dokumentasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan
dan penyajian data, pemberian informsi dan pengelolaan dan penyajian data, pemberian
informasi dan pengelolaan dokumentasi kegiatan operasional perkarantinaan tumbuhan
tanaman pangan, hortikultural dan tanaman perkebunan.
c. Seksi Pelayanan Teknik mempunyai tugas melakukan pemberiaan pelayanan teknik kegiatan
kegiatan operasional perkarantinaan tumbuhan tanaman pangan, hortikultura, dan tanaman
perkebunan
Bagian Kedua
Stasiun Karantina Tumbuhan
Pasal 6
Statiun Karantina Tumbuhan terdiri dari 2 (dua) kelas yaitu;
a. Stasiun Karantina Tumbuhan kelas I;
b. Stasiun Karantina Tumuhan kelas II.
Pasal 7
Stasiun Karantina Tumbuhan kelas I terdiri dari :
a. Urusan tata Usaha;
b. Subseksi Pelayanan Teknik;
c. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 8
(1) Urusan Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, surat menyurat dan rumah tangga..
(2) Subseksi Pelayanan Teknik mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan teknik,
pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan pemberian informasi serta pengelolaan
dokumentasi kegitan operasional perkarantinaan tumbuhan tanaman pangan, hortikultura
san tanaman perkebunan.
Pasal 9
Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas II terdiri dari :
a. Petugas Tata Pelayanan;
b. Kelompok Jabatan Fungsional;
Pasal 10
Petugas Tata Pelayanan mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha, rumah tangga,
pengumpulan, pengelolaan dan penyajian data, pemberian informasi dan pengelolaan
dokumentasi serta pemberian pelayanan teknik kegiatan operasional perkarantinaan tumbuhan
tanaman pangan, hortikultura dan tanaman perkebunan.
Bagian Ketiga
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 11
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan fungsional sesuai dengan
jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 12
(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 7, dan Pasal 9
terdiri dari Jabatan fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan serta jabatan
fungsional lain, yang terbagai dalam berbagai kelompok jabtan fungsional berdasarkan
bidang keahlian, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga
fungsional senior yang ditetapkan oleh masing-masing kepala Balai dan Kepala Stasiun.
(3) Jumlah tenaga fungional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditentukan berdasarkan
kebuthan dan beban kerja.
(4) Jenis dan jenjang Jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB III
TATA KERJA
Pasal 13
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Balai, Kepala Statiun, Kepala Subbagian, Kepla Seksi,
Kepala Urusan, Kepla Subseksi dan Koordinator Kelompok Jabatan Fungsional wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik di lingkungan satuan organisasi
pada Balai dan Stasiun Karantina Tumbuhan maupun dengan instansi lain sesuai dengan tugas
masing-masing.
Pasal 14
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawaham masing-masing
dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 15
Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan Balai dan Stasiun Karantina Tumbuhan
bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan
memberikan bimbingan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan.
Pasal 16
Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan Balai dan Stasiun Karantina Tumbuhan
wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing
serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.
Pasal 17
Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan wajib diolah dan
dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk
kepada bawahan.
Pasal 18
Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada
satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
Pasal 19
Dalam melaksanakaan tugas setiap pimpinan satuan organisasi dibantu kepala satuan organiasi di
bawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan, wajib mengadakan rapat
berkala.
BAB IV
ESELONISASI
Pasal 20
a. Kepala Balai adalah Jabatan eselon IIIs;
b. Kepala Stasiun Kelas I adalah jabatan eselon IV a;
c. Kepala Stasiun Kelas II adalah jabatan eselon IVb;
d. Kepala Subbagian adalah jabatan eselon IVa;
e. Kepala Seksi adalah jabatan eselon IVa;
f. Kepala Urusan adalah Jabatan eselon Va;
g. Kepala Subseksi Pelayanan teknik adalah jabatan eselon Va.
BAB V
JUMLAH, LOKASI, DAN WILAYAH KERJA
Pasal 21
(1) Jumlah balai dan Stasiun Karantina Tumbuhan adalah;
a. Balai Karantina Tumbuhan sebanyak 5 unit kerja.
b. Stasiun Karantina Tumbuhan kelas I sebanyak 17 unit kerja
c. Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas II sebanyak 21 unit kerja
(2) Lokasi dan wilayah Kerja Balai dan Stasiun Karantina Tumbuhan adalah sebagaimana
tercantum dalam Lapmiran keputusan ini.
(3) Selain di liayah kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) balai dan Stasiun Karantina
Tumbuhan mempunyai wewenang melakukan tindakan karantina di kawasan karantina dan
tempat-tempat lainnya yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Perubahan organisasi dan Tata Kerja menurut keputusan ini ditetapkan oleh Menteri Pertanian
setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab
dibidang pendayagunaan aparatur negara.
Pasal 23
Sejak berlakunya keputusan ini maka keputusan Mneteri Pertanian Nomor
800/Kpts/OT.210/12/94 tentang Organisasi dantata Kerja Balai, Stasiun dan Pos Karantina
Hewan, ikan dan Tumbuhan sepanjang yang mengatur Orgainsasi dan Tata Kerja Balai, Stasiun
dan Pos Karantina Tumbuhan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 24
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan : di Jakarta
Pada tanggal :
MENTERI PERTANIAN,
ttd
Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M. Ec.
Lampiran : Keputusan Menteri Peranian
Nomor : 499/Kpts/OT.210/8/2002
Tanggal : 21 Agustus 2002
Lokasi dan Wilayah Kerja balai dan Stasiun
Karantina Tumbuhan
NO UNIT PELAKSANA TEKNIS LOKASI WILAYAH KERJA
(1) (2) (3) (4)
A BALAI KARANTINA
TUMBUHAN
A.1. Belawan Pelabuhan Laut
Belawan, Medan
a. Bandar Udara:
- binaka (Gunung Sitoli)
- Pinsang sori (Sibolga)
- Aek Godang
b. Pelabuhan Laut:
- Belawan
- Sibolga
- Gunung Sitoli
c. Tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran lainnya
di Propinsi Sumatera Utara
selain Wilayah Kerja SKT Kls I
Polonia dan SKT Kls II
Tanjung Balai Asahan.
A.2. Boom Baru Pelabuhan Sungai
Boom Baru, Palembang
a. Bandar Udara:
- Sultan Mahmud
Bahrudin
b. Pelabuhan Sungai
- Boom Baru
c. Kantor Pos Palembang
d. Tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran lainnya
di Propinsi Sumatera Selatan.
A.3. Tanjung Priok Pelabuhan Laut Tanjun
Priok Jakarta
a. Bandar Udara:
- Halim Perdana Kusuma
b. Pelabuhan Laut:
- Tanjung Priok
- Sunda Kelapa
c. Terminal Peti Kemas:
- Gedebage Bandung
d. Kantor Pos:
- Jakarta
- Bogor
e. Tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran lainnya
di Kab. Bekasi, Kab Depok,
Kota Bekasi, Kota Depok, Kab
Bogor dan Kota Bogor,
Propinsi DKI Jakrta.
A.4. Tanjung Perak Pelabuhan Laut
Tanjung Perak,
Surabaya
a. Bandar Udara:
- Juanda
b. Pelabuhan Laut:
- Tanjung Perak
- Tanjung Wangi
- Gresik
c. Pelabuhan Penyebrangan:
- Ketapang
d. Kantor Pos Surabaya
Tempat-tempat pemasukan/pengeluaran
lainnya di Propinsi Jawa Timur
A.5. Makasar Pelabuhan Laut
Makasar
a. bandar Udara:
- Hasanudin
b. Pelabuhan Laut
- Makassar
- Paoere
- Mamuju
- Parepare
- Beji E
c. Knator Pos Makasar
d. Etmpat-tempat
pemasukan/pengeluaran lainnya
di Propinsi Sulawesi Selatan
B STASIUN KARANTINA
TUMBUHAN KELAS 1
B.1. Polonia Bandar Udara Polonia
Medan
a. Bandar Udara
- Polonia
b. pelabuhan Laut
- pangakaln Brandam
- pangkalan Susu
c. Pos pemeriksaan :
- Besitang
d. Kantor Pos Medan
e. Tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran lainnya
di Kab. Karo, Kab Langkat,
Kota Binjai, Kota Tebing
Tinggi dan Kota Medan di
Propinsi Sumatera utara.
B.2. Sultan Syarif Kasim II Bandar Udara Sultan
Syarief kasim II,
a. Bandar udara
- Sultan Syarif Kasim II
Pekanbaru b. Pelabuhan Laut:
- Dumai
- Tembilan
- Selat Panjang
- Bengkalis
- Sungai Guntung
c. Pelabuhan Sungai
- Siak Sri Indrapuri
d. Kantor Pos Pekanbaru
e. Tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran lainnya
di Propinsi Riau selain Wilayah
Kerja SKT Kls II
TanjungPinang
B.3. Teluk Bayur Pelabuhan Laut Teluk
Bayur, Padang
a. Bandar Udara
- Tabing
b. pelauhan Laut:
- teluk Bayur
c. Kantor Pos pandang
d. Tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran lainnya
di Propinsi Sumatera Barat
B.4. Jambi Pelabuhan Sungai
Jambi
a. Bandar Udara
- Sultan Taha
b. Pelabuhan Sungai:
- Jambi
c. Kantor Pos Jambi
d. Tempat-temapt
pemasukan/pengeluran lainnya
di Propinsi Jambi
B.5. Panjang Pelabuhan laut Panjang,
Bandar Lampung
a. Pelabuhan Udara:
- Raden Intan II
b. Pelabuhan Laut
- Panjang
c. Pelabuhan Penyebrangan:
- Bahauheni
f. kantor Pos bandar Lampung
g. tempta-tempat
pemasukan/pengelauran lainnya
di Propinsi Lampung.
B.6. Soekarno Hatta Bandar Udara Soekarno
Hatta, Cengkareng
a. Bandar Udara
- Soekarno Hatta
b. Kantor Pos Tangerang
c. Tempat-tempat
peamsukan/pengeluaran lainnya
di Propinsi Banten selain
Wialyah Kerja SKT Kls II
MErak
B.7. Cirebon Pelabuhan laut, Cirebon a. bandar Udara
- Husein Sastranegara
b. Pelabuhan Laut
- Cerabon
c. kantor Pos
- Cirebon
- Bandung
d. tempat-tempat
peamsukan/pengeluaran lainnya
di Propinsi Jawa Barat selain
Wialyah Kerja BKT Tanjung
Priok
B.8. Tanjung Emas Pelabuhan Laut
Tanjung Emas,
Semarang
a. Bandar Udara
- Ahmad Yani
b. pelabuhan Laut
- Tanjung Emas
- Tegal
- Pekalongan
c. Kantor Pos
- Semarang
d. Tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran lainnya
di Propinsi Jawa tengah, selain
Wilayah Kerja SKT Kls II
Cilacap dan Wilayah Kerja
SKT Kls II Adi sucipto
B.9. Pontianak Pelabuhan Laut
Pontianak
a. bandar Udara
- Supadio
b. Pelabuhan Laut
- Pontianak
- Sintete
c. Kantor Pos Pontianak
d. Tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran lainnya
di Propinsi Kalimantaran Barat,
selain Wialyah Kerja SKT Kls
II Entikong.
B.10 Samarinda Pelabuhan Sungai
Samarinda
a. bandar Udara
- Temindung
b. pelabuhan Laut
- Bontang
- Sangata
c. Pelabuhan Sungai
- Samarinda
d. kantor Pos Samarinda
e. tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran lainyya
di Propinsi Kalimantan Timur
selain Wilayah Kerja SKT Kls I
balikpapan dan SKT Kls I
Tarakan.
B.11. Trisakti Pelabuhan Laut
Trisakti, Banjamasin
a. Bandar Udara
- Syamsudin Noor
b. pelabuhan Laut
- Batu Licin
c. Pelabuhan Sungaai
- Trisakti
d. Kantor Pos Banjarmasin
e. Temapt-temapt
pemasukan/pengeluaran lainnya
di Propinsi Kalimantan Selatan
B.12. Balikpapan Pelabuhan Laut,
Balikpapan
c. Bandar Udara
- Sepingan
d. Pelabuhan Laut
- Balikpapan
- Kampung Baru
e. kantor Pos Balikpapan
f. tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran lainnya
di Kab, Pasir, Kab. Kulai
Kertanegara dan Koa
Balikpapan, Propinsi
Kalimantan Timur
B.13. Tarakan Pelabuhan Laut,
Tarakan
a. Bandar Udara
- Juwata
b. Pelabuhan Laut
- Lingkas
- Nunukan
- Tanjung Redep
- Sebatik
- Bunyu
c. kantor Pos Tarakan
d. tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran lainnya
di Kab. Malinau, Kab.
Nunukan, Kab. Bulungan, Kba
Berau dan Kota tarakan
dipropinsi Kalimanan Timur
B.14. Bitung Pelabuhan laut, Bitung a. bandar Udara
- Saam Ratulangi
b. pelabuhan laut
- Bitung
- Manado
- Tahuna
- Labuhan Uki
c. kantor pos manado
d. tempat-tempat pemasukan
/pengeluaran lainnya di
Propinsi Sulawesi Utara.
B.15. Ngurah Rai Bandar Udara Ngurah
Rai, Depanpasar
a. bandar Udara
- Ngurah raih
b. Pelabuhan Laut
- benoa
- Padang bai
- Celukan Bawang
c. Pelabuhan penyeberangan
- Gilimanuk
d. Kantor Pos Denpasar
e. Tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran lainnya
di Propinsi Bali
B.16. Lembar Pelabuhan Laut Lembar
, Nusa tenggara Barat
a. Bandar Udara
- Selaparang
b. Pelabuhan Laut
- Lemar
- Labuhan Lombok
- Badas
- Bima
c. kantor Pos Ampenan
d. tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran lainnya
di Pulau Lombok, Pulau
Sumbawa di Propinsi Nusa
Tenggara Barat.
B.17 Jayapura Pelabuhan Laut,
Jayapura
a. Bandar Udara
- Santani
- Wawena
b. pelabuhan Laut
- Jayapura
c. Kantor Pos Jayapura
d. Pos Perbatasan (Papua/Papua
Nugini) – Skou
e. Tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran lainnya
di Kota Jayapura, KabJayapura,
dan Kab. Jaya Wijaya, Propinsi
papua.
C. ATASIUN KARANTINA
TUMBUHAN KELAS II.
C,1 Malahayati Pelabuhan Laut
Malahayati
a. Bandar Udara
- Sultan Iskandar Muda
b. Pelabuhan Laut
- Mahalayati
- Lhoksumawe
- Sabang
c. kantor Pos Banda Aceh
d. tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran lainnya
di Propinsi Nangrioe Aceh
Darusalam
C.2. Tanjung balai Asahan Pelabuhan Laut Teluk
Nibung, Tanjung Balai
Asahan
a. bandar Udara
- Teluk Nibung
b. temapt-tempat
pemasukan/pengeluaran lainnya
di kab Asahan, Kab Rantau
Prapat, Kab .Lab Batu, Kota
Tanjung balai dan Kota Kisaran
di Propinsi Sumatera Utara
C.3. tanjung Pinang Pelabuhan Laut Sri
Bintan Pura, Tanjung
Pinang
a. bandar Udara
- Kijang
- Hang Nadim
b. Pelabuhan Laut
- Sri Bintam Pura
- Tanjung pinang
- Sri payung batu Enam
- Tanjung Balai Karimun
- Batam
- Kijang
- Pulau Bulan
c. Kantor Pos
- Tanjung Pinang
- Batam
d. tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran lainnya
di Riau Kepulauan, propinsi
Riau
C.4. Pulau Baai Pelabuhan Laut Pulau
Baai, Bengkulu
a. Bandar Udara:
- padang kemiling
b. Pelabuhan Laut
- Pulau Baai
c. Kantor Pos bengkulu
d. Tempat-tempat
pemasukan/epngelauran lainnya
di Propinsi bengkulu.
C.5. Pangkal Pinang Pelabuhan laut Pangkal a. bandar Udara
Balam, Pangkal Piang - Depati Amir
b. pelabuhan Laut
- Muntok
- Pengkal balam
c. kantor pos
- Pangkal Pinang
d. tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran lainnya
di Pulau bangka di Propinsi
bangka belitung selain Wialyah
Kerja SKT Kls II Tanjung
pandan
C. 6. Tanjung Pandan Pelabuhan Laut
Tanjung Pandan
a. Bandar Udara
- Buluh Tumbang
b. pelabuhan Laut
- Tanjung Pandan
- manggar
c. kantor Pos Tanjung Pandan
d. tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran lainnya
di Pulau Betung di kab belitung
di Propinsi Bangka Belitung
C.7. Merak Pelabuhan
Penyebrangan, Merak
a. Pelabuhan Laut
- Ciwandan
- Cigading
b. pelabuhan Penyebarangan
- Merak
c. kantor Pos
- Serang
d. tempat-temapt
peamsukan/pengeluaran lainnya
di Kab Serang, dan kota
Cilegon Propinsi Banten
C.8. Cilacap Pelabuhan Laut
Tanjung Intan, Cilacap
a. bandar Udara
- Tunggal Wulung
b. Pelabuhan Laut
- Tanjung Intan
c. Kantor Pos Cilacap
d. Tempat-tempat
pemasukanpengelauran lainnya
di Kab, Benymas, Kab.
Banjarnegara, Kab. Kabumen,
Kab. Cilacap. Kota Cilacap dan
Kota Purwakerto di Propinsi
Jawa tengah
C.9. Adi Sucipto Bandar Udara Adi
Sucipto, Yogyakarta
a. bandar Udara
- Adi Sucipto
- Adi Sumarno
b. Terminal Peti Kemas
- Jebres
c. kantor Pos
- Yogyakarta
- Solo
d. tempat-tempat
peamsukan/pengelauran lainnya
di propinsi D.I Yogyakarta
C.10. Entikong Pos Perbatasan,
Entikong
a. Posa Perbatasan Entikong
b. Tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran lainnya
di Kab, Sanggau, Kab
Bengkayang dan Kab kapuas
Hulu di Propinsi
C.11. Palangkaraya Pelabuhan Sungai,
Palangkaraya
a. bandar Udara
- Cilik Riwut
b. Pelabuhan Sungai
- Palangkaraya
- Sampit
- Pangkalan Bun
c. Kantor Pos Palangkaraya
d. Tempat-tempat
pemasukan/pengelauran lainnya
di Propinsi Kalimantan Tengah
C.12. Gorongtalo Pelabuhan laut,
Gorontalo
c. bandar Udara
- Jalaludin
d. Pelabuhan Laut :
- Gorontalo
- Kwandang
e. Kantor Pos Gorontalo
f. Tempat-tempat
peamsukan/pengelauran lainnya
di Propinsi Gorontalo
C.13. Pantoloan Pelabuhan Laut,
Pantoloan Palu
a. Bandar Udara :
- Mutiara
b. Pelabuhan Laut :
- Pantolaon
- Toli – Toli
c. Kantor Pos Palu
d. Tempat-tempat
pemasukan/pengelauran lainnya
di Propinsi Sulawesi Tengah
C.14. Kendari Pelabuhan Laut
Nusantara, Kendari
a. Bandar Udara :
- Wolter Mongonsidi
b. Pelabuhan Laut :
- Nusantara
- Bau – Bau
c. Pelabuhan Penyebrangan :
- Kolaka
d. Kantor Pos Kendari
e. Tempat-tempat
pemasukan/pengelauran lainnya
di Propinsi Sulawesi Tengah
C.15. Tenau Pelabuhan Laut, Tenau a. Bandar Udara :
- Eltari
b. Pelabuhan Laut :
- Tenau
- Atapupu
- Maumere
c. Kantor Pos Kupang
d. Tempat-tempat
pemasukan/pengelauran lainnya
di Propinsi Nusa Tenggara
Timur
C.16. Ternate Pelabuhan Laut Ternate a. Bandar Udara :
- Sultan Babulah
b. Pelabuhan Laut :
- Ternate
c. Kantor Pos Ternate
d. Tempat-tempat
pemasukan/pengelauran lainnya
di Propinsi Maluku Utara
C.17. Ambon Pelabuhan Laut Ambon a. Bandar Udara :
- Pattimura
b. Pelabuhan Laut :
- Ambon
c. Kantor Pos Ambon
d. Tempat-tempat
pemasukan/pengelauran lainnya
di Propinsi Maluku
C.18.Biak Pelabuhan Laut Biak a. Bandar Udara :
- Frans Kaisiepo
b. Pelabuhan Laut :
- Biak
- Serul
- Nabire
c. Kantor Pos Biak
d. Tempat-tempat
pemasukan/pengelauran di
Kab.Nabire. Kab.
Yapenwaropen dan Kab. Biak
Numpor, Propinsi Papua
C.19. Sorong Pelabuhan Laut Sorong a. Bandar Udara :
- Jeffman
- Rendani
b. Pelabuhan Laut :
- Sorong
- Fak – Fak
c. Kantor Pos Sorong
d. Tempat-tempat
pemasukan/pengelauran
Kab.Fak – Fak dan Kota
Sorong Propinsi Papua.
C.20.Timika Pelabuhan Laut
Amamapere
a. Bandar Udara :
- Timika
b. Pelabuhan Laut :
- Amamapare
c. Kantor Pos Timika
d. Tempat-tempat
pemasukan/pengelauran
lainnya di Kab. Mimika, Kab.
Paniai dan Kab.Puncak Jaya di
Propinsi Papua.
C.21. Merauke Pelabuhan Laut
Merauke
a. Bandar Udara :
- Mopah
b. Pelabuhan Laut :
- Merauke
c. Kantor Pos Merauke
d. Tempat-tempat
peamsukan/pengelauran lainnya
di Kab. Merauke di Propinsi
Papua
Ditetapkan : Jakarta
Pada tanggal : 21 Agustus 2002
MENTERI PERTANIAN,
ttd
Prof. Dr. Ir. BUNGARAN SARAGIH, M.Ec
STRUKTUR ORGANISASI
BALAI KARANTINA TUMBUHAN
KEPALA
SUBBAGIAN
TATA
USAHA
SEKSI
INFORMASI DAN
DOKUMENTASI
SEKSI
PELAYANAN
TEKNIK
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
STRUKTUR ORGANISASI
STASIUN KARANTINA TUMBUHAN KELAS I
KEPALA
URUSAN
TATA
USAHA
SUBSEKSI
PELAYANAN
TEKNIK
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL