keputusan 5

9
MODEL REFERENSI PROSES BISNIS Sebagai Sebuah model Referensi maka pada dasanya model SCOR didasarkan pada tiga Pilar Utama antara lain : Pilar Pertama Pendalaman Proses. Referensi untuk memodelkan suatu proses rantai pasok agar lebih mudah diterjemahkan dan dianalisis. Pilar Ke dua Pengukuran performa /Kinerja rantai pasokan Referensi untuk mengukur performa suatu rantai pasokan perusahaan sebagai standar

Upload: eko-mardianto

Post on 17-Jan-2017

100 views

Category:

Business


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Keputusan  5

MODEL REFERENSI PROSES BISNIS

Sebagai Sebuah model Referensi maka pada dasanya model SCOR

didasarkan pada tiga Pilar Utama antara lain :

Pilar Pertama Pendalaman Proses.

Referensi untuk memodelkan suatu proses rantai pasok agar lebih

mudah diterjemahkan dan dianalisis.

Pilar Ke dua Pengukuran performa /Kinerja rantai pasokan

Referensi untuk mengukur performa suatu rantai pasokan perusahaan

sebagai standar pengukuran.

Page 2: Keputusan  5

Pilar Ke Tiga Praktek-praktek terbaik.

Referensi untuk menentukn best practics yang dibutuhkan oleh

perusahaan.

a.Model Proses

Dalam SCOR, Proses-proses rantai pasokan tersebut didefinisikan

kedalam lima proses produksi antara lain :

Proses Perencanaan ( Plan )

Proses ini merupakan proses untuk merencanakan rantai pasokan mulai

dari mengakses sumberdaya rantai pasok, Merencanakan produksi,

kebutuhan bahan baku, memilih suplier, saluran penjualan, penyimpanan,

serta mendistribusikan,

Page 3: Keputusan  5

Proses Pengadaan ( Source )

Proses ini yang berkaitan dengan pengadaan bahan baku , (Material)

dan pelaksanaan. Proses ini meliputi Kegiatan :

Negosiasi dengan Suplier, Komunikasi dengan suplier, Penerimaan

barang, Pembayaram ( Pelunasan ) barang kesuplier Proses Produksi (Make)

Proses ini yang berkaitan dengan Produksi yang meliputi :

a)Meminta dan menerima kebutuhan bahan baku

b)Pelaksanaan Produksi

c)Pengemasan

d)Penyimpanan produk diruang penyimpanan.

Page 4: Keputusan  5

Proses Distribusi ( DELIVER )

Proses ini merupakan proses yang berkaitan dengan distribusi produk

dari perusahaan kepada pembeli,

Meliputi Pembuatan dan pememeliharaan database pelanggan,

pemeliharaan data base produk, pemuatan produk kedalam armada

distribusi. Pemeliharaan produk dalam kemasan, pengaturan proses

transportasi,.

Page 5: Keputusan  5

Proses Pengembalian ( RETURN )

Proses ini berkaitan dengan pengembalian produk ke perusahaan

dari pembeli k arena beberapa hal :

Kerusakan pada produk

Cacat pada produk

Ketidak tepatan jadwal dalam pengiriman.

Page 6: Keputusan  5

Proses Tambahan ( ANABLE )

Proses ini merupakan proses yang mendukung pelaksanaan proses :

Perencanaan, Pengadaan, Produksi, Distribusi, Pengembalian

Proses tersebut berupaya untuk mengatur setiap kegiatan proses

agar dapat berlangsung secara terstrukturn dan terkoordinir, Seperti :

Mengatur informasi produksi dan perencanaan

Menjaga relasi bisnis

Memelihara peraturan bisnis dan lain sebagainya.

Page 7: Keputusan  5

Model SCOR terfokus pada aspek-aspek, seperti : semua kegiatan

yang berkaitan dengan interaksi pembeli mulai dari pesanan barang

yang masuk, hingga ke pelunasan. Pembayaran pembeli semua

transaksi produk maupun jasa.

Model SCOR menyediakan tiga level ( Hirarki ) yang mendetail :

Level Pertama Terdiri dari :

Perencanaan ( PLAN ), Proses Produksi (Make), Proses Distribusi

( DELIVER ), Proses Pengembalian ( RETURN ) Proses

Tambahan ( ANABLE )

Page 8: Keputusan  5

Level Ke dua terdiri dari :

Pengadaan Stok, Pesanan, Pembuatan/ mempruduksi,

Level Ke tiga terdiri dari :

Penentuan ini Kategori proses ini berguna untuk mendifinisikan proses

rantai pasokan yang terjadi. Seperti :

Proses pengadaan bahan baku, dilakukan berdasarkan target

stok yang harus dipenuhi. Berarti peroses produksi dilakukan

berdasarkan pesanan masuk keperusahaan.

Pengiriman barang kepembeli berdasarkan jenis dan spesifik

yang dikehendaki pembeli.

Page 9: Keputusan  5

Manajemen Pemasaran Lemah

Distribusi tidak optimal

Manajemen Supier Lemah

Perencanaan penjualan lemah

Produksi tidak mencapai target

Mananjemen rantai pasok tidak

maksimal

Tidak adanya kesatuan informasi