kementerian pertanian ...kementerian pertanian 3 dasar hukum penyusunan nbm uu no. 18 th 2012 pasal...
TRANSCRIPT
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id11
Kementerian PertanianBadan Ketahanan Pangan
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan2020
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
➢Definisi NBM adalah tabel yang memberikan gambaran menyeluruh tentang penyediaan/ pengadaan dan penggunaan/ pemanfaatan pangan di suatu wilayah (negara/provinsi/kabupaten/ kota) dalamkurun waktu tertentu.
➢NBM menyajikan jumlah pangan yang tersedia untukdikonsumsi penduduk per kapita (kg/tahun ataugram/hari) serta dalam bentuk zat gizi tertentu yaituenergi (kkal/hari), protein (gram/hari), dan lemak(gram/hari)
2
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id3
DASAR HUKUM PENYUSUNAN NBM
UU No. 18 Th 2012 Pasal 114
PP 17 Th 2015 Pasal 75
Pemerintah dan Pemerintah daerah berkewajibanmembangun, menyusun dan mengembangkan sisteminformasi pangan dan gizi yang terintegrasi”
PP 17 Th 2015 Pasal 82
Penyajian dan penyebaran data dan informasi Pangan dan Gizi dilakukan melalui:a. pengaturan akses dan penggunaan datab. penerbitan secara berkala dan/atau sewaktu-waktu.
Informasi pangan(Ketersediaan) :
✓ NBM (produksi, stok, impor, ekspor, ketersediaanperkapita, dll)
✓ PPH Ketersediaan✓ Prognosa HBKN✓ Neraca pangan
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Mengetahui jumlah penyediaan, penggunaan danketersediaan pangan per kapita untuk konsumsipenduduk.
Mengevaluasi pengadaan dan penggunaanpangan.
Mengevaluasi tingkat ketersediaan pangan berdasarkanrekomendasi Angka Kecukupan Gizi (AKG) dankomposisinya berdasarkan Pola Pangan Harapan (PPH)
Bahan acuan dalam perencanaan produksi/pengadaan pangan Bahan perumusan kebijakan pangan dan gizi
TUJUAN PENYUSUNAN NBM
4
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
HASIL PENYUSUNAN NBM
5
INPUT OUTPUT AnalisisLanjutan
➢ Produksi➢ Perdagangan (Ekspor-
Impor; Keluar-Masuk)➢ Perubahan Stok (Stok
Awal dan Stok Akhir)
✓ Ketersediaan Pangan untuk di Konsumsi
✓ Ketersediaan Pangan(Kg/Kap/tahun)/ (g/kap/hari)
✓ Ketersediaan Energi(kkal/kap/hari)
✓ Ketersediaan Protein(g/kap/hari)
✓ Ketersediaan Lemak(g/kap/hari)
.
DATA PENYEDIAAN PANGAN (FOOD SUPPLY)
KETERSEDIAAN Ketersediaan Energi(kkal/kap/hari)
PPH Ketersediaan
❖Pakan❖Benih❖Industri (Pangan & Non Pangan)❖Pangan utk Konsumsi❖Penggunaan Lainnya❖Tercecer
DATA PENGGUNAAN PANGAN (FOOD UTILIZATION)
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
6
TABEL NBM
PENYEDIAAN PENGGUNAAN KETERSEDIAAN PERKAPITA
KOLOM 1 - 8 KOLOM 9 - 15 KOLOM 16 - 20
NBM terdiri dari 20 kolom
Dibagi menjadi 3 komponen yaitu:
➢ Komponen Penyediaan
➢ Komponen Penggunaan
➢ Komponen ketersediaan
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id7
METODE PERHITUNGAN NBM
PENYEDIAAN (SUPPLY)
TS = O - ∆St + M – XDimana:TS = Total penyediaan dlm negeri (total supply)O = Produksi∆St = Stok akhir – Stok awalM = ImporX = Ekspor
PENGGUNAAN (UTILIZATION)
TU = F+S+I+W+Rou+FdDimana:TU = Total Penggunaan (Total utilization)F = PakanS = BibitI = IndustriW = TercecerRou = Penggunaan lainFd = Ketersediaan Bahan Makanan
Prinsip Neraca:∑ TS (Penyediaan) = ∑ TU (Penggunaan)
=
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id8
• Jenis Bahan MakananKolom 1
• Produksi (masukan)Kolom 2
• Produksi (keluaran)Kolom 3
• Perubahan Stok (stok akhir tahun - stok awal tahun)Kolom 4
• Impor (Barang masuk )Kolom 5
• Penyediaan Dalam Negeri Sebelum Ekspor Kolom 6
• Ekspor (Barang keluar)Kolom 7
• Penyediaan Dalam Negeri Kolom 8
1. Komponen Penyediaan
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id9
Untuk menghitung penyediaan (Supply) dalam NBM digunakan rumus:
TS = O - ∆St + M – X atau
Penyediaan = Produksi – perubahan stok + Impor –ekspor
Dimana:TS = Total penyediaan dlm negeri (total supply) (kolom 8)O = Produksi (kolom 2 dan kolom 3)∆St = Stok akhir – Stok awal (kolom 4)M = Impor (kolom 5)X = Ekspor (kolom 7)>>> Nilai /angka perubahan bisa positif atau negatif
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
2. Komponen Penggunaan
10
Kolom 9 : Pakan
Kolom 10 : Bibit/Benih
Kolom 11 : Diolah untuk Makanan
Kolom 12 : Diolah untuk Bukan Makanan
Kolom 13 : Tercecer
Kolom14 : Penggunaan lain
Kolom15 : Bahan Makanan
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id11
Untuk menghitung penggunaan (Utilization)digunakan rumus:
TU = F+S+I+W+Rou+Fd atau
Total penggunaan = pakan + benih + Industri (pangandan non pangan) + tercecer + penggunaan lain + Bahanmakanan
Dimana:TU = Total Penggunaan (Total utilization)F = Pakan (kolom 9)S = Bibit (kolom 10)I = Industri (kolom 11 dan kolom 12)W = Tercecer (kolom 13)Rou = Penggunaan lain (kolom 14)Fd = Ketersediaan Bahan Makanan (kolom 15)
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
3. Komponen Ketersediaan
12
Kolom 16 : Ketersediaan pangan pertahun (kg/kapita/tahun)
Kolom 17 : Ketersediaan pangan perhari (gram/kapita/hari)
Kolom 18 : Ketersediaan pangan dalam bentuk energi (kkal/kapita/hari)
Kolom 19 : Ketersediaan pangan dalam bentuk protein (gram/kapita/hari)
Kolom 20 : Ketersediaan pangan dalam bentuk lemak (gram/kapita/hari)
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id13
Fd = O – (∆St) + M – X – (F+S+I+W+Rou)
Dimana:
Fd = ketersediaan pangan utk dikonsumsi penduduk
0 = Produksi (input/output)
∆St = Perubahan stok
M = Impor
X = Ekspor
F = Pakan
S = Bibit
I = Industri (makanan dan bukan makanan)W = TercecerRou = Penggunaan lain
Untuk menghitung Ketersediaan Pangan (Bahan makananyang tersedia untuk dikonsumsi) digunakan rumus:
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Perhitungan Ketersediaan Per Kapita
Ketersediaan Pangan Per Kapita= Bahan makanan (Fd ) / ∑ Penduduk Tengah Tahun
Ketersediaan Per kapita per tahun (Kolom 16 )
Kolom 15 X 1000 / Jumlah Penduduk
(Kg/kapita/tahun)
Ketersediaan Per kapita per hari Kolom 17
Kolom 16 X 1000 / 365
(Gram/kapita/hari) INGAT !SATUAN
Keterangan : >>kolom 15 dikali 1000 karena satuan berubah dari ton ke kilogram (kg)>> kolom 16 di kali 1000 karena satuan berubah dari kilogram (kg) ke gram
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Ketersediaan Energi Kolom 18
Kolom 17 X Kandungan Energi /100 X BDD
(Kalori/kapita/hari)
KetersediaanProtein (Kolom 19)
Kolom 17 X Kandungan protein / 100 X BDD
(Gram/kapita/hari)
Ketersediaan Lemak (Kolom 20)
Kolom 17 X Kandungan lemak / 100 X BDD
(Gram/kapita/hari)
INGAT !SATUAN
Perhitungan Ketersediaan Per Kapita
Keterangan: Bagian dapat dimakan (BDD ) dalam satuan persen (….%)
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
No.Kelompok Bahan
Makanan
Jumlah Jenis
Bahan MakananKeterangan
1. Padi – padian 6 Sumber Data: Ditjen Tanaman Pangan, BPS
2. Makanan berpati 5 Tapioka dan gaplek sementara di hilangkan
Sumber Data: Ditjen Tanaman Pangan, BPS
3. Gula 2 Sumber Data: Ditjen Perkebunan
4. Buah/biji
berminyak
6 Sumber Data: Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen
Perkebunan
5. Buah - buahan 38 Tambahan 13 jenis bahan makanan baru
Sumber Data: Ditjen Hortikultura, BPS
16
PENGELOMPOKAN BAHAN MAKANAN
Bahan makanan dikelompokan kedalam 11 kelompok yang terdiri dari:
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
No.Kelompok
Bahan Makanan
Jumlah Jenis
Bahan MakananKeterangan
6. Sayur – sayuran 30 Tambahan 7 jenis bahan makanan
Sumber Data: Ditjen Hortikultura, BPS
7. Daging 11 Tambahan 1 jenis bahan makanan
Sumber Data: Ditjen Peternakan dan Kesehatan
Hewan (Ditjen PKH), BPS
8. Telur 4 Tambahan 1 jenis bahan makanan
Sumber Data: Ditjen PKH, BPS
9. Susu 1 Sumber Data: Ditjen PKH, BPS
10 Ikan 29 Tambahan 6 jenis bahan makanan
Data: Kementerian Kelautan Perikanan
11 Minyak dan
lemak
8 Tambahan 4 jenis bahan makanan
Sumber Data: Ditjen Perkebunan
total 140
17
PENGELOMPOKAN BAHAN MAKANAN
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.idBkp.18
Soal:Konsumsi energi dari kelompok padi-padian penduduk suatu daerah yaitu beras 950 kkal/kapita/hari, jagung 10 kkal/kapita/hari, dan terigu 240 kkal/kapita/hari. Apabila anjuran maksimal konsumsi energi kelompok padi-padian 1200 kkal/kapita/hari dan kandungan energi beras 362 kkal per 100 gram, maka berapa gram maksimal beras yang dapat dikonsumsi
Jawaban:Karena jumlah konsumsi energi beras + jagung + terigu = 950 + 10 + 240 = 1200, maka konsumsi beras dianggap sudah maksimal sehingga konsumsiberas gram per harinya= 950 / 362 X 100 = 262,43 gram/hari
Contoh perhitungan:
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.idBkp.19
Soal:Suatu wilayah dengan jumlah penduduk sebesar 920.300 jiwa dan konsumsiberas rumahtangga sebesar 90 kg/kap/tahun dan non rumah tangga sebesar25 kg/kap/tahun. Berapa total kebutuhan beras selama 1 tahun di wilayahtersebut.Jawaban:Kebutuhan beras dapat dirumuskan sebagai berikut:Kebutuhan beras = jumlah penduduk X (konsumsi RT + Non RT)
= 920.300 X ( 90 + 25 ) kg/kap/th= 920.300 X 115= 105.834.500 kg/th= 105.834,5 ton
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.idBkp.20
Soal:Jika ketersediaan jagung basah sebesar 5 kg/kapita/tahun, kandungan energi36,12 kkal per 100 gram dan bagian dapat dimakan (BDD) 28%. Berapakahketersediaan energi perkapita perharinya
Jawaban:Untuk menghitung ketersediaan energi perhari maka ketersediaan pertahundirubah terlebih dahulu ke ketersediaan per hari
>>> 5kg/kap/th >>> 5000 gram / 365 hari = 13,697 gram/kapita/hari
Ketersediaan energi = ketersediaan perhari X kandungan energi/100 X BDD= 13,697 X 36,12 / 100 X 28%= 1,39 kkal
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
➢Perhitungan PPH Ketersediaan termasuk salah satu bentuk analisisketersediaan pangan dengan menganalisis lebih lanjut ketersediaanenergi dari setiap kelompok bahan makanan pada tabel NBM.
➢Perhitungan PPH Ketersediaan dimaksudkan untuk menilai/ mengevaluasi mutu atau kualitas keberagaman ketersediaan panganberdasarkan data NBM.
➢PPH didefinisikan sebagai komposisi kelompok pangan utama yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
➢FAO-RAPA (Th 1989) mendefinisikan PPH sebagai Susunan beragampangan yang didasarkan atas proporsi keseimbangan energi dari 9 kelompok pangan dengan mempertimbangkan segi daya terima, ketersediaan pangan, ekonomi, budaya dan agama
➢Tujuan penyusunan PPH untuk menghasilkan suatu komposisi norma(standar) pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi penduduk, yang mempertimbangkan keseimbangan gizi (nutrition balance) berdasarkancita rasa (palatability), daya cerna (digestibility), daya terimamasyarakat (acceptability), kuantitas dan kemampuan daya beli(affordability)
22
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
ANGKA KECUKUPAN GIZI
23
Definisi Angka Kecukupan Gizi (AKG) yaitu kecukupan rata-rata gizi setiap hari bagi semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktifitas tubuh untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (Kemenkes, 2005)
Berdasarkan rekomendasi dari hasil pertemuan Widyakarya Nasional Pangan dan gizi (WNPG XI Tahun 2018 yang diatur lebih lanjut melaluiPeraturan menteri Kesehatan (Permenkes) No 28 Tahun 2019 AKG yaitusebesar:
AKG Tk. KetersediaanEnergi : 2.400 kkal/kap/hrProtein : 63 gr/kap/hr
Menganalisis data Susenas / Survey RT
Menganalisis data NBM
AKG Tk. KonsumsiEnergi : 2.100 kkal/kap/hrProtein: 57 gr/kap/hr
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id24
KEGUNAAN PPH TINGKAT KETERSEDIAAN
Untuk mengetahui situasi ketersediaan aktualdengan kecukupan energi (AKE)
Untuk mengetahui kontribusi ketersediaanenergi (% AKE) aktual dengan komposisienergi harapan (PPH)
Untuk mengetahui skor PPH aktual denganyang diharapkan
Menilai/mengevaluasi ketersediaan pangan
Pengelompokan Pangan NBM dan PPHNo Kelompok Bahan
Makanan NBMNo Kelompok Pangan PPH Jenis Komoditas (Kelompok PPH)
1 Padi-padian 1 Padi-padian Beras & olahannya, jagung & olahannya, gandum& olahannya
2 Makanan Berpati 2 Umbi-umbian (+kentang) Ubi kayu & olahannya, ubi jalar, kentang, talas, sagu (termasuk makanan berpati)
3 Gula 3 Gula Gula pasir, gula merah, sirup, minuman jadi dalambotol/kaleng
4 Buah/bijiberminyak
4 Buah/biji berminyak Kelapa, kemiri, kenari, cokelat
5 Kacang-kacangan (+kacangmerah)
Kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, kacangmerah, kacang polong, kacang mete, kacangtunggak, kacang lain, tahu, tempe, tauco, oncom, sari kedelai, kecap
5 Buah-buahan 6 Sayur & buah (-kentang & -kacang merah, +rumputlaut))
Sayur segar & olahannya, buah segar & olahannya, termasuk emping
6 Sayur-sayuran
7 Daging 7 Pangan hewani (-jeroan & -rumput laut))
Daging & olahannya, ikan & olahannya, telur, susu& olahannya
8 Telur
9 Susu
10 Ikan
11 Minyak & Lemak 8 Minyak & lemak (+jeroan) Minyak kelapa, minyak sawit, margarin, lemakhewani
9 Lain-lain Aneka bumbu & bahan minuman spt terasi, cengkeh, ketumbar, merica, pala, asam, bumbu
25
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Penentuan Bobot
PPH (Deptan , 2001) Bobot Triguna Pangan
Padi-padian 50 %
33,33%/74%=
0,5
Sumber energi(karbohidrat)
33,33%
Umbi-umbian 6 %
Minyak & Lemak 10 %
Buah/Biji berminyak 3 %
Gula 5 %
Pangan Hewani 12 % 33,33%/17%=2
Sumber pembangun(protein)33,33%
Kacang-kacangan 5 %
Sayur dan Buah 6 % 33,33%/6%=5
Sumber pengatur (vitamin & mineral)
33,33 %
Lain-lain (bumbu) 3 %
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Langkah-langkah perhitungan PPH:
27
1. Menyesuaikan pengelompokan pangan dari 11 kelompok pangan NBM ke 9 kelompok pangan PPH
2.Memasukkan data ketersediaan pangan dalam bentuk energi (kkal/kap/hr) pada setiap kelompok pangan pada tabel PPH (kolom 18 dari NBM)
3. Menghitung kontribusi energi dari setiap kelompok pangan (persentase AKE) terhadap kecukupan energi ketersediaan (AKE sebesar 2.400 kkal/kap/hr)
4. Memasukkan angka bobot dan skor maksimum setiap kelompokpangan ke dalam tabel PPH.
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Lanjutan Langkah-langkah ..........
28
5. Menghitung skor PPH dengan mengalikan antara persentase AKE dengan bobot setiap kelompok pangan.
6.Menghitung skor PPH riil setiap kelompok pangan :
• Jika skor PPH hasil perhitungan setiap kelompok pangan lebih besar daripada skor maksimumnya, maka skor PPH yang diambil adalah skor maksimumnya
• Jika skor PPH hasil perhitungan setiap kelompok pangan lebih kecil daripada skor maksimumnya, maka skor PPH yang diambil adalah skor hasil perhitungan.
7. Menjumlahkan skor PPH riil dari seluruh kelompok pangan. Jumlah hasil perhitungan skor PPH maksimal adalah 100.
Susunan PPH Ideal (Tingkat Nasional)Berdasarkan Sisi Ketersediaan Pangan
No. Kelompok Pangan Energi(kkal/kap/hr)
% AKG
Bobot Skor PPH
Maksimal
1 Padi-padian 1.200 50,0 0,5 25,0
2 Umbi-umbian 144 6,0 0,5 2,5
3 Pangan hewani 288 12,0 2,0 24,0
4 Minyak & lemak 240 10,0 0,5 5,0
5 Buah/biji berminyak 72 3,0 0,5 1,0
6 Kacang-kacangan 120 5,0 2,0 10,0
7 Gula 120 5,0 0,5 2,5
8 Sayur & buah 144 6,0 5,0 30,0
9 Lain-lain 72 3,0 0,0 0,0
Jumlah 2.400 100,0 100,0
29
Keterangan: apabila capaian skor PPH sudah mencapai dan melebihi angka maksimalmaka angka maksimal yng digunakan dan menunjukan ketersediaan pangankelompok tersebut sudah tercapai, sedangkan bila angka yang dicapainya belummaksimal maka ngka hsil perhitungan yang dipakai dan angka ketersediaan belumtercapai pula.
Contoh hitungan:
30
Soal:Data Neraca Bahan Makanan (NBM) untukketersediaan energi untuk kelompok Sayuran danBuah adalah sebesar 146 kkal/kapita/hari. Berapakahskor PPH Ketersediaan kelompok tersebut, jika AKE yang digunakan 2400 kka?
Jawaban>> Skor PPH Ketersediaan sayur buah yaitu:= 146/2400 x 100% X 5 (angka bobot)= 0,061 X 100% X5 = 30,42>>> Karena angka skor lebih dari angka maksimalmaka nilai skor menjadi sebesar 30
31
Soal:Kelompok Gula menyumbang energi 12 Kalori/kapita/hari, berapa sumbangan skor PPH bila AKE yang digunakan 2.400 KaloriJawaban>> Skor PPH Ketersediaan gula yaitu:= 12/2400 x 100% X 0,5 (angka bobot)= 0,005 X 100% X0,5 = 0,25>>> Karena angka skor belum mencapai angka maksimal makanilai skornya sama sebesar 0,25
Catatan:Dalam penghitungan skor PPH yang harus diperhatikanadalah persentase AKE, bobot dan skor maksimal masing-masing kelompok pangan.
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
INVENTARISASI DAN PEMETAAN
SUMBER DAYA PANGAN (SDP)
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN
KETAHANAN PANGAN
32
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
TANTANGAN MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN DAN GIZI
Pertumbuhan penduduk & urbanisasi
Perubahan pola konsumsi pangan: daging, sayur, buah
dan makanan jadi
Akses pangan tidak merata: ekonomi (penduduk miskin) &
fisik (daerah terpencil)
Masalah gizi ganda: gizi kurang dan gizi lebih/obesitas
D E M A N D : Permintaan pangan meningkat (kuantitas dan kualitas)
Keterbatasan usahatani skala kecil dan konversi
lahan
Kehilangan pangan (food loss) yang tinggi
Dampak perubahan iklim: banjir & kekeringan
S U P P LY: Penyediaan pangan yang berkelanjutan
33
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
100 jenis kacang-kacangan
INDONESIA MEMILIKI SUMBERDAYA PANGAN YANG BERLIMPAH
8-10 juta Ha lahan marjinal dapat dimanfaatkan Tumbuhnya LSM dan kelompok
masyarakat bidang pangan dan gizi
450 jenis buah-buahan
250 jenis sayur-sayuran
100 jenis sumber karbohidrat
Agency for Food Security
Potensi industri kuliner pangan lokal seiring
meningkatnya wisata
34
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan
Pemerintah dan pemerintah daerahbertanggung jawab atas ketersediaan pangan
di daerah dan pengembangan produksipangan lokal di daerah
Penganekaragaman pangan: upayameningkatkan ketersediaan pangan yang
beragam dan yang berbasis potensi sumberdaya lokal
Memenuhi kebutuhan dan konsumsi panganbagi masyarakat, rumah tangga, dan perseorangan secara berkelanjutan
•Memenuhi pola konsumsi pangan B2SA•Mengembangkan usaha pangan•Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
DASAR HUKUM
35
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
DASAR HUKUM (lanjutan)
Setelah mencapai swasembada beras di tahun 2016, muncul harapan untuk mandiri dan berdaulat pangan bagi bangsa Indonesia.
Selain meningkatkan produksi panganstrategis, perlu juga upaya
penganekaragaman pangan
36
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Permentan No. 43 Tahun 2016 tentang Pedoman Nomenklatur, Tugas dan Fungsi Dinas Urusan
Pangan dan Dinas UrusanPertanian Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota
Mengamanatkan Seksi Sumberdaya Pangan untukmelakukan penyiapan koordinasi, pengkajian,
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemantapan, serta pemberian bimbingan teknis, pemantauan, dan
evaluasi di bidang penyediaan infrastruktur dansumberdaya pangan
Diwujudkan dalam bentuk kegiatan InventarisasiSumberdaya Pangan
(sebagai langkah awal)
DASAR HUKUM (lanjutan)
37
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Beberapa istilah terkait SDP:➢Sumberdaya pangan adalah segala sesuatu baik yang bersumber dari
alam maupun hasil rekayasa manusia yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan telah dikonsumsi dan/atau digunakan dalam acara adat istiadat/keagamaan oleh masyarakat setempat.
➢Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produkpertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
➢Pangan lokal adalah makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempatsesuai dengan potensi dan kearifan lokal.
➢Pangan pokok adalah pangan yang diperuntukkan sebagai makanan utama sehari-hari sesuai dengan potensi sumber daya dan kearifan lokal.
38
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
RANCANGAN KEGIATAN INVENTARISASI SDP
Menentukan jenis pangan yang akan diinventarisasi
01 02 03
Mencari data terkait pangan yang telah ditentukan
Menyusun basis data, pemetaan
dan buku SDP
39
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
1. MENETUKAN JENIS PANGAN UNTUK DIINVENTARISASI
a. Pangan strategis nasional: (1) Padi (dibedakan antara padi varietas unggul dan lokal)(2) Jagung (dibedakan antara jagung untuk pakan dan konsumsi),(3) Kedelai(4) Bawang merah(5) Cabai merah(6) Daging sapi (sebagai produk primer dari komoditas sapi potong)(7) Telur ayam (sebagai produk primer dari komoditas ayam petelur)
b. Pangan unggulan lokal: semua jenis pangan yang ada di kabupaten/kota, kecuali pangan strategis nasional, yang memiliki kriteria:(1) Sesuai dengan potensi wilayah;(2) Memiliki potensi untuk dapat dikembangkan sebagai sumber karbohidrat, protein, vitamin dan
mineral; dan(3) Digunakan sebagai makanan sehari-hari/musiman oleh masyarakat dan/atau menjadi bagian dari
kegiatan adat istiadat/kebudayaan/keagamaan masyarakat.
40
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
2. MENCARI DATA
1. Produksi2. Sentra produksi3. Lahan4. Pengairan5. Bibit/ben ih6. Pupuk/pakan7. Hama penyakit8. Teknologi produksi9. Biaya produksi10. Limbah hasil produksi11. Harga jual12. Kelembagaan petani
1. Hasil pengolahan2. Biaya pengolahan3. Harga jual hasil pengolahan4. Teknologi pengolahan5. Limbah hasil pengola-
han
1. Jenis pemanfaatan2. Jenis konsumen3. Lokasi konsumen
Aspek produksi Aspek pengolahan di tingkat produsen
Aspek pemanfaatan hasil produksi/ pengolahan
41
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
3. MENYUSUN BASIS DATA, PEMETAAN DAN BUKU SDP
1. Basis data sumberdaya pangan selama ini masih belum tertata dengan baik2. Bahan rekomendasi kebijakan pangan dan gizi3. Bahan penyusunan program/kegiatan ketahanan pangan dan gizi
1. Basis data SDP2. Peta Potensi SDP3. Buku SDP
Output
42
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
INDEKS KETAHANAN PANGAN (IKP)➢Ketahanan Pangan merupakan suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi
negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, danproduktif secara berkelanjutan.
➢ Indeks Ketahanan Pangan (IKP) yang disusun oleh Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian merupakan penyesuaian dari indeks yang telah ada berdasarkan ketersediaan data tingkat kabupaten/kota. Sembilan Indikator yang digunakan dalam penyusunan IKP merupakan turunan dari tiga aspek ketahanan pangan, yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan pemanfaatan pangan
➢ indikator yang digunakan dalam IKP didasarkan pada: (i) hasil review terhadap indeks ketahanan pangan global; (ii) tingkat sensitifitas dalammengukur situasi ketahanan pangan dan gizi; (iii) keterwakilan 3 pilar ketahanan pangan; dan (iv) ketersediaan data tersedia secara rutin untuk periode tertentu (bulanan/tahunan) serta mencakup seluruh kabupaten/kota.
43
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
9 indikator yang dipilih sebagai dasar penentuan IKP
Aspek Ketersediaan
1. Rasio konsumsi normatif per kapita terhadap ketersediaan beras
Aspek Keterjangkauan Pangan
1. Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan.
2. Persentase rumah tangga dengan proporsi pengeluaran untuk pangan lebih dari 65 persen terhadap total pengeluaran.
3. Persentase rumah tangga tanpa akses listrik.
Aspek Pemanfaatan Pangan
1. Rata-rata lama sekolah perempuan diatas 15 tahun.
2. Persentase rumah tangga tanpa akses ke air bersih.
3. Rasio jumlah penduduk per tenaga kesehatan terhadap tingkat kepadatan penduduk.
4. Persentase balita dengan tinggi badan di bawah standar (stunting).
5. Angka harapan hidup pada saat lahir.
44
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id45
PETA KETAHANAN DAN KERENTANAN PANGAN
Food Security and Vulnerability Atlas – FSVA
TAHUN 2018
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan PP No. 17 tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi, mengamanatkan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya berkewajiban membangun, menyusun, dan mengembangkan Sistem Informasi Pangan dan Gizi yang
terintegrasi.
Salah satu mekanisme dimaksud dituangkan dalam wujudPeta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and
Vulnerability Atlas – FSVA).
46
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
FSVA merupakan peta tematik yang menggambarkan visualisasi
geografis dari hasil analisa data indikator kerentanan terhadap
kerawanan pangan.
✓ Dimana daerah yang rentan terhadap kerawanan pangan? ✓ Mengapa daerah tersebut rentan terhadap kerawanan
pangan?
Menyediakan informasi bagi pengambil keputusan dalamperencanaan program, penentuan sasaran serta
intervensi kerawanan pangan dan gizi
47
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id48
❑ BKP ➔ Lokasi program BKP (Kawasan Mandiri Pangan-KMP,Kawasan Rumah Pangan Lestari-KRPL)
❑ Kemendes ➔ Penanganan Daerah RawanPangan – Daerah Tertinggal
❑ Bappenas ➔ Program Scale Up Nutrition (Sun) ❑ Kemendiknas ➔ Penentuan Lokasi ProGAS
(Program Gizi Anak Sekolah)❑ WFP ➔ Lokasi Intervensi: NTT, NTB & Papua
➔ Lokasi Survey Biaya Pangan❑ Pemda ➔ Intervensi program KP
PEMANFAATAN FSVA
48
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
49
SISTEM KETAHANAN PANGAN NASIONAL
49
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
50
PENETAPAN INDIKATOR
Mewakili 3 pilar ketahanan pangan: ketersediaan, akses dan pemanfaatan pangan
Sensitif untuk mengukur situasi ketahanan pangan
PENETAPAN INDIKATOR FSVA
Data tersedia secara berkala/tahun
2
13
DasarPertimbangan
50
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
No. Indikator Definisi Sumber Data
ASPEK KETERSEDIAAN PANGAN
1 Rasio konsumsi normatif per kapita terhadap ketersediaanpangan
Rasio konsumsi normatif per kapita terhadap ketersediaan yang berasal dari produksi bersih padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar
BPS dan Kementan2014 - 2016
ASPEK AKSES PANGAN
2 Persentase penduduk hidup di bawah garis kemiskinan
Nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi standar minimum kebutuhan-kebutuhan konsumsi pangan dan non pangan yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk hidup secara layak
SUSENAS 2017, BPS
3 Proporsi pengeluaranrumah tangga untukpangan terhadappengeluaran total
Proporsi nilai pengeluaran rumah tangga untukmakanan dibandingkan dengan total pengeluaranrumah tangga (pangan dan non pangan)
SUSENAS 2017,BPS
4 Persentase rumah tangga tanpa akses listrik
Persentase rumah tangga yang tidak memiliki akses terhadap listrik dari PLN dan/atau non PLN, misalnya generator
SUSENAS 2017, BPS
Indikator Kronis
51
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
NO. INDIKATOR DEFINISI SUMBER DATA
ASPEK PEMANFAATAN PANGAN
5 Rata-rata lama sekolahperempuan di atas 15 tahun
Jumlah tahun yang digunakan oleh pendudukperempuan berusia 15 tahun ke atas dalammenjalani pendidikan formal
SUSENAS 2017, BPS
6 Persentase rumah tangga tanpa akses ke air bersih
Persentase rumah tangga yang tidak memiliki akses air minum yang berasal dari leding meteran, leding eceran, sumur bor/pompa, sumur terlindung, mata air terlindung dengan memperhatikan jarak ke jamban ≥ 10 m dan air hujan
SUSENAS 2017, BPS
7 Rasio Penduduk per Tenaga Kesehatan terhadap Tingkat Kepadatan Penduduk
Jumlah tenaga kesehatan (dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, dan tenaga keteknisian medis)
Profil Tenaga
Kesehatan,
Kemenkes, 2017
8 Prevalence Balita Stunting
Anak di bawah lima tahun yang tinggi badannya kurang dari -2 Standar Deviasi (-2 SD) dengan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) dari referensi khusus untuk tinggi badan terhadap usia dan jenis kelamin (Standar WHO, 2005).
Data Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017, Kementerian Kesehatan
9 Angka harapan hidup pada saat lahir
Perkiraan lama hidup rata-rata bayi baru lahir dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas sepanjang hidupnya
SUSENAS 2017, BPS
52
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Indikator TransienNo. Indikator Definisi Sumber Data
1 Bencana alam yang terkait iklim
Bencana alam yang terkait iklim selama tahun2014-2016 dan perkiraan dampaknya terhadapketahanan pangan.
BadanPenanggulanganBencanaDaerah(BPBD), 2014-2017
2 Variabilitas curah hujan Perubahan curah hujan bulanan yang disebabkan oleh perubahan suhu permukaan laut sebesar satu derajat celcius pada periode tahun 2014-2016.
Badan Meteorologi dan Geofisika(BMKG), 2014-2017
3 Hilangnya produksipadi
Rata-rata hilangnya produksi padi akibat banjir dan kekeringan pada periode tahun 2014-2016
Dinas Pertanian, 2014-2017
53
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id54
1. Analisis Indikator Individu
Penentuan cut off point menggunakan metode sebaran empiris atau mengikuti aturaninternasional/nasional.Metode
Analisis2. Analisis Komposit❑ Analisis FSVA wilayah kabupaten dan kota
dilakukan secara terpisah❑ Analisis FSVA Kabupaten menggunakan 9
indikator dan 8 untuk FSVA Perkotaan❑ Metode yang digunakan adalah Metode
Pembobotan❑ Besaran bobot masing-masing indikator
berdasarkan rekomendasi para ahli yang berasaldari akademisi dan pemerintah
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Penentuan Prioritas KompositFSVA dikelompokkan berdasarkan 6 Prioritas
Penghitungan skor kompositPenyamaan arah persepsi data indikator individu,
standarisasi data dengan z-score dan distance toscale, menghitung IKP dengan rumus:.
Persiapan DataPengumpulan data dari 9 indikator
3
1
2
4
Penentuan Cut Off skor kompositStandarisasi cut off point dan distance to scale
indikator individu, menghitung cut off pointindikator komposit dengan rumus:
PERHITUNGAN
55
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Lokasi prioritas penanganan kerentanan pangan
1. Kabupaten-kabupaten daerah Indonesia Timur yang memiliki daerah prioritas 1-3 terbesar
2. Kabupaten-kabupaten yang lokasinya jauh dari ibu kota provinsi/daerah perbatasan
3. Kabupaten-kabupaten di Kepulauan
4. Kabupaten pemekaran
56
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id57
PROGRAM PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN SELAMA 4 TAHUN TELAH BERHASIL MENINGKATKAN STATUS KETAHANAN PANGAN WILAYAH DI 177 KABUPATEN:❑ Kabupaten Rentan
Pangan yang Naik Peringkat Sebanyak 75 Kabupaten (19%)
❑ Kabupaten TahanPangan yang Naik Peringkat Sebanyak102 Kabupaten (26%)
PERKEMBANGAN SITUASI KETAHANAN PANGAN
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
1. Pemerintah Pusat dan Daerah meningkatkan perhatian kepada kabupaten-kabupaten prioritas: Indonesia Timur, perbatasan, kepulauan, dan kabupaten pemekaran
2. Program-program diarahkan pada:a. Peningkatan penyediaan pangan yang beragam dengan mengoptimalkan
sumberdaya pangan lokalb. Penanganan stuntingc. Penanganan kemiskinand. Peningkatan akses air bersihe. Peningkatan pendidikan perempuanf. Penyediaan tenaga kesehatang. Pembangunan usaha produktif/UMKM/padat karya untuk menggerakan
ekonomi wilayah
3. Integrasi Lintas Sektor
58
REKOMENDASI
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
KERANGKA INTERVENSI UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN
Masalah Ketersediaan
Pangan
Kapasitas produksi yang tidak
mencukupi permintaan
konsumsi penduduk
Masalah Infrastruktur
Terbatasnya akses terhadap air
bersih, listrik
Masalah Kesehatan dan Gizi
Tingginya balita stunting dan
distribusi tenaga kesehatan yang
tidak merata
Masalah Akses Pangan
Daya beli terbatas karena
kemiskinan
Meningkatkan Kapasitas
Produksi
Penganekaragam konsumsi
pangan
Penyediaan Lapangan Kerja
Mempermudah akses pangan
Jaring pengaman sosial rumah
tangga miskin
Pembangunan Infrastruktur
Dasar (air bersih, listrik)
Penyuluhan tentang gizi dan
pola asuh anak
Konsumsi pangan (B2SA)
Fasilitasi Sanitasi Lingkungan
Penyediaan Tenaga Kesehatan
Peningkatan Status
Kesehatan dan Gizi
Peningkatan Akses Pangan
Pembangunan Pertanian
dan Pedesaan
Optimalisasi Sumberdaya
pangan lokal
Perbaikan infrastrukur
59
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
CONTOH INTERVENSI KEBIJAKAN KABUPATEN RENTAN PANGAN
Indikator Penyebab Intervensi
Rasio KonsumsiNormatifterhadapproduksi
• Sebaran produksi tidakmerata
• Keterbatasan akses
• Peningkatan produksi• Optimalisasi sumberdaya pangan
lokal• Penganekaragaman konsumsi pangan
Penduduk Miskin
• Keterbatasan lapangan kerja• Kepemilikan Aset• Infrastruktur• Keterbatasan akses finansial
• Penyediaan lapangan kerja, padatkarya;
• Redistribusi lahan;• Pembangunan infrastruktur dasar
(jalan, listrik, rumah sakit);• Pemberian bantuan sosial
Prevalensi Stunting
• Pola asuh anak• Tingkat penddidikan ibu
relatif rendah
• Sosialisasi dan penyuluhan tentanggizi dan pola asuh anak
• Penyediaan fasilitas pendidikan formal dan non formal (kejar paket dan kursus)
60
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Masalah Ketersediaan Air
Bersih
Jarak antara sumur dan jamban
terlalu dekat, mengandalkan air
kemasan sebagai sumber air
minum
Masalah Kesehatan dan
Gizi
Masalah stunting dan gizi ganda
Masalah Akses Pangan
Daya beli terbatas karena harga
pangan relatif tinggi
Sosialisasi konsumsi menu
B2SA dan perilaku hidup
sehat
Pengembangan urban
farming dan kegiatan
ekonomi skala rumah tangga
Pembangunan instalasi
pemurnian air (PAM Kota)
dan fasilitas air minum (tap
water) di ruang publik
Peningkatan penyediaan
sumber pangan keluarga
dan tambahan pendapatan
keluarga
Penyediaan air bersih
Perbaikan pola asuh dan
KERANGKA INTERVENSI UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN KOTA
61
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
62
CONTOH INTERVENSI KEBIJAKAN DI KOTA RENTAN PANGAN
Indikator Penyebab Intervensi
Proporsi pengeluaranpangan
• Rendahnya tingkatpendapatan
• Tingkat Pendidikan
• Peningkatan kesempatankerja
• Sosialisasi pola konsumsipangan (B2SA)
Akses terhadap Air Bersih
• Rendahnya infrastrukturair bersih
• Rendahnya sanitasilingkungan
• Penyediaan fasilitas dan layanan air bersih
• Sosialisasi dan penyuluhan
Prevalensi Stunting • Rendahnya akses terhadapair bersih
• Pola asuh anak
• Penyediaan fasilitas dan layanan air bersih
• Sosialisasi dan penyuluhan tentang gizidan pola asuh anak
62
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Lintas Pelaku
Masyarakat
Lintas Wilayah
Nasional
Daerah
Rumah Tangga
Petani
Pengolah/ Pedagang
Konsumen
Pemerintah
Permasalahan ketahanan pangan dan gizi➔ PERMASALAHAN MULTIDIMENSIONAL
KOORDINASIDEWAN KETAHANAN PANGAN
STRATEGI PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DAN GIZI
63