kementerian dalam negeri -...

111

Upload: hadien

Post on 29-Mar-2018

226 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan
Page 2: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA 

KATA SAMBUTAN 

Program  Nasional  Pemberdayaan  Masyarakat  (PNPM)  Mandiri  Perdesaan  diluncurkan  oleh pemerintah  dalam  rangka  untuk  meningkatkan  efektivitas  penanggulangan  kemiskinan  dan penciptaan atau  perluasan  lapangan  kerja,  terutama  di wilayah  perdesaan. Melalui  program  ini dirumuskan  kembali  mekanisme  percepatan  penanggulangan  kemiskinan  melalui  pendekatan pemberdayaan yang melibatkan masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan tahap pemantauan dan evaluasi. Disamping itu, program ini juga bertujuan agar kesadaran kritis  dan  kemandirian masyarakat;  terutama masyarakat miskin di  perdesaan,  dapat ditumbuh‐ kembangkan melalui proses pembangunan yang berlangsung secara partisipatif. 

Dalam  implementasi  program  yang  berbasis  masyarakat  ini,  Kecamatan  ditempatkan  sebagai fokus program untuk mengharmonisasikan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program dalam  interaksi  antar  lintas  desa.  Selanjutnya  memberikan  posisi  kepada  masyarakat  sebagai penentu  atau  pengambil  kebijakan  serta  pelaku  utama  pembangunan  di  tingkat  lokal.  Dalam konteks  ini,  selalu diutamakan nilai‐nilai universal dan budaya  lokal  dalam proses pembangunan partisipatif  serta  digunakan  pendekatan  pemberdayaan masyarakat  sesuai  dengan  karakteristik lokal, sosial, budaya dan geografis setempat. 

Pada  tahun  2009,  skala  dan  cakupan  pelaksanaan  program  telah  diperluas  dan  diarahkan  oleh Pemerintah untuk dapat menjangkau 3.905 wilayah kecamatan di 342 Kabupaten yang tersebar di 32 Provinsi di  seluruh  Indonesia. Skala dan  cakupan wilayah penanganan pada tahun 2009 telah mengalami peningkatan hampir dua kali lipat, dibandingkan dengan cakupan wilayah penanganan pada  tahun  2008.  Hal  ini  menunjukkan  keseriusan  dan  komitmen  pemerintah  dalam melaksanakan  upaya  penanggulangan  kemiskinan  serta  untuk  meningkatkan  kesejahteraan maupun kualitas sumber daya masyarakat di wilayah perdesaan dari waktu ke waktu. 

Untuk  kegiatan  PNPM  Mandiri  Perdesaan  tahun  2009,  pemerintah  telah menganggarkan  serta mengalokasikan dana sebesar Rp 6.323.957.500.000  yang bersumber dari Dana Urusan Bersama DUB,  APBN  dan  partisipasi  daerah  melalui  APBD  dalam  bentuk  Dana  Daerah  Untuk  Program Bersama yang disingkat dengan DDUPB. 

Pengelolaan  pelaksanaan  PNPM  Mandiri  Perdesaan  untuk  tahun  2009,  dilakukan  oleh  pihak pemerintah  pusat  bekerjasama  dengan  pemerintah  daerah  melalui  dekonsentrasi  Provinsi  dan urusan Bersama Kabupaten serta melibatkan pihak swasta sebagai konsultan nasional, tenaga ahli regional  dan  fasilitator  kabupaten,  kecamatan  serta  mengedepankan  keterlibatan  masyarakat dalam  seluruh  tahapan  implementasinya.  Dalam  hal  ini  Direktorat  Jenderal  Pemberdayaan Masyarakat  dan  Desa,  Kementerian  Dalam  Negeri  adalah  bertindak  sebagai  institusi  pengelola (Executing Agency); dan berperan sebagai Sekretariat Pembinaan PNPM Mandiri Perdesaan Pusat dan dibantu oleh jasa konsultan dan tenaga ahli yang bergabung dalam tim Konsultan Manajemen Nasional, KMN/NMC, yang berkedudukan di Jakarta.

Page 3: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

Untuk  pengelolaan  di  level  Regional  disediakan  jasa  konsultan  yang  disebut  dengan  Regional Management  Consultant  (RMC)  atau  Konsultan  Manajemen  Regional,  yang  meliputi  6  RMC berkedudukan  di  Jakarta,  untuk  mengoordinasikan  kegiatan  pelaksanaan  di  6  wilayah  kerja regional  masing‐masing;  dengan  membawahi  beberapa  Provinsi  yang  dikoordinasi  oleh  Kantor Koordinator Wilayah Provinsi.  Selain  itu, di  setiap Kabupaten dan Kecamatan sasaran disediakan tenaga  fasilitator  untuk mendampingi masyarakat  dalam melaksanakan  kegiatan  program,  yang pengelolaannya berada di bawah Satker Provinsi melalui sumber pendanaan dekonsentrasi. 

Pada  tahun  2009,  jumlah  fasilitator  khusus untuk menangani  PNPM Mandiri  Perdesaan  reguler; dari  level  Kabupaten  hingga  Kecamatan,  yang  telah  diterjunkan  ke masyarakat  adalah  sebanyak 11.059  orang.  Sedangkan  jumlah  seluruh  konsultan  dan  fasilitator  termasuk  fasilitator  untuk program  Pola  Khusus  Respek  Papua  dan  Papua  Barat,  R2PN‐Pulau Nias  serta  Program‐program pendukung  lainnya,  telah  mencapai  11.588  orang.  Selain  itu,  di  level  Desa  telah  berhasil diorganisasikan dan digerakkan Kader  Pemberdayaan Masyarakat Desa  (KPMD),  yang  jumlahnya telah mencapai sekitar 100.400 orang. 

Hasil  akhir  yang  cukup  membanggakan  dalam  pelaksanaan  PNPM  Mandiri  Perdesaan  selama tahun  2009,  adalah  indikasi  bahwa  program  ini  telah  mampu  menggerakkan  serta mengorganisasikan  masyarakat  dalam  jumlah  mendekati  sekitar  19  juta  orang;  untuk berpartisipasi  dan  terlibat  dalam  keseluruhan  proses  kegiatan.  Dari  jumlah  tersebut,  sekitar 10 juta orang lebih adalah merupakan kategori warga/masyarakat miskin atau proporsinya sekitar 53%.  Dan  hampir  sekitar  9,3  juta  orang  yang  berpartisipasi  atau  sekitar  49%,  merupakan pihak/kaum perempuan. 

Sebagai  penutup,  dalam  kesempatan  ini  kami  sebagai  pelaksana  yang  bertanggung  jawab terhadap  seluruh  proses  implementasi  program;  mengucapkan  banyak  terima  kasih  kepada seluruh pihak dan pelaku  yang  terlibat,  baik dari  berbagai  tingkatan pemerintahan, masyarakat, pihak  swasta  maupun  pihak‐pihak  lembaga  lainnya  yang  telah memberikan  berbagai  dukungan pemikiran, pendanaan maupun keahlian dalam pelaksanaan program selama ini. Semoga apa yang telah disumbangkan dan dikontribusikan dalam mencapai keberhasilan PNPM Mandiri Perdesaan, dapat bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan umum masyarakat di perdesaan dan khususnya untuk warga miskin secara berkelanjutan. 

DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA 

KEMENDAGRI 

AYIP MUFLICH

Page 4: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

KATA PENGANTAR 

Laporan  Tahunan  2009  ini  merupakan  laporan  akhir  tentang  kemajuan  dan  perkembangan pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan selama perioda tahun 2009. Dalam laporan tahun 2009 ini, secara normatif seharusnya memberikan informasi tentang perkembangan pelaksanaan program sampai dengan status data pada akhir bulan Desember 2009. Namun dengan mengacu kepada  kebijakan  pemerintah,  yang  dikeluarkan  melalui  Peraturan  Menteri  Keuangan No.27/PMK.05/2010, bahwa untuk kegiatan nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dengan DIPA Tahun Anggaran 2009 dapat diluncurkan pelaksanaannya sampai dengan akhir April 2010.  Sehingga  berdasarkan  kebijakan  tersebut,  pelaporan  pelaksanaan  untuk  laporan  tahunan 2009 ini adalah dengan menggunakan informasi yang bersumber pada status data sampai dengan akhir Maret 2010. 

Secara  umum,  materi  yang  disampaikan  dalam  laporan  tahunan  2009  ini  adalah  merupakan rangkuman  informasi,  analisis  serta  evaluasi  tentang  proses  dan  perkembangan  pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan melalui komponen‐komponen kegiatannya dalam rentang waktu sejak dari awal  Januari 2009 sampai dengan akhir Maret 2010. Secara  lebih sistematis,  substansi  yang disajikan dalam  laporan dikelompokkan dan disusun dalam 4  (empat) bagian/topik utama;  yaitu mencakup:  Pendahuluan,  Pencapaian  Pelaksanaan  Kegiatan,  Pengendalian  dan  Kinerja Pelaksanaan  2009,  serta  Tantangan  dan  Potensi.  Melalui  pengelompokan  dan  susunan  topik tersebut,  diharapkan  seluruh  proses  yang  terjadi  dalam  pelaksanaan  PNPM Mandiri  Perdesaan Tahun  Anggaran  2009  dapat  terinformasikan  secara  menyeluruh  dan  komprehensif  kepada seluruh  stakeholder  terkait  maupun  kepada  masyarakat  luas.  Sehingga  terbangun  pemahaman masyarakat terhadap esensi dilaksanakannya program ini  secara nasional, termasuk keberhasilan maupun  kendala‐kendala  yang  dihadapi,  dan  selanjutnya  dapat  memberikan  dukungan  secara positif dan berkelanjutan dalam tahun‐tahun mendatang. 

Tidak seluruh fenomena dan informasi yang terkait dengan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di  32  (tiga  puluh  dua)  Provinsi  yang  ada  dapat  diakomodasi  secara  sempurna  dalam  Laporan Tahunan ini. Sehingga kemungkinan ada beberapa hal maupun permasalahan spesifik yang terjadi di wilayah sasaran, perlu untuk diobservasi dan dipetakan lebih lanjut dalam penugasan maupun pelaporan  ke  depan.  Untuk  selanjutnya  hasil‐hasil  yang  tertuang  dalam  laporan  ini,  diharapkan dapat digunakan sebagai  landasan kesempurnaan dalam pelaksanaan kegiatan serta pencapaian hasil yang optimal untuk kepentingan bersama pemerintah dan masyarakat, terutama masyarakat miskin. 

Semoga Laporan Tahunan 2009 ini bermanfaat bagi semua pihak yang terkait, sebagai  salah satu acuan utama untuk mengoptimalkan kegiatan  implementasi  dalam  PNPM Mandiri  Perdesaan  di seluruh  wilayah  sasaran.  Selain  itu  juga  dapat  digunakan  sebagai  referensi  dan  landasan  untuk pengambilan kebijakan dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan lebih lanjut di tahun 2010. 

DIREKTUR KELEMBAGAAN DAN PELATIHAN MASYARAKAT 

DITJEN PMD ‐ KEMENDAGRI 

Drs. ARWAN E.SURBAKTI, M.Si

Page 5: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  i P a 

RINGKASAN EKSEKUTIF 

1.  Latar Belakang PNPM Mandiri Perdesaan 

Untuk  meningkatkan  efektivitas  penanggulangan  kemiskinan  dan  penciptaan  lapangan kerja, maka  oleh  pemerintah  diluncurkan  Program Nasional  Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)  Mandiri.  Melalui  program  ini  dirumuskan  kembali  mekanisme  upaya penanggulangan  kemiskinan  yang  melibatkan  unsur  masyarakat,  mulai  dari  tahap perencanaan,  pelaksanaan,  sampai  dengan  tahap  pemantauan  dan  evaluasi.  Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat  miskin,  dapat  ditumbuh‐kembangkan.  Sehingga  masyarakat  tidak  hanya diposisikan sebagai obyek, melainkan  juga sebagai subyek dalam upaya penanggulangan kemiskinan. 

Pelaksanaan  PNPM  Mandiri  tahun  2007  dimulai  dengan  Program  Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di perdesaan, yang telah dilaksanakan sejak tahun 1998, beserta program pendukungnya seperti PNPM Generasi  maupun  Program  Penanggulangan  Kemiskinan  di  Perkotaan  (P2KP),  sebagai dasar  bagi  pengembangan  pemberdayaan  masyarakat  di  Perkotaan,  serta  program Percepatan  Pembangunan Daerah  Tertinggal  dan  Khusus  (P2DTK) untuk pengembangan daerah  tertinggal,  daerah  pasca  bencana  maupun  daerah  konflik.  Mulai  tahun  2008, PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi  Wilayah  (PISEW)  untuk  mengintegrasikan  pusat‐pusat  pertumbuhan  ekonomi dengan  daerah  sekitarnya.  PNPM  Mandiri  diperkuat  dengan  berbagai  program pemberdayaan  masyarakat  yang  dilaksanakan  oleh  berbagai  kementerian/sektor  dan pemerintah daerah. Pelaksanaan PNPM Mandiri 2008 juga lebih diprioritaskan pada desa‐ desa tertinggal. 

Tujuan  yang  ingin dicapai dalam program;  pertama  adalah meningkatnya  kesejahteraan dan  kesempatan  kerja masyarakat  miskin  secara  mandiri.  Kedua,  adalah  meningkatkan partisipasi  seluruh  masyarakat,  termasuk  masyarakat  miskin,  kelompok  perempuan, komunitas  adat  terpencil  dan  kelompok  masyarakat  lainnya  yang  rentan  dan  sering terpinggirkan;  ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan, Ketiga,  untuk  meningkatkan  kapasitas  kelembagaan  masyarakat  yang  mengakar, representatif dan akuntabel. Keempat, adalah untuk meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,  terutama masyarakat miskin, melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro‐poor). Tujuan  kelima  adalah  meningkatkan  sinergi  masyarakat,  pemerintah  daerah,  swasta, asosiasi,  perguruan  tinggi,  lembaga  swadaya  masyarakat,  organisasi  masyarakat  dan kelompok peduli lainnya untuk mengefektifkan upaya‐upaya penanggulangan kemiskinan. Keenam,  adalah  untuk  meningkatkan  keberadaan  dan  kemandirian  masyarakat  serta kapasitas  pemerintah  daerah  dan  kelompok  peduli  setempat  dalam  menanggulangi

Page 6: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  iiP a 

kemiskinan di wilayahnya. Ketujuh, adalah untuk meningkatkan modal sosial masyarakat yang  berkembang  sesuai  dengan  potensi  sosial  dan  budaya  serta  untuk  melestarikan kearifan lokal. Kedelapan, adalah meningkatkan inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat. 

Dalam  implementasi  program  yang  berbasis  masyarakat  ini,  Kecamatan  ditempatkan sebagai  fokus  program  untuk  mengharmonisasikan  perencanaan,  pelaksanaan  dan pengendalian  program.  Selanjutnya  memberikan  posisi  kepada  masyarakat  sebagai penentu  atau  pengambil  kebijakan  serta  pelaku  utama  pembangunan  di  tingkat  lokal. Dalam  konteks  ini,  selalu  mengutamakan  nilai‐nilai  universal  dan  budaya  lokal  dalam proses  pembangunan  partisipatif  serta  menggunakan  pendekatan  pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan karakteristik sosial, budaya dan geografis setempat. 

Visi  jangka  panjang  yang  dibangun  dalam  PNPM  Mandiri  Perdesaan,  adalah  untuk mencapai  kesejahteraan  dan  kemandirian  masyarakat  miskin  di  wilayah  perdesaan. Kesejahteraan  diartikan  sebagai  pemenuhan  terhadap  kebutuhan  dasar masyarakat  dan kemandirian  diterjemahkan  sebagai  kemampuan  untuk  mengorganisasikan  diri  dalam memobilisasi sumber daya yang tersedia di lingkungannya, kemampuan untuk mengakses sumber  daya  yang  berada  di  luar  lingkungannya  dan  mengelola  seluruh  sumber  daya tersebut untuk menyelesaikan persoalan‐persoalan kemiskinan yang ada. 

Misi  PNPM Mandiri  Perdesaan, dalam  tataran waktu  jangka menengah  s/d  tahun 2015, adalah untuk membantu dan memfasilitasi upaya‐upaya: 

(a)  Mengembangkan kapasitas/kemampuan masyarakat dan kelembagaan‐kelembagaan masyarakat yang ada di dalamnya. 

(b)  Pelembagaan sistem pembangunan partisipatif. 

(c)  Penguatan peran dan fungsi‐fungsi Pemerintah Daerah. 

(d)  Meningkatkan prasarana dasar sosial‐ekonomi masyarakat. 

(e)  Memperluas jaringan kerja untuk kemitraan pembangunan. 

Misi tersebut di atas merupakan penerjemahan dari Visi yang telah ditetapkan oleh PNPM Mandiri  Perdesaan  dalam  batasan  kerangka waktu  tertentu  untuk  perioda  5  ‐  6  tahun, sampai  dengan  tahun  2015,  dan  diharapkan  dapat  direalisasikan  secara  konsisten  dan bertahap  dalam perioda waktu  tersebut. Misi  ini  dapat  ditinjau  dan  dievaluasi  kembali setiap  jangka waktu paling  lama 2 s/d 3 tahun, serta dapat dirubah atau disempurnakan jika kondisi  lingkungan mendorong atau menghendaki dilakukannya perubahan terhadap misi tersebut karena kemungkinannya sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan dan dinamika yang terjadi. 

2.  Skala dan Cakupan Program Tahun 2009 

Skala  dan  cakupan  program  untuk  tahun  2009,  diarahkan  oleh  Pemerintah  kepada 3.905  kecamatan  di  342  Kabupaten  yang  tersebar  di  30  Provinsi.  Cakupan  wilayah penanganan pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 75% dari  cakupan wilayah penanganan tahun 2008.

Page 7: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  iiiP a 

Perkembangan Lokasi PNPM Mandiri Perdesaan 

Cakupan Wilayah Level Pemerintahan  1998 – 2003  2004 ‐ 2008  2009 

Total s/d tahun  2009 

Provinsi  32  30  30  32 Kabupaten  348  335  342  348 Kecamatan  2.668  2.230  3.905  3.905 

Desa  42.319  34.032  50.201  50.201 

Untuk kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan tahun 2009, pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp 6.323.957.500.000 yang bersumber dari APBN dan partisipasi daerah melalui APBD  dalam  bentuk  Dana  Daerah  Untuk  Program  Bersama  disingkat  DDUPB.  Adapun alokasi  dana  dari  APBN  bersumber  dari  Rupiah  Murni  dan  dari  Pinjaman  Luar  Negeri dalam bentuk  Loan.  Jumlah  Alokasi  dana  tersebut  di  luar  program  Pola  Khusus  Respek Papua dan Papua Barat, R2PN ‐ Pulau Nias serta Program‐program pendukung lainnya. 

Jumlah Anggaran dan Sumber Dana PNPMMandiri Perdesaan tahun 2009 

3.  Manajemen dan Pengorganisasian Pelaksanaan Tahun 2009 

Program  PNPM  Mandiri  Perdesaan  untuk  pelaksanaan  tahun  2009,  dikelola  oleh pemerintah  bekerjasama  dengan  pemerintah  daerah  dan  melibatkan  pihak  swasta sebagai  konsultan,  tenaga  ahli  dan  fasilitator  serta  mengedepankan  keterlibatan masyarakat  dalam  setiap  tahapan  implementasinya.  Pada  level  Nasional/Pusat,  sebagai institusi  pengelola  (Executing  Agency)  adalah  Direktorat  Jenderal  Pemberdayaan Masyarakat  dan  Desa,  Kementerian  Dalam  Negeri;  yang  berperan  sebagai  Sekretariat Pembinaan  PNPM  Mandiri  Perdesaan  Pusat.  Selain  itu,  di  level  pusat  dibentuk  Tim Pengendali  yang  dikoordinasi  oleh  Kementerian  Koordinator  Kesejahteraan  Rakyat (Menkokesra). Disamping itu pada level pusat juga disediakan jasa konsultan dan tenaga ahli yang dinamakan dengan Konsultan Manajemen Nasional (KMN/NMC). 

Untuk  level  Regional  disediakan  jasa  konsultan  yang  disebut  dengan  Regional Management Consultant (RMC) atau Konsultan Manajemen Regional, yang dibagi menjadi 6  wilayah  kerja  regional  meliputi  regional‐1  sampai  dengan  regional‐6  dengan  masing‐ masing membawahi beberapa Provinsi. Di setiap tingkatan Provinsi, dibentuk Satuan Kerja (Satker)  PNPM  Mandiri  Perdesaan  Provinsi  yang  diposisikan/dilekatkan  pada  Badan Pemberdayaan  Masyarakat  dan  Desa  (BPMD)  Provinsi  atau  lembaga  lain  yang 

Alokasi Anggaran PNPM Mandiri Perdesaan tahun 2009 (dalam Rupiah) 

Sumber Dana APBN Jumlah Keseluruhan 

Sumber Dana APBD Rupiah Murni  Pinjaman/Loan 

6.323.957.500.000  1.285.987.500.000  3.800.603.572.000  1.237.366.428.000

Page 8: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  ivP a 

bertanggung  jawab dalam urusan pemberdayaan masyarakat di Provinsi.  Satker Provinsi dimaksud,  selain  sebagai  penanggung  jawab  pelaksanaan  kegiatan  PNPM  Mandiri Perdesaan  di  Provinsi,  juga  sebagai  pelaksana  kegiatan Dekonsentrasi  untuk  pengadaan Fasilitator  Kabupaten  serta  Fasilitator  Kecamatan.  Dalam  rangka  mendukung implementasi kegiatan pada level Provinsi, dibentuk unit konsultan dan tenaga ahli yang dikoordinasi  oleh  seorang  Koordinator  Provinsi  (Korprov);  yang  direkrut  oleh  masing masing Regional Management Consultant (RMC). 

Di  tingkat  Kabupaten  juga  dibentuk  Satuan  Kerja  PNPM Mandiri  Perdesaan  Kabupaten, yang  bertugas  sebagai  pelaksana  kegiatan  Tugas  Pembantuan;  dimana  seluruh  dana Bantuan  Langsung  Masyarakat  (BLM)  Kabupaten  serta  dana  pendukung  berupa  Dana Operasional  Kegiatan  (DOK)  ditempatkan  pada  DIPA  Tugas  Pembantuan  (TP).  Guna menjalankan  kegiatan  teknis  di  lapangan,  pada  level  Kabupaten  ditempatkan  tenaga Fasilitator  Kabupaten  sebanyak  3  orang  per  kabupaten  meliputi  Fasilitator (Pemberdayaan)  Kabupaten,  Fasilitator  Teknik  Kabupaten  dan  Fasilitator  Keuangan Kabupaten. 

Pada  level  Kecamatan,  untuk  masing‐masing  kecamatan,  diinisiasi  dan  dikembangkan organisasi  kerja masyarakat  yang  disebut  dengan  Badan  Kerjasama  Antar  Desa  (BKAD); yang berdasarkan mekanisme Musyawarah Antar Desa (MAD), memilih dan menetapkan antara lain: Unit Pengelola Kegiatan (UPK), Badan Pemeriksa UPK (BP‐UPK), Tim Verifikasi dan  Pendamping  Lokal,  yang  seluruhnya  berasal  dari  unsur  Masyarakat.  Di  level Kecamatan  selain Camat  sebagai  penanggung  jawab pembinaan kegiatan,  juga dibentuk Penanggung  Jawab  Operasional  Kegiatan  (PjOK)  yang  berasal  dari  unsur  pemerintah  di level  kecamatan.  Untuk  melakukan  fasilitasi  terhadap  implementasi  kegiatan  di  tingkat Kecamatan  dan  Desa,  maka  pada  setiap  Kecamatan  ditempatkan  2  orang  fasilitator; masing‐masing  sebagai  Fasilitator  Kecamatan  dan  Fasilitator  Teknik  (dengan  latar belakang Khusus berpendidikan Teknik Sipil). Pada level Desa, selain Kepala Desa sebagai penanggung  jawab  pembinaan  kegiatan di desa,  dibentuk  Tim Pengelola  Kegiatan  (TPK) yang dibantu oleh 2  (dua) orang Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan Tim Khusus yang berfungsi untuk memantau seluruh tahapan kegiatan di tingkat Desa. 

Pemerintah Daerah, baik Provinsi maupun Kabupaten, terlibat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri  Perdesaan  dalam  kapasitasnya  sebagai  pelaksana  kegiatan  Dekonsentrasi maupun Tugas Pembantuan. Sebagai pelaksana tugas Dekonsentrasi, pemerintah Provinsi melalui  Satuan  Kerja  PNPM  Mandiri  Perdesaan  Provinsi,  berperan  melaksanakan rekrutmen  dan  menanda‐tangani  kontrak  kerja  terhadap  Fasilitator  Kabupaten  dan Fasilitator  Kecamatan  berdasarkan  Standard  Operating  and  Procedure  (SOP)  yang  telah ditetapkan  oleh  Satker  PNPM Mandiri  Perdesaan  Pusat.  Selain  itu  pemerintah  Provinsi juga wajib menganggarkan  dana pembinaan minimal 1% dari  pagu  dana  PNPM Mandiri Perdesaan di Provinsi yang bersangkutan. 

Pemerintah  Kabupaten  melalui  Satuan  Kerja  PNPM  Mandiri  Perdesaan  Kabupaten, bertindak sebagai pelaksana kegiatan Tugas Pembantuan yang bertanggung jawab untuk menyalurkan dana Bantuan Langsung Masyarakat  (BLM) dan Dana Operasional Kegiatan (DOK); berdasarkan  aturan‐aturan dan  pedoman  kerja  serta  petunjuk  pelaksanaan  yang ditetapkan oleh pemerintah atau yang ditetapkan oleh Satker PNPM Mandiri Pusat. Selain

Page 9: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  vP a 

berpartisipasi menyediakan dana BLM, sesuai dengan kemampuan kapasitas Fiskal masing masing daerah yang disebut Dana Daerah Untuk Program Bersama (DDUPB), pemerintah Kabupaten juga wajib menyediakan Dana Pembinaan; minimal 5% dari jumlah BLM yang dialokasikan di masing‐masing Kabupaten. 

Dalam  kerangka  melakukan  bimbingan  teknis  dan  memastikan  pelaksanaan  kegiatan sesuai  dengan  prinsip‐prinsip  program  serta  sebagai  pihak  yang  mengemban  amanat pemberdayaan masyarakat dalam setiap tahapan  implementasi kegiatan, PNPM Mandiri Perdesaan  menyediakan  bantuan  teknis  konsultan  dan  fasilitator,  mulai  dari  level Nasional, Regional, Provinsi, Kabupaten serta Kecamatan. Simultan dengan bertambahnya jumlah lokasi kegiatan serta meningkatnya jumlah dana yang beredar di masyarakat, maka kebutuhan akan tenaga fasilitator juga meningkat. 

Pada tahun 2009 jumlah kebutuhan fasilitator khusus untuk PNPM Mandiri Perdesaan dari level  Kabupaten  hingga  Kecamatan,  sebanyak  11.059  orang.  Sedangkan  kebutuhan seluruh konsultan dan fasilitator termasuk fasilitator untuk program Pola Khusus Respek Papua  dan  Papua  Barat,  R2PN‐Pulau  Nias  serta  Program‐program  pendukung  lainnya, mencapai 11.588 orang. 

Selain  itu  pada  level  Kecamatan  juga  ditetapkan  seorang  Pendamping  Lokal,  yang jumlahnya  mencapai  3.905  orang;  dan  di  level  Desa  juga  ditetapkan  minimal  2  orang Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), yang jumlahnya mencapai 100.402 orang. 

4.  Komponen dan Lingkup Kegiatan Program tahun 2009 

Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan untuk tahun 2009, secara keseluruhan mencakup beberapa  komponen  dan  lingkup  kegiatan  yang  secara  simultan  dan  bersamaan  telah dimplementasikan  dalam  perioda  tahun  ini.  Secara  terinci,  komponen  dan  lingkup kegiatan program tersebut dapat diindikasikan dan diuraikan sebagai berikut: 

(1)  Komponen Utama program, yang merupakan fokus dan sasaran pokok PNPM Mandiri Perdesaan, meliputi lingkup‐lingkup kegiatan berikut: 

•  Kegiatan  Reguler  PNPM,  yang  merupakan  kegiatan  PNPM  Mandiri  dengan menggunakan pola dan ketentuan normal, sesuai standar yang ada, serta bersifat repetitif. Kegiatan ini dilaksanakan di 342 Kabupaten yang berada di 30 Provinsi, kecuali  Provinsi  Papua  dan  Provinsi  Papua  Barat,  dengan  jumlah  kecamatan mencapai 3.905 Kecamatan. 

•  Kegiatan  PNPM  RESPEK,  yang  merupakan  kegiatan  PNPM  Mandiri  dengan menggunakan pola dan ketentuan khusus dalam rangka mendukung pelaksanaan Otonomi  Khusus  di  Provinsi  Papua  dan  Provinsi  Papua  Barat.  Kegiatan  ini dilaksanakan di 28 Kabupaten yang mencakup 436 Distrik (sebutan kecamatan di Papua). 

(2)  Komponen  Pendukung  program,  yang  merupakan  kegiatan  PNPM  Mandiri  dengan menggunakan  pola  dan  ketentuan  spesifik,  sesuai  dengan  kebutuhan  dan  sasaran tertentu,  serta  umumnya  bersifat  pilot  atau  upaya  untuk  mendukung  kondisi tanggap‐darurat, rehabilitasi maupun revitalisasi. Lingkup kegiatannya meliputi:

Page 10: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  viP a 

•  Kegiatan  Pilot  PNPM  Generasi,  yang  merupakan  kegiatan  PNPM Mandiri  untuk mendukung peningkatan kualitas sumberdaya manusia, terutama generasi muda, melalui  upaya  peningkatan  kesehatan  balita,  ibu  dan  anak  serta  perbaikan pendidikan  dasar.  Pelaksanaan  PNPM  Generasi  dengan  menggunakan  pola  dan ketentuan  spesifik,  sesuai  standar  khusus  yang  ditetapkan  untuk  kebutuhan Generasi  Sehat  dan  Cerdas  (PTO‐Generasi),  serta  bersifat  repetitif.  Kegiatan  ini dilaksanakan  di  21  Kabupaten  yang  berada  di  5  Provinsi,  dengan  jumlah kecamatan mencapai 164 Kecamatan. 

•  Kegiatan  Pilot  SADI,  merupakan  kegiatan  agribisnis  perdesaan  untuk  bidang pertanian yang mencakup 4 Provinsi, 10 Kabupaten dan 24 Kecamatan. 

•  Kegiatan Khusus PNPM R2PN, merupakan kegiatan untuk melakukan  rehabilitasi dan  rekonstruksi  pasca‐bencana  khusus  untuk  Pulau  Nias  yang  mencakup 2 Kabupaten (Nias dan Nias Selatan) serta 5 Kecamatan. 

•  Kegiatan  Khusus  PNPM  Pasca‐Bencana,  merupakan  kegiatan  spesifik  yang ditujukan  untuk  memberikan  dukungan  kepada  wilayah‐wilayah  yang  terkena bencana; dimana meliputi 1 Kabupaten dan 16 Kecamatan. 

•  Kegiatan  Pilot  P2SPP,  merupakan  kegiatan  yang  bersifat  uji‐coba  untuk mendukung dan mengembangkan pembangunan dan perencanaan partisipatif di tingkat  Desa  dan  Daerah  Kabupaten;  dimana  meliputi  wilayah  pilot  di 10 Kabupaten dalam wilayah 8 Provinsi. 

5.  Hasil Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan tahun 2009 

5.1  Kegiatan Reguler PNPM 

Dari  sebanyak  3.905  Kecamatan  lokasi  PNPM Mandiri  Perdesaan  tahun  2009,  sejumlah 1.612  Kecamatan  merupakan  kecamatan  baru  yang  untuk  pertama  kali  mendapatkan alokasi  PNPM  Mandiri  Perdesaan  pada  tahun  2009  ini.  Sedangkan  sebanyak  2.293 Kecamatan,  merupakan  kecamatan  lama  yang  telah  terlibat  PNPM Mandiri  Perdesaan sejak tahun 2008 atau tahun‐tahun sebelumnya. 

Rencana  kegiatan masyarakat  yang  dihasilkan  dari  proses penggalian  gagasan  di  tingkat Dusun  dan  RT  serta  dari  Musyawarah  Khusus  Perempuan  (MKP),  diputuskan  dalam Musyawarah  Desa  Perencanaan  (MD‐Perencanaan)  dan  dituangkan  ke  dalam  Dokumen Usulan  Kegiatan  Masyarakat.  Untuk  selanjutnya  dokumen  ini  dibahas  di  forum Musyawarah Antar Desa (MAD) Prioritas Usulan dan ditetapkan urutan prioritasnya (bagi usulan yang mendapat prioritas untuk didanai). Dan kemudian usulan prioritas  tersebut akan  dilengkapi/disusun  dengan  Desain  dan  RAB  yang  diperlukan,  untuk  ditetapkan pendanaannya dalam forum Musyawarah Antar Desa (MAD) Pendanaan. 

Berdasarkan hasil‐hasil proses kegiatan tersebut di atas,  secara menyeluruh dalam skala nasional,  teridentifikasi  bahwa  jumlah  usulan  masyarakat  mencapai  70.006  usulan. Usulan‐usulan tersebut terdiri dari 24.145 berasal dari  jenis usulan campuran/umum dan 42.263  usulan  khusus  berasal  dari  pihak  perempuan.  Secara  prosentase  proporsinya

Page 11: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  vii P a 

adalah  sekitar  63,6%  berbanding  36,4%,  dimana  usulan  yang  berasal  dari  pihak perempuan porsinya lebih besar daripada usulan campuran. 

Usulan‐usulan  masyarakat  dimaksud  diklasifikasikan  dalam  4  (empat)  kategori berdasarkan jenis kegiatannya, yang meliputi: (i) jumlah usulan untuk Kegiatan Prasarana Umum  sebanyak  29.602  usulan  atau  sekitar  42,3%  dari  total  usulan,  (ii)  jumlah  usulan untuk  Kegiatan  Pendidikan  sebanyak  7.710  usulan  atau  dengan  proporsi  sekitar  11%, (iii) jumlah usulan untuk Kegiatan Kesehatan sebanyak 3.643 usulan atau sekitar 5,2% dari total usulan, dan (iv) jumlah usulan Kegiatan Simpan Pinjam untuk Perempuan (SPP) serta Peningkatan Kapasitas UEP adalah  sebanyak 29.051 usulan atau  sekitar 41,5% dari  total usulan. 

Sedangkan untuk jumlah pemanfaat dari setiap kegiatan yang tercatat melalui hasil proses Musyawarah Antar Desa  (MAD) Penetapan Usulan,  sesuai  Surat Penetapan Camat  (SPC) PNPM  Mandiri  Perdesaan  Tahun  Anggaran  2009,  komposisinya  meliputi:  (1)  jumlah pemanfaat  untuk  Kegiatan  Prasarana  Umum  adalah  diperkirakan  sebanyak 28.348.247 orang atau sekitar 83,8% dari total pemanfaat , (2) jumlah pemanfaat Kegiatan Pendidikan  adalah  diperkirakan  sebanyak  1.708.357  orang  atau  sekitar  5% dari  seluruh pemanfaat,  (3)  jumlah  pemanfaat  Kegiatan  Kesehatan  adalah  diperkirakan  sebanyak 2.600.365  orang  atau  sekitar  7,7%  dari  total  pemanfaat,  dan  (4)  jumlah  pemanfaat Kegiatan  Simpan  Pinjam  untuk  Perempuan  (SPP)  serta  Peningkatan  Kapasitas  Usaha Ekonomi Produktif (UEP) adalah diperkirakan sebanyak 1.158.781 orang atau sekitar 3,4% dari jumlah keseluruhan pemanfaat. 

Pencairan  dana  BLM  untuk  tahun  2009  di  3.905  kecamatan  adalah  sebesar Rp. 6.284.043.410.000,  yang  terdiri dari dana APBN sebesar Rp. 5.012.291.110.000 atau dengan  proporsi  sekitar  79,26%  dan  dana  APBD  dengan  proporsi  sekitar  20,11%  atau ekivalen dengan Rp. 1.271.752.300.000. Sehingga secara keseluruhan pencairan dana BLM adalah  sekitar  99,37%  dari  total  pagu  dana  yang  tersedia,  yaitu  sebesar Rp.  6.323.957.500.000,  dimana  pagu  dana  APBN  adalah  sebesar  Rp.  5.037.970.000.000 dan dana APBD sebesar Rp. 1.285.987.500.000. 

Progres pencairan Dana Operasional Kegiatan (DOK) di 3.905 kecamatan pada tahun 2009, dapat  diindikasikan  bahwa  untuk  pencairan  DOK  Perencanaan  adalah  sebesar Rp.  269.482.658.600  atau  sekitar  98,71%  dari  total  pagu  DOK  tersebut  yang  sebesar Rp.  273.018.200,000.  Sedangkan  untuk  pencairan  DOK  Pelatihan  adalah  sebesar Rp. 107.916.775.000  atau  99,68% dari  total pagu  DOK  tersebut  yang  jumlahnya  adalah sebesar  Rp.  108,259,100,000.  Secara  keseluruhan,  jumlah  pencairan  DOK  untuk Perencanaan dan Pelatihan adalah sebesar Rp. 377.399.433.600 atau sekitar 98,98% dari jumlah keseluruhan pagu DOK dimaksud, yang besarannya adalah Rp. 381.277.300.000. 

Berdasarkan  data  hasil  catatan  rencana  kegiatan  PNPM Mandiri  Perdesaan  tahun  2009 yang tertuang di dalam dokumen‐dokumen SPC, bahwa penyaluran dana BLM yang telah dilakukan s/d akhir bulan Maret 2010 adalah sebesar Rp. 5.873.253.332.224 atau sekitar 93,5%  dari  jumlah  dana  BLM  yang  telah  dicairkan  sebesar  Rp  6.284.043.410.000. Penyaluran  dana  BLM  tersebut  direncanakan  akan  digunakan  untuk  kegiatan‐kegiatan: (i)  Prasarana  Umum  sebesar  Rp.  3.868.512.322.294  atau  65,87% dari  jumlah  BLM  yang

Page 12: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  viii P a 

disalurkan,  (ii)  Pendidikan  sebesar  Rp.  746.214.241.600  atau  sekitar  12,71%, (iii)  Kesehatan  sebesar  Rp.  253.292.321.467  atau  sekitar  4,31%, dan  (iv)  Simpan  Pinjam dengan dana  sebesar Rp.   1.005.234.446.863 atau  sekitar 17,12% dari  jumlah BLM yang tersalurkan. 

Pemanfaatan  dana  BLM  yang  tercatat  s/d  akhir Maret  2010, melalui  realisasi  kegiatan‐ kegiatan yang direncanakan, adalah sebesar Rp 3.644.577.926.317 atau sekitar 62% dari dana BLM yang disalurkan. 

Kegiatan  untuk  penguatan  kapasitas  PNPM  Mandiri  Perdesaan  selama  tahun  2009, dilaksanakan  dengan  mempertimbangkan  luasnya  cakupan  wilayah  program  dan beragamnya  stakeholder  yang  perlu dijangkau.  Fokus  dalam upaya penguatan  kapasitas selama  tahun  2009,  ditekankan  pada  upaya‐upaya:  peningkatan  penyebaran  informasi, diseminasi  informasi,  penguatan  kapasitas  pelaku  di  tingkat  masyarakat  dan pengembangan beberapa  jenis media.  Hasil‐hasil  signifikan yang dapat diidentifikasikan selama tahun 2009 adalah dalam menyiapkan media pelatihan dan bahan bacaan untuk mendukung pelatihan. Media‐media pelatihan yang difasilitasi penyusunannya dan telah direproduksi  dalam  kerangka  penguatan  kapasitas,  meliputi:  (i)  media  audiovisual  yang terdiri  dari  Perencanaan  Kegiatan,  Fasilitasi  Penggalian  Gagasan,  Tahapan  Kegiatan, Membangun Bersama Rakyat dan Audiovisual Papua, (ii) Softcopy yang terdiri Buku Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), Bosur UPK, BKAD, SPP serta Pengadaan Barang dan Jasa melalui Pelelangan, dimana dapat dicetak sesuai kebutuhan pelatihan. 

5.2  Kegiatan PNPM‐RESPEK 

Sejak  tahun  2008,  khusus  untuk  Provinsi  Papua  dan  Papua  Barat  telah  melaksanakan program  yang  disebut  Rencana  Strategis  Pembangunan  Kampung  (RESPEK),  dalam kerangka PNPM Mandiri  atau dikenal dengan  istilah PNPM‐RESPEK. Pelaksanaan PNPM‐ RESPEK  dilandasi  oleh  adanya  kesamaan  tujuan  antara  Program  RESPEK  dan  PNPM Mandiri Perdesaan, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung Pemerintah Daerah  dalam menerapkan  prinsip  tata‐pemerintahan  yang  baik  dan  bersih melalui upaya pemberdayaan masyarakat. 

Pada  tahun 2009,  PNPM‐RESPEK  dialokasikan  untuk  436  Distrik  yang meliputi  sebanyak 3.853 Kampung di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat. 

Lokasi dan Alokasi PNPM/RESPEK di Provinsi Papua & Papua Barat Tahun 2009 

Cakupan Wilayah Level Pemerintahan 

Provinsi Papua  Provinsi Papua Barat Distrik (Kecamatan)  334  102 Jumlah Distrik  436 Alokasi Dana Distrik  Rp  119.750.000.000 Kampung (Desa)  2.822  1.031 Jumlah Kampung  3.853 Alokasi BLM Kampung  Rp  385.300.000.000

Page 13: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  ixP a 

Berdasarkan  laporan  data  yang  ada,  diindikasikan  bahwa  tingkat  penyaluran  dana  ke masyarakat  masih  rendah.  Tercatat,  sampai  dengan  akhir  Maret  2010,  bahwa  tingkat penyaluran  dana  APBN  ke  masyarakat  di  Provinsi  Papua  adalah  sebesar Rp  20.414.980.000  atau  sekitar  22,89%  dari  dana  yang  dialokasikan.  Bahkan  untuk Provinsi Papua Barat hanya sebesar Rp 2.321.614.450 (sekitar 7,6%). 

Alokasi berikut Realisasi Dana APBN PNPM‐RESPEK TA 2009 Provinsi Papua & Papua Barat 

Jumlah Kabupaten  BLM APBN (Rp) Provinsi 

Alokasi  Realisasi  Alokasi Realisasi 

Penyerapan 

% Realisasi BLM APBN 

Papua  26  23  89.200.000.000  20.414.980.000  22,89% Papua Barat  8  8  30.550.000.000  2.321.614.450  7,6% 

Pada  tahun 2009,  kegiatan pelatihan masyarakat dilakukan  sebagai bagian dari  tahapan program;  dimana  kegiatan‐kegiatan  yang  diselenggarakan  merupakan  pendukung  dari tahapan  yang  dipersyaratkan  dalam  PNPM‐RESPEK  2009,  misalnya:  pelatihan  pelaku. Sementara  itu,  khusus  untuk  pelatihan  tenaga  pendamping  hanya  diwujudkan  dalam bentuk  pelatihan  pratugas,  yang  ditujukan  terhadap  Fasilitator  Kabupaten  dan diselenggarakan pada bulan November 2009. 

5.3  Kegiatan PNPM‐R2PN 

PNPM‐R2PN pelaksanaannya dimulai pada tahun 2007, yang merupakan tindak lanjut PPK (Proyek  Pengembangan  Kecamatan)  Pasca  Bencana  tahun  2006,  sebagai  upaya  untuk merehabilitasi  dan  melakukan  rekonstruksi  terhadap  kerusakan  di  Pulau  Nias  akibat bencana  Tsunami  bulan  Desember  2004  dan  gempa  bumi  yang  terjadi  pada  bulan Maret  2005.  PNPM‐R2PN  dilaksanakan  di  9  wilayah  Kecamatan  yang  berada  di  bawah wilayah administratif 2 Kabupaten, yaitu: Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan. 

Lokasi, Alokasi dan Progres Pencairan BLM TA 2007 ‐ 2009 

Jumlah Kecamatan  Pagu BLM (Rp 1.000) No.  Kegiatan 2007  2008  2009  2007  2008  2009 

1  Balai Desa  4  4  0  7.575.000  7.420.000  ‐ 

2  Prasarana PP  9  9  0  18.000.000  18.000.000  ‐ 

3  Rumah  9  8  5  115.452.000  78.988.000  32.674.000 

4  Sekolah  9  7  0  55.764.350  30.077.250  ‐ 

Total  196.791.350  134.485.250  32.674.000 

Meskipun  alokasi  pendanaan  untuk  tahun  2009  hanya  diberikan  kepada  5  Kecamatan, tetapi  pelaksanaan  kegiatan‐kegiatannya  juga  mencakup  sisa  kegiatan  yang pendanaannya  telah  tersedia  pada  tahun‐tahun  sebelumnya;  namun  sampai  dengan tahun ini masih dalam tahap penyelesaian.

Page 14: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  xP a 

Progres Tahapan Kegiatan Perioda 2007 s/d 2009 

*)  1 = Tahapan Pencairan BLM,  2 = Tahapan Penyaluran BLM,  3 = TahapanMDST **)  Dilaksanakan di 1 (satu) Kecamatan saja ***)  Dilaksanakan di 3 (tiga) Kecamatan 

5.4  Kegiatan PNPM‐Generasi 

Pada  tahun  2009,  pelaksanaan  PNPM  Generasi  telah  memasuki  tahun  ketiga  yang menjangkau  sebanyak  178  Kecamatan  dan  meliputi  2.289  Desa.  Dalam  proses realisasinya, terdapat satu Kabupaten (Kabupaten Majalengka, Provinsi  Jawa Barat) yang tidak  sanggup untuk menyediakan dana pendamping berupa DDUB  (Dana Daerah untuk Urusan  Bersama).  Sehingga  terdapat 14  Kecamatan di  Kabupaten dimaksud  tidak  dapat berpartisipasi  dalam  PNPM  Generasi  tahun  ketiga.  Kesimpulannya  adalah  lokasi  PNPM Generasi  pada  tahun  2009 hanya mencakup  sebanyak  164  Kecamatan di 21 Kabupaten dalam wilayah 5 Provinsi. 

Pada  akhir  tahun  2009,  pelaksanaan  kegiatan  untuk  tahun  2007  masih  tersisa  di 2 Kecamatan; yang belum berhasil menyelesaikan Musyawarah Desa Pertanggungjawaban (MDPj)  di  3  Desa  dari  jumlah  keseluruhan  1.643  Desa.  Kecamatan‐kecamatan  tersebut adalah  Matawai  La  Pawu  di  Kabupaten  Sumba  Timur,  Provinsi  NTT  (1  Desa)  dan Cibeureum di Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat (2 Desa). 

Kegiatan  pelaksanaan  sampai  dengan  akhir  tahun  2009,  telah  memasuki  pemantauan kegiatan  untuk  bulan  ke‐7  dari  12  bulan  yang  dipersyaratkan  untuk  pemantauan.  Pada tahun  2009  ini,  disamping  kegiatan  PNPM  Generasi  secara  rutin,  lokasi‐lokasi  PNPM Generasi  juga mendapatkan  tambahan dana sebesar Rp. 1 Miliar per Kecamatan melalui mekanisme kegiatan dengan Pola Open Menu. Disebabkan oleh adanya berbagai kendala teknis,  telah  mengakibatkan  pelaksanaan  Pola  Open  Menu  ini  relatif  mengalami keterlambatan; dimana umumnya kegiatan baru sampai pada pelaksanaan MAD Prioritas dan MAD‐III, bahkan proses pelaksanaan di Provinsi Gorontalo baru dapat menyelesaikan MAD‐II. 

2007  2008  2009 Kab  Progres Capaian Tahapan Kegiatan (%) *) No  Kegiatan  Kec 

1  2  3  1  2  3  1  2  3 

1  Balai Desa  Nias  5 

Nias Selatan 

4  100  76,69  23,33  100  37,78  0 

2  Prasarana PP  Nias  5  100  80,24  30,77  100  52,25  8,57 

Nias Selatan 

4  100  76,49  26  95  54,68  15,15 

3  Rumah  Nias  5  100  93,83  37,61  100  87,45  42  100  100  100**) 

Nias Selatan 

4  100  95,7  56,6  100  77,95  29,82***)  100  59,2  5,7 

4  Sekolah  Nias  5  100  46,09  0  73,54  33,58  14,29 

Nias Selatan 

4  93,12  51,03  5,71  100  16,33  0

Page 15: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  xiP a 

Pelaksanaan  kegiatan  PNPM  Generasi  tahun  2009,  hanya  Provinsi  Jawa  Timur  dari 5 Provinsi  lokasi program; yang dananya bersumber dari Rupiah Murni. Sehingga seluruh dana  diharuskan  cair  100%  pada  akhir  tahun  2009  (karena  sisa  dana  tidak  dapat diluncurkan ke tahun berikutnya). Hasil kegiatannya adalah seluruh Provinsi sudah dapat melaksanakan  proses  pencairan  dana  APBN  100%  pada  akhir  tahun  2009.  Sedangkan kegiatan dengan Pola Open Menu, sampai dengan akhir tahun 2009, Provinsi Jawa Barat telah  dapat  mencairkan  dana  100%.  Untuk  Provinsi  Jawa  Timur,  pencairan  dana  baru dilakukan  oleh  9  Kecamatan  di  Kabupaten Malang  dengan  besaran masing‐masing  40% atau jumlah keseluruhannya adalah Rp. 3,6 Miliar (sekitar 7,2% dari total alokasi Provinsi). 

Capaian pelaksanaan kegiatan lainnya adalah dari pagu DOK Perencanaan PNPM Generasi sebesar  Rp.  6,76  Miliar,  telah  berhasil  dicairkan  seluruhnya  (100%);  termasuk  DOK Pelatihan  telah  tercairkan  seluruhnya  (100%),  sesuai  jumlah  pagu  yang  ada  sebesar Rp. 4,03 Miliar. 

Alokasi dan Pencairan Dana PNPM Generasi tahun 2009 

Pagu (Rp Miliar)  Pencairan (Rp Miliar)  Prosentase No  Provinsi 

Jml Kec.  APBD  APBN  APBD  APBN  APBD  APBN  Total 

1  Jawa Barat  60  18,480  73,920  15,294  73,920  83%  100%  97% 

2  Jawa Timur  50  23,560  94,240  23,560  94,240  100%  100%  100% 

3  NTT  36  16,000  64,000  16,000  64,000  100%  100%  100% 

4 Sulawesi Utara 

3  0,980  3,920  0,980  3,920  100%  100%  100% 

5  Gorontalo  15  5,320  21,280  5,320  21,280  100%  100%  100% 

Total 5 Provinsi  164  64,340  257,360  61,154  257,360  95%  100%  99% 

Hasil musyawarah yang dilakukan oleh masyarakat, menghasilkan usulan‐usulan kegiatan yang  lebih  terfokus  pada  bidang  kesehatan  ibu‐anak  dan  bidang  pendidikan.  Dari  total BLM tahun 2009, dengan besaran Rp. 321,7 Miliar, sebesar Rp 19,302 Miliar (sekitar 6%) merupakan  porsi  biaya  operasional  UPK  maupun  TPK  dan  sebesar  Rp.  302,398  Miliar digunakan untuk membiayai usulan‐usulan kegiatan. 

Secara  nasional,  berdasarkan  usulan‐usulan  yang  terdanai,  kegiatan  bidang  kesehatan memperoleh  porsi  55%  dari  total  alokasi  dana  BLM;  sedangkan  bidang  pendidikan mendapatkan  porsi  dana  sekitar  44%  dari  total  alokasi  BLM.  Prosentase  kegiatan pendidikan  ini  mengalami  penurunan,  jika  dibandingkan  dengan  kegiatan  pada  tahun sebelumnya.  Catatan  pelaksanaan  pada  tahun  pertama  menunjukkan,  bahwa  kegiatan pendidikan lebih banyak didominasi oleh pengadaan seragam dan pembangunan sarana‐ prasarana pendidikan dibandingkan dengan bentuk kegiatan lainnya. 

5.5  Kegiatan PNPM‐Agribisnis/SADI 

Pelaksanaan  kegiatan  PNPM  Agribisnis  Perdesaan  sebagai  program  pemberdayaan masyarakat  khusus  pertanian  dengan  menekankan  partisipasi  masyarakat  petani  telah

Page 16: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  xii P a 

menjangkau 252 desa di 24 kecamatan, 10 kabupaten yang tersebar di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. 

Lokasi PNPM Agribisnis Perdesaan 2009 

No . 

Provinsi  Kabupaten  Kecamatan 

1.  Tana Toraja  Mengkendek 2.  Toraja Utara  Rindingalo; Sesean 

1  Sulawesi Selatan 

3.  Bantaeng  Bissappu; Tompobulu; Gantarang Keke 4.  Muna  Lawa; Kusambi; Wakorumba Selatan 2  Sulawesi Tenggara 5.  Konawe Selatan  Lainea; Palangga; Konda 6.  Timor Tengah Selatan  Amanuban Selatan; Mollo Utara; Kuan Fatu 3  Nusa Tenggara Timur 

(NTT)  7.  Ngada  Aimere; Golewa; Riung Barat 8.  Lombok Barat  Narmada; Gerung 9.  Lombok Utara  Bayan 

4  Nusa Tenggara Barat (NTB) 

10.Dompu  Hu’u; Manggelawa; Pekat 

Pelaksanaan  kegiatan  PNPM  Agribisnis  Perdesaan  untuk  tahun  2009  merupakan kelanjutan  dari  kegiatan‐kegiatan  tahun  2008.  Pendanaan  kegiatan  PNPM  Agribisnis Perdesaan  tahun  2009  hanya  menyediakan  Dana  Operasional  Kegiatan  (DOK)  yang merupakan  DOK  untuk  Pelatihan  Masyarakat.  Total  pencairan  DOK  tahun  2009  telah tercapai 100% di seluruh kecamatan lokasi PNPM Agribisnis Perdesaan. 

Pencairan Dana BLM PNPM Agribisnis Perdesaan Tahun 2009 

Pencairan BLM  Pencairan DOK  Prosentase Provinsi 

Pagu (Rp)  Pencairan (Rp)  Pagu  (Rp)  Pencairan (Rp)  BLM  DOK 

Sulawesi Tenggara  ‐  ‐  502.500.000  502.500.000  ‐  100% 

Sulawesi Selatan  ‐  ‐  462.600.000  462.600.000  ‐  100% 

N T B  ‐  ‐  365.400.000  365.400.000  ‐  100% 

N T T  ‐  ‐  433.600.000  433.600.000  ‐  100% 

Total  ‐  ‐  1.764.100.000  1.764.100.000  ‐  100% 

Sedangkan pendanaan pada pelaksanaan kegiatan tahun 2008 telah menyediakan alokasi dana  BLM  sebesar  Rp.  26.400.000.000  dan  DOK  sebesar  Rp.  2.400.000.000  dan  telah diserap  100% di  seluruh  kecamatan  lokasi  PNPM  Agribisnis  Perdesaan  Tahun  Anggaran 2008. 

Sampai  dengan  31  Desember  2009,  batas  akhir  pelaksanaan  pilot  program  PNPM Agribisnis  Perdesaan,  penyaluran  dana  BLM  (Bantuan  Langsung  Masyarakat)  TA  2008 telah  tercapai  99,34%  atau  sebesar  Rp  26,23  milyar.  Provinsi  yang  sampai  batas  akhir “closing date” PNPM Agribisnis Perdesaan masih menyisakan dan BLM yakni Provinsi NTT, tercapai 98,27% dan Provinsi Sulawesi Selatan telah tercapai 99,10%. 

Jenis kegiatan infrastruktur dasar pertanian yang dominan adalah; i) pembangunan  jalan usaha  tani  sejumlah  21  kegiatan,  ii)  Saluran  irigasi,  bendung  dan  pengarah  arus  irigasi sejumlah 17 kegiatan, iii) Kandang kolektif ternak, pasar agribisnis, kios tani, gudang desa

Page 17: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  xiii P a 

sejumlah 8  kegiatan,  iv)  Lantai  jemur  rumput  laut,  Tempat Pelelangan  Ikan  (TPI),  Sumur Bor,  Jembatan  TPI  sejumlah  7  kegiatan,  dan  v)  Sanggar  tani,  pondok  tani,  dan  pos penyuluhan sejumlah 5 kegiatan. 

Kegiatan yang didanai dari BLM di empat provinsi wilayah pilot program PNPM Agribisnis Perdesaan  sebanyak  408  kegiatan,  dimana  58  kegiatan  (14%)  untuk  sarana  prasarana dasar pertanian (infrastruktur dasar pertanian) dan 350 kegiatan (86%) untuk peningkatan kapasitas  agribisnis  kelompok  tani  (dan  anggota),  baik  agribisnis  hulu,  produksi,  pasca panen,  pemasaran,  agroindustri  serta  agribisnis  pendukung  lainnya.  Seluruh  kegiatan tersebut tersebar di 252 desa, 24 kecamatan, 10 kabupaten dan 4 provinsi. 

Distribusi  pendanaan BLM PNPM bagi  usulan  peningkatan  kapasitas  agribisnis, demplot dan  alat mesin  pengolahan  (agroindustri)  sebesar  74% dari  total pagu  BLM atau  senilai Rp.  19.535.000.000.  Sedangkan  distribusi  pendanaan  BLM  bagi  usulan  kegiatan pembangunan  sarana  prasarana  dasar  pertanian  sebesar  26%  atau  senilai Rp. 6.865.000.000 dari total pagu BLM nasional sebesar Rp 26.400.000.000. 

5.6  Kegiatan PNPM‐Pasca Bencana 

PNPM Mandiri‐Pasca Bencana di  Tahun 2009, meliputi:  a) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pulau  Nias  (PNPM‐R2PN),  Sumatera  Utara,  b)  Rehabilitasi  Pasca‐Bencana  Jawa  Barat, c) Rehabilitasi Pasca‐Bencana Sumatera Barat. 

Pelaksanaan  PNPM  Rehabilitasi  Pasca  Bencana  ‐  Sumatera  Barat,  dengan  sumber pendanaan  tahun  2009,  baru  dapat  dilaksanakan  di  satu  Kabupaten,  yaitu  Kabupaten Padang Pariaman. Secara parallel, dilaksanakan juga kegiatan di  3 Kabupaten lainnya yang menjadi  lokasi  PNPM  Rehabilitasi  Pasca  Bencana  ‐  Sumatera  Barat;  yaitu:  Kabupaten Agam,  Kabupaten  Pasaman  Barat  dan  Kabupaten  Pesisir  Selatan,  dengan  sumber pendanaan untuk tahun 2010, dimana saat ini sedang dalam tahapan perencanaan. 

Kegiatan padat karya di Kabupaten Padang Pariaman dilakukan dengan sistem kelompok kerja  (Pokja)  sesuai  dengan  jenis  kegiatan  yang  menjadi  pilihan  masyarakat.  Kelompok Kerja  (Pokja)  yang  ada  pada  16  Kecamatan  dan  356  Korong,  terdiri  dari  2.289  Pokja dengan anggota sebanyak 25.344 orang. 

Pelaksanaan program PNPM Rehabilitasi Pasca Bencana di Provinsi Jawa Barat, mengacu dan dilandasi oleh Surat Dirjen PMD No. 414.2/5114/PMD tertanggal 16 Desember 2009. Wilayah  Kabupaten  yang menjadi  lokasi  sasaran PNPM Rehabilitasi  Pasca Bencana‐Jawa Barat,  adalah  meliputi:  Kabupaten  Sukabumi,  Kabupaten  Cianjur,  Kabupaten  Bandung, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Bandung Barat. 

Sampai dengan akhir Maret 2010, kegiatan‐kegiatannya masih dalam Tahap Perencanaan di  tingkat Masyarakat.  Sehingga  belum  ada  aktivitas/kegiatan  terkait  dengan  pencairan BLM maupun pelaksanaan kegiatan fisik.

Page 18: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  xiv P a 

5.7  Kegiatan Pilot‐P2SPP 

Wilayah  dan  lokasi  sasaran  kegiatan  Pilot‐P2SPP  pada  tahun  2009,  adalah  meliputi 10 Kabupaten pada 8 Provinsi (3 Kabupaten lokasi baru dan 7 Kabupaten lokasi lama). 

Lokasi dan Alokasi Pilot‐P2SPP tahun 2009 

ALOKASI BLM (dalam Rupiah) NO  PROVINSI  KABUPATEN 

APBN  APBD  TOTAL 1  Jambi  Batanghari  4,000,000,000  3,000,000,000  7,000,000,000 

2  Jawa Tengah  Boyolali  4,000,000,000  3,000,000,000  7,000,000,000 

Ngada  3,000,000,000  7,500,000,000  10,500,000,000 3  NTT 

Nagekeo  3,000,000,000  4,000,000,000  7,000,000,000 

4  Jawa Timur  Jombang  4,000,000,000  3,000,000,000  7,000,000,000 

5  Kalimantan Selatan  Tapin  4,000,000,000  3,000,000,000  7,000,000,000 

Lombok Barat  4,000,000,000  3,000,000,000  7,000,000,000 6  NTB 

Lombok Tengah  4,000,000,000  2,000,000,000  6,000,000,000 

7  Sumatera Barat  Pesisir Selatan  4,000,000,000  1,000,000,000  5,000,000,000 

8  Sulawesi Selatan  Sidenreng Rappang  4,000,000,000  1,000,000,000  5,000,000,000 

38,000,000,000  30,500,000,000  68,500,000,000 

Hasil  pelaksanaan  kegiatan  Pilot‐P2SPP  selama  tahun  2009  dapat  diindikasikan,  bahwa realisasi  dana  BLM  terbesar  adalah  berada  di  Kabupaten  Nage  Keo,  Provinsi  NTT  yaitu sekitar  Rp.  8,6  Miliar;  dimana  seluruhnya  digunakan  dan  dimanfaatkan  untuk  kegiatan fisik, terutama untuk sarana pendidikan yang mencapai jumlah dana sebesar Rp. 3,7 Miliar (sekitar 43%). 

Secara  keseluruhan  kegiatan‐kegiatan  Pilot  P2SPP,  sebagian  besar  didominasi  oleh kegiatan fisik yang diwujudkan dalam bentuk prasarana dan sarana umum, dengan porsi sekitar 58% (Rp. 29,476 Miliar dari  total Rp. 50,757 Miliar). Sedangkan kegiatan‐kegiatan non‐fisik  hanya  menyerap  dana  BLM  secara  keseluruhan  sebesar  Rp.  8,24  Miliar  atau sekitar 16% dari seluruh dana BLM  yang direalisasikan. 

6.  Potensi dan Perspektif Keberlanjutan Program 

Hasil pengalaman pelaksanaan  s/d  tahun 2009, berupa potensi maupun  kecenderungan positif, yang dapat dikembangkan lebih lanjut pada tahapan implementasi PNPM Mandiri Perdesaan di tahun‐tahun berikutnya; dirangkum sebagai berikut: 

Cakupan Wilayah dan Skala Program 

Sekitar  50.200  Desa  telah  dapat  difasilitasi  melalui  program  ini,  dalam  wilayah administratif  sekitar  3.900  Kecamatan  dan  telah  melibatkan  Pemerintah  Daerah  di 348 Kabupaten dalam cakupan 32 wilayah Provinsi. Di samping  itu, anggaran yang  telah dialokasikan  pada  tahun  2009  untuk  program  ini  secara  keseluruhan  adalah  dalam besaran sekitar Rp 6,3 Triliun dari berbagai sumber dana; yang terdiri dari APBN (Rupiah Murni) dengan proporsi sekitar 60%, APBD (Pendamping) dengan proporsi sekitar 20,5% dan Pinjaman Bank Dunia dengan proporsi sekitar 19,5%.

Page 19: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  xv P a 

Sumberdaya  kapital  ini  akan  merupakan  potensi  yang  dapat  menggerakkan  aktivitas perekonomian  maupun  sektor  usaha  riil  di  tingkat  perdesaan,  dan  juga  mendorong lahirnya  kebijakan‐kebijakan  pro‐poor  oleh  Pemerintah  Daerah  dalam memberikan  dan mengembangkan pelayanan publik secara lebih berkualitas. 

Partisipasi dan Keterlibatan Masyarakat di Perdesaan 

Selama  tahun  2009,  pelaksanaan  PNPM  Mandiri  Perdesaan  di  hampir  seluruh  wilayah Indonesia  mampu  menggerakkan  serta  mengorganisasikan  masyarakat  dalam  jumlah mendekati  sekitar  19  juta  orang;  untuk  berpartisipasi  dan  terlibat  dalam  keseluruhan proses  yang  diinovasikan.  Dari  jumlah  tersebut,  sekitar  10  juta  orang  lebih  adalah merupakan kategori warga/masyarakat miskin atau proporsinya sekitar 53%. Dan hampir sekitar  9,3  juta  orang  yang  berpartisipasi  atau  sekitar  49%,  merupakan  pihak/kaum perempuan. Di samping  itu, sebanyak 100.400 orang di perdesaan berhasil dipersiapkan dan difungsikan sebagai Fasilitator Desa/KPMD (Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa); untuk mendukung tugas‐tugas Fasilitator Kecamatan di wilayah masing‐masing. 

Potensi‐potensi  tersebut  di  atas  adalah merupakan  bagian Modal  Sosial  (Social‐Capital) yang dimiliki dan dapat dikembangkan lebih lanjut oleh masyarakat di  tingkat perdesaan maupun  kecamatan  dalam  rangka  mengorganisasikan  kegiatan‐kegiatan  di  wilayah masing‐masing  untuk  kepentingan  peningkatan  kualitas  kehidupan  dan  kesejahteraan masyarakat perdesaan di waktu‐waktu mendatang. 

Pengembangan dan Penguatan Kelembagaan di tingkat Masyarakat 

Upaya‐upaya yang telah dilakukan oleh PNPM Mandiri Perdesaan dalam mengembangkan dan memperkuat kelembagaan masyarakat di tingkat Perdesaan maupun Kecamatan, baik melalui  inovasi  lembaga‐lembaga  baru maupun  terhadap  lembaga‐lembaga  yang  sudah ada,  telah  berhasil  mengorganisasikan  dan  memperkuat  sebanyak  3.905  kelembagaan BKAD di tingkat Kecamatan; termasuk unit dan perangkatnya yang lain (UPK, BP‐UPK dan Tim  Verifikasi).  Sedangkan  untuk  tingkat  perdesaan,  telah  berhasil  diinovasikan  dan diorganisasikan berbagai unit dan tim kerja (TPK, TPU, TP‐3 dan Tim Khusus Pemantau) di masing‐masing  perdesaan.  Dari  kelembagaan  maupun  tim‐tim/unit  kerja  yang  ada tersebut, sekitar 2,2 juta orang telah mendapatkan penguatan kapasitas melalui kegiatan pelatihan,  pendampingan  maupun  pengarahan  di  tingkat  pelaksanaan  lapangan.  Dana yang  telah direalisasikan  khusus untuk  keperluan penguatan  kapasitas masyarakat  pada tahun  2009,  dalam  konteks  pengembangan  dan  penguatan  kelembagaan,  melalui  DOK (perencanaan dan pelatihan masyarakat) adalah sekitar Rp. 377,4 Miliar; dengan proporsi sekitar 71% untuk perencanaan dan sisanya untuk pelatihan masyarakat. 

Sumberdaya  kelembagaan  tersebut,  dengan  didukung  oleh  SDM  yang  terlatih  dan berwawasan  cukup,  akan  merupakan  potensi  dan  kekuatan  yang  luar  biasa  dalam meningkatkan  posisi  tawar  (bargaining  position)  masyarakat  pada  saat  berhadapan dengan  pihak‐pihak  luar  terkait  kegiatan  pembangunan  maupun  peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah masing‐masing.

Page 20: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  xvi P a 

Investasi Sumberdaya dan Kegiatan 

PNPM  Mandiri  Perdesaan  telah  menginvestasikan  beberapa  sumberdaya  dan  berbagai kegiatan untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Sumberdaya yang diinvestasikan adalah  berbentuk  Bantuan  Teknis  (Technical  Assistance)  melalui  jasa  Konsultan  dan Fasilitator  untuk mendampingi  dan memberikan  bimbingan  kepada  Pemerintah  Daerah dan masyarakat  di wilayah  sasaran.  Selama  tahun  2009,  telah  diperbantukan  lebih  dari 11.500  orang  Konsultan  dan  Fasilitator  di  seluruh  wilayah  sasaran  PNPM  Mandiri Perdesaan di Indonesia. 

Di  samping  itu,  kegiatan‐kegiatan yang diinvestasikan  serta dintervensikan kepada pihak daerah dan masyarakat di perdesaan selama tahun 2009 telah mampu menyalurkan dana mendekati  sekitar  Rp.  5,9  Triliun;  dengan  proporsi  sekitar  66%  untuk  kegiatan  fisik prasarana umum, sekitar 13% untuk kegiatan pendidikan (fisik dan non‐fisik), sekitar 17% untuk  kegiatan  simpan‐pinjam/usaha  ekonomi  produktif  bagi  perempuan  dan  sisanya sekitar 4% untuk kegiatan kesehatan (fisik dan non‐fisik). 

Investasi‐investasi  tersebut di  atas, merupakan potensi  yang dapat didaya‐gunakan oleh masyarakat dan daerah dalam jangka panjang; terkait pemilihan dan penerapan teknologi maupun  manajemen  praktis  dan  tepat‐guna,  serta  memberikan  penyadaran  maupun kemampuan untuk menetapkan prioritas kegiatan/pembangunan berdasarkan kebutuhan yang realistis dari masyarakat. 

Perspektif Keberlanjutan 

Potensi‐potensi  yang  telah  berhasil  dibangkitkan  dan  ditumbuhkan  dalam  pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan pada  tahun‐tahun  sebelumnya, perlu dikaji dan diteliti  secara mendalam dalam pelaksanaan‐pelaksanaan  berikutnya;  untuk menjaga  dinamika  positif yang terjadi serta dapat diberikan arahan/stimulus secara benar dalam rangka mendorong pelestarian dan keberlanjutan inovasi‐inovasinya. 

Disamping  itu,  hasil  proses  belajar  melalui  pengalaman‐pengalaman  empiris  dalam pelaksanaan perlu disebarkan dan dibagi (sharing) dalam suatu forum/ruang publik yang terlembaga serta teragenda secara baik.

Page 21: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  xvii P a 

DAFTAR ISI Halaman 

RINGKASAN EKSEKUTIF  i 

DAFTAR ISI  xvii 

DAFTAR TABEL  xx 

DAFTAR GAMBAR  xxii 

1.  PENDAHULUAN  1 

A.  LATAR BELAKANG PNPM MANDIRI PERDESAAN  1 A.1  Landasan Kebijakan  1 A.2  Visi, Misi dan Tujuan Program  4 A.3  Sasaran dan Komponen Program  6 

B.  MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM TAHUN 2009  10 B1  Cakupan dan Gambaran Umum Wilayah Sasaran  10 B2.  Besaran Alokasi dan Sumber Pendanaan  10 B.3  Tata Laksana Organisasi Pengelolaan  10 B.4  Keterlibatan Pemerintah Daerah  12 B.5  Dukungan Bantuan Teknis Konsultan  12 B.6  Program Pola Khusus dan Program Pendukung  13 

2.  PENCAPAIAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN 2009  15 

A.  TINJAUAN MENYELURUH HASIL IMPLEMENTASI  15 A.1  Hasil Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan s/d 2009  15 A.2  Komponen dan Lingkup Kegiatan Program tahun 2009  16 

B.  PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN‐REGULER  17 B.1  Proses Pengorganisasian, Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat  17 B.2  Pelaksanaan Rencana dan Hasil Kegiatan Masyarakat  20 B.3  Pencairan, Penyaluran dan Pemanfaatan Dana BLM  22 B.4  Pelaksanaan Penguatan Kapasitas  24 

C.  PELAKSANAAN PNPM‐RESPEK PAPUA DAN PAPUA BARAT  25 C.1  Penyiapan Program dan Masyarakat  25 

C.2  Proses Pelaksanaan dan Hasil kegiatan  26 C.3  Inovasi dan Intervensi Spesifik  28 

D.  PELAKSANAAN PNPM‐R2PN KEPULAUAN NIAS  28 D.1  Wilayah Sasaran  28 D.2  Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan  29 D.3  Kendala Spesifik  30

Page 22: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  xviii P a 

E.  PELAKSANAAN PNPM GENERASI  30 E.1  Wilayah Sasaran  30 E.2  Partisipasi Masyarakat  31 E.3  Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan  33 E.4  Pembelajaran dari Pelaksanaan  37 

F.  PELAKSANAAN  PNPM‐AGRIBISNIS/SADI  38 F.1  Wilayah Sasaran dan Pendanaan  38 F.2  Proses Pengorganisasian dan Partisipasi Masyarakat  41 F.3  Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan  43 F.4  Inovasi dan Pembelajaran Spesifik dalam Pelaksanaan  45 

G.  PELAKSANAAN PNPM‐PASCA BENCANA  46 G.1  Wilayah dan Kelompok Sasaran  46 G.2  Penyiapan dan Partisipasi Masyarakat  47 G.3  Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan  48 G.4  Intervensi Spesifik  50 

H.  PELAKSANAAN PILOT‐P2SPP  50 H.1  Wilayah Sasaran  50 H.2  Penguatan Kapasitas dan Peran Pemda  51 H.3  Pengorganisasian dan Partisipasi Masyarakat  51 H.4  Realisasi Kegiatan  51 H.5  Intervensi Spesifik  54 

3.  PENGENDALIAN DAN KINERJA PELAKSANAAN 2009  55 

A.  PEMANTAUAN DAN SUPERVISI  55 A.1  Kinerja Implementasi Program  55 A.2  Kinerja Keuangan  61 A.3  Kinerja Operasional Kegiatan  63 

B.  PENANGANAN PENGADUAN DAN MASALAH  64 B.1  Perkembangan dan Jumlah/Jenis Pengaduan  64 B.2  Jumlah Masalah dan Kecamatan Bermasalah  67 B.3  Proses Penanganan dan Penyelesaian Masalah  67 

C.  PENGAWASAN DAN AUDIT KEUANGAN  68 C.1  Pelaksanaan Audit Internal  68 C.2  Audit Eksternal BPKP/BPK  71 C.3  Pengawasan dan Evaluasi Kesehatan UPK  72 

D.  CAPAIAN DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA PNPM  MANDIRI PERDESAAN 2009  77

Page 23: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  xix P a 

4.  TANTANGAN DAN POTENSI  79 

A.  PERMASALAHAN DAN KENDALA PELAKSANAAN 2009  79 

B.  POTENSI‐POTENSI YANG DAPAT DIKEMBANGKAN  80 

C.  PERSPEKTIF UNTUK PELAKSANAAN 2010  83

Page 24: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  xx P a 

DAFTAR TABEL Judul Tabel  Halaman 

1.1  Perkembangan Lokasi PNPM mandiri Perdesaan  10 

1.2  Jumlah Anggaran dan Sumber Dana PNPM Mandiri Perdesaan tahun 2009  10 

1.3  Perkembangan Konsultan dan Fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan  13 

1.4  Progam Pola Khusus dan Program Pendukung PNPM Mandiri Perdesaan  14 

2.1  Jenis Kelembagaan Masyarakat yang difasilitasi oleh PNPM Mandiri Perdesaan  18 

2.2  Jenis Pelatihan untuk Masyarakat dan Kelembagaan Masyarakat  19 

2.3  Lokasi dan Alokasi PNPM/RESPEK di Provinsi Papua & Papua Barat Tahun 2009  26 

2.4  Alokasi berikut Realisasi Dana APBN PNPM‐RESPEK TA 2009  27 

2.5  Lokasi, Alokasi dan Progres Pencairan BLM TA 2007 – 2009  29 

2.6  Progres Tahapan Kegiatan Perioda 2007 s/d 2009  29 

2.7  Lokasi PNPM Generasi tahun 2007 s/d tahun 2009  31 

2.8  Alokasi dan Pencairan Dana PNPM Generasi tahun 2007  34 

2.9  Alokasi dan Pencairan Dana PNPM Generasi tahun 2008  34 

2.10  Alokasi dan Pencairan Dana PNPM Generasi tahun 2009  35 

2.11  Tingkat Penyerapan Dana BLM untuk Kegiatan  36 

2.12  Lokasi PNPM Agribisnis Perdesaan 2009  39 

2.13  Pencairan Dana BLM PNPM Agribisnis Perdesaan Tahun 2009  39 

2.14  Pencairan Dana BLM PNPM Agribisnis Perdesaan Tahun 2008  40 

2.15  Partisipasi Masyarakat Desa dalam Berbagai Forum Musyawarah 

Pembangunan PNPM AP  42 

2.16  Kegiatan Infrastruktur/Sarana Prasarana Dasar Pertanian  44 

2.17  Kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Agribisnis  44 

2.18  Kegiatan Padat Karya PNPM‐Pasca Bencana  49 

2.19  Lokasi dan Alokasi Pilot‐P2SPP tahun 2009  50 

2.20  Hasil dan Realisasi Kegiatan P2SPP tahun 2009  52 

3.1  Evaluasi Progres dan Kinerja Implementasi Program per Desember 2009; RMC – 1  56 

3.2  Evaluasi Progres dan Kinerja Implementasi Program per Desember 2009; RMC – 2  57 

3.3  Evaluasi Progres dan Kinerja Implementasi Program per Desember 2009; RMC – 3  57 

3.4  Evaluasi Progres dan Kinerja Implementasi Program per Desember 2009; RMC – 4  58 

3.5  Evaluasi Progres dan Kinerja Implementasi Program per Desember 2009; RMC – 5  58 

3.6  Evaluasi Progres dan Kinerja Implementasi Program per Desember 2009; Nasional  59 

3.7  Jumlah Pengaduan Masalah  64 

3.8  Jumlah Kasus berdasarkan Kategori Masalah  65 

3.9  Jumlah Keseluruhan Penyelewengan Dana  65 

3.10  Jumlah Pelaku Pelanggaran  66 

3.11  Jumlah Penanganan Masalah  66

Page 25: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  xxi P a 

3.12  Penjenjangan Pelaksanaan Audit Internal  69 

3.13  Realisasi Pelaksanaan Audit Internal tahun 2009  70 

3.14  Cakupan Wilayah Audit BPK tahun 2009  71 

3.15  Perkembangan Modal SPP & UEP Tahun 2008 dan 2009  73 

3.16  Surplus UPK Tahun 2008 dan 2009  73 

3.17  Progres Laporan Dana Bergulir dan Laporan Non‐Dana Bergulir Per Desember 2009  74 

3.18  Penilaian Pemetaan UPK per Desember 2009  74 

3.19  Penilaian Kesehatan UPK per Desember 2009  75 

3.20  Perkembangan Kelompok dan Fungsi Kelompok per Desember 2009  77 

3.21  Hasil Capaian untuk Penilaian Parameter Input  78

Page 26: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  xxii P a 

DAFTAR GAMBAR Judul Gambar  Halaman 

2.1  Partisipasi Masyarakat dalam Seluruh Tahapan Kegiatan Tahun 2009  20 

2.2  Komposisi Usulan Masyarakat Tahun 2009  20 

2.3  Komposisi Usulan Masyarakat terhadap Jenis Kegiatan  21 

2.4  Komposisi Jumlah Pemanfaat Kegiatan  22 

2.5  Proporsi Penyaluran BLM Berdasarkan Rencana Komposisi dan Jenis Kegiatan 

(status s/d akhir Maret 2009)  23 

2.6  Proporsi dan Komposisi Pemanfaatan Kegiatan Tahun 2009  24 

2.7  Tingkat Partisipasi Perempuan dan Keluarga Miskin tahun 2007 – 2008  32 

2.8  Tingkat Partisipasi Perempuan dan Keluarga Miskin TA 2009  32 

2.9  Proporsi Kegiatan tahun 2009  36 

2.10  Proporsi dan Jenis Kegiatan Pendidikan  36 

2.11  Proporsi dan Jenis Kegiatan Kesehatan  37 

2.12  Tahapan Penyaluran BLM PNPM Agribisnis Perdesaan  40 

2.13  Persentase Penggunaan DOK 2008 PNPM‐AP  41 

2.14  Persentase Penggunaan DOK 2009 PNPM‐AP  41 

2.15  Partisipasi Masyarakat dalam PNPM‐AP  42 

2.16  Persentase dan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Tahapan Kegiatan  43 

2.17  Distribusi Pendanaan BLM untuk Kegiatan PNPM‐AP  45 

2.18  Proporsi Jenis Kegiatan Padat Karya  49 

2.19  Grafik Proporsi Realisasi Kegiatan P2SPP per Kabupaten Tahun 2009  53 

2.20  Diagram Pie Proporsi Realisasi Dana  53 

3.1  Master Implementation Schedule Nasional tahun 2009  56 

3.2  Progres Pelaksanaan Kegiatan Regional‐1  59 

3.3  Progres Pelaksanaan Kegiatan Regional‐2  59 

3.4  Progres Pelaksanaan Kegiatan Regional‐3  60 

3.5  Progres Pelaksanaan Kegiatan Regional‐4  60 

3.6  Progres Pelaksanaan Kegiatan Regional‐5  60 

3.7  Progres Pelaksanaan Kegiatan Reguler secara Nasional  61 

3.8  Progres Pencairan BLM tahun 2009  61 

3.9  Progres Pencairan DOK tahun 2009  62 

3.10  Rasio dan Komposisi Penyerapan BLM tahun 2009  62 

3.11  Komposisi Kategori Angkatan Kerja dan Pemanfaat PNPM Mandiri Perdesaan 2009  63 

3.12  Komposisi Pemanfaat Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan 2009  63 

3.13  Prosentase Perkembangan Pinjaman s/d tahun 2009  72 

3.14  Tingkat Perkembangan Kelompok  75 

3.15  Jenis Kelompok Kegiatan Usaha Pemanfaat PNPM Mandiri Perdesaan  76 

3.16  Jumlah Kelompok berdasarkan Sektor/Lapangan Usaha  76

Page 27: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  1P a 

PENDAHULUAN 

A.  LATAR BELAKANG PNPM MANDIRI PERDESAAN 

A.1  Landasan Kebijakan 

Pada hakekatnya pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dari waktu ke waktu adalah  untuk  mengatasi  masalah  kemiskinan  dan  ketidak‐berdayaan,  meskipun penanganannya  cenderung  bersifat  parsial  dan  tidak  berkelanjutan.  Peran  dunia  usaha dan masyarakat pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan kemiskinan, juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan upaya perubahan yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam rangka penanggulangan kemiskinan. 

Untuk  meningkatkan  efektivitas  penanggulangan  kemiskinan  dan  penciptaan  lapangan kerja, maka  oleh  pemerintah  diluncurkan  Program Nasional  Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)  Mandiri.  Melalui  program  ini  dirumuskan  kembali  mekanisme  upaya penanggulangan  kemiskinan  yang  melibatkan  unsur  masyarakat,  mulai  dari  tahap perencanaan,  pelaksanaan,  sampai  dengan  tahap  pemantauan  dan  evaluasi.  Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat  miskin,  dapat  ditumbuh‐kembangkan.  Sehingga  masyarakat  tidak  hanya diposisikan sebagai obyek, melainkan  juga sebagai subyek dalam upaya penanggulangan kemiskinan. 

Integrasi Penanggulangan Kemiskinan melalui PNPM Mandiri 

Pelaksanaan  PNPM  Mandiri  tahun  2007  dimulai  dengan  Program  Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di perdesaan, yang telah dilaksanakan sejak tahun 1998, beserta program pendukungnya seperti PNPM Generasi  maupun  Program  Penanggulangan  Kemiskinan  di  Perkotaan  (P2KP),  sebagai dasar  bagi  pengembangan  pemberdayaan  masyarakat  di  Perkotaan,  serta  program Percepatan  Pembangunan Daerah  Tertinggal  dan  Khusus  (P2DTK) untuk pengembangan daerah  tertinggal,  daerah  pasca  bencana  maupun  daerah  konflik.  Mulai  tahun  2008, PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi  Wilayah  (PISEW)  untuk  mengintegrasikan  pusat‐pusat  pertumbuhan  ekonomi dengan  daerah  sekitarnya.  PNPM  Mandiri  diperkuat  dengan  berbagai  program pemberdayaan  masyarakat  yang  dilaksanakan  oleh  berbagai  departemen/sektor  dan pemerintah daerah. Pelaksanaan PNPM Mandiri 2008 juga lebih diprioritaskan pada desa‐ desa tertinggal. 

Dengan pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masyarakat ke dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri, maka cakupan pembangunan diharapkan dapat diperluas hingga

Page 28: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  2P a 

ke  daerah‐daerah  terpencil  dan  terisolasi.  Efektivitas  dan  efisiensi  dari  kegiatan  yang selama  ini  sering  berduplikasi  antar  program  diharapkan  juga  dapat  diwujudkan. Mengingat  proses  pemberdayaan  pada  umumnya  membutuhkan waktu  5  s/d  6  tahun, maka PNPM Mandiri akan dilaksanakan sekurang‐kurangnya sampai dengan tahun 2015. Hal  ini  sejalan  dengan  target  waktu  pencapaian  tujuan  pembangunan  millenium  atau Millenium  Development  Goals  (MDGs).  Pelaksanaan  PNPM  Mandiri  yang  berdasar indikator‐indikator  keberhasilan  yang  terukur  akan  membantu  Indonesia  mewujudkan pencapaian target‐target MDGs tersebut. 

Esensi PNPM Mandiri 

PNPM  Mandiri  adalah  program  nasional  penanggulangan  kemiskinan  berbasis pemberdayaan  masyarakat,  yang  dilaksanakan melalui  harmonisasi  dan  pengembangan sistem,  serta  mekanisme  dan  prosedur  program,  penyediaan  pendampingan  dan pendanaan  stimulan  untuk  mendorong  prakarsa  dan  inovasi  masyarakat  dalam  upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. Pemberdayaan masyarakat dimaksudkan untuk menciptakan dan meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup,  kemandirian  dan  kesejahteraannya.  Pemberdayaan  masyarakat  memerlukan keterlibatan  yang  besar  dari  perangkat  pemerintah  daerah  serta  berbagai  pihak  untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang telah dicapai. 

Tujuan  yang  ingin dicapai dalam program;  pertama  adalah meningkatnya  kesejahteraan dan  kesempatan  kerja masyarakat  miskin  secara  mandiri.  Kedua,  adalah  meningkatkan partisipasi  seluruh  masyarakat,  termasuk  masyarakat  miskin,  kelompok  perempuan, komunitas  adat  terpencil  dan  kelompok  masyarakat  lainnya  yang  rentan  dan  sering terpinggirkan;  ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan, Ketiga,  untuk  meningkatkan  kapasitas  kelembagaan  masyarakat  yang  mengakar, representatif dan akuntabel. Keempat, adalah untuk meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,  terutama masyarakat miskin, melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro‐poor). Tujuan  kelima  adalah  meningkatkan  sinergi  masyarakat,  pemerintah  daerah,  swasta, asosiasi,  perguruan  tinggi,  lembaga  swadaya  masyarakat,  organisasi  masyarakat  dan kelompok peduli lainnya untuk mengefektifkan upaya‐upaya penanggulangan kemiskinan. Keenam,  adalah  untuk  meningkatkan  keberadaan  dan  kemandirian  masyarakat  serta kapasitas  pemerintah  daerah  dan  kelompok  peduli  setempat  dalam  menanggulangi kemiskinan di wilayahnya. Ketujuh, adalah untuk meningkatkan modal sosial masyarakat yang  berkembang  sesuai  dengan  potensi  sosial  dan  budaya  serta  untuk  melestarikan kearifan lokal. Kedelapan, adalah meningkatkan inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat. 

Bentuk dan Pola Implementasi 

Dalam  implementasi  program  yang  berbasis  masyarakat  ini,  Kecamatan  ditempatkan sebagai  fokus  program  untuk  mengharmonisasikan  perencanaan,  pelaksanaan  dan pengendalian  program.  Selanjutnya  memberikan  posisi  kepada  masyarakat  sebagai penentu  atau  pengambil  kebijakan  serta  pelaku  utama  pembangunan  di  tingkat  lokal.

Page 29: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  3P a 

Dalam  konteks  ini,  selalu  mengutamakan  nilai‐nilai  universal  dan  budaya  lokal  dalam proses  pembangunan  partisipatif  serta  menggunakan  pendekatan  pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan karakteristik sosial, budaya dan geografis setempat. 

Ruang  lingkup  kegiatan  PNPM  Mandiri  pada  dasarnya  terbuka  bagi  semua  kegiatan penanggulangan  kemiskinan  yang  diusulkan  dan  disepakati  masyarakat,  yang  meliputi: penyediaan dan perbaikan prasarana/sarana lingkungan permukiman, sosial dan ekonomi secara kegiatan padat karya. Penyediaan sumberdaya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin. Perhatian yang lebih besar diberikan bagi kaum perempuan untuk memanfaatkan dana bergulir ini serta kegiatan‐kegiatan lainnya yang terkait dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia, terutama  yang  bertujuan  mempercepat  pencapaian  target  MDGs.  Termasuk  dalam lingkup  kegiatan  ini  adalah  upaya  peningkatan  kapasitas masyarakat  dan  pemerintahan lokal melalui penyadaran kritis, pelatihan ketrampilan usaha, manajemen organisasi dan keuangan serta penerapan tata pemerintahan yang baik. 

Proses Pembelajaran dan Peningkatan Kapasitas 

Untuk  mendukung  rangkaian  kegiatan  yang  ada,  disediakan  dana  pendukung  kegiatan pembelajaran  masyarakat,  pengembangan  relawan  dan  operasional  pendampingan masyarakat serta untuk fasilitator, pengembangan kapasitas, mediasi dan advokasi. Peran fasilitator  terutama  pada  saat  awal  pemberdayaan,  sedangkan  relawan  masyarakat utamanya  adalah  sebagai  motor  penggerak  masyarakat  di  wilayahnya.  Komponen Bantuan  Langsung Masyarakat  (BLM)  adalah  sebagai  dana  stimulan  keswadayaan,  yang diberikan  kepada  kelompok  masyarakat  untuk  membiayai  sebagian  kegiatan  yang direncanakan  oleh masyarakat;  dalam  rangka  meningkatkan  kesejahteraan  masyarakat, terutama kelompok miskin. 

Peningkatan kapasitas pemerintahan dan pelaku  lokal  adalah  serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan pelaku  lokal/kelompok peduli lainnya, agar mampu menciptakan kondisi yang kondusif serta sinergi yang positif bagi masyarakat (terutama kelompok miskin) dalam menjalani kehidupannya secara layak. Kegiatan  terkait  dalam  komponen  ini  diantaranya  adalah  seminar,  pelatihan,  lokakarya, kunjungan lapangan yang dilakukan secara selektif. Komponen bantuan pengelolaan dan pengembangan program, meliputi  kegiatan‐kegiatan  untuk mendukung  pemerintah dan berbagai  kelompok  peduli  laiinnya  dalam  pengelolaan  kegiatan;  yang  didalamnya termasuk  penyediaan  konsultan  manajemen,  pengendalian  kualitas,  evaluasi  dan pengembangan program. 

Dukungan terhadap Deklarasi Millenium 

Dalam konteks international dan global, PNPM Mandiri juga diarahkan untuk mendukung sasaran‐sasaran  yang  telah  dirumuskan  dan  ditetapkan  dalam  Deklarasi  Millenium. Deklarasi  yang  ditandatangani  di  New  York,  pada  bulan  September  2000  dalam momentum Millenium  Summit,  dengan  dihadiri  oleh  189  negara  anggota  Perserikatan Bangsa‐Bangsa; dimana sebanyak 147 negara diwakili  langsung oleh Kepala Negara atau Kepala  Pemerintahan  masing‐masing.  Deklarasi  Millenium  mencakup  masalah‐masalah

Page 30: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  4P a 

yang  berkaitan  dengan  perdamaian,  pembangunan  keamanan;  termasuk  di  dalamnya lingkungan hidup, perlindungan bagi  kelompok‐kelompok  lemah, hak asasi manusia dan kepemerintahan,  yang  selanjutnya  dikembangkan  menjadi  tujuan  pembangunan  secara saling  berhubungan  satu  dengan  yang  lain  sebagai  agenda  global,  dimana  kemudian dikenal denganMillenium Development Goals (MDGs). 

Terdapat  delapan  tujuan/sasaran  pembangunan  yang  ingin  dicapai  selama  perioda Millenium Ketiga ini, meliputi: 

(1)  Penghapusan  Kemiskinan  dan  Kelaparan  yang  sangat  ekstrim  (Eradicate  Extreme Poverty and Hunger), 

(2)  Mencapai  ketersediaan  Pendidikan  Dasar  secara  universal  (Achieve  Universai  Basic Education), 

(3)  Mendorong  Kesetaraan  Gender  dan  Pemberdayaan  Perempuan  (Promote  Gender Equality and Empower Women), 

(4)  Mengurangi Tingkat Kematian Anak (Reduce Child Mortality), 

(5)  Meningkatkan Kesehatan Ibu (Improve Maternal Health), 

(6)  Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Lainnya (Combat HIV/AIDS, Malaria and Other Diseases), 

(7)  Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup (Ensure Environmental Sustainability), 

(8)  Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan (Develop Global Partnership for Development). 

Tujuh urutan pertama MDGs di atas, telah diterjemahkan ke dalam sasaran‐sasaran yang dapat  diukur  pencapaiannya  dan  hasilnya  dapat  digunakan  sebagai  ukuran  serta diperbandingkan secara internasional.  Sasaran‐sasaran pembangunan yang ditetapkan di dalam MDG  juga  tidak hanya sebagai    tujuan yang harus dicapai oleh pemerintah pusat masing‐masing  negara,  tetapi  harus  menjadi  tujuan  pembangunan  bagi  seluruh stakeholders; termasuk  Pemerintah Daerah, Parlemen, Masyarakat Warga (Civil Society), media massa dan stakeholders lainnya. 

A.2  Visi, Misi dan Tujuan Program 

Visi PNPM Mandiri Perdesaan 

Visi  jangka  panjang  yang  dibangun  dalam  PNPM  Mandiri  Perdesaan,  adalah  untuk mencapai kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin di wilayah perdesaan. 

Kesejahteraan  diartikan  sebagai  pemenuhan  terhadap  kebutuhan  dasar masyarakat  dan kemandirian  diterjemahkan  sebagai  kemampuan  untuk  mengorganisasikan  diri  dalam memobilisasi sumber daya yang tersedia di lingkungannya, kemampuan untuk mengakses sumber  daya  yang  berada  di  luar  lingkungannya  dan  mengelola  seluruh  sumber  daya tersebut untuk menyelesaikan persoalan‐persoalan kemiskinan yang ada.

Page 31: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  5P a 

Misi PNPM Mandiri Perdesaan 

Misi  PNPM  Mandiri  Perdesaan,  dalam  tataran  waktu  5  (lima)  s/d  6  (enam)  tahun  ke depan, adalah untuk membantu dan memfasilitasi upaya‐upaya: 

(a)  Mengembangkan kapasitas/kemampuan masyarakat dan kelembagaan‐kelembagaan masyarakat yang ada di dalamnya. 

(b)  Pelembagaan sistem pembangunan partisipatif. 

(c)  Penguatan peran dan fungsi‐fungsi Pemerintah Daerah. 

(d)  Meningkatkan prasarana dasar sosial‐ekonomi masyarakat. 

(e)  Memperluas jaringan kerja untuk kemitraan pembangunan. 

Misi tersebut di atas merupakan penerjemahan dari Visi yang telah ditetapkan oleh PNPM Mandiri  Perdesaan  dalam  batasan  kerangka waktu  tertentu  untuk  perioda  5  ‐  6  tahun, sampai  dengan  tahun  2015,  dan  diharapkan  dapat  direalisasikan  secara  konsisten  dan bertahap  dalam perioda waktu  tersebut. Misi  ini  dapat  ditinjau  dan  dievaluasi  kembali setiap  jangka waktu paling  lama 2 s/d 3 tahun, serta dapat dirubah atau disempurnakan jika kondisi  lingkungan mendorong atau menghendaki dilakukannya perubahan terhadap misi tersebut karena kemungkinannya sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan dan dinamika yang terjadi. 

Tujuan Program 

Tujuan Umum PNPM Mandiri Perdesaan,  adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan  kerja bagi masyarakat miskin  di perdesaan melalui  penguatan kemandirian masyarakat dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. 

Tujuan Khusus PNPM Mandiri Perdesaan, meliputi: 

(a)  Meningkatkan  partisipasi  masyarakat,  terutama  kelompok  miskin  dan  perempuan, dalam  merencanakan  proses  pengambilan  keputusan,  implementasi,  pemantauan dan pemeliharaan hasil‐hasil pembangunan. 

(b)  Melembagakan  pengelolaan  pembangunan  partisipatif,  dengan  memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia. 

(c)  Memperkuat  kapasitas  pemerintah  daerah  dalam  mem‐fasilitasi  pengelolaan pembangunan partisipatif. 

(d)  Menyediakan prasarana dasar sosial dan ekonomi, yang merupakan prioritas tertinggi sesuai dengan putusan masyarakat. 

(e)  Melembagakan pengelolaan dana bergulir. 

(f)  Mendorong/mempromosikan kerjasama antar desa. 

(g)  Mengembangkan  kerjasama  diantara  pelaku/stakeholder,  terkait  dengan  upaya penanggulangan kemiskinan masyarakat perdesaan.

Page 32: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  6P a 

A.3  Sasaran dan Komponen Program 

Sasaran Strategis PNPM Mandiri Perdesaan 

Sasaran yang diharapkan dapat dicapai dalam jangka waktu 6 tahun mendatang (sampai dengan  akhir  tahun  2015),  terkait  dengan  perumusan  Visi,  Misi  dan  Tujuan  Program, diindikasikan sebagai berikut: 

Sasaran Strategis Jangka Pendek (s/d 2011) 

Sasaran jangka pendek PNPM Mandiri Perdesaan adalah terkelolanya pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan secara efektif dan efisien di setiap tahun anggaran s/d 2011.  Sasaran strategis jangka pendek dimaksud diukur melalui capaian‐capaian berikut: 

(1)  Telah  ditetapkannya  lokasi  dan  alokasi  program sebelum penyusunan  DIPA  PNPM Mandiri Perdesaan. 

(2)  Tersusunnya  DIPA  PNPM  Mandiri  Perdesaan  sebelum  bulan  Januari  tahun berikutnya. 

(3)  Tersedianya  technical  assistance  (bantuan  teknis)  ke  kabupaten  dan  kecamatan lokasi program untuk didayagunakan mendampingi proses pelaksanaan program. 

(4)  Tersedianya  tenaga  spesialis  dan  fasilitator  secara  penuh  pada  setiap  bulan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. 

(5)  Tersalurkannya  Dana  Operasional  Kegiatan  (DOK)  ke  kecamatan  lokasi  program untuk digunakan membiayai kegiatan perencanaan pembangunan secara partisipatif dan pelatihan masyarakat. 

(6)  Terselenggaranya perencanaan pembangunan secara partispatif dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. 

(7)  Terselenggaranya pelatihan masyarakat yang dilaksanakan secara swakelola. 

(8)  Tersalurkannya  dana  Bantuan  Langsung  Masyarakat  (BLM)  ke  kecamatan  lokasi program secara efektif dan efisien untuk dimanfaatkan sebagai biaya pembangunan infrastruktur perdesaan, sarana/prasarana kesehatan, sarana/prasarana pendidikan dan modal simpan pinjam untuk kelompok perempuan. 

(9)  Terselenggaranya kegiatan pembangunan infrastruktur perdesaan, sarana/prasarana kesehatan,  sarana/prasarana  pendidikan  serta  penyaluran  modal  simpan  pinjam untuk kelompok perempuan yang dilaksanakan secara swakelola. 

(10)  Terlaksananya penanganan masalah dan pengaduan masyarakat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. 

(11)  Terlaksananya pengawasan pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. 

(12)  Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. 

(13)  Terlaksananya  pembentukan  dan  penguatan  lembaga‐lembaga  masyarakat  di tingkat desa yaitu Tim Pelaksana Kegiatan (TPK). 

(14)  Terlaksananya  fasilitasi  pemerintah  desa  untuk  terlibat  aktif  dalam  pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. 

(15)  Terlaksananya  pembentukan  dan  penguatan  lembaga‐lembaga  masyarakat  di tingkat  antar  desa  yaitu  Badan  Kerjasama  Antar  Desa  (BKAD)  dan  Unit  Pengelola Kegiatan (UPK.

Page 33: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  7P a 

(16)  Terlaksananya  pembentukan  kader‐kader  pemberdayaan masyarakat  desa  (KPMD) di tingkat desa dan antar desa 

(17)  Terlaksananya  pembentukan  kader‐kader  pemberdayaan masyarakat  atau  disebut setrawan  pemberdayaan  masyarakat  di  lingkungan  pemerintah  provinsi  dan kabupaten 

(18)  Terlaksananya  pembinaan  kader‐kader  pemberdayaan  masyarakat  secara  efektif dan efisien. 

(19)  Terlaksananya  fasilitasi  kepada  Pemerintah  Provinsi  dan  Pemerintah  Kabupaten khususnya  Tim  Koordinasi  Penanggulangan  Kemiskinan  (TKPK)  untuk mendayagunakan  pengalaman‐pengalaman  yang  baik  (good  practises)  pendekatan pemberdayaan  masyarakat  sebagai  hasil  pelaksanaan  PNPM  Mandiri  ke  dalam perencanaan pembangunan partisipatif yang dikelola secara. 

(20)  Terlaksananya  fasilitasi  kepada  Pemerintah  Provinsi  dan  Pemerintah  Kabupaten untuk  meningkatkan  kapasitas  aparat  pemerintah  daerah  berkaitan  dengan kemampuan mengelola pendekatan pemberdayaan masyarakat. 

(21)  Telaksananya fasilitasi kepada BKAD dan masyarakat desa untuk meminta dukungan politik  DPRD  terhadap  pendekatan  pemberdayaan masyarakat  dalam pelaksanaan pembangunan di kabupaten. 

Sasaran Strategis Jangka Menengah (s/d 2013) 

Sasaran  jangka  menengah  PNPM  Mandiri  Perdesaan  adalah  terciptanya  prasyarat‐ prasyarat  dasar  bagi  terwujudnya  kesejahteraan  dan  kemandirian  masyarakat  desa sebagai hasil pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. Sasaran  strategis  jangka menengah dimaksud diukur melalui capaian‐capaian strategis berikut: 

(1)  Terlembagakannya  penyaluran  dana  pembangunan  melalui  mekanisme  dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). 

(2)  Terlembagakannya pembangunan perdesaan serta penyaluran modal simpan pinjam untuk usaha ekonomi yang dilaksanakan secara swakelola. 

(3)  Terlembagakannya  penanganan  masalah  dan  pengaduan  masyarakat  dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. 

(4)  Terlembagakannya pengawasan pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. 

(5)  Terlembagakannya monitoring dan evaluasi kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. 

(6)  Terlembagakannya  pembentukan  dan  penguatan  lembaga‐lembaga  masyarakat  di tingkat desa yaitu Tim Pelaksana Kegiatan (TPK). 

(7)  Telembagakannya  peran  pemerintah  desa  dalam  pelaksanaan  PNPM  Mandiri Perdesaan. 

(8)  Terlembagakannya  organisasi  masyarakat  di  tingkat  antar  desa  yaitu  Badan Kerjasama  Antar  Desa  (BKAD)  dan  Unit  Pengelola  Kegiatan  (UPK)  yang  mampu mengelola perencanaan pembangunan secara partisipatif maupun mengelola secara mandiri  pendayagunaan  dana  pembangunan  yang  disalurkan  melalui  mekanisme dana bantuan langsung masyarakat. 

(9)  Tersedianya  kader‐kader  pemberdayaan  masyarakat  desa  (KPMD)  di  tingkat  desa dan  antar  desa  yang  mampu  mendampingi  masyarakat  dalam  mengelola

Page 34: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  8P a 

perencanaan  pembangunan  secara  partisipatif  maupun  mengelola  secara  mandiri pendayagunaan  dana  pembangunan  yang  disalurkan  melalui  mekanisme  dana bantuan langsung masyarakat. 

(10)  Tersedianya  kader‐kader  pemberdayaan  masyarakat  atau  disebut  setrawan pemberdayaan masyarakat di  lingkungan pemerintah provinsi dan kabupaten yang mampu  memfasilitasi  masyarakat  dalam  mengelola  perencanaan  pembangunan secara  partisipatif  maupun  mengelola  secara  mandiri  pendayagunaan  dana pembangunan  yang  disalurkan  melalui  mekanisme  dana  bantuan  langsung masyarakat. 

(11)  Terdayagunakannya  pengalaman‐pengalaman  yang  baik  (good  practises) pendekatan pemberdayaan masyarakat sebagai hasil pelaksanaan PNPM Mandiri ke dalam perencanaan pembangunan partisipatif yang dikelola secara. 

(12)  Terselenggaranya pengembangan kapasitas aparat pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten)  selama  pelaksanaan  PNPM  Mandiri  Perdesaan    khususnya  berkaitan dengan kemampuan mengelola pendekatan pemberdayaan masyarakat. 

(13)  Tertingkatkannya  dukungan  politik  DPRD  terhadap  pendekatan  pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. 

Sasaran Strategis Jangka Panjang (s/d 2015) 

Sasaran  jangka  panjang  adalah  terciptanya  kesejahteraan  dan  kemandirian  masyarakat desa  sebagai  hasil  pelaksanaan  PNPM  Mandiri  Perdesaan.  Sasaran  strategis  jangka panjang dimaksud diukur melalui capaian‐capaian strategis berikut: 

(1)  Penyaluran dana pembangunan perdesaan yang berasal dari pemerintah kabupaten, pemerintah  provinsi,  pemerintah  pusat,  dan  swasta    melalui  mekanisme  dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). 

(2)  Pembangunan perdesaan dilaksanakan secara swakelola. 

(3)  Penanganan masalah dan pengaduan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan perdesaan dikelola secara mandiri oleh masyarakat desa dan pemerintah kabupaten. 

(4)  Pengawasan pelaksanaan kegiatan pembangunan perdesaan dikelola secara mandiri oleh masyarakat desa dan pemerintah kabupaten. 

(5)  Monitoring  dan  evaluasi  pembangunan  perdesaan  dikelola  secara  mandiri  oleh masyarakat desa dan pemerintah kabupaten. 

(6)  Lembaga‐lembaga  masyarakat  di  tingkat  desa  yaitu  Tim  Pelaksana  Kegiatan  (TPK) mampu secara mandiri mengelola kegiatan pembangunan desa dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. 

(7)  Pemerintah  desa  mampu  secara  mandiri  mengelola  kegiatan  pembangunan  desa dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. 

(8)  Badan  Kerjasama  Antar  Desa  (BKAD)  dan  Unit  Pengelola  Kegiatan  (UPK)  mampu mengelola perencanaan pembangunan secara partisipatif maupun mengelola secara mandiri  pendayagunaan  dana  pembangunan  yang  disalurkan  melalui  mekanisme dana bantuan langsung masyarakat. 

(9)  Kader‐kader pemberdayaan masyarakat desa (KPMD) di tingkat desa dan antar desa mampu  mendampingi  masyarakat  dalam  mengelola  perencanaan  pembangunan secara  partisipatif  maupun  mengelola  secara  mandiri  pendayagunaan  dana

Page 35: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  9P a 

pembangunan  yang  disalurkan  melalui  mekanisme  dana  bantuan  langsung masyarakat. 

(10)  Kader‐kader  pemberdayaan  masyarakat  atau  disebut  setrawan  pemberdayaan masyarakat di lingkungan pemerintah provinsi dan kabupaten mampu memfasilitasi masyarakat  dalam  mengelola  perencanaan  pembangunan  secara  partisipatif maupun  mengelola  secara  mandiri  pendayagunaan  dana  pembangunan  yang disalurkan melalui mekanisme dana bantuan langsung masyarakat. 

(11)  Perencanaan  pembangunan  partisipatif  terevitalisasi  sebagai  dampak  dari pendayagunaan  pengalaman‐pengalaman  yang  baik  (good  practices)  pendekatan pemberdayaan masyarakat sebagai hasil pelaksanaan PNPM Mandiri. 

(12)  Aparat  pemerintah  daerah  (provinsi  dan  kabupaten)  mengelola  pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan perdesaan di wilayah kerjanya. 

(13)  DPRD  memberi  dukungan  secara  politis  terhadap  pendekatan  pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan perdesaan di wilayah kerjanya. 

Komponen Program 

Terdapat  4  (empat)  komponen  pokok  dalam  implementasi  PNPM  Mandiri  Perdesaan, yang dapat  dijelaskan sebagai berikut: 

Komponen‐1 : Block Grant ke Kecamatan, untuk prasarana produktif dan investasi sosial‐ ekonomi  yang  dapat  diidentifikasi  melalui  proses  perencanaan  partisipatif.  Block  grant dapat dibedakan dalam 2 (dua) bentuk: 

(1)  Block grant untuk mendukung usulan investasi yang disusun oleh desa dan diseleksi melalui konsensus pertemuan antar desa. 

(2)  Block  grant  untuk  mendukung  proses  perencanaan  partisipatif  dan  memastikan bahwa masukan teknis yang memadai untuk implementasi telah diberikan. 

Komponen‐2 :  Fasilitasi/Pendampingan dan Pelatihan, dengan menyediakan jasa advisory teknis dan dukungan bahan/material lainnya; dan juga dalam pemberian pelatihan untuk memperkuat kapasitas lembaga/institusi Pemerintah Daerah. 

Komponen‐3  :  Bantuan  Teknis  dan  Dukungan  Implementasi,  dengan  menyediakan  jasa advisory teknis dan bahan/material lainnya; dan juga menyelenggarakan pelatihan dalam mendukung  implementasi  di  tingkat  Nasional,  Regional/Provinsi  dan  Kabupaten melalui rekrutmen  Fasilitator  teknik  dan  sosial  untuk  melengkapi  pemberian  saran  teknis, pengawasan lapangan dan koordinasi di tingkat lokal dari setiap kegiatan program. 

Komponen‐4  :  Dukungan  untuk  Manajemen  Proyek,  yang  akan  menangani  berbagai berbagai  kegiatan  kritis  di  tingkat  nasional  yang  sangat  dibutuhkan  oleh  pengelolaan program  secara  nasional;  memperkenalkan  pengelolaan  file  secara  elektronik  kepada PMD,  peningkatan  pengelolaan  kantor,  dan menyediakan  15‐20  beasiswa  nasional  dan internasional untuk memenuhi pelatihan keahlian lanjut dalam manajemen, pengendalian fiduciary dan evaluasi untuk staf‐staf kunci PNPM.

Page 36: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  10 P a 

B.  MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM TAHUN 2009 

B.1  Cakupan dan Gambaran Umum Wilayah Sasaran 

Cakupan  wilayah  PNPM  Mandiri  Perdesaan  dari  tahun  ke  tahun  semakin  bertambah. Untuk  tahun  2009  Pemerintah  mengalokasikan  dana  PNPM Mandiri  Perdesaan  kepada 3.905  kecamatan  di  342  Kabupten  yang  tersebar  di  30  Provinsi.  Cakupan  wilayah penanganan pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 75% dari  cakupan wilayah penanganan tahun 2008. 

Tabel ‐ 1.1 Perkembangan Lokasi PNPM mandiri Perdesaan 

Cakupan Wilayah Level Pemerintahan  1998 – 2003  2004 ‐ 2008  2009 

Total s/d tahun  2009 

Provinsi  32  30  30  32 Kabupaten  348  335  342  348 Kecamatan  2.668  2.230  3.905  3.905 

Desa  42.319  34.032  50.201  50.201 

B.2  Besaran  Alokasi dan Sumber Pendanaan 

Untuk kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan tahun 2009, pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp 6.323.957.500.000 yang bersumber dari APBN dan partisipasi daerah melalui APBD  dalam  bentuk  Dana  Daerah  Untuk  Program  Bersama  disingkat  DDUPB.  Adapun alokasi  dana  dari  APBN  bersumber  dari  Rupiah  Murni  dan  dari  Pinjaman  Luar  Negeri dalam bentuk  Loan.  Jumlah  Alokasi  dana  tersebut  di  luar  program  Pola  Khusus  Respek Papua dan Papua Barat, R2PN ‐ Pulau Nias serta Program‐program pendukung lainnya. 

Tabel ‐ 1.2 Jumlah Anggaran dan Sumber Dana PNPMMandiri Perdesaan tahun 2009 

B.3  Tata Laksana Organisasi Pengelolaan 

Program  PNPM  Mandiri  Perdesaan  dikelola  oleh  pemerintah  bekerjasama  dengan pemerintah  daerah  dan  melibatkan  pihak  swasta  sebagai  konsultan,  tenaga  ahli  dan fasilitator  serta  mengedepankan  keterlibatan  masyarakat  dalam  setiap  tahapan implementasinya.  Pada  level  Nasional/Pusat,  sebagai  institusi  pengelola  (Executing Agency)  adalah  Direktorat  Jenderal  Pemberdayaan  Masyarakat  dan  Desa,  Kementerian 

Alokasi Anggaran PNPM Mandiri Perdesaan tahun 2009 (dalam Rupiah) 

Sumber Dana APBN Jumlah Keseluruhan 

Sumber Dana APBD Rupiah Murni  Pinjaman/Loan 

6.323.957.500.000  1.285.987.500.000  3.800.603.572.000  1.237.366.428.000

Page 37: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  11 P a 

Dalam Negeri;  yang berperan  sebagai  Sekretariat Pembinaan PNPM Mandiri Perdesaan Pusat.  Selain  itu,  di  level  pusat  dibentuk  Tim  Pengendali  yang  dikoordinasi  oleh Kementerian  Koordinator  Kesejahteraan Rakyat  (Menkokesra).  Disamping  itu  pada  level pusat  juga disediakan  jasa konsultan dan tenaga ahli yang dinamakan dengan Konsultan Manajemen Nasional (KMN/NMC). 

Untuk  level  Regional  disediakan  jasa  konsultan  yang  disebut  dengan  Regional Management Consultant (RMC) atau Konsultan Manajemen Regional, yang dibagi menjadi 6  wilayah  kerja  regional  meliputi  regional‐1  sampai  dengan  regional‐6  dengan  masing‐ masing membawahi beberapa Provinsi. Di setiap tingkatan Provinsi, dibentuk Satuan Kerja (Satker)  PNPM  Mandiri  Perdesaan  Provinsi  yang  diposisikan/dilekatkan  pada  Badan Pemberdayaan  Masyarakat  dan  Desa  (BPMD)  Provinsi  atau  lembaga  lain  yang bertanggung  jawab dalam urusan pemberdayaan masyarakat di Provinsi.  Satker Provinsi dimaksud,  selain  sebagai  penanggung  jawab  pelaksanaan  kegiatan  PNPM  Mandiri Perdesaan  di  Provinsi,  juga  sebagai  pelaksana  kegiatan Dekonsentrasi  untuk  pengadaan Fasilitator  Kabupaten  serta  Fasilitator  Kecamatan.  Dalam  rangka  mendukung implementasi kegiatan pada level Provinsi, dibentuk unit konsultan dan tenaga ahli yang dikoordinasi  oleh  seorang  Koordinator  Provinsi  (Korprov);  yang  direkrut  oleh  masing masing Regional Management Consultant (RMC). 

Di  tingkat  Kabupaten  juga  dibentuk  Satuan  Kerja  PNPM Mandiri  Perdesaan  Kabupaten, yang  bertugas  sebagai  pelaksana  kegiatan  Tugas  Pembantuan;  dimana  seluruh  dana Bantuan  Langsung  Masyarakat  (BLM)  Kabupaten  serta  dana  pendukung  berupa  Dana Operasional  Kegiatan  (DOK)  ditempatkan  pada  DIPA  Tugas  Pembantuan  (TP).  Guna menjalankan  kegiatan  teknis  di  lapangan,  pada  level  Kabupaten  ditempatkan  tenaga Fasilitator  Kabupaten  sebanyak  3  orang  per  kabupaten  meliputi  Fasilitator (Pemberdayaan)  Kabupaten,  Fasilitator  Teknik  Kabupaten  dan  Fasilitator  Keuangan Kabupaten. 

Pada  level  Kecamatan,  untuk  masing‐masing  kecamatan,  diinisiasi  dan  dikembangkan organisasi  kerja masyarakat  yang  disebut  dengan  Badan  Kerjasama  Antar  Desa  (BKAD); yang berdasarkan mekanisme Musyawarah Antar Desa (MAD), memilih dan menetapkan antara lain: Unit Pengelola Kegiatan (UPK), Badan Pemeriksa UPK (BP‐UPK), Tim Verifikasi dan  Pendamping  Lokal,  yang  seluruhnya  berasal  dari  unsur  Masyarakat.  Di  level Kecamatan  selain Camat  sebagai  penanggung  jawab pembinaan kegiatan,  juga dibentuk Penanggung  Jawab  Operasional  Kegiatan  (PjOK)  yang  berasal  dari  unsur  pemerintah  di level  kecamatan.  Untuk  melakukan  fasilitasi  terhadap  implementasi  kegiatan  di  tingkat Kecamatan  dan  Desa,  maka  pada  setiap  Kecamatan  ditempatkan  2  orang  fasilitator; masing‐masing  sebagai  Fasilitator  Kecamatan  dan  Fasilitator  Teknik  (dengan  latar belakang Khusus berpendidikan Teknik Sipil). Pada level Desa, selain Kepala Desa sebagai penanggung  jawab  pembinaan  kegiatan di desa,  dibentuk  Tim Pengelola  Kegiatan  (TPK) yang dibantu oleh 2  (dua) orang Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan Tim Khusus yang berfungsi untuk memantau seluruh tahapan kegiatan di tingkat Desa.

Page 38: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  12 P a 

B.4  Keterlibatan Pemerintah Daerah 

Pemerintah Daerah, baik Provinsi maupun Kabupaten, terlibat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri  Perdesaan  dalam  kapasitasnya  sebagai  pelaksana  kegiatan  Dekonsentrasi maupun Tugas Pembantuan. Sebagai pelaksana tugas Dekonsentrasi, pemerintah Provinsi melalui  Satuan  Kerja  PNPM  Mandiri  Perdesaan  Provinsi,  berperan  melaksanakan rekrutmen  dan  menanda‐tangani  kontrak  kerja  terhadap  Fasilitator  Kabupaten  dan Fasilitator  Kecamatan  berdasarkan  Standard  Operating  and  Procedure  (SOP)  yang  telah ditetapkan  oleh  Satker  PNPM Mandiri  Perdesaan  Pusat.  Selain  itu  pemerintah  Provinsi juga wajib menganggarkan  dana pembinaan minimal 1% dari  pagu  dana  PNPM Mandiri Perdesaan di Provinsi yang bersangkutan. 

Pemerintah  Kabupaten  melalui  Satuan  Kerja  PNPM  Mandiri  Perdesaan  Kabupaten, bertindak sebagai pelaksana kegiatan Tugas Pembantuan yang bertanggung jawab untuk menyalurkan dana Bantuan Langsung Masyarakat  (BLM) dan Dana Operasional Kegiatan (DOK); berdasarkan  aturan‐aturan dan  pedoman  kerja  serta  petunjuk  pelaksanaan  yang ditetapkan oleh pemerintah atau yang ditetapkan oleh Satker PNPM Mandiri Pusat. Selain berpartisipasi menyediakan dana BLM, sesuai dengan kemampuan kapasitas Fiskal masing masing daerah yang disebut Dana Daerah Untuk Program Bersama (DDUPB), pemerintah Kabupaten juga wajib menyediakan Dana Pembinaan; minimal 5% dari jumlah BLM yang dialokasikan di masing‐masing Kabupaten. 

B.5  Dukungan Bantuan Teknis Konsultan 

Dalam  kerangka  melakukan  bimbingan  teknis  dan  memastikan  pelaksanaan  kegiatan sesuai  dengan  prinsip‐prinsip  program  serta  sebagai  pihak  yang  mengemban  amanat pemberdayaan masyarakat dalam setiap tahapan  implementasi kegiatan, PNPM Mandiri Perdesaan  menyediakan  bantuan  teknis  konsultan  dan  fasilitator,  mulai  dari  level Nasional, Regional, Provinsi, Kabupaten serta Kecamatan. Simultan dengan bertambahnya jumlah lokasi kegiatan serta meningkatnya jumlah dana yang beredar di masyarakat, maka kebutuhan akan tenaga fasilitator juga meningkat. 

Pada tahun 2009 jumlah kebutuhan fasilitator khusus untuk PNPM Mandiri Perdesaan dari level  Kabupaten  hingga  Kecamatan,  sebanyak  11.059  orang.  Sedangkan  kebutuhan seluruh konsultan dan fasilitator termasuk fasilitator untuk program Pola Khusus Respek Papua  dan  Papua  Barat,  R2PN‐Pulau  Nias  serta  Program‐program  pendukung  lainnya, mencapai 11.588 orang. 

Selain  itu  pada  level  Kecamatan  juga  ditetapkan  seorang  Pendamping  Lokal,  yang jumlahnya  mencapai  3.905  orang;  dan  di  level  Desa  juga  ditetapkan  minimal  2  orang Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), yang jumlahnya mencapai 100.402 orang. 

Tabel‐1.3  berikut  memberikan  ilustrasi  tingkat  perkembangan  jumlah  Konsultan  dan Fasilitator  PNPM  Mandiri  Perdesaan/PPK  secara  terinci,  selama  perioda  6  tahun  dari tahun 2004 s/d tahun 2009.

Page 39: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  13 P a 

Tabel ‐ 1.3 Perkembangan Konsultan dan Fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan 

(dalam Jumlah Orang) 

Konsultan dan Fasilitator  2004  2005  2006  2007  2008  2009 

Konsultan Manajemen Nasional  31  29  37  69  35  56 

Konsultan Manajemen Regional  98  98  ‐  ‐  ‐  18 

Konsultan Manajemen Provinsi  ‐  ‐  125  167  155  ‐ 

Koordinator dan Spesialis Provinsi  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  245 

Konsultan Pendamping UPK  ‐  ‐  78  59  51  ‐ 

Konsultan Manajemen Kabupaten  348  445  417  658  675  ‐ 

Fasilitator Kabupaten  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  1.249 

Fasilitator Kecamatan  2.210  3.278  2.870  3.789  5.325  9.810 

Fasilitator Informasi  ‐  ‐  44  44  33  ‐ 

Fasilitator Pilot Pendidikan  ‐  ‐  19  19  19  ‐ 

Fasilitator PNPM – Generasi  ‐  ‐  ‐  254  234  189 

Fasilitator PNPM – SADI  ‐  ‐  ‐  ‐  21  21 

Jumlah Konsultan dan Fasilitator  2.687  3.850  3.590  5.061  6.670  11.588 

Jumlah Fasilitator Desa / KPMD  ±39.890  ±39.890  ±39.890  ±44.248  ±66.248  ±100.402 

B.6  Program Pola Khusus dan Program Pendukung 

Mengingat adanya karakterteristik dan situasi khusus pada lokasi wilayah tertentu, maka PNPM Mandiri Perdesaan juga mengalokasikan Program Pola Khusus yang dilaksanakan di Provinsi  Papua  dan  Papua  Barat,  berupa  Program  Rencana  Strategis  Pengembangan Kampung disingkat dengan Program Respek; serta Program Rekonstruksi dan Rehabilitasi Pulau Nias, yang disingkat R2PN khusus untuk Pulau Nias di Provinsi Sumatera Utara. 

Disamping  itu, beberapa  Program Pendukung  juga  dijalankan dalam  rangka mendukung efektivitas  capaian  kinerja  program  di  bidang  tertentu.  Program  pendukung  tersebut meliputi: PNPM‐Pasca Bencana (Post Disaster), PNPM Generasi Sehat dan Cerdas (PNPM‐ Generasi),  PNPM  Agribisnis  Perdesaan  (PNPM‐SADI)  serta  Program  Peningkatan  Sistem Pembangunan Partisipatif (P2SPP). 

Uraian  tentang  jenis‐jenis  program  pola  khusus  dan  program  pendukung,  termasuk cakupan jumlah lokasi dan pagu anggarannya, ditabulasikan secara ringkas pada Tabel‐1.4 berikut.

Page 40: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  14 P a 

Tabel ‐ 1.4 Progam Pola Khusus dan Program Pendukung PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2009 

Lokasi Jenis Program Pola Khusus dan 

Pendukung  Provinsi  Kabupaten  Kec./Distrik Pagu Anggaran 

(Rupiah) 

Respek  2  28  436  407.200.000.000 

R2PN  1  2  5  32.674.000.000 

Generasi  5  21  164  321.700.000.000 

PNPM Pasca Bencana  1  1  16  30.700.000.000 

PNPM Agribisnis‐ Perdesaan (SADI) 

4  10  24  1.764.100.000 

P2SPP  8  10  93  68.500.000.000 

Catatan : untuk   Program R2PN dan SADI  tahun 2009 hanya melanjutkan kegiatan tahun sebelumnya dan pagu dana yang disediakan pada tahun 2009 hanya untuk Dana Operasional Kegiatan (DOK).

Page 41: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  15 P a 

PENCAPAIAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN 2009 

A.  TINJAUAN MENYELURUH HASIL IMPLEMENTASI 

A.1  Hasil Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan s/d 2009 

Implementasi  PNPM Mandiri  telah berlangsung  selama hampir 3 tahun anggaran  (2007, 2008  dan  2009),  dimana  kegiatannya  mulai  dilaksanakan  sejak  bulan  April  2007 bersamaan dengan Launching PNPM Mandiri oleh Presiden di Kota Palu. Selanjutnya sejak bulan  Mei  2007,  konsultan  dan  fasilitator  pendamping  secara  bertahap  juga  telah dimobilisasi  oleh  Direktorat  Jenderal  Pemberdayaan  Masyarakat  dan  Desa  (PMD), Kementerian Dalam Negeri; dengan tujuan utama untuk membantu tugas‐tugas executing agency  dan  Direktorat  Kelembagaan  dan  Pelatihan  Masyarakat  dalam  operasionalisasi PNPM‐PPK, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Pelaksanaan kegiatan selama tahun  2007,  disebut  sebagai  tahapan  persiapan  awal  mengingat  waktu  yang  tersedia untuk  merealisasikan  langkah  kegiatan  sangat  terbatas  (efektif  sekitar  8  bulan)  dan bersifat  mendesak.  Untuk  pelaksanaan  kegiatan  PNPM‐PPK  selama  tahun  2007,  lebih disebut  sebagai  fase  pengenalan  awal  kepada  masyarakat,  dengan  memberikan pemahaman lanjut dalam merealisasikan seluruh langkah‐langkah kegiatan yang ada pada siklus/alur  tahapan  PPK  secara  menyeluruh;  baik  untuk  pengorganisasian  dan pemberdayaan  masyarakat  maupun  untuk  penguatan  peran  pemerintah  daerah, termasuk diperkenalkannya intervensi baru melalui pendekatan PNPM (Program Nasional Pemberdayaan  Masyarakat)  Mandiri.    Selanjutnya,  pelaksanaan  kegiatan  PNPM‐PPK selama tahun 2008 disebut sebagai tahapan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan tahun 2008,  dengan  memberikan  wacana  serta  kemampuan  untuk  mengoperasionalkan kebijakan  dan  konsep  dari  pihak  pemerintah  pusat  terkait  program  pemberdayaan masyarakat yang bersifat nasional; melalui fasilitasi dan pengorganisasian seluruh pelaku kegiatan  pengentasan  kemiskinan  secara  komprehensif  dan  terintegrasi,  khususnya  di tingkat perdesaan. 

Realisasi  kegiatan  implementasi  PNPM  Mandiri  Perdesaan  sampai  dengan  akhir  tahun 2009  telah  menunjukkan  beberapa  kecenderungan  maupun  indikasi  yang  cukup signifikan,  baik  dalam  pengertian  positif  ataupun  dalam  makna  terjadinya  berbagai kendala  maupun  hambatan  yang  dapat  mengarah  kepada  tidak  maksimalnya  tingkat keberhasilan pencapaian. Dalam kurun waktu implementasi PNPM sekitar 3 tahun, selama 2007  s/d  2009,  PNPM Mandiri  Perdesaan  telah  dapat merealisasikan  secara  kuantitatif beberapa  capaian  kinerja  kegiatan  yang  sangat memberikan  harapan  dan motivasi bagi seluruh pelaku yang terlibat. Sebanyak  3.905 kelembagaan di tingkat masyarakat (BKAD) telah  berhasil  diorganisasikan  dan  diperkuat  selama  perioda  tersebut,  dengan  jumlah pengurus  kelembagaan  dan  pengurus  unit  pelaksana  kegiatan  (UPK‐UPK)  yang  terlibat sekitar  74.005  orang  (32.562  orang  adalah  perempuan).  Di  samping  itu  sekitar

Page 42: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  16 P a 

100.402  orang  secara  sukarela  bergabung  sebagai  Kader  Pendamping Masyarakat  Desa (KPMD),  dengan  fungsi  menjadi  kader/relawan  di  tingkat  masyarakat  untuk  urusan penanganan  dan  penanggulangan  kemiskinan  secara  berkelanjutan,  serta  sekitar 2.181.200 orang di tingkat masyarakat (2.118.800 orang di tingkat desa dan 62.320 orang di  tingkat  kecamatan)  yang  telah  mendapatkan  penguatan  kapasitas  melalui  kegiatan pelatihan, pendampingan maupun pengarahan di tingkat pelaksanaan lapangan. 

Implementasi  di  tingkat  daerah  sampai  dengan  akhir  tahun  2009,  telah  melibatkan 342  Kabupaten  di  32  Provinsi  di  seluruh  wilayah  Indonesia.  Cakupan  lokasi  sasaran, sampai  dengan  tahun  2009,  yang  meliputi  sebanyak  3.905  Kecamatan  di  wilayah Kabupaten  (2.293  Kecamatan  Reguler/Lama  dan  1.612  Kecamatan  Baru  PNPM Mandiri Perdesaan  2009)  telah memberikan perspektif  positif; dengan  keberhasilan menjangkau sekitar  59,43  juta  jiwa  penduduk  (sekitar  9,9  juta  KK),  dimana  sekitar  31,0  juta  jiwa (5,1 juta KK) adalah termasuk dalam kategori miskin. 

Dari  total  pagu  anggaran  untuk  tahun  2007  s/d  2009  sebesar  Rp  12,046  triliun,  yang berhasil direalisasikan selama 3 tahun pelaksanaan adalah sebesar Rp 11,368 triliun atau sekitar  94,4%;  dengan  sumber  pendanaan  sebesar  Rp  8,861  triliun  (78%)  berasal  dari hibah  pemerintah  pusat  (melalui  APBN  dan  pinjaman  IBRD/IDA),  dan  sebesar Rp 2,507  triliun  (22%) berasal dari  dana pendamping daerah  (APBD/DDUPB). Disamping itu,  diperhitungkan  terdapat  dana  sekitar  Rp  389,531  miliar  (3,4%  dari  total  realisasi anggaran)  yang  merupakan  swadaya  dan  kontribusi  dari  masyarakat  serta  ditambah sekitar  Rp 1,045  triliun  (9,2% dari  total  realisasi  anggaran)  yang merupakan  dana hibah dari donor maupun sumber‐sumber lain. 

Proses implementasi PNPM Mandiri Perdesaan dalam perioda 3 tahun pelaksanaan, telah memberikan  banyak  Lesson  Learned  dan  Best  Practices  (belajar  dari  pengalaman  dan contoh  terbaik  pelaksanaan)  yang  dapat  digunakan  serta  dimanfaatkan  sebagai  bahan kajian maupun pengayaan pemahaman untuk penguatan kapasitas serta penyempurnaan pelaksanaan PNPM Mandiri pada perioda‐perioda mendatang. 

A.2  Komponen dan Lingkup Kegiatan Program tahun 2009 

Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan untuk tahun 2009, secara keseluruhan mencakup beberapa  komponen  dan  lingkup  kegiatan  yang  secara  simultan  dan  bersamaan  telah dimplementasikan  dalam  perioda  tahun  ini.  Secara  terinci,  komponen  dan  lingkup kegiatan program tersebut dapat diindikasikan dan diuraikan sebagai berikut: 

(1)  Komponen Utama program, yang merupakan fokus dan sasaran pokok PNPM Mandiri Perdesaan, meliputi lingkup‐lingkup kegiatan berikut: 

•  Kegiatan  Reguler  PNPM,  yang  merupakan  kegiatan  PNPM  Mandiri  dengan menggunakan pola dan ketentuan normal, sesuai standar yang ada, serta bersifat repetitif. Kegiatan ini dilaksanakan di 342 Kabupaten yang berada di 30 Provinsi, kecuali  Provinsi  Papua  dan  Provinsi  Papua  Barat,  dengan  jumlah  kecamatan mencapai 3.905 Kecamatan.

Page 43: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  17 P a 

•  Kegiatan  PNPM  RESPEK,  yang  merupakan  kegiatan  PNPM  Mandiri  dengan menggunakan pola dan ketentuan khusus dalam rangka mendukung pelaksanaan Otonomi  Khusus  di  Provinsi  Papua  dan  Provinsi  Papua  Barat.  Kegiatan  ini dilaksanakan di 28 Kabupaten yang mencakup 436 Distrik (sebutan kecamatan di Papua). 

(2)  Komponen  Pendukung  program,  yang  merupakan  kegiatan  PNPM  Mandiri  dengan menggunakan  pola  dan  ketentuan  spesifik,  sesuai  dengan  kebutuhan  dan  sasaran tertentu,  serta  umumnya  bersifat  pilot  atau  upaya  untuk  mendukung  kondisi tanggap‐darurat, rehabilitasi maupun revitalisasi. Lingkup kegiatannya meliputi: 

•  Kegiatan  Pilot  PNPM  Generasi,  yang  merupakan  kegiatan  PNPM Mandiri  untuk mendukung peningkatan kualitas sumberdaya manusia, terutama generasi muda, melalui  upaya  peningkatan  kesehatan  balita,  ibu  dan  anak  serta  perbaikan pendidikan  dasar.  Pelaksanaan  PNPM  Generasi  dengan  menggunakan  pola  dan ketentuan  spesifik,  sesuai  standar  khusus  yang  ditetapkan  untuk  kebutuhan Generasi  Sehat  dan  Cerdas  (PTO‐Generasi),  serta  bersifat  repetitif.  Kegiatan  ini dilaksanakan  di  21  Kabupaten  yang  berada  di  5  Provinsi,  dengan  jumlah kecamatan mencapai 164 Kecamatan. 

•  Kegiatan  Pilot  SADI,  merupakan  kegiatan  agribisnis  perdesaan  untuk  bidang pertanian yang mencakup 4 Provinsi, 10 Kabupaten dan 24 Kecamatan. 

•  Kegiatan Khusus PNPM R2PN, merupakan kegiatan untuk melakukan  rehabilitasi dan  rekonstruksi  pasca‐bencana  khusus  untuk  Pulau  Nias  yang  mencakup 2 Kabupaten (Nias dan Nias Selatan) serta 5 Kecamatan. 

•  Kegiatan  Khusus  PNPM  Pasca‐Bencana,  merupakan  kegiatan  spesifik  yang ditujukan  untuk  memberikan  dukungan  kepada  wilayah‐wilayah  yang  terkena bencana; dimana meliputi 1 Kabupaten dan 16 Kecamatan. 

•  Kegiatan  Pilot  P2SPP,  merupakan  kegiatan  yang  bersifat  uji‐coba  untuk mendukung dan mengembangkan pembangunan dan perencanaan partisipatif di tingkat  Desa  dan  Daerah  Kabupaten;  dimana  meliputi  wilayah  pilot  di 10 Kabupaten dalam wilayah 8 Provinsi. 

B.  PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN‐REGULER 

B.1  Proses Pengorganisasian, Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat 

Proses pengorganisasian masyarakat dalam PNPM Mandiri Perdesaan, dimulai sejak saat awal PNPM Mandiri Perdesaan dilaksanakan dan dilakukan pada tingkatan Kecamatan dan Desa.  Dari  sebanyak  3.905  Kecamatan  lokasi  PNPM  Mandiri  Perdesaan  tahun  2009, sejumlah  1.612  Kecamatan  merupakan  kecamatan  baru  yang  untuk  pertama  kali mendapatkan alokasi PNPM Mandiri Perdesaan pada tahun 2009 ini. Sedangkan sebanyak 2.293  Kecamatan,  merupakan  kecamatan  lama  yang  telah  terlibat  PNPM  Mandiri Perdesaan sejak tahun 2008 atau tahun‐tahun sebelumnya.

Page 44: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  18 P a 

Proses  pengorganisasian  masyarakat  di  lokasi  kecamatan  baru,  dilaksanakan  secara khusus  dan  simultan  dengan  implementasi  tahapan  kegiatan;  yang  dimulai  dari Musyawarah  Antar  Desa  (MAD)  Sosialisasi  di  tingkat  Kecamatan  sampai  dengan Musyawarah Desa  Serah  Terima  (MDST) Hasil  Pekerjaan  kepada masyarakat  Desa,  yang disebut  dengan  Satu  Siklus  Pelaksanaan  PNPM  Mandiri  Perdesaan.  Untuk  lokasi kecamatan  lama, proses pengorganisasian masyarakat pada  tahun 2009  lebih diarahkan kepada  penguatan  dan  peningkatan  kapasitas  masyarakat  maupun  kelembagaan  yang telah terbentuk. 

Kelembagaan masyarakat yang dibangun dan difasilitasi melalui PNPM Mandiri Perdesaan pada  tingkat  Kecamatan, meliputi: Badan  Kerjasama Antar Desa  (BKAD), Unit  Pengelola Kegiatan  (UPK),  Badan  Pemeriksa  UPK  (BP‐UPK)  dan  Tim  Verifikasi.  Sedangkan  pada tingkat Desa dibentuk Tim Pengelola Kegiatan (TPK) dan Tim Pemantau atau yang dikenal dengan sebutan Tim 18. 

Tabel ‐ 2.1 Jenis Kelembagaan Masyarakat yang difasilitasi oleh PNPM Mandiri Perdesaan 

Tingkatan  Jenis Kelembagaan Masyarakat 

Jumlah Pengurus 

Forum Pemilihan dan Penetapan 

Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) 

3 orang  Musyawarah Antar Desa Khusus 

Unit Pengelola Kegiatan (UPK) 

3 Orang  Forum Musyawarah Antar Desa Prioritas Usulan 

Badan Pengawas UPK (BP‐UPK) 

3 Orang  Forum Musyawarah Antar Desa Prioritas Usulan 

Kecamatan 

Tim Verifikasi  5 Orang  Diusulkan oleh FK bersama PJOK dan ditetapkan oleh Camat 

Tim Pengelola Kegiatan (TPK) 

3 orang  Musyawarah Desa Sosialisasi dan dikukuhkan lagi pada Musyawarah 

Desa Persiapan Pelaksanaan Tim Penulis Usulan (TPU)  3 orang  Musyawarah Desa Perencanaan 

Tim Khusus Pemantau (Tim 18) 

18 orang  Musyawarah Desa Perencanaan Desa 

Tim Pengelola dan Pemelihara Prasarana 

(TP‐3) 

3 orang  Musyawarah Desa Pertanggungjawaban ke‐2 

Proses  pemberdayaan  masyarakat  dilakukan  dalam  setiap  implementasi  tahapan kegiatan,  dengan  cara  selalu  mendorong  peran‐serta  masyarakat  dan  menempatkan secara  terhormat posisi masyarakat  sebagai  pelaku utama  kegiatan. Disamping  itu,  juga menjaga agar hak‐hak dan otoritas masyarakat yang telah ditetapkan oleh program tetap dapat terlindungi dari intervensi negatif pihak‐pihak lain. 

Setiap  kelembagaan  yang  terbangun  di masyarakat  selalu diikuti  dengan  pelatihan, baik dalam  rangka  pra‐tugas  maupun  peningkatan  kapasitas  melalui  Dana  Operasional

Page 45: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  19 P a 

Kegiatan  (DOK) yang dialokasikan  secara khusus dan  terpisah dari  alokasi Dana Bantuan Langsung  Masyarakat  (BLM).  Besaran  alokasi  dana,  yang  disediakan  khusus  untuk pelatihan  masyarakat  pada  tahun  2009,  adalah  sebesar  Rp.  108.324.430.000  untuk digunakan di 3.905 Kecamatan lokasi program. 

Tabel ‐ 2.2 Jenis Pelatihan untuk Masyarakat dan Kelembagaan Masyarakat 

Partisipasi  masyarakat  merupakan  suatu  keharusan  dalam  setiap  tahapan  imlementasi kegiatan  PNPM  Mandiri  Perdesaan.  Selama  perioda  pelaksanaan  tahun  2009,  tercatat tingkat  partisipasi  masyarakat  yang  terbesar  adalah  pada  saat  pelaksanaan  Penggalian Gagasan;  yang  dilakukan  sampai  dengan  tingkat  Dusun  dan  RT  di  seluruh  Desa  lokasi program. Secara menyeluruh tercatat, bahwa angka partisipasi masyarakat untuk kegiatan ini pada tahun 2009, adalah sebanyak 18.762.757 orang. 

Jenis Pelatihan  Peserta  Jumlah hari  Lokasi Pelatihan 

Pra‐tugas UPK  UPK  3 hari  Kabupaten/Kecamatan 

Pra‐tugas KPMD  KPMD  6 hari  Kecamatan 

Orientasi Tugas Tim Penulis usulan 

Tim Penulis Usulan 

3 hari  Kecamatan/Desa 

Orientasi Tugas Tim Pengelola Kegiatan 

Tim Pengelola Kegiatan 

3 hari  Kecamatan/Desa 

Orientasi Tugas Tim Pemantau 

Tim Pemantau  3 hari  Kecamatan/Desa 

Orientasi Tugas Tim Verifikasi 

Tim Verifikasi  3 hari  Kecamatan 

Orientasi Tugas Badan Pemeriksa UPK 

BP‐UPK  3 hari  Kabupaten/Kecamatan 

Orientasi Tugas Tim Pemelihara Prasarana 

Tim Pengelola dan Pemelihara Prasarana 

3 hari  Desa/Kecamatan 

Pelatihan lainnya  Sesuai kebutuhan lokal 

Sesuai kebutuhan 

lokal 

Disesuaikan dengan kebutuhan lokal

Page 46: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  20 P a 

B.2  Pelaksanaan Rencana dan Hasil Kegiatan Masyarakat 

Rencana  kegiatan masyarakat  yang  dihasilkan  dari  proses penggalian  gagasan  di  tingkat Dusun  dan  RT  serta  dari  Musyawarah  Khusus  Perempuan  (MKP),  diputuskan  dalam Musyawarah  Desa  Perencanaan  (MD‐Perencanaan)  dan  dituangkan  ke  dalam  Dokumen Usulan  Kegiatan  Masyarakat.  Untuk  selanjutnya  dokumen  ini  dibahas  di  forum Musyawarah Antar Desa (MAD) Prioritas Usulan dan ditetapkan urutan prioritasnya (bagi usulan yang mendapat prioritas untuk didanai). Dan kemudian usulan prioritas  tersebut akan  dilengkapi/disusun  dengan  Desain  dan  RAB  yang  diperlukan,  untuk  ditetapkan pendanaannya dalam forum Musyawarah Antar Desa (MAD) Pendanaan. 

Berdasarkan hasil‐hasil proses kegiatan tersebut di atas, secara menyeluruh dalam skala nasional,  teridentifikasi  bahwa  jumlah  usulan  masyarakat  mencapai  70.006  usulan. Usulan‐usulan tersebut terdiri dari 24.145 berasal dari  jenis usulan campuran/umum dan 42.263  usulan  khusus  berasal  dari  pihak  perempuan.  Secara  prosentase  proporsinya adalah  sekitar  63,6%  berbanding  36,4%,  dimana  usulan  yang  berasal  dari  pihak perempuan porsinya lebih besar daripada usulan campuran. 

Gambar ‐ 2.2 Komposisi Usulan Masyarakat Tahun 2009 

18.762.757 Orang 

10.322.851 Orang 9.490.869 Orang  9.271.888 Orang 

Gambar ‐ 2.1 Partisipasi Masyarakat dalam Seluruh Tahapan Kegiatan Tahun 2009

Page 47: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  21 P a 

Usulan‐usulan  masyarakat  dimaksud  diklasifikasikan  dalam  4  (empat)  kategori berdasarkan jenis kegiatannya, yang meliputi: (i) jumlah usulan untuk Kegiatan Prasarana Umum  sebanyak  29.602  usulan  atau  sekitar  42,3%  dari  total  usulan,  (ii)  jumlah  usulan untuk  Kegiatan  Pendidikan  sebanyak  7.710  usulan  atau  dengan  proporsi  sekitar  11%, (iii) jumlah usulan untuk Kegiatan Kesehatan sebanyak 3.643 usulan atau sekitar 5,2% dari total usulan, dan (iv) jumlah usulan Kegiatan Simpan Pinjam untuk Perempuan (SPP) serta Peningkatan Kapasitas UEP adalah  sebanyak 29.051 usulan atau  sekitar 41,5% dari  total usulan. 

Gambar ‐ 2.3 Komposisi Usulan Masyarakat terhadap Jenis Kegiatan 

Sedangkan untuk jumlah pemanfaat dari setiap kegiatan yang tercatat melalui hasil proses Musyawarah Antar Desa  (MAD) Penetapan Usulan,  sesuai  Surat Penetapan Camat  (SPC) PNPM  Mandiri  Perdesaan  Tahun  Anggaran  2009,  komposisinya  meliputi:  (1)  jumlah pemanfaat  untuk  Kegiatan  Prasarana  Umum  adalah  diperkirakan  sebanyak 28.348.247 orang atau sekitar 83,8% dari total pemanfaat , (2) jumlah pemanfaat Kegiatan Pendidikan  adalah  diperkirakan  sebanyak  1.708.357  orang  atau  sekitar  5% dari  seluruh pemanfaat,  (3)  jumlah  pemanfaat  Kegiatan  Kesehatan  adalah  diperkirakan  sebanyak 2.600.365  orang  atau  sekitar  7,7%  dari  total  pemanfaat,  dan  (4)  jumlah  pemanfaat Kegiatan  Simpan  Pinjam  untuk  Perempuan  (SPP)  serta  Peningkatan  Kapasitas  Usaha Ekonomi Produktif (UEP) adalah diperkirakan sebanyak 1.158.781 orang atau sekitar 3,4% dari jumlah keseluruhan pemanfaat. 

Gambar‐2.4  berikut  mengilustrasikan  komposisi  dan  prosentase  perkiraan  jumlah pemanfaat kegiatan, berdasarkan informasi yang tercatat dari dokumen‐dokumen SPC.

Page 48: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  22 P a 

Gambar ‐ 2.4 Komposisi Jumlah Pemanfaat Kegiatan 

B.3  Pencairan, Penyaluran dan Pemanfaatan Dana BLM 

Pencairan  dana  BLM  untuk  tahun  2009  di  3.905  kecamatan  adalah  sebesar Rp. 6.284.043.410.000,  yang  terdiri dari dana APBN sebesar Rp. 5.012.291.110.000 atau dengan  proporsi  sekitar  79,26%  dan  dana  APBD  dengan  proporsi  sekitar  20,11%  atau ekivalen dengan Rp. 1.271.752.300.000. Sehingga secara keseluruhan pencairan dana BLM adalah  sekitar  99,37%  dari  total  pagu  dana  yang  tersedia,  yaitu  sebesar Rp.  6.323.957.500.000,  dimana  pagu  dana  APBN  adalah  sebesar  Rp.  5.037.970.000.000 dan dana APBD sebesar Rp. 1.285.987.500.000. 

Progres pencairan Dana Operasional Kegiatan (DOK) di 3.905 kecamatan pada tahun 2009, dapat  diindikasikan  bahwa  untuk  pencairan  DOK  Perencanaan  adalah  sebesar Rp.  269.482.658.600  atau  sekitar  98,71%  dari  total  pagu  DOK  tersebut  yang  sebesar Rp.  273.018.200,000.  Sedangkan  untuk  pencairan  DOK  Pelatihan  adalah  sebesar Rp. 107.916.775.000  atau  99,68% dari  total pagu  DOK  tersebut  yang  jumlahnya  adalah sebesar  Rp.  108,259,100,000.  Secara  keseluruhan,  jumlah  pencairan  DOK  untuk Perencanaan dan Pelatihan adalah sebesar Rp. 377.399.433.600 atau sekitar 98,98% dari jumlah keseluruhan pagu DOK dimaksud, yang besarannya adalah Rp. 381.277.300.000. 

Berdasarkan  data  hasil  catatan  rencana  kegiatan  PNPM Mandiri  Perdesaan  tahun  2009 yang tertuang di dalam dokumen‐dokumen SPC, bahwa penyaluran dana BLM yang telah dilakukan s/d akhir bulan Maret 2010 adalah sebesar Rp. 5.873.253.332.224 atau sekitar 93,5%  dari  jumlah  dana  BLM  yang  telah  dicairkan  sebesar  Rp  6.284.043.410.000. Penyaluran  dana  BLM  tersebut  direncanakan  akan  digunakan  untuk  kegiatan‐kegiatan: (i)  Prasarana  Umum  sebesar  Rp.  3.868.512.322.294  atau  65,87% dari  jumlah  BLM  yang

Page 49: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  23 P a 

disalurkan,  (ii)  Pendidikan  sebesar  Rp.  746.214.241.600  atau  sekitar  12,71%, (iii)  Kesehatan  sebesar Rp.  253.292.321.467  atau  sekitar  4,31%, dan  (iv)  Simpan  Pinjam dengan dana  sebesar Rp.   1.005.234.446.863 atau  sekitar 17,12% dari  jumlah BLM yang tersalurkan. 

Gambar ‐ 2.5 Proporsi Penyaluran BLM 

Berdasarkan Rencana Komposisi dan Jenis Kegiatan (status s/d akhir Maret 2009) 

Pemanfaatan  dana  BLM  yang  tercatat  s/d  akhir Maret  2010, melalui  realisasi  kegiatan‐ kegiatan yang direncanakan, adalah sebesar Rp 3.644.577.926.317 atau sekitar 62% dari dana  BLM  yang  disalurkan.  Rincian  pemanfaatan  dana  BLM,  berdasarkan  kegiatan‐ kegiatan  yang  telah  direalisasikan  oleh  masyarakat  seperti  tersebut  di  atas,  dapat diuraikankan sebagai berikut: 

(1)  Kegiatan  Prasarana/Sarana  Umum;  adalah  kegiatan  fisik  untuk  pembangunan prasarana  umum  yang  meliputi:  jalan  desa,  jembatan,  sistem  irigasi,  tambatan perahu,  air  bersih,  pasar  desa,  MCK,  listrik  desa  dan  prasarana  pelengkap  serta pendukung  lainnya.  Kegiatan  tersebut  telah  menyerap  dana  Bantuan  Langsung Masyarakat  (BLM)  sebesar  Rp.  2.463.440.705.546  atau  67,59%  dari  jumlah pemanfaatan dana BLM. 

(2)  Kegiatan  Pendidikan;  adalah  kegiatan  pendukung  pendidikan masyarakat  baik  fisik maupun  non‐fisik,  yang  meliputi:  gedung  sekolah,  penyediaan  sarana  dan perlengkapan  pendidikan,  bantuan  biaya  pendidikan,  insentif  tenaga  pendidikan, penyuluhan  dan  pelatihan  serta  kegiatan  pendidikan  lainnya.  Kegiatan  ini  telah

Page 50: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  24 P a 

menyerap  dana BLM  sebesar  Rp.  444.039.173.952  atau  sekitar  12,18%  dari  jumlah dana BLM yang telah dimanfaatkan. 

(3)  Kegiatan  Kesehatan;  adalah  kegiatan  pendukung  kesehatan  masyarakat  baik  fisik maupun  non‐fisik,  yang  meliputi:  gedung  kesehatan,  penyediaan  sarana  dan perlengkapan  kesehatan,  bantuan  biaya  kesehatan,  insentif  tenaga  kesehatan, penyuluhan  dan  pelatihan  serta  kegiatan  kesehatan  lainnya.  Kegiatan  ini  telah menyerap  dana  BLM  sebesar  Rp.  147.569.335.567  atau  sekitar  4,05%  dari keseluruhan jumlah pemanfaatan dana BLM. 

(4)  Kegiatan  Simpan  Pinjam;  adalah  kegiatan  non‐fisik  berupa  simpan  pinjam  khusus untuk  perempuan  (SPP),  baik  untuk  simpan  pinjam  murni  maupun  untuk  usaha bersama  atau  peorangan  serta  untuk  peningkatan  kapasitas  kelompok  usaha ekonomi produktif. Kegiatan  ini  telah menyerap dana sebesar Rp.  589.528.711.252 atau sekitar 16,18% dari keseluruhan dana BLM yang telah termanfaatkan. 

Gambar ‐ 2.6 Proporsi dan Komposisi Pemanfaatan Kegiatan 

Tahun 2009 

B.4  Pelaksanaan Penguatan Kapasitas 

Kegiatan  untuk  penguatan  kapasitas  PNPM  Mandiri  Perdesaan  selama  tahun  2009, dilaksanakan  dengan  mempertimbangkan  luasnya  cakupan  wilayah  program  dan beragamnya  stakeholder  yang  perlu dijangkau.  Fokus  dalam upaya penguatan  kapasitas selama  tahun  2009,  ditekankan  pada  upaya‐upaya:  peningkatan  penyebaran  informasi, diseminasi  informasi,  penguatan  kapasitas  pelaku  di  tingkat  masyarakat  dan pengembangan  beberapa  jenis  media.  Secara  spesifik  beberapa  kegiatan  yang  telah dilakukan, meliputi: 

67,59% 

16,18% 

4,05% 

12,18%

Page 51: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  25 P a 

(a)  Pengkoordinasian kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan materi  sosialisasi dan  kegiatan  komunikasi  serta  publikasi  bagi  pelaku  program dan masyarakat  luas, khususnya  masyarakat  di  lokasi  program;  baik  terhadap  para  pelaku  langsung (spesialis/konsultan), stakeholder terkait maupun pihak ketiga lainnya. 

(b)  Pengembangan dan penyiapan materi sosialisasi, publikasi pendukung, brosur/leaflet, spanduk, wawasan, serta merchandise program. 

(c)  Pemantauan  dan  evaluasi  kegiatan  komunikasi,  publikasi  dan  dampaknya  serta liputan media massa  (cetak  dan  elektronik)  dalam mendukung  distribusi  informasi, transparansi dan akuntabilitas program;  termasuk kegiatan kunjungan media massa dan pihak lain ke lokasi PNPM Mandiri Perdesaan. 

(d)  Pengelolaan  fasilitas  layanan  informasi/komunikasi,  publikasi  online  yang  dimiliki program. 

Secara  prinsip,  kegiatan‐kegiatan  yang  dilakukan  adalah  diarahkan  untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang permasalahan kemiskinan dan  upaya  penanggulangannya,  yang  dilakukan  melalui  PNPM  Mandiri  Perdesaan. Beberapa  indikasi  yang dapat dicapai melalui  kegiatan  ini  adalah adanya partisipasi dan dukungan dari berbagai elemen masyarakat dalam pelaksanaan program. 

Hasil‐hasil  signifikan  yang  dapat  diidentifikasikan  selama  tahun  2009  adalah  dalam menyiapkan  media  pelatihan  dan  bahan  bacaan  untuk  mendukung  pelatihan.  Media‐ media pelatihan yang difasilitasi penyusunannya dan  telah direproduksi dalam kerangka penguatan  kapasitas,  meliputi:  (i)  media  audiovisual  yang  terdiri  dari  Perencanaan Kegiatan, Fasilitasi Penggalian Gagasan, Tahapan Kegiatan, Membangun Bersama Rakyat dan Audiovisual Papua,  (ii)  Softcopy yang  terdiri Buku Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), Bosur UPK, BKAD, SPP serta Pengadaan Barang dan Jasa melalui Pelelangan, dimana dapat dicetak sesuai kebutuhan pelatihan. 

C.  PELAKSANAAN PNPM‐RESPEK, PAPUA DAN PAPUA BARAT 

C.1  Penyiapan Program dan Masyarakat 

Sejak  tahun  2008,  khusus  untuk  Provinsi  Papua  dan  Papua  Barat  telah  melaksanakan program  yang  disebut  Rencana  Strategis  Pembangunan  Kampung  (RESPEK),  dalam kerangka PNPM Mandiri  atau dikenal dengan  istilah PNPM‐RESPEK. Pelaksanaan PNPM‐ RESPEK  dilandasi  oleh  adanya  kesamaan  tujuan  antara  Program  RESPEK  dan  PNPM Mandiri Perdesaan, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung Pemerintah Daerah  dalam menerapkan  prinsip  tata‐pemerintahan  yang  baik  dan  bersih melalui upaya pemberdayaan masyarakat.

Page 52: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  26 P a 

PNPM‐RESPEK  diterapkan  dengan menggunakan  prosedur  dan  mekanisme PNPM  Mandiri  Perdesaaan  yang disesuaikan  dengan  situasi  dan  kondisi serta  kebutuhan  lokal.  Program  ini menyediakan fasilitasi bagi pembangunan di  wilayah  Papua  dan  Papua  Barat, peningkatan  kapasitas  dan  menyediakan dana  bantuan  langsung  masyarakat  per kampung  (desa)  yang  bersumber  dari dana  Otonomi  Khusus  Papua  dan  Papua Barat.  Selain  itu,  pemerintah  pusat berkontribusi  dengan  mengalokasikan dana pendampingan  (bantuan  teknis dan fasilitator)  dan  tambahan BLM per Distrik (kecamatan). 

C.2  Proses Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan 

Pada  tahun 2009,  PNPM‐RESPEK  dialokasikan  untuk  436  Distrik  yang meliputi  sebanyak 3.853 Kampung di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat. Secara rinci jumlah lokasi yang ditetapkan sebagai  lokasi pelaksanaan PNPM‐RESPEK untuk tahun anggaran 2009, dapat dilihat pada tabel berikut. 

Tabel ‐ 2.3 Lokasi dan Alokasi PNPM/RESPEK di Provinsi Papua & Papua Barat Tahun 2009 

Cakupan Wilayah Level Pemerintahan 

Provinsi Papua  Provinsi Papua Barat Distrik (Kecamatan)  334  102 Jumlah Distrik  436 Alokasi Dana Distrik  Rp  119.750.000.000 Kampung (Desa)  2.822  1.031 Jumlah Kampung  3.853 Alokasi BLM Kampung  Rp  385.300.000.000 

Sumber: Pengolahan data laporan MIS Provinsi Papua dan Papua Barat 

Jika  dibandingkan  dengan  pelaksanaan  tahun  2008,  terjadi  peningkatan  jumlah  lokasi kegiatan pada tahun 2009 baik di  tingkat distrik maupun di  tingkat kampung. Salah satu alasan terjadinya peningkatan jumlah lokasi, adalah adanya kebijakan pemekaran wilayah di beberapa Kabupaten yang ada di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat. 

Namun  pada  kenyataannya,  program  hanya  berjalan  di  220  distrik  yang  mencakup 2.125  kampung  di  Provinsi  Papua. Hal  ini  terjadi  karena  3  Kabupaten,  yaitu  Kabupaten Yahokimo,  Kabupaten  Pegunungan  Bintang  dan  Kabupaten  Tolikara  batal  untuk melaksanakannya pada tahun 2009. 

Proses Penggalian Gagasan Melalui Peta Sosial Kampung dalam pelaksanaan PNPM‐RESPEK

Page 53: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  27 P a 

Seperti  dengan  yang  terjadi  pada  tahun‐tahun  sebelumnya,  kondisi  alam  menjadi tantangan  terbesar  dalam  pelaksanaan  program  ini.  Hampir  seluruh  lokasi  program merupakan  area  terpencil  dengan  akses  transportasi  minim,  dan  dengan  kelangkaan logistik serta membutuhkan biaya operasional tinggi. Selain itu, terdapat kesulitan untuk mendapatkan serta memperoleh tenaga pendamping yang bersedia ditugaskan di  lokasi‐ lokasi dimaksud. 

Pada  tahun  2009,  hampir  semua  lokasi program  masih  melaksanakan  kegiatan PNPM‐RESPEK  tahun  anggaran  2008. Tercatat  hingga  akhir  tahun  2009, terdapat  128  dari  387  Distrik  lokasi PNPM‐RESPEK  tahun  2008  yang  telah menyelesaikan  seluruh  kegiatannya. Sementara  itu,  kegiatan  PNPM‐RESPEK tahun  2009  berada  pada  tahapan perencanaan  yang  dimulai  sejak  awal tahun 2009. Di  sisi  lain, pencairan dana di Provinsi Papua dan Papua Barat baru dapat  dilakukan  pada  akhir  bulan November 2009; bahkan sampai dengan akhir tahun 2009 masih ada Distrik yang belum melakukan pencairan dana. 

Berdasarkan  laporan  data  yang  ada,  diindikasikan  bahwa  tingkat  penyaluran  dana  ke masyarakat  masih  rendah.  Tercatat,  sampai  dengan  akhir  Maret  2010,  bahwa  tingkat penyaluran  dana  APBN  ke  masyarakat  di  Provinsi  Papua  adalah  sebesar Rp  20.414.980.000  atau  sekitar  22,89%  dari  dana  yang  dialokasikan.  Bahkan  untuk Provinsi  Papua  Barat  hanya  sebesar  Rp  2.321.614.450  (sekitar  7,6%).  Indikasi  tentang rincian penyerapan dana APBN pada pelaksanaan PNPM‐RESPEK tahun 2009, ditunjukkan pada tabel berikut. 

Tabel ‐ 2.4 Alokasi berikut Realisasi Dana APBN PNPM‐RESPEK TA 2009 

Provinsi Papua & Papua Barat 

Jumlah Kabupaten  BLM APBN (Rp) Provinsi 

Alokasi  Realisasi  Alokasi Realisasi 

Penyerapan 

% Realisasi BLM APBN 

Papua  26  23  89.200.000.000  20.414.980.000  22,89% Papua Barat  8  8  30.550.000.000  2.321.614.450  7,6% 

Sumber:  Pengolahan data MIS Papua dan Papua Barat per  akhir Maret  2010 

Pada  tahun  2009,  pelaksanaan  usulan  kegiatan  hanya  berjalan  untuk  pendanaan  yang bersumber  dari  dana  tahun  anggaran  sebelumnya.  Usulan  kegiatan  yang  dilaksanakan meliputi  pembangunan  prasarana  umum  penunjang  perekonomian  masyarakat;  seperti jalan,  jembatan,  irigasi,  pasar  dan  tambatan  perahu.  Selain  itu,  dana  BLM  juga 

Pelaksanaan Musyawarah Distrik Sosialisasi PNPM‐RESPEK TA 2009 di Papua Barat

Page 54: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  28 P a 

dimanfaatkan  untuk  pembangunan  sarana  peningkatan  kualitas  hidup;  seperti  sarana kesehatan, sanitasi, air bersih dan sarana pendidikan maupun listrik desa. 

C.3  Inovasi dan Intervensi Spesifik 

PNPM‐RESPEK  tahun  2009  juga  dirancang  untuk  memfasilitasi  sejumlah  peningkatan kapasitas,  sebagai  upaya  untuk  menyiapkan  masyarakat  sebagai  pelaku  serta  motor penggerak pembangunan kampung. 

Pada  tahun 2009,  kegiatan pelatihan masyarakat dilakukan  sebagai bagian dari  tahapan program;  dimana  kegiatan‐kegiatan  yang  diselenggarakan  merupakan  pendukung  dari tahapan  yang  dipersyaratkan  dalam  PNPM‐RESPEK  2009,  misalnya:  pelatihan  pelaku. Sementara  itu,  khusus  untuk  pelatihan  tenaga  pendamping  hanya  diwujudkan  dalam bentuk  pelatihan  pratugas,  yang  ditujukan  terhadap  Fasilitator  Kabupaten  dan diselenggarakan pada bulan November 2009. 

D.  PELAKSANAAN PNPM‐R2PN KEPULAUAN NIAS 

D.1  Wilayah Sasaran 

PNPM‐R2PN pelaksanaannya dimulai pada tahun 2007, yang merupakan tindak lanjut PPK (Proyek  Pengembangan  Kecamatan)  Pasca  Bencana  tahun  2006,  sebagai  upaya  untuk merehabilitasi  dan  melakukan  rekonstruksi  terhadap  kerusakan  di  Pulau  Nias  akibat bencana  Tsunami  bulan  Desember  2004  dan  gempa  bumi  yang  terjadi  pada  bulan Maret  2005.  PNPM‐R2PN  dilaksanakan  di  9  wilayah  Kecamatan  yang  berada  di  bawah wilayah administratif 2 Kabupaten, yaitu: Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan. 

Rabat Beton yang Dibangun Melalui PNPM RESPEK di Distrik Wasior Selatan, Kabupaten Teluk Wondama, 

Papua Barat 

Pasar Kampung yang Dibangun Melalui PNPM RESPEK di Distrik Wasior, Kabupaten Teluk 

Wondama, Papua Barat

Page 55: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  29 P a 

Tabel ‐ 2.5 Lokasi, Alokasi dan Progres Pencairan BLM TA 2007 ‐ 2009 

Jumlah Kecamatan  Pagu BLM (Rp 1.000) No.  Kegiatan 2007  2008  2009  2007  2008  2009 

1  Balai Desa  4  4  0  7.575.000  7.420.000  ‐ 

2  Prasarana PP  9  9  0  18.000.000  18.000.000  ‐ 

3  Rumah  9  8  5  115.452.000  78.988.000  32.674.000 

4  Sekolah  9  7  0  55.764.350  30.077.250  ‐ 

Total  196.791.350  134.485.250  32.674.000 

Sumber: Data MIS KMN,  akhir  Maret 2010 

D.2  Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan 

Meskipun  alokasi  pendanaan  untuk  tahun  2009  hanya  diberikan  kepada  5  Kecamatan, tetapi  pelaksanaan  kegiatan‐kegiatannya  juga  mencakup  sisa  kegiatan  yang pendanaannya  telah  tersedia  pada  tahun‐tahun  sebelumnya;  namun  sampai  dengan tahun  ini  masih  dalam  tahap  penyelesaian.  Secara  rinci,  kondisi  tersebut  diindikasikan pada tabel berikut. 

Tabel ‐ 2.6 Progres Tahapan Kegiatan Perioda 2007 s/d 2009 

Sumber:  Data Pasca Bencana KMN akhir bulan Maret 2010 *)  1 = Tahapan Pencairan BLM,  2 = Tahapan Penyaluran BLM,  3 = Tahapan MDST **)  Dilaksanakan di 1 (satu) Kecamatan saja ***)  Dilaksanakan di 3 (tiga) Kecamatan 

Berdasarkan Tabel‐2.6 tersebut di atas, terindikasi bahwa kegiatan tahun anggaran 2007 dan 2008 belum sepenuhnya selesai. Hal  ini memberikan dampak, bahwa kegiatan yang didanai  melalui  anggaran  2007  dan  2008  harus  dikerjakan  secara  simultan  dengan 

2007  2008  2009 

Kab  Progres Capaian Tahapan Kegiatan (%) *) No  Kegiatan  Kec 

1  2  3  1  2  3  1  2  3 

1  Balai Desa  Nias  5 

Nias Selatan 

4  100  76,69  23,33  100  37,78  0 

2  Prasarana PP  Nias  5  100  80,24  30,77  100  52,25  8,57 

Nias Selatan 

4  100  76,49  26  95  54,68  15,15 

3  Rumah  Nias  5  100  93,83  37,61  100  87,45  42  100  100  100**) 

Nias Selatan 

4  100  95,7  56,6  100  77,95  29,82***)  100  59,2  5,7 

4  Sekolah  Nias  5  100  46,09  0  73,54  33,58  14,29 

Nias Selatan 

4  93,12  51,03  5,71  100  16,33  0

Page 56: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  30 P a 

kegiatan  yang  didanai  pada  tahun  2009. Untuk  pelaksanaan  tahun  2009,  kegiatan perumahan  adalah  sebanyak  24  unit  di Kabupaten  Nias  dan  sudah  seluruhnya (100%)  MDST.  Sementara  di  Kabupaten Nias  Selatan,  sudah  3  Kelompok Permukiman (KP) yang melakukan MDST. 

Sementara  itu,  sejumlah  kegiatan  yang didanai  pada  tahun  anggaran  2007  dan 2008  sedang  dalam  proses  dan  tahapan penyelesaian.  Tidak  seluruhnya  berhasil diselesaikan  secara  tepat  waktu,  karena ada  beberapa  kegiatan  yang  banyak menghadapi  kendala  dalam pelaksanaannya. 

D.3  Kendala Spesifik 

Berdasarkan  uraian‐uraian  yang  telah  diberikan,  bahwa  masih  banyak  kegiatan  tahun 2007  dan  2008  yang  belum  selesai  sampai  dengan  saat  ini.  Beberapa penyebab  utama yang  dapat  disebutkan  adalah  terkait  dengan:  (i)  harga  bahan  fabrikasi  yang  fluktuatif, (ii) kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang ahli (kualifikasi tukang), (iii) kesulitan dalam pengangkutan  material,  (iv)  terbatasnya  jumlah  pemasok  (supplier),  (v)  swadaya  yang tidak terealisasi, dan (vi) adanya masalah penyimpangan dana. 

Terkait  dengan  penyelesaian  masalah  tersebut,  maka  telah  disusun  sejumlah  rencana tindak  bersama  untuk  menanganinya.  Rencana  tindak  yang  disusun,  diarahkan  untuk mendukung  percepatan  proses  pelaksanaan  kegiatan;  agar  dapat  diselesaikan  sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan paling lambat sampai dengan akhir tahun 2010. 

E.  PELAKSANAAN PNPM GENERASI 

E.1  Wilayah Sasaran 

Pada  tahun  2009,  pelaksanaan  PNPM  Generasi  telah  memasuki  tahun  ketiga  yang menjangkau  sebanyak  178  Kecamatan  dan  meliputi  2.289  Desa.  Dalam  proses realisasinya, terdapat satu Kabupaten (Kabupaten Majalengka, Provinsi  Jawa Barat) yang tidak  sanggup untuk menyediakan dana pendamping berupa DDUB  (Dana Daerah untuk Urusan  Bersama).  Sehingga  terdapat 14  Kecamatan di  Kabupaten dimaksud  tidak  dapat berpartisipasi  dalam  PNPM  Generasi  tahun  ketiga.  Kesimpulannya  adalah  lokasi  PNPM Generasi  pada  tahun  2009 hanya mencakup  sebanyak 164  Kecamatan di 21  Kabupaten dalam wilayah 5 Provinsi. 

Pelaksanaan Kegiatan Perumahan pada PNPM‐R2PN

Page 57: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  31 P a 

Lokasi  pelaksanaan  PNPM  Generasi  sejak  awal  tahun  2007  sampai  dengan  tahun  2009 disajikan secara terinci dalam Tabel‐2.7 berikut. 

Tabel ‐ 2.7 Lokasi PNPM Generasi tahun 2007 s/d tahun 2009 

Jumlah Kecamatan  Jumlah Desa Provinsi  Kabupaten 

2007  2008  2009  2007  2008  2009 Jawa Barat  Sukabumi  10  21  22  83  149  148 

Kuningan  15  20  20  214  253  239 Majalengka  9  13  ‐  131  187  ‐ Sumedang  7  14  14  83  148  143 Subang  4  4  4  44  44  44 

Jawa Timur  Trenggalek  6  8  8  57  83  83 Malang  11  14  14  117  153  153 Nganjuk  8  11  11  113  157  157 Magetan  5  9  9  71  126  130 Pamekasan  6  8  8  84  109  109 

Nusa Tenggara Timur  Sumba Timur  8  10  10  71  90  87 Timor Tengah Utara  6  6  6  94  94  61 Lembata  4  4  4  70  68  69 Flores Timur  4  4  4  73  74  73 Manggarai  6  8  2  108  157  43 Rote Ndao  4  4  4  49  49  30 Manggarai Timur  ‐  ‐  6  ‐  114 

Sulawesi Utara  Minahasa Utara  2  3  3  29  43  41 Gorontalo  Boalemo  4  4  4  57  57  57 

Gorontalo  6  6  6  65  67  67 Pohuwato  4  4  4  35  35  34 Gorontalo Utara  ‐  1  1  10  10 

E.2  Partisipasi Masyarakat 

Tingkat  partisipasi  masyarakat  (kaum  perempuan  dan  keluarga  miskin)  ditunjukkan dengan  dukungan  masyarakat  yang  cukup  besar  baik  dalam  mengikuti  pertemuan, menyumbangkan  pemikian,  tenaga,  waktu,  materi.    Gambaran  tingkat  partisipasi perempuan dan masyarakat miskin (RTM) dalam tahapan kegiatan disajikan pada Gambar di  bawah.  Adapun  tahapan  kegiatan  yang  dijadikan  sampel  adalah:  MAD  Sosialisasi, Musdes  Sosialisasi,  Musdus  Sosialisasi,  FGD  Kelompok  Perempuan,  dan  MAD  untuk Alokasi Dana. 

Tahun Pelaksanaan 2007 

Rata‐rata  tingkat  partisipasi  dalam  FGD  adalah 89%.  Angka  ini  cukup  tinggi  karena FGD difokuskan untuk kelompok perempuan. Namun demikian, partisipasi perempuan dalam musyawarah masih menunjukkan angka sekitar 48% ‐ 70%. Sedangkan partisipasi keluarga miskin antara 38% s/d 67%.

Page 58: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  32 P a 

Tahun Pelaksanaan 2008 

Tingkat partisipasi perempuan dalam FGD pada kegiatan tahun 2008 meningkat menjadi 93%, meskipun angka partisipasi dalam musyawarah mengalami sedikit penurunan pada Musdes dan Musdus Sosialisasi. Sedangkan khusus untuk partisipasi Rumah Tangga Miskin (RTM) mengalami penurunan; yang meliputi: Musdus Sosialisasi menjadi sekitar 61%, FGD hanya sekitar 65% dan MAD Alokasi Dana sekitar 36%. 

Gambar ‐ 2.7 Tingkat Partisipasi Perempuan dan Keluarga Miskin tahun 2007 ‐ 2008 

Tahun 2007  Tahun 2008 

Tahun Pelaksanaan 2009 

Pada kegiatan TA 2009, hampir di semua tahapan kegiatan mengalami peningkatan pada partisipasi  perempuan.    Tingkat  partisipasi  menurun  pada  tahapan MAD  Alokasi  Dana. Sementara itu, partisipasi RTM meningkat di semua tahapan kegiatan.  Namun, kondisi ini masih sementara karena belum seluruh tahapan kegiatan terlaksana. 

Gambar‐ 2.8 Tingkat Partisipasi Perempuan dan Keluarga Miskin TA 2009

Page 59: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  33 P a 

E.3  Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan 

Kemajuan Kegiatan PNPM Generasi Tahun 2009 

Pada  akhir  tahun  2009,  pelaksanaan  kegiatan  untuk  tahun  2007  masih  tersisa  di 2 Kecamatan; yang belum berhasil menyelesaikan Musyawarah Desa Pertanggungjawaban (MDPj)  di  3  Desa  dari  jumlah  keseluruhan  1.643  Desa.  Kecamatan‐kecamatan  tersebut adalah  Matawai  La  Pawu  di  Kabupaten  Sumba  Timur,  Provinsi  NTT  (1  Desa)  dan Cibeureum di Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat (2 Desa). 

Sedangkan  untuk  pelaksanaan  kegiatan  tahun  2008,  dari  jumlah  keseluruhan 176 Kecamatan; sebanyak 127 Kecamatan lama telah menyelesaikan kegiatan monitoring selama perioda 9 bulan sejak bulan September 2008. Disisi lain, pelaksanaan monitoring di 49  Kecamatan  baru  hanya  dilakukan  selama  perioda  5 bulan;  yang  dimulai  sejak  bulan Januari 2009  sampai dengan Mei 2009. Hal  ini  terkait dengan kebijakan yang mengatur, bahwa  mulai  bulan  Juni  2009  seluruh  lokasi  pelaksanaan  PNPM  Generasi  untuk  tahun 2009, baik lokasi lama maupun lokasi baru, harus sudah melakukan kegiatan monitoring. 

Kegiatan  pelaksanaan  sampai  dengan  akhir  tahun  2009,  telah  memasuki  pemantauan kegiatan  untuk  bulan  ke‐7  dari  12  bulan  yang  dipersyaratkan  untuk  pemantauan.  Pada tahun  2009  ini,  disamping  kegiatan  PNPM  Generasi  secara  rutin,  lokasi‐lokasi  PNPM Generasi  juga mendapatkan  tambahan dana sebesar Rp. 1 Miliar per Kecamatan melalui mekanisme kegiatan dengan Pola Open Menu. Disebabkan oleh adanya berbagai kendala teknis,  telah  mengakibatkan  pelaksanaan  Pola  Open  Menu  ini  relatif  mengalami keterlambatan; dimana umumnya kegiatan baru sampai pada pelaksanaan MAD Prioritas dan MAD‐III, bahkan proses pelaksanaan di Provinsi Gorontalo baru dapat menyelesaikan MAD‐II. 

Alokasi dan Pencairan Dana 

Khusus untuk kegiatan tahun 2007, dana telah dicairkan seluruhnya 100% yang terdiri dari APBD  sebesar  Rp.  22,425  Miliar  untuk  108  Kecamatan  dan  APBN  sebesar Rp.  104,800 Miliar  untuk  129  Kecamatan.  Data  secara  terinci  disajikan  pada  Tabel‐2.4 berikut. 

Sedangkan  untuk  kegiatan  tahun  2008,  total  pencairan  dana  APBD  dan  APBN  adalah sebesar Rp. 296,5 Miliar atau 100% dari seluruh pagu yang disediakan, termasuk juga DOK sudah tercairkan 100%. Informasi secara terinci terkait alokasi dan pencairan dana untuk PNPM Generasi tahun 2008, diberikan pada Tabel‐2.8 berikut.

Page 60: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  34 P a 

Tabel ‐ 2.8 Alokasi dan Pencairan Dana PNPM Generasi tahun 2007 

Pagu (Rp Miliar)  Pencairan (Rp Miliar)  Prosentase No  Provinsi 

Jml Kec.  APBD  APBN  APBD  APBN  APBD  APBN  Total 

1  Jawa Barat  45  5,900  38,650  5,900  38,650  100%  100%  100% 

2  Jawa Timur  36  5,350  28,900  5,350  28,900  100%  100%  100% 

3  NTT  32  7,750  22,350  7,750  22,350  100%  100%  100% 

4 Sulawesi Utara 

2  0,350  1,400  0,350  1,400  100%  100%  100% 

5  Gorontalo  14  2,750  13,500  2,750  13,500  100%  100%  100% 

Total 5 Provinsi  129  22,100  104,800  22,100  104,800  100%  100%  100% 

Perlu  diketahui  bahwa  sebanyak  21  Kecamatan  tidak menggunakan  dana  APBD,  tetapi  secara keseluruhan  menggunakan  dana  APBN  yang  berasal  dari  Hibah  Negeri  Belanda  sebesar Rp.  26,250  Miliar  atau  masing‐masing  Kecamatan  sebesar  Rp.  1,250  Miliar.  Sedangkan  dana APBD yang ditetapkan dalam DIPA TA 2007 adalah Rp. 22,1 Miliar. Di luar dana tersebut, Pemda Kabupaten Sukabumi menambah dana BLM sebesar Rp. 325 Juta untuk 5 Kecamatan. 

Tabel ‐ 2.9 Alokasi dan Pencairan Dana PNPM Generasi tahun 2008 

Pagu (Rp Miliar)  Pencairan (Rp Miliar)  Prosentase No  Provinsi 

Jml Kec.  APBD  APBN  APBD  APBN  APBD  APBN  Total 

1  Jawa Barat  72  12,650  99,100  12,650  99,100  100%  100%  100% 

2  Jawa Timur  50  12,500  78,000  12,500  78,000  100%  100%  100% 

3  NTT  36  10,450  54,550  10,450  54,550  100%  100%  100% 

4 Sulawesi Utara 

3  0,950  5,800  0,950  5,800  100%  100%  100% 

5  Gorontalo  15  4,100  18,400  4,100  18,400  100%  100%  100% 

Total 5 Provinsi  176  40,650  255,850  40,650  255,850  100%  100%  100% 

Dari  jumlah  keseluruhan 127  Kecamatan  lama,  2 Kecamatan  (Insana dan Miamafo Barat)  tidak menggunakan  dana  APBD.  Sehingga  jumlah  Kecamatan  yang  mendapat  dana  APBD  adalah 125 Kecamatan. Di samping itu, 49 Kecamatan baru juga tidak mendapat dana APBD (100% BLM dari  sumber  dana  APBN)  karena  lokasi  tersebut  merupakan  lokasi  tambahan;  dimana  Pemda tidak cukup waktu untuk menyediakan dana APBD sebagai cost sharing. 

Pelaksanaan  kegiatan  PNPM  Generasi  tahun  2009,  hanya  Provinsi  Jawa  Timur  dari 5 Provinsi  lokasi program; yang dananya bersumber dari Rupiah Murni. Sehingga seluruh dana  diharuskan  cair  100%  pada  akhir  tahun  2009  (karena  sisa  dana  tidak  dapat

Page 61: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  35 P a 

diluncurkan ke tahun berikutnya). Hasil kegiatannya adalah seluruh Provinsi sudah dapat melaksanakan  proses  pencairan  dana  APBN  100%  pada  akhir  tahun  2009.  Sedangkan kegiatan dengan Pola Open Menu, sampai dengan akhir tahun 2009, Provinsi Jawa Barat telah  dapat  mencairkan  dana  100%.  Untuk  Provinsi  Jawa  Timur,  pencairan  dana  baru dilakukan  oleh  9  Kecamatan  di  Kabupaten Malang  dengan  besaran masing‐masing  40% atau jumlah keseluruhannya adalah Rp. 3,6 Miliar (sekitar 7,2% dari total alokasi Provinsi). 

Kegiatan Open Menu tidak disediakan DOK, sehingga pelaku di Kecamatan harus mengatur DOK yang  bersumber  dari  PNPM Generasi  ditambah  dengan  sisa  bunga  dari  rekening UPK maupun sumber‐sumber lainnya. 

Capaian pelaksanaan kegiatan lainnya adalah dari pagu DOK Perencanaan PNPM Generasi sebesar  Rp.  6,76  Miliar,  telah  berhasil  dicairkan  seluruhnya  (100%);  termasuk  DOK Pelatihan  telah  tercairkan  seluruhnya  (100%),  sesuai  jumlah  pagu  yang  ada  sebesar Rp. 4,03 Miliar. 

Tabel ‐ 2.10 Alokasi dan Pencairan Dana PNPM Generasi tahun 2009 

Pagu (Rp Miliar)  Pencairan (Rp Miliar)  Prosentase No  Provinsi 

Jml Kec.  APBD  APBN  APBD  APBN  APBD  APBN  Total 

1  Jawa Barat  60  18,480  73,920  15,294  73,920  83%  100%  97% 

2  Jawa Timur  50  23,560  94,240  23,560  94,240  100%  100%  100% 

3  NTT  36  16,000  64,000  16,000  64,000  100%  100%  100% 

4 Sulawesi Utara 

3  0,980  3,920  0,980  3,920  100%  100%  100% 

5  Gorontalo  15  5,320  21,280  5,320  21,280  100%  100%  100% 

Total 5 Provinsi  164  64,340  257,360  61,154  257,360  95%  100%  99% 

Hasil musyawarah yang dilakukan oleh masyarakat, menghasilkan usulan‐usulan kegiatan yang  lebih  terfokus  pada  bidang  kesehatan  ibu‐anak  dan  bidang  pendidikan.  Dari  total BLM tahun 2009, dengan besaran Rp. 321,7 Miliar, sebesar Rp 19,302 Miliar (sekitar 6%) merupakan  porsi  biaya  operasional  UPK  maupun  TPK  dan  sebesar  Rp.  302,398  Miliar digunakan untuk membiayai usulan‐usulan kegiatan. 

Secara  nasional,  berdasarkan  usulan‐usulan  yang  terdanai,  kegiatan  bidang  kesehatan memperoleh  porsi  55%  dari  total  alokasi  dana  BLM;  sedangkan  bidang  pendidikan mendapatkan  porsi  dana  sekitar  44%  dari  total  alokasi  BLM.  Prosentase  kegiatan pendidikan  ini  mengalami  penurunan,  jika  dibandingkan  dengan  kegiatan  pada  tahun sebelumnya.  Catatan  pelaksanaan  pada  tahun  pertama  menunjukkan,  bahwa  kegiatan pendidikan lebih banyak didominasi oleh pengadaan seragam dan pembangunan sarana‐ prasarana pendidikan dibandingkan dengan bentuk kegiatan lainnya.

Page 62: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  36 P a 

Pola  penyerapan  dana  BLM  sejak  tahun kedua (2008) diprioritaskan untuk sasaran yang belum mendapat layanan kesehatan maupun pendidikan, seperti: (a) ibu hamil yang  jarang memeriksakan  kehamilannya ke bidan/dokter,  (b) bayi atau balita yang jarang dibawa  ke Posyandu, (c) bayi atau balita  yang  berat  badannya  masih  di bawah  garis  merah  (gizi  buruk  atau  gizi kurang) pada KMS,  (d) anak usia SD/SMP yang belum sekolah, (e) anak usia SD/SMP yang putus sekolah, (f) anak  usia  SD/SMP 

Gambar ‐ 2.9 : Proporsi Kegiatan tahun 2009  yang terancam putus sekolah. 

Untuk lokasi kegiatan di Pulau Jawa, alokasi yang diprioritaskan bagi kelompok‐kelompok tersebut di atas adalah minimal sebanyak 10% dari besaran BLM. Sedangkan untuk lokasi di luar Pulau Jawa, ditetapkan minimal 25% dari alokasi/besaran BLM. 

Tabel‐2.11  berikut  mengindikasikan  prosentase  dari  besaran  dana  BLM  yang  terserap untuk kegiatan pendidikan dan kesehatan selama tiga siklus pelaksanaan PNPM Generasi. 

Tabel ‐ 2.11 Tingkat Penyerapan dana BLM untuk Kegiatan 

Kesehatan  Pendidikan No.  Tahun 

Jumlah Kecamatan 

Alokasi (Rupiah)  (%)  (%) 

1  2007  129  126.900.000.000  46  54 

2  2008  176  296.500.000.000  48  52 

3  2009  164  321.700.000.000  55  44 

Total  745.100.000.000  49,7  50,0 

Gambar ‐ 2.10 Proporsi dan Jenis Kegiatan Pendidikan

Page 63: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  37 P a 

Gambar ‐ 2.11 Proporsi dan Jenis Kegiatan Kesehatan 

Berdasarkan  data  dan  informasi  yang  ditampilkan  pada  tabel  serta  gambar‐gambar diagram  tersebut  di  atas,  dapat  diindikasikan  bahwa  telah  terjadi  pergeseran  dan perubahan  proporsi  maupun  prosentase  alokasi  untuk  jenis  kegiatan.    Dalam  perioda pelaksanaan tahun 2007 s/d 2008, kegiatan bidang Pendidikan mendapatkan proporsi dan prosentase  alokasi  yang  lebih  besar  dibandingkan  dengan  kegiatan  bidang  Kesehatan. Selanjutnya pada pelaksanaan tahun 2009, terjadi proporsi dan prosentase kegiatan yang sebaliknya;  yaitu  kegiatan  bidang  Kesehatan  mendapatkan  alokasi  yang  lebih  besar dibandingkan dengan kegiatan bidang Pendidikan. 

Disamping  itu dapat  dijelaskan  juga  bahwa untuk  jenis  kegiatan  bidang  Pendidikan  dari tahun  2007  s/d  tahun  2009,  sebagian  besar  didominasi  oleh  penyediaan  sarana, perlengkapan  maupun  seragam  sekolah  yang  menyerap  lebih  dari  50%  dari  alokasi kegiatan yang disediakan. Dan untuk kegiatan bidang Kesehatan, terjadi  juga pergeseran serta  perubahan  proporsi  jenis  kegiatan;  dimana  pada  tahun  2007  kegiatan  Pemberian Makanan Tambahan (PMT) merupakan kegiatan yang dominan dengan prosentase alokasi terbesar dibandingkan kegiatan lainnya. Meskipun pada tahun‐tahun berikutnya (2008 s/d 2009),  kegiatan  tersebut  cenderung  bergeser  ke  bentuk‐bentuk  kegiatan  yang lain/prasarana secara lebih merata. 

Berdasarkan  tinjauan  terhadap  aspek  pemanfaatan bantuan, dapat  diindikasikan bahwa jumlah  keseluruhan  pemanfaat  kegiatan  PNPM  Generasi  adalah  sekitar 4,42  juta  jiwa;  dimana  sekitar  32%  atau  1,4  juta  jiwa  di  antaranya  merupakan  warga masyarakat  miskin.  Sedangkan  jumlah  pemanfaat  dari  kelompok  perempuan  tercatat sebanyak 2,66 juta jiwa atau sekitar 60%. 

E.4  Pembelajaran dari Pelaksanaan 

Selama pelaksanaan PNPM Generasi,  yang diawali  tahun 2007, ada beberapa hal positif yang  dapat  digunakan  sebagai  contoh  pembelajaran  dan  dapat  dikembangkan  pada pelaksanaan PNPM Perdesaan‐Regular; yaitu: 

(a)  Kegiatan pendidikan dan kesehatan merupakan kegiatan yang dibutuhkan oleh warga miskin dan perempuan. Dalam bidang  ini, kegiatan yang diusulkan sangat bervariasi dan kemungkinan besar dapat dikembangkan di PNPM Perdesaan.

Page 64: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  38 P a 

(b)  Masyarakat miskin  dan perempuan,  jika  diberikan  kesempatan  untuk  berpartisipasi aktif baik dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemeliharaan; dipastikan  akan  lebih  mudah  untuk  mempertanggungjawabkan  kegiatan  yang dilakukan. 

(c)  PNPM  Generasi  memberikan  kesadaran  kepada  masyarakat  dan  fasilitator,  bahwa untuk  membentuk  generasi  yang  sehat  dan  cerdas  perlu  dipersiapkan  langkah‐ langkah yang dibutuhkan; mulai dari proses sewaktu masih dalam kandungan, sampai dengan  memasuki  jenjang  sekolah  melalui  pemberian  perhatian  secara  lebih terhadap hal‐hal yang diperlukan. 

(d)  Dalam  proses  pelaksanaan  kegiatan  PNPM Generasi,  banyak  ditemukan  anak  yang kurang gizi/gizi buruk  serta anak usia  sekolah SD/SMP yang belum dapat mengikuti sekolah/putus sekolah. Sebagai contoh: di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, dimana  dalam  satu  Desa  ditemukan  sebanyak  60  anak  usia  sekolah  SD  tidak bersekolah; karena kendala jarak sekolah yang cukup jauh. Melalui program ini anak‐ anak  tersebut mendapatkan  perhatian  dalam memperoleh  haknya  untuk  belajar  di sekolah dengan metoda jarak jauh. 

(e)  Fungsi  Posyandu,  yang  biasanya  hanya  untuk  pemeriksaan  dan  penimbangan  bayi dan  balita  setiap  bulan  satu  kali,  juga  dimaksimalkan  untuk    kegiatan  lain    seperti: PAUD (Pendidikan Anak usia Dini) dalam rangka meningkatkan kemampuan kognitif, perilaku  hidup  sehat  (seperti  mencuci  tangan  sebelum  makan),  pembahasan  hasil pemantauan, dan pertemuan ibu‐ibu. 

(f)  Terbangunnya  kerjasama  dengan  program  lain  baik  melalui  LSM maupun  program pemerintah. 

(g)  Kehadiran  ibu‐ibu  dalam  forum  FGD  cenderung  meningkat,  karena  dilaksanakan dalam  forum  informal  yang  disesuaikan  dengan  kebiasaan  masyarakat/budaya setempat; misalnya: 

•  Tidak  menggunakan waktu/jam  kerja  perempuan  (seperti:  menanam,  memasak, mengurus anak, dan sebagainya). 

•  Dilakukan di  luar musim  tanam,  seperti: bawang  (pada bulan Mei‐Oktober), padi (pada bulan November‐April). 

•  Tidak  menggunakan  waktu  ibadah  (misalnya:  ke  Gereja  pada  hari  minggu, kebaktian keluarga pada hari senin, rabu dan jum’at). 

•  KPMD  melakukan  diskusi  door  to  door,  karena  banyaknya  ibu‐ibu  yang berhalangan hadir pada saat dilakukan kegiatan. 

F.  PELAKSANAAN PNPM‐AGRIBISNIS/SADI 

F.1  Wilayah Sasaran dan Pendanaan 

Pelaksanaan  kegiatan  PNPM  Agribisnis  Perdesaan  sebagai  program  pemberdayaan masyarakat  khusus  pertanian  dengan  menekankan  partisipasi  masyarakat  petani  telah

Page 65: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  39 P a 

menjangkau 252 desa di 24 kecamatan, 10 kabupaten yang tersebar di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. 

Tabel ‐ 2.12 Lokasi PNPM Agribisnis Perdesaan 2009 

No . 

Provinsi  Kabupaten  Kecamatan 

1.  Tana Toraja  Mengkendek 2.  Toraja Utara  Rindingalo; Sesean 

1  Sulawesi Selatan 

3.  Bantaeng  Bissappu; Tompobulu; Gantarang Keke 4.  Muna  Lawa; Kusambi; Wakorumba Selatan 2  Sulawesi Tenggara 5.  Konawe Selatan  Lainea; Palangga; Konda 6.  Timor Tengah Selatan  Amanuban Selatan; Mollo Utara; Kuan Fatu 3  Nusa Tenggara Timur 

(NTT)  7.  Ngada  Aimere; Golewa; Riung Barat 8.  Lombok Barat  Narmada; Gerung 9.  Lombok Utara  Bayan 

4  Nusa Tenggara Barat (NTB) 

10.Dompu  Hu’u; Manggelawa; Pekat 

Catatan: *Jumlah seluruh desa yang berpartisipasi di 10 kabupaten, 24 kecamatan dan 252 desa. 

Pelaksanaan  kegiatan  PNPM  Agribisnis  Perdesaan  untuk  tahun  2009  merupakan kelanjutan  dari  kegiatan‐kegiatan  tahun  2008.  Pendanaan  kegiatan  PNPM  Agribisnis Perdesaan  tahun  2009  hanya  menyediakan  Dana  Operasional  Kegiatan  (DOK)  yang merupakan  DOK  untuk  Pelatihan  Masyarakat.  Total  pencairan  DOK  tahun  2009  telah tercapai 100% di seluruh kecamatan lokasi PNPM Agribisnis Perdesaan. 

Tabel ‐ 2.13 Pencairan Dana BLM PNPM Agribisnis Perdesaan Tahun 2009 

Pencairan BLM  Pencairan DOK  Prosentase Provinsi 

Pagu (Rp)  Pencairan (Rp)  Pagu  (Rp)  Pencairan (Rp)  BLM  DOK 

Sulawesi Tenggara  ‐  ‐  502.500.000  502.500.000  ‐  100% 

Sulawesi Selatan  ‐  ‐  462.600.000  462.600.000  ‐  100% 

N T B  ‐  ‐  365.400.000  365.400.000  ‐  100% 

N T T  ‐  ‐  433.600.000  433.600.000  ‐  100% 

Total  ‐  ‐  1.764.100.000  1.764.100.000  ‐  100% 

Sedangkan pendanaan pada pelaksanaan kegiatan tahun 2008 telah menyediakan alokasi dana  BLM  sebesar  Rp.  26.400.000.000  dan  DOK  sebesar  Rp.  2.400.000.000  dan  telah diserap  100% di  seluruh  kecamatan  lokasi  PNPM  Agribisnis  Perdesaan  Tahun  Anggaran 2008.

Page 66: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  40 P a 

Tabel ‐ 2.14 Pencairan Dana BLM PNPM Agribisnis Perdesaan Tahun 2008 

Pencairan BLM  Pencairan DOK  Prosentase Provinsi 

Pagu (Rp)  Pencairan (Rp)  Pagu  (Rp)  Pencairan (Rp)  BLM  DOK 

Sulawesi Tenggara  6.600.000.000  6.600.000.000  600.000.000  600.000.000  100%  100% 

Sulawesi Selatan  6.600.000.000  6.600.000.000  600.000.000  600.000.000  100%  100% 

N T B  6.600.000.000  6.600.000.000  600.000.000  600.000.000  100%  100% 

N T T  6.600.000.000  6.600.000.000  600.000.000  600.000.000  100%  100% 

Total  26.400.000.000  26.400.000.000  2.400.000.000  2.400.000.000  100%  100% 

Pelaksanaan  tahapan  PNPM  Agribisnis  Perdesaan,  menjelang  batas  waktu  berakhirnya pelaksanaan  (closing date)  PNPM Agribisnis Perdesaan per 31 Desember 2009,  kegiatan yang masih dilakukan adalah penyaluran dana BLM untuk lokasi yang terlambat yakni NTT &  Sulawesi  Selatan  serta  optimalisasi  penggunaan  DOK  2008  dan  DOK  2009  di  empat provinsi. Seluruh desa pada enam kecamatan di Sulawesi Tenggara dan NTB telah selesai 100%  melaksanakan  tahapan  perencanaan  dan  pelaksanaan  kegiatan  PNPM  Agribisnis Perdesaan. 

Gambar ‐ 2.12 Tahapan Penyaluran BLM PNPM Agribisnis Perdesaan 

Penggunaan  DOK  TA  2008,  sampai  dengan  batas  akhir    pelaksanaan  PNPM  Agribisnis Perdesaan 31 Desember 2009, tercapai sebesar 97,07% dari total pagu DOK TA 2008. Sisa 2,93%  DOK  2008  yang  belum  digunakan  tersebar  di  Provinsi  NTT  (6,87%),  Sulawesi Tenggara (4,08%) dan Sulawesi Selatan (0,76%). 

¶  Sulawesi  Selatan,  penyaluran BLM  tahap  I,  tahap  II & tahap III tercapai 100% di 62 desa yang berada di 6 kecamatan 

¶  Sulawesi Tenggara,  penyaluran BLM  tahap  I,  II &  III telah  tercapai  100%  di  64  desa  yang  berada  di  6 kecamatan 

¶  NTT, penyaluran BLM tahap I, II & III telah terlaksana 100% di 67 desa yang berada di 6 kecamatan 

¶  NTB, penyaluran BLM tahap I, II & III telah terlaksana 100% di 59 desa yang berada di 6 kecamatan

Page 67: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  41 P a 

Gambar ‐ 2.13 Persentase Penggunaan DOK 2008 PNPM‐AP 

Sampai  dengan  31  Desember  2009,  batas  akhir  pelaksanaan  pilot  program  PNPM Agribisnis  Perdesaan,  penyaluran  dana  BLM  (Bantuan  Langsung  Masyarakat)  TA  2008 telah tercapai 99,34% atau sebesar Rp 26 milyar 226 juta‐an. Provinsi yang sampai batas akhir “closing date” PNPM Agribisnis Perdesaan masih menyisakan dan BLM yakni Provinsi NTT, tercapai 98,27% dan Provinsi Sulawesi Selatan telah tercapai 99,10%. 

Gambar ‐ 2.14 Persentase Penggunaan DOK 2009 PNPM‐AP 

F.2  Proses Pengorganisasian dan Partisipasi Masyarakat 

Tingkat  partisipasi  masyarakat  dalam  menghadiri  tahap  perencanaan  dan  pelaksanaan PNPM  Agribisnis  Perdesaan  cukup  bervariasi.  Berdasarkan  data  dari  lokasi,  lebih  dari 134.963 warga desa terlibat langsung dalam berbagai  forum musyawarah pembangunan yang  difasilitasi  pilot  program  PNPM  Agribisnis  Perdesaan.  Partisipasi  perempuan mencapai  48,64%,  laki‐laki  sebesar  51,36%  dari  jumlah  keseluruhan  partisipasi masyarakat.  Sedangkan  jumlah  warga  desa  dari  kelompok  kurang  mampu  atau  rumah tangga miskin yang hadir mencapai 78,57% setara dengan 106.037 warga. 

¶  NTT, penggunaan DOK 2009 tercapai  60,79%. Enam kecamatan telah mencairkan  DOK 2009 tahap 1 & 2 termasuk DOK tambahan. ¶  Sulawesi Tenggara, penggunaan DOK 2009  tercapai 

63,80%.  Enam  kecamatan  telah  mencairkan  DOK tahap 1 & 2  (termasuk DOK tambahan,  kecuali  tiga kecamatan di Kab. Konsel). ¶  NTB, penggunaan DOK 2009 tercapai 71,29%. Enam 

kecamatan telah mencairkan  DOK 2009 tahap 1 & 2 termasuk DOK tambahan ¶  Sulawesi  Selatan,  penggunaan  DOK  2009  tercapai 

72,68%.  Enam  kecamatan  telah  mencairkan    DOK 2009 tahap 1 & 2, termasuk DOK tambahan 

¶  NTT,  penggunaan DOK  2008,  tercapai    93,13%  dari pagu.  Sisa  DOK  sebesar  6,78%  tersebar  di  Kec. Golewa, Riung Barat & Amanuban Selatan 

¶  Sulawesi Tenggara, penggunaan DOK 2008, tercapai 95,92% dari pagu.  Sisa DOK sebesar 4,08%  tersebar di Kec. Wakorsel & Lawa (rencana untuk honor PL & KAD periode Jan sd Juni 2010) 

¶  Sulawesi  Selatan,  penggunaan  DOK  2008  tercapai 99,24% dari pagu. Sisa DOK sebesar 0,76%  tersebar di Kec. Mengkedek, Rindingallo & Sesean 

¶  NTB,  penggunaan  DOK  2008  telah  tercapai  100% dari pagu

Page 68: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  42 P a 

Gambar ‐ 2.15 Partisipasi Masyarakat dalam PNPM‐AP 

Partisipasi  masyarakat  dalam  PNPM  Agribisnis  Perdesaan  tidak  hanya  ditunjukkan  oleh tingkat  kehadiran warga  dalam  berbagai  forum musyawarah, melainkan  juga  dukungan tenaga,  uang  dan material  yang  diberikan  secara  sukarela  (swadaya).  Pada  tahun 2008‐ 2009  kebijakan  program  diarahkan  untuk  lebih mengutamakan  usulan‐usulan  kegiatan dari  kelompok  kurang  mampu,  yang  melibatkan  sebanyak‐banyaknya  Anggota  Rumah Tangga Miskin (ARTM) dan memberi manfaat untuk masyarakat khususnya petani miskin. 

Partisipasi  peserta  terutama  kaum  perempuan  terjadi  penurunan  tingkat  kehadiran khususnya pada tahap MAD III Penetapan Usulan, mengalami penurunan mencapai 3,67% dari  MAD  II  Prioritas  Usulan.  Sedangkan  pada  tingkat  Musyawarah  Desa,  Partisipasi perempuan turun pada tahap Musyawarah Desa Serah Terima (MDST). 

Tabel ‐ 2.15 Partisipasi Masyarakat Desa dalam Berbagai Forum Musyawarah Pembangunan PNPM AP 

Partisipasi Masyarakat Provinsi 

Laki‐laki  Perempuan  Total  RTM 

11.956 orang  11.516 orang  23.472 orang  14.183 orang Sulawesi Selatan 

(51%)  (49%)  (100%)  (60%) 

16.163 orang  13.133 orang  29.296 orang  22.299 orang Sulawesi Tenggara 

(55%)  (45%)  (100%)  (76%) 

17.601 orang  18.582 orang  36.183 orang  25.818 orang N T B 

(49%)  (51%)  (100%)  (71%) 

23.601 orang  22.411 orang  46.012 orang  43.737 orang N T T 

(51%)  (49%)  (100%)  (95%) 

¶  Jumlah  keseluruhan  partisipasi  masyarakat mencapai 134.963 warga / orang 

¶  Jumlah  Partisipasi  Laki‐laki  sebesar  69.321  warga  / orang (51,36%) 

¶  Jumlah Partisipasi Perempuan sebesar 65.642 warga / orang (48,64%) 

¶  Jumlah  Partisipasi  warga  kurang  mampu  /  rumah tangga miskin (RTM) sebesar 106.037 warga / orang (78,57%)

Page 69: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  43 P a 

Gambar ‐ 2.16 Persentase dan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Tahapan Kegiatan 

F.3  Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan 

Pelaksanan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan untuk tahun 2009 melanjutkan kegiatan‐ kegiatan  tahun 2008,  yang dilaksanakan oleh pelaku‐pelaku PNPM Agribisnis Perdesaan, antara lain terfokus pada beberapa kegiatan, yaitu; i) Pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur  dasar  pertanian,  ii)  Proses  pelelangan  BDSP  untuk  kegiatan  peningkatan kapasitas,  iii)  Peningkatan  kapasitas  agribisnis  yang  didanai  BLM,  iv)  Proses  pelelangan sarana  prasarana  alat  mesin  pertanian,  v)  Pelatihan‐pelatihan  pelaku  PNPM  Agribisnis Perdesaan, vi)  Penyaluran Dana BLM tahap I, II dan III, vi) Musyawarah Pertanggujawaban Penggunaan  Dana,  vii)  Pembuatan  Rencana  Anggaran  Biaya,  viii)  Evaluasi  BDSP, ix)  Melaksanakan  Musyawarah  Desa  Serah  Terima,  dan  x)  Pembuatan  Dokumen  Akhir Kegiatan. 

Jenis kegiatan infrastruktur dasar pertanian yang dominan adalah; i) pembangunan  jalan usaha  tani  sejumlah  21  kegiatan,  ii)  Saluran  irigasi,  bendung  dan  pengarah  arus  irigasi 

Tahapan Kegiatan: 

1. Musyawarah Antar‐Desa (MAD) I 2. Musyawarah Desa (MD) I 3. Penggalian Gagasan 4. Musyawarah Khusus Perempuan 5. MD II 6. MAD II 7. MAD III 8. MD III 9. Musyawarah Pertangung‐jawaban I 10. Musyawarah Pertangung‐jawaban I 11.MD Serah Terima (MDST) 12.Pelatihan Tim Pemelihara

Page 70: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  44 P a 

sejumlah 17 kegiatan, iii) Kandang kolektif ternak, pasar agribisnis, kios tani, gudang desa sejumlah 8  kegiatan,  iv)  Lantai  jemur  rumput  laut,  Tempat Pelelangan  Ikan  (TPI),  Sumur Bor,  Jembatan  TPI  sejumlah  7  kegiatan,  dan  v)  Sanggar  tani,  pondok  tani,  dan  pos penyuluhan sejumlah 5 kegiatan. 

Kegiatan yang didanai dari BLM di empat provinsi wilayah pilot program PNPM Agribisnis Perdesaan  sebanyak  408  kegiatan,  dimana  58  kegiatan  (14%)  untuk  sarana  prasarana dasar pertanian (infrastruktur dasar pertanian) dan 350 kegiatan (86%) untuk peningkatan kapasitas  agribisnis  kelompok  tani  (dan  anggota),  baik  agribisnis  hulu,  produksi,  pasca panen,  pemasaran,  agroindustri  serta  agribisnis  pendukung  lainnya.  Seluruh  kegiatan tersebut tersebar di 252 desa, 24 kecamatan, 10 kabupaten dan 4 provinsi. 

Tabel ‐ 2.16 Kegiatan Infrastruktur/Sarana Prasarana Dasar Pertanian 

Provinsi dan Jumlah Usulan Jenis Kegiatan 

Sultra  Sulsel  N T B  N T T Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani  11  1  9 

Pembangunan Sanggar Tani dan Pondok Pertanian  3  1  1 

Pembangunan Gudang Desa  3 

Pembangunan Kios Tani  2 

Pembangunan dan Peningkatan Pasar  2 

Pembangunan Sub Terminal Agribisnis  1 

Pembangunan Lantai Jemur Rumput Laut  1  1 

Pembangunan Saluran Irigasi dan Bangunan Pelengkap  8  2  6  2 

Pembangunan Titian (Jembatan) ke TPI*  1 

Pembangunan Kandang Kolektif  1 

Pembangunan Sumur Bor  2 

Tabel ‐ 2.17 Kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Agribisnis 

Provinsi dan Jumlah Usulan Jenis Kegiatan 

Sultra  Sulsel  N T B  N T T Pelatihan Pemeliharaan, Penggemukan, Demplot Peternakan dan Perikanan 

23  42  31 

Pelatihan Budidaya, Pasca Panen, Demplot Pertanian, Perkebunan dan Hasil Laut  30  31  52  71 

Pelatihan Pembuatan & Perbaikan Sarana Tangkap Ikan  5 

Pelatihan Pengembangan Manajemen Usaha Tani  5 

Pelatihan Pembuatan Komposting (Pupuk Organik)  3  4  4  8 

Pelatihan Pengelolaan Petani Pengguna Air (P3A)  2  1 

Pelatihan Perbaikan Alat Mesin Pertanian  2  9 

Pelatihan Penanganan Hama (Babi, serangga dll)  1 

Pelatihan & Demplot PIAP  21 

Pelatihan Menangkap Ikan dengan Jaring Sret  1 

Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT)  1 

Pelatihan Teknologi Pengolahan Kesuburan Tanah dan Pembuatan Pupuk serta Insektisida Organis 

5

Page 71: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  45 P a 

Distribusi  pendanaan BLM PNPM bagi  usulan  peningkatan  kapasitas  agribisnis, demplot dan  alat mesin  pengolahan  (agroindustri)  sebesar  74% dari  total pagu  BLM atau  senilai Rp.  19.535.000.000.  Sedangkan  distribusi  pendanaan  BLM  bagi  usulan  kegiatan pembangunan  sarana  prasarana  dasar  pertanian  sebesar  26%  atau  senilai Rp. 6.865.000.000 dari total pagu BLM nasional sebesar Rp 26.400.000.000. 

Gambar ‐ 2.17 Distribusi Pendanaan BLM untuk Kegiatan PNPM‐AP 

F.4  Inovasi dan Pembelajaran Spesifik dalam Pelaksanaan 

Dalam perjalananannya selama dua tahun, sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2009, pilot  program PNPM Agribisnis  Perdesaan  dihadapkan  pada  sejumlah hal‐hal baru  yang berbeda dengan PNPM Mandiri Perdesaan. Hal‐hal baru tersebut cukup merepotkan para pelaku  PNPM Agribisnis  Perdesaan  khususnya  para  pelaku  tingkat  kecamatan  dan desa, salah  satunya  adalah  tender  atau  lelang  jasa  pelatihan  agribisnis  oleh  lembaga  atau individu yang dikenal dengan nama BDSP (Business Development Service Provider). 

Merupakan  sesuatu yang sangat penting untuk menyikapi hal‐hal  tersebut, dengan cara pandang yang positif untuk digunakan sebagai pembelajaran bagi pelaksanaan program di masa  yang  akan  datang.  Beberapa  rekomendasi  untuk  inovasi  dan  penyempurnaan program  pemberdayaan  masyarakat  tani  melalui  agribisnis,  dapat  diberikan  sebagai berikut: 

(1)  Perlunya  melibatkan  SKPD/instansi  terkait  di  tingkat  kabupaten  dalam  kegiatan‐ kegiatan  PNPM  Agribisnis  Perdesaan  khususnya  pada  awal  sosialisasi  program  dan saat  Pertemuan  Khusus  Kabupaten,  sebagai  upaya  membangun  dukungan  dan kerjasama  dari  pihak  pemerintah  kabupaten  khususnya  terkait  usulan‐usulan masyarakat yang tidak masuk pada MAD Penetapan Usulan. 

(2)  Panduan  lelang/tender  kegiatan  jasa  pelatihan  agribisnis  melalui  BDSP  perlu disempurnakan  khususnya  “tools”  terkait  dengan  seleksi  BDSP,  “tools”  monitoring dan  evaluasi  kegiatan  yang  dilakukan oleh  BDSP,  “tools”  TOR/KAK  kegiatan,  “tools”

Page 72: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  46 P a 

demplot dan praktik agroindustri beserta alat mesin pertaniannya yang dibutuhkan. Perlu form‐form yang jelas terkait dengan hal tersebut dan tentunya mudah dipahami dan dilaksanakan oleh para pelaku tingkat desa dan kecamatan. 

(3)  Perlunya pelatihan agribisnis dua sampai  tiga kali bagi para pelaku tingkat desa dan kecamatan terkait dengan aspek agribisnis dari pra produksi, produksi, pasca panen, pengolahan produk serta pemasaran dan pengembangan usaha dengan mengundang pelatih‐pelatih yang kompeten dalam bidangnya, tidak harus terpaku pada Fasilitator Kecamatan. 

(4)  Media‐media  sosialisasi  yang  lebih  konkret  tentang  PNPM‐Agribisnis  Perdesaan, diantaranya  leaflet,  pamflet  dan  lain‐lainnya  sebaiknya  telah  tersedia  sejak  di  awal sosialisasi  program  sehingga  masyarakat  tani  serta  para  tokoh‐tokoh  desa  cepat memahami tentang PNPM Agribisnis Perdesaan secara lebih menyeluruh. 

(5)  Peta  potensi  agribisnis  masing‐masing  kecamatan  perlu  dilengkapi  dari  aspek agribisnis  hilir  yakni  aspek  rantai  pemasaran  dan  aspek  pengolahan  hasil  atau agroindustri  komoditas  dan  sebagai  alat  utama  dalam  pelaksanaan  penggalian gagasan agribisnis. 

(6)  Penguatan  kapasitas  Fasilitator  Kecamatan  perlu  dilakukan  setiap  waktu  saat Konsultan  Provinsi  melaksanakan  tugas  supervisi  dan monitoring  ke  lapangan  pada awal‐awal program. Hal yang penting perlu dilakukan saat OJT & IST adalah tentang sistem agribisnis secara utuh dikaitkan dengan peluang dan prospek usahanya, yang mana  fasilitator  kecamatan  dapat  mendesiminasikan  kepada  masyarakat,  sehingga usulan agribisnis masyarakat dapat optimal sesuai kebutuhan riil agribisnis. 

(7)  Belajar  dari  program  SADI  dengan  tiga  Sub  Program  didalamnya,  maka  yang diperlukan adalah adanya Panduan Kerjasama dan Sinergi Antar Sub Program dalam mendukung kegiatan antar sub program satu dengan sub program lainnya. 

(8)  Permodalan dapat diusulkan  sebagai  salah  satu usulan kegiatan bagi  kelompok  tani dan  atau  kelompok  wanita  yang  telah  mandiri,  sebagai  jalan  untuk  menangani persoalan permodalan di tingkat kelompok. 

(9)  Perlu  adanya  pendampingan  Fasilitator  Kabupaten  Agribisnis  pada  program pemberdayaan  seperti  PNPM  Agribisnis  Perdesaan  agar  jenjang  koordinasi pelaksanaan kegiatan dapat lebih efektif dan efisien. 

G.  PELAKSANAAN PNPM‐PASCA BENCANA 

G.1  Wilayah dan Kelompok Sasaran 

Wilayah Sasaran 

PNPM Mandiri‐Pasca Bencana di  Tahun 2009, meliputi:  a) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pulau  Nias  (PNPM‐R2PN),  Sumatera  Utara,  b)  Rehabilitasi  Pasca‐Bencana  Jawa  Barat, c) Rehabilitasi Pasca‐Bencana Sumatera Barat. 

Pelaksanaan  PNPM‐R2PN  pada  tahun  2009,  merupakan  pelaksanaan  program  tahun kelima  sejak  terjadinya  bencana  Tsunami  di  pulau  ini  pada  tanggal  26  Desember  2004; bersamaan dengan bencana Tsunami yang terjadi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Page 73: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  47 P a 

Sedangkan PNPM‐Pasca Bencana di Jawa Barat dan Sumatera Barat, merupakan program yang diselenggarakan akibat  adanya bencana gempa bumi yang  terjadi di  kedua daerah tersebut. 

Gempa bumi yang menimpa Provinsi Jawa Barat, terjadi pada tanggal 2 September 2009 dengan kekuatan 7,3 SR, telah mengakibatkan kerusakan di beberapa wilayah Kabupaten. Hampir  satu  bulan  setelah  terjadinya  gempa  di  Jawa  Barat  tersebut,  pada  tanggal 30 September 2009 disusul terjadinya gempa di Sumatera Barat yang berkekuatan 7,9 SR; juga telah mengakibatkan berbagai kerusakan di Kota Padang dan beberapa Kabupaten di wilayah Sumatera barat. 

Kelompok Sasaran 

Secara  prinsip,  kelompok  sasaran  PNPM‐Pasca  Bencana  adalah  sama  dengan  kelompok sasaran  PNPM Mandiri  Reguler;  dengan  prioritas  ditujukan  pada  kelompok masyarakat yang terkena dampak bencana. 

Sesuai dengan penjelasan dalam Panduan Teknis Operasional (PTO) PNPM Reguler, bahwa terdapat  3  kelompok  sasaran  program;  yaitu  :  a)  masyarakat  miskin  di  perdesaan, b) kelembagaan masyarakat di perdesaan dan c) kelembagaan pemerintahan lokal. 

G.2  Penyiapan dan Partisipasi Masyarakat 

Perlakuan  pola  khusus  pada  kegiatan  pasca  bencana  diatur  dalam  Petunjuk  Teknis operasional (PTO) PNPM Pola Khusus Rehabilitasi Pasca Bencana. 

Kegiatan  utama  penyiapan  dan  partisipasi  masyarakat  pada  prinsipnya,  tidak berbeda dengan PNPM Reguler. Setiap informasi program harus harus diketahui dan dipahami semua pihak. Dan  setiap kegiatan program harus berdasarkan kesepakatan bersama masyarakat yang difasilitasi oleh fasilitator program dan aparat lokal. 

Mekanisme kelembagaan partisipatif paling utama adalah Musyawarah Antar Desa di tingkat kecamatan dan Musyawarah Desa di tingkat desa. 

Perlakuan pola khusus pada PNPM‐Pasca Bencana, meliputi dua tahapan pokok yaitu: 

a.  Persiapan Pemulihan 

Dalam  tahap  pemulihan  atau  dikenal  sebagai  tahap  recovery,  ada  beberapa kegiatan  penting  sebelum  dilakukan  tahap  rehabilitasi  dan  rekonstruksi;  yaitu meliputi: 

Pertama,  proses  review  secara  partisipatif  dimana  kegiatan  ini  untuk  melakukan evaluasi  dampak  bencana  dan  juga  review  terhadap  kegiatan  PNPM  Mandiri Perdesaan  yang  sudah  direncanakan  dan/atau  sedang  dilaksanakan.  Hal  ini dilakukan,  karena  umumnya  lokasi  terjadinya  bencana  merupakan  lokasi program.

Page 74: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  48 P a 

Kedua,  kegiatan  tindak  cepat  dimana  kegiatan  ini  adalah merupakan  kegiatan‐ kegiatan  untuk  melakukan  identifikasi  dan  kuantifikasi  kerusakan  sarana prasarana sosial ekonomi perdesaan. 

Ketiga,  Padat  Karya  (Labour  Intensive/cash  for  work).  Setelah  teridentifikasi  dan terkuantifikasikannya  kerusakan  sarana  prasarana  sosial  ekonomi  perdesaan, masyarakat  dapat merencanakan  kegiatan  padat  karya  sehingga  masyarakat  dapat secara  langsung  menerima  cash  transfer.  Pendekatan  seperti  ini  bertujuan  ganda, yaitu di satu sisi untuk membangun kembali desa masing‐masing yang porak poranda dan di  sisi  yang  lain  adalah  untuk mengalihkan  pikiran  negatif  akibat  bencana  yang terjadi,  membangun  solidaritas  sosial  (gotong  royong)  warga  desa,  membangun ketegaran  jiwa  menghadapi  cobaan  hidup  dan  juga  sebagai  sarana  penciptaan lapangan kerja; tanpa harus meninggalkan keluarga yang sedang menderita. 

Keempat, pendataan atau pemetaan lebih lanjut. Secara paralel, sambil melakukan kegiatan  tindak  cepat  juga  terus  dilakukan  pendataan  atau  pemetaan  terhadap sarana‐prasarana  umum  sosial  atau  ekonomi  yang  mengalami  kerusakan  secara lebih teliti, lebih lanjut sebagai bahan perencanaan untuk tahap rehabilitasi. 

b.  Rehabi li tasi 

Tahapan  rehabilitasi  dan  rekonstruksi  harus  dilaksanakan  secara  lebih  terarah  dan terencana  dalam  upaya  normalisasi  prasarana  dan  fasilitas  sosial/umum. Pendekatan  kegiatan  yang  dilakukan  tetap  berbasis  pada  masyarakat  dan dengan  mengutamakan  kegiatan‐kegiatan  yang  bersifat  padat  karya  dengan tujuan memperkuat  dan  atau menjaga  solidaritas  sosial  (gotongroyong),  sekaligus sebagai sumber pendapatan (darurat) bagi masyarakat. 

G.3  Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan 

PNPM Rehabilitasi Pasca Bencana ‐ Sumatera Barat 

Pelaksanaan  PNPM  Rehabilitasi  Pasca  Bencana  ‐  Sumatera  Barat,  dengan  sumber pendanaan  tahun  2009,  baru  dapat  dilaksanakan  di  satu  Kabupaten,  yaitu  Kabupaten Padang Pariaman. Secara parallel, dilaksanakan juga kegiatan di  3 Kabupaten lainnya yang menjadi  lokasi  PNPM  Rehabilitasi  Pasca  Bencana  ‐  Sumatera  Barat;  yaitu:  Kabupaten Agam,  Kabupaten  Pasaman  Barat  dan  Kabupaten  Pesisir  Selatan,  dengan  sumber pendanaan untuk tahun 2010, dimana saat ini sedang dalam tahapan perencanaan. 

Kegiatan padat karya di Kabupaten Padang Pariaman dilakukan dengan sistem kelompok kerja  (Pokja)  sesuai  dengan  jenis  kegiatan  yang  menjadi  pilihan  masyarakat.  Kelompok Kerja  (Pokja)  yang  ada  pada  16  Kecamatan  dan  356  Korong,  terdiri  dari  2.289  Pokja dengan anggota sebanyak 25.344 orang. 

Kegiatan di masing‐masing kelompok kerja, dilaporkan berjalan dengan baik dan bahkan sebagian besar pokja sudah menyelesaikan kegiatannya.

Page 75: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  49 P a 

Tabel ‐ 2.18 Kegiatan Padat Karya PNPM‐Pasca Bencana 

No.  Kegiatan Padat Karya  Jumlah  Satuan 

1.  Pembersihan Rumah penduduk  16.258  Unit 

2.  Pembersihan Rumah Ibadah  393  Unit 

3.  Pembersihan Irigasi  176  Paket 

4.  Pembersihan Jalan  131  Lokasi 

5.  Pembersihan Sekolah  75  Unit 

6.  Pembersihan kantor  73  Unit 

7.  Pembersihan prasarana Kesehatan  12  Unit 

8.  Pembersihan pasar  6  Unit 

9.  Pembersihan jembatan  4  Unit 

10.  Pembuatan SAB  1  Unit 

Gambar ‐ 2.18 Proporsi Jenis Kegiatan Padat Karya 

PNPM Rehabilitasi Pasca Bencana ‐ Jawa Barat 

Pelaksanaan  program PNPM Rehabilitasi Pasca Bencana di Provinsi Jawa Barat, mengacu dan dilandasi oleh Surat Dirjen PMD No. 414.2/5114/PMD tertanggal 16 Desember 2009. Wilayah  Kabupaten  yang menjadi  lokasi  sasaran PNPM Rehabilitasi  Pasca Bencana‐Jawa Barat,  adalah  meliputi:  Kabupaten  Sukabumi,  Kabupaten  Cianjur,  Kabupaten  Bandung, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Bandung Barat. 

Sampai dengan akhir Maret 2010, kegiatan‐kegiatannya masih dalam Tahap Perencanaan di  tingkat Masyarakat.  Sehingga  belum  ada  aktivitas/kegiatan  terkait  dengan  pencairan BLM maupun pelaksanaan kegiatan fisik.

Page 76: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  50 P a 

G.4  Intervensi Spesifik 

Intervensi spesifik pada lokasi pasca bencana di Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Jawa Barat  adalah  berupa  tambahan  BLM  dan  Dana  Operasional  Kegiatan  pada  setiap Kecamatan. 

Berdasarkan pada Surat Dirjen PMD No. 414.2/5114/PMD, disebutkan beberapa hal yang merupakan  intervensi  spesifik;  bahwa  kebijaksanaan  pelaksanaan  PNPM Mandiri  Perdesaan Pola Khusus Rehabilitasi Pasca Bencana tahun2010, mengatur agar: 

(a)  Seluruh Alokasi  BLM  kegiatan  sebagaimana dimaksud  dalam Daftar  Lokasi  dan Alokasi  (DIPA tahun 2010),  tetap  disediakan dari  sumber Dana Urusan Bersama (DUB)  Pemerintah  dan Dana  Daerah  Urusan  Bersama  (DDUB)  Kabupaten  untuk  BLM  kegiatan masing‐masing Kecamatan. 

(b)  Dalam  upaya  mendukung  kegiatan  pasca  bencana  tahun  2010,  Pemerintah  akan menambahkan alokasi BLM kegiatan on‐top senilai Rp. 500 Juta sampai dengan Rp.1 Miliar per Kecamatan, tergantung pada tingkat kerusakan akibat gempa. 

H.  PELAKSANAAN PILOT‐P2SPP 

H.1  Wilayah Sasaran 

Wilayah  dan  lokasi  sasaran  kegiatan  Pilot‐P2SPP  pada  tahun  2009,  adalah  meliputi 10  Kabupaten  pada  8  Provinsi  (3  Kabupaten  lokasi  baru  dan  7  Kabupaten  lokasi  lama); dengan rincian lokasi dan alokasinya seperti ditampilkan pada Tabel‐2.19 berikut ini. 

Tabel ‐ 2.19 Lokasi dan Alokasi Pilot‐P2SPP tahun 2009 

ALOKASI BLM (dalam Rupiah) NO  PROVINSI  KABUPATEN 

APBN  APBD  TOTAL 1  Jambi  Batanghari  4,000,000,000  3,000,000,000  7,000,000,000 

2  Jawa Tengah  Boyolali  4,000,000,000  3,000,000,000  7,000,000,000 

Ngada  3,000,000,000  7,500,000,000  10,500,000,000 3  NTT 

Nagekeo  3,000,000,000  4,000,000,000  7,000,000,000 

4  Jawa Timur  Jombang  4,000,000,000  3,000,000,000  7,000,000,000 

5  Kalimantan Selatan  Tapin  4,000,000,000  3,000,000,000  7,000,000,000 

Lombok Barat  4,000,000,000  3,000,000,000  7,000,000,000 6  NTB 

Lombok Tengah  4,000,000,000  2,000,000,000  6,000,000,000 

7  Sumatera Barat  Pesisir Selatan  4,000,000,000  1,000,000,000  5,000,000,000 

8  Sulawesi Selatan  Sidenreng Rappang  4,000,000,000  1,000,000,000  5,000,000,000 

38,000,000,000  30,500,000,000  68,500,000,000

Page 77: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  51 P a 

H.2  Penguatan Kapasitas dan Peran Pemda 

Dalam upaya memantapkan perencanaan pembangunan daerah, maka diperlukan adanya beberapa kegiatan yang bertujuan untuk menguatkan kapasitas dan peran Pemda, antara lain dalam bentuk kegiatan pokok: 

(1)  Peningkatan kapasitas Setrawan (Pelatihan Pembekalan dan Pengembangan), 

(2)  Peningkatan manajemen pemerintahan desa. 

Selain itu juga diperlukan adanya kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan  di perdesaan,  yaitu peningkatan  kapasitas KPMD,  LPMD,  Kepala Desa  dan BPD. 

Penguatan kapasitas,  terutama untuk mendorong pengintegrasian dengan meningkatkan keselarasan  perencanaan  pembangunan  sebagai  wujud  penguatan  pembangunan partisipatif, melalui serangkaian kegiatan pendukung: 

(a)  Penyusunan atau penyempurnaan RPJM Desa, 

(b)  Rapat koordinasi unit perencana SKPD, 

(c)  Dengar pendapat (hearing) DPRD, 

(d)  Penyusunan pedoman swakelola oleh masyarakat dalam pengelolaan kegiatan, 

(e)  Penyusunan  Peraturan  Daerah  (Perda)  untuk  penguatan  penyelenggaraan pembangunan partisipatif. 

H.3  Pengorganisasian dan Partisipasi Masyarakat 

Berbagai  kegiatan  pembangunan  (open  menu)  melalui  pengorganisasian  dan  partisipasi masyarakat  diselenggarakan,  untuk  mendorong  peningkatan  kesejahteraan  masyarakat dengan didanai dari sumber dana BLM‐P2SPP, yang diatur melalui ketentuan: 

(1)  Tidak  termasuk  usulan  kegiatan  yang  dilarang  (sesuai  negative  list  PNPM Mandiri Perdesaan), 

(2)  Pengelolaan kegiatan  sesuai  ketentuan dan  tatacara yang ditetapkan  setiap daerah, dengan memperhatikan ketentuan PNPM Mandiri Perdesaan, 

(3)  Mem‐prioritaskan  kegiatan  yang  memenuhi  kebutuhan  antar  Desa  (dua  desa  atau lebih), dalam satu Kecamatan atau antar Kecamatan, 

(4)  Penetapan prioritas kegiatan dan pendanaan dilakukan pada Musrenbang Kabupaten dan ditetapkan dengan Surat Penetapan Bupati (SPB), 

(5)  Ketentuan, prosedur dan tatacara pertanggung‐jawaban pengelolaan kegiatan sesuai ketentuan PNPM Mandiri Perdesaan. 

H.4  Realisasi Kegiatan 

Hasil dan realisasi kegiatan P2SPP selama pelaksanaan tahun 2009, berdasarkan besaran penyerapan  dana  BLM  sesuai  dengan  masing‐masing  jenis  kegiatan,  ditunjukkan  pada Tabel‐2.20 berikut.

Page 78: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  52 P a 

Tabel ‐ 2.20 Hasil dan Realisasi Kegiatan P2SPP tahun 2009 

KEGIATAN (Rp Juta) 

NO  PROV.  KABUPATEN  SARANA PRASARANA 

UMUM 

SARANA PENDIDIKAN 

SARANA KESEHATAN 

EKONOMI/ SPP 

PENDIDIKAN  KESEHATAN T O T A L 

1  Jambi  Batanghari  1.279,7  1.875,8  562,3  1.268,9  ‐  ‐  4.986,8 

2  Jateng  Boyolali  3.291,2  306,5  229,2  673,1  ‐  ‐  4.500,0 

3  NTT  Ngada  3.279,1  ‐  ‐  ‐  3.038,2  1.682,6  8.000,0 

4  NTT  Nage Keo  2.935,6  3.703,9  1.940,8  ‐  ‐  ‐  8.580,3 

5  Jatim  Jombang  4.197,7  262,0  171,0  761,2  ‐  108,0  5.500,0 

6  Kalsel  Tapin  2.902,8  462,8  285,8  ‐  38,6  ‐  3.690,0 

7  NTB  Lombok Brt.  3.710,0  ‐  290,0  ‐  ‐  ‐  4.000,0 

8  NTB  Lombok  Tgh  2.710,0  250,0  740,0  ‐  300,0  ‐  4.000,0 

9  Sumba  Pesisir Sel.  1.287,8  1.355,0  485,9  ‐  371,2  ‐  3.500,0 

10  Sulsel  Sidenreng R.  3.882,8  ‐  117,1  ‐  ‐  ‐  4.000,0 

TOTAL  29.476,85  8.215,98  4.822,25  2.703,35  3.748,08  1.790,64  50,757,16 

Secara  grafis,  hasil  dan  realisasi  pelaksanaan  kegiatan  Pilot‐P2SPP  selama  tahun  2009, dapat diilustrasikan pada Gambar‐2.19. 

Dari grafik tersebut dapat diindikasikan, bahwa realisasi dana BLM terbesar adalah berada di  Kabupaten  Nage  Keo,  Provinsi  NTT  yaitu  sekitar  Rp.  8,6  Miliar;  dimana  seluruhnya digunakan dan dimanfaatkan untuk kegiatan fisik, terutama untuk sarana pendidikan yang mencapai jumlah dana sebesar Rp. 3,7 Miliar (sekitar 43%). 

Secara  keseluruhan  kegiatan‐kegiatan  Pilot  P2SPP,  sebagian  besar  didominasi  oleh kegiatan fisik yang diwujudkan dalam bentuk prasarana dan sarana umum, dengan porsi sekitar 58% (Rp. 29,476 Miliar dari total Rp. 50,757 Miliar). Sedangkan kegiatan‐kegiatan non‐fisik  hanya  menyerap  dana  BLM  secara  keseluruhan  sebesar  Rp.  8,24  Miliar  atau sekitar  16%  dari  seluruh  dana  BLM  yang  direalisasikan.  Gambar‐2.20  mengilustrasikan kondisi tersebut dalam bentuk Diagram‐Pie.

Page 79: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  53 P a 

Gambar ‐ 2.19 Grafik Proporsi Realisasi Kegiatan P2SPP per Kabupaten 

Tahun 2009 

58% 

Gambar ‐ 2.20 Diagram Pie Proporsi Realisasi Dana

Page 80: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  54 P a 

H.5  Intervensi Spesifik 

Beberapa  pembelajaran  yang  berhasil  didapatkan  melalui  intervensi  spesifik  dalam pelaksanaan  kegiatan‐kegiatan  Pilot‐P2SPP,  dapat  diberikan  dan  diuraikan  sebagai berikut: 

(1)  Proses  pengintegrasian  telah  berdampak  langsung  terhadap  kualitas  Musrenbang Desa  dan Musrenbang  Kecamatan,  baik  pada  aspek  kehadiran  peserta  perempuan dan warga miskin, maupun kualitas pembahasannya. 

(2)  Semiloka DPRD  telah berhasil mendorong hubungan yang  intensif  antara DPRD dan Satker Kabupaten serta adanya kunjungan DPRD pada saat Musrenbang Kecamatan. Kunjungan ini mampu mengubah paradigma DPRD, sehingga DPRD terdorong untuk memperjuangkan  usulan  masyarakat,  melalui  sidang  pembahasan  RAPBD.  Pada akhirnya  SKPD  menyepakati  untuk  menyelaraskan  Renja  SKPD  dengan  hasil‐hasil Musrenbang  Kecamatan,  dan  proses  pelaksanaan  Forum  SKPD  tidak  lagi  menjadi klasikal, namun telah menjadi forum konsultasi antara utusan kecamatan dan SKPD. 

(3)  Adanya  inisiatif  dari  beberapa  lokasi  untuk  melakukan  review  Perda  atau  dengan menyusun  produk  hukum  daerah  guna  penguatan  pembangunan  partisipatif. Salahsatu  lokasi  yang  melakukan  hal  tersebut  adalah  Kabupaten  Jombang  di  Jawa Timur, yang menyusun Peraturan Daerah (Perda) tentang Pembagian Wewenang dan Urusan Pemerintah Kabupaten dan Desa.

Page 81: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  55 P a 

PENGENDALIAN DAN KI  KINERJA PELAKSANAAN 2009 

A.  PEMANTAUAN DAN SUPERVISI 

A.1  Kinerja Implementasi Program 

Secara  umum,  pelaksanaan  kegiatan  PNPM  Mandiri  Perdesaan  Tahun  Anggaran  2009 telah  berakhir  pada  bulan  Desember  2009,  namun  pada  kenyataannya  masih  ada beberapa  wilayah  yang  belum  dapat  menyelesaikan  pekerjaannya,  baik  proses perencanaan  kegiatan,  pencairan  dana  maupun  pelaksanaan  kegiatan.  Penyebab  dari keterlambatan tersebut adalah pengendalian dan kontrol di  lapangan masih lemah serta Rencana  Kerja  Tindak  Lanjut  (RKTL)  yang  telah dibuat  tidak dikendalikan  secara  optimal dan disiplin. Faktor‐faktor  lain yang berkaitan dengan manajerial program pun  ikut andil dalam proses keterlambatan ini. 

Dalam proses pengendalian,  kegiatan pengawasan dan pemantauan yang dilakukan oleh Konsultan Manajemen  Nasional  maupun  pihak  lain  yang  terkait,  merupakan  salah  satu kegiatan yang melekat dan saling mendukung dan menjadi suatu hal yang sangat penting untuk  menjaga  kualitas  dan  kuantitas  pelaksanaan  tahapan  kegiatan  program,  serta sebagai  bahan  masukan  untuk  melakukan  evaluasi  maupun  merencanakan  langkah‐ langkah  pencegahan  atau  antisipasi  terhadap  tanda‐tanda  penyimpangan  maupun masalah dalam pelaksanaan kegiatan program. 

Proses pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai dengan hasil evaluasi progres kegiatan  dan  kinerja  implementasi  program  terhadap  Master  Implementasi  Schedule Nasional  Tahun  2009,  meliputi;  i)  Progres  pelaksanaan  tahapan  kegiatan,  ii)  Progres pencairan dan penyaluran dana BLM, dan iii) Progres pengisian posisi kosong fasilitator. 

Evaluasi  Progress  dan  Kinerja  Implementasi  Program  untuk  PNPM  Mandiri  Perdesaan Tahun  Anggaran  2009,  telah menunjukkan  resiko  62,35%  dan  kinerja  progress  tahapan kegiatan terkendali 57,32% serta pengisian kekosongan fasilitator 5,03%. 

Dari  total 3,905  kecamatan, dimana  sebanyak  208  kecamatan  termasuk  dalam  cakupan wilayah  komponen  pendukung  program,  terdapat  1.392  kecamatan  yang  telah menyelenggarakan  Musyawarah  Desa  Serah  Terima  (MDST),  3.092  kecamatan  telah mencairkan  dana  APBD  dan  3.489  kecamatan  telah  mencairkan  dana  APBN  serta 2.129 kecamatan telah menyalurkan dana ke desa.

Page 82: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  56 P a 

Gambar ‐ 3.1 Master Implementation Schedule Nasional tahun 2009 

Kekurangan  tenaga  Fasilitator  Kecamatan  adalah  132  orang  dan  Fasilitator  Teknik 240  orang  atau  5,03%  dari  total  kebutuhan  Fasilitator  sebanyak  7.394  orang,  yang tersebar  di  3.697  Kecamatan  PNPM  Mandiri  Perdesaan,  di  luar  cakupan  wilayah kecamatan untuk komponen pendukung program sebanyak 208 Kecamatan, pada tahun pelaksanaan 2009. 

Tabel ‐ 3.1 Evaluasi Progres dan Kinerja Implementasi Program per Desember 2009; RMC – 1 

BERDASARKAN KATEGORI KECAMATAN 

Normal (MDST) Terlambat 

(Belum Peyaluran) S. Terlambat 

(Belum Pencairan) 

Posisi Kosong Fasilitator No.  PROVINSI 

JUMLAH KEC. 

Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  FK  FT  Total 2,25% 

1  NAD  244  5  2,05%  239  97,95%  0  0,00%  1  10 11 

8,96% 2  SUMUT  240  31  0,83%  238  99,17%  0  0,00%  12  31 

43 1,63% 

3  SUMBAR  123  21  17,07%  102  82,93%  0  0,00%  2  2 4 

4,28% RMC ‐ 1  607  28  4,61%  579  95,39%  0  0,00%  15  43 

58

Page 83: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  57 P a 

Tabel ‐ 3.2 Evaluasi Progres dan Kinerja Implementasi Program per Desember 2009; RMC ‐ 2 

BERDASARKAN KATEGORI KECAMATAN 

Normal (MDST) Terlambat 

(Belum Peyaluran) S. Terlambat 

(Belum Pencairan) 

Posisi Kosong Fasilitator No.  PROVINSI 

JUMLAH KEC. 

Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  FK  FT  Total 0,83% 

4  RIAU  60  21  35,00%  31  51,67%  8  13,33%  0  1 1 

2,08% 5  JAMBI  72  16  22,22%  56  77,78%  0  0,00%  1  2 

3 1,42% 

6  SUMSEL  106  20  18,87%  86  81,13%  0  0,00%  2  1 3 

0,00% 7  BENGKULU  53  10  18,87%  39  73,58%  4  7,55%  0  0 

0 1,29% 

8  LAMPUNG  116  28  24,14%  71  61,21%  17  14,66%  0  3 3 

8,33% 9  BABEL  12  9  75,00%  3  25,00%  0  0,00%  0  2 

2 7,14% 

10  KEP. RIAU  35  13  0,00%  22  62,86%  0  0,00%  0  5 5 

3,01% RMC ‐ 2  454  117  25,77%  308  67,84%  29  6,39%  3  14 

17 

Tabel ‐ 3.3 Evaluasi Progres dan Kinerja Implementasi Program per Desember 2009; RMC ‐ 3 

BERDASARKAN KATEGORI KECAMATAN 

Normal (MDST) Terlambat 

(Belum Peyaluran) S. Terlambat 

(Belum Pencairan) 

Posisi Kosong Fasilitator No.  PROVINSI 

JUMLAH KEC. 

Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  FK  FT  Total 0,00% 

11  BANTEN  106  63  59,43%  41  38,68%  2  1,89%  0  0 0 

3,42% 12  JAWA BARAT  278  170  61,15%  108  38,85%  0  0,00%  15  4 

19 13,78% 

13  KALBAR  98  6  6,12%  89  90,82%  3  3,06%  11  16 27 

8,82% 14  KALTENG  85  13  15,29%  70  82,35%  2  2,35%  4  11 

15 3,45% 

15  KALSEL  87  49  56,32%  38  43,68%  0  0,00%  0  6 6 

50,00% 16  KALTIM  83  1  1,20%  77  92,77%  5  6%  40  43 

83 13,24% 

RMC ‐ 3  737  302  40,98%  423  57,39%  12  1,63%  70  80 150

Page 84: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  58 P a 

Tabel ‐ 3.4 Evaluasi Progres dan Kinerja Implementasi Program per Desember 2009; RMC ‐ 4 

BERDASARKAN KATEGORI KECAMATAN 

Normal (MDST) Terlambat 

(Belum Peyaluran) S. Terlambat 

(Belum Pencairan) 

Posisi Kosong Fasilitator No.  PROVINSI 

JUMLAH KEC. 

Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  FK  FT  Total 0,87% 

17  JAWA TENGAH  403  364  90,32%  39  9,68%  0  0,00%  1  6 7 

1,39% 18  DIY  36  33  91,67%  3  8,33%  0  0,00%  0  1 

1 2,82% 

19  JAWA TIMUR  425  373  87,76%  52  12,24%  0  0,00%  6  18 24 

0,00% 20  BALI  46  45  98%  1  2%  0  0,00%  0  0 

0 0,00% 

21  NTB  59  44  75%  15  25,42%  0  0,00%  0  0 0 

0,54% 22  NTT  185  32  17%  153  82,70%  0  0,00%  0  2 

2 1,47% 

RMC ‐ 4  1154  891  77%  263  22,79%  0  0,00%  7  27 34 

Tabel ‐ 3.5 Evaluasi Progres dan Kinerja Implementasi Program per Desember 2009; RMC ‐ 5 

BERDASARKAN KATEGORI KECAMATAN 

Normal (MDST) Terlambat 

(Belum Peyaluran) S. Terlambat 

(Belum Pencairan) 

Posisi Kosong Fasilitator No.  PROVINSI 

JUMLAH KEC. 

Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  FK  FT  Total 3,37% 

23  SULUT  104  1  1%  77  74,04%  26  25%  1  6 7 

6,70% 24  SULTENG  112  1  0,89%  74  66,07%  37  33,04%  5  10 

15 4,63% 

25  SULSEL  205  26  12,68%  168  81,95%  11  5,37%  6  13 19 

20,00% 26  SULTRA  150  19  12,67%  113  75,33%  18  12,00%  20  40 

60 3,95% 

27  GORONTALO  38  2  5,26%  33  86,84%  3  7,89%  1  2 3 

0,00% 28  SULBAR  42  2  4,76%  40  95,24%  0  0,00%  0  0 

0 5,88% 

29  MALUKU  34  2  5,88%  28  82,35%  4  11,76%  0  4 4 

4,17% 30  MALUT  60  1  1,67%  23  38,33%  36  60,00%  4  1 

5 7,58% 

RMC ‐ 5  745  54  7,25%  556  74,63%  135  18,12%  37  76 113

Page 85: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  59 P a 

Tabel ‐ 3.6 Evaluasi Progres dan Kinerja Implementasi Program per Desember 2009; Nasional 

BERDASARKAN KATEGORI KECAMATAN 

Normal (MDST) Terlambat (Belum 

Peyaluran) 

S. Terlambat (Belum 

Pencairan) 

Posisi Kosong Fasilitator No.  PROVINSI 

JUMLAH KEC. 

Jumlah  %  Jumlah  %  Jumlah  %  FK  FT  Total 4,28% 

1  RMC ‐ 1  607  28  4,61%  579  95,39%  0  0,00%  15  43 58 

3,01% 2  RMC ‐ 2  454  117  25,77%  308  67,84%  29  6,39%  3  14 

17 13,24% 

3  RMC ‐ 3  737  302  40,98%  423  57,39%  12  1,63%  70  80 150 1,47% 

4  RMC ‐ 4  1154  891  77,21%  263  22,79%  0  0,00%  7  27 34 

7,58% 5  RMC ‐ 5  745  54  7,25%  556  74,63%  135  18,12%  37  76 

113 

5,03% NASIONAL  3697*  1392  37,65%  2129  57,59%  176  4,76%  132  240 

372 

Gambar ‐ 3.2 Progres Pelaksanaan Kegiatan Regional‐1 

Gambar ‐ 3.3 Progres Pelaksanaan Kegiatan Regional‐2

Page 86: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  60 P a 

Gambar ‐ 3.4 Progres Pelaksanaan Kegiatan Regional‐3 

Gambar ‐ 3.5 Progres Pelaksanaan Kegiatan Regional‐4 

Gambar ‐ 3.6 Progres Pelaksanaan Kegiatan Regional‐5

Page 87: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  61 P a 

Gambar ‐ 3.7 Progres Pelaksanaan Kegiatan Reguler secara Nasional 

A.2  Kinerja Keuangan 

Pencairan  dana  BLM  di  3.905  Kecamatan  adalah  sebesar  Rp  6.284.043.410.000,  yang terdiri  dari  dana  APBN  sebesar  Rp  5.012.291.110.000  dan  APBD  sebesar Rp  1.271.752.300.000  atau  sekitar  99,37%  dari  total  pagu  dana  yang  tersedia  sebesar Rp 6.323.957.500.000; dimana terdiri dari pagu dana APBN sebesar Rp 5.037.970.000.000 dan APBD sebesar Rp 1.285.987.500.000.

Gambar ‐ 3.8 Progres Pencairan BLM tahun 2009 

\\\ 

Progres  pencairan  Dana  Operasional  Kegiatan  (DOK)  Perencanaan  dan  DOK  Pelatihan masyarakat  di  3.905  Kecamatan,  yang  meliputi  pencairan  DOK  Perencanaan  adalah sebesar  Rp.  269.482.658.600  atau  sekitar  98,71%  dari  total  pagu  DOK  tersebut  yang sebesar Rp. 273.018.200,000. Sedangkan untuk pencairan DOK Pelatihan adalah  sebesar Rp. 107.916.775.000  atau  99,68% dari  total pagu  DOK  tersebut  yang  jumlahnya  adalah sebesar  Rp.  108,259,100,000.  Secara  keseluruhan,  jumlah  pencairan  DOK  untuk Perencanaan dan Pelatihan adalah sebesar Rp. 377.399.433.600 atau sekitar 98,98% dari jumlah  keseluruhan  pagu  DOK  dimaksud,  yang  besarannya  mencapai Rp. 381.277.300.000. 

99,37% 

0,63%

Page 88: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  62 P a 

Gambar ‐ 3.9 Progres Pencairan DOK tahun 2009 

Penyaluran  dana  BLM  (APBD  &  APBN)  yang  tercatat  untuk  kegiatan  hasil  Musyawarah Antar Desa (MAD) Penetapan Usulan, sesuai Surat Penetapan Camat (SPC) PNPM Mandiri Perdesaan  Tahun  Anggaran  2009,  secara  keseluruhan  adalah  sebesar Rp  5.873.253.332.224,  terdiri  dari:  i)  Kegiatan  Prasarana  Umum  sebesar Rp  3.868.512.322.294  atau  sekitar  65,87%,  ii)  Kegiatan  Pendidikan  sebesar Rp  746.214.241.600  atau  sekitar  12,71%,  iii)  Kegiatan  Kesehatan  sebesar Rp  253.292.321.467  atau  sekitar  4,31%,  iv)  Simpan  Pinjam untuk  Perempuan  (SPP)  dan Peningkatan Kapasitas Usaha Ekonomi Produktif (UEP) sebesar Rp 1.005.234.446.863 atau sekitar  17,12%. 

Gambar ‐ 3.10 Rasio dan Komposisi Penyerapan BLM tahun 2009

Page 89: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  63 P a 

A.3  Kinerja Operasionalisasi Kegiatan 

Kegiatan‐kegiatan  yang  didanai  melalui  PNPM  Mandiri  Perdesaan,  diharapkan  dapat dimanfaatkan  oleh masyarakat  di  desa  terutama  rumah  tangga miskin;  termasuk untuk pengurangan pengangguran serta peningkatan kegiatan ekonomi di masyarakat. Kegiatan prasarana  umum  adalah  kegiatan  dengan  jumlah  pemanfaat  yang  paling  tinggi,  yaitu mencapai  sekitar  83,83%  dari  total  pemanfaat  dengan  jumlah  sebanyak 33.815.750 orang; dimana sekitar 46,9% diantaranya adalah merupakan Anggota Rumah Tangga Miskin (ARTM) dengan jumlah sebanyak 15.860.284 orang. 

Sedangkan total angkatan kerja  yang diserap untuk pelaksanaan pekerjaan kegiatan fisik sebanyak  2.157.501  angkatan  kerja,  dimana  diantaranya  adalah  ARTM  yang  mencapai jumlah 1.532.048 orang  atau  sekitar  71.01% dari  total  angkatan  kerja.  Jumlah  angkatan kerja tersebut, telah menghasilkan sebanyak 20.176.842 HOK (Hari Orang Kerja). 

Gambar ‐ 3.11 Komposisi Kategori Angkatan Kerja dan Pemanfaat PNPM Mandiri Perdesaan 2009 

Gambar ‐ 3.12 Komposisi Pemanfaat Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan 2009

Page 90: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  64 P a 

B.  PENANGANAN PENGADUAN DAN MASALAH 

B.1  Perkembangan dan Jumlah/Jenis Pengaduan 

Pada  tahun  2009,  terdapat  360  kasus  penyimpangan  dana  baru,  yang  lebih  banyak diketemukan  oleh  konsultan/fasilitator  baik  di  tingkat  Provinsi,  Kabupaten  dan Kecamatan.  Selain    temuan  fasilitator  juga ditanganinya pengaduan yang dilakukan oleh masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa dalam PNPM Perdesaan prinsip transparansi dan akuntabilitas dijalankan pada program ini. 

Dalam  penanganan  pengaduan  dan  masalah,  masyarakat  dapat  mengadukan  masalah melalui surat, pesan singkat (SMS), dan surat elektrolik (email). Secara umum pada tahun 2009  ditemukan  sejumlah 235  laporan  yang  terdiri dari  117  (49,79%) melalui  SMS,  109 (46,38%) melalui E‐mail,   8  (3,40%) melalui surat dan 1  (0,43 %) melalui  telephone. Dari 235 pengaduan masyarakat yang diterima oleh unit pengaduan NMC, telah ditindaklanjuti sebanyak  107  pengaduan  (59,11%)  diantaranya  masih  proses  dan  yang  96  pengaduan (40,85 %) dapat diselesaikan. 

Setiap  pengaduan  dan  masalah  ditangani  secara  khusus  dan  berjenjang  sesuai  dengan level  penanganan.  Pengaduan  dapat bersumber dari  fasilitator/konsultan, masyarakat, media, audit BPKP, LSM maupun  hasil supervisi monitoring.  Sampai dengan akhir  tahun 2009  jumlah  pengaduan  masalah  adalah  1.434,  Secara  detail  dapat  dilihat  pada  tabel berikut. 

Tabel ‐ 3.7 Jumlah Pengaduan Masalah 

No.  Sumber Informasi Jumlah s/d 

2008 2009  Total s/d 2009 

1  Konsultan  742  396  1.138 2  Masyarakat  103  128  231 3  BPKP  39  2  41 4  LSM/ PBM  4  0  4 5  Media Massa  4  1  5 6  Bank Dunia  0  0  0 7  Lain‐Lain  10  5  15 

Jumlah  902  532  1.434 

Selama  tahun  2009  ditemukan  masalah  baru  sebanyak  564  masalah.  Sementara  itu, masalah  dalam proses      (per  akhir  Desember  2008  )  berjumlah  826 masalah.  Sehingga total  masalah  yang  ditangani  pada  tahun  2009  adalah  1.390  masalah.    Dari  sejumlah masalah tersebut, sebanyak 498 masalah dapat diselesaikan.  Jumlah kasus setiap kategori dapat dilihat pada tabel berikut. 

Tabel ‐ 3.8

Page 91: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  65 P a 

Jumlah Kasus berdasarkan Kategori Masalah 

Lama Kategori 

Proses  Selesai Baru 

Proses  s/d Des. 2009 

Penyimpangan prinsip dan prosedur 

112  81  87  118 

Penyimpangan dana  667  305  360  722 Intervensi  11  5  5  11 Force majeure  12  29  34  17 Lain‐lain  24  78  78  24 

Total  826  498  564  892 

Penyelewengan  dana  pada  tahun  2009  adalah  sebesar  Rp  12,493  Miliar  dan  sudah dikembalikan  sebesar  Rp  8,350  Miliar  (67%).  Penyelewengan  ini  dibandingkan  dengan total BLM pada tahun 2009, sebesar Rp 7,086 Triliun (termasuk PNPM Generasi, Respek dan R2PN) proporsinya hanya sekitar 0,18 %.  Sedangkan sejak tahun 1998 sampai dengan tahun  2009,  jumlah  penyelewengan  dana  keseluruhan  adalah  sebesar  Rp  58,014 Miliar seperti dirinci pada tabel berikut. 

Tabel ‐ 3.9 Jumlah Keseluruhan Penyelewengan Dana 

No  Tahun Kumulatif Nilai Penyimpangan 

(Rupiah) 

Kumulatif Nilai Pengembalian 

(Rupiah) 

Sisa Belum Kembali (Rupiah) 

1  1998‐2005  19.591.557.368  9.490.395.811  14.537.471.174 2  2006  8.391.324.171  6.516.083.283  5.949.357.729 3  2007  7.502.204.795  7,675,410.841  5.454.843.098 4  2008  10.035.604.626  8.598.506.121  1.437.098.504 5  2009  12.493.258.978  8.350.385.924  4.142.873.054 

Jumlah  58.013.949.938  40.630.781.980  17.383.167.958 

Angka penyalahgunaan dana  tersebut secara nominal  terkesan berjumlah besar. Namun jika dibandingkan dengan total BLM yang telah disalurkan ke masyarakat sejak tahun 1998 s/d  tahun 2009, dimana besarnya  sekitar Rp 22,5 Triliun,  ternyata prosentasenya hanya sekitar  0,26%.  Dan  bahkan,  seperti  dijelaskan  di  atas,  khusus  untuk  tahun  2009 penyelewengan dana hanya sebesar 0,18% dari BLM yang dialokasikan. 

Pelaku Masalah 

Dari pengaduan masalah yang terjadi selama tahun 2009, melibatkan 545 pelaku. Jumlah terbanyak 375 pelaku (sekitar 69%) adalah dari kalangan masyarakat (Kelompok, UPK, dan TPK). Terjadi penurunan sebesar 52%, jika dibandingkan jumlah pelaku pada tahun 2008. Hal  ini  disebabkan  karena  semakin  meningkatnya  partisipasi  masyarakat  dalam pemantauan pelaksanaan kegiatan. 

Tabel ‐ 3.10

Page 92: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  66 P a 

Jumlah Pelaku Pelanggaran 

No.  Pelaku Pelanggaran  2008  2009  Total 

1  Kel/Masyarakat  305  26%  129  24%  434  26% 2  UPK  307  27%  131  24%  438  26% 3  TPK  173  15%  115  21%  288  17% 4  Konsultan  99  9%  57  10%  156  9% 5  Kepala Desa/Aparat Desa  52  5%  32  6%  84  5% 6  PjOK & Staf Kecamatan  69  6%  15  3%  84  5% 7  LKMD/LPM  41  4%  1  0%  42  2% 8  Camat  16  1%  10  2%  26  2% 9  Supplier/Pemasok  12  1%  18  3%  30  2% 10  Lain‐Lain  78  7%  37  7%  115  7% 

Jumlah  1.152  100%  545  100%  1.697  100% 

Secara  khusus,  program menyediakan  DOK  pelatihan  bagi  masyarakat  termasuk  dalam peningkatan kapasitas masyarakat untuk memantau pelaksanaan kegiatan. 

Penyelesaian  pengaduan  dan  masalah  yang  ada  dalam  PNPM  Perdesaan,  diupayakan untuk  dilakukan  di  lokasi  dengan  bantuan  aparat  pemerintahan  lokal  dan  fasilitator. Penyelesaian masalah juga  merupakan bagian dari upaya pembelajaran bagi masyarakat . 

Dalam penyelesaian masalah, upaya terakhir yang dilakukan adalah penanganan melalui jalur hukum.  Pada tahun 2009 ada 130 masalah yang masuk dalam penanganan melalui jalur hukum,  yaitu di  kepolisian  terdapat 96 masalah, di  kejaksaan  terdapat 28 masalah dan  4 masalah  sudah  di  pengadilan.  Dua di  antaranya  sudah mendapatkan  keputusan hukum tetap. 

Tabel ‐ 3.11 Jumlah Penanganan Masalah 

No  Penanganan  s/d 2008  2009  Total 

1  Kepolisian  68  96  164 2  Kejaksaan  36  28  64 3  Pengadilan  0  4  4 4  Putusan Tetap  0  2  2 

Jumlah  104  130  234 

Penanganan Kasus Besar Tahun 2009

Page 93: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  67 P a 

Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah 

Penyimpangan dana pinjaman oleh UPK dengan menyalurkan pinjaman kepada sejumlah individu dengan nilai total sekitar Rp 69,8 Juta. Penanganan dilakukan melalui pendekatan persuasif, 

namun tidak menghasilkan progress yang signifikan. Sehingga ditempuh upaya akhir melalui jalur hukum. 

Penanganan ini mencapai puncaknya pada awal Juni 2009, dimana pelaku disidangkan di Pengadilan Negeri Wonosobo. Pelaku dinyatakan bersalah dan divonis  penjara 1 tahun. 

Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali,  Provinsi Jateng 

Penyimpangan dana sebesar Rp  257.703.995 oleh ketua UPK dengan cara meminjamkan kepada sejumlah individu. Sebagai upaya terakhir penyelesaian pelaku dibawa ke jalur hukum dan yang bersangkutan dinyatakan bersalah. Pada proses pengadilan yang bersangkutan dikenai saksi 

penjara dua tahun 6 bulan. 

B.2  Jumlah Masalah dan Kecamatan Bermasalah 

Suatu  kecamatan  dikategorikan  sebagai  kecamatan  bermasalah  jika:  (a)  kerugian  yang diderita masyarakat  dan  pemerintah  daerah  dari  masalah  sangat  luas,  (b)  penyelesaian masalah  tidak  signifikan,  (c)  dukungan  masyarakat  maupun  pemerintah    daerah  tidak optimal.    Kriteria  ini  diberlakukan  sebagai  upaya  pembelajaran  kepada masyarakat  dan pemerintah daerah dalam mendukung penanganan pengaduan masalah. 

Pada  tahun  2009,  terdapat  62  Kecamatan  dari  45  Kabupaten  dalam  17  Provinsi  yang dinyatakan sebagai Kecamatan bermasalah. Dari sejumlah Kecamatan tersebut, sebanyak 33  diantaranya  dapat  dikeluarkan  dari  status  Kecamatan  bermasalah,  karena: (a)  penyelesaian  masalah  dilakukan  secara  signifikan  dan  sesuai  dengan  tenggat  waktu yang ditargetkan,  (b) partisipasi dan dukungan masyarakat dalam penyelesaian masalah kuat,  dan  (c)  dukungan  pemerintah  daerah  yang  optimal.  Dengan  demikian,  jumlah Kecamatan  yang  masih  dinyatakan  bermasalah  adalah  29  Kecamatan  yang  tersebar  di 23 Kabupaten dan 9 Provinsi. Sebagian besar Kecamatan bermasalah tersebut, disebabkan karena adanya penyelewengan dana. 

B.3  Proses Penanganan dan Penyelesaian Masalah 

Dalam  proses  penanganan  dan  penyelesaian  masalah  mengacu  pada  prinsip:  rahasia, berjenjang,  transparansi,  partisipatif,  proporsional,  obyektif,  kemudahan,  cepat  dan akurat. 

Penanganan  dan  penyelesaian  masalah  dilakukan  melalui  dua  cara  yakni:  dengan  cara litigasi  dan  non‐litigasi.    Penyelesaian masalah  non‐litigasi  ditempuh melalui  konsultasi, negosiasi, mediasi   dan konsiliasi. Adapun    langkah‐langkah penanganannya dimulai dari negosiasi,  klarifikasi,  analisa,  tindak  turun  tangan,  pemantauan,  masalah  dinyatakan

Page 94: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  68 P a 

selesai  kemudian dilakukan umpan balik dan pelaporan. Sedangkan masalah  litigasi atau jalur  hukum  ditempuh  melalui  kepolisian,  kejaksaan  dan  pengadilan.  Dalam  proses  ini harus ada pelaporan untuk dilakukan penyelidikan dan penyidikan serta tindak lanjutnya. 

C.  PENGAWASAN DAN AUDIT KEUANGAN 

C.1  Pelaksanaan Audit Internal 

Pelaksanaan  Audit  Internal  di  PNPM  Mandiri  Perdesaan  diarahkan  pada  tugas  dan tanggung‐jawab  untuk  mengendalikan  kegiatan  audit  internal  pada  berbagai  tingkatan pelaksanaan  audit  internal.  Secara  berjenjang  jumlah  sumberdaya  untuk  mendukung pelaksanaan  audit  internal,  yaitu  meliputi:  (i)  pada  tingkat  Nasional  dengan  jumlah specialist  audit  internal  sebanyak  10  orang,  (ii)  pada  tingkat  Provinsi  dengan  jumlah specialist  FMS  40  orang,  dan  (iii)  pada  tingkat  Kabupaten  audit  internal  dilakukan  oleh Fasilitator Keuangan Kabupaten. 

Jenis  Audit  Internal,  yang  dirancang  dan dimulai  sejak  bulan  Juli  2009,  adalah meliputi: Audit  Internal  Dukungan  Program  dan  Audit  Internal  Pelaksanaan  Program.  Rancangan audit internal tersebut didukung oleh SOP Audit Internal Dukungan Program dengan fokus audit kepada: Pengelolaan Dekonsentrasi dalam Pembinaan dan Pengendalian Fasilitator, Kualitas  Pengendalian  Internal  Konsultan  Provinsi  dan  Pengelolaan  Tugas  Pembantuan untuk  Bantuan  Langsung  Masyarakat  (BLM).  Sedangkan  dukungan  lainnya,  berupa Panduan  Audit  Internal  Pelaksanaan  Program,  difokuskan  penggunaannya  untuk:  Audit Proses  Perencanaan,  Audit  Proses  Pelaksanaan,  Audit  Keuangan  Dana  BLM  (Keuangan), Audit Pengelolaan Dana Bergulir, Audit Pengadaan Barang dan Jasa, serta Pemeliharaan‐ Pemanfaatan‐ Pelestarian. 

Penjenjangan Audit  Internal, berkaitan dengan  kebijakan Audit  Internal  secara  nasional, diatur sebagai Tabel‐3.12. 

Realisasi pelaksanaan Audit Internal ‐ Pelaksanaan Program  pada lokasi Tahun Anggaran 2008,  yang  dilakukan  oleh  Spesialist  NMC  di  tingkat  nasional  sampai  dengan  akhir Desember 2009, dapat dilihat pada Tabel‐3.13 berikut.

Page 95: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  69 P a 

Tabel ‐ 3.12 Penjenjangan Pelaksanaan Audit Internal 

JENJANG  INSTITUSI  TUJUAN 

POLICY  PMD TRANSPARANSI & AKUNTABILITAS 

PELAKSANAAN PROGRAM 

STRATEGY  NMC (DIVISI AUDIT INTERNAL) EFEKTIVITAS PELAKSANAAN AUDIT 

INTERNAL 

TACTICAL  RMC (KONSULTAN PROVINSI) EFISIENSI PELAKSANAAN AUDIT 

INTERNAL 

TIM FASILITATOR KABUPATEN (PEMBERDAYAAN, TEKNIK 

DAN KEUANGAN) 

KUALITAS PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL 

OPERATIONAL 

TIM FASILITATOR KECAMATAN KETAATAN TERHADAP KETENTUAN 

DAN ATURAN PROGRAM

Page 96: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  70 P a 

Tabel ‐ 3.13 Realisasi Pelaksanaan Audit Internal tahun 2009 

REALISASI KECAMATAN YANG DIAUDIT  BERDASAR FOKUS AUDIT 

KEUANGAN NO  PROVINSI 

JML KAB 

JML KEC 

REA LISA SI 

% LOKASI 

P  PL  PBJ DK  Dpr  Dpm 

DB  P3 

1  NAD  19  150  3  2%  3  3  3  3  3 

2  Sumatera Utara  19  133  2  2%  2  2  2 

3  Sumatera Barat  12  105  2  2%  2  2  2  2 

4  Jambi  9  54  1  2%  1  1  1  1  1  1  1 

5  Riau  9  58  2  3%  2  2  2  2  2  2  2 

6  Kepulauan Riau  4  23  2  9%  2  2  2  2  2  2 

7  Bengkulu  8  54  2  4%  2  2  2  2  2 

8  Bangka Belitung  6  25  2  8%  2  2  2 

9  Sumatera Selatan  11  78  8  10%  8  8  2 

10  Lampung  8  68  3  4%  3  2  3  1  3  2 

11  Banten  4  49  4  8%  4  4  4  4  4 

12  Jawa Barat  17  169  18  11%  18  6  13  5  5  1 

13  Kalimantan Barat  11  74  2  3%  2  2  2  2 

14  Kalimantan Selatan  11  67  1  1%  1  1  1  1 

15  Kalimantan Tengah  13  66  2  3%  2  2  2  2  2  2 

16  Kalimantan Timur  9  56  4  7%  4  4  4 

17  Jawa Tengah  29  224  8  4%  5  2  4  5  2  5  4 

18  DI. Yogyakarta  4  36  4  11%  4  4  4  4 

19  Jawa Timur  29  238  7  3%  1  1  1  1  1  2 

20  Bali  8  39  2  5%  2  2 

21  Nusa Tenggara Barat 

7  56  10  18%  2  2  2  2 

22  Nusa Tenggara Timur 

18  102  7  7%  2  2  2  2  2  2 

23  Sulawesi Selatan  20  183  8  4%  3  3  3  3 

24  Sulawesi Tenggara  10  59  2  3%  2  2  2  2  2  2  2 

25  Sulawesi Tengah  9  54  2  4%  2  1  1 

26  Sulawesi Utara  9  59  4  7%  1  2  2  1 

27  Sulawesi Barat  5  30  2  7%  1  1  1  1 

28  Gorontalo  5  27  4  15%  4  4  4  4 

29  Maluku Utara  6  25  2  8%  2  2  2  2  2 

30  Maluku  7  40  3  8%  1  1  3  1  1 

JUMLAH TOTAL  NASIONAL  336  2401  123  5%  45  36  72  34  63  56  52  3 

Keterangan:  P = Perencanaan, PL = Pelaksanaan, PBJ = Pengadaan Barang & Jasa, DK = Dana Kegiatan, Dpr = DOK Perencanaan, Dpm = DOK Pelatihan Masyarakat, DB = Dana Bergulir, P3=Pemeliharaan/Pemanfaatan/Pelestarian.

Page 97: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  71 P a 

C.2  Audit Eksternal BPKP/BPK 

Pada tahun 2009, telah dilakukan proses audit eksternal sebanyak  2 (dua) kali; yaitu oleh BPKP dan BPK. Secara singkat, kegiatan audit yang telah dilaksanakan oleh masing‐masing instansi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 

(1)  Audit oleh BPK 

Audit  BPK  baru  pertama  kali  dilakukan  untuk  Program  PNPM Mandiri  Perdesaan. Audit  dilaksanakan  sebagai  upaya  untuk  meningkatkan  akuntabilitas  dan pertanggungjawaban  pelaksanaan  Dekonsentrasi  dan  Tugas  Pembantuan,  di lingkungan Kementerian Dalam Negeri; termasuk di tingkat Provinsi dan Kabupaten. 

Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Oktober s/d November 2009. Cakupan wilayah Audit  meliputi  8  Provinsi  yang  menjadi  lokasi  sasaran  PNPM  Mandiri  Perdesaan, seperti disajikan pada tabel berikut. 

Tabel ‐ 3.14 Cakupan Wilayah Audit BPK tahun 2009 

No.  Provinsi  Kabupaten 

1.  Sumatera Utara  Deli Serdang dan Serdang Bedagai 2.  Kepulauan Riau  Karimun dan Natuna 3.  Jawa Barat  Bandung Barat dan Purwakarta 4.  Jawa Tengah  Magelang dan Temanggung 5.  Jawa Timur  Bojonegoro dan Tuban 6.  Kalimantan Tengah  Kapuas dan Pulang Pisau 7.  Nusa Tenggara Barat  Lombok Timur dan Lombok Barat 8.  Gorontalo  Gorontalo dan Bonebolango 

(2)  Audit oleh BPKP 

Audit BPKP secara  rutin dilakukan, dalam frekuensi satu kali setiap tahunnya. Pada tahun 2009, kegiatan audit oleh BPKP ini dilakukan di 31 Provinsi dan 115 Kabupaten lokasi PNPM Mandiri Perdesaan. Hasil Audit BPKP langsung diekspose di Provinsi dan dilaporkan dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan. 

Berdasarkan hasil audit, setelah dilakukan klarifikasi, terdapat 12 kelompok temuan utama  yang  keseluruhannya  terdiri  dari  605  temuan.  Sampai  saat  ini,  laporan temuan‐temuan tersebut baru ditindaklanjuti sebanyak 71 laporan (sekitar 11,54%) dan  sebanyak  48  laporan  (sekitar  7,93%)  telah  dapat  diselesaikan.  Sedangkan 23 laporan temuan lainnya, sampai saat ini, masih dalam proses.   Sisanya sebanyak 534 laporan  atau sekitar 88,26 %, sampai saat ini  belum ada tindak lanjutnya.

Page 98: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  72 P a 

C.3  Pengawasan dan Evaluasi Kesehatan UPK 

Kegiatan  dana  bergulir  merupakan  salah  satu  kegiatan  dari  Program  Nasional Pemberdayaan  Masyarakat  Mandiri  Perdesaan,  yang  bertujuan  untuk  percepatan penanggulangan kemiskinan melalui kemudahan pembiayaan pendanaan dan pemberian kesempatan kepada rumah tangga miskin (RTM); untuk mendapatkan permodalan dalam bentuk  kegiatan  Simpan  Pinjam  untuk  Perempuan  (SPP),  perguliran  Usaha  Ekonomi Produktif (UEP) dan peningkatan kapasitas kelompok UEP. 

Kegiatan Dana Bergulir 

Pada  tahun  2009,  dana  untuk  kegiatan  SPP  yang  disalurkan  melalui  Bantuan  Langsung Masyarakat  (BLM)  adalah  sebesar  Rp  1.005.234.446.863  untuk  76.307  kelompok  atau sekitar  17%  dari  total  penyaluran  dana  BLM.  Prosentase  ini  masih  di  bawah  pagu maksimal  25%  yang  ditetapkan  oleh  aturan  program.  Sedangkan  untuk  kegiatan peningkatan  kapasitas  kelompok  UEP,  telah  terdanai  sebesar  Rp  2.882.862.597  untuk sebanyak 1.025 usulan kegiatan atau kurang dari 1%. 

Berdasarkan  laporan perkembangan pinjaman secara nasional, prosentase pengembalian pinjaman  untuk  kegiatan  SPP  adalah  sebesar  94%;  dengan  saldo  pinjaman  yang  masih bergulir  di  masyarakat  sebesar  Rp  1.954.120.584.525.  Sedangkan  prosentase pengembalian pinjaman secara nasional untuk UEP, adalah sebesar 86,12% dengan saldo pinjaman yang masih bergulir di masyarakat sebesar Rp  659.011.940.079. 

Gambar ‐ 3.13 Prosentase Perkembangan Pinjaman s/d tahun 2009 

UPK dalam melakukan pengelolaan  dana bergulir, menyusun pelaporan keuangan untuk pertanggungjawaban  transparansi  dan  akuntabilitas  pengelolaan  keuangan.  Pada  tahun 2009 ini, berdasarkan laporan neraca dan laporan laba/rugi UPK secara nasional, terdapat peningkatan surplus ditahan dan surplus berjalan  jika dibandingkan dengan tahun 2008.

Page 99: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  73 P a 

Hal tersebut  juga diikuti dengan perkembangan modal untuk kegiatan dana bergulir SPP dan UEP untuk tahun 2009. Rinciannya diberikan pada tabel berikut. 

Dibandingkan  dengan  tahun  sebelumnya,  terjadi  peningkatan  besaran  jumlah  modal untuk kegiatan SPP sebesar 92,26% dan untuk UEP sebesar 11,35%. Pertumbuhan modal pada kegiatan SPP lebih besar daripada UEP, dikarenakan penambahan modal SPP melalui usulan  terdanai  BLM  dan  perguliran  Pinjaman.  Sedangkan  pemupukan  modal  untuk kegiatan UEP, hanya berdasarkan perguliran saja. Untuk surplus tahun 2009, mengalami kenaikan sebesar 59,22% dibandingkan dengan surplus yang dibukukan tahun 2008. 

Program menetapkan target pemisahan pelaporan dana bergulir dan non bergulir untuk dapat dilaksanakan oleh UPK, paling lambat Bulan Maret 2010. Pemisahan pelaporan ini, bertujuan  untuk  memisahkan  pelaporan  program  yang  bersifat  non‐dana  bergulir  dan pelaporan  microfinance  yang  bersifat  bergulir.  Sehingga  dapat  diketahui  kinerja pengelolaan pinjaman. Berdasarkan laporan per Desember 2009, diketahui bahwa progres perkembangan pemisahan pelaporan adalah seperti tabel berikut. 

Tabel ‐ 3.15 Perkembangan Modal SPP & UEP 

Tahun 2008 dan 2009 

KEGIATAN PERGULIRAN 2009  KEGIATAN PERGULIRAN 2008 RINCIAN 

SPP (Rp)  UEP (Rp)  SPP (Rp)  UEP (Rp) 

Kas  18.340.123.566  3.131.001.989  11.762.147.064  3.897.994.960 Bank  418.587.781.722  109.928.524.794  208.581.177.947  98.532.808.627 Saldo Pinjaman  1.962.268.566.013  617.092.421.750  1.027.537.819.997  553.317.925.127 

Total  2.399.196.471.301  730.151.948.533  1.247.881.145.008  655.748.728.714 

Tabel ‐ 3.16 Surplus UPK 

Tahun 2008 dan 2009 

RINCIAN  Tahun 2009 (Rp)  Tahun 2008 (Rp) 

Surplus ditahan  274.363.235.701  182.971.691.170 Surplus berjalan  258.258.871.723  151.533.877.150 

Total  532.622.107.424  334.505.568.320

Page 100: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  74 P a 

Tabel ‐ 3.17 Progres Laporan Dana Bergulir dan Laporan Non‐Dana Bergulir 

Per Desember 2009 

Laporan Microfinance  Laporan Arus Dana 

Sudah  Belum % 

Sudah  Belum % 

2.904  1.179  71%  2.611  1.460  64% 

Total  =  4.083  UPK  Lokasi aktif yang melaporkan = 3.388 

Phased out  =  308 

Penilaian UPK 

UPK  sebagai  lembaga di  tingkat Kecamatan yang mengelola kegiatan program dan dana bergulir,  dimana pengurus UPK dipilih  secara  langsung  dalam  forum Musyawarah Antar Desa  di  Kecamatan  dan  disahkan  oleh  Badan  Kerjasama  Antar  Desa  (BKAD).  Untuk kepentingan  pendampingan  teknis  oleh  fasilitator  keuangan  dan  fasiilitator  kecamatan, dilakukan  penilaian  terhadap UPK.  Penilaian  ini  dimaksudkan  untuk melakukan  evaluasi kondisi UPK dalam melakukan pengelolaan keuangan dan pengelolaan dana bergulir. 

Penilaian  Pemetaan  UPK  dilakukan  dari  segi  kuantitatif  (aspek  resiko  pinjaman  dan produktivitas  atau  potensi  pendapatan)  serta  dari  segi  kualitatif  (aspek  kualitas pengelolaan  program).  Berdasarkan  laporan  dari  3.388  UPK,  berikut  ini  disajikan  tabel hasil pemetaan yang telah dilakukan. 

Tabel ‐ 3.18 Penilaian Pemetaan UPK 

Per Desember 2009 

A  B  C  D KUAT  LEMAH  KUAT  LEMAH  KUAT  LEMAH  KUAT  LEMAH 1.909  155  453  110  161  91  143  123 

TOTAL =  3.388 UPK  Lokasi aktif yang melaporkan =      3.098 Phased out                                =  290 

Selain  pemetaan  terhadap  UPK,  dilakukan  juga  penilaian  kepada  UPK  terkait  dengan kinerja  kelembagaan,  pengelolaan  keuangan  dan  pengelolaan  pinjaman  dikorelasikan dengan  kesesuaian  terhadap  tujuan,  prinsip  maupun  kelembagaan  program.  Penilaian aspek  kuantitatif,  lebih  diarahkan  pada  memantau  hasil  kinerja  UPK  dalam  bidang keuangan  dan  pengelolaan  pinjaman.  Sedangkan  untuk  aspek  kelembagaan  adalah memantau  dari  sisi  kelembagaan  UPK  dan  kelembagaan  pendukung  UPK,  yaitu:  BKAD, MAD,  BP‐UPK,  Tim  Verifikasi  dan  kelengkapan  AD/ART.  Berdasarkan  pelaporan  hasil penilaian kesehatan UPK, rangkuman hasil akhirnya dapat disajikan dalam tabel berikut.

Page 101: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  75 P a 

Tabel ‐ 3.19 Penilaian Kesehatan UPK 

Per Desember 2009 

SEHAT  CUKUP SEHAT  TIDAK SEHAT KUAT  LEMAH  KUAT  LEMAH  KUAT  LEMAH 1.325  309  415  319  89  313 

Total melaporkan  = 2.770 UPK 

Penilaian  Pemetaan  UPK  dan  Penilaian  Kesehatan  UPK  pada  tahun  2009  telah menggunakan  format  dan  instrumen  baru,  yaitu  dengan  memisahkan  antara  hasil penilaian  aspek  kualitatif  dan  hasil  penilaian  aspek  kuantitatif.  Penilaian dengan  format dimaksud, baru  dilakukan  dan  dimulai  pada bulan  September  2009, bersamaan dengan diterbitkan  serta  diberlakukannya  Penjelasan  X‐PTO  PNPM  Mandiri  Perdesaan  tentang Dana Bergulir. 

Kelompok Pemanfaat Pinjaman 

Kelompok pemanfaat kegiatan dana bergulir pada PNPM Mandiri Perdesaan, mempunyai dasar ikatan yang bersifat tanggung‐renteng. Fasilitasi kelompok dilakukan oleh fasilitator Kecamatan dalam bentuk penguatan kelompok, penguatan kelembagaan dan penguatan kegiatan/jenis  usaha  kelompok.  Penguatan  tersebut  dapat  dilakukan  dengan  model penguatan langsung ataupun oleh pihak lain. 

Kelompok  pemanfaat  Pinjaman  SPP  dan  UEP,  dapat  dibedakan  atas  dasar  tingkat perkembangan  kelembagaan  kelompok  dikaitkan  dengan  kesiapan  kelompok  dalam mengelola dana bergulir. Diagram tentang tingkat perkembangan kelompok, diilustrasikan pada gambar berikut. 

Gambar ‐ 3.14 Tingkat Perkembangan Kelompok

Page 102: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  76 P a 

Untuk  fasilitasi  pengembangan  kegiatan  kelompok,  pemanfaat  dana  PNPM  Mandiri Perdesaan dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis kelompok kegiatan usaha. Jumlah masing‐masing  jenis  kelompok  tersebut,  dapat  diidentifikasikan  dalam  gambar  diagram berikut. 

Gambar ‐ 3.15 Jenis Kelompok Kegiatan Usaha Pemanfaat 

PNPM Mandiri Perdesaan 

Berdasarkan atas  sektor atau  jenis  kegiatan usaha yang dilakukan oleh kelompok, maka pemanfaat dana bergulir dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori lapangan usaha yang  bergerak  dalam  sektor‐sektor:  Perikanan/Kelautan,  Peternakan,  Pertanian,  Aneka Industri,  Perdagangan  Umum,  Aneka  Jasa  dan  lain‐lain.  Gambar  diagram  berikut, mengindikasikan jumlah kelompok dari masing‐masing kategori sektor/lapangan usaha. 

Gambar ‐ 3.16 Jumlah Kelompok berdasarkan Sektor/Lapangan Usaha

Page 103: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  77 P a 

Dalam mengelola  pinjaman,  kelompok  dibedakan  berdasarkan  fungsi  pelayanan  kepada pemanfaat;  yaitu:  anggota  kelompok  atau  masyarakat.  Fungsi  kelompok  dibedakan menjadi  kelompok  channelling  (penyalur),  yang  hanya  menyalurkan  pinjaman  dari  UPK kepada  anggota  kelompok  tanpa  mengubah  syarat  yang  diberikan  dari  UPK;  serta kelompok  executing  (pelaksana/pengelola),  yang  mengelola  pinjaman  dari  UPK  secara mandiri sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh kelompok sendiri kepada anggota kelompok.  Tabel  berikut  mengindikasikan  jumlah  kelompok  dimaksud,  berdasarkan laporan hasil identifikasi fungsi kelompok tersebut. 

Tabel ‐ 3.20 Perkembangan Kelompok dan Fungsi Kelompok 

per Desember 2009 

Fungsi Kelompok Jumlah Kelompok Awal 

Jumlah Kelompok Saat 

ini 

Peningkatan Jumlah 

Kelompok Channelling  Executing 

164.725  258.779  36%  238  20.718 

D.  CAPAIAN  DAN  EVALUASI  INDIKATOR  KINERJA  PNPM MANDIRI PERDESAAN 2009 

PNPM Mandiri  Perdesaan  adalah  program  untuk  mempercepat  upaya  penanggulangan kemiskinan  secara  terpadu  dan  berkelanjutan,  yang  ditangani  oleh  Direktorat  Jenderal PMD,  Kementerian  Dalam  Negeri.  Program  ini membutuhkan  sumber  dana  yang  cukup besar,  sehingga  salah  satu  sumber  dana  yang  digunakan  oleh  Pemerintah  untuk pendanaan  program adalah berasal  dari  pinjaman  (Loan)  IBRD/World Bank.  Salah  satu persyaratan,  agar  program  terlaksana  sesuai  dengan  tujuan  yang  diharapkan,  pihak pemberi pinjaman menetapkan  indikator kinerja bagi keberhasilan program;  sesuai yang tercantum dalam dokumen “Loan Agreement” IBRD No. 04711/IDA 4385‐IND. 

Indikator  kinerja  yang  ditetapkan,  ditinjau  dan  dipantau  atas  dasar  3  (tiga)  aspek  yang mempengaruhi berikut ini: 

1.  Input (Masukan); dengan parameter yang terdiri dari: jumlah lokasi (kecamatan dan desa), prosentase partisipasi perempuan dalam Musyawarah Desa, jumlah desa yang memiliki tim pemelihara, dan jumlah BLM yang dicairkan. 

2.  Output  (Keluaran);  dengan parameter  yang  terdiri  dari:  jumlah  desa yang  terdanai dan  jumlah Prasarana‐Sarana  (P/S)  yang  selesai dibangun  terutama  jalan, pasar,  air bersih, dan sekolah. 

3.  Impact  (Dampak);  dengan  parameter  yang  terdiri  dari: proporsi  penerima  bantuan (orang  miskin,  perempuan,  orang  miskin)  dan  jumlah  sarana  dan  prasarana  yang dibangun/direhabilitasi.

Page 104: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  78 P a 

Khusus untuk indikator lain, yang belum tercantum dalam laporan ini, akan dijelaskan dan dilaporkan secara terpisah. Indikator‐indikator dimaksud adalah terkait dengan: 

(a)  Kepemerintahan/Governance; dengan parameter  yang  terdiri dari:  jumlah masalah yang dipublikasikan, banyaknya kecamatan yang diaudit  FMS dan BPKP, dan  jumlah kasus korupsi maupun mis‐prosedur yang diselesaikan. 

(b)  Pelestarian; dengan parameter yang terdiri dari: prosentase pengembalian SPP/UEP serta perkembangan aset ekonomi lainnya, perkembangan kelembagaan (BKAD), dan prosentase P/S yang dibangun dan dinilai baik/berkualitas. 

Penilaian kinerja berlandaskan atas data dan informasi, yang dicatat dan diperoleh melalui laporan  dari  Provinsi  serta  terekam  dalam  basis  data  MIS  KM‐Nasional  untuk  kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2009. 

Secara umum dan menyeluruh, target parameter kinerja telah dapat dicapai.  Namun ada beberapa indikator yang belum tercapai secara optimal, yaitu: pada aspek  input, dimana Tim Pemelihara baru terbentuk kurang lebih 29 %.  Hal ini juga terjadi pada aspek output, dimana prosentase pekerjaan  fisik baru mencapai  sekitar 48%; karena proses pencairan dana baru  bisa  dilakukan  dan berlangsung  pada  bulan November  2009.  Di  samping  itu, juga  terdapatnya  sisa  anggaran  yang  diluncurkan  pada  tahun  2010,  dengan  besaran sekitar 20%, dan baru bisa dicairkan pada sekitar bulan Maret s/d April 2010. 

Tabel ‐ 3.21 Hasil Capaian untuk Penilaian Parameter “Input” 

No.  PARAMETER INPUT  Target Realisasi TA 2009 

Selisih 

1 Jumlah Kabupaten yang 

Berpartisipasi 350  342  ( 8 ) 

Jumlah Kecamatan yang berpartisipasi 

2.600  3.905  1.305 

Jumlah Desa yang berpartisipasi  51.113  50,201  ( 912 ) 2 

Jumlah Desa yang terdanai  21.505  40.704  19.199 

3 Prosentase minimum jumlah 

perempuan dalam musyawarah (%) 

40%  49.42%  9.42% 

4 Persentase Penyelesaian 

Kegiatan sesuai SPC 85%  On Progress  ‐ 

Persentase Kegiatan Infrastruktur yang berkualitas baik sesuai jumlah sample yang 

dievaluasi 

>70%  On Progress  ‐ 

6 Persentase Penempatan 

Konsultan lapangan (Fas‐Kab dan Fas‐Kec) yang telah dilatih 

>70%  80. 67%  10. 67% 

Persentase hasil studi dan evaluasi yang digunakan sebagai bahan untuk peningkatan kinerja 

proyek 

>70%  On Progress  ‐

Page 105: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  79 P a 

TANTANGAN DAN POTENSI 

A.  PERMASALAHAN DAN KENDALA PELAKSANAAN 2009 

Permasalahan pokok serta kendala‐kendala pelaksanaan pada tahun 2009, secara esensial dan bersifat nasional yang mempengaruhi  tingkat pencapaian sasaran dan kinerja PNPM Mandiri Perdesaan melalui keterlibatan berbagai pelaku yang ada, dapat diindikasikan dan diuraikan sebagai berikut: 

(1)  Belum direalisasikannya secara optimal Strategi Besar  (Grand Strategy) Pelaksanaan yang  ada,  sebagai  basis  landasan  implementasi  PNPM  Mandiri  Perdesaan  secara nasional, untuk dapat mengarahkan dan mendaya‐gunakan seluruh sumberdaya yang diberikan serta disediakan secara lebih visioner dan berdampak jangka panjang. 

(2)  Menurunnya kualitas pelayanan publik bagi masyarakat, terutama kelompok miskin, dalam  penyelenggaraan  pemerintahan  di  tingkat  pusat  dan  daerah;  dengan keterlambatan proses revisi DIPA serta menurunnya komitmen penyediaan kontribusi maupun  dana  pendamping  (DDUPB)  untuk  upaya‐upaya  terkait  penanggulangan kemiskinan melalui PNPM Mandiri Perdesaan. 

(3)  Tidak  terpenuhinya hak atas  layanan dasar  bagi masyarakat  kurang mampu, dalam hal  mendapatkan  akses  sumberdaya/informasi  untuk  mengikuti  kegiatan‐kegiatan pembangunan  yang  diselenggarakan  oleh  pemerintah  maupun  pihak  swasta  di tingkat Kabupaten, dengan  terbatasnya  jangkauan program untuk membangun  jalur komunikasi dengan masyarakat secara merata dan menyeluruh. 

(4)  Rendahnya  akses masyarakat  perdesaan  terhadap  pendidikan/pembelajaran  publik, dalam  rangka meningkatkan  kualitas  dan  kemampuan  sumberdaya manusia  (SDM) Indonesia,  karena  keterbatasan  ketersediaan  ruang  publik  bagi  masyarakat  di perdesaan/kecamatan  untuk  berbagi  pengalaman  serta  mendapatkan  tambahan wawasan terkait hak‐hak dasarnya sebagai warganegara. 

(5)  Belum  maksimalnya  dukungan  internal  dalam  pelaksanaan  penanggulangan kemiskinan  dan  peningkatan  akses masyarakat  terhadap  penguatan  kapasitas  yang berkualitas,  melalui  program‐program  pembelajaran  yang  berkelanjutan  serta berkorelasi  langsung  dengan  realitas  dan  tingkat  kebutuhan  masyarakat  di perdesaan. 

Secara  operasional,  pelaksanaan  kegiatan  PNPM  Mandiri  Perdesaan  tahun  2009  telah berakhir  pada  bulan  Desember  2009;  tetapi  pada  kenyataannya  masih  ada  beberapa wilayah  yang  belum  dapat  menyelesaikan  pekerjaannya,  baik  proses  perencanaan kegiatan, pencairan dana maupun pelaksanaan kegiatan. Persoalan‐persoalan utama dari fenomena tersebut di atas, adalah terkait lemahnya pengendalian dan kontrol di lapangan

Page 106: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  80 P a 

serta  Rencana  Kerja  Tindak  Lanjut  (RKTL)  yang  disusun  tidak  dipantau  secara  ketat  dan disiplin.  Secara  spesifik  faktor‐faktor  lain  yang  berkaitan  dengan  operasional,  dapat diuraikan dan diindikasikan seperti berikut: 

(a)  Keterlambatan rekrutmen dan pengisian posisi kosong Konsultan dan Fasilitator, yang mengakibatkan  tidak  terkelolanya  kegiatan‐kegiatan  operasional  secara  maksimal serta  tidak  dapat  dilakukannya  kegiatan  pengawasan/supervisi  secara  efektif  dan terencana. 

(b)  Pelaksanaan berbagai kegiatan pelatihan yang tertunda dan tidak berlangsung secara tepat waktu, mengakibatkan  tidak digunakannya dana yang  telah disediakan  secara efisien  dan  berdaya‐guna.  Pelatihan  untuk  fasilitator  terkait  pengendalian  fiduciary sangat  krusial,  ditinjau  dari  sisi  kualitas  proses  maupun  penguatan  terhadap  aspek transparansi dan akuntabilitas. 

(c)  Efisiensi  dalam  proses  penyusunan  perencanaan  maupun  pengembangan  program perlu  ditingkatkan,  terutama  terkait  dengan  men‐sinergikan  rencana‐rencana masyarakat dengan proses Musrenbang secara strategik, serta mengoptimalkan hasil‐ hasil  perencanaan  masyarakat  yang  telah  disetujui  pada  tahun‐tahun  sebelumnya tetapi tidak termasuk prioritas untuk mendapatkan pendanaan. 

(d)  Pencairan  dana  mengalami  keterlambatan,  karena  penyediaan  dana  oleh Departemen Keuangan (revisi DIPA/untuk tanda bintang) baru dapat dilakukan pada bulan Oktober 2009. Di samping itu, pemisahan pembukuan UPK antara dana untuk Perguliran dan dana untuk Hibah/block grant baru dapat dilaksanakan pada triwulan ketiga tahun 2009; sesuai dengan ketersediaan penjelasan PTO terkait hal dimaksud. 

(e)  Tindak  lanjut  terhadap  Penanganan  Pengaduan/Complaint  Handling  belum berlangsung  secara  optimal,  terkait  kasus‐kasus  korupsi  dan  penyelewengan penggunaan dana, terutama langkah/tindakan penyelesaian oleh pihak Pemerintah di tingkat Daerah. 

B.  POTENSI‐POTENSI YANG DAPAT DIKEMBANGKAN 

Beberapa  pengalaman  yang  diperoleh  selama  mengimplementasikan  PNPM  Mandiri perdesaan,  terutama untuk tahun 2009, telah banyak memberikan pembelajaran praktis bagi seluruh pihak dan pelaku; baik yang terlibat langsung maupun tidak  langsung dalam seluruh proses pelaksanaan. Pengalaman‐pengalaman tersebut merupakan potensi positif yang dapat digunakan sebagai bahan kajian, refleksi maupun pengembangan/pengayaan wawasan,  untuk  dikontribusikan  maupun  direplikasikan  kepada  program  dan  kegiatan‐ kegiatan  lain terkait upaya penanggulangan kemiskinan serta pemberdayaan masyarakat di perdesaan. 

Uraian  berikut  merupakan  hasil  rangkuman  pengalaman  pelaksanaan  s/d  tahun  2009, berupa  potensi  maupun  kecenderungan  positif,  yang  dapat  dikembangkan  lebih  lanjut pada tahapan implementasi PNPM Mandiri Perdesaan di tahun‐tahun berikutnya.

Page 107: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  81 P a 

Cakupan Wilayah dan Skala Program 

Cakupan wilayah  program  pada  tahun  2009  telah mencapai  peningkatan  jumlah  dalam besaran yang  sangat signifikan, dimana diprediksikan akan merupakan potensi yang  luar biasa  dan  bersifat  masif  untuk  mendorong  upaya  pemberdayaan  masyarakat  maupun penanggulangan kemiskinan di wilayah perdesaan. 

Sekitar  50.200  Desa  telah  dapat  difasilitasi  melalui  program  ini,  dalam  wilayah administratif  sekitar  3.900  Kecamatan  dan  telah  melibatkan  Pemerintah  Daerah  di 348 Kabupaten dalam cakupan 32 wilayah Provinsi. Di samping  itu, anggaran yang telah dialokasikan  pada  tahun  2009  untuk  program  ini  secara  keseluruhan  adalah  dalam besaran sekitar Rp 6,3 Triliun dari berbagai sumber dana; yang terdiri dari APBN (Rupiah Murni) dengan proporsi sekitar 60%, APBD (Pendamping) dengan proporsi sekitar 20,5% dan Pinjaman Bank Dunia dengan proporsi sekitar 19,5%. 

Sumberdaya  kapital  ini  akan  merupakan  potensi  yang  dapat  menggerakkan  aktivitas perekonomian  maupun  sektor  usaha  riil  di  tingkat  perdesaan,  dan  juga  mendorong lahirnya  kebijakan‐kebijakan  pro‐poor  oleh  Pemerintah  Daerah  dalam memberikan  dan mengembangkan pelayanan publik secara lebih berkualitas. 

Partisipasi dan Keterlibatan Masyarakat di Perdesaan 

Selama  tahun  2009,  pelaksanaan  PNPM  Mandiri  Perdesaan  di  hampir  seluruh  wilayah Indonesia  mampu  menggerakkan  serta  mengorganisasikan  masyarakat  dalam  jumlah mendekati  sekitar  19  juta  orang;  untuk  berpartisipasi  dan  terlibat  dalam  keseluruhan proses  yang  diinovasikan.  Dari  jumlah  tersebut,  sekitar  10  juta  orang  lebih  adalah merupakan kategori warga/masyarakat miskin atau proporsinya sekitar 53%. Dan hampir sekitar  9,3  juta  orang  yang  berpartisipasi  atau  sekitar  49%,  merupakan  pihak/kaum perempuan. Di samping  itu, sebanyak 100.400 orang di perdesaan berhasil dipersiapkan dan difungsikan sebagai Fasilitator Desa/KPMD (Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa); untuk mendukung tugas‐tugas Fasilitator Kecamatan di wilayah masing‐masing. 

Berdasarkan  catatan  yang  ada,  selain  berpartisipasi  secara  fisik, masyarakat  juga  secara berlanjut (dari tahun 2007 s/d 2009) mampu memberikan kontribusi terhadap kebutuhan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan; baik secara tunai (in‐cash) maupun secara non‐ tunai (in‐kind), yang secara ekivalen diperhitungkan bahwa swadaya masyarakat tersebut berkisar antara 3,4% dari total keseluruhan biaya. 

Potensi‐potensi  tersebut  di  atas  adalah merupakan  bagian Modal  Sosial  (Social‐Capital) yang dimiliki dan dapat dikembangkan lebih lanjut oleh masyarakat di  tingkat perdesaan maupun  kecamatan  dalam  rangka  mengorganisasikan  kegiatan‐kegiatan  di  wilayah masing‐masing  untuk  kepentingan  peningkatan  kualitas  kehidupan  dan  kesejahteraan masyarakat perdesaan di waktu‐waktu mendatang. 

Pengembangan dan Penguatan Kelembagaan di tingkat Masyarakat 

Dalam  rangka  menumbuhkan  kembali  ikatan‐ikatan  sosial  di  tingkat  masyarakat perdesaan,  melalui  proses  membangun  Kohesivitas  Sosial,  PNPM  Mandiri  Perdesaan

Page 108: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  82 P a 

memberikan  inovasi  dan  intervensi  dengan  melakukan  pengembangan  dan  penguatan terhadap  kelembagaan  yang  ada  di  tingkat  masyarakat  perdesaan.  Kelembagaan masyarakat  di  perdesaan  tersebut,  dimaknai  sebagai  suatu  bentuk/simbol  seperangkat tata‐nilai serta norma yang berlaku dan dihormati dalam sistem sosial‐kemasyarakatan di perdesaan. 

Upaya‐upaya yang telah dilakukan oleh PNPM Mandiri Perdesaan dalam mengembangkan dan memperkuat kelembagaan masyarakat di tingkat Perdesaan maupun Kecamatan, baik melalui  inovasi  lembaga‐lembaga  baru maupun  terhadap  lembaga‐lembaga  yang  sudah ada,  telah  berhasil  mengorganisasikan  dan  memperkuat  sebanyak  3.905  kelembagaan BKAD di tingkat Kecamatan; termasuk unit dan perangkatnya yang lain (UPK, BP‐UPK dan Tim  Verifikasi).  Sedangkan  untuk  tingkat  perdesaan,  telah  berhasil  diinovasikan  dan diorganisasikan berbagai unit dan tim kerja (TPK, TPU, TP‐3 dan Tim Khusus Pemantau) di masing‐masing  perdesaan.  Dari  kelembagaan  maupun  tim‐tim/unit  kerja  yang  ada tersebut, sekitar 2,2 juta orang telah mendapatkan penguatan kapasitas melalui kegiatan pelatihan,  pendampingan  maupun  pengarahan  di  tingkat  pelaksanaan  lapangan.  Dana yang  telah direalisasikan  khusus untuk  keperluan penguatan  kapasitas masyarakat  pada tahun  2009,  dalam  konteks  pengembangan  dan  penguatan  kelembagaan,  melalui  DOK (perencanaan dan pelatihan masyarakat) adalah sekitar Rp. 377,4 Miliar; dengan proporsi sekitar 71% untuk perencanaan dan sisanya untuk pelatihan masyarakat. 

Sumberdaya  kelembagaan  tersebut,  dengan  didukung  oleh  SDM  yang  terlatih  dan berwawasan  cukup,  akan  merupakan  potensi  dan  kekuatan  yang  luar  biasa  dalam meningkatkan  posisi  tawar  (bargaining  position)  masyarakat  pada  saat  berhadapan dengan  pihak‐pihak  luar  terkait  kegiatan  pembangunan  maupun  peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah masing‐masing. 

Investasi Sumberdaya dan Kegiatan 

Dalam  rangka  untuk  meningkatkan  kesadaran,  menumbuhkan  kepercayaan  serta memberikan  sarana  praktek  bagi  masyarakat  dalam  merealisasikan  wawasan  serta ketrampilan yang diperoleh, PNPM Mandiri Perdesaan telah menginvestasikan beberapa sumberdaya dan berbagai kegiatan untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut. 

Sumberdaya yang diinvestasikan adalah berbentuk Bantuan Teknis (Technical Assistance) melalui  jasa  Konsultan  dan  Fasilitator  untuk  mendampingi  dan  memberikan  bimbingan kepada Pemerintah Daerah dan masyarakat di wilayah sasaran. Selama tahun 2009, telah diperbantukan  lebih  dari  11.500  orang  Konsultan  dan  Fasilitator  di  seluruh  wilayah sasaran  PNPM Mandiri  Perdesaan  di  Indonesia.  Di  samping  itu,  kegiatan‐kegiatan  yang diinvestasikan  serta  dintervensikan  kepada  pihak  daerah  dan  masyarakat  di  perdesaan selama  tahun  2009  telah  mampu menyalurkan  dana  mendekati  sekitar  Rp.  5,9  Triliun; dengan  proporsi  sekitar  66%  untuk  kegiatan  fisik  prasarana  umum,  sekitar  13%  untuk kegiatan pendidikan (fisik dan non‐fisik), sekitar 17% untuk kegiatan simpan‐pinjam/usaha ekonomi produktif bagi perempuan dan sisanya sekitar 4% untuk kegiatan kesehatan (fisik dan non‐fisik).

Page 109: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  83 P a 

Investasi‐investasi  tersebut di  atas, merupakan potensi  yang dapat didaya‐gunakan oleh masyarakat dan daerah dalam jangka panjang; terkait pemilihan dan penerapan teknologi maupun  manajemen  praktis  dan  tepat‐guna,  serta  memberikan  penyadaran  maupun kemampuan untuk menetapkan prioritas kegiatan/pembangunan berdasarkan kebutuhan yang realistis dari masyarakat. 

C.  PERSPEKTIF UNTUK PELAKSANAAN TAHUN 2010 

Atas dasar uraian dalam Butir‐A dan Butir‐B tersebut di atas, terkait kendala dan potensi dalam  pelaksanaan  PNPM  Mandiri  tahun  2009,  beberapa  perspektif  berikut  diberikan untuk meningkatkan pelaksanaan pada tahun 2010 agar berlangsung lebih optimal, efektif dan efisien: 

(1)  Aspek Kebijakan dan Manajemen Program; 

Untuk merealisasikan penggunaan Grand Strategy Nasional PNPM Mandiri Perdesaan sebagai  landasan  implementasi  untuk  pelaksanaan  tahun  2010  dan  tahun‐tahun berikutnya bagi seluruh pihak yang terkait, melalui dukungan formal dan legalitas dari Direktorat Jenderal PMD sebagai Badan Pelaksana/Executing Agency Program. 

Diperlukan  adanya  jaminan  secara  konkret  dan  legal,  terkait  ketersediaan  dana secara  tepat  waktu  untuk  pelaksanaan  kegiatan‐kegiatan  PNPM  Mandiri  secara keseluruhan;  baik  menyangkut  alokasi/revisi  DIPA  di  tingkat  Pusat  maupun pengalokasian DDUB oleh pihak Daerah. 

(2)  Aspek Perencanaan Pelaksanaan; 

Ketepatan  dalam  merealisasikan  seluruh  kegiatan,  termasuk  kesesuaian  capaian hasil‐hasilnya,  sangat  dipengaruhi  oleh  tingkat  akurasi  perencanaan  yang  disusun. Untuk  pelaksanaan  tahun  2010  dan  tahun‐tahun  berikutnya,  diperlukan  suatu Kerangka  Kerja  Pelaksanaan  Tahunan  yang  disusun  berdasarkan  Grand  Strategy Nasional  dan  Hasil  Evaluasi  Nasional  terhadap  realisasi  pelaksanaan  pada  tahun sebelumnya. 

Kerangka  kerja  pelaksanaan  tahunan  ini,  akan menjadi  acuan  seluruh  pihak  secara nasional  dalam  mengoperasionalkan  seluruh  kegiatan  yang  telah  disusun  dan disepakati.  Sehingga  diperlukan  konsistensi  dari  berbagai  pihak  untuk  dapat mematuhi  seluruh  koridor  yang  ditetapkan,  dengan  konsekuensi  setiap  ada perubahan atau penyempurnaan terhadap kerangka kerja  ini perlu dikomunikasikan dan dibahas dalam forum/pertemuan yang bersifat nasional. 

(3)  Aspek Operasionalisasi Kegiatan; 

Dalam rangka untuk mengoptimalkan proses perencanaan partisipatif  secara  efektif dan  efisien  di  tingkat  masyarakat,  diperlukan  suatu  bentuk  percepatan/terobosan langkah dalam merealisasikan Siklus Pelaksanaan yang telah ditetapkan dengan tidak mengulang‐ulang  tahapan  proses  yang  telah  diselesaikan/dilakukan  pada  tahun‐ tahun  sebelumnya  (dengan  memanfaatkan  kegiatan‐kegiatan  yang  telah diprioritaskan dan tidak terdanai sebelumnya).

Page 110: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan

PNPM MANDIRI PERDESAAN 

LAPORAN TAHUNAN 2009  84 P a 

Sebagai  upaya  untuk  mensinergikan  hasil‐hasil  perencanaan  masyarakat  melalui PNPM Mandiri  Perdesaan  dengan  rencana  reguler  pembangunan  desa  (RPJMDes), perlu  dilakukan  pengintegrasian  rencana‐rencana  yang  ada  melalui  mekanisme Musrenbang dari tingkat Desa sampai dengan tingkat Kabupaten. 

(4)  Aspek Pelestarian dan Keberlanjutan; 

Potensi‐potensi  yang  telah  berhasil  dibangkitkan  dan  ditumbuhkan  dalam pelaksanaan  PNPM  Mandiri  Perdesaan  pada  tahun‐tahun  sebelumnya,  perlu  dikaji dan  diteliti  secara  mendalam  dalam  pelaksanaan‐pelaksanaan  berikutnya;  untuk menjaga dinamika positif  yang  terjadi  serta dapat diberikan arahan/stimulus  secara benar dalam rangka mendorong pelestarian dan keberlanjutan inovasi‐inovasinya. 

Disamping  itu,  hasil  proses  belajar melalui  pengalaman‐pengalaman  empiris  dalam pelaksanaan perlu disebarkan dan dibagi  (sharing) dalam suatu forum/ruang publik yang terlembaga serta teragenda secara baik.

Page 111: KEMENTERIAN DALAM NEGERI - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Annual_Report_2009_id.pdf · penciptaan atau perluasan lapangan kerja, terutama di wilayah ... Laporan Tahunan