kecelakaan kerja rs

5
Penyakit Akibat Kerja (PAK) A. Pengertian Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja yang diderita oleh tenaga kerja merupakan suatu kecelakaan yang harus dilaporkan untuk dilindungi kesehatan dan keselamatan kerja terhadap pengaruh penyakit akibat kerja, perlu adanya tindakan pencegahan lebih lanjut. Penyakit-penyakit akibat kerja yang harus dilaporkan berdasarkan peraturan tenaga kerja dan trassmigrasi nomor PER-01/MEN/1981 yakni : a. Pneumokoniosis silicosis, antrakoilikosis, asbetosis, silikotuberkulosis disebabkan debu mineral. b. Penyakit paru-paru dan saluran pernapasan ( bronkopulmoner) ssisebabkan oelh debu logam keras, debu panas. c. Asma karena sensitivitas dari zat-zat perangsang yang dikenal dan berada dalam proses pekerjaan. d. Alergi, disebabkan oleh debu-debu organic. e. Penyakit-penyakit yang desebabkan oleh beryllium, cadmium, popor, krom, mangan, arsen, air timah, air raksa, timah hitam flour, karbon disulfide, derifat-derifat halogen, benzin, dan lain-lain. f. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh persenyawaan-persenyawaan yang beracun. g. Penyakit-penyakt kulit yang disebabkan oleh penyakit-penyakit fisik, kimia dan biologis. h. Kelainan penengaran yang disebabkan oleh getaran mekanik. i. Penyakit-penyakit yang diebabkan oleh pekerjaan dengan teknik tinggi. j. Kanker kulit epitellium primer yang diebabkan oleh terpis bitumen, minyak, mineral, antrasen atau persenyawa, produk-produk atau residu- residu dari zat-zat ini. k. Kanker paru-paru msotelium yang diebakan oleh asbes.

Upload: abdul-gamal

Post on 23-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

k3rs

TRANSCRIPT

Page 1: Kecelakaan Kerja Rs

Penyakit Akibat Kerja (PAK)

A. Pengertian 

Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan

atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja yang diderita oleh tenaga kerja

merupakan suatu kecelakaan yang harus dilaporkan untuk dilindungi

kesehatan dan keselamatan kerja terhadap pengaruh penyakit akibat kerja,

perlu adanya tindakan pencegahan lebih lanjut.

Penyakit-penyakit akibat kerja yang harus dilaporkan berdasarkan peraturan

tenaga kerja dan trassmigrasi nomor PER-01/MEN/1981 yakni :

a.       Pneumokoniosis silicosis, antrakoilikosis, asbetosis, silikotuberkulosis

disebabkan debu mineral.

b.      Penyakit paru-paru dan saluran pernapasan ( bronkopulmoner) ssisebabkan

oelh debu logam keras, debu panas.

c.       Asma karena sensitivitas dari zat-zat perangsang yang dikenal dan berada

dalam proses pekerjaan.

d.      Alergi, disebabkan oleh debu-debu organic.

e.       Penyakit-penyakit yang desebabkan oleh beryllium, cadmium, popor, krom,

mangan, arsen, air timah, air raksa, timah hitam flour, karbon disulfide,

derifat-derifat halogen, benzin, dan lain-lain.

f.       Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh persenyawaan-persenyawaan yang

beracun.

g.      Penyakit-penyakt kulit yang disebabkan oleh penyakit-penyakit fisik, kimia

dan biologis.

h.      Kelainan penengaran yang disebabkan oleh getaran mekanik.

i.        Penyakit-penyakit yang diebabkan oleh pekerjaan dengan teknik tinggi.

j.        Kanker kulit epitellium primer yang diebabkan oleh terpis bitumen, minyak,

mineral, antrasen atau persenyawa, produk-produk atau residu-residu dari

zat-zat ini.

k.      Kanker paru-paru msotelium yang diebakan oleh asbes.   

l.        Penyakit-penyakit infeksi atau parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan

m.    yang memiliki resiko kontaminasi khusus.

n.      penyakit-penyakit yang disebabakan oleh suhu tinggi atau suhu rendah atau

radiasi atau kelembapan udara.

 B. Faktor Penyebab

Page 2: Kecelakaan Kerja Rs

Faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja sangat banyak, tergantung pada

bahan yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara

kerja, sehingga tidak mungkin disebutkan satu per satu. Pada umumnya

faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam 5 golongan:

a.       Golongan fisik

     Suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang sangat tinggi,

vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.

b.     Golongan kimiawi

     Bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun yang terdapat

dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas, larutan, awan atau

kabut.

c.       Golongan biologis

     Bakteri, virus atau jamur

d.     Golongan fisiologis

     Biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan cara kerja

e.       Golongan psikososial

     Lingkungan kerja yang mengakibatkan stress.

C. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja

      Penyakit akibat kerja yang diderita tenaga kerja merupakan suatu

kecelakaan yang harus dilaporkan untuk mendapatkan perlindungan

keselamatan dan kesehatan kerja terhadap penyakit akibat kerja didalam

system manajemen kesehatan kerja. Upaya pencegahan kecelakaan kerja :

1. Pendekatan manusia

Pencegahan kecelakaan dipandang dari aspek manusianya harus berawal

pada hari pertama kerja. Setiap karyawan harus mengetahui fungsi, jabatan,

pekerjaan, dan tanggung jawab. Selain itu juga harus dipegang prinsi bahwa

kesalahan utama pada manusia adalah kurang bergairah, kurang terampil,

kurang tepat, terganggu emosi, dan lain-lain ( Andi, 2001). Dengan demikian

manajemen harus menyeleksi calon karyawan dan mengadakan pelatihan

agar dapat kualitas sesuai dengan pekerjaannya. Misalnya, agar mendapat

pekerjaan yang :

a.    Terampil, harus diberikan pelatihan yang cukup.

b.   Sesuai, dengan pimpinan yang benar.

c.    Bergairah, dengan seleksi yang cukup dan sesuai.

Page 3: Kecelakaan Kerja Rs

d.   Behati-hati dengan seleksi dan latihan yang cukup.

e.    Tahu, dengan pendidikan yang cukup dan sesuai.

f.    Sikap positif, dengan menciptakan hubungan yang baik.

2. Beban kerja

Beban kerja yang diberikan pada setiap pegawai harus disesuaikan dengan

kemampuan setiap pekerja, agar tidak terjadi kelebihan dan kekurangan

beban kerja. Sehingga dapat mnguragi gairah dalam bekerja.

3. Shift kerja

Permasalahan pada system shift adalah pekerja kesulitan untuk beradaptasi

dengan system shift. Misalnya, hanya bekerja pada shift malam. Oleh karena

itu, pihak manajemen berperan dalam menentukan shift, agar setiap pekerja

memperoleh jam istirahat yang cukup dalam menjalankan sistem shift.

4. Jam kerja

Lama kerja yang baik adalah 40 jam/minggu atau 8 jam/hari. Apabila tuntutan

pekerjaan mengharuskan untuk bekerja lebih dari jam kerja maka pihak

manajemen harus memberikan kompensasi untuk kelebihan jam kerja.

5. Pendekatan lingkungan

Lingkungan sangat berpengaruh dalam terjadinya kecelakaan. Sehingga

pendekatan lingkungan diharapkan dapat menghilangkan, mengendalikan

bahaya-bahaya yang mungkin dapat timbul. Bahaya tersebut dapat berupa

listrik, mekanik, fisik dan kimia. Pendekatan lingkungan dapat dilakukan

dengan pemakaian alat pelindung diri, penerangan yang cukup, pengendalian

temperatur, manajemen kebisingan dan lain-lain. 

6.Pendekatan manajemen

Manajemen merupakan sarung ilmu yang mencakup aspek sosial dan eksak

sehingga tidak terlepas dari tanggung jawab kesehatan dan keselamatan

kerja. Oleh karena itu, manajemen harus menyadari :

a.       Adanya biaya pencegahan.

b.      Kerugian akibat kecelakaan menimpa karyawan dan peralatan.

Page 4: Kecelakaan Kerja Rs

c.       Terdapat selisih yang signifikan antara biaya pencegahan dan kerugian

akibat kecelakaan kerja.

d.      Kecelakaan kerja selalu menyangkut manusia, peralatan dan proses.

e.       Manusia merupakan faktor dominan dalam setiap kecelakaan.

Untuk keberhasilan pelaksanaan dan pengendalian terhadap keselamatan

kerja harus dirumuskan dalam suatu program :

a.       Kebijakan keselamatan kerja.

b.      Pembagian tanggung jawab dan tanggung gugat.

c.       Panitia keselamatan kerja.

d.      Peraturan standar dan prosedur keselamatan kerja.

e.       Sistem menentukan bahaya dan penyelidikan kecelakaan.

f.       Program motivasi kerja.

g.      Perencanaan pengandalian darurat.

h.      Progam pengendalian kebakaran.

i.        Program pemilihan, penempatan dan pembinaan karyawan.

j.        Pengawasan dan penekanana kebijakan keselamatan kerja.

k.      Penilaian efektifitas program keselamatan kerja.

Dalam pelaksanaan program diatas, hendaknya berdasarkan prioritas yang

disesuaikan dengan kondisi Rumah Sakit. Jadi, setiap Rumah Sakit dapat

menentukan sendiri prioritas berdasarkan situasi dan kondisi yang ada.

Peraturan perundang-undangan

Berbagai peraturan dan perundang-undangan kesehatan yang ditujukan

untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja antara lain :

a.       Undang-undang No. 12 tahun 1948 ( UU kerja ) mengatur tentang anak-anak,

orang muda, pekerja wanita, waktu kerja, waktu istirahat, serta ketentuan

tentang kerja dan perumahan buruh.

b.      Undang-undang no. 14 tahun 1969 tentang pokok mengenai tenaga kerja,

pasal 9 yang menyatakan bahwa tiap tenaga kerja berhak mendapatkan

perlindungan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja, serta perlakuan yang

sesuai dengan martabat manusia dan agama.

c.       Undang-undang no. 1  tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang berisi

syarat-syarat keselamatn kerja, pengawasan, pembinaan, penelitian

keselamatan kerja, kewajiban tenaga kerja serta kewajiban pengurus.

d.      Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 23 tentang kesehatan kerja :

Page 5: Kecelakaan Kerja Rs

  Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas   kerja yang

optimal.

  Kesehatan  kerja  meliputi  pelayanan  kesehatan kerja, pencegahan  penyakit

akibat kerja dan syarat kerja