kecelakaan kerja 2

Upload: jerry-berlianto-binti

Post on 17-Oct-2015

118 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aaaaddd

TRANSCRIPT

  • 5/27/2018 kecelakaan kerja 2

    1/20

    [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011

    1

    Occupational Medicine

    Kecelakaan Kerja

    Fakultas Kedokteran UKRIDA

    William Grandinata Soeseno/ 10.2008.210

    [email protected]

    Skenario

    Seorang pekerja laki-laki usia 35 tahun sedang memperbaiki dinding gedung lantai 2. Pada saat

    memperbaiki, stager yang dipijak patah dan terjatuh. Saat itu pekerja tidak memakai tali

    pengaman. Ia mengalami patah paha kanan dan memerlukan tindakan operasi. Dokter

    perusahaan membuat laporan kejadian untuk mengurus klaim kepada JAMSOSTEK.

    Abstrak

    Pekerjaan yang ada di dunia ini selalu memiliki aspek fisik, biologi, kimia, ergonomis dan

    psikologi. Aspek-aspek tersebut sangat erat kaitannya dengan Keselamatan dan Kesehatan

    Kerja(K3). Apabila aspek-aspek ini diabaikan maka Kecelakaan Kerja pun tidak dapat dihindari.

    Tingkat Kesehatan dan Keselamatan Kerja juga dipengaruhi oleh alat-alat pelindung diri yangdipakai di tempat kerja. Dalam bekerja tingkat Kesehatan dan Keselamatan Kerja sangat

    diperhitungkan dan diutamakan.

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 5/27/2018 kecelakaan kerja 2

    2/20

    [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011

    2

    Pendahuluan

    Di seluruh dunia, terdapat lebih dari 2,6 milyar pekerja dan tenaga kerja yang terus-

    menerus berkembang. Sekitar 75% -nya merupakan pekerja di negara berkembang yang risiko di

    tempat kerjanya jauh lebih parah. Setiap tahun terdapat sekitar 250 juta kasus cedera akibat kerja

    yang mengakibatkan 330.000 kematian. Jika kita masukkan juga kasus penyakit akibat

    pekerjaan, kira-kira 1,1 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya. Setiap tahun

    sekitar 160 juta kasus baru penyakit terkait pekerjaan terjadi di seluruh dunia. Semua perkiraan

    itu tentu saja berada di bawah angka sebenarnya karena laporan dari berbagai wilayah di dunia

    tidak dapat reliable.

    Jumlah penduduk Amerika yang termasuk dalam angkatan kerja negara ini mencapai

    sekitar 133,5 juta. Setelah rumah, orang Amerika menghabiskan sebagian besar waktunya pada

    pekerjaan; karenanya tempat kerja yang aman dan sehat sangat penting jika Amerika ingin

    memenuhi tujuan khusus kesehatan mereka di tahun 2010. Memang tidak selalu mudah untuk

    membedakan antara terminologi kecelakaan kerja dengan terminologi sakit atau penyakit akibat

    kerja. Namun secara umum telah diterima bahwa penyakit akibat pekerjaan (occupational

    desease) adalah gangguan atau kondisi abnormal apapun, selain kondisi atau gangguan akibat

    cedera terkait pekerjaan, yang disebabkan oleh factor-faktor yang berhubungan dengan

    pekerjaan. Termasuk di dalamnya adalah sakit atau penyakit akut kronis yang dapat terjadi akibat

    menghirup , menyerap, menelan, atau kontak langsung. Kasus cedera akibat pekerjaan

    (occupational injury) adalah cedera apapun, semacam luka terpotong, patah, keseleo, amputasi,

    dan lain-lain, yang terjadi akibat suatu peristiwa terkait pekerjaan atau akibat satu kejadian yang

    tiba-tiba di lingkungan tempat kerja.1

    Risiko pekerjaan sudah pasti ada bahkan pada zaman prasejarah, bukan saja selama

    berburu atau berperang, tetapi juga selama aktivitas yang lebih tenang seperti persiapan

    pembuatan api dengan batu. Penemuan pembuatan api ini menyiratkan bahwa bahkan pada

    zaman terawal itu pun, pekerja kemungkinan berisiko terkena silikosis(debu dalam paru-paru).

    Tinjauan sejarah yang lebih mendalam terhadap masalah kesehatan dan keselamatan

    kerja dari zaman awal mesir sampai saat ini telah dipublikasikan. Tonggak bersejarah ini berawal

  • 5/27/2018 kecelakaan kerja 2

    3/20

    [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011

    3

    pada tahun 1561 dengan catatan kerja harian George Agricola tentang pertambangan, De Re

    Metallica, yang menekankan pentingnya keberadaan ventilasi pada tambang. Pada tahun 1567,

    karya Philipus Aureolus Theophrastus Bombastus von Hoheinheim, juga dikenal dengan

    Paracelsus, dipublikasikan dengan judul On the Miners Sickness and OtherMiners Deseases.

    Kedua buku itu merupakan karya signifikan pertama yang menggambarkan penyakit terkait

    pekerjaan tertentu. Karya pertama tentang penyakit akibat kerja secara umum adalah Discourse

    on the Deseases of Workersdari Ramazzini, yang dibuat pada tahun 1700.

    Populasi yang bekerja di suatu industri merupakan bagian dari populasi dalam komunitas

    yang lebih besar tempat industri tersebut berdiri. Pekerja, biasanya merupakan orang tersehat di

    masyarakat , akan terpajan bahan-bahan berbahaya tertentu dalam konsentrasi tertingginya

    selama melaksanakan pekerjaannya. Di pabrik inilah, tersedia data kesehatan dan pajanan yang

    paling akurat yang dapat disebarkan bagi masyarakat umum. Kebanyakan polutan, yang aturan

    tingkat pajanan amannya telah diterapkan, merupakan bahan-bahan di tempat kerja yang telah

    dikaji terlebih dahulu.

    Bahan berbahaya di tempat kerja bukan saja mempengaruhi pekerja, tetapi juga mereka

    yang berada di luar lokasi kerja. Pengaruh itu dapat muncul melalui kontaminasi tanah dan air

    tanah oleh bahan padat dan cair, ataupun melalui pencemaran udara oleh gas dan debu industri.

    Pengaruh juga dapat muncul melalui kontaminasi pakaian dan kendaraan, seperti kasus pekerjaasbes yang istri dan anaknya ikut terpajan asbestos dari sumber-sumber tersebut. Penting untuk

    diperhatikan bahwa populasi umum, yang mencakup anak-anak, orang tua, dan wanita hamil,

    lebih sensitive terhadap polutan disbandingkan tenaga kerja.

    Cara lain industri dan masyarakatnya berbagi masalah kesehatan adalah pada saat

    terjadinya bencana industri. Contohnya mencakup kebocoran reactor nuklir Three Mile

    Island(Pennsylvania) di Amerika Serikat pada tahun 1979, tragedi Bhopal di India tahun 1984,

    dan bencana nuklir Chernobyl di Ukraina pada tahun 1986. Dalam kasus-kasus tersebut, risikopajanan terhadap sumber energi kimia atau nuklir ini, yang semula terbatas di tempat kerja,

    meluas menjadi risiko masyarakat umum.

    Terakhir, kita perlu mengakui pekerja itu sendiri sebagai suatu komunitas, yang memiliki

    masalah sosial dan risiko lingkungan yang sama. Kegagalan untuk mengenal sifat komunitas dari

  • 5/27/2018 kecelakaan kerja 2

    4/20

    [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011

    4

    kelompok-kelompok pekerja dan memantau kondisi medis semacam dermatitis, sakit kepala,

    tekanan darah, atau kimia darah menjadi kelemahan besar di dalam pendekatan konvensional

    kita terhadap masalah kesehatan kerja.

    Ruang lingkup masalah

    Walau kematian satu pekerja pun sudah terlalu banyak , perlu dicatat bahwa tingkat

    kematian yang berhubungan dengan pekerjaan di Amerika Serikat menunjukkan penurunan yang

    berarti dalam abad ini. Pada tahun 1912, diperkirakan 18.000 sampai 21.000 kasus kematian

    akibat cedera terkait kerja terjadi dengan angka kematian sebesar 21 per 100.000 pekerja. Pada

    tahun 1999, angka kemtian mencapai sekitar 4 per 100.000.

    Sejumlah 5,7 juta kasus cedera dan sakit dilaporkan di lapangan kerja industri swasta

    pada tahun 1999, mengakibatkan angka sebesar 6,3 kasus per 100 pekerja purnawaktu. Setiap

    hari di Amerika Serikat rata-rata 9000 pekerja mengalami cedera yang melumpuhkan pada saat

    bekerja, 17 pekerja meninggal akibat cedera di tempat kerja, dan 137 pekerja meninggal akibat

    penyakit terkait pekerjaan. Pada tahun 1999, National Safety Council memperkirakan biaya

    tahunan akibat kasus kematian dan kecelakaan terkait pekerjaan di Amerika Serikat mencapai

    $123 milyar.

    Data meenyebutkan bahwa angka fatalitas terkait pekerjaan di Amerika Serikat lebih

    tinggi dibandingkan Swedia, Jerman, atau di Jepang. Selain peningkatan jumlah kematian, juga

    terdapat kerugian ekonomi. Kemungkinan yang tampak adalah bahwa peningkatan keamanan di

    tempat kerja dapat mengurangi biaya manfaat dan biaya medis terkait pekerjaan tanpa

    mengurangi manfaat yang ditawarkan oleh pemilik usaha sehingga perusahaan-perusahaan di

    Amerika menjadi lebih kompetitif.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecelakaan kerja

    Kecelakaan tidak terjadi secara kebetulann, melainkan ada sebabnya. Oleh karena ada

    penyebabnya, sebab kecelakaan harus diteliti dan ditemukan, agar untuk selanjutnya dengan

    tindakan korektif yyang ditujukan kepada penyebab itu serta dengan upaya preventif lebih lanjut

    kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan serupa tidak berulang kembali.

  • 5/27/2018 kecelakaan kerja 2

    5/20

    [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011

    5

    Ada dua golongan penyebab kecelakaan kerja. Golongan pertama adalah faktor mekanis

    dan lingkungan, yang meliputi segala sesuatu selain faktor manusia. Golongan kedua adalah

    faktor manusia itu sendiri yang merupakan penyebab kecelakaan. Untuk menentukan sebab dari

    suatu kecelakaan dilakukan analisis kecelakaan. Contoh analisis kecelakaan kerja adalah sebagai

    berikut. Seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja dikarenakan oleh kejatuhan benda tepat

    mengenai kepalanya. Sesungguhnya pekerja tidak perlu mengalami kecelakaan itu, seandainya ia

    mengikuti pedoman kerja yang selalu diingatkan oleh supervisor kepada segenap pekerja agar

    tidak berjalan di bawah katrol pengangkat barang. Jadi dalam hal ini penyebab kecelakaan adalah

    faktor manusia.

    Faktor mekanis dan lingkungan dapat pula dikelompokkan menurut keperluan dengan

    suatu maksud tertentu. Misalnya di perusahaan penyebab kecelakaan dapat disusun menurut

    kelompok pengolahan bahan, mesin penggerak dan pengangkat, terjatuh di lantai dan tertimpa

    benda jatuh, pemakaian alat atau perkakas yang dipegang dengan tangan(manual), menginjak

    atau terbentur barang, luka bakar oleh benda pijar, dan transportasi. Kira-kira sepertiga dari

    kecelakaan yang menyebabkan kematian dikarenakan terjatuh, baik dari tempat yang tinggi,

    maupun di tempat datar.

    Kesehatan berpengaruh penting bagi terwujudnya keselamatan. Sebaliknya gangguan

    kesehatan atau penyakit dapat menjadi sebab kecelakaan. Orang sakit tidak boleh dipaksabekerja, ia perlu pengobatan, perawatan dan istirahat. Jika dipaksakan untuk bekerja, sangat

    besar kemungkinan orang sakit mengalami kecelakaan. Bukan hanya penyakit keras saja,

    gangguan kesehatan ringan pun misalnya pusing kepala, rasa kurang enak badan, atau sekedar

    merasa hidung tersumbat menyebabkan risiko terjadinya kecelakaan. Sekalipun ringan,

    gangguan kesehatan menurunkan konsentrasi dan mengurangi kewaspadaan sehingga kecelakaan

    terjadi.

    Apabila ditelaah lebih dalam, kecelakaan kerja yang terjadi dapat dibagi berdasarkanfaktor dari tempat kerjanya dan faktor individu. Yang dimana faktor tempat kerja dapat dibagi

    lagi menjadi fisika, kimia, biologik, ergonomic dan psikologis(lebih kearah individu) dan

    industrial Hygene.

  • 5/27/2018 kecelakaan kerja 2

    6/20

    [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011

    6

    1.Faktor tempat kerjaDi dalam tempat kerja akan banyak dijumpai faktor-faktor pajanan yang apabila diabaikan

    akan sangat membahayakan keselamatan ketika bekerja.

    a. Fisika- Banyak pajanan yang berupa fisik yang dapat dijumpai di tempat kerja manapun.

    Pajanan bahaya potensial faktor fisik antara lain : kebisingan, suhu panas dan dingin,

    getaran, pencahayaan dan radiasi elektromagnetik.

    Kebisingan Bising adalah suara atau bunyi yang tidak dikehendaki. Kualitas bising ditentukan

    oleh :frekuensi bunyi(Hz) dan Intensitas bunyi(db).Dengan NAB(Nilai Ambang

    Batas) : 85 dbA per 8 jam/hari.

    Dampak kesehatan yang terlihat : kerusakan auditorik dan non-auditori k. Kerusakan auditorik : trauma akustik, ketulian sementara(Temporary Threshold

    Shift), dan Ketulian menetap(Permanen Temporary Shift dan akan menjadi NIHL

    apabila dibiarkan dan tidak ada upaya pencegahan/preventif.6

    Kerusakan non-auditorik : gangguan komunikasi, gangguan fisiologis dan jugagangguan perilaku. Untuk gangguan perilaku akan timbulparanoid dan depresi.

    Upaya pencegahan : Program konservasi pendengaran (Hearing ConservationProgram) dan penggunaan sumbat telinga(earplug), penutup telinga(earmuff) dan

    helm pelindung telinga(ear protektif helmet).

    Suhu panas dan dingin Terdapat mekanisme control yang terlihat yakni : evaporasi, konveksi, radiasi dan

    juga vasodilatasi. Lalu dapat menciptakan tekanan panas yakni kombinasi dari

    suhu udara, radiasi, kelembaban dan pergerakan udara.

    Satuan : Indeks suhu basah dan bola(ISBB). Apabila tekanan panas secara terus-menerus terpajan maka akan mempengaruhi

    kesehatan pekerjanya , antara lain : heat fatique, heat rash, heat syncope, heat

    cramps, heat exhaustion dan heat stroke.

  • 5/27/2018 kecelakaan kerja 2

    7/20

    [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011

    7

    Sedangkan untuk tekanan dingin yang terpajan terus-menerus juga dapatmempengaruhi kesehatan pekerjanya antara lain: Hipoterm, Frosbite, Trenchfoot

    dan Chillblain.

    Getaran/vibrasi Suatu fenomena dimana terjadi peningkatan dan penurunan dimensi terhadap

    suatu nilai dasar secara berulang-ulang sesuai waktu. Dimana dimensinya adalah

    jarak, kecepatan dan akselerasi.

    Unit akselerasi : m/s2. Dengan NAB : 4 m/s2. Sumber vibrasi : segmental dan juga seluruh tubuh(kendaraan forcliff) Efek getaran terhadap tubuh : Motion sickness, penglihatan kabur, kelelahan dan

    ketidaknyamanan dan Hand-Arm Vibaration(HAV) yang dimana memiliki

    beberapa gangguan. Gangguan pada sirkulasi darah berupa Vibration induced

    White Finger(VWF) yang dimana gejalanya seperti Raynuad;s syndrome :

    blanching, numbness, tingling dan Cyanosis.

    Pencahayaan Faktor penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang baik dimana nantinya

    akan menimbulkan suasana nyaman dan tentunya meningkatkan produktivitas

    pekerja.

    Ada 2 jenis faktor yang mempengaruhi pencahayaan, yakni : Intensitascahaya(luks) dan juga tingkat kesilauan(brightness)

    Dan juga terdapat 2 kategori cahaya yang menyilaukan, yakni : Discomfortglare(sudah menimbulkan rasa yang tidak nyaman tapi belum menimbulkan

    keluhan organ) dan juga Disability glare(sudah menimbulkan rasa yang tidak

    nyaman dan juga keluhan organ sudah timbul)..

    Radiasi elektromagnetik Radiasi sinar ultraviolet, sumber : sinar UV , las.Dan dapat ,enimbulkan penyakit

    kulit yakni iritasi kulit dan mata. Terdapat upaya pencegahan yakni dengan

    menggunakan kacamata kobal saat las.

  • 5/27/2018 kecelakaan kerja 2

    8/20

    [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011

    8

    Radiasi sinar infra merah, Sumber : peleburan baja, peleburan gelas, dan baralogam. Tentunya dapat meningkatkan bebabn panas tubuh. Dan juga mempunyai

    efek terhadap mata yaitu katarak.

    Radiasi gelombang mikro, dapat mengakibatkan penyakit : konjunctivitis,gangguan sistem saraf, dab gangguan reproduksi.

    Radiasi pengion dan partikel berenergi tinggi, efek radiasi berupa : efek stokastikdan non-stokastik. Memiliki efek akut : eritem, depresi sum-sum tulang,

    penurunan fertilitas sementara/permanen. Efek kronis : kemandulan, kanker, cacat

    congenital dan juga katarak.

    b.Biologik- Pajanan biologi adalah bahan biologi yang ada si sekitar manusia, dalam bentuk

    mikroorganisme(virus, bakteri, jamur, parasit), tumbuhan(debu organic), dan

    binatang. Pajanan biologi di tempat kerja sering tidak dapat dihindari. Harus dapat

    dibedakan : penyakit akibat pajanan biologi di tempat kerja atau yang biasa terjadi di

    masyarakat luas.

    - Penggolongan pajanan biologi : Pajanan biologi akibbat kerja Pajanan yang dialami akibat bekerja langsung dengan bahan biologi atau

    merupakan hasil langsung dari proses kerja yang dilakukan pekerja.

    Pajanan biologi lingkungan kerja Pajanan yang dialami akibat tercemarnya lingkungan kerja, dan merupakan

    akibat tidak langsung akibat proses kerja, seperti higine dan pemeliharaan

    tempat kerja yang kurang baik.

    Pajanan biologis alamiah/bukan akibat kerja Pajanan biologi yang secara alamiah berada di wilayah lingkungan tempat

    kerja, yang banyak menyebabkan gangguan kesehatan pada masyarakat di

    tempat tersebut, seperti malaria, demam berdarah.

  • 5/27/2018 kecelakaan kerja 2

    9/20

    [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011

    9

    - Penyakit akibat pajanan biologi : Penyakit Legionaire

    Terjangkit melalui pernapasan dalam(menghirup) udara ber-aerosol yangtercemar. Tidak menular dari orang ke orang.

    Kuman ini dapat ditemukan di danau sungai tapi juga dapat pada alat-alatmaupun tempat-tempat tertentu, seperti : system buatan manusia seperti

    menara pendingin pada AC, humidifiers, system sirkulasi air hangat, kamar

    mansi system semprot, kran air, alat pembangkit uap, air mancur hias, peraltan

    pengobatan saluran pernafasan.

    Gejala : demam Pontiak(gejala seperti flu), infeksi yang lebih serius termasukpneumonia.

    Penyakit di sektor pertanian : Antraks PAK(Penyakit Akibat Kerja) pertama menurut ILO. Transmisi : udara, makanan dan kontak. Penyebab : Bacillus anthracis.

    Avian flu Menyebabkan pneumonia berat dan progresif. Transmisinya melalui udara dari unggas ke manusia.

    c. Kimia- Yang terpenting untuk mencegah PAK(Penyakit Akibat Kerja) karena bahan kimia

    diperlukan suatu criteria yang dikatakan wajib ada pada bahan kimia tersebut. Hal

    yang terpenting tersebut adalah MSDS(Material Safety Data Sheet).

    - Dari MSDS tersebut maka akan langsung diketahui semua informasi mengenai bahankimia tersebut.

    -

    MSDS adalah suatu Lembar Data Keselamatan Bahan(LDKB) memberikan informasiyang penting yang dapat digunakan perusahaan untuk mengoptimalkan penggunaan

    bahan kimia dan meningkatkan standar kesehatan dan keselamatan tempat kerja.

    - MSDS meliputi : nama bahan kimia, informasi tentang komposisi bahan, sifat-sifatfisik dan kimiawi, kestabilan dan daya reaktif, identifikasi bahaya, tindakan P3K,

    tindakan pemadam kebakaran, tindakan penyelamatan kecelakaan, metode

  • 5/27/2018 kecelakaan kerja 2

    10/20

    [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011

    10

    penanganan dan penyimpanan yang tepat, pengawasan dan perlindungan diri yang

    diperlukan, informasi tentang toksikologi(keracunan), informasi tentang

    ekologi(lingkungan), pertimbangan pembuangan, informasi tentang angkutan,

    informasi tentang peraturan, informasi tambahan.

    d.Ergonomik- Ilmu yang mempelajari kemampuan dan karakteristik manusia yang mempengaruhi

    rancangan peralatan, system kerja dan pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan

    efisiensi, keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja. Definisi lain : Ilmu seni dan

    penerapan teknologi untuk meyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas

    yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan

    keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara

    keseluruhan menjadi lebih baik.3

    - Unsur-unsur ergonomik yakni :1) Anatomi

    o Antropometri (dimensi tubuh manusia) dan biomekanik(aplikasi tenaga).2) Fisiologis

    o Fisiologis kerja : pengeluaran energi.o

    Fisiologis lingkungan : efek lingkungan fisik.3) Psikologis

    o Psikologi ketrampilan proses informasi dan pembuatan keputusano Psikologi kerja : training, usaha dan perbedaan individu.

    - Manfaat data antropometrik : merupakan data statistik mengenai ukuran manusia,massa dan bentuknya, yang dapat digunakan di tempat kerja, membuat tempat duduk

    serta untuk keperluan desain peralatan.

    - Kriteria antropometrik : Jarak ruangan

    o Ruang untuk kepala, ruang kaki, ruang siku termasuk kemudahan melaluirintangan

  • 5/27/2018 kecelakaan kerja 2

    11/20

    [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011

    11

    Jangkauano Termasuk lokasi control atau penyimpanan material, serta pelabgai situasi

    menjangkau melalui rintangan.

    Postur/sikap tubuho Termasuk lokasi display dan control ditempat ketinggian.

    kekuatan- dikatakan pada kasus di atas, stager yang dipakai pastinya juga memenuhi standar

    ergonomik suatu alat, namun sayangnya stager mungkin tidak di cek secara

    berkala(rapuh termakan usia). Ditambah pula unsafe action yang dilakukan oleh

    pekerja tersebut yang tidak memakai tali pengaman untuk menghinfari kecekalakaan

    yang terjadi tiba-tiba. Lebih kearah unsafe action yang dilakukan oleh pekerja

    tersebut.

    2.Faktor individu- Untuk faktor individu ini lebih mengarah ke arah psikologi seseorang pada saat melakukan

    pekerjaannya sehari-hari. Psikologi kerja ini merupakan bagian dari unsur ergonomik

    (anatomi, fisiologis, psikologi).

    Stress akibat kerja adalah gangguan perilaku dan jiwa yang terjadi karena berbagai faktor

    seperti : kepribadian, stress di lingkungan kerja yang dialami, coping mechanism dan

    mekanisme pertahanan. Stress di lingkungan kerja berkaitan dengan lingkungan fisik tempatkerja, bekerja dalam shift, beban kerja yang berlebihn, bekerja monotonic, mutasi dalam

    pekerjaan, tidak jelasnya peran kerja, konflik dengan teman kerja dan lain-lain.

    Yang dapat lebih mudah mengalami stress dan akibat lainnya yaitu penyakit jantung

    adalah orang yang memiliki kepribadian tipe A. Kepribadian tipe A adalah tipe kepribadian

    dengan cirri seperti dorongan kompetisi yang tinggi, ketaatan yang tinggi akan waktu, ambisius,

    agresif, bekerja untuk pencapaian kinerja, selalu tergesa-gesa, dan relative tidak sabar. Jenis

    kepribadian tipe A selalu dalam keadaan stress dan tegang. Sehingga orang yang memiliki

    kepribadian seperti ini sangat rentan sekali.

    Stress akibat kerja adalah suatu penyakit kronis yang disebabkan oleh kondisi-kondisi di

    tempat pekerjaan yang berdampak negative pada kinerja seseorang dan atau kesehatan fisik dan

    jiwanya. Stress merupakan problem kesehatan kerja yang penting karena secaraa signifikan

    menyebabkan kerugian ekonomis. Stress kerja mempunyai aspekfisik, aspek perilaku dan emosi.

  • 5/27/2018 kecelakaan kerja 2

    12/20

    [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011

    12

    Terdapat faktor-faktor yang menyebabkan stress kerja, 2 hal diantaranya adalah : Gaya

    management(diri) yang buruk dan juga adanya faktor psikososial. Gaya management (diri) yang

    buruk , diantaranya :

    Kurangnya partisipasi pekerja untuk pengambila keputusan. Komunikasi yang uruk di tempat kerja. Tidak ada/kurangnya kebijakan yang peduli keluarga. Hubungan interpersonal/ lingkungan sosial yang buruk. Jenjang karir yang tidak jelas. Kondisi lingkungan : sesak, bising, polusi udara, masalah ergonomic. Kurangnya dukungan dari rekan kerja maupun atasan.

    Adanya faktor psikososial juga dapat mengakibatkan stress kerja, antara lain:

    Gaji/upah yang lebih kecil dari Upah Minimum Regional(UPR)/ Upah MinimumProvinsi(UMP).

    Beban kerja yang tidak teratur. Beban kerja yang berat/banyak secara mendadak. Tidak prospek dalam jenjang karir. Kemampuan pekerja yang tidak digunakan secara optimal. Kurang penghargaan.

    Kecenderungan untuk celaka

    Adalah kenyataan bahwa pekerja tertentu cenderung untuk mengalami kecelakaan.

    Kecelakaan bertubi-tubi terjadi pada yang bersangkutan. Frekuensi kecelkaan pada pekerja

    tersebut jauh melebihi pekerja pada umumnya. Di sini jelas betapa pentingnya faktor manusia

    selaku individu pada terjadinya peristiwa kecelakaan termasuk kecelakaan di tempat kerja.

    Memang ada orang yang mempunyai sifat sembrono, berprilaku asal-asalan, bberbuat

    semaunya, terlalu lamban mengambil sikap, berlaku masa bodoh, suka melamun, terlalu berani,

    selalu bergegas, gemar bermain-main terhadap risiko bahaya, dan sidat lainnya, sehingga orang

    itu berulang kali ditimpa kecelakaan dan oleh karenanya ia dinyatakan sebagai mempunyai

  • 5/27/2018 kecelakaan kerja 2

    13/20

    [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011

    13

    kecenderungan untuk celaka. Pekerja yang terlalu lamban tentu tidak sesuai untuk melakukan

    pekerjaan yang memerlukan kegesitan. Jika pekerja dipaksakan untuk mengerjakan pekerjaan

    yang memerlukan kecekatan, dan hal itu tidak sesuai dengan sifat yang dimilikinya, cepat atau

    lambat pada kahirnya kecelakaan akan terjadi kepadanya. Demikian pula dengan pekerja yang

    kebiasaannya selalu tergesa-gesa, terburu-buru mengejar waktu, pekerja demikian cenderung

    pula untuk mengalami kecelakaan; mungkin ia akan terjatuh atau terpeleset atau tergelincir atau

    mungkin pula akan terlindas kendaraan bermotor di perjalanan. Kecenderungan untuk

    mengalami kecelakaan dapat pula bersumber kepada keadaan kesehatan pekerja. Kelambanan

    yang menjadi cirri pekerja mungkin dasarnya kurang gizi atau anemia, sedangkan ketergesaan

    seseorang dapat saja dikarenakan kelainan jiwa yang impulsive.

    Penelitian menunjukkan, bahwa 85% penyebab kecelakaan bersumber kepada faktor

    manusia. Apabila berbicara tentang faktor manusia, sebagai konsekuensinya persoalannya cukup

    rumit. Ambillah missal kecelakaan yang dikarenakan oleh keadaan emosi para pekerja, seperti

    rasa ketidakadilan, persengketaan dengan sesama pekerja atau keributan di rumah tangga dengan

    keluarga, atau peristiwa percintaan segitiga. Tanpa diduga dan benar-benar di luar perkiraan

    seseorang dapat saja dengan sengaja mencelakakan diri sendiri atau merekayasa terjadinya suatu

    kecelakaan, sehingga kata kecelkaan menjadi tidak tepat lagi. Peristiwa seperti itu menjelam

    misalnya sebagai akibat luar biasanya kejemuan, pekatnya kebencian, atau pun dalamnya

    keputusasaan. Mudah dipahami, bahwa dalam hal ini faktor kejiwaan memainkan peranan besar.

    Memang benar bahwa ada orang yang mempunyai dorongan kejiwaan untuk membuat nekad dan

    melakukan apa saja menurut gejolak batinnya. Sering pula bahwa kecelakaan disengaja guna

    memperoleh kompensasi terhadap cacat yang diakibatkan kecelakaan yang disengajanya. Juga

    terdapat berbagai hal unik lainnya yang berkaitan dengan faktor manusia sebagai penyebab

    kecelakaan.

    Gaya hidup utnuk selamat dan tidak mengalami kecelakaan adalah satu aspek pennting

    dalam budaya kerja dari kehidupan modern. Pada masyarakat industri keselamatan kerja dan

    pencegahan kecelakaan diwujudkan melalui ketentuan perundang-undangan di samping segala

    upaya lainnya ditingkatkan pelaksanaannya. Keselamatan kerja dan bebas dari kecelakaan kerja

    merupakan hak azasi manusia(HAM). Transformasi dari kehidupan agraris kepada masyarakat

    indutri maju antara lain mencakup perubahan cara hidup dari tidak menjadi pemerduli

  • 5/27/2018 kecelakaan kerja 2

    14/20

    [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011

    14

    keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan sebagai gaya hidup yang terparteri pada sikap dan

    perilaku sehari-hari. Sehubungan dengan itu, tidak ada lagi tempat bagi siapa pun dengan dalih

    apa pun untuk mempunyai kecenderungan untuk mengalami kecelakaan.

    Teori Kecelakaan Kerja

    Kecelakaan kerja yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Dari

    berbagai faktor tersebut dapat diambil beberapa teori-teori yang dimana membahas kecelakaan

    kerja yang terjadi, teori-teori tersebut adalah :

    a) Teori kebetulan umum(Pure Chance Theori)- Kecelakaan kerja yang terjadi disimpulkan karena kehendak Tuhan secara alami.

    b) Teori kecenderungan (Accident Prone Theory)- Pekerja tertentu lebih sering tertimpa kecelakaan oleh karena sifat-sifat pribadinya.7

    c) Teori tiga faktor utama(Three main faktor Theory)- Kecelakaan kerja yang terjadi selalu dikaitkan oleh 3 faktor yaitu : peralatan,

    lingkungan kerja dan pekerja.

    d) Teori dua faktor(Two factor Theory)- Kecelakaan kerja yang terjadi selalu dikaitkan oleh 2 faktor yaitu : unsafe condition

    dan unsafe action.

    e) Teori manusia(Human factor Theory)- Kecelakaan kerja yang terjadi disebabkan oleh karena manusia.mungkin saja karena

    kelalaian.

    f) Teori Domino(Domino Sequence Theory)- Kecelakaan kerja yang terjadi selalu ada penyabab dan pastinya juga ada akibat yang

    perlu ditanggung. Seperti kerugian ekonomi, fisik, sosial dan lain-lain.

  • 5/27/2018 kecelakaan kerja 2

    15/20

    [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011

    15

    Sistem Managemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja(SMK3)

    Sistem Managemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja harus diperhatikan terlebih bagi

    pmrakarsa supaya proses produksi, peningkatan kualitas dan kendali biaya dapat terus

    dioptimalkan. Fungsi managemen mengarah di aspek kualitas, produksi, kecelakaan/kerugian

    dan biaya. Terdapat 4 program K3di tempat kerja , yaitu :

    1) Komitmen manajemen dan keterlibatan pekerja2) Analisis risiko di tempat kerja3) Pencegahan dan pengendalian bahaya

    Menetapkan prosedur kerja berdasarkan analisis, pekerja memahami danmelaksanakannya

    Aturan dan prosedur kerja dipatuhi Pemeliharaan sebagai usaha preventif Perencanaan untuk keadaan darurat Pencatatan dan pelaporan kecelakaan Pemeriksaan kondisi lingkungan kerja Pemeriksaan tempat kerja secara berkala.

    4) Pelatihan buat pekerja, penyelia dan manager.SMK3 memiliki peran yang cukup penting dalam proses kerja dalam suatu

    perusahaan(pemrakarsa). Apabila SMK3 yang diberlakukan tidak cukup baik maka akibatnya

    dapat dilihat dari banyaknya pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan juga proses produksi

    mengalami kemunduran. Tujuan khusus dar SMK3 adalah mencegah atau mengurangi

    kecelakaan kerja, kebakaran, peledakaan dan PAK; mengamankan mesin instalasi, pesawat.

    Alat, bahan dan hasil produksi; menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, sehat dan

    penyesuian antara pekerjaan dengan manusia atau antara manusia dengan pekerjaan.

    Dalam SMK3 memiliki tahapan-tahapan yang penting untuk diperhatikan yaitu :

    Penerapan, Pengukuran dan evaluasi dan Tinjauan ulang dan peningkatan. Tahapan-tahapan

    tersebut akan membawa ke dalam suatu sistem yang benar-benar dibutuhkan untuk mencapai

    optimalisasi kerja. Tahap-tahap tersebut :

  • 5/27/2018 kecelakaan kerja 2

    16/20

    [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011

    16

    Penerapan Jaminan kemampuan

    SDM, sumber daya, dana Integrasi SMK3 perusahaan Tanggung jawab dan tanggung gugat Konsultasi, motivasi dan kesadaran Pelatihan dan kompetensi

    Kegiatan pendukung Komunikasi; pelaporan;pendokumentasian Pengendalian dokumen Pencatatan dan manajemen informasi

    Identifikasi bahaya/ penilaian dan pengendalian risiko Perancangan dan rekayas;administratif Kontrak ;pembelian Prosedur keadaan darurat;insiden Pemulihan keadaan darurat

    Pengukuran dan evaluasi Inspeksi dan pengujian

    Personil : keahlian dan pengalaman Catatan dipelihara; dan tersedia Peralatan; metode untuk menjamin standar K3 Perbaikan segera ketidaksesuaian Penyelidikan permasalahan insiden Temuan di analisis dan ditinjau ulang

    Audit SMK3 Perbaikan dan pencegahan

    Tinjauan ulang dan peningkatan Evaluasi terhadap penerapan K3 Tujuan, sasaran; kinerja K3

  • 5/27/2018 kecelakaan kerja 2

    17/20

    [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011

    17

    Temuan audit Efektivitas penerapan

    Perubahan peraturan Tuntutan pihak terkait;pasar Perubahan produk; kegiatan Perubahan struktur organisasi Perkembangan iptek Pengalaman insiden Pelaporan Umpan balik dari tenaga kerja

    Peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

    K3 berlandaskan trhadapa undang-undang yang berlaku. Pemerintah menerapkan

    undang-undang K3 karena memang penting dalam proses produksi dalam suatu perusahaan.

    Landasan undang-undang mengenai tenaga kerja, yaitu :

    i. UU No 14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Tenaga Kerja.ii. UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

    iii. UU Kesehatan No 23 tahun 1992 fasal 23 tentang Kesehatan.iv. UU No 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.v. Permenaker No 05/men 1996, setiap perusahaan yang mempekerjakan > 100orang dan

    atau yang mengandung potensi bahaya wajib menerapkan sistem manajamen K3 (babIII

    fasal 3)

    vi. PP No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatanvii. UU No 13 tahun 2003 tentang perundang-undanganTenaga Kerja.

    Semua peraturan dan sistem mengenai tenaga kerja dengan upaya meningkatkan

    Kesehatan dan Keselamatan Kerja sudah di tetapkan secara resmi oleh peraturan perundang-

    undangan , sehingga dapat dikatakan Kesehatan dan Keselamata Kerja sanga wajib diberlakukan

    bagi semua orang yang terkait di dalamnnya.

  • 5/27/2018 kecelakaan kerja 2

    18/20

    [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011

    18

    Upaya Pencegahan

    Karena dalam melakukan pekerjaan banyak sekali faktor risiko yang terdapat di

    lingkungan sekitar, seperti; pajanan fisik, kimia, biologi, ergonomic dan psikologis. Itu semua

    dapat mempengaruhi kinerja pekerja dalam melakukan pekerjaan. Sehingga upaya pencegahan

    merupakan upaya yang paling baik untuk mengurangi jumlah pajanan yang didapat.

    1) Pajanan fisika. Bising

    Upaya pencehagannya adalah dengan program konservasi pendengaran(hearingconservation program) dan penggunaan sumbat telinga(earplug), penutup

    telinga(ear muff), helm pelindung telinga(ear protektif helmet).5

    b. Vibarsi Usahakan menghindari alat-alat yang memiliki efek vibrasi yang besar atau apabila

    tidak dapat dihindari dapat juga mengurang waktu pajanan terhadap alat tersebut

    atau memakai alat pelindung seperti sarung tangan yang tebal.

    c. Pencahayaan Menghindari tempat-tempat yang memiliki pencahayaan yang kurang lalu apabila

    kurang pencahayaannya perlu ditingkatkan lebih lagi.

    d. Suhu panas dan dingin Menghindari tempat-tempat sumber pajanan ataupun dapat memakai alat pelindung

    diri yaitu pakaian yang tebal atau pakaian khusus.

    e. Radiasi elektromagnetik Menghindari daerah pajanan.

    2) Pajanan biologikPencegahan yang dapat dilakukan adalah :

    Penerapan Higine perorangan Cara kerja yang aman Pemakaian alat pelindung diri yang sesuai Proteksi yang spesifik(imunisasi dan profilaksis)

  • 5/27/2018 kecelakaan kerja 2

    19/20

    [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011

    19

    Penyuluhan dan edukasi mengenai bahaya potensial di tempat kerja dengangangguan kesehatan yang mungkin timbul.

    Penyuluhan dan edukasi higine perorangan dengan penyediaan fasilitasnya (mis :cuci tangan , mandi)

    Pelatihan cara kerja yang aman beserta pemakaian alat pelindung diri yang sesuai,dengan standard precaution.

    Surveilans medic terhadap penyakit yang mungkin timbul Penanggulangan di tempat kerja : pengendalian vector dll.

    3) Pajanan kimia Perhatikan MSDS-nya Memakai alat pelindung diri menurut aturan. Kurangi besarnya pajanan.

    4) Ergonomic Menelaah aturan ergonomic sesuai dengan unsur yang sesuai Memakai alat-alat sesuai dengan aturan Hindari unsafe action

    5) Psikologisa. Pencegahan primer

    Penceggahan primer bertujuan mengurangi insidensi gangguan psikiatrik dalamsuatu populasi dan untuk kelompok merka yang tidak termasuk kelompok berisiko.

    Diusahakan dengan mengurangi atau meniadakan pengaruh buruk lingkungan kerjadan memperkuat kemampuan individu untuk menghadapi dan menanggulangi

    kesulitan yang dihadapinya.4

    Dilakukan dengan kampanye promosi dan edukasi kesehatan jiwa dan pesandisampaikan kepada setiap orang yang termasuk kelompok berisiko atau tidak

    b. Pencegahan sekunder Pencegahan sekunder bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan gangguan

    psikatrik yang dialami pekerja serta mengurangi / memperpendek durasi penyakit.

    Pencegahan sekunder ditujukan kepada kelompok yang dicurigai terkena risiko ataugangguan stress akibat kerja.

  • 5/27/2018 kecelakaan kerja 2

    20/20

    [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011

    20

    c. Pencegahan tersier Difokuskan pada kelompok orang yang telah megalami gangguan stress akibat kerja

    dan diupayakan untuk dipulihkan kesehatannya.

    Dalam pencegahan ini diupayakan konseling, pengobatan klinis dan rehabilitsimental.

    Setelah pulih dari gangguan stress akibat kerja, pekerja tersebut diupayakankembali ke tempat kerja semula dengan supervisi dari supervisornya. Gradasi beban

    kerja ditingkatkan mulai dari kerja ringan, sedang, sampai kembali bekerja seperti

    semula.

    Jelas bahwa kecelakaan kerja menelan biaya yang luar biasa tinggi. Dari segi biaya saja

    dapat dipahami, bahwa terjadinya kecelakaan kerja harus dicegah. Pernyataan ini berbeda dari

    pendapat umum jaman dahulu yang menyatakan bahwa kecelakaan adalah nasib. Kecelakaan

    kerja seolah-olah takdir yang harus diterima. Tidak! Kecelakaan dapat dicegah, asal ada

    kemauan yang cukup untuk mencegahnya dan pencegahan dilakukan atas dasar pengetahuan

    yang memadai tentang sebab-sebab terjadinya kecelakaan dan penguasaan teknik-teknologi

    upaya preventif terhadap kecelakaan.2

    Pencegahan kecelakaan berdasarkan pengetahuan tentang penyebab kecelakaan. Sebab-

    sebab kecelakaan pada suatu perusahaan diketahui dengan mengadakan analisis setiapkecelakaan yang terjadi. Metoda analisis penyebab kecelakaan harus betul-betul diketahui dan

    diterapkan sebagaimana mestinya. Selain analisis mengenai penyebab terjadinya suatu peristiwa

    kecelakaan, untuk pencegahan kecelakaan kerja sangat penting artinya dilakukannya identifikasi

    bahaya yang terdapat dan mungkin menimbulkan insiden kecelakaan di perusahaan serta

    mengakses besarnya risiko bahaya.