karakteristik osilasi curah hujan di sumatra...
TRANSCRIPT
Prosiding Seminar Nasional Fisika (SNF) Univ. Andalas, Padang, 8 Oktober 2015 FB06
KARAKTERISTIK OSILASI CURAH HUJAN DI SUMATRA BARAT
BERDASARKAN TRANSFORMASI WAVELET
Poltak Sandro Rumahorbo, Marzuki
Jurusan Fisika Universitas Andalas
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Transformasi wavelet telah digunakan untuk menganalisis pola curah hujan di Sumatra
Barat, Indonesia. Data curah hujan bulanan untuk beberapa stasiun pengamatan yaitu
Dharmasraya, Pasaman, Sicincin, Solok, dan Tabing telah dianalisis menggunakan fungsi
Morlet. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa curah hujan di Sumatra Barat
memperlihatkan osilasi tahunan dengan periode 1-4 tahun. Hal ini terlihat dari spektrum
daya dan spektrum global wavelet. Selain itu, osilasi musiman dengan periode 0.5-1 tahun
juga teramati walaupun dengan nilai spektrum daya yang lebih kecil dari osilasi tahunan. Osilasi musiman yang agak kuat terlihat di daerah Pasaman periode dominan 0,8-0,9 tahun.
Kata kunci: transformasi wavelet, Sumatra Barat, osilasi curah hujan
ABSTRACT
Wavelet transform has been used to study the rainfall pattern at West Sumatra, Indonesia.
Monthly rainfalls from five gauge station, i.e, at Dharmasraya, Pasaman, Sicincin, Solok,
and Tabing have been analyzed by using the mother wavelet Morlet . It was found that the
most dominant oscillation of rainfall in west Sumatera is annual oscillating with the period
of 1-4 years that can be inferred from time series of power spectrum and global wavelet.
Seasonal oscillation was also observed although it was weaker than the annual oscillation.
A strong seasonal oscillation was found in Pasaman with the oscillation period of 0.8-0.9
year.
Keywords: wavelet tranform, West Sumaera, rainfall oscillation
I. PENDAHULUAN
Curah hujan mempunyai variasi atau pola osilasi baik terhadap ruang maupun
waktu. Pola ini disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi hujan seperti intensitas
sinar matahari, angin, topografi, dan lain-lain. Pada daerah lintang menengah osilasi
dengan perulangan yang cukup lama seperti variasi musiman, tahunan, dan sepuluh tahunan
lebih dominan. Untuk kawasan tropis, selain osilasi yang perulangannya lama (Saji dkk.,
1999; Schott dkk., 2009), osilasi yang lebih pendek seperti osilasi diurnal (Mori dkk., 2004;
Marzuki dkk., 2009) dan intra-musiman (Tjasyono dan Banu, 2003; Madden dan Julian,
2004; Marzuki dkk., 2013, 2015), juga sangat dominan.
Penelitian mengenai pola osilasi curah hujan memberikan manfaat dalam
memprediksi curah hujan di suatu daerah. Salah satu cara untuk memvisualisasikan osilasi
curah hujan adalah menggunakan transformasi wavelet mengingat curah hujan merupakan
sinyal non-stasioner yaitu sinyal dengan frekuensi yang berubah terhadap waktu (Labat
Prosiding Seminar Nasional Fisika (SNF) Univ. Andalas, Padang, 8 Oktober 2015 FB06
dkk., 2001; Santos dkk., 2003; Markovic dan Koch, 2005; Yueqing dkk., 2005). Melalui
transformasi wavelet dapat diketahui informasi frekuensi dan waktu dari sebuah sinyal
secara bersamaan (Laura, 2011). Ulasan lengkap mengenai penerapan transformasi wavelet
dapat ditemukan dalam tulisan Torrence dan Compo (1998) dan Domingues dkk. (2005).
Di dalam makalah ini akan dianalisis osilasi curah hujan musiman dan tahunan
menggunakan transformasi wavelet untuk beberapa daerah di Sumatra Barat, yaitu
Dharmasraya, Pasaman, Sicincin, Solok, dan Tabing. Osilasi yang lebih singkat tidak bisa
diteliti karena data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan bulanan.
Transformasi wavelet memiliki beberapa fungsi dasar yang dikenal dengan nama
mother wavelet, yaitu Haar, Mayer, Morlet, Paul dan Derivative of Gaussian (DOG). Tiap-
tiap mother wavelet memiliki keunikan tersendiri dan akan menghasilkan pola sinyal yang
berbeda ketika digunakan dengan sinyal masukan (data) yang sama. Banyaknya osilasi
curah hujan di kawasan tropis, sangat memungkinkan tidak adanya mother tunggal yang
dapat digunakan untuk menganalisis semua osilasi tersebut. Rumahorbo dan Marzuki
(2015) menemukan bahwa periode osilasi dari puncak-puncak spektrum global
transformasi wavelet lebih jelas terlihat pada mother Morlet dibandingkan dengan mother
lainnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan mother Morlet.
II. METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan data curah hujan bulanan di Dharmasraya, Pasaman,
Sicincin, Solok, dan Tabing yang didapatkan dari Balai Besar Stasiun Klimatologi Kelas II,
Sicincin, Padang Pariaman, Sumatera Barat. Periode data di setiap stasiun bervariasi
dimana untuk Dharmasraya adalah 33 tahun (1981-2013), Pasaman selama 24 tahun (1990-
2013), Sicincin selama 24 tahun (1990-2013), Solok selama 26 tahun (1981-2006) dan
Tabing selama 40 tahun (1971-2010).
Osilasi curah hujan di kelima stasiun di atas dihitung menggunakan transformasi
wavelet kontinu yang diberikan oleh persamaan (Torrence dan Compo 1998):
( ) ∑ ( )
(1)
dimana ωk=(2k/Nt) merupakan frekuensi angular, δt merupakan interval waktu dan k
merupakan indeks frekuensi. Penelitian ini menggunakan jenis mother wavelet Morlet (ω0 =
6). Karena data input adalah data bulanan maka δt = 1/12 tahun. Pada transformasi wavelet
dikenal juga istilah faktor turunan empiris yang disebut Cone of Influence (COI). Beberapa
faktor turunan empiris tersebut adalah faktor rekontruksi (Cδ), faktor korelasi rata-rata
waktu (γ) dan faktor rata-rata skala (δj0). Untuk Morlet, nilai COI nya adalah Cδ = 0,776, γ
= 2,32, δj0 = 0,60 dan 0(0) = 𝜋-1/4. Luaran dari transformasi wavelet yang digunakan
adalah spektrum daya wavelet yang dinyatakan oleh persamaan:
| ( )| (2)
Luaran kedua adalah spektrum wavelet yang dirata-ratakan untuk skala tertentu yang
menggambarkan deret waktu varians (σ) dalam skala waktu tertentu, diberikan oleh
persamaan:
∑ ∑
| ( )|
(3)
Prosiding Seminar Nasional Fisika (SNF) Univ. Andalas, Padang, 8 Oktober 2015 FB06
Luaran terakhir yang digunakan di dalam penelitian ini adalah spektrum global wavelet
yang merupakan rata-rata daya wavelet atas semua spektrum lokal wavelet sepanjang
sumbu waktu, diberikan oleh:
( )
∑ | ( )|
(4)
III. HASIL DAN DISKUSI
3.1 Gambaran Umum Pola Curah Hujan
Gambar 3.1 (i) menunjukkan intensitas hujan bulanan untuk lima daerah di Sumatra
Barat dengan rentang waktu yang berbeda-beda. Untuk Dharmasraya (Gambar 3.1a)
rentang waktunya adalah 33 tahun (1981-2013) dengan intensitas curah hujan maksimum
659 mm/bulan. Pada daerah Pasaman (Gambar 3.1b) digunakan rentang waktu selama 24
tahun (1990-2013) dengan intensitas curah hujan maksimum 1.072 mm/bulan. Daerah
pengamatan selanjutnya adalah Sicincin (Gambar 3.1c), dimana digunakan data curah hujan
selama 24 tahun (1990-2013) dengan intensitas curah hujan maksimum 1.146 mm/hari.
Penggunaan data curah hujan Solok (Gambar 3.1d) selama 26 tahun (1981-2006)
menghasilkan intensitas hujan maksimum sebesar 1.026 mm/hari. Dari data curah hujan
Tabing (Gambar 3.1e) selama 40 tahun (1971-2010) diketahui intensitas curah hujan
maksimum sebesar 953 mm/bulan.
Gambar 3.1 (ii) menujukkan spektrum daya wavelet untuk masing-masing daerah
pengamatan. Setiap daerah memiliki osilasi terkuat dengan periode yang berbeda-beda.
Pada daerah Dharmasraya osilasi dominan yang terlihat adalah tahunan dengan periode 1
tahun. Sedangkan pada daerah Pasaman terlihat osilasi musiman muncul pada beberapa
tahun data pengamatan dengan periode osilasi 0,5 tahun dan osilasi tahuhan pada tahun
2005-2010 dengan periode 1-2 tahun. Sicincin merupakan daerah dengan osilasi musiman
dan tahunan yang paling terlihat jelas mempengaruhi pola curah hujannya jika
dibandingkan dengan keempat daerah lainnya. Osilasi musimannya memiliki periode 0,5-1
tahun dan osilasi tahunannya 1-4 tahun. Pada daerah Solok osilasi tahunan muncul pada
tahun 1990-1995 dengan periode 2-4 tahun. Jika dilihat dari spektrum daya waveletnya,
maka osilasi yang terlihat adalah tahunan pada tahun 1990an dengan periode osilasi 1-4
tahun. Jadi, secara umum osilasi yang paling terlihat dari tampilan spektrum daya wavelet
adalah osilasi tahunan dengan rentang periode 1-4 tahun.
Variabel dari transformasi wavelet yang digunakan untuk menganalisis lebih lanjut
pola curah hujan adalah time series rata-rata (Gambar 3.1 (iii)),. Jika dilihat dari time series
rata-rata 0,5-1 tahun maka dapat dilihat pola bahwa setiap lima tahun muncul puncak curah
hujan yang kadang-kadang nilainya di atas nilai rata-rata. Hal ini terjadi pada kelima daerah
pengamatan yang memiliki nilai rata-rata variance yang berbeda untuk setiap daerah. Oleh
karena itu, jika dilihat dari spektrum daya dan time series dapat disimpulkan bahwa osilasi
musiman dan tahunan mempengaruhi pola curah hujan di Sumatra Barat.
Tetapi analisis ini belum cukup kuat untuk menyimpulkan hal tersebut. Oleh karena
itu, dilakukan analisis lebih lanjut menggunakan spektrum global wavelet, dimana
spektrum global wavelet merupakan penjumlahan dari seluruh spektrum daya .
Prosiding Seminar Nasional Fisika (SNF) Univ. Andalas, Padang, 8 Oktober 2015 FB06
(a) (b)
(c) (d)
1985 1990 1995 2000 2005 20100
300
600
900
1200
Waktu (tahun)
Cu
rah
Hu
jan
(mm
/bu
lan
)
i) Curah Hujan Bulanan Dharmasraya
Waktu (tahun)
Peri
od
e (
tah
un
)
ii) Spektrum Daya Wavelet
1985 1990 1995 2000 2005 2010
0.25
0.5
1
2
4
8
1985 1990 1995 2000 2005 20100
1
2x 10
4
Waktu (tahun)
Rata
-Rata
Vari
an
ce (
mm
2)
iii) T ime Series Rata-Rata 0,5-1 Tahun
1990 1995 2000 2005 20100
300
600
900
1200
Waktu (tahun)
Cu
rah
Hu
jan
(mm
/bu
lan
)
i) Curah Hujan Bulanan Pasaman
Waktu (tahun)
Peri
od
e (
tah
un
)
ii) Spektrum Daya Wavelet
1990 1995 2000 2005 2010
0.25
0.5
1
2
4
8
1990 1995 2000 2005 20100
1
2x 10
4
Waktu (tahun)Rata
-Rata
Vari
an
ce (
mm
2)
iii) T ime Series Rata-Rata 0,5- 1 Tahun
1990 1995 2000 2005 20100
300
600
900
1200
Waktu (tahun)
Cu
rah
Hu
jan
(mm
/bu
lan
)
i) Curah Hujan Bulanan Sicincin
Waktu (tahun)
Peri
od
e (
tah
un
)
ii) Spektrum Daya Curah Hujan
1990 1995 2000 2005 2010
0.25
0.5
1
2
4
8
1990 1995 2000 2005 20100
1
2x 10
4
Waktu (tahun)Rata
-Rata
Vari
an
ce (
mm
2)
iii) T ime Series Rata-Rata 0,5-1 Tahun
1985 1990 1995 2000 20050
300
600
900
1200
Waktu (tahun)
Cu
rah
Hu
jan
(mm
/bu
lan
)
i) Curah Hujan Bulanan Solok
Waktu (tahun)
Peri
od
e (
tah
un
)
ii) Spektrum Daya Curah Hujan
1985 1990 1995 2000 2005
0.25
0.5
1
2
4
8
1985 1990 1995 2000 20050
1
2x 10
4
Waktu (tahun)
Rata
-Rata
Vari
an
ce (
mm
2)
iii) T ime Series Rata-Rata 0,5-1 Tahun
Prosiding Seminar Nasional Fisika (SNF) Univ. Andalas, Padang, 8 Oktober 2015 FB06
(e)
Gambar 3.1 Tampilan gambaran umum pola curah hujan, spektrum daya wavelet, dan time
series rata-rata 0,5-1 tahun dari daerah (a) Dharmasraya, (b) Pasaman, (c)
Sicincin, (d) Solok, dan (e) Tabing
3.2 Analisis Spektrum Global Wavelet pada Daerah Dharmasraya, Pasaman, Sicincin, Solok,
dan Tabing
Gambar 3.2 menunjukkan spektrum global wavelet yang dihasilkan dari data curah
hujan untuk kelima daerah pengamatan. Pada daerah Dharmasraya dan Tabing, periode
osilasi dominan terjadi pada 1 dan 3 tahun. Sedangkan untuk daerah Pasaman, Sicincin, dan
Solok memiliki periode osilasi dominan 1, 3, dan 4 tahun. Osilasi dominan tersebut
memiliki nilai spektrum 150-300 mm2. Osilasi musiman dengan periode 0,5 sampai 1
tahun memiliki nilai spektrum terlemah (50-100 mm2) jika dibandingkan dengan periode
lainnya dan ini berlaku untuk semua daerah pengamatan, kecuali Pasaman. Khusus daerah
Pasaman, selain dari osilasi tahunan, pola curah hujannya juga dipengaruhi oleh osilasi
musiman (0,8-0,9 tahun) memiliki kekuatan spektrum sekitar 150 mm2.
Berdasarkan spektrum global wavelet, untuk daerah Sumatra Barat (diwakili oleh
lima daerah pengamatan) dapat disimpulkan bahwa spektrum terkuat dihasilkan oleh osilasi
tahunan, dengan periode 1-4 tahun dan nilai spektrum 150-300 mm2. Jadi, osilasi curah
hujan Sumatra Barat sangat kuat dipengaruhi oleh osilasi tahunan, selain oleh osilasi
musiman.
1980 1990 2000 20100
300
600
900
1200
Waktu (tahun)
Cu
rah
Hu
jan
(m
m/b
ula
n)
i) Curah Hujan Bulanan Tabing
Waktu (tahun)
Peri
od
e (
tah
un
)
ii) Spektrum Daya Curah Hujan
1980 1990 2000 2010
0.25
0.5
1
2
4
8
1980 1990 2000 20100
1
2
3x 10
4
Waktu (tahun)
Rata
-Rata
Vari
an
ce (
mm
2)
iii)T ime Series Rata-Rata 0,5-1 Tahun
Prosiding Seminar Nasional Fisika (SNF) Univ. Andalas, Padang, 8 Oktober 2015 FB06
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 3.2 Spektrum Global Wavelet dari data pengamatan (a) Dharmasraya, (b) Pasaman, (c)
Sicincin, (d) Solok, dan (e) Tabing
IV. KESIMPULAN
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa dengan menggunakan mother Morlet,
didapatkan bahwa osilasi dominan yang mempengaruhi pola curah hujan Sumatra Barat
adalah osilasi tahunan. Hal ini terlihat dari tampilan spektrum daya , time series rata-rata,
dan spektrum global wavelet. Pada spektrum global wavelet, periode osilasi dominan
0.25 0.5 1 2 4 8 0
150
300
450
600
750P
ow
er (
mm
2)
Period (year)
Dharmasraya
0.25 0.5 1 2 4 8 0
150
300
450
600
750
Po
wer
(m
m2)
Period (year)
Pasaman
0.25 0.5 1 2 4 8 0
150
300
450
600
750
Po
wer
(m
m2)
Period (year)
Sicincin
0.25 0.5 1 2 4 8 0
150
300
450
600
750
Po
wer
(m
m2)
Period (year)
Solok
0.25 0.5 1 2 4 8 0
150
300
450
600
750
Po
wer
(m
m2)
Period (year)
Tabing
Prosiding Seminar Nasional Fisika (SNF) Univ. Andalas, Padang, 8 Oktober 2015 FB06
sekitar 1-4 tahun dengan nilai spektrum 150-300 nm2. Selain osilasi tahunan, osilasi
musiman (0,5-1 tahun) juga teramati di Sumatera Barat, dengan nilai spektrum yang lebih
kecil (50-100 mm2). Osilasi musiman (periode dominan 0,8-0,9 tahun) teramati cukup kuat
di daerah Pasaman dengan nilai spektrum 150 mm2.
DAFTAR PUSTAKA
Domingues, M. O., Mendes, O. dan Mendes, A., 2005, On Wavelet Techniques in Atmospheric
Sciences, Advances in Space Research, Vol. 35, Hal. 831–842.
Labat, D., Ababou, R. dan Mangin, A., 2001, Introduction of Wavelet Analyses to Rainfall/Runoffs
Relationship for a Karstic Basin: The Case of Licq-Atherey Karstic System (France),
Groundwater, Vol.39, Issue 4, Hal.605–615.
Laura, C., 2011. A Wavelet Based Approach for Series Timing, PhD Thesis, Polictechnica
University of Timisoara and Telecom Bretagne, Timisoara.
Madden, R. A. dan Julian P. R., 1994, Observations of the 40-50 Day Tropical Oscillation, Monthly
Wheater Review, Vol. 122, Hal. 814-837.
Marzuki, Kozu, T., Shimomai, T., Randeu, W. L., Hashiguchi, H., Shibagaki, Y., 2009,
Diurnal Variaton of Rain Attenuatuion Obtained from Measurement of Raindrop
Size Distribution in Equatorial Indonesia, IEEE Transaction Antennas Propagation,
Vol. 57, hal 1190 – 1196.
Marzuki, Randeu, W. L., Kozu, T., Hashiguchi, H., dan Schonhuber M, 2013, Raindrop
Axis Ratio, Fall Velocities and Size Distribution over Sumatra from 2D – Video
Disdrometer Measurement, Atmospheric Research, Vol. 119, hal. 23 – 37.
Marzuki, Hashiguchi, H., Kozu, T., Shibagaki, Y., dan Takahashi, Y., 2015, Precipitation
Microstucture ini Different Madden-Julian Oscillation Phases over Sumatra,
Atmospheric Research (Inpress). Markovic, D. dan Koch, M., 2005, Wavelet and Scaling Analysis of Monthly Precipitation
Extremes in Germany in the 20th Century: Interannual to Interdecadal Oscillations and the
North Atlantic Oscillation Influence. Water Resources Research, Vol.41, Issue 9.
Mori, S., Hamada, J.I., Tauhid,Y.I. dan Yamanaka, M.D., 2004, Diurnal Land–Sea Rainfall Peak
Migration over Sumatera Island, Indonesian Maritime Continent, Observed by TRMM
Satellite and Intensive Rawinsonde Soundings, Monthly Weather Review, Vol. 132, Hal.
2021-2039.
Rumahorbo, P. S. dan Marzuki, 2015, Penggunaan Transformasi Wavelet untuk Menganalisis
Osilasi Intramusiman Curah Hujan di Kototabang, Jurnal Fisika Unand (Inpress).
Saji, N. H., Goswami, B. N., Vinayachandran, P.N. dan Yamagata, T., 1999, A Dipole Mode in
the Tropical Indian Ocean, Nature, Vol. 401, Hal. 360-363.
Santos, C. A. G., Galvão, C. O. dan Trigo, R. N., 2003, Rainfall Data Analysis Using Wavelet
Transform. Hydrologi of LLie MediterranIan and Semiarid Regions, Proceedings of an
International Symposium Held at Montpellier, April 2003, IAHS, Publ. no. 278. 2003.
Schoot, F.A., Xie, S.P. and McCreary, J.P., 2009, Indian Ocean Circulation and Climate Variability,
Review Geophysics, Vol. 47, Hal. 1-46.
Tjasyono, B.Hk. dan Banu, 2003, Dampak ENSO pada Faktor Hujan di Indonesia, Jurnal
Matematika dan Sains, Vol. 8, No. 1, Hal. 15-22.
Torrence, C. dan Compo G. P., 1998, A Pratical Guide to Wavelet Analysis, Bulletin of the
American Meteorological Society, Vol. 79, No. 1, Hal. 61-78.
Yueqing, X., Shuangcheng, L. dan Yunlong, C., 2005, Wavelet Analysis of Rainfall Variation in
the Hebei Plain, Science in China Ser. D Earth Science, Vol. 48, No 12, Hal. 2241-2250.