jangan tertipu! - internet archive tertipu...ulama salaf berkata, “barangsiapa beribadah kepada...

63
Jangan Tertipu! ….……………………………… Kumpulan Catatan Singkat # Jangan Tertipu! Bismillah. Para ulama memberikan nasihat kepada kita agar tidak terpedaya atau tertipu dengan amal kebaikan yang pernah kita lakukan. Sebagus apa pun perbuatan kita itu. Karena apabila kita mau objektif masih banyak sisi kekurangan, aib pada amalan kita, bahkan tidak sedikit dosa yang telah kita kerjakan. Amal kita belum tentu diterima, dosa kita pun belum tentu mendapatkan ampunan. Oleh sebab itu tidak selayaknya seorang muslim tertipu oleh amal dan kebaikannya. Nabi Ibrahim ‘alaihis salam seorang nabi dan pemimpin bagi kaum bertauhid pun merasa takut dirinya tertimpa penghambaan kepada berhala. Sampai-sampai beliau berdoa kepada Allah (yang artinya), “Dan jauhkanlah aku dan anak keturunanku dari menyembah patung.” (Ibrahim : 35) Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Seorang mukmin memadukan antara berbuat baik dan merasa khawatir. Adapun orang kafir memadukan antara berbuat jelek dan merasa aman.” Di dalam al-Qur’an Allah pun telah mengingatkan bahwa jangan sampai kita termasuk kelompok orang yang paling

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Jangan Tertipu!….……………………………… Kumpulan Catatan Singkat

    # Jangan Tertipu!

    Bismillah.

    Para ulama memberikan nasihat kepada kita agar tidakterpedaya atau tertipu dengan amal kebaikan yangpernah kita lakukan. Sebagus apa pun perbuatan kitaitu.

    Karena apabila kita mau objektif masih banyak sisikekurangan, aib pada amalan kita, bahkan tidak sedikitdosa yang telah kita kerjakan. Amal kita belum tentuditerima, dosa kita pun belum tentu mendapatkanampunan. Oleh sebab itu tidak selayaknya seorang muslimtertipu oleh amal dan kebaikannya.

    Nabi Ibrahim ‘alaihis salam seorang nabi dan pemimpin bagikaum bertauhid pun merasa takut dirinya tertimpapenghambaan kepada berhala. Sampai-sampai beliau berdoakepada Allah (yang artinya), “Dan jauhkanlah aku dan anakketurunanku dari menyembah patung.” (Ibrahim : 35)

    Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Seorang mukminmemadukan antara berbuat baik dan merasa khawatir. Adapunorang kafir memadukan antara berbuat jelek dan merasa aman.”

    Di dalam al-Qur’an Allah pun telah mengingatkan bahwajangan sampai kita termasuk kelompok orang yang paling

  • 2

    merugi amalnya; yang dia mengira telah melakukan sesuatudengan sebaik-baiknya padahal amal usahanya sia-sia dalamkehidupan dunia. Allah berfirman (yang artinya),“Katakanlah; Maukah kami kabarkan kepada kalian; mengenaiorang-orang yang paling merugi amalnya. Yaitu orang-orang yangsia-sia amal usahanya dalam kehidupan dunia sementara merekamenyangka telah melakukan kebaikan dengan sebaik-baiknya.”(al-Kahfi : 103-104)

    Diantara sebab rusaknya amal adalah perbuatan syirik.Allah berfirman (yang artinya), “Dan sungguh telahdiwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelum kamu;Apabila kamu berbuat syirik pasti lenyap semua amalmu danbenar-benar kamu akan termasuk golongan orang-orang yangmerugi.” (az-Zumar : 65)

    Banyaknya amal semata tidak cukup. Karena amal yangditerima adalah yang ikhlas untuk Allah dan mengikutituntunan nabi. Oleh sebab itu Allah berfirman (yangartinya), “Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaandengan Rabbnya, hendaklah dia melakukan amal salih dan tidakmempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengansesuatu apapun.” (al-Kahfi : 110)

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak adatuntunannya dari kami maka tertolak.” (HR. Muslim)

    Diantara sebab rusaknya amal pula adalah kebodohan. Olehsebab itu kaum Nasrani disebut sebagai orang-orang yangtersesat disebabkan mereka beramal tanpa ilmu. Sebagianulama salaf berkata, “Barangsiapa beribadah kepada Allahtanpa ilmu niscaya apa-apa yang dia rusak lebih banyak daripadaapa-apa yang dia perbaiki.”

  • 3

    Karena itulah Imam Bukhari rahimahullah membuat babdalam Sahih-nya dengan judul ‘Bab Ilmu sebelum ucapandan amalan’. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu merupakanpemandu atas amalan. Amal yang diterima adalah amalanyang berlandaskan ilmu. Seandainya amal bermanfaat tanpalandasan ilmu niscaya Allah tidak akan mencela kaumNasrani. Dan seandainya ilmu bermanfaat tanpa diamalkanniscaya Allah tidak akan mencela kaum Yahudi.

    Sehingga ilmu agama merupakan kunci kebaikan seoranghamba. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya niscayaAllah pahamkan dia dalam hal agama.” (HR. Bukhari danMuslim)

    Seorang yang mengenal Rabbnya dan mengenali kelemahandan aib-aib dirinya tentu akan merasa khawatir apabilaamalnya tidak diterima atau dirinya terjangkitpenyakit-penyakit hati yang merusak keimanan. Ibnu AbiMulaikah rahimahullah mengatakan, “Aku berjumpa dengantiga puluh orang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamsementara mereka semuanya khawatir dirinya tertimpakemunafikan.” (HR. Bukhari secara mu’allaq)

    Penghambaan kepada Allah tidak bisa tegak di ataskemunafikan. Sebagaimana ibadah tidak akan diterimaapabila tercampuri kesyirikan. Karena penghambaan kepadaAllah itu dibangun di atas puncak kecintaan dan puncakperendahan diri kepada Allah. Penghambaan yang tulusdan murni untuk Allah semata. Bukan penghambaan dilisan semata tanpa keyakinan hati dan bukti amalan.Penghambaan yang benar-benar berakar dari keimanan didalam hati.

  • 4

    Ibadah kepada Allah berporos pada cinta, takut, danharapan. Cinta merupakan motor utama penggerak seluruhamalan. Harap dan takut adalah dua belah sayap yangmenjaga seorang hamba agar tetap berada di atas jalan yanglurus; tidak condong kepada merasa aman dari makar Allahdan tidak lupa condong kepada sikap putus asa dari rahmatAllah.

    Oleh sebab itu diantara sebab rusaknya amalan adalahkecintaan kepada sesembahan selain Allah. Allah berfirman(yang artinya), “Dan sebagian manusia ada yang menjadikanselain Allah sebagai sekutu-sekutu; mereka mencintainyasebagaimana cinta kepada Allah, sedangkan orang-orang berimanlebih dalam cintanya kepada Allah.” (al-Baqarah : 165)

    Hal ini menunjukkan bahwa penyimpangan aqidahmerupakan salah satu sebab utama rusaknya amalan. Ketikaada sebagian orang yang menolak atau mengingkari imankepada takdir, Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhumaberkata, “Seandainya salah seorang dari mereka memiliki emassebesar gunung Uhud lalu dia infakkan maka Allah tidak akanmenerimanya sampai dia beriman kepada takdir.” (HR. Muslim)

    Aqidah merupakan apa-apa yang diyakini di dalam hati.Amal yang tidak tegak di atas aqidah yang benar sepertisebuah bangunan yang tidak ditopang pondasi yang kokoh.Oleh sebab itu Allah menjadikan amalan orang kafir sepertidebu-debu yang beterbangan. Allah berfirman (yang artinya),“Dan Kami hadapi amal-amal yang dahulu telah mereka kerjakan,lantas Kami jadikan ia bagaikan debu-debu yang beterbangan.”(al-Furqan : 23)

  • 5

    # Kebutuhan Belajar Aqidah

    Imam Bukhari rahimahullah membuat bab di dalamKitabul Ilmi dengan judul Bab, Ilmu sebelum perkataandan perbuatan. Hal ini sangat jelas, karena dengan ilmuitulah ucapan dan amalan akan menjadi benar; sesuaidengan tuntunan dan ikhlas karena Allah.

    Ilmu yang paling utama adalah yang membantu seoranghamba untuk mewujudkan tujuan hidupnya. Allahberfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin danmanusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”(adz-Dzariyat : 56). Beribadah kepada Allah tidak mungkinbisa dilakukan dengan benar kecuali dengan ilmu; yaituilmu tauhid dan aqidah.

    Ilmu aqidah dan tauhid merupakan ilmu yang paling pokokdan paling utama; karena ia menjelaskan kandungan darikalimat syahadat dan pokok-pokok keimanan. Dengantauhid inilah Allah mengutus setiap rasul. Allah berfirman(yang artinya), “Dan tidaklah Kami mengutus sebelum kamuseorang rasul pun melainkan Kami wahyukan kepadanya; bahwatidak ada ilah/sesembahan yang benar kecuali Aku, makasembahlah Aku.” (al-Anbiyaa’ : 25)

    Kebutuhan manusia kepada ilmu aqidah lebih besardaripada kebutuhan mereka kepada makanan danminuman. Sebab dengan aqidah inilah hati mereka menjadihidup dan mengenal Rabbnya. Dengan aqidah tauhid inilahmanusia akan terjaga dari jurang syirik dan kehancuran.Allah berfirman (yang artinya), “Jika kamu berbuat syirik pastiakan lenyap seluruh amalmu dan benar-benar akan termasukgolongan orang yang merugi.” (az-Zumar : 65)

  • 6

    Diantara kitab-kitab yang sangat bermanfaat untukdipelajari dalam ilmu tauhid adalah kitab-kitab yang ditulisoleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullahyaitu : Kitab Tauhid, Ushul Tsalatsah, dan Qawa’id Arba’.Melalui kitab-kitab inilah beliau memperbaiki -dengantaufik Allah- kondisi masyarakatnya yang tenggelam dalamberbagai bentuk penyimpangan aqidah. Kitab-kitab yangmenjelaskan aqidah Islam dari al-Kitab dan as-Sunnahsebagaimana yang dipahami oleh para pendahulu umat ini.Imam Malik rahimahullah berkata, “Tidak akan memperbaikikeadaan generasi akhir umat ini kecuali dengan apa-apa yangmemperbaiki keadaan generasi awalnya.”

    Diantara ketiga kitab tersebut, kitab Ushul Tsalatsah adalahyang paling mendasar untuk dipelajari oleh setiap penimbailmu. Karena di dalamnya dikenalkan tiga pokok agama;mengenal Allah, mengenal Islam, dan mengenal nabiMuhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketiga hal inimerupakan jawaban mendasar atas tiga pertanyaan kuburyang akan ditanyakan kepada setiap orang di dalamkuburnya. Tidak ada yang bisa menjawabnya kecuali merekayang benar-benar beriman dan menjaga tauhidnya darisyirik dan perusak keislaman. Allah berfirman (yang artinya),“Dan barangsiapa yang mencari selain Islam sebagai agama makatidak akan diterima darinya, dan dia di akhirat benar-benar akantermasuk golongan orang yang merugi.” (Ali ‘Imran : 85)

    Dengan ketiga pokok inilah seorang muslim akan bisamerasakan lezatnya keimanan. Rasulullah shallallahu ‘alaihiwa sallam bersabda, “Pasti akan merasakan lezatnya iman orangyang ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, danMuhammad sebagai rasul.” (HR. Muslim). Meridhai Allahsebagai Rabb mengandung konsekuensi mentauhidkan

  • 7

    Allah dan tunduk kepada hukum dan ajaran-Nya. MeridhaiIslam sebagai agama mengandung konsekuensiberpegang-teguh dengan petunjuk Islam danmencampakkan segala bentuk kekafiran. Dan meridhaiMuhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasulmengandung konsekuensi ittiba’ dan mengikuti ajarannya.

    Diantara ketiga pokok ini mengenal Allah merupakan ilmuyang paling mulia dan kunci utama kebahagiaan seoranghamba. Malik bin Dinar rahimahullah berkata, “Telah pergipara penduduk dunia dalam keadaan belum merasakan sesuatuyang paling indah di dalamnya.” Orang-orang bertanya,“Apakah itu yang paling indah di dunia, wahai Abu Yahya?”beliau pun menjawab, “Mengenal Allah ‘azza wa jalla.” IbnulQayyim rahimahullah berkata, “Barangsiapa mengenal Rabbnyaniscaya akan mengenal apa-apa selain-Nya…” Wallahul muwafiq.

    # Makna Dua Kalimat Syahadat

    Seorang muslim membangun agamanya di atas ilmu dankeyakinan. Dan diantara perkara yang paling pokokuntuk dipahami dan diyakini adalah kandungan daridua kalimat syahadat. Sebab dua kalimat syahadat inilahpondasi tegaknya ajaran agama Islam.

    Dua kalimat syahadat itu adalah syahadat/persaksian bahwatidak ada ilah/sesembahan yang benar selain Allah, danpersaksian bahwa Muhammad adalah utusan Allah.Syahadat yang pertama mengandung keyakinan bahwa tidakada yang berhak diibadahi kecuali Allah. Adapun syahadatyang kedua mengandung pedoman bahwa ibadah tidakdikerjakan kecuali dengan mengikuti tuntunan Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam.

  • 8

    Ketika kaum musyrikin mendengar ajakan Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam untuk mengucapkan laa ilaha illallah, makamereka pun dengan serta merta menolak danmenentangnya. Karena mereka memahami bahwa maksudkalimat ini adalah wajibnya mengesakan Allah dalamberibadah dan keharusan meninggalkan sesembahanselain-Nya. Allah menceritakan tanggapan mereka (yangartinya), “Apakah dia -Muhammad- itu hendak menjadikansesembahan-sesembahan ini menjadi satu sesembahan saja.Sesungguhnya hal ini benar-benar perkara yang mengherankan.”(Shad : 5)

    Kalimat laa ilaha illallah mengajak manusia untukberibadah kepada Allah semata; Rabb yang menciptakanmereka dan menciptakan langit dan bumi beserta isinya.Allah berfirman (yang artinya), “Wahai manusia, sembahlahRabb kalian; Yang telah menciptakan kalian dan orang-orangsebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa.” (al-Baqarah :21). Allah juga berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Kamiutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukankepadanya; bahwa tidak ada ilah/sesembahan yang benar selainAku, maka sembahlah Aku.” (al-Anbiyaa’ : 25)

    Dengan demikian kalimat tauhid menuntut seorang muslimuntuk memurnikan ibadahnya kepada Allah danmencampakkan penghambaan kepada selain-Nya. Inilahyang diperintahkan oleh Allah kepada umat-umat terdahuludan umat di sepanjang zaman. Allah berfirman (yangartinya), “Dan tidaklah mereka itu diperintahkan melainkansupaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan agamauntuk-Nya dengan hanif…” (al-Bayyinah : 5). Para ulamamenjelaskan bahwa orang yang hanif artinya berpaling dariselain Allah dan mengabdi hanya kepada Allah.

  • 9

    Ibadah yang benar adalah ibadah yang dipersembahkankepada Allah semata dan tidak tercampuri dengan ibadahkepada selain-Nya. Inilah syarat diterimanya amalan. Harusbersih dari syirik. Allah berfirman (yang artinya), “Makabarangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnyahendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukandalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.”(al-Kahfi : 110)

    Ibadah adalah hak Allah atas hamba, tidak boleh danharam hukumnya seorang hamba menujukan ibadahnyakepada selain Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Hak Allah atas para hamba itu adalah merekaberibadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan dengan-Nyasesuatu apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Menujukan ibadah -apakah itu sholat, sembelihan, nadzar,istighotsah, dsb- kepada selain Allah adalah dosa yangsangat besar dan tidak diampuni oleh Allah apabilapelakunya meninggal dalam keadaan belum bertaubatdarinya. Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allahtidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya, dan masihmengampuni dosa-dosa yang berada di bawah tingkatan itu bagisiapa yang dikehendaki-Nya.” (an-Nisaa’ : 48)

    Syirik besar dalam bentuk melakukan ibadah kepada selainAllah -meskipun pelakunya juga beribadah kepada Allah-menyebabkan kekal di neraka dan terhalang masuk surga.Sebab syirik merupakan kezaliman terbesar dan pelecehankepada Rabb penguasa alam semesta. Allah berfirman (yangartinya), “Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukanAllah benar-benar Allah haramkan atasnya surga dan tempat

  • 10

    tinggalnya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang zalimitu seorang pun penolong.” (al-Maa-idah : 72)

    Syirik juga menyebabkan semua amal kebaikan yang pernahdilakukan terhapus pahalanya. Sehingga pelakunya hanyaakan mendapatkan keletihan tanpa memperoleh buah atasamalnya kelak di akhirat. Allah berfirman (yang artinya),“Dan seandainya mereka itu berbuat syirik pasti akan terhapussegala amal yang dahulu telah mereka kerjakan.” (al-An’aam :88)

    Oleh sebab itulah syirik merusak iman dan meruntuhkanbangunan agama. Maka wajib bagi seorang muslim untukmenjaga dirinya dari segala bentuk syirik besar maupunkecil. Apabila seorang nabi sekelas Ibrahim ‘alaihis salamsaja takut terjerumus dalam syirik, bagaimana lagi dengankita? Allah berfirman mengisahkan doa beliau (yang artinya),“Dan jauhkanlah aku dan anak keturunanku dari menyembahpatung-patung…” (Ibrahim : 35)

    Para sahabat nabi -generasi terbaik umat ini- yang telahmendapatkan pujian dan rekomendasi dari Allah danrasul-Nya pun merasa takut dirinya terjerumus dalamkemunafikan dan perusak keimanan; maka bagaimana lagidengan kita? Ibnu Abi Mulaikah rahimahullah berkata, “Akutelah berjumpa dengan tiga puluh sahabat Rasul shallallahu‘alaihi wa sallam; mereka semuanya takut dirinya tertimpakemunafikan. Tidak ada seorang pun diantara mereka yangmengatakan bahwa imannya sejajar dengan imannya Jibril danMika’il…”

    Membersihkan ibadah dan ketaatan dari noda syirik adalahkonsekuensi dari kalimat tauhid. Karena yang Allah terimahanyalah amal yang bersih dari syirik. Dalam sebuah hadits

  • 11

    qudsi, Allah berfirman (yang artinya), “Aku adalah Dzat yangpaling tidak membutuhkan sekutu. Barangsiapa yang melakukansuatu amalan seraya mempersekutukan Aku dengan selain-Kumaka Aku tinggalkan dia bersama syiriknya itu.” (HR. Muslim)

    Ibadah kepada Allah itu pun tidak dinilai benar kecualiapabila sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad shallallahu‘alaihi wa sallam. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabdadengan tegas, “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidakada perintah/ajarannya dari kami maka tertolak.” (HR.Muslim). Oleh sebab itu niat baik belaka tidak cukup. Niatyang baik harus diwujudkan dengan cara yang benar yaitumengikuti tuntunan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    Allah berfirman (yang artinya), “Katakanlah; Jika kalianbenar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allahakan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (Ali‘Imran : 31). Sesungguhnya kecintaan dibuktikan denganketaatan dan kesetiaan. Taat kepada ajaran Rasul dan setiadengan bimbingannya. Sebagaimana yang diingatkan olehIbnu Mas’ud radhiyallahu’anhu, “Seandainya kalianmeninggalkan sunnah/ajaran Nabi kalian pasti kalian tersesat.”

    Syahadat Muhammad utusan Allah mengandungkonsekuensi membenarkan beritanya, melaksanakanperintahnya, menjauhi larangannya, dan beribadah kepadaAllah hanya dengan syari’at dan ajarannya. Allah berfirman(yang artinya), “Dan tidaklah dia -Muhammad- itu berbicaradari hawa nafsunya. Tidaklah itu melainkan wahyu yangdiwahyukan kepadanya.” (an-Najm : 3-4). Allah jugaberfirman (yang artinya), “Hendaklah merasa takut orang-orangyang menyelisihi dari perintah/ajarannya (rasul); bahwa merekaakan ditimpa fitnah/malapetaka atau menimpa mereka azabyang sangat pedih.” (an-Nuur : 63)

  • 12

    Dengan demikian seorang muslim akan tunduk kepadaaturan Allah dan rasul-Nya. Karena Allah adalahsesembahannya dan nabi adalah panutannya. Allahberfirman (yang artinya), “Dan tidaklah pantas bagi seoranglelaki beriman atau perempuan beriman; apabila Allah danRasul-Nya telah menetapkan suatu perkara ternyata masih adabagi mereka pilihan lain dalam urusan mereka. Barangsiapa yangdurhaka kepada Allah dan Rasul-Nya benar-benar dia telahtersesat dengan kesesatan yang amat nyata.” (al-Ahzab : 36)

    Ini artinya, syahadat harus diyakini di dalam hati,diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan segenapanggota badan. Dan ia harus dijaga dari segala perusak danpembatal keimanan.

    # Perintah Paling Agung

    Adalah menjadi perkara yang sudah dimaklumi bahwatauhid merupakan pondasi agama Islam. Tauhid inilahperintah Allah yang paling besar. Sebagaimanadikatakan oleh Syaikh Muhammad at-Tamimirahimahullah dalam risalah Ushul Tsalatsah-nya, “Danperkara paling agung yang diperintahkan oleh Allah adalahtauhid; yaitu mengesakan Allah dalam ibadah.”

    Ibadah memiliki cakupan makna yang sangat luas.Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyahrahimahullah, bahwa ibadah merupakan nama yangmencakup segala sesuatu yang dicintai dan diidhai Allahberupa ucapan dan perbuatan; yang tesembunyi maupunyang tampak. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskanbahwa ibadah dibangun di atas dua pilar; puncak

  • 13

    perendahan diri kepada Allah dan puncak kecintaankepada-Nya.

    Mengesakan Allah dalam beribadah maksudnya adalahmenujukan segala bentuk ibadah untuk Allah semata, tidakkepada selain-Nya. Oleh sebab itu tidak boleh ibadahdipersembahkan kepada malaikat, nabi, wali, atau orangsalih, apalagi batu dan pohon. Ibadah merupakan hak Allahatas setiap hamba. Sebagaimana dijelaskan oleh Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam, “Hak Allah atas para hamba yaitumereka beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nyadengan sesuatu apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim). Olehsebab itu setiap perintah beribadah kepada Allah secaraoomatis terkandung di dalamnya larangan beribadahkepada selain-Nya.

    Beribadah kepada selain Allah disamping beribadah kepadaAllah inilah yang disebut dengan istilah syirik. Sehinggaorang musyrik adalah orang yang beribadah kepada Allah,tetapi di saat yang lain dia juga beribadah kepada selainAllah. Dari sini kita bisa mengetahui kekeliruan sebagianorang yang beranggapan bahwa orang musyrik adalahmereka yang tidak percaya dengan tuhan, atau menganggapbahwa orang musyrik tidak melakukan ibadah kepada Allah,atau mengira bahwa orang musyrik meyakini ada penciptadan penguasa alam selain Allah.

    Sekali-kali tidak! Bahkan orang musyrik mempercayaiadanya Allah, meyakini Allah sebagai satu-satunya penciptadan penguasa alam semesta, hanya saja mereka beribadahkepada selain Allah disamping ibadah mereka kepada Allah.Mereka beribadah kepada selain Allah dengan dalih dalamrangka mendekatkan diri kepada Allah atau mencari syafa’atdi sisi Allah.

  • 14

    Allah berfirman (yang artinya), “Dan sungguh apabila kamutanyakan kepada mereka; Siapakah yang menciptakan langit danbumi, niscaya mereka akan menjawab bahwa yangmenciptakannya adalah [Allah] Yang Mahaperkasa lagiMahamengetahui.” (az-Zukhruf : 9).

    Allah juga berfirman (yang artinya), “Dan sungguh jika kamutanyakan kepada mereka siapakah yang menciptakan langit danbumi, benar-benar mereka akan menjawab ‘Allah’.” (Luqman :25). Dalam ayat lain Allah menegaskan (yang artinya), “Dansungguh jika kamu tanyakan kepada mereka siapakah yangmenciptakan mereka pasti mereka akan menjawab ‘Allah’.”(az-Zukhruf : 87)

    Umat-umat yang kafir telah mengetahui apa maksud daridakwah para rasul. Yaitu bahwasanya mereka datang dalamrangka mengajak umat untuk mengesakan Allah dalam halibadah (tauhid uluhiyah). Oleh sebab itu merekamengatakan (yang artinya), “Apakah kamu hendak melarangkami menyembah apa-apa yang disembah oleh bapak-bapak kami.”(Hud : 62). Mereka juga mengatakan (yang artinya), “Apakahdia -Muhammad- itu hendak menjadikan sesembahan-sesembahanini hanya menjadi satu sesembahan saja.” (Shod : 5)

    Orang yang berbuat syirik adalah pelaku kezaliman; sebab iamenujukan ibadah kepada selain Allah; sesuatu yang tidaklayak untuk disembah. Bahkan syirik itulah kezalimanterbesar yang harus diperingatkan dan dijauhi oleh setiapinsan pendamba kebahagiaan. Sebagaimana nasihatLuqman kepada anaknya (yang artinya), “Wahai anakku,janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya syirik itubenar-benar kezaliman yang sangat besar.” (Luqman : 13)

  • 15

    # Pohon Keimanan

    Allah berfirman (yang artinya), “Tidakkah kamu melihatbagaimana Allah memberikan suatu perumpamaan tentangsuatu kalimat yang baik seperti sebuah pohon yang baik, yangpokoknya kokoh dan cabang-cabangnya menjulang di langit.Ia memberikan buah-buahnya pada setiap muslim dengan izinRabbnya. Dan Allah memberikan perumpamaan-perumpamaan bagi manusia mudah-mudahanmereka mau mengambil pelajaran.”(Ibrahim : 24-25)

    Imam al-Baghawi rahimahullah menafsirkan bahwa yangdimaksud ‘kalimat yang baik’ di sini adalah kalimat laa ilahaillallah. Beliau juga menjelaskan bahwa perumpamaan‘pohon yang baik’ itu maksudnya adalah pohon kurma.Ibnu Abbas menafsirkan bahwa yang dimaksud adalahsebuah pohon di surga (lihat Tafsir al-Baghawi, hlm. 685)

    Ibnu Abbas juga menafsirkan bahwa yang dimaksud‘kalimat yang baik’ adalah syahadat laa ilaha illallah.Adapun yang dimaksud ‘pohon yang baik’ di sini adalahgambaran seorang mukmin. Yang pokoknya kokohtertanam di dalam hati, yaitu kalimat laa ilaha illallah, dancabangnya menjulang tinggi di langit maksudnyaamal-amalnya terangkat ke langit. Ayat ini memberikanperumpamaan tentang keadaan seorang mukmin yangucapannya baik dan amalannya juga baik. Perumpamaanseorang mukmin seperti pohon kurma. Senantiasa munculdarinya amal salih pada setiap waktu dan musim, di kalapagi maupun sore (lihat Tafsir al-Qur’an al-Azhim, 4/491)

  • 16

    Rabi’ bin Anas rahimahullah menafsirkan bahwa yangdimaksud ‘pokoknya kokoh’ yaitu keikhlasan kepada Allahsemata dan beribadah kepada-Nya tanpamempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Beliau jugamenafsirkan bahwa yang dimaksud ‘cabang-cabangnya’adalah berbagai amal kebaikan. Adapun maksud dari ‘iamemberikan buahnya pada setiap muslim’ yaituamalan-amalannya teragkat naik ke langit pada setiap awalsiang dan akhirnya. Kemudian beliau mengataan, “Adaempat amalan yang apabila dipadukan oleh seorang hamba makafitnah-fitnah tidak akan membahayakan dirinya, keempat hal ituadalah; keikhlasan kepada Allah semata dan beribadahkepada-Nya tanpa tercampuri syirik sedikit pun, rasa takutkepada-Nya, cinta kepada-Nya, dan senantiasamengingat/berdzikir kepada-Nya.” (lihat ad-Durr al-Mantsur,8/512)

    Demikianlah perumpaan tentang keberadaan seorangmukmin. Ia laksana sebatang pohon yang bagus. Akarnyatertancap kuat di dalam bumi berupa ilmu dan keyakinan.Adapun cabang-cabangnya berupa ucapan-ucapan yang baik,amal-amal salih, akhlak mulia, dan adab-adab yang indah;semuanya menjulang tinggi di langit. Amal-amal danucapan-ucapan yang baik pun terangkat pahalanya ke langitke hadapan Allah; yang itu semuanya merupakan buah daripohon keimanan. Dengan itu semua maka seorang mukminbisa mendatangkan manfaat bagi dirinya sendiri dan jugabagi orang-orang lain di sekitarnya (lihat Taisir al-Karimar-Rahman, hlm. 425)

    Imam Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, bahwaiman adalah ucapan dengan lisan, amalan dengan anggotabadan, dan keyakinan di dalam hati. Iman bertambahdengan melakukan ketaatan dan menjadi berkurang karena

  • 17

    melakukan kemaksiatan (lihat Lum’atul I’tiqad, hlm. 98dengan Syarah/keterangan dari Syaikh Muhammad binShalih al-Utsaimin)

    Kalimat iman yaitu laa ilaha illallah mengandung sikapberlepas diri dari segala bentuk sesembahan selain Allahdan menetapkan bahwa ibadah ditujukan kepada Allahsemata. Allah berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapayang kufur kepada thaghut dan beriman kepada Allah,sesungguhnya dia telah berpegang-teguh dengan buhul tali yangpaling kuat dan tidak akan terputus…” (al-Baqarah : 256). Yangdimaksud ‘urwatul wustqa’/buhul tali yang paling kuatadalah kalimat laa ilaha illallah, sebagaimana dijelaskanoleh para ulama tafsir (lihat Tafsir al-Qur’an al-’Azhim,1/684)

    Oleh sebab itu setiap rasul mengajak kepada tauhid. Allahberfirman (yang artinya), “Dan sungguh telah Kami utuskepada setiap umat seorang rasul yang menyerukan; SembahlahAllah dan jauhilah thaghut.” (an-Nahl : 36). Thaghut adalahsegala bentuk sesembahan selain Allah.

  • 18

    # Jalan Allah al-’Aziz al-Hamid

    Allah pemiliki segala sifat kesempurnaan. Allah pemiliknama-nama terindah dan sifat-sifat yang termulia. Tidakada sedikit pun cacat dan cela di dalam nama dansifat-Nya.

    Allah yang mahamulia lagi mahaperkasa sehingga Allahmampu untuk memberikan hukuman bagi siapa saja ataskejahatan dan dosa-dosa yang mereka kerjakan. Allah yangmahaterpuji sehingga tidak ada sedikit pun ketetapan danhukum-Nya yang melenceng dari keadilan. Bahkan Allahterpuji atas segala perbuatan dan takdir-Nya. Bahkan Allahpun berkenan mengampuni dosa-dosa mereka yangbersimbah nista selama mereka tidak mempersekutukanAllah dengan sesembahan selain-Nya.

    Salah satu bukti kesempurnaan dan kemuliaan Allah ialahdengan memberikan petunjuk kepada manusia jalan-jalanmenuju keridhaan-Nya. Itulah jalan lurus yang ditapaki olehpara nabi dan pengikut mereka hingga akhir masa. Jalaniman dan amal salih. Jalan ketaatan kepada ar-Rahman danpenolakan kepada thaghut dan setan. Allah berfirman (yangartinya), “Dan sungguh telah Kami utus kepada setiap umatseorang rasul yang menyerukan; Sembahlah Allah dan jauhilahthaghut.” (an-Nahl : 36). Umar bin Khattab mengatakanbahwa thaghut itu adalah setan. Jabir bin Abdillahmenjelaskan bahwa thaghut adalah para dukun. ImamMalik menjelaskan bahwa thaghut itu mencakup segalabentuk sesembahan selain Allah.

    Jalan Allah adalah jalan tauhid. Penghambaan total kepadaRabb seru sekalian alam. Allah berfirman (yang artinya),

  • 19

    “Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian; Yang telahmenciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian,mudah-mudahan kalian bertakwa.” (al-Baqarah : 21). Inilahjalan yang membuahkan ketentraman dan tambahanhidayah bagi insan beriman. Allah berfirman (yang artinya),“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri imannyadengan kezaliman/syirik, mereka itulah orang-orang yangdiberikan keamanan dan mereka itulah yang diberi petunjuk.”(al-An’am : 82)

    Inilah jalan yang akan mengantarkan manusia menuju surgadan kebahagiaan sejati. Allah berfirman (yang artinya),“Barangsiapa yang melakukan amal salih dari kalangan lelakiatau peempuan dalam keadaan beriman, benar-benar Kami akanberikan kepada mereka kehidupan yang baik dan pasti Kami akanberikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baikdaripada apa-apa yang mereka amalkan.” (an-Nahl : 97)

    Sebaliknya, syirik kepada Allah dan kekafiran kepada-Nyaadalah lorong-lorong yang akan mengantarkan menujuneraka dan azab-Nya. Allah berfirman (yang artinya),“Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allahbenar-benar Allah haramkan atasnya surga dan tempat tinggalnyaadalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang zalim itu seorangpenolong pun.” (al-Maa-idah : 72). Karena syirik adalahsebesar-besar kezaliman dan seburuk-buruk kemaksiatan.Allah berfirman (yang artinya), “Seandainya mereka itumelakukan syirik niscaya akan lenyap semua amal kebaikan yangmereka lakukan.” (al-An’aam : 82)

    Jalan para rasul tegak di atas tauhid dan iman. Sebagaimanatelah dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya (yang artinya),“Dan tidaklah Kami utus seorang rasul pun sebelum kamumelainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada

  • 20

    ilah/sesembahan yang benar selain Aku, maka sembahlah Akusaja.” (al-Anbiyaa : 25). Bahkan inilah tujuan setiap jin danmanusia diciptakan. Allah berfirman (yang artinya), “Dantidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya merekaberibadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56). Ayat-ayat yang jelasdan gamblang ini merupakan sebesar-besar bukti bagiorang-orang yang beriman untuk meniti jalan Islam danmencampakkan agama kekafiran.

    Allah berfirman (yang artinya), “Pada hari ini Aku telahsempurnakan bagi kalian agama kalian, telah Aku cukupkannikmat-Ku atas kalian, dan Aku telah ridha Islam sebagai agamabagi kalian.” (al-Maa-idah : 3). Allah jalla dzikruhu berfirman(yang artinya), “Barangsiapa yang mencari selain Islam sebagaiagama maka tidak akan diterima, dan dia di akhirat nanti pastitermasuk golongan orang-orang yang merugi.” (Ali ‘Imran : 85)

    Apakah anda ingin termasuk golongan orang yang merugi?

    # Kunci Kebahagiaan Manusia

    Sudah menjadi sunnatullah, manusia menginginkanhidupnya bahagia. Akan tetapi banyak orang terjebakdalam pemahaman dan cara yang salah untuk meraihbahagia.

    Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang mengikutipetunjuk-Ku niscaya dia tidak akan tersesat dan tidak pulacelaka.” (Thaha : 123)

    Tidak tersesat di dunia dan tidak celaka di akhirat inilahpuncak kebahagiaan hamba. Dan hal itu hanya bisadiperoleh dengan mengikuti petunjuk dari Allah. Dengan

  • 21

    demikian mempelajari al-Qur’an adalah jalan untukmenjemput kebahagiaan insan. Sebagaimana berpalingdarinya menjadi sebab kehancuran dan kesengsaraanhidupnya.

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Sesungguhnya Allah akan memuliakan dengan Kitab inibeberapa kaum dan akan merendahkan sebagian kaum yang laindengan sebab Kitab ini pula.” (HR. Muslim). Mereka yangmulia adalah yang mengikuti al-Qur’an dan mereka yangdihinakan adalah yang meninggalkan dan menyelisihiajaran-ajarannya.

    Allah berfirman (yang artinya), “Demi masa. Sesungguhnyamanusia benar-benar berada dalam kerugian kecuali orang-orangyang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran,dan saling menasihati dalam menetapi kesabaran.” (al-’Ashr :1-3)

    Iman adalah sebab utama kebahagiaan. Tidak adakebahagiaan tanpa keimanan. Sebagaimana tidak adapetunjuk bagi mereka yang tidak mau mengikuti ajaranKitabullah. Oleh sebab itu Allah menyebut al-Qur’ansebagai petunjuk bagi kaum yang bertakwa; karena maumenundukkan hati dan hawa nafsunya kepada perintah danlarangan Rabbnya. Sehingga mereka pun bisa menyerappetunjuk yang Allah berikan melalui kitab dan rasul-Nya.Adapun orang yang kafir sama saja bagi mereka apakahdiberikan peringatan atau tidak; mereka tetap keras tidakmau beriman.

    Allah berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dantidak mencampuri imannya dengan kezaliman (syirik) merekaitulah orang-orang yang diberikan keamanan dan mereka itulah

  • 22

    orang-orang yang diberi petunjuk.” (al-An’aam : 82). Semakinsempurna seorang hamba dalam mewujudkan nilai-nilaikeimanan dan membersihkan diri dari segala bentukkezaliman maka akan semakin sempurna pula petunjuk dankeamanan yang akan dia dapatkan.

    Adapun orang yang mengotori amal ibadahnya dengansyirik dan kezaliman maka mereka akan mengalamikerugian berat akibat kezaliman yang tidak ditinggalkan.Allah berfirman (yang artinya), “Jika kamu berbuat syirik pastiakan lenyap amal-amalmu dan benar-benar kamu akan termasukgolongan orang-orang yang merugi.” (az-Zumar : 65). Betapameruginya seorang hamba yang mengira amal-amalnya bisamengantarkannya ke surga tetapi ternyata amalnya sia-siadan justru menggiringnya ke neraka akibat tidak adanyaikhlas dan tauhid dalam dirinya!

    Allah berfirman (yang artinya), “Katakanlah; Maukah Kamikabarkan kepada kalian mengenai orang-orang yang paling merugiamalnya; yaitu orang-orang yang sia-sia usahanya dalamkehidupan dunia sementara mereka mengira sudah berbuat yangsebaik-baiknya.” (al-Kahfi : 103-104)

    Kerugian seorang hamba dan kesengsaraan akibat syirik dankezaliman adalah kerugian yang sebenarnya. Betapa seringkita menyangka diri ini mencapai sukses gemilang dengantumpukan prestasi dan penghargaan manusia; tetapi di saatyang sama lupa akan hakikat dosa dan kejahatan hati dananggota badan yang mencerminkan ketidakikhlasan danketidakmurnian penghambaan kita kepada Allah. Kitasangka diri ini ikhlas, tetapi nyatanya diri ini haussanjungan dan ucapan terima kasih. Ya Allah, bersihkanlahhati kami dari kotoran syirik dan dosa-dosa…

  • 23

    # Gara-Gara Mengejar Ketenaran

    Sebagian ulama salaf berkata, “Orang yang ikhlasberusaha menyembunyikan kebaikan-kebaikannyasebagaimana dia menyembunyikankejelekan-kejelekannya.”

    Ketika disampaikan kepada Imam Ahmad bin Hanbalmengenai pujian orang lain kepadanya, maka beliau berkata,“Apabila seorang telah mengenali jati dirinya sendiri niscayatidak lagi bermanfaat/berpengaruh kepadanyaucapan/pujian manusia.”

    Para ulama juga berkata, “Orang yang berakal adalah yangmengerti hakikat dirinya dan tidak tertipu dengan pujiandari orang-orang yang tidak mengenali seluk-beluk dirinya.”

    Sebagaimana diketahui bahwa ikhlas merupakan amalanhati yang sangat penting. Tanpa keikhlasan maka sebesaratau sebanyak apapun amalan tidak akan diterima. Hal initelah ditegaskan oleh Allah dalam sebuah hadits qudsi,“Aku adalah Dzat yang paling tidak membutuhkan sekutu,barangsiapa yang melakukan suatu amalan serayamempersekutukan di dalamnya antara Aku dengan selain-Kumaka Aku tinggalkan dia dan syiriknya itu.” (HR. Muslim)

    Perilaku memburu ketenaran memiliki dampak yang burukkepada amalan. Orang arab mengatakan ‘hubbuzh zhuhuryaqtha’u zhuhur’ artinya cinta ketenaran akanmengakibatkan penderitaan, karena terlalu memburu‘ketinggian’ akhirnya punggungnya pun patah; demikiangambaran mengenai akibat buruk perilaku memburupopularitas. Singkatnya, orang yang mengejar ketenaran

  • 24

    justru akan repot dan rugi sendiri. Sebagaimana firmanAllah (yang artinya), “Dan Kami hadapi segala amal yangdahulu mereka kerjakan lalu Kami jadikan ia bagaikan debu-debuyang beterbangan.” (al-Furqan : 23)

    Oleh sebab itu para ulama mengungkapkan bahwa hakikatikhlas adalah melupakan pandangan makhluk dengansenantiasa memandang kepada [kemauan] Allah. Bukanberarti orang yang ikhlas tidak mau mendengar nasihat dankritikan, tetapi orang yang ikhlas selalu berusahamenundukkan keinginannya kepada kecintaan Allah.Sampai-sampai masalah kecintaan kepada orang lain pun ialandasi dengan niat ikhlas karena Allah. Sebagaimanadisebutkan dalam hadits sahih tentang salah satu sifat orangyang bisa merasakan manisnya iman, “Dan dia mencintaiseseorang; tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah.” (HR.Bukhari dan Muslim)

    Pribadi yang ikhlas menyadari hakikat dirinya di hadapanAllah yang penuh dengan dosa dan kesalahan. Oleh sebabitu dia menyesali dosanya -walaupun orang lain tidakmengetahui dosanya, karena Allah mengetahui segalanya-dan dia tidak pelit untuk meneteskan air mata kala sendiridan mengingat Rabbnya. Sebagaimana disebutkan dalamhadits mengenai 7 golongan yang diberi naungan oleh Allah,salah satunya, “Seorang lelaki yang mengingat Allah dalamkesendirian/sepi lalu mengalirlah air matanya.” (HR. Bukharidan Muslim). Inilah tetesan air mata keikhlasan.

    Walaupun sejuta atau semilyar penggemar memuji andamaka Allah yang paling tahu tentang aib dan kekurangananda. Orang yang berjalan menuju Allah akan mengingatdan meneliti aib-aib yang ada pada diri dan amal-amalnya.Dia sadar bahwa ketaatan yang diberikan tidak sebanding

  • 25

    dengan keagungan hak Allah sang pemberi segala nikmatdan keutamaan. Sesungguhnya Allah benar-benar memilikikarunia atas manusia, tetapi kebanyakan manusia tidakmengetahui…

    Ibrahim at-Taimi rahimahullah dengan penuh kerendahanhati mengatakan, “Tidaklah aku memaparkan ucapankukepada amalku kecuali aku khawatir aku termasuk golonganorang yang mendustakan (amalnya mendustakan ucapannya,pent).”

    Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Orang berimanmemadukan antara berbuat kebaikan dengan perasaankhawatir, sementara orang kafir memadukan antara berbuatburuk dengan perasaan aman-aman saja/merasa tidakbersalah.”

    Mari teliti kembali aktifitas kita; jangan-jangan kitatermasuk pecandu ketenaran…

    # Doa Seorang Guru

    Tidaklah diragukan bahwa Islam adalah agama yangmenjadi rahmat bagi setiap manusia. Islam menuntunmanusia agar terlepas dari berlapis-lapis kegelapanmenuju cahaya. Dan diantara sarana untukmenyebarkan rahmat itu adalah dengan untaian doa.

    Seorang ulama besar dan guru pelajaran Islam bernamaSyaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah dalamrisalahnya al-Qawa’id al-Arba’ (empat kaidah utama)memanjatkan doa-doa yang bertujuan terwujudnya kebaikanbagi para murid dan pembaca risalahnya. Sebuah untaian

  • 26

    doa yang mencerminkan kecintaan dan nasihat seorangguru bagi umatnya.

    Beliau berkata : Aku memohon kepada Allah YangMahapemurah Rabb pemilik Arsy yang sangat besar, semogaAllah menjadi penolongmu di dunia dan di akhirat, dan semogaAllah menjadikan kamu diberkahi dimana pun berada. Dansemoga Allah menjadikan kamu termasuk orang yang apabiladiberi nikmat bersyukur, apabila diberi cobaan/musibah bersabar,dan apabila berbuat dosa segera beristighfar. Karena sesungguhnyaketiga hal ini adalah tanda-tanda kebahagiaan.

    Kaum muslimin yang dirahmati Allah, kita tidak meragukanbahwa doa adalah ibadah yang sangat mulia. Sampai-sampaiAllah memerintahkan ibadah yang agung ini danmemberikan ancaman keras bagi mereka yangmeninggalkannya. Allah berfirman (yang artinya), “DanRabb kalian mengatakan; Berdoalah kalian kepada-Ku niscayaAku kabulkan. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkandiri dari beribadah kepada-Ku pasti akan masuk nerakaJahannam dalam keadaan hina.” (Ghafir : 60)

    Mendokan kebaikan bagi sesama muslim adalah sebuahamalan yang sangat utama. Karena hal itu mencerminkanrasa cinta bagi saudaranya. Dari Anas bin Malikradhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sampai diamencintai bagi saudaranya apa-apa yang dia cintai bagi dirinyasendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Dalam dunia pendidikan dan dakwah, doa seorang gurumemiliki peran yang sangat besar dalam proses perubahanmenuju arah yang lebih baik. Dalam hadits diceritakan doaNabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi kaum Anshar. Beliau

  • 27

    berkata, “Ya Allah, ampunilah kaum Anshar, dan anak-anakkaum Anshar, dan anak-anak dari anak-anak kaum Anshar.”(HR. Bukhari dan Muslim)

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklahseorang hamba muslim yang mendoakan kebaikan bagisaudaranya ketika dia tidak ada bersamanya kecuali malaikatakan mengatakan kepadanya, ‘Dan semoga kamu jugamendapatkan kebaikan serupa’.” (HR. Muslim)

    Begitu pula Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakankebaikan bagi kaum Muhajirin dan Anshar. Beliau berkata,“Tidak ada kehidupan hakiki selain kehidupan akhirat, maka yaAllah perbaikilah keadaan Kaum Anshar dan Muhajirin.” (HR.Bukhari dan Muslim)

    Begitu besar kedudukan doa ini sampai-sampai di dalampembahasan aqidah pun kita dapati terdapat anjuran untukmendoakan kebaikan bagi pemerintah kaum muslimin.Sehingga dikatakan oleh Imam al-Barbahari rahimahullah,“Apabila kamu melihat orang yang mendoakan kebaikan bagipenguasa maka ketahuilah bahwa dia adalah pengikut Sunnah,dan apabila kamu melihat ada orang yang suka mendoakankeburukan bagi penguasa maka ketahuilah bahwa sesungguhnyadia adalah seorang pengikut hawa nafsu/penyimpangan manhaj.”

    Seorang ulama tabi’in bernama Fudhail bin ‘Iyadhrahimahullah mengatakan, “Seandainya aku memiliki sebuahdoa yang mustajab/pasti dikabulkan maka niscaya aku akanperuntukkan doaku itu demi kebaikan penguasa.”

    Dalam sebuah suratnya kepada menteri yang mewakilikhalifah al-Mutawakkil kala itu, Imam Ahmad bin Hanbalrahimahullah juga mendoakan kebaikan bagi penguasa pada

  • 28

    masa itu. Beliau berkata, “Dan sesungguhnya aku memohonkepada Allah ‘azza wa jalla untuk melanggengkan taufik/hidayahbagi Amirul Mu’minin/khalifah; semoga Allah memuliakan danmenolongnya…” (lihat al-Jami’ fi ‘Aqa’id wa Rasa’il Ahlis Sunnahwal Atsar, hlm. 395)

    Begitu pula pada bagian awal risalah atau surat yang ditulisoleh Imam Ahmad bin Hanbal kepada seorang yangmengajukan pertanyaan kepadanya. Beliau berkata, “SemogaAllah berbuat baik kepada kami dan kalian dalam segala urusan,dan semoga Allah menyelamatkan kamu dan kami dari segalakeburukan dengan rahmat-Nya.” (lihat al-Jami’ fi ‘Aqa’id waRasa’il, hlm. 411)

    Hal ini memberikan pelajaran bagi kita bahwa para ulamasalaf tidak lalai dari mendoakan kebaikan bagi manusia,baik itu penguasa maupun rakyat biasa. Sesungguhnya doadari seorang guru bagi kebaikan murid-muridnya adalahjalan penghambaan kepada Allah. Sebuah kejujuran sikaphamba yang mengakui bahwa dirinya tidak memiliki apa-apadi hadapan Rabbnya. Allah semata yang menguasai danmengatur segala urusan di langit dan di bumi, sekecilapapun itu.

    Sebaliknya, sudah menjadi kelaziman bagi para muriduntuk mendoakan kebaikan bagi guru-gurunya. Dandemikianlah teladan yang diberikan oleh para ulama kitadari masa ke masa. Mereka selalu mendoakan kebaikan danrahmat serta ampunan bagi guru-gurunya; baik yang telahmeninggal maupun yang masih hidup di alam dunia.

    Inilah salah satu keutamaan yang Allah berikan kepadaAhlus Sunnah, ketika mereka tidak lupa dan tidak lalaiuntuk mendoakan kebaikan bagi para pendahulunya.

  • 29

    Sebagaimana kita diajarkan untuk mendoakan para sahabatagar mereka diridhai oleh Allah. Kita pun diajarkan untukmendoakan ampunan bagi saudara-saudara kita yang telahterlebih dahulu meninggal di atas keimanan. Dan supayaAllah tidak menjadikan di dalam hati kita rasa dengkikepada kaum beriman.

    Bahkan para Nabi ‘alaihimus salam adalah teladan terbesardalam hal mendoakan kebaikan bagi umatnya, meskipundalam kondisi mereka justru dimusuhi dan disakiti olehumatnya. Sebagaimana dikisahkan oleh Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bahwa ada seorang nabi yang dipukul olehkaumnya sendiri hingga wajahnya berdarah kemudian nabiitu berdoa kepada Allah seraya menyeka darah yangmembasahi wajahnya, “Ya Allah ampunilah kaumku,sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak mengetahui.”(HR. Bukhari dan Muslim)

    Inilah akhlak yang diajarkan kepada kita, wahai orang-orangyang mengaku sebagai penimba ilmu, pegiat dakwah ataupejuang kepentingan Islam dan kaum muslimin… Sungguhindah apa yang dilakukan oleh Imam Nawawi rahimahullahdalam kitabnya Riyadhus Shalihin setelah membawakanhadits di atas -yang berisi doa ampunan bagi kaum yangmenyakiti- maka beliau pun membawakan hadits dari AbuHurairah radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bukanlah orang yang kuat itu yang menangketika bergulat. Akan tetapi orang yang kuat adalah yang mampumenahan emosi ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Inilah akhlak orang-orang yang berjiwa besar. Memaafkanketika mampu melampiaskan dendam dan kemarahan.Mendoakan kebaikan bagi orang-orang yang menyimpangdari kebenaran. Mendoakan agar mereka diberi hidayah

  • 30

    dan mendapatkan ampunan Allah.Maka berikanlah maafdan pemakluman, apakah anda tidak ingin Allah mengampunidosa-dosa anda….

    Di sinilah kejujuran dan keikhlasan seorang itu diuji;benarkah selama ini dia membela kepentingan dakwah dankaum muslimin? Ataukah sebenarnya orang itu sedangberjuang demi kepentingan dirinya sendiri dan inginmenjatuhkan orang lain… Apa yang membuat kita tidaksenang orang lain mengikuti kebenaran dan mendapatkanampunan Allah? Apa yang membuat kita benci apabilaorang lain mendapatkan nikmat dan kemuliaan? Apakahkebenaran itu tidak boleh datang kecuali harus melaluiucapan dan perbuatan kita; mengapa tidak boleh melaluiperantara orang lain?

    Semoga tulisan singkat ini bermanfaat bagi kami dan pembaca…

    # Jalan Menuju Surga

    Seorang insan yang mendambakan kebahagiaan hiduptentu meyakini keberadaan surga dan neraka. Surgasebagai tempat tinggal orang-orang bahagia, dan nerakatempat tinggal kaum yang celaka. Semoga Allahmasukkan kita ke surga dan jauhkan kita dari apineraka.

    Mengimani keberadaan surga adalah bagian dari imankepada hari akhir. Hari yang sangat ditunggu-tunggu olehmanusia karena mereka akan berjumpa dengan Rabbnya.Sebagian manusia ada yang berbahagia, dan sebagian lagicelaka. Yang berbahagia akan menetap di dalam surgadengan segala kenikmatan yang ada di dalamnya. Dan yang

  • 31

    celaka akan menetap di neraka dengan segala siksaan danhukuman pedih yang ada di sana.

    Allah berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yangmengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah diamelakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalamberibadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.” (al-Kahfi :110)

    Allah juga berfirman (yang artinya), “[Allah] Yang telahmenciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian;siapakah diantara kalian yang terbaik amalnya.” (al-Mulk : 2)

    Allah berfirman (yang artinya), “Demi masa. Sesungguhnyamanusia benar-benar berada dalam kerugian kecuali orang-orangyang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran,dan saling menasihati untuk menetapi kesabaran.” (al-’Ashr :1-3)

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya niscayaAllah pahamkan dia dalam hal agama.” (HR. Bukhari danMuslim)

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Barangsiapa menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu(agama) maka Allah akan mudahkan baginya jalan menujusurga.” (HR. Muslim)

    Allah menyediakan surga untuk hamba-hamba-Nya yangbertakwa. Mereka yang mau tunduk kepada Allah danRasul-Nya. Mereka yang beriman kepada Allah dan hariakhir. Mereka yang melaksanakan perintah-perintah-Nyadan menjauhi larangan-larangan-Nya. Thalq bin Habib

  • 32

    rahimahullah berkata, “Takwa adalah kamu melakukanketaatan kepada Allah di atas cahaya dari Allah denganmengharapkan pahala dari Allah, dan kamu meninggalkankemaksiatan kepada Allah di atas cahaya dari Allah denganmerasa takut akan hukuman Allah.”

    Dalam rangka mewujudkan ketakwaan itulah Allahmemerintahkan manusia untuk mencari ilmu agama.Karena ilmu adalah jalan menuju takwa. Sebagian ulamasalaf berkata, “Sesungguhnya ilmu itu lebih diutamakan di atasamal-amal yang lain karena dengannya orang bisa bertakwakepada Allah.” Dari situlah kita bisa memahami maksudImam Bukhari rahimahullah ketika menulis bab di dalamShahihnya dengan judul ‘Bab Ilmu sebelum perkataan danamalan’.

    Artinya, tidak akan bisa seorang muslim bertakwa kepadaAllah dengan ucapan dan perbuatannya kecuali jikadilandasi dengan ilmu agama. Sedangkan ketakwaan kepadaAllah itu wajib dilakukan kapan pun dan dimana pun.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada…” (HR.Tirmidzi, hadits hasan)

    Oleh sebab itu Imam Ahmad rahimahullah berkata,“Manusia membutuhkan ilmu lebih banyak daripada kebutuhanmereka kepada makanan dan minuman. Makanan dan minumandibutuhkan dalam sehari sekali atau dua kali. Adapun ilmu,dibutuhkan sebanyak hembusan nafas.”

    Ilmu bagi hati laksana air hujan bagi bumi. Dengan ilmuitulah seorang hamba akan mengingat Rabbnya danmencintai-Nya jauh melebihi kecintaannya kepada segalasesuatu. Sebab Allah semata yang memberikan rezeki

  • 33

    kepadanya, Allah pula yang menciptakan alam semesta;yang tidak ada satu pun nikmat melainkan itu adalahpemberian dari-Nya kepada kita. Sebagaimana dikatakandalam sebagian riwayat, “Hati-hati manusia telah terciptadalam keadaan mencintai siapa yang berbuat kepadanya.”Makatidak ada yang lebih pantas untuk menjadi tujuan puncakkecintaan hamba selain Rabbnya. Sehingga kebutuhanhamba untuk beribadah kepada Allah jauh melebihikebutuhannya kepada segala sesuatu yang ada di dunia ini.Tanpa ibadah dan kecintaan kepada Allah maka hidupnyaakan menjadi hampa, tidak ada kelezatan padanya.

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pasti akanmerasakan lezatnya iman; orang yang ridha Allah sebagai Rabb,Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai rasul.” (HR.Muslim). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jugabersabda, “Ada tiga perkara, barangsiapa yang memilikiketiganya niscaya dia akan merasakan manisnya iman.” salahsatunya, “Allah dan Rasul-Nya menjadi lebih dicintainyadaripada selain keduanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Orang yang cinta kepada Allah tentu akan terusmengingat-Nya. Tidaklah seorang insan mencintai sesuatumelainkan dia pasti akan sering menyebut namanya. Olehsebab itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membuatperumpamaan orang yang mengingat Allah sebagai orangyang hidup, sedangkan mereka yang tidak ingat kepada-Nyasebagai orang yang mati. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Perumpamaan orang yang mengingat Rabbnya denganorang yang tidak mengingat Rabbnya seperti perumpamaan oranghidup dengan orang mati.” (HR. Bukhari)

    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Dzikirbagi hati seperti air bagi ikan. Maka apakah yang akan terjadi

  • 34

    pada ikan apabila ia memisahkan diri dari air?” Lezatnyapenghambaan kepada Allah tidak akan diraih kecuali olehmereka yang mengingat Allah dan mengenal Allah dengansebenar-benar ma’rifah. Allah berfirman (yang artinya),“Sesungguhnya orang-orang beriman itu hanyalah orang-orangyang apabila disebut nama Allah maka takutlah hati mereka, danapabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlahimannya, dan kepada Rabb mereka saja mereka itu bertawakal.”(al--Anfal : 2)

    Hati yang mengenal Allah akan terus bergantung danbersandar kepada-Nya. Karena Allah semata Rabb yangmenguasai langit dan bumi. Sementara apa pun yangdisembah manusia selain Allah tidak menguasai apa-apawalaupun hanya setipis kulit ari. Allah berfirman (yangartinya), “Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian; Yang telahmenciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian,mudah-mudahan kalian bertakwa.” (al-Baqarah : 21)

    Hati yang mengenal Allah akan mencintai Allah danmeninggalkan segala sesembahan selain-Nya. Allahberfirman (yang artinya), “Dan diantara manusia ada orangmenjadikan selain Allah sebagai tandingan sesembahan; merekamencintainya sebagaimana cinta kepada Allah, sedangkanorang-orang yang beriman lebih dalam cintanya kepada Allah.”(al-Baqarah : 165)

    Mengenal Allah, mencintai-Nya dan tentram dalam dzikirserta ketaatan kepada Allah merupakan surga dunia dankenikmatan luar biasa yang akan diperoleh kaum berimandi dunia sebelum surga di akhirat kelak. Sebagian ulamamengatakan, “Sesungguhnya di dunia ini ada surga, barangsiapatidak memasukinya maka dia tidak akan masuk surga di akhirat.”Malik bin Dinar rahimahullah mengatakan bahwa

  • 35

    orang-orang yang malang dari penduduk dunia ini adalahmereka yang meninggal dunia dalam keadaan belummerasakan sesuatu yang paling baik di dalamnya; yaitumengenal Allah dan mencintai-Nya serta tentram denganketaatan kepada-Nya.

    Orang yang mencintai Allah tentu akan berusahamendekatkan diri kepada-Nya dengan amal salih danketaatan. Dia pergunakan nikmat-nikmat Allah untukmendatangkan cinta-Nya. Dia akan mensyukuri nikmat itudengan tidak memanfaatkannya dalam perkara yangmembuat Allah murka. Dia akan selalu merasa diawasi olehAllah. Dia akan melakukan apa-apa yang Allah cintaiberupa ucapan dan perbuatan; yang tampak maupuntersembunyi. Dia akan beribadah kepada Allah denganpenuh keikhlasan dan sesuai dengan tuntunan. Karenacinta kepada Allah menuntut dirinya untuk tunduk danpatuh kepada-Nya. Sebagaimana diungkapkan oleh orangarab innal muhibba liman yuhibbu muthii’u; sesungguhnyaorang yang mencintai akan menaati siapa yang dia cintai.

    Cinta kepada Allah merupakah ruh dan penggerak seluruhamalan. Cinta kepada Allah dibuktikan dengan kesetiaankepada perintah-Nya. Allah berfirman (yang artinya),“Katakanlah; Jika kalian mengaku mencintai Allah, makaikutilah aku (rasul) niscaya Allah akan mencintai kalian danmengampuni dosa-dosa kalian.” (Ali ‘Imran : 31)

    Menaati rasul merupakan konsekuensi ketaatan kepadaAllah. Durhaka kepada Rasul berarti durhaka kepada Allah.Allah berfirman (yang artinya), “Dan barangsiapa yangmenaati rasul itu sesungguhnya dia telah taat kepada Allah.”(an-Nisaa’ : 80). Karena tidaklah Rasul berbicara kecualiberlandaskan wahyu dari Rabbnya. Allah berfirman (yang

  • 36

    artinya), “Dan tidaklah dia berbicara dari hawa nafsunya,tidaklah itu melainkan wahyu yang diwahyukan kepadanya.”(an-Najm : 3-4)

    Orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya tentu akanmengembalikan segala perselisihan kepada keduanya.Karena Allah adalah al-Hakim; yang mahabijaksana,tidaklah Allah menciptakan sesuatu sia-sia, tidaklah Allahmenetapkan suatu hukum dan aturan kecuali denganlandasan ilmu dan hikmah. Allah sama sekali tidakmenganiaya hamba. Allah pun tidak menjadikan dalamagama ini suatu kesempitan. Allah berfirman (yang artinya),“Demi Rabbmu, sekali-kali mereka tidak beriman sampai merekamenjadikanmu -rasul- sebagai hakim/pemutus perkara dalamapa-apa yang diperselisihkan diantara mereka, kemudian merekatidak mendapati sedikit pun rasa sempit atas apa yang telah kamuputuskan, dan mereka pun pasrah dengan sepenuhnya.”(an-Nisaa’ : 65)

    Sehingga kita akan bisa mengerti bahwa keimanan inibukan semata-mata slogan kosong dan angan-angan. Imanitu butuh akan pembuktian, sebagaimana ia harus dibangundi atas kokohnya keyakinan di dalam sanubari. Iman ituucapan dan amalan, sebagaimana telah menjadi ketetapandalam manhaj Ahlus Sunnah. Hasan al-Bashri rahimahullahberkata, “Bukanlah iman itu hanya dengan angan-angan ataumenghiasi penampilan. Akan tetapi iman adalah apa-apa yangbersemayam di dalam hati dan dibuktikan denganamalan-amalan.”

    Allah berfirman (yang artinya), “Apakah manusia itu mengirabahwa mereka dibiarkan mengatakan ‘Kami telah beriman’sementara mereka tidak diuji? Sungguh Kami telah mengujiorang-orang sebelum mereka, supaya Allah benar-benar mengetahui

  • 37

    siapakah orang-orang yang jujur dan benar-benar mengetahuisiapakah orang-orang yang dusta.” (al-’Anlabut : 2-3)

    Seorang penyair arab mengatakan :Setiap orang mengaku punya hubungan dengan LailaSedangkan Laila tidak setuju dengan mereka

    Karena itulah Allah menjadikan cobaan di alam dunia inidengan berbagai hal yang tidak disenangi oleh hawa nafsuuntuk menguji manusia sejauh mana ketundukan merekakepada Rabbnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Neraka diliputi hal-hal yang disukai syahwat/hawanafsu, sedangkan surga diliputi hal-hal yang tidak disukai.” (HR.Bukhari no 6487)

    Dan orang yang akan diberi petunjuk menuju surga adalahmereka yang mau berjuang menundukkan hawa nafsunyadalam ketaatan kepada Rabbnya. Allah berfirman (yangartinya), “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh mencarikeridhaan Kami maka benar-benar akan Kami tunjukkan kepadamereka jalan-jalan Kami.” (al-’Ankabut : 69)

    Syaikh al-Albani rahimahullah menyebutkan hadits yangcukup menakjubkan. Dari Fadhalah bin Ubaidradhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang orangmukmin yang sejati? Yaitu orang Islam yang bisa membuat oranglain aman dari gangguannya dalam hal harta dan nyawanya.Orang muslim sejati adalah yang bisa membuat orang lainselamat dari gangguan lisan dan tangannya. Orang yangbenar-benar berjihad adalah yang berjuang keras menundukkandirinya dalam ketaatan kepada Allah. Dan orang yang berhijrahitu adalah yang meninggalkan kesalahan dan dosa-dosa.” (HR.

  • 38

    Ahmad dan yang lainnya, dinyatakan sahih oleh al-Albani)(lihat Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, 2/89)

    Semoga sedikit catatan ini bermanfaat untuk kami dan anda.Wallahul musta’aan.

    # Mengingat Pentingnya Iman

    Iman adalah perkara yang sangat penting dalamkehidupan. Iman adalah anugerah terbesar bagi seoranghamba. Iman merupakan sebab kebahagiaan dankeselamatan. Akan tetapi iman itu, bukan sekedarhiasan di lisan atau penampilan fisik.

    Iman mencakup keyakinan di dalam hati, keikhlasan,pengakuan dengan lisan, penerapan dua kalimat syahadat,dan amal perbuatan dengan hati dan anggota badan.Tidaklah generasi pendahulu ini menjadi mulia di hadapanAllah kecuali karena bekal iman yang mereka bawa danmereka perbaiki setiap hari. Iman menjadi ruh dalam segalagerakan dan kegiatan hidup dan kehidupan.

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Imanadalah kamu beriman kepada Allah, para malaikat-Nya,kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan kamu berimankepada takdir yang baik dan yang buruk.” (HR. Muslim dariUmar bin Khattab radhiyallahu’anhu)

    Hadits ini menunjukkan kepada kita bahwa iman itumemiliki pokok-pokok dan itu berada di dalam hati seorangmukmin. Berupa keimanan kepada Allah dan apa-apa yangdiperintahkan untuk diimani. Iman kepada Allahmerupakan asas agama Islam. Oleh sebab itu seorang masuk

  • 39

    Islam dengan dua kalimat syahadat; laa ilaha illallah waanna Muhammadar rasulullah.

    Kalimat laa ilaha illallah mengandung sikap dan keyakinanbahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah. Hal inimewajibkan ia beribadah kepada Allah semata danmeninggalkan sesembahan selain-Nya. Allah berfirman(yang artinya), “Dan Rabbmu telah memerintahkan bahwajanganlah kalian beribadah kecuali kepada-Nya…” (al-Israa’ : 23)

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak Allahatas setiap hamba adalah hendaknya mereka beribadahkepada-Nya dan tidak mempersekutukan dengan-Nya sesuatuapapun.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Mu’adz bin Jabalradhiyallahu’anhu)

    Dari sini kita mengetahui bahwa hakikat iman kepada Allahadalah dengan mentauhidkan-Nya. Inilah yang Allahperintahkan kepada segenap manusia. Allah berfirman(yang artinya), “Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian; Yangtelah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalianmudah-mudahan kalian bertakwa.” (al-Baqarah : 21)

    Karena itulah Allah wahyukan kalimat tauhid kepada setiaprasul dan memerintahkan mereka untuk mendakwahkantauhid kepada umatnya. Allah berfirman (yang artinya),“Dan tidaklah Kami utus seorang rasul pun sebelum kamumelainkan Kami wahyukan kepadanya; bahwa tidak adailah/sesembahan yang benar selain Aku, maka sembahlah Aku.”(al-Anbiya’ : 25)

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman ituterdiri dari tujuh puluh lebih cabang, yang paling utama adalahucapan laa ilaha illallah, dan yang paling rendah adalah

  • 40

    menyingkirkan gangguan dari jalan, dan rasa malu adalah cabangiman.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Iman merupakan syarat untuk bisa mendapatkankehidupan bahagia. Allah berfirman (yang artinya),“Barangsiapa melakukan amal salih dari kalangan lelaki atauperempuan dalam keadaan dia beriman, niscaya Kami akanberikan kepadanya kehidupan yang baik, dan benar-benar Kamiakan berikan balasan kepada mereka dengan balasan yang lebihbaik daripada apa-apa yang mereka amalkan.” (an-Nahl : 97)

    Iman juga menjadi syarat diterimanya amalan. Allahberfirman (yang artinya), “Sungguh telah diwahyukankepadamu dan kepada orang-orang sebelum kamu; Jika kamuberbuat syirik pasti akan terhapus amal-amal yang kamu kerjakandan benar-benar kamu akan termasuk golongan orang-orang yangmerugi.” (az-Zumar : 65)

    Iman juga menjadi syarat masuk ke dalam surga. Allahberfirman (yang artinya), “Sesungguhnya barangsiapa yangmempersekutukan Allah benar-benar Allah haramkan atasnyasurga dan tempat tinggalnya adalah neraka, dan tidak ada bagiorang-orang zalim itu penolong.” (al-Ma’idah : 72)

    Iman tidak bisa diwujudkan kecuali dengan mengikutipetunjuk rasul. Allah berfirman (yang artinya), “Sekali-kalitidak, demi Rabbmu, pada hakikatnya mereka itu belum berimansampai mereka menjadikan kamu -rasul- sebagai hakim/pemutusperkara dalam segala perkara yang diperselisihkan diantaramereka, kemudian mereka tidak mendapati di dalam hatinya rasasempit atas apa yang telah kamu putuskan, dan mereka pasrahdengan sepenuhnya.” (an-Nisa’ : 65)

  • 41

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “DemiTuhan yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklahseorang pun yang mendengar kenabianku apakah dia Yahudi atauNasrani kemudian meninggal dalam keadaan tidak berimandengan ajaranku kecuali dia pasti termasuk dintara penghunineraka.” (HR. Muslim)

    Dan iman tidak bisa diterima apabila tercampur dengansyirik dan kekafiran. Allah berfirman (yang artinya),“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri imannyadengan kezaliman (syirik); mereka itulah orang-orang yangdiberikan keamanan, dan mereka itulah orang-orang yangdiberikan petunjuk.” (al-An’am : 82)

    Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa mencari selainIslam sebagai agama maka tidak akan diterima dan dia di akhiratpasti akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (Ali‘Imran : 85)

    Para ulama kita menjelaskan bahwa islam adalahkepasrahan kepada Allah dengan bertauhid, tundukkepada-Nya dengan ketaatan dan berlepas diri dari syirikdan pelakunya. Dari sini kita mengetahui bahwa imankepada Allah artinya masuk ke dalam Islam. Iman kepadaAllah berarti tunduk melaksanakan perintah Allah danmenjauhi larangan-Nya. Iman kepada Allah berartiberibadah kepada-Nya dan meninggalkan syirik. Imankepada Allah berarti berlepas diri dari segala bentuk syirikdan para pelaku kemusyrikan. Sehingga islam tidak cukuphanya dengan sholat, puasa, membayar zakat atau bahkannaik haji dan banyak bersedekah!

    Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Seorang muslim adalah yang membuat kaum

  • 42

    muslimin lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR.Bukhari dan Muslim)

    Asas dari Islam adalah tauhid kepada Allah. Tanpa tauhidmaka tidak ada iman dan tidak ada Islam. Karena itulahAllah menciptakan manusia untuk mentauhidkan-Nya.Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakanjin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”(adz-Dzariyat : 56)

    Banyaknya amalan bukanlah jaminan diterima, karena amalyang dibangun di atas kekafiran atau kebid’ahan tidakbermanfaat di akhirat. Allah berfirman (yang artinya), “DanKami hadapi amal-amal yang mereka lakukan lalu Kami jadikania bagi debu-debu yang beterbangan.” (al-Furqan : 23)

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak adatuntunannya dari kami pasti tertolak.” (HR. Muslim)

    Karena syahadat laa ilaha illallah menuntut kita untukmemurnikan ibadah kepada Allah sedangkan syahadat annamuhammad rasulullah menuntut kita beribadah kepadaAllah hanya dengan syari’at yang diajarkan oleh Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam.

    Allah berfirman (yang artinya), “Katakanlah; Jika kalianmencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akanmencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (Ali‘Imran : 31)

    Semoga sedikit catatan ini memberikan manfaat bagi kamidan kaum muslimin sekalian.Wa shallallahu ‘ala NabiyyinaMuhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.

  • 43

    # Mutiara Aqidah Imam Malik

    Imam Malik berkata, “Ahlus Sunnah, mereka itu adalahorang-orang yang tidak memiliki julukan tertentu untukmengenali, yaitu mereka bukan Jahmiyah (penolak sifatAllah), juga bukan Rafidhah (Syi’ah), dan juga bukanQadariyah (penolak takdir).”

    Beliau berkata, “Barangsiapa menginginkan keselamatanhendaklah dia berpegang dengan Kitabullah dan SunnahNabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

    Beliau pun mengatakan, “as-Sunnah ini adalah perahu Nuh.Barangsiapa menaikinya akan selamat. Dan barangsiapayang tidak ikut naik di atasnya pasti tenggelam.”

    Beliau mengatakan, “Tidak bisa memperbaiki keadaangenerasi akhir umat ini kecuali apa-apa yang telahmemperbaiki keadaan generasi awalnya.”

    Imam Malik berkata, “Barangsiapa yang dengan sengajamenyelisihi/menentang Sunnah, maka aku khawatir diatertimpa fitnah. Dan fitnah apakah yang lebih besardaripada kamu memandang bahwa dirimu bisamengalahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalammelakukan suatu keutamaan yang beliau tidak bisa kerjakan.Padahal Allah berfirman (yang artinya), “Hendaklah merasatakut orang-orang yang menyelisihi perintah/ajarannya,kalau-kalau mereka itu tertimpa fitnah atau tertimpa azab yangsangat pedih.” (an-Nur : 63).”

    Beliau juga berkata, “Iman adalah ucapan dan amalan.Tidak ada iman tanpa amalan, dan tidak ada amal tanpa

  • 44

    iman. Iman bisa bertambah dan berkurang. Sebagian dariiman lebih utama dari sebagian yang lain…”

    Beliau mengatakan, “Kami tidak mengkafirkan ahli tauhidkarena dosa yang dia lakukan.”

    Beliau mengatakan, “al-Qur’an adalah kalam Allah. Iaberasal dari-Nya. Dan tidak ada yang berasal dari Allah itusesuatu yang merupakan makhluk. Barangsiapa mengatakanbahwa al-Qur’an adalah makhluk maka dia kufur kepadaAllah Yang Mahabesar.”

    Imam Malik mengatakan, “Allah di atas langit, sedangkanilmu-Nya berada di semua tempat. Tidak ada satu tempatpun yang kosong dari ilmu-Nya…”

    Beliau mengatakan, “Allah berfirman (yang artinya),“ar-Rahman di atas arsy menetap tinggi/istiwa’.” (Thaha : 5).Itsiwa’nya Allah bukanlah perkara yang majhul/tidakdimengerti. Sementara tata-caranya adalah perkara yangtidak bisa dicapai dengan akal/logika. Mengimani hal ituadalah wajib. Adapun mempertanyakan bagaimana istiwa’itu adalah bid’ah.”

    Beliau berkata, “Qadariyah itu adalah orang-orang yangmengatakan bahwa Allah tidak menciptakan kemaksiatan.”

    Beliau mengatakan, “Adalah para salaf dahulu mengajarkankepada anak-anak mereka kecintaan kepada Abu Bakar danUmar sebagaimana mereka mengajarkan sebuah suratdalam al-Qur’an.”

    Sumber : al-Jami’ fi ‘Aqaid wa Rasa’il Ahlis Sunnah, hlm. 175dst

  • 45

    # Nikmat Hidayah Islam

    Sebuah nikmat agung yang tidak boleh dilupakan olehseorang muslim adalah nikmat hidayah. Seorang akanbisa mengerjakan sholat dan ketaatan kepada Allahketika dia mendapatkan nikmat hidayah. Bukan karenanikmat harta dan kesehatan. Betapa banyak orang kayadan sehat tetapi tidak mau mengerjakan sholat dantidak menundukkan dirinya kepada hukum Allah.

    Saudaraku yang dirahmati Allah, kehidupan di alam duniaadalah cobaan dari Allah kepada kita; apakah kita termasukorang yang mau melakukan amal salih dan ketaatan kepadaAllah ataukah kita termasuk para pembangkang dan barisanpara durjana!

    Allah berfirman (yang artinya), “[Allah] Yang menciptakankematian dan kehidupan untuk menguji kalian; siapakahdiantara kalian yang terbaik amalnya.” (al-Mulk : 2). Seorangulama salaf bernama Fudhail bin Iyadh rahimahullahmenafsirkan bahwa yang terbaik amalnya adalah yang palingikhlas dan paling benar. Ikhlas apabila murni karena Allah,dan benar jika sesuai dengan sunnah/ajaran Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam. Inilah standar pokok untuk menilai baiktidaknya suatu amalan, bukan berlandaskan hawa nafsu danperasaan manusia.

    Banyak orang ingin beribadah dan mendekatkan dirikepada Allah tetapi dengan cara-cara yang mereka buatsendiri, bukan dengan mengikuti petunjuk Allah. Padahalcara untuk beribadah kepada Allah itu sudah diajarkan olehpara nabi dan rasul. Oleh sebab itu Allah mengatakan (yang

  • 46

    artinya), “Barangsiapa yang menaati rasul itu sesungguhnya diatelah taat kepada Allah.” (an-Nisaa’ : 80). Allah jugaberfirman (yang artinya), “Dan barangsiapa yang menentangrasul setelah jelas baginya petunjuk dan dia mengikuti selain jalankaum beriman niscaya Kami akan biarkan dia terombang-ambingdalam kesesatan yang dia pilih, dan Kami akan masukkan dia kedalam Jahannam, dan sungguh Jahannam itu adalahseburuk-buruk tempat kembali.” (an-Nisaa’ : 115)

    Dari sini kita bisa mengambil pelajaran bahwasesungguhnya orang-orang yang benar-benar beribadahkepada Allah adalah mereka yang konsisten tunduk danpatuh mengikuti ajaran dan syari’at Rasul shallallahu ‘alaihiwa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Semua umatku akan masuk surga kecuali yang enggan.”Orang-orang bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yangenggan itu?” beliau menjawab, “Barangsiapa taat kepadakuakan masuk surga dan barangsiapa yang durhaka kepadaku makadia lah orang yang enggan itu.” (HR. Bukhari)

    Oleh sebab itu seorang ulama terdahulu bernama Sa’id binJubair rahimahullah menafsirkan ibadah dengan maknaketaatan. Artinya bukanlah orang yang beribadah kepadaAllah apabila dia justru membangkang dan durhakakepada-Nya. Karena ibadah adalah apa-apa yang Allah cintaidan Allah ridhai berupa ucapan dan perbuatan; yangtampak dan tersembunyi. Oleh sebab itu para ulama aqidahjuga memaparkan bahwa ibadah itu secara bahasa artinyaadalah merendahkan diri dan tunduk. Mereka jugamenambahkan bahwa ibadah dalam pengertian syari’atharus dilandasi dengan kecintaan dan pengagungan kepadaAllah. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwaibadah adalah puncak perendahan diri disertai puncakkecintaan.

  • 47

    Ketaatan kepada Allah artinya kita mengikuti kehendakAllah secara syar’i dan menundukkan akal kita kepadawahyu dan petunjuk-Nya. Oleh sebab itu Imam Syafi’irahimahullah mengatakan, “Aku beriman kepada Allah danapa-apa yang datang dari Allah sesuai dengan kehendak Allah,dan aku beriman kepada Rasulullah dan apa-apa yang datangdari Rasulullah sesuai dengan kehendak Rasulullah.” Inilah yangmenjadi syi’ar dan pedoman para ulama ahlus sunnah disepanjang masa. Imam Abu Ja’far ath-Thahawi rahimahullahmengatakan, “Dan tidaklah akan kokoh pijakan Islam kecualidia atas permukaan kepasrahan dan ketundukan…”

    Oleh sebab itulah Allah memuji Nabi Ibrahim ‘alaihis salamsebagai sosok yang qaanit; yaitu senantiasa taat. Dan karenaitu pula Allah menjadikan beliau sebagai manusia yangdicintai-Nya lebih daripada manusia yang lain. Karenaketaatan kepada Allah merupakan cerminan kecintaankepada-Nya. Sebagaimana dikatakan oleh orang arab ‘innalmuhibba liman yuhibbu muthii’u’ artinya, “Sesungguhnyaorang yang mencintai itu pasti akan taat kepada apa yang diacintai.” Apabila kecintaan seorang hamba kepada Allah itujujur tentu dia akan tunduk patuh kepada-Nya. Ketaatankepada Allah merupakan bukti keimanan seorang hamba.Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Bukanlah iman itudengan berangan-angan atau menghiasi penampilan. Akan tetapiiman adalah apa-apa yang bersemayam di dalam hati dandibuktikan dengan amalan.”

    Allah berfirman (yang artinya), “Demi masa. Sesungguhnyamanusia benar-benar dalam kerugian kecuali orang-orang yangberiman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran dansaling menasihati dalam kesabaran.” (al-’Ashr : 1-3). Allah jugaberfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang beriman

  • 48

    itu hanyalah orang-orang yang apabila disebut nama Allahtakutlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada merekaayat-ayat-Nya maka bertambahlah imannya, dan merekabertawakal hanya kepada Rabbnya.” (al-Anfal : 2-4)

    Para ulama juga menjelaskan bahwa iman mencakupkeyakinan di dalam hati, ucapan dengan lisan, dandiamalkan dengan anggota badan. Iman bertambah denganketaatan dan berkurang akibat kemaksiatan. Sehinggasemakin taat seorang hamba kepada Allah semakin kuatpula imannya dan semakin besar pula kecintaan Allahkepadanya. Allah berfirman (yang artinya), “Katakanlah; Jikakalian benar-benar mencintai Allah maka ikutilah aku (rasul),niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosakalian.” (Ali ‘Imran : 31)

    Banyak orang mengaku bahwa dirinya mencintai Allah,mencintai rasul dan mencintai Islam tetapi padakenyataannya keyakinan dan perbuatan atau ucapannyajustru mendatangkan murka Allah. Dari sinilah kitamengambil faidah bahwa sekedar pengakuan itu tidakcukup. Sebagaimana iman di lisan saja tidak cukup jikatidak dibarengi keimanan di dalam hati dan amal anggotabadan. Sebagaimana diungkapkan oleh penyair arab yangartinya :

    Semua orang mengaku punya hubungan dengan LailaTetapi Laila tidak menyetujui pengakuan mereka

    Inilah ilmu -tentang makna ibadah dan iman- yang dimilikioleh para ulama salaf. Ilmu yang tertancap di dalam hatisehingga membuahkan amalan dan rasa takut kepada Allah.Bukan sekedar ilmu di lisan yang justru akan menjadi buktiuntuk menghukum pemiliknya pada hari kiamat, kita

  • 49

    berlindung kepada Allah dari hal itu. Sebagian ulamamengatakan, “Cukuplah rasa takut kepada Allah sebagai buktikeilmuan, dan cukuplah ightirar/tertipu oleh nikmat Allah buktikebodohan.”

    Karena itu pula para sahabat nabi sepakat bahwa setiaporang yang melakukan maksiat adalah orang yangbodoh/jahil. Sebagaimana semua orang yang takut kepadaAllah maka dia adalah orang yang berilmu. Rasa takut yangmenghalangi pemiliknya dari hal-hal yang diharamkan Allah.Rasa takut yang dilandasi keyakinan dan ilmu tentangkebesaran Allah dan segala kekurangan yang ada padahamba. Rasa takut kepada Allah sebagai buah darimenyaksikan sekian banyak curahan nikmat Allah danmenelaah berbagai aib dan cacat pada diri dan amalanhamba. Rasa takut kepada Allah yang akan mengikiskekufuran dan kesombongan serta membabat sifat ujub.

    Inilah nikmat hidayah yang membuat Nabi shallallahu ‘alaihiwa sallam berpantun ketika menggali parit bersama parasahabatnya :

    Kalau bukan karena Allahmaka kita tidak mendapat hidayahtidak pula sholat…

    Semoga catatan singkat ini bermanfaat bagi kita.Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi washahbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

  • 50

    # Petuah Imam Malik

    Syaikh al-Albani rahimahullah dalam mukadimah kitabShifat Sholat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammembawakan atsar-atsar/riwayat dari para ulamatentang pentingnya mengikuti dalil al-Kitab danas-Sunnah, diantaranya adalah perkataan Imam Malik(wafat 179 H).

    Imam Malik rahimahullah berkata, “Sesungguhnya saya inihanyalah manusia. Saya bisa salah dan bisa benar. Makaperhatikanlah pendapat-pendapatku; semua yang sesuai denganal-Kitab dan as-Sunnah maka ambillah. Dan semua yang tidaksesuai dengan al-Kitab dan as-Sunnah maka tinggalkanlah.” (lihatShifat Sholat Nabi, hlm. 48)

    Penjelasan :

    Berpegang teguh dengan dalil al-Kitab dan as-Sunnahmerupakan salah satu kaidah dan prinsip penting dalamberagama. Hal ini telah diungkapkan pula oleh Imam AbuBakr bin Abi Dawud rahimahullah (wafat 316 H) dalamManzhumah Haa-iyah-nya, beliau berkata, “Berpegang-teguhlahdengan tali Allah dan ikutilah petunjuk. Dan janganlah kamumenjadi pelaku kebid’ahan mudah-mudahan kamu beruntung.”Yang dimaksud ‘tali Allah’ adalah al-Qur’an dan as-Sunnah.Dengan kata lain, tali Allah adalah wahyu yang Allahturunkan kepada rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam (lihatSyarh Manzhumah Haa-iyah, hlm. 47 oleh Syaikh Shalihal-Fauzan)

    Begitu pula Imam Bukhari rahimahullah (wafat 256 H)dalam kitab Sahih-nya membuat pembahasan khusus

  • 51

    dengan judul ‘Kitab al-I’tisham bil Kitab was Sunnah’ yaituberpegang teguh dengan al-Kitab dan as-Sunnah. SyaikhAbdul Aziz ar-Rajihi hafizhahullah menjelaskan, bahwa yangdimaksud ‘berpegang teguh dengan al-Kitab dan as-Sunnah’adalah mematuhi perintah dan larangan yang ada di dalamal-Kitab dan as-Sunnah. Memegang teguh al-Kitab danas-Sunnah merupakan bentuk pelaksanaan perintah Allah(yang artinya), “Dan berpegang-teguhlah kalian dengan taliAllah.” (Ali ‘Imran : 103). al-Kitab dan as-Sunnah disebutsebagai ‘tali’ karena ia menjadi sebab untuk sampai ke surga,sebab untuk meraih pahala dan selamat dari azab.Sebagaimana halnya tali menjadi sebab/perantara untuktercapainya apa yang dimaksud (lihatMinhatul Malik,13/364)

    Imam as-Suyuthi rahimahullah menyebutkan penafsiran dariAbdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu mengenai makna‘tali Allah’ -sebagaimana diriwayatkan oleh Sa’id binManshur, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Jarir, Ibnul Mundzir danath-Thabarani- bahwa Ibnu Mas’ud mengatakan, “Tali Allahadalah al-Qur’an.” (lihat ad-Durr al-Mantsur fit Tafsir bilMa’tsur, 3/709)

    Memegang teguh al-Qur’an melazimkan kita untukmemegang teguh as-Sunnah atau hadits. Karena iamerupakan penjelas dan penegas apa-apa yang telahdijelaskan di dalam al-Qur’an. Bahkan di dalam hadits jugaterkandung tambahan keterangan hukum-hukum yang tidakdirinci di dalam al-Qur’an. Dari sinilah kita mengetahuiletak keutamaan para ulama ahli hadits pembela sunnah.Karena mereka menjaga ilmu yang diwariskan oleh Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya. Tidaklahmengherankan apabila Imam Sufyan ats-Tsauri rahimahullahmengatakan, “Para malaikat adalah penjaga-penjaga langit

  • 52

    sedangkan ashabul hadits adalah penjaga-penjaga bumi.” (lihatdalam Fiqh al-Jama’ah karya Syaikh Dr. Hamd bin Ibrahimal-’Utsman, hlm. 195)

    Oleh sebab itu al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah jugamenafsirkan ‘tali Allah’ dengan al-Kitab dan as-Sunnah.Beliau juga menjelaskan bahwa yang dimaksud denganSunnah di sini adalah segala yang datang dari Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam berupa perkataan, perbuatan,persetujuan, dan apa-apa yang beliau bertekad untukmelakukannya. Adapun ‘sunnah’ dalam pengertian asalbahasa arab bermakna ‘jalan’ (lihat Fath al-Bari, 13/282)

    Dari apa-apa yang telah kita nukilkan dari para ulama inimenjadi teranglah bahwasanya kembali kepada al-Qur’andan as-Sunnah adalah suatu kewajiban. Dengan inilah akankita ketahui mana yang benar dan mana yang salah.Sehingga seorang muslim tidak akan mengangkat pendapattokoh manapun di atas ketetapan al-Qur’an maupunas-Sunnah. Semuanya harus tunduk kepada dalil. Olehsebab itu para ulama besar sekelas Imam Malik, ImamSyafi’i, Imam Ahmad dan yang lainnya selalu mewasiatkanagar kaum muslimin berpegang teguh dengan al-Kitab danas-Sunnah.

    Dengan cara inilah kaum muslimin akan bisa meraihkemuliaan dan kejayaan. Sebagaimana yang telahdisabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,“Sesungguhnya Allah memuliakan dengan Kitab ini beberapakaum, dan akan menghinakan beberapa kaum yang laindengannya.” (HR. Muslim). Umat Islam akan menjadi muliadengan mengikuti petunjuk al-Qur’an. Umat Islam akanmenjadi jaya ketika mereka mau mengikuti tuntunan Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam.

  • 53

    Inilah yang diwasiatkan oleh para ulama terdahulu,semacam Imam Abu Amr al-Auza’i rahimahullah (wafat 157H) seorang ulama tabi’ut tabi’in. Beliau mengatakan, “Wajibatasmu untuk mengikuti jejak-jejak para ulama terdahulu,meskipun orang-orang menolakmu. Dan hati-hatilah kamu daripendapat tokoh-tokoh, meskipun mereka menghiasinya denganucapan-ucapan yang indah.” Yang dimaksud mengikuti jejakpendahulu di sini adalah dengan mengikuti jalan parasahabat dan para pengikut setia mereka; karena jalanmereka itu dibangun di atas al-Kitab dan as-Sunnah (lihatketerangan Syaikh al-Utsaimin rahimahullah dalam SyarhLum’atil I’tiqad, hlm. 44)

    Hal ini -yaitu kembali kepada al-Qur’an dan as-Sunnah-hanya akan bisa terwujud -setelah taufik dari Allah- adalahdengan menghidupkan majelis-majelis ilmu yang mengkajikandungan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana telah diisyaratkandalam sebuah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya niscayaAllah pahamkan dia dalam hal agama.” (HR. Bukhari danMuslim)

    Inilah jalan untuk mendidik generasi rabbani. Generasipenerus perjuangan Islam dan penebar rahmat bagi semestaalam. Allah berfirman (yang artinya), “Akan tetapi hendaklahkalian menjadi orang-orang yang rabbani; dengan sebab kalianmengajarkan al-Kitab dan disebabkan apa-apa yang kalianpelajari.” (Ali ‘Imran : 79). Mempelajari al-Qur’an danmengajarkannya merupakan jalan menuju kebahagiaanumat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an danmengajarkannya.” (HR. Bukhari)

  • 54

    Mempelajari al-Qur’an tentu tidak terbatas pada caramembacanya atau menghafalkannya. Bahkan tercakup didalamnya adalah memahami hukum-hukumnya, aqidah dankeimanan yang terkandung padanya, dan akhlak mulia sertanilai-nilai kebaikan dan takwa. Inilah jalan kemuliaanapabila masyarakat Islam benar-benar menghendakikejayaan dan kebahagiaan hakiki.

    Banyak orang tua merasa susah ketika anaknya tidak pahammatematika. Banyak orang tua sedih ketika anaknya tidakmengerti komputer. Banyak orang tua bingung ketikaanaknya tidak mengerti bahasa Inggris. Akan tetapi amatdisayangkan ketika anak-anak mereka tidak pahamal-Qur’an, tidak paham hadits, tidak mengerti tauhid danaqidah, atau tidak mengenal akhlak dan adab-adab Islam;seolah-olah tidak ada masalah apa-apa. Mereka punmenganggapnya suatu hal yang biasa.

    Banyak pemuda yang merasa gagal ketika tidak lulus seleksiperguruan tinggi. Banyak anak muda yang merasa sedihkarena tidak punya gadget idaman. Akan tetapi ketikahidupnya jauh dari siraman petunjuk al-Qur’an, jauh daribimbingan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam;seolah-olah tidak ada yang salah dan tidak ada masalah.Telinga mereka lebih akrab dengan nama-nama bintangsepak bola atau selebritis dunia daripada nama-namasahabat nabi dan para ulama.

    Saudaraku yang dirahmati Allah, kemuliaan negeri inimerupakan dambaan kaum muslimin sejak dulu kala. Dankemuliaan sebuah negeri ditentukan oleh kadar iman dantakwanya. Suatu negeri tidaklah mulia karena emas, perak,atau batubara dan minyaknya. Suatu negeri mulia dan

  • 55

    berjaya ketika penduduknya mengabdi kepada Allah denganpenuh keikhlasan dan mengikuti petunjuk rasul-Nyashallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah berfirman (yang artinya),“Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidakakan tersesat dan tidak pula celaka.” (Thaha : 123)

    Apakah kita meragukan janji Allah Rabb penguasa alamsemesta?!

    # Istiqomah Hingga Akhir Hayat

    Akar atau kunci istiqomah terletak pada keistiqomahanhati; sejauh mana hati itu tunduk kepada Allah danmengagungkan-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah istiqomah iman seorang hambasampai istiqomah hatinya.” (HR. Ahmad, dinyatakansahih oleh al-Albani)

    Hadits ini menunjukkan bahwa keistiqomahan anggotabadan tergantung pada keistiqomahan hati, sedangkankeistiqomahan hati adalah dengan mengisinya dengankecintaan kepada Allah, cinta terhadap ketaatan kepada-Nyadan benci berbuat maksiat kepada-Nya (lihat mukadimahSyarh Manzhumah fi ‘Alamati Shihhatil Qalbi, hlm. 5-6)

    Sebab Hidupnya Hati

    Dzikir atau mengingat Allah merupakan sebab hidupnyahati. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,“Perumpamaan orang yang mengingat Rabbnya dengan orangyang tidak mengingat Rabbnya adalah seperti perumpamaanorang hidup dengan orang mati.” (HR. Bukhari). Sementarahakikat dzikir itu adalah dengan taat dan patuh kepada

  • 56

    aturan dan petunjuk Allah. Allah pun sudah mengingatkanagar kita tidak melupakan Allah. Allah berfirman (yangartinya), “Dan janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yangmelupakan Allah maka Allah pun membuat mereka lupa akandirinya sendiri.” (al-Hasyr : 19)

    Dzikir Penghapus Dosa

    Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu : Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mengucapkan'subhanallahi wa bihamdih' seratus kali niscaya akan terhapusdosa-dosanya (dosa-dosa kecil) walaupun ia seperti banyaknya buihlautan.” (Muttafaq 'alaih)

    Makna ucapan subhanallah (maha suci Allah) adalah :tersucikannya Allah dari segala sesuatu yang tidak pantasbaginya, baik berupa sekutu, teman/istri, anak, dan segalasesuatu yang tidak layak bagi-Nya. Yang dimaksud dosa-dosadi sini adalah dosa-dosa kecil, karena dosa besar tidak bisaterhapus kecuali dengan taubat. Keutamaan semacam inihanya diperoleh bagi orang-orang yang komitmen dalamberagama, bukan bagi orang-orang yang senantiasamemperturutkan segala keinginan hawa nafsunya dan sukamenerjang larangan-larangan Allah (lihat keterangan Imamash-Shan'ani rahimahullah dalam Subul as-Salam,4/2097-2098)

    Syaikh Abdul Aziz ar-Rajihi hafizhahullah juga menerangkanbahwa yang dimaksud oleh hadits ini adalah orang yangmengucapkan kalimat tersebut -subhanallahi wa bihamdihi-sebanyak seratus sekali secara berturut-turut, bukan secaraterpisah-pisah atau dicicil. Bacaan ini bisa dibaca ketika awalsiang atau di pagi hari, bisa juga dibaca ketika sore hari atau

  • 57

    di awal malam (lihatMin-hatul Malik al-Jalil Syarh ShahihMuhammad ibn Isma'il, 11/321)

    Orang Yang Mendapatkan Taufik

    Hakikat orang yang mendapatkan taufik dari Allah adalahAllah tidak menyandarkan dirinya kepada kemampuandirinya sendiri. Oleh sebab itu diantara dzikir pagi petangyang dipanjatkan seorang muslim adalah ‘Yaa hayyu, yaaqayyumu bi rahmatika astaghiitsu, ashlih li sya’ni kullah wa laatakilni ila nafsi tharfata ‘ainin’ artinya, “Wahai Yang MahaHidup, Wahai Yang Maha Menegakkan -segala urusan-dengan rahmat-Mu aku minta keselamatan, perbaikilahurusanku semuanya, dan janganlah Engkau sandarkan akukepada diriku sendiri walaupun hanya sekejap mata.” (HR.al-Hakim dan beliau menyatakan sahih dan disepakati olehadz-Dzahabi)

    Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwaamal-amal kebaikan itu akan membuahkan hidayah.Semakin besar amal yang dilakukan maka semakin besarpula hidayah yang akan didapatkan. Sebaliknya semakinbesar kemaksiatan yang dikerjakan maka semakin besar pulakesesatan yang akan melingkupi dirinya (lihat al-Fawa’id,hlm. 194 tahqiq Syaikh Salim)

    Hal ini senada dengan firman Allah (yang artinya), “Makaapabila datang kepada kalian petunjuk dari-Ku, barangsiapa yangmengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidak akan tersesat dan tidakpula celaka.” (Thaha : 123). Semakin besar usaha danperjuangan seorang hamba dalam mengabdi kepada Allahniscaya hidayah yang Allah berikan kepadanya juga semakinbesar. Sebagaimana firman Allah (yang artinya), “Danorang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami niscaya Kami

  • 58

    akan berikan petunjuk kepadanya jalan-jalan -menuju keridhaan-Kami.” (al-’Ankabut : 69)

    Tauhid Bekal Raih Hidayah dan Keamanan

    Firman Allah (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dantidak mencampuri imannya dengan kezaliman (syirik); merekaitulah yang akan mendapatkan keamanan dan mereka itulahyang diberikan petunjuk.” (al-An’am : 82)

    Tauhid yang bersih dari syirik merupakan sebab utamauntuk meraih keamanan dan hidayah. Yang dimaksudkeamanan adalah ketenangan hati dan terbebas daricekaman rasa takut. Adapun yang dimaksud mendapatkanhidayah artinya mereka itu akan diberi taufik untuk menitijalan yang lurus dan tegar di atasnya (lihat al-Mulakhash fiSyarh Kitab at-Tauhid, hlm. 24)

    Yang dimaksud ‘orang-orang beriman’ di sini adalah merekayang bertauhid dan memurnikan ibadahnya untuk Allahsemata. Selain itu mereka juga membersihkan dirinya darisyirik. Keamanan yang akan diperoleh itu mencakupkeamanan secara mutlak; yaitu tidak diazab sama sekali,atau bisa juga bermakna keamanan pada akhirnya; ya