ini pilihen

11
Judul : Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Adobe Flash Pada Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Kebumen Penulis : Nanang Purniawan NIM 11505244023 Pembimbing : Drs. Darmono, M.T. Permasalahan pokok: Penggunaan aplikasi presentasi Power Point begitu mendunia, kemudahan dalam pengoperasian menjadi daya tarik utama bagi pengguna terutama guru. Namun untuk jangka panjang, aplikasi ini akan terasa membosankan bagi siswa karena terlalu sederhana dan kurang menarik. Sebagai salah satu SMK terbaik tentunya peserta didik yang dimiliki harus mempunyai nilai jual yang tinggi. Selama ini,proses pembelajaran mata pelajaran Konstruksi Bangunan masih cenderung dengan metode ceramah Mata pelajaran Konstruksi Bangunan cenderung lebih membosankan sehingga menyebabkan menurunnya motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran Sebagian besar guru dalam mengajar masih menggunakan metode ceramah dengan media papan tulis untuk memvisualisasikan benda kerja. Siswa cenderung pasif pada saat proses pembelajaran berlangsung Banyak siswa yang kurang memahami konsep penerapan teori pada benda kerja yang akan dibuatnya. Benda kerja yang dihasilkan siswa tidak maksimal, hal ini mengakibatkan kurangnya minat siswa dalam praktik struktur kayu. Media yang sudah ada seperti modul, papan tulis maupun jobsheet yang

Upload: arif-maulana-parawali

Post on 06-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

yes / no

TRANSCRIPT

Judul: Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Adobe Flash Pada Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 KebumenPenulis: Nanang Purniawan NIM 11505244023Pembimbing: Drs. Darmono, M.T.Permasalahan pokok: Penggunaan aplikasi presentasi Power Point begitu mendunia, kemudahan dalam pengoperasian menjadi daya tarik utama bagi pengguna terutama guru. Namun untuk jangka panjang, aplikasi ini akan terasa membosankan bagi siswa karena terlalu sederhana dan kurang menarik. Sebagai salah satu SMK terbaik tentunya peserta didik yang dimiliki harus mempunyai nilai jual yang tinggi.Selama ini,proses pembelajaran mata pelajaran Konstruksi Bangunan masih cenderung dengan metode ceramah Mata pelajaran Konstruksi Bangunan cenderung lebih membosankan sehingga menyebabkan menurunnya motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran Sebagian besar guru dalam mengajar masih menggunakan metode ceramah dengan media papan tulis untuk memvisualisasikan benda kerja. Siswa cenderung pasif pada saat proses pembelajaran berlangsung Banyak siswa yang kurang memahami konsep penerapan teori pada benda kerja yang akan dibuatnya. Benda kerja yang dihasilkan siswa tidak maksimal, hal ini mengakibatkan kurangnya minat siswa dalam praktik struktur kayu. Media yang sudah ada seperti modul, papan tulis maupun jobsheet yang digunakan guru untuk mengajar kurang menarik perhatian siswa pada saat belajar khususnya mata pelajaran Konstruksi Bangunan Belum banyak guru yang menyadari bahwa media komputer maupun PC (Portable Computers) dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang interaktif. Belum adanya penggunaan media pembelajaran yang inovatif khususnya untuk mata pelajaran Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Kebumen Masih terbatasnya media pembelajaran interaktif yang berbasis Adobe Flash untuk mata pelajaran Konstruksi BangunanJenis Penelitian: tindakan kelas atau yang disingkat dengan PTK (Classroom Action Research)

Variabel Penelitian: Subjek penelitian merupakan informasi atau orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi dalam penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah ahli media dan ahli materi, dan siswa Kelas X program studi Teknik Konstruksi Batu Beton di SMK Negeri 2 Kebumen. Sedangkan obyek dari penelitian ini adalah media pembelajaran pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan berupa CD media pembelajaran interaktif berbasis Adobe Flash. Dengan mempelajari materi yang disajikan dalam media pembelajaran tersebut diharapkan siswa lebih paham dengan pekerjaan tersebut saat mereka bekerja.

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Kebumen. Langkah awal yang dilakukan adalah penelitian pendahuluan dengan mengumpulkan data melalui observasi yang dilakukan pada tanggal 17 Februari 2015. Proses selanjutnya adalah perijinan yang dilakukan pada tanggal 24-27 Februari 2015. Tahap yang terakhir adalah ujicoba yang dilaksanakan pada tanggal 3 26 Maret 2015.

Teknik sampel: Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik observasi, wawancara, pengamatan kelas, dokumentasi, dan tes yang berupa pretest dan posttest.Responden:

Instrumen: Instrumen penelitian merupakan alat yang akan digunakan untukmengumpulkan data, menjawab dan memecahkan masalah yang berhubungandengan pertanyaan penelitian.1. Pedoman ObservasiPedoman observasi ini digunakan sebagai pedoman selama melakukanpengamatan guna memperoleh data yang diinginkan. Hal ini bertjuan untukmengadakan pengamatan secara langsung di kelas. Obyek yang diobservasimeliputi kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran itu berlangsung.2. Pedoman WawancaraPedoman wawancara disusun untuk menelusuri lebih lanjut tentang halhalyang tidak dapat diketahui melalui observasi. Selain itu juga untukmempermudah peneliti melakukan tanya jawab tentang bagaimana respon siswaterhadap pembelajaran yang dilakukan. Secara umum isi pedoman wawancaraini meliputi kendala apa saja yang dihadapi siswa dalam mengikuti pembelajarandengan menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Adobe Flash dansolusi apa yang diambil untuk mengatasi kendala tersebut, serta tanggapansiswa terhadap pembelajaran dengan dengan menggunakan media pembelajaraninteraktif berbasis Adobe Flash khususnya terkait dengan kemampuan penalaran siswa.3. AngketInstrumen angket ini terdiri dari tiga bagian yaitu angket untuk validasimedia oleh ahli materi, angket untuk avalidasi media oleh ahli media dan yangketiga adalah angket untuk uji kelayakan oleh siswa. Penjelasan dari masingmasing4. Tes Hasil BelajarTes hasil belajar digunakan untuk mengukur sejauh mana pemahamansiswa terhadap materi yang dipelajari. Tes ini berbentuk pilihan ganda denganjumlah butir 20 soal. Tes yang digunakan adalah pretest dan posttest yangdilaksanakan pada setiap awal dan akhir siklus yangmana dikerjakan oleh siswasecara individu.

Teknik Analisis DataData yang terkumpul berupa hasil observasi, hasil wawancara, angket,catatan lapangan, tes dan dokumentasi pembelajaran. Data yang diperolehdianalisis secara deskriptif untuk mengetahui pelaksanaan dan hambatanhambatanyang terjadi selama pembelajaran. Analisis data dilakukan sejak datadiperoleh dari hasil observasi. Hal ini bermanfaat untuk rencana perbaikanpembelajaran pada siklus berikutnya. Adapun secara lebih rinci analisis datanyaadalah sebagai berikut.1. Analisis Data dengan DeskripsiData hasil observasi, wawancara dan catatan lapangan dianalisis denganmendeskripsikan aktifitas maupun tanggapan siswa selama proses pembelajaranberlangsung dan sesudahnya.2. Analisis Data dari Pengisian AngketDalam analisis kelayakan media digunakan data yang diperoleh dariangket validasi. Data tersebut diperoleh dari ahli media, ahli materi danpengguna (dalam hal ini peserta didik). Terdapat lima butir kriteria penilaianyaitu sangat setuju, setuju, cukup setuju, kurang setuju dan tidak setuju.a. Data yang diperoleh untuk setiap aspek penilaian ditabulasikan dan diberinilai. Setiap butir penilaian media yang menyatakan sangat setujudinyatakan bernilai 5, setuju dinyatakan bernilai 4, cukup setuju dinyatakanbernilai 3, kurang setuju dinyatakan bernilai 2, dan tidak setuju dinyatakanbernilai 1.b. Data yang diperoleh dari seluruh responden di hitung dan dicari reratanyadengan menggunakan rumus : =................................................(1)40Keterangan : = Rerata skor = Jumlah total skor = Jumlah respondenc. Mengkonversi skor yang telah diperoleh menjadi nilai dengan skala lima.Konversi skor disajikan seperti pada Tabel 5 yang mengacu pada tabel yangdiadaptasi oleh Sukarjo.Tabel 5. Konversi Skor pada Skala LimaInterval Nilai KategoriX > Xi +1,8 SBi Sangat LayakXi + 0,6 SBi< X Xi + 1,8 SBi LayakXi - 0,6 SBi< X Xi + 0,6 SBi Cukup LayakXi 1,8 SBi< X Xi 0,6 SBi Kurang LayakX Xi - 1,8 SBi Tidak LayakKeterangan: Xi : 1/2 x (skor maksimal + skor minimal)SBi : 1/6 x (skor maksimal - skor minimal)Gambar 2. Wilayah Pembagian Skor pada Skala Lima (Suartama, 2010)Tabel 6. Konversi Skor pada Skala LimaInterval Nilai Interval Nilai KategoriX > Xi +1,8 SBi X > 4,20 Sangat SetujuXi + 0,6 SBi< X Xi + 1,8 SBi 3,40 < X 4,20 SetujuXi - 0,6 SBi< X Xi + 0,6 SBi 2,59 < X 3,40 Cukup SetujuXi 1,8 SBi< X Xi 0,6 SBi 1,79 < X 2,59 Kurang SetujuX Xi - 1,8 SBi X 1,79 Tidak SetujuKeterangan: Xi : 1/2 x (5 + 1) = 3SBi : 1/6 x (5 - 1) = 0,67413. Analisis Hasil Belajar SiswaAnalisis hasil belajar siswa ini menggunakan data yang diperoleh dari nilaihasil pretest dan posttest. Analisis hasil belajar siswa ini menggunakan analisisgain score serta perbandingan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).Tingkatan perolehan gain score dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu tinggi(() > 0,7), sedang (0,3 () 0,7) dan rendah (() < 0,3).Analisis gain score dari skor pretest dan posttest siswa tersebut berdasarkanpendapat Hake (Hamidah: 2012), yaitu sebagai berikut. =...........................................(2)Simbol merupakan nilai dari gain score yang diperoleh. Dari hasilperhitungan tersebut, pembelajaran dikatakan efektif jika nilai gain score beradapada tingkatan sedang atau tinggi. Jika hasil nilai gain score tersebut beradapada tingkatan sedang atau tinggi maka media pembelajaran tersebutmemberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa.I. Indikator KeberhasilanSuatu kegiatan dikatakan berhasil jika mampu melampaui kriteria yangtelah ditentukan. Keberhasilan suatu tindakan biasanya didasarkan pada sebuahstandar yang harus dipenuhi. Pada penelitian tindakan (action research)keberhasilan dapat ditandai dengan perubahan menuju perbaikan. Keberhasilansuatu penelitian tindakan yaitu dengan membandingkan hasil sebelum dansesudah diberikan tindakan, hal ini cukup dilakukan dengan mendeskripsikandata-data yang terkumpul. Data-data tersebut berasal dari hasil observasi,42catatan lapangan, hasil angket dan tes hasil belajar (pretest dan posttest).Kriteria keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.1. Terlaksananya pembelajaran Konstruksi Bangunan dengan menggunakanmedia pembelajaran interaktif berbasis Adobe Flash sesuai yangdirencanakan.2. Siswa berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran berlangsung.3. Kompetensi siswa dikatakan meningkat apabila sebagian besar siswa (75%)mencapai nilai KKM

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaanpembelajaran konstruksi bangunan dengan menggunakan media pembelajaraninteraktif berbasis adobe flash dapat memberikan dampak positif terhadap siswa.Produk media pembelajaran yang digunakan berisi tiga materi pokok yangdilengkapi dengan soal evaluasi. Siklus 1 mendapat masukan dari siswa sebagaiberikut: (1) Beberapa kata salah ketik, beberapa gambar yang kabur (pecah), (2)Pembahasan harus detail dan menarik, (3) proses pembelajaran lebih dibimbing,(4) Komputer diperbanyak. Siklus 2 mendapat masukan dari siswa sebagaiberikut: (1) Angka pada gambar kurang jelas, (2) Tulisan terlalu banyak, (3)Petunjuk penggunaan media pembelajaran sulit dipahami. Sedangkan untuksiklus 3 tidak ditemukan komentar yang berarti karena media dan prosespembelajaran sudah disempurnakan pada siklus sebelumnya. Hasil pelaksanaanposttest menunjukan peningkatan nilai rerata pada siklus 1, 2, dan 3 secaraberurutan sebagai berikut, 78,47; 82,85; dan 83,96. Sedangkan rerata totalkenaikan hasil posttest sebesar 49,22 %. Hal ini menunjukan bahwa mediamemberikan dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkanberdasarkan analisis gain score termasuk dalam kategori sedang dengan rerataperolehan gain score 0,57.

Keterbatasan PenelitianPengembangan media pembelajaran interaktif berbasis Adobe Flash pada matapelajaran Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Kebumen ini masih ditemukanbeberapa kekurangan antara lain sebagai berikut.1. Fasilitas komputer untuk menunjang proses pembelajaran masih kurangsehingga ada beberapa siswa yang bergantian dalam menggunakan mediapembelajaran tersebut.2. Materi yang dikembangkan hanya terbatas pada Konstruksi Kayu sajasehingga media hanya dapat digunakan dalam beberapa pertemuan saja.3. Gambar-gambar sambungan belum menggunakan gambar animasi bergerak.