hypofisis

Upload: nanang-ilham-setyaji

Post on 21-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 hypofisis

    1/18

    ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

    GANGGUAN KELENJAR HIPOFISE

    Penyakit hipofise adalah penyakit yang tidak umum terjadi, namun dapat

    timbul sebagai kondisihiperfungsi hipofise, hipofungsi hipofise, dan

    lesi/massa setempatyang menyebabkan tekanan pada khiasma optikus

    atau bagian basal otak.

    1.Tinjauan Gangguan Hipofise

    1.Hiperfungsi Kelenjar Hipofise

    Sering disebut juga hiperpituitarisme yaitu suatu kondisi patologisyang terjadi akibat tumor atau hiperplasi hipofise sehingga

    menyebabkan peningkatan sekresi salah satu hormon hipofise atau

    lebih.

    PATOFISIOLOGI

    Hiperfungsi hipofise dapat terjadi dalam beberapa bentuk

    bergantung pada sel mana dari kelima sel-sel hipofise yang

    mengalami hiperfungsi. Kelenjar biasanya mengalami pembesaran,disebut adenoma makroskopik bila diameternya lebih dari 10 mm

    atau adenoma mikroskopik bila diameternya kurang dari 10 mm,

    yang terdiri atas satu jenis sel atau beberapa jenis sel. Kebanyakan

    adalah tumor yang terdiri atas sel-sel laktotropik (juga dikenal

    sebagai prolaktinomas). Tumor yang kurang umum terjadi adalah

    adenoma somatotropik dan kortikotropik. Tumor yang terdiri atas

    sel-sel pensekresi TSH-, LH,- atau FSH,- sangat jarang terjadi.

    Prolaktinoma(adenoma laktotropik) biasanya adalah tumor

    kecil, jinak, yang terdiri atas sel-sel pensekresi prolaktin. Gejala

    yang khas pada kondisi ini sangat jelas pada wanita usia reproduktifdan dimana terjadi (tidak menstruasi, yang bersifat primer dan

    sekunder), galaktorea (sekresi ASI spontan yang tidak ada

    hubungannya dengan kehamilan), dan infertilitas.

    Adenoma somatotropikterdiri atas sel-sel yang mensekresi

    hormon pertumbuhan. Gejala klinik hipersekresi hormon

    pertumbuhan bergantung pada usia klien saat terjadi kondisi ini.

    Misalnya saja pada klien prepubertas, dimana lempeng epifise

    tulang panjang belum menutup, mengakibatkan pertumbuhan

    tulang-tulang memanjang sehingga mengakibatkangigantisme. Padaklien postpubertas, adenoma somatotropik mengakibatkan

    akromegali, yang ditandai dengan perbesaran ekstremitas (jari,

  • 7/24/2019 hypofisis

    2/18

    tangan, kaki), lidah, rahang, dan hidung. Organ-organ dalam juga

    turut membesar (mis, kardiomegali).

    Kelebihan hormon pertumbuhan menyebabkan gangguan

    metabolik, seperti hiperglikemia dan hiperkalsemia. Pengangkatan

    Tumor dengan dengan pembedahan merupakan pengobatan pilihan.Gejala metabolik dengan tindakan ini dapat dapat mengalami

    perbaikan, namun perubahan tulang tidak mengalami regresi.

    Adenoma kortikotropikterdiri atas sel-sel peningkatan sekresi

    ACTH. Kebanyakan tumor ini adalah mikroadenoma dan secara

    klinis dikenal dengan tanda khas penyakit Cushings.

    2.Hipofungsi Kelenjar Hipofise

    Insufisiensi hipofise menyebabkan hipofungsi organ sekunder.

    Hipofungsi hipofise jarang terjadi, namun dapat saja terjadi dalam

    setiap kelompok usia.Kondisi ini dapat mengenai semua sel hipofise( panhipopituitarisme ) atau hanya sel sel tertentu terbatas pada

    satu subset sel sel hipofise anterior ( mis, hipogonadisme sekunder

    terhadap defisiensi sel sel gonadotropik ) atau sel sel hipofise

    posterior ( mis, diabetes insipidus ).

    PATOFISIOLOGI

    Penyebab hipofungsi hipofise dapat bersifat primer dan sekunder.

    Primer bila gangguannya terdapat pada kelenjar hipofise itu sendiri,dan sekunder bila gangguannya terdapat pada hipotalamus.

    Penyebab tersebut diantaranya:

    Defek perkembangan kongenital, seperti pada dwarfisme pituitari

    atau hipogonadisme.

    Tumor yang merusak hipofise (mis., adenoma hipofise

    nonfungsional) atau merusak hipotalamus (mis.,

    kraniofaringioma atau glioma).

    Iskemia, seperti pada nekrosis postpartum (sindrom Sheehans).

    Diagnosa insufisiensi hipofise dapat diduga secara klinik namun

    harus ditegakkan melalui uji biokimia yang sesuai, yang akan

    menunjukan defisiensi hormon.

    Panhipopitutarisme. Pada orang dewasa dikenal sebagai (penyakit

    Simmonds) yang ditandai dengan kelemahan umum, intoleransi

    terhadap dingin, nafsu makan buruk, penurunan berat badan, dan

    hipotensi. Wanita yang terserang penyakit ini tidak akan mengalami

    menstruasi dan pada pria akan menderita impotensi dan kehilangan

    libido. Insufisiensi hipofise pada masa kanak-kanak akan

    mengakibatkan dwarfisme.

    Diabetes insipidus ditandai dengan kurangnya ADH sekunderterhadap lesi yang menghancurkan hipotalamus, stalk hipofise, atau

    hipofise posterior. Kondisi ini dapat disebabkan oleh tumor, infeksi

    otak atau meningen, hemoragi intrakranial, atau trauma yang

  • 7/24/2019 hypofisis

    3/18

    mengenaitulang bagian dasar tengkorak. Klien dengan diabetes

    insipidus mengeluarkan urine hipotonik dalam jumlah yang besar (5

    sampai 6 liter/hari).

    Diabetes insipidus dikelompokkan menjadi nefrogenik (adalah

    diabetes insipidus yang terjadi secara herediter dimana tubulusginjal tidak berespon secara tepat terhadap ADH, sementara kadar

    hormon dalam serum normal), primer (diabetes insipidus yang

    disebabkan oleh gangguan pada hipofise), sekunder (diabetes

    insipidus yang disebabkan oleh tumor pada daerah hipofise-

    hipotalamus, dan tumor sekunder matatasis dari paru dan

    payudara, dan diabetes insipidus yang berkaitan dengan obat-

    obatan diakibatkan oleh pemberian litium karbonat (Eskalith,

    lihthobid, Carbolith) dan Demeclocyline (Declomycin). Obat-obatan

    ini dapat mempengaruhi respons tubulus ginjal terhadap air.

    Insufisiensi hipotalamus membutuhkan terapi penggantianhormon yang sesuai. Terapi penggantian dengan ADH menunjukkan

    hasil yang efektif dalam mengobati diabetes insipidus.

    2.Penatalaksanaan Klien dengan Hiperfungsi Hipofise

    1.Pengkajian

    a.Riwayat penyakit ; manifestasi klinis tumor hipofise bervariasi

    tergantung pada hormon mana yang disekresi berlebihan.

    Tanyakan manifestasi klinis dari peningkatan prolaktin, GH danACTH mulai dirasakan.

    b.Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam

    keluarga.

    c.Keluhan utama, mencakup :

    Perubahan ukuran dan bentuk tubuh serta organ-organ

    tubuh seperti jari-jari, tangan dsb.

    Perubahan tingkat energi, kelelahan dan letargi.

    Nyeri pada punggung dan perasaan tidak nyaman.

    Dispaneuria dan pada pria disertai dengan impotensia.

    Nyeri kepala, kaji P, Q, R, S, T.

    Gangguan penglihatan seperti menurunnya ketajaman

    penglihatan, penglihatan ganda, dsb.

    Kesulitan dalam hubungan seksual.

    Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita) mencakup

    keteraturan, kesulitan hamil.

    Libido seksual menurun.

    Impotensia.

    d.Pemeriksaan fisik mencakup :

    Amati bentuk wajah, khas pada hipersekresi GH seperti bibirdan hidung besar, tulang supraorbita menjolok.

  • 7/24/2019 hypofisis

    4/18

    Kepala, tangan/lengan dan kaki juga bertambah besar, dagu

    menjorok ke depan.

    Amati adanya kesulitan mengunyah dan geligi yang tidak

    tumbuh dengan baik.

    Pemeriksaan ketajaman penglihatan akibat kompresi sarafoptikus, akan dijumpai penurunan visus.

    Amati perubahan pada persendian di mana klien mengeluh

    nyeri dan sulit bergerak. Pada pemeriksaan ditemukan

    mobilitas terbatas.

    Peningkatan perspirasi pada kulit menyebabkan kulit basah

    karena berkeringat.

    Suara membesar karena hipertropi laring.

    Pada palpasi abdomen, didapat hepatomegali dan

    splenomegali.

    Hipertensi

    Disfagia akibat lidah membesar.

    Pada perkusi dada dijumpai jantung membesar.

    e.Pemeriksaan diagnostik mencakup :

    Kadar prolaktin serum; ACTH, GH

    Foto tengkorak

    CT skan otak

    Angiografi

    Tes supresi dengan Dexamethason

    Tes toleransi glukosa

    2.Diagnosa Keperawatan

    Diagnosa keperawatan utama yang dapat dijupai pada klien dengan

    hiperpituitarisme.

    1.Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan

    penampilan fisik.

    2.Disfungsi seksual yang berhubungan dengan penurunan libido;infertilitas.

    Diagnosa keperawatan tambahan yang juga dijumpai adalah :

    1.Nyeri (kepala, punggung) yang berhubungan denganpenekanan

    jaringan oleh tumor; hormon pertumbuhan berlebihan.

    2.Takut yang berhubungan dengan ancaman kematian akibat

    tumor otak.

    3.Ansietas yang berhubungan dengan hilangnya kontrol terhadap

    tubuh.

    4.Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan,letargi.

  • 7/24/2019 hypofisis

    5/18

    5.Perubahan sensori-perseptual (penglihatan) yang berhubungan

    dengan gangguan transmisi impuls akibat kompresi tumor pada

    nervu optikus.

    3.Rencana Tindakan Keperawatan

    Berikut ini akan diuraikan dua diagnosa keperawatan pertama.

    Diagnosa Keperawatan :

    Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan

    penampilan fisik.

    Tujuan :

    Dalam waktu 2-3 miggu klien akan memiliki kembali citra tubuh

    yang positif.

    Intervensi Keperawatan :

    A.Non pembedahan

    Klien dengan kelebihan GH

    1.Dorong klien agar mau mengungkapkan pikiran dan

    perasaannya terhadap perubahan penampilan tubuhnya.

    2.Bantu klien mengidentifikasi kekuatannya serta segi-segi

    positif yang dapat dikembangkan oleh klien.

    Klien dengan kelebihan prolaktin

    1.Yakinkan klien bahwa sebagian gejala dapat berkurang

    dengan pengobatan (ginekomastia, galaktorea).

    2.Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya.

    B.Pemberian obat-obatan

    1.Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti : Bromokriptin

    (parlodel). Merupakan obat pilihan pada kelebihan prolaktin.

    Pada mikroadenoma, prolaktin dapat normal kembali. Juga

    diberikan pada klien dengan akromegali, untuk mengurangi

    ukuran tumor.

    2.Observasi efek samping pemberian bromokriptin seperti:

    Hipotensi ortostatik

    Iritasi lambung

    Mual

    Kram abdomen

    Konstipasi

    Bila ada efek samping di atas kolaborasi dengan dokter.

    Berikan obat-obatan setelah klien makan (tidak diberikandiantara waktu makan).

    3.Kolaborasi pemberian terapi radiasi. Terapi radiasi tidak

    diberikan pada hiperpituritisme akut. Partikel alfa atau

  • 7/24/2019 hypofisis

    6/18

    proton beam sebagai sumber radiasi lebih efektif tetapi

    responsnya lambat.

    4.Awasi efek samping terapi radiasi seperti :

    Hipopituitarisme

    Kerusakan nervus optikusDisfungsi okulomotorius

    Perubahan lapang pandang

    5.Kolaborasi tindakan pembedahan (dijelaskan pada bagian

    selanjutnya.

    Diagnosa Keperawatan :

    Disfungsi seksual yang berhbungan dengan hilangnya libido,

    infertilitas dan impotensi.

    Tujuan :Klien akan mencapai tingkat kepuasan pribadi dan fungsi seksual.

    Intervensi Keperawatan :

    1.Identifikasi masalah spesifik yang berhubungan dengan

    pengalaman klien terhadap fungsi seksualnya.

    2.Dorong agar klien mau mendiskusikan masalah tersebut dengan

    pasangannya.

    3.Kolaborasi pemberian obat-obatan bromokriptin.

    4.Bila masalah ini timbul setelah hipofisektomi, kolaborasipemberian gonadotropin.

    4.Tindakan Pembedahan

    Hipofisektomi adalah tindakan pengangkatan adenoma hipofise

    melalui pembedahan. Prosedur operasi tersebut mencakup tindkan

    transpenoidal hiposektomi dengan narkose. Insisi pada lapisan

    dalam bibir atas dan masuk ke sella tursika melalui sinus

    spenoidalis. Yang kedua adalah transfrontal kraniotomi yaitu

    dengan membuka rongga kranium melalui tulang frontal.Secara umum prinsip perawatan klien dengan hipofisektomi

    adalah sebagai berikut :

    Pantau status neurologi klien

    Pantau keseimbangan cairan khususnya terhadap haluaran yang

    berlebihan dari masukan karena dapat terjadi diabetes insipidus

    transien.

    Dorong klien untuk mempertahankan ventilasi paru dengan

    latihan napas dalam

    Anjurkan klien untuk tidak batuk, menggosok hidung atau bersinAnjurkan klien untuk berkumur sampai bersih setiap kali selesai

    makan karena tidak diperbolehkan menyikat gigi sampai

    penyembuhan sempurna

  • 7/24/2019 hypofisis

    7/18

    Pantau nasal drip terhadap jumlah dan kuantitas drainase.

    Adanya tanda halo menunjukkan kebocoran CSF

    Pantau fungi kolon untuk mencegah konstipasi

    Ajarkan cara menggunakan obat-obatan (hormon) yang

    diprogramkan.

    Perawatan preoperasi

    1.Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang dilakukan.

    2.Menjelaskan penggunaan tampon hidung selama 2-3 hari

    pascaoperasi.

    Anjurkan klien bernapas melalui mulut selama pemasangan

    tampon.

    3.Menjelaskan penggunaan balut tekan yang ditempatkan dari

    bawah hidung, menggosok gigi, batuk, bersin, karena hal ini

    dapat menghabat penyembuhan luka.

    4.Menjelaskan berbagai prosedur diagnostik yang diperlukan

    sebagai persiapan operasi seperti pemeriksaan neurologik,

    hormonal, lapang pandang, swab tenggorok untuk pemeriksaan

    kultur dan sensitiyitas.

    Pendidikan kesehatan

    Pendidikan kesehatan dilakukan sebelum tindakan pembedahan

    dilaksanakan. Setelah tindakan transpenoidal hipofisektomi,

    perawat menjelaskan agar klien menghindari aktivitas yang dapatyang dapat menghambat penyembuhan seperti mengejan, batuk, dll.

    Juga jelaskan agar klien mengindahkan faktor-faktor yang dapat

    mencegah obstipasi seperti makan makanan tinggi serat, minum air

    yang cukup, pelunak feses bila diperlukan.

    Klien tidak menyikat gigi satu sampai dua minggu sampai

    penyembuhan sempurna, cukup berkumur setiap kali setelah

    makan. Jelaskan bahwa sensasi hilang rasa padfa daerah insisi

    adalah biasa, dapat berlangsung 2-3 bulan. Oleh karena itu

    anjurkan klien memeriksakan gusinya untuk mengetahui adanya

    lesi dan pendarahan dengan menggunakan cermin setiap hari.Setelah operasi, pemberian hormon diperlukan untuk

    mempertahankan keseimbangan cairan. Jelaskan penggunaan obat-

    obatan dan jelaskan pula perlunya tindak lanjut secara teratur.

    Perawatan pascaoperasi

    1.Amati respons neurologik klien dan catat adalah perubahan

    penglihatan, disorientasi dan perubahan kesadaran serta

    penurunan kekuatan motorik ekstremitas.

    2.Amati pula komplikasi pascaoperasi yang lazim terjadi sepertitransient insipidus (diabetes insipidus sesaat); bila terjadi hal

    tersebut lakukan intervensi seperti berikut :

    Catat cairan yang masuk baik per oral maupun parenteral.

  • 7/24/2019 hypofisis

    8/18

    Tingkatkan masukan cairan bila ada rasa haus.

    Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vasopresin.

    Bila diperlukan lakukan pemasangan indwelling kateter untuk

    memudahkan pemantauan haluan cairan.

    Ukur berat badan setiap hari.

    3.Anjurkan klien untuk melaporkan pada perawat bila terjadi

    pengeluaran sekret dari hidung ke faring (post nasal drip) yang

    kemungkinan mengandung CSF.

    4.Tinggikan posisi kepala 30-45 derajat.

    5.Kaji drainase nasal terhadap kualitas dan kuantitas, terhadap

    kemungkinan mengandung glukosa.Halo signadalah warna

    bening jernih pada tepi cairan drain yang ditaruh di atas kain

    kasa merupakan tanda adanya kebocoran CSF. Jika klien

    mengeluh nyeri kepala yagn menetap waspada terhadap

    kemungkinan CSF masuk ke dalam sinus.

    6.Hindari batuk, ajarkan kelien bernapas dalam, lakukan higiene

    oral secara teratur karena pernapasan mulut dan penggunaan

    tampon.

    7.Kaji tanda-tanda infeksi (meningitis) dengan cermat.

    8.Kolaborasi pemberian gonadotropin; kortisol; sebagai dampak

    hipofisektomi.

    3.Penatalaksanaan Klien dengan Hipofungsi Hipofise

    I. Pengkajian

    Pengkajian keperawatan pada klien dengan kelainan ini antara lain

    mencakup :

    1.Riwayat penyakit masa lalu. Adakah penyakit atau trauma pada

    kepala yang pernah diderita klien, serta riwayat radiasi pada kepala.

    2.Sejak kapan keluhan dirasakan. Dampak defisiensi GH mulai

    tampak pada masa balita sedang defisiensi gonadotropin nyata pada

    masa praremaja.

    3.Apakah keluhan terjadi sejak lahir. Tubuh kecil dan kerdil sejaklahir terdapat pada klien kretinisme.

    4.Berat dan tinggi badan saat lahir.

    5.Keluhan utama klien :

    pertumbuhan lambat

    ukuran otot dan tulang kecil

    tanda-tanda seks sekunder tidak berkembang; tidak ada rambut

    pubis dan axilla, payudara tidak tumbuh, penis tidak tumbuh,

    tidak mendapat haid, dll.

    infertilitas

    impotensia

    libido menurun

    nyeri sanggama pada wanita

  • 7/24/2019 hypofisis

    9/18

    6.Pemeriksaan fisik

    amati bentuk dan ukuran tubuh, ukur berat badan dan tinggi

    badan, amati bentuk dan ukuran buah dada, pertumbuhan

    rambut axilla dan pubis pada klien pria amati pula pertumbuhan

    rambut di wajah (jenggot dan kumis)palpasi kulit, pada wanita biasanya menjadi kering dan kasar.

    Tergantung pada penyebab hipopituitrisme, perlu uga dikaji data lain

    sebagai data penyerta seperti bila penyebabnya adalah tumor maka

    perlu dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi cerebrum dan fungsi

    nervus kranialis dan adanya keluhan nyeri kepala.

    7.Kaji pula dampak perubahan fisik terhadap kemampuan klien

    dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.

    8.Data penunjang dari hasil pemeriksaan diagnostik seperti :foto kranium untuk melihat pelebaran dan atau erosi sella tursika

    pemeriksaan serum darah; LH dan FSH, GH, prolaktin, kortisol,

    aldosteron, testosteron, androgen, test stimulasi yang mencakup

    toeransi insulin dan stimulasi tiroid realising hormon.

    II.Diagnosa Keperawatan

    Diagnosa keperawatan yang dapat dijumpai pada klien

    hipopituitarisme adalah :

    1.Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan

    struktur dan fungsi tubuh akibat defisiensi gonadotropin dan

    defisiensi hormon pertumbuhan.

    2.Disfungsi seksual.

    3.Koping individu takefektif.

    4.Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, pengobatan dan

    perawatan di rumah.

    5.Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan penampilan

    tubuh.

    6.Gangguan persepsi sensori (penglihatan) yang berhubungan dengan

    gangguan transmissi impuls sebagai akibat penekanantumor pada

    nervus optikus.

    7.Ansietas yang berhubungan dengan ancaman atau perubahan

    status kesehatan.

    8.Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan menurunnya

    kekuatan otot.

    9.Gangguan integritas kulit (kekeringan) sehubungan dengan

    menurunnya kadar homonal.

    III.Rencana Tindakan Keperawatan

  • 7/24/2019 hypofisis

    10/18

    Secara umum tujuan diharapkan dari perawatan klien dengan

    hipofungsi hipo fise adalah :

    1.Klien memiliki kembali citra tubuh yang positif dan harga diri

    yang tinggi.

    2.Klien dapat berpartisipasi aktif dalam program pengobatan.3.Klien dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

    4.Klien bebas dari ras cemas.

    5.Klien terhindar dari komplikasi.

    IV.Tindakan Keperawatan

    1.Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan (hormonal)

    Defisiensi Gonadotropin

    Pria post pubertas diberikan androgen (testosteron). Lebih efektifdengan pemberian intra muskular. Jelaskan maksud pemberian obat

    dan cara penggunaan. Obat dan dosis biasanya bertahap dengan

    diawali dosis minimal dan setiap bulannya dinaikkan sampai

    ditemukan dosis yang tepat.

    Observasi efek samping penggunaan testosteron seperti

    ginekomastia dan hipertropi prostat. Efek maksimal obat ini akan

    meningkatkan ukuran penis, peningkatan libido, massa otot dan

    tulang bertambah dan kekuatan otot meningkat dan juga

    pertumbuhan rambut dada, axilla dan pubis sehingga dapatmengembalikan citra diri dan harga diri.

    Untuk mencapai tingkat kesuburan yang maksimal harus ditambah

    atau dikombinasi dengan HCG. HCG diberikan tiga kali seminggu

    dalam waktu 4-6 bulan sampai kadar testosteron normal. Dosis awal

    HCG diberi 5000 unit, kemudian dilanjutkan dosis 3000 unit tiga kali

    perminggu untuk menjaga testosteron stabil. Setelah 4-6 bulsn dengan

    terapi HCG, menotropin (kombinasi LH dan FSH) diberi intra muskular

    tiga kali seminggu. Klien harus mendapat kombinasi HCG dan

    menotropin selama 5-6 bulan. Setelah 6 bulan terapi, bila jumlah

    sperma tetap sedikit maka pengobatan dihentikan. Bila jumlah spermameningkat maka terapi diteruskan sampai konsepsi terjadi.

    Wanita yang mencapai pubertas, mendapat terapi estrogen dan

    progesteron. Jelaskan hal-hal yang perlu diwaspadai klien seperti

    hipertensi dan tromboplebitis. Anjurkan agar melakukan follow up

    secara teratur. Bila menginginkan kehamilan, klien diberi chlomiphene

    citrat (clonid) untuk merangsang ovulasi.

    Defisiensi hormon pertumbuhan (GH)

    1.Pemberian hormon pertumbuhan sintetis (eksogen) Somatotropin(Humatrop) harus diberikan sebelum epifise tulang menutup yaitu

    sebelum masa pubertas.

  • 7/24/2019 hypofisis

    11/18

    2.Ciptakan kondisi agar klien dapat dengan bebas mengungkapkan

    perasaan dan pikirannya tentang perubahan tubuh yang

    dialaminya.

    3.Bangkitkan motivasi agar klien mau melaksanakan program

    pengobatan yang sudah ditentukan. Jangan memberi janji padaklien bahwa ia akan sembuh tetapi yang lebih penting tekankanlah

    bahwa pengobatan yang teratur akan sangat menentukan

    keberhasilan pengobatan.

    4.Anjurkan klien memeriksakan diri secara teratur ke tempat

    pelayanan terdekat.

    5.Anjurkan pada keluarga untuk dapat membantu klien memenuhi

    kebutuhan sehari-harinya bila diperlukan serta dapat menciptakan

    lingkungan yang kondusif dalam keluarga seperti menghindarkan

    persaingan yang tidak sehat antar anggota keluarga. Tindakan over

    protektif terhadap klien akan sangat menghambat kemampuanklien dalam mengembangkan koping yang adaptif.

    6.Bantu klien untuk mengembangkan sisi positif yang dimiliki serta

    bantu untuk beradaptasi.

    7. Ajarkan klien cara melakukan perawatan kulit secara teratur

    setiap hari. Menggunakan lotion pelembab sangat dianjurkan, tidak

    menggaruk kulit karenakulit sangat mudah mengalami iritasi.

    8.Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya, pengobtan dan

    kunci keberhasilan pengobatan.

    9.Bagi pasangan yang menginginkan keturunan, bangkitkan motivasimereka untuk dapat mengikuti program pengobatan secara teratur

    dan berkesinambungan karena untuk upaya ini memerlukan waktu

    yang lama sehingga butuh kesabaran. Bila dengan pengobatan

    tidak berhasil maka bantu pasangan untuk mencari jalan keluar

    seperti mengadopsi anak atau hal-hal lain yang mereka sepakati.

  • 7/24/2019 hypofisis

    12/18

    ASUHAN KEOERAWATN KLIEN DENGAN GANGGUAN KELENJAR TIROID

    Penyakit akibat gangguan kelenjar tiroid umum terjadi, namun untungnya

    dapat didiagnosa dengan cepat dan diobati dengan hasil yang sangat baik.

    Penyakit tiroid timbul sebagai gangguan fungsi (hipofungsi atau

    hiperfungsi) atau sebagai lesi massa (Perbesaran neoplasma atau

    nonneoplastik, yang dikenal sebagai goiter)

    A.tinjauan Gangguan Kelenjar Tiroid

    I. Hipertiroidisme

    Hipertiroidisme digambarkan sebagai suatu kondisi dimana terjadikelebihan sekresi hormon tiroid. Tirotoksikosis mengacu pada

    manifestasi klinis yang terjadi bila jaringan tubuh distimulasi oleh

    peningkatan hormon ini. Hipertiroidisme merupakan kelainan

    endokrin yang dapat dicegah. Seperti kebanyakan kondisi tiroid,

    kelainan ini merupakan kelainan yang sangat menonjol pada wanita.

    Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih banyak daripada pria,

    terutama wanita muda yang berusia antara 20 sampai 40 tahun.

    PATOFISIOLOGIHipertiroidisme mungkin karena overfungsi keseluruhan kelenjar, atau

    kondisi yang kurang umum, mungkin disebabkan oleh fungsi tunggal

    atau multipel adenoma kanker tiroid. Juga pengobatan miksedema

  • 7/24/2019 hypofisis

    13/18

    dengan hormon tiroid yang berlebihan dapat menyebabkan

    hipertiroidisme. Bentuk hipertiroidisme yang paling umum adalah

    penyakit Graves (goiter difus, toksik) yang mempunyai tiga tanda

    penting : (1) hipertiroidisme, (2) pembesaran kelenjar tiroid (giter), dan

    (3) eksoptalmos (protusi mata abnormal). Penyakit Graves merupakankelainan autoimun yang dimediasi oleh antibodi IgG yang berikatan

    dengan reseptor TSH aktif pada permukaan sel-sel tiroid.

    Penyebab lain hipertiroidisme dapat mencakup goiter nodular

    toksik, adenoma toksik (jinak), karsinoma tiroid, tiroiditis subakut dan

    kronis, dan ingesti TH.

    Patofisiologi dibalik manifestasi penyakit hipertiroid Graves dapat

    dibagi ke dalam dua kategori : (1) yang sekunder akibat rangsangan

    berlebih sistem saraf adrenergik dan (2) yang merupakan akibat

    tingginya kadar TH yang bersirkulasi.

    Hipertiroidisme ditandai oleh kehilangan pengontrolan normalsekresi hormon tiroid (TH). kareNa kerja dari TH pada tubuh adalah

    merangsang, maka terjadi hipermetabolisme, yang meningkatkan

    aktivitas sistem saraf simpatis. Jumlah TH yang berlebihan

    menstimulasi sistemsistem kardiak dan meningkatkan jumlah reseptor

    beta-adrenergik. Keadaan ini mengarah pada takikardia dan

    peningkatan curah jantung, volume sekuncup, kepekaan adrenergik,

    dan aliran darah perifer. Metabolisme sangat meningkat, mengarah

    pada keseimbangan nitrogen negatif, penipisan lemak, dan hasil akhir

    defisiensi nutrisi.Hipertiroidisme juga terjadi dalam perubahan sekresi dan

    metabolisme hipotalamik, pituitari dan hormon gonad. Jika

    hipertiroidisme terjadi sebelum pubertas, akan terjadi penundaan

    perkembangan seksual pada kedua jenis kelamin, tetapi pada pubertas

    mengakibatkan penurunan libido baik pada pria dan wanita. Setelah

    pubertas wanita akan juga menunjukkan ketidakteraturan menstruasi

    dan penurunan fertilitas.

    Dampak hipertiroidisme terhadap berbagai sistem tubuh adalah

    sebagai berikut :

    1.Sistem integumen aeperti diahoresis, rambut halus dan jarang dan

    kulit lembab

    2.Sistem pncernaan seperti berat badan menurun, napsu makan

    meningkat dan diare.

    3.Sistem muskuloskeletal seperti kelemahan.

    4.Sistem pernapasan seperti dispnea dan takipnea.

    5.Sistem kardiovaskular seperti palpitasi, nyeri dada, sistolik

    meningkat, tekanan nadi meningkat, takhikardi, dan disritmia.6.Metabolik seperti peningkatan laju metabolisme tubuh, intoleran

    terhadap panas dan suhu sub febris.

  • 7/24/2019 hypofisis

    14/18

    7.Sistem neurologi seperti mata kabur, mata lelah, insomnia, infeksi

    atau ulkus kornea, sekresi air mata meningkat, konjungtiva merah,

    fotobia, tremor, hiperrefeks tendon.

    8.Sistem reproduksi seperti gelisah, iritabilitas, gugup/nervous, emosi

    labil, perilaku mania dan perhatian menyempit.

    2.Hipotiroidisme

    Penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan

    mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan

    jaringan tubuh akan hormon-hormon tiroid.

    PATOFISIOLOGI

    Hipotiroidisme dapat terjadi akibat pengangkatan kelenjar tiroid dan

    pada pengobatan tirotoksikosis dengan RAI. Juga terjadi akibatinfeksi kronis kelenjar tiroid dan atropi kelenjar tiroid yang bersifat

    idiopatik.

    Prevalensi penderita hipotiroidisme meningkat pada usia 30

    sampai 60 tahun, empat kali lipat angka kejadiannya pada wanita

    dibandingkan pria. Hipotiroidisme kongenital dijumpai satu orang

    pada empat ribu kelahiran hidup.

    Jika produksi hormon tiroid tidak adekuat maka kelenjar

    tiroid akan berkompensasi untuk meningkatkan sekresinya sebagai

    respons terhadap rangsangan hormon TSH. Penurunan sekresihormon kelenjar tiroid akan menurunkan laju metabolisme basal

    yang akan mempengaruhi semua sistem tubuh. Proses metabolik

    yang dipengaruhi antara lain :

    a.Penurunan produksi asam lambung (Aclorhidria)

    b.Penurunan motilitas usus

    c.Penurunan detak jantung

    d.Gangguan fungsi neurologik

    e.Penurunan produksi panas

    Penurunan hormon tiroid juga akan mengganggu metabolisme

    lemak dimana akan terjadi peningkatan kadar kolesterol dan

    trigliserida sehingga klien berpotensi mengalami atherosklerosis.

    Akumulasi proteoglicans hidrophilik di rongga intertisial seperti

    rongga pleura, cardiak dan abdominal sebagai tanda dari

    mixedema. Pembentukan eritrosit yang tidak optimal sebagai

    dampak dari menurunnya hormon tiroid memungkinkan klien

    mengalami anemi.

    Dampak hipotiroidisme terhadap berbagai sistem tubuh sebagai

    adalah berikut :

  • 7/24/2019 hypofisis

    15/18

    1.Sistem integumen seperti kulit dingin, pucat, kering bersisik

    dan menebal ; pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal ;

    rambut kering, kasar ; rambut rontok dan pertumbuhannya

    buruk.

    2.Sistem pulmonari seperti hipoventilasi, pleural efusi, dispnea3.Sistem kardiovaskular seperti bradikardi, disritmia,

    pembesaran jantung, toleransi terhadap aktivitas menurun,

    hipotensi.

    4.Metabolik seprti penurunan metabolisme basal, penurunan

    suhu tubuh, intoleransi terhadap dingin.

    5.Sistem muskuloskeletal seperti nyeri otot, kontraksi dan

    relaksasi otot yang melambat.

    6.Sistem neurologi seperti fungsi intelektual yang lambat,

    berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori,

    perhatian kurang, letargi atau somnolen, binging, hilangpendengaran, parastesia, penurunan refleks tendon.

    7.Gastrointestinal seperti anoreksia, peningkatan berat badan,

    obtipasi, distensi abdomen.

    8.Sistem reproduksi, pada wanita ; perubahan menstruasi

    seperti amenore atau masa menstruasi yang memanjang,

    infertilitas, anovulasi dan penurunan libido. Pada pria ;

    penurunan libido dan impotensia

    9.Psikologis/emosi ; apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik

    diri, perilaku mania.10. Manifestasi klinis lain berupa ;

    III.

    B.

  • 7/24/2019 hypofisis

    16/18

    Asuhan Keperawatan Klien dengan

    Gangguan Kelenjar Tiroid

    Penyakit akibat gangguan kelenjar tiroid umum terjadi, naun untungnyadapat didiagnosa dengan cepat dan diobati denganhasil yang sangat baik.

    Penyakit tiroid timbul sebagai gangguan fungsi (hipofungsi atau

    hiperfungsi)atau sebagai lesi massa (perbesaran neoplasma atau

    nonneoplastik,yang dikenal sebagaigoiter)

    A.Tinjauan Gangguan Kelenjar Tiroid

    I. Hipertiroidisme

    Hipertiroidisme digambarkan sebagai suatu kondisi terjadi kelebihan

    sekresi hormon tiroid. Tirotoksikosis mengacu pada manifestasi klinis

    yang terjadi bila jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormon ini.

    Hipertioridisme merupakan kelainan endokrin yang dapat dicegah. Seperti

    kebanyakan kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang sangat

    menonjol pada wanita. Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih

    banyak daripada pada pria, terutama wanita muda yang berusia antara

    20 dan 40 tahun.

    PATOFISIOLOGI

    Hipertiroidisme mungkin karena overfungsi keseluruhan kelenjar, atau

    kondisi yang kurang umum, mungkin disebabkan oleh fungsi tunggal atau

    multipel adenoma kanker tiroid. Juga pengobatan miksedema dengan

    hormon tiroid yang berlebihan dapat menyebabkan hipertiroidisme.

    Bentuk hipertioridisme yang paling umum adalah penyakit Graves (goiter

    difus, toksik) yang mempunyai tiga tand penting : (1) hipertiroidisme, (2)

    perbesaran kelenjar tiroid (goiter), dan (3) eksoptalmos (protusi mata

    abnormal). Penyakit Graves merupakan kelainan autoimun yang

    dimediasi oleh antibodi IgG yang diberikan dengan reseptor TSH aktif

    pada permukaan sel-sel tiroid.

    Penyebab lain hipertiroidisme dapat mencakup goiter nodular toksisk,

    adenoma toksik (jinak), karsinoma tiroid, tiroiditis subakut dan kronis,

    dan ingesti TH.

    Patofisiologi diballik manifestasi penyakit hipertiroid Graves dapat

    dibagi kedalam dua kategori : (1) yang sekunder akibat rangsngan berlebih

    sistem saraf adrenergik dan (2) yang merupakan akibat tingginya kadar

    TH yang bersirkulasi.

    Hipertiroidisme ditandai oleh kehilangan pengontrolan normal sekresihormon tiroid (TH). Karena kerja dari TH pada tubuh adalah merangsang,

    maka terjadi hipermetabolisme, yang meningkatkan aktivitas sistem sara

  • 7/24/2019 hypofisis

    17/18

    simpatis. Jumlah TH yang berlebihan mestimulasi sistem kardiak dan

    meningkatkan jumlah reseptor beta-adrenergik. Keadaan ini mengarah

    pada takikardia dan peningkatan curah jantung, volume sekuncup,

    kepekaan adrenergik dan aliran darah perifer. Metabolisme sangat

    meningkat, mengarah pada keseimbangan nitrogen negatif, penipisanlemak, dan hasil akhir defisiensi nutrisi.

    Hipertiroidisme juga terjadi dlam perubahan sekresi dan metabolisme

    hipotalamik, pitutari dan hormon gonad. Jika hipertiroidisme terjadi

    sebelum pubertas, akan terjadi penundan perkembangan seksual pada

    kedua jenis kelamin, tetapi pada pubertas menagkibatkan penurunan

    libido baik pada pria dan wanita. Setelah pubertas wanita akan juga

    menunjukkan ketidakteraturan menstruasi dan penurunan fertilitas.

    Dampak hipertiroidisme terhadap berbagai sistem tubuh adalah

    sebagai berikut :

    1.Sistem integumen seperti diaphoresis, rambut halus dan jarang dan

    kulit lembab.

    2.Sistem pencernaan seperti berat badan menurun, napsu makan

    meningkat dan diare.

    3.Sistem muskuloskletal seperti kelemahan.

    4.Sistem pernapasan seperti dispnea dan takipnea.

    5.Sistem kardiovaskuler seperti palpitasi, neyeri dada, sistolik

    meningkat, tekanan nadi meningkat, takhikardi dan disritmia.6.Metabolik seperti peningkatan laju metabolisme tubh, intoleran

    terhadap panas dan suhu sub febris.

    7.Sistem neurologi seperti mata kabur, mata lelah, insomnia, infeksi

    atau ulkus kornea, sekresi air mata meningkat, konjungtiva merah,

    fotopobia, tremor, hiperrefeks tendon.

    8.Sistem reproduksi seperti amenore, volume menstruasi berkurang dan

    libido meningkat.

    9.Psikologis/emosi seperti gelisah, iritabilitas, gugup/nervous, emosi

    labil, perilaku mania dan perhatian menyempit.

    II.Hipertiroidisme

    Penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan

    mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan

    jaringan tubuh akan hormon-hormon tiroid.

    PATOFISIOLOGI

    Hipertiroidisme dapat terjadi akibat pengangkatan kelenjar tiroid dan

    pada pengobatan tirotoksikosis dengan RAI. Juga terjadi akibat infeksi

    kronis kelenjar tiroid dan atropi kelenjar tiroid yang bersifat idiopatik.

  • 7/24/2019 hypofisis

    18/18

    Prevalensi penderita hipotiroidisme meningkat pada usia 30 sampai 60

    tahun, empat kali lipat angka kejadiannya pada wanita dibandingkan pria.

    Hipotiroidisme kongenital dijumpai satu orang pada empat ribu kelahiran

    hidup.

    Jika produksi hormon tiroid tidak adekuat maka kelenjar tiroid akanberkompensasi untuk meningkatkan sekresinya sebagai respons terbuka

    rangsangan hormon TSH. Penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid akan

    menurunkan laju metabolisme basal yang akan mempengaruhi semua

    sistem tubuh. Proses metabolik yang dipengaruhi antara lain :

    a.Penurunan produksi asam lambung (Aclorhidria)

    b.Penurunan motilitas usus

    c.Penurunan detak jantung

    d.Gangguan fungsi neurologik

    e.Penurunan produksi panas

    Penurunan hormon