hukum keluarga

64
HUKUM KELUARGA MATA KULIAH HUKUM PERDATA

Upload: bevan

Post on 19-Mar-2016

139 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

HUKUM KELUARGA. MATA KULIAH HUKUM PERDATA. ISTILAH. Familierecht Law of Family. PENGERTIAN HUKUM KELUARGA. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: HUKUM KELUARGA

HUKUM KELUARGA

MATA KULIAH HUKUM PERDATA

Page 2: HUKUM KELUARGA

ISTILAH

• Familierecht• Law of Family

Page 3: HUKUM KELUARGA

PENGERTIAN HUKUM KELUARGA

• Algra : Mengatur hubungan hukum yang timbul dari ikatan keluarga . Yang termasuk dalam hukum keluarga adalah peraturan perkawinan, peraturan kekuasaan orang tua dan peraturan perwalian

Page 4: HUKUM KELUARGA

Lanjutan pengertian……..

• Ali Affandi : Keseluruhan ketentuan yang mengatur hubungan hukum yang bersangkutan dengan kekeluargaan sedarah dan kekeluargaan karena perkawinan (perkawinan, kekuasaan orang tua, perwalian, pengampuan, keadaan tak hadir).

Page 5: HUKUM KELUARGA

Sumber Hukum Keluarga1. KUHPer2. Peraturan Perkawinan Campuran/ Regelijk op de

Gemengdehuwelijk (Stb. 1898 No 158)3. Ordonansi Perkawinan Indonesia Kristen, Jawa, Minahasa,

dan Ambon Stb. 1933 No 744. UU No 32 Tahun 1954 ttg Pencatatan Nikah, Talak dan

Rujuk (beragama Islam)5. UU No 1 tahun 1974 ttg Perkawinan6. PP No 9 tahun 1975 ttg Peraturan Pelaksanaan UU 1/

1974 ttg Perkawinan7. PP No 10 tahun 1983 jo PP No 45 tahun 1990 ttg izin

Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil8. Inpres No 1 tahun 1991 ttg Kompilasi Hukum Islam

Page 6: HUKUM KELUARGA

Asas-Asas Hukum Keluarga

• Asas Monogami (Tapi tidak mutlak) (Psl 27 KUHPer dan Psl 3 UU No 1 th 1974)

• Asas Konsensual (Psl 28 KUHPer dan Pasal 6 UU No 1 tahun 1974)

• Asas Proporsional (Psl 31 UU No 1 Tahun 1974.

Page 7: HUKUM KELUARGA

RUANG LINGKUP HUKUM KELUARGA

• Perkawinan• Perceraian• Harta Benda dalam Perkawinan• Kekuasaan orang tua• Pengampuan• Perwalian

Page 8: HUKUM KELUARGA

PERKAWINAN

PengertianPasal 1 UU No 1/ 74 : Ikatan lahir bathin antara pria dengan seorang

wanita sebagai suami isteri dengan tujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa

Page 9: HUKUM KELUARGA

Lanjutan…

• Konsepsi Hk. Perdata Barat : perkawinan itu hanya dipandang sebagai hubungan keperdataan saja. Tidak ikut campur dalam keagamaan, hanya mengenal perkawinan perdata saja, yaitu : perkawinan yang dilangsungkan di hadapan seorang pegawai catatan sipil

Page 10: HUKUM KELUARGA

Tujuan Perkawinan

• Membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Page 11: HUKUM KELUARGA

Sumber Hk. Perkawinan (ada 3)

• UU no 1 Th 1974 (67 pasal)• PP no 9 Th 1975• PP no 10 Th 1983 jo PP no 45 Th 1990

Page 12: HUKUM KELUARGA

Syarat sahnya perkawinan

Pasal 2 UU No 1/ 74 :• Telah dilangsungkan menurut hukum

agama dan kepercayaan masing- masing• Dicatat menurut peraturan perundang-

undangan

Page 13: HUKUM KELUARGA

Lanjutan syarat sahnya perkawinan….

• Ada 2 pengaturan:– sahnya perkawinan– pencatatan

• Permasalahan:Bagaimana bila perkawinan tidak dicatat?

• Ada 2 pendapat:– perkawinan dianggap sah– perkawinan dianggap tidak sah

Page 14: HUKUM KELUARGA

Alasan-alasan sah

• pasal 2(1)• ps. 45 (1a) PP no 9 Th 1975

simpul: ps 2 (2) merupakan tindakan administratif. Sebab apabila ps 2 (1) dan 2(2) merupakan satu kesatuan maka akibat: batal demi hukum.

Page 15: HUKUM KELUARGA

Putusan Mahkamah Agung

• Ada 2 putusan MA (bertentangan)–Peristiwa di Bali: menurut hukum agama

Hindu, tetapi tidak dicatat: SAH–Peristiwa di Medan: menurut hukum Islam,

tetapi tidak dicatat: TIDAK SAH. [ Alasan 2(1) dan 2(2) UU 1/74 merupakan satu kesatuan]

Page 16: HUKUM KELUARGA

Lanjutan……

• Dalam praktek : tidak sah• Teori: sah DH:–ps Yurisprudensi MA no 2147a/P/1998–putusan MA no 1073/K/P/1994 (VP Des 95)

• DH tidak sah–putusan MA no 1948k/P/1991 tgl 18 Des 93

(VP no 175 April 1994)• Simpulan: MA menganut kedua-duanya

Page 17: HUKUM KELUARGA

Tujuan Pencatatan Perkawinan

Tujuan Pencatatan perkawinan :1. Menjadikan peristiwa perkawinan

menjadi jelas baik oleh ybs maupun pihak lainnya

2. Sebagai alat bukti3. Sebagai dasar pembayaran tunjangan

bagi isteri dan anak pegawai negeri sipil.

Page 18: HUKUM KELUARGA

Syarat-syarat PerkawinanSyarat intern, Pasal 6- 7 UU 1/ 74 :1. Persetujuan kedua belah pihak2. Izin dari kedua orang tua apabila belum mencapai umur

21 tahun3. Pria berumur 19 tahun dan wanita 16 tahun.

Pengecualiannya harus ada dispensasi dari pengadilan atau camat atau bupati

4. Kedua belah pihak dalam keadaan tidak kawin5. Wanita yang kawin untuk kedua kalinya harus lewat masa

tunggu (iddah). Bagi wanita yang putus perkawinannya karena perceraian masa iddahnya 90 hari dan putus karena kematian 130 hari.

Page 19: HUKUM KELUARGA

Syarat Ekstern

1. Harus mengajukan laporan ke Pegawai, Pencatat Nikah, Talak dan Rujuk

2. Pengumuman yang ditandatangani oleh pegawai pencatat, yang memuat :

• Identitas calon pengantin• Hari, tanggal, jam, dan tempat perkawinan

dilangsungkan.

Page 20: HUKUM KELUARGA

Larangan PerkawinanPasal 8 s/d 12 UU 1/ 74 :1. Berhubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah

atau atas 2. Berhubungan darah dalam garis menyamping; antar

saudara, saudara orang tua, saudara nenek.3. Berhubungan semenda; mertua, anak tiri, menantu, ibu

atau bapak tiri.4. Berhubungan susuan5. Berhubungan dengan saudara isteri, bibi, kemenakan dari

isteri dalam hal si suami menikah lebih dari satu.6. Oleh agamanya dilarang kawin7. Cerai, kawin lagi dengan orang yang sama, cerai lagi,

dilarang untuk kawin lagi.

Page 21: HUKUM KELUARGA

Larangan kawin menurut BW

Pasal 30 s/d 33 BW:1. Larangan kawin dengan orang yang sangat

dekat dalam kekeluargaan sedarah dan karena perkawinan.

2. Larangan kawin karena oleh hakim telah diputuskan bersalah karena berzina

3. Larangan kawin untuk memperbaharui perkawinan setelah adanya perceraian, jika belum lewat waktu satu tahun.

Page 22: HUKUM KELUARGA

Lanjutan larangan kawin menurut kompilasi hukum Islam

4.Karena keadaan tertentu ;a. Wanita tersebut masih terikat perkawinan dengan pria lainb. wanita tersebut masih berada dalam masa iddah dengan pria lainc. wanita yang bukan Islam

5. Karena sebab lainnya :a. Pria dilarang memadu isterinya dengan seorang wanita yang berhubungan nasab atau susuan dengan isterinya :

Saudara kandung, seayah atau seibu serta keturunannya Wanita dengan bibi dan kemenakannya

Page 23: HUKUM KELUARGA

Lanjutan sebab lainnya

c. Seorang pria dilarang kawin dengan : seorang wanita yang ditalak 3 kali seorang wanita yang dili’an (gugur jika bekas

isteri tadi telah kawin dengan pria lain, kmdn perkawinan tersebut putus dan telah habis masa iddahnya)

d. Seorang wanita Islam dilarang melangsungkan perkawinan dengan pria yang tidak beragama Islam.

Page 24: HUKUM KELUARGA

Pencegahan Perkawinan

Pengertian :Upaya untuk merintangi atau menghalangi suatu perkawinan antara calon pasangan suami isteri yang tidak memenuhi syarat untuk melangsungkan perkawinan.

Tujuannya : menghindari perkawinan yang dilarang menurut hukum agama maupun hukum negara.

Page 25: HUKUM KELUARGA

Lanjutan pencegahanOrang yang dapat mencegah perkawinan (Pasal

14 UU No 1 tahun 1974) :1. Para keluarga dalam keturunan lurus ke atas

dan ke bawah2. Saudara3. Wali nikah4. Pengampu5. Pihak yang berkepentingan

Page 26: HUKUM KELUARGA

Tata Cara Pencegahan PerkawinanTata Cara pencegahan :1. Mengajukan permohonan ke pengadilan di

wilayah hukum tempat akan dilangsungkannya perkawinan (psl 17 UU1/ 74)

2. Memberitahukan kepada pegawai pencatat nikah

3. Hakim memutuskan menolak atau menerima permohonan tersebut.

4. Dengan putusan tsb pencatat nikah memutuskan perkawinan dapat dilangsungkan atau tidak.

Page 27: HUKUM KELUARGA

Pencegahan perkawinan menurut kompilasi hukum Islam:

Orang yang dapat mengajukan :1. Para keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas

dan ke bawah2. Saudara3. Wali nikah4. Wali pengampu dari salah seorang mempelai dan

pihak- pihak yang bersangkutan5. Ayah kandung6. Suami atau isteri yang masih terikat dalam

perkawinan dengan salah seorang calon isteri atau calon suami yang akan melangsungkan perkawinan.

7. Pejabat yang ditunjuk utk mengawasi perkawinan

Page 28: HUKUM KELUARGA

Pembatalan Perkawinan

PengertianSuatu upaya untuk membatalkan perkawinan yang tidak memenuhi syarat untuk melangsungkan perkawinan (Pasal 22 UU 1/ 74).

Page 29: HUKUM KELUARGA

Perkawinan yang dapat diajukan pembatalan :

1. Perkawinan yang tidak dilangsungkan di muka pegawai pencatat

2. Wali nikah yang tidak sah atau tanpa dihadiri oleh dua orang saksi.

Page 30: HUKUM KELUARGA

Yang dapat Mengajukan Pembatalan Perkawinan

Yang dapat mengajukan : Psl 23 UU 1/ 741. Para keluarga dalam garis keturunan lurus ke

atas dari suami atau istri2. Suami atau istri3. Pejabat yang berwenang hanya selama

perkawinan belum diputuskan.4. Pejabat yang ditunjuk (Pasal 16 ayat 2)5. Setiap orang yang mempunyai kepentingan

hukum secara langsung terhadap perkawinan tersebut.

Page 31: HUKUM KELUARGA

Larangan kawin menurut Pasal 39 s/d 44 Inpres No 1 th 1991 ttg kompilasi

Hukum Islam 1. Karena perwalian nasab antara laki- laki dengan:

a. seorang wanita yang melahirkan atau menurunkan atau keturunannyab. seorang wanita keturunan ayah atau ibuc. seorang wanita yang melahirkan

2. Karena pertalian kerabat semenda antara laki- laki dengan:a. seorang wanita yang melahirkan isterinya atau bekas isterinyab. seorang wanita bekas isteri yang menurunkannyac. seorang wanita keturunan isteri atau bekas isterinya, kecuali putusnya hubungan perkawinan dengan bekas istrinya itu qobla al dukhuld. seorang wanita bekas isteri keturunannya.

3. ….

Page 32: HUKUM KELUARGA

Lanjutan larangan kawin…..3. Karena pertalian sesusuan antara laki- laki

dengan :a. Wanita yang menyusuinya dan seterusnya menurut garis lurus ke atasb. seorang wanita saudara sesusuan dan kemenakan sesusuan ke bawah.c. seorang wanita bibi sesusuan dan nenek bibi sesusuan ke bawahd. anak yang disusui isterinya dan keturunannya

Page 33: HUKUM KELUARGA

Pembatalan Perkawinan Menurut Kompilasi Hukum Islam (Psl 70 s/d 76

Inpres No 1 th 1991) Ada dua macam, yaitu :1. Perkawinan Batal (sejak semula dianggap tidak pernah ada)2. Perkawinan dapat dibatalkanPerkawinan Batal jika :3. Suami melaakukan perkawinan, sedang ia sudah

mempunyai 4 orang isteri4. Seorang menikahi isterinya yang telah di li’an (pernah

dijatuhi talak 3 kali) kecuali bekas isterinya sudah menikah lagi dengan pria lain

5. Perkawinan dalam hubungan semenda atau susuan sampai derajat tertentu (Pasal 8 UU 1/ 74)

Page 34: HUKUM KELUARGA

Perkawinan dapat dibatalkan jika :

• Seorang suami melakukan poligami tanpa ijin PA• Perempuan yang dikawini ternyata kemudian

diketahui masih menjadi istri orang lain yang sah• Perempuan yang dikawini masih dalam masa iddah• Melanggar batas minimal usia perkawinan• Dilangsungkan tanpa wali atau dilaksanakan oleh wali

yang tidak berhak• Perkawinan yang dilaksanakan dengan paksaan.

Page 35: HUKUM KELUARGA

Suami / isteri ybs juga dapat mengajukan pembatalan jika:

• Perkawinan dilakukan di bawah ancaman yang melanggar hukum.

• Waktu melangsungkan perkawinan terjadi penipuan atau salah sangka mengenai diri suami atau isteri.

Permohonan tersebut dapat diajukan dalam jangka waktu 6 bulan sejak diketahuinya keadaan tersebut, jika tidak dilakukan maka haknya akan gugur.

Page 36: HUKUM KELUARGA

Pihak yang dapat mengajukan permohonan pembatalan adalah :

• Para keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas dan ke bawah dari suami atau isteri

• Suami atau isteri• Pejabat yang berwenang mengawasi pelaksanaan

perkawinan menurut UU• Para pihak yang berkepentingan yang mengetahui

adanya cacat dalam rukun dan syarat perkawinan menurut hukum Islam dan peraturan perundang- undangan

Page 37: HUKUM KELUARGA

Tata cara1. Permohonan diajukan ke pengadilan yang meliputi

wilayah tempat tinggal suami atau istri atau tempat perkawinan dilangsungkan.

2. Batalnya perkawinan dimulai setelah putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap dan berlaku sejak saat berlangsungnya perkawinan.

3. Batalnya perkawinan tidak akan memutuskan hubungan hukum antara anak dan orang tuanya.

Page 38: HUKUM KELUARGA

Perjanjian Kawin (PK)

Diatur dalam Pasal 29 UU No 1 Tahun 1974Di BW diatur dalam Pasal 139 s/d 154.Pengertian :Perjanjian Kawin : Perjanjian yang dibuat oleh

calon pasangan suami istri sebelum atau pada saat perkawinan dilangsungan untuk mengatur akibat perkawinan terhadap harta kekayaan mereka.

Page 39: HUKUM KELUARGA

PK Harus dibuat dengan akta notaris

Tujuannya :1. Keabsahan perkawinan2. Mencegah perbuatan tergesa- gesa3. Demi kepastian hukum4. Alat bukti yang sah5. Mencegah adanya penyeundupan hukum

Page 40: HUKUM KELUARGA

Perjanjian Kawin dalam Kompilasi Hukum Islam

Diatur dalam Pasal 45 s/d 51 Inpres No 1 th 1991, antara lain :• PK dpt dilakukan pada waktu atau sebelum perkawinan

dilangsungkan• PK dalam bentuk ta’lik talak dan perjanjian lain yang tidak

bertentangan dengan hukum Islam. Biasanya dibuat secara tertulis dan dan disahkan oleh Pegawai Pencatat Nikah mengenai kedudukan harta dalam perkawinan.

• Isi PK meliputi percampuran harta pribadi, (yang meliputi semua harta, baik harta bawaan maupun harta bersama) maupun pemisahan harta pencarian (dg adanya pemisahan ini tidak menghilangkan kewajiban suami untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

• Kewenangan masing masing pihak untuk melakukan pembebanan atas hipotek atau hak tanggungan atas harta pribadi dan harta bersama atau harta syarikat.

Page 41: HUKUM KELUARGA

Berlakunya Perjanjian Kawin

• Berlaku sejak tanggal perkawinan• Berlaku untuk para pihak dan juga pihak

ketiga.

Page 42: HUKUM KELUARGA

Akibat Perkawinan

• Adanya Hubungan Suami Istri• Adanya Hubungan Antara Orang Tua dan Anak• Hubungan dalam Harta Kekayaan

Page 43: HUKUM KELUARGA

Hak dan Kewajiban Suami Istri• Psl 30 UU1/ 74 : S-I berkewajiban menegakkan rumah tangga yang

menjadi sendi dasar susunan masyarakat.• Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan

kedudukan suami dalam kehidupan RT dan pergaulan hidup masyarakat. (Psl 31 (1))

• S-I berhak untuk melakukan perbuatan hukum (Psl 31 (2)).• S-I wajib mempunyai tempat kediaman yang tetap (32(1))• S-I wajib saling mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain (33)• S wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu

keperluan RT sesuai dengan kemampuannya (34 (1))• Isteri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik- baiknya (34 (2))

Page 44: HUKUM KELUARGA

Hak dan Kewajiban S-I menurut Psl 103 BW

• Suami adalah kepala rumah tangga• Suami harus membantu istri• Suami harus mengurus harta bawaan istri• Suami harus mengurus harta seperti bapak

rumah yang baik• Suami tidak boleh membebankan harta

bawaan istri

Page 45: HUKUM KELUARGA

Hak dan Kewajiban Ortu dan Anak

Psl 45 s/d 49 UU 1/ 74 :• Ortu wajib memelihara dan mendidik anak2 mereka sebaik- baiknya

(45 (1,2))• Anak wajib menghormati ortu dan menaati kehendak mereka yang

baik (46 (1))• Anak wajib memelihara dan membantu ortunya, manakala sudah

tua (46(2))• Anak yang belum dewasa, belum menikah di bawah kekuasaan

orang tua (47 (1))• Ortu mewakili anak yang belum dewasa mengenai segala perbuatan

hukum di dalam maupun di luar pengadilan. (47 (2)).• Ortu tidak diperbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan

barang- barang tetap yang dimiliki anaknya yang belum dewasa kecuali kepentingan anaknya menghendakinya (48)

• Meskipun ortu dicabut kekuasaanya, mereka masih berkewajiban untuk memberi biaya pemeliharaan kepada anak- anaknya. (49)

Page 46: HUKUM KELUARGA

Kekuasaan Orang Tua

Pengertian :Kekuasaan yang dilakukan oleh ayah dan ibu selama mereka itu terikat perkawinan terhadap anak- anaknya yang belum dewasa.

Terhadap :1. Pribadi anak2. Harta benda anak

Page 47: HUKUM KELUARGA

Terhadap pribadi

• Wajib memelihara dan mendidik, dan anak wajib menghormati dan menyegani ortunya.

• Jika ortu merasa tidak puas atas kelakuan anaknya, atas permintaan mereka pengadilan dapat memerintahkan anak itu supaya ditampung di dalam suatu lembaga negara atau partikelir yang ditunjuk oleh Menteri Kehakiman.

Page 48: HUKUM KELUARGA

Terhadap Harta

Ortu harus mengurus harta kekayaan si anak. Harta ini dapat berasal dari pendapatan, hibah atau wasiat.

Kekuasaan ortu dapat dicabut, jika: Cara penyelenggaraan kekuasaan itu tidak

baik.

Page 49: HUKUM KELUARGA

Harta Benda Dalam Perkawinan

Pasal 35 s/d 37 UU 1/74 :Ada dua macam :1. Harta Bersama (Harta yang diperoleh selama

perkawinan)2. Harta Bawaan (Harta yang dibawa masuk ke

perkawinan, termasuk hadiah dan warisan). Di bawah penguasaan masing- masing pihak, kecuali para pihak menentukan lain.

Page 50: HUKUM KELUARGA

Putusnya Perkawinan

Pengertian :Berakhirnya perkawinan yang telah dibina oleh pasangan suami istri yang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kematian, perceraian, dan atas putusan pengadilan.

Page 51: HUKUM KELUARGA

Putusnya Perkawinan Karena Kematian

Berakhirnya perkawinan yang disebabkan salah satu pihak, yaitu suami atau istri meninggal dunia.

Page 52: HUKUM KELUARGA

Putusnya Perkawinan Karena Perceraian

Perceraian dapat terjadi karena dua hal yaitu talak atau gugat ceraiTalak, yaitu ikrar suami di hadapan PA.

Ada 5 macam talak, yaitu :• Talak raj’I talak ke satu dan ke dua, suami masih behak rujuk

dengan istri selama masa iddah. • Talak bain shughraa yaitu talak yang tidak boleh dirujuk tapi boleh akad

nikah baru dengan bekas suaminya meskipun dalam iddah• Talak bain kubraa yaitu talak yang terjadi kedua kalinya, talak ini tidak

dapat dirujuk dan tidak dapat dinikahkan lagi, kecuali pernikahan itu dilakukan setelah bekas istri menikah dengan orang lain dan kemudian terjadi perceraian ba’da al dukhul dan habis masa iddahnya.

• Talak suny adalah talak yang dibolehkan, talak yang dijatuhkan terhadap istri yang sedang suci dan tidak dicampuri dalam waktu suci itu

• Talak bid’I adalah talak yang dilarang yaitu talak yang dijatuhan pada waktu istri dalam keadaan suci tapi sudah dicampuri pada waktu suci tersebut.

Page 53: HUKUM KELUARGA

Alasan alasan perceraian1. Salah satu pihak berbuat zina atau mjd pemabuk,

pemadat, penjudi yang sukar disembuhkan.2. Salah satu pihak meninggalkan pihak yang lain dua

tahun berturut- turut tanpa ijin pihak yang lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya

3. Salah satu pihak mendapat hukuman 5 tahun penjara atau lebih setelah perkawinan berlangsung.

Page 54: HUKUM KELUARGA

Lanjutan alasan perceraian……4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan

berat yang membahayakan pihak lain5. Salah satu pihak mendapat cacat badan sehingga tidak dapat

menjalankan kewajibannya sebagai suami atau istri6. Antara suami atau istri terus menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalamrumah tangga

7. Suami melangar taklik talak8. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan

ketidakrukunan dalam rumah tangga.(pasal 39 UU 1/74 dan Pasal 110 Kompilasi Hukum Islam)

Page 55: HUKUM KELUARGA

Akibat Putusnya PerkawinanPasal 41 UU 1/ 74 :1. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan

mendidik anak- anaknya, semata mata berdasarkan kepentingan si anak.

2. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu, jika tidak mampu, pengadilan dapat memutuskan bahwa ibu juga bertanggungjawab.

3. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk membiayai penghidupan dan/ atau menentukan suatu kewajiban bagi bekas istrinya.

Page 56: HUKUM KELUARGA

Perwalian

Pengertian :Pengawasan terhadap pribadi dan pengurusan terhadap harta kekayaan seorang anak yang belum dewasa jika anak itu tidak berada di bawah kekuasaan orang tua.

Jadi, perwalian terjadi jika perkawinan ortu putus baik karena perceraian atau salah satu atau dua2 nya ortu meninggal dunia.

Anak dalam perwalian disebut pupil

Page 57: HUKUM KELUARGA

Macam Macam Perwalian

• Perwalian menurut UUJika salah satu ortu meninggal maka demi hukum ortu yang lain yang masih hidup mjd wali (345 BW)Jika janda kawin lagi maka suami barunya mjd kawan wali.

• Perwalian dengan wasiat355 BW : Tiap ortu yang melakukan kek. Ortu atau perwalian, berhak mengangkat seorang wali bagi anaknya. Jika perwalian itu berakhir pada waktu ia meninggal dunia atau berakhir dengan penetapan hakim.

• Perwalian DatifWali yang ditetapkan oleh hakim jika tiada wali UU atau wasiat.

Page 58: HUKUM KELUARGA

Siapa yang dapat menjadi wali ?

Tiap orang wajib menerima penetapan sebagai wali oleh pengadilan.

Orang yang tidak boleh menjadi wali :1. Pejabat Pengadilan2. Orang yang sakit ingatan3. Orang yang belum dewasa4. Orang yang dibawah pengampuan5. Orang yang dicabut kekuasaanya sebagai orang tua6. Para pimpinan BHP

Page 59: HUKUM KELUARGA

Wali Pengawas

• Balai Harta Peninggalan• Dewan PerwalianKewajiban Wali pengawas :1. Mewakili kepentingan si anak jika bertentangan dengan

kepentingan si wali.2. Mengharuskan si wali membuat inventaris warisan yang

dijatuhkan pada si anak.3. Tiap tahun meminta perhitungan tanggung jawab secara

singkat dari si wali4. Menuntut pemecatan si wali jika ada tanda- tanda

kecurangan atau kealpaan yang besar dari si wali, dan meminta pengadilan untuk menetapkan wali baru bagi pupil.

Page 60: HUKUM KELUARGA

Kewajiban Wali

• Menginventaris harta pupil dalam waktu 10 hari sejak diterimanya tugas perwalian, mengurus harta dengan baik, dilarang menyewa atau mengambil dalam hak usaha si pupil untuk kepentingan diri sendiri tanpa ijin pengadilan. Dan pada akhirnya wali (selain ayah atau ibu) wajib membuat laporan pertanggung jawaban terhadap pengurusan harta pupil.

Page 61: HUKUM KELUARGA

Wali selain ayah atau ibu, dapat memperhitungkan upah.

• BW 411 : Upah wali :3 % dari segala pendapatan2 % dari segala pengeluaran1 ½ % dari uang modal yang ia terima, selaku pengurus dari kekayaan si anak.

Page 62: HUKUM KELUARGA

Berakhirnya Perwalian• Jika anak yang berada di bawah perwalian sudah dewasa.• Jika anak itu meninggal dunia• Jika wali itu meninggal dunia atau dicabut perwaliannya.Dicabut perwaliannya jika :1. Berkelakuan jelek2. Tidak cakap3. Menyalahgunakan kekuasaanya4. Pailit5. Berperkara dengan si anak6. Dihukum karena kejahatan

Page 63: HUKUM KELUARGA

Putusnya perkawinan juga berakibat terhadap harta

• Kalau terjadi karena perceraian maka harta bersama akan dibagi dua antara suami istri tersebut.

• Sementara harta bawaan akan kembali kepada masing- masing pihak kecuali ada perjanjian kawin sebelumnya.

Page 64: HUKUM KELUARGA

SEKIAN,

TERIMA KASIH………………