hukum keluarga
DESCRIPTION
HUKUM KELUARGA. MATA KULIAH HUKUM PERDATA. ISTILAH. Familierecht Law of Family. PENGERTIAN HUKUM KELUARGA. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
HUKUM KELUARGA
MATA KULIAH HUKUM PERDATA
ISTILAH
• Familierecht• Law of Family
PENGERTIAN HUKUM KELUARGA
• Algra : Mengatur hubungan hukum yang timbul dari ikatan keluarga . Yang termasuk dalam hukum keluarga adalah peraturan perkawinan, peraturan kekuasaan orang tua dan peraturan perwalian
Lanjutan pengertian……..
• Ali Affandi : Keseluruhan ketentuan yang mengatur hubungan hukum yang bersangkutan dengan kekeluargaan sedarah dan kekeluargaan karena perkawinan (perkawinan, kekuasaan orang tua, perwalian, pengampuan, keadaan tak hadir).
Sumber Hukum Keluarga1. KUHPer2. Peraturan Perkawinan Campuran/ Regelijk op de
Gemengdehuwelijk (Stb. 1898 No 158)3. Ordonansi Perkawinan Indonesia Kristen, Jawa, Minahasa,
dan Ambon Stb. 1933 No 744. UU No 32 Tahun 1954 ttg Pencatatan Nikah, Talak dan
Rujuk (beragama Islam)5. UU No 1 tahun 1974 ttg Perkawinan6. PP No 9 tahun 1975 ttg Peraturan Pelaksanaan UU 1/
1974 ttg Perkawinan7. PP No 10 tahun 1983 jo PP No 45 tahun 1990 ttg izin
Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil8. Inpres No 1 tahun 1991 ttg Kompilasi Hukum Islam
Asas-Asas Hukum Keluarga
• Asas Monogami (Tapi tidak mutlak) (Psl 27 KUHPer dan Psl 3 UU No 1 th 1974)
• Asas Konsensual (Psl 28 KUHPer dan Pasal 6 UU No 1 tahun 1974)
• Asas Proporsional (Psl 31 UU No 1 Tahun 1974.
RUANG LINGKUP HUKUM KELUARGA
• Perkawinan• Perceraian• Harta Benda dalam Perkawinan• Kekuasaan orang tua• Pengampuan• Perwalian
PERKAWINAN
PengertianPasal 1 UU No 1/ 74 : Ikatan lahir bathin antara pria dengan seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
Lanjutan…
• Konsepsi Hk. Perdata Barat : perkawinan itu hanya dipandang sebagai hubungan keperdataan saja. Tidak ikut campur dalam keagamaan, hanya mengenal perkawinan perdata saja, yaitu : perkawinan yang dilangsungkan di hadapan seorang pegawai catatan sipil
Tujuan Perkawinan
• Membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sumber Hk. Perkawinan (ada 3)
• UU no 1 Th 1974 (67 pasal)• PP no 9 Th 1975• PP no 10 Th 1983 jo PP no 45 Th 1990
Syarat sahnya perkawinan
Pasal 2 UU No 1/ 74 :• Telah dilangsungkan menurut hukum
agama dan kepercayaan masing- masing• Dicatat menurut peraturan perundang-
undangan
Lanjutan syarat sahnya perkawinan….
• Ada 2 pengaturan:– sahnya perkawinan– pencatatan
• Permasalahan:Bagaimana bila perkawinan tidak dicatat?
• Ada 2 pendapat:– perkawinan dianggap sah– perkawinan dianggap tidak sah
Alasan-alasan sah
• pasal 2(1)• ps. 45 (1a) PP no 9 Th 1975
simpul: ps 2 (2) merupakan tindakan administratif. Sebab apabila ps 2 (1) dan 2(2) merupakan satu kesatuan maka akibat: batal demi hukum.
Putusan Mahkamah Agung
• Ada 2 putusan MA (bertentangan)–Peristiwa di Bali: menurut hukum agama
Hindu, tetapi tidak dicatat: SAH–Peristiwa di Medan: menurut hukum Islam,
tetapi tidak dicatat: TIDAK SAH. [ Alasan 2(1) dan 2(2) UU 1/74 merupakan satu kesatuan]
Lanjutan……
• Dalam praktek : tidak sah• Teori: sah DH:–ps Yurisprudensi MA no 2147a/P/1998–putusan MA no 1073/K/P/1994 (VP Des 95)
• DH tidak sah–putusan MA no 1948k/P/1991 tgl 18 Des 93
(VP no 175 April 1994)• Simpulan: MA menganut kedua-duanya
Tujuan Pencatatan Perkawinan
Tujuan Pencatatan perkawinan :1. Menjadikan peristiwa perkawinan
menjadi jelas baik oleh ybs maupun pihak lainnya
2. Sebagai alat bukti3. Sebagai dasar pembayaran tunjangan
bagi isteri dan anak pegawai negeri sipil.
Syarat-syarat PerkawinanSyarat intern, Pasal 6- 7 UU 1/ 74 :1. Persetujuan kedua belah pihak2. Izin dari kedua orang tua apabila belum mencapai umur
21 tahun3. Pria berumur 19 tahun dan wanita 16 tahun.
Pengecualiannya harus ada dispensasi dari pengadilan atau camat atau bupati
4. Kedua belah pihak dalam keadaan tidak kawin5. Wanita yang kawin untuk kedua kalinya harus lewat masa
tunggu (iddah). Bagi wanita yang putus perkawinannya karena perceraian masa iddahnya 90 hari dan putus karena kematian 130 hari.
Syarat Ekstern
1. Harus mengajukan laporan ke Pegawai, Pencatat Nikah, Talak dan Rujuk
2. Pengumuman yang ditandatangani oleh pegawai pencatat, yang memuat :
• Identitas calon pengantin• Hari, tanggal, jam, dan tempat perkawinan
dilangsungkan.
Larangan PerkawinanPasal 8 s/d 12 UU 1/ 74 :1. Berhubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah
atau atas 2. Berhubungan darah dalam garis menyamping; antar
saudara, saudara orang tua, saudara nenek.3. Berhubungan semenda; mertua, anak tiri, menantu, ibu
atau bapak tiri.4. Berhubungan susuan5. Berhubungan dengan saudara isteri, bibi, kemenakan dari
isteri dalam hal si suami menikah lebih dari satu.6. Oleh agamanya dilarang kawin7. Cerai, kawin lagi dengan orang yang sama, cerai lagi,
dilarang untuk kawin lagi.
Larangan kawin menurut BW
Pasal 30 s/d 33 BW:1. Larangan kawin dengan orang yang sangat
dekat dalam kekeluargaan sedarah dan karena perkawinan.
2. Larangan kawin karena oleh hakim telah diputuskan bersalah karena berzina
3. Larangan kawin untuk memperbaharui perkawinan setelah adanya perceraian, jika belum lewat waktu satu tahun.
Lanjutan larangan kawin menurut kompilasi hukum Islam
4.Karena keadaan tertentu ;a. Wanita tersebut masih terikat perkawinan dengan pria lainb. wanita tersebut masih berada dalam masa iddah dengan pria lainc. wanita yang bukan Islam
5. Karena sebab lainnya :a. Pria dilarang memadu isterinya dengan seorang wanita yang berhubungan nasab atau susuan dengan isterinya :
Saudara kandung, seayah atau seibu serta keturunannya Wanita dengan bibi dan kemenakannya
Lanjutan sebab lainnya
c. Seorang pria dilarang kawin dengan : seorang wanita yang ditalak 3 kali seorang wanita yang dili’an (gugur jika bekas
isteri tadi telah kawin dengan pria lain, kmdn perkawinan tersebut putus dan telah habis masa iddahnya)
d. Seorang wanita Islam dilarang melangsungkan perkawinan dengan pria yang tidak beragama Islam.
Pencegahan Perkawinan
Pengertian :Upaya untuk merintangi atau menghalangi suatu perkawinan antara calon pasangan suami isteri yang tidak memenuhi syarat untuk melangsungkan perkawinan.
Tujuannya : menghindari perkawinan yang dilarang menurut hukum agama maupun hukum negara.
Lanjutan pencegahanOrang yang dapat mencegah perkawinan (Pasal
14 UU No 1 tahun 1974) :1. Para keluarga dalam keturunan lurus ke atas
dan ke bawah2. Saudara3. Wali nikah4. Pengampu5. Pihak yang berkepentingan
Tata Cara Pencegahan PerkawinanTata Cara pencegahan :1. Mengajukan permohonan ke pengadilan di
wilayah hukum tempat akan dilangsungkannya perkawinan (psl 17 UU1/ 74)
2. Memberitahukan kepada pegawai pencatat nikah
3. Hakim memutuskan menolak atau menerima permohonan tersebut.
4. Dengan putusan tsb pencatat nikah memutuskan perkawinan dapat dilangsungkan atau tidak.
Pencegahan perkawinan menurut kompilasi hukum Islam:
Orang yang dapat mengajukan :1. Para keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas
dan ke bawah2. Saudara3. Wali nikah4. Wali pengampu dari salah seorang mempelai dan
pihak- pihak yang bersangkutan5. Ayah kandung6. Suami atau isteri yang masih terikat dalam
perkawinan dengan salah seorang calon isteri atau calon suami yang akan melangsungkan perkawinan.
7. Pejabat yang ditunjuk utk mengawasi perkawinan
Pembatalan Perkawinan
PengertianSuatu upaya untuk membatalkan perkawinan yang tidak memenuhi syarat untuk melangsungkan perkawinan (Pasal 22 UU 1/ 74).
Perkawinan yang dapat diajukan pembatalan :
1. Perkawinan yang tidak dilangsungkan di muka pegawai pencatat
2. Wali nikah yang tidak sah atau tanpa dihadiri oleh dua orang saksi.
Yang dapat Mengajukan Pembatalan Perkawinan
Yang dapat mengajukan : Psl 23 UU 1/ 741. Para keluarga dalam garis keturunan lurus ke
atas dari suami atau istri2. Suami atau istri3. Pejabat yang berwenang hanya selama
perkawinan belum diputuskan.4. Pejabat yang ditunjuk (Pasal 16 ayat 2)5. Setiap orang yang mempunyai kepentingan
hukum secara langsung terhadap perkawinan tersebut.
Larangan kawin menurut Pasal 39 s/d 44 Inpres No 1 th 1991 ttg kompilasi
Hukum Islam 1. Karena perwalian nasab antara laki- laki dengan:
a. seorang wanita yang melahirkan atau menurunkan atau keturunannyab. seorang wanita keturunan ayah atau ibuc. seorang wanita yang melahirkan
2. Karena pertalian kerabat semenda antara laki- laki dengan:a. seorang wanita yang melahirkan isterinya atau bekas isterinyab. seorang wanita bekas isteri yang menurunkannyac. seorang wanita keturunan isteri atau bekas isterinya, kecuali putusnya hubungan perkawinan dengan bekas istrinya itu qobla al dukhuld. seorang wanita bekas isteri keturunannya.
3. ….
Lanjutan larangan kawin…..3. Karena pertalian sesusuan antara laki- laki
dengan :a. Wanita yang menyusuinya dan seterusnya menurut garis lurus ke atasb. seorang wanita saudara sesusuan dan kemenakan sesusuan ke bawah.c. seorang wanita bibi sesusuan dan nenek bibi sesusuan ke bawahd. anak yang disusui isterinya dan keturunannya
Pembatalan Perkawinan Menurut Kompilasi Hukum Islam (Psl 70 s/d 76
Inpres No 1 th 1991) Ada dua macam, yaitu :1. Perkawinan Batal (sejak semula dianggap tidak pernah ada)2. Perkawinan dapat dibatalkanPerkawinan Batal jika :3. Suami melaakukan perkawinan, sedang ia sudah
mempunyai 4 orang isteri4. Seorang menikahi isterinya yang telah di li’an (pernah
dijatuhi talak 3 kali) kecuali bekas isterinya sudah menikah lagi dengan pria lain
5. Perkawinan dalam hubungan semenda atau susuan sampai derajat tertentu (Pasal 8 UU 1/ 74)
Perkawinan dapat dibatalkan jika :
• Seorang suami melakukan poligami tanpa ijin PA• Perempuan yang dikawini ternyata kemudian
diketahui masih menjadi istri orang lain yang sah• Perempuan yang dikawini masih dalam masa iddah• Melanggar batas minimal usia perkawinan• Dilangsungkan tanpa wali atau dilaksanakan oleh wali
yang tidak berhak• Perkawinan yang dilaksanakan dengan paksaan.
Suami / isteri ybs juga dapat mengajukan pembatalan jika:
• Perkawinan dilakukan di bawah ancaman yang melanggar hukum.
• Waktu melangsungkan perkawinan terjadi penipuan atau salah sangka mengenai diri suami atau isteri.
Permohonan tersebut dapat diajukan dalam jangka waktu 6 bulan sejak diketahuinya keadaan tersebut, jika tidak dilakukan maka haknya akan gugur.
Pihak yang dapat mengajukan permohonan pembatalan adalah :
• Para keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas dan ke bawah dari suami atau isteri
• Suami atau isteri• Pejabat yang berwenang mengawasi pelaksanaan
perkawinan menurut UU• Para pihak yang berkepentingan yang mengetahui
adanya cacat dalam rukun dan syarat perkawinan menurut hukum Islam dan peraturan perundang- undangan
Tata cara1. Permohonan diajukan ke pengadilan yang meliputi
wilayah tempat tinggal suami atau istri atau tempat perkawinan dilangsungkan.
2. Batalnya perkawinan dimulai setelah putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap dan berlaku sejak saat berlangsungnya perkawinan.
3. Batalnya perkawinan tidak akan memutuskan hubungan hukum antara anak dan orang tuanya.
Perjanjian Kawin (PK)
Diatur dalam Pasal 29 UU No 1 Tahun 1974Di BW diatur dalam Pasal 139 s/d 154.Pengertian :Perjanjian Kawin : Perjanjian yang dibuat oleh
calon pasangan suami istri sebelum atau pada saat perkawinan dilangsungan untuk mengatur akibat perkawinan terhadap harta kekayaan mereka.
PK Harus dibuat dengan akta notaris
Tujuannya :1. Keabsahan perkawinan2. Mencegah perbuatan tergesa- gesa3. Demi kepastian hukum4. Alat bukti yang sah5. Mencegah adanya penyeundupan hukum
Perjanjian Kawin dalam Kompilasi Hukum Islam
Diatur dalam Pasal 45 s/d 51 Inpres No 1 th 1991, antara lain :• PK dpt dilakukan pada waktu atau sebelum perkawinan
dilangsungkan• PK dalam bentuk ta’lik talak dan perjanjian lain yang tidak
bertentangan dengan hukum Islam. Biasanya dibuat secara tertulis dan dan disahkan oleh Pegawai Pencatat Nikah mengenai kedudukan harta dalam perkawinan.
• Isi PK meliputi percampuran harta pribadi, (yang meliputi semua harta, baik harta bawaan maupun harta bersama) maupun pemisahan harta pencarian (dg adanya pemisahan ini tidak menghilangkan kewajiban suami untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
• Kewenangan masing masing pihak untuk melakukan pembebanan atas hipotek atau hak tanggungan atas harta pribadi dan harta bersama atau harta syarikat.
Berlakunya Perjanjian Kawin
• Berlaku sejak tanggal perkawinan• Berlaku untuk para pihak dan juga pihak
ketiga.
Akibat Perkawinan
• Adanya Hubungan Suami Istri• Adanya Hubungan Antara Orang Tua dan Anak• Hubungan dalam Harta Kekayaan
Hak dan Kewajiban Suami Istri• Psl 30 UU1/ 74 : S-I berkewajiban menegakkan rumah tangga yang
menjadi sendi dasar susunan masyarakat.• Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan
kedudukan suami dalam kehidupan RT dan pergaulan hidup masyarakat. (Psl 31 (1))
• S-I berhak untuk melakukan perbuatan hukum (Psl 31 (2)).• S-I wajib mempunyai tempat kediaman yang tetap (32(1))• S-I wajib saling mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain (33)• S wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu
keperluan RT sesuai dengan kemampuannya (34 (1))• Isteri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik- baiknya (34 (2))
Hak dan Kewajiban S-I menurut Psl 103 BW
• Suami adalah kepala rumah tangga• Suami harus membantu istri• Suami harus mengurus harta bawaan istri• Suami harus mengurus harta seperti bapak
rumah yang baik• Suami tidak boleh membebankan harta
bawaan istri
Hak dan Kewajiban Ortu dan Anak
Psl 45 s/d 49 UU 1/ 74 :• Ortu wajib memelihara dan mendidik anak2 mereka sebaik- baiknya
(45 (1,2))• Anak wajib menghormati ortu dan menaati kehendak mereka yang
baik (46 (1))• Anak wajib memelihara dan membantu ortunya, manakala sudah
tua (46(2))• Anak yang belum dewasa, belum menikah di bawah kekuasaan
orang tua (47 (1))• Ortu mewakili anak yang belum dewasa mengenai segala perbuatan
hukum di dalam maupun di luar pengadilan. (47 (2)).• Ortu tidak diperbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan
barang- barang tetap yang dimiliki anaknya yang belum dewasa kecuali kepentingan anaknya menghendakinya (48)
• Meskipun ortu dicabut kekuasaanya, mereka masih berkewajiban untuk memberi biaya pemeliharaan kepada anak- anaknya. (49)
Kekuasaan Orang Tua
Pengertian :Kekuasaan yang dilakukan oleh ayah dan ibu selama mereka itu terikat perkawinan terhadap anak- anaknya yang belum dewasa.
Terhadap :1. Pribadi anak2. Harta benda anak
Terhadap pribadi
• Wajib memelihara dan mendidik, dan anak wajib menghormati dan menyegani ortunya.
• Jika ortu merasa tidak puas atas kelakuan anaknya, atas permintaan mereka pengadilan dapat memerintahkan anak itu supaya ditampung di dalam suatu lembaga negara atau partikelir yang ditunjuk oleh Menteri Kehakiman.
Terhadap Harta
Ortu harus mengurus harta kekayaan si anak. Harta ini dapat berasal dari pendapatan, hibah atau wasiat.
Kekuasaan ortu dapat dicabut, jika: Cara penyelenggaraan kekuasaan itu tidak
baik.
Harta Benda Dalam Perkawinan
Pasal 35 s/d 37 UU 1/74 :Ada dua macam :1. Harta Bersama (Harta yang diperoleh selama
perkawinan)2. Harta Bawaan (Harta yang dibawa masuk ke
perkawinan, termasuk hadiah dan warisan). Di bawah penguasaan masing- masing pihak, kecuali para pihak menentukan lain.
Putusnya Perkawinan
Pengertian :Berakhirnya perkawinan yang telah dibina oleh pasangan suami istri yang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kematian, perceraian, dan atas putusan pengadilan.
Putusnya Perkawinan Karena Kematian
Berakhirnya perkawinan yang disebabkan salah satu pihak, yaitu suami atau istri meninggal dunia.
Putusnya Perkawinan Karena Perceraian
Perceraian dapat terjadi karena dua hal yaitu talak atau gugat ceraiTalak, yaitu ikrar suami di hadapan PA.
Ada 5 macam talak, yaitu :• Talak raj’I talak ke satu dan ke dua, suami masih behak rujuk
dengan istri selama masa iddah. • Talak bain shughraa yaitu talak yang tidak boleh dirujuk tapi boleh akad
nikah baru dengan bekas suaminya meskipun dalam iddah• Talak bain kubraa yaitu talak yang terjadi kedua kalinya, talak ini tidak
dapat dirujuk dan tidak dapat dinikahkan lagi, kecuali pernikahan itu dilakukan setelah bekas istri menikah dengan orang lain dan kemudian terjadi perceraian ba’da al dukhul dan habis masa iddahnya.
• Talak suny adalah talak yang dibolehkan, talak yang dijatuhkan terhadap istri yang sedang suci dan tidak dicampuri dalam waktu suci itu
• Talak bid’I adalah talak yang dilarang yaitu talak yang dijatuhan pada waktu istri dalam keadaan suci tapi sudah dicampuri pada waktu suci tersebut.
Alasan alasan perceraian1. Salah satu pihak berbuat zina atau mjd pemabuk,
pemadat, penjudi yang sukar disembuhkan.2. Salah satu pihak meninggalkan pihak yang lain dua
tahun berturut- turut tanpa ijin pihak yang lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya
3. Salah satu pihak mendapat hukuman 5 tahun penjara atau lebih setelah perkawinan berlangsung.
Lanjutan alasan perceraian……4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan
berat yang membahayakan pihak lain5. Salah satu pihak mendapat cacat badan sehingga tidak dapat
menjalankan kewajibannya sebagai suami atau istri6. Antara suami atau istri terus menerus terjadi perselisihan dan
pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalamrumah tangga
7. Suami melangar taklik talak8. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan
ketidakrukunan dalam rumah tangga.(pasal 39 UU 1/74 dan Pasal 110 Kompilasi Hukum Islam)
Akibat Putusnya PerkawinanPasal 41 UU 1/ 74 :1. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan
mendidik anak- anaknya, semata mata berdasarkan kepentingan si anak.
2. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu, jika tidak mampu, pengadilan dapat memutuskan bahwa ibu juga bertanggungjawab.
3. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk membiayai penghidupan dan/ atau menentukan suatu kewajiban bagi bekas istrinya.
Perwalian
Pengertian :Pengawasan terhadap pribadi dan pengurusan terhadap harta kekayaan seorang anak yang belum dewasa jika anak itu tidak berada di bawah kekuasaan orang tua.
Jadi, perwalian terjadi jika perkawinan ortu putus baik karena perceraian atau salah satu atau dua2 nya ortu meninggal dunia.
Anak dalam perwalian disebut pupil
Macam Macam Perwalian
• Perwalian menurut UUJika salah satu ortu meninggal maka demi hukum ortu yang lain yang masih hidup mjd wali (345 BW)Jika janda kawin lagi maka suami barunya mjd kawan wali.
• Perwalian dengan wasiat355 BW : Tiap ortu yang melakukan kek. Ortu atau perwalian, berhak mengangkat seorang wali bagi anaknya. Jika perwalian itu berakhir pada waktu ia meninggal dunia atau berakhir dengan penetapan hakim.
• Perwalian DatifWali yang ditetapkan oleh hakim jika tiada wali UU atau wasiat.
Siapa yang dapat menjadi wali ?
Tiap orang wajib menerima penetapan sebagai wali oleh pengadilan.
Orang yang tidak boleh menjadi wali :1. Pejabat Pengadilan2. Orang yang sakit ingatan3. Orang yang belum dewasa4. Orang yang dibawah pengampuan5. Orang yang dicabut kekuasaanya sebagai orang tua6. Para pimpinan BHP
Wali Pengawas
• Balai Harta Peninggalan• Dewan PerwalianKewajiban Wali pengawas :1. Mewakili kepentingan si anak jika bertentangan dengan
kepentingan si wali.2. Mengharuskan si wali membuat inventaris warisan yang
dijatuhkan pada si anak.3. Tiap tahun meminta perhitungan tanggung jawab secara
singkat dari si wali4. Menuntut pemecatan si wali jika ada tanda- tanda
kecurangan atau kealpaan yang besar dari si wali, dan meminta pengadilan untuk menetapkan wali baru bagi pupil.
Kewajiban Wali
• Menginventaris harta pupil dalam waktu 10 hari sejak diterimanya tugas perwalian, mengurus harta dengan baik, dilarang menyewa atau mengambil dalam hak usaha si pupil untuk kepentingan diri sendiri tanpa ijin pengadilan. Dan pada akhirnya wali (selain ayah atau ibu) wajib membuat laporan pertanggung jawaban terhadap pengurusan harta pupil.
Wali selain ayah atau ibu, dapat memperhitungkan upah.
• BW 411 : Upah wali :3 % dari segala pendapatan2 % dari segala pengeluaran1 ½ % dari uang modal yang ia terima, selaku pengurus dari kekayaan si anak.
Berakhirnya Perwalian• Jika anak yang berada di bawah perwalian sudah dewasa.• Jika anak itu meninggal dunia• Jika wali itu meninggal dunia atau dicabut perwaliannya.Dicabut perwaliannya jika :1. Berkelakuan jelek2. Tidak cakap3. Menyalahgunakan kekuasaanya4. Pailit5. Berperkara dengan si anak6. Dihukum karena kejahatan
Putusnya perkawinan juga berakibat terhadap harta
• Kalau terjadi karena perceraian maka harta bersama akan dibagi dua antara suami istri tersebut.
• Sementara harta bawaan akan kembali kepada masing- masing pihak kecuali ada perjanjian kawin sebelumnya.
SEKIAN,
TERIMA KASIH………………